56
EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG (Caesalpinia sappan Linn.) PADA WANITA DEWASA DENGAN PRADIABETES MERTIEN SA’PANG SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG

(Caesalpinia sappan Linn.) PADA WANITA DEWASA DENGAN

PRADIABETES

MERTIEN SA’PANG

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2015

Page 2: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian
Page 3: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul “Efek

Antihiperglikemik Minuman Secang (Caesalpinia sappan Linn.) pada Wanita

Dewasa Dengan Pradiabetes” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi

mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada

Institut Pertanian Bogor.

Bogor, November 2015

Mertien Sa‟pang

NIM I151120041

Page 4: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian
Page 5: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

RINGKASAN

MERTIEN SA‟PANG. Efek Antihiperglikemik Minuman Secang (Caesalpinia

sappan Linn.) Pada Wanita Dewasa Dengan Pradiabetes. Dibimbing oleh

MUHAMMAD RIZAL MARTUA DAMANIK dan HADI RIYADI.

Saat ini diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit tidak menular yang

paling sering ditemui secara global. Diabetes mellitus adalah penyebab utama

keempat atau kelima kematian di beberapa negara berpenghasilan tinggi dan juga

mulai menjadi penyakit epidemik di banyak negara berpenghasilan rendah dan

menengah. Prevalensi DM diperkirakan akan terus meningkat mengingat

prevalensi pradiabetes juga cukup tinggi dimana hasil studi Diabetes Prevention

Program (DPP) menunjukkan bahwa 10% penderita pradiabetes diperkirakan

akan menjadi penderita diabetes setiap tahunnya. Mengingat besarnya dampak

negatif yang disebabkan oleh prevalensi diabetes yang tinggi sehingga perlu

dilakukan strategi pencegahan progresivitas pradiabetes menjadi diabetes. Salah

satunya dengan pemanfaatan minuman fungsional (minuman secang).

Penelitian ini secara umum bertujuan menganalisis pengaruh intervensi

minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada

dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah menganalisis

tingkat konsumsi, aktivitas fisik serta pengaruh intervensi minuman secang

terhadap kadar glukosa darah puasa (GDP), dan kadar insulin puasa pada dewasa

dengan pradiabetes. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experimental

one group pre and post-test dengan 11 orang subjek dengan kriteria inklusi antara

lain: wanita berusia 20-60 tahun; hasil skrining awal GDP 100-125 mg/dL; telah

mendapat penjelasan penelitian dan bersedia menandatangani informed consent..

Kriteria eksklusi antara lain: berpartisipasi dalam penelitian lain, mengonsumsi

suplemen secara rutin dan menjalani terapi pengobatan. Pada penelitian ini subjek

diberikan intervensi minuman secang. Pembuatan produk intervensi berupa

minuman secang dilakukan di IPB Dramaga, sedangkan pengambilan darah dan

analisis glukosa darah dilaksanakan di Klinik Muhammadiyah Bubulak, Kab.

Bogor dan analisis insulin puasa di Laboratorium Departemen Patologi Klinik RS

Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Seluruh kegiatan penelitian dilaksanakan sejak

bulan Maret 2014 hingga Januari 2015.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi karakteristik yaitu

usia, pendidikan terakhir, status pernikahan dan besar keluarga, status gizi

berdasarkan indeks massa tubuh melalui pengukuran berat badan dan tinggi

badan, data konsumsi pangan food-recall 3x24jam selama intervensi, aktivitas

fisik, kadar glukosa darah puasa (GDP) dan insulin puasa subjek sebelum dan

setelah intervensi. Analisis statistik deskriptif dilakukan pada data karakteristik

responden meliputi usia, pendidikan terakhir, status pernikahan, besar keluarga,

indeks massa tubuh (IMT), data konsumsi pangan dan aktivitas fisik. Untuk

menganalisis perbedaan GDP dan insulin sebelum dan setelah intervensi minuman

menggunakan uji t berpasangan setelah uji normalitas Saphiro-Wilk.

Sebagian besar subjek memiliki status gizi overweight (63.64%),

kelompok usia dewasa lanjut (41-60 tahun) (63.6%), tingkat pendidikan rendah

(81.8%), status pernikahan menikah (90.9%), dan ukuran keluarga kecil (≤ 4

Page 6: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

anggota keluarga) (63.6%). Untuk tingkat kecukupan zat gizi sebagian besar

subjek memiliki tingkat kecukupan energi defisit tingkat ringan dan sedang

(masing-masing 36.4%), tingkat kecukupan protein defisit tingkat ringan,sedang

dan berat (masing-masing 27.3%), tingkat kecukupan lemak defisit tingkat berat

(45,5%), dan tingkat kecukupan karbohidrat cukup (72.7%). Terjadi penurunan

rata-rata kadar glukosa darah puasa subjek setelah intervensi secara signifikan

(p<0.05) Namun tidak terdapat perbedaan nyata antara kadar insulin puasa

sebelum dan setelah intervensi (p>0.05).

Melalui penelitian ini terlihat bahwa minuman secang dapat menurunkan

kadar glukosa darah puasa pada dewasa dengan pradiabetes, namun tidak

mempengaruhi kadar insulin. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui

interaksi antar komponen aktif dengan zat gizi dan obat.

Kata kunci: minuman secang, pradiabetes, kadar glukosa darah, kadar insulin

puasa

Page 7: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

SUMMARY

MERTIEN SA‟PANG. Antihyperglycemic Effect of Sappanwood (Caesalpinia

sappan Linn.) Drinks in Prediabetic Women. Supervised by MUHAMMAD

RIZAL MARTUA DAMANIK dan HADI RIYADI.

Diabetes mellitus is one of the most common non-communicable diseases,

globally. Diabetes mellitus is the fourth or fifth leading cause of death in the high-

income countries and also began to become an epidemic disease in many low and

middle income countries. The prevalence of diabetes is estimated to increase

given the prevalence of prediabetes is also high enough. Study from Diabetes

Prevention Program (DPP) showed that 10% of people with prediabetes were

expected to become diabetics annually. Given the magnitude of the negative

impact caused by the high prevalence of diabetes, prevention strategies for

progression of prediabetes becomes diabetes need to be conducted. One of them is

utilization of functional drinks (sappanwood drinks).

The main objective of this study was to determine the antihyperglycemyc

effect of sappanwood drinks in prediabetic women. There were four specific aims

of the present study: to determine consumption, level of nutritional adequacy, and

physical activity of subjects during the intervention; to analyze the effect of

sappanwood drinks compared pre and post intervention on fasting blood glucose

(FBG) of subject and; to analyze effect of sappanwood drinks compared pre and

post intervention on fasting insulin level of subject. This study used quasi

experimental one group pre and post-test design with 11 subjects with inclusion

criteria: female, age 20-60 year, FBG 100-125 mg/dL. The exclusion criteria

were participating in other research, taking supplements and/or drugs. In this

study, subjects asked to drink 3x200 ml of sappanwood drinks/day for 28 days.

Manufacture products was conducted in Bogor Agricultural University (IPB)

Dramaga; sappanwood drinks intervention to blood sampling was conducted in

Balai Pengobatan Muhammadiyah, Bubulak, Bogor; whereas blood analysis was

conducted in the Laboratory of Muhammadiyah, Bogor and Department of

Clinical Pathology Laboratoty Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta. The entire

research activities were conducted from March 2014 to January 2015.

Data collected from study participants included subject characteristics;

nutritional status; food recall 3x24 hours; physical activity; fasting blood glucose;

and fasting insulin level. Data analysis was performed using descriptive and

inferential. Descriptive analysis performed for subject characteristics, nutritional

status, food consumption and physical activity. To analyzed the differences

between fasting blood glucose and fasting insulin level before and after the

intervention tested by paired t-test. Before analysis, the normality test beforehand

on all variables used Shapiro Wilk test.

Most subjects had overweight nutritional status (63.64%), older adult

group (41-60) (63.6%) , low education level (81.8%), married (90.9%), and small

family (≤ 4 family members) (63.6%). For adequacy of nutrient level, most

subjects had mild and moderate deficit of energy intake (each 36.4%); mild,

moderate, and severe deficit of protein intake (each 27.3%); severe deficit of fat

intake (45.5%); and sufficient of carbohydrate intake (72.7%). Mean FBG

Page 8: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

subjects significantly decreased after intervention of sappanwood drinks (p

<0.05), but there was no significant change in fasting insulin levels (p>0.05).

The result of this research suggested that the sappanwood drinks might

decrease fasting blood glucose in adult with prediabetes. Further study is required

in randomized control trial and the interaction between bioactive compound and

drugs.

Keywords: fasting blood glucose, fasting insulin level, prediabetes,

sappanwood drinks,

Page 9: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan

atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan

IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini

dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

Page 10: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian
Page 11: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG

(Caesalpinia sappan Linn.) PADA WANITA DEWASA DENGAN

PRADIABETES

MERTIEN SA’PANG

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains

pada

Program Studi Ilmu Gizi Masyarakat

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2015

Page 12: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr Ir Lilik Kustiyah, MSi

Page 13: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian
Page 14: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah dengan topik

“Efek Antihiperglikemik Minuman Secang (Caesalpinia Sappan Linn.) Pada

Wanita Dewasa Dengan Pradiabetes”.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada Prof drh Muhammad Rizal

Martua Damanik, MRepSc, PhD dan Dr Ir Hadi Riyadi, MS selaku komisi

pembimbing yang telah banyak memberikan saran, masukan dan motivasi kepada

penulis, serta Dr Ir Lilik Kustiyah, MSi selaku dosen penguji luar komisi atas

saran dan perbaikan guna penyempurnaan tesis ini.

Ungkapan terima kasih penulis sampaikan kepada orang tua yang selalu

mendukung dan menjadi inspirator penulis Rusdin B. Sa‟pang, Agustina Kombo‟,

Junarti serta kakak yang selalu membantu penulis Titien Sa‟pang dan adik-adik

pemberi semangat Desi Sa‟pang, Syahputra Sa‟pang, Syahres Sa‟pang, Syahreni

Sa‟pang dan Syahrul Sa‟pang.

Penulis juga menyampaikan terima kasih yang mendalam kepada semua

pihak yang telah membantu, terutama kepada Direktorat Jenderal Pendidikan

Tinggi yang telah memberikan Beasiswa Unggulan Dikti selama penulis

menjalankan studi di Sekolah Pascasarjana IPB dan Dr Drs Saifuddin Siradjuddin,

MSi (Pembimbing Skripsi) yang telah memberikan rekomendasi untuk

melanjutkan pendidikan ke jenjang master di Program Studi Ilmu Gizi

Masyarakat, SPS-IPB serta segala saran dan masukan selama penulis menempuh

studi. Selain itu penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Ketua Program

Studi Ilmu Gizi Masyarakat, para dosen, dan seluruh staf yang selalu membantu

penulis selama menempuh pendidikan di Sekolah Pascasarjana IPB.

Tidak lupa pula ucapan terima kasih kepada teman-teman GMS S2 2012,

teman-teman “Dara-Daeng Gizi” dan Forum Mahasiswa Pascasarjana Sulawesi

Selatan atas bantuan, kebersamaan, dan dukungannya selama ini “Kalian Luar

Biasa!”. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Indria Ramadhani

sebagai rekan dalam penelitian ini atas kerjasama dan dukungan selama penelitian

berlangsung. Penulis menyadari penulisan tesis ini masih jauh dari kata sempurna.

Semoga karya ilmiah tesis ini membawa manfaat.

Bogor, Oktober 2015

Mertien Sa’pang

Page 15: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i

DAFTAR TABEL ii

DAFTAR GAMBAR ii

DAFTAR LAMPIRAN ii

1 PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 3

Tujuan Penelitian 3

Hipotesis Penelitian 3

Manfaat Penelitian 4

2 TINJAUAN PUSTAKA 4

Diabetes Mellitus dan Pradiabetes 5

Pangan Fungsional 9

Secang (Caesalpinia sappan Linn.) 9

3 KERANGKA PEMIKIRAN 11

4 METODE 13

Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian 14

Bahan Penelitian 14

Cara Penarikan Subjek 14

Tahapan Penelitian 16

Jenis dan Cara Pengumpulan Data 17

Pengolahan dan Analisis Data 19

Definisi Operasional 21

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 22

Status Gizi Subjek 23

Karakteristik Subjek 23

Konsumsi Pangan 24

Aktivitas Fisik 26

Pengaruh Intervensi Minuman Secang terhadap Glukosa Darah Puasa 27

Pengaruh Intervensi Minuman Secang terhadap Kadar Insulin Puasa 30

6 SIMPULAN DAN SARAN 32

Simpulan 32

Saran 32

DAFTAR PUSTAKA 32

LAMPIRAN 36

RIWAYAT HIDUP 40

Page 16: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

ii

DAFTAR TABEL

1 Kriteria inklusi dan eksklusi untuk penentuan subjek 14 2 Jenis dan cara pengumpulan atau pengukuran data 17 3 Kategori status gizi berdasarkan IMT 20 4 Kategori tingkat kecukupan enerrgi dan zat gizi makro 20 5 Kategori tingkat aktivitas fisik 21 6 Sebaran status gizi subjek 23 7 Sebaran karakteristik subjek 24

8 Rata-rata asupan dan tingkat konsumsi subjek 25 9 Tingkat kecukupan energi dan zat gizi makro subjek 26 10 Sebaran subjek berdasarkan kategori aktivitas fisik 27 11 Kadar GDP sebelum dan setelah intervensi 28 12 Pengaruh faktor perancu terhadap perubahan kadar glukosa darah 29 13 Kadar insulin puasa sebelum dan setelah intervensi 30 14 Pengaruh faktor perancu terhadap perubahan kadar insulin puasa 31

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka konsep diabetes 6 2 Progresivitas diabetes mellitus tipe 2 7 3 Alur metabolik pradiabetes dan sindrom metabolik 8 4 Struktur kimia brazilin 10 5 Kerangka pikir efek antihiperglikemik minuman secang pada pradiabetes 13 6 Jumlah dan tahapan penarikan subjek penelitian 15 7 Skema alur penelitian 16 8 Pengaruh fruktosa-2,6-bifosfat pada proses glikolisis 29 9 Mekanisme aksi insulin 31

DAFTAR LAMPIRAN

1 Lembar persetujuan kode etik 37

2 Hasil identifikasi/determinasi tumbuhan 38

3 Diagram alir proses pembuatan minuman secang 39

Page 17: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

1

1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang ditandai

dengan hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) yang terus-menerus terutama

setelah makan karena kekurangan insulin yang diproduksi kelenjar pankreas atau

ketidakmampuan beberapa sel untuk menggunakan insulin (Sandjaja 2009). Saat

ini diabetes merupakan salah satu penyakit tidak menular yang paling sering

ditemui secara global. Diabetes adalah penyebab utama keempat atau kelima

kematian di beberapa negara berpenghasilan tinggi dan juga mulai menjadi

penyakit epidemik di banyak negara berpenghasilan rendah dan

menengah. Dengan adanya komplikasi penyakit dari diabetes, seperti arteri

koroner dan penyakit pembuluh darah perifer, stroke, nefropati diabetes,

amputasi, gagal ginjal dan kebutaan yang mengakibatkan cacat meningkat,

harapan hidup berkurang dan biaya kesehatan masyarakat yang sangat

besar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa diabetes salah satu masalah kesehatan

yang paling mengancam di abad 21 (Sicree et al. 2010).

