Upload
others
View
34
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
36 Universitas Kristen Petra
3. KONSEP PERANCANGAN
3.1. Konsep Kreatif
3.1.1. Tujuan Kreatif
Merancang buku entertainment concept art berdasarkan sejarah Puputan
Margarana sebagai referensi untuk pelaku desain entertainment dalam membuat
sebuah karya baru. Diharapkan perancangan ini juga dapat mengedukasi target
audience akan sejarah perjuangan Bali dan membuat mereka tertarik untuk
mengangkat sejarah perjuangan Indonesia yang lain sebagai perancangan baru.
Buku ini akan berisi visualisasi dari tokoh tokoh perjuangan dari Letkol I Gusti
Ngurah Rai dan anak buahnya, properti yang mereka gunakan, hingga tempat
dimana peperangan terjadi. Beberapa adegan penting yang terjadi dalam Puputan
Margarana akan digambarkan melalui key art. Tiap visual akan dibuat berdasarkan
referensi nyata namun dengan menambahkan beberapa elemen fantasi dan budaya
Bali di dalamnya sehingga diharapkan karya perancangan ini menjadi unik dan
berbeda dengan perancangan lainnya.
3.1.2. Strategi Kreatif
3.1.2.1. Target Audience
Buku ini akan dibuat untuk referensi karya entertainment yang ditargetkan
kepada muda dewasa yang tertarik dengan sejarah juga aksi. Menikmati karya
entertainment dan menyebarkannya kepada orang lain secara verbal maupun visual.
Tertarik untuk mempelajari dan mendalami hal yang mereka sukai lebih lanjut.
Mendalami cerita dan tiap peran yang ada hingga menerapkan tiap pesan dan nilai
yang ada di dalam hiburan mereka ke dalam kehidupan sehari-hari.
3.1.2.2. Format dan Ukuran Buku Entertainment Concept Art
Buku entertainment concept art akan berukuran A4 yaitu 21 cm x 29,7 cm
dengan menggunakan kertas art paper 150 gram. Buku akan dicetak dengan teknik
offset. Visualisasi akan dibuat dengan menggunakan media tradisional maupun
37 Universitas Kristen Petra
digital. Adapun software yang akan digunakan adalah Adobe Photoshop dan Adobe
Illustrator.
3.1.2.3. Cover Depan dan Belakang
Cover buku akan berupa softcover full color. Visual akan menyesuaikan
dengan illustrasi yang ada di dalam dengan mengambil visual yang paling menarik.
Visual tersebut harus dapat menggambarkan isi buku secara keseluruhan. Teks yang
ada memuat nama dan judul dari buku. Kedua elemen akan di-layout dengan
dinamis dan menyenangkan.
Gambar 3.1. Referensi Desain Cover
Sumber: www.amazon.com
3.1.2.4. Isi Dalam Perancangan Buku Entertainment Concept Art
Buku ini akan dibuka dengan foreword dan akan dimulai dengan
pengenalan tentang Puputan Margarana. Setelah itu akan berisi concept art
character, property, dan environment. Character concept art akan berisi dengan
tokoh-tokoh perjuangan Puputan Margarana, NICA, dan warga Bali. Property
berisi persenjataan pasukan gerilya maupun musuh serta barang lainnya yang
membantu perjuangan. Environment concept art meliputi tempat-tempat penting
dan setting peperangan. Buku ini akan ditutup dengan key art adegan-adegan
penting. Selain visual, akan diisi juga penjelasan singkat jika diperlukan.
38 Universitas Kristen Petra
3.1.2.5. Gaya Visual
Perancangan akan menggunakan gaya semi realis dengan menambahkan
elemen budaya Bali di dalamnya. Ini menyesuaikan dengan target audience yang
cenderung menyukai hal yang sederhana dan realistis. Selain itu gaya semi realis
digunakan agar perancangan ini dapat digunakan secara universal untuk segala
bentuk karya entertainment. Gaya pewarnaan akan dilakukan secara digital namun
menambahkan tekstur tradisional untuk memberi kesan human touch. Referensi
akan menggunakan data visual nyata yang ada yang akan diolah dengan
menambahkan beberapa elemen fantasi dekoratif.
