13
LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI  PENGUKURAN TANDA   TANDA VITAL” DOSEN PEMBIMBING :Dr. Sri Lestari Disusunoleh : Gella Aprilia ( G42141333) IndraKurniaSandy ( G42141342)  Nur’ainia Puspita Sa ri  ( G42141346) EndahKusumaNingrum ( G42141367) Diana Wahyuni ( G42141377) Indah Liananta ( G42141383) Anindya Merita Agustin ( G42141443 ) Yaviza Pungkiman ( G42141448) POLITEKNIK NEGERI JEMBER JURUSAN KESEHATAN PROGRAM STUDI D-IV GIZI KLINIK 2014 / 2015

3. Pengukuran Tanda-tanda Vital

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 3. Pengukuran Tanda-tanda Vital

8/10/2019 3. Pengukuran Tanda-tanda Vital

http://slidepdf.com/reader/full/3-pengukuran-tanda-tanda-vital 1/13

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI

“ PENGUKURAN TANDA –  TANDA VITAL” 

DOSEN PEMBIMBING :Dr. Sri Lestari

Disusunoleh :

Gella Aprilia ( G42141333)IndraKurniaSandy ( G42141342)

 Nur’ainiaPuspita Sari  ( G42141346)

EndahKusumaNingrum ( G42141367)

Diana Wahyuni ( G42141377)

Indah Liananta ( G42141383)

Anindya Merita Agustin ( G42141443 )

Yaviza Pungkiman ( G42141448)

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

JURUSAN KESEHATAN

PROGRAM STUDI D-IV GIZI KLINIK

2014 / 2015

Page 2: 3. Pengukuran Tanda-tanda Vital

8/10/2019 3. Pengukuran Tanda-tanda Vital

http://slidepdf.com/reader/full/3-pengukuran-tanda-tanda-vital 2/13

Page 3: 3. Pengukuran Tanda-tanda Vital

8/10/2019 3. Pengukuran Tanda-tanda Vital

http://slidepdf.com/reader/full/3-pengukuran-tanda-tanda-vital 3/13

BAB II

DASAR TEORI

Pemeriksaan tanda vital merupakan merupakan suatu cara mendeteksi perubahan system

tubuh. Pemeriksaan ini secara rutin dilakukan oleh tenaga medis professional dan penyedia

 perawatan sebelum merawat seorang penderita/pasien. Tanda-tanda vital utama meliputi empat

tanda utam, yaitu tekanan darah, denyut nadi (kecepatan, irama, kualitas), perrnafasan

(kecepatan, kedalaman, dan irama), suhu tubuh dan berat badan serta tinggi badan.

1.  Pengukuran Tekanan Darah

Tekanan darah adalah gaya yang diterima per satuan luas dinding pembuluh darah yangmemberikan oleh cairan darah. Ada dua macam pengukuran tekanan darah, yaitu:

a.  Langsung

Menggunakan jarum atau kanula yang dimasukkan kedalam pembuluh darah

untuk dihubungkan dengan manometer. Manometer adalah alat pengukur tekanan yang

menggunakan tinggi kolom (tabung) yang berisi liquid statik untuk menentukan tekanan.

 b.  Tak Langsung

Menggunakan alat manometer. Ada banyak macam manometer seperti tensimeter

air raksa, Sphygomanometer / tensimeter pegas, tensimeter elektrik.

Tensimeter terdiri atas manset hawa, pompa karet, skrup, klep dan manometer air

raksa, manometer anaeroid. Cara pengukuran tak langsung juga dapat dilakukan dengan

menggunakan tensimeter elektronik. Tensimeter elekronik dapat mengukur tekanan

systole dan diastole serta kontraksi jantung atau denyut nadi.berbada dengan tensimeter

air raksa dan pegas yang hanya dapat mengukur tekanan systole dan diastole saja.

Pengukuran tekanan darah umumnya dilakukan pada lengan atas atau pada

tungkai atas. Panjang manset disyaratkan 2-3 lingkar bagian tersebut. teknik pengukuran

manometer ada dua cara, yaitu:

Palpasi, yang hanya dapat menentukan tekanan systole. Dan yang kedua Auskultasi

dengan bantuan stetoskop, dengan cara ini dapat diukur tekanan systole maupun diastole.

