Upload
uinjkt
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
SEJARAH AKUNTANSI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak hal yang kita peroleh jika kita mempelajari sejarah.
Paling tidak bisa memahami apa yang terjadi masa lalu serta
bagaimana proses perkembangannya sehingga perkembangan itu sampai
seperti saat ini. Kemudian kita juga memiliki dasar untuk
memprediksi apa yang akan muncul dimasa depan jika situasi
berjalan normal. Hal ini sejalan pula dengan dengan lingkup
sosial ekonomi yang dari waktu ke waktu berkembang dan berubah
secara cepat. Dari tahun ke tahun bidang usaha (business) yang
terjadi semakin kompleks saja.
Sehubungan dengan itu bidang akuntansi telah mengembangkan
tata cara dan konsep baru dalam rangka memenuhi kebutuhan
informasi keuangan (financial Information )yang semakin meningkat
secara cepat. Dalam kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari,
sesungguhnya kita telah menggunakan jasa akuntansi. Ketika
seorang pemilik warung mencatat pembelian barang dagangannya,
mencatat siapa saja yang berhutang da warungnya, memisahkan kotak
antara uang yang masuk dari hasil penjualan dengan kotak uang
yang dialokasikan untuk belanja kebutuhan barang dagangan dan
kebutuhan operasional di warungnya. Maka, pada dasarnya pemilik
warung tadi telah menerapkan teknik akuntansi. Penerapan
pengetahuan di bidang akuntansi tentu semakin luas dan kompleks
jika dihadapkan pada bisnis dengan skala yang lebih besar.
Seperti ilmu-ilmu lainya, ilmu akuntansi juga berkembang sesuai
perkembangan teknologi dan peradaban manusia. Selain itu, faktor
kebutuhan juga ikut serta dalam perkembangan akuntansi itu
sendiri. Akan tetapi, baik akuntansi maupun ilmu-ilmu lain tidak
berkembang dengan sendirinya tanpa adanya hal yang cukup berarti
yang dapat mendorong akuntansi tersebut berkembang dan bertahan
hingga sekarang.
Begitu pula sejarah perkembangan akuntansi memiliki banyak
versi, memang begitulah yang namanya sejarah. Setiap orang dapat
menjelaskan ceritanya atau versinya. Maka dari itu sejarah atau
history diplesetkan orang menjadi history cerita “nya”. Pada
paper ini akan mencoba menbahas sejarah akuntansi baik dari
sejarah munculnya istilah akuntansi hingga sejarah perkembangan
akuntansi di Indonesia hingga sekarang.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka pokok
permasalahannya adalah :
1. Bagaimanakah sejarah munculnya istilah akuntansi ?
2. Bagaimanakah sejarah perkembangan ilmu akuntansi ?
3. Bagaimanakah sejarah perkembangan akuntansi di Indonesia ?
C. Tujuan penulisan
Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis merasa perlu
mencantumkan tujuan dalam penulisannya agar penulisan makalah ini
lebih terarah pada sasaran yang akan dicapai. Tujuan penulisan
adalah :
1. Untuk mengetahui munculnya istilah akuntansi.
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan akuntansi.
3. Untuk mengetahui sejarah perkembangan akuntansi di
Indonesia.
D. Manfaat Penulisan
Ada beberapa manfaat yang penulis harapkan dalam penulisan
makalah ini yaitu sebagai berikut.
1. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang seluk beluk ilmu
akuntansi.
2. Meningkatkan rasa disiplin dan tanggung jawab dalam
menyelesaikan suatu masalah atau pekerjaan yang dibebankan orang
lain kepada penulis.
3. Sebagai panduan untuk memperluas pengetahuan di bidang
akuntansi khususnya mengetahui sejarah perkembangan ilmu
akuntansi.
E. Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis deskriptif kualitatif yaitu suatu teknik analisis yang
menggambarkan atau menguraikan fenomena-fenomena yang terjadi
tanpa mencari sebab akibat yang ditimbulkannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Perkembangan Akuntansi
1. Sejarah Lahirnya Praktik Akuntansi
Pada hakikatnya para ahli akan sepakat apabila dikatakan
bahwa fungsi akuntansi atau praktik pencatatan akuntansi dalam
arti pencatatan kejadian yang berhubungan dengan bisnis sudah
dimulai lama, sejak adanya kejadian transaksi bisnis, bahkan
sejak adanya kehidupan sosial ekonomi manusia. Hal ini terbukti
dari berbagai penemuan-penemuan seperti dikemukakan Ernest
Stevelinck dalam artikelnya yang berjudul Accounting in Ancient
Times ( The Accounting Historians Journal Volume 12 No.1 (1985).
Jika kita simak ke masa lampau, ternyata orang-orang pada
beberapa tingkat peradaban mengetengahkan dan menggunakan
berbagai corak sistem pencatatan untuk menyimpan data seluruh
kegiatan usahanya. Misalnya saja pencatatan itu dilakukan pada
kayu, tanah liat ataupun alat lainnya yang dapat digunakan untuk
melakukan pencatatan. Hitungan yang digunakan dalam pencatatan
itu adalah satuan nilai tertentu yang berlaku pada saat itu.
Pada tahun 3200 SM telah dikenal dua macam teknik akuntansi
secara simultan. Yang pertama, koin dengan bentuk tertentu
disimpan dan ditandai kemudian dimasukan ke dalam amplop. Jenis
lainnya, token disimpan dalam bentuk yang lebih besar dengan
berbagai variasi yang lebih kompleks. Pemisahan ini menggambarkan
perbedaan tranksaksi cash ( Utang, Piutang, dan lain-lain) dengan
transaksi noncash (persediaan, peralatan, tanah, dan lain-lain) (
Mattessich, 1987:79).
Berdasarkan catatan yang ada, akuntansi yang paling tua
ditemukan sekitar 3.600 SM di Babylonia, yaitu penemuan berupa
catatan pembayaran gaji pada lempengan tanah liat. Banyak bukti-
bukti lain dari pencatatan dan sistem kontrol akuntansi yang
ditemukan di daerah Mesir yaitu pada awal kerajaan Mesir seorang
manager yang bernama My mencatat transaksi hariannya dalam
calamosreed(sejenis kulit) . di sini My yang memiliki asisten
telah bekerja secara efisien dan dengan sistem yang dibuatnya ia
mampu mengamati kapalnya yang mengangkut barang-barang dari
tokonya melalui sungai Nil. Di Inggris, sistem pencatatan mulai
dianut pada abad ke-11. Ketika itu sistem pencatatan dilakukan
atas perintah dari “William the Conueror” yang dimaksudkan untuk
mengetahui sumber-sumber keuangan kerajaan (kingdom).
Pada masa lampau akuntansi hanya digunakan untuk aspek yang
sifatnya terbatas pada operasi keuangan khusus atau perusahaan
milik negara. Jadi pada saat ini belum ada sistematika akuntansi
untuk seluruh transaksi, yang ada hanyalah tipe khusus atau
bagian-bagian dari transaksi. Akuntansi yang lengkap untuk
perusahaan kemudian baru timbul di dunia usaha karena adanya
dorongan kebutuhan akan sistem pencatatan tertentu dari kantor
dagang Itali, Roma.
2. Sejarah Metode Pencatatan Double Entry
Perkembangan akuntansi sejalan dengan perkembangan organisasi
dan kegiatan suatu usaha, karena kehadirannya memerlukan
pencatatan sehingga seluruh kegiatan akan tergambar di dalamnya.
Pada abad ke-15 seorang ahli Matematika berkebangsaan Italia Luca
Paciolo telah menyusun buku tentang akuntansi dengan judul
“Tractatus de Cumputis at Scritorio” buku ini berorientasi pada
pembukuan berpasangan. Pembukuan berpasangan (double entry
bookkeeping) mencatat kedua aspek transaksi sedemikian rupa yang
membentuk suatu pemikiran yang berimbang. Praktek pencatatan
akuntansi dalam arti pencatatan kejadian yang berhubungan dengan
bisnis sudah dimulai sejak adanya kejadian dalam double entry
bookkeeping.
