Upload
rifayanifadhilah
View
301
Download
10
Embed Size (px)
DESCRIPTION
LAPRAK
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK PENANGANAN HASIL PERTANIAN
(Pengukuran Densitas & Specific Gravity
Pengukuran Sudut Geser & Angle of Repose)
Oleh :
Nama : Rifayani Fadhilah
NPM : 240110130068
Hari, Tanggal Praktikum : Rabu, 23 September 2015
Waktu : 13.00 – 15.00 WIB
Asisten : Frida Pascha N.
Nedia Cahyati M.
LABORATORIUM PASCA PANEN DAN TEKNOLOGI PROSES
DEPARTEMEN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2015
Nilai :
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahan hasil pertanian memiliki berbagai macam karakteristik diantaranya
fisik, kimiawi, biologis, termal dan mekanis. Dari kelima karakter tersebut
terdapat banyak sifat contohnya untuk karakteristik fisik ada densitas, berat jenis
(specific gravity), porositas, kadar air, bentuk, dan ukuran. Sedangkan untuk
mekanis ada modulus elastisitas, tekstur, dan kekerasan. Selain itu ada juga
karakteristik friksi seperti sudut repos.
Seperti yang kita ketahui, mempelajari karakteristik bahan hasil pertanian
berhubungan dengan teknik penanganan hasil pertanian. Dengan mengetahui
karakteristik bahan hasil pertanian yang akan ditangani maka dapat diketahui alat
yang paling tepat untuk digunakan, proses yang paling efektif dan efisien untuk
dilaksanakan, kondisi yang harus diatur agar hasil dari usaha yang dilakukan
maksimal. Usaha disini tentunya merupakan usaha untuk mengelola bahan hasil
pertanian setelah dipanen, seperti pembersihan, sortasi, grading, penyusutan
ukuran, pemisahan mekanis, pengeringan, pendinginan, pengemasan,
penyimpanan, hingga pemasaran.
Maka pada praktukum kali ini dilakukan lima percobaan yaitu menghitung
kerapatan kamba, berat jenis dengan metode skala platform, berat jenis dengan
metode piknometer, sudut repos, dan densitas bahan pertanian porus.
1.2 Tujuan Pecobaan
1. Menentukan kerapatan kamba (bulk density), specific gravity serta sudut
repos (angle of repose) suatu bahan.
2. Mempelajari cara pengukuran densitas produk pertanian yang berbentuk
tidak beraturan serta bersifat porus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerapatan Kamba (Bulk Density)
Dalam teknik penanganan hasil pertanian, densitas dibagi lagi menjadi dua
macam, yaitu kerapatan massa (mass density) dan kerapatan kamba (bulk density).
1. Kerapatan massa adalah kerapatan bahan yang diukur tanpa menyertakan
ruang-ruang kosong di antara bahan atau dengan pengertian lain
perbandingan massa sebuah bahan dengan volumenya.
2. Kerapatan kamba adalah kerapatan bahan yang diukur dengan menyertakan
ruang kosong di antara bahan atau dengan pengertian lain perbandingan
antara massa bahan dengan volume bahan beserta ruang-ruang kosong di
antara bahan.
Kerapatan kamba merupakan perbandingan antara berat bahan dengan
volume ruang yang ditempatinya dan dinyatakan dalam satuan g/mL. Nilai
densitas kamba menunjukkan porositas dari suatu bahan. Perhitungan densitas
kamba ini sangat penting, selain dalam hal konsumsi terutama juga dalam hal
pengemasandan penyimpanan. Makanan dengan densitas kambayang tinggi
menunjukkan kepadatan produk ruang yang kecil (Panggabean, 2011).
Keraptan kamba merupakan parameter yang digunakan dalam menentukan
ruang proses maupun penyimpanan bahan, maka dari itu kerapatan kamba sangat
penting untuk perancangan gudang penyimpanan, silo, bunker, hopper, dan
penentuan volume alat pengolahan. Menentukan nilai kerapatan kamba dilakukan
dengan membagi berat air yang dipindahkan dengan densitas air, maka volume
solid perlu diketahui. Tidak hanya air, media lain seperti tepung atau pasir dapat
digunakan apabila bahan tersebut bersifat higroskopis.
