40
33 Universitas Kristen Petra 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Kerangka Berpikir Gambar 3.1 Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG Banyaknya bedah plastik ilegal yang berkembang di masyarakat Keinginan masyarakat untuk mempercantik diri (sesuai dengan perkembangan jaman dan kemajuan teknologi akan semakin meningkat) MAKSUD DAN TUJUAN Membangun fasilitas yang sesuai dengan standaar kesehatan dan ketentuan yang ada Menjadi fasilitator bagi para ahli bedah plastik dan masyarakat Memberikan fasilitas yang lengkap kepada masyarakat dalam memperindah tubuh baik bagi orang cacat maupun orang normal DATA REFERENSI Dinas kesehatan Medical and Dental Space Planing PUSAT PERAWATAN DERMATOLOGI DAN BEDAH PLASTIK Sebuah fasilitas yang memberikan pelayanan dalam bidang jasa yang memberikan perawatan dalam hal penyakit kulit (dermatologi) hingga ke bedah plastik yang tidak hanya memperbaiki (merekonstruksi) bagian tubuh manusia dari yang cacat maupun normal agar dapat tampil percaya diri. PERMASALAHAN Bagaimana membuat bangunan yang sesaui dengan standar dan ketentuan yang ada Bagaimana maembuat pasien nyaman dalam segi privasi dan penghuni (pria dan wanita) Lokasi strategis namun tidak terlalu bising Sirkulasi memusat ke dalam namun harus tetap memperhatikan sekitar Manggunakan material yang tidak mengganggu kesehatan maupun jalannya operasi ANALISA KONSEP PERENCANAAN DESAIN PENDEKATAN Menurut fungsinya sebagai bangunan kesehatan maka menggunakan pendekatan tipologi yang melihat dari sistem dan sirkulasi bangunan kesehatan PENDALAMAN HEMAT ENERGI Efisien dalam penggunaan energy, air dan segala sumber daya yang ada Mampu menjaga keselamatan, keamanan dan kesehatan penghuninya Mampu mengurangi sampah, polusi dan kerusakan lingkungan Ramah terhadap lingkungan dan alam sekitar

3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Kerangka Berpikir · Gambar 3.1 Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG • Banyaknya bedah plastik ilegal yang berkembang di masyarakat • Keinginan masyarakat

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Kerangka Berpikir · Gambar 3.1 Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG • Banyaknya bedah plastik ilegal yang berkembang di masyarakat • Keinginan masyarakat

33 Universitas Kristen Petra

3. PERANCANGAN BANGUNAN

3.1 Kerangka Berpikir

Gambar 3.1 Kerangka Berpikir

LATAR BELAKANG • Banyaknya bedah plastik ilegal yang berkembang di masyarakat • Keinginan masyarakat untuk mempercantik diri (sesuai dengan perkembangan jaman dan

kemajuan teknologi akan semakin meningkat)

MAKSUD DAN TUJUAN • Membangun fasilitas yang sesuai dengan standaar kesehatan

dan ketentuan yang ada • Menjadi fasilitator bagi para ahli bedah plastik dan

masyarakat • Memberikan fasilitas yang lengkap kepada masyarakat

dalam memperindah tubuh baik bagi orang cacat maupun orang normal

DATA REFERENSI • Dinas kesehatan • Medical and Dental

Space Planing

PUSAT PERAWATAN DERMATOLOGI DAN BEDAH PLASTIK Sebuah fasilitas yang memberikan pelayanan dalam bidang jasa yang memberikan perawatan dalam hal penyakit kulit (dermatologi) hingga ke bedah plastik yang tidak hanya memperbaiki (merekonstruksi) bagian tubuh manusia dari yang cacat maupun normal agar dapat tampil percaya diri.

PERMASALAHAN • Bagaimana membuat bangunan yang sesaui dengan standar dan ketentuan yang ada • Bagaimana maembuat pasien nyaman dalam segi privasi dan penghuni (pria dan

wanita) • Lokasi strategis namun tidak terlalu bising • Sirkulasi memusat ke dalam namun harus tetap memperhatikan sekitar • Manggunakan material yang tidak mengganggu kesehatan maupun jalannya operasi

ANALISA

KONSEP PERENCANAAN

DESAIN

 PENDEKATAN

Menurut fungsinya sebagai bangunan kesehatan maka menggunakan pendekatan tipologi yang melihat dari sistem dan sirkulasi bangunan kesehatan

PENDALAMAN HEMAT ENERGI

• Efisien dalam penggunaan energy, air dan segala sumber daya yang ada

• Mampu menjaga keselamatan, keamanan dan kesehatan penghuninya

• Mampu mengurangi sampah, polusi dan kerusakan lingkungan

• Ramah terhadap lingkungan dan alam sekitar

Page 2: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Kerangka Berpikir · Gambar 3.1 Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG • Banyaknya bedah plastik ilegal yang berkembang di masyarakat • Keinginan masyarakat

34 Universitas Kristen Petra

3.2 Studi Pengguna Bangunan Sebagai Dasar Menentukan Kebutuhan

Ruang

Untuk mengetahui kebutuhan ruang yang harus diadakan dalam

rancangan sebuah bangunan, perlu dilakukan analisis terhadap pengguna dan

fungsi bangunan tersebut. Setiap bangunan dengan fasilitas berbeda akan

membutuhkan ruang dan fasilitas yang berbeda.

Perawatan kecantikan dan bedah plastik ini secara umum digolongkan

sebagai bangunan yang bersifat medis, yang biasanya dibagi menjadi 2 yaitu :

3.2.1 Pengguna tetap

a. Kepala / pimpinan

Direktur

Wakil direktur

Secara umum kegiatan yang dilakukan adalah :

Memimpin dan mengelola

Melakukan koordinasi / rapat

b. Bagian medis yang melaksanakan pelayanan medis

Dokter

Perawat

Bagian rekam medis

Secara umum kegiatan yang di lakukan adalah :

Melakukan perawatan dan pengobatan pasien

Melakukan koordinasi / rapat

Membuat laporan kesehatan

c. Bagian pengelola yang melaksanakan bagian administrasi

Secara umum kegiatan yang di lakukan adalah :

Melakukan pekerjaan administrasi dan keuangan

Melakukan koordinasi / rapat

Memasarkan dan promosi

d. Bagian servis dan menunjang yang mengurus semua kegiatan dan

pelayanan servis.

Secara umum kegiatan yang di lakukan adalah :

Melakukan pekerjaan servis dan pemeliharaan

Page 3: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Kerangka Berpikir · Gambar 3.1 Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG • Banyaknya bedah plastik ilegal yang berkembang di masyarakat • Keinginan masyarakat

35 Universitas Kristen Petra

Melakukan koordinasi dan rapat

3.2.2 Penguna tidak tetap

a. Pasien

secara umum kegiatannya adalah :

Mendapatkan perawatan dan pengobatan

Melakukan konsultasi dengan tenaga medis

Melakukan proses administrasi

b. Pengunjung pasien

secara umum kegiatan yang dilakukan adalah :

Mengunjungi pasien ( dalam hal ini pasien tidak boleh di kunjungi

pada saat masa karantina)

Berinteraksi dengan pasien lain dan tenaga medis

3.3 Pola-Pola Kegiatan Dalam Bangunan

Secara rinci pola-pola kegiatan bagian-bagian dalam bangunan ini

adalah:

3.3.1 Instalasi rawat jalan

Penjadwalan jam periksa di bagian rawat jalan diatur sesuai dengan jam

praktik dokter yang bersangkutan yang sudah dijadwalkan dengan baik sehingga

aktifitas ini bersifat formal hingga semiformal

• Fungsi:

a. Tempat konsultasi dan pemeriksaan pasien oleh dokter yang ahli di bidang

masing-masing untuk pemeriksaan dini

b. Pemeriksaan penderita pertama dalam urusan lebih lanjut di dalam tahapan

pengobatan penyakit.

