04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf

    1/38

    Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung

    Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 1

    .1.

    PEMAHAMAN TERHADAP KAJIAN RUANG TERBUKA HIJAU

    .1.1.

    DEFINISI DAN PENGERTIAN

    Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota adalah bagian dari ruang-ruang terbuka (open spaces)

    suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi (endemik, introduksi)

    guna mendukung manfaat langsung dan/atau tidak langsung yang dihasilkan oleh RTH dalam

    kota tersebut yaitu keamanan, kenyamanan, kesejahteraan, dan keindahan wilayah perkotaan

    tersebut.

    Berdasarkan bobot kealamiannya, bentuk RTH dapat diklasifikasi menjadi (a) bentuk RTH

    alami (habitat liar/alami, kawasan lindung) dan (b) bentuk RTH non alami atau RTH binaan

    (pertanian kota, pertamanan kota, lapangan olah raga, pemakaman, berdasarkan sifat dan

    karakter ekologisnya diklasi-fikasi menjadi (a) bentuk RTH kawasan (areal, non linear), dan (b)

    bentuk RTH jalur (koridor, linear), berdasarkan penggunaan lahan atau kawasan fungsionalnya

    diklasifikasi menjadi (a) RTH kawasan perdagangan, (b) RTH kawasan perindustrian, (c) RTHkawasan permukiman, (d) RTH kawasan per-tanian, dan (e) RTH kawasan-kawasan khusus,

    seperti pemakaman, hankam, olah raga, alamiah.

    Status kepemilikan RTH diklasifikasikan menjadi (a) RTH publik, yaitu RTH yang berlokasi

    pada lahan-lahan publik atau lahan yang dimiliki oleh peme-rintah (pusat, daerah), dan (b) RTH

    privat atau non publik, yaitu RTH yang berlokasi pada lahan-lahan milik privat (sumber: Makalah

    Lokakarya Pengembangan Sistem RTH di Perkotaan, 2005).

  • 7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf

    2/38

    Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung

    Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 2

    .1. . ISTILAH-ISTILAH

    Terdapat berbagai istilah yang sering digunakan dalam kegiatan penataan RTH yang

    bersumber dari Makalah Lokakarya Pengembangan Sistem RTH di Perkotaan, 2005, yaitu:

    Elemen lansekap, adalah segala sesuatu yang berwujud benda, suara, warna dan suasana

    yang merupakan pembentuk lansekap, baik yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

    Elemen lansekap yang berupa benda terdiri dari dua unsur yaitu benda hidup dan benda

    mati; sedangkan yang dimaksud dengan benda hidup ialah tanaman, dan yang dimaksud

    dengan benda mati adalah tanah, pasir, batu, dan elemen-elemen lainnya yang berbentuk

    padat maupun cair.

    Garis sempadan, adalah garis batas luar pengaman untuk mendirikan bangunan dan atau

    pagar yang ditarik pada jarak tertentu sejajar dengan as jalan, tepi luar kepala jembatan, tepi

    sungai, tepi saluran, kaki tanggul, tepi situ/rawa, tepi waduk, tepi mata air, as rel kereta api,

    jaringan tenaga listrik, pipa gas.

    Hutan kota, adalah suatu hamparan lahan yang bertumbuhan pohon-pohon yang kompak

    dan rapat di dalam wilayah perkotaan baik pada tanah negara maupun tanah hak, yang

    ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat yang berwenang.

    Jalur hijau, adalah jalur penempatan tanaman serta elemen lansekap lainnya yang terletak di

    dalam ruang milik jalan (RUMIJA) maupun di dalam ruang pengawasan jalan (RUWASJA).

    Sering disebut jalur hijau karena dominasi elemen lansekapnya adalah tanaman yang pada

    umumnya berwarna hijau.

    Kawasan, adalah kesatuan geografis yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek

    fungsional serta mempunyai fungsi utama tertentu.

    Kawasan perkotaan, adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian

    dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman perkotaan, pemusatan dan

    distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.

    Koefisien Dasar Bangunan (KDB),adalah angka persentase perbandingan antara luas seluruh

    lantai dasar bangunan gedung dan luas lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang

    dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan.

    Koefisien Daerah Hijau (KDH), adalah angka persentase perbandingan antara luas seluruh

    ruang terbuka di luar bangunan gedung yang diperuntukkan bagi pertamanan/penghijauan

    dan luas tanah perpetakan/daerah perencanan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan

    rencana tata bangunan dan lingkungan.

  • 7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf

    3/38

    Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung

    Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 3

    Lansekap jalan, adalah wajah dari karakter lahan atau tapak yang terbentuk pada lingkungan

    jalan, baik yang terbentuk dari elemen lansekap alamiah seperti bentuk topografi lahan yang

    mempunyai panorama yang indah, maupun yang terbentuk dari elemen lansekap buatan

    manusia yang disesuaikan dengan kondisi lahannya. Lansekap jalan ini mempunyai ciri-ciri

    khas karena harus disesuaikan dengan persyaratan geometrik jalan dan diperuntukkan

    terutama bagi kenyamanan pemakai jalan serta diusahakan untuk menciptakan lingkungan

    jalan yang indah, nyaman dan memenuhi fungsi keamanan.

    Penutup tanah, adalah semua jenis tumbuhan yang difungsikan sebagai penutup tanah.

    Peran masyarakat, adalah berbagai kegiatan masyarakat, yang timbul atas kehendak dan

    keinginan sendiri di tengah masyarakat sesuai dengan hak dan kewajiban dalam

    penyelenggaraan penataan ruang.

    Perdu, adalah tumbuhan berkayu dengan percabangan mulai dari pangkal batang dan

    memiliki lebih dari satu batang utama.

    Pohon, adalah semua tumbuhan berbatang pokok tunggal berkayu keras.

    Pohonkecil, adalah pohon yang memiliki ketinggian sampai dengan 7 meter.

    Pohon sedang, adalah pohon yang memiliki ketinggian dewasa 7-12 meter.

    Pohon besar, adalah pohon yang memiliki ketinggian dewasa lebih dari 12 meter.

    Ruang terbuka, adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas baik dalam

    bentuk area/kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/jalur dimana dalam

    penggunaannya lebih bersifat terbuka yang pada dasarnya tanpa bangunan. Ruang terbuka

    terdiri atas ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau.

    Ruang Terbuka Hijau (RTH), adalah area memanjang/jalur dan atau mengelompok, yang

    penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh tanaman

    secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.

    Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka di wilayah perkotaan yang tidak termasuk

    dalam kategori RTH, berupa lahan yang diperkeras maupun yang berupa badan air.

    Ruang terbuka hijau privat, adalah RTH milik institusi tertentu atau orang perseorangan yang

    pemanfaatannya untuk kalangan terbatas antara lain berupa kebun atau halaman

    rumah/gedung milik masyarakat/swasta yang ditanami tumbuhan.

  • 7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf

    4/38

    Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung

    Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 4

    .1.3. FUNGSI DAN MANFAAT

    .1.3.1.Fungsi RTH

    RTH memiliki fungsi sebagai berikut:

    a. Fungsi utama (intrinsik) yaitu fungsi ekologis:

    Memberi jaminan pengadaan RTH menjadi bagian dari sistem sirkulasi udara (paru-

    paru kota)

    Pengatur iklim mikro agar sistem sirkulasi udara dan air secara alami dapat berlangsung

    lancar

    Sebagai peneduh

    Produsen oksigen

    Penyerap air hujan

    Penyedia habitat satwa

    Penyerap polutan media udara, air dan tanah

    Penahan angin

    b. Fungsi tambahan (ekstrinsik) yaitu:

    Fungsi sosial dan budaya:

    o Menggambarkan ekspresi budaya lokal;

    o

    Merupakan media komunikasi warga kota;

    o Tempat rekreasi;

    o Wadah dan objek pendidikan, penelitian, dan pelatihan dalam mempelajari alam

    Fungsi ekonomi:

    o Sumber produk yang bisa dijual, seperti tanaman bunga, buah, daun, sayur mayur

    o Bisa menjadi bagian dari usaha pertanian, perkebunan, kehutanan dan lainlain

    Fungsi estetika:

    o Meningkatkan kenyamanan, memperindah lingkungan kota baik dari skala mikro:

    halaman rumah, lingkungan permukimam, maupun makro: lansekap kota secara

    keseluruhan

    o Menstimulasi kreativitas dan produktivitas warga kota

    o Pembentuk faktor keindahan arsitektural

    o Menciptakan suasana serasi dan seimbang antara area terbangun dan tidak

    terbangun

  • 7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf

    5/38

    Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung

    Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 5

    Dalam suatu wilayah perkotaan, empat fungsi utama ini dapat dikombinasikan sesuai

    dengan kebutuhan, kepentingan, dan keberlanjutan kota seperti perlindungan tata air,

    keseimbangan ekologi dan konservasi hayati.

    .1.3. .Manfaat RTH

    Manfaat RTH berdasarkan fungsinya dibagi atas:

    a. Manfaat langsung (dalam pengertian cepat dan bersifat tangible), yaitu membentuk

    keindahan dan kenyamanan (teduh, segar, sejuk) dan mendapatkan bahan-bahan untuk

    dijual (kayu, daun, bunga, buah);

    b.

    Manfaat tidak langsung (berjangka panjang dan bersifat intangible), yaitu pembersih udara

    yang sangat efektif, pemeliharaan akan kelangsungan persediaan air tanah, pelestarian fungsi

    lingkungan beserta segala isi flora dan fauna yang ada (konservasi hayati atau

    keanekaragaman hayati).

    (Sumber: Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan

    Perkotaan, 2008)

    .1.4. TIPOLOGI RTH

    Berdasarkan Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan

    Perkotaan (2008) pembagian jenis-jenis RTH yang ada sesuai dengan tipologi RTH sebagaimana

    gambar dibawah ini.

  • 7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf

    6/38

    Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung

    Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 6

    Secara fisik RTH dapat dibedakan menjadi RTH alami berupa habitat liar alami, kawasan

    lindung dan taman-taman nasional serta RTH non alami atau binaan seperti taman, lapangan

    olahraga, pemakaman atau jalur-jaur hijau jalan. Dilihat dari fungsi RTH dapat berfungsi ekologis,

    sosial budaya, estetika, dan ekonomi.

