21
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Pemeriksaan tanda vital adalah merupakan suatau cara untuk mendektesi adanya perubahan sistem tubuh. Tanda vital meliputi : tekanan darah, denyut nadi, suhu tubuh, dan frekuensi pernafasan. Tanda vital mempunyai nilai yang sangat penting bagi fungsi tubuh. Adanya perubahan tanda vital maka mempunyai arti sebagai indikasi adanya kegiatan organ-organ di dalam tubuh. Misal suhu tubuh meningkat berarti ada metabolisme yang terjadi dalam tubuh atau sebagai respon imun tehadap bakteri dan virus. atau jika denyut nadi meningkat maka pasti ada perubahan pada sisitem kardiovaskuler dan seterusnya. Pengkajian/pemeriksaan tanda vital yang dilaksanakan oleh perawat digunakan untuk memantau perkembangan pasien saat dirawat. Tindakkan ini bukan hanya sekedar rutinitas perawat tetapi merupakkan tindakkan pengawasan terhadap perubahan/gangguan sistem tubuh selama dirawat. Pada prinsipnya pemeriksaan tanda vital tidak selalu sama antara pasien satu dengan yang lainya. Tingkat frekuensi pengukuran akan lebih sering atau lebih ketat pada pasien dengan kegawat daruratan di banding dengan pasien yang tidak mengalami kegawat daruratan/kritis. 1

makalah Prosedur pemeriksaan tanda vital

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: makalah Prosedur pemeriksaan tanda vital

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pengertian

Pemeriksaan tanda vital adalah merupakan suatau cara untuk mendektesi

adanya perubahan sistem tubuh.

Tanda vital meliputi : tekanan darah, denyut nadi, suhu tubuh, dan frekuensi

pernafasan. Tanda vital mempunyai nilai yang sangat penting bagi fungsi tubuh.

Adanya perubahan tanda vital maka mempunyai arti sebagai indikasi adanya

kegiatan organ-organ di dalam tubuh.

Misal suhu tubuh meningkat berarti ada metabolisme yang terjadi dalam

tubuh atau sebagai respon imun tehadap bakteri dan virus. atau jika denyut nadi

meningkat maka pasti ada perubahan pada sisitem kardiovaskuler dan seterusnya.

Pengkajian/pemeriksaan tanda vital yang dilaksanakan oleh perawat digunakan

untuk memantau perkembangan pasien saat dirawat. Tindakkan ini bukan hanya

sekedar rutinitas perawat  tetapi merupakkan tindakkan pengawasan terhadap

perubahan/gangguan  sistem tubuh selama dirawat. Pada prinsipnya pemeriksaan

tanda vital tidak selalu sama antara pasien satu dengan yang lainya. Tingkat

frekuensi pengukuran akan lebih sering atau lebih ketat pada pasien dengan

kegawat daruratan di banding dengan pasien yang tidak mengalami kegawat

daruratan/kritis.

1.2 Persiapan Alat Secara Umum

Alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum melaksanakan tindakan:

1. Sfigmomanometer (tensimeter)

2. Model air  raksa atau jarum

3. Arloji (jam tangan)

4. Thermometer (pengukur suhu).

5. Stetoscop

1

Page 2: makalah Prosedur pemeriksaan tanda vital

1.3 Tahap-Tahap Pelaksanaan Tindakan

Tahap memulai tindakkan dapat dimulai dari: Pengukuran suhu,

Pemeriksaan denyut nadi, Pemeriksaan pernafasan, Pemeriksaan

tekanan darah.

     

2

Page 3: makalah Prosedur pemeriksaan tanda vital

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Suhu Tubuh

Suhu tubuh merupakan hasil keseimbangan antara produksi panas dan

hilangnya panas dari tubuh ke lingkungan. Produksi panas yang dihasilkan

tubuh antara lain berasal dari :

a. Metabolisme dari makanan ( Basal Metabolic Rate )

b. Olahraga

c. Shivering atau kontraksi otot skelet

d. Peningkatan produksi hormon tiroksin ( meningkatkan metabolisme

seluler )

e. Proses penyakit infeksi

f. Termogenesis kimiawi ( rangsangan langsung dari norepinefrin dan

efinefrin atau dari rangsangan langsung simpatetik )

Sedangkan hilangnya panas tubuh terjadi melalui beberapa proses yaitu :