• Syarat Ruang :

a. Lokasi merupakan titik hubung sehingga suasana menerima dan tidak

menimbulkan rasa takut.

b. Letaknya berdekatan dengan jalan utama penunjang dan dekat apotik,

bagian radiologi, laboratorium serta memiliki lokasi yang mudah dicapai

dari bagian administrasi terutama bagian rekam medik.

Page 4: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Kerangka Berpikir · Gambar 3.1 Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG • Banyaknya bedah plastik ilegal yang berkembang di masyarakat • Keinginan masyarakat

36 Universitas Kristen Petra

• Secara umum kegiatan rawat jalan meliputi:

Kegiatan pengobatan (treatment) pasien oleh dokter dibantu oleh tenaga

paramedik, yang meliputi kegiatan sebagai berikut:

a. Penerimaan pasien, memungkinkan terjadinya kontak langsung antara

pasien dengan bagian penerima

b. Pasien menunggu panggilan sesuai dengan urutan pendaftaran

c. Pemeriksaan pasien oleh dokter dilakukan di ruang periksa / praktik dokter

d. Pengobatan (treatment) pasien oleh dokter di bantu tenaga paramedik

e. Penyelesaian administrasi

f. Pembelian obat di apotek

g. Kegiatan rehabilitas dengan peralatan elektroterapi, hidroterapi, dan lain-

lain di unit rehabilitasi depat meliputi kegiatan sebagai berikut:

a) Pendaftaran pasien

b) Pasien menunggu di ruang tunggu

c) Rehabilitasi dengan peralatan

d) Penyelesaian administrasi

• Kegiatan di bagian rawat jalan ini dapat dipolakan dalam diagram :

Gambar 3.2. Kegiatan Rawat Jalan

3.3.2 Instalasi Rawat Inap

Dalam sebuah fasilitas kesehatan, jam masuk pasien rawat inap adalah 24

jam sehingga pelayanan medis harus tersedia 24 jam. Hal ini dapat dilihat dari

adanya dokter jaga dan perawat jaga yang memantau kesehatan pasien selama 24

jam. Jumlah tempat tidur antara 100-400 buah.

Datang Periksa/konsultasi/tes Pulang

Menunggu

Administrasi

Page 5: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Kerangka Berpikir · Gambar 3.1 Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG • Banyaknya bedah plastik ilegal yang berkembang di masyarakat • Keinginan masyarakat

37 Universitas Kristen Petra

• Syarat Khusus :

a. Konsep perawatan yang sebaiknya dianut adalah perawatan terpadu

(integrated care) untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan ruang.

b. Standar luas ruangan adalah:

Luas kamar VIP : 21.5 m2/tempat tidur.

Luas kamar kelas I : 15 m2/tempat tidur.

Luas kamar kelas II : 10 m2/tempat tidur.

Luas kamar kelas III : 8 m2/tempat tidur.

c. Khusus untuk pasien-pasien tertentu harus dipisah seperti :

pasien penderita penyakit menular, pasien yang penyakit dan

pengobatannya mengeluarkan bau, pasien yang gaduh – gelisah.

d. Ruangan rawat inap sebaiknya dikelompokkan dalam bagian sebagai

berikut :

- Ruang VIP terletak dalam 1 blok, jendela kamar berorientasi ke

pandangan luar yang lapang/ketaman dengan jumlah pasien VIP 1

orang dengan fasilitas wc di dalam.

- Ruang kelas I dan II digabung didalam 1 blok :

Kelas I untuk 2 tempat tidur

Kelas II untuk 4 tempat tidur

• Kegiatan pelayanan rawat inap adalah:

a. Kegiatan perawatan dan pengobatan pasien di kamar pasien

b. Perpindahan dari kamar perawatan ke kamar bedah, radiologi, atau yang

lain atas perintah dokter

c. Kembali ke kamar perawatan

• Kegiatan ini jika dipolakan dalam diagram:

Gambar 3.3. Kegiatan Rawat Inap

Datang Perawatan inap/konsultasi Pulang

Administrasi

Page 6: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Kerangka Berpikir · Gambar 3.1 Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG • Banyaknya bedah plastik ilegal yang berkembang di masyarakat • Keinginan masyarakat

38 Universitas Kristen Petra

3.3.3 Instalasi Laboratorium

Keberadaan sebuah laboratorium pada banguna kesehatan sangatlah

penting. Kegiatan penelitian atau tes untuk pemeriksaan rutin, baik yang bersifat

kualitatif, dilakukan terkait dengan bagian ini, seperti pada diagram dibawah ini:

• Syarat Khusus

Konsep tata ruang laboratorium pada prinsipnya didasarkan atas

analisa perihal beban kerja, ketenangan, peralatan, ruang hubungan fungsional

dan alur kerja secara menyeluruh.

a. Mengingat lingkungan dan tingkat sterilitas yang diperlukan maka pasien

terbatas pada ruang pendaftaran, ruang tunggu, pengambilan spesimen

serta darah dan pengambilan hasil pemeriksaan dan mempunyai tingkat

sterilitas 4.

b. Staf dan pelayanan unit laboratorium masuk dari pintu terpisah dari pasien

dengan tingkat sterilitas 3.

c. Koridor petugas staf dan laboratorium pemeriksaan terpisah dari koridor

pasien dan mempunyai tingkat sterilitas 2.

d. Ruang pemeriksaan mempunyai tingkat sterilitas 1.

e. Setiap ruangan laboratorium disediakan bahan dari bahan yang mudah

dibersihkan dan tahan terhadap zat-zat kimia.

f. Setiap ruangan laboratorium mempunyai wastafel dan tempat cuci alat.

g. Disediakan septictank khusus untuk limbah laboratorium.

• Kegiatan dan sistem sirkulasinya :

Gambar 3.4. Kegiatan Laboratorium

Pasien diperiksa/tes

Menunggu hasil dari lab

Mengambil sampel/hasil tes

Pasien

Administrasi

Pulang

Page 7: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Kerangka Berpikir · Gambar 3.1 Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG • Banyaknya bedah plastik ilegal yang berkembang di masyarakat • Keinginan masyarakat

39 Universitas Kristen Petra

3.3.4 Instalasi Radiologi

Bagian ini bertugas membuat transparasi dari anatomi tubuh

untukmendapatkan gambaran tentang kondisi bagian tubuh.

• Persyaratan Ruang :

Ruang tunggu dapat langsung dicapai dari suatu koridor umum dan dekat pada

loket penerimaan dan pembayaran.

a. Satu pintu masuk bagi pasien yang terpisah dari pintu masuk staf.

b. Pasien rawat inap diterima sesuai dengan jadwal yang ditetapkan, diproses

dan dipersiapkan sebelumya di ruang perawatan dan tidak perlu menunggu

c. Ruang konsultasi dan pertemuan dengan fasilitas untuk membaca film

d. Dinding / pintu mengikuti persyaratam khusus sistem proteksi radiasi

e. Ruang gelap dilengkapi exhauster.

f. Ruang X-Ray memakai AC

g. Septictank / Limbah radiologi tersendiri.