Menurut Rusendi (2015), berat satuan bahan-bahan butiran (bulk solid)
dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Berat satuan partikel (γ butiran tunggal) disebut solid/ particle density (γp).
2. Berat satuan curah (bulk density), yaitu berat bahan curah dibagi volume
total bahan termasuk pori-pori. Macam-macam bulk density, yaitu:
- Apparent/ Loose Bulk Density, yaitu densitas bahan curah tanpa
pemadatan (γa).
- Compacted/ Tapped Bulk Density, yaitu densitas bahan curah dengan
pemadatan (γc).
- Working/ Dynamic Bulk Density, yaitu densitas bahan curah untuk
penanganan bahan curah.
Dalam menentukan Bulk Density dan Densiti curah, dapat digunakan rumus
sebagai berikut :
Bulk density (γ )= massa bahanvolumebahan ( g
m3 )…i
2.2 Specific Gravity
Pengertian berat jenis (spesific gravity) adalah perbandingan berat bahan
terhadap berat air yang volumenya sama dengan bahan (Rusendi, 2015). Spesific
gravity (berat jenis) menunjukkan kerapatan massa yang dipengaruhi oleh
gravitasi.
Pengaplikasian spesific gravity pada bidang pertanian diantaranya adalah
pengeringan dan penyimpanan biji-bijian, stabilitas makanan ringan, penentuan
kemurnian biji, sortasi dan grading, evaluasi kemasakan buah, tekstur dan
kemasakan buah, estimasi ruang udara di dalam jaringan tanaman, serta evaluasi
kualitas produk. Selain itu, specific gravity bersama-sama dengan bulk density
berfungsi untuk penentuan bangunan pertanian, seperti gudang penyimpanan, silo,
bunker, atau hopper.
Ada dua metode mengukur spesific gravity untuk bahan yang berukuran
besar biasanya digunakan metode perpindahan air (water displacement)
sedangkang untuk bahan yang lebih kecil dilakukan metode piknometer.
2.2.1 Metode Perpindahan Air (Water Displacement)
Cara mengukur spesific gravity dengan metode perpindahan air adalah
untuk bahan hasil pertanian yang ukurannya cukup besar. Pertama buah-buahan
ditimbang, kemudian dimasukkan ke dalam air dan air yang dipindahkan
ditimbang. Volume dari buah-buahan adalah :
V=GW
γW…ii
Dimana Gw adalah berat air yang dipindahkan dan γw adalah spesific gravity air.
Cara menghitung specific gravity adalah sebagai berikut :
Specific gravity (BJ )=massa bahan diudaraGw
×γ w …iii
Sumber : Nurjanah, 2012Gambar 1. Pengukuran Volume dan Specific Gravity Bahan
2.2.2 Metode Piknometer
Untuk bahan-bahan yang berukuran lebih kecil biasanya menggunakan metode
piknometer dengan menggunakan toluen (C6H5CH3) sebagai cairan pengisinya.
Penggunaan toluen memberikan keuntungan antara lain :
1. Kecenderungan untuk masuk ke dalam sampel kecil
2. Tegangan permukaan toluen kecil sehingga mudah mengalir pada
permukaan bahan
3. Kemungkinan sebagai pelarut komponen bahan terutama lemak dan protein
sangat kecil
4. Suhu didih yang agak tinggi
5. Tidak mengalami perbahan specific gravity dan viskositas jika kontak
dengan udara
6. Nilai specific gravity yang relatif rendah.
2.3 Sudut Repos
Karakteristik friksi bahan memainkan peranan penting dalam hampir semua proses
mekanik untuk penanganan hasil pertanian. Sebagai contoh sifat friksi seperti koeffisien
friksi dan sudut repos sangat penting dalam mendesain tempat penyimpanan, pemasukan,
transport pneumatik, konveyor thresher, dan mesin pemanen (Nurjanah, 2012).
