Upload
khangminh22
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
TINGKAT KEPUASAN PELAYANAN PADA MASA
PANDEMI COVID-19 DI KLINIK KIMIA FARMA
PALEMBANG TAHUN 2021
Oleh:
SITI ROMAWATI
19131011037
PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA
PALEMBANG
2021
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
TINGKAT KEPUASAN PELAYANAN PADA MASA
PANDEMI COVID-19 DI KLINIK KIMIA FARMA
PALEMBANG TAHUN 2021
Tesis ini diajukan sebagai
salah satu syarat memperoleh gelar
MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT
Oleh :
SITI ROMAWATI
19131011037
PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA
PALEMBANG
2021
vi STIK Bina Husada Palembang
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini sebagai salah satu
syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK)
Bina Husada Palembang Program Studi Pasca Sarjana Kesehatan Masyarakat.
Dengan selesainya penulisan tesis ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Ersita, S.Kep, Ns, M.Kes, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina
Husada Palembang.
2. Dr. Nani Sari Murni, SKM, M.Kes., selaku Ketua Program Studi Pascasarjana
Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada Palembang.
3. Dr. Dianita Ekawati, SKM., M.Epid., selaku dosen pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan dan motivasi
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesisi ni.
4. Dian Eka Anggreny, SKM.,M.Kes., selaku dosen pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan dan motivasi sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesisi ni.
5. Serta teman-teman satu angkatan yang senantiasa memberikan semangat,
dukungan dan motivasinya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
tesis ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan proposal tesisini belum sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan
kesempurnaan. Semoga proposal tesis ini bermanfaat bagi pihak yang memerlukan
dan bagi siapa saja yang membacanya.
Palembang, 9 Agustus 2021
Penulis
vii STIK Bina Husada Palembang
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat
(PSMKM) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Bina Husada, saya yang bertanda
tangan di bawah ini:
Nama : SITI ROMAWATI
NIM : 19131011037
Program Studi : Magister Kesehatan Masyarakat (PSMKM)
Jenis karya : Tesis
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan
kepada STIK Bina Husada Hak Bebas Royalti Non-eksklusif (Non-exclusive
Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT
KEPUASAN PELAYANAN PADA MASA PANDEMI COVID19 DI KLINIK
KIMIA FARMA PALEMBANG TAHUN 2021,
beserta perangkat yang ada jika diperlukan. Dengan Hak Bebas Royalti Non-
eksklusif ini STIK Bina Husada berhak menyimpan, mengalih media/ formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan
tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan
sebagai pemilik hak cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Palembang
Pada tanggal : 09 Agustus 2021
Yang menyatakan,
SITI ROMAWATI
viii STIK Bina Husada Palembang
ABSTRAK
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA PALEMBANG
PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT
Tesis, 7 Agustus 2021
Siti Romawati
Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kepuasan Pelayanan Pada
Masa Pandemi Covid-19 Di Klinik Kimia Farma Palembang Tahun 2021
(xi+67 hal, 2 bagan, 26 tabel, 4 lampiran)
Indonesia masih belum sepenuhnya mampu menghadirkan pelayanan
kesehatan yang baik. Indonesia merupakan salah satu negara yang terdampak wabah
corona virus yang merupakan sekumpulan virus yang berasal dari subfamily
orthocronavirinae dalam family Coronaviridae dan Ordo Nidovirales. Masa pandemi
COVID-19 yang melanda hampir semua wilayah Indonesia mengakibatkan tingkat
kunjungan di fasilitas kesehatan (Faskes) mengalami penurunan cukup drastis.
Tujuan penelitian ini untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan
kepuasan pasien. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan
Cross Sectional. Uji statistik menggunakan uji Chi Square. Analisis multivariat di
dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik berganda.
Hasil penelitian ini adalah ada hubungan jarak (p=0,041; OR=0,511),
Tangibles (p= 0,000; OR=12,653), Reliability (p= 0,000; OR=10,730),
Responsiveness (p= 0,000; OR=15,89), Assurance (p= 0,0002; OR=14,469) dan
Emphaty (p= 0,000; OR=23,322) dengan kepuasan pelayanan di Klinik Kimia Farma
Palembang tahun 2021. Variabel yang paling dominan adalah Emphaty
(p=0,005;OR=5,725).
Kesimpulan yang diperoleh adalah ada hubungan variabel jarak, Tangibles,
Reliability, Responsiveness, Assurance dan Emphaty dengan kepuasan pelayanan di
Klinik Kimia Farma Palembang tahun 2021. Variabel yang paling dominan adalah
Emphaty. Saran bagi khususnya Klinik Kimia Farma Palembang agar dapat
memperhatikan Tangibles, Reliability, Responsiveness dan Emphaty. Untuk
peningkatan pelayanan dan kinerja lebih baik lagi, peneliti menyarankan untuk
menekankan empaty ke pasien. Jenis kelamin merupakan faktor yang paling penting
di perhatikan.
Kata Kunci : kepuasan pelayanan, pandemi, covid-19
Daftar Pustaka : 29 (2006-2021)
ix STIK Bina Husada Palembang
ABSTRACT
COLLEGE OF HEALTH CARE SCIENCE (STIK)
BINA HUSADA PALEMBANG
MASTER OF PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM
Thesis, 7 Agustus 2021
Siti Romawati
Analysis of Related Factors to Service Satisfaction Levels During Covid-19
Pandemic At Kimia Farma Clinic Palembang in 2021
(xi+67 hal, 2 charts, 26 table, 4 attachment)
Indonesia is still not fully capable of providing good health services.
Indonesia is one of the countries affected by the corona virus outbreak, which is a
collection of viruses originating from the Orthocronavirinae subfamily in the
Coronaviridae family and the Order Nidovirales. During the COVID-19 pandemic,
which hit almost all parts of Indonesia, the number of visits to health facilities
(Faskes) decreased drastically.
The purpose of this study was to look at the factors associated with patient
satisfaction. This study uses a quantitative method with a Cross Sectional approach.
Statistical test using Chi Square test. Multivariate analysis in this study used multiple
logistic regression analysis.
The Result of this research, there is relationship between distance (p=0.041;
OR=0.511), Tangibles (p= 0.000; OR=12.653), Reliability (p= 0.000; OR=10.730),
Responsiveness (p= 0.000; OR=15.89), Assurance (p= 0 ,0002; OR=14,469) and
Empathy (p=0,000; OR=23,322) with satisfaction at Kimia Farma Clinic Palembang
in 2021. The most dominant variable was Empathy (p=0,005; OR=5,725).
It can be concluded that there is relationship between distance, tangibles,
reliability, responsiveness, assurance and emphathy with satisfaction during Covid-19
Pandemic at Kimia Farma Clinic Palembang in 2021. Suggestions for the Kimia
Farma Palembang Clinic in particular to pay attention to Tangibles, Reliability,
Responsiveness and Empathy. To improve service and better performance,
researchers suggest emphasizing empathy for patients. Gender is the most important
factor to consider.
Keyword : patient satisfaction, pandemic, covid-19
Bibliography : 29 (2006-2021)
x STIK Bina Husada Palembang
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .............................................................................................i
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................ vi HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii ABSTRACT ........................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x DAFTAR TABEL .................................................................................................xii
DAFTAR BAGAN ............................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1 1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 5 1.3 Pertanyaan Penelitian ........................................................................... 5
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................. 5 1.4.1 Tujuan Umum ............................................................................... 5
1.4.2 Tujuan Khusus............................................................................... 6 1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................... 6
1.5.1 Bagi STIK Bina Husada Palembang. ............................................. 6 1.5.2 Bagi Klinik Kimia Farma Palembang............................................. 6
1.5.3 Bagi Peneliti .................................................................................. 6 1.6 Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 7
BAB 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 8 2.1 Kepuasan Konsumen ............................................................................ 8
2.1.1 Pengertian...................................................................................... 8 2.1.2 Tipe – Tipe Kepuasan dan Ketidakpuasan Konsumen .................... 8
2.1.3 Pengukuran Tingkat Kepuasan..................................................... 11 2.1.4 Pengukuran Kepuasan Pasien ...................................................... 12
2.2 Kualitas Pelayanan ............................................................................. 20 2.2.1 Pengertian Kualitas Pelayanan ..................................................... 20
2.2.2 Kualitas Pelayanan ...................................................................... 22 2.2.3 Dimensi Kualitas Pelayanan ........................................................ 24
2.3 Kerangka Teori .................................................................................. 25
BAB 3 BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 26 3.1 Desain Penelitian ............................................................................... 26 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 26
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian .......................................................... 26 3.3.1 Populasi ....................................................................................... 26
xi STIK Bina Husada Palembang
3.3.2 Sampel ........................................................................................ 26
3.4 Kerangka Konsep ............................................................................... 28 3.5 Definisi Opeasional ............................................................................ 28
3.6 Hipotesis Ha ...................................................................................... 31 3.7 Pengumpulan Data ............................................................................. 31
3.7.1 Data Primer ................................................................................. 31 3.7.2 Data Sekunder ............................................................................. 31
3.8 Pengolahan Data ................................................................................ 32 3.8.1 Editing Data ................................................................................ 32
3.8.2 Coding Data ................................................................................ 32 3.8.3 Entry Data ................................................................................... 32
3.8.4 Cleaning Data .............................................................................. 32 3.9 Analisa Data ...................................................................................... 33
3.9.1 Analisis Univariat ........................................................................ 33 3.9.2 Analisis Bivariat .......................................................................... 33
3.9.3 Analisis Multivariat ..................................................................... 34
BAB 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 35 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian .................................................. 35 4.2 Visi dan Misi ..................................................................................... 35
4.3 Lokasi Klinik Kimia Farma Palembang .............................................. 36 4.4 Fasilitas & Layanan Kesehatan .......................................................... 37
4.5 Hasil .................................................................................................. 37 4.5.1 Univariat ..................................................................................... 37
4.5.2 Analisa bivariat............................................................................ 45 4.5.3 Analisa Multivariat ...................................................................... 53
BAB 5 BAB V PEMBAHASAN............................................................................ 56 5.1 Hubungan antara variable umur responden dengan kepuasan ............. 56
5.2 Hubungan antara jenis kelamin responden dengan kepuasan. ............. 57 5.3 Hubungan antara pendidikan responden dengan kepuasan .................. 58
5.4 Hubungan antara pekerjaan responden dengan kepuasan .................... 60 5.5 Hubungan antara jarak dengan kepuasan ............................................ 61
5.6 Hubungan antara Tangibles dengan kepuasan..................................... 62 5.7 Hubungan antara Reliability dengan kepuasan. ................................... 63
5.8 Hubungan antara Responsiveness dengan kepuasan ............................ 65 5.9 Hubungan antara Assurance dengan kepuasan .................................... 66
5.10 Hubungan antara Emphaty dengan kepuasan .................................... 67 5.11 Analisa Faktor Dominan .................................................................. 69
BAB 6 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 71 6.1 Kesimpulan ........................................................................................ 71
6.2 Saran .................................................................................................. 72
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 73 KUISIONER ......................................................................................................... 77
xii STIK Bina Husada Palembang
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Defini operasional .................................................................................. 29
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Variabel Kepuasan di Klinik Kimia Farma
Palembang tahun 2021 ............................................................................ 38
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Umur di Klinik Kimia Farma
Palembang tahun 2021 ............................................................................ 38
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Variabel jenis kelamin di Klinik Kimia Farma
Palembang tahun 2021 ............................................................................ 39
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Pendidikan di Klinik Kimia Farma
Palembang tahun 2021 ............................................................................ 39
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Variabel Pendidikan di Klinik Kimia Farma
Palembang tahun 2021 ............................................................................ 40
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Variabel Pekerjaan di Klinik Kimia Farma
Palembang tahun 2021 ............................................................................ 40
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Variabel Pekerjaan di Klinik Kimia Farma
Palembang tahun 2021 ............................................................................ 41 Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Variabel jarak di Klinik Kimia Farma Palembang
tahun 2021 .............................................................................................. 41 Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Variabel Tangibles di Klinik Kimia Farma
Palembang tahun 2021 ............................................................................ 42 Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Variabel Reliability di Klinik Kimia Farma
Palembang tahun 2021 ............................................................................ 43 Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Variabel Responsiveness di Klinik Kimia Farma
Palembang tahun 2021 ............................................................................ 43 Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Variabel Assurance di Klinik Kimia Farma
Palembang tahun 2021 ............................................................................ 44 Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Variabel Emphaty di Klinik Kimia Farma
Palembang tahun 2021 ............................................................................ 44 Tabel 4.14 Hubungan umur responden dengan kepuasan .......................................... 45
Tabel 4.15 Hubungan jenis kelamin dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma
Palembang tahun 2021 (n = 210). ........................................................... 46
Tabel 4.16 Hubungan pendidikan dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma
Palembang tahun 2021 (n = 210). ........................................................... 47
Tabel 4.17 Hubungan pekerjaan dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma
Palembang tahun 2021 (n = 210). ........................................................... 47
Tabel 4.18 Hubungan jarak dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma Palembang ..... 48 Tabel 4.19 Hubungan Tangibles dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma
Palembang tahun 2021 (n = 210). ........................................................... 49 Tabel 4.20 Hubungan Reliability dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma
Palembang tahun 2021 (n = 210). ........................................................... 50
xiii STIK Bina Husada Palembang
Tabel 4.21 Hubungan Responsiveness dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma
Palembang tahun 2021 (n = 210). .......................................................... 50 Tabel 4.22 Hubungan Assurance dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma
Palembang tahun 2021 (n = 210). .......................................................... 51 Tabel 4.23 Hubungan Emphaty dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma
Palembang tahun 2021 (n = 210). ........................................................... 52 Tabel 4.24 Seleksi Bivariat yang Masuk Analisa Multivariat Logistik Ganda .......... 53
Tabel 4.25 Analisa Multivariat Logistik Ganda ....................................................... 54 Tabel 4.26 Hasil akhir analisa multivariat logistik ganda ......................................... 54
xiv STIK Bina Husada Palembang
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 kerangka teori ............................................................................. 25 Bagan 3.1 Kerangka Konsep ....................................................................... 28
xv STIK Bina Husada Palembang
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner ……………………………………………………76
Lampiran 2. Surat selesai penelitian………………………………………80
Lampiran 3. Output SPSS…………………………………………………81
Lampiran 4. Dokumentasi…………………………………………………95
1
STIK Bina Husada Palembang
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia masih belum sepenuhnya mampu menghadirkan pelayanan
kesehatan yang baik (Langit, 2018). Di samping itu, Indonesia merupakan salah satu
negara yang terdampak wabah corona virus yang merupakan sekumpulan virus yang
berasal dari subfamily orthocronavirinae dalam family Coronaviridae dan Ordo
Nidovirales (Yunus & Rezki, 2020). Coronavirus jenis baru Severe Acute Respiratory
Syndrome Coronavirus (SARS-CoV-2) yang disebut Coronavirus Disease 2019
(COVID-19). Kasus Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia pada tanggal 2
Maret 2020 dan hingga kini terus bertambah. Sejak itu, angka kesakitan dan kematian
terus bertambah dan berdampak pada tatanan pelayanan kesehatan (WHO, 2020)
Seiring terjadinya wabah COVID-19 pemerintah menetapkan cara pencegahan
dan pengendalian infeksi yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan meliputi
beberapa hal yaitu implementasi standar pencegahan untuk semua pasien, identifikasi
awal dan pengendalian sumber, penerapan pengendalian administratif, pengendalian
lingkungan dan rekayasa, serta langkah–langkah pencegahan tambahan empiris
(Kemenkes, 2020). Hal tersebutmenyebabkanpenurunanangkakunjunganpasien di
fasilitaspelayanan Kesehatan di Indonesia salah satunyaKlinik sebagai fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang
1
2
STIK Bina Husada Palembang
menyediakan pelayanan medik dan/ atau spesialistik. Jenis pelayanan medik salah
satunya adalah klinik pratama. Klinik pratama merupakan klinik yang
menyelenggarakan pelayanan medik dasar baik umum maupun khusus (Menkumham
RI, 2014).
Salah satu klinik pratama yang ada di palembang adalah klinik Kimia Farma
Palembang. Klinik Kimia Farma Palembang terdiri dari 7 klinik. Total kunjungan
pasien ke 7 Klinik Kimia Farma Palembang pada tahun 2020 berjumlah 1684 orang.
Jumlah tersebut turun dari tahun sebelumnya yang berjumlah 1945 orang pada tahun
2019.
Selaras dengan hal tersebut, penurunanjumlahpasien terjadidi Rumah Sakit
Mata Cicendo sebanyak 67,9% dari bulan Maret sampai dengan April 2020.
Penurunan kunjungan pasien pada bulan April terjadi di semua instalasi, seperti di
instalasi paviliun, IGD, lasik, rawat inap, dan rawat jalan.(Astari, Noviantani, &
Simanjuntak, 2021). Bedasarkan data yang diperoleh, selama masa pandemi COVID-
19 terlihat tren penurunan jumlah kunjungan 18 puskesmas yang ada di Kota
Yogyakarta. Masa pandemi COVID-19 yang melanda hampir semua wilayah
Indonesia mengakibatkan tingkat kunjungan di fasilitas kesehatan (Faskes)
mengalami penurunan cukup drastis (Widiawan, 2020).
Penurunan kunjungan ini terjadi di semua instalasi, seperti di instalasi
paviliun, IGD, rawat inap, dan rawat jalan. Hal ini terjadi karena terdapat alur proses
pelayanan kesehatan yang berubah, pembatasan jumlah pasien sebagai upaya
3
STIK Bina Husada Palembang
menghindari kerumunan, serta diterapkannya langkah pencegahan standar,
identifikasi awal dan pengendalian sumber virus. Pembatasan jumlah pasien setiap
harinya mengakibatkan pasien diduga berobat ke rumah sakit lain sehingga
mengakibatkan penurunan jumlah pasien(Astari et al., 2021). Selain itu,
Kekhawatiran warga akan terpapar hingga himbauan pemerintah untuk lebih banyak
tinggal di rumah mengakibatkan kunjungan ke fasiltas kesehatan mengalami
penurunan (widiawan, 2020).