Page 4: 3. Pengukuran Tanda-tanda Vital

8/10/2019 3. Pengukuran Tanda-tanda Vital

http://slidepdf.com/reader/full/3-pengukuran-tanda-tanda-vital 4/13

Tekanan systole dihasilkan oleh dinding pembuluh darah setiap kali jantung kita

kontraksi dan memompanya kedalam pembuluh darah. Tekanan diastole adalah tekanan

 paling rendah ketika jantung istirahat dan sedang terjadi pengisian darah.

Tabel Klasifikasi Tekanan Darah Pada Orang Dewasa

Kategori Sistole Diastole

Hipotensi < 90 mmHg < 60 mmHg

Optimal < 120 mmHg < 80 mmHg

 Normal < 130 mmHg < 85 mmHg

 Normal Tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg

Stadium 1

(Hipertensi Ringan)

140-159 mmHg 90-99 mmHg

Stadium 2

(Hipertensi Sedang)

160-170 mmHg 100-109 mmHg

Stadium 3

(Hipertensi Berat)

180-209 mmHg 110-119 mmHg

Stadium 4

(Hipertensi Ringan)

>210 mmHg >120 mmHg

Sumber : WHO-international, European & British Hypertensi Society 2014

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah (Perry dan Potter, 1993)  

a.  Umur

Tekanan darah akan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Hal ini

dikaitkan dengan berkurangnya elastisitas pembuluh darah arteri, dinsing arteri semakin kaku

sehingga tahanan pada arteri semakin basar dan meningkatkan tekanan darah.

 b. Waktu Pengukuran

Tingkat tekanan darah berubah-ubah sepanjang hari. Tekanan darah biasanya rendah

 pada pagi-pagi sekali, secara berangsur-angsur naik pagi menjelang siang dan sore, dan

 puncaknya pada senja hari atau malam. Tidak ada orang yang pola dan derajat variasinya

sama.

Page 5: 3. Pengukuran Tanda-tanda Vital

8/10/2019 3. Pengukuran Tanda-tanda Vital

http://slidepdf.com/reader/full/3-pengukuran-tanda-tanda-vital 5/13

c. Latihan dan Aktivitas Fisik

Latihan dan aktivitas fisik dapat meningkatkan cardiac output dan tekanan darah. Hal ini

 berkaitan dengan peningkatan metabolism tubuh. Aktivitas fisik membutuhkan energi

sehingga membutuhkan aliran yang lebih cepat untuk mensuplai oksigen dan nutrisi (tekanandarah naik).

d. Stress (kecemasan, takut, emosi dan nyeri)

Stress ini akan merangsang syaraf simpatik, mengakibatkan peningkatan denyut jantung

serta peningkatan resistensi atau tahanan arteri. Selain itu juga mengakibatkan vasokonstriksi

arteri.

e. Miscellaneus Faktor/Posisi Tubuh

Posisi tubuh sangat berpengaruh terhadap tekanan darah. Hal ini berkaitan dengan efek

gravitasi bumi. Pada saat berbaring, gaya gravitasi pada peredaran darah lebih rendah karena

arah peredaran tersebut horizontal, sehingga jantung tidak terlalu memompa dan tidak terlalu

melawan gaya gravitasi. Pada saat duduk maupun berdiri, kerja jantung dalam memompa

darah akan lebih keras karena melawan gaya gravitasi bumi, sehingga kecepatan denyut

 jantung meningkat. Posisi berbaring tekanan darah lebih rendah daripada duduk atau berdiri

f.  Obat-obatan

analgetik yang dapat menurunkan tekanan arah.

2.  Denyut Nadi

Denyut nadi adalah jumlah kontraksi jantung per menit. Pemeriksaan denyut nadi

meliputi kekuatan kontraksi dan iramanya. Denyut nadi pada orang dewasa normal adalah

60-100 kali per menit. Pengukuran denyut nadi dapat dilakukan di arteri temporalis dan arteri

frontalis pada kepala, arteri karotis pada leher, arteri brachialis pada lengan atas/siku bagian

dalam, arteri radialis dan ulnris pada pergelangan tangan, arteri poplitea pada belakang lutut,

dan arteri dorsalis pedis atau arteri tibialis posterior pada kaki.Frekuensi denyut nadi sangat

 bervariasi, tergantung jenis kelamin, jenis pekerjaan, dan usia. Demikian juga halnya waktu

 berdiri, sedang makan, mengeluarkan tenaga atau waktu emosi.

