Upload
khangminh22
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
TUGAS PRA DESAIN PABRIK MINYAK KAYU PUTIH DARI DAUN KAYU PUTIH DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 250 TON/TAHUN Oleh :
EGI DEWANTARI 2031710017
YEMIMA WIATMOKO 2031710061
Dosen Pembimbing :
ANNI RAHMAT, S.T., M.T.
(NIP 8318300)
Departemen Teknik Kimia
Universitas Internasional Semen Indonesia
Gresik
2021
TUGAS PRA DESAIN PABRIK KIMIA
MINYAK KAYU PUTIH DARI DAUN KAYU
PUTIH DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 250
TON/TAHUN
1. Nama : EGI DEWANTARI
NIM : 2031710017
2. Nama : YEMIMA WIATMOKO
NIM : 2031710061
PROGRAM SARJANA
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS INTERNASIONAL SEMEN INDONESIA
GRESIK
2021
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
i
ABSTRAK
Penyulingan essential oil dari daun kayu putih dirancang dengan kapasitas
250ton/tahun dan akan didirikan di DawarBlandong Kabupaten Mojokerto. Pabrik
ini dirancang untuk beroperasi selama 330 hari dalam setahun. Bahan baku yang
digunakan yaitu daun kayu putih dan MgSO4 diwilayah Mojokerto. Perencanaan
pabrik minyak kayu putih ini akan didirikan pada tahun 2023 dengan jumlah
karyawan 44 orang.
Pada perencanaan pabrik minyak kayu putih ini terdapat beberapa tahapan
untuk memperoleh produk yang dihasilkan. tahap pertama yaitu tahapan
pengambilan bahan baku, kemudian tahapan destilasi dengan uap air (direct steam
distillation), lalu tahapan pendinginan dan pemisahan air dan minyak, dan yang
terakhir yaitu tahapan purifikasi atau pemurnian minyak. Tedapat beberapa proses
dalam penyulingan minyak kayu putih namun proses yang digunakan dalam
perancangan pabrik ini yaitu direct steam destillation.
Pabrik yang akan didirikann mempunyai bentuk perusahaan perseroan
terbatas dan struktur organisasi system line and staff. Perhitungan yang diperoleh
dari evaluasi ekonomi sebagai berikut : ROI sebelum pajak sebesar 14,72 % dan
sesudah pajak adalah 11,039 %, BEP sebesar 59,84 %, Internal Rate of Return
(IRR) Pabrik terhitung 41,25%, dan Pay Out Time (POT) untuk Pabrik kembali
modal 4,8 tahun.
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Tugas Pra Desain Pabrik Kimia dengan judul :
PRA DESAIN PABRIK MINYAK KAYU PUTIH DARI DAUN KAYU
PUTIH DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 250 TON/TAHUN
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik pada
Program Studi Teknik Kimia Universitas Internasional Semen Indonesia.
Oleh :
Egi Dewantari 2031710017
Yemima Wiatmoko 2031710061
Telah diujikan dan diperbaiki sesuai dengan masukan-masukan dari dosen penguji
sebagai berikut :
1. Penguji 1 : Fandi Angga Prasetya, S.Si., M.Si. ______________________
2. Penguji 2 : Yuni Kurniati, S.T., M.T ______________________
Pada Tanggal : 03 Agustus 2021
Gresik, 03 Agustus 2021
Dosen Pembimbing
Anni Rahmat, S.T., M.T.
NIP. 8318300
Mengetahui,
Koordinator Tugas Pra Desain Pabrik Kimia
Mala Hayati Nasution, S.T., M.T.
NIP. 8419315
Gresik, 06 September 2021
24
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
iii
Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa nama yang disebut di
bawah ini :
1. Egi Dewantari 2031710017
2. Yemima Wiatmoko 2031710061
Telah menyelesaikan Laporan Tugas Pra Desain Pabrik Kimia dengan judul :
“PRA DESAIN PABRIK MINYAK KAYU PUTIH DARI DAUN KAYU
PUTIH DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 250 TON/TAHUN”
Mahasiswa tersebut diperkenankan mengikuti Ujian Tugas Pra Desain Pabrik
Kimia yang akan dilaksanakan pada tanggal 24 Agustus 2021
Dosen Penguji :
1. Penguji 1 : Fandi Angga Prasetya, S.Si., M.Si. ______________________
2. Penguji 2 : Yuni Kurniati, S.T., M.T ______________________
Gresik, 24 Agustus 2021
Dosen Pembimbing
Anni Rahmat, S.T., M.T.
NIP. 8318300
Mengetahui,
Koordinator Tugas Pra Desain Pabrik Kimia
Mala Hayati Nasution, S.T., M.T.
NIP. 8419315
0303
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan
Tugas Pra Desain Pabrik Kimia yang berjudul “Judul Pra Desain Pabrik Kimia”.
Laporan ini dibuat sebagai prasyarat kelulusan mata kuliah CE1J524 Tugas Pra
Desain Pabrik Kimia yang merupakan salah satu mata kuliah tugas akhir di Program
Sarjana Departemen Teknik Kimia, Universitas Internasional Semen Indonesia
(UISI).
Penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak
yang telah membantu penyusunan laporan ini yaitu :
1. Bapak Anni Rahmat, S.T., M.T. sebagai dosen pembimbing atas segala
bimbingan, arahan, saran dan ide.
2. Dosen pengajar Departemen Departemen Teknik Kimia, Universitas
Internasional Semen Indonesia (UISI) atas segala bantuan.
3. Orang tua dan keluarga atas segala dukungan, perhatian dan doa.
Penulis senantiasa mengharapkan masukan, saran dan kritik demi peningkatan
kualitas laporan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan terutama dalam bidang desain pabrik kimia di Indonesia.
Gresik, 03 Agustus 2021
Penulis
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
BAB II SELEKSI DAN URAIAN PROSES ....................................................... 12
2.1 Jenis-jenis Proses .................................................................................... 12
2.1.1 Destilasi dengan Sistem Rebus (Water Distillation) ....................... 12
2.1.1 Destilasi dengan air dan uap atau sistem kukus (water and steam
distillation) ..................................................................................................... 13
2.1.2 Penyulingan dengan uap air (Direct steam destillation) ................. 14
2.2 Pemilihan Proses .................................................................................... 15
2.2.1 Perbandingan Proses Water Distillation, Water and Steam
Distillation, dan Direct Steam Distillation .................................................... 16
2.2.2 Gambaran Proses Direct Steam Distillation ................................... 16
2.3 Deskripsi Proses ..................................................................................... 16
2.3.1 Tahapan Pengambilan Bahan Baku ................................................ 17
2.3.2 Tahapan Destilasi dengan Uap Air (Direct Steam Distillation)...... 17
2.3.2.1 Pembuatan Uap (Steam Generation) ........................................... 17
2.3.2.2 Penyulingan Daun ....................................................................... 17
2.3.3 Tahapan Pendinginan dan Pemisahan Air dan Minyak .................. 18
2.3.4 Tahapan Purifikasi atau Pemurnian Minyak ................................... 19
BAB III DASAR PERANCANGAN ................................................................... 23
3.1 Kapasitas Pabrik ..................................................................................... 23
3.1 Bahan Baku ............................................................................................ 24
3.2 Produk .................................................................................................... 25
3.3 Lokasi Pabrik .......................................................................................... 26
3.4 Aspek Keselamatan ................................................................................ 31
3.5.1 Bahan Baku ..................................................................................... 31
3.5.1.1 Daun Kayu Putih ......................................................................... 31
3.5.1.2 Magnesium Sulfat (MgSO4) ........................................................ 31
3.5.1.3 Produk ......................................................................................... 32
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
vi
BAB IV DASAR – DASAR PENYUSUNAN NERACA MASSA DAN
NERACA ENERGI ........................................................................................ 33
4.1 Reaksi Pembentukan Produk .................................................................. 33
4.2 Asumsi Dalam Perhitungan Neraca Massa dan Energi Pada Alat Proses . 33
4.2.1 Daun Storage ................................................................................... 53
4.2.2 Steam Distillation Tank ................................................................... 53
4.2.3 Kondensor ....................................................................................... 54
4.2.4 Dekanter .......................................................................................... 54
4.2.5 Mixed Crude Essential Oil .............................................................. 53
4.2.6 MgSO4 Storage ............................................................................... 53
4.2.7 Pompa .............................................................................................. 54
4.2.8 Heater .............................................................................................. 54
4.2.9 Water Dehydration Tank ................................................................. 53
4.2.10 Water Storage ................................................................................. 53
4.2.11 Pure Essential Oil Storage .............................................................. 54
4.2.12 Deaerator ........................................................................................ 54
4.2.13 Chiller ............................................................................................. 53
4.2.14 Kolom Fraksinasi ............................................................................ 53
4.3 Perhitungan Neraca Massa ...................................................................... 33
4.4 Perhitungan Neraca Energi ...................................................................... 33
4.5 Process Flow Diagram ........................................................................... 33
BAB V SPESIFIKASI PERALATAN ............................................................... 33
5.1 Unit Reaktor ........................................................................................... 53
5.1.1 Spesifikasi Reaktor.......................................................................... 53
5.1.2 Dasar Perancangan Steam Distillation Tank ................................... 53
5.1.3 Asumsi Perhitungan ........................................................................ 54
5.1.4 Spesifikasi Alat Steam Distillation ................................................. 54
5.2 Unit Pemisahan dan Pencampuran ......................................................... 57
5.2.1 Dekanter .......................................................................................... 57
5.2.1.1 Dasar Perancangan Dekanter ....................................................... 58
5.2.1.2 Asumsi Perhitungan .................................................................... 58
5.2.1.3 Spesifikasi Alat Dekanter ............................................................ 58
5.2.2 Kolom Fraksinasi ............................................................................ 59
5.2.2.1 Dasar Perancangan Kolom Fraksinasi ......................................... 60
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
vii
5.2.2.2 Asumsi Perhitungan .................................................................... 60
5.2.2.3 Spesifikasi Alat Kolom Fraksinasi .............................................. 60
5.2.3 Mixed Crude Essential Oil Tank ..................................................... 62
5.2.3.1 Dasar Perancangan Mixed Crude Essential Oil Tank.................. 62
5.2.3.2 Asumsi Perhitungan .................................................................... 62
5.2.3.3 Spesifikasi Alat Mixed Crude Essential Oil Tank ....................... 62
5.2.4 Water Dehydration Tank ................................................................. 64
5.2.4.1 Dasar Perancangan Water Dehydration Tank ............................. 64
5.2.4.2 Asumsi Perhitungan Water Dehidration Tank ............................ 64
5.2.4.3 Spesifikasi Alat Water Dehydration Tank ................................... 64
5.2.5 Deaerator ........................................................................................ 66
5.2.5.1 Dasar Perancangan Deaerator ..................................................... 66
5.2.5.2. Asumsi Perhitungan Deaerator ............................................... 66
5.2.3.1 Spesifikasi Alat Deaerator .......................................................... 67
5.3 Unit Penukar Panas ................................................................................. 68
5.3.1 Heater .............................................................................................. 68
5.3.1.1 Dasar Perancangan Heater (E-211) ............................................. 68
5.3.1.2 Asumsi Perhitungan Heater (E-211) ........................................... 69
5.3.1.3 Spesifikasi Alat Heater (E-211) .................................................. 69
5.3.1.4 Dasar Perancangan Heater (E-219) ............................................. 70
5.3.1.5 Asumsi Perhitungan Heater (E-219) ........................................... 71
5.3.1.6 Spesifikasi Alat Heater (E-219) .................................................. 71
5.3.2 Kondensor ....................................................................................... 72
5.3.2.1 Dasar Perancangan Kondensor (E-111) ...................................... 72
5.3.2.2 Asumsi Perhitungan Kondensor (E-111) .................................... 73
5.3.2.3 Spesifikasi Alat Kondensor (E-111) ............................................ 73
5.3.2.4 Dasar Perancangan Kondensor (E-212) ...................................... 74
5.3.2.5 Asumsi Perhitungan Kondensor (E-212) .................................... 75
5.3.2.6 Spesifikasi Alat Kondensor (E-212) ............................................ 75
5.3.3 Chiller ............................................................................................. 76
5.3.3.1 Dasar Perancangan Chiller .......................................................... 76
5.3.3.2 Asumsi Perhitungan Chiller ........................................................ 76
5.3.3.3 Spesifikasi Alat Chiller ............................................................... 77
5.4 Peralatan Unit Transportasi dan Penyimpanan Bahan ........................... 77
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
viii
5.4.1 Spesifikasi Perpipaan ...................................................................... 78
5.4.1.1 Dasar Perancangan Perpipaan ..................................................... 78
5.4.1.2 Asumsi Perhitungan .................................................................... 79
5.4.1.3 Spesifikasi Alat Perpipaan ........................................................... 79
5.4.2 Spesifikasi Pompa ........................................................................... 79
5.4.2.1 Dasar Perancangan Pompa .......................................................... 80
5.4.2.2 Asumsi Perhitungan .................................................................... 80
5.4.2.3 Spesifikasi Alat Pompa ................................................................ 80
5.4.3 Spesifikasi Storage .......................................................................... 84
5.4.3.1 Dasar Perancangan Daun Storage ............................................... 84
5.4.3.2 Asumsi Perhitungan .................................................................... 85
5.4.3.3 Spesifikasi Daun Storage ............................................................ 85
5.5 Sistem Utilitas ........................................................................................ 90
5.6 Instrumentasi ............................................................................................ 103
5.6.1 Proses Kerja Instrumentasi .............................................................. 53
5.6.2 Instrumentasi Pabrik Minyak Kayu Putih ....................................... 53
BAB VI TATA LETAK PABRIK ..................................................................... 105
6.1 Dasar Perancangan Tata Letak Pabrik .................................................. 111
6.2 Tata Letak Perancangan Alat Proses .................................................... 114
BAB VII STRUKTUR ORGANISASI.............................................................. 118
7.1 Struktur Organisasi ............................................................................... 118
7.1.1 Bentuk Perusahaan ........................................................................ 118
7.1.2 Bagan Struktur Organisasi ............................................................ 118
7.2 Peraturan Perusahaan ........................................................................... 125
7.2.1 Jumlah Karyawan .......................................................................... 125
7.2.2 Penggolongan Karyawan dan Tingkat Pendidikan Karyawan ...... 127
7.2.3 Jaminan Sosial Karyawan ............................................................. 129
7.2.4 Jam Kerja ...................................................................................... 131
7.2.5 Penentuan Gaji Karyawan ............................................................. 134
BAB VIII ANALISIS EKONOMI .................................................................... 136
8.1 Dasar Perhitungan Analisis Ekonomi ................................................... 136
8.2 Analisis Kelayakan Ekonomi ............................................................... 136
8.2.1 Total Capital Invesment (TCI) ...................................................... 137
8.2.1.1 Direct Cost / Biaya Langsung ................................................... 137
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
ix
8.2.1.2 Indirect Cost / Biaya Tak Langsung .......................................... 138
8.2.1.3 Biaya Produksi Langsung .......................................................... 138
8.2.1.4 Biaya Produksi Tetap (FC) ........................................................ 139
8.2.1.5 Biaya Umum (General Expenses) ............................................. 139
8.2.1.6 Total Biaya Produksi ................................................................. 139
8.2.3 Break Event Point ......................................................................... 140
8.2.4 Return on Invesment (ROI) ........................................................... 140
8.2.5 Pay Out Time ................................................................................ 140
8.2.6 Shut Down Point ........................................................................... 141
8.2.7 Discounted Cash Flow (DCF) ....................................................... 141
BAB IX KESIMPULAN ................................................................................... 143
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 144
Lampiran A Perhitungan Analisis Keuntungan Kotor
Lampiran B Perhitungan Kapasitas Pabrik
Lampiran C Perhitungan Neraca Massa
Lampiran D Process Flow Diagram
Lampiran E Perhitungan Neraca Energi
Lampiran F Perhitungan Unit Reaktor
Lampiran G Perhitungan Unit Pemisahan Dan Pencampuran
Lampiran H Perhitungan Unit Penukar Panas
Lampiran I Perhitungan Alat Pengalihan Bahan
Lampiran J Perhitungan Sistem Utilitas
Lampiran K Process And Instrumentation Diagram
Lampiran L Perhitungan Jumlah Karyawan
Lampiran M Penentuan Gaji Karyawan
Lampiran N Perhitungan Analisis Ekonomi
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Forecasting Permintaan Minyak Atsiri Dunia ................................... 2
Gambar 1. 2 Peta RTRW Mojokerto....................................................................... 3
Gambar 2. 1 Penyulingan Dengan Air .................................................................. 12
Gambar 2. 2 Diagram Proses Penyulingan Sistem Kukus. ................................... 13
Gambar 2. 3 Diagram Proses Penyulingan Dengan Uap Air ................................ 15
Gambar 2. 4 Proses Produksi Minyak Kayu Putih ................................................ 22
Gambar 3. 1 Luas Hutan Kabupaten Mojokerto ................................................... 27
Gambar 3. 2 Peta RTRW Perda Kabupaten Mojokerto ........................................ 28
Gambar 3. 3 Peta Lokasi Perencanaan Pabrik MKP ............................................. 30
Gambar 4. 1 Blok Diagram Steam Distillation Tank A ........................................ 48
Gambar 4. 2 Blok Diagram Kondensor (E-111) ................................................... 48
Gambar 4. 3 Blok Diagram Dekanter (H-112)...................................................... 49
Gambar 4. 4 Blok Diagram Heater (E-211) ......................................................... 49
Gambar 4. 5 Blok Diagram Kolom Fraksinasi (D-210) ....................................... 50
Gambar 4. 6 Blok Diagram Kondensor (E-212) ................................................... 50
Gambar 4. 7 Blok Diagram Heater (E-219) .......................................................... 51
Gambar 4. 8 Blok Diagram Boiler (Q-310) ......................................................... 51
Gambar 5. 1 Alat Steam Distillation Tank A ........................................................ 55
Gambar 5. 2 Alat Steam Distillation Tank B ........................................................ 57
Gambar 5. 3 Alat Dekanter .................................................................................. 59
Gambar 5. 4 Alat Kolom Fraksinasi ..................................................................... 61
Gambar 5. 5 Alat Mixed Crude Essential Oil Tank .............................................. 63
Gambar 5. 6 Alat Water Dehydration Tank .......................................................... 66
Gambar 5. 7 Alat Deaerator .................................................................................. 68
Gambar 5. 8 Alat Heater ....................................................................................... 70
Gambar 5. 9 Alat Heater ....................................................................................... 72
Gambar 5. 10 Alat Kondensor .............................................................................. 74
Gambar 5. 11 Alat Kondensor .............................................................................. 76
Gambar 5. 12 Alat Chiller ..................................................................................... 77
Gambar 5. 13 Alat Possitive Displacement Pump ................................................ 83
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
xi
Gambar 5. 14 Alat Centrifugal Pump ................................................................... 83
Gambar 5. 15 Alat Kompresor (Axial Flow) Single State ..................................... 84
Gambar 5. 16 Daun Storage .................................................................................. 86
Gambar 5. 17 Limbah Daun Storage .................................................................... 87
Gambar 5. 18 Alat MgSO4 Storage ...................................................................... 88
Gambar 5. 19 Alat Water Storage ......................................................................... 89
Gambar 5. 20 Alat Pure Essential Oil Storage ..................................................... 90
Gambar 5. 21 Diagram Alir Water Treatment System Pabrik MKP ..................... 94
Gambar 5. 22 Piping And Instrumentation Diagram Pabrik MKP ..................... 104
Gambar 6. 1 Tata Letak Pabrik ........................................................................... 114
Gambar 6. 2 Layout Tata Letak Peralatan Proses ............................................... 117
Gambar 7. 1 Struktur Organisasi Pabrik Mkp ..................................................... 120
Gambar 8. 1 Grafik Analisis Ekonomi ................................................................ 141
Gambar 8. 2 Cummulative Cash Flow ................................................................ 142
Gambar 8. 3 Profit After Tax............................................................................... 142
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Perusahaan Pengguna Minyak Kayu Putih Di Indonesia....................... 5
Tabel 1. 2 Pabrik Penghasil Minyak Kayu Putih .................................................... 6
Tabel 1. 3 Data Perkembangan Impor Minyak Kayu Putih Di Indonesia .............. 8
Tabel 1. 4 Data Perkembangan Ekspor Minyak Atsiri Di Indonesia ...................... 8
Tabel 1. 5 Data Perkembangan Produksi Minyak Kayu Putih Di Indonesia .......... 9
Tabel 1. 6 Data Pemakaian Atau Konsumsi Daun Di Indonesia ........................... 9
Tabel 1. 7 Data Keseluruhan ................................................................................. 10
Tabel 1. 8 Data Jumlah Dan Harga Bahan Baku Pada Poduksi MKP .................. 11
Tabel 2. 1 Seleksi Pemilihan Proses ..................................................................... 20
Tabel 3. 1 Sifat Fisik Dan Kimia Daun Kayu Putih Melalueca Leucandra ......... 24
Tabel 3. 2 Sifat Fisik Dan Kimia MgSO4 ............................................................. 24
Tabel 3. 3 Komponen Utama Pada Minyak Kayu Putih ....................................... 25
Tabel 3. 4 Standar Nasional Indonesia (SNI) Untuk Minyak Kayu Putih ............ 26
Tabel 7. 1 Jumlah Karyawan Non-Shift Dan Shift .............................................. 126
Tabel 7. 2 Tingkat Pendidikan Karyawan ........................................................... 127
Tabel 7. 3 Pembagian Regu Tiap Shift ............................................................... 133
Tabel 8. 1 Nilai Direct Cost ................................................................................ 137
Tabel 8. 2 Nilai Indirect Cost .............................................................................. 138
Tabel 8. 3 Biaya Produksi Langsung .................................................................. 138
Tabel 8. 4 Biaya Produksi Tetap ......................................................................... 139
Tabel 8. 5 Biaya Umum (General Expenses)...................................................... 139
Tabel 8. 6 Nilai Total Biaya Produksi ................................................................. 140
Tabel 8. 7 Uji Kelayakan Ekonomi ..................................................................... 142
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan kekayaan alam yang melimpah dan
saat ini telah menjadi salah satu pemasok bahan baku minyak atsiri di dunia.
Minyak atsiri merupakan suatu cairan berkonsentrasi yang mengandung senyawa
aromatic yang diperoleh dari tumbuhan. Minyak atsiri pada umumnya digunakan
dalam bidang wewangian, farmasi, maupun kuliner. Terdapat sekitar 40 jenis
minyak atsiri yang diproduksi Indonesia dan 12 diantaranya telah dikembangkan
dalam skala industry, salah satu diantaranya adalah minyak kayu putih (cajuput oil)
(KPR Indonesia, 2011).
Minyak kayu putih selama ini dikenal dengan luas dan memiliki
kecenderungan telah menjadi budaya dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Penggunaan minyak kayu putih yang umum dapat ditemui telah menjangkau semua
kalangan dan usia. Mulai bayi untuk menghangatkan badan dan juga untuk orang
dewasa yang digunakan untuk mengatasi hidung tersumbat, hingga para lansia yang
menggunakan minyak kayu putih sebagai penghilang rasa nyeri di badan. Di era
modern ini, penggunaan minyak kayu putih tidak terbatas pada aroma terapi saja
melainkan telah memiliki posisi di masyarakat menjadi alternatif medis.
Kefamiliaran yang dapat dikatakan telah menjadi budaya tersebut menjadikan
minyak kayu putih memiliki nilai tersendiri di masyarakat Indonesia dibandingkan
dengan jenis minyak atsiri yang lain (Kementrian Perdagangan, 2011).
Permintaan akan minyak atsiri dunia saat ini terbilang cukup besar.
Berdasarkan situs statistis.com salah satu situs yang berfokus pada data peramalan
berbagai komoditas dunia yang dipublis oleh M. Ridder, 2020, memaparkan
ramalan pada laman open aksesnya tentang permintaan minyak atsiri antara tahun
2018 hingga 2022 terus meningkat. Hal ini diprediksi berdasarkan kondisi pandemi
yang mempengaruhi daya beli produk yang memiliki citra herbal dimasyarakat
meningkat salah satunya minyak atsiri. Grafik hasil analisa dan peramalan tentang
permintaan produk minyak atsiri dunia dipaparkan sebagai berikut:
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
2
Gambar 1. 1 Forecasting Permintaan Minyak Atsiri Dunia
(Statista.com)
Berlandaskan data tersebut dapat diartikan adanya potensi ekspor dari
Indonesia mengingat saat ini Indonesia merupakan pemain besar di sektor minyak
atsiri. Potensi infrastruktur, kondisi geografis, iklim dan yang utama ketersediaan
lahan menjadi alasan kuat Indonesia akan menjadi produsen terbesar dalam sektor
minyak atsiri dunia tersebut.
Selain itu tentunya untuk memaksimalkan sebanyak mungkin sumber daya
alam tidaklah cukup dengan pergerakan perorangan satu golongan tertentu.
Sehingga diperlukan adanya keserasian dan kolaborasi untuk mencapai target yang
paling optimal. Di Indonesia sejak diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 35
tahun 1963 tentang Penyerahan Pengusahaan Hutan-hutan Tertentu kepada
Perusahaan-perusahaan Kehutanan Negara diserahkan pengusahaan hutan-hutan
tertentu yang ditunjuk oleh Menteri Pertanian dan Agraria kepada Perusahaan-
perusahaan Kehutanan Negara, selanjutnya disingkat ”Perhutani”. Perhutani
memiliki kewenangan untuk mengolah sumber daya hutan yang sangat besar yang
dalam hal ini dapat sebagai potensi pemasok bahan baku daun minyak kayu putih.
Mojokerto memiliki perkebunan minyak kayu putih yang cukup luas
sehingga memiliki potensi sebagai penyuplai bahan yang telah memiliki
pengalaman dalam perkebunan minyak kayu putih. Dalam Peta Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) yang termuat dalam peraturan daerah kabupaten nomor 9
tahun 2012 pemerintah telah menyiapkan kawasan hutan produksi yang cukup luas
sebagaimana tergambar dengan warna hijau ( ) pada peta RTRW berikut:
0
100
200
300
400
2018 2019 2020 2021 2022
226.9 246.4 267.6 290.6 315.6
Kilo
To
n
Tahun
Forecast Permintaan Minyak Atsiri Dunia
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
3
Gambar 1.2 Peta RT RW Mojokerto
(PERDA Kabupaten Mojokerto nomor 9 tahun 2012)
Peta tersebut adalah peta perencanaan wilayah jangka panjang artinya tidak
akan mengalami perubahan dalam waktu yang tidak ditentukan. Hal tersebut dapat
diartikan bahwa perencanaan wilayah yang akan mengedepankan kolaborasi sinergi
BUMN dapat disesuaikan dengan perencanaan wilayah kabupaten sedari awal.
Berdasarkan atas keterkaitan baik antara realita penerimaan produk
minyak kayu putih dimasyarakat luas, kenaikan ramalan permintaan atsiri dunia,
potensi sinergi dengan dua BUMN yang sangat memungkinkan, dan penyesuaian
wilayah sedari awal untuk mempermudah perizinan maka rencana pendirian pabrik
minyak kayu putih ini perlu dikaji lebih lanjut untuk direalisasikan.
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
4
1.2 Tujuan Pelaksanaan Proyek
Tujuan pelaksanaan pendirian Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu
Putih ini antara lain :
1. Menilai kelayakan Pendirian pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu
Putih di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur
2. Mengupayakan pemanfaatan lahan di Kabupaten Mojokerto, Jawa
Timur dan luas hutan produksi PERUM PERHUTANI.
3. Mengetahui gambaran proses, alat – alat yang digunakan serta alat
instrumentasi dalam industri produksi minyak kayu putih.
4. Menghitung dimensi dan menetapkan spesifikasi alat yang digunakan
dalam industri minyak kayu putih.
5. Mengetahui jenis jumlah bahan baku yang dibutuhkan dan produk yang
dihasilkan dalam produksi minyak kayu putih.
6. Mengetahui besarnya utilitas yang dibutuhkan selama proses produksi
industri minyak kayu putih.
7. Menghitung parameter parameter ekonomi seperti internal rate of
return, break event point, dan sebagainya untuk mengetahui kelayakan
proyek pabrik minyak kayu putih.
1.3 Ruang Lingkup Proyek
Berdasarkan tujuan pelaksanaan proyek diatas maka ruang lingkup dari
proyek ini adalah sebagai berikut :
1. Perancangan peralatan proses yang akan digunakan di pabrik Minyak
Kayu Putih dari Daun Kayu Putih.
2. Perancangan disesuaikan dengan kondisi wilayah kabupaten Mojokerto
3. Data fraksi minyak kayu putih mengacu hasil GC-MS literatur studi
kandungan minyak kayu putih daerah Mojokerto
4. Proses perizinan administrasi Perum Perhutani tidak diperhitungkan
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
5
1.4 Analisa Pasar
1.4.1 Distribusi Penggunaan Minyak Kayu Putih di Indonesia
Kegunaan Minyak Kayu Putih di Indonesia cukup beragam yaitu sebagai
kebutuhan farmasi, terapi hingga wewangian. Dalam pencapaian tersebut
mengindikasikan bahwa ruang lingkup penggunaan minyak kayu putih sangat luas
dalam kehidupan masyarakat. Sehingga berpotensi kebutuhan minyak kayu putih
yang digunakan dalam berbagai aspek kegiatan masyarakat.
Berdasarkan data yang didapat dari Kementrian Perindustrian Republik
Indonesia tahun 2019, melalui berbagai Direktori Perusahaan Industri di Indonesia
pada tabel 1.1 berikut :
Tabel 1. 1 Perusahaan pengguna Minyak Kayu Putih di Indonesia
No Perusahaan Lokasi
1. PT. Eagle Indo Pharma Tangerang, Banten
2. PT. Farmasi Dewi Tunjong
Kabupaten Medan,
Sumatera Utara
3. PT. Tresno Joyo atau PT. Ultra Sakti
Jakarta Timur, DKI
Jakarta
4. PT. Usaha Sekawan Farmasi Indonesia Surabaya, Jawa Timur
5. PT. Tresno Joyo P
Medan, Sumatera
Utara
6. PT. Tempo Scan Pacific Tbk Jakarta, DKI Jakarta
7. PT. Konimex Grogol Sukoharjo,
Jawa Tengah
8. PT. Unilever Indonesia Tangerang, Banten
9. PT Dragon Prima Farma Semarang, Jawa
Tengah
10. PT. Delta Atsiri Prima Kabupaten Klaten,
Jawa Tengah
11. PT Surabaya Indah Permai Surabaya, Jawa Timur
(Kementrian Perindustrian Indonesia, 2019)
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
6
1.4.2 Pabrik Penghasil Minyak Kayu Putih di Indonesia
Berdasarkan data yang didapat dari Kementrian Perindustrian Republik
Indonesia tahun 2019, melalui Direktori Perusahaan Industri berikut adalah daftar
perusahaan Minyak Kayu Putih yang ada di Indonesia :
Tabel 1. 2 Pabrik Penghasil Minyak Kayu Putih
No Perusahaan Lokasi Kapasitas Bahan Baku
1. Minyak Kayu Putih
Sukun Ponorogo
-
Daun Kayu
Putih
2.
Penyulingan
Minyak Kayu Putih
Sendang
D.I.Yogyakarta
- Daun Kayu
Putih
3.
Perum Perhutani
(PMKP
Jatimunggul)
Indramayu
400 ton/tahun
Daun Kayu
Putih
4.
Pabrik Minyak
Kayu Putih
Perhutani Gundih
Grobogan, Jawa
Tengah
Daun Kayu
Putih
5,
Pabrik Minyak
Kayu Putih
Perhutani Krai
Purwodadi, Jawa
Tengah
Daun Kayu
Putih
6.
Pabrik Minyak
Kayu Putih
Perhutani Sukun
Ponorogo, Jawa
Timur
Daun Kayu
Putih
7.
Pabrik Minyak
Kayu Putih
Perhutani Madiun
Madiun, Jawa
Timur
Daun Kayu
Putih
8.
Pabrik Minyak
Kayu Putih
Perhutani
Indramayu
Indramayu, Jawa
Barat
Daun Kayu
Putih
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
7
9.
Pabrik Minyak
Kayu Putih
Perhutani Kupang
Mojokerto, Jawa
Timur
71.688
ton/tahun Daun Kayu
Putih
(Kementrian Perindustrian Indonesia, 2019)
1.4.3 Peluang Pasar Minyak Kayu Putih
Minyak kayu putih merupakan minyak yang telah umum digunakan di
kehidupan masyarakat Indonesia. Minyak kayu putih memiliki berbagai manfaat di
bidang medis dan farmasi seperti antiseptic maupun obat penghilang nyeri. Selain
itu, minyak kayu putih juga umum digunakan sebagai wewangian dan aroma terapi.
Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2019,
kebutuhan minyak kayu putih di Indonesia saat ini sekitar 4.500 ton/tahun. Namun
pasokan minyak kayu putih dari dalam negeri hanya mencapai 2.500 ton/tahun.
Sehingga saat ini Indonesia masih kekurangan pasokan dan menyebabkan masih
impor minyak kayu putih.
1.4.4 Data Impor, Ekspor, Produksi, Konsumsi Minyak Atsiri di Indonesia
Berdasarkan data statistik, kebutuhan Minyak Atsiri di Indonesia
mengalami peningkatan. Sampai saat ini, produksi Minyak Atsiri khususnya Kayu
Putih di Indonesia masih belum dapat mencukupi kebutuhan dalam negeri sehingga,
mengakibatkan Minyak Atsiri harus diimpor dari luar Negeri dan hal tersebut
mengakibatkan meningkatnya nilai impor. Untuk memperoleh nilai maksimal
kapasitas produksi Pabrik Minyak Kayu Putih maka dibutuhkan data impor, ekspor,
produksi, maupun konsumsi hingga tahun 2023. Data impor, ekspor, produksi, dan
konsumsi dihitung dengan cara forecasting. Forecast adalah suatu alat atau teknik
yang digunakan untuk memprediksi atau memprediksi suatu nilai di masa yang
akan datang dengan memperhatikan data atau informasi yang relevan, baik data
atau informasi masa lalu maupun data atau informasi saat ini. Metode forecast yang
digunakan untuk memprediksi nilai ditahun yang akan datang pada nilai ekspor,
impor, produksi, dan konsumsi menggunakan metode Holt’s Exponential
Smoothing. Metode exponential smoothing melakukan proses perhitungan terus
menerus yang menggunakan data terbaru (Himawan, 2020). Berikut merupakan
nilai impor, ekspor, produksi dan konsumsi Minyak Atsiri:
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
8
a. Impor
Data statistik yang diterbitkan Annual International Trade Statistics by
Country (HS02) tentang kebutuhan impor Minyak Atsiri di Indonesia dari tahun
ketahun mengalami peningkatan. Perkembangan data impor akan Minyak Atsiri di
Indonesia pada tahun 2014 sampai tahun 2019 dapat dilihat pada Tabel 1.3
Tabel 1. 3 Data Perkembangan Impor Minyak Kayu Putih di Indonesia
Tahun Jumlah Impor (Ton)
2014 926.78
2015 1360
2016 1000
2017 1991.7
2018 2000
2019 2000
Sumber: Annual International Trade Statistics by Country (HS02).
b. Ekspor
Data statistik yang diterbitkan Annual International Trade Statistics by
Country (HS02) tentang ekspor Minyak Atsiri di Indonesia dari tahun ketahun
mengalami peningkatan. Perkembangan data produksi akan Minyak Atsiri di
Indonesia pada tahun 2011 sampai tahun 2019 dapat dilihat pada Tabel 1.4.
Tabel 1. 4 Data Perkembangan Ekspor Minyak Atsiri di Indonesia
Tahun Jumlah Ekspor (Ton)
2011 236.71
2012 4938.54
2013 150.9
2014 159.76
2015 209.68
2016 194.12
2017 111.4
Sumber: Annual International Trade Statistics by Country (HS02).
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
9
c. Produksi
Produksi Minyak Kayu Putih di Indonesia dari tahun ketahun menurut data
Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur tidak stabil. Perkembangan data produksi
Minyak Kayu Putih di Indonesia pada tahun 2015 sampai tahun 2019 dapat dilihat
pada Tabel 1.5
Tabel 1. 5 Data Perkembangan Produksi Minyak Kayu Putih di Indonesia
Tahun Jumlah Produksi (Ton)
2015 394.650
2016 111.37
2017 20.158
2018 177.430
2019 180,88
Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur.
d. Konsumsi
Konsumsi Minyak Kayu Putih di Indonesia dari tahun ketahun semakin
naik. Data konsumsi atau pemakaian akan Minyak Kayu Putih di Indonesia pada
tahun 2014 sampai tahun 2019 dapat dilihat pada Tabel 1.6
Tabel 1. 6 Data Pemakaian atau Konsumsi daun di Indonesia
Tahun Jumlah Konsumsi (Ton)
2014 980
2015 1.500
2016 1.500
2017 2200
2018 4500
2019 4500
Sumber: Jurnal Teknik ITS, 2020
Sehingga, dengan metode holts exponential smooting dapat diketahui
maksmum kapasitas Minyak Kayu Putih pada tahun 2023 yaitu:
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
10
Tabel 1. 7 Data Keseluruhan
Komponen Total
M 1 (Impor) 2821,417124
M 2 (Produksi) 154.9121529
M 4 (Ekspor) -115,2462384
M 5 (Konsumsi) 5660
m1+m2+m3 = m4+m5
2976,3293 = 5544,7538
m3 = 2568,424485 Ton/Tahun
Maksimal kapasitas yaitu 2568 ton/tahun, sehingga berdasarkan
perhitungan di atas, maka diasumsikan kapasitas minyak kayu putih yang akan
didirikan sebesar 9.7% dari peramalan kapasitas produksi dengan safety factor
90.3% senilai 250 ton/tahun.
1.5 Penggunaan Produk
Minyak atsiri merupakan cairan pekat yang mengandung senyawa aromatis
yang didapat dari proses ekstraksi tanaman dan pemurnian. Aroma yang khas dari
setiap tanaman menjadi nilai tersendiri untuk fungsi minyak atsiri sebagai aroma
terapi. Tak hanya itu minyak atsiri saat ini juga menempati posisi yang cukup
strategis sebagai alternatif medis. Minyak kayu putih termasuk dalam salah satu
minyak atsiri yang dapat dikatakan telah menjadi budaya dalam kehidupan di
Indonesia. Penggunaan dalam penghangat badan terbukti luas telah digunakan
mulai sedari bayi hingga orang dewasa dan lansia. Pada penggunaan yang lebih
modern, minyak aku putih dapat digunakan sebagai antiseptik maupun obat
analgesik dari kandungan sineol yang ada didalamnya. Dengan merangkul budaya
dan familiarnya produk ini di semua usia, tidak dapat dipungkiri industri ini
memiliki pasar yang cukup luas di semua lapisan masyarakat Indonesia.
1.6 Analisis Keuntungan Kotor (Gross Profit Margin)
Gross profit margin adalah rasio yang mengukur efisiensi harga pokok atau
biaya produksi untuk menghasilkan laba kotor. Semakin besar Gross Profit Margin
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
11
(GPM), semakin efisien kegiatan operasional perusahaan. Semakin kecil Gross
Profit Margin (GPM), maka perusahaan dinilai kurang efisien dalam melakukan
kegiatan operasional. Analisis keuntungan kotor proyek ini diperoleh dari harga
produk dan bahan baku. Data jumlah dan harga bahan baku serta produk NPK
disampaikan pada tabel 1.10.
Tabel 1. 8 Data Jumlah dan Harga Bahan Baku Pada Poduksi Minyak Kayu Putih
Komposisi Bahan baku Jumlah/kg Harga/kg Harga Total (Rp)
100%
Daun Kayu
Putih 410,947,917.538 900 369,853,125,784.15
Perhitungan analisis keuntungan kotor disampaikan pada lampiran A.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, keuntungan kotor diperoleh sebesar
Rp 246.568.750.523/tahun dari bahan baku berupa 100% Daun Kayu Putih, dengan
harga daun 900/kg, sehingga GPM yang diperoleh sebesar 40%. Hal ini
menunjukkan pabrik minyak kayu putih memberikan keuntungan yang menjanjikan
dan layak untuk didirikan.
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
12
BAB II
SELEKSI DAN URAIAN PROSES
2.1 Jenis-jenis Proses
Dalam proses pengambilan minyak dari tanaman dapat di peroleh melalui
tiga cara yaitu :
2.1.1 Destilasi dengan Sistem Rebus (Water Distillation)
Prinsip kerja dari penyulingan ini yaitu bahan yang akan dilakukan proses
penyulingan memiliki hubungan langsung dengan air mendidih. Bahan yang akan
disulingkan akan mengambang/mengapung diatas air atau terendam seluruhnya
atau tergantung pada berat jenis dan kuantitas bahan yang akan di proses air dapat
didihkan dengan api secara langsung.
Gambar 2. 1 Penyulingan Dengan Air
Pada metode ini bahan yang kontak langsung dengan air kemudian
dipanaskan dengan menggunakan api dibawah ketel. Uap yang keluar dari ketel
yang merupakan campuran antara uap air dengan minyak dialirkan ke bak
pendingin (kondensor). Untuk merubah uap menjadi cairan. Cairan yang berupa
kondensat hasil kondensasi dipisahkan dengan separator dengan menggunakan
sistim grafitasi yaitu air yang memiliki berat jenis lebih tinggi akan berada di bawah
sedangkan minyak berada di atas sistem penyulingan ini tidak cocok digunakan
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
13
untuk penyulingan minyak atsiri akan tetapi biasa digunakan untuk menyuling
minyak aromaterapi seperti mawar dan melati. (Rimbawanto dkk, 2017).
2.1.1 Destilasi dengan air dan uap atau sistem kukus (water and steam
distillation)
Pada metode ini hampir sama dengan metode rebus akan tetapi bedanya
pada metode ini bahan baku tidak bersinggungan secara langsung karena terdapat
saringan diatas air. Air dipanaskan dibawah ketel dengan menggunakan api. Uap
air akan naik dan mendorong minyak keluar bahan baku. proses selanjutnya sama
seperti sistem rebus. Kekurangan dari sistem adalah sulit untuk mengontrol
kestabilan suhu dan tekanan air karen bergantung kepada besar kecilnya api
Gambar 2. 2 Diagram proses penyulingan minyak kayu putih dengan sistem
kukus (Sumber : Prastyono).
Pada sistem penyulingan ini cocok digunakan pada pembuatan minyak
kayu putih sebagaimana banyak digunakan oleh masyarakat di kepulauan maluku.
Peralatan yang digunakan dalam penyulingan tradisional yaitu tungku api yang
terbuat dari tanah liat, ketel pengukus yang terbuat dari kayu kuning atau kayu
marsego dan ketel pendingin yang terbuat dari kayu yang dilapisi oleh plastik.
Antara ketel pengukus dan ketel pendingin dihubungkan dengan pipa stainless steel
(Gambar 2.3). Tungku api selain berfungsi sebagai pembuat api juga sebagai
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
14
penyangga ketel, sehingga ukurannya pun menyesuaikan dengan ukuran ketel
pengukus (Rimbawanto dkk, 2017).
Proses penyulingan minyak kayu putih diawali dengan pemetikan daun
kayu putih yang tumbuh di hutan hutan alam. Daun yang sudah dipetik adalah daun
daun yang telah berumur kurang lebih 6 bulan setelah pemanenan daun periode
sebelumnya. Daun daun yang sudah di petik kemudian di masukan ke dalam ketel
pengukus yang telah berisi air di bawahnya. Ketel yang berisi air dipisahkan dengan
daun dengan cara di berikan saringan yang terbuat dari besi sehingga daun tidak
bersentuhan langsung dengan air. Banyaknya daun disesuaikan dengan ukuran
ketel. Pada ketel yang berukuran 110 cm dengan diameter 110 bisa menampung
daun sebanyak 500 kg (Rimbawanto dkk, 2017).
Setelah proses pengisian daun selesai, ketel ditutup rapat untuk mencegah
kebocoran. Air kemudian dipanaskan dengan api dengan bahan bakar berupa kayu
bakar. Uap air panas pada bagian bawah akan mendorong minyak yang ada di daun
kayu putih untuk keluar dari kelenjar kelenjar minyak yang ada di dalam daun. Uap
air yang sudah tercampur kemudian di alirkan menuju ketel pendingin yang berisi
air didalam pipa. Didalam ketel pendingin campuran uap air dan minyak yang ada
didalam pipa akan terkondensasi dan membentuk cairan (kondesat). Cairan
kondesat pertama akan menetes setelah 3 jam proses penyulingan dan akan berhenti
4 jam kemudian. Cairan ini di alirkan keluar dan ditampung dalam wadah. Minyak
kayu putih akan berada di atas permukaan air karena perbedaan massa jenis.
Selanjutnya minyak akan disimpan ke dalam wadah-wadah. Proses penyulingan
akan selesai disaat tidak adanya minyak kayu putih didalam ketel pendingin. Hal
ini menandakan bahwa minyak dari daun kayu putih terekstrak keseluruhan. Proses
yang dibutuhkan untuk penyulingan ini sekitar 7 jam. Berdasarkan pengalaman dari
penyulingan tradisional daun sebanyak 500 kg menghasilkan minyak kayu putih
sebanyak 4 kg atau rendemen minyak sebesar 0.8 % (Rimbawanto dkk, 2017).
2.1.2 Penyulingan dengan uap air (Direct steam destillation)
Pada sistem ini tidak terjadi kontak sama sekali antara air dengan bahan
baku maupun api. Uap air panas bertekanan tinggi dibuat didalam ketel uap atau
boiler yang terpisah dengan ketel tempat bahan baku. Uap air yang sudah dibuat
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
15
didalam boiler kemudian di alirkan ke dalam ketel tempat bahan baku melalui pipa.
Tekanan dari uap tersebut mendorong keluarnya minyak dari bahan baku. Uap
panas berupa campuran antara minyak dan air kemudian dialirkan menuju ketel
pendingin atau kondensor. Kelebihan dari sistem ini yaitu suhu dan tekanan uap
lebih stabil dibandingkan dengan sistem kukus. Secara sederhana digambarkan
pada diagram berikut :
Gambar 2. 3 Diagram proses penyulingan minyak kayu putih dengan uap air
Sistem penyulingan ini banyak digunakan pada industri penyulingan
minyak kayuputih skala besar atau modern atau pabrik minyak kayuputih (PMKP),
walaupun ada juga yang digunakan dalam penyulingan skala kecil atau portable
(Rimbawanto dkk, 2017).
2.2 Pemilihan Proses
Terdapat beberapa hal yang dilakukan dalam melakukan pra-rancangan
pabrik. Salah satu hal yang dilakukan dalam melakukan pra-rancangan pabrik yaitu
pemilihan proses produksi. Diperlukan beberapa pertimbangan dalam segala aspek
untuk pemilihan proses karena berkaitan dengan kriteria spesifikasi produk yang
dihasilkan, teknologi yang digunakan, dan berkaitan dengan spesifikasi peralatan
yang digunakan.
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
16
2.2.1 Perbandingan Proses Water Distillation, Water and Steam Distillation,
dan Direct Steam Distillation
Berdasarkan pertimbangan dari segala aspek yang berada pada sub bab 2.1
maka ditentukan seleksi proses seperti disampaikan pada Tabel 2.1.
2.2.2 Gambaran Proses Direct Steam Distillation
Berdasarkan data perbandingan proses pembuatan Minyak Kayu Putih dari
Daun Minyak Kayu Putih pada Tabel 2.1, maka proses pembuatan Minyak Kayu
Putih yang paling efektif adalah proses Direct Steam Distillation. Adapun kelebihan
dari proses Direct Steam Distillation diantaranya sebagai berikut :
1. Proses berlangsung secara Semi Kontinyu.
2. Tekanan dan suhu rendah yaitu 0.5 atm dan 100ºC sehingga kebutuhan energi
dalam proses produksi serta resiko ledakan dan kebakaran rendah.
3. Waktu operasi tidak terlalu lama yaitu 4 jam sehingga kebutuhan energi tidak
tinggi.
4. Bahan baku mudah didapatkan karena tersedia di dalam negeri sehingga tidak
perlu melakukan impor.
5. Tidak ada menghasilkan limbah.
Proses pembuatan Minyak Kayu Putih dari Daun Minyak Kayu Putih
dengan menggunakan sistem Direct Steam Distillation memiliki kelebihan yaitu
suhu dan tekanan uap air lebih stabil dan dapat di kontrol dibandingkan dengan
sistem Water and Steam Distillation. Sistem ini banyak digunakan pada industri
penyulingan minyak kayu putih berskala besar atau modern atau Pabrik Minyak
Kayu Putih (PMKP) (Anto,dkk., 2017).
2.3 Deskripsi Proses
Perancangan pabrik minyak kayu putih dengan bahan baku daun
Melaleuca cajuputi memiliki beberapa tahap diantaranya :
1. Tahapan Pembuatan Uap (Steam Generation)
2. Tahapan Penyulingan Daun dengan Proses Distilasi Uap (Direct Steam
Distillation)
3. Tahapan Pendinginan dan Pemisahan Air-Minyak
4. Tahapan Purifikasi atau Pemurnian Minyak
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
17
2.3.1 Tahapan Pengambilan Bahan Baku
Bahan baku utama yang digunakan di dalam proses ini adalah Daun Kayu
Putih (Melaleuca cajuputi). Pengambilan atau pemetikan daun dilakukan dengan
cara diurut dari rantingnya. Daun yang dipetik adalah daun-daun trubusan yang
telah berumur lebih kurang 6 bulan setelah pemanenan daun periode selanjutnya.
Kandungan air dalam daun kayu putih kering sebesar 1,07%
(Rimbawanto dkk, 2017).
2.3.2 Tahapan Destilasi dengan Uap Air (Direct Steam Distillation)
Pada sistem ini tidak terjadi kontak langsung antara bahan baku, air
maupun api. Uap air panas bertekanan tinggi dibuat di dalam ketel uap atau boiler
yang terpisah dengan ketel tempat bahan baku. Uap air tersebut kemudian dialirkan
ke dalam ketel yang berisi bahan baku melalui pipa. Tekanan dari uap panas
tersebut akan mendorong keluarnya minyak dari bahan baku. Uap panas yang
keluar dari ketel yang merupakan campuran antara minyak dan air dialirkan melalui
pipa menuju bak pendingin (kondensor) untuk selanjutnya didinginkan
(Rimbawanto dkk, 2017).
2.3.2.1 Pembuatan Uap (Steam Generation)
Proses produksi pabrik minyak kayu putih membutuhkan steam yang
dihasilkan dari unit utilita. Steam diproses dari air yang berasal dari system Water
Treatment Pabrik Minyak Kayu Putih. Air dari proses tersebut selanjutnya dialirkan
menuju deaerator untuk menghilangkan oksigen dan gas-gas terlarut lainnya yang
terbawa selama proses. Air keluaran deaerator akan dialirkan langsung menuju
boiler. Steam yang terbentuk dalam boiler adalah superheated steam. Bahan bakar
yang digunakan pada boiler adalah hasil dari limbah daun kayu putih.
2.3.2.2 Penyulingan Daun
Proses pengambilan minyak dari daun yang digunakan dalam pabrik
minyak kayu putih menggunakan metode steam distillation. Daun kayu putih yang
disimpan di dalam gudang penyimpanan bahan baku, dimasukkan ke dalam tangki
ekstraksi. Terdapat 3 tangki Steam Destillation pada Pabrik Minyak Kayu Putih.
Dimana, satu tangki beroperasi awal dan satu tangki beroperasi dua jam setelahnya.
Satu tangki dalam keadaan standby, dan beroperasi ketika tangki pertama telah
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
18
selesai proses. Dalam satu batch proses steam distillation dibutuhkan waktu
sebanyak 30 menit persiapan awal, empat jam proses ekstraksi, dan 30 menit
pembersihan akhir tangki. Tangki steam distillation yang telah digunakan pada
setiap batch diberikan selang waktu selama 30 menit sebelum digunakan kembali
untuk menjaga kinerja tangki.
Tangki steam distillation berfungsi sebagai tempat terjadinya kontak
antara daun kayu putih dengan steam untuk mengambil minyak atsiri yang
terkandung di dalam daun. Steam yang digunakan dalam proses ini adalah
superheated steam yang berasal dari boiler. Kemudian de-oiled leaves atau ampas
daun akan dikeluarkan dari tangki steam distillation jika proses telah selesai. Proses
steam distillation berlangsung selama empat jam untuk satu kali proses.
Produk hasil ekstraksi berupa uap air dan minyak kayu putih
dikondensasikan dalam kondensor. Kondensor yang digunakan berfungsi untuk
mengondensasikan uap air dan minyak kayu putih hasil ekstraksi menjadi liquid
atau distilat. Selanjutnya campuran ini dipisahkan dalam dekanter untuk dilakukan
pemisahan antara air dengan minyak kayu putih. Prinsip pemisahan menggunakan
dekanter adalah perbedaan berat jenis, dimana komponen minyak kayu putih
dengan berat jenis lebih rendah akan berada di bagian atas, sedangkan air berada di
bawah. Produk dari dekanter dialirkan pada tangki penyimpanan crude oil untuk
menampung produk minyak kayu putih sebelum memasuki proses pemurnian
berupa distilasi fraksinasi.
2.3.3 Tahapan Pendinginan dan Pemisahan Air dan Minyak
Produk hasil ekstraksi berupa uap air dan minyak kayu putih
dikondensasikan dalam kondensor. Kondensor yang digunakan berfungsi untuk
mengondensasikan uap air dan minyak kayu putih hasil ekstraksi menjadi liquid
atau distilat. Selanjutnya campuran ini dipisahkan dalam dekanter untuk dilakukan
pemisahan antara air dengan minyak kayu putih. Prinsip pemisahan menggunakan
dekanter adalah perbedaan massa jenis, dimana komponen minyak kayu putih
dengan massa jenis lebih rendah akan berada di bagian atas, sedangkan air berada
di bawah. Produk dari dekanter dialirkan pada tangki penyimpanan crude oil untuk
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
19
menampung produk minyak kayu putih sebelum memasuki proses pemurnian
berupa vacuum distillation.
2.3.4 Tahapan Purifikasi atau Pemurnian Minyak
Minyak kayu putih keluaran Steam Distillation Tank, ditampung dalam
Mixed Crude Oil Tank. Dalam alat Mixed Crude Oil Tank, minyak kayu putih akan
ditambahkan MgSO4 untuk mengikat air sehingga kemurnian minyak kayu putih
dalam crude essential oil meningkat. Minyak kayu putih dari tangki pencampuran
kemudian dipanaskan menggunakan heat exchanger sebelum dimasukkan ke dalam
kolom distilasi fraksinasi. Produk atas kolom yang merupakan produk akhir minyak
kayu putih dialirkan menuju kondensor. Produk minyak kayu putih akan disimpan
dalam Pure Essential Oil Storage Tank. Produk bagian bawah kolom dialirkan
menuju heater untuk memanaskan produk sehingga sesuai dengan kondisi operasi
Water Dehydration Tank. Dalam Water Dehydration Tank terjadi proses dehidrasi
MgSO4.7H2O, menjadi steam dan MgSO4. Kemudian MgSO4 dialirkan kembali
menuju penyimpanan MgSO4 dan steam menuju aliran deaerator.
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
20
Tabel 2. 1 Seleksi Pemilihan Proses
No Parameter
Variasi Proses
Water
Distillation Nilai
Water and Steam
Distillation Nilai
Direct Steam
Distillation Nilai
1.
Aspek Teknis:
a. Proses Batch 90 Batch 90 Batch 90
b. Rendemen (%) 1,8%[2] 90 1,99%[1] 100 0,526-0,638%[3] 70
c. Kandungan 1,8
cineol dalam
minyak kayu putih
(%)
61,39%[2] 70 54,56%[1] 60 68,03-93,34%[3] 100
2.
Kondisi Operasi:
a. Suhu 1000C[2] 100 1500C[1] 90 1000C[3] 100
b. Tekanan vakum[2] 80 vakum[2] 80 vakum[2] 80
c. Waktu Operasi 5-6 jam[2] 70 3-4 jam[1] 100 4 jam[3] 100
3.
Modal dan Bahan Baku:
a. Bahan baku Melaleuca
cajuputi,
MgSO4, air[3]
100
Melaleuca
cajuputi, MgSO4,
aquades[1]
90
Melaleuca
cajuputi, MgSO4,
air[3]
100
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
21
b. Ketersediaan bahan
baku Dalam Negeri[2] 100 Dalam Negeri[1] 100 Dalam Negeri[2] 100
c. Jumlah yang
dibutuhkan Sedikit 100 Sedikit 100 Sedikit 100
4. Aspek Ekonomi:
a. Investasi Besar 70 Besar 70 Kecil 100
5. Dampak Lingkungan: Ada 50 Ada 50 Ada 50
TOTAL NILAI 920 930 990
Sumber: [1] Aryani, 2020
[2] Helfiansah, dkk, 2013
[3] Muyassaroh, 2016
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
22
Gambar 2. 4 Proses Produksi Minyak Kayu Putih
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
23
BAB III
DASAR PERANCANGAN
3.1 Kapasitas Pabrik
Faktor utama yang perlu di perhatikan dalam pendirian pabrik yaitu
kapasitas produksi. Dalam penentuannya perlu memperhatikan segi teknis,
finansial, ekonomis, dan kapasitas minimal sehingga pabrik dapat beroperasi
dengan baik dengan nilai ekonomis yang tinggi. Pada segi teknis yang perlu di
pertimbangkan yaitu spesifikasi alat dan pemilihan proses. Pada aspek ekonomis
yang dipertimbangkan yaitu keuntungan dan modal.
Selain itu dalam penentuan kapasitas produksi perlu memperhatikan
spesifikasi pabrik yang akan didirikan, meliputi kapasitas produksi, kapasitas alat
produksi, jenis operasi, dan kualitas produk yang dihasilkan. Berdasarkan Tabel 1.7
mengenai data produksi, dan tabel 1.8 mengenai data konsumsi Minyak Kayu Putih
serta Tabel 1.5 mengenai data impor dan tabel 1.6 mengenai data ekspor Minyak
Kayu Putih dapat diperkirakan kapasitas pabrik Minyak Kayu Putih tahun 2023
dengan melakukan perhitungan secara matematis dan proyeksi terhadap data impor,
ekspor, produksi dan konsumsi. Ringkasan hasil perhitungan kapasitas produksi
tahun 2023 disampaikan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Kapasitas Produksi Tahun 2023 dalam Ton/Tahun
Komponen Total
M 1 (Impor) 2821,417124
M 2 (Produksi) 154.9121529
M 4 (Ekspor) -115,2462384
M 5 (Konsumsi) 5.660
M3 (Kapasitas) 2568,424485
Berdasarkan Tabel 3.1 dapat diketahui bahwa proyeksi produksi Minyak
Kayu Putih pada tahun 2023 sebesar 154.9121529 ton/tahun. Impor sebesar
2821,417124 ton/tahun. Ekspor -115,2462384 ton/tahun. Konsumsi 5.660
ton/tahun. Oleh karena itu, diketahui maksimal kapasitas produksi dengan proyeksi
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
24
tahun 2023 sebesar 2568,424485 ton/tahun. Sehingga berdasarkan perhitungan di
atas, maka diasumsikan kapasitas minyak kayu putih yang akan didirikan sebesar
9.7% dari peramalan kapasitas produksi dengan safety factor 90.3% senilai 250
ton/tahun.
3.1 Bahan Baku
Bahan baku utama pada proses pembuatan minyak kayu putih adalah jenis
daun kayu putih melaleuca leucadendron pada fase padat dan MgSO4 pada fase
cair. Sifat fisik dan kimia didasarkan pada PT Sinar Baru Ambon. Rangkuman sifat
fisik dan kimia disampaikan pada tabel dibawah ini :
Tabel 3. 1. Sifat Fisik dan Kimia Daun Kayu Putih Melalueca Leucandra
No Sifat Fisik dan Kimia Kayu Putih melalueca leucandra
1 Bentuk Fisik Padat
2 Warna Hijau kelabu
3 Bau Khas minyak kayu putih
4 panjang daun 4,5 - 15 cm
5 Lebar 0.75 - 4 cm
6 1,8 Cineole 52,51 %
7 α-pinene 6,18 %
8 ϒ-Terpinene 5,37 %
9 3-Cyclohexene 4,85 %
10 α-Terpinolene 3.90%
Sumber : PT Sinar Baru Ambon.
Tabel 3. 2 Sifat Fisik dan Kimia MgSO4
No Sifat Fisik dan Kimia Kayu Putih melalueca leucandra
1 Bentuk Fisik Kristal
2 Berat Molekul 120,366 gr/mol
3 Bau Tidak Berbau
4 Kelarutan dalam air 20 C 25,5 gr/ 100 ml
5 Sifat kelarutan Tidak Larut Dalam Aseton
Sumber :PT Mitra Tsalasa Jaya.
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
25
3.2 Produk
Produk utama dari pabrik ini adalah minyak kayu putih. Minyak kayu putih
adalah minyak atsiri yang dihasilkan dari tanaman kayu putih dengan nama botani
Melaleuca leucadendron (Aryani dkk, 2020). Minyak kayu putih merupakan salah
satu jenis minyak atsiri yang banyak digunakan untuk bahan berbagai produk
kesehatan atau farmasi sehingga minyak kayu putih menjadi produk yang banyak
dicari. Kebutuhan minyak kayu putih saat ini semakin meningkat dengan semakin
berkembangnya variasi dari pemanfaatan minyak kayu putih (Helfiansah dkk,
2013). Menurut Agustina (2017), minyak kayu putih jenis Melaleuca leucadendron
Linn berpotensi untuk digunakan sebagai alternatif pencegahan ISPA di Pulau Buru
dengan metode inhalasi. Minyak kayu putih diproduksi dari daun tumbuhan
Melaleuca leucadendra dengan kandungan terbesarnya adalah eucalyptol (cineole).
Hasil penelitian tentang khasiat cineole menjelaskan bahwa cineole memberikan
efek mukolitik (mengencerkan dahak), bronchodilating (melegakan pernafasan),
anti inflamasi dan penekan batuk.
Menurut Mumtazy dkk (2020), menyebutkan bahwa terdapat lima
komponen utama penyusun minyak kayu putih. Komponen utama penyusun
minyak kayu putih, disampaikan dalam tabel berikut:
Tabel 3. 3 Komponen Utama pada Minyak Kayu Putih
Komponen Titik Didih (oC) Persentase (%)
1,8-cineole 176,4 40-60
α-terpineol 219 9-16
Limonene 176 3-6
Linalool 197,5 3
γ-terpinene 183 0,7-3
(Mumtazy dkk, 2020).
Dari berbagai macam komponen penyusun minyak kayu putih hanya
kandungan komponen sineol dalam minyak kayu putih yang dijadikan penentuan
mutu minyak kayu putih. Sineol merupakan senyawa kimia golongan ester turunan
terpen alkohol yang terdapat dalam minyak atsiri, seperti pada minyak kayu putih.
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
26
Semakin besar kandungan bahan sineol maka akan semakin baik mutu minyak kayu
putih (Aryani dkk, 2020). Spesifikasi mutu minyak kayu putih didasari pada SNI
3954:2014. Tujuan dari ditetapkannya standart mutu ini adalah untuk memberikan
perlindungan terhadap konsumen dan produsen, menjamin mutu produk yang
beredar di dalam negeri, meningkatkan perkembangan teknologi, serta menunjang
ekspor. Spesifikasi muku minyak kayu putih berdasarkan Standar Nasional
Indonesia (SNI) disampaikan pada tabel berikut:
Tabel 3. 4 Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk Minyak Kayu Putih
Sifat Standar
Warna Tidak berwarna, kekuningan atau kehijauan
dan jernih
Bau Khas kayu putih
Berat jenis; 20oC 0,900 – 0,930 gr/cm3
Indeks bias; 20oC; nD20 1,450 – 1,470
Putaran optis -4oC s.d 0oC
Kelarutan dalam etanol 80% Jernih
Kadar 1,8 cineole (%)
> 60 : Kelas mutu super
55 – 60 : Kelas mutu utama
50 – < 55 : Kelas mutu pertama
Sumber: SNI 3954:2014.
3.3 Lokasi Pabrik
Lokasi pabrik merupakan salah satu faktor penting dalam pendirian pabrik
karena berkaitan langsung dengan nilai ekonomi dan pengembangan pabrik yang
akan didirikan. Lokasi pabrik yang baik harus dapat memberikan kemungkinan
perluasan atau peningkatan kapasitas pabrik. Lokasi yang dipilih untuk mendirikan
pabrik minyak kayu putih pada tahun 2023 berlokasi di Desa Cendoro Kecamatan
Dawarblandong Kabupaten Mojokerto Provinsi Jawa Timur. Secara geografis
terletak pada koordinat 7’20’36”S 112’23’10’E.
Dasar pertimbangan lokasi pabrik adalah sebagai berikut :
1. Ketersediaan bahan baku
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
27
Bahan baku utama pabrik minyak kayu putih yaitu daun kayu putih yang
diperoleh dari PERUM PERHUTANI. Tanaman KPH Mojokerto dalam kurun
waktu kurun waktu 3 tahun berturut – turut dari berbagai jenis tanaman mulai
dari tahun 2015-2017 sebagaimana tabel dibawah ini:
Gambar 3. 1 Tabel Luas Hutan Kabupaten Mojokerto Berdasarkan Tanaman
(Public Summary KPH Mojokerto, 2018).
Dari potensi lahan kayu putih jika diambil data paling sedikit saja seluas
204 HA. Berdasarkan keterangan Bapak Ilham selaku Kepala KRPH Kemlagi
teknik penanam tanaman kayu putih berjarak 3x1 m atau terdapat sekitar 3333
pohon tiap hektarnya. Dengan asumsi luas lahan di 2015 akan terdapat 679932
pohon kayu putih yang telah tersedia. Dengan produksi 5kg/pohon dan
rendemen minyak kayu putih yang dapat dihasilkan sebesar 0.625% artinya ada
potensi 21.247 kg tiap 6 bulannya. Keuntungan letak pabrik yang dekat dengan
bahan baku yaitu, (i) memudahkan penyediaan bahan baku, (II) meminimalisir
kerusakan proses logistik (iii) biaya transportasi bahan baku murah.
2. Tersedianya Lahan Produktif
Berdasarkan PERDA Kabupaten Mojokerto nomor 9 tahun 2012 tentang
Rancangan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Mojokerto yang dapat digunakan
hingga tahun 2032 menyebutkan luas kawasan hutan produksi sebesar 31.922,6
HA. Berdasarkan data tersebut dari segi ketersediaan lahan produktif dan
potensi untuk ekspansi kapasitas sangat memungkinkan. Pada tahun 2020
harga tanah sekitar lokasi berkisar 500.000/m2.
2015 2016 2017
1 2 3 4 5 6
1 JPP 802.7 347.7 503,9
2 KAYU PUTIH 204.3 411.3 369,2
3 RIMBA CAMPUR 530.3 - 211,6
4 MAHONI - - 1,9
JUMLAH 1,537.3 758 1.086,60
NO JENIS TANAMANLUAS (HA)
KET
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
28
Gambar 3. 2 Peta RTRW PERDA Kabupaten Mojokerto no 9 Tahun 2012
3. Transportasi
Kabupaten Mojokerto memiliki kondisi infrastruktur jalan raya yang cukup
baik. Produk minyak asiri yang cenderung dalam pemasaran berukuran kecil
membuat transportasi yang diperlukan untuk keperluan logistik dapat diatasi
lewat jalur darat. Untuk kebutuhan luar pulau atau ekspor dapat melalui jalur
laut dan darat. Sarana transportasi laut pelabuhan yang berjarak 37 KM dari
lokasi. Untuk sarana transportasi darat meliputi jalan raya yang lancar dan
stasiun Mojokerto yang berjarak 19 Km. Mudah terjangkaunya akses lokasi
akan mempermudah pengangkutan peralatan selama masa konstruksi, bahan
baku dan distribusi produk ke pasar yang dapat memperkecil biasa investasi
dan operasi.
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
29
4. Pemasaran
Pasar merupakan salah satu elemen penting dalam keberlangsungan suatu
bisnis. Pemasaran Minyak Kayu Putih (Melaleuca leucadendra) cukup
strategis karena berdekatan langsung dengan lokasi perhutani minyak kayu
putih. Selain itu Kabupaten Mojokerto merupakan berdekatan dengan kawasan
industri yang berada pada Kota Mojokerto sehingga berpotensi sebagai daerah
pemasaran produk. Dengan demikian diharapkan pembanguna pabrik minyak
kayu putih ini dapat memenuhi kebutuhan domestik.
5. Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli
Tenaga ahli dapat diperoleh dari masyarakat sekitar maupun luar daerah. Selain
melalui proses perekrutan dengan berbagai standar proses edukasi dan
pengembangan sumber daya akan dilakukan melalui transfer knowledge
dengan kerja sama pihak PERHUTANI yang telah memiliki pengalaman di
bidang industri minyak kayu putih.
6. Kebutuhan Air
Air yang dibutuhkan diperoleh dari saluran perpipaan SPAM regional
Kabupaten Mojokerto dan air kali brantas yang diproses terlebih dahulu. Air
digunakan untuk kebutuhan proses, sarana utilitas, dan kebutuhan domestik.
7. Kebutuhan Tenaga Listrik dan Bahan Bakar
Tenaga listrik dan bahan bakar merupakan faktor penunjang yang penting
dalam pendirian satu pabrik. Kebutuhan tenaga listrik diperoleh dari PLN
setempat. Bahan bakar dapat menggunakan ampas daun kayu putih dan gas
alam yang diperoleh dari PT. Pertamina.
8. UMK (Upah Minimum Kota)
Upah Minimum Kota (UMK) Kabupaten Mojokerto pada Tahun 2020 yaitu
sebesar Rp.4.179.787 perbulan dengan standar tujuh jam kerja dalam sehari
atau 40 jam kerja dalam seminggu.
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
30
9. Iklim
Kabupaten Mojokerto mempunyai iklim tropis dengan suhu udara antara 22º-
32ºC. Curah hujan bervariasi dari rata-rata berkisar 1.300–1.900 mm per tahun.
Sedangkan bahan baku dari pabrik minyak kayu putih adalah daun yang
diperoleh dari tanaman kayu putih. Tanaman kayu putih tumbuh pada daerah
dengan suhu minimum 17-22°C dan maksimum 31-33°C; atau curah hujan
rerata tahunan maksimum 2000 mm (Public Summary KPH Mojokerto, 2018).
Pertimbangan penentuan lokasi pabrik harus memerhatikan kondisi iklim dan
topografi wilayah setempat. Wilayah dengan kondisi yang tidak cocok dengan
pertumbuhan tanaman kayu putih membuat pasokan bahan baku untuk pabrik
menjadi terganggu, sehingga proses produksi juga akan terganggu.
10. Peraturan Daerah dan Keberadaan Masyarakat
Tidang mengganggu dan menjadi hambatan dalam pendirian, berjalannya, dan
berkembangnya pabrik. Selain itu lahan produksi yang akan digunakan sebagai
lahan bahan baku juga telah sesuai dengan PERDA kabupaten Mojokerto
terkait Rencana tata Ruang Wilayah.
Peta lokasi perencanaan pabrik minyak kayu putih sebagai berikut:
Gambar 3. 3 Peta Lokasi Perencanaan Pabrik Minyak Kayu Putih Di Desa
Cendoro Kecamatan Dawarblandong Mojokerto
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
31
3.4 Aspek Keselamatan
Aspek keselamatan merupakan hal yang sangat penting bagi seluruh
karyawan untuk menciptakan dan memelihara kondisi kerja yang aman serta
mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Material Safety Data Sheet (MSDS) bahan
baku Daun Minyak Kayu Putih dan Magnesium Sulfat (MgSO4) serta produk
Minyak Kayu Putih disampaikan pada Lampiran. Berikut ini merupakan ringkasan
aspek keselamatan yang perlu diperhatikan dari bahan-bahan proses produksi yaitu
Daun Minyak Kayu Putih dan Magnesium Sulfat (MgSO4) serta produk Minyak
Kayu Putih.
3.5.1 Bahan Baku
3.5.1.1 Daun Kayu Putih
Daun Kayu Putih merupakan bahan baku yang berwujud solid, berwarna
hijau, dan beraroma minyak kayu putih. Salah satu senyawa aktif yang terkandung
dalam ekstrak daun kayu putih adalah 1,8-sineol. 1,8-sineol merupakan senyawa
yang berwujud cair, tidak bewarna, dan berbau kuat. Senyawa tersebut akan stabil
dalam keadaan normal. Senyawa ini harus dijauhkan dari nyala api terbuka,
permukaan panas, dan sumber penyulut. Senyawa ini juga dapat mengalami
dekomposisi termal yang menyebabkan pelepasan gas dan uap yang mengiritasi
seperti karbon monoksida (CO) dan karbon dioksida (CO2). Senyawa ini tidak
mengalami reaksi yang berbahaya dalam proses normal. Senyawa ini juga dapat
menyebabkan reaksi alergi pada kulit.
3.5.1.2 Magnesium Sulfat (MgSO4)
Magnesium Sulfat (MgSO4) merupakan bahan kimia yang berbentuk
padat, bewarna putih ke abu-abuan, dan tidak berbau. Material ini jika terkena kulit
dapat menyebabkan iritasi dan jika terkena mata juga dapat menyebabkan iritasi.
Selain itu, apabila terhirup dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan yang
ditandai dengan batuk, tersedak, atau sesak nafas. Apabila material ini tertelan
dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan ditandai dengan mual, muntah
atau diare. Material ini dapat terdekomposisi menjadi sulfur oksida (SOx), termasuk
sulfur dioksida dan magnesium oksida. Asam Sulfat bersifat oksidator kuat dan
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
32
mudah meledak jika dipanaskan dengan alkohol etoksietinil. Material ini juga
bersifat menyerap kelembapan atau air dari udara (higroskopis).
3.5.1.3 Produk
Produk yang dihasilkan pada pabrik ini adalah Minyak Kayu Putih.
Minyak Kayu Putih merupakan bahan kimia berbentuk cair, tidak berwarna hingga
kuning, dan berbau segar, mint. Minyak Kayu Putih memiliki stabilitas yang stabil
dalam kondisi operasi normal. Kondisi yang harus dihindari yaitu panas yang
berlebihan, percikan api atau nyala api terbuka. Bahaya utama Minyak Kayu Putih
dalam paparan jangka pendek terhadap kesehatan yaitu, (i) cairan dan uap yang
mudah terbakar; (ii) dapat berakibat fatal jika tertelan dan memasuki saluran udara
bahkan dapat menyebabkan kerusakan paru-paru; (iii) menyebabkan gangguan
pada kulit yang sensitif dan reaksi alergi pada kulit. Selain itu, bahaya utama
Minyak Kayu Putih dalam paparan jangka panjang yaitu, (i) toksik pada kehidupan
organisme pada lingkungan.
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
33
BAB IV
DASAR – DASAR PENYUSUNAN NERACA MASSA DAN
NERACA ENERGI
Neraca massa dan neraca energi suatu sistem proses dalam industri
merupakan perhitungan kuantitatif dari semua bahan-bahan yang masuk (input),
yang keluar (output), yang tebentuk dan berubah bentuk dalam sistem tersebut.
Perhitungan neraca digunakan untuk mencari variabel proses yang belum diketahui,
berdasarkan data variabel proses yang telah ditentukan atau diketahui dengan
menggunakan aplikasi microsoft excell fitur Goalseek.Penggunaan Fitur Goalseek
sesuai dengan laporan Aurino, 2018 dengan judul Pemanfaatan Excel-Solver Untuk
Pengambilan Keputusan.
