19
ANALISIS 2D DAN 3D STRUKTUR PELAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA LAPORAN 3 PRAKTIKUM AE4022 METODE ELEMEN HINGGA oleh ARDIAN RIZALDI 13609050 Dosen Dr. Ir. TATACIPTA DIRGANTARA PROGRAM STUDI AERONOTIKA & ASTRONOTIKA FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG BANDUNG 2012

2D and 3D Plate Structures by Using Finite Element Method

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tentang Metode Elemen Hingga

Citation preview

  • ANALISIS 2D DAN 3D STRUKTUR PELAT DENGAN

    MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

    LAPORAN 3 PRAKTIKUM

    AE4022 METODE ELEMEN HINGGA

    oleh

    ARDIAN RIZALDI

    13609050

    Dosen

    Dr. Ir. TATACIPTA DIRGANTARA

    PROGRAM STUDI AERONOTIKA & ASTRONOTIKA

    FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA

    INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    BANDUNG

    2012

  • ANALISIS 2D DAN 3D STRUKTUR PELAT DENGAN MENGGUNAKAN

    METODE ELEMEN HINGGA

    Tujuan

    Memahami karakteristik elemen 2D (shell element) untuk aplikasi struktur

    pelat berlubang.

    Dapat menentukan besarnya faktor konsentrasi tegangan yang terjadi pada

    pelat berlubang.

    Deskripsi Masalah

    Kasus struktur berlubang (dengan dua lubang) memanjang secara

    horizontal dengan properti material baja dengan Modulus Elastisitas (E) =

    200 GPa, Poisson Ratio = 0.3, dan tebal pelat = 52 mm.

    Dimensi pelat:

    Panjang pelat, L = 6.2 m

    Lebar pelat, D = 3.1 m

    Jari-jari lubang, R = 0.48 m

    Struktur dikenai beban sebesar 1 kN

    Dasar Teori: Faktor Konsentrasi Tegangan

    Persamaan umum yang dapat digunakan untuk mengetahui besarnya tegangan

    normal yang terjadi akibat beban aksial adalah:

    =

    Dimana: =

    =

    =

  • Persamaan (1) di atas hanya dapat digunakan jika penampang dari suatu spesimen

    relatif seragam. Dengan kata lain apabila terdapat perubahan yang signifikan pada

    penampangnya, seperti adanya lubang atau perubahan luas penampang, maka

    persamaan (1) tidak dapat digunakan untuk menentukan besarnya tegangan

    normal pada seluruh penampang spesimen tersebut. Hal ini dikarenakan terdapat

    kenaikan harga tegangan yang terjadi pada daerah di sekitar penampang yang

    tidak seragam tersebut atau disebut juga dengan konsentrasi tegangan. Besarnya

    tegangan maksimum yang terjadi dibandingkan dengan besarnya tegangan rata-

    rata disebut dengan faktor konsentrasi tegangan (Kt).

    Terdapat dua tipe pendekatan dalam menentukan besarnya faktor konsentrasi

    tegangan pada spesimen yang berlubang, yaitu:

    =

    dimana: =

    =

    =

    =

    dimana: =

    =

    =

    1

    =

    =

  • Langkah Kerja

    Model 2D

    1. Pembuatan Geometri Model

    Membuat surface dengan panjang 6.2 m dan 3.1 m

    Membuat lubang dengan radius 0.48 m di [3.1 0 0] dan [3.1 3.1 0]

    sebagai pusatnya.

    Action: Create

    Object: Point

    Method: XYZ

    Point Coordinates List: [2.62 0 0][3.58 0 0][3.1 2.62 0][3.1 0.48

    0][2.62 3.1 0][3.58 3.1 0]

    Action: Create

    Object: Curve

    Method: Arc3Point

    Lalu hubungkan ketiga titik hingga membentuk setengah lingkaran.

    Action: Edit

    Object: Surface

  • Method: Add Vertex

    Pilih 6 point baru yang sebelumnya dibuat. Lalu, Break surface

    dengan menggunakan curve setengah lingkaran yang telah dibuat.

    Memotong surface menjadi 8 bagian

    Pertama, harus dibuat 6 point baru diantaranya di sisi kiri dan kanan

    pelat serta di sisi setengah lingkaran.

    Action: Create

    Object: Point

    Method: Interpolate.

    Setelah itu, potong bagian surface utama menjadi 8 bagian

    menggunakan 6 titik yang telah dibuat.

    Action: Edit

    Object: Surface

    Method: Break

    Option: 2 Point

  • 2. Pembuatan Mesh

    Definisikan Mesh Seed

    Action: Create

    Object: Mesh Seed

    Type: Uniform

    Membuat Element

    Action: Create

  • Object: Mesh

    Type: Surface

    Elem Shape: Quad

    Mesher: IsoMesh

    Topology: Quad4

    Ekuivalensi untuk nodal yang bertumpuk

    Action: Equivalence

    Object: All

    Method: Tolerance Cube

  • 3. Pemberian Beban dan Kondisi Batas

    Beban Tumpuan Jepit (fix)

    Action: Create

    Object: Displacement

    Type: Nodal

    Pada menu Input Data, isikan kondisi batas dari tumpuan fix. Pada Select

    Application Region pilih Application Region pada sisi paling kiri pelat.

