55
BLOK 17 MUSKULOSKELETAL SKENARIO 1 FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 1. KRISTALENSI MEGA PUTRI 1361050048 2. HIMAWAN WIDYATMIKO 1361050050 3. MADE DINDA DARMAWATI DEWI 1361050089 4. SARAH FEBRIYANTI SIRAIT 1361050093 5. STELLA PRASETYA 1361050137 6. FERSHA SYAFIR RAMADHAN 1361050159 7. KARIMA ANDRIESTA 1361050221 8. SHANAZ NOVRIANDINA 1361050270 9. MENISCO OCTAVIANDI 1361050256 10. REZA FITRIANI 1361050263 11. PUTRI GRACE MARGARETHA 1361050270

17.1 Fisioogi Muskuloskeletal

Embed Size (px)

DESCRIPTION

a

Citation preview

Page 1: 17.1 Fisioogi Muskuloskeletal

BLOK 17 MUSKULOSKELETALSKENARIO 1 FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL

1. KRISTALENSI MEGA PUTRI 13610500482. HIMAWAN WIDYATMIKO 13610500503. MADE DINDA DARMAWATI DEWI 13610500894. SARAH FEBRIYANTI SIRAIT 13610500935. STELLA PRASETYA 13610501376. FERSHA SYAFIR RAMADHAN 13610501597. KARIMA ANDRIESTA 13610502218. SHANAZ NOVRIANDINA 13610502709. MENISCO OCTAVIANDI 136105025610.REZA FITRIANI 136105026311.PUTRI GRACE MARGARETHA 1361050270

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Page 2: 17.1 Fisioogi Muskuloskeletal

PENDAHULUAN

A. Embriologi Sistem Muskuloskeletal

Sistem rangka berasal dari lapisan embriogenik mesoderem paraksial, lempeng

lateral dan sel-sel kista neuralis. Akhir minggu ke 3, mesoderem paraksial

menjadi semacam balok-balok yang disebut somit.

Somit terbagi 2 :

Dorsolateral

Disebut demomytome, bagian myotome membentuk myoblast, dermatom

membentuk dermis

Ventromedial

Disebut skleroton, pada akhir mingguke 4 akanmenjadi sel-sel mesenkim

(jaringan penyambung mudigah), kemudian berpindah dan berdiferensiasi

menjadi fibroblas, kondroblas, dan osteoblas.

1. Histogenesis Tulang dan Kartilago

1.1. Kartilago

Muncul ketika embrio berumur 5 minggu.

Pertumbuhan dimulai dari sel-sel mesenkim yang mengalami kondensasi,

berprolerasi, dan berdiferensiasi menjadi condroblast. Condroblast

mensekresikan serat-serat kolagen dan subtansi dasar matric sehingga

terbentuk condrosit. Selanjutnya condrosit akan terus menerus

mengeluarkanmatriks sehingga condrosit yang berdekatan akansaling

mendorong sehingga kartilago bertambah panjang.

Sel-sel mesenkim yang letaknya diperifer akan berdiferensiasi menjadi

fibroblast. Fibroblast akan membentuk suatu jaringan ikat kolagen, yaitu

perichondrium. 

Page 3: 17.1 Fisioogi Muskuloskeletal

1.2. Tulang 

Pertumbuhan tulang berlangsung dengan 2 cara :

Osifikasi intramembranosa

Osifikasi intrakartilago/ endokondral

1.2.1. Osifikasi Intramembranosa

Umumnya pada tulang pipih

Osifikasi berlangsung dalam suatu membran yang dibentu oleh sel-sel

mesenkim itu sendiri. Sel-sel mesenkim berdiferensiasi menjadi

osteoblast dan mulai mensekresikan matriks dan subtansi interseluler

membentuk osteosit.

Osteoblast yang terdapat diperifer tulang membentuk lapisan-lapisan yang

membuat tulang lebihtebal di bagian perifernya, ditambah lagi dengan

aktivitas osteoklas,akibatnya bagian tengah tulang akan berrongga. Pada

rongga ini sel-sel mesenkim akanberdiferensiasi menjadi sumsum tulang.

1.2.2. Osifikasi Intrakartilago

Umumnya pada tulang panjang

Diawali dengan terbentuknya tulang rawan. Pada tingkat selular, sel-sel

kartilago akan berubah menjadi osteoblas lalu osteosit

Osifikasi pertama kali terjadi di diafisis (pusat osifikasi primer) pada

akhir masa embrionik. Pada diafisis sel-sel kartilago mengalami 3 hal

yaitu : hipertropi, kalsifikasi matriks, serta kematian sel-selnya. Selainitu

perikondrium akanmengalami vaskularisasi sehinggasel-sel kartilago

berubah menjadi osteoblast. Pada waktu lahir sebagian besar diafisis telah

mengalami osifikasi,sedangkanepifisis masih berupa kartilago. Osifikasi

skunder dilempeng epifisis baru berlangsung pada tahun-tahun pertama

usia bayi. 

2. Perkembangan Sendi

Mulai terbentuk pada minggu ke 6 dan akhir mingguke 8 sendiyang terbentuk sudah

Page 4: 17.1 Fisioogi Muskuloskeletal

seperti sendi orang dewasa.

Terdapat 3 jenis sendi berdasarkan materi penyusunnya yaitu :

Sendi fibrosa (sutura di kranium)

Sendi kartilago (simfisis pubis)

Sendi sinovial (sendi lutut)

A. Tulang Tengkorak

Terdiri atas :

Neurokranium (batok pelindung disekitar otak)

Viserokranium (kerangka/tulang wajah)

A.1. Neurokranium

Bagian membranosa terdiri dari tulang-tulang pipih yang melindungi otak

sebagai suatu kubah.

Berasal dari :

o Sel-sel krista neuralis,membentuk atap dan sebagian besar tulang

tengkorak

o Mesoderm paraksial, membentuk daerah oksipital dan posterior

rongga mata

o Bagian kartilaginosa (kondrokranium) membentuk tulang-tulang

dasar tengkorak, berasal dari :

Sel-sel krista neuralis, membentuk kondrokranium

prakordal

Mesoderm paraksial, membentuk kondrokranium kordal

A.2. Viserokranium

Dibentuk oleh 2 lengkung faring pertama

o Lengkung pertama : 

o Bagian dorsal (prosesus maxilaris)

Berjalan kedepan dibawah mata (os. Maxilaris, os. Zigomatikum,

os. Temporalis)

Page 5: 17.1 Fisioogi Muskuloskeletal

o Bagian ventral (prosesus mandibularis)

Melindungi kartilago meckel

o Mesenkim sekitar kartilagomeckel memadat, menulang, dan

mengalami osifikasi (penulangan) membranosa membentuk

mandibula

o Ujung dorsal prosesus mandibularis dan lengkung faring ke

2(inkus, maleus,stapes) pada bulan ke 4

o Mesenkimuntuk pembentukan wajahberasal dari sel-sel krista

neuralis.

Korelasi Klinik :

Kubah tengkorak gagal terbentuk (kraniolisis) dan jaringan otak

yang terpapar amnion mengalamidegenerasi sehingga terjadi

anensefali, disebabkan kegagalan neuropore kranial untuk menutup

Jaringan otak dan selaput otak mengalami herniasi (ensefalokel atau

meningokel kranial)

Penutupan satu atau beberapa sutura secara prematur

(kraniosinostosis). 

