50
RENCANA STRATEGI SMU NEGERI X AMBON TAHUN 2013-2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang SMU Negeri X Ambon berdiri pada tahun 1900 Berbagai hal sudah di persiapkan oleh Dinas Pendidikan dan dikembangkan oleh sekolah di antaranya : (1) pengadaan sarana dan prasarana (sapres), seperti ruang kelas, ruang guru, ruang perpustakaan, dilengkapi dengan 1 ruang laboratorium IPA, papan tulis, LCD, dll; (2) pengadaan pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) melalui perekrutan dan proses seleksi; (3) mendesain struktur organisasi sekolah; (4) menyusun kurikulum; (5) penerimaan siswa baru melalui perekrutan dan proses seleksi; dan (6) penyusunan rencana strategi (RENSTRA) periode 2013-2017. SMU Negeri X Ambon sebagai Sekolah Menegah di bawah naungan Pemerintah Kota Ambon siap mendukung dan membantu upaya pemerintah dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasioanal yakni untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam rangka berjuang melaksanakan amanat-amanat mulia di atas SMPN 1 Karangdadap perlu mempersiapkan rencana strategi yang tepat, baik strategi jangka pendek maupun strategi jangka panjang. Oleh karenanya Renstra SMP 1 Karangdadap adalah rencana 4 (empat ) tahunan dari tahun 2013 – 2017 (tahun pelajaran (2013/2014 s.d. 2016/2017) yang menggambarkan visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan program, dan kegiatan pendidikan. Strategi ini penting, agar semua kebijakan dan program kerja sekolah terarah dan tepat sasaran. Untuk itu,

RENCANA STRATEGI SMU NEGERI X AMBON

Embed Size (px)

Citation preview

RENCANA STRATEGI SMU NEGERI X AMBON

TAHUN 2013-2017

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

SMU Negeri X Ambon berdiri pada tahun 1900 Berbagai hal

sudah di persiapkan oleh Dinas Pendidikan dan dikembangkan

oleh sekolah di antaranya : (1) pengadaan sarana dan prasarana

(sapres), seperti ruang kelas, ruang guru, ruang perpustakaan,

dilengkapi dengan 1 ruang laboratorium IPA, papan tulis, LCD,

dll; (2) pengadaan pendidik dan tenaga kependidikan (PTK)

melalui perekrutan dan proses seleksi; (3) mendesain struktur

organisasi sekolah; (4) menyusun kurikulum; (5) penerimaan

siswa baru melalui perekrutan dan proses seleksi; dan (6)

penyusunan rencana strategi (RENSTRA) periode 2013-2017.

SMU Negeri X Ambon sebagai Sekolah Menegah di bawah

naungan Pemerintah Kota Ambon siap mendukung dan membantu

upaya pemerintah dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasioanal

yakni untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dalam rangka berjuang melaksanakan amanat-amanat mulia di

atas SMPN 1 Karangdadap perlu mempersiapkan rencana strategi

yang tepat, baik strategi jangka pendek maupun strategi jangka

panjang. Oleh karenanya Renstra SMP 1 Karangdadap adalah

rencana 4 (empat ) tahunan dari tahun 2013 – 2017 (tahun

pelajaran (2013/2014 s.d. 2016/2017) yang menggambarkan visi,

misi, tujuan, sasaran, kebijakan program, dan kegiatan

pendidikan. Strategi ini penting, agar semua kebijakan dan

program kerja sekolah terarah dan tepat sasaran. Untuk itu,

strategi ini dikembangkan menjadi dokumen tertulis dalam

bentuk renstra SMP N 1 Karangdadap. Dengan demikian Renstra

disusun melalui proses secara sistematis, konsisten dan

berkelanjutan dari pengambilan keputusan dengan memanfaatkan

kondisi, potensi, efisiensi, dan efektivitas penyelenggaraan

pendidikan, yang pada akhirnya dapat meberikan sikap

akuntabilitas kinerja yang bertumpu pada pencapaian

keberhasilan KBM/PBM.

1.2. Landasan Hukum

(1) Pancasila sebagai landasan ideal ;

(2) Undang-Undang dasar 1945 sebagai landasan konstitusional ;

(3) Landasan Operasional ;

(4) Ketetapan MPR No. IV/MPR/1999 tentang GBHN ;

(5) Undang-Undang No.22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah ;

(6) Undang-Undang No. 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah pusat dan Daerah ;

(7) Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional ;

(8) Peraturan Pemerintah : a. Nomor 28 Tahun 1990 tentang

Pendidikan Dasar b. Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan

Menengah c. Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang

Kewenangan Pemerintah dan Propinsi Sebagai Daerah Otonom e. Nomor

19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan ;

BAB II KONDISI UMUM

2.1.Kondisi Eksternal Sekolah

2.1.1.Globalisasi

Globalisasi yang terjadi diberbagai negara telah merubah berbagai

aspek kehidupan manusia dalam segala bidang misalalnya dalam hal

komunikasi , perdagangan , sosial budaya, transportasi dan lain-

lain . Kemajuan globalisasi ini terutama memicu menurunnya

kualitas moral siswa karna melalui media internet setiap siswa

dapat mengakses segala informasi tanpa batas sehingga ada

kemungkinan siswa terpenggaruh akan situs-situs yang kurang baik

dan dapat mempengaruhi pola pikir siswa serta tingkah laku sisiwa

, mempengaruhi minat baca siswa, menimbulkan kesenjangan

sosial,selain dengan pesatnya teknologi informasi yang

berkembang dengan sangat pesat yang memungkinkan akses informasi

tanpa batas ruang dan waktu. Globalisasi memunculkan berbagai

tantangan dan permasalahan baru yang harus dipecahkan oleh

lembaga pendidikan lebih khusus pada SMA X untuk menghadapi hal

ini tentunya SMA X harus meningkatkan mutu pendidikan dalam hal

perbaikan fasilitas , manejemen,Membentuk karakter siswa maupun

sumber daya manusia dalam bidang ICT sehingga pendidikan pada SMA

X mampu bersaing dan tidak tertingal dengan sekolah – sekolah

yang lain.

2.1.2.Otonomi Daerah

Pelaksanaan desentralisasi pendidikan atau otonomi pendidikan

masih belum sepenuhnya berjalan sesuai dengan yang diharapkan ,

disebabkan karna kekurangan pranata sosial , politik dan ekonomi.

Otonomi pendidikan akanmmeberi efek terhadap kurikulum efisiemsi

administrasi ,pendapatan dan biaya pendidikan serta pemerataannya

.ini merupakan peluang bagi sekolah SMA X dimana dengan adanya

otonomi daerah sekolah kebebasan untuk mengatur sekolahnya secara

mandiri sesuai kebutuhan sekolahnya.

2.1.3.Politik Kekuasaan

Pendidikan dan politik keduanya merupakan elemen sosial politik

disetiap negara baik dinegara maju maupun negara berkembang.

Sebagai mana dimaklumi bahwa yang hendak dituju oleh pendidikan

nasional ialah pendidikan yang menuju keada masyarakat industri

yang tidk terlepas dari tujuan politik idiologi bangsa kita

sebagai mana yang diamanatkan oleh UUD 1945 , Pancasila dan

GBHN.Sistem pendidikan nasional telah merumuskan dasar , fungsi

dan tujuan pendidikan, yaitu pendidikan nasional berdasarkan

pancasila dan UUD 1945 ; pendidikan nasional berfungsi untuk

mengembangkan kemajuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan

martabat manusia Indonesia dalam rangkah upaya mewujudkan tujuan

nasional ; Pendidikan nasionsl bertujuan mencerdaskan kehidupan

bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya, yaitu

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa ,

berbudi pekerti luhur , memiliki pengetahuan dan

ketrampilan ,kesehatan jasmani dan rohani , kepribadian yang

mantap dan mandiri .

2.1.4. Ketimpangan Ekonomi

Ketimpangan ekonomi merupan terjdinya ketimpangan dalam

distribusi pendapatan antara kelompok masyarakat berpenghasilan

tinggi dan kelompok masyarakat berpenghasilan rendah .Kemiskinan

dan ketimpangan ekonomi merupakan masalah besar yang dihadapi

negara –negara berkembang termasuk pada SMA X ini disebabkan

karna menurunya pendapatan perkapita, orang tua,ketidak meratanya

pembangunan antar daerah , rendanya mobilitas sosial dan ini

sangat berpengaruh terhadap pendidikan anak diman orang tua yang

berpenghailan tinggi dapat menfasilitasi anaknya dengan baik dalm

memenuhi kebutuhan pendidikan sedangkan bagi orang tua yang tidak

mampu/ berpenghasilan rendah tidak dapat memenuhi kebutuhan

pendidikan anaknya sehingga sring terjadi kecemburuan sosial.

Dengan adanya kebijakan pemerintah mis : bantuan DANA BOS dengn

demikian dapt membantu peserta didik yang berasalo dari oarng tua

yang tidak mampu

2.1.4.Rapuhnya Nasionalisme

Berdirinya indonesia ditopang oleh budaya , etnis, suku, bahasa,

ras,dan agara yang beragam. Mencermati kondisi yang ada saat itu

maka ditetapkan pancsila sebagai landasan idiologi dan perekat

dalam berbangsa /bernegara , agar pertalian itu tetap erat dan

merekat maka ditumbuhkanlah rasa nasionalisme .Sejak berdirinya

bangsa/negara indonesia hingga sekarang , beragam tantangan ,

hambatan ,dan bahkan hantaman terhadap tali perekat datang silih

berganti .Berkembangnya nilai –nilai impor dan runtuhnya nilai

lokal akibat arus globalisasi, adopsi nilain yang tak

terhindarkan, terutam banyak terjadi dalam percaturan ekonomi dan

politik dan itu terjadi secar –besar-besaran sejak pasca

ORLA.Dengan demikian tanggung jawab lembaga pendidikan dalam hal

ini SMA X ditantang untuk mampu menerapkan empat pilar bangsa

yitu Pancasila, UUD 1945, NKRI,Bhineka Tunggal kembali dijadikan

acuan yang diterapkan pada lembaga pendidikan SMA X .