4.1 Reaksi Pembentukan Produk
Proses pembentukan Minyak Kayu Putih terdapat empat jenis proses
utama, yaitu: (i) tahapan pembuatan uap (steam generation) (ii) tahapan
penyulingan daun kayu putih dengan proses distilasi uap (Direct Steam
Distillation) (iii) tahapan pendinginan dan pemisahan air-minyak (iv) tahapan
purifikasi atau pemurnian minyak. Bahan baku pembuatan Minyak Kayu Putih
terdiri dari 3 jenis bahan baku, yaitu Daun kayu putih (Melaleuca leucadendra), air
dalam fase steam, dan MgSO4 dalam fase solid.
Daun kayu putih dimasukkan ke dalam steam distillation tank yang
berfungsi sebagai tempat penyulingan daun kayu putih dengan steam untuk
mengambil minyak atsiri yang terkandung di dalam daun. Tekanan di dalam tangki
dijaga konstan 0,5 atm. Steam yang digunakan dalam proses ini adalah
superheated steam yang berasal dari boiler. Reaksi ini berlangsung secara
endothermis.
Mekanisme reaksi yang terjadi di steam distillation tank adalah sebagai
berikut:
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
34
(Sutrisno, 2018).
Produk yang dihasilkan dari steam distillation tank berupa uap air dan crude
oil yang kemudian dikondensasikan dalam kondensor. Kondensor yang digunakan
berfungsi untuk mengondensasikan uap air dan crude oil hasil ekstraksi menjadi
liquid atau distilat. Selanjutnya campuran ini dipisahkan dalam dekanter untuk
dilakukan pemisahan antara air dengan minyak kayu putih. Prinsip pemisahan
menggunakan dekanter adalah perbedaan berat jenis, dimana komponen minyak
kayu putih dengan berat jenis lebih rendah akan berada di bagian atas, sedangkan
air berada di bawah. Tekanan pada dekanter dijaga konstan 1 atm. Produk dari
dekanter memiliki kemurnian 77% dan dialirkan pada Mixed Crude Essential Oil
Tank untuk menampung produk minyak kayu putih dan ditambahkan dengan
MgSO4 untuk proses pemurnian. Campuran minyak kayu putih dan MgSO4 dari
crude essential oil storage dipanaskan menggunakan heat exchanger sebelum
dimasukkan ke dalam kolom fraksinasi. Produk atas kolom fraksinasi dialirkan
menuju kondensor untuk selanjutnya ditampung dalam Pure Essential Oil Storage.
Produk minyak kayu putih dari accumulator terlebih dahulu didinginkan
menggunakan heater yang kemudian dialirkan ke dalam Pure Essential Oil
Storage. Produk bagian bawah kolom dialirkan menuju heater untuk memanaskan
produk sehingga sesuai dengan kondisi operasi Water Dehydration Tank. Dalam
Water Dehydration Tank terjadi proses dehidrasi MgSO4.7H2O, menjadi steam dan
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
35
MgSO4. Kemudian MgSO4 dialirkan kembali menuju penyimpanan MgSO4 dan
steam menuju aliran deaerator.
4.2 Asumsi Perhitungan Neraca Massa dan Energi Pada Alat Proses
Untuk mempermudah perhitungan neraca massa dan neraca energi pada
setiap alat proses dan pada keseluruhan pabrik, maka diperlukan asumsi pada setiap
alat yang digunakan dalam proses pembuatan Minyak Kayu Putih dari daun kayu
putih. Berikut merupakan asumsi-asumsi yang digunakan dalam pra rancangan
pabrik ini:
4.2.1 Daun Storage
a. Tempat penampungan daun kayu putih Melalueca leucadendra dalam
fase padat.
b. Daun kayu putih memiliki tiga komponen yaitu padatan, air, dan volatil
matter (essential oil).
c. Daun kayu putih yang digunakan dalam proses adalah daun kayu putih
kering.
d. Kandungan air dalam daun 1,074%wt. (Data Primer, 2018 dalam dalam
Nengsih.dkk, 2019)
e. Kandungan essential oil dalam daun 0,923%wt (Mumtazy, 2020)
f. Kondisi suhu, tekanan, komposisi, dan fraksi massa daun kayu putih
yang masuk ke dalam storage diasumsikan sama dengan suhu, tekanan,
komposisi, dan fraksi massa pada zat keluaran.
g. Suhu dalam storage dianggap konstan.
h. Tekanan di dalam storage tangki dijaga konstan 1 atm dan hilang tekan
yang terjadi diabaikan.
4.2.2 Steam Destillation Tank
a. Tempat pemasakan daun kayu putih menggunakan steam panas.
b. Steam yang digunakan merupakan 100% H2O.
c. Kebutuhan steam 300kg/kg minyak (Guenther, 1948 dalam Mumtazy,
2020)
d. Rendemen yang dihasilkan sebesar 0,625% (Muyassaroh, 2016).
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
36
e. Suhu dalam tangki dianggap konstan.
f. Tekanan di dalam tangki dijaga konstan 1,5 atm.
g. Kadar air limbah daun kayu putih sebesar 12% (Triwahyuningsih, 2018)
4.2.3 Kondensor
a. Kondesor bekerja dalam keadaan tunak (steady state).
b. Fraksi panas hanya disebabkan oleh fluida yang bertukar panas.
c. Kalor spesifik fluida yang bertukar panas diasumsikan konstan.
d. Uap air terkondensasi secara sempurna.
4.2.4 Dekanter
a. Tempat pemisahan crude essentil oil dan air dari proses destilasi.
b. Tekanan dijaga konstan 1 atm dan hilang tekan yang terjadi diabaikan.
c. Kemurnian minyak yang keluar dekanter sebesar 77% (Chalidazia,
2017)
d. Seluruh kandungan minyak diasumsikan naik keatas permukaan air
4.2.5 Mixed Crude Essential Oil Tank
a. Tempat pencampuran crude essential oil dalam fase cair dan MgSO4
b. Kandungan Essential Oi dalam crude essential oil hasil dekanter sebesar
90%wt. (Muyassaroh, 2016)
c. Kandungan air dalam crude essential oil hasil dekanter sebesar 10%wt.
d. Kondisi suhu, tekanan, komposisi, dan fraksi massa crude essential oil
yang masuk ke dalam mixer tank diasumsikan sama dengan suhu,
tekanan, komposisi, dan fraksi massa pada zat keluaran.
e. Suhu dalam mixer tank dianggap konstan.
f. Tekanan di dalam mixer tank tangki dijaga konstan 1 atm dan hilang
tekan yang terjadi diabaikan.
4.2.6 MgSO4 Storage
a. Tempat penampungan MgSO4 dalam fase kristal.
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
37
b. Kondisi suhu, tekanan, komposisi, dan fraksi massa reaktan yang masuk
ke dalam storage diasumsikan sama dengan suhu, tekanan, komposisi,
dan fraksi massa pada zat keluaran.
c. Suhu dalam storage dianggap konstan.
d. Tekanan di dalam storage tangki dijaga konstan 1 atm dan hilang tekan
yang terjadi diabaikan.
4.2.7 Pompa
a. Arah aliran satu dimensi.
b. Aliran tunak, tidak terjadi akumulasi massa didalam alat.
c. Gesekan antar aliran diabaikan.
d. Perubahan temperatur akibat perubahan tekanan dan gaya gesek dapat
diabaikan.
e. Semua pompa memiliki efisiensi adiabatik sebesar 75%.
4.2.8 Heater
a. Heater bekerja dalam keadaan tunak (steady state) dan tidak terjadi
akumulasi massa didalam alat.
b. Temperatur dijaga konstan.
c. Tekanan dijaga konstan 1 atm.
4.2.9 Water Dehydration Tank
a. Gas minyak atsiri dan pelarut air tidak saling larut.
b. Pelarut air adalah komponan non volatil.
c. Operasi heater isothermal, isobaris, dan adiabatik.
d. Pada setiap stage keadaan seimbang telah tercapai.
4.2.10 Water Storage
a. Tempat penampungan air dalam fase cair.
b. Kondisi suhu, tekanan, komposisi, dan fraksi massa reaktan yang masuk
ke dalam tangki diasumsikan sama dengan suhu, tekanan, komposisi,
dan fraksi massa pada zat keluaran.
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
38
c. Suhu dalam tangki dianggap konstan.
d. Tekanan di dalam tangki dijaga konstan 1 atm dan pressure drop yang
terjadi diabaikan.
4.2.11 Pure Essential Oil Storage
a. Tempat penampungan pure essential oil kayu putih dalam fase cair.
b. Komponen utama dalam pure essential oil kayu putih adalah 1,8-cineole
(68%), α-terpineol (19%), Limonene (7%), Linalool (3%), γ-terpinene
(3%).
c. Kondisi suhu, tekanan, komposisi, dan fraksi massa reaktan yang masuk
ke dalam tangki diasumsikan sama dengan suhu, tekanan, komposisi,
dan fraksi massa pada zat keluaran.
d. Suhu dalam tangki dianggap konstan.
e. Tekanan di dalam tangki dijaga konstan 1 atm dan yang pressure drop
terjadi diabaikan.
4.2.12 Deaerator
a. Sistem terisolasi sempurna, sehingga sistem tidak kehilangan panas
terhadap lingkungan.
b. Temperatur air dalam dearator sama dengan temperatur air yang keluar.
4.2.13 Chiller
a. Chiller menggunakan permukaan dan air sungai.
b. Pada total suspended solid (TSS) < 10 mg/l.
c. Range PH yang digunakan sekitar 7-9.
4.2.14 Kolom fraksinasi
a. Sistem dalam keadaan tunak (Steady State)
b. Suhu dan tekanan Konstan
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
39
4.2 Perhitungan Neraca Massa
Perhitungan neraca massa pabrik Minyak Kayu Putih dari daun kayu putih
dilakukan dengan alur maju, mulai dari daun storage, steam distillation tank,
kondensor, dekanter, crude essential oil storage, penambahan MgSO4, heater,
kolom fraksinasi, kondensor, pure essential oil storage. Perhitungan neraca massa
menggunakan software Microsoft Excel dan Labview. Adapun hasil perhitungan
neraca massa pada perancangan pabrik Minyak Kayu Putih disampaikan pada
Lampiran H. Hal yang perlu diperhatikan ialah komposisi produk dan data-data
berikut ini :
Kapasitas Produksi = 250 ton/tahun
Kapasitas Daun Kayu Putih yang masuk = 10.647,5 kg/jam
Basis perhitungan = 1 jam operasi
Hari kerja = 1 Tahun = 330 hari
Jam kerja = 1 hari = 24 jam
Komposisi Produk Minyak Kayu Putih yaitu :
1,8 Cineole (C10H18O)
α-terpineol (C10H16)
Linalool (C10H18O)
γ-terPinene (C10H16)
Limonene (C10H16)
Linalyl Pirofosfat (C10H20O7P2)
Farnesyl Dhiposphate (C15H28O7P2)
Phosphorus Acid (H4O7P2)
Perhitungan neraca massa tanpa reaksi adalah sebagai berikut :
- =
Perhitungan neraca masa dengan reaksi adalah sebagai berikut :
+ = +
Berikut merupakan hasil perhitungan neraca massa pada pabrik minyak kayu
putih :
Akumulasi Massa Massa Keluar Massa Masuk
Massa Masuk Konsumsi Massa keluar Generasi
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
40
1. Daun Storage (F-120)
No Komponen Mr
(Kg/Kmol)
Fraksi
Massa
Laju alir massa
(Kg/Jam)
1 Daun 100% 10,647.5
2 H2O 18.02 1% 114.4
3 Essential Oil 1% 98.3
Total 100% 10,648
2. Steam Distillation Tank (D-110A)
No Komponen Mr
(Kg/Kmol)
Input
(Kg/Jam)
Input
(Kg/Jam)
Output
(Kg/Jam)
Output
(Kg/Jam)
1 3 7 5
1 Daun 0 5324 9982 5233
2 H2O 18.02 628 9410
3 Essential Oil 0
4 1,8 Cineole
(C10H18O) 154.3
11
5 α-terpineol
(C10H16) 136.2
3
6 Linalool
(C10H18O) 154.3
0
7 γ-terPinene
(C10H16) 136.2
0
8 Limonene
(C10H16) 136.2
1
9
Linalyl
Pirofosfat
(C10H20O7P2)
314.2
33
10 B-Myrene
C10H16 136.2
16
11 phosphorus acid
(H4O7P2) 178
19
Total 5324 9982 5880
9,426
3. TEE 2
No Komponen Mr
(Kg/Kmol)
Input (Kg/Jam)
Input (Kg/Jam)
Output (Kg/Jam)
5 6 10
1 Daun
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
41
2 H2O 18.02 9410 9409.88 18820
3 Essential Oil 15.78 15.7828 31.566
4 1,8 Cineole (C10H18O) 154.3 11.12 11.1228 22.246
5 α-terpineol (C10H16) 136.2 2.771 2.77069 5.5414
6 Linalool (C10H18O) 154.3 0.49 0.49003 0.9801
7 γ-terPinene (C10H16) 136.2 0.42 0.4198 0.8396
8 Limonene (C10H16) 136.2 0.98 0.97954 1.9591
9 Linalyl Pirofosfat
(C10H20O7P2) 314.2
10 B-Myrene C10H16 136.2
11 phosphorus acid (H4O7P2) 178
Total 9426 9426 18851
4. TEE 3
No Komponen Mr
(Kg/Kmol)
Input (Kg/Jam)
Input (Kg/Jam)
Output (Kg/Jam)
7 8 9
1 Daun 5233 5233.31 10467
2 H2O 18.02 628 627.997 1256
3 Essential Oil
4 1,8 Cineole (C10H18O) 154.3
5 α-terpineol (C10H16) 136.2
6 Linalool (C10H18O) 154.3
7 γ-terPinene (C10H16) 136.2
8 Limonene (C10H16) 136.2
9 Linalyl Pirofosfat
(C10H20O7P2) 314.2
10 B-Myrene C10H16 136.2
11 phosphorus acid (H4O7P2) 178 18.85 18.8473 37.695
Total 5861.3 5861.3 11722.6
5. Kondensor (E-111)
No Komponen Mr
(Kg/Kmol)
Input (Kg/Jam)
Input (Kg/Jam)
Output (Kg/Jam)
Output (Kg/Jam)
10 13 11 12
1 Daun
2 H2O 18.02 18820 268 18820 268
3 Essential Oil 32 32
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
42
4 1,8 Cineole
(C10H18O) 154.3
5 α-terpineol
(C10H16) 136.2
6 Linalool
(C10H18O) 154.3
7 γ-terPinene
(C10H16) 136.2
8 Limonene
(C10H16) 136.2
9
Linalyl
Pirofosfat
(C10H20O7P
2)
314.2
10 B-Myrene
C10H16 136.2
11
phosphorus
acid
(H4O7P2)
178
12 MgSO4 120.4
13 MgSO4.7H2
O 246.5
Total 18851 268 18851 268
6. Decanter (H-112)
No Komponen Mr
(Kg/Kmol)
Input (Kg/Jam)
Output (Kg/Jam)
Output (Kg/Jam)
11 14 15
1 Daun
2 H2O 18.02 18819.8 9.4287 18810
3 Essential Oil 31.5657 31.5657
4 1,8 Cineole (C10H18O) 154.3
5 α-terpineol (C10H16) 136.2
6 Linalool (C10H18O) 154.3
7 γ-terPinene (C10H16) 136.2
8 Limonene (C10H16) 136.2
9 Linalyl Pirofosfat
(C10H20O7P2) 314.2
10 B-Myrene C10H16 136.2
11 phosphorus acid
(H4O7P2) 178
12 MgSO4 120.4
13 MgSO4.7H2O 246.5
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
43
Total 18851.3 41.0 18810.3
7. Mixed Crude Essential Oil Tank (F-113)
No Komponen Mr
(Kg/Kmol)
Input (Kg/Jam)
Input (Kg/Jam)
Output (Kg/Jam)
14 16 17
1 Daun
2 H2O 18.02 9.4287 3.5073
3 Essential Oil 31.5657 31.566
4 1,8 Cineole (C10H18O) 154.3
5 α-terpineol (C10H16) 136.2
6 Linalool (C10H18O) 154.3
7 γ-terPinene (C10H16) 136.2
8 Limonene (C10H16) 136.2
9 Linalyl Pirofosfat
(C10H20O7P2) 314.2
10 B-Myrene C10H16 136.2
11 phosphorus acid
(H4O7P2) 178
12 MgSO4 120.4 5.65055
13 MgSO4.7H2O 246.5 11.57
Total 41.0 5.7 46.6
8. MgSO4 Storage (F-115)
No Komponen Mr
(Kg/Kmol)
Input (Kg/Jam)
Output (Kg/Jam)
38 16
1 Daun
2 H2O 18.02
3 Essential Oil
4 1,8 Cineole (C10H18O) 154.3
5 α-terpineol (C10H16) 136.2
6 Linalool (C10H18O) 154.3
7 γ-terPinene (C10H16) 136.2
8 Limonene (C10H16) 136.2
9 Linalyl Pirofosfat
(C10H20O7P2) 314.2
10 B-Myrene C10H16 136.2
11 phosphorus acid (H4O7P2) 178
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
44
12 MgSO4 120.4 5.65055 5.65055
13 MgSO4.7H2O 246.5
Total 5.7 5.7
9. Kolom Fraksinasi (D-210)
No Komponen Mr
(Kg/Kmol)
Input (Kg/Jam)
Output (Kg/Jam)
Output (Kg/Jam)
18 21 22
1 Daun
2 H2O 18.02 3.5073 3.5073
3 Essential Oil 31.5657 31.566
4 1,8 Cineole (C10H18O) 154.3
5 α-terpineol (C10H16) 136.2
6 Linalool (C10H18O) 154.3
7 γ-terPinene (C10H16) 136.2
8 Limonene (C10H16) 136.2
9 Linalyl Pirofosfat
(C10H20O7P2) 314.2
10 B-Myrene C10H16 136.2
11 phosphorus acid
(H4O7P2) 178
12 MgSO4 120.4
13 MgSO4.7H2O 246.5 11.5701 11.5701
Total 46.6 11.6 35.1
10. Kondensor (E-212)
No Komponen Mr
(Kg/Kmol) Input
(Kg/Jam) Input
(Kg/Jam) Output
(Kg/Jam) Output
(Kg/Jam)
22 24 23 25
1 Daun
2 H2O 18.02 3.5073 67.7348 3.5073 67.7348
3 Essential Oil 31.5657 31.566
4 1,8 Cineole
(C10H18O) 154.3
5 α-terpineol
(C10H16) 136.2
6 Linalool
(C10H18O) 154.3
7 γ-terPinene
(C10H16) 136.2
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
45
8 Limonene
(C10H16) 136.2
9 Linalyl Pirofosfat
(C10H20O7P2) 314.2
10 B-Myrene C10H16 136.2
11 phosphorus acid
(H4O7P2) 178
12 MgSO4 120.4
13 MgSO4.7H2O 246.5
Total 35.08 67742 35.08 67742
11. Pure Essential Oil Storage (F-221)
No Komponen Mr
(Kg/Kmol)
Input (Kg/Jam)
Output (Kg/Jam)
23 truc
1 Daun
2 H2O 18.02 3.5073 3.5073
3 Essential Oil 31.5657 31.5657
4 1,8 Cineole (C10H18O) 154.3
5 α-terpineol (C10H16) 136.2
6 Linalool (C10H18O) 154.3
7 γ-terPinene (C10H16) 136.2
8 Limonene (C10H16) 136.2
9 Linalyl Pirofosfat
(C10H20O7P2) 314.2
10 B-Myrene C10H16 136.2
11 phosphorus acid (H4O7P2) 178
12 MgSO4 120.4
13 MgSO4.7H2O 246.5
Total 35 35
12. Heat Exchanger (E-219)
No Komponen Mr
(Kg/Kmol)
Input (Kg/Jam)
Input (Kg/Jam)
Output (Kg/Jam)
Output (Kg/Jam)
32 35 33 34
1 Daun
2 H2O 18.02 10.9365 10.9365
3 Essential Oil
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
46
13. Water Dehidration Tank (D-222)
No Komponen Mr
(Kg/Kmol)
Input (Kg/Jam)
Output (Kg/Jam)
Output (Kg/Jam)
33 37 36
1 Daun
2 H2O 18.02 5.92141
3 Essential Oil
4 1,8 Cineole (C10H18O) 154.3
5 α-terpineol (C10H16) 136.2
6 Linalool (C10H18O) 154.3
7 γ-terPinene (C10H16) 136.2
8 Limonene (C10H16) 136.2
9 Linalyl Pirofosfat
(C10H20O7P2) 314.2
10 B-Myrene C10H16 136.2
11 phosphorus acid
(H4O7P2) 178
12 MgSO4 120.4 5.6505
13 MgSO4.7H2O 246.5 11.5701
Total 11.57 5.9 5.65
4 1,8 Cineole
(C10H18O) 154.3
5 α-terpineol
(C10H16) 136.2
6 Linalool
(C10H18O) 154.3
7 γ-terPinene
(C10H16) 136.2
8 Limonene
(C10H16) 136.2
9 Linalyl Pirofosfat
(C10H20O7P2) 314.2
10 B-Myrene
C10H16 136.2
11 phosphorus acid
(H4O7P2) 178
12 MgSO4 120.4
13 MgSO4.7H2O 246.5 11.5701 11.57
Total 11.57 10.9 11.57 10.9
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
47
14. Deaerator (F-315)
No Komponen Mr
(Kg/Kmol)
Input (Kg/Jam)
Input (Kg/Jam)
Output (Kg/Jam)
44 43 45
1 Daun
2 H2O 18.02 1147.86 18836.47 19984
3 Essential Oil
4 1,8 Cineole (C10H18O) 154.3
5 α-terpineol (C10H16) 136.2
6 Linalool (C10H18O) 154.3
7 γ-terPinene (C10H16) 136.2
8 Limonene (C10H16) 136.2
9 Linalyl Pirofosfat
(C10H20O7P2) 314.2
10 B-Myrene C10H16 136.2
11 phosphorus acid
(H4O7P2) 178
Total 1147.86 18836.47 19984.3
4.3 Perhitungan Neraca Energi
Neraca Energi merupakan cabang keilmuan yang mempelajari
kesetimbangan energi dalam sebuah sistem. Neraca energi penting digunakan
dalam perancangan sebuah pabrik kimia. Adapun hasil perhitungan neraca energi
pada perancangan pabrik Minyak Kayu Putih disampaikan pada Lampiran I.
perhitungan neraca energi menggunakan neraca energi overall. Pada perhitungan
ini, berlaku teori hukum kekekalan energi dengan asumsi sebagai berikut :
Ideal
Pengaruh tekanan terhadap entalpi diabaikan
Energi kinetic dan potensial diabaikan
Tidak ada akumulasi energi (steady state)
Neraca energi dihitung per kapasitas alat
Maka rumus neraca energi yang digunakan sebagai berikut :
Energi Akumulasi = Energi Aliran Masuk – Energi Aliran Keluar
Pada perhitungan neraca energi ini, satuan yang digunakan adalah kJ. Berikut
merupakan hasil perhitungan neraca energi pada pabrik minyak kayu putih :
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
48
1. Steam Distillation Tank A (D-110 A)
Tabel 4.1 Neraca Energi Steam Distillation Tank A
NERACA ENERGI D-110A
INPUT OUTPUT
ΔH1 (kJ/Jam) 33.011.378 ΔH2 (kJ/Jam) 553.808.342,5
Q1 18.528.689 ΔH3 (kJ/Jam) 60.540.424
ΣHR 562.808.963 Qloss 263,47
Total 614.349.030 Total 614.349.030
2. Kondensor (E-111)
Gambar 4. 2 Blok Diagram Kondensor (E-111)
Tabel 4.2 Neraca Energi Kondensor (E-111)
NERACA ENERGI KONDENSOR (E-111)
INPUT OUTPUT
ΔH1 (kJ/Jam) 6.724.867 ΔH2 (kJ/Jam) 6.691.311
Q Serap 33.556
Total 6.724.867 Total 6.724.867
<10> <11>
<13>
<12>
E-111
<1> <5>
<3>
<7>
D-110 A
Gambar 4. 1 Blok Diagram Steam Distillation Tank A
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
49
3. Dekanter (H-112)
Gambar 4. 3 Blok Diagram Dekanter (H-112)
Tabel 4.3 Neraca Energi Dekanter (H-112)
NERACA ENERGI DEKANTER (H-112)
INPUT OUTPUT
ΔH1 (kJ/Jam) 2.758.308,294 ΔH2 (kJ/Jam) 3.833,842
ΔH3 (kJ/Jam) 2.754.474,452
Total 2.758.308,294 Total 2.758.308,294
4. Heater (E-211)
Tabel 4.4 Neraca Energi Heater (E-211)
NERACA ENERGI HEATER (E-211)
INPUT OUTPUT
ΔH1 (kJ/Jam) 3.023,999 ΔH2
(kJ/Jam) 9.873,30
Q Supply
(kJ/Jam) 7.946,330 Qloss 1.097,03
Total 10.970,328 Total 10.970,328
<11> <14>
<15>
H-112
<17> <18>
<20>
<19>
E-211
Gambar 4. 4 Blok Diagram Heater (E-211)
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
50
5. Kolom Fraksinasi (D-210)
Gambar 4. 5 Blok Diagram Kolom Fraksinasi (D-210)
Tabel 4.5 Neraca Energi Kolom Fraksinasi (D-210)
NERACA ENERGI KOLOM FRAKSINASI (D-210)
INPUT OUTPUT
ΔH1 (kJ/Jam) 9.873,295 ΔH2 (kJ/Jam) 787
ΔH3 (kJ/Jam) 9.086,442
Total 9.873,295 Total 9.873,295
6. Kondensor (E-212)
Gambar 4. 6 Blok Diagram Kondensor (E-212)
Tabel 4.6 Neraca Energi Kondensor (E-212)
NERACA ENERGI KONDENSOR (E-212)
INPUT OUTPUT
ΔH1 (kJ/Jam) 9.086,442 ΔH2 (kJ/Jam) 593,890
Q Serap 8.493
Total 9.086,442 Total 9.086,442
<18> <22>
<21>
D-210
<22> <23>
<24>
<25>
E-212
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
51
7. Heater (E-219)
Gambar 4. 7 Blok Diagram Heater (E-219)
Tabel 4.7 Neraca Energi Heater (E-219)
NERACA ENERGI HEATER (E-219)
INPUT OUTPUT
ΔH1 (kJ/Jam) 786,853 ΔH2 (kJ/Jam) 1.064,382
Qsupply 395,79 Qloss 118
Total 1.182,647 Total 1.182,647
8. Boiler (Q-310)
Tabel 4.8 Neraca Energi Boiler (Q-310)
NERACA ENERGI BOILER (Q-310)
INPUT (kJ/Jam) OUTPUT (kJ/Jam)
Panas air umpan
420.535,441
Panas steam
keluar 39.105.899,41
Panas Bahan
Bakar
59.061.624
panas sensibel
flue gas 48.883.704,023
Panas sensibel
udara 272148,4105 Q loss 84.994.891,81
<32> <33>
<35>
<34>
E-219
<46> <47>
<58>
<49>
Q-310
Gambar 4. 8 Blok Diagram Boiler (Q-310)
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
52
Panas laten H2O
113.230.187,008
Total
172.984.495,236 Total 172.984.495,236
4.4 Process Flow Diagram
Berdasarkan perhitungan neraca massa dilakukan pembuatan Process Flow
Diagram (PFD) yang disampaikan pada Lampiran J.
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
53
BAB V
SPESIFIKASI PERALATAN
5.1 Unit Reaktor
5.1.1 Spesifikasi Reaktor
Tujuan dari pra-rancangan pabrik kimia ini adalah membangun pabrik untuk
memproduksi Minyak Kayu Putih dengan bahan baku berupa daun minyak kayu
putih. Dalam produksi Minyak Kayu Putih ini dibutuhkan reaktor. Reaktor ini harus
dirancang agar nantinya dapat memfasilitasi jalannya proses untuk mendapatkan
produk berupa Minyak Kayu Putih yang diinginkan sesuai dengan kapasitas yang
diharapkan. Perancangan ini meliputi dimensi dengan mempertimbangkan faktor
keamanan (safety factor) dan fleksibilitas dalam pengoperasian. Pabrik Minyak
Kayu Putih ini membutuhkan satu reaktor untuk reaksi pembentukan Minyak Kayu
Putih yaitu Steam Distillation Tank. Steam Distillation Tank ini terdapat dua unit
yaitu Steam Distillation A dan B. Steam Distillation ini merupakan proses
pengambilan minyak dari daun kayu putih dengan menggunakan metode steam
distillation. Proses steam distillation diawali dengan pengambilan daun kayu putih
yang disimpan di dalam gudang penyimpanan bahan baku, kemudian dimasukkan
ke dalam tangki distilasi yaitu Steam Distillation Tank A/B. Dua tangki beroperasi
secara bersamaan dalam satu waktu. Dalam satu batch proses steam destillation
dibutuhkan waktu sebanyak 30 menit persiapan awal, 3 jam proses ekstraksi, dan
30 menit pembersihan akhir tangki. Kemudian de-oiled leaves atau ampas daun
akan dikeluarkan dari tangki steam distillation jika proses telah selesai. Proses
steam distillation berlangsung selama 3 jam untuk 1 kali proses.
5.1.2 Dasar Perancangan Steam Distillation Tank
Steam Distillation Tank A/B merupakan tempat penyulingan daun minyak
kayu putih menggunakan steam. Terjadi kontak antar daun kayu putih dengan steam.
Keluaran Steam Distillation Tank adalah uap yang mengandung minyak atsiri kayu
putih. Pabrik Minyak Kayu Putih dari bahan baku Daun Kayu Putih ini
menggunakan reaktor dengan tutup atas dan tutup bawah berbentuk standard
dished. Pada reaktor tersebut dipilih reaktor yang memiliki jenis bahan kontruksi
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
54
AISI 1060 Steel. Ada beberapa pertimbangan yang mendasari dalam pemilihan
material bahan kontruksi tersebut yaitu :
a. Pertimbangan Tegangan
Yield stress material pada bahan lebih besar dibandingkan tegangan yang
diperlukan, sehingga reaktor dapat berfungsi dengan baik pada kondisi operasinya.
b. Pertimbangan Kondisi Lingkungan
Bahan didalam Steam Distilation Tank memiliki ph 6-7, suhu operasi alat sebesar
100oC. Material reaktor memiliki sifat resisten terhadap korosi tinggi dan senyawa
material tidak mudah bereaksi bahan dalam reaktor.
5.1.3 Asumsi Perhitungan
Asumsi yang digunakan di dalam perancangaan reaktor untuk proses
penyulingan daun kayu putih antara lain sebagai berikut :
a. Bahan yang digunakan berupa AISI 1060 Steel.
b. Kapasitas Steam destillation 15305,8 kg/jam.
c. Pengelasan double welded butt join.
d. Faktor korosi 1/8.
e. Desain tangki berbentuk silinder vertikal dengan tutup atas dan tutup
bawah berbentuk standard dished.
5.1.4 Spesifikasi Alat Steam Distillation
Berikut ini merupakan desain hasil perhitungan untuk unit reaktor yaitu
steam distillation dengan asumsi yang telah ditentukan sebelumnya :
Tabel 5.1 Spesifikasi Alat Steam Distillation Tank A
LEMBAR SPESIFIKASI ALAT
Nama Alat Steam Distillation Tank Kode D-110 A
OPERATING CONDITION DESIGN CONDITION
Temperatur Operasi 373,15˚K Temperatur Operasi 373,15˚K
Tekanan Operasi 1.5 atm Tekanan Operasi 2,2 atm
Waktu Operasi 330 hari/th Waktu Tinggal 4 jam
Material : plate AISI 1040
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
55
TANGKI
Diameter tangki plate AISI 1040 12,03 ft 144,39 in
Tinggi tangki liquid 22,86 ft 6,97 m
Total Massa Masuk 15362,99 kg/jam
Head type Top : Standar Dishead Bottom : Standard Dishead
Joint type Shell Double Welded Butt Joint
Top Head Double Welded Butt Joint
Bottom Head Double Welded Butt Joint
NOZZLE Type (Standard Dishead)
D optimal 0,246 in 0,021 ft Tebal tutup atas 7/16 in
DI 7,981 in 0,665 ft Tinggi tutup atas 45,89 in
DO 8,625 in 0,719 ft Tinggi tutup
Bawah
45,89 in
LEMBAR SPESIFIKASI ALAT
Nama alat : Steam Distillation Tank A
Gambar 5. 1 Alat Steam Distillation Tank A
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
56
Tabel 5.2 Spesifikasi Alat Steam Distillation Tank B
LEMBAR SPESIFIKASI ALAT
Nama Alat Steam Distillation Tank Kode D-110 B
OPERATING CONDITION DESIGN CONDITION
Temperatur Operasi 373,15˚K Temperatur Operasi 373,15˚K
Tekanan Operasi 1.5 atm Tekanan Operasi 2,2 atm
Waktu Operasi 330 hari/th Waktu Tinggal 4 jam
Material : plate AISI 1040
TANGKI
Diameter tangki plate AISI 1040 12,03 ft 144,39 in
Tinggi tangki liquid 22,86 ft 6,97 m
Total Massa Masuk 15362,99 kg/jam
Head type Top : Standar Dishead Bottom : Standard Dishead
Joint type Shell Double Welded Butt Joint
Top Head Double Welded Butt Joint
Bottom Head Double Welded Butt Joint
NOZZLE Type (Standard Dishead)
D optimal 0,246 in 0,021 ft Tebal tutup atas 7/16 in
DI 7,981 in 0,665 ft Tinggi tutup atas 45,89 in
DO 8,625 in 0,719 ft Tinggi tutup
Bawah
45,89 in
LEMBAR SPESIFIKASI ALAT
Nama alat : Steam Distillation Tank B
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
57
Gambar 5. 2 Alat Steam Distillation Tank B
5.2 Unit Pemisahan dan Pencampuran
Unit pemisahan merupakan proses pemisahan yang digunakan untuk
mendapatkan dua atau lebih produk yang lebih murni dari suatu campuran.
Biasanya, suatu campuran larutan terdiri dari zat terlarut dan pelarut dengan fasa
berbeda berada. Dalam kebutuhan pabrik, dibutuhkan suatu senyawa yang telah
terpisah dari zat pengotor dan menguntungkan dalam proses produksi dengan
kemurnian tinggi. Sehingga, proses pemisahan perlu dilakukan untuk memisahkan
senyawa murni yang diinginkan dengan pengotornya. Pada pabrik Minyak Kayu
Putih dengan bahan baku daun kayu putih menggunakan dekanter dan kolom
fraksinasi sebagai unit pemisahan untuk memperoleh minyak kayu putih dengan
kadar yang diinginkan.
5.2.1 Dekanter
Dekanter merupakan salah satu alat pemisahan pada Pabrik Minyak Kayu
Putih. Dekanter berfungsi untuk memisahkan air dan minyak keluaran dari
kondensor. Prinsip pemisahan pada dekanter adalah perbedaan massa jenis, dimana
komponen minyak kayu putih dengan massa jenis lebih rendah akan berada di
bagian atas, sedangkan air berada di bawah. Produk dari proses pemisahan dekanter
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
58
adalah air dan minyak yang telah terpisah, dimana produk minyak akan dialirkan
pada tangki penyimpanan mixed crude essential oil untuk mencapurkan produk
minyak kayu putih dengan MgSO4 sebelum memasuki proses pemurnian berupa
vacuum distillation. Sedangkan air akan ditampung dalam Water Storage.
5.2.1.1 Dasar Perancangan Dekanter
Dekanter memiliki fungsi tempat pemisahan crude essential oil dan air dari
proses destilasi. Pada pabrik minyak kayu putih menggunakan dekanter tipe
Silinder dengan tutup atas dan tutup bawah berbentuk standard dished head dengan
material ASTM A36 Steel Plate. Terdapat satu unit dekanter dengan tekanan 1 atm,
dan temperature sebesar 60oC. Adapun pemilihan tersebut berdasarkan :
a. Pertimbangan Tegangan
Nilai yield stress material pada bahan lebih besar dibandingkan tegangan
yang diperlukan, sehingga reaktor dapat berfungsi dengan baik pada kondisi
operasinya.
b. Pertimbangan Material
Material material memiliki nilai elastisitas yang tinggi, bahan bisa dibuat
lebih kuat dengan panduan pelakuan panas, dan memiliki konduktifitas
thermal yang baik.
5.2.1.2 Asumsi Perhitungan
Asumsi yang digunakan di dalam perancangaan dekanter antara lain sebagai
berikut :
a. Bahan yang digunakan berupa ASTM A36 Steel Plate.
b. Kapasitas dekanter 18851,32 kg/jam.
c. Tekanan 1 atm
5.2.1.3 Spesifikasi Alat Dekanter
Berikut ini merupakan desain hasil perhitungan untuk unit pemisahan
dekanter dengan asumsi yang telah ditentukan sebelumnya yaitu sebagai berikut :
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
59
Tabel 5.3 Spesifikasi Alat Dekanter
LEMBAR SPESIFIKASI DECANTER
Kode H-112
Nama Alat Decanter
Bentuk Silinder dengan tutup atas dan tutup
bawah berbentuk standard dished head
DESIGN
Jumlah 1 buah
Tinggi total tangki 1,49 m
Diameter 0,74 m
Tinggi interface 0,74 m
Tinggi take off light liquid 1,34 m
Diameter pipa 0,04 m
LEMBAR SPESIFIKASI ALAT
Nama alat : Dekanter
Gambar 5. 3 Alat Dekanter
5.2.2 Kolom Fraksinasi
Peningkatan kualitas minyak kayu putih dilakukan dengan cara pemurnian
minyak atsiri menggunakan proses distilasi fraksinasi, yaitu proses distilasi dengan
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
60
memperhatikan titik didih setiap komponen penyusunnya. Dalam kolom fraksinasi,
komponen penyusun yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap terlebih
dahulu baru kemudian disusul oleh komponen yang memiliki titik didih yang lebih
tinggi (Arman, 2014). Minyak kayu putih yang diperoleh langsung dari hasil
penyulingan memiliki kadar 1,8-cineole mencapai kurang lebih 35%, lebih rendah
dibandingkan dengan minyak kayu putih yang telah melewati proses pemurnian
lebih lanjut yakni berkisar 55-60% (Mumtazy, 2020). Minyak kayu putih hasil dari
pemurnian pada kolom fraksinasi memiliki kemurnian 90%.
5.2.2.1 Dasar Perancangan Kolom Fraksinasi
Kolom fraksinasi memiliki fungsi mencegah cairan kedua untuk melewati
pendingin, sebelum semua uap cairan pertama habis melewati pendingin. Tipe
kolom fraksinasi yang digunakan yaitu tutup atas dan bawah berbentuk standard
dished. Material yang digunakan kolom fraksinasi adalah Stainless Steel 304,
Annealed Plate Adapun pemilihan tersebut berdasarkan:
a. Pertimbangan Tegangan
Nilai yield stress material pada bahan lebih besar dibandingkan tegangan
yang diperlukan, sehingga reaktor dapat berfungsi dengan baik pada kondisi
operasinya
b. Pertimbangan Lingkungan
Material memiliki sifat resistensi korosi yang tinggi. Tidak membutuhkan
perawatan yang komplek dan tidak mudah rusak karena oksidasi.
5.2.2.2 Asumsi Perhitungan
Asumsi yang digunakan di dalam perancangaan kolom fraksinasi antara
lain sebagai berikut :
a. Bahan yang digunakan berupa Stainless Steel 304, Annealed Plate.
b. Silinder dengan tutup atas dan tutup bawah berbentuk standard dished head.
5.2.2.3 Spesifikasi Alat Kolom Fraksinasi
Berikut ini merupakan desain hasil perhitungan untuk unit pemisahan
kolom fraksinasi dengan asumsi yang telah ditentukan sebelumnya :
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
61
Tabel 5.4 Spesifikasi Alat Kolom fraksinasi
LEMBAR SPESIFIKASI KOLOM FRAKSINASI
Kode D-210
Nama Alat Kolom Fraksinasi
Jumlah 1 buah
Bentuk Silinder sieve tray dengan tutup atas dan tutup bawah
berbentuk standard dished head
Design
Tinggi tangki 47,25 in Tebal tutup atas 3/16 in
OD 24 in Tinggi Tutup Atas 6,19 in
Tebal tangki 3/16 in Kapasitas 46,65 kg/jam
Tinggi Tutup Bawah 6,19 in Tebal Tutup Bawah 3/16 in
Material Stainless Steel 304
LEMBAR SPESIFIKASI ALAT
Nama alat : Kolom Fraksinasi
Gambar 5. 4 Alat Kolom Fraksinasi
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
62
5.2.3 Mixed Crude Essential Oil Tank
Produk minyak keluaran dekanter memiliki kemurnian 77%, dimana
minyak ini akan lebih lanjut dimurnikan pada Mixed Crude Essential Oil dengan
penambahan MgSO4. Mixed Crude Essential Oil tank merupakan tangki
pencampuran minyak hasil keluaran dari dekanter dan MgSO4 yang dilengkapi
dengan pengaduk. Pencampuran minyak dan MgSO4 akan menghasilkan
kandungan air pada Crude Essential Oil akan diikat oleh MgSO4.
5.2.3.1 Dasar Perancangan Mixed Crude Essential Oil Tank
Mixed Crude Essential Oil memiliki fungsi mencampur essential oil
dengan MgSO4. Tipe Mixed Crude Essential Oil Tank yang digunakan yaitu tutup
atas berbentuk standard dished dan tutup bawah berbentuk conical dengan
pengaduk tipe propeller. Material yang digunakan Mixed Crude Essential Oil Tank
adalah SA 240 Grade A. Adapun pemilihan tersebut berdasarkan:
a. Pertimbangan Tegangan
Nilai yield stress material pada bahan lebih besar dibandingkan tegangan
yang diperlukan, sehingga dapat berfungsi dengan baik pada kondisi
operasinya.
b. Pertimbangan Lingkungan
Material memiliki sifat resistensi korosi yang tinggi. Tidak membutuhkan
perawatan yang komplek dan tidak mudah rusak karena oksidasi.
5.2.3.2 Asumsi Perhitungan
Asumsi yang digunakan di dalam perancangaan Mixed Crude Essential Oil
Tank antara lain sebagai berikut :
a. Bahan yang digunakan berupa SA 240 Grade A.
b. Silinder dengan tutup atas standard dished head dan tutup bawah conical.
5.2.3.3 Spesifikasi Alat Mixed Crude Essential Oil Tank
Berikut ini merupakan desain hasil perhitungan untuk unit pemisahan
Mixed Crude Essential Oil Tank dengan asumsi yang telah ditentukan sebelumnya
:
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
63
Tabel 5.5 Spesifikasi Alat Mixed Crude Essential Oil Tank
LEMBAR SPESIFIKASI ALAT MIXED CRUDE ESSENTIAL OIL TANK
Fungsi Tempat pencampuran crude essential oil + MgSO4
Kode Alat : F-113
Tipe : Reaktor berpengaduk tertutup berbentuk
tutup datar dengan alas conical 60o
Bahan Kontruksi : Stainless Steel SA 240 Grade A
ID : 12 In
Tinggi Total : 28.39 In
Tebal Tangki : 0.19 In
Tinggi Tutup Bawah : 10.39 In
Tebal Tutup Bawah : 0.19 In
Jenis Pengaduk : Propeller With No baffles
Efisiensi Motor : 80%
Daya Motor : 397.23 kW
LEMBAR SPESIFIKASI ALAT
Nama alat : Mixed Crude Essential Oil Tank
Gambar 5. 5 Alat Mixed Crude Essential Oil Tank
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
64
5.2.4 Water Dehydration Tank
Water Dehydration Tank merupakan alat pemisahan air dari MgSO4.7H2O.
MgSO4.7H2O merupakan produk keluaran bottom kolom fraksinasi. Dengan
kondisi suhu operasi tanngki sebesar 150oC dan tekanan operasi tangki sebesar 0,5
atm, maka senyawa air dalam MgSO4.7H2O akan terpisah, dengan reaksi sebagai
berikut:
MgSO4.7H2O + panas MgSO4 + 7H2O …………. (3)
5.2.4.1 Dasar Perancangan Water Dehydration Tank
Tipe yang digunakan yaitu tutup atas dan bawah berbentuk standard
dished head. Material yang digunakan Water Dehydration Tank adalah Stell SA
240 - Grade A type 410 Adapun pemilihan tersebut berdasarkan:
a. Pertimbangan Tegangan
Nilai yield stress material pada bahan lebih besar dibandingkan tegangan
yang diperlukan, sehingga dapat berfungsi dengan baik pada kondisi
operasinya.
b. Pertimbangan Lingkungan
Material memiliki sifat resistensi korosi yang tinggi. Tidak membutuhkan
perawatan yang komplek dan tidak mudah rusak karena oksidasi.
5.2.4.2 Asumsi Perhitungan Water Dehidration Tank
Asumsi yang digunakan di dalam perancangaan Water Dehidration Tank
antara lain sebagai berikut :
a. Bahan yang digunakan berupa SA 240 - Grade A type 410.
b. Silinder dengan tutup atas dan tutup bawah berbentuk standard dished
head.
5.2.4.3 Spesifikasi Alat Water Dehydration Tank
Berikut ini merupakan desain hasil perhitungan alat Water Dehydration
Tank dengan asumsi yang telah ditentukan sebelumnya :
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
65
Tabel 5.6 Spesifikasi Alat Water Dehydration Tank
LEMBAR SPESIFIKASI ALAT WATER DEHIDRATION TANK
Kode Alat D-222
Fungsi : Memisahkan MgSO4 dari H2O
Type : Silinder tegak dengan bagian atas dan bagian bawah
Dimensi
tangki
: Diameter luar
= 12 in
: Diameter dalam
= 8,85 in
: Tebal silinder (ts)
= 3/16 in
: Tinggi silinder (Ls)
= 18 in
: Tebal tutup (th)
= 3/16 in
: Tinggi tutup atas = 2,03 in
: Tinggi tutup bawah = 2,03 in
: Tinggi total tangki = 22,06 in
Tinggi liquid : Tinggi liquid (Llt) = 0.19 m
Dimensi jaket
: Diameter OD Jaket = 40.38 in
: Luas jaket (AJ) = 1.98 in
: Tinggi jaket (HJ) = 0.67 in
: Tebal jaket (tj) = 3/16 in
Material : Steel SA 240 - Grade A type 410
Jumlah : 1 buah
LEMBAR SPESIFIKASI ALAT
Nama alat : Water Dehydration Tank
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
66
Gambar 5. 6 Alat Water Dehydration Tank
5.2.5 Deaerator
5.2.5.1 Dasar Perancangan Deaerator
Deaerator memiliki fungsi Melepaskan gas-gas yang terlarut dalam air
seperti O2 dan CO2. Tipe yang digunakan yaitu Silinder dengan bahan isian,
torisherical dished head. Material yang digunakan deaerator adalah Low Alloy Steel
SA-201 Grade B Adapun pemilihan tersebut berdasarkan:
a. Pertimbangan Tegangan
Nilai yield stress material pada bahan lebih besar dibandingkan tegangan
yang diperlukan, sehingga dapat berfungsi dengan baik pada kondisi
operasinya.
b. Pertimbangan Lingkungan
Tidak membutuhkan perawatan yang komplek, tidak mudah rusak karena
oksidasi dan material tidak mudah bereaksi dengan bahan di dalam alat.
5.2.5.2. Asumsi Perhitungan Deaerator
Asumsi yang digunakan di dalam perancangaan water dehidration tank
antara lain sebagai berikut :
a. Bahan yang digunakan berupa Low Alloy Steel SA-201 Grade B.
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
67
b. Silinder dengan bahan isian rasching ring ceramic, bentuk tutup atas dan
bawah torispherical dished head.
5.2.3.1 Spesifikasi Alat Deaerator
Berikut merupakan desain hasil perhitungan alat deaerator dengan asumsi
yang telah ditentukan sebelumnya :
Tabel 5.7 Spesifikasi Alat Deaerator
Tabel. Spesifikasi Alat Deaerator (F-311)
Nama Alat : Deaerator
Kode Alat : F-113
Bahan Kontruksi : Low Alloy Steel SA-201 Grade B
Jumlah : 1 buah
ID : 59.5 in
OD : 60 in
Tinggi Shell : 1.13 m
Tebal Shell : 0.25 in
Tinggi Tutup : 0.325 m
Tebal Tutup : 0.25 in
Tinggi Total : 1.78 m
P Design : 17.83 psi
LEMBAR SPESIFIKASI ALAT
Nama alat : Deaerator
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
68
Gambar 5. 7 Alat Deaerator
5.3 Unit Penukar Panas
5.3.1 Heater
Unit penukar kalor adalah suatu alat untuk memindahkan panas dari suatu
fluida ke fluida yang lain. Sebagian besar dari industri-industri yang berkaitan
dengan pemprosesan selalu menggunakan alat ini, sehingga alat penukar kalor ini
mempunyai peran yang penting dalam suatu proses produksi atau operasi.
Pemilihan yang tepat suatu alat penukar kalor akan menghemat biaya
operasional harian dan perawatan. Bila alat penukar kalor dalam keadaan baru,
maka permukaan logam dari pipa-pipa pemanas masih dalam keadaan bersih
setelah alat beroperasi beberapa lama maka terbentuklah lapisan kotoran atau kerak
pada permukaan pipa tersebut. Tebal tipisnya lapisan kotoran tergantung dari
fluidanya. Adanya lapisan tersebut akan mengurangi koefisien perpindahan
panasnya. Harga koefisien perpindahan panas untuk suatu alat penukar kalor selalu
mengalami perubahan selama pemakaian. Batas terakhir alat dapat berfungsi sesuai
dengan perencanaan adalah saat harga koefisien perpindahan panas mencapai harga
minimum.
5.3.1.1 Dasar Perancangan Heater (E-211)
Heater memiliki fungsi untuk memanaskan produk dari Mixed Crude
Essential Oil Tank untuk dialirkan ke Kolom Fraksinasi. Pada pabrik minyak kayu
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
69
putih menggunakan Heater tipe Shell and Tube Heat Exchanger (STHE) dengan
material Stainless Steel 316, Annealed Plate. Pabrik memiliki dua unit heater
dengan tekanan shell 2 psia dan tekanan tube 10 psia. Adapun pemilihan tersebut
berdasarkan :
a. Pertimbangan Tegangan
Nilai yield stress material pada bahan lebih besar dibandingkan tegangan
yang diperlukan
b. Pertimbangan Lingkungan
Memiliki ph asam memiliih bahan dengan resistensi korosi yang tinggi.
Tidak membutuhkan perawatan yang komplek dan tidak mudah rusak
karena oksidasi. Dapat bertahan pada suhu tinggi hingga 980°C
5.3.1.2 Asumsi Perhitungan Heater (E-211)
Asumsi yang digunakan di dalam perancangaan Heater antara lain sebagai
berikut :
a. Bahan yang digunakan berupa Stainless Steel 316, Annealed Plate.
b. Kapasitas Heater 55,93 kg/jam.
c. Tekanan 1 atm.
5.3.1.3 Spesifikasi Alat Heater (E-211)
Berikut ini merupakan desain hasil perhitungan untuk unit penukar panas
Heater dengan asumsi yang telah ditentukan sebelumnya yaitu :
Tabel 5.8 Spesifikasi Alat Heater
LEMBAR SPESIFIKASI ALAT
Nama Alat : Heater Kode : E-211
Desain
Type Shell and Tube Heat Exchanger
Panjang 12 ft
Dimensi Tube
Fluida Campuran Crude Essential Oil
ID 1 in
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
70
Jumlah Pass Aliran 6
Layout tube Triangular
Pitch 1 in
Jumlah Tube 474 buah
Dimensi Shell
Fluida Steam
ID 27 in
Evaluasi
Rd dihitung > Rd ketentuan 0,019 > 0,003
ΔPs dihitung < ΔPs ketentuan 0,00002 psia < 2 psia
ΔPt dihitung < ΔPt ketentuan 4,8 psia < 10 psia
LEMBAR SPESIFIKASI ALAT
Nama alat : Heater
Gambar 5. 8 Alat Heater
5.3.1.4 Dasar Perancangan Heater (E-219)
Heater memiliki fungsi untuk memanaskan produk bawah dari Kolom
Fraksinasi berupa MgSO4.7H2O untuk dialirkan ke Water Dehidration Tank.. Pada
pabrik minyak kayu putih menggunakan Heater tipe Shell and Tube Heat Exchanger
(STHE) dengan material Stainless Steel 316, Annealed Plate. Pabrik memiliki dua
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
71
unit heater dengan tekanan shell 2 psia dan tekanan tube 10 psia. Adapun pemilihan
tersebut berdasarkan :
a. Pertimbangan Tegangan
Nilai yield stress material pada bahan lebih besar dibandingkan tegangan
yang diperlukan
b. Pertimbangan Lingkungan
Memiliki ph asam memiliih bahan dengan resistensi korosi yang tinggi.
Tidak membutuhkan perawatan yang komplek dan tidak mudah rusak
karena oksidasi. Dapat bertahan pada suhu tinggi hingga 980°C
5.3.1.5 Asumsi Perhitungan Heater (E-219)
Asumsi yang digunakan di dalam perancangaan Heater antara lain sebagai
berikut :
a. Bahan yang digunakan berupa Stainless Steel 316, Annealed Plate.
b. Kapasitas Heater 22,51 kg/jam.
c. Tekanan 1 atm.
5.3.1.6 Spesifikasi Alat Heater (E-219)
Berikut ini merupakan desain hasil perhitungan untuk unit penukar panas
Heater dengan asumsi yang telah ditentukan sebelumnya yaitu :
Tabel 5.9 Spesifikasi Alat Heater
LEMBAR SPESIFIKASI ALAT
Nama Alat : Heater Kode : E-219
Desain
Type Shell and Tube Heat Exchanger
Panjang 12 ft
Dimensi Tube
Fluida MgSO4.7H2O
ID 3/4 in
Jumlah Pass Aliran 1
Layout tube Triangular
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
72
Pitch 15/16 in
Jumlah Tube 36 buah
Dimensi Shell
Fluida Steam
ID 8 in
Evaluasi
Rd dihitung > Rd ketentuan 0,049 > 0,003
ΔPs dihitung < ΔPs ketentuan 9,35e-8 psia < 2 psia
ΔPt dihitung < ΔPt ketentuan 1,2 psia < 10 psia
LEMBAR SPESIFIKASI ALAT
Nama alat : Heater
Gambar 5. 9 Alat Heater
5.3.2 Kondensor
5.3.2.1 Dasar Perancangan Kondensor (E-111)
Kondensor memiliki fungsi untuk mengkondensasikan hasil produk dari
Steam Distillation Tank yang berupa uap Crude Essential Oil menjadi liquid atau
distilat. Tipe Kondensor yang digunakan yaitu Shell and Tube Heat Exchanger
(STHE). Material yang digunakan pada alat kondensor adalah AISI 1045. Pabrik
memiliki dua unit kondensor dengan tekanan shell 2 psia dan tekanan tube 10 psia.
Adapun pemilihan tersebut berdasarkan :
a. Pertimbangan Tegangan
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
73
Nilai yield stress material pada bahan lebih besar dibandingkan tegangan
yang diperlukan.
b. Pertimbangan Lingkungan
Berjalan pada suhu 110oC pemilihan bahan yang bersifat sebagai
penghantar panas dan listrik yang baik, resisten terhadap korosi rendah,
senyawa material tidak mudah bereaksi, dapat bertahan pada suhu tinggi.
5.3.2.2 Asumsi Perhitungan Kondensor (E-111)
Asumsi yang digunakan di dalam perancangaan kondensor antara lain
sebagai berikut :
a. Bahan yang digunakan adalah AISI 1045.
b. Tekanan 1 atm.
5.3.2.3 Spesifikasi Alat Kondensor (E-111)
Berikut ini merupakan desain hasil perhitungan untuk unit penukar panas
Kondensor dengan asumsi yang telah ditentukan sebelumnya :
Tabel 5.10 Spesifikasi Alat Kondensor
LEMBAR SPESIFIKASI ALAT
Nama Alat : Kondensor Kode : E-111
Desain
Type Shell and Tube Heat Exchanger
Panjang 12 ft
Dimensi Tube
Fluida Water
ID 1 in
Jumlah Pass Aliran 2
Layout tube Triangular
Pitch 1 1/4 in
Jumlah Tube 52 buah
Dimensi Shell
Fluida Steam Crude Essential Oil
ID 12 in
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
74
Evaluasi
Rd dihitung > Rd ketentuan 0,028 > 0,003
ΔPs dihitung < ΔPs ketentuan 0.013 psia < 2 psia
ΔPt dihitung < ΔPt ketentuan 3 psia < 10 psia
LEMBAR SPESIFIKASI ALAT
Nama alat : Kondensor
Gambar 5. 10 Alat Kondensor
5.3.2.4 Dasar Perancangan Kondensor (E-212)
Kondensor memiliki fungsi untuk mengkondensasikan hasil produk dari
Kolom Fraksinasi yang uap Pure Essential Oil menjadi liquid atau distilat. Tipe
Kondensor yang digunakan yaitu Shell and Tube Heat Exchanger (STHE). Material
yang digunakan pada alat kondensor adalah AISI 1045. Pabrik memiliki dua unit
kondensor dengan tekanan shell 2 psia dan tekanan tube 10 psia. Adapun pemilihan
tersebut berdasarkan :
a. Pertimbangan Tegangan
Nilai yield stress material pada bahan lebih besar dibandingkan tegangan
yang diperlukan, sehingga dapat berfungsi dengan baik pada kondisi
operasinya.
b. Pertimbangan Lingkungan
Alat beroperasi pada suhu 132oC, pemilihan bahan yang bersifat sebagai
penghantar panas dan listrik yang baik. Material memiliki sifat resisten
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
75
terhadap korosi rendah, material tidak mudah bereaksi dengan bahan dalam
alat. Material dapat bertahan pada suhu tinggi.
5.3.2.5 Asumsi Perhitungan Kondensor (E-212)
Asumsi yang digunakan di dalam perancangaan kondensor antara lain
sebagai berikut :
a. Bahan yang digunakan adalah AISI 1045.
b. Tekanan 1 atm.
5.3.2.6 Spesifikasi Alat Kondensor (E-212)
Berikut merupakan desain hasil perhitungan alat kondensor dengan asumsi
yang telah ditentukan sebelumnya :
Tabel 5.11 Spesifikasi Alat Kondensor (E-212)
LEMBAR SPESIFIKASI ALAT
Nama Alat : Kondensor Kode : E-212
Desain
Type Shell and Tube Heat Exchanger
Panjang 12 ft
Dimensi Tube
Fluida Water
ID 3/4 in
Jumlah Pass Aliran 2
Layout tube Triangular
Pitch 1 in
Jumlah Tube 52 buah
Dimensi Shell
Fluida Steam Pure Essential Oil
ID 10 in
Evaluasi
Rd dihitung > Rd ketentuan 0,041 > 0,003
ΔPs dihitung < ΔPs ketentuan 0.000001 psia < 2 psia
ΔPt dihitung < ΔPt ketentuan 2.1 psia < 10 psia
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
76
LEMBAR SPESIFIKASI ALAT
Nama alat : Kondensor
Gambar 5. 11 Alat Kondensor
5.3.3 Chiller
5.3.3.1 Dasar Perancangan Chiller
Chiller memiliki fungsi untuk mendinginkan air dari kondensor. Tipe
Chiller yang digunakan yaitu Water Cooled Chiller R-134a. Pabrik memiliki satu
unit Chiller dengan tekanan 1 atm. Adapun pemilihan tersebut berdasarkan :
a. Pertimbangan Tegangan
Nilai yield stress material pada bahan lebih besar dibandingkan tegangan
yang diperlukan, sehingga dapat berfungsi dengan baik pada kondisi
operasinya.
b. Pertimbangan Lingkungan
Alat beroperasi pada suhu 60oC, pemilihan bahan yang bersifat sebagai
penghantar panas dan listrik yang baik. Material memiliki sifat resisten
terhadap korosi rendah, material tidak mudah bereaksi dengan bahan dalam
alat.
5.3.3.2 Asumsi Perhitungan Chiller
Asumsi yang digunakan di dalam perancangaan Chiller antara lain
sebagai berikut :
a. Tekanan 1 atm
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
77
b. Kapasitas 68009,64 kg/jam
5.3.3.3 Spesifikasi Alat Chiller
Berikut merupakan desain hasil perhitungan alat chiller dengan asumsi yang
telah ditentukan sebelumnya :
Tabel 5.12 Spesifikasi Alat Chiller
LEMBAR SPESIFIKASI
Kode E-410
Nama Alat Chiller
Type Water Cooled Chiller R-134a
Fungsi Mendinginkan water dari kondensor
Bagian Tube
Diameter Luar 1,25 m
Diameter Dalam 1,13 m
Tebal Tube 0.058 in
Luas Selubung 0.0069 ft2
LEMBAR SPESIFIKASI ALAT
Nama alat : Chiller
Gambar 5. 12 Alat Chiller
5.4 Peralatan Unit Transportasi dan Penyimpanan Bahan
Unit Transportasi bahan sangat berperan penting dalam berlangsungnya
proses produksi pada pabrik Minyak Kayu Putih. Unit transportasi bahan terdiri
dari sistem perpipaan, pompa sedangkan untuk unit penyimpanan bahan terdiri dari
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
78
daun storage, limbah daun storage, MgSO4 storage, water storage, pure essential
oil storage.
5.4.1 Spesifikasi Perpipaan
Perpipaan memiliki fungsi untuk mengalirkan fluida antar peralatan
maupun energi berupa steam dalam suatu pabrik. Secara umum perpipaan harus
dilakukan pemilihan secara tepat, untuk menghindari kegagalan operasi akibat
kerusakan pipa dan ketidak sesuaian rangkaian pada pipa. Untuk itu pada
pemasangan pipa perlu ditinjau dari segi efisiensi dari sisi letaknya terhadap unit-
unit operasi yang terlibat, jenis material yang akan dialirkan, jumlah material yang
dialirkan, dan faktor-faktor lainnya. Komponen perpipaan ini harus dibuat sesuai
dengan spesifikasi standar yang terdaftar dalam simbol dan kode yang telah dibuat
atau dipilih pada sebelumnya. Untuk menentukan jenis pipa yang akan digunakan
maka perlu dipilih ukuran nominal dan schedule number pipa dimana diameter luar
dan ketebalannya sama atau lebih optimum dan tebal hasil perhitungan.
5.4.1.1 Dasar Perancangan Perpipaan
Didalam melakukan perancangan perpipaan, ada beberapa faktor yang
harus ditentukan. Faktor-faktor ini adalah diameter pipa, tebal pipa, material, dan
pressure drop. Pipa-pipa yang terdapat di pasaran dispesifikasikan berdasarkan
diameter dan ukuran ketebalan. Diameter dan ketebalan pipa dapat dilihat dari
ukuran nominal dan schedule number pipa. Ketebalan pipa adalah ketebalan
dimana pipa dapat menahan tekanan yang ada pada aliran ditambah dengan ekstra
ketebalan untuk kemungkinan terjadinya korosi. Bahan material yang digunakan
pada pipa yaitu AISI 1070 Steel. Adapun pemilihan tersebut yaitu berdasarkan :
a. Pertimbangan Material
Pemilihan juga didasarkan pada tingkat ketebalan pipa untuk menahan
tekanan pada saat berlangsungnya proses pengaliran bahan. Resistensi
korosinya tinggi.
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
79
5.4.1.2 Asumsi Perhitungan
Asumsi yang digunakan di dalam perancangaan pipa antara lain sebagai
berikut:
a. Tidak ada fenomena back mixing.
b. Tekanan 1,2 bar.
c. Densitas fluida di dalam pipa konstan.
5.4.1.3 Spesifikasi Alat Perpipaan
Berikut ini merupakan spesifikasi alat pipa :
Tabel 5.13 Spesifikasi Alat Perpipaan
Nama
Aliran/kode
Fluid Property Pipe Property
Laju alir
massa
(kg/jam)
Densitas
(kg/m3)
P
(bar)
Viskositas
(cp)
Nominal
size (in)
Sch
A (ft2)
Pipa L114 46,65 3607.1 1.2 1,6 1/8 80 0,0003
Pipa L218 11,57 1680 1.2 2,7 1/8 80 0,0003
Pipa L223 5,65 2660 1.2 8,8 1/8 80 0,0003
Pipa L316 18830,54 997.1 1.2 0,5 3 1/2 80 0,062
Pipa L312 19984,33 995.1 1.2 0.8 3 1/2 80 0,062
Pipa L411 68009,64 983 1.2 0.5 6 80 0,181
5.4.2 Spesifikasi Pompa
Pompa adalah alat untuk memindahkan fluida dari tempat satu ketempat
yang lainnya yang bekerja atas dasar mengkonversikan energi mekanik menjadi
energi kinetik. Energi mekanik yang diberikan alat tersebut digunakan untuk
meningkatkan kecepatan, tekanan atau elevasi (ketinggian). Pada umumnya pompa
digerakkan oleh motor, mesin atau sejenisnya. Banyak faktor yang menyebabkan
jenis dan ukuran pompa serta bahan pembuatnya berbeda, antara lain jenis dan
jumlah bahan cairan tinggi serta jarak pengangkutan serta tekanan yang diperlukan
dan sebagainya. Penggunaan Pompa pada pabrik Minyak Kayu Putih ini diberikan
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
80
kode Alat yaitu (L). hal ini disesuaikan karena Pompa termasuk dalam salah satu
jenis alat pengalihan bahan berupa fluida cair.
5.4.2.1 Dasar Perancangan Pompa
Pada proses produksi Pabrik Minyak Kayu Putih ini terdapat 10 buah
pompa dan 1 kompresor yang berfungsi untuk mengalirkan fluida dengan cara
meningkatkan tekanan aliran. Pompa yang dipilih untuk digunakan adalah pompa
positive displacement dan pompa centrifugal. Sedangkan untuk kompresor yang
digunakan adalah Kompresor (Axial Flow) Single State. Adapun pemilihan
tersebut berdasarkan pertimbangan berikut :
a. Memiliki cara kerja berupa memberikan gaya pada volume fluida tetap.
b. Jika digunakan berupa power density yang dihasilkan cenderung lebih
besar dan perpindahan fluida pun akan cenderung stabil.
5.4.2.2 Asumsi Perhitungan
Asumsi yang digunakan di dalam perancangaan pompa antara lain
sebagai berikut :
a. Tipe pompa positive displacement dan pompa centrifugal.
b. Kompresor (Axial Flow) Single State
c. Tekanan 1,2 bar.
d. Bahan Comercial steel.
5.4.2.3 Spesifikasi Alat Pompa
Berikut ini merupakan spesifikasi dari 10 pompa dan 1 kompresor pabrik
Minyak Kayu Putih sebagai berikut :
Tabel 5.14 Spesifikasi Alat Pompa (L-114)
LEMBAR SPESIFIKASI POMPA
Kode L-114
Tipe Centrifugal Pump
Fungsi Mengalirkan Campuran Crude Essential Oil menuju
Heater
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
81
Kondisi Operasi
Material Comercial Steel Laju Volumetrik (m3/s) 0,01
Pump kW 0,0005 Power Actual Motor (HP) 0,001
Laju Alir (kg/jam) 46,65 Jumlah 2 buah
Tabel 5.15 Spesifikasi Alat Pompa (L-218)
LEMBAR SPESIFIKASI POMPA
Kode L-218
Tipe Positive Displacement Pump
Fungsi Mengalirkan MgSO4.7H2O menuju Heater
Kondisi Operasi
Material Comercial Steel Laju Volumetrik (m3/s) 1,91E-06
Pump kW 0,0001 Power Actual Motor (HP) 0,0002
Laju Alir (kg/jam) 11,57 Jumlah 2 buah
Tabel 5.16 Spesifikasi Alat Kompresor (L-223)
LEMBAR SPESIFIKASI KOMPRESOR
Kode L-223
Tipe Kompresor (Axial Flow) Single State
Fungsi Mengalirkan MgSO4 menuju MgSO4 Storage
Kondisi Operasi
Material Comercial Steel Laju Volumetrik (m3/s) 5,90E-07
Jumlah 1 buah Power Kompresor (HP) 0,074
Laju Alir (kg/jam) 5,65 Power Kompresor (kW) 0,055
Tabel 5.17 Spesifikasi Alat Pompa (L-316)
LEMBAR SPESIFIKASI POMPA
Kode L-316
Tipe Centrifugal Pump
Fungsi Mengalirkan Air menuju Deaerator
Kondisi Operasi
Material Comercial Steel Laju Volumetrik (m3/s) 0,0052
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
82
Pump kW 0,2605 Power Actual Motor (HP) 0,44
Laju Alir (kg/jam) 18830,54 Jumlah 2 buah
Tabel 5.18 Spesifikasi Alat Pompa (L-312)
LEMBAR SPESIFIKASI POMPA
Kode (L-312)
Tipe Centrifugal Pump
Fungsi Mengalirkan Air menuju ke Boiler
Kondisi Operasi
Material Comercial Steel Laju Volumetrik (m3/s) 0,0056
Pump kW 0,2585 Power Actual Motor (HP) 0,43
Laju Alir (kg/jam) 19984,33 Jumlah 2 buah
Tabel 5.19 Spesifikasi Alat Pompa (L-411)
LEMBAR SPESIFIKASI POMPA
Kode L-411
Tipe Centrifugal Pump
Fungsi Mengalirkan Air ke Chiller
Kondisi Operasi
Material Comercial Steel Laju Volumetrik (m3/s) 0,0192
Pump kW 2,2327 Power Actual Motor (HP) 3,74
Laju Alir (kg/jam) 68009,64 Jumlah 2 buah
LEMBAR SPESIFIKASI ALAT
Nama alat : Alat Possitive Displacement Pump
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
83
Gambar 5. 13 Alat Possitive Displacement Pump
LEMBAR SPESIFIKASI ALAT
Nama alat : Alat Centrifugal Pump
Gambar 5. 14 Alat Centrifugal Pump
LEMBAR SPESIFIKASI ALAT
Nama alat : Alat Kompresor (Axial Flow) Single State
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
84
Gambar 5. 15 Alat Kompresor (Axial Flow) Single State
5.4.3 Spesifikasi Storage
Storage adalah bagian dari industri proses produksi dalam industri kimia.
Tangki penyimpanan atau storage menjadi bagian yang penting dalam suatu proses
industri kimia karena tangki penyimpanan tidak hanya menjadi tempat
penyimpanan bagi produk dan bahan baku tetapi juga menjaga kelancaran
ketersediaan produk danbahan bakuserta dapat menjaga produk atau bahan baku dari
kontaminan (kontaminan tersebut dapat menurunkan kualitas dari produk atau
bahan baku). Penyimpanan bahan diperlukan agar proses produksi tidak
tergantung pada pengumpanan dan pengeluaran bahan. Penggunaan storage pada
pabrik Minyak Kayu Putih ini diberikan kode Alat yaitu (F). Hal ini disesuaikan
karena storage termasuk dalam salah satu jenis alat pengalihan bahan berupa fluida
padat.
5.4.3.1 Dasar Perancangan Daun Storage
Pada proses produksi Pabrik Minyak Kayu Putih ini terdapat 5 buah
Storage yang pada dasarnya dipakai sebagai tempat penyimpanan material baik
berupa benda padat, cair, maupun gas. Tangki penyimpanan menjadi bagian yang
penting dalam suatu proses industri kimia karena tangki penyimpanan tidak hanya
menjadi tempat penyimpanan bagi produk dan bahan baku tetapi juga menjaga
kelancaran ketersediaan produk dan bahan baku serta dapat menjaga produk atau
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
85
bahan baku dari kontaminan (kontaminan tersebut dapat menurunkan kualitas dari
produk atau bahan baku). Pada uumunya produk atau bahan baku yang terdapat
pada industri kimia berupa liquid atau gas, namun tidak tertutup kemungkinan juga
dalam bentuk padatan (solid). Adapun pemilihan tersebut berdasarkan
pertimbangan berikut :
a. Tempat penampungan daun kayu putih Melalueca leucadendra dalam fase
padat.
b. Daun kayu putih memiliki tiga komponen yaitu padatan, air, dan minyak
(essential oil).
c. Daun kayu putih yang digunakan dalam proses adalah daun kayu putih
kering.
d. Tempat penampungan limbah daun kayu putih Melalueca leucadendra
dalam fase padat.
e. Limbah daun kayu putih memiliki dua komponen yaitu padatan dan air.
f. Tempat penampungan MgSO4 dalam fase padat.
g. Tempat penampungan water storage dalam fase cair.
h. Tempat penampungan pure essential oil dalam fase cair
i. Pure essential oil memiliki dua komponen yaitu air dan minyak.
5.4.3.2 Asumsi Perhitungan
Asumsi yang digunakan di dalam perancangaan Storage antara lain
sebagai berikut :
a. Kondisi suhu, tekanan, komposisi, dan fraksi massa yang masuk ke dalam
storage diasumsikan sama dengan suhu, tekanan, komposisi, dan fraksi
massa pada zat keluaran.
b. Suhu dalam storage dianggap konstan.
c. Tekanan di dalam storage tangki dijaga konstan 1 atm dan hilang tekan
yang terjadi diabaikan.
5.4.3.3 Spesifikasi Daun Storage
Berikut ini merupakan spesifikasi dari Storage pabrik Minyak Kayu Putih
yaitu:
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
86
Tabel 5.20 Spesifikasi Daun Storage (F-120)
LEMBAR SPESIFIKASI ALAT
Kode F-120
Fungsi Alat untuk menyimpan bahan baku
berupa Daun Melaleuca Leucandra
Volume 1065,79 m3
Panjang 18,8 m
Lebar 8 m
Tinggi 9,4 m
Kapasitas 1278944,7 kg
LEMBAR SPESIFIKASI ALAT
Nama alat : Daun Storage
Gambar 5. 16 Daun Storage
Tabel 5.21 Spesifikasi Limbah Daun Storage (F-121)
LEMBAR SPESIFIKASI ALAT
Kode F-121
Fungsi Alat untuk menyimpan Limbah Daun
Melaleuca Leucandra
Volume 1007,33 m3
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
87
Panjang 15,9 m
Lebar 8 m
Tinggi 7,9 m
Kapasitas 1408081,27 kg
LEMBAR SPESIFIKASI ALAT
Nama alat : Limbah Daun Storage
Gambar 5. 17 Limbah Daun Storage
Tabel 5.22 Spesifikasi Alat MgSO4 Storage (F-115)
LEMBAR SPESIFIKASI ALAT
Kode F-115
Tipe Silinder tertutup berbentuk datar
dengan bagian bawah conical 60°
Material SS 304 B
Fungsi Alat untuk menyimpan MgSO4
Volume tangki 0,0938 ft3/h
Tebal silinder 3/16 in
Tinggi silinder 18 in
ID 12 in
Tebal tutup bawah 3/16 in
Tinggi tutup bawah 10,39 in
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
88
Diameter nozzle 0,215 in
LEMBAR SPESIFIKASI ALAT
Nama alat : MgSO4 Storage
Gambar 5. 18 Alat MgSO4 Storage
Tabel 5.23 Spesifikasi Alat Water Storage (F-315)
LEMBAR SPESIFIKASI ALAT
Kode F-315
Tipe Silinder tegak dengan tutup atas dan
tutup bawah berbentuk plat datar
Material ASTM A 36
Fungsi Alat untuk menyimpan air
Volume tangki 850,73 ft3/h
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
89
Tebal silinder 3/8 in
Tinggi silinder 162 in
ID 108 in
Diameter nozzle 0,546 in
LEMBAR SPESIFIKASI ALAT
Nama alat : Water Storage
Gambar 5. 19 Alat Water Storage
Tabel 5.24 Spesifikasi Alat Pure Essential Oil Storage (F-221)
LEMBAR SPESIFIKASI ALAT
Kode F-221
Tipe Silinder tertutup berbentuk dished head
dengan bagian bawah conical 60°
Material ASTM A 36
Fungsi Alat yang berfungsi untuk menyimpan
produk essential oil murni
Volume tangki 1,66 ft3/h
Tebal silinder 3/16 in
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
90
Tinggi silinder 21 in
ID 14 in
Tinggi tutup atas 2,37 in
Tebal tutup atas 3/16 in
Tinggi tutup bawah 12,12 in
Tebal tutup bawah 3/16 in
Diameter nozzle 0,215 in
LEMBAR SPESIFIKASI ALAT
Nama alat : Pure Essential Oil Storage
Gambar 5. 20 Alat Pure Essential Oil Storage
5.5 Sistem Utilitas
Sistem utilitas merupakan sarana penunjang proses yang diperlukan pabrik
agar dapat berjalan dengan baik. Sistem utilitas ini berfungsi untuk menyediakan
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
91
segala sesuatu yang diperlukan untuk mendukung berlangsungnya suatu proses.