Bentuk tengkorak tergantung pada sutura mana dulu yang menutup

o Akrosefali (tengkorak menara, pendek/tinggi) karena penutupan dini

sutura koronalis

o Skaposefali (tengkorak panjang dan sempit disertai penonjolan

frontalis dan oksipitalis) karena penutupan dini sutura sagitalis

o Plagiosefali (kraniosinostosis asimetrik) akibat kegagalan penutupan

sutura keronalis dan sutura lambdadea pada satu sisi

B. Anggota Badan

Tunas anggota badan mulai tampak sebagaikantung-kantung pada akhir

minggu ke 4

Tunas anggota badan terdiri dari inti mesenkim yang berasal dari lapisan

mesoderm lempeng lateral yang dibungkus oleh selapis ektoderm kuboid.

Intimesenkim memberi signal kepada ektoderm dinujung badan untuk

Page 6: 17.1 Fisioogi Muskuloskeletal

menebal dan membentuk rigi ektodermal apeks (REA). Proses ini

berlangsung pada minggu ke 5.

Minggu ke 6 ujung tunas anggota badan menjadipipih

membentuklempeng tangan dan kaki.

Jari-jari tangan dan kaki terbentuk ketika kematian sel di rigi ektodermal

apeks memisahkannya menjadi 5 bagian.

Sementara itu mesenkim dalam tunas mulaimemadat membentukmodel

kartilago hialin yang pertama yang merupakan bakal tulang anggota

badan.

Osifikasi intrakartilago dimulai menjelang akhir masa mudigah.

Pada mingguke 12 kehamilan dari pusat osifikasi primer di diafisis,

osifikasi intrakartilago berangsur-angsur meluas kearah ujung model

kartilago.

Waktu lahir, diafisis tulang telah menjadi tulang seluruhnya, tapi ujung-

ujungnya (epifisis) tetap berupa kartilago pusat osifikasi sekunder

untukproses pemanjangan tulang.

Apabila tulang telah mencapai panjangnya yang penuh,lempeng epifisis

menghilang dan epifisis bersatu dengan tulang.

Korelasi Klinis :

Meromelia : tidak ada satu /beberapa anggota badan

Amelia : tidak ada ekstremitas

Fokomelia : tidak ada tulang panjang, tangan dan kaki rudimenter

menempel dibadan melalui tulang-tulang kecil yang berbentuktidak

beraturan

Mikromelia : terdapat semua unsur anggota badan tapi sangat pendek

Polidaktili : penambahan jumlah jari tangan dan kaki

Ektrodaktili : hilangnya 1 jari, bersifat unilateral

Sindaktili :jari-jari tangan atau kaki menyatu karena mesenkim gagal

membelah pada lempeng tangan atau kaki

Lobster claw : celah yang dalam pada telapak tangan atau kaki yang

berhubungan dengan sindaktili jari

Page 7: 17.1 Fisioogi Muskuloskeletal

Dislokasi panggul kongenital : tidak berkembangnya asetabulum dan

caput femuris

C. Kolumna Vertebralis

Berasal dari sel-sel sklerotom yang berpindah posisi mengelilingi medula

spinalis dan notokord.

Bagian kaudal masing-masing sklerotom mengalami proliferasi dan memadat

serta meluas ke jaringan antara segmen dibawahnya, terjadi perlekatan

setengah kaudal sklerotom dengan setengah sefalik sklerotom di bawahnya.

Sel-sel diantara bagian sefalik dan kaudal membentuk diskus invertebralis

(cakram antar ruas)

Korelasi Klinis :

Skoliosis (vertebrae melengkung ke samping) karena pada proses

pembentukan dan penyusunan kembali sklerotom segmen terjadi 2 vertebrae

yang berurutan menyatu secara asimetrik atau setengah bagian vertebrae

tulang

Sindrom Klippel Feil : jumlah vertebrae servikalis kurang sementara

vertebrae yang lain menyatu atau bentuknya abnormal.

Spina bifida : fusi lengkung-lengkung vertebra tidak sempurna

Embriogenesis Sistem Muskuloskeletal

o Berkembang dari mesoderm kecuali otot-otot iris yang terbentuk dari ektoderm

piala optik

o Otot rangka berasal dari mesoderm paraksial

o Otot polos berasal dari mesoderm splanknik

o Otot jantung berasal dari mesoderm splanknik

Otot tubuh berkembang dari diferensiasi mioblast-mioblastbyang berasal dari :

o Mioblast praoptikum untuk otot mata : menjadi otot yang menggerakkan bola

Page 8: 17.1 Fisioogi Muskuloskeletal

mata

o Mioblast preoksipital untukotot lidah

o Otot lengkung faring

o Otot pengunyah

o Otot wajah (ekspresi)

o M. Stilofaringeus, M. Konstriktor faringis superior

o Otot instrinsik laring,M. Konstriktor Faringis Medial dan inferior

o Miotom somit

Pada minggu ke 5 setiap miotom terbagi menjadi :

o Epimer (bagian dorsal yang kecil) menjadiotot erektor spina, otot transversa

spinalis.

Disarafi ramus dorsalis nn. spinalis

o Hipomer (bagian ventral yang besar) menjadi otot dinding tubuh, otot

diafragma, otot anggota gerak. Disarafi ramus ventralis nn spinalis.

2. ANATOMI DAN FISIOLOGI ORGAN-ORGAN DALAM SISTEM

MUSCULOSKELETAL

Muskuloskeletal terdiri atas :

Muskuler/Otot : Otot, tendon,dan ligamen

Skeletal/Rangka : Tulang dan sendi

2.1. Muskuler/Otot

2.1.1 Otot

Semua sel-sel otot mempunyai kekhususan yaitu untuk berkontraksi.

Terdapat lebih dari 600 buah otot pada tubuh manusia. Sebagian besar otot-otot

tersebut dilekatkan pada tulang-tulang kerangka tubuh oleh tendon, dan sebagian

kecil ada yang melekat di bawah permukaan kulit.

Fungsi sistem muskuler/otot:

Pergerakan. Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut

melekat dan bergerak dalam bagian organ internal tubuh.

Page 9: 17.1 Fisioogi Muskuloskeletal

Penopang tubuh dan mempertahankan postur. Otot menopang rangka dan

mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi berdiri atau saat duduk

terhadap gaya gravitasi.

Produksi panas. Kontraksi otot-otot secara metabolis menghasilkan panas

untuk mepertahankan suhu tubuh normal.

Ciri-ciri sistem muskuler/otot:

Kontrakstilitas. Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau tidak

melibatkan pemendekan otot.

Eksitabilitas. Serabut otot akan merespons dengan kuat jika distimulasi oleh

impuls saraf.

Ekstensibilitas. Serabut otot memiliki kemampuan untuk menegang melebihi

panjang otot saat rileks.

Elastisitas. Serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah berkontraksi

atau meregang.

Jenis-jenis otot

a) Otot rangka, merupakan otot lurik, volunter, dan melekat pada rangka.

Serabut otot sangat panjang, sampai 30 cm, berbentuk silindris dengan

lebar berkisar antara 10 mikron sampai 100 mikron.

Setiap serabut memiliki banyak inti yang tersusun di bagian perifer.

Kontraksinya sangat cepat dan kuat.

