41
1 Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat disusun hingga selesai dengan lancar. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “KEBUDAYAAN SUKU SASAK”, yang kami sajikan berdasarkan berbagai sumber informasi. Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak tang terkait dalam pembuatan makalah atas bantuannya. Harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat dengan menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Semoga makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi pembaca umumnya, khususnya kami sendiri untuk kedepannya dapat memperbaiki susunan dan isi makalah menjadi lebih baik. Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami, kami tahu masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca kepada kami.

allentrpmuniaga.files.wordpress.com  · Web viewKata Pengantar. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat disusun hingga

  • Upload
    trandat

  • View
    237

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: allentrpmuniaga.files.wordpress.com  · Web viewKata Pengantar. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat disusun hingga

1

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan

hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat disusun hingga selesai dengan lancar.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang

“KEBUDAYAAN SUKU SASAK”, yang kami sajikan berdasarkan berbagai

sumber informasi. Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada

pihak tang terkait dalam pembuatan makalah atas bantuannya.

Harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat dengan menambah

pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Semoga makalah yang telah disusun

ini dapat berguna bagi pembaca umumnya, khususnya kami sendiri untuk

kedepannya dapat memperbaiki susunan dan isi makalah menjadi lebih baik.

Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami, kami tahu masih

banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu kami

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca kepada kami.

Penyusun

Page 2: allentrpmuniaga.files.wordpress.com  · Web viewKata Pengantar. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat disusun hingga

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Budaya atau kebudayaan secara entimologi berasal dari bahasa Sanskerta yaitu

buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) yang kemudian

diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa

Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah

atau mengerjakan atau dapat pula diartikan sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture

juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.

Budaya merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh

sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya yang ada ini

terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat,

bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya,

merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung

menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi

dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya,

membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh.

budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku

komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial

manusia. 

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan banyaknya pulau

tersebut Indonesia memiliki beragam budaya yang sangat banyak sekali. Perkembangan

budaya Indonesia telah dimulai sejak nenek moyang kita terdahulu. Namun, beberapa tahun

kebelakangan ini kebudayaan di Indonesia berada dalam masa yang mengecewakan dimana

banyak budaya kita yang lepas dari genggaman kita.

Seperti yang telah kita ketahui, perkembangan budaya indonesia selalu dalam kondisi

yang naik dan turun. Pada awalnya, Indonesia sangat banyak mempunyai peninggalan

budaya dari nenek moyang kita terdahulu, hal seperti itulah yang harus dibanggakan oleh

penduduk indonesia sendiri, tetapi belakangan ini budaya Indonesia mengalami masa

Page 3: allentrpmuniaga.files.wordpress.com  · Web viewKata Pengantar. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat disusun hingga

3

penurunan terhadapa sosialisasi budaya bangsa sehingga penduduk kini telah banyak yang

melupakan apa itu budaya Indonesia. Semakin majunya arus globalisasi rasa cinta terhadap

budaya semakin berkurang, dan ini sangat berdampak tidak baik bagi masyarakat asli

Indonesia. Terlalu banyaknya kehidupan asing yang masuk ke Indonesia, masyarakat kini

telah berkembang menjadi masyarakat modern. 

B. RUANG LINGKUP

Dalam makalah ini akan diuraikan beberapa unsur budaya yang mempengaruhi

perkembangan serta perbedaan budaya lokal di setiap daerah. Unsur-unsur budaya yang

disebutkan tidak passti dimiliki oleh seluruh budaya daerah local. Ada beberapa daerah yang

memiliki beberapa unsur dari unsur budaya yang disebutkan. Unsur budaya yang disebutkan

diambil dari unsur budaya yang bersifat umum dan berdasar pada teori.

C. TUJUAN

1. Mengetahui dan memahami unsur budaya secara umum

2. Mengenal dan memahami budaya local

3. Mengetahui budaya daerah Sasak

Page 4: allentrpmuniaga.files.wordpress.com  · Web viewKata Pengantar. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat disusun hingga

4

BAB II

PEMBAHASAN

Berbicara tentang kebudayaan Indonesia yang ada dibayangan kita adalah sebuah

budaya yang sangat beraneka ragam. Bagaimana tidak, Indonesia merupakan negara

kepulauan terbesar di dunia, hal inilah yang menyebabkan Indonesia memiliki kebudayaan

yang beraneka ragam.

Kebudayaan dapat didefinisikan sebagai suatu keseluruhan pengetahuan manusia sebagai

makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterpretasi lingkungan dan

pengalamannya, serta menjadi pedoman bagi tingkah lakunya. Suatu kebudayaan merupakan

milik bersama anggota suatu masyarakat atau suatu golongan sosial, yang penyebarannya

kepada anggota-anggotanya dan pewarisannya kepada generasi berikutnya dilakukan melalui

proses belajar dan dengan menggunakan simbol-simbol yang terwujud dalam bentuk yang

terucapkan maupun yang tidak (termasuk juga berbagai peralatan yang dibuat oleh manusia).

Dengan demikian, setiap anggota masyarakat mempunyai suatu pengetahuan mengenai

kebudayaannya tersebut yang dapat tidak sama dengan anggota-anggota lainnya, disebabkan

oleh pengalaman dan proses belajar yang berbeda dan karena lingkungan-lingkungan yang

mereka hadapi tidak selamanya sama.

Kebudayaan yang dimiliki oleh suatu bangsa merupakan keseluruhan hasil cipta,

karsa, dan karya manusia. Indonesia sendiri sebagai Negara kepulauan dikenal dengan

keberagaman budayanya, yang mana keanekaragaman itulah menunjukkan betapa

pentingnya aspek kebudayaan bagi suatu Negara. Karena jelas bahwa kebudayaan adalah

suatu identitas dan jati diri bagi suatu bangsa dan Negara.

Semua keragaman budaya local di Indonesia tidak lepas dari unsur-unsur budaya yang

membentuknya. Adapun unsur unsur budaya dari pendapat ahli bermacam-macam.

Menurut C. KLUCKHOHN, disebutkan 7 unsur kebudayaan yaitu:

1.     Sistem Pencaharian Hidup

2.     Sistem Peralatan dan Teknologi

3.     Sistem Organisasi Kemasyarakatan

Page 5: allentrpmuniaga.files.wordpress.com  · Web viewKata Pengantar. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat disusun hingga

5

4.     Sistem Pengetahuan

5.     Bahasa

6.     Kesenian

7.     Sistem Religi dan Upacara Keagamaan

Kebudayaan umat manusia mempunyai unsur unsur yang bersifat universal. Unsur unsur

kebudayaan tersebut dianggap universal karena dapat ditemukan pada semua kebudayaan

bangsa bangsa di dunia. Menurut Koentjaraningrat ada tujuh unsur kebudayaan universal ,

yaitu

1. Bahasa

2. Sistem Pengetahuan

3. Sistem Kemasyarakatan atau Organisasi Sosial

4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi

5. Sistem Mata Pencaharian Hidup

6. Sistem Religi

7. Kesenian

1. Bahasa

Bahasa adalah suatu pengucapan yang indah dalam elemen kebudayaan dan sekaligus

menjadi alat perantara yang utama bagi manusia untuk meneruskan atau mengadaptasi kan

kebudayaan. Bentuk bahasa ada dua yaitu bahasa lisan dan bahasa tulisan.