Sudut repos (angle of repose) merupakan salah satu karakteristik friksi yang perlu
diketahui dalam perancangan mesin-mesin pascapanen dari bahan hasil pertanian
terutama biji-bijian. Biasanya sudut repos diperlukan untuk menentukan sudut
kemiringan corong pengumpan (hopper) atau kemiringan saringan mesin sortasi. Menurut
Rusendi (2015), sudut repos adalah sudut yang terbentuk antara bidang alas dan bidang
miring dari suatu bentuk segitiga pada saat bahan curah (biji-bijian) dijatuhkan secara
bebas atau sampai bahan mulai jatuh bergulir. Sedut repos terbagi dua, yaitu:
1. Sudut repos statik, yaitu sudut gesek antar bijian diambang batas gerak.
2. Sudut repos dinamik, yaitu sudut antara lereng timbunan bijian dengan permukaan
horizontal.
Menurut Sahay dan Singh (1994), nilai sudut repos dari suatu bahan dipengaruhi
oleh bentuk, ukuran, kadar air, dan orientasi bahan.
Pengukuran sudut repos dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu :
1. Metode sudut repos statik, bahan granular / biji-bijian diletakkan ke dalam
kotak di atas papan yang dapat digerakkan. Papan tersebut kemudian
digerakkan sampai bahan dapat meluncur ke bawah, pada saat bahan
bergerak tersebut skala besarnya sudut dapat dibaca, dimana sudut tersebut
merupakan sudut repos.
Sumber : Nurjanah, 2012Gambar 2. Pengukuran Sudut Repos Statik
2. Metode sudut repos dinamis, bahan dimasukkan ke dalam kotak yang
terdapat lubang di bagian bawahnya. Lubang tersebut dibuka sehingga
bahan granular akan jatuh ke bawah membentuk segitiga. Sudut yang
terbentuk adalah sudut repos.
Sumber : Nurjanah, 2012Gambar 3. Pengukuran Sudut Repos Dinamik
BAB III
METODOLOGI PENGAMATAN DAN PENGUKURAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1. Gelas ukur
2. Timbangan analitik
3. Baker glass
4. Alat pengukur sudut repos
5. Cawan
3.1.2 Bahan
1. Kacang tanah
2. Kacang kedelai
3. Biji Jagung
4. Terung
5. Toluene
6. Minyak kelapa
7. Aquades
3.2 Prosedur Percobaan
3.2.1 Menentukan Bulk Density
1. Menimbang 30 butir kacang kedelai dan kacang tanah.
2. Mengukur volume bahan tersebut dengan menggunakan gelas ukur/gelas
baker.
3. Hitung bulk density bahan dengan persamaan berikut :
Bulk Density (γ )= massa bahanvolume bahan
…(iv)
3.2.2 Menentukan Specific Gravity dengan Metode Platform Scale
1. Menimbang kacang tanah dan kacang kedelai ±5 gr masing-masing
sebanyak tiga kali menggunakan timbangan analitik.
2. Mengisi gelas ukur dengan aquades sebanyak 20 mL.
3. Menimbang gelas ukur yang berisi air.
4. Masukan kacang tanah yang telah ditimbang ±5 gr kedalam gelas ukur yang
sudah terisi air sebanyak 20 mL.
5. Menimbang gelas ukur yang berisi air dan kacang tanah.
6. Menghitung specific gravity menggunakan persamaan iii, dengan
perhitungan massa air yang dipindahkan dengan cara dibawah ini :
massa air yang dipindahkan=(massa wadah+air+bahan)−(massa wadah+air )
7. Mengulangi prosedur 2-6 untuk kacang tanah dan kacang kedelai yang
sudah ditimbang masing-masing ±5 gr yang masih tersisa.
3.2.3 Menentukan Specific Gravity dengan Metode Piknometer
A. Menentukan specific gravity bahan padat (terutama bijian)
1. Menimbang berat sampel di udara sebanyak 3 g (Bs).
2. Menimbang berat piknometer (Bp).
3. Memasukan cairan toluene kedalam piknometer, lalu menimbang berat
toluene + piknometer (Bpt)
4. Memasukan sampel bijian kedalam piknometer yang telah terisi cairan
toluene, lalu menimbang berat toluene + piknometer + sampel (Bpts) hingga
mencapai batas garis pada piknometer.
5. Mengosongkan piknometer lalu mencucinya sabanyak dua kali dengan
menggunakan alcohol, lalu menimbang juga berat piknometer + air (Bpa)
sampai batas garis pada piknometer.
