11
Delinquency Pertemuan 3 GANGGUAN TINGKAH LAKU (CONDUCT DISORDER) dan GANGGUAN SIKAP MENENTANG (OPPOSITIONAL DEFIANT DISORDER) I.JENIS Gangguan Tingkah Laku (Conduct Disorder). Anak-anak dengan gangguan tingkah laku secara sengaja melakukan perilaku antisosial yang melanggar norma sosial dan hak orang lain . Gangguan tingkah laku merujuk pada berbagai tindakan kasar yang dilakukan melampaui kenakalan biasa pada anak-anak dan remaja. Anak-anak dengan gangguan tingkah laku biasanya tidak punya perasaan dan rasa bersalah terhadap perilaku buruk mereka. Contohnya adalah bertindak mencontek, agresif, kasar, merusak barang, pemerkosaan, merampok dengan senjata, terlibat dalam penggunaan obat, perilaku seks bebas, dan membunuh. Gangguan tingkah laku lebih banyak terjadi pada laki-laki (4 – 16%) daripada pada perempuan (1.2 – 9%). Bentuk gangguan tingkah laku pada anak laki-laki biasanya adalah mencuri, berkelahi, merusak, atau masalah disiplin sekolah. Sedangkan bentuk gangguan tingkah laku pada anak perempuan biasanya adalah PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Widiawati ABNORMAL DAN SIKAPATOLOGI 1

3. Gangguan Tingkah Laku dan Gangguan Sikap Menentang - Psi. Abnormal Diah.doc

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Psi. Abnormal Diah

Citation preview

Page 1: 3. Gangguan Tingkah Laku dan Gangguan Sikap Menentang - Psi. Abnormal Diah.doc

Delinquency Pertemuan 3

GANGGUAN TINGKAH LAKU (CONDUCT DISORDER) dan

GANGGUAN SIKAP MENENTANG (OPPOSITIONAL DEFIANT DISORDER)

I. JENIS

Gangguan Tingkah Laku (Conduct Disorder).

Anak-anak dengan gangguan tingkah laku secara sengaja melakukan perilaku antisosial

yang melanggar norma sosial dan hak orang lain. Gangguan tingkah laku merujuk pada

berbagai tindakan kasar yang dilakukan melampaui kenakalan biasa pada anak-anak dan

remaja.

Anak-anak dengan gangguan tingkah laku biasanya tidak punya perasaan dan rasa

bersalah terhadap perilaku buruk mereka. Contohnya adalah bertindak mencontek, agresif,

kasar, merusak barang, pemerkosaan, merampok dengan senjata, terlibat dalam

penggunaan obat, perilaku seks bebas, dan membunuh.

Gangguan tingkah laku lebih banyak terjadi

pada laki-laki (4 – 16%) daripada pada

perempuan (1.2 – 9%). Bentuk gangguan

tingkah laku pada anak laki-laki biasanya

adalah mencuri, berkelahi, merusak, atau

masalah disiplin sekolah. Sedangkan bentuk

gangguan tingkah laku pada anak perempuan

biasanya adalah berbohong, membolos, lari

dari rumah, pengunaan obat-obatan, dan

pelacuran.

Anak-anak dengan gangguan ini biasanya juga sering memiliki gangguan atau masalah

perilaku lain, seperti ADHD, menarik diri secara sosial, dan depresi mayor. Anak-anak yang

memiliki gangguan ini pada masa sekolah dasar, biasanya akan terlibat dalam aksi

kenakalan pada masa remaja awal (seperti membolos, merusak, berkelahi, dan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Widiawati

ABNORMAL DAN SIKAPATOLOGI 1

Page 2: 3. Gangguan Tingkah Laku dan Gangguan Sikap Menentang - Psi. Abnormal Diah.doc

Delinquency Pertemuan 3

mengancam orang lain) atau pada masa remaja akhir (penggunaan alkohol atau

penyalahgunaan obat-obatan).

Gangguan tingkah laku melibatkan beberapa trait kepribadian, yang juga ada pada orang

dengan gangguan perilaku anti sosial, seperti tidak memiliki perasaan, kasar, mudah

marah, dan berhubungan dengan orang lain tanpa emosi.

