29
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan sumber daya yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup baik untuk memenuhi kebutuhannya maupun menopang hidupnya secara alami. Kegunaan air yang bersifat universal atau menyeluruh dari setiap aspek kehidupan menjadi semakin berharganya air baik jika dilihat dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Semakin tinggi taraf kehidupan seseorang, maka kebutuhannya akan air pun akan meningkat. (Unus S,1996). Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan Bumi. Air adalah dasar dari suatu kehidupan dan merupakan suatu unsur yang dibutuhkan dalam kehidupan hingga manusia pun sangat menantikan kedatangannya (Sayyid Quthb). Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyar km 3 air : 97,5% adalah air laut, 1,75% berbentuk es dan 0,73 % berada di daratan sebagai air sungai, air danau, air tanah dan sebagainya. Air di bumi ini mengulangi terus menerus sirkulasi yaitu penguapan, presipitasi dan pengaliran keluar (outflow). Sehingga dapat disimpulkan bahwa sumber daya air di muka bumi ini tidak akan bertambah jumlahnya. Di lain pihak, air menjadi kebutuhan penting bagi kehidupan makhluk hidup, khususnya kebutuhan akan air bersih. Sejalan dengan pertambahan dan perkembangan penduduk, maka kebutuhan terhadap air bersih juga semakin meningkat, persaingan untuk mendapatkan air bersih untuk berbagai macam kepentingan pun juga akan terus meningkat. Perkembangan wilayah pada suatu daerah akan menyebabkan kebutuhan air bersih terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk. Pemenuhan kebutuhan pangan dan aktivitas penduduk selalu erat kaitannya dengan kebutuhan akan air bersih. Tuntutan tersebut tidak dapat dihindari, tetapi haruslah diprediksi dan direncanakan pemanfaatan sebaik mungkin. Air sebagai materi essensial dalam kehidupan terhadap air untuk keperluan sehari-hari di lingkungan ternyata berbeda-beda di setiap tempat, setiap tingkatan

113862274 skripsi-kebutuhan-air-bersih

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 113862274 skripsi-kebutuhan-air-bersih

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Air merupakan sumber daya yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup

baik untuk memenuhi kebutuhannya maupun menopang hidupnya secara alami.

Kegunaan air yang bersifat universal atau menyeluruh dari setiap aspek kehidupan

menjadi semakin berharganya air baik jika dilihat dari segi kuantitas maupun

kualitasnya. Semakin tinggi taraf kehidupan seseorang, maka kebutuhannya akan air

pun akan meningkat. (Unus S,1996).

Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang

diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir

71% permukaan Bumi. Air adalah dasar dari suatu kehidupan dan merupakan suatu

unsur yang dibutuhkan dalam kehidupan hingga manusia pun sangat menantikan

kedatangannya (Sayyid Quthb).

Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyar km3 air : 97,5% adalah

air laut, 1,75% berbentuk es dan 0,73 % berada di daratan sebagai air sungai, air

danau, air tanah dan sebagainya. Air di bumi ini mengulangi terus menerus sirkulasi

yaitu penguapan, presipitasi dan pengaliran keluar (outflow). Sehingga dapat

disimpulkan bahwa sumber daya air di muka bumi ini tidak akan bertambah

jumlahnya. Di lain pihak, air menjadi kebutuhan penting bagi kehidupan makhluk

hidup, khususnya kebutuhan akan air bersih. Sejalan dengan pertambahan dan

perkembangan penduduk, maka kebutuhan terhadap air bersih juga semakin

meningkat, persaingan untuk mendapatkan air bersih untuk berbagai macam

kepentingan pun juga akan terus meningkat. Perkembangan wilayah pada suatu

daerah akan menyebabkan kebutuhan air bersih terus meningkat seiring dengan laju

pertumbuhan penduduk. Pemenuhan kebutuhan pangan dan aktivitas penduduk

selalu erat kaitannya dengan kebutuhan akan air bersih. Tuntutan tersebut tidak dapat

dihindari, tetapi haruslah diprediksi dan direncanakan pemanfaatan sebaik mungkin.

Air sebagai materi essensial dalam kehidupan terhadap air untuk keperluan

sehari-hari di lingkungan ternyata berbeda-beda di setiap tempat, setiap tingkatan

Page 2: 113862274 skripsi-kebutuhan-air-bersih

2

kehidupan dan di setiap bangsa dan negara. Propinsi Sumatera Selatan adalah salah

satu propinsi yang juga mengalami pertumbuhan penduduk yang cukup signifikan

seiring dengan berkembangnya propinsi itu sendiri yang juga berdampak terhadap

meningkatnya kebutuhan atas air bersih.

Kabupaten Ogan Komering Ilir sebagai salah satu kabupaten di Sumatera

Selatan memiliki 18 kecamatan dimana setiap kecamatan memiliki kebutuhan atas

air bersih yang bervariasi. Secara administratif, Kabupaten Ogan Komering Ilir

berbatasan dengan Kabupaten Banyuasin dan Kota Palembang di sebelah utara,

Kabupaten Ogan Ilir (OI) dan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (OKU) di

sebelah barat, Kabupaten Mesuji Provinsi Lampung di sebelah selatan, dan Selat

Bangka serta Laut Jawa di sebelah timur.

Penulisan ini menganalisis dan memprediksi banyaknya kebutuhan air

bersih untuk kondisi sekarang dan untuk kebutuhan di masa yang akan datang di

Kabupaten Ogan Komering Ilir Propinsi Sumatera Selatan dimana agar kebutuhan air

bersih dapat terpenuhi diperlukan kebijakan pengelolaan yang menyeluruh mencakup

pengaturan perlindungan atas sumber daya air, pemanfaatan sumber daya air dengan

didukung oleh penyediaan sarana dan prasarana pendistribusian, serta pengembangan

teknologi bagi penyediaan air, pemanfaatan serta pengolahannya. Kebutuhan air

bersih sangat perlu dianalisis untuk memperoleh kesiapan data dan informasi tentang

air bersih serta jumlah kebutuhan air bersih di suatu daerah aliran sungai yang

lengkap dan akurat.

1.2. Perumusan Masalah

Dari latar belakang yang diuraikan di atas di dapat rumusan masalah yaitu

seberapa besar kebutuhan air bersih yang dibutuhkan oleh penduduk Ogan Komering

Ilir pada masa sekarang dan yang akan datang seiring dengan meningkatnya jumlah

penduduk di kabupaten tersebut.

1.3. Maksud dan Tujuan Penulisan

Maksud dan tujuan dari penulisan yaitu untuk menghitung jumlah

kebutuhan air bersih pada kondisi sekarang dan memprediksi kebutuhan air untuk

Page 3: 113862274 skripsi-kebutuhan-air-bersih

3

kondisi yang akan datang yang dibutuhkan oleh penduduk di Kabupaten Ogan

Komering Ilir, Sumatera Selatan.

