Upload
khangminh22
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (SIA) PADA LEMBAGA
PERKREDITAN DESA (LPD) DI KECAMATAN MENGWI
Oleh:
NAMA : NI LUH DIAH LAKSMI DEWI
NIM : 1502622010377
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
DENPASAR
2020
i
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (SIA) PADA LEMBAGA
PERKREDITAN DESA (LPD) DI KECAMATAN MENGWI
Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna
memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Mahasaraswati Denpasar
Oleh:
NAMA : Ni Luh Diah Laksmi Dewi
NIM : 1502622010377
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
DENPASAR
2020
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat-Nya, pemulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul : ”Analisis
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada
LPD Kecamatan Mengwi”.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan
pengarahan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam penyusunan
skripsi ini. Dalam kesempatan ini, penulis berterima kasih kepada :
1) Bapak Dr. Drs. I Made Sukamerta, M.Pd., selaku Rektor Universitas
Mahasaraswati Denpasar.
2) Ibu Dr. Kepramareni,SE,MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Mahasaraswati Denpasar.
3) Ni Nyoman Ayu Suryandari,SE,M.Si,Ak.,CA Fakultas Ekonomi Universitas
Mahasaraswati Denpasar.
4) Bapak I Putu Mega Juli Semara Putra,SE.,M.Si sebagai Pembimbing I atas
waktu, bimbingan dan masukan dalam penyusunan skripsi.
5) Bapak I Dewa Made Endiana,SE,M.Si.,Ak.,CA sebagai Pembimbing II atas
waktu, bimbingan dan masukan dalam penyusunan skripsi.
6) Keluarga tercinta atas semangatdan doanya yang diberikan dari awal sampai
selesainya skripsi ini.
7) Sahabat seperjuangan, atas kesediaannya memberikan dukungan, masukan, dan
motivasi yang tiada hentinya untuk penulis.
vi
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih
banyak terdapat kesalahan dan kekurangan yang disebabkan karena keterbatasan
kemampuan serta pengalaman penulis. Namun demikian skripsi ini diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi yang berkepentingan.
Denpasar, 2020
Penulis
vii
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (SIA) PADA LEMBAGA
PERKREDITAN DESA (LPD) DI KECAMATAN MENGWI
ABSTRAK
Sistem informasi berperan dalam bidang akuntansi karena sistem pemrosesan
informasi akuntansi banyak ditawarkan dengan tujuan untuk memberikan kemudahan
bagi para akuntan untuk menghasilkan informasi yang dapat dipercaya, tepat waktu,
lengkap, dapat dipahami dan teruji. Baik buruknya kinerja dari sebuah sistem
informasi akuntansi dapat dilihat dari kepuasan pemakai sistem informasi akuntansi
itu sendiri. Suatu sistem informasi akan sukses apabila didukung oleh beberapa faktor
pendukungnya. Penelitian ini dilakukan pada karyawan yang terkait dengan pelaksanaan
sistem informasi akuntansi LPD Kecamatan Mengwi dengan sampel sebanyak 147
responden. Tujan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor
seperti keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem, kemampuan teknik
personal, ukuran organisasi, program pelatihan dan pendidikan pemakai terhadap
kinerja sistem informasi akuntansi.
Hasil penelitian menunjukkan hanya variabel keterlibatan pemakai dalam
pengembangan sistem dan kemampuan teknik personal yang berpengaruh dan
signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi sementara variabel ukuran organisasi dan program pelatihan dan pendidikan pemakai tidak berpengaruh dan
signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.
Kata Kunci: Sistem informasi akuntansi, kinerja sistem informasi akuntansi,
keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem dan kemampuan
teknik personal.
viii
DAFTAR ISI
Isi Halaman
HALAMAN COVER…………………………………………………………. i
HALAMAN JUDUL………………………………………………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING…………………………….... iii
HALAMAN PENGUJIAN SKRIPSI………………………………………… iv
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS…………………………………. v
KATA PENGANTAR………………………………………………………… vi
ABSTRAK…………………………………………………………………….. viii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………... ix
DAFTAR TABEL……………………………………………………………... xiii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….. xiv
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….. xv
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………... 1
1.1 Latar Belakang……………………………………………... 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………….. 5
1.3 Tujuan penelitian…………………………………………… 5
1.4 Manfaat Penelitian………………………………………….. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………. 7
2.1 Landasan Teori……………………………………………… 7
2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi……………… 7
2.1.2 Pengertian Sistem……………………………………. 8
ix
2.1.3 Pengertian Informasi…………………………………. 9
2.1.4 Pengertian Akuntansi……………………………….... 9
2.1.5 Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi………….... 10
2.1.6 Kinerja Sistem Informasi Akuntansi…………………. 12
2.1.7 Kepuasan Pemakai Sistem Informasi Akuntansi…….. 13
2.1.8 Fungsi Sistem Informasi Akuntansi………………….. 14
2.1.9 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi…………………. 15
2.2. Penelitian Sebelumnya……………………………………... 15
BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN RUMUSAN HIPOTESIS… 27
3.1 Kerangka Berfikir………………………………………. ….. 27
3.2 Rumusan Hipotesis…………………………………………. 29
3.2.1 Pengaruh Keterlibatan Pemakai Dalam
Pengembangan SIA Terhadap Kinerja SIA…………. 30
3.2.2 Pengaruh Kemampuan Teknik Personal Terhadap
Kinerja SIA…………………………………...……… 31
3.2.3 Pengaruh Ukuran Organisasi Terhadap Kinerja SIA... 32
3.2.4 Pengaruh Program Pendidikan dan Pelatihan Pemakai
Terhadap Kinerja SIA……………………………….. 33
BAB IV METODE PENELITIAN…………………………………….. 35
4.1 Lokasi Penelitian………………………………………….... 35
4.2 Objek Penelitian…………………………………………..… 35
4.3 Identifikasi Variabel……………………………………..…. 35
4.4 Definisi Operasional Variabel……………………………… 36
x
4.4.1 Kinerja SIA…………………………………………... 36
4.4.2 Keterlibatan Pemakai Dalam Pengembangan SIA…... 36
4.4.3 Kemampuan Teknik Personal……………………….. 37
4.4.4 Ukuran Organisasi…………………………………… 38
4.4.5 Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai………… 38
4.5 Jenis dan Sumber Data……………………………………... 39
4.5.1 Jenis Data…………………………………………….. 39
4.5.2 Sumber Data………………………………………….. 39
4.6 Metode Penentuan Sampel…………………………………. 40
4.6.1 Populasi………………………………………………. 40
4.6.2 Sampel………………………………………………... 40
4.7 Metode Pengumpulan Data………………………………… 41
4.8 Teknik Analisis Data……………………………………….. 42
4.8.1 Uji Statistik Deskriptif……………………………….. 42
4.8.2 Uji Instrumen…………………………………………. 43
4.8.3 Uji Asumsi Klasik……………………………………. 43
4.8.4 Analisis Regresi Linier Berganda……………………. 45
4.8.5 Uji Kelayakan Model……………………………….… 45
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………….. 48
5.1 Gambaran Umum Perusahaan……………………………… 48
5.1.1 Sejarah Singkat Lembaga Perkreditan Desa….………. 48
5.1.2 Struktur Organisasi Lembaga Perkreditan Desa..…….. 53
5.1.3 Tugas dan Wewenang………………………..……….. 55
xi
5.2 Deskripi Hasil Penelitian…………………………………… 62
5.2.1 Responden Penelitian………………………………… 62
5.2.2 Karakteristik Responden……………………………… 62
5.3 Hasil Penelitian…………….………………………………. 65
5.3.1 Analisis Statistik Deskriptif ………………………….. 65
5.3.2 Hasil Instrument……………………………………… 66
5.3.3 Hasil Uji Asumsi Klasik……………………………… 68
5.3.4 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda……………… 72
5.3.5 Uji Kelayakan Model………………………………… 74
5.4 Pembahasan Hasil Penelitian……………………………….. 78
BAB VI PENUTUP……………………………………………………... 83
6.1 Simpulan……………………………………………………. 83
6.2 Saran………………………………………………………... 84
6.3 Keterbatasan penelitian…………………………………….. 85
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 86
LAMPIRAN…………………………………………………………………… 90
xii
DAFTAR TABEL
Isi Halaman
Tabel 4.6 Kriteria Sampel………………………………………………..... 41
Tabel 5.1 Daftar Nama LPD Di Kecamatan Mengwi…………………….. 52
Tabel 5.1.2 Struktur Organisasi Lembaga Perkreditan Desa……………….. 54
Tabel 5.2 Responden Kuesioner Penelitian……………………………….. 62
Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin…………. 63
Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur…………………... 63
Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan…………….. 64
Tabel 5.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja………….. 64
Tabel 5.7 Uji Statistik Deskriptif…………………………………………. 65
Tabel 5.8 Hasil Uji Validitas……………………………………………… 66
Tabel 5.9 Hasil Uji Reliabilitas…………………………………………… 68
Tabel 5.10 Hasil Uji Normalitas……………………………………………. 69
Tabel 5.11 Hasil Uji Multikolinearitas……………………………………... 70
Tabel 5.12 Hasil Uji Heteroskedastisitas…………………………………… 71
Tabel 5.13 Hasil Uji Regresi Linier berganda……………………………… 72
Tabel 5.14 Hasil Uji Koefisien Determinasi……………………………….. 74
Tabel 5.15 Hasil Uji F……………………………………………………… 76
Tabel 5.16 Hasil Uji t………………………………………………………. 77
xiii
DAFTAR GAMBAR
Isi Halaman
Gambar 3.1 Skema Kerangka Berpikir Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kinerja SIA Pada LPD Kecamatan Mengwi ….. 29
Gambar 5.1.2 Struktur Organisasi Lembaga Perkreditan Desa……………….. 54
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Isi
Lampiran 1 Kuesioner
Lampiran 2 Hasil Penelitian Sebelumnya
Lampiran 3 Hasil Uji Validitas Lampiran 4 Hasil
Uji Reliabilitas Lampiran 5 Hasil Uji Asumsi
Klasik Lampiran 6 Hasil Uji Regresi Linier
Berganda
xv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang terjadi pada era globalisasi saat ini telah
berdampak pada penemuan-penemuanbaru yang bermunculan berbagai
macam inovasi. Misalnya yang terdapat pada sistem informasi. Sistem
informasi tidak akan pernah berkembang dengan sendirinya, tetapi perlu di
dukung oleh banyak faktor yang mampu menjadikan efektifitas sistem
akan tercapai. Persaingan menjadi semakin global dan tidak mengenal
batas, oleh karena itu dibutuhkan suatu sistem informasi yang mampu
menangkap dan menciptakan informasi internal dan eksternal secara
efektif sehingga manajemen memiliki pengetahuan untuk mendetiksi
secara efektif kapan perubahan kondisi membutuhkan tanggapan strategis
(Sari, 2012)
Perusahaan dan bisnis dapat meningkatkan kinerja melalui
penggunaan sarana teknologi informasi, Penggunaan sistem akuntansi
berbasis komputer telah membawa peluang bagi perusahaan untuk
melakukan fungsi akuntansi secara lebih efektif dan efisien. Fungsi utama
dari sistem informasi akuntansi adalah memproduksi informasi
berdasarkan data yang merupakan hasil dari transaksi keuangan (Utama
dan Suardika, 2014).
1
2
Menurut Bodnar (2006) sistem informasi adalah kumpulan sumber
daya, seperti manusia dan peralatan, yang dirancang untuk mengubah data
keuangan dan data lainnya menjadi informasi. Informasi tersebut
dikomunikasikan kepada para pembuat keputusan. Sistem informasi
akuntansi melakukan hal tersebut entah dengan sistem manual atau
melalui sistem komputerisasi. Menurut Jogiyanto (2005) menyatakan
bahwa sistem informasi akuntansi merupakan sebuah bentuk sistem
informasi yang merubah data transaksi bisnis menjadi informasi keuangan
yang berguna bagi pemakai atau usernya.
Menurut Ramadhan (2012) berpendapat bahwa pentingnya dengan
adanya SIA yang baik, perusahaan maupun lembaga keuangan dapat
melakukan proses operasi maupun informasi dengan lebih efektif dan
efisien karena adanya pengendalian yang mengendalikan proses-proses
tersebut sehingga hasil yang dicapai dapat sesuai dengan tujuan
perusahaan. Selain itu informasi akuntansi yang dihasilkan dari SIA dapat
dipertanggung jawabkan untuk kelak digunakan dalam mengambil
keputusan mengenai keuangan perusahaan maupun digunakan oleh pihak
di luar perusahaan.
Baik buruknya kinerja sistem informasi dapat dilihat dari kepuasan
pemakai SIA dan pemakaian SIA itu sendiri. Dapat dibayangkan apabila
SIA suatu perusahaan tidak berjalan dengan baik, misalkan karena suatu
komponen di dalam SIA yang tidak bekerja dengan optimal, tentu hal ini
akan menyebabkan sistem yang berjalan menjadi terhambat sehingga
3
mengakibatkan kegiatan di dalam perusahaan tidak berjalan dengan
lancar, informasi yang dihasilkan tidak akurat, dan tujuan dari kegiatan
bisnis perusahaan pun sulit untuk dicapai (Sudibyo dan Kuswanto, 2011).
Peraturan Gubernur Bali, No. 11 Tahun 2013 pasal 1, menyebutkan
Lembaga keuangan seperti LPD dalam prakteknya bersaing ketat dengan
lembaga keuangan lainnya seperti Bank Pekreditan Rakyat (BPR),
koperasi, dan lain sebagainya, sehingga LPD dituntut untuk terus
meningkatkan pelayanannya. Laporan keuangan yang lengkap dibutuhkan
untuk menilai kinerja suatu LPD, oleh karena itu perlu adanya dukungan
SIA dengan teknologi informasi yang terkomputerisasi. Sistem informasi
yang ada juga digunakan untuk memudahkan nasabah dalam melakukan
transaksi, pengambilan uang, pengecekan saldo, dan lain-lain. Dari sistem
informasi yang digunakan, maka dapat diketahui bahwa manajemen dari
organisasi tersebut baik atau tidak.
Di Kecamatan Mengwi, jumlah Lembaga Perkreditan Desa terdapat
38. LPD semuanya telah menggunakan sistem informasi akuntansi
berbasis komputer untuk mendukung proses dan operasinya SIA sebagai
memproses transaksi tabungan deposito, dan pinjaman untuk
menghasilkan dokumen operasional harian dan laporan lainnya.
Penggunaan SIA pada LPD berperan dalam memudahkan karyawan untuk
pemrosesan data agar lebih praktis. Keberadaan SIA yang layak akan
membantu dalam menghasilkan laporan secara cepat, akurat, dan relevan
4
sehingga dapat berguna dalam pengambilan keputusan (LPLPD
Kecamatan Mengwi, 2018).
Menurut peneliti dalam permasalahan yang ada di dalam LPD tersebut
mempengaruhi faktor-faktor kinerja SIA yaitu: faktor keterlibatan
pemakai mempengaruhi kinerja SIA dikarenakan menggambarkan tingkat
keikutsertaan pemakai dalam pengembangannya sehingga berdampak
pada kemampuan pemakai. Faktor kemampuan teknik personal
mempengaruhi kinerja SIA dikerenakan menggambarkan setiap pemakai
dituntut untuk terlibat dalam pengembangan sistem. Faktor ukuran
organisasi mempengaruhi kinerja SIA dikarenakan menggambarkan
pengaruh ukuran organisasi dengan didukung sumber daya yang tinggi
sehingga nantinya dapat mempengaruhi pengembangan sistem. Faktor
pendidikan dan pelatihan pemakai menggambarkan pengaruh terhadap
pemakai sehingga akan menjadi lebih terampil dan lebih produktif.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk menyusun
penelitian ini dilihat dari faktor keterlibatan pemakai dalam proses
pengembangan SIA, kemampuan teknik personal, ukuran organisasi,
program pendidikan dan pelatihan pemakai. Ketertarikan peneliti ini juga
didasari karena kinerja SIA berperan penting dalam memproses data
akuntansi menjadi informasi keuangan yang bermanfaat bagi manajemen
serta masyarakat. Penelitian ini diharapkan dapat menciptakan kinerja SIA
yang baik. Dari Empat faktor tersebut peneliti kemudian mengambil judul
“Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi
5
Akuntansi (SIA) Pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kecamatan
Mengwi”.
1.2 Pokok Permasalahan
Berdasarkan uraian teori pada latar belakang tersebut di atas, maka
yang menjadi pokok permasalahan adalah sebagai berikut :
1) Apakah keterlibatan pemakai dalam pengembangan SIA berpengaruh
pada kinerja SIA ?
2) Apakah kemampuan teknik personal berpengaruh pada kinerja SIA ?
3) Apakah ukuran organisasi berpengaruh pada kinerja SIA ?
4) Apakah program pendidikan dan pelatihan pemakai berpengaruh pada
kinerja SIA ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan pokok permasalahan yang telah
diuraikan maka tujuan penelitian ini adalah :
1) Untuk mengetahui pengaruh keterlibatan pemakai dalam
pengembangan SIA pada kinerja SIA.
2) Untuk mengetahui pengaruh kemampuan teknik personal sistem pada
kinerja SIA.
3) Untuk mengetahui pengaruh ukuran organisasi pada kinerja SIA.
4) Untuk mengetahui program pendidikan dan pelatihan pemakai pada
kinerja SIA.