2. Sistem Pengetahuan

Sistem pengetahuan itu berkisar pada pegetahuan tentang kondisi alam sekelilingnya dan

sifat sifat peralatan yang dipakainya. Sistem pengetahuan meliputi ruang pengatahuan

tentang alam sekitar, flora dan fauna, waktu, ruang dan bilangan, sifat sifat dan tingakh laku

sesama manusia, tubuh manusia.

3. Sistem Kemasyarakatan atau Organisasi Sosial

Organisasi Sosial adalah sekelompok masyarakat yang anggotanya merasa satu dengan

sesamanya. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial yang meliputi: kekerabatan,

asosiasi dan perkumpulan, sistem kenegaraan, sistem kesatuan hidup, perkumpulan.

Page 6: allentrpmuniaga.files.wordpress.com  · Web viewKata Pengantar. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat disusun hingga

6

4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi

Yang dimaksud dengan teknologi adalah jumlah keseluruhan teknik yang dimiliki oleh para

nggota suatu masyarakat, meliputi keseluruhan cara bertindak dan berbuat dalam

hubungannya degnan pengumpulan bahan bahan menta, pemrosesan bahan bahan itu untuk

dibuat menjadi alat kerja, penyimpanan, pakaian, perumahan, alat trasportasi dan kebutuhan

lain yang berupa benda meterial.

5. Unsur teknologi yang paling menonjol adalah kebudayaan fisik yang meliputi, alat alat

produksi, senjata, wadah, makanan dan minuman, pakaian dan perhiasan, tempat berlindung

dan perumahan serta alat alat transportasi.

6. Sistem mata pencaharian hidup 

Sistem mata pencaharian hidup merupakan segala usaha manusia untuk mendapatkan barang

dan jasa yang dibutuhkan. Sistem mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi yang

meliputi, berburu dan mengumpulkan makanan, bercocok tanam, peternakan, perikanan,

perdagangan.

7. Sistem Religi

Sistem religi dapat diartikan sebagai sebuah sistem yang terpadu antara keyakinan dan

praktek keagamaan yang berhubungan dengan hal hal suci dan tidak terjangkau oleh akal.

Sistem religi yang meliputi, sistem kepercayaan, sistem nilai dan pandangan hidup,

komunikasi keagamaan, upacara keagamaan.

8. Kesenian

Secara sederhana eksenian dapat diartikan sebagai segala hasrat manusia terhadap keindaha.

bentuk kendahan yang beraneka tagam itu timul dari permainan imajinasi kreatif yang dapat

memberikan kepuasan batin bagi amnusia. Secara garis besar, kita dapat memetakan bentuk

kesenian dalam tiga garis besar, yaitu seni rupa, seni suara dan seni tari.

Page 7: allentrpmuniaga.files.wordpress.com  · Web viewKata Pengantar. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat disusun hingga

7

1. UNSUR BAHASA (SUKU SASAK)

Bahasa Orang Sasak

Bahasa Sasak, terutama yang berkenaan dengan sistem aksaranya, memiliki kedekatan

dengan sistem aksara Jawa-Bali, sama-sama menggunakan aksara Ha-Na-Ca-Ra-Ka. Kendati

demikian, secara pelafalan, bahasa Sasak ternyata lebih memiliki kedekatan dengan bahasa

Bali.

Etnologi: Cabang dari antropologi, yang mempelajari berbagai suku bangsa beserta aspek

kebudayaannya, dan hubungan antara satu bangsa dengan bangsa lainnya. Etnis: Suku

bangsa. Etnolog: Adalah orang yang ahli etnologi.

Menurut penelitian para etnolog yang mengumpulkan hampir semua bahasa di dunia,

menggolongkan bahasa Sasak kedalam rumbun bahasa Austronesia Malayu-Polinesian, Juga

ada kesamaan ciri dengan rumpun bahasa Sunda-Sulawesi, dan Bali-Sasak.

Bahasa Sasak yang digunakan di Lombok secara dialek dan lingkup kosakatanya dapat

digolongkan kedalam beberapa bahasa sesuai dengan wilayah penuturnya; Mriak-Mriku

Page 8: allentrpmuniaga.files.wordpress.com  · Web viewKata Pengantar. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat disusun hingga

8

(Lombok Selatan), Meno-Mene dan Ngeno-Ngene (Lombok Tengah), Ngeto-Ngete (Lombok

Tenggara), dan Kuto-Kute (Lombok Utara).

Bahasa Sasak dipakai oleh masyarakat Pulau Lombok, provinsi Nusa Tenggara Barat.

Bahasa ini mempunyai gradasi sebagaimana bahasa Bali dan bahasa Jawa. Bahasa Sasak

serumpun dengan bahasa Sumbawa.

Bahasa Sasak mempunyai dialek-dialek yang berbeda menurut wilayah, bahkan dialek

di kawasan Lombok Timur kerap sukar dipahami oleh para penutur Sasak lainnya.

Sebagai contoh, kawasan antar rukun warga (RW) yang hanya berjarak 500 meter sudah

memiliki dialek yang sangat berbeda.

a.       Dialek bahasa Sasak

Bahasa Sasak biasanya dibagi menjadi lima dialek:

1)       Kuto-Kute (Utara),

2)       Ngeto-Ngete (Timur laut)

3)       Meno-Mene (Tengah)

4)       Ngeno-Ngene (Timur tengah, Barat tengah)

5)       Meriaq-Mriku (selatan tengah)

Beberapa kosakata bahasa sasak

aku = akubalé =

rumah

pacu

=

rajin

tokol =

uduk

nine =

cewek

tiang =

saya

baruq =

baru saja

lekaq,

ajaq =

bohon

g

nganjen

g =

berdiri

mame =

cowok

side = kodeq = tetu = merarik kereng =

Page 9: allentrpmuniaga.files.wordpress.com  · Web viewKata Pengantar. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat disusun hingga

9

kamu kecil benar = nikah sarung

tampi

aseh =

terima

kasih

beleq =

besar

ore =

berant

akan

dedare

= gadismele = mau

kaken =

makan

tangkon

g = baju

bremb

e =

bagai

mana

bebalu

= janda

pire =

berapa

kanggo =

memakai

mbé =

mana

ceket

=

panda

i

papuk

nine =

nenek

mesaq =

sendiri

iku, tie =

itu

sai =

siapa

ndeq

=

tidak

papuk

mame =

kakek

tindok =

tidur

2. UNSUR SISTEM PENGETAHUAN (SUKU SASAK)

Sistem Pengetahuan Suku Sasak

Suku Sasak mempunyai pengetahuan yang didapatkan turun temurun dari nenek moyang

mereka tentang pembuatan lantai dari rumah mereka khususnya rumah adat mereka atau

dengan kata lain sistem pengetahuan pada Suku Sasak erat kaitanya dengan pengetahuan

yang berkaitan dengan adat dan kebudayaan suku Sasak. Seperti contoh dalam lantai rumah

mereka dibuat dari tanah liat yang dicampur dengan kotoran kerbau dan jerami. Campuran

tanah liat dan kotoran kerbau membuat lantai tanah mengeras, sekeras semen. Kemudian

contoh lain mengenai pembuatan rumah adat suku sasak yang tempat dan waktunya itu tidak

