Upload
soendjaja
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/29/2019 2006 Smart Yogya Erlinda 2
1/8
1st
Seminar on Application and Research in Industrial Technology, SMART 2006
Yogyakarta, 27 April 2006
PerancanganBalanced ScorecardSebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan
(Studi Kasus: PT. MCA)
Erlinda Muslim1
dan Setio Agung Wibowo2
Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik - Universitas IndonesiaKampus Baru UI Depok, 16424 - IndonesiaE-mail: [email protected], [email protected]
AbstrakPerusahaan menyadari jika ingin menerapkan dan menjalankan strategi manajemen yang
tepat, perusahaan terlebih dahulu harus melakukan pengukuran terhadap pencapaiankinerja yang telah dilakukan perusahaan. Untuk itu perusahaan memerlukan suatu metode
pengukuran kinerja yang mampu mengukur kinerja perusahaan dari berbagai segi yaituBalanced Scorecard. Dari hasil perancangan Balanced Scorecard diperoleh sasaranstrategis dan Key Performance Indicator (KPI) untuk masing-masing perspektif BalancedScorecard. Selanjutnya dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process dapat
diperoleh bobot kepentingan untuk masing-masing sasaran strategis dan KPI. Hasilpenelitian ini berupa Perancangan Balanced Scorecard Perusahaan, diperoleh 17 sasaran
strategis, dan terdapat 27 KPI. Hasil pembobotan kepentingan diperoleh hasil dalammenjalankan usahanya, perusahaan lebih memfokuskan kepada perspektif pelanggan,baru kemudian perspektif keuangan, perspektif proses bisnis internal dan terakhir adalahperspektif pembelajaran & pertumbuhan. Dari hasil perancangan dan pengukuran ini
diperoleh berbagai rumusan inisiatif strategi yang dapat digunakan oleh perusahaan ditahun depan.
Kata kunci: pengukuran kinerja, balanced scorecard, proses hirarki analitik
1. PendahuluanUntuk lebih meningkatkan kemampuan daya saing perusahaan, perusahaan menyadari bahwa
dibutuhkan penerapan strategi yang tepat, kompetitif dan komprehensif serta sejalan dengan visi dan misiperusahaan. Dalam rangka menetapkan suatu strategi manajemen yang tepat, kompetitif dankomprehensif maka hal yang pertama kali harus dilakukan perusahaan adalah melakukan pengukuran
terhadap kinerja perusahaan. Fitzgerald et.al(1993) menyatakan bahwa Pengukuran Kinerja memegangperanan penting dalam memastikan keberhasilan strategi yang dijalankan perusahaan. Agar dapatdiperoleh strategi manajemen yang tepat dan sesuai dengan visi dan misi perusahaan, metode pengukurankinerja yang ada harus mampu mengukur kinerja perusahaan dari segala aspek sehingga dapat diketahuikeadaan keseluruhan dari perusahaan dan penerapan Balanced Sorecardsebagai alat pengukur kinerjamerupakan solusi yang paling tepat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang Balanced Scorecard sebagai alat pengukurkinerja di PT. MCA, yang kemudian dirumuskan berbagai inisiatif strategis yang bisa diterapkan
perusahaan. Proses penelitian ini dimulai dengan melakukan proses perancangan Balanced Scorecardperusahaan, kemudian dilakukan pengukuran terhadap Bobot Kepentingan Perspektif, Sasaran Strategisdan KPIBalanced Scorecardperusahaan.
7/29/2019 2006 Smart Yogya Erlinda 2
2/8
PerancanganBalanced ScorecardSebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan Erlinda Muslim dan Setio Agung Wibowo
(Studi Kasus: PT. MCA)
2. Metode Penelitian1. Analisa SWOT
Analisa SWOT merupakan salah satu metode yang digunakan untuk merancang suatu strategiperusahaan. Dalam analisa SWOT faktor internal (misal : manufaktur, keuangan, pemasaran, dll) danfaktor eksternal (misal : teknologi, kompetisi, politik, ekonomi, dll) perusahaan dipadukan untukmenciptakan suatu matriks strategi. Dalam analisa SWOT perusahaan harus mengidentifikasikan 4 buah
elemen, yaitu: Strengths (kekuatan).