Kriteria Diagnostik dari Gangguan Tingkah Laku menurut DSM

1. Pola perilaku berulang dan tetap yang melanggar hak-hak dasar orang lain atau norma

sosial konvensional yang terwujud dalam bentuk tiga atau lebih perilaku di bawah ini

dalam 12 bulan terakhir dan minimal satu diantaranya dalam 6 bulan terakhir :

A. Agresi terhadap orang lain dan hewan, contohnya mengintimidasi, memulai

perkelahian fisik, melakukan kekejaman fisik kepada orang lain atau hewan,

memaksa seseorang melakukan aktivitas seksual.

B. Menghancurkan kepemilikan/property, contohnya membakar, vandalism

C. Berbohong atau mencuri, masuk dengan paksa ke rumah/mobil orang lain, menipu,

mengutil

D. Pelanggaran aturan yang serius, seperti tidak pulang ke rumah hingga larut malam

sebelum berusia 13 tahun karena sengaja melanggar peraturan orangtua, sering

membolos sekolah sebelum usia 13 tahun.

2. Disabilitas signifikan dalam fungsi sosial, akademik, atau pekerjaan

3. Jika orang yang bersangkutan berusia lebih dari 18 tahun, kriteria yang ada tidak

memenuhi gangguan kepribadian antisosial.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Widiawati

ABNORMAL DAN SIKAPATOLOGI 2

Page 3: 3. Gangguan Tingkah Laku dan Gangguan Sikap Menentang - Psi. Abnormal Diah.doc

Delinquency Pertemuan 3

Gangguan Sikap Menentang (Oppositional Defiant Disorder)

Ada perbedaan antara Conduct Disorder dengan Oppositional Defiant Disorder. Conduct

Disorder melibatkan perilaku kenakalan, seperti membolos, mencuri, berbohong, dan

berperilaku agresif.

Oppositional Defiant Disorder adalah gangguan tingkah laku yang bukan kenakalan atau

hal negatif. Contohnya adalah bersikap menentang, melawan tokoh otoritas, cenderung

berargumentasi dengan orangtua/guru untuk menolak mengikuti permintaan atau perintah

dari mereka, mengganggu orang lain, mudah marah, sensitif/mudah tersingggung,

menyalahkan orang lain sebagai penyebab kesalahan / perilaku buruk mereka, merasa

benci, dengki, atau dendam kepada orang lain.

Ada beberapa perdebatan mengenai gangguan sikap menentang ini, yaitu : (1) apakah

gangguan ini berbeda dengan gangguan tingkah laku ; (2) apakah gangguan yang

mengawali terjadinya gangguan tingkah laku ; (3) apakah merupakan bentuk gangguan

tingkah laku yang lebih ringan yang terjadi sebelum gangguan tingkah laku.

Gangguan ini lebih sering terjadi pada laki-laki dan biasanya dimulai sebelum usia 8 tahun,

berkembang secara bertahap selama beberapa bulan atau tahun. Gangguan ini berawal

dari lingkungan rumah, tetapi dapat meluas pada lingkungan lain. Gangguan sikap

menentang/ODD berkembang lebih awal daripada gangguan tingkah laku/CD. Gangguan

ini dapat berkembang menjadi gangguan tingkah laku atau antisosial pada usia

selanjutnya. Dalam bahasa sehari-hari, anak dengan gangguan sikap menentang, sering

disebut “anak nakal”.

Penegakan diagnosis gangguan sikap menentang dilakukan jika seseorang tidak

memenuhi kriteria gangguan tingkah laku yang paling utama (agresif fisik), namun

menunjukkan perilaku kehilangan kendali emosi, bertengkar dengan orang dewasa,

menolak mematuhi perintah orang dewasa, sengajamelakukan hal-hal yang mengganggu

orang lain, kasar, mudah marah, mudah tersinggung, dan mendendam.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Widiawati

ABNORMAL DAN SIKAPATOLOGI 3

Page 4: 3. Gangguan Tingkah Laku dan Gangguan Sikap Menentang - Psi. Abnormal Diah.doc

Delinquency Pertemuan 3

II. PENYEBAB

Gangguan Tingkah Laku (Conduct Disorder).

