130
PERTANIAN, PENGAIRAN DAN KEHUTANAN

27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

  • Upload
    vandan

  • View
    215

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

PERTANIAN, PENGAIRAN DAN KEHUTANAN

Page 2: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu
Page 3: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

BAB XIII

PERTANIAN, PENGAIRAN DAN KEHUTANAN

A. PENDAHULUAN

Pada hakekatnya pembangunan pertanian, pengairan, dan kehutanan merupakan upaya terpadu untuk memanfaatkan kekayaan sumber daya lahan dan air serta sumber daya hayati bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Untuk itu pemanfaatan sumberdaya terbarukan tersebut dilaksanakan dalam tiga matra yang saling terkait, yaitu pengembangan sistem budidaya pertanian dan pengelolaan hutan yang produktif dan berkelanjutan, sistem pengolahan dan pemasaran hasil yang mendorong percepatan proses industrialisasi terutama di perdesaan, serta sistem kelembagaan yang mampu mendukung pemberdayaan masyarakat.

Sasaran pembangunan pertanian dalam Repelita VI adalah meningkatnya intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi usaha pertanian yang didukung oleh industri pertanian, terpeliharanya kemantapan swasembada pangan secara kompetitif, meningkatnya

XIII/3

Page 4: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

daya saing dan pangsa pasar hasil pertanian di dalam dan luar negeri, meningkatnya kemampuan petani dalam menerapkan dan menguasai teknologi pertanian, serta meningkatnya kemampuan kelembagaan pertanian dalam mengembangkan agrobisnis dan agroindustri, yang kesemuanya itu mengarah kepada peningkatan pendapatan dan taraf hidup kesejahteraan petani dan masyarakat.

Dalam Repelita VI sasaran pertumbuhan sektor pertanian adalah sebesar 3,4 persen per tahun. Sasaran pertumbuhan tersebut berasal dari pertumbuhan pertanian tanaman pangan dan hortikultura sebesar 2,5 persen; peternakan 6,4 persen; perkebunan 4,2 persen; dan perikanan 5,2 persen per tahun. Sementara itu sasa- ran penyerapan tenaga kerja pertanian adalah sekitar 1,9 juta orang per tahun, dengan sasaran peningkatan produktivitas tenaga kerja rata-rata sebesar 2,4 persen per tahun.

Kebijaksanaan yang diambil guna mencapai sasaran pembangunan pertanian Repelita VI adalah meningkatkan produksi dan kualitas hasil pertanian untuk memelihara kemantapan swasembada pangan, meningkatkan penyediaan bahan baku secara kontinyu untuk pengembangan industri, serta meraih peluang dan meningkatkan pangsa pasar; meningkatkan kemampuan usaha pertanian rakyat, mempersempit kesenjangan ekonomi dan memberantas kemiskinan, serta memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup; meningkatkan produktivitas tenaga kerja pertanian serta memperluas kesempatan kerja produktif di perdesaan melalui peningkatan kualitas sumberdaya manusia pertanian, peningkatan penguasaan teknologi dan pengembangan jaringan kelembagaan petani yang berorientasi agrobisnis.

XIII/4

Page 5: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

Kebijaksanaan tersebut dijabarkan ke dalam program pembangunan yang terdiri atas program pokok dan program penunjang. Program pokok meliputi program peningkatan produksi pangan; program peningkatan kesempatan kerja dan produktivitas tenaga kerja pertanian; program pengembangan ekspor hasil pertanian; program pembinaan dan pengembangan kelembagaan pertanian; serta program peningkatan produksi dan diversifikasi pertanian. Adapun program penunjang terdiri atas program pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan pertanian; program penelitian dan pengembangan pertanian; serta program pengembangan transmigrasi.

Selanjutnya, pembangunan pertanian berkaitan erat dengan pembangunan pengairan dan kehutanan. Dalam Repelita VI, pembangunan pengairan diarahkan pada penyediaan air yang memadai bagi permukiman, pertanian, industri, pariwisata, kelistrikan, dan keperluan lainnya. Dalam rangka ini, sasaran pembangunan pengairan pada akhir Repelita VI adalah tersedianya sumber daya air sekitar 210 meter kubik per detik bagi permukiman untuk mencakup sekitar 72 persen dari jumlah penduduk, sekitar 3.700 meter kubik per detik untuk mengairi sawah seluas 6.200 ribu hektare, sekitar 380 meter kubik per detik untuk mengairi tambak seluas 370 ribu hektare, sekitar 20 meter kubik per detik untuk mengairi padang penggembalaan ternak seluas 50 ribu hektare, dan sekitar 110 meter kubik per detik untuk sektor industri dan pariwisata.

Untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut, kebijaksanaan umum pembangunan pengairan adalah meningkatkan efisiensi dan produktivitas pemanfaatan air, serta meningkatkan penyediaan air untuk permukiman, pembangunan pertanian, industri, pariwisata, dan kelistrikan. Lain dari pada itu dikembangkan pula

XIII/5

Page 6: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

kebijaksanaan khusus yang meliputi pemantapan prasarana pengairan, peningkatan pemanfaatan sumber daya air, pengendalian kerusakan lingkungan hidup, dan pemantapan kelembagaan pengairan.

Upaya untuk mencapai sasaran serta melaksanakan kebijaksanaan tersebut di atas, ditempuh melalui lima program pokok dan lima program penunjang. Program pokok terdiri atas (i) program pengembangan dan konservasi sumber daya air, (ii) program penyediaan dan pengelolaan air baku, (iii) program pengelolaan sungai, danau, dan sumber air lainnya, (iv) program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, serta (v) program pengembangan dan pengelolaan daerah rawa. Adapun kelima program penunjang adalah (i) program pendayagunaan dan pengembangan kelembagaan, (ii) program pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan, (iii) program penyelamatan hutan, tanah, dan air, (iv) program pembinaan daerah pantai, serta (v) program penelitian dan pengembangan teknologi pengairan.

Sasaran utama pembangunan kehutanan dalam Repelita VI adalah terpeliharanya potensi hutan alam yang masih utuh seluas 92,4 juta hektare melalui pemantapan sistem pengelolaan hutan berkelanjutan yang mengarah pada terwujudnya optimalisasi fungsi ekologis serta peningkatan fungsi sosial-ekonomis hutan.

Untuk menjamin kelestarian hutan dan sediaan bahan baku bagi industri dan konsumsi lokal, maka sasaran produksi kayu bulat selama Repelita VI adalah sebesar 188,3 juta meter kubik atau rata-rata sekitar 37,7 juta meter kubik per tahun yang bersumber dari hutan alam produksi tetap sekitar 22,5 juta meter kubik, hutan alam konversi 3,7 juta meter kubik, hutan tanaman 2,7 juta meter kubik, serta hutan rakyat dan kebun rakyat 8,7 juta

XIII/6

Page 7: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

meter kubik. Sasaran produksi hasil hutan nonkayu, yaitu produksi rotan sekitar 1.360 ribu ton, getah 364 ribu ton, tengkawang 29,8 ribu ton, tepung sagu 30 ribu ton, dan kayu bakar 788,6 juta meter kubik. Selain itu dikembangkan hasil hutan lain seperti madu lebah, nipah, jasa wisata alam, jasa ekologis, dan plasma nutfah.

Dalam upaya mencapai sasaran tersebut di atas maka kebijaksanaan pembangunan kehutanan difokuskan pada kegiatan-kegiatan pokok sebagai berikut: (1) pemantapan kawasan hutan tetap, peningkatan mutu dan produktivitas hutan negara dan hutan rakyat; (2) peningkatan efisiensi dan produktivitas pengelolaan hutan dan pengolahan hasil hutan; (3) peningkatan peran serta masyarakat dan penanggulangan kemiskinan sekitar hutan serta peningkatan pendapatan daerah tertinggal; (4) peningkatan peran serta koperasi, usaha menengah, kecil, dan tradisional dalam pembangunan kehutanan; (5) peningkatan upaya pelestarian hutan sebagai pelindung lingkungan hidup dan ekosistem; dan (6) peningkatan kemampuan pengelolaan hutan di daerah.

Dalam melaksanakan kebijaksanaan tersebut di atas disusun

program-program pembangunan, yang terdiri atas program pokok dan program penunjang. Program pokok meliputi program pemantapan kawasan hutan dan peningkatan produktivitas hutan alam; program pembangunan hutan tanaman baru; program pengembangan usaha perhutanan rakyat; dan program pengembangan usaha pengolahan hasil hutan. Sedangkan program penunjang terdiri dari 10 program, yaitu program penataan ruang; program penataan pertanahan; program inventarisasi dan evaluasi sumber alam dan lingkungan hidup; program penyelamatan hutan, tanah dan air; program rehabilitasi lahan kritis; program pembinaan daerah pantai; program penelitian dan pengembangan kehutanan; program pengembangan usaha menengah dan kecil;

XIII/7

Page 8: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

program pengerahan dan pembinaan transmigrasi dan perambah hutan; dan program pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan kehutanan.