Di dalam elemen ini perusahaan harus mengidentifikasikan kekuatan-kekuatan internal yang dimiliki,seperti kekuatan modal, brand image, kekuatan teknologi, dll.
Weaknesses (kelemahan).Disini perusahaan harus berusaha untuk mengidentifikasikan kelemahan yang dimilikinya.Identifikasi kelemahan ini tidak hanya identifikasi dari sisi perusahaan saja tetapi yang lebih pentinguntuk melihat kelemahan perusahaan dari pandangan pelanggan, seperti : prosedur/operasi yang tidak
efektif, produktifitas karyawan, dll.
Opportunities (peluang).Faktor lain yang harus diperhatikan dan diidentifikasikan adalah faktor peluang. Perusahaan harus
mengidentifikasikan peluang-peluang yang dapat membantu perusahaan untuk berkembang seperti :trend baru, pangsa pasar, dll.
Threats (ancaman).Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah perusahaan juga harus mampu mengidentifikasikanancaman-ancaman yang ada/yang mungkin akan datang. Tidak ada yang menyukai adanya ancaman,
tetapi setiap perusahaan harus menyadari bahwa ada hal-hal yang berada diluar kontrol danperusahaan harus bersiap menghadapinya. Contoh ancaman adalah : perubahan permintaan,perkembangan teknologi, dll.
Dari hasil analisa SWOT diperoleh Matriks SWOT yang dapat dilihat pada tabel I. Didalam
Matriks SWOT diuraikan berbagai kombinasi strategi untuk berbagai keadaan (Strength-Opportunity,Strength-Threats, Weakness-Opportunity dan Weakness-Threats).
Tabel I. Matriks SWOT
Balanced Scorecard
Balanced Scorecardmerupakan suatu metode yang dikembangkan oleh Prof. Robert S. Kaplandan David P. Norton dari Nolan Norton Institute di awal tahun 1990an. Balanced Scorecardmerupakansuatu alat untuk menerjemahkan visi, misi dan strategi perusahaan ke dalam suatu set pengukuran kinerja
yang menyeluruh dan menghasilkan suatu kerangka sistem manajemen dan pengukuran strategis. Sebagaisuatu metode pengukuran kinerja, Balanced Scorecard lebih dari sekedar sebuah sistem pengendaliantetapi Balanced Scorecard merupakan suatu metode yang juga harus digunakan sebagai sistem
komunikasi, informasi dan pembelajaran. Didalam Balanced Scorecard, pengukuran kinerja didasarkanatas 4 buah perspektif, yaitu:1. Perspektif Keuangan
Perspektif ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan, Untuk dapat berhasil secara finansial,bagaimana seharusnya perusahaan terlihat dimata para pemegang saham?. Dalam perspektif iniberbagai sasaran strategis dan indikator yang berhubungan dengan pencapaian kinerja keuangan
diidentifikasikan dan ditetapkan.2. Perspektif Pelanggan
Perspektif ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan, Untuk dapat mewujudkan visi perusahaan,bagaimana seharusnya perusahaan terlihat dimata pelanggan?. Dalam perspektif ini berbagai sasaran
strategis dan indikator yang berhubungan dengan keinginan/kebutuhan pelanggan diidentifikasikandan ditetapkan.
7/29/2019 2006 Smart Yogya Erlinda 2
3/8
PerancanganBalanced ScorecardSebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan Erlinda Muslim dan Setio Agung Wibowo
(Studi Kasus: PT. MCA)
3. Perspektif Proses Bisnis InternalPerspektif ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan, Untuk dapat memberikan kepuasan kepada parapemegang saham dan pelanggan, bisnis proses apa yang harus dikuasai perusahaan?. Disiniperusahaan menetapkan proses bisnis mana yang harus ditingkatkan dan dikembangkan dalam rangkamencapai kinerja finansial dan pelanggan.
