e.1. Bab 3 Rencana Kerja

Embed Size (px)

DESCRIPTION

rencana kerja proyek

Citation preview

BAB 4 RENCANA KERJA

Pengadaan Konstruksi Fisik Pembangunan Gedung PelayananTahun Anggaran 2012

METODE PELAKSANAANBab ini akan menguraikan metode pekerjaan yang akan digunakan mulai dari masa persiapan hingga masa di akhir proyek. Pembahasan pada bab ini, meliputi gambaran secara umum site managemen, teknis pelaksanaan pada beberapa pekerjaan inti, prosedur pengendalian material dan penggunaan peralatan hingga masa pemeliharaan.3.I. RENCANA KERJA PERSIAPANRencana pekerjaan persiapan yang akan dilaksanakan meliputi :

1.Pembersihan Lapangan dan penyiapan lahan kerja2.Pembagian zona kerja yang disesuaikan dengan alur kerja.

3.Pembuatan Direksi keet, Brak kerja, Gudang material dan pekerjaan yang disesuaikan dengan kebutuhan ruang dan ketersediaan lahan4.Persiapan Administrasi dan Management Proyek termasuk Site Management

5.Pengurusan Perijinan dan Asuransi

6.Mobilisasi Alat 7.Mobilisasi Tenaga Kerja

8.Pekerjaan Uit-zet/Bouwplank

3.2. RENCANA KERJA LOGISTIK

1.Persiapan Peralatan Kerja

2.Setelah shop drawing disetujui , bill of material dihitung volume

3.Pembuatan Bukti Permintaan Material

4.Order Material (PO) cek dahulu ketersediaan barang di pabrik/agen

5.Pembayaran material

6.Pengiriman material

7.Pencatatan material masuk ke lapangan

8.Laporan lebih atau kurang volume material

9.Pengiriman kekurangan material

10.Laporan sisa material

11.Penarikan sisa material

3.3.SITE MANAGEMENT DAN KEAMANAN LOKASI PROYEK

Untuk memberikan rasa aman dalam pelaksanaan pekerjaan dan untuk mengurangi dampak gangguan kepada terhadap pelayanan kepada masyarakat, maka akan dibuat pagar keliling proyek. Dalam pelaksanaan proyek, penataan site management merupaksan salah satu kunci sukses sebuah proyek. Site Management harus mempertimbangkan alur kerja proyek. Zona-zona yang dibutuhkan dan harus disediakan dalam proyek adalah sebagai berikut :1.Penjagaan / keamanan

2.Penerangan selama pembangunan

3.Papan nama proyek

4.Rambu-rambu bahaya / peringatan

5.Sarana kebersihan lingkungan

6.Daya listrik PLN / genset

7.Fasilitas air kerja (toilet)

8.Sistem Proteksi Bangunan dan Lingkungan

9.Gudang

10.Direksi Keet11.Zona Fabrikasi Pembesian

12.Zona Penyimpanan Material Alam

13.Zona Fabrikasi Pekerjaan Kayu

14.Zona Fabrikasi pekerjaan Interior15.Brak Pekerja

Gambar di bawah ini merupakan bentuk perencanaan Site Management untuk proyek yang akan dikerjakan.

Gambar Rencana Site Management

3.4 SISTEM KESELAMATAN DAN KEAMANAN KERJA (K3)

1 . Pendahuluan

Di Indonesia Kebijakan tentang keslamatan kerja sbenarnya sudah dirancangkan sejak lamaYaitu sejak tahun 1970 dengan dikeluarkan undang undang tentang hal tersabut , Namun dalam pelaksaan di lapangan cukup sulit karena minimalnya kesadaran , pengetahuan dan pengawasan akan aplikasinya . Dalam perkembanganya , berbagai perturan yang mendasari tentang K3 dikeluarkan oleh pemerintah dengan inti subtansi yang disampaikan bahwa K3 adalah suatu hal yang penting dan wajib untuk dilaksanakan .

Selama ini K3 hanya merupakan sloga yang senantiasa menmjadi simbol setiap pelaksanaan proyek . Dalam perkembangan untuk memperleh aplikasi yang optimal , K3 harus dilaksanakan dengan sistem manajemen yang mengikutsertakan peran semua pihak yang terkait baik penyedia jasa maupum pengguna jasa . Kegagalan pelaksana K3 selama ini diidentifikasika keran beberapa hal antara lain :

a.Toleransi terhadap adanya tindakan yang terlalu besar

b.Penerapan pilihan tindakan yang tidak pernah tegas

c.Berkembangnya pobi para penyadia jsa bahwa K3 identik dengan High Cost

d.Pola pikir konvensional yang terus dipelihara yang kemudian membentuk rendahnya kesadaran akan kesehatan dan keselamatan

Berbicara mengenai kesehatan dan keselamatan , sebenarnya dimulai dari dari sendiri melalui pengendalian emosional hati , pikiran dan keterampilan pada saat bekerja. Apabila dari diri sendiri sudah bisa mengendalikan dan berimprofisasi akan kesehatan dan keselamatan diri sewaktu bekerja maka dapat dipastikan pekerjaan dapan berjalan secara optimal ( gangguan kerja minimal karena kelailaian

Aplikasi pelaksaan K3 yang dibungkus dalam Sistem Manajemen K3 dibungkus dengan 5 prinsip dasar sbagai berikut :

a.Kebijakan dan Komitmen .

b.Perencanaan .

c.Penerapan .

d.Pemantauan dan Koreksi .

e.Tinjauan Manajemen .

Kelima prinsip dasar Sistem Manajemen K3 tersebut kemudian dalam implementasinya dikembangkan dalam 17 elemen kunci sebagai panduan semua pihak terkait :

a.Kebijakan dan Komitmen .

b.Manajemen Resiko

c.Perundangan dan aturan lain

d.Sasaran dan Progamkerja

e.Sumber daya , Struktur Organisasi & Tanggung jawab

f.Kompetensi , kesadaran dan Pelatihan

g.Komunikasi , Partisi dan Konsultasi

h.Dokumentasi

i.Pengendalian dokumen

j.Pengendalian Operasi

k.Kesiagaan & Tanggap Darurat

l.Pengukuran dan Pemantauan

m.Evaluasi Kepatuhan

n.Penyidikan insiden , Ketidak sesuaian , tindakan & Pencegahan

o.Pengendalian Rekaman

p.Audit Internal

q.Tinjauan Manajemen

Materi yang diberikan pada hari pertama ini baru menjabarkan 8 poin sesuai urutan rincian elemen kunci di atas yang dicetak dalam huruf miring serta dijelaskan berikut di bawah .

2.Regulasi

a. UU No. 1/1970 Tentang Keselamatan Kerja

b. UU No. 20/1992 Tentang Kelistrikan

c. UU No. 23/1992 Tentang Kesehatan

d. UU No. 19/1999 Tentang Jasa Kontruksi

e. UU No. 13/2003 Tentang Ketenagakerjaan

f. Permenaker No. 01/MEN/1980 Tentang K3 Kontriksi Bangunan

g. SKB Menaker & PU 1986 Tentang K3 Kontruksi

h. Permenaker No.5/1996 tentang SMK3

i. Inst Menaker No.01/1992 Tentang Pemeriksaan Unit Organisasi K3

j. SK Dirjen PPK No.20DJPPK/VI/2004 Tentang Ahli keselamatan dan Kesehatan kerja

3.Kebijakan

Kebijakan ini dibuat secara tertulis oleh penyedia jasa sebagai bentuk komitmen dan kepedulian perusahaan terhadap implementasi K3 . Kebijakan ini dibuat dengan kesadaran yang tinggi sesuai kemampuan dan kapasitas perusahaan serta merupakan janji yang akan dikonsumsi dan direview oleh pihak terkait . Kebijakan dianggap syah apabila isinya memenuhi syarat syarat berikut dibawah ini :

a. Ditandatangani oleh manajemen puncak, menunjukan kebijakan dibuat dengan komitmen dan tanggung jawab yang tinggi dari pemilik perusahaan penyedia jasa

b. Sesuai dengan skala dan resiko K3 organisasi perusahaan , disesuaikan dengan kemampuan dan kapasitas perusahaan.

c. Mencakup komitmen perbaikan kesinambungan , dimana terdapat kesadaran perusahaan untuk memperbaiki mengikuti perkembangan yang berkelanjutan.

d. Mencakup komitmen minimal memenuhi peratuaran K3 , kebijakan yang disusun harus mengkomodasi regulasi yang berlaku di Indonesia .

e. Dikomunikasikan , kebijakan harus diketahui dan dapat dipertanggung jawabkan secara publik terhadap pihak pihak terkait .

f. Tersedia bagi pihak yang berkepentingan , kenijakan yang dibuat harus bisa diaplikasikan dan dipahami dengan mudah untuk semua pihak yang berkepentingan .

g. Ditinjau secara periodik pastikan relevan , kebijakan yang dibuat harus menyesuaikan dengan perkembangan kondisi yang terjadi .