1.4. Ruang Lingkup Penulisan

Dalam penulisan ini difokuskan untuk menghitung besarnya kebutuhan air

bersih pada kondisi sekarang dan memprediksi besarnya kebutuhan air bersih untuk

kondisi yang akan datang di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.

1.5. Sistematika Penulisan

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, maka sistematika penulisan adalah :

BAB I Pendahuluan

Menguraikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan

penulisan, ruang lingkup penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Pustaka

Meliputi teori-teori dan konsep-konsep dasar yang digunakan dalam

melakukan analisis data.

BAB III Metodologi Penelitian

Menjelaskan metode pengumpulan data dan pengolahan data

BAB IV Analisa dan Pembahasan

Meliputi analisis dan pembahasan mengenai prediksi kebutuhan air di

berbagai sektor berdasarkan data yang ada

BAB V Kesimpulan dan Saran

Meliputi kesimpulan dan saran dari hasil analisa dan pembahasan.

Page 4: 113862274 skripsi-kebutuhan-air-bersih

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Indra Kusuma Sari, Lily Montarich Limantara serta Dwi Priyantoro (2007)

mengadakan penelitian “Analisa Ketersediaan dan Kebutuhan Air Pada DAS

Sampean”. Lokasi studi terletak pada Daerah Aliran Sungai Sampean yang terletak

pada Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Situbondo dengan luas DAS 1.206 Km2.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya kebutuhan air serta ketersediaan

air untuk memenuhi kebutuhan tersebut pada wilayah DAS Sampean. Metode yang

digunakan dalam kajian ini bersifat deskritif yang merupakan analisa fenomena /

kejadian pada masa lampau. Dalam penelitian ini, jumlah penduduk DAS Sampean

dipandang dari parameter jumlah penduduk di kategorikan dalam kategori kota besar,

karenanya untuk kebutuhan air non domestik adalah sebesar 30 % dari kebutuhan air

domestik. Didapatlah kebutuhan air domestik dan non domestik tahun 2007 sebesar

50,93 lt/dtk, 68,34 lt/dtk untuk 2 tahun mendatang, 87,09 lt/dt untuk 5 tahun

mendatang, 111,96 lt/dt untuk 10 tahun mendatang dan 160,06 lt/dtk untuk 20 tahun

mendatang.

Susana dan Eddy Setiadi Soedjono melakukan penelitian “Penyediaan Air

Bersih Pulau Banggai, Kabupaten Banggai Kepulauan – Propinsi Sulawesi Tengah”.

Lokasi penelitian terletak di Pulau Banggai. Penelitian ini bertujuan menganalisa dan

membuat rencana tindak (action plan) terhadap kebutuhan bidang air bersih

pedesaan yang dibagi dalam tiga tahapan peningkatan yaitu jangka pendek, jangka

menengah dan jangka panjang. Metode yang digunakan adalah metode deskritif.

Dari analisa diperoleh ketersediaan air bersih lebih besar dari kebutuhan air yang ada

untuk wilayah Pulau Banggai.

Page 5: 113862274 skripsi-kebutuhan-air-bersih

5

Penelitian I Wayan Sutapa (Februari,2009) yaitu “Studi Potensi

Pengembangan Sumber Daya Air Di Kota Ampana Sulawesi Tengah yang betujuan

untuk mengetahui potensi sumber air untuk memenuhi kebutuhan air minum di kota

Ampana dan memilih alternative sumber air yang paling optimal dari potensi sumber

daya air yang ada. Metode yang digunakan yaitu survey pendahuluan untuk

mengumpulkan data yang dibutuhkan, lalu pengolahan data dengan menggunakan

rumus-rumus empiris dari kajian pustaka. Kesimpulan yang didapat dari penelitian

ini menunjukan bahwa jika air Sungai Ampana dan Sungai Sansarino saja digunakan

untuk kebutuhan air minum, maka sampai proyeksi tahun 2027 belum mampu untuk

mencukupi kebutuhan air kota Ampana.

Pranoto Samto Admodjo, Sri Sangkawati (2008) melakukan penelitian

“Evaluasi Dan Prediksi Pengelolaan Jaringan Air Bersih IKK Brangsong Kabupaten

Kendal Bebasis Sistem Geografis Dalam Rangka Mendukung Millenium

Development Goals (MDGS). Penelitian Ini menggunakan Teknologi Sistem

Informasi Geographis (SIG) dimana SIG digabung dengan Program Epanet dapat

digunakan untuk mengevaluasi jaringan yang ada dan menghitung prediksi layanan

pada tahun 2015 yang akan datang. Dengan Epanet, akan dapat dihitung kebutuhan

air dan fasilitasnya sampai tahun 2015. Hasil penelitian yaitu proyeksi perkembangan

penduduk untuk tahun 2015 sebesar 55896 jiwa. Dengan target MDG’s 80%

penduduk harus terlayani air bersih, sistem jaringan harus mampu melayani

kebutuhan air penduduk sebesar 92,68 liter/detik.

Marhadiyanto D. D dan Suprihandto N melakukan penelitian “Studi

Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Dengan Sistem Penampungan Air Hujan Di Pulau

Panggang”. Hasil yang didapat yaitu dengan perkiraan jumlah penduduk sebanyak

4894 orang pada tahun 2019, kebutuhan air bersih yang perlu dipenuhi dengan sistem

penampungan air hujan adalah 264.222 liter/hari.

2.2. Proyeksi Pertumbuhan Jumlah Penduduk

Kebutuhan air bersih merupakan masalah masa sekarang dan masa depan,

maka besarnya kebutuhan air bersih perlu di prediksi. Akan tetapi, sebelum

memprediksi besarnya kebutuhan air bersih, jumlah penduduk di masa yang akan

datang harus di prediksi terlebih dahulu. Prediksi jumlah penduduk di masa yang

akan datang sangat penting dalam memperhitungkan jumlah kebutuhan air bersih di

Page 6: 113862274 skripsi-kebutuhan-air-bersih

6

masa yang akan datang. Jumlah penduduk mempengaruhi tingkat kebutuhan air

bersih. Semakin meningkatnya populasi penduduk dari masa ke masa akan

mengakibatkan peningkatan akan kebutuhan air bersih di masa-masa yang akan

datang.

Prediksi jumlah penduduk dapat diperoleh dengan proyeksi penduduk.

Proyeksi penduduk berdasarkan sensus penduduk. Disini proyeksi penduduk tidak

hanya beberapa tahun sesudah sensus tetapi mungkin sampai beberapa puluh tahun

sesudah sensus. Dengan memperhatikan laju perkembangan jumlah penduduk masa

lampau, maka metode statistik merupakan metode yang paling mendekati untuk

memperkirakan jumlah penduduk di masa mendatang.

