31
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih atau menentukan pendekatan dan model pembelajaran. Pendekatan pembelajaran yang dapat dipergunakan dikelas dengan melibatkan peserta didik secara penuh sehingga peserta didik memperoleh pengalaman dalam menuju kedewasaan. Kegiatan belajar adalah pembinaan hubungan antara peserta didik dengan pendidik sehingga tercipta hubungan kemanusian yang akrab, terarah dan saling menghargai, saling membantu dan saling belajar. B. Rumusan Masalah Bagaimana analisis pengembangan instrumen bahan ajar “Essen und Trinken” oleh Syahruni? C. Tujuan - Agar mahasiswa yang sebagai calon guru mengetahui tingkat kelayakan sebuah buku bahan ajar. - Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik. Analisis Bahan Ajar Page 1

sejarah jerman

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari

berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang

lain. Pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam

memilih atau menentukan pendekatan dan model pembelajaran.

Pendekatan pembelajaran yang dapat dipergunakan dikelas dengan

melibatkan peserta didik secara penuh sehingga peserta didik

memperoleh pengalaman dalam menuju kedewasaan.

Kegiatan belajar adalah pembinaan hubungan antara peserta

didik dengan pendidik sehingga tercipta hubungan kemanusian

yang akrab, terarah dan saling menghargai, saling membantu dan

saling belajar.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana analisis pengembangan instrumen bahan ajar

“Essen und Trinken” oleh Syahruni?

C. Tujuan

- Agar mahasiswa yang sebagai calon guru mengetahui

tingkat kelayakan sebuah buku bahan ajar.

- Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan

kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta

didik, yakni bahan ajar yang sesuai dengan

karakteristik dan setting atau lingkungan sosial

peserta didik.

Analisis Bahan Ajar Page 1

- Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif

bahan ajar di samping buku-buku teks yang terkadang

sulit diperoleh

BAB II

PEMBAHASAN

A. Skenario Pembelajaran Bahasa Jerman

Standar Kompetesi

Berbicara

Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk Paparan atau

dialog sederhana tentang “ Kehidupan Sehari- hari”

Kompetensi Dasar

Melakukan dialog sederhana dengan lancar yang mencerminkan

kecakapan berkomunikasi yang santun dan tepat.

Indikator

1.Dapat menyebutkan jenis- jenis makanan dan minuman dalam

bahasa Jerman dengan ucapan dan lafal yang tepat.

2.Dapat menceritakan jenis makanan dan minuman yang dimakan

Analisis Bahan Ajar Page 2

waktu makan( Mahlzeiten),yaitu pagi,siang,dan malam dalam

dialog yang sederhana.

Tujuan

Siswa dapat menyebutkan jenis- jenis makanan dan minuman

dengan ucapan dan lafal yang tepat serta berdialog sederhana

tentang makanan dan minuman yang dimakan waktu

makan( Mahlzeiten), yaitu pagi, siang dan malam.

Materi Pembelajaran

Tema : Kehidupan Sehari- hari

Subtema : Essen Und Trinken 

Wortschatz :1. Macam/ jenis makanan

- der Reis - der Fisch

- das Obst - das Ei

- die Wurst - die Kartoffeln

- die Kaese - der Kuchen

- die Pizza - das Gemuesse

- das Fleisch - das Brot

- Die Suppe - der Salat,usw.

2. Macam/ jenis minuman

- der Saft - das Mineralwasser

- die Milch - der Wein

- die Cola - der Tee

- der Kaffe,usw.

3.Mahlzeiten

- Fruehstuecken

- Mittagssen

- Abendessen

Redemittel : - Menanyakan apa yang dimakan dan minum pada

Analisis Bahan Ajar Page 3

waktu makan

Was essen und trinken Sie zum Fruehstueck?

Was essen und trinken Sie zu Mittag?

Was essen und trinken Sie zu Abend?

-Menginformasikan apa yang dimakan dan diminum pada waktu

makan 

Morgens/ Mittags/ Abends esse ich ein Tellrer Reis/ eine

Pizza/ ein Wurst

Morgens/ Mittag/ Abends trinke ich ein Glas Milch/ eine Dose

Cola/ einen Orangensaft.

Metode Pembelajaran

Langsung

Langkah Pembelajaran:

1.Kegiatan Awal:

- Guru memberikan stimulus awal kepada siswa, menanyakan

materi apa saja yang telah diterima siswa pada pertemuan

sebelumnya.

Was haben Sie gelernt?

• Wir haben ueber Schuele gelernt

-Guru mengajak siswa untuk belejar atau membicarakan materi

yang akan diajari

Heute lernen wir ueber Essen und Trinken

-Kemudian guru membagikan gambar makanan dan minuman kepada

siswa. Di bawah gambar tersebut sudah tercantum nama makanan

dan minuman.

- Siswa disuruh untuk menempelkan gambar tersebut dalam

assoziogram yang ada di papan tulis

Essen und Trinken

Analisis Bahan Ajar Page 4

2.Kegiatan Inti:

- Siswa disuruh untuk menyebutkan jenis makanan dan minuman

yang ada pada assoziogram dengan ucapan dan lafal yang

tepat.Guru hanya memperbaiki ucapan dan lafal siswa kurang

tepat. 

- Guru menanyakan apa yang dimakan dan diminum pada waktu

makan kepada salah satu siswa dan kepada tiga orang siswa.

Dony, was essen und trinken Sie zum Morgen?

• Morgens esse ich ein Broetchen und trinke ich ein Glas Milch

Rebecha, was essen und trinken Sie zu Mittag?

• Mittags esse ein Teller Reis , eine Suppe und trinke ich

einen Orangensaft.

Christop, was essen und trinken Sie zu Abend?

• Abends esse ich eine Pizza,ein Ei und trinke ich eine Dose

Cola oder Bier.

-Siswa melakukan dialog sederhana seperti di atas dengan teman

sebangkunya dengan ucapan dan lafal yang tepat secara

bergilir.