• Kegiatan di bagian ini dapat dipolakan dalam diagram sebagai berikut :

Gambar 3.5. Kegiatan Radiologi

3.3.5 Instalasi Farmasi/apotek

Kegiatan pada bagian ini adalah pembuatan atau penyediaan obat

peracikan, pembuatan obat dan distribusi obat.

• Persyaratan Ruang :

a. Keramaian pasien rawat jalan di ruang tunggu adalah cukup besar dan

perlu diatur termasuk administrasinya agar tidak mengganggu pelayanan

instalasi lainnya.

Pasien periksa/kontrol

Pasien masuk ruang x-ray

Menunggu diagnosa dokter Mengambil Hasil

Pasien rawat

Administrasi

Pulang

Page 8: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Kerangka Berpikir · Gambar 3.1 Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG • Banyaknya bedah plastik ilegal yang berkembang di masyarakat • Keinginan masyarakat

40 Universitas Kristen Petra

b. Jalan masuk / sirkulasi staf instalasi farmasi dan pasien rawat jalan perlu

terpisah. Keluar masuk bahan baku / barang dan pembuangan sampah

perlu mempunyai pintu sendiri

c. Meskipun CSSD akan terletak di luar, administrasi dan pengelolaan

seluruhnya dibawah tanggung jawab instalasi farmasi.

• Kegiatan pada bagian ini dapat dilihat dalam diagram di bawah ini :

Gambar 3.6. Farmasi / Apotek

3.3.6 Instalasi perawatan intensif (ICU)

Bagian ini memberikan layanan perawatan kesehatan yang memerlukan

perhatian khusus (intensif) dari tenaga dokter dan paramedis. Tenaga medis

memiliki jam kerja 24 jam. Mereka bertugas mengawasi keadaan pasien secara

menyeluruh untuk mengetahui perkembangan kesehatan pasien.

• Syarat Khusus:

a. Letak harus dekat dengan unit gawat darurat, laboratorium, radiologi dan

bedah.

b. Harus bebas dari gelombang elektromagnetik dan tahan terhadap getaran

c. Gedung harus terletak pada daerah yang tenang.

d. Temperatur ruang harus terjaga tetap dingin.

e. Aliran listrik tidak boleh terputus

f. Harus tersedia pengatur kelembaban udara.

g. Sirkulasi udara yang dikondisikan sebaiknya 100% udara segar

h. Perlu dipersiapkan titik grounding untuk peralatan elektromagnetik.

Pasien setelah periksa

Pasien membayar

pulang

Pasien memberikan resep

dari dokter Menunggu

Mengambil obat

Page 9: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Kerangka Berpikir · Gambar 3.1 Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG • Banyaknya bedah plastik ilegal yang berkembang di masyarakat • Keinginan masyarakat

41 Universitas Kristen Petra

• Kegiatannya adalah:

Gambar 3.7. Kegiatan ICU

3.3.7 Instalasi Bedah / operasi

• Lingkup kegiatan / fungsi ruang dalam merencanakan unit bedah ada beberapa

masalah yang perlu diperhatikan yaitu :

1. Peralatan bedah (instrument) sangat tergantung dari kasus pembedahan

yang ditangani dan jenis kasus yang sering terjadi.

2. Untuk unit bedah, kecepatan bergerak merupakan salah satu kunci

kenerhasilan perancangan, sehingga blok unit unit bedah sebaiknya di buat

lurus (memanjang).

3. Penyiapan tenaga medis dan para medis perlu direncanakan sebaik

mungkin sehingga alat-alat yang disediakan dapat dimanfaatkan sebaik-

baiknya.

• Persyaratan Khusus

Konsep dasar dalam membuat layout ruang adalah :

1. Alur unit bedah terdiri dari Pintu masuk dan keluar untuk staf medis dan

paramedis, Pintu masuk pasien operasi, Alur untuk peralatan (suplai dan

pembuangan / pengeluaran)

pasien Pasien dirawat inapkan

Pulang

Pasien mendapatkan perawatan intesif

Administrasi

Dokter dan perawat loker

Page 10: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Kerangka Berpikir · Gambar 3.1 Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG • Banyaknya bedah plastik ilegal yang berkembang di masyarakat • Keinginan masyarakat

42 Universitas Kristen Petra

2. Jalan masuk barang-barang steril harus terpisah dari jalan keluar barang-

barang kotor

3. Harus disediakan spoelhock untuk membuang barang-barang bekas

operasi.

4. Jajaran kamar operasi harus dipisah menjadi:

a. Daerah bebas : area lalulintas dari luar, termasuk pasien seperti

koridor utama.

b. Daerah semi steril : yaitu daerah transisi dari koridor menuju kamar

operasi dan ruangan semi steril (pasien harus sudah menggunakan

pakaian khusus)

c. Daerah bersih / steril : area diamana prosedur steril diperlakukan bagi

personil yang harus sudah berpakaian khusus dan masker.

d. Ukuran kamar operasi minimal 20 x 20 feet (6 x 6 m2) dengan tinggi

minimal 3m.

e. Setiap kamar operasi harus terdapat 1 ruang scrub.

f. Harus disediakan pintu keluar tersendiri untuk jenasah dan bahan kotor

yang tidak boleh terlihat oleh pasien dan pengunjung.

• Persyaratan Ruang Operasi

1. Pintu kamar operasi yang ideal harus tertutup selama operasi.

2. Ventilasi kamar harus terkontrol dan menjamin distribusi udara melalui

filter pengontrol. Tekanan udara positif di kamar operasi harus lebih tinggi

dari koridornya dengan frekuensi pertukaran udara sebesar 20-25 kali /

jam.

3. Suhu kamar operasi yang ideal 200C-260C yang harus terjaga

kestabilannya dan harus menggunakan filter khusus untuk menjaring

mikroorganisme.

4. Kelembaban udara yang dianjurkan 60% (jika menggunakan bahan

anestesi yang mudah terbakar, maka kelembaban maksimum 50%).

5. Sistem AC bukan tipe window untuk menjaga ruangan agar tetap steril

6. Penerangan alam menggunakan jendela mati

7. Lantai harus kuat dan rata atau ditutup dengan bahan vinyl yang rata atau

terasso sehingga abu dari kotoran-kotoran tidak menumpuk.

Page 11: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Kerangka Berpikir · Gambar 3.1 Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG • Banyaknya bedah plastik ilegal yang berkembang di masyarakat • Keinginan masyarakat

43 Universitas Kristen Petra

8. Pertemuan dinding dengan lantai harus melengkung agar memudahkan

pembersihan dan tidak menjadi tempat sarang debu dan kotoran

9. Plafon harus rapat dan kuat, tidak rontok dan tidak menghasilkan debu

atau kotoran lain.

10. Sepertiga bagian atas dari pintu, harus kaca tembus pandang.

11. Diusahakan ruang operasi memiliki tekanan sedikit lebih tinggi dari pada

luar kamar operasi.

12. Paling sedikit salah satu sisi dari ruang operasi ada kaca (susu) yang

memungkinkan penerangan matahari masuk sebagian.

