Upload
buitu
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah Perusahaan
Pada tahun 1961 sampai dengan 1966 Pemerintah Republik Indonesia
melaksanakan pembangunan pabrik pemintalan dan pertenunan di sebagian besar
wilayah Indonesia dalam rangka mengusahakan swasembada sandang.
Pembangunan proyek tersebut ditugaskan kepada PNPR (Perusahaan Negara
Perindustrian Rakyat), LEPPIN KARYA YASA yang dilanjutkan oleh
KOPROSAN (Komando Koperasi Proyek-proyek Sandang). Setelah
pembangunan selesai berdasarkan PP No. 6 tahun 1967 Jo UU No. 19 PRP 1960
dibentuklah PN. Industri sandang yang berfungsi mengelola 11 pabrik-pabrik
pemintalan dan pertenunan, yaitu :
1. Patal Palembang – Palembang
2. Patal Senayan – Jakarta
3. Patal Bekasi – Bekasi
4. Patal Cipadung – Bandung
5. Patal Banjaran – Bandung
6. Patal Secang – Magelang
7. Patal Lawang – Malang
8. Patal Grati – Pasuruan
9. Patal Tohpati – Denpasar
36
10. Patal Madurateks – Madura
11. Patal Makateks- Makasar
Berdasarkan PP No. 2 tahun 1977, PN. Industri sandang telah dialihkan
statusnya menjadi perseroan terbatas (persero) dan dipisah menjadi dua persero.
Pada tahun 1993, sesuai Surat Menteri Keuangan No. S-160/MK.016/1993
tanggal 6 februari 1993 Perihal Rencana Penyelamatan dan Penyehatan Industri
Sandang I, berisikan penutupan dua unit produksi PT. Industri Sandang I, yaitu
Patal Senayan di Jakarta dan Patal Palembang di Palembang.
Dalam rangka rehabilitasi/modernisasi, renovasi, relokasi dan penambahan
mesin-mesin baru serta penambahan market share perusahaan, perusahaan
mengajukan untuk menjual aktiva tetap non produktif kepada pemegang saham
dan telah mendapatkan persetujuan.
Berdasarkan PP No. 90 tahun 1999 tanggal 13 oktober 1999 tentang
penggabungan PT. Industri Sandang Nusantara I kedalam PT. Industri Sandang
Nusantara II, maka pada tanggal 25 mei 2000 sesuai SK Menteri Hukum dan
Perundang-Undangan No. C-1072 HT.01.04-TH 2000, dilaksanakan
penggabungan PT. Industri Sandang Nusantara I kedalam PT. Industri Sandang
Nusantara II dan berganti nama menjadi PT. INDUSTRI SANDANG
NUSANTARA, dengan unit-unit produksi sebagai berikut :
1. Patal Karawang – Karawang
2. Patal Bekasi – Bekasi
3. Patal Cipadung – Bandung
4. Patal Banjaran – Bandung
37
5. Patal Secang – Magelang
6. Patal Cilacap – Cilacap
7. Pabrikteks Tegal – Tegal
8. Patal Grati – Pasuruan
9. Patal Lawang – Malang
10. Patal Makateks – Makasar
PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran berada di jl.
Bojongmanggu, Pamengpeuk. Dibangun pada maret 1965 dan terdiri dari patal I
dan patal II. Patal I diresmikan pada 16 september 1967 dan terdapat 73 mesin
dengan 30.368 MP. Sedangkan, patal II diresmikan pada tanggal 28 juli 1975
terdapat 78 mesin dengan 33.696 MP. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini
berupa C/P, P/C, Carded, Combed dan Rayon.
PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran didirikan di atas lahan
seluas ± 25 hektar dengan luas bangunan ± 45.000m2. Bangunan-bangunan
tersebut adalah sebagai berikut :
Bangunan Patal I : 14.000 m2
Bangunan Patal II : 13.000 m2
Bangunan Kantor : 1.000 m2
Bangunan Gudang : 5.000 m2
Bangunan Teknik : 8.000 m2
Bangunan Per. Dinas & Tk
Koperasi, mesjid : 4.000 m2
Tanah Kosong : 20,70 hektar
38
4.1.2 Visi, Misi dan Budaya Perusahaan
A. Visi Perusahaan
PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran merupakan BUMN
persero dalam bidang Industri Tekstil Indonesia abad 21 yang mempunyai daya
saing dan daya cipta nilai tinggi ditingkat internasional.