1. Radiasi adalah pemindahan panas dari satu benda ke benda lain tanpa

melalui kontak langsung, misalnya orang berdiri didepan lemari es yang

terbuka

2. Konduksi adalah pemindahan panas dari satu benda ke benda lainnya

melalui kontak langsung, misalnya kontak langsung dengan es

3. Konveksi adalah pemindahan panas yang timbul akibat adanya pergerakan

udara, misalnya udara yang berdekatan dengan badan akan menjadi hangat

4. Evaporisasi adalah pemindahan panas yang terjadi melalui proses

penguapan, misalnya pernapasan dan perspiration dari kulit. Misalnya

keringat meningkatkan pengeluaran panas tubuh

Suhu tubuh terjaga konstan meskipun adanya perubahan kondisi lingkungan. Hal

ini disebabkan karena adanya proses pengaturan suhu

3

Page 4: makalah Prosedur pemeriksaan tanda vital

melalui negatiffeedback sistim ( mekanisme umpan balik ). Organ pengatur suhu

yang utama adalah hipotalamus. Untuk regulasi panas tubuh diperlukan

konsentrasi sodium dan kalsium yang cukup, terutama didalam dan disekitar

Hipotalamus posterior. Variasi suhu orang yang sehat berkisar 0.7 derajat Celcius

dari normal ( 1.4 F ).

2.1.2 Faktor- Faktor yang mempengaruhi Suhu Tubuh yaitu antara lain :

1. Umur :

Bayi yang baru lahir sangat dipengaruhi keadaan lingkungan sekitarnya,

maka dari itu harus dilindungi dari perubahan iklim yang dapat berubah

dengan cepat. Anak- anak mempunyai suhu yang lebih labil dari pada

orang dewasa.

UMUR SUHU ( Celcius ) SUHU (Fahrenheit )

Bayi baru lahir 36,1 – 37,7 97 – 100

2 tahun 37,2 98,9

12 tahun 37 98,6

Dewasa 36 96,8

2.  Aktifitas tubuh

Aktifitas otot dan proses pencernaan sangat mempengaruhi suhu tubuh.

Pada pagi hari jam 04.00 – 06.00 suhu tubuh paling rendah, sedangkan

sore hari sekitar jam 16.00 – 20.00 yang paling tinggi, perubahan

suhuberkisar antara 1.1 – 1.6 C ( 2 – 3 F ).

3. Jenis Kelamin

wanita lebih efisien dalam mengatur suhu internal tubuh dari pada pria, hal

ini disebabkan karena hormon estrogen dapat meningkatkan jaringan

lemak.Meningkatnya progesteron selama ovulasi akan meningkatkan suhu

wanita sekitar 0.3 – 0.5 C (0.5 – 1 F) sedangan estrogen dan testoteron

dapat meningkatkan Basal Metabolic Rate

4

Page 5: makalah Prosedur pemeriksaan tanda vital

4. Perubahan emosi

Emosi yang meningkat akan menambah kadar Adrenalin dalam tubuh

sehingga metabolisme meningkat dan suhu tubuh menjadi naik.

5. Perubahan Cuaca

Perubahan cuaca , Iklim, atau musim mempengaruhi Evaporasi, radiasi,

konveksi, konduksi, sehingga mempengaruhi metabolisme dan suhu tubuh

6. Makanan, minuman, rokok, dan lavemen

Makanan, minuman dan rokok dapat merubah suhu oral, misalkan Minum

air es dapat menurunkan suhu oral sekitar 0.9 C (1.6 F). Untuk itu

dianjurkan mengukur suhu oral sekitar 30 menit setelah makan, minum

atau merokok , sedangkan tempertur rectal diukur setelah 15

menit melakukan lavemen / enema.

nilai setandar untuk mengetahui batas normal suhu tubuh manusia dibagi

menjadi empat yaitu :

Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36°C

Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36 - 37,5°C

Febris / pireksia, bila suhu tubuh antara 37,5 - 40°C

Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari 40°C

2.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh manusia dapat di uraikan

Sebagai berikut :

1. Kecepatan metabolisme basal

Kecepatan metabolisme basal tiap individu berbeda-beda. Hal ini

memberi dampak jumlah panas yang diproduksi tubuh menjadi berbeda

pula. Sebagaimana disebutkan pada uraian sebelumnya, sangat terkait

dengan laju metabolisme.

2. Rangsangan saraf simpatis

Rangsangan saraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan metabolisme

menjadi 100% lebih cepat. Disamping itu, rangsangan saraf simpatis

dapat mencegah lemak coklat yang tertimbun dalam jaringan untuk

dimetabolisme. Hamper seluruh metabolisme lemak coklat adalah

produksi panas. Umumnya, rangsangan saraf simpatis ini dipengaruhi

5

Page 6: makalah Prosedur pemeriksaan tanda vital

stress individu yang menyebabkan peningkatan produksi epineprin dan

norepineprin yang meningkatkan metabolisme.