4. Sasaran

Saran juga harus terbuat tertulis dan merupakan pedoman untuk semua orang/pihak dalam mengimplementasikan SMK3 . Syarat dan penjelasan yang harus tersaji dalam sasaran adalah sebagai berikut :

a. Spesifik dan terukur , merupakan tujuan yang jelas dengan target tertentu .

b. Deklarasi secara eksplisit , diumumkan atau disosialisasikan secara jelas kepada semua pihak yang terkait .

c. Didokumentasikan , Semua implementasi K3 harus didokumentasikan untuk kebutuhan peninjauan ulang .

d. Dikomunikasikan kepada pihak terkait , diperlukan untuk mencapai sasaran kerja K3 yang bisa diimplementasikan .

e. Ditinjau ulang , untuk kebutuhan perbaikan berkesinambungan menyasuaikan

f. kondisi yang berkembang .

5.Progam Kerja

Progam kerja dibuat untuk mencapai sasaran K3 secara efektif dan efisien . Di dalam program kerja terdapat uraian program , wewenang dan tanggung jawab , sarana , serta waktu implementasinya . Selain iti program kerja yang dibuat harus disediakan indikator pencapaian hasil program untuk mengukur tingkat keberhasilan program kerja yang berjalan . Hasil dari penilaian indikator tersbut digunakan kemudian untuk melakukan tinjauan secara reguler kesesuaian SMK3 yang dibuat oleh perusahaan .

Dalam aplikasinya dilapangan program kerja K3 kemudian dmasukkan dalam Rencana K3 Kontrak ( RK3K). RK3k tersbut mengikat semua pihak terkait yang dalam hal ini penyedia jasa dan pengguna jasa . RK3k secara berkala direview bersama sama dengan penyedia jasa ( Pejabat Pembuat Komimen) setiap bulan . Poin-poin penting yang harus disusun dalam program kerja adalah berikut dibawah ini :

a. Safety Induction ( Penyuluhan K3L), pembekalan secara dini seluruh tenaga kerja yang terlibat dalam proyek .

b. Safety Morning talk ( Pertemuan Pagi K3L), briefing rutin setiap pagi bersama jabatan jabatan tertentu yang berkaitan langsungdengan pelaksaan pekerjaan dilapangan atau yang berpotensi resiko .

c. Tool Box Meeting (Pertemeuan Kelompok Pekerja K3L), pertemuan ini digunakan untuk menjaring safety awarenes dari para pekerja .

d. Daily safety Patrol ( Patroli Harian K3L), dilakukan oleh petugas K3 yang ditunjuk untuk melakukan penertiban palaksanaan program kerja K3 dilapangan .

e. Special Safety Patrol ( Ptroli Khusus K3L).

f. Safety Inspection ( Inspeksi K3L), dilakukan bersama sama dengan manajemen puncak dan atau dengan pengguna jasa .

g. Safety Meeting ( Rapat K3L), dilakukan bersama sama dengan manajemen puncak dan atau dengan pengguna jasa .

h. Safety Promotion ( Promosi K3L), berisikan ajakan untuk menumbuhkan kesadaranakan pentingnya mematuhi K3 dan mengajak implementasi mulai dari diri sendiri .

i. Pengobatan massal , Dilakukan untuk mencegah secara dini penyabab penyakit

j. Reward and Punhisment , Untuk menumbuhkan rasa memilliki dan kompetensi dalam hal pelaksaan K3 .

k. Poster poster k3L , berisikan ajakan untuk menumbuhkan kesadaran akan pentngnya memtuhi K3 dan mengajak implementasi mulai dari diri sendiri .

l. Berita - berita selebaran K3L , berisikan ajakan untuk menumbuhkan kesadaran akan pentngnya memtuhi K3 dan mengajak implementasi mulai dari diri sendiri .

m. Saran saran K3L , untuk menjaring pendapatan seseorang yang terlibat guna bahan tinjauan manajemen .

6.Manajemen ResikoManajemen resiko disusun sebagai daar untuk Menyusun Prosedur Kerja dan/atau kontruksi kerja dan Menyusun Program KerjaK3 . Dalam manajemen resiko terdapat unsur-unsur sebagai berikut di bawah ini :

a. Identifikasi Bahaya , hal yang paling penting dalam SMK3 adalah kepekaan tenaga ahli atau petugas K3 dalam mengidentifikasi bahaya yang aan timbul dalam pekerjaan yang akan dijalankan .

b. Penilaian Resiko , setelah resiko terindentifikasi berikutnya adalah membuat nilai tingkat resiko yang dihitung dari perkalian faktor peluang dan faktor akibat .

c. Pengendalian Resiko , disusun berdasarkan identifikasi dan penilaian yang sudah dilakukan serta disesuaikan dengan kemampuan dan kapasitas perusahaan namun tetap memenuhi minmal peraturan K3 .

Seperti halnya dokumen dokumen K3 lainnya , dokumen ini juga harus dikomodasikanke personil yang terkait dan direview secara periodik .

7.Struktur Organisasi Dan KompetensiStruktur organisasi ini bertujuan untuk melegalisasi personil yang bertugas baik sebagai tenaga ahli maupun sebagai petugas implementasi SMK3 . Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam menyusun struktur organisasi adalah sebagai berikut :

a. Satu tahap di bawah langsung dan kepanjangan tangan dari manajemen puncak sebagai penanggung jawab puncak , sehingga bisa memeliki wewenang tinggi dalam melakukan kontrol terhadap semua elemen pekerjaan .

b. Wewenang dan tanggung jawab personil K3 ditetapkan secara jelas agar tidak terjadi disorientasi tugas .

Personil yang dipilh juga harus memiliki keahlian dan pengetauhuan yang sesuai dengan wewenang dan tanggungjawabnya serta mempunyai persyaratan kompetensi terkait K3 pada setiap level dalam organisasi . Personil K3 dipilih dari hasil penilaian Kompetensi terkait dengan K3 ditetapkan berdasarkan pendidikan atau pelatihan atau pengalaman .

Seperti halnya dengan elemen kunci lainnya , struktur organisasi dan kompetensi ini harus didokumentasikan , dikomunikasikan dan ditinjau ulang secara berkala untuk melihat kesesuaiannya .8. Manajemen Pelatihan , Komunikasi Dan KonsultasiElemen ini merupakan implementasi dari program kerja (safety programs)yang dibuat . Elemen kunci ini dilaksanakan bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran ( awareness ) akan pentingnya K3 dilaksanakan serta untuk menambah pengetahuan bagi semua pihak .

a. Pelatihan yang direncanakan dengan menganalisa kebutuhan pelatihan terkait K3 , Program pelatihan terkait K3 untuk setiap level dan daftar jenis pelatihan .

b. Komunikasi dengan berbagai media dan sarana yang bisa setiap saat menjadi pengingat untuk mematuhi SMK3 . Komunikasi yang bisa langsung bisa dipelajari oleh semua orang adalah brupa media pengumuman , poster , spanduk dan lain sebagainya . Yang perlu diperhatikan adalah komunikasi harus menarik dan mudal diingat dan berpengaruh .

c. Konsultasi dilakukan dengan pihak pengguna jasa atau dengan pihak-pihak yang lebih menguasai tentang implementasi SMK3 bisa konsultan atau dinas terkait .