6. Menghitung spesifik gravity (SGs) dan berat satuan sampel (γs).
SGtoluene=Bp+t−B p
B p+a−Bp
SG sampel=SGtoluene × BsBs−¿¿¿
Volume sampel(Vs)=B s
SGsampel
Berat satuan sampel=B s
V s
B. Menentukan spesifc gravity bahan cair (minyak goreng)
1. Menyiapkan piknometer kosong (m) yang bersih kemudian ditimbang
beratnya dalam gram, selanjutnya memasukkan aquades sampai garis
batas piknometer.
2. Menutup piknometer tadi hingga tidak ada gelembung, lalu
membersihkan dinding luar piknometer dengan tisu. Kemudian,
mencatat suhu pada tutup piknometer dan menimbang kembali berat
piknometer yang berisi aquades (m1).
3. Melakukan prosedur untuk sampel yang digunakan, kemudian mencatat
suhu dan berat piknometer dan sampel (m2).
4. BJ Sampel=m2−mm1−m
3.2.4 Menentukan Sudut Repos
1. Meletakkan bahan pada permukaan bidang atas (seng) dari alat pengukur
sudut repos.
2. Menaikkan lapisan atas dari alat pengukur sudut repos sedikit demi sedikit
sampai dengan bahan mulai bergulir jatuh dan mengamati busur derajat
untuk melihat besarnya sudut yang terbentuk antara lapisan bawah dan
lapisan atas dari alat pengukur sudut repos.
3. Pada saat bahan mulai bergerak, mencatat sudut yang terbentuk (sudut repos
bahan).
4. Mengulangi pengukuran pada permukaan yang berbeda (mika dan kayu)
dengan masing-masing permukaan diulang sebanyak 30 kali.
3.2.5 Mengukur Densitas Bahan Pertanian Porus
1. Menyiapkan sampel dan menimbang beratnya, ms.
2. Menyiapkan air dan mengukur volumenya, Va.
3. Memanaskan lilin sampai mencair.
4. Setelah lilin mencair, mencelupkan sampel ke dalam lilin kemudian
menimbang berat sampel berlapis lilin, msl.
5. Memasukkan sampel berlapis lilin ke air dan mengukur volume air
ditambah sampel dan lilin, Vs+l+a.
6. Menghitung volume lilin, V1.
7. Menghitung volume sampel berdasarkan persamaan:
8. Vs = Vs+l+a – V1 – Va
9. Menghitung densitas sampel dengan persamaan:
ρ s=ms
V s
BAB IV
HASIL PERCOBAAN
4.1 Bulk Density
4.1.1 Tabel
Tabel 1. Pengukuran bulk density kelompok 1
Percobaan Massa (gram) Volume (ml) BD (gram/ml)Kedelai K.Tanah Kedelai K.Tanah Kedelai K.Tanah
1 4,97 5,02 3 6 1,657 0,8372 4,96 4,9 6 4 0,827 1,2253 4,97 5,01 4 5 1,243 1,0024.1.2 Perhitungan
Bulk Densitiy (γ)= massa bahanvolumebahan
Bulk Density Kedelai
BD1=γ= gml
=4,973
=1,657 g /ml
BD2=γ= gml
=4,966
=0,827 g /ml
BD3=γ= gml
=4,974
=1,243 g /ml
Bulk Density Kacang Tanah
BD1=γ= gml
=5,026
=0,837 g/ml
BD2=γ= gml
=4,94
=1,225 g/ml
BD3=γ= gml
=5,015
=1,002 g/ml
4.2 Specific Gravity Metode Platform Scale
4.2.1 Tabel
Tabel 2. Pengukuran Spesifik Gravity dengan Metode Platform Scale Kelompok 2
Perco-baan
Massa (g) Mair + wadah (g) Mair + wadah + bahan (g)
Mair
dipindahkan (g)
SG
Kedelai K.Tanah
Kedelai K.Tanah
Kedelai K.Tanah
Kedelai
K.Tanah
Kedelai K.Tanah
1 4,99 4,93 108,52 108,73 113,47 113,64 4,95 4,91 1,008 1,004
