29
BAB II Tinjauan Pustaka Dan Lingkup Penelitian 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam bab ini penulis akan mambahas mengenai rangkuman teori- teori yang berkaitan dengan topik dan masalah penelitian yang meliputi pengertian-pengertian dan karakteristik dari celebrity endoser dan keputusan pembelian yang akan diperluas kembali oleh penulis. 2.1.1 Konsep Pemasaran Pemasasaran adalah proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat untuk memperoleh nilai dari pelanggan sebagai balasannya (Kotler & Amstorng 2012:5). Konsep dasar pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai sasaran organisasi adalah perusahaan harus lebih menjadi efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan dan mengkommunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih. Definisi marketing oleh para manajer seringkali dideskripsikan sebagai “seni dalam menjual produk”, namun bagian terpenting dari pemasaran bukanlah penjualan itu sendiri. Penjualan hanyalah bagian kecil dari konsep pemasaran. Peter Drucker (kotler & Keller, 2009:49), mengungkapkan:“Tujuan dari pemasaran sebenarnya adalah untuk mengetahui dan mengerti pelanggan dengan baik sehingga produk dan jasa yang dijual sesuai dengan kebutuhan mereka.” 2.1.2 Manajemen Pemasaran Manajemen pemasaran mempunyai peran penting dalam mencapai tujuan. Suatu usaha akan dapat berhasil bila didukung oleh kegiatan pemasaran yang baik, namun suatu kegiatan pemasaran itu sendiri tidak akan dapat berjalan dengan baik apabila tidak didukung oleh manajemen yang baik pula. 11

11. BAB II (1)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

,el,,,,,,,,,,,,,,,,,,,ejeje

Citation preview

BAB II

Tinjauan Pustaka Dan Lingkup Penelitian

2.1 Tinjauan Pustaka

Dalam bab ini penulis akan mambahas mengenai rangkuman teori-teori yang berkaitan dengan

topik dan masalah penelitian yang meliputi pengertian-pengertian dan karakteristik dari celebrity

endoser dan keputusan pembelian yang akan diperluas kembali oleh penulis.

2.1.1 Konsep Pemasaran

Pemasasaran adalah proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan

membangun hubungan yang kuat untuk memperoleh nilai dari pelanggan sebagai balasannya (Kotler

& Amstorng 2012:5). Konsep dasar pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai sasaran

organisasi adalah perusahaan harus lebih menjadi efektif dibandingkan para pesaing dalam

menciptakan, menyerahkan dan mengkommunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang

terpilih. Definisi marketing oleh para manajer seringkali dideskripsikan sebagai “seni dalam menjual

produk”, namun bagian terpenting dari pemasaran bukanlah penjualan itu sendiri. Penjualan hanyalah

bagian kecil dari konsep pemasaran. Peter Drucker (kotler & Keller, 2009:49),

mengungkapkan:“Tujuan dari pemasaran sebenarnya adalah untuk mengetahui dan mengerti

pelanggan dengan baik sehingga produk dan jasa yang dijual sesuai dengan kebutuhan mereka.”

2.1.2 Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran mempunyai peran penting dalam mencapai tujuan. Suatu usaha akan

dapat berhasil bila didukung oleh kegiatan pemasaran yang baik, namun suatu kegiatan pemasaran itu

sendiri tidak akan dapat berjalan dengan baik apabila tidak didukung oleh manajemen yang baik pula.

Untuk mengetahui lebih jauh tentang manajemen pemasaran, berikut ini seorang ahli

mengemukakan pendapat mereka tentang manajemen pemasaran, menurut Kotler & Keller (2007;6),

mengungkapkan bahwa :

“Manajemen Pemasaran adalah sebagai seni dan ilmu dalam memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga dan menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul”

Manajemen pemasaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengontrol pelaksanaan

strategi-strategi pemasaran agar dapat berjalan secara efektif. Sedangkan tujuan dari manajemen

pemasaran adalah untuk mempengaruhi tingkat, jangkauan waktu dan komposisi permintaan sehingga

dapat membantu perusahaan dalam mencapai sasarannya.

11

2.1.3 Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran adalah salah satu konsep utama dalam pemasaran. Bauran pemasaran

mencakup sistem atau alat-alat untuk mengaplikasikan konsep pemasaran itu sendiri. Oleh karena itu

setiap perusahaan setelah memutuskan strategi pemasaran secara kompetitifnya , secara keseluruhan

perusahaan harus mulai menyiapkan rencana bauran pemasaran yang rinci. Berikut ini pengertian

bauran pemasaran menurut beberapa ahli.

Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2012:25) bauran pemasaran (marketing mix) adalah :

“Kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran

perusahaan yaitu: produk, struktur harga, kegiatan promosi dan sistem distribusi.”

Istilah bauran pemasaran (4P) mengacu pada paduan strategi produk (Product), tempat /

distribusi(Place ), promosi (promotion), dan penentuan harga (price) yang bersifat unik yang

dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang saling memuaskan dengan pasar yang dituju. Variabel

pemasaran khusus dalam setiap P ditunjukan dalam gambar 2.1. Keputusan bauran pemasaran harus

dibuat untuk mempengaruhi saluran dagang dan juga konsumen akhir.

Sumber : (Kotler – Keller 2012:25)

Gambar 2.1

Bauran Pemasaran

2.1.4 Promosi

Menurut Kotler dan Amstrong (2009:554) Promosi digunakan sebagai salah satu kampanye dari

marketing yang biasa dilakukan dalam jangka waktu tertentu yang didesain untuk merangsang

konsumen didalam pasar untuk pembelian produk atau jasa yang lebih cepat dan / atau lebih baik.

Konsep yang secara umum sering digunakan untuk menyampaikan pesan disebut sebagai bauran

12

promosi (promotion mix). Disebut bauran promosi karena biasanya pemasar sering menggunakan

berbagai jenis promosi secara stimultan dan terintegrasi dalam suatu rencana promosi produk.

2.1.5 Bauran Promosi

Menurut Kotler dan Amstrong (2012:408) “promotion mix adalah kombinasi khusus dari alat

promosi yang digunakan perusahaan secara persuasif mengkomunikasikan nilai pelanggan dan

membangun hubungan pelanggan.”

Variabel-variabel yang ada dalam promotion mix ada enam:

a. Periklanan adalah bentuk presentasi dan promosi non pribadi tentang ide, barang dan jasa

yang dibayar oleh sponsor tertentu.

b. Hubungan masyarakat dan publisitas adalah pendorong permintaan secara non pribadi untuk

suatu produk, jasa atau ide dengan menggunakan berita komersial didalam media masa dan

sponsor tidak dibebani sejumlah bayaran secara langsung.

c. Penjualan personal adalah presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan satu calon

pembeli atau lebih yang ditujukan untuk menciptakan penjualan.

d. Promosi penjualan adalah insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau

penjualan suatu produk dan jasa.

e. Acara khusus dan pengalaman merupakan soft sell yang tidak langsung.

f. Pemasaran langsung bentuk pemasaran langsung ialah seperti tele marketing dan internet.

2.1.6 Periklanan

Persaingan dalam dunia usaha untuk merebut pelanggan potensial tidak dapat dihindarkan,

terutama didalam suatu sistem ekonomi pasar yang bersaing secara sempurna. Dengan berbagai cara,

misalnyadengan memanfaatkan media iklan, masing-masing produsen saling memperebutkan

perhatian calon konsumen.

Menurut Kotler dan Amstrong (2012:408) ), Periklanan adalah bentuk presentasi dan promosi

non pribadi tentang ide, barang dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu.

Tujuan periklanan merupakan suatu bagian spesifik komunikasi yang menjadi suatu

penyelesaian dengan spesifik target audience selama beberapa waktu tertentu. Tujuan periklanan bisa

terdiri dari tujuan utama, yang bertujuan untuk menginformasikan, mengajak atau mengingatkan.

Periklanan adalah segala macam bentuk komunikasi yang dibayar dimana sponsor maupun

perusahaan diidentifikasikan, sedangkan fungsi iklan itu sendiri menurut Shrimp(2008:357) adalah:

1. Memberikan Informasi (informing)

2. Mempersuasi (Persuading)

3. Mengingatkan (Reminding)

4. Memberikan nilai tambah (Adding Value)

5. Mendampingi (Assisting)

13

Dalam menyampaikan pesan iklankepada target sasaran, perusahaan harus memperhatikan cara

–cara penyampaian pesan yang tepat. Menurut Kotler& Keller (2012:504) untuk menghasilkan suatu

program periklanan yang baik dan tepat sehingga dapat menunjang aktivitas perusahaan dalam rangka

pencapaian tujuan perusahaan, maka seorang pemasar harus membuat lima keputusan penting, yaitu:

1. Apa tujuan periklanan (mission)

2. Berapa dana yang digunakan (money)

3. Apa pesan yang akan disampaikan (message)

4. Apa media yang digunakan (media)

5. Bagaimana mengevaluasi hasilnya (measurement)

Perumusan pesan (message) membutuhkan keempat permasalahannya yaitu apa yang

dikatakan(isi pesan), bagaimana mengatakan secara logis (struktur pesan), bagaimana mengatakannya

secara simbolis (format pesan) dan siapa yang harus mengatakannya (sumber pesan).

