06.Bab 4 Rencana Kerja

Embed Size (px)

DESCRIPTION

metodologi

Citation preview

Bab 1

Bab

4Rencana Kerja

1.1 UmumRencana tahapan pelaksanaan pekerjaan Detail Desain Pengaman Pantai Pesisir Selatan ini disusun secara skematis dalam suatu bagan alir seperti yang disajikan pada Gambar 4.1. Sedangkan jadwal pelaksanaan ditampilkan pada Tabel 4.1.

Secara umum pekerjaan ini dibagi atas 4 tahapan utama sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan2. Tahap Survei Pengumpulan Data3. Tahap Analisa dan Evaluasi Data4. Tahap Pelaporan

Bab ini akan menguraikan rencana tahapan kerja tersebut sesuai dengan kronologis waktu, sedangkan metodologi pelaksanaan masing-masing tahapan pekerjaan akan diuraikan pada Bab 5. 1.2 Persiapan

1.2.1 Penyelesaian Teknis dan Administrasi

Masalah administrasi yang harus diselesaikan terutama meliputi administrasi kontrak dan legalitas personil yang akan ditugaskan untuk melaksanakan pekerjaan ini, baik legalitas di lingkungan intern Konsultan maupun legalitas yang diperlukan untuk berhubungan dengan pihak lain, seperti keperluan survei dan untuk memperoleh akses pengumpulan data.

1.2.2 Mobilisasi

Konsultan akan melakukan mobilisasi personil dan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini. Kemudian melakukan rapat koordinasi untuk menentukan langkah-langkah guna penyelesaian pekerjaan ini agar didapatkan hasil kerja yang maksimal. Peralatan, baik untuk keperluan kantor maupun lapangan disiapkan supaya dapat segera digunakan apabila diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.1.3 Survei Pengumpulan Data

1.3.1 Pengumpulan Data Sekunder

Meliputi data kondisi eksisting serta pengumpulan data sosial, ekonomi lingkungan dan data

teknis yang terdiri antara lain:

a. Data Teknis

Data Hidrologi dan Klimatologi

Data pasang surut dikeluarkan oleh DISHIDROS

Peta Bathymetri daerah studi yang dikeluarkan oleh Direktorat Hidral

Peta Geologi Regional seluruh kawasan studi

Peta Topografi daerah pantai (Skala 1 : 50.000)

Peta pergeseran garis pantai

b. Data Non Teknis

Peta batas administrasi

Rencana tata ruang/peruntukan kawasan pesisir/pantai

Pertanian, perikanan/tambak

Data kehutanan

Penduduk dan lingkungan hidup

Sosial budaya

Data-data pemanfaatan saat ini

Potensi pemanfaatan dimasa datang

Permasalahan yang ada.

1.3.2 Survei Topografi

Survey topografi dilakukan dengan peralatan T0 dan T2 dan Waterpass.Pada lokasi yang tidak dapat dilakukan survey teristris dilakukan dengan alat echosounder (survey Bathymetri) dan penentuan posisi dilakukan dengan Sextant.Kegiatan pengukuran yang akan dilaksanakan pada kegiatan ini terdiri dari pemasangan patok Bench Mark (BM) dan patok Control Point (CP), pengukuran situasi, pengukuran potongan melintang dan memanjang yang kesemuanya harus dalam satu sistem referensi ketinggian

Jalur survey topografi adalah sekitar lokasi yang ditetapkan bersama direksi, mengikuti garis pantai dengan panjang jalur yang diukur minimal 4.000 meter.

Pada tiap lokasi dilakukan pengukuran 100 meter kearah darat dan 200 meter kearah laut dihitung dari garis batas pasang tertinggidengan jarak antar penampang setiap 50 m.

Peta hasil survey digambarkan dengan sistem koordinasi UTM dengan Skala 1 : 2000, yang secara garis besar dapat menggambarkan tata letak bangunan dan prasarana penting yang ada.

Elevasi survey topgrafi diikat pada MSL, yang dihitung berdasarkan analisa data-data pasang surut selama 30 hari dengan interval pengamatan setiap satu jam, MSL ditentukan berdasarkan peramalan pasang surut dengan metode Admiralty.

Pengukuran situasi detail untuk menyempurnakan gambar situasi terdahulu (bila ada)serta mendetailkkannnya dimulai dan diakhiri pada patok poligon kerangka dasar dan digambarkan dengan interval ketinggian (kontur) 0,5 meter.

