23
BUKU PEDOMAN TEKNIK BUKU PEDOMAN TEKNIK KONSELING KONSELING Konselor Tenaga Kesehatan Konselor Sebaya

12. Teknik Konseling

Embed Size (px)

Citation preview

BUKU PEDOMAN BUKU PEDOMAN TEKNIK KONSELINGTEKNIK KONSELING

Konselor Tenaga KesehatanKonselor Sebaya

TUJUAN PEMBELAJARAN UMUMAgar peserta mampu mempraktikkan

teknik-teknik dasar konseling, GATHER (Satu tuju)◦Untuk konselor tenaga kesehatan : mampu

melakukan GATHER, dengan teknik-teknik konseling

◦Untuk konselor sebaya : ◦Mampu melakukan Greet-Ask-Tell, dengan

teknik-teknik konseling

TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUSAgar peserta :

◦Memahami perbedaan antara pengertian konsultasi dan konseling

◦Memahami tugas sebagai konselor (tenaga kesehatan dan sebaya)

◦Memahami keterbatasan sebagai konselor (tenaga kesehatan dan sebaya)

◦Memahami dan mempraktikkan keterampilan sebagai konselor : Sikap yang positif sebagai konselor Mendengar aktif

Metode pembelajaranPembelajaran aktif :

◦Melibatkan peserta secara aktif, melalui◦Bermain peran sebagai konselor dan klien, serta

sebagai observer yang mampu menilai apakah seorang konselor sudah bisa bersikap positif dan mampu mendengar aktif (latihan triad)

◦ Refleksi diri : Misalkan : Orang seperti apa yang bisa

anda/kalian rasa nyaman saat anda/kalian “curhat” kepadanya?

◦Latihan-latihan lain

Metode evaluasiBertujuan untuk memberikan umpan balik

dari peer, apakah peserta sudah mampu bersikap positif dan mendengar aktif sebagai konselor --- menggunakan lembar evaluasi dalam lampiran buku pedoman

Konselor tenaga kes◦Perbedaan konseling

dan konsultasi◦Pemahaman

mendengar aktif Refleksi isi

Refleksi perasaan Refleksi makna (isi

maupun perasaan)

◦Pemahaman GATHER

Konselor sebaya◦idem

KOMPETENSI KOGNITIF

Konselor tenaga kesehatan◦Rapport yang positif◦Komunikasi verbal

dan non verbal◦Empati

Konselor sebaya◦idem

KOMPETENSI AFEKTIF

Konselor tenaga kes◦Sampai pada Help-

Return◦Sampai pada

membantu remaja untuk menyelesaikan masalahnya

Konselor sebaya◦Sampai pada Tell,

tidak menuntut sampai Help

◦Sampai pada menemukenali masalah teman sebaya --- merujuk

KOMPETENSI PSIKOMOTOR

Konselor tenaga kes◦Pemahaman

perbedaan konseling dan konsultasi

◦Pemahaman tentang karakteristik remaja

◦Kompetensi konselor Mendengar aktif

◦GATHER

Konselor sebaya◦Idem

MATERI KONSELING

LATAR BELAKANGRemaja merupakan kelompok unik dengan kebutuhan khusus, yaitu kebutuhan untuk mengenal jati dirinya.Rasa ingin tahu dan coba-coba yang tidak didahului pertimbanganBerpeluang menimbulkan masalah yang terkait dengan kesehatannyaPerlu dua jalur pendekatan, yaitu konseling oleh tenaga kesehatan dan sebaya

Konseling oleh tenaga kesehatan

Konseling oleh sebaya

•Agar remaja mendapatkan pelayanan konseling dengan baik sehingga remaja terbantu dalam menyelesaikan masalahnya, dengan pemahaman, empati, dan dukungan kepada remaja

•Agar remaja lebih mudah mengkomunikasikan masalahnya kepada teman sebaya.•Agar remaja termotivasi untuk memberikan informasi yang benar mengenai kesehatan remaja

