Upload
universitasnegerimakassar
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari
berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang
lain. Pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam
memilih atau menentukan pendekatan dan model pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran yang dapat dipergunakan dikelas dengan
melibatkan peserta didik secara penuh sehingga peserta didik
memperoleh pengalaman dalam menuju kedewasaan.
Kegiatan belajar adalah pembinaan hubungan antara peserta
didik dengan pendidik sehingga tercipta hubungan kemanusian
yang akrab, terarah dan saling menghargai, saling membantu dan
saling belajar.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana analisis pengembangan instrumen bahan ajar
“Essen und Trinken” oleh Syahruni?
C. Tujuan
- Agar mahasiswa yang sebagai calon guru mengetahui
tingkat kelayakan sebuah buku bahan ajar.
- Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan
kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta
didik, yakni bahan ajar yang sesuai dengan
karakteristik dan setting atau lingkungan sosial
peserta didik.
Analisis Bahan Ajar Page 1
- Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif
bahan ajar di samping buku-buku teks yang terkadang
sulit diperoleh
BAB II
PEMBAHASAN
A. Skenario Pembelajaran Bahasa Jerman
Standar Kompetesi
Berbicara
Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk Paparan atau
dialog sederhana tentang “ Kehidupan Sehari- hari”
Kompetensi Dasar
Melakukan dialog sederhana dengan lancar yang mencerminkan
kecakapan berkomunikasi yang santun dan tepat.
Indikator
1.Dapat menyebutkan jenis- jenis makanan dan minuman dalam
bahasa Jerman dengan ucapan dan lafal yang tepat.
2.Dapat menceritakan jenis makanan dan minuman yang dimakan
Analisis Bahan Ajar Page 2
waktu makan( Mahlzeiten),yaitu pagi,siang,dan malam dalam
dialog yang sederhana.
Tujuan
Siswa dapat menyebutkan jenis- jenis makanan dan minuman
dengan ucapan dan lafal yang tepat serta berdialog sederhana
tentang makanan dan minuman yang dimakan waktu
makan( Mahlzeiten), yaitu pagi, siang dan malam.
Materi Pembelajaran
Tema : Kehidupan Sehari- hari
Subtema : Essen Und Trinken
Wortschatz :1. Macam/ jenis makanan
- der Reis - der Fisch
- das Obst - das Ei
- die Wurst - die Kartoffeln
- die Kaese - der Kuchen
- die Pizza - das Gemuesse
- das Fleisch - das Brot
- Die Suppe - der Salat,usw.
2. Macam/ jenis minuman
- der Saft - das Mineralwasser
- die Milch - der Wein
- die Cola - der Tee
- der Kaffe,usw.
3.Mahlzeiten
- Fruehstuecken
- Mittagssen
- Abendessen
Redemittel : - Menanyakan apa yang dimakan dan minum pada
Analisis Bahan Ajar Page 3
waktu makan
Was essen und trinken Sie zum Fruehstueck?
Was essen und trinken Sie zu Mittag?
Was essen und trinken Sie zu Abend?
-Menginformasikan apa yang dimakan dan diminum pada waktu
makan
Morgens/ Mittags/ Abends esse ich ein Tellrer Reis/ eine
Pizza/ ein Wurst
Morgens/ Mittag/ Abends trinke ich ein Glas Milch/ eine Dose
Cola/ einen Orangensaft.
Metode Pembelajaran
Langsung
Langkah Pembelajaran:
1.Kegiatan Awal:
- Guru memberikan stimulus awal kepada siswa, menanyakan
materi apa saja yang telah diterima siswa pada pertemuan
sebelumnya.
Was haben Sie gelernt?
• Wir haben ueber Schuele gelernt
-Guru mengajak siswa untuk belejar atau membicarakan materi
yang akan diajari
Heute lernen wir ueber Essen und Trinken
-Kemudian guru membagikan gambar makanan dan minuman kepada
siswa. Di bawah gambar tersebut sudah tercantum nama makanan
dan minuman.
- Siswa disuruh untuk menempelkan gambar tersebut dalam
assoziogram yang ada di papan tulis
Essen und Trinken
Analisis Bahan Ajar Page 4
2.Kegiatan Inti:
- Siswa disuruh untuk menyebutkan jenis makanan dan minuman
yang ada pada assoziogram dengan ucapan dan lafal yang
tepat.Guru hanya memperbaiki ucapan dan lafal siswa kurang
tepat.
- Guru menanyakan apa yang dimakan dan diminum pada waktu
makan kepada salah satu siswa dan kepada tiga orang siswa.
Dony, was essen und trinken Sie zum Morgen?
• Morgens esse ich ein Broetchen und trinke ich ein Glas Milch
Rebecha, was essen und trinken Sie zu Mittag?
• Mittags esse ein Teller Reis , eine Suppe und trinke ich
einen Orangensaft.
Christop, was essen und trinken Sie zu Abend?
• Abends esse ich eine Pizza,ein Ei und trinke ich eine Dose
Cola oder Bier.
-Siswa melakukan dialog sederhana seperti di atas dengan teman
sebangkunya dengan ucapan dan lafal yang tepat secara
bergilir.
3. Kegiatan Akhir
Guru menanyakan hal apa yang sudah diperoleh siswa dari materi
pelajaran yang telah disampaikan. Dan sebagai tugas akhir,
siswa disuruh untuk mencocokkan gambar dengan kata- kata yang
sudah tersedia.
B. Analisis Pengembangan Instrumen
1. Analisis “Tema”
Tema berasal dari bahasa Yunani “thithenai”, berarti sesuatu
yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan. Tema
merupakan amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui
Analisis Bahan Ajar Page 5
karangannya. Dalam karang mengarang, tema adalah pokok pikiran
yang mendasari karangan yang akan disusun. Dalam tulis
menulis, tema adalah pokok bahasan yang akan disusun menjadi
tulisan. Tema ini yang akan menentukan arah tulisan atau
tujuan dari penulisan artikel itu. Menentukan tema berarti
menentukan apa masalah sebenarmya yang akan ditulis atau
diuraikan oleh penulis.