2 5,03 4,99 108,64 108,13 113,63 113,03 4,99 4,9 1,008 1,0183 5,05 5,03 108,37 108,24 113,43 113,26 5,06 5,02 0,998 1,001
4.2.2 Perhitungan
SpesificGravity (SG )= massa bahan di udaramassa air yangdipindahkan
× SG air
¿a
c−a×1
MAD Kedelai
MAD 1 = 113,47 – 108,52 = 4,95 gram
MAD 2 = 113,63 – 108,64 = 4,99 gram
MAD 3 = 113,43 – 108,37 = 5,06 gram
MAD Kacang Tanah
MAD 1 = 113,64 – 108,73 = 4,91 gram
MAD 2 = 113,03 – 108,13 = 4,9 gram
MAD 3 = 113,26 – 108,24 = 5,02 gram
SG kedelai
SG 1 = 4,994,95
× 1 = 1,008
SG 2 = 5,034,99
× 1 = 1,008
SG 3 = 5,055,06
×1 = 0,998
SG kacang tanah
SG 1 = 4,934,91
× 1 = 1,004
SG 2 = 4,994,9
× 1 = 1,018
SG 3 = 5,035,02
×1 = 1,001
4.3 Specific Gravity Metode Piknometer
4.3.1 Tabel
Tabel 3. Pengukuran SG Bahan Padat dengan Piknometer Padat (Kedelai dan
Jagung) Kelompok 3
Bahan Bs Bp Bpt Bpts Bpa SG toluene
SG sampel
Vs(mm3)
γs(g)(g)
Kedelai 3,01 16,5 43,21 43,91 41,2 1,08 1,41 2,13 1,41
Jagung 3,0 16,5 43,15 44,41 41,2 1,07 1,84 1,63 1,84
Tabel 4. Pengukuran Specific Gravity (SG) Bahan Cair dengan Piknometer Cair
(Minyak Goreng dan Aquades) Kelompok 3
Bahan mp (g) Mbahan+p (g) BJat
Minyak goreng 17,74 44,08 0,903Aquades 17,2 46,35 1
4.3.2 Perhitungan
Pengukuran SG Bahan Padat dengan Piknometer Padat (Kedelai dan Jagung)
Perhitungan Kedelai
SG toluene = Bpt−BpBp a−Bp
= 43,21−16,541,2−16,5
=1,08
SG sampel = SG toluene x Bs
Bs−(Bpts−Bpt )= 1,08 x 3,01
3,01−(43,91−43,21)=1,41
Vs = Bs
SG sampel=3,01
1,41=2,13
γs= BsVs
=3,012,13
=1,84
Perhitungan Jagung
SG toluene = Bpt−BpBpa−Bp
=43,15−16,541,2−16,5
=1,07
SG sampel = SG toluene x Bs
Bs−(Bpts−Bpt )= 1,07 x 3
3−(44,41−43,15)=1,84
Vs = Bs
SG sampel= 3
1,63=1,63
γs= BsVs
= 31,63
=1,84
Pengukuran Specific Gravity (SG) Bahan Cair dengan Piknometer Cair (Minyak
Goreng dan Aquades)
BJmg = m2−mm1−m =
( mat+ p )−(m p )(maq+p )−(mp )
= (44,08 )−(17,74 )(46,35 )−(17,74 )
= 0,903
BJaq = m2−mm1−m =
( mat+ p )−(m p )(maq+p )−(mp )
= (44,08 )−(17,2 )(46,35 )−(17,2 )
= 1
4.4 Sudut Repos
4.4.1 Tabel
Tabel 5. Pengukuran Sudut Repos Kelompok 4
Perco-baan Ke-
Sudut (θ)Mika Kayu Seng
Jagung K. Hijau K. Kedelai Jagung K. Hijau K. Kedelai Jagung K. Hijau K. Kedelai
1 27 19 18 31 5 25 30 18 322 35 15 25 26 14 26 35 15 253 32 11 24 32 16 19 35 19 254 29 11 10 28 11 20 30 20 305 25 10 25 23 13 23 33 18 256 32 10 24 37 8 22 37 18 207 30 11 30 15 14 12 32 16 188 30 12 20 37 9 23 25 15 229 27 15 24 23 12 14 31 15 3010 28 15 18 19 12 22 28 20 24
11 25 11 20 22 18 18 20 18 2812 35 10 15 26 16 26 35 15 3013 30 12 10 27 13 23 33 13 3514 25 10 19 33 11 17 25 15 2215 24 15 24 27 12 21 32 18 4016 10 19 13 26 10 18 31 18 2217 25 11 16 25 8 25 35 15 2018 30 12 19 33 17 18 30 18 22
Percobaan ke-
Sudut (θ)Mika Kayu Seng
Jagung
K. Hijau
K. Kedelai Jagung K.
Hijau
K. Kedela
iJagung K.