Kepuasan pasien sangat dipengaruhi oleh mutu pelayanan yang diberikan oleh
penyedia fasilitas pelayanan(Rina, Wahyudi, & Margawati, 2017). Praktek dokter
mandiri dan klinik swasta merupakan bagian dari FKTP yang dikelola oleh pihak
swasta, yang turut bertanggung jawab atas kendali mutu dan kendali biaya. Adanya
ketidakseimbangan distribusi pasien berkunjung dan menjadi penanda adanya
perbedaan minat pasien untuk berkunjung ke FKTP (Rina et al., 2017).
Mutu pelayanan yang baik tidak hanya diukur dari kemewahan fasilitas,
kelengkapan teknologi dan penampilan fisik akan tetapi dari sikap dan perilaku
karyawan harus mencerminkan profesionalisme dan mempunyai komitmen tinggi.
Namun demikian, kualitas pelayanan yang relatif baik belum tentu bisa memuaskan
pasien. Pada umumnya pasien tidak dapat menilai kompetensi teknis, sehingga
mereka menilai mutu layanan dari karakteristik nonteknis atau hubungan
interpersonal dan kenyamanan pelayanan. Adanya perbedaan dimensi menimbulkan
kekecewaan pasien, meskipun petugas sudah menerapkan standar operasional
4
STIK Bina Husada Palembang
prosedur dengan baik(Supartiningsih, 2017).
Pelayanan yang dapat meningkatkan kepuasan tersebut umumnya dikenal
dalam teori Scale for Measuring Service Quality (Servqual) terdiri dari 5 dimensi
pokok, diantaranya Bukti / Fasilitas Fisik (Tangibles), Kehandalan (Reliability), Daya
Tanggap (Responsiveness), Jaminan (Assurance), dan Rasa Empati (Empathy)
(Ridwan & Saftarina, 2015).
Seiring dengan meningkatnya tingkat pendidikan dan tingkat sosial-ekonomi
masyarakat, maka tuntutan terhadap pelayanan kesehatan juga semakin meningkat.
Jumlah sarana pelayanan kesehatan telah memperketat persaingan antara sarana
pelayanan kesehatan baik milik pemerintah maupun swasta. Persaingan yang terjadi
tidak hanya dari sisi teknologi pemeriksaan, akan tetapi persaingan yang lebih berat
yaitu persaingan dalam pelayanan kesehatan yang berkualitas(Mayasari, 2016).
Selain itu adanya proses pelayanan kesehatan yang berubah, pembatasan jumlah
pasien sebagai upaya menghindari kerumunan, serta diterapkannya langkah
pencegahan standar, identifikasi awal dan pengendalian sumber virus. Pembatasan
jumlah pasien setiap harinya mengakibatkan pasien diduga berobat ke rumah sakit
lain sehingga mengakibatkan penurunan jumlah pasien (Astari et al., 2021). serta
kekhawatiran warga akan terpapar hingga himbauan pemerintah untuk lebih banyak
tinggal di rumah mengakibatkan kunjungan ke fasiltas kesehatan mengalami
penurunan (widiawan, 2020).
Berdasarkan uraian diatas perlu diketahui faktor yang berhubungan dengan
5
STIK Bina Husada Palembang
tingkat kepuasan pengunjungdi Klinik Kimia Farma Palembangpada masa pandemic
covid-19 tahun 2021.
1.2 Rumusan Masalah
Perubahan alur proses pelayanan kesehatan, pembatasan jumlah pasien, serta
diterapkannya langkah pencegahan standar, identifikasi awal dan pengendalian
sumber virus menyebabkan penurunan kunjungan pasien yang terjadi selama masa
pandemi Covid-19 di Klinik Kimia Farma Palembang Tahun 2021.
1.3 Pertanyaan Penelitian
Apakah Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat KepuasanPengunjung
Pada Masa Pandemi Covid 19 Di Klinik Kimia Farma Palembang Tahun 2021?
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Diketehui faktor yang berhubungan dengan tingkat kepuasan pengunjung di
Klinik Kimia Farma Palembangtahun 2021
6
STIK Bina Husada Palembang
1.4.2 Tujuan Khusus
1) Diketahui prevalensi kepuasan pengunjung di Klinik Kimia Farma Palembang
tahun 2021.
2) Dianalisis factor yang berhubungan dengan tingkat kepuasan pengunjung di
Klinik Kimia Farma Palembang tahun 2021.
3) Dianalisis variabel yang paling dominan berhubungan dengan kepuasan
pasien di Klinik Kimia Farma Palembang tahun 2021.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi STIK Bina Husada Palembang.
Sebagai literatur di Perpustakaan STIK Bina Husada Palembang, untuk
menambah wawasan, pengetahuan serta keterampilan dalam menganalisa masalah
kesehatan khususnya dalam bidang kesehatan masyarakat.
1.5.2 Bagi Klinik Kimia Farma Palembang
Sebagai bahan masukan bagi Klinik Kimia Farma Palembang untuk
meningkatkan Sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas.
1.5.3 Peneliti
Sarana untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan
di PSKM STIK Bina Husada di Palembang, menambah wawasan, pengetahuan serta
keterampilan dalam menganalisa masalah kesehatan khususnya dalam bidang
kesehatan masyarakat.
7
STIK Bina Husada Palembang
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian tentanghubungan antara kualitas pelayanan terhadap kepuasan
pelanggan di Klinik Kimia Farma Palembang tahun 2021. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode cross sectional. Populasi dalam penelitian ini
adalah semua pasien yang berkunjung ke Klinik Kimia Farma Palembang, dengan
jumlah sampel 210 orang dan cara pengambilan sampel dengan teknik quoto
sampling. Penelitian dilakukan pada bulan April – Mei 2021.
8
STIK Bina Husada Palembang
BAB 2BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kepuasan Konsumen
2.1.1 Pengertian
Menurut Kotler dan Keller (2018), kepuasan adalah perasaan senang atau
kecewa seseorang yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan
produk (atau hasil) terhadap ekspetasi mereka. Konsumen dapat mengalami salah satu
dari tiga tingkat kepuasan umum yaitu kalau kinerja di bawah harapan, konsumen
akan merasa kecewa tetapi jika kinerja sesuai dengan harapan pelangganakan merasa
puas dan apabila kinerja bisa melebihi harapan maka pelanggan akan merasakan
sangat puas senang atau gembira.
Menurut Lovelock dan Wirtz yang dikutip oleh Fandy Tjiptono (2016)
Kepuasan adalah suatu sikap yang diputuskan berdasarkan pengalaman yang
didapatkan. Sangat dibutuhkan penelitian untuk membuktikan ada atau tidaknya
harapan sebelumnya yang merupakan bagian terpenting dalam kepuasan. Jadi
menurut beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepuasan adalah suatu
hasil dari perbandingan antara harapan dan kinerja yang didapat, oleh karena itu perlu
dilakukan penelitian untuk menentukan harapan konsumen agar perusahaan bisa
memenuhi harapan tersebut.
2.1.2 Tipe – Tipe Kepuasan dan Ketidakpuasan Konsumen
9
STIK Bina Husada Palembang
Sumarwan (2011) menerangkan teori kepuasan dan ketidakpuasan konsumen
terbentuk dari model diskonfirmasi ekspektasi, yaitu menjelaskan bahwa kepuasan
atau ketidakpuasaan konsumen merupakan dampak dari perbandingan antara harapan
pelanggan sebelum pembelian dengan sesungguhnya yang diperoleh pelanggan dari
produk atau jasa tersebut. Harapan pelanggan saat membelisebenarnya
mempertimbangkan fungsi produk tersebut (product performance). Fungsi produk
antara lain:
a. Produk dapat berfungsi lebih baik dari yang diharapkan, disebut diskonfirmasi
positif (positive disconfirmation). Bila hal ini terjadi maka pelanggan akan
merasa puas.
b. Produk dapat berfungsi seperti yang diharapkan, disebut konfirmasi sederhana
(simple confirmation). Produk tersebut tidak memberi rasa puas dan produk
tersebut tidak mengecewakan sehingga pelanggan akan memiliki perasaan netral.
c. Produk dapat berfungsi lebih buruk dari yang diharapkan, disebut diskonfimasi
negatif (negatif disconfirmation). Bila hal ini terjadi maka akan menyebabkan
kekecewaan, sehingga pelanggan merasa tidak puas.
Staus dan Nenhauss yang dikutip oleh Tjiptono (2011) membedakan tipe-tipe
kepuasan dan ketidakpuasan berdasarkan kombinasi antara emosi-emosi spesifik
terhadap penyedia jasa dan minat berperilaku untuk memilih lagi pernyedia jasa yang
bersangkutan yaitu:
10
STIK Bina Husada Palembang
1) Demanding Customer Satisfaction
Tipe ini merupakan tipe kepuasan yang aktif, Relasi dengan penyedia jasa
diwarnai emosi positif, terutama optimize dan kepercayaan. Berdasarkan
pengalaman positif di masa lalu, konsumen dengan tipe ini berharap bahwa
penyedia jasa akan mampu memuaskan ekspektasi mereka yang
semakinmeningkat dimasa depan, selain itu mereka bersedia meneruskan
relasi memuaskan dengan penyedia jasa.
2) Stable Customer Satisfaction
Konsumen tipe ini memiliki tingkat aspirasi pasif dan berperilaku yang
demanding. Emosi positifnya terhadap penyedia jasa bercirikan steadiness dan
trust dalam relasi yang terbina saat ini mereka menginginkan segala
sesuatunya tetap sama berdasarkan pengalaman-pengalaman positif yang telah
terbentuk hingga saat ini, mereka bersedia melanjutkan relasi dengan penyedia
jasa.
3) Resigned Customer Satisfaction
Konsumen dalam tipe ini juga merasa puas, namun kepuasannya bukan
disebabkan oleh pemenuhan ekspektasi namun lebih didasarkan bahwa tidak
realistis untuk berharap lebih. Perilaku konsumen tipe ini cenderung pasif,
mereka tidak bersedia melakukan berbagai upaya dalam rangka menuntut
perbaikan situasi.
4) Stable Customer Dissatisfaction
Konsumen dalam tipe ini tidak puas terhadap kinerja penyedia jasa, namun
mereka cenderung tidak melakukan apa-apa. Relasi mereka dengan penyedia
jasa diwarnai emosi negatif dan asumsi bahwa asumsi mereka akan dipenuhi
dimasa datang, Mereka juga tidak melihat adanya peluang untuk perubahan
dan perbaikan. 5. Demanding Customer Dissatisfaction Tipe ini bercirikan
tingkat aspirasi aktif dan perilaku demanding. Pada tingkat emosi,
ketidakpuasannya menimbulkan protes dan oposisi.
11
STIK Bina Husada Palembang
2.1.3 Pengukuran Tingkat Kepuasan
Dalam menentukan tingkat kepuasan konsumen, terdapat lima faktor utama
yang harus diperhatikan oleh perusahaan menurut Lupiyoadi (2014) yaitu :
1) Kualitas produk
Konsumen akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa
produk yang mereka gunakan berkualitas.
2) Kualitas pelayanan
Terutama untuk industri jasa. Konsumen akan merasa puas bila mereka
mendapatkan pelayanan yang baik atau yang sesuai dengan yang diharapkan.
3) Emosional
Konsumen akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang lain
akan kagum terhadap dia bila menggunakan produk dengan merek tertentu
yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Kepuasan
yang diperoleh bukan karena kualitas dari produk tetapi dari nilai sosial yang
membuat konsumen menjadi puas terhadap merek tertentu.
4) Harga
Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang
relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada konsumennya.
5) Biaya
Konsumen yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu
membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk cenderung merasa puas.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan pelanggan adalah performa produk dan jasa,
kualitasproduk, kualitas pelayanan, emosional, harga dan nilai yang sesuai
dengan harapan pelanggan.
12
STIK Bina Husada Palembang
2.1.4 Pengukuran Kepuasan Pasien
Kepuasan pasien adalah keluaran dari layanan kesehatan dan suatu perubahan
dari sistem layanan kesehatan yang ingin dilakukan tidak mungkin tepat sasaran dan
berhasil tanpa melakukan pengukuran kepuasan pasien. Karena pengukuran pasien
akan digunakan sebagai dasar untuk mendukung sistem layanan kesehatan, perangkat
yang digunakan untuk mengukur kepuasan itu harus handal dan dapat dipercaya.
Pengukuran tingkat kepuasan erat hubungannya dengan mutu produk (barang
atau jasa). Pengukuran aspek mutu bermanfaat bagi pimpinan bisnis yaitu :
a. Mengetahui dengan baik bagaimana jalannya atau bekerjanya proses bisnis.
b. Mengetahui di mana harus melakukan perubahan dalam upaya melakukan
c. Perbaikan secara terus-menerus untuk memuaskan pelanggan, terutama
untuk hal-hal yang dianggap penting oleh para pelanggan.
d. Menentukan apakah perubahan yang dilakukan mengarah ke perbaikan
(improvement).
Salah satu cara untuk mengukur sikap pelanggan ialah dengan menggunakan
kuesioner. Organisasi bisnis/perusahaan harus mendesain kuesioner pelanggan yang
secara akurat dapat memperkirakan persepsi pelanggan tentang mutu barang atau
jasa. Hasil pengukuran tingkat kepuasan pelanggan dapatmenunjukkan karakteristik
atau atribut apa dari produk/jasa yang membuat pelanggan tidak puas. Pimpinan
harus melakukan koreksi/perbaikan terhadap pelayanan tersebut jika pelanggan
merasa tidak puas akan pelayanan tersebut
13
STIK Bina Husada Palembang
Agar pengukuran kepuasan pelanggan itu tepat, maka rumah sakit harus
mengerti dan memahami bahwa terdapat saling keterkaitan antara perilaku pelanggan,
sikap/persepsi pelanggan terhadap rumah sakit serta pengalaman atas proses
pelayanan yang diberikan oleh sebuah rumah sakit kepada pelanggannya. Keterkaitan
tersebut berjenjang bagaikan suatu hirarki seperti tergambar pada hirarki diatas,
dimana hirarki yang lebih rendah mempengaruhi hirarki berikutnya, hingga pada
akhirnya tujuan tertinggi suatu rumah sakit tercapai: peningkatan omzet, peningkatan
pangsa pasar (market share) dan peningkatan laba menyebutkan ada empat aspek
yang dapat diukur ketika menanyakan kepuasan pasien yaitu:
a. Kenyamanan, aspek ini dijabarkan dalam pertanyaan tentang lokasi rumah
sakit, kebersihan, kenyamanan ruangan, ruangan tunggu pasien, tata letak,
penerangan, kebersihan WC, pembuangan sampah, kesegaran ruangan dll.
b. Hubungan pasien dengan petugas Rumah Sakit, dapat dijabarkan dengan
pertanyaan yang menyangkut keramahan, informasi yang diberikan, sejauh
mana tingkat komunikasi, responsi, dukungan, seberapa tanggap petugas RS,
rawat jalan, rawat inap, farmasi, kemudahan dokter/perawat dihubungi, dll.
c. Kompetensi teknis petugas, dapat dijabarkan dalam pertanyaan kecepatan
pelayanan pendaftaran, keterampilan dalam penggunaan teknologi,
pengalaman petugas medis, gelar medis yang dimiliki, terkenal, keberanian
mengambil tindakan.
d. Biaya, dapat dijabarkan dalam pertanyaan kewajaran biaya, kejelasan
14
STIK Bina Husada Palembang
komponen biaya, biaya pelayanan, perbandingan dengan rumah sakit yang
sejenis lainnya, tingkat masyarat yang berobat, ada tidaknya keringan bagi
masyarakat miskin, dsb.
Pengukuran terhadap kepuasan pelanggan menjadi kebutuhan yang mendasar
bagi suatu rumah sakit. Hal ini dikarenakan pengukuran terhadap kepuasan
pelanggan dapat memberikan masukan dan umpan balik dalam strategi peningkatan
kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan dapat diukur dengan 4 metode antara
lain:
1) Sistem keluhan dan saran
Setiap organisasi yang berorientasi pada pelanggan (Customer oriented) perlu
memberikan kesempatan yang luas kepada para pelanggan untuk
menyampaikan saran, pendapat dan keluhan mereka terhadap pelayanan yang
disediakan.
2) Gost Shopping
Salah satu cara untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan pelanggan
adalah dengan memperkerjakan beberapa orang (gost shopping) untuk
berperan atau bersikap sebagai pelanggan kepada pesaing. Dengan cara ini
dapat diketahui kekuatan dan kelemahan dari pesaing.
3) Lost Customer Analysis
Penyedia jasa mengevaluasi dan menghubungkan pelanggan yang telah
berhenti membeli atau yang telah pindah ke penyedia jasa agar dapat
15
STIK Bina Husada Palembang
memahami mengapa hal itu terjadi dan supaya dapat mengambil kebijakan
perbaikan selanjutnya. Pemantauan terhadap lost customer analysis sangat
penting karena peningkatannya menunjukkan kegagalan penyedia jasa dalam
memuaskan pelanggan.
4) Survei Kepuasan Pelanggan
Melalui survei, penyedia jasa akan memperoleh tanggapan dan umpan balik
(feedback) secara langsung dari pelanggan serta memberikan kredibilitas
positif bahwa penyedia jasa menaruh perhatian terhadap para pelanggan.
Metode survey ini dapat menggunakan pengukuran dengan beberapa cara
yaitu:
a) Directly Reported Satisfaction.
