152239142-Makalah-Epistaksis

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/16/2019 152239142-Makalah-Epistaksis

    1/20

    PENDAHULUAN

    Epistaksis adalah keluarnya darah dari hidung; merupakan suatu keluhan atau tanda,

     bukan penyakit. Perdarahan yang terjadi di hidung adalah akibat kelainan setempat atau penyakit

    umum. Penting sekali mencari asal perdarahan dan menghentikannya, di samping perlu juga

    menemukan dan mengobati sebabnya. Epistaksis sering ditemukan sehari-hari dan mungkin

    hampir 90% dapat berhenti dengan sendirinya (spontan atau dengan tindakan sederhana yang

    dilakukan oleh pasien sendiri dengan jalan menekan hidungnya.

    Epistaksis berat, !alaupun jarang dijumpai, dapat mengancam keselamatan ji!a pasien,

     bahkan dapat berakibat "atal, bila tidak segera ditolong. Pada umumnya terdapat dua sumber  perdarahan yaitu dari bagian anterior dan bagian posterior. Epistaksis anterior dapat berasal dari

    Pleksus #iesselbach atau dari arteri ethmoidalis anterior. $edangkan epistakasis posterior dapat

     berasal dari arteri sphenopalatina dan arteri ethmoid posterior. Epistaksis biasanya terjadi tiba-

    tiba. Perdarahan mungkin banyak, bisa juga sedikit. Penderita selalu ketakutan sehingga merasa

     perlu memanggil dokter.$ebagian besar darah keluar atau dimuntahkan kembali.

    1

  • 8/16/2019 152239142-Makalah-Epistaksis

    2/20

    LAPORAN KASUS

    apak &apitulu, ' tahun e)ecuti*e suatu bank, datang ke tempat anda dengan keadaan

    yang cemas, masih bisa berjalan dan duduk sendiri, dengan handuk kecil menutupi hidungnya

    yang sudah penuh darah.

    $ebagai dokter yang belum begitu mengenal pasien tersebut, apa tindakan dan rencana

    anda selanjutnya. $etelah mendapat kesan bah!a "ungsi *ital penderita masih baik, anda

    menghentikan perdarahannya dengan memasang tampon anterior kemudian melanjutkan dengan

    anamnesis.

    Perdarahan hidung dialami baru pertama kali, setelah melakukan olahraga senam, kira-

    kira + jam yang lalu, jumlahnya + gelas minum. #eluar darah intermitten dan tidak berhenti

    dengan pencet hidung dan kompres es.

    $ebelumnya penderita sudah sering mengeluh pusing kepala. idak pernah sakit berat

    sampai dira!at, tidak pernah mengalami trauma kepala. idak pernah sakit berat sampai dira!at,

    tidak pernah mengalami trauma kepala trauma hidung operasi hidung.

    Pemeriksaan Fisik 

    Status Generalis

    # / lemah, masih bisa duduk dan berjalan sendiri

    #esadaran / 1

    $uhu / 23 4

    ekanan darah / 560 90 mm7g

    Pernapasan / 80)menit

    unyi jantung / murni

    Paru-paru / sonor, *esikuler  

    2

  • 8/16/2019 152239142-Makalah-Epistaksis

    3/20

    7epar :ien / tidak teraba

    Ekstremitas / hangat

    Status Lokalis

    elinga /

  • 8/16/2019 152239142-Makalah-Epistaksis

    4/20

    PEMBAHASAN

    Masalah Dasar masalah Hiotesis

    #eluar darah dari hidung namnesis dan pemeriksaan :okal/ trauma, in"eksi hidung

    4

  • 8/16/2019 152239142-Makalah-Epistaksis

    5/20

    "isik paranasal, tumor, pengaruh

    lingkungan, benda asing dan

    rinolit , dan idiopatik.

    $istemik/ penyakit

    kardio*askuler, kelainan

    darah, in"eksi sistemik, dan

    gangguan endokrin.

    Anamnesis !ambahan

    Ri"a#at en#akit sekaran$

    • pakah sebelumnya ada jatuh atau korek hidung

    • $ejak kapan mulai berdarah dan sudah berapa banyak perdarahannya

    • $udah berapa lama berdarahnya

    • pa kegiatan sebelum terjadinya perdarahan

    • pakah unilateral atau bilateral

    • pakah ada hematemesis dan atau melena

    Ri"a#at en#akit %ahulu

    • pakah sebelunya pernah terjadi kejadian serupa

    • pakah pasien ada ri!ayat hemo"ili

    • pakah ada penurunan berat badan dalam beberapa bulan ini

    • pakah punya ri!ayat

  • 8/16/2019 152239142-Makalah-Epistaksis

    6/20

    • pakah ada mengkonsumsi obat antikoagulan

    &N!ERPRE!AS& PEMER&KSAAN F&S&K 

    Status Generalis

    # / lemah, masih bisa duduk dan berjalan sendiri !alaupun pasien

    terlihat lemah dikarenakan perdarahan yang dialaminya, namun

    belum terjadi syok . $ehingga ia masih bisa duduk dan berjalan

    sendiri.