Dalam menghadapi situasi krisis terutama krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 yang lalu dan musibah kekeringan yang berkepanjangan diperlukan upaya khusus peningkatan produksi pangan yang bertujuan untuk memecahkan secara simultan permasalahan rawan pangan, pengangguran, dan kesulitan valuta asing, melalui optimalisasi pemanfaatan potensi sumber daya lokal, baik sumber daya alam, sumber daya manusia, akumulasi modal maupun pengalaman membangun. Upaya khusus ini diarahkan pada pemberdayaan ekonomi rakyat sebagai salah satu wujud nyata program penyelamatan (rescue) dan pemulihan (recovery) ekonomi. Pembangunan pertanian dan kehutanan diharapkan menjadi sektor andalan yang cepat menghasilkan dan meningkatkan pendapatan masyarakat, membuka kesempatan kerja dan menyerap tenaga kerja, serta mendukung pengembangan usaha kecil-menengah dalam rangka penyelamatan dan menggerakkan kembali kegiatan ekonomi nasional. Dampak krisis ekonomi dan moneter ini merupakan tantangan dan sekaligus peluang untuk kembali mengandalkan pembangunan yang berbasis pertanian dan perdesaan. Momentum ini merupakan kesempatan untuk lebih memantapkan pelestarian swasembada pangan, mengembangkan agrobisnis produk-produk pertanian dan kehutanan berdaya saing tinggi, sekaligus mendukung upaya program percepatan penghapusan kemiskinan.

XIII/8

Page 9: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

B. PELAKSANAAN DAN HASIL PEMBANGUNAN TAHUN KEEMPAT REPELITA VI

1. PERTANIAN

a. Program Pokok

1) Program Peningkatan Produksi Pangan

Program peningkatan produksi pangan bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidup kesejahteraan petani dan masyarakat, memelihara kemantapan swasembada pangan dan penyediaan bahan baku industri pangan. Program ini dilaksanakan melalui pendekatan pertanian rakyat terpadu dengan titik berat kegiatan pada upaya-upaya meningkatkan produktivitas usahatani melalui peningkatan mutu dan perluasan areal intensifikasi, menjamin ketersediaan dan distribusi benih unggul dan sarana produksi, memperbaiki pengelolaan pasca panen dengan pengembangan dan penggunaan alat dan mesin pertanian, serta meningkatkan penerapan teknologi konservasi.

Selama empat tahun Repelita VI, produksi beberapa hasil pertanian terpenting pada umumnya mengalami kenaikan. Namun pada tahun 1997 produksi komoditas pangan penting seperti padi, jagung, dan kedele mengalami penurunan masing-masing 3,6 persen, 5,9 persen, dan 10,6 persen dibandingkan tahun 1996. Hal ini diakibatkan oleh musim kemarau yang panjang sebagai dampak dari gejala alam El-Nino (Tabel XIII-1).

Hasil rata-rata program intensifikasi selama empat tahun Repelita VI menunjukkan peningkatan sebesar 0,1 persen per tahun, tetapi pada tahun 1997 hasil tersebut turun 0,8 persen

XIII/9

Page 10: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

dibandingkan tahun 1996. Penurunan ini lebih banyak diakibatkan oleh turunnya hasil rata-rata pada areal intensifikasi umum sebagai akibat musim kering yang berkepanjangan (Tabel XIII-2). Peningkatan mutu intensifikasi terus didorong dengan upaya pengembangan teknologi dan manajemen usahatani berbasis padi yang berorientasi agrobisnis (SUTPA) sebagai upaya terobosan untuk mempercepat alih teknologi.

Hasil rata-rata padi pada tahun 1997 mencapai 4,5 ton per hektare atau naik 0,7 persen dibandingkan tahun 1996 (Tabel XIII-4). Di Pulau Jawa hasil rata-rata padi per hektare pada tahun 1997 meningkat sebesar 0,2 persen dan di luar Jawa sebesar 0,6 persen. Sementara itu luas panen padi di Indonesia pada tahun 1997 turun 4,3 persen dibandingkan tahun 1996 dengan penurunan di luar Jawa dan Jawa masing-masing sebesar 6,3 persen dan 2,1 persen.

Produksi palawija selama empat tahun Repelita VI pada umumnya mengalami peningkatan, khususnya produksi jagung dan kacang tanah. Peningkatan produksi jagung yang tinggi terutama disebabkan meningkatnya hasil rata-rata per hektare sebagai hasil dari semakin meluasnya penggunaan benih jagung hibrida yang merupakan terobosan teknologi yang penting. Pada tahun 1997 produksi jagung, ubi kayu, ubi jalar, kedele, dan kacang tanah turun masing-masing 5,9 persen, 11,4 persen, 8,3 persen, 10,6 persen, dan 6,8 persen dibandingkan tahun 1996 yang disebabkan oleh turunnya luas panen akibat musim kemarau yang panjang. Dalam tahun yang sama hasil rata-rata per hektare jagung telah mencapai 26,2 kuintal per hektare (Tabel XIII-6).

Produksi buah-buahan dan sayur-sayuran selama empat tahun Repelita VI mengalami peningkatan masing-masing sebesar 11,8 persen dan 8,3 persen per tahun. Namun pada tahun 1997

XIII/10

Page 11: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

produksi buah-buahan dan sayuran turun masing-masing 4,1 persen dan 4,8 persen dibandingkan tahun 1996 yang disebabkan oleh turunnya luas panen (Tabel XIII-7).

Sementara itu, produksi komoditas perkebunan terpenting selama empat tahun Repelita VI mengalami peningkatan setiap tahunnya, kecuali cengkeh, lada, gula tebu, dan kapas. Pada tahun 1997 sebagian besar produksi komoditas perkebunan turun dibandingkan tahun 1996, kecuali minyak sawit, inti sawit, dan gula tebu yang naik masing-masing 9,9 persen, 9,7 persen, dan 4,6 persen. Dalam periode yang sama produksi perkebunan rakyat juga rata-rata mengalami peningkatan terutama terjadi pada minyak sawit dan inti sawit, sedangkan perkebunan besar swasta yang meningkat tajam adalah minyak sawit dan inti sawit. Pada tahun 1997 sebagian besar produksi perkebunan rakyat turun dibandingkan tahun 1996 kecuali gula tebu, minyak sawit, dan inti sawit yang naik masing-masing 3,9 persen; 14,2 persen; dan 13,7 persen (Tabel XIII-8). Sementara itu produksi perkebunan swasta dan perkebunan besar negara yang mengalami peningkatan adalah komoditas minyak sawit, inti sawit, dan gula tebu.

Di bidang peternakan selama empat tahun Repelita VI, jumlah populasi ternak yang meningkat terutama adalah kambing, domba, ayam buras, ayam petelur, ayam pedaging/broiler, dan itik. Perkembangan populasi ternak dan unggas pada tahun 1997 yang meningkat cukup tinggi dibandingkan tahun 1996 antara lain babi, kambing, ayam buras, dan itik masing-masing 13,7 persen; 5,1 persen; 4,2 persen; dan 4,1 persen (Tabel XIII-12). Sejak tahun 1996 telah dikembangkan pula sistem perbibitan ternak di perdesaan yang berwawasan agrobisnis melalui gerakan pengembangan sentra baru perbibitan perdesaan (Gerbang Serba Bisa) yang tersebar di 30 kabupaten. Perkembangan penyebaran

XIII/11

Page 12: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

bibit ternak selama empat tahun Repelita VI dapat dilihat dalam Tabel XIII-13.

Upaya meningkatkan populasi dan produksi ternak melalui teknik inseminasi buatan sangat penting, oleh karenanya diperlukan tenaga-tenaga inseminator dan vaksinator yang handal. Sampai dengan tahun keempat Repelita VI jumlah vaksinator meningkat sebesar 11,9 persen per tahun, sedangkan jumlah kader peternak meningkat cukup tajam sebesar 80,1 persen. Sementara itu pada tahun 1997 jumlah kader peternak turun 13,1 persen dibandingkan tahun 1996 yang antara lain diakibatkan karena beralih profesi (Tabel XIII-14).