4. Perspektif Pembelajaran & PertumbuhanPerspektif ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan, Untuk dapat mewujudkan visi, bagaimanaperusahaan memelihara kemampuan untuk berubah dan berkembang?. Dalam perspektif iniperusahaan harus mengelola semua sumber daya yang dimilikinya, agar semua sumber daya tersebutdapat membantu untuk lebih memajukan dan mengembangkan perusahaan.
Pada Gambar 1. ditunjukkan kerangka dari Balanced Scorecard, dimana kerangka Balanced
Scorecardiniterdiri dan dibentuk dari keempat perspektif diatas.
Gambar 1. KerangkaBalanced Scorecard(Sumber: www.balancedscorecard.org)
Dari hasil perancangan Balanced Scorecardakan diperoleh berbagai sasaran strategis dan Key
Performance Indicator (KPI) untuk masing-masing perspektifBalanced Scorecard. Pencapaian sasaranstrategis dan KPI inilah yang secara periodik terus dipantau dan diukur keberhasilannya. DidalamBalanced Scorecard, sasaran-sasaran strategisnya biasanya digambarkan dalam suatu Peta Strategi. PetaStrategi ini tidak hanya menggambarkan sasaran-sasaran strategis dari Balanced Scorecard tetapi jugamenggambarkan/menunjukkan hubungan sebab akibat antara tiap sasaran strategis.
2. Analytic Hierarchy ProcessAnalytic Hierarchy Process (AHP) merupakan metode pengambilan keputusan yag
dikembangkan oleh Prof. Thomas. L. Saaty dari University of Pittsburgh pada tahun 1970an. DidalamAHP, keputusan diambil dengan cara membandingkan secara berpasangan alternatif-alternatif yang akandipilih dengan menggunakan Kuisioner Perbandingan Berpasangan dimana didalam penilaian bobot
kepentingannya melibatkan para responden ahli perusahaan yang mengerti dan memahami tujuan dansasaran perusahaan. Proses pengambilan keputusan dengan menggunakan metode AHP terdiri dari 5
tahap, yaitu:1. Pembentukan Hirarki.
Pada tahap ini dibuat model hirarki dari alternatif-alternatif yang akan diambil keputusannya.2. Pembuatan Kuisioner Perbandingan Berpasangan.
Pada tahap ini disusun dan dibuat kuisioner perbandingan berpasangan yang nantinya akan diisi oleh
para responden ahli.3. Sintesis.
Pada tahap ini responden ahli memberikan bobot kepentingan untuk setiap alternatif yangdibandingkan.
4. Pengecekan konsistensi.Pada tahap ini dilakukan pengecekan inconsistency index hasil penilaian para responden ahli. Hasil
kuisioner akan valid jika nilaiInconsistency Index :
0,05 untuk matriks 3 x 3
0,09 untuk matriks 4 x 4
0,10 untuk matriks dari 4 x 4
7/29/2019 2006 Smart Yogya Erlinda 2
4/8
PerancanganBalanced ScorecardSebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan Erlinda Muslim dan Setio Agung Wibowo
(Studi Kasus: PT. MCA)
5. Evaluasi Hasil.Pada tahap ini dilakukan pengolahan hasil penilaian kuisioner perbandingan berpasangan sehinggadapat diketahui prioritas dari masing-masing alternatif.
Skala dasar untuk menilai tingkat kepentingan dalam AHP menggunakan skala likert 1-9. Tingkatkepentingan tiap skala ditunjukkan pada Tabel II.