Menurut pendapat Mattessich (dalam Harahap, 1997) bahwa double
entry sudah ada sejak 5000 tahun yang lalu. Sedangkan selama ini
kita kenal bahwa penemu sistem tata buku berpasangan ini maka
dapat dikemukakan sebagai berikut. Double entry accounting system
telah disepakati para ahli mula-mula diterbitkan oleh Luca
Pacioli dalam bukunya yang berisi 36 bab yang terbit pada tahun
1949 di Florence, Italia dengan judul “Summa de Arithmatica,
Geometrica, Proportioni et Proportionalita” yang berisi tentang
palajaran ilmu pasti.
Inoue (dalam Harahap, 1997) menyebutkan “Orang yang pertama-
tama “menulis” (bukan menerbitkan seperti Pacioli) tentang double
entry bookkeeping system adalah Bonedetto Cotrugli pada 1458, 36
tahun sebelum terbitnya buku Pacioli. Namun buku Benedetto
Cotrugli ini baru terbit pada tahun 1573 atau 89 tahun setelah
buku Pacioli terbit. Dengan demikian penjelasan ini maka
pertentangan sebenarnya tidak ada.”
Jika kita kaji sejarah terutama sejarah Islam, sebenarnya pada
awal pertumbuhannya sudah ada sistem akuntansi. Akan tetapi,
sayangnya literatur belum banyak menganalisis bagaimana rupa
eksistensi akuntansi pada zaman itu (± 570 Masehi). Seperti yang
dikemukakan oleh Russel (dalam Rosjidi, 1999) “Sebenarnya orang-
orang Italia dalam abad ke-14 baru menerapkan sistem pembukuan
berpasangan lengkap setelah terlebih dahulu digunakan oleh
saudagar-saudagar Moslem (Moslem Merchants).”
3. Perkembangan Ilmu Akuntansi
Revolusi indusrti di Inggris pada tahun 1776 juga menimbulkan
efek positif terhadap perkembangan akuntansi. Pada tahun 1845
undang-undang perusahaan yang pertama di Inggris dikeluarkan
untuk mengatur tentang organisasi dan status perusahaan. Dalam
undang-undang tersebut, diatur tentang kemungkinan perusahaan
meminjam uang, mengeluarkan saham, membayar hutang, dan dapat
bertindak sebagaimana halnya perorangan. Keadaaan-keadaaan inilah
yang menimbulkan perlunya laporan baik sebagai informasi maupun
sebagai pertanggungjawaban.
Dalam artikelnya The GAO Review (Fall 1972,p 31) dengan judul
Growth of Accountability Knowledge , Leo Herbert (dalam Harahap,
1997) menjelaskan perkembangan akuntansi sebagai berikut.
1. Tahun 1775 : pada tahun ini mulai diperkenalkan pembukuan
baik yang single entry maupun double entry.
2. Tahun 1800 : masyarakat menjadikan neraca sebagai laporan
yang utama digunakan dalam perusahaan.
3. Tahun 1825 : mulai dikenalkan pemeriksaaan keuangan
(financial auditing).
4. Tahun 1850 : laporan laba/rugi menggantikan posisi neraca
sebagai laporan yang dianggap lebih penting.
5. Tahun 1900 : di USA mulai diperkenalkan sertifikasi
profesi yang dilakukan melalui ujian yang dilaksanakan secara
nasional.
