22
SEJARAH AKUNTANSI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak hal yang kita peroleh jika kita mempelajari sejarah. Paling tidak bisa memahami apa yang terjadi masa lalu serta bagaimana proses perkembangannya sehingga perkembangan itu sampai seperti saat ini. Kemudian kita juga memiliki dasar untuk memprediksi apa yang akan muncul dimasa depan jika situasi berjalan normal. Hal ini sejalan pula dengan dengan lingkup sosial ekonomi yang dari waktu ke waktu berkembang dan berubah secara cepat. Dari tahun ke tahun bidang usaha (business) yang terjadi semakin kompleks saja. Sehubungan dengan itu bidang akuntansi telah mengembangkan tata cara dan konsep baru dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi keuangan (financial Information )yang semakin meningkat secara cepat. Dalam kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari, sesungguhnya kita telah menggunakan jasa akuntansi. Ketika seorang pemilik warung mencatat pembelian barang dagangannya, mencatat siapa saja yang berhutang da warungnya, memisahkan kotak antara uang yang masuk dari hasil penjualan dengan kotak uang yang dialokasikan untuk belanja kebutuhan barang dagangan dan kebutuhan operasional di warungnya. Maka, pada dasarnya pemilik

SEJARAH AKUNTANSI

  • Upload
    uinjkt

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

SEJARAH AKUNTANSI

BAB I

PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang 

Banyak hal yang kita peroleh jika kita mempelajari sejarah.

Paling tidak bisa memahami apa yang terjadi masa lalu serta

bagaimana proses perkembangannya sehingga perkembangan itu sampai

seperti saat ini. Kemudian kita juga memiliki dasar untuk

memprediksi apa yang akan muncul dimasa depan jika situasi

berjalan normal. Hal ini sejalan pula dengan dengan lingkup

sosial ekonomi yang dari waktu ke waktu berkembang dan berubah

secara cepat. Dari tahun ke tahun bidang usaha (business) yang

terjadi semakin kompleks saja.

 

Sehubungan dengan itu bidang akuntansi telah mengembangkan

tata cara dan konsep baru dalam rangka memenuhi kebutuhan

informasi keuangan (financial Information )yang semakin meningkat

secara cepat.  Dalam kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari,

sesungguhnya kita telah menggunakan jasa akuntansi. Ketika

seorang pemilik warung mencatat pembelian barang dagangannya,

mencatat siapa saja yang berhutang da warungnya, memisahkan kotak

antara uang yang masuk dari hasil penjualan dengan kotak uang

yang dialokasikan untuk belanja kebutuhan barang dagangan dan

kebutuhan operasional di warungnya. Maka, pada dasarnya pemilik

warung tadi telah menerapkan teknik akuntansi. Penerapan

pengetahuan di bidang akuntansi tentu semakin luas dan kompleks

jika dihadapkan pada bisnis dengan skala yang lebih besar.

Seperti ilmu-ilmu lainya, ilmu akuntansi juga berkembang sesuai

perkembangan teknologi dan peradaban manusia. Selain itu, faktor

kebutuhan juga ikut serta dalam perkembangan akuntansi itu

sendiri. Akan tetapi, baik akuntansi maupun ilmu-ilmu lain tidak

berkembang dengan sendirinya tanpa adanya hal yang cukup berarti

yang dapat mendorong akuntansi tersebut berkembang dan bertahan

hingga sekarang.

Begitu pula sejarah perkembangan akuntansi memiliki banyak

versi, memang begitulah yang namanya sejarah. Setiap orang dapat

menjelaskan ceritanya atau versinya. Maka dari itu sejarah atau

history diplesetkan orang menjadi history cerita “nya”. Pada

paper ini akan mencoba menbahas sejarah akuntansi baik dari

sejarah munculnya istilah akuntansi hingga sejarah perkembangan

akuntansi di Indonesia hingga sekarang.

B.     Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka pokok

permasalahannya adalah :

1.    Bagaimanakah sejarah munculnya istilah akuntansi ?

2.    Bagaimanakah sejarah perkembangan ilmu akuntansi  ?

3.    Bagaimanakah sejarah perkembangan akuntansi di Indonesia ?

C.     Tujuan penulisan

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis merasa perlu

mencantumkan tujuan dalam penulisannya agar penulisan makalah ini

lebih terarah pada sasaran yang akan dicapai. Tujuan penulisan

adalah :

1.    Untuk mengetahui munculnya istilah akuntansi. 

2.    Untuk mengetahui sejarah perkembangan akuntansi.

3.    Untuk mengetahui sejarah perkembangan akuntansi di

Indonesia.