13. Harus ada kaca tembus pandang di dinding ruang operasi yang menghadap

pada sisi dinding tempat ahli bedah mencuci tangan.

• Kegiatannya digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.8. Kegiatan Operasi

3.3.8 Instalasi Pusat steril (CSSD)

CSSD merupakan bagian dari instalasi bedah, jadi letaknya bersebelahan

dengan instalasi bedah, namun tetap dibawah tanggung jawab pengelola dan

instalasi farmasi.

• Fungsi pokok CSSD adalah sebagai berikut :

a. Menerima bahan, barang dan perlatan kesehatan maupun kedokteran yang

telah dipakai untuk dicuci dan disterilkan untuk penggunaan berikutnya.

b. Menghitung dan mencatat volume serta jenis penggunaan bahan, barang dan

peralatan steril yang digunakan.

c. Menyerahkan dan mencatat pengambilan barang steril.

R. Tunggu R persiapan pasien OS R. alat sub steril Pasien

dokter R. Ganti R. Scrub Up R. operasi R. pulih

pulang R. rawat inap

Page 12: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Kerangka Berpikir · Gambar 3.1 Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG • Banyaknya bedah plastik ilegal yang berkembang di masyarakat • Keinginan masyarakat

44 Universitas Kristen Petra

• Syarat Khusus :

Pada dasarnya lauout CSSD didasarkan atas bahan/ bahan kotor perlu

diterima melalui ruang perantara, begitu juga dengan bahan steril memalui ruang

perantara. Lalulintas diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu proses

steril.

• Kegiatannya digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.9. Kegiatan CSSD

3.3.9 Unit Administrasi dan Catatan Medis

Suatu unit yang merekam dan menyimpan berkas-berkas jati diri, riwayat

penyakit, hasil pemeriksaan dan pengobatan pasien. Sistem rekam medis yang

diterapkan adalah sterilisasi, sehingga :

a. Setiap pasien hanya memiliki 1 nomor

b. Tempat penyimpanan berkas rekam medis pasien rawat jalan dan rawat inap

menjadi satu.

Proses kegiatan pelayanan unit rekam medis terbagi atas 2 bagian yaitu

a. Untuk pasien rawat jalan

b. Untuk pasien rawat inap

• Syarat Khusus :

Beberapa konsep dasar yang perlu diperhatikan dalam penentuan

ruang administrasi dan rekam medik adalah sebagai berikut :

1. Ruang direksi dipisahkan tersendiri dari ruang staf lainnya. Sedangkan

ruang kepala bagian dan staf dijadikan satu ruang yang disekat dengan

dinding partisi.

Barang Kotor R. perantara barang kotor R. Pembersih

R. Steril Ged. Suplai Bersih R. Perantara Steril

Distribusi

Page 13: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Kerangka Berpikir · Gambar 3.1 Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG • Banyaknya bedah plastik ilegal yang berkembang di masyarakat • Keinginan masyarakat

45 Universitas Kristen Petra

2. Pengelompokan divisi / bagian diarahkan yaitu bagian / divisi medik

yang letaknya didekatkan dengan catatan medik dan bagian / divisi

administrasi dan keuangan

3. Penempatan administrasi sedapat mungkin mudah dicapai

4. Ada ruang administrasi yang langsung berhubungan dengan pasien dan

ada yang tidak berhubungan dengan pasien.

• Hubungan antar ruang :

Gambar 3.10. Kegiatan Administrasi

3.3.10 Instalasi Jenasah

Tempat meletakan / penyimpanan sementara jenasah sebelum diambil

oleh keluarganya.

Syarat ruang:

a. Unit ruang tersendiri, terpisah dari unit kegiatan lain

b. Pencapaian sendiri, dapat dicapai dari unit perawatan dan unit bedah

c. Ruangan bersih dan memiliki penerangan cukup

3.3.11 Instalasi Gizi

Sistem pelayanan dapur diterapkan. Berfungsi untuk mengolah, mengatur

makanan pasien tiap harinya, serta konsultasi gizi.

• Persyaratan Khusus :

Konsep tata ruang unit dapur dan instalasi gizi mempunyai hubungan yang

kuat dengan unit perawatan. Peletakan dapur ditempatkan pada daerah servis

jauh dari pencapaian maupun pengelihatan pengunjung dan memiliki pintu

masuk dan keluar sendiri.

R. Data

Pencatatan

R. Penyusunan

R. Administrasi Rekam medik

R. file Data

Page 14: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Kerangka Berpikir · Gambar 3.1 Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG • Banyaknya bedah plastik ilegal yang berkembang di masyarakat • Keinginan masyarakat

46 Universitas Kristen Petra

• Sistem sirkulasi :

Gambar 3.11. Kegiatan Gizi

3.2.12 Instalasi cuci (Laundry)

Unit cuci melakukan pelayanan sesuai kebutuhan dan permintaan dari

instalasi lain seperti rawat inap, rawat jalan, instalasi bedah.

• Sirkulasi gerak :

Gambar 3.12. Kegiatan Cuci

3.2.13 Instalasi Bengkel dan Mekanikal Elektrikal

Pemeliharaan dan perbaikan ringan pada peralatan medis, peralatan

rumah tangga, saluran pemipaan dan listrik elektrikal.

• Syarat Khusus:

- Terletak jauh dari daerah perawatan dan gedung penunjang medik,

sebaiknya diletakkan didaerah servis karena banyak menimbulkan

kebisingan.

- Merupakan ruang luas yang tanpa sekat, sebagai ruang tempat perbaikan

alat.

Bahan makanan

Gudang Kering

R. Penerima

Gudang Basah

R. Masak Pasien

R. persiapan R. diskusi gizi dietika

Pendingin

Linen Kotor

R. Penerima

R. cuci R. Pengeringan

R. Desinfeksi R. setrika

R. Jahit

Distribusi

Page 15: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Kerangka Berpikir · Gambar 3.1 Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG • Banyaknya bedah plastik ilegal yang berkembang di masyarakat • Keinginan masyarakat

47 Universitas Kristen Petra

• Sistem sirkulasi :

Gambar 3.13. Kegiatan Bengkel

3.3.14 Kegiatan Makro

Maka dari pola kegiatan diatas, dapat dikhususkan pola kegiatan secara

keseluruhan yang dapat memberikan gambaran secara menyeluruh tentang alur

dan hubungan fungsional antar komponen kegiatan di dalam bangunan. Pola

kegiatan ini merupakan panduan awal untuk zona yang lebih lanjut :

Gambar 3.14. Kegiatan Makro

R. Penerima

Administrasi

Gudang / bengkel

R. Elektromagnetik

R. Listrik

R. Pengecatan

R. pemipaan

R. mesin

R, pembakaran

Masuk/Keluar

Operator

Rawat

Administra

Fasilias

Servis

Radiologi

Laboratorium

Bagian

Rawat inap

Page 16: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Kerangka Berpikir · Gambar 3.1 Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG • Banyaknya bedah plastik ilegal yang berkembang di masyarakat • Keinginan masyarakat

48 Universitas Kristen Petra

Gambar 3.14. Kegiatan Makro (Sambungan)

Sumber :

1. Pokok – Pokok Pedoman Arsitektur Medik Rumah Sakit Umum kelas C,

Direktorat Instalasi Medik Direktorat Jendral Pelayanan Medik

Departemen Kesehatan RI.