Struktur Mikroskopis Otot Skelet/Rangka

• Otot skelet disusun oleh bundel-bundel paralel yang terdiri dari serabut-

serabut berbentuk silinder yang panjang, disebut myofiber /serabut otot.

• Setiap serabut otot sesungguhnya adalah sebuah sel yang mempunyai

banyak nukleus ditepinya.

• Cytoplasma dari sel otot disebut sarcoplasma yang penuh dengan

bermacam-macam organella, kebanyakan berbentuk silinder yang panjang

disebut dengan myofibril.

• Myofibril disusun oleh myofilament-myofilament yang berbeda-beda

ukurannya :

yang kasar terdiri dari protein myosin

Page 10: 17.1 Fisioogi Muskuloskeletal

yang halus terdiri dari protein aktin/actin.

b) Otot Polos merupakan otot tidak berlurik dan involunter. Jenis otot ini dapat

ditemukan pada dinding berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta

pada dinding tuba, seperti pada sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi,

urinarius, dan sistem sirkulasi darah.

Serabut otot berbentuk spindel dengan nukleus sentral.

Serabut ini berukuran kecil, berkisar antara 20 mikron (melapisi pembuluh

darah) sampai 0,5 mm pada uterus wanita hamil.

Kontraksinya kuat dan lamban.

Struktur Mikroskopis Otot Polos

•Sarcoplasmanya terdiri dari myofibril yang disusun oleh myofilamen-

myofilamen.

Jenis otot polos

Ada dua kategori otot polos berdasarkan cara serabut otot distimulasi untuk

berkontraksi.

Otot polos unit ganda ditemukan pada dinding pembuluh darah besar,

pada jalan udara besar traktus respiratorik, pada otot mata yang

memfokuskan lensa dan menyesuaikan ukuran pupil dan pada otot erektor

pili rambut.

Otot polos unit tunggal (viseral) ditemukan tersusun dalam lapisan

dinding organ berongga atau visera. Semua serabut dalam lapisan mampu

berkontraksi sebagai satu unit tunggal. Otot ini dapat bereksitasi sendiri

atau miogenik dan tidak memerlukan stimulasi saraf eksternal untuk hasil

dari aktivitas listrik spontan.

c) Otot Jantung

Merupakan otot lurik

Disebut juga otot seran lintang involunter

• Otot ini hanya terdapat pada jantung

• Bekerja terus-menerus setiap saat tanpa henti, tapi otot jantung juga

mempunyai masa istirahat, yaitu setiap kali berdenyut.

Page 11: 17.1 Fisioogi Muskuloskeletal

Struktur Mikroskopis Otot Jantung

• Mirip dengan otot skelet

Gambar .1

Otot Rangka Otot Polos Otot Jantung

Kerja Otot

Fleksor (bengkok) >< Ekstentor (meluruskan)

Supinasi(menengadah) >< Pronasi (tertelungkup)

Defresor(menurunkan) >< Lepator (menaikkan)

Sinergis (searah) >< Antagonis (berlawanan)

Dilatator(melebarkan) >< Konstriktor (menyempitkan)

Adduktor(dekat) >< Abduktor (jauh)

2.2.1.2 Tendon

Tendon adalah tali atau urat daging yang kuat yang bersifat fleksibel, yang

terbuat dari fibrous protein (kolagen). Tendon berfungsi melekatkan tulang dengan

otot atau otot dengan otot.

Gambar.2

Tendon

Page 12: 17.1 Fisioogi Muskuloskeletal

2.2.1.3 Ligamen

Ligamen adalah pembalut/selubung yang sangat kuat, yang merupakan

jaringan elastis penghubung yang terdiri atas kolagen. Ligamen membungkus

tulang dengan tulang yang diikat oleh sendi.

Beberapa tipe ligamen :

Ligamen Tipis

Ligamen pembungkus tulang dan kartilago. Merupakan ligament kolateral

yang ada di siku dan lutut. Ligamen ini memungkinkan terjadinya pergerakan.

Ligamen jaringan elastik kuning.

Merupakan ligamen yang dipererat oleh jaringan yang membungkus dan

memperkuat sendi, seperti pada tulang bahu dengan tulang lengan atas.

Gambar.3

Ligamen

2.2. Skeletal

2.2.1 Tulang/ Rangka

Page 13: 17.1 Fisioogi Muskuloskeletal

Skeletal disebut juga sistem rangka, yang tersusun atas tulang-tulang. Tubuh

kita memiliki 206 tulang yang membentuk rangka. Bagian terpenting adalah tulang

belakang.

Fungsi Sistem Skeletal :

1. Memproteksi organ-organ internal dari trauma mekanis.

2. Membentuk kerangka yang yang berfungsi untuk menyangga tubuh dan otot-

otot yang.

3. Melekat pada tulang

4. Berisi dan melindungi sum-sum tulang merah yang merupakan salah satu

jaringan pembentuk darah.

5. Merupakan tempat penyimpanan bagimineral seperti calcium daridalam darah

misalnya.

6. Hemopoesis

Struktur Tulang

Tulang terdiri dari sel hidup yang tersebar diantara material tidak hidup

(matriks).

Matriks tersusun atas osteoblas (sel pembentuk tulang).

Osteoblas membuat dan mensekresi protein kolagen dan garam mineral.

Jika pembentukan tulang baru dibutuhkan, osteoblas baru akan dibentuk.

Jika tulang telah dibentuk, osteoblas akan berubah menjadi osteosit (sel tulang

dewasa).

Sel tulang yang telah mati akan dirusak oleh osteoklas (sel perusakan tulang).

Jaringan tulang terdiri atas :

a. Kompak (sistem harvesian matrik dan lacuna, lamella intersisialis)

b. Spongiosa (trabecula yang mengandung sumsum tulang dan pembuluh

darah)

Klasifikasi Tulang berdasarkan penyusunnya

1. Tulang Kompak

a. Padat, halus dan homogen

Page 14: 17.1 Fisioogi Muskuloskeletal

b. Pada bagian tengah terdapat medullary cavity yang mengandung ’yellow

bone marrow”.

c. Tersusun atas unit : Osteon Haversian System

d. Pada pusat osteon mengandung saluran (Haversian Kanal) tempat

pembuluh darah dan saraf yang dikelilingi oleh lapisan konsentrik

(lamellae).

e. Tulang kompak dan spongiosa dikelilingi oleh membran tipis yang disebut

periosteur, membran ini mengandung:

Bagian luar percabangan pembuluh darah yang masuk ke dalam tulang

Osteoblas

2. Tulang Spongiosa

a. Tersusun atas ”honeycomb” network yang disebut trabekula.

b. Struktur tersebut menyebabkan tulang dapat menahan tekanan.

c. Rongga antara trebakula terisi ”red bone marrow” yang mengandung

pembuluh darah yang memberi nutrisi pada tulang.

d. Contoh, tulang pelvis, rusuk,tulang belakang, tengkorak dan pada ujung

tulang lengan dan paha.