3. Kegiatan Akhir

Guru menanyakan hal apa yang sudah diperoleh siswa dari materi

pelajaran yang telah disampaikan. Dan sebagai tugas akhir,

siswa disuruh untuk mencocokkan gambar dengan kata- kata yang

sudah tersedia.

B. Analisis Pengembangan Instrumen

1. Analisis “Tema”

Tema berasal dari bahasa Yunani “thithenai”, berarti sesuatu

yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan. Tema

merupakan amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui

Analisis Bahan Ajar Page 5

karangannya. Dalam karang mengarang, tema adalah pokok pikiran

yang mendasari karangan yang akan disusun. Dalam tulis

menulis, tema adalah pokok bahasan yang akan disusun menjadi

tulisan. Tema ini yang akan menentukan arah tulisan atau

tujuan dari penulisan artikel itu. Menentukan tema berarti

menentukan apa masalah sebenarmya yang akan ditulis atau

diuraikan oleh penulis.

Tema merupakan persoalan utama yang diungkapkan oleh pengarang

dalam sesebuah karya kesusteraan seperti cerpen atau novel.

Biasanya tema diolah berdasarkan sesuatu motif tertentu yang

terdiri dari pada objek, peristiwa kejadian dan sebagainya.

Ada pendapat lain yang mengatakan bahawa tema sebagai satu

gagasan, pikiran atau persoalan utama yang mendasari sesebuah

karya sastra dan terungkap secara langsung (eksplisit) atau

tidak langsung (implisit). Tema dalam sesebuah cerita tidak

dapat dilihat sepenuhnya sehingga cerita itu selesai dibaca.

Selain itu, tema dapat dikesan melalui: perwatakan watak-watak

dalam sesebuah cerita, peristiwa, kisah, suasana dan unsur

lain seperti nilai-nilai kemanusian dan kemasyarakatan yang

terdapat dalam cerita. Persoalan-persoalan yang disungguhkan

dan kemudian mendapatkan pokok persoalannya secara

keseluruhan. cerita diselesaikan, semuanya menentukan rupa

tema yang dikemukakan oleh pengarang.

   SYARAT-SYARATTEMA YANG BAIK

1. Tema menarik perhatian penulis.

     Dapat membuat seorang penulis berusaha terus-menerus

untuk membuat tulisan atau karangan yang berkaitan dengan tema

tersebut.

Analisis Bahan Ajar Page 6

2. Tema dikenal/diketahui dengan baik.

    Maksudnya pengetahuan umum yang berhubungan dengan tema

tersebut sudah dimilki oleh penulis supaya lebih mudah dalam

penulisan tulisan/karangan.

3. Bahan-bahannya dapat diperoleh.

     Sebuh tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah

bahannya cukup tersedia di sekitar kita atau tidak. Bila cukup

tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk dapat

memperolehnya kemudian mempelajari dan menguasai sepenuhnya.

4. Tema dibatasi ruang lingkupnya.

Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup

kemampuannya untuk menggarapnya akan lebih bijaksana kalau

dibatasi ruang lingkupnya.

tema dapat dikesan melalui:

1. Perwatakan watak-watak dalam sesebuah cerita.

2. Peristiwa,kisah,suasana dan unsur lain seperti nilai-nilai

kemanusian dan kemasyarakatan yang terdapat dalam cerita.

3. Persoalan-persoalan yang disungguhkan dan kemudian

mendapatkan pokok persoalannya secara

keseluruhan.

4. Plot cerita.

5. Tema harus Bermanfaat.

6. Tema yang dipilih harus berada disekitar kita.

7. Tema yang dipilih harus yang menarik.

8. Tema yang dipilih ruang lingkup sempit dan terbatas.

9. Tema yang dipilih memiliki data dan fakta yang obyektif.

10. Tema yang dipilih harus memiliki sumber acuan.

SUMBER-SUMBER MENDAPATKAN TEMA

Analisis Bahan Ajar Page 7

Sumber-sumber untuk menulis sebuah tema datangnya bisa lewat

mana saja , kapan saja, dan dimana saja antara lain yaitu

sebagai berikut:

-          Sumber pengalaman kita ataupun orang lain.

-          Sumber-sumber pengamatan.

-          Sumber-sumber imajinasi.

-          Dan hasil dari penalaran kita.

2. Analisis “Subtema”

subtema adalah pembahasan agar lebih memudahkan pembaca untuk

memahami maksud dari sebuah gagasan yang ingin disampaikan

seorang penulisnya, dalam sebuah subtema itulah yang menarik

bagi penulis akan meningkatkan kegairahan dalam mengembangkan

penulisannya, dan bagi pembaca akan mengundang minat untuk

membacanya. Untuk menghasilkan tulisan yang baik, penulis

harus menguasai teori-teori (data sekunder), data di lapangan

(data primer). Selain itu, penulis juga harus menguasai waktu,

biaya, metode pembahasan, bahasa yang digunakan, dan bidang

ilmu.

3. Analisis “Judul”

Judul adalah perincian atau penjabaran dari topik. Judul lebih

spesifik dan sering telah menyiratkan permasalahan atau

variabel yang akan dibahas. Judul juga merupakan nama yang

dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-

lain; identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis,

bersipat menjelaskan diri dan yang manarik perhatian dan

adakalanya menentukan wilayah (lokasi). Dalam artikel judul

sering disebut juga kepala tulisan. Ada yang mendefinisikan

Analisis Bahan Ajar Page 8

Judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga

miniatur isi bahasan. Judul hendaknya dibuat dengan ringkas,

padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari

lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan. Judul tidak

harus sama dengan topik. Jika topik sekaligus menjadi judul,

biasanya karangan akan bersifat umum dan ruang lingkupnya

sangat luas. Judul dibuat setelah selesai menggarap tema,

shingga bisa terjamin bahwa judul itu cocok dengan temanya.

Sebuah judul yang baik akan merangsang perhatian pembaca dan

akan cocok dengan temanya.