2.2.1. Metode Proyeksi Penduduk

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menganalisa

perkembangan jumlah penduduk di masa mendatang, antara lain :

2.2.1.1. Metode Aritmatika

Metode ini biasanya disebut juga dengan rata-rata hilang. Metode ini

digunakan apabila data berkala menunjukkan jumlah penambahan yang relative sama

setiap tahun. Hal ini terjadi pada kota dengan luas wilayah yang kecil, tingkat

pertumbuhan ekonomi rendah dan perkembangan kota tidak terlalu pesat.

Rumus metode ini adalah :

Pn = Po + n.Ka………………………..………………………………………….…2.1

Ka = t

PtPo )( −

………………………..……………………………….……………………2.2

Dimana :

Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke-n (jiwa)

Po = Jumlah penduduk pada tahun awal

Page 7: 113862274 skripsi-kebutuhan-air-bersih

7

n = Periode waktu dalam tahun

Ka = Konstanta aritmatika

2.2.1.2 Metode Geometrik

Untuk keperluan proyeksi penduduk, metode ini digunakan bila data

menunjukkan peningkatan yang pesat dari waktu ke waktu. Jadi pertumbuhan

penduduk dimana angka pertumbuhan adalah sama atau konstan untuk setiap tahun,

rumus untuk menghitungnya :

Pn = Po ( 1 + r )n ....................................................................................................... 2.3

Dimana :

Pn = Jumlah penduduk pada tahun n

Po = Jumlah penduduk pada tahun awal

r = Angka pertumbuhan penduduk

n = Periode waktu dalam tahun

2.2.2 Dasar Pemilihan Metode Proyeksi Penduduk

Untuk menentukan pilihan rumus proyeksi jumlah penduduk yang akan

digunakan dengan hasil perbandingan yang paling mendekati kebenaran harus

dilakukan analisis dengan menghitung koefisien korelasi.

2.2.2.1. Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi merupakan angka yang menunjukkan tinggi atau

rendahnya hubungan antara dua variable atau lebih. Koefisien korelasi yang tinggi

menandakan besarnya hubungan diantara dua variable.

Besarnya koefisien korelasi berkisar -1 ≤ r ≤ +1. Koefisien korelasi sebesar

1 dengan tanpa memperhatikan tanda positif dan negatif menunjukkan hubungan

Page 8: 113862274 skripsi-kebutuhan-air-bersih

8

yang tinggi diantara variable yang dihubungkan. Koefisien korelasi sebesar 1

menunjukkan terjadinya hubungan yang sangat tinggi atau sempurna. Sebaliknya

koefisien korelasi sebesar -1 menunjukkan hubungan yang rendah.

2.2.2.2. Teknik Korelasi

Ada beberapa teknik korelasi untuk mendapatkan koefisen korelasi yang

dibutuhkan, yaitu :

A. Perkalian Skor Simpangan

Teknik untuk menghitung koefisien korelasi menggunakan hasil perkalian

antara dua variabel X dengan variabel Y pada skor simpangan (xy). Perhitungan

menggunakan simpangan dari masing-masing variabel dan perkalian antar

simpangan. Adapun rumus untuk menghitung koefisien korelasi adalah :

r = ∑∑∑

y)²²(x)(

xy

………….…………………………………………………...…..2.4

B. Simpangan Baku dan Kovariansi

Teknik untuk menghitung koefisien korelasi menggunakan simpangan baku

pada variabel X (SX), variabel Y (SY) dan simpangan baku bersama (SXY).

Adapun rumus untuk menghitung koefisien korelasi adalah :

r = xSy

xy

S

S

………….…………………………………………………………….…..2.5

Simpangan baku dapat dihitung melalui simpangan masing-masing variabel

X dan variabel Y serta kovarian dihitung dengan perkalian simpangan.

Page 9: 113862274 skripsi-kebutuhan-air-bersih

9

S x = N

∑ xy………………………………………………………….……………………..…

2.6

S y = N

∑ x² …………………………………………………….………………………..

…..2.7

S xy = N

∑ ²y…………………………………………………………………………..

…....2.8

C. Perhitungan Dengan Skor Asli

Teknik untuk menghitung koefisien korelasi dapat langsung menggunakan

skor asli dari kedua variabel X dengn variabel Y. Perhitungan menggunakan

perkalian dari masing-masing variabel X dengan variabel Y atau XY. Perhitungan

skor asli ini biasa digunakan pada berbagai program pengolahan data seperti SPSS

atau excel. Adapun rumus yang digunakan adalah :

r = [ ][ ]∑ ∑−∑ ∑∑ ∑ ∑

²)(²X)²(-²

Y)X)(( -xy

YYNXN

N…………………………………………………..2.9

Hasil perhitungan dengan berbagai rumus product moment menunjukkan

hasil yang tidak berbeda terlalu jauh, perbedaan terletak pada tiga digit di belakang

koma.

2.3. Kebutuhan Air Bersih

Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan

secara berkelanjutan. Penggunaan air bersih sangat penting untuk konsumsi rumah

tangga, kebutuhan industri dan tempat umum. Karena pentingnya kebutuhan akan air

bersih, maka adalah hal yang wajar jika sektor air bersih mendapatkan prioritas

penanganan utama karena menyangkut kehidupan orang banyak. Penanganan akan

pemenuhan kebutuhan air bersih dapat dilakukan dengan berbagai cara, disesuaikan

Page 10: 113862274 skripsi-kebutuhan-air-bersih

10

dengan sarana dan prasarana yang ada. Di daerah perkotaan, sistem penyediaan air

bersih dilakukan dengan sistem perpipaan dan non perpipaan. Sistem perpipaan

dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan sistem non perpipaan

dikelola oleh masyarakat baik secara individu maupun kelompok.

Kebutuhan air bersih merupakan kebutuhan yang tidak terbatas dan

berkelanjutan. Sedang kebutuhan akan penyediaan dan pelayanan air bersih dari

waktu ke waktu semakin meningkat yang terkadang tidak diimbangi oleh

kemampuan pelayanan. Peningkatan kebutuhan ini disebabkan oleh peningkatan

jumlah penduduk, peningkatan derajat kehidupan warga serta perkembangan

kota/kawasan pelayanan ataupun hal-hal yang berhubungan dengan peningkatan

kondisi sosial ekonomi warga.

2.4. Definisi dan Persyaratan Kuantitas Air Bersih

2.4.1. Definisi Air Bersih

Air bersih adalah salah satu jenis sumber daya berbasis air yang bermutu

baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan

aktivitas mereka sehari-hari. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 416

Tahun 1990 Tentang ”Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air“, air bersih adalah

air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat

kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.

Air bersih dalam kehidupan manusia merupakan salah satu kebutuhan

paling esensial, sehingga kita perlu memenuhinya dalam jumlah dan kualitas yang

memadai. Selain untuk dikonsumsi air bersih juga dapat dijadikan sebagai salah

satu sarana dalam meningkatkan kesejahteraan hidup melalui upaya peningkatan

derajat kesehatan (Sutrisno, 1991:1).