D.     Manfaat Penulisan

Ada beberapa manfaat yang penulis harapkan dalam penulisan

makalah ini yaitu sebagai berikut.

1.  Meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang seluk beluk ilmu

akuntansi.

2. Meningkatkan rasa disiplin dan tanggung jawab dalam

menyelesaikan suatu masalah atau pekerjaan yang dibebankan orang

lain kepada penulis.

3. Sebagai panduan untuk memperluas pengetahuan di bidang

akuntansi khususnya mengetahui sejarah perkembangan ilmu

akuntansi.

E.    Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis deskriptif kualitatif yaitu suatu teknik analisis yang

menggambarkan atau menguraikan fenomena-fenomena yang terjadi

tanpa mencari sebab akibat yang ditimbulkannya.

BAB II

PEMBAHASAN

A.     Sejarah Perkembangan Akuntansi

1.    Sejarah Lahirnya Praktik Akuntansi

Pada hakikatnya para ahli akan sepakat apabila dikatakan

bahwa fungsi akuntansi atau praktik pencatatan akuntansi dalam

arti pencatatan kejadian yang berhubungan dengan bisnis sudah

dimulai lama, sejak adanya kejadian transaksi bisnis, bahkan

sejak adanya kehidupan sosial ekonomi manusia. Hal ini terbukti

dari berbagai penemuan-penemuan seperti dikemukakan Ernest

Stevelinck dalam artikelnya yang berjudul Accounting in Ancient

Times ( The Accounting Historians Journal Volume 12 No.1 (1985).

Jika kita simak ke masa lampau, ternyata orang-orang pada

beberapa tingkat peradaban mengetengahkan dan menggunakan

berbagai corak sistem pencatatan untuk menyimpan data seluruh

kegiatan usahanya. Misalnya saja pencatatan itu dilakukan pada

kayu, tanah liat ataupun alat lainnya yang dapat digunakan untuk

melakukan pencatatan. Hitungan yang digunakan dalam pencatatan

itu adalah satuan nilai tertentu yang berlaku pada saat itu. 

Pada tahun 3200 SM telah dikenal dua macam teknik akuntansi

secara simultan. Yang pertama, koin dengan bentuk tertentu

disimpan dan ditandai kemudian dimasukan ke dalam amplop. Jenis

lainnya, token disimpan dalam bentuk yang lebih besar dengan

berbagai variasi yang lebih kompleks. Pemisahan ini menggambarkan

perbedaan tranksaksi cash ( Utang, Piutang, dan lain-lain) dengan

transaksi noncash (persediaan, peralatan, tanah, dan lain-lain) (

Mattessich, 1987:79).

Berdasarkan catatan yang ada, akuntansi yang paling tua

ditemukan sekitar 3.600 SM di Babylonia, yaitu penemuan berupa

catatan pembayaran gaji pada lempengan tanah liat. Banyak bukti-

bukti lain dari pencatatan dan sistem kontrol akuntansi yang

ditemukan di daerah Mesir yaitu pada awal kerajaan Mesir seorang

manager yang bernama My mencatat transaksi hariannya dalam

calamosreed(sejenis kulit) . di sini My yang memiliki asisten

telah bekerja secara efisien dan dengan sistem yang dibuatnya ia

mampu mengamati kapalnya yang mengangkut barang-barang dari

tokonya melalui sungai Nil. Di Inggris, sistem pencatatan mulai

dianut pada abad ke-11. Ketika itu sistem pencatatan dilakukan

atas perintah dari “William the Conueror” yang dimaksudkan untuk

mengetahui sumber-sumber keuangan kerajaan (kingdom).

Pada masa lampau akuntansi hanya digunakan untuk aspek yang

sifatnya terbatas pada operasi keuangan khusus atau perusahaan

milik negara. Jadi pada saat ini belum ada sistematika akuntansi

untuk seluruh transaksi, yang ada hanyalah tipe khusus atau

bagian-bagian dari transaksi. Akuntansi yang lengkap untuk

perusahaan kemudian baru timbul di dunia usaha karena adanya

dorongan kebutuhan akan sistem pencatatan tertentu dari kantor

dagang Itali, Roma.