HijauK.
Kedelai
19 30 10 13 31 20 25 28 21 2520 20 11 25 27 14 21 25 14 2721 28 12 19 23 14 20 32 17 3022 25 10 20 26 22 22 32 14 3523 28 11 22 25 12 25 35 14 2524 25 10 10 29 13 27 25 13 3025 28 11 25 37 12 27 32 15 2826 30 15 20 28 21 23 30 19 2727 26 18 15 29 9 23 37 18 2928 20 15 15 30 13 20 28 15 2529 30 14 22 25 14 25 30 20 2830 32 15 20 23 17 18 28 15 28
Rata-rata 27,367 12,7 19,333 27,433 13,333 21,8 30,633 18,3 26,9SD 23,826 7,655 26,161 26,047 15,126 15,633 14,56 21,8 23,67
4.4.2 Perhitungan
Perhitungan Rata-Rata Sudut Repos
Rata-rata = Ʃxn
Mika
Jagung
Rata-rata = Ʃxn
=82130
=27,367
Kacang hijau
Rata-rata = Ʃxn
=38130
=12,7
Kacang kedelai
Rata-rata = Ʃxn
=58030
=19,333
Kayu
Jagung
Rata-rata = Ʃxn
=82330
=27,433
Kacang hijau
Rata-rata = Ʃxn
=40030
=13,333
Kacang kedelai
Rata-rata = Ʃxn
=65430
=21,8
Seng
Jagung
Rata-rata = Ʃxn
=91930
=30,633
Kacang hijau
Rata-rata = Ʃxn
=49930
=18,3
Kacang kedelai
Rata-rata = Ʃxn
=80730
=26,9
Pengukuran Simpangan Baku
(SD) = √ Ʃ x2−(Ʃx)2
nn−1
Mika
Jagung
Simpangan Baku (SD) = √ Ʃ x2−(Ʃx)2
nn−1
= 23,826
Kacang kedelai
Simpangan Baku (SD) = √ Ʃ x2−(Ʃx)2
nn−1
= 7,655
Kacang tanah
Simpangan Baku (SD) = √ Ʃ x2−(Ʃx)2
nn−1
= 26,161
Kayu
Jagung
Simpangan Baku (SD) = √ Ʃ x2−(Ʃx)2
nn−1
= 26,047
Kacang kedelai
Simpangan Baku (SD) = √ Ʃ x2−(Ʃx)2
nn−1
= 15,126
Kacang tanah
Simpangan Baku (SD) = √ Ʃ x2−(Ʃx)2
nn−1
= 15,633
Seng
Jagung
Simpangan Baku (SD) = √ Ʃ x2−(Ʃx)2
nn−1
= 14,56
Kacang kedelai
Simpangan Baku (SD) = √ Ʃ x2−(Ʃx)2
nn−1
= 21,8
Kacang tanah
Simpangan Baku (SD) = √ Ʃ x2−(Ʃx)2
nn−1
= 23,67
4.5 Densitas Bahan Pertanian Poros
4.5.1 Tabel
Tabel 6. Hasil Pengukuran Densitas Bahan Pertanian Porus Kelompok 5
Percobaan ms
(g)
Va
(cm3)
msl
(g)
Vsla
(cm3)
m. lilin
(g)
Vl
(cm3)
Vs
(cm3)
ρs
(g/cm3)
1 5,14 100 5,61 106 0,47 0,5 5,5 0,93
2 5,54 100 6,45 110 0,91 0,98 9,02 0,61
3 5,10 100 6,09 108 0,99 1,06 6,94 0,73
4.5.2 Perhitungan
Pengukuran Densitas Bahan Pertanian Porus
ml = msl – ms
ml1 = msl1 – ms = 5.61 g – 5,14 g = 0.47g
ml2 = msl2 – ms2 = 6,45 g – 5,54 g = 0.98g
ml3 = msl3 – ms3 = 6,09 g – 5,10 g = 0.99g
Vl = ml
ρlilin
Vl1 = ml1
ρlilin =
0.47 g0.93 g /cm3= 0.5 cm3
Vl2 = ml2
ρlilin =
0.98 g0.93 g /cm3= 0.98 cm3
Vl3 = ml3
ρlilin =
0.99 g0.93 g /cm3= 1.06 cm3
Vs = Vsla – Vl – Va
Vs1 = Vsla1 – Vl1 – Va1 = 106 – 0.5 – 100 = 5.5 cm3
Vs2 = Vsla2 – Vl2 – Va2 = 110 – 0.98 – 100 = 9.02 cm3
Vs3 = Vsla3 – Vl3 – Va3 = 108 – 1.06 – 100 = 6.94 cm3
ρs = ms / Vs
ρs1=ms1
Vs1 =
5,145.5 = 0.93 g/cm3
ρs2=ms2
Vs2 =
5,549.02= 0.61 g/cm3
ρs3=ms3
Vs3 =
5,106,94 = 0.73 g/cm3