Pengukuran dilakukan secara langsung melalui pertanyaan-pertanyaan
kepada responden untuk mengetahui apakah mereka sangat puas, puas, cukup
puas, tidak puas atau sangat tidak puas terhadap kinerja perusahaan. Maksud
dari pengumpulan pendapat dankebutuhan pelanggan adalah untuk
memberikan suatu indeks kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction Index),
tujuannya sebagai acuan standar kinerja perusahaan dan standar nilai yang
tetap dipelihara dan jika bisa ditingkatkan oleh perusahaan.
b) Derived
Dissatisfaction. Pengukuran yang hanya menekankan dua hal, yaitu
16
STIK Bina Husada Palembang
besarnya harapan pelanggan terhadap atribut tertentu dan besarnya kinerja
yang mereka rasakan.
c) Problem Analysis
Pengukuran yang meminta responden (pelanggan) untuk mengungkapkan dua
hal pokok, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan penawaran perusahaan dan
saran-saran untuk perbaikan.
d) Importance-Performance Analysis
Pengukuran yang meminta responden (pelanggan) untuk merangking dari
berbagai aspek peranyaan sesuai dengan tingkat kepuasannya.
Responden juga diminta menilai seberapa baik kinerja perusahaan dalam
masing-masing aspek tersebut Analisis Importance dan Performance Matrix. Konsep
ini sebenarnya berasal dari konsep SERVQUAL. Intinya adalah mengukur tingkat
kepentingan pelanggan (customer expectation) diukur dalam kaitannya dengan apa
yang seharusnya dikerjakan oleh suatu organisasi agar menghasilkan produk atau jasa
yang berkualitas tinggi. Secara umum pengukuran importance dan performance
Matrix ini terdiri dari 4 kuadran yaitu:
17
STIK Bina Husada Palembang
Harapan (y)
Kuadran I
Prioritas Utama
Kuadran II
Pertahankan
Prestasi
Kuadran III
Prioritas Rendah
Kuadran IV
Berlebihan
Kinerja (x)
Kuadran I. Menunjukan aspek-aspek penting yang mempengaruhi kepuasan
pelanggan terhadap kinerja pelaksanaannya, diperlukan penanganannya
dengan prioritas yang lebih. Sisi lain tingkat kinerja pelaksanaan belum
memuaskan.
Kuadran II. Menunjukan aspek–aspek penting yang mempengaruhi kepuasan
pelanggan telah sesuai keinginan dan harapan pelanggan. Tingkat kinerja
perlu dipertahankan.
Kuadran III. Menunjukan aspek–aspek yang dinilai kurang mempengaruhi
kepuasan pelanggan. Tingkat kinerja pelaksanaan biasa saja atau cukup.
Kuadran IV. Menunjukan aspek–aspek yang mempengaruhi kepuasan
pelanggan dinilai berlebihan pelaksanaannya. Pelanggan menganggap aspek
tidak terlalu penting, tetapi pelaksanaannya baik sekali sehingga memuaskan.
Selain 4 metode tersebut kepuasan pelanggan dapat diukur dengan metode
SERVQUAL (service quality) yaitu metode yang digunakan dalam mengukur
18
STIK Bina Husada Palembang
kualitas pelayanan. Metode ini melibatkan dua faktor utama yaitu persepsi pelanggan
atas layanan yang nyata mereka terima (perceived service) dan layanan yang
diharapkan (expected service). pengukuran persepsi pelanggan terhadap pelayanan
sesuai kenyataan yang mereka terima kemudian dibandingkan dengan pelayanan yang
diharapkan dengan menggunakan 5 dimensi kualitas jasa (Reliability, responsiveness,
tangibles, assurance, dan emphaty), maka dapat diperhitungkan tingkat kesesuaian.
Tingkat kesesuaian ini akan menentukan urutan prioritas peningkatan faktor-
faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Tingkat kesesuaian dirumuskan
sebagai berikut:
Keterangan:
Tki = Tingkat kesesuaian
Xi = Skor penilaian persepsi klien terhadap kenyataan
Yi = Skor penilaian persepsi klien terhadap harapan
Pengukuran kepuasan pasien dapat memberikan manfaat secara finansial
terhadap rumah sakit selain untuk mengetahui mutu layanan instalasi farmasi juga
merupakan faktor penting dalam pemasaran jasa pelayanan apotik di rumah sakit.
Perhitungan skor rata-rata pelayanan kenyataan yang di terima pasien dan skor
pelayanan berdasarkan harapan pasien dapat digunakan rumus sebagai berikut:
19
STIK Bina Husada Palembang
X = Skor rata-rata tingkat pelayanan sesuai kenyataan pelanggan
Y = Skor rata-rata tingkat harapan pelanggan
n = Jumlah pelanggan yang disurvei
Menghitung tingkat kepuasan pelanggan (Z) adalah dilakukan dengan
membandingkan X (skor rata-rata tingkat pelayanan sesuai kenyataan pelanggan)
dengan Y (skor rata-rata tingkat harapan pelanggan). Jika skor X lebih tinggi dari Y
atau sama dengan skor rata-rata harapan pasien, berarti pasien tidak puas (Z≥1).
Tetapi jika skor rata-rata X lebih besar dari skor rata-rata harapan pasien, berarti
pasien tidak puas (Z≤1). Kemudian hasil perhitungan skor rata-rata harapan dan
kenyataan pada setiap dimensi tersebut akan dimasukkan kedalam 4 kuadran dalam
digram kartesius seperti yang sudah digambarkan dan dijelaskan pada bagian
importance dan performance diatas. Konsep kualitas pelanggan ini telah banyak
dilakukan oleh pelaku bisnis di seluruh dunia yang berkecimpung dalam pelayanan
pelanggan. Kelebihan konsep ini adalah didasari atas riset yang sangat
berkomrehensif dan mempunyai instrumen yang jelas untuk melakukan pengukuran.
Supranto (2006) mengatakan bahwa kepuasan pelanggan yang
menggambarkan harapan pelanggan dan kenyataan yang pelanggan terima dapat
diukur dengan 5 skala likert, dimana:
20
STIK Bina Husada Palembang
a. Skor 1 adalah sangat tidak puas/sangat tidak penting.
b. b. Skor 2 adalah tidak puas/tidak puas.
c. c. Skor 3 adalah cukup puas/cukup penting.
d. d. Skor 4 adalah puas/penting.
e. e. Skor 5 adalah sangat puas/sangat penting.
2.2 Kualitas Pelayanan
2.2.1 Pengertian Kualitas Pelayanan
Kualitas pelayanan adalah segala bentuk aktivitas yang dilakukan oleh
perusahaan guna memenuhi harapan konsumen. Pelayanan dalam hal ini diartikan
sebagai jasa atau service yang disampaikan oleh pemilik jasa yang berupa
kemudahan, kecepatan, hubungan, kemampuan dan keramahtamahan yang ditunjukan
melalui sikap dan sifat dalam memberikan pelayanan untuk kepuasan konsumen.
Kualitas pelayanan atau service quality dapat diketahui dengan cara
membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang nyata mereka terima
atau diperoleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka inginkan terhadap
atribut-atribut pelayanan suatu perusahaan. Perusahaan menganggap konsumen
sebagai raja yang harus dilayani dengan baik, mengingat dari konsumen tersebut akan
memberikan keuntungan kepada perusahaan. Pengertian atau makna kualitas telah
diberikan banyak pakar dengan berbagai sudut pandang yang berbeda sehingga
menghasilkan definisi-definisi yang berbeda pula.
21
STIK Bina Husada Palembang
Menurut Kotler dan Keller (2016) kualitas adalah kelengkapan fitur suatu
produk atau jasa yang memiliki kemampuan untuk memberikan kepuasan terhadap
suatu kebutuhan. Pendapatan tersebut ditegaskan kembali oleh Goest dan Davis
(2009) yang mengemukakan bahwa kualitas dapat diartikan sebagai suatu kondisi
dinamis dimana yang berhubungan dengan produk, jasa manusia, proses, dan
lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.
Pengertian yang lebih rinci tenntang kualitas diberikan oleh Fandy Tjiptono
setelah melakukan evaluasi dari definisi kualitas beberapa faktor ditarik 7 definisi
yang sering dikemukakan terhadap konsep kualitas, definisi-definisi kualitas menurut
Fandy Tjiptono adalah sebagai berikut :
1. Kesesuaian dengan persyaratan atau tuntutan.
2. Kecocokan untuk pemakaian.
3. Perbaikan atau penyempurnaan berkelanjutan.
4. Bebas dari kerusakan atau cacat.
5. Pemenuhan kebutuhan pelanggan semenjak awal dan setiap saat.
6. Melakukan segala sesuatu secara benar semenjak awal, dan
7. Sesuatu yang bisa membahagiakan pelanggan.
Dari pengertian tersebut bahwa disamping kualitas itu menunjuk pada
pengertian standar atau persyaratan tertentu, kualitas juga mempunyai pengertian
sebagai upaya untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan serta terus menerus
dalam pemenuhan kebutuhan pelanggan sehingga dapat memuaskan pelanggan.
22
STIK Bina Husada Palembang
Sebuah kualitas mempunyai hubungan langsung dengan kemampuan bersaing dan
tingkat keuntungan yang bisa diperoleh perusahaan.
2.2.2 Kualitas Pelayanan
Pelayanan dalam hal ini diartikan sebagai jasa atau service yang disampaikan
oleh pemilik atau perusahaan kepada calon pembeli. Pelayanan merupakan rasa yang
menyenangkan yang diberikan kepada orang lain disertai keramahan dan kemudahan
dalam memenuhi kebutuhan mereka. Kualitas sebagai mana di interpretasi ISO 9000
merupakan perpaduan antara sifat dan karakteristik yang menentukan sejauh mana
keluaran dapat memenuhi persyaratan kebutuhan pelanggan. Pelanggan yang
menentukan dan menilai sampai seberapa jauh sifat dan karakteristik itu memenuhi
kebutuhan.
Menurut Fandy Tjiptono (2015) mendefinisikan kualitas pelayanan adalah
ukuran seberapa bagus tingkat layanan yang diberikan mampu sesuai dengan
ekspektasi pelanggan. Dengan kata lain ada dua faktor utama yang mempengaruhi
kualitas pelayanan yaitu expected servicedan perceived service. Apabila pelayanan
yang diterima atau disarankan sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas
pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan. Sedangkan apabila pelayanan yang
diterima atau dirasakan tidak sesuai yang diharapkan maka kualitas pelayanan
dipersepsikan sebagai kualitas yang buruk. Kualitas harus dimulai dari kebutuhan
pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan.
Menurut Garvin yang dikutip Fandy Tjiptono (2015) menyatakan bahwa
23
STIK Bina Husada Palembang
:“terdapat lima kualitas salah satunya yaitu bahwa kualitas dilihat tergantung pada
orang yang menilainya, sehingga produk yang paling memuaskan preferensi
seseorang merupakan produk yang berkualitas paling tinggi”. Kualitas telah menjadi
harapan dan impian bagi setiap konsumen dari sebuah produk yang dibelinya.
Konsumen dalam kesehariannya menggunakan produk baik yang berwujud ataupun
tidak berwujud tidak lepas dari kualitas baik yang diharapkan konsumen. Seorang
pemasar harus memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen, kemudian berusaha
memuaskannya untuk meningkatkan penjualan.
Kualitas yang baik akan dapat menambah kepuasan bagi konsumen terhadap
kualitas produk yang dibelinya. Bila konsumen mendapatkan kualitas baik setiap kali
membeli produk yang dibutuhkan maka ada kemungkinan besar konsumen tersebut
melakukan pembelian berulang kali dan hal ini akan menguntungkan bagi
perusahaan. Perusahaan jasa dan pelayanan lebih meningkatkan kualitas proses,
karena konsumen biasanya terlibat langsung dalam proses tersebut. Sedangkan
perusahaan yang menghasilkan produk lebih menekankan kepada hasil karena
umumnya konsumen tak terlibat pada prosesnya. Sebuah kulitas tersendiri sering
dianggap sebagai ukuran realtif kesempurnaan atau kebaikan sebuah produk atau jasa.
Definisi kualitas yang diterima secara universal terdapat beberapa kesamaan
yaitu dalam elemen-elemen sebagai berikut : 1. Kualitas meliputi usaha memenuhi
atau melebihi harapan pelanggan. 2. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia,
proses, dan lingkungan. 3. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah.
24
STIK Bina Husada Palembang
2.2.3 Dimensi Kualitas Pelayanan
Berdasarkan berbagai penelitian terhadap beberapa jenis pelayanan, menurut
(Parasuraman, Zeithmal, da Berry) untuk mengetahui kualitas pelayanan yang dapat
dirasakan secara real oleh konsumen ada 5 indikator yang terdapat dalam dimensi
kualitas pelayanan yaitu (Hardiyansyah ,2011):
a. Tangibel (berwujud)
Kualitas pelayanan pada dimensi Tangibel (berwujud) berupa secara fisik
yaitu seperti perlengkapan pegawai dan sarana komunikasi, kenyamanan
tempat melakukan pelayanan, kemudahan dalam proses pelayanan, dan
Penggunaan alat bantu dalam pelayanan kesehatan.
b. Realibility (kehandalan)
Yaitu berupa kemampuan suatu instansi/perusahaan dalam memberikan
pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya, kinerja
harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu,
pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahandan dengan
akurat yang tinggi.
c. Responsiveness (Daya tanggap)
Keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan
pelayanan secara tanggap dengan cara merespon cepat setiap pelanggan yang
ingin mendapatkan pelayanan, Petugas melakukan pelayanan dengan cepat,
tepat dan cermat, dan menerima semua keluhan setiap pelanggan /pasien.
25
STIK Bina Husada Palembang
d. Assurance (jaminan)
Mencakup pengetahuan, kemampuan, dan kesopanan pegawai dalam
meyakinkan kepercayaan pelanggan dengan memberikan jaminan tepat waktu
dalam pelayanan, Petugas memberikan jaminan legaslitas dalam pelayanan,
dan Petugas memberikan kepastian biaya dalam pelayanan.
e. Emphaty (empati)
Kemudahan dalam melakukan jalinan hubungan dan komunikasi yang baik,
perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para pelanggan, yang mencakup
seperti mendahulukan kepentingan pelanggan, melayani pelanggan dengan
sikap yang ramah dengan sikap sopan santun, petugas melayani dengan tidak
mendiskriminatif (membeda-bedakan) antara pelanggan yang satu dengan
yang lain, dan petugas melayani dan menghargai setiap pelanggan
2.3 Kerangka Teori
Bagan 2.1 kerangka teori
Komunikasi
mulutke mulut
Kebutuhan
pribadi
Pengalaman
masa lalu
Dimensi kualitas
pelayanan: Tangible
Reliability
Responsiveness Assurance
Emphaty
Pelayanan yang
di harapkan
Pelayanan yang
dirasakan
Kualitas
pelayanan yang di berikan
memuaskan
Karakteristik
umum individu
Minat kunjungan
ulang
26
STIK Bina Husada Palembang
BAB 3BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan rancangan cross-
sectionalyang menganalisis secara komprehensif faktor-faktor risiko terhadap
kepuaan pasien. Observasi dilakukan pada interval waktu yang sama antara faktor-
faktor penyebab dan akibatnya.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Klinik Kimia Farma Palembang yang berjumlah 7
klinik pada tangal 15 Mei - 10 Juli 2021.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh total pengunjung yang berobat/
berkunjung ke 7 (tujuh) Klinik Kimia Farma Palembang selama masa pandemic
covid-19.
3.3.2 Sampel
3.3.2.1 Besar Sampel
Sugiyono (2009) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
27
STIK Bina Husada Palembang
dimiliki oleh populasi.Pada survei cepat, umumnya dilakukan untuk melihat cakupan
suatu program. Ada rumus khusus yang digunakan untuk menghitung jumlah sampel
yang memadai pada survei cepat, tetapi secara praktis dapat dikatakan bahwa jumlah
sampel sebanyak 7 x 30 (7 klaster/klinik, setiap klaster terdiri atas 30 responden)
sudah mencukupi untuk melihat kasus kasus yang sering terjadi. Jika kita hampir
selalu menggunakan jumlah sampel sebanyak 210 orang. Maka besar sampel pada
penelitian ini yaitu 210 pasien (Nugraha & Adawiyah, 2019).
3.3.2.2 Cara pengambilan sampel
Cara pengambilan sampel pada penelitian ini adalah simple random sampling.
Cara seperti ini dikenal sebagai pemilihan sampel secara acak sederhana (simple
random sampling). Survei cepat cara pengambilan sampel terdiri atas dua tahap yaitu:
Pemilihan klaster dan Pemilihan responden. Cluster Sampling adalah proses
penarikan sampel secara acak pada kelompok individu dalam populasi yang terjadi
secara alamiah (Nugraha & Adawiyah, 2019).
28
STIK Bina Husada Palembang
3.4 Kerangka Konsep
Kerangka konsep pada penelitian ini sebagai berikut:
Bagan 3.1Kerangka Konsep
3.5 Definisi Opeasional
Definisi operasional pada penelitian ini diuraikan pada Tabel berikut ini:
Dimensi kualitas
pelayanan :
Tangible
Reliability Responsiveness
Assurance
Emphaty
Kepuasan pasien
Karakteristik individu
Umur
Jenis kelamin
Pendidikan
Pekerjaan
Penghasilan
Jarak tempat tinggal
29
STIK Bina Husada Palembang
Tabel 3.1 Defini operasional
No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
1 Kepuasan
Pasien
Persepsi responden mengenai
harapan dan kenyataan akan
pelayanan yang diterima responden
Kuisioner Wawancara
0 = Tidak puas, jika total skor
< 31
1 = Puas, jika total skor ≥ 31
Ordinal
2 Umur Lama hidup responden yangdihitung
sejak lahir sampai ulangtahun
terakhir, dihitung dalamsatuan tahun
Kuisioner Wawancara
0 = Muda, jika umur < 35
1 = Tua, jika umur ≥ 35
Ordinal
3 Jenis
kelamin
Ciri-ciri biologis yang menunjukkan
ciri laki-laki atau perempuan
Kuisioner Wawancara
0 = Laki-laki.