B. Misi Perusahaan
Mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dengan berupaya secara
efisien dan produktif di segala bidang untuk mengatasi persaingan pasar industri
tekstil dalam negeri maupun luar negeri. Market oriented atau memperoleh
keuntungan yang memadai, melaksanakan pemeliharaan mesin produksi dan
fasilitas pendukung lainnya dengan baik, memperhatikan kesejahteraan karyawan
serta memenuhi keinginan stakeholder.
C. Budaya Perusahaan
Mengingat PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran
merupakan BUMN sebagai persero, maka pola pikir seluruh karyawan
berorientasi pada keuntungan perusahaan dimana perusahaan merupakan ladang
yang perlu dikelola bersama dengan baik sehingga perilaku karyawan diarahkan
menjadi pada integritas, kerjasama tim, profesionalisme, dan nilai-nilai
cooperative yang dilandasi dengan ilmu pengetahuan, pengalaman, keterampilan,
prestasi, keamanan dan moral.
39
4.1.3 Aktivitas dan Alur Produksi
4.1.3.1 Aktivitas Produksi
Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi produk yang dihasilkan
oleh PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran adalah menggunakan
bahan baku dominan polyster, yaitu sejenis bahan baku sintetis yang berasal dari
biji plastik atau cip. Adapun bahan baku selain polyster yang digunakan dalam
proses produksi diantaranya adalah Cotton, Rayon, Reused Waste, benang tenun
sinle untuk gintir. Aktivitas produksi dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 4.1 Aktivitas Produksi
Hasil Produksi Proses Produksi
waste
Bahan Baku
40
4.1.3.2 Alur Produksi
Gambar 4.2 Alur Produksi
Balai Store Blowing
Carding
Drawing I
Drawing II
Drawing III
Speed
Ring Frame
Winding
Packing
Gudang
LAP
Silver
Silver
Silver
Silver
Roving
Benang Cone
Benang
41
Berdasarkan gambar di atas dapat dipaparkan bagaimana alur produksi
yang terjadi pada PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran, yaitu
pertama memproses bahan baku berupa serat-serat sintetis atau polyster ke dalam
mesin blowing yang berfungsi untuk menghancurkan polyster yang bertujuan
untuk menjaga serat agar tetap baik dan membentuk sebuah gulungan besar
seperti gulungan karpet yang disebut LAP dengan berat 15 kg dan netto 13 kg.
LAP diolah kembali ke dalam mesin carding, dimana LAP tersebut diurai
menjadi gulungan yang lebih kecil. Kemudian, gulungan yang lebih kecil dari
LAP tersebut memasuki tahap selanjutnya, yaitu diolah kedalam mesin drawing I
hingga drawing III. Fungsi mesin ini adalah untuk merentangkan serat-serat
secara teratur dan rapi. Tahap selanjutnya adalah mesin speed yang berfungsi
untuk mengubah gulungan besar menjadi gulungan kecil. Kemudian, gulungan
kecil tersebut masuk ke dalam proses ring frame yang berfungsi agar serat
menjadi halus, fungsi mesin inilah sesungguhnya menjadi fungsi utama industri
pemintalan. Lalu dalam mach cone produk benang yang sudah halus diubah
bentuk dari tube menjadi cone. Dalam proses ini terjadi sensor secara otomatis
terhadap benang-benang yang panjang tidak sempurna seperti putus atau rangkap.
Tahap terakhir dari alur produksi ini adalah pengepakan atau packing,
benag dibungkus sesuai dengan pesanan baik dalam bentuk karung maupun
kardus. Produk yang dihasilkan bermacam-macam tergantung dari pesanan,
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. P 20/1 WO
2. P 30/1 WO
42
3. P 40/1 WO
4. P 50/1 WO
5. P 60/1 WO
Jika dilihat dari konsumen yang membutuhkannya, aktivitas perusahaan
dalam menghasilkan benang dapat dikelompokkan sesuai jenis dan spesifikasinya,
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Kelompok yang ditujukan untuk penjualan lokal dan ekspor dengan
spesifikasi sesuai permintaan pelanggan dan pemakaian bahan baku 100%
grade A1
2. Kelompok yang ditujukan untuk pasar lokal dengan spesifikasi sesuai
permintaan pelanggan dan pemakaian bahan baku 80% grade A1 dan grade
A3.