2.3.Potensi dan Masalah

2.3.1. Potensi

1. Potensi merupakan kemampuan , kekuatan yang dimiliki olehSMA X untuk mewujudkan Visi,Misi dan program SMA X yangmerupakan potensi yaitu potensiSekolah dan masyarakat merupakan dua komunitas yang salingmelengkapi antara satu dengan yang lain , memiliki hak dankewajiban yang sama dalam merencanakan, melaksanakan, danmelakukan pengawasan terhadap program pendidikan perhatianmasyarakat dap pendidikan terungkap melalui ide-ide ataubantuan yang diwujudkan melalui dana dan tenaga.Masyarakatakan menjadi tumpuan atas peningkatan dan pelayanan mutupendidikan yang diselengarakan oleh sekolah sehingga hubunganyang harmonis antara sekolah dan masyarakat akan memeberikandampak yang berarti bagi peningkatan mutu pendidikanUUSPN No 20 tahun 2003 mengemukakan pengadaan danpendayagunaan sumber daya pendidikan dilakukan olehpemerintah,masyarakat dan atau keluarga peserta didik .Hal inimenunjukan peran orang tua yang tergabung dalam komite sekolahmenjadi penting dapat langsung menghandel persoalandisekolah.Banyak orang tua yang membayar lebih tinggi untukputra-putrinya mendapat pendidikan yang lebih baikUUSPN N0 20 tahun 2003 pasal 54 ayat 2 bahwa masyarakat dapatberperan serta sebagai sumber pelaksana, dan pengguna hasilpendidikan.masyarakat lingkungan sekolah diminta dan diberikesempatan yang luas mendukung program penyelenggaraanpendidikan di sekolah secara keseluruhan

2.3.2. Permasalahan

SMA X selain memiliki potensi juga terdapat permasalahan yangdihadapi yaitu Sekolah tidak transparansi kepada masyarakatsebagai mitra kerja , tidak melibatkan komite untukmengevaluasi kinerja sekolah, tidak memperkenalkan keunggulansekolah kepada masyarakat karna tidak ada bulletin sekolah,tidak melakukan open hause, tidak ada kunjungan rumah, tidakperna menampilkan keunggulan sekolah melalui media baik mediacetak maupun media elektronikSekolah tidak akuntabilitas dalam pengunaan dana mis : tidakdibuat papan pengunaan dana,tidak ada pertanggung jawabanprogram dan keuangan kepada orang tua dan masyarakat. Apabilahsekolah dalam hal ini kepsek selaku pemimpin tidakmemanfaatkan potensi personal dengan tidak menjadi sumberinspirasi untuk membangkitkan potensi terpendam dalam tiappersonil,dan tidak memberimtivasi untuk bekerja,tidak menjalinkerja sama dengan masyarakat sebagai mitra kerja ,tidakmengembangkan apa yang menjadi keunggulan kompetitif dari padasekolah maka baik sekolah itu akan statis bahkan mati . BAB III. VISI DAN MISI SMA X 2013-20183.1.VISI

Terwujudnya sekolah yang unggul, bertaqwa, dan cinta lingkungan“.

3.2. MISI 1. Melaksanakan pembelajaran sesuai kurikulum yang berlaku         Yaitu selalu mengikuti perubahan model

pembelajaran sesuai dengan kurikulum agar siswa bisamemiliki pengetahuan yang luas sehingga kualitasnya baik.Menggunakan metode belajar yang menyenangkan (Paikem) agartidak menimbulakan rasa jenuh pada siswa.

2. Mendorong/menumbuhkan semangat bersaing dalam belajar danLancar berbahasa Inggris-Indonesia

Membuat siswa lebih berminat belajar dengan memberikanmotivasi yang membangun sehingga siswa lebih minat belajarden mendapatkan ilmu yang luas. Menunjukkan bebagai macamprestasi yang pernah ada sehingga siswa memiliki rasa inginmenjadi lebih baik. Mengadakan bimbingan belajar bahasa yangmemiliki kualitas yang baik, sehingga anak mampu bersaing ditingkat nasional dan internasional.

3. Menciptakan sekolah yang sehat dan nyamanMembuat pengamanan di lingkungan sekolah serta memberi

perlindungan terhadap siswa agar tidak terjadi kejadian yangtidak diinginkan. Memberi fasilitas yang layak sehinggasiswa dapat menggunakanya dengan baik. Memberi sarana

kebersihan untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah agarwarga sekolah tidak terjangkit penyakit, serta mengadakanpenghijauan sehingga sekolah terlihat asri.

4. Menumbuhkembangkan penghayatan terhadap ajaran agama,budaya, dan budi pekerti yang menjadi sumber kearifan dalambertindak.

5.Menjalin hubungan yang baik antar masyarakat dalam kegiatansekolah dan sebaliknya

Defenisi VISI :- Pengertian sekolah yang unggul ialah warga yang mampu

menjadikan sekolah yang biasa saja menjadi sekolah yang majudan bisa membuat inovasi yang baru. Juga yang bisamenjadikan sekolahnya menjadi lebih makmur dan nyaman sertamemiliki daya pikir yang lebih cepat dan tanggap. sertawarga sekolah yang memiliki kelebihan atau kemampuanberpikir yang baik.

- sekolah yang bertaqwa ialah warga yang selalu taat akan aturanagama sehingga jauh dari perbuatan yang jahat dan juga wargayang mengerti akan setiap ajarannya.

- sekolah yang cinta lingkungan ialah warga yang selalu menjaga,merawat serta melindungi lingkungan sekitar termasukmasyarakat (solidaritas).

BAB II KONDISI UMUM SMU NEGERI X AMBON

2.1  Kondisi Eksternal SMU Negeri X Ambon

2.1.1. GlobalisasiMemasuki millenium ketiga sekarang ini, penyelenggaraan pendidikan

tingkat nasional sedang dan akan menghadapi sejumlah permasalahan. Di

antara permasalahan-permasalahan tersebut adalah gejala semakin

menguatnya arus globalisasi, pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi, dan perubahan arah kebijakan pendidikan.

Millenium ketiga merupakan era globalisasi dan informasi. Dalam

kaitannya dengan globalisasi, Indonesia merupakan salah satu negara

yang ikut menyetujui dan terlibat aktif dalam berbagai kesepakatan

perdagangan global, seperti WTO, GATT, APEC dan sebagainya. Dalam era

globalisasi dan informasi, hampir semua faktor produksi,seperti uang,

teknologi, jasa, pabrik dan peralatan dapat bergerak melintasi tapal

batas negara tanpa kesulitan berarti. Dunia terasa menjadi semakin

sempit, jarak terasa semakin dekat, waktu terasa berjalan semakin

cepat, dan mobilitas orang dan barang semakin tinggi. Kondisi tersebut

akan mempunyai implikasi langsung terhadap penyelenggaraan pendidikan

nasional. Implikasi-implikasi yang dimaksud adalah: Pertama, tenaga

kerja terdidik dari luar negeri yang masuk ke Indonesia akan semakin

besar, sehingga persaingan dunia kerja bagi semakin ketat. Kedua,

sekolah luar negeri akan semakin mudah menyelenggarakan pendidikan di

Indonesia, sehingga calon siswa mempunyai peluang yang tinggi untuk

memilih sekolah yang berkualitas. Hal demikian berarti bahwa

persaingan antar sekolah untuk menarik siswa akan semakin ketat.

Persaingan tersebut tidak hanya meyangkut output, melainkan juga biaya

penyelenggaraan sekolah dan kinerja penyelenggaraan sekolah, baik yang

terkait dengan sumberdaya manusia, fasilitas maupun manajemen.

Isu lain yang perlu mendapatkan perhatian dalam penyusuanan Rencana

Strategis adalah implementasi otonomi pendidikan. Pemberlakuan otonomi

sekolah mempunyai implikasi-implikasi sebagai berikut: (1) pengurangan

subsidi pemerintah terhadap sekolah, (2) strategi yang ditempuh oleh

sekolah dalam menggali sumber dana lain di luar subsidi pemerintah,

dan (3) strategi yang ditempuh oleh sekolah negeri dan swasta terutama

dalam menjaring calon siswa.

Dalam kaitannya dengan implementasi otonomi pendidikan, sekolah negeri

bagaimanapun berada dalam posisi lebih diuntungkan daripada sekolah

swasta, karena dua alasan. Pertama, pemerintah masih memberikan

subsidi yang berupa gaji pegawai negeri, sehingga sekolah negeri tidak

perlu susah-susah mencari dana untuk menggaji karyawan. Kedua, rata-

rata sekolah negeri telah memiliki SDM yang lebih baik daripada rata-

rata swasta, terutama dalam aspek jabatan akademik guru, meskipun

dalam hal kewirausahaan (entrepreneurship) rata-rata swasta secara

relatif telah memiliki pengalaman lebih baik daripada rata-rata

negeri.

Dalam kaitannya dengan strategi yang ditempuh oleh sekolah lain dalam

mengimplementasikan otonomi pendidikan , terdapat kecenderungan bahwa

sebagian besar sekolah, terutama negeri, akan menambah daya tampung

mereka agar lebih banyak calon siswa yang diterima di sekolah yang

bersangkutan. Kecenderungan penggunaan strategi ini mulai terlihat

secara signifikan sejak tahun akademik 2007, 2008, dan 2009, ketika

berbagai sekolah negeri, sekurang-kurangnya di maluku, meningkatkan

daya tampung mereka, dan strategi tersebut berkonsekuensi logis pada

menurunnya jumlah pendaftar pada sebagian besar sekolah swasta

dimaluku pada tiga tahun terakhir. Strategi ini cenderung ditempuh

karena berkaitan dengan upaya negeri untuk dapat mandiri, baik dalam

pengalian maupun pengelolaan dana, sehingga negeri tidak lagi banyak

tergantung pada kemampuan pembiayaan pemerintah, terutama pada

pembiayaan operasional penyelenggaraan pendidikan dan pemeliharaan

berbagai fasilitas pembelajaran. Diantara upaya-upaya yang dilakukan

negeri untuk meningkatkan daya tampung tersebut adalah

menyelenggarakan kelas paralel, dan membuka program ekstensi bahkan

program ekstensi. Peningkatan daya tampung ini berkaitan erat dengan

jumlah dana yang bisa diperoleh dari calon siswa. Konsekuensinya

adalah bahwa jumlah calon siswa dari negeri yang selama ini menjadi

konsumen utama swasta menjadi semakin kecil, sehingga perolehan calon

siswa swasta juga semakin kecil dan keberlangsungan swasta menjadi

terancam.