Judul hanya menyebut ciri-ciri yang utama atau yang terpenting

dari karya itu, sehingga pembaca sudah dapat membayangkan apa

yang akan diuraikan dalam karya itu. Ada judul yang

mengungkapkan maksud pengarang, misalnya dalam sebuah laporan

eksposisi, contohnya : “Suatu Penelitian tentang Korelasi

antara Kejahatan Anak-anak dan Tempat Kediaman yang Tidak

Memadai.

 FUNGSI JUDUL :

•   Merupakan identitas atau cermin dari jiwa seluruh tulisan.

•   Temanya menjelaskan diri dan menarik sehingga mengundang

orang untuk 

     membaca isinya.

•   Gambaran global tentang arah, maksud, tujuan, dan ruang

lingkupnya.

•   Relevan dengan seluruh isi tulisan, maksud masalah, dan

tujuannya.

 SYARAT- SYARAT PEMBUATAN JUDUL :

Analisis Bahan Ajar Page 9

•   Harus relevan = Mempunyai keterkaitan dengan temanya atau

bagian-bagian penting dari tema.

•   Harus provokatif = Menarik sedemikian rupa sehingga

menimbulkan rasa ingin tahu tiap pembaca terhadap isi tulisan.

•   Harus singkat = Tidak boleh mengambil kalimat atau frasa

yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangkaian kata

yang singkat. Jika penulis tidak dapat menghindari judul yang

panjang, maka dapat menggunakan solusi dengan membuat judul

utama yang singkat, tetapi dengan judul tambahan yang panjang.

•   Harus asli = Jangan menggunakan judul yang sudah pernah

dipakai.

SYARAT-SYARAT JUDUL YANG BAIK  :

•     Harus berbentuk frasa.

•     Tanpa ada singkatan atau akronim.

•     Awal kata harus huruf kapital, kecuali preposisi dan

konjungsi.

•     Tanpa tanda baca di akhir judul.

•     Menarik.

•     Logis.

•     Sesuai dengan isi.

Pengertian judul langsung dan tak langsung :

•  Judul langsung : Judul yang erat kaitannya dengan bagian

utama berita, sehingga hubungannya dengan bagian utama berita

terlihat jelas.

Analisis Bahan Ajar Page 10

•  Judul tak langsung : Judul yang hubungannya tidak langsung

dengan bagian utama berita, tetapi tetap menjiwai seluruh isi

tulisan.

4. Analisis “Gambar”

Tata letak sebuah gambar dalam sebuah penulisan bahan ajar

untuk tingkat kelayakan SMA harus memuat informasi yang sesuai

dengan pembahasan penulis. Dalam sebuah buku bahan ajar,jika

terdapat gambar itu merupakan tumpuan dari sebuah latihan atau

soal-soal untuk siswa kerjakan. Buku ajar harus selalu

disertai dengan ilustrasi atau gambar agar buku ajar menarik

bagi siswa. Di samping untuk tujuan menarik perhatian,

ilustrasi atau gambar di dalam buku ajar juga mempunyai

kegunaan lain, yaitu untuk mempermudah pemahaman dan untuk

merangsang pembelajaran secara komunikatif. Supaya kehadiran

gambar di dalam buku ajar dapat berfungsi secara optimal,

pemilihan dan peletakan gambar harus disesuaikan dengan teks

bacaan atau wacana.

5. Analisis “Teks/Wacana”

Analisis wacana merupakan suatu kajian yang menenliti atau

menganalisis bahasa yang digunakan secara alamiah,baik dalam

bentuk tulismaupun lisan terhadapa para pengguna sebagai suatu

elemen masyrakat. Kajian terhadap suatu wacana dapat dilakukan

secara struktural dengan menghubungkan

anatara teks dan konteks, serta melihat suatu wacana

secarafungsional dengan menganalisis tindakan yang dilakukan

seseorang untuk tujuan tertentu untuk memberikan makna kepada

partisipan yang terlibat. Data yang digunakan dalam analisis

Analisis Bahan Ajar Page 11

wacana adalah dengan cara berfokus

kepadapengkontruksian secara kewacanaan yang meliputi teks

tulis yang berupa ragam tulisan, dan teks lisan yang berupa

ragam tuturan, untuk memahami suatu bahasa tentunya memiliki

manfaat dalam proses belajarbahasa dan perilaku

berbahasa. Mengkaji wacana secara sunguh-sungguh akan

meningkatkan pemerolehan kompetensi komunikatif . 

6. Analisis “Soal/Latihan”

Terdapatnya suatu latihan atau soal dalam suatu buku bahan

ajar merupakan bentuk ukuran tingkat pemahaman siswa yang

telah diberikan penjelasan sebelumnya,dengan konstekstual

materi-materi yang disajikan terkait suasana atau konteks

tugas dan lingkungan siswa. Penggunaan bahasa yang sederhana

dan komunikatif mampu memberikan kemudahan pemahaman kepada

siswa. Sehingga dalam sebuah latihan lembar kerja siswa

kompetensi yang dinilai dapat terpenuhi.

7. Analisis “Gramatik”

Dalam buku bahan ajar bahasa asing/jerman,terlebih dahulu

penulis harus menguasai gramatik tertentu sesuai pengajaran

dalam bahasa jerman. Makna gramatikal adalah makna yang

berubah-ubah sesuai dengan konteks pemakainya. Kata ini sudah

mengalami proses gramatikalisasi, baik pengimbuhan,

pengulangan, ataupun pemajemukan. Penyusunan suatu gramatikal

dalam buku bahan ajr harus diperhatikan,karena merupakan

konsep pegangan acuan seorang guru untuk disampaikan kepada

siswanya.