Pada tahun 2012, International Diabetes Federation (IDF) dalam IDF

diabetes atlas memperkirakan 371 juta jiwa atau 8.3% dari 4,4 milyar penduduk

dunia usia 20-79 tahun menderita DM dan pada tahun 2030 diperkirakan

meningkat menjadi 551 juta jiwa. Indonesia sendiri menduduki posisi ke-7

jumlah penduduk usia 20-79 tahun penderita diabetes terbanyak dengan 7,6 juta

jiwa (4,81%) setelah Cina, India, Amerika, Brazil, Rusia, dan Mexico.

Prevalensi DM diperkirakan akan terus meningkat mengingat prevalensi

toleransi glukosa terganggu (TGT) yang biasa disebut pradiabetes juga tinggi

dimana diperkirakan prevalensi TGT sebanyak 6.24% dari populasi penduduk

dunia usia 20-79 tahun dan diperkirakan akan meningkat hingga 6.7% pada tahun

2030. Di Indonesia sendiri dilaporkan dalam Riskesdas 2007 prevalensi TGT

sebesar 10.2% dari penduduk usia >15tahun di perkotaan. Beberapa studi

menyatakan bahwa diperkirakan 70% penderita TGT akan menjadi penderita

diabetes dalam beberapa tahun. TGT merupakan kondisi kadar glukosa darah di

atas normal, tapi belum memenuhi standar diagnosis diabetes. Kondisi ini

merupakan tahap kritis di mana bila tidak dilakukan perubahan gaya hidup dan

pengobatan yang adekuat maka subjek akan menderita diabetes.

Tingginya jumlah penderita diabetes juga memberikan dampak negatif pada

perekonomian. Perkiraan pengeluaran kesehatan global untuk mengobati dan

mencegah diabetes dan komplikasinya diperkirakan akan mencapai USD 376

miliar pada tahun 2010. Pada tahun 2030, angka ini diproyeksikan melebihi USD

490 miliar. Disajikan dalam Dolar International (ID), yang mengoreksi perbedaan

dalam daya beli, diperkirakan pengeluaran global terhadap diabetes akan

setidaknya ID 418 miliar pada 2010, dan setidaknya ID 561 miliar pada tahun

2030. Rata-rata diperkirakan USD703 (ID878) per orang akan digunakan untuk

diabetes pada tahun 2010 secara global (IDF 2011).

Mengingat besarnya dampak negatif yang disebabkan oleh prevalensi

diabetes yang tinggi sehingga perlu dilakukan strategi pencegahan baik terhadap

penderita pradiabetes maupun progresivitas pradiabetes menjadi diabetes. Salah

satunya dengan pemanfaatan tanaman obat untuk menangani berbagai gejala

Page 18: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

2

diabetes dan sebagian dari tanaman tersebut telah dibuktikan secara ilmiah

mempunyai kemampuan antihiperglikemik diantaranya kumis kucing, jahe,

secang dan flavonoid jeruk (Indariani 2011).

Salah satu bentuk pemanfaatan tanaman-tanaman obat tersebut diantaranya

adalah dengan memformulasikan dalam bentuk makanan atau minuman

fungsional berbasis herbal. Pangan fungsional merupakan pangan yang karena

kandungan komponen aktifnya dapat memberikan manfaat bagi kesehatan, diluar

manfaat yang diberikan oleh zat-zat gizi yang terkandung di dalamnya. Badan

Pengawas Obat dan Makanan mendefinisikan pangan fungsional adalah pangan

olahan yang mengandung satu atau lebih komponen fungsional yang berdasarkan

kajian ilmiah mempunyai fungsi fisiologis tertentu, terbukti tidak membahayakan

dan bermanfaat bagi kesehatan (BPOM 2005).

Kayu secang sangat dikenal terutama di Sulawesi sebagai pemberi warna

pada air minum dan juga digunakan dalam pembuatan minuman tradisional yaitu

bir pletok dan wedang secang (Winarti dan Nurdjanah 2005). Selain itu kayu

secang juga digunakan sebagai obat diabetes oleh masyarakat di Kalimantan Barat

(Indariani 2011). Selain di Indonesia, kayu secang juga digunakan sebagai

minuman fungsional untuk antihaus, darah kotor, antidiabetik, dan tujuan lainnya

di India, Korea, Thailand, Taiwan dan Filipina.

Secara empiris, kayu secang digunakan sebagai obat luka, batuk berdahak,

darah kotor, penawar racun, sipilis, menghentikan pendarahan, pengobatan

pascapersalinan, desinfektan, antidiare dan astringent (Winarti dan Nurdjanah

2005). Selain secara empiris, beberapa tahun terakhir kayu secang juga sudah

terbukti secara ilmiah memiliki aktivitas farmakologi sebagai cytotoxic dan

antitumor, antimikroba, antivirus, antiinflamasi, imunostimulan, aktivitas

hipoglikemik, anticomplementary, hepatoprotektif dan lainnya.

Penelitian yang dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak kayu

secang memiliki kemampuan antihiperglikemik atau antidiabetik diantaranya,

kandungan brazilin dari secang secara signifikan dapat menurunkan kadar glukosa

pada plasma darah tikus diabetes tetapi tidak meningkatkan kadar insulin,

meningkatkan sintesis glikogen, glikolisis, dan oksidasi glukosa pada otot hewan

diabetes yang diberi asupan brazilin (Moon et al. 1990 dalam Indariani 2011),

pemberian ekstrak kayu secang dengan dosis 100mg/kgBB selama 15 hari

mengakibatkan penurunan kadar glukosa sewaktu pada tikus diabetes secara

signifikan daripada pemberian glibenclamide 5 mg (Swatriani 2012), brazilin

memiliki aktivitas hipoglikemik pada tikus diabetes dimana brazilin

meningkatkan metabolisme glukosa (Kim et al. 1995 dalam Badami et al. 2004).

Selain brazilin, dalam ekstrak secang juga terkandung kuersitin dan tanin yang

diduga memiliki aktivitas antihiperglikemik yang dapat berperan dalam inhibisi

enzim α-glukosidase dan α-amilase (Cai et al. 2004).

Selain itu, Sireeratawong et al. (2010) telah melakukan uji toksisitas

terhadap ekstrak kayu secang di tikus yang menunjukkan bahwa ekstrak kayu

secang tidak memiliki efek toksik baik pada tikus jantan dan betina pada

pemberian dosis 250, 500, 1000 dan 5000mg/kgBB dimana tidak terdapat

kelainan baik itu pada parameter berat badan dan organ, hematologi, pemeriksaan

kimia darah, necropsy, dan histopatologi pada kelompok intervensi dibandingkan

dengan kelompok kontrol.

Page 19: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

3

Belum adanya laporan terkait efek antihiperglikemik kayu secang pada

manusia serta kebiasaan warga Sulawesi Selatan yang mengonsumsi air rebusan

kayu secang menarik minat penulis untuk melakukan penelitian mengenai

pemanfaatan air rebusan kayu secang sebagai minuman fungsional untuk

penderita pradiabetes.

Perumusan Masalah

Kebiasaan masyarakat Indonesia yang menggunakan kayu secang sebagai

pemberi warna pada air minum sehingga potensial untuk dikembangkan menjadi

minuman fungsional bagi penderita diabetes. Dari hasil penelitian sebelumnya

kandungan brazilin yang terdapat pada kayu secang memiliki sifat hipoglikemik

(Badawi 2004), kandungan tanin yang terdapat di kayu secang setelah perebusan

selama 20 menit bersifat astringent (Winarti dan Nurdjanah 2005) sehingga dapat

menghambat penyerapan glukosa dan laju peningkatan glukosa darah.

Minuman fungsional yang masuk ke dalam tubuh, akan melewati sistem

pencernaan yang kompleks. Lambung manusia mengandung HCl yang mampu

mempengaruhi aktivitas dari komponen-komponen dalam minuman fungsional,

selain itu setelah diabsorpsi dan masuk ke dalam tubuh akan terjadi mekanisme

aktivasi dan inaktivasi, distribusi dan sekresi suatu senyawa yang melibatkan

berbagai reaksi kimia dan enzimatis, sehingga diperlukan pengujian efek

antihiperglikemik dalam keseluruhan sistem metabolisme tubuh untuk

memperoleh data yang lebih representatif. Oleh karena itu diperlukannya studi

lebih lanjut terkait efek antihiperglikemik minuman secang pada penderita

pradiabetes.

Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis efek

antihiperglikemik minuman secang pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan

khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengkaji konsumsi pangan wanita dewasa dengan pradiabetes.

2. Mengkaji aktivitas fisik wanita dewasa dengan pradiabetes.

3. Menganalisis pengaruh intervensi minuman secang terhadap kadar glukosa

darah puasa (GDP) pada wanita dewasa dengan pradiabetes

4. Menganalisis pengaruh intervensi minuman secang terhadap kadar insulin

puasa pada wanita dewasa dengan pradiabetes.

Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 : Intervensi minuman secang berpengaruh terhadap penurunan kadar gula

darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes.

Page 20: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

4

Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti ilmiah tentang efek

antihiperglikemik minuman secang pada wanita dewasa dengan pradiabetes.

Page 21: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

5

2 TINJAUAN PUSTAKA

Diabetes Mellitus dan Pradiabetes

Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan

klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi

karbohidrat (Price dan Wilson 2005). Prevalensi kejadian diabetes mellitus di

dunia cukup tinggi bahkan merupakan penyebab kematian keempat atau kelima di

beberapa negara berpenghasilan tinggi dan mulai menjadi penyakit epidemik di

beberapa negara berpenghasilan menengah dan rendah. Beberapa penelitian

terakhir menunjukkan saat ini negara berkembang menghadapi masalah diabetes

yang cukup berat salah satunya adalah Indonesia (Sicree et al. 2010).

Kejadian diabetes biasanya disertai dengan adanya komplikasi penyakit

seperti arteri koroner dan penyakit pembuluh darah perifer, stroke, nefropati

diabetes, amputasi, gagal ginjal dan kebutaan yang mengakibatkan cacat

meningkat, harapan hidup berkurang dan biaya kesehatan masyarakat yang sangat

besar (Sicree et al. 2010). Perkiraan pengeluaran kesehatan global untuk

mengobati dan mencegah diabetes dan komplikasinya diperkirakan akan

mencapai USD 376 miliar pada tahun 2010. Pada tahun 2030, angka ini

diproyeksikan melebihi USD 490 miliar. Disajikan dalam Dolar International

(ID), yang mengoreksi perbedaan dalam daya beli, diperkirakan pengeluaran

global terhadap diabetes akan setidaknya ID 418 miliar pada 2010, dan setidaknya

ID 561 miliar pada tahun 2030. Rata-rata diperkirakan USD703 (ID878) per orang

akan digunakan untuk diabetes pada tahun 2010 secara global (IDF 2011).

Diabetes merupakan penyebab utama terjadinya gangguan penglihatan dan

amputasi pada orang dewasa, serta menjadi penyebab terjadinya gagal ginjal,

gangguan saraf, serangan jantung dan stroke (Gambar 1). Sebagian besar kasus

diabetes terbagi atas dua tipe yaitu tipe 1 (insulin-dependent diabetes mellitus)

dan tipe 2 (noninsulin-dependent diabetes mellitus) (Harvey dan Ferrier 2011).

Diabetes mellitus tipe 1 (DM tipe 1) adalah penyakit autoimun yang diturunkan

secara genetik dengan gejala-gejala yang secara bertahap menyebabkan perusakan

imunologik sel-sel yang memproduksi insulin. Pada diabetes mellitus tipe 2 (DM

tipe 2), faktor genetik juga menjadi faktor risiko dan juga dipengaruhi oleh status

gizi, pola makan dan gaya hidup. Diabetes tipe 2 ditandai dengan kelainan sekresi

insulin dan kerja insulin (Price dan Wilson 2006).

Prevalensi DM diperkirakan akan terus meningkat mengingat prevalensi

penderita pradiabetes juga cukup tinggi. Pradiabetes atau hiperglikemik

intermediet merupakan suatu keadaan di mana seseorang memiliki risiko tinggi

terhadap terjadinya penyakit DM tipe 2 (Gambar 2) yang diindikasikan

berdasarkan kadar glukosa darah yang berada di atas normal dan di bawah

ambang batas diagnosis penyakit diabetes (WHO 2006). Kondisi pradiabetes

dapat diindikasikan apabila kadar glukosa darah seseorang 2 jam setelah

mengkonsumsi 75 gram glukosa per oral berada di antara 140-199 mg/dl yang

sering disebut kondisi toleransi glukosa terganggu (TGT) dan/atau kadar glukosa

darah puasa pada selang 100-125 mg/dl yang sering disebut kondisi glukosa darah

puasa terganggu (GPT) (Nathan et al. 2007). Prevalensi pradiabetes di dunia

diperkirakan mencapai 344 juta orang dan diprediksi akan meningkat menjadi 470

Page 22: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

6

juta orang di seluruh dunia pada tahun 2030 (IDF 2009). Menurut National

Diabetes Fact Sheet, pada tahun 2011 jumlah penderita pradiabetes yang berusia

di atas 20 tahun yang teridentifikasi sebanyak 79 juta orang atau sebesar 25.4%.