Page 10: allentrpmuniaga.files.wordpress.com  · Web viewKata Pengantar. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat disusun hingga

10

dilaksakan dengan sembarangan tetapi harus berdasarkan adat dat kebudayaan melalui

pengetahuan yang telah diwariskan oleh nenek moyang mereka.   Orang Sasak di Lombok

meyakini bahwa waktu yang baik untuk memulai membangun rumah adalah pada bulan ke-3

dan bulan ke-12 penanggalan Sasak, yaitu bulan Rabiul Awal dan bulan Zulhijjah pada

kalender Islam. Ada juga yang menentukan hari baik berdasarkan nama orang yang akan

membangun rumah. Sedangkan bulan yang paling dihindari (pantangan) untuk membangun

rumah adalah pada bulan Muaharramdan bulan Ramadlan. Pada kedua bulan ini, menurut

kepercayaan masyarakat setempat, rumah yang dibangun cenderung mengundang

malapetaka, seperti panyakit, kebakaran, sulit rizqi, dan sebagainya.

3. UNSUR SISTEM KEMASYARAKATAN (SUKU SASAK)

Sistem Kemasyarakatan Suku Sasak

a.    Pelapisan Sosial

Di daerah lombok secara umum terdapat 3 Macam lapisan sosial masyarakat :

1)   Golongan Ningrat ; Golongan ini dapat diketahui dari sebutan kebangsawanannya. Sebutan

keningratan ini merupakan nama depan dari seseorang dari golongan ini. Nama depan

keningratan ini adalah ” lalu ” untuk orang-orang ningrat pria yang belum menikah.

Sedangkan apabila merka telah menikah maka nama keningratannya adalah ” mamiq “.

Untuk wanita ningrat nama depannya adalah ” lale”, bagi mereka yang belum menikah,

sedangkan yang telah menikah disebut ” mamiq lale”.

2)    Golongan Pruangse ; kriteria khusus yang dimiliki oleh golongan ini adalah sebutan “  bape

“, untuk kaum laki-laki pruangse yang telah menikah. Sedangkan untuk kaum pruangse yang

belum menikah tak memiliki sebutan lain kecuali nama kecil mereka, Misalnya seorang dari

golongan ini lahir dengan nama si ” A ” maka ayah dari golongan pruangse ini

disebut/dipanggil ” Bape A “, sedangkan ibunya dipanggil ” Inaq A “. Disinilah perbedaan

golongan ningrat dan pruangse.

3)    Golongan Bulu Ketujur ; Golongan ini adalah masyarakat biasa yang konon dahulu adalah

hulubalang sang raja yang pernah berkuasa di Lombok. Kriteria khusus golongan ini adalah

sebutan ” amaq ” bagi kaum laki-laki yang telah menikah, sedangkan perempuan adalah

”inaq “.

Page 11: allentrpmuniaga.files.wordpress.com  · Web viewKata Pengantar. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat disusun hingga

11

Di Lombok, nama kecil akan hilang atau tidak dipakai sebagai nama panggilan kalau

mereka telah berketurunan. Nama mereka selanjutnya adalah tergantung pada anak

sulungnya mereka. Seperti contoh di atas untuk lebih jelasnya contoh lainnya adalah bila si B

lahir sebagai cucu, maka mamiq A dan Inaq A akan dipanggil Papuk B. panggilan ini berlaku

untuk golongan Pruangse dan Bulu Ketujur. Meraka dari golongan Ningrat Mamiq A dan

Mamiq lale A akan dipanggil Niniq A.

b.    Sistem Kekerabatan

Sistem kekerabatan di Tolot-tolot khususnya dan lombok selatan pada umumnya adalah

berdasarkan prinsip Bilateral yaitu menghitung hubungan kekerabatan melalui pria dan

wanita. Kelompok terkecil adalah keluarga batih yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan Anak. Pada

masyarakat lombok selatan ada beberapa istilah antara lain :

1)      Inaq adalah panggilan ego kepada ibu.

2)      Amaq adalah panggilan ego kepada bapak.

3)      Ari adalah panggilan ego kepada adik perempuan atau adik laki-laki.

4)      Kakak adalah panggilan ego kepada saudara sulung laki-laki ataupun perempuan.

5)      Oaq adalah panggilan ego kepada kakak perempuan atau laki-laki dari ibu dan ayah.

6)      Saiq adalah panggilan ego kepada adik perempuan atau laki-laki dari ayah atau ibu.

7)      Tuaq adalah panggilan ego kepada adik laki-laki dari ayah atau ibi.

8)      Pisak adalah panggilan ego kepada anak dari adik/kakak dari ibu.

9)      Pusak adalah panggilan ego kepada anak dari adik/kakak dari ayah.

Untuk masyarakat kaum kerabat di tolot-tolot pada khususnya dan lombok selatan pada

umumnya mencakup  10 generasi ke bawah dan 10 generasi ke atas tersebut sebagai berikut :

Generasi ke Bawah Generasi ke Atas

1.      Inaq/amaq 1.      Anak

2.      Papuk 2.      Bai

3.      Balok 3.      Balok

4.      Tate 4.      Tate

Page 12: allentrpmuniaga.files.wordpress.com  · Web viewKata Pengantar. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat disusun hingga

12

5.      Toker 5.      Toker

6.      Keletuk 6.      Keletuk

7.      Keletak 7.      Keletak

8.      Embik 8.      Embik

9.      Mbak 9.      Ebak

10.  Gantung Siwur 10.  Gantung Siwur

c.    Prosedur dan Prinsip-Prinsip Penyelesaian Konflik

Dalam menyelesaikan konflik melalui sedikitnya 3 fase, yaitu :

1)      Pihak yang dihadiri bersengketa mengemukakan masalahnya masing-masing dengan

dihadiri pula dengan saksi-saksi yang meringankan atau yang memberatkan.

2)      kemudian masing-masing anggota kerame memberikan fatwa berdasarkan hukum adat

dan fatwa agama kepada yang bersangketa agar bersedia berdamai atau menaati hukum

adat yang berlaku.

3)      Setelah proses pemeriksaan (musyawarah) selesai, maka akan diakhiri dengan pemberian

keputusan, yaitu keputusan berupa perdamaian (soloh) atau penjatuhan

hukuman.Kesepakatan damai (soloh) tersebut sangat mengikat baik individu yang

bersengketa mauoun terhadap masyarakat dan oleh karena itu acapkali keputusan

“Soloh “ mempunyai kekuatan hukum yang sangat kuat karena acap kali dijadikan

landasan hukum oleh pengadilan. Keputusan lain yang mungkin dijatuhkan oleh

“Kerama” adalah dengan pemberian hukuman berupa denda dengan mempergunakan

standar uang bolong (kepeng) dan hewan atau dedosan. Sedangkan bagi masyarakat yang

melakukan kesalahan besar seperti Ngeletuhing Jagad-meresahkan dunia, misalnya

perzinaan, penduruan, dan lain-lain, maka hukumannya berupa diasingkan dari masyarakat

(eteh selon).Pemeriksaan atau persidangan kasus-kasus oleh Krama Desa dilakukan secara

terbuka dimana seluruh anggota kerama dan masyarakat boleh menyaksikan baik tua

maupun muda, pria maupun wanita, dan benar-benar dilaksanakan secara kekeluargaan,

suasana silaturrahmi, tidak memihak, dan cepat serta sederhana.