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan lima percobaan, satu percobaan oleh tiap
kelompok. Percobaan pertama adalah pengukuran bulk density atau kerapatan
kamba. Sampel yang digunakan adalah 30 butir kacang tanah dan kacang kedelai.
Kerapatan kamba merupakan perbandingan antara berat bahan dengan volume
ruang yang ditempatinya. Perhitungan densitas kamba ini sangat penting, selain
dalam hal konsumsi terutama juga dalam hal pengemasan dan penyimpanan.
Untuk penyimpanan, semakin besar nilai kerapatan kamba, maka semakin besar
pula ruangan yang diperlukan. Dari percobaan yang telah dilakukan terhadap
kacang tanah dan kacang kedelai didapatkan hasil rata-rata kerapatan kamba
untuk kacang kedelai sebesar 1.242 g/mL, sedangkan untuk kacang tanah sebesar
1.021 g/mL.
Percobaan kedua adalah menghitung specific gravity menggunakan metode
platform scale. Pengertian berat jenis (spesific gravity) adalah perbandingan berat
bahan terhadap berat air yang volumenya sama dengan bahan. Spesific gravity
(berat jenis) menunjukkan kerapatan massa yang dipengaruhi oleh gravitasi. Dari
hasil percobaan, nilai rata-rata SG untuk tiga kali percobaan kacang kedelai
adalah sebesar 1.004 g/cm3 dan untuk kacang tanah rata-rata SG sebesar 1.007
g/cm3. Sedangkan menurut literatur nilai SG kacang kedelai adalah sebesar 1.1034
g/cm3 dan untuk kacang tanah sebesar 1.1756 g/cm3. Ada beberapa kemungkinan
penyebab terjadinya perbedaan yang terjadi antara hasil percobaan dengan
literatur cukup signifikan, diantaranya adalah ketidak telitian praktikan, massa
jenis air yang ± 1 g/cm3, atau ukuran kedelai yang berbeda-beda.
Percobaan ketiga adalah menghitung specific gravity menggunakan metode
piknometer. Sebelum melakukan percobaan dengan piknometer pastikan alat-alat
yang akan digunakan bersih dan kering, karena cairan yang ada dialam
piknometer bukan air, sehingga apabila ada cairan lain selain cairan yang akan
ditimbang, maka hasil tidak akan akurat. . Penggunaan metode piknometer
dilakukan untuk dua percobaan yaitu pengukuran SG bahan padat menggunakan
toluene dan penentuan SG bahan cair menggunakan minyak kelapa. Menurut
literatur SG toluene adalah 0.8 g/cm3, sedangkan pada hasil percobaan, didapatkan
nilai SG toluene sebesar 1.08 g/cm3 dan 1.07 g/cm3. Menurut literatur, nilai SG
untuk minyak adalah 0.9259 g/cm3. Sedangkan hasil percobaan menunjukan nilai
SG untuk minyak adalah sebesar 0.903 g/cm3. Perbedaan yang terjadi tidak terlalu
signifikan, artinya praktikan sudah cukup teliti dalam menjalankan praktikum.