2.4.2. Persyaratan Kuantitas Air Bersih

Tiap orang perhari membutuhkan air dengan jumlah yang ditentukan oleh

beberapa faktor yaitu faktor kebudayaan, status social – ekonomi dan standar hidup,

kesadaran terhadap kebersihan, penggunaan untuk hal-hal produktif, biaya yang

dikeluarkan untuk air bersih dan kualitas air. Pada kondisi normal tubuh manusia

memerlukan antara 3 – 10 liter air per hari, tergantung cuaca dan aktifitas yang

dilakukannya.

Page 11: 113862274 skripsi-kebutuhan-air-bersih

11

Persyaratan kuantitas dalam penyediaan air bersih adalah ditinjau dari

banyaknya air baku yang tersedia. Artinya air baku tersebut dapat digunakan untuk

memenuhi kebutuhan sesuai dengan kebutuhan daerah dan jumlah penduduk yang

akan dilayani. Persyaratan kuantitas juga dapat ditinjau dari standar debit air bersih

yang dialirkan ke konsumen sesuai dengan jumlah kebutuhan air bersih. Kebutuhan

air bersih masyarakat bervariasi, tergantung pada letak geografis, kebudayaan,

tingkat ekonomi, dan skala perkotaan tempat tinggalnya.

2.5 Tipe Kebutuhan Air Bersih

Air bersih adalah air yang dapat dipergunakan oleh masyarakat untuk

memenuhi keperluan sehari-hari dengan kualitas yang memenuhi ketentuan baku

mutu air bersih yang ditetapkan. Kebutuhan air bersih didefinisikan sebagai jumlah

air bersih yang dibutuhkan atau yang diminta dalam suatu sistem. Kebutuhan air

untuk fasilitas - fasilitas sosial ekonomi harus dibedakan sesuai peraturan PDAM dan

memperhatikan kapasitas produksi sumber yang ada, tingkat kebocoran dan

pelayanan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan air bersih meliputi iklim,

karakteristik daerah, ukuran kota, sistem sanitasi yang digunakan, sistem operasi dan

pemeliharaan, tekanan air dalam pipa, kualitas air, penggunaan materi air, tingkat

ekonomi masyarakat dan harga air. Selain itu juga terdapat beberapa faktor lain yang

mempengaruhi kebutuhan air bersih seperti jumlah penduduk, fasilitas air bersih dan

aktivitas sehari-hari. Dalam analisis kebutuhan air bersih, kebutuhan air yang

diperhitungkan meliputi kebutuhan air domestik dan kebutuhan air non domestik

(Direktorat Jendral Cipta Karya, 1996).

2.5.1. Kebutuhan Air Domestik

Air bersih yang dibutuhkan untuk aktivitas sehari-hari disebut sebagai

kebutuhan domestik (domestic demand) dalam hal ini termasuk air untuk minum,

masak, membersihkan toilet dan sebagainya.

Kebutuhan dasar domestik merupakan kebutuhan air bersih bagi penduduk

lingkungan perumahan yang terbatas pada keperluan rumah tangga seperti mandi,

minum, memasak, dan lain lain (Kementrian PU,”Kebutuhan Air Hari Maksimum”).

Tingginya kebutuhan ini tergantung pada perilaku, status sosial dan juga kondisi

Page 12: 113862274 skripsi-kebutuhan-air-bersih

12

iklim (BSN Raju, 1995). Standar kebutuhan air domestik yaitu kebutuhan air bersih

yang digunakan pada tempat- tempat hunian pribadi untuk memenuhi hajat hidup

sehari-hari, seperti pemakaian air untuk minum, mandi, dan mencuci. Satuan yang

dipakai adalah liter/orang/hari. Analisis sektor domestik untuk masa mendatang

dilaksanakan dengan dasar analisis pertumbuhan penduduk pada wilayah yang

direncanakan.

Untuk memperkirakan jumlah kebutuhan air domestik saat ini dan di masa

yang akan datang dihitung berdasarkan jumlah penduduk, tingkat pertumbuhan

penduduk dan kebutuhan air perkapita. Kebutuhan air perkapita dipengaruhi oleh

aktivitas fisik dan kebiasaan atau tingkat kesejahteraan. Oleh karena itu, dalam

memperkirakan besarnya kebutuhan air domestik perlu dibedakan antara kebutuhan

air untuk penduduk daerah urban (perkotaan) dan daerah rural (perdesaan). Adanya

pembedaan kebutuhan air dilakukan dengan pertimbangan bahwa penduduk di

daerah urban cenderung memanfaatkan air secara berlebih dibandingkan penduduk di

daerah rural. Besarnya konsumsi air dapat mengacu pada berbagai macam standar

yang telah dipublikasikan. Tabel 2.3 menyajikan standar kebutuhan air domestik

menurut peraturan dari Departemen Cipta Karya.

Tabel 2.3 Kriteria Perencanaan Air Bersih

URAIAN

KATEGORI KOTA BERDASARKAN JUMLAH PENDUDUK (JIWA)

>1.000.000 500.000

s/d 1.000.000

100.000

s/d 500.000

20.000

s/d 100.000

<20.000

Kota Metropolitan

Kota Besar Kota Sedang Kota Kecil Desa

1 2 3 4 5 6

Konsumsi Unit Sambungan Rumah (SR) (liter/orang/hari)

190 170 130 100 80

Konsumsi Unit Hidran (HU) (liter/orang/hari)

30 30 30 30 30

Konsumsi Unit Non Domestik (liter/orang/hari)

20-30 20-31 20-32 20-33 20-34

Kehilangan Air (%) 20-30 20-30 20-30 20-30 20-30

Faktor Hari Maksimum 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1

Lanjutan Tabel 2.3

Page 13: 113862274 skripsi-kebutuhan-air-bersih

13

Faktor Jam Puncak 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5

Jumlah Jiwa per SR (jiwa) 5 5 5 5 5

Jumlah Jiwa per HU (jiwa) 100 100 100 100-200 200

Sisa Tekan di Penyediaan Distribusi (Meter)

10 10 10 10 10

Jam Operasi (jam) 24 24 24 24 24

Volume Reservoir (%) Max Day Demand)

15-25 15-25 15-25 15-25 15-25

SR:HU 50 : 50

s/d 80 : 20

50 : 50

s/d 80 : 20

80 : 20 70 : 30 70 : 30

Cakupan Wilayah Pelayanan (%)

90 90 90 90 70

Sumber : Direktorat Jendral Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum, 1996

2.5.2 Kebutuhan Air Non Domestik

Kebutuhan dasar air non domestik merupakan kebutuhan air bagi penduduk

di luar lingkungan perumahan (Kementrian PU, “Kebutuhan Air Hari Maksimum”).

Kebutuhan air non domestik sering juga disebut kebutuhan air perkotaan (municipal).