2. Medical and dental space planning by Jain Malkin.

3. Panduan Perancangan Bangunan Komersial by Endy Marlina

Page 17: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Kerangka Berpikir · Gambar 3.1 Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG • Banyaknya bedah plastik ilegal yang berkembang di masyarakat • Keinginan masyarakat

49 Universitas Kristen Petra

3.4 Program Ruang yang Digunakan

Tabel 3.1. Administrasi

No Jenis Ruang Peralatan Standar JM

Standar DinKes

Standar yang

Digunakan

1. R. Arsip File, tempat arsip, lemari - 45m2 45 m2 2. R.Tunggu Meja, Sofa, Televisi 27,72 m2 36 m2 36m2 3. Wc / Toilet Toilet (2) 6,2 m2 15 m2 30 m2 4. Gudang - 8,8 m2 15 m2 8,8 m2 5. R. Pimpinan Meja, kursi, lemari 13,2 m2 20 m2 20 m2 6. R. Penerimaan

(administrasi) Meja, kursi 31,68 m2 40 m2 31,68 m2

7. R. Rapat Kursi, Meja, R. Proyektor (2)

- - 20 m2 (NAD) =40 m2

8. Lobby - - - 80 (ASM) 9. R. Informasi Audio Visual

Kursi Meja

- - 15, 68 m2 (NAD)

Sumber : Makin (2002), Neufert (2002), Dinkes (1986)

Tabel 3.2. Unit Dermatologi

No Jenis Ruang Peralatan Standar JM

Standar DinKes

Standar yang

Digunakan 1. R.Konsultasi

Dermatologi Meja, kursi (3) 15,84 m2 20 m2 47,52 m2

2. R. periksa Tempat tidur, wastafel, kursi, meja (3)

8.8 m2 16 m2 48 m2

3. R. Tunggu Meja, tv, sofa 27,72 m2 36 m2 36m2 4. Toilet (2) 6,2 m2 15 m2 30 m2 5. R. Perawat Meja, kursi 11 m2 17,25 m2 17,25 m2 6. R. perawatan Tempat tidur, wastafel,

kursi, meja (50) 11 m2 16 m2 800 m2

7. Gudang - 5,28 m2 15 m2 15 m2 Sumber : Makin (2002), Neufert (2002), Dinkes (1986)

Page 18: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Kerangka Berpikir · Gambar 3.1 Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG • Banyaknya bedah plastik ilegal yang berkembang di masyarakat • Keinginan masyarakat

50 Universitas Kristen Petra

Tabel 3.3. Unit Bedah

No Jenis Ruang Peralatan Standar JM

Standar DinKes

Standar yang

Digunakan1. R.Konsultasi Meja, kursi 21,12 m2 20 m2 147,84 m2 2. R. periksa Tempat tidur, wastafel,

kursi 10,56 m2 16 m2 112 m2

3. R. Tunggu Meja, tv, sofa 31,68 m2 32,50 m2 32,50 m2 4. Perawatan

minor - 13,2 m2 20 m2

(NAD) 40 m2

5. Konsultasi Keuangan

- 13,2 m2 - -

6. R. Operasi Anasthesi app, operating lamp,

operating table, electro surgery,

Suction pump, Infuse pump,

Uv lamp, defribillator, mobile operating lamp.

176 m2 36 m2

(Dinkes) 130-160

m2 (NAD)

352 m2

7. R. Scrub Up Bak cuci 11 m2 8 m2 33 m2 8. R.Suster Meja, kursi, tempat

tidur 8.8 m2 16 m2 16 m2

9. Toilet (2) 6,2 m2 15 m2 30 m2 10. Gudang - 5,28 m2 10 m2 10 m2 11. R Ganti

Pasien - 15,84 m2 7,8 m2 15,84 m2

12. R. Instrument Instrument cabinet, meja

20 m2

(NAD) 10 m2 10 m2

13. R. Persiapan 13,2 m2 16 m2 16 m2 14. R. pulih

(recovery) Tempat pulih, oksigen,

suction pump, examination pump

- 24 m2 24 m2

15. R. Steril Autoclave table, table top table, sound cleaner

20 m2

(NAD) 24 m2 24 m2

17. R.Sub Steril - - 24 m2 24 m2 18. Spoelhock

(Cuci) Bak air 15,84 m2 16 m2 16 m2

19. Stretcher (kereta) kereta - 5 m2 5 m2 Sumber : Makin (2002), Neufert (2002), Dinkes (1986)

Page 19: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Kerangka Berpikir · Gambar 3.1 Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG • Banyaknya bedah plastik ilegal yang berkembang di masyarakat • Keinginan masyarakat

51 Universitas Kristen Petra

Tabel 3.4. Rawat Inap

No Jenis Ruang Peralatan Standar JM

Standar DinKes

Standar yang

Digunakan1. R. perawat Meja, tempat tidur,

lemari pakaian 10 m2

(NAD) 20 m2 20 m2

2. Kamar 1 + toilet

Meja, 2tempat tidur, lemari pakaian (11)

- 53.50 m2 1337.5 m2

3. Kamar 2 + toilet

Meja,2 tempat tidur, lemari (2)

- 37,50 m2 937,5 m2

4. toilet (2) 6,2 m2 15 m2 (NAD)

30 m2

5. R. dokter Meja, tempat tidur, lemari pakaian

- 20 m2 20 m2

6. Gudang - 5,28 m2 6,25 m2 6,25 m2 Sumber : Makin (2002), Neufert (2002), Dinkes (1986)

Tabel 3.5. Unit Farmasi

No Jenis Ruang Peralatan Standar JM

Standar DinKes

Standar yang

Digunakan

1. Apotek Lemari, Rak obat - 20 m2 20 m2 2. R. Obat Lemari Obat - 30 m2 30 m2 3. R. penerimaan

Obat - - 20 m2 20 m2

4. R.distribusi Meja, kursi - 20 m2 20 m2 5. R.Racik obat Top loading Precision

Balances, water distilling app, Motors

& Pastle, Mixer, Refriferator.

- 30 m2 30 m2

6. Gudang Rak, Lemari 5,28 m2 20 m2 20 m2 Sumber : Makin (2002), Neufert (2002), Dinkes (1986)

Page 20: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Kerangka Berpikir · Gambar 3.1 Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG • Banyaknya bedah plastik ilegal yang berkembang di masyarakat • Keinginan masyarakat

52 Universitas Kristen Petra

Tabel 3.6. Unit pendukung

No Jenis Ruang Peralatan Standar JM

Standar DinKes

Standar yang

Digunakan1. R. ICU Electrocardiograph,

sphymomanomater, blood pleasure monitor,

resperation monitor, heart rate monitor,

oxygen tank, anestesi apparatus, resuscitator, monitor, operating lamp,

- 75 m2 75 m2

2. Laboratorium Spectrophotometer, centryfuge, water bath,

analitical balance, micro hematocrite

centrifuge, ph meter, photo meter,

haemosito meter, glucometer, rotator shaker, HB meter,

microscope refractometer, water

destillator

28,16 m2 30 m2 30 m2

3. X-Ray Mobile X-Ray unit, basic radiography

system, general examination, kap

500ma,125kv, film masker,

33 m2 42 m2 42 m2

4. R. gelap Manual film processing, film pass box, pengganti film

5,28 + 21,12 + 7,04 =

33,52 m2

54 m2 54 m2

5. Reservasi area & medical

record

File, tempat arsip, lemari

21,12 m2 45 m2 45 m2

6. Kamar mayat R. pendinging, R cuci - 29,25 m2 29,25 m2 Sumber : Makin (2002), Neufert (2002), Dinkes (1986)

Page 21: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Kerangka Berpikir · Gambar 3.1 Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG • Banyaknya bedah plastik ilegal yang berkembang di masyarakat • Keinginan masyarakat