Tema merupakan persoalan utama yang diungkapkan oleh pengarang
dalam sesebuah karya kesusteraan seperti cerpen atau novel.
Biasanya tema diolah berdasarkan sesuatu motif tertentu yang
terdiri dari pada objek, peristiwa kejadian dan sebagainya.
Ada pendapat lain yang mengatakan bahawa tema sebagai satu
gagasan, pikiran atau persoalan utama yang mendasari sesebuah
karya sastra dan terungkap secara langsung (eksplisit) atau
tidak langsung (implisit). Tema dalam sesebuah cerita tidak
dapat dilihat sepenuhnya sehingga cerita itu selesai dibaca.
Selain itu, tema dapat dikesan melalui: perwatakan watak-watak
dalam sesebuah cerita, peristiwa, kisah, suasana dan unsur
lain seperti nilai-nilai kemanusian dan kemasyarakatan yang
terdapat dalam cerita. Persoalan-persoalan yang disungguhkan
dan kemudian mendapatkan pokok persoalannya secara
keseluruhan. cerita diselesaikan, semuanya menentukan rupa
tema yang dikemukakan oleh pengarang.
SYARAT-SYARATTEMA YANG BAIK
1. Tema menarik perhatian penulis.
Dapat membuat seorang penulis berusaha terus-menerus
untuk membuat tulisan atau karangan yang berkaitan dengan tema
tersebut.
Analisis Bahan Ajar Page 6
2. Tema dikenal/diketahui dengan baik.
Maksudnya pengetahuan umum yang berhubungan dengan tema
tersebut sudah dimilki oleh penulis supaya lebih mudah dalam
penulisan tulisan/karangan.
3. Bahan-bahannya dapat diperoleh.
Sebuh tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah
bahannya cukup tersedia di sekitar kita atau tidak. Bila cukup
tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk dapat
memperolehnya kemudian mempelajari dan menguasai sepenuhnya.
4. Tema dibatasi ruang lingkupnya.
Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup
kemampuannya untuk menggarapnya akan lebih bijaksana kalau
dibatasi ruang lingkupnya.
tema dapat dikesan melalui:
1. Perwatakan watak-watak dalam sesebuah cerita.
2. Peristiwa,kisah,suasana dan unsur lain seperti nilai-nilai
kemanusian dan kemasyarakatan yang terdapat dalam cerita.
3. Persoalan-persoalan yang disungguhkan dan kemudian
mendapatkan pokok persoalannya secara
keseluruhan.
4. Plot cerita.
5. Tema harus Bermanfaat.
6. Tema yang dipilih harus berada disekitar kita.
7. Tema yang dipilih harus yang menarik.
8. Tema yang dipilih ruang lingkup sempit dan terbatas.
9. Tema yang dipilih memiliki data dan fakta yang obyektif.
10. Tema yang dipilih harus memiliki sumber acuan.
SUMBER-SUMBER MENDAPATKAN TEMA
Analisis Bahan Ajar Page 7
Sumber-sumber untuk menulis sebuah tema datangnya bisa lewat
mana saja , kapan saja, dan dimana saja antara lain yaitu
sebagai berikut:
- Sumber pengalaman kita ataupun orang lain.
- Sumber-sumber pengamatan.
- Sumber-sumber imajinasi.
- Dan hasil dari penalaran kita.
2. Analisis “Subtema”
subtema adalah pembahasan agar lebih memudahkan pembaca untuk
memahami maksud dari sebuah gagasan yang ingin disampaikan
seorang penulisnya, dalam sebuah subtema itulah yang menarik
bagi penulis akan meningkatkan kegairahan dalam mengembangkan
penulisannya, dan bagi pembaca akan mengundang minat untuk
membacanya. Untuk menghasilkan tulisan yang baik, penulis
harus menguasai teori-teori (data sekunder), data di lapangan
(data primer). Selain itu, penulis juga harus menguasai waktu,
biaya, metode pembahasan, bahasa yang digunakan, dan bidang
ilmu.
3. Analisis “Judul”
Judul adalah perincian atau penjabaran dari topik. Judul lebih
spesifik dan sering telah menyiratkan permasalahan atau
variabel yang akan dibahas. Judul juga merupakan nama yang
dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-
lain; identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis,
bersipat menjelaskan diri dan yang manarik perhatian dan
adakalanya menentukan wilayah (lokasi). Dalam artikel judul
sering disebut juga kepala tulisan. Ada yang mendefinisikan
Analisis Bahan Ajar Page 8
Judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga
miniatur isi bahasan. Judul hendaknya dibuat dengan ringkas,
padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari
lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan. Judul tidak
harus sama dengan topik. Jika topik sekaligus menjadi judul,
biasanya karangan akan bersifat umum dan ruang lingkupnya
sangat luas. Judul dibuat setelah selesai menggarap tema,
shingga bisa terjamin bahwa judul itu cocok dengan temanya.
Sebuah judul yang baik akan merangsang perhatian pembaca dan
akan cocok dengan temanya.
Judul hanya menyebut ciri-ciri yang utama atau yang terpenting
dari karya itu, sehingga pembaca sudah dapat membayangkan apa
yang akan diuraikan dalam karya itu. Ada judul yang
mengungkapkan maksud pengarang, misalnya dalam sebuah laporan
eksposisi, contohnya : “Suatu Penelitian tentang Korelasi
antara Kejahatan Anak-anak dan Tempat Kediaman yang Tidak
Memadai.
FUNGSI JUDUL :
• Merupakan identitas atau cermin dari jiwa seluruh tulisan.
• Temanya menjelaskan diri dan menarik sehingga mengundang
orang untuk
membaca isinya.