6
1.4 Kegunaan Penelitian
1) Bagi Mahasiswa
Penelitian ini dapat mempraktekkan teori yang selama ini diperoleh di
bangku kuliah dengan keadaan dan permasalahan yang ada dilapangan
dan untuk memenuhi salah satu syarat dala meraih gelar Sarjana
Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Mahasaraswati Denpasar.
2) Bagi Perusahaan
Dari hasil penelitian dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi
pemimpin LPD di dalam mengambil keputusan untuk menentukan
kebijakan lebih lanjut untuk prngrlola keuangan dimasa yang akan
dating dan dapat membantu perusahaan atau manajer untuk membuat
kebijakan mengenai pemenuhan kebutuhan karyawan.
3) Bagi Universitas Mahasaraswati Denpasar
Hasil penelitian ini dipakai sebagai tambahan bacaan di perpustakaan
atau sebagai referensi bagi mahasiswa/mahasiswi dimasa yang akan
datang dan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian lebih lanjut
yang berkaitan dengan kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Jogiyanto (2005) menyatakan bahwa sistem informasi
akuntansi merupakan sebuah bentuk sistem informasi yang merubah data
transaksi bisnis menjadi informasi keuangan yang berguna bagi pemakai atau
usernya. Menurut Winarno (2006)sistem informasi akuntansi adalah suatu
kumpulan perangkat sistem yang berfunsi untuk mencatat data transaksi,
mengolah data dan menyajikan informasi akuntansi kepada pihak internal
(manajemen perusahaan) dan pihak ekternal (pembeli, pemasok, pemerintah,
kreditur dan sebagainya). Menurut Krismiaji (2005) sistem informasi
akuntansi adalah sebuah sistem yang memperoleh data dan transaksi guna
menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan,
mengendalikan dan mengoperasikan bisnis.
Menurut Bodnar (2006) sistem informasi akuntansi adalah kumpulan
sumber daya seperti manusia dan peralatan, yang dirancang untuk mengubah
data keuangan dan data lainnya ke dalam informasi. Informasi tersebut yang
akan dikomunikasikan kepada para pembuat keputusan. Berdasarkan beberapa
definisi diatas maka dapat disimpulkan SIA adalah sistem berbasis komputer
7
8
dimana ada interaksi antara SDM sebagai pelaksananya dan mesin sebagai
alat memproses dan mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi
informasi yang dibutuhkan manajemen untuk merencanakan, mengendalikan,
mengoperasikan bisnis.
2.1.2 Pengertian Sistem
Menurut Mulyadi (2008) sistem adalah suatu organisasi formulir,
catatan dan laporan yang di koordinasikan sedemikian rupa untuk
menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan manajemen guna
memudahkan pengelolaan perusahaan. Menurut Winarno (2006) sistem
merupakan sekumpulan komponen yang saling bekerja sama untuk mencapai
tujuan tertentu. Menurut Sutarman (2012) mendefinisikan sistem adalah
kumpulan elemen yang saling berhubungan dan saling berinteraksi dalam satu
kesatuan untuk menjalankan suatu proses pencapaian suatu tujuan utama.
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem adalah
kumpulan dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaita,
komponen-komponen tersebut saling berhubungan erat satu sama lainnya dan
tidak dapat berdiri sendiri sehingga mereka saling berinteraksi dan saling
berhubungan membentuk suatu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran suatu
sistem dapat tercapai. Bagian-bagian yang saling berhubungan dalam suatu
sistem disebut subsistem. Subsistem-subsistem tersebut harus selalu
9
berhubungan dan berinteraksi melalui komunikasi yang relevan sehingga
sistem dapat bekerja secara efektif dan efisien.
2.1.3 Pengertian Informasi
Informasi adalah salah satu hal yang sangat penting dalam organisasi,
tanpa informasi kegiatan operasionalnya tidak akan berjalan dengan baik.
Menurut Mulyanto (2009) informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk
yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Menurut Bodnar
dan William (2006) mendefinisikan informasi sebagai data yang berguna yang
diolah sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan
yang tepat.
Menurut Winarno (2006) informasi adalah data yang sudah diolah
sehingga berguna untuk pembuatan keputusan. Menurut Yakub (2012)
informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna bagi
penerimanya. Dari pengertian diatas mengenai informasi maka dapat
disimpulkan bahwa informasi adalah data yang telah diproses dan digunakan
sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang tepat dan menjadi bentuk
yang lebih berguna bagi penerimanya.
2.1.4 Pengertian Akuntansi
Akuntansi berperan sebagai alat pembantu dalam pengambilan
keputusan-keputusan ekonomi dan keuangan yang semakin disadari oleh
usahawan dan dapat membantu melancarkan tugas manajemen yang sangat
10
menonjol, khususnya dalam melaksanakan fungsi perencanaan dan
pengawasan. Menurut Susanto (2008) menjelaskan bahwa akuntansi adalah
sistem informasi yang menghasilkan informasi atau laporan untuk berbagai
kepentingan baik individu/kelompok tentang aktivitas, peristiwa ekonomi dan
keuangan suatu organisasi. Menurut Horngren dan Harrison (2007) akuntansi
merupakan suatu sistem yang mengukur aktivitas bisnis, memproses data
menjadi laporan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengambil
keputusan.
Menurut Winarno (2006) akuntansi merupakan proses mencatat dan
mengolah data transaksi dan menyajikan informasi kepada pihak-pihak yang
berhak dan berkepentingan. Menurut Jusuf (2001) secara klasik akuntansi
merupakan proses pencatatan, penglompokan, pengrangkuman, dan pelaporan
dari kegiatan transaksi perusahaan. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan
bahwa akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklarifikasi, meringkas,
mengolah dan menyajikan data transaksi serta kejadian yang berhubungan
dengan keuangan sehingga mudah dimengerti untuk mengambil suatu
keputusan.
2.1.5 Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi memberikan manfaat bagi pemakainya,
baik pemakai internal maupun eksternal, apabila memenuhi karakteristik
tertentu. Menurut Chusing (2009) mengemukakan lebih lanjut secara ringkas
11
mengenai karakteristik SIA yang harus memiliki kriteria-kriteria sebagai
berikut :
1) Usefulnes (berguna)
Sistem harus menghasilkan suatu sistem informasi yang berguna, artinya
informasi yang dihasilkan harus sesuai dengan yang dibutuhkan dan tepat
waktu sehingga berguna bagi pengambil keputusan.
2) Economy (ekonomi)
Seluruh komponen dari sistem harus bersifat ekonomis, artinya sistem
harus mampu memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan
pengeluaran yang dikeluarkan untuk pengadaan sistem tersebut.
3) Reability (andal)
Produk dari suatu sistem harus bisa diandalkan dan informasi yang
dihasilkan mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi, sehingga keputusan
yang dihasilkan benar-benar keputusan yang tepat sesuai apa yang
dihasilkan.
4) Customers Service (pelayanan konsumen)
Sistem harus mampu memberikan pelayanan yang baik dan efisien kepada
pelanggan, sehingga mampu memberikan kepuasan akan meningkatkan
nilai perusahaan dan mampu memberikan kontribusi positif kepada
kenaikan laba.
12
5) Capacity (kapasitas)
Kapasitas suatu sistem harus memadai untuk menghadapi operasi pada
kapasitas penuh (full capacity) seperti halnya pada saat operasi berjalan
normal.
6) Simplicity (sederhana)
Sistem harus sederhana sehingga semua struktur dan operasinya dapat
dimengerti, serta semua prosedurnya dapat diikuti dengan mudah dan
tidak akan membingungkan pemiliknya.
7) Flexibility (luwes)
Sistem harus bersifat fleksibel atau luwes dalam menampung dan
menghadapi semua perubahan yang terjadi didalam maupun diluar
organisasi sehingga menghasilkan informasi perencanaan dan
pengendalian.
2.1.6 Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Mahsun, dkk (2006) mengemukakan kinerja adalah
gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksana suatu
kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi
organisasi yang terutang dalam strategic planning suatu organisasi.
Menurut Kamara (2005)yaitu mengukur kinerja sistem informasi
akuntansi dari dua pendekatan yaitu keputusan pemakai SIA dan pemakaian
dari SIA itu sendiri oleh para karyawan dalam membantu penyelesaian
pekerjaan mereka untuk mengolah data-data keuangan menjadi informasi
akuntansi. Amalia dan Brilliantien (2007) mengemukakan bahwa keberhasilan
13
SIA dapat diukur dari kinerja sistem tersebut dalam perusahaan karena baik
buruknya kinerja dari sebuah sistem informasi akuntansi akan menentukan
kepuasan dari pemakaian sistem informasi dan pemakaian informasi itu
sendiri.
Menurut Soegiharto (2001) kinerja SIA merupakan penilaian terhadap
pelaksanaan SIA yang digunakan pada suatu perusahaan dalam pencapaiannya
memberikan informasi akuntansi (keuangan dan manajemen) yang efisien dan
akurat sesuai dengan tujuan perusahaan tersebut. Menurut Srimindarti (2012)
kinerja SIA yang baik mampu memenuhi kebutuhan pemakai sistem
informasi, sehingga dapat membantu pemakai sistem menyelesaikan
pekerjaannya. Berdasarkan hal tersebut, kinerja SIA akan menunjukkan
keberhasilan yang akan diukur dengan menggunakan kepuasan pemakai SIA
dan pemakaian SIA.
2.1.7 Kepuasan Pemakai Sistem Informasi Akuntansi
Kepuasan pemakai sistem informasi akuntansi menunjukkan seberapa
jauh pemakai puas dan percaya sistem informasi yang disediakan untuk
memenuhi kebutuhan mereka, ketika sebuah sistem informasi diperlukan,
kesuksesan manajemen dengan sistem informasi dapat menentukan kepuasan
pemakai. Kepuasan pemakai merupakan pengganti kinerja SIA yang dipilih
karena kepuasan pemakai didefinisikan sebagai salah satu indikator
keberhasilan pengembangan sistem informasi. Menurut Lestari (2010:28)
kepuasan pemakai SIA diindikasi bahwa sistem mampu melengkapi
14
kebutuhan informasi-informasi dengan benar dan cepat serta cukup untuk
memuaskan kebutuhan yang diperlukan pemakai sistem.
Kepuasan pemakai SIA dapat dilihat dari mudahnya dalam
pengoperasian sistem informasi itu sendiri, selain itu juga sistem informasi
yang digunakan mempunyai kualitas yang baik. Menurut Istianingsih (2009)
kepuasan pemakai terhadap suatu sistem informasi akuntansi adalah
bagaimana cara pemakai memandang sistem informasi secara nyata, tapi tidak
pada kualitas sistem secara teknik. Berdasarkan pengertian diatas
menunjukkan kepuasan pemakai ditandai dengan pemenuhan kualitas
informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dan juga ditentukan oleh
adanya kesesuaian sistem informasi yang diterapkan dengan lingkungan
kerjanya yang terdiri dari orang-orang yang memiliki karakteristik
kemampuan dan keahlian serta kepentingan yang berbeda.
2.1.8 Fungsi Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Krismiaji (2010) fungsi SIA terdiri dari lima yaitu :
1) Mengumpulkan transaksi dan data lain dan memasukkannya ke dalam
sistem.
2) Memproses data transaksi.
3) Menyimpan data untuk keperluan dimasa mendatang
4) Menghasilkan informasi yang diperlukan dengan memproduksi laporan,
atau memungkinkan para pemakaiuntuk melihat sendiri data yang
tersimpan di komputer.
15
5) Mengendalikan seluruh proses sedemikian rupa sehingga informasi yang
dihasilkan akurat dan dapat dipercaya.
2.1.9 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi
Tujuan dari setiap sistem informasi akuntansi adalah menyediakan
informasi akuntansi bagi berbagai pemakai atau pengguna. Pemakai ini
mungkin dari internal seperti manajer, atau dari eksternal seperti pelanggan.
Menurut Husein (2004:5) tujuan SIA adalah :
1) Untuk mendukung operasi harian, dan beroperasi setiap hari. Perusahaan
melakukan sejumlah peristiwa bisnis yang disebut transaksi. Pemrosesan
transaksi melalui pencatatan akuntansi dengan prosedur.
2) Untuk mendukung pembuatan keputusan oleh pembuat keputusan intern
perusahaan. Keputusan harus dibuat oleh perusahaan untuk merencanakan
dan mengendalikan jalannya perusahaan. Melalui transaksi yang diproses,
SIA umumnya menyediakan beberapa informasi yang diperlukan dalam
pembuatan keputusan.
3) Untuk memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan pengelolaan
perusahaan. Setiap perusahaan harus memenuhi kewajiban hukumnya.
Kewajiban penting tertentu terdiri dari penyediaan informasi yang wajib
bagi pemakai eksternal perusahaan.
16
2.2 Penelitian Sebelumnya
Hasil penelitian-penelitian sebelumnya diperlukan untuk membantu
menjawab masalah dalam penelitian ini. Hasil penelitian sebelumnya
digunakan segabai rujukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Yatiningsih (2016) yang meneliti tentang analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja SIA (Studi kasus pada rumah sakit Daerah
Tugurejo Semarang). Variabel independen : keterlibatan pengguna dalam
pengembangan SIA, kemampuan teknik personal pengguna SIA.
Dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan si pengguna,
program pelatihan dan pendidikan pengguna SIA. Variabel dependen :
kinerja SIA. Hasil penelitian : variabel bebas berpengaruh signifikan dan
positif terhadap kinerja SIA. Teknik analisis data : analisis regresi linier
berganda.
2. Tirka (2016) yang meneliti tentang analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja SIA pada kantor pusat PT. BPR Udiana. Variabel
independen : keterlibatan pengguna dalam pengembangan sistem, program
pendidikan dan pelatihan pemakai, dukungan manajemen puncak,
kemampuan teknik personal, komunikasi pengguna dan pengembang
sistem, keberadaan dewan pengarah, ukuran organisasi, formalisasi
pengembangan sistem, kualitas informasi.. Variabel dependen : kinerja
SIA. Teknik analisis data : analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian
: Dukungan manajemen puncak berpengaruh positif terhadap
17
kinerja SIA sedangkan keterlibatan pengguna dalam pengembangan
sistem, program pendidikan dan pelatihan pemakai, kemampuan teknik
personal, komunikasi pengguna dan pengembang sistem, keberadaan
dewan pengarah, ukuran organisasi, formalisasi pengembangan 17ystem,
kualitas informasi tidak berpengaruh terhadap kinerja SIA.
3. Nirwana (2015) yang meneliti tentang analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja SIA pada BPR di wilayah Sukoharjo. Variabel
independen : Keterlibatan pemakai, kemampuan teknik personal,
dukungan manajemen puncak, program pendidikan dan pelatihan.
Variabel dependen : Kinerja SIA. Teknik analisis data : Analisis regresi
linier berganda. Hasil penelitian : Keterlibatan pemakai, kemampuan
teknik personal, dukungan manajemen puncak, program pendidikan dan
pelatihan berpengaruh positif terhadap kinerja SIA.
4. Santa (2014) yang meneliti tentang analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja SIA pada Bank jateng di Kabupaten Sragen.
Variabel independen : Keterlibatan pemakai sistem informasi, kemampuan
pengguna sistem informasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi
pengembangan SIA, program pendidikan dan pelatihan. Variabel
dependen : Kinerja SIA. Teknik analisis data : Analisis regresi linier
berganda. Hasil penelitian : Keterlibatan pemakai sistem informasi,
kemampuan pengguna sistem informasi, dukungan manajemen puncak,
formalisasi pengembangan SIA, program pendidikan dan pelatihan
berpengaruh positif terhadap kinerja SIA.
18
5. Nurmalita (2014) yang meneliti tentang analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja SIA pada LPD di kecamatan Denpasar Utara.
Variabel independen : Keterlibatan pemakai dalam pengembangan SIA,
kemampuan teknik personal, ukuran organisasi, dukungan manajemen
puncak, formalisasi pengembangan SIA, keberadaan badan pengawas,
program pendidikan dan pelatihan pemakai. Variabel dependen : Kinerja
SIA. Teknik analisis data : Analisis regresi linier berganda. Hasil
penelitian : Keterlibatan pemakai dalam pengembangan SIA, dukungan
manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem berpengaruh positif
terhadap kinerja SIA, sedangkan kemampuan teknik personal, ukuran
organisasi, program pendidikan dan pelatihan pemakai, keberadaan badan
pengawas tidak berpengaruh terhadap kinerja SIA.
6. Sriwahyuni (2014) yang meneliti tentang perbandingan faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja SIA pada perusahaan distributor kosmetik di kota
Pekanbaru. Variabel independen : Keterlibatan pengguna dalam
pengembangan SI, dukungan manajemen puncak, formalisasi
pengembanangan SI, program pelatihan dan pendidikan pengguna,
partisipasi pengguna dalam pengembangan SI, kemampuan teknik
personal SI, keberadaan dewan pengarah SI. Variabel dependen : Kinerja
SIA. Teknik analisis data : Analisis regresi linier berganda. Hasil
penelitian : Keterlibatan pengguna dalam pengembangan SI, dukungan
manajemen puncak, formalisasi pengembanangan SI, program pelatihan
dan pendidikan pengguna, partisipasi pengguna dalam pengembangan SI,
19
kemampuan teknik personal SI, keberadaan dewan pengarah SI
berpengaruh positif secara signifikan terhadap kinerja SIA.