Sumber pesan atau penyampaian pesan adalah suatu daya tarik dari pesan dan pendukung

(endorser) didalam periklanan. Periklanan diminta kreatif dalam menawarkan jasa periklanan ini.

Salah satu strategi yang dapat dilakukan yaitu dengan menonjolkan endorser dalam penyampaian

pesannya.

2.1.7 Iklan Televisi

Menurut Kotler & Keller (2012:507), Televisi umumnya diakui sebagai media iklan yang paling

kuat dan mencapai spektrum yang luas dari konsumen. Iklan TV memiliki dua kekuatan yang sangat

penting. Pertama, dengan jelas dapat menunjukkan atribut produk dan persuasif menjelaskan manfaat

berhubungan konsumen. Kedua, secara dramatis dapat menggambarkan pengguna dan penggunaan

citra, kepribadian merek, dan tidak berwujud lainnya.

Menurut Suryani (2008:312), menyatakan bahwa media TV merupakan alternative media yang

tepat untuk menjangkau semua lapisan masyarakat, karena:

a. Media televisi mampu menjangkau 80% dari masyarakat Indonesia

b. Dan aspek kultur masyarakat Indonesia lebih senang mendengar dibandingkan membaca.

Kebiasaan ini sangat mendukung TV lebih diminati dibandingkan media cetak.

c. Sifat TV yang selain audio juga memperlihat visualisasi dari apa yang disampaikan menjadi TV

ini lebih menarik apalagi gambar yang ditayangkan benar- benar “hidup”, sehingga apa yang

mau digambarkan menjadi lebih jelas.

d. Menurut Mc Queen, pakar pertelevisian saat ini telah menjadi salah satu satu sarana pilihan bagi

masyarakat untuk mengisi waktu senggang.

14

2.1.8 Celebrity Endorser

Menurut Belch & Belch (2009:183) Celebrity Endorser adalahpribadi (bintang film,

penghibur, atau atlet) yang dikenal oleh masyarakat karena kemampuannnya dalam bidang tertentu

yang dapat mendukung produk yang diiklankan.

Sedangkan, menurut Schiffman& Kanuk (2007:40) Celebritybiasanya bintang film, pribadi

yang sering muncul di televisi, penghibur yang popular, dan atlit olahraga, merupakan tipe yang paling

biasa digunakan untuk menarik pemirsa. Ada dua cara menggunakan selebriti oleh sebuah perusahaan

dalam iklan. Yang pertama selebriti dapat memberikan testimonial, dimana selebriti memberikan

kesaksian mengenai penggunaan suatu produk berdasarkan pengalaman pribadinya. Kemudian yang

kedua adalah sebagai endorsement (Schiffman & Kanuk,2007:41).

Penggunaan Celebrity Endorser kerap digunakan oleh perusahaan yang mencoba

menginformasikan suatu produk agar informasi produk tersebut dapat meraih perhatian audiens karena

endorser yang digunakan sudah dikenal luas oleh masyarakat.

Dalam menyampaikan pesan, sumber pesan memiliki beberapa karakteristik yang disingkat

VisCAP. VisCAP model terdiri dari empat hal utama dari karakteristik endorser, yaitu yaitu visibility,

credibility, attraction, dan power. Berikut adalah penjelasannya (Belch & Belch ,2009:178) yaitu :

1. Visibility

Visibilitymemiliki dimensi seberapa jauh popularitas selebriti. Dari segi keefektifan,

visibility banyak berguna bila tujuan komunikasi tersebut adalah penyadaran akan merek.

Tetapi masalah akan timbul apabila selebriti terlalu sering menjadi endorserdi banyak produk.

Akibatnya konsumen sering menjadi bingung ketika mencoba menghubungkan si selebriti

dengan produk tertentu.