Utilitas dalam suatu pabrik merupakan unit penunjang utama bagi kelancaran
proses pada suatu pabrik kimia. Sistem utilitas pabrik minyak kayu putih dari daun
kayu putih ini meliputi sistem penyediaan air, sistem penyediaan steam, sistem
penyediaan listrik, sistem penyediaan bahan bakar, dan water treatment.
Penyediaan utilitas dapat dilakukan secara langsung dimana utilitas diproduksi di
dalam pabrik tersebut, atau secara tidak langsung yang diperoleh dari pembelian ke
perusahaan-perusahaan yang menjualnya.
Sistem penyedia air berfungsi menyediakan air untuk keperluan proses
produksi minyak kayu putih maupun keperluan operasional lainnya dalam pabrik
(nonproses). Kebutuhan air untuk proses produksi antara lain untuk bahan baku, air
umpan boiler, fluida perpindahan panas dan lain-lain. Kebutuhan air nonproses
antara lain untuk kegiatan rumah tangga, kamar mandi, sarana kebersihan pabrik,
laboratorium dan lain-lain. Sistem penyediaan steam berfungsi untuk menyediakan
steam bagi proses destilasi minyak kayu putih. Listrik digunakan untuk
mengoperasikan unit proses, pompa, ruang control dan kebutuhan listrik bagi
fasilitas di dalam kantor, laboratorium dan fasilitas lain. Sistem utilitas yang
terdapat di pabrik minyak kayu putih dari daun kayu putih diantaranya adalah :
1. Sistem penyediaan air
2. Sistem penyediaan steam
3. Sistem penyediaan listrik
4. Sistem penyediaan bahan bakar
5. Sistem pengolahan limbah
5.5.1 Sistem Penyediaan Air
Sistem penyediaan air dipasok dari water treatment system. Sumber air
untuk Water Treatment System berasal dari air sungai bengawan solo, dimana air
akan di distribusikan melalui penggunaan jalur perpipaan. Proses pengolahan
berdasarkan Instalasi Pengolahan Air Kampung Bugis (PDAM Kota Tarakan,
2015) dimana sumber air diambil dari sungai. Proses pengolahan air untuk
kebutuhan pabrik dibagi menjadi dua yaitu pengolahan air untuk kebutuhan sanitasi
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
92
dan proses pengolahan lanjutan untuk air umpan boiler. Diagram alir water
treatment system ditunjukkan pada gambar 5.4.
Air mula-mula dialirkan menuju bak intake untuk ditampung sementara
sebelum diolah menjadi air bersih. Kemudian air akan dialirkan menuju bak
koagulasi. Pada bak koagulasi air baku ditambahkan dengan bahan kimia tawas
terlebih dahulu sebelum proses pengolahan air berlangsung. Penambahan bahan
kimia ini menggunakan pipa kecil yang terletak dibagian atas bak koagulasi. Proses
koagulasi berfungsi untuk pengikatan partikel-partikel koloid pada air sungai
dengan bantuan agent koagulan (tawas). Dengan menggunakan beda tinggi air
selanjutnya menuju ke bak flokulasi. Dalam bak flokulasi terdapat sekat-sekat
sehingga air akan mengalir secara zig-zag dan perlahan sehingga membentuk flok.
Proses flokulasi berfungsi untuk pembentukan dan pembesaran ukuran flok-flok,
sehingga flok-flok yang sebelumnya melayang-layang dalam air akan cenderung
turun menuju dasar bak. Selanjutnya air akan dialirkan menuju bak sedimentasi.
Pada water treatment system ini, bak sedimentasi dibagi menjadi tiga bak dengan
ukuran yang sama. Namun di dalam bak sedimentasi ini terdapat tube settler yang
digunakan untuk memisahkan kotoran flok yang telah terbentuk di bak sebelumnya
dengan air bersih, sehingga volume air dapat tertampung di bak ini. Kemudian air
akan mengalir ke bak filtrasi dengan menggunakan beda tinggi dari bak
sebelumnya. Terdapat empat bak filtrasi dengan ukuran yang sama. Di bak ini
terjadi proses penyaringan air dengan media filtrasi berupa batu koral, pasir silika,
dan karbon aktif. Selanjutnya air dari bak filtrasi akan mengalir ke bak desinfektan
yang mempunyai volume relatif lebih kecil dibandingkan dengan bak-bak
pengolahan lainnya. Pada bak desinfektan air hasil pengolahan ditambahkan lagi
dengan bahan kimia untuk menjamin kualitas air hasil pengolahan. Air bersih hasil
pengolahan selanjutnya disimpan di bak ground reservoir. Pada bak ground
reservoir terdapat pompa distribusi yang digunakan untuk mendistribusikan air
bersih ke sistem air sanitasi dan sistem air umpan boiler.
Untuk pengolahan lebih lanjut dalam sistem air umpan boiler digunakan
pembahasan dari artikel New Logic Research Inc, USA yang menggunakan
membran reverse osmosis dalam proses pengolahan airnya. Air dari proses water
treatment sebelumnya dipanaskan terlebih dahulu dalam penukar panas Tahap I,
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
93
dan kemudian dipanaskan lebih lanjut dengan penukar panas tahap II hingga suhu
42°C. Air yang dipanaskan sebelumnya dimasukkan ke dalam tangki homogenisasi
dimana asam sulfat dapat ditambahkan untuk penyesuaian pH. Efluen tangki
ekualisasi kemudian dipindahkan ke tangki penyimpanan umpan dimana air akan
diumpankan ke unit VSEP. Dua unit VSEP skala industri memproses air yang
dipanaskan sebelumnya. VSEP menghasilkan aliran permeat, yang dikirim ke
penukar panas dan kemudian disimpan dalam tangki air. Aliran limbah
terkonsentrasi dihasilkan dan disalurkan ke kolam penampungan dan kemudian ke
saluran pembuangan.
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
94
Gambar 5. 21 Diagram Alir Water Treatment System Pabrik Minyak Kayu Putih
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
95
5.5.1.1 Penyediaan Air Sanitasi
Unit penyediaan air sanitasi berfungsi untuk memenuhi air yang digunakan
untuk keperluan sehari-hari. Penggunaannya antara lain untuk laboratorium,
perkantoran, kamar mandi, dan lain-lain. Berikut merupakan persyaratan air sanitasi:
Tabel 5.15 Persyaratan Air Sanitasi
Parameter Standart Baku Mutu
Fisik
a. Kekeruhan 25 NTU
b. Warna 50 TCU
c. Zat Padat Terlarut 1000 mg/l
d. Suhu Suhu udara (oC)
e. Rasa Tidak berasa
f. Bau Tidak berbau
Biologi
a. Total coliform 50 CFU/100 ml
b. E. coli 0 CFU/100 ml
Kimia
a. pH 6,5-8,5 mg/l
b. Besi 1 mg/l
c. Fluorida 1,5 mg/l
d. Kesadahan (CaCO3) 500 mg/l
e. Mangan 0,5 mg/l
f. Nitrat, sebagai N 10 mg/l
g. Zat organik (KMNO4) 10 mg/l
h. Sianida 0,1 mg/l
i. Timbal 0,05 mg/l
j. Sulfat 400 mg/l
k. Seng 15 mg/l
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
96
(Permen Kesehatan RI, No.32 Tahun 2017).
Kebutuhan total air sanitasi pada pabrik Minyak Kayu Putih adalah sebesar 7,92
m3/hari. Kebutuhan air sanitasi ini meliputi:
1. Kebutuhan Karyawan
Untuk keperluan sanitasi karyawan dibutuhkan air sebanyak 0,12 m3/hari per
karyawan sehingga untuk 44 karyawan = 5,3 m3/hari
2. Laboratorium
Air untuk Kebutuhan Laboratorium sebesar 20% dari kebutuhan karyawan
sebesar 1,05 m3/hari.
3. Mushola, Klinik Kesehatan, dan Kantin
Air untuk Kebutuhan mushola, klinik kesehatan, dan kantin sebesar 15% dari
kebutuhan karyawan sebesar 0,8 m3/hari.
4. Air Hydrant Fire
Air untuk Kebutuhan Hydrant Fire sebesar 10% dari kebutuhan karyawan
sebesar 0,52 m3/hari.
5. Kebersihan dan Pertamanan
Air untuk Kebutuhan kebersihan dan pertamanan sebesar 10% dari kebutuhan
karyawan sebesar 0,53 m3/hari.
5.5.1.2 Penyediaan Air Pendingin
Air pendingin menjadi komponen yang sangat dibutuhkan sebagai media yang
digunakan untuk melakukan pertukaran panas antar fluida panas dan fluida dingin. Unit
penyedia air pendingin bertugas untuk menyediakan dan memenuhi kebutuhan air
sebagai media pendingin pada alat perpindahan panas. Air pendingin harus memenuhi
beberapa kriteria, antara lain:
1. Air dapat menyerap jumlah panas yang tinggi per satuan volume.
2. Air merupakan materi yang mudah didapat dan relatif murah.
3. Air tidak mudah mengembang atau menyusut dengan pengaruh perubahan
suhu.
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
97
4. Air tidak mudah terdekomposisi.
Air pendingin harus mempunyai sifat-sifat yang tidak korosif, tidak
menimbulkan kerak, tidak mengandung minyak karena dapat menyebabkan turunnya
heat transfer, dan tidak menimbulkan mikroorganime yang dapat menimbulkan lumut.
Untuk mengatasi hal tersebut, didalam air pendingin disuntikkan bahan-bahan kimia
seperti fosfat yang berguna untuk mencegah timbulnya kerak dan klorin, untuk
membunuh mikroorganisme. Kebutuhan air pendingin dalam pabrik Minyak Kayu
Putih ditunjukkan dalam tabel berikut:
Tabel 5.16 Kebutuhan Air Pendingin Pabrik Minyak Kayu Putih
No. Nama Alat Jumlah (kg/jam)
1 Kondensor (E-111) 267,6355
2 Kondensor (E-212) 67.735
Total 68.002
5.5.1.3 Penyediaan Air Proses
Air proses merupakan komponen yang sangat penting dalam Pabrik Minyak
Kayu Putih, karena air proses ini akan digunakan untuk membuat steam, dengan kata
lain air proses ini merupakan air umpan boiler. Proses yang digunakan dalam produksi
minyak kayu putih pada pabrik ini adalah dengan sistem Direct Steam Distillation,
dimana steam merupakan komponen utama dalam proses penyulingan daun kayu putih
menjadi produk akhir berupa minyak kayu putih. Steam diperoleh dari air yang diproses
dalam sistem boiler. Air proses sebelum diumpankan dalam boiler, dialirkan terlebih
dahulu menuju daerator untuk melepaskan gas-gas yang terlarut dalam air seperti
oksigen dan karbon dioksida. Berikut merupakan kebutuhan total air proses pada
Pabrik Minyak Kayu Putih :
Tabel 5.17 Kebutuhan Air Proses Pabrik Minyak Kayu Putih
No Nama Alat Jumlah (Kg/jam)
1 Dearator (F-311) 10,262.2567
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
98
Total 10,262.2567
5.5.2 Sistem Penyediaan Steam
Sistem penyediaan steam terdiri dari boiler atau ketel uap. Boiler atau ketel uap
memiliki fungsi yaitu menghasilkan steam yang digunakan untuk kebutuhan turbin dan
proses pada pabrik minyak kayu putih dari daun kayu putih. Steam dan spesifikasi
boiler yang dihasilkan dalam utilitas ini memiliki kondisi sebagai berikut:
1. Kapasitas boiler sebesar 146.378 kg/jam
2. Kondisi temperatur yaitu 170 C.
3. Tipe boiler yang digunakan yaitu Water tube with Ward Furnace.
4. Memiliki excess sebesar 1.5, sehingga jumlah steam yang dihasilkan sebesar
146.378,10 kg steam
Jumlah steam yang diperlukan di dalam pabrik minyak kayu putih dari daun
kayu putih yaitu sebagai berikut :
Tabel 5.18 Kebutuhan Steam Pabrik Minyak Kayu Putih
Alat Kebutuhan Steam (kg/jam)
Steam Distillation Tank (D-110 A) 9982
Steam Distillation Tank (D-110 B) 9982
Heater (E-211) 9,281
Heater (E-219) 1,177
5.5.3 Sistem Penyediaan Listrik
Kebutuhan listrik untuk keperluan operasional pabrik diperoleh dari PLN.
Kebutuhan listrik untuk penerangan dan proses masing-masing ditampilkan pada Tabel
5.21, Tabel 5.22, Tabel 5.23, dan Tabel 5.34. Total kebutuhan daya listrik adalah 78,4
kW.
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
99
Tabel 5.19 Kebutuhan Penerangan Area Luar Bangunan
Area bangunan Tingkat Luas (a) Jumlah
Pencahayaan m2 ft2 Cahaya
Bengkel/safety area 20.0000 50 538.20 1,000
Parkir kendaraan besar 10.0000 200 2,152.78 2,000
Parkir tamu dan karyawan 10.0000 600 6,458.34 6,000
Taman 10.0000 400 4,305.56 4,000
Jalan 15.0000 600 6,458.34 9,000
Total 22,000
Tabel 5.20 Kebutuhan Penerangan Area Dalam Bangunan
Area bangunan Tingkat
Pencahayaan
Luas (a) Jumlah
m2 ft2 Cahaya
Area proses 20 700 7,535 14,000
kamar mandi 10 80 861 800
Bengkel & Gudang Alat 10 90 969 900
Pos Keamanan 5 300 3,229 1,500
Kantin 5 65 700 325
Mushola 5 370 3,983 1,850
Laboratorium 10 300 3,229 3,000
Poliklinik 10 65 700 650
Kantor dan
Perpustakaan 15 900 9,688 13,500
Control Room 20 300 3,229 6,000
Gedung serbaguna 10 200 2,153 2,000
Total 44,525
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
100
Tabel 5.21 Kebutuhan Listrik Unit Proses
Nama
alat
Kode
alat Jumlah
Daya
(HP)
Pompa 1 L-114 2 2
Pompa 2 L-218 2 2
kompresor L-223 2 2
Total 6
Kilowatt (kW) 4.47
Tabel 5.22 Kebutuhan Listrik Unit Utilitas
Nama
alat
Kode
alat Jumlah
Daya
(HP)
Pompa 5 L-411 2 2
Pompa 6 L-316 2 2
Pompa 7 L-312 2 2
Total 6
Kilowatt (kW) 4
5.5.4 Sistem Penyediaan Bahan Bakar
5.5.4.1 Kebutuhan Bahan Bakar Boiler
Boiler adalah unit mesin yang berfungsi untuk mengubah air menjadi uap
(steam) yang bertekanan. Air yang ada pada Boiler diatur pada tekanan dan suhu
tertentu, sehingga air tersebut mempunyai nilai energi yang kemudian digunakan untuk
mengalirkan energi ke suatu proses. Steam keluaran boiler akan digunakan dalam
proses penyulingan daun kayu putih. Bahan bakar yang digunakan pada alat boiler
adalah LNG. Berdasarkan perhitungan kebutuhan bahan bakar LNG untuk boiler
adalah sebesar 11.198 kg/jam. Berikut merupakan spesifikasi alat boiler :
Tabel 5.23 Spesifikasi Alat Boiler
BOILER
Fungsi Menghasilkan steam untuk kebutuhan proses.
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
101
Kapasitas Produksi 146.376 kg steam/hour
Tipe Water tube with Ward Furnace
Model N 1200 R
Merk Takuma
Jumlah 1
Design maximum Work Pressure
Working Pressure 1,5 atm
Kapasitas maks. Penguapan 40000 kg steam/hour
Steam temperatur Saturated
Efisiensi 65,50 %
5.5.4.2 Kebutuhan Bahan Bakar Genset
Mesin Genset (Generator Set) merupakan sebuah alat pembangkit listrik
cadangan yang menggunakan energi kinetik. Listrik yang dapat dihasilkan disesuaikan
dengan ukuran genset. Genset hanya digunakan dalam keadaan darurat saat supply
listrik dari PLN mengalami kendala untuk mencegah operasi berhenti. Apabila tidak
terjadi gangguan maka konsumsi bahan bakar dari genset diasumsikan 0 dikarenakan
tidak ada penggunaan. Berikut merupakan spesifikasi alat genset yang digunakan
dalam Pabrik Minyak Kayu Putih :
Tabel 5.24 Spesifikasi Generator Set
Generator Set
Model Generator Set Model JP 135
Kebutuhan Listrik Total 78,4 kw
Excess faktor 20%
Daya Genset 118 KVa
Kebutuhan bahan bakar maksimal 32 L/jam
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
102
5.5.5 Sistem Pengolahan Limbah
Proses produksi minyak kayu putih pada Pabrik Minyak Kayu Putih
menghasilkan limbah berupa emisi gas. Pembakaran energi pada boiler industri
menghasilkan emisi dalam jumlah yang relatif setara dengan jumlah energi (bahan
bakar) yang dibakar. Dimana pada boiler Pabrik Minyak Kayu Putih menggunakan
bahan bakar LNG dan de-oiled leaves atau ampas daun. Umumnya parameter udara
yang diperhatikan dari emisi ketel uap (boiler) adalah Partikulat, SO2, NO2, dan
opasitas (kepekatan asap). Baku Mutu Emisi dari Sumber Tidak Bergerak (bagi Ketel
Uap/Boiler) diatur dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 7
Tahun 2007 adalah sebagai berikut :
Tabel 5.25 Baku Mutu Emisi Boiler Berdasarkan Jenis Bahan Bakar
Bahan Bakar Parameter Baku Mutu (mg/m3)
Biomassa berupa ampas
Partikulat 250
Sulfut Dioksida (SO2) 600
Nitrogen Oksida (NO2) 800
Opasitas 30%
Gas Sulfut Dioksida (SO2) 150
Nitrogen Oksida (NO2) 650
(Peraturan Menteri Lingkungan Hidup, No.07, Tahun 2007)
Emisi gas dibuang ke lingkungan melalui cerobong asap atau Chimney.
Chimney dilengkapi dengan water scrubber yang berfungsi untuk menangkap partikel-
partikel debu (ash) yang terbawa oleh gas buang. Partikel-partikel debu selanjutnya
akan disimpan dalam Bottom Ash Silo dengan jangka waktu tertentu. Berikut
merupakan spesifikasi peralatan chimney dan bottom ash silo :
Tabel 5.26 Spesifikasi Alat Chimney
Chimney
Laju alir gas 126,4 ton/jam
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
103
Jumlah partikel solid terbawa gas 11,15 ton/jam
Ketinggian Chimney 142 m
Jumlah 1 buah
Tabel 5.27 Spesifikasi Bottom Ash Silo
Bottom Ash Silo
Jenis Tutup Atas dan Bawah Tutup atas Flange Only dan tutup bawah conical
Jenis Material Luar Concrete
Jenis Material Dalam Concrete
Kapasitas 669,031.15 kg
Jumlah 1 buah
Tinggi Silo 16.85 m
Diameter Luar 6.41 m
Diameter Dalam 6.40 m
Tebal Silinder 0.006 m
Tebal tutup bawah 0.014 m
5.6 Instrumentasi
Instrumentasi merupakan alat-alat yang digunakan untuk mengukur dan
mengendalikan dalam suatu sistem yang lebih besar serta lebih kompleks. Untuk
memenuhi persyaratan tersebut diperlukan pengawasan (monitoring) yang terus
menerus terhadap operasi pabrik Minyak Kayu Putih dan intervensi dari luar (external
intervention) untuk mencapai tujuan operasi. Hal ini dapat terlaksana melalui suatu
rangkaian peralatan (alat ukur, kerangan, pengendali, dan komputer) dan intervensi
manusia (plant managers, plants operators) yang secara bersama membentuk control
system. Berikut ini merupakan Piping and Instrumentation Diagram pabrik Minyak
Kayu Putih kapasitas 250 Ton/Tahun :
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
104
Gambar 5. 22 Piping and Instrumentation Diagram Pabrik Minyak Kayu Putih
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
105
5.6.1 Proses Kerja Instrumentasi
Menurut sifatnya konsep dasar pengendalian proses ada dua jenis, yaitu :
1. Pengendalian secara manual
Tindakan pengendalian yang dilakukan oleh manusia. Sistem pengendalian ini
merupakan sistem yang ekonomis karena tidak membutuhkan begitu banyak
instrumentasi dan instalasinya. Namun pengendalian ini berpotensi tidak praktis
dan tidak aman karena sebagai pengendalinya adalah manusia yang tidak lepas
dari kesalahan.
2. Pengendalian secara otomatis
Berbeda dengan pengendalian secara manual, pengendalian secara otomatis
menggunakan instrumentasi sebagi pengendali proses, namun manusia masih
terlibat sebagai otak pengendali. Banyak pekerjaan manusia dalam pengendalian
secara manual diambil alih oleh instrumentasi sehingga membuat sistem
pengendalian ini sangat praktis dan menguntungkan.
Hal-hal yang diharapkan dari pemakaian alat-alat instrumentasi adalah:
Kualitas produk dapat diperoleh sesuai dengan yang diinginkan
Pengoperasian sistem peralatan lebih mudah
Sistem kerja lebih efisien
Penyimpangan yang mungkin terjadi dapat diketahui dengan cepat
5.6.2 Instrumentasi Pabrik Minyak Kayu Putih
Tujuan perancangan sistem pengendalian Pabrik Minyak Kayu Putih sebagai
keamanan operasi pabrik yang mencakup :
Mempertahankan variabel-variabel proses seperti temperature, tekanan, dan laju
alir tetap berada dalam rentang operasi yang aman dengan harga toleransi yang
kecil.
Mengontrol setiap penyimpangan operasi agar tidak terjadi kecelakaan kerja
maupun kerusakan pada alat proses.
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
106
Dasar pertimbangan pemilihan pengendalian peralatan proses dilakukan secara
manual dan otomatis. Pemilihan pengendalian secara otomatis memerlukan
pertimbangan biaya yang cukup matang, karena penggunaan alat kontrol otomatis yang
memerlukan biaya yang lebih besar dibandingkan manual. Adapun keuntungan dari
pengendalian secara otomatis adalah mengurangi jumlah pegawai, keselamatan kerja
lebih terjamin dan hasil proses lebih akurat.
Adapun instrumentasi yang digunakan dalam Pabrik Minyak Kayu Putih ini
mencakup :
1. Temperature Controller (TC)
Adalah alat/instrumen yang digunakan sebagai alat pengatur suhu atau pengukur
sinyal mekanis atau listrik. Pengaturan temperatur dilakukan dengan mengatur
jumlah material proses yang harus ditambahkan/dikeluarkan dari dalam suatu
proses yang sedang bekerja.
Prinsip kerja :
Rate fluida masuk atau keluar alat dikontrol oleh diafragma valve. Rate fluida ini
memberikan sinyal kepada TC untuk mendeteksi dan mengukur suhu sistem pada
set point.
2. Pressure Controller (PC)
Adalah alat/instrumen yang dapat digunakan sebagai alat pengatur tekanan atau
pengukur tekanan atau pengubah sinyal dalam bentuk gas menjadi sinyal mekanis.
Pengatur tekanan dapat dilakukan dengan mengatur jumlah uap/gas yang keluar
dari suatu alat dimana tekanannya ingin dideteksi.
Prinsip kerja :
Pressure control (PC) akibat tekanan uap keluar akan membuka/menutup
diafragma valve. Kemudian valve memberikan sinyal kepada PC untuk mengukur
dan mendeteksi tekanan pada set point.
3. Flow Controller (FC)
Adalah alat/instrumen yang bisa digunakan untuk mengatur kecepatan aliran fluida
dalam pipa line atau unit proses lainnya. Pengukuran kecepatan aliran fluida dalam
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
107
pipa biasanya diatur dengan mengatur out put dari alat, yang mengakibatkan fluida
mengalir dalam pipa line.
Prinsip kerja :
Kecepatan aliran diatur oleh regulating valve dengan mengubah tekanan discharge
dari pompa. Tekanan discharge pompa melakukan bukaan/tutupan valve dan FC
menerima sinyal untuk mendeteksi dan mengukur kecepatan aliran pada set point.
4. Level Controller (LC)
Adalah alat/instrumen yang dipakai untuk mengatur ketinggian (level) cairan
dalam suatu alat dimana cairan tersebut bekerja. Pengukuran tinggi permukaan
cairan dilakukan dengan operasi dari sebuah control valve, yaitu dengan mengatur
rate cairan masuk atau keluar proses.
Prinsip kerja :
Jumlah aliran fluida diatur oleh control valve. Kemudian rate fluida melalui valve
ini akan memberikan sinyal kepada LC untuk mendeteksi tinggi permukaan pada
set point.
Pada alat utama Pabrik Minyak Kayu Putih ini menggunakan instrumentasi
sebagai berikut :
Tabel 5.28 Daftar penggunaan instrumentasi pada Pra-rancangan Pabrik Minyak
Kayu Putih
No Nama alat Instrumentasi Kegunaan
1 Distillation Tank A
dan B
TC Mengatur suhu agar tetap konstan
sesuai yang diinginkan
TT Mengirimkan sinyal yang diterima
dari hasil sensing kemudian
diteruskan ke Temperature control
PC Mengatur tekanan agar tetap
konstan sesuai yang diinginkan
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
108
No Nama alat Instrumentasi Kegunaan
PT Mengirimkan sinyal yang diterima
dari hasil sensing kemudian
diteruskan ke Pressure control
2 Dekanter LC Mengatur aliran Crude Essential Oil
agar tetap berada ketinggian pada
dekanter
LT Mengirimkan sinyal yang diterima
dari hasil sensing kemudian
diteruskan ke Level control
3 Crude Essential Oil
Mixed Tank
LC Mengatur aliran campuran Crude
Essential Oil dan MgSO4 agar tetap
berada ketinggian pada Crude
Essential Oil Mixed Tank
LT Mengirimkan sinyal yang diterima
dari hasil sensing kemudian
diteruskan ke Level control
LC Mengatur aliran Crude Essential Oil
agar tetap berada ketinggian pada
Crude Essential Oil Mixed Tank
LT Mengirimkan sinyal yang diterima
dari hasil sensing kemudian
diteruskan ke Level control
4 Kolom Fraksinasi PC Mengatur tekanan agar tetap
konstan sesuai yang diinginkan
PT Mengirimkan sinyal yang diterima
dari hasil sensing kemudian
diteruskan ke Pressure control
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
109
No Nama alat Instrumentasi Kegunaan
5 Pure Essential Oil
Storage Tank
LC Mengatur aliran Pure Essential Oil
agar tetap berada ketinggian pada
Pure Essential Oil Storage Tank
LT Mengirimkan sinyal yang diterima
dari hasil sensing kemudian
diteruskan ke Level control
6 Kondensor TC Mengatur suhu agar tetap konstan
sesuai yang diinginkan
TT Mengirimkan sinyal yang diterima
dari hasil sensing kemudian
diteruskan ke Temperature control
7 Heater TC Mengatur suhu agar tetap konstan
sesuai yang diinginkan
TT Mengirimkan sinyal yang diterima
dari hasil sensing kemudian
diteruskan ke Temperature control
8 Water Storage Tank LC Mengatur aliran air agar tetap
berada ketinggian pada Water
Storage Tank
LT Mengirimkan sinyal yang diterima
dari hasil sensing kemudian
diteruskan ke Level control
FC Mengatur flowrate air yang keluar
agar sesuai dengan yang diinginkan
FT Mengirimkan sinyal yang diterima
dari hasil sensing kemudian
diteruskan ke Flow control
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
110
No Nama alat Instrumentasi Kegunaan
9 Deaerator TC Mengatur suhu agar tetap konstan
sesuai yang diinginkan
TT Mengirimkan sinyal yang diterima
dari hasil sensing kemudian
diteruskan ke Temperature control
10 Water Dehydration
Tank
TC Mengatur suhu agar tetap konstan
sesuai yang diinginkan
TT Mengirimkan sinyal yang diterima
dari hasil sensing kemudian
diteruskan ke Temperature control
PC Mengatur tekanan agar tetap
konstan sesuai yang diinginkan
PT Mengirimkan sinyal yang diterima
dari hasil sensing kemudian
diteruskan ke Pressure control
FC Mengatur flowrate MgSO4 yang
keluar agar sesuai dengan yang
diinginkan.
FT Mengirimkan sinyal yang diterima
dari hasil sensing kemudian
diteruskan ke Flow control
Detail penggunaan dari instrumentasi pada Rancangan Pabrik Minyak Kayu Putih,
dapat dilihat pada lampiran .
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
111
BAB VI
TATA LETAK PABRIK
6.1 Dasar Perancangan Tata Letak Pabrik
Pada suatu industri penentuan lokasi pabrik sangat mempengaruhi kemajuan
dan kelangsungan suatu industri. Tujuan dari perancangan tata letak pabrik yaitu untuk
memudahkan proses manufaktur, meminimumkan pemindahan barang, memelihara
keluwesan susunan dan operasi, memelihara perputaran barang, menghemat
pemakaian ruang bangunan, meningkatkan keefektifan pemakaian tenaga kerja,
memberikan kemudahan, keselamatan, dan kenyamanan pada karyawan. Dalam
penentuan lokasi pabrik terdapat beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam
penentuan lokasi pabrik, antara lain : Penyediaan bahan baku, Tenaga kerja, Utilitas,
Pemasaran, Transportasi, Keadaan iklim – tanah, perijinan.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut diatas, maka pabrik Minyak Kayu Putih
dari Kayu Putih ini direncanakan berlokasi di daerah Kabupaten Mojokerto, tepatnya
di Kecamatan Dawar Blandong, Provinsi Jawa Timur. Berikut ini merupakan data
kondisi wilayah lokasi tersebut :
Tinggi Rata-Rata Dari Permukaan
Laut (mdpl)
75
Luas Daerah (km2/sq.km) 58,93
Letak Ketinggian (m) 8.127,95
Persentase Terhadap Luas Provinsi 8,51
Klasifikasi Kemiringan Tanah 8.127,95
Curah hujan rata-rata per bulan 293mm bulan januari hingga 115mm
pada bulan mei
Jumlah Hari Hujan per Bulan Menurut
Stasiun Pengamatan
19 pada bulan januari hingga 5 pada
bulan mei
(Badan Pusat Statistika Kab.Mojokerto, 2019).
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
112
Luas wilayah Luas wilayah seluruhnya adalah 969.360
Km2 atau sekitar 2,09% dari luas
Provinsi Jawa Timur
Letak Kota Secara geografis wilayah Kabupaten
Mojokerto terletak antara 111°20’13” s/d
111°40’47” Bujur Timur dan antara
7°18’35” s/d 7°47” Lintang Selatan.
Iklim dan Musim Iklim dan Musim di Kabupaten
Mojokerto yaitu musim penghujan dan
musim kemarau.
Sebelah Utara Kabupaten Lamongan dan Kabupaten
Gresik
Sebelah Timur Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten
Pasuruan
Sebelah Selatan Kota Batu dan Kota Malang
Sebelah Barat Kabupaten Jombang
Jumlah Kecamatan 18 Kecamatan
Jumlah Desa 299 Desa
Jumlah Kelurahan 5 Kelurahan
(Situs Resmi Kabupaten Mojokerto Web)
Terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan tata letak
suatu pabrik antara lain:
a. Letak peralatan produksi ditata dengan baik, sehingga memberikan kelancaran
dan keamanan bagi tenaga kerja. Selain itu, penempatan alat-alat produksi
diatur secara berurutan sesuai dengan urutan proses kerja, berdasarkan
pertimbangan teknik, sehingga dapat diperoleh efisiensi teknis dan ekonomis.
b. Letak peralatan harus mempertimbangkan faktor perawatan dan pemeliharaan
yang memberikan area yang cukup dalam pembongkaran dan penambahan alat
bantu.
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
113
c. Alat-alat yang berisiko tinggi harus diberi ruang yang cukup sehingga aman
dan mudah melakukan penyelamatan jika terjadi kecelakaan, kebakaran, dan
sebagainya.
d. Jalan di dalam pabrik harus cukup lebar dan memperhatikan faktor keselamatan
manusia, sehingga lalu lintas dalam pabrik dapat berjalan dengan baik. Perlu
dipertimbangkan juga adanya jalan pintas jika terjadi keadaan darurat.
e. Letak alat-alat ukur dan alat kontrol harus mudah dijangkau oleh operator.
f. Letak kantor dan gudang sebaiknya tidak jauh dari jalan utama.
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
114
6.2 Tata Letak Perancangan Alat Proses
Gambar 6. 1 Tata Letak Pabrik
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
115
Tata letak (layout) atau pengaturan dari fasilitas produksi dan area kerja yang
ada merupakan landasan utama dalam dunia industri. Pada umumnya tata letak pabrik
yang terencana dengan baik akan ikut smenentukan efisiensi dan dalam beberapa hal
akan juga menjaga kelangsungan hidup ataupun kesuksesan kerja suatu industri. Tata
letak fasilitas produksi mempunyai dampak tehadap proses oprasi perusahaan,
terutama dalam hal ditinjau dari segi kegiatan atau proses produksi salah satunya
perpindahan material dari satu unit ke unit lainya, sampai material tersebut menjadi
barang jadi. Di dalam desain tata letak pabrik perlu diperhatikan bahwa penempatan
alat harus meminimalkan:
1. Kecelakaan manusia dan kerusakan properti disebabkan oleh kebakaran atau
peledakan.
2. Biaya perawatan.
3. Jumlah karyawan yang dibutuhkan untuk mengoperasikan pabrik.
4. Biaya operasi.
5. Biaya konstruksi.
6. Biaya operasi.
7. Biaya ekspansi dan perencanaan pengemban.
Penyusunan unit-unit di dalam tata letak peralatan dibuat di dalam blok
(kelompok) tertentu. Unit-unit untuk proses biasanya dikelompokkan umumnya
disebabkan lebih berbahaya dari pada unit yang lain. Penyusunan unit tergantung pada
apakah operasi dilakukan multistream. Area ekspansi peralatan pabrik serta akses
untuk instalasi adalah faktor lain yang harus dipertimbangkan. Tangki-tangki dan
peralatan yang besar memerlukan perawatan atau pembersihan berulang, sehingga
harus ditempatkan dekat dengan batas (boundary) pabrik agar mudah diakses oleh
peralatan pengangkat (crane). Unit-unit pabrik seperti HE dan reaktor yang mana
memerlukan perawatan internal harus ditempatkan sedemikian dibongkar atau
dilepaskan. Beberapa pertimbangan lain di dalam tata letak alat diberikan berikut ini:
1. Penempatan fired heater harus mempertimbangkan unit lain yang mengandung
material mudah terbakar.
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
116
2. Pada peralatan yang berpotensi dapat meledak seperti reaktor-reaktor kimia
digunakan dinding penahan ledakan apabila tidak tersedia ruangan jarak yang
cukup.
3. Penempatan pompa-pompa dan kompressor pada lokasi tertentu apabila
menangani bahan-bahan yang mudah terbakar. Pompa dikelompokkan di dalam
suatu area tersendiri, tidak boleh ditempatkan di bawah tangki, HE pendingin
udara, atau rak pipa.
4. Tangki penyimpanan harus disusun di dalam suatu kelompok sedemikian
sehingga penempatan tanggul pengaman dan pemadam kebakaran dapat
digunakan dalam satu kelompok tersebut.
5. Tangki penyimpan harus ditempatkan berlawanan dengan arah angin atau pada
suatu area lain untuk mencegah bahan mudah terbakar mencapau titik bakarnya
apabila terjadi kebocoran tanggi.
6. Tangki penyimpan ditempatkan jauh dari area unit proses untuk mencegah
kebakaran atau peledakan apabila terjadi permasalahan di unit proses.
7. Tangki penyimpan harus dilengkapi dengan tanggul pengaman.
8. Jarak antar tangki harus dipertimbangkan untuk menghindari efek intensitas
radiasi panas dari tangki yang berdekatan apabila terjadi kebakaran darai tangki
yang berdekatan. Toleransi jaraka antar tangki dapat ditingkatkan melalui
pemasangan isolasi atau sistem air pendingin.
Berikut merupakan layout tata letak peralatan proses pada Pabrik Minyak Kayu
Putih:
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
117
Gambar 6.2 Tata Letak Peralatan Proses
6.2 Luasan Pabrik
Tabel 6.2 Pembagian Luas Pabrik
No. Keterangan Ukuran Jumlah Luas (m)
1 Pos satpam 3 X 3 2 18
2 Tempat parkir 10 X 15 2 300
3 Gedung utama 20 X 30 1 600
4 Canteen 10 X 5 1 50
5 Klinik 6 X 6 1 36
6 titik kumpul 3 X 5 3 45
7 Lab 8 X 10 1 80
8 Lapangan 15 X 20 1 300
9 Masjid 10 X 10 1 100
10 gudang bahan baku 20 X 15 1 300
11 Utilitas 15 X 15 1 225
12 pengolahan limbah 15 X 10 1 150
13 area produksi 80 X 50 1 4000
14 penyimpanan
produk 8 X 8 1 64
15 area ekspansi 80 X 50 1 4000
16 Taman 10 X 10 1 100
Total 10368
Gambar 6. 2 Layout Tata Letak Peralatan Proses
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
118
BAB VII
STRUKTUR ORGANISASI
7.1 Struktur Organisasi
Dalam mendirikan suatu pabrik diperlukan kerja sama yang baik antar
perorangan untuk mencapai tujuan perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi
diharapkan antar perorangan dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan perusahaan
agar perusahaan berjalan secara efektif dan efisien serta seoptimal mungkin. Dalam
struktur organisasi suatu perusahaan pekerja akan akan terbagi ke dalam kelompok-
kelompok kerja atau teamwork sesuai dengan keahlian masing-masing anggota tim.
7.1.1 Bentuk Perusahaan
Pada Pabrik Minyak Kayu Putih yang direncanakan adalah perusahaan yang
berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang
didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang
seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam
UU No. 1 tahun1995 tentang Perseroan Terbatas (UUPT), serta peraturan
pelaksananya. Terdapat beberapa keuntungan yang diperoleh saat bentuk perusahaan
berbentuk PT, yaitu : Mendapat kepercayaan yang lebih besar dari publik dan
pemerintah, Perseroan terbatas mudah mendapatkan modal, yaitu melalui pinjaman
modal dari bank dan penjualan saham – saham. Melalui penjualan saham perseroan
terbatas dapat menarik modal dari banyak orang, Pengumpulkan modal lebih cepat dan
lebih besar, Memberi kesempatan manajemen melakukan inovasi karena campur
tangan pemilik modal tidak terlalu besar, Pemilik modal hanya bertanggung_jawab
terhadap sejumlah modal yang ditanamkannya
7.1.2 Bagan Struktur Organisasi
Dalam struktur organisasi Pabrik Minyak Kayu Putih ini, pimpinan pabrik atau
perusahaan dipegang oleh direktur utama yang bertanggung jawab langsung pada
dewan komisaris. Anggota – anggota dewan komisaris tersebut merupakan wakil dari
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
119
para pemegang saham. Struktur organisasi pabrik Minyak Kayu Putih disampaikan
pada Gambar 7.1
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
120
Gambar 7. 1 Struktur Organisasi Pabrik Minyak Kayu Putih
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
121
Tugas dan Wewenang
Tugas dan wewenang masing-masing bagian dalam struktur organisasi adalah
sebagai berikut :
1. Pemegang saham
Pemegang saham adalah beberapa orang yang mengumpulkan modal untuk
kepentingan pendirian dan berjalannya operasi perusahaan tersebut. Kekuasaan
tertinggi pada perusahaan yang mempunyai bentuk Perseroan Terbatas (PT)
adalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pada RUPS tersebut para
pemegang saham berwenang :
Mengangkat dan memberhentikan Dewan Direksi
Mengesahkan hasil-hasil serta neraca perhitungan untung-rugi tahunan
dari perusahaan
2. Dewan Komisaris
Dewan Komisaris (DK) memiliki wewenang yaitu melakukan pengawasan
operasional perseroan yang berkaitan dengan pengawasan atas kebijakan
pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, memberi nasihat kepada
Direksi sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan. Tugas dari Dewan
Komisaris (DK) yaitu :
Menentukan posisi yang menjabat sebagai direktur
Membuat risalah rapat dewan komisaris dan menyimpan salinannya
Pengawasan atas organisasi perseroan
Bertanggung jawab kepada pemegang saham
Memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan
selama tahun buku yang baru lampau kepada RUPS
3. Direktur Utama
Direktur Utama bertanggung jawab pada Dewan Komisaris atas segala
tindakan dan kebijakan yang telah diambil sebagai pimpinan perusahaan.
Direktur Utama membawahi Direktur Produksi, Direktur Keuangan dan
Umum. Tugas dari Direktur Utama yaitu :
Mengkoordinasikan kerjasama dengan Direktur Produksi, Direktur
Keuangan dan Umum
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
122
Melaksanakan kebijaksanaan perusahaan dan mempertanggung
jawabkan pekerjaannya pada pemegang saham pada Rapat Umum
Pemegang Saham
Menetapkan strategi perusahaan, merumuskan rencana dan cara
melaksanakannya
Mewakili perusahaan dalam mengadakan hubungan maupun perjanjian
– perjanjian dengan pihak ketiga
Mengangkat dan memberhentikan kepala bagian dengan persetujuan
Rapat Umum Pemegang Saham
Menjaga kestabilan manajemen perusahaan dan membuat
kelangsungan hubungan yang baik antara pemilik saham, pimpinan,
dan karyawan
4. Direktur Produksi
Direktur Produksi memiliki tugas dalam memimpin pelaksanaan kegiatan
pabrik yang berhubungan dengan bidang produksi, pengembangan, dan
pengadaan. Dalam menjalankan tugas direktur produksi bertanggung jawab
terhadap direktur utama. Tugas dari Direktur Produksi yaitu :
Mengkoordinasi, mengatur dan mengawasi pelaksanaan kepala bagian
di bawahnya.
Membantu direktur utama dalam perencanaan, penelaahan kebijakan
operasi, pelaksanaan produksi, dan pengendalian kualitas dari bahan
baku serta produk yang dihasilkan.
Bertanggung jawab pada Direktur Utama dalam bidang produksi.
5. Direktur Keuangan dan Umum
Direktur Keuangan dan Umum sebagai penanggung jawab terhadap masalah
yang berhubungan dengan administrasi, personalia, keuangan, pemasaran,
humas, keamanan, dan keselamatan kerja. Tugas dari Direktur Keuangan dan
Umum yaitu :
Mengkoordinasi, mengatur dan mengawasi pelaksanaan kepala bagian
di bawahnya
Bertanggung jawab kepada Direktur Utama dalam bidang keuangan,
pelayanan umum, K3 dan litbang serta pemasaran
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
123
6. Kepala Bagian Produksi
Kepala bagian produksi bertanggung jawab kepada Direktur Produksi dalam
bidang mutu dan kelancaran proses produksi. Kepala Bagian Produksi
membawahi Seksi Proses, Seksi Pengendalian, dan Seksi Laboratorium.
7. Kepala Bagian LITBANG
Kepala Bagian LITBANG bertanggung jawab kepada Direktur Produksi.
Kepala bagian LITBANG memiliki tugas dalam bidang penelitian dan
pengembangan. Kepala Bagian LITBANG membawahi staff LITBANG.
8. Kepala Bagian Teknik
Kepala Bagian Teknik bertanggung jawab kepada Direktur Produksi dalam
bidang Teknik. Kepala Bagian Teknik membawahi seksi utilitas, seksi
pemeliharaan, seksi lingkungan. Tugas dari kepala bagian teknik yaitu:
Menentukan kebijakan engineering pabrik agar dapat beroperasi secara
optimal.
Melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap proses dan perlatan
produksi.
Mengadakan koordinasi yang tepat dengan bagian pemeliharaan dan
engineering.
9. Kepala Bagian Keuangan
Kepala Bagian Keuangan bertanggung jawab kepada Direktur Keuangan dan
Umum dalam bidang administrasi dan keuangan. Kepala Bagian Keuangan
membawahi Seksi Administrasi Keuangan, Seksi Keuangan, Seksi Pembelian.
Tugas Seksi Keuangan yaitu:
Mengamankan uang dan meramalkan tentang keuangan masa depan.
Mengadakan perhitungan tentang gaji dan insentif karyawan.
10. Kepala Bagian Umum
Kepala Bagian Umum bertanggung jawab kepada Direktur Keuangan dan
Umum dalam bidang personalia, hubungan masyarakat, dan keamanan. Kepala
Bagian Umum membawahi Seksi Personalia, Seksi Humas, dan Seksi
Keamanan.
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
124
11. Kepala Bagian Pemasaran
Kepala Bagian Pemasaran bertanggung jawab kepada Direktur Keuangan dan
Umum dalam bidang bahan baku dan pemasaran hasil produksi. Kepala Bagian
Pemasaran membawahi Seksi Pemasaran dan Seksi Penjualan.
12. Kepala Seksi Proses
Kepala Seksi Proses bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Produksi
Dalam bidang mutu dan kelancaran proses produksi. Tugas Seksi Proses yaitu
mengawasi jalannya proses maupun produksi, dan menjalankan tindakan
sepenuhnya pada peralatan produksi yang mengalami kerusakan sebelum
diperbaiki oleh seksi yang berwenang.
13. Kepala Seksi Pengendalian
Kepala Seksi Pengendalian bertanggung jawab kepada Kepala Bagian
Produksi Dalam bidang mutu dan kelancaran proses produksi. Tugas Seksi
Proses yaitu melaksanakan pembinaan, pengawasan, koordinasi serta evaluasi
pelaksanaan program dan kegiatan/
14. Kepala Seksi Laboratorium
Kepala Seksi Laboratorium bertanggung jawab kepada Kepala Bagian
Produksi dalam hal analisa produksi. Tugas Seksi Laboratorium yaitu
Menganalisa mutu bahan baku dan bahan pembantu, Mengawasi dan
menganalisa mutu produksi, Mengawasi hal-hal yang berhubungan dengan
buangan pabrik, Membuat laporan berkala kepada Kepala Bagian Produksi.
15. Kepala Seksi Pemeliharaan
Kepala Seksi Pemeliharaan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Teknik
dalam hal pemeliharaan pabrik. Tugas Seksi Pemeliharaan yaitu melaksanakan
dan mengatur pemeliharaan peralatan proses produksi.
16. Kepala Seksi Utilitas
Kepala Seksi Utilitas bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Teknik dalam
hal pemenuhan kebutuhan utilitas pabrik. Tugas Seksi Utilitas yaitu
melaksanakan dan mengatur sarana utilitas untuk memenuhi kebutuhan proses,
air, steam, refrigerant, udara instrument dan tenaga listrik
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
125
17. Kepala Seksi Administrasi Keuangan
Kepala Seksi Administrasi bertanggung jawab kepada Kepala Bagian
Keuangan Dan Umum dalam hal administrasi Keuangan. Tugas Seksi
Administrasi Keuangan adalah menyelenggarakan pencatatan utang piutang,
administrasi, persediaan kantor, pembukuan, dan masalah perpajakan.
18. Kepala Seksi Keuangan
Kepala Seksi Keuangan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Keuangan
dalam hal keuangan/anggaran. Tugas Seksi Keuangan yaitu Menghitung
penggunaan uang perusahaan, Mengamankan uang dan meramalkan tentang
keuangan masa depan, Mengadakan perhitungan tentang gaji dan insentif
karyawan.
19. Kepala Seksi Personalia
Kepala Seksi Personalia bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Umum
dalam hal sumber daya manusia.Tugas Seksi Personalia yaitu Membina tenaga
kerja dan menciptakan suasana kerja yang sebaik mungkin antara pekerja dan
pekerjaannya serta lingkungannya supaya tidak terjadi pemborosan waktu dan
biaya, Mengelola sumber daya manusia dan manajemen, Mengusahakan
disiplin kerja yang tinggi dalam menciptakan kondisi kerja yang tenang dan
dinamis, Melaksanakan hal-hal yang berhubungan dengan kesejahteraan
karyawan.
20. Kepala Seksi Keamanan
Kepala Seksi Keamanan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Umum
dalam hal keamanan lingkungan pabrik. Tugas Kepala Seksi Keamanan yaitu
Mengawasi penjagaan keamanan dilingkungan pabrik, Berwenang menerima
dan menolak permohonan izin masuk pabrik.
7.2 Peraturan Perusahaan
7.2.1 Jumlah Karyawan
Perhitungan jumlah karyawan disampaikan pada Lampiran L. Uraian
jumlah karyawan pada masing-masing bagian disampaikan pada Tabel 7.1.
Berdasarkan tabel tersebut, total karyawan shift adalah 10 orang dan total karyawan
non-shift adalah 34 orang.
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
126
Tabel 7. 1 Jumlah Karyawan Non-Shift dan Shift
No. Posisi Jumlah
Personil
Non
Shift Shift
1 Dewan Komisaris 1 1
2 Direktur Utama 1 1
3 Direktur Produksi 1 1
4 Direktur keuangan dan Umum 1 1
5 Staff Ahli 1 1
6 Sekretaris 1 1
7 Kepala Bagian Produksi 1 1
8 Kepala Bagian Litbang 1 1
9 Kepala Bagian Teknik 1 1
10 Kepala Bagian Umum 1 1
11 Kepala Bagian Keuangan 1 1
12 Kepala Bagian Pemasaran 1 1
13 Kepala Seksi Proses 1 1
14 Kepala Seksi Pengendalian 1 1
15 Kepala Seksi Laboratorium 1 1
16 Staff Litbang 1 1
17 Kepala Seksi Safety & Lingkungan 1 1
18 Kepala Seksi Pemeliharaan dan
Utilitas 1 1
19 Kepala Seksi Administrasi Keuangan 1 1
20 Kepala Seksi Keuangan 1 1
21 Kepala Seksi Personalia 1 1
22 Kepala Seksi Keamanan 1 1
23 Karyawan Proses 5 5
24 Karyawan Pengendalian 2 2
4 Karyawan Laboratorium 2 2
26 Karyawan Pemeliharaan dan Utilitas 1 1
27 Karyawan Administrasi 1 1
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
127
28 Karyawan Kas 1 1
29 Karyawan Personalia 1 1
30 Karyawan Keamanan (Security) 2 2
31 Karyawan Safety & Lingkungan 2 2
32 Dokter 1 1
34 Sopir 1 1
35 Cleaning Service 3 3
34 10
TOTAL 44
7.2.2 Penggolongan Karyawan dan Tingkat Pendidikan Karyawan
Dalam melaksanakan kegiatan perusahaan atau pabrik dibutuhkan susunan
tenaga kerja seperti pada struktur organisasi. Penggolongan berdasarkan tingkat
pendidikan dalam pabrik Minyak Kayu Putih ditampilkan pada Tabel 7.2.
Tabel 7. 2 Tingkat Pendidikan Karyawan
No. Jabatan Pendidikan
1 Dewan Komisaris Hukum / Teknik Kimia /
Teknik Industri (S2)
2 Direktur Utama Teknik Kimia / Teknik
Industri (S2)
3 Direktur Produksi Teknik Kimia / Teknik
Industri (S2)
4 Direktur keuangan dan Umum Ekonomi / Manajemen (S2)
5 Staff Ahli Teknik Kimia (S2)
6 Sekretaris Akuntansi / Kesekretariatan
(S1)
7 Kepala Bagian Produksi Teknik Kimia / Teknik
Industri (S1)
8 Kepala Bagian Litbang Kimia / Teknik Kimia (S1)
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
128
9 Kepala Bagian Teknik Teknik Kimia / Teknik Industri
/ Teknik Mesin (S1)
10 Kepala Bagian Umum Manajemen / Akuntansi (S1)
11 Kepala Bagian Keuangan Akuntansi / Ekonomi (S1)
12 Kepala Bagian Pemasaran Akuntansi / Ekonomi (S1)
13 Kepala Seksi Proses Teknik Kimia / Teknik
Industri (S1)
14 Kepala Seksi Pengendalian Teknik Kimia / Teknik
Industri (S1)
15 Kepala Seksi Laboratorium Teknik Kimia / MIPA Kimia
(S1)
16 Staff Litbang Kimia / Teknik Kimia (S1/D3)
17 Kepala Seksi Safety &
Lingkungan
Teknik Kimia / Teknik Industri
/ K3 / Teknik Lingkungan (S1)
18 Kepala Seksi Pemeliharaan Teknik Industri / Teknik
Metalurgi / Teknik Mesin (S1)
19 Kepala Seksi Utilitas
Teknik Industri / Teknik Mesin
/ Teknik Elektro / Teknik
Kimia (S1)
20 Kepala Seksi Administrasi
Keuangan
Ekonomi / Manajemen /
Akuntansi (S1)
21 Kepala Seksi Keuangan Ekonomi / Akuntansi (S1)
22 Kepala Seksi Pembelian Ekonomi / Manajemen (S1)
23 Kepala Seksi Personalia Ilmu Komunikasi / Psikolog
(S1)
25 Kepala Seksi Keamanan TNI
28 Karyawan Proses Teknik Kimia / Teknik
Industri (D3)
29 Karyawan Pengendalian SMK / SMA / D1
30 Karyawan Laboratorium SMK / SMA / D1
33 Karyawan Pemeliharaan SMK / SMA / D1
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
129
34 Karyawan Utilitas SMK / SMA / D1
35 Karyawan Administrasi SMK / SMA / D1
36 Karyawan Kas SMK / SMA / D1
37 Karyawan Personalia SMK / SMA / D1
39 Karyawan Keamanan SMK / SMA / D1
41 Karyawan Safety & Lingkungan SMK / SMA / D1
42 Dokter Sarjana Kedokteran (S1)
43 Perawat Akademi Keperawatan (D3)
44 Sopir SMK / SMA / D1
46 Cleaning Service SMK / SMA / D1
7.2.3 Jaminan Sosial Karyawan
Jaminan sosial tenaga kerja (workers social security) adalah suatu bentuk
perlindungan yang diberikan kepada pekerja dan keluarganya terhadap berbagai
resiko pasar tenaga kerja (labor market risks), misalnya resiko kehilangan
pekerjaan, penurunan upah, kecelakaan kerja, sakit, cacat, lanjut usia, meninggal
dunia, dan lain-lain. Dalam tanggung jawab pemberi kerja, hukum mewajibkan
pemberi kerja untuk memberikan jaminan kepada tenaga kerjanya atau tenaga kerja
dan keluarganya. Bentuk jaminan yang diwajibkan umumnya yang berkaitan
dengan hubungan kerja, seperti kompensasi kecelakaan kerja dan sakit akibat kerja,
pesangon untuk pemutusan hubungan kerja (PHK), dan jaminan hari tua.
Penyelenggaraan sistem jaminan sosial ini bersifat nasional sesuai Undang-
Undang Jaminan Sosial dimana pendanaannya berasal dari iuran iuran peserta yang
terdiri dari iuran pemberi kerja dan pekerja. Adapun iuran yang belum jatuh tempo
berfungsi sebagai tabungan dan atau investasi sedang iuran yang telah jatuh tempo
merupakan fungsi konsumsi. Undang-Undang Nomor 24 tahun 2011 merupakan
amanat salah satu pasal dalam Undang-Undang tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN). Badan Penyelenggara Jaminan Sosial bertujuan untuk
mewujudkan terselenggaranya pemberian jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar
hidup yang layak bagi setiap Peserta dan/atau anggota keluarganya. Undang-
undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial berfungsi menyelenggarakan 4
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
130
program, yaitu program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan
pensiun, dan jaminan kematian.
Iuran karyawan dilakukan untuk jaminan kerja, jaminan kematian, dan
jaminan pemeliharaan kesehatan ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan. Iuran
jaminan hari tua sebesar 3% (perusahaan 1% dan karyawan 2% dari gaji sebulan).
Untuk perhitungan iuran dapat berubah dengan ketetapan pemerintah yang berlaku.
Selain upah resmi, perusahaan juga memberikan beberapa fasilitas kepada
setiap tenaga kerja diantaranya :
1. Fasilitas cuti tahunan, Fasilitas cuti tahunan diberikan kepada masing –
masing karyawan selama 12 hari kerja dan diatur dengan mengajukan
permohonan satu minggu sebelumnya dan dipertimbangkan ijinnya.
2. Fasilitas asuransi tenaga kerja, meliputi tunjangan kecelakaan kerja dan
tunjangan kematian yang diberikan kepada keluarga tenaga kerja yang
meninggal yang disebabkan oleh kecelakaan sewaktu bekerja maupun di
luar pekerjaan.
3. Tunjangan hari raya dan bonus, tunjangan hari raya diberikan satu kali
setahun sebesar 1 kali upah dalam satu bulan dan bonus diberikan kepada
karyawan berdasarkan prestasi yang telah diraih.
4. Kenaikan gaji dengan memperhatikan besarannya inflasi, prestasi kerja dan
lain – lain. Besar gaji karyawan berdasarkan pada golongan dan jabatan
karyawan satu bulan sekali.
5. Pelayanan kesehatan secara gratis diberikan kepada karyawan di dalam
pabrik.
6. Penyediaan sarana transportasi dan bus karyawan.
7. Penyediaan kantin dan tempat ibadah.
8. Penyediaan seragam dan alat-alat pengaman atau Alat Pelindung Diri
(APD) berupa sepatu, seragam, masker dan sarung tangan.
9. Fasilitas kendaraan untuk manajer.
10. Family Gathering Party (acara berkumpul semua karyawan dan keluarga)
setiap satu tahun sekali.
11. Bonus 0,5% dari keuntungan perusahaan dan didistribusikan untuk seluruh
karyawan.
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
131
7.2.4 Jam Kerja
Pabrik Minyak Kayu Putih direncanakan akan beroprasi 330 hari kerja
dalam satu tahun dan untuk proses produksi akan berlangsung selama 24 jam per
hari. Dalam pengoperasian pabrik membutuhkan pengawasan selama 24 jam,
sehingga untuk karyawan yang bekerja diberikan jadwal shift secara bergilir. Jam
kerja dalam 24 jam nantinya akan dibagi menjadi 3 shift dalam sehari, dan setiap
shift dibagi kembali sehingga setiap shift-nya memiliki 8 jam kerja. Sisa 20 hari
kerja digunakan sebagai hari libur, dimana hari libur tersebut digunakan untuk
perawatan, perbaikan, dan juga shutdown pabrik.
Shift kerja adalah pembagian waktu kerja berdasarkan waktu tertentu.
Sistem shift merupakan suatu sistem pengaturan kerja yang memberi peluang untuk
memanfaatkan keseluruhan waktu yang tersedia untuk mengoperasikan pekerjaan
(Muchinsky,1997). Sistem shift digunakan sebagai suatu cara yang paling mungkin
untuk memenuhi tuntutan akan kecendrungan semakin meningkatnya permintaan
barang-barang produksi. Sistem ini dipandang akan mampu meningkatkan
produktifitas suatu perusahaan yang menggunakannya.
Pada Pabrik Minyak Kayu Putih setiap karyawan digolongkan menjadi 2
tipe yaitu sebagai berikut ini :
1. Karyawan non-shift, merupakan karyawan yang berkerja sebagai staf ahli,
manager, administrasi, bagian gudang, dan lain-lain. Jam kerja karyawan
non-shift ditetapkan sesuai Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor:Kep.234/Men/2003 yaitu 8 jam
sehari atau 40 jam per minggu dan jam kerja selebihnya dianggap lembur.
Perhitungan uang lembur menggunakan acuan1/173 dari upah sebulan
(Pasal 10 Kep.234/Men/2003) dimana untuk jam kerja lembur pertama
dibayar sebesar 1,5 kali upah sejam dan untuk jam lembur berikutnya
dibayar 2 kali upah sejam. Perincian jam kerja non-shift adalah sebagai
berikut :
- Senin – Kamis : 08.00 – 16.00 (Istirahat :12.00 – 13.00)
- Jum’at : 08.00 – 16.00 (Istirahat :12.00 – 13.00)
- Sabtu : 08.00 – 16.00 (Istirahat :12.00 – 13.00)
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
132
2. Karyawan shift merupakan karyawan yang secara langsung menangani
proses operasi pabrik, seperti kepala shift operator, karyawan-karyawan
shift, gudang serta keamanan dan keselamatan kerja. Ketentuan jam kerja
untuk karyawan shift adalah sebagai berikut ini :
- Shift I : pukul 07.30 – 15.30 WIB
- Shift II : pukul 15.30 – 23.30 WIB
- Shift III : pukul 23.30 – 07.30 WIB
Hari Minggu dan hari libur lainnya, karyawan shift tetap bekerja seperti
biasa. Karyawan shift diberikan libur satu hari setiap tiga hari kerja. Untuk
itu karyawan shift dibagi dalam 4 regu. Jadwal kerja masing- masing regu
dapat dilihat pada Tabel 7.3. Jam kerja tersebut dapat berubah dari waktu ke
waktu sesuai dengan kepentingan operasional perusahaan yang tentunya
dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
133
Tabel 7. 3 Pembagian Regu Tiap Shift
Reg
u
Hari
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
2
2
2
3
2
4
2
5
2
6
2
7
2
8
2
9
3
0
I P P P L M M M L S S S L P P P L M M M L S S S L P P P L M M
II S S L P P P L M M M L S S S L P P P L M M M L S S S L P P P
III M L S S S L P P P L M M M L S S S L P P P L M M M L S S S L
IV L M M M L S S S L P P P L M M M L S S S L P P P L M M M L S
Keterangan :
a. P = Pagi, S = Siang, M = Malam, L = Libur
b. Jam kerja tersebut dapat berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan kepentingan operasional perusahaan yang tentunya
dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan.
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
134
7.2.5 Penentuan Gaji Karyawan
Penentuan gaji karyawan didasarkan pada jabatan, tingkat pendidikan,
pengalaman kerja, keahlian, dan resiko kerja. Sistem gaji karyawan dibagi menjadi
3 golongan yaitu :
a) Gaji Bulanan
Gaji bulanan diberikan kepada karyawan tetap dan besaran gaji sesuai
dengan peraturan perusahaan.
b) Gaji Harian
Gaji harian diberikan kepa karyawan tidak tetap / buruh harian.
c) Gaji Lemburan
Gaji lemburan diberikan kepada karyawan yang bekerja melebihi jam kerja
(overtime) yang telah ditetapkan dan besarannya sesuai dengan peraturan
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor:Kep.234/Men/2003 pasal 9 dan 10.
Penentuan gaji karyawan disampaikan pada Apendiks K.
Tabel 7.4 Gaji Karyawan
No Jabatan Jumlah Gaji Total Gaji
1 Dewan Komisaris 1 Rp 40,000,000 Rp 40,000,000
2 Direktur Utama 1 Rp 30,000,000 Rp 30,000,000
3 Direktur Produksi 1 Rp 15,000,000 Rp 15,000,000
4
Direktur keuangan
dan Umum 1 Rp 15,000,000 Rp 15,000,000
5 Staff Ahli 1 Rp 15,000,000 Rp 15,000,000
6 Sekretaris 1 Rp 9,000,000 Rp 9,000,000
7
Kepala Bagian
Produksi 1 Rp 10,000,000 Rp 10,000,000
8
Kepala Bagian
Litbang 1 Rp 10,000,000 Rp 10,000,000
9
Kepala Bagian
Teknik 1 Rp 10,000,000 Rp 10,000,000
10
Kepala Bagian
Umum 1 Rp 10,000,000 Rp 10,000,000
11
Kepala Bagian
Keuangan 1 Rp 10,000,000 Rp 10,000,000
12
Kepala Bagian
Pemasaran 1 Rp 10,000,000 Rp 10,000,000
13
Kepala Seksi
Proses 1 Rp 10,000,000 Rp 10,000,000
14
Kepala Seksi
Pengendalian 1 Rp 9,500,000 Rp 9,500,000
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
135
15
Kepala Seksi
Laboratorium 1 Rp 9,500,000 Rp 9,500,000
16 Staff Litbang 1 Rp 9,500,000 Rp 9,500,000
17
Kepala Seksi
Safety &
Lingkungan 1 Rp 9,500,000 Rp 9,500,000
18
Kepala Seksi
Pemeliharaan dan
Utilitas 1 Rp 9,500,000 Rp 9,500,000
20
Kepala Seksi
Administrasi
Keuangan 1 Rp 9,500,000 Rp 9,500,000
21
Kepala Seksi
Keuangan 1 Rp 9,500,000 Rp 9,500,000
23
Kepala Seksi
Personalia 1 Rp 9,500,000 Rp 9,500,000
25
Kepala Seksi
Keamanan 1 Rp 9,500,000 Rp 9,500,000
28 Karyawan Proses 5 Rp 4,000,000 Rp 20,000,000
29
Karyawan
Pengendalian 2 Rp 4,000,000 Rp 8,000,000
30
Karyawan
Laboratorium 2 Rp 4,000,000 Rp 8,000,000
33
Karyawan
Pemeliharaan dan
Utilitas 1 Rp 4,000,000 Rp 4,000,000
35
Karyawan
Administrasi 1 Rp 4,000,000 Rp 4,000,000
36 Karyawan Kas 1 Rp 4,000,000 Rp 4,000,000
37
Karyawan
Personalia 1 Rp 4,000,000 Rp 4,000,000
39
Karyawan
Keamanan
(Security) 2 Rp 3,500,000 Rp 7,000,000
41
Karyawan Safety
& Lingkungan 2 Rp 10,000,000 Rp 20,000,000
42 Dokter 1 Rp 10,000,000 Rp 10,000,000
44 Sopir 1 Rp 3,000,000 Rp 3,000,000
45 Cleaning Service 3 Rp 3,000,000 Rp 9,000,000
Total 44 Rp 380,500,000
Jumlah Gaji pertahun Rp 4,566,000,000
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
136
BAB VIII
ANALISIS EKONOMI
8.1 Dasar Perhitungan Analisis Ekonomi
Perhitungan analisis ekonomi ini mempertimbangkan kebutuhan dari
bahan baku, kapasitas produksi, harga peralatan, biaya utilitas, biaya gaji karyawan
dan pengadaan lahan. Kebutuhan bahan baku dan kapasitas produksi diperoleh
berdasarkan neraca massa yang terdapat pada Bab IV. Harga peralatan utama dan
peralatan utilitas ditentukan berdasarkan spesifikasi peralatan yang terdapat pada
Bab V. Biaya gaji karyawan ditentukan berdasarkan perhitungan pada Bab VII.
Asumsi – asumsi yang digunakan dalam analisis ekonomi adalah sebagai berikut :
a. Pengoperasian pabrik mulai tahun 2027. Proses yang dijalankan adalah
proses kontinu.
b. Jumalah hari kerja adalah 330 hari/tahun.
c. Kapasitas produksi pabrik pada tahun ke – 1 60%, ke – 2 80%, dan 100%
pada tahun selanjutnya.
d. Masa kontruksi pabrik selama 2 tahun.
e. Sumber dana investasi dari modal sendiri sebesar 60% dan modal pinjaman
sebesar 40%.
8.2 Analisis Kelayakan Ekonomi
Analisis Ekonomi digunakan untuk mengevaluasi kelayakan berdirinya
suatu pabrik dan tingkat pendapatannya. Setelah dilakukan analisa perhitungan
secara teknik, maka selanjutnya perlu juga dilakukan analisa terhadap aspek
ekonomi dan pembiayaannya. Dari hasil analisa tersebut diharapkan berbagai
kebijaksanaan dapat diambil untuk pengarahan secara tepat. Suatu rancangan
pabrik dianggap layak didirikan bila dapat beroperasi dalam kondisi yang
memberikan keuntungan.
Berbagai parameter ekonomi digunakan sebagai pedoman untuk
menentukan layak tidaknya suatu pabrik didirikan dan besarnya tingkat pendapatan
yang dapat diterima dari segi ekonomi. Faktor-faktor yang ditinjau dari analisis
ekonomi adalah sebagai berikut:
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
137
a. Laju pengembalian modal (Internal Rate of Return).
b. Lama pengembalian modal (Pay out Period).
c. Titik impas (Break Even Point).
Untuk meninjau faktor – faktor diatas perlu dilakukan penaksiran terhadap
beberapa parameter yaitu :
a. Penaksiran modal industri (Total Capital Investment).
b. Modal tetap (Fixed Capital Investment).
c. Modal kerja (Working Capital Investment).
Beberapa parameter pada penentuan biaya total produksi (Total Production Cost)
adalah sebagai berikut :
a. Biaya produksi (Manufacturing Cost).
b. Biaya pengeluaran umum (General Expenses).
c. Total pendapatan.
8.2.1 Total Capital Invesment (TCI)
8.2.1.1 Direct Cost / Biaya Langsung
Direct cost adalah modal yang dikeluarkan untuk pembeliaan atau
pengadaan peralatan proses. Dengan perkataan lain semua modal yang dikeluarkan
untuk pendirian pabrik sehingga pabrik siap untuk berproduksi dinamakan direct
cost. Nilai direct cost atau biaya langsung ditampilkan pada tabel 8.1 berikut:
Tabel 8. 1 Nilai Direct Cost
Direct Cost Biaya
PEC Rp 17.060.171.489
Biaya Instalasi Rp 9.383.094.319
Biaya Instrumentasi dan Kontrol Rp 4.435.644.587
Biaya Pemipaan Rp 5.288.653.162
Biaya Bangunan Rp 1.194.212.004
Biaya Pengembangan Lahan Rp 3.412.034.298
Biaya Perawatan Fasilitas Rp 9.383.094.319
Biaya Lahan Rp 1.364.813.719
Total Rp 51.521.717.896
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
138
8.2.1.2 Indirect Cost / Biaya Tak Langsung
Indirect cost adalah modal yang dikeluarkan untuk konstruksi pabrik,
overhead konstruksi dan bagian-bagian pabrik yang tidak berhubungan langsung
dengan pengadaan peralatan proses produksi. Nilai indirect cost atau biaya tak
langsung ditampilkan pada tabel 8.2 berikut:
Tabel 8. 2 Nilai Indirect Cost
Indirect Cost Biaya
Biaya Engineering and Supervision Rp 15.456.515.369
Biaya Legal Expenses Rp 2.882.431.244
Biaya Contruction Expenses Rp 7.686.483.319
Biaya Contractor's Fee Rp 4.121.737.432
Biaya Contingencies Rp 14.412.156.222
Total Rp 44.559.323.586
8.2.1.3 Biaya Produksi Langsung
Biaya produksi langsung adalah biaya produksi yang berhubungan
langsung dengan pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi. Biaya produksi
langsung ditampilkan pada tabel 8.3 berikut:
Tabel 8. 3Biaya Produksi Langsung
Direct Manufacturing Cost (DMC) Biaya
Biaya Bahan Baku Rp 175.000.008
Biaya operating Labor Rp 4.566.000.000
Direct Supervisory and Clerical Labor Rp 684.900.000
Biaya Utilitas Rp 4.582.136.717
Biaya Maintenance and Repairs Rp 5.764.862.489
Biaya Operating Supplies Rp 864.729.373
Biaya Laboratory Charges Rp 456.600.000
Biaya Patent and Royalties Rp -
Total Rp 17.094.228.587
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
139
8.2.1.4 Biaya Produksi Tetap (FC)
Biaya produksi tetap atau Fixed Charges (FC) adalah biaya yang
dikeluarkan walaupun pabrik sedang tidak berproduksi. Biaya produksi tetap
ditampilkan pada tabel 8.4 berikut:
Tabel 8. 4 Biaya Produksi Tetap
Fixed Manufacturing Cost (FMC) Biaya
Biaya Depresiasi Rp 9.608.104.148
Biaya Local Taxes Rp 1.921.620.830
Biaya Insurance Rp 960.810.415
Total Rp 12.490.535.393
8.2.1.5 Biaya Umum (General Expenses)
Biaya umum atau General Expenses adalah biaya yang harus dikeluarkan
tidak berhubungan langsung dengan pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi.
Biaya umum ditampilkan pada tabel 8.5 berikut:
Tabel 8. 5 Biaya Umum (General Expenses)
General Expenses (GE) Biaya
Biaya administrasi Rp 1.652.364.373
Biaya distribusi dan pemasaran Rp 4.582.136.717
Biaya riset dan pengembangan Rp 2.291.068.359
Total Rp 8.525.569.449
8.2.1.6 Total Biaya Produksi
Terdapat ongkos produksi yang berhubungan langsung dengan produksi
dan ongkos produksi yang tidak berhubungan langsung dengan produksi
(administrasi, pemasaran, pengembangan, dan lainnya). Secara umum ongkos
produksi terbagi menjadi dua bagian, yakni Manufacturing Cost dan General
Expenses. Dimana Manufacturing Cost yang terdiri dari biaya produksi langsung
dan biaya produksi tetap. Total biaya produksi adalah jumlah biaya atau ongkos
yang dikeluarkan pada Manufacturing Cost dan General Expenses. Total biaya
produksi ditampilkan pada tabel 8.6 berikut:
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
140
Tabel 8. 6 Nilai Total Biaya Produksi
Manufacturing Cost (MC) Biaya
Direct Manufacturing Cost (DMC) Rp 17.094.228.587
Fixed Manufacturing Cost (FMC) Rp 12.490.535.393
Plant Overhead Cost (POC) Rp 7.711.033.742
Total Rp 37.295.797.722
8.2.3 Break Event Point
Break Even Point (BEP) merupakan titik dimana pemasukan dan
pengeluaran seimbang atau kondisi dimana saat itu perusahaan tidak mengalami
kerugian, namun juga tidak memperoleh keuntungan. Nilai BEP merupakan
persentase kapasitas pabrik terhadap kapasitas penuhnya. Biaya tetap (FC) dan
biaya variabel (VC), biaya semi variabel (SVC) dan biaya total tidak dipengaruhi
oleh kapasitas produksi. Dari perhitungan yang dilakukan pada Appendiks N
didapatkan bahwa titik impas (BEP) yaitu 59,77 %.
8.2.4 Return on Invesment (ROI)
ROI atau ROR (Rate of Return) adalah rasio uang yang diperoleh atau
hilang pada suatu investasi, relatif terhadap jumlah uang yang diinvestasikan.
Jumlah uang yang diperoleh atau hilang tersebut dapat disebut bunga atau laba/rugi.
Return on Investment atau ROI ini adalah rasio keuangan yang penting untuk
Membuat keputusan pembelian asset, Membuat keputusan pendanaan untuk proyek
dan berbagai jenis program, Membuat keputusan investasi saham atau investasi
pada modal ventura. Berdasarkan perhitungan didapatkan nilai ROI sebelum pajak
adalah 14.75695164 % dan sesudah pajak adalah 11.06771373 %, dimana nilai
tersebut lebih besar dari pada suku bunga bank yaitu 9,86% sehingga Minyak Kayu
Putih ini layak untuk didirikan.