Selain hasil produk utama, perusahaan pun memperoleh pendapatan dari
hasil penjualan waste benang-benang sisa proses produksi yang tidak dapat didaur
ualng kembali. Waste yang dapat dijual kembali diantaranya adalah :
1. Under cassing merupakan sisa bahan baku dari hasil proses produksi pada
mesin blowing dan carding.
2. Flat trip merupakan sisa proses produksi pada mesin carding.
3. Majun merupakan sisa produk berupa benang kusut sisa pengolahan pada
mesin mach coner.
4. Sapuan
43
4.1.4 Struktur Organisasi
Setiap perusahaan selalu menyusun struktur organisasi karena mengingat
struktur organisasi cukup penting dalan menjalankan usahanya, bertujuan untuk
memberikan gambaran mengenai tugas dan wewenang yang diberikan kepada
karyawan sehingga setiap karyawan mengetahui tugas dan wewenangnya tersebut
serta menjalankan dengan sebaik mungkin.
Struktur organisasi yang baik merupakan hal yang mampu mempengaruhi
efektif atau tidaknya kinerja karyawan dalam mencapai tujuan perusahaan.
Dengan adanya struktur organisasi perusahaan dalam menjalankan kegiatan
usahanya akan lebih terarah dan teratur. Adapun struktur organisasi PT. Industri
Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran adalah terlampir.
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian
4.2.1 Produktivitas Tenaga Kerja
Produktivitas merupakan ukuran bahwa sumber daya ekonomi telah
dimanfaatkan secara efisien oleh sebuah perusahaan. Dalam penelitian ini
produktivitas yang digunakan adalah produktivitas tenaga kerja dalam pendekatan
finansial. Produktivitas tenaga kerja merupakan produktivitas parsial, yaitu
membandingkan output dengan salah satu input saja dan dinyatakan dalam satuan
nilai rupiah atau moneter. Input dalam penelitian ini adalah biaya tenaga kerja
langsung. Untuk menghitung produktivitas tenaga kerja menggunakan informasi
yang terdapat dalam laporan keuangan laba rugi untuk mengetahui perkembangan
harga pokok produksi dan biaya tenaga kerja langsung. PT. Industri Sandang
44
Nusantara menghitung produktivitas tenaga kerja dengan membandingakan harga
pokok produksi dengan biaya tenaga kerja langsung. Berikut ini disajikan tabel
mengenai produktivitas tenaga kerja PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal
Banjaran periode Januari 2006 sampai dengan Desember 2007 adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.1 Produktivitas Tenaga Kerja
PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran Periode 2006-2007
Bulan Harga Pokok
Produksi (Rp)
BTKL (Rp)
Produktivitas Tenaga Kerja
Selisih ∆P
%
Januari 1.937.151.739 647.849.469 2.99 0.00 - Februari 1.898.737.355 648.447.096 2.93 -0.06 -2.01 Maret 2.095.986.942 740.090.934 2.83 -0.10 -3.41 April 2.206.536.701 851.699.464 2.59 -0.24 -8.48 Mei 2.211.233.518 892.648.371 2.48 -0.11 -4.25 Juni 2.016.430.252 710.938.481 2.84 0.36 14.52 Juli 2.036.222.848 742.316.339 2.74 -0.10 -3.52
Agustus 2.001.332.818 748.418.436 2.67 -0.07 -2.55 September 2.209.761.159 768.227.270 2.88 0.21 7.87 Oktober 1.825.429.288 680.305.881 2.68 -0.20 -6.94
Nopember 1.887.989.363 677.840.280 2.79 0.11 4.10 Desember 2.411.522.534 1.021.231.834 2.36 -0.43 -15.41
Januari 2.104.039.650 830.674.831 2.53 0.17 7.20 Februari 1.990.106.852 853.130.380 2.33 -0.20 -7.91 Maret 2.034.934.300 880.065.936 2.31 -0.02 -0.86 April 2.036.948.959 882.053.626 2.31 0.00 0.00 Mei 2.068.918.925 876.553.176 2.36 0.05 2.16 Juni 2.045.947.015 880.905.945 2.32 -0.04 -1.69 Juli 2.134.030.591 898.891.841 2.37 0.05 2.16
Agustus 2.206.769.674 928.763.020 2.38 0.01 0.42 September 2.023.381.972 786.630.334 2.57 0.19 7.98 Oktober 2.059.486.276 947.491.754 2.17 -0.40 -15.56
Nopember 2.201.145.188 1.035.587.485 2.13 -0.04 -1.84 Desember 1.973.834.853 747.715.707 2.64 0.51 23.94
Rata-rata -0.0145 0.18 (sumber: laporan laba rugi PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran, telah diolah)
45
Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 4.1 nampak bahwa
produktivitas tenaga kerja yang dicapai perusahaan selama periode 2006 hingga
2007 mengalami penurunan dan kenaikan atau berfluktuasi dalam setiap bulan
yang apabila dirata-ratakan produktivitas tenaga kerja mengalami penurunan.