1 = Perempuan
Ordinal
4 Pendidikan Pendidikan formal tertinggi
yangpernah diselesaikan oleh
respondenpada institusi atau
lembagapendidikan yang diakui
olehpemerintah.
Kuisioner Wawancara 0 = Pendidikan rendah, jika <
SMA
1 = Pendidikan tinggi, jika ≥
SMA
(Manurung, 2010)
Ordinal
5 Pekerjaan Pekerjaan dalan penelitian iniadalah
Jenis kegiatan yangdilakukan
yangmenghasilkan uang
Kuisioner Wawancara 0 = Tidak bekerja, jika ibu
tidak memiliki kegiatan
rutin untuk menghasilkan
uang.
1 = Bekerja, jika ibu memiliki
kegiatan rutin untuk
menghasilkan uang
Ordinal
6 Jarak Persepsi responden tentang jarak Kuisioner Wawancara 0 = Jauh, jika ≥ 3 km Ordinal
30
STIK Bina Husada Palembang
tempat
tinggal
rumah dengan pelayanan kesehatan 1 = Dekat, jika < 3 km
7 Penghasilan Penghasilan rata-rata keluarga per
bulan (dalam rupiah), baik yang
dihasilkan oleh kepala keluarga
maupun anggota keluarga
Kuisioner
Wawancara
0 = Kurang, jika
penghasilan<3.043.111
1 = Baik, jika penghasilan ≥
3.043.111.
(Kepgub Provinsi Sumsel,
2019)
Ordinal
8 Tangibles Persepsi responden mengenai
keadaan sarana fisik dari sarana dan
prasarana yang disediakan pihak
klinik
Kuisioner
Wawancara 0 = Kurang baik, jika total
skor < 21,6
1 = Baik, jika total skor ≥21,6
Ordinal
9 Reliability Persepsi responden mengenai
kemampuan petugas klinik dalam
memberikan pelayanan
Kuisioner
Wawancara 0 = Kurang baik, jika total
skor < 22,0
1 = Baik, jika total skor ≥ 22,0
Ordinal
10 Responsiven
ess
Persepsi responden mengenai
kepekaan dan daya tanggap petugas
terhadap kebutuhan responden
Kuisioner
Wawancara 0 = Kurang baik, jika total
skor < 23
1 = Baik, jika total skor ≥ 23
Ordinal
11 Assurance Persepsi responden mengenai
jaminan terhadap pelayanan petugas
Kuisioner
Wawancara 0 = Kurang baik, jika total
skor < 23
1 = Baik, jika total skor ≥ 23
Ordinal
12 Emphaty Persepsi responden mengenai sikap
perhatian petugas
Kuisioner
Wawancara 0 = Kurang baik, jika total
skor < 23
1 = Baik, jika total skor ≥ 23
31
STIK Bina Husada Palembang
3.6 Hipotesis Ha
1) Ada hubungan antara umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, jarak
tempat tinggal, penghasilan, Tangibles, Reliability, Responsiveness,
Assurance, Emphaty dengan kepuasan pasien di Klinik Kimia Farma
Palembang tahun 2021.
2) Ada variabel yang paling dominan berhubungan dengan kepuasan pasien di
Klinik Kimia Farma Palembang tahun 2021.
3.7 Pengumpulan Data
3.7.1 Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden, melalui :
3.7.1.1 Kuesioner
Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan
atau pernyataan dengan disertai alternatif jawaban sehingga responden hanya tinggal
memilih salah satu alternatif jawaban yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
3.7.1.2 Observasi
Pengumpulan data dilakukan dengan mengamati berbagai fenomena dan
peristiwa yang terjadi dilapangan terutama dengan objek penelitian.
3.7.2 Data Sekunder
Data sekunder yaitu data pendukung yang melengkapi data primer tersebut
guna menunjang keberhasilan penelitian ini. Sebelum melaksanakan pengumpulan
32
STIK Bina Husada Palembang
data primer, peneliti mengumpulkan data sekunder dengan cara melihat dan
mempelajari bahan-bahan bacaan seperti profil, data pegawai dan lain-lain yang
bertujuan untuk menunjang penelitian ini serta buku-buku yang berhubungan dengan
penelitian ini.
3.8 Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan secara komputerisasi dengan melalui proses
tahapan sebagai berikut :
3.8.1 Editing Data
Hasil wawancara, angket atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan
penyuntingan (Editing) terlebih dahulu. Secara umum editing adalah kegiatan yang
dilakukan untuk pengecekan dan perbaikan isian kuisioner tersebut.
3.8.2 Coding Data
Setelah semua kuisioner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan
pengkodean atau coding, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi
data angka atau bilangan. Koding atau pemberian kode ini sangat berguna dalam
memasukkan data (data entry).
3.8.3 Entry Data
Data, yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam
bentuk kode (angka) dimasukkan kedalam program atau software komputer.
3.8.4 Cleaning Data
33
STIK Bina Husada Palembang
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya
kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan
pembetulan atau koreksi (Notoatmodjo, 2010).
3.9 Analisa Data
Data yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, variabel
diteliti dari satu variabel dependen dan independen, berdasarkan penelitian ini maka
diuji data statistik yang digunakan adalah univariat dan bivariat.
3.9.1 Analisis Univariat
Analisis ini dilakukan bertujuan untuk memperoleh gambaran distribusi
frekuensi dari tiap variabel, baik variabel terikat maupun varaiabel bebas dan
menyajikan data distribusi frekuensi. Hasil analisa univariat disajikan dalam bentuk
tabel dan narasi.
3.9.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat yang digunakan adalah uji hubungan Chi-square dengan
batasan nilai α : 5%. Hasil analisis bivariat ini akan disajikan dalam bentuk tabel
silang. Aturan yang berlaku pada Chi-square yang akan digunakan :
1. Jika p ≤ 0,05 maka Ha diterima, atau dengan kata lain ada hubungan yang
bermakna antara variabel independen dan variabel dependen.
2. Jika p > 0,05 maka Ha ditolak, atau dengan kata lain tidak ada hubungan yang
bermakna antara variabel independen dan variabel dependen (Hastono, 2007).
34
STIK Bina Husada Palembang
3.9.3 Analisis Multivariat
Analisis Multivariat digunakan untuk mengetahui faktor yang paling dominan
yang berpengaruh dengan variabel dependennya. Analisis multivariat pada penelitian
ini menggunakan uji regresi logistik berganda karena variabel independen dan
dependen dalam penelitian ini berbentuk data kategorik. Uji regresi logistik berganda
pada penelitian ini menggunakan model prediksi dengan tujuan untuk memperoleh
model yang terdiri dari beberapa variabel independen yang dianggap terbaik
memprediksi kejadian variabel dependen. Pada model ini semua variabel
independennya dianggap sama pentingnya. Maka proses estimasi dapat dilakukan
dengan beberapa koefisien regresi logistik sekaligus.
35
STIK Bina Husada Palembang
BAB 4BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian
Unit bisnis Laboratorium Klinik dibuka sejak tahun 2003 guna melengkapi
portofolio bisnis PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. sebagai healthcare company. Mulai
tanggal 2 Januari 2010, Unit Bisnis Laboratorium Klinik Kimia Farma berubah
menjadi entitas mandiri yang disebut PT. Kimia Farma Diagnostika (PT. KFD)
Sebagai anak perusahaan PT. Kimia Farma Apotek.
Sebagai perusahaan yang bergerak dalam layanan Laboratorium Klinik di
Indonesia, pada akhir tahun 2017 PT. Kimia Farma Diagnostika telah mencatatkan
tonggak sejarah baru dalam kurun waktu 8 (delapan) tahun dengan menjadi
perusahaan yang memiliki jaringan layanan laboratorium klinik terbesar kedua di
Indonesia. Langkah ini sejalan dengan upaya Perusahaan untuk melakukan ekspansi
sebagai strategi pertumbuhan.
Klinik Kimia Farma Palembang memiliki 6 cabang yaitu klinik Kimia Farma
(KF) Merdeka, Klinik KF Burlian, Klink KF Kalidoni, Klinik KF Lemabang, Klinik
KF Sukabangun, Klinik KF Sumpah Pemuda.
4.2 Visi dan Misi
Klinik Kimia Farma Merdeka sebagai bagian dari PT. Kimia Farma
Diagnostika memiliki visi dan misi sebagai berikut:
36
STIK Bina Husada Palembang
VISI
Menjadi perusahaan jarigan pelayanan laboratorium klinik terbaik di
Indonesia untuk hidup lebih sehat
MISI
Menghasilkan pertumbuhan nilai perusahaan yang berkelanjutan melalui:
a. Penyediaaan layanan dan pengelolaan jaringan laboratorium klinik yang
berkualaitas dan terintegrasi nasional
b. Pengembangan bisnis melalui penambahan jaringan layanan dan penambahan
portofolio produk dengan didukung oleh teknologi dan SDM yang berkualitas
c. Sinergi dengan Kimia Farma Group dan BUMN dalam penyediaan layanan
Kesehatan yang lengkap dan terintegrasi (One stop Healthcare Solution)
4.3 Lokasi Klinik Kimia Farma Palembang
37
STIK Bina Husada Palembang
Gambar 4.1 Peta Lokasi Klinik Kimia Farma Palembang
- Klinik KF Burlian Jl. Kol. H. Burlian No.1539c, Sukarami, Kec.
Sukarami,
- Klinik KF Sukabangun : Jl. Sukabangun 2 No.2288, Suka Bangun,
Kec. Sukarami,
- Klinik KF Kalidoni : l. Residen Abdul Rozak No.9, Kalidoni,
Kec. Ilir Tim. II
- Klinik KF Lemabang : Jl. R. E. Martadinata, Sei Buah, Kec. Ilir
Tim. II
- Klinik KF Sumpah Pemuda : Jl. Sumpah Pemuda J4 No.5,
RT.032/RW.009,
- Klinik KF Merdeka : Jl. Merdeka, Talang Semut, Kec. Bukit
Kecil, Ilir Barat 1
- Klinik KF Rama : l. Kapten A. Rivai No.1384A, 26 Ilir, Kec.
Bukit Kecil, Ilir Barat 1
4.4 Fasilitas & Layanan Kesehatan
a. Pengobatan Dokter Umum
b. Pengobatan Dokter Gigi
c. Pemeriksaan Gula Darah, Asam Urat, Kolesterol
d. Pelayanan Swab Antigen dan Rapid Antibodi
4.5 Hasil
4.5.1 Univariat
4.5.1.1 Variabel Kepuasan
Hasil penelitian terhadap 210 Responden di Klinik Kimia Farma
38
STIK Bina Husada Palembang
Palembang tahun 2021, dimana terdapat variabel Kepuasan dengan katagori baik,
jika skor ≥ 31 (median) dan kurang, jika skor < 31 (median). Adapun distribusi
frekuensinya sebagai berikut :
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Variabel Kepuasan di Klinik Kimia Farma Palembang
tahun 2021
Kepuasan Jumlah Persentase (%)
a. Tidak puas
b. Puas
98
112
46,7
53,3
Berdasarkan tabel diatas variabel Kepuasan di Klinik Kimia Farma
Palembang tahun 2021 yaitu paling banyak responden yang puas sebanyak 112
responden (53,3%).
4.5.1.2 Variabel Umur
Hasil penelitian terhadap 210 Responden di Klinik Kimia Farma Palembang
tahun 2021, dimana variabel umur dengan setelah dikatagorikan tua jika > 35 tahun
dan muda ≤ 35 tahun, distribusi frekuensinya sebagai berikut:
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Variabel Umur di Klinik Kimia Farma Palembang tahun
2021
Umur Jumlah Persentase (%)
a. Muda 148 70,5
b. Tua 62 29,5
Berdasarkan tabel diatas variabel usia di Klinik Kimia Farma Palembang
tahun 2021 yaitu paling banyak responden yang memiliki umur muda sebanyak 148
responden (70,5%).
39
STIK Bina Husada Palembang
4.5.1.3 Variabel Jenis Kelamin
Hasil penelitian terhadap 210 Responden di Klinik Kimia Farma Palembang
tahun 2021, dimana terdapat variabel jenis kelamin dengan katagori laki-laki dan
perempuan. Adapun distribusi frekuensinya sebagai berikut :
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Variabel jenis kelamin di Klinik Kimia Farma Palembang
tahun 2021
Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
a. Laki-laki 106 50,5
b. Perempuan 104 49,5
Berdasarkan tabel diatas variabel jenis kelamin di Klinik Kimia Farma
Palembang tahun 2021 yaitu paling banyak responden yang berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 106 responden (50,5%).
4.5.1.4 Variabel Pedidikan
Hasil penelitian terhadap 210 Responden di Klinik Kimia Farma Palembang
tahun 2021, distribusi frekuensinya sebagai berikut :
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Variabel Pendidikan di Klinik Kimia Farma Palembang
tahun 2021
Pendidikan Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid SD 2 1,0 1,0 1,0
SMP 11 5,2 5,2 6,2
SMA 76 36,2 36,2 42,4
Perguruan Tinggi 121 57,6 57,6 100,0
Total 210 100,0 100,0
40
STIK Bina Husada Palembang
Variabel pendidikan dengan katagori rendah dan tinggi. Adapun distribusi
frekuensinya sebagai berikut :
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Variabel Pendidikan di Klinik Kimia Farma Palembang
tahun 2021
Pendidikan Jumlah Persentase (%)
a. Rendah 13 6,2
b. Tinggi 197 93,8
Berdasarkan tabel diatas variabel pendidikan di Klinik Kimia Farma
Palembang tahun 2021 yaitu paling banyak responden yang berpendidikan tinggi
sebanyak 197 responden (93,8%).
4.5.1.5 Variabel Pekerjaan
Hasil penelitian terhadap 210 Responden di Klinik Kimia Farma Palembang
tahun 2021, Variabel Pekerjaan meiliki distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Variabel Pekerjaan di Klinik Kimia Farma Palembang
tahun 2021
Pekerjaan Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak
bekerja/IRT
47 22,4 22,6 22,6
BUMN 1 ,5 ,5 23,1
Pegawai swasta 107 51,0 51,4 74,5
ABRI/ POLRI 5 2,4 2,4 76,9
PNS 17 8,1 8,2 85,1
Pensiunan 2 1,0 1,0 86,1
wiraswata 19 9,0 9,1 95,2
41
STIK Bina Husada Palembang
Pedagag 3 1,4 1,4 96,6
Petani 7 3,3 3,4 100,0
Total 208 99,0 100,0
Missing System 2 1,0
Total 210 100,0
Variabel pekerjaan dengan katagori bekerja dan tidak bekerja. Adapun
distribusi frekuensinya sebagai berikut :
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Variabel Pekerjaan di Klinik Kimia Farma Palembang
tahun 2021
Pekerjaan Jumlah Persentase (%)
a. Bekerja
b. Tidak bekerja
47
163
22,4
77,6
Berdasarkan tabel diatas variabel pekerjaan di Klinik Kimia Farma Palembang
tahun 2021 yaitu paling banyak responden yang tidak bekerja sebanyak 163
responden (77,6%).
4.5.1.6 Variabel Jarak
Hasil penelitian terhadap 210 Responden di Klinik Kimia Farma Palembang
tahun 2021, dimana terdapat variabel jarak dengan katagori jauh dan dekat. Adapun
distribusi frekuensinya sebagai berikut :
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Variabel jarak di Klinik Kimia Farma Palembang tahun
2021
Jarak Jumlah Persentase (%)
a. Jauh
b. Dekat
65
145
31,0
69,0
42
STIK Bina Husada Palembang
Berdasarkan tabel diatas variabel jarak di Klinik Kimia Farma Palembang
tahun 2021 yaitu paling banyak responden yang dekat sebanyak 145 responden
(69,0%).
4.5.1.7 Variabel Tangibles
Hasil penelitian terhadap 210 Responden di Klinik Kimia Farma Palembang
tahun 2021, dimana terdapat variabel Tangibles dikatagori baik, jika skor ≥ 21,60
(mean) dan kurang, jika skor < 21,60 (mean). Adapun distribusi frekuensinya sebagai
berikut :
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Variabel Tangibles di Klinik Kimia Farma Palembang
tahun 2021
Tangibles Jumlah Persentase (%)
a. Kurang baik
b. Baik
94
116
44,8
55,2
Berdasarkan tabel diatas variabel Tangibles di Klinik Kimia Farma
Palembang tahun 2021 yaitu paling banyak responden yang baik sebanyak 116
responden (55,2%).
4.5.1.8 Variabel Reliability
Hasil penelitian terhadap 210 Responden di Klinik Kimia Farma Palembang
tahun 2021, dimana terdapat variabel Reliability dengan katagori baik, jika skor ≥ 22
(median) dan kurang, jika skor < 22 (median). Adapun distribusi frekuensinya
sebagai berikut :
43
STIK Bina Husada Palembang
Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi Variabel Reliability di Klinik Kimia Farma Palembang
tahun 2021
Reliability Jumlah Persentase (%)
a. Kurang baik
b. Baik
99
111
47,1
52,9
Berdasarkan tabel diatas variabel Reliability di Klinik Kimia Farma
Palembang tahun 2021 yaitu yang paling banyak responden yang baik sebanyak 111
responden (52,9%).