Percobaan keempat adalah perhitungan sudut repos 30 biji jagung, 30 biji
kacang kedelai, dan 30 biji kacang tanah pada tiga alas yang berbeda, papan seng,
papan kayu, dan papan mika. Biasanya sudut repos diperlukan untuk menentukan
sudut kemiringan corong pengumpan (hopper) atau kemiringan saringan mesin sortasi.
Gesekan tersebut dapat dipengaruhi oleh ukuran, bentuk, massa bahan, dan kadar
air bahan. Dari perhitungan didapat nilai yang terkecil pada alas mika adalah
kacang kedelai sehingga gesekannya lebih kecil. Artinya kacang hijau lebih
mudah menggelinding dibandingkan dengan jagung, atau kacang tanah.
Sedangkan pada alas seng nilai terkecil adalah jagung sehingga gesekannya kecil
sehingga jagung lebih mudah menggelinding dibandingkan dengan kacang
kedelai.
Percobaan yang kelima adalah pengukuran bahan hasil pertanian yang
porus. Dilakukan pelapisan lilin agar diketahui nilai densitas bahan yang memiliki
porus. Nilai
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Hal-hal yang dapat disimpulkan pada untuk praktikum teknik penanganan
hasil pertanian kali ini adalah sebagai berikut :
1. Pengetauan mengenai karakteristik fisik dari bahan hasil pertanian sangat
diperlukan dalam penyimpanan bahan hasil pertanian, pengemasan bahan
hasil pertanian dan perancangan mesin- mesin pertanian.
2. Bulk Density digunakan untuk penyimpanan bahan hasil pertanian karena
dengan perhitungan itu maka kita dapat mengetahui besarnya ruang
penyimpanan.
3. Spesific gravity bahan diperlukan untuk penyimpanan biji-bijian,
perencanaan silo, bunker, hopper, perancangan pengemasan dan lain-lain.
Semakin kecil nilai specific gravity suatu bahan maka semakin besar
pengaruh gravitasinya.
4. Sudut repos adalah sudut yang terbentuk antara bidang datar (alas) dan
bidang miring dari suatu bentuk segitiga pada saat bahan curah (biji-bijian)
dijatuhkan secara bebas atau sampai bahan mulai jatuh bergulir.
5. Besar kecilnya sudut repos dapat dipengaruhi oleh besarnya gesekan yang
terjadi.
6. Selain dipengaruhi oleh bahan, sudut repos juga dipengaruhi oleh alas,
koefisien gesek terbesar adalah pada seng. Karena semakin besar koefisien
gesek dari bahan maka mempengaruhi besar sudut reposnya juga.
6.2 Saran
Hal-hal yang disarankan untuk praktikum teknik penanganan hasil pertanian
kali ini adalah sebagai berikut :
1. Diperlukan ketelitian praktikan ketika melakukan pengukuran.
2. Praktikan harus bethati-hati ketika melakukan praktikum.
3. Diperlukan tambahan timbangan analitik, karena dilakukan banyak
pengukuran oleh praktikan yang berbeda, namun hanya ada satu timbangan
analitik, sehingga praktikan harus mengantri lama untuk menimbang.
DAFTAR PUSTAKA
Nurjanah, S. dkk. 2012. Teknik Penanganan Hasil Pertanian. Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran : Jatinangor.
Panggabean, T., dkk. 2011. Peran Teknologi Pasca Panen dalam Meningkatkan Nilai Tambah dan Daya Saing Produk Pertanian. Terdapat di http://pascapanen.litbang.pertanian.go.id/assets/media/publikasi/Prosiding_Book_2011_Final.pdf (Diakses pada hari Selasa tanggal 29 September 2015 pada pukul 21.02 WIB).
Rusendi, D., dkk. 2015. Penuntun Praktikum MK. Teknik Penanganan Hasil Pertanian. Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran : Jatinangor.
Sahay, K.M. dan Singh K.K.. 1994. Unit Operation of Agricultural Processing. Vikas Publishing House PVT Ltd : New Delhi.
LAMPIRAN
Gambar 4. Kacang Tanah dan Kacang Kedelai
Gambar 5. Gelas Ukur Berisi Air dan Kacang Tanah
Gambar 6. Mengisi Toluene Kedalam Piknometer