Upload
zaza-arifin
View
34.860
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
Empat Kompetensi Yang Harus Dimiliki
Oleh Seorang Guru
Paper Halaqoh
Disajikan pada tanggal 27 Juli 2013
Pengasuh:
Prof. Dr. Kyai H. Achmad Mudlor, SH.
Disusun Oleh:
Zainal Arifin
Mahasiswa Semester V
Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif
Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang
Halaqoh Ilmiah
LEMBAGA TINGGI PESANTREN LUHUR
MALANG
Juli 2013
A. Pendahuluan
Guru adalah salah satu di antara faktor pendidikan yang memiliki
peranan yang paling strategis, sebab gurulah sebetulnya yang paling
menentukan di dalam terjadinya proses belajar mengajar. Di tangan guru
yang cekatan fasilitas dan sarana yang kurang memadai dapat diatasi,
tetapi sebaliknya ditangan guru yang kurang cakap, sarana, dan fasilitas
yang canggih tidak banyak memberi manfaat. Berangkat dari masalah di
atas, maka langkah pertama yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas
pendidikan adalah dengan memperbaiki kualitas tenaga pendidiknya
terlebih dahulu.
Guru adalah seorang figur yang mulia dan dimuliakan banyak
orang, kehadiran guru di tengah-tengah kehidupan manusia sangat penting,
tanpa ada guru atau seseorang yang dapat ditiru, diteladani oleh manusia
untuk belajar dan berkembang, manusia tidak akan memiliki budaya,
norma, dan agama.
Guru merupakan orang pertama mencerdaskan manusia, orang
yang memberi bekal pengetahuan, pengalaman, dan menanamkan nilai-
nilai, budaya, dan agama terhadap anak didik, dalam proses pendidikan
guru memegang peranan penting setelah orang tua dan keluarga di rumah.
Di lembaga pendidikan guru menjadi orang pertama, bertugas
membimbing, mengajar dan melatih anak didik mencapai kedewasaan.
Peran guru sangat vital bagi pembentukan kepribadian,cita-cita,dan
visi misi yang menjadi impian hidup anak didiknya di masa depan. Di
balik kesuksesan murid, selalu ada guru profesional yang memberikan
inspirasi dan motivasi besar pada dirinya sebagai sumber stamina dan
energi untuk selalu belajar dan bergerak mengejar ketertinggalan,
menggapai kemajuan, menorehkan prestasi spektakuler dalam panggung
sejarah kehidupan manusia.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2005 Tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa kompetensi adalah
seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,
dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas ke-
profesionalan. Menurut Finch & Crunkilton, (1992: 220) Menyatakan
“Kompetencies are those taks, skills, attitudes, values, and appreciation
thet are deemed critical to successful employment”. Pernyataan ini men-
gandung makna bahwa kompetensi meliputi tugas, keterampilan, sikap, ni-
lai, apresiasi diberikan dalam rangka keberhasilan hidup/penghasilan
hidup. Hal tersebut dapat diartikan bahwa kompetensi merupakan perpad-
uan antara pengetahuan, kemampuan, dan penerapan dalam melaksanakan
tugas di lapangan kerja.
Kompetensi guru terkait dengan kewenangan melaksanakan tugas-
nya, dalam hal ini dalam menggunakan bidang studi sebagai bahan pembe-
lajaran yang berperan sebagai alat pendidikan, dan dapat disimpulkan
bahwa kompetensi guru adalah hasil dari penggabungan dari kemampuan-
kemampuan yang banyak jenisnya, dapat berupa seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh
guru dalam menjalankan tugas keprofesionalannya.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen pada Bab IV Pasal 10 menyebutkan, ada empat kompetensi
kepribadian guru, yakni Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian,
Kompetensi Sosial, dan Kompetensi Profesional. Keempat kompetensi
tersebut harus dimiliki guru, diminta ataupun tidak, mereka harus
melakukannya secara tulus. Keempat kompetensi tersebut tidak berdiri
sendiri, melainkan saling berhubungan dan saling mempengaruhi, serta
saling mendasari satu sama lain.
B. Pembahasan
1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi Pedagogik adalah salah satu jenis kompetensi yang mutlak
perlu dikuasai guru. Kompetensi Pedagogik pada dasarnya merupakan kemam-
puan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi Pedagogik
merupakan kompetensi khas, yang akan membedakan guru dengan profesi lainnya
dan akan menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil pembelajaran peserta
didiknya.
Kompetensi ini tidak diperoleh melalui upaya belajar secara terus menerus dan
sistematis, baik pada masa pra jabatan (pendidikan calon guru) maupun selama
dalam jabatan, yang didukung oleh bakat, minat dan potensi keguruan lainnya dari
masing-masing individu yang bersangkutan.