Besar kebutuhan air bersih ini ditentukan banyaknya konsumen non domestik yang

meliputi fasilitas perkantoran (pemerintah dan swasta), tempat-tempat ibadah

(masjid, gereja, dll), pendidikan (sekolah-sekolah), komersil (toko, hotel), umum

(pasar, terminal) dan Industri

Besarnya kebutuhan air perkotaan dapat ditentukan oleh banyaknya fasilitas

perkotaan tersebut. Kebutuhan ini sangat dipengaruhi oleh tingkat dinamika kota dan

jenjang suatu kota.Untuk memperkirakan kebutuhan air perkotaan suatu kota maka

diperlukan data-data lengkap tentang fasilitas pendukung kota tersebut.

Analisis sektor non domestik dilaksanakan dengan berpegangan pada analisis

data pertumbuhan terakhir fasilitas – fasilitas sosial ekonomi yang ada pada wilayah

perencanaan. Kebutuhan air non domestik untuk kota dapat dibagi dalam beberapa

kategori :

1. Kota Kategori I (Metro)

2. Kota Kategori II (Kota Besar)

3. Kota Kategori III (Kota Sedang)

4. Kota Kategori IV (Kota Kecil)

Page 14: 113862274 skripsi-kebutuhan-air-bersih

14

5. Kota Kategori V (Desa)

Kebutuhan air non domestik menurut kriteria perencanaan pada Dinas PU

dapat dilihat dalam Tabel 2.4 sampai Tabel 2.6. Tabel – tabel tersebut menampilkan

standar yang dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan air perkotaan apabila

data rinci mengenai fasilitas kota dapat diperoleh.

Tabel 2.4 Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kategori I, II, III, IV

SEKTOR NILAI SATUAN

Sekolah 10 Liter/murid/hariRumah Sakit 200 Liter/bed/hariPuskesmas 2000 Liter/unit/hari

Masjid 3000 Liter/unit/hariKantor 10 Liter/pegawai/hariPasar 12000 Liter/hektar/hariHotel 150 Liter/bed/hari

Rumah Makan 100 Liter/tempat duduk/hariKomplek Militer 60 Liter/orang/hariKawasan Industri 0,2 – 0,8 Liter/detik/hektar

Kawasan Pariwisata 0,1 – 0,3 Liter/detik/hektarSumber : Direktorat Jendral Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum, 1996

Tabel 2.5 Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kategori V (Desa)

Sumber : Direktorat Jendral Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum, 1996

Tabel 2.6 Kebutuhan Air Non Domestik Kategori Lain

SEKTOR NILAI SATUAN

Lapangan Terbang 10 Liter/orang/detik

Pelabuhan 50 Liter/orang/detik

Stasiun KA dan Terminal Bus 10 Liter/orang/detik

SEKTOR NILAI SATUAN

Sekolah 5 Liter/murid/hari

Rumah Sakit 200 Liter/bed/hari

Puskesmas 1200 Liter/unit/hari

Masjid 3000 Liter/unit/hari

Mushola 2000 Liter/unit/hari

Pasar 12000 Liter/hektar/hari

Komersial/Industri 10 Liter/hari

Page 15: 113862274 skripsi-kebutuhan-air-bersih

15

Kawasan Industri 0,75 Liter/detik/hektar

Sumber : Direktorat Jendral Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum, 1996

Cara lain untuk menghitung besarnya kebutuhan perkotaan adalah dengan

menggunakan standar kebutuhan air perkotaan yang didasarkan pada kebutuhan air

rumah tangga (domestik). Besarnya kebutuhan air perkotaan dapat diperoleh dengan

presentase dari jumlah kebutuhan rumah tangga, berkisar antara 25 - 40% dari

kebutuhan air rumah tangga. Angka 40% berlaku khusus untuk kota metropolitan

yang memiliki kepadatan penduduk sangat tinggi seperti Jakarta. Kebutuhan air

perkotaan dapat dilihat pada Tabel 2.7. Tabel ini digunakan bila tidak ada data rinci

mengenai fasilitas kota.

Tabel 2.7 Besarnya Kebutuhan Air Non Domestik Menurut Jumlah Penduduk

Kriteria

(Jumlah Penduduk)

Jumlah Kebutuhan Air Non Domestik

(% Kebutuhan Air Rumah Tangga)> 500.000 40

100.000 – 500.000 35< 100.000 25

Sumber : Pedoman Konstruksi dan Bangunan, Dep. PU.

2.5. Standar Pelayanan Minimal Untuk Pemukiman

Besarnya kebutuhan air perkotaan dapat ditentukan oleh banyaknya fasilitas

perkotaan tersebut. Kebutuhan ini sangat dipengaruhi oleh tingkat dinamika kota dan

jenjang suatu kota. Sesuai Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah

No. 534/KPTS/M/2001 tentang pedoman penentuan standar pelayanan minmal

bidang penataan ruang, perumahan dan permukiman dan pekerjaan umum yang

menerangkan tentang standar pelayanan minimal untuk permukiman yang tertera

pada Tabel 2.8.

Tabel 2.8 Standar Pelayanan Minimal Untuk Permukiman

Bidang Pelayanan

Indikator Standar Pelayanan

Cakupan Tingkat Pelayanan Kualitas

Sarana lingkungan

a) Sarana niaga

Kelengkapan sarana niaga

Satuan lingkungan

dengan jumlah penduduk < 30.000 jiwa

Minimal tersedia 1 pasar untuk setiap 30.000 penduduk

Mudah diakses

- Jumlah anak usia sekolah

Satuan lingkungan Minimal tersedia:

Bersih, mudah dicapai, tidak bising, jauh dari sumber

Page 16: 113862274 skripsi-kebutuhan-air-bersih

16

b) Sarana pendidikan

yang tertampung- Sebaran fasilitas

pendidikan- Kelengkapan

saranapendidikan

dengan jumlah penduduk < 30.000 jiwa

- 1 unit TK untuk setiap

1.000 penduduk- 9 SD, 3 SLTP, 1

SMU

penyakit, sumber bau/sampah dan pencemaran lainnya

c) Sarana pelayanankesehatan

- Sebaran fasilitas

pelayanan kesehatan/ jangkauan pelayanan kesehatan

- Tingkat harapan hidup

Satuan lingkungan

dengan jumlah penduduk < 30.000 jiwa

Minimal tersedia:- 1 unit Balai

Pengobatan/ 3.000 jiwa

- 1 unit BKIS/RS Bersalin/10.000-

30.000 jiwa- 1 unit Puskesmas/

30.000 jiwa

Lokasi di pusat lingkungan/kecamatan,bersih,

tenang, jauh dari sumber penyakit,sumber bau/sampah

dan pencemaran lainnya

d) Sarana pelayanan umum

- Jangkauan dan tingkat pelayanan

Satuan lingkungan

dengan jumlah penduduk < 30.000 jiwa

Minimal tersedia:- 1 unit Pos Pemadam Kebakaran

- 1 unit Kantor Polisi/ 30.000 jiwa- 1 unit Kantor Pos

Pembantu- 1 unit Bank

Cabang Pembantu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1.1. Metode Penelitian