Selama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu yang masing-masing meningkat per tahun sebesar 4,4 persen; 4,4 persen; dan 1,5 persen (Tabel XIII-15). Tercapainya sasaran produksi dan pertumbuhan telur merupakan indikasi keberhasilan program intensifikasi ayam buras, dan itik serta sentra pengembangan agrobisnis komoditas unggulan (SPAKU) ayam buras dan itik, yang sekaligus merupakan keberhasilan industri perunggasan dalam negeri.

Sementara itu, perkembangan produksi perikanan selama empat tahun Repelita VI meningkat sebesar 4,5 persen per tahun (Tabel XIII-16). Produksi perikanan laut dan perikanan darat masing-masing meningkat per tahun sebesar 4,2 persen dan 5,4 persen. Peningkatan produksi perikanan laut terjadi terutama karena meningkatnya jumlah armada perahu/kapal perikanan sebesar 3,0 persen per tahun (Tabel XIII-19). Selanjutnya, dalam rangka memanfaatkan sumber daya perikanan di dalam wilayah Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI), sejak tahun 1995 telah

XIII/12

Page 13: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

dikembangkan usaha patungan sebagai pengganti sistem charter. Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan peran armada perikanan dalam negeri yang sekaligus mengalihkan pemanfaatan perikanan dari daerah-daerah perairan pantai yang padat tangkap.

2) Program Peningkatan Kesempatan Kerja dan Produktivitas Tenaga Kerja Pertanian

Peningkatan kesempatan kerja dan produktivitas tenaga kerja pertanian bertujuan untuk mendukung transformasi struktur ketenagakerjaan dalam perekonomian nasional. Kegiatan pokok dilakukan dengan mendorong investasi di bidang agrobisnis khususnya di perdesaan; meningkatkan kemampuan dan keterampilan tenaga kerja; mendorong penerapan teknologi tepat guna; mendorong realokasi sumber daya agar lebih mengarah kepada kegiatan yang produktivitasnya lebih tinggi.

Selama empat tahun Repelita VI, sektor pertanian telah menyerap tenaga kerja rata-rata sebanyak 36,7 juta orang per tahun atau 43,8 persen dari tenaga kerja nasional. Pada tahun 1997 tenaga kerja yang diserap sektor pertanian sebanyak 35,8 juta atau sekitar 41,2 persen dari jumlah tenaga kerja nasional.

Perluasan kesempatan kerja di sektor pertanian terutama didukung oleh meningkatnya luas panen dan luas areal komoditas pertanian. Luas panen padi, palawija dan hortikultura selama empat tahun Repelita VI mengalami peningkatan. Sedangkan luas areal perkebunan rakyat meningkat rata-rata per tahun sebesar 1,4 persen (Tabel XIII-17), dan luas areal perkebunan negara pada tahun 1997 naik 2,2 persen dibandingkan tahun 1996 yang disebabkan oleh kenaikan luas areal pada tanaman tahunan dan setahun (Tabel XIII-18). Perluasan kesempatan kerja juga didukung oleh perluasan

XIII/13

Page 14: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

usaha perikanan dan peternakan. Dalam usaha perikanan terdapat pertambahan jumlah perahu/kapal motor serta pengembangan luas budidaya perikanan. Luas areal budidaya perikanan selama empat tahun terakhir telah meningkat jumlahnya yang pada tahun 1997/98 mencapai 559,1 ribu hektare. Perluasan kesempatan kerja untuk usaha peternakan dilakukan melalui pengembangan kawasan usaha ternak (KUNAK).

3) Program Pengembangan Ekspor Hasil Pertanian

Program pengembangan ekspor hasil pertanian bertujuan untuk meningkatkan penerimaan devisa dengan meningkatkan daya saing hasil pertanian. Kegiatan pokoknya adalah meningkatkan efisiensi sistem produksi dan tataniaga hasil pertanian, memperbaiki mutu dan efisiensi pengolahan hasil, serta meningkatkan promosi dan perluasan akses pasar.

Volume ekspor bebeberapa komoditas penting pertanian pada tahun 1997 mengalami peningkatan sangat tinggi dibandingkan tahun 1996 seperti minyak sawit, tembakau, kulit ternak, dan ikan segar yang masing-masing naik 39,3 persen, 31,9 persen, 14,7 persen dan 11,5 persen. Sementara itu volume ekspor gaplek/ubi kayu, jagung, kacang tanah, teh, dan lada turun masing-masing 36,4 persen; 33,9 persen; 18,8 persen; 8,4 persen dan 5,2 persen (Table XIII-20).

Pada tahun 1997 volume ekspor ikan segar dan udang

segar/awetan naik masing-masing 11,5 persen dan 3,5 persen dibandingkan tahun 1996. Sementara itu volume ekspor katak, ikan hias, dan ubur-ubur mengalami penurunan masing-masing sebesar 7,9 persen; 5,2 persen; dan 0,1 persen (Tabel XIII-21). Volume ekspor hasil-hasil peternakan seperti daging ayam broiler, telur

XIII/14

Page 15: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

bebek, kulit, dan babi mengalami kenaikan masing-masing 500 persen; 39,3 persen; 14,7 persen; dan 14,2 persen dibandingkan tahun 1996.

4) Program Pembinaan dan Pengembangan Kelembagaan Pertanian

Program pembinaan dan pengembangan kelembagaan pertanian bertujuan untuk menata dan membina kelembagaan pertanian guna memantapkan serta memperlancar proses pembaharuan dalam penyelenggaraan kegiatan pertanian. Program ini dititik beratkan pada kegiatan untuk mengembangkan kelompok tani dan koperasi pertanian; mengembangkan kemitraan usaha antara petani/koperasi dengan usaha besar BUMN/swasta; meningkatkan mutu dan kemampuan aparatur pemerintah dalam memberikan pelayanan; serta menata dan menyempurnakan peraturan perundang-undangan di bidang pertanian.

Dalam rangka meningkatkan partisipasi petani dalam pembangunan pertanian, petani kecil telah dibina melalui pengembangan kelompok tani dalam wadah koperasi. Untuk pengembangan dan pemantapan kelompok tani tersebut, jumlah kelompok tani dan nelayan yang telah dibina selama empat tahun Repelita VI terus meningkat, sehingga pada 1997/98 berjumlah 366.085 kelompok. Selain itu juga telah dilaksanakan kegiatan agrobisnis melalui lembaga yang mandiri dan mengakar kuat dalam masyarakat (LM3) seperti pesantren, di 120 lokasi yang sekaligus bertujuan mengembangkan agrobisnis dalam rangka pemberdayaan ekonomi rakyat.

Sejak tahun 1978/79 telah dilakukan program penanggulangan kemiskinan antara lain melalui Proyek Peningkatan Pendapatan

XIII/15

Page 16: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

Petani Kecil (P4K). Kegiatan ini jangkauannya pada saat sekarang telah mencakup 18 propinsi di 92 kabupaten, 726 kecamatan, dan 4.403 desa. Sampai dengan tahun keempat Repelita VI pembinaan kelompok petani kecil (KPK) telah berhasil menumbuhkan 49.289 kelompok. Bidang usaha yang dilakukan KPK adalah pertanian sebanyak 62 persen dan non-pertanian 38 persen. Untuk usaha ini telah disalurkan kredit sebesar Rp 121,5 miliar dan Rp 95,7 miliar diantaranya telah berhasil dilunasi. Di samping itu dari KPK telah terkumpul tabungan di bank senilai Rp 6,6 miliar dan tabungan di kelompok senilai Rp 1,7 miliar.

5) Program Peningkatan Produksi dan Diversifikasi Pertanian

Program peningkatan produksi dan diversifikasi pertanian bertujuan untuk meningkatkan produksi dan keanekaragaman hasil pertanian dan produk olahannya dalam rangka memanfaatkan peluang pasar baik domestik maupun internasional. Program ini juga adalah untuk mendukung upaya pengembangan dan pemberdayaan ekonomi rakyat serta menghapus kemiskinan.

Investasi di bidang pertanian berperan sangat penting dalam mendukung peningkatan daya saing pertanian melalui peningkatan produktivitas dan efisiensi komoditas unggulan pertanian. Selama periode 1994-1997 persetujuan penanaman modal dalam negeri (PMDN) di sektor pertanian tumbuh dengan 31,2 persen per tahun. Persetujuan penanaman modal asing (PMA) untuk sektor pertanian selama periode tersebut tumbuh dengan 77,9 persen per tahun. Persetujuan penanaman modal ini sebagian besar adalah untuk pembangunan sub sektor perkebunan.

