25
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 1, Januari 2012 ISSN : 2086 - 5031 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 1 ANALISIS PENGARUH MOTIVASI LIMA HIRARKI KEBUTUHAN ABRAHAM MASLOW TERHADAP KEPUASAN KERJA, KASUS PENGUSAHA INDUSTRI MIKRO KERUPUK SINGKONG DI KECAMATAN KAMANG MAGEK, KABUPATEN AGAM Oleh : Drs. Arrizal, M.Si Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Padang ABSTRACT This research was aimed to examine the effect of Abraham Maslow’s hierarchy of five needs motivation on job satisfaction of micro industry- intrepreneurs of cassava crackers in Sub-district of Kamang Magek, Regency of Agam, Province of West Sumatera. Specifically, the aims of the research were (1) to find out the effect of Abraham Maslow’s hierarchy of five needs motivation, which were the psysiological needs, safety needs, social needs, esteem needs, self-actualization needs on job satisfaction of micro industry- intrepreneurs of cassava crackers in Sub-district of Kamang Magek, Regency of Agam, (2) to find out the most influential Abraham Maslow’s hierarchy of five needs motivation on job satisfaction of micro industry-intrepreneurs of cassava crackers in Sub-district of Kamang Magek, Regency of Agam. This research was a case of micro industry-intrepreneurs of cassava crackers in Sub-district of Kamang Magek, Regency of Agam. The population of research was all micro industry-intrepreneurs of cassava crackers in Sub-district of Kamang Magek, Regency of Agam, their numbers were 90 micro industry- intrepreneurs of cassava crackers. The sample of the research was chosen with using the census method. Of the 90 questionnaires were distributed to 90 respondents, 72 questionnaires (80%) were returned by respondents and 18 questionnaires (20%) were not returned by respondents. Emory and Donald (2000) proposed that a research applied 30% of the numbers of questionnaires were sufficiently representative and represent the population. The data ware collected using a validity and reliable survey instrument. All of the scales described below were responded to on a 7-point Likert type scale. The anchor were strongly agree (7) and strongly disagree (1). The technique of analysis was applied the multiple regression with the statistical product and service solutions (SPSS). The result of this research showed there were two the results of the research. The first, the result of the research showed that the job satisfaction (Y) of micro industry-intrepreneurs of cassava crackers in Sub-district of Kamang Magek, Regency of Agam, Province of West Sumatera was influenced in 62% by Abraham Maslow’s hierarchy of five needs motivation, which were the psysiological needs (X 1 ), safety needs (X 2 ), social needs (X 3 ), esteem needs

1. Analisis Pengaruh Motivasi Lima Hari Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow Terhadap Kepuasan Kerja,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 1. Analisis Pengaruh Motivasi Lima Hari Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow Terhadap Kepuasan Kerja,

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 1, Januari 2012 ISSN : 2086 - 5031

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

1

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI LIMA HIRARKI KEBUTUHAN

ABRAHAM MASLOW TERHADAP KEPUASAN KERJA,

KASUS PENGUSAHA INDUSTRI MIKRO KERUPUK SINGKONG

DI KECAMATAN KAMANG MAGEK, KABUPATEN AGAM

Oleh : Drs. Arrizal, M.Si

Dosen Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Padang

ABSTRACT

This research was aimed to examine the effect of Abraham Maslow’s

hierarchy of five needs motivation on job satisfaction of micro industry-

intrepreneurs of cassava crackers in Sub-district of Kamang Magek, Regency of

Agam, Province of West Sumatera. Specifically, the aims of the research were

(1) to find out the effect of Abraham Maslow’s hierarchy of five needs

motivation, which were the psysiological needs, safety needs, social needs,

esteem needs, self-actualization needs on job satisfaction of micro industry-

intrepreneurs of cassava crackers in Sub-district of Kamang Magek, Regency of

Agam, (2) to find out the most influential Abraham Maslow’s hierarchy of five

needs motivation on job satisfaction of micro industry-intrepreneurs of cassava

crackers in Sub-district of Kamang Magek, Regency of Agam.

This research was a case of micro industry-intrepreneurs of cassava

crackers in Sub-district of Kamang Magek, Regency of Agam. The population of

research was all micro industry-intrepreneurs of cassava crackers in Sub-district

of Kamang Magek, Regency of Agam, their numbers were 90 micro industry-

intrepreneurs of cassava crackers. The sample of the research was chosen with

using the census method. Of the 90 questionnaires were distributed to 90

respondents, 72 questionnaires (80%) were returned by respondents and 18

questionnaires (20%) were not returned by respondents. Emory and Donald

(2000) proposed that a research applied 30% of the numbers of questionnaires

were sufficiently representative and represent the population. The data ware

collected using a validity and reliable survey instrument. All of the scales

described below were responded to on a 7-point Likert type scale. The anchor

were strongly agree (7) and strongly disagree (1). The technique of analysis was

applied the multiple regression with the statistical product and service solutions

(SPSS).

The result of this research showed there were two the results of the

research. The first, the result of the research showed that the job satisfaction (Y)

of micro industry-intrepreneurs of cassava crackers in Sub-district of Kamang

Magek, Regency of Agam, Province of West Sumatera was influenced in 62%

by Abraham Maslow’s hierarchy of five needs motivation, which were the

psysiological needs (X1), safety needs (X2), social needs (X3), esteem needs

Page 2: 1. Analisis Pengaruh Motivasi Lima Hari Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow Terhadap Kepuasan Kerja,

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 1, Januari 2012 ISSN : 2086 - 5031

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

2

(X4), self-actualization needs (X5). Whereas the remains of the job satisfaction

(Y) was influenced in 38% by the unknown and excluded factors in this model

of research. The second, the result of the research showed the job satisfaction

(Y) of micro industry-intrepreneurs of cassava crackers in Sub-district of

Kamang Magek, Regency of Agam, Province of West Sumatera was the most

influential by the psysiological needs (X1).

Keywords : psysiological needs, safety needs, social needs, esteem needs,

self-actualization needs, and job satisfaction

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian

Fenomena motivasi lima hirarki kebutuhan Abraham Maslow dan

kepuasan kerja (job satisfaction) telah menjadi fenomena terkini dalam

manajemen sumberdaya manusia (Robbins dan Coulter, 2005 : 92 – 93 ; Dessler,

1986 : 330 - 332). Teori motivasi hirarki kebutuhan Abraham Maslow

mengatakan bahwa manusia memiliki lima hirarki kebutuhan yaitu kebutuhan

fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri, dan

kebutuhan aktualisasi diri. Lima kebutuhan manusia tersebut membentuk hirarki

atau tangga dan masing-masing kebutuhan itu hanya akan aktif apabila

kebutuhan yang lebih rendah telah terpenuhi. Jika tiap kebutuhan secara

substansial terpuaskan, maka kebutuhan berikutnya akan menjadi dominan.

Manusia mendaki hirarki kebutuhan. Dari sudut pandang motivasi bahwa teori

motivasi hirarki kebutuhan Abraham Maslow mengatakan bahwa walaupun

tidak ada kebutuhan yang benar-benar terpuaskan, kebutuhan yang secara

substansial terpuaskan tidak lagi memotivasi seorang manusia. Jika ingin

memotivasi seorang manusia maka perlu memahami di tingkat mana keberadaan

manusia itu dalam hirarki kebutuhan dan perlu berfokus pada pemuasan

kebutuhan pada tingkat kebutuhan itu atau di atas tingkat kebutuhan itu.