Analisis Bahan Ajar Page 12

8. Analisis “Warna”

Daya tarik dalam sebuah bahan ajar yaitu kombinasi warna yang

menjadi faktor minat siswa untuk membacanya dan penyesuaian

tata letak yang serasi Analisis “Gaya Bahasa”

Dalam mengembangkan bahan ajar, penggunaan bahasa menjadi

salah satu faktor yang penting. Penggunaan bahasa, yang

meliputi pemilihan ragam bahasa, pemilihan kata, penggunaan

kalimat efektif, dan penyusunan paragraph yang bermakna,

sangat berpengaruh terhadap manfaat bahan ajar. Walaupun isi

bahan ajar penulis sudah cermat, menggunakan format yang

konsisten, serta dikemas dengan menarik, namun jika bahasa

yang penulis gunakan tidak dimengerti oleh peserta, maka bahan

ajar penulis tidak akan bermakna apa-apa. Penggunaan bahasa

menjadi faktor penting, bukan hanya dalam pengembangan bahan

ajar cetak seperti buku kerja siswa, lembar kerja siswa,

tetapi juga dalam pengembangan bahan ajar noncetak, seperti

kaset audio, video, bahan ajar berbasiskan komputer, dan lain-

lain.

9. Analisis Contoh

Pada perinsipnya penulis harus menyiapkan contoh dalam

pengerjaan tugas atau latihan soal dalam petunjuk pengerjaan

soal,jika siswa keliru dalam contoh yang terterah. Diharapkan

seorang guru untuk mengarahkan terlebih dahulu bagaimana

latihan soal yang seharusnya untuk dikerjakan.

10. Analisis Kosa kata

Penggunaan kosa kata dalam bahasa jerman,penulis menggunakan

kata yang mudah dipahami siswa atau pembaca,karena daalam

mempelajari bahasa asing perlu dan sering-sering kita gunakan

Analisis Bahan Ajar Page 13

kkosa kata,agar terbiasa dan mudah diingat untuk

mengaplikasikan kedepannya.

11. Analisis Penulisan Dan Tanda Baca

Penulisan dan tanda baca dalam materi ada beberapa yang tidak

sesuai,sehingga dalam menerjemahkan siswa sulit

mengartikannya. Untuk itu diperlukan kejelian seorang penulis

dan ketelitian agar penulisannnya sempurna. Apalagi dalam

bahasa jerman terdapat huruf tertentu yang dinamakan huruf

dhiptong yaitu huruf vokal ketemu vokal z.b. Ü Ä Ö.

12. Analisis “penataan”

penataan letak informasi dalam satu halaman cetak, serta

pengemasan dalam paket bahan ajar multimedia. Penataan letak

informasi untuk satu halaman cetak dalam bahan ajar hendaknya

mempertimbangkan beberapa hal berikut:

• Narasi atau teks yang terlalu padat dalam satu halaman

membuat peserta lelah membacanya.

• Bagian kosong (white space) dari satu halaman sangat

diperlukan untuk mendorong peserta mencoret-coret bagian

kosong tersebut dengan rangkuman atau catatan yang dibuat

peserta sendiri. Sediakan bagian kosong secara konsisten dalam

halaman-halaman bahan ajar.

• Padukan grafik, poin, dan kalimat-kalimat pendek, tetapi

jangan terus menerus sehingga menjadi membosankan.

• Gunakan sistem paragraf yang tidak rata pada pinggir kanan,

karena paragraf seperti itu lebih mudah dibaca.

• Gunakan grafik atau gambar hanya untuk tujuan tertentu,

jangan gunakan grafik atau gambar jika tidak bermakna.

• Gunakan sistem penomoran yang benar dan konsisten untuk

Analisis Bahan Ajar Page 14

seluruh bagian bahan ajar.

• Gunakan dan variasikan jenis dan ukuran huruf untuk menarik

perhatian, tetapi jangan terlalu banyak sehingga

membingungkan.

Perwajahan dan pengemasan bahan ajar juga meliputi penyediaan

alat bantu belajar dalam bahan ajar, sehingga bahan ajar dapat

dipelajari peserta secara mandiri (sendiri, atau dengan teman-

teman dalam kelompok). 

13. Analisis Gaya Bahasa

Gaya bahasa penerjemah: mengutakan ketetapan makna dan kesan

akan rasa bahasa. M. Joos (1961) gaya bahasa erat kaitannya

dengan dimensi dan sikap sosial dalam masyarakat.

Gaya bahasa yang digunakan penulis dalam materinya ialah Resmi

(formal) dalam hal ini bersifat resmi namun tidak terlalu

kaku,strukturnya baik,teliti dan terperinci,logis dan

menunjukkan kesatuan yang kohesif.

14. Analisis Keterampilan

Dalam mempelajari bahasa asing/Jerman ini. Perlu memiliki

beberapa keterampilan berbicara,menulis,mendengarkan dan

membaca,maka dari itu butuh pelatihan dan pengajaran dari guru

atau buku-buku panduan untuk melatih keterampilan yang harus

dikembangkan.

15. Analisis Acuan

Dari acuan materi ini,tidak terdapat daftar pustaka. Dalam

setiap penulisan perlulah kita suatu sumber dari setiap sumber

yang kita dapatkan harus dimasukkan dalam daftar penulisan

kita apalagi sebagai sumber pelajaran. Jangan pelagiat dari

penulisan orang lalu kita masukkan dalam penulisan kita.

Analisis Bahan Ajar Page 15

16. Analisis Tingkat Kelayakan

Dalam tingkat kelayankan materi ini sudah menarik minat siswa

dan semua kalangan yang ingin mengetahui bahasa jerman.

Kelayakan isi dan kelayakan penyajian merupakan hal yang perlu

diperhatikan dari buku teks yang akan dipilih karena kedua hal

tersebut menentukan kualitas dan kesesuaianya diterapkan pada

siswa.

Kelayakan Isi

 Kelayakan isi menyangkut materi apa yang disajikan dalam buku

pelajaran. Ada beberapa hal penting yang harus dipenuhi agar

buku teks dapat dikatakan memiliki isi yang layak untuk

dipakai. Kelayakan isi terlihat dari kesesuaian uraian materi

dengan SK dan KD, keakuratan materi, dan materi pendukung.

Kesesuaian Uraian Materi dengan SK dan KD

   Materi yang termuat dalam buku teks harus jelas dan sesuai

dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah

ditetapkan oleh BSNP dalam standar isi. Kesesuain materi ini

meliputi kelengkapan materi dan kedalaman materi yang

disajikan.

