30
BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan teori 2.1.1 Risiko 2.1.1.1 Pengertian Beberapa definisi risiko antara lain: Menurut Williams,C.A. Risk Management and Insurance 1998 Risk is the potential for realization of unwanted negative consequences of an event (risiko adalah potensi teralisirnya konsekuensi-konsekuensi negative yang tidak dikehendaki dari suatu kejdian) Menurut Lowrance, William W. Of Acceptable Risk 1976 Risk is the measure of the probability and security of adverse effects (risiko adalah besarnya kemungkinan dan kekejaman dampak buruk Menurut Webster , s Third New International Dictionary 1981 Risk is the possibility of suffering loss, injury, disadvantage, or destruction (risiko adalah kemungkinan menderita rugi, cedera, tidak bermanfaat, atau kerusakan) Menurut Dickson and Hastings,w.J 1989 Risk is missing a good positive possibility that an organisastion seeks is a problem equal to bearing losses Dari beberapa definisi di atas risiko juga dapat didefinisikan sebagai ketidaktentuan atau ketidakpastian atau uncertainty. Dalam kehidupan sehari-hari, risiko dapat menyebabkan masalah tetapi dapat juga mendatangkan peluang yang menguntungkan bagi perusahaan maupun per orang. 10

2.1 Landasan teori 2.1.1 Risiko 2.1.1.1 Pengertianlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00309-MN Bab 2.pdf · 2.1.1.1 Pengertian Beberapa definisi risiko antara lain:

  • Upload
    vandung

  • View
    219

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 2.1 Landasan teori 2.1.1 Risiko 2.1.1.1 Pengertianlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00309-MN Bab 2.pdf · 2.1.1.1 Pengertian Beberapa definisi risiko antara lain:

BAB 2

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Landasan teori

2.1.1 Risiko

2.1.1.1 Pengertian

Beberapa definisi risiko antara lain:

Menurut Williams,C.A. Risk Management and Insurance 1998

Risk is the potential for realization of unwanted negative consequences of an event

(risiko adalah potensi teralisirnya konsekuensi-konsekuensi negative yang tidak

dikehendaki dari suatu kejdian)

Menurut Lowrance, William W. Of Acceptable Risk 1976

Risk is the measure of the probability and security of adverse effects

(risiko adalah besarnya kemungkinan dan kekejaman dampak buruk

Menurut Webster,s Third New International Dictionary 1981

Risk is the possibility of suffering loss, injury, disadvantage, or destruction

(risiko adalah kemungkinan menderita rugi, cedera, tidak bermanfaat, atau

kerusakan)

Menurut Dickson and Hastings,w.J 1989

Risk is missing a good positive possibility that an organisastion seeks is a problem

equal to bearing losses

Dari beberapa definisi di atas risiko juga dapat didefinisikan sebagai ketidaktentuan

atau ketidakpastian atau uncertainty. Dalam kehidupan sehari-hari, risiko dapat

menyebabkan masalah tetapi dapat juga mendatangkan peluang yang

menguntungkan bagi perusahaan maupun per orang.

10

Page 2: 2.1 Landasan teori 2.1.1 Risiko 2.1.1.1 Pengertianlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00309-MN Bab 2.pdf · 2.1.1.1 Pengertian Beberapa definisi risiko antara lain:

11

Kadang-kadang resiko tertentu dianalisis dan dikelola secara sadar, tetapi ada

kalanya resiko diabaikan sama sekali, mungkin karena yang bersangkutan tidak

menyadari akibat yang akan terjadi.

Unsur ketidaktentuan atau ketidakpastian atau uncetaninty dalam asuransi

dapat mendatangkan kerugian dalam asuransi. Menurut Abbas Salim(1998,p:4)

Ketidaktentuan dapat di bagi atas:

1. ketidaktentuan ekonomi (economic uncertainty), yaitu kejadian yang timbul

sebagai akibat dari perubahan sikap konsumen. Seperti contohnya

perubahan selera konsumen atau terjadinya perubahan pada harga,

teknologi, atau didapatnya penemuan baru, dan lain sebagainya.

2. ketidaktentuan yang disebabkan oleh alam (uncertainty of nature) misalnya

kebakaran, badai, topan, banjir dan lainnya

3. ketidaktentuan yang disababkan oleh perilaku manusia (human uncertainty),

contohnya peperangan, pencurian, perampokan, dan pembunuhan.

Di antara ketiga jenis ketidaktentuan di atas, yang bisa dipertanggungkan ialah

ketidaktentuan alam dan manusia. Sedangkan untuk ketidaktentuan ekonomi

tidak dapat di asuransikan karena bersifat spekulatif (unsur ekonomis) dan sulit

diukur keparahannya (serverity).

Menurut Hinsa Siahaan(2007,pp:4), resiko dapat diklasifikasikan dalam dua

bentuk/tipe secara umum yaitu:

1) Speculative risks, yaitu resiko yang bersifat spekulatif yang bisa

mendatangkan rugi atau laba. Misalnya seorang pedagang bisa untung

atau rugi dalam usahanya.

2) Pure risks, yaitu resiko yang selalu menyebabkan kerugian. Perusahaan

asuransi beroperasi dalam bidang pure risks (kematian,kapal

tenggelam,kebakaran dan sebagainya).

Page 3: 2.1 Landasan teori 2.1.1 Risiko 2.1.1.1 Pengertianlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00309-MN Bab 2.pdf · 2.1.1.1 Pengertian Beberapa definisi risiko antara lain:

12

2.1.1.2 Macam-Macam Resiko

Selain dua bentuk resiko yang telah dikemukakan di atas, maka menurut Hinsa

Siahaan (2007, p:6-7),resiko dapat diklasifikasikan kembali menjadi:

RISK

PURE SPECULATIVE

STATIC DYNAMIC STATIC

OBJECTIVE OBJECTIVESUBJECTIVE SUBJECTIVE OBJECTIVE

DYNAMIC

Gambar 2.1. Macam-macam resiko

Sumber: Hinsa Siahaan(2007,p:6)

Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Resiko murni vs resiko spekulasi

Pendefenisian dan pengelompokan resiko dapat dilakukan berdasarkan

konsep resiko murni dan resiko spekulasi. Suatu resiko di sebut sebagai

pure risk atau resiko murni jika suatu ketidakpastian terjadi, maka kejadian

pasti menimbulkan kerugian. Tidak ada kemungkinan kejadian akan

menghasilkan keuntungan. Contohnya adalah barang rusak karena

terbakar, barang terhanyut karena banjir, atau seorang kepala rumah

tangga pencari nafkah meninggal dalam usia produktif, karena pesawat

Page 4: 2.1 Landasan teori 2.1.1 Risiko 2.1.1.1 Pengertianlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00309-MN Bab 2.pdf · 2.1.1.1 Pengertian Beberapa definisi risiko antara lain:

13

yang ditumpanginya jatuh, atau meningal karena flu burung. Kebalikan

dari resiko murni adalah resiko spekulasi, yaitu ketidakpastian apakah akan

terjadi untung atau kerugian. Keputusan perusahaan Venture Capitalis dan

berbagai macam keputusan investasi adalah contoh situasi yang

dihadapkan dengan resiko spekulasi. Keputusan investasi dapat

menghasilkan untung tetapi dapt juga menghasilkan kerugian.