Prevalensi GPT di USA diperkirakan sebanyak 26%, sedangkan prevalensi TGT

sebanyak 15% dengan jumlah total 57 juta penduduk dewasa di USA dinyatakan

penyandang pradiabetes. IDF menyebutkan bahwa tahun 2013 prevalensi TGT

yang menjadi salah satu kriteria pradiabetes pada penduduk yang berusia dewasa

20-79 tahun di kawasan Asia Pasifik adalah sebesar 6.8% atau sekitar 110.1 juta

orang. Indonesia berada di peringkat kedua di bawah China sebagai negara

dengan jumlah prevalensi diabetes usia 20-79 tahun terbanyak di kawasan Asia

Pasifik dengan jumlah 8.5 juta orang.

Gambar 1 Kerangka konsep diabetes (Harvey dan Ferrier 2011)

Ketosis mungkin absen

atau moderat pada

diabetes tipe 2

Hiperglikemia

↑ Lipolisis

↑ Asam Lemak

bebas di

plasma

↑ Produksi

badan keton di

hati

Ketoacidosis

Metabolisme abnormal

↑ Pemecahan

jaringan

protein

↑Glikogenolisis

↑ Produksi

glukosa di hati

↓ Penyerapan

Glukosa ke

sel

↑Glukoneo

genesis

Defisiensi insulin absolut

atau relatif

Komplikasi jangka panjang

Komplikasi

makrovaskular

Komplikasi

mikrovaskular

Stroke

Penyakit

Cardiovaskular

Retinopati

Nepropati

Neuropati

Diabetes Tipe 1 Diabetes Tipe 2

Tanpa

Gejala Poliuria

Polidipsia

Polifagia

Poliuria

Polidipsia

Polifagia

Diabetes Tipe 1 Diabetes Tipe 2

Pemicu sistem imun

Kerusakan autoimun sel β

pada individu dengan

faktor genetik

Hilangnya

kemampuan sekresi

insulin

Obesitas

Resistensi insulin

Hiperinsulinemia Penurunan

fungsi sel β

ditandai oleh disertai dengan

sering dengan gejala biasa dengan gejala

seperti seperti

Page 23: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

7

Menurut Riset Kesehatan Dasar atau Riskesdas (2007) prevalensi

pradiabetes yang ditandai dengan TGT di Indonesia pada penduduk yang berusia

di atas 15 tahun dan bertempat tinggal di perkotaan adalah sebesar 10.2%. Jumlah

tersebut diperkirakan sekitar 24 juta penduduk Indonesia telah mengalami

kelainan ini. Hal tersebut merujuk pada pemeriksaan glukosa di mana kadar

glukosa yang terdeteksi antara 140-199 mg/dl.

Gambar 2 Progresivitas diabetes mellitus tipe 2 (Harvey dan Ferrier 2011)

Pradiabetes adalah suatu keadaan di mana kadar glukosa darah seseorang

berada di atas normal tetapi tidak cukup tinggi untuk dikategorikan ke dalam

kondisi diabetes. Toleransi glukosa terganggu (TGT) merupakan suatu keadaan

pradiabetes yang terdeteksi di mana kadar glukosa darah 2 jam post prandial

mencapai 140-199 mg/dl. Diagnosis TGT ditetapkan apabila kadar glukosa darah

seseorang 2 jam setelah mengkonsumsi 75 gram glukosa per oral berada di antara

140-199 mg/dl. Sedangkan GPT adalah suatu kondisi pradiabetes di mana

terdiagnosis kadar glukosa darah puasa pada selang 100-125 mg/dl (Nathan et al.

2007). Kadar glukosa darah yang tinggi juga disebut hiperglikemik. Pada

penderita DM tipe 2 atau pradiabetes hiperglikemik disebabkan oleh peningkatan

produksi glukosa dari gluconeogenesis di hati, disertai dengan penurunan

penggunaan glukosa di periferal (Harvey dan Ferrier 2010).

Kondisi pradiabetes juga memiliki hubungan simultan dengan keberadaan

resisten insulin dan disfungsi sel beta pankreas sebelum proses pengubahan

glukosa darah. Penderita pradiabetes 5-10% lebih berpotensi menjadi penderita

diabetes per tahunnya dibandingkan pada kondisi normoglikemik (WHO 2006).

Oleh karena itu dengan mengontrol penderita pradiabetes ini dapat menurunkan

potensi terjadinya penyakit diabetes mellitus.

Resistensi insulin merupakan kondisi dimana tubuh dapat memproduksi

insulin namun tidak dapat menggunakannya secara baik. Sel-sel otot, lemak dan

hati pada orang yang mengalami resistensi insulin tidak dapat merespon insulin

dengan baik sehingga tubuh membutuhkan insulin lebih banyak (NIDDK 2008).

Penyebab terjadinya resitensi insulin diantaranya adalah (1) kelainan genetik dari

satu atau lebih protein yang membantu daya kerja insulin (2) malnutrisi janin (3)

peningkatan adipositas viseral. Resistensi insulin terjadi sebagai bagian dari

Resistensi

insulin Hiper-

insulinemia Toleransi glukosa

terganggu

Penurunan fungsi

sel β

Diabetes

tipe 2

Komplikasi Mikrovaskular (Retinopati, nepropati,

neuropati)

Komplikasi makrovaskular (stroke, penyakit kardiovaskular)

Genetik

Obesitas

Gaya hidup sehat

Penuaan

Genetik

Toksisitas glukosa

Toksisitas asam lemak bebas

Page 24: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

8

sindrom resistensi insulin atau sindrom metabolik yang merupakan faktor risiko

diabetes tipe 2, aterosklerosis, hipertensi bergantung pada genetik individu

(Lebovitz 2001).

Sebagian besar penderita pradiabetes dan sindrom metabolik memiliki status

gizi lebih atau obes. Pelepasan jaringan adiposa menjadi asam lemak bebas yang

berlebih dapat meningkatkan faktor risiko metabolik yang dapat menyebabkan

diabetes dan CVD (Deng dan Scherer 2010). Peningkatan asam lemak bebas

menginduksi resistensi insulin di otot, yang menyebabkan peningkatan kadar

glukosa plasma. Dalam jangka panjang, asam lemak bebas yang tinggi dapat

mengganggu fungsi sel beta melalui lipotoxicity, yang juga dapat mengakibatkan

konsentrasi glukosa yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan karena peningkatan

output glukosa dari hati, selain itu asam lemak bebas yang tinggi juga

mengakibatkan peningkatan trigliserida plasma (TG), yang dapat menurunkan

high-density lipoprotein (HDL) kadar kolesterol (Gambar 4) (Grundy 2012).

Gambar 3 Alur metabolik pradiabetes dan sindrom metabolik (Grundy 2012)

Mengingat besarnya dampak negatif yang disebabkan oleh prevalensi

Diabetes yang tinggi sehingga perlu dilakukan strategi pencegahan baik terhadap

pradiabetes maupun progresivitas pradiabetes menjadi diabetes. Cara

pencegahannya dengan melakukan screening pradiabetes, perubahan gaya hidup,

program penurunan berat badan melalui metode medik dan terapi pengobatan.

American Diabetes Association (ADA) merekomendasikan untuk melakukan

screening (pemeriksaan GDP, HbA1C dan/atau pemeriksaan toleransi glukosa

oral) pada dewasa yang memiliki status gizi overweight dan faktor risiko (Sue

Kirkman et al. 2012). Perubahan gaya hidup merupakan strategi utama yang

direkomendasikan. Hal ini dikarenakan perubahan gaya hidup mencegah

progresivitas diabetes secara efektif serta dapat juga menurunkan faktor risiko

diabetes lainnya seperti obesitas, hipertensi dan dislipidemia. Perubahan gaya

hidup yang dimaksud dengan peningkatan aktivitas fisik (rutin melakukan

Protrombotik Proinflamasi

Glukosa

Dislipidemia

Page 25: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

9

olahraga intensitas sedang 30-60 menit/hari, paling tidak 5 kali/minggu) dan

perubahan pola makan, diet rendah karbohidrat atau energi serta peningkatan

konsumsi serat (Garber AJ et al. 2008). Penderita pradiabetes harus menurunkan

berat badan sebanyak 5% hingga 10 % dan harus terus dijaga. Penelitian

sebelumnya menunjukkan bahwa perubahan gaya hidup tersebut harus terus

dilakukan dalam jangka waktu lama agar dapat memberikan manfaat yang

diinginkan (Lindström et al. 2006; Kosaka et al. 2005).

Namun perubahan gaya sulit untuk terus dipertahankan, dilain pihak strategi

pencegahan menggunakan terapi pengobatan maupun penurunan berat badan

secara medik hanya diperuntukkan untuk kelompok pradiabetes yang sangat

berisiko tinggi (Lindström et al. 2006). Pangan fungsional yang berasal dari

tanaman obat bisa menjadi salah satu metode yang dapat digunakan untuk

mencegah diabetes dan sebagian dari tanaman tersebut telah dibuktikan secara

ilmiah mempunyai kemampuan antihiperglikemik diantaranya kumis kucing, jahe,

secang dan flavonoid jeruk (Indariani 2011).

Pangan Fungsional

Badan Pengawas Obat dan Makanan mendefinisikan pangan fungsional

sebagai pangan olahan yang mengandung satu atau lebih komponen fungsional

yang berdasarkan kajian ilmiah mempunyai fungsi fisiologis tertentu, terbukti

tidak membahayakan dan bermanfaat bagi kesehatan (BPOM 2005).

Muchtadi (2001) menyatakan bahwa pangan fungsional memiliki tiga fungsi

dasar yaitu sensori (warna dan penampilan menarik serta cita rasa yang enak),

nutrisional (bergizi tinggi), dan fisiologikal (memberi pengaruh fisiologis bagi

tubuh). Beberapa fungsi fisiologis yang diharapkan antara lain mencegah

timbulnya penyakit, meningkatkan daya tahan tubuh, meregulasi kondisi ritme

fisik tubuh, memperlambat proses penuaan dan membantu proses penyembuhan

(recovery).

Beberapa persyaratan yang harus dimiliki oleh suatu produk agar dapat

dikatakan sebagai pangan fungsional adalah: (1) Harus merupakan produk pangan

(bukan berbentuk kapsul, tablet, atau bubuk) yang berasal dari bahan alami; (2)

Dapat dan layak dikonsumsi sebagai bagian dari diet atau menu sehari-hari; (3)

Mempunyai fungsi tertentu pada saat dikonsumsi, serta dapat memberikan peran

dalam proses tubuh tertentu, seperti memperkuat mekanisme pertahanan tubuh,

mencegah penyakit tertentu, membantu mengembalikan kondisi tubuh setelah

sakit, menjaga kondisi fisik dan mental, serta memperlambat proses penuaan

(BPOM 2005).

Secang (Caesalpinia sappan Linn.)

Tanaman secang (Caesalpinia sappan Linn.) termasuk family

Leguminoseae dan merupakan divisi lignin dari tanaman kelas Magnoliopsida dan

genus Caesalpinia. Kulit kayunya dimanfaatkan orang sebagai bahan

pengobatan, pewarna, dan minuman penyegar. Secang dikenal dengan berbagai

nama, seperti seupeueng (Aceh), sepang (Gayo), sopang (Toba), lacang

Page 26: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

10

(Minangkabau), secang (Sunda, Jawa dan Madura), sepang (Sasak), supa (Bima),

sepal (Timor), hape (Sawu), hong (Alor), sepe (Roti), sema (Manado), dolo

(Bare), sapang (Makassar), sepang (Bugis), sepen (Halmahera selatan), savala

(Halmahera utara), sungjang (Ternate), roro (Tidore), sappanwood (Inggris), suou

(Jepang), sibukao (Filipina), faang (Thailand), dan vang nhuom (Vietnam) (Heyne

1987 dan Lemmens dan Soetjipto 1992).

Kayu secang banyak digunakan sebagai pewarna pada minuman. Kayu

secang bewarna jingga (brazilin) saat awal setelah ditebang dan dengan cepat

berubah warna menjadi merah (brazilein) karena terekspos dengan oksigen

(Adawiyah dan Indriati 2003). Heyne (1987) menyatakan bahwa secang dapat

tumbuh pada berbagai macam tanah pada ketinggian 1000 m di atas permukaan

laut, di tempat yang agak rindang tetapi lebih baik di tempat terbuka, diperbanyak

dengan biji, tersebar di India, Myanmar, Thailand, Malaysia dan Indonesia. Sejak

dahulu kayu secang digunakan sebagai pewarna merah coklat untuk makanan

(Kalimantan), tikar (Pahang), dan kain sampai abad ke-19, yang akhirnya terdesak

oleh pewarna yang lebih praktis (Lemmens dan Soetjipto 1992). Sekarang kayu

secang terutama digunakan sebagai obat. Bahan ini dapat digunakan untuk

mengobati penyakit muntah darah, memar berdarah, murus darah dan juga dapat

digunakan sebagai obat sipilis dan sebagai obat luar untuk dioleskan. Masyarakat

di Kalimantan Barat telah menggunakan ekstrak kayu secang secara tradisional

sebagai obat diabetes. Selain itu ekstrak air dari kayu secang juga digunakan

untuk mengobati penyakit diabetes dan komplikasinya (You et al. 2005). Ekstrak

metanol dari kayu secang ini menunjukkan efek anti hiperglikemik dengan

meningkatkan toleransi glukosa (Widiyantoro et al. 2006).

Gambar 4 Struktur kimia brazilin (Jun et al. 2008)

Brazilin, yang bila teroksidasi akan menjadi brazilein, merupakan bahan

aktif dalam tanaman secang yang memiliki aktivitas farmakologi seperti relaksasi

pembuluh darah, anti arterosklerosis, analgesic (penahan sakit), hipoglikemik, anti

inflamasi, sitotoksik, aktivitas kontraksi otot, anti bakteri, anti viral dan

antioksidan (Jun et al. 2008).

