11
BAB I PENDAHULUAN I.1. Lokasi Pulau Gebe terletak di antara pulau Halmahera dan Irian Jaya, merupakan pulau kecil yang bentuknya memanjang dengan arah Tenggara-Barat laut sepanjang 44.5 Km dengan lebar antara 6 Km di bagian utara dan 6.7 Km di bagian selatan, luas wilayah ± 150 Km 2 . Wilayah KP meliputi areal seluas 1.225 Ha ( KP. DU 286/Maluku) dengan status KP Eksploitasi yang berada di daerah tanjung Ubulie. I.2. Geolologi Daerah Pulau Gebe I.2.1. Geomorfologi. Satuan morfologi daerah Gebe sebagian besar merupakan perbukitan rendah yang memanjang dengan arah Tenggara Barat Laut pada ketinggian antara 200 s.d. 275 m, dengan puncak tertinggi pada ujung pulau arah Barat Laut (Gunung El-Fanoen). Sebagian kecil lainnya terdiri dari dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 50 meter terutama dijumpai di bagian Utara daerah Gebe. Pola aliran sungainya umumnya menunjukkan pola aliran paralel, dan sejumlah kecil sungai yang pada umumnya adalah merupakan sungai musiman. Beberapa sungai di bagian selatan pegunungan yang terdapat di daerah ini mampu mengalirkan air sepanjang tahun, kemudian bersatu menjadi sebuah telaga Simingit, yang diduga merupakan sebuah Lagon. Di muka Desa Kapaleo yang terletak di tengah-tengah Pulau Gebe sebelah Barat Daya terdapat Pulau Fao (2,5 x 4,5 Km). Pulau Gebe

115579043-Perhitungan-cadangan

Embed Size (px)

Citation preview

Realisasi cadangan tertambang tahun 2003 adalah sebagai berikut:

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Lokasi

Pulau Gebe terletak di antara pulau Halmahera dan Irian Jaya, merupakan pulau kecil yang bentuknya memanjang dengan arah Tenggara-Barat laut sepanjang 44.5 Km dengan lebar antara 6 Km di bagian utara dan 6.7 Km di bagian selatan, luas wilayah 150 Km2.

Wilayah KP meliputi areal seluas 1.225 Ha ( KP. DU 286/Maluku) dengan status KP Eksploitasi yang berada di daerah tanjung Ubulie.

I.2. Geolologi Daerah Pulau Gebe

I.2.1. Geomorfologi.

Satuan morfologi daerah Gebe sebagian besar merupakan perbukitan rendah yang memanjang dengan arah Tenggara Barat Laut pada ketinggian antara 200 s.d. 275 m, dengan puncak tertinggi pada ujung pulau arah Barat Laut (Gunung El-Fanoen). Sebagian kecil lainnya terdiri dari dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 50 meter terutama dijumpai di bagian Utara daerah Gebe.

Pola aliran sungainya umumnya menunjukkan pola aliran paralel, dan sejumlah kecil sungai yang pada umumnya adalah merupakan sungai musiman. Beberapa sungai di bagian selatan pegunungan yang terdapat di daerah ini mampu mengalirkan air sepanjang tahun, kemudian bersatu menjadi sebuah telaga Simingit, yang diduga merupakan sebuah Lagon.

Di muka Desa Kapaleo yang terletak di tengah-tengah Pulau Gebe sebelah Barat Daya terdapat Pulau Fao (2,5 x 4,5 Km). Pulau Gebe dan Pulau Fao dipisahkan oleh selat dengan lebar berkisar antara 300 s.d. 1.000 meter.

Dilihat dari bentuk morfologi di daerah ini, dapat disimpulkan tingkat erosinya adalah stadium Muda menjelang Dewasa.

I.2.2. Geologi Setempat

Secara global Pulau Gebe terletak dalam mandala Halmahera Timur-Waigeo yang dikenal sebagai Jalur Nikel Indonesia.

Satuan litologi daerah ini terdiri dari batuan basa dan ultra basa dengan komposisi berupa Peridotite dan Gabro yang berumur Kapur-Miosen.

Batuan Peridotite hadir dari jenis harsburgit dan dunit, bertekstur holokristalin, bebutir sedang sampai kasar dan disusun oleh jenis mineral serpentin, olivin dan piroksin. Batuan dunit yang teramati menunjukkan dominasi dari pada mineral olivin. Batuan gabro yang mengandung hornblende, klinopiroksin, berwarna coklat hitam kelabu, berbutir halus dan bersifat holokristalin. Terobosan batuan basa dan ultra basa tersebut terbentuk di sepanjang garis tektonik berupa sesar naik, sesar sungkup, zona rekahan dan sebagainya. Pelapukan batuan tersebut tampak berupa soil berwarna merah kecoklatan, kadang-kadang tersingkap pula pelapukan batuan ultra basa seperti harsburgit yang telah mengalami serpentinisasi.