Resiko murni dan resiko spekulasi mungkin saja muncul dalam berbagai

situasi. Perlu disadari bahwa banyak keputusan dengan motif profit,

keputusan dengan resiko spekulasi yang dilakukan perorangan atau

perusahaan mempunyai dampak bahaya resiko murni. Contoh lain adalah

perusahaan memproduksi barang baru dengan tujuan spekulasi, semula

diharapkan untuk menghasilkan untung. Namun, produknya dilarang

beredar, misalnya produk silikon untuk memperbesar payudara, tetapi

setelah dipasarkan produknya dilarang karena membahayakan kesehatan

wanita. Keputusan itu ternyata mengandung resiko murni, dengan potensi

mendapat tuntutan ganti rugi dari masyarakat.

2. Resiko statis vs resiko dinamis

Cara lain mengklasifikasikan resiko adalah sejauh mana ketidakpastian

berubah karena perubahan waktu. Resiko statis, mungkin sifatnya murni

atau spekulatif, asalnya dari masyarakat yang tidak berubah yang berada

dalam keseimbangan stabil. Contoh resiko murni statis adalah

ketidakpastian dari terjadinya sambaran petir, angin topan, dan kematian

secara acak (secara random), sedangkan menjalani bisnis dalam ekonomi

stabil adalah contoh dari resiko spekulatif statis. Sebaliknya resiko murni

dinamis adalah timbul karena adanya perubahan dalam masyarakat. Resiko

dinamis mungkin murni mungkin juga spekulatif, contohnya adalah sumber

Page 5: 2.1 Landasan teori 2.1.1 Risiko 2.1.1.1 Pengertianlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00309-MN Bab 2.pdf · 2.1.1.1 Pengertian Beberapa definisi risiko antara lain:

14

resiko dinamis adalah urbanisasi, perkembangan teknologi yang kompleks,

dan perubahan undang-undang atau perubahan peraturan pemerintah.

Resiko statis dan dinamis adalah tidak independent semakin tinggi resiko

dinamis dapat menigkatkan resiko statis jenis tertentu. Sebagai contoh,

ketidakpastian kerugian yang terkait dengan perubahan cuaca. Resiko ini

cenderung dianggap resiko statis. Akan tetapi, fakta terakhir membuktikan

bahwa pencemaran lingkungan industrialisasi dapat mempengaruhi pola

musim (cuaca) global dan karena itu meningkatkan sumber resiko statis.

3. Resiko subjektif vs resiko objektif

Cara pengelompokan resiko yang ketiga adalah resiko objektif atau

subjektif. Resiko subjektif adalah berkaitan dengan kondisi mental

seseorang yang mengalami ragu-ragu atau cemas akan terjadinya kejadian

tertentu. Subjektif atas resiko tertentu mungkin juga sifatnya murni atau

spekulatif, dan statis atau dinamis. Pada intinya, resiko subjektif adalah

ketidakpastian secara kejiwaan yang berasal dari sikap mental atau kondisi

pikiran seseorang. Resiko objektif, berbeda dengan resiko subjektif

terutama lebih mudah diamati secara akurat oleh karena itu dapat diukur.

Pada umumnya resiko objektif adalah probabilita penyimpangan aktual dari

yang diharapkan (dari rata-rata) sesuai pengalaman. Terminologi ini paling

sering digunakan pada pembahasan resiko murni statis, meskipun dapat

digunakan untuk jenis lain ketidakpastian.

Konsep resiko subjektif sangat penting karena memberikan cara

menafsirkan perilaku individu yang menghadapi situasi identik yang masih

akan datang. Misalkan seorang mungkin saja sangat ultra konservatif dan

karena itu selalu cenderung mengambil keputusan yang aman, meskipun

pada kasus yang bagi pengambil keputusan lain adalah bebas resiko.

Resiko objektif mungkin secara aktual sama dalam dua kasus, tetapi dapat

Page 6: 2.1 Landasan teori 2.1.1 Risiko 2.1.1.1 Pengertianlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00309-MN Bab 2.pdf · 2.1.1.1 Pengertian Beberapa definisi risiko antara lain:

15

dipandang dengan cara yang sangat berbdeda oleh penganalisis resiko

karena masing-masing menggunakan cara pandangnya sendiri. Jadi, tidak

cukup hanya memperhatikan derajat resiko objektif, tetapi sikap seseorang

terhadap resiko yang mengambil tindakan juga harus diketahui.

2.1.1.3 Pengukuran Resiko

Dalam pengukuraan resiko, menurut Hinsa Siahaan (2007,P;11-15),rsiko

subjektif tidak dapat di ukur secara akurat. Tetapi sebaliknya, besarnya resiko

objektif lebih dapat diobservasi dan diukur secara tepat. Beberapa konsep

penting berkaitan dengan pengukuran resiko objektif adalah chance of loss dan

degree of risk.

(1) Kemungkinan terjadinya kerugian (chance of loss)

Kemungkinan terjadinya kerugian dalam jangka panjang, atau frekuensi

relative kerugian, didefinisikan sebagai chance of loss. Konsep ini tidak ada

artinya jika digunakan untuk kemungkinan terjadinya satu kejadian. Konsep

ini baru mempunyai makna penting jika diaplikasikan pada kemungkinan

terjadinya dalam kejadian-kejadian yang jumlah besar atau frekuensi

kejadian sangat sering. Jadi, chance of loss dinyatakan dalam rasio

(perbandingan) jumlah kerugian yang terjadi dibandingkan dengan jumlah

kerugian yang mungkin dalam jumlah yang lebih besar dalam satu kelompok.

Sebagai contoh, misalkan korban bangunan hancur pada sebuah kota yang

dilanda tsunami adalah kemungkinan sebanyak 1.000 bangunan ternyata 20

yang rusak karena tsunami, maka chance of loss akibat tsunami adalah 2%.

Angka ini ditentukan dengan cara membagi jumlah kemungkinan

kerugian(20) dengan jumlah bangunan terancam kerugian (1.000)

Di dalam mengkalkulasikan (menaksir) chance of loss, biasanya

digunakan perhitungan yang berbeda untuk penyebab kerugian yang

Page 7: 2.1 Landasan teori 2.1.1 Risiko 2.1.1.1 Pengertianlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00309-MN Bab 2.pdf · 2.1.1.1 Pengertian Beberapa definisi risiko antara lain:

16

berbeda. Dalam hal ini, istilah peril digunakan menggambarkan keadaan

khusus yang menyebabkan kerugian. Sebagai contoh, salah satu peril yang

menyebabkan kerugian pada automobile adalah tabrakan. Peril lain adalah

yang menyebabkan sebuah bangunan rusak, contohnya kebakaran, angin

topan, tsunami, banjir lumpur panas, letusan gunung berapi. Kadang-kadang

terdapat kondisi yang meningkat (memperbesar) chance of loss dari peril

tertentu atau kecendrungan membuat kerugian semakin parah ketika terjadi

peril.contohnya adalah kondisi yang disebut sebagai hazard yang dapat

dikelompokkan dengan tiga cara:

a) Physical hazard

Physical hazard adalah suatu kondisi yang bersumber dari karakter

material suatu objek. Contohnya peril tabrakan sebagai penyebab

kerugian atas sebuah mobil. Kondisi fisik yang memperbesar

kemungkinan terjadinya tabrakan adalah genangan air hujan yang

membuat jalanan menjadi licin. Jalan licin karena hujan adalah

hazard sementara tabrakan yang terjadi adalah peril. Terjadinya

kerugian atau chance of loss tabrakan mungkin lebih tinggi selama

musim hujan dibandingkan musim lain sepanjang satu tahun karena

lebih banyak tabrakan saat kondisi jalanan licin akibat terguyur

hujan.