Page 13: allentrpmuniaga.files.wordpress.com  · Web viewKata Pengantar. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat disusun hingga

13

Faktor yang mempengaruhi masyarakat menyelesaikan konfliknya kepada pranata

kultural, yaitu :

1.      Penghormatan kepada sistem nilai hukum adat dan nilai-nilai agama yang meresap di

sanubari masyarakat Sasak yang dikenal sebagai masyarakat yang patuh dan taat

beribadah dan pulaunya dijuluki “Pulau Seribu Masjid”

2.      Adanya penghormatan yang tulus dan tinggi kepada pemuka agama (Tuan Guru). Pemuka

adat dan masyarakat (Penghulu Desa) yang akan mampu menyelesaikan konfliknya secara

damai dan jujur.

3.      Untuk menjaga hubungan silaturrahmi dan menjaga hubungan agar tidak terputus.

4.      Menghindari adanya istilah kalah dan menang dalam perkara yang dapat merugikan kedua

belah pihak.

d.   Prosedur dan Tata cara Perkawinan Suku Sasak

Pada saat resepsi perkawinan, dimana perempuan apabila mereka mau dinikahkan

oleh seorang lelaki maka yang perempuan harus dilarikan dulu kerumah keluarganya dari

pihak laki laki, ini yang dikenal dengan sebutan meracik atau selarian.

Caranya cukup sederhana, gadis pujaan itu tidak perlu memberitahukan kepada kedua

orangtuanya. Bila ingin menikah, gadis itu dibawa. Mencuri gadis dengan melarikan dari

rumah menjadi prosesi pernikahan yang lebih terhormat dibandingkan meminta kepada

orang tuanya. Ada rasa ksatria yang tertanam jika proses ini dilalui. Namun jangan lupa

aturan, mencuri gadis dan melarikannya biasanya dilakukan dengan membawa beberapa

orang kerabat atau teman. Selain sebagai saksi kerabat yang dibawa untuk mencuri gadis

itu sekalian sebagai pengiring dalam prosesi itu. Dan gadis itu tidak boleh dibawa

langsung ke rumah lelaki, harus dititipkan ke kerabat laki-laki.

Setelah sehari menginap pihak kerabat laki-laki mengirim utusan ke pihak keluarga

perempuan sebagai pemberitahuan bahwa anak gadisnya dicuri dan kini berada di satu

tempat tetapi tempat menyembunyikan gadis itu dirahasiakan, tidak boleh diketahui

keluarga perempuan. 'Nyelabar', istilah bahasa setempat untuk pemberitahuan itu, dan itu

dilakukan oleh kerabat pihak lelaki tetapi orangtua pihak lelaki tidak diperbolehkan ikut.

Page 14: allentrpmuniaga.files.wordpress.com  · Web viewKata Pengantar. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat disusun hingga

14

Rombongan 'nyelabar' terdiri lebih dari 5 orang dan wajib mengenakan berpakaian

adat. Rombongan tidak boleh langsung datang kekeluarga perempuan. Rombongan

terlebih dahulu meminta izin pada Kliang atau tetua adat setempat, sekedar rasa

penghormatan kepada kliang, datang pun ada aturan rombongan tidak diperkenankan

masuk ke rumah pihak gadis. Mereka duduk bersila dihalaman depan, satu utusan dari

rombongan itu yang nantinya sebagai juru bicara menyampaikan pemberitahuan.

Setelah selesai proses pernikahan, pihak keluarga lelaki akan mengadakan pesta

perkawinan ataupun di sebagian tempat kedua belah pihak akan megadakan pesta

kemudian di pernhujung hari pesta pihak keluarga lelaki akan membawa rombogan

sebanyak mungkin dengan berpakaian adat dan diiringi musik tradisional untuk

mengiringi kedua mempelai bentandang ke rumah keluarga perempuan. dan setelah

segalanya selesai pihak kelurga lelaki sekali lagi akan bertandang kerumah penganti

perempuan sekali lagi untuk berkenal-kenalan dengan anggota keluarga perempuan. Maka

sempurnalah adat perkawinannya.

4. UNSUR PERALATAN DAN TEKNOLOGI (SUKU SASAK)

a.    Rumah Adat

Sebagai penduduk asli, suku Sasak telah mempunyai sistem budaya sebagaimana tertulis

dalam kitab Nagara Kartha Garna karangan Empu Nala dari Majapahit. Dalam kitab

tersebut, suku Sasak disebut “Lomboq Mirah Sak-Sak Adhi.” Jika saat kitab tersebut

dikarang suku Sasak telah mempunyai sistem budaya yang mapan, maka kemampuannya

untuk tetap eksis sampai saat ini merupakan salah satu bukti bahwa suku ini mampu

menjaga dan melestarikan tradisinya. Salah satu bentuk dari bukti kebudayaan suku

Sasak adalah bentuk bangunan  rumah adatnya.

Rumah adat dibangun berdasarkan nilai estetika dan local wisdom masyarakat,

seperti halnya rumah tradisional suku Sasak di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Suku

Sasak mengenal beberapa jenis bangunan sebagai tempat tinggal dan juga tempat

penyelanggaraan ritual adat dan ritual keagamaan.

Atap rumah Sasak terbuat dari jerami dan berdinding anyaman bambu (bedek).

Lantainya dibuat dari tanah liat yang dicampur dengan kotoran kerbau dan abu jerami.

Seluruh bahan bangunan (seperti kayu dan bambu) untuk membuat rumah adat tersebut

Page 15: allentrpmuniaga.files.wordpress.com  · Web viewKata Pengantar. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat disusun hingga

15

didapatkan dari lingkungan sekitar mereka, bahkan untuk menyambung bagian-bagian

kayu tersebut, mereka menggunakan paku yang terbuat dari bambu. Rumah adat suku

Sasak hanya memiliki satu pintu berukuran sempit dan rendah, dan tidak memiliki

jendela.

Orang Sasak juga selektif dalam menentukan lokasi tempat pendirian rumah.

Mereka meyakini bahwa lokasi yang tidak tepat dapat berakibat kurang baik kepada yang

menempatinya. Misalnya, mereka tidak akan membangun rumah di atas bekas perapian,

bekas tempat pembuangan sempah, bekas sumur, dan pada posisi jalan tusuk sate

atau susur gubug. Selain itu, orang Sasak tidak akan membangun rumah berlawanan arah

dan ukurannya berbeda dengan rumah yang lebih dahulu ada. Menurut mereka, hal

tersebut merupakan perbuatan melawan tabu (maliq-lenget).

Rumah adat suku Sasak pada bagian atapnya berbentuk seperti gunungan,

menukik ke bawah dengan jarak 1,5 sampai 2 meter dari permukaan tanah (fondasi).