Klasifikasi Tulang berdasarkan Bentuknya

1. Tulang panjang, contoh: humerus, femur, radius, ulna

2. Tulang pendek, contoh: tulang pergelangan tangan dan pergelangan kaki

3. Tulang pipih, contoh: tulang tengkorak kepala, tulang rusuk dan sternum

4. Tulang tidak beraturan: contoh: vertebra, tulang muka, pelvis

Pembagian Sistem Skeletal

1. Axial / rangka aksial, terdiri dari :

tengkorak kepala / cranium dan tulang-tulang muka

columna vertebralis / batang tulang belakang

costae / tulang-tulang rusuk

sternum / tulang dada

2. Appendicular / rangka tambahan, terdiri dari :

tulang extremitas superior

a. korset pectoralis, terdiri dari scapula (tulang berbentuk segitiga) dan

clavicula (tulang berbentuk lengkung).

Page 15: 17.1 Fisioogi Muskuloskeletal

b. lengan atas, mulai dari bahu sampai ke siku.

c. lengan bawah, mulai dari siku sampai pergelangan tangan.

d. tangan

tulang extremitas inferior: korset pelvis, paha, tungkai bawah, kaki.

2.2.2 Sendi

Persendian adalah hubungan antar dua tulang sedemikian rupa, sehingga

dimaksudkan untuk memudahkan terjadinya gerakan.

1. Synarthrosis (suture)

Hubungan antara dua tulang yang tidak dapat digerakkan, strukturnya terdiri

atas fibrosa. Contoh: Hubungan antara tulang di tengkorak.

2. Amphiarthrosis

Hubungan antara dua tulang yang sedikit dapat digerakkan, strukturnya adalah

kartilago. Contoh: Tulang belakang

3. Diarthrosis

Hubungan antara dua tulang yang memungkinkan pergerakan, yang terdiri dari

struktur sinovial. Contoh: sendi peluru (tangan dengan bahu), sendi engsel

(siku), sendi putar (kepala dan leher), dan sendi pelana (jempol/ibu jari).

Gambar. 4

Page 16: 17.1 Fisioogi Muskuloskeletal

2.3. LOW BACK REGION

2.3.1. Struktur

Ruas tulang punggung dikelompokkan menjadi:

1. Cervical/leher 7 ruas

2. Thoracalis/punggung 12 ruas

3. Lumbalis/pinggang 5 ruas

4. Sakralis/kelangkang 5 ruas

5. Koksigeus/ekor 4 ruas

2.3.2. Fungsi

Low back region berfungsi untuk menegakkan/menopang postur struktur

tulang belakang manusia. Postur tegak juga meningkatkan gaya mekanik struktur

tulang belakang lumbrosakral.

Page 17: 17.1 Fisioogi Muskuloskeletal

Gambar 5. Tulang belakang dan lekukuannya

Antar tulang belakang diikat oleh intervertebal, serta oleh ligamen dan otot.

Ikatan antar tulang yang lunak membuat tulang punggung menjadi fleksibel. Sebuah

unit fungsi dari dua bentuk tulang yang berdekatan diperlihatkan dari gambar di

bawah ini.

Gambar 6. Fungsi dasar tulang punggung

Page 18: 17.1 Fisioogi Muskuloskeletal

2.3. Komponen punggung

Otot punggung

Ditunjang oleh punggung, perut, pinggang dan tungkai yang kuat dan

fleksibel. Semua otot ini berfungsi untuk menahan agar tulang belakang dan

diskus tetap dalam posisi normal.

Diskus

Merupakan bantalan tulan rawan yang berfungsi sebagai penahan goncangan.

Terdapat diantara vertebrae sehingga memungkinkan sendi-sendi untuk

bergerak secara halus. Tiap diskus mengandung cairan yang mengalir ke

dalam dan keluar diskus. Cairan ini berfungsi sebagai pelumas sehingga

memungkinkan punggung bergerak bebas. Diskus bersifat elastis, mudah

kembali ke bentuk semula jika tertekan diantara kedua vertebra.

a. Otot-otot punggung

Spina erektor terdiri dari massa serat otot, berasal dari belakang sakrum dan

bagian perbatasan dari tulang inominate dan melekat ke belakang kolumna

vertebra atas, dengan serat yang selanjutnya timbul dari vertebra dan sampai

ke tulang oksipital dari tengkorak. Otot tersebut mempertahankan posisi

tegak tubuh dan memudahkan tubuh untuk mencapai posisinya kembali

ketika dalam keadaan fleksi.

Lastimus dorsi adalah otot datar yang meluas pada belakang punggung.

Aksi utama dari otot tersebut adalah menarik lengan ke bawah terhadap

posisi bertahan, gerakan rotasi lengan ke arah dalam, dan menarik tubuh

menjauhi lengan pada saat mendaki. Pada pernapasan yang kuat menekan

bagian posterior dari abdomen.

b. Otot-otot tungkai

Gluteus maksimus, gluteus medius, dan gluteus minimus adalah otot-otot

dari bokong. Otot-otot tersebut semua timbul dari permukaan sebelah luar ilium,

sebagian gluteus maksimus timbul dari sebelah belakang sacrum. Aksi utama

otot-otot tersebut adalah mempertahankan posisi gerak tubuh, memperpanjang

persendian panggul pada saat berlari, mendaki, dan saat menaiki tangga, dalam

mengangkat tubuh dari posisi duduk atau membungkuk, gerakan abduksi dan

rotasi lateral dari paha.

Page 19: 17.1 Fisioogi Muskuloskeletal

2.4. INTERVERTEBRAL DISC

Pada makhluk hidup vertebrata (memiliki ruas tulang belakang) terdapat

sebuah struktur yang dibentuk oleh sejumlah tulang yang disebut vertebra (vertebral

body). Pada setiap dua ruas vertebra terdapat sebuah bantalan tulang rawan

berbentuk cakram yang disebut dengan Intervertebral Disc. Pada tubuh manusia

terdapat 24 buah Intervertebral disc. Tulang rawan ini berfungsi sebagai penyangga

agar vertebra tetap berada pada posisinya dan juga memberi fleksibilitas pada ruas

tulang belakang ketika terjadi pergerakan atau perubahan posisi pada tubuh.

Gambar 7

Susunan tulang rawan ini terbagi

menjadi 3 bagian:

Nucleus pulposus, memiliki kandungan yang terdiri dari 14% Proteoglycan,

77% Air, dan 4% Collagen.

Annulus fibrosus, mengandung 5% Proteoglycan, 70% Air, dan 15% Collagen.

Cartilage endplate, terdiri dari 8% Proteoglycan, 55% Air, dan 25% Collagen.

Gambar bagian-bagian Intervertebral disc

Page 20: 17.1 Fisioogi Muskuloskeletal

2.5. NECK

Gambar 8 Tulang Leher

Tulang leher terdiri dari tujuh ruas, mempunyai badan ruas kecil dan lubang

ruasnya besar. Pada taju sayapnya terdapat lubang tempat lajunya saraf yang disebut

foramen tranvertalis. Ruas pertama vertebra serfikalis disebut atlas yang

memungkinkan kepala mengangguk. Ruas kedua disebut prosesus odontois (aksis)

yang memungkinkan kepala berputar ke kiri dan ke kanan. Ruas ketujuh mempunyai

taju yang disebut prosesus prominan. Taju ruasnya agak panjang.