7. Daryani (2013)yang meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja SIA pada BPR di kabupaten Boyolali. Variabel independen :
Keterlibatan pemakai dalam pengembangan SIA, kemampuan teknik
personal pengguna SIA, dukungan manajemen puncak, program pelatihan
dan pendidikan. Variabel dependen : Kinerja SIA. Teknik analisis data :
Analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian : Kemampuan teknik
personal , program pelatihan dan pendidikan berpengaruh positif terhadap
kinerja SIA, sedangkan keterlibatan pemakai dalam pengembangan SIA,
dukungan manajemen puncak tidak berpengaruh terhadap kinerja SIA.
8. Prabowo (2013) yang meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja SIA di bank umum Kota Surakarta. . Variabel independen :
Keterlibatan pengguna dalam pengembangan SIA, program pelatihan dan
pendidikan pemakai, kemampuan teknik pengguna SIA, dukungan top
manajemen, formalisasi pengembangan sistem. Variabel dependen :
Kinerja SIA. Teknik analisis data : Analisis regresi linier berganda. Hasil
penelitian : Pelatihan dan pendidikan pengguna SIA, dukungan top
manajemen memiliki pengaruh terhadap kinerja SIA, sedangkan
keterlibatan pengguna SIA dalam pengembangan sistem informasi tidak
memiliki pengaruh terhadap kinerja SIA.
9. Setyawan (2013) yang meneliti tentang pengaruh kualitas informasi,
kemampuan teknik personal sistem informasi, pelatihan dan pendidikan
20
pemakai sistem terhadap kinerja siostem informasi pada PT. PLN Jawa
Timur Distribusi Area Jember. Variabel independen : Kualitas informasi,
kemampuan teknik personal, sistem informasi, pelatihan dan pendidikan
pemakai. Variabel dependen : Kinerja SIA. Teknik analisis data : Analisis
regresi linier berganda. Hasil penelitian : Kualitas informasi, kemampuan
teknik personal, sistem informasi, pelatihan dan pendidikan pemakai
berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja SIA.
10. Sugianto (2013) yang meneliti tentang analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja SIA pada PT. TIKI Jalur Nugraha Ekakurir (JNE)
cabang Denpasar. Variabel independen : Keterlibatan pengguna dalam
pengembangan sistem informasi, kemampuan teknik personal, ukuran
organisasi, dukungan manajemen puncak, komunikasi pengguna dan
pengembang sistem, program pelatihan dan pendidikan pemakai,
keberadaan dewan pengarah sistem, lokasi departemen sistem. Variabel
dependen : Kinerja SIA. Teknik analisis data : Analisis regresi linier
berganda. Hasil penelitian : Komunikasi pengguna dan pengembang
sistem berpengaruh positif terhadap kinerja SIA, sedangkan sistem
keterlibatan pengguna dalam pengembang sistem informasi, kemampuan
teknik personal, ukuran organisasi, dukungan manajemen puncak,
program pelatihan dan pendidikan pemakai keberadaan dewan pengarah
sistem, lokasi departemen sistem informasi tidak berpengaruh terhadap
kinerja SIA.
BAB III
KERANGKA BERPIKIR DAN RUMUSAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Berpikir
Lembaga Perkreditan Desa (LPD) merupakan suatu lembaga keuangan
yang didirikan oleh desa pekraman untuk mendukung pembangunan ekonomi
di desa melalui peningkatan kebiasaan menabung krama desa. Persaingan
yang ketat dalam bisnis keuangan perlu diantisipasi selain dengan
memperketat modal financial namun juga memperkuat kualitas sumber daya
manusia. Peraturan Gubernur Bali No. 11 Tahun 2013 Pasal 1, menyebutkan
Lembaga keuangan seperti LPD dalam prakteknya bersaing ketat dengan
lembaga keuangan lainnya seperti BPR, koperasi dan lain sebagainya,
sehingga LPD dituntut untuk terus untuk meningkatkan pelayanannya.
Keterlibatan pemakaian dalam pengembangan sistem sebagai
aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh pengguna dalam pengembangan sistem
informasi maka semakin tinggi pula kinerja SIA, dikarenakan adanya
hubungan yang positif antara keterlibatan pemakai dalam pengembanagn
sistem informasi dalam kinerja SIA (Hidransyah, 2015). Menurut Mukholid
(2016) berpendapat bahwa kinerja sistem informasi akuntansi akan optimal
apabila didukung oleh kapabilitas atau kemampuan personal karyawan itu
sendiri. Kemampuan teknik personal disini berkaitan dengan kemampuan
21
22
yang dimiliki oleh pemakai sistem informasi. Kemampuan teknik personal
pemakai sistem informasi berperan penting dalam pengembangan sistem
informasi untuk dapat menghasilkan informasi guna menciptakan laporan
perencanaan yang akurat.
Ukuran organisasi perusahaan yang semakin besar dengan didukung
sumber daya yang semakin besar akan menghasilkan sistem informasi yang
lebih baik sehingga pemakai akan puas untuk menggunakan sistem informasi
yang ada. Ukuran organisasi memiliki pengaruh positif terhadap kinerja SIA
(Komara, 2004). Program pendidikan dan pelatihan pemakai yaitu
meningkatkan kemampuan dan pemahaman pemakai terhadap sistem
informasi akuntansi yang digunakan akan membuat pemakai tersebut lebih
puas dan akan menggunakan sistem yang telah dikuasinya dengan baik dan
lancar (Sari, 2012). Laporan keuangan yang lengkap dibutuhkan untuk
menilai kinerja suatu LPD, oleh karena itu diperlukan adanya faktor dukungan
sistem dengan teknologi informasi yang berkomputerisasi. Sistem informasi
yang ada juga dapat digunakan untuk memudahkan nasabah dalam melakukan
transaksi, pengambilan uang, pengecekan saldo dan lain-lain. Dari sistem
informasi yang digunakan,maka dapat diketahui bahwa manajemen dari
organisasi tersebut baik atau tidak.
23
Gambar 3.1
Kerangka Berfikir
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi (SIA) Pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di
Kecamatan Mengwi
Keterlibatan Pemakai dalam
Pengembangan SIA
Kemampuan Teknik Personal
Kinerja SIA
Ukuran Organisasi
Program Pendidikan dan
Pelatihan Pemakai
Sumber :Hasil Peneliti (2018)
3.2 Rumusan Hipotesis
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, pokok permasalahan,
landasan teori dan kajian hasil penelitian sebelumnya, maka hipotesis yang
dapat diajukan dalam penelitian ini adalah:
24
3.2.1 Pengaruh keterlibatan pemakai dalam pengembangan SIA terhadap
kinerja SIA
Berdasarkan teori TAM salah satu perilaku pengguna komputer yaitu
berlandaskan pada sikap (attitude) pengguna dalam menunjukkan intervensi
pribadi personal selaku pengguna yang nyata dalam pengembangan SIA.
Keterlibatan pemakai mempengaruhi kriteria kepuasan pemakai dan pengguna
sistem, dalam pengembangan sistem informasi akuntansi baik manual maupun
yang telah terkomputerisasi mengharuskan adanya keterlibatan pemakai baik
dalam dalam perencanaan maupun dalam pengembangan sistem. Keterlibatan
pemakai dikenal sebagai keikutsertaan didalam proses penggembangan sistem
yang diukur sebagai aktivitas yang telah dilakukan oleh para pemakainya,
dalam perancangan dan pengembangan sistem informasi akuntansi lebih
ditekankan pada bagaimana peranan pemakai dalam proses perancangan sistem
informasi akuntansi dan langkah-langkah apa yang harus dilakukan dalam
mendukung dan mengarahkan kontribusinya, maka keterlibatan pemakai akan
meningkat, tingkat keberhasilan yang tinggi sehingga sistem akan menjadi
baik. Komara (2005) menemukan bahwa keterlibatan sistem berpengaruh
positif terhadap kinerja SIA. Selain iu hasil penelitian dari Harlis (2015),
Rivaningrum (2015), Santa (2014) dan Sudibyo dan Kuswanto (2011)
menyatakan bahwa keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem
berpengaruh positif terhadap kinerja SIA. Berdasarkan landasan teori dan
kajian atas hasil penelitian sebelumnya maka disusun hipitesis sebagai berikut:
25
H1: Keterlibatan pemakai dalam pengembangan SIA berpengaruh positif
pada kinerja SIA di Kecamatan Mengwi.
3.2.2 Pengaruh kemampuan teknik personal sistem terhadap kinerja SIA
Berdasarkan teori TAM yang dikembangkan dari teori psikologis,
menjelaskan salah satu perilaku pengguna komputer yaitu berlandaskan
keinginan (intention) pemakai dalam menggunakan sistem informasi yang
bertujuan untuk menjelaskan kemampuan seseorang dan menyimpulkan
tentang tingkat kesulitan dari sistem yang digunakan, dimana kemampuan
teknik pemakai yang baik akan mendorong pemakai dalam meningkatkan
kinerja SIA. Menurut Almilia dan Briliantien (2007), berpendapat bahwa
semakin tinggi kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi akan
meningkatkan kinerja SIA dikarenakan adanya hubungan yang positif antara
kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi dengan kinerja SIA.
Ariyanti (2015) menyatakan bahwa kemampuan teknik yang baik akan
mendorong pemakai untuk menggunkan sistem informasi akuntansi lebih
tinggi. Pemakai sistem informasi yang memiliki kemampuan teknik yang baik
diperoleh dari pendidikan atau dari pengalaman menggunakan sistem
informasi akan meningkatkan kepuasan menggunakan sistem informasi
akuntansi, sehingga akan terus menggunakannya dalam membantu
menyelesaikan pekerjaannya karena pemakai memiliki pengetahuan dan
kemampuan yang memadai.
26
Widyantari (2014), berpendapat bahwa semakin tinggi kemampuan
teknik personal SIA akan meningkatkan kinerja SIA dikarenakan adanya
hubungan yang positif antara kemampuan teknik personal SIA dengan kinerja
SIA. Hasil penelitian dari Widyantari (2014) menyatakan kemampuan teknik
personal berpengaruh positif terhadap kinerja SIA dan hasil penelitian
Komara (2004) juga menyatakan kemampuan teknik personal berpengaruh
positif terhadap kinerja SIA. Berdasarkan landasan teori dan kajian atas hasil
penelitian sebelumnya, maka kemampuan teknik personal sangat
mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi berbasis komputer,
sehingga dapat ditarik kesimpulan hipotesis :
H2: Kemampuan teknik personal sistem berpengaruh positif pada kinerja
SIA di LPD Kecamatan Mengwi.
3.2.3 Pengaruh Ukuran Organisasi Terhadap Kinerja SIA
Menurut Jogiyanto (2005) ukuran organisasi merupakan faktor yang
mempengaruhi kebutuhan informasi, semakin besar organisasi semakin
banyak informasi yang di butuhkan. Ukuran organisasi perusahaan yang
semakin besar dengan didukung oleh sumber daya yang semakin besar akan
menghasilkan sistem informasi yang lebih baik sehingga pemakai akan
merasa puas untuk menggunakan sistem yang diterapkan dalam perusahaan.
Semakin sering sistem diterapkan menunjukan bahwa karyawan atau
pengguna sistem puas dengan kinerja sistem yang digunakan oleh perusahaan
yang menunjukkan bahwa kinerja SIA meningkat.
27
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yatiningsih (2016), Sriwahyuni
(2014), juga menyatakan bahwa ukuran organisasi berpengaruh posiitif
terhadap kinerja SIA. Berdasarkan landasan teori dan kajian atas hasil
penelitian sebelumnya maka disusun hipotesis sebagai berikut:
H3: Ukuran organisasi berpengaruh positif pada kinerja SIA di LPD
Kecamatan Mengwi.
3.2.4 Pengaruh Program Pendidikan dan Pelatihan Pemakai Terhadap
Kinerja SIA
Berdasarkan teori TAM yang dikembangkan dari teori psikologis,
menjalaskan salah satu perilaku pengguna komputer yaitu berlandaskan pada
sikap (attitude) pengguna dalam meningkatkan keterampilan, pengetahuan
dan sikap mental dari pengguna agar memberikan kontribusi yang optimal
terhadap penggunanya. Pengguna bisa mendapatkan kemampuan untuk
mengidentifikasi persyaratan informasi mereka dan kesungguhan serta
keterbatasan sistem informasi dan kemampuan ini dapat mengarah pada
peningkatan kinerja SIA.
Selain untuk memberi latar belakang program pendidikan dan
pelatihan ini juga digunakan untuk menambah wawasan serta ilmu
pengetahuan kepada pengguna akan SIA yang ada atau yang digunakan, agar
pengguna dapat mengoperasikan dan menggunakan SIA yang ada dengan baik
dan secara maksimal guna memenuhi pekerjaan yang dikerjakan. Jen dalam
28
Harlis (2015) berpendapat bahwa semakin sering pengguna sistem informasi
diberikan pelatihan dan pendidikan dalam penggunaan sistem informasi akan
berpengaruh terhadap peningkatan kinerja SIA. Pelatihan merupakan suatu hal
yang penting untuk memberi latar belakang umum, dan hal tersebut untuk
mendekatkan pemakai dengan penggunaan teknologi komputer secara umum,
proses dari pengembangan sistem dan untuk membantu pemakai lebih efektif
dengan pengembangan sistem yang lebih spesifik. Santa (2014) menyatakan
program pelatihan dan pendidikan berpengaruh signifikan positif terhadap
kinerja SIA (Studi Kasus Pada Bank Jateng di Kabupaten Sragen). Hasil
tersebut mengindikasikan bahwa semakin baik program pelatihan dan
program pendidikan maka kinerja SIA akan meningkat.
Selain itu hasil penelitian dari Nopriani (2017), Suastika (2016),
Purwaningtyas (2016), Yuliantari (2016), dan Sudibyo dan Kuswanto (2011)
menyatakan bahwa program pendidikan dan pelatihan pemakai berpengaruh
positif terhadap kinerja SIA. Berdasarkan landasan teori dan kajian atas hasil
penelitian sebelumnya maka disusun hipotesis penelitian sebagai berikut :
H4: Program pendidikan dan pelatihan pemakai berpengaruh positif pada
kinerja SIA di LPD Kecamatan Mengwi.
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan pada Lembaga Perkreditan Desa
(LPD) di kecamatan Mengwi.
4.2 Objek Penelitian
Objek penelitian yang digunakan karyawan LPD dalam penelitian ini
adalah analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi
akuntansi pada LPD di Kecamatan Mengwi.
4.3 Identifikasi Variabel
Adapun variabel-variabel yang diidentifikasikan dalam variabel ini adalah :
1) Variabel Independen/bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahnya atau timbul variabel dependen terikat
(Sugiyono, 2014:59). Variabel bebas dalam penelitian ini meliputi
keterlibatan pemakai dalam pengembangan SIA, kemampuan teknik
personal, ukuran organisasi, program pelatihan dan pendidikan pemakai,
kualitas informasi.
2) Variabel Dependen/terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variable bebas (Sugiyono, 2014:59).
29
30
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja sistem informasi
akuntansi.
4.4 Definisi Operasional Variabel
4.4.1 Kinerja SIA
Menurut Komara (2005) kinerja SIA yaitu mengukur kinerja SIA
dari dua pendekatan yaitu kepuasan pemakai SIA dan pemakai SIA itu
sendiri oleh para karyawan dalam membantu menyelesaikan pekerjaan
mereka untuk mengolah data-data keuangan menjadi informasi akuntansi.
Kepuasan pemakai SIA diindikasi bahwa sistem mampu melengkapi
kebutuhan informasi-informasi dengan benar dan cepat serta cukup untuk
memuaskan kebutuhan yang diperlukan pemakai sistem. Sedangkan
pemakai sistem yang mudah dan sering digunakan akan
mengidentifikasikan kinerja sistem yang relatif tinggi.
Variabel kinerja SIA, diukur dengan menggunakan skala likert lima
point yang diambil dari penelitian sebelumnya Sugianto (2013) dan Tirka
(2016) : sangat tidak setuju (STS) memiliki skor 1, tidak setuju (TS)
memiliki skor 2, tidak pasti (TP) memiliki skor 3, setuju (S) memiliki
skor 4, sangat setuju (SS) memiliki skor 5.
4.4.2 Keterlibatan Pemakai Dalam Pengembangan SIA
Sistem Informasi yang dikembangkan melibatkan para pemakai
akan memberikan kepuasan bagi para pemakai dan pemakai tersebut akan
berusaha untuk mengunakan SIA yang diterapkan diperusahaannya.
31
Menurut Nirwana (2015) jika pemakai sering berpartisipasi dalam
pengembangan sistem, maka pemakai tersebut akan lebih paham
mengenai sistem yang dipakai sehingga dapat meningkatkan kinerja SIA.
Irawati (2011) menyatakan keterlibatan pemakai yang semakin sering
akan meningkatkan kinerja SIA, dikarenakan adanya hubungan positif
antara keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi
akuntansi dengan kinerja SIA.
Variabel keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem
informasi akuntansi, diukur dengan menggunakna skala likert lima point
yang diambil dari penelitian sebelumnya Sugianto (2013) dan Tirka
(2016) pilihan yang tersedia yaitu : tidak sama sekali (TSS) memiliki skor
1, kurang besar (KB) memiliki skor 2, cukup besar (CB) memiliki skor 3,
besar (B) memiliki skor 4, dan sangat besar (SB) memiliki skor 5.