Berkaitan dengan kegiatan Penilaian Kinerja Guru terdapat 7 (tujuh) aspek dan
yang berkenaan penguasaan kompetensi pedagogik. Berikut ini disajikan ketujuh
aspek kompetensi pedagogik :
A. Menguasai karakteristik peserta didik.
Guru mampu mencatat dan menggunakan informasi tentang karakteristik
peserta didik untuk membantu proses pembelajaran. Karakteristik ini terkait den-
gan aspek fisik, intelektual, sosial, emosional, moral, dan latar belakang sosial bu-
daya:
B. Menguasasi teori belajar dan prinsip‐prinsip pembelajaran yang mendidik.
Guru mampu menetapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan
teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif sesuai dengan standar kompe-
tensi guru. Guru mampu menyesuaikan metode pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik peserta didik dan memotivasi mereka untuk belajar:
C. Pengembangan kurikulum.
Guru mampu menyusun silabus sesuai dengan tujuan terpenting
kurikulum dan menggunakan RPP sesuai dengan tujuan dan lingkungan
pembelajaran. Guru mampu memilih, menyusun, dan menata materi
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik:
D. Kegiatan pembelajaran yang mendidik.
Guru mampu menyusun dan melaksanakan rancangan pembelajaran yang
mendidik secara lengkap. Guru mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Guru mampu menyusun dan menggunakan
berbagai materi pembelajaran dan sumber belajar sesuai dengan karakteristik
peserta didik. Jika relevan, guru memanfaatkan teknologi informasi komunikasi
(TIK) untuk kepentingan pembelajaran:
E. Pengembangan potensi peserta didik.
Guru mampu menganalisis potensi pembelajaran setiap peserta didik dan
mengidentifikasi pengembangan potensi peserta didik melalui program
embelajaran yang mendukung siswa mengaktualisasikan potensi akademik,
kepribadian, dan kreativitasnya sampai ada bukti jelas bahwa peserta didik
mengaktualisasikan potensi mereka:
F. Komunikasi dengan peserta didik.
Guru mampu berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan
peserta didik dan bersikap antusias dan positif. Guru mampu memberikan respon
yang lengkap dan relevan kepada komentar atau pertanyaan peserta didik:
G. Penilaian dan Evaluasi.
Guru mampu menyelenggarakan penilaian proses dan hasil belajar
secara berkesinambungan. Guru melakukan evaluasi atas efektivitas proses
dan hasil belajar dan menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi
untuk merancang program remedial dan pengayaan. Guru mampu
menggunakan hasil analisis penilaian dalam proses pembelajarannya.
Rumusan kompetensi pedagogik dalam peraturan pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005, Tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 28,
ayat 3 (Tim redaksi Fokus media, 2005, ;77) menyebutkan kompetensi
adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi;
a. Pemahaman terhadap peserta didik,
b. Perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,
c. Evaluasi hasil belajar,
d. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi yang
dimikinya.
Kompetensi pedagogik menurut Samani Mukhlas ialah kemampuan
dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang meliputi :
a. Pemahaman wawasan atau landaskan kependidikan;
b. Pemahaman peserta didik;
c. Pengembangan kurikulum/silabus;
d. Perancangan pembelajaran;
e. Pemanfaatan teknologi pembelajaran;
Berdasarkan beberapa pengertian dengan kompetensi pedagogik
maka guru mempunyai kemampuan-kemampuan sebagai berikut:
a. Menguasai landasan mengajar;
b. Menguasai ilmu mengajar;
c. Mengenal siswa;
d. Menguasai penyusunan kurikulum;
e. Menguasai teknik penyusnan RPP;
f. Menguasai pengetahuan evaluasi pembelajaran, dll.
2. Kompetensi Kepribadian
Zakiah daradjat berpendapat bahwa faktor terpenting bagi seorang
guru adalah kepribadiannya. Kepribadian itulah yang akan menentukan
apakah ia menjadi pendidik dan Pembina yang baik bagi peserta didiknya,
ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi hari depan peserta
didik, terutama bagi peserta didik yang masih kecil (tingkat sekolah dasar)
dan mereka yang sedang mengalami kegoncangan jiwa (tingkat
menengah).
Istilah kepribadian dalam ilmu psikologi mempunyai pengertian
sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang. Kata kepribadian
diambil dari terjemahan kata yang berasal dari bahasa Inggris, yaitu
personality. Menurut Kartini Kartono dan Dali Gulo dalam Ngainun Naim
bahwa kata personality mempunyai pengertian sebagai sifat dan tingkah
laku khas seseorang yang membedakannya dari orang lain.