    Secara struktur ruang, RTH dapat mengikuti pola ekologis (mengelompok, memanjang,

    tersebar), maupun pola planologis yang mengikuti hirarki dan struktur ruang perkotaan. Dari segi

    kepemilikan, RTH dibedakan ke dalam RTH publik dan RTH privat.

    Baik RTH publik maupun privat memiliki beberapa fungsi utama seperti fungsi ekologis

    serta fungsi tambahan, yaitu sosial budaya, ekonomi, estetika/arsitektural. Khusus untuk RTH

    dengan fungsi sosial seperti tempat istirahat, sarana olahraga dan atau area bermain, maka RTH

    ini harus memiliki aksesibilitas yang baik untuk semua orang, termasuk aksesibilitas bagi

    penyandang cacat.

    Status kepemilikan RTH dapat berupa RTH publik yang penyedia dan pemeliharaannya

    menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota, dan RTH privat atau non-publik yang

    penyedia dan pemeliharaannya menjadi tanggung jawab pihak/lembaga swasta, perseorangan

    dan masyarakat yang dikendalikan melalui izin pemanfaatan ruang oleh pemerintah

    kabupaten/kota.

  • 7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf

    7/38

    Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung

    Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 7

    .1.5. POLA DAN STRUKTUR FUNGSIONAL

    Pola RTH kota merupakan struktur RTH yang ditentukan oleh hubungan fungsional

    (ekologis, sosial, ekonomi, arsitektural) antar komponen pemben-tuknya. Pola RTH terdiri dari

    (a) RTH struktural, dan (b) RTH non struktural.

    RTH struktural merupakan pola RTH yang dibangun oleh hubungan fungsi-onal antar

    komponen pembentuknya yang mempunyai pola hierarki plano-logis yang bersifat

    antroposentris. RTH tipe ini didominasi oleh fungsi-fungsi non ekologis dengan struktur RTH

    binaan yang berhierarkhi. Contohnya adalah struktur RTH berdasarkan fungsi sosial dalam

    melayani kebutuhan rekreasi luar ruang (outdoor recreation) penduduk perkotaan seperti yang

    diperlihatkan dalam urutan hierakial sistem pertamanan kota (urban park system) yang dimulai

    dari taman perumahan, taman lingkungan, taman ke-camatan, taman kota, taman regional, dst).

    RTH non struktural merupakan pola RTH yang dibangun oleh hubungan fungsional antar

    komponen pem-bentuknya yang umumnya tidak mengikuti pola hierarki planologis karena

    bersifat ekosentris. RTH tipe ini memiliki fungsi ekologis yang sangat dominan dengan struktur

    RTH alami yang tidak berhierarki. Contohnya adalah struktur RTH yang dibentuk oleh

    konfigurasi ekologis bentang alam perkotaan tersebut, seperti RTH kawasan lindung, RTH

    perbukitan yang terjal, RTH sempadan sungai, RTH sempadan danau, RTH pesisir.

    Untuk suatu wilayah perkotaan, maka pola RTH kota tersebut dapat dibangun dengan

    mengintegrasikan dua pola RTH ini berdasarkan bobot tertinggi pada kerawanan ekologis kota

    (tipologi alamiah kota: kota lembah, kota pegunungan, kota pantai, kota pulau, dll) sehingga

    dihasilkan suatu pola RTH struktural.

    .1.6. JENIS-JENIS RTH KAWASAN PERKOTAAN

    Menurut Peraturan Menteri No.1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau

    Kawasan Perkotaan, jenis RTHKP meliputi:

    a.

    Taman kota Taman kota merupakan ruang didalam kota yang ditata untuk menciptakan

    keindahan, kenyamanan, keamanan, dan kesehatan bagi penggunanya. Taman kota

    dilengkapi dengan beberapa fasilitas untuk kebutuhan masyarakat kota sebagai tempat

    rekreasi. Selain itu, taman kota difungsikan sebagai paru-paru kota, pengendali iklim mikro,

    konservasi tanah dan air, dan habitat berbagai flora dan fauna. Apabila terjadi suatu

    bencana, maka taman kota dapat difungsikan sebagai tempat posko pengungsian.

    Pepohonan yang ada dalam taman kota dapat memberikan manfaat keindahan, penangkal

  • 7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf

    8/38

    Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung

    Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 8

    angin, dan penyaring cahaya matahari. Taman kota berperan sebagai sarana pengembangan

    budaya kota, pendidikan, dan pusat kegiatan kemasyarakatan. Pembangunan taman

    dibeberapa lokasi akan menciptakan kondisi kota yang indah, sejuk, dan nyaman serta

    menunjukkan citra kota yang baik.

    b. Taman wisata alam Kawasan taman wisata alam adalah kawasan pelestarian alam dengan

    tujuan utama untuk dimanfaatkan bagi kepentingan pariwisata dan rekreasi alam. Kawasan

    ini dikelola oleh pemerintah dan dikelola dengan upaya pengawetan keanekaragaman jenis

    tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya (Ditjenphka, 2010).

    c. Taman rekreasi Taman rekreasi merupakan tempat rekreasi yang berada di alam terbuka

    tanpa dibatasi oleh suatu bangunan, atau rekreasi yang berhubungan dengan lingkungan dan

    berorientasi pada penggunaan sumberdaya alam seperti air, hujan, pemandangan alam atau

    kehidupan di alam bebas. Kegiatan rekreasi dibedakan menjadi kegiatan yang bersifat aktif

    dan pasif. Kegiatan yang cukup aktif seperti piknik, olah raga, permainan, dan sebagainya

    melalui penyediaan sarana-sarana permainan.

    d. Taman lingkungan perumahan dan permukiman. Taman lingkungan perumahan dan

    permukiman merupakan taman dengan klasifikasi yang lebih kecil dan diperuntukkan untuk

    kebutuhan rekreasi terbatas yang meliputi populasi terbatas/masyarakat sekitar. Taman

    lingkungan ini terletak disekitar daerah permukiman dan perumahan untuk menampung

    kegiatan-kegiatan warganya. Taman ini mempunyai fungsi sebagai paru-paru kota (sirkulasi

    udara dan penyinaran), peredam kebisingan, menambah keindahan visual, area interaksi,

    rekreasi, tempat bermain, dan menciptakan kenyamanan lingkungan.

    e. Taman lingkungan perkantoran dan gedung komersial. Taman lingkungan perkantoran dan

    gedung komersial merupakan taman dengan klasifikasi yang lebih kecil dan diperuntukkan

    untuk kebutuhan terbatas yang meliputi populasi terbatas/pengunjung. Taman ini terletak di

    beberapa kawasan institusi, misalnya pendidikan dan kantor-kantor. Institusi tersebut

    membutuhkan ruang terbuka hijau pekarangan untuk tempat upacara, olah raga, area parkir,

    sirkulasi udara, keindahan dan kenyamanan waktu istirahat belajar atau bekerja.

    f. Taman hutan raya. Taman Hutan Raya adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan

    koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami atau bukan alami, jenis asli dan atau bukan asli,

    yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang

    budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi (Ditjenphka, 2010).

    g. Hutan kota. Hutan kota adalah komunitas vegetasi berupa pohon dan asosiasinya yang

    tumbuh di lahan kota atau sekitarnya, berbentuk jalur, menyebar, atau bergerombol

  • 7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf

    9/38

    Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung

    Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 9

    (menumpuk), strukturnya meniru (menyerupai) hutan alam, membentuk habitat yang

    memungkinkan kehidupan bagi satwa liar dan menimbulkan lingkungan sehat, suasana

    nyaman, sejuk, dan estetis. Berdasarkan PP No. 63 Tahun 2002, hutan kota didefinisikan

    sebagai suatu hamparan lahan yang bertumbuhan pohon-pohon yang kompak dan rapat di

    dalam wilayah perkotaan baik pada tanah negara maupun tanah hak, yang ditetapkan

    sebagai hutan kota oleh pejabat yang berwenang.

    h. Hutan lindung Hutan lindung/mangrove merupakan kawasan hutan yang mempunyai fungsi

    sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir,

    mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah. Selain itu,

    huta lindung/mangrove adalah sebidang RTH dikawasan perkotaan yang berfungsi sebagai

    kawasan lindung dengan kegiatan sangat ketat dan hati-hati, habitat satwa liar, penyangga

    lingkungan, dengan radius pelayanan untuk seluruh warga, luas areal sepanjang lahan

    tersedia, dilengkapi sarana dan fasilitas standar jalan setapak.

    i. Bentang alam seperti gunung, bukit, lereng dan lembah RTH bentang alam adalah ruang

    terbuka yang tidak dibatasi oleh suatu bangunan dan berfungsi sebagai pengamanan

    keberadaan kawasan lindung perkotaan; pengendali pencemaran dan kerusakan tanah, air,

    dan udara; tempat perlindungan plasma nutfah dan keanekaragaman hayati; pengendali tata

    air; dan sarana estetika kota.

    j.

    Cagar alam Kawasan cagar alam adalah kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya

    mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang

    perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami. Sesuai fungsinya, kawasan

    cagar alam ini dapat dimanfaatkan untuk penelitian dan pengembangan, ilmu pengetahuan,

    pendidikan, dan kegiatan penunjang budidaya (Ditjenphka, 2010).

    k. Kebun raya Kebun raya adalah suatu area kebun yang ditanami berbagai jenis tumbuhan

    yang ditujukan terutama untuk keperluan penelitian. Selain itu, kebun raya juga digunakan

    sebagai sarana wisata dan pendidikan bagi pengunjung. Dua buah bagian utama dari sebuah

    kebun raya adalah perpustakaan dan herbarium yang memiliki koleksi tumbuh-tumbuhan

    yang telah dikeringkan untuk keperluan pendidikan dan dokumentasi (Wikipedia

    Ensiklopedia Bebas, 2010).

    l. Kebun binatang Kebun binatang adalah tempat dimana hewan dipelihara dalam lingkungan

    buatan serta dipertunjukkan kepada publik. Selain menyuguhkan atraksi kepada pengunjung

    dan memiliki berbagai fasilitas rekreasi, kebun binatang juga mengadakan programprogram

    pembiakan, penelitian, konservasi, dan pendidikan (Wikipedia Ensyclopedya free, 2010)

  • 7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf

    10/38

    Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung

    Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 10

    m. Pemakaman umum Pemakaman umum merupakan salah satu fasilitas sosial yang berfungsi

    sebagai tempat pemakaman bagi masyarakat yang meninggal dunia. Pemakaman umum juga

    memiliki fungsi lainnya seperti cadangan ruang terbuka hijau, daerah resapan air, dan paru-

    paru kota. Lahan pemakaman selain digunakan untuk tempat pemakaman, umumnya

    memiliki sedikit lahan untuk ruang terbangun dan sisanya ditanami berbagai jenis tumbuhan.