Atap dan bubungannya (bungus) terbuat dari alang-alang, dindingnya dari anyaman

bambu (bedek), hanya mempunyai satu berukuran kecil dan tidak ada jendelanya.

Ruangannya dibagi menjadi ruang induk meliputi bale luar ruang tidur dan bale dalem

berupa tempat menyimpan harta benda, ruang ibu melahirkan sekaligus ruang

disemayamkannya jenazah sebelum dimakamkan. Ruangan bale dalem juga dilengkapi

amben, dapur, dan sempare (tempat menyimpan makanan dan peralatan rumah tanggan

lainnya) tersebut dari bambu ukuran 2x2 meter persegi. Kemudian ada sesangkok (ruang

tamu) dan pintu masuk dengan sistem sorong (geser). Di antara bale luar dan bale

dalem ada pintu dan tangga (tiga anak tangga) dan lantainya berupa campuran tanah

kotoran kerbau/kuda, getah, dan abu jerami.

Bangunan rumah dalam komplek perumahan Sasak terdiri dari beberapa macam,

diantaranya adalah Bale Tani, Bale Jajar, Berugag/Sekepat, Sekenam, Bale Bonter, Bale

Beleq Bencingah, dan Bele Tajuk. Dan nama bangunan tersebut disesuaikan dengan

fungsi dari masing-masing tempat.

1)   Bale Tani

Adalah bangunan rumah untuk tempat tinggal masyarakat Sasak yang berprofesi

sebagai petani

Page 16: allentrpmuniaga.files.wordpress.com  · Web viewKata Pengantar. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat disusun hingga

16

2)   Bale Jajar

Merupakan bangunan rumah tinggal orang Sasak golongan ekonomi menengan ke

atas. Bentuk Bale Jajar hampir sama dengan Bale Tani, yang membedakan adalah

jumlah dalem balenya.

3)   Sekepat

Berfungsi sebagai tempat menerima tamu, karena menurut kebiasaan orang Sasak,

tidak semua orang boleh masuk rumah. Berugaq / sekupat juga digunakan pemilik

rumah yang memiliki gadis untuk menerima pemuda yang datang midang (melamar).

4)   Sekenam

Digunakan sebagai tempat kegiatan belajar mengajar tata krama, penanaman nilai-

nilai budaya dan sebagai tempat pertemuan internal keluarga.

5)   Bale Bonter

Dipergunakan sebagai ternopat pesangkepan / persidangan adat, seperti: tempat

penyelesaian masalah pelanggaran hukum adat, dan sebagainya. Umumnya bangunan

ini dimiliki oleh para perkanggo /Pejabat Desa, Dusun/kampung.

6)   Bale Beleq Becingah

Adalah salah satu sarana penting bagi sebuah Kerajaan. Bale Beleqdiperuntukkan

sebagai tempat kegiatan besar Kerajaan sehingga sering juga disebut “Becingah”.

7)   Bale Tajuk

Merupakan salah satu sarana pendukung bagi bangunan rumah tinggal yang memiliki

keluarga besar. Tempat ini dipergunakan sebagai tempat pertemuan keluarga besar

dan pelatihan macapat takepan, untuk menambah wawasan dan tata krama.

8)   Bale Gunung Rate

Bale gunung rate biasanya dibangun oleh masyarakat yang tinggal di lereng

pegunungan, sedangkan bale balaq dibangun dengan tujuan untuk menghindari

banjir, oleh karena itu biasanya berbentuk rumah panggung.

b.    Benda-benda

1)   Sabuk Belo

Sabuk belo adalah sabuk yang panjangnya 25 meter dan merupakan warisan turun

temurun masyarakat Lombok khususnya yang berada di Lenek Daya.

Page 17: allentrpmuniaga.files.wordpress.com  · Web viewKata Pengantar. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat disusun hingga

17

2)   Gendang Beleq

Salah satu alat musik berupa gendang berbentuk bulat dengan ukuran yang

besar. Gendang beleq ini tediri dari 2 jenis yang disebut gendang mama (yang

dimainkan oleh laki-laki) dan gendang nina (yang dimainkan oleh perempuan).

Konon, pada jaman dahulu, musik Gendang Beleq digunakan untuk mengantar

prajurit yang hendak berangkat berperang. Sekarang alat musik ini sering digunakan

untuk mengiringi rombongan pengantin atau menyambut tamu-tamu kehormatan.

Gendang ini digunakan sebagai pembawa dinamika dalam kesenian Gendang Beleq.

3)   Ende

Sebuah perisai yang terbuat dari kulit lembu atau kerbau. Ende (perisai) ini

dipergunakan dalam kesenian bela diri yang disebutPeriseian. Periseian adalah

kesenian bela diir yang sudah ada sejak jaman kerajaan-kerajaan di Lombok,

awalnya dalah semacam latihan pedang dan perisai sebelum berangkat ke medan

pertempuran.

4)   Peralatan Untuk Bekerja

Masyarakat sasak memiliki alat-alat penunjang untuk mereka bekerja, antara lain

pacul (tambah), bajak (tenggalae), alat untuk meratakan tanah (rejak), parang,

kodong, ancok dan lain sebagainya. Alat-alat tersebut digunakan masyarakat sasak

untuk bekerja, baik sebagai petani, berkebun atau berladang.

5)   Peralatan Untuk Membangun Rumah

Peralatan-peralatan yang digunakan masyarakat suku sasak untuk membangun

rumah adat mereka antara lain jerami dan alang-alang yang digunakan untuk

membuat atap rumah mereka, bedek (anyaman dari bambu yang digunakan untuk

membuat dinding), kayu-kayu penyangga, getah pohon kayu bantem dan bajur,

kotoran kerbau atau kuda sebagai bahan campuran untuk mengeraskan lantai, abu

jerami yang digunakan sebagai campuran mengeraskan lantai.

5. UNSUR SISTEM MATA PENCAHARIAN (SUKU SASAK)

Sistem Mata Pecaharian Suku Sasak

Secara tradisional mata pencaharian terpenting dari sebagian besar orang Sasak

adalah dalam lapangan pertanian. Dalam lapangan pertanian mereka bertanam padi

Page 18: allentrpmuniaga.files.wordpress.com  · Web viewKata Pengantar. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat disusun hingga

18

sawah, padi ladang, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kedele, sorgum. Selain itu,

mereka mengusahakan kebun kelapa, tembakau, kopi, tebu. Perternakan merupakan mata

pencaharian sambilan. Mereka beternak sapi, kerbau dan unggas. Mata pencaharian lain

adalah usaha kerajinan tangan berupa anyaman, barang-barang dari rotan, ukir-ukiran,

tenunan, barang dari tanah liat, barang logam, dan lain-lain. Di daerah pantai mereka juga

menjadi nelayan. Dalam rangka mata pencaharian tadi mereka menggunakan teknologi

berupa pacul (tambah), bajak (tenggale), parang, alat untk meratakan tanah

(rejak), kodong, ancok, dan lain-lain.