Tulang-tulang yang terdapat pada leher:

a. Os. Hyoideum adalah sebuah tulang uang berbentuk U dan

terletak di atas cartylago thyroidea setinggi vertebra cervicalis III.

b. Cartygo thyroidea

c. Prominentia laryngea, dibentuk oleh lembaran-lembaran

cartylago thyroidea yang bertemu di bidang median. Prominentia laryngea dapat

diraba dan seringkali terlihat.

d. Cornu superius, merupakan tulang rawan yang dapat diraba

bilamana tanduk disis yang lain difiksasi.

e. Cartilagocricoidea, sebuah tulang rawan larynx yang lain,

dapat diraba di bawah prominentia laryngea

f. Cartilagines tracheales, teraba dibagian inferior leher.

g. Cincin-cincin tulang rawan kedua sampai keempat tidak

teraba karena tertutup oleh isthmus yang menghubungkan lobus dexter dan lobus

sinister glandulae thyroideae.

h. Cartilage trachealis I, terletak tepat superior terhadap isthmus.

Page 21: 17.1 Fisioogi Muskuloskeletal

Otot Leher

Gambar 9

Otot bagian leher dibagi menjadi tiga bagian:

a. Muskulus platisma yang terdapat di bawah kulit dan wajah.

Otot ini menuju ke tulang selangka dan iga kedua. Fungsinya menarik sudut-

sudut mulut ke bawah dan melebarkan mulut seperti sewaktu mengekspresikan

perasaan sedih dan takut, juga untuk menarik kulit leher ke atas.

b. Muskulus sternokleidomastoideus terdapat pada permukaan

lateral proc.mastoidebus ossis temporalis dan setengah lateral linea nuchalis

superior. Fungsinya memiringkan kepala ke satu sisi, misalnya ke lateral

(samping), fleksi dan rotasi leher, sehingga wajah menghadap ke atas pada sisi

yang lain; kontraksi kedua sisi menyebabkan fleksi leher. Otot ini bekerja saat

kepala akan ditarik ke samping. Akan tetapi, jika otot muskulus platisma dan

sternokleidomastoideus sama-sama bekerja maka reaksinya adalah wajah akan

menengadah.

c. Muskulus longisimus kapitis, terdiri dari splenius dan

semispinalis kapitis. Fungsinya adalah laterofleksi dan eksorositas kepala dan

leher ke sisi yang sama.

Ketiga otot tersebut terdapat di belakang leher yang terbentang dari belakang

kepala ke prosesus spinalis korakoid. Fungsinya untuk menarik kepala belakang

dan menggelengkan kepala.

Page 22: 17.1 Fisioogi Muskuloskeletal

2.6. ELBOW

Gambar 10

Siku adalah suatu titik yang sangat komplek di mana terdapat tiga tulang yaitu

humerus, radius dan ulna. Ketiga tulang tersebut bekerja secara bersama-sama dalam

suatu gerakan flexi, extensi dan rotasi.

2.7. SHOULDER (BAHU)

2.7.1. Tulang Bahu

Gambar 11

Page 23: 17.1 Fisioogi Muskuloskeletal

Tulang-tulang pada bahu terdiri dari:

Clavicula (tulang selangka), merupakan tulang berbentuk lengkung yang

menghubungkan lengan atas dengan batang tubuh. Ujung medial (ke arah

tengah) clavicula berartikulasi dengan tulang dada yang dihubungkan oleh

sendi sternoclavicular, sedangkan ujung lateral-nya (ke arah samping)

berartikulasi dengan scapula yang dihubungkan oleh sendi acromioclavicular.

Sendi sternoclavicular merupakan satu-satunya penghubung antara tulang

extremitas bagian atas dengan tubuh.

Scapula (tulang belikat), merupakan tulang yang berbentuk segitiga. Tulang

ini berartikulasi dengan clavicula dan tulang lengan atas. Ke arah lateral

scapula melanjutkan diri sebagai acromioclavicular yang menghubungkan

scapula dengan clavicula.

Sendi glenohumeral, merupakan penghubung antara tulang lengan atas

dengan scapula.

2.7.2. Otot Bahu

Page 24: 17.1 Fisioogi Muskuloskeletal

Gambar 12

Otot bahu hanya meliputi sebuah sendi saja dan membungkus tulang pangkal

lengan dan scapula.

Muskulus deltoid (otot segi tiga), otot ini membentuk lengkung bahu dan

berpangkal di bagian lateral clavicula (ujung bahu), scapula, dan tulang

pangkal lengan. Fungsi dari otot ini adalah mengangkat lengan sampai

mendatar.

Muskulus subkapularis (otot depan scapula). Otot ini dimulai dari bagian

depan scapula, menuju tulang pangkal lengan. Fungsi dari otot ini adalah

menengahkan dan memutar humerus (tulang lengan atas) ke dalam.

Muskulus supraspinatus (otot atas scapula). Otot ini berpangkal di lekuk

sebelah atas menuju ke tulang pangkal lengan. Fungsi otot ini adalah untuk

mengangkat lengan.

Muskulus infraspinatus (otot bawah scapula). Otot ini berpangkal di lekuk

sebelah bawah scapula dan menuju ke tulang pangkal lengan. Fungsinya

memutar lengan keluar.

Muskulus teres mayor (otot lengan bulat besar). Otot ini berpangkal di siku

bawah scapula dan menuju tulang pangkal lengan. Fungsinya bisa memutar

lengan ke dalam.

Page 25: 17.1 Fisioogi Muskuloskeletal

Muskulus teres minor (otot lengan bulat kecil). Otot ini berpangkal di siku

sebelah luar scapula dan menuju tulang pangkal lengan. Fungsinya memutar

lengan ke luar.

2.8. MUSKULOSKELETAL DISORDERS

Musculoskeletal disorders adalah kondisi dimana bagian dari sistem otot dan

tulang mengalami masalah (sakit). Penyakit ini terjadi akibat bagian tubuh meregang

terlalu jauh, mengalami tubrukan secara langsung, ataupun karena kegiatan lainnya

yang mengakibatkan kesalahan pada sistem otot dan tulang.

Penyakit otot dan tulang atau lebih dikenal dengan musculoskeletal

disorders/MSDs merupakan penyakit akibat kerja. Gejalanya berupa pegal atau sakit

otot, tulang, dan sendi. Sebagian kecil hal ini disebabkan oleh penyakit spesifik,

namun sebagian besar sering disebabkan oleh kesalahan sikap (posture): sikap kerja,

sikap duduk, sikap tidur, dan masalah lainnya.

Musculoskeletal disorders dapat terjadi pada low back region, intervertebral discs,

neck, elbow, maupun shoulder.

1. Punggung bagian bawah

Penyakit yang sering terjadi pada low-back region yaitu low-back pain. Gejala

low-back pain berupa sakit pinggang atau nyeri punggung.

Faktor risiko di tempat kerja:

Beban kerja fisik yang berat, seperti terlalu sering mengangkat atau

mengangkut, menarik, dan mendorong benda berat.

Posisi tubuh yang terlalu lama membungkuk ataupun posisi tubuh lainnya

yang tidak wajar,

Terlalu lama mengendarai kendaraan bermotor.

Faktor psikososial di tempat kerja, seperti pekerjaan yang monoton, bekerja di

bawah tekanan, atau kurangnya dukungan sosial antar pekerja dan atasan.

2. Diskus Intervetebralis

Penyakit yang sering terjadi diantaranya:

Page 26: 17.1 Fisioogi Muskuloskeletal

Skoliosis: adalah keadaan melengkungnya tulang belakang seperti huruf ’S’,

dimana intervertebral discs dan tulang vertebra retak.