Tabel II. Skala Dasar dalam Perbandingan Berpasangan
Tingkat Kepentingan Definisi
1 Bobot kepentingan 2 alternatif adalah sama
3Satu alternatifsedikit lebih penting dibanding
alternatif satu lain
5Satu alternatiflebih penting dibanding
alternatif satu lain
7Satu alternatifsangat lebih penting dibanding
alternatif satu lain
9Satu alternatifmutlak sangat lebih penting
dibanding alternatif satu lain
2, 4, 6, 8 Untuk nilai tengah dari nilai-nilai diatas
3. Hasil dan Pembahasan1) Pembentukan Peta Strategi
Proses penelitian ini dimulai dengan melakukan penjabaran dan pemetaan Visi dan Misi
Perusahaan ke dalam 4 perspektifBalanced Scorecard. Selain itu juga dilakukan analisa SWOT terhadapkondisi perusahaan. Matriks SWOT PT. MCA dapat dilihat pada tabel III.
Tabel III. Matriks SWOT PT. MCA
Dari hasil pemetaan Visi & Misi serta Matriks SWOT dihasilkan Peta Strategi perusahaan, yangdapat dilihat pada gambar 2. Dalam Peta Strategi perusahaan dapat dilihat sasaran-sasaran strategis untuk
masing-masing perspektif serta hubungan sebab akibat antara masing-masing sasaran strategis.
7/29/2019 2006 Smart Yogya Erlinda 2
5/8
PerancanganBalanced ScorecardSebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan Erlinda Muslim dan Setio Agung Wibowo
(Studi Kasus: PT. MCA)
Gambar 2. Usulan Peta Strategi PT. MCA
2) Penentuan Sasaran Strategis dan KPISasaran strategis untuk masing-masing perspektifBalanced Scorecard telah dijabarkan dalam
Peta Strategis perusahaan. Dari hasil Peta Strategi diperoleh 17 sasaran strategis untuk keseluruhan
perspektifBalanced Scorecard dan diperoleh 27 KPI yang menunjukkan ukuran pencapaian sasaranstrategis perusahaan. Tabel IV, Tabel V, Tabel VI dan Tabel VII menunjukkan sasaran strategis & KPIuntuk masing-masing perspektifBalanced Scorecardperusahaan.
Tabel IV. Sasaran Strategis & KPI Perspektif Keuangan
Sasaran Strategis KPI Ukuran
Meningkatkan Shareholder Value Earning per Share Rp/shm
Meningkatkan KeuntunganLaba BersihNet Profit Margin Rp%
Efisiensi Biaya OperasiRasio Biaya Operasi Terhdp PenjualanReturn On Assets Rasio%
Efisiensi Modal Kerja Return On Equity %Tabel V. Sasaran Strategis & KPI Perspektif Pelanggan
Sasaran Strategis KPI Ukuran
Meningkatkan jumlah pelanggan Peningkatan jumlah pelanggan %
Meningkatkan kepuasan pelanggan Indeks kepuasan pelanggan Indeks
Meningkatkan mutu pelayanan Jumlah keluhan pelangganWaktu tanggap keluhan NumerikHariMenjalin kemitraan denganpelanggan
Jumlah kegiatan sosial dgnpelanggan
Indeks hubungan dgn pelangganNumerik
Indeks
Meningkatkan kepercayaanpelanggan
Indeks Kepercayaan pelanggan Indeks
Tabel VI. Sasaran Strategis & KPI Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis KPI Ukuran
Keg perawatan & pengelolaanProperti yang efektif & efisien
Rasio biaya aktual & budget Rasio
7/29/2019 2006 Smart Yogya Erlinda 2
6/8
PerancanganBalanced ScorecardSebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan Erlinda Muslim dan Setio Agung Wibowo
(Studi Kasus: PT. MCA)
Penyediaan Properti sesuai kebutuhan
% permintaan Properti yg terpenuhi% Penambahan Properti yg akan
disewakan
% gedung terisi%%
%
Menyediakan Properti yg indah, kuat& nyaman
Jumlah permintaan Properti Numerik