Contoh lain physical hazard adalah gejala-gejala terjadinya

kekeringan hutan (adalah sebagai hazard yang mempengaruhi peril

kebakaran hutan), getaran bumi(hazard terjadinya gempa bumi),

tumpahan minyak di gudang (hazard terjadinya kebakaran). Hazard

ada yang mungkin dan ada yang tidak mungkin dikendalikan oleh

manusia. Contoh minyak tumpah di gudang dapat dihilangkan atau

dibersihkan, tetapi keadaan cuaca, hujan lebat yang membuat jalan

Page 8: 2.1 Landasan teori 2.1.1 Risiko 2.1.1.1 Pengertianlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00309-MN Bab 2.pdf · 2.1.1.1 Pengertian Beberapa definisi risiko antara lain:

17

licin, hutan kekeringan berkepanjangan tidak dapat dikendalikan

manusia, kendatipun keberadaannya dapat diobservasi.

b) Morale hazard

Pada dasarnya yang dimaksud dengan morale hazard adalah sikap

mental ceroboh atau sikap tidak hati-hati seseorang. Kadang-kadang

terdapat hasrat alam bawah sadar seseorang akan kerugian, orang

bersangkutan tidak sadar sepenuhnya dengan hasratnya yang

membawa celaka. Kadang-kadang keadaan membuat seseorang

tidak peduli dengan kemungkinan kerugian (resiko), sehingga

membuat orang tersebut menjadi kurang hati-hati. Sebagai contoh

manajer PT.XYZ percaya bahwa pemerintah akan memberikan ganti

rugi penuh jika bangunan perusahaannya rusak kena bencana alam

(gempa bumi). Di dalam merencanakan pembuatan bangunan baru

dekat pusat gempa, perusahaan mengabaikan desain konstruksi

yang lebih mahal dan mengabaikan prosedur yang dapat

mengurangi kerusakan akibat gempa bumi. Pada intinya asumsi

perusahaan bahwa pemerintah memberi ganti rugi penuh atas

bangunannya yang ditimpa gempa bumi, membuat cara pandangnya

tidak peduli dengan kemungkinan kerugian yang mengancamnya,

karena itu mengambil keputusan yang tidak bijaksana alias ceroboh.

c) Moral hazard

Kondisi yang disebut sebagaii moral hazard juga bersumber dari

sikap mental seseorang. Ini berkaitan dengan tindakan disengaja

yang dirancang sehingga menyebabkan kerugian atau memperburuk

kerugian. Biasanya moral hazard ini adalah karena sifat

ketidakjujuran seseorang. Adanya asuransi dapat menimbulkan

moral hazard, sebagai contoh, seorang manajer yang membeli polis

Page 9: 2.1 Landasan teori 2.1.1 Risiko 2.1.1.1 Pengertianlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00309-MN Bab 2.pdf · 2.1.1.1 Pengertian Beberapa definisi risiko antara lain:

18

asuransi kebakaran untuk pabriknya yang tidak menguntungkan,

peralatannya juga sudah ketinggalan zaman, terangsang atau

tergoda untuk menjual pabriknya kepada perusahaan asuransi

dengan membakar pabriknya. Moral hazard dapat juga digambarkan

sebagai perubahan perilaku yang terjadi karena adanya asuransi

mengganti kerugian, sebagai contoh kecendrungan seseorang tidak

menjaga kesehatannya karena biaya pengobatannya ditanggung

asuransi.

Contoh lain moral hazard adalah kecelakaan dan jatuh sakit yang

disengaja, terutama jika manajer perusahaan menyediakan

penggantian pendapatan yang besar kepada pegawainya selama si

pegawai tidak dapat bekerja. Dalam situasi seperti ini, pegawai yang

tidak suka dengan pekerjannya atau takut di-PHK pada masa yang

akan datang mungkin cenderung berpura-pura kecelakaan atau jatuh

sakit. Sangat mirip dengan kasus ini adalah kecelakaan sebenarnya

atau sakit sesengguhnya adalah legal (sah) tetapi ini mungkin

sengaja diperlambat. Alasan perilaku seperti ini mungkin karena

kekurangan insentif keuangan untuk kembali ke pekerjaan atau

mungkin karena alasan psikologi orang sakit biasanya mendapat

perhatian dari sanak saudara.

(2) Derajat Resiko(Degree of Risk)

Besarnya resiko objektif yang timbul dalam satu situasi, yang biasa juga

disebut sebgai derajat atau kadar resiko (degree of risk), adalah variasi

relative antara kerugian aktual dengan kerugian yang diharapkan. Lebih

jelasnya, kadar resiko adalah kisaran penyimpangan dari kerugian rata-rata

(kerugian yang diharapkan), yang ditaksir menggunakan kemungkinan

kerugian (chance of loss) dengan rumus:

Page 10: 2.1 Landasan teori 2.1.1 Risiko 2.1.1.1 Pengertianlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00309-MN Bab 2.pdf · 2.1.1.1 Pengertian Beberapa definisi risiko antara lain:

19

Objective risk = probable of actual from expected losses

Expected losses

Resiko objektif=

simpangan kemungkinan actual dengan kerugian yang diharapkan

kerugian yang diharapkan

Selain pengukuran resiko objektif, menurut Soeisno Djojosoedarso(2003,p:48-

49) pengukuran resiko dapat juga dilakukan dengan:

A. Pengukuran frekuensi kerugian potensial adalah untuk mengetahui berapa

kali suatu jenis peril dapat menimpa suatu jenis objek yang bisa terkena peril

selama suatu jangka waktu tertentu, yang umumnya satu tahun.

Berdasarkan dimensi frekuensinya ada empat kategori kerugian, yaitu:

1. kerugian yang hampir tidak mungkin terjadi (almost nill), yaitu resiko yang

menurut pendapat manajer resiko tidak akan mungkin terjadi atau

kemungkinannya terjadinya sangat kecil

2. kerugian yang kemungkinan terjadinya kecil (slight), yaitu resiko-resiko yang

tidak akan terjadi dalam waktu dekat dan di masa yang akan datang

kemungkinannya pun kecil

3. kerugian yang mungkin (moderate), yaitu kerugian-kerugian yang mungkin

bisa terjadi dalam waktu dekat di masa yang akan datang

4. kerugian yang mungkin sekali (definite), yaitu kerugian yang biasanya terjadi

secara teratur, baik dalam waktu dekat maupun di masa mendatang jadi

merupakan kerugian yang hampir pasti terjadi.

Page 11: 2.1 Landasan teori 2.1.1 Risiko 2.1.1.1 Pengertianlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00309-MN Bab 2.pdf · 2.1.1.1 Pengertian Beberapa definisi risiko antara lain:

20

B. Pengukuran kegawatan kerugian adalah untuk mengetahui berapa

besarnya nilai kerugian, yang selanjutnya dikaitkan dengan pengaruhnya

terhadap kondisi perusahaan, terutama kondisi finansialnya.