17. Analisis Jenis Kertas

Biasanya dalam penulisan sebuah buku atau mkalah kertas tidak

menjadi persoalan,kecuali pemilihan kertas dijadikan sebuah

syarat,biasanya atau kebnyakan yang digunkan adalah kertas A4.

Analisis Bahan Ajar Page 16

18. Analisis Simbol

Penggunaan simbol dalam materi ini kurang sesuai dengan apa

yang diperintahkan. Biasanya dalam buku bahan ajar terdapat

simbol yang menunjukkan arah perintah. Misalnya petunjuk atau

perintah untuk mendengarkan,maka pasangkan gambar atau simbol

telinga.

19. Analisis Petunjuk

Dibutuhkanlah sebuah petunujk atau arahan dalam sebuah

buku,apabila dalam sebuah buku tidak terdapat sebuah petunjuk

untuk apa buku itu dibuat. Pembaca pasti akan

bingung,sesungguhnya buku adalah sebuah pelita,tapi malah buku

tanpa petunjuk membawa kita pada kegelapan. Apalagi utntuk

buku bahan ajar. Misalnya misalnya dalam sebuah wacana

diperintahkan untuk dibaca dan selanjutnya untuk ditentukan

sebuah tema dari wacana tersebut.

20. Analisis pokok bahasa

Dalam menulis materi bahan ajar siswa,dibutuhkan konsistensi

agar pokok bahasa yang ditulis tidak keluar dari tema. Seperti

penulis kembangkan materinya,dan tetap tidak keluar dari pokok

bahasannya.

21. Analisis durasi

Dalam durasi waktu pengerjaan soal tidak memerlukan waktu

lama,karena tingkat kesulitannya sesuai dengan pemahaman

siswa.

22. Analisis Pemilihan Bahasa

Analisis Bahan Ajar Page 17

Ragam Bahasa mengacu pada ragam bahasa baku atau formal dan

ragam bahasa nonformal atau komunikatif. Ragam bahasa baku

banyak digunakan dalam laporan penelitian, karya ilmiah,

surat-surat resmi, buku teks, siaran pers, dan lain-lain.

Bahasa baku dapat dimengerti dengan baik oleh pembacanya,

karena sama sekali tidak dipengaruhi oleh dialek bahasa

sehari-hari maupun dialek bahasa daerah. Namun demikian,

tulisan yang menggunakan ragam bahasa baku terkesan sangat

kaku, formal dan cenderung membosankan. Oleh karena itu, ragam

bahasa baku jarang digunakan dalam pengembangan bahan ajar.

Bahan ajar yang baik diharapkan dapat memotivasi peserta untuk

membaca, mengerjakan tugas-tugasnya, serta menimbulkan rasa

ingin tahu siswa untuk melakukan eksplorasi lebih lanjut

tentang topik yang dipelajarinya. Dengan demikian, ragam

bahasa yang digunakan dalam bahan ajar biasanya ragam bahasa

nonformal atau bahasa komunikatif yang lugas dan luwes. Dalam

bahasa komunikatif, pembaca diajak untuk berdialog secara

intelektual melalui sapaan, pertanyaan, ajakan, dan

penjelasan, seolah-olah dialog dengan orang kedua itu benar-

benar terjadi. Penggunaan bahasa komunikatif akan membuat

peserta merasa seolah-olah berinteraksi (pseudo-interaction)

dengan gurunya sendiri melalui tulisan-tulisan yang

disampaikan dalam bahan ajar.

Ragam bahasa komunikatif yang sebaiknya digunakan dalam

penulisan atau pengembangan bahan ajar sangat dipengaruhi oleh

pemilihan kata serta penggunaan kalimat yang efektif. Walaupun

ragam bahasa komunikatif yang digunakan, hendaknya kaidah

bahasa yang baik dan benar tidak ditinggalkan atau dilanggar.

Analisis Bahan Ajar Page 18

Hal ini sangat perlu sebagai salah satu persyaratan dari

keterbacaan bahan ajar yang ditulis atau dikembangkan.

Kata yang dipilih hendaknya jenis kata yang singkat dan lugas,

bukan kata atau istilah yang asing atau tidak banyak dikenal

siswa. Jika diperlukan pengenalan istilah teknis yang berlaku

dalam bidang ilmu tertentu, maka istilah tersebut perlu diberi

batasan yang jelas. Senarai (daftar kata sukar) dapat membantu

memberikan batasan istilah-istilah teknis. Selain itu, siswa

dapat diberi kesempatan untuk menjelaskan sendiri arti kata-

kata tersebut melalui pertanyaan-pertanyaan yang disiapkan

dalam bahan ajar penulis.

23. Analisis singkatan

Tidak diperlukan penerapan singkatan,karena dapat dipahami

oleh siswa. Tingkat utnuk bahan ajarnya ini bukanlah tingkat

pembelajaran mahasiswa,sehingga pemikiran tidak diperlukan

tema dari materi yang ditujukan adalah kehidupan sehari-hari.

24. Analisis rangkuman

Dalam materi ini,penulis tidak mencantumkan inti atau

rangkuman dari materi yang dapat memperjelas isi materi.

25. Analisis “Jumlah Kata,Kalimat,Paragraf & Wacana”

Menurut Hafni (1981:22) semua formula keterbacaan

mempertimbangkan faktor panjang kalimat ini. Kalimat yang

lebih panjang cendrung lebih ruwet dibandingkan dengan kalimat

pendek. Lebih jauh dikatakannya bahwa panjang kalimat

merupakan indeks yang mencerminkan adanya pengaruh jangka

ingat (memory span) terhadap keterbacaan. Beberapa peneliti

berdasarkan penelitian yang dilakukannya membuktikan bahwa

faktor panjang kalimat ini termasuk salah satu faktor yang

Analisis Bahan Ajar Page 19

menyebabkan sebuah  wacana sulit dipahami (Lihat antara lain

Damaianti, 1995 dan Kurniawan, 1996). Ini berarti bawa faktor

panjang kalimat diyakini sangat berpengaruh terhadap tingkat

keterbacaan  sebuah wacana.