2. Credibility

Credibility lebihbanyak berhubungan dengan dua hal, yaitu keahlian dan objektivitas

(kepercayaan). Komponen dari kredibilitas itu akan dijelaskan sebagai berikut:

Expertise (Keahlian)

Keahlian adalah kesan yang dibentuk komunikan tentang kemampuan komunikator

dalam hubungannya dengan topik yang dibicarakan. Komunikator yang dinilai tinggi pada

keahlian dianggap sebagai cerdas, mampu, ahli, tahu banyak, berpengalaman, atau terlatih.

Objektivitas (Kepercayaan)

Kepercayaan ini merujuk kepada kemampuan selebriti untuk memberi keyakinan atau

percaya diri pada konsumen suatu produk.

Khalayak sasaran harus mempunyai respek sepenuhnya terhadap selebritis supaya iklan atau

promosi tersebut dikredibilitas. Publik memiliki respek yang besar terhadap mereka, sebagian

disebabkan oleh karir mereka yang unggul atau terkemuka, dan sebagian lainnya juga disebabkan

karena mereka hanya mengiklankan atau mendukung beberapa produk tertentu.

15

Selebriti harus paham product knowledge. Pengetahuan produk yang mendalam akan sangat

mempengaruhi “percaya diri” ketika membintangi produk yang diiklankan. Selebritis yang memiliki

kemampuan yang sudah dipercaya kredibilitasnya akan mewakili merek yang diiklankan.

Selebritis secara tidak langsung dapat membangun proses citra diri pada khalayak sasaran.

Ketika khalayak sasaran akan membeli suatu merek produk biasanya mengkaitkan pencitraan dirinya.

3. Attractiveness

Attractiveness lebih mentitikberatkan pada daya tarik sang bintang, personality, tingkat

kesukaan masyarakat kepadanya dan kesamaan dengan khalayak. Ada dua hal penting dalam

penggunaan selebriti jika dihubungkan dengan daya tarik. Pertama adalah tingkat disukai

khalayak (likability) dan tingkat kesamaan dengan personality yang diinginkan pengguna

produk (similarity), dimana keduanya tidak dapat dipisahkan dan harus saling berdampingan.

Likability

Kesukaan adalah daya tarik penampilan fisik dan kepribadian. Kesukaan merupakan yang

paling relevan untuk perubahan sikap pada merek. Hal ini karena kesukaan kepada endorser

membantu sebagai pemacu positif yang menyokong pada motivasi gambar yang positif.

Similarity

Komponen lain dari daya tarik adalah kesamaan. Target penoton haruslah menyamakan

dengan gambaran emosional dalam iklan dan hal ini ditambah dengan memperlihatkan seseorang

di iklan yang memiliki gaya serupa dengan anggota target penonton.

4. Power

Power adalah kemampuan selebriti yang digunakan dalam iklan harus memiliki kekuatan

untuk “memerintahkan” target audience untuk memiliki kecendrungan membeli.

Menurut Clow (2007:78-79), pemirsa dapat lebih terpengaruh oleh sebuah pesan saat pesan

tersebut disampaikan oleh endorser yang memiliki kesamaan. Iklan dengan endorser yang memiliki

daya tarik secara fisik dapat mendapat perhatian lebih daripada iklan yang menggunakan endorser

yang biasa saja. Meskipun si selebritis terlihat tampan, namun jika memiliki watak yang buruk maka

kesukaan dari pemirsa dapat menurun.

2.1.9 Keputusan Pembelian

MenurutSchiffman&Kanuk (2008:492), membagi pembeliansebagaiberikut:

a. Mengenali kebutuhan

Pada tahap ini konsumen merasakan bahwa ada hal yang dirasakan kurang dan menuntut

untuk dipenuhi konsumen menyadari bahwa terdapat perbedaan antara apa yang dialaminya

dengan yang diharapkan. Kesadaran akan perlunya memenuhi kebutuhan ini terjadi karena

rangsangan dari dalam maupun dari luar.

16

b. Mencari Informasi

Apa yang terbaik yang harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pertanyaan ini

akan muncul pada konsumen. Supaya dirinya dapat memenuhi kebutuhan dengan cara

terbaik, maka konsumen berusaha untuk mencari informasi. Pencarian informasi ini akan

berbeda tingkatannya tergantung pada persepsi konsumen atas resiko dari produk yang akan

dibelinya. Produk yang dinilai beresiko akan menyebabkan situasi pengambilan keputusan

kompleks, sehingga pencarian informasi akan lebih banyak sebaliknya produk yang

dipersepsikan kurang beresiko akan mendorong konsumen untuk tidak terlalu intensif

mencari informasi.

c. Mengevaluasi Alternatif

Informasi yang

diperolehdariberbagaisumbertersebutakanmenjadibahanpertimbanganbagikonsumenuntukme

ngambilkeputusan.