Dalam kaitannya dengan strategi yang ditempuh oleh sekolah negeri dan

swasta dalam memenangkan persaingan antar sekolah terutama dalam

menjaring calon siswa, terdapat kecenderungan bahwa masing-masing

sekolah akan bersikap proaktif, terutama dalam membangun berbagai

jaringan (networking) dengan berbagai intitusi untuk berbagai

keperluan, baik pendidikan, penelitian maupun pengabdian pada

masyarakat. Konsekuensinya adalah bila sekolah tidak siap dengan

langkah-langkah serupa, maka dapat diperkirakan bahwa swasta akan

selalu tertinggal di belakang dan tidak mampu mengakses berbagai

resources yang ada di berbagai institusi.

Kondisi Sekolah SMA X

Hal lain yang perlu mendapatkan perhatian di dalam perumusan Rencana

Strategis adalah kondisi internal institusi sendiri, baik dalam

kaitannya dengan kekuatan dan kelemahan maupun langkah-langkah yang

dapat ditempuh untuk meningkatkan kekuatan dan mengurangi kelemahan.

Oleh karena itu, Sekolah SMA X perlu mengidentifikasi secara lebih

cermat dan jujur kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan tersebut

serta dapat merumuskan strategi yang tepat untuk mengoptimalisasikan

kekuatan dan meminimalisasikan kelemahan tersebut.

Di antara kekuatan-kekuatan yang dimiliki oleh Sekolah SMA X saat ini

adalah sebagai berikut: (1) lokasi Sekolah yang cukup strategis dan

memiliki peluang pengembangan ke depan, (2) memiliki kesadaran untuk

mengantisipasi perkembangan dan perubahan kedepan, (3) secara bertahap

bersedia melangkah menuju profesionalisme melalui bentuk-bentuk

evalusai diri, (4) memiliki kemampuan yang relatif baik dalam kerja

tim (team-working), dan (5) memiliki pengalaman dalam mengelola

sumberdaya secara mandiri. Sementara di antara kelemahan-kelemahannya

adalah: (1) pengembangan Sekolah belum terpadu dan memperhitungkan

berbagai aspek, baik yang bersifat ideologis, akademik, manajerial,

estetik, maupun ekologis, (2) perhitungan terhadap berbagai

perkembangan masa depan belum didasarkan atas informasi atau data-data

yang konkret dan akurat, (3) aspek-aspek kinerja baik yang terkait

dengan proses pembelajaran (guru, kurikulum, metode, output, dll.) dan

yang terkait dengan manajemen (finansial, sarana-prasarana) masih

memerlukan banyak perhatian, (4) kualitas guru secara individual masih

rendah, dan (5) belum banyak memanfaatkan sumber-sumber lain diluar

dana yang diperoleh dari mahasiswa, melalui berbagai jaringan

kerjasama (networking).

Arah Pengembangan

Barkaitan dengan permasalahan-permasalahan tersebut maka eksistensi

dan keberlanjutan Sekolah SMA X tergantung pada kemapuan-kemampuan

sebagai berikut. Pertama, kemapuan untuk menigkatkan kompetensi siswa

secara terus menerus sehingga memiliki daya saing yang tinggi, Kedua,

kemampuan untuk mengembangkan berbagai ragam keilmuan secara

berkelanjutan. Dalam hal ini, Sekolah SMA X sebagai pengelola ilmu

harus mampu menghasilkan berbagai output keilmuan sesuai dengan

kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Berkaitan degan hal tersebut maka

paradigma pengelolaan sekolah perlu bergeser dari pengelolaan yang

berorientasi pada persediaan . Ketiga, kemapuan membangun manajemen

sekolah yang efisien, efektif, akuntabel, dan transparan dalam rangka

membangun School governance. Keempat, kemampuan untuk membangun budaya

dan iklim sekolah’ secara terus menerus dalam rangka kultur akademik

yang kokoh. Kelima, kemampuan meningkatkan eksistensi warga sekolah

secara berkelanjutan. Keenam, kemampuan meningkatkan modal sumberdaya

insani secara berkelanjutan. Dan ketujuh, kemampuan Sekolah SMA X

untuk membangun jaringan dengan berbagai intitusi baik untuk

kepentingan-kepentingan pendidikan, penelitian, pengabdian pada

masyarakat maupun untuk kepentingan penggalian dana .

Upaya-upaya tersebut perlu dilakukan secara simultan, karena

kemampuan-kemampuan tersebut pada dasarnya saling terkait dan

merupakan kesatuan yang utuh.

AnalisisLingkungan Internal (Strengtht-Weakness)

Analisislingkungan internal SMP N 1 Karangdadapdapatdilihat di

lampiran 2.1

2.2  AnalisisLingkunganEksternal (Opportunity-Threat)

Analisislingkunganeksternal SMP N 1 Karangdadapdapatdilihat di

lampiran 2.2

BAB III

STRATEGI FORMULASI

3.1  VISI 

Visi SMP N 1 Karangdadap untuk periode  2013/2014 s.d. 2016/2017

adalah “Unggul dalam Prestasi Terpuji pada Jati Diri”

                                Indikator:

a.       Unggul dalam prestasi akademik.

b.      Unggul dalam prestasi non akademik. 

c.       Mantap dalam etika, budi pekerti dan disiplin menuju

kualitas iman dan taqwa.

d.      Terwujudnya pengembangan kurikulum sesuai Standar Isi

Pendidikan Nasional.

e.       Terselenggaranya proses pembelajaran secara efektif dan

efisien.

f.       Meningkatnya lulusan yang memiliki kompetensi sesuai

standar nasional.

g.      Mempunyai kualitas sarana prasarana yang mendukung

pembelajaran. 

h.      Meningkatnya kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan

sesuai standar kompetensi.

i.        Terwujudnya pengelolaan sekolah sesuai manajemen

berbasis sekolah.

j.        Terselenggaranya sistem penilaian hasil belajar secara

efektif, objektif dan sistematis.

k.      Optimalnya sumber dana dan daya dukung pendanaan sekolah.

d.      Melaksanakan pengembangan pengelolaan sekolah yang

meliputi sumber daya manusia, pembelajaran, sarana prasarana

penilaian, kesiswaan, kurikulum, administrasi, pembiayaansesuai

manajemen berbasis sekolah.

e.       Melaksanakan pengembangan keorganisasian sekolah

meliputi :

  Struktur organisasi yang dikembangkan sesuai dengan tujuan

program.

  Uraian tugas yang lengkap dan jelas.

  Mekanisme kerja yang jelas, sederhana dan praktis.

  Personalia yang berkualitas untuk menunjang pelaksanaan

program

f.       Melaksanakan pengembangan fasilitas pendidikan mencakup

aspek teknis teknologi.

g.      Merintis pengembangan pembiayaan pendidikan.

3.3  KREDO

Logo dan makna lambang

tutwuri Handayani

Lambang Tutwuri Handayani :

Kebanyakan orang menyebutnyaTutwuri Handayani yang sebenarnya

adalah Logo atau Lambang Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 0398/M/1977 tanggal 6 September 1977 dengan

uraian arti lambang sebagai berikut:

(1)   BIDANG SEGI LIMA (Biru Muda)

Menggambarkan alam kehidupan Pancasila.

(2)   SEMBOYAN TUT WURI HANDAYANI

Digunakan oleh Ki Hajar Dewantara dalam melaksanakan system

pendidikannya. Pencantuman semboyan ini berarti melengkapi

penghargaan dan penghormatan kita terhadap almarhum Ki Hajar

Dewantara yang hari lahirnya telah dijadikan Hari Pendidikan

Nasional.

(3)   BELENCONG MENYALA BERMOTIF GARUDA

Belencong (menyala) merupakan lampu yang khusus dipergunakan pada

pertunjukan wayang kulit. Cahaya belencong membuat pertunjukan

menjadi hidup.

Burung Garuda (yang menjadi motif belencong) memberikan gambaran

sifat dinamis, gagah perkasa, mampu dan berani mandiri mengarungi

angkasa luas. Ekor dan sayap garuda digambarkan masing-masing

lima, yang berarti: “Satu kata dengan perbuatan Pancasilais”

(4)   BUKU

Buku merupakan sumber bagi segala ilmu yang dapat bermanfaat bagi

kehidupan manusia.

(5)   WARNA

Warna putih pada ekor dan sayap garuda dan buku berarti suci,

bersih tanpa pamrih.

Warna kuning emas pada nyala api berarti keagungan dan keluhuran

pengabdian. Warna biru muda pada bidang segi lima berarti

pengabdian yang tak kunjung putus dengan memiliki pandangan hidup

yang mendalam (pandangan hidup pancasila).

a.      TUJUAN SEKOLAH

Tujuan Sekolah Dalam Empat

Tahun                                                             

   

Mengingat visi merupakan tujuan jangka panjang, maka tujuan yang

akan di capai selama 4 tahun mendatang (2013/2014 s/d 2016/2017)

diharapkan :

1)      Rata-rata pencapaian nilai selisih UN setiap mata

pelajaran + 0,5.

2)      100 % siswa lulus Ujian Nasional.

3)      Tim Bola Volly menjadi juara 1 Tingkat Kabupaten.

4)      Tim atletik menjadi juara umum Tingkat Kabupaten.

5)      100 % siswa mempunyai ketrampilan menjahit.

6)      100 % siswa mempunyai ketrampilan campuran.

7)      Seluruh siswa dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan

benar. 8)Seluruh siswa mempunyai Ahlaqul Karimah.

b.      Hasil Yang Diharapkan.

1)      Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan diterapkan dengan

maksimal

2)      Adanya dokumen perangkat pembelajaran kelas VII, VIII, IX

setiap mata pelajaran.

3)      Sistem penilaian yang berbasis kompetensi.

4)      Adanya desain pembelajaran yang bervariasi.

5)      Peningkatan jumlah lulusan dan rata-rata nilai hasil UN.

6)      Juara lomba mata pelajaran dan juara olah raga dan seni

tingkat kabupaten.