Penelitian yang dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak kayu

secang memiliki kemampuan antihiperglikemik dimana brazilin secara signifikan

dapat menurunkan kadar glukosa pada plasma darah tikus diabetes dengan

meningkatkan sensitivitas insulin dan tidak terdapat kenaikan dalam kadar insulin.

Selain itu, terdapat kenaikan pada sintesis glikogen, glikolisis, dan oksidasi

glukosa pada otot pada hewan diabetes yang diberi brazilin 3x500mg sehari

selama 14 hari (Moon et al. 1990 dalam Indariani 2011). Pemberian ekstrak kayu

Page 27: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

11

secang dengan dosis 100mg/kgBB selama 15 hari mengakibatkan penurunan

kadar glukosa sewaktu pada tikus diabetes secara signifikan daripada pemberian

glibenclamide 5 mg (Swatriani 2012), penelitian lain juga menyatakan bahwa

brazilin dapat meningkatkan metabolisme glukosa pada tikus diabetes (Kim et al.

1995 dalam Badami et al 2004).

Berdasarkan beberapa penelitian, ekstrak secang juga memiliki aktivitas

inhibisi terhadap enzim α-glukosidase dan α-amilase. Komponen dalam ekstrak

secang yang diduga memiliki aktivitas antihiperglikemik adalah kuersetin dan

tannin (Diana 2010; Cai et al 2004). Tannin dalam kayu secang sangat tinggi dan

merupakan komponen dominan dalam polifenol kayu secang. Tanin dapat

membentuk kompleks dengan protein enzim sehingga enzim akan kehilangan

kemampuannya sebagai katalisator.

Menurut penelitian Moon et al. (1990), Komponen kaesalpin P,

sappankalkon, 3-deoksisappanon,brazilin, dan protosappanin A telah

diidentifikasi sebagai inhibitor terhadap enzim aldosa reduktase yang dapat

menyebabkan komplikasi pada diabetes, dimana pemberian sappankalkon dengan

dosis sebesar 105 mol/l dapat menghambat aldosa reduktase sebesar 84% (Moon

et al. 1986; Li et al. 2004) sehingga dapat menghambat terjadinya diabetes

neuropati (Indariani 2011).

Selain itu, uji toksisitas ekstrak kayu secang juga sudah dilakukan oleh

Sireeratawong et al. (2010) pada tikus. Uji toksisitas dilakukan pada dosis akut

(5000mg/kgBB) dan subakut (250, 500, dan 100mg/kgBB) dengan berpedoman

pada pedoman yang dikeluarkan oleh WHO dan Organization of Economic

Cooperation and Development TG420 (OECD). Hasilnya menunjukkan bahwa

ekstrak kayu secang tidak memiliki efek toksik baik pada tikus jantan dan betina

pada pemberian dosis 250, 500, 1000 dan 5000mg/kgBB dimana tidak terdapat

kelainan baik itu pada parameter berat badan dan organ, hematologi, pemeriksaan

kimia darah, necropsy, dan histopatologi pada kelompok intervensi dibandingkan

dengan kelompok kontrol.

Page 28: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

12

3 KERANGKA PEMIKIRAN

Telah lama diketahui bahwa DM tipe 2 merupakan penyakit degeneratif

yang berbasis genetik dengan sifat poligenik, dimana apabila komponen genetik

tersebut distimulasi oleh gaya hidup yang salah seperti pola makan tidak sehat,

aktivitas fisik rendah dan obesitas berpotensi menimbulkan DM tipe 2.

Pradiabetes merupakan kondisi dimana terdapat kelainan pada hasil tes

toleransi glukosa tetapi tidak dapat memenuhi kriteria diabetes melitus. Orang

dengan pradiabetes dianggap berisiko tinggi terhadap diabetes dari masyarakat

umum (Price 2005). Untuk menangani masalah diabetes yang tinggi selain strategi

penanggulangan, strategi pencegahan juga perlu dilakukan baik terhadap

pradiabetes maupun progresivitas TGT menjadi diabetes. Pada penderita TGT,

intervensi farmakologis perlu diberikan, bila setelah melakukan pola makan sehat

dan latihan jasmani secara maksimal tetapi tidak berhasil mengendalikan kadar

glukosa darah. Ada dua macam obat hipoglikemik berdasarkan cara

pemberiannya, yaitu berupa suntikan dan berupa tablet yang disebut obat

hipoglikemik oral atau antidiabetes oral. Namun adanya efek samping dari

penggunaan obat, sehingga masyarakat saat ini cenderung menggunakan pangan

fungsional sebagai salah satu pilihan pengobatan termasuk konsumsi minuman

secang.

Pada awalnya kayu secang lebih dikenal sebagai pemberi warna pada air

minum dan juga digunakan dalam pembuatan minuman tradisional seperti bir

pletok dan wedang secang. Di beberapa daerah di Sulawesi Selatan, kayu secang

dimasukkan ke dalam air minum saat dimasak, karena penggunaan kayu secang

dianggap dapat mematikan bakteri dan dapat memberikan warna yang bagus. Dan

beberapa tahun terakhir terdapat beberapa penelitian yang telah membuktikan

kandungan-kandungan bioaktif yang terdapat dalam kayu secang, diantaranya

homoisoflavonoid dan komponen turunannya, protosappanin A, protosappanin B,

brazilin, dan brazilein. Jun et al. (2008) menyatakan bahwa komponen ini

memiliki kemampuan antioksidan yang berbeda-beda. Ekstrak kayu secang,

protosappanin A dan protosappanin B menunjukkan inhibisi yang lebih besar

terhadap MDA dan hidrogen peroksida sedangkan brazilein menunjukkan

kemampuan dalam menangkap radikal hidroksil. Dengan komponen antioksidan

yang cukup tinggi diharapkan dapat menurunkan resistensi insulin pada dewasa

dengan pradiabetes.

Selain itu, hasil penelitian sebelumnya kandungan brazilin yang terdapat

pada kayu secang memiliki sifat hipoglikemik (Badawi 2004), kandungan tanin

yang terdapat di kayu secang setelah perebusan selama 20 menit bersifat

astringent (Winarti dan Nurdjanah 2005) Selain tanin, ekstrak secang juga

mengandung kuersitin dimana kedua zat tersebut diduga memiliki aktivitas

antihiperglikemik yang dapat berperan dalam inhibisi enzim α-glukosidase dan α-

amilase (Cai et al. 2004). Kandungan brazilin dari secang secara signifikan dapat

menurunkan kadar glukosa pada plasma darah tikus diabetes tetapi tidak

meningkatkan kadar insulin, meningkatkan sintesis glikogen, glikolisis, dan

oksidasi glukosa pada otot hewan diabetes yang diberi asupan brazilin (Moon et

a.l 1990 dalam Indariani 2011), pemberian ekstrak kayu secang dengan dosis 100

mg/kgBB selama 15 hari mengakibatkan penurunan kadar glukosa sewaktu pada

Page 29: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

13

tikus diabetes secara signifikan daripada pemberian glibenclamide 5 mg

(Swatriani 2012), brazilin memiliki aktivitas hipoglikemik pada tikus diabetes

dimana brazilin meningkatkan metabolisme glukosa (Kim et al. 1995 dalam

Badami et al. 2004).

Gambar 5 Kerangka pikir efek antihiperglikemik minuman secang pada

pradiabetes

Genetik Kegemukan

Kadar Glukosa

Darah

Kadar Insulin

Puasa

Intervensi Minuman

Secang

Penggunaan

Minuman

Fungsional

Pola makan tidak

seimbang

Aktivitas Fisik

Rendah

Pradiabetes

Keterangan:

= Peubah yang dianalisis = Hubungan yang dianalisis

= Peubah yang tidak dianalisis = Hubungan yang tidak dianalisis

Page 30: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

14

4 METODE

Desain, Waktu, dan Tempat

Penelitian ini berupa intervensi minuman secang kemudian menganalisis

pengaruhnya terhadap kadar glukosa darah puasa dan insulin puasa. Desain

penelitian menggunakan Desain penelitian menggunakan quasi experimental one

group pre and post-test. Penelitian dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan

dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Diponegoro No. 92/EC/FKM/2014 disajikan pada Lampiran 1.

Produksi minuman secang dilakukan di Laboratorium Percobaan Makanan,

Departemen Gizi Masyarakat, FEMA, IPB. Analisis kadar GDP dilakukan di

Laboratorium Klinik Muhammadiyah, Kab. Bogor dan analisis kadar insulin di

Laboratorium Departemen Patologi Klinik RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret 2014 hingga Januari 2015.

Bahan

Bahan dalam penelitian ini adalah kayu secang dari Desa Pantilang Kec.

Bassesang Tempe Kab. Luwu Sulawesi Selatan yang diaplikasikan dalam air

minum. Bahan yang digunakan disiapkan untuk 11 orang selama 4 minggu

intervensi. Bahan tambahan lain yang digunakan meliputi 20 liter air, 924 cup

plastik, dan kemasan. Sedangkan alat-alat yang digunakan adalah cup sealer, kain

saring, baskom, ember, dan gelas ukur. Skema pembuatan minuman secang

disajikan pada Lampiran 1.

Cara Penarikan Subjek

Populasi dan Subjek

Populasi target adalah dewasa dengan pradiabetes di Kampung Bubulak,

Bogor Barat. Subjek (unit penelitian) adalah populasi penelitian yang dipilih

secara purposif dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebagaimana terlihat pada

Tabel 1.

Tabel 1 Kriteria inklusi dan eksklusi untuk penentuan subjek

No Kriteria

Inklusi :

1. Wanita usia 20-60 tahun

2. Tidak dalam kondisi hamil atau menyusui

3. Menyetujui berpartisipasi (menandatangani informed consent)

4. Bersedia untuk mematuhi prosedur penelitian

5. Memiliki kadar GDP 100-125 mg/dL

Eksklusi :

1. Sedang menjalani terapi pengobatan

2. Sedang mengonsumsi suplemen

3. Berpartisipasi dalam penelitian lain

Page 31: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

15

Besar Subjek

Penelitian ini membandingkan antara sebelum dan setelah intervensi dan

pada kelompok perlakuan (intervensi minuman). Salah jenis pertama (α)

ditetapkan sebesar 1%, power test sebesar 1-β (80%), dan peningkatan glukosa

darah serum setelah intervensi sebesar δ, maka rumus untuk menghitung besar

subjek ditentukan sebagai berikut :

n ≥2𝜎2(Z1−α/2 + Z1−β )2

δ2

Keterangan :

n = jumlah subjek minimal

Z1-α/2 = suatu nilai sehingga P(Z > Zα) = 1-α/2, Z adalah peubah acak normal

baku

Z1-β = suatu nilai sehingga P(Z > Zβ) = 1-β, Z adalah peubah acak normal baku

σ = 14.84 mg/dL (standar deviasi GDP berdasarkan penelitian Asemi et al.

2013)

δ = 18 mg/dL (penurunan kadar GDP yang diharapkan setelah intervensi)

(Sumber : Steel dan Torrie 1991)

n = 2 (14.84)2 (1.96 + 0.85)

2 = 10.73

(18)2

Antisipasi dropout = 10%

10% x 10.73 = 1.07 10.73 + 1.07 = 11.8 ≈ 12subjek

Berdasarkan perhitungan dalam rumus matematis tersebut, dengan nilai Z1-

α/2 = 1.96 dan nilai Z1-β = 0.85 dapat ditentukan n = 10.73. Untuk antisipasi drop

out 10 % sehingga menjadi 12 subjek sebagai batas minimal dari besar subjek

yang disyaratkan. Jumlah dan tahapan penarikan subjek dalam dilihat pada

Gambar 6.

Gambar 6 Jumlah dan tahapan penarikan subjek penelitian

Screening (pengambilan data glukosa darah puasa) menggunakan finger

prict

Memenuhi syarat inklusi dan mengisi

informed consent (n = 13)

Drop out (n=2)

Subjek penelitian (n = 11)

Tidak memenuhi syarat

inklusi (n = 3)

Wanita Dewasa pradiabetes (n=16)

Page 32: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

16

Variabel Penelitian

Variabel utama yang diteliti dalam penelitian ini adalah pengaruh

intervensi minuman kayu secang terhadap kadar glukosa darah dan resistensi

insulin. Variabel lain dalam penelitian ini adalah pola konsumsi subjek. Selain itu

juga dikaji karakteristik subjek.

Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian terdiri dari tahap screening, pengambilan data, serta

intervensi minuman secang. Skema alur penelitian disajikan pada Gambar 7.

Kayu secang yang digunakan diperoleh dari Sulawesi Selatan yang

kemudian diidentifikasi di Herbarium LIPI (Lampiran 2). Penelitian dimulai

dengan screening dan pengisian informed consent pada subjek. Setelah itu

dilakukan pengambilan data berat badan (BB) dan tinggi badan (TB), aktivitas

fisik, dan pola konsumsi responden. Pengukuran kadar GDP dan insulin puasa

dilakukan pada saat sebelum intervensi dan setelah intervensi.

Pemberian minuman secang sebanyak 200 ml (1 cup) diberikan kepada

subjek untuk diminum setiap hari selama 4 minggu (28 hari) sebanyak 3 cup per

hari (Swatriani 2012; Moon et al. 1990 dalam Indariani 2011). Dalam setiap cup

minuman secang (200 mL) terdapat 0.22 g irisan kayu secang sesuai dengan

perhitungan dosis dihitung melalui konversi dosis tikus ke manusia (Badami et al.

2003; Swatriani 2012). Subjek mengonsumsi minuman secang yang

didistribusikan oleh peneliti sebanyak 2 kali setiap minggunya, kemudian subjek

diinstruksikan untuk menyimpannya di lemari es. Untuk memantau kepatuhan

subjek, maka subjek selalu diingatkan secara berkala untuk mengonsumsi produk,

dan tingkat kepatuhan subjek dikontrol secara berkala setiap 2 kali seminggu.