Dalam mengukur kegawatan kerugian potensial ada tiga hal yang perlu

diperhatikan, yaitu:

1. kemungkinan kerugian maksimum dari setiap peril, yaitu besarnya kerugian

terburuk dari suatu peril

2. probabilitas kerugian maksimum dari setiap peril, yaitu merupakan

kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi, yang besarnya lebih rendah

dari kemungkinan kerugian maksimum

3. keseluruhan (aggregate) kerugian maksimum setiap tahunnya, yang

merupakan keseluruhan kerugian total tebesar, yang dapat menimpa

perusahaan selama suatu periode tertentu (biasanya satu tahun)

Berdasarkan dimensi kegawatannya ada empat kategori kerugian

potensial, yaitu:

1. kemungkinan kerugian yang wajar (normal loss expectancy), yaitu kerugian-

kerugian yang dapat dikelola sendiri oleh perusahaaan ataupun oleh

umum/perusahaan asuransi

2. probabilita kerugian maksimum (probable maximum loss), yaitu kerugian-

kerugian yang dapat terjadi bila alat pengaman terhadap peril tidak dapat

berfungsi

3. kerugian maksimum yang dapat diduga (maximum foreseeable loss), yaitu

kerugian-kerugian yang tidak dapat diatasi secara individual(tidak bisa

ditangani sendiri), jadi penaganannya harus diserahkan kepada umum

(perusahaan asuransi)

Page 12: 2.1 Landasan teori 2.1.1 Risiko 2.1.1.1 Pengertianlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00309-MN Bab 2.pdf · 2.1.1.1 Pengertian Beberapa definisi risiko antara lain:

21

4. kemungkinan kerugian maksimum (maximum possible cost), yaitu kerugian-

kerugian yang tidak dapat diamankan, baik secara individual maupun secara

umum.

2.1.2 Management Risk (manajemen resiko)

2.1.2.1 Pengertian

Sama seperti sebelumnya tidak ada definsi tunggal untuk resiko, begitu pula

dengan menejemen resiko. Diantaranya adalah:

1. Menurut Hinsa Siahaan (2007,p:22) manajemen resiko adalah bagian

penting atau titik sentral manajemen strategis suatu organisasi.

Manajemen resiko adalah suatu proses dengan metode-metode

tertentu supaya suatu organisasi mempertimbangkan resiko yang

dihadapi setiap kegiatan organisasi dalam mencapai tujuan organisasi,

atau resiko portofolio kegiatan organisasi.

2. Risk management is defined as a systematic process for identification

and evolution of pure loss exposures faced by an organizational or

individual, and for the selection and implementation of the most

appropriate techniques for tresting such exproures. (Goerge E. Redja).

Jadi manajemen resiko adalah ilmu tentang bagaimana melakukan

identifikasi berbagai macam resiko yang mengancam organisasi atau

individu secara sistematis, dan memilih metode yang terbaik untuk

menangani atau menghadapi ancaman kerugian akibat resiko yang

konsisten (sesuai) dengan goals dan objectives.

Fokus manajemen resiko adalah mengenal pasti resiko dan mengambil

tindakan tepat terhadap resiko. Tujuannya adalah secara terus menerus

Page 13: 2.1 Landasan teori 2.1.1 Risiko 2.1.1.1 Pengertianlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00309-MN Bab 2.pdf · 2.1.1.1 Pengertian Beberapa definisi risiko antara lain:

22

menciptakan/menambah nilai maksimum kepada semua kegiatan organisasi.

Kegiatan apa pun yang dilakukan harus menciptakan nilai tambah.

Dengan manejemen resiko diungkapkan pemahaman tentang adanya potensi

resiko upside dan downside dengan segala faktor-faktor yang dapat

meningkatkan probabilita keberhasilan, dan mengurangi probabilita kegagalan

dan ketidakpastian pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan.

2.1.2.2 Jenis-jenis manejemen resiko

Organisasi menghadapi berbagai macam resiko yang berasal dari faktor

eksternal dan internal organisasi. Resiko tersebut lebih lanjut dapat dikategorikan

atas resiko strategis, resiko keuangan, resiko operasional, hazard, dan lain

sebagainya.

Berikut adalah penjelasan dari jenis-jenis manajemen resiko menurut Hinsa

Siahaan (2007,p:24-28)

a. Resiko keuangan (financial risk)

Potensi terjadinya kerugian keuangan karena pemicunya dari luar organisasi,

berupa faktor exogeneous di luar kemampuan organisasi mengendalikannya

adalah:

1. Interest rate: resiko kerugian karena perubahan suku bunga (misalnya

suku bunga pasar naik 1% atau turun 1%)

2. Foreign exchange : resiko kerugian karena perubahan kurs valuta asing

3. Credit: resiko kerugian ada pihak yang default (cedera janji) tidak dapat

mematuhi kewajibannya mengembalikan kredit tepat waktu,dan

4. Liquidity and cashflow: resiko likuiditas dipicu ketidakmampuan internal

organisasi menyediakan uang tunai. Resiko ini disebabkan faktor

eksternal atau disebut endogenous factor, yang sesungguhnya ada

dalam jangkauan pengendalian manajemen.

b. Resiko strategis (strategic risk)

Page 14: 2.1 Landasan teori 2.1.1 Risiko 2.1.1.1 Pengertianlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00309-MN Bab 2.pdf · 2.1.1.1 Pengertian Beberapa definisi risiko antara lain:

23

Resiko-resiko dalam jangka panjang pemicunya adalah murni perubahan

yang terjadi di luar organisasi, seperti:

1. Competition : resiko yang berasal dari persaingan (dari competitor)

2. Customer change : potensi resiko kerugian karena perubahan selera

pelanggan atau pergeseran selera pelanggan yang menyebabkan

penurunan penjualan organisasi

3. Industry change : perubahan industri karena inovasi atau munculnya

teknologi baru

4. Customer demand : potensi resiko kerugian karena pergeseran

permintaan pelanggan yang mengakibatkan merosotnya penerimaan

organisasi, dan

5. M & A integration : integrasi beberapa perusahaan melalui merger dan

acquisition. Ini tidak hanya dipengaruhi faktor eksternal tetapi juga oleh

internal organisasi.

Resiko murni yang dipengaruhi internal organisasi adalah:

1. Research & Development : kegiatan riset dan pengembangan yang

diprakasai internal organisasi,

2. Intelectual Capital : resiko kehilangan sumber daya manusia andalan

organisasi yang menyebabkan kerugian, dan

3. Information System : reiko kerugian disebabkan kelemahan sistem

informasi.

Page 15: 2.1 Landasan teori 2.1.1 Risiko 2.1.1.1 Pengertianlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00309-MN Bab 2.pdf · 2.1.1.1 Pengertian Beberapa definisi risiko antara lain:

24

Resiko yang dipengaruhi dua faktor, internal dan eksternal adalah:

1. Recruitment : kegagalan dari rekrutmen yang menyebabakan counter

productive atau inefficiency mungkin disebabkan internal tetapi mungkin

juga sekaligus eksternal organisasi,dan

2. Supply Chain : resiko kerugian karena gangguan pada saluran

pemasokan bahan baku perusahaan atau saluran pengiriman hasil

produksi.