Namun penurunan tersebut masih relatif stabil karena fluktuasi yang terjadi pada
setiap bulannya tidak terlalu besar.
Pada bulan Juni tahun 2006 produktivitas tenaga kerja yang dicapai oleh
perusahaan merupakan selisih produktivitas tenaga kerja yang paling tinggi
dibandingkan dengan bulan lainnya yaitu sebesar 0,36 atau naik sekitar 14.52%
dari bulan Mei tahun 2006 dan selisih produktivitas tenaga kerja paling rendah
terjadi pada bulan Desember tahun 2006 sebesar negatif 0,43 atau turun sekitar
15,41% dari bulan Nopember tahun 2006. Selama tahun 2006 perusahaan
cenderung mengalami penurunan dalam produktivitas tenaga kerja.
Pada tahun 2007 bulan Juni terjadi penurunan dalam produktivitas tenaga
kerja dan merupakan selisih produktivitas tenaga kerja terendah sebesar negatif
0,04 atau sektar 1.69% dari bulan Mei tahun 2007. Selama tahun 2007 perusahaan
cenderung mengalami kenaikan dalam mencapai produktivitas tenaga kerja,
walaupun terjadi penurunan pada bulan Oktober tahun 2007 sebesar negatif 0,4
atau sekitar 15,56% dan bulan Nopember tahun 2007 sebesar negatif 0,04 atau
sebesar 1,84%. Akan tetapi hal tersebut mampu memotivasi perusahaan untuk
terus berupaya dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja hingga mencapai
angka positif. Pada bulan Desember tahun 2007, perusahaan mampu
meningkatkan produktivitas tenaga kerja hingga mencapai angka positif yaitu
46
sebesar 0,51 atau naik sekitar 23,94% dari bulan Nopember tahun 2007. Kenaikan
tersebut merupakan selisih produktivitas tertinggi yang dicapai oleh perusahaan
selama tahun 2007.
Untuk mempermudah melihat perkembangan produktivitas tenaga kerja
perusahaan, maka berikut ini disajikan grafik perkembangan produktivitas tenaga
kerja periode 2006 hingga 2007, sebagai berikut :
-20
-15
-10
-5
0
5
10
15
20
25
30
jan feb
mar ap
rm
ei jun julau
gtse
pt okt
nop
des
bulan
pro
du
ktiv
itas
2006
2007
Grafik 4.1 Perkembangan Produktivitas Tenaga Kerja
PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran Periode 2006-2007
Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa produktivitas tenaga kerja yang
dialami oleh PT. Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran berfluktuatif pada setiap
bulan selama periode 2006 hingga 2007.
47
4.2.2 Perolehan Laba
Perolehan laba merupakan orientasi natural dari setiap perusahaan, maka
dengan demikian perusahaan akan terus berupaya meningkatkan kinerja guna
mencapai tujuan perusahaan. Walaupun perolehan laba bukan merupakan satu-
satunya hal yang terpenting dalam sebuah perusahaan. Akan tetapi perusahaan
harus mampu memperoleh laba yang maksimal dan mempertahankan agar
perolehan laba tersebut tidak menurun. Laba yang diperoleh PT. Industri Sandang
Nusantara Unit Patal Banjaran merupakan selisih antara total pendapatan yang
diterima dengan total beban yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.