Gambar 7 Skema alur penelitian

Pengambilan sampel darah untuk analisis

kadar glukosa puasa dan insulin puasa

Intervensi minuman secang, pengambilan data

konsumsi pangan dan aktivitas fisik

Awal minggu pertama

Awal minggu pertama

Awal minggu pertama

s.d ke-4

Akhir minggu ke-4 Pengambilan sampel darah untuk analisis

kadar glukosa puasa dan insulin puasa

Pengambilan data tinggi badan, berat badan,

dan karakteristik

Page 33: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

17

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer yang

meliputi karakteristik subjek. Karakteristik subjek meliputi usia, pendidikan

terakhir, status pernikahan dan besar keluarga, status gizi berdasarkan indeks

massa tubuh melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan, data konsumsi

pangan food-recall 3x24jam (2 hari kerja dan 1 hari libur) selama intervensi,

aktivitas fisik (menggunakan Short-Form dari International Physical Activity

Questionnaire (IPAQ), kadar glukosa darah puasa (GDP) dan insulin puasa subjek

sebelum dan setelah intervensi. Jenis dan cara pengumpulan data disajikan pada

Tabel 2.

Tabel 2 Jenis dan cara pengumpulan atau pengukuran data

No Data Cara pengukuran atau

pengumpulan Frekuensi

1 Karakteristik subjek

(usia, pendidikan

terakhir, status

pernikahan dan

besar keluarga)

Wawancara dengan subjek

atau keluarga subjek

menggunakan kuisioner

Satu kali

sebelum

intervensi

2 Anthropometri

- Berat badan

(BB)

- Tinggi badan

(TB)

Penimbangan dengan

timbangan berat badan injak

analog kapasitas 100 kg,

dengan ketelitian 0.1 kg

Pengukuran TB dengan

microtoise, dengan ketelitian

0.1 cm

Satu kali

sebelum

intervensi

3 Konsumsi pangan Food Recall

3x24 jam

selama

intervensi

4 Aktivitas fisik Short form International

physical activity

questionnaire (IPAQ)

1 kali selama

intervensi

5 Kadar glukosa

darah

- Glukosa darah

puasa (GDP)

Metode GOD-PAP

Dua kali (1 kali

sebelum

intervensi dan 1

kali setelah

intervensi)

6 Kadar Insulin Puasa Metode

electrochemiluminescence

immunoassay (ECLIA)

Dua kali (1 kali

sebelum

intervensi dan 1

kali setelah

intervensi)

Page 34: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

18

Pengambilan Darah

Sebelum pengambilan darah, subjek diinstruksikan untuk berpuasa 8-12

jam sebelumnya dan hanya diperbolehkan untuk minum air putih. Pengambilan

darah subjek melalui vena (venapuncture) oleh tenaga analis kesehatan yang

sudah terlatih. Alat-alat yang digunakan untuk pengambilan darah berupa spuit

disposable, tourniquet, tabung reaksi, semprit, dan jarum.

Analisis Kadar Glukosa Darah

Untuk menganalisis kadar glukosa darah menggunakan metode GOD-PAP

(Glucose Oxidase Peroxidase Aminophenazone Phenol) dengan menggunakan

serum sebanyak 1-2 ml. Setelah mengambil darah dari subjek, 1-2 ml sampel

dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang bersih dan kering (tanpa antikoagulan)

kemudian didiamkan selama 15 menit kemudian darah disentrifus dengan

kecepatan 3000 rpm selama 15 menit. Setelah itu serum (lapisan jernih berwarna

kuning muda yang berada di bagian atas) diambil dengan pipet tetes dimasukkan

pada tabung lain yang bersih dan kering.

Bahan-bahan yang digunakan untuk analisis glukosa darah ini berupa kapas,

alkohol, larutan standar 3 ml berisi glukosa 100 mg/dl atau 5.55 mmol/L, dan

reagen glukosa darah yang dipakai dari produk manusia dengan nomor Catalog

10 260.4x100ml komplit kit dengan komposisi RI 4 x 100 ml; 0.1 mmol/L fosfat

buffer pH 7.5; 0.25 mmol/L 4-Aminophenazone; 0.75 mmol/L phenol; >15 KU/L

glucose oxidase; >1.5 KU/L peroxidase; dan > 2.0 KU/L mutarotase. Adapun

alat-alat penelitian yang digunakan adalah tabung reaksi, rak tabung, clinipet

ukuran 1000 µl dan 10 µl, yellow dan blue tip, photometer analyzer BS 3000P,

tisu, water bath, tourniquet, spuit disposable, timer, dan botol semprot. Reagen

dan larutan standar siap pakai tanpa pengenceran serta reagen stabil sampai masa

kadaluarsa bila disimpan pada suhu 2-8°C serta reagen harus dihindarkan dari

kontaminasi dan stabil selama 2 minggu pada 15-25°C.

Prinsip reaksi dari analisis glukosa darah ini adalah sebagai berikut:

Glucose + O2 + H2O GOD Gluconicacid + H2O2

2H2O2 + 4 – Aminophenazone + Phenol POD quinoenimine + 4H2O

Kadar glukosa ditentukan setelah oksidasi enzimatis dengan adanya glucose

oxidase. Bentuk hydrogen peroxide bereaksi di bawah katalisis peroxidase dengan

phenol dan 4-aminophenazone kepewarna merah-violet quinoneimine sebagai

indikator. Prosedur analisis glukosa darah adalah sebagai berikut:

1. Menyiapkan 3 buah tabung reaksi yang digunakan untuk:

a. Blangko = 1000 µl reagen warna

b. Standar = 1000 µl reagen warna+10 µl standar

c. Sampel = 1000 µl reagen warna+10 µl standar+10 µl sampel

2. Masing-masing isi tabung dicampurkan sampai homogen

3. Menginkubasi pada suhu kamar selama 5 menit.

Hasil pemeriksaan dibaca menggunakan photometer analyzer BS 3000P

dengan program C/St, panjang gelombang 546 nm, faktor 36.77 dengan nilai

normal glukosa darah serum dan plasma adalah 75-100 mg/dl.

Page 35: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

19

Analisis Kadar Insulin Puasa

Analisis kadar insulin puasa dilakukan menggunakan

electrochemiluminescence immunoassay (ECLIA). Uji ini menggunakan 2

antibodi monoklonal spesifik untuk insulin manusia. Pemeriksaan dilakukan

dengan alat automatic analyzer Cobas Elecsys 601 (Cobas e 601). Sampel yang

digunakan berupa serum darah. Sebelum melakukan analisis, suhu sampel,

kalibrator dan reagent disamakan dengan suhu ruang sekitar 20-25oC. Kemudian

reagent diletakkan pada disk reagent, sedangkan kalibrator dan sampel pada disk

sampel yang terdapat di analyzer Cobas e 601. Sistem pada analyzer secara

otomatis akan menghitung konsentrasi insulin pada sampel.

Pemeriksaan kadar insulin puasa menggunakan prinsip sandwich. Lama

pemeriksaan sekitar 18 menit. Pada tahap inkubasi pertama insulin dari 20 μl

sampel membentuk kompleks sandwich dengan biotynilated monoclonal insulin

specific antibody dan monoclonal antibody insulin specific antibody yang dilabel

dengan kompleks ruthenium. Kemudian pada tahap inkubasi kedua, penambahan

streptavidin–coated microparticle menyebabkan kompleks sandwich terikat pada

fase solid melalui interaksi dari biotin dan streptavidin. Kompleks sandwich yang

terikat tersebut ditarik ke permukaan elektroda secara magnetis. Komponen lain

yang tidak terikat dibuang dengan Procell/Procell M. Penambahan tegangan ke

elektroda kemudian menginduksi reaksi electrochemiluminescent yang secara

langsung diukur oleh photomultiplier. Kemudian analyzer secara otomatis akan

menghitung konsentrasi insulin pada setiap sampel.

Pengolahan dan Analisis Data

Proses pengolahan data meliputi kegiatan editing, coding, entry dan

cleaning menggunakan dan program IBM SPSS Statistic versi 22. Analisis

statistik deskriptif dilakukan pada data karakteristik responden meliputi usia,

pendidikan terakhir, status pernikahan, besar keluarga, indeks massa tubuh (IMT),

data konsumsi pangan dan aktivitas fisik. Data usia subjek dikategorikan menjadi

dewasa awal (20 sampai 40 tahun) dan dewasa lanjut (41 sampai 60 tahun)

(Adriani dan Wirjatmadi 2012). Data pendidikan terdiri atas kategori tidak tamat

SD dan SD/sederajat dan SMP/sederajat sampai SMA/sederajat. Data status

pernikahan terdiri atas kategori menikah dan cerai hidup. Data besar keluarga

meliputi kategori keluarga kecil (≤ 4 orang) dan keluarga besar ≥4 orang)

(BKKBN 1997).

Status Gizi

Status gizi subjek dilihat menggunakan indikator indeks massa tubuh

(IMT). Perhitungan IMT menggunakan rumus sebagai berikut:

IMT=BB (kg)

TB (m)2

Keterangan:

IMT : Indeks massa tubuh (kg/m2)

BB : Berat badan (kg)

TB : Tinggi badan (m)

Page 36: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

20

Hasil perhitungan IMT tersebut kemudian dikategorikan menjadi 5

kelompok (Tabel 3).

Tabel 3 Kategori status gizi berdasarkan IMT

Kategori status gizi IMT

Sangat kurus <17 kg/m2

Underweight 17 -18.4 kg/m2

Normal 18.5-25 kg/m2

Overweight 25.1-27 kg/m2

Obese >27 kg/m2

Sumber: Almatsier 2004

Konsumsi Pangan

Data asupan makanan yang diperoleh dari form Food Recall dalam satuan

Ukuran Rumah Tangga (URT) dikonversikan ke dalam satuan gram dan dianalisis

kandungan energi dan zat gizi makronya menggunakan Tabel Komposisi Pangan

Indonesia. Kecukupan energi dan zat gizi subjek dihitung menggunakan Angka

Kecukupan Gizi (AKG) menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG)

2013 dengan koreksi BB aktual subjek. Tingkat kecukupan energi dan zat gizi

diperoleh dengan membandingkan konsumsi energi dan zat gizi dengan

kecukupan energi dan zat gizi subjek.

Perhitungan-perhitungan tersebut menggunakan rumus sebagai berikut:

AKGi = (Ba/Bs) x AKGI

Keterangan:

Ba : Berat badan aktual (kg)

Bs : Berat badan rata-rata yang tercantum pada tabel AKG

AKGI : Angka kecukupan energi, protein, lemak dan karbohidrat

(Sumber : Hardinsyah & Briawan 1994)

Tingkat kecukupan didapatkan dengan membandingkan konsumsi zat gizi

dengan kecukupan zat gizi masing-masing subjek. Kecukupan zat gizi subjek

dihitung mengunakan tabel AKG zat gizi tahun 2013 untuk wanita sesuai dengan

usia subjek, dengan penyesuaian menggunakan BB aktual subjek. Tingkat

kecukupan energi dan zat gizi makro dikategorikan sesuai dengan Tabel 4.

Tabel 4 Kategori tingkat kecukupan enerrgi dan zat gizi makro

Kategori Nilai

Defisit tingkat berat <70%

Defisit tingkat sedang 70-79%

Defisit tingkat ringan 80-89%

Cukup 90-120%

Lebih >120%

(Sumber: Kusharto dan Supariasa 2006)

Page 37: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

21

Aktivitas Fisik

Data aktivitas fisik subjek dikumpulkan menggunakan kuesioner singkat

yang disesuaikan dari pedoman International Physical Activity Questionnaire

(IPAQ). Pada kuesioner ini menilai 3 jenis aktivitas yaitu aktivitas berat, sedang

dan berjalan. Data yang didapat dari kuesioner akan dikonversi menjadi skor MET

(Metabolic Equivalent of Task) sesuai dengan jenis aktivitas. Kemudian nilai

aktivitas fisik subjek (MET-menit/minggu) akan dihitung menggunakan rumus

sebagai berikut:

MET-menit/minggu = skor METx jumlah menit x jumlah hari

Nilai MET-menit/minggu dari hasil perhitungan kemudian ditentukan

kategorinya yang disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5 Kategori tingkat aktivitas fisik

Kategori Nilai MET-menit/minggu

Ringan (low) < 600

Sedang (moderate) 600-2999

Berat (high) ≥ 3000

Kadar Glukosa Darah Puasa dan Insulin Puasa

Hasil analisis kadar glukosa darah puasa dan insulin puasa disajikan dalam

bentuk numerik sesuai dengan hasil yang dikeluarkan oleh laboratorium.

Analisis Data

Analisis statistik secara deskriptif dilakukan pada data IMT, usia, status

pernikahan, pendidikan terakhir, besar keluarga, konsumsi pangan, dan aktivitas

fisik. Dilakukan uji beda paired sample t-test setelah uji normalitas Saphiro-Wilk.

Pengolahan dan analisis data dilakukan menggunakan software Microsoft Excel

2007 dan SPSS 22.0 for Windows.

Definisi Operasional

Minuman secang adalah jenis minuman yang dibuat dari 0.22 g kayu secang

yang direbus dalam 200 mL air.

Karakteristik subjek adalah ciri-ciri khusus pada subjek yang meliputi usia,

besar keluarga, status pernikahan, dan pendidikan.

Pemberian intervensi adalah kegiatan pemberian minuman secang selama 28

hari.

Tingkat konsumsi adalahjumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi perhari

termasuk asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat dengan metode

recall 3x24 jam (2 hari kerja dan 1 hari libur).

Aktivitas fisik adalah kegiatan yang dilakukan subjek 7 x 24 jam selama

intervensi yang diukur menggunakan kuesioner IPAQ.

Pradiabetes adalah kondisi dimana kadar GDP 100-125 mg/dL dan/atau GD2PP

140-199 mg/dL.

Kadar glukosa darah puasa (GDP) adalah banyaknya glukosa darah yang

terdapat dalam 100 mL darah yang diambil pada saat pasien tidak mendapat

kalori tambahan sedikitnya 8 jam.

Page 38: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

22

Kadar insulin puasa adalah banyaknya insulin yang terdapat dalam 100 mL

darah yang diambil pada saat pasien tidak mendapat kalori tambahan

sedikitnya 8 jam.