4.5.1.9 Variabel Responsiveness
Hasil penelitian terhadap 210 Responden di Klinik Kimia Farma Palembang
tahun 2021, dimana terdapat variabel Responsiveness dengan katagori baik, jika skor
≥ 23 (median) dan kurang, jika skor < 23 (median). Adapun distribusi frekuensinya
sebagai berikut :
Tabel 4.11
Distribusi Frekuensi Variabel Responsiveness di Klinik Kimia Farma
Palembang tahun 2021
Responsiveness Jumlah Persentase (%)
a. Kurang baik
b. Baik
96
114
45,7
54,3
Berdasarkan tabel diatas variabel Responsiveness di Klinik Kimia Farma
Palembang tahun 2021 yaitu yang paling banyak responden yang baik sebanyak 114
responden (54,3%).
44
STIK Bina Husada Palembang
4.5.1.10 Variabel Assurance
Hasil penelitian terhadap 210 Responden di Klinik Kimia Farma Palembang
tahun 2021, dimana terdapat variabel Assurance dengan katagori baik, jika skor ≥ 23
(median) dan kurang, jika skor < 23 (median). Adapun distribusi frekuensinya
sebagai berikut :
Tabel 4.12
Distribusi Frekuensi Variabel Assurance di Klinik Kimia Farma Palembang
tahun 2021
Assurance Jumlah Persentase (%)
a. Kurang baik
b. Baik
104
106
49,5
50,5
Berdasarkan tabel diatas variabel Assurance di Klinik Kimia Farma
Palembang tahun 2021 yaitu paling banyak responden yang baik sebanyak 106
responden (50,5%).
4.5.1.11 Variabel Emphaty
Hasil penelitian terhadap 210 Responden di Klinik Kimia Farma Palembang
tahun 2021, dimana terdapat variabel Emphaty dengan katagori baik, jika skor ≥ 23
(median) dan kurang, jika skor < 23 (median). Adapun distribusi frekuensinya
sebagai berikut :
Tabel 4.13
Distribusi Frekuensi Variabel Emphaty di Klinik Kimia Farma Palembang
tahun 2021
Emphaty Jumlah Persentase (%)
a. Kurang baik
b. Baik
100
110
47,6
52,4
45
STIK Bina Husada Palembang
Berdasarkan tabel diatas variabel Emphaty di Klinik Kimia Farma Palembang
tahun 2021 yaitu paling banyak responden yang baik sebanyak 110 responden
(52,4%)
4.5.2 Analisa bivariat
4.5.2.1 Hubungan antara Variabel umur dengan kepuasan
Adapun hasil analisis variabel umur responden dengan kepuasan, sebagai
berikut :
Tabel 4.14
Hubungan umur responden dengan kepuasan
di Klinik Kimia Farma Palembang
Tahun 2021 (n = 210).
Umur
Kepuasan Total
pV OR Tidak puas Puas
n % n % n %
a. Muda
b. Tua
67
31
45,3
50,0
81
31
54,7
50,0
148
62
100,0
100,0
0,635 12,500
Berdasarkan tabel diatas analisa statistik hubungan antara umur responden
dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma Palembang tahun 2021 didapatkan
bahwa responden yang puas diperoleh sebanyak 81 responden (54,7%) yang
umurnya muda. Hasil uji statistik diperoleh nilai P-nya adalah 0,635; artinya
tidak ada hubungan umur responden dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma
Palembang tahun 2021.
46
STIK Bina Husada Palembang
4.5.2.2 Hubungan antara Variabel jenis kelamin dengan kepuasan.
Adapun hasil analisis variabel jenis kelamin responden dengan kepuasan,
sebagai berikut :
Tabel 4.15
Hubungan jenis kelamin dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma Palembang
tahun 2021 (n = 210).
Jenis kelamin
Kepuasan Total
pV OR Tidak puas Puas
n % n % n %
a. Laki-laki
b. Perempuan
49
49
46,2
47,1
57
55
53,8
52,9
106
104
100,0
100,0
1,000 12,500
Berdasarkan tabel diatas analisa statistik hubungan antara jenis kelamin
responden dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma Palembang tahun 2021
didapatkan bahwa responden yang puas diperoleh sebanyak 57 responden
(53,8%) yang berjenis kelamin laki-laki. Hasil uji statistik diperoleh nilai P-nya
adalah 1,000; artinya tidak ada hubungan jenis kelamin responden dengan
kepuasan di Klinik Kimia Farma Palembang tahun 2021.
4.5.2.3 Hubungan antara Variabel pendidikan dengan kepuasan
Adapun hasil analisis variabel pendidikan responden dengan kepuasan,
sebagai berikut :
47
STIK Bina Husada Palembang
Tabel 4.16
Hubungan pendidikan dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma Palembang
tahun 2021 (n = 210).
Pendidikan
Kepuasan Total
pV OR Tidak puas Puas
n % n % n %
a. Rendah
b. Tinggi
7
91
53,8
46,2
6
106
46,2
53,8
13
197
100,0
100,0
0,804 12,500
Berdasarkan tabel diatas analisa statistik hubungan antara pendidikan
responden dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma Palembang tahun 2021
didapatkan bahwa responden yang puas diperoleh sebanyak 106 responden
(53,8%) yang pendidikannya tinggi. Hasil uji statistik diperoleh nilai P-nya
adalah 0,804; artinya tidak ada hubungan pendidikan responden dengan kepuasan
di Klinik Kimia Farma Palembang tahun 2021.
4.5.2.4 Hubungan antara Variabel pekerjaan dengan kepuasan
Adapun hasil analisis variabel pekerjaan responden dengan kepuasan,
sebagai berikut :
Tabel 4.17
Hubungan pekerjaan dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma Palembang
tahun 2021 (n = 210).
Pekerjaan
Kepuasan Total
pV OR Tidak puas Puas
n % n % n %
a. Bekerja
b. Tidak bekerja
18
80
38,3
49,1
29
83
61,7
50,9
47
163
100,0
100,0
0,255 12,500
48
STIK Bina Husada Palembang
Berdasarkan tabel diatas analisa statistik hubungan antara pekerjaan
responden dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma Palembang tahun 2021
didapatkan bahwa responden yang puas diperoleh sebanyak 83 responden
(50,9%) yang tidak bekerja. Hasil uji statistik diperoleh nilai P-nya adalah 0,255;
artinya tidak ada hubungan pekerjaan responden dengan kepuasan di Klinik
Kimia Farma Palembang tahun 2021.
4.5.2.5 Hubungan antara Variabel jarak dengan kepuasan
Adapun hasil analisis variabel jarak dengan kepuasan, sebagai berikut :
Tabel 4.18
Hubungan jarak dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma Palembang
Tahun 2021 (n = 210).
Jarak
Kepuasan Total
pV OR Tidak puas Puas
n % n % n %
a. Jauh
b. Dekat
23
75
35,4
51,7
42
70
64,6
48,3
65
145
100,0
100,0
0,041 0,511
Berdasarkan tabel diatas analisa statistik hubungan antara jarak responden
dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma Palembang tahun 2021 didapatkan
bahwa responden yang puas diperoleh sebanyak 70 responden (48,3%) yang
jaraknya dekat. Hasil uji statistik diperoleh nilai P-nya adalah 0,041; artinya ada
hubungan jarak dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma Palembang tahun 2021.
Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 0,511; artinya responden yang
jaraknya dekat mempunyai peluang 0,511
49
STIK Bina Husada Palembang
kali untuk puas dibandingkan dengan yang jaraknya jauh. Nilai CI 0,297 - 0,935.
4.5.2.6 Hubungan antara Variabel Tangibles dengan kepuasan
Adapun hasil analisis variabel Tangibles dengan kepuasan, sebagai berikut:
Tabel 4.19
Hubungan Tangibles dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma Palembang tahun
2021 (n = 210).
Tangibles
Kepuasan Total
pV OR Tidak puas Puas
n % n % n %
a. Kurang baik
b. Baik
73
25
77,7
21,6
21
91
22,3
78,4
94
116
100,0
100,0
0,000 12,653
Berdasarkan tabel diatas analisa statistik hubungan antara Tangibles
responden dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma Palembang tahun 2021
didapatkan bahwa responden yang puas diperoleh sebanyak 91 responden
(78,4%) yang Tangibles-nya baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai P-nya adalah
0,000; artinya ada hubungan Tangibles dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma
Palembang tahun 2021. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 12,653;
artinya responden yang Tangibles-nya baik mempunyai peluang 12,653 kali
untuk puas dibandingkan dengan yang Tangibles-nya kurang baik. Nilai CI 6,561
- 24,404.
4.5.2.7 Hubungan antara Variabel Reliability dengan kepuasan.
Adapun hasil analisis variabel Reliability dengan kepuasan, sebagai berikut
:
50
STIK Bina Husada Palembang
Tabel 4.20
Hubungan Reliability dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma Palembang
tahun 2021 (n = 210).
Reliability
Kepuasan Total
pV OR Tidak puas Puas
n % n % n %
a. Kurang baik
b. Baik
74
24
74,7
21,6
25
87
25,3
78,4
99
111
100,0
100,0
0,000 10,730
Berdasarkan tabel diatas analisa statistik hubungan antara Reliability
responden dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma Palembang tahun 2021
didapatkan bahwa responden yang puas diperoleh sebanyak 87 responden
(78,4%) yang Reliability-nya baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai P-nya adalah
0,000; artinya ada hubungan Reliability dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma
Palembang tahun 2021. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 10,730;
artinya responden yang Reliability-nya baik mempunyai peluang 10,730 kali
untuk puas dibandingkan dengan yang Reliability-nya kurang baik. Nilai CI
5,657 - 20.352.
4.5.2.8 Hubungan antara Variabel Responsiveness dengan kepuasan
Adapun hasil analisis variabel Responsiveness dengan kepuasan, sebagai
berikut :
Tabel 4.21
Hubungan Responsiveness dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma Palembang
tahun 2021 (n = 210).
Responsiveness
Kepuasan Total
pV OR Tidak puas Puas
n % n % n %
51
STIK Bina Husada Palembang
a. Kurang baik
b. Baik
76
22
79,2
19,3
20
92
20,8
80,7
96
114
100,0
100,0 0,000 15,891
Berdasarkan tabel diatas analisa statistik hubungan antara Responsiveness
responden dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma Palembang tahun 2021
didapatkan bahwa responden yang puas diperoleh sebanyak 92 responden
(80,7%) yang Responsiveness-nya baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai P-nya
adalah 0,000; artinya ada hubungan Responsiveness dengan kepuasan di Klinik
Kimia Farma Palembang tahun 2021. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR
= 15,891; artinya responden yang Responsiveness-nya baik mempunyai peluang
15,891 kali untuk puas dibandingkan dengan yang Responsiveness-nya kurang
baik. Nilai CI 8,071 - 31,288.
4.5.2.9 Hubungan antara Variabel Assurance dengan kepuasan
Adapun hasil analisis variabel Assurance dengan kepuasan, sebagai
berikut:
Tabel 4.22
Hubungan Assurance dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma Palembang
tahun 2021 (n = 210).
Assurance
Kepuasan Total
pV OR Tidak puas Puas
n % n % n %
a. Kurang baik
b. Baik
79
19
76,0
17,9
25
87
24,0
82,1
104
106
100,0
100,0
0,000 14,469
Berdasarkan tabel diatas analisa statistik hubungan antara Assurance
responden dengan kepuasan di Klinik Kimia
52
STIK Bina Husada Palembang
Farma Palembang tahun 2021 didapatkan bahwa responden yang puas diperoleh
sebanyak 87 responden (82,1%) yang Assurance-nya baik. Hasil uji statistik
diperoleh nilai P-nya adalah 0,000; artinya ada hubungan Assurance dengan
kepuasan di Klinik Kimia Farma Palembang tahun 2021. Dari hasil analisis
diperoleh pula nilai OR = 14,469; artinya responden yang Assurance-nya baik
mempunyai peluang 14,469 kali untuk puas dibandingkan dengan yang
Assurances-nya kurang baik. Nilai CI 7,406 - 28,271.
4.5.2.10 Hubungan antara Variabel Emphaty dengan kepuasan
Adapun hasil analisis variabel Emphaty dengan kepuasan, sebagai berikut :
Tabel 4.23
Hubungan Emphaty dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma Palembang tahun
2021 (n = 210).
Variabel
Kepuasan Total
pV OR Tidak puas Puas
n % n % n %
a. Kurang baik
b. Baik
81
17
81,0
15,5
19
93
19,0
84,5
100
110
100,0
100,0
0,000 23,322
Berdasarkan tabel diatas analisa statistik hubungan antara Emphaty
responden dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma Palembang tahun 2021
didapatkan bahwa responden yang puas diperoleh sebanyak 93 responden
(84,5%) yang Emphaty-nya baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai P-nya adalah
0,000; artinya ada hubungan Emphaty dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma
Palembang tahun 2021. Dari hasil analisis
53
STIK Bina Husada Palembang
diperoleh pula nilai OR = 23,322; artinya responden yang Emphaty-nya baik
mempunyai peluang 23,322 kali untuk puas dibandingkan dengan yang Emphaty-
nya kurang baik. Nilai CI 11,364 - 47,863.
4.5.3 Analisa Multivariat
Seleksi bivariat masing-masing variabel independen dengan variabel dependen.
Variabel yang dapat masuk model multivariat adalah variabel yang pada analisis
bivariatnya mempunyai nilai p (p value) < 0,25. Namun ketentuan p value < 0,25 ini
tidaklah harus dipenuhi manakala dijumpai ada suatu variabel yang walaupun p
valuenya > 0,25 karena secara substansi sangat penting berhubungan dengan variabel
dependen, maka variabel tersebut dapat diikutkan dalam model multivariat.
Tabel 4.24
Seleksi Bivariat yang Masuk Analisa Multivariat Logistik Ganda
No. Variabel pV OR
1. Jarak 0,041 0,511
2 Tangibles 0,000 12,653
3. Reliability 0,000 10,730
4 Responsiveness 0,000 15,89
5 Assurance 0,002 14,469
6 Emphaty 0,000 23,322
Hasil analisa multivariat dilakukan dengan menggunakan metode backward LR.
Tahapan-tahapan pada analisis multivariat dapat di lihat pada tabel di bawah ini:
54
STIK Bina Husada Palembang
Tabel 4.25
Analisa Multivariat Logistik Ganda
Langkah Variabel B Sig. Exp(B)
Step 1a Jarak -,886 ,055 ,413
Tangibles 1,210 ,005 3,354
Reliability ,848 ,071 2,335
Responsiveness ,798 ,116 2,221
Assurance ,574 ,268 1,776
Emphaty 1,554 ,002 4,731
Constant -1,812 ,000 ,163
Step 2a Jarak -,864 ,059 ,421
Tangibles 1,295 ,002 3,649
Reliability ,916 ,047 2,499
Responsiveness ,957 ,047 2,605
Emphaty 1,745 ,000 5,725
Constant -1,823 ,000 ,161
Dari tabel di atas didapatkan bahwa ada lima variabel yang berhubungan
dengan kepuasan yaitu: Jarak, Tangibles, Reliability, Responsiveness dan Emphaty.
Hasil akhir permodelan multivariat diperlihatkan dari variabel dibawah ini.
Tabel 4.26
Hasil akhir analisa multivariat logistik ganda
No. Variabel pV OR B
1 Jarak 0,059 0,421 -0,864
2 Tangibles 0,002 3,649 1,295
3 Reliability 0,047 2,499 0,916
4 Responsiveness 0,047 2,605 0,957
5 Emphaty 0,000 5,725 1,745
Tabel diatas memperlihatkan bahwa, setelah dikontrol ada satu variabel
independen yang bermakna/signifikan, karena nilai p-Value lebih kecil dari alpha
55
STIK Bina Husada Palembang
yaitu 0,05. Variabel Emphaty merupakan variabel yang paling dominan karena nilai
p-Value 0,000 (<0,05) dengan OR=5,725.
56
STIK Bina Husada Palembang
BAB 5BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Hubungan antara variable umur responden dengan kepuasan
Berdasarkan tabel diatas analisa statistik hubungan antara umur responden
dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma Palembang tahun 2021 didapatkan
bahwa responden yang puas diperoleh sebanyak 81 responden (54,7%) yang
umurnya muda. Hasil uji statistik diperoleh nilai P-nya adalah 0,635; artinya
tidak ada hubungan umur responden dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma
Palembang tahun 2021.
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian (Rizal & Jalpi, 2018). Di
dapatkan hasil analisis antara umur dengan kepuasan pasien, di dapat nilai p
=0,035, sehingga dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara umur
dengan kepuasan pasien di Puskesmas Kota Banjarmasin.
Masyarakat yang berobat ke tempat pelayanan kesehatan sebagaian besar
kelompok masyarakat rentan yaitu balita, usia lanjut dan ibu hamil, tetapi
masyarakat yang berkunjung kepelayanan kesehatan kebanyakan umur produktif
(15-55 tahun). Setiap pasien yang datang dalam keadaan sakit baik muda ataupun
tua mereka penuh harapan yakni ingin sembuh sehingga pasien yang berumur
muda lebih banyak menyatakan tidak puas bila dibandingkan dengan mereka
yang berumur tua, bahwa ada perbedaan kepuasan antara umur muda dengan
57
STIK Bina Husada Palembang
umur tua. Juga umur produktif mempunyai tuntutan dan harapan lebih besar serta
cenderung mengkritik terhadap pelayanan kesehatan dasar dibandingkan dengan
umur tua (Rizal, 2014).
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan kondisi di Klinik Kimia Farma
karena tidak ada hubungan antara usia dengan tingkat kepuasan pelayanan
pengunjung. Hal ini dikarenakan pelayanan petugas di Klinik Kimia Farma tidak
membedakan pasien tua atau muda.