4.4.3 Kemampuan Teknik Personal
Pemakai sistem informasi yang memiliki kemampuan yang
diperoleh dari pendidikan dan pengalamannya akan meningkatkan
kepuasan dalam menggunakan SIA dan akan terus menggunakan dalam
membantu menyelesaikan tugasnya. Menurut Sari (2012) kemampuan
teknik personal informasi berperan penting dalam pengembangan sistem
informasi untuk dapat menghasilkan informasi guna mencipatakan
laporan perencanana yang akurat. Oleh karena itu setiap pengguna harus
menguasai penggunaan sistem berbasis komputer agar dapat melancarkan
dan meningkatkan kinerja SIA.
32
Variabel kemampuan teknik personal, diukur dengan menggunakan
skala likert lima point yang diambil dari penelitian sebelumnya Sugianto
(2013) dan Tirka (2016) yaitu : tidak terampil (TT) memiliki skor 1,
kurang terampil (KT) memiliki skor 2, cukup terampil (CT) memiliki skor
3, terampil (T) memiliki skor 4, dan sangat terampil (ST) memiliki skor 5.
4.4.4 Ukuran Organisasi
Ukuran perusahaan yang semakin besar dengan didukung oleh
sumber daya yang semakin besar akan menghasilkan sistem informasi
yang lebih baik sehingga pemakai akan lebih puas dengan menggunakan
sistem informasi yang ada. Menurut Komara (2004) ukuran organisasi
secara positif berhubungan dengan keberhasilan sistem informasi, karena
jumlah karyawan yang bekerja dan telah menggunakan sistem informasi
akuntansi pada perusahaan.
4.4.5 Program Pendidikan dan Pelatihan Pemakai
Program pelatihan maupun pendidikan yang diadakan untuk
memberikan atau meningkatkan kemampuan dan pemahaman pemakai
terhadap sistem informasi akuntansi yang digunakan akan membuat
pemakai tersebut menjadi lebih puas dan akan menggunakan sistem yang
telah dikuasainya dengan baik dan lancar. Dengan adanya pendidikan dan
pelatihan pemakai yang tinggi dalam penggunaan system tersebut akan
meningkatkan kinerja SIA. Menurut Susilatri dan Pebrina (2010)
33
menyatakan bahwa adanya hubungan yang positif antara program
pendidikan dan pelatihan pemakai dengan kinerja SIA.
Variabel program pendidikan dan pelatihan pemakai,diukur dengan
menggunakan skala likert lima point yang diambil dari penelitian
sebelumnya Sugianto (2013) dan Tirka (2016) yaitu: tidak sama sekali
(TSS) memiliki skor 1, jarang (J) memiliki skor 2, cukup sering (CS)
memiliki skor 3,sering (S) memiliki skor 4, dan sangat sering (SS)
memiliki skor 5.
4.5 Jenis dan Sumber Data
4.5.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang
merupakan penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistic
(Sugiyono, 2014:83). Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah hasil
jawaban responden yang telah diberi skor dengan bantuan skala likert atas
pernyataan-pernyataan dalam kuisioner.
4.5.2 Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
adalah sumber data penelitian yang langsung memeberikan data pada
pengumpulan data (Sugiyono, 2014:402). Data primer yang digunakan dalam
penelitian ini adalah jawaban yang terdapat pada kuisioner yang
34
pengumpulannya didapat secara langsung melalui penyebaran kuisioner
kepada responden yang bekerja pada Lembaga Perkreditan Desa di
Kecamatan Mengwi.
4.6 Metode Penentuan Sampel
4.6.1 Populasi
Dalam penentuan sampel yang harus ditentukan terlebih dahulu adalah
populasi dalam penelitian ini. Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri
dari objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2014:115). Populasi penelitian ini adalah Karyawan LPD di seluruh wilayah
Kecamatan Mengwi yang merupakan lembaga keuangan mikro yang
melaksanakan kegiatan simpan pinjam/pekreditan untuk memenuhi kebutuhan
dana masyarakat yang ada disekitarnya. Terdapat 38 LPD di seluruh
Kecamatan Mengwi.
4.6.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2014:116). Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik
penentuan sampel yang tidak semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel atau hanya bagian tertentu. Dalam penelitian ini, kriteria sampel yang
digunakan adalah sebagai berikut :
35
1) Karyawan LPD Kecamatan Mengwi yang telah bekerja lebih dari 1 tahun
2) Karyawan yang menggunakan sistem informasi akuntansi.
Tabel 4.1
Kriteria Sampel
No Keterangan Jumlah
1 Populasi 190 orang
Karyawan LPD yang tidak menggunakan
2 sistem informasi akuntansi untuk mengolah (43 orang)
data akuntansi
Jumlah responden yang memenuhi kriteria 147 orang
sampel
Sumber : LPLPD (2019)
4.7 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :
1) Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya (Sugiyono, 2014:199). Dalam penelitian ini kuesioner
disebarkan langsung kepada LPD di Kecamatan Mengwi.
2) Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahn
yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
36
responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil
(Sugiyono, 2014:194). Namun dalam penelitian ini, wawancara digunakan
sebelum melakukan penyebaran kuisioner, dimana peneliti harus
menyampaikan maksud dan tujuan dari penyebaran kuisioner.
3) Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang
spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan
kuisioner. Wawancara dan kuisioner selalu berkomunikasi dengan orang,
maka observasi tidak hanya pada orang tetapi juga obyek-obyek alam yang
lain (Sugiyono, 2014:203). Observasi dalam penelitian ini adalah observasi
tentang penggunaan sistem informasi yang terdapat pada 38 LPD di
Kecamatan Mengwi.
4.8 Teknik Analisis Data
4.8.1 Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2014:206). Statistik deskriptif dapat
digunakan bila penelitian hanya ingin mendeskripsikan data sampel dan tidak
ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dan sampel tersebut
diambil.
37
4.8.2 Uji Instrumen
1) Uji Validitas
Menurut Ghozali (2016:52) Uji Validitas digunakan untuk mengukur
sah atau valid tidaknya suatu kuesioner dimana dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang
diukur oleh kuesioner tersebut. Jika validitas ingin mengukur apakah
pertanyaan dalam kuesioner yang sudah dibuat betul-betul dapt mengukur
apa yang hendak diukur. Apabila korelasi tiap faktor tersebut positif dan
besarnya 0,3 keatas maka instrumen tersebut memiliki validitas kontruksi
yang kuat.
2) Uji Realibilitas
Realibilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu kewaktu. Uji
Realibilitas digunakan dengan uji statistik Cronbach Alpa (a) dimana
suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha
lebih besar dari 0,70 (Ghozali, 2016:47).
4.8.3 Uji Asumsi Klasik
Sebelum model regresi digunakan untuk menguji hipotes, maka terlebih
dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik. Tujuan pengujian ini untuk
mengetahui keberartian hubungan variabel independen dengan variabel
dependen sehingga hasil analisis dapat diinterprestasikan dengan lebih akurat,
38
efisien, dan terbatas dari kelemahan-kelemahan yang terjadi karena masih
adanya gejala-gejala asumsi klasik. Dalam penelitian ini uji asumsi klasik
yang dilakukan adalah :
1) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali,
2016:154). Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa
nilai residual mengikuti distribusi normal. Uji normalitas menggunakan
metode Kolmogorov-Smirnov. Apabila tingkat signitifikasinya lebih dari
0,05 maka disimpulkan data tersebut berdistribusi secara normal.
2) Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2016:103) uji multikolinearitas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel independen. Apabila VIF < 10 dan tolerance
value > 0,10 maka disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.
3) Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2016:134) uji heteroskedastisitas bertujuan menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah
yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan uji
39
glesjer apabila probabilitas signifikasinya diatas tingkat kepercayaan 0,05
maka disimpulkantidak terjadi heteroskedastisitas.
4.8.4 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui atau
memperoleh gambaran mengenai pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat dengan menggunakan Statistical Package for Social Science (SPSS).
Untuk memecahkan permasalahan yang ada, maka dipergunakan alat
analisis regresi linier berganda dengan persamaan sebagai berikut :
K.SIA= α + β1KPDPSIA + β2KTP + β3UO + β4PPDPP + e
Dimana :
K.SIA = Kinerja SIA
α = Bilangan konstan, jika seluruh nilai independent adalah nol
KPDPSIA
KTP
UO
PPDPP
e
= Keterlibatan pemakai dalam pengembangan SIA
= Kemampuan teknik personal
= Ukuran organisasi
= Program pelatihan dan pendidikan pemakai
= Residual error atau variabel pengganggu
4.8.5 Uji Kelayakan Model
1) Uji Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Ghozali (2016:95) koefisien determinasi (R2) pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah nol dan satu. Nilai R2 kecil
berarti variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-
40
variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Oleh karena itu
banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai adjusted R2
dianggap bernilai nol.
2) Uji F
Uji statistik F digunakan untuk menguji apakah model yang digunakan
dalam regresin telah sesuai atau layak. Kriteria pengujian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan membandingkan nilai signifikansi F
dengan tingkat signifikansi α (alpha) sebesar 0,05 atau 5 %. Berdasarkan
nilai signifikansi ini dapat diketahui apakah model regresi yang digunakn
untuk pengujian hipotesis sudah baik atau layak (Ghozali, 2016:96).
Apabila nilai signifikansi F > nilai signifikansi α (alpha) 0,05 maka model
yang digunakan dalam regresi dianggap tidak layak digunakan.
Sebaiknya, apabila nilai signifikansi F < signifikansi α (alpha) 0,05 maka
model yang digunakan dalam regresi dianggap layak untuk digunakan.
3) Uji t
Tahap pengujian selanjutnya adalah uji hipotesis, yaitu dengan
melakukan pengujian atas hipotesis 1 (H1), hipotesis 2 (H2), hipotesis 3
(H3), hipotesis 4 (H4). Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan Uji t. Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa
jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual
dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2016:97).
41
Pengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 5 %
(0,05). Adapun kriteria pengambilan keputusan :
a. Jika nilai signifikan ≤ 0,05, maka variabel independen merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
b. Jika nilai signifikan 0,05, maka variabel independen bukan
merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Umum Perusahaan
5.1.1 Sejarah Singkat Lembaga Perkreditan Desa
Sebelum adanya LPD di Bali hampir setiap desa adat tumbuh dan
berkembang seperti sekehe-sekehe seperti : sekehe manyi, semal, gong dan
lainnya. Dimana sekehe tersebut mempunyai dana yang diedarkan pada
anggotanya. Sekehe tersebut terorganisir secara tradisional dengan modal
saling pengertian dan saling percaya. Keberadaan sekehe dengan segala
keterbatasannya dan dikelola dengan penuh pengabdian, jujur serta terbuka
sehingga mampu bertahan. Sekehe ini memberikan inspirasi kepada
Pemerintah Daerah bila diberikan bimbingan manajemen dan administrasi
yang benar maka akan mampu memberikan kesejahteraan masyarakat dalam
arti luas.
Seiring dengan pembangunan, baik nasional maupun daerah
merupakan suatu proses perubahan yang dilakukan secara berkesinambungan
menuju hal yang lebih baik. Dalam rangka melaksanakan pembangunan yang
bertujuan sebagai upaya mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dengan sasaran pembangunan berada di daerah
pedesaan. Sebagai proses yang berkelanjutan, agar dapat berjalan dengan baik,
dukungan sarana dan prasarana harus ada dan tersedia salah satu media,
42
43
berupa lembaga finansial baik yang bersifat lokalitas maupun nasional sebagai
motor serta distribusi keuangan.
Dimasa lampau, keberadaan lembaga finansial belum tersebar secara
merata kepelosok pedesaan sehingga proses pembangunan berjalan agak
terlambat. Bertitik tolak dari situasi dan kondisi Prof. Ida Bagus Mantra
sebagai Gubernur dan sekaligus seorang budayawan setelah mengikuti
seminar lembaga keuangan di Medaung Jawa Barat berinisiatif untuk
membentuk Lembaga keuangan yang didasari pada pengembangan dan
pelestarian kearipan lokal (Local Genius) seperti yang telah ada didaerah lain
seperti Lumbung Pitik Nagari yang berbasiskan pada kekuatan adat istiadat
yang ada.
Berdasarkan atas pengalaman serta melihat keberadaan Bali yang
mempunyai karakteristik sendiri dibandingkan daerah yang lain, berupa desa
adat yang bersifat otonom, beliau berinisiatif untuk membentuk lembaga
keuangan yang bersifat lokalitas berbasiskan adat yang didasari oleh falsafah
Tri Hita Karana yang dijiwai agama Hindu yang menjadi pilar utama dalam
pendukung kebudayaan khususnya di Bali. Untuk meningkatkan dan
mempertahankan kebudayaan yang ada, kedepan dihadapkan dengan berbagai
permasalahan baik yang bersifat intern maupun ekstern sebagai akibat dari
globalisasi sehingga sangat diperlukan adanya dukungan finansial melalui
pembentukan lembaga keuangan berupa LPD yang menjadi asset atau pelaba
baru milik desa adat yang nantinya dapat dipergunakan sebagai penyangga
44
dalam melaksanakan aktifitas pembangunan baik yang bersifat fisik maupun
non fisik.
Berdasarkan atas fenomena yang dihadapi dalam melestarikan budaya
Bali yang pelaksanaannya berada di pedesaan serta aktifitasnya dilakukan
oleh lembaga adat yang ada sesuai dengan desa, kala, patra setempat, pada
awalnya didirikan 8 LPD dimasing-masing Kabupaten di Bali sebagai pilot
project yang meraih predikat juara dalam rangka lomba desa dengan surat
Keputusan Gubernur Bali Nomor 972 Tahun 1984.
Di Kabupaten Badung LPD Sempidi sebagai pilot project dalam
perjalanannya LPD yang telah didirikan, dilihat dari perkembangannya dapat
memberikan dampak yang positif dan menguntungkan dalam menunjang
proses pembangunan khususnya dipedesaan, pemerintah mendorong agar
dimasing-masing desa adat didirikan LPD sebagai salah satu bentuk pelaba
baru milik desa adat. Kabupaten Badung merupakan salah satu dari kabupaten
dan kota madya yang ada diwilayah provinsi bali dengan luas wilayah 418,52
Km2 terdiri dari enam (6) kecamatan, sampai saat ini telah memiliki 122
(seratus dua puluh dua) LPD.
Untuk mengantisipasi adanya perubahan dan perkembangan LPD yang
ada pemerintah provinsi Bali terus mengadakan penyempurnaan-
penyempurnaan dengan diterbitkannya Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor
2 Tahun 1988 dan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 dan terakhir
45
diadakan perubahan dengan terbitnya Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor
3 Tahun 2007 dan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2012
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8
Tahun 2002 Tentang Lembaga Perkreditan Desa. Dalam perjalanan LPD
khususnya di pemerintahan Kabupaten Badung menerbitkan Peraturan Daerah
Kabupaten Badung Nomor 19 Tahun 2001 tentang LPD yang ada di
Kabupaten Badung, dengan terbitnya Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4
Tahun 2012 maka pemerintahan Kabupaten Badung menerbitkan Peraturan
Daerah Nomor 29 Tahun 2013 Tentang Lembaga Perkreditan Desa untuk
menyesuaikan dengan Perda Provinsi Bali.
Keberadaan LPD saat ini telah mengalami perkembangan yang sangat
menggembirakan terbukti dengan asset yang dimiliki terus meningkat dari
tahun ketahun. Hal ini menggambarkan bahwa komponen baik badan
pengawas, pengurus, dan masyarakat yang ada sebagai pendukung LPD sudah
berjalan dengan baik namun masih perlu ditingkatkan. Keberhasilan LPD di
Kabupaten Badung tidak terlepas dari peranan semua pihak baik Pemerintah,
BKS, Tim Pembina Kabupaten, Kecamatan dan Pembina Teknis yang
dilaksanakan oleh LPLPD beserta BPD maupun perlengkapan sarana dan
Prasarana yang dibutuhkan dalam menunjang ekonomi kerakyatan.
Upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Badung
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat Badung khususnya dan
Bali umumnya akan trus dilakukan secara berkesinambungan baik yang
46
bersifat formal melalui lembaga-lembaga tradisional yang sudah terbukti
memberikan andil positif dalam mendukung dan menyukseskan program
pembangunan yang bertujuan mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan
taraf hidup masyarakat. Adapun daftar nama 38 LPD di Kecamatan Mengwi
sebagai berikut :
Tabel 5.1
Daftar Nama LPD di Kecamatan Mengwi
No Nama LPD
1 LPD Dukuh Moncos
2 LPD Gulingan
3 LPD Mengwitani
4 LPD Pande Munggu
5 LPD Tangeb
6 LPD Kwanji
7 LPD Mengwi
8 LPD Baha
9 LPD Denkayu
10 LPD Cengkok
11 LPD Seseh
12 LPD Banjar Sayan
13 LPD Sobangan
14 LDP Sembung Sobangan
15 LDP Sembung
16 LPD Kuwun
17 LPD Balangan
18 LPD Beringkit
19 LPD Kekeran
20 LPD Kapal
21 LPD Sading
22 LPD Semate
23 LPD Abianbase
24 LPD Lukluk
25 LPD Perang
26 LPD Sempidi
27 LPD Anggungan
28 LPD Sogsogan
47
29 LPD Tumbak Bayuh 30 LPD Pererenan 31 LPD Cemenggon 32 LPD Karangenjun 33 LPD Kertha Bujangga 34 LPD Mengening 35 LPD Cemagi 36 LPD Munggu 37 LPD Buduk 38 LPD Penarungan
Sumber : LPLPD Kabupaten Badung (2018)
5.1.2 Struktur Organisasi Lembaga Perkreditan Desa
Organisasai merupakan kumpulan orang-orang atau persekutuan
manusia yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
terlebih dahulu, struktur organisasi merupakan wadah kerjasama yang
mempunyai wewenang dan tanggung jawab diantara orang dalam perusahaan
atau organisasi guna menampung seluruh aktivitas yang dilakukan oleh
sekelompok orang didalam mencapai tujuan, sehingga koordinasi kerja dapat
dilaksanakan dengan baik. Struktur organisasi sebuah organisasi atau lembaga
memberikan gambaran secara sistematis mengenai tugas dan tanggung jawab
serta hubungan yang terdapat dalam suatu organisasi atau lembaga yang
bersangkutan. Struktur organisasi disusun agar dapat menggambarkan
kerangka hubungan antara satuan-satuan organisasi di dalam satu organisasi
atau lembaga dalam rangka mempertegas tugas dan wewenang masing-masing
bagian. LPD merupakan lembaga keuangan milik Desa Adat, secara umum
memiliki bagian fungsi seperti terlihat pada Gambar 5.1 berikut :
48
Gambar 5.1.2
Struktur Organisasi Lembaga Perkreditan Desa
Paruman Desa Pakraman
Pengawas Internal
Kepala LPD
Tata Usaha Bendahara
Kabag Umum Kabag Dana Kabag Kredit
Satpam
Sopir
Tabungan
Deposito
Analis
Kredit
Pembina
Kredit
Cleaning Service
Kolektor
Kolektor
Sumber : LPLPD Kabupaten Badung (2018)
Keterangan :
---------------------------- = Garis Pengawas
= Garis Penugas dan Garis Tanggung Jawab
49
5.1.3 Tugas dan Wewenang
Berdasarkan struktur Organisasi Lembaga Perkreditan Desa diatas
dapat diuraikan tugas masing-masing sebagai berikut :
1) Paruman Desa Pakraman
Desa pakraman adalah pemilik LPD Operasional LPD dapat diketahui
merupakan sekaligus diawasi melalui paruman desa pakraman.
Mengingat LPD merupakan lembaga milik Desa Pakraman yang
bertujuan untuk menjaga keutuhan ekonomi Desa Adat (pakraman), serta
mendorong pembangunan Desa Adat, maka perlu dibuat aturan untuk itu.
Setiap tahun pengelola LPD wajib melaporkan kendala finanasial LPD,
serta menyampaikan rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan dan
belanja LPD untuk tahun berikutnya kepada karma Desa untuk
mendapatkan persetujuan. Pengurus LPD bertanggung jawab kepada
Desa Pakraman, melalui kelian Adat.
Adapun tugas dan tanggung jawab Desa Pakraman yaitu :
a) Tugas Desa Pakraman adalah :
1) Mengesahkan pertanggung Jawaban Kegiatan LPD
2) Mengesahkan rencana Kerja Tahunan LPD
3) Mengesahkan Pembagian Laba
4) Mengesahkan Penggunaan Dana Sosial.
b) Tanggung Jawab Desa Pakraman adalah bertanggung jawab
teerhadap kelancaran operasional Lembaga Perkreditan Desa (LPD).
50
2) Pengawas Internal
Pengawas Internal (Pengawas LPD) diangkat dan dihentikan oleh Krama
Desa melalui paruman Desa Pakraman dan ditetapkan oleh Kepala
Daerah (Bupati/Walikota). Pengawas LPD terdiri dari seorang ketua yang
langsung dirangkap oleh Bendesa Adat serta beberapa anggota (minimal
dua orang). Pengawas LPD memiliki beberapa kewajiban yaitu :
a) Mengawasi Pengelolaan LPD.
b) Memberikan Petunjuk Kepada Pengurus
c) Memberikan saran, pertimbangan dan ikut menyelesaikan
permasalahan.
d) Mensosialisasikan keberadaan LPD.
e) Menyusun dan menyampaikan laporan hasil pengawasan pada
paruman Desa.
3) Kepala LPD
Kepala LPD sebagai pucuk pimpinan dalam mengelola LPD dan
bertanggung jawab kepada Desa Pakraman. Kepala LPD memiliki tugas
sebagai berikut :
a) Mengkoordinir Pengelolaan LPD.
b) Bertanggung jawab kedalam dan keluar, yakni kedalam bertanggung
jawab atas perkembangan pengelolaan LPD dan keluar bertanggung
jawab mewakili LPD baik didalam maupun di luar pengadilan.
c) Mengadakan perjanjian-perjanjian kepada nasabah/kepada pihak
ketiga.
51
d) Menyusun rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan dan
belanja LPD (RK-RAPB) .
e) Menentukan kebijakan operasional LPD dan
f) Menyusun dan menyampaikan laporan kegiatan
4) Tata Usaha
Tata Usaha adalah karyawan yang bertanggung jawab kepada kepala
Lembaga Perkreditan Desa serta membawahi bagian administrasi umum
dan pembukuan. Tata usaha bertanggung jawab kepada LPD. Tata usaha
memiliki tugas antara lain.
a) Menerima bukti-bukti dari petugas keliling maupun transaksi di
kantor LPD pada hari itu, menyetornya menurut jenis transaksi dan
menjumlahkan angka- angka yang ada pada setiap bukti berdasarkan
jenis transaksinya.
b) Mencatat transaksi ke dalam primanota kredit, primanota tabungan,
dan surat simpanan berjangka berdasarkan lembar-lembar lain yang
diterimanya dari petugas keliling maupun bukti transaksi di Kantor
LPD pada hari itu.
c) Mencatat nota debet atau kredit yang diterima dari bank atau
pengeluaran cek atau bilyer giro pada buku bank, membuat slip jurnal
atau transaksi nonkas yang tidak berhubungan dengan nasabah.
d) Pada akhir bulan memindahkan saldo neraca percobaan akhir bulan
yang bersangkutan ke neraca percobaan awal bualn berikutnya.
52
5) Bendahara
Bendahara bertanggung jawab kepada kepala Lembaga Perkreditan
Desa. Tugas Bendahara adalah :
a) Melaksanakan transaksi Keuangan
b) Membuat berita acara uang kas
c) Menyimpan dan menarik dana yang ditempatkan di PT.BPD Bali.
6) Kabag Umum
Kabag Umum bertanggung jawab terhadap tata usaha serta memiliki
tugas sebagai berikut :
a) Mengagendakan setiap Surat.
b) Mengerjakan Administrasi karyawan Lembaga Perkreditan Desa.
c) Mengadministrasikan perlengkapan atau peralatan operasional
Lembaga Perkreditan Desa.
7) Kabag Dana
Bagian dana merupakan bagian yang berhubungan langsung dengan
tabungan dan deposito. Tugas dari bagian dana yaitu :
a) Menerima bayaran angsuran, bunga dan lain-lain dari debitur.
b) Membuat penerima pembayaran rekening telpon, listrik, PDAM dan
lain-lain.
c) Membuat berita acara uang kas setiap penutupan kas.
53
8) Kabag Kredit
Bagian kredit merupakan bagian yang berhubungan langsung dengan
kredit nasabah maupun calon nasabah. Tugas-tugas dari bagian kredit
adalah :
a) Menerima setiap permohonan pinjaman
b) Memproses dan menganalisis setiap permohonan pinjaman
c) Mengajukan permohonan pinjaman kepada Bendahara
d) Melakukan pembinaan dan penindakan dalam hal menyelesaikan
kredit.
9) Tabungan
Tugas bagian tabungan adalah :
a) Menulis sejumlah uang yang ditabungkan di buku tabungan
b) Memeriksa jumlah uang yang ditabung di dalam buku tabungan dan
membuat paraf serta cap pada tabungan
c) Mencatat sejumlah uang yang ditabungkan ke dalam buku
penerimaan dan rekapitulasi tabungan.
10) Deposito
a) Mengumpulkan dana melalui deposito
b) Memastikan agar setiap nasabah menandatangani buku tabungannya
c) Melengkapi setiap penyetoran dan penarikan deposito, dengan buku
kas masuk dan buku kas keluaran.
54
11) Analis Kredit
Bagian analis kredit adalah bagian yang bertanggung jawab langsung
kepada bagian kredit. Adapun tugas dari analis kredit yaitu :
a) Menerima permohonan kredit
b) Membuat analisa kredit
c) Mengajukan hasil analisa pada kredit
d) Membuat daftar realisasi kredit dengan persetujuan kepala LPD.
e) Membuat daftar potongan kredit.
12) Pembina Kredit
Bagian Pembina kredit merupakan bagian yang bertanggung jawab
langsung kepada bagian kredit. Tugas dari Pembina kredit yaitu :
a) Memberikan penjelasan kepada nasabah mengenai proses pencairan
kredit.
b) Menyelesaikan permohonan kredit dari nasabah dalam hal
administrasi.
c) Membuat laporan setiap bulan tentang jumlah permohonan kredit
yang masuk dan yang sudah terealisasi, serta berapa banyak yang
sudah melunasi kredit.
13) Kolektor Kredit
Bagian kolektor kredit bertanggung jawab langsung kepada bagian kredit.
Tugas dari bagian kolektor kredit adalah :
a) Setiap bulan menagih angsuran kepada debitur.
b) Mencatat tagihan dari debitur ke dalam kartu angsuran
55
c) Mencatat pembelajaran bunga atas pinjaman debitur.
14) Kolektor Tabungan/Deposito
Kolektor tabungan/deposito bertanggung jawab kepada kepala bagian
dana. Tugas dari Kolektor tabungan/deposito adalah :
a) Menulis jumlah uang yang ditabung di buku tabungan atau deposito
b) Memeriksa jumlah yang ditabung dalam buku tabungan, menparaf
serta memberikan cap tabungan dan mencatat jumlah yang ditabung
ke dalam buku penerimaan tabungan dan merekapitulasi tabungan.
c) Mencocokkan dan menjumlahkan semua uang yang sudah dicatat
dalam buku penerbitan dana dan merekapitulasi tabungan secara
kolektif dan selanjutnya menyerahkan kepada bendahara.
15) Satpam
Satpam bertanggung jawab kepada kepala LPD melalui bagian umum.
Tugas dari satpam adalah menjaga keamanan kantor LPD setiap hari.
16) Sopir
Sopir bertanggung jawab kepada kepala LPD melalui bagian umum.
Tugas Sopir yaitu menghantarkan saat ada kegiatan diluar kantor
misalnya. Rapat, seminar dan survey.
Bagian Celaning Service bertanggung jawab langsung kepada bagian
umum. Tugad dari bagian Cleaning Service yaitu :
a) Membuka dan menutup kantor
b) Menjaga kebersihan kantor.
56
5.2 Deskripsi Hasil Penelitian
5.2.1 Responden Penelitian
Data yang diperoleh dalam penelitian ini diperoleh dengan cara
menyebarkan kuisioner di LPD Kecamatan Mengwi, dari 147 kuisioner yang
disebarkan, kuisioner yang diisi dan dikembalikan berjumlah 147 dengan
tingkat pengambilan 100%. Berikut gambaran mengenai rincian kuisioner
penelitian dapat dilihat dalam Tabel 5.2 berikut :
Tabel 5.2
Responden Kuisioner Penelitian
Keterangan Jumlah Kuisioner
Kuisioner yang disebarkan 147
Kuisioner yang tidak kembalikan 0
Kuisioner yang kembali 147 Jumlah Kuisioner yang digunakan dalam 147
penelitian ini
Respons Rate 100%
Sumber : Data Primer Diolah (2019)
5.2.2 Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin,
umur dan tingakat pendidikan responden yang diuraikan pada table 5.3
sebagian berikut :
57
Tabel 5.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase 1 Laki-laki 64 Orang 43,5 %
2 Perempuan 83 Orang 56,5 %
Total 147 Orang 100 %
Sumber : Data Primer Diolah (2019)
Berdasarkan Tabel 5.3 diatas, dapat diketahui bahwa responden yang
berjenis kelamin laki-laki berjumlah 64 orang dan perempuan berjumlah 83
orang. Sehingga responden yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak
dibandingkan dengan responden yang berjenis kelamin laki-laki.
Tabel 5.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
No Kategori (tahun) Jumlah Persentase
1 < 30 27 Orang 18,4 % 2 31-40 45 Orang 30,6 % 3 41-50 50 Orang 34,0 %
4 51-60 25 Orang 17.0 %
Jumlah 147 Orang 100 %
Sumber : Data Primer Diolah (2019)
Berdasarkan Tabel 5.4 diatas, dapat diketahui bahwa responden paling
banyak berada diantara umur 41-50 tahun sedangkan jumlah responden yang
paling sedikit berada diantara umur 51-60 tahun.
58
Tabel 5.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase 1 SMP 6 Orang 4,1 % 2 SMA 65 Orang 44,2 %
3 D1 9 Orang 6,1 % 4 D3 7 Orang 4,8 %
5 S-1 53 Orang 36.1 % 6 S-2 3 Orang 2,0 %
7 S-3 4 Orang 2,7 %
Jumlah 147 Orang 100 %
Sumber : Data Primer Diolah (2019)
Berdasarkan Tabel 5.4 diatas, dapat diketahui bahwa responden paling
banyak berada pada tingkat pendidikan SMA sedangkan jumlah responden
yang paling sedikit berada pada tingkat pendidikan S-2.
Tabel 5.6
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja
No Lama Bekerja Jumlah Persentase 1 1-10 30 Orang 20,4 % 2 11-20 37 Orang 25,2 %
3 21-30 45 Orang 30,6 %
4 >30 35 Orang 23,8 %
Jumlah 147 Orang 100 %
Sumber : Data Primer Diolah (2019)
Berdasarkan Tabel 5.6 diatas, dapat diketahui bahwa lama bekerja
responden paling banyak adalah antara 21-30 sedangkan jumlah responden
yang paling sedikit berada pada 1-10 tahun.
59
5.3 Hasil Penelitian
5.3.1 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif disajikan untuk memberikan informasi mengenai
karakteristik variable-variabel penelitian, antara lain nilai minimum,
maksimum, rata-rata dan standar deviasi. Hasil uji deskriptif dapat dilihat
pada table 5.7 sebagai berikut :
Tabel 5.7
Uji Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean
Std. Deviation
KPDPSIA 147 18,00 25,00 22,3197 1,47112 KTP 147 19,00 25,00 23,4150 1,45641
UO 147 18,00 25,00 22,9524 1,72147
PPDPP 147 15,00 25,00 22,5442 2,27021
KSIA 147 20,00 25,00 23,7959 1,28179
Valid N (listwise) 147
Sumber: Lampiran 4, data diolah (2019)
Berdasarkan Tabel 5.7 dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Variabel kinerja sistem informasi akuntansi (KSIA) memiliki nilai
terendah sebesar 20.00 dan nilai tertinggi sebesar 25.00 dengan nilai rata-
ratanya sebesar 23.79 dan standar deviasinya (tingkat sebaran datanya)
sebesar 1.28.
2. Variabel keterlibatan pemakai dalam pengembangan SIA (KPDPSIA)
memiliki nilai terendah sebesar 18,00 dan nilai tertinggi sebesar 25,00
dengan nilai rata-ratanya sebesar 22,31 dan tingkat sebaran datanya
sebesar 1,47.
60
3. Variabel kemampuan teknik personal ( KTP ) memiliki nilai terendah
sebesar 19,00 dan nilai tertinggi sebesar 25,00 dengan nilai rata-ratanya
sebesar 23,41 dan tingkat sebaran datanya sebesar 1,45.
4. Variabel ukuran organisasi ( UO ) memiliki nilai terendah sebesar 18,00
dan nilai tertinggi sebesar 25,00 dengan nilai rata-ratanya sebesar 22,95
dan tingkat sebaran datanya sebesar 1,72.
5. Variabel Program Pendidikan dan Pelatihan Pemakai (PPDPP) memiliki
nilai terendah sebesar 15,00 dan nilai tertinggi sebesar 25,00 dengan nilai
rata-ratanya sebesar 22,54 dan tingkat sebaran datanya sebesar 2,27.
5.3.2 Hasil Instrument
1) Uji Validitas
Menurut Ghozali (2016:52) uji validitas digunakan untuk mengukur
sah atau valid tidaknya suatu kuesioner, kuesioner dinyatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kuesioner tersebut dan menunjukkan hasil lebih besar dari 0,3.
Tabel 5.8
Hasil Uji Validitas
No Variabel Pertanyaan Nilai Person Correlation Keterangan
1 KSIA Item 1 0,775 Valid
Item 2 0,745 Valid
Item 3 0,667 Valid
Item 4 0,747 Valid
Item 5 0,856 Valid
2 KPDPSIA Item 1 0,676 Valid
Item 2 0,740 Valid
Item 3 0,667 Valid
61
Item 4 0,653 Valid
Item 5 0,676 Valid
3 KTP Item 1 0,790 Valid
Item 2 0,554 Valid
Item 3 0,726 Valid
Item 4 0,727 Valid
Item 5 0,789 Valid
4 UO Item 1 0,751 Valid
Item 2 0,793 Valid
Item 3 0,665 Valid
Item 4 0,662 Valid
Item 5 0,822 Valid
5 PPDPP Item 1 0,764 Valid
Item 2 0,785 Valid
Item 3 0,674 Valid
Item 4 0,547 Valid
Item 5 0,817 Valid
Sumber : Lampiran 5, data diolah (2019)
Berdasarkan Tabel 5.8 dapat dijelaskan bahwa masing-masing
indikator atau pertanyaan variabel memiliki nilai person correlation >0,3
maka ini berarti indikator atau pertanyaan layak untuk digunakan karena
dinyatakan valid dan telah memenuhi syarat validasi data.
2) Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Dalam hal ini peneliti
mengukur apakah jawaban responden terhadap pertanyaan konsisten atau
stabil dari waktu ke waktu. Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan
menggunakan uji statistic Cronbath’s Alpha (α), dimana suatu variable
dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbath’s Alpha (α) >0,70
(Ghozali, 2016:48).
62
Tabel 5.9
Hasil Uji Reliabilitas
No Variabel Cronbach's Alpha N of Item Keterangan
1 KSIA 0,804 5 Reliabel
2 KPDPSIA 0,709 5 Reliabel
3 KTP 0,763 5 Reliabel
4 UO 0,771 5 Reliabel
5 PPDPP 0,766 5 Reliabel
Sumber : Lampiran 6, data diolah (2019)
Berdasarkan Tabel 5.9 dapat dilihat bahwa nilai Cronbath’s Alpha
untuk masing-masing variabel >0,70 ini berarti alat ukur tersebut akan
memberikan hasil yang konsisten apabila alat ukur tersebut digunakan
kembali untuk meneliti obyek yang sama dalam waktu yang berbeda.
5.3.3 Hasil Uji Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali,
2016:154). Uji Normalitas menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov.
Apabila tingkat signifikansinya >0,05 maka dapat disimpulkan data
tersebut berdistribusi normal. Hasil uji normalitas disajikan pada tabel 5.10.
63
Tabel 5.10
Hasil Uji Normalitas
Unstandardized
Residual
N 147
Normal Parametersa.b
Mean 0,0000000
Std. Deviation 1,57027860
Most Extreme Differences Absolute 0,068
Positive 0,049
Negative -0,068
Test Statistic 0,068
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,089c
a. Test distribution is Normal b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. Sumber : Lampiran 7, data diolah (2019)
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan One Sample
Kolmogorov-Smirnov Test pada Tabel 5.10 menunjukkan bahwa uji
normalitas memiliki nilai koefisien Asymp.Sig (2-tailed) sebesar 0,089.
Karena nilai signifikansi lebih besar dari α = 0,05, jadi dapat dinyatakan
bahwa model regresi berdistribusi normal.
2. Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2016:103) uji multikolinearitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi linier ditemukan adanya korelasi
antar variabel bebas. Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinearitas
dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation
factor (VIF) dengan alat bantu program SPSS. Nilai tolerance yang rendah
sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance) dan nilai cut off
64
yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah
nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Jika nilai variance
inflation factor (VIF) < 10 dan nilai tolerance > 0,10, maka model tersebut
dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas.
Hasil uji multikolinearitas disajikan pada Tabel 5.11 :
Tabel 5.11
Hasil Uji Multikolinearitas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
Constant
KPDPSIA 0,410 2,439
KTP 0,416 2,403
UO 0,464 2,153
PPDPP 0,572 1,750
a. Dependent Variabel : KSIA Sumber : Lampiran 8, data diolah (2019)
Berdasarkan Tabel 5.11 dapat dilihat hasil perhitungan nilai Tolerance
menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai
Tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel
independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan Variance
Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama tidak ada
variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat
disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antara variabel dalam
model regresi.
65
3) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam
model terjadi ketidaksamaan varian dari residual atau pengamatan ke
pengamatan yang lainnya (Ghozali,2016:134). Model regresi yang baik
adalah model regresi yang tidak terjadi heteroskedastisitas, atau dengan
kata lain hasilnya homoskedastisitas. Salah satu cara untuk menguji ada
tidaknya heteroskedastitas yaitu dengan uji Glejser. Pengujian ini
dilakukan dengan meregresikan nilai ridual terhadap variabel independen.
Jika variable independen secara signifikan mempengaruhi variabel
dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Sedangkan
apabila variabel independen tidak signifikan secara statistik dalam
mempengaruhi variabel dependen, maka tidak ada indikasi terjadi
heteroskedastisitas. Menurut Ghozali (2016:134) model regresi tidak
mengandung heteroskedastisitas apabila nilai signifikansinya lebih besar
dari α = 5 (0,05). Hasil uji heteroskedastisitas disajikan pada tabel 5.12 :
Tabel 5.12
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1,902 0,865 2,199 0,029
KPDPSIA 0,047 0,054 0,113 0,871 0,385
KTP -0,080 0,052 -0,196 -1,530 0,128
UO -0,032 0,047 -0,084 -0,687 0,493
PPDPP 0,032 0,037 0,097 0,884 0,378
66
a. Dependent Variable : ABRES Sumber: Lampiran 9 (data diolah, 2019)
Berdasarkan Tabel 5.12 menunjukkan bahwa semua variabel bebas
(independen). Keterlibatan Pemakai dalam Pengembangan Sistem
Informasi, Kemampuan Teknik Personal, Ukuran Organisasi, Program
Pelatihan dan Pendidikan Pemakai memiliki nilai signifikansi lebih dari
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada indikasi
heteroskedastisitas.
5.3.4 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda dilakukan untuk mengetahui arah
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah
masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif.
Adapun hasil analisis regresi linier berganda dapat dilihat pada Tabel 5.13
berikut :
Tabel 5.13
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 5,258 1,404 3,746 0,000
KPDPSIA 0,254 0,088 0,254 2,895 0,004
KTP 0,379 0,084 0,392 4,493 0,000
UO 0,113 0,076 0,124 1,500 0,136
PPDPP 0,060 0,060 0,075 1,004 0,317
a. Dependen Variabel : KSIA Sumber : Lampiran 13, data diolah (2019)
67
Berdasarkan Tabel 5.13 maka dapat dituliskan persamaan dari regresi linier
berganda sebagai berikut :
KSIA = 5,258+ 0,254 KPDPSIA + 0,379 KTP +0,113 UO + 0,060 PPDPP
Keterangan :
KSIA : Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
KPDPSIA : Keterlibatan Pemakai Dalam Pengembangan Sistem
Informasi Akuntansi
KTP : Kemampuan Teknik Personal
UO : Ukuran Organisasi
PPDPP : Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai
Persamaan regresi tersebut dapat diinterprestasikan sebagai berikut :
1) Nilai konstan sebesar 5,258 artinya, apabila nilai variabel keterlibatan
pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi (KPDPSIA),
kemampuan teknik personal (KTP), ukuran organisasi (UO), program
pelatihan dan pendidikan pemakai (PPDPP) sama dengan nol, maka nilai
variabel Kinerja SIA adalah 5,258.
2) KPDPSIA mempunyai koefisien regresi dengan arah positif sebesar 0,254.
Hal ini dapat diartikan bahwa setiap kenaikan 1 satuan pada variabel
KPDPSIA akan menyebabkan variabel KSIA naik sebesar 0,254 satuan.
3) KTP mempunyai koefisien regresi dengan arah positif sebesar 0,379. Hal ini
dapat diartikan bahwa setiap kenaikan 1 satuan pada variabel KTP akan
menyebabkan variabel KSIA naik sebesar 0,379 satuan.
68
4) UO menunjukkan nilai signifikansi 0,136 > 0,05 dengan nilai koefisien
regresi 0,113 sehingga UO tidak berpengaruh pada kinerja SIA di LPD
Kecamatan Mengwi.
5) PPDPP menunjukkan nilai signifikansi 0,317 > 0,05 dengan nilai koefisien
regresi 0,060 sehingga PPDPP tidak berpengaruh pada kinerja SIA di LPD
Kecamatan Mengwi..
5.3.5 Uji Kelayakan Model
1) Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai adjusted R2 yang
kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen
(Ghozali,2016:95). Hasil uji koefisien determinasi disajikan pada table
5.14.
Tabel 5.14
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model R R Square Adjusted R Std. Error Of
Square The Estimate
1 0,742a
0,551 0,539 1,59224
a. Predictors : (Constant), KPDPSIA, KTP, UO, PPDPP b. Dependent Variable : KSIA
Sumber : Lampiran 10, data diolah (2019)
69
Berdasarkan Tabel 5.14 diatas menunjukkan bahwa koefisien
determinasi yang ditunjukkan dari nilai Adjusted R-Square sebesar 0,539.
Hal ini berarti bahwa 53,9% variabel dependen yaitu Kinerja Sistem
Informasi Akutansi dapat dijelaskan oleh beberapa faktor, sedangkan
sisanya sebesar 46,1%. Kinerja sistem Informasi Akutansi dijelaskan oleh
variabel lainnya yang tidak di sebutkan didalam kerangka pemikiran atau
sebab-sebab lainnya diluar model.
2) Uji F
Menurut Ghozali (2016:96) pada dasarnya uji statistik F menunjukkan
apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Ketentuan yang digunakan adalah jika signifikansi < 0,05, maka ada
pengaruh secara bersama-sama seluruh variabel independen (X) terhadap
variabel dependen (Y). Jika signifikan > 0,05, maka tidak ada pengaruh
secara bersama-sama seluruh variabel independen (X) terhadap variabel
dependen (Y). Hasil uji signifikansi simulasi disajikan pada Tabel 5.15.
70
Tabel 5.15
Hasil Uji F
Model Sum of
Df Mean
F Sig Squares Square
1 Regression 442,160 4 110,540 43,602 0,000b
Residual 360,003 142 2,535
Total 802,163 146
a. Predictors : (Constant), KPDPSIA, KTP, UO, PPDPP b. Dependent Variable : KSIA
Sumber : Lampiran 11, data diolah (2019)
Berdasarkan data pada tabel diatas dapat dilihat bahwa model
persamaan ini memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000. Karena memiliki
nilai signifikansi < 0,05 yaitu sebesar 0,000 dimana 0,000 < 0,05
menunjukkan bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel KPDPSIA,
KTP, UO, PPDPP berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen
Kinerja sistem informasi akutansi ( KSIA).
Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum
Kinerja sistem informasi akutansi ( KSIA) dapat dijelaskan dengan kondisi
KPDPSIA, KTP, UO, PPDPP. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
independen dalam penelitian ini secara bersama-sama (simultan)
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu Kinerja sistem
informasi akutansi ( KSIA).
71
3) Hasil Uji T
Menurut Ghozali (2016:97) uji t digunakan untuk menguji signifikansi
koefisien variabel independen dalam memprediksi variabel dependen.
Pengujian ini pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh satu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen.
Kriteria pengujian adalah dengan membandingkan derajat kepercayaan
taraf signifikansi (alpha) sebesar 0,05. Hasil signifikansi t disajikan pada
Tabel 5.16 :
Tabel 5.16
Hasil Uji t
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 5,258 1,404 3,746 0,000
KPDPSIA 0,254 0,088 0,254 2,895 0,004
KTP 0,379 0,084 0,392 4,493 0,000
UO 0,113 0,076 0,124 1,500 0,136
PPDPP 0,060 0,060 0,075 1,004 0,317
a. Dependent Variabel : KSIA Sumber : Lampiran 12, data diolah (2019)
Berdasarkan tabel 5.16 dapat disimpulkan hasil uji statistik t sebagai
berikut :
1) Nilai signifikansi variabel KPDPSIA dengan KSIA sebesar 0,004.
Nilai signifikansi 0,004 < 0,05 dengan nilai koefisien regresi variabel
KPDPSIA sebesar 0,254. Hal ini berarti H1 diterima, yang berarti
72
bahwa variabel KPDPSIA berpengaruh positif terhadap Kinerja SIA di
LPD Kecamatan Mengwi.
2) Nilai signifikansi variabel KTP dengan KSIA sebesar 0,000. Nilai
signifikansi 0,000 < 0,05 dengan nilai koefisien regresi variabel KTP
sebesar 0,379. Hal ini berarti H2 diterima, yang berarti bahwa variabel
KTP berpengaruh positif terhadap Kinerja SIA di LPD Kecamatan
Mengwi.
3) Nilai signifikansi variabel UO dengan KSIA sebesar 0,136. Nilai
signifikansi 0,136 > 0,05 dengan nilai koefisien regresi variabel UO
sebesar 0,113. Hal ini berarti H3 ditolak, yang berarti bahwa variabel
UO tidak berpengaruh terhadap Kinerja SIA di LPD Kecamatan
Mengwi.
4) Nilai signifikansi variabel PPDPP dengan KSIA sebesar 0,317. Nilai
signifikansi 0,317 > 0,05 dengan nilai koefisien regresi variabel
PPDPP sebesar 0,060. Hal ini berarti H4 ditolak, yang berarti bahwa
variabel PPDPP tidak berpengaruh terhadap Kinerja SIA di LPD
Kecamatan Mengwi.
5.4 Pembahasan Hasil Penelitian
5.4.1 Pengaruh Keterlibatan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi
Pada Kinerja SIA
Hipotesis pertama menyatakan bahwa keterlibatan pemakai dalam
pengembangan sistem informasi berpengaruh positif pada kinerja SIA.
73
Berdasarkan hasil uji t menunjukkan bahwa variabel keterlibatan pemakai
dalam pengembangan sistem informasi memiliki nilai signifikansi 0,004. Nilai
ini lebih kecil dari alpha = 0,05, maka H1 diterima yang berarti menunjukkan
bahwa variabel KPDPSIA tidak berpengaruh terhadap kinerja SIA di LPD
Kecamatan Mengwi.
Hal ini disebabkan karena semakin banyak karyawan yang ikut serta baik
dalam perencanaan, pengidentifikasian masalah, pengidentifikasian
kebutuhan, pengimplementasian dan pemeliharaan sistem informasi, maka
kinerja sistem informasi akuntansi akan meningkat dan semakin baik. Hal ini
dapat dilihat dari rata-rata jawaban responden pada kuesioner yang
memberikan jawaban cukup besar pengaruhnya pada kinerja SIA dengan
adanya keterlibatan pemakai dalam pengembangan sstem informasi di LPD
Kecamatan Mengwi. Maka dari itu keterlibatan pemakai dalam
pengembangan sistem informasi akuntansi berpengaruh positif pada kinerja
SIA di LPD Kecamatan Mengwi.
Hasil penelitian yang mendukung pernyataan diatas adalah penelitian yang
dilakukan oleh Puspitasari (2007) yang menyatakan keterlibatan pemakai
yang semakin sering akan meningkatkan kinerja SIA, dikarenakan adanya
hubungan yang positif antara KPDPSIA dalam kinerja SIA. Selain itu hasil
penelitian dari Harlis (2015), Rivaningrum (2015), Santa (2014) dan Sudibyo
dan Kuswanto (2011) juga menyatakan bahwa keterlibatan pemakai dalam
pengembangan sistem berpengaruh positif terhadap kinerja SIA.
74
5.4.2 Pengaruh Kemampuan Teknik Personal pada Kinerja SIA
Hipotensi kedua menyatakan bahwa kemampuan teknik personal
berpengaruh positif pada kinerja SIA. Berdasarkan hasil uji t menunjukkan
bahwa variabel kemampuan teknik personal memiliki nilai signifikansi 0,000.
Nilai ini lebih kecil dari alpha = 0,05, maka H2 diterima yang berarti
menunjukkan bahwa variabel KTP berpengaruh terhadap kinerja SIA di LPD
Kecamatan Mengwi.
Hal ini disebabkan karena kemampuan teknik personal diperoleh baik dari
faktor pendidikan ataupun faktor pengalaman sehingga muncul keinginan
(intention) pemakai dalam menggunakan sistem informasi yang bertujuan
untuk menjelaskan kemampuan teknik pemakai yang baik. Berdasarkan
karakteristik tingkat pendidikan, umur dan pengalaman kerja responden pada
kuisioner yang bervariasi diperoleh hasil kinerja SIA yang mengharuskan
pemakai memiliki keamampaun dalam menggunakan sistem yang diterapkan
diperusahaan. Apabila seseorang terlibat dengan sebuah sistem tanpa adanya
kemampuan yang dimiliki tentu saja sistem tersebut tidak akan bekerja dengan
maksimal. Maka dari itu kemampuan teknik personal berpengaruh positif pada
kinerja SIA di LPD Kecamatan Mengwi.
Hasil penelitian yang mendukung pernyataan diatas adalah penelitian yang
dilakukan oleh Astuti (2013) yang melakukan penelitian tentang pengaruh
partisipasi pemakai sistem informasi, kemampuan Teknik pemakai sistem
informasi dan ukuran organisasi terhadap kinerja sistem informasi akuntansi
75
membuktikan bahwa kemampuan teknik personal berpengaruh positif pada
kinerja SIA. Penelitian dari Tirka (2016) dan Hidayanti (2017) juga
menyatakan bahwa kemampuan teknik personal berpengaruh terhadap kinerja
SIA. Tetapi tidak mendukung penelitian Wahyu (2008), Rilly (2014) DAN
Tjhai (2002) yang mendapati hasil bahwa variabel kemampuan teknik
personal tidak berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.
5.4.3 Ukuran Organisasi
Hipotensi ketiga menyatakan bahwa variabel UO berpengaruh positif
terhadap kinerja sIstem informasi akuntansi. Berdasarkan hasil uji t bahwa
variable UO memiliki nilai signifikansi 0,136 > 0,05, maka H3 ditolak yang
berarti variabel ukuran organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja sistem
informasi akuntansi pada LPD Kecamatan Mengwi.