53 Universitas Kristen Petra

Tabel 3.7. Unit Gizi / Dapur

No Jenis Ruang Peralatan Standar NAD

Standar DinKes

Standar yang

Digunakan1. Gudang Refigerator 20 m2 21 m2 21 m2 2. R. Sayur Cold storege 20 m2 9 m2 20 m2 3. R. Daging Cold storage 10 m2 /

Unit 9 m2 10 m2 /

Unit 4. Toilet - - 9 m2 9 m2 5. R.

administrasi / Pengawas

Meja kerja, kursi - 19,80 m2 19,80 m2

6. Bak sampah - 5 m2 4,80 m2 5 m2 7. R.cuci - 30 m2 12 m2 12 m2 8. R. kereta

makanan Kereta makanan 14,40 m2 14,40 m2

9. R. Beras - 9 m2 9 m2 10. R. Botol - 9 m2 9 m2 11. R. Kaleng - 20 m2 7.20 m2 20 m2 12. R. persiapan

masak Kompor, timbangan,

mixer 153,60

m2 153,60 m2

Sumber : Makin (2002), Neufert (2002), Dinkes (1986)

Tabel 3.8. Unit Terapi Fisik

No Jenis Ruang Peralatan Standar JM

Standar NAD

Standar yang

Digunakan1. R. pengarahan - 10,56 m2 - 10,56 m2 2. Gym - 79,2 m2 50 m2 79,2 m2 3. R Senam - - 100 m2 100 m2 4. R. Whirpool - 3 x 5,28 =

15,84 m2 - 15,84 m2

5. R. treatment - 5 x 7,92 = 39,6 m2

- 39,6 m2

7. Gudang - 8,8 m2 - 8,8 m2 8. R Ganti dan

toilet - 30+15 =

45 m2 45 m2

Sumber : Makin (2002), Neufert (2002), Dinkes (1986)

Page 22: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Kerangka Berpikir · Gambar 3.1 Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG • Banyaknya bedah plastik ilegal yang berkembang di masyarakat • Keinginan masyarakat

54 Universitas Kristen Petra

Tabel 3.9. Unit Servis

No Jenis Ruang

Peralatan Standar NAD Standar DinKes

Standar yang

Digunakan1. R. Linen Lemari, rak,

sirkulasi kereta, sterilisasi (per

unit)

27 m2 10.50 m2 135 m2

2. Laundry R.cuci, Desinfectan, pengering,

setrika, jahit

160 m2

184,75 m2

184,75 m2

3. Bengkel (Workshop)

Power supply, transistor tester,

hand drill for PCB, Digital

multimeter, mesin las listrik, mesin las karbit, tools for electronic,

elektronic compressor,

mesin gergaji, mesin gerinda,

suction for soldering ECG

phantom, peron, tap, trolly,

pemotong pipa, bor tangan,

60 m2

62,50 m2 60 m2

4. Security + monitor CCTV

Monitor, Meja, Kursi, CCTV

24 m2 - 24 m2

5. M.E. Genset, Panel, Travo, Chiller,

AHU, Accu, Cooling Tower

Genset: 5x10 = 50 m2 Chiller: 10x 15= 150 m2 Travo: 5x4 = 20 m2

Panel Utama: 5 x 4 = 20m2 Panel: 3(1,5 x 2) = 9m2 Cooling tower: 4 x 4= 12 m2 Total: 335m2

Genset: 60 m2

345 m2

Page 23: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Kerangka Berpikir · Gambar 3.1 Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG • Banyaknya bedah plastik ilegal yang berkembang di masyarakat • Keinginan masyarakat

55 Universitas Kristen Petra

Tabel 3.9. Unit Servis (Sambungan)

No Jenis

Ruang Peralatan Standar NAD Standar

DinKes

Standar yang

Digunakan

6. Sistem Air, dan pembuangan

Tandon Bawah, Tandon Atas, STP, STP medik, Incenerator

Tandon : 2 x(9x5)= 2x 45 m2 = 90 m2 STP:6x 5= 30m2 STPmedik: 4x5= 20m2 Incenerator: 3x4 = 12 m2 Total: 90 + 30 + 2+ 12 = 152 m2

- 152 m2

Sumber : Makin (2002), Neufert (2002), Dinkes (1986)

Tabel 3.10. Unit Pendukung

No Jenis Ruang Peralatan Standar NAD

Standar ASM

Standar yang

Digunakan1. Mini market 6x8= 48 m2 48 m2

2. Kantin Meja, Kursi, 15x15 225 m2

3. Kantin Dokter + Perawat

Meja, Kursi,

8 x 5 = 40 m2

40 m2

4. R. Ganti staf Wc/toilet, loker, 24,6 m2

(JM) 15 m2

(Dinkes) 24,6 m2

5. Musholla 5x4=20 m2 20 m2

6. Lift Lift custumer

Lift medical

2,5x2,5= 6,25 m2

3 x 3 = 9 m2

21,5 m2

7. R. Duduk staf Kursi, meja, televisi

12 m2

12 m2

8. ATM center Mesin ATM (5) 1 x1,5 = 7,5 m2

10,5 m2

9. Toilet Customer Toilet (6) 5x5 = 25 m2 150 m2 Sumber : Makin (2002), Neufert (2002), Dinkes (1986)

Page 24: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Kerangka Berpikir · Gambar 3.1 Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG • Banyaknya bedah plastik ilegal yang berkembang di masyarakat • Keinginan masyarakat

56 Universitas Kristen Petra

Tabel 3.11. Parkir

No Jenis Ruang Peralatan Standar NAD

Standar ASM

Standar yang

Digunakan

Storage Basement

6x8=48 m2 48 m2

Ruang Tunggu Pengemudi

Kursi, televisi, toilet

5 x 4= 20 m2

20 m2

Parkir Basement Mobil 100 Motor 50

4.791 m2

Sumber : Makin (2002), Neufert (2002), Dinkes (1986)

Total luas bangunan tanpa parkir : 8.412 m2

Total luas Basement : 9.412 m2

Total Seluruh Bangunan : 14. 203 m2

Keterangan :

JM : Malkin, Jain. “The Design of Medical and Dental Facilities”

NAD : Neufert Architect Data

DinKes : Pokok-Pokok Pedoman Arsitektur Medik Rumah Sakit Umum

kelas C, Direktorat Instalasi Medik Direktorat Jendral

Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI.