Pemerintah, pengusaha, dan manajer yang menerima teori motivasi hirarki

kebutuhan Abraham Maslow akan mengelola organisasi yang dapat memuaskan

kebutuhan manusia (Robbins dan Coulter, 2005 : 92 – 93 ; Dessler, 1986 : 330 -

332). Selanjutnya, kepuasan kerja adalah suatu sikap umum seorang individu

Page 3: 1. Analisis Pengaruh Motivasi Lima Hari Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow Terhadap Kepuasan Kerja,

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 1, Januari 2012 ISSN : 2086 - 5031

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

3

manusia terhadap pekerjaannya (Robbins, 1996 : 170). Dengan kalimat lain

kepuasan kerja adalah kadar perasaan positif yang dimiliki seorang manusia

terhadap pekerjaannya (Currivan, 1999 : 495 - 524).

Fenomena motivasi lima hirarki kebutuhan Abraham Maslow dan

kepuasan kerja penting diteliti oleh pemerintah, pengusaha, dan manajer.

Mungkin lebih mudah memahami latar belakang fenomena motivasi lima hirarki

kebutuhan Abraham Maslow dan kepuasan kerja penting diteliti oleh

pemerintah, pengusaha, dan manajer yaitu dengan menyusun daftar kesalahan

motivasi lima hirarki kebutuhan Abraham Maslow dan kepuasan kerja yang

tidak ingin dikerjakan oleh pemerintah, pengusaha, dan manajer ketika

mengerjakan manajemen sumberdaya manusia. Contohnya, ketidakmotivasian

kebutuhan fisiologis, ketidakmotivasian kebutuhan keamanan,

ketidakmotivasian kebutuhan sosial, ketidakmotivasian kebutuhan harga diri,

dan ketidakmotivasian kebutuhan aktualisasi diri, dan ketidakmotivasian kerja.

Akhirnya, dengan meneliti motivasi lima hirarki kebutuhan Abraham Maslow

dan kepuasan kerja maka pemerintah, pengusaha, dan manajer akan dapat

menghindari kesalahan motivasi lima hirarki kebutuhan Abraham Maslow dan

kesalahan kepuasan kerja tersebut di atas.

Dengan dapat menghindari kesalahan motivasi lima hirarki kebutuhan

Abraham Maslow dan kesalahan kepuasan kerja tersebut di atas, dan yang lebih

penting hal itu dapat menjamin bahwa pemerintah, pengusaha, dan manajer akan

dapat mencapai visi dan tujuan organisasi (memperoleh hasil) melalui orang

lain, artinya melalui pegawai yang memiliki motivasi lima hirarki kebutuhan

Abraham Maslow dan kepuasan kerja. Penting diingat bahwa pemerintah,

pengusaha, dan manajer dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan lain ---- seperti

menyusun perencanaan yang bagus, menyusun struktur organisasi yang jelas,

membangun teknologi produksi yang modern, dan menggunakan pengawasan

intern yang canggih ---- namun pemerintah, pengusaha, dan manajer itu masih

saja tidak berhasil mencapai visi dan tujuan organisasi (memperoleh hasil)

melalui orang lain artinya melalui pegawai atau sumberdaya manusia, karena

pemerintah, pengusaha, dan manajer itu memperkerjakan pegawai yang

Page 4: 1. Analisis Pengaruh Motivasi Lima Hari Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow Terhadap Kepuasan Kerja,

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 1, Januari 2012 ISSN : 2086 - 5031

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

4

menderita kesalahan motivasi lima hirarki kebutuhan Abraham Maslow dan

kesalahan kepuasan kerja, atau karena pemerintah, pengusaha, manajer itu tidak

dapat memberikan motivasi lima hirarki kebutuhan Abraham Maslow dan

kepuasan kerja. Sebaliknya, banyak pemerintah, pengusaha, dan manajer yang

berhasil mencapai visi dan tujuan organisasi (memperoleh hasil) melalui orang

lain artinya melalui pegawai atau sumberdaya manusia meskipun tidak

menyusun perencanaan yang bagus, tidak menyusun struktur organisasi yang

jelas, dan tidak menggunakan pengawasan intern yang canggih. Pemerintah,

pengusaha, manajer itu berhasil karena dapat memperkerjakan pegawai yang

memiliki motivasi lima hirarki kebutuhan Abraham Maslow dan kepuasan kerja,

artinya dapat memberikan motivasi kerja dan kepuasan kerja. Perlu diingat

bahwa mencapai visi dan tujuan organisasi (mencapai hasil) merupakan esensi

manajemen, dan karena itu pemerintah, pengusaha, dan manajer harus mampu

mencapai visi dan tujuan organisasi (mencapai hasil) itu melalui orang lain

artinya melalui pegawai yang memiliki motivasi lima hirarki kebutuhan

Abraham Maslow dan kepuasan kerja.

Manajer adalah seorang yang mencapai visi dan tujuan organisasi

melalui orang lain, artinya melalui pegawai atau sumberdaya manusia (Stoner,

1990 : 7 ; Robbins, 1996 : 5). Currivan (1999 : 495 - 524) mengatakan bahwa

pemerintah, pengusaha, dan manajer memiliki peluang kecil dapat mencapai visi

dan tujuan organisasi melalui pegawai yang menderita kesalahan motivasi lima

hirarki kebutuhan Abraham Maslow dan kesalahan kepuasan kerja. Currivan

(1999 : 495 - 524) mengatakan pula bahwa pemerintah, pengusaha, dan manajer

memiliki peluang besar dapat mencapai visi dan tujuan organisasi melalui

pegawai yang memiliki motivasi lima hirarki kebutuhan Abraham Maslow dan

kepuasan kerja.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka pemerintah perlu

meningkatkan motivasi lima hirarki kebutuhan Abraham Maslow dan kepuasan

kerja pengusaha industri mikro kerupuk singkong di Kecamatan Kamang

Magek, Kabupaten Agam. Sepanjang pengetahuan peneliti belum ada penelitian

tentang motivasi lima hirarki kebutuhan Abraham Maslow dan kepuasan kerja

Page 5: 1. Analisis Pengaruh Motivasi Lima Hari Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow Terhadap Kepuasan Kerja,

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 1, Januari 2012 ISSN : 2086 - 5031

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

5

pada pengusaha industri mikro kerupuk singkong di Kecamatan Kamang Magek,

Kabupaten Agam. Dengan demikian, peneliti berminat untuk meneliti motivasi

lima hirarki kebutuhan Abraham Maslow dan kepuasan kerja pengusaha industri

mikro kerupuk singkong di Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka didapat perumusan

masalah sebagai berikut :

1. Apakah motivasi lima hirarki kebutuhan Abraham Maslow yaitu kebutuhan

fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri, dan

kebutuhan aktualisasi diri secara bersama-sama berpengaruh dan signifikan

terhadap kepuasan kerja pengusaha industri mikro kerupuk singkong di

Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam ?

2. Berdasarkan motivasi lima hirarki kebutuhan Abraham Maslow di atas,

apakah motivasi kebutuhan Abraham Maslow yang paling berpengaruh

terhadap kepuasan kerja pengusaha industri mikro kerupuk singkong di

Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam ?

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan pada

perumusan masalah. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka penelitian ini

perlu menganalisis motivasi lima hirarki kebutuhan Abraham Maslow yang

mempengaruhi kepuasan kerja. Dengan lebih terperinci, maka penelitian ini

memiliki tujuan yaitu :

1. Untuk menganalisis pengaruh motivasi lima hirarki kebutuhan Abraham

Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial,

kebutuhan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri terhadap kepuasan kerja

pengusaha industri mikro kerupuk singkong di Kecamatan Kamang Magek,

Kabupaten Agam ?

Page 6: 1. Analisis Pengaruh Motivasi Lima Hari Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow Terhadap Kepuasan Kerja,

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 1, Januari 2012 ISSN : 2086 - 5031

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

6

2. Untuk menganalisis motivasi kebutuhan Abraham Maslow yang paling

berpengaruh terhadap kepuasan kerja pengusaha industri mikro kerupuk

singkong di Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam ?