Perkembangan perolehan laba pada PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal
Banjaran periode 2006 hingga 2007 adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2 Perkembangan Laba
PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran Periode 2006-2007
Tahun Bulan Total Pendapatan Total Beban Laba/Rugi
2006
Januari 2.209.383.877 2.159.275.295 50.108.582 Februari 2.220.106.363 2.093.900.612 126.205.751 Maret 2.039.714.882 2.299.966.614 (260.251.732) April 2.105.235.550 2.429.672.590 (324.437.040) Mei 2.174.871.906 2.424.715.113 (249.843.207) Juni 2.407.132.212 2.250.985.953 156.146.259 Juli 1.674.790.465 2.298.144.806 (623.354.341)
Agustus 2.478.661.215 2.230.459.911 248.201.305 September 2.915.151.937 2.429.103.502 486.048.435 Oktober 2.675.389.142 2.021.910.384 659.964.592
Nopember 2.106.356.216 2.061.024.439 45.331.777 Desember 2.916.021.850 2.768.283.395 147.738.455
Januari 2.277.407.011 2.290.516.218 10.767.793 Februari 2.138.960.646 2.188.550.907 (36.464.467) Maret 2.445.814.110 2.302.059.241 143.214.869 April 2.480.864.530 2.272.438.681 208.425.849 Mei 2.430.398.170 2.368.141.882 62.256.288
48
2007
Juni 2.606.204.335 2.284.179.209 322.025.126 Juli 2.637.233.116 2.370.580.493 266.652.623
Agustus 2.621.775.963 2.460.137.150 161.638.813 September 2.386.187.500 2.300.782.133 85.405.367 Oktober 2.096.816.823 2.317.013.990 (220.197.167)
Nopember 2.527.463.866 2.209.402.982 143.770.884 Desember 2.625.596.392 2.196.566.812 419.299.580
Rata-rata 47.575.667 (sumber : laporan laba rugi PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran, telah diolah)
Berdasarkan tabel 4.2 nampak bahwa laba yang diperoleh PT. Industri
Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran cenderung mengalami penurunan pada
setiap bulan bahkan terjadi kerugian. Hal tersebut terjadi karena total pendapatan
yang diterima tidak sebanding dengan total beban yang dikeluarkan, terlihat dari
jumlah beban yang cukup tinggi. Untuk mempermudah menganalisis
perkembangan laba PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran maka
disajikan dalam grafik sebagai berikut :
(800,000,000)
(600,000,000)
(400,000,000)
(200,000,000)
-
200,000,000
400,000,000
600,000,000
800,000,000
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Bulan
La
ba 2006
2007
Grafik 4.2 Perkembangan Laba
PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran Periode 2006-2007
49
Berdasarkan grafik 4.2 nampak bahwa laba yang diperoleh PT. Industri
Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran mengalami penurunan dan kenaikan pada
setiap bulannya. Pada tahun 2006 laba yang diperoleh perusahaan banyak
mengalami penurun, awal tahun laba perusahaan meningkat. Namun, pada bulan
Maret tahun 2006 mengalami kerugian sebesar negatif Rp. 260.251.732,- atau
menurun sekitar 106,21% dari bulan Februari tahun 2006. Pada bulan Oktober
tahun 2006 laba yang diperoleh merupakan laba tertinggi sebesar Rp.
659.964.592,- atau naik sekitar 35,78% dari bulan September tahun 2006 dan laba
terendah terjadi pada bulan Juli tahun 2006 sebesar negatif Rp. 623.354.341,- atau
turun sekitar 299,21% dari bulan Juni tahun 2006.
Pada tahun 2007 laba mengalami penurunan. Akan tetapi penurunan
tersebut cenderung tidak mencapai angka negatif. Laba tertinggi yang diperoleh
perusahaan, yaitu pada bulan Desember tahun 2007 sebesar Rp. 419.299.580,-
atau naik sekitar 191,64% dari bulan Nopember 2007. sedangkan, laba terendah
selama tahun 2007 terjadi pada bulan Oktober sebesar Rp. 220.197.167,- atau
turun sekitar 157,82% dari bulan September tahun 2007.