6. Tahun 1925 : banyak perkembangan yang terjadi tahun ini,
antara lain:
a. Mulai diperkenalkan teknik-teknik analisis biaya, akuntansi
untuk perpajakan, akuntansi pemerintahan, serta pengawasan dana
pemerintah;
b. Laporan keuangan mulai diseragamkan;
c. Norma pemeriksaaan akuntan juga mulai dirumuskan; dan
d. Sistem akuntansi yang manual beralih ke sistem EDP dengan
mulai dikenalkannya “punch card record”
7. Tahun 1950 s/d 1975 : Pada tahun ini banyak yang dapat
dicatat dalam perkembangan akuntansi, yaitu sebagai berikut:
a. Pada periode ini akunansi sudah menggunakan computer untuk
pengolahan data. Sudah dilakukan Perumusan Prinsip Akuntansi
(GAAP).Analisis Cost Revenue semakin dikenal.
b. Jasa-jasa perpajakan seperti kunsultan pajak dan
perencanaan pajak mulai ditawarkan profesi akuntan.
c. Management accounting sebagai bidang akuntan yang khusus
untuk kepentingan manajemen mulai dikenal dan berkembang cepat.
d. Muncul jasa-jasa manajemen seperti system perencanaan dan
pengawasan.
e. Perencanaan manajemen serta management auditing mulai
diperkenalkan.
8. Tahun 1975 : mulai periode ini akuntansi semakin
berkembang dan meliputi bidang-bidang lainnya, perkembangan itu
antara lain:
a. Timbulnya management science yang mencakup analisis proses
manajemen dan usaha-usaha menemukan dan menyempurnakan
kekurangan-kekurangannya;
b. Sistem informasi semakin canggih yang mencakup perkembangan
model-model organisasi, perencanaan organisasi, teori pengambilan
keputusan, dan analisis cost benefit;
c. Metode permintaan yang menggunakan computer dalam teori
cybernetics;
d. Total system review yang merupakan metode pemeriksaan
efektif mulai dikenal; dan
e. Social accounting manjadi isu yang membahas pencatatan
setiap transaksi perusahaan yang mempengaruhi lingkungan
masyarakat.
B. Sejarah Akuntansi di Indonesia
Sejarah akuntansi di Indonesia tentu tidak bisa lepas dari
perkembangan akuntansi di Negara asal perkembangannya. Dengan
perkataan lain, Negara luarlah yang membawa akuntansi itu masuk
ke Indonesia. Kendatipun tidak bisa disangkal bahwa masyarakat
Indonesia sendiri pasti memiliki sistem akuntansi atau sistem
pencatatan pelaporan tersendiri. Misalnya saja pada zaman
keemasan Sriwijaya, Majapahit, Mataram. Zaman tersebut pasti
memiliki sistem akuntansi tersendiri. Sayangnya, sejauh ini
penelitian mengenal hal ini masih belum dilakukan. Namun,
Sukoharsono (1997) menilai akuntansi masuk ke Indnesia melalui
pedagang Arab yang melakukan transaksi bisnis di kepelauan
Nusantara.
Periodisasi perkembangan akuntansi di Indonesia dapat dibagi atas
zaman kolonial dan zaman kemerdekaan.
1. Zaman Kolonial
Pada waktu orang-orang Belanda datang ke Indonesia kurang lebih
abad ke-16, mereka datang dengan tujuan untuk berdagang. Kemudian
mereka membentuk perserikatan Maskapai Belanda yang dikenal
dengan nama Vereenidge Oost Indische Campagnie (VOC), yang
didirikan pada tahun 1602. Akhir abad ke-18 VOC mengalami
kemunduran dan akhirnya dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799.
Dalam kurun waktu itu, VOC memperoleh hak monopoli perdagangan
rempah-rempah yang dilakukan secara paksa di Indonesia, dimana
jumlah transaksi dagangnya, baik frekuensi maupun nilainya terus
bertambah dari waktu ke waktu. Pada tahun itu bisa dipastikan
Maskapai Belanda telah melakukan pencatatan atas mutasi transaksi
keuangan.
Dalam hubungan itu, Ans Saribanon Sapiie (1980), mengemukakan
bahwa menurut Stible dan Stroomberg, bukti autentik mengenai
catatan pembukuan di Indonesia paling tidak sudah ada menjelang
pertengahan abad ke-17.
2. Zaman Penjajahan Belanda
Setelah VOC bubar pada tauhn 1799, kekuasaannya diambil alih oleh
Kerajaan Belanda,zaman penjajahan Belanda dimulai tahun 1800-
1942. Pada waktu itu, catatan pembukuannya menekankan pada
mekanisme debet dan kredit, yang antara lain dijumpai pada
pembukuan Amphioen Socyteit bergerak dalam usaha peredaran candu
atau morfin (amphioen) yang merupakan usaha monopoli di Belanda.