XIII/16

Page 17: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

Dalam rangka mendukung industrialisasi perdesaan berbasis pertanian serta sekaligus mendukung program pemberdayaan ekonomi masyarakat dan menghapuskan kemiskinan, selama empat tahun Repelita VI telah dikembangkan sentra pengembangan agrobisnis peternakan, tanaman pangan, hortikultura, perkebunan rakyat, paket penangkapan ikan, dan paket budidaya perikanan di 136 lokasi. Selanjutnya, pada areal persawahan beririgasi teknis telah dikembangkan budidaya mina padi yang selama empat tahun Repelita VI kegiatan ini tumbuh dengan 1,1 persen per tahun.

b. Program Penunjang

1) Program Pendidikan, Pelatihan, dan Penyuluhan Pertanian

Program pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan pertanian bertujuan meningkatkan keahlian dan keterampilan bagi penyuluh pertanian, petugas unit pelayanan dan pengembangan, melalui kegiatan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan lapangan.

Penyelenggaraan penyuluhan diarahkan agar petani/nelayan mengembangkan usaha berdasarkan kemampuan wilayah sesuai dengan potensi dan peluang yang ada di tingkat lapang. Sampai dengan tahun keempat Repelita VI telah dibentuk 289 unit Balai Informasi dan Penyuluhan Pertanian (BIPP) di Daerah Tingkat II sebagai pusat pengelolaan kegiatan penyuluhan pertanian serta informasi teknologi dan agrobisnis. Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yang merupakan basis para penyuluh pertanian dalam pemberdayaan petani-nelayan di tingkat lapangan, sampai dengan tahun keempat Repelita VI jumlahnya telah mencapai 3.913 unit BPP yang membina kelompok tani dan nelayan sebanyak 366.085 kelompok. Sementara itu jumlah penyuluh pertanian dan kontak

XIII/17

Page 18: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

tani nasional andalan (KTNA) sampai dengan tahun keempat Repelita VI berturut-turut telah mencapai 37.340 orang dan 87 orang.

Untuk mendukung upaya meningkatkan kualitas sumberdaya manusia pertanian telah dikembangkan sistem pendidikan pertanian, yang meliputi Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP), Akademi Penyuluhan Pertanian (APP), dan Sekolah Tinggi Perikanan (STP). Pada tahun keempat Repelita VI masing-masing telah meluluskan sebanyak 3.989 orang, 686 orang, dan 245 orang dari berbagai program.

2) Program Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Program penelitian dan pengembangan pertanian bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan, pengembangan dan penguasaan teknologi pertanian. Kegiatan penelitan yang menghasilkan teknologi pertanian merupakan salah satu komponen pokok dalam rangka peningkatan produktivitas, kualitas dan keberlanjutan sistem pertanian. Diseminasi teknologi dilaksanakan melalui pendidikan, pelatihan dan penyuluhan pertanian.

Sampai dengan tahun keempat Repelita VI telah dibentuk 11 buah Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) dan 6 Loka Pengkajian Teknologi Pertanian (LPTP) untuk memperoleh dan merakit teknologi pertanian yang spesifik lokasi dan mendekatkan pelayanan hasil penelitian kepada petani serta pengguna teknologi pertanian di perdesaan. Sementara itu, kegiatan penelitian yang dilakukan telah memberikan beberapa hasil, diantaranya ditemukan dan dilepaskannya beberapa varietas unggul padi, palawija, buah-buahan, sayuran, dan perkebunan masing-masing sebanyak 11 varietas, 37 varietas, 40 varietas, 9 varietas, dan 43 varietas.

XIII/18

Page 19: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

Dukungan tenaga peneliti profesional yang ada saat ini berjumlah 1.601 orang, dengan jenjang profesi sebagai ahli peneliti sebanyak 175 orang, peneliti sebanyak 316 orang, ajun peneliti sebanyak 628 orang, dan asisten peneliti sebanyak 482 orang.

3) Program Pengembangan Transmigrasi

Salah satu tujuan program pengembangan transmigrasi adalah untuk mendukung pengembangan pertanian di daerah pemukiman dan lingkungan transmigrasi. Selama Repelita VI, pembangunan pertanian, khususnya sub sektor perkebunan, yang dikaitkan dengan program transmigrasi (PIR-Trans) lebih diarahkan kepada pola pengembangan agro-estate berskala ekonomi dengan penerapan prinsip-prinsip agrobisnis. Dalam pola ini dikembangkan komoditas unggulan, yang ditentukan berdasarkan analisis kesesuaian agroekosistem setempat serta peluang pasar.

Pengembangan pertanian melalui pola PIR-Trans telah dimulai sejak tahun 1986. Melalui pola ini, sampai dengan tahun keempat Repelita VI telah berhasil dibangun perkebunan kelapa sawit dan kelapa hibrida, masing-masing seluas 529,4 ribu hektare dan 55,2 ribu hektare. Kebun plasma masing-masing seluas 381,2 ribu hektare dan 44,2 ribu hektare, sedangkan kebun inti masing-masing terdiri atas 148,2 ribu hektare dan 11,0 ribu hektare. Keberhasilan pembangunan kebun tersebut tidak lepas dari peranserta aktif 147.995 KK transmigran yang telah ditempatkan di 12 propinsi luar Jawa.

XIII/19

Page 20: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

2. PENGAIRAN

a. Program Pokok

1) Program Pengembangan dan Konservasi Sumber Daya Air

Dalam upaya meningkatkan produktivitas pemanfaatan sumber daya air telah dilakukan peningkatan efisiensi dan efektivitas penggunaan prasarana pengairan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang masih hidup di bawah garis kemiskinan terutama di perdesaan dan daerah terisolasi. Upaya tersebut berupa peningkatan keandalan penyediaan air pada musim kemarau untuk permukiman, pertanian, dan keperluan lainnya, antara lain dilaksanakan dengan pembangunan waduk dan embung dengan berbagai ukuran sesuai dengan kapasitan sumber air yang ada. Pelaksanaan dan hasil-hasil pembangunan pengairan selama empat tahun Repelita VI dapat dilihat secara rinci pada Tabel XIII-24.

Pada tahun 1997/98 telah diselesaikan pembangunan Waduk Gapit di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat dan telah dilanjutkan pula pembangunan 6 waduk penting untuk berbagai keperluan yang tersebar di beberapa propinsi. Sedangkan rehabilitasi waduk telah dilakukan pada 8 unit waduk, yaitu Waduk Ngancar dan Krisak di Jawa Tengah, Pacal, Gondang, Sumber Agung dan Ngomben di Jawa Timur, serta Bringe dan Batujai di Nusa Tenggara Barat. Dengan hasil tersebut maka selama empat tahun Repelita VI, jumlah waduk yang telah direhabilitasi dan dibangun masing masing sebanyak 18 unit dan 8 unit. Sementara itu, selama empat tahun Repelita VI juga telah diselesaikan pembangunan embung sebanyak 239 unit dengan berbagai kapasitas yang terutama berada di kawasan timur Indonesia.

XIII/20

Page 21: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

2) Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku

Untuk meningkatkan penyediaan air baku bagi daerah permukiman, industri, pariwisata, dan keperluan lainnya, baik di daerah perkotaan maupun perdesaan, telah diprogramkan kegiatan yang berupa pembangunan bendung air baku, serta rehabilitasi dan pemeliharaan saluran air baku.

Dalam tahun keempat Repelita VI, telah diselesaikan rehabilitasi dan pemeliharaan saluran air baku sepanjang 4 km di Cirebon dan Brebes. Untuk memenuhi kebutuhan air baku bagi permukiman, industri, dan pariwisata, telah dibangun saluran pembawa sepanjang 34 km. Dengan demikian maka sasaran Repelita VI untuk pembangunan saluran air baku sepanjang 95 km telah terlampaui selama empat tahun Repelita VI yaitu sepanjang 129 km. Di samping itu, telah di selesaikan pula pembangunan bendung/bendung karet sebanyak 6 unit, yaitu Cibanten dan Sigranala di Jawa Barat, Lamong I di Jawa Timur, Jenebarang di Sulawesi Selatan, Way Koko di Nusa Tenggara Timur, dan Babak di Nusa Tenggara Barat.

3) Program Pengelolaan Sungai, Danau, dan Sumber Air Lainnya

Program ini kecuali ditujukan untuk pengamanan daerah permukiman dan sentra produksi dari bencana banjir termasuk banjir lahar, juga dimaksudkan untuk mengelola sumber air seperti sungai dan danau agar tetap terjaga kelestarian fungsinya. Kegiatan program ini berupa kegiatan operasi dan pemeliharaan sungai, operasi dan pemeliharaan danau, perbaikan dan pengendalian alur sungai, dan pembangunan dam pengendali dan kantung lahar.