Gambar 3.2. Referensi Art Style
Sumber: Noyer van Java pp. 50-51
Pakaian yang digunakan karakter tidak akan jauh dari pakaian yang
digunakan pada jaman itu. Para pejuang dan musuh akan menggunakan pakaian
tentara sedangkan para rakyat akan menggunakan pakaian adat Bali. Desain akan
menambahkan beberapa motif yang dapat menunjukkan local content khas Bali.
Desain properti juga tidak akan jauh dari referensi pada dunia nyata hanya akan
terdapat beberapa perubahan dalam visualisasi. Arsitektur dan lingkungan akan
berdasarkan dengan arsitektur khas Bali dihiasi dengan ukiran khas Bali. Local
39 Universitas Kristen Petra
content ditambahkan agar selain membuat perancangan unik, juga dapat
memperkenalkan Bali dari segi budaya ke target audience secara tidak langsung.
3.1.3. Program Kreatif
3.1.3.1. Judul Buku Perancangan
Perancangan ini akan diterbitkan dalam dua edisi yaitu dalam bahasa Inggris
dan bahasa Indonesia. Ini bertujuan agar karya ini dapat menjangkau industri
entertainment yang lebih luas. Judulnya yaitu:
a. Edisi bahasa Indonesia “Concept Art Puputan Margarana”
b. Edisi bahasa Inggris “The Concept Art of Puputan Margarana”
3.1.3.2. Sinopsis Puputan Margarana
Pada 14 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu setelah
kota Hiroshima dan Nagasaki di bom nuklir. Ini membuat pemerintahan Jepang di
Indonesia bergejolak. Pada tanggal 2 Maret 1946, dua batalyon tentara NICA
(Netherlands Indies Civil Administration) yang dikenal dengan Gajah Merah
mendarat di Bali. Mereka datang untuk menawan dan melucuti senjata tentara
Jepang. Pendaratan ini disambut dengan damai diiringi dengan tarian Bali dan suara
gamelan. Kala itu, pasukan Resimen Sunda Kecil masih di pulau Jawa sedang
meminta pertolongan senjata dan tenaga pejuang untuk perjuangan di Bali.
Perdamaian itu tidak berlangsung lama dikarenakan Belanda mulai
menyiksa dan merampas kemerdekaan rakyat Bali. Banyak rakyat maupun patriot
yang disiksa dan dieksekusi oleh Belanda. Letkol Inf. I Gusti Ngurah Rai kemudian
kembali ke Bali bersama pasukan dan persenjataan yang beliau dapatkan dari pulau
Jawa. Sejak itu kerap kali terjadi pertempuran kecil diantara NICA dan pejuang
Bali.
Keadaan pun semakin sulit di sisi pejuang dikarenakan banyak juga orang
Bali yang menjadi mata-mata NICA. Belum lagi persediaan makanan dan senjata
benar-benar terbatas. Tapi dengan semangat perjuangan yang membara, pejuang-
pejuang Bali banyak memenangkan pertempuran yang ada dengan taktik dan kerja
sama. Namun kekejaman NICA tidak berhenti. Banyak rakyat yang disiksa dan
tekanannya semakin kuat. Karena itu rakyat menjadi pasif akan perjuangan
40 Universitas Kristen Petra
kemerdekaan. Mereka kurang mengerti politik dan gampang dipengaruhi oleh
musuh. Karena itu Letnan Kolonel Inf. I Gusti Ngurah Rai bersama DPRI (Dewan
Perjuangan Rakyat Indonesia Sunda Kecil) melakukan long march ke Gunung
Agung untuk menyebarkan semangat perjuangan kepada rakyat Bali. Selain itu long
march juga bertujuan untuk mengalihkan perhatian musuh ke bagian Timur Bali
sehingga bantuan persenjataan dari Jawa dapat dilancarkan.