2.    Sejarah Metode Pencatatan Double Entry

Perkembangan akuntansi sejalan dengan perkembangan organisasi

dan kegiatan suatu usaha, karena kehadirannya memerlukan

pencatatan sehingga seluruh kegiatan akan tergambar di dalamnya.

Pada abad ke-15 seorang ahli Matematika berkebangsaan Italia Luca

Paciolo telah menyusun buku tentang akuntansi dengan judul

“Tractatus de Cumputis at Scritorio” buku ini berorientasi pada

pembukuan berpasangan. Pembukuan berpasangan (double entry

bookkeeping) mencatat kedua aspek transaksi sedemikian rupa yang

membentuk suatu pemikiran yang berimbang. Praktek pencatatan

akuntansi dalam arti pencatatan kejadian yang berhubungan dengan

bisnis sudah dimulai sejak adanya kejadian dalam double entry

bookkeeping.

Menurut pendapat Mattessich (dalam Harahap, 1997) bahwa double

entry sudah ada sejak 5000 tahun yang lalu. Sedangkan selama ini

kita kenal bahwa penemu sistem tata buku berpasangan ini maka

dapat dikemukakan sebagai berikut. Double entry accounting system

telah disepakati para ahli mula-mula diterbitkan oleh Luca

Pacioli dalam bukunya yang berisi 36 bab yang terbit pada tahun

1949 di Florence, Italia dengan judul “Summa de Arithmatica,

Geometrica, Proportioni et Proportionalita” yang berisi tentang

palajaran ilmu pasti.

Inoue (dalam Harahap, 1997) menyebutkan “Orang yang pertama-

tama “menulis” (bukan menerbitkan seperti Pacioli) tentang double

entry bookkeeping system adalah Bonedetto Cotrugli pada 1458, 36

tahun sebelum terbitnya buku Pacioli. Namun buku Benedetto

Cotrugli ini baru terbit pada tahun 1573 atau 89 tahun setelah

buku Pacioli terbit. Dengan demikian penjelasan ini maka

pertentangan sebenarnya tidak ada.”

Jika kita kaji sejarah terutama sejarah Islam, sebenarnya pada

awal pertumbuhannya sudah ada sistem akuntansi. Akan tetapi,

sayangnya literatur belum banyak menganalisis bagaimana rupa

eksistensi akuntansi pada zaman itu (± 570 Masehi). Seperti yang

dikemukakan oleh Russel (dalam Rosjidi, 1999) “Sebenarnya orang-

orang Italia dalam abad ke-14 baru menerapkan sistem pembukuan

berpasangan lengkap setelah terlebih dahulu digunakan oleh

saudagar-saudagar Moslem (Moslem Merchants).”

3.    Perkembangan Ilmu Akuntansi

Revolusi indusrti di Inggris pada tahun 1776 juga menimbulkan

efek positif terhadap perkembangan akuntansi. Pada tahun 1845

undang-undang perusahaan yang pertama di Inggris dikeluarkan

untuk mengatur tentang organisasi dan status perusahaan. Dalam

undang-undang tersebut, diatur tentang kemungkinan perusahaan

meminjam uang, mengeluarkan saham, membayar hutang, dan dapat

bertindak sebagaimana halnya perorangan. Keadaaan-keadaaan inilah

yang menimbulkan perlunya laporan baik sebagai informasi maupun

sebagai pertanggungjawaban.

Dalam artikelnya The GAO Review (Fall 1972,p 31) dengan judul

Growth of Accountability Knowledge  , Leo Herbert (dalam Harahap,

1997) menjelaskan perkembangan akuntansi sebagai berikut.

1.    Tahun 1775   : pada tahun ini mulai diperkenalkan pembukuan

baik yang single entry maupun double entry.

2.    Tahun 1800   : masyarakat menjadikan neraca sebagai laporan

yang utama digunakan dalam perusahaan.

3.    Tahun 1825   : mulai dikenalkan pemeriksaaan keuangan

(financial auditing).