  • Pemberian Beban 1000 N

    Action: Create

    Object: Total Load

    Type: Element Uniform

    Isi bagian Edge Load dengan

  • 4. Masukkan Data Properti Material

    Diketahui Modulus Elastisitas material = 200 GPa dan Poisson Ratio-nya

    = 0.3.

    5. Masukkan Data Properti Fisik Struktur

  • 6. Hasil

    Setelah itu, data tadi dianalisis dengan MSC.Nastran di-access results.

    Didapatkan hasilnya sebagai berikut.

    Analisis Dengan Menggunakan 5 Mesh Seed

    Analisis Dengan Menggunakan 10 Mesh Seed

  • Analisis Dengan Menggunakan 15 Mesh Seed

    Analisis Dengan Menggunakan 20 Mesh Seed

    Model 3D

    1. Pembuatan Geometri Model

    Pembuatan Titik

    Action: Create

  • Object: Point

    Method: XYZ

    Point Coordinates List: [0 0 0][2.62 0 0][3.58 0 0][6.2 0 0][3.1 0.48

    0][3.1 2.62 0][0 3.1 0][2.62 3.1 0][3.58 3.1 0][6.2 3.1 0]

    Pembuatan Garis Lurus

    Action: Create

    Object: Curve

    Method: Point

    Hubungkan titik-titik yang membentuk garis lurus dengan cara

    mengkliknya.

    Pembuatan Garis Setengah Lingkaran

    Action: Create

    Object: Curve

    Method: Arc3Point

    Hubungkan titik-titik yang membentuk setengah lingkaran.

    Pembuatan Titik Bantu Pada Permukaan Lingkaran

    Action: Create

    Object: Point

    Method: Interpolate

    Option: Curve

    Number of Interior Point: (tergantung jumlah titik yang dibutuhkan)

    Pembagian Lingkaran Menjadi 4 Bagian Masing-masing

    Action: Edit

    Object: Curve

    Method: Break

    Pembuatan Surface

    Action: Create

    Object: Surface

    Method: Curve

  • Kemudian klik curve pada lingkaran lalu klik curve pada persegi

    panjang satu per satu sehingga terbentuk 4 buah surface. Langkah

    selanjutnya adalah menghapus surface.

    Action: Delete

    Object: Curve

    Pembuatan 3 Dimensi

    Action: Create

    Object: Solid

    Method: Extrude

    Klik IsoMeshable

    Translation Vector:

    2. Pembuatan Elemen

    Pembuatan Mesh Seed

    Action: Create

    Object: Mesh Seed

    Type: Uniform

    Number: 5

  • Pembuatan Mesh

    Action: Create

    Object: Mesh

    Type: Solid

    Number: Hex

    Equivalence

    Action: Equivalence

    3. Masukkan Data Properti Material

    Action: Create

    Object: Isotropic

    Method: Manual Input

    Pilih Input Properties

    Elastic Modulus: 2E11

    Poissom Ratio: 0.3

    4. Masukkan Data Properti Fisik Struktur

    Action: Create

  • Object: 3D

    Type: Solid

    Property Set Name: Solid1

    Pilih Input Properties

    Pada Material Name pilih material yang telah dibuat.

    5. Pemberian Beban dan Kondisi Batas

    Tumpuan

    Action: Create

    Object: Displacement

    Type: Nodal

    Pada menu Input Data, isikan kondisi batas dari tumpuan fix. Pada

    Select Application Region pilih Application Region pada sisi paling

    kiri pelat.

    Force

    Action: Create

    Object: Total Load

    Type: Element Uniform

    Isi bagian Edge Load dengan

  • 6. Hasil

    Setelah itu, data tadi dianalisis dengan MSC.Nastran di-access results.

    Didapatkan hasilnya sebagai berikut.

  • Analisis

    Pada permodelan numerik 2D, dihasilkan data sebagai berikut.

    Mesh Seed max

    5 1,61E+04

    10 1,79E+04

    15 1,83E+04

    20 1,85E+04

    Didapat bahwasanya semakin banyak jumlah mesh, hasil akan semakin

    konvergen.

    Sementara itu, pada analisis numerik 3D pada saat mesh seed sebanyak 5,

    dihasilkan analisis maksimum sebesar 1,1E04.

    Data yang dihasilkan analisis 3D lebih kecil. Namun, kemungkinan dikarenakan

    mesh sejumlah 5 dianggap kurang bisa mewakili kovergensi sehingga diperlukan

    analisis dengan jumlah mesh seed >5. Di laporan ini tidak dilakukan analisis >5

    karena keterbatasan teknologi yang digunakan.

    =1000

    0,052 3,1 2= 6203,4739

    15500

    16000

    16500

    17000

    17500

    18000

    18500

    19000

    0 5 10 15 20

    m

    ax

    Mesh Seed

    Uji Konvergensi 2D

  • =18500

    6203,4739 = ,

    =

    =

    1

    =6203,4739

    1 0,963,1

    = 20032,052

    =18500

    20032,052 = ,

    Kesimpulan

    1. Analisis pelat pada Metode Elemen Hingga bisa dilakukan dengan analisis

    3D atau 2D, tergantung dari kebutuhan analisis operator.

    2. Ktg pada analisis sebesar kurang lebih tiga, sedangkan Ktn mendekati satu.

    3. Semakin besar jumlah nodal yang digunakan pada saat meshing elemen,

    hasil analisis semakin akurat (semakin konvergen). Penggunaan jumlah

    nodal yang kecil akan mengakibatkan hasil yang kurang optimal.