• Gambaran global tentang arah, maksud, tujuan, dan ruang
lingkupnya.
• Relevan dengan seluruh isi tulisan, maksud masalah, dan
tujuannya.
SYARAT- SYARAT PEMBUATAN JUDUL :
Analisis Bahan Ajar Page 9
• Harus relevan = Mempunyai keterkaitan dengan temanya atau
bagian-bagian penting dari tema.
• Harus provokatif = Menarik sedemikian rupa sehingga
menimbulkan rasa ingin tahu tiap pembaca terhadap isi tulisan.
• Harus singkat = Tidak boleh mengambil kalimat atau frasa
yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangkaian kata
yang singkat. Jika penulis tidak dapat menghindari judul yang
panjang, maka dapat menggunakan solusi dengan membuat judul
utama yang singkat, tetapi dengan judul tambahan yang panjang.
• Harus asli = Jangan menggunakan judul yang sudah pernah
dipakai.
SYARAT-SYARAT JUDUL YANG BAIK :
• Harus berbentuk frasa.
• Tanpa ada singkatan atau akronim.
• Awal kata harus huruf kapital, kecuali preposisi dan
konjungsi.
• Tanpa tanda baca di akhir judul.
• Menarik.
• Logis.
• Sesuai dengan isi.
Pengertian judul langsung dan tak langsung :
• Judul langsung : Judul yang erat kaitannya dengan bagian
utama berita, sehingga hubungannya dengan bagian utama berita
terlihat jelas.
Analisis Bahan Ajar Page 10
• Judul tak langsung : Judul yang hubungannya tidak langsung
dengan bagian utama berita, tetapi tetap menjiwai seluruh isi
tulisan.
4. Analisis “Gambar”
Tata letak sebuah gambar dalam sebuah penulisan bahan ajar
untuk tingkat kelayakan SMA harus memuat informasi yang sesuai
dengan pembahasan penulis. Dalam sebuah buku bahan ajar,jika
terdapat gambar itu merupakan tumpuan dari sebuah latihan atau
soal-soal untuk siswa kerjakan. Buku ajar harus selalu
disertai dengan ilustrasi atau gambar agar buku ajar menarik
bagi siswa. Di samping untuk tujuan menarik perhatian,
ilustrasi atau gambar di dalam buku ajar juga mempunyai
kegunaan lain, yaitu untuk mempermudah pemahaman dan untuk
merangsang pembelajaran secara komunikatif. Supaya kehadiran
gambar di dalam buku ajar dapat berfungsi secara optimal,
pemilihan dan peletakan gambar harus disesuaikan dengan teks
bacaan atau wacana.
5. Analisis “Teks/Wacana”
Analisis wacana merupakan suatu kajian yang menenliti atau
menganalisis bahasa yang digunakan secara alamiah,baik dalam
bentuk tulismaupun lisan terhadapa para pengguna sebagai suatu
elemen masyrakat. Kajian terhadap suatu wacana dapat dilakukan
secara struktural dengan menghubungkan
anatara teks dan konteks, serta melihat suatu wacana
secarafungsional dengan menganalisis tindakan yang dilakukan
seseorang untuk tujuan tertentu untuk memberikan makna kepada
partisipan yang terlibat. Data yang digunakan dalam analisis
Analisis Bahan Ajar Page 11
wacana adalah dengan cara berfokus
kepadapengkontruksian secara kewacanaan yang meliputi teks
tulis yang berupa ragam tulisan, dan teks lisan yang berupa
ragam tuturan, untuk memahami suatu bahasa tentunya memiliki
manfaat dalam proses belajarbahasa dan perilaku
berbahasa. Mengkaji wacana secara sunguh-sungguh akan
meningkatkan pemerolehan kompetensi komunikatif .
6. Analisis “Soal/Latihan”
Terdapatnya suatu latihan atau soal dalam suatu buku bahan
ajar merupakan bentuk ukuran tingkat pemahaman siswa yang
telah diberikan penjelasan sebelumnya,dengan konstekstual
materi-materi yang disajikan terkait suasana atau konteks
tugas dan lingkungan siswa. Penggunaan bahasa yang sederhana
dan komunikatif mampu memberikan kemudahan pemahaman kepada
siswa. Sehingga dalam sebuah latihan lembar kerja siswa
kompetensi yang dinilai dapat terpenuhi.
7. Analisis “Gramatik”
Dalam buku bahan ajar bahasa asing/jerman,terlebih dahulu
penulis harus menguasai gramatik tertentu sesuai pengajaran
dalam bahasa jerman. Makna gramatikal adalah makna yang
berubah-ubah sesuai dengan konteks pemakainya. Kata ini sudah
mengalami proses gramatikalisasi, baik pengimbuhan,
pengulangan, ataupun pemajemukan. Penyusunan suatu gramatikal
dalam buku bahan ajr harus diperhatikan,karena merupakan
konsep pegangan acuan seorang guru untuk disampaikan kepada
siswanya.
Analisis Bahan Ajar Page 12
8. Analisis “Warna”
Daya tarik dalam sebuah bahan ajar yaitu kombinasi warna yang
menjadi faktor minat siswa untuk membacanya dan penyesuaian
tata letak yang serasi Analisis “Gaya Bahasa”
Dalam mengembangkan bahan ajar, penggunaan bahasa menjadi
salah satu faktor yang penting. Penggunaan bahasa, yang
meliputi pemilihan ragam bahasa, pemilihan kata, penggunaan
kalimat efektif, dan penyusunan paragraph yang bermakna,
sangat berpengaruh terhadap manfaat bahan ajar. Walaupun isi
bahan ajar penulis sudah cermat, menggunakan format yang
konsisten, serta dikemas dengan menarik, namun jika bahasa
yang penulis gunakan tidak dimengerti oleh peserta, maka bahan
ajar penulis tidak akan bermakna apa-apa. Penggunaan bahasa
menjadi faktor penting, bukan hanya dalam pengembangan bahan
ajar cetak seperti buku kerja siswa, lembar kerja siswa,
tetapi juga dalam pengembangan bahan ajar noncetak, seperti
kaset audio, video, bahan ajar berbasiskan komputer, dan lain-
lain.