Page 39: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

23

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

Status Gizi Subjek

Penilaian status gizi subjek menggunakan indikator Indeks Massa Tubuh

(IMT) selanjutnya dikategorikan menjadi normal (18.5-25 kg/m2), overweight

(25.1-27 kg/m2), dan obes (>27 kg/m

2) (Almatsier, 2004).

Status gizi subjek berdasarkan IMT (indeks massa tubuh) ditampilkan

pada Tabel 6. Terlihat pada Tabel 6 bahwa sebagian besar subjek (63.64%)

memiliki status gizi overweight, masing-masing 18.18% subjek memiliki status

gizi normaldan obes. Status gizi subjek yang sebagian besar memiliki status gizi

lebih (overweight dan obes) dimana orang yang memiliki status gizi lebih

(overweight maupun obes) memiliki komposisi lemak tinggi sehingga memiliki

risiko gangguan toleransi glukosa yang dapat mengakibatkan pradiabetes dan

diabetes (Wulandari 2014). Penelitian sebelumnya di India menunjukkan dimana

status gizi merupakan salah satu faktor risiko terjadinya diabetes mellitus dimana

dari 59 subjek wanita terdapat 35.6% yang memiliki status gizi obes 1 dan 15.3%

yang memiliki status gizi obes 2 (Manasagangotri 2007). Penelitian sejenis yang

dilakukan di Manado menunjukkan sebagian besar pasien diabetes memiliki status

gizi lebih. Hal ini yang dikarenakan faktor gaya hidup seperti kelebihan berat

badan atau tidak berolahraga sangat terkait dengan perkembangan diabetes tipe 2

(Awad et al. 2013). Penelitian lain juga menunjukkan bahwa penderita

pradiabetes memiliki IMT dan lingkar pinggang yang lebih tinggi dibandingkan

dengan orang dengan kadar glukosa darah normal (Geiss et al. 2010).

Tabel 6 Sebaran status gizi subjek

Status gizi n %

Normal 2 18.18

Overweight 7 63.64

Obese 2 18.18

Total 11 100

Berbeda dengan penelitian lain, penelitian yang dilakukan Haffner et

al.(1990) menunjukkan bahwa IMT tidak berhubungan secara signifikan dengan

kejadian diabetes, namun status gizi dapat meningkatkan risiko diabetes dengan

meningkatkan resistensi insulin. Selain berdasarkan hasil penelitian Trisnawati

(2013) itu kondisi obesitas berdasarkan IMT ditentukan oleh bentuk dan proporsi

tubuh sehingga belum tentu memberikan status obesitas yang sama pada semua

populasi terutama pada usia lanjut dan pada atlet yang banyak otot.

Karakteristik Subjek

Berdasarkan hasil cleaning data, telah diperoleh subjek yang memiliki data

lengkap berjumlah 11 orang. Tabel 7 menunjukkan data karakteristik subjek yang

meliputi usia, pendidikan terakhir, status pernikahan, besar keluarga berdasarkan

status gizi. Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar keluarga subjek

Page 40: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

24

(63.6%) termasuk dalam kategori keluarga kecil yaitu keluarga yang memiliki

anggota keluarga tidak lebih dari empat orang (Hurlock 1997).

Tabel 7 Sebaran karakteristik subjek

Variabel n %

Usia (Tahun)

Dewasa lanjut (41-60) 7 63.6

Dewasa awal (20-40) 4 36.4

Total 11 100.0

Status pernikahan

Menikah 10 90.9

Cerai hidup 1 9.1

Total 11 100.0

Pendidikan Terakhir

Tidak tamat SD dan SD 9 81.8

SMP-SMA 2 18.2

Total 11 100.0

Besar keluarga

Keluarga kecil (≤ 4) 7 63.6

Keluarga besar (> 4) 4 36.4

Total 11 100.0

Berdasarkan sebaran karakteristik subjek pada Tabel 7, sebagian besar

subjek termasuk dalam kelompok usia dewasa lanjut (41-60 tahun) (63.6%)

dengan tingkat pendidikan rendah (81.8%) dan memiliki status pernikahan

menikah (90.9%). Adapun sebagian besar keluarga subjek termasuk dalam ukuran

keluarga kecil (≤ 4 anggota keluarga) (63.6%). Menurut Yuliasih dan Wirawanni

(2009) selain status gizi, kejadian diabetes mellitus tipe 2 juga dipengaruhi oleh

faktor usia dimana kelompok usia lebih dari 40 tahun memiliki resiko lebih tinggi

dibandingkan dengan usia dibawah 40 tahun. Hasil penelitian sebelumnya juga

menunjukkan bahwa kelompok umur <45 tahun 72 % lebih rendah dibanding

kelompok umur ≥45 tahun (Trisnawati dan Setyorogo 2013). Hal sejalan juga

ditunjukkan oleh hasil dari National Health and Nutrition Examination Survey

(NHANES) menunjukkan bahwa kejadian TGT dan GPT lebih sering ditemui

pada usia >40 tahun (Tabák et al. 2012).

Risiko diabetes meningkat seiring dengan umur, khususnya pada usia lebih

dari 40 tahun, disebabkan karena pada usia tersebut mulai terjadi peningkatan

intoleransi glukosa. Adanya proses penuaan menyebabkan berkurangnya

kemampuan sel β pancreas dalam memproduksi insulin. Selain itu pada individu

yang berusia lebih tua terdapat penurunan aktivitas mitokondria di sel-sel otot

sebesar 35%. Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar lemak di otot

sebesar 30% dan memicu terjadinya resistensi insulin (Trisnawati dan Setyorogo

2013). Selain itu prevalensi obes sentral, faktor risiko pradiabetes, pada orang

dewasa lebih tinggi pada orang dewasa berumur 55 tahun atau lebih (Sugianti et

al. 2009; Janghorbani et al. 2007). Kejadian obes sentral ini dikarenakan

peningkatan pnumpukan lemak seiring dengan pertambahan umur seseorang

(Martins & Marinho 2003).

Page 41: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

25

Konsumsi Pangan

Konsumsi pangan subjek dari satuan Ukuran Rumah Tangga (URT)

dikonversikan ke dalam satuan gram dan diolah menggunakan Tabel Komposisi

Pangan Indonesia (TKPI). Kecukupan energi dan zat gizi subjek dihitung

menggunakan Angka Kecukupan Gizi (AKG) menurut Widyakarya Nasional

Pangan dan Gizi (WNPG) 2013 dengan koreksi BB aktual subjek.

Tingkat konsumsi energi dan zat gizi diperoleh dengan membandingkan

konsumsi energi dan zat gizi dengan kecukupan energi dan zat gizi subjek. Rata-

rata konsumsi gizi subjek selama intervensi adalah 1727.1 kkal energi, 44.60 g

protein, 40.81 g lemak dan 282.3 g karbohidrat. Berdasarkan angka kecukupan

gizi (AKG 2013) untuk wanita berusia 20 sampai 60 tahun, diperoleh rata-rata

persentase tingkat konsumsi energi, protein, lemak dan karbohidrat selama

intervensi masing-masing 80.79%, 75.93%, 72.45% dan 89.78% (Tabel 8).

Tabel 8 Rata-rata asupan dan tingkat konsumsi subjek

Energi/Zat Gizi Rata-rata±SD

Energi

Asupan (kkal) 1727.1 ± 327.4

Tingkat konsumsi (%) 80.79±12.17

Protein

Asupan (g) 44.60±9.30

Tingkat konsumsi (%) 75.93±12.73

Lemak

Asupan (g) 40.81±15.13

Tingkat konsumsi (%) 72.45±24.51

Karbohidrat

Asupan (g) 282.3±46.7

Tingkat konsumsi (%) 89.78±13.47

Tingkat konsumsi energi dan karbohidrat subjek masih tergolong defisit

tingkat ringan (80-89%) begitupun pada tingkat konsumsi protein dan lemak yang

tergolong defisit tingkat sedang (70-79%) (Kusharto dan Supariasa 2014).

Tingkat kecukupan energi dan zat gizi subjek dikategorikan kedalam lima

kelompok yaitu defisit tingkat berat, defisit tingkat sedang, defisit tingkat ringan,

cukup, dan lebih. Berdasarkan kategori tingkat kecukupan pada Tabel 9, sebagian

besar subjek memiliki tingkat kecukupan energi defisit tingkat ringan dan sedang

(masing-masing 36.4%), tingkat kecukupan protein defisit tingkat ringan,sedang

dan berat (masing-masing 27.3%), tingkat kecukupan lemak defisit tingkat berat

(45.5%), dan tingkat kecukupan karbohidrat cukup (72.7%). Hal ini sejalan

dengan hasil penelitian Waloya (2013) pada dewasa di Bogor dimana tingkat

kecukupan energi sebagian besar subjek masih berada dalam kategori defisit.

Rendahnya asupan energi mempengaruhi kadar glukosa darah karena

semakin tinggi energi memacu resistensi insulin maka resistensi insulin dapat

dikendalikan dan tidak terjadi peningkatan kadar GDP. Hal ini dapat memberikan

efek perancu pada hasil penelitian (dijelaskan pada Tabel 12 dan Tabel 14).

Page 42: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

26

Tabel 9 Tingkat kecukupan energi dan zat gizi makro subjek

Tingkat kecukupan n %

Energi

Defisit tingkat berat 1 9.1

Defisit tingkat sedang 4 36.4

Defisit tingkat ringan 4 36.4

Cukup 2 18.2

Protein

Defisit tingkat berat 3 27.3

Defisit tingkat sedang 3 27.3

Defisit tingkat ringan 3 27.3

Cukup 2 18.2

Lemak

Defisit tingkat berat 5 45.5

Defisit tingkat sedang 1 9.1

Defisit tingkat ringan 2 18.2

Cukup 3 27.3

Karbohidrat

Defisit tingkat berat 1 9.1

Defisit tingkat sedang 1 9.1

Defisit tingkat ringan 1 9.1

Cukup 8 72.7

Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik subjek dihitung menggunakan short form dari IPAQ.

Aktivitas fisik adalah variabel utama setelah angka metabolisme basal dalam

penghitungan pengeluaran energi (WHO 2004). Short form IPAQ ini menanyakan

mengenai tiga tipe aktivitas fisik yaitu berjalan, aktivitas sedang dan aktivitas

berat kemudian dikonversi ke METs (energi yang dibutuhkan untuk melakukan

aktivitas) (IPAQ, 2005).

Latihan fisik pada penderita DM memiliki peranan yang sangat penting

dalam mengendalikan kadar gula dalam darah, dimana saat melakukan latihan

fisik terjadi peningkatan pemakaian glukosa oleh otot yang aktif sehingga secara

langsung dapat menyebabkan penurunan glukosa darah (Indriyani et al. 2010).

Untuk penderita DM tipe 2 disarankan untuk melakukan aktivitas fisik selama 10-

15 menit/sesi dan disesuaikan dengan rekomendasi pengeluaran energi aktivitas

tersebut ditingkatkan paling tidak 30 menit setiap harinya (Albright et al. 2000).

Beberapa penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa peningkatan

aktivitas fisik disertai dengan perubahan pola makan secara terus menerus dapat

mencegah perkembangan pradiabetes menjadi diabetes melitus tipe 2 (Yates et al.

2007). Sejalan dengan hasil penelitian tersebut American Diabetes Association

(ADA) merekomendasikan aktivitas fisik dengan intensitas sedang selama 150

menit/minggu untuk mencegah progresivitas prediabetes menjadi diabetes melitus

tipe 2 (Eikenberg & Davy 2013).

Page 43: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

27

Tabel 10 Sebaran subjek berdasarkan kategori aktivitas fisik

Kategori aktivitas fisik n %

Rendah 3 27.3

Sedang 8 72.7

Total 11 100.0

Berdasarkan Tabel 10, sebagian besar subjek memiliki aktivitas sedang

(72.7%). Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa aktivitas fisik rendah

merupakan salah satu faktor risiko terjadinya pradiabetes dan diabetes. Menurut

Trisnawati dan Setyorogo (2013), individu yang memiliki aktivitas fisik berat

memiliki risiko lebih rendah dibandingkan dengan individu yang memiliki

aktivitas fisik ringan (OR 0.239 (95%CI 0.071-0.802) menderita diabetes mellitus.

Penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa latihan fisik (senam aerobik)

berpengaruh terhadap penurunan kadar gula darah (Indriyani et al. 2010).

Penurunan kadar gula darah pada penderita pradiabetes tersebut disebabkan oleh

peningkatan sensitivitas insulin yang merupakan hasil dari perubahan yang terjadi

pada beberapa organ dan jaringan, termasuk adiposa, otot, hati, dan pankreas

(Burr et al. 2010). Oleh karena itu aktivitas fisik dapat memberikan efek perancu

pada hasil akhir penelitian sehingga dilakukan analisis lebih lanjut untuk melihat

pengaruh tersebut (Tabel 12 dan Tabel 14).

Pengaruh Intervensi Minuman Secang terhadap Glukosa Darah Puasa

Kadar glukosa darah bergantung pada keseimbangan antara pemanfaatan

glukosa, asupan makanan, dan produksi glukosa endogen. Glukosa dalam darah

berasal dari 3 sumber yaitu absorpsi karbohidrat, glikogenolisis, dan

glukoneogenesis. Glukosa yang terkandung dalam darah diangkut ke dalam sel

dan akan melalui beberapa jalur metabolisme yaitu disimpan sebagai cadangan

(glikogen) atau mengalami glikolisis menjadi piruvat. Pada saat kadar glukosa

darah rendah, cadangan (glikogen) dan/atau piruvat akan diubah menjadi glukosa

kemudian dilepaskan ke sirkulasi darah oleh hati dan ginjal. Setelah makan, hasil

penyerapan glukosa dapat meningkatkan kadar glukosa darah hingga lebih dari

dua kali hasil produksi glukosa endogen, bergantung pada kandungan karbohidrat

dari makanan dan tingkat serta derajat penyerapan glukosa. Saat terjadi

penyerapan glukosa setelah makan, produksi glukosa endogen akan ditekan, dan

pemanfaatan glukosa oleh hati, otot, dan jaringan lemak akan ditingkatkan

(Giugliano et al. 2008).