Konsumenakanmempertimbangkanmanfaattermasukkepercayaanmerkdanbiayaatauresiko

yang akandiperolehjikamembelisuatuproduk.

d. Mengambil Keputusan

Setelahmengevaluasimakakonsumenmengambilkeputusan.Terdapatduafaktor yang

mempengaruhikeputusanmembelidantujuanpembelianyaitusikaporanglain, dan factor

situsional yang tidakdapatdiprediksikan (tidakterduga).

e. Evaluasi Paska Pembelian

Setelahmembeli, konsumenakanmengevaluasiataskeputusandantindakannyadalammembeli.

Jikakonsumenmenilaikinerjaprodukataulayanan yang dirasakansamaataumelebihiapa yang

diharapkan, makakonsumenakanpuasdansebaliknyajikakinerjaprodukataujasa yang

diterimakurangdari yang diharapkan, makakonsumentidakakanpuas.

Kepuasandanketidakpuasan yang

dialamikonsumenakanberpengaruhterhadapperilakuselanjutnya.

17

Gambar 2.2

Gambar Keputusan Pembelian

2.1.10 Lima Peranan Yang Terlibat Dalam Keputusan Pembelian

Menurut Suryani (2008:13), membagi peranan yang terlibat dalam keputusan pembelian:

a. Pemrakarsa yaitu orang yang pertama kali menyarankan ide untuk membeli suatu barang atau

jasa.

b. Pembawa pengaruh yaitu orang yang memiliki pandangan atau nasehat yang mempengaruhi

pembelian.

c. Pengambil keputusan yaitu orang yang menentukan keputusan pembelian.

d. Pembeli yaitu orang yang melakukan pembelian secara nyata.

e. Pemakai yaitu orang yang mengkonsumsi dan menggunakan barang dan jasa yang dibeli.

2.1.11 Struktur Keputusan Membeli

Menurut Swastha (2008:118), struktur keputusan membeli dibagi menjadi tujuh komponen yaitu :

a. Keputusan Tentang Jenis Produk

Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli produk atau menggunakan uangnya

untuk tujuan lain. Dalam hal ini perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-

orang yang berminat membeli produk serta alternatif lain yang mereka pertimbangkan.

b. Keputusan Tentang Bentuk Produk

Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli bentuk produk tertentu. Keputusan

tersebut menyangkut pula ukuran, mutu, suara, corak, dan sebagainya. Dalam hal ini

18

perusahaan harus melakukan riset pemasaran untuk mengetahui kesukaan konsumen tentang

produk bersangkutan agar dapat memaksimumkan daya tarik mereknya.

c. Keputusan Tentang Merek

Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan dibeli. Setiap merek

memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui

bagaimana konsumen memilih sebuah merek.

d. Keputusan Tentang Penjualannya

Konsumen harus mengambil keputusan dimana produk tersebut akan dibeli. Dalam hal ini,

produsen, pedagang besar, dan pengecer harus mengetahui bagaimana konsumen memilih

penjual tertentu.

e. Keputusan Tentang Jumlah Produk

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya

pada suatu saat. Pembelian yang dilakukan mungkin lebih dari satu unit. Dalam hal ini

perusahaan harus mempersiapkan banyaknya produk sesuai dengan keinginan yang berbeda-

beda dari pembeliannya.

f. Keputusan Tentang Waktu Pembelian

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan pembelian. Masalah

ini akan menyangkut tersedianya uang untuk membeli produk. Oleh karena itu, perusahaan

harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam penentuan

waktu pembelian.

g. Keputusan Tentang Cara Pembayaran

Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara pembayaran produk yang

dibeli apakah secara tunai atau dengan cicilan. Keputusan tersebut akan mempengaruhi

keputusan tentang penjual dan jumlah pembeliannya. Dalam hal ini perusahaan harus

mengetahui keinginan pembeli terhadap cara pembayarannya.

Dari beberapa pendapat di atas, keputusan pembelian dapat diartikandimana seorang

yang akan menjadi konsumen atau membeli melihat produk yang akan di beli apakah produk

tersebut sudah sesuai dengan keinginan dari konsumen dilihat dari jenis produk,waktu

pembelian dan harga yang diberikan. Dan dalam penelitian ini akan menggunakan pendapat

dari swastha(2008:118) yang mendefinisikan keputusan pembelian terdiri dari tujuh bagian

yaitu, keputusan tentang jenis produk, keputusan tentang merk, keputusan tentang bentuk

19

produk, keputusan tentang penjualanya, keputusan tentang jumlah produk, keputusan tentang

waktu pembelian, dan keputusan tentang cara pembayaranya.