Seperti halnya dengan elemen kunci yang lainya , implementasi dari elemen kunci SMK3 ini harus didokumentasikan , Hal tersebut bertujuan untuk bukti kerja berupa catatan aktifitas dengan dokumentasi berupa : jadwal , daftar hadir , evaluasi hasil , dan foto .

9.Tinjauan ManajemenTinjauan manajemen juga merupakan program kerja yang utama untuk selalu up-date Sistem manajemen K3 yang diberlakukan . Tinjauan manajemen diselenggarakan dan diputuskan dalam rapat-rapat yang sudah dianggendakan secara periodik . Yang perlu diperhatikan dalam setiap rapat tinjauan manajemen ini adalah dokumentasi kegiatan berupa :

a. Risalan rapat

Dalam tinjauan manajemen , risalah rapat yang mungkin diperoleh adalah sebagai berikut :

Kebutuhan untuk mengubah kebijakan K3 ,

Kebutuhan untuk mengubah sasaran K3 ,

Kebutuhan untuk mengubah elemen strategis dalam sistem manajemen K3

membahas hasil Audit K3 dan tindak lanjut .

Ada latar belakang perubahan lingkungan .

Mewujudkan semangat peningkatan berkelanjutan

b. Daftar hadir

c. Foto-foto pelaksaan .

10.Partisipasi Dan Konsultasia. Pratisipasi dilakukan untuk mengajak semua peihak yang terlibat khususnya para pekerja untuk mematuhi dan mengimplementasikan . Program untuk mingkatkan partisipasi ini bisa disampaikan pada saat pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan seperti safety induction , safety meeting , tool box meeting , dll .

b. Konsultasi merupakan bentuk kegiatan yang bersifat khusus . Selain seperti yang telah dijelaskan pada rangkuman hari ke-1 , konsultasi juga dilakukan kepada pra pekerja yang harus dilakukan penjelasan secara private .

Kegiatan kegiatan ini harus selalu tercatat dan catatan hasil kegiatan ditandatangani pihak-pihak yang berkaitan .

11.DokumentasiDalam sistem manajemen K3 , semua dokumen yang dihasilkan atas setiap kegiatan yang silakukan harus tercatat dengan rapi . Sesuai dengan panduan dalam permen no.08/PRT/M/2008 yang perlu tercatat dalam form yaitu nomer dokumen , tanggal dan nama dokumen . Petugas atau tenaga ahli yang berkompenen juga harus mengarsip copy dokumen dengan rapi dan baik , sehingga memudahkan untuk mengaksesnya .

12.Pengendalian DokumenElemen ini merupakan kelanjutan dari dokumentasi . Pengendalian yang dimaksud adalah untuk mengontrol distribusi dokumen yang ada . Petugas atau tenaga ahli SMK3 , harus mencatat setiap dokumen yang kluar pada format form yang sudah ditetapkan . Pengendalian meliputi pencatatan nomor/tanggal dokumen , nama dokumen , penerbit , tujuan distribusi (nama penerima , tanggal diterima dan paraf ) . Manfaat dari pengendalian dokumen ini adalah apabila suatu saat dibutuhkan untuk merevisi atau menarik dokumen yang sudah terdistribusi maka alan lebih mudah .

13.Pengendalian OperasiElemen pengendalian operasi disusun dengan menerapkan :

a. Dokumen Prosedur kerja dan intruksi kerja .

b. Dokumen Job Safety Analysis

Petugas dan tenaga ahli yang ditunjuk harus memahami betuk prosedur penggunaan , potensi resiko dan penanganan setiap elemen yang digunakan baik alat maupum bahan dalam operasi pekerjaan kontruksi , Kriteria dan spesifikasi alat dan bahan yang digunakan dalam suatu pekerjaan kontruksi harus dikuasai oleh tenaga ahli atau petugas yang berkompeten . Petugas atau tenaga ahli harus memiliki safety data sheat dan dokumen lainnya yang menerangkan mengenal Kriteria dan spesifikasi alat dan bahan tersebut .

Demikian halnya dengan manajemen lingkungan sekitar , petugas dan tenaga ahli juga harus mampu mengenali dan mengendalikan kemungkinan resiko yang akan terjadi .

14.Kesiagaan Dan Tanggap DaruratProgram untuk kesiapan penanganan Tanggap Darurat dapat diwujudkan dengan beberapa hal di bawah ini :

a. Potensi diidentifikasi dan prosedur didokumentasi .

b. Prosedur diuji dan ditinjau ulang secara berkala oleh yang kompeten .

c. Tenaga kerja yang mendapat pelatihan prosedur sesuai dengan tingkat resikonya

d. Petugas penanganan keadaan darurat diberi latihan khusus .

e. Intruksi untuk keadaan darurat ditampilkan secara jelas/menyolok dan diketahui seluruh keryawan .

f. Alat dan sistim tanda bahaya diperiksa , diuji dan dipelihara secara berkala .

g. Penempatan , kemudahan dan kesesuaian alat untuk diambil telah dinilai oleh yang kompeten .

h. Semua pekerja terlibat , caranya hanya dengan SIMULASI LATIHAN .

Hal yang penting diperhatikan dan ditanamkan terhadap para pelaksana lapangan adalan membuat jalur evakuasi yang baik serta bebas hambatan apapun . Tindakan yang harus ditanamkan kepada para pekerja saat terjadi kejadian darurat adalah :

a. Tanamkan untuk tidak panik .

b. Berkumpul pada Assembly point secepat mungkin .

c. Ceck rekan-rekan sekerja , untuk memastikan apakah masih terdapat yang terjebak dalam kondisi darurat

d. Melaporkan kepada yang berkompeten .

e. Menawarkan diri bagi yang berani untuk mengulangi keadaan darurat tersebut , namun tetap dalam satu koordinasi .

15.Pengukuran Dan Pemantauan Membuat , menerapkan dan memelihara prosedur untuk pengukuran & pemantauan kinerja K3 secara teratur , meliputi :

a. Pengukuran kualitatif dan kuantitatif .

b. Pemantauan lebih luas thd kesesuaian dengan sasaran K3 .

c. Pemantauan efektifitas pengendalian K3 .

d. Pemantauan penyakit , insiden ( kecelakaan , hampir celaka , dll ) dan bukti historis lainnya akibat kenerja K3 yang kurang .

e. Pencatatan data , hasil pemantauan & pengukuran harus dapat memedai untuk analisa tindakan perbaikan dan pencegahan .

f. Merencanakan dan memelihara prosedur kalibrasi peralatan .

16.Evaluasi Kepatuhana. Membuat , menerapkan dan memelihara prosedur agar secara berkala dapat mengevaluasi kepatuhan terhadap perturan perundang undangan .

b. Mengevaluasi kepatuhan terhadap persyaratan lainnya yang diikuti .

c. Penyedia jasa dapat menggabungkan evaluasi ini dengan kepatuhan terhadap peraturan , mengacu pada klausul 2.2 ataupum prosedur terpisah .

17. Penyelidikan Insiden , Ketidaksesuaian , Tindakan perbaikan & Pencegahan

a. Mempunyai prosedur untuk menyelidiki &menganalisa insiden guna .

b. Mengidentifikasi peluang tindakan perbaikan .

c. Mengidentifikasi peluang untuk tindakan pencegahan .

d. Mengidentifikasi peluang untuk peningkatan berkelanjutan .

e. Mengkomunikasikan hasil penyelidikan kepada stake holder .

f. Penyelidikan harus tepat waktu .

g. Beberapa identifikasi memerlukan tindakan perbaikan atau peluang tindakan pencegahan harus sesuai dengan klausul 4.3.2 .

18.Pengendalian Rekaman

a. membuat dan meemlihara rekaman yang diperlukan .

b. Membuat , menerapkan dan memelihara prosedur untuk identifikasi , penyimpanan , pemeliharaan kemamputelusuran , masa simpan dan pemusnahan rekaman .

c. Rekaman harus dapat terbaca , teridentifikasi dan udan diperoleh .

19.Audit Internal

Memastikan audit internal SMK3 dilaksanakan pada interval waktu yang telah direncakan dan tercantum dalam RK3K , Tujuan dari audit internal adalah sebagai berikut :

a. Mengendalikan kesesuaian SMK3 .

b. Menberikan informasi hasil hasil audit kepada manajemen .

c. Menyusun hasil audit untuk menyempurnakan kekurangan SMK3 sebelumnya .