4.    Tahun 1850   : laporan laba/rugi menggantikan posisi neraca

sebagai laporan yang dianggap lebih penting.

5.    Tahun 1900   : di USA mulai diperkenalkan sertifikasi

profesi yang dilakukan melalui ujian yang dilaksanakan secara

nasional.

6.    Tahun 1925   : banyak perkembangan yang terjadi tahun ini,

antara lain:

a.    Mulai diperkenalkan teknik-teknik analisis biaya, akuntansi

untuk perpajakan, akuntansi pemerintahan, serta pengawasan dana

pemerintah;

b.    Laporan keuangan mulai diseragamkan;

c.    Norma pemeriksaaan akuntan juga mulai dirumuskan; dan

d.    Sistem akuntansi yang manual beralih ke sistem EDP dengan

mulai dikenalkannya “punch card record”

7.    Tahun 1950 s/d 1975 : Pada tahun ini banyak yang dapat

dicatat dalam perkembangan akuntansi, yaitu sebagai berikut:

a.    Pada periode ini akunansi sudah menggunakan computer untuk

pengolahan data. Sudah dilakukan Perumusan Prinsip Akuntansi

(GAAP).Analisis Cost Revenue semakin dikenal.

b.    Jasa-jasa perpajakan seperti kunsultan pajak dan

perencanaan pajak mulai ditawarkan profesi akuntan.

c.    Management accounting sebagai bidang akuntan yang khusus

untuk kepentingan manajemen mulai dikenal dan berkembang cepat.

d.    Muncul jasa-jasa manajemen seperti system perencanaan dan

pengawasan.

e.    Perencanaan manajemen serta management auditing mulai

diperkenalkan.

8.    Tahun 1975   : mulai periode ini akuntansi semakin

berkembang dan meliputi bidang-bidang lainnya, perkembangan itu

antara lain:

a.    Timbulnya management science yang mencakup analisis proses

manajemen dan usaha-usaha menemukan dan menyempurnakan

kekurangan-kekurangannya;

b.    Sistem informasi semakin canggih yang mencakup perkembangan

model-model organisasi, perencanaan organisasi, teori pengambilan

keputusan, dan analisis cost benefit;

c.    Metode permintaan yang menggunakan computer dalam teori

cybernetics;

d.    Total system review yang merupakan metode pemeriksaan

efektif mulai dikenal; dan

e.    Social accounting manjadi isu yang membahas pencatatan

setiap transaksi perusahaan yang mempengaruhi lingkungan

masyarakat.

B.     Sejarah Akuntansi di Indonesia

Sejarah akuntansi di Indonesia tentu tidak bisa lepas dari

perkembangan akuntansi di Negara asal perkembangannya. Dengan

perkataan lain, Negara luarlah yang membawa akuntansi itu masuk

ke Indonesia. Kendatipun tidak bisa disangkal bahwa masyarakat

Indonesia sendiri pasti memiliki sistem akuntansi atau sistem

pencatatan pelaporan tersendiri. Misalnya saja pada zaman

keemasan Sriwijaya, Majapahit, Mataram. Zaman tersebut pasti

memiliki sistem akuntansi tersendiri. Sayangnya, sejauh ini

penelitian mengenal hal ini masih belum dilakukan. Namun,

Sukoharsono (1997) menilai akuntansi masuk ke Indnesia melalui

pedagang Arab yang melakukan transaksi bisnis di kepelauan

Nusantara.

Periodisasi perkembangan akuntansi di Indonesia dapat dibagi atas

zaman kolonial dan zaman kemerdekaan.

1.    Zaman Kolonial

Pada waktu orang-orang Belanda datang ke Indonesia kurang lebih

abad ke-16, mereka datang dengan tujuan untuk berdagang. Kemudian

mereka membentuk perserikatan Maskapai Belanda yang dikenal

dengan nama Vereenidge Oost Indische Campagnie (VOC), yang

didirikan pada tahun 1602. Akhir  abad ke-18 VOC mengalami

kemunduran dan akhirnya dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799.

Dalam kurun waktu itu, VOC memperoleh hak monopoli perdagangan

rempah-rempah yang dilakukan secara paksa di Indonesia, dimana

jumlah transaksi dagangnya, baik frekuensi maupun nilainya terus

bertambah dari waktu ke waktu. Pada tahun itu bisa dipastikan

Maskapai Belanda telah melakukan pencatatan atas mutasi transaksi

keuangan.