Berdasarkan hasil pengujian ditemukan besar atau kecil ukuran suatu
perusahaan tidak dapat mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi, hal
ini dikarenakan kinerja sistem informasi akuntansi dipengaruhi oleh
kemampuan dari karyawan dalam mengoperasikan sistem informasi secara
maksimal, ukuran organisasi yang besar tidak menjamin kinerja sistem
informasinya baik, karena kemungkinan beberapa karyawannya belum
mampu mengoptimalkan sistem infromasi yang ada, sebaliknya ukuran
organisasinya yang kecil, kinerja sistem informasinya baik, yang dikarenakan
karyawan pada perusahaan tersebut mempunyai kemampuan pengoperasian
sistem yang handal, sehingga kinerja sistem bisa meningkat.
76
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian dari Wasilah
(2009), Utama & Suardika (2014), Dhalimunthe, dkk (2014) serta
Krisbandono dan Santoso (2015) yang menyatakan ukuran organisasi tidak
berpengaruh terhadap kepuasan pemakai dalam pemakaian SIA.
5.4.4 Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai
Hipotensi keempat menyatakan bahwa variabel PPDPP dengan KSIA
sebesar 0,317. Nilai signifikansi 0,317 < 0,05 yang berarti menunjukkan
bahwa variabel PPDPP memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap
kinerja SIA. Dengan demikian berarti H4 ditolak, yang berarti bahwa variable
program pelatihan dan pendidikan pemakai tidak berpengaruh terhadap
kinerja SIA di LPD Kecamatan Mengwi.
Hal ini dikarenakan kurangnya pelatihan yang mengakibatkan pemakai
kesulitan dalam penggunaan teknologi komputer secara umum, proses dari
pengembangan sistem dan membantu pemakai lebih efektif dengan
pengembangan sistem yang spesifik. Maka itu program pelatihan dan
pendidikan pemakai tidak berpengaruh terhadap kinerja SIA di LPD
Kecamatan mengwi
Hasil penelitian yang mendukung pernyataan diatas adalah penelitian
dari Tjhai Fung Jen (2002) membuktikan bahwa variable program pelatihan
dan Pendidikan pemakai tidak berpengaruh terhadap kinerja SIA, tetapi tidak
mendukung penelitian dari Masma (2008) dan Parini (2010) yang menyatakan
bahwa variabel program pelatihan dan Pendidikan pemakai berpengaruh
positif terhadap kinerja SIA.
BAB VI
PENUTUP
6.1 SIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah keterlibatan pemakai
dalam pengembangan sistem informasi, kemampuan teknik personal, ukuran
organisasi, program pelatihan dan pendidikan pemakai berpengaruh terhadap
kinerja sistem informasi akutansi di LPD Kecamatan Mengwi yang memiliki
jumlah sampel sebanyak 147 dan menggunakan teknik analisis regresi linier
berganda. Berdasarkan hasil analisis dan penelitian yang telah dilakukan,
setelah melalui tahap pengumpulan data, pengolahan data, analisis data dan
yang terakhir interpretasi hasil analisis mengenai Analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja sistem informasi akutansi (SIA) pada Lembaga
Perkreditan Desa (LPD) di Kecamatan Mengwi dengan menggunakan data
yang berdistribusi normal, tidak terdapat multikolinieritas, bebas Autokorelasi
dan juga tidak terdapat masalah heteroskedastisitas, maka dihasilkan
kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari hasil analisis data secara parsial diperoleh bahwa variabel
Keterlibatan Pemakai dalam Pengembangan SIA berpengaruh tidak
signifikan terhadap Kinerja SIA. Hal ini mengakibatkan keterlibatan
pemakai baik dalam perencanaan, pengidentifikasian masalah,
77
78
pengidentifikasian kebutuhan, pengimplementasian dan pemeliharaan
sistem informasi tidak berpengaruh terhadap kinerja SIA.
2. Variabel Kemampuan Teknik Personal berpengaruh tidak signifikan
terhadap Kinerja SIA.
3. Dari hasil analisis data secara parsial diperoleh bahwa variabel Ukuran
Organisasi berpengaruh signifikan terhadap Kinerja SIA.
4. Variabel Program pendidikan dan pelatihan pemakai berpengaruh tidak
signifikan terhadap Kinerja SIA. Hal ini dapat dilihat dari tingkat
signifikansi Program pendidikan dan pelatihan pemakai 0,224.
6.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan oleh penulis terkait dengan pembuatan
karya akhir ini antara lain :
1. Bagi Akademisi
Penulisan karya akhir (kripsi) yang telah dilakukan oleh penulis dapat
dijadikan referensi serta gambaran bagi para akademisi untuk melakukan
penelitian yang lebih mendalam di kemudian hari jika ingin meneliti tema
yang sama.
2. Bagi Perusahaan
Dalam hal ini perusahaan dapat menganalisis faktor – faktor apa saja yang
mempengaruhi kinerja sistem informasi akutansi (SIA) pada Lembaga
Perkreditan Desa (LPD).
79
6.3 Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa masih banyak terdapat beberapa keterbatasan
dalam penelitian ini antara lain :
1. Tidak menutup kemungkinan bahwa data jawaban yang diberikan
responden adalah benar.
2. Kurangnya literatur-literatur dari riset terdahulu yang biasa digunakan
sebagai acuan yang memadai masih kurang.
80
DAFTAR PUSTAKA
Almilia, Luciana Spica dan Irmaya Briliantien. 2007. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntasi Pada Bank Umum
Pemerintah di Wilayah Surabaya dan Sidoarjo. Surabaya : STIE PERBANAS.
Bodnar, Georgeo H dan Willian S. Hopwood. 2006. Sistem Informasi Akuntasi. Edisi
9 Yogyakarta.
Chusing, Barry E. diterjemahkan Oleh Ruchyat Kosasih. 2007. System Informasi
Akuntasi dan Organisasi Perusahaan, Erlangga, Jakarta.
Davis, Fred D., et.al.1989. “User Acceptance of Technology A Comarison of Two
Theoritical Models. “Management Scinse.
Daryani. 2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntasi
(Survie Pada Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Boyolali). Artikel.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Fatmawati, Endang. 2015 Technology Acceptance Model (TAM) untuk Menganalisis
Penerimaan Terhadap Sistem Informasi Perpustakaan Jurnal Iqra’Volume 09
No. 01.
Ghozali, Imam. 2016 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IMB SPSS 23. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponorogo.
Gustiyan, Harry. 2014. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi Pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di
Tanjungpinang.Jurnal. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang.
Hadriyansah, Muhamad Adib.2015. factor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi (studi Pada Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo).
Artikel. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Horngren dan Harrison. 2007. Akuntansi di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Irawati, Dhine fitria. 2011. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi (Studi Empiris Pada Pt. Perkebunan Nusantara XI
(Persero). Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Jember.
Jogiyanto,2005.Analisis dan Desain, Yogyakarta.
Komara, Acep.2004. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja SIA di Perusahaan
Manufaktur. Tesis Universitas Diponogoro Semarang.
81
Krismiaji, 2005. Sistem Informasi Akuntansi, Jakarta, Penerbit: Akademik
Perusahaan YPKN.
Lestari, Putu Astri. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem
Informasi akuntansi Pada Lembaga Perkreditan Desa di Kota Denpasar. Jurnal
IPTEKS New Media Vol. 1 No. 1 Hal 1-62
Mahsun, Mohammad. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik, Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta.
Mulyadi, 2008. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi ketiga, Jakarta, Penerbit:
SalembaEmpat.
Mulyanto, Agus. 2009. Sistem Informasi Konsep dan Aplikasi. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta.
Nirwana, Rhino Surya.2015. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja
Sistem Informasi Akuntansi (Survei Pada Bank Perkreditan Rakyat di Wilayah
Sukoharjo). Artikel. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Nurmalita, A.A. Raka Eva. 2014 Analisis faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di
Kecamatan Denpasar Utara. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas
Mahasaraswati Denpasar.
Peraturan Gubernur Bali Nomer 11 tahun 2013 Pasal 1 Tentang Lembaga Perkreditan
Desa.
Prabowo, Rizki Respati. 2013. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi di Bank Umum kota Surakarta. JUPE UNS, Vol. 2, No.
1,hal 119-130.
Ramadhan, Dawn. 2012. Pentingnya Sistem Informasi Akuntansi Bagi Perusahaan
atau Oraganisasi. Artikel.
Ria, Nurul Hidayanti. 2017. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di
Kota Denpasar. Skripsi. Universitas Mahasaraswati.
Rivaningrum, Ajeng. 2015. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi Pada RS. Saras Husada Purworejo. Skripsi. Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
Rizkiana, Khoirum Novita. 2013.. pengaruh partisipasi Pemakai Terhadap Kepuasan
Pemakai Dalam Pengembangan Sistem Informasi dengan Dukungan
Manajemen Puncak, Komunikasi Pemakai-pengembang, Pengaruh Pemakai
Sebagai Moderating Variabel. Artikel. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
82
Robbins, Stephen. P. dan Marry Coulter. 2005. Manajemen, PT. INDEKS Kelompok
Gramedia, Jakarta.
Santa, Puput Gio. 2014. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi ( Studi Kasus Pada bank Jateng di Kabupaten Sragen).
Artikel. Fakultas Ekonomi dan Bisnis jurusan Akuntansi universitas
Muhammdiyah Surakarta.
Santoso, Sugeg dan Krisbandono. 2014. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (studi Empiris Pada PT. Bintang Sido Raya
Distributor PT. Unilever, Tbk Area Soloraya). Artikel.
Sari, Dinda Kumala. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem
Informasi Akuntasnsi Pada Kantor Cabang PT. Bank Tabungan Negara
(PERSERO), Tbk. Surabaya. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran”. Jawa Timur.
Setyawan, Hendra. 2013 Pengaruh Kualitas Informasi, Kemampuan Teknik Personal
Sistem Informasi, Pelatihan dan Pendidikan Pemakai Sistem Terhadap Kinerja
Sistem informasi (studi Empiris Pada PT. PLN Jawa Timur Distribusi Area
Jember). Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Jember.
Soegiharto. 2001. Influence Factors Affecting.
Sriwahyuni. 2014. Perbandingan Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi Pada Perusahaan Distributor Kosmetik di Kota Pekanbaru.
E-Jurnal. Fakultas Ekonomi.
Sudibyo, Sukemi Kamto dan Hedy Kuswanto. 2011. Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada PT. BPR Waleri
Makmur Jawa Tengah. Artikel.
Sugianto, Agus. 2013. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi pada PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) cabang
Denpasar. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Hindu.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Bisnis. Edisi 18, Bandung: ALFABETA
Suryawan, A.A.Ngr.Kameswara dan Ni Luh Sari Widhiyani. 2012. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada Restoran
Waralaba Asing di Kota Denpasar. Artikel.
Susanto, Azhar. 2008. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Perdana. Bandung: Lingga
Jaya
Susilatri, Amris Rusli Tanjung dan Surya Pebrina. 2010. Factor-faktor yang
Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada Bank Umum
83
Pemerintah di Kota Pekanbaru. Jurnal Ekonomi Volume 18, Nomor 2 Juni 2010.
Sutarman, 2012. Buku Pengantar Teknologi Informasi, Jakarta : Bumi Aksara
Tim Lembaga Pemberdayaan Lembaga Perkreditan Desa (LPLPD). 2016. Petunjuk
Teknis Operasional Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di kota Denpasar.
Tirka, Elga Sukmaningsih. 2016. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Sistem Informasi Akuntansi Pada Kantor Pusat PT. BPR Adiartha Udiana.
Skripsi. Universitas Mahasarswati.
Utama, I Dewa Gede Buda dan I Made Sadha Suardikha. 2004. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada Lembaga Perkreditan
Desa di Kecamatan Sukasada. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.
Wasilah, Neneng. 2009. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi (SIA) Pada Perusahaan Manufakut di Jakarta dan
Tanggerang. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatulla, Jakarta.
Winarno, Wing Wahyu. 2006. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi ke 2 Yogyakarta.
Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta; Graha Ilmu
Yatiningsih, 2016. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi (Studi Kasus pada Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo
Semarang). Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Wahid Hasyim Semarang.
84
Lampiran 1
Kuesioner
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi Pada Lembaga Perkreditan Desa Di Kecamatan Mengwi
Kata Pengantar
Dalam rangka memperoleh data untuk penyelesaian tugas akhir ini, penulis
mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuisioner ini dengan lengkap sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya. Penulis menjamin kerahasiaan data yang
Bapak/Ibu/Saudara berikan.
Adapun kuesioner yang telah Bapak/Ibu ini akan penulis gunakan sebagai
sumber dalam penyusunan tugas akhir, pada program studi S1 Jurusan Ekonomi
Akuntansi Universitas Mahasaraswati Denpasar.
Atas kesediaan waktu dan tempat yang Bapak/Ibu berikan kepada penulis
untuk mengisi kuesioner ini, penulis ucapkan terima kasih.
Mengwi, 2020
(Ni Luh Diah Laksmi Dewi)
85
KUESIONER
1. Identitas Responden
a. Nama :
b. Jabatan :
c. Pendidikan terakhir :
d. Jenis Kelamin :
e. Umur :
f. Lama bekerja di LPD :
g. Lama menggunakan Sistem Informasi Akuntansi :
2. Petunjuk Pengisian Kuesioner a. Kuesioner ini dibuat sebagai data untuk melengkapi tugas akhir
mahasiswa. Tujuan penelitian ini semata-mata untuk kepentingan
ilmiah dan identitas responden akan dijamin kerahasiaannya. Oleh
karena itu mohon kuesioner ini diisi dengan lengkap dan jujur. b. Berikan penilaian dengan melingkari salah satu jawaban yang
dianggap paling tepat diantara pilihan yang ada.
86
1. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pertanyaan berikut menggambarkan tingkat kepuasan Bapak/Ibu terhadap
kemampuan fungsi dari sistem informasi
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
TP : Tidak Pasti
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
No Keterangan STS TS TP S SS Sistem informasi yang
1 Bapak/Ibu gunakan
1 2 3 4 5 menyediakan informasi yang
akurat dan up to date Sistem informasi yang
2 Bapak/Ibu gunakan sekarang
1 2 3 4 5 mudah dipahami dan
digunakan Sistem informasi yang
Bapak/Ibu gunakan sekarang
3 selalu memberik informasi
1 2 3 4 5 yang Bapak/Ibu atau
departemen Bapak/Ibu
butuhkan Sistem informasi yang
4 Bapak/Ibu gunakan sekarang
1 2 3 4 5 dapat meningkatkan kepuasan
kerja Bapak/Ibu Sistem informasi yang
5 Bapak/Ibu gunakan sekarang 1 2 3 4 5
efektif dan efisien
87
2. Keterlibatan Pemakai Dalam Pengembangan Sistem
Informasi Akuntansi Pertanyaan berikut menggambarkan tingkat keikutsertaan Bapak/Ibu baik
melalui perilaku atau tindakan yang dilakukan selama proses pengembangan
sistem informasi
TSS : Tidak Sama Sekali
KB : Kurang Besar
CB : Cukup Besar
B : Besar
SB : Sangat Besar
No Keterangan TSS KB CB B SB Seberapa besar keikutsertaan
bapak/Ibu dalam perencanaan
1 sistem informasi (misalnya 1 2 3 4 5
dalam penetapan sasaran dan
kendala sistem) ? Seberapa besar keikutsertaan
Bapak/Ibu dalam
2 pengidentifikasian masalah
1 2 3 4 5 dalam sistem informasi
(misalnya dalam penetapan
sasaran dan kendala sistem) ? Seberapa besar keikutsertaan
Bapak/Ibu dalam
pengidentifikasian kebutuhan-
3 kebutuhan dari sistem
1 2 3 4 5 informasi (misalnya kebutuhan
pemakai/ manajemen kebutuhan
informasi fungsional dan
kebutuhan teknologi) ? Seberapa besar keikutsertaan
4 Bapak/Ibu dalam
1 2 3 4 5 pengimplementasian sistem
informasi ? Seberapa besar keikutsertaan
5 Bapak/Ibu dalam pemeliharaan 1 2 3 4 5
sistem informasi ?
88
3. Kemampuan Teknik Personal Pertanyaan berikut menggambarkan pengaruh tingkat pengalaman dan
kemampuan Bapak/Ibu dalam hal penggunaan sistem informasi dan komputer
secara umum.
TT : Tidak Terampil
KT : Kurang Terampil
CT : Cukup Terampil
T : Terampil
ST : Sangat terampil
No Keterangan TT KT CT T ST Seberapa besar keahlian
1 Bapak/Ibu dalam menggunakan 1 2 3 4 5
komputer secara umum? Seberapa besar keahlian
Bapak/Ibu dalam beradaptasi
2 dengan kemajuan atau 1 2 3 4 5 perkembangan teknologi
komputer seperti ini?
3 Bapak/Ibu ditempakan dalam
1 2 3 4 5 keahlian masing-masing?
Bapak/Ibu mengetahui
4 penggunaan komputer sehingga
1 2 3 4 5 dapat menjalankan tugas pokok
sehari-hari? Seberapa besar kemampuan
spesialis yang Bapak/Ibu miliki
dalam pengembangan sistem
5 informasi? (Kemampuan
1 2 3 4 5 spesialis meliputi teknik desai
sistem yang berhubungan
dengan sistem, komputer,
modul sistem)
4. Ukuran Organisasi Pertanyaan berikut menggambarkan seberapa besar pengaruhnya suatu
organisasi dalam penggunaan sistem informasi.