4.3 Analisi Data
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh produktivitas tenaga kerja
terhadap perolehan laba maka dilakukan analisa dengan menggunakan regresi
linier sederhana. Adapun data yang diperlukan untuk menganalisis adalah sebagai
berikut :
50
Tabel 4.3 Data perhitungan uji statistik
Tahun
Bulan
X Y
(dlm milyar)
2006
Januari 0.00 0.05 Februari -0.06 0.13 Maret -0.10 -0.26 April -0.24 -0.32 Mei -0.11 -0.25 Juni 0.36 0.16 Juli -0.10 -0.62
Agustus -0.07 0.25 September 0.21 0.49 Oktober -0.20 0.66
Nopember 0.11 0.05 Desember -0.43 0.15
2007
Januari 0.17 0.01 Februari -0.20 -0.04 Maret -0.02 0.14 April 0.00 0.21 Mei 0.05 0.06 Juni -0.04 0.32 Juli 0.05 0.27
Agustus 0.01 0.16 September 0.19 0.09 Oktober -0.40 -0.22
Nopember -0.04 0.14 Desember 0.51 0.42
Bahwa untuk melakukan pengolahan data dilakukan dengan melakukan uji
linieritas dan menghitung koefisien regresi, maka dalam penelitian ini
menggunakan bantuan program SPSS 17.0 for windows. Adapun output yang
diperoleh dari perhitungan SPSS adalah sebagai berikut :
51
1. Uji linieritas
Uji linieritas berfungsi untuk mengetahui apakah metode regresi dalam
penelitian ini berpola linier. Berdasarkan gambar Normal P-Plot of Regression
Standardized Residual nampak bahwa sebaran titik-titik (data) cenderung
mendekati dan menyebar disekitar garis persamaan regresi. Hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa data berpola linier.
Gambar 4.3
Uji Linieritas
52
2. Coefficient
Tabel 4.4
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .089 .054 1.654 .112
produktivitas .462 .259 .356 1.788 .088
a. Dependent Variable: laba
b.
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS yang nampak dalam tabel di atas
diperoleh nilai koefisien a dan b. Maka diperoleh persamaan regresi linier
sederhana sebagai berikut :
Ŷ= 0,089 + 0,462x
Persamaan tersebut dapat diartikan bahwa jika tidak ada pengaruh dari
faktor tingkat produktivitas tenaga kerja, maka laba perusahaan sebesar 0,089.
Tingkat produktivitas tenaga kerja mempunyai koefisien regresi sebesar 0,462
menyatakan bahwa setiap penambahan tingkat produktivitas tenaga kerja sebesar
Rp. 1, maka perolehan laba akan naik sebesar 0,462. Tanda positif pada koefisien
menandakan bahwa pengaruh bersifat positif atau berbanding lurus (searah).
Dari perhitungan SPSS 17.0 for windows di atas dapat disimpulkan bahwa
tingkat produktivitas tenaga kerja memiliki pengaruh yang positif terhadap
perolehan laba, sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat
diterima.
53
4.4 Pembahasan
Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang sangat penting dalam proses
produksi. Hal ini dikarenakan oleh di antara faktor-faktor produksi lainnya hanya
tenaga kerja yang mampu berpikir dan mempunyai kemampuan menemukan
sesuatu yang baru (inovatif) untuk mencapai tujuan dan keberhasilan perusahaan.
Perubahan naik dan turun produktivitas tenaga kerja, salah satunya
disebabkan oleh jumlah harga pokok produksi dan biaya tenaga kerja langsung
yang mengalami kenaikan dan penurunan. Produktivitas tenaga kerja dalam
penelitian ini diukur dengan membandingkan jumlah harga pokok produksi dan
biaya tenaga kerja langsung, biaya tenaga kerja merupakan biaya yang harus
dikeluarkan oleh perusahaan sebagai balas atas jasa atau kontribusi para karyawan
dan jumlah biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh perusahaan tidaklah sedikit.