2.2 Penelitian Terdahulu

Pada penelitian ini konsep-konsep rujukan yang digunakan disesuaikan dengan judul

penelitian, yaitu “Pengaruh Celebrity Endoser terhadap Keputusan Pembelian(studi kasus pada

Penggunaan Noah pada iklan Yamaha Mio GT di kota Bandung)”.Berikut ini konsep penelitian

terdahulu yang dipergunakan sebagai rujukan dalam skripsi ini.

Skripsi

Judul penelitian Variabel Metode penelitian

Penjelasan dan kesimpulan

perbedaan

Analisis pengaruh grup Band J-Rock sebagai Celebrity Endorser Indosat M3 berdasarkan karakteristik Expertise, Trustworhiness, Likability Terhadap Respon Pelajar SMA Negeri Kota Pekalongan Tahun 2010 (Bagus Afandi, 2006)

Variabel Independent: Celebrity Endoser

Variabel Dependent: Respon Konsumen

Analisi Jalur dan Analisi Jenjang

Penelitian ini menunjukkan bahwa analisis nilai jenjang didapat respon konsumen terhadap grup band J-Rocks berada pada kategori baik dan respon konsumen terhadap produk Indosat M3 pada kategori baik. Sedangkan hasil penelitian dengan menggunakan Analisis Jalur maka didapat bahwa Celebrity Endorser grup band J-Rocks yang terdiri dari tiga sub variabel yaitu Expertise, Trustwothiness, dan likabillity secara bersama- sama berpengaruh secara signifikan terhadap respon konsumen, dan untuk pengujian

Varibel Dependent: Keputusan Pembelian

20

secara individual didapat bahwa subvariabel Trustworthiness berpengaruh signifikan terhadap respon konsumen, sedangkan subvariabel Expertise dan likability tidak berpengaruh secara signifikan terhadap respon konsumen.

Pengaruh Celebrity Endorser dan Citra Merek terhadap keputusan pembelian BiskuitOreo (Survey pada siswa SMPN 29 Gegerkalong Girang). (Wildan Rismawan, 2009)

Variabel Independent: Celebrity Endoser Dan Citra Merk

Variabel Dependent: Keputusan Pembelian

Analisi Jalur Mempunyai kesimpulan adanya pengaruh yang tidak terlalu signifikan antara Variebel Independent yaitu dengan variabel visibility, credibility, dan power dan citra merek terhadap variabel Y yaitu keputusan pembelian.

Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu analisi jenjang

Pengaruh Celebrity Endorser Terhadap Minat Beli Mahasiswa Kartu Seluler Prabayar Simpati Ekstra Di Bandung Tahun 2007. (Tulus Pandapotan Manulang, 2008)

Variabel Independent: Celebrity Endoser Dan Citra Merk

Variabel Dependent: Minat Beli

Analisis Jalur Kesimpulan dari hasil penelitian menggunakan analisis jalur dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh antara celebrity endorser dengan sub variebel visibility, credibility, attractiveness, power terhadap minat beli mahasiswa dan variabel dependentnya adalah minat beli konsumen.

Pda penelitian ini menggunakan analisi regresi berganda dan Variabel keputusan Pembelian

21

Pengaruh Irfan Bachdim Sebagai Celebrity Endorser Terhadap Brand Awareness Pocari Sweat studi kasus di Institut Manajemen Telkom. (R.A Andrasti Destrua Surya, 2011)

Variabel Independent: Celebrity Endoser

Variabel Dependent: Brand Awarness

Analisi Jalur Kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa ketiga variabel Celebrity Endorser tersebut didapat bahwa tanggapan terbesar responden terdapat pada dimensi Likability, hal ini menunjukkan bahwa indikator pada likability mempengaruhi kesadaran responden dalam menggunakan produk pocari sweat, dilihat dari indikator penampilan secara fisik Irfan Bachdim sebagai Celebrity Endorse

Perbedaan pada variabel Dependent , pada penelitian ini menggunakan variabel keputusan pembelian

Pengaruh Pendukung Selebritis Pada Media Iklan TV Terhadap Proses keputusan pembelian Produk Sarimi (Studi kasus pada Ibu-Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Pelindung Hewan Bandung). (mokhamad Afdal, 2009)

Variabel Independent: Celebrity Endoser

Variabel Dependent: Keputusan Pembelian

Analisis Jalur Dengan menggunakan analisis Jalur.Kesimpulan dari penelitian ini pendukung Celebrity endoseryang terdiri atas Power, Visibility, Attractiveness, dan Credibility secara serentak berpengaruh pada proses keputusan pembelian produk Sarimi.