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat (kegunaan), yaitu :

1. Penelitian ini berguna sebagai bahan pertimbangan ilmiah bagi pemerintah

dalam menetapkan strategi (strategy) dan kebijakan (policy) peningkatan

motivasi kerja dan kepuasan kerja pengusaha industri mikro kerupuk

singkong di Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam.

2. Penelitian ini berguna sebagai referensi manajemen terpercaya bagi peneliti

dan ilmuwan dalam mengembangkan teori motivasi hirarki kebutuhan

Abraham Maslow dan teori kepuasan kerja.

TINJAUAN PUSTAKA

Perusahaan Industri Mikro

Perusahaan industri kerupuk singkong di Kecamatan Kamang Magek,

Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat ini tergolong perusahaan industri

mikro. Perusahaan industri mikro kerupuk singkong di Kecamatan Kamang

Magek, Kabupaten Agam memiliki kekayaan bersih paling banyak sebesar Rp

50.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan yang ditempati atau memiliki

hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,-. Undang-undang Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2008, Bab IV

Kriteria, Pasal 6 memberikan definisi bahwa perusahaan mikro adalah

perusahaan memiliki kekayaan bersih paling banyak sebesar Rp 50.000.000,-

tidak termasuk tanah dan bangunan yang ditempati atau memiliki hasil penjualan

tahunan paling banyak Rp 300.000.000,-.

Perusahaan industri mikro kerupuk singkong di Kecamatan Kamang

Magek, Kabupaten Agam mempunyai dampak terhadap “penanggulangan

kemiskinan”. Dengan kalimat lain, perusahaan industri mikro kerupuk singkong

di Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam mempunyai dampak terhadap

Page 7: 1. Analisis Pengaruh Motivasi Lima Hari Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow Terhadap Kepuasan Kerja,

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 1, Januari 2012 ISSN : 2086 - 5031

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

7

kesempatan kerja, pendapatan masyarakat, dan nilai tambah (value added) umbi

singkong. Pertama, kesempatan kerja. Perusahaan industri mikro kerupuk

singkong di Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam telah

mempekerjakan sebanyak 90 orang kepala keluarga. Kedua, pendapatan

masyarakat. Dengan perusahaan industri mikro kerupuk singkong ini,

pendapatan kepala keluarga dan pendapatan masyarakat sangat meningkat

dibandingkan dengan pendapatan bisnis pertanian terutama bisnis pertanian padi

sawah. Ketiga, nilai tambah (value added) umbi singkong. Perusahaan industri

mikro kerupuk singkong telah meningkatkan nilai tambah (value added) umbi

singkong yang harga jualnya murah menjadi produk kerupuk singkong yang

harga jualnya mahal.

Motivasi Kerja

Apakah pengertian motivasi kerja?. Motivasi kerja adalah kesediaan

(willingness) melakukan usaha tingkat tinggi (high levels of effort) guna

mencapai tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan usaha tersebut

memuaskan (satisfy) kebutuhan (need) sejumlah individu (Robbins dan Coulter,

2002 : 424 - 425).

Teori motivasi hirarki kebutuhan Abraham Maslow mengatakan bahwa

manusia memiliki lima hirarki kebutuhan yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan

keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi

diri. Lima kebutuhan manusia tersebut membentuk hirarki atau tangga dan

masing-masing kebutuhan itu hanya akan aktif apabila kebutuhan yang lebih

rendah telah terpenuhi. Jika tiap kebutuhan secara substansial terpuaskan, maka

kebutuhan berikutnya akan menjadi dominan. Manusia mendaki hirarki

kebutuhan. Dari sudut pandang motivasi bahwa teori motivasi hirarki kebutuhan

Abraham Maslow mengatakan bahwa walaupun tidak ada kebutuhan yang

benar-benar terpuaskan, kebutuhan yang secara substansial terpuaskan tidak lagi

memotivasi seorang manusia. Jika ingin memotivasi seorang manusia maka

perlu memahami di tingkat mana keberadaan manusia itu dalam hirarki

kebutuhan dan perlu berfokus pada pemuasan kebutuhan pada tingkat kebutuhan

Page 8: 1. Analisis Pengaruh Motivasi Lima Hari Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow Terhadap Kepuasan Kerja,

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 1, Januari 2012 ISSN : 2086 - 5031

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

8

itu atau di atas tingkat kebutuhan itu. Pemerintah, pengusaha, dan manajer yang

menerima teori motivasi hirarki kebutuhan Abraham Maslow akan mengelola

organisasi yang dapat memuaskan kebutuhan manusia (Robbins dan Coulter,

2005 : 92 – 93 ; Dessler, 1986 : 330 - 332).

Teori motivasi hirarki kebutuhan Abraham Maslow mengatakan bahwa

pada diri setiap manusia terdapat lima hirarki kebutuhan yaitu kebutuhan

fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri, dan

kebutuhan aktualisasi diri (Robbins dan Coulter, 2005 : 92 – 93 ; Dessler, 1986 :

330 - 332). Penjelasan dilakukan berikut ini.

Pertama, kebutuhan fisiologis (physiological needs). Kebutuhan

fisiologis terdiri dari (1) kebutuhaan makan (2) kebutuhan minum (3) kebutuhan

pakaian (4) kebutuhan perumahan (5) kebutuhan berkeluarga (6) kebutuhan

istirahat (7) kebutuhan kesehatan (8) kebutuhan rekreasi (9) kebutuhan olah raga

(Robbins dan Coulter, 2005 : 92 – 93 ; Dessler, 1986 : 330 - 332).

Kedua, kebutuhan keamanan (safety needs). Kebutuhan keamanan (safety

needs) terdiri dari (1) kebutuhan keamanan (security) (2) kebutuhan

perlindungan (protection) dari gangguan fisik (3) kebutuhan perlindungan

(protection) dari gangguan emosi (4) kebutuhan kepastian terus terpenuhi

kebutuhan fisiologis (Robbins dan Coulter, 2005 : 92 – 93 ; Dessler, 1986 : 330 -

332).

Ketiga, kebutuhan sosial (social needs). Kebutuhan sosial (social needs)

terdiri dari kebutuhan kasih sayang (affection), kebutuhan menjadi bagian dari

kelompoknya (belongingness), kebutuhan diterima oleh teman-teman

(acceptance), dan kebutuhan persahabatan (friendship) (Robbins dan Coulter,

2005 : 92 – 93 ; Dessler, 1986 : 330 - 332).

Keempat, kebutuhan harga diri (esteem needs). Ada dua kebutuhan harga

diri (esteem needs) yaitu kebutuhan harga diri internal (internal esteem needs)

dan kebutuhan harga diri eksternal (external esteem needs). Kebutuhan harga

diri internal (internal esteem needs) terdiri dari (1) kebutuhan penghargaan diri

(self-respect) (2) kebutuhan otonomi (3) kebutuhan pencapaian prestasi

(achievement) (4) kebutuhan ilmu pengetahuan (science) (5) kebutuhan agama

Page 9: 1. Analisis Pengaruh Motivasi Lima Hari Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow Terhadap Kepuasan Kerja,

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 1, Januari 2012 ISSN : 2086 - 5031

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

9

(6) kebutuhan percaya diri. Kebutuhan harga diri eksternal (external esteem

needs) atau kebutuhan reputasi terdiri dari (1) kebutuhan status (2) kebutuhan

pengakuan (diorangkan) (recognition) (3) kebutuhan perhatian (attention) (4)

kebutuhan penghormatan dari orang lain (Robbins dan Coulter, 2005 : 92 – 93 ;

Dessler, 1986 : 330 - 332).