XIII/21

Page 22: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

Dalam tahun keempat Repelita VI dilaksanakan kegiatan perbaikan dan pengendalian alur sungai pada beberapa ruas alur sungai yang kritis sepanjang 331 km. Pembangunan prasarana tersebut telah meningkatkan luas areal yang diamankan dari bencana banjir sehingga mencapai sekitar 2,3 juta hektare. Selanjutnya, dalam mengatasi bencana banjir lahar akibat letusan gunung berapi yang juga sekaligus melindungi desa dan kota di bagian hilirnya, telah diselesaikan 19 unit bangunan pengendali dan kantong lahar di beberapa lokasi rawan bencana.

Untuk memelihara kelestarian fungsi sungai, telah dilaksanakan kegiatan operasi dan pemeliharaan rutin pada beberapa ruas sungai dengan panjang seluruhnya, sampai dengan tahun keempat Repelita VI, sekitar 2,7 ribu km yang tersebar di 8 propinsi. Di samping itu, dilakukan pula kegiatan operasi dan pemeliharaan pada 7 unit danau kritis, antara lain pada danau-danau Singkarak, Maninjau di Sumatera Barat, Ranu Klakah, Ranu Grati di Jawa Timur, Beratan di Bali, Tondano di Sulawesi Utara, dan Taliwang di Nusa Tenggara barat. Kegiatan yang dilaksanakan antara lain berupa pengerukan, pengendalian gulma, serta pengendalian sedimentasi.

4) Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi

Dalam upaya mendukung peningkatan produksi pangan, kecuali untuk mengimbangi peningkatan konsumsi akibat pertambahan penduduk, juga dalam rangka antisipasi terhadap terjadinya kegagalan panen akibat kemarau panjang, dilaksanakan program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, di samping juga ditujukan untuk menunjang peningkatan produksi pertanian lainnya.

XIII/22

Page 23: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

Pada tahun keempat Repelita VI dilaksanakan pembangunan jaringan irigasi baru seluas 41,2 ribu hektare pada lahan tadah hujan maupun pembukaan lahan baru. Pembangunan tersebut meliputi saluran primer dan saluran sekunder sepanjang 624 km, bendung 25 unit, serta pencetakan sawah baru seluas 39,3 ribu hektare. Kegiatan ini selama empat tahun Repelita VI telah dapat menambah areal pertanian yang dapat diairi seluas hampir 0,3 juta hektare. Namun hasil ini masih rendah, antara lain karena adanya pergeseran prioritas yaitu berupa perbaikan irigasi desa.

Untuk mengembalikan kinerja jaringan irigasi yang mengalami kerusakan telah dilaksanakan rehabilitasi serta peningkatan dan perbaikan sistem irigasi perdesaa pada areal seluas 2,0 juta hektare yang tersebar di 26 propinsi di luar DKI Jakarta. Sementara itu, kegiatan operasi dan pemeliharaan dilaksanakan pada jaringan irigasi seluas 6,2 juta hektare yang meliputi saluran primer dan sekunder sepanjang 340,8 ribu km.

5) Program Pengembangan dan Pengelolaan Daerah Rawa

Program ini ditujukan untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan penduduk, baik untuk pertanian maupun perikanan darat, melalui pengaturan tata air daerah rawa, serta menciptakan iklim yang menarik bagi peningkatan peran swasta dan masyarakat dalam investasi. Pada tahun keempat Repelita VI, pelaksanaan program pengembangan jaringan rawa/tambak, telah mencapai areal seluas 1,8 juta hektare. Selama empat tahun Repelita VI kegiatan ini mencapai seluas 0,6 juta hektare atau sebesar 89 persen dari sasaran Repelita VI yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya.

XIII/23

Page 24: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

b. Program Penunjang

1) Program Pendayagunaan dan Pengembangan Kelembagaan Pengairan

Dalam upaya untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, serta memacu peranserta masyarakat dalam pembangunan sektor pengairan, dilaksanakanlah program di atas. Upaya tersebut berupa penataan dan penyempurnaan kembali peraturan perundang-undangan dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya air.

Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan pengairan yang efektif telah diserahkan pengelolaan jaringan irigasi skala kecil dengan luas kurang dari 500 hektare per area yang tersebar di propinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Barat dan D.I.Aceh yang seluruhnya seluas 64,2 ribu hektare untuk 951 kelompok tani. Selama empat tahun Repelita VI jaringan irigasi skala kecil seluas 317,8 ribu hektare telah diserahkan kepada 4.131 kelompok tani di seluruh Indonesia.

2) Program Pendidikan, Pelatihan, dan Penyuluhan Pengairan

Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang pengembangan sumber daya air. Pelaksanaan program ini diantaranya melalui kegiatan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan untuk meningkatkan ketrampilan dan keahlian dalam mengoperasikan dan memelihara jaringan pengairan. Selama empat tahun Repelita VI, berbagai jenis pendidikan, pelatihan, kursus, dan kursus singkat di bidang

XIII/24

Page 25: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

pengairan telah diikuti oleh sebanyak 593 orang dari berbagai institusi di luar dan di dalam negeri.

3) Program Penyelamatan Hutan, Tanah, dan Air

Dalam rangka usaha menjaga kualitas lingkungan daerah aliran sungai guna menjaga kelestarian sumber air dan meningkatkan kualitas air sehingga aman bagi kesehatan masyarakat, serta menjaga kualitas lingkungan hidup, dilaksanakanlah program penyelamatan hutan, tanah, dan air. Pada 1997/98 pelaksanaan program ini telah mengamankan areal seluas 2,3 juta hektare. Sehingga selama empat tahun Repelita VI telah dapat diamankan areal seluas 0,3 juta hektare, khususnya di daerah-daerah yang sebelumnya kurang produktif akibat banjir, menjadi daerah yang produktif di bidang pertanian, industri, dan permukiman.

4) Program Pembinaan Daerah Pantai

Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan pelestarian fungsi ekosistem pantai dan mengendalikan kerusakan lingkungan pantai, sekaligus untuk mengamankan daerah produksi, pariwisata, daerah padat pembangunan, dan daerah potensial lainnya dari ancaman abrasi pantai. Program ini dilaksanakan dengan memelihara dan membangun prasarana pengaman pantai di wilayah perkotaan, pariwisata, dan daerah produksi pertanian. Prasarana tersebut berupa tanggul pengaman, pemecah ombak, dan pengarah arus pada pantai, antara lain di Sumatera Utara, Bali, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Utara. Dalam tahun keempat Repelita VI, telah dilaksanakan kegiatan untuk mengamankan pantai sepanjang 5 km.

XIII/25

Page 26: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

5) Program Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengairan

Untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas pemanfaatan sumber air program ini dilaksanakan melalui pengembangan dan penguasaan iptek. Program ini dilaksanakan dengan mengadakan penelitian tentang sumber daya air, teknologi sistem jaringan hidrometeorologi, teknologi hemat air dan daur ulang, teknologi pengamanan sungai dan waduk, teknologi irigasi, teknologi pengamanan pantai dan muara, reklamasi rawa khususnya di lahan gambut 1 juta hektare di Kalimantan Tengah.

3. KEHUTANAN

a. Program Pokok

1) Program Pemantapan Kawasan Hutan dan Peningkatan Produktivitas Hutan Alam

Program pemantapan kawasan hutan dan peningkatan produktivitas hutan alam bertujuan untuk meningkatkan pemantapan kawasan hutan produksi tetap dan produktivitas hutan alam dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri hasil hutan secara lestari.

Dalam rangka pemantapan kawasan hutan tetap telah

dilakukan penataan batas yang pada tahun 1997/98 telah berhasil menyelesaikan sepanjang 17,9 ribu kilometer (Tabel XIII-25). Selain itu, dilakukan pula penataan batas areal kerja HPH dan pada tahun 1997/98 meliputi 7,9 ribu kilometer. Sementara itu, kegiatan pengusahaan hutan produksi terutama yang dikelola oleh swasta

XIII/26

Page 27: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

makin diperketat dan dituntut untuk lebih efisien dan berdayaguna. Jumlah HPH tersebut pada tahun 1997/98 menjadi hanya 437 unit dengan luas areal sekitar 55 ribu hektare (Tabel XIII-26). Terjadinya penurunan jumlah dan luas HPH itu juga karena adanya tuntutan agar pengusahaan hutan produksi dilaksanakan sesuai dengan sistem pengelolaan hutan secara lestari. Sementara itu, kegiatan pembinaan dan penanaman/pengayaan mencapai luas 553 ribu hektare, pembuatan kebun pangkas dan penanaman tanah kosong/tidak produktif masing-masing mencapai luas 380 hektare dan 79 ribu hektare.