Kata kepribadian dalam prakteknya ternyata mengandung
pengertian yang kompleks. Hal ini terlihat dari para ahli psikologi untuk
merumuskan definisi tentang kepribadian secara tepat, jelas, dan mudah
dimengerti, antara satu psikolog dengan psikolog lain memiliki definisi
yang berbeda-beda.
Beberapa definisi tentang kepribadian yang dikutip oleh Ngainun
Naim di antaranya menurut Gordon W. Allport bahwa kepribadian
merupakan organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisis
yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap
lingkungan. Sedangkan menurut Witherington kepribadian adalah
keseluruhan tingkah laku seseorang yang diintegrasikan sebagaimana yang
tampak pada orang lain. Menurutnya kepribadian tersebut bukan hanya
yang melekat pada diri seseorang, tetapi lebih merupakan hasil dari suatu
pertumbuhan yang lama dalam suatu lingkungan kultural.
Menurut Zakiah Daradjat, bahwa kepribadian yang sesungguhnya
adalah abstrak (maknawi), sukar dilihat atau diketahui secara nyata, yang
dapat diketahui adalah penampilan atau bekasnya dalam segala segi dan
aspek kehidupan. Misalnya dalam tindakan, ucapan, cara bergaul, baik
yang ringan maupun yang berat.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang
Standar Nasional Pendidikan dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan
kompetensi kepribadian adalah kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian (1) mantap dan stabil yang memiliki konsistensi dalam
bertindak sesuai norma hukum, norma sosial, dan etika yang berlaku, dan
bangga sebagai guru; (2) dewasa, yang berarti mempunyai kemandirian
untuk bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru; (3)
arif dan bijaksana, yaitu perilaku yang menunjukkan keterbukaan dalam
berpikir dan bertindak, menampilkan tindakan yang didasarkan pada
kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat; (4) berwibawa, yaitu
perilaku guru yang disegani sehingga berpengaruh positif terhadap peserta
didik; dan (5) memiliki akhlak mulia dan memiliki perilaku yang dapat
diteladani oleh peserta didik, bertindak sesuai norma religius, jujur, ikhlas,
dan suka menolong. Nilai kompetensi kepribadian dapat digunakan
sebagai sumber kekuatan, inspirasi, motivasi, dan inovasi bagi peserta
didik.
Kepribadian guru dalam proses pembelajaran dapat mempengaruhi
minat belajar peserta didik terhadap pelajaran yang diberikan oleh guru.
Peserta didik akan merasa senang mengikuti pembelajaran jika gurunya
menyenangkan. Suasana menyenangkan yang dirasakan oleh peserta didik
akan memperlancar proses pembelajaran, hal tersebut memberi andil yang
sangat besar terhadap tercapainya tujuan pembelajaran pada khususnya,
dan keberhasilan pendidikan pada umumnya. Oleh karena itu,
menumbuhkan minat peserta didik dalam pembelajaran adalah suatu
keputusan yang sangat penting dan tepat.
3. Kompetensi Sosial
Sebelum kita masuk lebih dalam lagi mengenai apa makna dari
kompetensi sosial ada baiknya kita pahami terlebih dahulu makna
kompetensi sosial dari segi susunan katanya, kompetensi sosial tersusun
dari 2 kata yaitu kompetensi dan sosial, kompetensi dapat diartikan
sebagai seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang
direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak dari seorang tenaga
profesional. Kompetensi dapat juga dipahami sebagai spesifikasi dari
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimiliki seseorang serta
penerapanya dalam pekerjaan, sesuai dengan setandar kerja yang
dibutuhkan oleh masyarakat atau dunia kerja. Sedangakan kata sosial
berasal dari kata socio yang artinya menjadikan teman dan secara
terminologis sosial dapat dimengerti sebagai sesuatu yang dihubungkan,
diakitkan dengan teman, atau masyarakat.
Menurut Arikunto Kompetensi sosial artinya bahwa guru harus
memiliki kemampuan berkomuniksai sosial, baik dengan murid-muridnya
maupun dengan sesama teman guru, dengan kepala madrasah, dengan
pegawai tata usaha dan anggota masyarakat di lingkungannya.
Kompetensi sosial sendiri dapat dimengerti sebagai kemampuan
guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar. Hal tersebut diuraikan dalam RPP tentang guru, bahwa
kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari
masyarakat, yang sekurang-kurangnya memiliki kompetensi untuk:
1. Berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat.
2. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara
fungsional.
3. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik.
4. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.