8.2.5 Pay Out Time
Pay Out Time adalah jumlah tahun yang telah berselang sebelum
didapatkan sesuatu penerimaan melebihi investasi awal atau jumlah tahun yang
diperlukan untuk kembalinya capital investment dengan profit sebelum dikurangi
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
141
depresiasi. Berdasarkan perhitungan, POT sebelum pajak adalah 4,0393 tahun dan
sesudah pajak adalah 4,7466 tahun.
8.2.6 Shut Down Point
Shut down point adalah suatu titik dimana pabrik merugi sebesar fixed
cost. Nilai SDP pada prarancangan Pabrik Minyak Kayu Putih adalah 24,32% Jadi
Pabrik ini akan mengalami kerugian jika beroperasi di bawah 24,32% dari kapasitas
produksi total.
Gambar 8. 1 Grafik Analisis Ekonomi
8.2.7 Discounted Cash Flow (DCF)
Analisis kelayakan ekonomi dengan menggunakan “Discounted Cash
Flow” merupakan perkiraan keuntungan yang diperoleh setiap tahun didasarkan
pada jumlah investasi yang tidak kembali pada setiap tahun selama umur ekonomi.
Periode pengembalian modal secara discounted cash flow ditunjukkan pada Tabel
8.7 dan Gambar 8.2 serta Gambar 8.3.
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
142
Gambar 8. 2 Cummulative Cash Flow
Gambar 8. 3 Profit After Tax
Tabel 8. 7 Uji Kelayakan Ekonomi
No Analisa
Kelayakan Nilai Batasan Keterangan
1 ROI 14,76% Min. 9,98% Layak
2 POT 4,7 Maks. 5 tahun Layak
3 BEP 59,77% 30 - 60% Layak
4 SDP 24,32%
5 IRR 41,25% Min. 5,25% Layak
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
143
BAB IX
KESIMPULAN
Pada pembuatan Pabrik Minyak Kayu Putihini, proses yang digunakan
adalah proses Distiliasi Direct Steam dengan bahan baku daun kayu putih
Melaleuca leucadendra. Berdasarkan ketersediaan bahan baku, direncanakan
pabrik didirikan di Kabupaten Mojokerto dengan kapasitas sebesar 250 Ton/Tahun.
Berdasarkan perhitungan analisa ekonomi, didapatkan :
a. Internal Rate of Return (IRR) Pabrik terhitung 41,25%.
b. Rate of Investment (ROI) sebelum pajak sebesar 14,757 % dan sesudah
pajak adalah 11,068 %
c. Pay Out Time (POT) untuk Pabrik kembali modal 4,7 tahun.
d. Break Even Point (BEP) adalah sebesar 59,77 %.
Berdasarkan evaluasi – evaluasi telah ditinjau secara teknis dan ekonomis
tersebut, dapat dilihat bahwa nilai IRR dan ROI lebih besar dari Bunga bank, POT
pada tahun ketiga menginjak tahun keempat maka dapat disimpulkan bahwa pabrik
Minyak Kayu Putih ini layak untuk didirikan
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
144
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Z. A. (2017). Pemanfaatan Minyak Kayu Putih ( Melaleuca leucadendra
Linn) sebagai Alternatif Pencegahan ISPA: Study Etnografi di Pulau Buru.
Surabaya, Pusat Penelitian dan pengembangan Humaniora dan Manajemen
Kesehatan.
Aryani, F. d. (2020). Pengenalan Atsiri Melaleuca Cajuputi. Samarinda, Politeknik
Pertanian Negeri Samarinda.
Arman, Muhammad, dkk. (2014). Desain Sistem Instrumentasi Proses Distilasi
Fraksinasi Batch Berbasis Kendali Suhu. Bandung: ASEAN Journal System
Engineering.
Aryani, F. d. (2020). Pengenalan Atsiri Melaleuca Cajuputi. Samarinda: Politeknik
Pertanian Negeri Samarinda.
Himawan, Hidayatullah, dan Silitonga, Parasian DP. (2020). Comparison Of Fore-
Accuracy Rate Of Exponential Smoothing Method On Admission Of New
Students. Jakarta: Journal of Critical Reviews.
Helfiansah, R. d. (2013). Isolasi, Identifikasi dan Pemurnian Senyawa 1,8 Sineol
Minyak Kayu Putih (Malaleuca Leucandendron). Jogjakarta: ASEAN
Journal of System Engineering.
Mumtazy, M. R. (2020). Pra Desain Pabrik minyak Kayu Putih dari Daun Kayu
Putih. Surabaya: Jurnal Teknik ITS.
Nugroho, Agung. (2012). Analisa Sistem Mesin Pendingin Water Chiller Yang
Menggunakan Fluida Kerja R12 Dengan Variasi Puli Kompresor. Demak:
Jurnal Teknik UNISFAT.
Pukoliwutang, Rein. (2017). Pengaturan Pendingin pada Kondensor untuk Alat
Destilasi Asap Cair. Manado: Jurnal Teknik Elektro dan Komputer. Public
Summary KPH Kabupaten Mojokerto.
Rimbawanto, Anto. (2019). Seri IPTEK V: Kehutanan, Yogyakarta, Perpustakaan
Pusat Litbang Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Jogjakarta:
IPTEK.
Sari, Ayu Fatikha. (2019). Shell and Tube Heat Exchanger Desain pada Heater
Pabrik Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Dengan Kapasitas Produksi 250 Ton/Tahun
145
dengan Pemanas Steam pada Ethanolamine Plant. Semarang: Universitas
Negeri Semarang.
Kurniawan, H. (2016). Pemetaan Lahan Kritis di Wilayah Kabupaten Gresik
Berbasis Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG). Surabaya:Universitas
Erlangga. Nugroho, Sutopo Purwo. (2010). Minimalisasi Lahan Kritis Melalui
Pengelolaan Sumberdaya Lahan dan Konservasi Tanah dan Air Secara
Terpadu. Bogor: Intitute Pertanian Bogor.
SNI 3954;2014
=
= x kg/tahun
= Rupiah
= Total penjualan
= Rupiah
=
= kg/ tahun
Menghitung total biaya bahan baku
Harga/kg
Perhitungan Gross Profit Margin
= -
= -
=
Menghitung Margin Keuntungan Kotor
= x
= x
= %40
Margin Keuntungan Kotor 100%GPM
0.4 100%
616,421,876,307 369,853,125,784.15
616,421,876,307
0.4
Total 369,853,125,784.15
GPM Total penjualan Total biaya bahan baku
Total penjualan
100% 410,947,918 Daun Kayu Putih
Jumlah /kgBahan baku
900
Harga Total (Rp)
369,853,125,784.15
616,421,876,307
Kebutuhan daun
Rendemen 0.00625
410,947,918
komposisi
240,000 2,568,424
616,421,876,307
Total pendapatan
LAMPIRAN A
GROSS PROFIT MARGIN
Total Penjualan ∑ Harga produk x kapasitas produksi
-72.5027884 23.5191919 9.21220941 -521.738974
2021
2022
2023
Rata-rata
4500 0 2000 0
4500 51.1111111 2000 0.415
2200 31.8181818 1991.7 49.7916353 111.4 -74.2549372
1,500 0 1000 -36 194.12 -8.01566042
5.545818728
1,500 34.6666667 1360 31.8544118 209.68 23.80770698
150.9 -3172.72366
980 926.78 159.76
236.71
-34.8016249
-13.4967662
12.0239963
72.5452933
-254.368888
-452.470483
88.6388998
1.90726596
LAMPIRAN B
KAPASITAS PRODUKSI
108.18739
95.322
108.35
394.65
4938.54 95.20688301
2016
2017
2018
2019
2020
145.83836
111.367
20.158
177.43
180.87986
2011
2012
2013
2014
2015
Produksi
(Ton)
Pertumbuhan
(%)
Konsumsi
(Ton)
Pertumbuhan
(%)Impor (Ton)
Pertumbuhan
(%)
Ekspor
(Ton)
Pertumbuhan
(%)Tahun
Rendemen
1000
0.00625
Ton/tahun
2976.3293
5544.7538
2568.424
Berdasarkan perhitungan di atas, maka diasumsikan kapasitas minyak
kayu putih yang akan didirikan sebesar 2568 ton/tahun dengan
pertimbangan yang telah dijelaskan dalam bab 3.
Impor (Ton)
produksi (Ton)
Ekspor (Ton)
konsumsi (Ton)
2821.417124
154.9121529
-115.2462384
5660
Perhitungan Menggunakan Forecasting
m1
m2
m4
m5
330 day/tahun
250 ton/tahun
250000 kg/tahun
757.57576 kg/day
31.565657 kg/jam
IN-
OUT+GEN-
CON
60 20,785,668
1 5,323.8
2 5,323.8
59 115,765.9
58 -
44 1,147.9
63 -
57 1,144.0
23 31.6
62 11,150.5
64 20,900,901
Generasi =
Konsumsi =
E.1 F-120 ( Daun Storage )
No Fraksi Massa
1 100%
2 1.07%
3 0.92%
100%
E.2 D-110A ( Steam Destillation Tank )
No
Mr
(Kg/Kmo
l)
Input
(Kg/Jam)
Input
(Kg/Jam)
Output
(Kg/Jam)
Output
(Kg/Jam)
1 3 7 5
1 5,323.76 9,982.05 5,233.31
2 18.02 628.00 9,409.88
ACC Monitoring
System
Out
Acc Total
29,013.363
29,015.363
20,913,229.7
20,913,227.4
0
LAMPIRAN C
NERACA MASSA
waktu operasi =
kapasitas=
In
H2O 18.02 114.354
Essential Oil 98.277
Komponen Mr (Kg/Kmol) Laju alir massa (Kg/Jam)
Daun 10,647.525
Total 10,647.525
Komponen
Daun
H2O
11 177.98 18.85
5,323.76 9,982.05 5,880.16 9,425.66
Persamaan Reaksi yang terjadi pada steam destillation tank adalah sebagai berikut :
Sub total
phosphorus acid
(H4O7P2)
Sub total
15,305.8166 15,305.8166
E.3 D-110B ( Steam Destillation Tank )
No
Mr
(Kg/Kmo
l)
Input
(Kg/Jam)
Input
(Kg/Jam)
Output
(Kg/Jam)
Output
(Kg/Jam)
2 4 8 6
1 5,323.762 9,982.054 5,233.312
2 18.02 627.997 9,409.877
11 177.98 18.847
5,323.762 9,982.054 5,880.156 9,425.660
E.4 Tee 2
No
Mr
(Kg/Kmo
l)
Input
(Kg/Jam)
Input
(Kg/Jam)
Output
(Kg/Jam)
5 6 10
1
2 18.02 9,409.88 9,409.88 18,820
3 15.783 15.783 31.566
4 154.25 11.123 11.123 22.246
5 136.23 2.771 2.771 5.541
6 154.25 0.490 0.490 0.980
7 136.23 0.420 0.420 0.840
8 136.23 0.980 0.980 1.959
9425.66 9425.66 18851.32
18851.32
E.5 Tee 3
No
Mr
(Kg/Kmo
l)
Input
(Kg/Jam)
Input
(Kg/Jam)
Output
(Kg/Jam)
7 8 9
1 5,233.31 5,233.31 10,467
2 18.02 628.00 628.00 1,256
3 177.98 18.85 18.85 37.69
5,861.31 5,861.31 11,722.62
11,722.62
Phosphorus acid
(H4O7P2)
Sub total
Komponen
Daun
Komponen
Daun
H2O
Total 15,305.8166 15,305.8166
H2O
Essential Oil
1,8 Cineole (C10H18O)
α-terpineol (C10H16)Linalool (C10H18O)
γ-terPinene (C10H16)
Phosphorus acid
(H4O7P2)
Sub total
Total 18851.32
Total 11,722.62
Daun
H2O
Limonene (C10H16)
Sub total
Komponen
E.6 E-111 ( Kondensor )
No
Mr
(Kg/Kmo
l)
Input
(Kg/Jam)
Input
(Kg/Jam)
Output
(Kg/Jam)
Output
(Kg/Jam)
10 13 11 12
1
2 18.02 18,819.75 267.64 18,819.75 267.64
3 31.57 31.57
18,851.32 267.64 18,851.32 267.64
E.7 H-112 ( Decanter )
No
Mr
(Kg/Kmo
l)
Input
(Kg/Jam)
Output
(Kg/Jam)
Output
(Kg/Jam)
11 14 15
1
2 18.02 18,819.76 9.43 18,810.33
3 31.57 31.57
18,851.32 40.99 18,810.33
18,851.32
E.8 Tee 4
No
Mr
(Kg/Kmo
l)
Input
(Kg/Jam)
Input
(Kg/Jam)
Output
(Kg/Jam)
15 19 58
1
2 18.02 18,810.33 9.2821 18,819.61
18,810.33 9.2821 18,819.61
18,819.61
E.9 Tee 7
No
Mr
(Kg/Kmo
l)
Input
(Kg/Jam)
Output
(Kg/Jam)
Output
(Kg/Jam)
58 34 40
1
2 18.02 18,819.61 10.94 18,830.54
18,819.61 10.94 18,830.54
18,830.54
Essential Oil
19,118.96
Komponen
Daun
H2O
19,118.96
Total 18,851.32
Total 18,819.61
Total 18,830.54
Sub total
Sub total
Komponen
Daun
H2O
Komponen
Daun
H2O
Sub total
Essential Oil
Sub total
Total
Komponen
Daun
H2O
E.10 F-113 ( Crude Essential Oil Storage )
No
Mr
(Kg/Kmo
l)
Input
(Kg/Jam)
Input
(Kg/Jam)
Output
(Kg/Jam)
14 16 17
1
2 18.02 9.430 3.508
3 31.569 31.569
4 120.37 5.651
5 246.51 11.573
40.9987 5.6511 46.6498
46.6498
E.11 F-115 ( MgSO4 Storage )
No
Mr
(Kg/Kmo
l)
Input
(Kg/Jam)
Output
(Kg/Jam)
38 16
1 120.37 5.651 5.651
2 246.51
5.651 5.651
5.651 5.651
E.12 E-211 ( Heater )
No
Mr
(Kg/Kmo
l)
Input
(Kg/Jam)
Input
(Kg/Jam)
Output
(Kg/Jam)
Output
(Kg/Jam)
17 20 18 19
1
2 18.02 3.5073 9.5243 3.5073 9.5243
3 31.5657 31.5657
4 120.37
5 246.51 11.5701 11.5701
46.6430 9.5243 46.6430 9.5243
E.13 D-210 ( Kolom Fraksinasi )
No
Mr
(Kg/Kmo
l)
Input
(Kg/Jam)
Output
(Kg/Jam)
Output
(Kg/Jam)
18 21 22
1
2 18.02 3.5073 3.5073
3 31.5657 31.5657
4 120.37
Essential Oil
Total
Total 56.1673 56.1673
MgSO4
MgSO4.7H2O
Sub total
Komponen
Total
Komponen
Daun
H2O
Essential Oil
MgSO4
MgSO4.7H2O
Sub total
MgSO4
MgSO4.7H2O
Subtotal
Komponen
Daun
H2O
MgSO4
Essential Oil
46.6498
Daun
H2O
Komponen
5 246.51 11.5701 11.5701
46.6430 11.5701 35.0730
46.6430
hydrasi MgSO4 + H2O --> MgSO4.7H2O
E.14 E-212 (Kondenser)
No
Mr
(Kg/Kmo
l)
Input
(Kg/Jam)
Input
(Kg/Jam)
Output
(Kg/Jam)
Output
(Kg/Jam)
22 24 23 25
1
2 18.02 3.5073 67.7348 3.5073 67.7348
3 31.5657 31.5657
35.0730 67.7348 35.0730 67.7348
E.15 F-221 (Pure Essential Oil Storage )
No
Mr
(Kg/Kmo
l)
Input
(Kg/Jam)
Output
(Kg/Jam)
23 truc
1
2 18.02 3.5073 3.5073
3 31.5657 31.5657
35.0730 35.0730
35.0730 35.0730
E.16 E-219 (Heater )
No
Mr
(Kg/Kmo
l)
Input
(Kg/Jam)
Input
(Kg/Jam)
Output
(Kg/Jam)
Output
(Kg/Jam)
32 35 33 34
1
2 18.02 18.9022 18.9022
3 246.51 11.5701 11.5701
11.5701 18.9022 11.5701 18.9022
30.4723 30.4723
Total 46.6430
Total 102.8078 102.8078
MgSO4.7H2O
Subtotal
Komponen
Daun
H2O
Essential Oil
Essential Oil
H2O
Subtotal
Komponen
Daun
Komponen
Daun
H2O
Subtotal
Total
MgSO4.7H2O
Subtotal
Total
E.17 D-222 (Water Dehydration Tank )
No
Mr
(Kg/Kmo
l)
Input
(Kg/Jam)
Output
(Kg/Jam)
Output
(Kg/Jam)
33 37 36
1
2 18.02 5.9214
3 120.37 5.6505
4 246.51 11.5701
11.5701 5.9214 5.6505
11.5701
Dehydration MgSO4.7H2O --> MgSO4 + H2O
E.18 F-311 (Deaerator)
No
Mr
(Kg/Kmo
l)
Input
(Kg/Jam)
Input
(Kg/Jam)
Output
(Kg/Jam)
44 43 45
1 18.02 1,147.86 18,844.67 19,992.54
1,147.86 18,844.67 19,992.54
19,992.54
E.19 Tee 6
No
Mr
(Kg/Kmo
l)
Input
(Kg/Jam)
Input
(Kg/Jam)
Output
(Kg/Jam)
37 42 43
1 18.02 5.92 18,838.75 18,844.67
5.92 18,838.75 18,844.67
18,844.67
E.20 Tee 9
No
Mr
(Kg/Kmo
l)
Input
(Kg/Jam)
Output
(Kg/Jam)
Output
(Kg/Jam)
47 50 51
1 18.02 19,992.54 28.43 19,964.11
19,992.54 28.43 19,964.11
19,992.54
Total 11.5720
Total 19,992.54
Total 18,844.67
Total 19,992.54
MgSO4
MgSO4.7H2O
Subtotal
H2O
Komponen
H2O
H2O
Subtotal
Komponen
H2O
Komponen
Daun
Subtotal
Komponen
Subtotal
E.21 Tee 11
No
Mr
(Kg/Kmo
l)
Input
(Kg/Jam)
Output
(Kg/Jam)
Output
(Kg/Jam)
50 20 35
1 18.02 28.427 9.524 18.902
28.427 9.524 18.902
28.427
E.22 Tee 1
No
Mr
(Kg/Kmo
l)
Input
(Kg/Jam)
Output
(Kg/Jam)
Output
(Kg/Jam)
51 3 4
1 18.02 19,964.11 9,982.05 9,982.05
19,964.11 9,982.05 9,982.05
19,964.11
E.21 E-410 (Cooling Water)
No
Mr
(Kg/Kmo
l)
Input
(Kg/Jam)
Output
(Kg/Jam)
54 55
1 18.02 335.370 335.370
335.370 335.370
335.370 335.370
E.23 F-121
No
Mr
(Kg/Kmo
l)
Input
(Kg/Jam)
Output
(Kg/Jam)
Output
(Kg/Jam)
9 57 48
1 10,466.62 10,466.62
2 18.02 1,255.99 1,144.00 111.99
11 177.98 37.69 37.69
11,760.31 1,144.00 10,616.31
11,760.31
28.427
Total 19,964.11
Total
Total 11,760.31
H2O
Komponen
Total
H2O
Subtotal
Komponen
H2O
Subtotal
Komponen
Komponen
Daun
H2O
Subtotal
Subtotal
Phosphorus acid
E.24 Q-310 ( Boiler )
No
Mr
(Kg/Kmo
l)
Input
(Kg/Jam)
Input
(Kg/Jam)
Input
(Kg/Jam)
Input
(Kg/Jam)
46 48 58 59
1 0 - 1,043.49 - -
2 12.01 - 5,487.17 - -
3 1.01 - 613.52 - -
4 16 - 3,291.93 - -
5 314.24 - 31.73 - -
6 177.98 - 37.69 - -
7 32 - - - 23,375.80
8 14.01 - - - 87,937.53
9 0 - - - 111,313.33
10 283.88 - - - -
11 44.01 - - - -
12 18.02 19,984.33 111.99 - 4,452.53
19,984.33 10,617.52 - 115,765.86
No
Mr
(Kg/Kmo
l)
Output
(Kg/Jam)
Output
(Kg/Jam)
49 47
1 0 1,043.5 -
2 12.01 - -
3 1.01 - -
4 16 - -
5 314.24 31.7 -
6 177.98 37.7 -
7 32 7,187.9 -
8 14.01 87,937.5 -
9 0 - -
10 283.88 - -
11 44.01 20,107.4 -
12 18.02 10,037.6 19,984.3
126,383.4 19,984.3
Pers 1O --> O2
Per 2 4 P + O2 --> P4O10
Per 3 1 C + O2 --> CO2
Per 4 2 H + O2 --> H2O
146,367.709
146,367.709
Komponen
Ash
C
H
O
CO2
Subtotal
H2O
Komponen
Ash
Total
Total
Linalyl
Phosphorus acid
O2
N2
Udara
P4O10
C
H
O
Linalyl
Phosphorus acid
O2
N2
Udara
P4O10
CO2
H2O
Subtotal
E.25 Scrubber
No
Mr
(Kg/Kmo
l)
Input
(Kg/Jam)
Input
(Kg/Jam)
Output
(Kg/Jam)
Output
(Kg/Jam)
61 63 62 64
1 0 1,043.49 1,043.49 -
2 12.01 - - -
3 1.01 - - -
4 16 - - -
5 314.24 31.73 31.73 -
6 177.98 37.69 37.69 -
7 32 4,372,178 - 4,372,178
8 14.01 16,508,616 - 16,508,616
9 0 - - -
10 283.88 - - -
11 44.01 20,107.44 - 20,107
12 18.02 10,037.61 10,038 -
20912051.8 - 11,151 20,900,901
H2O
Total 20,912,051.800 20,912,051.800
Komponen
Ash
C
H
P4O10
CO2
Subtotal
O
Linalyl
Phosphorus acid
O2
N2
Udara
= ton daun/tahun
= kg/tahun
= kg/hari
= kg/jam
= hari
= jam
=
= oC 298.2 K
4.209 75.69
2.418181818
3.499264706
1.833823529
0.596696258
CP (kJ/kg.K)
1600
1100
1200
4.210957179
2.088766234
2.599411765
LAMPIRAN E
NERACA ENERGI
Kapasitas Produksi
Waktu Operasi
Basis Waktu
Satuan Panas
250
250,000
757.576
31.566
Suhu Reference
330
1
kJ/jam
25
E.1 Steam Distillation Tank A (D-110 A)
Data Specific heat capacity (Cp) Komponen
1,8 Cineole (C10H18O)
α-terpineol (C10H16)Linalool (C10H18O)
γ-terPinene (C10H16)Limonene (C10H16)
Phosphorus acid (H4O7P2)
Essential Oil
H2O
Hemiselulosa
Lignin
Selulosa
Daun
Senyawa
<1> <5>
<3>
<7>
D-110 A
T op = 30 °C 303.2 K
T ref = 25 °C 298.2 K
ΔT = 5 °C 5 K
NoFraksi
Massa
1 38%
2 48%
3 9%
4
4 68%
5 18%
6 3%
7 3%
8 7%
0
Q = m . Hv
T steam masuk = 115 C
1
T op = 110 °C 383.2 K
T ref = 25 °C 298.2 K
ΔT = 85 °C 85 K
NoFraksi
Massa
1
2 38%
Laju alir
massa
kg/jam
Hv
kJ/kg
9,982.1 2698.7
513.192
α-terpineol 136 8.884 433.007
Linalool 154 1.666 107.418
γ-terPinene 136 1.666 29.145
Limonene 136 3.361
33,011,378
15.274
Outlet <3>
KomponenMr
(Kg/Kmol)
Inlet <1>
KomponenMr
(Kg/Kmol)ΔH1 (kJ/Jam)
Daun
Selulosa 16,077,762
Lignin
ΔH2 (kJ/Jam)
Daun 5,233.3
Selulosa 1,975.6 268,678,216.5
Q1
kJ/jam
26,938,569.98
1,8 Cineole
Total 5,430
33.316
Inlet <2> Saturated Steam
massa
Laju alir
massa
5,323.8
2,009.7
2,537.3 13,955,178
2,865,249
112,090.675
-
Hemiselulosa 477.5
H2O 57.177
Essential Oil 49.138
154
No
H2O 18
KomponenMr
(Kg/Kmol)
18
3 48%
4 9%
4
5
1
T op = 110 °C 383.2 K
T ref = 25 °C 298.2 K
ΔT = 85 °C 85 K
No
Mr
(Kg/K
mol)
Fraksi
Massa
Hv
(kJ/kg)
1
2 18 2692
3 0
4 154 68% 38
5 136 19% 44.18
6 154 3% 39.5
7 136 3% 41.57
8 136 7% 31.26
0
ΔHf 298 (kJ/mol)
- 311.70 LPP (C10H20O7P2)
β -Myrcene
H4O7P2
H2O
Komponen
γ-terPinene (C10H16)Limonene (C10H16)
98.77
2,231.70
- 241.80
- 87.73
- 33.46
1,8 Cineole (C10H18O)
α-terpineol (C10H16)Linalool (C10H18O)
Laju alir
massa ΔH3 (kJ/Jam)
Daun -
H2O 9,410 25,326,686
18.84553236 955.8
Essential Oil
H2O 18
Phosphorus
469.4 47,881,661.0
177.98
Hemiselulosa
11.123 422.67
Linalool
γ-terPinene
Total 5,233.3 553,808,342.4
Outlet <4>
Komponen
Limonene
0.490 19.36
0.420 17.45
0.979 30.62
9,425.7 25,327,298.10
- 238.31
- 310.08
- 177.85
Tabel Data ΔHf 298
α-terpineol 2.771 122.40
627.9973895 4,040,155.3
Lignin 2,494.2 233,207,353.9
1,8 Cineole
-
Total
Menghitung Panas Reaksi (ΔHR)
Pers 1
1 C10H20O7P2 --> 1 C10H16 + 1 H4O7P2
Data ΔHf 298
C10H20O7P2 = kJ
C10H16 = kJ
H4O7P2 = kJ
ΔHR = (ΣHf Produk - ΣHf Reaktan)= -
= kJ
Pers 2
1 C10H16 + 1 H2O --> 1 C10H18O
Data ΔHf 298
C10H16 = kJ
H2O = kJ
C10H18O = kJ
ΔHR = (ΣHf Produk - ΣHf Reaktan)= -
= kJ
Pers 3
1 C10H20O7P2 --> 1 C10H16 + 1 H4O7P2
Data ΔHf 298
C10H20O7P2 = kJ
C10H16 = kJ
H4O7P2 = kJ
ΔHR = (ΣHf Produk - ΣHf Reaktan)= -
= kJ
Pers 4
1 C10H16 --> 1 C10H16
Data ΔHf 298
C10H16 = kJ
C10H16 = kJ
229.2159
239.3604864 32.014-
271.375
9.13012
-28.66324
0.454-
7.089151798
0.313749842
0.9901-
7.402901641
-0.564953
-0.56495302
0.990-
0.313750
-0.768095
8.39
0.111-
32.01-
10.14458
ΔHR = (ΣHf Produk - ΣHf Reaktan)= -
= kJ
Pers 5
1 C10H16 + 1 H2O --> 1 C10H18O
Data ΔHf 298
C10H16 = kJ
H2O = kJ
C10H18O = kJ
ΔHR = (ΣHf Produk - ΣHf Reaktan)= -
= kJ
Pers 6
1 C10H16 --> 1 C10H16
Data ΔHf 298
C10H16 = kJ
C10H16 = kJ
ΔHR = (ΣHf Produk - ΣHf Reaktan)= -
= kJ
Pers 7
1 C10H16 --> 1 C10H16
Data ΔHf 298
C10H16 = kJ
C10H16 = kJ
ΔHR = (ΣHf Produk - ΣHf Reaktan)= -
= kJ
ΣHR = (∆Hproduk+∆Hr)-(∆Hreaktan)= kJ/jam
Qloss = 0.0% Panas yang masuk
= 0.0% kJ/jam
= kJ/jam
-28.6632 9.130
37.7934-
-17.43421
-17.18258
-17.1825779 39.792-
22.6090
0.30434
-0.27032
-0.27032009 0.304
0.5747-
0.002188
-0.240565
-0.24056526 0.002
0.243-
519,185,956
-22.35732
59,949,948
263.7
4.209 75.69
Pyrophospho 0.596696258
α-terpineol (C10H16)
2.599411765Linalool
(C10H18O)2.418181818
γ-terPinene (C10H16)
3.499264706Limonene
(C10H16)1.833823529
Daun
Selulosa 1600
Lignin 1100
Hemiselulosa 1200
H2O 4.210957179
Essential Oil1,8 Cineole
(C10H18O)2.088766234
Q1 26,938,570 ΔH3 (kJ/Jam) 25,327,298
E.2 Steam Distillation Tank B (D-110 B)
Data Specific heat capacity (Cp) Komponen
Senyawa CP (J/kg.K)
553,808,342.4
ΣHR 519,185,956 Qloss 263.66
Total 579,135,904 Total 579,135,904
NERACA ENERGI D-110A
INPUT OUTPUT
ΔH1 (kJ/Jam) 33,011,378 ΔH2 (kJ/Jam)
<2> <6>
<4>
<8>
D-110 B
T op = 30 °C 303.2 K
T ref = 25 °C 298.2 K
ΔT = 5 °C 5 K
NoFraksi
Massa
1 38%
2 48%
3 9%
4
4 68%
5 18%
6 3%
7 3%
8 7%
0
Q = m λT steam masuk = 115 C
1
T op = 110 °C 383.2 K
T ref = 25 °C 298.2 K
ΔT = 85 °C 85 K
NoFraksi
Massa
2 38%
3 48%
30.82
Outlet <3>
Komponen Mr Laju alir ΔH2 (kJ/Jam)Daun 5,233.3
Selulosa 1,975.6 268,678,216.5
Lignin 2,494.2 233,207,353.9
347.94
Inlet <2>
massa Hv Q1
kg/jam kJ/kg kg/jam
9982.054313 2698.7 26,938,569.98
α-terpineol 136 8.884 115.47
Linalool 154 1.666 20.14
γ-terPinene 136 1.666 29.15
Limonene 136 3.361
Daun 0 5,323.8
Selulosa 0 2,009.7 16,077,762
Total 5,430 32,899,937
Lignin 0 2,537.3 13,955,178
Hemiselulosa 0 477.5 2,865,249
H2O 18 57.177 1,203.85
Essential Oil 0 49.138 -
1,8 Cineole 154 33.316
Inlet <1>
KomponenMr
(Kg/Kmol)
Laju alir
massa ΔH1 (kJ/Jam)
No KomponenMr
(Kg/Kmol)
H2O 18
4 9%
4
5
T op = 110 °C 383.2 K
T ref = 25 °C 298.2 K
ΔT = 85 °C 85 K
No
Mr
(Kg/K
mol)
Fraksi
Massa
Hv
(kJ/kg)
1 0
2 18 2692
3 0 0
4 154 68% 38
5 136 19% 44.18
6 154 3% 39.5
7 136 3% 41.57
8 136 7% 31.26
Menghitung Panas Reaksi (ΔHR)
Pers 1
1 C10H20O7P2 --> 1 C10H16 + 1 H4O7P2
9,425.7 60,540,425
Tabel Data ΔHf 298
Komponen ΔHf298
LPP (C10H20O7P2) - 311.70
β-Myrcene 98.77
H4O7P2 2,231.70
H2O - 241.80
1,8 Cineole (C10H18O) - 238.31
α-terpineol (C10H16) - 310.08
Linalool (C10H18O) - 177.85
γ-terPinene (C10H16) - 87.73
Limonene (C10H16) - 33.46
Essential Oil -
1,8 Cineole 11.12 1,974.988
α-terpineol 2.77 612.261
Linalool 0.49 100.734
γ-terPinene 0.42 124.880
Limonene 0.98 152.704
Hemiselulosa 469.4 47,881,661.0
Total 5,233.3 553,808,342.4
Outlet <4>
KomponenLaju alir
massa ΔH3 (kJ/Jam)
Daun -
H2O 9,409.88 60,537,460
H2O 18 627.9973895 4,040,155.3
Phosphorus 177.98 18.84553236 955.8
Total
Data ΔHf 298
C10H20O7P2 = kJ
C10H16 = kJ
H4O7P2 = kJ
ΔHR = (ΣHf Produk - ΣHf Reaktan)= -
= kJ
Pers 2
1 C10H16 + 1 H2O --> 1 C10H18O
Data ΔHf 298
C10H16 = kJ
H2O = kJ
C10H18O = kJ
ΔHR = (ΣHf Produk - ΣHf Reaktan)= -
= kJ
Pers 3
1 C10H20O7P2 --> 1 C10H16 + 1 H4O7P2
Data ΔHf 298
C10H20O7P2 = kJ
C10H16 = kJ
H4O7P2 = kJ
ΔHR = (ΣHf Produk - ΣHf Reaktan)= -
= kJ
Pers 4
1 C10H16 --> 1 C10H16
Data ΔHf 298
C10H16 = kJ
C10H16 = kJ
ΔHR = (ΣHf Produk - ΣHf Reaktan)= -
= kJ
0.7681-
0.5650-
-0.56495302 0.454-
0.1106-
32.014-
10.145
229.216
239.3604864 32.014-
271.3749
9.1301
28.6632-
9.130 -28.6632352
37.793-
0.990-
0.314
7.089
7.402901641 0.990-
8.3930
0.3137
Pers 5
1 C10H16 + 1 H2O --> 1 C10H18O
Data ΔHf 298
C10H16 = kJ
H2O = kJ
C10H18O = kJ
ΔHR = (ΣHf Produk - ΣHf Reaktan)= -
= kJ
Pers 6
1 C10H16 --> 1 C10H16
Data ΔHf 298
C10H16 = kJ
C10H16 = kJ
ΔHR = (ΣHf Produk - ΣHf Reaktan)= -
= kJ
Pers 7
1 C10H16 --> 1 C10H16
Data ΔHf 298
C10H16 = kJ
C10H16 = kJ
ΔHR =
= -
= kJ
ΣHR = (∆Hproduk + ∆Hr) - (∆Hreaktan)= kJ/jam
Qloss = 0.0% Panas yang masuk
= 0.0% kJ/jam
= kJ/jam
17.4342-
17.1826-
17.1826- 39.792-
22.6090
0.30434
0.27032-
0.27032- 0.304
0.57466-
0.00219
0.24057-
-0.24057 0.002
0.2428-
554,510,525
(ΣHf Produk - ΣHf Reaktan)
22.3573-
59,838,506
263.2
T op = 110 °C 383.2 K
T ref = 25 °C 298.2 K
ΔT = 85 °C 85 K
NoFraksi
Massa
1 0.998
2 0.002
NERACA ENERGI D-110B
INPUT OUTPUT
ΔH1 (kJ/Jam) 32,899,937 ΔH2 (kJ/Jam) 553,808,342.4
Q1 26,938,570 ΔH3 (kJ/Jam) 60,540,425
ΣHR 554,510,525 Qloss 263.17
Total 614,349,031 Total 614,349,031
-
ΔH1 (kJ/Jam)
Essential Oil 0 31.569
KomponenMr
(Kg/Kmol)
Laju alir
massa
H2O 18.02 18,820 6,718,918.934
0.596696258
Inlet <1>
Limonene
(C10H16)
Senyawa CP (J/gK)
H2O
Essential Oil1,8 Cineole
(C10H18O)α-terpineol (C10H16)Linalool
(C10H18O)γ-terPinene (C10H16)
phosporus
acid
4.179189789
Data Specific heat capacity (Cp) Komponen
1.83032438
2.413793103
3.4925877
E.3 Kondensor (E-111)
2.084975369
2.594451783
4.200166482
<10> <11>
<13>
<12>
E-111
3 68%
4 19%
5 3%
6 3%
7 7%
1
T op = 60 °C 333.2 K
T ref = 25 °C 298.2 K
ΔT = 35 °C 35 K
NoFraksi
Massa
1 0.998
2 0.002
3 68%
4 19%
5 3%
6 3%
7 7%
1
Menghitung Nilai Q serap
ΔH1 = (Q2 - Q1) +
= (Q2 - Q1) +
(Q2 - Q1) = kJ/Jam
Temperature Cooling Water = 30 °C 303.2 K
Temperature Hot Water = 60 °C 333.2 K
Temperature Reference = 25 °C 298.2 K
Cp Cooling Water = J/g.K
Cp Hot Water = J/g.K
Q1 = m . Cp . ΔT= m
Q2 = m . Cp . ΔT= m
=
272.722
1,8 Cineole
α-terpineol Linalool 154.28
Komponen
H2O
Essential Oil 32
21.50 3,809.689
Linalool 154.28 0.947
γ-terPinene 136.26 0.919
Limonene
6.063 1,337.095
0.947 194.313
Laju alir
massa ΔH2 (kJ/Jam)
333.486
6,724,866
Outlet <2>
18.02
136.26
0
3,809.689
Total 18,851
6,724,866
136.26
0.919
194.313
18,820 6,685,362.956
1,337.095
1,8 Cineole 154.28 21.497
α-terpineol 136.26 6.063
136.26 2.144
154.28
4.1838
21.0547859
146.4341667
In
Mr
(Kg/Kmol)
Limonene
γ-terPinene 136.26
2.144 333.486
Total 18,851 6,691,310
ΔH2
Out
4.211
272.722
6,691,310.260
33,555.979
=
ΔH1 - ΔH2 =
= m
m = Kg/jam
Jadi, Kebutuhan Air Pendingin Pada Kondensor adalah Kg/jam
T op = 60 °C 333.2 K
T ref = 25 °C 298.2 K
Total 6,724,866 Total
α-terpineol (C10H16)
2.599411765
Linalool
(C10H18O)2.418181818
H2O 4.183833333
phosporus
acid145
Inlet <1>
E.4 Decanter (H-112)
6,724,866
1,8 Cineole
(C10H18O)2.088766234
INPUT OUTPUT
ΔH1 (kJ/Jam) 6,724,866 ΔH2 (kJ/Jam) 6,691,310
NERACA ENERGI KONDENSOR (E-111)
Data Specific heat capacity (Cp) Komponen
Senyawa CP (J/g.K)
Essential Oil
33,556 125.38
267.636
267.636
ΔH1 + Q1 ΔH2 + Q2Q2 - Q1
γ-terPinene (C10H16)
3.499264706Limonene
(C10H16)1.833823529
Q Serap 33,556
<11> <14>
<15>
H-112
ΔT = 35 °C 35 K
NoFraksi
Massa
1 0.998
2 0.002
3 68%
4 19%
5 3%
6 3%
7 7%
1.000
T op = 60 °C 333.2 K
T ref = 25 °C 298.2 K
ΔT = 35 °C 35 K
NoFraksi
Massa
1 0.001
2 0.002
3 68%
4 19%
5 3%
6 3%
7 7%
0.002
T op = 60 °C 333.2 K
T ref = 25 °C 298.2 K
ΔT = 35 °C 35 K
No Fraksi
Massa
1 1
2
Total 41
Outlet <3>
Komponen
1,571.547
α-terpineol 136 6.063 551.621
Linalool 154 0.947 80.157
γ-terPinene 136 0.919 112.512
Limonene 136 2.144
Essential Oil
21.497
136
18,851 2,758,309
KomponenMr
(Kg/Kmol)
H2O 18
Outlet <2>
Linalool
γ-terPinene Limonene
Essential Oil
1,8 Cineole
α-terpineol
ΔH1 (kJ/Jam)
1,571.547
154
136
6.063 551.621
0.947 80.157
0.919 112.512
2.144 137.580
Laju alir
massa
154
KomponenMr
(Kg/Kmol)
Laju alir
massa ΔH2 (kJ/Jam)
18,820 2,755,855.174
31.569 -
H2O 18 9.430 1,380.830
Essential Oil 31.569 -
136
Total
1,8 Cineole 154 21.497
H2O 18 18,810 2,754,474
137.580
Mr
(Kg/Kmol) ΔH3 (kJ/Jam)
3,834.248
Laju alir
massa
(Kg/Jam)
3
4
5
6
7
1
T op = 60 °C 333.2 K
Essential Oil1,8 Cineole
(C10H18O)2.088766234
MgSO4.7H2O 0.141382114
MgSO4 1.325
α-terpineol (C10H16)
2.599411765Linalool
(C10H18O)2.418181818
γ-terPinene (C10H16)
3.499264706Limonene
(C10H16)1.833823529
1,8 Cineole 154
α-terpineol 136
Linalool 154
γ-terPinene 136
Limonene 136
Total 18,810 2,754,474
Senyawa
H2O
INPUT OUTPUT
ΔH1 (kJ/Jam) 2,758,308.591 ΔH2 (kJ/Jam) 3,834.248
ΔH3 (kJ/Jam) 2,754,474.344
NERACA ENERGI DECANTER (H-112)
Total 2,758,308.591 Total 2,758,308.591
E.5 MIXED CRUDE ESSENTIAL OIL STORAGE (F-113)
Data Specific heat capacity (Cp) Komponen
CP (J/g.K)
4.183833333
INLET <1>
<14> <17>
<16>
F-113
T ref = 25 °C 298.2 K
ΔT = 35 °C 35 K
NoFraksi
Massa
1 0.23
2 0.77
3 68%
4 19%
5 3%
6 3%
7 7%
8
9
1
T op = 32 °C 305.2 K
T ref = 25 °C 298.2 K
ΔT = 7 °C 7 K
NoFraksi
Massa
1
2
3
4
5
6
7
8 1
9 -
1
T op = 60 °C 333.2 K
T ref = 25 °C 298.2 K
ΔT = 35 °C 35 K
H2O 18
Essential Oil
1,8 Cineole 154
KomponenMr
(Kg/Kmol)
Laju alir
massa ΔH1 (kJ/Jam)
9.430 1,380.830
31.569 -
21.497 1,571.547
Limonene 136
Total
α-terpineol 136
Linalool 154
γ-terPinene 136
6.063 551.621
0.947 80.157
0.919 112.512
2.144 137.580
40.999 3,834.248
H2O 18
INLET <2>
KomponenMr
(Kg/Kmol)
Linalool 154
γ-terPinene 136
Limonene 136
Essential Oil
1,8 Cineole 154
α-terpineol 136
MgSO4
MgSO4.7H2O
120
246
Laju alir
massa ΔH2 (kJ/Jam)
5.651 52.414
OUTLET <3>
MgSO4 120
MgSO4.7H2O 246
Total
5.6511 52.414
NoFraksi
Massa
1 0.075
2 0.677
3 68%
4 19%
5 3%
6 3%
7 7%
8 -
9 0.2
1
Menghitung Panas Reaksi
hydrasi 1 MgSO4 + 7 H2O --> 1 MgSO4.7H2O
MgSO4 = kJ/mol
H2O = kJ/mol
MgSO4.7H2O = kJ/mol
Data ΔHf 298
MgSO4 = kJ
H2O = kJ
MgSO4.7H2O = kJ
ΔHR298 = (ΣHf Produk - ΣHf Reaktan)= -
= kJ
ΔHR333,2 =
= kJ
ΣHR = (∆Hproduk+∆Hr)-(∆Hreaktan)= kJ
269.667
120
γ-terPinene 136
Limonene 136
Laju alir
massa
α-terpineol 136
0.919 112.512
2.144 137.580
-
1,284.9-
241.80-
3,387.7-
3.508
31.569 -
21.497 1,571.547
6.063 551.621
0.947 80.157
KomponenMr
(Kg/Kmol)
H2O 18
ΔH3 (kJ/Jam)
513.642
154Linalool
Essential Oil
1,8 Cineole 154
MgSO4
60.324-
556.25-
0.047 0.329 0.047
MgSO4.7H2O 246 11.573 57.268
Total 46.650 3,024.328
159.046-
159.046- 616.574-
457.528
592.667-
ΔHR298 - 298333,2𝐶𝑝 𝑚𝑔𝑠𝑜4 𝑑𝑡 − 298333,2𝐶𝑝 𝐻2𝑂 𝑑𝑡 + 298333,2𝐶𝑝 𝑀𝑔𝑆𝑂4.7𝐻2𝑂 dt
Menghitung panas steam (Qsteam)
Q = m λT steam masuk = 220 C
Diperoleh Tabel :
Q loss = 10% Panas Masuk
= 10%
= kJ/Jam
Q steam 59.732
Q supply Hv HL λs m
kJ/jam kJ/kg kJ/kg kJ/kg kg/jam
59.7320 2279.9 943.7 1336.2 0.04470
3,294.00
329.40
Senyawa CP (J/g.K)
H2O 4.183833333
Essential Oil1,8 Cineole
(C10H18O)2.088766234
α-terpineol (C10H16)
2.599411765
4.228272222 4.199011111
Q loss 329.40
NERACA ENERGI CEO STORAGE (F-113)
INPUT OUTPUT
ΔH1 (kJ/Jam) 3,834.248
ΔH2 (kJ/Jam) 52.414
ΔH3 (kJ/Jam) 3,024.328
Data Specific heat capacity (Cp) Komponen
Linalool
(C10H18O)2.418181818
ΣHR 592.667-
Total 3,353.727 Total 3,353.727
E.6 HEATER (E-211)
<17> <18>
<20>
<19>
E-211
T op = 60 °C 333.2 K
T ref = 25 °C 298.2 K
ΔT = 35 °C 35 K
NoFraksi
Massa
1 0.075
2 0.677
3 68%
4 19%
5 3%
6 3%
7 7%
8 0
9 0.248
1
T op = 132 °C 405.2 K
T ref = 25 °C 298.2 K
ΔT = 107 °C 107 K
NoFraksi
Massa
1 0.075
2 0.677
3 68%
4 19%
5 3%
6 3%
7 7%
8 -
420.603
343.965
1,686.384
4,804.445
ΔH2 (kJ/Jam)
136
γ-terPinene (C10H16)
3.499264706Limonene
(C10H16)1.833823529
INLET <1>
3.508
31.569
1,8 Cineole 154
α-terpineol 21.497
KomponenMr
(Kg/Kmol)
Laju alir
massa ΔH1 (kJ/Jam)
H2O 18
Essential Oil
6.063
0.947
11.573
46.650
513.642
MgSO4
MgSO4.7H2O 0.64
-
1,571.547
551.621
80.157
112.512
137.580
1.325
-
0.141382114
136
Linalool 154
γ-terPinene 136
Limonene
Essential Oil
1,8 Cineole
α-terpineol 136
Linalool
MgSO4 120
MgSO4.7H2O 246
0.919
Total
2.144
154
γ-terPinene 136
Komponen
H2O
Limonene 136
MgSO4 120
Mr
(Kg/Kmol)
Laju alir
massa
18
154
6.063
0.947
57.268
3,024.328
245.050
OUTLET <2>
3.508 1,586.956
31.569 -
21.497
0.919
2.144
9 0.248
1
In = Out
ΔH1 + Qsupply = ΔH2 + ΔH3 (Qloss)ΔH1 + Qsupply = ΔH2 + 10% (ΔH1 + Q)
Qsupply = ΔH2 + 10% ΔH1 - ΔH1Qsupply = + 302 -
Qsupply =
Qsupply = kJ/Jam
Menghitung Kebutuhan steam pemanas (m)
Q = m λT steam masuk = 220 C
Diperoleh Tabel
(Smith, et al., 1975)
Menghitung Qloss
Qloss = 10%
Qloss = kJ/Jam
Total 10,971.631 Total 10,971.631
11.573 787.064
Total 46.650 9,874.468
3,024
7,152.6
NERACA ENERGI HEATER (E-211)
90%
90%
9,874.5
INPUT OUTPUT
ΔH1 (kJ/Jam) 3,024.328
kJ/kg
2799.9
HL
kJ/kg
1943.7
λs
kJ/kg
856.2
m
kg/jam
MgSO4.7H2O 246
Q supply
kJ/jam
7,947.3 9.282
Asumsi panas yang hilang adalah 10% dari panas yang masuk
1,097.16
ΔH2 (kJ/Jam) 9,874.47
7,947.30
Hv
Q Supply (kJ/Jam) 7,947.303
(ΔH1 + Q)
Qloss 1,097.16
T op = 132 °C 405.2 K
T ref = 25 °C 298.2 K
ΔT = 107 °C 107 K
NoFraksi
Massa
1 8%
2 68%
3 68%
4 19%
5 3%
6 3%
7 7%
8 0%
9 25%
100%
420.603
343.965
α-terpineol 136 6.063
Essential Oil1,8 Cineole
(C10H18O)2.088766234
α-terpineol (C10H16)
2.599411765Linalool
(C10H18O)
INLET <1>
245.050
Total 46.650
Linalool 154 0.947
γ-terPinene 136 0.919
Limonene 136 2.144
MgSO4 120 -
MgSO4.7H2O 246 11.573
Limonene
(C10H16)1.833823529
MgSO4
9,874.468
787.064
-
1,686.384
4,804.445
4.228272222
3.508
0.635585366 1.072495935
KomponenMr
(Kg/Kmol)
Laju alir
massa
4.228272222
MgSO4.7H2O
ΔH1 (kJ/Jam)
1,586.956
-
1.325
E.7 KOLOM FRAKSINASI (D-210)
Data Specific heat capacity (Cp) Komponen
Komponen CP (J/mol.K)
H2O 4.228272222
H2O 18
1,8 Cineole 154 21.497
2.418181818γ-terPinene (C10H16)
3.499264706
Essential Oil 31.569
<18> <22>
<21>
D-210
T op = 132 °C 405.2 K
T ref = 25 °C 298.2 K
ΔT = 107 °C 107 K
NoFraksi
Massa
1
2
3
4
5
6
7
8
9 100%
100%
T op = 132 °C 405.2 K
T ref = 25 °C 298.2 K
ΔT = 107 °C 107 K
NoFraksi
Massa
1 10%
2 90%
3 68%
4 19%
5 3%
6 3%
7 7%
8
9 0%
100%
-
420.603
343.965
-
ΔH3 (kJ/Jam)
787.064
1,8 Cineole
Linalool 154 0.947
Essential Oil
1,8 Cineole 154
α-terpineol 136
Linalool 154
γ-terPinene 136
KomponenMr
(Kg/Kmol)
Limonene 136
MgSO4 120
MgSO4.7H2O 246
Total
11.573
MgSO4.7H2O 246 -
11.573 787.064
OUTLET <3>
H2O 18 1,586.956
Limonene 136 2.144
MgSO4 120
Laju alir
massa
OUTLET <2>
KomponenMr
(Kg/Kmol)
H2O 18
ΔH2 (kJ/Jam)
Laju alir
massa
3.508
31.569
21.497
6.063
γ-terPinene 136 0.919
-
Total 35.077 9,087.403
Essential Oil
154 4,804.445
α-terpineol 136 1,686.384
245.050
T op = 132 °C 405.2 K
T ref = 25 °C 298.2 K
ΔT = 107 °C 107 K
NoFraksi
Massa
1 10%
2 90%
3 68%
4 19% 1,686.384
4,804.445
-
1,586.956
ΔH1 (kJ/Jam)
Data Specific heat capacity (Cp) Komponen
E.8 Kondensor (E-212)
787
Inlet <1>
KomponenMr
(Kg/Kmol)
H2O 18
Essential Oil
Senyawa CP (J/gr.K)
H2O 4.228272222
Essential Oil1,8 Cineole
(C10H18O)2.088766234
α-terpineol (C10H16)
2.599411765
Linalool
(C10H18O)2.418181818
γ-terPinene (C10H16)
3.499264706
9,087.403
9,874.468 Total 9,874.468
4.205863197
1,8 Cineole 154
α-terpineol 136
ΔH3 (kJ/Jam)Total
Laju alir
massa
3.508
31.569
21.497
6.063
Limonene
(C10H16)1.833823529
NERACA ENERGI KOLOM FRAKSINASI (D-210)
INPUT OUTPUT
ΔH1 (kJ/Jam) 9,874.468 ΔH2 (kJ/Jam)
<22> <23>
<24>
<25>
E-212
5 3%
6 3%
7 7%
8 0%
9 0%
100%
T op = 32 °C 305.2 K
T ref = 25 °C 298.2 K
ΔT = 7 °C 7 K
NoFraksi
Massa
1 10%
2 90%
3 68%
4 19%
5 3%
6 3%
7 7%
8 0%
9 0%
100%
Menghitung Nilai Q Serap
ΔH1 = (Q2 - Q1) + ΔH2= (Q2 - Q1) +
(Q2 - Q1) = kJ/Jam
Temperature Cooling Water = 30 °C 303.2 K
Temperature Hot Water = 60 °C 333.2 K
Temperature Reference = 25 °C 298.2 K
Cp Cooling Water = J/mol.K
Cp Hot Water = J/mol.K
Q1 = m . Cp . ΔT= m
Outlet <2>
KomponenMr
(Kg/Kmol)
H2O 18
Limonene 136
593.953
Essential Oil
1,8 Cineole 154
α-terpineol 136
Linalool 154
γ-terPinene
Laju alir
massa ΔH2 (kJ/Jam)
3.508 103.269
31.569 -
21.497 314.309
6.063 110.324
0.947 16.031
0.919 22.502
2.144
246
0.947 245.050
0.919 343.965
2.144 420.603
9,087.403
-
MgSO4 120 - -
MgSO4.7H2O 246 -
Total 35.077
Linalool 154
γ-terPinene 136
Limonene 136
35.077
9,087
MgSO4.7H2O - -
Total
593.953
8,493.451
4.211
4.1838
0.021
- -
136
27.516
MgSO4 120
Q2 = m . Cp . ΔT= m
=
=
ΔH1 - ΔH2 =
= m
m = Kg/jam
Jadi, Kebutuhan Air Pendingin Pada Kondensor (E-212) adalah Kg/jam
0.146434167
In Out
4.205863197
Q Serap 8,493
γ-terPinene (C10H16)
3.499264706
MgSO4.7H2O 0.635585366
Total 9,087.403 Total 9,087.403
E.9 HEATER (E-219)
Data Specific heat capacity (Cp) Komponen
Senyawa CP (J/gr.K)
H2O 4.228272222
Essential Oil1,8 Cineole
(C10H18O)2.088766234
α-terpineol (C10H16)
2.599411765Linalool
(C10H18O)2.418181818
Limonene
(C10H16)1.833823529
ΔH1 + Q1 ΔH2 + Q2
Q2 - Q1
9,087.403 ΔH2 (kJ/Jam) 593.953
MgSO4 1.325
0.735955285
0.125
67,742.0
67,742.0
NERACA ENERGI KONDENSOR (E-212)
INPUT OUTPUT
ΔH1 (kJ/Jam)
8,493.451
<32> <33>
<35>
<34>
E-219
T op = 132 °C 405.2 K
T ref = 25 °C 298.2 K
ΔT = 107 °C 107 K
NoFraksi
Massa
1 100%
100%
T op = 150 °C 423.2 K
T ref = 25 °C 298.2 K
ΔT = 125 °C 125 K
NoFraksi
Massa
1 100%
100%
In = Out
ΔH1 + Qsupply = ΔH2 + ΔH3 (Qloss)ΔH1 + Qsupply = ΔH2 + 10% (ΔH1 + Q)
Qsupply = ΔH2 + 10% ΔH1 - ΔH1Qsupply = + 78.7 -
Qsupply =
Qsupply = kJ/Jam
Menghitung Kebutuhan steam pemanas (m)
Q = m λT steam masuk = 220 C
Diperoleh Tabel :
(Smith, et al., 1975)
ΔH1 (kJ/Jam)
Inlet <1>
90% 1,064.7 787.1
90% 356.3
395.90
Q supply Hv HL λs m
kJ/jam kJ/kg kJ/kg kJ/kg kg/jam
395.9 2279.9 2243.7 36.2 10.936
1,064.668
Total
Outlet <2>
KomponenMr
(Kg/Kmol)
MgSO4.7H2O 246 11.573
ΔH2 (kJ/Jam)
Mr
(Kg/Kmol)
Laju alir
massa Komponen
787.064
1,064.668 11.573
MgSO4.7H2O 246 11.573 787.064
Total 11.573
Laju alir
massa
Jadi, Kebutuhan steam Heater adalah kg/jam
Menghitung nilai Qloss
Qloss = 10% Panas masuk
= 10%
= kJ/jam
T op = 150 °C 423.2 K
T ref = 25 °C 298.2 K
ΔT = 125 °C 125 K
NoFraksi
Massa
1
2
1,182.964
118.296
0.735955285
120MgSO4
H2O 4.257055556
MgSO4.7H2O 0.001796748
Inlet <1>
KomponenMr
(Kg/Kmol)
H2O 18
MgSO4 1.325 1.480770833
E.10 WATER DEHYDRATION TANK (D-222)
Data Specific heat capacity (Cp) Komponen
Senyawa CP (J/gr.K)
ΔH1 (kJ/Jam) 787.064 ΔH2 (kJ/Jam) 1,064.668
Qsupply 395.90 Qloss 118
Total 1,182.964 Total 1,182.964
10.9365
NERACA ENERGI HEATER (E-219)
INPUT OUTPUT
Laju alir
massa ΔH1 (kJ/Jam)
<33> <37>
<36>
D-222
3 1.000
100%
Panas latent penguapan air pada 150 C
∆H2 (kJ/jam) = m x λ= x
= kJ/jam
T op = 150 °C 423.2 K
T ref = 25 °C 298.2 K
ΔT = 125 °C 125 K
NoFraksi
Massa
1
2 1
3
1
Menghitung Panas Reaksi
MgSO4.7H2O 1 MgSO4 + 7 H2O
0.047 0.329
MgSO4.7H2O = kJ/mol
H2O = kJ/mol
MgSO4 = kJ/mol
Data ΔHf 298
MgSO4.7H2O = kJ
H2O = kJ
MgSO4 = kJ
ΔHR298 = (ΣHf Produk - ΣHf Reaktan)= -
= kJ
242-
1,285-
159.046-
556.25-
60.324-
616.574- 3,387.700-
2,771.126
3,388-
Outlet <2>
MgSO4.7H2O 246
Total
11.573 1,064.668
11.573 1,064.668
5.922
5.651 935.971 MgSO4 120
MgSO4.7H2O 246
Total 5.651 935.971
Outlet <3>
KomponenMr
(Kg/Kmol)
H2O 18
Laju alir
massa ΔH3 (kJ/Jam)
2,113.20
12,514.442
0.04695
ΔHR423 =
= kJ
= (∆Hproduk+∆Hr)-(∆Hreaktan)= kJ/Jam
Menghitung panas steam (Qsteam)
Q = m λT steam masuk = 220 C
Diperoleh Tabel :
Menghitung Nilai Qloss
Qloss = 10% Panas masuk
= kJ/jam
ΣHR
13,883.646
433.233
Q supply Hv HL λs m
kJ/jam kJ/kg kJ/kg kJ/kg kg/jam
9,551.3 2279.9 943.7 1336.2 7.148
3,396.360
INPUT OUTPUT
ΔH1 (kJ/Jam) 1,064.668 ∆H2 (kJ/jam) 12,514.442
3,267.663
ΣHR 3,267.663
433.233
Q steam Qloss
E.11 MgSO4 Storage (F-115)
NERACA ENERGI WATER DEHYDRATION TANK (D-112)
ΔH3 (kJ/Jam) 935.971
Total 13,883.645 Total
9,551.315
<38> <16>
<39>
E-111
ΔHR298 - 298423𝐶𝑝 𝑚𝑔𝑠𝑜4.7𝐻2𝑜 𝑑𝑡 + 298423𝐶𝑝 𝑚𝑔𝑠𝑜4 𝑑𝑡 + 298423𝐶𝑝 𝐻2𝑜 dt
T op = 150 °C 423.2 K
T ref = 25 °C 298.2 K
ΔT = 125 °C 125 K
NoFraksi
Massa
1 1.000
1.000
T op = 32 °C 305.2 K
T ref = 25 °C 298.2 K
ΔT = 7 °C 7 K
NoFraksi
Massa
1 1.000
1.000
Menghitung Nilai Q loss
Qloss = 10% Panas masuk
= 10%
= kJ/jam
58.392
52.414
52.414
ΔH2 (kJ/Jam)
58.392
58.392
ΔH1 (kJ/Jam)
Qloss 5.978
KomponenMr
(Kg/Kmol)
MgSO4 120 5.651
Total
Senyawa
58.392
5.978
Laju alir
massa
5.651
Komponen Mr (Kg/Kmol)Laju alir
massa
Data Specific heat capacity (Cp) Komponen
CP (J/mol.K)
MgSO4 1.325
Outlet <2>
58.392 Total
Inlet <1>
NERACA ENERGI MgSO4 STORAGE (F-115)
INPUT OUTPUT
ΔH1 (kJ/Jam) 58.392 ΔH2 (kJ/Jam)
MgSO4 120 5.651
Total 5.651
Total
52.414
T op = 100 °C 373.2 K
T ref = 25 °C 298.2 K
ΔT = 75 °C 75 K
NoFraksi
Massa
1 1.000
1.000
T op = 30 °C 303.2 K
T ref = 25 °C 298.2 K
ΔT = 5 °C 5 K
NoFraksi
Massa
1 1.000
1.000
T op = 30 °C 303.2 K
T ref = 25 °C 298.2 K
ΔT = 5 °C 5 K
E.12 Deaerator (F-311)
H2O 4.197277778
Inlet <1>
KomponenMr
(Kg/Kmol)
Laju alir
massa ΔH1 (kJ/Jam)
H2O 18 1,147.9 361,341.845
Total 1,147.9 361,341.845
Outlet <2>
KomponenMr
(Kg/Kmol)
Laju alir
massa
Data Specific heat capacity (Cp) Komponen
Senyawa CP (J/mol.K)
ΔH2 (kJ/Jam)
H2O 18 18,836.5 396,597.8
Total 18,836.5 396,597.8
Outlet <3>
<43> <45>
<44>
F-311
NoFraksi
Massa
1 1.000
1.000
In = Out
ΔH1 + Qsupply = ΔH2 + ΔH3 + Qloss
ΔH1 + Qsupply = ΔH2 + ΔH3 + 10% (ΔH1 + Q)Qsupply = (ΔH2+ΔH3 ) + 10% ΔH1 - ΔH1Qsupply = + 36,134 -
Qsupply =
Qsupply = kJ/Jam
Menghitung Kebutuhan udara (Fan) yang masuk (m)
T masuk = 30.0 C K
Tref = 28.0 C K
ΔT = 2.0 C K
Nilai Cp udara
a = 26.7 kJ/mol
b = kJ/mol
c = kJ/mol
Cp = kJ/mol
= m x cp x ΔT= - 27 2.00
m = kg/jam
Menghitung Q loss
Q loss = 10% Panas masuk
= 10%
= kJ/Jam
908,181.653
90,818.165
361,341.8
90% 492,155.8
0.0000011-
26.618
546,839.81
546,839.81
303.15
301.15
2.00
NERACA ENERGI DEAERATOR (F-311)
INPUT OUTPUT
ΔH1 (kJ/Jam) 361,341.845
KomponenMr
(Kg/Kmol)
Laju alir
massa ΔH3 (kJ/Jam)
H2O 18 19,984.3 420,765.7
Total 19,984.3 420,765.7
10,271.87
90% 817,363.5
0.0073652
Qudara
ΔH2 (kJ/Jam) 396,597.760
420,765.727 ΔH3 (kJ/Jam)Qsupply 546,839.808
T op = 30 °C 303.2 K
T ref = 25 °C 298.2 K
ΔT = 5 °C 5 K
NoFraksi
Massa
1 1
1
T op = 220 °C 493.2 K
T ref = 25 °C 298.2 K
ΔT = 195 °C 195 K
Q = m λ
INLET <1> UMPAN AIR MASUK
Q loss 90,818.165
Total 19,984.3 420,765.727
OUTLET <2> SATURATED STEAM KELUAR
KomponenMr
(Kg/Kmol)
Laju alir
massa ΔH1 (kJ/kg)
H2O 18 19,984.3 420,765.727
E.13 BOILER (Q-310)
Data Specific heat capacity (Cp) Komponen
Senyawa CP (J/mol.K)
H2O 4.454333333 4.199011111
Total 908,181.7 Total 908,181.7
4.211
<46> <47>
<58>
<49>
Q-310
<48>
Tabel F.1 Saturated steam
Menghitung nilai HHV ampas daun
Dalam menentukan lower heating value ( LHV ) menggunakan rumus
(Parel H.Napitupulu:2006)
LHV = HHV - 3240
= HHV - 3240
HHV = 71594 J/mol
Menghitung Kebutuhan bahan bakar (m)
(Cahyo adi basuki, 2011)
m = Q
LHV
Dimana
m = Laju alir bahan bakar ( kg/jam )
Q = Kebutuhan panas boiler ( kg/jam )
LHV = Low Heating Value ( kj/kg )
Q = m x HHV
= x 71.59
= kj/jam
Menghitung kebutuhan panas boiler
(Cahyo adi basuki, 2011)
η =
Q = ( ΔH2 - ΔH1 )
=
= kJ/Jam
Kekurangan kalor disupply dari penggunaan LNG
QLNG = Q - Qdaun
= -
59,093,967
59,093,967
68353.7
65.50%
38,706,548
η
kg/jam
Q1
kJ/kg kJ/jam
19984 1,957.90 39,127,313.90
65.5%
massa λs
10,617.5
760,148
760,148
= kJ/jam
HHV LNG = kJ/kg (Penelitian Yohana, 2014)
Low Heating Value LNG
LHV = - 3240 kj/kg
= - 3240
= kj/kg
Kebutuhan bahan bakar LNG
m =
=
= kg/jam
Menghitung Panas Sensibel Udara
T masuk = 30.0 C K
Tref = 28.0 C K
ΔT = 2.0 C K
Nilai Cp udara
a = 26.7 kJ/mol
b = kJ/mol
c = kJ/mol
Cp = kJ/mol
Qudara = n x cp x ΔT= 2.00
= kJ/Jam
Menghitung panas laten H2O dalam udara
T udara = 30.0 C K
Mencari harga hf dan hg berdasarkan tabel temperatur
hf = kJ/kg
hg = kJ/kg
Q = m x (hg-hf)
(tabel sifat air jenuh(uap-cair) tabel temperatur Termodinamika Teknik 1 page : 114)
58,333,819
303.15
301.15
2.00
0.0073652
0.0000011-
26.618
5,112.051 26.62
272148.4105
303.15
125.8
25,556.3
45,360
48,600
48,600
HHV
45,360
1,286.0
Q
LHV
58,333,819
= x
= kJ/Jam
Menghitung panas sensibel Flue gas
T op = 220 °C 493.2 K
T ref = 25 °C 298.2 K
ΔT = 195 °C 195 K
Data Specific Heat Capacity
Komponen
NoFraksi
Massa
1
2
3
4
5
-
Menghitung Qloss
= Q input - Qoutput
= - kJ/Jam
= kJ/jam
85,006,049.90
48,883,704.023
1,289,508.392
ΔH1 (kJ/Jam)
173,017,068
85,006,049.90
Qloss
Qloss
9,030,344.006
2,896,390.138
-
35,667,461.488
H2O
14 87,937.5
-
20,107.4
10,037.6
O2
N2
P4O10
CO2
Cp (J/g.K)
H2O
0.92
2.08
0.738695751
4.613596004
4,452.5 25,430.5
113,230,187
KomponenMr
(Kg/Kmol)
Laju alir
massa
O2 32 7,187.9
711.28
N2
283.89P4O10
18.02
44.01CO2
INPUT (kJ/Jam) OUTPUT (kJ/Jam)
Panas air umpan
Total 125,270.47 48,883,704.023
Total 173,017,067.816 Total 173,017,067.816
Panas Bahan
Panas sensibel
59,093,967
272148.4105
Panas sensibel flue
88,011,017.92
NERACA ENERGI BOILER (Q-310)
Panas laten H2O 113,230,187.008
Q loss
420,765.727 Panas steam keluar 39,127,313.90
F.1 Steam Distillation Tank A (D-110 A)
Fungsi : Untuk mendistilasi daun kayu putih
Type : Tangki dengan tutup atas dan bawah
berbentuk standard dished
Material : Plate Aisi 1040
Rate massa masuk : 15362,994 Kg/jam
33860,038 lb/jam
Waktu tinggal : 4 jam
Jumlah tangki : 1 buah
Ls : 2 x diameter tangki
T operasi : 373,15 K
xi xi/pi
% massa (Kg/mᵌ)0,34653 750 0,0005
0,65347 997 0,0007
1 1747 0,0011
A. Menghitung Dimensi tangki
ρ Campuran liquid = 1/(xi ρi)894,873 Kg/mᵌ55,867 lb/ftᵌ
Flow rate =
= 33860,038 lb/jam
55,867 lb/ftᵌ= 606,0837 ftᵌ/jam
Volume liquid = Flow rate x waktu tinggal
= 606,08375 x 4 jam
= 2424,335 ftᵌ
V.total tangki =
= 2424,335 ftᵌ80%
= 3030,4187 ftᵌ
Menghitung diameter tangki
V.total tangki = Vol tutup atas + Vol silinder + Vol tutup bawah
Total 15362,9938
Volume liquid
80%
17,1678
LAMPIRAN F
SPESIFIKASI REAKTOR
KomponenLaju alir ρ
(Kg/mᵌ)Q
Kg/jam (mᵌ/jam)Daun 5323,7623 7,0983
H2O 10039,2315 10,0694
Rate massa masukdensitas
3030,42 ftᵌ = ( 0.0847 diᵌ ) + ( 3.14/4 di² Ls ) + ( 0.0847 di³ )3030,42 ftᵌ = ( 0.0847 diᵌ ) + ( 3.14/4 di² x 2 di ) + ( 0.0847 di³ )3030,42 ftᵌ = 1,7394 di³
14,47108 ft = 1,2026 di
di = 12,0328 ft
= 144,3939 in
Menghitung tinggi tangki liquid (Llt)
= volume liquid total - vol tutup bawah
= 2424,335 ftᵌ 0,0847 di³
= 2424,335 ftᵌ 0.085 x 12,033
= 2276,7689 ftᵌ
=
2276,769 ftᵌ = 3,14 12,0328 Lls
4
2276,769 ftᵌ = 113,6593 ft x Lls
Lls = 20,0315 ft
asumsi di = do = 144,3939 in dipilih OD 156
rc = 102 in
icr = 9 3/8 in
sehingga ; BC = rc - icr
= 92 5/8 in
AB = 1/2 di - icr
= 1/2 144,394 9 3/8
= 62,822 in
b = 33,935 in 102 8579
= 2,828 ft 3947
Llt = Lls + b
= 22,859 ft
= 6,9676 m
Menghitung tebal dan tinggi silinder
P desain = ( P operasi + P Hidrostastis ) x 1.05
= 22,044 + (ρ . g . h ) x 1.05
P hidro = ρ . g . Llt
V.liquid dalam silinder
V.liquid dalam silinder
3
π4 di2 × Lls2X X
2
𝑏 = 𝑟𝑐 − 𝐵𝐶2 −𝐴𝐵)2 ⬚
psia
( x ) -
= 55,867 lb/ft³ x 32,174 ft/s x 23 ft
= 41089,037 lb/ft.s
= lb/ft.s x 14.7 Psia
0,68948 x 10⁵= 8,7601 psia
P desain` = 32,3443 psia
= 2,2009 atm
bahan kontruksi yakni Plate Stell SA 240 - Grade A type 410
dari brownell App D hal 342
Dimana :
ts = tebal silinder
Pi = P desain (Psia)
E = efisiensi sambungan = 0,8 DWBJ
di = diameter dalam tangki (in)
F = allowable stress (Psia) = 16250
C = Faktor korosif = 1/8
ts = 32,3 144,4 1
2 16250 0,8 0,6 32,3 8
= 0,305 in
= 0,305 16
16
= 4,876 in 5 in
16 16
0,3125
OD = di + 2 ts
= 144,394 2 5
16
= 145,019 in
= 156 in
Di standard = OD standard - 2 ts standard
= 155,375 in
= 12,9479 ft
Ls(tinggi silinder) = 2 Di standart
= 2 12,9479 ft
= 25,8958 ft
= 310,75 in
41089,03651
ts standard
OD Standard
ts = Pi X di2 F X E − 0.6 Pi + C
xx ( x ) - ( x
+
x
+ ( x )
x
= 7,8931 meter
Menghitung tebal tutup berbentuk standart dished (th)
Rumus ;
th = 0,885 32,344 102 + 1
16250 0,8 0,1 32,344 8
= 0,3496498 in 16
16
= 5,5943962 in 7
16 16
= 7 in
16 0,4375 inch
Menghitung tinggi tutup berbentuk standart dished (h)
Rumus ;
BC = rc - icr
= 102 9,375
= 92,625 in
AB = icr
= 155,375 9,375
2
= 68,313 in
h = 102 92,625 68,313
= 39,448 in
sf = 6 berdasarkan tebal tutup 7/16 in
tinggi tutup = th + h + sf
= 45,885 in
*karena tinggi tutup atas = tutup bawah maka tinggi tutup bawah =45,9 in
B. Perancangan Nozzle
a. Nozzle pada tutup atas standart dishead tidak diperlukan
-Nozzle untuk memasukan feed
b.Nozzle pada silinder reaktor
-Nozzle untuk memasukan steam
Nozzle untuk pemasukan dan pengeluaran steam
= 9982,0543 Kg/jamrate masuk
Di standard
2
th=(0.885×Pi×rc)/((F×E)−(0.1×Pi))+C( x ) - ( x )
x
h = 𝑅𝐶 − ( 𝐵𝐶 )2− (𝐴𝐵 )2
- [ ( )²-( )² ] ⁰'⁵
= 22006,778 lbm/jam
= 0,028 lb/ft³ Steam table
= 787080,75 ft³/jam
= 218,634 ft³/s
Untuk Nre > 2100 maka Di optimal
= Kusnarjo 2010, hal 32
= 3,9 218,634 0,028
= 14,248 in
Diameter nozzle = 14,248
Digunakan Pipa standart 8 in IPS sch 40 Appendix A.5 geankoplis ed 4
ID : in
ft
OD : in
ft
C. Perancangan dimensi bolting dan flange
Bagian tutup reaktor dengan bagian shell dihubungkan secara flange dan bolting untuk
mempermudah perbaikan dan perawatan reaktor
Desain tekanan = 22,044 psia
Gasket
Berdasarkan brownell and young fig 12.22 diperoleh
Bahan konstruksi = Abestos filled
Gasket faktor (m) = 2,750
Min design seating = 8000 psia
stress (y)
Bolting
Berdasarkan brownell and young fig 12.2A Appendiks D-4
Bahan konstruksi = High alloy Steel SA 193 Grade B&C type 347
Tensil strenght min = 75000 psia
Allowable stress (f) = 13684
Flange
Berdasarkan brownell and young Appendiks D-4
Bahan konstruksi = High alloy Steel SA 240 Grade M type 316
Tensil strenght min = 75000 psia
Tipe flange = Ring flange loose type
Allowable stress (f) = 18410
a. Perhitungan gasket = do
di
ρ steamrate volumetrik
7,981
0,665
8,625
0,719
3.9 Q0.45 × ρ0.13X X
0.13
= Y − P ×mY − P (m+ 1)
dimana : do = diameter luar gasket (in)
di = diameter dalam gasket (in)
P = tekanan desain 22,0 psia
m = faktor gasket 2,750
do
di
= 1,001
Diameter luar shell = 156 in
Ditetapkan :
D. dalam gasket = 156 in
D. luar gasket = 156 in x 1.002 in 156,16 in
(N) lebar gasket min = do - di = 156 155
2
= 0,3905 in
diambil gasket min = 1/3 in
Diameter rata rata gasket
(G) = di + N
= 156,000 + 0,3905
= 156,391 in
Perhitungan dan jumlah ukuran baut ( Bolting )
Perhitungan beban baut
Lebar seting gasket bawah ( bo ) = N
2
= 0,3905
2
= 0,1952
Berdasarkan Brownell and young, 1979 pers 12.88 diperoleh :
Beban gasket supaya tidak bocor Hy= π . b . G . Y
Hy = Wm2 = 8E+05 lb
Berdasarkan Brownell and young, 1979 pers 12.89 diperoleh :
Beban baut supaya tidak bocor Hp = 2. π . b . G . m . P
Hp = 11625 lb
Beban karena tekanan dalam ( H ) = π/4 . G² . P
= 423234 lb
Seingga
H + Hp
2
total berat beban kondisi operasi (Wm1) =
= 9000 − 14.7 × 2.7509000 − 14.7 (2.750 + 1)
= 434859 lb
Karena Wm1 < Wm2 maka yang mengontrol adalah Wm2
Perhitungan luas minimum bolting area
Aml = WM2
fb
=
= 56,054 in²
Perhitungan bolting minimum in²
Berdasarkan Brownell and young, 1979 tabel 10-4, diperoleh :
Bolt size = 1,000 in
root area = 0,551 in²
Jumlah bolting = Aml
Root area
= 56,054 = 101,73
0,551
Sehingga jumlah bolt sesungguhnya (kelipatan 4)N = 4
Berdasarkan Brownell and young, 1979 diperoleh :
Bolt spacing (Bs) = 3 in
Min radial distance R = 1 1/8
Edge distance ( E ) = 1,060
D.Bolting circle = Di shell + 2 (13.5 ts +R)
= 155,375 2,000 13,5 1/3
= 166,063 in
Diameter luar flange = C + 2 E
(OD) = 166,063 2,000 1,060
= 168,183 in
Chek lebar gasket (Ab aktual) = Jumlah bolt x root area
= 4,000 0,551
= 2,204 in²
Lebar gasket min = Ab aktual f
(L) 2.π.y.G
= 2,204
= 0,003
767045,358
13684
13684,000
8839191,060
1 1/8+ ( x ) + )
+ ( x )
x
x
= 0,003
N (lebar gasket min) = 0,390
Karena L < N maka perhitungan bolting memenuhi
Perhitungan momen
W = Am + Ab Fa
2,000
W = 56,054 2,204 13684
= lb
Jarak radial dari bagian gasket yang bereaksi terhadap bolt circle :
hG = C G
= 166,063 156,391
= 4,836
Dalam kondisi operasi W in = Wm2
= W in = Wm2 = lb
Hidraftic and force pada daerah dalam flange (HD) B = do shell
HD = 0,8 B² P
= 402347,09 lb
Jarak radial bolt circle pada aksi (hD) = C - B
2
= 5,031 in
Moment ( MD ) = HD x hd
= 402347,088 4,836
= 1945750,5 lb.in
Perbedaan antara bebat baut flange dengan gaya hidrostatik (HG)
HG = W-H
=
= 24631,793 lb
Kesimpulan perancangan
Momen (Mg) = Hg hg
= 24631,793 x 4,836
= 119119,35 lb.in
2,000
Momen flange (Ma) 767045,3575
398602,447 423234,240
2,000
L
2,000
398602,447
x
+ x
+
+
x x
x
-
x
1. Gasket HT = H - HD
= 20887,152 in
hT = hD + hG
2,000
= 4,934
2. Moment (mT) = HT x hT
= 20887,152 4,934
= 103049,38 lb.in
Moment total (Mo) = Ma + MG + MT
= 767045,358 103049
= 989214,09 lb.in
Perhitungan tebal flange
t = 1,438
k = A/B
Keterangan : t = tebal flange
f = stress yang diijinkanuntuk bahan flange
A = OD flange 168,183 in
B = OD shell 156,000
k = 1,078
Y = 12
M = 989214,09
t = 1,438
Bahan kontruksi = Abestos filled
Gasket faktor = 2,750
Min design seating = 8000
lebar gasket = 0,390
Bolting
Bahan kontruksi = High alloy Steel SA 193 Grade B&C type 347
Allowable stress (f) = 13684
Ukuran baut = 1 in
Jumlah baut = 4
Bolt spacing (Bs) = 3,000
Min radial distance R = 1 1/8
Edge distance ( E ) = 1,06
119119,353
x
+ +
= 6 ×𝑀 𝑚𝑎𝑥f × 𝐵
Flange
Bahan konstruksi = High alloy Steel SA 240 Grade M type 316
Tensil strenght min = 75000 psi
Tipe flange = Ring flange loose type
Allowable stress (f) = 18410
Tebal flange = 1,438
E. Sistem penyangga reaktor
Dari perancangan silinder reaktor diperoleh data sebagai berikut
Kapasitas : 15362,994 Kg/jam
Type : Tangki dengan tutup atas dan bawah
berbentuk standard dished
Dimensi tangki :
Diameter luar = 156 in 13,000 ft
Diameter dalam = 155,375 in 12,948 ft
Tebal silinder (ts) = 5/16 in 0,026 ft
Tinggi silinder (Ls) = 310,75 in 25,896 ft
Tebal tutup (th) = 7/16 in 0,036 ftTinggi tutupatas = 45,885 in
Tinggi tutupbawah = 45,885 in
Tinggi total tangki = 402,520 in
= 10,224 m
Tinggi liquid = Tinggi liquid (Llt) = 6,968 m
Material = Stell SA 240 - Grade A type 410
Jumlah = 1 buah
= 1/8
= 16250
a. Menentukan berat tangi kosong
bahan kontruksi yang dipakai untuk membuat reaktor termasuk stell, densitasnya
dapat dilihat pada tabel 2-118 (perry 2 th, 1997)
= 490,1 lb/ft³
Ws = π DO Di H ρ4
Ws = 3,14 13,000 12,948 402,5 490
4
Ws = 209287,59 lb
= 94930,757 Kg
b. menentukan berat tutup atas dan bawah reaktor
Tutup atas dan bawah berbentuk standart dishead head
V tutup dalam atas = 0,0847 Di³
Densitas
Faktor korosi ( C )
Allowable stress , f
x( ² - ² ) x x
x( ²- ²)x x )
x
= 0,106 ft³
V tutup atas luar = 0,0847 (Di + tha )³
= 203,13 ft³
V dinding tutup atas = V tutup atas luar - V tutup dalam atas
= 203,026 ft³
W tutup atas = V dinding tutup ρ stell
= 99503,019 lb
= 45133,574 Kg
c. menghitung berat perlengkapan lainnya
Berat perlengkapan lainnya meliputi Nozzle, flange, baut, dan lainnya
menurut brownell and young 1959, hal 157 diperoleh ;
Wa = 18% Ws
= 18% 209288
= 37671,766 lb
= 17087,536 Kg
W total = Wa + Ws = lb
d. Perancangan leg support ( penyangga )
Beban tiap kali kompresi brownell and young persamaan 10.76 hal 197
P = Σw
n
Dimana : P = Gaya yang bekerja pada 1 leg
PW = total beban permukaan karena angin
H = tinggi reaktor dari base plate
L = jarak antara vessel dengan base plate
Dbc = diameter bold circle
n = jumlah penyangga
Σw = berat total reaktor
Reaktor dirancang didalam ruangan sehingga tidak dipengaruhi oleh tekanan
angin. Sehingga beban angin tidak di kontrol Pw = 0
Untuk penahan dipilih jenis I - beam yang berjumlah 4 buah.