Kelima, kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization needs). Kebutuhan

aktualisasi diri (self-actualization needs) terdiri dari (1) kebutuhan pertumbuhan

(growth) (2) kebutuhan pencapaian potensi seseorang (achieving one’s potential)

(3) kebutuhan pemenuhan diri sendiri (self-fulfillment) (4) kebutuhan dorongan

untuk menjadi apa yang dia mampu capai (Robbins dan Coulter, 2005 : 92 – 93 ;

Dessler, 1986 : 330 - 332).

Kepuasan Kerja

Apakah pengertian kepuasan kerja ?. Kepuasan kerja adalah suatu sikap

umum seorang individu pegawai terhadap jabatannya (Robbins, 1996 : 170).

Dengan kalimat lain kepuasan kerja adalah kadar perasaan positif yang dimiliki

seorang pegawai terhadap jabatannya (Currivan, 1999 : 495 - 524).

Ada 20 kriteria kepuasan kerja. Pertama, kemampuan untuk melakukan

pekerjaan atau tugas sepanjang waktu. Kedua, kesempatan yang ada untuk

menyelesaikan pekerjaan sendiri tanpa bantuan orang lain. Ketiga, kesempatan

yang ada untuk melakukan pekerjaan yang berbeda atau beragam dari waktu ke

waktu dan meyakinkan kepada atasan atau teman sekerja. Keempat, kesempatan

yang ada untuk menjadi diri sendiri di dalam lingkungan tempat bekerja.

Kelima, kebebasan atau otonomi untuk mempertahankan dan menggunakan

pendapat dari tugas jabatan. Keenam. memiliki kemampuan dalam membuat

keputusan. Ketujuh, kemempuan meyakinkan orang lain dalam melakukan

pekerjaan atau tugas jabatan. Kedelapan, cara organisasi menyediakan atau

merekrut tenaga kerja yang mantap dan siap pakai. Kesembilan, menjalani dan

mentaati segala peraturan atau perintah atasan. Kesepuluh, tugas jabatan atau

pekerjaan yang dikerjakan sebagai suatu pembuktian layaknya mendapatkan

jabatan yang baik dan tetap serta menceritakannya kepada orang lain. Kesebelas,

Page 10: 1. Analisis Pengaruh Motivasi Lima Hari Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow Terhadap Kepuasan Kerja,

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 1, Januari 2012 ISSN : 2086 - 5031

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

10

kesempatan untuk melakukan sesuatu dengan menggunakan kemampuan yang

dimiliki. Kedua belas, membuat strategi dan kebijakan sebagai cara untuk

menempatkan pengaruh di dalam organisasi. Ketiga belas, persepsi mengenai

kesesuaian gaji yang diterima dengan pekerjaan yang dilakukan. Keempat belas,

kesempatan yang dimiliki untuk maju dan berkembang serta berprestasi dengan

pekerjaan yang dilakukan. Kelima belas, kebebasan atau otonomi untuk

mempertahankan dan menggunakan metode dalam melakukan pekerjaan atau

tugas jabatan. Keenam belas, perhatian dan pertolongan rekan sekerja dalam

memecahkan masalah atau kesempatan untuk mempertahankan metode dalam

pekerjaan. Ketujuh belas, kondisi kerja demi tercapainya tujuan organisasi.

Kedelapan belas, prestasi kerja yang dicapai dari pekerjaan atau tugas jabatan.

Kesembilan belas, kenyamanan dan keamanan dari kondisi pekerjaan yang ada.

Kedua puluh, kesempatan dan kemampuan untuk menerima orang lain atau

teman sekerja ke dalam kelompok kerja (As’ad, 2004 : 117).

Suatu tinjauan ulang yang ekstensif dari literatur menemukan bahwa

terdapat lima faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja. Pertama, pekerjaan

yang secara mental menantang. Kedua, imbalan yang pantas. Ketiga, kondisi

kerja yang mendukung. Keempat, rekan sekerja yang mendukung. Kelima,

kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan (Locke dalam Dunnette, 1976 : 1319 -

1328 dan Feldman dan Arnold, 1985 : 192 - 210 dalam Robbins, 1996 : 181 -

182).

Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan tinjauan pustaka di atas, maka

penelitian ini mengemukakan hipotesis sebagai berikut :

1. Motivasi lima hirarki kebutuhan Abraham Maslow yaitu kebutuhan

fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri, dan

kebutuhan aktualisasi diri secara bersama-sama berpengaruh dan signifikan

terhadap kepuasan kerja pengusaha industri mikro kerupuk singkong di

Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam.

Page 11: 1. Analisis Pengaruh Motivasi Lima Hari Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow Terhadap Kepuasan Kerja,

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 1, Januari 2012 ISSN : 2086 - 5031

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

11

2. Motivasi kebutuhan fisiologis paling berpengaruh terhadap kepuasan kerja

pengusaha industri mikro kerupuk singkong di Kecamatan Kamang Magek,

Kabupaten Agam.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis Metodologi Penelitian

Jenis metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

“metodologi penelitian kuantitatif”. Metodologi penelitian kuantitatif adalah

“metode ilmiah” untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat

menemukan, membuktikan, dan mengembangkan suatu pengetahuan sehingga

pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan

mengantisipasi masalah dalam bidang tertentu (Sugiyono, 1999 : 4).

Suriasumantri (2001 : 307 - 346) mengatakan bahwa berdasarkan “metode

ilmiah (cara berpikir ilmiah)”, maka rancangan penelitian ini terdiri dari lima

unsur pokok, yaitu pengajuan masalah, penyusunan kerangka berpikir dan

pengajuan hipotesis, metodologi penelitian, pengujian hipotesis, dan kesimpulan.

Identifikasi Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua macam variabel penelitian yaitu variabel

dependen dan variabel independen. Pertama, variabel dependen (variabel

terikat).Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel independen. Pada penelitian ini variabel

dependen yaitu kepuasan kerja pengusaha industri mikro kerupuk singkong di

Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam (Y). Kedua, variabel independen

(variabel bebas). Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (variabel

terikat). Pada penelitian ini variabel independen yaitu kebutuhan fisiologis (X1),

kebutuhan keamanan (X2), kebutuhan sosial (X3), kebutuhan harga diri (X4), dan

kebutuhan aktualisasi diri (X5).

Page 12: 1. Analisis Pengaruh Motivasi Lima Hari Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow Terhadap Kepuasan Kerja,

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 1, Januari 2012 ISSN : 2086 - 5031

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

12

Definisi Operasional Variabel

Pertama, variabel dependen (Y) kepuasan kerja. Kepuasan kerja (Y)

adalah suatu sikap umum seorang individu pegawai terhadap jabatannya

(Robbins, 1996 : 170). Dengan kalimat lain kepuasan kerja adalah kadar

perasaan positif yang dimiliki seorang pegawai terhadap jabatannya (Currivan,

1999 : 495 - 524). Indikator kepuasan kerja adalah (1) kemampuan untuk

melakukan pekerjaan atau tugas sepanjang waktu (2) kesempatan yang ada

untuk menyelesaikan pekerjaan sendiri tanpa bantuan orang lain (3) kesempatan

yang ada untuk melakukan pekerjaan yang berbeda atau beragam dari waktu ke

waktu dan meyakinkan kepada atasan atau teman sekerja (4) kesempatan yang

ada untuk menjadi diri sendiri di dalam lingkungan tempat bekerja (5) kebebasan

atau otonomi untuk mempertahankan dan menggunakan pendapat dari tugas

jabatan (6) memiliki kemampuan dalam membuat keputusan (7) kemempuan

meyakinkan orang lain dalam melakukan pekerjaan atau tugas jabatan (8) cara

organisasi menyediakan atau merekrut tenaga kerja yang mantap dan siap pakai

(9) menjalani dan mentaati segala peraturan atau perintah atasan (10) tugas

jabatan atau pekerjaan yang dikerjakan sebagai suatu pembuktian layaknya

mendapatkan jabatan yang baik dan tetap serta menceritakannya kepada orang

lain (11) kesempatan untuk melakukan sesuatu dengan menggunakan

kemampuan yang dimiliki (12) membuat strategi dan kebijakan sebagai cara

untuk menempatkan pengaruh di dalam organisasi (13) persepsi mengenai

kesesuaian gaji yang diterima dengan pekerjaan yang dilakukan (14) kesempatan

yang dimiliki untuk maju dan berkembang serta berprestasi dengan pekerjaan

yang dilakukan (15) kebebasan atau otonomi untuk mempertahankan dan

menggunakan metode dalam melakukan pekerjaan atau tugas jabatan (16)