    RTH pemakaman perlu dikembangkan untuk mendukung kebutuhan akan lahan RTH yang

    semakin menyempit dan langka di wilayah perkotaan. Lahan pemakaman umum perlu ditata

    dengan baik untuk mencapai tujuannya sebagai daerah resapan air dan paru-paru kota.

    Ketersediaan sarana penunjang (jalan, tempat sampah, lampu taman, areal parkir, dan

    lainnya) di lokasi pemakaman juga merupakan hal yang perlu diperhatikan sehingga areal

    pemakaman tidak lagi berkesan menakutkan.

    n. Lapangan olah raga Lapangan olahraga merupakan lapangan yang dibangun untuk

    menampung berbagai aktifitas olahraga seperti sepak bola, voli, atletik, dan golf serta sarana-

    sarana penunjangnya. Fungsi lapangan olahraga adalah sebagai wadah olahraga, tempat

    bermain, pertemuan, sarana interaksi dan sosialisasi, serta untuk meningkatkan kualitas

    lingkungan sekitarnya.

    o. Lapangan upacara Lapangan upacara merupakan lapangan yang dibangun untuk kegiatan

    upacara. Umumnya kegiatan ini dilakukan di halaman perkantoran yang cukup luas dan

    lapangan olah raga.

    p. Parkir terbuka. Area parkir merupakan unsur pendukung sistem sirkulasi kota yang dapat

    menambah kualitas visual lingkungan. Lahan parkir terbuka yang ada di perkantoran, hotel,

    restoran, pusat perbelanjaan, dan lainnya hendaknya ditanami dengan pepohonan agar

    tercipta lingkungan yang sejuk dan nyaman.

    q. Lahan pertanian perkotaan. Pertanian kota adalah kegiatan penanaman, pengolahan, dan

    distribusi pangan di wilayah perkotaan (Wikipedia Ensyclopedya free, 2010). Kegiatan ini

    tentunya membutuhkan lahan yang cukup luas. Oleh karena itu, lahan ini biasanya jarang

    ditemui di wilayah perkotaan yang cenderung memiliki lahan yang sudah terbangun. Hasil

    pertanian kota ini menyumbangkan jaminan dan keamanan pangan yaitu meningkatkan

    jumlah ketersediaan pangan masyarakat kota serta menyediakan sayuran dan buahbuahan

    segar bagi masyarakat kota. Selain itu, pertanian kota juga dapat menghasilkan tanaman hias

    dan menjadikan lahan-lahan terbengkalai kota menjadi indah. Dengan pemberdayaan

    masyarakat penggarap maka pertanian kota pun menjadi sarana pembangunan modal

    sosial.

  • 7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf

    11/38

    Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung

    Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 11

    r. Jalur dibawah tegangan tinggi (SUTT dan SUTET). SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi)

    dan SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) adalah sistem penyaluran listrik yang

    ditujukan untuk menyalurkan energi listrik dari pusat-pusat pembangkit yang jaraknya jauh

    menuju pusat-pusat beban sehingga energi listrik bisa disalurkan dengan efisien. Daerah

    sekitarnya hendaklah tidak dijadikan daerah terbangun, tapi dijadikan RTH jalur hijau. RTH

    ini berfungsi sebagai pengamanan, pengendalian jaringan listrik tegangan tinggi, dan

    mempermudah dalam melakukan perawatan instalasi.

    s. Sempadan sungai, pantai, bangunan, situ dan rawa. Sempadan adalah RTH yang berfungsi

    sebagai batas dari sungai, danau, waduk, situ, pantai, dan mata air atau bahkan kawasan

    limitasi terhadap penggunaan lahan disekitarnya. Fungsi lain dari sempadan adalah untuk

    penyerap aliran air, perlindungan habitat, dan perlindungan dari bencana alam. Sempadan

    sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai termasuk sungai buatan/kanal/saluran

    irigasi primer yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi

    sungai, mengamankan aliran sungai, dan dikembangkan sebagai area penghijauan. Kawasan

    sekitar waduk/danau/situ adalah kawasan di sekeliling waduk/danau/situ yang mempunyai

    manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi waduk/danau/situ.

    t. Jalur pengaman jalan, median jalan, rel kereta api, pipa gas dan pedestrian Jalur hijau jalan

    adalah pepohonan, rerumputan, dan tanaman perdu yang ditanam pada pinggiran jalur

    pergerakan di samping kiri-kanan jalan dan median jalan. RTH jalur pengaman jalan terdiri

    dari RTH jalur pejalan kaki, taman pulo jalan yang terletak di tengah persimpangan jalan,

    dan taman sudut jalan yang berada di sisi persimpangan jalan. Median jalan adalah ruang

    yang disediakan pada bagian tengah dari jalan untuk membagi jalan dalam masingmasing

    arah yang berfungsi mengamankan ruang bebas samping jalur lalu lintas.

    u. Kawasan dan jalur hijau Kawasan adalah suatu area yang dimanfaatkan untuk kegiatan

    tertentu di wilayah perkotaan dan memiliki fungsi utama lindung atau budidaya. Ruang

    terbuka hijau kawasan berbentuk suatu areal dan non-linear dan ruang terbuka hijau jalur

    memiliki bentuk koridor dan linear. Jenis RTH berbentuk areal yaitu hutan (hutan kota,

    hutan lindung, dan hutan rekreasi), taman, lapangan olah raga, kebun raya, kebun

    pembibitan, kawasan fungsional (perdagangan, industri, permukiman, pertanian), kawasan

    khusus (hankam, perlindungan tata air, dan plasma nutfah). Sedangkan RTH berbentuk jalur

    yaitu koridor sungai, sempadan danau, sempadan pantai, tepi jalur jalan, tepi jalur kereta,

    dan sabuk hijau.

  • 7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf

    12/38

    Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung

    Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 12

    v. Daerah penyangga (buffer zone) lapangan udara Daerah penyangga adalah wilayah yang

    berfungsi untuk memelihara dua daerah atau lebih untuk beberapa alasan (Wikipedia

    Ensyclopedya free, 2010). Salah satu jenis daerah penyangga adalah daerah penyangga

    lapangan udara.

    Daerah penyangga ini berfungsi untuk peredam kebisingan, melindungi lingkungan, menjaga

    area permukiman dan komersial di sekitarnya apabila terjadi bencana, dan lainnya.

    w. Taman atap (roof garden) Taman atap adalah taman yang memanfaatkan atap atau teras

    rumah atau gedung sebagai lokasi taman. Taman ini berfungsi untuk membuat pemandangan

    lebih asri, teduh, sebagai insulator panas, menyerap gas polutan, mencegah radiasi ultraviolet

    dari matahari langsung masuk ke dalam rumah, dan meredam kebisingan. Taman atap ini

    juga mampu mendinginkan bangunan dan ruangan dibawahnya sehingga bisa lebih

    menghemat energi seperti pengurangan pemakaian AC. Tanaman yang sesuai adalah

    tanaman yang tidak terlalu besar dengan sistem perakaran yang mampu tumbuh pada lahan

    terbatas, tahan hembusan angin, dan t idak memerlukan banyak air.

    .1.7. ELEMEN PENGISI RTH

    RTH dibangun dari kumpulan tumbuhan dan tanaman atau vegetasi yang telah diseleksi

    dan disesuaikan dengan lokasi serta rencana dan rancangan peruntukkannya. Lokasi yang berbeda

    (seperti pesisir, pusat kota, kawasan industri, sempadan badan-badan air, dll) akan memiliki

    permasalahan yang juga berbeda yang selanjutnya berkonsekuensi pada rencana dan rancangan

    RTH yang berbeda.

    Untuk keberhasilan rancangan, penanaman dan kelestariannya maka sifat dan ciri serta

    kriteria (a) arsitektural dan (b) hortikultural tanaman dan vegetasi penyusun RTH harus menjadi

    bahan pertimbangan dalam men-seleksi jenis-jenis yang akan ditanam.

    Persyaratan umum tanaman untuk ditanam di wilayah perkotaan:

    (a) Disenangi dan tidak berbahaya bagi warga kota

    (b) Mampu tumbuh pada lingkungan yang marjinal (tanah tidak subur, udara dan air yang

    tercemar)

    (c) Tahan terhadap gangguan fisik (vandalisme)

    (d) Perakaran dalam sehingga tidak mudah tumbang

    (e) Tidak gugur daun, cepat tumbuh, bernilai hias dan arsitektural

  • 7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf

    13/38

    Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung

    Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 13

    (f) Dapat menghasilkan O2 dan meningkatkan kualitas lingkungan kota

    (g) Bibit/benih mudah didapatkan dengan harga yang murah/terjangkau oleh masyarakat

    (h)

    Prioritas menggunakan vegetasi endemik/lokal

    (i) Keanekaragaman hayati

    Jenis tanaman endemik atau jenis tanaman lokal yang memiliki keunggulan tertentu

    (ekologis, sosial budaya, ekonomi, arsitektural) dalam wilayah kota tersebut menjadi bahan

    tanaman utama penciri RTH kota tersebut, yang selanjutnya akan dikembangkan guna

    mempertahankan keanekaragaman hayati wilayahnya dan juga nasional.

    .1.8.

    TIPE RUANG TERBUKA HIJAU

    Tipe-tipe RTH berdasarkan tipologi dan lokasi dapat disebutkan sebagai berikut :

    Tipe Kawasan Permukiman, RTH yang berada di kawasan permukiman memiliki fungsi

    sebagai penghasil oksigen, penyerap karbondioksida, peresap air, penahan angin dan

    peredam kebisingan.