P = Σw
n
= 246959,35
4
= 61739,839 lb
Untuk mendapatkan ukuran I-beam didasarkan pada ukuran standart pada
Appendix G , brownell and young hal 355 yakni :
Trial ukuran I-Beam ukuran 4 x 2 5/8 dengan pemasangan memakai beban
eksentrik terhadap sumbu, didapatkan :
246959,3542
4 x pw x (H-1)
n x Dbc
x
x
x
x
Nominal size = 8 in
Berat = 20 lb
Area section(Ay) = 5,83 in²
Depth of bean (h) = 7 in
Width of flange (b) = 3,86 in
Axis r = 2,68 in
I-1-1 = 41,9 in⁴
Menghitung tinggi reaktor total (H+L)
Jarak antara base plate dengan badan silinder (L) dipilih 5 ft
Tinggi reaktor = 33,543 ft
Tinggi total (H+L) = 38,543 ft
Menghitung panjang leg (l)
l = 0.5 H + 2.5 ft
= 21,772 ft 261,26 in
Menentukan bearing capacity (fc)
l = 261,26018
r 2,68
= 97,4851
Karena l/r antara 0 - 60 maka fc 15000 psi (B&Y, 1959)
= fc - fc konsentris
=
= 15000 61739,8 1 1/8 0,5
0,5 1,93
= 10655,998 psi
F. Perancangan base plate
pada halaman 163 Hesse, 145 base plate dibuat dengan toleransi panjang 5%
dan toleransi lebar 20%
Material base = Beton
Ketahanan bearing
Base plate ( fbp ) = 600 lb/in²
Kedalaman beam (h) = 7 in
Lebar flange (b) = 3,86 in
- menghitung luas penampang base plate (A bp )
= P
fbp
41,9
A bp
3,86
Fc aman
fc - 𝑃 (𝑎+0.5 𝑏)𝑙1−10.5 𝑏-
= 61739,839 lb
600 lb/in²
= 102,900 in²
Sehingga diperoleh :
Abp : Luas base plate (in²) = 102,9
p : panjang base plate ( in ) = 2n + 0.95 h
l : lebar base plate ( in ) = 2m +0.8 b
asumsi m = n
Abp = p x l
102,9 = 2m +0.8 b 2m + 0.95 h
102,9 = 2m 3,088 2m 6,65
102,9 = 4 m² 19,476 20,54
0 = 4 m² 19,476 -82,4
dengan menggunakan rumus abc
m = -7,584056 atau 2,7151
m = 2,7151
diperoleh p baru = 12,0801 = 4,5 in
l baru = 8,5181 = 1 in
maka, A bp(baru) = p baru x l baru
= 4,5
Menghitung nilai m dan n baru
n = 1,25
m = -0,5
diambil harga m atau n terbesar yakni = 1,25
Menghitung stress yang harus ditahan oleh bearing (fc')
fc ' = P
Ab p (baru)
= 13719,964 lb/in²
Karena nilai fc > fc' maka dimensi base plate telah memenuhi
Menghitung tebal base plate
Berdasarkan Hasse 1945, hal 163 diperoleh
(p baru - 2 ) / 2
(l baru -2 ) / 2
( ) ( ( + ) ( + )
( + m + )( + m + ( ))
m = −b ± b2 − 4ac2 a
T base plate =
= 1 4/5 in
Menghitung dimensi baut dari base plate
gaya yang bekerja pada tiap leg = 246959 lb
jumlah baut pada setiap leg = 4 buah
P baut = P
n baut
= 246959,35
4
= 61739,839 lb
Bahan baut : Hig alloy steel SA-193 grade B&Y type 321
Max allowable stress (f) = 150000 lb/in²
A baut = P baut
f baut
= 61739,839
15000
= 4,1160
A baut = 1/4 x π x d baut²
4,12 = 0,785 d baut²
5,24 = d baut²
2,29 = d baut
d baut = 2 2/7
Standarisasi diameter baut dari Brownell & Young, tabel 10.4 hal 188
diperoleh ukuran baut 1 in
dengan dimensi baut sebagai berikut :
- Ukuran baut = 1
- Root area = 0,126
- Bolt spacing min B = 1 1/4
- Edge distage E = 5/8
- Nut dimension = 7/8
- Max Fillet radius = 1/4
Perancangan Lug dan Gusset
Digunakan 2 buah plate horison untuk ( Lug ) dan 2 buah plate vertikal
untuk( Gusset)
- Lebar Lug
A = Lebar lug = ukuran baut + 9 in
= 10 in
0.00015 × 𝑓 × 𝑛 𝑏𝑎𝑟𝑢2
B = Jarak antar Gusset = ukuran baut + 8 in
= 9 in
- Lebar gusset
Lebar kolom = minimal 5 in B & Y halaman190 fig 10.4
L = Lebar gusset = 2 ( Lebar kolom - 0.5 ukuran baut )
= 7 in
lebar lug atas = 0.5 ( L + ukuran baut )
= 4 in
sehingga perbandingan base plate = B = 1,29
L
dari tabel 10.6 brownell didapatkan ϒ = 0,35
e = 0,813
- Tebal lug
Menentukan maksimum bending moment sepanjang sumbu radial, dari
persamaan 10.40 ( brownell and young )
My = P (1+μ)x(Ln( 2 L )) + ( 1-ϒ )
4 π π e
Dimana ;
P = Beban tiap baut 61740 lb
= Posson's ration 0,3 ( baja )
L = Panjang horizontal plate bawah 7
e = 0,813
sehingga nilai My = 61739,839 2,21242 0,65 =
12,56
Tebal Lug ( thp ) =
= 12000 psi Kusnarjo , 2010
= 6 10876,0
= 2,332 in
= 0,0592 m
Sehingga
- Tebal plate vertikal ( Gusset )
Gusset minimal = 3 thp
8
= 0,874
- Tinggi guset ( Hg ) = Ag + Ukuran baut
= 11
10875,99
F allowable baut
12000
𝜇× +
6 ×𝑀𝑦𝐹 𝑎𝑙𝑙𝑜𝑤𝑎𝑏𝑙𝑒
- Tinggi lug = Hg + 2 thp
= 15,6639 in
0,3979 m
Kode = D-110 A
Fungsi = Untuk mendistilasi daun kayu putih
Bentuk = Tangki dengan tutup atas dan bawah
berbentuk standard dished
Bahan = Plate Aisi 1040
Volume tangki = 923,67 m
Tebal silinder = 0,01 m
Tinggi liquid = 6,97
ID = 3,95 m
OD = 3,96 m
Tinggi silinder = 7,89 m
Tebal tutup atas (th) = 0,01 m
Tinggi tutup atas = 1,17 m
Tinggi tutup bawah = 1,17 m
Diameter nozzle = 0,22 m
Flange = 0,04 m
Tebal lug = 0,06 m
Tinggi lug = 0,40 m
Tabel. Spesifikasi Steam Distillation Tank A
F.2 Steam Distillation Tank A (D-110 B)
Fungsi : Untuk mendistilasi daun kayu putih
Type : Tangki dengan tutup atas dan bawah
berbentuk standard dished
Material : Plate Aisi 1040
Rate massa masuk : 15362,994 Kg/jam
33860,038 lb/jam
Waktu tinggal : 4 jam
Jumlah tangki : 1 buah
Ls : 2 x diameter tangki
T operasi : 373,15 K
xi xi/pi
% massa (Kg/mᵌ)0,34653 750 0,0005
0,65347 997 0,0007
1 1747 0,0011
A. Menghitung Dimensi tangki
ρ Campuran liquid = 1/(xi ρi)894,873 Kg/mᵌ55,867 lb/ftᵌ
Flow rate =
= 33860,038 lb/jam
55,867 lb/ftᵌ= 606,0837 ftᵌ/jam
Volume liquid = Flow rate x waktu tinggal
= 606,08375 x 4 jam
= 2424,335 ftᵌ
V.total tangki =
= 2424,335 ftᵌ80%
= 3030,4187 ftᵌ
Menghitung diameter tangki
V.total tangki = Vol tutup atas + Vol silinder + Vol tutup bawah
3030,42 ftᵌ = ( 0.0847 diᵌ ) + ( 3.14/4 di² Ls ) + ( 0.0847 di³ )3030,42 ftᵌ = ( 0.0847 diᵌ ) + ( 3.14/4 di² x 2 di ) + ( 0.0847 di³ )3030,42 ftᵌ = 1,7394 di³
KomponenLaju alir ρ
(Kg/mᵌ)Q
Kg/jam (mᵌ/jam)Daun 5323,7623 7,0983
H2O 10039,2315 10,0694
Total 15362,9938
Volume liquid
80%
17,1678
Rate massa masukdensitas
14,47108 ft = 1,2026 di
di = 12,0328 ft
= 144,3939 in
Menghitung tinggi tangki liquid (Llt)
= volume liquid total - vol tutup bawah
= 2424,335 ftᵌ 0,0847 di³
= 2424,335 ftᵌ 0.085 x 12,033
= 2276,7689 ftᵌ
=
2276,769 ftᵌ = 3,14 12,0328 Lls
4
2276,769 ftᵌ = 113,6593 ft x Lls
Lls = 20,0315 ft
asumsi di = do = 144,3939 in dipilih OD 156
rc = 102 in
icr = 9 3/8 in
sehingga ; BC = rc - icr
= 92 5/8 in
AB = 1/2 di - icr
= 1/2 144,394 9 3/8
= 62,822 in
b = 33,935 in 102 8579
= 2,828 ft 3947
Llt = Lls + b
= 22,859 ft
= 6,9676 m
Menghitung tebal dan tinggi silinder
P desain = ( P operasi + P Hidrostastis ) x 1.05
= 22,044 + (ρ . g . h ) x 1.05
P hidro = ρ . g . Llt= 55,867 lb/ft³ x 32,174 ft/s x 23 ft
= 41089,037 lb/ft.s
V.liquid dalam silinder
V.liquid dalam silinder
3
π4 di2 × Lls2X X
2
𝑏 = 𝑟𝑐 − 𝐵𝐶2 −𝐴𝐵)2 ⬚
psia
( x ) -
= lb/ft.s x 14.7 Psia
0,68948 x 10⁵= 8,7601 psia
P desain` = 32,3443 psia
= 2,2009 atm
bahan kontruksi yakni Plate Stell SA 240 - Grade A type 410
dari brownell App D hal 342
Dimana :
ts = tebal silinder
Pi = P desain (Psia)
E = efisiensi sambungan = 0,8 DWBJ
di = diameter dalam tangki (in)
F = allowable stress (Psia) = 16250
C = Faktor korosif = 1/8
ts = 32,3 144,4 1
2 16250 0,8 0,6 32,3 8
= 0,305 in
= 0,305 16
16
= 4,876 in 5 in
16 16
0,3125
OD = di + 2 ts
= 144,394 2 5
16
= 145,019 in
= 156 in
Di standard = OD standard - 2 ts standard
= 155,375 in
= 12,9479 ft
Ls(tinggi silinder) = 2 Di standart
= 2 12,9479 ft
= 25,8958 ft
= 310,75 in
= 7,8931 meter
41089,03651
ts standard
OD Standard
ts = Pi X di2 F X E − 0.6 Pi+ C
xx ( x ) - ( x
+
x
+ ( x )
x
Menghitung tebal tutup berbentuk standart dished (th)
Rumus ;
th = 0,885 32,344 102 + 1
16250 0,8 0,1 32,344 8
= 0,3496498 in 16
16
= 5,5943962 in 7
16 16
= 7 in
16 0,4375 inch
Menghitung tinggi tutup berbentuk standart dished (h)
Rumus ;
BC = rc - icr
= 102 9,375
= 92,625 in
AB = icr
= 155,375 9,375
2
= 68,313 in
h = 102 92,625 68,313
= 39,448 in
sf = 6 berdasarkan tebal tutup 7/16 in
tinggi tutup = th + h + sf
= 45,885 in
*karena tinggi tutup atas = tutup bawah maka tinggi tutup bawah =45,9 in
B. Perancangan Nozzle
a. Nozzle pada tutup atas standart dishead tidak diperlukan
-Nozzle untuk memasukan feed
b.Nozzle pada silinder reaktor
-Nozzle untuk memasukan steam
Nozzle untuk pemasukan dan pengeluaran steam
= 9982,0543 Kg/jam
= 22006,778 lbm/jam
= 0,028 lb/ft³ Steam table
rate masuk
Di standard
2
ρ steam
th=(0.885×Pi×rc)/((F×E)−(0.1×Pi))+C( x ) - ( x )
x
h = 𝑅𝐶 − ( 𝐵𝐶 )2− (𝐴𝐵 )2
- [ ( )²-( )² ] ⁰'⁵
= 787080,75 ft³/jam
= 218,634 ft³/s
Untuk Nre > 2100 maka Di optimal
= Kusnarjo 2010, hal 32
= 3,9 218,634 0,028
= 14,248 in
Diameter nozzle = 14,248
Digunakan Pipa standart 8 in IPS sch 40 Appendix A.5 geankoplis ed 4
ID : in
ft
OD : in
ft
C. Perancangan dimensi bolting dan flange
Bagian tutup reaktor dengan bagian shell dihubungkan secara flange dan bolting untuk
mempermudah perbaikan dan perawatan reaktor
Desain tekanan = 22,044 psia
Gasket
Berdasarkan brownell and young fig 12.22 diperoleh
Bahan konstruksi = Abestos filled
Gasket faktor (m) = 2,750
Min design seating = 8000 psia
stress (y)
Bolting
Berdasarkan brownell and young fig 12.2A Appendiks D-4
Bahan konstruksi = High alloy Steel SA 193 Grade B&C type 347
Tensil strenght min = 75000 psia
Allowable stress (f) = 13684
Flange
Berdasarkan brownell and young Appendiks D-4
Bahan konstruksi = High alloy Steel SA 240 Grade M type 316
Tensil strenght min = 75000 psia
Tipe flange = Ring flange loose type
Allowable stress (f) = 18410
a. Perhitungan gasket = do
di
dimana : do = diameter luar gasket (in)
di = diameter dalam gasket (in)
rate volumetrik
7,981
0,665
8,625
0,719
3.9 Q0.45 × ρ0.13X X
0.13
= Y − P ×mY − P (m+ 1)
P = tekanan desain 22,0 psia
m = faktor gasket 2,750
do
di
= 1,001
Diameter luar shell = 156 in
Ditetapkan :
D. dalam gasket = 156 in
D. luar gasket = 156 in x 1.002 in 156,16 in
(N) lebar gasket min = do - di = 156 155
2
= 0,3905 in
diambil gasket min = 1/3 in
Diameter rata rata gasket
(G) = di + N
= 156,000 + 0,3905
= 156,391 in
Perhitungan dan jumlah ukuran baut ( Bolting )
Perhitungan beban baut
Lebar seting gasket bawah ( bo ) = N
2
= 0,3905
2
= 0,1952
Berdasarkan Brownell and young, 1979 pers 12.88 diperoleh :
Beban gasket supaya tidak bocor Hy= π . b . G . Y
Hy = Wm2 = 8E+05 lb
Berdasarkan Brownell and young, 1979 pers 12.89 diperoleh :
Beban baut supaya tidak bocor Hp = 2. π . b . G . m . P
Hp = 11625 lb
Beban karena tekanan dalam ( H ) = π/4 . G² . P
= 423234 lb
Seingga
H + Hp
= 434859 lb
Karena Wm1 < Wm2 maka yang mengontrol adalah Wm2
2
total berat beban kondisi operasi (Wm1) =
= 9000 − 14.7 × 2.7509000 − 14.7 (2.750 + 1)
Perhitungan luas minimum bolting area
Aml = WM2
fb
=
= 56,054 in²
Perhitungan bolting minimum in²
Berdasarkan Brownell and young, 1979 tabel 10-4, diperoleh :
Bolt size = 1,000 in
root area = 0,551 in²
Jumlah bolting = Aml
Root area
= 56,054 = 101,73
0,551
Sehingga jumlah bolt sesungguhnya (kelipatan 4)N = 4
Berdasarkan Brownell and young, 1979 diperoleh :
Bolt spacing (Bs) = 3 in
Min radial distance R = 1 1/8
Edge distance ( E ) = 1,060
D.Bolting circle = Di shell + 2 (13.5 ts +R)
= 155,375 2,000 13,5 1/3
= 166,063 in
Diameter luar flange = C + 2 E
(OD) = 166,063 2,000 1,060
= 168,183 in
Chek lebar gasket (Ab aktual) = Jumlah bolt x root area
= 4,000 0,551
= 2,204 in²
Lebar gasket min = Ab aktual f
(L) 2.π.y.G
= 2,204
= 0,003
= 0,003
1 1/8
767045,358
13684
13684,000
8839191,060
L
+ ( x ) + )
+ ( x )
x
x
N (lebar gasket min) = 0,390
Karena L < N maka perhitungan bolting memenuhi
Perhitungan momen
W = Am + Ab Fa
2,000
W = 56,054 2,204 13684
= lb
Jarak radial dari bagian gasket yang bereaksi terhadap bolt circle :
hG = C G
= 166,063 156,391
= 4,836
Dalam kondisi operasi W in = Wm2
= W in = Wm2 = lb
Hidraftic and force pada daerah dalam flange (HD) B = do shell
HD = 0,8 B² P
= 402347,09 lb
Jarak radial bolt circle pada aksi (hD) = C - B
2
= 5,031 in
Moment ( MD ) = HD x hd
= 402347,088 4,836
= 1945750,5 lb.in
Perbedaan antara bebat baut flange dengan gaya hidrostatik (HG)
HG = W-H
=
= 24631,793 lb
Kesimpulan perancangan
Momen (Mg) = Hg hg
= 24631,793 x 4,836
= 119119,35 lb.in
1. Gasket HT = H - HD
= 20887,152 in
2,000
2,000
398602,447
2,000
Momen flange (Ma) 767045,3575
398602,447 423234,240
x
+ x
+
+
x x
x
-
x
hT = hD + hG
2,000
= 4,934
2. Moment (mT) = HT x hT
= 20887,152 4,934
= 103049,38 lb.in
Moment total (Mo) = Ma + MG + MT
= 767045,358 103049
= 989214,09 lb.in
Perhitungan tebal flange
t = 1,438
k = A/B
Keterangan : t = tebal flange
f = stress yang diijinkanuntuk bahan flange
A = OD flange 168,183 in
B = OD shell 156,000
k = 1,078
Y = 12
M = 989214,09
t = 1,438
Bahan kontruksi = Abestos filled
Gasket faktor = 2,750
Min design seating = 8000
lebar gasket = 0,390
Bolting
Bahan kontruksi = High alloy Steel SA 193 Grade B&C type 347
Allowable stress (f) = 13684
Ukuran baut = 1 in
Jumlah baut = 4
Bolt spacing (Bs) = 3,000
Min radial distance R = 1 1/8
Edge distance ( E ) = 1,06
Flange
Bahan konstruksi = High alloy Steel SA 240 Grade M type 316
Tensil strenght min = 75000 psi
119119,353
x
+ +
= 6 ×𝑀𝑚𝑎𝑥f × 𝐵
Tipe flange = Ring flange loose type
Allowable stress (f) = 18410
Tebal flange = 1,438
E. Sistem penyangga reaktor
Dari perancangan silinder reaktor diperoleh data sebagai berikut
Kapasitas : 15362,994 Kg/jam
Type : Tangki dengan tutup atas dan bawah
berbentuk standard dished
Dimensi tangki :
Diameter luar = 156 in 13,000 ft
Diameter dalam = 155,375 in 12,948 ft
Tebal silinder (ts) = 5/16 in 0,026 ft
Tinggi silinder (Ls) = 310,75 in 25,896 ft
Tebal tutup (th) = 7/16 in 0,036 ftTinggi tutupatas = 45,885 in
Tinggi tutupbawah = 45,885 in
Tinggi total tangki = 402,520 in
= 10,224 m
Tinggi liquid = Tinggi liquid (Llt) = 6,968 m
Material = Stell SA 240 - Grade A type 410
Jumlah = 1 buah
= 1/8
= 16250
a. Menentukan berat tangi kosong
bahan kontruksi yang dipakai untuk membuat reaktor termasuk stell, densitasnya
dapat dilihat pada tabel 2-118 (perry 2 th, 1997)
= 490,1 lb/ft³
Ws = π DO Di H ρ4
Ws = 3,14 13,000 12,948 402,5 490
4
Ws = 209287,59 lb
= 94930,757 Kg
b. menentukan berat tutup atas dan bawah reaktor
Tutup atas dan bawah berbentuk standart dishead head
V tutup dalam atas = 0,0847 Di³
= 0,106 ft³
V tutup atas luar = 0,0847 (Di + tha )³
= 203,13 ft³
Faktor korosi ( C )
Allowable stress , f
Densitas
x( ² - ² ) x x
x( ²- ²)x x )
x
x
V dinding tutup atas = V tutup atas luar - V tutup dalam atas
= 203,026 ft³
W tutup atas = V dinding tutup ρ stell
= 99503,019 lb
= 45133,574 Kg
c. menghitung berat perlengkapan lainnya
Berat perlengkapan lainnya meliputi Nozzle, flange, baut, dan lainnya
menurut brownell and young 1959, hal 157 diperoleh ;
Wa = 18% Ws
= 18% 209288
= 37671,766 lb
= 17087,536 Kg
W total = Wa + Ws = lb
d. Perancangan leg support ( penyangga )
Beban tiap kali kompresi brownell and young persamaan 10.76 hal 197
P = Σw
n
Dimana : P = Gaya yang bekerja pada 1 leg
PW = total beban permukaan karena angin
H = tinggi reaktor dari base plate
L = jarak antara vessel dengan base plate
Dbc = diameter bold circle
n = jumlah penyangga
Σw = berat total reaktor
Reaktor dirancang didalam ruangan sehingga tidak dipengaruhi oleh tekanan
angin. Sehingga beban angin tidak di kontrol Pw = 0
Untuk penahan dipilih jenis I - beam yang berjumlah 4 buah.
P = Σw
n
= 246959,35
4
= 61739,839 lb
Untuk mendapatkan ukuran I-beam didasarkan pada ukuran standart pada
Appendix G , brownell and young hal 355 yakni :
Trial ukuran I-Beam ukuran 4 x 2 5/8 dengan pemasangan memakai beban
eksentrik terhadap sumbu, didapatkan :
Nominal size = 8 in
Berat = 20 lb
Area section(Ay) = 5,83 in²
n x Dbc
246959,3542
4 x pw x (H-1)
x
x
Depth of bean (h) = 7 in
Width of flange (b) = 3,86 in
Axis r = 2,68 in
I-1-1 = 41,9 in⁴
Menghitung tinggi reaktor total (H+L)
Jarak antara base plate dengan badan silinder (L) dipilih 5 ft
Tinggi reaktor = 33,543 ft
Tinggi total (H+L) = 38,543 ft
Menghitung panjang leg (l)
l = 0.5 H + 2.5 ft
= 21,772 ft 261,26 in
Menentukan bearing capacity (fc)
l = 261,26018
r 2,68
= 97,4851
Karena l/r antara 0 - 60 maka fc 15000 psi (B&Y, 1959)
= fc - fc konsentris
=
= 15000 61739,8 1 1/8 0,5
0,5 1,93
= 10655,998 psi
F. Perancangan base plate
pada halaman 163 Hesse, 145 base plate dibuat dengan toleransi panjang 5%
dan toleransi lebar 20%
Material base = Beton
Ketahanan bearing
Base plate ( fbp ) = 600 lb/in²
Kedalaman beam (h) = 7 in
Lebar flange (b) = 3,86 in
- menghitung luas penampang base plate (A bp )
= P
fbp
= 61739,839 lb
600 lb/in²
= 102,900 in²
Fc aman
3,86
41,9
A bp
fc - 𝑃 (𝑎+0.5 𝑏)𝑙1−10.5 𝑏-
Sehingga diperoleh :
Abp : Luas base plate (in²) = 102,9
p : panjang base plate ( in ) = 2n + 0.95 h
l : lebar base plate ( in ) = 2m +0.8 b
asumsi m = n
Abp = p x l
102,9 = 2m +0.8 b 2m + 0.95 h
102,9 = 2m 3,088 2m 6,65
102,9 = 4 m² 19,476 20,54
0 = 4 m² 19,476 -82,4
dengan menggunakan rumus abc
m = -7,584056 atau 2,7151
m = 2,7151
diperoleh p baru = 12,0801 = 4,5 in
l baru = 8,5181 = 1 in
maka, A bp(baru) = p baru x l baru
= 4,5
Menghitung nilai m dan n baru
n = 1,25
m = -0,5
diambil harga m atau n terbesar yakni = 1,25
Menghitung stress yang harus ditahan oleh bearing (fc')
fc ' = P
Ab p (baru)
= 13719,964 lb/in²
Karena nilai fc > fc' maka dimensi base plate telah memenuhi
Menghitung tebal base plate
Berdasarkan Hasse 1945, hal 163 diperoleh
T base plate =
= 1 4/5 in
(p baru - 2 ) / 2
(l baru -2 ) / 2
( ) ( ( + ) ( + )
( + m + )( + m + ( ))
m = −b ± b2 − 4ac2 a
0.00015 × 𝑓 × 𝑛 𝑏𝑎𝑟𝑢2
Menghitung dimensi baut dari base plate
gaya yang bekerja pada tiap leg = 246959 lb
jumlah baut pada setiap leg = 4 buah
P baut = P
n baut
= 246959,35
4
= 61739,839 lb
Bahan baut : Hig alloy steel SA-193 grade B&Y type 321
Max allowable stress (f) = 150000 lb/in²
A baut = P baut
f baut
= 61739,839
15000
= 4,1160
A baut = 1/4 x π x d baut²
4,12 = 0,785 d baut²
5,24 = d baut²
2,29 = d baut
d baut = 2 2/7
Standarisasi diameter baut dari Brownell & Young, tabel 10.4 hal 188
diperoleh ukuran baut 1 in
dengan dimensi baut sebagai berikut :
- Ukuran baut = 1
- Root area = 0,126
- Bolt spacing min B = 1 1/4
- Edge distage E = 5/8
- Nut dimension = 7/8
- Max Fillet radius = 1/4
Perancangan Lug dan Gusset
Digunakan 2 buah plate horison untuk ( Lug ) dan 2 buah plate vertikal
untuk( Gusset)
- Lebar Lug
A = Lebar lug = ukuran baut + 9 in
= 10 in
B = Jarak antar Gusset = ukuran baut + 8 in
= 9 in
- Lebar gusset
Lebar kolom = minimal 5 in B & Y halaman190 fig 10.4
L = Lebar gusset = 2 ( Lebar kolom - 0.5 ukuran baut )
= 7 in
lebar lug atas = 0.5 ( L + ukuran baut )
= 4 in
sehingga perbandingan base plate = B = 1,29
L
dari tabel 10.6 brownell didapatkan ϒ = 0,35
e = 0,813
- Tebal lug
Menentukan maksimum bending moment sepanjang sumbu radial, dari
persamaan 10.40 ( brownell and young )
My = P (1+μ)x(Ln( 2 L )) + ( 1-ϒ )
4 π π e
Dimana ;
P = Beban tiap baut 61740 lb
= Posson's ration 0,3 ( baja )
L = Panjang horizontal plate bawah 7
e = 0,813
sehingga nilai My = 61739,839 2,21242 0,65 =
12,56
Tebal Lug ( thp ) =
= 12000 psi Kusnarjo , 2010
= 6 10876,0
= 2,332 in
= 0,0592 m
Sehingga
- Tebal plate vertikal ( Gusset )
Gusset minimal = 3 thp
8
= 0,874
- Tinggi guset ( Hg ) = Ag + Ukuran baut
= 11
- Tinggi lug = Hg + 2 thp
= 15,6639 in
0,3979 m
10875,99
F allowable baut
12000
𝜇× +
6 ×𝑀𝑦𝐹 𝑎𝑙𝑙𝑜𝑤𝑎𝑏𝑙𝑒
Kode = D-110 A
Fungsi = Untuk mendistilasi daun kayu putih
Bentuk = Tangki dengan tutup atas dan bawah
berbentuk standard dished
Bahan = Plate Aisi 1040
Volume tangki = 923,67 m
Tebal silinder = 0,01 m
Tinggi liquid = 6,97
ID = 3,95 m
OD = 3,96 m
Tinggi silinder = 7,89 m
Tebal tutup atas (th) = 0,01 m
Tinggi tutup atas = 1,17 m
Tinggi tutup bawah = 1,17 m
Diameter nozzle = 0,22 m
Flange = 0,04 m
Tebal lug = 0,06 m
Tinggi lug = 0,40 m
Tabel. Spesifikasi Steam Distillation Tank A
G.1 Decanter (H-112)
Nama Alat : Decanter
Kode Alat : H-112
Fungsi : Memisahkan Crude Esential Oil dengan Air
Bahan : ASTM A 36
Jumlah : 1 Unit
Komponen
Fase
Minyak
Laju
Alir
(kg/jam)
% BeratDensitas
(kg/m3)
H2O 9,4297 23 983,24
Essential
Oil31,569 77 930
Total 40,999 100 1913,2
Komponen
Fase Air
Laju
Alir
(kg/jam)
% BeratDensitas
(kg/m3)
H2O 18810 100 983,24
Total 18810 100 983,24
Mencari settling velocity dari fase yang akan dipisahkan
Asumsi diameter droplet (dd ) = 150 μmg = 9,81 m/s2
Ud = 2,25E-08 9,81 930
Ud = 0,01221 m/s
Mencari flow rate volumetrik heavy liquid
Lc =
Lc = 18810,33 x 1
983,24 3600
Lc = 19,1310 x 3E-04
Lc = 0,0053 m3/s
0,9338
Viskositas
(cp)
0,4688
0,4688
LAMPIRAN G
SPESIFIKASI PEMISAHAN DAN PENCAMPURAN
0,016808446
rate mass heavy liquid
densitas heavy liquid
Viskositas
cp
0,4688
0,465
Mencari flow rate volumetrik light liquid
Lc =
Lc = 40,9987 x 1
1913,24 3600
Lc = 0,0214 x 3E-04
Lc = 0,000006 m3/s
Uc = Lc
Ai
Ai = Lc
Uc
= 0,0053
0,012213
= 0,4351 m2
r = 0,4351 ^1/2
πr = 0,4351 ^1/2
3,1429
r = 0,3721 m
d = 0,7442 m
Untuk silinder, diambil tinggi dekanter adalah 2x diameternya :
h = 2 x d
h = 1,4884 m
Dispersion band = 10% dari tinggi
Dispersion band = 0,1488 m
Residence time droplets dalam dispersion band =
Residence time droplets dalam dispersion band =
Residence time droplets dalam dispersion band = 12,2 s
Velocity of oil phase = 40,9987 x 1 x 1
1913,24 3600 0,435
Ud
Dispersion band
rate mass light liquid
densitas light liquid
0,1488
0,0122
Velocity of oil phase = 0,0214 x 3E-04 x 2,3
Velocity of oil phase = 1,37E-05 m/s
dd = 1,03E-04 ^1/2
9123,3
dd = 1,13E-08 ^1/2
dd = 5,65E-09 m
0,005648 μm
Untuk meminimisasi entrainment liquid jet yang masuk,
inlet velocity harus dijaga dibawah 1 m/s
Flow rate = 0,0053 + 0,00001
Flow rate = 0,0053 m3/s
Area of pipe = 0,0053 m3/s
1 m/s
Area of pipe = 0,0053 m2
Pipe diameter = 0,0053 ^1/2
πPipe diameter = 0,0017 ^1/2
Pipe diameter = 0,0411 m
Posisi interface adalah setengah tinggi vessel dan
take off light liquid 90% tinggi vessel
Z1 = 0,9 x h
= 0,9 x 1,488
= 1,3395 m
Z3 = 0,5 x h
= 0,5 x 1,488
= 0,7442 m
Z2 = 1,3395 - 0,744 x 1,73 +
1,91324
0,744
= 0,5375 + 0,744
= 1,2817 m
Perhitungan Nozzle
a. Nozzle pada aliran esential oil
Nozzle untuk penyaluran esential oil dan air ke dalam decanter
= 18851,3 Kg/jam
= 41560,0 lbm/jam
= 119,439 lbm/ft³
=
= 41560 lbm/jam
119,439 lbm/ft³
= 347,959 ft³/jam
= 0,0967 ft³/s
= 0,0006 lb/ft.s
Untuk Nre < 2100 maka Di optimal
= Kusnarjo 2010, hal 32
= 3,9 0,097
= 0,446 in
Diameter nozzle = 0,446
Digunakan Pipa standart 1/2 in IPS sch 80 Appendix A.5 geankoplis
ID : in
ft
OD : in
ft
b. Nozzle pada aliran fase air
Nozzle untuk aliran tube
= 18810,3 Kg/jam
= 41470 lbm/jam
= 983,240 lbm/ft³
=
= 41470 lbm/jam
983,240 lbm/ft³
= 42,176 ft³/jam
0,001
rate masuk
ρ Campuran
Rate Volumetrik Rate masuk
μ_campuran
0,546
0,045
0,840
0,070
rate masuk
Densitas
ρ Air
Rate Volumetrik Rate masuk
Densitas
3.9 Q0.36 × μ0.18X
0.36 0.18
= 0,0117 ft³/s
= 0,00032 lb/ft.s
Untuk Nre < 2100 maka Di optimal
= Kusnarjo 2010, hal 32
= 3,9 0,012
= 0,184 in
Diameter nozzle = 0,184
Digunakan Pipa standart 1/8 in IPS sch 80 Appendix A.5 geankoplis
ID : in
ft
OD : in
ft
c. Nozzle pada aliran fase oil+air
Nozzle untuk aliran tube
= 41,00 Kg/jam
= 90,387 lbm/jam
= 119,439 lbm/ft³
=
= 90,387 lbm/jam
119,439 lbm/ft³
= 0,757 ft³/jam
= 0,00021 ft³/s
= 0,00063 lb/ft.s
Untuk Nre < 2100 maka Di optimal
= Kusnarjo 2010, hal 32
= 3,9 2E-04
= 0,049 in
Diameter nozzle = 0,049
Digunakan Pipa standart 1/8 in IPS sch 80 Appendix A.5 geankoplis
ID : in
ft
OD : in
ft
0,001
0,0003
ρ oil+air
μ air
0,215
0,018
0,405
0,034
rate masuk
0,405
0,034
Rate Volumetrik Rate masuk
Densitas
μ oil+air
0,215
0,018
3.9 Q0.36 × μ0.18X
0.36 0.18
3.9 Q0.36 × μ0.18X
0.36 0.18
X
Nama Alat : Decanter
Kode Alat : F-113
Bahan Kontruksi : ASTM A 36
Jumlah : 1 buah
Diameter : 0,7442 m
Tinggi Total : 1,4884 m
Flowrate : 0,0053 m3/s
Tinggi Interface : 0,7442 m
Take Off Light Liquid : 1,3395 m
Tabel. Spesifikasi Alat Decanter (H-112)
G.2 Mixer Crude Essential Oil (F-113)
: Pencampuran MgSO4 untuk mengikat air Crude Essential Oil
: Reaktor berpengaduk tertutup berbentuk datar
dengan alas berbentuk conical
Sudut : °
: Stainless Steel SA 240
: 1 Unit
Asumsi :
Tekanan = atm
= Psia
Suhu = °C
Waktu Tinggal = jam
Laju alir massa = kg/jam = lb/jam
Maka ρ campuran = kg/m3
= kg/L
= lbm/ft3
= ft3/jam
= ft3
Over Design :
(Peter and Timmerhaus, 1991, hal 37)
Mencari Volume Tangki
Karena bejana termasuk dalam bejana berpengaduk, maka :
= x
= ft3/h
14,7
60
1
Komponen Laju Alir (Kg/jam) ρ (kg/m3)
Fungsi
Tipe
60
Bahan
Jumlah
1
MgSO4 5,6511 2660
Total 46,6498 4573
H2O 9,4297 983,24
Essential Oil 31,5690 930
46,6498 102,844
4573 4,5732
285,5011
Volume Liquid =Feed rate
Densitas Campuran
Volume Liquid 0,3602
Volume Liquid 0,3602
20%
Volume Liquid 0,75 Volume Tangki
Volume Liquid =102,8442 lb/jam
285,5011 lb/ft3
Volume Tangki 0,4803
Volume Tangki =Volume Liquid
0,75
Volume Tangki =0,3602
0,75
F-7
Menghitung Diameter
= +
= +
24 x tan 1/2 α= ID³ + ID³
= ID³
= ft3
= ft
= in
= in (Brownell, hal 89)
= m
= ft
Mencari Tinggi Tutup Bawah
Conical
2 x
2 x
= in = ft
Mencari Tinggi Silinder
= x
= x
= in = ft
Menghitung Tekanan Desain Bejana
P operasi = atm = psia
= P hidrolik + P operasi
= x x +
= x x +
= psia
= -
= -
= psig
P desain diambil 5% lebih besar = x
= x
= psig
Mencari Tebal Tangki
Dari Brownell & Young, didapatkan :
: Stainless Steel SA 240
Grade A
Vt V1 V2
Vt 3.14 x ID³ 3.14xd²x1.5 ID
ID³ 0,3421
ID 0,6994
ID 8,3924
4
0,4803 0,2266 1,1775
0,4803 1,4041
Tutup bawah berbentuk :
hb =ID
tan 𝛼
ID 12
ID 0,3048
ID 1
Ls 1,5 ID
Ls 1,5 12
hb =12
tan 30
hb 10,39 0,866
ρ g/gc Hliquid P operasi
285,5 1 2 14,7
Ls 18 1,5
1 14,7
P total
35,6876
1,05 P desain
1,05 35,6876
37,47
50,3876
P desain P total 14,7
50,3876 14,7
Material yang digunakan
F-8
: psi
:
:
: psig
: in
= in
= in
= 1.5 - 2 in (Brownell, hal 89)
Mencari Tebal Silinder
x
2 x ( x - x )
x
2 x ( x - x )
= in = in = ft
= in (Kusnarjo, hal 20)
Mencari Tebal Tutup Bawah
Tutup bawah : Conical
x
2 x ( x E - x ) cos
x
2 x ( x - x ) cos
= in = in = ft
= in (Kusnarjo, hal 20)
Perhitungan Pengaduk
Jenis pengaduk = propeller with no baffles
Untuk turbin standar (Geankoplis, 2003), diperoleh:
Da/Dt = ; Da = m
E/Da = 1 ; E = m
L/Da = 1/4 ; L = m
W/Da = 1/5 ; W = m
Dimana : Dt = Diameter tangki
Da = Diameter propeller
E = Tinggi propeller dari dasar tangki
L = Panjang blade pada propeller
W = Lebar blade pada propeller
µlarutan = x ρlarutanρ
Tekanan desain (P desain) 37,47
Diameter tangki (ID) 12
icr 3/4
Tegangan maksimum yang diijinkan (f) 16250
Faktor pengelasan double welded butt joint (E) 0,73
Faktor korosi (C) 0,063
di+ C
f E 0,6 Pi
r 12
Sf
ts =Pi
ts =37,47 12
+ 0,060,73 16250 0,6 37,47
ts 0,081 0,188 0,0156
3/16
thb =Pi di
+ 0,0616250 0,7 0,6 37,472
+ Cf 0,6 Pi 0,5 𝛼
60
thb 0,08146 0,1875 0,016
3/16
thb =37,47 12
1/3 0,102
0,102
0,025
0,02
µ
F-9
= x
= kg/m.s
µ (60°C) = kg/m.s
= kg/m.jam
Kecepatan pengadukan :
N = 5 putaran/detik
Nre = ρ x N x Da²
= x 5 x
=
Np = (Geankoplis, 2003)
x x ρ= x x x ρ
Np = (Geankoplis, 2003)
= x x x
= J/s
= kW
= hp
Efisiensi motor penggerak =
Daya motor penggerak =
= Hp
= kW
= x
= 2 x π x x x
= 2 x π x x x
= ft3
= g/cm3
= lb/ft3
= x
= x
= lbm
= +
= +
= lb
0,009 6253
2660
0,021
0,0088
31,68
6253,2
N³ Da^5
P Np N³ Da^5
µ
6253 0,01
31,68
10,1877
P
P 317664,6
317,6646
425,9882
80%
426
4
P 4 125 0,102
r Ls ts
0,5 1,5 0,016
80%
532,485
397,234
Desain Leg
Volume Tangki Luas selimut tebal selimut
Massa Liquid
36,7459 102,8442
0,0733
Densitas SA 8,03 501,3
Massa TangkiVolume tangki Densitas SA
0,0733 501,31
139,5902
36,7459
Massa Total Massa tangki
F-10
Rasio Volume silinder dan tutup bawah :
Asumsi : Volume = Massa
= lbm
= lbm
= I Beam
= ft
= ft
= buah
= in
= lb/ft
(Kusnarjo, hal 112)
= +
= +
= ft = in
Keterangan :
L : Tinggi ujung tutup bawah ke permukaan tanah, ft
h : tinggi total bejana
Dari Apendiks G Hal 354 Brownell, didapatkan :
: in2
= ft2
: in = ft
: in = ft
: in4
= ft4
: in = ft
: in4
= ft4
: in = ft
Apabila leg dipasang tanpa beban konsentris, maka :
Karena l/r berada dinilai antara 61-200, maka :
Sehingga dari persamaan, didapatkan :
VLs=
1,1775= 5,1962
Vconical 0,2266
Massa conical 7,0718
Massa Tutup Bawah 7,0718
Bentuk penyangga
Tinggi total bejana (h) 2,37
Massa conical =
0,23x 36,7459
1,18
Berat penyangga 7,7
Tinggi leg (l) L h
9,8425 2,3660
Diameter bejana 1
Jumlah penyangga 4
Ukuran penyangga 4
12,21 147,09
9,843
P =ƩW
=146,66
= 36,67
b 4,66 0,39
h 10 0,83
lbn 4
A 7,38 0,05
I2-2 6,9 3E-04
r2-2 0,97 0,08
I1-1 122,1 0,01
r1-1 4,07 0,34
l=
147,09= 151,64
r 0,97
F-11
1 +
x
1 +
x
=
= Fc aman
Dari persamaan (Kusnaryo, 2010) maka akan didapatkan :
= in²
Berdasarkan perhitungan diatas, nilai :
Aperhitungan = Atersedia =
Maka secara teknis peletakan dan ukuran penyangga sudah memadai
= 1 in
Berdasarkan desain Leg tersebut, maka didapatkan dimensi Lug sebagai
berikut.
= + 2 x
= + 2 x
= in
= + 2 x
= + 2 x
= in
= x
= x
= in
= x
= x
= in
fc =18000
l2
18000 r2
fc 7903,46
fc
A =P
Fc aman
fc =18000
21635,74
18000 0,9
0,005 < 7,38
Desain Lug
Dbaut
Ihp hIBeam Dbaut
A =36,67
7903,46
A 0,005
1
bhp 6,66
hg 1,7 Ihp
Ihp 10 1
Ihp 12
bhp bIBeam Dbaut
hg 1,7 12
hg 20
ag 0,5 Ihp
bhp 4,66
ag 0,5 12
ag 6
F-12
Untuk menghitung tebal horizontal plate, terlebih dahulu dihitung
harga M :
3 x ( 1 - )
( x d )2
3 x ( 1 - )
( x )2
=
=
x x x x ( x d )2
x ( 1 - ) x x
x x x x ( x )2
x ( 1 - ) x x
=
Tebal horizontal plate dihitung sesuai dengan persamaan :
6 x
6 x
=
= in
Apabila fondasi terbuat dari beton, maka didapatkan :
Harga bearing capacity :
= psi
= in2
= x
= ( x + 2 n ) ( x + 2 m )
Apabila sementara dianggap harga m = n, maka :
= ( x + 2 m ) ( x + 2 m )
= ( x + 2 m ) ( x + 2 m )
β2 =0,1089
0,5 12 0,035
β2 =μ2
0,5 ts2
tg2
P C 0,5
12 μ2 bhp hg
β20,00261
β 0,05109
M =β3
0,5 12
12 0,109 6,66 20M =
1E-04 0,0352 36,67 1,5
thp2
=6,52E-06
12000
thp2
3,3E-09
M 6,5E-06
thp2 =
M
fallowable
thp 5,7E-05
Desain Base Plate
fbp 600
A =P
fbp
A Ibp Pbp
A 0,8 bIBeam
A =36,67
600
A 0,061
0,06111 0,8 4,66 0,95 10
0,95 hIBeam
A 0,8 bIBeam 0,95 hIBeam
F-13
=
=
Sehingga :
= ( x + 2 m )
= ( x + 2 m )
=
= ( x + 2 m )
= ( x + 2 m )
=
Dari data tersebut diambil harga :
= = in
= in
= in
Tebal base plate didesain dengan menggunakan persamaan :
= x x
=
= in
Ukuran angker baut dapat didesain menggunakan persamaan :
= in²
0,06111 35,42 m
Ibp 3,73
Pbp 1 hIBeam
Pbp 1 10
m 0,002
Ibp 0,8 bIBeam
Ibp 0,8 4,66
Pbp 9,502
Pbp Ibp 6,6157
n 1,444m<n
m -1,442
tbase plate2
0,002 f n2
tbase plate2
= 0,002 xP
x n2
A
tbase plate2
= 0,002 x36,67
x 2,0850,061
Abaut =36,67
12000
Abaut 0,00306
tbase plate2
1,876
tbase plate 1,37
Abaut =Pbaut
fallowable baut
dbaut2 =
Abaut2
0,785
F-14
= in
= in
Perhitungan Nozzle
a. Nozzle outlet pada aliran esential oil dan mgso4
Nozzle untuk penyaluran esential oil dan mgso4
= Kg/jam
= lbm/jam
= lbm/ft³
=
= lbm/jam
lbm/ft³
= ft³/jam
= ft³/s
= lb/ft.s
Untuk Nre < 2100 maka Di optimal
= Kusnarjo 2010, hal 32
= 3,9
= in
Diameter nozzle =
Digunakan Pipa standart 1/8 in IPS sch 80
ID : in Appendix A.5 geankoplis ed 4
ft
OD : in
ft
b. Nozzle pada aliran MgSO4
Nozzle untuk penyaluran Mgso4
rate masuk = Kg/jam
= lbm/jam
ρ MgSO4 = lbm/ft³
Rate Volumetrik=
= lbm/jam
lbm/ft³
= ft³/jam
dbaut2
=9E-06
0,785
dbaut 1/2
rate masuk 46,6498
102,8452
ρ Campuran 285,50
dbaut2
= 1E-05
dbaut 0,003
0,0001
μ campuran 0,0084
0,000100 0,0084
0,060
Rate Volumetrik Rate masuk
Densitas
102,8452
285,5
0,360
12,4586
2660
Rate masuk
Densitas
12,45862
2660,000
0,060
0,215
0,018
0,405
0,034
5,65
0,005
3.9 Q0.36 × μ0.18X
0.36 0.18
F-15
= ft³/s
= lb/ft.s
Untuk Nre < 2100 maka Di optimal
= Kusnarjo 2010, hal 32
= 3,9
= in
Diameter nozzle =
Digunakan Pipa standart 1/8 in IPS sch 80
ID : in Appendix A.5 geankoplis ed 4
ft
OD : in
ft
c. Nozzle inlet pada aliran esential oil
Nozzle untuk penyaluran esential oil dan mgso4
= Kg/jam
= lbm/jam
= lbm/ft³
=
= lbm/jam
lbm/ft³
= ft³/jam
= ft³/s
= lb/ft.s
Untuk Nre < 2100 maka Di optimal
= Kusnarjo 2010, hal 32
= 3,9
= in
Diameter nozzle =
Digunakan Pipa standart 1/8 in IPS sch 80
ID : in Appendix A.5 geankoplis ed 4
ft
OD : in
ft
Nama Alat : Crude Essential Oil Mixer
0,012
0,012
0,215
0,018
0,405
0,034
########
μ MgSO5 0,0059
0,000001 0,0059
Densitas
90,38655
119,439
0,757
########
μ Essential Oil+air 0,000627
rate masuk 41,00
90,3865
ρ Campuran 119,439
Rate Volumetrik Rate masuk
0,405
0,034
Tabel. Mixer Crude Essential Oil (F-113)
0,000210 0,000627
0,049
0,049
0,215
0,018
3.9 Q0.36 × μ0.18X
0.36 0.18
3.9 Q0.36 × μ0.18X
0.36 0.18
F-16
Kode Alat : F-113
Tipe : Reaktor berpengaduk tertutup berbentuk
datar dengan alas conical
Bahan Kontruksi : Stainless Steel SA 240
Jumlah : 1 buah
ID : in
Tinggi Total : in
Tebal Tangki : in
Jenis Pengaduk : propeller with no baffles
Efisiensi Motor :
Daya Motor : kW
80%
397,2
12
28,39
0,188
F-17
G.3 Kolom Fraksinasi (D-210)
Fungsi : untuk memisahkan Pure Essential Oil
dan MgSO4.7H2O
Type : tangki sieve tray dengan tutup atas dan bawah
berbentuk standard dished
Material : Bahan kontruksi yakni SS 304
Rate massa : 46,6498 Kg/jam
masuk 102,82 lb/jam
Waktu tinggal : 1 jam
Jumlah tangki : 1 buah
Ls : 2 x diameter tangki
toperasi : 373,15 K
xi xi/pi
% massa (Kg/mᵌ)0,07519 983,24 8E-05
0,67672 930 0,0007
0,24809 1680 0,0001
1 956,62 0,001
= 983,24
= 2660
daun kering = 750
A. Menghitung Dimensi tangki
ρ Campuran liquid = 1/(xi ρi)1050,64 Kg/mᵌ65,591 lb/ftᵌ
Flow rate =
= 102,82 lb/jam
65,591 lb/ftᵌ= 1,5675 ftᵌ/jam
Volume liquid = Flow rate x waktu tinggal
= 1,5675 x 1 jam
= 1,5675 ftᵌ
Volume total tangki =
= 1,56753 ftᵌ80%
= 1,95941 ftᵌ
Total
KomponenLaju alir ρ (Kg/mᵌ) Q
Kg/jam (mᵌ/jam)
Volume liquid
H2O 3,5077 0,0036
Essential Oil 31,5690 0,0339
46,6498 0,0444
densitas air
densitas mgso4
80%
MgSO4.7H2O 11,5732 0,0069
Rate massa masukdensitas
VI-18
Menghitung diameter tangki
Volume total tangki = Vol tutup atas + Vol silinder + Vol tutup bawah
1,959 ftᵌ = ( 0.0847 diᵌ ) + ( 3.14/4 di² Ls ) + ( 0.0847 di³ )1,959 ftᵌ = ( 0.0847 diᵌ ) + ( 3.14/4 di² x 2 di ) + ( 0.0847 di³ )1,959 ftᵌ = 1,7394 di³
1,251 ft = 1,20263 di
di = 1,0405 ft
= 12,486 in
Menghitung tinggi liquid dalam tangki (Llt)
Vol liquid dalam = volume liquid total - vol tutup bawah
silinder
= 1,5675 ftᵌ 0,0847 di³
= 1,56753 ftᵌ (0.0847 x 1,0405 )
= 1,47211 ftᵌ
Vol liquid dalam =
silinder
1,472 ftᵌ = 3,14 1,0405 Lls
4
1,472 ftᵌ = 0,84987 ft x Lls
Lls = 1,73216 ft
asumsi di = do = 12,486 in dipilih OD 24
rc = 24 in
icr = 1 1/2 in
sehingga ;BC = rc - icr
= 22,50 in
AB = 1/2 di - icr
= 1/2 12,486 1 1/2
= 4,743 in
b = 2,006 in 24
= 0,167 ft
Llt = Lls + b
= 1,899 ft
= 0,5789 m
Menghitung tebal dan tinggi silinder
506 1/4
22,496
3
π4 di2 × Lls2X X
2
𝑏 = 𝑟𝑐 − 𝐵𝐶2 −𝐴𝐵)2 ⬚( x ) -
VI-19
P operasi = 0,4
P desain = ( P operasi + P Hidrostastis ) x 1.05
= 5,8784 + (ρ . g . h ) x 1.05
P hidro = ρ . g . Llt= 65,591 lb/ft³ x 32,174 ft/s x 1,9 ft
= 4008,15 lb/ft.s
= lb/ft.s x 14.7 Psia
0,68948 x 10⁵= 0,85453 psia
P desain` = 7,06958 psia
= 0,48106 atm
bahan kontruksi yakni Plate Stell SA 240 - Grade A type 410
dari brownell App D hal 342
Dimana
ts = tebal silinder
Pi = P desain (Psia)
E = efisiensi sambungan 0,8 double welded butt join
di = diameter dalam tangki (in)
F = allowable stress (Psia) 16250
C = Faktor korosif 1/16
ts = 7,1 12,486 1
2 16250 0,8 0,6 7,1 16
= 0,066 in
= 0,066 16
16
= 1,054 in 3 in
16 16
0,1875
OD = di + 2 ts
= 12,486 2 3
16
= 12,861 in
Digunakan OD = 24 in
standard
4008,147049
ts standard
psia
ts = Pi X di2 F X E − 0.6 Pi + C
x
x ( x ) - ( x ) +
x
+ ( x )
VI-20
Di standard = OD standard - 2 ts standard
= 23,625 in
= 1,96875 ft
= 2 Di standart
= 2 1,96875 ft
= 3,9375 ft
= 47,25 in
= 1,200 meter
Menghitung tebal tutup berbentuk standart dished (th)
Rumus ;
th = 0,885 7,070 24 x 1
16250 0,8 0,1 7,070 8
= 0,13655 in 16
16
= 2,18482 in 3
16 16
= 3 in
16
Menghitung tinggi tutup berbentuk standart dished (h)
Rumus ;
BC = rc - icr
= 24 1 1/2
= 22,5 in
AB = icr
= 23,625 1 1/2
2
= 10,313 in
h = 24 22,5 10,313
= 4,002 in
sf = 2 berdasarkan tebal tutup 3 in
16
tinggi tutup = th + h + sf
= 6,190 in
Ls(tinggi silinder)
0,1875 inch
Di standard
2
x
th = 0.885 × Pi × rcF × E − (0.1 × Pi) + C( x ) - ( x )
x
h = 𝑅𝐶 − ( 𝐵𝐶 )2− (𝐴𝐵 )2
- [ ( )² - ( )² ]
VI-21
karena jenis tutup sama maka tinggi tutup bawah = 6,190 in
B. Perancangan Nozzle
Perhitungan Nozzle
a. Nozzle pada aliran output kolom fraksinasi
Nozzle untuk penyaluran output hasil dari kolom fraksinasi
= 35,08 Kg/jam
= 77,3307 lbm/jam
= 58,058 lbm/ft³
= Rate masuk
Densitas
= 77,3307 lbm/jam
58,058 lbm/ft³
= 1,332 ft³/jam
= 0,00037 ft³/s
0,00031 lb/ft.s
Untuk Nre < 2100 maka Di optimal Kusnarjo, hal 32
=
= 3,9 0,00037 0,00031
= 0,053 in
Diameter nozzle = 0,053
Digunakan Pipa standart 1/8 in IPS sch 80 Appendix A.5 geankoplis
ID : in
ft
OD : in
ft
b. Nozzle pada aliran bawah
Nozzle untuk output dari MgSO4.7H2O
= 11,57 Kg/jam
= 25,5145 lbm/jam
= 104,879 lbm/ft³
= Rate masuk
Densitas
= 25,5145 lbm/jam
104,879 lbm/ft³
= 0,243 ft³/jam
= 0,00007 ft³/s
0,0018 lb/ft.s
Untuk Nre < 2100 maka Di optimal
= Kusnarjo 2010, hal 32
= 3,9 0,00007 0,00181
rate masuk
0,034
ρ
rate masuk
ρ Campuran
Rate Volumetrik
μ MgSO4.7H2O
Rate Volumetrik
μ
0,215
0,018
0,405
3.9 Q0.36 × μ0.18X
0.360.18
3.9 Q0.36 × μ0.18X
0.36 0.18
VI-22
G.4 Daerator (F-311)
Fungsi : Melepaskan gas yang terlarut dalam air seperti O2 dan CO
2
Tipe : Silinder dengan bahan isian, torispherical dished head
Bahan kontruksi : Low Alloy Steel SA-201 Grade B
Tipe bahan isian : Rasching ring ceramic (Tabel 11.2 Coulson, 1989)
Packing factor (Fp) :
Diameter : 1 in
Rate volumetrik = kg/jam
= m3/jam
= ft3/jam
= L/jam
= gpm
Asumsi:
Tinggi bed (h) = 0,75 D
Kecepatan penyaringan 2 - 5 gpm/ft2
= 5 gpm/ft2
A = gpm
gpm/ft2
= ft2
Diameter tangki:
= π/4 x D2
ft2 = π x D
2
4
D = ft
= in
Tinggi bed :
h = x D
= x ft
= ft
= in
Menghitung tebal shell
Dipilih dinding (shell ) dengan jenis plate shell SA-240 Grade T
(Brownell & Young, 1959 Appendix D item 4).
