METODEPENELITIAN

RASMIDAR SAMAD

Pendahuluan

Ilmu (science) dan penelitian (research) tidak dapat dipisahkan.

ILMU PENELITIAN

FILOSOFI TINDAKAN

PENGETAHUAN SCIENCE

SYARAT: MEMILIKI OBJEK KAJIAN METODE PENDEKATAN TERTENTU SISTEMATIS UNIVERSAL: DITERIMA DIMANASAJA

Penelitian

Research (Riset) “Mencari kembali”

Manusia curiously (ingin tahu)

Tujuan Penelitian

Mengembangkan khazanah ilmu Mendeskripsi pelbagai fenomena alamiah Membandingkan dua fenomena alamiah atau

lebih Menerangkan hubungan antara pelbagai

fenomena alamiah Memecahkan masalah yang ditemukan dalam

kehidupan Memperlihatkan efek tertentu .

Tujuan Penelitian

di bidang kedokteran dan kesehatan

Perencanaan kegiatan medik-klinik maupun medik-sosial.

Mengembangkan substansi ilmu kedokteran itu sendiri, baik dalam peringkat biologik, klinik, maupun masyarakat.

ILMU

Ilmu mempelajari alam sebagaimana adanya dan terbatas pada lingkup pengalaman kita.

Pengetahuan yang dikumpulkan oleh ilmu bertujuan untuk menjawab permasalahan kehidupan yang sehari-hari dihadapi manusia, dan untuk digunakan dalam menawarkan berbagai kemudahan.

Alat bagi manusia dalam memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi.

METODE ILMIAH

Metode ilmiah = prosedur dalam memperoleh pengetahuan yg disebut ilmu. Ilmu = pengetahuan yg diperoleh melalui metode ilmiah.

Metode ilmiah = ekspresi mengenai cara bekerja pikiran.

Metode ilmiah menggabungkan penalaran deduktif dan penalaran induktif dalam membangun tubuh pengetahuannya.

PENALARAN Penalaran = suatu proses penemuan

kebenaran dimana tiap-tiap jenis penalaran mempunyai kriteria kebenarannya masing-masing.

Penalaran = suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan berupa pengetahuan (benar).

Penalaran mempunyai dua ciri; (1) logis dan (2) analitik.

Tidak semua kegiatan berpikir merupakan penalaran.

CIRI PENALARAN

Logis menurut suatu pola yg secara luas dapat disebut logika; proses berpikir logis – kegiatan berpikir menurut pola tertentu (logika tertentu)

Analitik merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu menurut logika penalaran yg bersangkutan. Merupakan konsekuensi dari adanya pola pikir tertentu.

RASIONALISME & EMPIRISME

Untuk melakukan kegiatan analisis, maka kegiatan penalaran tersebut harus diisi dengan materi pengetahuan yg berasal dari suatu sumber kebenaran.

Pengetahuan yg dipergunakan pada dasarnya bersumber pada rasio atau fakta.

Rasionalisme, berpendapat bahwa rasio merupakan sumber kebenaran.

Empirisme, berpendapat bahwa fakta yg tertangkap lewat pengalaman manusia merupakan sumber kebenaran.

PENALARAN ILMIAH Penalaran ilmiah pada hakikatnya merupakan

gabungan penalaran deduktif dan induktif, dimana penalaran deduktif terkait dengan rasionalisme dan penalaran induktif terkait dengan empirisme.

LOGIKA Penalaran = suatu proses berpikir yg

membuahkan pengetahuan. Agar pengetahuan yg dihasilkan penalaran

itu mempunyai dasar kebenaran, maka proses berpikir itu harus dilakukan secara tertentu (benar).

Suatu penarikan kesimpulan baru dianggap sahih kalau proses penarikan tersebut dilakukan menurut cara tertentu logika.

Logika = pengkajian untuk berpikir secara sahih.