Catatan pembukuannya merupakan modifikasi system Venesia-Italia,
dan tidak dijumpai adanya kerangka pemikiran konseptual untuk
mengembangkan system pencatatan karena kondisinya sangat
menekankan pada praktik-praktik dagang yang semata-mata untuk
kepentingan perusahaan Belanda.
Hadibroto (1992) mengikhtisarkan system pembukuan asal etnis
sebagai berikut.
a. System pembukuan Cina, terdiri dari lima kelompok, yaitu
1) System Hokkian (Amoy);
2) System Kanton;
3) System Hokka;
4) System Tio Tjoe atau System Swatow;
5) System gaya baru.
b. System pembukuan India atau system Bombay
c. System pembukuan Arab atau Hadramaut
3. Zaman Penjajahan Jepang
Pada masa penjajahan Jepang 1942-1945, banyak orang Belanda yang
ditangkap dan dimasukkan kedalam sel-sel oleh tentara Jepang.
Hal ini menyebabkan kekurangan tenaga kerja pada jawatan-jawatan
negara termasuk Kementrian Keuangan. Untuk mengatasi hal
tersebut, diadakan latihan pegawai dan kursus-kursus pembukuan
pola Belanda.
Sejalan dengan itu, kondisi pembukuan pada masa pendudukan Jepang
tidak mengalami perubahan. Jepang juga mengajarkan pembukuan
dengan menggunakan huruf Kanji, namun tidak diajarkan pada orang-
orang Indonesia.
4. Zaman Kemerdekaan
System akuntansi yang berlaku awalnya di Indonesia adalah system
akuntansi Belanda yang lebih dikenal system tata buku. Setelah
pada tahun 1950-an perusahaan milik Belanda dinasionalisasi dan
modal asing pun mulai masuk, terutama dari Amerika yang juga
membawa system akuntansinya sendiri yang harus diikuti perusahaan
miliknya di Indonesia. Pada saat yang sama, perusahaan yang ada
masih tetap menigkuti system akuntansi Belanda yang sudah mapan.
Sejak saat ini muncullah dualisme system akuntansi di Indonesia.
Pada tahum 1980 atas bantuan pinjaman dari World Bank, pemerintah
Indonesia melakukan upaya harmonisasi system akuntansi sehingga
diupayakan untuk menghapus dualisme tadi sehingga berakhirlah
dualisme system akuntansi di Indonesia.
a. Standar Prinsip Akuntansi di Indonesia
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), yaitu wadah wadah organisasi
profesi akuntansi di Indonesia, berdiri di Jakarta pada tanggal
23 Desember 1957. Untuk memudahkan pengkoordinasian akuntan di
Indonesia didirikan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). IAI berhasil
menyusun dan menerbitkan Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) pada
tahun 1973. Dengan maksud antara lain : menghimpun prinsip-
prinsip yang lazim berlaku di Indonesia dan sebagai prasarana
bagi terbentuknya pasar uang dan modal di Indonesia pada waktu
itu, laporan keuangan dari perusahaan yang akan go public harus
disusun atas dasar prinsip-prinsip akuntansi di Indonesia.
Adapun bahan-bahan yang digunakan untuk menghimpun prinsip
akuntansi Indonesia 1973 antara lain :
1) Buku Prinsip-Prinsip Accounting yang diterbitkan oleh
Direktorat Akuntan Negara, Direktorat Jendral Pengawasan Keuangan
Negara (DJPKN), Departement Keuangan RI sekarang bernama Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
2) Inventory of Generally Accepted Accounting Principles for
Bussiness Enterprice, oleh Paul Grady diterbitkan oleh AICPA.
3) Opinions of Australian Accounting Principles, diterbitkan
oleh Accounting and Auditing Research Committee dari Accounting
Research Foundation.
4) Kumpulan dari Accounting Research Bulletins diterbitkan
oleh AICPA.
