31
Page 1 SINGLE PARENTHOOD (Pengasuhan Orangtua Tunggal) Kelompok 1 Betty Indah Dwi Cindy Salisa Choirunisa Nanda Ineke Amandha Deriska Narotama Tri

2 Single Parenthood

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 2 Single Parenthood

Page 1

SINGLE PARENTHOOD

(Pengasuhan Orangtua Tunggal)

Kelompok 1

Betty Indah DwiCindy SalisaChoirunisa Nanda Ineke AmandhaDeriska Narotama Tri Prasetyowati

Page 2: 2 Single Parenthood

Page 2

Introduction

USA memiliki rumah tangga dengan single-parent dalam jumlah terbesar dibandingkan negara berkembang lainnya. Jumlah anak yang hidup dengan single-parent meningkat dari 9,1 % pada tahun 1960 menjadi 28 % pada tahun 1997.

Page 3: 2 Single Parenthood

Page 3

Kondisi anak dalam keluarga Single Parent

memiliki kesulitan dengan emosional, psychological adjustment, penampilannya di sekolah, hasil akademik

lebih mudah mengalami masalah dalam behavioral adjustment

keterlambatan menikah, dan lebih cepat melahirkan anak dibandingkan dengan anak-anak dengan keluarga yang memiliki 2 orang tua

mudah diserang oleh bermacam-macam masalah sosial, resiko mengalami kesulitan perkembangan.

Page 4: 2 Single Parenthood

Page 4

• Data dari sensus memperkirakan 34% single-parent adalah wanita dan 16% adalah laki-laki hidup dalam kemiskinan. Konsekuensi dari kemiskinan tersebut adalah banyak anak dari keluarga single-parent tumbuh dalam keadaan yang buruk dan lingkungan yang berbahaya, sering pula adanya sistem pendidikan dan tempat tinggal yang buruk.

• Single-parent kemungkinan karena perceraian, menjadi janda, atau tidak menikah.

Page 5: 2 Single Parenthood

Page 5

Perubahan Demografis Dalam Formasi Keluarga Single-parent

• Pada tahun 1997 kebanyakan anak hidup dalam keluarga single-parent, dengan salah satu ayah atau ibu menjadi kepala keluarga, disebabkan perceraian/perpisahan dan sekitar 40% anak yang tinggal dalam keluarga single-parent di mana orang tua mereka belum pernah menikah.

• proporsi dari anak dengan single-parent yang berakhir perceraian/perpisahan, menurun

Page 6: 2 Single Parenthood

Page 6

• Yang paling signifikan adalah kenaikan munculnya anak dengan keluarga single-parent dengan status orang tua tidak pernah menikah.

• Hal ini mengakibatkan naiknya kelahiran anak tanpa pernikahan.

• Pada saat yang sama, jumlah orangtua tunggal, baik laki-laki dan perempuan, yang mengadopsi anak-anak meningkat secara dramatis.

• Adopsi kebanyakan dilakukan orang tua tunggal perempuan dan ketika orangtua tunggal mengadopsi mereka cenderung mengadopsi anak dari jenis kelamin yang sama seperti diri mereka sendiri

Page 7: 2 Single Parenthood

Page 7

Single Father Families

• Selama dekade terakhir pandangan mengenai alasan ayah menjadi orangtua tunggal memiliki perubahan. Kebanyakan ayah single parent menjadi orang tua tunggal karena perceraian pemisahan atau memikul tanggung jawab untuk anak dari kelahiran luar nikah (Amato, 2000).

• Kelompok paling cepat berkembang termasuk ayah single parent yang hidup dengan anak-anak mereka termasuk ayah orangtua tunggal yang belum pernah menikah.

Page 8: 2 Single Parenthood

Page 8

• Klasifikasi usia rata-rata (tiap etnik) ayah tunggal:

a.Eropa American mayoritas 40- 44 tahunb.Amerika African mayoritas 30 - 34 tahunc.Amerika Latin mayoritas 20 - 24 tahun• Usia ayah tunggal berhubungan dengan

pencapaian pendidikan dan status keuangan dengan ayah yang lebih tua mungkin lebih kaya dari ayah muda (Amato, 2000).