1. Faktor Biologis .

Faktor genetik memiliki peranan dalam gangguan tingkah laku.

Kelemahan neuropsikologis, yang meliputi : skor IQ lebih rendah satu deviasi

standar dibanding anak-anak seusianya, keterampilan verbal yang rendah,

ketidakmampuan mengantisipasi, merencanakan, mengendalikan diri, dan

menyelesaikan masalah

2. Faktor keluarga

Faktor ini memiliki peran dalam menyebabkan terjadinya gangguan tingkah laku pada

anak, yaitu :

a. Gaya pengasuhan orangtua yang tidak efektif, seperti gagal dalam memberikan

reinforcement positif untuk perilaku yang tepat atau penggunaaan disiplin yang

kasar/tidak konsisten untuk perilaku buruk.

b. Interaksi negatif antara orangtua dan anak. Anak dengan gangguan tingkah laku

biasanya adalah anak yang sangat penuntut dan tidak patuh dalam berhubungan

dengan orangtua atau anggota keluarga lainnya. Orangtua atau anggota keluarga

lainnya akan membalas perilaku anak dengan perilaku negatif (mengancam,

berteriak, mendorong, memukul, menampar, menendang).

c. Distres orangtua, seperti konflik perkawinan atau ibu yang mengalami depresi.

Kondisi ini menyebabkan orangtua mengasuh anak dengan menunjukkan perilaku

pengasuhan yang buruk, misalnya memberi perintah yang tidak jelas atau lengkap,

melakukan tindakan yang tidak konsisten dalam penggunaan disiplin.

d. Ibu yang merokok. Ibu yang merokok selama kehamilan juga dapat mempengaruhi

perkembangan janin, dan mengakibatkan masalah tingkah laku pada anak.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Widiawati

ABNORMAL DAN SIKAPATOLOGI 4

Page 5: 3. Gangguan Tingkah Laku dan Gangguan Sikap Menentang - Psi. Abnormal Diah.doc

Delinquency Pertemuan 3

3. Faktor Kognitif .

Cara anak dengan gangguan perilaku memproses informasi. Misalnya, anak agresif

memiliki asumsi bahwa orang lain akan menyakiti mereka walaupun sebenarnya tidak.

Mereka menyalahkan orang lain atas perkelahian yang mereka lakukan. Mereka yakin

bahwa mereka diperlakukan secara salah dan tidak adil. Anak-anak dengan gangguan

ini kurang mampu berespon dengan baik dalam menghadapi konflik sosial.

Teori Kognitif mengenai Agresi dari Kenneth Dodge

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Widiawati

ABNORMAL DAN SIKAPATOLOGI 5

A melakukan Agresi terhadap B

B melakukan pembalasan

dendam kepada A

A menginterpretasik

an tindakan B sebagai tindakan

kasar

A melakukan agresi lebih lanjut

terhadap B

Page 6: 3. Gangguan Tingkah Laku dan Gangguan Sikap Menentang - Psi. Abnormal Diah.doc

Delinquency Pertemuan 3

4. Faktor Belajar .

Teori belajar meyakini bahwa agresi pada anak-anak terjadi karena mempelajari

perilaku agresif yang dimiliki orangtuanya. Sehingga, dapat dikatakan, jika anak

mengalami penganiayaan fisik di masa kecil dari orangtuanya, maka kemungkinan

besar, anak tersebut akan menjadi agresif ketika tumbuh besar.

Selain dari orangtua, anak juga belajar pola perilaku agresif dari televisi

Anak juga belajar perilaku agresif dari lingkungannya (teman-teman seusianya)

Pola pengasuhan yang tidak tepat (disiplin yang keras, tidak konsisten, atau

kurangnya pengawasan) dapat membuat anak belajar bahwa perilaku yang

dimunculkannya bukanlah perilaku yang bermasalah. Pada akhirnya, ia akan

mempertahankan perilaku buruk tersebut.

5. Faktor Sosial

Adanya penerimaan atau penolakan dari teman seusia dapat mempengaruhi

perilaku agresif dan antisosial

Pergaulan dengan teman-teman seusia yang berperilaku menyimpang dapat

menyebabkan munculnya perilaku menyimpang dalam diri sendiri.