Menurut data dari pemerintah Lombok Timur, mata pencaharian penduduk di

Kabupaten Lombok Timur sebagian besar dari sektor pertanian (59,55 %), selebihnya

dari sektor perdagangan, hotel , restauran 11,95 %; jasa-jasa 9,14 %; industri 8,83 % dan

lain-lain 10,53 %. Keadaan ini juga diperlihatkan dari pola penggunaan lahan yang ada,

yaitu permukiman 5,01 %; pertanian (sawah, lahan kering, kebun, perkebunan) 48 %;

hutan 34 %; tanah kosong (tanduns, kritis) 1 %; padang (alang, rumput dan semak) 9 %;

perairan 0,6 %; pertambangan 0,2 % dan lain-lain penggunaan 5 %.

Salah satu yang menjadi ciri khas dari suku sasak di Lombok – Nusa Tenggara

Barat adalah para wanita suku Sasak yang pandai menenun. Hasil tenun yang terkenal

yaitu Tenun Ikat yang dihasilkan oleh tangan-tangan terampil wanita suku sasak. Bagi

masyarakat suku sasak, kedewasaan wanita yang siap untuk berkeluarga dapat dilihat dari

seberapa pandai wanita tersebut membuat kain tenun ikat. Ini bisa dijadikan acuan bahwa

wanita suku sasak yang sudah pandai menenun, dia sudah dianggap menjadi wanita

dewasa dan layak berkeluarga. Keahlian menenun juga akan berdampak baik bagi

kehidupan keluarga nantinya. Dengan pandai menenun, wanita suku sasak dapat

membantu perekonomian keluarga yang biasanya para lelaki suku sasak hanya

mendapatkan uang dari hasil berkebun atau berladang.

Kain tenun yang dihasilkan oleh suku sasak , Lombok – Nusa Tenggara Barat

dibuat dengan cara-cara yang masih sangat tradisional. Alat-alat tradisional yang mereka

pakai masih tetap sama seperti apa yang digunakan oleh nenek moyang mereka. Bahan-

bahan yang digunakam juga berasal dari alam.

Mereka menggunakan benang-benang yang berasal dari serat-serat tumbuhan

seperti serat nanas, serat pisang, kapas dan dari kulit kayu. Warna-warni dari kain berasal

Page 19: allentrpmuniaga.files.wordpress.com  · Web viewKata Pengantar. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat disusun hingga

19

dari warna alami tanpa ada campuran bahan kimia, namun dengan itu membuat kualitas

kain tenun ikat yang dihasilkan masyarakat suku sasak memiliki kualitas yang buruk,

justru karena keunikan dan kekhasannya yang berasal dari alam, kain tenun hasil

masyarakat suku sasak bernilai kualitas dan harga tinggi.

Pada awalnya, kerajinan tenun ikat digunakan untuk busana pesta, busana

pemimpin adat, maupun busana kaum bangsawan. Namun seiring perkembangan jaman,

kedudukan tenun ikat ini meluas menjadi salah satu komoditi dari suku Sasak. Dan selain

sebagai mata pencaharian sehari-hari, kegiatan menenun ini juga mereka jadikan sebagai

daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung, baik wisatawan local maupun wisatawan

mancanegara sangat meminati kain tenun ikat buatan masyarakat suku sasak ini.

6. UNSUR RELIGI (SUKU SASAK)

Sistem Religi

Sebagian besar penduduk pulau Lombok terutama suku

Sasak menganut agama Islam. Agama kedua terbesar yang dianut di pulau ini adalah

agama Hindu, yang dipeluk oleh para penduduk keturunan Bali yang berjumlah sekitar

15% dari seluruh populasi di sana. Penganut Kristen, Buddha dan agama lainnya juga

dapat dijumpai, dan terutama dipeluk oleh para pendatang dari berbagai suku dan etnis

yang bermukim di pulau ini. Organisasi keagamaan terbesar di Lombok adalah Nahdlatul

Wathan (NW), organisasi ini juga banyak mendirikan lembaga pendidikan Islam dengan

berbagai level dari tingkat terendah hingga perguruan tinggi.

Di Kabupaten Lombok Utara, tepatnya di daerah Bayan, terutama di kalangan

mereka yang berusia lanjut, masih dapat dijumpai para penganut aliran Islam Wetu

Telu (waktu tiga). Tidak seperti umumnya penganut ajaran Islam yang

melakukan salat lima kali dalam sehari, para penganut ajaran ini

mempraktikan salat wajib hanya pada tiga waktu saja. Konon hal ini terjadi karena

penyebar Islam saat itu mengajarkan Islam secara bertahap dan karena suatu hal tidak

sempat menyempurnakan dakwahnya.

Kepercayaan Masayarakat Sasak

Boda adalah nama dari kepercayaan asli Suku Sasak, beberapa menyebutnya Sasak Boda.

Page 20: allentrpmuniaga.files.wordpress.com  · Web viewKata Pengantar. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat disusun hingga

20

Walapun ada kesamaan pelafalan dengan Buddha, Boda tidak memiliki kesamaan dan

hubungan dengan Buddhisme.

Orang Sasak yang menganut kepercayaan Boda tidak mengenal dan mengakui

Sidharta Gautama (Sang Buddha) sebagai figur utama. Agama Boda orang Sasak ini

justru ditandai dengan penyembahan roh-roh leluhur mereka sendiri dan juga percaya

terhadap berbagai.

Kerajaan Majapahit masuk ke Lombok dan membawa serta budayanya. Hindu-

Buddha Majapahit pun kemudian dikenal oleh Suku Sasak. Di akhir abad ke 16 hingga

abad ke 17 awal perkembangan agama Islam menyentuh pulau Lombok. Salah satunya

karena peran Sunan Giri. Setelah perkembangan Islam, kepercayaan Suku Sasak sebagian

berubah dari Hindu menjadi penganut Islam.

Berdasarkan sistem kepercayaan Suku Sasak pada masa-masa selanjutnya,

kemudian dapat diklasifikasikan tiga kelompok utama; Boda, Wetu Telu, dan Islam

(Wetu Lima).

Penganut Boda sebagai komunitas kecil yang berdiam di wilayah pegunungan

utara dan di lembah-lembah pegunungan Lombok bagian selatan. Kelompok Boda ini

konon adalah orang-orang Sasak yang dari segi kesukuan, budaya, dan bahasa menganut

kepercayaan asli. Mereka menyingkir ke daerah pegunungan melepaskan diri dari

islamisasi di Lombok.

Sedangkan Agama Wetu telu awalnya memiliki ciri sama dengan Hindu-Bali dan

Kejawen. Di antara unsur-unsur umum, peran leluhur begitu menonjol. Hal itu didasarkan

pada pandangan yang berakar pada kepercayaan tentang kehidupan senantiasa mengalir.

Pada perkembangannya Wetu telu justru lebih dekat dengan Islam. Konon,

sekarang hampir semua desa suku Sasak sudah menganut Agama Islam lima waktu dan

meninggalkan Wetu telu sepenuhnya. Sementara sinkretisme Islam-Wetu telu kini

berkembang terbatas di beberapa bagian utara dan selatan Pulau Lombok. Meliputi

Bayan, dataran tinggi Sembalun, Suranadi di Lombok Timur, Pujut di Lombok Tengah,

dan Tanjung di Lombok Barat.