3. Hormone pertumbuhan

Hormone pertumbuhan ( growth hormone ) dapat menyebabkan

peningkatan kecepatan metabolisme sebesar 15-20%. Akibatnya,

produksi panas tubuh juga meningkat.

4. Hormone tiroid

Fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hamper semua reaksi

kimia dalam tubuh sehingga peningkatan kadar tiroksin dapat

memengaruhi laju metabolisme menjadi 50-100% diatas normal.

5. Hormone kelamin

Hormone kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan metabolisme

basal kira-kira 10-15% kecepatan normal, menyebabkan peningkatan

produksi panas. Pada perempuan, fluktuasi suhu lebih bervariasi dari

pada laki-laki karena pengeluaran hormone progesterone pada masa

ovulasi meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3 – 0,6°C di atas suhu basal.

6. Demam ( peradangan )

Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan

metabolisme sebesar 120% untuk tiap peningkatan suhu 10°C.

7. Status gizi

Malnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan metabolisme

20 – 30%. Hal ini terjadi karena di dalam sel tidak ada zat makanan

yang dibutuhkan untuk mengadakan metabolisme. Dengan demikian,

orang yang mengalami mal nutrisi mudah mengalami penurunan suhu

tubuh (hipotermia). Selain itu, individu dengan lapisan lemak tebal

cenderung tidak mudah mengalami hipotermia karena lemak

merupakan isolator yang cukup baik, dalam arti lemak menyalurkan

panas dengan kecepatan sepertiga kecepatan jaringan yang lain.

8. Aktivitas

Aktivitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme,

mengakibatkan gesekan antar komponen otot / organ yang

6

Page 7: makalah Prosedur pemeriksaan tanda vital

menghasilkan energi termal. Latihan (aktivitas) dapat meningkatkan

suhu tubuh hingga 38,3 – 40,0 °C.

9. Gangguan organ

Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus,

dapat menyebabkan mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami

gangguan. Berbagai zat pirogen yang dikeluarkan pada saai terjadi

infeksi dapat merangsang peningkatan suhu tubuh. Kelainan kulit

berupa jumlah kelenjar keringat yang sedikit juga dapat menyebabkan

mekanisme pengaturan suhu tubuh terganggu.

10. Lingkungan

Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya

panas tubuh dapat hilang atau berkura

2.2 Pengukuran Suhu Tubuh

Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan dibeberapa tempat yaitu di

mulut (oral), anus (rectal), ketiak (axilla) dan telinga ( auricular ) . Masing-

masing tempat mempunyai variasi suhu yang berlainan. Suhu rektal biasanya

berkisar 0.4 C (0.7 F) lebih tinggi dari suhu oral dan suhu aksila lebih rendah 0.6

C (1 F) dari pada oral . Di Puskesmas biasanya yang sering dipergunakan adalah

pemeriksaan suhu aksila.

Pemeriksaan Suhu Aksila dengan Termometer Air Raksa

Pengukuran suhu aksila dianggap paling mudah dan aman, namun kurang

akurat. Penggunaan sering dilakukan pada :

1. Anak

2. Pasien dengan radang mulut

3. Pasien yang bernapas dengan mulut atau menggunakan alat bantu

napas

7

Page 8: makalah Prosedur pemeriksaan tanda vital

2.2.1 Tujuan Tindakan

Pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui rentang suhu

tubuh.

2.2.2 Alat dan Bahan

1. Steptoskop

2. Tensi Meter

3. Termometer

4. cairan densifektan

5. kasa/kapas

6. Arloji

7. Alat tulis

8. Sarung tangan

9. Vaselin

2.2.3 PROSEDUR KERJA

2.2.3.1 Pemeriksaan Suhu Oral

1. Jelaskan prosedur kepada klien

2. Cuci tangan

3. Gunakan sarung tangan

4. Atur posisi pasien

5. Tentukan letak bawah lidah

6. Turunkan suhu termometer dibawah anatara 340C – 350C.

7. Letakkan termometer dibawah lidah sejajar dengan gusi

8. Anjurkan mulut dikatupkan selama 3 – 5 menit

9. Angkat termometer dan baca hasilnya

10. Catatatan hasil

11. Bersihkan termometer dengan kertas / tissue

12. Cuci termometer dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air

bersih dan keringkan.

13. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

8

Page 9: makalah Prosedur pemeriksaan tanda vital

2.2.3.2 Pemeriksaan suhu aksila

1.Jelaskan prosedur kepada klien

2. Cuci tangan

3. Gunakan sarung tangan

4. Atur posisi pasien

5. Tentukan letak aksila (Ketiak) dan bersihkan daerah aksila dengan

menggunakan tissue

6. Turunkan suhu termometer dibawah anatara 340C – 350C.

7. Letakkan termometer pada daerah aksila dan lengan pasien fleksi

diatas dada (mendekap dada)

8. Setelah 3 – 5 menit, angkat termometer dan baca hasilnya

9. Catat hasil

10. Bersihkan termometer dengan kertas / tissue

11. Cuci termometer dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air

bersih dan keringkan.

12. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

2.2.3.4 Pemeriksaan Suhu Rektal

1.Jelaskan prosedur kepada klien

2. Cuci tangan

3. Gunakan sarung tangan

4. Atur posisi pasien dengan posisi miring

5. Pakaian diturunkan sampai dibawah glutea (dibawah pantat)

6. Tentukan letak rektal, lalu oleskan vaseline

7. Turunkan suhu termometer dibawah anatara 340C – 350C.

8. Letakkan telapak tangan pada sisi glutea pasien, masukkan

termometer kedalam rektal dengan perlahan-lahan, jangan sampi

berubah posisi dan ukur suhu

9. Setelah 3 – 5 menit, angkat termometer dan baca hasilnya

10. Catat hasil

11. Bersihkan termometer dengan kertas / tissue

9

Page 10: makalah Prosedur pemeriksaan tanda vital

12. Cuci termometer dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air

bersih dan keringkan.

13. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

2.3 Pemeriksaan Pernapasan

Nilai pemeriksaan pernapasan merupakan salah satu indikator untuk

mengetahui fungsi sistem pernapasan yang terdiri dari mempertahankan

pertukaran oksigen dan karbon dioksida dalam paru dan pengaturan keseimbangan

asam basa

2.3.1 Tujuan

1. Mengetahui frekuensi, irama, dan kedalaman pernapasan.

2. Menilai kemampuan fungsi pernapasan.

2.3.2 Alat dan bahan

1. Arloji (jam) atau stop-watch

2. Buku catatan

3. Pena

2.3.3 Prosedur kerja

1. Jelaskan prosedur pada klien.

2. Cuci tangan.

3. Atur posisi pasien (manusia coba).

4. Hitung frekuensi dan irama pernapasan.

5. Catat hasil.

6. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

2.4 Pemeriksaan Tekanan Darah

Nilai tekanan darah merupakan indikator untuk menilai sistem

kardiovaskular bersamaan dengan pemeriksaan nadi. Pemeriksaan tekanan darah

dapat diukur dengan dua metode, yaitu metode langsung: metode yang

menggunakan kanula atau jarum yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah

yang dihubungkan dengan manometer. Metode ini merupakan cara yang paling

10

Page 11: makalah Prosedur pemeriksaan tanda vital

tepat untuk menentukan tekanan darah, tetapi memer¬lukan persyaratan dan

keahlian khusus; metode tak langsung: metode yang menggunakan

sfig¬momanometer. Pengukuran tak langsung ini menggunakan dua cara, yaitu

palpasi yang meng¬ukur tekanan sistolik dan auskultasi yang dapat mengukur

tekanan sistolik dan diastolik dan cara ini memerlukan alat stetoskop.

2.4.1 Tujuan

Mengetahui nilai tekanan darah. 

2.4.2 Alat dan bahan

1. Sfigmomanometer (tensimeter) yang ter¬diri dari:

manometer air raksa + klep penutup dan pembuka

manset udara

slang karet

pompa udara dari karet + sekrup pem¬buka dan penutup

2. Stetoskop

3. Buku catatan tanda vital

4. Pena

2.4.3 Prosedur kerja 

Cara palpasi

1. Jelaskan prosedur pada klien.

2. Cuci tangan.

3. Atur posisi pasien (manusia coba)

4. Letakkan lengan yang hendak diukur pada posisi telentang.

5. Lengan baju di buka.

6. Pasang manset pada lengan kanan/kiri atas sekitar 3 cm di atas

fossa cubiti (jangan terlalu ketat ¬maupun terlalu longgar)

7. Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra/sinistra

8. Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis

tidak teraba

9. Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mm Hg lebih

tinggi dari titik radialis tidak teraba.

10. Letakkan diafragma stetoskop di atas nadi brakhialis dan

11

Page 12: makalah Prosedur pemeriksaan tanda vital

11. kempeskan balon udara manset secara perlahan dan

berkesinambungan dengan memutar sekrup pada pompa uda¬ra

berlawanan arah jarum jam.