Pradiabetes adalah suatu keadaan di mana kadar glukosa darah seseorang

beradadi atas normal tetapi tidak cukup tinggi untuk dikategorikan ke dalam

kondisi diabetes (Price 2005). Toleransi glukosa terganggu (TGT) merupakan

suatu keadaan pradiabetes yang terdeteksi di mana kadar glukosa darah 2 jam

post prandial mencapai 140-199 mg/dl. Diagnosis TGT ditetapkan apabila kadar

glukosa darah seseorang 2 jam setelah mengkonsumsi 75 gram glukosa per oral

berada di antara 140-199 mg/dl. Sedangkan GPT adalah suatu kondisi pradiabetes

di mana terdiagnosis kadar glukosa darah puasa pada selang 100-125 mg/dl

(Nathan et al. 2007). Sebanyak 5-10% penderita pradiabetes menjadi penderita

diabetes setiap tahunnya dibandingkan dengan kondisi normoglikemik (WHO

Page 44: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

28

2006). Kondisi hiperglikemik pada pradiabetes dipengaruhi oleh peningkatan

produksi glukosa endogen dan pemanfaatan perifer berkurang. Produksi glukosa

endogen berasal dari hati melalui jalur glukoneogenesis dan glikogenolisis

(Harvey dan Ferrier 2011).

Berdasarkan Tabel 11, setelah pemberian minuman secang sebanyak

3x200mL selama 28 hari dengan rata-rata tingkat kepatuhan 98.3% terjadi

penurunan kadar glukosa darah puasa yang signifikan (p<0.05) sebanyak 14.36

mg/dl (rata-rata). Hal ini sejalan dengan beberapa hasil penelitian sebelumnya

dimana ekstrak kayu secang secara signifikan dapat menurunkan kadar glukosa

pada plasma darah tikus diabetes (Moon et al. 1990 dalam Indariani 2011) selain

itu pemberian ekstrak kayu secang dengan dosis 100mg/kgBB selama 15 hari

dapat menurunkan kadar glukosa sewaktu pada tikus diabetes secara signifikan

daripada pemberian glibenclamide 5 mg (Swatriani 2012).

Tabel 11 Kadar GDP sebelum dan setelah intervensi

Fase Rata-rata GDP (mg/dL)

Sebelum 109.64±6.87

Setelah 95.27±21.41

Selisih -14.36±19.19

p- value 0.032*

Data disajikan dengan mean ± standar deviasi

*Signifikan berbeda antara sebelum dan setelah intervensi

Selain secang, terdapat beberapa tanaman yang memiliki efek

antihiperglikemik diantaranya kayu manis (Cinnamomum cassia), pare (Momordica

charantia), pohon Ara (Ficus racemosa Linn.), korakan atau finger millet

(Eleusine coracana L.) dan kelapa sawit afrika (Elaeis guineensis) (Ziegenfuss et

al. 2006; Efird et al. 2014; Veerapur et al. 2012; Devi et al. 2014; Kalman et al.

2013). Penelitian sebelumnya pada dewasa dengan pradiabetes menunjukkan

bahwa pemberian ekstrak kayu manis dalam bentuk suplemen (Cinnulin PF

2x250mg) yang setara dengan 10 g bubuk kayu manis selama 12 minggu dapat

menurunkan kadar glukosa darah puasa secara signifikan sebanyak 9.8 mg/dL

(rata-rata) (Ziegenfuss et al. 2006). Penelitian lain juga menunjukkan bahwa

pemberian ekstrak daun kelapa sawit afrika dalam bentuk suplemen (OPLE

2x250mg) selama 8 minggu dpat menurunkan kadar glukosa darah puasa secara

signifikan sebanyak 7.7 mg/dL (rata-rata) pada dewasa dengan pradiabetes

(Kalman et al. 2013).

Komponen dalam ekstrak secang yang diduga memiliki efek

antihiperglikemik adalah brazilin dan tanin (Indariani 2011 dan Diana 2010). Efek

antihiperglikemik brazilin disebabkan oleh peningkatan metabolisme glukosa di

perifer termasuk transport glukosa, sintesis glikogen dan pengikatan insulin di

adiposa, hati dan otot (Khil et al. 1999; Won et al. 2004; Moon et al. 1990).

Menurut You et al. (2005), brazilin dapat meningkatkan glikolisis dan menekan

glukoneogenesis di hati dengan meningkatkan produksi fruktosa-2,6-bifosfat

melalui peningkatan level fructosa-6-fosfat dan hexose-6-fosfat dalam sel

(Gambar 8). Fruktosa-2,6-bisfosfat berperan penting dalam pengaturan

glukoneogenesis dan glikolisis di hati dimana fruktosa-2,6-bifosfat bertindak

sebagai sinyal intraselular (Harvey dan Ferrier 2011). Selain menekan produksi

Page 45: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

29

glukosa dari hati, brazilin meningkatkan tranpor glukosa dengan menstimulasi

translokasi glukosa transpor dari intraselular ke membran plasma pada sel adiposit

(Khil et al. 1999). Kandungan tanin pada ekstrak secang memiliki aktivitas

inhibisi terhadap enzim α-glukosidase dan α-amilase. Tanin dapat membentuk

kompleks dengan protein enzim sehingga menurunkan kemampuan enzim α-

glukosidase dan α-amilase sebagai katalisator dalam pencernaan karbohidrat.

Gambar 8 Pengaruh fruktosa-2,6-bifosfat pada proses glikolisis (Harvey & Ferrier

2011).

Selain dari minuman secang, kadar glukosa juga dipengaruhi oleh berbagai

faktor lainnya, pada penelitian ini faktor perancu (confounding factor) yang

diteliti adalah tingkat kecukupan, usia, status gizi dan aktivitas fisik. Untuk

menilai pengaruh faktor perancu tersebut terhadap perubahan kadar glukosa

dilakukan analisis regresi linier.

Tabel 12 Pengaruh faktor perancu terhadap perubahan kadar glukosa darah

Faktor Perancu p value*

Tingkat kecukupan energi 0.157

Tingkat kecukupan protein 0.202

Tingkat kecukupan lemak 0.183

Tingkat kecukupan karbohidrat 0.216

Usia 0.088

Status Gizi 0.112

Aktivitas fisik 0.097

R square: 0.829, p value 0.295 (ANOVA)

* p value masing-masing faktor perancu. Tidak signifikan p > 0.05

Berdasarkan Tabel 12, hasil uji regresi linier didapatkan p value 0.295 yang

berarti menunjukkan bahwa secara keseluruhan faktor perancu tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap perubahan kadar glukosa darah. Hasil yang sama juga

ditunjukkan dengan p value masing-masing faktor perancu (p value> 0.05).

Page 46: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

30

Pengaruh Intervensi Minuman Secang terhadap Kadar Insulin Puasa

Kadar glukosa dalam darah diatur oleh keseimbangan fisiologis beberapa

hormon yaitu insulin yang berfungsi untuk menurunkan kadar glukosa darah dan

glukagon, epinefrin, glukokortikoid serta growth hormone yang berfungsi

meningkatkan kadar glukosa darah untuk mencegah hipoglikemik (Price dan

Wilson 2005). Insulin adalah hormon polipeptida yang dihasilkan oleh selβdari

pulau Langerhans di pankreas. Sel β adalah sel pendeteksi glukosa yang paling

penting dalam tubuh dimana sel β mengandung transporter GLUT-2 (seperti hati)

dan memiliki aktivitas glukokinase. Glukokinase adalah enzim yang berperan

penting pada fosforilasi glukosa dan bertindak sebagai sensor glukosa yang

menentukan jumlah sekresi insulin (Harvey & Ferrier 2011).

Insulin berfungsi untuk meningkatkan proses penyimpanan energi di hati,

otot, dan adiposa dengan meningkatkan sintesis glikogen di otot dan adiposa serta

meningkatkan jumlah transporter glukosa (GLUT-4) di membran sel. Selain itu,

insulin juga menurunkan produksi glukosa melalui penghambatan glikogenolisis

dan glukoneogenesis di hati (Harvey & Ferrier 2011).

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kadar insulin puasa bisa

digunakan untuk mengidentifikasi pradiabetes dimana orang dengan konsentrasi

insulin puasa lebih tinggi memiliki risiko lebih besar memiliki pradiabetes

(Johnson et al. 2010). Penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa sebagian besar

memiliki penderita pradiabetes memiliki konsentrasi insulin yang tinggi dan

memiliki risiko diabetes lebih tinggi. Resistensi insulin sering dianggap sebagai

salah satu tanda dari menurunnya daya kerja pankreas, hal ini dapat menyebabkan

resistensi insulin kronis dimana terjadi hipersekresi insulin untuk

mempertahankan homeostasis glukosa dan yang pada akhirnya dapat

mengakibatkan diabetes mellitus jika hipersekresi glukosa oleh pankreas gagal

(Haffner et al. 1990).

Kadar insulin puasa sebelum dan setelah pemberian minuman secang

sebanyak 3x200mL selama 28 hari dengan rata-rata tingkat kepatuhan 98.3%

menunjukkan peningkatan sebesar 1.19 µIU/mL (rata-rata), namun secara statistik

tidak mengalami perubahan yang signifikan dimana nilai p> 0.05. Hal ini sejalan

dengan penelitian sebelumnya dimana kandungan brazilin dari secang secara

signifikan dapat menurunkan kadar glukosa pada plasma darah tikus diabetes

tetapi tidak meningkatkan kadar insulin (Indariani 2011). Berbeda dengan secang,

ekstrak daun kelapa sawit (Elaeis guineensis) dapat menurunkan kadar insulin

puasa secara signifikan sebanyak 5.4 µIU/mL (rata-rata) pada dewasa dengan

pradiabetes.

Tabel 13 Kadar insulin puasa sebelum dan setelah intervensi

Fase Rata-rata Insulin Puasa (µIU/mL)

Sebelum 12.77±5.47

Setelah 13.96±8.56

Selisih 1.19±5.31

p- value 0.863

Data disajikan dengan mean ± standar deviasi

*Signifikan berbeda sebelum dan setelah intervensi

Page 47: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

31

Menurut Moon et al. (1990), efek antihiperglikemik brazilin pada tikus

diabetes tidak mempengaruhi daya kerja pankreas karena terdapat perubahan

kadar insulin plasma yang signifikan. Aktivitas antihiperglikemik brazilin

membantu kerja insulin dalam penyerapan glukosa dari aliran darah kedalam sel

adiposa dengan meningkatkan translokasi glukosa transport (khususnya GLUT4)

seperti yang ditampilkan pada langkah kedua Gambar 9 ( Khil et al.1999; Harvey

dan Ferrier 2011).

Gambar 9 Mekanisme aksi insulin (Harvey & Ferrier 2011)

Kenaikan glukosa darah yang disebabkan oleh konsumsi glukosa atau

karbohidrat dapat meningkatkankan sekresi insulin (serta penurunan sintesis dan

pelepasan glukagon). Hal ini dikarenakan glukosa merupakan stimulus yang

paling penting untuk sekresi insulin dan juga dapat meningkatkan ekspresi gen

untuk produksi insulin (Harvey & Ferrier 2011). Selain konsumsi, kadar insulin

puasa juga dipengaruhi oleh berbagai faktor lainnya, pada penelitian ini faktor

perancu (confounding factor) yang diteliti adalah tingkat kecukupan, usia, status

gizi dan aktivitas fisik. Untuk menilai pengaruh faktor perancu tersebut terhadap

perubahan kadar insulin puasa dilakukan analisis regresi linier. Berdasarkan Tabel

14, hasil uji regresi linier didapatkan p value 0.250 yang berarti menunjukkan

bahwa secara keseluruhan faktor perancu tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap perubahan kadar insulin darah. Hasil yang sama juga ditunjukkan dengan

p value masing-masing faktor perancu (p value> 0.05).

Tabel 14 Pengaruh faktor perancu terhadap perubahan kadar insulin puasa

Faktor Perancu p value*

Tingkat kecukupan energi 0.659

Tingkat kecukupan protein 0.867

Tingkat kecukupan lemak 0.310

Tingkat kecukupan karbohidrat 0.314

Usia 0.454

Status Gizi 0.308

Aktivitas fisik 0.371

R square: 0.850, p value 0.250 (ANOVA)

* p value masing-masing faktor perancu. Tidak signifikan p > 0.05

Page 48: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

32

6 SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

subjek memiliki tingkat konsumsi energi dan protein defisit ringan, tingkat

konsumsi lemak defisit berat dan tingkat konsumsi karbohidrat cukup selama

intervensi. Lebih dari separuh (72.7%) subjek memiliki aktivitas fisik sedang.

Setelah intervensi, rata-rata kadar glukosa darah puasa mengalami penurunan

ebanyak 14.36±19.19 mg/dL (p<0.05) begitu pula dengan kadar insulin puasa

subjek mengalami penurunan sebanyak 1.19±5.31 µIU/mL (p>0.05). Hasil

tersebut menunjukkan bahwa intervensi minuman secang selama 28 hari dapat

menurunkan kadar glukosa darah puasa subjek, namun tidak mempengaruhi kadar

insulin puasa subjek.

Saran

Hasil penelitian ini menunjukkan minuman secang dapat dijadikan salah

satu pilihan minuman fungsional untuk mengendalikan kadar glukosa darah.

Namun demikian masih diperlukan penelitian lebih lanjut dengan

membandingkan kelompok intervensi dan kontrol serta mempelajari interaksi

kandungan bioaktif minuman secang dengan zat gizi lain dan obat-obatan.

Page 49: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

33

DAFTAR PUSTAKA

Adawiyah DR dan Indriati. 2003. Color stability of natural pigment from secang

woods (Caesalpinia sappan L.). Proceeding of the 8th

Asean Food

Conference; Hanoi 8-11 October 2003.

Adriani M, Wirjatmadi B. 2012. Peranan gizi dalam siklus kehidupan. Jakarta (ID):

Kencana.

Albright A, Franz M, Hornsby G, Kriska A, Marrero D, Ullrich I, Verity LS.

2000. American College of Sports Medicine position stand. Exercise and

type 2 diabetes. Med Sci Sports Exerc. 32:1345–1360.

Almatsier S [ed]. 2010. Penuntun Diet. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.

Almatsier S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta (ID): PT. Gramedia Pustaka

Utama.