Salah satu penyebab kenaikan dan penurunan biaya tenaga kerja adalah
jumlah hari libur, jam lembur dan pekerjaan para karyawan dalam menhasilkan
produk. Sedangkan, penaikan dan penurunan harga pokok produksi dapat
diakibatkan oleh biaya produksi dan persediaan barang dalam proses. Perubahan
jumlah harga pokok produksi dan pengeluaran untuk biaya tenaga kerja cukup
mempengaruhi perolehan laba/rugi yang diterima oleh perusahaan.
Perubahan selisih produktivitas tenaga kerja secara umum terjadi karena
pekerjaan tenaga kerja tersebut. Apabila hasil pekerjaan tenaga kerja hari ini lebih
baik dari hari kemarin maka dapat dikatakan bahwa tenaga kerja tersebut telah
bekerja secara produktif dan diharapkan akan terus bekerja secara produktif
sehingga menghasilkan hasil yang lebih baik lagi dikemudian hari. Sehingga
54
untuk mencapai peningkatan produktivitas tenaga kerja yang tinggi, tenaga kerja
harus terus memperbaiki pekerjaannya sehingga hasil yang diperoleh pun akan
semakin maksimal dengan kualitas yang lebih baik.
Selama periode 2006 hingga 2007 pada setiap bulannya selisih
produktivitas tenaga kerja mengalami penaikan dan penurunan bahkan mencapai
angka negatif. Kondisi yang demikian dapat terjadi karena biaya tenaga kerja
yang meningkat.
Selama tahun 2006 perusahaan dalam memperoleh laba cenderung
mengalami penurunan bahkan pada bulan Maret, April, Mei dan Juli mencapai
angka negatif atau rugi yang cukup besar. Hal demikian, mendorong perusahaan
dalam mencapai laba hingga angka positif. Pada tahun 2007 laba yang diperoleh
cenderung naik walaupun masih mengalami penurunan. Akan tetapi penurunan
tersebut tidak terlalu besar sehingga rugi yang dialami perusahaan pun tidak
terlalu besar.
Perolehan laba yang disertai dengan kenaikan laba tertinggi yang pernah
diperoleh perusahaan selama periode tahun 2006 hingga 2007 adalah pada bulan
Oktober tahun 2006 sebesar Rp. 659.964.592,-. Hal ini dimungkinkan terjadi
karena adanya penurunan biaya sebesar Rp. 2.021.910.384,-. Dimana penurunan
biaya mencapai angka sebesar 16,76% dari bulan September tahun 2006. Adapun
kerugian yang terbesar yang dialami oleh perusahaan, terjadi pada bulan Juli
tahun 2006 sebesar negatif Rp. 623.354.341,- atau terjadi kenaikan sebesar
299,21% dari bulan Juni tahun 2006. kerugian sebesar ini terjadi karena
perusahaan mengalami penurunan penjualan. Sehingga pendapatan yang diterima
55
perusahaan pun mengalami penurunan sebesar Rp. 1.674.790.465,- atau turun
sekitar 30,42% dari bulan sebelumnya. Selain itu, biaya yang harus dikeluarkan
pun mengalami kenaikan sebesar Rp. 2.298.144.806,- atau naik sekitar 2.10% dari
bulan sebelumya. Secara umum rata-rata selisih produktivitas tenaga kerja selama
periode tahun 2006 hingga 2007 adalah sebesar negatif 0,015 dan rata-rata laba
adalah sebesar Rp. 47.575.667,-.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS 17.0
for windows, diperoleh hasil bahwa koefisien regresi Ŷ= 0,089 + 0,462x.
Persamaan regresi tersebut merupakan indikator yang menunjukkan bahwa
produktivitas tenaga kerja berpengaruh positif terhadap perolehan laba.
Produktivitas tenaga kerja dapat disimpulkan berpengaruh positif terhadap
perolehan laba karena tanda positif (+) yang berada pada koefisien regresi (b),
yaitu +0,462.
Pengaruh produktivitas tenaga kerja akan menambah laba. Hal ini sesuai
dengan pendapat Sinungan (2008:47) ”Bahwa peningkatan rasio produktivitas
untuk mencapai rasio laba yang sehat”.
Dengan demikian penelitian yang telah dilaksanakan oleh penulis dengan
hipotesis menyatakan bahwa ”tingkat produktivitas tenaga kerja berpengaruh
positif terhadap perolehan laba” dapat diterima.