TSS : Tidak Sama Sekali
KB : Kurang Besar
CB : Cukup Besar
B : Besar
SB : Sangat Besar
89
No Keterangan TSS KB CB B SB Seberapa besar pengaruh
1 besarnya organisasi dalam
1 2 3 4 5 kaitannya dengan penggunaan
sistem informasi? Seberapa besar pengaruh
2 besarnya ukuran organisasi
1 2 3 4 5 dalam kaitannya dengan
pengembangan sistem? Seberapa besar pengaruh
besarnya ukuran organisasi
3 dalam kaitannya dengan 1 2 3 4 5
timbulnya konflik antar
pengguna sistem informasi? Seberapa besar pengaruh
besarnya ukuran organisasi
4 dalam kaitannya dengan 1 2 3 4 5 tingkat efektivitas pengguna
sistem informasi? Seberapa besar pengaruh
besarnya ukuran organisasi
5 dalam proses pembelajaran 1 2 3 4 5
sistem informasi, jika sistem
itu baru diluncurkan?
5. Program Pendidikan dan Pelatihan Pemakai Pertanyaan berikut menggambarkan tingkat terbaik yang pernah Bapak/Ibu
tempuh dalam bentuk/cara apapun sehingga mempengaruhi Bapak/Ibu dalam
penggunaan sistem informasi.
TSS : Tidak Sama Sekali
J : Jarang
CS : Cukup Sering
S : Sering
SS : Sangat Sering
No Keterangan TSS J CS S SS Seberapa sering pelatihan yang
disajikan oleh lembaga
1 pelatihan (vendor) atau
1 2 3 4 5 konsultan luar menunjang
keberhasilan Bapak/Ibu dalam
menggunakan sistem
90
informasi?
Seberapa sering kursus pada
lembaga pendidikan tertentu
2 menunjang kemahiran 1 2 3 4 5
Bapak/Ibu dalam menggunakan
sistem informasi? Seberapa sering pembelajaran
dengan materi ajar tambahan
3 (tutorial) menunjang kemahiran 1 2 3 4 5 Bapak/Ibu dalam menggunakan
sistem informasi? Seberapa sering pembelajaran
mandiri secara manual dengan
dokumen atau buku-buku
4 panduan yang tersedia pada
1 2 3 4 5 tempat Bapak/Ibu bekerja
menunjang kemahiran
Bapka/Ibu dalam menggunakan
sistem informasi? Seberapa sering pembelajaran
mandiri secara manual dengan
buku-buku cetak yang dijual
5 dipasaran menunjang 1 2 3 4 5 kemahiran Bapak/Ibu dalam
menggunakan sistem
informasi?
91
Lampiran 2
Hasil Penelitian Sebelumnya
Nama & Tahun Alat
No Variable Penelitian Analisis Hasil Penelitian Penelitian Data
1. Yatiningsih Dependen : Kinerja SIA Regresi Variabel bebas (2016) Independen : Linier berpengaruh Keterlibatan pengguna Berganda signifikan dan positif
dalam pengembangan terhadap kinerja SIA SIA, kemampuan
teknik personal
pengguna SIA,
dukungan manajemen
puncak, formalisasi
pengembangan si
pengguna, program
pelatihan dan
pendidikan pengguna
SIA 2. Tirka (2016) Dependen : Kinerja SIA Regresi Dukungan
Independen : Linier manajemen puncak Keterlibatan pengguna Berganda berpengaruh positif
dalam pengembangan terhadap kinerja SIA sistem, program sedangkan
pendidikan dan keterlibatan pelatihan pemakai, pengguna dalam
dukungan manajemen pengembangan puncak, kemampuan sistem, program
teknik personal, pendidikan dan komunikasi pengguna pelatihan pemakai,
dan pengembang kemampuan teknik sistem, keberadaan personal,
dewan pengarah, komunikasi ukuran organisasi, pengguna dan
formalisasi pengembang sistem, pengembangan sistem, keberadaan dewan
kualitas informasi pengarah, ukuran organisasi,
formalisasi pengembangan
sistem, kualitas
92
informasi tidak berpengaruh
terhadap kinerja SIA 3. Nirwana (2015) Dependen : Kinerja SIA Regresi Keterlibatan
Independen : Linier pemakai, Keterlibatan pemakai, Berganda kemampuan teknik
kemampuan teknik personal, dukungan personal, dukungan manajemen puncak,
manajemen puncak, program pendidikan program pendidikan dan pelatihan dan pelatihan berpengaruh positif
terhadap kinerja SIA 4. Santa (2014) Dependen : Kinerja SIA Regresi Keterlibatan
Independen : Linier pemakai sistem
Keterlibatan pemakai Berganda informasi, sistem informasi, kemampuan
kemampuan pengguna pengguna sistem sistem informasi, informasi, dukungan
dukungan manajemen manajemen puncak, puncak, formalisasi formalisasi
pengembangan SIA, pengembangan SIA, program pendidikan program pendidikan
dan pelatihan dan pelatihan berpengaruh positif
terhadap kinerja SIA 5. Nurmalita Dependen : Kinerja SIA Regresi Keterlibatan
(2014) Independen : Linier pemakai dalam Keterlibatan pemakai Berganda pengembangan SIA,
dalam pengembangan dukungan SIA, kemampuan manajemen puncak,
teknik personal, ukuran formalisasi organisasi, dukungan pengembangan
manajemen puncak, sistem berpengaruh formalisasi positif terhadap
pengembangan SIA, kinerja SIA, keberadaan badan sedangkan
pengawas, program kemampuan teknik pendidikan dan personal, ukuran
pelatihan pemakai organisasi, program pendidikan dan
pelatihan pemakai, keberadaan badan
pengawas tidak
berpengaruh
93
terhadap kinerja
SIA. 6. Sriwahyuni Dependen : Kinerja SIA Regresi Keterlibatan
(2014) Independen : Linier pengguna dalam
Keterlibatan pengguna Berganda pengembangan SI, dalam pengembangan dukungan
SI, dukungan manajemen puncak, manajemen puncak, formalisasi
formalisasi pengembanangan SI, pengembanangan SI, program pelatihan program pelatihan dan dan pendidikan
pendidikan pengguna, pengguna, partisipasi partisipasi pengguna pengguna dalam
dalam pengembangan pengembangan SI, SI, kemampuan teknik kemampuan teknik
personal SI, keberadaan personal SI, dewan pengarah SI. keberadaan dewan
pengarah SI berpengaruh positif
secara signifikan
terhadap kinerja SIA 7. Daryani (2013) Dependen : Kinerja SIA Regresi Kemampuan teknik
Independen : Linier personal , program Keterlibatan pemakai Berganda pelatihan dan
dalam pengembangan pendidikan SIA, kemampuan berpengaruh positif teknik personal terhadap kinerja
pengguna SIA, SIA, sedangkan dukungan manajemen keterlibatan pemakai
puncak, program dalam pelatihan dan pengembangan SIA,
Pendidikan dukungan manajemen puncak
tidak berpengaruh
terhadap kinerja SIA 8. Prabowo (2013) Dependen : Kinerja SIA Regresi Pelatihan dan
Independen : Linier pendidikan Keterlibatan pengguna Berganda pengguna SIA,
dalam pengembangan dukungan top SIA, program pelatihan manajemen memiliki
dan pendidikan pengaruh terhadap pemakai, kemampuan kinerja SIA,
teknik pengguna SIA, sedangkan
dukungan top keterlibatan
94
manajemen, formalisasi pengguna SIA dalam pengembangan SI. pengembangan sistem informasi
tidak memiliki pengaruh terhadap
kinerja SIA 9. Setyawan Dependen : Kinerja SIA Regresi Kualitas informasi,
(2013) Independen : Kualitas Linier kemampuan teknik
informasi, kemampuan Berganda personal, sistem teknik personal, sistem informasi, pelatihan informasi, pelatihan dan dan pendidikan
pendidikan pemakai pemakai berpengaruh
signifikan positif terhadap kinerja
SIA. 10 Sugianto (2013) Dependen : Kinerja SIA Regresi Komunikasi
Independen : Linier pengguna dan
Keterlibatan pengguna Berganda pengembang sistem dalam pengembanagn berpengaruh positiof
sistem informasi, terhadap kinerja kemampuan teknik SIA, sedangkna
personal, ukuran variabel keterlibatan organisasi, dukungan pengguna dalam
manajemen puncak, pengembang sistem komunikasi pengguna informasi, dan pengembang kemampuan teknik
sistem, program personal, ukuranm pelatihan dan organisasi, dukungan
pendidikan pemakai, manajemen puncak, keberadaan dewan program pelatihanm
pengarah sistem, lokasi dan pendidikan departemen sistem. pemakai keberadaan
dewan pengarah sistem, lokasi
departemen sistem informasi tidak
berpengaruh terhadap kinerja
SIA. 11. Sari (2012) Dependen : Kinerja SIA Regresi Partisipasi pemakai
Independen : Partisipasi Linier berpengaruh
pemakai kemampuan Berganda signifikan terhadap
teknik personal SIA, kinerja SIA,
95
program pelatihan dan sedangkan pelatihan pemakai. kemampuan teknik personal SIA,
program pelatihan dan pendidikan
pemakai tidak berpengaruh
signifikan terhadap
kinerja SIA 12. Suryawan dan Dependen : Kinerja SIA Regresi Kemampuan teknik
Widhiyani Independen : Linier personal, dukungan
(2012) Keterlibatan pemakai Berganda manajemen puncak, dalam proses program pendidikan
pengembangan, dan pelatihan kemampuan teknik pemakai kualitas
personal, ukuran informasi organisasi, dukungan berpengaruh
manajemen puncak, signifikan positif formalisasi terhadap kinerja
pengembangan sistem SIA, sedangkan informasi akuntansi, sistem keterlibatan
program pelatihan dan pemakai dalam pendidikan pemakai, proses
kualitas informasi dan pengambangan, pengguna software ukuran organisasi
dalam organisasi dan formalisasi pengembangan
sistem tidak berpengaruh
signifikan terhadap
kinerja SIA. 13. Irawati (2011) Dependen : Kinerja SIA Regresi Kemampuan teknik
Independen : Linier personal dan
Keterlibatan pemakai Berganda program pelatihan dalam pengembangan dan pendidikan
sistem , kemampuan pemakai teknik personal sistem berpengaruh dan
informasi, dukungan signifikan terhadap manajemen puncak, kinerja SIA,
formalisasi sedangkan pengembangan sistem, keterlibatan pemakai
program pelatihan dan dlaam pendidikan pegawai pengembangan
sistem, dukungan
96
manajemen puncak, formalisasi pengembangan
sistem tidak berpengaruh dan
tidak signifikan
terhadap kinerja SIA 14. Sudibyo dan Dependen : Kinerja SIA Regresi Partisipasi user
Kuswanto Independen : Partisipasi Linier dalam (2011) user dalam Berganda pengembangan SIA, pengembangan SIA, kapabilitas personel
kapabilitas personel sistem informasi, sistem informasi, dukungan
dukungan manajemen manajemen puncak, puncak, formalisasi formalisasi
pengembangan sistem pengembangan informasi, program sistem informasi,
pendidikan dan program pendidikan pelatihan pemakai dan pelatihan
pemakai berpengaruh positif
terhadap kinerja SIA
15. Susilatri dan Dependen : Kinerja SIA Regresi Keterlibatan Pebrina (2010) Independen : Linier pemakai dalam Keterlibatan pemakai Berganda pengembangan dalam pengembangan sistem, dukungan
sistem, dukungan manajemen puncak, manajemen puncak, program pelatihan
formalisasi dan pendidikan pengembangan sistem pemakai,
informasi, program kemampuan teknik pelatihan dan personel dan lokasi
pendidikan pemakai, departemen sistem ukuran organisasi, informasi
kemampuan teknik berpengaruh secara personal sistem positif dan signifikan
informasi, keberadaan terhadap kinerja dewan pengarah sistem SIA, sedangkan
informasi dan lokasi variabel formalisais departemen sistem pengembangan
informasi sistem informasi, ukuiran organisasi
dan keberadaan
97
dewan pengarah sistem informasi berpengaruh negatif
dan tidak signifikan
terhadap kinerja SIA 16. Almilia dan Dependen : Kinerja SIA Regresi Keterlibatan
Briliantien Independen : Linier pemakai dalam (2007) Keterlibatan pemakai Berganda pengembangan SIA,
dalam pengembangan kemampuan teknik SIA, kemampuan personal SIA, ukuran teknik personal SIA, organisasi,
ukuran organisasi, formalisasi formalisasi pengembangan,
pengembangan sistem, lokasi departemen program pelatihan dan tidak berpengaruh
pendidikan, keberadaan terhadap kepuasan dewan pengarah, lokasi dan pemakai.
departemen sistem Untuk program informasi pendidikan dan
pelatihan dan pengarah sistem
informasi data tidak
dapat diolah. 17. Komara (2004) Dependen : Kinerja SIA Regresi Keterlibatan
Independen : Linier pengguna, Keterlibatan pengguna Berganda kemampuan teknik dalam pengembangan personal, ukuran
SIA, kapabilitas organisasi, personal SIA, ukuran formalisasi
organisasi, dukungan pengembangan, manajemen puncak, lokasi departemen
formalisais tidak berpengaruh pengembangan sistem, terhadap kepuasan
pelatihan dan dan pemakai. Untuk pendidikan pengguna, sistem program
komite pengendalian pelatihan dan sistem informasi, lokasi pendidikan dan
departemen 97 sistem dewan pengarah informasi. sistem informasi
data tidak dapat
diolah.
18. Perbarini dan Dependen : Kinerja SIA Regresi Keterlibatan Juliarsa (2012) Independen : Linier pemakai dalam
Keterlibatan pemakai, Berganda pengembangan SIA,
98
kemampuan teknik kemampuan teknik personal, formalisasi personal SIA, pengembangan sistem, formalisasi
program pelatihan dan pengembangan, pendidikan, dukungan dukungan
manajemen puncak. manajemen puncak dan program
pendidikan dan pelatihan
berpengaruh terhadap kinerja SIA
pada LPD di Kecamatan Denpasar
Utara.
19. Suhardiyah dan Dependen : Kinerja SIA Regresi Keterlibatan Waryanto Independen : Linier pengguna
(2014) Keterlibatan pengguna Berganda pengembangan dalam pengembangan sistem informasi dan
sistem informasi, keberadaan dewan keberadaan dewan pengarah sistem
pengarah sistem informasi informasi, program berpengaruh positif
pelatihan dan signifikan terhadap pendidikan pemakai, kinerja SIA.
kemampuan teknik Program pelatihan personal, komunikasi dan pendidikan
pengguna dan pemakai, pengembang sistem kemampuan teknik
informasi, ukuran personal, organisasi, dan komunikasi
dukungan manajemen pengguna dan puncak pengembang sistem
informasi, ukuran organisasi, dan
dukungan manajemen puncak
tidak berpengaruh signifikan terhadap
kinerja SIA. 20. Immelda (2015) Dependen : Kinerja SIA Regresi Keterlibatan
Independen : Linier pengguna keterlibatan pengguna Berganda pengembangan
dalam pengembangan sistem informasi dan
99
sistem informasi, keberadaan dewan keberadaan dewan pengarah sistem pengarah sistem informasi
informasi, program berpengaruh positif pelatihan dan signifikan terhadap
pendidikan pemakai, kinerja SIA. kemampuan teknik Program pelatihan
personal, komunikasi dan pendidikan pengguna dan pemakai,
pengembang sistem kemampuan teknik informasi, ukuran personal,
organisasi, dan komunikasi
dukungan manajemen pengguna dan
puncak pengembang sistem informasi, ukuran
organisasi, dan dukungan
manajemen puncak tidak berpengaruh
signifikan terhadap
kinerja SIA.
105
Lampiran 4
Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Keterlibatan Pemakai Dalam
Pengembangan SIA
Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Kemampuan Teknik Personal
106
Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Ukuran Organisasi
Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Program Pelatihan dan
Pendidikan Pemakai
109
Uji Multikolinearitas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
Constant
KPDPSIA 0,410 2,439
KTP 0,416 2,403
UO 0,464 2,153
PPDPP 0,572 1,750
b. Dependent Variabel : KSIA
Uji Heteroskedastisitas
110
Lampiran 6
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 5,258 1,404 3,746 0,000
KPDPSIA 0,254 0,088 0,254 2,895 0,004
KTP 0,379 0,084 0,392 4,493 0,000
UO 0,113 0,076 0,124 1,500 0,136
PPDPP 0,060 0,060 0,075 1,004 0,317
b. Dependen Variabel : KSIA
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model R R Square Adjusted R Std. Error Of
Square The Estimate
1 0,742a
0,551 0,539 1,59224
c. Predictors : (Constant), KPDPSIA, KTP, UO, PPDPP d. Dependent Variable : KSIA
Uji F
Model Sum of
Df Mean
F Sig Squares Square
1 Regression 442,160 4 110,540 43,602 0,000b
Residual 360,003 142 2,535
Total 802,163 146
c. Predictors : (Constant), KPDPSIA, KTP, UO, PPDPP d. Dependent Variable : KSIA
111
Hasil Uji t
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 5,258 1,404 3,746 0,000
KPDPSIA 0,254 0,088 0,254 2,895 0,004
KTP 0,379 0,084 0,392 4,493 0,000
UO 0,113 0,076 0,124 1,500 0,136
PPDPP 0,060 0,060 0,075 1,004 0,317
b. Dependent Variabel : KSIA