Yang harus diperhatikan dalam program pelaksanaan audit yaitu

a. Program audit harus direncanakan , dibuat , diterapkan dan dipelihara oleh penyedia Jasa .

b. Program audit didasarkan atas hasil penilaian resiko dari kegiatan penyedia jasa dan hasil audit sebelumnya .

c. Pelaksanaan audit harus obyektif dan auditor harus memiliki integritas , sehingga tidak keberpihakan kepentingan .

d. Prosedur audit harus dibuat , diterapkan dan dipelihara dengan mengacu pada :

e. Tanggung jawab , kompetensi , dan persyaratan untuk merencanakan dan melaksanakan audit , melaporkan hasil dan penyimpanan rekaman yang terkait , dan

f. Penentuan kriteria , lingkut , frekuensi dan metode audit .

20.Penyusunan rencana K3 kontrak ( RK3K) Dan Implementasi .

Tujuan akhir dari pelatihan ini adalah memastikan peserta untuk dapat menyusun rencana K3 kontrak ( RK3K ) . Penyusunan RK3k dibuat oleh penyedia jasa dan disetujui oleh Pengguna Jasa . Dokumen RK3K tersebut nantinya digunakan untuk panduan kedua belah pihak dalam menyelesaikan pekerjaan , Bagan berikut dibawah ini menggambarkan sember data/dokumen yang digunakan untuk menyusun RK3K

Dalam menyusun RK3K , improvisasi sumber potensi yang harus dicermati pada saat penyusunan HIRRARC atau IBPR antara lain sebagai berikut :

a. Faktor potensi resiko alamiah : Resiko terhadap terik matahari , hujan , petir , dll .

b. Faktor potensi resiko manusia : Pekerja , tetangga , atau yang sering melintas .

c. Faktor potensi resiko peralatan / bahan : Resiko terhadap kerja alat dan atau bahaya bahan/material yang digunakan .

d. Faktor potensi resiko Eksternal : Faktor nresiko yang bersumber dari luar lokasi proyek .

3.5. OPERASIONAL PROYEK

1 . Pekerjaan Persiapan

a. Mobilisasi DemobilisasiSetelah menerima Surat Perintah Kerja dan Surat Penyerahan Lapangan, maka segera dilakukan mobilisasi tenaga, alat dan bahan sesuai dengan jadual dan metode yang telah direncanakan.

Tenaga kerja akan didatangkan dari daerah setempat/ terdekat kecuali untuk tenaga ahli atau yang dibutuhkan ketrampilan khusus dimana di daerah setempat tidak tersedia, maka akan didatangkan dari daerah luar lokasi pekerjaan.

b. Administrasi Proyek

Administrasi proyek terdiri dari Laboran Harian, Laporan Bulanan, Progres report, Shop Drawing dalam format CAD, Schedule Pelaksanaan, Mekanisme Ijin Pelaksanaan (Site Instruction), Buku Direksi dan Buku tamu serta dokumentasi proyek. c. Pembuatan Fasilitas Sementara

Sebelum pelaksanaan pekerjaan fisik, akan dilaksanakan pekerjaan sementara seperti pembuatan dan penyediaan kantor Kontraktor di lapangan, kantor Direksi/ Pengawas, barak kerja, gudang dan kelengkapannya untuk kepentingan kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

Apabila memungkinkan untuk Kebutuhan Kantor dan Gudang akan menyewa Rumah pada lokasi terdekat dengan lokasi pekerjaan agar dapat membantu mempercepat pelaksanaan.

d. Pengadaan Air Kerja

Air kerja akan memanfaatkan air terdekat dengan mengambil dari Air Sumur atau melalui pompa sesuai dengan persyaratan teknis secara kualitas maupun secara kuantitas.

Apabila tidak tersedia air tawar di lokasi setempat akan mendatangkan air kerja dengan watertank sesuai dengan kebutuhan.

e. Pengadaan Listrik

Listrik dapat diadakan dengan penyambungan baru atau menyambung dari bangunan yang ada dengan kompensasi tertentu. Untuk mendukung listrik kerja saat mencapai pekerjaan puncak misal pekerjaan las tulangan, las pemipaan dan penerangan kerja maka dibutuhkan genset untuk cadangan.

f. Pengukuran/ Uitzet.

Pengukuran akan dilaksanakan di awal pelaksanaan dengan berkoordinasi dengan Direksi lapangan.

Pekerjaan awal yang akan dilakukan adalah pembuatan dan pemasangan patok-patok, tertancap sedalam 1m. Kemudian memindahkan peil dari BM yang ada atau dari ketentuan yang telah ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan ke titik-titik dilapangan sebagai dasar Setting Out.

Pekerjaan ini akan digunakan sebagai pedoman antara lain untuk keperluan

Elevasi peil bangunan

Dimensi dan posisi pekerjaan

Perhitungan volume/ luasan pekerjaan

Dasar gambar pelaksanaan/ shop drawing dan asbuiltdrawing

Pengukuran akan menggunakan 1 (satu) unit waterpass instrumen dan 1 (satu) theodolit lengkap serta kelengkapannya seperti roll meter dan lain-lain.

Surveyor yang akan dipekerjakan adalah surveyor yang telah berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan gedung bertingkat, dan yang telah memperoleh sertifikat keahlian pengukuran yang dapat dipertanggung jawabkan.

2. Pekerjaan Tanah Pekerjaan tanah terdiri dari pekerjaan perataan tanah, pembongkaran, pembersihan galian, urugan dan pemadatan urugan. Lingkup Pekerjaan :a.Perataan tanah

b.Pekerjaan Galian dan Urugan

c.Pekerjaan Galian pondasi poor dan batu kali d.Pekerjaan Perataan dan Pemadatan

e.Pekerjaan Perapian dan pembersihan Alat yang digunakan :a.Cangkul dan alat bantu gali lainnya secukupnya

b.Linggis besi

c.Pompa air dia.4 untuk menyedot air apabila saat penggalian terdapat genangan air

d.Alat bantu untuk membuang tanah hasil galian

e.Alat untuk pemadatan urugan tanah kembali dan urugan tanah yang di datangkan dari luar( baby roller)f.Alat bantu untuk pengolahan lahan dan perataan. Prosedur Pelaksanaan :a. Tentukan Peil rencana dengan BM

b. Pelaksanaan pekerjaan penggalian tanah pondasi dibagi menjadi beberapa grup penggalian

c. Penentuan posisi sentrisitas titik pondasi dilakukan dengan cara membidik titik pondasi pada bouwplank dari dua arah

d. Setting bentuk dan ukuran pondasi sesuai dengan gambar kerja.

e. Setelah posisi titik dan ukuran pondasi ditentukan kemudian dilakukan penggalian tanah dengan tenaga manusia dan alat bantu secukupnya.

f. Penggalian tanah pondasi dilakukan sampai kedalaman sesuai gambar rencana

g. Diusahakan bagian dalam dari pondasi setelah dilakukan penggalian dirapikan sedemikian rupa

h. Diperlukan rambu dan tanda agar pekerja dan pengunjung direksi tidak terjatuh dalam lubang

i. Kemiringan sisi lubang galian harus diatur agar tidak terjadi gerusan ataupun longsoran kembali

3. Pekerjaan Pondasi DangkalLingkup Pekerjaan meliputi :

a. Pondasi Beton Poorb. Pondasi Batu Kali 1 : 5Bahan yang digunakan :

a. Besi beton b. Besi Bendrat

c. Ready Mix untuk cor

Alat yang digunakan :

a. Gunting besi/cutter

b. Bar cutter, bar bender

c. Generating Set

d. Peralatan ready mix.Waktu Pelaksanaan yang diperlukan

a. Pekerjaan struktur setiap 3 minggu cor plat3. Pekerjaan Pondasi Dalammerupakan bagian dari konstruksi yang dibuat dari kayu, beton, dan/atau baja yang digunakan untuk mentransmisikan beban-beban permukaan ke tingkat-tingkat permukaan yang lebih rendah dalam masa tanah. Dimana fondasi tiang ini digunakan untuk mendukung bangunan bila lapisan tanah kuat terletak sangat dalam . Hal ini merupakan distribusi vertikal dari beban sepanjang poros tiang pancang atau pemakainan beban secara langsung terhadap lapisan yang lebih rendah melalui ujung tiang pancang.Tiang pancang ini semata-mata hanya dari segi kemudahan karena semua tiang pancang berfungsi sebagai kombinasi tahanan samping dan dukungan ujung kecuali bila tiang pancang menembus tanah yang sangat lembek sampai kedasar padat.