Kecuali itu Hafni juga menegaskan bahwa “semua formula baca

bertolak dari ukuran kata”. Berkaitan dengan ini, Harjasujana

dan Mulyati  (1996/1997: 107)  menegaskan bahwa  “Penelitian

yang terakhir membuktikan bahwa ada dua faktor yang

berpengaruh terhadap keterbacaan, yakni (1) panjang pendek

kalimat, dan (2) tingkat kesulitan kata”.  Lebih jauh mereka

mengatakan bahwa formula keterbacaan yang sering digunakan

dewasa ini untuk mengukur keterbacaan wacana, berkecendrungan

kepada kedua tolok ukur tadi.

Berdasarkan  kajian terhadap literatur lain  yang sempat

penulis lakukan, ternyata kedua faktor tersebut  dijadikan

sebagai dasar bagi pengukuran keterbacaan dalam  berbagai

formula, seperti pada formula Spache, Dale & Chall, SMOG, 

Fry, Rygor,  dan  Cartanya Rudolf Flesh (Hafni, 1981).

26. Analisis “Sistem Penilaian”

Standar Penilaian Pendidikan (SPP) sebagaimana tertuang

padaPermendiknas No. 20 Tahun 2007 merupakan penjabaran dari

PeraturanPemerintah (PP) No. 19 Tahun 2007 tentang Standar

Nasional Pendidikan (SNP).Pokok-pokok isi yang termuat pada

SPP menjadi acuan bagi guru, sekolah, dan pemerintah dalam

melaksanakan penilaian

hasil belajar. Mencermati lebih lanjut,dalam kurikulum KTSP,

terdapat ada empat standar mengalami perubahan,meliputi standar

kompetensi lulusan, proses, isi,dan standar penilaian. Terhadap perubahan

Analisis Bahan Ajar Page 20

itulah maka rumusan standar kelulusan (SKL) pun

berubah.Peraturan pemerintah yang menjelaskan tentang evaluasi

hasil berlajarmerupakan dasar dari penilaian hasil belajar.

Artinya Evaluasi

pembelajaran berdasarkan sasarannya dapat dicermati melalui ev

aluasi terhadap proses pembelajaran dan evaluasi terhadap hasi

l belajar. Evaluasi terhadap hasil belajarsering disebut

sebagai penilaian hasil belajar. Hal tersebut sesuai

denganPermendiknas No. 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian

Pendidikan. Kaidahtersebut mencakupi beberapa pengertian dasar

penilaian, prinsip dasar penilaian,teknik, instrumen,

prosedur, dan mekanisme penilaian, serta perbedaankewenangan

penilaian hasil belajar oleh pendidik, sekolah, dan

pemerintah.

Sistem Penilaian dalam Kurikulum 2013: Kajian Dokumen Terhadap

Kurikulum 2013

Selain kaidah umum penilaian pendidikan, terdapat kaidah

khusus yangdapat dijadikan dasar pelaksanaan penilaian selama

proses pembelajaran di kelasoleh pendidik. Proses penilaian di

dalam kelas yang dilakukan oleh pendidikdikenal

dengan istilah penilaian kelas. Pusat Kurikulum (Saat

ini menjadi PusatKurikulum dan Perbukuan) Badan Penelitian dan

PengembanganPendidikan Nasional mengatur pelaksanaan penilaian 

kelas untuk berbagai tingkatan pendidikan. Pedoman penilaian k

elas tersebut mencakupi aturan tentang (1)konsep dasar

penilaian, (2) teknik penilaian, (3) langkah-langkah

pelaksanaan penilaian, (4) pengolahan hasil penilaian, dan (5)

pengolahan dan

Analisis Bahan Ajar Page 21

pelaporan hasil penilaian. Adapun model penelilain yang terdap

at dalam kurikulum 2013 dapat berupa penilaian berbasis tes da

n non tes (porfolio), menilai proses dan output 

dengan menggunakan authentic assesment , rapor memuat penilaian

kuantitatiftentang pengetahuan dan deskripsi kualitatif

tentang sikap dan keterampilankecukupan.

27. Analisis tekhnologi/media

Mengembangkan media pembelajaran

    Media dan sumber belajar menurut pannen (2003:2.20) adalah

alat dan cara untuk memfasilitasi, mempermudah proses belajar

siswa, serta membuat proses belajar menjadi lebih menyenangkan

dan menarik bagi siswa.

    Media dan sumber belajar yang dapat dipilih untuk paket

bahan ajar pembelajaran bahasa arab antara lain: bitaqah al-

mufrodat al-mushawaroh, poster, kaset, CD, VCD, dll.   

e.    Mengembangkan materi pembelajaran

    Materi pembelajarandikembangkan dalam bentuk buku ajar

yang dilakukan dengan beberapa langkah sebagai berikut:

a.    Memilih dan mengumpulkan materi pembelajaran yang ada

dan relevan untuk digunakan,

b.    Menyusun materi sesuai dengan urutan kegiatan

pembelajaran,

c.    Mengidentifikasi materi-materi yang diperoleh dan yang

tidak diperoleh dari buku, dan

d.    Menyusun program pengajaran.

    Sebagai langkah awal dalam mengembangkan materi adalah

memilih dan menentukan topic dan  judul, langkah pemilihan

topic mata pelajaran mengacu pada kurikulum dan analisis

Analisis Bahan Ajar Page 22

instruksional, kemudian membuat peta konsep yang akan menjadi

landasan ruang lingkup uraian topic mata pelajaran dalam bahan

ajar bahasa.

28. Analisis Kurikulum/Silabus

Penggunaan Kurikulum kurikulum dalam materi ini yaitu

kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru diterapkan oleh

pemerintah untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan yang telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun.