Logika deduktif dan logika induktif

LOGIKA DEDUKTIF Cara tertentu untuk menarik kesimpulan dari

hal yang bersifat umum menjadi kasus yg bersifat individual (khusus)

Penalaran deduktif adalah kegiatan berpikir yg dimulai dari pernyataan yg bersifat umum kemudian ditarik kesimpulan yg bersifat khusus

Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola pikir yg dinamakan SILOGISMUS.

Contoh Penalaran Deduktif Semua makhluk mempunyai mata (premis

mayor) Si A adalah seorang makhluk (premis minor) Jadi Si A mempunyai mata (kesimpulan)

Kesimpulan yg diperoleh merupakan konsekuensi dari dua pengetahuan yg sudah diketahui sebelumnya (pada hakikatnya bukan pengetahuan baru)

LOGIKA INDUKTIF Menarik kesimpulan dari kasus-kasus individual

nyata menjadi menjadi kesimpulan yang bersifat umum

Penalaran induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yg mempunyai ruang lingkup yg khas dan terbatas dalam menyusun argumentasi yg diakhiri dengan pernyataan yg bersifat umum

Contoh Penalaran Induktif Kambing mempunyai mata (fakta 1) Gajah mempunyai mata (fakta 2) Singa mempunya mata (fakta 3) Kucing mempunyai mata (fakta 4) Binatang lainnya mempunyai mata (fakta

lainnya) Kesimpulan:

SEMUA BINATANG mempunyai MATA

METPEN MG 2

RASMIDAR SAMAD

JENJANG RISET KEDOKTERAN

FAMILY (POPULASI)

INDIVIDU

ORGAN MANIFESTASI KLINIS

TISSUE

CELL

DNA (MUTASI)

EPIDEMOLOGI

CLINICAL

FISIOLOGI / BIOCHEMISTRY

PATHOLOGY

MOLEKULER / GENETIC

GEN / GENOM

PROTEIN BARU

FUNGSI BARU

PEMAHAMAN PENYAKIT

DIAGNOSTIK OBAT BARU

PREDIKSI / PENCEGAHAN

PENGOBATAN

PERMASALAHAN

PERMASALAHAN

JAWABAN

DASAR TEORITIS

STUDI PENDAHULUAN

PERMASALAHAN

KESENJANGAN ANTARA APA YANG SEHARUSNYA DENGAN APA YANG ADA DALAM KESENJANGAN / APA YANG DIHARAPKAN DAN APA YANG TERSEDIA.(DAS SOLLEN & DAS SEIN)

SUMBER PERMASALAHAN

KEPUSTAKAAN SEMINAR PERTEMUAN ILMIAH OBSERVASI PENDAPAT PAKAR YANG

SPEKULATIF PENGALAMAN / NON-ILMIAH

ALASAN MENELITI SUATU BIDANG

1. TIDAK ADA INFORMASI MENENAI SUATU BIDANG

2. ADA INFORMASI TETAPI BELUM CUKUP MEMADAI

3. ADA INFORMASI TETAPI BELUM DIBUKTIKAN

PERMASALAHAN TERDIRI DARI

1. PERNYATAAN MASALAH (PROBLEM STATEMENT)- BERISI DESKRIPSI TENTANG FAKTA YANG ADA

2. PERTANYAAN PENELITIAN (RESEARCH QUESTION)- DENGAN BETUK PERTANYAAN JAWABAN

CONTOH : MASALAH

KESENJANGAN

PERTANYAAN

KRITERIA PERMASALAHAN(HULLEY & CUMMING)

FEASIBLE : MAMPU UNTUK DILAKSANAKAN (SUBYEK, DNA, WAKTU, SARANA)

INTERESTING : MENARIK UNTUK DITELITINOVEL : MEMBERI NILAI BARU, TIDAK SELALU HAL /

TOPIK BARU. NILAI BARU HARUS MEMBERI :