Perbedaan dalam penelitian ini adalah objek penelitia dan metode analisi yang digunakan.

22

Jurnal Nasional

Judul penelitian Variabel Metode penelitian

Penjelasan dan kesimpulan

perbedaan

Persepsi komunitas Underground pada Event Bandung Indie movement terhadap daya tarik Celebrity Endorser sebagai positioning iklan di antonim wardrobe(Ahmad Ramadhan, 2006)

Variabel Independent: Celebrity Endoser

Variabel Dependent: Positioning Iklan

Mengunakan Metode Survey dan Korelasional

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk pengemasan pesan yang disampaikan Celebrity Endorser pada Event Bandung Indie Movementmenggunakan format kolaborasi dari tiga macam bentuk daya tarik, yaitu daya tarik moral, rasional dan emosional, sehingga besarnya pengaruh antara bentuk pengemasan pesan dengan persepsi komunitas Underground adalah sebesar 34,80 %. Celebrity Endorser juga sudah mempunyai kredibilitas yang cukup baik. Tetapi responden mempunyai perhatian yang kurang baik yaitu sekitar 12,64%. Namun pengertian responden terhadap daya tarik Celebrity Endorser yang disampaikan dalam Event Bandung Indie Movement sudah cukup baik yaitu sekitar 18,02% dan perhatian responden terhadap daya tarik Celebrity Endorser juga sudah cukup baik sebesar 14,74%. Sehingga secara umum persepsi komunitas Underground dipengaruhi oleh daya tarik Celebrity Endorser dan secara keseluruhan sudah besar.

23

Pengaruh selebriti pendukung (Celebrity Endorser) Gita Gutawa terhadap Minat pembelian ulang Indomie (Studi Kasus pada Mahassiswa Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia, 2009 ditulis oleh Nabhan, Marya Desyeni

Variabel Independent: Celebrity Endoser Dan Citra Merk

Variabel Dependent: Minat beli

Analisi Regresi Berganda

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang cukup erat antara variabel attractivenes, trustworthiness, dan expertise terhadap minat pembelian ulang indomie sebesar 52,9% dengan adjusted R square sebesar 25,6% dan sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang diteliti dalam penelitian ini Hasil uji F menyatakan variabel attractiveness, trustworthiness dan expertise secara serentak berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat pembelian ulang Indomie pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia. Uji t menunjukkan variabel trustworthiness merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi minat pembelian ulang Indomie pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia.

Mengkaji Iklan Televisi LUX berdasarkan konsep Brand Awareness dan Esterika Massa, 2011.(Made Arini Hanindharni,S.sn)

Variabel Independent: Iklan Televisi

Variabel Dependent: Brand Awareness dan estterika masa

Metode Kepustakaan

Hasil penelitian ini menujukan Brand Awareness pada iklan Lux terlihat beragam dan kreatif, Lux tidak hanya selalu menampilkan konsep yang berada di setiap iklan tetapi juga memanfaatkan momentum entertainment yang sedang naik daun pada zamannya. Iklan televisi Lux juga memberi

24

pengaruh yang cukup besar bagi masyarakat Indonesia, khususnya wanita. Berdasarkanfaktor kebutuhan, pengaruh iklan televisi Lux memberikan dampak yang cukup besar bagi masyarakat Indonesia

Analisa Pengaruh Celebrity Endorser terhadap Brand Image Pada Iklan Produk Kartu Prabayar XL Bebas di Bandar Lampung 2007.(Pratiwi, Anisa )

Variabel Independent: Celebrity Endoser

Variabel Dependent: Brand Image

determinant three factors analysis.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan Celebrity endorser menggunakan selebritis maupun non selebritis mampu sangat berpengaruh pada Brand Image kartu Prabayar XL di Bandar Lampung.

25

26

27

2.3 Kerangka Pemikiran

Menurut (Sekaran, 2007:114) Kerangka pemikiran adalah model konseptual yang berkaitan

dengan bagaimana seorang menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang

dianggap penting untuk masalah.