Page 6: 3. Pengukuran Tanda-tanda Vital

8/10/2019 3. Pengukuran Tanda-tanda Vital

http://slidepdf.com/reader/full/3-pengukuran-tanda-tanda-vital 6/13

Batasan dan Klasifikasi (Whaley dan Wong, 1993):

Bayi yang baru dilahirkan (1-3 bulan): 120-140 kali/menit, bayi 4 bulan-2 tahun: 80-150

kali/menit, anak 2-10 tahun: 70-110 kali/mnit, anak anak >10 tahun: 55-90 kali/menit,

dewasa: 60-90 kali/menit, dan usia lanjut yang sehat: 60/100 kali/menit.

3.  Frekuensi Pernafasan

Respirasi/pernafasan adalah jumlah pernafasan /inspirasi per menit. Pernafasan pada

umumnya mempunyai kecepatan yang lebih dibandingkan denyut nadi, oleh karena itu

 penghitungan frekuensi nafas hendaknya dilakukan dalam satu menit untuk menghindari

kesalahan. Pemeriksaan nafas hendaknya diperhatikan pola-pola pernafasan (dada, perut,

mulut, hidung), usaha nafas (berkaitan ada sumbatan atau tidak), penggunaan otot tambahan,

dan volume nafas (panjang/pendek/dalam). Pengukuran dilakukan dalam keadaan istirahatdengan menghitung berapa kali dada terangkat per menit.

Batasan normal beraneka ragam tergantung usia. Pada bayi: 30  –   60 kali/menit, anak-

anak: 20 –  30 kali/menit, remaja: 15 –  24 kali/menit, dan dewasa: 16 –  20 kali/menit.

Kecepatan respirasi dapat meningkat pada kondisi demam, sakit, atau kondisi kesehatan

lain.

4. 

Berat Badan serta Tinggi BadanPengukuran fisik tinggi badan dan berat vadan sangat diperlukan dalam memperoleh

tambahan yang menegakkan diagnosis, terutama yang berkaitan dengan hormonal metabolic.

Pemeriksaan tinggi badan harus dilakukan dengan posisi berdiri. Berat badan seringkali di

 bandinkan dengan berat badan ideal.

  Berat badan ideal wanita :

BBideal maks wanita = tinggi badan –  110

BBideal min wanita = BBideal maks –  (BBideal maks x 10%)

 

Berat badan ideal pria :

BBideal maks pria = tinggi badan –  110

BBideal min pria = BBideal maks –  (BBideal maks x 10%)

Pengukuran TB dan BB dapat juga untuk mengetahui IMT (Indeks Masa Tubuh), yang

dapat digunakan untuk memprediksi kesehatan penderita.

Page 7: 3. Pengukuran Tanda-tanda Vital

8/10/2019 3. Pengukuran Tanda-tanda Vital

http://slidepdf.com/reader/full/3-pengukuran-tanda-tanda-vital 7/13

IMT=

 

Klasifikasi IMT (Classification of Overweight and Obesity by BMI, Waist Circusference, and

 Associated Risk, WHO, 1997 ):

  BB sangat kurus (kurus beresiko) = IMT < 18,5 kg/m2 

  BB kurang (kurus) =IMT < 18,5 kg/m2 

  BB normal =IMT 18,5 –  24,9 kg/m2 

  BB berlebih (agak gemuk) =IMT 25,0 –  29,9 kg/m2 

  Obesitas klas 1 (gemuk) =IMT 30,0 –  34,9 kg/m2 

  Obesitas klas 2 (sangat gemuk) =IMT 35,0 –  39,9 kg/m

 

Ekstrem Obes / Obesitas klas 3 (amat sangat gemuk) = IMT < 40 kg/m2 

Page 8: 3. Pengukuran Tanda-tanda Vital

8/10/2019 3. Pengukuran Tanda-tanda Vital

http://slidepdf.com/reader/full/3-pengukuran-tanda-tanda-vital 8/13

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 

ALAT DAN BAHAN

1.  Stop Watch

2.  Tensimeter elektronik atau digital

3.  Timbangan berat badan

4.  Tisu

5.  Pengukur Tinggi Badan

6. 