Kemudian Letnan Kolonel Inf. I Gusti Ngurah Rai mendapatkan surat dari
Letnan Kolonel J.B.T Konig. Surat tertulis ini mengajaknya untuk berunding akan
kelanjutan kekuasaan di Bali. Namun pada 18 Mei 1946, Ngurah Rai menolak
ajakan tersebut dengan tegas melalui surat balasan. Beliau berkata selama Belanda
masih menginjakkan kaki mereka di Bali, akan terus ada pertempuran di antara
pasukan Belanda dan pejuang Bali. Beliau membentuk pasukan Ciung Wanara dan
mengubah taktik perang biasa menjadi perang gerilya (Tirtayasa, 1994, p. 140).
Pada 20 November 1946, terjadi perang di Desa Kelaci, Kecamatan Marga,
Tabanan. Dengan menggunakan senjata rampasan, pasukan Ciung Wanara
melumpuhkan serangan musuh dari udara maupun darat. Tapi NICA terus
mengirimkan bala bantuan sehingga pasukan gerilya yang jumlahnya kalah banyak,
juga persenjataannya semakin menipis, kalah di tangan musuh. Ngurah Rai
kemudian meneriakkan perang habis-habisan yang kemudian dikenal dengan nama
perang Puputan. Namun gugurnya para pejuang bangsa di tanah Marga itu
bukannya memadamkan, malah menyulut semangat perjuangan di Bali.
Kepemimpinan Letkol Inf. I Gusti Ngurah Rai kemudian digantikan oleh
Made Wijayakusuma, asisten kemiliterannya. Peperangan dengan NICA tetap
berlangsung di beberapa daerah. Pada 19 Januari 1948, Indonesia mengakui NIT
(Negara Indonesia Timur) menjadi salah satu negara bagian Indonesia Serikat yang
akan dibentuk sebagai hasil dari perjanjian Linggarjati. Tapi Belanda menggunakan
NIT sebagai boneka. Banyak pemuda gerilya yang ditampung di dalam tangsi dan
camp NICA dan dihukum. Pada 27 Desember 1949, Belanda mengakui
kemerdekaan Indonesia dan menyerahkan seluruh kedaulatannya. Tawanan-
tawanan pejuang dibebaskan perlahan-lahan atas perintah Presiden Soekarno sejak
7 Januari 1950 (Tirtayasa, 1994, p.210).
41 Universitas Kristen Petra
3.1.3.3. Desain Work Pipeline
Perancangan ini lebih difokuskan pada ide visual berdasarkan sejarah
perang Puputan Margarana. Perang ini terjadi pada tahun 1946 dimana kala itu Bali
sangatlah tradisional. Persenjataan yang ada merupakan hasil rampasan pejuang
dari musuh maupun bantuan dari pemerintah pusat di Jawa. Bahkan ada senjata
yang dibuat dengan tangan menggunakan bahan-bahan bekas. Lokasi perjuangan
banyak terjadi di desa atau di tengah hutan.
a. Character Design
Letnan Kolonel Infantri I Gusti Ngurah Rai
Gambar 3.3. Referensi I Gusti Ngurah Rai
Sumber: Dokumentasi Pribadi
I Gusti Ngurah Rai lahir pada tanggal 30 Januari 1917 di desa
Canangsari. Beliau merupakan putra kedua dari I Gusti Ngurah Palung. Ngurah
Rai menempuh pendidikan di MULO (Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs) di
Malang. Lulus dari sana Beliau memasuki sekolah kader militer Prayodha Bali
di Gianyar. Sebagai komandan Tentara Keamanan Rakyat Sunda Kecil,
Ngurah Rai pergi ke Yogyakarta untuk meminta bantuan persenjataan. Di sana
Beliau dilantik menjadi komandan resimen Sunda Kecil berpangkat Letkol.
Ngurah Rai merupakan pimpinan utama perjuangan kemerdekaan di Bali. Pada
tanggal 20 November 1946, Beliau meninggal bersama pasukannya dalam
perang Puputan. Pada 9 Agustus 1975, Presiden Soeharto menganugerahkan
gelar pahlawan kepada Ngurah Rai atas perjuangannya melawan penjajah.