5.2 Hubungan antara jenis kelamin responden dengan kepuasan.
Berdasarkan tabel diatas analisa statistik hubungan antara jenis kelamin
responden dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma Palembang tahun 2021
didapatkan bahwa responden yang puas diperoleh sebanyak 57 responden
(53,8%) yang berjenis kelamin laki-laki. Hasil uji statistik diperoleh nilai P-nya
adalah 1,000; artinya tidak ada hubungan jenis kelamin responden dengan
kepuasan di Klinik Kimia Farma Palembang tahun 2021.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian (Rina et al., 2017). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan tidak
mempengaruhi tingkat kepuasan pasien (nilai p>0,05) (Rina et al., 2017).
Pada dasarnya manusia laki-laki maupun perempuan mempunyai kepuasan
rata-rata yang ingin dicapai. Dalam suatu keluarga, seorang pria menjadi kepala
keluarga dan cenderung melindungi atau mengintervensi dan memberikan rasa
58
STIK Bina Husada Palembang
aman bagi keluarganya. Pria juga cenderung lebih mempengaruhi wanita dalam
memberikan pendapat atau pertimbangannya untuk melakukan sesuatu
(Notoatmodjo, 2009). Dengan demikian pria lebih banyak menuntut dan berharap
lebih banyak terhadap kemapuan pelayanan kesehatan dasar yang diterimanya,
dengan kata lain jenis kelamin laki-laki relatif lebih tidak puas.
Sebaliknya pendapat diatas tidak sesuai dengan kondisi di Klinik Kimia
Farma, dikarenakan karakter laki-laki dan perempuan di kota Palembang
cenderung sama, tidak ada yang lebih dominan sehingga tidak ada perbedaan
pada kepuasan pengunjung.
5.3 Hubungan antara pendidikan responden dengan kepuasan
Berdasarkan tabel diatas analisa statistik hubungan antara pendidikan
responden dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma Palembang tahun 2021
didapatkan bahwa responden yang puas diperoleh sebanyak 106 responden
(53,8%) yang pendidikannya tinggi. Hasil uji statistik diperoleh nilai P-nya
adalah 0,804; artinya tidak ada hubungan pendidikan responden dengan kepuasan
di Klinik Kimia Farma Palembang tahun 2021.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian (Rina et al., 2017). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan tidak
mempengaruhi tingkat kepuasan pasien (nilai p>0,05).
Penelitian lain yang sejalan dengan hasil penelitian ini adalah tidak
59
STIK Bina Husada Palembang
terdapatnya hubungan antara tingkat pendidikan dengan kepuasan pasien
Jamkesmas di Puskesmas Kota Manado (p=0,9).12 karena pada dasarnya setiap
orang termasuk yang berpendidikan rendah pun menginginkan layanan yang
bermutu serta memiliki standar kepuasan tersendiri.
Seseorang dengan tingkat pendidikan tinggi lebih cenderung banyak
menuntut atau mengkritik terhadap pelayan kesehatan yang diterimanya berbeda
dengan seseorang yang berpendidikan rendah ia cenderung lebih banyak
menerima karena tidak tahu apa yang dibutuhkannya. Pasien yang mempunyai
tingkat pendidikan rendah cenderung untuk cepat merasakan puas dibandingkan
dengan pasien yang berpendidikan tinggi, hal tersebut berkaita dengan tingkat
pengetahuan yang berbeda antara pendidikan rendah dengan pendidikan tinggi.
Disini terdapat hubungan negatif antara pendidikan dengan pemanfaatan
pelayanan kesehatan, semakin tinggi pendidikan semakin efisien dalam
memanfaatkan pelayanan kesehatan. Seseorang dengan pendidikan tinggi akan
membutuhkan pertolongan pelayanan kesehatan bila sudah tidak mampu
menolong dirinya sendiri. Sebaliknya seseorang dengan pendidikan rendah akan
menahan sakit dan bila sakitnya sudah berat cenderung mencari pertolongan
pengobatan tradisional (Andersen, 1975 dalam Notoatmodjo 2010).
Pendapat diatas tidak sejalan dengan kondisi di Klinik Kimia Farma
Palembang dikarenakan tidak ada hubungan antara Pendidikan dan tingkat
kepuasan pengunjung. Hal ini disebabkan karena penelitian ini dilakukan di
60
STIK Bina Husada Palembang
Klinik Kimia Farma yang ada di kota Palembang yang merupakan ibu kota
provinsi sehingga mayoritas responden pada penelitian ini berpendidikan tinggi.
5.4 Hubungan antara pekerjaan responden dengan kepuasan
Berdasarkan tabel diatas analisa statistik hubungan antara pekerjaan
responden dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma Palembang tahun 2021
didapatkan bahwa responden yang puas diperoleh sebanyak 83 responden
(50,9%) yang tidak bekerja. Hasil uji statistik diperoleh nilai P-nya adalah 0,255;
artinya tidak ada hubungan pekerjaan responden dengan kepuasan di Klinik
Kimia Farma Palembang tahun 2021.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian (Rina et al., 2017). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan tidak
mempengaruhi tingkat kepuasan pasien (nilai p>0,05) (Rina et al., 2017).
Tingkat kepuasan terhadap pelayanan kesehatan sangat subjektif sifatnya
dan dipengaruhi banyak faktor yang berperan dalam individu. Sipenerima
pelayanan dipengaruhi oleh keduduka sosial, dan sebagainya (Gonzales, 1997
dalam Suryanti 2014). Pada penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat terlihat
adanya hubungan walaupun rendah, antara pekerjaan dengan status sosial
seseorang, pada mereka yang bekerja pada kelompok pekerja yang dapat
menaikkan status sosialnya akan merasa pus terhadap pelayanan, bila prioritas
kebutuhan lebih tinggi telah tercapai maka akan timbulah kebutuhan yang lain
61
STIK Bina Husada Palembang
pada tingkat berikutnya (Mariane 2014).
Seseorang yang bekerja cenderung lebih banyak menuntut dan mengkritik
terhadap pelayanan yang diterimanya jika memang tidak memuaskan baginya
dibandingkan dengan seseorang yang tidak bekerja (Rizal & Jalpi, 2018).
Namun di Klinik Kimia Farma Palembang tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan kepuasan pelayanan, hal ini dikarenakan petugas klinik kimia
farma tidak membedakan pelayanan yang diberikan.
5.5 Hubungan antara jarak dengan kepuasan
Berdasarkan tabel diatas analisa statistik hubungan antara jarak responden
dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma Palembang tahun 2021 didapatkan
bahwa responden yang puas diperoleh sebanyak 70 responden (48,3%) yang
jaraknya dekat. Hasil uji statistik diperoleh nilai P-nya adalah 0,041; artinya ada
hubungan jarak dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma Palembang tahun 2021.
Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 0,511; artinya responden yang
jaraknya dekat mempunyai peluang 0,511 kali untuk puas dibandingkan dengan
yang jaraknya jauh.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian (Rizal & Jalpi, 2018). di dapatkan
hasil analisis antara jarak dengan kepuasan pasien, di dapat nilai p =0,029,
sehingga dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara jarak dengan
kepuasan pasien di Puskesmas Kota Banjarmasin.
62
STIK Bina Husada Palembang
Pasien yang merasa jauh dari tempat pelayanan kesehatan yang dikunjungi
akan merasa tidak puas dan rasa kepuasan tersebut ditunjukan dengan
pemanfaatan kembali tempat pelayanan kesehatan yang terdekat pada tempat dia
sakit, selain itu seringkali mereka memberikan rekomendasi kepada orang lain
yang sakit agar berkunjung ke tempat yang terdekat dari pelayanan kesehatan
tersebut (Rizal & Jalpi, 2018).
7 Klinik Kimia Farma tersebar di berbagai tempat di kota Palembang
sehingga pasien cenderung memilih tempat terdekat dari rumah dikarenakan
pelayanan dan fasilitas serta petugas sama-sama kompeten dan lengkap.
5.6 Hubungan antara Tangibles dengan kepuasan
Berdasarkan tabel diatas analisa statistik hubungan antara Tangibles
responden dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma Palembang tahun 2021
didapatkan bahwa responden yang puas diperoleh sebanyak 91 responden
(78,4%) yang Tangibles-nya baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai P-nya adalah
0,000; artinya ada hubungan Tangibles dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma
Palembang tahun 2021. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 12,653;
artinya responden yang Tangibles-nya baik mempunyai peluang 12,653 kali
untuk puas dibandingkan dengan yang Tangibles-nya kurang baik.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Pratiwi dkk (2019). Berdasarkan
hasil uji statistik menunjukkan bahwa pada dimensi kehandalan terhadap
63
STIK Bina Husada Palembang
kepuasan pasien didapatkan nilai p sebesar 0,000 (p<0,05). Hasil ini
menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dimensi kehandalan
terhadap kepuasan pasien sehingga H0 ditolak dan Ha diterima (Pratiwi, N,
Astrada, & Rhenislawaty, 2019).
Tampilan atau kondisi fisik suatu sarana prasarana merupakan hal yang
penting dalam mewujudkan kepuasan pasien. Ruang tunggu yang bersih, sejuk,
wc yang wangi akan membuat pasien merasa nyaman dan puas. Selain kondisi
gedung, peralatan penunjang yang berguna untuk memudahkan proses
administrasi dan pembayaran jasa juga tak kalah penting untuk diperhatikan.
Selain itu penampilan dari petugas yang bersih dan rapi menjadi salah satu yang
tak luput dari pengawasan dan penyebab puasnya pasien (Mustika & Sari, 2019).
Hal ini sesuai dengan kondisi di Klinik Kimia Farma di kota Palembang
yang memiliki tempat yang nyaman, ruang tunggu yang rapi dan bersih dan ada
TV, ruang dokter yang rapi, bersih dan wangi, pengunjung juga diperintahkan
untuk tetap menjalankan prokes dengan disediakan wastafel, hand sanitizer serta
toilet yang bersih.
5.7 Hubungan antara Reliability dengan kepuasan.
Berdasarkan tabel diatas analisa statistik hubungan antara Reliability
responden dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma Palembang tahun 2021
didapatkan bahwa responden yang puas diperoleh sebanyak 87 responden
64
STIK Bina Husada Palembang
(78,4%) yang Reliability-nya baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai P-nya adalah
0,000; artinya ada hubungan Reliability dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma
Palembang tahun 2021. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 10,730;
artinya responden yang Reliability-nya baik mempunyai peluang 10,730 kali
untuk puas dibandingkan dengan yang Reliability-nya kurang baik.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Pratiwi dkk (2019). Berdasarkan
hasil uji statistik menunjukkan bahwa pada dimensi kehandalan terhadap
kepuasan pasien didapatkan nilai p sebesar 0,000 (p<0,05). Hasil ini
menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dimensi kehandalan
terhadap kepuasan pasien sehingga H0 ditolak dan Ha diterima.
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel keandalan (reliability)
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pasien rumah
sakit Sarila Husada Sragen pada pasien Rawat Jalan. Hal ini dapat diartikan jika
kemampuan dalam memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan serta
sesuai dengan apa yang dijanjikan meningkat maka kepuasan pasien rumah sakit
Sarila Husada Sragen pada pasien Rawat Jalan akan meningkat pula
(Supartiningsih, 2017).
Kemampuan petugas dalam memberikan haruslah akurat dan terpercaya.
Dimana harapan dan kenyataan yang diterima pasien sesuai dan dilaksanakan
dengan kurun waktu yang efektif. Keandalan dan keterampilan petugas dalam
memberikan layanan kesehatan merupakan hal penting yang harus dipenuhi.
65
STIK Bina Husada Palembang
Selain itu hal-hal yang berkaitan dengan ketrampilan dan kompetensi petugas
kesehatan harus selalu diperbaharui (upgrade) sesuai dengan perkembangan
jaman. Dimana teknologi kesehatan dan sistem informasi yang berkembang pesat
menuntut agar pengelola rumah sakit untuk memiliki suatu pedoman yang
terukur, mampu laksana dan terjadwal (Mustika & Sari, 2019).
Di Klinik Kimia Farma Palembang saat ini telah terbukti bahwa
kehandalan berhubungan dengan kepuasan pelayanan karena klinik
melaksanakan pelayanan 12 jam sehari oleh dokter umum dengan pelayanan
yang relatif mudah dan tidak berbelit.
5.8 Hubungan antara Responsiveness dengan kepuasan
Berdasarkan tabel diatas analisa statistik hubungan antara Responsiveness
responden dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma Palembang tahun 2021
didapatkan bahwa responden yang puas diperoleh sebanyak 92 responden
(80,7%) yang Responsiveness-nya baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai P-nya
adalah 0,000; artinya ada hubungan Responsiveness dengan kepuasan di Klinik
Kimia Farma Palembang tahun 2021. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR
= 15,891; artinya responden yang Responsiveness-nya baik mempunyai peluang
15,891 kali untuk puas dibandingkan dengan yang Responsiveness-nya kurang
baik.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Pratiwi dkk (2019). Uji statistik
66
STIK Bina Husada Palembang
pada dimensi daya tanggap terhadap kepuasan pasien didapatkan hasil nilai p
sebesar 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara dimensi daya tanggap terhadap kepuasan pasien. Maka H0
ditolak dan Ha diterima.
Responsiveness merupakan wujud dari pemberian pelayanan yang cepat
dikondisi pasien mengadukan atau meminta suatu pertolongan. Pada pelayanan
yang baik kemampuan merespon tindakan pasien dengan cepat merupakan
indikator pelayanan yang baik (Mustika & Sari, 2019).
Di klinik kimia farma Palembang terbukti bahwa responsiveness
berpengaruh terhadap kepuasan pelayanan karena baik petugas medis dan
paramedis sangat tangap terhadap kondisi pasien dan dengan cepat memberika
pelayanan Kesehatan.
5.9 Hubungan antara Assurance dengan kepuasan
Berdasarkan tabel diatas analisa statistik hubungan antara Assurance
responden dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma Palembang tahun 2021
didapatkan bahwa responden yang puas diperoleh sebanyak 87 responden
(82,1%) yang Assurance-nya baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai P-nya adalah
0,000; artinya ada hubungan Assurance dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma
Palembang tahun 2021. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 14,469;
artinya responden yang Assurance-nya baik mempunyai peluang 14,469 kali
67
STIK Bina Husada Palembang
untuk puas dibandingkan dengan yang Assurances-nya kurang baik.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Pratiwi dkk (2019). Hasil uji
statistik pada dimensi jaminan terhadap kepuasan pasien didapatkan nilai p
sebesar 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara dimensi jaminan terhadap kepuasan pasien. Maka H0 ditolak
dan Ha diterima.
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel jaminan (assurance)
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pasien rumah
sakit Sarila Husada Sragen pada pasien Rawat Jalan. Hal ini dapat diartikan jika
sifat yang dapat dipercaya yang dimiliki karyawan meningkat maka kepuasan
pasien rumah sakit Sarila Husada Sragen pada pasien Rawat Jalan akan
meningkat pula (Supartiningsih, 2017). Hal ini karena pasien merasa empati dan
kemampuan petugas dalam melayani kondisi kesehatan mereka agar mereka
dapat segera pulih. Namun, dimensi ini tetap merupakan hal penting untuk terus
ditingkatkan (Mustika & Sari, 2019).
Di klinik kimia farma Palembang juga terbukti bahwa variable jaminan
(assurance) berhubungan dengan kepuasan pelayanan, ha ini dikarenakan petugas
medis dan paramedis memiliki penampilan dan pengetahuan yang meyakinkan
sehingga pasien dan pengunjung merasa dierhatikan.
5.10 Hubungan antara Emphaty dengan kepuasan
68
STIK Bina Husada Palembang
Berdasarkan tabel diatas analisa statistik hubungan antara Emphaty
responden dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma Palembang tahun 2021
didapatkan bahwa responden yang puas diperoleh sebanyak 93 responden
(84,5%) yang Emphaty-nya baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai P-nya adalah
0,000; artinya ada hubungan Emphaty dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma
Palembang tahun 2021. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 23,322;
artinya responden yang Emphaty-nya baik mempunyai peluang 23,322 kali untuk
puas dibandingkan dengan yang Emphaty-nya kurang baik.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Pratiwi dkk (2019). Hasil uji
statistik pada dimensi empati terhadap kepuasan pasien didapatkan nilai p
sebesar 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara dimensi jaminan terhadap kepuasan pasien. Maka H0 ditolak
dan Ha diterima.
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel empati (emphaty) tidak
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pasien rumah
sakit Sarila Husada Sragen pada pasien Rawat Jalan. Hal ini dapat diartikan jika
kemudahan untuk memberikan keterangan dan perhatian kepada pasien dengan
baik belum tentu meningkat maka kepuasan pasien rumah sakit Sarila Husada
Sragen pada pasien Rawat Jalan mempunyai kecenderungan menurun
(Supartiningsih, 2017).
Empati adalah bentuk kepedualian yang diberikan oleh satu orang kepada
69
STIK Bina Husada Palembang
orang lain seolah-olah orang tersebut dalam kondisi yang sama. Pemberian
empati kepada pasien membuat pasien merasa diperhatikan dan dihormati.
Perasaan seperti ini perlu diciptakan dalam diri setiap pasien oleh petugas
kesehatan. Hal ini sesuai dengan yang terjadi di klinik kima fara Palembang yaitu
petugas medis dan paramedis tidak hanya sopan dan ramah terhadap pasien tetapi
juga terhadap keluargany serta tidak membeda-bedakan dalam memberikan
pelayaan Kesehatan.