7)      Terpenuhinya media pembelajaran.

8)      Terpenuhinya sarana dan  prasarana pendidikan secara

bertahap mulai tahun pelajaran 2013/2014.

9)      Meningkatnya profesionalisme guru.

10)  Meningkatnya kinerja tenaga non edukatif.

11)  Terlaksananya supervisi klinis secara berkala.

12)  Meningkatnya pengelolaan sekolah.

13)  Tercapainya tertib administrasi sekolah.

14)  Tercukupinya dana untuk penyelenggaraan pendidikan.

c.       Tujuan Sekolah Tahun Pelajaran 2013/2014

No

.

            Kondisi

Saat Ini

Kondisi Yang

Diharapkan

Besarnya

Tantangan Nyata

1

2

3

4

5

6

KTSP masih dalam

proses pemantapan.

Dokumen perangkat

pembelajaran belum

sempurna

Kurang pemahaman

terhadap sistem

penilaian berbasis

kompetensi

Desain pembelajaran

kurang

bervariasi

Jumlah lulusan 90% 

Juara lomba mata

pelajaran, olah

raga dan seni

tingkat

kecamatan

KTSP digunakan

sebagai pedoman

Penyelenggaraan

Sekolah 

Adanya dokumen

perangkat

pembelajaran kelas

VII, VIII, IX

setiap mata

pelajaran sesuai

dengan kondisi riil

sekolah.

Sistem penilaian

yang berbasis

kompetensi

terlaksana dengan

baik

Adanya desain

pembelajaran yang

bervariasi. 

Jumlah lulusan 92% 

Juara lomba olah

raga bola

Volly putra tingkat

kabupaten

Juara lomba olah

10 %

0,5 %

10 %

0,5 %

8 %

10 %

10 %

10 %

10 %

10 %

7

8

9

10

11

12

Sebagian siswa

mampu

mengoperasikan

computer

program Microsoft

Excel

Media pembelajaran

kurang

Sarana

dan  prasarana

pendidikan belum

tercukupi

Keamanan dari segi

fisik belum

terpenuhi.

Profesiolisme guru

kurang

raga  Atletik

tingkat kabupaten.

Juara lomba baca

puisi putra dan

putri tingkat

kabupaten.

Juara lomba paduan

suara tingkat

kabupaten

Juara lomba mapel

bahasa tingkat

kabupaten.

Juara lomba mapel

IPS  tingkat

kabupaten.

Semua siswa mampu

mengoperasikan

computer

program Microsoft

Excel

Terpenuhinya media

pembelajaran.

Terpenuhinya sarana

dan prasarana

pendidikan

10 %

5 %

70 %

50 %

30 %

25 %

25 %

Kinerja tenaga non

edukatif

belum maksimal

Keamanan dari segi

fisik (pagar bumi)

terpenuhi.

Meningkatnya

profesionalisme

guru.

Meningkatnya

kinerja tenaga non

edukatif.

13

14

15

16

Supervisi klinis

dilaksanakan secara

insidental

Pengelolaan sekolah

belum

maksimal

Tertib administrasi

sekolah

belum maksimal

Dana untuk

penyelenggaraan

pendidikan terbatas

Terlaksananya

supervisi klinis

secara berkala.

Meningkatnya

pengelolaan

sekolah.

Tercapainya tertib

administrasi

sekolah.

Tercukupinya dana

untuk

penyelenggaraan

pendidikan.

25 %

25 %

25 %

30 %

3.4  Strategi

Berdasar

kan hasil analisis SWOT, diperoleh data bahwa skor strenght

(1348) lebih besar dari weakness (178). Sedangkan skor

opportunity (44) lebih besar dari treath (27). Sehingga

berdasarkan diagram kartesius dibawah kini, maka kondisi seperti

ini terletak pada kuadran I

Oleh karena itu, SMP N 1 Karangdadap menetapkan untuk menggunakan

strategi stability/Rasionalisasi yaitu optimalisasi kelebihan –

kelebihan sekolah agar dapat meminimalisir kelemahan-kelemahan

sekolah dan juga dapat meraih peluang.

Berikut adalah rumusan strategi SMP N 1 Karangdadap periode

(2013/2014 s/d 2016/2017).

Strategi 1        : optimalisasi manajemen kurikulum

Strategi 2        : optimalisasi manajemen pembelajaran

Strategi 3        : optimalisasi manajemen pencitraan

Strategi 4        : optimalisasi manajemen humas

Strategi 5        : optimalisasi manajemen informasi

Strategi 6        : optimalisasi manajemen pendidik dan tenaga

kependidikan

Strategi 7        : optimalisasi manajemen kepemimpinan

Strategi 8        : optimalisasi manajemen kesiswaan

Strategi 9        : optimalisasi manajemen keuangan

Strategi 10      : optimalisasi manajemen sarana dan prasarana

Strategi 11      : optimalisasi manajemen penjaminan mutu

3.5  Kebijakan

Untuk mempermudah melaksanakan strategi diatas, maka SMP N 1

Karangdadap menetapkan kebijakan periode 2013/2014 s/d 2016/2017

untuk mendukung pelaksanaan strategi, diantaranya:

Strategi 1        : optimalisasi manajemen kurikulum

Kebijakan yang di tetapkan:

1.1   Mengembangkan kurikulum berkualitas dengan mengacu kepada

standar kompetensi lulusan dan standar isi yang telah ditetapkan

oleh pemerintah;

1.2 mengembangkan silabus pembelajaran yang berkualitas secara

mandiri;

Strategi 2        : optimalisasi manajemen pembelajaran

Kebijakan yang ditetapkan:

2.1  Melaksanakan pembelajaran berkualitas berdasarkan strandar

proses pembelajaran yang telah ditetapkan oleh pemerintah

Strategi 3        : optimalisasi manajemen pencitraan

Kebijakan yang ditetapkan:

3.1  Melaksanakan sosialisasi dan promosi sekolah melalui

berbagai cara yang efektif dan efisien

3.2  Melaksanakan pelayanan pendidikan yang berkualitas

3.3  Mengikuti berbagai kompetisi di berbagai bidang dalam

berbagai tingkatan (desa, kecamatan, kabupaten, maupun provinsi)

3.4  Mengurus izin operasional sekolah

3.5  Melaksanakan proses penjaringan siswa secara efektif dan

efisien

Strategi 4 : optimalisasi manajemen relationship ( hubungan

masyarakat )

Kebijakan yang ditetapkan :

4.1  Melaksanakan berbagai program untuk mendapatkan dukungan

dari masyarakat secara luas.

4.2  Terlibat aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan lingkungan

masyarakat

4.3  Membentuk organisasi alumni sekolah

Strategi 5 : optimalisasi manajemen informasi

Kebijakan yang ditetapkan :

5.1  Melaksanakan pelayanan informasi yang berkualitas

Strategi 6 : optimalisasi manajemen pendidik dan tenaga

kependidikan

Kebijakan yang ditetapkan :

6.1  Melaksanakan program pemeliharaan PTK untuk memperkuat

komitmen dan loyalitasnya

6.2  Melaksanakan program pengembangan PTK untuk mengoptimalkan

produktivitas PTK

6.3  Merekrut PTK yang berkualitas

Strategi 7 : optimalisasi manajemen kepemimpinan

Kebijakan yang ditetapkan :

7.1  Melaksanakan kepemimpinan sekolah yang transaksional dan

transformasional

Strategi 8 : optimalisasi manajemen kesiswaan

Kebijakan yang ditetapkan :

8.1  Melaksanakan program pemeliharaan santri untuk meperkuat

komitmen dan loyalitas

8.2  Melaksanakan program pemeliharaan siswa untuk memperkuat

komitmen dan loyalitas

8.3  Merekrut siswa yang berkualitas

Strategi 9 : optimalisasi manajemen keuangan

Kebijakan yang ditetapkan :

9.1  Melaksanakan pengelolaan keuangan yang transparan dan

akuntabel

9.2  Melaksanakan pengelolaan anggaran yang at cost dan berbasis

kebutuhan

Strategi 10 : optimalisasi manajemen sarana dan prasarana

Kebijakan yang ditetapkan :

10.1Pengadaan sarana, prasarana, dan, teknologi pendidikan yang

memadai.

Strategi 11 : optimalisasi manajemen penjaminan mutu

Kebijakan yang ditetapkan :

11.1          Melaksanakan penjaminan mutu sekolah yang efektif

dan efisien

BAB IV

STRATEGI IMPLEMENTASI

4.1  Program Kerja

Untuk mempermudah pelaksanaan kebijakan di atas maka SMPN 1

Karangdadap menetapkan Program Kerja periode 2013-2017. Untuk

mendukung pelaksanaan kebijakan, diantaranya :

Kebijakan1.1: mengembangkan kurikulum berkualitas dengan mengacu

kepada standar kompetensi lulusan dan standar isi yang telah

ditetapkan oleh pemerintah;

Program kerja di tetapkan

1.1.1.      Melaksanakan workshop pengembangan kurikulum.

Kebijakan 1.2 : mengembangkan silabus pembelajaran yang

berkualitas secara mandiri;

Program Kerja di tetapkan

1.5.1.      Melaksanakan workshop pengembangan silabus.

Kebijakan 2.1 : melaksanakan pembelajaran yang berkualitas

berdasarkan standar proses pembelajaran yang ditetpakan oleh

pemerintah.

Program Kerja yang di tetapkan

2.1.1. melaksanakan program pengembangan RPP, Bahan ajar, dan

instrumen penilaian yang berkualitas berdasarkan standar

perencanaan pembelajaran yang ditetapkan oleh pemerintah.

2.1.2. melaksanakan program pembelajaran yang berkualitas

berdasarkan standar pelaksanaan pembelajaran yang telah

ditetapkan oleh pemerintah.

2.1.3. melaksanakan program penilaian pembelajaran yang

berkualitas berdasarkan standar penilaian yangb telah ditetapkan

oleh pemerintah.

2.1.4. melaksanakan program pengawasan pembelajaran yang

berkualitas berdasarkan standar pengawasan pembelajaran yang

telah ditetapkan oleh pemerintah

Kebijakan3.1. : melaksanakan sosialisasi dan promosi sekolah

melalui berbagai cara yang efektif dan efisien.