Dalam kompetensi sosial ini terdapat sub kompetensi, diantaranya
adalah: seorang guru harus mampu bergaul secara efektif dengan peserta
didik, mampu begaul secara efektif dengan pendidik dan tenaga
kependidikan yang lain, dan yang terakhir adalah mampu berkomunikasi
secara efektif dengan orang tua/wali peserta didik dan masyarakat
sekitanya.
Dalam kompetensi sosial seorang guru dituntut untuk dapat
berkomunikasi dengan baik tidak hanya sebatas pada peserta didik yang
menjadi bagian dari proses pembelajaran didalam kelas dan sesama
pendidik yang merupakan teman sejawat dalam dunia pendidikan namun
juga seorang guru harus dapat berkomunikasi dengan baik dengan tenaga
kependidikan, orang tua dan masyarakat sekitar yang juga bagian dari
lembaga pendidikan yang seharusnya saling bekerja sama untuk dapat
menciptakan suasana kondusif dalam proses belajar dan mengajar, serta
dapat terjalinya kantinuitas antara apa yang diajarkan dalam kelas dapat
diterapkan dan dipelajari kembali dalam lingkup keluarga dan masyarakat
demi tercapainya tujuan pendidikan.
3.1 Pentingnya Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial sangatlah penting dan harus dimiliki oleh
seorang guru selain 4 kompetensi yang lainya yaitu kompetensi pedagogik,
profesional, kepribadian, dan lidership. Kompetensi ini diangap sangat
penting dan harus dimiliki oleh seorang guru karena guru itu sendiri
merupakan bagian dari sosial (masyarakat) diamana masyarakat sendiri
adalah konsumen pendidikan sehingga mau tidak mau baik guru maupun
sekolah harus dapat berkomunikasi dengan baik dan efektif dengan
masayarakat, jika tidak maka sekolah ataupun guru yang tidak dapat
berkomunikasi dengan baik dengan masyarakat cenderung untuk
ditinggalkan, mengingat bahwasanya lembaga pendidikan dan guru
sebagai wadah untuk dapat mempersiapkan seorang peserta didik sebagai
anggota dari masyarakat yang baik dan dapat mengahadapi permasalahan
yang akan datang.
Al-Ghazali memandang bahwasanya guru mengemban tugas
sosiopolitik yaitu guru memiliki tugas untuk membangun, memimpin dan
menjadi teladan yang menegakan keteraturan, kerukunan, dan menjamin
keberlangsungan masyarakat Oleh karena itu seorang guru harus memiliki
standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa,
dan disiplin. Berkenaan dengan tanggung jawab guru harus
mempertanggung jawabkan segala tindakanya dalam pembelajaran di
sekolah dan dalam kehidupan bermasyarakat, berkaitan dengan wibawa
seorang guru harus dapat mengambil keputusan secara mandiri terutama
dalam berbagai hal yang berkaitan dengan pembelajaran, serta bertindak
sesuai dengan kondisi peserta didik dan lingkunganya.
4. Kompetensi Profesional
Menurut Suharmisi Arikunto Kompetensi profesional, artinya
bahwa guru memiliki pengetahuan yang luas serta dalam tentang subjec
matter (bidang studi) yang akan diajarkan, serta penguasaan metodologis
dalam arti memiliki pengetahuan konsep teoritik, mampu memilih metode
yang tepat, serta mampu menggunakannya dalam proses belajar mengajar.
Kompetensi profesional seorang guru adalah seperangkat
kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru agar ia dapat
melaksanakan tugas mengajarnya dengan berhasil. Maka Kompetensi
profesional guru adalah sejumlah kompetensi yang berhubungan dengan
profesi yang menuntut berbagai keahlian di bidang pendidikan atau
keguruan. Kompetensi profesional merupakan kemampuan dasar guru
dalam pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia, bidang studi
yang dibinanya, sikap yang tepat tentang lingkungan dan mempunyai
ketrampilan dalam teknik mengajar.
Berdasarkan pertimbangan arti-arti di atas, maka pengertian
guru professional adalah guru yang melaksanakan tugas keguruan dengan
kemampuan tinggi (profisiensi) sebagai sumber kehidupan.
Kompetensi profesional secara umum dapat didefinisikan dan di
sarikan tentang ruang lingkup kompetensi profesional guru yang meliputi :
1. Mengerti dan dapat menerapkan landasan pendidikan
2. Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai dengan taraf
perkembangan peserta didik
3. Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi
tanggungjawabnya
4. Mengerti danmenerapkan metode yang bervariasi
5. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan
sumber belajar yang relevan.
6. Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran
7. Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik
8. Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik (Mulyasa, 2007)
Berdasarkan peran guru sebagai pengelola proses pembelajaran, guru
harus
memiliki kemampuan :
1. Merencanakan proses pembelajaran
- Merumuskan tujuan
- Memilihprioritas materi yang akan diajarkan.
- Memilih dan menggunakan metode.
- Memilih dan menggunakan sumber belajar yang ada..
- Memilih dan menggunakan media pembelajaran.
- Melaksanakan system pembelajaran
- Memilih bentuk kegiatanpembelajaran yang tepat.
- Menyajikan urutan pembelajaran secara tepat
- Mengevaluasi system pembelajaran
- Memilih menyusun jenis evaluasi
- Melaksanakan kegiatan evaluasi sepanjang proses
- Mengadministrasikanhasil evaluasi
2. Mengembangkan system pembelajaran
- Mengoptimalisasi potensi peserta didik
- Meningkatkan wawasan kemampuan diri sendiri
- Mengembangkan program pembelajaran lebih lanjut.
Dengan demikian, dapat di simpulkan untuk menjadi guru
profesional yang memiliki akuntabilitas dalam melaksanakan ketiga
kompentensi tersebut, dibutuhkan tekad dan keinginan yang kuat dalam
diri setiap calon guru atau guru untuk melaksanakan tugas
keprofesionalannya dengan baik dan sempurna.
C. Penutup
C. 1. Kesimpulan
Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan. Menurut Finch & Crunkilton, (1992: 220)
Menyatakan “Kompetencies are those taks, skills, attitudes, values, and
appreciation thet are deemed critical to successful employment”. Pernyataan ini
mengandung makna bahwa kompetensi meliputi tugas, keterampilan, sikap, nilai,
apresiasi diberikan dalam rangka keberhasilan hidup/penghasilan hidup.
Kompetensi Pedagogik pada dasarnya merupakan kemampuan guru
dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Kepribadian guru dalam proses
pembelajaran dapat mempengaruhi minat belajar peserta didik terhadap pelajaran
yang diberikan oleh guru. Peserta didik akan merasa senang mengikuti pembela-
jaran jika gurunya menyenangkan. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru
untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pen-
didik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Kompetensi profesional merupakan kemampuan dasar guru dalam pengetahuan
tentang belajar dan tingkah laku manusia, bidang studi yang dibinanya, sikap yang
tepat tentang lingkungan dan mempunyai ketrampilan dalam teknik mengajar.
Keempat kompetensi tersebut di atas bersifat holistik dan integratif dalam
kinerja guru. Oleh karena itu, secara utuh sosok kompetensi guru meliputi (a) pen-
genalan peserta didik secara mendalam; (b) penguasaan bidang studi baik disiplin
ilmu (disciplinary content) maupun bahan ajar dalam kurikulum sekolah (c)
penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik yang meliputi perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi proses dan hasil belajar, serta tindak lanjut
untuk perbaikan dan pengayaan; dan (d) pengembangan kepribadian dan profe-
sionalitas secara berkelanjutan. Guru yang memiliki kompetensi akan dapat
melaksanakan tugasnya secara profesional (Ngainun Naim, 2009:60).
Daftar Rujukan
Atom, Kompetensi Pedagogik Guru, (online), (mata
pelajaran.com/artikel/pengertian kompetensi pedagogic guru.html), diakses
21 juli 2013.
Ajad, Kompetensi Profesional Guru, (online),(mis
tigaherang.com/makalah/pengertian kompetensi professional guru.html),
diakses 21 juli 2013.
Damsar. 2011. Pengantar Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.
Farhan, Kompetensi Sosial Guru, (online), (edukasi blog.com/artikel/kompetensi
sosial guru.html), diakses 21 juli 2013.
Goresan, Kompetensi Sosial Guru, (online), (goresan
ilmu.com/makalah/pengertian kompetensi social guru.html), diakses 21
juli 2013.
Ibnu, Empat Kompetensi Yang Harus Dimiliki Guru, (online), (pagar
alam.com/makalah/empat kompetensi guru.html), diakses 21 juli 2013.
Muslihin, Kompetensi Kepribadian Guru, (online), (referensi
inspiratif.com/makalah/pengertian kompetensi kepribadian.html), diakses
21 juli 2013.
Nurdin, Syafruddin. 2005. Guru Profesional. Ciputat: PT Ciputat Press.
Siti, Kompetensi Profesional Guru, (online), (siti nurjanah
blog.com/makalah/pengertian kompetensi professional.html), diakses 21 juli
2013.
Yamin, Martinis. 2006. Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia. Jakarta: Gaung
Persada Press.