21
Laporan Kunjungan PT PLN (Persero) APP & APB Jawa Tengah dan DIY [Type the document subtitle] disusun oleh : Rifqi Fajar Ma’arif 21060112083002 PSD III TEKNIK ELEKTRO UNIBERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2014

21060112083002 - Rifqi Fajar M

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan kunjungan PT PLN APP & APB Jateng DIY

Citation preview

Laporan Kunjungan PT PLN (Persero) APP & APB Jawa Tengah dan DIY

Laporan Kunjungan PT PLN (Persero) APP & APB Jawa Tengah dan DIY

[Type the document subtitle]

disusun oleh :Rifqi Fajar Maarif21060112083002

PSD III TEKNIK ELEKTROUNIBERSITAS DIPONEGOROSEMARANG2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas karunia dan hidayahNyapenulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul Kunjungan PT PLN (Persero) APB dan APP Jawa Tengah DIY.Laporan ini dibuat untuk pertanggung jawaban hasil kunjungan yang dilaksanakan pada Kamis, 20Maret 2014 di APB Jateng-DIY , GI dan GITET Ungaran yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman km 23 Ungaran. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam kunjungan dan penyusunan laporan ini.Penulis mengharapkan agar laporan ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca tentang bagaimana sistem operasi tenaga listrik dan pengaturan yang dilakukan dikantor P3B Jawa Bali APB dan APP Jawa Tengah DIY.Dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat kesalahan sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.

29 Maret 2014

Penulis

BAB IPENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG MASALAHMahasiswa D3 Universitas Diponegoro kelas kerjasama PLN membutuhkan ilmu nyata yang tidak diajarkan dalam perkuliahan di kampus. Mahasiswa membutuhkan pengetahuan bagaimana sistem operasi tenaga listrik PLN sehingga dapat mendistribusikan listrik ke seluruh pelanggannya. Sebagai mahasiswa yang nantinya juga akan menjadi bagian dari PLN harus mengetahui hal-hal tersebut sehingga ketika sudah bekerja di PLN ilmu-ilmu ini dapat diterapkan saat dunia kerja nantinya.II. TUJUAN KUNJUNGANAda beberapa tujuan dilakukannya kunjungan ke PT PLN (PERSERO) P3B Jawa Bali APB Jawa Tengah-DIY :1. Untuk mengetahui tentang cara kerja , perencanaan, pengelolaan listrik dari gardu induk dan sistem pengawasannya.2. Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan mendasar yang ada di PLN APB Jateng-DIY3. Untuk mengetahui instalasi yang terdapat di P3B Jawa Bali APB Jawa Tengah4. Untuk melihat secara langsung sistem kerja di P3B Jawa Bali APB Jateng-DIY.

III. LOKASI KUNJUNGANLokasi kunjungan ke P3B Jawa Bali APB Jawa Tengah DIY yang berada diJalan Jenderal Sudirman km 23 Ungaran.

BAB IIPEMBAHASAN

I. PLN Persero Unit P3B Jawa Bali APB JAWA TENGAH & DIYPembentukan organisasi ini merupakan Keputusan Direksi PLN nomor 093.K/023/DIR/1995. Tujuannya adalah lebih memfokuskan usaha pengelolaan operasi system, memelihara dan mengembangkan system operasi dan sarana penyaluran, mengelolan transaksi energi dan mengelola pengusahaan jasa telekomunikasi masing-masingsesuai kebijakan Perseroan secara komersil sesuai dengan kontrak kinerja yang ditetapkan oleh Direksi Persroan. Waktu itu, P3B JB dipimpin oleh Hizban Ahmad. Pembentukan PLN P3B memisahkan fungsi transmisi (penyaluran dari anak perusahaan PLN yaitu : PLN KJB akan menjadi PLN Pembangkitan Jawa Bali I (PJB I) dan PLN KJT menjadi PLN Pembangkitan Jawa Bali II (PJB II). Pada awal pembentukkannya, unit ini mengelola system tegangan ekstra tinggi 500 kV, Tegangan Tinggi 150 kV, Tegangan Menengah 70 kV dan tegangan rendah 20 kV dan dalam perjalanannya tegangan rendah, pengelolalaannya dilimpatkan ke PLN Unit Distribusi. Pengalihan asset tersebut terjadi di awal tahun 2000-an. Pengalihan termasuk migrasi pegawai PLN P3B JB ke PLN Distribusi.II. VISI MISI Visi P3B Jawa Bali :Diakui sebagai pengelola transmisi, operasi sistem, dan transaksi tenaga listrik dengan kualitas pelayanan setara kelas dunia, yang mampu memenuhi harapan stakeholders dan memberikan kontribusi dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat yang dilandasi dengan tata nilai : Integritas, Peduli, Pembelajar dan Saling Percaya. Misi P3B Jawa Bali :i. Mengelola operasi sistem tenaga listrik secara andal.ii. Melakukan dan mengelola penyaluran tenaga listrik tegangan tinggi secara efisien, andal, dan akrab lingkungan.iii. Mengelola transaksi tenaga listrik secara kompetitif, transparan dan adil.iv. Melaksanakan pembangunan instalasi sistem transmisi tenaga listrik Jawa-Bali.