Program kerja yang ditetapkan

1.1.1. Melaksanakan program sosialisasi dan promosi melalui

spanduk dan brosur

1.1.2. Melaksanakan program sosialisasi dan promosi melalui media

web

Kebijakan3.2. : melaksanakan pelayanan pendidikan yang

berkualitas

Prorgam kerja yang ditetapkan

3.2.1. melaksanakan program pelayanan dan pendidikan yang

berkualitas.

Kebijakan 3.3. : mengikuti berbagai kompetensi di berbagai bidang

dalam berbagai tingkatan (desa, kecamatan, kabupaten, provinsi)

Program kerja yang ditetapkan

3.3.1. mengikuti lomba pidato bahasa inggris dalam berbagai

tingkatan

3.3.2. mengikuti lomba pidato bahasa indonesia dalam berbagai

tingkatan

3.3.3. mengikuti lomba cerdas cermat dalam berbagai tingkatan

3.3.4. mengikuti lomba MTQ dalam berbagai tingkatan

3.3.5.mengikuti lomba kaligrafi dalam berbagai tingkatan

3.3.6. mengikuti lomba rebana dalam berbagai tingkatan

3.3.7. mengikuti lomba bulu tangkis dalam berbagai tingkatan

3.3.8. mengikuti lomba tenis meja dalam berbagai tingkatan

3.3.9. mengikuti lomba-lomba lain diberbagai tingkatan

Kebijakan 3.4. : mengurus ijin operasional sekolah

Program kerja yang ditetapkan

3.4.1. melaksanakan program pengurusan ijin operasional sekolah

Kebijakan3.5. : melaksanakan proses perekrutan siswa secara

efektif dan efisien

Program kerja yang ditetapkan

3.5.1. melaksanakan program penjaringan siswa melalui sosialisasi

langsung ke SD / MI disekitar pekalongan

3.5.2. melaksanakan program penjaringan siswa melalui jalur

prestasi

Kebijakan4.1. : terlibat aktif dalam berbagai kegiatan sosial

Program kerja yang ditetapkan

4.1.1. melaksanakan program religiusitas

4.1.2. mengirimkan delegasi untuk mengikuti kegiatan seminar atau

diskusi ilmiah atau sejenisnya dibidang pendidikan

4.1.3. melaksanakan program kerja bakti sosial

Kebijakan 4.2. : melaksanakan berbagai program untuk mendapatkan

dukungan dari masyarakat secara luas

Program kerja yang ditetapkan

4.2.1. melaksanakan pembentukan komite sekolah

4.2.2. melaksanakan program kerja sama dengan berbagai pihak

untuk melaksanakan berbagai hal yang terkait dengan pengembangan

sekolah

Kebijakan 4.3            : membentuk organisasi alumni SMPN 1

Karangdadap

Program kerja yang ditetapkan

4.3.1 melaksanakan program pengelolaan alumni sekolah

Kebijakan 5.1            : melaksanakan pelayanan informasi yang

religius dan berkualitas

Program kerja yang ditetapkan

5.1.1    melaksanakan pelayanan informasi yang berkualitas;

selalu menginformasikan perkembangan program kegiatan dari setiap

unit manajemen setiap hari secara lengkap, cepat & akurat; mudah

diakses; performance baik; serta responsif terhadap setiap

tanggapan publik.

Kebijakan 6.1 : melaksanakan program pemeliharaan PTK untuk

memperkuat komitmen dan loyalitasnya

Program kerja yang ditetapkan

6.1.1    melaksanakan program rutin bulan sehat

6.1.2    melaksanakan program kompensasi (gaji, honor panitia,

tunjangan kelebihan jam, tunjangan hari raya)

6.1.3    melaksanakan program rutin pengajian khusus PTK

6.1.4    melaksanakan program orientasi PTK

6.1.5    melaksanakan program keakraban

6.1.6    melaksanakan program seminar artikel terbatas

6.1.7    melaksanakan program PTK teladan

6.1.8    melaksanakan program pemberdayaan guru melalui MGMP

Kebijakan 6.2            : melaksanakan program pengembangan PTK

untuk mengoptimalkan produktivitas PTK.

Program kerja  yang ditetapkan

6.2.1    melaksanakan program karir

6.2.2    melaksanakan program pelaporan beban kinerja guru (BKG)

6.2.3    melaksanakan program diklat pengembangan kompetensi

pedagogik

6.2.4    melaksanakan program diklat pengembangan kompetensi

sosial

6.2.5    melaksanakan program diklat pengembangan kompetensi

kepribadian

6.2.6    melaksanakan program diklat pengembangan kompetensi

akademik

6.2.7    melaksanakan program diklat BKG & pengembangan karir

6.2.8    melaksanakan program diklat penelitian tindakan kelas

6.2.9    melaksanakan program diklat pengebdian kepada masyarakat

6.2.10  melaksanakan program diklat manajemen sekolah

Kebijakan 6.3            : merekrut PTK yang religius dan

berkualitas

Program kerja yang ditetapkan

6.3.1    melaksanakan program penjaringan PTK

6.3.2    melaksanakan program seleksi PTK

Kebijakan 7.1            : melaksanakan kepemimpinan sekolah yang

transakasional dan transformasional

Program kerja yang ditetapkan

7.1.1    melaksanakan program manajemen konstruksi budaya

kepemimpinan transaksional & transformasional di sekolah

Kebijakan 8.1            : melaksanakan program pengembangan

siswa untuk mengoptimalkan akhlak dan produktivitas siswa

Program kerja yang ditetapkan

Program pembentukan siswa berkarakter

8.1.1    melaksanakan program BK

8.1.2    melaksanakan program pola asuh terpadu

8.1.3    melaksanakan program religiusitas kampus (baca Al-

Qur’an, &asmaul husna sebelum pelajaran; sholat dhuha berjamaah;

sholat dhuhur berjamaah)

8.1.4    melaksanakan program pembelajaran berbasis pendidikan

karakter

8.1.5    melaksanakan program penegakan aturan sekolah

Program optimalisasi produktivitas siswa

8.1.6    melaksanakan berbagai lomba ditingkat sekolah

8.1.7    melaksanakan program ekstrakulikuler dibidang seni

8.1.8    melaksanakan program ekstrakulikuler dibidang iptek

8.1.9    melaksanakan program ekstrakulikuler dibidang olahraga

8.1.10  melaksanakan program ekstrakulikuler dibidang agama

8.1.11  melaksanakan program ekstrakulikuler dibidang bimbingan

dan konseling siswa

Kebijakan 8.2            : melaksanakan program pemeliharaan

siswa untuk komitmen dan loyalitasnya

Program kerja yang ditetapkan

8.2.1    membentuk OSIS

8.2.2    membentuk organisasi kepramukaan

8.2.3    melaksanakan program pengadaan UKS

8.2.4    melaksanakan program penghargaan prestasi siswa

8.2.5    melaksanakan prohram keakraban

8.2.6    melaksanakan program orientasi sekolah kepada siswa

Kebijakan 8.3            : merekrut siswa yang religius dan

berkualitas

Program kerja yang ditetapkan

8.3.1    melaksanakan program penjaringan siswa

8.3.2    melaksanakan program seleksi siswa

Kebijakan 9.1            : melaksanakan pengelolaan keuangan yang

transparan dan akuntabel

Program kerja yang ditetapkan

9.1.1    melaksanakan program pengelolaan keuangan yang

transparan dan akuntabel

9.1.2    pengajuan proposal anggaran pembangunan gedung sekolah

kepada pemerintah

Kebijakan 9.2            : melaksanakan pengelolaan anggaran yang

at cost dan berbasis kebutuhan

Program kerja yang ditetapkan

9.2.1    melaksanakan pengelolaan anggaran yang at cost dan

berbasis kebutuhan

Kebijakan 10.1          : pengadaan sarana, prasarana, dan

teknologi pendidikan yang memadai

Program kerja yang ditetapkan

Program pengadaan prasarana beberapa ruang penting

10.1.1  melaksanakan program pengadaan ruang kelas & sarananya

10.1.2  melaksanakan program pengadaan ruang guru & sarananya

10.1.3  melaksanakan program pengadaan ruang kepala sekolah

&sarananya

10.1.4  melaksanakan program pengadaan ruang perpustakaan&

sarananya

10.1.5  melaksanakan program pengadaan ruang TU& sarananya

10.1.6  melaksanakan program pengadaan ruang BK& sarananya

10.1.7  melaksanakan program pengadaan ruang UKS& sarananya

10.1.8  melaksanakan program pengadaan ruang laboratorium IPA&

sarananya

10.1.9  melaksanakan program pengadaan ruang laboratorium

komputer& sarananya

10.1.10melaksanakan program pengadaan ruang tamu& sarananya

10.1.11            melaksanakan program pengadaan ruangOSIS &

sarananya

10.1.12melaksanakan program pengadaan ruang seni & sarananya

Program pengadaan prasarana beberapa tempat penting

10.1.13            melaksanakan program pengadaan tempat ibadah &

sarananya

10.1.14            melaksanakan program pengadaan tempat upacara

& sarananya

10.1.15            melaksanakan program pengadaan tempat parkir &

sarananya

10.1.16            melaksanakan program pengadaan tempat olahraga

& sarananya

Kebijakan 11.1          : melaksanakan penjaminan mutu sekolah

yang efektif dan efisien

Program kerja yang ditetapkan

11.1.1  melaksanakan program monitoring & evaluasi terhadap

kinerja unit manajemen sekolah

11.1.2  melaksanakan program monitoring & evaluasi terhadap

kinerja setiap panitia/tim pelaksana program kerja

11.1.3  melaksanakan program monitoring &evaluasi terhadap

kinerja setiap individu

4.2 Waktu Pelaksanaan Program Kerja

            Pengaturan waktu pelaksanaan program kerja dapat

dilihat dilampiran 4.1

4.3 Anggaran Biaya Program Kerja

            Untuk mendukung pelaksanaan program kerja diatas,

maka disusun anggaran biaya program kerja yang dapat dilihat pada

lampiran 4.2

4.4 Standar Operasional Prosedur Pelaksanaan Program Kerja

            Standar operasional prosedur (SOP) pelaksanaan setiap

program kerja terdiri dari kegiatan planning, organizing, actuating,

controling, dan reporting.Rincian SOP ytersebut adalah sebagai berikut:

1.      Pembentukan TIM pelaksana program [organizing]

2.      Penetapan TIM pelaksana program oleh kepala sekolah

melalui surat tugas [actuating (directing)]

3.      Pengembangan model program yang diliputi komponen, isi,

dan sasaran program [planning]

4.      Proses validasi proposal melalui rapat koordinasi yang

melibatkan semua UMM [planning]

5.      Penyusunan proposal program oleh TIM pelaksana [planning]

6.      Proses validasi proposal melalui rapat koordinasi yang

melibatkan semua UMM [actuating]

7.      Pengajuan proposal program oleh TIM pelaksana program

dengan diketahui ketua UMM kepada kepala sekolah [controling]

8.      Pelaksanaan program [actuating], bersamaan ini

dilaksanakan monitoring pelaksaan program oleh kepala sekolah dan

tim UMM penjaminan mutu sekolah [controling (monitoring)]

9.      Penyusunan laporan pelaksanaan program oleh TIM pelaksana

[proses reporting]

10.  Laporan pertanggungjawaban pelaksanaan program oleh TIM

pelaksana kepada kepala sekolah melalui koordinasi yang

melibatkan semua UMM [controling (feedback)]

11.  Penyerahan laporan pelaksanaan program oleh TIM pelaksana

program kepada kepala sekolah dengan tembusan kepada Dinas

Pendidik.