Page 21: allentrpmuniaga.files.wordpress.com  · Web viewKata Pengantar. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat disusun hingga

21

Istilah Islam-Wetu Telu diberikan karena penganut kepercayaan ini beribadah tiga

kali di bulan puasa, yaitu waktu Magrib, Isya, dan waktu Subuh. Di luar bulan puasa,

mereka hanya satu hari dalam seminggu melakukan ibadah, yaitu pada hari Kamis dan

atau Jumat, meliputi waktu Asar. Untuk urusan ibadah lainnya biasanya dilakukan oleh

pemimpin agama mereka; para kiai dan penghulu.

Para penganut Islam-Wetu telu membangun Masjid (tempat ibadah) mereka

dengan gaya arsitektur khas Suku Sasak; dari kayu dan bambu, dengan bagian atapnya

terbuat dari jenis alang-alang atau sirap dari bambu.

Dengan denah berbentuk persegi empat dan bagian atap seperti piramid

bertumpang yang disangga dengan tiang-tiang, beberapa ahli menilai arsitektur masjid ini

mirip dengan Arsitektur masjid lama di Ternate dan Tidore.

7. UNSUR SENI (SUKU SASAK)

Sistem Kesenian Suku Sasak

Masyarakat Suku Sasak merupakan salah satu dari sekian ribu suku yang tak

kalah kreatif, banyak hasil-hasil karya suku tersebut selain dari sisi kerajinan maupun

yang bernilai kesenian yang bersifat menghibur.

a.         Tari gandrung merupakan tari pergaulan muda mudi dan bersifat hiburan, struktur

penyajiannya terbagi menjadi empat bagian:

1)      Bapangan mengambarkan seorang gadis yang ingin menarik perhatian lawan

jenisnya dengan memperlihatkan kemampuannya sendiri.

2)      Tangis penggambaran perasaan rindu pada seorang untuk diajak berkomunikasi,

diungkapkan lewat lirik lagu. Penepekan, memilih seorang yang disenangi untuk

diajak menari, calon penari yang terpilih dinyatakan dengan sentuhan kipas oleh

penari gandrung.

3)      Pengibingan, yaitu menari bersama antara penari dengan penonton yang ditepek atau

terkena kipas. Penari memakai busana kain panjang baju , kemben, gelung, ampok-

ampok, bapang dan membawa property kipas, pada bagian gelung dilengkapi

dengan semacam senjat dari bambu yang diruncingkan, gunanya untuk melindungi

dari gangguanpasangan menari yang nakal.

Page 22: allentrpmuniaga.files.wordpress.com  · Web viewKata Pengantar. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat disusun hingga

22

b.      Gendang beleq Merupakan alat musik tabuh yang berbentuk bulat panjang, biasanya

digunakan pada saat tradisi nyongkolan, gendang belek juga dilengkapi dengan gon,

terumpaq dan seruling.

c.       Peresean

Presean adalah salah salah satu kekayaan budaya bumi gogo rancah (lombok). Acara

ini berupa pertarungan dua lelaki Sasak bersenjatakan tongkat rotan (penjalin) serta

berperisai kulit kerbau tebal dan keras (ende).Petarung biasa disebut pepadu. Presean

bermula dari luapan emosi para prajurit jaman kerajaan taun jebot (dahulu kala)

sehabis mengalahkan lawan di medan perang. Acara tarung presean ini juga

diadakan untuk menguji keberanian/nyali lelaki sasak yang wajib jantan dan heroik

saat itu.

Uniknya dari pertarungan presean, pesertanya tidak pernah dipersiapkan secara

khusus.Pepadu atau petarung dicomot (diambil) dari penonton yang mau adu nyali dan

ketangguhan mempermainkan tongkat rotan dan perisai yang disediakan.Penonton/calon

peserta bisa mengajukan diri atau dipilih oleh wasit pinggir (pakembar sedi). Setelah

mendapat lawan, pertarungan akan dimulai dan dimpimpin oleh wasit tengah (pekembar).

Duel dua pepadu diadakan dalam lima ronde, pemenangnya ditentukan oleh hasil

nilai yang diperoleh atau salah satu pepadu bocor kepala, bedarah-darah, atau kibar

bendera putih.

Uniknya, di sela-sela pertarungan para pepadu plus para wasit harus menari jika

musik dimainkan.Mungkin maksudnya untuk melepas ketegangan selama jalannya

Page 23: allentrpmuniaga.files.wordpress.com  · Web viewKata Pengantar. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat disusun hingga

23

pertandingan. Tarian rotan dari Lombok ini  sudah dikenal masyarakat Sasak secara turun

temurun. Awalnya merupakan sebuah bagian dari upacara adat  yang menjadi ritual untuk

memohon hujan ketika kemarau panjang. Sebuah tradisi-yang dalam perkembangan

kemudian-sekaligus berfungsi sebagai hiburan yang banyak diminati.Sebagai salah satu

upaya melestarikan budaya daerah, Presean Lombok pun mulai sering dilombakan.

Pertandingan diakhir dengan salam dan pelukan persahabatan antar petarung. Tanda tiada

dendam dan semua hanyalah permainan.

  Pertunjukan Musik

         Gendang Beleq

Disebut Gendang Beleq karena salah satu alatnya adalah gendang beleq (gendang besar).

Orkestra ini terdiri atas dua buah gendang beleq yang disebut gendang mama (laki-laki)

dan gendang nina (perempuan), berfungsi sebagai pembawa dinamika.

         Kesenian slober

Kesenian slober adalah salah satu jenis musik tradisional Lombok yang tergolong

cukup tua, alat-alat musik nya sangat unik dan sederhana yang terbuat dari pelepah enau

yang panjang nya 1 jengkal dan lebar 3 cm.

Kesenian slober didukung juga dengan peralatan lainnya yaitu gendang, petuk, rincik,

gambus, seruling. Nama kesenian slober diambil dari salah seorang warga desa

Pengadangan Kecamatan Pringgasela yang bernama Amaq Asih alias Amaq

Slober.Kesenian ini salah satu kesenian yang masih eksis sampai saat ini yang biasanya

dimainkan pada setiap bulan purnama.

c.       Pertunjukan sastra

Memaos atau membaca lontar yaitu lomba menceritakan hikayat kerajaan masa

lampau, satu kelompok pepaos terdiri dari 3-4 orang, satu orang sebagai pembaca, satu

orang sebagai pejangga dan satu or-ang sebagai pendukung vokal.

Tujuan pembacaan cerita ini untuk mengetahui kebudayaan masa lampau dan

menanamkan nilai-nilai budaya generasi penerus. Kesenian memaos ini keberadaannya

hampir punah sehingga periu diangkat kembali sebagai asset budaya daerah dan dapat

dijadikan sebagai daya tarik wisata khususnya wisata budaya.