Dalam hubungan itu, Ans Saribanon Sapiie (1980), mengemukakan

bahwa menurut Stible dan Stroomberg, bukti autentik mengenai

catatan pembukuan di Indonesia paling tidak sudah ada menjelang

pertengahan abad ke-17.

2.    Zaman Penjajahan Belanda

Setelah VOC bubar pada tauhn 1799, kekuasaannya diambil alih oleh

Kerajaan Belanda,zaman penjajahan Belanda dimulai tahun 1800-

1942. Pada waktu itu, catatan pembukuannya menekankan pada

mekanisme debet dan kredit, yang antara lain dijumpai  pada

pembukuan Amphioen Socyteit bergerak dalam usaha peredaran candu

atau morfin (amphioen) yang merupakan usaha monopoli di Belanda.

Catatan pembukuannya merupakan modifikasi system Venesia-Italia,

dan tidak dijumpai adanya kerangka pemikiran konseptual untuk

mengembangkan system pencatatan karena kondisinya sangat

menekankan pada praktik-praktik dagang yang semata-mata untuk

kepentingan perusahaan Belanda.

Hadibroto (1992) mengikhtisarkan system pembukuan asal etnis

sebagai berikut.

a.    System pembukuan Cina, terdiri dari lima kelompok, yaitu

1)    System Hokkian (Amoy);

2)    System Kanton;

3)    System  Hokka;

4)    System Tio Tjoe atau System Swatow;

5)    System gaya baru.

b.    System pembukuan India atau system Bombay

c.    System pembukuan Arab atau Hadramaut

3.    Zaman Penjajahan Jepang

Pada masa penjajahan Jepang 1942-1945, banyak orang Belanda yang

ditangkap dan dimasukkan  kedalam sel-sel oleh tentara Jepang.

Hal ini menyebabkan kekurangan tenaga kerja pada jawatan-jawatan

negara termasuk Kementrian Keuangan. Untuk mengatasi hal

tersebut, diadakan latihan pegawai dan kursus-kursus pembukuan

pola Belanda.

Sejalan dengan itu, kondisi pembukuan pada masa pendudukan Jepang

tidak mengalami perubahan. Jepang juga mengajarkan pembukuan

dengan menggunakan huruf Kanji, namun tidak diajarkan pada orang-

orang Indonesia.

4.    Zaman Kemerdekaan

System akuntansi yang berlaku awalnya di Indonesia  adalah system

akuntansi Belanda yang lebih dikenal system tata buku. Setelah

pada tahun 1950-an perusahaan milik Belanda dinasionalisasi dan

modal asing pun mulai masuk, terutama dari Amerika yang juga

membawa system akuntansinya sendiri yang harus diikuti perusahaan

miliknya di Indonesia. Pada saat yang sama, perusahaan yang ada

masih tetap menigkuti system akuntansi Belanda yang sudah mapan.

Sejak saat ini muncullah dualisme system akuntansi di Indonesia.

Pada tahum 1980 atas bantuan pinjaman dari World Bank, pemerintah

Indonesia melakukan upaya harmonisasi system akuntansi sehingga

diupayakan untuk menghapus dualisme tadi sehingga berakhirlah

dualisme system akuntansi di Indonesia.

a.    Standar Prinsip Akuntansi di Indonesia

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), yaitu wadah wadah organisasi

profesi akuntansi di Indonesia, berdiri di Jakarta pada tanggal

23 Desember 1957. Untuk memudahkan pengkoordinasian akuntan di

Indonesia didirikan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). IAI berhasil

menyusun dan menerbitkan Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) pada

tahun 1973. Dengan maksud antara lain : menghimpun prinsip-

prinsip yang lazim berlaku di Indonesia dan sebagai prasarana

bagi terbentuknya pasar uang dan modal di Indonesia pada waktu

itu, laporan keuangan dari perusahaan yang akan go public harus

disusun atas dasar prinsip-prinsip akuntansi di Indonesia. 