Page 9: 2 Single Parenthood

Page 9

Keadaan-Keadaan Tertentu dari Perceraian Orang Tua dengan Hak Asuh Perwalian

• Awalnya, hak asuh perwalian anak biasanya jatuh pada ibu.

• Tahun 1970 kesempatan ayah memenangkan hak asuh perwalian di pengadilan meningkat.

• Ayah mendapat hak asuh karena:1. Ibu dianggap tidak kompeten dan tidak peduli lagi ketika pernikahan berakhir.2. Ayah tidak mau meninggalkan rumah. 3. Anak-anak ingin tinggal di rumah bersama ayah mereka.

Page 10: 2 Single Parenthood

Page 10

Efek Perceraian1. Anak-anak seringkali lebih marah dan agresif2. Menimbulkan tantangan yang signifikan pada

kemampuan pengasuhan 3. Menimbulkan perubahan dalam keuangan4. Emosi meningkat dan tidak responsif dalam

interaksi dengan anak-anak mereka5. ¾ perempuan bercerai merasa bahagia dalam

situasi baru mereka daripada di tahun terakhir perkawinan mereka sehingga tidak mengalami depresi

6. Memiliki lebih sedikit masalah kesehatan daripada mereka yang tetap mempertahankan pernikahannya yang tidak bahagia.

Page 11: 2 Single Parenthood

Page 11

Keadaan yang Berubah Pasca Perceraian

• Orangtua tunggal menggabungkan pengasuhan dan tanggung jawab keuangan.

• Ibu menyesuaikan diri dengan peranan baru sebagai pencari nafkah yang sering membuat keterlibatannya sebagai orangtua berkurang.

• Ayah harus menyesuaikan diri dengan peran baru sebagai ibu rumah tangga.

• Banyak ayah mengurangi kerja sehingga mereka bisa mencurahkan lebih banyak waktu untuk pekerjaan rumah tangga dan membesarkan anak.

• Kurangnya pengalaman dengan tugas-tugas rumah tangga,dan mengatur jadwal kerja membuat ayah lebih mengalami kesulitan daripada ibu.

Page 12: 2 Single Parenthood

Page 12

• Ayah merasa cukup puas dengan diri mereka sendiri karena mampu beradaptasi dengan peran baru sebagai orang tua tunggal.

• Anak laki-laki di rumah ayah tunggal cenderung ramah dan dewasa, sedangkan gadis-gadis dalam keluarga ayah tunggal cenderung kurang ramah, kurang mandiri dan lebih menuntut.

• Pubertas anak perempuan membuat ayah kesulitan. Karena ayah maupun anaknya tidak nyaman berbicara tentang hal-hal seksual.

• Tingkat pernikahan kembali lebih tinggi bagi pria bercerai daripada wanita bercerai.

Keadaan yang Berubah Pasca Perceraian

Page 13: 2 Single Parenthood

Page 13

• Pria setelah perceraian,mengubah jadwal harian kerja sehingga memiliki kesempatan yang lebih sedikit untuk mengambil kerja lembur dan proyek, yang menghambat kemajuan karir dan pendapatan yang lebih tinggi. Sehingga menimbulkan pria keluar atau dikeluarkan dari tempat kerja.

• Ibu yang awalnya tidak menjadi tulang punggung keluarga kini harus bekerja sehingga mengurangi waktu bersama dengan anak. Berbeda dengan ayah yang menjadi lebih sering bersama dengan anaknya.

Keadaan yang Berubah Pasca Perceraian

Page 14: 2 Single Parenthood

Page 14

Orangtua yang tidak menikah

• Terjadi pada remaja• karena adanya hubungan pranikah• Biasanya memilih hidup dengan keluarga asal

agar lebih mendapat dukungan dan bimbingan dalam pengasuhan anak.

• Adapula yang diusir dari keluarga asal atau pergi dari keluarga asal dengan inisiatifnya.

• Ibu remaja tunggal yang tidak bersama keluarga asalnya cenderung berusaha memenuhi tuntutan menjadi dewasa dan menjadi seorang ibu yang baik seperti ibu yang lainnya.

Page 15: 2 Single Parenthood

Page 15

• Ibu remaja lebih sulit dalam mengembangkan perkembangan identitas daripada remaja lain yang tidak menjadi orangtua.