ASM : Asumsi

Page 25: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Kerangka Berpikir · Gambar 3.1 Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG • Banyaknya bedah plastik ilegal yang berkembang di masyarakat • Keinginan masyarakat

57 Universitas Kristen Petra

3.5 Perhitungan Jumlah Pasien Bedah Plastik

Gambar 3.15. Jumlah Pasien

Gambar 3.16. Perhitungan Jumlah Kamar

Syarat Dinkes 30 % untuk kurang mampu = 5 Kasur 20 % Persiapan (Spare) = 4 Kasur

Jadi total perhitungan kamar total adalah = 15 Kasur

Keterangan : Prof. Dr.dr. Djohan Sjah Marzoeki, Sp.B.P (wawancara)

Data Pasien Siloam Hospital (Bedah plastic pergeserannya ,2008)

4x operasi/ hari 20 orang / Minggu

( senin – jumat) 80 orang / bulan

Kecil

Sedang

Besar

Operasi

50%

50%

40 orang rawat jalan / bulan

40 orang rawat inap / bulan

3 – 6 hari

40 pasien / bulan

50%

50%

20 x 3 hr = 60

20 x 6 hr = 120

120 + 60 = 180 one day stay

30 hari

6 kasur

Page 26: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Kerangka Berpikir · Gambar 3.1 Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG • Banyaknya bedah plastik ilegal yang berkembang di masyarakat • Keinginan masyarakat

58 Universitas Kristen Petra

3.6 Konsep Desain

3.6.1 Pendekatan

Tabel 3.12. Pendekatan

PENDEKATAN PROYEK DESAIN

Fungsi dan Sistem Fasilitas Perawatan Dermatologi dan Bedah Plastik

Proyeksi

Fungsi adalah Proses Memiliki tujuan dan proses dalam aktivitasnya

Menampung Aktivitas Penghuni

Fungsi adalah Tingkah Laku

Aksesnya jelas Efisiensi dan cepat dalam pencapaiannya

Fungsi sebagai deretan kejadian

Terdapat prosedur yang jelas Memiliki karakteristik dan ciri yang istimewa

Fungsi adalah keharusan Unit- unit di dalamnya saling mendukung unit yang lain

Adanya keterkaitan fungsi yang ada

didalamnya Fungsi sebagai ekspresi Menggambarkan fungsinya

secara simbolis Pengolahan bentuk

geometris, menonjolkan struktural

Sumber : Benjamin Handler (1970)

3.6.2 Konsep Peletakan Massa

Gambar 3.17. Orientasi Massa

Massa berorientasi ke arah timur laut karena sirkulasi kendaraan paling banyak

dari arah Jl. Mulyorejo. Bentuk lengkung pada pintu masuk memberikan kesan

menangkap sehingga mudah dilihat dengan massa utama dengan tinggi 3 lantai sebagai

background untuk mempertegas bentuk lengkung yang ada.

Page 27: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Kerangka Berpikir · Gambar 3.1 Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG • Banyaknya bedah plastik ilegal yang berkembang di masyarakat • Keinginan masyarakat

59 Universitas Kristen Petra

3.6.3 Konsep Zona dan Sirkulasi

Gambar 3.18. Sirkulasi Kendaraan

Pengunjung dan staf memiliki sirkulasi berbeda :

Dokter :pada sisi selatan terdapat parkir khusus

Pengunjung :pada bagian dekat pintu masuk atau

basement

Servis : menuju kebagian servis

Page 28: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Kerangka Berpikir · Gambar 3.1 Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG • Banyaknya bedah plastik ilegal yang berkembang di masyarakat • Keinginan masyarakat

60 Universitas Kristen Petra

Gambar 3.19. Sirkulasi Vertikal

Peletakan zona dibagi berdasarkan kebutuhan yang muncul dari masing-

masing penghuni. Karena baik dokter staf maupun pasien dan pengunjung

memiliki kebutuhan sirkulasi yang berbeda dan perlu diperhatikan peletakannya

supaya nyaman.

Semakin keatas semakin privasi. Pasien bedah plastik memiliki privasi

yang tertinggi maka bagian rawat inap untuk pasien bedah plastik terletak di lantai

teratas yaitu pada lantai 3 dan bagian dermatologi terletak di lantai 2 sedangkan

lantai dasar merupakan bagian paling umum seperti pertokoan.

Gambar 3.20. Skema Zona

Page 29: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Kerangka Berpikir · Gambar 3.1 Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG • Banyaknya bedah plastik ilegal yang berkembang di masyarakat • Keinginan masyarakat

61 Universitas Kristen Petra

3.6.4 Konsep Warna dan Material

Fasilitas perawatan dermatologi dan bedah plastic ini warna - warna

natural seperti warna putih yang memberikan kesan bersih, Warna coklat dapat

memberikan kesan hangat dan nyaman dan warna hitam memberikan kesan tegas

Gambar 3.21. Penggunaan warna pada bangunan

Material yang digunakan pada bangunan ini sebagian besar

menggunakan material kaca dengan tipe silver coat tempered sebagai barrier

panas. agar cahaya yang masuk tidak terlalu banyak maka penggunaan cladding

dengan bahan FRP (Fiber Reinforced Plastic) warna hitam pada bangunan utama

dan warna coklat pada bagian lainnya

Gambar 3.22. Material

Penggunaan solar panel sebagai alat untuk menghemat energi dan green

roof untuk pendinginan atap (leaf area index) untuk penyerapan carbon dioksida.

Page 30: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Kerangka Berpikir · Gambar 3.1 Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG • Banyaknya bedah plastik ilegal yang berkembang di masyarakat • Keinginan masyarakat

62 Universitas Kristen Petra

3.7 Pendalaman

Pendalaman yang dipilih dalam proyek ini ada pendalaman hemat energi.

Pendalaman dipilih dikarenakan penggunaan perlaratan kedokteran membutuhkan

energi listrik yang tinggi, dan dengan menghemat energi, maka kerusakan

lingkungan dapat dihambat. dengan penerapannya sebagai berikut:

3.7.1 Penggunaan pencahayaan alami pada siang hari

Banyaknya bukaan yang digunakan pada bangunan dapat membantu

pencahayaan pada siang hari sehingga siang hari tidak perlu menggunakan

lampu.

Barat Timur Utara

Gambar 3.23. Solar Chart

Pembayangan direncanakan untuk mengatasi masalah sinar matahari

pada jam 8 pagi sampai jam 5 sore.

Gambar 3.24. Bagian yang Terkena Sinar Matahari

Page 31: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Kerangka Berpikir · Gambar 3.1 Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG • Banyaknya bedah plastik ilegal yang berkembang di masyarakat • Keinginan masyarakat

63 Universitas Kristen Petra

Cahaya yang masuk pada ruang rawat inap mengenai bagian teras

sehingga tidak mengganggu kegiatan penghuni di dalam ruangan namun panas

matahari masih dapat masuk maka langkah pengatasannya berupa :

1. Kaca menggunakan material double glass

2. Green roof untuk pendinginan leaf area indeks

3. Kisi - kisi untuk membantu dalam pembayangan

Gambar 3.25. Material yang digunakan

3.7.2 Pengolahan Air

Gambar 3.26. Sistem Pengolahan Air

Page 32: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Kerangka Berpikir · Gambar 3.1 Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG • Banyaknya bedah plastik ilegal yang berkembang di masyarakat • Keinginan masyarakat

64 Universitas Kristen Petra

3.7.3 Penghematan Daya Untuk Lampu

Menggunakan lampu hemat energi TL dengan elektronik ballas, ballas

berfungsi untuk membatasi arus apabila lampu sudah menyala normal, dapat

diatur konsumsi arus listriknya dengan tetap mempertahankann besar tegangan

yang diinginkan, sehingga ballas elektronik dapat digunakan untuk sistem

pengaturan energi listrik sesuai yang dibutuhkan pada suatu ruangan.