42 Universitas Kristen Petra
Letnan Kolonel Infantri Ter Meulen
Gambar 3.4. Referensi Letkol Inf. Ter Meulen
Sumber: https://groenegraf.blogspot.com/2016/05/van-baarn-naar-bali-
gebeurtenissen-uit.html
Ter Meulen merupakan komandan utama dalam jajaran militer
NICA di Bali. Beliau merupakan rekan dari Ngurah Rai dalam lingkungan
Prayodha karena itu Beliau sangat tahu akan watak Ngurah Rai.
Warga Bali
Pada tahun 1946 warga Bali masih menggunakan pakaian tradisional.
Warga pria menggunakan kamen sebagai bawahan dan tidak menggunakan
pakaian atas. Di atas kamen akan digunakan selendang. Warga wanita juga
menggunakan pakaian yang sama hanya saja menggunakan atasan.
Gambar 3.5. Referensi Warga Bali
Sumber: (kiri) https://www.romadecade.org/pakaian-adat-bali/#!
(kanan) https://id.pinterest.com/tvgvsmelaya/old-bali-planet/?lp=true
43 Universitas Kristen Petra
Pasukan Ciung Wanara
Pasukan Ciung Wanara menggunakan pakaian tentara Indonesia
pada masa itu. Ketika tidak berperang mereka menggunakan beret namun
menggunakan helm ketika bertempur. Tiap pejuang dilengkapi dengan sepatu
boots dengan sabuk berisi tempat peluru.
Gambar 3.6. Referensi Pejuang Gerilya
Sumber: (kiri) http://gardanasional.id/
(kanan) Dokumentasi Pribadi
Tentara NICA
Tentara NICA (Netherlands Indies Civil Administration) di Bali
disebut dengan pasukan Gajah Merah. Pasukan NICA juga memiliki seragam
tentaranya sendiri dengan perlengkapan helm, sabuk, dan sepatu boots.
Gambar 3.7. Referensi Tentara NICA
Sumber: (kiri) http://www.donisetyawan.com/
(kanan) djokjakarta1945.blogspot.com/
44 Universitas Kristen Petra
b. Property Design
Tommy Gun
Gambar 3.8. Referensi Tommy Gun
Sumber: http://senjatamasalaludanmasasekarang.blogspot.com/2016/06/bren-
light-machine-gun.html
Tommy Gun merupakan rampasan dari serdadu Gurkha yang kalah
dalam pertempuran di Surabaya. Senjata ini diproduksi oleh Inggris dan
digunakan pejuang gerilya sebagai senjata modern.
Mauser Semi Automatic Pistol
Gambar 3.9. Referensi Mauser Semi Automatic Pistol
Sumber: https://www.rockislandauction.com/detail/75/3559/desirable-
mauser-banner-p08-luger-semiautomatic-pistol
Mauser semi automatic pistol dibuat oleh Jerman dan digunakan
oleh prajurit gerilya pada perang puputan Margarana.
Revolver
Gambar 3.10. Referensi Revolver
Sumber: http://www.collectorsfirearms.com/ruger-single-six-22-pr28103/
Revolver digunakan oleh perwira pasukan gerilya sebagai senjata
cadangan dalam perang.
45 Universitas Kristen Petra
Sten Gun
Gambar 3.11. Referensi Sten Gun
Sumber: https://www.thoughtco.com/world-war-ii-sten-2361239
Sten Gun merupakan senjata rampasan dari Sekutu. Sten Gun yang
digunakan oleh prajurit gerilya adalah jenis MK II. Senjata ini merupakan salah
satu senjata mutakhir pejuang saat itu.
Bambu Runcing
Gambar 3.12. Referensi Bambu Runcing
Sumber: http://diodoremi.blogspot.com/
Bambu runcing merupakan senjata tradisional Indonesia yang juga
digunakan di Bali. Senjata ini digunakan pejuang gerilya yang merupakan
barisan terdepan pasukan.
Busur dan Panah
Gambar 3.13. Referensi Busur dan Anak Panah
Sumber: http://tentarakuno.blogspot.com/2011/11/busur-dan-anak-panah.html
Panah digunakan pejuang gerilya sebagai senjata jarak jauh. Busur
dibuat dengan kayu.