9. Analisis Contoh
Pada perinsipnya penulis harus menyiapkan contoh dalam
pengerjaan tugas atau latihan soal dalam petunjuk pengerjaan
soal,jika siswa keliru dalam contoh yang terterah. Diharapkan
seorang guru untuk mengarahkan terlebih dahulu bagaimana
latihan soal yang seharusnya untuk dikerjakan.
10. Analisis Kosa kata
Penggunaan kosa kata dalam bahasa jerman,penulis menggunakan
kata yang mudah dipahami siswa atau pembaca,karena daalam
mempelajari bahasa asing perlu dan sering-sering kita gunakan
Analisis Bahan Ajar Page 13
kkosa kata,agar terbiasa dan mudah diingat untuk
mengaplikasikan kedepannya.
11. Analisis Penulisan Dan Tanda Baca
Penulisan dan tanda baca dalam materi ada beberapa yang tidak
sesuai,sehingga dalam menerjemahkan siswa sulit
mengartikannya. Untuk itu diperlukan kejelian seorang penulis
dan ketelitian agar penulisannnya sempurna. Apalagi dalam
bahasa jerman terdapat huruf tertentu yang dinamakan huruf
dhiptong yaitu huruf vokal ketemu vokal z.b. Ü Ä Ö.
12. Analisis “penataan”
penataan letak informasi dalam satu halaman cetak, serta
pengemasan dalam paket bahan ajar multimedia. Penataan letak
informasi untuk satu halaman cetak dalam bahan ajar hendaknya
mempertimbangkan beberapa hal berikut:
• Narasi atau teks yang terlalu padat dalam satu halaman
membuat peserta lelah membacanya.
• Bagian kosong (white space) dari satu halaman sangat
diperlukan untuk mendorong peserta mencoret-coret bagian
kosong tersebut dengan rangkuman atau catatan yang dibuat
peserta sendiri. Sediakan bagian kosong secara konsisten dalam
halaman-halaman bahan ajar.
• Padukan grafik, poin, dan kalimat-kalimat pendek, tetapi
jangan terus menerus sehingga menjadi membosankan.
• Gunakan sistem paragraf yang tidak rata pada pinggir kanan,
karena paragraf seperti itu lebih mudah dibaca.
• Gunakan grafik atau gambar hanya untuk tujuan tertentu,
jangan gunakan grafik atau gambar jika tidak bermakna.
• Gunakan sistem penomoran yang benar dan konsisten untuk
Analisis Bahan Ajar Page 14
seluruh bagian bahan ajar.
• Gunakan dan variasikan jenis dan ukuran huruf untuk menarik
perhatian, tetapi jangan terlalu banyak sehingga
membingungkan.
Perwajahan dan pengemasan bahan ajar juga meliputi penyediaan
alat bantu belajar dalam bahan ajar, sehingga bahan ajar dapat
dipelajari peserta secara mandiri (sendiri, atau dengan teman-
teman dalam kelompok).
13. Analisis Gaya Bahasa
Gaya bahasa penerjemah: mengutakan ketetapan makna dan kesan
akan rasa bahasa. M. Joos (1961) gaya bahasa erat kaitannya
dengan dimensi dan sikap sosial dalam masyarakat.
Gaya bahasa yang digunakan penulis dalam materinya ialah Resmi
(formal) dalam hal ini bersifat resmi namun tidak terlalu
kaku,strukturnya baik,teliti dan terperinci,logis dan
menunjukkan kesatuan yang kohesif.
14. Analisis Keterampilan
Dalam mempelajari bahasa asing/Jerman ini. Perlu memiliki
beberapa keterampilan berbicara,menulis,mendengarkan dan
membaca,maka dari itu butuh pelatihan dan pengajaran dari guru
atau buku-buku panduan untuk melatih keterampilan yang harus
dikembangkan.
15. Analisis Acuan
Dari acuan materi ini,tidak terdapat daftar pustaka. Dalam
setiap penulisan perlulah kita suatu sumber dari setiap sumber
yang kita dapatkan harus dimasukkan dalam daftar penulisan
kita apalagi sebagai sumber pelajaran. Jangan pelagiat dari
penulisan orang lalu kita masukkan dalam penulisan kita.
Analisis Bahan Ajar Page 15
16. Analisis Tingkat Kelayakan
Dalam tingkat kelayankan materi ini sudah menarik minat siswa
dan semua kalangan yang ingin mengetahui bahasa jerman.
Kelayakan isi dan kelayakan penyajian merupakan hal yang perlu
diperhatikan dari buku teks yang akan dipilih karena kedua hal
tersebut menentukan kualitas dan kesesuaianya diterapkan pada
siswa.
Kelayakan Isi
Kelayakan isi menyangkut materi apa yang disajikan dalam buku
pelajaran. Ada beberapa hal penting yang harus dipenuhi agar
buku teks dapat dikatakan memiliki isi yang layak untuk
dipakai. Kelayakan isi terlihat dari kesesuaian uraian materi
dengan SK dan KD, keakuratan materi, dan materi pendukung.
Kesesuaian Uraian Materi dengan SK dan KD
Materi yang termuat dalam buku teks harus jelas dan sesuai
dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah
ditetapkan oleh BSNP dalam standar isi. Kesesuain materi ini
meliputi kelengkapan materi dan kedalaman materi yang
disajikan.
17. Analisis Jenis Kertas
Biasanya dalam penulisan sebuah buku atau mkalah kertas tidak
menjadi persoalan,kecuali pemilihan kertas dijadikan sebuah
syarat,biasanya atau kebnyakan yang digunkan adalah kertas A4.