Adapun bahan-bahan yang digunakan untuk menghimpun prinsip

akuntansi Indonesia 1973 antara lain :

1)    Buku Prinsip-Prinsip Accounting yang diterbitkan oleh

Direktorat Akuntan Negara, Direktorat Jendral Pengawasan Keuangan

Negara (DJPKN), Departement Keuangan RI sekarang bernama Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

2)    Inventory of Generally Accepted Accounting Principles for

Bussiness Enterprice, oleh Paul Grady diterbitkan oleh AICPA.

3)    Opinions of Australian Accounting Principles, diterbitkan

oleh Accounting and Auditing Research Committee dari Accounting

Research Foundation.

4)    Kumpulan dari Accounting Research Bulletins diterbitkan

oleh AICPA.

5)    A Statement of Australian Accounting Principles,

diterbitkan oleh NIVRA.

6)    Wet op de Jaarekening Van Ondernemingen, diterbitkan oleh

NIVRA.

PAI setelah berjalan selama satu dasawarsa, akhirnya

disempurnakan pada tahun 1984. Hanya saja dalam PAI tahun1984

dibatasi pada hal-hal yang berhubungan dengan akuntansi keuangan

yang diungkapkan secara garis besar atau bersifat umum tidak

mencangkup praktik akuntansi untuk industri tertentu. Pada

Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 masih memerlukan penjabaran

lebih lanjut diatur dengan pernyataan sendiri.

Sehubungan dengan itu, komite PAI-IAI mulai tahun 1986

menerbitkan serangkaian pernyataan PAI dan interpretasi PAI untuk

mengembangkan, menambah, mengubah, serta menjelaskan standar

akuntansi keuangan yang berlaku yang merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari PAI 1984. 

Setelah berlangsung selama sepuluh tahun PAI 1984 diganti menjadi

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 1994 (PSAK). PSAK 1994 ini

mengadopsi pernyataan resmi Internasional Accounting Standard

Committee (IASC). IAI mengadopsi pernyataan IASC sebagai dasar

acuan standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia,

kemuadian menerbitkan dua buah buku yaitu Standar Akuntansi

Keuangan-Oktober 1994, Buku 1 dan Buku 2 yang berisi :

1)    Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.

2)    Seperangkat Standar Akuntansi Keuangan, terdiri dari 35

pernyataan yang setaraf dengan standar International.

Kerangka dasar dan seperangkat pernyataan tersebut merupakan

landasan yang dianggap kokoh untuk pengembangan lebih lanjut.

Berlaku untuk penyususnan Laporan Keuangan mencangkup periode

laporan yang dimualai atau setelah tanggal 1 Januari 1995.

Sekarang ini standar akuntansi yang dikeluarkan oleh IAI disebut

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Namun dengan adanya

standar akuntansi untuk entitas Syariah, maka aka nada dua jenis

standar akuntansi yaitu standar akuntansi konvensional dan

standar akuntansi syariah yang saling mendukung.

Organisasi akuntan yang paling tua dan berpengaruh di Indonesia

adalah Amerikan Institute of Certified Public Accountans (AICPA)

dan American Accounting Association (AAA). Dari tahun 1959-1973,

Dewan Prinsip Akuntansi (Accounting Principles Boards – APB)

telah banyak memberikan tuntunan dalam pengembangan prinsip-

prinsip akuntansi yang lazim. APB terdiri dari delapan belas

akuntan, anggota AICPA. 

Pada tahun 1973 APB digantikan oleh Dewan Standar Akuntansi

Keuangan (Financial Accounting Standards Boards – FASB). Badan

tersebut terdiri dari tujuh anggota, empat diantaranya harus

anggota CPA yang direkrut dari praktek umum FASB dibantu oleh

Dewan Pertimbangan dengan duapuluh anggota, yang tanggung jawab

utamanya ialah memberikan rekomendasi mengenai prioritas dan

agenda kerja. Setelah menerbitkan memo hasil diskusi dan usulan

pendahuluan dan setelah mengevaluasi tanggapan beberapa pihak,

dewan tersebut mengeluarkan pernyataan standar akuntansi keuangan

yang merupakan bagian dari prinsip-prinsip akuntansi yang lazim.

Beberapa lembaga pemerintah yang mempunyai andil dalam

pengembangan prinsip-prinsip akuntansi ialah komisi pasar modal.