perhatian dan pertolongan rekan sekerja dalam memecahkan masalah atau

kesempatan untuk mempertahankan metode dalam pekerjaan (17) kondisi kerja

demi tercapainya tujuan organisasi (18) prestasi kerja yang dicapai dari

pekerjaan atau tugas jabatan (19) kenyamanan dan keamanan dari kondisi

pekerjaan yang ada (20) kesempatan dan kemampuan untuk menerima orang

lain atau teman sekerja ke dalam kelompok kerja (As’ad, 2004 : 117). Instrumen

Page 13: 1. Analisis Pengaruh Motivasi Lima Hari Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow Terhadap Kepuasan Kerja,

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 1, Januari 2012 ISSN : 2086 - 5031

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

13

penelitian ini menggunakan skala pengukuran 7 poin skala Likert (Sugiyono,

1999 : 86 – 90).

Kedua, variabel kebutuhan fisiologis (physiological needs) (X1).

Kebutuhan fisiologis (X1) adalah kebutuhan tingkatan paling rendah dalam

motivasi lima hirarki kebutuhan Abraham Maslow (Robbins dan Coulter, 2005 :

92 – 93 ; Dessler, 1986 : 330 - 332). Indikator Kebutuhan fisiologis adalah (1)

kebutuhaan makan (2) kebutuhan minum (3) kebutuhan pakaian (4) kebutuhan

perumahan (5) kebutuhan berkeluarga (6) kebutuhan istirahat (7) kebutuhan

kesehatan (8) kebutuhan rekreasi (9) kebutuhan olah raga (Robbins dan Coulter,

2005 : 92 – 93 ; Dessler, 1986 : 330 - 332). Instrumen penelitian ini

menggunakan skala pengukuran 7 poin skala Likert (Sugiyono, 1999 : 86 – 90).

Ketiga, variabel kebutuhan keamanan (safety needs) (X2). Kebutuhan

keamanan (X2) adalah kebutuhan tingkatan ke-2 dalam motivasi lima hirarki

kebutuhan Abraham Maslow (Robbins dan Coulter, 2005 : 92 – 93 ; Dessler,

1986 : 330 - 332). Indikator kebutuhan keamanan adalah (1) kebutuhan

keamanan (security) (2) kebutuhan perlindungan (protection) dari gangguan

fisik (3) kebutuhan perlindungan (protection) dari gangguan emosi (4)

kebutuhan kepastian terus terpenuhi kebutuhan fisiologis (Robbins dan Coulter,

2005 : 92 – 93 ; Dessler, 1986 : 330 - 332). Instrumen penelitian ini

menggunakan skala pengukuran 7 poin skala Likert (Sugiyono, 1999 : 86 – 90).

Keempat, variabel kebutuhan sosial (social needs) (X3). Kebutuhan

sosial (X3) adalah kebutuhan tingkatan ke-3 dalam motivasi lima hirarki

kebutuhan Abraham Maslow (Robbins dan Coulter, 2005 : 92 – 93 ; Dessler,

1986 : 330 - 332). Indikator kebutuhan sosial adalah (1) kebutuhan kasih sayang

(affection) (2) kebutuhan menjadi bagian dari kelompoknya (belongingness) (3)

kebutuhan diterima oleh teman-teman (acceptance) (4) kebutuhan persahabatan

(friendship) (Robbins dan Coulter, 2005 : 92 – 93 ; Dessler, 1986 : 330 - 332).

Instrumen penelitian ini menggunakan skala pengukuran 7 poin skala Likert

(Sugiyono, 1999 : 86 – 90).

Kelima, variabel kebutuhan harga diri (esteem needs) (X4). Kebutuhan

harga diri (X4) adalah kebutuhan tingkatan ke-4 dalam motivasi lima hirarki

Page 14: 1. Analisis Pengaruh Motivasi Lima Hari Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow Terhadap Kepuasan Kerja,

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 1, Januari 2012 ISSN : 2086 - 5031

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

14

kebutuhan Abraham Maslow (Robbins dan Coulter, 2005 : 92 – 93 ; Dessler,

1986 : 330 - 332). Indikator kebutuhan harga diri adalah (1) kebutuhan

penghargaan diri (self-respect) (2) kebutuhan otonomi (3) kebutuhan pencapaian

prestasi (achievement) (4) kebutuhan ilmu pengetahuan (science) (5) kebutuhan

agama (6) kebutuhan percaya diri (7) kebutuhan status (8) kebutuhan pengakuan

(diorangkan) (recognition) (9) kebutuhan perhatian (attention) (10) kebutuhan

penghormatan dari orang lain (Robbins dan Coulter, 2005 : 92 – 93 ; Dessler,

1986 : 330 - 332). Instrumen penelitian ini menggunakan skala pengukuran 7

poin skala Likert (Sugiyono, 1999 : 86 – 90).

Keenam, variabel kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization needs)

(X5). Kebutuhan aktualisasi diri (X5) adalah kebutuhan tingkatan ke-5 dalam

motivasi lima hirarki kebutuhan Abraham Maslow (Robbins dan Coulter, 2005 :

92 – 93 ; Dessler, 1986 : 330 - 332). Indikator kebutuhan aktualisasi diri (self-

actualization needs) adalah (1) kebutuhan pertumbuhan (growth) (2) kebutuhan

pencapaian potensi seseorang (achieving one’s potential) (3) kebutuhan

pemenuhan diri sendiri (self-fulfillment) (4) kebutuhan dorongan untuk menjadi

apa yang dia mampu capai (Robbins dan Coulter, 2005 : 92 – 93 ; Dessler, 1986

: 330 - 332). Instrumen penelitian ini menggunakan skala pengukuran 7 poin

skala Likert (Sugiyono, 1999 : 86 – 90).

Instrumen penelitian ini menggunakan skala pengukuran 7 poin skala

Likert (Sugiyono, 1999 : 86 – 90), yaitu skala 1 yang menyatakan sangat tidak

setuju, skala 2 yang menyatakan tidak setuju, skala 3 yang menyatakan kurang

setuju, skala 4 yang menyatakan ragu-ragu, skala 5 yang menyatakan cukup

setuju, skala 6 yang menyatakan setuju, dan skala 7 yang menyatakan sangat

setuju.

Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian adalah seluruh pengusaha industri mikro kerupuk

singkong di Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam yaitu 90 pengusaha.

Karena populasi penelitian tidak terlalu banyak, maka penelitian ini mengambil

seluruh populasi penelitian sebagai sampel penelitian yaitu 90 pengusaha.

Page 15: 1. Analisis Pengaruh Motivasi Lima Hari Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow Terhadap Kepuasan Kerja,

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 1, Januari 2012 ISSN : 2086 - 5031

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

15

Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data primer. Data primer dikumpulkan oleh

peneliti dengan menggunakan kuesioner (instrumen penelitian) yang valid dan

reliable (Sugiyono, 1999 : 135 – 138). Instrumen penelitian ini menggunakan

skala pengukuran 7 poin skala Likert (Sugiyono, 1999 : 86 – 90). Dari 90

responden yang dikirimi kuesioner hanya 72 responden (80 %) yang

mengembalikan kuesioner dan 18 responden (20 %) tidak mengembalikan

kuesioner. Emory dan Donald (2000) mengemukakan bahwa suatu penelitian

menggunakan 30 % dari jumlah kuesioner sudah representatif dan sudah

mewakili populasi. Dengan demikian penelitian ini yang menggunakan 80 %

dari jumlah kuesioner sudah representatif dan sudah mewakili populasi.