Analisis Bahan Ajar Page 16
18. Analisis Simbol
Penggunaan simbol dalam materi ini kurang sesuai dengan apa
yang diperintahkan. Biasanya dalam buku bahan ajar terdapat
simbol yang menunjukkan arah perintah. Misalnya petunjuk atau
perintah untuk mendengarkan,maka pasangkan gambar atau simbol
telinga.
19. Analisis Petunjuk
Dibutuhkanlah sebuah petunujk atau arahan dalam sebuah
buku,apabila dalam sebuah buku tidak terdapat sebuah petunjuk
untuk apa buku itu dibuat. Pembaca pasti akan
bingung,sesungguhnya buku adalah sebuah pelita,tapi malah buku
tanpa petunjuk membawa kita pada kegelapan. Apalagi utntuk
buku bahan ajar. Misalnya misalnya dalam sebuah wacana
diperintahkan untuk dibaca dan selanjutnya untuk ditentukan
sebuah tema dari wacana tersebut.
20. Analisis pokok bahasa
Dalam menulis materi bahan ajar siswa,dibutuhkan konsistensi
agar pokok bahasa yang ditulis tidak keluar dari tema. Seperti
penulis kembangkan materinya,dan tetap tidak keluar dari pokok
bahasannya.
21. Analisis durasi
Dalam durasi waktu pengerjaan soal tidak memerlukan waktu
lama,karena tingkat kesulitannya sesuai dengan pemahaman
siswa.
22. Analisis Pemilihan Bahasa
Analisis Bahan Ajar Page 17
Ragam Bahasa mengacu pada ragam bahasa baku atau formal dan
ragam bahasa nonformal atau komunikatif. Ragam bahasa baku
banyak digunakan dalam laporan penelitian, karya ilmiah,
surat-surat resmi, buku teks, siaran pers, dan lain-lain.
Bahasa baku dapat dimengerti dengan baik oleh pembacanya,
karena sama sekali tidak dipengaruhi oleh dialek bahasa
sehari-hari maupun dialek bahasa daerah. Namun demikian,
tulisan yang menggunakan ragam bahasa baku terkesan sangat
kaku, formal dan cenderung membosankan. Oleh karena itu, ragam
bahasa baku jarang digunakan dalam pengembangan bahan ajar.
Bahan ajar yang baik diharapkan dapat memotivasi peserta untuk
membaca, mengerjakan tugas-tugasnya, serta menimbulkan rasa
ingin tahu siswa untuk melakukan eksplorasi lebih lanjut
tentang topik yang dipelajarinya. Dengan demikian, ragam
bahasa yang digunakan dalam bahan ajar biasanya ragam bahasa
nonformal atau bahasa komunikatif yang lugas dan luwes. Dalam
bahasa komunikatif, pembaca diajak untuk berdialog secara
intelektual melalui sapaan, pertanyaan, ajakan, dan
penjelasan, seolah-olah dialog dengan orang kedua itu benar-
benar terjadi. Penggunaan bahasa komunikatif akan membuat
peserta merasa seolah-olah berinteraksi (pseudo-interaction)
dengan gurunya sendiri melalui tulisan-tulisan yang
disampaikan dalam bahan ajar.
Ragam bahasa komunikatif yang sebaiknya digunakan dalam
penulisan atau pengembangan bahan ajar sangat dipengaruhi oleh
pemilihan kata serta penggunaan kalimat yang efektif. Walaupun
ragam bahasa komunikatif yang digunakan, hendaknya kaidah
bahasa yang baik dan benar tidak ditinggalkan atau dilanggar.
Analisis Bahan Ajar Page 18
Hal ini sangat perlu sebagai salah satu persyaratan dari
keterbacaan bahan ajar yang ditulis atau dikembangkan.
Kata yang dipilih hendaknya jenis kata yang singkat dan lugas,
bukan kata atau istilah yang asing atau tidak banyak dikenal
siswa. Jika diperlukan pengenalan istilah teknis yang berlaku
dalam bidang ilmu tertentu, maka istilah tersebut perlu diberi
batasan yang jelas. Senarai (daftar kata sukar) dapat membantu
memberikan batasan istilah-istilah teknis. Selain itu, siswa
dapat diberi kesempatan untuk menjelaskan sendiri arti kata-
kata tersebut melalui pertanyaan-pertanyaan yang disiapkan
dalam bahan ajar penulis.
23. Analisis singkatan
Tidak diperlukan penerapan singkatan,karena dapat dipahami
oleh siswa. Tingkat utnuk bahan ajarnya ini bukanlah tingkat
pembelajaran mahasiswa,sehingga pemikiran tidak diperlukan
tema dari materi yang ditujukan adalah kehidupan sehari-hari.
24. Analisis rangkuman
Dalam materi ini,penulis tidak mencantumkan inti atau
rangkuman dari materi yang dapat memperjelas isi materi.
25. Analisis “Jumlah Kata,Kalimat,Paragraf & Wacana”
Menurut Hafni (1981:22) semua formula keterbacaan
mempertimbangkan faktor panjang kalimat ini. Kalimat yang
lebih panjang cendrung lebih ruwet dibandingkan dengan kalimat
pendek. Lebih jauh dikatakannya bahwa panjang kalimat
merupakan indeks yang mencerminkan adanya pengaruh jangka
ingat (memory span) terhadap keterbacaan. Beberapa peneliti
berdasarkan penelitian yang dilakukannya membuktikan bahwa
faktor panjang kalimat ini termasuk salah satu faktor yang
Analisis Bahan Ajar Page 19
menyebabkan sebuah wacana sulit dipahami (Lihat antara lain
Damaianti, 1995 dan Kurniawan, 1996). Ini berarti bawa faktor
panjang kalimat diyakini sangat berpengaruh terhadap tingkat
keterbacaan sebuah wacana.