III. Struktur Organisasi PLN P3B Jawa Tengah & DIY

IV. Unit Pembangkit region Jawa Tengah & DIY

Gambar 1. Hirarki Operasi PT PLN (Persero) P3BJB Dengan APB

Selama kunjungan saya dan teman-teman mahasiswa yang lain diberikan pengetahuan mengenai sistem operasi tenaga listrik dan pengaturan tenaga listrik. Pengaturan tenaga listrik dilakukan pada ruang kontrol yang dilakukan oleh bapak-bapak dispatcher. Sistem operasi tenaga listrik dilakukan di GI ataupun GITET.

Gambar 2. Sistem Tenaga Listrik

Gambar 3. Wilayah Pengaturan APB Jawa Tengah DIY

Unit Pembangkitan di Jateng DIY :1. PT Indonesia Powera. Unit Bisnis Pembangkitan Semarang mengelola PLTU & PLTGU Tambaklorok, PLTG Cilacap ( 1.102 MW )b. Unit Bisnis Pembangkitan Mrica mengelola PLTA Mrica dan PLTA kecil yang tersebar di Jawa Tengah ( 286 MW )2. PT Geo Dipa Energia. PLTP Dieng 1 Unit ( 45 MW )3. PT Sumber Segara Primadayaa. PLTU Cilacap 2 Unit ( 562 MW )4. PT PLN (Persero) Tanjung Jati Ba. PLTU Tanjung Jati B Unit 1 & 2 ( 1.320 MW )b. PLTU Tanjung Jati B Unit 3 & 4 ( 1.320 MW ) 5. PT PLN (Persero) PEMBANGKITAN LONTARa. PLTU Rembang Unit 1 & 2 ( 630 MW )

V. SCADAFasilitas SCADA diperlukan untuk melaksanakan pengusahaan tenaga listrik terutama pengendalian operasi secara realtime. Suatu sistem SCADA terdiri dari sejumlah RTU (Remote Terminal Unit), sebuah Master Station / RCC (Region Control Center), dan jaringan telekomunikasi data antara RTU dan Master Station. RTU dipasang di setiap Gardu Induk atau Pusat Pembangkit yang hendak dipantau. RTU ini bertugas untuk mengetahui setiap kondisi peralatan tegangan tinggi melalui pengumpulan besaran-besaran listrik, status peralatan, dan sinyal alarm yang kemudian diteruskan ke RCC melalui jaringan telekomunikasi data. RTU juga dapat menerima dan melaksanakan perintah untuk merubah status peralatan tegangan tinggi melalui sinyal-sinyal perintah yang dikirim dari RCC. Dengan sistem SCADA maka Dispatcher dapat mendapatkan data dengan cepat setiap saat (real time) bila diperlukan, disamping itu SCADA dapat dengan cepat memberikan peringatan pada Dispatcher bila terjadi gangguan pada sistem, sehingga gangguan dapat dengan mudah dan cepat diatasi / dinormalkan.Keuntungan sistem SCADA lainnya ialah kemampuan dalam membatasi jumlah data yang ditransfer antar Master Station dan RTU. Hal ini dilakukan melalui prosedur yang dikenal sebagai exception reporting dimana hanya data tertentu yang dikirim pada saat data tersebut mengalami perubahan yang melebihi batas setting, misalnya nilai frekuensi hanya dapat dianggap berubah apabila terjadi perubahan sebesar 0,05 Herzt. Jadi apabila terjadi perubahan yang nilainya sangat kecil maka akan dianggap tidak terjadi perubahan frekuensi. Hal ini adalah untuk mengantisipasi sifat histerisis sistem sehingga nilai frekuensi yang sebenarnya dapat dibaca dengan jelas.