Tekanan hidrostatik (Ph) =
= x 1 x
160
19992,72
19,99
706,04
19992,71
88,03
56,80
0,75
0,75 4,73
3,55
88,03
5
17,61
A
17,61
4,73
42,60
ρ x g/gc x h144
61,38 3,5502
144
= psi
Tekanan design (Pd) = (Pop + Ph)
= +
= psi
Untuk keamanan diambil P design = x psi
= psi
Tebal shell
Bahan yang digunakan adalah Low Alloy Steel SA-301 Grade B
Joint Efficiency =
Allowable stress = psia = kPa
Corrosition Allowance = in
ts = (Pers. 13.1 Brownell, 1959)
= x
x - x
= in
Diambil tebal shell standar = in (Brownell, 1959. Tabel 5.7)
Sehingga,
= ID + 2ts
= + ( 2 x )
= in
Dari tabel 5.7 Brownell, OD standar yang sesuai adalah = in
Standarisasi ID :
= OD - 2ts
= - ( 2 x )
= in
= ft
= m
Standarisasi h:
= x ID
= x m
= m
1,5133
14,6960 1,5133
16,2093
1,10 16,2093
17,8302 28,4012+ 0,13
15.000 0,73 0,6 17,83
17,8302
0,73
15.000 103.421,4
0,13
P.ri+ C
S.E - 0,6.P
60
ID koreksi
60 1/4
59,50
4,96
0,1713
1/4
OD
56,80 1/4
57,30
1,5113
Tinggi bed (h) 0,75
0,75 1,5113
1,1335
Dari tabel 5.7 Brownell didapatkan:
icr =
r =
Menghitung ukuran head
Head yang digunakan adalah jenis standart dished dengan bahan kontruksi
yang sama dengan shell vessel
th = (Brownell, 1959 Pers 13.12)
= x x
x - x
= in
Diambil tebal head standar = in (Brownell, 1959. Tabel 5.7)
Dari tabel 5.6 Brownell, 1959 didapatkan nilai sf untuk th 1/4 in adalah
= 1 1/2 - 2 1/2 in Maka, diambil nilai sf = in
Brownel & Young, 1959, Hal.87
a = x ID
= x in
= in
= a - icr
= in - in
= in
= r - icr
= in - in
= in
=
= in
b = r - AC
= in - in
= in
= th + b + sf
= in + in + in
= in
Jadi, tinggi head (Hh) = in
= m
= h + 2 (OA)
= + ( 2 x ) m
= m
3 5/8
60
0,885.Pd.rc+ C
fE - 0,1Pd
0,2115
1/4
sf 2,5
1/2
1/2 59,5
0,8850 17,8302 60+ 0,13
15.000 0,73 0,1 17,83
60 3,63
56,375
AC
49,9562
60 49,9562
29,75
AB
29,75 3,63
26,1250
BC
12,7938
0,3250
Tinggi vessel total
1,1335 0,3250
1,7834
10,0438
OA
1/4 10,0438 2,5
12,7938
√(BC^2−AB^2
= ft
Perhitungan Nozzle
a. Nozzle in out deaerator
Nozzle untuk
= Kg/jam
= lbm/jam
= lbm/ft³
=
= lbm/jam
lbm/ft³
= ft³/jam
= ft³/s
lb/ft.s
Untuk Nre < 2100 maka Di optimal
= Kusnarjo 2010, hal 32
= 4
= in
Diameter nozzle =
Digunakan Pipa stanAppendix A.5 geankoplis ed 4
ID : in
ft
OD : in
ft
Nama Alat : Deaerator
Kode Alat : F-113
Bahan Kontruksi : Low Alloy Steel SA-201 Grade B
Jumlah : 1 buah
ID : in
OD : in
Tinggi Shell : m
Tebal Shell : in
Tinggi Tutup : m
Tebal Tutup : in
Tinggi Total : m
Rate Volumetrik Rate masuk
Densitas
44076,35
61,38
718,07
5,8510
rate masuk 19992,72
44076,3533
ρ 61,382
0,546
0,045
0,840
0,070
Tabel. Spesifikasi Alat Deaerator (F-311)
0,1995μ 0,0003
0,199464 0,000315
0,511
1,7834
59,5
60
1,1335
0,25
0,3250
0,25
0,511
3.9 Q0.36 × μ0.18X
0.36 0.18
G.5 Water Dehydration Tank (D-222)
Fungsi : Menguapkan H2O
Tipe : Horizontal silinder dengan bagian atas dan bagian bawah
berbentuk standart dished head
Bahan : SA 240 Grade A Type 410
Jumlah :
Mass rate : 11,5701 Kg/jam = 25,51 lb/jam
Waktu tinggal : 1 Jam
Kapasitas Tangki : 11,5701 Kg = 25,512 lb
Suhu : 150 ℃ρ MgSO4.7H2O : 1680 kg/m
3 = 104,879 lb/ft
3
=
= 25,51 lb/h
104,88 lb/ft3
= 0,2432 ft3/h
= 0,2432 ft3
Over Design : 20% (Peter and Timmerhaus, 1991, hal 37)
Mencari Volume Tangki
Karena bejana termasuk dalam bejana penampung, maka :
Volume Liquid = 0,8 x Volume Tangki
Volume Tangki =
= 0,2432
0,8
= 0,5040 ft3/h
Mencari Diameter Tangki
Volume bagian silinder tangki :
V2 = π x ID2 x Ls
= π x ID2 x 1,5 ID
= x ID3 x 1,5
= x ID3
Volume tutup atas tangki :
V3 = x ID3
0,8
1 buah
Volume Liquid Massrate MgSO4.7H2O
Densitas MgSO4.7H2O
Volume Liquid
4
4
3,14
4
1,1775
0,0847
Volume Tangki = V2 + V3
= 1,1775 x ID3 x 0,085 x ID
3
= 1,2622 x ID3
ID3 = 0,5040
1,2622
= 0,3993 ft3
= 0,7364 ft = 8,8366 in
ID = 12 in (Brownell, hal 91)
= 1 ft
Mencari Tinggi Tutup
Tutup atas berbentuk : Dished Head
ha = x ID
= x 12
= in = 0,169 ft
Tipe tutup atas dan bawah sama, maka
hb = 2,028 in = 0,169 ft
Mencari Tinggi Silinder
Ls = 1,5 x ID
= 1,5 x 12
= 18 in = 1,5 ft
Perhitungan Tekanan Desain Bejana
P operasi = 1 atm = 7,35 psia
P total = P hidrolik + P operasi
= ρ x g/gc x Hliquid + P operasi
= x 1 x 1,5 +
= psia
P desain = - 7,35
= - 7,35
= psig
P desain diambil 5% lebih besar
P desain = x P desain
= x 13,1099
= psig
Mencari Tebal Tangki
Dari Brownell & Young, didapatkan :
Material yang digunakan = SA 167 Grade 3 Type
Tegangan maksimum yang diijinkan (f) = 18750 psi
Pengelasan double welded butt joint (E) = 0,8 (Kusnarjo, hal 14)
7,35
1,05
0,169
0,169
2,028
104,88
20,4599
P total
20,4599
13,1099
1,05
13,7654
Faktor korosi (C) = 0,0625
Tekanan desain (P desain) = 13,7654 psig
Diameter tangki (ID) = 12 in
icr = in
r = in
Sf = in (Brownell, hal 91)
Mencari Tebal Silinder
ts =
= 13,765 x 12
= 0,068 in = 0,1875 in = 0,016 ft
= 3/16 in (Brownell, hal 91)
Mencari Tebal Tutup
Tutup : Dished Head
th =
=
= 0,0674 in = 0,1875 in = 0,016 ft
= 3/16 in (Brownell, hal 91)
3/4
12
1.5 - 2.5
Pi x di+ C
2 x (f.E - 0,6Pi)
+ 0,062529983,4816
0,885 x Pi x r+ C
2 x (f.E - 0,1Pi)
146,1883+ 0,0625
29997,2469
H.1 Kondensor (E-111)
: Mengkondensasi Steam Crude Essential Oil
: Shell and Tube Heat Exchanger
: 1 Unit
: AISI 1045
Keterangan :
: Water
= kg/jam = lb/jam
= = ⁰F= = ⁰F
: Steam Crude Essential Oil
= kg/jam = lb/jam
= = ⁰F= = ⁰F
Ukuran Tube :
= in
=
= ft
= in
= Triangular
Perhitungan :
a) Material and Heat Balance
= ⁰F= BTU/lbm.F
= M x Cp x Δt= x x
= BTU/jam
Tube
Mass rate 267,6355 590,0254
t1 30 ⁰C 86
LAMPIRAN H
SPESIFIKASI UNIT PENUKAR PANAS
Fungsi
Type
Jumlah
Bahan
T1 110 ⁰C 230
T2 60 ⁰C 140
t2 60 ⁰C 140
Shell
Mass rate 18851,32 41559,35
Pitch 1 1/4
Jenis Pitch
Tube
Tave 113
OD 1
BWG 16
l 12
54
Q 31846,1388
Cp 1,0
Q
Q 590,025 1,0
Shell (Steam Crude Essential Oil)
Shell
Tube Tube (Water)
H-1
b) Menghitung ΔT Asumsi : Aliran (Counter Current )
= ⁰F= ⁰F
-
-
= ⁰FKarena Proses berjalan secara Isotermal, maka :
=
= >
: type HE : 2-4
= x
= ⁰F
c) Menghitung Suhu Caloric (Tc dan tc)
Berdasarkan App. Kern Figure 4 Hal 806, diperoleh :
+ +
Berdasarkan App. Kern Figure 4 Hal 806, diperoleh :
+ +
c) Menghitung Trial U D
=
= cp
Berdasarkan App. Kern Tabel 8 Hal 840, didapatkan :
Water
= -
=
x
x
= ft2
ΔT1 90
ΔT2 54
ΔTLMTD =90 54
ln90
54
ΔTLMTD =ΔT1 ΔT2
lnΔT1
ΔT2
0,9
Asumsi sementara
Δt Ft ΔTLMTD
Δt 70,474
ΔTLMTD 70,474
Ft 1
Nilai Ft 1
Tube
tc =t1 t2
=86 140
= 113
140= 185 ⁰F
2 2
⁰F2 2
Shell
Tc =T1 T2
=230
Cold Fluid :
Range UD 5 75
Trial UD 35
Tube
Tave 113
μ 0,599
A 12,911
A =Q
UD ΔTLMTD
A =31846,1388
35 70,474
H-2
(Kern, table 10)
=
Nt dan IDs di standartkan pada tabel 9, Kern hal. 840
=
= in
=
= Memenuhi
= ⁰F=
Berdasarkan App. Kern Tabel 8 Hal 840, didapatkan :
Heavy Organics
= in = ft
=
Karena fluida berupa gas, maka B = 1 x IDS
= x
= x
=
Pembulatan B = = ft
= in = ft
=
= ft
= Buah
=
Pitch : Triangular
Berdasarkan App. Kern Figure 28 Hal 838, didapatkan :
= in = ft
= in = ft
Nt =A
a"
Stardart Nt 52
IDS 12
n 2
Nt =12,911
0,2618
Nt 49,316
UD koreksi =49,316162
x 3552
UD koreksi =Nt
xUD
TrialNt standart
Hot Fluid :
Kesimpulan Sementara
Tipe HE : 2-4
Shell
IDS 12 1
UD koreksi 33,193571
Shell
Tave 185
μ 0,692
1
Tube
OD 1 0,0833
n' 2
B 1 IDS
B 1 12
BWG 16
l 12
Nt 52
B 12
12
n 2
Pt 1,25 0,1042
de' 0,72 0,06
H-3
Berdasarkan App. Kern Tabel 10 Hal 843, didapatkan :
= in2 = ft²
= ft2
= in = ft
d) Evaluasi Perpindahan Panas
1) Menghitung Nre
= -
= -
= ft
x x
x
x x
x
=
= lbm/J.Ft²
x
x
x
x
=
2) Mencari Nilai J H
Karena hot fluid berupa steam , maka JH tidak perlu dicari
1) Menghitung Nre
x
x
a' 0,594 0,0041
a'' 0,2618
di 0,87 0,0725
C 0,25
as =IDS C
Shell
C Pt OD
C 1,25 1
as 1,2
Gs =M
as
B
n' Pt
as =1 0,25 1
2 0,1042
Nres =Gs de
μ 2,42
Gs =41559,34883
1,2
Gs 34632,791
Nres 1240,8443
Tube
at =Nt a'
n
Nres =34632,791 0,06
0,692 2,42
at =52 0,0041
2
at = 0,1073
H-4
= lb/h/ft²
x
x
x
x
=
2) Mencari Nilai J H
Berdasarkan App. Kern Figure 28 Hal 838, didapatkan :
=
3) Menghitung harga koefisien perpindahan panas hi
Tabel 4 hal 800 Kern
=
x (
x
x
x
+
+
+
+
=
Gt =m
at
Gt =31846,14
0,1073
0,0725
0,599 0,0725
Gt 296933,7
Nret =Gt di
μ 2,42
Nret 495715,68
JH 800
k 0,3669
Nret =296933,7
)0,14
de k μw
ho = 800 x (0,3669
) (Cp μ
)1/3 μ
ho = JH x (k
)0,14
0,06
k
0,3669
ho= JH x (
k
) (0,9995 0,599
1
) (0,9995 0,599
)1/3
φs 0,06 0,3669
ho= 800 x (
0,3669
)1/3 (
) (Cp μ
)1/3
φs de
ho= 5759,4 Btu/j.f²t°Fφs
tw = tcho/φs
hio/φt
113 )462,11 5759,4
ho/φs
tw = 1135759,3957
x
x ( Tc - tc )
tw 179,65
ho= 5759,4φs
( 185 -
ho = 5759,4 x 2
ho =ho
x φsφs
H-5
3) Menghitung harga koefisien perpindahan panas hio Steam :
v = =
x ρ
Dari gambar 25, kern, diperoleh nilai hi yaitu : Btu/jam.ft².°F
Faktor koreksi :
= hi x faktor koreksi = Btu/jam.ft².°F
= hi x (di / do)
= Btu/ft2 F
e) Mencari Tahanan Pipa Bersih
x
+
x
+
=
f) Mencari Dirt Factor (Faktor Kekotoran) pipa terpakai
Asumsi : Rd minimum = jam.ft².F/BTU (Kern, table 12)-
x
-
x
=
Berdasarkan perhitungan diatas, maka :
Memenuhi
g) Evaluasi ΔP
1) Menghitung Nre dan Friksi
=
Berdasarkan App. Kern Figure 29 Hal 839, didapatkan :
=
2) Menghitung Harga (N+1)
x l
ho = 11519
542
0,98
hi 531,16
hio
hio 462,11
Gt 296933,7= 1,327 ft/s
3600 223769,9
Uc =11519 462,11
11519 462,11
Uc =ho hio
ho hio
Uc 444,29
0,003
Rd =UC UD
UC UD
Rd 0,028
Rd dihitung > Rd ketetapan (0.003)
Shell
Rd =444,29 33,194
444,29 33,194
Nres 1240,8443
f 0,0028
N+1 =12
B
H-6
x 12
Karena Passes , maka :
=
=
x x x ( )
x x x x
x x x ( )
x x x x
= psia
Jadi, desain ini Memenuhi
1) Menghitung Nre dan Friksi
=
Berdasarkan App. Kern Figure 29 Hal 839, didapatkan :
=
2) Menghitung ΔP Karena Panjang Pipa
x x x
x x x x
x x x
x x x x
=
Berdasarkan App. Kern Figure 27 Hal 837, didapatkan :
x x
x
x
=
= +
= +
= psia
Jadi, desain ini memenuhi
N+1 =12
= 1212
Gs2
IDS N+1
5,22 1E+10 de s.g
N+1 24
s.g 0,96
ΔPs =f
0,9554 2
ΔPs 0,0135
ΔPs < ΔP kenyataan ( 2 psia )
φs
ΔPs =0,0028 1E+09 1 24
5,22 1E+10 0,06
n
5,22 1E+10 di s.g φt
Tube
Nret 495715,68
f 0,00095
ΔPl =f Gt
2L
0,99
ΔPl 1,809E-06
v2 ρ
= 0,382gc 144
ΔPl =0,001 296934 12 2
5,22 1E+10 0,0725 0,9987
ΔPn =4 2
x 0,380,9987
ΔPn =4 n v
2 ρs.g 2gc 144
ΔPt 3,0
ΔPt < ΔP kenyataan ( 10 psia )
ΔPn 3,0442
ΔPt ΔPl ΔPnΔPt 2E-06 3,0442
H-7
H.2 Heater (E-211)
: Memanaskan Campuran Crude Essential Oil
sebelum ke Kolom Fraksinasi
: Shell and Tube Heat Exchanger
: 1 Unit
: SS 316
Keterangan :
: Campuran Crude Essential Oil
= kg/jam = lb/jam
= = ⁰F= = ⁰F
:
= = ⁰F= = ⁰F
Ukuran Tube :
= in
=
= ft
= in
= Triangular
Perhitungan :
a) Material and Heat Balance
= ⁰F= BTU/lbm.F
= M x Cp x Δt= x x
= BTU/jam
Berdasarkan steam table (Geankoplis), didapatkan :
46,6430 102,8285
t1 60 ⁰C 140
Fungsi
Type
Jumlah
Bahan
Tube
Mass rate
428
T2 220 ⁰C 428
t2 132 ⁰C 269,6
Shell Steam
OD 1
BWG 16
l 12
T1 220 ⁰C
Cp 75,33
Q
Q 102,82854 75,3
Pitch 1
Jenis Pitch
Tube
Tave 204,8
129,6
Q 1003916,8100
Shell (steam)
Asumsi : Steam terkondensasi semua sehingga seluruhnya berubah fase menjadi
liquid
Shell (Steam)
Shell
Tube Tube (Campuran Crude Essential Oil)
H-8
= BTU/lbm
= BTU/lbm
= m x λ
= lbm
b) Menghitung ΔT Asumsi : Aliran (Counter Current )
= ⁰F= ⁰F
-
-
= ⁰FKarena Proses berjalan secara Isotermal, maka :
=
= >
: type HE : 2-4
= x
= ⁰F
c) Menghitung Suhu Caloric (Tc dan tc)
Berdasarkan App. Kern Figure 4 Hal 806, diperoleh :
+ +
Berdasarkan App. Kern Figure 4 Hal 806, diperoleh :
+ +
c) Menghitung Trial U D
=
= cp
hs 405,8735
Q
m =Q
λ
Hs 1204,225
ΔT1 158,4
ΔT2 288
ΔTLMTD =ΔT1
m =1003916,81
798,3515
m 1257,4872
ΔT2
lnΔT1
ΔT2
ΔTLMTD =158,4 288
ln158,4
Asumsi sementara
Δt Ft ΔTLMTD
Δt 216,78
288
ΔTLMTD 216,78
Ft 1
Nilai Ft 1 0,9
Tube
tc =t1 t2
=140 269,6
= 204,8
428= 428 ⁰F
2 2
⁰F2 2
Shell (Steam)
Tc =T1 T2
=428
Tube
Tave 204,8
μ 2,70
H-9
Berdasarkan App. Kern Tabel 8 Hal 840, didapatkan :
Campuran Crude Essential Oil
= -
=
x
x
= ft2
(Kern, table 10)
=
Nt dan IDs di standartkan pada tabel 9, Kern hal. 840
=
= in
=
= Memenuhi
= ⁰F=
Berdasarkan App. Kern Tabel 8 Hal 840, didapatkan :
Steam
= in = ft
=
Karena fluida berupa gas, maka B = 1 x IDS
= x
= x
=
Pembulatan B = = ft
Cold Fluid :
Range UD 6 60
Trial UD 50
A 92,62
Nt =A
a"
A =Q
UD ΔTLMTD
A =1003916,8100
50 216,781
Stardart Nt 474
IDS 27
n 6
Nt =92,62
0,1963
Nt 471,83
UD koreksi =471,8296311
x 50474
UD koreksi =Nt
xUD
TrialNt standart
Hot Fluid :
Kesimpulan Sementara
Tipe HE : 2-4
Shell (Steam)
IDS 27 2,25
UD koreksi 49,771058
Shell (Steam)
Tave 428
μ 0,017
2,25
n' 6
B 1 IDS
B 1 27
B 27
27
H-10
= in = ft
=
= ft
= Buah
=
Pitch : Triangular
Berdasarkan App. Kern Figure 28 Hal 838, didapatkan :
= in = ft
= in = ft
Berdasarkan App. Kern Tabel 10 Hal 843, didapatkan :
= in2 = ft²
= ft2
= in = ft
d) Evaluasi Perpindahan Panas
1) Menghitung Nre
= -
= -
= ft
x x
x
x x
x
=
= lbm/J.Ft²
x
x
x
x
=
2) Mencari Nilai J H
Karena hot fluid berupa steam , maka JH tidak perlu dicari
Tube
OD 1 0,0833
BWG 16
l 12
Nt 474
a' 0,594 0,0041
a'' 0,2618
di 0,87 0,0725
n 6
Pt 1,25 0,1042
de' 0,72 0,06
C 0,25
as =IDS C
Shell (Steam)
C Pt OD
C 1,25 1
as 2,025
Gs =M
as
B
n' Pt
as =2,25 0,25 2,25
6 0,1042
Nres =Gs de
μ 2,42
Gs =1257,487222
2,025
Gs 620,9813
Nres 905,6607
Nres =620,98134 0,06
0,017 2,42
H-11
1) Menghitung Nre
x
x
= lb/h/ft²
x
x
x
x
=
2) Mencari Nilai J H
Berdasarkan App. Kern Figure 28 Hal 838, didapatkan :
=
3) Menghitung harga koefisien perpindahan panas hi
=
x (
x
x
x
+
+
+
+
=
Tube
at =Nt a'
n
Gt =m
at
Gt =1003916,81
0,3259
at =474 0,0041
6
at = 0,3259
0,0725
2,7 0,0725
Gt 3080680,7
Nret =Gt di
μ 2,42
Nret 1140992,84
JH 800
k 0,3989
Nret =3080680,7
)0,14
de k μw
ho = 800 x (0,3989
) (Cp μ
)1/3 μ
ho = JH x (k
)0,14
0,06
k
0,3989
ho= JH x (
k
) (75,3319 2,7
1
) (75,332 2,7
)1/3
φs 0,06 0,3989
ho= 800 x (
0,3989
)1/3 (
) (Cp μ
)1/3
φs de
ho= 42494 Btu/j.f²t°Fφs
tw = tcho/φs
hio/φt
204,8 )1439,2 42494
ho/φs
tw = 204,842493,8191
x
x ( Tc - tc )
tw 420,69
( 428 -
H-12
3) Menghitung harga koefisien perpindahan panas hio Steam :
v = =
x ρ
Dari gambar 25, kern, diperoleh nilai hi yaitu : Btu/jam.ft².°F
Faktor koreksi :
= hi x faktor koreksi = Btu/jam.ft².°F
= hi x (di / do)
= Btu/ft2 F
e) Mencari Tahanan Pipa Bersih
x
+
x
+
=
f) Mencari Dirt Factor (Faktor Kekotoran) pipa terpakai
Asumsi : Rd minimum = jam.ft².F/BTU (Kern, table 12)-
x
-
x
=
Berdasarkan perhitungan diatas, maka :
Memenuhi
g) Evaluasi ΔP
1) Menghitung Nre dan Friksi
=
Berdasarkan App. Kern Figure 29 Hal 839, didapatkan :
ho= 42494φs
ho = 42494 x 2
ho = 84988
ho =ho
x φsφs
1800
0,919
hi 1654,2
hio
hio 1439,2
Gt 3080681= 5,252 ft/s
3600 586573,5
Uc =84988 1439,2
84988 1439,2
Uc =ho hio
ho hio
Uc 1415,2
0,003
Rd =UC UD
UC UD
Rd 0,019
Rd dihitung > Rd ketetapan (0.003)
Shell
Rd =1415,2 49,771
1415,2 49,771
Nres 905,6607
H-13
=
2) Menghitung Harga (N+1)
x l
x 12
Karena Passes , maka :
=
Berdasarkan App. Kern Figure 4 Hal 806, didapatkan :
=
x x x ( )
x x x x
x x x ( )
x x x x
= psia
Jadi, desain ini Memenuhi
1) Menghitung Nre dan Friksi
=
Berdasarkan App. Kern Figure 29 Hal 839, didapatkan :
=
2) Menghitung ΔP Karena Panjang Pipa
x x x
x x x x
x x x
x x x x
=
Berdasarkan App. Kern Figure 27 Hal 837, didapatkan :
x x
x
x
=
= +
= +
= psia
N+1 =12
= 5,333327
f 0,0034
N+1 =12
B
Gs2
IDS N+1
5,22 1E+10 de s.g
N+1 10,667
s.g 0,3
ΔPs =f
0,3 2
ΔPs 0,00002
ΔPs < ΔP kenyataan ( 2 psia )
φs
ΔPs =0,0034 385618 2,25 11
5,22 1E+10 0,06
n
5,22 1E+10 di s.g φt
Tube
Nret 1140992,84
f 0,0008
ΔPl =f Gt
2L
1
ΔPl 4,957E-05
v2 ρ
= 0,192gc 144
ΔPl =0,0008 3E+06 12 6
5,22 1E+10 0,0725 0,9554
ΔPn =4 6
x 0,190,955384
ΔPn =4 n v
2 ρs.g 2gc 144
ΔPt 4,8
ΔPn 4,7729
ΔPt ΔPl ΔPnΔPt 5E-05 4,7729
H-14
H.3 Kondensor (E-212)
: Mengkondensasi Steam Pure Essential Oil
: Shell and Tube Heat Exchanger
: 1 Unit
: AISI 1045
Keterangan :
: Water
= kg/jam = lb/jam
= = ⁰F= = ⁰F
: Steam Pure Essential Oil
= kg/jam = lb/jam
= = ⁰F= = ⁰F
Ukuran Tube :
= in
=
= ft
= in
= Triangular
Perhitungan :
a) Material and Heat Balance
= ⁰F= BTU/lbm.F
= M x Cp x Δt= x x
= BTU/jam
b) Menghitung ΔT Asumsi : Aliran (Counter Current )
= ⁰F
67,7348 149,3272
t1 30 ⁰C 86
Fungsi
Type
Jumlah
Bahan
Tube
Mass rate
T1 132 ⁰C 269,6
T2 32 ⁰C 89,6
t2 60 ⁰C 140
Shell
Mass rate 35,07 77,32132
Pitch 1
Jenis Pitch
Tube
Tave 113
OD 3/4
BWG 10
l 12
54
Q 8059,8155
ΔT1 129,6
Cp 1,0
Q
Q 149,327 1,0
Shell (Steam Pure Essential Oil)
Shell
Tube Tube (Water)
H-16
= ⁰F-
-
= ⁰FKarena Proses berjalan secara Isotermal, maka :
=
= >
: type HE : 2-4
= x
= ⁰F
c) Menghitung Suhu Caloric (Tc dan tc)
Berdasarkan App. Kern Figure 4 Hal 806, diperoleh :
+ +
Berdasarkan App. Kern Figure 4 Hal 806, diperoleh :
+ +
c) Menghitung Trial U D
=
= cp
Berdasarkan App. Kern Tabel 8 Hal 840, didapatkan :
Water
= -
=
x
x
= ft2
ΔT2 3,6
ΔTLMTD =129,6 3,6
ln129,6
3,6
ΔTLMTD =ΔT1 ΔT2
lnΔT1
ΔT2
0,9
Asumsi sementara
Δt Ft ΔTLMTD
Δt 35,161
ΔTLMTD 35,161
Ft 1
Nilai Ft 1
Tube
tc =t1 t2
=86 140
= 113
89,6= 179,6 ⁰F
2 2
⁰F2 2
Shell
Tc =T1 T2
=269,6
Cold Fluid :
Range UD 5 75
Trial UD 23
Tube
Tave 113
μ 0,599
A 9,9664
Nt =A
a"
A =Q
UD ΔTLMTD
A =8059,8155
23 35,161
H-17
(Kern, table 10)
=
Nt dan IDs di standartkan pada tabel 9, Kern hal. 840
=
= in
=
= Memenuhi
= ⁰F=
Berdasarkan App. Kern Tabel 8 Hal 840, didapatkan :
Steam
= in = ft
=
Karena fluida berupa gas, maka B = 1 x IDS
= x
= x
=
Pembulatan B = = ft
= in = ft
=
= ft
= Buah
=
Pitch : Triangular
Berdasarkan App. Kern Figure 28 Hal 838, didapatkan :
= in = ft
= in = ft
Berdasarkan App. Kern Tabel 10 Hal 843, didapatkan :
= in2 = ft²
Stardart Nt 52
IDS 10
n 2
Nt =9,9664
0,1963
Nt 50,771
UD koreksi =50,77104726
x 2352
UD koreksi =Nt
xUD
TrialNt standart
Hot Fluid :
Kesimpulan Sementara
Tipe HE : 2-4
Shell
IDS 10 0,8333
UD koreksi 22,456425
Shell
Tave 179,6
μ 0,692
0,8333
Tube
OD 0,75 0,0625
n' 2
B 1 IDS
B 1 10
BWG 10
l 12
Nt 52
B 10
10
a' 0,182 0,0013
n 2
Pt 1 0,0833
de' 0,73 0,0608
H-18
= ft2
= in = ft
d) Evaluasi Perpindahan Panas
1) Menghitung Nre
= -
= -
= ft
x x
x
x x
x
=
= lbm/J.Ft²
x
x
x
x
=
2) Mencari Nilai J H
Karena hot fluid berupa steam , maka JH tidak perlu dicari
1) Menghitung Nre
x
x
a'' 0,1963
di 0,428 0,0357
C 0,25
as =IDS C
Shell
C Pt OD
C 1 0,75
as 1,0417
Gs =M
as
B
n' Pt
as =0,8333 0,25 0,8333
2 0,0833
Nres =Gs de
μ 2,42
Gs =77,3213
1,0417
Gs 74,2285
Nres 2,6964
Tube
at =Nt a'
n
Nres =74,228469 0,0608
0,692 2,42
Gt =m
at
at =52 0,0013
2
at = 0,0329
H-19
= lb/h/ft²
x
x
x
x
=
2) Mencari Nilai J H
Berdasarkan App. Kern Figure 28 Hal 838, didapatkan :
=
3) Menghitung harga koefisien perpindahan panas hi
Tabel 4 hal 800 Kern
=
x (
x
x
x
+
+
+
+
=
Gt =8059,82
0,0329
0,0357
0,599 0,0357
Gt 245269,11
Nret =Gt di
μ 2,42
Nret 409464,29
JH 720
k 0,3669
Nret =245269,11
)0,14
de k μw
ho = 720 x (0,3669
) (Cp μ
)1/3 μ
ho = JH x (k
)0,14
0,0608
k
0,3669
ho= JH x (
k
) (0,9995 0,599
1
) (0,9995 0,599
)1/3
φs 0,0608 0,3669
ho= 720 x (
0,3669
)1/3 (
) (Cp μ
)1/3
φs de
ho= 5112,4 Btu/j.f²t°Fφs
tw = tcho/φs
hio/φt
113 )290,36 5112,4
ho/φs
tw = 1135112,4498
x
x ( Tc - tc )
tw 176,02
ho= 5112,4φs
( 179,6 -
ho = 5112,4 x 2
ho = 10225
ho =ho
x φsφs
H-20
3) Menghitung harga koefisien perpindahan panas hio Steam :
v = =
x ρ
Dari gambar 25, kern, diperoleh nilai hi yaitu : Btu/jam.ft².°F
Faktor koreksi :
= hi x faktor koreksi = Btu/jam.ft².°F
= hi x (di / do)
= Btu/ft2 F
e) Mencari Tahanan Pipa Bersih
x
+
x
+
=
f) Mencari Dirt Factor (Faktor Kekotoran) pipa terpakai
Asumsi : Rd minimum = jam.ft².F/BTU (Kern, table 12)-
x
-
x
=
Berdasarkan perhitungan diatas, maka :
Memenuhi
g) Evaluasi ΔP
1) Menghitung Nre dan Friksi
=
Berdasarkan App. Kern Figure 29 Hal 839, didapatkan :
=
2) Menghitung Harga (N+1)
x l
x 12
Karena Passes , maka :
=
480
1,06
hi 508,8
hio
hio 290,36
Gt 245269,1= 1,0961 ft/s
3600 223769,9
Uc =10225 290,36
10225 290,36
Uc =ho hio
ho hio
Uc 282,34
0,003
Rd =UC UD
UC UD
Rd 0,041
Rd dihitung > Rd ketetapan (0.003)
Shell
Rd =282,34 22,456
282,34 22,456
N+1 =12
= 14,410
Nres 2,6964
f 0,05
N+1 =12
B
N+1 28,8
H-21
Berdasarkan App. Kern Figure 4 Hal 806, didapatkan :
=
x x x ( )
x x x x
x x x ( )
x x x x
= psia
Jadi, desain ini Memenuhi
1) Menghitung Nre dan Friksi
=
Berdasarkan App. Kern Figure 29 Hal 839, didapatkan :
=
2) Menghitung ΔP Karena Panjang Pipa
x x x
x x x x
x x x
x x x x
=
Berdasarkan App. Kern Figure 27 Hal 837, didapatkan :
x x
x
x
=
= +
= +
= psia
Jadi, desain ini memenuhi
Gs2
IDS N+1
5,22 1E+10 de s.g
s.g 0,96
ΔPs =f
0,9554 2
ΔPs 0,000001
ΔPs < ΔP kenyataan ( 2 psia )
φs
ΔPs =0,05 5509,9 0,8333 29
5,22 1E+10 0,0608
n
5,22 1E+10 di s.g φt
Tube
Nret 409464,29
f 0,001
ΔPl =f Gt
2L
0,99
ΔPl 3,198E-06
v2 ρ
= 0,25932gc 144
ΔPl =0,001 245269 12 2
5,22 1E+10 0,0357 0,9987
ΔPn =4 2
x 0,25930,9987
ΔPn =4 n v
2 ρs.g 2gc 144
ΔPt 2,1
ΔPt < ΔP kenyataan ( 10 psia )
ΔPn 2,077
ΔPt ΔPl ΔPnΔPt 3E-06 2,077
H-22
H,4 Heater (E-219)
: Memanaskan MgSO4.7H2O untuk Water Dehydration Tank
: Shell and Tube Heat Exchanger
: 1 Unit
: SS 316
Keterangan :
:
= kg/jam = lb/jam
= = ⁰F= = ⁰F
:
= = ⁰F= = ⁰F
Ukuran Tube :
= in
=
= ft
= in
= Triangular
Perhitungan :
a) Material and Heat Balance
= ⁰F= BTU/lbm.F
= M x Cp x Δt= x x
= BTU/jam
Berdasarkan steam table (Geankoplis), didapatkan :
= BTU/lbm
= BTU/lbm
Mass rate 11,5701 25,50722
t1 132 ⁰C 269,6
Fungsi
Type
Jumlah
Bahan
Tube MgSO4.7H2O
428
T2 220 ⁰C 428
t2 150 ⁰C 302
Shell Steam
OD 3/4
BWG 10
l 12
T1 220 ⁰C
Cp 23,3
Q
Q 25,507 23,3
Pitch 15/16
Jenis Pitch
Tube
Tave 285,8
hs 405,8735
32,4
Q 19214,9530
Shell (steam)
Asumsi : Steam terkondensasi semua sehingga seluruhnya berubah fase menjadi
liquid
Hs 1204,225
Shell (Steam)
Shell
Tube Tube (MgSO4.7H2O)
H-23
= m x λ
= lbm
b) Menghitung ΔT Asumsi : Aliran (Counter Current )
= ⁰F= ⁰F
-
-
= ⁰FKarena Proses berjalan secara Isotermal, maka :
=
= >
: type HE : 2-4
= x
= ⁰F
c) Menghitung Suhu Caloric (Tc dan tc)
Berdasarkan App. Kern Figure 4 Hal 806, diperoleh :
+ +
Berdasarkan App. Kern Figure 4 Hal 806, diperoleh :
+ +
c) Menghitung Trial U D
=
= cp
Berdasarkan App. Kern Tabel 8 Hal 840, didapatkan :
MgSO4.7H2O
= -
Q
m =Q
λ
ΔT1 126
ΔT2 158,4
ΔTLMTD =ΔT1
m =19214,9530
798,3515
m 24,0683
ΔT2
lnΔT1
ΔT2
ΔTLMTD =126 158,4
ln126
Asumsi sementara
Δt Ft ΔTLMTD
Δt 141,58
158,4
ΔTLMTD 141,58
Ft 1
Nilai Ft 1 0,9
Tube
tc =t1 t2
=269,6 302
= 285,8
428= 428 ⁰F
2 2
⁰F2 2
Shell (Steam)
Tc =T1 T2
=428
Cold Fluid :
Range UD 6 60
Tube
Tave 285,8
μ 2,7
H-24
=
x
x
= ft2
(Kern, table 10)
=
Nt dan IDs di standartkan pada tabel 9, Kern hal. 840
=
= in
=
= Memenuhi
= ⁰F=
Berdasarkan App. Kern Tabel 8 Hal 840, didapatkan :
Steam
= in = ft
=
Karena fluida berupa gas, maka B = 1 x IDS
= x
= x
=
Pembulatan B = = ft
= in = ft
=
= ft
= Buah
Trial UD 20
A 6,7858
Nt =A
a"
A =Q
UD ΔTLMTD
A =19214,9530
20 141,583
Stardart Nt 36
IDS 8
n 1
Nt =6,7858
0,1963
Nt 34,568
UD koreksi =34,56837336
x 2036
UD koreksi =Nt
xUD
TrialNt standart
Hot Fluid :
Kesimpulan Sementara
Tipe HE : 2-4
Shell (Steam)
IDS 8 0,6667
UD koreksi 19,204652
Shell (Steam)
Tave 428
μ 0,017
0,6667
Tube
OD 0,75 0,0625
n' 1
B 1 IDS
B 1 8
BWG 10
l 12
Nt 36
B 8
8
H-25
=
Pitch : Triangular
Berdasarkan App. Kern Figure 28 Hal 838, didapatkan :
= in = ft
= in = ft
Berdasarkan App. Kern Tabel 10 Hal 843, didapatkan :
= in2 = ft²
= ft2
= in = ft
d) Evaluasi Perpindahan Panas
1) Menghitung Nre
= -
= -
= ft
x x
x
x x
x
=
= lbm/J.Ft²
x
x
x
x
=
2) Mencari Nilai J H
Karena hot fluid berupa steam , maka JH tidak perlu dicari
1) Menghitung Nre
x
a' 0,184 0,0013
a'' 0,1963
di 0,482 0,0402
n 1
Pt 0,9375 0,0781
de' 0,55 0,0458
C 0,1875
as =IDS C
Shell (Steam)
C Pt OD
C 0,9375 0,75
as 1,0667
Gs =M
as
B
n' Pt
as =0,6667 0,1875 0,6667
1 0,0781
Nres =Gs de
μ 2,42
Gs =24,06828695
1,0667
Gs 22,564019
Nres 25,1382
Tube
at =Nt a'
n
Nres =22,5640 0,0458
0,017 2,42
H-26
x
= lb/h/ft²
x
x
x
x
=
2) Mencari Nilai J H
Berdasarkan App. Kern Figure 28 Hal 838, didapatkan :
=
3) Menghitung harga koefisien perpindahan panas hi
Tabel 4 hal 800 Kern
=
x (
x
x
x
+
+
+
+
=
Gt =m
at
Gt =19214,95
0,046
at =36 0,0013
1
at = 0,046
0,0402
2,7 0,0402
Gt 417716,37
Nret =Gt di
μ 2,42
Nret 154709,77
JH 375
k 0,4
Nret =417716,37
)0,14
de k μw
ho = 375 x (0,4
) (Cp μ
)1/3 μ
ho = JH x (k
)0,14
0,0458
k
0,4
ho= JH x (
k
) (23,2504 2,7
1
) (23,25 2,7
)1/3
φs 0,0458 0,4
ho= 375 x (
0,4
)1/3 (
) (Cp μ
)1/3
φs de
ho= 17653 Btu/j.f²t°Fφs
tw = tcho/φs
hio/φt
285,8 )367,86 17653
ho/φs
tw = 285,817653,1197
x
x ( Tc - tc )
tw 425,1
ho= 17653φs
( 428 -
H-27
3) Menghitung harga koefisien perpindahan panas hio Steam :
v = =
x ρ
Dari gambar 25, kern, diperoleh nilai hi yaitu : Btu/jam.ft².°F
Faktor koreksi :
= hi x faktor koreksi = Btu/jam.ft².°F
= hi x (di / do)
= Btu/ft2 F
e) Mencari Tahanan Pipa Bersih
x
+
x
+
=
f) Mencari Dirt Factor (Faktor Kekotoran) pipa terpakai
Asumsi : Rd minimum = jam.ft².F/BTU (Kern, table 12)-
x
-
x
=
Berdasarkan perhitungan diatas, maka :
Memenuhi
g) Evaluasi ΔP
1) Menghitung Nre dan Friksi
=
Berdasarkan App. Kern Figure 29 Hal 839, didapatkan :
=
2) Menghitung Harga (N+1)
ho = 17653 x 2
ho = 35306
ho =ho
x φsφs
540
1,06
hi 572,4
hio
hio 367,86
Gt 417716,4= 1,1063 ft/s
3600 377564,5
Uc =35306 367,86
35306 367,86
Uc =ho hio
ho hio
Uc 364,07
0,003
Rd =UC UD
UC UD
Rd 0,049
Rd dihitung > Rd ketetapan (0.003)
Shell
Rd =364,07 19,205
364,07 19,205
Nres 25,1382
f 0,017
H-28
x l
x 12
Karena Passes , maka :
=
Berdasarkan App. Kern Figure 4 Hal 806, didapatkan :
=
x x x ( )
x x x x
x x x ( )
x x x x
= psia
Jadi, desain ini Memenuhi
1) Menghitung Nre dan Friksi
=
Berdasarkan App. Kern Figure 29 Hal 839, didapatkan :
=
2) Menghitung ΔP Karena Panjang Pipa
x x x
x x x x
x x x
x x x x
=
Berdasarkan App. Kern Figure 27 Hal 837, didapatkan :
x x
x
x
=
= +
= +
= psia
Jadi, desain ini memenuhi
N+1 =12
= 188
N+1 =12
B
Gs2
IDS N+1
5,22 1E+10 de s.g
N+1 36
s.g 0,5
ΔPs =f
0,4642 2
ΔPs 9,35E-08
ΔPs < ΔP kenyataan ( 2 psia )
φs
ΔPs =0,017 509,13 0,6667 36
5,22 1E+10 0,0458
n
5,22 1E+10 di s.g φt
Tube
Nret 154709,77
f 0,0012
ΔPl =f Gt
2L
1
ΔPl 1,932E-06
v2 ρ
= 0,44572gc 144
ΔPl =0,0012 417716 12 1
5,22 1E+10 0,0402 1,5
ΔPn =4 1
x 0,44571,5
ΔPn =4 n v
2 ρs.g 2gc 144
ΔPt 1,2
ΔPt < ΔP kenyataan ( 10 psia )
ΔPn 1,1886
ΔPt ΔPl ΔPnΔPt 2E-06 1,1886
H-29
H.5 Chiller (E-410)
: Mendinginkan water dari kondensor
: Water Cooled Chiller R-134a
: 1 Unit
Keterangan :
Fluida panas : water
= kg/jam = lb/jam
= = ⁰F= = ⁰F
= = ⁰F= = ⁰F
a. Neraca panas
= kg/s
= kJ/kg.°C
= ⁰F= x x
= x x
=
b. Menghitung ∆T LMTD = -
ln
= -
ln
= ⁰C
c. Menghitung Luas Selubung (A)
= W/m^2.°C
=
=
= m2
= in2
= ft2
Berdasarkan Apendiks Table.9 Kern didapatkan spesifikasi tube:
= in
740,58236
Fungsi
Type
Jumlah
Mass rate 335,9282
T1 60 ⁰C 140
T2 30 ⁰C 86
t1 20 ⁰C 68
t2 20 ⁰C 68
m 0,0933
Cp 4,1870
ΔT 30
LMTD (T1-t2) (T2-t1)
Q m Cp ΔTQ 0,0933 4,187 30,00
10
Q 11,72 kW
(T1-t2)
(T2-t1)
40 10
40
OD 1,25
21,6404
U 850
A Q
U x LMTD
11,72
18394,362
0,0006
0,9877
0,0069
I.1 Pipa dan Pompa
I.1.1 Pipa dan Pompa Crude Oil Mixer ke Heater (L-114)
Fungsi : Mengalirkan Crude Essential Oil menuju heater
Tipe : Centrifugal Pump
Material : Comercial Steel
P1 = Pa
P2 = Pa
z1 = 0 m
z2 = m
Titik Referens :
Titik 1 : Crude Essential Oil Mixer
Titik 2 : Heater
Flow rate = kg/jam = kg/s = lb/s
r bahan = kg/m3
= lb/ft3
m bahan = cp = kg/m.s =
Laju volumetrik (q) = Rate massa Bahan / r Bahan
= /
= m3/s
= ft3/s
= gpm
Di, optimum = 3.9 Qf0.45 x ρ0.13
= x x
= x x
= in
Distandarisasikan, digunakan pipa = in = ft
didapatkan A (Area) = ft2 (Appendiks A-5)
v (velocity) = ft/s
Nre = (<2100)
Pemilihan dimensi pipa :
Pipa suction
Tipe aliran : Inlet ke pompa
Distandarisasi dengan Appendix A.5 untuk dimensi standard steel pipe :
Ukuran pipa = in schedule =1/8 80
0.01
225.2 0.13
3.9 0.02 2.02
0.14
0.0 3607.1
3.9 0.00 0.45
46.65 0.01 0.03
3607.1 225.2
1.6 0.0015534
3.59E-06
1.27E-04
2.01E-03
1140
1/8
5E-01
0.00025
3.5
101325
121590
0.00104
LAMPIRAN I
SPESIFIKASI UNIT PENGALIHAN DAN PENYIMPANAN
(Peters & Timmerhauss, hlm 496)
lb/ft.s
(Datum)
1
2
Inside diameter = mm = m
Luas permukaan = m2
Kecepatan aliran = ft/s
= m/s
Pipa discharge
Tipe aliran : Pump discharge
Distandarisasi dengan Appendix A.5 untuk dimensi standard steel pipe :
Ukuran pipa = in schedule =
Inside diameter = mm = m
Luas permukaan = m2
Kecepatan aliran = ft/s
= m/s
Perhitungan friksi
1 Kontraksi pada keluaran tangki
Kc = 0.55 (1-As/A1)
= 0.55 ( 1 - 0 )
=
hc
2 Friksi pada pipa lurus
Pipa suction
Dari Geankoplis, Fig.2.10-3 , digunakan pipa komersial :
=
=
NRe = ρ D v / µ= (Turbulen)
=
= m
DL v2
D 2
Pipa discharge
Dari Geankoplis, Fig.2.10-3 , digunakan pipa komersial :
=
=
NRe = ρ D v / µ= (Turbulen)
Dari Geankoplis Fig. 2.10-3 diperoleh nilai f =
7.67 0.00767
= 0.550.02
= 0.0066 J / kg2x1
5E-05
0.51
0.15467001
0.55
= Kcv3
2
2.a
0.5074
0.15467001
1/8 80
7.67 0.00767
2754.761115
Dari Geankoplis Fig. 2.10-3 diperoleh nilai f 0.014
Panjang pipa lurus diperkirakan 3
Ff = 4f = 0.2620
e 0.000046
e / D 0.000046= 0.0060
0.00767
2754.761115
0.014
J / kg
e 0.000046
e / D 0.000046= 0.0060
0.00767
4.62E-05
Panjang pipa lurus diperkirakan = m
DL v2
D 2
3 Friksi pada elbow dan gate valve
Pipa suction Geankoplis, 102-108
1 buah
Kf =
v2
2
Pipa discharge
2 buah
Kf =
v2
2
1 buah
=
v2
2
4. Friksi karena ekspansi
Kex = (1 - A1/A2)2
= 1
Total Friksi di perpipaan
SF = + + + +
+
= J/kg
Jenis : Centrifugal Pump
Konstruks : Commercial Steel
Jumlah : 2 buah
Asumsi : Suhu air yang masuk pada T= 30 °C
Dari App.A.2-3 dan A.2-4 Geankoplis, didapatkan:
Densitas (ρ) = kg/m3
= lb/ft3
Viskositas (μ) = cp = lb/ft.s
Kapasitas (Q) = m3/hari = kg/jam
= ft3/hari = kg/s
= ft3/s Q = m3/s
= 0.0020 J / kg
6
Ff = 4f = 0.5240 J / kg
hex = Kexv2
2
= 1
Friksi pada gate valve; wide open,
Kf 0.17
hf = Kf = 0.0020 J / kg
Friksi pada pipa standar elbow 90o,
0.75
hf = 2 Kf = 0.0179 J / kg
53.3104
0.8007 0.0005
970.0577 Flowrate 34516.3
0.8265
853.9600
0.0066 0.2620 0.5240 0.0020 0.0179
0.0020 0.0120
0.0239= 0.0120 J / kg
2.a 2
Friksi pada gate valve; wide open,
0.17
hf = Kf
34,257.2956 9.588
0.3965
Penentuan diameter optimum pipa ditentukan menggunakan persamaan 46
hal. 365 Peters & Timmerhaus dengan mengasumsikan aliran turbulen
1.123E-02
Di, opt = 3,9 x qf0,45 x ρ0,13
Di, opt = 3.9 x 0.45 x 0.13
= in
Dipilih pipa nominal dengan spesifikasi (App.A.5-1 Geankoplis)
= in
Schedule (sch) =
Diameter luar (OD) = in = ft
Diameter dalam (ID) = in = ft
Luas Penampang (A) = in2
= ft2
𝜋 x ID2
=
Nre perhitungan didapat:
ρ ID v
lb/ft3
x ft x ft/s
lb/ft.s
= (Turbulen)
e =
a. Menghitung Fanning Friction Factor (f) = =
Diperoleh nilai,
f = (Geankoplis, hal 94 Fig.2.10-3)
b. Menghitung panjang ekivalen (Le)
L = S = 7 x (N)0.5
S = 7 x ( )0,5
= ft
ID = ft
= in
Untuk aliran laminer diperoleh:
0.126 0.00025
Kecepatan Alir (v) =4 x Q
4.3128
5
80
5.563 0.4636
4.813 0.4011
Nominal pipe size (NPS)
hal. 365 Peters & Timmerhaus dengan mengasumsikan aliran turbulen
0.3965 53.3104
4.8
0.004
0.4636
0.4636
5.5630
2.3502
0.00053825
93,363.6412
4.6E-05
4.6E-05
Nre =μ
=53.3104 0.4011
=1.5860 ft
3/s
0.6748 ft2
2.3502 ft/s
Gate valve 1 0.17 0.17 225 104.3063
elbow 90º 2 0.75 1.5 35 16.2254
Le
Tabel E.13 Friction Loss
Tipe Fitting/Valve Jumlah Kf Tot. Kf Le/D (ft)
e / D
4.7661
0.000010
(Tabel 2.10-1, Geankoplis)
Sehingga, Σ L = L +
= +
= ft
= in
c. Menghitung Energi yang Hilang karena Gesekan
Pada pipa lurus
4 x x x 2
x 2 x
=
Sudden contraction losses
A1 >> A2
A1 = = ft²
A2 = ft²
A2
A1
A2
A1
=
2
2 x
=
Sudden Enlargement losses
125.2978
1,503.5730
Ff =4.f.ΣL.v²D. 2gc
Total 1.67
Σ Le4.7661 120.5317
=0
= 0 < 0.71500.1263
0.3805 ft.lbf/lbm
1/4 π D² 0.1263
0
Ff =0.004 125.2978 2.3502
0.4636 32.1740
= 0.50002.3502
32.1740
0.0429 ft.lbf/lbm
)0.1263
0.5000
Sehingga, hc = Kcv²
2 gc
- )
= 0.4000 ( 1.25 -0
Maka, Kc = 0.4000 ( 1.25
(Pers. 2.10-6, Geankoplis)
Gambar E.1 Sudden Contraction Losses
(Pers. 2.10-6, Geankoplis)
120.5317
A1 A2
A1 << A2
A1 = ft²
A2 = = ft²
2
2 x
= ft.lbf/lbm
Losses in fittings and valves
2
2 x
= ft.lbf/lbm
Jadi, total energi yang hilang akibat gesekan:
Σ F = Ff + hex + hf + hc
= + + +
= ft.lbf/lbm
Menghitung Static Head
Z1 = 0 ft
Z2 = 3.5 ft
g/gc= 1 lbf/lbm
∆Z = Z2 - Z1
= 3.5 - 0
= 3.5 ft
∆Z x (g/gc) = 4 ft x 1 lbf/lbm
= 4 ft.lbf/lbm
e. Menghitung velocity head
v1 = Kecepatan linier fluida ke pipa
v2 = Kecepatan linier fluida ke heater
hf = Kfv²
2 gc
= 1 x2.3502
32.174
0.0858
Gambar E.2 Sudden Contraction Losses
0
1/4 π D² 0.1263
hex = Kexv²
2 gc
0.3805 0.0858 0.1434 0.0429
0.6526
= 1.67 x2.3502
32.174
0.1434
(Pers. 2.10-15, Geankoplis)
(Pers. 2.10-17, Geankoplis)
A1 A
Karena pada 2 titik reference dianggap sama, maka v1 = v2
f. Menghitung Pressure Head
P1 = 1 atm = psi
P2 = 1 atm = psi
∆P = P2 - P1
= -
= 0
=
g. Menghitung Energi Mekanik Pompa
∆v2g ∆P
2α gc ρ
2
2 x 1
= ft.lbf/lbm
η =
= ft.lbf/lbm
h. Menghitung Broke Horse Power (BHP)
Wp x m
= kg/jam
= lb/s
x
= Hp
i. Menghitung Tenaga Motor
(Coulson, fig 10.62)
14.70 14.70
0
-Ws = + ∆z +
14.696
Sehingga, ∆P/ρ
BHP =550
m 34,516.2687
21.1376
60%
=6.9145
60%
11.5241
0.6526
6.9145
=-Wp
η
+ ΣF
-Ws =2.3502
+ 3.5 + 0 +
BHP =11.5241 21.1376
550
0.4429
(Geankoplis, pers 2.7-28)
Wp
Wp
14.696
(Geankoplis, pers 3.3-2)
= Hp
= 1 Hp = kW
j. Menghitung NPSH
Meninjau kavitasi:
T = ºC
= K
Tekanan uap jenuh bahan diperoleh berdasarkann literatur
Bahan berupa minyak kayu putih
Tekanan uap jenuh bahan= 1.9 mmHg (Riddick, J.A., dkk, 1985)
C10H18O
= mmHg
= psia
NPSH (Net Positive Suction Head ) available :
NPSH available = Pabs - Pv - line loss + elevation diff
= atm
= psia
ρ = lb/ft3
= lbm/ft3
x
x
Kandungan utama minyak kayu putih 1,8 cineol atau eucalyptol (C10H18O)
0.5536
0.7457
0
Maka Pv 1.9000
Berdasarkan Fig.14.38 Peters & Timmerhaus, diperoleh efisiensi motor
sebesar 80%, sehingga power motor:
Power motor =BHP
η
=0.4429
80%
14.6959 2.3
=53.3104
62.4
0.8543
=14.6959
0.0367
Pabs 1
53.3104
Spesific Gravity =Densitas
62.4
Dipilih motor standar dengan power
273.15
14.696
Absolute Pressure2.3
0.8543
=
= ft
Eley diff = 10 ft
Line loss = ft
x
= ft
= ft
Dari Coulson hal 212:
= 3 meter
= 6 meter
NPSH Requred by pump = 3 m = ft
NPSH available > NPSH required , maka pompa aman dari kavitasi
ft > ft
I.1.2 Pipa & Pompa Kolom Fraksinasi ke Heater (L-218)
Fungsi : Mengalirkan MgSO4.7H2O menuju Heater
Tipe : Positive Displacement Pump
Material : Comercial Steel
P1 = Pa
P2 = Pa
z1 = 0 m (Datum)
z2 = 3 m
0.8543
0.2022
0.0989
39.5637
Tekanan uap =Pv x 2,3
SG
=0.0367 2.3
0.8543
=
L - 114
Centrifugal Pump
Pump Kw
Laju Alir (kg/jam)
Laju volumetrik (m3/s)
Power Actual Motor (HP)
Jumlah
1.123E-02
0.5536
2
0.7457
34516.26869
Maka nilai NPSH available
Kode
Tipe
Fungsi
Kondisi Operasi
Material
Mengalirkan Crude Essential Oil menuju heater
LEMBAR SPESIFIKASI POMPA
49.2626
9.8425
49.2626 9.8425
Untuk kecepatan alir<100 m3/jam NPSH yang dibutuhkan
Untuk kecepatan alir>100 m3/jam NPSH yang dibutuhkan
101325
121590
Commertial Steel
1
2
Titik Referens :
Titik 1 : Kolom Fraksinasi
Titik 2 : Heater
Flow rate = kg/jam = kg/s = lb/s
r bahan = kg/m3
= lb/ft3
m bahan = cp = kg/m.s =
Laju volumetrik (q) = Rate massa Bahan / r Bahan
= /
= m3/s
= ft3/s
= gpm
Di, optimum = 3.9 Qf0.45 x ρ0.13
= x x
= x x
= in
Distandarisasikan, digunakan pipa = in = ft
didapatkan A (Area) = ft2
v (velocity) = ft/s
Nre = (<2100)
Pemilihan dimensi pipa :
Pipa suction
Tipe aliran : Inlet ke pompa
Distandarisasi dengan Appendix A.5 untuk dimensi standard steel pipe :
Ukuran pipa = in schedule =
Inside diameter = mm = m
Luas permukaan = m2
Kecepatan aliran = ft/s
= m/s
Pipa discharge
Tipe aliran : Pump discharge
Distandarisasi dengan Appendix A.5 untuk dimensi standard steel pipe :
Ukuran pipa = in schedule =
Inside diameter = mm = m
Luas permukaan = m2
Kecepatan aliran = ft/s
= m/s
Perhitungan friksi
1 Kontraksi pada keluaran tangki
Kc = 0.55 (1-As/A1)
= 0.55 ( 1 - 0 )
(Peters & Timmerhauss, hlm 496)
104.9 0.13
3.9 0.01 1.83
0.09
0.0 1680.0
1.91E-06
6.76E-05
1.07E-03
3.9 0.00 0.45
11.573 0.003 0.01
1680.0 104.9
2.7 0.00270
5.46 0.00546
0.0000
0.2703
0.08238631
5.46 0.00546
0.0000
0.2703
0.08238631
1/8 80
1/8 0.01
0.2702963
162.68622
1/8 80
0.00181
0.0003 (Appendiks A-5)
lb/ft.s
=
hc
2 Friksi pada pipa lurus
Pipa suction
Dari Geankoplis, Fig.2.10-3 , digunakan pipa komersial :
NRe = ρ D v / µ= (Laminar)
Dari Geankoplis persamaan (2.10-7) f = =
Panjang pipa lurus diperkirakan = m
DL v2
D 2
Pipa discharge
Dari Geankoplis, Fig.2.10-3 , digunakan pipa komersial :
NRe = ρ D v / µ= (Laminar)
Dari Geankoplis persamaan (2.10-7) f = =
= m
DL v2
D 2
3 Friksi pada elbow dan globe valve
Pipa suction
1 buah
Kf =
v2
2
1 buah
Kf =
v2
2
Pipa discharge
1 buah
Kf =
v2
2
0.55
0.05716
279.8937533
5
Ff = 4f = 0.7106 J / kg
= 0.0037 J / kg1
279.8937533
16
= Kcv3
2
2.a
= 0.60.0068
Friksi pada globe valve ,
15.80
hf = Kf = 0.0536 J / kg
Ff = 4f = 0.4264 J / kg
279.8937533
16 0.05716
279.8937533
Panjang pipa lurus diperkirakan 3
Friksi pada globe valve ,
15.80
hf = Kf = 0.0536 J / kg
Friksi pada pipa standar elbow 90o,
1.98
hf = 2 Kf = 0.0067 J / kg
4. Friksi karena ekspansi
Kex = (1 - A1/A2)2
= 1
Total Friksi di perpipaan
SF = + + + +
+
= J/kg
Jenis : Positive Displacement Pump
: Comercial Steel
Jumlah : 2 buah
Asumsi : Suhu air yang masuk pada T= °C
Dari App.A.2-3 dan A.2-4 Geankoplis, didapatkan:
Densitas (ρ) = kg/m3
= lb/ft3
Viskositas (μ) = cp = lb/ft.s
Kapasitas (Q) = m3/hari = kg/jam
= ft3/hari = kg/s
= ft3/s Q = m3/s
Di, opt = 3,9 x qf0,45 x ρ0,13
Di, opt = 3.9 x 0.45 x 0.13
= in
Dipilih pipa nominal dengan spesifikasi (App.A.5-1 Geankoplis)
Nominal pipe size (NPS) = in
Schedule (sch) =
Diameter luar (OD) = in = ft
Diameter dalam (ID) = in = ft
Luas Penampang (A) = ft2
𝜋 x ID2
1hex = Kex
v22
= 1
11.56
5.8324 0.003
0.0001
Penentuan diameter optimum pipa ditentukan menggunakan persamaan 46
hal. 365 Peters & Timmerhaus dengan mengasumsikan aliran turbulen
1.912E-06
1680.0000 104.8790
2.7000 0.0018
0.1652 Flowrate
1.261
216
0.0037 0.7106 0.4264 0.0536 0.0536
0.0068 0.0067
0.0068= 0.0068 J / kg
2.a
=0.0003 ft
3/s
0.0036 ft2
0.2150 0.0179
0.0003
Kecepatan Alir (v) =4 x Q
0.0001 104.8790
0.0948
0.125
80
0.405 0.0338
Konstruksi
=
Nre perhitungan didapat:
ρ ID v
lb/ft3
x ft x ft/s
lb/ft.s
= (laminer)
a. Menghitung Fanning Friction Factor (f)
Untuk commercial steel
ɛ = m
= in
(Geankoplis, hal 94 Fig.2.10-3)
Dan untuk, (Geankoplis, hal 94 Fig.2.10-3)
dan menggunakan garis laminer flow
Diperoleh nilai,
f = (Geankoplis, hal 94 Fig.2.10-3)
b. Menghitung panjang ekivalen (Le)
L = S = 7 x (N)0.5
S = 7 x ( )0,5
= ft
ID = ft
= in
Untuk aliran turbulen diperoleh:
Tabel E. 21 Friction Loss
Sehingga, Σ L = L +
0.0755 ft/s
2
0.0338
0.0338
0.4050
Tipe Fitting/Valve Jumlah Kf
0.0755
0.0018
78.1896
0.000046
0.001811
= 78
Nre =μ
=104.8790 0.0179
globe valve 1 22 22 475 16.0313
Tot. Kf Le/D (ft) Le
elbow 90º 1 7 7 35 1.1813
Total 29 17.2125
(Tabel 2.10-1, Geankoplis)
Σ Le
Nre
1.2860
= +
= ft
= in
c. Menghitung Energi yang Hilang karena Gesekan
Pada pipa lurus
4 x x x 2
x 2 x
=
Sudden contraction losses
A1>> A2
Gambar E.11 Sudden Contraction Losses
A1= = ft²
A2= ft²
A2
A1
A2
A1
=
2
2 x
=
Sudden Enlargement losses
A1<< A2
Ff =2.00 18.4985 0.0755
0.0338 32.1740
18.4985
221.9818
Ff =4.f.ΣL.v²D. 2gc
1.2860 17.2125
0.71500.00025
Maka, = 0.4000 ( 1.25
0.3884 ft.lbf/lbm
1/4 π D² 0.0003
0
=0
= 0 <
)0.00025
0.5000
Sehingga, hc = Kcv²
2 gc
- )
= 0.4000 ( 1.25 -0
Gambar E.12 Sudden Contraction Losses
= 0.50000.0755
32.1740
0.0000 ft.lbf/lbm
Kc
(Pers. 2.10-6, Geankoplis)
(Pers. 2.10-6, Geankoplis)
A1 A2
A1 A
A1 = ft²
A2 = = ft²
2
2 x
= ft.lbf/lbm
Losses in fittings and valves
2
2 x
= ft.lbf/lbm
Jadi, total energi yang hilang akibat gesekan:
= Ff + hex + hf + hc
= + + +
= ft.lbf/lbm
Menghitung Static Head
Z1 = 0 ft
Z2 = 3 ft
g/gc= 1 lbf/lbm
∆Z = Z2 - Z1
= 3 - 0
= 3 ft
∆Z x (g/gc) = 3 ft x 1 lbf/lbm
= 3 ft.lbf/lbm
e. Menghitung velocity head
v1 = Kecepatan linier fluida ke pipa
v2 = Kecepatan linier fluida ke heater
Karena pada 2 titik reference dianggap sama, maka v1 = v2
f. Menghitung Pressure Head
P1 = 1 atm = psi
P2 = 1 atm = psi
= 1 x0.0755
32.174
0.0001
0
1/4 π D² 0.0003
hex = Kexv²
2 gc
0.3884 0.0001 0.0026 0.0000
0.3911
14.696
= 29 x0.0755
32.174
0.0026
hf = Kfv²
2 gc
14.696
(Pers. 2.10-15, Geankoplis)
(Pers. 2.10-17, Geankoplis)
Σ F
∆P = P2 - P1
= -
= 0
Sehingga, ∆P/ρ=
g. Menghitung Energi Mekanik Pompa
∆v2g ∆P
2α gc ρ
2
2 x 1
= ft.lbf/lbm
η =
= ft.lbf/lbm
h. Menghitung Broke Horse Power (BHP)
Wp x m
= kg/jam
= lb/s
x
= Hp
i. Menghitung Tenaga Motor
= Hp
(Coulson, fig 10.62)
+ ΣF
-Ws =0.0755
+ 3 + 0 +
14.696 14.696
0
-Ws = + ∆z +
BHP =550
m 934.072
0.5720
60%
Wp =3.3939
60%
5.6565
0.3911
3.3939
Wp =-Wp
η
0.0625
Berdasarkan Fig.14.38 Peters & Timmerhaus, diperoleh efisiensi motor
sebesar 80%, sehingga power motor:
Power motor =BHP
η
=0.0500
80%
BHP =5.6565 0.5720
550
0.0500
(Geankoplis, pers 2.7-28)
(Geankoplis, pers 3.3-2)
Dipilih motor standar dengan power= 1 Hp = kW
j. Menghitung NPSH
Meninjau kavitasi:
T = ºC
= K
Tekanan uap bahan diperoleh berdasarkann literatur
Bahan berupa MgSO4.7H2O
Tekanan uap jenuh bahan = mmHg (Yuliani, 2018)
MgSO4.7H2O
Maka Pv = mmHg
= psia
NPSH (Net Positive Suction Head ) available :
NPSH available = Pabs - Pv - line loss + elevation diff
= atm
= psia
ρ = lb/ft3
= lbm/ft3
x
x
= ft
Eley diff = 10 ft
Line loss = ft
MgSO4.7H2O atau Epsomite atau magnesium sulfate heptahydrate
216
489.15
0.1
0.1000
20.1104
0.202
2.3
1.6808
=14.6959 2.3
1.6808
=104.8790
62.4
1.6808
Absolute Pressure =14.6959
0.0019
Pabs 1
14.70
104.8790
Spesific Gravity =Densitas
62.4
0.7457
x
= ft
Maka nilai NPSH availabl = ft
Dari Coulson hal 212:
Untuk kecepatan alir<100 m3/jam NPSH yang dibutuhk = 3 meter
Untuk kecepatan alir>100 m3/jam NPSH yang dibutuhk = 6 meter
NPSH Requred by pump = 3 m = ft
ft > ft
I.1.3
Fungsi : Mengalirkan MgSO4 dari Water Dehydration Tank
menuju MgSO4 Storage
Tipe : Kompresor (Axial Flow) Single State
Material : Comercial Steel
P1 = Pa
P2 = Pa
z1 = 0 m (Datum)
z2 = 4 m
Titik Referens :
Titik 1: Water Dehydration Tank
Titik 2: Tangki MgSO4
Flow rate = kg/jam = kg/s = lb/s
NPSH available > NPSH required , maka pompa aman dari kavitasi
Pv x 2,3
SG
=0.0019 2.3
1.6808
Tekanan uap =
Commertial Steel
Kondisi Operasi
Material Laju volumetrik (m3/s) 1.912E-06
Pump Kw 0.7457 Power Actual Motor (HP) 0.0625
LEMBAR SPESIFIKASI POMPA
Kode L - 218
Tipe Positive Displacement Pump
Fungsi Mengalirkan MgSO4.7H2O menuju Heater
0.0026
29.9055
9.8425
29.9055 9.8425
5.65 0.0016 0.0035
Laju Alir (kg/jam) 11.56 Jumlah 2
101325
121590
Pipa dan kompresor menuju MgSO4 Storage (L-223)
1
2
r bahan = kg/m3
= lb/ft3
m bahan = cp = kg/m.s =
Laju volumetrik(q) = Rate massa Bahan / r Bahan
= /
= m3/s
= ft3/s
= gpm
Di, optimum =
= x x
= x x
= in
Distandarisasikan, digunakan pipa = in = ft
didapatkan A (Area) = ft2
v (velocity) = ft/s
Nre = (<2100)
Pemilihan dimensi pipa :
Pipa suction
Tipe aliran : Inlet ke pompa
Distandarisasi dengan Appendix A.5 untuk dimensi standard steel pipe :
Ukuran pipa = in schedule =
Inside diameter = mm = m
Luas permukaan = m2
Kecepatan aliran = ft/s
= m/s
Pipa discharge
Tipe aliran : Pump discharge
Distandarisasi dengan Appendix A.5 untuk dimensi standard steel pipe :
Ukuran pipa = in schedule =
Inside diameter = mm = m
Luas permukaan = m2
Kecepatan aliran = ft/s
= m/s
Perhitungan friksi
1 Kontraksi pada keluaran tangki
Kc = 0.55 (1-As/A1)
= 0.55 ( 1 - 0 )
=
hc
5.90E-07
2.08E-05
3.30E-04
3.9 Qf0.45 x ρ0.13
3.9 0.0
2660 166.1
8.8 0.00880 0.00591
0.00 2660.0
1/8 80
5.46 0.00546
2E-05
0.0834
0.059
1/8 0.010
0.00025
0.0833588
24.37337
0.45 166 0.13
3.9 0.01 1.9
0.0834
0.02540776
0.55
= Kcv3
2
0.02540776
1/8 80
5.46 0.00546
2E-05
(Appendiks A-5)
(Peters & Timmerhauss, hlm 496)
lb/ft.s
2 Friksi pada pipa lurus
Pipa suction
Dari Geankoplis, Fig.2.10-3 , digunakan pipa komersial :
NRe = ρ D v / µ= (Laminar)
Dari Geankoplis persamaan (2.10-7) f = =
Panjang pipa lurus diperkirakan = m
Ff = DL v2
D 2
Pipa discharge
Dari Geankoplis, Fig.2.10-3 , digunakan pipa komersial :
e =
e / D =
NRe = ρ D v / µ= (Laminar)
Dari Geankoplis persamaan (2.10-7) f = =
= m
Ff = DL v2
D 2
3 Friksi pada elbow dan globe valve
Pipa suction
1 buah
Kf =
hf = v2
2
Pipa discharge
3 buah
Kf =
hf = v2
2
1 buah
=
hf = v2
2
= 0.550.0006
= 0.0004 J / kg1
= Kc2.a
16 0.38156
41.93320109
Panjang pipa lurus diperkirakan 15
4f = 1.3534 J / kg
0.000046
0.000046= 0.0084
0.00546
41.93320109
41.93320109
16 0.38156
41.93320109
3
4f = 0.2707 J / kg
28
Kf = 0.0090 J / kg
Friksi pada pipa standar elbow 90o,
17
3 Kf = 0.0165 J / kg
Friksi pada globe valve ,
28
Kf = 0.0090 J / kg
Friksi pada globe valve ,
Kf
4. Friksi karena ekspansi
Kex = (1 - A1/A2)2
= 1
hex
Total Friksi di perpipaan
SF = + + + +
+
= J/kg
Fungsi : Mengalirkan MgSO4 yang sudah dimurnikan dalam Stripper
Konstruks : Comercial Steel
Jumlah : 1 buah
Asumsi : Suhu MgSO4 yang masuk pada T = 30 °C
Dari App.A.2-3 dan A.2-4 Geankoplis, didapatkan:
Densitas (ρ) = kg/m3
= lb/ft3
Viskositas (μ) = cp = lb/ft.s
Kapasitas (Q) = m3/hari = kg/jam
= ft3/hari = kg/s
= ft3/s = kg/min
V udara = m3 Q = m3/s
= ft3
Rate mol = kgmol/jam
Suhu masuk (T1) =oC =
oF = K
Suhu keluar (T2) =oC =
oF = K
ρ bahan = kg/m3
= J/kg K
ρ = (Appendix B, Wiley)
Ra x T
Tekanan masuk (P1) = MPa = psia
Tekanan keluar (P2) = MPa = psia
Menentukan Ratio of Compression ( R )
2660.0000 166.0585
8.8000 0.0059133
0.0510 Flowrate
0.0090 0.0006
1.6596
= 0.0006 J / kg2.a 1
0.0004 0.2707 1.3534 0.0090 0.0165
= Kexv2
2
= 10.0006
2660.000
287.05
P
239.106622 34680.024
323.097452 46862.054
0.001249779
0.30
40 104 313.15
150 302 423.15
5.65
1.8004 0.002
0.000021 0.09
0.00003540 5.901E-07
spesific gas
(Ludwig vol III, Hal 494)
N = 1 (single state)
R =
Ratio spesifik heat (k)
untuk udara (Ludwig vol III, tabel 12-4)
B. Kapasitas Power (Hp)
Menghitung Hp,persamaan12-47 Ludwig vol III
V = ft3/min
k =
= HP
= kW
Efisiensi ditentuka =
Sehingga kerja kompreso = W / Efisiensi
= HP = 1 HP
Efisiensi motor =
Power kompresor = W / Efisiensi
= kW
I.1.4 Pipa & Pompa Water Storage ke Deaerator (L316)
Fungsi : Mengalirkan Air ke Deaerator
Tipe : Centrifugal Pump
Material : Comercial Steel
Rc maks/stage = 1,2 - 1,5 untuk axial flow (Tabel 12-1, Ludwig vol III )
LEMBAR SPESIFIKASI KOMPRESOR
Kode L - 223
Tipe Kompresor (Axial Flow) Single State
Fungsi Mengalirkan MgSO4 menuju MgSO4 Storage
0.043721228
80%
0.074
80%
0.055
Bhp
1.35
k = 1.406
0.00125
1.406
0.059484663
Laju Alir (kg/jam) 5.65 Jumlah 2
Kondisi Operasi
Material Commertial Steel Laju volumetrik (m3/s) 5.901E-07
Pump Kw 0.0547 Power Actual Motor (HP) 0.0744
P1 = Pa
P2 = Pa
z1 = 0 m (Datum)
z2 = 4 m
Titik Referens :
Titik 1 : Water Storage
Titik 2 : Deaerator
Flow rate = kg/jam = kg/s = lb/s
r bahan = kg/m3
= lb/ft3
m bahan = cp = kg/m.s =
Laju volumetrik (q) = Rate massa Bahan / r bahan
= /
= m3/s
= ft3/s
= gpm
Di, optimum = 3.9 Qf0.45 x ρ0.13
= x x
= x x
= in
Distandarisasikan, digunakan pipa = in = ft
didapatkan A (Area) = ft2
v (velocity) = ft/s
Nre = (>2100)
Pemilihan dimensi pipa :
Pipa suction
Tipe aliran : Inlet ke pompa
Distandarisasi dengan Appendix A.5 untuk dimensi standard steel pipe :
Ukuran pipa = in schedule =
Inside diameter = mm = m
Luas permukaan = m2
Kecepatan aliran = ft/s
= m/s
Pipa discharge
Tipe aliran : Pump discharge
Distandarisasi dengan Appendix A.5 untuk dimensi standard steel pipe :
Ukuran pipa = in schedule =
Inside diameter = mm = m
Luas permukaan = m2
0.5 0.00047 0.00032
5.2 997.08
0.0052
18830.54 5.231 11.5
997.1 62.25
0.29
0.0617
3.00251
172961.75
3 1/2 80
(Appendiks A-5)
0.13
3.9 0.47 1.7
3.1
3 1/2
0.1853
2.9367
3.9 0.19 0.45 62
85.45 0.08545
0.0057
85.45 0.08545
0.0057
3.0025
0.91516506
3 1/2 80
101325
121590
(Peters & Timmerhauss, hlm 496)
lb/ft.s
1
2
Kecepatan aliran = ft/s
= m/s
Perhitungan friksi
1 Kontraksi pada keluaran tangki
Kc = 0.55 (1-As/A1)
= 0.55 ( 1 - 0 )
=
hc
2 Friksi pada pipa lurus
Pipa suction
Dari Geankoplis, Fig.2.10-3 , digunakan pipa komersial :
e =
e / D =
NRe = ρ D v / µ= (turbulen)
Dari Geankoplis Fig. 2.10-3 diperoleh nilai f =
= m
Ff = DL v2
D 2
Pipa discharge
Dari Geankoplis, Fig.2.10-3 , digunakan pipa komersial :
e =
e / D =
NRe = ρ D v / µ= (turbulen)
=
= m
Ff = DL v2
D 2
3 Friksi pada elbow dan gate valve
Pipa suction
1 buah
Kf =
hf = v2
= Kcv3
2
2.a
= 0.550.8375
3.0025
0.91516506
0.55
166323.6084
0.007
Panjang pipa lurus diperkirakan 3
4f = 0.4117 J / kg
= 0.2303 J / kg2x1
0.000046
0.000046= 0.0005
0.0855
Friksi pada gate valve; wide open,
0.17
Kf = 0.0712 J / kg
Dari Geankoplis Fig. 2.10-3 diperoleh nilai f 0.007
Panjang pipa lurus diperkirakan 25
4f = 3.4305 J / kg
0.00005
0.00005= 0.0005
0.08545
166323.6084
2
Pipa discharge
3 buah
Kf =
hf = v2
2
1 buah
Kf =
hf = v2
2
1 buah
Kf =
hf = v2
2
4. Friksi karena ekspansi
Kex = (1 - A1/A2)2
= 1
hex
Total Friksi di perpipaan
SF = + + + +
+ +
= J/kg
Jenis : Centifugal Pump
Konstruks : Comercial Steel
Jumlah : 2 buah
Asumsi : Suhu air yang masuk pada T= 30 °C
Dari App.A.2-3 dan A.2-4 Geankoplis, didapatkan:
Densitas (ρ) = kg/m3
= lb/ft3
Viskositas (μ) = cp = lb/ft.s
Kapasitas (Q) = m3/hari = kg/jam
= ft3/hari = kg/s
= ft3/s Q = m3/s
Di, opt = 3,9 x qf0,45 x ρ0,13
Di, opt = 3.9 x 0.45 x 0.13
Kf = 0.0712 J / kg