Alat tulis

3.2  PROSEDUR KERJA

a.  Pengukuran Berat badan

1.  Ukur berat badan dan tinggi badan anggota kelompok

2.  Hitung berapa IMT masing-masing

3. 

Masukkan dalam klasifikasi yang mana

 b.  Pengukuran Tekanan darah dan denyut nadi

1.  Pasang manset pada lengan atas dengan pipa menghadap ke distal anggota badan

2.  Tekan tombol on pada tensimeter

3.  Catat hasil tekanan darah yang ditunjukkan tensimeter meliputi sistol, diastol dan

nadi.

c.  Pengukuran frekuensi nafas

1.  Letakkan tisu di depan hidung anggota kelompok

2.  Perhatikan berapa kali proses ekspirasi dan inspirasi melalui tisu

Page 9: 3. Pengukuran Tanda-tanda Vital

8/10/2019 3. Pengukuran Tanda-tanda Vital

http://slidepdf.com/reader/full/3-pengukuran-tanda-tanda-vital 9/13

3.  Catat hasil percobaan.

Lakukan pengukuran tekanan darah, denyut jantung, tinggi badan, berat badan serta

frekuensi nafas sebelum melakukan latihan dan sesudah melakukan latihan.

Page 10: 3. Pengukuran Tanda-tanda Vital

8/10/2019 3. Pengukuran Tanda-tanda Vital

http://slidepdf.com/reader/full/3-pengukuran-tanda-tanda-vital 10/13

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 

HASIL PENGAMATAN

 No L/P TB BB IMT/BM

I

Sebelum Latihan Sesudah Latihan

RR /

menit

 Nadi TD RR/

menit

 Nadi TD

D S D S

1. P

(Diana)

151 39 17,1

(kurus)

21 95 69 101 36 124 70 125

2. P

(Anin)

167 80 28,6

(agak

gemuk)

24 100 90 156 40 164 111 157

3. L

(Sandi)

158 54 21,6

(normal)

32 88 65 111 40 123 87 150

4.2  PEMBAHASAN

Pengukuran tanda-tanda vital dilakukan untuk mengetahui tanda utama, diantaranya 1)

tekanan darah, 2) denyut nadi meliputi kecepatan, irama dan kualitas, pernafasan meliputi

kecepatan, kedalaman, dan irama, 3) Suhu tubuh, 4) berat badan serta tinggi badan. Sebelum

melakukan pengukuran yang meliputi tekanan darah, denyut nadi serta respirasi diperlukan

informasi tambahan yang menegakkan diagnosis yaitu pengukuran berat dan tinggi badan.

Pengukuran ini juga diperlukan untuk mengetahui indeks masa tubuh atau IMT dengan rumus

yang telah diketahui untuk memprediksi kesehatan seseorang. Setelah melakukan percobaandiperoleh hasil, orang pertama memiliki tinggi badan sebesar 151 cm dan berat badan sebesar

39 kg dengan IMT 17,1 yang berarti kurus. Orang kedua memiliki tinggi badan sebesar 167

cm dan berat badan sebesar 80 kg dengan IMT 28,6 yang berarti agak gemuk. Orang ketiga

memiliki tinggi badan sebesar 158 cm dan berat badan 54 kg dengan IMT 21,6 yang berarti

normal.