Sisipan batuan gamping koral dapat ditemui di bagian utara sedangkan di bagian tengah terdapat penyebaran batu pasir gampingan dan konglomerat.

I.2.3. Keadaan Endapan/Mineralisasi

Endapan bijih nikel di daerah ini hampir seluruhnya berasal dari hasil pelapukan batuan ultra basa, yang dikenal dengan sebutan endapan bijih laterit nikel.

Harsburgit merupakan batuan asal penghasil laterit nikel tersebut, secara umum disusun oleh mineral-mineral olivin dan orthopiroksin. Olivinnya sendiri banyak mengandung nikel dalam jumlah kecil kira-kira 0,25% kemudian secara lambat laun mengalami pengayaan hingga mencapai kadar bijih seperti sekarang ini (sekitar 2,60%) pada waktu pembentukan laterit yang tersingkap di permukaan. Ketebalan lapisan yang mengandung bijih nikel diduga berkisar antara 4 s.d. 14 meter dengan kadar rata-rata 1,50% Nikel.

I.3. Kegiatan Eksplorasi

Kegiatan eksplorasi pertama dilakukan oleh suatu badan usaha gabungan Jepang dan Indonesia dengan nama Indonesia Nickel Development Co., Ltd. (INDECO) pada tahun 1969 sampai dengan tahun 1975.

Kegiatan eksplorasi efektif di daerah Ubulie Gebe dimulai pada akhir tahun 1973 dengan membangun sarana base camp. Adapun kegiatan pemboran dimulai bulan April 1974 dengan spasi titik bor 100 m x 100 m dan berakhir pada bulan Nopember 1974. Keseluruhan titik bor berjumlah 266 lubang dengan total kedalaman 2,155 meter.

Setelah INDECO mengundurkan diri, Aneka Tambang melanjutkan kegiatan eksplorasi dengan melakukan surve pendahuluan dan penelitian kembali data hasil eksplorasi dengan pemboran spasi 50 m x 50 m. Kegiatan ini mulai dilakukan pada tanggal dari 15 Nopember 1977.

Pada saat ini seluruh wilayah KP DU 286 sudah dilakukan eksplorasi dengan pemboran untuk mengetahui arah penyebaran kadar dan jumlah cadangan. Pada eksplorasi awal pemboran dilakukan dengan jarak (spacing) 100 meter kemudian diperpendek menjadi 50 meter dan selanjutnya dengan spasi 25 meter.

Pada tahun 2002 dilakukan pemboran recheking oleh Unit Geologi dan Mineral untuk memastikan data sisa cadangan yang ada. Data inilah yang kemudian dipakai sebagai dasar perhitungan cadangan bijih Nikel di UBPN Operasi Gebe.

BAGAN ENDAPAN BIJIH NIKEL

PETA GEOLOGI PULAU GEBE

BAB II

PERHITUNGAN CADANGAN

II.1. Metoda Perhitungan Cadangan

Penghitungan Cadangan Bijih Nikel Pulau Gebe ini dilakukan dengan menggunakan metoda luas daerah pengaruh (area of influence), di mana setiap lubang bor selalu mewakili luas derah pengaruh yang sama sesuai dengan spasi titik bor.Proses perhitungan cadangan dilakukan melalui langkah-langkah berikut :

a. Pengumpulan data:

Peta topografi dan peta lokasi titik bor skala 1 : 1000

Data analisa Laboratorium X-ray sample bor

Koordinat dan elevasi (X, Y, Z) titik bor.

b. Pengolahan data:

Input data analisa sample bor (kadar Ni, Co, Fe, SiO2, CaO dan MgO) menggunakan software dBase dan Excel.

Input Koordinat dan elevasi (X, Y, Z) dari titik bor menggunakan software dBase dan Excel.

Editing data hasil input.

c. Perhitungan Cadangan:

Input nilai cut off grade untuk masing-masing jenis bijih nikel (Saprolite dan Limonite) dan proses penghitungan cadangan dilakukan dengan menggunakan software yang dibuat oleh Unit Geologi pada bulan Agustus 1996 dan Excel.

Pemetaan penyebaran cadangan dengan menggunakan software AutoCad

.