Kurikulum 2013 masuk dalam masa percobaan di tahun 2013 dengan

menjadikan beberapa sekolah menjadi sekolah percobaan. Di

tahun 2014, Kurikulum 2013 sudah diterapkan di Kelas I, II,

IV, dan V sedangkan untuk SMP Kelas VII dan VIII dan SMA Kelas

X dan XI. Diharapkan, pada tahun 2015 telah diterapkan di

seluruh jenjang pendidikan. Kurikulum 2013 memiliki tiga aspek

penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, dan

aspek sikap dan perilaku. Di dalam Kurikulum 2013, terutama di

dalam materi pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan

dan materi yang ditambahkan. Materi yang dirampingkan terlihat

ada di materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb, sedangkan

materi yang ditambahkan adalah materi Matematika. Materi

pelajaran tersebut (terutama Matematika) disesuaikan dengan

materi pembelajaran standar Internasional sehingga pemerintah

berharap dapat menyeimbangkan pendidikan di dalam negeri

dengan pendidikan di luar negeri. Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Anies Baswedan, menyatakan menghentikan pelaksanaan

Kurikulum 2013 bagi sekolah-sekolah yang baru melaksanakan

kurikulum ini selama satu semester pada tanggal 5 Desember

2014. Beberapa aspek yang dinilai yaitu

Analisis Bahan Ajar Page 23

pengeitahuan,keterampilan,sikap dan perilaku. Dalam

pembahasan materi ini sudah memenuhi kurikulum sebagai bahan

ajar.

29. Analisis keterangan

Dalam materi penulis tidak mencamtukan sebuah keterangan atau

catatan catatan kaki. Karena tidak diperlukan penjelasan lagi.

Materi penulis sudah disusun secara struktur.

30. Analisis “Tingkat Keterbacaan”

BSNP telah menetapkan “keterbacaan” sebagai salah satu dari

lima aspek yang dijadikan standar penilaian buku pelajaran

yang baik. Ini menandakan bahwa faktor keterbacaan wacana

harus menjadi perhatian utama dalam penulisan wacana, terutama

untuk bahan ajar dan buku pelajaran. Kita menyadari bahwa buku

pelajaran adalah media pembelajaran yang dominan peranannya di

kelas. Oleh karena itu, buku pelajaran harus dirancang dengan

baik dan benar dengan memperhatikan kelima standar yang

ditetapkan itu. Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 22/2007 maka buku pelajaran yang dipakai di setiap

sekolah seharusnya memenuhi standar kelayakan tersebut. Khusus

mengenai keterbacaan, tentulah diharapkan kiranya wacana-

wacana yang tersaji dalam buku pelajaran selalu memiliki

tingkat keterbacaan yang tinggi bagi siswa yang akan

membacanya.

Berkaitan dengan itu, Klare (1984) menyatakan bahwa bacaan

yang memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi akan

mempengaruhi pembacanya. Bacaan seperti ini dapat meningkatkan

minat belajar, menambah kecepatan dan efisiensi membaca. Tidak

hanya itu, bacaan yang memiliki tingkat keterbacaan tinggi

Analisis Bahan Ajar Page 24

biasanya dapat memelihara kebiasaan membaca para pembacanya

karena mereka merasa dapat memahami wacana seperti itu dengan

mudah.

Perlu disadari bahwa kemudahan pemahaman merupakan ciri yang

harus dipertahankan dalam sebuah karya ilmiah. Semakin ilmiah

sebuah karya tulis seharusnya pemahaman pun semakin mudah

pula. Hal ini dapat dimengerti karena keilmiahan sebuah karya

tulis berhubungan erat dengan faktor-faktor kesistematisan,

kelogisan, kebahasaan, dan keteraturan dalam berpikir. Semua

faktor ini kalau terpenuhi dengan baik sebetulnya akan

mengarah kepada kemudahan pemahaman.

KETERBACAAN: Apa sajakah faktor yang mempengaruhinya?

Gray dan Leary yang dikedepankan oleh  Harjasujana dan

Mulyati, (1996/1997) mengidentifikasi adanya 289 faktor yang

mempengaruhi keterbacaan sebuah wacana. Dari sekian banyak

faktor itu menurut mereka dua puluh faktor di antaranya 

dinyatakan  signifikan. Untuk mengenal sebagian dari faktor-

faktor dimaksud, mari kita simak pandangan para pakar tentang

ini.

Dupuis dan Askov (1982) mengedepankan empat faktor penentu

tingkat keterbacaan sebuah wacana. Keempat faktor tersebut

adalah (1) faktor kebahasaan  dalam  teks,  (2) latar 

belakang  pengetahuan  pembaca, (3) minat pembaca,  dan (4)

motivasi pembaca.  Dalam hubungannya dengan faktor kebahasaan 

seperti  yang diungkap Askov tersebut,  Nuttal (1989)

merincinya menjadi dua faktor utama, yakni (1) kekomplekan ide

dan bahasa yang terdapat dalam wacana serta (2) jenis kata

yang  digunakan dalam wacana tersebut.

Analisis Bahan Ajar Page 25

Masih tentang faktor-faktor yang mempengaruhi  tingkat

keterbacaan wacana, Baradja (1991:128) menjelaskan bahwa,

“faktor-faktor yang bertanggung jawab akan adanya kesulitan

dalam hal membaca suatu teks banyak sekali”.  Faktor-faktor

itu beliau kelompokkan menjadi dua, yaitu kesulitan secara

makro dan mikro. Ke dalam faktor makro ini, Baradja

menyebutnya antara lain perbedaan latar belakang penulis

dengan pembaca, termasuk di dalamnya perbedaan pengetahuan,

bahasa dan kode bahasa yang digunakan, kebudayaan dan 

perbedaan asumsi. Dari segi mikro, ditulisnya antara lain 

kesulitan dalam memahami ungkapan,  afiksasi,  kata  sambung, 

serta pola kalimat. Kesulitan-kesulitan dari segi mikro ini,

menurut beliau terutama dirasakan oleh orang asing yang

membaca wacana berbahasa Indonesia atau sebaliknya oleh orang

Indonesia yang membaca wacana berbahasa asing.