Page 11: 3. Pengukuran Tanda-tanda Vital

8/10/2019 3. Pengukuran Tanda-tanda Vital

http://slidepdf.com/reader/full/3-pengukuran-tanda-tanda-vital 11/13

Pengukuran tekanan darah atau gaya yang diterima per satuan luas dinding

 pembuluh darah yang diberikan oleh cairan darah dalam praktikum ini menggunakan cara tak

langsung, yaitu menggunakan alat tensimeter digital yang dipasang pada tubuh bagian lengan

atas. Pada percobaan sebelum latihan diperoleh hasil tekanan darah dengan konversi nilai atas

adalah tekanan sistole dan nilai yang bawah adalah tekanan diastole. Orang pertama tekanan

sarahnya sebesar 101/69 mmHg, orang kedua 156/90 mmHg dan orang ketiga sebesar 111/65

mmHg. Setelah melakukan latihan diperoleh hasil pada orang pertama 125/70 mmHg, orang

kedua 157/111 mmHg, da orang ketiga 150/87 mmHg. Sedangkan tekanan darah normal

dewasa muda pada umumnya sebesar 120/80 mmHg yang dapat berubah sesuai dengan

 perjalanan usia.

Denyut nadi merupakan jumlah kontraksi jantung per menit yang meliputi irama dan

kekuatan kontraksinya. Dalam praktikum diketahui denyut nadi orang pertama sebelum

latihan sebesar 95 kali per menit, orang kedua sebesar 100 kali per menit, dan orang ketiga

sebesar 88 kali per menit. Sedangkan setelah melakukan latihan orang pertama memiliki

denyut nadi sebesar 124 kali per menit, orang kedua 164 kali per menit, dan orang ketiga

sebesar 123 kali per menit. Pada umumnya denyut nadi seseorang yang normal sebesar 60  –  

100 kali per menit. Perbedaan ini karena denyut nadi seseorang akan semakin meningkat saat

olah raga, sakit, trauma, dan emosi. Perempuan berumur 12 tahun keatas memiliki denyut

 jantung lebih cepat dibandingkan laki-laki.

Pada pengukuran respirasi atau pernafasan per menit dalam praktikum ini dilakukan

dengan menghitung berapa kali jumlah nafas saat ekspirasi dan inspirasi dengan

menggunakan tisu. Sebelum latihan orang pertama memiliki respirasi sebesar 21 kali per

menit, orang kedua sebesar 24 kali per menit, dan orang ketiga sebesar 32 kali per menit.

Setelah melakukan latihan, respirasi orang pertama meningkat sebesar 36 kali per menit,

orang kedua dan ketiga sebesar 40 kali per menit. Sedangkan pada orang dewasa pada

umumnya respirasi sebesar 15 sampai 20 kali per menit. Kecepatan respirasi akan meningkat

saat seseorang dalam kondisi demam, sakit, atau kondisi kesehatan lainnya. Pada umumnya

semua tanda-tanda vital yang dimiliki seseorang berbeda-beda, hal ini disebabkan karena

faktor usia, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan serta kondisi tubuh yang dimiliki.

Page 12: 3. Pengukuran Tanda-tanda Vital

8/10/2019 3. Pengukuran Tanda-tanda Vital

http://slidepdf.com/reader/full/3-pengukuran-tanda-tanda-vital 12/13

BAB V

PENUTUP

5.1 

KESIMPULAN

Dari hasil pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui sebagian besar fungsi dasar

tubuh, dapat diketahui bahwa setiap individu memiliki fungsi dasar tubuh yang berbeda-beda

yang meliputi tekanan darah, denyut nadi, frekuensi pernafasan, berat badan, serta tinggi

 badan. Hal ini disebabkan karena faktor genetik atau keturunan, umur, jenis kelamin,

kegiatan yang dilakukan serta kondisi tubuh itu sendiri.

5.2 

SARAN

Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai fungsi dasar tubuh sehingga mendapatkan

hasil yang akurat. Serta perlu kelengkapan dari alat-alat praktikum yang digunakan agar

 praktikan dapat menghasilkan percobaan yang baik dan sesuai dengan prosedur yang ada.

Page 13: 3. Pengukuran Tanda-tanda Vital

8/10/2019 3. Pengukuran Tanda-tanda Vital

http://slidepdf.com/reader/full/3-pengukuran-tanda-tanda-vital 13/13

DAFTAR PUSTAKA

Ulliyah, Musrifatul. Alimul Hidayat. 2005.  Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. 

Jakarta : Kedokteran Gigi (EGC)

Lembar panduan praktek anatomi fisiologi pengukuran tanda-tanda vital. Dr. Sri Lestari. 2014