Teknik Analisis

Teknik analisis menggunakan regresi berganda dengan menggunakan

program komputer statistical product and service solutions (SPSS) yang sesuai

dengan model penelitian (Santoso, 2002 : 163 – 172). Hasil analisis regresi

berganda digunakan untuk membuktikan hipotesis penelitian. Pembuktian

hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik uji statistik, yaitu uji

simultan (uji F) dan uji parsial (uji t).

Page 16: 1. Analisis Pengaruh Motivasi Lima Hari Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow Terhadap Kepuasan Kerja,

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 1, Januari 2012 ISSN : 2086 - 5031

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

16

ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

TABEL 1

Hasil Analisis Pengaruh Motivasi Lima Hirarki Kebutuhan

Abraham Maslow dan Kepuasan Kerja pada Pengusaha Industri Mikro

Kerupuk Singkong di Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam

Variabel Bebas

(Motivasi Lima Hirarki

Kebutuhan Abraham

Maslow)

Koefisien

Regresi

t Hitung t Tabel Signifikansi

Intercept (Konstanta) 23,492 4,673 1,645 Signifikan

X1 (Kebutuhan Fisiologis) 0,879 3,142 1,645 Signifikan

X2 (Kebutuhan Keamanan) 0,724 3,036 1,645 Signifikan

X3 (Kebutuhan Sosial) 0,426 2,894 1,645 Signifikan

X4 (Kebutuhan Harga Diri) 0,231 1,913 1,645 Signifikan

X5 (Kebutuhan Aktualisasi

Diri) 0,175 1,708 1,645 Signifikan

R2

R

F Ratio

df

= 0,620

= 0,787

= 10,249

= 66

Signifikansi pada alpha 5%

Sumber : Pengolahan Data, Januari 2012

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda pada tabel 1 maka diperoleh

model persamaan regresi berganda sebagai berikut :

Y = 23,492 + 0,879 X1 + 0,724 X2 + 0,426 X3 + 0,231 X4 + 0,175 X5

Keterangan :

Y = Kepuasan Kerja

X1 = Kebutuhan Fisiologis

X2 = Kebutuhan Keamanan

X3 = Kebutuhan Sosial

X4 = Kebutuhan Harga Diri

X5 = Kebutuhan Aktualisasi Diri

Page 17: 1. Analisis Pengaruh Motivasi Lima Hari Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow Terhadap Kepuasan Kerja,

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 1, Januari 2012 ISSN : 2086 - 5031

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

17

Hasil analisis regresi berganda di atas menunjukkan bahwa kebutuhan

fisiologis (X1), kebutuhan keamanan (X2), kebutuhan sosial (X3), kebutuhan

harga diri (X4), dan kebutuhan aktualisasi diri (X5) secara bersama-sama (uji F)

sebesar 62% mempengaruhi kepuasan kerja pengusaha industri mikro kerupuk

singkong di Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam. Sedangkan sisanya

kepuasan kerja pengusaha industri mikro kerupuk singkong di Kecamatan

Kamang Magek, Kabupaten Agam dipengaruhi sebesar 38% oleh faktor-faktor

yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam model penelitian ini. Hasil

penelitian ini meyakinkan (signifikan) dengan menggunakan F hitung pada alpha

5 % dan degree of freedom for denominator 66 (df = 66) dan degree of freedom

for numerator 5 (k-1 yakni 6-1=5) yaitu nilai F hitung lebih besar dibandingkan

dengan nilai F tabel (Fh = 10,249 > Ft = 2,370). Dengan demikian dapat dibuat

kesimpulan bahwa hipotesis pertama dapat diterima, yakni motivasi lima hirarki

kebutuhan Abraham Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan,

kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri secara

bersama-sama berpengaruh dan signifikan terhadap kepuasan kerja pengusaha

industri mikro kerupuk singkong di Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten

Agam.

Hasil analisis regresi berganda di atas menunjukkan pula bahwa

kebutuhan fisiologis (X1) paling berpengaruh terhadap kepuasan kerja

pengusaha industri mikro kerupuk singkong di Kecamatan Kamang Magek,

Kabupaten Agam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai t hitung paling

tinggi adalah nilai t hitung kebutuhan fisiologis (X1) (t hitung = 3,142). Hasil

penelitian ini meyakinkan (signifikan) dengan menggunakan t hitung pada alpha

5 % dan degree of freedom for denominator 66 (df = 66) yaitu nilai t hitung

lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel ( t hitung = 3,142 > t tabel = 1,645

). Dengan demikian dapat dibuat kesimpulan bahwa hipotesis kedua dapat

diterima, yaitu motivasi kebutuhan fisiologis paling berpengaruh terhadap

kepuasan kerja pengusaha industri mikro kerupuk singkong di Kecamatan

Kamang Magek, Kabupaten Agam.

Page 18: 1. Analisis Pengaruh Motivasi Lima Hari Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow Terhadap Kepuasan Kerja,

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 1, Januari 2012 ISSN : 2086 - 5031

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

18

Penelitian ini menemukan bahwa kebutuhan fisiologis (X1) dan

kebutuhan keamanan (X2) (kebutuhan tingkat rendah) (kebutuhan ekstrinsik)

(kebutuhan uang) merupakan motivasi paling penting untuk meningkatkan

kepuasan kerja pengusaha industri mikro kerupuk singkong di Kecamatan

Kamang Magek, Kabupaten Agam. Kebutuhan fisiologis (X1) adalah

kebutuhaan makan, kebutuhan minum, kebutuhan pakaian, kebutuhan

perumahan, kebutuhan berkeluarga, kebutuhan istirahat, kebutuhan kesehatan,

kebutuhan rekreasi, dan kebutuhan olah raga (Robbins dan Coulter, 2005 : 92 –

93 ; Dessler, 1986 : 330 - 332). Kebutuhan keamanan (X2) adalah kebutuhan

keamanan (security), kebutuhan perlindungan (protection) dari gangguan fisik,

kebutuhan perlindungan (protection) dari gangguan emosi, kebutuhan kepastian

terus terpenuhi kebutuhan fisiologis (Robbins dan Coulter, 2005 : 92 – 93 ;

Dessler, 1986 : 330 - 332). Untuk memenuhi kebutuhan fisiologis (X1) dan

kebutuhan keamanan (X2) di atas maka pengusaha industri mikro kerupuk

singkong di Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam membutuhkan uang

(kebutuhan uang).

Penelitian ini juga menemukan bahwa motivasi pengusaha industri mikro

kerupuk singkong di Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam adalah

untuk memaksimalkan profit (maximize profits) bagi pemilik perusahaan. Hasil

penelitian ini sesuai dengan teori tanggung jawab sosial perusahaan (corporate

social responsibility theory) bahwa tanggung jawab sosial perusahaan adalah

memaksimalkan profit (maximize profits) bagi pemilik perusahaan (Robbins dan

Coulter, 2004 : 112 – 113). Profit maksimum (maximum profit) bagi pemilik

perusahaan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis (X1) dan

kebutuhan keamanan (X2).