Parameter- parameter yang digunakan dalam perhitungan cadangan bijih Nikel di Unit pertambangan Nikel Gebe yaitu:

1. Cut off grade

Untuk membuat Zonasi vertikal untuk menentukan tebal dan klasifikasi lapisan tanah penutup( overburden/waste), zona bijih limonite dan zona bijih saprolite :

Jenis OreNi %FeO %

Limonite> 1.20 %> 25.00 %

Saprolite> 2.10 %< 25.00 %

2. Ketebalan zona bijih yang dihitung minimum = 2 meter

3. Interburden (di antara zona bijih dengan kadar di bawah COG) ketebalan > 2 meter tidak ikut dirata-ratakan.

4. Density insitu: Lapisan penutup = 1,6

Bijih limonite= 1,6

Bijih saprolite= 1,5

5. Secara Lateral, menggunakan metoda luas pengaruh sesuai dengan spasi titik bor.

6. Titik bor yang terpencil tidak masuk ke dalam perhitungan cadangan.

II.2. Klasifikasi Cadangan

Seluruh cadangan bijih nikel yang dihitung dapat dikalsifikasikan sebagai cadangan bijih nikel terukur (measured ore resources), menginggat data bor yang dipakai memiliki spasi 25 m dan sudah dipilih secara selektif dengan menggunakan parameter-parameter di atas.

Dengan kriteria-kriteria tersebut di atas, maka dari hasil perhitungan diketahui jumlah cadangan bijih nikel terukur di Unit Bisnis Pertambangan Nikel Operasi Gebe per 1 Januari 2004 adalah sebagai berikut :

Jenis OreTonase (WMT)Kadar (%)

OverburdenOreNiCoFeSiO2Bas

Limonite376,250517,7501.610.1444.4812.09-

Saprolite156,250528,9842.580.0714.7935.840.68

(Rencian selengkapnya terlampir)

II.3. Estimasi Mining Recovery

a. Bijih Nikel Saprolite :

Berdasarkan hasil produksi selama periode 2001 s.d 2003, dengan membandingkan antara realisasi penambangan bijih Nikel dengan data cadangan yang habis ditambang pada periode yang sama, diperoleh :

- Rata-rata mining recovery

: 88.12 %

- Dilution/penurunan kadar Ni

: 12.78 %

- Penurunan basicity

: 5.64 %

- Peningkatan kadar Fe

: 23.32 %

b. Bijih limonite :

Sedangkan untuk bijih nikel limonite karena permintaan pembeli standart eksportnya sama dengan tahun 2003 dan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, maka yang dijadikan dasar perhitungan adalah realisasi penambangan dan cadangan yang habis ditambang pada periode tahun 2003, sehingga diperoleh data sebagai berikut:

- Mining recovery

: 43.59 %

- Peningkatan kadar Ni

: 18.95 %

- Penurunan kadar Fe

: 56.00 %

- Peningkatan kadar SiO2

: 44.30 %

Dengan meggunakan asumsi di atas, maka perkiraan jumlah cadangan bijih nikel UPN Gebe yang bisa terambil per 1 Januari 2004 yaitu :

Jenis OreTonase (WMT)Kadar (%)

OverburdenOreNiCoFeSiO2Bas

Limonite376,250225,6871.910.1419.5717.41-

Saprolite156,250466,1412.250.0618.2435.840.64

Gambar 3. Peta penyebaran cadangan saprolite per 1 Januari 2004

PERIDOTIT

SERPENTINIT

PROSES

PELAPUKAN DAN LATERITISASI

SERPENTIN PERIDOTIT LAPUK

BAHAN-BAHAN TERBAWA BERSAMA LARUTAN

BAHAN-BAHAN TERTINGGAL

Fe, Al, Cr, Mn, Ni,Co

KONSENTRASI RESIDU

TERBAWA SEBAGAI PARTIKEL KOLOIDA

TERLARUT

SEBAGAI LARUTAN

Ca-Mg Carbonat

KONSENTRASI RESIDU

Fe Oksida

Al Hidroksida

Ni+Co

KONSENTRASI CELAH DARI SENYAWAAN-SENYAWAAN KARBONAT

KONSENTRASI CELAH

Fe, Ni, Co

SAPROLIT

ZONE ATAS

(I)

Ni, SiO2, MgO

ZONE TENGAH

(II)

SOFT BROWN OREURAT-URAT GARNIERITHARD BROWN OREURAT-URAT KRISOPRAS

URAT-URAT

MAGNESIT MgCO3

DOLOMIT (Ca, Mg)CO3

CALSIT CaCO3

SEBAGAI ROOT OF WEATHERING

ZONE BAWAH

(III)