Tiang pancang pada umumnya digunakan untuk beberapa maksud yaitu :

a. Untuk meneruskan beban bangunan yang terletak diatas air atau tanah lunak, ke tanah pendukung yang kuat.

b. Untuk meneruskan beban ke tanah yang relatif untuk sampai kedalam tertentu sehingga fondasi bangunan mampu memberikan dukungan yang cukup untuk mendukung mendukung beban tersebut oleh gesekan sisi tiang dengan tanah disekitarnya.

c. Untuk mengangker bangunan yang dipengaruhi oleh gaya angkat ke atas akibat tekanan hisdrostatis atau momen penggulingan.

d. Untuk menahan gaya-gaya horisontal dan gaya yang arahnya miring.

e. Untuk memadatkan tanah pasir, sehingga kapasitas dukung tanah tersebut bertambah.

f. Untuk mendukung fondasi bangunan yang permukaan tanahnya mudah tergerus air.

Tiang Beton Pracetak

Tiang beton pracetak yaitu tiang dari beton yang dicetak disuatu tempat dan kemudian diangkut kelokasi rencana bangunan.ukuran diameter yang biasanya dipakai untuk tiang yang tidak berlubang diantara 20 sampai 60 cm. Untuk tiang yang berlubang diameternya dapat mencapai 140 cm. Panjang tiang beton pracetak biasanya berkisar diantara 20 sampai 40, untuk tiang beton berlubang bisa sampai 60 m. Beban maximum untuk tiang ukuran kecil berkisar diantara 300 sampai 800 kN.

Keuntungan dan kerugian

Keuntungannya adalah

a. Bahan tiang dapat diperiksa sebelum pemancangan.

b. Prosedur pelaksanaan tidak dipengaruhi oleh air tanah.

c. Tiang dapat dipancang sampai kedalaman yang dalam.

d. Pemancangan tiang dapat menambah kepadatan tanah granuler.

Kerugiannya adalah

a. Penggembungan permukaan tanah dan gangguan tanah akibat pemancangan dapat menimbulkan masalah.

b. Kepala tiang kadang-kadang pecah akibat pemancangan.

c. Pemancangan sulit, bila diameter tiang terlalu besar.

d. Pemancangan menimbulkan gangguan suara, getaran dan deformasi tanah yang dapat menimbulkan kerusakan bangunan disekitarnya.

e. Banyaknya tulangan dipengaruhi oleh tegangan yang terjadi pada waktu pengangkutan dan pemancangan tiang.

Nilai-nilai beban maximum tiang beton pracetak ditinjau dari segi kekuatan bahan tiangnya.

Gambar bentuk pondasi tiang beton

Metode Pelaksanaan

a. Persiapan alat dan bahan

Pile ( tiang pancang )

Diesel Hummer

Service Crane

b. Hal yang harus diperhatikan sebelum pemancangan

Karakteristik tanah

Jenis tiang pancang

Cara/jenis pembebanan

Metode pukulan

c. Langkah kerja

Penentuan tititk-tititk dimana tiang pancang akan diletakkan

penentuan ini harus sesuai dengan gambar konstruksi yang telah ditentukan oleh perencana. Jika sudah fix titik mana yang akan dipancang, nah sampai saat itu, pekerjaan tiang pancang sudah bisa dilakukan.

Mendirikan alat pemancang

Alat pemancang tiang didirikan didaerah titik letak pemancangan pondasi yang akan di pancang, dimana alat pemancang ini harus berdiri tegak terhadap muka tanah.

Bagian-bagian alat pemancang

Lead, Rangka baja dengan dua bagian paralel sebagai pengatur tiang agar pada saat tiang dipancang arahnya benar. Jadi leader berfungsi agar jatuhnya pemukul tetap terpusat pada sistem tiang.

Blok Anvil, Bagian yang terletak pada dasar pemukul yang menerima benturan dari ram dan mentranfernya ke kepala tiang

Topi Helment atau drive cap, Bahan yang dibuat dari baja coar yang diletakkan diatas tiang untuk mencegah tiang dari kerusakan saat pemancangan dan untuk menjaga agar as tiang sama dengan as pemukul.

Bantalan ( cushion ), Dibuat dari kayu keras atau bahan lain yang ditempatkan diantara penutup tiang ( pile cap )dan puncak tiang untuk melindungi kepala tiang dari kerusakan.

Ram, Bagian pemukul yang bergerak ke atas dan ke bawah yang terdiri dari piston dan kepala penggerak.

Gambar bagian-bagian dari alat pemancang

Proses pengangkutan tiang pancang

Sebelum melakukan pengangkutan menuju alat pemancang, terlebih dahulu menentukan titik-titik letak pengikatan tiang.titik-titik ini di dasarkan pada momen-momen lentur khusus yang dikembangkan selama waktu pengambilan tiang pancang. Beberapa letak titik pengikatan disajikan pada gambar di bawah ini.

Setelah meakukan penenuan titik, lalu dilakukan pengangkatan dilakukan dengan menggunakan Service Crane. Dengan Service crane ,tiang dipasangkan ke alat pemancang dimana biasa alat pemancang sudah berada tepat diarea titik pancang. Penyambungan tiang pancang dengan jenis pemukul tiang

Setelah tiang pancang berdiri, lalu diantara kepala penumbuk dan tiang pancang diberi suatu bantalan dengan tujuan melindungi ujung tiang dari tegangan lokal yang berlebihan, dan mempunyai pengaruh khusus pada gelombang tegangan yang timbul pada tiang selama pemancangan. Pemilihan bantalan didasarkan pada karakteristik pemancangan tiang, seberapa dalam tiang dapat dipancang, daya dukung tiang dll.

Gambar Proses penyambungan tiang terhadap bantalan dan jenis pemukul

Pemancangan Tiang

Pemancangan tiang siap dilakukan setelah Pile terpasang dan posisi alat sudah berada pada titik pemancangan. Berat penumbuk, tinggi jatuh, dll diperlihatkan pada tabel dibawah

Pemancangan dihentikan jika telah mencapai tanah keras, indikasi jika pemancangan sudah mencapai tanah keras adalah palu dari hammer sudah mental tinggi, biasanya dalam tiap alat pancang sudah ada ukurannya, jika sudah pada posisi seperti itu maka segera dilakukan pembacaan kalendering.

Gambar Proses pelaksanaan pemancangan

Kalendering, Kalendering adalah grafik catat yang berada pada alat pancangdimana berfungsi untuk mengetahui sejauh mana pemancangan yang telah dilakukan sudah memenuhi spesifikasi daya dukung yang diinginkan.

Pembacaan ini dilakukan pada alat pancang sewaktu memancang. Jika dari bacaan tinggi bacaan sudah bernilai 1 cm atau lebih kecil, maka pemancangan sudah siap dihentikan. Itu artinya tiang sudah menencapai titik tanah keras, tanah keras itulah yang menyebabkan bacaan kalenderingnya kecil yaitu 1 cm atau kurang. Jika diteruskan dikhawatirkan akan terjadi kerusakan pada tiang pancang itu sendiri seperti pada topi tiang pancang atau badan tiang pancang itu sendiri. Pembacaan 1 kalendering dilakukan dengan 10 pukulan.

Gambar Contoh pembacaan kalendering

d. Rekomendasi Sistem Pemukulan

Sistem pemukulan yang direkomendasikan yaitu dengan Diesel Hummer karena Palu diesel sangat mudah bergerak, penggunaan bahan bakar rendah ( Orde sebesar 4 sampai 16 liter /jam ), lebih ringan dibandingkan palu uap ( Single acting hummer dan double acting Hummer ) serta beroperasi secara efesien dalam temperatur rendah 0C. Tak ada Unit penghasil ( Generation Unit) uap atau bekalan udara dan selang ikutannya.