Page 24: allentrpmuniaga.files.wordpress.com  · Web viewKata Pengantar. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat disusun hingga

24

Problematika Kebudayaan Suku Sasak

Nilai budaya yang berkaitan dengan hubungan antar manusia,  terdapat tiga

kemungkinan, yaitu: nilai budaya yang lebih mementingkan hubungan vertikal antara

manusia dengan sesamanya. Nilai budaya seperti ini dicirikan oleh kecenderungan

masyarakat berpedoman pada tokoh-tokoh masyarakat,  orang-orang yang dianggap senior

atau orangorang yang menjadi atasannya. Berikutnya adalah nilai budaya yang lebih

mementingkan hubungan horizontal antara manusia dengan sesamanya; dimana manusia

merasa sangat tergantung kepada sesamanya, sehingga senantiasa menjaga hubungan baik

dengan sesamanya. Nilai budaya seperti ini dicirikan oleh menonjolnya aktivitas

masyarakat dalam kegiatan gotong royong dan tolong menolong. Selain itu, ada nilai

budaya yang tidak membenarkan bahwa manusia hidup harus tergantung pada orang lain.

Masyarakat dengan nilai budaya seperti ini sangat individualis, mandiri, dan senantiasa

berusaha mencapai tujuannya dengan sedikit mungkin melibatkan orang lain.

Pengaruh Pariwisata Terhadap Budaya Lokal

Pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara,

dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau

keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam,

dan ilmu (Spillane,1987:21).

Perkembangan pariwisata berpengaruh positif dan signifikan terhadap budaya

lokal, dimana terlihat pada pariwisata dapat memacu motivasi kreativitas untuk berkarya

lebih inovatif dan lebih variatif sesuai dengan kebutuhan pariwisata dan meningkatnya

persaingan bisnis. Dapat mengetahui budaya dari berbagai negara terutama melalui

berbagai pesanan karya seni selain yang di hasilkan oleh masyarakat lokal. Dan

berpengaruh negatif, yang terlihat pada masyarakat yang dulunya hidup sederhana menjadi

pola hidup konsumtif, di mana masyarakatnya hampir semua menerapkan pola hidup

mewah dan pola hidup instan dalam mengejar prestise, dan berkurangnya sifat

kebersamaan karena adanya pengaruh budaya barat terutama tuntutan dari pengerjaan

kerajinan modern yang lebih bersifat individual tidak seperti dalam pengerjaan kerajinan

tradisional yang lebih bersifat komunal atau secara berkelompok.

Page 25: allentrpmuniaga.files.wordpress.com  · Web viewKata Pengantar. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat disusun hingga

25

Pada masyarakat lokal Suku Sasak nilai budaya yang berkembang sebelum masuk

pariwisata, cenderung lebih mementingkan hubungan horizontal, dibandingkan hubungan

vertikal atau individual. Dalam banyak hal memang masyarakat masih banyak tergantung

pada orang-orang yang ditokohkan, seperti tokoh agama yang disebut ”Tuan Guru” atau

”Ustaz” atau tokoh-tokoh adat yang disebut ”keliang”  atau tokoh-tokoh formal, seperti

Kepala Desa, Camat atau Bupati. Namun ketergantungan masyarakat terhadap tokoh-tokoh

masyarakat tersebut, masih dalam lingkup terbatas, yaitu pada bidang kegiatan yang

dilakukan oleh tokoh-tokoh masyarakat itu. 

Dalam kehidupan sehari-hari; masyarakat lebih mementingkan hubungan horizontal

yang terlihat dari aktivitas gotong royong dan tolong menolong yang dilakukan. Untuk

mendapatkan gambaran tentang aktivitas gotong royong dan tolong menolong, sebelum dan

setelah berkembang pariwisata, dapat disimak dari penuturan Djohan Bachry (46 tahun,

Dosen Fakultas Pertanian yang pernah melakukan penelitian di Kawasan Senggigi)

berikut : ”menyangkut solidaritas sosial atau saling tolong menolong antara  sesama warga

tidak banyak mengalami perubahan antara sebelum dengan setelah berkembang pariwista.

Misalnya jika salah seorang warga mengalami kematian, maka solidaritas sosial muncul

secara spontan. Hal ini ditunjukkan melalui kepedulian untuk turut terlibat dalam proses

penanganan masalah yang berhubungan dengan kematian tersebut. Bila warga mendengar

kematian salah seorang warga, maka sudah menjadi tradisi ibu-ibu akan pergi melayat ke

rumah ”ahlul musibah” dengan membawa segantang beras yang dalam istilah lokal disebut

”belangar”. Sementara kaum pria dewasa akan melibatkan diri dalam pembuatan keranda

jenazah yang disebut ”korong batang”, kemudian memandikan jenazah, mensholatkan, dan

mengantarnya ke pemakaman. Solidaritas sosial terus berlanjut sampai sembilan malam,

yaitu melakukan acara tahlilan di rumah duka. Solidaritas sosial seperti ini masih berlanjut

sampai sekarang. Hal yang mengalami pergeseran atau perubahan yang cukup signifikan

adalah pada cara menyikapi kematian tersebut. Dulu sebelum masuk pariwisata, kalau ada

warga yang meninggal dunia, maka warga sekampung tidak dibenarkan bahkan ditabukan

untuk bekerja ke luar kampung. Tapi sekarang, hal tersebut tidak terlalu mengikat; yang

masih mengikat adalah kewajiban untuk turut dalam acara pemakaman dan tahlilan selama

sembilan malam”.

Page 26: allentrpmuniaga.files.wordpress.com  · Web viewKata Pengantar. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat disusun hingga

26

Akibat lain dari berkembangnya pariwisata terhadap suku sasak adalah semakin

melebarnya arus modernisasi yang membawa pada rusaknya moral generasi muda suku

sasak karena melalui modernisasi ini sudah tampak disuku sasak dengan adanya

pembangunan hotel-hotel dan kafe-kafe, bahkan sekarang pulau Lombok pun dikenal

sebagai “Party Island” oleh para turis mancanegara. Pesta musik di tepi pantai, lampu-

lampu disko dengan musik gemerlap pun menghiasi setiap hotel,Bar dan pantai-pantai

setiap malamnya. Artinya sedikit demi sedikit Budaya hidup barat mulai menggusur

tatanan hidup masyarakat khususnya generasi muda. Inilah pulau Lombok, pulau seribu

mesjid. Apa yang daerah ini pertahankan dan banggakan setelah alam, budaya, agama, dan

manusia telah tergadai oleh keadaan itu, belum lagi ketidak pedulian pemerintah terhadap

keberlangsungan tradisi lokal Suku Sasak yang membuat semakin terkikisnya budaya Suku

Sasak ini.

Page 27: allentrpmuniaga.files.wordpress.com  · Web viewKata Pengantar. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat disusun hingga

27

DAFTAR PUSTAKA

http://lilianyratna.blogspot.co.id/2014/12/analisa-kebudayaan-suku-sasak.html

http://unj-pariwisata.blogspot.co.id/2012/05/bab-iii-sistem-pengetahuan-suku-sasak.html

http://arismansomantri.blogspot.co.id/2014/09/suku-sasak-di-lihat-dari-7-unsur.html?m=1

https://btiasanshary.wordpress.com/2015/11/18/7-unsur-kebudayaan-menurut-para-ahli/

http://sebmanida.blogspot.co.id/2013/10/7-unsur-kebudayaan-dalam-antropologi_857.html

http://ips-mrwindu.blogspot.co.id/2015/03/unsur-unsur-budaya-universal.html