Upload
independent
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
DI SUSUN OLEH :
1. SYARIMAN GEA 150 110 083
2. M.IKHSAN FAKHREZA 150 110 168
3. INTAN MELISDA 150 110 051
4. KHAIRA HAYATI 150 110 054
PRODI TEKNIK SIPIL
SEMESTER II
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2016
LAPORAN IRIGASIDISUSUN DALAM RANGKA UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH IRIGASI
1) PENDAHULUANa. Latar belakang
Jaringan irigasi adalah satu kesatuan saluran dan bangunan yang di perlukan untuk pengaturan air irigasi,mulai dari penyediaan, pengambilan, pembagian, pemberian dan penggunaaannya. Secara hirarki jaringan irigasi dibagi menjadi jaringan utama dan jaringan tersier. Jaringan utama meliputi bangunan, saluran primer, saluran sekunder. Sedangkan jaringan tersier terdiri dari bangunan dan yang berada dalam petak tersier.
4 FUNGSIONAL POKOK: Bangunan utama( headwork )
Dimana air diambil dari sumbernya, umumnya sungai atau waduk. Komplek bangunan yang di rencanakan di sepanjang sungai atau aliran air untuk membelokkan air ke dalam jaringan saluran agar dapat di pakai untuk keperluan irigasi. Bangunan utama terdiri dari bending dengan peredam energy, satu atau dua pengambilan utama, pintu bilas, kolam olak,(jika diperlukan) kantong lumpur, tanggul banjir, pekerjaan sungai dan bangunan pelengkap. Kategori bangunan utama:
Bendung gerak Bending karet Pengambilan bebas Pengambilan dari waduk Stasiun pompa.
Jaringan pembawaBerupa saluran yang mengalirkan air irigasi ke petak – petak tersier.
Petak primerTerdiri dari beberapa petak sekunder yang mengambil air langsung dari saluran primer. Petak primer di layani oleh satu saluran yang mengambil air langsung dari sumbernya, biasanya sungai
Petak sekunderTerdiri dari beberapa petak tersier yang kesemuanya dilyani oleh satu petak sekunder. Batas – batas petak sekunder biasanya berupa tanda - tanda topograpi yang jelas. Saluran sekunder sering terletak di punggung medan, mengairi kedua sisi saluran hingga saluran pembuang yang membatasinya.
Petak - petak tersierDengan sistem pembagan air dan sistem pembuangan kolektif, air irigasi di bagi – bagi dan di alirkan ke sawah – sawah dan kelebihan air di tampung dalam suatu sistem pembuangan dalam petak tersier. Petak tersier di bagi menjadi petak – petak kuarter masing – masing seluas 8-15 ha. Petak tersier harus terletak langsung berbatasan dengan saluran sekunder atau saluran primer. Panjang saluran tersier sebaiknya kurang dari 1500 m, tetapi kenyataan di lapangan mencapai 2500 m. Panjang saluran kuarter sebaiknya kurang dari 500 m, tetapi dalam kenyataan mencapai 800 m.
Sistem pembuang
Berupa saluran dan bangunan bertujuan untuk membuang kelebihan air dari sawah ke sungai atau saluran – saluran alamiah.
Berdasarkan cara pengaturan aliran air dan lengkapnya fasilitas, jaringan irigasi dapat di bedakan menjadi 3:
Sederhana Semi teknis dan Teknis.
b. Tujuan Untuk mengetahui ukuran dan luas pengairan pada saluran sekunder dan
saluran tersier. Untuk mengetahui bangunan – bangunan, fasilitas pada saluran sekunder dan
tersier. Untuk mengetahui jadwal penanaman dalam satu tahun pada petak sawah yang
di aliri irigasi. Untuk mngetahui pengoperasian dan perawatan pada jaringan irigasi.
2) HASIL TINJAUAN
2.1. Lokasi daerah irigasi
Lokasi irigasi yang di tinjau adalah DESA PINTO MAKMUR, KEC.MUARA BATU. KAB.ACEH UTARA. Dari hasil tinjauan tim kami aliran irigasi tersebut yaitu aliran irigasi yang mengairi petak sawah di beberapa desa yaitu meliputi, desa pinto makmur, cot trung, reuleut barat, reuleut timu dan seterusnya. Dari tinjauan kami jenis tanaman pada lokasi irigasi yang di tinjau yaitu tanaman padi, dan informasi dari narasumber yang kami temui jadwal penanaman dalam satu tahun yaitu tiga kali penanaman. Dengan catatan tanpa adanya musibah/ganguan alam yang tidak di duga.