Cara kerja Diesel Hummer yaitu Balok besi panjang dinaikkan dilapangan pada permulaan operasi, bahan bakar diinjeksikan ( disuntikan ) dekat blok landasan dan balok besi panjang dilepaskan. Sewaktu balok besi panjang jatuh,, maka udara dan bahan bakar menjadi mampat dan menjadi panas karena pemampatan tersebut; bila balok besi panjang beada didekat landasan, maka kalor sudah cukup untuk menyalakan campuran udara bahan bakar. Ledakan yang dihasilkan yaitu dapat memajukan tiang pancang dan mengangkat balok besi panjang.

4. Pekerjaan Beton Konstruksia. Pembesian Beton

Lingkup Pekerjaan meliputi :

Beton struktur / non struktur

Pemotongan Besi

Pembengkokan

Penyetelan besi beton sesuai dengan gambar

Bahan yang digunakan :

Besi beton polos dan ulir

BendratAlat yang digunakan :

Gunting besi/cutter

Bar cutter, bar bender

Generating Set

Prosedur Pelaksanaan :

Pada saat pendatangan besi beton akan menunjukan sertifikat test dari pabrik. Apabila tidak ada test dari pabrik maka test akan dilakukan pada laboratorium independent sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan

Pemotongan besi beton dilakukan dengan menggunakan Bar Cutter dan pembengkokan dengan Bar Bender

Membuat daftar potong bengkok besi secara teliti

Pemisahan dan penempatan masing-masing diameter beton

Pemotongan sesuai dengan urutan penggunaan pekerjaan yang akan dikerjakan (struktur dari bawah)

Pembengkokan besi beton sesuai dengan gambar daftar bengkok yang telah dibuat

Penyetelan besi sesuai gambar kerja

Pemasangan tulangan kaki

Pasang beton decking

Pemasangan bekisting dengan ikatan yang baik

b. Pekerjaan Bekisting

Lingkup Pekerjaan :

Pabrikasi

Pasang Bekisting

Pembongkaran bekisting

Bahan Permukaan Bekisting :

Multipleks

Alat yang digunakan :

Alat bantu

Prosedur Pelaksanaan :

Untuk cetakan, beton pada kolom, balok dan plat lantai atas dibuat dari multipleks diperkuat kayu-kayu stut (ukuran 4/6, 5/7, dan 6/12 cm dengan dilengkapi tierood dll), gambar bekisting diajukan saat pelaksanaan.

Agar memudahkan pembongkaran bekisting dan juga untuk menjaga permukaan beton (mempertahankan bentuk) maka permukaan bekisting dilapisi dengan minyak bekisting sebelum dilaksanakan pekerjaan cor beton.

Detail bentuk dari bekisting akan dibuat shop drawing untuk mendapat pengesahan Direksi pekerjaan.

Tiang pendukung bekisting pada balok dapat digunakan Scafolding terdiri dari U jack, Main Frame, Jack Base dan Cross serta kayu ukuran 6/12 sebagai penopang utama balok. Dan Pipa support

c. Pekerjaan Cor Beton

Pekerjaan ini dilaksanakan pada pondasi, kolom, sloof dan lantai serta tangga. Pekerjaan dilaksanakan dengan menggunakan beton readymix dan sitemix (untuk menutup kekurangan beton ready mix), oleh karenanya sebelum pelaksanaan cor beton akan dilakukan pengujian pembuatan campuran (trial mix design).

Pengujian dilakukan pada badan pengujian atau laboratorium yang mendapat persetujuan dari Direksi.

Pemadatan beton menggunakan mechanical vibrator/penggetar mekanis. Untuk menjaga kualitas beton proses perawatan beton dilakukan curing dengan disiram air atau penutupan dengan menggunakan karung goni yang dibasahi dengan waktu sesuai instruksi/ spesifikasi.

SHAPE \* MERGEFORMAT

Beton struktur yang digunakan harus menggunakan beton dengan mutu beton K 225. Setelah pelaksanaan pengetesan terlebih dahulu harus membuat trial mix/mix design ke laboratorium yang ditunjuk oleh konsultan pengawas.

Peralatan yang digunakan :

Beton molen

Concrete mixer

Concrete pump

Alat Bantu Penerangan yang cukup

Kebutuhan Tenaga Kerja

Pekerja, Tukang besi, Mandor

Prosedur Pelaksanaan :

Pembersihan permukaan bekisting, dan besi beton dari kotoran

Cek penempatan bekisting

Penempatan alat, tenaga dan lalu lintas pekerja sedemikian rupa sehingga memberi kemudahan

Pelaksanaan : Sloof betonPekerjaan sloof beton dilaksanakan setelah pekerjaan urugan kembali dan setelah pondasi batukali selesai.

Peralatan yang digunakan :

Bekisting dari multiplek 9 mm dengan rangka kayu 5/7 dan penyokong kayu 5/7 cm.

mechanical Vibrator dan penunjang lainnya.

Kolom Beton

Setelah pekerjaan sloof beton selesai, surveyor melakukan check terhadap posisi as kolom-kolom dan diberi tanda.

Pekerjaan selanjutnya adalah membuat sepatu kolom dengan dimensi sesuai dengan kolom yaitu sebagai mal ukuran kolom dan juga sebagai perletakan bekisting kolom.

Pekerjaan yang harus disiapkan berupa :

Bekisting dari multiplek 9mm dengan kayu 5/7 diserut lurus dan dibuat sebagai bekisting panel

Stootwerk dari pipa besi.

Pelaksanaan checklist terhadap bekisting, pembesian yang diperlukan.

Peralatan yang digunakan :

Concrete Vibrator.

Tremi beton (bila diperlukan).

Peralatan penunjang lainnya.

Untuk memudahkan checklist terhadap kebutuhan bekisting, pembuatan dan pembongkaran maka bekisting kolom dibuat panel-panel dengan dimensi/ jumlah sesuai kebutuhan.

Untuk pelaksanaan cor beton kolom sebagai berikut :

Pengukuran/ check posisi dan marking/ tanda as kolom serta dimensinya.

Membuat sepatu kolom.

Memasang besi struktur kolom.

Checklist pembesian kolom, bersama Direksi dan Konsultan.

Memasang bekisting panel dan perkuatan/ penyokong yang diperlukan. Checklist bersama dengan pihak terkait terhadap posisi, dimensi serta kekokohan bekisting.

Memasang perancah.

Menyiapkan beton ready mix.

Pelaksanaan cor beton.

Perawatan beton (Curing)

Balok dan Plat Beton

Pekerjaan balok dan plat beton direncanakan dilaksanakan bertahap setelah pekerjaan kolom selesai, dengan bekisting balok dan plat dibuat untuk separo luasan lantai (50%) agar target waktu pelaksanaan tercapai.

Bahan dan peralatan/ perlengkapan penunjang yang diperlukan:

Perancah/ Scafolding dipasang sesuai denah rencana.

Tumpuan bekisting balok induk digunakan kayu 8/12 cm dan tumpuan/ pelurus/ perata untuk bekisting balok anak dan plat digunaka kayu 6/12. Pengaku/ pelurus multipleks (panel bekisting) digunakan kayu 4/6 dan 5/7.

Multipleks digunakan tebal 9 mm.

Untuk pelaksanaan cor beton balok dan plat sebagai berikut :

Pemasangan perancah/ scafolding pada kedudukan yang memenuhi syarat.

Pasang kayu tumpuan bekisting dan bekisting bodeman balok.

Pasang dan stel kepala kolom.

Pengukuran/ check posisi as, elevasi dasar bekisting balok serta dimensi balok.

Pasang pembesian balok.

Checklist pembesian balok.

Pasang bekisting balok samping dan diperkuat dengan skoor kayu. Pasang bekisting plat lantai dengan tetap melakukan chech elevasi plat lantai.

Pasang pembesian plat lantai.

Checklist pembesian plat lantai.

Checklist akhir bersama dengan pihak terkait terhadap posisi, dimensi, kekokohan bekisting, perancah serta instalasi yang ada.

Memasang perancah.