12. Catat mm Hg manometer saat pertama kali denyut nadi teraba

kembali. Nilai ini me¬nunjukkan tekanan sistolik secara

palpasi.

13. Catat hasil.

14. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

2.4.4 Cara auskultasi

1. Jelaskan prosedur pada klien

2. Cuci tangan

3. Atur posisi pasien (manusia coba).

4. Letakkan lengan yang hendak diukur da¬lam posisi telentang.

5. Buka lengan baju.

6. Pasang manset pada lengan kanan/kiri atas sekitar 3 cm di atas

fossa cubiti (jangan ter¬lalu ketat maupun terlalu longgar)

7. Tentukkan denyut nadi arteri radialis deks¬tra/sinistra.

8. Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak

teraba.

9. Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mm Hg dari titik

radialis tidak teraba.

10. Letakkan diafragma stetoskop di atas arteri brakhialis dan

dengarkan.

11.Kempeskan balon udara manset secara per¬lahan dan

berkesinambungan dengan me¬mutar sekrup pada pompa udara

berlawanan arah jarum jam.

12. Catat tinggi air raksa manometer saat per¬tama kali terdengar

kembali denyut.

13.Catat tinggi air raksa pada manometer: 

12

Page 13: makalah Prosedur pemeriksaan tanda vital

Suara Korotkoff I: menunjukkan besar¬nya tekanan sistolik secara

auskultasi. Suara Korotkoff IV/V: menunjukkan besarnya tekanan

diastolik secara aus¬kultasi.

14.Catat hasilnya pada catatan pasien

15.Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

2.5 Pemeriksaan Denyut Nadi

Nilai denyut nadi merupakan indikator untuk menilai sistem

kardiovaskular. Denyut nadi da¬pat diperiksa dengan mudah menggunakan jari

tangan (palpasi) atau dapat juga dilakukan de¬ngan alat elektronik yang sederhana

maupun canggih. Pemeriksaan denyut nadi dapat dila¬kukan pada daerah arteri

radialis pada perge¬langan tangan, arteri brakhialis pada siku bagi¬an dalam,

arteri karotis pada leher, arteri tem¬poralis, arteri femoralis, arteri dorsalis pedis,

dan pada arteri frontalis pada bayi.

2.5.1 Tujuan

1. Mengetahui denyut nadi (irama, frekuensi, dan kekuatan).

2. Menilai kemampuan fungsi kardiovaskular.

2.5.2 Alat dan Bahan

1. Arloji (jam) atau stop-watch

2. Buku catatan nadi

3. Pena

2.5.3 Prosedur kerja

1. Jelaskan prosedur pada klien

2. Cuci tangan.

3. Atur posisi pasien (manusia coba).

4. Letakkan kedua lengan telentang di sisi tubuh

5. Tentukan letak arteri (denyut nadi yang akan dihitung).

6. Periksa denyut nadi (arteri) dengan meng¬gunakan ujung jari

telunjuk, jari tengah, dan jari manis. Tentukan frekuensinya per

menit dan keteraturan irama, dan kekuatan denyutan.

13

Page 14: makalah Prosedur pemeriksaan tanda vital

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tanda vital meliputi : tekanan darah, denyut nadi, suhu tubuh, dan

frekuensi pernafasan. Tanda vital mempunyai nilai yang sangat penting bagi

fungsi tubuh. Adanya perubahan tanda vital maka mempunyai arti sebagai

indikasi adanya kegiatan organ-organ di dalam tubuh.

Suhu tubuh merupakan hasil keseimbangan antara produksi panas dan

hilangnya panas dari tubuh ke lingkungan. Produksi panas yang dihasilkan

tubuh antara lain berasal dari :

a. Metabolisme dari

b. Shivering atau kontraksi otot skelet

c. Peningkatan produksi hormon tiroksin ( meningkatkan

metabolisme seluler )

d. Proses penyakit infeksi

e. Termogenesis kimiawi ( rangsangan langsung dari norepinefrin

dan efinefrin atau dari rangsangan langsung simpatetik )

3.2 Saran Demikianlah yang dapat penulis paparkan mengenai materi

yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih

banyak kekurangan dan kelemahan,karena terbatasnya pengetahuan da

kurangnya rujukan atau referensi yang ada.

Penulis banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan

saran yang membangun kepada penulis demi kesempurnaan makalah

ini.

Semoga makalah ini berguna, bagi penulis khususnya dan juga

para pembaca yang budiman pada umumnya.

14