Menyediakan tenaga kerja ygkompetitif
Peningkatan permintaan tenagakerja
Jmlh keluhan tenaga kerjaOutsourcing
%
Numerik
Tabel VII. Sasaran Strategis & KPI Perspektif Pembelajaran & Pertumbuhan
Sasaran Strategis KPI Ukuran
Meningkatkan produktifitas karyawan Produktifitas karyawan Indeks
Meningkatkan keahlian & kompetensikaryawan
Jumlah pelatihan karyawan Tingkat keberhasilan pelatihan NumerikIndeks
Meningkatkan kepuasan karyawan Tingkat turnoverkaryawan Indeks kepuasan karyawan %Indeks
Mengembangkan iklim kerjasama Saran karyawan/thn Ling. Kerja yg kondusif Jmlh/thnIndeks
3) Perhitungan Bobot KepentinganSetelah semua sasaran strategis dan KPI Balanced Scorecard perusahaan ditetapkan, langkah
selanjutnya adalah melakukan pengukuran terhadap Bobot Kepentingan Balanced Scorecard tersebut.Ada tiga level yang dibandingkan disini, yaitu level perspektif, level sasaran strategis dan level KPI.Untuk menilai bobot kepentingan Balanced Scorecard perusahaan dilibatkan para responden ahliperusahaan. Dari hasil pengolahan kuesioner perbandingan berpasangan dapat diketahui :1. Bobot PerspektifBalanced Scorecard.
Bobot ini menunjukkan prioritas suatu perspektif jika dibandingkan dengan perspektif lainnya.2. Bobot Lokal Sasaran Srategis.
Menunjukkan prioritas suatu sasaran strategis dengan sasaran strategis lain yang masih berada dalamsatu perspektif.
3. Bobot Global Sasaran strategis.Menunjukkan prioritas suatu sasaran strategis dibandingkan dengan sasaran strategis lain (secara
keseluruhan).4. Bobot Lokal KPI.
Menunjukkan prioritas suatu KPI dengan KPI lain yang masih berada dalam satu sasaran strategis.Dari hasil pembobotan kepentingan pada Tabel VIII dapat dilihat dan diketahui bahwa dalam
menjalankan usahanya, perusahaan memfokuskan pada pencapaian kinerja perspektif pelanggan, barukemudian pencapaian kinerja perspektif keuangan, pembelajaran & pertumbuhan dan yang terakhir
adalah perspektif proses bisnis internal. Sedangkan untuk prioritas pertama perspektif pelanggan adalahuntuk mencapai sasaran strategis meningkatkan kepuasan pelanggan. Untuk perspektif keuangan prioritaspertamanya adalah mencapai sasaran strategis meningkatkan keuntungan. Pencapaian pengembangkan
iklim kerjasama merupakan prioritas utama untuk perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Sedangkanuntuk perspektif proses bisnis internal, diutamakan untuk mencapai sasaran strategis kegiatan perawatandan pengelolaan properti yang efektif dan efisien.
Tabel VIII. Bobot KepentinganBalanced ScorecardPT. MCA
BobotPerspektif Bobot Sasaran Strategis
Lokal GlobalKPI
Bobot
Lokal
Meningkatkan Shareholder
Value0,177 0,055 Earning per Share 1
Laba Bersih 0,706Meningkat Keuntungan 0,424 0,131
Net Profit Margin 0,294
Keuangan 0,308
Efisiensi Biaya Operasi 0,257 0,079 Rasio Biaya Operasi thdPendapatan
0,706
7/29/2019 2006 Smart Yogya Erlinda 2
7/8
PerancanganBalanced ScorecardSebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan Erlinda Muslim dan Setio Agung Wibowo
(Studi Kasus: PT. MCA)
Return On Assets 0,294
Efisiensi Modal Kerja 0,141 0,043 Return On Equity 1
Meningkatkan JumlahPelanggan
0,112 0,039 Peningkatan Jml Pelanggan 1
Meningkat KepuasanPelanggan