• Hal ini karena kesulitan dalam penyesuaian perubahan status yang secara cepat dari seorang remaja menjadi ibu muda, baik saat berada di lingkungan sekolah, kerja atau juga dilingkungan sosial.

• Perbedaan budaya di setiap tempat juga mempengaruhi adanya orangtua remaja tunggal. Karena setiap budaya memiliki pandangan berbeda terhadap adanya remaja yang memiliki anak diluar pernikahan

Orangtua yang tidak menikah

Page 16: 2 Single Parenthood

Page 16

• Perubahan stigma terjadi terhadap ibu remaja yang tidak menikah serta anaknya yang dulunya dianggap “hina” menjadi yang lebih halus.

• Mulai munculnya film-film yang bercerita tentang “anak haram” atau “kumpul kebo” membuat masyarakat menjadi terbiasa.

• Tiga kelompok orangtua tunggal, yaitu orangtua tunggal yang belum menikah yang hidup bersama pasangan, ibu tunggal dengan pilihan, dan keluarga inklusif atau ibu solo

Orangtua yang tidak menikah

Page 17: 2 Single Parenthood

Page 17

Pasangan yang Memilih Untuk Tidak Menikah

• Hidup bersama namun tanpa ada ikatan pernikahan (hubungan ilegal)

• Membesarkan anak bersama dalam satu rumah atau pun tidak satu rumahKENDALA :

Ketidakpastian pendapatan (income)Ketidakterikatan seseorang dengan

tanggung jawab

Page 18: 2 Single Parenthood

Page 18

Sejarah Single Mother di Amerikapola pikir wanita (di Amerika) menganggap bahwa faktor ekonomi sangat penting dalam menciptakan kemakmuran di rumah tangga, maka pemilihan suami harus diperhatikan kondisi ekonominya (pekerjaan/pendapatan).Kebanyakan mereka memutuskan untuk hidup/membesarkan anak sendirian sampai menemukan pria yang tepat (dari segi income)

Wanita yang Memilih Menjadi Ibu Tunggal

(Single Mother)

Page 19: 2 Single Parenthood

Page 19

Wanita yang Memilih Menjadi Ibu Tunggal

(Single Mother)• Wanita yang membesarkan anak tanpa

ada keterlibatan partner (ayah dari anak)

• Akibat seks bebashamilmemutuskan membesarkan anak sendirian

• Pasangan menikahcerai(ternyata)hamilmemutuskan membesarkan anak sendirian

• Wanita single yang memutuskan mengadopsi anak

Page 20: 2 Single Parenthood

Page 20

Kriteria menjadi Ibu Tunggal kondisi ekonomi menengah – ke atas usia yang cukup dewasa kehidupan dan berkelakuan baik memiliki sifat bertanggungjawab emosional yang matang finansial yang teratur (mencukupi) mampu menempatkan diri dengan baik tidak bersikap possessive

Wanita yang Memilih Menjadi Ibu Tunggal

(Single Mother)

Page 21: 2 Single Parenthood

Page 21

• Membesarkan anak dari lahir sendirian tanpa ada sosok ayah atau suami

• Wanita single yang memilih untuk melakukan inseminasi (hamil tanpa hubungan seks) dan membesarkan anak sendirian

• Sesungguhnya tidak memiliki perbedaan yang menonjol dengan Single Mother by Choice

Ibu Tunggal (Solo Mother)

Page 22: 2 Single Parenthood

Page 22

Kondisi Anak dalam Pengasuhan Solo Mother tidak memiliki pengalaman hidup dengan ayah,

perselisihan dalam keluarga, proses penyelesaian masalah dalam keluarga

dalam masa sekolah, anak akan lebih sering bertengkar dengan ibu (khususnya anak lelaki)

bermasalah dalam berperilaku di sekolah, kurang memiliki kecakapan akademik

hubungan sosial yang kurang baik/kurang mampu menjalin hubungan sosial

Ibu Tunggal (Solo Mother)

Page 23: 2 Single Parenthood

Page 23

Kondisi Wanita yang Menjadi Solo Motherbekerja lebih keras ketika anak memasuki usia

sekolahkesulitan mengatur masalah finansial selama anak

sekolah ibu tunggal dengan seorang putra diketahui lebih

sering mengalami stres ibu merasa tidak pernah puas/cukup dalam

pemberian dukungan baik moral dan sosial ibu tunggal dengan seorang putra mengalami

kesulitan dalam mengontrol perilaku anaknya

Ibu Tunggal (Solo Mother)

Page 24: 2 Single Parenthood

Page 24

Ibu Tunggal (Lone Mother)

• Seorang ibu yang mengasuh anaknya sendirian.