    #esadaran / 1 pasien masih dalam keadaan sadar penuh.

    $uhu / 23 4  masih dalam batas normal  yaitu 26,4 - 23,84 .

    ekanan darah / 560 90 mm7g   menunjukkan  Hipertensi Stage II   menurut

    #riteria >& FGG dimana nilai systole H 560 mm7g.

    Pernapasan / 80)menit nilai normal pernapasan Pria adalah 5'-5B )menit,

     pasien ini dalam keadaan tachypnoe.

    unyi jantung / murni   normal , berarti tidak ditemukan bunyi jantung

    tambahan. idak ada kelainan.

    Paru-paru / sonor, *esikuler normal , berarti tidak ditemukan kelainan.

    7epar :ien / tidak teraba normal , tidak terjadi pembesaran.

    Ekstremitas / hangat normal , berarti per"usi masih bagus.

    Status Lokalis

    elinga /

  • 8/16/2019 152239142-Makalah-Epistaksis

    7/20

    untuk mencabut kembali tampon anterior dan mengeksplorasi

    lebih lanjut ka*um nasinya.

    Pada !aktu darah di hidung dibersihkan dengan suction terlihat

    *estibulum dan septum licin, tenang.

      tampak tidak ada

    kelainan, semakin mendukung kemungkinan perdarahan yang

     bukan berasal dari anterior, karena di daerah septum merupakan

    tempat dari pembuluh darah yang menyebabkan perdarahan

    anterior.

    ampak asal perdarahan dari bagian belakang hidung di ba!ah

    konka media, berdenyut.   ditemukan sumber perdarahan

    berasal dari bagian posterior , dan berdenyut menyatakan bah!a

     perdarahan berasal dari arter i.

    enggorok / onsil 55 tenang   normal , tidak terjadi pembesaran dan

     peradangan tonsil.

    =aring tenang tidak terjadi peradangan.

    da darah yang mengalir di dinding "aring belakang   darah

    berasal dari naso faring akibat dari perdarahan yang terjadi 

     pada posterior hidung , sehingga darah akan mengalir sampai ke

    oro "aring.

    &N!ERPRE!AS& LABORA!OR&UM

    Hasil Ka%ar normal &ntreretasi

    5. 7b / 58 g % 52. I 53. (52 I 56 (gdl A$ak se%ikit menurun karena

    asien men$alami er%arahan

    8. :eukosit / 3000ml '.000 I 55.000 (.000 I

    50.000 (ul

    Pada pasien normal menandakan

    tidak adanya in"eksi pada pasien

    2. Eritrosit / ', jutaml '. I .9 ('. I . (jutaul Pasien bera%a a%a batas ba"ah

    7

  • 8/16/2019 152239142-Makalah-Epistaksis

    8/20

    namun masih normal'

    %ierkirakan karena er%arahan

    '. >umlah trombosit/

    860.000ml

    50.000 I ''0.000 (50.000

     I '00.000 (ul

     &ormal

    . leeding time / 8? 5?-B? &ormal

    6. lotting time / 6? ? I 5? &ormal

    3. P / 52A 8 I 2A Menurun' meruakan (aktor

    resiko ter)a%in#a thrombus

    B. $CP / 8B J: I '5 (ul  &ormal

    9. $CD / 25 J: I '0 (ul  &ormal

    50. reum / 8' mgdl 5 I '0 (mgdl  &ormal

    55. reatinin / 5,0 mgdl 0. I 5. (mgdl  &ormal

    58. sam urat / mgdl 2.' I 3.0 (mgdl  &ormal

    52. Clucose darah se!aktu/

    52 mg%

    / K 50 (mgdl  &ormal

    5'. holesterol / 860 mgdl K 800 (mgdl Menin$$i meruakan (aktor bisa

    ter)a%in#a arteroskelosis

    5. riglyceride / 880 mgdl K 50 (mgdl Menin$$i meruakan (aktor bisa

    ter)a%in#a arteroskelosis

    56. 7

  • 8/16/2019 152239142-Makalah-Epistaksis

    9/20

    Mekanisme ter)a%in#a masalah *Pato(isiolo$i+

    Pada pemeriksaan "isik pasien ini didapatkan bah!a tekanan darah 56090 mm7g  hipertensi

    grade 8  secara tidak langsung  epikstasis. Pada kasus ini jenisnya epistaksis posterior

    tingginya tekanan pada pembuluh darah   pecahnya pembuluh darah. $elain itu, dari hasil

    anamnesis diketahui pasien mengalami epistaksis setelah melakukan senam   meningkatkan

    tekanan darah.