BAB V

STARTEGI PENGENDALIAN

5.1 Monitoring

            Monitoring (pengawasan/pemantauan) dilakukan terhadap

kinerja manajemen unit, kinerja manajemen tim pelaksana, kinerja

manajemen individu. Untuk setiap kinerja manajemen, hal-hal yang

dipantau adalah perencanaan dan pelaksanaan.

5.1.1    monitoring kinerja manajemen unit

            Untuk kinerja manajemen unit, hal yang dipantau dalam

perencanaan adalah renstra unit, sedangkan hal yang dipantau

dalam pelaksanaan adalah pelaksanaan setiap kebijakan yang

ditangani oleh unit tersebut.

5.1.2    monitoring kinerja manajemen tim pelaksana program

            Untuk kinerja manajemen tim pelaksana program, hal

yang dipantau dalam perencanaan adalah proposal program kerja,

sedangkan hal yang dipantau dalam pelaksanaan adalah pelaksanaan

program kerja yang ditangani oleh tim pelaksana tersebut.

5.1.3    monitoring kinerja manajemen individu

            Untuk  kinerja manajemen individu, hal yang dipantau

dalam perencanaan adalah program kerja individu per semester,

sedangkan hal yang dipantau dalam pelaksanaan adalah pelaksanaan

program kerja tyang dilakukan tiap individu selama satu semester.

5.2 Evaluasi

            Evaluasi adalah membandingkan hasil kinerja real

dengan standar kinerja yang telah ditetapkan sekolah. Evaluasi

dilakukan terhadap hasil kinerja manajemen unit, hasil kinerja

manajemen tim pelaksana, dan hasil kinerja manajemen individu.

5.2.1    Evaluasi hasil kinerja manajemen unit

            Untuk kinerja manajemen unit, hal yang di evaluasi

adalah hasil kinerja unit dalam melaksanakan setiap kebijakan

yang ditangani oleh unit tersebut.

5.2.2    Evaluasi hasil kinerja manajemen tim pelaksana program

            Untuk kinerja manajemen tim pelaksana program, hal

yang dievaluasi adalah hasil kinerja tim dalam melaksanakan

program kerja yang ditangani oelh tim tersebut.

5.2.3    Evaluasi kinerja manajemen individu

            Untuk kinerja manajemen individu, hal yang di

evaluasi adalah hasil kinerja individu dalam melaksanakan program

kerjanya selama satu semester.

Pelindung                   :  Pemerintah Kabupaten

Pengawas                   : Komite Sekolah

Kepala sekolah          : Fuad Dulkhirom, S. Pd

Kepala Tata Usaha   :M. Syahidin

Bendahara                 :Sri Haryanti

1.             Unit  Manajemen Sekolah Bidang Akademik

Ketua                 : Rina S. , S. Pd

Sekretaris           : Sunarti

Bendahara         : Rocmawati, S. Ag

Anggota             : Winarsono, S. Pd

2.             Unit Manajemen Sekolah Bidang Kepegawaian

Ketua                 : U. Zuraidah

 Sekretaris          : Syahroni, S. Pd

Bendahara         : Halimah, S. Pd

Anggota             : Hadi P., S. Pd

3.             Unit Manajemen Sekolah Bidang Kesiswaan

Ketua                 : Winarsono,  S. Pd

Sekretaris           : Darsono, S. Pd

Bendahara         : Suratno, S. P

Anggota             :S. Gayatri, S. Pd.

4.             Unit Manajemen Sekolah Bidang Sarana Prasarana

Ketua                 : Muhrozi, S.Pd.

Sekretaris           : Winarsono, S. Pd.

Bendahara         : Asiyatul K., S. Ag.

Anggota             : Eka S., S. Pd.

5.             Unit Manajemen Sekolah Bidang Hubungan Masyarakat

Ketua                 :  Suratno, S. Pd.

Sekretaris           : R. Didik, SIP, S. Pd.

Bendahara         : Iwan R. S. Pd.

Anggota             : Endang S., S. Pd.

6.             Unit Manajemen Sekolah Bidang Penjaminan Mutu

Sekolah

Ditangani langsung Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga.

BAB VI

BAB VII

PENUTUP

Alhamdulillah  wassyukurillah, segala puji bagi Allah SWT yang

telah melimpahkan segala nikmat, rohmah, dan barokah-Nya kepada

kita semua, khususnya pengurus SMP N 1 Karangdadap, sehingga

dokumen rencana strategi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Semoga dengan adanya dokumen renstra ini, Allah  memudahkan

pengurus SMP N 1 Karangdadap  dalam usahanya  mencapai visi,

misi, dan tujuan Sekolah. Selanjutnya, renstra ini akan dijadikan

sebagai penduan utama bagi pengurus SMP N 1 Karangdadap dalam

melaksanakan tugas dan kewajibannya.

Renstra SMP N 1 Karangdadap 2013/2014 s/d 2016/2017 ini

dijabarkan menjadi rencana strategis  pada setiap unit manajemen

sekolah (UMS). Dengan demikian UMS memiliki acuan pengembangan

program yang lebih spesifik sesuai dengan karakter dan

keunggulannya, juga dapat secara bersama-sama dan bersinergi

mencapai visi dan misi sekolah. Dalam hal terjadi perubahan

lingkungan strategis yang tidak terduga, sehingga kebijakan dan

program yang telah dirumuskan dalam rencana strategis

menghadapi kendala untuk dilaksanakan, maka kepala sekolah dapat

melakukan perubahan dengan persetujuan Pemerintah Kabupaten.

Berhasilnya implementasi Renstra ini sangat tergantung pada

pemahaman kesadaran, keterlibatan dan upaya sungguh-sungguh dari

warga madrasah, serta dukungan pemerintah, dan masyarakat.

Keberhasilan pelaksanaan Renstra ini juga menjadi harapan nyata

bagi pembangunan pendidikan dan pembangunan masa depan para

santri. Bagi segenap civitas akademika SMP N 1 Karangdadap hanya

tersedia satu jalan lurus untuk mencapai cita-cita luhur yang

digariskan dalam Renstra ini.

RENCANA STRATEGIS SMU X AMBON

TAHUN 2013 - 2017

Latar Belakang

Profil Sekolah SMA Negeri 1 BetaraPendidikan menengah diselenggarakan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakatyang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungansosial, budaya dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi.

Pendidikan menengah umum adalah jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan dan peningkatan kemampuan siswa untuk melanjutkn pendidikan tinggi dan mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian. Sebagai anggota masyarakat, siswa diharapkan mampu mengadakan hubungan timbal balik denganlingkungan sosial, budaya dan alam sekitarnya (PP. No. 29/90).

Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan satuan pendidikan di jalur pendidikan sekolah yang menyelenggarakan pendidikan umum dan mengutamakan perluasan pengetahuan dan peningkatan ketrampilan peserta didik dengan pengkhususan yang diwujudkan pada tingkat-tingkat akhir masa pendidikan (UU No. 2/89).

Untuk memenuhi harapan-harapan tersebut di atas, maka SMA Negeri 1 Betara dalam program pengajarannya selama ini telah melakukan dua program, yakni program pengajaran umum dan program pengajaran khusus.

Program pengajaran umum merupakan program yang wajib diikuti semua siswa kelas X, dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitarnya serta meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan minat siswa sebagai dasar untuk memilih program pengajaran khusus yang dipilihnya di kelas XI nanti.

Program pengajaran umum ini mencakup bahan kajian yang disusun dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, Kewarganegaraan, Bahasa dan Sastra Indonesia, Bimbingan dan Konseling, Komputer, Pendidikan Seni, Sejarah Nasional dan Umum, Bahasa Inggris, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang terdiri dari Fisika, Biologi,dan Kimia, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang meliputi Ekonomi, Geografi, Sosiologi, Tata Negara, dan Antropologi.

Sedangkan program pengajaran khusus diselenggarakan di kelas XI yang disesuaikan dengan kemampuan dan minat siswa. Program ini dimaksudkan untuk mempersiapkan siswa melanjutkan pendidikannya ke jenjang pendidikan tinggi bidang akademik atau profesional.

Pada kesempatan lain SMA Negeri 1 Betara secara premis tampak mencuat. Bukan sebagai lembaga yang penuh gengsi, melainkan sebagai lembaga yang menginternalisasikan nilai-nilai Imtaq dan Iptek di dalam perilaku pesertadidiknya. Sistem nilai yang dipakai untuk mengembangkan sumber daya manusia itulah yang membedakan satu lembaga dari yang lainnya. Nilai-nilaikejujuran, ketertiban, disiplin, dan semangat melayani, ditanamkan melaluiketeladanan dan tindak nyata, tidak sekedar melalui pengajaran di kelas. Semuanya itu dapat terwujud adalah berkat kegigihan dan ketekunan seluruh civitas akademika serta dukungan dari siswa dan orang tua/wali yang turut ambil bagian dalam berbagai program kegiatan sekolah.