TUJUAN KONSELING

Konseling oleh tenaga kesehatan

Konseling oleh sebaya

1. Membantu remaja dalam menyelesaikan masalahnya.

2. Langkah GATHER dalam konseling.

1. Sebagai “agen” yang dekat dengan remaja dalam rangka menemukenali remaja yang memiliki masalah

2. Berhenti pada langkah Tell,- jika konselor tidak melanjutkan ke langkah selanjutnya.

PERBEDAAN KONSELING OLEH TENAGA KESEHATAN DAN SEBAYA

Proses membantuMempersyaratkan adanya minat membantuMenuntut aspek-aspek yang dibutuhkan

sebagai konselor :◦Sikap :

empati, kongruensi, penerimaan tanpa syarat◦Keterampilan :

mendengar aktif, GATHER◦Pengetahuan :

kesehatan remaja

PERSAMAAN KONSELING OLEH TENAGA KESEHATAN DAN SEBAYA

APA YANG MEMBEDAKAN ANTARA KONSELOR SEBAYA DAN KONSELOR AHLI?

Konselor sebaya bukanlah konselor ahli sehingga dalam melaksanakan tugas sebagai konselor sebaya, akan dibimbing oleh konselor ahli atau pengelola program kesehatan remaja di Puskesmas/fasilitas lainnya atau pendamping.

TUGAS KONSELORTUGAS KONSELOR

Konselor Tenaga Kesehatan Konselor Sebaya

•Sebagai pendengar yang baik•Meningkatkan kewaspadaan remaja terhadap informasi yang kurang bertanggung jawab•Meningkatkan pengetahuan remaja yang berhubungan dengan kesehatan remaja•Menemukan sedini mungkin masalah kesehatan remaja•Membantu menyelesaikan masalah remaja SESUAI dengan kemampuannya•Memberikan informasi yang benar tentang kesehatan remaja•Merujuk ke ahli terkait dengan masalah remaja pada kasus di luar kemampuannya

•Sebagai pendengar yang baik •Membantu petugas PKPR atau pendamping untuk menemukan sedini mungkin masalah teman sebaya•Membantu menyelesaikan masalah klien sebaya SESUAI kemampuan•Memberikan informasi yang benar tentang kesehatan remaja•Mengajak atau merujuk klien sebaya ke ahli jika masalahnya di luar kemampuan

TUGAS KONSELOR

TUGAS UTAMA KONSELOR SEBAYA

Membantu petugas PKPR atau pendamping untuk menemukan sedini mungkin masalah kesehatan klien sebaya

KLIEN SEBAYAKLIEN SEBAYA

Remaja yang memiliki rentang usia yang relatif sama dengan konselor sebaya, yaitu berada pada usia sekolah tingkat lanjutan pertama atau atas, yang membutuhkan bantuan

ALASAN KONSELOR SEBAYA ALASAN KONSELOR SEBAYA DIBUTUHKANDIBUTUHKAN

Remaja lebih menyukai atau memilih untuk “curhat” kepada teman-teman sebaya, dibandingkan kepada orang tua atau guru.

Sayangnya, teman remaja kurang memiliki pengetahuan yang cukup tentang kesehatan remaja

MENJALANKAN PERAN SEBAGAI MENJALANKAN PERAN SEBAGAI KONSELOR SEBAYAKONSELOR SEBAYA

Seringkali seorang konselor

sebaya mengalami keragu-

raguan dalam memulai tugasnya

Tidak jarang peran sebagai konselor

sebaya tidak kunjung dilakukan karena

tidak satupun rekan sebaya datang

kepada kamu untuk meminta pertolongan

atau kamu merasa ragu bagaimana cara

’masuk’ pada pembicaraan

Konselor sebaya perlu

’memasarkan’ ketrampilan

yang kamu miliki ini kepada

mereka.

Untuk itu perlu diketahui langkah-langkah

praktis dalam menjalankan peran

sebagai konselor sebaya.

1.Kapan: kapankah kita harus menjalankan

peran sebagai seorang konselor sebaya?

2.Dimana: pelaksanaan konseling idealnya

tentu dalam ruang tertutup yang menjamin

privasi seseorang. Dimana : kita bisa

memperoleh rekan sebaya?

3. Apa yang harus dibicarakan: memulai

pembicaraan terhadap rekan pribadi tentu

tidak sesulit terhadap rekan yang baru saja

ditemui

4. Kepada siapa: siapa yang perlu didekati

oleh konselor sebaya?

5. Bagaimana: pendekatan terhadap rekan

sebaya membutuhkan strategi yang

bervariasi.