  • 8/16/2019 152239142-Makalah-Epistaksis

    10/20

     benang, 8 buah pada satu sisi dan sebuah lagi pada sisi yang lainnya. ampon harus menutup

    sumber perdarahan. #emudian tampon diberikan *aselin agar tidak lengket saat dicabut serta

    antibiotik untuk mencegah terjadinya otitis media dan sinusitis.

    eknik Pemasangan

    :angkah langkah pemasangan tampon ellocM

    • dilakukan anestesi local terlebih dahulu

    • lalu dimasukkan kateter karet melalui nares anterior sampai tampak di oro"aring

    (gunanya untuk menarik tampon elloMue ke koana.

    • kemudian ditarik ke luar melalui mulut.

    • jung kateter di mulut kemudian diikat pada dua buah benang yang terdapat pada

    satu sisi tampon ellocM• kemudian kateter yang ada dihidung, ditarik keluar hidung.

    • enang yang telah keluar melalui hidung tadi kemudian ditarik, sedangkan jari

    telunjuk tangan yang lain membantu mendorong tampon ini ke arah naso"aring.

    • >ika masih terjadi perdarahan dapat dibantu dengan pemasangan tampon anterior,

    kemudian diikat pada sebuah kain kasa yang diletakkan di tempat lubang hidung

    sehingga tampon posterior ter"iksasi.

    • $ehelai benang lagi pada sisi lain tampon ellocM dikeluarkan melalui mulut dan

    ditempelkan dipipi, ini digunakan saat pencabutan tampon setelah 8-2 hari pasca

    tindakan ini.6. Pasien dengan elloMue tampon harus dira!at. $aat dira!at, sebaiknya pasien melakukan

    tirah baring dengan kepala lebih tinggi dan humidi"ikasi kamar harus diperhatikan.

    3. $etelah itu, pasien kita berikan edukasi, seperti harus menghindari korekan hidung, dilarang

    mengeluarkan ingus secara keras, memencet atau menggaruk hidung selama 5 minggu. Pasien

     juga dilarang kerja berat dan olah raga selama 8 minggu.B. kita juga konsultasikan ke dokter penyakit dalam untuk mengatasi hipertensinya.

    10

  • 8/16/2019 152239142-Makalah-Epistaksis

    11/20

    Komlikasi

    -

  • 8/16/2019 152239142-Makalah-Epistaksis

    12/20

    d $anationam /

  • 8/16/2019 152239142-Makalah-Epistaksis

    13/20

    dangkal memanjang dari atas keba!ah yang disebut "iltrum. $ebelah menyebelah kolumela

    adalah nares anterior atau nostril (:ubang hidungkanan dan kiri, sebelah latero-superior dibatasi

    oleh ala nasi dan sebelah in"erior oleh dasar hidung.

    7idung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang ra!an yang dilapisi oleh kulit,

     jaringan ikat dan beberapa otot kecil yang ber"ungsi untuk melebarkan atau menyempitkan

    lubang hidung. ahagian hidung dalam terdiri atas struktur yang membentang dari os internum

    disebelah anterior hingga koana di posterior, yang memisahkan rongga hidung dari naso"aring.

    Oongga hidung atau ka*um nasi berbentuk tero!ongan dari depan kebelakang, dipisahkan oleh

    septum nasi dibagian tengahnya menjadi ka*um nasi kanan dan kiri. Pintu atau lubang masuk 

    ka*um nasi bagian depan disebut nares anterior dan lubang belakang disebut nares posterior 

    (koana yang menghubungkan ka*um nasi dengan naso"aring.

    agian dari ka*um nasi yang letaknya sesuai ala nasi, tepat dibelakang nares anterior,

    disebut dengan *estibulum.Festibulum ini dilapisi oleh kulit yang banyak kelenjar sebasea dan

    rambut-rambut panjang yang disebut dengan *ibrise.

    iap ka*um nasi mempunyai ' buah dinding yaitu dinding medial, lateral, in"erior dan

    superior.

  • 8/16/2019 152239142-Makalah-Epistaksis

    14/20

    meatus medius dengan in"undibulum yang dinamakan hiatus semilunaris.