Resiko murni dipengaruhi eksternal organisasi adalah:

1. Regulation : adanya peraturan baru dapat menimbulkan kerugian.

2. Culture : perubahan budaya dari luar dapat menyebabkan kerugian.

3. Board Composition : perubahan susunan dewan direksi/dewan pengawas

dari luar organisasi dapat menimbulkan kerugian, misalnya

meningkatnya biaya-biaya.

c. Resiko operasional (operational risk)

Murni akibat internal organisasi adalah :

1. Accounting Control : resiko kerugian akibat pengendalian keuangan

lemah karena kesalahan/kelalaian dalam pembukuan keuangan (sistem

akuntasi)

Resiko yang dipengaruhi dua faktor, internal dan eksternal adalah :

1. Recruitment : kegagalan dari rekrutmen yang menyebabakan counter

productive atau inefficiency mungkin disebabkan internal tetapi mungkin

juga sekaligus eksternal organisasi.

2. Supply Chain : resiko kerugian karena gangguan pada saluran

pemasokan bahan baku perusahaan atau saluran pengiriman hasil

produksi.

Page 16: 2.1 Landasan teori 2.1.1 Risiko 2.1.1.1 Pengertianlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00309-MN Bab 2.pdf · 2.1.1.1 Pengertian Beberapa definisi risiko antara lain:

25

Resiko murni dipengaruhi eksternal organisasi adalah:

1. Regulation : adanya peraturan baru dapat menimbulkan kerugian.

2. Culture : perubahan budaya dari luar dapat menyebabkan kerugian, dan

3. Board Composition : perubahan susunan dewan direksi/dewan pengawas

dari luar organisasi dapat menimbulkan kerugian, misalnya

meningkatnya biaya-biaya.

d. Resiko yang dipicu kondisi fisik dan nonfisik (hazard fisik)

Resiko ini ada yang dipengaruhi atau bersumber sekaligus dari internal dan

eksternal oraganisasi, yaitu :

1. Public access : jalan mendapatkan informasi dari dan ke masyarakat

luas.

2. Employee : produktivitas karyawan mungkin menurun drastis karena

pengaruh internal dan eksternal oraganisasi yang menimbulkan kerugian.

3. Properties : harta organisasi mungkin mengalami kemunduran daya tarik

secara teknis maupun secara ekonomis yang menyababkan kerugian

bagi organisasi.

4. Product & service : perubahan kondisi barang atau jasa yang diproduksi

mungkin bersumber dari internal dan eksternal yang dapat menimbulkan

kerugian.

Resiko murni berasal dari perubahan kondisi beraal dari eksternal:

1. Contract : adanya perubahan-perubahan isi/pasal-pasal dalam kontrak

secara sepihak dapat menimbulkan kerugian bagi organisasi.

2. Natural event : kejadian alam seperti gempa bumi, angin topan, dan

banjir dapat menimbulkan kerugian di luar pengendalian organisasi.

3. Supplier : perubahan perilaku pemasok bahan baku diluar jangkauan

pengendalian organisasi dapat menimbulkan resiko kerugian.

Page 17: 2.1 Landasan teori 2.1.1 Risiko 2.1.1.1 Pengertianlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00309-MN Bab 2.pdf · 2.1.1.1 Pengertian Beberapa definisi risiko antara lain:

26

4. Environment : perubahan lingkungan hidup, seperti : dampak rumah

kaca, masalah ozon, perubahan musim, adalah kondisi lingkungan

eksternal yang dapat merugikan organisasi.

2.1.2.3 Proses manajemen resiko

Proses-proses manajemen resiko menurut Hinsa Siahaan(2007,p:59) adalah

tahapan-tahapan melalui mana sebuah perusahaan memastikan bahwa resiko

yang dihadapinya (yang mengancamnya) adalah sesuai resiko yang diinginkan,

dibutuhkan, atau direncanakan supaya terjadi.

Menurut Soeisno Djojosoedarso(2003,p:15) tahapan manajemen resiko dapat

dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu:

1. Mengidentifikasikan/menentukan terlebih dahulu objektif/tujuan yang ingin

dicapai melalui pengelolaan resiko.

2. Mengidentifikasikan kemungkinan-kemungkinan terjadinya kerugian/peril atau

mengidentifikasikan resiko yang dihadapi. Langkah ini adalah yang paling sulit,

tetapi juga paling penting, sebab kebehasilan pengelolaan resiko sangat

bergantung pada hasil identifikasi ini.

3. Mengevaluasi dan mengukur besarnya kerugian potensial, di mana yang

dievaluasi dan diukur adalah:

- Besarnya kesempatan atau kemungkinan peril yang akan terjadi selama suatu

peride tertentu (frekuensinya).

-Besarnya akibat dari kerugian tersebut terhadap kondisi keuangan perusahaan

(kegawatannya).

-Kemampuan meramalkan besarnya kerugian yang jelas akan timbul.

4. Mencari data atau kombinasi cara-cara yang paling baik, paling tepat dan

paling ekonomis untuk menyelesaikan masalah-masalh yang timbul akibat

terjadinya suatu peril. Upaya-upaya tesebut antara lain meliputi:

Page 18: 2.1 Landasan teori 2.1.1 Risiko 2.1.1.1 Pengertianlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00309-MN Bab 2.pdf · 2.1.1.1 Pengertian Beberapa definisi risiko antara lain:

27

-Menghindari kemungkinan terjadinya peril

-Mengurangi kesempatan terjadinya peril

-Memindahkan kerugian potensial kepada pihak lain (mengasuransikan)

-Menerima dan memikul kerugian yang timbul (meretensi)

5. Mengkoordinir dan mengimplementasikan/melaksanakan keputusan-keputusan

yang telah diambil untuk menanggulangi resiko.

6. Mengadministrasi, memonitor, dan mengevaluasi semua langkah-langkah atau

strategi yang telah diambil dalam menanggulangi resiko. Hal ini sangat penting

terutama untuk dasar kebijaksanaan pengelolaan resiko di masa mendatang.

Di samping itu juga adanya kenyataan bahwa apabila kondisi suatu objek

berubah penanggulangannya juga berubah.

2.1.3 Asuransi

2.1.3.1 Pengertian

Sama seperti resiko dan manajemen resiko, tidak ada satu definisi tunggal

untuk asuransi. Asuransi dapat dilihat dari berbagai macam ilmu, ilmu hukum,

ilmu ekonomi, ilmu sejarah, ilmu resiko, ilmu aktuarial, dan ilmu sosial. Tetapi

definisi asuransai pada skripsi ini akan difokuskan pada unsur-unsur lazim yang

dijumpai pada polis asuransi, yaitu:

" Insurance is the pooling of fortuitous losses by transfer of such risks to insurer,

who agree to indemnity insureds for such losses, to provide other pecuniary

benefits in their occurance, or render services connected with the risk" (Bulletin

of the Commision on Insurance Terminology of the American Risk and Insurance

Association,October 1995)

Selain definisi diatas ada pun definisi lainnya, yaitu

Page 19: 2.1 Landasan teori 2.1.1 Risiko 2.1.1.1 Pengertianlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00309-MN Bab 2.pdf · 2.1.1.1 Pengertian Beberapa definisi risiko antara lain:

28

Menurut Abbas Salim(1998,p:1) dalam bukunya Asuransi dan Manajemen

Resiko, Asuransi adalah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian

kecil (sedikit) yang sudah pasti sebagai pengganti (subtitusi) kerugian-kerugian

besar yang belum pasti.