46 Universitas Kristen Petra
Pedang Samurai
Gambar 3.14. Referensi Pedang Samurai
Sumber: http://wowasiknya.com/jenis-pedang-samurai/
Pedang samurai merupakan senjata tradisional pejuang gerilya yang
direbut dari Jepang.
Arisaka
Gambar 3.15. Referensi Arisaka
Sumber: https://imgur.com/gallery/RE5eW
Arisaka merupakan senapan milik Jepang yang dirampas dan
digunakan oleh pejuang gerilya.
Lee Enfield
Gambar 3.16. Referensi Lee Enfield
Sumber: https://www.westernstageprops.com/
Lee Enfield merupakan senjata bekas tentara Inggris dalam perang
dunia ke-2. Senjata ini merupakan salah satu senjata organik yang membantu
perjuangan. Tentara NICA juga menggunakan senjata ini.
47 Universitas Kristen Petra
Granat Nanas
Gambar 3.17. Referensi Granat Nanas
Sumber: https://3dexport.com/3dmodel-mk-2-frag-grenade-106709.htm
Granat nanas merupakan senjata Belanda. Digunakan untuk
meledakkan jembatan dan bangunan.
Molotov
Gambar 3.18. Referensi Molotov
Sumber: https://just-cause-fan-fiction.fandom.com/wiki/Molotov_Cocktail
Molotov dibuat dari botol bekas yang diisi dengan minyak yang
mudah terbakar kemudian ditutup dengan kain. Ini adalah bom yang digunakan
oleh pejuang gerilya.
Mortir Tiang Telepon
Gambar 3.19. Referensi Mortir Tiang Telepon
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Senjata ini dinamakan mortir tiang telepon karena dibuat
menggunakan tiang telepon bekas. Walaupun sederhana, senjata ini banyak
membantu pihak gerilya merugikan pihak musuh.
48 Universitas Kristen Petra
M1941 Johnson Machine Gun
Gambar 3.20. Referensi M1941 Johnson Machine Gun
Sumber: https://world-war-2.wikia.org/
M1941 Johnson merupakan salah satu dari senjata NICA yang
mutakhir. Senjata ini dapat menembak dengan sangat cepat.
c. Environment Design
Tempat
- Markas Desa Munduk Malang
Gambar 3.21. Referensi Markas Desa Munduk Malang
Sumber: (atas) https://ihategreenjello.com/
(bawah) http://www.leslikescameras.com/images/Bali-village.jpg
49 Universitas Kristen Petra
Markas di Desa Munduk Malang terletak di Buleleng. Markas ini
adalah markas awal pasukan gerilya sebelum akhirnya dipindah ke Tabanan.
Referensi yang akan digunakan adalah Desa Munduk Malang yang asli dengan
bangunan rumah Bali arsitektur kuno. Rumah Bali jaman dahulu banyak dibuat
dengan tembok bambu dan atap jerami. Biasanya orang yang lebih mampu
akan memiliki rumah yang dibangun dari batu bata merah.
- Tanah Aron
Gambar 3.22. Referensi Tanah Aron
Sumber: https://simomot.com/
Tanah Aron merupakan daerah di sekitar lereng Gunung Agung dan
Gunung Batur. Daerahnya luas dan tandus. Akan digunakan referensi
perkebunan yang dekat dengan lereng gunung karena memiliki visual yang
mirip.
- Ladang Jagung Desa Kelaci
Gambar 3.23. Referensi Ladang Jagung Desa Kelaci
Sumber: http://kabarhandayani.com/tanaman-jagung-di-banyusoco-sudah-
mulai-berbuah/
50 Universitas Kristen Petra
Ladang jagung di Desa Kelaci, kecamatan Marga, Tabanan ini tidak
lain adalah tempat perang Puputan Margarana Terjadi. Akan digunakan ladang
jagung sebagai referensi inti dari environment ini.