  • 8/16/2019 152239142-Makalah-Epistaksis

    15/20

    Fena-*ena hidung mempunyai nama yang sama dan berjalan berdampingan dengan

    arterinya. Fena di*estibulum dan struktur luar hidung bermuara ke *ena o"talmika yang

     berhubungan dengan sinus ka*ernesus.

    Persara(an hi%un$

    agian depan dan atas rongga hidung mendapat persara"an sensoris dari ner*us

    etmoidalis anterior, yang merupakan cabang dari ner*us nasosiliaris, yang berasal dari ner*us

    o"talmikus. $ara" sensoris untuk hidung terutama berasal dari cabang o"talmikus dan cabang

    maksilaris ner*us trigeminus. abang pertama ner*us trigeminus yaitu ner*us o"talmikus

    memberikan cabang ner*us nasosiliaris yang kemudian bercabang lagi menjadi ner*us

    etmoidalis anterior dan etmoidalis posterior dan ner*us in"ratroklearis. &er*us etmoidalis

    anterior berjalan mele!ati lamina kribrosa bagian anterior dan memasuki hidung bersama arteri

    etmoidalis anterior melalui "oramen etmoidalis anterior, dan disini terbagi lagi menjadi cabang

    nasalis internus medial dan lateral. Oongga hidung lainnya, sebagian besar mendapat persara"an

    sensoris dari ner*us maksila melalui ganglion s"enopalatinum.

    Canglion s"enopalatina, selain memberi persara"an sensoris, juga memberikan persara"an

    *asomotor atau otonom untuk mukosa hidung. Canglion ini menerima serabut serabut sensorid

    dari ner*us maksila.$erabut parasimpatis dari ner*us petrosus pro"undus. Canglion

    s"enopalatinum terletak dibelakang dan sedikit diatas ujung posterior konkha media.

     &er*us Dl"aktorius turun melalui lamina kribosa dari permukaan ba!ah bulbus

    ol"aktorius dan kemudian berakhir pada sel-sel reseptor penghidu pada mukosa ol"aktorius di

    daerah sepertiga atas hidung.

    Eistaksis *er%arahan hi%un$+

    E!&OLOG&

    $eringkali epistaksis timbul spontan tanpa dapat diketahui penyebabnya, kadang-kadang

     jelas disebabkan oleh kelainan local pada hidung atau kelainan sistemik. #elainan lo.al misalnya

    trauma, kelainan anatomi, kelainan pembuluh darah, in"eksi local, benda asing, tumor, pengaruh

    udara lingkungan. #elainan sistemik  seperti penyakit kardio*askuler, kelainan darah, in"eksi

    sistemik, perubahan tekanan atmos"ir, kelainan hormonal dan kelainan congenital.

    15

  • 8/16/2019 152239142-Makalah-Epistaksis

    16/20

    1. Trauma

    Perdarahan dapat terjadi karena trauma ringan misalnya mengorek hidung, benturan

    ringan, bersin atau mengeluarkan ingus terlalu keras, atau sebagai akibat trauma yang lebih hebat

    seperti terkena pukul, jatuh atau kecelakaan lalulintas. $elain itu juga bisa terjadi akibat adanya

     benda asing tajam atau trauma pembedahan.

    Epistaksis sering juga terjadi karena adanya spina septum yang tajam. Perdarahan dapat

    terjadi di tempat spina itu sendiri atau pada mukosa konka yang berhadapan bila konka itu

    sedang mengalami pembengkakan.

    2. Kelainan pembuluh darah (local

    $ering congenital, pembuluh darah lebih lebar, tipis, jaringan ikat dan sel-selnya lebih tipis.

    !. Infeksi local 

    Epistaksis bisa terjadi pada in"eksi hidung dan sinus paranasal seperti rhinitis atau

    sinusitis. isa juga pada in"eksi spesi"ik seperti rhinitis jamur, tuberculosis, lupus, si"ilis dan

    lepra.

    ". Tumor 

    Epistaksis dapat timbul pada hemangioma dan karsinoma. Nang lebih sering terjadi pada

    angio"ibroma, dapat menyebabkan epistaksis berat.

    #. $enyakit kardio%askular 

    7ipertensi atau kelainan pembuluh darah seperti yang terjadi pada arteriosklerosis,

    ne"ritis kronik, sirosis hepatis, atau diabetes mellitus dapat menyebabkan epistaksis. Epistaksis

    yang terjadi pada penyakit hipertensi seringkali hebat dan berakibat "atal.

    &. Kelainan darah

    #elainan darah penyebab epistaksis antara lain leukemia, trombositopenia, bermacam-

    macam anemia serta hemophilia.