Dalam suatu Perusahaan, aktivitas yang dilakukan tidak hanya menciptakan atau memproduksi

produk-produk yang bermutu saja, tetapi perusahaan perlu juga memasarkan produknya dengan salah

satu caranya yaitu promosi. Promosi hanyalah salah satu elemen dasar dari marketing mix. Pada

dasarnya promosi adalah adalah segala aktivitas yang bersifat komunikatif yang bertujuan untuk

mempengaruhi tingkat pengetahuan, sikap, dan tingkah laku konsumen dan berusaha untuk

meyakinkan, agar dapat menerima produk, jasa, atau ide yang dihasilkannya. Untuk melakukan hal itu

pihak perusahaan perlu merencanakan dan menyebarkan informasi tentang produk yang mereka

hasilkan, kegunaan, serta manfaat yang mereka peroleh dari produk tersebut serta informasi

perusahaan itu sendiri. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya suatu hubungan yang saling bergantung

satu sama lain antara pihak yang menyebarkan pesan iklan dan pihak konsumen sebagai pihak yang

menyebarkan iklan tersebut menurut persepsi mereka masing-masing.

Hubungan antara dua pihak yang digambarkan diatas tersebut juga sebagai unsur komunikasi. Salah

satu strategi periklanan tersebut adalah dengan menggunakan celebrity endorser, penggunaan celebrity

endorser yang tepat akan memudahkan perusahaan dalam meraih perhatian khalayak dan

memunculkan ketertarikan khalayak terhadap produk yang diiklankan, sehingga secara otomatis akan

merangsang keinginan konsumen untuk melakukan keputusan pembelian.

Peneliti menggunakan istilah celebrity endorser menurut Royan (2005:15) dalam bukunya

Marketing Celebrities, ada 4 karakteristik dari seorang endorser, yaitu visibility, credibility, attraction

dan power. Dimana:

1. Visibility (X1), adalah dimensi seberapa jauh popularitas seorang selebriti dan komitmen

celebrity endorser membintangi iklan produk.

2. Credibility (X2), adalah keahlian celebrity endorser dalam menyampaikan pesan iklan

dan kemampuan celebrity endorser dalam merangsang minat beli.

3. Attractiveness (X3), adalah daya tarik yang dimiliki celebrity endorser dengan produk

yang dibintangi dengan produk yang dibintangi.

4. Power (X4), adalah kemampuan selebriti yang digunakan dalam iklan harus memiliki

kekuatan untuk “memerintahkan” target audience untuk memiliki kecenderungan untuk

membeli dan memiliki daya tarik fisik serta personality dan attitude yang baik.

Sedangkan untuk variabel keputusan pembelian pada penelitian ini menggunakan

pendapatSwastha & Handoko( 2011)yaitu dengan variabel pengambilan inisiatif, orang

yang mempengaruhi, pembuat keputusan, pembeli dan pemakaian.

28

Sumber : Belch & Belch (2009) Sumber : Suryani (2008)

Gambar 2.3

Kerangka Pemikiran

2. 4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan kebenaran yang masih diragukan. Hipotesis merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Hipotesis merupakan hasil pemikiran rasional yang

dilandasi dengan teori, dalil, hukum yang sudah ada sebelumnya. Hipotesis dapat juga berupa

pernyataan yang menggambarkan atau memprediksikan hubungan-hubungan tertentu diantara dua

variabel atau lebih, yang kebenaran hubungan tersebut tunduk pada peluang untuk menyimpang dari

kebenaran. (Sanusi, 2011:44).

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas penulis mengemukakan hipotesa sebagai berikut :

Ho :Celebrity Endoser berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian.

H1 :Celebrity Endoser tidak berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian.

29

2.5 Ruang Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini tidak melebar kemana-mana, dan tetap fokus pada tujuan awalnya, maka

penulis membuat batasam masalah dalam penelitian ini. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini

antara lain :

1. Variabel dalam penelitian ini adalah Celebrity Endorser dengan dimensi : Visibility (dimensi

popularitas), Credibility ( Keahlian menyampaikan pesan), Attractiveness (daya tarik), Power

(kemampuan) serta variabel Keputusan Pembelian.

2. Masalah difokuskan pada pengaruh Celebrity EndorserPada Iklan Yamaha Mio Gt terhadap

Keputusan Pembelian Konsumen dikota Bandung kawasan kampus IMTelkom .

30