BISA MEMBANTAH / KONFIRMASI PENEMUAN TERDAHULU MENGEMBANGKAN PENELITIAN YANG ADA MENEMUKAN SESUATU YANG BARU

ETHICAL : TIDAK BERTENTANGAN DENGAN ETIKARELEVANT : MEMBERI KONSTRIBUSI ILMIAH

BISA DIGUNAKAN UNTUK PENELITIAN SELANJUTNYA

PERMASALAHAN

LAYAK

OBYEKTIF(MEMBERI KONSTRIBUSI ILMIAH YANG NYATA BAGI PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN SECARA TEORITIS & PRAKTIS)

SUBYEKTIF(LAYAK DARI SEGI KEMAMPUAN PENELITI)

IDENTIFIKASI MASALAH

SYARAT IDENTIFIKASI :

SCIENTIFIC MIND (OBYEKTIF BERPENDAPAT, INDEPENDENT, WAWASAN)

SEORANG PENELITI HARUS OBYEKTIF (MELEPASKAN DIRI DARI OPINI PRIBADI), INDEPENDENT (TIDAK TERPENGARUH PENDAPAT ORANG LAIN), BERWAWASAN (TIDAK HARUS MENELITI YANG ITU-ITU SAJA)

PREPARED MIND (SIAP DALAM OBSERVASI)

BATASAN PERMASALAHAN

MELIPUTI ASPEK :- JUDUL- TUJUAN- RUANG LINGKUP

JUDUL PENELITIAN

LINGKUP & SUBYEK UTAMA PENELITIAN MELIPUTI UNSUR :

4W + 1H WHAT WHO WHERE WHEN

TUJUAN PENELITIAN

MEMBERI ARAH PENELITIAN KALIMAT PENYATAAN : JELAS,

RINGKAS, KONKRIT

RUANG LINGKUP

DASAR DARI PENELITIAN (KONDISI DINAMA PENELITIAN DIBANGUN)

PERNYATAAN YANG DIANGGAP BENAR

KONSISTEN DENGAN INFORMASI YANG ADA

ASUMSI DASAR

BINGKAI DAN BATAS PENELITIAN MEMPERSEMPIT AREA PENELITIAN

MET- PEN MG 3

PENELAAHAN KEPUSTAKAAN

PENELAAHAN KEPUSTAKAAN

DEDUKTIF INDUKTIF

JAWABAN SEMENTARA

(IDEA WHAT THE 0UTCOME WILL BE)

= ECPECTED RESULT

HIPOTESIS

THEORITICAL CONSTRUCTRESULT OF PREVIOUS STUDYOBSERVATIONEXPERIENCE

STUDI KEPUSTAKAAN

TAHAPAN MENCARI LANDASAN TEORITIS DARI PERMASALAHAN PENELITIAN

TUJUAN STUDI KEPUSTAKAAN

INFORMASI BERHUBUNGAN DENGAN TOPIK MENDUKUNG PENELITIAN METODE PENDEKATAN SUMBER DATA SEKUNDER HISTORIS DAN PERSPEKTIF PERMASALAHAN INFORMASI SECARA ANALISIS MENYUSUN KONSEP PENELITIAN / ALUR BERFIKIR MEMPERKAYA IDE PENELITI TERDAHULU

SUMBER KEPUSTAKAAN

DOKUMENTER …. ….

SYARAT KEPUSTAKAAN …- MUTAKHIR (5 TAHUN TERAKHIR)

ACUAN UMUM : TEKS BOOK, ENSIKLOPEDI ACUAN KHUSUS : JURNAL, BULETIN, TESIS

- RELEVAN BERHUBUNGAN DENGAN TOPIK- MENCAKUP SEMUA PENELITIAN- BERSIKAP KRITIS

- MEMPERHATIKAN KESAMAAN PENULISAN ANTARA JURNAL (APAKAH HASIL, SUBYEK)

- MELHAT PERBEDAAN- MELIHAT PERTENTANGAN- MELIHAT KETIDAKSEPAHAMAN (DALAM HAL

MEKANISME)