Menggunakan sistem FH yang berarti memiliki kadar florensi tinggi

dengan diameter 16mm kadar terang 104 lm/w. Dapat meningkatkan efisiensi

pencahayaan hingga 20%, menghasilkan kuat pencahayaan maksimum pada suhu

360c ssedangkan lampu TL biasa diameternya 26 mm dengan kuat cahaya

maksimum pada suhu 250c

Gambar 3.27. Lampu TL yang digunakan

Page 33: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Kerangka Berpikir · Gambar 3.1 Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG • Banyaknya bedah plastik ilegal yang berkembang di masyarakat • Keinginan masyarakat

65 Universitas Kristen Petra

Penggunaan lampu halogen untuk dekorasi diganti dengan lampu LED

- Umur 50.000 – 100.000 jam dibangingkan lampu lain (pijar 1000 jam, halogen

2000 jam, neon 10.000 jam)

- Kuat dan tahan getaran

- LED membangkitkan hanya 30% panas dibanding teknologi pencahayaan biasa

- LED ramah lingkungan dan dibuat dari bahan yang tak beracun

- Dengan daya 7,5 watt LED menghasilkan terang yang setara dengan 60 watt.

Umunya LED membutuhkan hanya 0,1 watt.

Gambar 3.28. Lampu LED yang digunakan

perhitungan titik lampu :luas bangunan x lux (400)/3000 (asm 1 tl = 360w)

:14.203 x 400 / 3000

:1894 titik lampu

3.7.4 Penggunaan Solar Panel (Photovoltaic)

Solar panel merupakan panel penangkap cahaya matahari yang berguna

untuk dijadikan tenaga listrik. Dengan penggunaan photovoltaic dapat

diasumsikan dapat mengurangi penggunaan tenaga listrik hingga 50% Berikut

adalah perhitungan luasan dan penggunaan photovoltaic pada bangunan:

Page 34: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Kerangka Berpikir · Gambar 3.1 Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG • Banyaknya bedah plastik ilegal yang berkembang di masyarakat • Keinginan masyarakat

66 Universitas Kristen Petra

Tabel 3.13. Kebutuhan Listrik

Page 35: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Kerangka Berpikir · Gambar 3.1 Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG • Banyaknya bedah plastik ilegal yang berkembang di masyarakat • Keinginan masyarakat

67 Universitas Kristen Petra

Konsumsi standar dalam 10.000 m2 = 1 mw

14.000 m2 = 1,4 mw

= 1.400 kw (maksimal)

Total penggunaan listrik : AC + listrik

Tanpa solar panel : 241.150,00 + 147.848,47

: 388.998,47 watt

Solar panel : 250 watt / m2 x luas

: 250watt/m2 x 795 m2

: 198.750 watt

Total listrik dengan : 388.998,47 - 198.750,00

Solar panel : 190. 248, 47 watt

Konsusi listrik terbesar untuk penggunaan AC

Sistem AC pada bangunan ini menggunakan chiller dimana kompresornya

menggunakan sistem screw sehingga efisiensi pemakaian 12% dari total

kapasitas.

Dengan evaporator menggunakan fan coil unit

Berikut perbandingan sistem chiller dengan sistem lainnya:

Kapasitas AC

BTUH = luas ruang x beban pendinginan

= 8.267 x 500 = 4.133.500 w/m2

Tr = btuh / 12000

pk = btuh / 9000

= 4.133.500 / 12000

= 4.133.500 / 9000

= 344,50 tr = 459,3 pk

Chiller = 0,7 x 344,5 = 241.150 watt

split = 1,2 x 344,5 = 413.400 watt

Vrv = 1,1 x 344,5 = 379.000 watt

Page 36: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Kerangka Berpikir · Gambar 3.1 Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG • Banyaknya bedah plastik ilegal yang berkembang di masyarakat • Keinginan masyarakat

68 Universitas Kristen Petra

3.8 Utilitas Bangunan

3.8.1 Air Bersih

Gambar 3.29. Utilitas air bersih

Pipa kota meteran air tandon bawah pompa tandon atas

distribusi melalui shaft air yang dibagi menjadi 2 bagian yaitu shaft kiri dan shaft

kanan.

Menggunakan sistem down feed sehingga saat mati lampu air bersih

masih bisa mengalir. Keuntungan sistem Down Feed adalah lebih hemat energi

Page 37: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Kerangka Berpikir · Gambar 3.1 Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG • Banyaknya bedah plastik ilegal yang berkembang di masyarakat • Keinginan masyarakat

69 Universitas Kristen Petra

karena pendistribusian airnya menggunakan gaya gravitasi, serta tidak

memerlukan utilitas khusus seperti pada sistim up-feed. Kerugian dari sistem ini

adalah harus menyediakan tempat untuk tandon atas dan adanya beban berat dari

tandon atas yang mempengaruhi konfigurasi pembebanan bangunan dengan

perhitungan sebagai berikut:

Asumsi tiap 100 m2 = 1 orang dengan kebutuhan air 60 lt / hari

Total Luasan 14000 = 140 m2/lt x 60 lt

= 8400 m3

Tandon bawah 2x kapasitas air yang dibutuhan = 2 x 8400 m3

= 16800 m3

Tandon atas ½ kapasitas air sehingga dapat bertahan hingga 6 jam sewatu listrik

mati, dengan besa tandon atas = ½ x 8400 m3

= 4200 m3

3.8.2 Air Kotor

Gambar 3.30. Utilitas air kotor

Keterangan : GWT A : Air bersih GWT B : Air daur ulang GWT C : Air hujan

Page 38: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Kerangka Berpikir · Gambar 3.1 Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG • Banyaknya bedah plastik ilegal yang berkembang di masyarakat • Keinginan masyarakat

70 Universitas Kristen Petra

Gambar 3.31. Utilitas air kotor

3.8.3 Sistem AC

Pada bangunan ini menggunakan AC Chiller dan Cooling tower. Pada

masing-masing ruang menggunakan fancoil unit untuk pendistribusiannya

sehingga pada ruang yang tidak terpakai, tidak perlu menghidupkan AC dan

sistem ini yang merupakan sistem yang hemat dalam pemakaiannya dan cukup

steril

Page 39: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Kerangka Berpikir · Gambar 3.1 Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG • Banyaknya bedah plastik ilegal yang berkembang di masyarakat • Keinginan masyarakat

71 Universitas Kristen Petra

3.8.4 Sistem Pembuangan Sampah

Terdapat shaft sampah pada tiap lantainya sehingga memudahkan dalam

pembuangan sampah. Sampah dibagi menjadi 2 yaitu sampah basah dan sampah

kering. Sampah basah biasanya adalah sampah medis diambil dan dimasukkan

incenerator untuk dibakar dengan proses dengan sistem busur listrik sehingga

tidak mencemari lingkungan.

Gambar 3.32. Incenerator

Sumber : Alibaba.com Hong Kong Limited and licensors

3.8.5 Listrik

PLN trafo panel ATS MDP panel distribusi stop

kontak

Gambar 3.33. Denah Servis

Page 40: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Kerangka Berpikir · Gambar 3.1 Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG • Banyaknya bedah plastik ilegal yang berkembang di masyarakat • Keinginan masyarakat

72 Universitas Kristen Petra

3.9 Sistem Struktur

Gambar 3.34. Struktur