    Tipe Kawasan Perindustrian, RTH di kawasan industri berfungsi untuk mengurangi polusi

    udara dan mengurangi dampak kebisingan suara yang ditimbulkan oleh kegiatan industri.

    Tipe Pelestarian Plasma Nutfah, fungsi dari RTH tipe ini adalah untuk konservasi plasma

    nutfah, khususnya vegetasi in-situ dan ex-situ, perlindungan satwa yang dilindungi.

    Tipe Perlindungan, berfungsi untuk mencegah atau mengurangi bahaya erosi atau longsor

    pada lahan-lahan yang mempunyai kemiringan lereng yang cukup tinggi dan disesuaikan

    dengan kondisi tanahnya, daerah tepian pantai yang terkena abrasi berfungsi untuk

    mengurangi abrasi pantai

    Tipe Pengamanan, tipe RTH ini berfungsi untuk meningkatkan keamanan para pengguna

    jalan pada jalur kendaraan melalui jalur hijau dengan mengkombinasikan pohon dan

    tanaman perdu.(Sumber: www.semuatentangkota.blogspot.com)

    .1.9. KRITERIA PENGEMBANGAN KAWASAN YANG TERBUKA HIJAU

    Kriteria pengembangan kawasan yang terbuka hijau merupakan suatu keterkaitan

    hubungan antara bentang alam atau peruntukan kriteria vegetasi:

    http://www.semuatentangkota.blogspot.com/
  • 7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf

    14/38

    Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung

    Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 14

    A. Letak Lokasi

    a. Ruang terbuka hijau (RTH) dapat dikembangkan sesuai dengan kawasan-kawasan

    peruntukan ruang kota meliputi:

    - Kawasan pemukiman kepadatan tinggi

    - Kawasan pemukiman kepadatan sedang

    - Kawasan pemukiman kepadatan rendah

    - Kawasan industri

    - Kawasan perkantoran

    - Kawasan pendidikan/ sekolah atau kampus perguruan tinggi

    - Kawasan perdagangan

    -

    Kawasan jalur jalan (di sekitar jalan)

    - Kawasan jalur sungai (sempadan sungai)

    - Kawasan jalur pesisir pantai (sempadan pantai)

    - Kawasan jalur pengaman utilitas/ instalasi

    b. Lahan dengan bentang alam bervariasi berdasarkan keadaan lereng dan ketinggian di atas

    permukaan laut serta penduduknya terhadap jalur sungai, jalur jalan dan jalur pengaman

    utilitas.

    c. Lahan di kawasan perkotaan yang tidak dimanfaatkan dan atau ditelantarkan oleh badan

    hukum atau perorangan

    B. Jenis Vegetasi

    Jenis vegetasi adalah rumput, semak, pohon dan lain-lain. Pemilihan vegetasi untuk

    peruntukan ruang terbuka hijau kota dengan kriteria umum adalah: bentuk morphologi,

    evariasi memiliki nilai keindahan, penghasil oksigen tinggi, tahan cuaca dan hama penyakit,

    memiliki peredam intensif, daya resapan air tinggi, pemeliharaannya tidak intensif sedangkan

    untuk jenis vegetasi sesuai dengan sifat dan bentuk serta peruntukannya:

    a. Kriteria vegetasi untuk kawasan hijau pertamanan kota, antara lain:

    1.

    Karakteristik tanaman tidak bergetah/ beracun

    b. Kriteria vegetasi untuk kawasan hijau hutan kota, antara lain:

  • 7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf

    15/38

    Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung

    Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 15

    .1.10. PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU KAWASAN PERKOTAAN

    Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau harus dibangun dalam sebuah sistem yang saling

    berinteraksi dengan kondisi lingkungan dimana RTH ini berada. Secara detail pemanfaatan sistem

    RTH sesuai dengan arahan peruntukan dan lingkungannya ini dapat diuraikan sebagai berikut :

    RTH untuk kaitan produksi, seperti lahan untuk kehutanan, pertanian, produksi mineral,

    sumber air, komersial dan rekreasi.

    RTH untuk preservasi sumberdaya alam dan manusia, terdiri dari rawa untuk habitat

    tertentu, hutan untuk satwa, bentukan geologi, batukarang, tempat-tempat bersejarah dan

    pendidikan.

    RTH untuk kesehatan dan kesejahteraan umum, seperti lahan untuk melindungi kualitas air,

    penimbunan sampah, memperbaiki kualitas udara, area rekreasi, dan area lansekap.

    RTH untuk keamanan umum, seperti waduk pencegah banjir, dan buufer zone runway.

    RTH sebagai koridor, seperti jalur hijau jalan, jalur hijau sungai.

    (Sumber: www.semuatentangkota.blogspot.com)

    .1.11. HUTAN KOTA

    Hutan kota adalah ruang terbuka yang ditumbuhi vegetasi berkayu di wilayah perkotaan.

    Hutan kota memberikan manfaat lingkungan sebesar-besarnya kepada penduduk perkotaan,

    dalam kegunaan-kegunaan proteksi, estetika, rekreasi dan kegunaan khusus lainnya (Djaiz dan

    Novian, 2000).

    Hutan kota merupakan bentuk persekutuan vegetasi pohon yang mampu menciptakan

    iklim mikro dan lokasinya di perkotaan atau dekat kota. Hutan di perkotaan ini tidak

    memungkinkan berada dalam areal yang luas. Bentuknya juga tidak harus dalam bentuk blok,

    akan tetapi hutan kota dapat dibangun pada berbagai penggunaan lahan. Oleh karena itu

    diperlukan kriteria untuk menetapkan bentuk dan luasan hutan kota. Kriteria penting yang dapat

    dipergunakan adalah kriteria lingkungan. Hal ini berkaitan dengan manfaat penting hutan kota

    berupa manfaat lingkungan yang terdiri atas konservasi mikroklimat, keindahan, serta konservasi

    flora dan kehidupan liar (Fandeli, 2004).

    Kehadiran pohon dalam lingkungan kehidupan manusia, khususnya diperkotaan,

    memberikan nuansa kelembutan tersendiri. Perkembangan kota yang lazimnya diwarnai dengan

    http://www.semuatentangkota.blogspot.com/http://www.semuatentangkota.blogspot.com/http://www.semuatentangkota.blogspot.com/
  • 7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf

    16/38

    Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung

    Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 16

    aneka rona kekerasan, dalam arti harfiah ataupun kiasan, sedikit banyak dapat dilunakkan

    dengan elemen alamiah seperti air (baik yang diam-tenang maupun yang bergerak-mengalir) dan

    aneka tanaman (mulai dari rumput, semak sampai pohon) (Budihardjo, 1993).

    Dalam pelaksanaan pembangunan hutan kota dan pengembangannya, ditentukan

    berdasarkan pada objek yang akan dilindungi, hasil yang dicapai dan letak dari hutan kota

    tersebut. Berdasarkan letaknya, hutan kota dapat dibagi menjadi lima kelas yaitu :

    1 Hutan Kota Pemukiman, yaitu pembangunan hutan kota yang bertujuan untuk membantu

    menciptakan lingkungan yang nyaman dan menambah keindahan dan dapat menangkal

    pengaruh polusi kota terutama polusi udara yang diakibatkan oleh adanya kendaraan

    bermotor yang terus meningkat dan lain sebagainya di wilayah pemukiman.

    2 Hutan Kota Industri, berperan sebagai penangkal polutan yang berasal dari limbah yang

    dihasilkan oleh kegiatan-kegiatan perindustrian, antara lain limbah padat, cair, maupun gas.

    3 Hutan Kota Wisata/Rekreasi, berperan sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan rekreasi

    bagi masyarakat kota yang dilengkapi dengan sarana bermain untuk anak-anak atau remaja,

    tempat peristirahatan, perlindungan dari polutan berupa gas, debu dan udara, serta

    merupakan tempat produksi oksigen.

    4 Hutan Kota Konservasi, hutan kota ini mengandung arti penting untuk mencegah kerusakan,

    memberi perlindungan serta pelestarian terhadap objek tertentu, baik flora maupun faunanya

    di alam.

    5 Hutan Kota Pusat Kegiatan, hutan kota ini berperan untuk meningkatkan kenyamanan,

    keindahan, dan produksi oksigen di pusat-pusat kegiatan seperti pasar, terminal, perkantoran,

    pertokoan dan lain sebagainya. Di samping itu hutan kota juga berperan sebagai jalur hijau di

    pinggir jalan yang berlalulintas padat (Irwan, 1997).

    Luasan dan persentase adalah bahwa luas hutan kota dalam suatu hamparan yang

    kompak paling sedikit 0,25 (dua puluh lima per seratus) hektar (pasal 8 ayat 2), sedangkan

    mengenai persentase luas hutan kota paling sedikit 10 persen (sepuluh per seratus) dari wilayah

    perkotaan dan atau disesuaikan dengan kondisi setempat (pasal 8 ayat 3 dalam Peraturan

    Pemerintah No. 63 tahun 2002) secara umum menjelaskan bentuk morfologi) hutan kota sebagai

    berikut:

    1. Jalur hijau berupa peneduh jalan raya di bawah kabel listrik, di tepi jalan kereta api, tepi

    sungai dan tepi jalan bebas hambatan.

  • 7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf

    17/38

    Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung

    Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 17

    2. Taman kota diartikan sebagi tanaman yang ditanam dan ditata sedemikian rupa, baik

    sebagian maupun semuanya hasil rekayasa manusia untuk mendapatkan komposisi tertentu

    yang indah.

    3. Kebun dan halaman merupakan jenis tanaman yang dapat ditanam di kebun dan halaman

    biasanya dari jenis yang dapat menghasilkan buah.

    4. Kebun raya, hutan raya dan kebun binatang, kebun raya dan kebun binatang dapat

    dimasukkan ke dalam salah satu bentuk hutan kota. Tanaman dapat berasal dari daerah

    setempat, maupun dari daerah lain baik dalam negeri maupun luar negeri.

    5. Hutan lindung, daerah dengan lereng yang curam harus dijadikan kawasan hutan karena

    rawan longsor, namun dengan demikian pula dengan daerah pantai yang rawan akan

    abrasi air laut.