Spondylolisthesis: terjadinya pergeseran tulang vertebra ke depan sehingga

posisi antara vertebra yang satu dengan yang lain tidak sejajar. Diakibatkan

oleh patah pada penghubung tulang di bagian belakang vertebra.

Ruptur: karena pecahnya anulus posterior akibat aktifitas fisik yang

berlebihan.

Spinal stenosis: adalah penyempitan pada sumsum tulang belakang yang

menyebabkan tekanan pada serabut saraf spinal.

Faktor risiko:

Beban/tekanan: posisi saat duduk dapat menekan tulang belakang 5 kali lebih

besar daripada saat berbaring.

Merokok

Terpapar dengan vibrasi/getaran pada level tinggi, yaitu 5 – 10 Hz (biasanya

dihasilkan dari kendaraan).

3. Leher

Penyakit yang sering muncul diantaranya:

Tension neck: terjadi karena pemusatan tekanan leher pada otot trapezeus

Acute torticollis: adalah salah satu bentuk dari nyeri akut dan kaku leher

Acute disorder: terjadi karena hilangnya resistensi vertebra torakalis

terhadap tekanan ringan

Choronic disorder: karena adanya penyempitan diskus vertebralis

Traumatic disorder: dapat disebabkan karena kecelakaan

Faktor risiko di tempat kerja:

Sering terjadi pada pekerja VDU (Visual Display Unit), penjahit, tukang

perbaikan alat elektronik, dokter gigi, pekerja di pertambangan batu bara

Pekerjaan entri data, mengetik, menggergaji (manufaktur), pemasangan

lampu, rolling film

Pekerjaan-pekerjaan di atas menyebabkan leher berada pada satu posisi yang

sama dalam waktu yang lam sehingga otot leher megalami kelelahan.

Page 27: 17.1 Fisioogi Muskuloskeletal

Pekerjaan dengan gerakan berulang pada tangan.

Terpajan oleh vibrasi: penggunaan mesin bor atau mesin lainnya yang

mengeluarkan vibrasi.

Pengorganisasian kerja: durasi pekrjaan yang lama (over time), waktu

istirahat (jeda) yang singkat.

Faktor psikologi dan sosial: stres, kurangnya kontrol terhadap organisasi

kerja, kurangnya relasi antara managemen dan sesama pekerja, pekerjaan

yang menuntut keakuratan dan kecepatan kerja.

4. Siku

Penyakit yang sering terjadi:

Epicondylitis: adalah kondisi yang sangat menyakitkan dimana otot yang

menggerakkan tangan dan jari bertemu dengan tulang.

Olecranon Bursitis: merupakan perdangan yang terjadi di olecranon bursa

(kantong cairan dibagian dorsal siku), karena trauma berulang kali dan

infeksi.

Osteoarthrosis: kerusakan kartilago di siku, jarang terjadi pada orang usia 60

tahun kebawah.

Faktor risiko:

Pekerjaan yang menggunakan pergelangan tangan dan jari secara berulang

dan penuh tenaga (hand-intensive tasks).

Penggunaan peralatan tangan atau pekerjaan manual yang berat secara

intensif, misalnya di pertambangan dan konstruksi

Vibrasi

Trauma

5. Bahu

Penyakit yang sering terjadi di tempat kerja:

Rotator cuff disorder and biceps tendinitis: dimana terjadi peradangan

pada tendon dan membran sinovial

Shoulder joint and acromioclavicular joint osteoarthritis: adalah

penurunan komponen kartilago dan tulang pada penghubung dan intevertebral

discs.

Faktor risiko:

Page 28: 17.1 Fisioogi Muskuloskeletal

Pekerjaan yang sering mengangkat/menaikkan tangan dengan durasi yang

panjang, misalnya pada industri otomotif.

Menggerakkan pergelangan tangan dan jari secara berulang dan sepenuh

tenaga, misalnya pada penjahit.

Mengangkat benda berat dan menggunakan peralatan yang berat disertai

vibrasi pada lengan, misalnya pada pekerja kontruksi.

Melakukan gerakan flexi dan abduksi secara berulang, misalnya pada pelukis,

tukang kayu, dan atlet.

Penyakit Lain yang Berhubungan dengan Musculoskeletal:

1. Primary Fibomyalgia: penyebab penyakit ini tidak diketahui. Ditandai dengan

rasa lelah yang menyerang pada pagi hari, dengan gejala: lemas, kaku, dan

bengkak pada jari.

2. Rheumatoid Athritis: Penyakit rematik yang juga bisa menyerang tulang dan

persendian. Kebanyakan terjadi pada wanita umur 30-50 tahun. Penyebabnya

tidak diketahui. Dengan gejala: bengkak pada sendi-sendi jari, kelemahan pada

kaki, dan demam rendah.

3. Gout atau asam urat: terjadi karena adanya gangguan metabolisme sehingga

menyebabkan peradangan pada sendi, terutama terjadi pada laki-laki.

4. Osteoporosis: penyakit kelainan pada tulang yang ditandai dengan menurunnya

massa tulang, kerusakan tubuh atau arsitektur tulang sehingga tulang mudah

patah.. Terjadi karena kurangnya intake kalsium, kebiasaan merokok, konsumsi

kopi, dan barat badan dibawah rata-rata.

5. Kanker tulang: sering menyerang anak kecil dan remaja, penyebabnya tidak

diketahui.

6. Osteomyelitis: infeksi tulang karena bakteri, jamur atau virus. Risiko meningkat

pada penderita diabetes.

  

Strategi pencegahan

Membuat daftar faktor-faktor risiko di tempat kerja yang mungkin dapat

menyebabkan penyakit pada muskuloskeletal, sehingga dapat dilakukan eliminasi

atau minimalisasi terhadap faktor ”exposure”.

Page 29: 17.1 Fisioogi Muskuloskeletal

Setiap pekerjaan harus diselidiki fakor risikonya apabila terdapat pekerja yang

rentan atau mengalami masalah pada anggota tubuhnya.

Setiap pekerjaan juga harus diselidiki apabila terdapat perubahan pada standar

kerja, prosedur, atau peralatan sehingga faktor risiko dapat diminimalisasi.

Design kerja yang baik (layout tempat kerja, frekuensi dan durasi kerja).

Misalnya pada pekerja VDU (Visual Display Unit), harus lebih diperhatikan

pencahayaan dan kontrasnya, jarak antara mata dengan monitor sekitar 45 – 50

cm, dan sudut pandang sekitar 10 - 20.

Melakukan intervensi dini dan menjalankan ”safety rules”.

Memberikan edukasi dan pelatihan-pelatihan kepada pekerja agar mereka dapat

bekerja secara tepat dan aman.

Memberikan variasi pekerjaan agar tidak monoton.

Mengurangi intensitas kerja.

Organisasi kerja yang baik, misalnya jeda atau istitahat yang sering untuk

menghindari kelelahan. Contohnya pada pekerja VDU, istirahat selama 10 menit

setiap jam, dan membatasi kerja maksimal 4 jam per hari.

Posisi kerja yang ergonomis.