Meskipun definisi ini tidak dapat diterima semua sekolah-sekolah asuransi,

minimal dapat digunakan untuk menganalisis unsur-unsur yang biasa terdapat

dalam rencana asuransi sesungguhnya,yaitu:

1. Karakter utama asuransi

Menurut definisi, asuransi adalah rencana dengan beberapa karakter khusus

yang terdiri dari :

- Pengumpulan kerugian (dalam satu kolom) : pooling of losses

- Pembayaran kerugian angka mujur (kebetulan) : payment of fortuitous losses

- Pemindahan (transfer) resiko : risk transfer

- Ganti rugi, perlindungan terhadap kerugian : indemnification

2. Bentuk-bentuk asuransi

Menurut Hinsa Siahaan(2007,p:300-304),asuransi dapat dibedakan atas

asuransi yang diselenggarakan oleh:

1) Asuransi swasta

1.1 Asuransi jiwa dan kesehatan (life and health insurance)

1.2 Asuransi harta benda dan hutang (property and liability insurance)

1.2.1 Fire insurance and allied lines. Jenis asuransi ini meng-cover

kerugian atau kerusakan real estate dan harta benda pribadi karena

kebakaran, disambar petir.

1.2.2 Marine insurance. Asuransi ini disebut juga asuransi transportasi

(transportation insurance) karena melindungi barang-barang dalam

pengiriman dari resiko murni yang berkaitan dangan pengangkutan.

Page 20: 2.1 Landasan teori 2.1.1 Risiko 2.1.1.1 Pengertianlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00309-MN Bab 2.pdf · 2.1.1.1 Pengertian Beberapa definisi risiko antara lain:

29

1.2.3 Casuality insurance. Asuransi ini meng-cover seluruh unit-unit

yang terancam resiko, diluar asuransi kebakaran, laut, dan asuransi

jiwa.

2) Menurut George E. Redja(1995,p:28) dalam bukunya Principles of Risk

Management and Isurance,Fifth Edition,asuransi pemerintah dapat

dibedakan menjadi

1.2 Asuransi social (social insurance)

2.2 Asuransi pemerintah lainnya(other government insurance)

2.1.3.2 Peranan asuransi bagi masyarakat luas

Adanya asuransi memberikan manfaat yang sangat besar kepada masyarakat

banyak. Manfaat sosial dan manfaat ekonomi asuransi yang di kemukaakan oleh

Hinsa Siahaan(2007,p:305-309):

1. Indemnification for loss ( ganti rugi)

Adanya penggantian kerugian memungkinkan seseorang atau satu

keluarga dipulihkan keuangannya kembali pada posisi semula, meskipun

telah terjadi kerugian, kerugian yang menimpanya tidak mempengaruhi

posisi keuangannya karena mendapat santunan dari asuransi. Karena

dapat dipulhkan kembali keuangannya,sebagian atau seluruhnya, mereka

tidak perlu lagi meminta pertolongan/bantuan kepada pemerintah, atau

meminta kepada pertolongan saudara-saudaranya. Tegasnya, fungsi

penggantian kerugian dari asuransi memberikan kebaikan kepada tiap-tiap

keluarga dan stabilitas usaha dan karena itu menjadi salah satu manfaat

asuransi di bidang sosial dan ekonomi yang terpenting.

Page 21: 2.1 Landasan teori 2.1.1 Risiko 2.1.1.1 Pengertianlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00309-MN Bab 2.pdf · 2.1.1.1 Pengertian Beberapa definisi risiko antara lain:

30

2. Less worry and fear (mengurangi kecemasan dan ketakutan)

Manfaat asuransi yang kedua adalah bahwa dengan adanya asuransi dapat

mengurangi rasa kecemasan dan ketakutan. Ini berlaku sebelum dan

sesudah terjadi kerugian.

3. Source investment funds (sumber dana untuk investasi)

Industri asuransi adalah salah satu sumber dana penting untuk modal

investasi dan pemupukan modal. Premi asuransi dikumpulkan dimuka

mengantisipasi terjadinya kerugian di masa yang akan datang, akumulasi

dana dari premi yang dikumpulkan tersebut tidak perlu segara dibayarkan

sebagai pengantian kerugian yang belum tentu terjadi, dan dapat

dipinjamkan kepada dunia usaha yang membutuhkan modal.

4. Loss prevention (mencegah kerugian)

Perusahaan asuransi secara aktif terlibat dalam bebrbagai macam program

pencegahan kerugian dan juga menggunakan berbagai tenaga ahli

pencegahan kerugian seperti safety enginees dan specalists pencegahan

kebakaran, ahli keamanan dan kesehatan di tempat kerja, dan ahli

menghadapi utang yang menimpa sesorang. Kegiatan-kegiatan

pencegahan kerugian tersebut akan mengurangi langsung dan tidak

langsung, konsekuensi atau kerugian. Dalam hal ini masayarakat

diuntungkan karena kedua macam kerugian dapat berkurang.

5. Enchancement of credit (kemampuan untuk mendapatkan kredit)

Adanaya asuransi membuat resiko kredit seorang peminjam lebih baik,

karena asuransi menjamin nilai kolateral data memberi jaminan yang lebih

baik tentang pinjaman dapat dilunasi tepat waktu.

Page 22: 2.1 Landasan teori 2.1.1 Risiko 2.1.1.1 Pengertianlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00309-MN Bab 2.pdf · 2.1.1.1 Pengertian Beberapa definisi risiko antara lain:

31

2.1.4 Kemampuan membayar perusahaan

Menurut Frans yang juga Ketua umum Asosiasi Asuransi Umum Indonesia

(AAUI) mengatakan pihaknya memiliki usulan sedikit berbeda dengan kemauan

pemetaan industri asuransi, menjelaskan ada tiga tahapan dan tenggat waktu

yang diusulkan AAUI a.l. tahap 2006 hingga akhir 2007 seluruh perusahaan

asuransi harus telah memenuhi persyaratan minimum (minimum requirement)

yaitu memiliki kemampuan finansial membayar jasa professional serta

pengembangan SDM serta memenuhi tingkat efisiensi rasio biaya terhadap premi

dan kapital.

Menurut Direktur Teknik dan Luar Negeri PT. Asuransi Jasa Indonesia (Asuransi

JASINDO), Ir. Mustafa Ashari, untuk membuktikan apakah asuransi bagus atau

tidak, adalah pada proses dan komunikasi penyelesaian klaimnya. Ini karena

asuransi merupakan produk yang intangible atau tidak dapat disentuh karena

berupa janji-janji yang terwujud dalam polis. Dengan kata lain, esensi sebuah

perusahaan asuransi justru dapat dilihat pada waktu klaim. Akan tetapi, karena

tidak sering mendapat perhatian, kebanyakan para pengguna jasa terjebak

hanya melihat harga premi awalnya saja. Padahal fokus yang esensial adalah bila

klaim terjadi. Sebagai catatan, total klaim industri asuransi selama tahun 2003

sebesar Rp. 4,4 triliun, sementara nilai klaim bruto (gross claims) Asuransi

Jasindo per 31 Desember 2004 mencapai Rp. 391 Miliar atau mengalami

kenaikan dibandingkan akhir 2003 yang mencapai sebesar Rp. 350 Miliar.

Menurut Mustafa Ashari, perusahaan asuransi yang memberi rasa aman adalah

perusahaan yang mampu menyelesaikan dan membayar klaim, bukan

perusahaan yang menawarkan harga rendah. Perusahaan asuransi demikian

tentu saja yang memiliki cadangan investasi cukup atau funding yang memadai.