Dalam penelitian tugas akhir, terdapat kategori metode penelitian tugas akhir

yaitu :

1. Penelitian Laboratorium

2. Studi Pustaka/Perencanaan

Page 17: 113862274 skripsi-kebutuhan-air-bersih

17

3. Studi Kasus

Dari ketiga metode penelitian tugas akhir diatas, penelitian tugas akhir ini

menggunakan metode penelitian dengan pendekatan studi kasus, dimana metode

yang digunakan bersifat deskritif yang merupakan analisa fenomena atau kejadian

pada masa lampau dan bertujuan untuk mengevaluasi kondisi pada periode tertentu

sebagai dasar perencanaan untuk masa mendatang berdasarkan data yang

dikumpulkan sesuai dengan tujuannya berdasarkan analisa secara teoritis dan

empiris yang kemudian ditarik kesimpulan dari hasil analisa yang telah dilakukan.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian tugas akhir ini berlokasi di Kabupaten Ogan Komering Ilir dimana

wilayah yang ditinjau adalah 18 kecamatan di kabupaten tersebut.

3.3. Tahapan Penelitian

Tahapan-tahapan penelitian disajikan pada gambar 3.1, secara rinci dapat

diuraikan sebagai berikut :

3.3.1 Studi Pustaka

Tahap studi pustaka yaitu mengumpulkan dan mempelajari bahan-bahan yang

berhubungan dengan masalah-masalah yang diteliti. Bahan-bahan tersebut berupa

bahan yang didapat dari tulisan-tulisan ilmiah, diktat-diktat, buku-buku maupun

internet yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini data yang

diperoleh berupa literature mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang

akan dibahas.

3.3.2 Pengumpulan Data

Tahap ini merupakan tahap pengumpulan data-data yang berhubungan

dengan analisa kebutuhan air dan perencanaan instalasi pengolahan air. Beberapa

data yang dikumpulkan yaitu :

a. Data jumlah penduduk untuk 18 kecamatan di Kabupaten Ogan Komering Ilir

b. Data fasilitas-fasilitas kota yang tersedia di setiap kecamatan di Kabupaten

Ogan Komering Ilir

c. Peta-peta administrasi dan data penunjang lainnya.

Page 18: 113862274 skripsi-kebutuhan-air-bersih

18

3.3.3 Pengolahan Data

Dalam tahap ini yang dilakukan adalah mengolah data yang sudah didapat

untuk dijadikan data awal dalam melakukan analisa dan perhitungan. Perhitungan

yang dilakukan berkaitan dengan analisa kebutuhan air bersih yaitu kebutuhan air

domestik dan kebutuhan air non domestik pada kondisi sekarang dan yang akan

datang di Kabupaten Ogan Komering Ilir

3.3.4 Analisis dan Pembahasan

Sebelum dilakukan perhitungan, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan data-

data yang sudah dikumpulkan apakah sudah sesuai dengan data yang sebenarnya atau

tidak. Setelah semua data diperiksa, maka dilakukan perhitungan. Adapun tahapan

perhitungan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Perhitungan proyeksi penduduk per kecamatan Kabupaten Ogan

Komering Ilir

2. Analisa kebutuhan air bersih yaitu kebutuhan air domestik dan kebutuhan

air non domestik

3.3.5 Kesimpulan dan Saran

Penarikan kesimpulan akan dilakukan setelah dibuat kesimpulan awal dan

diskusi dari hasil pengolahan data. Setelah ditarik kesimpulan, dilanjutkan dengan

memberikan saran mengenai kebutuhan air bersih untuk Kabupaten Ogan Komering

Ilir.

3.3.6 Pelaporan Perencanaan

Dari seluruh langkah-langkah yang telah dilakukan, dimulai dari studi

literatur, pengumpulan data, pengolahan data, analisa dan perhitungan, maka

selanjutnya adalah melakukan perangkuman dari seluruh data-data yang telah

dihasilkan. Data-data yang telah dirangkum dan disusun tersebut selanjutnya dibuat

ke dalam bentuk tulisan yang disebut laporan akhir (skripsi). Hasil dari skripsi ini

selanjutnya dipaparkan.

Page 19: 113862274 skripsi-kebutuhan-air-bersih

19

Page 20: 113862274 skripsi-kebutuhan-air-bersih

20

Gambar 3.1. Skema Urutan Kerja

Perumusan masalahStudi Literatur

- Teori Perhitungan Proyeksi Jumlah Penduduk

- Teori Kebutuhan Air Bersih

Perhitungan proyeksi jumlah penduduk

Analisis kebutuhan air bersih di Ogan Komering Ilir

Kebutuhan Air Domestik

Kebutuhan Air Non Domestik

Pengumpulan Data

Data Sekunder

- Kependudukan

- Peta Tata Ruang

- Peta Tata Guna Lahan

selesai

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Page 21: 113862274 skripsi-kebutuhan-air-bersih

21

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Data

Dalam penulisan ini, diperlukan data-data penunjang untuk menjawab

permasalahan yang menjadi pokok pembahasan yaitu berapa jumlah kebutuhan air

bersih untuk kondisi sekarang dan prediksinya untuk kebutuhan di masa yang akan

datang di kabupaten Ogan Komering Ilir. Data-data yang dibutuhkan antara lain

sebagai berikut :

4.1.1 Data Jumlah Penduduk

Data jumlah penduduk diperlukan untuk menghitung proyeksi jumlah

penduduk yang akan datang dimana pertambahan jumlah penduduk ini

mempengaruhi jumlah kebutuhan air bersih baik kebutuhan air domestik maupun

kebutuhan air non domestik yang dibutuhkan oleh penduduk di tiap-tiap kecamatan

di kabupaten Ogan Komering Ilir. Data jumlah penduduk tiap kecamatan dari tahun

2006 sampai 2011 di kabupaten Ogan Komering Ilir adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1. Jumlah Penduduk di Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2006 - 2011

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Orang)

2006 2007 2008 2009 2010 20111 Lempuing 61.433 62356 63654 64670 70642 726852 Lempuing Jaya 57707 58623 59794 60749 59786 603863 Mesuji 34161 35013 35397 35962 38870 399414 Sungai Menang 44850 31611 46472 32303 46567 479385 Mesuji Makmur 42907 42840 43619 44316 51456 528836 Mesuji Raya 30685 46170 31795 47214 34334 350727 Tulung Selapan 44743 46170 46362 47102 40683 415378 Cengal 29887 30642 30968 31462 42778 435679 Pedamaran 36303 36960 37616 38217 40114 4064110 Pedamaran Timur 18499 18972 19168 19474 20110 2060911 Tanjung Lubuk 33561 34200 34775 35330 32296 3279912 Teluk Gelam 19742 20370 20456 20783 21268 2162913 Kayuagung 55285 56482 57285 58200 62694 6458414 Sirah Pulau Padang 40687 41118 42159 42832 41709 4245715 Jejawi 38373 38850 39761 40396 38098 3846716 Pampangan 26956 27426 27931 28377 27758 2829617 Pangkalan Lampan 24832 25236 25730 26141 26033 2643318 Air Sugihan 32391 32964 33563 34099 32180 32450