5) A Statement of Australian Accounting Principles,
diterbitkan oleh NIVRA.
6) Wet op de Jaarekening Van Ondernemingen, diterbitkan oleh
NIVRA.
PAI setelah berjalan selama satu dasawarsa, akhirnya
disempurnakan pada tahun 1984. Hanya saja dalam PAI tahun1984
dibatasi pada hal-hal yang berhubungan dengan akuntansi keuangan
yang diungkapkan secara garis besar atau bersifat umum tidak
mencangkup praktik akuntansi untuk industri tertentu. Pada
Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 masih memerlukan penjabaran
lebih lanjut diatur dengan pernyataan sendiri.
Sehubungan dengan itu, komite PAI-IAI mulai tahun 1986
menerbitkan serangkaian pernyataan PAI dan interpretasi PAI untuk
mengembangkan, menambah, mengubah, serta menjelaskan standar
akuntansi keuangan yang berlaku yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari PAI 1984.
Setelah berlangsung selama sepuluh tahun PAI 1984 diganti menjadi
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 1994 (PSAK). PSAK 1994 ini
mengadopsi pernyataan resmi Internasional Accounting Standard
Committee (IASC). IAI mengadopsi pernyataan IASC sebagai dasar
acuan standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia,
kemuadian menerbitkan dua buah buku yaitu Standar Akuntansi
Keuangan-Oktober 1994, Buku 1 dan Buku 2 yang berisi :
1) Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.
2) Seperangkat Standar Akuntansi Keuangan, terdiri dari 35
pernyataan yang setaraf dengan standar International.
Kerangka dasar dan seperangkat pernyataan tersebut merupakan
landasan yang dianggap kokoh untuk pengembangan lebih lanjut.
Berlaku untuk penyususnan Laporan Keuangan mencangkup periode
laporan yang dimualai atau setelah tanggal 1 Januari 1995.
Sekarang ini standar akuntansi yang dikeluarkan oleh IAI disebut
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Namun dengan adanya
standar akuntansi untuk entitas Syariah, maka aka nada dua jenis
standar akuntansi yaitu standar akuntansi konvensional dan
standar akuntansi syariah yang saling mendukung.
Organisasi akuntan yang paling tua dan berpengaruh di Indonesia
adalah Amerikan Institute of Certified Public Accountans (AICPA)
dan American Accounting Association (AAA). Dari tahun 1959-1973,
Dewan Prinsip Akuntansi (Accounting Principles Boards – APB)
telah banyak memberikan tuntunan dalam pengembangan prinsip-
prinsip akuntansi yang lazim. APB terdiri dari delapan belas
akuntan, anggota AICPA.
Pada tahun 1973 APB digantikan oleh Dewan Standar Akuntansi
Keuangan (Financial Accounting Standards Boards – FASB). Badan
tersebut terdiri dari tujuh anggota, empat diantaranya harus
anggota CPA yang direkrut dari praktek umum FASB dibantu oleh
Dewan Pertimbangan dengan duapuluh anggota, yang tanggung jawab
utamanya ialah memberikan rekomendasi mengenai prioritas dan
agenda kerja. Setelah menerbitkan memo hasil diskusi dan usulan
pendahuluan dan setelah mengevaluasi tanggapan beberapa pihak,
dewan tersebut mengeluarkan pernyataan standar akuntansi keuangan
yang merupakan bagian dari prinsip-prinsip akuntansi yang lazim.
Beberapa lembaga pemerintah yang mempunyai andil dalam
pengembangan prinsip-prinsip akuntansi ialah komisi pasar modal.
Komisi yang didirikan berdasarkan undang-undang Kongres tahun
1934 ini mengeluarkan peraturan-peraturan yang harus dipatuhi
dalam penyiapan laporan keuangan dan laporan lain yang diminta
komisi. Direktorat Pajak Amerika mengeluarkan peraturan yang
mengatur perhitungan laba untuk keperluan pajak penghasilan.