Mekanisme Kontraksi dan Relaksasi Otot

Kontraksi

1. Muscular junction melepas asetilkolin ke motorik dan plate sehingga

membangkitkan potensial aksi pada membrane plasma sel otot . Asetilkolin

membuat ion Na dapat masuk ke membrane plasma sel otot sehingga terjadi

perubahan muatan (depolarisasi).

2. Impuls elektrik disebarkan pada membrane plasma sel otot dan pada serabbut

sel otot melalui tubulus transverses.ion Na bersifat impermeable terhadap

membrane plasma sel otot sedangkan ion K bersifat permeable terhadap

membrane plasma sel otot. Sehingga dalam hal ini asetilkolin sangat

diperlukan.

3. ion Ca++ dilepaskan oleh reticulum sarkoplasma melalui terminal sisterna.

4. ion Ca++ berikatan dengan troponnin (tnc). Tropomiosin bergeser binding

site bergeser membuka kepala myosin dan aktin

Page 30: 17.1 Fisioogi Muskuloskeletal

5. cross bridge terjadi

6. energi yang digunakan dari hidrolisis ATP – ADP .digunakan untuk

menggerakkan aktin ke pusat sarkomer.

7. kontraksi terjadi

Relaksasi

1. Relaksasi terjadi jika ion-ion Ca++ dipompa lagi masuk kedalam reticulum

sarkoplasma secara transport aktif dengan bantuan ATP

2. binding site aktin kembali tertutupi oleh tropomiosin

3. cross bridge tidak dapat terjadi

4. relaksasi terjadi

Perubahan Nadi Saat Olahraga

Saat istirahat volume darah sedenyut yang keluar dari jantung (stroke volume=SV)

sekitar 70 cc, pada saat berlatih dapat meningkat sampai 90 cc per denyut.

Besarnya curah jantung adalah frekuensi denyut jantung (banyaknya denyutan

selama satu menit) dikalikan volume darah sedenyut yang keluar dari jantung.

Perubahan Tekanan Darah saat olahraga

Meningkatnya hormon epinefrin saat latihan akan membuat semakin kuatnya

kontraksi otot jantung selain itu juga tekanan darah baik sistole maupun diastole akan

meningkat sangat tinggi ketika seorang atlet angkat besi mengangkat barbel karena

banyak otot rangka yang berkontraksi dan mendesak pembuluh-pembuluh darah.

Perubahan Nafas saat olahraga

Beberapa mekanisme perubahan pernafasan saat melakukan olahraga:

1. Saat berlatih pernafasan menjadi lebih dalam tekanan udara dalam

paru akan meningkat difusi (pertukaran gas) antara O2 dan CO2 juga

akan meningkat

2. Meningkatnya hawa tidal disertai frekuensi pernafasan yang meningkat

maka ventilasi juga akan meningkat

Page 31: 17.1 Fisioogi Muskuloskeletal

3. Kenaikan awal dalam ventilasi diproduksi oleh mekanisme gerakan tubuh

korteks motor menjadi lebih aktif dan mengirimkan impuls stimulasi

ke pusat inspirasi meningkatkan respirasi juga

4. Tahap kedua lebih bertahap dengan kenaikan respirasi yang dihasilkan

oleh perubahan status suhu dan kimia dari darah arteri

5. peningkatan proses metabolisme pada otot menghasilkan lebih banyak

panas, CO2 dan ion hidrogen meningkatkan penggunakan O2 dalam

otot meningkatkan O2 arteri juga lebih banyak CO2 memasuki

darah, meningkatkan kadar CO2 dan ion hidrogen dalam darah

dirasakan oleh kemoreseptor merangsang pusat inspirasi

peningkatan dan kedalaman pernapasan

Protein Otot

Protein otot terdiri dari 4 jenis:

1. Aktin

2. Miosin

3. Tropomiosin

4. Troponin

Aktin

terdiri dari monomer G-aktin yang akan mengalami polimerisasi secara

nonkovalen membentuk filamen heliks ganda yang disebut F-aktin

Miosin

memiliki ekor fibrosa yang terdiri dari dua heliks yang saling bergulung,

masing-masing memiliki kepala globular

Tropomiosin

adalah suatu molekul fibrosa yang terdiri dari rantai alfa dan beta, yang

melekat pada F-aktin di alur antara filamen-filamennya

Troponin

terdiri dari 3 polipeptida: TpT, TpI, TpC

Bioenergetika

Page 32: 17.1 Fisioogi Muskuloskeletal

Bioenergetika dideskripsikan sebagai pentransferan dan pemakaian energi pada

sistem biologis. Pembentukan ATP untuk otot dibagi menjadi 3 cara :

1. Transfer fosfat berenergi tinggi dari kreatin fosfat ke ADP

Sumber energi pertama yang digunakan pada awal aktivitas

kontraktil. Mengandung satu gugus fosfat berenergi tinggi & langsung

diberikan ke ADP untuk membentuk ATP

2. Fosforilasi oksidatif

Berlangsung dalam mitokondria otot jika tersedia cukup O2. Sel-sel otot

dapat membentuk cukup ATP (selama exercise ringan, mis: jogging)

melalui fosforilasi oksidatif untuk mengimbangi kebutuhan energy.

Untuk mempertahankan kelanjutan fosforilasi oksidatif otot perlu

penyaluran O2 & nutrien yang adekuat.

Penyaluran O2 melalui beberapa cara yaitu:Pernapasan yang lebih cepat

sehingga O2 yang masuk meningkat dan Jantung berkontraksi lebih

cepat & lebih kuat untuk memompa lebih banyak darah yang

mengandung O2 ke jaringan

3. Glikolisis

Dapat membentuk ATP tanpa O2, jalaur ini dapat lebih cepat daripada

fosforilasi oksidatf dan Jika fosforilasi oksidatif tidak dapat mengimbangi

kebutuhan ATP maka pembentukan ATP akan melalui glikolisis (1

molekul glukosa dan akan berubah menjadi 1 mol as.piruvat dan

menjadi 2 mol ATP)

C. Nutrisi Sistem Muskuloskeletal

Kalsium dan Fosfor

Kedua mineral ini merupakan penyusun utama struktur normal tulang dan

merupakan pendukung fungsi tulang normal.

Kalsium

Pada tulang ada 99% dan pada plasma darah dan cairan ekstraseluler ada 1%.

Berperan dalam pembentukan tulang dan gigi (Sebagai mineral utama). Berperan

Page 33: 17.1 Fisioogi Muskuloskeletal

dalam mengatur metabolisme (Jika di dalam darah dan cairan ekstraseluler).

Diabsorpsi oleh seluruh bagian usus halus hanya 30% saja. Mengalami homeostasis

dan diatur oleh beberapa hormon.

Fosfor

Terbanyak kedua setelah kalsium di tulang dan gigi (85%). Bersama kalsium

membentuk kalsium fosfat (Kristalnya Hidroksiapatit). Sumber: Susu dan produknya

(yogurt, mentega, keju), sarden, kerang, tiram, salmon, sayuran berdaun hijau

(seperti brokoli, bayam), kacang-kacangan

Bioavailabilitas Kalsium

Kalsium setelah diserap dengan bantuan vitamin D dan PTH akan menjadi kalsium

plasma. Dari plasma darah kalsium akan menyebar ke bagian-bagian yang diperlukan

tapi tujuan utamanya tetap pada tulang. Jika dari tulang ingin menjadi kalsium

plasma lagi memerlukan PTH. Kalsium yang tidak diperlukan akan keluar melalui

keringat, urin atau feses. Jika konsumsi kalsium kurang akan ada mekanisme retensi

kalsium yang menyebabkan bioavailabilitasnya terjaga. Bayam kaya akan kalsium

tapi juga kaya akan oksalat, oksalat memiliki transporter yang sama dengan kalsium

sehingga bersifat kompetitif dengan kalsium. Suplementasi kalsium (Kalsium sitrat

malat) memiliki bioavailabilitas yang tinggi.