Menyiapkan concrete pump, pipa sambungan dan beton readymix.

Pengetesan dilakukan dengan benar, posisi vibrator tegak lurus terhadap permukaand. Pengetesan :

Pengetesan Bahan :

Pengetesan yang dilakukan untuk pekerjaan beton terdiri dari : Uji Slump test Beton

Uji Tekan Beton

Uji Tarik Baja

5. Pekerjaan Pasangan dan Plesteran

Bahan yang digunakan

a. Batu bata, b. Pasir, c. Semen, dan d. Air kerja

Peralatan yang digunakan :

a. Concrete mixer, b. alat bantu

Prosedur pelaksanaan :

a. Pekerjaan Pasangan bata :

Request pekerjaan dan pembuatan gambar kerja

Pemasangan bata dilaksanakan dari bawah ke atas dengan ketinggian tidak boleh lebih dari 1 meter

Pemasangan dengan memperhatikan :

Tegak lurus, siku dan waterpass

Bentuk sesuai dengan gambar rencana

Nat tidak boleh berada dalam satu garis lurus, karena bisa menyebabkan keretakan

Pada pertemuan dengan kolom beton, harus diberi angkur besi dia 10cm untuk menghindari terpisahnya pasangan bata dengan kolom yang bisa mengakibatkan roboh. Request pekerjaan dan pembuatan gambar kerja

b. Pekerjaan Plesteran : Request pekerjaan dan pembuatan gambar kerja

Sebelum dimulai permukaan harus disiram dengan air

Pemasangan tarikan benag ke arah vertikal dan horisontal diusahkan benar-benar lurus

Pemasangan dengan memperhatikan tarikan benang dan kerataan dan kelurusan permukaan

Pemasangan kepalan minimal lebar 5 cm dengan jarak meter sehingga tetap terjaga kerataan dan kepadatannya

Setelah kondisi permukaan padan dan kering baru dilanjutkan denga pekerjaan acian dinding

5.Pekerjaan langit-langit/plafond :

Lingkup Pekerjaan

a. Meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan.

Bahan yang digunakan

a. Plafond Gypsum board setara Jayaboard dan Calsiboard untuk daerah basah.b. Rangka plafond menggunakan ragka metal furing dengan ketebalan 0.4 mm c. Rangka pengantug digantung pada kuda-kuda atau sistem fisher pada plat lantai.Peralatan yang digunakan

a. Mesin bor

b. Skrap

Prosedur pelaksanaan :

a. Cek ketinggian peil yang dikehendaki

b. Jarak rangka mengikuti modul yang disyaratkan

c. Pasang asbes dengan sistem di paku

d. Cek level/waterpass

e. Pekerjaan difinishing dengan cat

6.Pekerjaan Rangka Atap dan penutup Atap

Rangka atap menggunakan rangka baja konvensional dengan usuk/reng dari baja ringan. Sedangkan penutup atap menggunakan atap Galvalum Lengkung Sesuai Gambar Kerja.Prosedur pelaksanaan :

a. gambar shop drawing dan request sudah dicek dengan kondisi lapangan dan disetujui oleh direksi dan pengawas

b. Sertifikat dan data perhitungan kuda-kuda dan konstruksi atap dari subkon harus disetujui oleh pengawas dan direksi

c. Pekerjaan rangka atap diserahkan kepada subkon dengan diawasi oleh pelaksana dan pengawas

d. Cek dan periksa sudut dan kelurusan bidang atap

e. Periksa batang tarik dan tekan kuda-kuda sesuai dengan gambar dan rekomendasi atau tidak

f. Periksa braket atas, camping dan bawah guna mengikat kekakuan konstruksi atap

g. Jarak kuda-kuda harus sudah sesuai gambar

h. Pemasangan genteng dilakukan setelah pekerjaan konstruksi rangka atap selesai

i. Pemasangan sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar yang telah disetujui

7.Pekerjaan Pelapis lantai

Bahan yang digunakan :a. Keramik 40 x 40 sekualitas Roman dan Homogenese tile/granito tile 60 x 60 sekualiatas Granitob. Keramik 20 x 20 untuk km/ wc.

c. Keramik 20 x 25 untuk dinding km/ wc.

d. Semen

e. Pasir urug f. Semen Khusus untuk naat.

Peralatan yang digunakan

a. Alat bantu pemasangan

Prosedur pelaksanaan :

a. Sebelum pemasangan lantai perlu diadakan pekerjaan screding lantai adukan 1pc : 3ps pada bawah pasangan lantai

b. Alas keramik merupakan bidang yang datar dan rata

c. Material yang terpasang bebas dari segala macam cacat

d. Pemotongan menggunakan mesin pemotong elektrik sesuai ketentuan dari pabrik

e. Jarak antara masing-masing unit sama dan membentuk garis lurus dan pada potongan siar-siarnya tegak lurus sesamanya.

f. Bidang permukaan lantai rata dan dicek dengan waterpass

9. Pekerjaan Mekanikal Elektrikal

a. Pekerjaan Plumbing dan Sanitasi Mobilisasi Baca Gambar Tender

Survey lapangan

Lingkup Pekerjaan

Penentuan Peralatan

Penempatan Keet (jika diperlukan)

Mempelajari Spesifikasi dan Syarat-syarat

Shop Drawing

Pembuatan Scedule Kerja

Approval Shop drawing dan Material

Persiapan tenaga dan peralatan

Pemasangan dan pengadaan material

Marking

Pengiriman Material

Penarikan Instalasi pipa

Connection pipa ke unit atau feature sanitasi/sanitair dan lain-lain atau ke pipa lama (sambungan)

Tes tekan

Perijinan

Tes dan commisioning

Serah terima

b. Pekerjaan Instalasi Listrik

Mobilisasi Baca Gambar Tender

Survey lapangan

Lingkup Pekerjaan

Penentuan Peralatan

Penempatan Keet (jika diperlukan)

Mempelajari Spesifikasi dan Syarat-syarat

Shop Drawing

Pembuatan Scedule Kerja

Approval Shop drawing dan Material

Persiapan tenaga dan peralatan

Pemasangan dan pengadaan material

Marking

Pengiriman Material

Connecting ke jaringan instalasi utama (kebel feeder dari panel utama)

Penarikan kabel penerangan, kabel daya SDP , panel kontrol , panel power

Pemasangan unit/feaure , misal lampu, stop kontak dan saklar

Tes merger tahanan sambungan kabel

Grouping di cek ulang

Perijinan

Tes dan commisioning

Serah terima

c. Pekerjaan Instalasi Penerangan

Mobilisasi Baca Gambar Tender

Survey lapangan

Lingkup Pekerjaan

Penentuan Peralatan

Penempatan Keet (jika diperlukan)

Mempelajari Spesifikasi dan Syarat-syarat

Shop Drawing

Pembuatan Scedule Kerja

Approval Shop drawing dan Material

Persiapan tenaga dan peralatan

Pemasangan dan pengadaan material

Marking

Pengiriman Material

Pemasangan unit/feaure , misal lampu dalam bangunan atau luar

Tes nyala 2 x 24 jam

Grouping di cek ulang ( tes nyala dari stop kontak)

Tes dan commisioning

Serah terima

d. Pekerjaan Instalasi Tata Udara

Mobilisasi

Baca Gambar Tender

Survey lapangan

Lingkup Pekerjaan

Penentuan Peralatan

Penempatan Keet (jika diperlukan)

Mempelajari Spesifikasi dan Syarat-syarat

Shop Drawing

Pembuatan Scedule Kerja

Approval Shop drawing dan Material

Persiapan tenaga dan peralatan

Pemasangan dan pengadaan material

Marking ducting

Pengiriman Material

Pemasangan ducting dan kelengkapannya

Pemasangan kabel power dari panel power ke panel kontrol

Tes blower dan tes balancing

Connecting ke jaringan instalasi utama (kebel feeder dari panel utama)

Tes dan commisioning

Serah terima

e. Pekerjaan Instalasi Fire alarm

Mobilisasi

Baca Gambar Tender

Survey lapangan

Lingkup Pekerjaan

Penentuan Peralatan

Penempatan Keet (jika diperlukan)