- Desa Medahan
Gambar 3.24. Refensi Desa Medahan
Sumber: https://www.balistarisland.com/tenganan-village/
Desa Medahan merupakan tempat dimana Letkol Inf. I Gusti Ngurah
Rai dan pasukannya dikepung oleh NICA karena adanya mata-mata. Akan
digunakan foto Desa Tenganan sebagai referensi untuk desa ini.
- Pura
Gambar 3.25. Referensi Pura
Sumber: https://www.wisata-bali.com/pura-luhur-watukaru.html/
Pura merupakan tempat sembahyang orang Hindu. Umat Hindu akan
menggunakan pakaian adat atau pakaian yang sopan untuk bersembahyang di
sana. Referensi yang akan digunakan adalah pura Batukaru yang terletak di
Tabanan.
51 Universitas Kristen Petra
Vehicle
- Jukung
Gambar 3.26. Referensi Jukung
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Pejuang menggunakan jukung nelayan ketika menyebrang dari pulau
Jawa kembali ke Bali. Jukung terbuat dari kayu ini berkapasitas dua hingga tiga
orang. Pada saat itu jukung masih digerakkan dengan tenaga angin dan tenaga
manusia.
- Mobil Jeep
Gambar 3.27. Referensi Jeep
Sumber: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Willys_Jeep_1943.jpg
Jeep merupakan mobil standar tentara NICA. Mobil ini digunakan
untuk memindahkan pasukan ataupun patroli melihat gerakan pejuang gerilya.
52 Universitas Kristen Petra
- Motorboat
Gambar 3.28. Referensi Motorboat
Sumber: http://www.metalsharkboats.com/brochures/
Motorboat digunakan oleh NICA untuk melakukan patroli di laut
sekitar Bali. Motorboat digerakkan dengan tenaga mesin sehingga
kecepatannya tinggi. Perahu ini terbuat dari besi dan dilengkapi dengan senjata
mesin.
- Pesawat Piper Cub
Gambar 3.29. Referensi Piper Cub
Sumber: https://pixabay.com/p-2152734/?no_redirect
Pesawat piper cub digunakan NICA untuk melakukan patroli udara.
Patroli dilakukan untuk mengetahui posisi dan taktik pejuang gerilya.
53 Universitas Kristen Petra
Makhluk Hidup
- Anjing Kampung
Gambar 3.30. Referensi Anjing Kampung
Sumber: https://anjingkita.com/artikel/1028/anjing-kintamani-bali
Anjing kampung khas Bali yang paling terkenal adalah anjing
Kintamani. Anjing jenis ini memiliki rambut yang lebat karena hidup di daerah
dingin. Anjing Kintamani yang hidup di daerah panas biasanya memiliki
rambut yang lebih tipis. Sifat yang dimiliki oleh anjing ini adalah pemberani,
tangkas, dan waspada.
- Monyet
Gambar 3.31. Referensi Monyet
Sumber: https://travelingyuk.com/wisata-monyet/22551/
Monyet di Bali merupakan monyet jenis ekor panjang. Monyet ini
sangat cepat dan lincah. Rambutnya berwarna abu kecoklatan. Mereka tinggal
di hutan-hutan Bali dan sangat dekat dengan manusia.
54 Universitas Kristen Petra
- Bunga Kembang Jepun
Gambar 3.32. Referensi Bunga Kembang Jepun
Sumber: https://indoblognet.com/ada-mitos-dibalik-keelokan-bunga-kamboja/
Bunga Kembang Jepun dikenal juga dengan nama Bunga Kamboja.
Bunga ini banyak ditemui di Bali bahkan hingga menjadi ciri khasnya. Bunga
ini banyak menghiasi Pura atau rumah-rumah warga. Umat hindu
menggunakan bunga ini untuk beribadah.
d. Key Art
Jukung pasukan Bali terseret gelombang
Gambar 3.33. Referensi Perahu Terseret Gelombang
Sumber: https://www.bbc.co.uk/news/uk-england-cornwall-11481273
Karena keterbatasan kendaraan pejuang menggunakan jukung
nelayan yang berkapasitas kecil untuk menyebrangi selat Bali dari pulau Jawa.