Rekomendasi Asupan di Indonesia [Angka Kecukupan Gizi rata-rata yang dianjurkan

per hari (AKG)], 2004:

800 mg untuk dewasa Pria & Perempuan.

Jika defisiensi akan menyebabkan osteomalacia.

Risiko jika berlebihan:

Batu Ginjal

Hiperkalsemia/ Milk Alkali Syndrome (Konsumsi > 4000 mg/ Hari)

Konstipasi

Page 34: 17.1 Fisioogi Muskuloskeletal

Sumber:

Sumber protein yang baik juga merupakan sumber fosfor yang baik.

Berikut sumbernya:

Daging, ikan, & telur

Susu dan Produknya

Kacang-kacangan

Cereal dan Gandum

Kemungkinan terjadi pada individu yang mengkonsumsi obat-obat penghambat

fosfat yaitu yang berperan untuk kelainan pada saraf, otot, tulang, hematologi,

ginjal dan kelainan organ lainnnya.

Contoh obatnya:

Kalsium Karbonat

Kalsium Asetat

Sevelaner

Lanthanum

Aluminium Hidroksida

Toksiksitas

Jika asupan fosfat berlebihan akan menyebabkan hiperfosfatemia, tapi bila tidak

diimbangi dengan kalsium yang tinggi maka akan merangsang hormon PTH

untuk bersekresi sehingga dapat mengimbangi konsentrasi Fosfor tapi

konsekuensinya massa tulang akan cepat hilang karena kalsium diambil dari

massa tulang oleh hormon PTH.

Vitamin D

Menjaga Homeostasis Ca/ P melalui:

Page 35: 17.1 Fisioogi Muskuloskeletal

Usus, Kalsium dapat diabsorpsi lebih baik pada usus.

Tulang, bersama PTH dan estrogen pada tulang, mengatur mobilitas dan

deposisi Ca-P

Ginjal, Meningkatkan reabsorpsi Ca-P pada tubulus ginjal

Metabolisme Vitamin D

Sumber

Vitamin D dapat disintesis di kulit dari 7-dehydrocholesterol jika terpapar sinar U

V

Bahan makanan:

Fish liver oil (terbanyak)

mentega, kuning telur & hati

Vitamin K

Penting untuk maturasi osteocalcin. Osteocalcin, protein spesifik pada tulang

yang dibuat oleh osteoblasts, membutuhkan vitamin K untuk proses maturasinya

(posttranslational carboxylation). Osteocalcin berperan untuk mineralisasi.

Asupan optimal berperan untuk:

Kesehatan tulang

Mengurangi Resiko Fraktur

Homeostasis Ca

Sumber:

Brokoli

Bayam

Selada

Sayuran-sayuran berwarna hijau lainnya

Vitamin A (Retionol)

Page 36: 17.1 Fisioogi Muskuloskeletal

Untuk pertumbuhan dan perawatan tulang.

Jika berlebihan justru akan mengakibatkan fraktur panggul.

2. Mineral lain yang berperan

Magnesium (Mg)

Sebanyak 50% Mg tubuh ada di tulang dan jika terionisasidapat menjadi kofaktor

enzim untuk tulang mempengaruhi Bone Mineral Density jadi  tidak boleh

kekurangan

Sumber:

Ada pada beragam makanan, terapkan diet seimbang

Sumber yang baik:

Ganggang

Kacang-kacangan

Sereal

Sayuran hijau yang kaya klorofil (Mg penyusun klorofil)

Fluoride (F)

Jika dalam konsumsi normal <2ppm F justru membantu menguatkan mineral

tulang. Jika melebihi atau sama dengan 2 ppm maka F akan mengganggu struktur

hidroksiapatit

dengan mengganti ion hidroksil sehingga terjadi microfractures.

Besi (Fe)

Penting sebagai kofaktor katalitik untuk maturasi kolagen. Aktivitas Osteoblas

dan osteoklas itu bergantung pada fosforilasi oksodatif pada mitokondria yang

membutuhkan enzim engandung heme dan tidak mengandung heme.

Zink (Zn)

Penting untuk sintesis kolagen pada osteoblas dengan memengaruhi

produksi alkalin fosfatase.

Tembaga (Cu)

Page 37: 17.1 Fisioogi Muskuloskeletal

Cu dibutuhkan sebagai enzim yang meningkatkan cross-linking kolagen dan

molekul elastin. Cu diduga mempunyai peran sebagai enzim dalam sel tulang.

Mangan

Mn Berperan dalam biosintesis mucopolysaccharides pada formasi matriks

tulang.

Pembentukan:

Kofactor pada reaksi energy-yielding

Boron (B)

Mempengaruhi formasi tulang melalui modulasi osteoblast. Bersama Mg

memengaruhi pertumbuhan tulang.

3. Faktor Lain

Serat 

mengganggu proses absorpsi kalsium bagi mereka yang vegetarian dimana

seratnya mencapai  50 g/ hari

Protein

Makin tinggi protein penyerapan kalsium semakin baik. Protein hewani

mempercepat pengeluaran kalsium melalui urin. Asupan protein ideal 12-15%

dari total asupan

Sodium

Tidak baik jika dikonsumsi terlalu banyak tapi asupan kalsium kurang, dapat

menyebabkan osteoporosis

Isoflavones

Untuk terapi estrogen alami bagi wanita peri- dan pasca-menopause tapi dalam

kondisi yang wajar.

Page 38: 17.1 Fisioogi Muskuloskeletal

Caffeine dan Carbonated Beverages

Caffeine meurunkan ekspresi Vitamin D reseptor (VDR) sehingga banyak

kalsium yang terbuang. Carbonated Beverages membuat ikatan Carbonate pada

kalsium sehingga semakin sedikit ikatan Kalsium Fosfat.

Alkohol

Alkohol dalam jumlah besar (> 2 gelas/ hari) merusak kesehatan tulang.

DAFTAR PUSTAKA

Sadler, T.W. Langman Embriologi Kedokteran Edisi 10. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC, 2013.

C.Pearce, Evelyn. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

1992.

Gibson, John. Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC, 2003.

Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC, 2003.

l'Ergomotricité - Le corps, le travail et la santé - Michel Gendrier - Collection

Grenoble Sciences

Page 39: 17.1 Fisioogi Muskuloskeletal

”Muskuloskeletal System”. 2006. http://www.ilo/encyclopaedia/?

print&nd=857400009&nh=0

Sherwood, Lauralee. Fundamentals of human physiology 6th . Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC, 2010

Hall, John E. Guyton and Hall textbook of medical physiology. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC, 2014

Mahan LK, Escott- Stump S. Krause’s Food & Nutrition Therapy 12th. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2008

Burke L, Deakin V. Clinical Sports Nutrition 3rd . Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC, 2006

Shils ME et all. Moddern Nutrition in Health and Disease 10th. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC, 2006.