    '. Kelainan congenital 

    16

  • 8/16/2019 152239142-Makalah-Epistaksis

    17/20

    #elainan congenital yang sering menyebabkan epistaksis ialah telengiektasis hemoragik 

    herediter ( Hereditary Hemorrhagic Telengiectasis Osler-Rendu-Weber disease. >uga sering

    terjadi pada Von Willenbrand disease.

    . Infeksi sistemik 

    Nang sering menyebabkan epistaksis ialah demam berdarah, demam ti"oid, in"luena, dan

    morbili juga dapat disertai epistaksis.

    ). $erubahan udara atau tekanan atmosfir 

    Epistaksis ringan sering terjadi bila seseorang berada di tempat yang cuacanya sangat

    dingin atau kering. 7al serupa juga bisa disebabkan adanya at-at kimia ditempat industry yang

    menyebabkan keringnya mukosa hidung.

    1*. +angguan hormonal 

    Epistaksis juga dapat terjadi pada !anita hamil atau menopause karena pengaruh

     perubahan hormon.

    SUMBER PERDARAHAN

    1elihat asal perdarahan, epistaksis dibagi menjadi epistaksis anterior dan epistaksis

     posterior. ntuk penatalaksanaannya, penting dicari sumber perdarahan !alaupun kadang-

    kadang sulit.

    Eistaksis Anterior

    17

  • 8/16/2019 152239142-Makalah-Epistaksis

    18/20

  • 8/16/2019 152239142-Makalah-Epistaksis

    19/20

    terdapat "aktor pendukung lainnya, yaitu adanya hiperlipidemia pada pasien dilihat dari

     pemeriksaan pro"il lipidnya. 7al ini menambah berat perdarahan pada pasien karena pembuluh

    darah menjadi tidak elastis sehingga dapat pula semakin menaikkan tekanan darah pasien.

    ika perdarahan tidak berhenti maka dapat dirujuk ke dokter spesialis telinga hidung dan

    tenggorokan untuk ditangani lebih lanjut.

    DAF!AR PUS!AKA

    5. $ilbernagl $, :ang =lorian. eks tlas er!arna Pato"isologi. >akarta/ Penerbit uku

    #edokteran EC; 8002.8. $oepardi E, Gskandar &, ashiruddin, Oestuti Oakarta/ alai Penerbit =#G; 8050. p. 5-6.

    2. ccessed at http/repository.usu.ac.idbitstream582'63B9858B2'hapter%80GG.pd" 

    '. ccesed at http/re"erensiartikelkedokteran.blogspot.com805050epistaksis-dan-

     penatalaksanaannya.html

    19

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21283/4/Chapter%20II.pdfhttp://referensiartikelkedokteran.blogspot.com/2010/10/epistaksis-dan-penatalaksanaannya.htmlhttp://referensiartikelkedokteran.blogspot.com/2010/10/epistaksis-dan-penatalaksanaannya.htmlhttp://referensiartikelkedokteran.blogspot.com/2010/10/epistaksis-dan-penatalaksanaannya.htmlhttp://referensiartikelkedokteran.blogspot.com/2010/10/epistaksis-dan-penatalaksanaannya.htmlhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21283/4/Chapter%20II.pdf

  • 8/16/2019 152239142-Makalah-Epistaksis

    20/20

    . 7ealth  Encyclopedia o" 1edicine  *ailable

    at /http/"indarticles.comparticlesmiQg8605isQ0008aiQ8605000803 ccessed 50

     &o*ember 8055.

    6. lotting time. *ailable at /http/medical-dictionary.the"reedictionary.comclottingRtime 

    ccessed 50 &o*ember 8055.3. $chmaier 7. :aboratory e*aluation o" hemostatic and thrombotic disorders. Gn/

    7o""man O, en E> >r, $hattil $>, et al, eds. Hoffman Hematology: asic !rinciples and

     !ractice . th ed. Philadelphia, Pa/ hurchill :i*ingstone Else*ier; 800B/chap 588.

    20

    http://findarticles.com/p/articles/tn_health/http://findarticles.com/p/articles/mi_g2601/http://findarticles.com/p/articles/mi_g2601/is_0002/ai_2601000207/http://findarticles.com/p/articles/mi_g2601/is_0002/ai_2601000207/http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/clotting+timehttp://medical-dictionary.thefreedictionary.com/clotting+timehttp://findarticles.com/p/articles/tn_health/http://findarticles.com/p/articles/mi_g2601/http://findarticles.com/p/articles/mi_g2601/is_0002/ai_2601000207/http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/clotting+time