Selanjutnya, selama empat tahun Repelita VI produksi kayu bulat rata-rata sebesar 25,5 juta meter kubik per tahun, khusus pada tahun keempat Repelita VI produksi kayu bulat sebesar 26,8 juta meter kubik atau naik sebesar hampir 3,0 persen dibandingkan tahun 1996/97 (Tabel XIII-27). Peningkatan ini disebabkan karena makin bertambahnya produksi kayu bulat yang berasal dari hutan tanaman dan hutan rakyat. Produksi kayu bulat yang berasal dari hutan alam cenderung menurun karena adanya pembatasan agar sesuai dengan daya dukung hutan secara lestari.

2) Program Pembangunan Hutan Tanaman Baru

Program pembangunan hutan tanaman baru bertujuan untuk meningkatkan potensi hutan tanaman yang dibangun di dalam kawasan hutan produksi dalam rangka meningkatkan produksi hasil hutan dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan kehutanan. Program tersebut juga dimaksudkan untuk menambah luas kawasan yang berhutan dengan tidak mengubah hutan alam menjadi hutan tanaman.

XIII/27

Page 28: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

Salah satu pelaksanaan kegiatan pembangunan hutan tanaman baru di atas, mulai tahun 1987/88 telah dibangun hutan tanaman industri (HTI) yang pada tahun ke empat Repelita VI pembangunan HTI mencakup areal seluas 255,2 ribu hektare. Dengan demikian selama empat tahun Repelita VI telah dibangun HTI seluas 1,3 juta hektare yang berarti sasaran Repelita VI seluas 1,25 juta hektare telah terpenuhi (Tabel XIII-28).

3) Program Pengembangan Usaha Perhutanan Rakyat Program pengembangan usaha perhutanan rakyat bertujuan

untuk meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pembangunan hutan tanaman pada lahan milik rakyat, milik marga, dan hutan konversi yang tidak berhutan, sehingga masyarakat akan memperoleh manfaat dari potensi hutan yang meningkat. Titik berat kegiatan diarahkan untuk mengembangkan hutan rakyat dan hutan kemasyarakatan.

Pada tahun 1997/98 telah dibentuk sebanyak 17 unit kesatuan pengelolaan hutan rakyat dengan pengembangan areal dampak kurang lebih seluas 9 ribu hektare. Selama empat tahun Repelita VI telah dibangun hutan rakyat baru seluas 474,4 ribu hektare yang berarti sudah melampaui sasaran yang ditargetkan dalam Repelita VI yaitu 250,0 ribu hektare. Selanjutnya, sampai dengan tahun 1997/98 telah disalurkan kredit usaha hutan rakyat sebesar Rp. 8,4 miliar dan mencakup areal sekitar 4,6 ribu hektare dengan melibatkan lebih dari 8 ribu KK petani di 7 propinsi.

Sementara itu, pengembangan budidaya lebah madu dan sutera alam terus ditingkatkan di berbagai daerah di Sumatera, Jawa dan Sulawesi. Sampai dengan tahun keempat Repelita VI telah disediakan 7,8 ribu hektare tanaman murbei yang dapat

XIII/28

Page 29: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

memproduksi kokon sebanyak hampir 2,0 ribu ton dengan melibatkan 10.547 KK petani. Upaya pengembangan persuteraan alam ini telah ditingkatkan dengan pemberian kredit usaha tani persuteraan yang pada tahun 1997/98 telah disalurkan kredit sebesar Rp. 5,0 milyar kepada 1.431 KK petani untuk areal usaha seluas 2,6 ribu hektare.

4) Program Pengembangan Usaha Pengolahan Hasil Hutan

Program pengembangan usaha pengolahan hasil hutan bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah dari hasil hutan baik kayu maupun nonkayu dalam rangka meningkatkan efisiensi dan rasionalisasi pemanfaatan bahan baku yang semakin terbatas. Dengan program ini diharapkan terjadi perluasan kesempatan kerja dan peningkatan berusaha melalui koperasi, usaha menengah, dan usaha kecil. Upaya ini di samping mendorong pengembangan industri hilir, juga untuk meningkatkan diversifikasi produk yang mempunyai keunggulan kompetitif dan nilai tambah tinggi.

Pada tahun 1997/98 telah diproduksi kayu gergajian, kayu lapis dan pulp masing-masing sebesar 2,5 juta meter kubik, 6,4 juta meter kubik dan 2,4 juta meter kubik. Produksi kayu lapis pada tahun 1997/98 mengalami penurunan 37,9 persen dibandingkan tahun 1996/97, sebaliknya produksi pulpa pada tahun yang sama mengalami peningkatan yang cukup tajam sebesar 35,1 persen dibandingkan tahun 1996/97 (Tabel XIII-29).

Selama empat tahun Repelita VI, nilai ekspor kayu olahan cenderung menurun. Realisasi nilai ekspor hasil hutan berupa kayu olahan pada tahun 1997/98 adalah sebesar US$ 4.067,8 juta atau menurun sebesar 11,0 persen dibandingkan tahun 1996/97 (Tabel

XIII/29

Page 30: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

XIII-30). Penurunan nilai ekspor tersebut disebabkan terutama oleh menurunnya nilai ekspor kayu gergajian dan kayu lapis, karena menurunnya permintaan pasar internasional (terutama Jepang) sebagai akibat dari kondisi krisis moneter dan keuangan yang melanda kawasan Asia (Tabel XIII-31 dan XIII-32). Ekspor hasil hutan non kayu pada tahun keempat Repelita VI mencapai sebesar US$ 251,7 juta atau meningkat sebesar 30,6 persen dibanding tahun 1996/97 (Tabel XIII-33).

b. Program Penunjang

1) Program Penataan Ruang

Program penataan ruang bertujuan untuk menata pemanfaatan ruang dalam suatu wilayah sehingga diperoleh manfaat yang optimal baik secara nasional maupun wilayah. Kegiatan pokok program ini adalah inventarisasi dan identifikasi tata guna hutan dalam rangka memaduserasikan antara tata guna hutan kesepakatan (TGHK) dengan rencana tata ruang wilayah propinsi (RTRWP). Selama empat tahun Repelita VI kegiatan pemaduserasian ini telah dapat menyelesaikan 26 propinsi dan 88 kabupaten. Selain itu, pada tahun 1997/98 juga telah dilakukan identifikasi dan inventarisasi kawasan lindung di 101 lokasi yang mencakup areal seluas 73,1 ribu hektare.

2) Program Penataan Pertanahan

Program ini bertujuan untuk meningkatkan ketepatan dan kepastian tentang status hukum dan potensi kawasan hutan. Kegiatan penataan pertanahan meliputi alih guna kawasan hutan, pinjam pakai, dan pelepasan kawasan hutan bagi pembangunan non kehutanan. Dalam tahun 1997/98 usaha alih guna kawasan hutan

XIII/30

Page 31: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

mencapai sebanyak 22 lokasi, sedangkan kegiatan tukar menukar kawasan hutan dan perubahan status kawasan hutan untuk pembangunan non kehutanan masing-masing sebanyak 26 lokasi dan 24 lokasi.

3) Program Inventarisasi dan Evaluasi Sumber Alam dan Lingkungan Hidup

Program ini bertujuan untuk mengembangkan informasi sumber daya alam guna menunjang pembangunan kehutanan terutama pemantapan batas kawasan hutan tetap dan batas fungsinya, serta penilaian stok sumber daya hutan. Pada tahun ke empat Repelita VI telah dilakukan kegiatan inventarisasi hutan melalui penafsiran citra satelit mencakup areal seluas 33 juta hektare dan penafsiran potret udara skala 1:20.000 seluas 1,5 juta hektare. Sementara itu, kegiatan inventarisasi potensi hutan non kayu pada tahun 1997/98 mencakup areal seluas 625,7 ribu hektare, kegiatan evaluasi potensi sumber daya hutan mencakup areal seluas 139,5 ribu hektare, serta telah dilakukan pula pembuatan neraca sumber daya hutan untuk 26 propinsi.

4) Program Penyelamatan Hutan, Tanah, dan Air

Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam memulihkan dan menjaga serta meningkatkan kelestarian sumber daya hutan terutama di kawasan lindung, sehingga fungsi hutan sebagai penyangga sistem kehidupan meningkat dan lestari. Keseluruhan kegiatan dalam program ini dilakukan melalui pendekatan sistem secara terpadu dengan meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dan instansi lain yang berkaitan dengan sumber daya hutan.