2.2. Saluran dan petak sekunder
Menurut hasil tinjauan kami bahwa Saluran pada petak sekunder yang di tinjau di lengkapi bangunan/fasilitas seperti pintu pembagi air, penghitung debit air, gorong – gorong, mesin pemompa air untu wilayah petak sawah yang elevasinya lebih tinggi dari permukaan air di aliran sekunder. Dari perkiraan dari tim kami bahwa Ukuran pada saluran sekunder yaitu memiliki lebar ± 1.5 – 2 m. Dan dapat kami perkirakan bahwa Panjang saluran lebih dari 8400 m, dimana rata-rata pada setiap 500 m terdapat pintu air untuk pembagian air pada saluran petak tersier.
2.3. Saluran dan petak tersier
Dari hasil tinjauan lapangan tim kami bahwa Saluran pada petak tersier di lengkapi banguna/fasilitas seperti saluran pembagi yaitu saluran yang mengalirkan air ke petak-petak kuarter, selain saluran pembagi petak tersier juga di lengkapi pipa aliran,petak tersier juga di lengkapi dengan saluran pembuang. Dari hasil tinjauan kami dapat memperkirakan bahwa Ukuran pada saluran tersier yang di tinjau memiliki lebar ±0.5 – 1 m.Dan Panjang saluran mencapai lebih dari 2000 m. Dari tinjauan kami Saluran petak tersier tersebut yaitu mengairi petak sawah pada dua desa yaitu desa pinto makmur dan desa cot trung. Sedangkan Pada sebagian petak sawah yang elevasinya lebih tinggi dari permukaan air pada petak tersier, maka digunakan mesin pemompa air untuk mengairi petak sawah tersebut.
2.4. Pengelolaan petak tersier
Dari informasi yang kami peroleh dari narasumber yang kami temui bahwa Pengelolaan pada petak tersier di lakukan oleh sekelompok orang yang di tunjuk oleh para petani untuk melakukan tugas pembagian air, dan petugas ini disebut sebagai kejrun ( petugas air ). Dimana tugas kejrun ini adalah sebagai pembagi air secara merata pada setiap petak sawah, petugas air juga bertugas untuk mengantisipasi agar petak sawah tidak mengalami kelebihan air ( banjir ) yang dapat mengakibatkan gagal panen, dan juga mengantisipasi kekurangan air ( kekeringan ). Dari informasi narasumber Pembagian air di petak tersier yaitu dengan cara digilir dengan catatan di mulai/di lebih dahulukan dari yang terdekat ( bertahap ). Air di aliri pada saat penyiapan lahan sampai penanaman benih, air akan di stop pada saat padi sudah mengeluarkan biji. Sedangkan para petani berpartisipasi pada petugas air yaitu memberikan padi hasil panennya kepada petugas air, dengan takaran yang telah di sepakati oleh para para petani di daerah tersebut.
2.5. Pengaturan dan pemeliharaan jaringan
Menurut hasil tinjauan kami,dan informasi dari narasumber Pengaturan dan pemeliharaan jaringan sekunder sepenuhnya di kendalikan oleh pemerintah setempat,sedangkan pada jaringan tersier dan jaringan pembuang di kendalikan oleh para petani setempat, dan di bantu oleh pemerintah setempat. Pada jaringan irigasi yang kami tinjau, semua pengaturan dan pemeliharaan di tanggung oleh pemerintah, petani hanya bergotong – royong pada perbaikan saluran pembuang yang berada di lokasi masing-masing daerah,dan kebetulan lokasi irigasi yang kami tinjau saluran pembuangnya terletak di daerah ulee madon.Informasi dari narasumber bahwa Petani tidak pernah di kenakan biaya untuk perawatan jaringan irigasi setempat.Namun Selain pembangunan saluran irigasi petani juga di fasilitasi jalan sawah dan balai peristirahatan, agar petani lebih mudah beristirahat dan sholat.
3) KESIMPULANDari hasil tinjauan tim kami dan hasil diskusi kami. Dengan ini kami dapat menyimpulkan bahwa pada lokasi aliran irigasi yang kami tinjau baik di aliran sekunder maupun aliran tersier kami tidak ada menemukan kendala yang di alami oleh para petani dan petugas pengairan. Karena pemerintah sangat berperan besar dalam membantu kesejahteraan petani