= 10.8375
Friksi pada gate valve; wide open,
0.17
Kf = 0.0712 J / kg
Friksi pada pipa standar tee,
1
Kf = 0.4188 J / kg
Friksi pada pipa standar elbow 90o,
0.75
3 Kf = 0.9422 J / kg
18466.0630
0.2137 6.1E-03
Penentuan diameter optimum pipa ditentukan menggunakan persamaan 46
hal. 365 Peters & Timmerhaus dengan mengasumsikan aliran turbulen
21693.4
6.026
995.6800 62.1583
0.8007 0.0005
522.9002
0.4188 0.0712 0.4188
5.576
= 0.4188 J / kg2.a 2
0.2303 0.4117 3.4305 0.0712 0.9422
= Kexv2
2
0.2137 62.1583
Flowrate
= in
Dipilih pipa nominal dengan spesifikasi (App.A.5-1 Geankoplis)
Nominal pipe size (NPS) = in
Schedule (sch) =
Diameter luar (OD) = in = ft
Diameter dalam (ID) = in = ft
Luas Penampang (A) = in2
= ft
𝜋 x ID2
=
Nre perhitungan didapat:
ρ ID v
lb/ft3
x ft x ft/s
lb/ft.s
= (Turbulen)
e =
a. Menghitung Fanning Friction Factor (f) = =
Diperoleh nilai,
f = (Geankoplis, hal 94 Fig.2.10-3)
b. Menghitung panjang ekivalen (Le)
L = S = 7 x (N)0.5
S = 7 x ( )0,5
= ft
ID = ft
= in
Untuk aliran turbulen diperoleh:
=0.8549 ft
3/s
0.3489 ft2
2.4504 ft/s
3.364 0.2803
8.88 0.0617
Kecepatan Alir (v) =4 x Q
3.3316
3.5
80
4.000 0.3333
3.4
0.0045
0.3333
4.041
0.3333
0.000014
2.4504
0.00053805
79,357.5592
4.6E-05
e / D 4.6E-05
Nre =μ
=62.1583 0.2803
gate valve (half open ) 1 4.5 4.5 225 75
Le
elbow 90º 3 0.75 2.25 35 11.6667
4.0000
Tabel E.15 Friction Loss
Tipe Fitting/Valve Jumlah Kf Tot. Kf Le/D (ft)
Sehingga, Σ L = L +
= +
= ft
= in
c. Menghitung Energi yang Hilang karena Gesekan
Pada pipa lurus
4 x x x 2
x 2 x
=
Sudden contraction losses
A1>> A2
A1= = ft²
A2= ft²
A2
A1
A2
A1
=
2
2 x
=
Sudden Enlargement losses
107.3748
1288.4974
Ff =4.f.ΣL.v²D. 2gc
Total 7.75 103.333
(Tabel 2.10-1, Geankoplis)
Σ Le4.0415 103.333
Tee 1 1 1 50 16.6667
=0
= 0 < 0.71508.8848
0.5410 ft.lbf/lbm
Gambar E.3 Sudden Contraction Losses
1/4 π D² 8.8848
0
Ff =0.005 107.3748 2.4504
0.3333 32.1740
)8.8848
0.5000
Sehingga, hc = Kcv²
2 gc
- )
= 0.4000 ( 1.25 -0
Maka, Kc = 0.4000 ( 1.25
= 0.50002.4504
32.1740
0.0467 ft.lbf/lbm
(Pers. 2.10-6, Geankoplis)
(Pers. 2.10-6, Geankoplis)
A1 A2
A1<< A2
A1 = ft²
A2 = = ft²
2
2 x
= ft.lbf/lbm
Losses in fittings and valves
2
2 x
= ft.lbf/lbm
Jadi, total energi yang hilang akibat gesekan:
Σ F = Ff + hex + hf + hc
= + + +
= ft.lbf/lbm
Menghitung Static Head
Z1 = 0 ft
Z2 = 4 ft
g/gc= 1 lbf/lbm
∆Z = Z2 - Z1
= 4 - 0
= 4 ft
∆Z x (g/gc) = 4 ft x 1 lbf/lbm
= 4 ft.lbf/lbm
e. Menghitung velocity head
v1 = Kecepatan linier fluida ke pipa
v2 = Kecepatan linier fluida ke heater
= 1 x2.4504
32.174
0.0933
Gambar E.4 Sudden Contraction Losses
0
1/4 π D² 8.8848
hex = Kexv²
2 gc
0.5410 0.0933 0.7232 2.4504
3.8079
= 7.75 x2.4504
32.174
0.7232
hf = Kfv²
2 gc
(Pers. 2.10-15, Geankoplis)
(Pers. 2.10-17, Geankoplis)
A1 A
Karena pada 2 titik reference dianggap sama, maka v1 = v2
f. Menghitung Pressure Head
P1 = 1 atm = psi
P2 = 1 atm = psi
∆P = P2 - P1
= -
= 0
Sehingga, ∆P/ρ=
g. Menghitung Energi Mekanik Pompa
∆v2g ∆P
2α gc ρ
2
2 x 1
= ft.lbf/lbm
η =
= ft.lbf/lbm
h. Menghitung Broke Horse Power (BHP)
Wp x m
= kg/jam
= lb/s
x
= Hp
i. Menghitung Tenaga Motor
(Coulson, fig 10.62)
14.696
3.8079
10.8101
Wp =-Wp
η
+ ΣF
-Ws =2.4504
+ 4 + 0 +
14.696
14.696 14.696
0
-Ws = + ∆z +
BHP =18.0168 2.1356
550
0.0700
BHP =550
m 3,487.3666
2.1356
60%
Wp =10.8101
60%
18.0168
Berdasarkan Fig.14.38 Peters & Timmerhaus, diperoleh efisiensi motor
sebesar 80%, sehingga power motor:
(Geankoplis, pers 2.7-28)
(Geankoplis, pers 3.3-2)
= Hp
Dipilih motor standar dengan power= 1 Hp = kW
j. Menghitung NPSH
Meninjau kavitasi:
T = ºC
= K
Log P = A + B/T + C Log T + DT + ET2
(Yaws, 1999)
= mmHg
= psia
NPSH (Net Positive Suction Head ) available :
NPSH available = Pabs - Pv - line loss + elevation diff
= atm
= psia
ρ = lb/ft3
= lbm/ft3
x
x
= ft
29.8605 -3515.2 -7.3077 2.4247E-09 1.8E-06 1.9768
0.0874
0.75
30
303.15
Tabel E.16 Konstanta Tekanan Uap Jenuh
Komponen A B C D
sebesar 80%, sehingga power motor:
Power motor =BHP
η
=0.0700
80%
33.9320
2.3
0.9961
=14.6959 2.3
0.9961
=62.1583
62.4
0.9961
Absolute Pressure =14.6959
14.70
62.1583
Spesific Gravity =Densitas
Untuk menentukan tekanan uap jenuh komponen dapat dihitung dengan persamaan:
(Yaws, 1999, Pers 7-1 hal 159)
62.4
Total 1.9768
Maka Pv 1.9768
0.0382
Pabs 1
E Pisat
H2O
Eley diff = 10 ft
Line loss = ft
x
= ft
Maka nilai NPSH availabl = ft
Dari Coulson hal 212:
Untuk kecepatan alir<100 m3/jam NPSH yang dibutuhk = 3 meter
Untuk kecepatan alir>100 m3/jam NPSH yang dibutuhk = 6 meter
NPSH Requred by pump = 3 m = ft
ft > ft
I.1.5 Pompa dan Pipa Deaerator ke Boiler (L-312)
Fungsi : Mengalirkan Air menuju ke Boiler
Tipe : Centrifugal Pump
Material : Comercial Steel
P1 = Pa
P2 = Pa
z1 = 0 m (Datum)
z2 = 4 m
Titik Referens :
Titik 1 : Deaerator
Titik 2 : Boiler
NPSH available > NPSH required , maka pompa aman dari kavitasi
0.20
Tekanan uap =Pv x 2,3
SG
=0.0382 2.3
0.9961
Fungsi Mengalirkan air menuju deaerator
Kondisi Operasi
Material Commertial Steel Laju volumetrik (m3/s) 6.052E-03
LEMBAR SPESIFIKASI POMPA
Kode L - 316
Tipe Centrifugal Pump
0.0883
43.6415
9.8425
43.6415 9.8425
Pump Kw 0.7457 Power Actual Motor (HP) 0.0874
Laju Alir (kg/jam) 21693.39 Jumlah 2
101325
121590
1
2
Flow rate = kg/jam = kg/s = lb/s
r bahan = kg/m3
= lb/ft3
m bahan = cp = kg/m.s =
Laju volumetrik (q) = Rate massa Bahan / r bahan
= /
= m3/s
= ft3/s
= gpm
Di, optimum = 3.9 Qf0.45 x ρ0.13
= x x
= x x
= in
Distandarisasikan, digunakan pipa = in = ft
didapatkan A (Area) = ft2
v (velocity) = ft/s
Nre = (>2100)
Pemilihan dimensi pipa :
Pipa suction
Tipe aliran : Inlet ke pompa
Distandarisasi dengan Appendix A.5 untuk dimensi standard steel pipe :
Ukuran pipa = in schedule =
Inside diameter = mm = m
Luas permukaan = m2
Kecepatan aliran = ft/s
= m/s
Pipa discharge
Tipe aliran : Pump discharge
Distandarisasi dengan Appendix A.5 untuk dimensi standard steel pipe :
Ukuran pipa = in schedule =
Inside diameter = mm = m
Luas permukaan = m2
Kecepatan aliran = ft/s
= m/s
Perhitungan friksi
1 Kontraksi pada keluaran tangki
Kc = 0.55 (1-As/A1)
= 0.55 ( 1 - 0 )
=
hc
995.7 62.16
0.8 0.00080
5.6 995.7
19984.33 5.551 12.2
3 1/2 0.29
0.0617
3.1909599
107471.79
3 1/2 80
62 0.13
3.9 0.48 1.7
3.2
0.0056
0.1969
3.1210
3.9 0.20 0.45
= Kcv3
2
85.45 0.08545
0.0057
3.1910
0.97260458
0.55
85.45 0.08545
0.0057
3.1910
0.97260458
3 1/2 80
(Peters & Timmerhauss, hlm 496)
(Appendiks A-5)
0.0005 lb/ft.s
2 Friksi pada pipa lurus
Pipa suction
Dari Geankoplis, Fig.2.10-3 , digunakan pipa komersial :
e =
e / D =
NRe = ρ D v / µ= (turbulen)
Dari Geankoplis Fig. 2.10-3 diperoleh nilai f =
= m
Ff = DL v2
D 2
Pipa discharge
Dari Geankoplis, Fig.2.10-3 , digunakan pipa komersial :
e =
e / D =
NRe = ρ D v / µ= (turbulen)
=
= m
Ff = DL v2
D 2
3 Friksi pada elbow dan gate valve
Pipa suction
1 buah
Kf =
hf = v2
2
1 buah
Kf =
hf = v2
2
Pipa discharge
1 buah
Kf =
hf = v2
2
= Kc2.a
= 0.550.9460
103347.1092
0.0071
Panjang pipa lurus diperkirakan 4
4f = 0.6288 J / kg
= 0.2601 J / kg2x1
0.000046
0.000046= 0.0005
0.0855
J / kg
Friksi pada pipa standar elbow 90o,
0.75
Kf = 0.3547 J / kg
Dari Geankoplis Fig. 2.10-3 diperoleh nilai f 0.0071
Panjang pipa lurus diperkirakan 5
4f = 0.7860 J / kg
0.00005
0.00005= 0.0005
0.08545
103347.1092
Friksi pada gate valve; wide open,
0.17
Kf = 0.0804 J / kg
Friksi pada gate valve; wide open,
0.17
Kf = 0.0804
4. Friksi karena ekspansi
Kex = (1 - A1/A2)2
= 1
hex
Total Friksi di perpipaan
SF = + + + +
+
= J/kg
Jenis : Centrifugal Pump
Konstruks : Comercial Steel
Jumlah : 2 buah
Asumsi : Suhu air yang masuk pada T= 30 °C
Dari App.A.2-3 dan A.2-4 Geankoplis, didapatkan:
Densitas (ρ) = kg/m3
= lb/ft3
Viskositas (μ) = cp = lb/ft.s
Kapasitas (Q) = m3/hari = kg/jam
= ft3/hari = kg/s
= ft3/s Q = m3/s
Di, opt = 3,9 x qf0,45 x ρ0,13
Di, opt = 3.9 x 0.45 x 0.13
= in
Dipilih pipa nominal dengan spesifikasi (App.A.5-1 Geankoplis)
= in
Schedule (sch) =
Diameter luar (OD) = in = ft
Diameter dalam (ID) = in = ft
Luas Penampang (A) = ft2
𝜋 x ID2
=
0.0804 0.4730
2.6635
= 0.4730 J / kg2.a 2
0.2601 0.6288 0.7860 0.3547 0.0804
= Kex
21591.1
18,378.9633 6.00
0.2127 6.0E-03
Penentuan diameter optimum pipa ditentukan menggunakan persamaan 46
hal. 365 Peters & Timmerhaus dengan mengasumsikan aliran turbulen
995.6800 62.1583
0.8007 0.0005
520.4338 Flowrate
v22
= 10.9460
=0.8509 ft
3/s
0.3489 ft2
2.4388 ft/s
3.3640 0.2803
0.06
Kecepatan Alir (v) =4 x Q
0.2127 62.1583
3.3245
3.5
80
4.000 0.3333
Nominal pipe size (NPS)
Nre perhitungan didapat:
ρ ID v
lb/ft3
x ft x ft/s
lb/ft.s
= (Turbulen)
a. Menghitung Fanning Friction Factor (f)
Untuk commercial steel
ɛ = m
= in
(Geankoplis, hal 94 Fig.2.10-3)
Dan untuk, (Geankoplis, hal 94 Fig.2.10-3)
ɛ in
D in
Diperoleh nilai,
f = (Geankoplis, hal 94 Fig.2.10-3)
b. Menghitung panjang ekivalen (Le)
L = S = 7 x (N)0.5
S = 7 x ( )0,5
= ft
ID = ft
= in
Untuk aliran turbulen diperoleh:
Sehingga, Σ L = L +
= +
= ft
= in
0.00181= 0.0005
3.3640
0.005
0.3333
2.4388
0.00053805
78,983.2500
0.000046
0.001811
= 78,983 , dan =
Nre =μ
=62.1583 0.2803
Nre
gate valve (half open ) 1 4.5 4.5 225 75
Le
elbow 90º 3 0.75 2.25 35 11.6667
4.041
0.3333
4.0000
Tabel E. 17 Friction Loss
Tipe Fitting/Valve Jumlah Kf Tot. Kf Le/D (ft)
107.3748
1288.4974
Total 8.75 103.333
(Tabel 2.10-1, Geankoplis)
Σ Le4.0415 103.333
Tee 2 1 2 50 16.6667
c. Menghitung Energi yang Hilang karena Gesekan
Pada pipa lurus
4 x x x 2
x 2 x
=
Sudden contraction losses
A1>> A2
A1= = ft²
A2= ft²
A2
A1
A2
A1
=
2
2 x
=
Sudden Enlargement losses
A1<< A2
A1 = ft²
A2 = = ft²
Ff =4.f.ΣL.v²D. 2gc
(Pers. 2.10-6, Geankoplis)
=0
= 0 < 0.71500.0617
0.5955 ft.lbf/lbm
Gambar E.7 Sudden Contraction Losses
1/4 π D² 0.0617
0
Ff =0.005 107.3748 2.4388
0.3333 32.1740
= 0.50002.4388
32.1740
0.0462 ft.lbf/lbm
)0.0617
0.5000
Sehingga, hc = Kcv²
2 gc
- )
= 0.4000 ( 1.25 -0
Maka, Kc = 0.4000 ( 1.25
(Pers. 2.10-6, Geankoplis)
Gambar E.8 Sudden Contraction Losses
0
1/4 π D² 0.0617
A1 A2
A1 A
2
2 x
= ft.lbf/lbm
Losses in fittings and valves
2
2 x
= ft.lbf/lbm
Jadi, total energi yang hilang akibat gesekan:
= Ff + hex + hf + hc
= + + +
= ft.lbf/lbm
Menghitung Static Head
Z1 = 0 ft
Z2 = 4 ft
g/gc= 1 lbf/lbm
∆Z = Z2 - Z1
= 4 - 0
= 4 ft
∆Z x (g/gc) = 4 ft x 1 lbf/lbm
= 4 ft.lbf/lbm
e. Menghitung velocity head
v1 = Kecepatan linier fluida ke pipa
v2 = Kecepatan linier fluida ke clafier
Karena pada 2 titik reference dianggap sama, maka v1 = v2
f. Menghitung Pressure Head
P1 = 1 atm = psi
P2 = 1 atm = psi
∆P = P2 - P1
= -
hf = Kfv²
2 gc
= 1 x2.4388
32.174
0.0924
hex = Kexv²
2 gc(Pers. 2.10-15, Geankoplis)
(Pers. 2.10-17, Geankoplis)
14.696
14.696 14.696
0.5955 0.0924 0.8088 0.0462
1.5429
14.696
= 8.75 x2.4388
32.174
0.8088
Σ F
= 0
Sehingga, ∆P/ρ=
g. Menghitung Energi Mekanik Pompa
∆v2g ∆P
2α gc ρ
2
2 x 1
= ft.lbf/lbm
η =
= ft.lbf/lbm
h. Menghitung Broke Horse Power (BHP)
Wp x m
= kg/jam
= lb/s
x
= Hp
i. Menghitung Tenaga Motor
= Hp
Dipilih motor standar dengan power= 1 Hp = kW
j. Menghitung NPSH
(Coulson, fig 10.62)
(Geankoplis, pers 3.3-2)
0
-Ws = + ∆z + (Geankoplis, pers 2.7-28)
60%
Wp =8.5169
60%
14.1948
1.5429
8.5169
Wp =-Wp
η
+ ΣF
-Ws =2.4388
+ 4 + 0 +
Berdasarkan Fig.14.38 Peters & Timmerhaus, diperoleh efisiensi motor
sebesar 80%, sehingga power motor:
Power motor =BHP
η
=0.0551
80%
BHP =14.1948 2.1356
550
0.0551
BHP =550
m 3,487.3666
2.1356
0.0689
0.746
Meninjau kavitasi:
T = ºC
= K
Log P = A + B/T + C Log T + DT + ET2
(Yaws, 1999, Pers 7-1 hal 159)
(Yaws, 1999)
= mmHg
= psia
NPSH (Net Positive Suction Head ) available :
NPSH available = Pabs - Pv - line loss + elevation diff
= atm
= psia
ρ = lb/ft3
= lbm/ft3
x
x
= ft
Eley diff = 10 ft
Line loss = ft
x
Untuk menentukan tekanan uap jenuh komponen dapat dihitung dengan persamaan:
E Pisat
H2O 29.8605 -3515.2 -7.3077 2.4247E-09 1.8E-06 1.9768
30
303.15
Tabel E.18 Konstanta Tekanan Uap Jenuh
Komponen A B C D
=62.1583
62.4
0.9961
Absolute Pressure =14.6959
14.70
62.1583
Spesific Gravity =Densitas
62.4
Total 1.9768
Maka Pv 1.9768
0.0382
Pabs 1
33.9320
0.202
Tekanan uap =Pv x 2,3
SG
=0.0382 2.3
2.3
0.9961
=14.6959 2.3
0.9961
= ft
Maka nilai NPSH availabl = ft
Dari Coulson hal 212:
Untuk kecepatan alir<100 m3/jam NPSH yang dibutuhk = 3 meter
Untuk kecepatan alir>100 m3/jam NPSH yang dibutuhk = 6 meter
NPSH Requred by pump = 3 m = ft
NPSH available > NPSH required , maka pompa aman dari kavitasi
ft > ft
I.1.6 Pipa dan Pompa Kondensor ke Chiller (L-411)
Fungsi : Mengalirkan Air ke Chiller
Tipe : Centrifugal Pump
Material : Comercial Steel
P1 = Pa
P2 = Pa
z1 = m (Datum)
z2 = m
Titik Referens :
Titik 1 : Kondensor
Titik 2 : Chiller
Flow rate = kg/jam = kg/s = lb/s
r bahan = kg/m3
= lb/ft3
m bahan = cp = kg/m.s =
Laju volumetrik (q) = Rate massa Bahan / r bahan
= /
lb/ft.s
101325
121590
0
6
68009.64 18.89 41.6
983 61.382
0.5 0.000469 0.000315
18.8916 983
LEMBAR SPESIFIKASI POMPA
Kode L - 312
Tipe Centrifugal Pump
Fungsi Mengalirkan Air menuju ke Boiler
Kondisi Operasi
Material Commertial Steel Laju volumetrik (m3/s) 6.024E-03
Pump Kw 0.7457 Power Actual Motor (HP) 0.0689
Laju Alir (kg/jam) 21591.06 Jumlah 2
0.0883
43.6415
9.8425
43.6415 9.8425
=0.9961
1
2
= m3/s
= ft3/s
= gpm
Di, optimum = 3.9 Qf0.45 x ρ0.13
= x x
= x x
= in
Distandarisasikan, digunakan pipa = in = ft
didapatkan A (Area) = ft2
v (velocity) = ft/s
Nre = (>2100)
Pemilihan dimensi pipa :
Pipa suction
Tipe aliran : Inlet ke pompa
Distandarisasi dengan Appendix A.5 untuk dimensi standard steel pipe :
Ukuran pipa = in schedule =
Inside diameter = mm = m
Luas permukaan = m2
Kecepatan aliran = ft/s
= m/s
Pipa discharge
Tipe aliran : Pump discharge
Distandarisasi dengan Appendix A.5 untuk dimensi standard steel pipe :
Ukuran pipa = in schedule =
Inside diameter = mm = m
Luas permukaan = m2
Kecepatan aliran = ft/s
= m/s
Perhitungan friksi
1 Kontraksi pada keluaran tangki
Kc = 0.55 (1-As/A1)
= 0.55 ( 1 - 0 )
=
hc
2 Friksi pada pipa lurus
Pipa suction
Dari Geankoplis, Fig.2.10-3 , digunakan pipa komersial :
(Peters & Timmerhauss, hlm 496)
(Appendiks A-5)
0.0002
3.7486
1.14257336
6 80
13.87 0.0139
0.0002
3.7486
1.14257336
0.55
= Kcv3
2
2.a
= 0.551.3055
= 0.3590 J / kg2x1
3.9 0.678 0.45 61 0.13
3.9 0.84 1.7
5.59
6 0.5
0.181
3.7486003
365045.89
6 80
13.87 0.0139
0.0192
0.6785
10.7556
e =
e / D =
NRe = ρ D v / µ= (turbulen)
Dari Geankoplis Fig. 2.10-3 diperoleh nilai f =
= m
Ff = DL v2
D 2
Pipa discharge
Dari Geankoplis, Fig.2.10-3 , digunakan pipa komersial :
e =
e / D =
NRe = ρ D v / µ= (turbulen)
=
= m
Ff = DL v2
D 2
3 Friksi pada elbow dan gate valve
Pipa suction
1 buah
Kf =
hf = v2
2
2 buah
Kf =
hf = v2
2
1 buah
Kf =
hf = v2
2
Pipa discharge
2 buah
Kf =
hf = v2
2
1 buah
Kf = 0.17
2 Kf = 0.9791 J / kg
Friksi pada pipa standar tee,
1
Kf = 0.6527 J / kg
Friksi pada pipa standar elbow 90o,
0.75
2 Kf = 0.9791 J / kg
Friksi pada gate valve; wide open,
33237.82
Dari Geankoplis Fig. 2.10-3 diperoleh nilai f 0.0059
Panjang pipa lurus diperkirakan 10
4f = 11.1064 J / kg
Friksi pada gate valve; wide open,
0.17
Kf = 0.1110 J / kg
Friksi pada pipa standar elbow 90o,
0.75
0.000046
0.000046= 0.0033
0.01387
33237.82
0.0059
Panjang pipa lurus diperkirakan 30
4f = 33.3192 J / kg
0.00005
0.00005= 0.0033
0.01387
hf = v2
2
4. Friksi karena ekspansi
Kex = (1 - A1/A2)2
= 1
hex
Total Friksi di perpipaan
SF = + + + +
+ + +
= J/kg
Jenis : Centrifugal Pump
: Comercial Steel
Jumlah : 2 buah
Asumsi : Suhu air yang masuk pada T= 30 °C
Dari App.A.2-3 dan A.2-4 Geankoplis, didapatkan:
Densitas (ρ) = kg/m3
= lb/ft3
Viskositas (μ) = cp = lb/ft.s
Kapasitas (Q) = = kg/jam
= ft3/hari = kg/s
= ft3/s Q = m3/s
Di, opt = 3,9 x qf0,45 x ρ0,13
Di, opt = 3.9 x 0.45 x 0.13
= in
Dipilih pipa nominal dengan spesifikasi (App.A.5-1 Geankoplis)
Nominal pipe size (NPS) = in
Schedule (sch) =
Diameter luar (OD) = in = ft
Diameter dalam (ID) = in = ft
Luas Penampang (A) = ft2
𝜋 x ID2
Konstruksi
Penentuan diameter optimum pipa ditentukan menggunakan
persamaan 46 hal. 365 Peters & Timmerhaus dengan
0.3401 62.1583
4.1060
5
80
5.563 0.4636
4.8130 0.4011
0.13
Kecepatan Alir (v) =4 x Q
=1.3602 ft
3/s
0.6527 0.9791 0.11 0.6527
47.507
995.6800 62.1583
0.8007 0.0005
831.9846 Flowrate 34516.3
29,381.2873 9.588
0.3401 9.6E-03
Kf = 0.1110 J / kg
= Kexv2
2
= 11.3055
= 0.6527 J / kg2.a 2
0.3590 33.319 11.106 0.1110 0.9791
=
Nre perhitungan didapat:
ρ ID v
lb/ft3
x ft x ft/s
lb/ft.s
= (Turbulen)
a. Menghitung Fanning Friction Factor (f)
Untuk commercial steel
ɛ = m
= in
(Geankoplis, hal 94 Fig.2.10-3)
Dan untuk, (Geankoplis, hal 94 Fig.2.10-3)
Nre ɛ in
D in
Diperoleh nilai,
f = (Geankoplis, hal 94 Fig.2.10-3)
b. Menghitung panjang ekivalen (Le)
L = S = 7 x (N)0.5
S = 7 x ( )0,5
= ft
ID = ft
= in
Untuk aliran turbulen diperoleh:
Nre
gate valve (half open ) 1 4.5 4.5 225 104.306
Total 6 120.532
(Tabel 2.10-1, Geankoplis)
0.00044.813
0.0045
0.4636
4.77
0.4636
5.5630
Tabel E. 19 Friction Loss
Tipe Fitting/Valve Jumlah Kf Tot. Kf Le/D (ft) Le
elbow 90º 2 0.75 1.5 35 16.2254
2.0157 ft/s
=μ
=62.1583 0.4011 2.0157
0.00053805
93,399.9293
0.000046
0.001811
= 93,400 , dan =0.0018
=
=0.6748 ft
2
Sehingga, Σ L = L +
= +
= ft
= in
c. Menghitung Energi yang Hilang karena Gesekan
Pada pipa lurus
4 x x x 2
x 2 x
=
Sudden contraction losses
A1>> A2
A1= = ft²
A2= ft²
A2
A1
A2
A1
=
2
2 x
=
Sudden Enlargement losses
A1<< A2
(Pers. 2.10-6, Geankoplis)
0.0316 ft.lbf/lbm
Gambar E.10 Sudden Contraction Losses
= 0.4000 ( 1.25 -0
)0.1263
0.5000
Sehingga, hc = Kcv²
2 gc
= 0.50002.0157
32.1740
Gambar E.9 Sudden Contraction Losses
1/4 π D² 0.1263
0
=0
= 0 < 0.71500.1263
Maka, Kc = 0.4000 ( 1.25 - )
4.7661 120.532
125.2978
1,503.5730
Ff =4.f.ΣL.v²
(Pers. 2.10-6, Geankoplis)D. 2gc
Ff =0.005 125.2978 2.0157
0.4636 32.1740
0.3072 ft.lbf/lbm
Σ Le
A1 A2
A1 A
A1 = ft²
A2 = = ft²
2
2 x
= ft.lbf/lbm
Losses in fittings and valves
2
2 x
= ft.lbf/lbm
Jadi, total energi yang hilang akibat gesekan:
= Ff + hex + hf + hc
= + + +
= ft.lbf/lbm
Menghitung Static Head
Z1 = 0 ft
Z2 = 6 ft
g/gc= 1 lbf/lbm
∆Z = Z2 - Z1
= 6 - 0
= 6 ft
∆Z x (g/gc) = 6 ft x 1 lbf/lbm
= 6 ft.lbf/lbm
e. Menghitung velocity head
v1 = Kecepatan linier fluida ke pipa
v2 = Kecepatan linier fluida ke sand filter
Karena pada 2 titik reference dianggap sama, maka v1 = v2
f. Menghitung Pressure Head
P1 = 1 atm = psi
(Pers. 2.10-15, Geankoplis)
(Pers. 2.10-17, Geankoplis)
Σ F
0.7808
14.696
0.0631
hf = Kfv²
2 gc
= 6 x2.0157
32.174
0.3789
0.3072 0.0631 0.3789 0.0316
0
1/4 π D² 0.1263
hex = Kexv²
2 gc
= 1 x2.0157
32.174
P2 = 1 atm = psi
∆P = P2 - P1
= -
= 0
Sehingga, ∆P/ρ=
g. Menghitung Energi Mekanik Pompa
∆v2g ∆P
2α gc ρ
2
2 x 1
= ft.lbf/lbm
η =
= ft.lbf/lbm
h. Menghitung Broke Horse Power (BHP)
Wp x m
= kg/jam
= lb/s
x
= Hp
i. Menghitung Tenaga Motor
Wp
(Geankoplis, pers 2.7-28)
Wp
(Coulson, fig 10.62)
(Geankoplis, pers 3.3-2)
BHP =14.6873 2.1356
550
0.0570
Berdasarkan Fig.14.38 Peters & Timmerhaus, diperoleh efisiensi motor
sebesar 80%, sehingga power motor:
Power motor =BHP
η
=0.0570
80%
8.8124
=-Wp
η
60%
=8.8124
60%
14.6873
BHP =550
m 3487.37
2.1356
14.696
14.696 14.696
0
-Ws = + ∆z + + ΣF
-Ws =2.0157
+ 6 + 0 + 0.7808
= Hp
Dipilih motor standar dengan power= 1 Hp = kW
j. Menghitung NPSH
Meninjau kavitasi:
T = ºC
= K
Log P = A + B/T + C Log T + DT + ET2
(Yaws, 1999, Pers 7-1 hal 159)
(Yaws, 1999)
Maka Pv = mmHg
= psia
NPSH (Net Positive Suction Head ) available :
NPSH available = Pabs - Pv - line loss + elevation diff
= atm
= psia
ρ = lb/ft3
= lbm/ft3
x
x
= ft
Eley diff = 10 ft
Line loss = ft
Untuk menentukan tekanan uap jenuh komponen dapat dihitung dengan
persamaan:
2.3
0.9961
=14.6959 2.3
0.9961
33.9320
0.202
1.9768
0.0382
Pabs 1
14.70
62.1583
Spesific Gravity =Densitas
62.4
=62.1583
62.4
0.9961
Absolute Pressure =14.6959
303.15
Tabel E.20 Konstanta Tekanan Uap Jenuh
Komponen A B C D E Pisat
H2O 29.8605 -3515.2 -7.3077 2.4247E-09 1.8E-06 1.9768
Total 1.9768
0.0713
0.7457
30
x
= ft
Maka nilai NPSH availabl = ft
Dari Coulson hal 212:
Untuk kecepatan alir<100 m3/jam NPSH yang dibutuhk = 3 meter
Untuk kecepatan alir>100 m3/jam NPSH yang dibutuhk = 6 meter
NPSH Requred by pump = 3 m = ft
ft > ft
Fungsi Mengalirkan air ke Chiller
Kondisi Operasi
Material Commertial Steel Laju volumetrik (m3/s) 9.629E-03
Pump Kw 0.7457 Power Actual Motor (HP) 0.0713
Laju Alir (kg/jam) 34516.27 Jumlah 2
9.8425
43.6415 9.8425
LEMBAR SPESIFIKASI POMPA
Kode L - 411
Tipe Centrifugal Pump
NPSH available > NPSH required , maka pompa aman dari kavitasi
Tekanan uap =Pv x 2,3
SG
=0.0382 2.3
0.9961
0.0883
43.6415
I.2 Gudang Daun Kayu Putih (F-120)
Fungsi = Sebagai tempat penampungan bahan baku daun kayu putih
Feed rate = kg/jam
Residence Time = 4 jam
Jumlah = 1
Kapasitas = kg
Volume bahan baku = m3
Volume bahan baku = x
Volume total =
=
= m3
Bangunan diperkirakan dibangun dengan ketinggian 8 meter dengan perbandigan
= 2 : 1
t = 8 m
= p x l x t
= 2 l x l x 8
= l^2
= m
= m
Spesifikasi Gudang Daun Kayu Putih :
Jenis Atap = Prisma Segi Empat
Jenis Lantai = Lantai Berupa Aspal
Jenis Material Penyangga = Dinding Berupa Beton
Jenis Material Atap = Polycarbonate
Kapasitas = kg
Jumlah = buah
Panjang Storage = m
Tinggi Storage = m
Lebar Storage = m
18.8
8
9.4
l 9.42
p 18.85
1278944.7
1
1421.05 16
710.52
50% Volume Total
Volume bahan baku
50%
710.52
50%
1421.05
panjang dan lebar
V
1421.05
Daun Kayu Putih 1278944.69 1800.00 710.52
Total 1278944.69 1800.00 710.52
Bahan Baku Massa ρ (kg/m³) Volume (m3)
10657.87
1278944.69
LAMPIRAN I
SPESIFIKASI UNIT PENGALIHAN DAN PENYIMPANAN
I-51
I.3 Gudang Limbah Daun Kayu Putih (F-121)
Fungsi = Sebagai tempat penampungan limbah daun kayu putih
Feed rate = kg/jam
Residence Time = 4 jam
Jumlah = 1
Kapasitas = kg
Volume gudang daun kayu = m3
Volume limbah daun kayu put x Volume Total
Volume total =
=
= m3
Bangunan diperkirakan dibangun dengan ketinggian 8 meter dengan perbandigan
= 2 : 1
t = 8 m
= p x l x t
= 2 l x l x
= l^2
= m
= m
Spesifikasi Gudang Limbah Daun Kayu Putih :
Jenis Atap = Prisma Segi Empat
Jenis Lantai = Lantai Berupa Aspal
Jenis Material Penyangga = Dinding Berupa Beton
Jenis Material Atap = Polycarbonate
Jenis Material Dinding = Beton
Kapasitas = kg
Jumlah = buah
Panjang Storage = m
Tinggi Storage = m
Lebar Storage = m
1408081.3
1
15.9
8
7.9
1007.33 16
l 7.93
p 15.87
50%
1007.33
panjang dan lebar
V
1007.33 8
503.66
50%
Volume limbah daun kayu putih
50%
503.66
Limbah Daun Kayu 1408081.27 2795.68 503.66
Total 1408081.27 2795.68 503.66
11734.01
1408081.27
Bahan Massa ρ (kg/m³) Volume (m3)
I-52
I.4 Tangki Penampung MgSO4 (F - 115)
: Tempat menampung MgSO4
:
bawah conical (α= 60°): SS 302 B
: 1 buah
α : ᵒ: Kg/jam = lb/jam
: jam
Kapasitas Tangki : Kg = lb
: ℃Menentukan Volume Tangki
=
=
= ft3/h
= x
= ft3
Over Design : (Peter and Timmerhaus, 1991, hal 37)
Mencari Volume Tangki
Karena bejana termasuk dalam bejana penampung, maka :
= x
= ft3/h
Mencari Diameter Tangki
Volume tutup bawah tangki :
V1 =π
xID
3
24 tan 30
V1 =π
xID
3
24 tan 0.5 60
Volume Tangki =0.0750
0.8
Volume Tangki 0.0938
20%
Volume Liquid 0.8 Volume Tangki
Volume Tangki =Volume Liquid
0.8
Volume Liquid 0.0750
Volume Liquid 0.0750 1
Volume Liquid 0.0750
Volume Liquid =12.46 lb
166.06 lb/ft3
166.0601 lbm/ft³
Volume Liquid =Feed rate
Densitas Campuran
5.6505 12.46
Suhu 30
Densitas MgSO4 2660 kg/m³
Feed rate 5.6505 12.46
Waktu tinggal 1
Fungsi
Tipe Silinder tertutup berbentuk datar dengan bagian
Bahan
Jumlah
60
I-14
= x
Volume bagian silinder tangki :
= x
= + +
= x + x
= x
= ft3
= ft = in
= in (Brownell, hal 89)
= ft
Mencari Tinggi Tutup Bawah
Conical
2 x
2 x
= in = ft
Mencari Tinggi Silinder
= x
= x
= in = ft
Perhitungan Tekanan Desain Bejana
P operasi = atm = psia
= P hidrolik + P operasi
= x x +
= x x +
= psia35.458
ρ g/gc Hliquid P operasi
166.06 1 1.5 14.7
Ls 18 1.5
1 14.7
P total
Ls 1.5 ID
Ls 1.5 12
hb =12
tan 30
hb 10.392 0.866
1
Tutup bawah berbentuk :
hb =ID
tan 𝛼
ID3 0.07
ID 0.41 4.87
ID 12
Volume Tangki 1.40 ID3
ID3 =
0.09
1.40
Volume Tangki 0.23 ID3 1.18 ID
3
V3
V2 =π
x ID2 x 1.5 ID
4
V2 1.18 ID3
Volume Tangki V1 V2
V2 =3.14
x ID3 x 1.5
4
V1 0.23 ID3
V2 =π
x ID2
V1 =3.14
xID
3
24 0.58
x Ls4
I-15
= -
= -
= psig
P desain diambil 5% lebih besar = x
= x
= psig
Mencari Tebal Tangki
Dari Brownell & Young, didapatkan :
: SS 302 B
: psi
:
:
: psig
: in
= in
= in
= 1.5 - 2 in (Brownell, hal 89)
Mencari Tebal Silinder
x
2 x ( x - x )
x
2 x ( x - x )
= in = in = ft
= in (Kusnarjo, hal 20)
Mencari Tebal Tutup Bawah
Tutup bawah : Conical
x
2 x ( x E - x ) cos
x
2 x ( x - x ) cos
= in = in = ft
= in (Kusnarjo, hal 20)
= x
= 2 x π x x x
= 2 x π x x x
= ft3
0.5 1.5 0.016
0.0733
Volume Tangki Luas selimut tebal selimut
r Ls ts
Desain Leg
thb 0.07 0.1875 0.016
3/16
thb =21.8 12
+ 0.06342061 0.7 0.6 21.80
+ Cf 0.6 Pi 0.5 𝛼
30
ts 0.07 0.1875 0.016
3/16
thb =Pi di
ts =21.795 12
+ 0.06342061.02 0.73 0.6 21.795
di+ C
f E 0.6 Pi
r 12
Sf
ts =Pi
Tekanan desain (P desain) 21.8
Diameter tangki (ID) 12
icr 3/4
Material yang digunakan
Tegangan maksimum yang diijinkan (f) 42061.02
Faktor pengelasan single welded butt joint (E) 0.73
Faktor korosi (C) 0.063
20.76
1.05 P desain
1.05 20.76
21.8
P desain P total 14.7
35.46 14.7
I-16
= g/cm3
= lb/ft3
= x
= x
= lbm
= +
= +
= lb
Rasio Volume silinder dan tutup bawah :
Asumsi : Volume = Massa
= lbm
= lbm
= I Beam
= ft
= ft
= buah
= in
= lb/ft (Kusnarjo, hal 110)
= +
= +
= ft = in
Keterangan :
L : Tinggi ujung tutup bawah ke permukaan tanah, ft
h : tinggi total bejana
Dari Apendiks G Hal 354 Brownell, didapatkan :
: in2
= ft2
: in = ft
: in = ft
: in4
= ft4
: in = ft
: in4
= ft4
: in = ft
Apabila leg dipasang tanpa beban konsentris, maka :
l=
147.09= 151.64
I2-2 6.9 3E-04
r2-2 0.97 0.08
I1-1 122.1 6E-03
r1-1 4.07 0.34
b 4.66 0.39
h 10 0.83
lbn 4
A 7.38 0.05
12.21 147.09
9.843
P =ƩW
=56.11
= 14.03
Berat penyangga 7.7
Tinggi leg (l) L h
9.8425 2.3660
Diameter bejana 1
Jumlah penyangga 4
Ukuran penyangga 4
Massa conical 7.05
Massa Tutup Bawah 7.0453
Bentuk penyangga
Tinggi total bejana (h) 2.366
Massa conical =0.23
x 36.611.18
VLs=
1.18= 5.20
Vconical 0.23
Massa Total Massa tangki Massa Liquid
36.61 12.46
49.07
Massa
Tangki
Volume tangki Densitas SA
0.0733 499.4400
36.6086
Densitas 8 499.4
I-17
Karena l/r berada dinilai antara 61-200, maka :
Sehingga dari persamaan, didapatkan :
1 +
x
1 +
x
=
= Fc aman
Dari persamaan (Kusnaryo, 2010) maka akan didapatkan :
= in²
Berdasarkan perhitungan diatas, nilai :
Aperhitungan = Atersedia =
Maka secara teknis peletakan dan ukuran penyangga sudah memadai
= 1 in
Berdasarkan desain Leg tersebut, maka didapatkan dimensi Lug sebagai
berikut.
= + 2 x
= + 2 x
= in
= + 2 x
= + 2 x
= in
= x
= x
= in
hg 1.67 12
hg 20
bhp 4.66 1
bhp 6.66
hg 1.67 Ihp
Ihp 10 1
Ihp 12
bhp bIBeam Dbaut
0.002 < 7.38
Desain Lug
Dbaut
Ihp hIBeam Dbaut
A =14.03
7903.456
A 0.0018
fc 7903.456
fc
A =P
Fc aman
fc =18000
21635.74
18000 0.94
fc =18000
l2
18000 r2
= = 151.64r 0.97
I-18
= x
= x
= in
Untuk menghitung tebal horizontal plate, terlebih dahulu dihitung
harga M :
3 x ( 1 - )
( x d )2
3 x ( 1 - )
( x )2
=
=
x x x x ( x d )2
x ( 1 - ) x x
M = x x x x ( x )2
x ( 1 - ) x x
=
Tebal horizontal plate dihitung sesuai dengan persamaan :
6 x
6 x
=
= in
Apabila fondasi terbuat dari beton, maka didapatkan :
Harga bearing capacity :
= psi
= in2
A =14.03
600
A 0.0234
thp 3.53E-05
Desain Base Plate
fbp 600
A =P
fbp
thp2 =
2.5E-06
12000
thp2
1E-09
M 2.49E-06
thp2 =
M
fallowable
120.51.514.03
0.1089 6.6612
0.0350.0001
20
tg2
P C 0.5
12 μ2 bhp hg
β20.002611
β 0.051094
M =β3
β2 =0.1089
0.5 12 0.035
ag 0.5 12
ag 6
β2 =μ2
0.5 ts2
ag 0.5 Ihp
I-19
= x
= ( x + 2 n ) ( x + 2 m )
Apabila sementara dianggap harga m = n, maka :
= ( x + 2 m ) ( x + 2 m )
= ( x + 2 m ) ( x + 2 m )
=
=
Sehingga :
= ( x + 2 m )
= ( x + 2 m )
=
= ( x + 2 m )
= ( x + 2 m )
=
Dari data tersebut diambil harga :
= = in
= in
= in
Tebal base plate didesain dengan menggunakan persamaan :
= x x
=
= in
Ukuran angker baut dapat didesain menggunakan persamaan :
= in²
dbaut2 =
Abaut2
Abaut 0.001169
tbase plate2
1.875
tbase plate 1.369
Abaut =Pbaut
fallowable baut
tbase plate2 = 0.002 x
14.028x 2.083
0.0234
Abaut =14.03
12000
tbase plate2
0.002 f n2
tbase plate2 = 0.002 x
Px n
2
A
Pbp 9.5007
Pbp Ibp 6.6147
n 1.4433m<n
m -1.443
Ibp 3.7287
Pbp 1 hIBeam
Pbp 1 10
m 0.0007
Ibp 0.8 bIBeam
Ibp 0.8 4.66
0.023 0.8 4.66 1 10
0.023 35.416 m
1 hIBeam
A 0.8 bIBeam 1 hIBeam
A Ibp Pbp
A 0.8 bIBeam
I-20
= in
= in
Perhitungan Nozzle :
a. Nozzle pada aliran in out MgS04
= Kg/jam
= lbm/jam
= lbm/ft³
=
= lbm/jam
lbm/ft³
= ft³/jam
= ft³/s
= kg/m.s
lb/ft.s
Untuk Nre < 2100 maka Di optimal
= Kusnarjo 2010, hal 32
=
= in
Diameter nozzle = in
Digunakan Pipa standart 1/8 in IPS sch 80
ID : in Appendix A.5 geankoplis ed 4
ft
OD : in
ft
Alat : Tangki Penampung MgSO4
Kode : F-115
Kapasitas :
Fungsi : Tempat menampung MgSO4
Bentuk : Silinder tertutup berbentuk dished head dengan
bagian bawah conical (α=60°)Dimensi : Diameter Silinder = ft
5.651 Kg
1
Tabel. Tangki Penampung MgSO4
0.032
0.032
0.215
0.018
0.405
0.034
0.000021
μ MgSO4 0.0088
0.0059
3.9 0.00002 0.005913
Rate Volumetrik Rate masuk
Densitas
12.45731
166.060
0.075
dbaut 1/2
rate masuk 5.6505
12.4573
ρ MgSO4 166.060
dbaut2 = 2E-06
dbaut 0.0013
dbaut =0.785
dbaut2 =
1E-06
0.785
3.9 Q0.36 × μ0.18X
0.36 0.18
I-21
Tinggi Silinder = ft
Tebal Silinder = in
Tebal Tutup Bawah = in
Tinggi Tutup Bawah = ft
Tinggi Total = ft
Tekanan Desain : psig
Bahan : SS 302 B
I.5 Tangki Penampung Air (F-315)
: Menyimpan Air
:
: ASTM A 36
: 1 buah
: Kg/jam = lb/jam
: Jam
Kapasitas Tangki : Kg = lb
: ℃: kg/m
3= lb/ft
3
= ft3/h
= x h
= ft3
Over Design :
Mencari Volume Tangki
Karena bejana termasuk dalam bejana penampung, maka :
= x
= ft3/h
Mencari Diameter Tangki
Volume bagian silinder tangki :
(Peter and Timmerhaus, 1991, hal 37)
Volume Tangki
Volume Liquid 680.4274
20%
Volume Liquid 0.8
Volume Tangki =Volume Liquid
0.8
Volume Liquid =41532.32 lb/h
61.04 lb/ft3
Volume Liquid 680.4274
Volume Liquid 680.4274 1
18838.9 41539.86
Suhu 60
Densitas Air 983.24 61.04
Volume Liquid =Massrate Air
Densitas Air
Volume Tangki =680.4274
0.8
Volume Tangki 850.7343
3/16
0.9
2
21.795
1.5
3/16
Fungsi
Tipe Silinder tegak dengan tutup atas dan tutup bawah
Bahan
Jumlah
Mass rate 18838.9 41532.32
Waktu tinggal 1
I-22
= x
=
= x
= x
= ft3
= ft = in
= in (Brownell, 90)
= ft
Mencari Tinggi Silinder
= x
= x
= in = ft
Perhitungan Tekanan Desain Bejana
P operasi = atm = psia
= P hidrolik + P operasi
= x x +
= x x +
= psia
= -
= -
= psig
P desain diambil 5% lebih besar = x
= x
= psig
Mencari Tebal Tangki
Dari Brownell & Young, didapatkan :
Material yang digunakan : ASTM A 36
: psi
72.1
Tegangan maksimum yang diijinkan (f) 36260
P desain P total P operasi
83.3684 14.7
68.6684
1.05 P desain
1.05 68.6684
Ls 1.5 108
Ls 162 13.5
1 14.7
P total
ID3
721.84
ID 8.9704 107.6
ID 108
9
Ls 1.5 ID
Volume Tangki V2
Volume Tangki 1.1786 ID3
Volume Tangki 1.1786 ID3
ID3 =
850.7343
1.1786
V2 = x ID3 x 1.5
V2 1.1786 ID3
ID2 x Ls
4
V2 =π
x ID2 x 1.5 ID
4
ρ g/gc Hliquid P operasi
61.04 1 13.5 14.7
83.368
3.14
4
V2 =π
x
I-23
:
:
: psig
: in
Mencari Tebal Silinder
x
2 x ( x - x )
x
2 x ( x - x )
= in = in = ft
= in (Kusnarjo, hal 20)
Mencari Tebal Tutup bawah
Untuk tebal tutup bawah (datar) langsung berada pada pondasi,
maka tebalnya dianggap 1/4 in
Tegangan Kerja Pada Bottom
1. Compressive stress yang dihasilkan Air
=
x x π=
= psi
2. Compressive stress yang dihasilkan oleh berat Silinder
= Htot x ρs(Brownell and Young, 1959 hal156)
= x
= psi
Tegangan total yang bekerja pada lantai :
= S1 + S2
= +
= psi
Batas tegangan lantai yang diizinkan :
St < tegangan bahan plat (f) x efisiensi pengelasan ( E )
psi < psi (memenuhi)
Perhitungan Nozzle
a. Nozzle pada aliran in out water storage
(Kusnarjo, hal 14)
(Brownell and Young, 1959 hal 156)
144
S2 827.3302
St
4.5368 827.3302
831.8670
831.8670 29007.6
S1 41539.86
9156.24
S1 4.5368
S2
144
S2 162 735.4
ts 0.259 0.375 0.031
3/8
S1 w
0.25 Di²
ts =72.102 108
+ 0.12536259.5 0.8 0.6 72.102
Diameter tangki (ID) 108
ts =Pi di
+ Cf E 0.6 Pi
Pengelasan double welded butt joint (E) 0.8
Faktor korosi (C) 0.125
Tekanan desain (P desain) 72.1
I-24
Nozzle untuk penyaluran air
= Kg/jam
= lbm/jam
= lbm/ft³
=
= lbm/jam
lbm/ft³
= ft³/jam
= ft³/s
= lb/ft.s
Untuk Nre < 2100 maka Di optimal
= Kusnarjo 2010, hal 32
= #
= in
Diameter nozzle =
Digunakan Pipa standart 1/2 in IPS sch 80
ID = in Appendix A.5 geankoplis ed 4
ft
OD = in
ft
Alat : Tangki Penampung Air
Kode : F-315
Kapasitas : Kg
Fungsi : Menyimpan Air
Bentuk :
Dimensi : Diameter Silinder = ft
Tinggi Silinder = ft
Tebal Silinder = 3/8 in
Tinggi Total = ft
Tekanan Desain : psig
Bahan : ASTM A 36
14
14
68.668
Tabel Spesifikasi Tangki Penampung Air
Silinder tegak dengan tutup atas dan tutup bawah
0.546
0.045
0.840
0.070
18838.94
berbentuk plat datar
9
61.039
680.434
0.1890μ Air 0.000315
0.189009 0.000315
0.502
0.502
rate masuk 18838.94
41532.7
ρ Air 61.039
Rate Volumetrik Rate masuk
Densitas
41532.7
3.9 Q0.36 × μ0.18X
0.36 0.18
I-25
I.6 Tangki Penampung Pure Essential Oil (F-221)
: Tempat menampung Pure Essential Oil (PEO)
:
bawah conical (α= 60°): ASTM A 36
: 1 buah
α : ᵒ: Kg/jam = lb/jam
: jam
Kapasitas Tangki : Kg = lb
Menentukan Volume Tangki
=
=
= ft3/h
= x
= ft3
Over Design :
(Peter and Timmerhaus, 1991, hal 37)
Mencari Volume Tangki
Karena bejana termasuk dalam bejana penampung, maka :
= x
= ft3/h
Mencari Diameter Tangki
Volume tutup bawah tangki :
Fungsi
Tipe Silinder tertutup berbentuk dished head dengan bagian
Bahan
Jumlah
60
35.073 77.3359
Densitas PEO 930 kg/m³
58.0586 lbm/ft³
Feed rate 35.0730 77.3
Waktu tinggal 1
Volume Liquid 1.3318
Volume Liquid 1.3318 1
Volume Liquid 1.3318
Volume Liquid =Feed rate
Densitas Campuran
Volume Liquid =77.32 lb
58.06 lb/ft3
Volume Tangki =1.3318
0.8
Volume Tangki 1.6647
20%
Volume Liquid 0.8 Volume Tangki
Volume Tangki =Volume Liquid
0.8
V1 =π
xID
3
24 tan 30
V1 =π
xID
3
24 tan 0.5 60
I-14
= x
Volume bagian silinder tangki :
= x
Volume tutup atas tangki :
= x
= + +
= x + x + x
= x
= ft3
= ft = in
= in (Brownell, hal 89)
= ft
Mencari Tinggi Tutup Bawah
Conical
2 x
2 x
= in = ft
Mencari Tinggi Silinder
= x
= x
= in = ft
Mencari Tinggi Tutup Atas
Dished head
V1 0.23 ID3
V2 =π
x ID2
V1 =3.14
xID
3
24 0.58
x Ls4
V2 =π
x ID2 x 1.5 ID
4
V2 =3.14
x ID3 x 1.5
4
Volume Tangki V1 V2 V3
Volume Tangki 0.23 ID3 1.18
V2 1.18 ID3
V3 0.08 ID3
ID3 =
1.6647
1.4888
ID3
1.12
ID3
0.08 ID3
Volume Tangki 1.49 ID3
Tutup bawah berbentuk :
hb =ID
tan 𝛼
ID 1.04 12.5
ID 14
1.167
Ls 1.5 ID
Ls 1.5 14
hb =14
tan 30
hb 12.12 1.01
Ls 21 1.75
Tutup atas berbentuk :
I-15
ha = x ID
= x
= in = ft
Perhitungan Tekanan Desain Bejana
P operasi = atm = psia
= P hidrolik + P operasi
= x x +
= x x +
= psia
= -
= -
= psig
P desain diambil 5% lebih besar = x
= x
= psig
Mencari Tebal Tangki
Dari Brownell & Young, didapatkan :
: ASTM A 36
: psi
:
:
: psig
: in
= in
= in
= 1.5 - 2 in (Brownell, hal 89)
Mencari Tebal Silinder
x
2 x ( x - x )
x
2 x ( x - x )
= in = in = ft
= in (Brownell, hal 89)
Mencari Tebal Tutup Bawah
Tutup bawah : Conical
x
2 x ( x E - x ) cos
x
P total
ρ g/gc
0.169
0.169 14
Hliquid P operasi
58.06 1 1.75 14.7
2.37 0.20
1 14.7
8.47
1.05 P desain
1.05 8.47
8.89023
23.17
P desain P total 14.7
23.17 14.7
Tekanan desain (P desain) 8.89
Diameter tangki (ID) 14
icr 7/8
Material yang digunakan
Tegangan maksimum yang diijinkan (f) 36260
Faktor pengelasan single welded butt joint (E) 0.73
Faktor korosi (C) 0.063
di+ C
f E 0.6 Pi
r 14
Sf
ts =Pi
ts =8.89 14
+ 0.06336259.5 0.73 0.6 8.89
ts 0.06 0.188 0.01556
3/16
thb =Pi di
+ 0.063
+ Cf 0.6 Pi 0.5 𝛼
thb =8.89 14
I-16
2 x ( x - x ) cos
= in = in = ft
= in (Brownell, hal 89)
Mencari Tebal Tutup Atas
: Dished Head
x x
2 x ( x - x )
x x
2 x ( x - x )
= in = in = ft
= in (Brownell, hal 89)
= x
= 2 x π x x x
= 2 x π x x x
= ft3
= g/cm3
= lb/ft3
= x
= x
= lbm
= +
= +
= lb
Rasio Volume silinder dan tutup bawah :
Asumsi : Volume = Massa
= lbm
= lbm
= I Beam
= ft
= ft
= buah
= in
= lb/ft
(Kusnarjo, hal 112)
+ 0.06336260 0.7 0.6 8.89 30
thb 0.06 0.188 0.016
3/16
thb =
+ Cf E 0.1 Pi
Tutup atas
tha =0.885 Pi r
0.06336259.5 0.73 0.1 8.89
tha 0.065 0.188 0.01556
tha =0.885 8.89 14
+
0.583 1.75 0.016
0.0998
Densitas SA 7.8 486.954
3/16
Desain Leg
Volume Tangki Luas selimut tebal selimut
r Ls ts
Massa Liquid
48.58 77.32
125.90
Massa
Tangki
Volume tangki Densitas SA
0.10 486.95
48.58
VLs=
1.18= 5.20
Vconical 0.23
Massa Total Massa tangki
Massa conical 9.35
Massa Tutup Bawah 9.3497
Bentuk penyangga
Tinggi total bejana (h) 2.96
Massa conical =0.23
x 48.581.18
Berat penyangga 85
Diameter bejana 1
Jumlah penyangga 4
Ukuran penyangga 4
I-17
= +
= +
= ft = in
Keterangan :
L : Tinggi ujung tutup bawah ke permukaan tanah, ft
h : tinggi total bejana
Dari Apendiks G Hal 354 Brownell, didapatkan :
: in2
= ft2
: in = ft
: in = ft
: in4
= ft4
: in = ft
: in4
= ft4
: in = ft
Apabila leg dipasang tanpa beban konsentris, maka :
Karena l/r berada dinilai antara 61-200, maka :
Sehingga dari persamaan, didapatkan :
1 +
x
1 +
x
=
= Fc aman
Dari persamaan (Kusnaryo, 2010) maka akan didapatkan :
= in²
Berdasarkan perhitungan diatas, nilai :
Tinggi leg (l) L h
16.4 2.9575
19.36 233.27
16.4
P =ƩW
=135.25
= 33.81
b 7.053 0.59
h 20 1.66
lbn 4
A 24.8 0.17
I2-2 47 0.002
r2-2 1.38 0.11
I1-1 1501.7 0.07
r1-1 7.78 0.65
fc =18000
l2
18000 r2
l=
233.27= 169
r 1.38
fc 6956.643
fc
A =P
Fc aman
fc =18000
54416.69
18000 1.9
A =33.81
6956.643
A 0.0049
I-18
Aperhitungan = Atersedia =
Maka secara teknis peletakan dan ukuran penyangga sudah memadai
= 1 in
Berdasarkan desain Leg tersebut, maka didapatkan dimensi Lug sebagai
berikut.
= + 2 x
= + 2 x
= in
= + 2 x
= + 2 x
= in
= x
= x
= in
= x
= x
= in
Untuk menghitung tebal horizontal plate, terlebih dahulu dihitung
harga M :
3 x ( 1 - )
( x d )2
3 x ( 1 - )
( x )2
=
=
x x x x ( x d )2
x ( 1 - ) x x
x x x x ( x )2
x ( 1 - ) x x
=
0.005 < 24.8
Desain Lug
Dbaut
Ihp hIBeam Dbaut
1
bhp 9.053
hg 1.7 Ihp
Ihp 20 1
Ihp 22
bhp bIBeam Dbaut
hg 1.7 22
hg 36.667
ag 0.5 Ihp
bhp 7.053
β2 =0.109
0.5 14 0.035
ag 0.5 22
ag 11
β2 =μ2
0.5 ts2
tg2
P C 0.5
12 μ2 bhp hg
β20.001918
β 0.043795
M =β3
0.5 14
12 0.109 9.053 36.67M =
8E-05 0.035 33.81 1.5
M 2.07E-06
I-19
Tebal horizontal plate dihitung sesuai dengan persamaan :
6 x
6 x
=
= in
Apabila fondasi terbuat dari beton, maka didapatkan :
Harga bearing capacity :
= psi
= in2
= x
= ( x + 2 n ) ( x + 2 m )
Apabila sementara dianggap harga m = n, maka :
= ( x + 2 m ) ( x + 2 m )
= ( x + 2 m ) ( x + 2 m )
=
=
Sehingga :
= ( x + 2 m )
= ( x + 2 m )
=
= ( x + 2 m )
= ( x + 2 m )
=
Dari data tersebut diambil harga :
= = in
= in
= in
thp2 =
2.07E-06
12000
thp2 1E-09
thp2 =
M
fallowable
thp 3.22E-05
Desain Base Plate
fbp 600
A =P
fbp
A Ibp Pbp
A 0.8 bIBeam
A =33.81
600
A 0.0564
0.056 0.8 7.053 1 20
0.056 107.2 m
1 hIBeam
A 0.8 bIBeam 1 hIBeam
Ibp 5.643
Pbp 1 hIBeam
Pbp 1 20
m 5E-04
Ibp 0.8 bIBeam
Ibp 0.8 7.053
Pbp 19
Pbp Ibp 12.32
n 3.34m<n
m -3.339
I-20
Tebal base plate didesain dengan menggunakan persamaan :
= x x
=
= in
Ukuran angker baut dapat didesain menggunakan persamaan :
= in²
= in
= in
Perhitungan Nozzle
a. Nozzle pada aliran in out pure essential oil
= Kg/jam
= lbm/jam
= lbm/ft³
=
= lbm/jam
lbm/ft³
= ft³/jam
= ft³/s
= lb/ft.s
Untuk Nre < 2100 maka Di optimal
= Kusnarjo 2010, hal 32
tbase plate2
0.002 f n2
tbase plate2 = 0.002 x
Px n
2
A
tbase plate2 = 0.002 x
33.81x 11.1533
0.056
Abaut =33.81
12000
Abaut 0.00282
tbase plate2
10.04
tbase plate 3.168
Abaut =Pbaut
fallowable baut
dbaut2 =
Abaut2
0.785
dbaut2 =
8E-06
0.785
dbaut 1/2
rate masuk 35.0730
77.3225
ρ PEO 58.0586
dbaut2 = 1E-05
dbaut 0.003
0.0004μ PEO 0.0005
Rate Volumetrik Rate masuk
Densitas
77.3225
58.059
1.33
3.9 Q0.36 × μ0.180.36 0.18
I-21
= #
= in
Diameter nozzle =
Digunakan Pipa standart 1/8 in IPS sch 80
ID : in Appendix A.5 geankoplis ed 4
ft
OD : in
ft
Alat : Tangki Penampung Pure Essential Oil
Kode : F-221
Kapasitas :
Fungsi : Tempat menampung Pure Essential Oil
Bentuk : Silinder tertutup berbentuk dished head dengan
bagian bawah conical (α=60°)Dimensi : Diameter Silinder = ft
Tinggi Silinder = ft
Tebal Silinder = in
Tebal Tutup Bawah = in
Tinggi Tutup Bawah = ft
Tinggi Tutup Atas = ft
Tebal Tutup Atas = in
Tinggi Total = ft
Tekanan Desain : psig
Bahan : ASTM A 36
0.000370 0.000465
0.057
35.07 Kg
1.2
1.8
3/16
3/16
0.057
0.215
0.018
0.405
0.034
Tabel. Tangki Penampung Pure Essential Oil
1
0.2
3/16
3
8.89
X
0.36 0.18
I-22
1. Unit Penyediaan Air
2. Perancang Alat
3. Unit Penyediaan Listrik
4. Unit Pengolahan Limbah
5. Unit Penyediaan Steam
Asumsi : Suhu air masuk pada T = 30°C
Kebutuhan air = kg/jam
= L/jam
Dari App. A.2-3 dan A.2-4 Geankoplis, didapatkan :
Densitas (ρ) = kg/m3
= kg/L
Viskositas (μ) = cp
J.1 Unit Penyediaan Air
1. Air sanitasi
Kebutuhan air untuk sanitasi diperlukan sebagai berikut:
a. Air untuk karyawan
Kebutuhan air = 120 Liter/hari/orang
= m3/hari/orang
Sehingga untuk 44 karyawan, diperlukan air sebanyak:
Kebutuhan air = orang x m3/orang/hari
= m3/hari
b. Air untuk mushola, klinik kesehatan dan kantin
= x
= m3/hari
c. Kebutuhan air untuk laboratorium
= x
LAMPIRAN J
PERHITUNGAN UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH
335
336.83
995.6800
0.9957
0.15 5.2800
0.8
0.20 5.2800
0.8360
Menurut Sarwoko,2010 kebutuhan air sanitasi per orang adalah 0,12 m3/
hari/ orang. Maka, untuk keperluan pekerja pabrik diperkirakan dibutuhkan
air sebanyak:
0.120
44 0.12
5.3
= m3/hari
d. Air hydrant fire
= x
= m3/hari
e. Air untuk kebersihan, pertamanan dan lain-lain
= x
= m3/hari
Total kebutuhan air sanitasi adalah :
Kebutuhan air karyawan = m3/hari
Kebutuhan air mushola, klinik dan kant= m3/hari
Kebutuhan air untuk laboratorium = m3/hari
Air hydrant fire = m3/hari
Air pertamanan = m3/hari
Total = m3/hari
2. Air pendingin
No Jumlah (Kg/jam)
1
2
kebutuhan total air pendingin= kg/jam
3. Kebutuhan Air Proses
Kebutuhan air proses pabrik minyak kayu putih adalah sebagai berikut:
No Jumlah (Kg/jam)
1
Air sanitasi = kg/jam = m3/hari
Air pendingin = kg/jam = m3/hari
Air Proses = kg/jam = m3/hari
Total = kg/jam = m3/hari
Jadi kebutuhan total air pabrik minyak kayu putih sebes m3/hari
J.2 Perancang Alat
1. Daerator (F-311)
10,262.257 246.294
78,272.65 1,878.54
1,878.54
Total 10,262.2567
Dari perhitungan diatas dapat diketahui total
7.92 0.1901
68,002.47 1,632.06
Total 68,002
Berdasarkan perhitungan kebutuhan air pendingin pada alat kondensor dan heat
exchanger, maka kebutuhan total air pendingin adalah
68,002.47
Nama Alat
Dearator 10,262.2567
Kebutuhan air pendingin yang digunakan pada peralatan pabrik kayu putih sebagai
Nama Alat
Kondensor (E-111) 267.6355
Kondensor (E-112) 67,735
5.28
0.79
1.06
0.26
0.53
7.92
0.05 5.2800
0.2640
0.10 5.2800
0.53
1.0560
Fungsi : Melepaskan gas-gas yang terlarut dalam air seperti O2 dan CO2
Tipe : Silinder dengan bahan isian, torisherical dished head
Bahan kontruksi : ASTM A36
Tipe bahan isian : Rasching ring ceramic (Tabel 11.2 Coulson, 1989)
:
Rate volumetrik = kg/jam
= m3/jam
= ft3/jam
= L/jam
= gpm
Asumsi:
Tinggi bed (h) = 0,75 D
Kecepatan penyaringan 2 - 5 gpm/ft = 5 gpm/ft2
A = gpm
gpm/ft2
= ft2
Diameter tangki:
= π/4 x D2
ft2 = π x D2
4
D = ft
= in
Tinggi bed :
h = x D
= x ft
= ft
Menghitung tebal shell
Tekanan hidrostatik (Ph) = ρ x g/gc x h= x 1 x
= psi
Tekanan design (Pd) = (Pop + Ph)
= +
= psi
144
0.025
14.6959 0.0245
14.72
0.75
0.75 4.73
3.55
Dipilih dinding (shell ) dengan jenis plate shell SA-240 Grade T (Brownell &
Young, 1959 Appendix D item 4).
0.9957 3.5502
5
17.61
A
17.61
4.73
56.80
706.04
19992.71
88.03
88.03
Packing factor (Fp) 160
19992.72
19.99
Untuk keamanan diambil P design = x psi
= psi
Tebal shell
Bahan yang digunakan adalah ASTM A36
Joint Efficiency =
Allowable stress = psia = kPa
= in
ts = (Pers. 13.1 Brownell, 1959)
S.E - 0,6.P
= x
x - 0.6 x
= in
Diambil tebal shell standa= in (Brownell, 1959. Tabel 5.7)
Sehingga,
= ID + 2ts
= + ( 2 x )
= in
Dari tabel 5.7 Brownell, OD standar yang sesuai adalah in
Standarisasi ID:
= OD - 2ts
= - ( 2 x )
= in
= ft
= m
Standarisasi h:
Tinggi bed (h) = x ID
= x m
= m
Dari tabel 5.7 Brownell didapatkan:
icr =
r =
Menghitung ukuran head
th = (Brownell, 1959 Pers 13.12)
Head yang digunakan adalah jenis standart dished dengan bahan kontruksi yang
sama dengan shell vessel
0,885.Pd.rc+ C
0.75
0.75 1.7399
1.3049
3 5/8
60
ID koreksi
69 1/4
68.50
5.71
1.74
1/4
OD
56.80 1/4
57.30
69
+ 0.6036,000 0.80 16.1925
0.62
Corrosition Allowance 0.60
P.ri+ C
16.1925 28.4012
1.10 14.72
16.19
0.80
36,000 248,211.3600
= x x
x - 0.1 x
= in
Diambil tebal shell standar = in (Brownell, 1959. Tabel 5.7)
Dari tabel 5.6 Brownell, 1959 didapatkan nilai sf untuk th 3/8 in adalah
sf = 1 1/2 - 2 1/2 in Maka, diambil nilai sf = in
Brownel & Young, 1959, Hal.87
a = x ID
= x in
= in
AB = a - icr
= in - in
= in
BC = r - icr
= in - in
= in
AC =
= in
b = r - AC
= in - in
= in
OA = th + b + sf
= in + in + in
= in
Jadi, tinggi head (Hh) = in
= m
= h + 2 (OA)
= + ( 2 x ) m
= m
= ft
a. Nozzle in out deaerator
Nozzle untuk
= Kg/jam
= lbm/jam
= lbm/ft³
=
= lbm/jam
Densitas
44076.3533
rate masuk 19992.72
44076.353
ρ 62.158
Rate Volumetrik Rate masuk
0.3916
Tinggi vessel total
1.3049 0.3916
2.0882
6.8510
12.6687
1/4 12.6687 2.5
15.4187
15.4187
30.6250
60 3.63
56.3750
47.3313
60 47.3313
1/2
1/2 68.5000
34.2500
34.2500 3.63
36,000 0.80 16.1925
0.6299
1/4
2.5
+ CfE - 0,1Pd
0.8850 16.1925 60+ 0.60
√(BC^2−AB^2 )
lbm/ft³
= ft³/jam
= ft³/s
= m2/s
lb/ft.s
Untuk Nre < 2100 maka Di optimal
= Kusnarjo 2010, hal 32
= 4
= in
Diameter nozzle =
Digunakan Pipa standart: Appendix A.5 geankoplis ed 4
Nominal pipe size: 2 in
ID : in
ft
OD : in
ft
Nama Alat : Mixer Crude Essential Oil
Kode Alat : F-311
Tipe : Silinder dengan bahan isian, torisherical dished head
: ASTM A36
Jumlah : 1 buah
ID : in
Tinggi Total : in
Tebal Tangki : in
Tebal Head : in
J.3 Unit Penyediaan Listrik
Listrik di supply oleh PLN
1. Kebutuhan Penerangan Area di Luar Bangunan
Area bangunan Tingkat
Pencahayaan m2
Area Perluasan
Bengkel/safety area
Parkir kendaraan besar
Parkir tamu dan karyawan
Taman
10.0000 600 6,458.34 6,000
10.0000 400 4,305.56 4,000
20.0000 50 538.20 1,000
10.0000 200 2,152.78 2,000
ft2 Cahaya
68.50
82.21
0.25
0.25
Tabel J.1 Kebutuhan penerangan untuk area di luar bangunan
Luas (a) Jumlah
1.939
0.162
2.375
0.198
SPESIFIKASI DAERATOR (F-311)
Bahan Kontruksi
Unit penyedia listrik berfungsi sebagai penyedia kebutuhan listrik untuk keperluan
pabrik
0.2441
0.196973 0.244053
1.686
1.686
Sch:
62.158
709.102
0.1970μ 0.8007
80
3.9 Q0.36 × μ0.18X
0.36 0.18
Jalan
Total
= Jumlah lampu luar area bangunan
=
= buah
Daya = Jumlah lampu yang dibutuhkan x watt lampu
= x
= watt
= kW
2. Kebutuhan Penerangan Area di Dalam Bangunan
Jumlah
Cahaya
Area proses
kamar mandi
Bengkel & Gudang Alat
Pos Keamanan
Kantin
Mushola
Laboratorium
Poliklinik
Kantor dan Perpustakaan
Control Room
Gedung serbaguna
Total
Jumlah lumen yang butuhkan =
= = buah
Daya = Jumlah lampu yang dibutuhkan x watt lampu
= x
Jumlah lampu dalam area bangunan
Lumen lampu phillips
44,525 11.13
4,000
11.13
Sehingga kebutuhan listrik untuk penerangan diluar ruangan dapat dihitung
antara lain:
55 watt
10 200 2,153 2,000
44,525
Untuk area yang berada diluar ruangan, direncanakan
15 900 9,688 13,500
20 300 3,229 6,000
10 300 3,229 3,000
10 65 700 650
5 65 700 325
5 370 3,983 1,850
10 90 969 900
5 300 3,229 1,500
20 700 7,535 14,000
10 80 861 800
733.33
0.73
Tabel J.2 Kebutuhan penerangan untuk area di dalam bangunan
Area bangunanTingkat Luas (a)
Pencahayaan m2
ft2
Jumlah lumen yang butuhkan
Lumen lampu mercury
22,000
3,000
7.33
7.33 100 watt
Sehingga kebutuhan listrik untuk penerangan diluar ruangan dapat dihitung
antara lain:
15.0000 600 6,458.34 9,000
22,000
Untuk area yang berada diluar ruangan, direncanakan
= watt
= kW
3. Kebutuhan Listrik Unit Proses
Tabel J.3 Penyediaan Listrik Unit Proses
No Nama alat Kode alat
1. L-114 2
2. L-218 2
3. L-223 2
Total
Kilowatt (kW)
4. Kebutuhan Listrik Unit Utilitas
Tabel J.4 Kebutuhan tenaga listrik untuk unit utilitas
No Nama alat Kode alat Jml Daya (HP)
1. L-411 2
3. L-316 2
4. L-312 2
Total
Kilowatt (kW)
5. Kebutuhan Listrik Peralatan Kantor
=
= + + +
+
= kW
Over design =
Maka, total kebutuhan listrik = x kW
= kW
0.7333
60.29
30%
1.3 60.2940
78.3821
Kebutuhan listrik peralatan kantor, seperti air conditioner (AC),
komputer, dan alat elektronik lainnya yang menunjang kegiatan
kantor diasumsi sebesar 50 kW.
Total Kebutuhan Listrik peralatan proses + peralatan utilitas + peralatan
kantor + penerangan di dalam ruangan +
penerangan di luar ruangan
4.4742 4.4742 50 0.6122
Pompa 6 2
Pompa 7 2
6
4
6
4.47
Pompa 5 2
Pompa 1 2
Pompa 2 2
kompresor 2
612.22
0.61
Jadi, kebutuhan total listrik untuk penerangan didalam dan 0.61 kW
Jumlah Daya (HP)
J.4 Unit Pengolahan Limbah
1. Chimney
Fungsi: Untuk membuang flue gas boiler ke lingkungan.