5.11 Analisa Faktor Dominan
Seleksi bivariat masing-masing variabel independen dengan variabel
dependen. Variabel yang dapat masuk model multivariat adalah variabel yang pada
analisis bivariatnya mempunyai nilai p (p value) < 0,25. Yang masuk ke dalam model
adalah Pendidikan, Pekerjaan, Pengetahuan, Dukungan keluarga, Dukungan Tenaga
kesehatan dan Pendidikan. Hasil analisa multivariat dilakukan dengan menggunakan
metode backward LR. Setelah dikontrol ada satu variabel independen yang
bermakna/signifikan, karena nilai p-Value lebih kecil dari alpha yaitu 0,05. Hasil
analisa multivariat memperlihatkan bahwa variabel Jarak, Tangibles, Reliability,
Responsiveness dan Emphaty merupakan variabel yang berhubungan dengan
kepuasan. Variabel Emphaty merupakan variabel yang paling dominan karena nilai p-
Value 0,000 (<0,05) dengan OR=5,725.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Panjaitan dkk (2020). Di dapatkan
70
STIK Bina Husada Palembang
hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa variabel Empathy
(Perhatian) merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap kepuasan pasien
BPJS. Hal ini dapat dilihat dari nilai Exp (B) yaitu sebesar 5.998 yang berarti bahwa
empathy memiliki pengaruh sebesar 5,9 kali dengan kepuasan pasien di Rumah Sakit
Umum Sembiring Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2018
(Panjaitan, Sitio, & Siregar, 2020).
Keramahan dan kesopanan petugas kesehatan yang dapat menimbulkan rasa
percaya pada pasien karena kepuasan pasien biasanya dikaitkan dengan keramahan
petugas yang memberikan pelayanan. Pemenuhan terhadap kriteria pelayanan ini
akan mengakibatkan pengguna jasa merasa terbebas dari risiko. Berdasarkan riset,
dimensi ini meliputi faktor keramahan, kompetensi, kredibilitas dan keamanan.
Variabel ini perlu dikembangkan oleh pihak manajemen institusi pelayanan kesehatan
dengan melakukan investasi, tidak saja dalam bentuk uang melainkan keteladanan
manajemen puncak, perubahan sikap dan kepribadian staf yang positif, dan perbaikan
sistem remunerasinya (pembayaran upah) (Muninjaya, 2011).
71
STIK Bina Husada Palembang
BAB 6BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1) Sebagian besar karakteristiknya adalah umur muda (70,5%), berjenis kelamin
laki-laki (50,5%), berpendidikan tinggi (93,8%), tidak bekerja (77,6%),
jaraknya dekat (69,0%), Tangibles yang baik (55,2%), Reliability yang baik
(52,9%), variabel Responsiveness yang baik (54,3%), Assurance yang baik
(50,5%), Emphaty yang baik (52,4%) dan puas (53,3%).
2) Tidak ada hubungan umur responden dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma
Palembang tahun 2021. (p= 0,635).
3) Tidak ada hubungan jenis kelamin responden dengan kepuasan di Klinik
Kimia Farma Palembang tahun 2021. (p= 1,000).
4) Tidak ada hubungan pendidikan responden dengan kepuasan di Klinik Kimia
Farma Palembang tahun 2021. (p= 0,804).
5) Tidak ada hubungan pekerjaan responden dengan kepuasan di Klinik Kimia
Farma Palembang tahun 2021. (p= 0,255).
6) Ada hubungan jarak dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma Palembang
tahun 2021 (p=0,041;OR=0,511).
7) Ada hubungan Tangibles dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma Palembang
tahun 2021 (p= 0,000;OR=12,653).
72
STIK Bina Husada Palembang
8) Ada hubungan Reliability dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma Palembang
tahun 2021 (p= 0,000;OR=10,730).
9) Ada hubungan Responsiveness dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma
Palembang tahun 2021 (p= 0,000; OR=15,89).
10) Ada hubungan Assurance dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma Palembang
tahun 2021 (p= 0,0002;OR=14,469).
11) Ada hubungan Emphaty dengan kepuasan di Klinik Kimia Farma Palembang
tahun 2021. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = (p=
0,000;OR=23,322).
12) Variabel yang paling dominan adalah Emphaty (p=0,005;OR=5,725).
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan peneliti, adapun saran dari
peneliti antara lain:
1) Secara teoritis, temuan penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan dan sumber
bacaan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan pasien di
klinik swasta.
2) Secara akademis bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi
pada penelitian lebih lanjut, untuk mengukur faktor-faktor lain yang belum
tersentuh dan terukur dalam penelitian ini.
73
STIK Bina Husada Palembang
3) Secara praktis, temuan penelitian ini dapat digunakan oleh Klinik-klinik
khususnya Klinik Kimia Farma Palembang agar dapat menambah cabang
klinik sehingga pengunjung memiliki jarak tepat tinggal dekat dengan klinik,
serta meningkatkan aspek Tangibles, Reliability, Responsiveness dan
Emphaty. Untuk peningkatan pelayanan dan kinerja lebih baik lagi, peneliti
menyarankan untuk menekankan empaty ke pasien.
73
DAFTAR PUSTAKA
Astari, D. W., Noviantani, A., & Simanjuntak, R. (2021). Kepuasan Pasien terhadap
Mutu Pelayanan Keperawatan di Era Pandemi Covid-19 di Rumah Sakit Mata
Cicendo. Journal of Hospital Accreditation, 03(1), 34–38.
Hastono, S., & Sabri, L. (2010). Statistik Kasehatan. Jakarta: PT. Raja
GrafindoPersada.
Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2018. Principles of Marketing. Edisi 15
Global Edition. Pearson.
Kepgub Provinsi Sumsel. (2019). Keputusan Gubernur Sumatera Selatan No.
595/KPTS/Disnakertrans/2019 Tentang Upah Minimum Provinsi Sumatera
Selatan 2020 (pp. 1–3). pp. 1–3. Retrieved from
http://disnakertrans.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2020/06/UMP-2020-
SUMSEL.pdf
Lupiyoadi, Rambat. 2014. Manajemen Pemasaran Jasa Berbasis Kompetensi.
Edisi ke-3. Jakarta: Salemba Empat.
Manurung, L. P. (2010). Analisis Hubungan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan
Terhadap Pelayanan Instalasi Farmasi Dengan Minat Pasien Menebus Kembali
Resep Obat Di Instalasi Farmasi RSUD Budhi Asih Tahun 2010.
Mayasari, F. (2016). Analisis Hubungan Waktu Pelayanan dan Faktor Total Quality
Service Terhadap Kepuasan Pasien di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan
RSIA Anugerah Medical Centre Kota Metro Tahun 2015. Jurnal ARSI, 2(3),
214–230.
Menkumham RI. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2014 tentang
Klinik (pp. 1–18). pp. 1–18. https://doi.org/10.1016/j.bbapap.2013.06.007.
Mustika, D., & Sari, K. (2019). Kepuasan pasien terhadap layanan rawat inap RSUD
Jagakarsa tahun 2017/2018. Jurnal Administrasi Rumah Sakit Indonesia, 5(3),
147–152. Retrieved from http://journal.fkm.ui.ac.id/arsi/article/view/2950.
Notoatmodjo. (2012). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Nugraha, S., & Adawiyah, A. R. (2019). Diktat Mata Kuliah Survey Cepat.
74
Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis. 4th
ed. Jakarta: Salemba Medika.
Panjaitan, R. F., Sitio, S. S. P., & Siregar, R. (2020). Hubungan Kualitas Pelayanan
Kesehatan Dengan Kepuasan Pasien Pengguna Bpjs Rawat Inap Di Rsu.
Sembiring. Jurnal Kajian Kesehatan Masyarakat, 1(2), 1–6. Retrieved from
http://stikeswh.ac.id:8082/journal/index.php/jners/article/view/332
Potluri, R. M., & Angiating, G. (2018). A Study on Service Quality and Customer
Satisfaction in Nigerian Healthcare Sector. International Journal of Industrial
Distribution & Business, 9–12, 2150–2153. https://doi.org/10.31142/ijtsrd11313
Pratiwi, A. D., N, N. I., Astrada, E., & Rhenislawaty, R. (2019). Relationship
between Quality of Health Services and Satisfaction of National Health
Insurance Participant in the District Hospital of North Buton in 2018. Medula,
6(3), 606–615. https://doi.org/10.46496/medula.v6i3.9645
Priani, I. F. (2012). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keteraturan Ibu Hamil
Melakukan Antenatal Care Di Puskesmas Cimanggis Kota Depok.
Ridwan, I., & Saftarina, F. (2015). Pelayanan Fasilitas Kesehatan: Faktor Kepuasan
dan Loyalitas Pasien. Jurnal Majority, 4(9), 20–26. Retrieved from
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/1403
Rina, N. A., Wahyudi, F., & Margawati, A. (2017). Perbedaan Tingkat Kepuasan
Pasien Bpjs Terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan Di Praktek Dokter Mandiri
Dan Klinik Swasta (Studi Kasus Kecamatan Tembalang Semarang). Diponegoro
Medical Journal (Jurnal Kedokteran Diponegoro), 6(2), 930–939.
Rizal, A., & Jalpi, A. (2018). Analisis Faktor Internal Penentu Kepuasan Pasien
Puskesmas Kota Banjarmasin. Al Ulum Jurnal Sains Dan Teknologi, 4(1), 1–6.
Retrieved from https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/JST/article/view/1553
Sugiyono. (2016). MetodePenelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT
Alfabet.
Sumarwan, U. (2011). Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapan dalam Pemasaran.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Sunyoto, D. (2013). Perilaku Konsumen (Panduan Riset Sederhana untuk mengenali
Konsumen). Jakarta: PT Buku Seru.
75
Supranto. (2006). Mengukur Tingkat Kepuasan Pelanggan atau Konsumen. Jakarta:
Rineka Cipta.
Supartiningsih, S. (2017). Kualitas Pelayanan Kepuasan Pasien Rumah Sakit. Jurnal
Medicoeticolegal Dan Manajemen Rumah Sakit, 6 (1): 9-15, Januari 2017, 6(1),
9–14. https://doi.org/10.18196/jmmr.6122.Kualitas
Tjiptono, F. (2014). Pemasaran Jasa (Prinsip, Penerapan, Penelitian). Yogyakarta.
Andi.
Tjiptono, F. Service, Quality & satisfaction. , Yogyakarta: Andi § (2016).
Management, 02(02), 165–175. https://doi.org/10.26911/thejhpm.2017.02.02.08
Widiawan. (2020). Tren Kunjungan Puskesmas Kota Yogyakarta di Masa Pandemi
COVID-19. Seksi Surveilans dan SIK Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta.
https://kesehatan.jogjakota.go.id/berita/id/194/tren-kunjungan-puskesmas-kota-
yogyakarta-di-masa-pandemi-covid-19-/
Widayati, M. Y., Tamtomo, D., & Adriani, R. B. (2017). Factors Affecting Quality of
Health Service and Patient Satisfaction in Community Health Centers in North
Lampung, Sumatera. Journal of Health Policy and
Yunus, N. R., & Rezki, A. (2020). Kebijakan Pemberlakuan Lock Down Sebagai
Antisipasi Penyebaran Corona Virus Covid-19. SALAM: Jurnal Sosial Dan
Budaya Syar-I, 7(3), 227- 238
76
STIK Bina Husada Palembang
Lampiran 1. Kuesioner
STIK BINA HUSADA PALEMBANG
KUESIONER PENELITIAN
Bapak dan ibu yang terhormat, bersama dengan ini saya sampaikan bahwa saya
adalah “Siti Romawati” mahasiswa Program Studi Pasca Sarjana Kesehatan
Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada Palembang, sedang
melakukan penelitian tentang “Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat
Kepuasan Pengunjung Pada Masa Pandemi Covid 19 Di Klinik Kimia Farma
Palembang Tahun 2021”. Oleh itu, besar harapan saya kiranya bapak dan ibu bersedia
untuk berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian ini.
Kepada bapak dan ibu, saya akan mengajukan beberapa pertanyaan dan saya
berharap dijawab dengan lengkap semua pertanyaan saya secara jujur. Semua
identitas dan jawaban yang bapak dan ibu berikan, saya jamin kerahasiaannya. Saya
sangat menghargai bantuan dalam memperlancar penelitian yang sedang saya
kerjakan ini. Atas perhatian dan kerjasama yang baik ini saya ucapkan terima kasih.
Palembang, April 2021
Hormat Saya
Siti Romawati
Saya menyatakan, bahwa saya telah membaca pernyataan diatas dan saya bersedia
untuk menjadi responden dalam penelitian ini.
Palembang , ………………….. 2021
( )
77
KUISIONER
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
TINGKAT KEPUASAN PENGUNJUNG PADA MASA
PANDEMI COVID 19 DI KLINIK KIMIA FARMA
PALEMBANG TAHUN 2021
No. Responden :
Tanggal Wawancara :
A. Identitas Responden
1. Nama :
2. Umur : tahun
3. Jenis kelamin :
Perempuan Laki-laki
4. Pendidikan terakhir :
Tidak sekolah SD SMP
SMA Perguruan Tinggi
5. Pekerjaan :
Tidak bekerja/IRT PNS ABRI/Polri
Pegawai swasta Wiraswasta Pensiunan
Petani Pedagang
6. Jarak dari rumah ke klinik : km/ menit
7. Penghasilan :
8. Alamat :
9. No. telp/Hp :
78
B. Kualitas Pelayanan
Petunjuk pengisian:
Berikut ini adalah isian mengenai pelayanan Di Klinik Kimia Farma Palembang.
Berilah tanda silang (√) pada kolom yang ingin di isi.
1 = Sangat Tidak Setuju 2 = Tidak Setuju 3 = Cukup Setuju 4 = Setuju 5 = Sangat Setuju
1. Tangibles
No Pernyataan 1 2 3 4 5
1 Ruang tunggu yang cukup luas dan nyaman.
2 Desain ruangan yang kelihatan bersih dan
menarik.
3 Penampilan petugas rapih dan bersih
4 Penataan ruang tunggu yang baik dan mudah di
jangkau.
5 Fasilitas ruang tunggu yang baik seperti AC, TV,
majalah, dll.
2. Reliability
No Pernyataan 1 2 3 4 5
1 Pelayanan selama 12 jam sehari
2 Pelayanan mudah dan tidak berbelit
3 Waktu tunggu pada saat berobat relatif singkat
4 Dokter selalu ada di tempat
5 Pelayanan sesuai prosedur
3. Responsiveness
No Pernyataan 1 2 3 4 5
1 Petugas tanggap terhadap masalah pasien
2 Petugas cepat memberikan pelayanan
3 Petugas menyiapkan kebutuhan pasien dengan
bersegera/ tidak menganggur
4 Petugas segera memberitahukan apa yang di
perlukan oleh pasien
5 Petugas cepat menyelesaikan pelayanan
4. Assurance
No Pernyataan 1 2 3 4 5
1 Penampilan dan pengetahuan petugas meyakinkan
2 Petugas menyiapkan kebutuhan dengan benar dan
teliti
3 Petugas mencocokan nama pasien dengan hasil
pemeriksaan pada pasien
4 Petugas menanyakan keadaan pasien pada saat
79
datang
5 Petugas melakukan tugas dengan sebaik-baiknya
5. Emphaty
No Pernyataan 1 2 3 4 5
1 Pelayanan petugas sopan dan ramah
2 Pelayanan petugas sama tidak membedakan
pasien
3 Petugas perhatian terhadap pasien dan
keluarganya
4 Petugas mendengar dengan sabar pertanyaan dan
keluhan
5 Petugas memahami kebutuhan pasien dan
memberikan solusi
C. Kepuasan Pasien
Petunjuk pengisian:
Berikut ini adalah isian mengenai kepuasan pasien Di Klinik Kimia Farma
Palembang. Berilah tanda silang (√) pada kolom yang ingin di isi.