Gambar 4. Scada ( Ruang Dispacher )VI. GI dan GITETGardu Induk (GI) merupakan bagian yang tak terpisahkan dari saluran transmisi distribusi listrik.Dimana suatu system tenaga yang dipusatkan pada suatu tempat berisi saluran transmisi dan distribusi, perlengkapan hubung bagi, transfomator, dan peralatan pengaman serta peralatan control. Sistem tenaga listrik Jawa Bali Tahun 2010 Jumlah Gardu Induk sebanyak 435 dengan 24 Gardu Induk tegangan Ekstra Tinggi (GITET) 500 kV, 310 GI 150 kV, 101 GI 70 kV. Fungsi utama dari gardu induk :1. Untuk mengatur aliran daya listrik dari saluran transmisi ke saluran transmisi lainnya yang kemudian didistribusikan ke konsumen2. Sebagai tempat control3. Sebagai pengaman operasi system4. Sebagai tempat untuk menurunkan tegangan transmisi menjadi tegangan distribusiOleh karena itu,jika dilihat dari segi manfaat dan kegunaan dari gardu induk itu sendiri,maka peralatan dan komponen dari gardu induk harus memiliki keandalan yang tinggi serta kualitas yang tidak diragukan lagi,atau dapat dikatakan harus Optimal dalam kinerjanya sehingga masyarakat sebagai konsumen tidak merasa dirugikan oleh kinerjanya.Oleh karena itu, sesuatu yang berhubungan dengan rekonstruksi pembangunan gardu induk harus memiliki syarat-syarat yang berlaku dan pembanguna gardu induk harus diperhatikan besarnya beban.Maka prencanaan suatu gardu induk harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :1. Operasi,yaitu dalam segi perawatan dan perbaikan mudah2. Flexsibel3. Konstruksi sederhana dan Kuat4. Memiliki tingkat keandalan dan daya guna yang tinggi5. Memiliki tingkat keamanan yang tinggi

Gambar 5. GITET 150 KV dan GI 500 KV

Perlengkapan Gardu Induk :1. Lightning Arrester / LA2. Transformator instrument atau Transformator ukur3. Transformator Tegangan Transformator Arus.4. Transformator Bantu (Auxilliary Transformator).5. Sakelar Pemisah (PMS) atau Disconnecting Switch (DS).6. Sakelar Pemutus Tenaga (PMT) atau Circuit Breaker (CB).7. Sakelar Pentanahan atau Earthing Switch.8. Peralatan SCADA dan Telekomunikasi9. Rele Proteksi dan Papan Alarm (Announciator).10. KompensatorVII. SUTET / SUTT / SKTTSaluran Transmisi merupakan media yang digunakan untuk mentransmisikan tenaga listrik dari Generator Station/ Pembangkit Listrik sampai distribution station hingga sampai pada konsumer pengguna listrik. Tenaga listrik di transmisikan oleh suatu bahan konduktor yang mengalirkan tipe Saluran Transmisi Listrik.Berdasarkan sistem transmisi dan kapasitas tegangan yang disalurkan terdiri :a. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 200kV-500kVPada umumnya saluran transmisi di Indonesia digunakan pada pembangkit dengan kapastas 500 kV. Dimana tujuannya adalah agar drop tegangan dari penampang kawat dapat direduksi secara maksimal, sehingga diperoleh operasional yang efektif dan efisien. Akan tetapi terdapat permasalahan mendasar dalam pembangunan SUTET ialah konstruksi tiang (tower) yang besar dan tinggi, memerlukan tanah yang luas, memerlukan isolator yang banyak, sehingga memerlukan biaya besar. Masalah lain yang timbul dalam pembangunan SUTET adalah masalah sosial, yang akhirnya berdampak pada masalah pembiayaanb. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 30kV-150kVPada saluran transmisi ini memiliki tegangan operasi antara 30kV sampai 150kV. Konfigurasi jaringan pada umumnya single atau doble sirkuit, dimana 1 sirkuit terdiri dari 3 phasa dengan 3 atau 4 kawat. Biasanya hanya 3 kawat dan penghantar netralnya diganti oleh tanah sebagai saluran kembali. Apabila kapasitas daya yang disalurkan besar, maka penghantar pada masing-masing phasa terdiri dari dua atau empat kawat (Double atau Qudrapole) dan Berkas konduktor disebut Bundle Conductor. Jarak terjauh yang paling efektif dari.c. Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) 30kV-150kVSaluran kabel bawah tanah (underground cable), saluran transmisi yang menyalurkan energi listrik melalui kabel yang dipendam didalam tanah. Kategori saluran seperti ini adalah favorit untuk pemasangan didalam kota, karena berada didalam tanah maka tidak mengganggu keindahan kota dan juga tidak mudah terjadi gangguan akibat kondisi cuaca atau kondisi alam. Namun tetap memiliki kekurangan, antara lain mahal dalam instalasi dan investasi serta sulitnya menentukan titik gangguan dan perbaikkannya.