Dengan pendekatan teknologi pendidikannya yang sangat memadai, maka tak berlebihan kalau pada akhirnya menjadi tumpuan harapan masyarakat dalam mendorong dinamika proses pendidikan nasional yang dicita-citakan. Kini dan esok, SMA Negeri 1 Betara tidak saja diharapkan sebagai salah satu pusat keunggulan, tetapi juga diharapkan dapat berperan aktif sebagai

wahana penguatan iman dan taqwa serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Bagi dunia pendidikan, perubahan politik, ekonomi, sosial, budaya, ilmu pengetahuan teknologi dan seni merupakan tantangan yang amat kompleks dan saling berkaitan. Dalam menghadapi tantangan global, SMA Negeri 1 Betara semakin berat karena selain harus memenuhi tuntutan lokal dan nasional, juga harus berusaha menghasilkan lulusan yang mampu bersaing di tingkat regional dan global. Oleh karena itu, pendidikan di SMA Negeri 1 Betara, selain harus mampu memberikan pelayanan pedagogik, keilmuan dan profesionalisme untuk memenuhi kebutuhan individu peserta didik, juga harus mampu memberikan pencerahan bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Untuk menghadapi tantangan tersebut, SMA Negeri 1 Betara harus mengembangkan rencana strategisnya untuk jangka waktu lima tahun, 2011-2015. Rencana tersebut disusun dengan memperhatikan hasil evaluasi pelaksanaan Rencana Strategis sebelumnya dan hasil-hasil Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman serta transisi budaya korporasi yang ada saat ini. Selanjutnya, dikembangkan kebijakan, sasaran, strategi,program kerja, dan indikator kinerjanya dengan standar mutu nasional tanpamengabaikan kemungkinan penerapan standar internasional.

Keseluruhan upaya pengembangan SMA Negeri 1 Betara itu bertumpu pada wawasan kebangsaan dan penghayatan terhadap kemajemukan budaya, dan landasan falsafah kehidupan yang edukatif, ilmiah, dan religius.

 BAB I

EVALUASI PELAKSANAAN RENSTRA 2011-2015DAN ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIK

Keberadaan SMA Negeri 1 Betara menjadi sebuah Sekolah pada lingkungan yangstrategis membangkitkan tuntutan baru berupa kesiapan mental untuk lebih mampu memainkan peranan sebagai agen perubahan. Hal ini dikaitkan dengan fungsi pendidikan tinggi yang tidak saja berorientasi pada penciptaan perubahan pada tingkat mikro individual, tetapi juga pada tingkat makro dalam bentuk perubahan sosial menuju masyarakat madani yang berbasis pada nilai moral Pancasila, dan pertumbuhan ekonomi untuk menuju kualitas hidupyang lebih baik.

Pada dasarnya Renstra SMA Negeri 1 Betara  2011-2015 merupakan kelanjutan dari Renstra sebelumnya dan disusun dengan memperhatikan perundang-undangan yang baru. Oleh karena itu penyusunan Renstra SMA Negeri 1 Betara  2011-2015 bertitik tolak dari data dan informasi tentang tingkat capaian pelaksanaan Renstra SMA Negeri 1 Betara  2006-2010 serta

permasalahan yang belum terpecahkan secara optimal dan perlu ditindaklanjuti.

 A. TINGKAT CAPAIAN TUJUANHasil yang dicapai melalui pelaksanaan program yang dipayungi Renstra SMA Negeri 1 Betara  2006-2010 merupakan modal bagi pengembangan SMA Negeri 1 Betara pada lima tahun mendatang. Sebanyak 10 kebijakan diluncurkan dalam payung Renstra tersebut. Hal itu meliputi bidang akademik, ketenagaan, fasilitas pendidikan, penelitian dan pengembangan, organisasi dan manajemen, kesiswaan, kerjasama perguruan tinggi, komunikasi dan kebudayaan, pendidikan keimanan dan ketaqwaan, serta pembiayaan.

Pencapaian lainya yang dapat ditempuh, sebagai berikut:

1. Pengembangan SDM yang memiliki daya dukung terhadap peningkatan kinerjasekolah;

2. Peningkatan mutu pendidikan sesuai ketentuan perundangan baru untuk memperkuat daya saing lulusan;

3. Peningkatan wawasan ImatQ dan Iftek, kepribadian, dan kompetensi sosialsebagai dasar untuk membangun budaya kerja di SMA Negeri 1 Betara;

4. Peningkatan fasilitas pendidikan untuk mendukung pelaksanaan Proses Belajar Mengajar sesuai dengan standar nasional dan internasional;

5. Peningkatan ketertiban, keamanan, kebersihan dan kenyamanan untuk mewujudkan kehidupan  sekolah  yang edukatif, ilmiah, dan religius;

6. Peningkatan kerja sama dengan perguruan tinggi dan lembaga lainya baik pemerintah maupun swasta di dalam maupun luar negeri untuk memperkuat citra dan kinerja SMA Negeri 1 Betarayang unggul;

7. Penggalian dana dari berbagai sumber baik konvensional maupun inkonvensional;

8. Peningkatan partisipasi peserta didik dalam berbagai program pengembangan bidang akademik, kegoatan lomba, dan penelitian;

9. Pemasaran produk unggulan SMA Negeri 1 Betara melalui perluasan pasar dan perluasan jangkauan publikasi;

 B. KONDISI YANG DIHADAPI DAN DAMPAK LINGKUNGAN STRATEGIK1. SMA Negeri 1 Betaradihadapkan pada persoalan yang kompleks, mengingat

kondisi dan karakteristik siswanya yang sebagian besar memiliki nem dibawah standar. Dengan demikian, perlu dibuatkan langkah-langkah yang serius agar sejajar outputnya dengan sekolah lainya.

2. Jumlah peminat masuk SMA Negeri 1 Betara setiap tahun rata-rata 150 pelamar. Selama satu dekade terakhir, hasil seleksi masuk SMA Negeri 1 Betara berkisar antara 45-75 dari skor tertinggi 100. Ini berarti SMA Negeri 1 Betara menerima siswa dengan potensi akademik yang amat beragam.

3. Lulusan SMA Negeri 1 Betara 150 siswa per tahun dan hanya sekitar 10% diterima di perduruan tingi 5 % di perguruan tinggi swasta dan yang lainya bekerja serta lain-lain.

4. Semakin meningkatnya jumlah pendaftar tiap tahunnya dan peningkatan jumlah siswa yang diterima berdampak pada semakin melemahnya daya dukung fasilitas belajar. Keterbatasan infrastruktur untuk mengakomodasi pengalaman belajar pada gilirannya memperlemah proses belajar-mengajar. Hal ini tercermin dari kecilnya jumlah curahan waktu siswa untuk aktif belajar.

5. Kecenderungan di atas diperkirakan akan terus berlanjut pada sekitar lima tahun mendatang apabila infrastruktur masih belum dapat ditingkatkan. Hal ini sangat besar pengaruhnya terhadap menurunnya motivasi siswa dalam proses pembelajaran.

6. Ciri kependudukan di Indonesia yang ditandai dengan besarnya prosentasekelompok usia muda berpengaruh terhadap peningkatan arus siswa pendaftar. Upaya sekolah untuk meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan menengah di Indonesia terbentur pada keterbatasan kemampuan orang tua dan siswa, serta kapasitas daya tampung dan pelayanan.

7. Dalam kaitan itu, modernisasi sekolah merupakan sebuah prasyarat bagi sekolah untuk lebih mampu mencapai tujuan yang diharapkan. Termasuk di dalamnya adalah segala bentuk fasilitas dan kelengkapannya, serta pemanfaatan teknologi informasi. Namun, faktor transaksi antara pendidik dan peserta didik tidak dapat digantikan sepenuhnya oleh teknologi informasi, sehingga kedudukan tenaga kependidikan tetap strategis. Pemutakhiran model pembelajaran dan penyegaran substansi merupakan tuntutan yang mendesak dan hanya dapat dicapai apabila didukung oleh hasil penelitian inovatif.

8. Jumlah guru SMA Negeri 1 Betara yang berkualifikasi pendidikan S1 dan S2 sebanyak 35 orang merupakan sumber daya potensial untuk mendukung pengembangan universitas. Tetapi, hal ini akan lebih bermanfaat apabilasemua kemampuan itu dapat didayagunakan secara penuh dalam pelaksanaan tugas layanan. Apabila ketenagaan itu tidak dapat dikonsolidasi, sekolah akan menghadapi sebuah paradoks: yakni peningkatan kualifikasi guru tidak diiringi dengan peningkatan kontribusinya kepada pengembangan sekolah. Dengan demikian, sekolah menghadapi gangguan dalam sistem pendayagunaan ketenagaan yang apabila dibiarkan berlarut-larut akan menimbulkan akibat yang sangat fatal.

9. Tuntutan pasar kerja terhadap sumber daya manusia yang bermutu membuat persaingan semakin ketat. Hal ini menyebabkan terjadinya pergeseran paradigma penyelenggaraan pendidikan dari motif sosial politik yang menekankan kesetaraan dan persamaan ke arah logika.

SMA Negeri 1 Betara sesungguhnya memiliki potensi untuk menjawab tantangantersebut di atas. Hal ini dapat dilakukan misalnya melalui pemantapan program studi lama dan perluasan program studi baru yang dapat membekali para lulusan dengan kompetensi kompetitif, baik dalam kompetisi mendapatkan penidikan yang lebih tinggi di perguruan tinggi maupun

menapatkan dan atau menciptakan lapangan kerja. Dengan demikian peningkatan kapasitas membangun selama lima tahun mendatang yang didukung pula oleh modernisasi sekolah. Ini berarti peningkatan kapasitas dan modernisasi sebagaimana diuraikan di atas mutlak diperlukan demi terwujudnya sekolah yang unggul.

 B. KELEMAHAN1. Intaq siswa yang masih dibawah standar negeri. Menyebabkan selalu

menunggu pengumuman negeri.2. SMA Negeri 1 Betara memiliki banyak potensi yang belum dimanfaatkan

secara optimal, baik berupa potensi SDM guru maupun sarana prasarana, dapat dijadikan lahan untuk mengembangkan program-program unggulan atausekolah-sekolah percontohan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.