XIII/31

Page 32: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

Melalui kegiatan pada program ini, pada tahun 1997/98 telah ditunjuk satu taman nasional baru yaitu Taman Nasional Lorentz (Irian Jaya). Dengan demikian sampai dengan tahun ke empat Repelita VI telah ditunjuk sebanyak 36 unit taman nasional dengan total areal seluas 14,1 juta hektare. Sementara itu, jumlah kawasan konservasi sumber daya alam mengalami penurunan menjadi sebanyak 336 unit dengan total areal seluas 7,8 juta hektare (Tabel XIII-34). Penurunan luas areal ini disebabkan karena terjadi perubahan fungsi yang semula kawasan konservasi alam, terutama cagar alam dan suaka margasatwa, menjadi kawasan taman nasional.

Pengembangan taman nasional dan pembinaan masyarakat yang tinggal di sekitarnya secara terpadu terus ditingkatkan. Beberapa proyek percontohan yang dikembangkan tersebut adalah TN Kerinci Seblat, TN Gunung Leuser, TN Gunung Gede Pangrango, TN Gunung Halimun, TN Kutai, dan TN Siberut Mentawai. Sementara itu, untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dan menumbuhkan rasa cinta terhadap lingkungan alam, pada tahun 1997/98 telah dibina kader konservasi sebanyak 1.697 orang.

Bencana kebakaran hutan dan lahan yang terjadi pada tahun 1997 telah mengakibatkan kerusakan sumberdaya alam secara besar-besaran yang mencapai areal terbakar seluas 488,9 ribu hektare. Tingginya tingkat kebakaran hutan tersebut karena musim kemarau yang sangat panjang sebagai dampak dari gejala alam El-Nino. Untuk mendukung pencegahan dan penanggulangan kebakaran, pada saat ini telah tersedia tenaga terampil sebanyak 13.742 orang.

XIII/32

Page 33: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

5) Program Rehabilitasi Lahan Kritis

Rehabilitasi lahan kritis bertujuan untuk memulihkan kondisi lahan yang sudah kritis, sehingga fungsinya meningkat baik sebagai sumber daya pembangunan maupun sebagai penyangga sistem kehidupan. Rehabilitasi lahan kritis ini dilaksanakan pada kawasan hutan tetap yang rusak, lahan pertanian kritis, dan lahan kritis lainnya.

Pada tahun 1997/98, upaya rehabilitasi hutan dan lahan kritis di luar kawasan hutan masing-masing mencakup areal seluas 47,4 ribu hektare dan 502,3 ribu hektare. Selanjutnya sebagai acuan kegiatan reboisasi dan rehabilitasi lahan kritis untuk tahun berikutnya, pada tahun keempat Repelita VI telah dilakukan penyusunan pola rehabilitasi lahan dan konservasi tanah (Pola RLKT) di 39 daerah aliran sungai (DAS) dan rencana teknik lapangan (RTL-RTKL) seluas 3,8 juta hektare.

6) Program Pembinaan Daerah Pantai

Program ini bertujuan untuk mencegah perusakan lingkungan dan meningkatkan pembinaan pelestarian fungsi ekosistem pantai. Dalam tahun 1997/98 telah dilakukan pembuatan plot percontohan rehabilitasi hutan bakau melalui budidaya empang parit di 21 lokasi, penanaman seluas 43,5 hektare, bantuan bibit untuk areal dampak sebanyak 3,5 juta batang, dan pelatihan sebanyak 360 orang. Selain itu, telah pula dilakukan penunjukan kawasan suaka alam perairan untuk memenuhi keterwakilan tipe ekosistem perairan di Indonesia. Pada tahun 1997/98 telah dilakukan penilaian potensi kawasan konservasi perairan seluas 2,1 juta hektare.

XIII/33

Page 34: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

7) Program Penelitian dan Pengembangan Kehutanan

Program ini bertujuan untuk mengkaji penerapan ilmu-ilmu kehutanan dalam rangka pengelolaan hutan dan pengolahan hasil hutan, serta pengembangan dan penyebaran berbagai paket teknologi yang diperlukan. Dalam Repelita VI telah dilakukan penajaman kegiatan penelitian yang dikelompokkan menjadi 5 upaya pokok meliputi : (1) pemantapan sumber daya hutan; (2) kesinambungan produksi dan peningkatan produktivitas sumber daya hutan; (3) pelestarian keanekaragaman hayati dan perlindungan hutan; (4) peningkatan kesejahteraan dan partisipasi masyarakat; dan (5) peningkatan kebijaksanaan dan kelembagaan kehutanan. Pada tahun ke empat Repelita VI, jumlah penelitian yang mengacu pada 5 upaya pokok di atas masing-masing mencapai 26 judul; 204 judul; 54 judul; 28 judul; dan 3 judul. Sementara itu, dukungan sumber daya manusia yang bekerja di bidang penelitian kehutanan tersebut pada saat ini berjumlah 308 orang yang terdiri atas ahli peneliti sebanyak 24 orang, peneliti sebanyak 32 orang, ajun peneliti sebanyak 86 orang, dan asisten peneliti sebanyak 65 orang, serta calon peneliti sebanyak 101 orang.

8) Program Pengembangan Usaha Menengah dan Kecil

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan peran serta usaha menengah, usaha kecil, dan usaha tradisional dalam pembangunan kehutanan dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat dan memperluas lapangan kerja. Program ini dilakukan antara lain melalui kegiatan pembinaan masyarakat desa hutan, (PMDH) yang pada tahun 1997/98 telah melibatkan sebanyak 361 unit HPH dengan jumlah desa binaan sebanyak 833 desa yang melibatkan 89.603 KK, dan dana yang telah dialokasikan sebesar Rp. 16,85 miliar. Sementara

XIII/34

Page 35: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

itu, sebanyak 89 perusahaan HPH telah mengalihkan 12,6 juta lembar saham kepada 415 koperasi senilai Rp. 16,15 miliar.

9) Program Pengerahan dan Pembinaan Transmigrasi dan Perambah Hutan

Program ini bertujuan untuk meningkatkan peranserta, efisiensi, dan produktivitas masyarakat transmigran serta perambah hutan melalui pengembangan dan pembinaan usaha pertanian. Pada tahun 1997/98 penyediaan lokasi transmigrasi mencapai areal seluas 79,5 ribu hektare, sedangkan penyediaan calon lokasi transmigrasi mencakup areal seluas 196,8 ribu hektare.

10) Program Pendidikan, Pelatihan, dan Penyuluhan Kehutanan

Program ini bertujuan meningkatkan kemampuan dan keterampilan sumber daya manusia, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas pembangunan kehutanan. Sejalan dengan itu untuk menciptakan tenaga teknis kehutanan, telah dikembangkan pendidikan kejuruan kehutanan pada Sekolah Kehutanan Menengah Atas (SKMA). Pada tahun 1997/98 telah menghasilkan lulusan SKMA sebanyak 350 orang yang tersebar di 5 wilayah, yaitu SKMA Kadipaten, Pekanbaru, Samarinda, Ujung Pandang dan Manokwari. Di samping itu dilaksanakan pula berbagai pelatihan terutama di bidang pengusahaan hutan, industri kehutanan dan hutan kemasyarakatan yang telah mengikutsertakan sebanyak 3.195 orang di Balai Latihan Kehutanan (Tabel XIII-35).