Funding bisa dilihat dari jumlah investasi yang dimiliki, atau dengan mengacu

Page 23: 2.1 Landasan teori 2.1.1 Risiko 2.1.1.1 Pengertianlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00309-MN Bab 2.pdf · 2.1.1.1 Pengertian Beberapa definisi risiko antara lain:

32

pada Risk Based Capital (RBC) yang dikeluarkan pemerintah yaitu 120% pada

akhir tahun 2004.

Bagaimana menilai perusahaan asuransi memiliki attitude yang baik dan

mempunyai kemampuan memproses serta membayar klaim yang baik ? Menurut

Mustafa Ashari, ketika bicara attitude lihatlah pemegang sahamnya. Ini penting

karena kita bekerja atas nama pihak reasuradur, sehingga mereka juga senang

karena terbukti bahwa asuransi telah berbuat yang terbaik dalam penyelesaian

klaim.

Dalam ukuran kecepatan pembayaran klaim tidak ada standar berapa lama

waktu yang dibutuhkan, karena setiap kasus berbeda-beda. Contohnya, klaim

yang menyangkut orang, pembayarannya akan cepat dan mudah apalagi kalau si

pengguna asuransi mengalami musibah. Contohnya, saat terjadi musibah yang

menimpa pesawat terbang beberapa waktu lalu. Sesuai standar operasi dan

prosedur (SOP), asuransi segera berada di lokasi dan ready untuk menyelesaikan

pembayaran klaim. Menurut Mustafa Ashari kesetiaan para relasi kepada asuransi

antara lain, dikarenakan budaya perusahaan yang memang menuntut agar

proses klaim selesai dengan cepat dan saling memuaskan. Contoh salah satu

kiatnya adalah bahwa setiap kali ada klaim, harus segera jemput bola. Juga

secara pro aktif, harus melengkapi data-data pendukung klaim.

Meskipun meiliki kemapuan membayar klaim yang besar, namun asuransi tidak

menganggap tabu untuk melimpahkan kasus klaim tertanggung yang bermasalah

hingga jalur hukum. "Misalnya, dalam polis ada klausul yang menyebutkan

bahwa kalau terlambat membayar premi maka klaim bisa ditolak. Apabila

tertanggung tetap bersikeras menuntut klaim meskipun yang bersangkutan telah

melanggar klausul, maka kami terpaksa selesaikan melalui pengadilan. Mustafa

menanggapi bahwa kasus seperti di atas harus di tindak secara tegas dengan

tujuannya ingin mendidik tertanggung bahwa asuransi itu adalah perjanjian

Page 24: 2.1 Landasan teori 2.1.1 Risiko 2.1.1.1 Pengertianlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00309-MN Bab 2.pdf · 2.1.1.1 Pengertian Beberapa definisi risiko antara lain:

33

hukum yang mengikat kedua belah pihak sesuai dengan kewajiban dan tanggung

jawabnya.

Dari sisi Klaim Ritel, Menurut Direktur Operasi Ritel Asuransi JASINDO, Herman

Moenir menjelaskan, asuransi seharusnya selalu memberikan kemudahan dan

kecepatan dalam proses klaim kepada tertanggung, khususnya klaim ritel yang

dibayar sesuai polisnya. Herman Moenir berpendapat, di produk ritel itu sangat

ditentukan dengan kemudahan pelayanan. Misal, begitu kendaraan tertanggung

mengalami kecelakaan, mereka langsung dapat memilih bengkel yang telah

ditunjuk asuransi tersebut.

2.1.5 Kaitan antara besarnya resiko dan kemampuan membayar

perusahaan terhadap pendapatan perusahaan

Menurut (Vibiznews – Risk) – Standard & Poor selama ini dikenal sebagai

badan yang memberikan rating bagi perusahaan-perusahaan global.

Rencananya, S&P akan mulai untuk mendiskusikan program enterprise risk

management (ERM) dengan perusahaan-perusahaan yang mereka rating.

Menurut Steven J. Dreyer, managing director dari corporate rating S&P

mengungkapkan bahwa mereka tidak akan memberi skor ERM sepanjang 2008,

namun jika mereka memulainya, tidak akan dilakukan sebelum kuartal kedua

2009. Dreyer juga mengungkapkan bahwa mereka akan mengambil tindakan,

jika seandainya menemukan ada sesuatu yang salah dalam program manajemen

resiko perusahaan.

Sebenarnya, S&P sejak 2005 sudah mulai melakukan evaluasi terhadap

perusahaan asuransi sejak 2005. Namun, Menurut David Ingram, director ERM

S&P mengungkapkan bahwa perusahan asuransi juga tidak terlalu bagus dalam

praktik manajemen resiko. Laporannya menunjukkan bahwa 80 persen jatuh

Page 25: 2.1 Landasan teori 2.1.1 Risiko 2.1.1.1 Pengertianlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00309-MN Bab 2.pdf · 2.1.1.1 Pengertian Beberapa definisi risiko antara lain:

34

dalam kategori ‘cukup’ saja. Sehingga, diperkirakan perusahaan nonfinansial

tidak akan melakukannya lebih baik dari itu.

Survey Towers Perrin yang dilaksanakan awal tahun ini menunjukkan bahwa

sekitar 60 persen perusahaan saat ini mempunyai program ERM top down, dan

seandainya S&P memberi penilaian maka 28 persen akan diberi skor “weak”.

Pembahasan mengenai ERM ini akan berfokus pada dua area, yakni risk

management culture dan strategic risk management .

Pada area risk management culture, topiknya meliputi sebagai berikut:

◦ framework atau struktur manajemen resiko yang digunakan

◦ peran staf yang bertanggung jawab dalam manajemen resiko

◦ komunikasi manajemen resiko baik internal maupun eksternal

◦ kebijakan dan metric manajemen resiko

◦ pengaruh manajemen resiko terhadap anggaran dan manajemen kompensasi.

Sementara itu, pada area strategic risk management, pembahasannya

meliputi:

◦ pandangan manajemen mengenai resiko terbesar yang dihadapi perusahaan,

kemungkinannya, serta potensi efeknya terhadap kredit.

◦ melakukan update dalam identifikasi resiko-resiko utama

◦ pengaruh sensitivitas resiko terhadap manajemen utang dan keputusan

pendanaan

◦ peran manajemen resiko dalam pengambilan keputusan strategis.

Investor tentu saja bisa melakukan analisa dengan laporan keuangan emiten

yang wajib dikeluarkan tiap kuartal. Namun, ini juga bukan jaminan untuk masa

depan, karena informasi yang disediakan adalah data historis. Namun setidaknya,

investor dapat memiliki gambaran karena terdapat aturan akuntansi supaya

perusahaan melakukan writedown ataupun mengakui kerugian atas asset yang

Page 26: 2.1 Landasan teori 2.1.1 Risiko 2.1.1.1 Pengertianlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00309-MN Bab 2.pdf · 2.1.1.1 Pengertian Beberapa definisi risiko antara lain:

35

nilainya berkurang secara temporer. Sehingga ini bisa menjadi salah satu indikasi

ataupun pertanda mengenai adanya masalah.

Menurut Gregory Waymire, seorang professor Akuntansi dari Goizueta

mengungkapkan bahwa dalam beberapa kasus, perangkat analisa dan trend

dapat memberikan indikasi awal mengenai kesehatan financial perusahaan.