    .1.11.1. Bentuk Hutan Kota

    1 Jalur Hijau. Jalur Hijau berupa peneduh jalan raya, jalur hijau di bawah kawat listrik, di tepi

    jalan kereta api, di tepi sungai, di tepi jalan bebas hambatan.

    2 Taman Kota. Taman Kota diartikan sebagai tanaman yang ditanam dan ditata sedemikian

    rupa, baik sebagian maupun semuanya hasil rekayasa manusia, untuk mendapatkan komposisi

    tertentu yang indah.

    3 Kebun dan Halaman. Jenis tanaman yang ditanam di kebun dan halaman biasanya dari jenis

    yang dapat menghasilkan buah.

    4 Kebun Raya, Hutan Raya, dan Kebun Binatang. Kebun raya, hutan raya dan kebun binatang

    dapat dimasukkan ke dalam salah satu bentuk hutan kota. Tanaman dapat berasal dari daerah

    setempat, maupun dari daerah lain baik dalam negeri maupun luar negeri.

    5 Hutan Lindung, daerah dengan lereng yang curam harus dijadikan kawasan hutan karena

    rawan longsor. Demikian pula dengan daerah pantai yang rawan akan abrasi air laut (Dahlan,

    1992).

    .1.11. . Fungsi Hutan Kota

    Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengembalikan kondisi lingkungan perkotaan

    yang rusak adalah dengan pembangunan ruang terbuka hijau kota yang mampu memperbaiki

  • 7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf

    18/38

    Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung

    Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 18

    keseimbangan ekosistem kota. Upaya ini bisa dilakukan dengan cara membangun hutan kota

    yang memiliki beranekaragam manfaat. Manfaat hutan kota diantaranya adalah sebagai berikut :

    Identitas Kota

    Jenis tanaman dapat dijadikan simbol atau lambang suatu kota yang dapat dikoleksi pada

    areal hutan kota. Propinsi Sumatra Barat misalnya, flora yang dikembangkan untuk tujuan

    tersebut di atas adalah Enau (Arenga pinnata) dengan alasan pohon tersebut serba guna dan

    istilah pagar-ruyung menyiratkan makna pagar enau. Jenis pilihan lainnya adalah kayu manis

    (Cinnamomum burmanii), karena potensinya besar dan banyak diekspor dari daerah ini

    (Fandeli, 2004).

    Nilai Estetika

    Komposisi vegetasi dengan strata yang bervariasi di lingkungan kota akan menambah nilai

    keindahan kota tersebut. Bentuk tajuk yang bervariasi dengan penempatan (pengaturan tata

    ruang) yang sesuai akan memberi kesan keindahan tersendiri. Tajuk pohon juga berfungsi

    untuk memberi kesan lembut pada bangunan di perkotaan yang cenderung bersifat kaku.

    Suatu studi yang dilakukan atas keberadaan hutan kota terhadap nilai estetika adalah bahwa

    masyarakat bersedia untuk membayar keberadaan hutan kota karena memberikan rasa

    keindahan dan kenyamanan (Tyrvinen, 1998).

    Penyerap Karbondioksida (CO2)

    Hutan merupakan penyerap gas karbon dioksida yang cukup penting, selain dari fito-

    plankton, ganggang dan rumput laut di samudera. Dengan berkurangnya kemampuan hutan

    dalam menyerap gas ini sebagai akibat menyusutnya luasan hutan akibat perladangan,

    pembalakan dan kebakaran, maka perlu dibangun hutan kota untuk membantu mengatasi

    penurunan fungsi hutan tersebut. Cahaya matahari akan dimanfaatkan oleh semua

    tumbuhan, baik hutan kota, hutan alami, tanaman pertanian dan lainnya dalam proses

    fotosintesis yang berfungsi untuk mengubah gas karbon dioksida dengan air menjadi

    karbohidrat (C6H12O6) dan oksigen (O2). Proses kimia pembentukan karbohidrat

    (C6H12O6) dan oksigen (O2) adalah 6 CO2 + 6 H2O + Energi dan klorofil menjadi

    C6H12O6 + 6 O2.

    Proses fotosintesis sangat bermanfaat bagi manusia. Pada proses fotosintesis dapat menyerap

    gas yang bila konsentarasinya meningkat akan beracun bagi manusia dan hewan serta akan

  • 7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf

    19/38

    Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung

    Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 19

    mengakibatkan efek rumah kaca. Di lain pihak proses fotosintesis menghasilkan gas oksigen

    yang sangat diperlukan oleh manusia dan hewan. Jenis tanaman yang baik sebagai penyerap

    gas Karbondioksida (CO2) dan penghasil oksigen adalah damar (Agathis alba), daun kupu-

    kupu (Bauhinia purpurea), lamtoro gung (Leucaena leucocephala), akasia (Acacia

    auriculiformis), dan beringin (Ficus benjamina). Penyerapan karbon dioksida oleh hutan kota

    dengan jumlah 10.000 pohon berumur 16-20 tahun mampu mengurangi karbon dioksida

    sebanyak 800 ton per tahun (Simpson and McPherson, 1999).

    Pelestarian Air Tanah

    Sistem perakaran tanaman dan serasah yang berubah menjadi humus akan mengurangi

    tingkat erosi, menurunkan aliran permukaan dan mempertahankan kondisi air tanah di

    lingkungan sekitarnya. Pada musim hujan laju aliran permukaan dapat dikendalikan oleh

    penutupan vegetasi yang rapat, sedangkan pada musim kemarau potensi air tanah yang

    tersedia bisa memberikan manfaat bagi kehidupan di lingkungan perkotaan. Hutan kota

    dengan luas minimal setengah hektar mampu menahan aliran permukaan akibat hujan dan

    meresapkan air ke dalam tanah sejumlah 10.219 m setiap tahun (Urban Forest Research,

    2002).

    Penahan Angin

    Hutan kota berfungsi sebagai penahan angin yang mampu mengurangi kecepatan angin 75 -

    80 %. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam mendesain hutan kota untuk

    menahan angin adalah sebagai berikut :

    Jenis tanaman yang ditanam adalah tanaman yang memiliki dahan yang kuat.

    c. Daunnya tidak mudah gugur oleh terpaan angin dengan kecepatan sedang

    d.Memiliki jenis perakaran dalam.

    e. Memiliki kerapatan yang cukup (50 -60 %).

    f.

    Tinggi idan lebar jalur hutan kota cukup besar, sehingga dapat melindungi wilayah yang

    diinginkan.

    Penanaman pohon yang selalu hijau sepanjang tahun berguna sebagai penahan angin pada

    musim dingin, sehingga pada akhirnya dapat menghemat energi sampai dengan 50 persen

    energi yang digunakan untuk penghangat ruangan pada pemakaian sebuah rumah. Pada

    musim panas

  • 7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf

    20/38

    Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung

    Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 20

    Ameliorasi Iklim

    Hutan kota dapat dibangun untuk mengelola lingkungan perkotaan untuk menurunkan suhu

    pada waktu siang hari dan sebaliknya pada malam hari dapat lebih hangat karena tajuk

    pohon dapat menahan radiasi balik (reradiasi) dari bumi. Jumlah pantulan radiasi matahari

    suatu hutan sangat dipengaruhi oleh panjang gelombang, jenis tanaman, umur tanaman,

    posisi jatuhnya sinar matahari, keadaan cuaca dan posisi lintang. Suhu udara pada daerah

    berhutan lebih nyaman daripada daerah yang tidak ditumbuhi oleh tanaman. Selain suhu,

    unsur iklim mikro lain yang diatur oleh hutan kota adalah kelembaban. Pohon dapat

    memberikan kesejukan pada daerah-daerah kota yang panas (heat island) akibat pantulan

    panas matahari yang berasal dari gedung-gedung, aspal dan baja. Daerah ini akan

    menghasilkan suhu udara 3-10 derajat lebih tinggi dibandingkan dengan daerah pedesaan.

    Penanaman pohon pada suatu areal akan mengurangi temperatur atmosfer pada wilayah

    yang panas tersebut (Forest Service Publications, 2003. Trees Modify Local Climate, 2003).

    Habitat Hidupan Liar

    Hutan kota bisa berfungsi sebagai habitat berbagai jenis hidupan liar dengan

    keanekaragaman hayati yang cukup tinggi. Hutan kota merupakan tempat perlindungan dan

    penyedia nutrisi bagi beberapa jenis satwa terutama burung, mamalia kecil dan serangga.

    Hutan kota dapat menciptakan lingkungan alami dan keanekaragaman tumbuhan dapat

    menciptakan ekosistem lokal yang akan menyediakan tempat dan makanan untuk burung

    dan binatang lainnya (Forest Service Publications, 2003. Trees Reduce Noise Pollution and

    Create Wildlife and Plant Diversity, 2003).

    Produksi Terbatas atau Manfaat Ekonomi

    Manfaat hutan kota dalam aspek ekonomi bisa diperoleh secara langsung maupun tidak

    langsung. Secara langsung, manfaat ekonomi hutan kota diperoleh dari penjualan atau

    penggunaan hasil hutan kota berupa kayu bakar maupun kayu perkakas. Penanaman jenis

    tanaman hutan kota yang bisa menghasilkan biji, buah atau bunga dapat dimanfaatkan untuk

    berbagai keperluan oleh masyarakat untuk meningkatkan taraf gizi, kesehatan dan

    penghasilan masyarakat. Buah kenari selain untuk dikonsumsi juga dapat dimanfaatkan untuk

    kerajinan tangan. Bunga tanjung dapat diambil bunganya. Buah sawo, pala, kelengkeng,

    duku, asam, menteng dan lain-lain dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan

    gizi dan kesehatan masyarakat kota. Sedangkan secara tidak langsung, manfaat ekonomi

  • 7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf

    21/38

    Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung

    Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 21

    hutan kota berupa perlindungan terhadap angin serta fungsi hutan kota sebagai perindang,

    menambah kenyamanan masyarakat kota dan meningkatkan nilai estetika lingkungan kota.

    (Fandeli, 2004).