Komisi yang didirikan berdasarkan undang-undang Kongres tahun

1934 ini mengeluarkan peraturan-peraturan yang harus dipatuhi

dalam penyiapan laporan keuangan dan laporan lain yang diminta

komisi. Direktorat Pajak Amerika mengeluarkan peraturan yang

mengatur perhitungan laba untuk keperluan pajak penghasilan.

Organisasi-organisasi lain yang mempengaruhi perkembangan prinsip

akuntansi di Indonesia antara lain, Institut Eksekutif Keuangan

dengan mendorong dan mensponsori penelitian akuntansi, Asosiasi

Akuntansi Nasional dan Federasi Analisis Keuangan.

b.    Pendidikan Akuntansi

Sebelum dikeluarkannya UU No. 34/1954 tentang Gelar Akuntan ,

semua orang dapat menyatakan dirinya selaku akuntan dan memakai

gelar akuntan. Dengan dikeluarkannya UU tersebut maka pemerintah

mengatur mereka yang berhak memakai gelar akuntan hanyalah mereka

yang lulus  dari Fakultas Ekonomi Negeri Jurusan Akuntansi dan

Swasta yang disamakan, diatur oleh panitia Persamaan Ijasah

Akuntan. Dengan semakin banyaknya fakultas ekonomi swasta maka

pemerintah bersama IAI mengatur pelaksanaan Ujian Negara Akuntan.

Pelaksanaan ujian ini terus dibenahi sampai pada akhirnya lulusan

negeri dan swasta diwajibkan harus mengikuti ujian yang sama jika

ingin mendapatkan gelar akuntan.

Di Indonesia, akuntansi mulai diterapkan sejak 1642, tetapi jejak

yang jelas baru ditemui pada pembukuan Amphion Society yang

berdiri di Jakarta sejak tahun 1747. Perkembangan akuntansi yang

mencolok baru muncul setelah undang-undang mangenai tanam paksa

dihapuskan tahun 1870. Dengan dihapuskannya tanam paksa, kaum

pengusaha Belanda banyak bermunculan di Indonesia untuk

menanamkan modalnya. Sistem yang dianut oleh pengusaha Belanda

ini adalah seperti yang diajarkan oleh Luca Pacioli.

Pada Zaman penjajahan Belanda, perusahaan-perusahaan di Indonesia

menggunakan tata buku. Akuntansi tidak sama dengan tata buku

walaupun asalnya sama-sama dari pembukuan berpasangan. Akuntansi

sangat luas ruang lingkupnya, diantaranya  teknik pembukuan.

Setelah tahun 1960, akuntansi cara Amerika (Anglo-Saxon) mulai

diperkenalkan di Indonesia. Jadi, sistem pembukuan yang dipakai

di Indonesia berubah dari sistem Eropa (Kontinental) ke sistem

Amerika (Anglo-Saxon).

Fungsi pemeriksaan (auditing) mulai dikenalkan di Indonesia tahun

1907, yaitu sejak seorang anggota NIVA, Van Schagen, menyusun dan

mengontrol pembukuan perusaan. Pengiriman Van Schagen ini

merupakan cikal bakal dibukanya Jawatan Akuntan Negara (GAD –

Government Accountant Dients) yang resmi didirikan pada tahun

1915. Akuntan public pertama adalah Frese & Hogeweg, yang

mendirikan kantornya di Indonesia tahun 1918.

Dalam masa pendudukan Jepang, Indonesia sangat kekurangan tenaga

di bidang akuntansi. Jabatan-jabatan pimpinan dib Jawatan

Keuangan yang 90% dipegang oleh bangsa Belanda, menjadi kosong.

Dalam masa ini, atas prakarsa Mr. Slamet, didirikan kusus-kursus

untuk mengisi kekosongan jabatan tadi dengan tenaga-tenaga

Indonesia. Pada tahun 1874, hanya ada seorang akuntan berbangsa

Indonesia, yaitu Prof. Dr. Abutari. Di Indonesia, pendidikan

akuntansi mulai dirintis dengan dibukanya jurusan akuntansi di

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahun 1952. Pembukaan ini

kemudian diikuti Institut Ilmu Keuangan (sekarang Sekolah Tinggi

Akuntansi Negara) tahun 1960 dan Fakultas-fakultas Ekonomi di

Universitas Padjadjaran (1961), Universitas Sumatera Utara

(1964), universitas Airlangga (1962), dan universitas Gadjah Mada

(1964).