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Ogan Komering Ili

4.1.2 Data Fasilitas Perkotaan

Page 22: 113862274 skripsi-kebutuhan-air-bersih

22

Data fasilitas perkotaan diperlukan dalam analisa dan prediksi kebutuhan air

sesuai dengan standar perencanaan yang ditetapkan oleh PU Cipta Karya. Dalam hal

ini data fasilitas perkotaan yang ada dan terperinci adalah data fasilitas kecamatan

Kayuagung. Berikut data-data fasilitas perkotaan untuk kecamatan Kayuagung pada

tahun 2011 :

4.1.2.1 Jumlah Siswa dan Guru

Jumlah siswa dan guru di kecamatan Kayuagung dari tahun 2006 sampai

tahun 2011 adalah sebagai berikut :

No Tahun Jumlah Siswa dan Guru (jiwa)

1 2006

2 2007

3 2008

4 2009

5 2010

6 2011

4.1.3 Gambaran Wilayah

Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir terletak di antara 104°,20´ dan

106°,00´ Bujur Timur dan 2°,30´ sampai 4°,15´ Lintang Selatan. Secara administrasi

berbatasan dengan Kabupaten Banyuasin, Kabupaten Ogan Ilir dan Kota Palembang

di sebelah utara, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dan Propinsi Lampung di

sebelah selatan, Kabupaten Ogan Ilir di sebelah barat, dan Selat Bangka dan laut

Jawa di sebelah timur. Luas Kabupaten Ogan Komering Ilir sebesar 19.023,47 Km².

Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir terbagi habis dalam 18 kecamatan. Pada

Page 23: 113862274 skripsi-kebutuhan-air-bersih

23

tahun 2006 Kabupaten Ogan Komering Ilir, yang sebelumnya terdiri dari 12

kecamatan dimekarkan menjadi 18 kecamatan. Kecamatan tersebut antara lain :

Kecamatan Mesuji dimekarkan menjadi Kecamatan Mesuji Makmur, Mesuji Raya

dan Mesuji. Kecamatan Lempuing dimekarkan menjadi kecamatan Lempuing Jaya

dan Lempuing, Kecamatan Tanjung Lubuk dimekarkan menjadi Kecamatan Teluk

Gelam dan Tanjung Lubuk dan Kecamatan Pampangan dimekarkan menjadi

Kecamatan Pampangan dan Pangkalan Lampan.

1.1.1 Data Siswa dan Guru

Data jumlah siswa dan guru dibutuhkan untuk menghitung kebutuhan air

bersih kategori non domestik yaitu kebutuhan air bersih untuk fasilitas sekolah. Pada

tabel 4.2 tertera total keseluruhan siswa dan guru tiap jenjang pendidikan yaitu TK,

SD, SMP, SMA, SMK serta Sekolah Islam baik swasta maupun negeri tiap

kecamatan dari tahun 2006 – 2011. Data tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2. Jumlah Siswa dan Guru di Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2006 -

2011

No Kecamatan Jumlah Siswa dan Guru (Orang)

2006 2007 2008 2009 2010 2011

Page 24: 113862274 skripsi-kebutuhan-air-bersih

24

1 Lempuing 11570 16118 16773 17386 16779 165702 Lempuing Jaya 10388 13094 14504 13288 15931 149243 Mesuji 13897 6981 7299 7560 9976 97964 Sungai Menang 6868 7699 8395 8334 9251 86195 Mesuji Makmur 8430 8558 9201 9435 11331 114056 Mesuji Raya 11833 6759 7208 7443 9910 98977 Tulung Selapan 8951 8644 9322 9717 8340 86738 Cengal 6322 6737 6899 7358 6827 64169 Pedamaran 10002 8757 9382 9842 9584 963210 Pedamaran Timur 3766 3468 3731 3974 7668 710211 Tanjung Lubuk 6305 6644 7372 6998 9352 1000712 Teluk Gelam 4239 4470 4856 4971 8510 838113 Kayuagung 17475 15620 16246 16681 18525 1898114 Sirah Pulau Padang 7873 7636 7988 7989 7841 761415 Jejawi 6938 6783 7380 7206 5805 612316 Pampangan 5743 5711 6159 5900 5992 575217 Pangkalan Lampan 4369 4327 4835 2124 5511 547518 Air Sugihan 5826 5362 6239 6245 7774 7363

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Ogan Komering Ilir

1.1.2 Data Fasilitas Tempat Ibadah, Hotel, Rumah Makan dan

Puskesmas

Data jumlah fasilitas tempat ibadah, hotel, rumah makan dan puskesmas yang

tersedia dibutuhkan untuk mengitung serta memprediksi kebutuhan air bersih untuk

masing-masing fasilitas tersebut di Kabupaten Ogan Komering Ilir. Berikut data

jumlah fasilitas-fasilitas tersebut pada tahun 2011 :

Tabel 4.3. Jumlah Masjid, Hotel, Rumah Makan dan Puskemas di Kabupaten Ogan

Ilir Tahun 2011

No Kecamatan Jumlah Siswa dan Guru (Orang)

2006 2007 2008 2009 2010 20111 Lempuing 11570 16118 16773 17386 16779 165702 Lempuing Jaya 10388 13094 14504 13288 15931 149243 Mesuji 13897 6981 7299 7560 9976 97964 Sungai Menang 6868 7699 8395 8334 9251 86195 Mesuji Makmur 8430 8558 9201 9435 11331 114056 Mesuji Raya 11833 6759 7208 7443 9910 98977 Tulung Selapan 8951 8644 9322 9717 8340 86738 Cengal 6322 6737 6899 7358 6827 64169 Pedamaran 10002 8757 9382 9842 9584 963210 Pedamaran Timur 3766 3468 3731 3974 7668 710211 Tanjung Lubuk 6305 6644 7372 6998 9352 1000712 Teluk Gelam 4239 4470 4856 4971 8510 838113 Kayuagung 17475 15620 16246 16681 18525 1898114 Sirah Pulau Padang 7873 7636 7988 7989 7841 761415 Jejawi 6938 6783 7380 7206 5805 612316 Pampangan 5743 5711 6159 5900 5992 575217 Pangkalan Lampan 4369 4327 4835 2124 5511 547518 Air Sugihan 5826 5362 6239 6245 7774 7363

Page 25: 113862274 skripsi-kebutuhan-air-bersih

25

2. Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Ogan Komering Ilir

2.1 Analisa Pertumbuhan Penduduk

Jumlah penduduk mempengaruhi tingkat kebutuhan air bersih. Peningkatan

jumlah penduduk dari masa ke masa memberikan pengaruh signifikan terhadap

tingkat kebutuhan air bersih. Untuk mengetahui kebutuhan air bersih di masa yang

akan datang, maka diperlukan data jumlah penduduk di masa datang. Jumlah

penduduk di masa datang diperoleh dengan melakukan proyeksi penduduk

Perhitungan proyeksi pertumbuhan penduduk menggunakan metode

aritmatika dan metode geometrik, seperti diperlihatkan pada rumus 2.1 dan 2.2.