= kg/jam = ton/jam
= kg/jam
Terbawa gas = ton/jam
Menghitung ketinggian Stack Gas
H = x (Q)0,27
= x
= m
Spesifikasi :
Ketinggian stack gas = m
Jumlah =
2. Blower (L-318)
Fungsi : Mengalirkan gas CO2 menuju stack gas
Jumlah : unit
Tipe : Centrifugal Multiblade Backward Curved Blower
Suhu udara masuk blower = oC = o
FTekanan udara masuk = psi
Asumsi pressure drop 0.5 psi
Tekanan udara keluar = psi
ρ pada 428oF = kg/m
3 = lb/ft³
Rate massa udara = kg/jam
= kg/menit
= lb/menit
Rate volume udara (Q) = /
= ft3/menit
Daya = 1.57 x 10-4
Q p= 1.57 x 10
-4 x x
= hp = hp
Alat : Blower L-318
Jumlah : 1 buah
Fungsi : Mengalirkan gas CO2 menuju stack gas
Tipe : Centrifugal Multiblade Backward Curved
Blower A
Daya : hp
17476926.13 15
41706.937 41707.000
SPESIFIKASI BLOWER L-318
41707
20785668.418
346427.807
763741.672
763741.672 0.0437
17476926.13
220 428
14.7
15.2
0.7 0.0437
1.91765
141.91
1 buah
1
flowrate gas 126,383.00 126.3830
Jumlah partikel solid 11,150.52
11.150519
141.91
74
74
3. Bottom Ash Silo
Fungsi = Sebagai tempat penampungan bottom ash
Feed rate = kg/jam = ton/jam
residence time = hari
jumlah silo = 1
kapasitas = kg
Densitas semen Masuk :
ρ bottom ash =
=
Volume bahan baku = m3
Volume bahan baku = x Volume Total
Volume total =
=
= m3
Dimensi Silo :
sudut puncak = ⁰dimensi tinggi silinder / diameter bejana ( Hs / ID= ( Ulrich, hal. 248)
Volume Silinder= 1 x π x ID² x Hs4
= 1 x π x ID² x ID
4
= ID³
Volume Conical=
24. tg (α/2) = ID³
Volume tutup atas tidak dihitung karena flange only berbentuk flat
= Volume Silinder + Volume Conical
= ID³ + ID³
= ID³
ID³=
ID = m = in
= 1,600.00 kg/m3
418.14
2.00
261.66
6.40 251.81
π x ID³
0.04
Volume total
522.68 1.96 0.04
11,150.52 11.1505191
2.5
669,031.15
99.20 lb/ft3
522.68
Tangki berupa silinder tegak dengan tutup atas flange only dan tutup bawah
conical dengan
150
2.5
2.5
1.96
418.14
80%
Bahan Baku Massa ρ (kg/m³) Volume (m3)
Bottom ash 669,031.15 1,600 418.14
Volume bahan baku
80%
418.14
80%
Total 669,031.15 418.14
669,031.15
Hs = x ID
= 3 x
= m = in
Menghitung tutup bawah :
tinggi conical (Hc) =
= 2 x tg (α/2) = m
= in
= tinggi bejana + tinggi conical
= +
= m
= in
Volume conical =
24. tg (α/2) = ³
x tg ( x )
= m3
= volume total bahan - volume conical
= -
= m3
= volume bahan dalam silinder
=
= m
= tinggi bahan dalam silinder + tinggi conical
= +
= m
Menentukan Tekanan Design (Pd)
P bahan = ρbahan x g x Hb
= x x
= Pa
= psi
Pd = + P bahan
= +
= psi
Menentukan ketebalan silinder
ts = Pd x ID+ C
155,218.40
22.51
14.7
14.7 22.51
37.21
tinggi bahan
dalam bejana (Hb) 9.04 0.86
9.90
Tekanan operasi sama dengan tekanan atmosfer ditambah dengan tekanan
parsial bahan :
1,600 9.8 9.90
290.38
tinggi bahan
dalam silinder π/4 x ID2
290.38
32.11
9.04
24 0.5 150
127.76
V bahan dalam
silinder 418.14 127.76
15.99 0.86
16.85
663.27
π x ID³
3.14 x 6.40
15.990 629.53
ID
0.86
33.74
tinggi total bejana
2.5
6.40
(Brownell & Young, hal. 254)
= psi (Brownell & Young, 251),C = in
(Kusnarjo, 14)
= (Brownell & Young, 254)
= x +
2 x ( + x )
= in
= + 1 =
#
= m
= + 2 x
= + 2 x
= m
= in (Brownell & Young, 91)
Menentukan ketebalan tutup bawah
tb =
(Brownell & Young, hal. 259)
tb = +
x ( + x )
= in
= = 2 3
4
= m
Spesifikasi Bottom Ash Silo :
Jenis Tutup Atas dan Bawah = Tutup atas Flange Only dan tutup bawah conical
Jenis Material Luar = Concrete
Jenis Material Dalam = Concrete
Kapasitas = kg
Jumlah = 1 buah
Tinggi Silo = m
Diameter Luar = m
Diameter Dalam = m
Tebal Silinder = m
Tebal tutup bawah = m
4 Pompa Water Storage ke Deaerator (L-316)
Fungsi : Mengalirkan Air dari Water Storage menuju Deaerator
Jenis : Centifugal Pump
Konstruks : Comercial Steel
6.41
6.40
0.006
0.014
0.255046
0.56
9.04
16
0.014
669,031.15
16.85
0.006
1
1 36000 0.6 37.21 16
+ C2cos(α/2)(fE + 0,6 Pd)
37.21 x 251.81
6.41
252.32
Pd x ID
OD ID ts
6.40 0.006
36,000 0.6 37.21 16
0.19
0.19
1
16
E 0.8
ts 37.21 251.81 1
+ C2(fE + 0,6 Pd)
f 45,000
Jumlah : 2 buah
Asumsi : Suhu air yang masuk p = # °C
Dari App.A.2-3 dan A.2-4 Geankoplis, didapatkan:
Densitas (ρ) = kg/m3= lb/ft3
= cp = lb/ft.s
= m3/hari = kg/jam
= ft3/hari = kg/s
= ft3/s Q = m3/s
Di, opt= 3,9 x qf0,45 x ρ0,13
Di, opt= x x
= in
Dipilih pipa nominal dengan spesifikasi (App.A.5-1 Geankoplis)
= in
Schedule (sch) =
Diameter luar (OD) = in = ft
Diameter dalam (ID) = in = ft
Luas Penampang (A) = in2 = ft
𝜋 x ID2
=
Nre perhitungan didapat:
ρ ID v
lb/ft3 x ft x ft/s
lb/ft.s
= (Turbulen)
e =
a. Menghitung Fanning Friction Facto = =
Diperoleh nilai,
f = (Geankoplis, hal 94 Fig.2.10-3)
b. Menghitung panjang ekivalen (Le)
L = S = 7 x (N)0.5
S = 7 x ( )0,5
21693.4
79,357.5592
0.000014
0.0045
0.2803
0.3333
6.052E-03
3.9
3.3316
3.4
2.4504
0.00054
4.6E-05
e / D 4.6E-05
=62.1583
ft2
2.4504 ft/s
Nre =μ
0.3333
3.364 0.2803
8.88 0.0617
Kecepatan Alir (v) =4 x Q
18466.0630 6.026
0.2137
Penentuan diameter optimum pipa ditentukan menggunakan
persamaan 46 hal. 365 Peters & Timmerhaus dengan
0.2137 62.1583
=0.8549 ft
3/s
0.3489
3.5
80
4.000
0.45 0.13
Nominal pipe size (NPS)
62.1583
0.8007 0.0005
522.9002 Flowrate
995.6800
Viskositas (μ)
Kapasitas (Q)
= ft
ID = ft
= in
Untuk aliran turbulen diperoleh:
Sehingga,Σ L= L +
= +
= ft
= in
c. Menghitung Energi yang Hilang karena Gesekan
Pada pipa lurus
4 x x x 2
x 2 x
=
Sudden contraction losses
A1 >> A2
A1 = = ft²
A2 = ft²
A2
A1
A2
A1
1288.4974
4.0415
( 1.25 - )Kc
1/4 π D² 8.8848
0
=0
= 0 < 0.7150
D. 2gc
Ff =0.005 107.375 2.4504
0.3333 32.1740
(Pers. 2.10-6, Geankoplis)
Gambar E.3 Sudden Contraction Losses
Total 7.75
(Tabel 2.10-1, Geankoplis)
Σ Le
103.3333
4.0415 103.3333
4.5 4.5 225 75
Tee 1 1 1 50 16.6667
gate valve (half open ) 1
Tot. Kf Le/D (ft) Le
elbow 90º 3 0.75 2.25 35 11.6667
0.3333
4.0000
Tabel E.15 Friction Loss
Tipe Fitting/Valve Jumlah Kf
Maka, = 0.4000
8.8848
0.5410 ft.lbf/lbm
Ff =4.f.ΣL.v²
107.3748
A A2A A2
=
2
2 x
=
Sudden Enlargement losses
A1 << A2
= ft²
= = ft²
hex
2
2 x
= ft.lbf/lbm
Losses in fittings and valves
2
2 x
= ft.lbf/lbm
Jadi, total energi yang hilang akibat gesekan:
= Ff + hex + hf + hc
= + + +
= ft.lbf/lbm
Menghitung Static Head
Z1 = 0 ft
Z2 = 4 ft
= 1 lbf/lbm
32.174
32.174
0.5410 0.0933 0.7232 2.4504
3.8079
2 gc
= 7.75 x2.4504
Σ F
g/gc
= 1 x2.4504
hf = Kfv²
= Kexv²
2 gc
2.4504
32.1740
0.0467 ft.lbf/lbm
Gambar E.4 Sudden Contraction Losses
0
(Pers. 2.10-15, Geankoplis)
(Pers. 2.10-17, Geankoplis)
A1
A2
)8.8848
0.5000
Sehingga, hc = Kcv²
2 gc
= 0.4000 ( 1.25 -0
(Pers. 2.10-6, Geankoplis)
0.0933
0.7232
1/4 π D² 8.8848
= 0.5000
A AA A
∆Z = Z2 - Z1
= 4 - 0
= 4 ft
= 4 ft x 1 lbf/lbm
= 4 ft.lbf/lbm
e. Menghitung velocity head
v1 = Kecepatan linier fluida ke pipa
v2 = Kecepatan linier fluida ke heater
Karena pada 2 titik reference dianggap sama, maka v1 = v2
f. Menghitung Pressure Head
P1 = 1 atm = psi
P2 = 1 atm = psi
∆P = P2 - P1
= -
= 0
Sehingga, ∆P/ρ=
g. Menghitung Energi Mekanik Pompa
∆v2g ∆P
2α gc ρ
2
2 x 1
= ft.lbf/lbm
η = (Coulson, fig 10.62)
= ft.lbf/lbm
h. Menghitung Broke Horse Power (BHP)
Wp x m (Geankoplis, pers 3.3-2)
= kg/jam
∆Z x (g/gc)
BHP =550
m 3,487.3666
60%
=10.8101
60%
18.0168
3.8079
10.8101
=-Wp
η
+ ΣF
-Ws =2.4504
+ 4 + 0 +
(Geankoplis, pers 2.7-28)
Wp
Wp
14.7
14.7 14.7
0
-Ws = + ∆z +
14.7
= lb/s
x
= Hp
i. Menghitung Tenaga Motor
= Hp
Dipilih motor standar dengan p= 1 Hp= kW
j. Menghitung NPSH
Meninjau kavitasi:
T = ºC
= K
Log P = A + B/T + C Log T + DT + ET(Yaws, 1999, Pers 7-1 hal 159)
(Yaws, 1999)
= mmHg
= psia
NPSH (Net Positive Suction Head ) available :
NPSH available = Pabs - Pv - line loss + elevation diff
= atm
= psia
ρ = lb/ft3
=62.1583
14.70
62.1583
Spesific Gravity =Densitas
62.4
Total 1.9768
Maka Pv 1.9768
0.0382
Pabs 1
E Pisat
H2O 29.8605 -3515.2 -7.3077 2.4247E-09 1.81E-06 1.9768
0.0874
0.75
30
303.2
Tabel E.16 Konstanta Tekanan Uap Jenuh
Komponen A B C D
Untuk menentukan tekanan uap jenuh komponen dapat dihitung dengan persamaan:
Berdasarkan Fig.14.38 Peters & Timmerhaus, diperoleh
efisiensi motor sebesar 80%, sehingga power motor:
Power motor =BHP
η
=0.0700
80%
BHP =18.0168 2.1356
550
0.0700
2.1356
= lbm/ft3
x
x
= ft
Eley diff = ft
Line loss = ft
x
= ft
Maka nilai NPSH avail= ft
Dari Coulson hal 212:
= 3 meter
= 6 meter
NPSH Requred by pum3 m = ft
NPSH available > NPSH required , maka pompa aman dari kavitasi
ft > ft
=
=
= ft3/hari
= = kW
=
=
5 Pompa Pompa Kondensor ke Cooling Water (L-411)
Fungsi : Mengalirkan Air ke Cooling Water
Jenis : Centrifugal Pump
Konstruks : Comercial Steel
Jumlah : 2 buah
Asumsi : Suhu air yang masuk pada T = # °C
Dari App.A.2-3 dan A.2-4 Geankoplis, didapatkan:
80%
2 buah
Kapasitas
Jenis
Efisiensi
Daya
Jumlah
Centifugal Pump
18466.0630
0.7461 HP
Untuk kecepatan alir<100 m3/jam NPSH yang dibutuhkan
Untuk kecepatan alir>100 m3/jam NPSH yang dibutuhkan
Fungsi Mengalirkan Air dari Water Storage menuju Deaerator
SPESIFIKASI POMPA (L-316)
0.0883
43.6415
9.8425
43.6415 9.8425
33.9320
0.202
Pv x 2,3
SG
=0.0382 2.3
0.9961
2.3
0.9961
=14.6959 2.3
0.9961
=62.4
0.9961
Absolute Pressure=14.6959
Tekanan uap =
10
Densitas (ρ) = kg/m3= lb/ft3
= cp = lb/ft.s
= = kg/jam
= ft3/hari = kg/s
= ft3/s Q = m3/s
Di, opt= 3,9 x qf0,45 x ρ0,13
Di, opt= 4 x x
= in
Dipilih pipa nominal dengan spesifikasi (App.A.5-1 Geankoplis)
= in
Schedule (sch) =
Diameter luar (OD) = in = ft
Diameter dalam (ID) = in = ft
Luas Penampang (A) = ft2
𝜋 x ID2
=
Nre perhitungan didapat:
ρ ID v
lb/ft3 x ft x ft/s
lb/ft.s
= (Turbulen)
a. Menghitung Fanning Friction Factor (f)
Untuk commercial steel
ɛ = m
= in
(Geankoplis, hal 94 Fig.2.10-3)
Dan untuk, (Geankoplis, hal 94 Fig.2.10-3)
ɛ in
D in
Diperoleh nilai,
0.0018= 0.0004
4.813
2.0157
0.00054
93,399.9293
4.6E-05
0.00181
Nre = 93,400 , dan =
Nre =μ
=62.1583 0.401
=1.3602 ft
3/s
0.6748 ft2
2.0157 ft/s
4.813 0.4011
0.13
Kecepatan Alir (v) =4 x Q
0.3401 62.1583
4.1060
5
80
5.563 0.4636
Nominal pipe size (NPS)
0.45 0.13
34516.3
29,381.3 9.588
0.3401
Penentuan diameter optimum pipa ditentukan
menggunakan persamaan 46 hal. 365 Peters &
995.6800 62.1583
0.8007 0.0005
831.9846 Flowrate
Viskositas (μ)
Kapasitas (Q)
9.63E-03
f = (Geankoplis, hal 94 Fig.2.10-3)
b. Menghitung panjang ekivalen (Le)
L = S = 7 x (N)0.5
S = 7 x ( )0,5
= ft
ID = ft
= in
Untuk aliran turbulen diperoleh:
= L +
= +
= ft
= in
c. Menghitung Energi yang Hilang karena Gesekan
Pada pipa lurus
4 x x x 2
x 2 x
=
Sudden contraction losses
A1 >> A2
A1 = = ft²
A2 = ft²
A2
A1
Ff
Gambar E.9 Sudden Contraction Losses
0.0045
=0
= 0 < 0.71500.1263
0.3072 ft.lbf/lbm
1/4 π D² 0.1263
0
=0.005 125.30 2.0157
0.4636 32.1740
125.2978
1,503.5730
=4.f.ΣL.v²D. 2gc
Total 6 120.532
(Tabel 2.10-1, Geankoplis)
Σ Le4.766 120.532
Sehingga, Σ L
(Pers. 2.10-6, Geankoplis)Ff
gate valve (half open ) 1 4.5 4.5 225 104.306
Le
elbow 90º 2 0.75 1.5 35 16.2254
4.766
0.4636
5.5630
Tabel E. 19 Friction Los
Tipe Fitting/Valve Jumlah Kf Tot. Kf Le/D (ft)
0.464
A A2A A2
A2
A1
=
2
2 x
=
Sudden Enlargement losses
A1 << A2
A1 = ft²
A2 = = ft²
2
2 x
= ft.lbf/lbm
Losses in fittings and valves
2
2 x
= ft.lbf/lbm
Jadi, total energi yang hilang akibat gesekan:
Σ F = Ff + hex + hf + hc
= + + +
= ft.lbf/lbm
Menghitung Static Head
Z1 = 0 ft
(Pers. 2.10-6, Geankoplis)
0.3072 0.0631 0.3789 0.0316
0.7808
= 6 x2.0157
32.17
0.3789
hf = Kfv²
2 gc(Pers. 2.10-17, Geankoplis)
= 1 x2.0157
32.17
0.0631
Gambar E.10 Sudden Contraction Losses
0
1/4 π D² 0.1263
hex = Kexv²
2 gc
= 0.50002.0157
32.1740
0.0316 ft.lbf/lbm
(Pers. 2.10-15, Geankoplis)
)0.1263
0.5000
Sehingga, hc = Kcv²
2 gc
- )
= 0.4000 ( 1.25 -0
Maka, Kc = 0.4000 ( 1.25
A AA A
Z2 = 6 ft
g/g = 1 lbf/lbm
∆Z = Z2 - Z1
= 6 - 0
= 6 ft
∆Z x (g/gc)= 6 ft x 1 lbf/lbm
= 6 ft.lbf/lbm
e. Menghitung velocity head
v1 = Kecepatan linier fluida ke pipa
v2 = Kecepatan linier fluida ke sand filter
Karena pada 2 titik reference dianggap sama, maka v1 = v2
f. Menghitung Pressure Head
P1 = 1 atm = psi
P2 = 1 atm = psi
∆P = P2 - P1
= -
= 0
Sehingga, ∆P/ρ=
g. Menghitung Energi Mekanik Pompa
∆v2g ∆P
2α gc ρ
2
2 x 1
= ft.lbf/lbm
η = (Coulson, fig 10.62)
= ft.lbf/lbm
h. Menghitung Broke Horse Power (BHP)
Wp x m (Geankoplis, pers 3.3-2)
(Geankoplis, pers 2.7-28)
Wp
Wp
BHP =550
60%
=8.8124
60%
14.6873
0.7808
8.8124
=-Wp
η
+ ΣF
-Ws =2.0157
+ 6 + 0 +
14.70
14.70 14.70
0
-Ws = + ∆z +
14.70
= kg/jam
= lb/s
x
= Hp
i. Menghitung Tenaga Motor
= Hp
Dipilih motor standar dengan p= 1 Hp= kW
j. Menghitung NPSH
Meninjau kavitasi:
T = ºC
= K
Log P = A + B/T + C Log T + DT + ET(Yaws, 1999, Pers 7-1 hal 159)
(Yaws, 1999)
Maka Pv = mmHg
= psia
NPSH (Net Positive Suction Head ) available :
NPSH available = Pabs - Pv - line loss + elevation diff
= atm
= psia
ρ = lb/ft3
14.70
62.1583
Spesific Gravity =Densitas
62.4
Total 1.9768
1.9768
0.0382
Pabs 1
E Pisat
H2O 29.8605 -3515.2 -7.3077 2.4247E-09 1.81E-06 1.9768
0.0713
0.7457
30
303.2
Tabel E.20 Konstanta Tekanan Uap Jenuh
Komponen A B C D
Berdasarkan Fig.14.38 Peters & Timmerhaus, diperoleh
efisiensi motor sebesar 80%, sehingga power motor:
Power motor =BHP
η
=0.0570
80%
Untuk menentukan tekanan uap jenuh komponen dapat dihitung dengan persamaan:
BHP =14.6873 2.1356
550
0.0570
m 3487.37
2.1356
= lbm/ft3
x
x
= ft
Eley diff = # ft
Line loss = ft
x
= ft
= ft
Dari Coulson hal 212:
Untuk kecepatan alir<100 m3/jam NPSH yang= 3 meter
Untuk kecepatan alir>100 m3/jam NPSH yang= 6 meter
NPSH Requred by pum3 m = ft
NPSH available > NPSH required , maka pompa aman dari kavitasi
ft > ft
=
=
= ft3/hari
= = kW
=
=
6 Pompa Deaerator ke Economizer (L-312)
Fungsi : Mengalirkan Air menuju ke Economizer
Jenis : Centrifugal Pump
Konstruks : Comercial Steel
Jumlah : 2 buah
Maka nilai NPSH available
Tekanan uap =
1 HPDaya 0.746
Efisiensi 80%
Jumlah 2 buah
SPESIFIKASI POMPA (L-411)
Fungsi Mengalirkan Air ke Cooling Water
Jenis Centrifugal Pump
Kapasitas 29381.2873
0.0883
43.6415
9.8425
43.6415 9.8425
33.9320
0.202
Pv x 2,3
SG
=0.0382 2.3
0.9961
2.3
0.9961
=14.6959 2.3
0.9961
=62.1583
62.4
0.9961
Absolute Pressure=14.6959
Asumsi : Suhu air yang masuk pada T = # °C
Dari App.A.2-3 dan A.2-4 Geankoplis, didapatkan:
Densitas (ρ) = kg/m3= lb/ft3
= cp = lb/ft.s
= m3/hari = kg/jam
= ft3/hari = kg/s
= ft3/s Q = m3/s
Di, opt= 3,9 x qf0,45 x ρ0,13
Di, opt= x x
= in
Dipilih pipa nominal dengan spesifikasi (App.A.5-1 Geankoplis)
= in
Schedule (sch) =
Diameter luar (OD) = in = ft
Diameter dalam (ID) = in = ft
Luas Penampang (A) = ft2
𝜋 x ID2
=
Nre perhitungan didapat:
ρ ID v
lb/ft3 x ft x ft/s
lb/ft.s
= (Turbulen)
a. Menghitung Fanning Friction Factor (f)
Untuk commercial steel
ɛ = m
= in
(Geankoplis, hal 94 Fig.2.10-3)
Dan untuk, (Geankoplis, hal 94 Fig.2.10-3)
ɛ in
D in
Nominal pipe size (NPS)
6.02E-03
0.00181= 0.0005
3.3640
2.4388
0.00054
78,983.2500
4.6E-05
0.00181
Nre = 78,983 , dan =
Nre =μ
=62.1583 0.280
=0.8509 ft
3/s
0.3489 ft2
2.4388 ft/s
3.364 0.2803
0.06
Kecepatan Alir (v) =4 x Q
0.2127 62.1583
3.3245
3.5
80
4.000 0.3333
3.9 0.45
21591
18,378.96 5.998
0.2127
Penentuan diameter optimum pipa ditentukan menggunakan
persamaan 46 hal. 365 Peters & Timmerhaus dengan
995.68 62.1583
0.8007 0.0005
520.43 Flowrate
0.13
Viskositas (μ)
Kapasitas (Q)
Diperoleh nilai,
f = (Geankoplis, hal 94 Fig.2.10-3)
b. Menghitung panjang ekivalen (Le)
L = S = 7 x (N)0.5
S = 7 x ( )0,5
= ft
ID = ft
= in
Untuk aliran turbulen diperoleh:
Tabel E. 17 Friction Loss
= L +
= +
= ft
= in
c. Menghitung Energi yang Hilang karena Gesekan
Pada pipa lurus
4 x x x 2
x 2 x
=
Sudden contraction losses
A1 >> A2
A1 = = ft²
A2 = ft²
A2
A1
Sehingga, Σ L
(Pers. 2.10-6, Geankoplis)
=0
= 0 < 0.71500.0617
0.5955 ft.lbf/lbm
1/4 π D² 0.0617
0
Ff =0.005 107.37 2.4388
0.3333 32.1740
107.37
1288.5
Ff =4.f.ΣL.v²D. 2gc
Total 8.75 103.3333
(Tabel 2.10-1, Geankoplis)
Σ Le4.041 103.333
Tee 2 1 2 50 16.6667
gate valve (half open ) 1 4.5 4.5 225 75
Le
elbow 90º 3 0.75 2.25 35 11.6667
4.041
0.3333
4.0000
Tipe Fitting/Valve Jumlah Kf Tot. Kf Le/D (ft)
0.01
0.333
Gambar E.7 Sudden Contraction Losses
A A2
A2
A1
=
2
2 x
=
Sudden Enlargement losses
A1 << A2
A1 = ft²
A2 = = ft²
2
2 x
= ft.lbf/lbm
Losses in fittings and valves
2
2 x
= ft.lbf/lbm
Jadi, total energi yang hilang akibat gesekan:
= Ff + hex + hf + hc
= + + +
= ft.lbf/lbm
Menghitung Static Head
Z1 = 0 ft
(Pers. 2.10-6, Geankoplis)
Σ F0.5955 0.0924 0.8088 0.0462
1.5429
= 8.75 x2.4388
32.17
0.8088
hf = Kfv²
2 gc(Pers. 2.10-17, Geankoplis)
= 1 x2.4388
32.17
0.0924
0
1/4 π D² 0.0617
hex = Kexv²
2 gc
= 0.50002.4388
32.1740
0.0462 ft.lbf/lbm
(Pers. 2.10-15, Geankoplis)
)0.0617
0.5000
Sehingga, hc = Kcv²
2 gc
- )
= 0.4000 ( 1.25 -0
Maka, Kc = 0.4000 ( 1.25
Gambar E.8 Sudden Contraction Losses
A A
Z2 = 4 ft
g/g = 1 lbf/lbm
∆Z = Z2 - Z1
= 4 - 0
= 4 ft
∆Z x (g/gc)= 4 ft x 1 lbf/lbm
= 4 ft.lbf/lbm
e. Menghitung velocity head
v1 = Kecepatan linier fluida ke pipa
v2 = Kecepatan linier fluida ke clafier
Karena pada 2 titik reference dianggap sama, maka v1 = v2
f. Menghitung Pressure Head
P1 = 1 atm = psi
P2 = 1 atm = psi
∆P = P2 - P1
= -
= 0
=
g. Menghitung Energi Mekanik Pompa
∆v2g ∆P
2α gc ρ
2
2 x 1
= ft.lbf/lbm
η = (Coulson, fig 10.62)
= ft.lbf/lbm
h. Menghitung Broke Horse Power (BHP)
Wp x m (Geankoplis, pers 3.3-2)
Wp
Wp
Sehingga, ∆P/ρ
BHP =550
60%
=8.5169
60%
14.1948
1.5429
8.5169
=-Wp
η
+ ΣF Geankoplis, pers 2.7-28)
-Ws =2.4388
+ 4 + 0 +
14.70
14.70 14.70
0
-Ws = + ∆z +
14.70
= kg/jam
= lb/s
x
= Hp
i. Menghitung Tenaga Motor
= Hp
Dipilih motor standar dengan p= 1 Hp= kW
j. Menghitung NPSH
Meninjau kavitasi:
T = ºC
= K
Log P = A + B/T + C Log T + DT + ET(Yaws, 1999, Pers 7-1 hal 159)
(Yaws, 1999)
= mmHg
= psia
NPSH (Net Positive Suction Head ) available :
NPSH available = Pabs - Pv - line loss + elevation diff
= atm
= psia
ρ = lb/ft3
14.70
62.1583
Spesific Gravity =Densitas
62.4
Total 1.9768
Maka Pv 1.9768
0.0382
Pabs 1
E Pisat
H2O 29.8605 -3515.2 -7.3077 2.4247E-09 1.81E-06 1.9768
0.0689
0.746
30
303.2
Tabel E.18 Konstanta Tekanan Uap Jenuh
Komponen A B C D
Berdasarkan Fig.14.38 Peters & Timmerhaus, diperoleh
efisiensi motor sebesar 80%, sehingga power motor:
Power motor =BHP
η
=0.0551
80%
Untuk menentukan tekanan uap jenuh komponen dapat dihitung dengan persamaan:
BHP =14.1948 2.1356
550
0.0551
m 3,487.3666
2.1356
= lbm/ft3
x
x
= ft
Eley diff = # ft
Line loss = ft
x
= ft
Maka nilai NPSH avail= ft
Dari Coulson hal 212:
Untuk kecepatan alir<100 m3/jam NPSH yang= 3 meter
Untuk kecepatan alir>100 m3/jam NPSH yang= 6 meter
3 m = ft
NPSH available > NPSH required , maka pompa aman dari kavitasi
ft > ft
=
=
= ft3/hari
= = kW
=
=
J5. Steam Supply
BOILER
: Menghasilkan steam untuk kebutuhan turbin dan proses
: kg steam/hour
:
: Water tube with Ward Furnace
Daya 0.746
Efisiensi 80%
Jumlah 2 buah
Fungsi Mengalirkan Air menuju ke Economizer
Jenis Centrifugal Pump
Kapasitas 18378.9633
0.0883
43.6415
9.8425
43.6415 9.8425
SPESIFIKASI POMPA (L-312)
NPSH Requred by pump =
1 HP
33.9320
0.202
Tekanan uap =Pv x 2,3
SG
=0.0382 2.3
0.9961
2.3
0.9961
=14.6959 2.3
0.9961
=62.1583
62.4
0.9961
Absolute Pressure=14.6959
Fungsi
Kapasitas 146376
Jumlah 1
Tipe
Massa ampas daun kayu putih = kg/h
Komposisi kimia Daun Eucalyptus
=
=
Hemiselulosa=
= ( Hugot, Hal. 919)
Data Neraca Massa :
=
=
=
= x 1 - - x
= kcal/kg
=
= - x - x
= kcal/kg
Komponen udara :
=
= ( Hugot, Hal. 923)
Ampas kering dibakar dengan udara bersih
=
Reaksi Pembakaran :
+ =
+ =
+ =
Menghitung massa udara per unit ampas :
= 5,76(1-w)m
= x x
= kg/kg ampas
= 5,76(1-w)m+1
= x x
= kg gas kering/kg ampas
= Pg-0,585(1-w)-w
= - -
14.2459
Pgs
13.6609 0.9893 0.0107
1.5
8.54755
Pg
5.76 0.9893 2.5
1 2.67 3.67
Po
5.76 0.9893
Asumsi excess air 1.5
C O2 CO2
12 g 32 g 44 g
1200 0.35
2998.455
N 0.79
O 0.21
4130.78
N.C.V 4250-4850w-1200s
4250 4850 0.0107
G.C.V 4600 (1-w)-1200s
4600 0.0107 1200 0.35
Ash 0.1
Moisture content (w) 0.0107
selulose content (s) 0.35
5233.3116
Lignin 0.47
Selulosa 0.35
0.08
= kg gas/kg sorgum
= 4,45(1-w)m
= x x
= Nm3/kg ampas
Dimana
Po : berat udara yg digunakan /kg ampas
Pg : berat produk gas dari pembakaran
Pgs : berat gas (asumsi kering)
Vo : Vol. udara yg digunakan/kg ampas
Vg : Vol. produk gas pembakaran
Vgs : Vol. gas
( Hugot, Hal. 927)
Untuk menghitung Vg harus dicatat:
1) Bahwa kita mempunyai O2 yg berlebih dari yg dibutuhkan untuk
2) Bahwa : Volume CO2 = Volume oksigen yang terbentuk
Volume H2O = Volume oksigen yang terbentuk dikali 2
sehingga :
= 4.45 (1 - w)m + 0.672 (1 - w) + 1.244 w
= + +
= Nm3/kg
= 4.45 (1 - w)m + 0.672 (1 - w) - 0.728 (1 - w)
= + -
= Nm3/kg
Menghitung Komposisi Flue Gas :
Nitrogen
= 4.43 (1 -w)m
= kg
Oksigen
= 1.33 (1 - w)(m - 1)
= kg
Air
= 0.585 (1 - w)+w
= kg
Karbon dioksida
= 1.72 (1 - w)
= kg
O2
0.65788
H2O
0.58944
CO2
1.7016
3.46202 0.34854 0.37758
4.18814
N2
6.5739
Vt
6.60358 0.66481 0.01331
7.2817
Vgs
Va
4.45 0.9893 1.5
6.60358
membakar carbon & hidrogen dalam ampas
12.6609
Total Flue Gas Out = kg/kg ampas
= kg
Menghitung Temperature pembakaran ( Hugot, Hal. 929)
Dapat dilihat pada table 4.17 hal 935 didapatkan T pembakaran 170 C
Menghitung Panas yang hilang dalam flue gas
= C
= [(1 - w)(1.4m - 0.13) = 0.5] t ( Hugot, Hal. 936)
= [ = ]
= kcal/kg ampas
Menghitung Panas Steam
Mv = (4250 - 1200 s - 4850 w -q ) αβη ( Hugot, Hal. 937)
dimana :
α = koofisien solid yang tidak terbakar
β = koofisien kehilangan karena radiasi
η = koofisien pembakaran yang tidak sempurna
Mv = perpindahan panas ke steam/kg ampas
w = kandungan air dalam ampas
s = sukrosa dalam ampas
q = panas sensible flue gas
Mv = kcal/kg ampas
Overall efficiency of boiler
Panas yang ditransfer ke steam =
GCV ampas sorgum
Jadi panas yang diterima oleh steam pada kapasitas aktual
= kcal
= kg steam/kg ampas
Jumlah steam yang dihasilkan = kg steam
J.5 Kebutuhan Bahan Bakar
1. BOILER
: Menghasilkan steam untuk kebutuhan proses
Kapasitas produksi : kg steam/hour
: 1
: Water tube with Ward Furnace
Massa ampas daun kayu p: kg/h
merk : Takuma
Model : N 1200 R
Design max. Work Press: # atm
working pressure : 1.5 atm
Jumlah
Tipe
5233.3116
Ns
12767751.86
27.97007168
146,376.10
Fungsi
146376
391.209
0.975
0.975
0.960
3090.882
ϱ =Mv
=0.74826
9.52282
49835.882
Temperature Flue Gas 270
Q loss
1.949 0.5 270
kapasitas maksimal pengu: kg steam/hour
steam temperature : Saturated
effisiensi :
Kebutuhan panas boiler (Cahyo adi basuki, 2011)
Q = G x ( uap ke - air um)
Dim:
Q : Kebutuhakj/h
G : Laju alir ukg/h
h : enthalpi kj/kg
η : effisiensi boiler
Enthalpy in kj/kg Enthalpy out kj/kg
Q = G x
= x ( - )
= x ( )
= kj/h
Konsumsi Bahan Bakar (Cahyo adi basuki, 2011)
m = Q
LHV
Dimana :
m : laju alir bakg/h
Q : Kebutuhakj/h
LHV : Low Heatkj/kg
Low Heating Value
= HHV - kj/kg
Dimana :
LHV : Low Heating Value (kj/kg)
HHV : Higher Heating Value (kj/kg)
Low Heating Value eucalyptus HHV Eucalyptus kj/kg
= - kj/kg kj/kg
= -
= kj/kg
= m x
18720 3240
15480
Qeuc LHV
18720
LHV HHV 3240 LNG 48600
h uap keluar
146376 2635.48
65.50%
588963792
LHV 3240
376.82 3012.3
(h uap keluar -h air umpan)
η146376 3012.3 376.82
40000
65.50%
η
= x
=
Kekurangan kalor disupply dari penggunaan LNG
= Q -
= -
= kj/h
Low Heating Value LNG
= -
= -
= kj/kg
Kebutuhan bahan bakar LNG
m =
=
= kg/h
2. Bahan Bakar Genset
: Kw
: 1
: kebutuhan listrik total/power factor
Kva
Excess Factor :
Daya Genset :
Kva
: L/hr31.5
117.573
kebutuhan bahan bakar maksimal
Note
Genset hanya digunakan dalam keadaan darurat saat supply
listrik dari PLN mengalami kendala untuk mencegah operasi
berhenti. Apabila tidak terjadi gangguan maka konsumsi bahan
bakar dari genset diasumsikan 0 dikarenakan tidak ada
Kebutuhan Listrik Total 78
power factor
97.977672
20%
45360
Q
LHV
5.1E+08
45360
11198.2
5.08E+08
LHV HHV 3240 kj/kg
48600 3240
81011663 kj/h
QLNG Qeuc
5.89E+08 8E+07
5233.31 15480
Daya Essential Total
Daya Essential Total + (excess factor x Daya essential total)
dengan menggunakan standard spesifikasi genset JP 135
APENDIKS L
PERHITUNGAN JUMLAH KARYAWAN
Kapasitas produk = 250000.00 kg/thn 250 ton/tahun 1 ton/hari
Proses Batch = M = 24.4 P^0,25
M = 23
Berdasarkan kurva perhitungan jumlah karyawan M = 23 Orang.jam/hari
Tahapan proses : = 12
1. Tahapan Pembuatan Uap (Steam Generation)
2. Tahapan Destilasi
3. Tahapan Pendinginan dan Pemisahan air-minyak
4.Tahapan Pemurnian
5 Tahapan Water Dehidration Tank
6. Tahap Pengecekan Laboratorium
7. Tahap bagian Transportasi
8. Tahapan Packing
9. Tahapan Gudang
10. Tahapan Pengolahan Air
11. Tahapan Tambahan atau Pembantu Listrik
12. Tahapan Tambahan atau Pembantu Pemeliharaan
Karyawan proses = 23 Orang.jam/hari x 12
= 273.17 Orang.jam/hari
= 273 Orang.jam/hari
1 hari = 3 Shift
1 shift = 8 Jam
Jumlah karyawan proses = 273 Orang.jam/hari x 0.33 x 0.125
= 11 orang
Jumlah karyawan langsung terdiri dari 4 regu sehingga total karyawan langsung menjadi :
4 orang/regu x 11.00 = 44 orang
44 orang operator ini akan dibagi ke beberapa bagian
No Jabatan Jumlah GajiJumlah
PersonilTotal Gaji
1 Dewan Komisaris 40,000,000Rp 1 40,000,000Rp
2 Direktur Utama 30,000,000Rp 1 30,000,000Rp
3 Direktur Produksi 15,000,000Rp 1 15,000,000Rp
4 Direktur keuangan dan Umum 15,000,000Rp 1 15,000,000Rp
5 Staff Ahli 15,000,000Rp 1 15,000,000Rp
6 Sekretaris 9,000,000Rp 1 9,000,000Rp
7 Kepala Bagian Produksi 10,000,000Rp 1 10,000,000Rp
8 Kepala Bagian Litbang 10,000,000Rp 1 10,000,000Rp
9 Kepala Bagian Teknik 10,000,000Rp 1 10,000,000Rp
10 Kepala Bagian Umum 10,000,000Rp 1 10,000,000Rp
11 Kepala Bagian Keuangan 10,000,000Rp 1 10,000,000Rp
12 Kepala Bagian Pemasaran 10,000,000Rp 1 10,000,000Rp
13 Kepala Seksi Proses 10,000,000Rp 1 10,000,000Rp
14 Kepala Seksi Pengendalian 9,500,000Rp 1 9,500,000Rp
15 Kepala Seksi Laboratorium 9,500,000Rp 1 9,500,000Rp
16 Staff Litbang 9,500,000Rp 1 9,500,000Rp
17 Kepala Seksi Safety & Lingkungan 9,500,000Rp 1 9,500,000Rp
18 Kepala Seksi Pemeliharaan dan Utilitas 9,500,000Rp 1 9,500,000Rp
20 Kepala Seksi Administrasi Keuangan 9,500,000Rp 1 9,500,000Rp
21 Kepala Seksi Keuangan 9,500,000Rp 1 9,500,000Rp
23 Kepala Seksi Personalia 9,500,000Rp 1 9,500,000Rp
25 Kepala Seksi Keamanan 9,500,000Rp 1 9,500,000Rp
28 Karyawan Proses 4,000,000Rp 5 20,000,000Rp
29 Karyawan Pengendalian 4,000,000Rp 2 8,000,000Rp
30 Karyawan Laboratorium 4,000,000Rp 2 8,000,000Rp
33 Karyawan Pemeliharaan dan Utilitas 4,000,000Rp 1 4,000,000Rp
35 Karyawan Administrasi 4,000,000Rp 1 4,000,000Rp
36 Karyawan Kas 4,000,000Rp 1 4,000,000Rp
37 Karyawan Personalia 4,000,000Rp 1 4,000,000Rp
39 Karyawan Keamanan (Security) 3,500,000Rp 2 7,000,000Rp
41 Karyawan Safety & Lingkungan 10,000,000Rp 2 20,000,000Rp
42 Dokter 10,000,000Rp 1 10,000,000Rp
44 Sopir 3,000,000Rp 1 3,000,000Rp
45 Cleaning Service 3,000,000Rp 3 9,000,000Rp
44 380,500,000Rp
4,566,000,000Rp Jumlah Gaji pertahun
Total
PERHITUNGAN GAJI KARYAWAN
LAMPIRAN M
Y = m . x + c (Peter & Timmerhaus,1991,hal 790)
Dimana,
m =
LAMPIRAN N
EVALUASI EKONOMI
N.1 Penentuan Indeks
Tabel N.1 Perhitungan Indeks
1 1,987 814 3,948,169 662,596 1,617,418
2 1,988 852 3,952,144 725,904 1,693,776
3 1,989 895 3,956,121 801,025 1,780,155
No Tahun (x) Indeks (y) (x2) (y
2) x.y
Untuk perhitungan harga indeks dapat menggunakan Marshall and swift Equipment cost index yang
dapat dilihat pada Table N.1
4 1,990 915 3,960,100 837,408 1,821,049
5 1,991 931 3,964,081 866,016 1,852,825
6 1,992 943 3,968,064 889,438 1,878,655
7 1,993 964 3,972,049 929,682 1,921,651
8 1,994 993 3,976,036 986,844 1,980,840
9 1,995 1,028 3,980,025 1,055,756 2,049,863
10 1,996 1,039 3,984,016 1,079,729 2,074,044
11 1,997 1,057 3,988,009 1,116,826 2,110,430
12 1,998 1,062 3,992,004 1,127,632 2,121,676
13 1,999 1,068 3,996,001 1,141,265 2,135,532
14 2,000 1,089 4,000,000 1,185,921 2,178,000
15 2,001 1,094 4,004,001 1,196,617 2,188,894
16 2,002 1,103 4,008,004 1,215,506 2,207,205
31,912 15,846 63,648,824 15,818,164 31,612,011
Untuk mencari indeks pada tahun 2021, digunakan persamaan least square sebagai berikut:
Perhitungan cost indeks dilakukan menggunakan regresi linier dengan metode least squares . Dari
persamaan 19 halaman 760 pada buku Timmerhaus, didapatkan persamaan yaitu:
(Pers. 2.5, Kusnarjo 2010 (hal.8))
c = n.c dan n = jumlah data
𝜮
σ𝑥𝑦 σ𝑥
σ 𝑥2 σ 𝑥=𝑛σ𝑥𝑦 − σ𝑦σ𝑥
𝑛σ 𝑥2 − σ 𝑥 2
𝑥 𝑛
𝑥2 𝑥𝑦
c =
Dari Tabel F.1 didapatkan:
=
=
2
=
=
=
=
Maka Didapatkan nilai:
m = y = =
c =
=
=
Sehingga:
y = + ( x - )
= x + -
Dimana :
y = harga indeks
x = tahun
indeks harga pada tahun 2019 adalah
y = x + -
=
31912
16
1994.5
63,648,824
31,912
= (31,912 (Σ x/n) )= =
(Pers. 2.6, Kusnarjo 2010 (hal.8))
16
340
15,846
31612010.5
505690316.8
16
6365.7
990.4
Σ(x-x)
6365.7
340
18.72265
990.4 18.72 1994.5
18.72265 36351.9196
(
- (
63,648,824
31612010.5
)=
=
-
18.72265 2019 36351.9196
1449.1049
)
σ𝑥
σ𝑥^2
σxy
σ𝑦
σ𝑥𝑦
σ〖(𝑥−𝑥)(𝑦 −𝑦〗 )
σ〖(𝑦/𝑛)〗
σ(𝑥−𝑥)(𝑦 −𝑦)
σ 𝑥 σ𝑦
σ 𝑥2 σ 𝑥=σ 𝑥2 σ𝑦 − σ𝑥𝑦σ𝑥
𝑛σ 𝑥2 − σ 𝑥 2
Sehingga indeks harga pada tahun 2023 adalah
y = x + -
=
Dimana:
Cx =
Cy =
Ix =
Iy =
Contoh Perhitungan:
Misal, pada tangki penyimpanan minyak kayu putih
Dik : Harga alat 2019 =
Indeks tahun 2019 =
Indeks tahun 2020 =
Maka :
=
(Kusnarjo 2010, hal. 11)
18.72265 2023 36351.9196
1523.995441
lx
ly
Harga alat pada tahun x
Harga alat pada tahun y
Indeks pada tahun x
Indeks pada tahun y
$110,700
1449.1049
1523.995441
= xCy
1523.9954
1449.1049
$116,421
Harga alat yang lain dapat dilihat pada tabel harga alat.
Data diperoleh dari matche.com
Tabel N.2 Harga Peralatan Proses
Harga Satuan Total Harga
($) ($)
1 F-120 Daun storage 1 21,033.6117 21,033.6117
2 D-110 A B Steam Destillation Tank 3 88,341.1692 265,023.5077
= x
Nama AlatNo Kode Jumlah
110,700$ Harga alat pada tahun 2023
3 E-111 Kondenser 1 16,616.5533 16,616.5533
4 H-112 Decanter 1 22,085.2923 22,085.2923
5 F-113 Crude essential oil storage 1 13,671.8476 13,671.8476
6 F-115 MgSO4 Storage 1 10,516.8059 10,516.8059
7 L-114 Pump 2 1,051.6806 2,103.3612
8 E-211 Heater 1 54,687.3905 54,687.3905
9 D-210 Kolom Fraksinasi 1 16,616.5533 16,616.5533
10 E-219 Heat Exchanger 1 16,616.5533 16,616.5533
11 D-222 Stripper 1 10,516.8059 10,516.8059
Cx
Nllai kurs $ terhadap rupiah, diambil :
1 $ = (sumber: bi.go.id pada 30 Juli 2021)
Sehinga total harga peralatan proses =
2. Perhitungan Harga Peralatan Utilitas
Harga peralatan utilitas = x
=
=
Total biaya peralatan proses dan utilitas/ Equipment Cost (EC):
EC = +
=
=
N.2. Capital Investment
N.2.1 Fixed Capital Investment
1. Direct Cost
a. Purchased Equipment cost
Limbah Daun Storage 1 18,930.2506 18,930.2506
22 F-122 Spray Tower 1 1,156.8486 1,156.8486
14,452Rp
8,556,825,825Rp
45% 592,096.1700$
266,443.2765$
3,850,571,621Rp
$592,096.1700 $266,443.2765
$858,539.4465
Rp12,407,397,446.3538
Biaya
Harga alat/Equipment Cost (EC) 12,407,397,446.3538Rp
F-121
L-317 Fan 1 5,258.4029 5,258.4029
Biaya Pengangkutan sampai pelabuhan (15%EC) 1,861,109,616.9531Rp
Asuransi pengangkutan (1% EC) 124,073,974.4635Rp
Provinsi bank (0,2-0,5% EC, diambil 0,5% EC) 62,036,987.2318Rp
EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut) (1% EC) 124,073,974.4635Rp
Pajak Bea Masuk Barang (20% EC)
Tabel N.3 Total Purchased Equipment cost (PEC)
Purchased Equipment cost
20
21
16,616.5533 16,616.5533
15 F-311 Deaerator 1 12,620.1670 12,620.1670
Jumlah 27 412,258.7898 592,096.1700
16
17
18
19
12 F-315 Water storage 1 46,273.9458 46,273.9458
13 F-221 Pure essential oil oil storage 1 11,989.1587 11,989.1587
14 Q-310 Boiler 1
2,481,479,489.2708Rp
Total 17,060,171,488.7364Rp
Berdasarkan Tabel 6.1 (Kusnarjo, 2010 hal. 17), didapat harga peralatan utilitas yaitu 45% dari total
harga peralatan proses, yaitu:
16,616.5533
1,051.6806
1,051.6806
1
1
2
2
Cooling water
Kondenser
Pump
Pump
E-410
E-212
L-316
L-411
8,939.2850
16,616.5533
2,103.3612
2,103.3612
8,939.2850
b. Biaya Pemasangan Instalasi
= x PEC
= x
=
c. Biaya Instrumentasi dan kontrol
Biaya Instrumentasi dan kontrol yaitu sebesar 6-30% dari PEC
Biaya instrumentasi = x PEC
= x
=
d. Biaya Pemipaan
Biaya Pemipaan = x PEC
= x
=
e. Biaya Bangunan
Biaya Bangunan = x PEC
= x
=
f. Biaya Pengembangan Lahan
Biaya Pengembangan Lahan = x PEC
= x
=
g. Biaya Perawatan Fasilitas
Biaya Perawatan Fasilitas = x PEC
Pada Tabel 10 Timmerhaus hal.175 (1991), besar biaya bangunan yaitu 7% dari PEC.
Pada Tabel 8 Timmerhaus hal.173 (1991) 10-80% dari PEC, biaya pemipaan pada proses
solid-fluid sebesar 31%.
Biaya Instalasi 55%
55% Rp17,060,171,489
Rp9,383,094,319
26%
26% Rp17,060,171,489
Biaya pengembangan lahan sebesar 40-100% dari PEC (Timmerhaus,1991 hal: 175), sehingga
ditentukan besar biaya pengembangan lahan adalah 80% dari PEC.
Biaya instalasi sebesar 25-55% dari PEC (Timmerhaus,1991 hal: 172), sehingga ditentukan besar
biaya instalasi adalah 55% dari PEC.
Rp4,435,644,587
31%
31% Rp17,060,171,489
Rp5,288,653,162
7%
7% Rp17,060,171,489
Rp1,194,212,004
20%
20% Rp17,060,171,489
Rp3,412,034,298
55%
Biaya pengembangan lahan sebesar 10-20% dari PEC (Timmerhaus,1991 hal: 175), sehingga
ditentukan besar biaya pengembangan lahan adalah 20% dari PEC.
= x
=
h. Biaya Lahan
Biaya Bangunan = x PEC
= x
=
Maka, Total Direct Cost yaitu:
2. Indirect Cost
a. Biaya Engineering and Supervision
Biaya Engineering and Supervision = x
=
b. Biaya Legal Expenses
Besar biaya Biaya Legal Expenses = x FCI
c. Biaya Construction Expenses
Besar biaya Construction Expenses adalah 8% dari FCI.
Biaya Construction Expenses = x FCI
d.. Biaya Contractor's Fee
Biaya Contractor's Fee = x
=
Rp9,383,094,319
8%
8% Rp17,060,171,489
Tabel N.4 Total Direct Cos t (DC)
Direct Cost Biaya
PEC 17,060,171,489Rp
Biaya Instalasi 9,383,094,319Rp
Biaya Instrumentasi dan Kontrol 4,435,644,587Rp
Biaya Pemipaan 5,288,653,162Rp
Biaya Bangunan 1,194,212,004Rp
55% Rp17,060,171,489
Biaya Pengembangan Lahan 3,412,034,298Rp
Biaya Perawatan Fasilitas 9,383,094,319Rp
Biaya Lahan 1,364,813,719Rp
Total 51,521,717,896Rp
30% 51,521,717,896Rp
15,456,515,369Rp
Besar biaya Biaya Legal Expenses adalah 3% dari FCI.
3%
8%
8% 51,521,717,896Rp
4,121,737,432Rp
Besar biaya Engineering and Supervision adalah 30% dari DC (Timmerhaus,1991 hal: 177).
Besar biaya Contractor's Fee adalah 2-8% dari DC (Timmerhaus,1991 hal: 178). Sehingga
ditentukan besar biaya adalah 8% dari DC.
Biaya pengembangan lahan sebesar 4-8% dari PEC (Timmerhaus,1991 hal: 176), sehingga
ditentukan besar biaya pengembangan lahan adalah 8% dari PEC.
Rp1,364,813,719
e. Biaya Contingencies
Biaya Contingencies = x FCI
Maka Total Indirect Cost (IC):
+
Sehingga, Total Fixed Capital Investment (FCI) adalah:
= + Indirect Cost
= + +
= +
( 1 - )
Maka, Total Indirect Cost (IC) yaitu:
Total Capital Investment (TCI)
= FCI + WCI
= TCI
( 1 - ) =
=
=
N.2.3 Working Capital Investment (WCI)
15%
Tabel N.5 Total Indirect Cost (IC)
Indirect Cost Biaya
Biaya Engineering and Supervision 15,456,515,369Rp
Biaya Legal Expenses 3% FCI
Biaya Contruction Expenses 8% FCI
Biaya Contractor's Fee 4,121,737,432Rp
Biaya Contingencies 15% FCI
Total 19,578,252,800Rp 26% FCI
FCI Direct Cost
51,521,717,896Rp 19,578,252,800Rp 26% FCI
Rp71,099,970,696 26% FCI
26% FCI = 71,099,970,696Rp
44,559,323,586Rp
N.2.2
TCI
96,081,041,482Rp + 20%
20% TCI 96,081,041,482Rp
0.8 TCI 96,081,041,482Rp
TCI 120,101,301,852Rp
0.74 FCI = 71,099,970,696Rp
FCI = 96,081,041,482Rp
Tabel N.6 Total Indirect Cost (IC)
Indirect Cost Biaya
Biaya Engineering and Supervision 15,456,515,369Rp
Biaya Legal Expenses 2,882,431,244Rp
Biaya Contruction Expenses 7,686,483,319Rp
Biaya Contractor's Fee 4,121,737,432Rp
Besar biaya Contingencies adalah 5-15% dari FCI (Timmerhaus,1991 hal: 178). Sehingga ditentukan
besar biaya adalah 15% dari FCI.
Biaya Contingencies 14,412,156,222Rp
Total
Nilai working capital investmen t yaitu sebesar 10-20% dari TCI (Timmerhaus, 1991 hal.210).
Sehinngga ditentukan nilai Working Capital Investm ent sebesar 20%.
WCI =
=
=
Total Production Cost (TPC)
Manufacturing Cost (MC)
Direct Manufacturing Cost (DMC)
Bahan Baku
Gaji Karyawan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
20
21
23
25
28
29
Dewan Komisaris
Direktur Utama
Direktur Produksi
Direktur keuangan dan Umum
Staff Ahli
Sekretaris
Kepala Seksi Pengendalian
Kepala Seksi Laboratorium
Staff Litbang
Kepala Seksi Pemeliharaan dan Utilitas
Kepala Seksi Keuangan
Kepala Seksi Keamanan
TOTAL
b.
Tabel N.8 Gaji Karyawan
Jabatan Jumlah Gaji Total Gaji
1 40,000,000Rp 40,000,000Rp
x 120,101,301,852Rp
24,020,260,370Rp
N.3
N.3.1
1.
a.
Kebutuhan Harga
(Kg/tahun) (Rp/Kg)
1 Daun 250,000 700Rp
No
4,000Rp
1 30,000,000Rp 30,000,000Rp
1 15,000,000Rp 15,000,000Rp
1 15,000,000Rp 15,000,000Rp
1 15,000,000Rp 15,000,000Rp
1 9,000,000Rp 9,000,000Rp
9,500,000Rp 9,500,000Rp
9,500,000Rp
9,500,000Rp
9,500,000Rp
9,500,000Rp
9,500,000Rp 9,500,000Rp
9,500,000Rp 9,500,000Rp
1 10,000,000Rp 10,000,000Rp
1 10,000,000Rp 10,000,000Rp
1 10,000,000Rp 10,000,000Rp
Kepala Bagian Produksi
1 10,000,000Rp 10,000,000Rp
Kepala Bagian Litbang
Kepala Bagian Teknik
Kepala Bagian Umum
Kepala Bagian Keuangan
Kepala Bagian Pemasaran
Kepala Seksi Proses
Kepala Seksi Safety & Lingkungan
1
1
1
1
1
1
4,000,000Rp
1
Komponen
2
20%
MgSO4 0.002
1
10,000,000Rp
10,000,000Rp
10,000,000Rp
9,500,000Rp
9,500,000Rp
9,500,000Rp
9,500,000Rp
10,000,000Rp
10,000,000Rp
10,000,000Rp
9,500,000Rp
9,500,000Rp
9,500,000Rp
9,500,000Rp
x TCI
20%
Karyawan Proses
Karyawan Pengendalian
1
1
1
1
5
2
Kepala Seksi Personalia
Kepala Seksi Administrasi Keuangan
4,000,000Rp 20,000,000Rp
8,000,000Rp
175,000,008Rp
Harga (Kg/tahun)
175,000,000Rp
7.97Rp
Tabel N.7 Biaya Bahan Baku Proses
30
33
35
36
37
39
41
42
44
45
Direct Supervisory and Clerical Labor
Biaya Supervisory and Clerical Labor = x
=
Biaya Utilitas
Biaya Utilitas = x TPC
Biaya Maintenance and Repairs
Biaya Maintenance and Repairs = x
= x
=
Biaya Operating Supplies
Biaya Operating Supplies = x ( x )
= x
=
Biaya Laboratory Charges
Biaya Laboratory Charges = x
=
Karyawan Keamanan (Security) 7,000,000Rp
20,000,000Rp
10,000,000Rp
1
1
44
4,000,000Rp
3,500,000Rp
4,000,000Rp
4,000,000Rp
4,566,000,000Rp
380,500,000Rp
c.
15% 4,566,000,000Rp
684,900,000Rp
d.
10%
e.
6% FCI
6%
5,764,862,489Rp
f.
15% 6% FCI
15% 5,764,862,489Rp
Besar biaya Maintenance and Repairs adalah 6% dari FCI (Timmerhaus,1991 hal 203).
Besar biaya Operating Supplies adalah 15% dari biaya Maintenance and Repairs
(Timmerhaus,1991 hal 204).
Besar biaya direct supervisory and clerical labor adalah 15% dari gaji karyawan (Kusnarjo,
2010).
4,566,000,000Rp
456,600,000Rp
864,729,373Rp
Besar biaya Laboratory Charges adalah 10-20% dari biaya operasi (Timmerhaus,1991 hal 204).
96,081,041,482
Besar biaya Utilitas adalah 10-20% dari TPC (Timmerhaus,1991 hal 203). Sehingga ditentukan
besarnya biaya utilitas adalah sebesar 10% dari TPC.
Karyawan Laboratorium
Karyawan Pemeliharaan dan Utilitas
2
1
Karyawan Safety & Lingkungan
Dokter
Sopir
Cleaning Service
Karyawan Administrasi
4,000,000Rp
4,000,000Rp
2
1
1
3
Total
Jumlah Gaji pertahun
Karyawan Kas
Karyawan Personalia 4,000,000Rp 1
2
g.
10%
8,000,000Rp
4,000,000Rp
4,000,000Rp
4,000,000Rp
3,000,000Rp
9,000,000Rp 3,000,000Rp
3,000,000Rp
10,000,000Rp
10,000,000Rp
Biaya Patent and Royalties
Biaya Patent and Royalties = x TPC
Maka, biaya Direct Manufacturing Cost (DMC)adalah
Fixed charges/ Fixed Manufacturing Cost (FMC)
Depresiasi
Besar biaya depresiasi adalah 10% dari FCI (Timmerhaus,1991 hal 205).
Biaya Depresiasi = x
= x
=
\
Local Taxes
Biaya Local Taxes = x
= x
=
Insurance
Besar biaya insurance adalah 1% dari FCI (Timmerhaus,1991 hal 205).
Biaya Insurance = x
= x
=
c.
Tabel N.9 Direct Manufacturing Cost /DMC (Lanjutan)
Tabel N.9 Direct Manufacturing Cost (DMC)
2% FCI
2% 96,081,041,482Rp
1,921,620,830Rp
FCI
1% 96,081,041,482Rp
Biaya Utilitas 10% TPC
Biaya Maintenance and Repairs 5,764,862,489Rp
0%
960,810,415Rp
Biaya Direct Supervisory and Clerical Labor 684,900,000Rp
h.
1%
Gaji Karyawan 4,566,000,000Rp
FCI
10% 96,081,041,482Rp
9,608,104,148Rp
b.
2.
a.
10%
864,729,373Rp
Biaya Laboratory Charges 456,600,000Rp
Biaya Patent and Royalties 0% TPC
Total 12,512,091,870Rp + 10% TPC
BiayaDirect Manufacturing Cost (DMC)
Biaya Bahan Baku 175,000,008Rp
Biaya Operating Supplies
Besar biaya Patent and Royalties adalah 0-6% dari TPC (Timmerhaus, 1991 hal 204).
Sehingga ditentukan besarnya biaya Patent and Royalties adalah 0% dari TPC.
Besar biaya Local Taxes adalah 2-4% dari FCI (Kusnarjo,2010 hal 27). Sehingga besar local
taxes adalah 2% dari FCI.
Maka, biaya Fixed Manufacturing Cost (FMC) adalah
Plant Overhead Costs (POC)
Biaya = x (Gaji karyawan + supervision+maintenance and repairs)
=
Maka, Total Manufacturing Cost (MC)adalah
TPC
General Expenses (GE)
Besar biaya administrasi = x (Gaji karyawan+supervisi+Pemeliharaan)
=
= x
= TPC
= x
= TPC
Tabel N.10 Fixed Manufacturing Cost (FMC)
Fixed Manufacturing Cost (FMC) Biaya
Biaya Depresiasi 9,608,104,148Rp
Biaya Local Taxes 1,921,620,830Rp
Biaya Insurance 960,810,415Rp
Total 12,490,535,393Rp
3
50%
Rp 7,711,033,742
Tabel N.11 Total Manufacturing Cost (MC)
Manufacturing Cost (MC) Biaya
Direct Manufacturing Cost (DMC) 10% TPC
Fixed Manufacturing Cost (FMC)
Plant Overhead Costs (POC)
Total 10%
N.3.2
1. Biaya Administrasi
15%
1,652,364,373Rp
2. Biaya Distribusi dan Pemasaran
32,713,661,005Rp
12,512,091,870Rp
12,490,535,393Rp
7,711,033,742Rp
Biaya distribusi dan pemasaran 10% TPC
0.1
3. Biaya Riset dan Pengembangan
Biaya distribusi dan pemasaran 5% TPC
0.05
Besar biaya Plant Overhead Cost (POC) adalah sebesar 50-70% dari total biaya operating
labor, supervision, dan maintenance (Timmerhaus, 1991 hal.206). Sehingga ditentukkan
besarnya biaya plant overhead cost adalah 50%.
Besar biaya distribusi dan pemasaran adalah sebesar 2-20% TPC (Timmerhaus, 1991
hal.207). Sehingga ditentukkan besarnya biaya plant overhead costs adalah 10%.
Besar biaya distribusi dan pemasaran adalah sebesar 5% TPC (Timmerhaus, 1991 hal.207).
Maka, Total General Expenses (GE) adalah
TPC = TPC
(1-0,17) =
=
=
Biaya riset dan pengembangan 0.05 TPC
Total 1,652,364,373Rp 0.15 TPC
Sehingga, Total Production Cost (TPC) yaitu:
Tabel N.13 Total Production Cost (TPC)
Total Production Cost (TPC)
Manufacturing Cost (MC) 32,713,661,005 0.1
General Expenses (GE) 1,652,364,373 0.15
Tabel N.12 Total General Expenses (GE)
General Expenses (GE) Biaya
Biaya administrasi 1,652,364,373
Biaya distribusi dan pemasaran 0.1 TPC
Total 34,366,025,378Rp 0.25
34,366,025,378Rp + 0.25
TPC 34,366,025,378Rp
0.75 TPC 34,366,025,378Rp
TPC 45,821,367,171Rp
Sehingga, Direct Manufacturing Cost (DMC) yaitu:
Tabel N.14 Direct Manufacturing Cost (DMC)
Direct Manufacturing Cost (DMC) Biaya
Biaya Bahan Baku 175,000,008Rp
Biaya operating Labor 4,566,000,000Rp
Direct Supervisory and Clerical Labor 684,900,000Rp
Biaya Utilitas 4,582,136,717Rp
Biaya Maintenance and Repairs 5,764,862,489Rp
Biaya Operating Supplies 864,729,373Rp
Biaya Laboratory Charges 456,600,000Rp
Biaya Patent and Royalties -Rp
17,094,228,587Rp Total
Total Manufacturing Cost
Tabel N.15 Total Manufacturing Cost (MC)
Manufacturing Cost (MC) Biaya
Direct Manufacturing Cost (DMC) 17,094,228,587Rp
Fixed Manufacturing Cost (FMC) 12,490,535,393Rp
Plant Overhead Cost (POC) 7,711,033,742Rp
Total 37,295,797,722Rp
TPC
TPC
TPC
Biaya
Analisa Kelayakan (Profitability Analysis )
1.
a. Minyak Kayu Putih
Kapasitas per tahun = Kg/tahun
Harga Minyak Kayu Putih =
Harga penjualan per tahun =
=
2.
=
Total Production Cost (TPC) =
=
=
=
Percent Profit on Sales (POS)
1.
= (Peter & Timmerhaus, 2003)
=
= %
2.
= (Peter & Timmerhaus, 2003)
=
= %
Total General Expenses (GE)
Tabel E.16 Total General Expenses (GE)
General Expenses (GE) Biaya
Biaya administrasi 1,652,364,373Rp
Penjualan Produk (Sales Price)
240,000.00Rp
Keuntungan
Sales Price (S)
45,821,367,171Rp
Keuntungan sebelum pajak (Pb)
60,000,000,000.00Rp
250,000
60,000,000,000Rp
60,000,000,000Rp
14,178,632,829Rp
100POSa Pa
x
%100x
100
%
E.3.3
S
10,633,974,622Rp
60,000,000,000Rp
Pajak (25% dari keuntungan)
Keuntungan setelah pajak (Pa)
E.4 Analisa Ekonomi Metode Linear
a.
POS sebelum pajak, POSb
POSb Pb
S
23.63105471
POS setelah pajak, POSa
%x
x
3,544,658,207Rp
10,633,974,622Rp
100 %14,178,632,829Rp
60,000,000,000Rp
Biaya distribusi dan pemasaran 4,582,136,717Rp
Biaya riset dan pengembangan 2,291,068,359Rp
Total 8,525,569,449Rp
17.72329104
Return Of Investment (ROI)
1.
ROIb = Pb
FCI
=
= %
2.
= (Kusnarjo, 2010)
=
= %
1. POT sebelum pajak, POTb
POTb
+
+ ( x
= tahun
2.
=
+
+ ( x
= tahun
Break Even Point (BEP)
BEP = ( SVC )
S - SVC - ( VC )
Fixed Cost (FC)/ Fixed Manufacturing Cost (FMC)
1. Depresiasi
2. Biaya Pajak Lokal
3. Asuransi
Total
d.
FC + 0.3
0.7
e.
9,608,104,148Rp
12,490,535,393Rp
=
=
=
ROI setelah pajak, ROIa
ROIa Pa
FCI
10,633,974,622Rp
96,081,041,482Rp
11.06771373
c. Pay Out Time (POT)
%
%100
100
100
1,921,620,830Rp
960,810,415Rp
x
POT setelah pajak, POTa
100
(Kusnarjo, 2010)
x
100 %
%
%
x
x
4.7466
FCI
Pb 0.1 FCI
96,081,041,482Rp
14,178,632,829 0.1 Rp96,081,041,482
4.0393
POTa FCI
Pa 0.1 FCI
96,081,041,482Rp
10,633,974,622 0.1 Rp96,081,041,482
x
14,178,632,829Rp
96,081,041,482Rp
14.75695164
(Peter & Timmerhaus
hal.309, 1991)
(Peter & Timmerhaus
hal.309, 1991)
b.
ROI sebelum pajak, ROIb
Regulated Cost (RC)/Semi Variabel Cost (SVC)
1. Upah Pekerja Operasi
2. Plant Overhead Cost
3. Direct Supervisory
4. Laboratorium
5. General Expenses
6 Maintenance
7. Operating Suplies
Variable Cost (VC)
1. Bahan Baku
2. Utilitas
Total
Sehingga, nilai BEP adalah:
BEP = ( SVC )
- VC - ( SVC )
= + ( )
- ( )
= %
Titik BEP terjadi pada kapasitas produksi = x ton/tahun
= ton/tahun
Shut Down Point (SDP)
= (Kusnarjo, 2010)
=
= %
Arus Kas (Cash Flow )
Dasar Perhitungan
a. merupakan modal sendiri
b. merupakan modal bank
Bunga Pinjaman Bank
Pengembalian pinjaman 10 tahun sebesar
Kapasitas Produksi
Tahun ke - I = %
Tahun ke - II = %
Tahun ke-III dan seterusnya = %
per tahun
f.
4,566,000,000Rp
7,711,033,742Rp
684,900,000Rp
456,600,000Rp
8,525,569,449Rp
Modal
x
x 100
%
%
0.5977 250
149.42
4,757,136,725Rp
FC + 0.3
S 0.7
Rp12,490,535,393 8,572,108,516Rp
55,242,863,275Rp 20,001,586,537Rp
100x
60%
40%
2. 9.86%
3.
4.
60
80
100
59.77
h.
SDP 0,3 SVC
S- VC-0,7 SVC
8,572,108,516Rp
35,241,276,737
24.32
E.5
a.
1.
%
x %
100
175,000,008Rp
4,582,136,717Rp
5,764,862,489Rp
864,729,373Rp
Total 28,573,695,053Rp
g.
100
(Kusnarjo, 2010)
Sumber :bi.go.id pada Agustus
2021
Pajak pendapatan = (UU No.36 Tahun 2008 Pasal 17 ayat 2a)
Umur pabrik diperkirakan 10 tahun dengan depresiasi
Masa Konstruksi 2 tahun
Tahun pertama menggunakan 50% modal sendiri dan 50% pinjaman.
Tahun kedua menggunakan sisa modal pinjaman dan modal sendiri
a.
b.
Laju inflasi = (Sumber: bi.go.id pada Agustus 2021)
Bunga Deposito Bank = 5.25%
Investasi
Modal sendiri = x FCI
= x
=
Modal pinjaman = x FCI
= x
=
1.
2.
3.
4.
5. 0.25
6.
7.
8.
9. 1.52%
b.
60%
60% 96,081,041,482Rp
57,648,624,889Rp
40%
40% 96,081,041,482Rp
10.
38,432,416,593Rp
Pembayaran modal pinjaman selama konstruksi dilakukan secara diskrit dengan cara sebagai
berikut:
Pada awal masa konstruksi (awal tahun ke (-2) dilakukan pembayaran sebesar 50% dari
modal pinjaman untuk keperluan pembelian tanah dan uang muka.
Pada akhir tahun kedua masa konstruksi tahun (-1) dibayarkan sisa modal pinjaman.
Kebutuhan in:vestasi dipenuhi dengan cara model sendiri dan modal pinjaman dari Bank,
dengan ketentuan sebagai berikut:
Dari data-data tersebut dapat dibuat tabel cash flow seperti yang terlihat pada tabel F.18 cash
flow dan didapatkan:
Bagian pertama: menurut tahun pengembangan 2 tahun dan umur operasi pabrik yang
diperkirakan 10 tahun dengan kapasitas produksi Minyak Kayu Putih 250 ton/tahun.
Bagian kedua : memuat modal investasi yang terdiri dari kolom-kolom = modal sendiri, inflasi
dan jumlah modal sendiri, modal pinjaman , bunga dan jumlah pinjaman saat pabrik siap
dioperasi.
Bagian ketiga: memuat sisa pinjaman, bunga pinjaman, total penjualan, biaya operasi yang
terdiri dari = depresiasi, bunga fixed chargers , variable cost, dan semi variable
Bagian keempat: memuat cash flow yang terdiri dari = laba kotor, pajak, laba bersih, cash
flow, dan net cash flow.
Internal Rate of Return (IRR)
( 1 + i )n
Dimana:
i = Rate of return
n' = Tahun pada saat cash flow dihitung
4
3
1
0
-1
-2
(1)
Pengeluaran Inflasi Jumlah
Kapasitas
Pabrik (%)
Tahun
Ke-
P CF
-
100 - - -
100 - - -
(2) (3) (4) (5)
- Rp28,824,312,445 0 28,824,312,445Rp
- Rp28,824,312,445 438,129,549Rp 29,262,441,994Rp
- Rp0 882,918,667Rp 882,918,667Rp
80 - -
Tabel N.17 Cash Flow
Investasi
Modal Sendiri
5 100 - - -
6 100 - - -
7 100 - - -
8 100 - - -
1x=
c.
- -
10 100 - - -
9 100 -
- - -
2
60
Untuk menentukkan nilai IRR harus digambarkan jumlah pendapatan dan pengeluaran dari
tahun ke tahun yang disebut cash flow. Untuk menentukkan Discounted Cash Flow (P) dapat
menggunakan persamaan berikut ini:
Pada saat ratio = 1, yang artinya total dari Discounted Cash Flow sama dengan Fixed Capital
Investment maka nilai i disebut dengan nilai IRR. Nilai IRR kemudian harus lebih besar dari
deposito bunga Bank agar pabrik tersebut dapat dikatakan layak untuk didirikan.
10
9
8
7
6
-
-
-
-
-
-
3,976,255,484Rp
21,110,926,434Rp
19,216,208,296Rp
(8)
Jumlah
(2) (9) (10)
-2 - 0 0
-1 - 0 0
0 -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
103,273,063,321
0
0
(11)(1)
(1) (2) (6) (7)
Tahun
Ke-
Kapasitas
Pabrik (%)
Investasi
Modal Pinjaman
Pengeluaran bunga
-2 - Rp19,216,208,296 0
-1 - Rp19,216,208,296 1,894,718,138Rp
0 - 0 3,976,255,484Rp
1 60 - -
2 80 - -
3 100 - -
4 100 - -
5 100 - -
6 100 - -
7 100 - -
8 100 - -
9 100 - -
10 100 - - -
Tabel N.17 Cash Flow (lanjutan)
Investasi
Jumlah Modal sampai Pabrik Beroperasi
Modal Sendiri Modal Pinjaman
Tahun
Ke-
Kapasitas
Pabrik (%)Total
-
Rp58,969,673,106 44,303,390,215Rp
1 60 - -
2 80 - -
3 100 - -
4 100 - -
5 100 - -
100 - -
100 - -
100 - -
100 - -
100 - -
Tabel N.17 Cash Flow (lanjutan)
-1
(1)
Tahun
Ke-
3
2
1
0
-2
4
7,250,745,520Rp
-
-
-
(17)
Fixed Cost
60,000,000,000
60,000,000,000
60,000,000,000
60,000,000,000
60,000,000,000
60,000,000,000
48,000,000,000
36,000,000,000
Tabel N.17 Cash Flow (lanjutan)
3,756,094,099Rp
4,192,925,527Rp
4,629,756,955Rp
5,066,588,382Rp
5,503,419,810Rp
5,940,251,237Rp
6,377,082,665Rp
6,813,914,092Rp
Pengembalian Pinjaman Total PenjualanKapasitas
Pabrik (%)Sisa Pinjaman
60 Rp39,873,051,194 Rp 4,430,339,022
80 Rp35,442,712,172 Rp 4,430,339,022
100 Rp31,012,373,151 Rp 4,430,339,022
(2) (12) (13) (14)
- - - -
- - - -
- Rp44,303,390,215 - 0
100 Rp26,582,034,129 Rp 4,430,339,022
5 100 Rp22,151,695,108 Rp 4,430,339,022
6 100 Rp17,721,356,086 Rp 4,430,339,022
7 100 Rp13,291,017,065 Rp 4,430,339,022
8 100 Rp8,860,678,043 Rp 4,430,339,022
100 Rp4,430,339,022 Rp 4,430,339,022 60,000,000,000
10 100 0 Rp 4,430,339,022 60,000,000,000
Tabel N.17 Cash Flow (lanjutan)
Production cost
(1) (2) (15) (16)
Tahun
Ke-
Kapasitas
Pabrik (%) BungaDepressiasi
9
- - -
-2 - - -
0 - - -
1 60 Rp9,608,104,148 Rp 3,931,482,848
2 80 Rp9,608,104,148 Rp 3,494,651,420
-1
100 Rp9,608,104,148 Rp 3,057,819,993
4 100 Rp9,608,104,148 Rp 2,620,988,565
5 100 Rp9,608,104,148 Rp 2,184,157,138
6 100 Rp9,608,104,148 Rp 1,747,325,710
7 100 Rp9,608,104,148 Rp 1,310,494,283
3
100 Rp9,608,104,148 Rp 873,662,855
9 100 Rp9,608,104,148 Rp 436,831,428
10 100 Rp9,608,104,148 0 3,319,262,672Rp
8
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
-2
48,442,355,736Rp
48,879,187,164Rp
49,316,018,591Rp
43,086,683,663Rp
36,857,348,735Rp
-
-
-
(20)
9,643,975,979Rp
9,294,510,837Rp
8,945,045,695Rp
8,595,580,553Rp
8,246,115,411Rp
7,896,650,269Rp
7,547,185,127Rp
2,930,653,069Rp
(1,685,878,988)Rp
-
46,258,198,599Rp
-1 -
3
Tabel N.17 Cash Flow (lanjutan)
Production cost
(1) (2) (18) (19)
Tahun
Ke-
Kapasitas
Pabrik (%) Variable Cost
- -
-2 - - -
0 - - -
1 60 2,854,282,035Rp Rp 17,144,217,032
2 80 Rp3,805,709,380 Rp 22,858,956,043
-1
laba
(1) (2) (21) (22) (23)
46,695,030,026Rp
47,131,861,454Rp
60 857,348,735- Rp 828,530,253
Tahun
Ke-
-
8
9
10
Rp4,757,136,725 28,573,695,053Rp
7 100 Rp4,757,136,725 28,573,695,053Rp 47,568,692,881Rp
48,005,524,309Rp
100 Rp4,757,136,725 28,573,695,053Rp
100 Rp4,757,136,725 28,573,695,053Rp
4 100 Rp4,757,136,725 28,573,695,053Rp
5 100 Rp4,757,136,725 28,573,695,053Rp
6 100
-
Rp11,994,475,691 Rp 3,398,895,138
100 Rp12,431,307,119 Rp 3,486,261,424
- -
- - - -
100 Rp12,868,138,546 Rp 3,573,627,709
100 Rp13,304,969,974
Kapasitas
Pabrik (%) Kotor Pajak Bersih
80 4,913,316,337 Rp 1,982,663,267
100 10,683,981,409 Rp 3,136,796,282
100 Rp11,120,812,836
100 Rp4,757,136,725
Rp 3,224,162,567
100 Rp11,557,644,264 Rp 3,311,528,853
100
100 Rp4,757,136,725 28,573,695,053Rp
28,573,695,053Rp
Tabel N.17 Cash Flow (lanjutan)
100 Rp13,741,801,401 Rp 3,748,360,280 9,993,441,121Rp 10
Rp 3,660,993,995
- - -
Semi Variable Cost Total
Total
Pada ratio = , maka dapat dikatakan bahwa nilai trial i adalah nilai IRR.
Dari Tabel 20 didapatkan IRR = atau = % per tahun
Dimana pada IRR tersebut Fixed Capital Investment sampai pabrik siap beroperasi, Karena
harga IRR yang diperoleh lebih dari bunga deposito bank 41.25% per tahun, maka dapat
disimpulkan bahwa pabrik layak untuk didirikan.
WCI
Cash Flow
Rp 17,155,289,275
Rp 6,094,019,354
2 12,538,757,218
100 Rp 17,504,754,417 13,074,415,396Rp
5 100 Rp 17,854,219,559 13,423,880,538Rp
6 100
Discounted Cash Flow
i =
2 80 Rp 12,538,757,218
12,724,950,254Rp
4
- -
Rp 620,062,914 Rp 1,421,859,837
-2 -
Tahun Ke-
6
9 100 Rp 19,252,080,127 14,821,741,106Rp
10 100
Tabel N.17 Cash Flow (lanjutan)
- -
0 - -
1
14,122,810,822Rp
8 100
Rp 7,922,225,160 3,491,886,139Rp
(25)
0.3Cash Flow
0.412490239
60
Tabel N.18 Internal Rate of Return (IRR) secara Cash Flow
Rp 2,956,747,144
-1 -
Rp 18,203,684,701 13,773,345,680Rp
(1) (2) (24)
Rp 6,128,901,095
17,155,289,275 Rp 6,087,537,923 Rp 7,808,506,725
18,203,684,701 Rp 2,292,168,674 Rp 3,771,370,423
18,553,149,843 Rp 1,653,938,913
41.250.41249
0.585
Tahun Ke- Kapasitas Pabrik (%)gross net
Rp 68,562,433,338
8 18,902,614,985 Rp 1,192,993,964 Rp 2,317,261,628
9 19,252,080,127 Rp 860,218,073 Rp 1,815,463,366
i =
Rp 19,601,545,269 15,171,206,248Rp
8,108,418,196Rp
3 100
10 19,601,545,269
7 100 Rp 18,553,149,843
1 7,922,225,160 Rp 5,608,693,739
Rp 18,902,614,985 14,472,275,964Rp
4 17,504,754,417 Rp 4,397,584,579
5 17,854,219,559 Rp 3,175,510,804 Rp 4,808,660,427
Rp 24,020,260,370
56,193,655,935Rp
Rp 24,020,260,370
7
Rp 6,284,685,982 Rp 7,419,382,969
3
Tabel N.19 Data untuk Membuat Grafik BEP
Keterangan Nilai 10^9
Sales Prices (S) 60,000,000,000Rp 60.0000
Variable Cost (VC) 4,757,136,725Rp 4.7571
Semi Variable Cost (SVC) 28,573,695,053Rp 28.5737
Gambar N.1 Grafik Break Event Point
12.4905
Tabel N.19 Data untuk Membuat Grafik BEP (lanjutan) dalam
Keterangan 0 100
Sales Prices (S) 0 60.0000
Fixed Cost (FC) 12.4905 12.4905
Variable Cost (VC) 12.4905 17.2477
Pengeluaran Total (Ca) 21.0626 45.8214
Tota Cost (TC) 8.5721 33.3308
Fixed Cost (FC) 12,490,535,393Rp
0
20
40
60
80
100
120
140
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
1 x
10^9 R
upia
h/T
ahun
Kapasitas Produksi/Tahun
Grafik Analisa Ekonomi
FC
VC
TC
SBEP
SDP
-Rp4,280,851,609.00
Rp719,148,391.00
Rp5,719,148,391.00
Rp10,719,148,391.00
Rp15,719,148,391.00
Rp20,719,148,391.00
0 2 4 6 8 10 12
Cu
mm
ula
tive
Ca
sh F
low
Umur Pabrik (Tahun)
Cummulative Cash flow
Aries and Newton, 1955
Layak
Layak
Layak
Layak
Gambar N.2 Cummulative Cash Flow
Gambar N.3 Profit After Tax
Tabel N.20 Hail Uji Kelayakan Ekonomi
No Analisa Kelayakan Nilai Batasan Keterangan
1
2
3
4
5
14.76%
4.7
59.77%
24.32%
41.25%
ROI
POT
BEP
SDP
IRR
Min. 9,98%
Maks. 5 tahun
40 - 60%
Min. 5,25%
-Rp5,000,000,000.00
Rp-
Rp5,000,000,000.00
Rp10,000,000,000.00
Rp15,000,000,000.00
0 2 4 6 8 10 12
Pro
fit
Aft
er T
ax
Umur Pabrik (Tahun)
Profit After Tax