Teori relativitas Albert Einstein membantu ahli fisika mengelola (me-

management) atom. Teori ekonomi makro membantu ahli ekonomi makro

mengelola (me-management) ekonomi makro negara. Teori manajemen

membantu manajer mengelola (me-management) organisasi (Arrizal, 2011 : 1-

14). Berdasarkan bidang manajemen, maka ada enam jenis teori manajemen,

yaitu teori manajemen strategis, teori manajemen produksi, teori manajemen

Page 19: 1. Analisis Pengaruh Motivasi Lima Hari Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow Terhadap Kepuasan Kerja,

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 1, Januari 2012 ISSN : 2086 - 5031

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

19

pemasaran, teori manajemen keuangan, teori manajemen sumberdaya manusia,

dan teori manajemen lainnya (Arrizal, 2006 : 3). Teori manajemen dapat

membantu pengusaha industri mikro kerupuk singkong di Kecamatan Kamang

Magek, Kabupaten Agam mengelola (me-management) perusahaan industri

mikro kerupuk singkong untuk memaksimalkan profit (maximize profits) bagi

pemilik perusahaan. Berdasarkan bidang manajemen, maka pengusaha industri

mikro kerupuk singkong di Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam

dalam mengelola (me-management) perusahaan industri mikro kerupuk

singkong untuk memaksimalkan profit (maximize profits) bagi pemilik

perusahaan dapat menggunakan teori manajemen strategis, teori manajemen

produksi, teori manajemen pemasaran, teori manajemen keuangan, teori

manajemen sumberdaya manusia, dan teori manajemen lainnya.

Para pengusaha industri mikro di Sumatera Barat dalam mengelola (me-

management) perusahaan industri mikro menghadapi lima masalah manajemen,

yaitu masalah manajemen strategis, masalah manajemen produksi, masalah

manajemen keuangan, masalah manajemen sumberdaya manusia, dan masalah

manajemen pemasaran (Said : 1991). Solusi yang dapat ditawarkan untuk

memecahkan masalah manajemen di atas adalah melalui pelatihan manajemen

(management training). Pelatihan manajemen (management training) terdiri dari

lima jenis pelatihan, yaitu pelatihan manajemen strategis, pelatihan manajemen

produksi, pelatihan manajemen keuangan, pelatihan manajemen sumberdaya

manusia, dan pelatihan manajemen pemasaran. Dengan meningkatkan

kompetensi manajemen para pengusaha industri mikro kerupuk singkong dalam

memecahkan masalah manajemen melalui pelatihan manajemen (management

training), maka para pengusaha industri mikro kerupuk singkong dapat

memaksimalkan profit (maximize profits) bagi pemilik perusahaan. Profit

maksimum (maximum profit) bagi pemilik perusahaan dapat digunakan untuk

memenuhi kebutuhan fisiologis (X1) dan kebutuhan keamanan (X2). Penelitian

ini menemukan bahwa kebutuhan fisiologis (X1) dan kebutuhan keamanan (X2)

(kebutuhan tingkat rendah) (kebutuhan ekstrinsik) (kebutuhan uang) merupakan

Page 20: 1. Analisis Pengaruh Motivasi Lima Hari Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow Terhadap Kepuasan Kerja,

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 1, Januari 2012 ISSN : 2086 - 5031

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

20

motivasi paling penting untuk meningkatkan kepuasan kerja pengusaha industri

mikro kerupuk singkong di Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan penelitian di atas maka dapat

dibuat kesimpulan sebagai berikut.

Pertama, kebutuhan fisiologis (X1), kebutuhan keamanan (X2),

kebutuhan sosial (X3), kebutuhan harga diri (X4), dan kebutuhan aktualisasi diri

(X5) secara bersama-sama (uji F) sebesar 62% mempengaruhi kepuasan kerja

pengusaha industri mikro kerupuk singkong di Kecamatan Kamang Magek,

Kabupaten Agam. Sedangkan sisanya kepuasan kerja pengusaha industri mikro

kerupuk singkong di Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam dipengaruhi

sebesar 38% oleh faktor-faktor yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam

model penelitian ini. Hasil penelitian ini meyakinkan (signifikan) dengan

menggunakan F hitung pada alpha 5 % dan degree of freedom for denominator

66 (df = 66) dan degree of freedom for numerator 5 (k-1 yakni 6-1=5) yaitu nilai

F hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai F tabel (Fh = 10,249 > Ft =

2,370). Dengan demikian dapat dibuat kesimpulan bahwa hipotesis pertama

dapat diterima, yakni motivasi lima hirarki kebutuhan Abraham Maslow yaitu

kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan harga

diri, dan kebutuhan aktualisasi diri secara bersama-sama berpengaruh dan

signifikan terhadap kepuasan kerja pengusaha industri mikro kerupuk singkong

di Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam.

Kedua, kebutuhan fisiologis (X1) paling berpengaruh terhadap kepuasan

kerja pengusaha industri mikro kerupuk singkong di Kecamatan Kamang

Magek, Kabupaten Agam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai t hitung

paling tinggi adalah nilai t hitung kebutuhan fisiologis (X1) (t hitung = 3,142).

Hasil penelitian ini meyakinkan (signifikan) dengan menggunakan t hitung pada

alpha 5 % dan degree of freedom for denominator 66 (df = 66) yaitu nilai t

hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel ( t hitung = 3,142 > t tabel =

Page 21: 1. Analisis Pengaruh Motivasi Lima Hari Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow Terhadap Kepuasan Kerja,

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 1, Januari 2012 ISSN : 2086 - 5031

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

21

1,645 ). Dengan demikian dapat dibuat kesimpulan bahwa hipotesis kedua dapat

diterima, yaitu motivasi kebutuhan fisiologis paling berpengaruh terhadap

kepuasan kerja pengusaha industri mikro kerupuk singkong di Kecamatan

Kamang Magek, Kabupaten Agam.

Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka dapat disarankan sebagai berikut.

Pertama, kebutuhan fisiologis (X1) paling berpengaruh terhadap

kepuasan kerja pengusaha industri mikro kerupuk singkong di Kecamatan

Kamang Magek, Kabupaten Agam. Agar kepuasan kerja pengusaha industri

mikro kerupuk singkong meningkat melalui kebutuhan fisiologis (X1), maka

disarankan pemerintah menetapkan strategi (strategy) dan kebijakan (policy)

peningkatan motivasi kerja dengan memenuhi sembilan kebutuhan fisiologis

yaitu (1) kebutuhaan makan (2) kebutuhan minum (3) kebutuhan pakaian (4)

kebutuhan perumahan (5) kebutuhan berkeluarga (6) kebutuhan istirahat (7)

kebutuhan kesehatan (8) kebutuhan rekreasi (9) kebutuhan olah raga. Secara

spesifik disarankan pemerintah menerapkan program kebutuhan fisiologis.

Kedua, kebutuhan keamanan (X2) berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kepuasan kerja pengusaha industri mikro kerupuk singkong di

Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam. Agar kepuasan kerja pengusaha

industri mikro kerupuk singkong meningkat melalui kebutuhan keamanan (X2),

maka disarankan pemerintah menetapkan strategi (strategy) dan kebijakan

(policy) peningkatan motivasi kerja dengan memenuhi empat kebutuhan

keamanan yaitu (1) kebutuhan keamanan (security) (2) kebutuhan perlindungan

(protection) dari gangguan fisik (3) kebutuhan perlindungan (protection) dari

gangguan emosi (4) kebutuhan kepastian terus terpenuhi kebutuhan fisiologis.

Secara spesifik disarankan pemerintah menerapkan program kebutuhan

keamanan.

Ketiga, kebutuhan sosial (X3) berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kepuasan kerja pengusaha industri mikro kerupuk singkong di

Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam. Agar kepuasan kerja pengusaha

Page 22: 1. Analisis Pengaruh Motivasi Lima Hari Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow Terhadap Kepuasan Kerja,

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 1, Januari 2012 ISSN : 2086 - 5031

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

22

industri mikro kerupuk singkong meningkat melalui kebutuhan sosial (X3), maka

disarankan pemerintah menetapkan strategi (strategy) dan kebijakan (policy)

peningkatan motivasi kerja dengan memenuhi empat kebutuhan sosial yaitu (1)

kebutuhan kasih sayang (affection) (2) kebutuhan menjadi bagian dari

kelompoknya (belongingness) (3) kebutuhan diterima oleh teman-teman

(acceptance) (4) kebutuhan persahabatan (friendship). Secara spesifik

disarankan pemerintah menerapkan program kebutuhan sosial.