Kecuali itu Hafni juga menegaskan bahwa “semua formula baca
bertolak dari ukuran kata”. Berkaitan dengan ini, Harjasujana
dan Mulyati (1996/1997: 107) menegaskan bahwa “Penelitian
yang terakhir membuktikan bahwa ada dua faktor yang
berpengaruh terhadap keterbacaan, yakni (1) panjang pendek
kalimat, dan (2) tingkat kesulitan kata”. Lebih jauh mereka
mengatakan bahwa formula keterbacaan yang sering digunakan
dewasa ini untuk mengukur keterbacaan wacana, berkecendrungan
kepada kedua tolok ukur tadi.
Berdasarkan kajian terhadap literatur lain yang sempat
penulis lakukan, ternyata kedua faktor tersebut dijadikan
sebagai dasar bagi pengukuran keterbacaan dalam berbagai
formula, seperti pada formula Spache, Dale & Chall, SMOG,
Fry, Rygor, dan Cartanya Rudolf Flesh (Hafni, 1981).
26. Analisis “Sistem Penilaian”
Standar Penilaian Pendidikan (SPP) sebagaimana tertuang
padaPermendiknas No. 20 Tahun 2007 merupakan penjabaran dari
PeraturanPemerintah (PP) No. 19 Tahun 2007 tentang Standar
Nasional Pendidikan (SNP).Pokok-pokok isi yang termuat pada
SPP menjadi acuan bagi guru, sekolah, dan pemerintah dalam
melaksanakan penilaian
hasil belajar. Mencermati lebih lanjut,dalam kurikulum KTSP,
terdapat ada empat standar mengalami perubahan,meliputi standar
kompetensi lulusan, proses, isi,dan standar penilaian. Terhadap perubahan
Analisis Bahan Ajar Page 20
itulah maka rumusan standar kelulusan (SKL) pun
berubah.Peraturan pemerintah yang menjelaskan tentang evaluasi
hasil berlajarmerupakan dasar dari penilaian hasil belajar.
Artinya Evaluasi
pembelajaran berdasarkan sasarannya dapat dicermati melalui ev
aluasi terhadap proses pembelajaran dan evaluasi terhadap hasi
l belajar. Evaluasi terhadap hasil belajarsering disebut
sebagai penilaian hasil belajar. Hal tersebut sesuai
denganPermendiknas No. 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian
Pendidikan. Kaidahtersebut mencakupi beberapa pengertian dasar
penilaian, prinsip dasar penilaian,teknik, instrumen,
prosedur, dan mekanisme penilaian, serta perbedaankewenangan
penilaian hasil belajar oleh pendidik, sekolah, dan
pemerintah.
Sistem Penilaian dalam Kurikulum 2013: Kajian Dokumen Terhadap
Kurikulum 2013
Selain kaidah umum penilaian pendidikan, terdapat kaidah
khusus yangdapat dijadikan dasar pelaksanaan penilaian selama
proses pembelajaran di kelasoleh pendidik. Proses penilaian di
dalam kelas yang dilakukan oleh pendidikdikenal
dengan istilah penilaian kelas. Pusat Kurikulum (Saat
ini menjadi PusatKurikulum dan Perbukuan) Badan Penelitian dan
PengembanganPendidikan Nasional mengatur pelaksanaan penilaian
kelas untuk berbagai tingkatan pendidikan. Pedoman penilaian k
elas tersebut mencakupi aturan tentang (1)konsep dasar
penilaian, (2) teknik penilaian, (3) langkah-langkah
pelaksanaan penilaian, (4) pengolahan hasil penilaian, dan (5)
pengolahan dan
Analisis Bahan Ajar Page 21
pelaporan hasil penilaian. Adapun model penelilain yang terdap
at dalam kurikulum 2013 dapat berupa penilaian berbasis tes da
n non tes (porfolio), menilai proses dan output
dengan menggunakan authentic assesment , rapor memuat penilaian
kuantitatiftentang pengetahuan dan deskripsi kualitatif
tentang sikap dan keterampilankecukupan.
27. Analisis tekhnologi/media
Mengembangkan media pembelajaran
Media dan sumber belajar menurut pannen (2003:2.20) adalah
alat dan cara untuk memfasilitasi, mempermudah proses belajar
siswa, serta membuat proses belajar menjadi lebih menyenangkan
dan menarik bagi siswa.
Media dan sumber belajar yang dapat dipilih untuk paket
bahan ajar pembelajaran bahasa arab antara lain: bitaqah al-
mufrodat al-mushawaroh, poster, kaset, CD, VCD, dll.
e. Mengembangkan materi pembelajaran
Materi pembelajarandikembangkan dalam bentuk buku ajar
yang dilakukan dengan beberapa langkah sebagai berikut:
a. Memilih dan mengumpulkan materi pembelajaran yang ada
dan relevan untuk digunakan,
b. Menyusun materi sesuai dengan urutan kegiatan
pembelajaran,
c. Mengidentifikasi materi-materi yang diperoleh dan yang
tidak diperoleh dari buku, dan
d. Menyusun program pengajaran.
Sebagai langkah awal dalam mengembangkan materi adalah
memilih dan menentukan topic dan judul, langkah pemilihan
topic mata pelajaran mengacu pada kurikulum dan analisis
Analisis Bahan Ajar Page 22
instruksional, kemudian membuat peta konsep yang akan menjadi
landasan ruang lingkup uraian topic mata pelajaran dalam bahan
ajar bahasa.
28. Analisis Kurikulum/Silabus
Penggunaan Kurikulum kurikulum dalam materi ini yaitu
kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru diterapkan oleh
pemerintah untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan yang telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun.