Gambar 6. SUTET

VIII. Daya Terpasang & Kemampuan Pembangkit di Jawa Tengah & DIYNO.PEMBANGKITTERPASANGDMNKETERANGAN

(MW)(MW)

Pembangkit 150 kV

1PLTGU Tambaklorok924760

2PLTU Tambaklorok300252

3PLTP Dieng6045

4PLTA Mrica180180

5PLTA Jelok 2020

6PLTA Timo1212

7PLTA Garung2626

8PLTA Ketenger88

9PLTA Wadaslintang1818

10PLTA Kedungombo2322

11PLTU Cilacap600562

12PLTU Rembang630630COD : Unit 1 & Unit 2 tgl 8 Februari 2012

Total KIT pada sistem 150 kV 2.8012.535

Pembangkit 500 kV

1PLTU Tanjung Jati B #1, #2 1.3201.320

2PLTU Tanjung Jati B #3, #4 1.3201.320COD #3 : 13-10-2011, #4 : 1-1-2012

Total KIT pada sistem 500 kV 2.6402.640

Sumber : APB

Sumber : IX. Kondisi Saat Beban Puncak

Gambar 7. Beban Puncak di Jawa Tengah & DIY

Beban puncak selalu terjadi antara pukul 17.00 sampai 20.30, hal ini terjadi karena pada saat itu merupakan acara berkumpul keluarga dirumah. Sehingga diperlukan pengaturan tegangan agar tidak terjadi pemadaman. Mayoritas konsumen listrik di Jateng-DIY adalah keluarga bukan industry sehingga terjadi beban maksimal di waktu-waktu ketika biasanya keluarga pada berkumpul.

Gambar 8. Tren Beban Puncak Tahun 2010-2012

Gambar 9. ENERGI TERSALUR KE DISTRIBUSI 2011-2012

Gambar 10. Aliran Daya SS Jawa Tengah & DIYTGL 29 OKTOBER 2012 PKL. 19.00 WIB

Aliran daya ini saling berhubungan sehingga tidak akan terjadi kekurangan daya disuatu daeraah. Apabila salah satu pembangkit tidak bekerja pembangkit yang lain akan mengisi daya pada sistem transmisinya.

X. Pengaturan Frekuensi Frekuensi harus tetap 50 Hz dengan toleransi +/- 0,2 Hz Untuk pengendalian frekuensi dapat dilakukan dengan cara :1. Pengaturan primer dari unit pembangkit yang beroperasi Free Governor2. Pengaturan sekunder oleh program Load Frequency Control (LFC)3. Pengaturan pembebanan unit pembangkit secara manualXI. Pengaturan Tegangan Harus diupayakan tegangan pada batas yang diijinkan, sesuai dengan SPLN yaitu : Maksimum 5% diatas Nominal dan Minimum 10% dibawah Nominal. Tegangan 150 kV (135 157,5 kV) Langkah pengaturan untuk mendapatkan mutu tegangan nominal - 150/20 kV:1. Pengaturan Daya Reaktif Unit - Unit Pembangkit2. Pengoperasian Reaktor/ Kapasitor3. Pelepasan Saluran Transmisi4. Pengaturan Tap Changer Inter Bus Transformer

BAB IIIPENUTUP

I. KESIMPULAN1. Tugas dan fungsi dari kantor P3B adalah melaksanakan pengoperasian sistem penyaluran dan pengatur beban di wilayah kerjanya secara andal dan efektif sesuai kebijakan dan ketentuan yang ditetapkan.2. Ruang kontrol pada APP berfungsi sebagai koordinasi antara distribusi dan transmisi untuk mnyeimbangkan beban agar tidak terjadi kesalahan yang fatal. Ruang Konrtrol ini bekerja secara otomatis. 3. Gardu Induk berfungsi untuk mentranformasikan tegangan 150KV/20KV dan 500KV/150KV.4. Pengaturan tenaga listrik bukanlah hal yang sulit namun juga tidak mudah, melainkan membutuhkan ketelitian dan keefektifan kerja sehingga tidak ada kerugian dan kesalahan yang berarti.

II. SARAN1. Sebelum bekerja di PLN kita sebagai mahasiswa program kerjasama PLN harus paham benar mengenai ilmu-ilmu praktik di lapangan bukan hanya teori saat di bangku perkuliahan.2. Jangan hanya berkeluh kesah jika terjadi pemadaman bergilir karena PLN telah bekerja semaksimal mungkin untuk menjaga keseimbangan energi listrik.