31. Analisis Keontetikan (Fakta kebahasaan / kesastraan)

  Uraian materi berisi fakta kebahasaan: kalimat, kosa kata,

istilah, ungkapan, peribahasa, atau kesastraan sesuai tuntutan

SK dan KD

Implikasi wacana  Implikasi wacana merupakan unsur di luar

wacana, bisa berupa analogi, perbandingan, kesejajaran wacana

yang mampu memperkuat penyampaian materi sesuai dengan

tuntutan SK dan KD. Implikasi wacana berisi konsep dasar

keluasan materi melalui pelatihan, tugas, dan kegiatan mandiri

sehingga dalam kehidupan sehari-hari peserta didik mampu

menggali dan memanfaatkan informasi, menyelesaikan masalah,

dan membuat keputusan dalam kerja ilmiah

Analisis Bahan Ajar Page 26

Kedalaman materi

 Materi memberikan ketuntasan belajar sesuai dengan tingkat

pendidikan dan sesuai dengan SK dan KD. Tingkat kesulitan

konsep sesuai dengan perkembangan peserta didik dan tidak ada

tumpang tindih antarkelas, maupun antarjenjang pendidikan

Kesuaian wacana

Mengacu pada ruang lingkup yang ada dalam pada standar isi

(empat aspek keterampilan berbahasa). Empat aspek keterampilan

bahasa dimaksudkan meliputi: mendengarkan, berbicara, membaca,

dan menulis. Wujud uraian, mulai pengenalan konsep sampai

dengan interaksi antarkonsep, dan memperhatikan tuntutan SK

dan KD. Tingkat kesulitan disesuaikan dengan tingkat pemahaman

peserta didik yang lebih menekankan pada “concrete-

operational” dan “system of operations” .

Kuantitas wacana

     Ditunjukkan oleh jumlah minimal yang sesuai dengan

tuntutan SK dan KD. Untuk mencapai kedalaman materi, maka

kuantitas wacana ditentukan oleh pengembangan atau penambahan

dengan jenis wacana lain yang dapat berfungsi sebagai

pembanding, penjelas, analogi, atau kebutuhan lain yang

sejalan dengan tuntutan materi. Dengan demikian materi yang

disajikan memuat sumber-sumber tambahan itu mencerminkan

kontinuitas, dengan kedalaman spiralitas mengembangan materi.

Materi yang ditampilkan menjadi lebih menarik dan inovatif,

serta memotivasi peserta didik senang belajar

Kualitas wacana

Analisis Bahan Ajar Page 27

     Mencerminkan kedalaman materi yang ditentukan oleh

keaktualan, kemutakhiran, kefaktualan, dan kevariasian topik.

Kualitas wacana mencerminkan kedalaman isi/pesan dengan

spiralitas pengembangan materi pelajaran bahasa.

32. Analisis Kualiatas/Kelengkapan Materi

   Materi yang disajikan mencakup semua materi yang terkandung

dalam Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)  tanpa

menyebutkan SK dan KD secara eksplisit.

Wacana

   Wacana dapat berupa 1) percakapan, 2) karangan

atau laporan utuh: cerpen, novel, buku, artikel, pidato,

khotbah; atau puisi merupakan materi utama yang harus ada

dalam buku teks pelajaran Bahasa Arab. Wacana biasanya

mengawali uraian materi setiap bab. Berdasarkan pada wacana

itulah uraian materi, pemahaman wacana, fakta

kebahasaan/kesastraan, dan implikasi wacana, dibahas. Wacana

yang disajikan mencakup ruang lingkup yang ada dalam standar

isi berupa empat aspek keterampilan berbahasa (mendengarkan,

berbicara, membaca, dan menulis) mulai dari pengenalan konsep

sesuai dengan tuntutan yang ada di Standar Komptensi.

Pemahaman wacana

  Pemahaman wacana merupakan tahapan lanjut setelah membaca

dan menyimak wacana. Pemahaman wacana berisi perintah, tugas.

atau pelatihan yang mengarahkan peserta didik untuk memahami

isi/pesan wacana

Analisis Bahan Ajar Page 28

33. Analisis Variasi Soal

Dalam variasi soal sudah dapat memenuhi tingkat keinginan

siswa dan menarik minat untuk siswa melatih kemampuannya.

34. Analisis Keakuratan Materi

  Setelah materi memiliki kesesuaian dengan standar kompetensi

dan kompetensi dasar yang ditentukan pemilihan materi yang

digunakan juga harus akurat. Jangan sampai ketika membahas

kompetensi dasar tertentu materi yang disajikan kurang relevan

terhadap pencapaian kompetensi dasar. Keakuratan materi dalam

buku teks bahasa Indonesia tercermin dari hal-hal berikut,

yaitu:Keakuratan dalam pemilihan wacana

Wacana yang disajikan berdasarkan kenyataan yang ada (faktual)

serta sedang hangat dibicarakan (aktual) dengan menyebutkan

sumber yang jelas sesuai dengan tingkat pemahaman peserta

didik.

Analisis Bahan Ajar Page 29

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan

untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan

kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud

bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.

Maka pentinglah sebuah buku bahan ajar tersebut

dikembngakan dan dianalisis,sehingga kita dapat

mengetahui bagaimana tingkat kelayakannya.

B. Saran

Sebagai SDM untuk mengangkat bahan ajar siswa tingkat SMA

maupun semua kalangan diperlukan sebuah pertimbangan dan

analisis agar dapat tercapai indikator yang sesuai dalam

mempelajari sebuah buku.

Analisis Bahan Ajar Page 30

DAFTAR PUSTAKA

http://jafarbaqdhat.blogspot.com/2012/11/pengertian-topik-tema-judul.html

http://www.academia.edu/6666199/Pengembangan_Bahan_Ajar

http://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum_2013

http://uniisna.wordpress.com/2010/12/31/keterbacaan-wacana-dan-teknik-

pengukurannya-2/

Analisis Bahan Ajar Page 31