Ciri Lone Mother :mengalami kemunduran ekonomi, kesehatan,

dan keadaan mental (emosional ). • Tantangan seorang Ibu Tunggal adalah

menyesuaikan diri serta dampak bagi sang anak. Proses menghadapi tantangan tersebut akan berbeda-beda pada tiap-tiap keluarga.

Page 25: 2 Single Parenthood

Page 25

Ibu Tunggal (Lone Mother)

• Mengalami berbagai masalah yang berkaitan dengan psikologis

• Rentan dalam pengasuhan anaknya, seperti rendahnya dukungan sosial yang mengakibatkan menurunnya prestasi di sekolah serta masalah ekonomi yang timbul ketika harus menghidupi anaknya sendirian.

• Biasanya pola asuh yang diterapkan sengaja dibuat komposisi keluarga yang memang tidak lengkap.

• Hubungan antara orang tua dan anak akan mempengaruhi kualitas hubungan ortu dan anaknya.

Page 26: 2 Single Parenthood

Page 26

Peran Ayah

• Seorang anak yang memiliki orang tua yang menikah lagi dengan yang tidak menikah laki, tidak harus mengalami proses penyesuaian psikologis.

• Sosok ayah baru akan mempunyai suatu arti lain. Peran ayah dalam sebuah keluarga sebagai sosok yang berkontribusi penting dalam keluarga seperti menerima, hangat, memelihara pengasuh yang saling mendukung secara emosional dan financial.

Page 27: 2 Single Parenthood

Page 27

Resiko yang terjadi pada Pengasuhan Single Parent

• Tidak terpenuhinya kebutuhan ekonomi seperti pada saat masih memiliki orang tua yang utuh.

• Mengakibatkan adanya stress dalam menjalani kehidupan

• Berkuranganya model peran orang tua• Lemahnya pengawasan orang tua

Page 28: 2 Single Parenthood

Page 28

Penelitian Generasi yang dengan Orangtua Tunggal Normal dan yang

Beresiko Memiliki Gangguan1. perampasan ekonomi tumbuh dalam kemiskinan

mempengaruhi pembangunan2. kualitas dukungan sosial dalam masyarakat yang

mempengaruhi anak-anak3. dampak dari perkembangan yang mempengaruhi

stress.HASIL :

• Adanya kekonsistensian antara keduanya. • Model pengasuhan dan pengawasan orang tua

merupakan faktor utama yang menentukan perilaku

Page 29: 2 Single Parenthood

Page 29

KESIMPULAN

• Risiko utama untuk perkembangan anak-anak yang tinggal di rumah orangtua tunggal dapat disebabkan dari stres, kelelahan, depresi, dan isolasi oleh pengalaman keluarga (Saragent, 1992).

• Jika salah satu orang tua tunggal, baik laki-laki atau perempuan, sering tidak bersedia karena ia terlalu stres atau depresi, kelelahan yang lama, disiplin yang tidak menentu dan tidak konsisten diterapkan pada anak-anak mungkin akan memicu terjadinya resiko depresi atau penarikan sosial.

Page 30: 2 Single Parenthood

Page 30

Faktor utama yang mengarah pada pengasuhan yang efektif dalam keluarga orang tua tunggal (Sargent, 1992) :

a.Dukungan emosional dari proses sosialb.Status keuangan yang baikc.Selalu mempertahankan kedisiplinand.Kapasitas untuk bekerjasama secara

efektif dalam pengasuhan orang dewasa lainnya

Page 31: 2 Single Parenthood

Page 31

• Meningkatnya kejadian orang tua tunggal mencerminkan ketidakpuasan dalam perkawinan sehingga mereka memilih untuk menjadi single parent.

• Orangtua tunggal mempunyai harapan dan impian yang sama untuk anak-anak mereka.

• Terkadang bagi wanita yang melihat diri mereka tumbuh lebih kompeten dan kuat di tempat kerja, mereka merasa kurang dengan adanya suami yang tidak memberikan kontibusi dalam keluarga.