Untuk menentukan pilihan rumus proyeksi jumlah penduduk yang akan digunakan

dengan hasil perbandingan yang paling mendekati kebenaran harus dilakukan

analisis dengan menghitung koefisien korelasi (r). Dari kedua metode proyeksi,

dipilih koefisien korelasi yang paling mendekati 1 dimana semakin koefisien korelasi

mendekati 1, maka metode proyeksi tersebut semakin mendekati kebenaran.

Untuk Kabupaten Ogan Komering Ilir, penduduk diproyeksikan per

kecamatan dimana Kabupaten Ogan Komering Ilir terdiri dari 18 kecamatan. Berikut

salah satu perhitungan proyeksi penduduk dari 18 kecamatan yaitu kecamatan

lempuing.

2.1.1 Kecamatan Lempuing

Hal pertama yang dilakukan adalah dengan menghitung jumlah penduduk

dari data yang bersumber dari Badan Pusat Statistik dengan metode aritmatika dan

metode geometrik yang tertera pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Perhitungan Jumlah Penduduk Metode Aritmatika dan Metode

Geometrik

Tahun Jumlah Jiwa Aritmatika Geometrik2006 61433 61433 613172007 62356 63683 634392008 63654 65934 656342009 64670 68184 679052010 70642 70435 702542011 72685 72685 72685

Page 26: 113862274 skripsi-kebutuhan-air-bersih

26

Kemudian dari data yang telah di dapatkan dilakukan perhitungan koefisien

korelasi antara jumlah penduduk dari data BPS terhadap jumlah penduduk yang

dihitung dengan metode aritmatika dan metode geometrik. Perhitungan koefisien

korelasi dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Perkalian Skor Simpangan

dengan hasil seperti yang tertera pada tabel 4.2 dan tabel 4.3.

Tabel 4.2 Perhitungan Koefisien Korelasi Jumlah Penduduk Data BPS

terhadap Jumlah Penduduk Metode Aritmatika

TahunJumlah Jiwa (X)

Aritmatika (Y) x y x² y² xy

2006 61433 61433 -4473.667 -5626.013 20013693.444 31652026.027 25168908.316

2007 62356 63683 -3550.667 -3375.613 12607233.778 11394765.376 11985677.7422008 63654 65934 -2252.667 -1125.133 5074507.111 1265925.018 2534550.3562009 64670 68184 -1236.667 1125.187 1529344.444 1266045.035 -1391480.844

2010 70642 70435 4735.333 3375.587 22423381.778 11394585.344 15984528.0622011 72685 72685 6778.333 5625.987 45945802.778 31651725.974 38134812.956

Jumlah 395440 402354 107593963.33

3 88625072.773 92416996.587

rata-rata65906.66

7 67059.013 r 0.94641

Tabel 4.3 Perhitungan Koefisien Korelasi Jumlah Penduduk Data BPS

terhadap Jumlah Penduduk Metode Geometrik

TahunJumlah Jiwa (X)

Geometrik (Y) x y x² y² xy

2006 61433 61317 -4473.667 -5555.333 20013693.444 30861728.444 24852709.56

2007 62356 63439 -3550.667 -3433.333 12607233.778 11787777.778 12190622.22

2008 63654 65634 -2252.667 -1238.333 5074507.111 1533469.444 2789552.222

2009 64670 67905 -1236.667 1032.667 1529344.444 1066400.444 -1277064.444

2010 70642 70254 4735.333 3381.667 22423381.778 11435669.444 16013318.89

2011 72685 72685 6778.333 5812.667 45945802.778 33787093.778 39400192.22

Jumlah 395440 401234 107593963.33

3 90472139.333 93969330.67

rata-rata65906.66

7 66872.333

r 0.95243

Page 27: 113862274 skripsi-kebutuhan-air-bersih

27

Dari perhitungan koefisien korelasi pada tabel 4.2 dan tabel 4.3 di atas,

metode geometrik memiliki koefisien korelasi yang mendekati 1 yaitu 0,95243.

Dengan demikian metode yang digunakan untuk memproyeksikan penduduk untuk

tahun mendatang adalah dengan metode geometrik.

NoTahun

(a)r (%)

(b)n

(c)Po (d)

1+r/100(e)

Jumlah Jiwa (f)

1 2012 3.4614 1 72685 1.034614 752012 2013 3.4614 2 72685 1.034614 778043 2014 3.4614 3 72685 1.034614 804974 2015 3.4614 4 72685 1.034614 832835 2016 3.4614 5 72685 1.034614 861666 2017 3.4614 6 72685 1.034614 891497 2018 3.4614 7 72685 1.034614 922348 2019 3.4614 8 72685 1.034614 954279 2020 3.4614 9 72685 1.034614 9873010 2021 3.4614 10 72685 1.034614 10214811 2022 3.4614 11 72685 1.034614 10568312 2023 3.4614 12 72685 1.034614 10934113 2024 3.4614 13 72685 1.034614 11312614 2025 3.4614 14 72685 1.034614 11704215 2026 3.4614 15 72685 1.034614 12109316 2027 3.4614 16 72685 1.034614 125285

Keterangan :

a = Tahun proyeksi (Tahun perencanaan)

b = Angka pertumbuhan penduduk (%)

c = Periode waktu dalam tahun

d = Jumlah penduduk pada tahun awal (2011)

e = Perhitungan Rumus Geometrik

f = (d) x (e)

Hal yang sama dilakukan untuk 17 kecamatan lainnya. Perhitungan

proyeksi penduduk untuk kecamatan lain dapat dilihat pada lampiran.

Page 28: 113862274 skripsi-kebutuhan-air-bersih

28

BAB V

RENCANA DAFTAR PUSTAKA

BSN Raju, Water Supply and Wastewater Engineering, Tata McGraw-Hill

Publishing Company Limited, New Delhi, 1995

K. Linsey, Ray, Teknik Sumber Daya Air. Penerbit Erlangga, Bandung, 1996

Sosrodarsono, Suyono dan Kensaku Takeda, Hidrologi Untuk Pengairan. Penerbit

Pradnya Paramita, Jakarta, 1999

Streeter, Victor L, Mekanika Fluida Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1992

Wilson, E.M, Hidrologi Teknik, Penerbit ITB, Bandung, 1993

Page 29: 113862274 skripsi-kebutuhan-air-bersih

29