Organisasi-organisasi lain yang mempengaruhi perkembangan prinsip
akuntansi di Indonesia antara lain, Institut Eksekutif Keuangan
dengan mendorong dan mensponsori penelitian akuntansi, Asosiasi
Akuntansi Nasional dan Federasi Analisis Keuangan.
b. Pendidikan Akuntansi
Sebelum dikeluarkannya UU No. 34/1954 tentang Gelar Akuntan ,
semua orang dapat menyatakan dirinya selaku akuntan dan memakai
gelar akuntan. Dengan dikeluarkannya UU tersebut maka pemerintah
mengatur mereka yang berhak memakai gelar akuntan hanyalah mereka
yang lulus dari Fakultas Ekonomi Negeri Jurusan Akuntansi dan
Swasta yang disamakan, diatur oleh panitia Persamaan Ijasah
Akuntan. Dengan semakin banyaknya fakultas ekonomi swasta maka
pemerintah bersama IAI mengatur pelaksanaan Ujian Negara Akuntan.
Pelaksanaan ujian ini terus dibenahi sampai pada akhirnya lulusan
negeri dan swasta diwajibkan harus mengikuti ujian yang sama jika
ingin mendapatkan gelar akuntan.
Di Indonesia, akuntansi mulai diterapkan sejak 1642, tetapi jejak
yang jelas baru ditemui pada pembukuan Amphion Society yang
berdiri di Jakarta sejak tahun 1747. Perkembangan akuntansi yang
mencolok baru muncul setelah undang-undang mangenai tanam paksa
dihapuskan tahun 1870. Dengan dihapuskannya tanam paksa, kaum
pengusaha Belanda banyak bermunculan di Indonesia untuk
menanamkan modalnya. Sistem yang dianut oleh pengusaha Belanda
ini adalah seperti yang diajarkan oleh Luca Pacioli.
Pada Zaman penjajahan Belanda, perusahaan-perusahaan di Indonesia
menggunakan tata buku. Akuntansi tidak sama dengan tata buku
walaupun asalnya sama-sama dari pembukuan berpasangan. Akuntansi
sangat luas ruang lingkupnya, diantaranya teknik pembukuan.
Setelah tahun 1960, akuntansi cara Amerika (Anglo-Saxon) mulai
diperkenalkan di Indonesia. Jadi, sistem pembukuan yang dipakai
di Indonesia berubah dari sistem Eropa (Kontinental) ke sistem
Amerika (Anglo-Saxon).
Fungsi pemeriksaan (auditing) mulai dikenalkan di Indonesia tahun
1907, yaitu sejak seorang anggota NIVA, Van Schagen, menyusun dan
mengontrol pembukuan perusaan. Pengiriman Van Schagen ini
merupakan cikal bakal dibukanya Jawatan Akuntan Negara (GAD –
Government Accountant Dients) yang resmi didirikan pada tahun
1915. Akuntan public pertama adalah Frese & Hogeweg, yang
mendirikan kantornya di Indonesia tahun 1918.
Dalam masa pendudukan Jepang, Indonesia sangat kekurangan tenaga
di bidang akuntansi. Jabatan-jabatan pimpinan dib Jawatan
Keuangan yang 90% dipegang oleh bangsa Belanda, menjadi kosong.
Dalam masa ini, atas prakarsa Mr. Slamet, didirikan kusus-kursus
untuk mengisi kekosongan jabatan tadi dengan tenaga-tenaga
Indonesia. Pada tahun 1874, hanya ada seorang akuntan berbangsa
Indonesia, yaitu Prof. Dr. Abutari. Di Indonesia, pendidikan
akuntansi mulai dirintis dengan dibukanya jurusan akuntansi di
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahun 1952. Pembukaan ini
kemudian diikuti Institut Ilmu Keuangan (sekarang Sekolah Tinggi
Akuntansi Negara) tahun 1960 dan Fakultas-fakultas Ekonomi di
Universitas Padjadjaran (1961), Universitas Sumatera Utara
(1964), universitas Airlangga (1962), dan universitas Gadjah Mada
(1964).