    Hutan kota dapat meningkatkan stabilitas ekonomi masyarakat dengan cara menarik minat

    wisatawan dan peluang-peluang bisnis lainnya, orang-orang akan menikmati kehidupan dan

    berbelanja dengan waktu yang lebih lama di sepanjang jalur hijau, kantor-kantor dan

    apartemen di areal yang berpohon akan disewakan serta banyak orang yang akan menginap

    dengan harga yang lebih tinggi dan jangka waktu yang lama, kegiatan dilakukan pada

    perkantoran yang mempunyai banyak pepohonan akan memberikan produktifitas yang

    tinggi kepada para pekerja (Forest Service Publications, 2003. Trees Increase Economic

    Stability, 2003).

    .1.1 . PEMANFAATAN RTH DI KAWASAN PERKOTAAN

    .1.1 .1. Pemanfaatan RTH pada Bangunan/Perumahan

    RTH pada bangunan/perumahan baik di pekarangan maupun halaman perkantoran,

    pertokoan, dan tempat usaha berfungsi sebagai penghasil O2, peredam kebisingan, dan

    penambah estetika suatu bangunan sehingga tampak asri, serta memberikan keseimbangan dan

    keserasian antara bangunan dan lingkungan. Selain fungsi tersebut, RTH dapat dioptimalkan

    melalui pemanfaatan sebagai berikut:

    a. RTH Pekarangan

    Dalam rangka mengoptimalkan lahan pekarangan, maka RTH pekarangan dapat

    dimanfaatkan untuk kegiatan atau kebutuhan lainnya.

    RTH pada rumah dengan pekarangan luas dapat dimanfaatkan sebagai tempat utilitas

    tertentu (sumur resapan) dan dapat juga dipakai untuk tempat menanam tanaman hias dan

    tanaman produktif (yang dapat menghasilkan buah-buahan, sayur, dan bunga).

    Untuk rumah dengan RTH pada lahan pekarangan yang tidak terlalu luas atau sempit, RTH

    dapat dimanfaatkan pula untuk menanam tanaman obat keluarga/apotik hidup, dan

    tanaman pot sehingga dapat menambah nilai estetika sebuah rumah. Untuk efisiensi ruang,

    tanaman pot dimaksud dapat diatur dalam susunan/bentuk vertikal.

    b. RTH Halaman Perkantoran, Pertokoan, dan Tempat Usaha

  • 7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf

    22/38

    Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung

    Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 22

    RTH pada halaman perkantoran, pertokoan, dan tempat usaha, selain tempat utilitas

    tertentu, dapat dimanfaatkan pula sebagai area parkir terbuka, carport, dan tempat untuk

    menyelenggarakan berbagai aktivitas di luar ruangan seperti upacara, bazar, olah raga, dan

    lain-lain.

    .1.1 . . Pemanfaatan RTH pada Lingkungan/Permukiman

    RTH pada Lingkungan/Permukiman dapat dioptimalkan fungsinya menurut jenis RTH

    berikut:

    a. RTH Taman Rukun Tetangga

    Taman Rukun Tetangga (RT) dapat dimanfaatkan penduduk sebagai tempat melakukan

    berbagai kegiatan sosial di lingkungan RT tersebut.

    Untuk mendukung aktivitas penduduk di lingkungan tersebut, fasilitas yang harus disediakan

    minimal bangku taman dan fasilitas mainan anak-anak.

    Selain sebagai tempat untuk melakukan aktivitas sosial, RTH Taman Rukun Tetangga dapat

    pula dimanfaatkan sebagai suatu community garden dengan menanam tanaman obat

    keluarga/apotik hidup, sayur, dan buah-buahan yang dapat dimanfaatkan oleh warga.

    Gambar .1.

    Contoh 1 Taman Rukun Tetangga

    Sumber: Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, 2008

  • 7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf

    23/38

    Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung

    Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 23

    Gambar . .

    Contoh Taman Rukun Tetangga

    Sumber: Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, 2008

    b. RTH Rukun Warga

    RTH Rukun Warga (RW) dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan remaja, kegiatan

    olahraga masyarakat, serta kegiatan sosial lainnya di lingkungan RW tersebut.

    Fasilitas yang disediakan berupa lapangan untuk berbagai kegiatan, baik olahraga maupun

    aktivitas lainnya, beberapa unit bangku taman yang dipasang secara berkelompok sebagai

    sarana berkomunikasi dan bersosialisasi antar warga, dan beberapa jenis bangunan

    permainan anak yang tahan dan aman untuk dipakai pula oleh anak remaja.

  • 7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf

    24/38

    Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung

    Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 24

    Gambar .3.

    Contoh Taman Rukun Warga

    Sumber: Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan

    Perkotaan, 2008

    c. RTH Kelurahan

    RTH kelurahan dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan penduduk dalam satu

    kelurahan.

  • 7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf

    25/38

    Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung

    Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 25

    Taman ini dapat berupa taman aktif, dengan fasilitas utama lapangan olahraga (serbaguna),

    dengan jalur trek lari di seputarnya, atau dapat berupa taman pasif, dimana aktivitas

    utamanya adalah kegiatan yang lebih bersifat pasif, misalnya duduk atau bersantai, sehingga

    lebih didominasi oleh ruang hijau dengan pohon-pohon tahunan.

    Gambar .4.

    Contoh Taman Kelurahan (Rekreasi Aktif)

    Sumber: Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, 2008

  • 7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf

    26/38

    Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung

    Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 26

    Gambar .5.

    Contoh Taman Kelurahan (Rekreasi Pasif)

    Sumber: Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, 2008

    d. RTH Kecamatan

    RTH kecamatan dapat dimanfaatkan oleh penduduk untuk melakukan berbagai aktivitas di

    dalam satu kecamatan.

    Taman ini dapat berupa taman aktif dengan fasilitas utama lapangan olahraga, dengan jalur

    trek lari di seputarnya, atau dapat berupa taman pasif untuk kegiatan yang lebih bersifat

    pasif, sehingga lebih didominasi oleh ruang hijau.

  • 7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf

    27/38

    Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung

    Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 27

    Gambar .6.

    Contoh Taman Kecamatan

    Sumber: Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, 2008

  • 7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf

    28/38

    Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung

    Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 28

    .1.1 .3. Pemanfaatan RTH pada Kota/Perkotaan

    a. RTH Taman Kota

    RTH Taman kota dapat dimanfaatkan penduduk untuk melakukan berbagai kegiatan sosial

    pada satu kota atau bagian wilayah kota. Taman ini dapat berbentuk sebagai RTH (lapangan

    hijau), yang dilengkapi dengan fasilitas rekreasi, taman bermain (anak/balita), taman bunga,

    taman khusus (untuk lansia), fasilitas olah raga terbatas, dan kompleks olah raga dengan

    minimal RTH 30%. Semua fasilitas tersebut terbuka untuk umum.

    Gambar .7.

    Contoh Taman Kota

    Sumber: Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, 2008

    b. Hutan kota

    Hutan kota dapat dimanfaatkan sebagai kawasan konservasi dan penyangga lingkungan kota

    (pelestarian, perlindungan dan pemanfaatan plasma nutfah, keanekaragaman hayati). Hutan

    kota dapat juga dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas sosial masyarakat (secara terbatas,

    meliputi aktivitas pasif seperti duduk dan beristirahat dan atau membaca, atau aktivitas yang

    aktif seperti jogging, senam atau olahraga ringan lainnya), wisata alam, rekreasi, penghasil

    produk hasil hutan, oksigen, ekonomi (buah-buahan, daun, sayur), wahana pendidikan dan

    penelitian. Fasilitas yang harus disediakan disesuaikan dengan aktivitas yang dilakukan seperti

    kursi taman, sirkulasi pejalan kaki/jogging track.

  • 7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf

    29/38

    Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung

    Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 29

    Idealnya hutan kota merupakan ekosistem yang baik bagi ruang hidup satwa misalnya

    burung, yang mempunyai peranan penting antara lain mengontrol populasi serangga. Untuk

    itu diperlukan introduksi tanaman pengundang burung pada hutan kota.

    c. Sabuk Hijau

    Sabuk hijau berfungsi sebagai daerah penyangga atau perbatasan antara dua kota, sehingga

    sabuk hijau dapat menjadi RTH bagi kedua kota atau lebih tersebut. Sabuk hijau

    dimaksudkan sebagai kawasan lindung dengan pemanfaatan terbatas dengan pemanfaatan

    utamanya adalah sebagai penyaring alami udara bagi kota-kota yang berbatasan tersebut.

    d. RTH Jalur Hijau Jalan

    Pulau Jalan dan Median Jalan Taman pulau jalan maupun median jalan selain berfungsi

    sebagai RTH, juga dapat dimanfaatkan untuk fungsi lain seperti sebagai pembentuk arsitektur

    kota. Jalur tanaman tepi jalan atau pulau jalan selain sebagai wilayah konservasi air, juga

    dapat dimanfaatkan untuk keindahan/estetika kota. Median jalan dapat dimanfaatkan

    sebagai penahan debu dan keindahan kota.

    e. RTH Jalur Pejalan Kaki

    RTH jalur pejalan kaki dapat dimanfaatkan sebagai:

    Fasilitas untuk memungkinkan terjadinya interaksi sosial baik pasif maupun aktif serta

    memberi kesempatan untuk duduk dan melihat pejalan kaki lainnya;

    Sebagai penyeimbang temperatur, kelembaban, tekstur bawah kaki, vegetasi, emisi

    kendaraan, vegetasi yang mengeluarkan bau, sampah yang bau dan terbengkalai, faktor

    audial (suara) dan faktor visual.

    f. RTH di Bawah Jalan Layang

    Selain sebagai daerah resapan air, RTH di bawah jalan layang dapat menjadi unsur estetika

    untuk meminimalkan unsur kekakuan konstruksi jalan. Disamping itu RTH di bawah jalan

    layang dapat dimanfaatkan sebagai:

    Lokasi penempatan utilitas seperti drainase, gardu listrik, dan lain-lain

    Tempat istirahat sementara bagi pengendara sepeda motor/pejalan kaki pada saat hujan