Dalam pengukuran situasi ini terkumpul/terukur pula data batas administrative (Desa/Kelurahan, Kecamatan), petakan tersier yang ada, perkampungan, fasilitas-fasilitas, sungai, saluran bangunan yang ada dan informasi lain yang berhubungan dengan perencanaan ini.

Pengukuran Water Pass (sipat datar). Pengukuran water pass dimaksud untuk menentukan elevasi patok-patok tetap dan patok-patok kayu yang telah dipasang. Jalur pengukuran water pass harus merupakan jalur yang tertutup dengan toleransi kesalahan beda tinggi 10 D mm dimana D panjang jarak dengan satuan km.1.3.3 Survei Hidrometri

Survey Hidrometri terdiri dari pengamatan data pasang surut, pengambilan sampel air /sedimentasi dasar dan pengamatan tinggi gelombang.

Pengamatan pasang surut pada lokasi prioritas dilakukan selama 30 hari dengan interval pengamatan satu jam. Awal pengamatan pasang surut ditentukan dengan mengacu kepada Buku Peramalan Pasang Surut yang dikeluarkan Dishidros. Untuk mengetahui karetaristik pasang surut didaerah studi dilakukan pengamatan pasang surut di 1 lokasi Sample air dan sample sedimen dasar diambil sebanyak 4 sample yang lokasinya disebar dalam daerah yang disurvey. Sample air dan sedimen selanjutnya dianalisa dilaboratorium sehingga hasilnya dapat digunakan untuk menganalisis tranpor sedimen yang terjadi

Pengamatan tinggi gelombang dilakukan dengan alat pengamatan tinggi gelombang (wave recorder)

Jika memungkinkan dilakukan pengukuran arus sesaat dengan menggunakan alat Currentmeter pada lokasi yang sesuai dengan kondisi yang ada dilapangan..1.3.4 Survei Mekanika Tanah

Pada Survey dilakukan pengambilan contoh tanah atau sample yang akan diuji lebih lanjut dilaboratorium. Dari hasil uji di laboratorium ini akan diperoleh paremater-paremater sifat-fisik dan mekanika tanah yang merupakan salah satu parameter desain bangunan air sifatsifat tanah bawah permukaan tanah, dan kemungkinan menentukan pondasi-pondasi bangunan air yang cocok dengan keadaan tanah setempata. Tes Pit

Ukuran test pit adalah 1.25 x 1.25 dengan kedalaman sampai dengan 3 meter, pada muka air tanah dangkal dilakukan dengan pemboran sampai kedalam 5 meter pada test pit ini diambil contoh tanah terganggu (disturbed). Hasil penyelidikan adalah diskripsi tanah berupa log test pit sebanyak 10 titik serta contoh tanah terganggu (disturbedsample) untuk diuji sifat-sifat pemadatannya dilaboratorium.

b. Tes Permeabilitas

Tes permeabilitas dilakukan disetiap lubang bor mencakup seluruh kedalaman lubang, kecuali 1,5 meter dibawah permukaan tanah. Test sekali per 1,5 3 meter dari kedalaman lubang. Sebagai prinsip, panjang masing-masing tahap harus kurang dari 5,0 meter dan tahap-tahap selanjutnya harus dibor setelah tes sebelumnya selesai.

c. Pengambilan Contoh Tanah Tak Terganggu (Undisturbed Sampling)

Pada kedalaman tertentu dari lubang pemboran diambil contoh tanah tidak terganggu. Setelah diambil, kedua ujung tabung yang berisi tanah tersebut ditutup dengan parafin supaya terjamin keasliannya. Contoh tanah asli selanjutnya dikirim ke laboratorium mekanika tanah untuk diperiksa/dianalisa guna memperoleh parameter fisik dan teknik.

d. Pengujian Laboratorium

Contoh-contoh tanah yang diambil dari lapangan dibawa ke laboratorium untuk diuji guna mendapatkan besaran-besaran sifat karetaristik fisik dan mekanika tanah. Pengujian tanah harus dilakukan untuk dua jenis sample tanah yaitu contoh tanah tidak terganggu (undisturbed) dan contoh tanah terganggu (disturbed). Pengujian laboratorium harus dilakukan di laboratorium resmi yang terakreditasi. Daftar pengujian contoh tanah dilaboratorium ditunjukan pada tabel hasil uji laboratorium.1.3.5 Survei Lingkungan