0,288 0,101 Indeks Kepuasan Pelanggan 1
Jumlah Keluhan Pelanggan 0,370Meningkatkan MutuPelayanan
0,239 0,084Waktu Tanggap Keluhan 0,630
Jml Keg. Sosial dgnPelanggan
0,345Menjalin Kemitraan dengan
Pelanggan0,129 0,045
Indeks Kedekatan Pelangg. 0,655
Pelanggan 0,351
Meningkatkan KepercayaanPelanggan
0,233 0,082Indeks KepercayaanPelanggan
1
Tabel VIII. Bobot KepentinganBalanced ScorecardPT. MCA (Lanjutan)
Perspektif Bobot Sasaran Strategis Bobot KPIBobot
Lokal
Keg. Perawatan &Pengelolaan properti yg
Efektif & Efisien
0,397 0,060Rasio Biaya Aktual &
Budget1
% Permintaan properti yg
terpenuhi0,277
% Penambahan propertiygakan disewakan
0,119Penyediakan properti sesuai
kebutuhan0,123 0,019
% Gedung terisi 0,604
Menyediakan properti yg
Indah, Kuat & Nyaman0,174 0,026 Jumlah Permintaan properti 1
Peningkatan Permintaantenaga Kerja
0,706
Proses Bisnis
Internal0,151
Menyediakan Tenaga Kerja
yg Berkualitas0,305 0,046
Jumlah Keluhan Tenaga
Kerja Outsourcing 0,294
Meningkatkan ProduktifitasKaryawan
0,228 0,043 Produktifitas Karyawan 1
Jumlah Pelatihan Karyawan 0,244Meningkatkan Keahlian &
Kompetensi Karyawan0,202 0,038 Tingkat Keberhasilan
Pelatihan0,756
Tingkat TurnoverKaryawan 0,256Meningkatkan KepuasanKaryawan
0,122 0,023Indeks Kepuasan Karyawan 0,744
Saran Karyawan/tahun 0,2
Pertumbuhan&
Pembelajaran0,189
Mengembangkan IklimKerjasama
0,449 0,085Ling. Kerja yg Kondusif 0,8
4. KesimpulanDari hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa hal yang dapat disimpulkan,diantaranya:1. Penerjemahan strategi (visi dan misi) perusahaan menghasilkan 17 sasaran strategis pada keempat
perspektif Balanced Scorecard dan 27 KPI yang akan digunakan sebagai ukuran didalamscorecard.2. Hasil pembobotan kepentingan diperoleh hasil bahwa dalam menjalankan usahanya, perusahaan lebih
memfokuskan kepada perspektif pelanggan, baru kemudian perspektif keuangan, perspektif prosesbisnis internal dan terakhir adalah perspektif pembelajaran & pertumbuhan.
3. Hasil perancangan dan pengukuran ini diperoleh berbagai rumusan inisiatif strategi yang dapatdigunakan oleh perusahaan di tahun depan.
7/29/2019 2006 Smart Yogya Erlinda 2
8/8
PerancanganBalanced ScorecardSebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan Erlinda Muslim dan Setio Agung Wibowo
(Studi Kasus: PT. MCA)
Daftar Pustaka
Amaratunga, Dilanthi., Baldry, David dan Sarshar, Marjan., (2001), Process Improvement through
Performance Measurement : TheBalanced ScorecardMethodology, Work Study Vol.50, No.5Kaplan, Robert S. and Norton, David P., 1996, The Balanced Scorecard: Translating Strategy into
Action, Harvard Business School Press, Boston.
Kaplan, Robert S. and Norton, David P., 1996, Using the Balanced Scorecard as Strategic ManagementSystem,Harvard Business Review, Boston.
Lee, S. F dan Sai On Ko, Andrew., (2000), Building Balanced Scorecard with SWOT analysis and
implementing Sun Tzus The Art of Business Management Strategies on QFD methodology,Managerial Auditing Journal : MCB University Press
Reisinger, Heribert., Cravens, Karen. S. dan Tell, Nicole., Fourth Quarter (2003), PrioritizingPerformance Measures Within the Balanced ScorecardFramework, Management InternationalReview,Vol.43