Tingkat pengangguran yang tinggi, pendidikan yang rendah, terganggunya

kehidupan keluarga, budaya yang menganggap tindakan kriminal sebagai tindakan

yang biasa, dapat mempengaruhi terjadinya/munculnya gangguan tingkah laku.

Gangguan Sikap Menentang (Oppositional Defiant Disorder).

Sampai saat ini belum diketahui secara pasti faktor penyebab ODD.

1. Teoretikus psikodinamika memandang gangguan ini terjadi karena fiksasi pada masa

anal perkembangan psikoseksual, yaitu ketika konflik di antara orangtua dan anak

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Widiawati

ABNORMAL DAN SIKAPATOLOGI 6

Page 7: 3. Gangguan Tingkah Laku dan Gangguan Sikap Menentang - Psi. Abnormal Diah.doc

Delinquency Pertemuan 3

muncul pada masa toilet training. Konflik ini tidak terselesaikan dan diekspresikan oleh

anak dalam bentuk menentang terhadap harapan orangtua.

2. Teoretikus Belajar menyatakan bahwa gangguan ini terjadi karena orangtua memberi

reinforcement tidak tepat pada perilaku menentang. Orangtua menyerah pada tuntutan

anak setiap kali anak menolak untuk patuh pada harapan orangtua, sehingga menjadi

suatu pola yang dipelajari oleh anak.

III.PENANGANAN

1. Pendekatan Biologis

Penggunaan Ritalin efektif untuk mengurangi perilaku antisosial pada anak-anak dan

remaja yang mengalami gangguan tingkah laku.

2. Pendekatan Behavioral

Pendekatan ini mendasarkan pada prosedur operant conditioning. Misalnya, Program

penanganan residential, yang menetapkan aturan dengan jelas terhadap anak-anak.

Mereka akan diberikan reward untuk perilaku yang tepat dan hukuman untuk perilaku

yang tidak tepat.

3. Pendekatan Kognitif-Behavioral.

Penanganan anak dengan gangguan tingkah laku dilakukan dengan Terapi Kognitif

Behavioral, yaitu melatih anak dengan gangguan tingkah laku untuk berpikir bahwa

konflik sosial adalah masalah yang dapat diselesaikan dan bukan merupakan tantangan

terhadap kejantanan mereka, yang harus dibuktikan dengan kekerasan. Anak-anak ini

dilatih menggunakan keterampilan calming self talk, yaitu teknik untuk berpikir &

berbicara kepada diri sendiri, tujuannya adalah menghambat perilaku impulsif,

mengendalikan kemarahan, dan mencoba solusi yang tidak mengandung kekerasan

dalam menghadapi konflik sosial.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Widiawati

ABNORMAL DAN SIKAPATOLOGI 7

Page 8: 3. Gangguan Tingkah Laku dan Gangguan Sikap Menentang - Psi. Abnormal Diah.doc

Delinquency Pertemuan 3

4. Pendekatan Keluarga-Lingkungan (Family ecological approach).

Urie Bronfenbrenner

Pendekatan ini dikembangkan oleh Hanggeler, yang didasarkan

pada teori ekologis dari Urie Bronfenbrenner. Pendekatan ini

meyakini bahwa anak berada dalam berbagai sistem sosial

(keluarga, sekolah, hukum, komunitas, dll). Ia menekankan bahwa

anak-anak/remaja yang melanggar peraturan itu mempengaruhi

dan dipengaruhi oleh sistem sosial yang berinteraksi dengan

mereka.

Teknik yang digunakan adalah berusaha mengubah hubungan anak dengan berbagai

sistem, untuk menghentikan perilaku dan interaksi yang mengganggu.

DAFTAR PUSTAKA

Davison, G.C., Neale, J.M., & Kring, A.M. (2010). Psikologi Abnormal, Edisi Ke-9 (Terjemahan). Jakarta : PT RajaGrafindo Persada

Nevid, J.S., Rathus, S.A.,& Greene, B. (2005). Psikologi Abnormal, Edisi Kelima Jilid 2 (Terjemahan). Jakarta: Erlangga.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Widiawati

ABNORMAL DAN SIKAPATOLOGI 8