    Lokasi penempatan papan reklame secara terbatas

  • 7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf

    30/38

    Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung

    Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 30

    .1.1 .4. RTH Fungsi Tertentu

    a. Jalur Hijau Sempadan Rel Kereta Api

    RTH/jalur hijau sempadan rel kereta api dapat dimanfaatkan sebagai pengamanan terhadap

    jalur lalu lintas kereta api. Untuk menjaga keselamatan lalu lintas kereta api maupun

    masyarakat di sekitarnya, maka jenis aktivitas yang perlu dilakukan berkaitan dengan

    peranan RTH sepanjang rel kereta api adalah sebagai berikut:

    a) Memperkuat pohon melalui perawatan dari dalam, sehingga jaringan kayu dapat tumbuh

    lebih banyak yang akan menjadi pohon lebih kuat;

    b)Menghilangkan sumber penularan hama dan penyakit serta menghilangkan tempat

    persembunyian ular dan binatang berbahaya lainnya;c) Memperbaiki citra/penampilan pohon secara keseluruhan; d) Membuat saluran drainase.

    b. Jalur Hijau Jaringan Listrik Tegangan Tinggi

    Jaringan listrik tegangan tinggi sangat berbahaya bagi manusia, sehingga RTH pada kawasan

    ini dimanfaatkan sebagai pengaman listrik tegangan tinggi dan kawasan jalur hijau

    dibebaskan dari berbagai kegiatan masyarakat serta perlu dilengkapi tanda/peringatan untuk

    masyarakat agar tidak beraktivitas di kawasan tersebut.

    c. RTH Sempadan Sungai

    Pemanfaatan RTH daerah sempadan sungai dilakukan untuk kawasan konservasi,

    perlindungan tepi kiri-kanan bantaran sungai yang rawan erosi, pelestarian, peningkatan

    fungsi sungai, mencegah okupasi penduduk yang mudah menyebabkan erosi, dan

    pengendalian daya rusak sungai melalui kegiatan penatagunaan, perizinan, dan pemantauan.

    Penatagunaan daerah sempadan sungai dilakukan dengan penetapan zona-zona yang

    berfungsi sebagai fungsi lindung dan budi daya.

    Pada zona sungai yang berfungsi lindung menjadi kawasan lindung, pada zona sungai danau,

    waduk yang berfungsi budi daya dapat dibudidayakan kecuali pemanfaatan tanggul hanya

    untuk jalan.

    Pemanfaatan daerah sempadan sungai yang berfungsi budi daya dapat dilakukanoleh

    masyarakat untuk kegiatan-kegiatan:

    a) Budi daya pertanian rakyat;

    b)Kegiatan penimbunan sementara hasil galian tambang golongan C;

  • 7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf

    31/38

    Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung

    Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 31

    c) Papan penyuluhan dan peringatan, serta rambu-rambu pekerjaan;

    d)Pemasangan rentangan kabel listrik, kabel telpon, dan pipa air minum;

    e)

    Pemancangan tiang atau pondasi prasarana jalan/jembatan baik umum maupun kereta

    api;

    f) Penyelenggaraan kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial, keolahragaan, pariwisata dan

    kemasyarakatan yang tidak menimbulkan dampak merugikan bagi kelestarian dan

    keamanan fungsi serta fisik sungai dan danau; dan

    g) Pembangunan prasarana lalu lintas air, bangunan pengambilan dan pembuangan air.

    Untuk menghindari kerusakan dan gangguan terhadap kelestarian dan keindahan sungai,

    maka aktivitas yang dapat dilakukan pada RTH sempadan sungai adalah sebagai berikut:

    a) Memantau penutupan vegetasi dan kondisi kawasan DAS agar lahan tidak mengalami

    penurunan;

    b)Mengamankan kawasan sempadan sungai, serta penutupan vegetasi di sempadan sungai,

    dipantau dengan menggunakan metode pemeriksaaan langsung dan analisis deskriptif

    komparatif. Tolak ukur 100 m di kanan kiri sungai dan 50 m kanan kiri anak sungai;

    c) Menjaga kelestarian konservasi dan aktivitas perambahan, keanekaragaman vegetasi

    terutama jenis unggulan lokal dan bernilai ekologi dipantau dengan metode kuadrat

    dengan jalur masing-masing lokasi 2 km menggunakan analisis vegetasi yang diarahkan

    pada jenis-jenis flora yang bernilai sebagai tumbuhan obat;

    d)Memantau fluktuasi debit sungai maksimum;

    e) Aktivitas memantau, menghalau, menjaga dan mengamankan harus diikuti dengan

    aktivitas melaporkan pada instansi berwenang dan yang terkait sehingga pada akhirnya

    kawasan sempadan sungai yang berfungsi sebagai RTH terpelihara dan lestari selamanya.

    d. RTH Sempadan Pantai

    RTH sempadan pantai selain sebagai area pengaman dari kerusakan atau bencana yang

    ditimbulkan gelombang laut, juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan yang

    diizinkan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

    o Tidak bertentangan dengan Keppres No. 32 tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan

    Lindung;

    o Tidak menyebabkan gangguan terhadap kelestarian ekosistem pantai, termasuk gangguan

    terhadap kualitas visual;

  • 7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf

    32/38

    Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung

    Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 32

    o Pola tanam vegetasi bertujuan untuk mencegah terjadinya abrasi, erosi, melindungi dari

    ancaman gelombang pasang, wildlife habitat dan meredam angin kencang;

    o

    Pemilihan vegetasi mengutamakan vegetasi yang berasal dari daerah setempat;

    o Khusus untuk kawasan pantai berhutan bakau harus dipertahankan sesuai ketentuan

    dalam Keppres No. 32 Tahun 1990.

    e. RTH Sumber Air Baku/Mata Air

    Pemanfaatan RTH sumber air baku/mata air dilakukan untuk perlindungan, pelestarian,

    peningkatan fungsi sumber air baku/mata air, dan pengendalian daya rusak sumber air

    baku/mata air/danau melalui kegiatan penatagunaan, perizinan, dan pemantauan.

    Tabel berikut ini memberikan gambaran mengenai dimensi sempadan serta pemanfaatannya

    pada masing-masing jenis RTH sebagai berikut:

    Tabel .1.

    RTH Sempadan Danau dan Mata Air

    No. Jenis RTH Dimensi Sempadan Pemanfaatan

    1. Danau/waduk Minimal 50 m dari

    titik pasang

    tertinggi

    a) jaringan utilitas; b) budi daya

    pertanian rakyat; c) kegiatan

    penimbunan sementara hasil galiantambang golongan C; d) papanpenyuluhan dan peringatan, serta

    rambu-rambu pekerjaan; e)pemasangan rentangan kabel listrik,

    kabel telpon, dan pipa air minum; f)

    pemancangan tiang atau pondasiprasarana jalan/ jembatan baik umum

    maupun kereta api; g)penyelenggaraan kegiatan-kegiatan

    yang bersifat sosial, keolahragaan,

    pariwisata dan kemasyarakatan yangtidak menimbulkan dampak

    merugikan bagi kelestarian dan

    keamanan fungsi serta fisik sungai dan

    danau; dan h) pembangunanprasarana lalu lintas air, bangunanpengambilan dan pembuangan air.

  • 7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf

    33/38

    Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung

    Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 33

    2. Mata Air Radius 200 m a) ruang terbuka hijau denganaktivitas sosial terbatas penekanan

    pada kelestarian sumberdaya airnya;

    b) luas ruang terbuka hijau minimal90% dengan dominasi pohontahunan yang diizinkan.

    Sumber: Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, 2008

    f. RTH Pemakaman

    Pemakaman memiliki fungsi utama sebagai tempat pelayanan publik untuk penguburan

    jenasah. Pemakaman juga dapat berfungsi sebagai RTH untuk menambah keindahan kota,

    daerah resapan air, pelindung, pendukung ekosistem, dan pemersatu ruang kota, sehingga

    keberadaan RTH yang tertata di komplek pemakaman dapat menghilangkan kesan seram

    pada wilayah tersebut.

    .1.13. PENGELOLAAN RTH KOTA

    Pendekatan-pendekatan yang terkait dengan unsur-unsur penting dalam pengelolaan

    (manajerial), yaitu

    a. Menurut Direktorat Jendral Penataan Ruang, 2006 Agar perencanaan pembangunan

    perkotaan dapat mencapai hasil dimana mampu dipertahankannya fungsi lingkungan kota

    yang berkelanjutan, sebagaimana diharapkan dalam prinsip good environmental

    government, diperlukan minimal 3 (tiga) modal dasar pembangunan, yaitu:

    1. Tersedianya pengelola kota yang handal, berupa sumberdaya manusia (SDM) baik pejabat

    pemerintah maupun masyarakat umum dan skala nasional dan skala lokal yang mampu

    memelihara fungsi dan kondisi lingkungan perkotaan sesuai kaidah pelestarian fungsi

    lingkungan hidup yang ada.

    2. Tersedianya dukungan sumber daya finansial yang berkelanjutan pula untuk mendukung

    kegiatan pemeliharaan dan pengawasan RTH kota.

    3. Tersedianya Rencana Induk Kota yang komprehensif dan dinamis, yang artinya terus

    berkembang sejalan dengan proses kehidupan lingkungan perkotaan yang dinamis.

    b. Menurut Budhy Thahjati, 1995 Penerapan Undang-Undang Penataan Ruang memerlukan

    dukungan antara lain, peraturan, kelembagaan terkait, pembiayaan, dan peran serta

  • 7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf

    34/38

    Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung

    Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 34

    masyarakat. Unsur penting dalam aspek manajerial RTH kota yang didasarkan dari

    pendekatan-pendekatan diatas. Dengan begitu, aspek legal (peraturan), prosedur (cara

    pengelolaan sesuai dengan prioritas rencana), kelembagaan (Sumber Daya Manusia), dan

    pembiayaan (Sumber Daya Finansial) merupakan aspek penting dalam manajerial RTH kota.

    .1.13.1. Aspek Legalitas

    RTH memiliki fungsi-fungsi yang sangat penting dalam menunjang kelestarian lingkungan

    hidup sehingga dapat dikatakan bahwa keberadaan RTH menjadi salah satu elemen dari

    pembangunan yang berkelanjutan. Ada beberapa peraturan yang terkait dengan RTH di

    Indonesia. Dalam UU No.26/2007 tentang penataan Ruang ditegaskan bahwa dalam

    pemanfaatan ruang dipersyaratkan adanya kawasan lindung. Kawasan lindung berdasarkan

    Kepres No.32 Tahun 1990 tentang Pengelolaaan Kawasan Lindung dapat berupa kawasan yang

    memberikan perlindungan kawasan dibawahnya, kawasan perlindungan setempat, kawasan

    suaka alam, dan cagar budaya, kawasan rawan bencan dan kawasan khusus. Kawasan ini

    diperlukan guna menjaga kondisi lingkungan disuatu daerah.