XIII/35

Page 36: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

TABEL XIII – 1PERKEMBANGAN PRODUKSI

BEBERAPA HASIL PERTANIAN TERPENTING 1)

1993, 1994 – 1997(ribu ton)

1) Angka tahunan2) Angka diperbaiki3) Angka sementara4) Dalam gabah kering giling5) Dalam juta liter

XIII/36

Page 37: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

TABEL XIII – 2PERKEMBANGAN HASIL RATA-RATA DAN

LUAS PANEN PADI PROGRAM INTENSIFIKASI 1)

1993, 1994 – 1997

1) Angka tahunan2) Angka diperbaiki3) Dalam gabah kering giling

XIII/37

Page 38: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

TABEL XIII – 3PERKEMBANGAN LUAS PANEN

DAN PRODUKSI PADI 1)

1993, 1994 – 1997

1) Angka tahunan2) Angka diperbaiki3) Dalam gabah kering giling

XIII/38

Page 39: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

TABEL XIII – 4PERKEMBANGAN HASIL RATA-RATA

PADI PER HA 1)

1993, 1994 – 1997(ton per ha) 2)

1) Angka tahunan2) Dalam gabah kering giling3) Angka sementara

XIII/39

Page 40: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

TABEL XIII – 5PERKEMBANGAN PENGGUNAAN PUPUK PADA

PROGRAM TANAMAN PANGAN 1)

1993, 1994 – 1997(ton zat hara)

1) Angka tahunan2) Angka diperbaiki

XIII/40

Page 41: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

TABEL XIII – 6PERKEMBANGAN PRODUKSI

HASIL RATA-RATA DAN LUAS PANENBEBERAPA JENIS PALAWIJA 1)

1993, 1994 – 1997

1) Angka tahunan2) Angka sementara

XIII/41

Page 42: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

TABEL XIII – 7PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSIDAN HASIL RATA-RATA HORTIKULTURA 1)

1993, 1994 – 1997

1) Angka tahunan2) Angka sementara

XIII/42

Page 43: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

TABEL XIII – 8PERKEMBANGAN PRODUKSI

PERKEBUNAN RAKYAT 1)

1993, 1994 – 1997(ribu ton)

1) Angka tahunan2) Angka diperbaiki3) Angka sementara

XIII/43

Page 44: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

TABEL XIII – 9PERKEMBANGAN AREAL

TEBU RAKYAT INTENSIFIKASI 1)

1993, 1994 – 1997(hektar)

1) Angka tahunan2) Angka diperbaiki3) Angka sementara

XIII/44

Page 45: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

TABEL XIII – 10PERKEMBANGAN PRODUKSI

PERKEBUNAN BESAR SWASTA 1)

1993, 1994 – 1997(hektar)

1) Angka tahunan2) Angka diperbaiki3) Angka sementara

XIII/45

Page 46: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

TABEL XIII – 11PERKEMBANGAN PRODUKSI

PERKEBUNAN BESAR NEGARA 1)

1993, 1994 – 1997(ribu ton)

1) Angka tahunan2) Angka diperbaiki3) Angka sementara

XIII/46

Page 47: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

TABEL XIII – 12PERKEMBANGAN POPULASI TERNAK DAN UNGGAS 1)

1993, 1994 – 1997(ribu ekor)

1) Angka tahunan2) Angka diperbaiki3) Angka sementara

XIII/47

Page 48: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

TABEL XIII – 13PERKEMBANGAN PENYEBARAN BIBIT TERNAK 1)

1993, 1994 – 1997(ekor)

1) Angka tahunan2) Angka sementara

XIII/48

Page 49: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

TABEL XIII – 14PERKEMBANGAN JUMLAH TENAGAINSEMINATOR DAN VAKSINATOR 1)

1993, 1994 – 1997(orang)

1) Angka tahunan2) Angka sementara3) Mulai tahun 1994 termasuk ketua kelompok peternak

Yang telah dibina kader peternak

XIII/49

Page 50: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

TABEL XIII – 15PERKEMBANGAN PRODUKSIDAGING, TELUR DAN SUSU 1)

1993, 1994 – 1997

1) Angka tahunan2) Angka sementara

XIII/50

Page 51: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

TABEL XIII – 16PERKEMBANGAN PRODUKSI PERIKANAN 1)

1993, 1994 – 1997(ribu ton)

1) Angka tahunan2) Angka diperbaiki3) Angka sementara

XIII/51

Page 52: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

TABEL XIII – 17PERKEMBANGAN LUAS AREAL PERKEBUNAN RAKYAT 1)

1993, 1994 – 1997(hektar)

1) Angka tahunan2) Angka diperbaiki3) Angka sementara

XIII/52

Page 53: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

TABEL XIII – 18PERKEMBANGAN LUAS AREAL PERKEBUNAN NEGARA 1)

1993, 1994 – 1997(hektar)

1) Angka tahunan2) Angka diperbaiki3) Angka sementara

XIII/53

Page 54: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

TABEL XIII – 19PERKEMBANGAN JUMLAH

PERAHU/KAPAL PERIKANAN LAUT 1)

1993, 1994 – 1997(buah)

1) Angka tahunan2) Angka diperbaiki3) Angka sementara

XIII/54

Page 55: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

TABEL XIII – 20PERKEMBANGAN VOLUME EKSPORHASIL PERTANIAN TERPENTING 1)

1993, 1994 – 1997(ribu ton)

1) Angka tahunan2) Angka diperbaiki3) Angka sementara

XIII/55

Page 56: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

TABEL XIII – 21PERKEMBANGAN VOLUME EKSPOR

HASIL-HASIL PERIKANAN 1)

1993, 1994 – 1997(ton)

1) Angka tahunan2) Angka diperbaiki3) Angka sementara

XIII/56

Page 57: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

TABEL XIII – 22PERKEMBANGAN VOLUME EKSPOR

KOMODITI PERKEBUNAN 1)

1993, 1994 – 1997(ribu ton)

1) Angka tahunan2) Angka sementara

XIII/57

Page 58: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

TABEL XIII – 23PERKEMBANGAN VOLUME EKSPOR

HASIL-HASIL TERNAK 1)

1993, 1994 – 1997

1) Angka tahunan2) Angka sementara

XIII/58

Page 59: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

TABEL XIII – 24PERKEMBANGAN PELAKSANAAN

PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN PENGAIRAN 1)

1993/94, 1994/95 – 1997/98

1) Angka kumulatif sejak Repelita I2) Tidak termasuk waduk yang dibangun oleh PLN3) Untuk satu tahun anggaran.. = Data tidak tersedia

XIII/59

Page 60: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

TABEL XIII – 25HASIL PENATAAN DAN INVENTARISASI HUTAN 1)

1993/94, 1994/95 – 1997/98

1) Angka kumulatif2) Angka diperbaiki3) Angka sementara

XIII/60

Page 61: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

TABEL XIII – 26PERKEMBANGAN PENGUSAHAAN HUTAN 1)

1993/94, 1994/95 – 1997/98

1) Angka tahunan2) Angka sementaraKeterangan.. : Data tidak Tersedia

XIII/61

Page 62: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

TABEL XIII – 27PRODUKSI KAYU BULAT RIMBA DAN JATI 1)

1993/94, 1994/95 – 1997/98(ribu m3 s.b.) 2)

1) Angka tahunan2) S.b. = setara dengan kayu bulat3) Angka sementara

XIII/62

Page 63: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

TABEL XIII – 28PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN

HUTAN TANAMAN INDUSTRI 1)

1993/94, 1994/95 – 1997/98(ha)

1) Angka kumulatif sejak tahun 1987/882) Angka diperbaiki3) Angka sementara

XIII/63

Page 64: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

TABEL XIII – 29PRODUKSI DAN EKSPOR KAYU OLAHAN 1)

1993/94, 1994/95 – 1997/98(ribu m3)

1) Angka tahunan2) Angka diperbaiki3) Angka sementara4) Tidak termasuk hasil industri kecil

XIII/64

Page 65: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

TABEL XIII – 30REALISASI EKSPOR HASIL HUTAN BERUPA KAYU 1)

1993/94, 1994/95 – 1997/98

1) Angka tahunan2) Angka diperbaiki3) Angka sementara

XIII/65

Page 66: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

TABEL XIII – 31EKSPOR KAYU GERGAJIAN KE BEBERAPA NEGARA TUJUAN1)

1993/94, 1994/95 – 1997/98

1) Angka tahunan2) Angka diperbaiki3) Angka sementaraKeterangan :- : Tidak ada ekspor

XIII/66

Page 67: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

TABEL XIII – 32EKSPOR KAYU LAPIS KE BEBERAPA NEGARA TUJUAN1)

1993/94, 1994/95 – 1997/98

1) Angka tahunan2) Angka sementaraKeterangan :- : Tidak ada ekspor

XIII/67

Page 68: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

TABEL XIII – 33EKSPOR HASIL HUTAN BUKAN KAYU 1)

1993/94, 1994/95 – 1997/98

1) Angka tahunan2) Angka sementara

XIII/68

Page 69: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

TABEL XIII – 34PERKEMBANGAN KAWASAN

KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM 1)

1993/94, 1994/95 – 1997/98

1) Angka tahunan2) Angka diperbaiki3) Angka sementara

XIII/69

Page 70: 27 Juli 1997/Jam - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewSelama empat tahun Repelita VI perkembangan populasi ternak telah mendorong peningkatan produksi daging, telur, dan susu

TABEL XIII – 35HASIL PENDIDIKAN DAN LATIHAN KEHUTANAN 1)

1993/94, 1994/95 – 1997/98(orang)

1) Angka tahunan2) Angka sementara

XIII/70