Kegiatan survey dilakukan meliputi pelaksanaan pengumpulan data informasi lingkungan, untuk memberi gambaran kondisi lingkungan yang ada dalam wilayah studi. Metode pengumpulan data terdiri atas

a. gambaran secara menyeluruh tentang aspek-aspek lingkungan

b. Rencana tata guna lahan dan pemanfaatanya daerah pantai

c. kawasan lindung/konservasi

kualitas air sungai

erosi dan sedimentasi

kendala yang dihadapi dalam pengendalian lingkungan.1.3.6 Survei Sosial Ekonomi

Survey ini memberikan gambaran kondisi sosial ekonomi masyarakat dilokasi studi pada saat ini seperti jumlah penduduk yang tinggal didaerah studi, mata pencaharian masyarakat setempat dan lain lain.

Metode pengumpulan sosial ekonomi dan kependudukan dilakukan dengan beberapa pola pendekatan yang terdiri atas :

Pengumpulan Data Sekunder dari Instansi Terkait

Kegiatan survey sosial ekonomi meliputi pelaksanaan data sekunder dari intansi terkait. Dalam hal ini instansi yang akan dikunjungi adalah BAPEDA Provinsi Lampung, BAPEDA Kabupaten, BPS Provinsi Lampung, BPS Kabupaten, dan Kantor Pemerintah Tingkat Kecamatan, Desa, serta instansi terkait lainnya.

Pengumpulan Data Primer dari Lapangan

Pengumpulan data primer khususnya yang menyangkut daerah rawan abrasi harus dilakukan secara langsung dilapangan, baik berupa wawancara dengan pendudukmaupun dengan cara penyebaran kuisioner yang memuat daftar pertanyaan untuk disebarkan ke masyarakat dalam wilayah studi. Daftar pertanyaan yang dibuat harusmemuat semua aspek yang diperlukan, sehingga semua kondisi sosial ekonomi wilayah studi dapat terekam dengan baik.

1.4 Analisa dan Evaluasi DataPada tahapan ini analisa dan evaluasi data akan dilakukan terutama terkait dengan data-data primer, antara lain yaitu:1. Analisa Data Survei Topografi dan Bathymetri2. Analisa Data Survei Hidrometri, Hidrologi dan Hidrolika3. Analisa Data Survei Lingkungan4. Analisa Data Survei Mekanika Tanah

5. Analisis Data Sosial Ekonomi

1.5 PelaporanPada tahap ini semua hasil pekerjaan dituangkan dalam bentuk laporan tertulis, yatu:1.Rencana Mutu Kontrak , 10 Buku

2.Konsep Laporan Pendahuluan, 25 Buku

3.Laporan Pendahuluan, 10 Buku

4.Laporan Bulanan, 10 Buku / Bulan

5.Laporan Antara, 25 Buku Diskusi dan 10 buku hasil diskusi

6.Laporan Ringkasan, 10 Buku

8.Laporan Akhir,35 Buku

9.Laporan Pendukung :

a.Laporan Topografi, 10 Buku

b.Laporan Hidrologi,10 Buku

c.Laporan Mekanika Tanah, 10 Buku

d.Laporan Spesifikasi Teknik,10 Buku

e.Laporan Metode Pelaksanaan, 10 Buku

f.Laporan Nota Desain, 10 Buku

g.Laporan Rencana Anggaran Biaya, 10 Buku

h.Laporan Manual O & P, 10 Buku

i.Laporan Lingkungan, 10 Buku

j.Laporan Sosial Ekonomi, 10 Buku

k.PKM, 10 Buku

l.Gambar A1 & A3, 1 Kalkir A1, 9 Blueprint A1, 10 Buku A3

m.Dokumentasi, 2 Album

n.External Hardisk, 2 Buah

1.6 Bagan alir Pekerjaan

Gambar 4.1 Bagan Alir Pekerjaan

Gambar 4.2 Bagan Alir Pekerjaan (Lanjutan)

Gambar 4.3 Bagan Alir Pekerjaan (Lanjutan)

Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Tabel 4.2 Jadwal Penugasan Personil

Tabel 4.3 Jadwal Penggunaan Material

Tabel 4.4 Jadwal Penggunaan Alat

LAPORAN DRAFT PENDAHULUAN Detail Desain Pengaman Pantai Pesisir Selatan

4-15