    Dalam UU.No.32/2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dinyatakan beberapa

    tujuan dari pengelolaan hidup, yang diantaranya:

    a.

    Melindungi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dari pencemaran dan/atau

    kerusakan lingkungan hidup;

    b. Menjamin keselamatan, kesehatan, dan kehidupan manusia;

    c. Menjamin kelangsungan kehidupan makhluk hidup dan kelestarian ekosistem;

    d.Menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup;

    e. Mencapai keserasian, keselarasan, dan keseimbangan lingkungan hidup;

    f. Menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa kini dan generasi masa depan;

    g. Menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas lingkungan hidup sebagai bagian dari hak

    asasi manusia;

    h. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana;

    i. Mewujudkan pembangunan berkelanjutan; dan

    j. Mengantisipasi isu lingkungan global.

    Untuk mencapai sasaran-sasarn diatas, salah satunya dapat dilakukan melalui penyediaan

    dan pengelolaan RTH. Mengingat fungsi dan manfaat dari RTH yang sangat berkaitan langsung

  • 7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf

    35/38

    Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung

    Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 35

    dengan pelestarian lingkungan, maka dapat dilihat bahwa RTH punya peran yang cukup penting

    didalam mewujudkan tujuan tersebut.

    Beberapa peraturan yang ada saat ini cukup banyak berkaitan dengan RTH. Tapi yang

    berkaitan secara langsung hanyalah Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.5/PRT/M/2008

    tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Wilayah Perkotaan dan PP No.63/2002

    tentang Hutan Kota. Di dalam PP No.63/2002 yang dibahas hanyalah hutan kota yang hanya

    merupakan salah satu bagian dari RTH Kota.

    .1.13. . Prosedural

    Menurut Gie (1982), prosedural adalah kerja berpola dalam melakukan pekerjaan yang

    merupakan suatu kebulatan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Pencapaian tujuan penataan

    ruang yang berkualitas menyangkut pemanfaatan RTH, dibutuhkan prosedur penyusunan

    program pembangunan yang sejalan dengan RTRW. Rangkaian kegiatan ini merupakan suatu

    kesatuan dalam pemanfaatan ruang yang optimal. Dalam pengelolaan RTH, instasi yang

    berkaitan seperti Dinas pertamanan harus memiliki kemampuan dalam menyusun suatu program

    terpadu, dalam rangka mewujudkan perkembangan RTH yang dialokasikan sesuai dengan jenis

    RTH yang akan dikembangkan. Rencana RTH ini merupakan hasil awal proses pengelolaan yang

    perlu ditindaklanjuti.

    Agar rencana tata ruang yang telah disusun dapat dioperasikan di lapangan, maka

    diperlukan adanya pedoman atau tata cara penjabaran strategi pemanfaatan ruang sebagai

    keluaran rencana tata ruang kedalam bentuuk program pelaksanaan. Sistem penyelenggaraan

    pembangunan daerah di Indonesia, berpedoman pada prosedur perencanaan., sumber tertib

    hukum dan peraturan perundangan yang akan mempengaruhi aktivitas penyelenggaraan

    pembangunan daerah.

    .1.13.3. Kelembagaan

    Dalam merancang, mengembangkan dan pengelolaan RTH Kota, diperlukan institusi yang

    professional, yaitu instansi di pemerintahan perkotaan. Lembaga sebagai tenaga pelaksanaan atau

    dinas ini akan terlibat langsung dalam menata ruang terbuka, sehingga lembaga ini harus

  • 7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf

    36/38

    Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung

    Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 36

    diwujudkan menjadi suatu lembaga yang kuat, yang dapat memikirkan dan mengkoordinasikan

    penghijauan kota.

    Pelaksanaan dalam pengelolaan RTH Kota sangat dibutuhkan kelembagaan yang

    professional di bidang penghijauan kota, karena penghijauan kota menyangkut desain tanam,

    studi pengembangan RTH, pelaksanaan program dan proyek pemeliharaan/pengelolaan

    pertanaman, penyediaan bermacam bibit yang sesuai dengan kondisi daerah, dan usaha

    penyuluhan serta bimbingan kepada masyarakat. Dalam pelaksanaannya tugas ini dibutuhkan

    adanya kerjasama yang efektif baik dengan lembaga-lembaga terkait maupun pihak swasta dan

    masyarakat. Institusi yang berwenang dalam pemeliharaan RTH Kota terutama adalah

    pemerintah, selain itu yang berperan dalam pemeliharaan adalah pihak swasta, masyarakat,

    lembaga dan kerjasama dari ketiga dengan pemerintah.

    a) Pemerintah

    Tugas utama pemerintah dalam pengelolaan RTH, yaitu:

    a. Memberikan penyuluhan kepada semua pihak akan pentingnya fungsi dan keberadaan

    RTH.

    b. Merencanakan RTH baik sebagai bagian dari RTRW Kota, RDTR, rencana tata ruang

    wilayah lainnya ataupun Rencana Tata Hijau.

    c.

    Menyediakan luasan dan sebaran RTH yang memadai bagi kotanya.

    d.Memelihara RTH yang ada sebagai salah satu komponen peningkat daya dukung dan

    daya tamping lingkungan dengan tetap mempertahankan fungsi ekologinya.

    e. Memfasilitasi pelaku pembangunan lainnya untuk berpartisipasi dalam pengelolaan ruang

    terbuka hijau.

    f. Mengendalikan dan membatasi alih fungsi lahan ruang terbuka hijau menjadi kawasan

    terbangun.

    g. Menyusun program ruang terbuka hijau termasuk aspek pembiayaan dan instansi/pelaku

    pembangunan yang terlibat dalam program tersebut.

    h. Berkoordinasi antar dinas/instansi terkait dalam pengelolaan RTH untuk merumuskan

    pembagian tugas, peran, hak, dan kewajiban RTH yang tidak berada dibawah wewenang

    langsung pemerintah daerah kota maupun pemerintah tingkat tinggi.

    b) Masyarakat Masyarakat dapat berperan dalam pengelolaan RTH, yaitu:

    Masyarakat dapat berperan dalam pengelolaan RTH, yaitu:

  • 7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf

    37/38

    Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung

    Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 37

    a. Menjaga keberadaan RTH dengan tidak membangun di jalur sempadan sungai, tidak

    mengubah fungsi taman sebagai perdagangan dan tidak menebang pohon.

    b.

    Memelihara RTH di wilayah lingkungan perumahan.

    c. Ikut mengawasi pemeliharaan dan keberadaan RTH.

    d.Menyediakan lahan untuk penyelenggaraan RTH.

    e. Memberikan bantuan dalam mengidentifikasi komponen RTH yang ada mampu yang

    potensial dikembangkan.

    f. Memberikan informasi, saran, pertimbangan, atau pendapat dalam penyelenggaraan.

    c) Swasta

    Peran swasta dalam pengelolaan RTH, yaitu:

    a. Menjaga keberadaan RTH dengan tidak membangun di jalur sempadan sungai, tidak

    mengubah fungsi taman sebagai area perdagangan, dan tiddak menebang pohon.

    b. Memberikan bantuan dana dalam pelaksanaan pembangunan RTH.

    c. Memelihara taman dengan biaya pemeliharaan dan penyediaan tenaga kerja serta

    mendapat keuntungan lain seperti pemasangan iklan/reklame.

    d.Menyediakan lahan RTH dalam setiap pembangunan perumahan, perdagangan, dan jasa

    serta perkantoran.

    e. Memberikan bantuan dlaam mengidentifikasi komponen RTH yang ada maupun yang

    potensial dikembangka.

    d) Lembaga

    Lembaga-lembaga yang berperan dalam pengelolaan RTH, yaitu lembaga penelitian,

    perguruan tinggi, dan LSM yang memiliki perhatian terhadap aspek lingkungan. Peran lembaga-

    lembaga tersebut, yaitu:

    a. Penyuluhan pendidikan yang berkaitan dengan RTH melalui media.

    b. Pencanangan grakan bangun, pelihara, dan kelola RTH dari tingkat RT sampai kota.

    c.

    Menyediakan lahan untuk cadangan RTH.

    d. Memberikan bantuan dalam identifikasi komponen RTH yang ada maupun yang

    potensial dikembangkan.

  • 7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf

    38/38

    Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung

    .1.14. ASPEK PEMBIAYAAN DALAM PENGELOLAAN RTH KOTA

    Pemanfaatan ruang diselenggarakan melalui tahapan pembangunan dengan

    memperhatikan sumber dan mobilisasi dana serta alokasi pembiayaan program pemanfaatan

    ruang sesuai dengan rencana tata ruang (UU No.26/2007). Pengembangan RTH dipersyaratkan

    dukungan dana dan peralatan yang sebanding, agar tujuan pengembangan RTH menjadi

    kenyataan.

    Rencana pengembangan RTH Kota yang telah dialokasikan atau dirumuskan sesuai dengan

    kebutuhan, dijabarkan dalam kebijaksanaan kawasan yang diatur menurut tata cara (aspek legal),

    dan kesiapan kelembagaan pemerintah perlu didukung oleh program pengembangan

    pembiayaan dari berbagai kemungkinan sumber dana pemerintah kota yang terprogram dan

    berkesinambungan. Pemerintah daerah yang dihadapkan oleh keterbatasan dana, sehingga

    pengembangan RTH dilakukan secara bertahap, dan berkelanjutan. Berdasarkan Permendagri

    No. 1 Tahun 2007 tentang penataan Ruang Terbuka Hijau kawasan Perkotaan, pendanaan

    penataan ruang terbuka hijau kabupaten/kota bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

    Daerah (APBD) kabupaten/kota, partisipasi swadaya masyarakat dan/atau swasta, serta sumber

    pendanaan lainnya yang sah dan tidak mengikat.