1 = Sangat Tidak Setuju 2 = Tidak Setuju 3 = Cukup Setuju 4 = Setuju 5 = Sangat Setuju
No Pernyataan 1 2 3 4 5
1 Pasien merasa puas dengan pelayanan petugas
kesehatan
2 Pasien merasa nyaman atas keramahan dan etika
petugas kesehatan ketika melayani pasien
4 Pasien merasa puas dengan tanggapan petugas
kesehatan ketika konsultasi atas penyakit yang di
alami
5 Bila ada keluarga atau teman yang membutuhkan
pelayanan kesehatan maka saya akan
merekomendasikan untuk berobat ke klinik Kimia
Farma
6 Pasien merasa yakin pelayanan benar-benar bagus
7 Pelayanan kesehatan yang diterima oleh pasien
terpenuhi dengan baik
8 Untuk melakukan pengobatan saya hanya percaya
dengan klinik Kimia Farma
81
Lampiran 3. Output SPSS
- ANALISIS UNIVARIAT
Kepuasan Pasien
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak puas 98 46,7 46,7 46,7
Puas 112 53,3 53,3 100,0
Total 210 100,0 100,0
Umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Muda 148 70,5 70,5 70,5
Tua 62 29,5 29,5 100,0
Total 210 100,0 100,0
Jenis kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 106 50,5 50,5 50,5
Perempuan 104 49,5 49,5 100,0
Total 210 100,0 100,0
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Rendah 13 6,2 6,2 6,2
Tinggi 197 93,8 93,8 100,0
Total 210 100,0 100,0
82
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Rendah 47 22,4 22,4 22,4
Tinggi 163 77,6 77,6 100,0
Total 210 100,0 100,0
Jarak
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Jauh 65 31,0 31,0 31,0
Dekat 145 69,0 69,0 100,0
Total 210 100,0 100,0
Tangibles
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Kurang baik 94 44,8 44,8 44,8
Baik 116 55,2 55,2 100,0
Total 210 100,0 100,0
Reliability
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Kurang baik 99 47,1 47,1 47,1
Baik 111 52,9 52,9 100,0
Total 210 100,0 100,0
Responsiveness
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Kurang baik 96 45,7 45,7 45,7
Baik 114 54,3 54,3 100,0
Total 210 100,0 100,0
83
Assurance
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Kurang baik 104 49,5 49,5 49,5
Baik 106 50,5 50,5 100,0
Total 210 100,0 100,0
Emphaty
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Kurang baik 100 47,6 47,6 47,6
Baik 110 52,4 52,4 100,0
Total 210 100,0 100,0
- ANALISIS BIVARIAT
1. Variabel Umur * Kepuasan Pasien Crosstabulation
Kepuasan Pasien
Total Tidak puas Puas
Umur Muda Count 67 81 148
% within Umur 45,3% 54,7% 100,0%
Tua Count 31 31 62
% within Umur 50,0% 50,0% 100,0%
Total Count 98 112 210
% within Umur 46,7% 53,3% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic Significance
(2-sided) Exact Sig. (2-
sided) Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square ,393a 1 ,531
Continuity Correctionb ,226 1 ,635
Likelihood Ratio ,392 1 ,531
Fisher's Exact Test ,548 ,317
Linear-by-Linear Association
,391
1 ,532
N of Valid Cases 210
84
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 28,93. b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Umur (Muda / Tua) ,827 ,457 1,498
For cohort Kepuasan Pasien = Tidak puas
,905 ,667 1,229
For cohort Kepuasan Pasien = Puas 1,095 ,820 1,461
N of Valid Cases 210
2. Variabel Jenis kelamin * Kepuasan Pasien Crosstabulation
Kepuasan Pasien
Total Tidak puas Puas
Jenis kelamin Laki-laki Count 49 57 106
% within Jenis kelamin 46,2% 53,8% 100,0%
Perempuan Count 49 55 104
% within Jenis kelamin 47,1% 52,9% 100,0%
Total Count 98 112 210
% within Jenis kelamin 46,7% 53,3% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic Significance
(2-sided) Exact Sig. (2-
sided) Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square ,017a 1 ,897
Continuity Correctionb ,000 1 1,000
Likelihood Ratio ,017 1 ,897
Fisher's Exact Test 1,000 ,504
Linear-by-Linear Association
,017 1 ,898
N of Valid Cases 210
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 48,53. b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Jenis kelamin (Laki-laki / Perempuan)
,965 ,561 1,660
For cohort Kepuasan Pasien = Tidak puas
,981 ,735 1,310
85
For cohort Kepuasan Pasien = Puas
1,017 ,789 1,310
N of Valid Cases 210
3. Pendidikan * Kepuasan Pasien Crosstabulation
Kepuasan Pasien
Total Tidak puas Puas
Pendidikan Rendah Count 7 6 13
% within Pendidikan 53,8% 46,2% 100,0%
Tinggi Count 91 106 197
% within Pendidikan 46,2% 53,8% 100,0%
Total Count 98 112 210
% within Pendidikan 46,7% 53,3% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic Significance
(2-sided) Exact Sig. (2-
sided) Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square ,287a 1 ,592
Continuity Correctionb ,062 1 ,804
Likelihood Ratio ,286 1 ,593
Fisher's Exact Test ,775 ,400
Linear-by-Linear Association
,286 1 ,593
N of Valid Cases 210
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,07. b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Pendidikan (Rendah / Tinggi)
1,359 ,441 4,189
For cohort Kepuasan Pasien = Tidak puas
1,166 ,689 1,971
For cohort Kepuasan Pasien = Puas
,858 ,470 1,565
N of Valid Cases 210
4. Pekerjaan * Kepuasan Pasien Crosstabulation
Kepuasan Pasien
Total Tidak puas Puas
Pekerjaan Rendah Count 18 29 47
% within Pekerjaan 38,3% 61,7% 100,0%
Tinggi Count 80 83 163
% within Pekerjaan 49,1% 50,9% 100,0%
Total Count 98 112 210
% within Pekerjaan 46,7% 53,3% 100,0%
86
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic Significance
(2-sided) Exact Sig. (2-
sided) Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 1,704a 1 ,192
Continuity Correctionb 1,298 1 ,255
Likelihood Ratio 1,720 1 ,190
Fisher's Exact Test ,245 ,127
Linear-by-Linear Association
1,696 1 ,193
N of Valid Cases 210
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 21,93. b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Pekerjaan (Rendah / Tinggi)
,644 ,332 1,250
For cohort Kepuasan Pasien = Tidak puas
,780 ,526 1,158
For cohort Kepuasan Pasien = Puas
1,212 ,924 1,589
N of Valid Cases 210
5. Jarak * Kepuasan Pasien Crosstabulation
Kepuasan Pasien
Total Tidak puas Puas
Jarak Jauh Count 23 42 65
% within Jarak 35,4% 64,6% 100,0%
Dekat Count 75 70 145
% within Jarak 51,7% 48,3% 100,0%
Total Count 98 112 210
% within Jarak 46,7% 53,3% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic Significance
(2-sided) Exact Sig. (2-
sided) Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 4,814a 1 ,028
Continuity Correctionb 4,180 1 ,041
Likelihood Ratio 4,874 1 ,027
Fisher's Exact Test ,036 ,020
Linear-by-Linear Association
4,791 1 ,029
N of Valid Cases 210
87
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 30,33. b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Jarak (Jauh / Dekat)
,511 ,279 ,935
For cohort Kepuasan Pasien = Tidak puas
,684 ,475 ,985
For cohort Kepuasan Pasien = Puas
1,338 1,046 1,713
N of Valid Cases 210
6. Tangibles * Kepuasan Pasien Crosstabulation
Kepuasan Pasien
Total Tidak puas Puas
Tangibles Kurang baik Count 73 21 94
% within Tangibles 77,7% 22,3% 100,0%
Baik Count 25 91 116
% within Tangibles 21,6% 78,4% 100,0%
Total Count 98 112 210
% within Tangibles 46,7% 53,3% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic Significance
(2-sided) Exact Sig. (2-
sided) Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 65,676a 1 ,000
Continuity Correctionb 63,441 1 ,000
Likelihood Ratio 69,413 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear Association
65,363 1 ,000
N of Valid Cases 210
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 43,87. b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Tangibles (Kurang baik / Baik)
12,653 6,561 24,404
For cohort Kepuasan Pasien = Tidak puas
3,603 2,505 5,184
For cohort Kepuasan Pasien = Puas
,285 ,193 ,420
88
N of Valid Cases 210
7. Reliability * Kepuasan Pasien Crosstabulation
Kepuasan Pasien
Total Tidak puas Puas
Reliability Kurang baik Count 74 25 99
% within Reliability 74,7% 25,3% 100,0%
Baik Count 24 87 111
% within Reliability 21,6% 78,4% 100,0%
Total Count 98 112 210
% within Reliability 46,7% 53,3% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic Significance
(2-sided) Exact Sig. (2-
sided) Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 59,340a 1 ,000
Continuity Correctionb 57,224 1 ,000
Likelihood Ratio 62,398 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear Association
59,057 1 ,000
N of Valid Cases 210
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 46,20. b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Reliability (Kurang baik / Baik)
10,730 5,657 20,352
For cohort Kepuasan Pasien = Tidak puas
3,457 2,383 5,016
For cohort Kepuasan Pasien = Puas
,322 ,226 ,458
N of Valid Cases 210
8. Responsiveness * Kepuasan Pasien Crosstabulation
Kepuasan Pasien
Total Tidak puas Puas
Responsiveness Kurang baik Count 76 20 96
% within Responsiveness 79,2% 20,8% 100,0%
Baik Count 22 92 114
% within Responsiveness 19,3% 80,7% 100,0%
Total Count 98 112 210
% within Responsiveness 46,7% 53,3% 100,0%
89
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic Significance
(2-sided) Exact Sig. (2-
sided) Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 75,049a 1 ,000
Continuity Correctionb 72,663 1 ,000
Likelihood Ratio 80,095 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear Association
74,692 1 ,000
N of Valid Cases 210
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 44,80. b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Responsiveness (Kurang baik / Baik)
15,891 8,071 31,288
For cohort Kepuasan Pasien = Tidak puas
4,102 2,780 6,054
For cohort Kepuasan Pasien = Puas
,258 ,173 ,385
N of Valid Cases 210
9. Assurance * Kepuasan Pasien Crosstabulation
Kepuasan Pasien
Total Tidak puas Puas
Assurance Kurang baik Count 79 25 104
% within Assurance 76,0% 24,0% 100,0%
Baik Count 19 87 106
% within Assurance 17,9% 82,1% 100,0%
Total Count 98 112 210
% within Assurance 46,7% 53,3% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic Significance
(2-sided) Exact Sig. (2-
sided) Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 71,044a 1 ,000
Continuity Correctionb 68,731 1 ,000
Likelihood Ratio 75,779 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
90
Linear-by-Linear Association
70,705 1 ,000
N of Valid Cases 210
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 48,53. b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Assurance (Kurang baik / Baik)
14,469 7,406 28,271
For cohort Kepuasan Pasien = Tidak puas
4,238 2,780 6,459
For cohort Kepuasan Pasien = Puas
,293 ,206 ,417
N of Valid Cases 210
10. Emphaty * Kepuasan Pasien Crosstabulation
Kepuasan Pasien
Total Tidak puas Puas
Emphaty Kurang baik Count 81 19 100
% within Emphaty 81,0% 19,0% 100,0%
Baik Count 17 93 110
% within Emphaty 15,5% 84,5% 100,0%
Total Count 98 112 210
% within Emphaty 46,7% 53,3% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic Significance
(2-sided) Exact Sig. (2-
sided) Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 90,418a 1 ,000
Continuity Correctionb 87,803 1 ,000
Likelihood Ratio 98,230 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear Association
89,987 1 ,000
N of Valid Cases 210
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 46,67. b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Emphaty (Kurang baik / Baik)
23,322 11,364 47,863
For cohort Kepuasan Pasien = Tidak puas
5,241 3,351 8,197
91
For cohort Kepuasan Pasien = Puas
,225 ,149 ,339
N of Valid Cases 210
- ANALISIS MULTIVARIAT
ANALISIS MULTIVARIAT
- Logistic Regression
Block 0: Beginning Block
Classification Tablea,b
Observed
Predicted Kepuasan Pasien Percentage
Correct Tidak puas Puas
Step 0 Kepuasan Pasien Tidak puas 0 98 ,0
Puas 0 112 100,0
Overall Percentage 53,3
a. Constant is included in the model. b. The cut value is ,500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 0 Constant ,134 ,138 ,932 1 ,334 1,143
Variables not in the Equation
Score df Sig.
Step 0 Variables Pekerjaan 1,704 1 ,192
Jarak 4,814 1 ,028
Tangibles 65,676 1 ,000
Reliability 59,340 1 ,000
Responsiveness 75,049 1 ,000
Assurance 71,044 1 ,000
Emphaty 90,418 1 ,000
Overall Statistics 111,533 7 ,000
Block 1: Method = Backward Stepwise (Likelihood Ratio)
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 131,519 7 ,000
Block 131,519 7 ,000
Model 131,519 7 ,000
Step 2a Step -1,157 1 ,282
Block 130,362 6 ,000
Model 130,362 6 ,000
Step 3a Step -1,183 1 ,277
92
Block 129,179 5 ,000
Model 129,179 5 ,000
a. A negative Chi-squares value indicates that the
Chi-squares value has decreased from the previous step.
Model Summary
Step -2 Log likelihood
Cox & Snell R Square
Nagelkerke R Square
1 158,669a ,465 ,621
2 159,826a ,462 ,618
3 161,009a ,459 ,613
a. Estimation terminated at iteration number 5
because parameter estimates changed by less than ,001.
Classification Tablea
Observed
Predicted Kepuasan Pasien Percentage
Correct Tidak puas Puas
Step 1 Kepuasan Pasien Tidak puas 80 18 81,6
Puas 18 94 83,9
Overall Percentage 82,9
Step 2 Kepuasan Pasien Tidak puas 79 19 80,6
Puas 18 94 83,9
Overall Percentage 82,4
Step 3 Kepuasan Pasien Tidak puas 79 19 80,6
Puas 17 95 84,8
Overall Percentage 82,9
a. The cut value is ,500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a Pekerjaan -,531 ,497 1,142 1 ,285 ,588
Jarak -,836 ,462 3,272 1 ,070 ,433
Tangibles 1,226 ,439 7,819 1 ,005 3,408
Reliability ,790 ,476 2,756 1 ,097 2,204
Responsiveness ,786 ,511 2,360 1 ,124 2,194
Assurance ,571 ,518 1,217 1 ,270 1,771
Emphaty 1,623 ,497 10,658 1 ,001 5,070
Constant -1,444 ,565 6,536 1 ,011 ,236
Step 2a Jarak -,886 ,462 3,678 1 ,055 ,413
Tangibles 1,210 ,435 7,721 1 ,005 3,354
Reliability ,848 ,470 3,260 1 ,071 2,335
Responsiveness ,798 ,508 2,473 1 ,116 2,221
Assurance ,574 ,519 1,226 1 ,268 1,776
Emphaty 1,554 ,494 9,903 1 ,002 4,731
Constant -1,812 ,462 15,397 1 ,000 ,163
Step 3a Jarak -,864 ,458 3,556 1 ,059 ,421
Tangibles 1,295 ,427 9,175 1 ,002 3,649
Reliability ,916 ,462 3,940 1 ,047 2,499
93
Responsiveness ,957 ,482 3,947 1 ,047 2,605
Emphaty 1,745 ,463 14,179 1 ,000 5,725
Constant -1,823 ,462 15,550 1 ,000 ,161
Variables in the Equation
95% C.I.for EXP(B)
Lower Upper
Step 1a Pekerjaan ,222 1,557
Jarak ,175 1,072
Tangibles 1,443 8,050
Reliability ,867 5,603
Responsiveness ,805 5,978
Assurance ,642 4,887
Emphaty 1,913 13,438
Constant Step 2a Jarak ,167 1,020
Tangibles 1,428 7,875
Reliability ,930 5,861
Responsiveness ,821 6,006
Assurance ,643 4,909
Emphaty 1,797 12,456
Constant Step 3a Jarak ,172 1,035
Tangibles 1,579 8,433
Reliability 1,012 6,176
Responsiveness 1,013 6,698
Emphaty 2,309 14,196
Constant
a. Variable(s) entered on step 1: Pekerjaan, Jarak, Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance,
Emphaty.
Model if Term Removed
Variable Model Log Likelihood
Change in -2 Log Likelihood df
Sig. of the Change
Step 1 Pekerjaan -79,913 1,157 1 ,282
Jarak -81,030 3,391 1 ,066
Tangibles -83,106 7,544 1 ,006
Reliability -80,663 2,656 1 ,103
Responsiveness -80,474 2,280 1 ,131
Assurance -79,922 1,175 1 ,278
Emphaty -84,545 10,422 1 ,001
Step 2 Jarak -81,821 3,817 1 ,051
Tangibles -83,628 7,431 1 ,006
Reliability -81,480 3,134 1 ,077
Responsiveness -81,106 2,385 1 ,123
Assurance -80,505 1,183 1 ,277
Emphaty -84,762 9,697 1 ,002
Step 3 Jarak -82,349 3,689 1 ,055
Tangibles -84,923 8,838 1 ,003
Reliability -82,401 3,793 1 ,051
Responsiveness -82,402 3,795 1 ,051
Emphaty -87,517 14,025 1 ,000
94
Variables not in the Equation
S
core df Si
g.
Step 2a
Variables
Pekerjaan
1,150
1 ,284
Overall Statistics 1,150
1 ,284
Step 3b
Variables
Pekerjaan
1,156
1 ,282
Assurance
1,236
1 ,266
Overall Statistics 2,387
2 ,303
a. Variable(s) removed on step 2: Pekerjaan. b. Variable(s) removed on step 3: Assurance.
JAM JURNAL ILMIAH TERAKREDITASI NASIONAL
JURNAL ‘AISYIYAH MEDIKA ISSN Cetak: 2614-2791 ISSN Online: 2622-3872
SK Akreditasi No.36/E/KPT/2019 (SINTA 5)
http://jurnal.stikes-aisyiyah-palembang.ac.id/index.php/JAM DOI: 10.36729
SURAT KETERANGAN LAYAK TERBIT No. 029/STIKES-LPPM/H6/VIII/2021
Berdasarkan artikel Bapak/Ibu yang diajukan ke Dewan Redaksi Jurnal ‘Aisyiyah Medika
(JAM) STIKES ‘Aisyiyah Palembang, dengan:
Author ke-1 : Siti Romawati
Author ke-2 : Dianita Ekawati
Author ke-3 : Dian Eka Anggreny
Email Author : [email protected]
Asal Institusi : Program Magister Kesehatan Masyarakat, STIK Bina Husada Palembang
Judul Artikel : Analisis Kepuasan Pelayanan Masa Pandemi Covid-19 di Klinik Kimia
Farma Palembang
Bersama ini kami sampaikan hasil penilaian dari mitra bestari bahwa artikel Bapak/Ibu layak
terbit di Jurnal ‘Aisyiyah Medika, STIKES ‘Aisyiyah Palembang dengan ISSN Cetak 2087-8362
dan ISSN Online 2622-3872 serta Open Journal System (OJS): http//jurnal.stikes-aisyiyah-
palembang.ac.id/index.php/JAM yang Insya Allah akan terbit pada Volume 7, Nomor 1,
Februari 2022, dan akan diproses selanjutnya oleh dewan redaksi Jurnal ‘Aisyiyah Medika.
Demikianlah Surat Keterangan Layak Terbit ini kami sampaikan, agar digunakan
sebagaimana mestinya.
Palembang, 18 Agustus 2021
Editor in Chief
Jurnal ‘Aisyiyah Medika (JAM)
Adelina Pratiwi, SST., M.Kes