Andarwulan N dan Faradilla RHF. 2012. Pewarna Alami Untuk Pangan. Bogor

(ID): SEAFAST Center IPB.

Badami S, Moorkoth S, Suresh B. 2004. A medicine and dye yielding plant.

Natural Product Radiance. 3(2):75-82.

[BKKBN] Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. 1997.Konsep

pengembangan ”Kebijaksanaan kontrasepsi” dalam gerakan reproduktif

keluarga sejahtera. Jakarta (ID): BKKBN.

[BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2005. Peraturan Kepala Badan

Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK

00.05.52.0685. [29 November 2013].

Burr JF, Rowan CP, Jamnik VK, Riddell MC. 2010. The role of physical activity

in type 2 diabetes prevention: Physiological and practical perspectives. Phys

Sportsmed. 38:72–82.

Cai Y, Luo Q, Sun M, Corke H. 2004. Antioxidant activity and phenolic

compounds of 112 traditional Chinese medicinal plants associated with

anticancer. Life Science. 4:2157-2184.

Diana. 2010. Aktivitas anti-hiperglikemik dari minuman fungsional berbasis

kumis kucing (Orthosiphon aristatus BI. Miq) secara in vitro dan ex vivo.

[Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Deng Y, Scherer PE. 2010. Adipokines as novel biomarkers and regulators of the

metabolic syndrome. Ann N Y Acad Sci. 1212:E1–E19.

Devi PB, Vijayabharathi R, Sathyabama S, Malleshi NG, Priyadarisini VB. 2014.

Health benefits of finger millet (Eleusine coracana L.) polyphenols and

dietary fiber: a review. J Food Sci Technol. 51:1021–1040.

Effendi AT, Waspadji S. Aspek Biomolekuler Diabetes Mellitus Tipe II. Jakarta

(ID). Badan Penerbit FKUI .

Efird J, Choi Y, Davies S, Mehra S, Anderson E, Katunga L. 2014. Potential for

improved glycemic control with dietary momordica charantia in patients

with insulin resistance and pre-diabetes. Int J Environ Res Public Health.

11:2328–2345.

Eikenberg JD, Davy BM. 2013. Prediabetes: A prevalent and treatable, but often

unrecognized, clinical condition. J Acad Nutr Diet. 113:213–218.

Page 50: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

34

Garber AJ, Handelsman Y, Einhorn D, Bergman DA, Bloomgarden ZT, Fonseca

V, Garvey WT, Gavin JR 3rd, Grunberger G, Horton ES, Jellinger PS, Jones

KL, Lebovitz H, Levy P, McGuire DK, Moghissi ES, Nesto RW. 2008.

Diagnosis and management of prediabetes in the continuum of

hyperglycemia: when do the risks of diabetes begin? A consensus statement

from the American College of Endocrinology and the American Association

of Clinical Endocrinologists. Endocr Pract. 14(7):933-46.

Geiss LS, James C, Gregg EW, Albright A, Williamson DF, Cowie CC. 2010.

Diabetes risk reduction behaviors among u.s. adults with prediabetes. Am J

Prev Med. 38:403–409.

Grundy SM. 2012. Pre-diabetes, metabolic syndrome, and cardiovascular risk. J

Am Coll Cardiol. 59:635–643.

Haffner SM, Stern MP, Mitchell BD, Hazuda HP, Patterson JK. 1990. Incidence

of type II diabetes in Mexican Americans predicted by fasting insulin and

glucose levels, obesity, and body-fat distribution. Diabetes. 39:283–288.

Harvey RA, Ferrier DR. 2011. Lippincott’s illustrated reviews: Biochemistry. 5th

ed. Philadelphia (USA): Wolters Kluwer Health.

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Terjemahan. Jakarta (ID): Badan

Litbang Kehutanan.

Herold. 2007. Formulasi minuman fungsional berbasis kumis kucing

(Orthosiphon aristatus BI. Miq) yang didasarkan pada optimasi aktivitas

antioksidan, mutu citarasa, dan warna [skripsi]. Bogor : Fakultas Teknologi

Pertanian Institut Pertanian Bogor.

[IDF] International Diabetes Federation. 2009. IDF Diabetes Atlas: 1, 4th

ed.

Brussels, Belgium.

__________________________________. 2011. The Economic Impacts of

Diabetes. Brussels, Belgium

__________________________________. 2012. IDF Diabetes Atlas 5th

ed.

Brussels, Belgium

Indariani S. 2011. Aktivitas antihiperglikemik minuman fungsional berbasis

ekstrak daun kumis kucing (Orthosiphon Aristatus BI. Miq) pada mencit

hiperglikemik yang diinduksi dengan streptozotocin. [Tesis]. Bogor [ID]:

Institut Pertanian Bogor.

Indriyani P, Supriyatno H, Santoso A. 2010. Pengaruh latihan fisik; senam

aerobik terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita DM tipe 2 di

wilayah puskesmas Bukateja Purbalingga. Nurse Media J Nurs. 1(2):49-99

Johnson J, Duick D, Chui M, Aldasouqi S. 2010. Identifying prediabetes using

fasting insulin levels. Endocr Pract. 16:47–52.

Jun H, Xiaoling Y, Wei W, Hao W, Lei H, Lijun D. 2008. Antioxidant activity in

vitro of three constituents from caesalpinia. Tsinghua Science and

Technology. 13(4): 474-479.

Kalman DS, Schwartz HI, Feldman S, Krieger DR, others. 2013. Efficacy and

safety of Elaeis guineensis and Ficus deltoidea leaf extracts in adults with

pre-diabetes. Nutr J. 12:36-43.

Khil LY, Han SS, Kim SG, Chang TS, Jeon SD, So DS, Moon CK. 1999. Effects

of brazilin on GLUT4 recruitment in isolated rat epididymal adipocytes.

Biochem Pharmacol. 58:1705–1712.

Page 51: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

35

Kosaka K, Noda M, Kuzuya T. 2005. Prevention of type 2 diabetes by lifestyle

intervention: a Japanese trial in IGT males. Diabetes Res Clin Pract.

67:152–162.

Lebovitz HE. 2001. Insulin resistance: definition and consequences. Exp Clin

Endocrinol Diabetes. 109(Suppl 2):S135-48.

Lemmens, R.H.M.J. dan Soetjipto, Wulijani N. 1992. Plant Resources of

Southeast Asia No.3: Dye and Tannin Producing Plant. Bogor (ID):

PROSEA Foundation.

Lindström J, Ilanne-Parikka P, Peltonen M, Aunola S, Eriksson JG, Hemiö K,

Hämäläinen H, Härkönen P, Keinänen-Kiukaanniemi S, Laakso M, others.

2006. Sustained reduction in the incidence of type 2 diabetes by lifestyle

intervention: follow-up of the Finnish Diabetes Prevention Study. The

Lancet. 368:1673–1679.

Li WL, Zheng HC, Bukuru J, De Kimpeb N. 2003. Natural medicines used in the

traditional Chinese medical system for therapy of diabetes mellitus. Journal

of Ethnopharmacology. 92: 1–21.

Manasagangotri M. 2007. A Study on the nutritional status of diabetics and

associated risk factors. J Hum Ecol. 21:269–274.

Nathan DM, Davidson MB, DeFronzo RA, Heine RJ, Henry RR, Pratley R,

Zinman B. 2007. Impaired fasting glucose and impaired glucose tolerance.

Diabetes Care. 30 (3):753-759.

[NIDDK] National Institute of Diabetes, Digestive and Kidney Diseases. 2008.

Insulin Resistance and Prediabetes. Maryland (USA): NIH Publication.

Price SA, Wilson LM. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit

Ed Ke-6. Jakarta (ID). EGC

Ramachandran A, Snehalatha C, Shetty AS, Nanditha A. 2012. Trends in

prevalence of diabetes in Asian countries. World J Diabetes 3(6):110-117

[Riskesdas] Riset Kesehatan Dasar. 2007. Laporan Nasional. Jakarta : Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan RI.

Sandjaja [ed]. 2009. Kamus Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga. Jakarta (ID):

Kompas.

Sicree R, Shaw J, Zimmet P. 2010. The Global Burden Diabetes And Impaired

Glucose Tolerance. Baker IDI Heart and Diabetes Institute.

Sireeratawong S, Piyabhan P, Singhalak T, Wongkrajang Y, Temsiririrkkul R,

Punsrirat J, Ruangwises N, Saraya S, Lerdvuthisopon N, Jaijoy K. 2010.

Toxicity evaluation of sappan wood extract in rats. J Med Assoc Thai 93

(Suppl. 7) : S50-S57.

Sue Kirkman M, Briscoe VJ, Clark N, Florez H, Haas LB, Halter JB, Huang ES,

Korytkowski MT, Munshi MN, Odegard PS, et al. 2012. Diabetes in older

adults: A consensus report. J Am Geriatr Soc. 60:2342–2356.

Swatriani L. 2012. Pemberian Ekstrak Kayu Secang (Caesalpinia Sappan) Secara

Oral Menurunkan Kadar Glukosa Sewaktu Pada Tikus Diabetes

Mellitus.[Disertasi]. Bali [ID]: Universitas Udayana.

Tabák AG, Herder C, Rathmann W, Brunner EJ, Kivimäki M. 2012. Prediabetes:

a high-risk state for diabetes development. The Lancet. 379:2279–2290.

Trisnawati S. 2013. Faktor risiko diabetes mellitus tipe 2 pasien rawat jalan di

Puskesmas Wilayah Kecamatan Denpasar Selatan. PUBLIC Health Prev

Med Arch PHPMA. 1(1):1-6

Page 52: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

36

Trisnawati SK, Setyorogo S. 2013. Faktor risiko Kejadian diabetes melitus tipe II

di puskesmas kecamatan cengkareng Jakarta Barat Tahun 2012. J Ilm

Kesehat. 5:6–11.

Veerapur VP, Prabhakar KR, Thippeswamy BS, Bansal P, Srinivasan KK,

Unnikrishnan MK. 2012. Antidiabetic effect of Ficus racemosa Linn. stem

bark in high-fat diet and low-dose streptozotocin-induced type 2 diabetic

rats: A mechanistic study. Food Chem. 132:186–193.

Victor VM, De la Fuente M. 2002. N-acetylcysteine improves in vitro the

function of macrophages from mice with endotoxininduced oxidative stress.

Free Rad Res. 36:33-45.

Winarti C, Nurdjanah. 2005. Peluang tanaman rempah dan obat sebagai sumber

pangan fungsional. Jurnal Litbang Pertanian. 24(2): 47-55.

Widiyantoro, A. dkk. 2006. Aktivitas anti hiperglikemia ekstrak methanol kayu

secang (Caesalpinia sappan Linn.). Jurnal kedokteran dan kesehatan

5(1):41-49.

World Health Organization. 2006. Definition and Diagnosis of Diabetes Mellitus

and Intermediate Hyperglycemia. Report of a WHO/IDF Consultation.

World Health Organization. Geneva (Swiss):WHO Press.

Won HS, Lee J, Khil LY, Chae SH, Ahn MY, Lee BH, Chung JH, Kim YC,

Moon CK. 2004. Mechanism of action of brazilin on gluconeogenesis in

isolated rat hepatocytes. Planta Med. 70:740–744.

Yates T, Khunti K, Bull F, Gorely T, Davies MJ. 2007. The role of physical

activity in the management of impaired glucose tolerance: a systematic

review. Diabetologia. 50:1116–1126.

You EJ, Khil LY, Kwak WJ, Won HS, Chae SH, Lee BH, Moon CK. 2005.

Effects of brazilin on the production of fructose-2,6-bisphosphate in rat

hepatocytes. J Ethnopharmacol. 102(1):53-57.

Ziegenfuss TN, Hofheins JE, Mendel RW, Landis J, Anderson RA. 2006. Effects

of a water-soluble cinnamon extract on body composition and features of

the metabolic syndrome in pre-diabetic men and women. J Int Soc Sports

Nutr. 3:45-53.

Page 53: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

37

LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar persetujuan kode etik

Page 54: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

38

Lampiran 2 Hasil identifikasi/determinasi tumbuhan dari Herbarium

Bogoriense

Page 55: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

39

Lampiran 3 Diagram alir proses pembuatan minuman secang

(Herold 2007; Andarwulan dan Faradilla 2012; Swatriani 2012)

Irisan kayu secang

0.22 g

Diblansir dengan

air 80o C

Direbus dengan air mendidih 200mL selama 20 menit dalam panci

tertutup dengan api kecil

Disaring dan

dikemas dalam cup

Dipasteurisasi pada suhu

70oC selama 30 menit

Shock Cooling

Disimpan dalam

refrigerator

Page 56: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG Caesalpinia … · minuman secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian

40

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Makale pada tanggal 03 Januari 1990 dari pasangan

Rusdin B Sa‟pang dan Agustina Kombo‟. Penulis adalah anak kedua dari tujuh

bersaudara. Pada tahun 2007 penulis menyelesaikan studi di MA Al-Zaytun,

Indramayu, Jawa Barat dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk Universitas

Hasanuddin Sulawesi Selatan melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru

di Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat.

Skripsi penulis pada saat menempuh pendidikan S1 berjudul „Hubungan

Asupan Antioksidan dan Penyakit Infeksi dengan Status Gizi Pasien Rawat Jalan

HIV dan AIDS di Poli VCT PKM/RSP.I Jumpandang Baru Makassar‟.

Selama menjadi mahasiswa S1 di Universitas Hasanuddin, penulis juga

bekerja sebagai tenaga pengajar sejak tahun 2009 selama 3 tahun di Lembaga

Bimbingan Belajar Gadjahmada di Makassar. Setelah menyelesaikan pendidikan

S1 pada tahun 2011, penulis bekerja sebagai tenaga pengajar selama 1 tahun di

Akademi Keperawatan Sandi Karsa dan Akademi Kebidanan Sandi Karsa,

Makassar.

Pada tahun 2012, penulis berkesempatan melanjutkan pendidikan pada

Program Studi Ilmu Gizi Masyarakat, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian

Bogor melalui Beasiswa Unggulan DIKTI. Penulis juga berkesempatan untuk

mengikuti program pertukaran pelajar selama 1 semester di Chulalongkorn

University, Thailand pada tahun 2015.