Mempelajari Spesifikasi dan Syarat-syarat

Shop Drawing

Pembuatan Scedule Kerja

Approval Shop drawing dan Material

Persiapan tenaga dan peralatan

Pemasangan dan pengadaan material

Marking

Pengiriman Material

Pemasangan kabel dan accesories

Tes dan commisioning

Serah terima

f. Pekerjaan Instalasi Telepon Mobilisasi

Baca Gambar Tender

Survey lapangan

Lingkup Pekerjaan

Penentuan Peralatan

Penempatan Keet (jika diperlukan)

Mempelajari Spesifikasi dan Syarat-syarat

Shop Drawing

Pembuatan Scedule Kerja

Approval Shop drawing dan Material

Persiapan tenaga dan peralatan

Pemasangan dan pengadaan material

Marking

Pengiriman Material kabel dan assesories Pemasangan kebel dan accesories

Tes dan commisioning

Serah terima

g. Pekerjaan Instalasi Penangkal Petir

Mobilisasi

Baca Gambar Tender

Survey lapangan

Lingkup Pekerjaan

Penentuan Peralatan

Penempatan Keet (jika diperlukan)

Mempelajari Spesifikasi dan Syarat-syarat

Shop Drawing

Pembuatan Scedule Kerja

Approval Shop drawing dan Material

Persiapan tenaga dan peralatan

Pemasangan dan pengadaan material

Marking kabel Coaxial Cable/BC dan posisi unit penangkal petir

Pengiriman Material

Pemasangan unit penangkal petir

Pemasangan kabel penghantar kabel Coaxial Cable/BC Pembuatan ground/pentanahan Connecting ke ground

Tes merger /ground

Perijinan ke dinas tenaga kerja

Tes dan commisioning

Serah terima

h. Penyelesaian Pekerjaan

Pekerjaan yang setelah selesai dilaksanakan dilakukan pengetesan intalasi secara keseluruhan dan dilakukan secara intern dan dilakukan bersamaan dengan system peralattan utama sudah disatukan dan dikonek.

10.Serah Terima Pekerjaaan

Setelah dilakukan pengetesan dan ujicoba secara intern dan berhasil dengan baik, kemudian dilakukan pengetesan ulang yang disaksikan oleh beberapa pihak, perencana, pengawas, dan pemberitugas

11. Masa perawatan atau pemeliharaan

Dalam masa pemeliharaaan atau perawatan ditempatkan beberapa tenaga yang bertugas perawatan intalasi dan matrial utama, yang tugasnya memantau bila ada kerusakan kecil atau kelainan mesin-mesin yang dapat secara langsung ditangani atau dengan mendatangankan tenaga ahli dibidangnya, dengan biaya yang ditanggung oleh pelaksana.Pada masa ini pekerjaan di-focus-kan pada pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut ini :

a. Bulan 1 (Pertama )

Pengecekan fungsi dan kehandalan kerja dari instalasi air bersih dan kotor, listrik, telepon, penerangan, instalasi AC, instalasi fire alarm, CCTV, instalasi sound system dan instalasi kabel data/server, Genset dan Panel-panel Listrik. Pengecekan kelancaran putaran engsel pintu-pintu panil, pintu kluis, dan Floor Hinge, patch fitting pintu utama, pemberian minyak pelumas bila terjadi kemacetan Pengecekan site development (tanam-tanaman, landscape dsb).b. Bulan 2 (ke dua )

Pengecekan fungsi dan kehandalan kerja dari instalasi air bersih dan kotor, listrik, telepon, penerangan, instalasi AC, instalasi fire alarm, CCTV, instalasi sound system dan instalasi kabel data/server, Genset dan Panel-panel Listrik.

Pengecekan kelancaran putaran engsel pintu-pintu panil, pintu kluis, dan Floor Hinge, patch fitting pintu utama, pemberian minyak pelumas bila terjadi kemacetan

Pengecekan site development (tanam-tanaman, landscape dsb).

c. Bulan 3 (ke tiga )

Pengecekan fungsi dan kehandalan kerja dari instalasi air bersih dan kotor, listrik, telepon, penerangan, instalasi AC, instalasi fire alarm, CCTV, instalasi sound system dan instalasi kabel data/server, Genset dan Panel-panel Listrik.

Pengecekan kelancaran putaran engsel pintu-pintu panil, pintu kluis, dan Floor Hinge, patch fitting pintu utama, pemberian minyak pelumas bila terjadi kemacetan

Pengecekan struktural dan arsitektural (keretakan-keretakan pada dinding, pengecatan dan penutup lantai). Pengecekan penutup atap (kebocoran pada genteng, kerpus, talang dsb).d. Bulan 4 (ke empat )

Pengecekan fungsi dan kehandalan kerja dari instalasi air bersih dan kotor, listrik, telepon, penerangan, instalasi AC, instalasi fire alarm, CCTV, instalasi sound system dan instalasi kabel data/server, Genset dan Panel-panel Listrik.

Pengecekan kelancaran putaran engsel pintu-pintu panil, pintu kluis, dan Floor Hinge, patch fitting pintu utama, pemberian minyak pelumas bila terjadi kemacetan

Pengecekan struktural dan arsitektural (keretakan-keretakan pada dinding, pengecatan dan penutup lantai/dinding).

Pengecekan penutup atap (kebocoran pada genteng, kerpus, talang dsb).

Pengecekan fungsi saluran pembuangan dan intake.

e. Bulan 5 (ke lima)

Pengecekan fungsi dan kehandalan kerja dari instalasi air bersih dan kotor, listrik, telepon, penerangan, instalasi AC, instalasi fire alarm, CCTV, instalasi sound system dan instalasi kabel data/server, Genset dan Panel-panel Listrik.

Pengecekan kelancaran putaran engsel pintu-pintu panil, pintu kluis, dan Floor Hinge, patch fitting pintu utama, pemberian minyak pelumas bila terjadi kemacetan

Pengecekan struktural dan arsitektural (keretakan-keretakan pada dinding, pengecatan dan penutup lantai).

Pengecekan site development (tanam-tanaman dsb).

f. Bulan 6 (ke enam)

Pengecekan fungsi dan kehandalan kerja dari instalasi air bersih dan kotor, listrik, telepon, penerangan, instalasi AC, instalasi fire alarm, CCTV, instalasi sound system dan instalasi kabel data/server, Genset dan Panel-panel Listrik.

Pengecekan struktural dan arsitektural (keretakan-keretakan pada dinding, pengecatan dan penutup lantai).

Pengecekan site development (tanam-tanaman dsb).

Pengecekan fungsi saluran pembuangan dan intake.

Pengecekan penutup atap (kebocoran pada genteng, kerpus, talang dsb).

BAB 3

12

11

4

4

7

4

Manual

Prosedur

Intruksi

Formulir

13

Fress area: parkir BBTKL PP

7

15

10

9

7

6

5

4

4

2

2

2

2

3

Akses Proyek

1

17 Elemen Kunci SMK3

Implementasi

JSA

RK3K

Gambar Pekerjaan Pembesian Plat dan Kolom

Gambar Pekerjaan Bekesting Balok

Gambar Tahap pembesian balok dan plat, bekesting balok dan pengecoran

Pekerjaan Pembesian Balok

Pekerjaan Bekesting Balok

Pekerjaan Pembesian & Bekesting Plat

Plat Lantai yang sudah jadi dan dilakukan perawwtan (Curing)

3

4

1

2

Gambar Pekerjaan Perawatan (Curing) Kolom Beton

Gambar Pembesian kolom, bekesting kolom dan kolomm setelah dicor

Gambar Pekerjaan Pasangan Bata

3

Gambar Metode Perawatan Pas Dinding

Membasahi permukaan pasangan bata.

Membuat acuan tebal plesteran

Meratakan plesteran

2

1

Kondisi lokasi proyek

Gambar Pekerjaan pengecoran dengan menggunakan ready mix didukung dengan alat Bantu dan alat kerja

Gambar Metode Pemasangan Keramik

Buat kepalan keramik/granito tile

Membuat keramik pengunci

Membuat keramik pengisi dan finishing

Gambar Beberapa Contoh Peralatan dan Alat Bantu serta armada untuk mob demob

BAB IV - halaman > 37