Waymire berpendapat, penurunan pendapatan selama beberapa periode bisa

menjadi fokus perhatian. Terutama, jika penurunan ini diakibatkan oleh turnover

piutang yang menurun. Ini mengindikasikan bahwa pelanggan perusahaan

bermasalah dalam melunasi tagihannya.

Turunnya interest coverage, atau rasio yang membandingkan pendapatan

sebelum bunga dan pajak terhadap total pembayaran bunga, juga mensinyalkan

sebuah kelemahan. Perusahaan yang memiliki pendapatan lebih tinggi signfikan

terhadap bunga yang ditanggungnya terntunya memiliki posisi yang lebih baik

secara financial. Sebaliknya, perusahaan yang tidak dapat menutup biaya

bunganya berpeluang besar untuk jatuh bangkrut.

Literatur akademis banyak yang berfokus pada deteksi awal mengenai

kekuatan dan kelemahan sebuah perusahaan. Salah satu ukuran yang popular

adalah yang dikembangkan Edward Altman dari Universitas New York, yakni Z-

Score. Z-Score menggunakan rasio-rasio dalam laporan keuangan, misalnya

ROA, sales turnover dan rasio working capital, untuk memprediksikan

kebangkrutan. Perusahaan dengan skor lebih dari 3 dianggap memiliki resiko

rendah untuk bangkrut. Sementara jika skor semakin rendah maka merupakan

indikasi adanya masalah financial dalam perusahaan.

Model lainnya dikembangkan oleh Tyler Shumway dari Universitas Michigan,

yang menggunakan laporan keuangan dan data pasar, termasuk return dan

volatilitas saham, untuk mengukur kemungkinan perusahaan untuk bangkrut.

Page 27: 2.1 Landasan teori 2.1.1 Risiko 2.1.1.1 Pengertianlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00309-MN Bab 2.pdf · 2.1.1.1 Pengertian Beberapa definisi risiko antara lain:

36

Model ketiga yang disebut Merton/KMV model dikembangkan oleh Robert

Merton dari Universitas Harvard, membandingkan asset dan utang perusahaan

dan mengukur seberapa jauh asset perusahaan harus anjlok sebelum menemui

kebangkrutan.

Daniel Benish dari Universitas Indiana juga mengembangkan model yang

digunakan untuk memprediksi fraud akuntansi. Model ini menggunakan beragam

variabel dalam laporan keuangan, termasuk tingkat depresiasi, gross margin dan

leverage. Beneish model ini mampu memprediksikan beberapa fraud besar,

termasuk Worldcom Inc.

Menurut Peter Demerjian, seorang asisten profesor akuntansi, bahwa

peningkatan signifikan dalam A/R (piutang) terhadap persentase penjualan juga

merupakan indikasi awal dari masalah financial. Indikasi lainnya antara lain

perusahaan mulai memangkas proyek investasi jangka panjang, menawarkan

diskon besar-besaran (ritel) hingga melonggarkan kebijakan kredit (karena butuh

likuiditas jangka pendek).

Intinya, meskipun pasar diliputi ketidakpastian yang teramat besar, namun

tentunya masyarakat bisa melihat indikasi-indikasi tertentu jika terdapat masalah

dalam perusahaan. Sehingga masyarakat bisa mengambil keputusan untuk tetap

bertahan ataupun keluar dari pasar.

Page 28: 2.1 Landasan teori 2.1.1 Risiko 2.1.1.1 Pengertianlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00309-MN Bab 2.pdf · 2.1.1.1 Pengertian Beberapa definisi risiko antara lain:

37

2.2 Kerangka pemikiran

Kemampuan membayar perusahaan

Besarnya Resiko

Pendapatan perusahaan

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

Sumber: Peneliti

Kemampuan membayar perusahaan yang di maksud adalah kemampuan

perusahaan dalam membayar klaim dari pemegang polis. Kemampuan membayar

kliam di tunjukkan dengan nilai nominal yang ada pada laporan keuangan

perusahaan yang nantinya akan dikaitkan dengan nilai pendapatan perusahaan.

Sedangkan besarnya resiko adalah semua resiko yang ada di dalam

perusahaan yang sudah diperingkatkan sesuai dengan prioritas dari perusahaan

tersebut. Semua resiko yang diperingkatkan memiliki nilai nominal yang

didapatkan dari laporan keuanagn PT.ACE INA Insurance yang nantinya akan

dikaitkan dengan nilai pendapatan perusahaan.

Pendapatan perusahaan adalah nilai nominal yang tertera pada laporan

keuangan peruasahaan, di mana natinya akan dihubungkan dengan kemampuan

membayar perusahaan dan besanrnya resiko. Untuk diketahui apakah

kemampuan membayar perusahaan dan besarnya resiko mempengaruhi

pendapatan perusahaan.

Page 29: 2.1 Landasan teori 2.1.1 Risiko 2.1.1.1 Pengertianlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00309-MN Bab 2.pdf · 2.1.1.1 Pengertian Beberapa definisi risiko antara lain:

38

2.3 Hipotesis

Adapun Hipotesis yang peneliti gunakan adalah hipotesis asosiatif yang

menjelaskan pengaruh dan hubungan antar variabel. Hipotesis yang telah saya

rancang adalah sebagai berikut:

Hipotesis Korelasi

Hipoteisis 1

Ho: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara besarnya resiko dengan

pendapatan perusahaan pada PT. ACE INA Insurance.

Ha: Terdapat hubungan yang signifikan antara besarnya resiko dengan

pendapatan perusahaan pada PT. ACE INA Insurance.

Hipotesis 2

Ho: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan membayar perusahaan

dengan pendapatan perusahaan pada PT. ACE INA Insurance.

Ha: Terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan membayar perusahaan

dengan pendapatan perusahaan pada PT. ACE INA Insurance.

Hipotesis 3

Ho: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara besarnya resiko dan

kemampuan membayar perusahaan dengan pendapatan perusahaan pada

PT. ACE INA Insurance.

Ha: Terdapat hubungan yang signifikan antara besarnya resiko dan

kemampuan membayar perusahaan dengan pendapatan perusahaan pada

PT. ACE INA Insurance.

Page 30: 2.1 Landasan teori 2.1.1 Risiko 2.1.1.1 Pengertianlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00309-MN Bab 2.pdf · 2.1.1.1 Pengertian Beberapa definisi risiko antara lain:

39

Hipotesis Regresi

Hipotesis 1

Ho : Tidak terdapat pengaruh antara besarnya resiko dengan pendapatan

perusahaan PT.ACE INA Insurance.

Ha : Terdapat pengaruh antara besarnya resiko dengan pendapatan

perusahaan PT.ACE INA Insurance.

Hipotesis 2

Ho: Tidak terdapat pengaruh antara kemampuan membayar perusahaan dengan

pendapatan perusahaan PT.ACE INA Insurance.

Ha: Terdapat pengaruh antara kemampuan membayar perusahaan dengan pendapatan

perusahaan PT.ACE INA Insurance.

Hipotesis 3

Ho: Tidak terdapat pengaruh antara besarnya resiko dan kemampuan membayar

perusahaan dengan pendapatan perusahaan PT.ACE INA Insurance.

Ha: Terdapat pengaruh antara besarnya resiko dan kemampuan membayar perusahaan

dengan pendapatan perusahaan PT.ACE INA Insurance.