Kurikulum 2013 masuk dalam masa percobaan di tahun 2013 dengan
menjadikan beberapa sekolah menjadi sekolah percobaan. Di
tahun 2014, Kurikulum 2013 sudah diterapkan di Kelas I, II,
IV, dan V sedangkan untuk SMP Kelas VII dan VIII dan SMA Kelas
X dan XI. Diharapkan, pada tahun 2015 telah diterapkan di
seluruh jenjang pendidikan. Kurikulum 2013 memiliki tiga aspek
penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, dan
aspek sikap dan perilaku. Di dalam Kurikulum 2013, terutama di
dalam materi pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan
dan materi yang ditambahkan. Materi yang dirampingkan terlihat
ada di materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb, sedangkan
materi yang ditambahkan adalah materi Matematika. Materi
pelajaran tersebut (terutama Matematika) disesuaikan dengan
materi pembelajaran standar Internasional sehingga pemerintah
berharap dapat menyeimbangkan pendidikan di dalam negeri
dengan pendidikan di luar negeri. Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Anies Baswedan, menyatakan menghentikan pelaksanaan
Kurikulum 2013 bagi sekolah-sekolah yang baru melaksanakan
kurikulum ini selama satu semester pada tanggal 5 Desember
2014. Beberapa aspek yang dinilai yaitu
Analisis Bahan Ajar Page 23
pengeitahuan,keterampilan,sikap dan perilaku. Dalam
pembahasan materi ini sudah memenuhi kurikulum sebagai bahan
ajar.
29. Analisis keterangan
Dalam materi penulis tidak mencamtukan sebuah keterangan atau
catatan catatan kaki. Karena tidak diperlukan penjelasan lagi.
Materi penulis sudah disusun secara struktur.
30. Analisis “Tingkat Keterbacaan”
BSNP telah menetapkan “keterbacaan” sebagai salah satu dari
lima aspek yang dijadikan standar penilaian buku pelajaran
yang baik. Ini menandakan bahwa faktor keterbacaan wacana
harus menjadi perhatian utama dalam penulisan wacana, terutama
untuk bahan ajar dan buku pelajaran. Kita menyadari bahwa buku
pelajaran adalah media pembelajaran yang dominan peranannya di
kelas. Oleh karena itu, buku pelajaran harus dirancang dengan
baik dan benar dengan memperhatikan kelima standar yang
ditetapkan itu. Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 22/2007 maka buku pelajaran yang dipakai di setiap
sekolah seharusnya memenuhi standar kelayakan tersebut. Khusus
mengenai keterbacaan, tentulah diharapkan kiranya wacana-
wacana yang tersaji dalam buku pelajaran selalu memiliki
tingkat keterbacaan yang tinggi bagi siswa yang akan
membacanya.
Berkaitan dengan itu, Klare (1984) menyatakan bahwa bacaan
yang memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi akan
mempengaruhi pembacanya. Bacaan seperti ini dapat meningkatkan
minat belajar, menambah kecepatan dan efisiensi membaca. Tidak
hanya itu, bacaan yang memiliki tingkat keterbacaan tinggi
Analisis Bahan Ajar Page 24
biasanya dapat memelihara kebiasaan membaca para pembacanya
karena mereka merasa dapat memahami wacana seperti itu dengan
mudah.
Perlu disadari bahwa kemudahan pemahaman merupakan ciri yang
harus dipertahankan dalam sebuah karya ilmiah. Semakin ilmiah
sebuah karya tulis seharusnya pemahaman pun semakin mudah
pula. Hal ini dapat dimengerti karena keilmiahan sebuah karya
tulis berhubungan erat dengan faktor-faktor kesistematisan,
kelogisan, kebahasaan, dan keteraturan dalam berpikir. Semua
faktor ini kalau terpenuhi dengan baik sebetulnya akan
mengarah kepada kemudahan pemahaman.
KETERBACAAN: Apa sajakah faktor yang mempengaruhinya?
Gray dan Leary yang dikedepankan oleh Harjasujana dan
Mulyati, (1996/1997) mengidentifikasi adanya 289 faktor yang
mempengaruhi keterbacaan sebuah wacana. Dari sekian banyak
faktor itu menurut mereka dua puluh faktor di antaranya
dinyatakan signifikan. Untuk mengenal sebagian dari faktor-
faktor dimaksud, mari kita simak pandangan para pakar tentang
ini.
Dupuis dan Askov (1982) mengedepankan empat faktor penentu
tingkat keterbacaan sebuah wacana. Keempat faktor tersebut
adalah (1) faktor kebahasaan dalam teks, (2) latar
belakang pengetahuan pembaca, (3) minat pembaca, dan (4)
motivasi pembaca. Dalam hubungannya dengan faktor kebahasaan
seperti yang diungkap Askov tersebut, Nuttal (1989)
merincinya menjadi dua faktor utama, yakni (1) kekomplekan ide
dan bahasa yang terdapat dalam wacana serta (2) jenis kata
yang digunakan dalam wacana tersebut.
Analisis Bahan Ajar Page 25
Masih tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
keterbacaan wacana, Baradja (1991:128) menjelaskan bahwa,
“faktor-faktor yang bertanggung jawab akan adanya kesulitan
dalam hal membaca suatu teks banyak sekali”. Faktor-faktor
itu beliau kelompokkan menjadi dua, yaitu kesulitan secara
makro dan mikro. Ke dalam faktor makro ini, Baradja
menyebutnya antara lain perbedaan latar belakang penulis
dengan pembaca, termasuk di dalamnya perbedaan pengetahuan,
bahasa dan kode bahasa yang digunakan, kebudayaan dan
perbedaan asumsi. Dari segi mikro, ditulisnya antara lain
kesulitan dalam memahami ungkapan, afiksasi, kata sambung,
serta pola kalimat. Kesulitan-kesulitan dari segi mikro ini,
menurut beliau terutama dirasakan oleh orang asing yang
membaca wacana berbahasa Indonesia atau sebaliknya oleh orang
Indonesia yang membaca wacana berbahasa asing.