Keempat, kebutuhan harga diri (X4) berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kepuasan kerja pengusaha industri mikro kerupuk singkong di

Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam. Agar kepuasan kerja pengusaha

industri mikro kerupuk singkong meningkat melalui kebutuhan harga diri (X4),

maka disarankan pemerintah menetapkan strategi (strategy) dan kebijakan

(policy) peningkatan motivasi kerja dengan memenuhi 10 kebutuhan harga diri

yaitu (1) kebutuhan penghargaan diri (self-respect) (2) kebutuhan otonomi (3)

kebutuhan pencapaian prestasi (achievement) (4) kebutuhan ilmu pengetahuan

(science) (5) kebutuhan agama (6) kebutuhan percaya diri (7) kebutuhan status

(8) kebutuhan pengakuan (diorangkan) (recognition) (9) kebutuhan perhatian

(attention) (10) kebutuhan penghormatan dari orang lain. Secara spesifik

disarankan pemerintah menerapkan program kebutuhan harga diri.

Kelima, kebutuhan aktualisasi diri (X5) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kepuasan kerja pengusaha industri mikro kerupuk singkong

di Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam. Agar kepuasan kerja

pengusaha industri mikro kerupuk singkong meningkat melalui kebutuhan

aktualisasi diri (X5), maka disarankan pemerintah menetapkan strategi (strategy)

dan kebijakan (policy) peningkatan motivasi kerja dengan memenuhi empat

kebutuhan aktualisasi diri yaitu (1) kebutuhan pertumbuhan (growth) (2)

kebutuhan pencapaian potensi seseorang (achieving one’s potential) (3)

kebutuhan pemenuhan diri sendiri (self-fulfillment) (4) kebutuhan dorongan

untuk menjadi apa yang dia mampu capai. Secara spesifik disarankan

pemerintah menerapkan program kebutuhan aktualisasi diri.

Page 23: 1. Analisis Pengaruh Motivasi Lima Hari Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow Terhadap Kepuasan Kerja,

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 1, Januari 2012 ISSN : 2086 - 5031

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

23

Keenam, penelitian ini hanya menguji motivasi lima hirarki kebutuhan

Abraham Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan

sosial, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri. Untuk

pengembangan teori motivasi dan teori kepuasan kerja, maka disarankan para

peneliti lanjutan pada masa depan untuk dapat menguji dan mengembangkan

penelitian ini melalui objek penelitian yang sama, objek penelitian yang berbeda,

subjek penelitian yang berbeda, dan menambah variabel independen (variabel

motivasi).

Page 24: 1. Analisis Pengaruh Motivasi Lima Hari Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow Terhadap Kepuasan Kerja,

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 1, Januari 2012 ISSN : 2086 - 5031

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

24

REFERENSI

As’ad, Moh. 2001. Psikologi Industri. Edisi Keempat. Yogyakarta : Penerbit

Liberty Yogyakarta

Arrizal. 2011. Filosofi Manajemen Sumberdaya Manusia dan Keunggulan

Kompetitif; Sumberdaya Manusia Profesional, Sejahtera, Prestasi Kerja

Tinggi, dan Karier Sukses Dapat Mendudung Keunggulan Kompetitif.

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Volume 2. Nomor 2. Mei 2011.

1-14

Arrizal. 2006. Pengantar Manajemen. Laporan Penelitian Teaching Grant

Proyek TPSDP Universitas Andalas Tahun 2005. Padang : Fakultas

Ekonomi Universitas Andalas

Azwar, Saifuddin. 2002. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Edisi

Kedua, Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar

Currivan, Douglas B. 1999. The Causal Order of Job Satisfaction and

Organizational Commitment in Models of Employee Turnover. Human

Resource Management Review. Volume 9. Nomor 4. 495 –524

Dessler, Gary. 1986. Manajemen Personalia. Diterjemahkan Oleh Agus

Dharma, SH. Edisi Ketiga. Jakarta : Penerbit Erlangga

Dessler, Gary. 1997. Manajemen Sumberdaya Manusia. Alih Bahasa Benyamin

Molan. Penyunting Triyana Iskandarsyah. Edisi Ketujuh. Jakarta : Penerbit

PT Prenhallindo

Desimone, Randy, L., Jon M. Werner., David M. Harris. 2002. Human Resource

Development. Natorp Boulevard. Ohio : South Western Thomson Learning

Emory, C. William., dan Donald R. Cooper. 2000. Metode Penelitian Bisnis.

Edisi Kelima. Terjemahan. Jakarta : Penerbit Erlangga

Flippo, Edwin B. 1988. Manajemen Personalia. Edisi Keenam. Jilid 1.

Terjemahan Moh Masud. Jakarta : Penerbit Erlangga

Gibson, James, L., John M. Ivancevich., James H. Donnelly, Jr., 1994.

Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses. Editor : Agus Dharma, SH, M.Ed.

Jakarta : Penerbit Erlangga

Gibson, James, L., John M. Ivancevich., James H. Donnelly, Jr., 1996.

Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses. Alih bahasa Ir. Nunuk Adiarni,

MM. Editor : DR. Lyndon saputra. Jakarta : Penerbit Binarupa Aksara

Page 25: 1. Analisis Pengaruh Motivasi Lima Hari Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow Terhadap Kepuasan Kerja,

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 1, Januari 2012 ISSN : 2086 - 5031

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

25

Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Gujarati, Damodar. 1985. Basic Econometrics. Tokyo : McGraw-Hill Book

Company

Johnston. 1984. Econometric Methods. Edisi Ketiga. New York : Mc Graw-Hill

Book Company

Maslow, Abraham. 1954. Motivation and Personality. New York : Harper &

Row. dalam Robbins, Stephen P. 1996. Perilaku Organisasi, Konsep,

Kontroversi, Aplikasi. Jakarta : Penerbit PT Prenhallindo

Robbins, Stephen P and Mary Coulter. 2002. Management. Seventh Edition.

Upper Saddle River, New Jersey : Pearson Education, Inc

Robbins, Stephen P. 1996. Perilaku Organisasi : Konsep, Kontroversi, Aplikasi.

Edisi Ketujuh. Edisi Bahasa Indonesia. Diterjemahkan Oleh Hadyana

Pujaatmaka. Jakarta: PT Prenhallindo

Robbins, Stephen P dan Mary Coulter. 2004. Manajemen. Edisi Bahasa

Indonesia. Edisi Ketujuh. Jilid 1. Jakarta : PT Indeks Group Gramedia

Robbins, Stephen P dan Mary Coulter. 2005. Manajemen. Edisi Bahasa

Indonesia. Edisi Ketujuh. Jilid 2. Jakarta : PT Indeks Group Gramedia

Suriasumantri, Jujun S. 2001. Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Populer. Jakarta

: Pustaka Sinar Harapan

Stoner, James A. F. 1990. Manajemen. Terjemahan Alfonsus Sirait. Edisi Kedua

(Revisi). Jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga

Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis, Bandung : Penerbit CV Alfabeta

Santoso, Singgih. 2002. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta :

Penerbit PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia

Sumodiningrat, Gunawan. 1998. Ekonometrika. Yogyakarta : Penerbit BPFE

Said, Nurmal. 1991. “Pola Pembinaan Industri Kecil di Sumatera Barat”. Dalam

Syahrial Syarif. 1991. Industri Kecil dan Kesempatan Kerja. Padang :

Penerbit Pusat Penelitian Universitas Andalas, Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan

Undang-undang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Republik Indonesia Nomor

20 Tahun 2008