Penyebrangan ini sangatlah berbahaya dikarenakan gelombang di sana
55 Universitas Kristen Petra
sangatlah besar. Karena itu pejuang baru berangkat jam dua pagi disaat
gelombang tenang. Namun menjelang subuh angin tiba-tiba berhembus
kencang dan ombak bertambah besar. Jukung yang membaa pasukan,
perbekalan, dan persenjataan terombang-ambing terbalik. Bahkan ada perahu
pejuang yang menabrak karang raksasa (Tirtayasa, 1994, pp. 26-28).
Rapat pembentukan DPRI (Dewan Perjuangan Rakyat Indonesia Sunda Kecil)
Gambar 3.34. Referensi Rapat
Sumber: https://www.identropy.com/
Rapat pembentukan DPRI dilaksanakan di markas Munduk Malang.
Rapat ini bertujuan untuk mempersatukan perjuangan yang terbelah menjadi
satu (Tirtayasa, 1994, pp. 52-53).
Markas di Desa Munduk Malang dibom dari udara
Gambar 3.35. Referensi Sawah Terbakar
Sumber: https://www.downtoearth.org.in/
Pasukan gerilya tengah beristirahat dari peperangan hingga pada
siang hari sebuah pesawat belanda menembak ke arah markas. Beberapa bom
56 Universitas Kristen Petra
juga dijatuhkan sehingga pematang sawah menjadi hancur. Serangan ini
membuat markas di Desa Munduk Malang harus dipindah (Tirtayasa, 1994, pp.
64-65).
Pejuang gerilya bersembahyang
Gambar 3.36. Referensi Orang Sembahyang
Sumber: https://www.hipwee.com//
Pejuang gerilya di Bali sangatlah religius. Mereka percaya segala
tindakan mereka di bawah perlindungan Tuhan. Pejuang gerilya dominan
memeluk agama Hindu.
Pertempuran Tanah Aron
Gambar 3.37. Referensi Pertempuran Tanah Aron
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Letkol Inf. I Gusti Ngurah Rai memerintahkan pasukannya untuk
mencari posisi strategis di bukit-bukit. Terjadi baku tembak antara pasukan
gerilya dan NICA menjelang siang hari. NICA dibantu dengan mortir yang
terus menembak. Pertempuran di Tanah Aron ini berlangsung dua hari.
Walaupun persenjataan NICA jauh lebih mutakhir dan banyak, dikarenakan
57 Universitas Kristen Petra
strategisnya posisi pasukan gerilya mereka dapat dikalahkan dengan telak
(Tirtayasa, 1994, pp. 124-127).
Pasukan Letkol Inf. I Gusti Ngurah Rai dikepung di Desa Medahan
Gambar 3.38. Referensi Pelarian
Sumber: https://www.pbshawaii.org/the-vietnam-war-the-weight-of-memory/
Pasukan gerilya beristirahat di desa Medahan. Letkol Inf. I Gusti
Ngurah Rai menyuruh rakyat untuk membeli makanan matang di desa Tejakula.
Namun mereka membawa pulang bahan mentah. Ketika mereka sibuk
memasak untuk pasukan, tentara NICA datang dan mengepung Desa Medahan.
Beberapa pasukan yang sedang bersantai ditembak mati oleh NICA. Tapi
pasukan lainnya secepat kilat menyelinap keluar dari daerah tersebut. Ternyata
rakyat yang membeli makanan tersebut adalah mata-mata NICA (Tirtayasa,
1994, pp. 136-137).
Letkol Inf. I Gusti Ngurah Rai gugur bersama pasukannya dalam Puputan
Margarana
Gambar 3.39. Referensi Perang Puputan Margarana
Sumber: https://www.moddb.com/
58 Universitas Kristen Petra
Pada 20 November 1946 terjadi pertempuran antara pasukan Ciung
Wanara melawan NICA. Ciung Wanara melawan dengan senjata rampasan dan
mampu melumpuhkan kekuatan lawan yang menyerang dari darat maupun
udara. Namun NICA terus mengirimkan bala bantuan hingga pasukan Ciung
Wanara kalah jumlah dan persenjataan. Letkol Inf. I Gusti Ngurah Rai
mengeluarkan perintah perang habis-habisan yaitu perang puputan. Walaupun
secara fisik mereka hancur dikalahkan musuh, secara moril perjuangan mereka
menang dengan heroik (Tirtayasa, 1994, pp. 151-152).