Organisasi profesi yang menghimpun para akuntan Indonesia bediri
23 Desember 1957. Organisasi ini diberi nama Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) dengan pendiri lima orang akuntan
Indonesia.profesi akuntan mulai berkembang dengan pesat sejak
tahun 1967. Pada tahun itu juga dikeluarjannya undang-undang
modal asing yang kemudian disusul dengan undang-undang penanaman
modal dalam negeri tahun 1968 yang merupakan pendorong
berkembangnya profesi akuntansi. Setelah krisis ekonomi Indonesia
tahun 1997, peran profesi akuntan diakui semakin signifikan
mengingat profesi ini memiliki peranan strategis di dalam
menciptakan iklim transparansi di Indonesia.
c. Definisi Akuntansi
1) Pengertian Akuntansi
Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi,
meringkas, mengolah dan menyajikan data, transaksi serta kejadian
yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh
orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk
pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya.
Akuntansi berasal dari kata asing accounting yang artinya bila
diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia adalah menghitung atau
mempertanggungjawabkan. Akuntansi digunakan di hampir seluruh
kegiatan bisnis di seluruh dunia untuk mengambil keputusan
sehingga disebut sebagai bahasa bisnis.
2) Fungsi Akuntansi
Fungsi utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu
organisasi. Dari laporan akuntansi kita bisa melihat posisi
keuangan sutu organisasi beserta perubahan yang terjadi di
dalamnya. Akuntansi dibuat secara kualitatif dengan satuan ukuran
uang. Informasi mengenai keuangan sangat dibutuhkan khususnya
oleh pihak manajer / manajemen untuk membantu membuat keputusan
suatu organisasi.
3) Laporan Dasar Akuntansi
Pada dasarnya proses akuntansi akan membuat output laporan rugi
laba, laporan perubahan modal, dan laporan neraca pada suatu
perusahaan atau organisasi lainnya. Pada suatu laporan akuntansi
harus mencantumkan nama perusahaan, nama laporan, dan tanggal
penyusunan atau jangka waktu laporan tersebut untuk memudahkan
orang lain memahaminya. Laporan dapat bersifat periodik dan ada
juga yang bersifat suatu waktu tertentu saja.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa sejarah akuntansi di Indonesia tentu tidak
lepas dari perkembangan akuntansi di Negara asal perkembangannya,
dengan kata lain, Negara luarlah yang membawa akuntansi itu masuk
ke Indonesia. Kendatipun bisa disangkal bahwa di masyarakat
Indonesia sendiri pasti memiliki system akuntansi.
Orang yang pertama kali menerbitkan buku double entry bookkeeping
adalah Lucas Pacioli pada tahun 1949. Sedangkan di Indonesia
akuntansi mulai diterapkan pada tahun 1642, tetapi jejak yang
jelas baru ditemui pada pembukuan Amphion Society yang berdiri di
Jakarta sejak tahun 1747.
Akuntansi sangat berhubungan dengan bidang-bidang lain, meskipun
hal itu tidak selalu berhubungan. Terutama di zaman modern ini
yang pertarungan bisnis dan perkembangan ilmu dan teknologi yang
semakin pesat menuntut semua kegiatan menggunakan ilmu akuntansi
meskipun terkadang tidak dilakukan persis sesuai dengan aturan.
B. Saran
Penulis mengharapkan kepada semua pihak yang terutama pihak yang
terkait dengan langsung agar dapat menggunakan akuntansi
sebagaimana mestinya. Lebih dari itu, penulis mengharapkan agar
tidak melupakan serta dapat mempertahankan dan mengembangkan
akuntansi itu sendiri, terlebih di zaman yang semakin maju ini.
DAFTAR PUSTAKA
Barata, Atep Adya. 1995. Dasar Dasar Akuntansi. Bandung: Amico
Harahap, Sofyan syafri.2005. Teori Akuntansi. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
id.shvoong.com › Seni & Humaniora › Sejarah
www.scribd.com › School Work › Essays & Theses
staff.undip.ac.id/akuntansi/.../sejarah-perkembangan-akuntansi-
di-ind