31. Analisis Keontetikan (Fakta kebahasaan / kesastraan)
Uraian materi berisi fakta kebahasaan: kalimat, kosa kata,
istilah, ungkapan, peribahasa, atau kesastraan sesuai tuntutan
SK dan KD
Implikasi wacana Implikasi wacana merupakan unsur di luar
wacana, bisa berupa analogi, perbandingan, kesejajaran wacana
yang mampu memperkuat penyampaian materi sesuai dengan
tuntutan SK dan KD. Implikasi wacana berisi konsep dasar
keluasan materi melalui pelatihan, tugas, dan kegiatan mandiri
sehingga dalam kehidupan sehari-hari peserta didik mampu
menggali dan memanfaatkan informasi, menyelesaikan masalah,
dan membuat keputusan dalam kerja ilmiah
Analisis Bahan Ajar Page 26
Kedalaman materi
Materi memberikan ketuntasan belajar sesuai dengan tingkat
pendidikan dan sesuai dengan SK dan KD. Tingkat kesulitan
konsep sesuai dengan perkembangan peserta didik dan tidak ada
tumpang tindih antarkelas, maupun antarjenjang pendidikan
Kesuaian wacana
Mengacu pada ruang lingkup yang ada dalam pada standar isi
(empat aspek keterampilan berbahasa). Empat aspek keterampilan
bahasa dimaksudkan meliputi: mendengarkan, berbicara, membaca,
dan menulis. Wujud uraian, mulai pengenalan konsep sampai
dengan interaksi antarkonsep, dan memperhatikan tuntutan SK
dan KD. Tingkat kesulitan disesuaikan dengan tingkat pemahaman
peserta didik yang lebih menekankan pada “concrete-
operational” dan “system of operations” .
Kuantitas wacana
Ditunjukkan oleh jumlah minimal yang sesuai dengan
tuntutan SK dan KD. Untuk mencapai kedalaman materi, maka
kuantitas wacana ditentukan oleh pengembangan atau penambahan
dengan jenis wacana lain yang dapat berfungsi sebagai
pembanding, penjelas, analogi, atau kebutuhan lain yang
sejalan dengan tuntutan materi. Dengan demikian materi yang
disajikan memuat sumber-sumber tambahan itu mencerminkan
kontinuitas, dengan kedalaman spiralitas mengembangan materi.
Materi yang ditampilkan menjadi lebih menarik dan inovatif,
serta memotivasi peserta didik senang belajar
Kualitas wacana
Analisis Bahan Ajar Page 27
Mencerminkan kedalaman materi yang ditentukan oleh
keaktualan, kemutakhiran, kefaktualan, dan kevariasian topik.
Kualitas wacana mencerminkan kedalaman isi/pesan dengan
spiralitas pengembangan materi pelajaran bahasa.
32. Analisis Kualiatas/Kelengkapan Materi
Materi yang disajikan mencakup semua materi yang terkandung
dalam Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) tanpa
menyebutkan SK dan KD secara eksplisit.
Wacana
Wacana dapat berupa 1) percakapan, 2) karangan
atau laporan utuh: cerpen, novel, buku, artikel, pidato,
khotbah; atau puisi merupakan materi utama yang harus ada
dalam buku teks pelajaran Bahasa Arab. Wacana biasanya
mengawali uraian materi setiap bab. Berdasarkan pada wacana
itulah uraian materi, pemahaman wacana, fakta
kebahasaan/kesastraan, dan implikasi wacana, dibahas. Wacana
yang disajikan mencakup ruang lingkup yang ada dalam standar
isi berupa empat aspek keterampilan berbahasa (mendengarkan,
berbicara, membaca, dan menulis) mulai dari pengenalan konsep
sesuai dengan tuntutan yang ada di Standar Komptensi.
Pemahaman wacana
Pemahaman wacana merupakan tahapan lanjut setelah membaca
dan menyimak wacana. Pemahaman wacana berisi perintah, tugas.
atau pelatihan yang mengarahkan peserta didik untuk memahami
isi/pesan wacana
Analisis Bahan Ajar Page 28
33. Analisis Variasi Soal
Dalam variasi soal sudah dapat memenuhi tingkat keinginan
siswa dan menarik minat untuk siswa melatih kemampuannya.
34. Analisis Keakuratan Materi
Setelah materi memiliki kesesuaian dengan standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang ditentukan pemilihan materi yang
digunakan juga harus akurat. Jangan sampai ketika membahas
kompetensi dasar tertentu materi yang disajikan kurang relevan
terhadap pencapaian kompetensi dasar. Keakuratan materi dalam
buku teks bahasa Indonesia tercermin dari hal-hal berikut,
yaitu:Keakuratan dalam pemilihan wacana
Wacana yang disajikan berdasarkan kenyataan yang ada (faktual)
serta sedang hangat dibicarakan (aktual) dengan menyebutkan
sumber yang jelas sesuai dengan tingkat pemahaman peserta
didik.
Analisis Bahan Ajar Page 29
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan
untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud
bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.
Maka pentinglah sebuah buku bahan ajar tersebut
dikembngakan dan dianalisis,sehingga kita dapat
mengetahui bagaimana tingkat kelayakannya.
B. Saran
Sebagai SDM untuk mengangkat bahan ajar siswa tingkat SMA
maupun semua kalangan diperlukan sebuah pertimbangan dan
analisis agar dapat tercapai indikator yang sesuai dalam
mempelajari sebuah buku.
Analisis Bahan Ajar Page 30
DAFTAR PUSTAKA
http://jafarbaqdhat.blogspot.com/2012/11/pengertian-topik-tema-judul.html
http://www.academia.edu/6666199/Pengembangan_Bahan_Ajar
http://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum_2013
http://uniisna.wordpress.com/2010/12/31/keterbacaan-wacana-dan-teknik-
pengukurannya-2/
Analisis Bahan Ajar Page 31