Pejuang Bali tetap berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia
Gambar 3.40. Referensi Battle Cry
Sumber: https://id.pinterest.com/
Di pagi hari, 20 November 1946, sebuah pesawat capung NICA
menyebarkan pamflet yang memuat berita kalahnya pasukan Ciung Wanara.
Belanda juga menyuruh pejuang kemerdekaan untuk tunduk kepada tentara
kerajaan dan berhenti berjuang sia-sia. Namun berita ini justru menyulut
semangat pejuang.
3.1.3.4. Tone dan Mood Warna
Tone dan mood warna dalam perancangan desain ini adalah sebagai
berikut:
Gambar 3.41. Referensi Tone Warna
Sumber: http://www.creativecolorschemes.com/
59 Universitas Kristen Petra
Warna di atas akan digunakan untuk mendukung desain terutama dalam
penggambaran key art untuk menciptakan feel perjuangan kepada target audience.
Warna yang akan digunakan cenderung suram namun mengandung warna hangat.
Ini untuk menggambarkan semangat perjuangan kemerdekaan di tengah tragedi
penjajahan. Selain itu warna di atas dipilih untuk menciptakan kesan masa lalu.
3.1.3.5. Tipografi
Tipografi yang akan digunakan dalam buku perancangan ini adalah Trashed
untuk penulisan judul buku, Type Wrong akan digunakan untuk judul bab, sub-
judul maupun penjelasan di dalam buku. Impact Label akan digunakan sebagai
beberapa sub-judul dekoratif di dalam layout buku.
TRASHED
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
Type Wrong
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
0123456789!@#$%^&*()_+=|\{}[]:;”.,<>?/
IMPACT LABEL
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
0123456789!@#$%^&*()_+=\:;”.,<>?/
3.1.4. Biaya Kreatif
Biaya pengerjaan:
Desain Grafis / Layout
Elemen grafis dan layout = Rp 3.000.000,-
Illustrasi
Gambar visual = Rp 9.000.000,-
Total = Rp 12.000.000,-
60 Universitas Kristen Petra
Biaya cetak isi buku:
Ukuran buku : 21x29,7cm (A4)
Format : 2 sisi landscape full color
Halaman : 60 halaman
Teknik cetak : Offset
4 rim : 1000 eksemplar buku
1 rim art paper 150gram = Rp 200.000,-
1000 eksemplar : 4 rim x Rp 200.000,- = Rp 800.000,-
Plat film : 4 x 4 warna x Rp 200.000,- = Rp 3.200.000,-
Ongkos cetak : 1000 eksemplar x Rp 715,- = Rp 715.000,-
Total = Rp 4.915.000,-
Biaya cetak cover:
Softcover = Rp 5.000,-
1000 eksemplar : 1000 x Rp 5.000,- = Rp 5.000.000,-
Biaya pemotongan buku:
1000 eksemplar : 1000 x Rp 25,- = Rp 25.000,-
Biaya cetak merchandise:
Tiap buku mendapatkan satu buah pembatas buku
Pembatas buku x 1000 buah = Rp 800.000,-
Biaya cetak kepentingan promosi:
Poster A2 = Rp 1.500.000,-
Poster A3 = Rp 500.000,-
Total = Rp 2.000.000,-
61 Universitas Kristen Petra
Rincian total biaya:
Biaya cetak isi buku = Rp 4.915.000,-
Biaya cetak cover = Rp 5.000.000,-
Biaya pemotongan buku = Rp 25.000,-
Biaya cetak merchandise = Rp 800.000,-
Biaya cetak kepentingan promosi = Rp 2.000.000,-
Total = Rp 12.740.000,-
Biaya total per buku:
Rp 12.740.000 : 1000 = Rp 12.740,-/eksemplar