Organisasi profesi yang menghimpun para akuntan Indonesia bediri

23 Desember 1957. Organisasi ini diberi nama Ikatan Akuntan

Indonesia (IAI) dengan pendiri lima orang akuntan

Indonesia.profesi akuntan mulai berkembang dengan pesat sejak

tahun 1967. Pada tahun itu juga dikeluarjannya undang-undang

modal asing yang kemudian disusul dengan undang-undang penanaman

modal dalam negeri tahun 1968 yang merupakan pendorong

berkembangnya profesi akuntansi. Setelah krisis ekonomi Indonesia

tahun 1997, peran profesi akuntan diakui semakin signifikan

mengingat profesi ini memiliki peranan strategis di dalam

menciptakan iklim transparansi di Indonesia.

c.     Definisi Akuntansi

1)    Pengertian  Akuntansi

Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi,

meringkas, mengolah dan menyajikan data, transaksi serta kejadian

yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh

orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk

pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya.

Akuntansi berasal dari kata asing accounting yang artinya bila

diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia adalah menghitung atau

mempertanggungjawabkan. Akuntansi digunakan di hampir seluruh

kegiatan bisnis di seluruh dunia untuk mengambil keputusan

sehingga disebut sebagai bahasa bisnis.

2)    Fungsi Akuntansi 

Fungsi utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu

organisasi. Dari laporan akuntansi kita bisa melihat posisi

keuangan sutu organisasi beserta perubahan yang terjadi di

dalamnya. Akuntansi dibuat secara kualitatif dengan satuan ukuran

uang. Informasi mengenai keuangan sangat dibutuhkan khususnya

oleh pihak manajer / manajemen untuk membantu membuat keputusan

suatu organisasi.

3)    Laporan Dasar Akuntansi

Pada dasarnya proses akuntansi akan membuat output laporan rugi

laba, laporan perubahan modal, dan laporan neraca pada suatu

perusahaan atau organisasi lainnya. Pada suatu laporan akuntansi

harus mencantumkan nama perusahaan, nama laporan, dan tanggal

penyusunan atau jangka waktu laporan tersebut untuk memudahkan

orang lain memahaminya. Laporan dapat bersifat periodik dan ada

juga yang bersifat suatu waktu tertentu saja.

BAB III

PENUTUP

A.    Simpulan

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa sejarah akuntansi di Indonesia tentu tidak

lepas dari perkembangan akuntansi di Negara asal perkembangannya,

dengan kata lain, Negara luarlah yang membawa akuntansi itu masuk

ke Indonesia. Kendatipun bisa disangkal bahwa di masyarakat

Indonesia sendiri pasti memiliki system akuntansi.

Orang yang pertama kali menerbitkan buku double entry bookkeeping

adalah Lucas Pacioli pada tahun 1949. Sedangkan di Indonesia

akuntansi mulai diterapkan pada tahun 1642, tetapi jejak yang

jelas baru ditemui pada pembukuan Amphion Society yang berdiri di

Jakarta sejak tahun 1747. 

Akuntansi sangat berhubungan dengan bidang-bidang lain, meskipun

hal itu tidak selalu berhubungan. Terutama di zaman modern ini

yang pertarungan bisnis dan perkembangan ilmu dan teknologi yang

semakin pesat menuntut semua kegiatan menggunakan ilmu akuntansi

meskipun terkadang tidak dilakukan persis sesuai dengan aturan.

B.     Saran

Penulis mengharapkan kepada semua pihak yang terutama pihak yang

terkait dengan langsung agar dapat menggunakan akuntansi

sebagaimana mestinya. Lebih dari itu, penulis mengharapkan agar

tidak melupakan serta dapat mempertahankan dan mengembangkan

akuntansi itu sendiri, terlebih di zaman yang semakin maju ini.

DAFTAR PUSTAKA

Barata, Atep Adya. 1995. Dasar Dasar Akuntansi. Bandung: Amico

Harahap, Sofyan syafri.2005. Teori Akuntansi. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada

id.shvoong.com › Seni & Humaniora › Sejarah

www.scribd.com › School Work › Essays & Theses

staff.undip.ac.id/akuntansi/.../sejarah-perkembangan-akuntansi-

di-ind