3. Keterbatasan RAPBS dan fasilitas laboratorium dan workshop menyebabkan lembaga ini belum dapat berfungsi secara optimal.

4. Mobilisasi SDM untuk menjalankan visi dan misi SMA Negeri 1 Betara sebagaimana yang diharapkan menuntut peningkatan kesejahteraan yang memadai.

5. Belum lengkapnya parameter dan pedoman-pedoman penjaminan mutu (quality assurance)memerlukan kegiatan khusus pengembangannya.

6. Kultur kerja yang sesuai dengan tuntutan sebuah sekolah dengan nilai inti yang terkait dengan etos kerja yang tinggi untuk menghasilkan inovasi dalam konteks sebagai guru terutama di bidang pengajaran belum terbangun.

C. PELUANG1. Status SMA Negeri 1 Betara adalah salah satu perubahan dan kepercayaan

masyarakat khususnya dunia pendidikan hingga saat ini terus ingin menjadikan sekolah yang berwawasan insternasional. Upaya tersebut untukmelakukan berbagai terobosan kebijakan sehingga lebih fleksibel dalam menghadapi tantangan global dan sekaligus mengantisipasi kebutuhan masyarakat.

2. Otonomi memungkinkan SMA Negeri 1 Betara akan menjalin kemitraan denganperguruan tinggi Negeri dan Swasta secara langsung. Melalui kemitraan ini SMA Negeri 1 Betara melakukan rujuk mutu (benchmarking) untuk meningkatkan kualitas, sekaligus memperoleh kesempatan untuk memperluaslayanan kepada publik.

3. Undang-undang tentang Guru dan Dosen serta PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan memberi peluang kepada Islam PB Soedirman untuk memaksimalkan perannya sebagai sekolah baik melalui program akademik maupun sertifikasi. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan minat lulusan SLTP untuk menjadi siswa yang unggul di bidang IPTEK dan IMTAQ. Dengan demikian citra dan kredibilitas SMA Negeri 1 Betara akan meningkat.

4. Komitmen pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan menyediakan anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN dan APBD memberi

peluang bagi SMA Negeri 1 Betara untuk berperan serta secara lebih aktif dalam memperbaiki kualitas mutu pendidikan.

 D. ANCAMAN1. Munculnya beberapa sekolah swasta di sekitar SMA Negeri 1 Betara yang

dikelola dan didukung oleh manajemen yang kuat dengan program-program kompetitif dalam dalam merespons tuntutan pasar.

2. Rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap SMA Negeri 1 Betara mengharuskan melakukan revitalisasi sistem komunikasi dan informasi.

3. Terbatasnya daya dukung anggaran pendidikan mengharuskan SMA Negeri 1 Betara menggali sumber dana pendamping dan menggunakannya secara efisien.

4. Persaingan global, perkembangan ipteks dan tuntutan produktivitas SMA Negeri 1 Betara menuntut ketersediaan fasilitas pendidikan berstandar nasional, kesiapan SDM, dan sistem manajemen yang handal.

5. Peta kebutuhan siswa dapat dijadikan dasar bagi SMA Negeri 1 Betara dalam menyusun program pembiayaan belum teridentifikasi dengan baik.

6. 0tonomi dan desentralisasi SMA Negeri 1 Betara untuk melakukan penataanstruktur organisasi, tatapamong, sistem manajemen, dan budaya kerja, yang menjamin organisasi yang kuat, efisien, transparan, demokratis, akuntabel, serta memiliki daya respon terhadap berbagai perubahan kebijakan pemerintah dan tuntutan masyarakat.

7. Persaingan global, perkembangan ipteks dan tuntutan produktivitas menuntut ketersediaan fasilitas pendidikan berstandar nasional, kesiapan SDM, dan sistem manajemen yang handal.

8. Masih Rendahnya tingkat kesejahteraan yang disebabkan oleh sistem desentralisasi penggajian guru yang mengharuskan SMA Negeri 1 Betara melakukan revitalisasi kebijakan peningkatan kesejahteraan dalam rangkameningkatkan mutu kinerja sekolah.

 E. ASUMSI-ASUMSIPengembangan Rencana Strategis SMA Negeri 1 Betara  2011-2015 dilandasi oleh asumsi-asumsi berikut:

1. Lulusan SLTP dalam periode lima tahun ke depan mengalami lonjakan yang tajam. Sementara itu, daya tampung sekolah negeri relatif konstan dalamjumlah yang terbatas.

2. Tuntutan untuk meningkatkan kualifikasi pendidikan semakin tinggi sejalan dengan perkembangan ipteks dan tuntutan masyarakat.

3. Pemberlakuan UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional jo PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan UU tentang Guru dan Dosen berpengaruh terhadap penyesuaian kurikulum untuk memenuhi persyaratan guru yang profesional dan kompeten.

4. Modernisasi sekolah dan fasilitas pendidikan menjadi pendorong peningkatan citra SMA Negeri 1 Betara secara internal dan eksternal.

5. Ketersediaan infrastruktur teknologi informasi memungkinkan peningkatanakses pendidikan secara luas yang akan mendorong SMA Negeri 1 Betara untuk melakukan distance learning dan e-learning.

6. Kompleksitas problematika pendidikan akan meningkat sehingga menuntut kajian yang mendalam dan komprehensif.

7. Optimalisasi potensi siswa memerlukan pembinaan yang terarah dan berkelanjutan.

8. Modernisasi sekolah merupakan prasyarat untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan.

9. Peningkatan layanan, kinerja, dan produk sekolah memerlukan sumber dayamanusia yang handal sesuai dengan tuntutan profesi.

10. Jejaring dan kemitraan dengan lembaga lokal dan nasional diperlukan untuk meningkatkan kualitas, akuntabilitas, dan pembangunan citra lembaga dalam hal ini SMA Negeri 1 Betara

11. Unggulan-unggulan yang dimiliki SMA Negeri 1 Betara baik SDM maupun fasilitas, dapat diberdayakan untuk menggali sumber dana pendukung.

 BAB III

RENCANA STRATEGIS2011 -2015

1. A.      VISI SEKOLAH Mewujudnyatakan internalisasi nilai etika, imtaq, iptek, dan berbudaya santun.

1. B.      MISI SEKOLAH    2. C.       TUJUAN SEKOLAH :1. Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik melalui kegiatan

peningkatan mutu pembelajaran2. Meningkatkan kreatifitas peserta didik melalui kegiatan pengembangan

potensi diri3. Mengadakan kegiatan sosial yang memupuk sikap dan perilaku siswa ke

arah yang lebih santun4. Memberikan sanksi bagi siswa yang melanggar disiplin dan tata tertib

sekolah dan  memberikan penghargaan ( reward ) bagi siswa yang berprestasi

5. Meningkatkan rasa iman dan taqwa melalui bimbingan dan kegiatan keagamaan

6. Melaksanakan pembelajaran komputer dan internet sebagai upaya pencapaian kecakapan hidup ( life skill )

7. Mewujudkan lingkungan sekolah yang bersih, nyaman, aman, sejuk dan indah

8. Menghasilkan alumni yang dapat melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi

9. Menggiatkan Musyawarah Guru Mata Pelajaran ( MGMP )

10. Mengusahakan kegiatan Proses Belajar Mengajar dan meningkatkan layanan informasi pendidikan berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi

1. Membekali siswa penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, sosial, budaya dan seni

2. Membekali siswa agar memiliki nilai etika, imtaq, akhlak dan budi pekerti yang baik

3. Menumbuhkembangkan pola pemikiran masyarakat betapa pendidikan sangat penting bagi kehidupan manusia

4. Mengembangkan etos kerja dan profesionalitas bagi penyelenggara pendidikan

5. Melaksanakan pembelajaran yang efektif bagi anak didik6. Mengefektifkan inovasi sistem pembelajaran yang sesuai dengan

tuntutan kurikulum dan era globalisasi7. Mengusahakan sistem pembelajaran berbasis multi media8. Terbinanya hubungan yang serasi antara sekolah dengan lembaga yang

terkait dan masyarakat9. Terciptanya manajemen sekolah yang efektif dan efesien untuk menuju

sekolah SSN dan SNBI D. PRIORITAS PENGEMBANGAN LIMA TAHUN KE DEPANUntuk mencapai tujuan yang dirumuskan di atas, ditetapkan prioritas pengembangan SMA Negeri 1 Betaralima tahun ke depan sebagai berikut:

1. Peningkatan mutu akademik dan penembangan diri melalui kegiatan kesiswaan;

2. Modernisasi  sekolah  dan fasilitas serta pengembangan jaringan ICT;3. Penataan kelembagaan dan sistem manajemen SMA Negeri 1 Betara4. Pengembangan usaha;5. Pengokohan kehidupan beragama;6. Peningkatan kesejahteraan;7. Peningkatan citra SMA Negeri 1 BetaraImplementasi prioritas pengembangan di atas didukung oleh strategi dasar berikut:

1. Kepemimpinan yang transparan, konsisten, dan mengutamakan kebersamaan.2. Pengelolaan kelembagaan yang sinergis, efisien, dan produktif.3. Profesionalisme dalam manajemen.4. Partisipasi aktif, menyeluruh, dan terbuka melalui penguatan peran

unit-unit dasar.5. Jejaring dan kemitraan pada tingkat lokal, dan nasionalE. KEBIJAKAN DAN PROGRAMa. PendidikanKebijakan dalam bidang pendidikan diorientasikan untuk meningkatkan kualitas akademik, kepribadian dan kemampuan sosial, guna mencapai keunggulan kompetitif, perluasan kesempatan dan akses untuk memperoleh pendidikan ke jenjang tinggi, menyempurnakan dan memantapkan program

kurikulum, meningkatkan mutu Proses dan hasil Belajar Mengajar (PBM), mengembangkan dan meningkatkan program sertifikasi profesi pendidikan dan profesi lainnya, serta memperkuat jejaring dan kemitraan dengan lembaga-lembaga sekolah tingkat lokal, dan nasional

Kebijakan di atas diwujudkan dalam sejumlah program sebagai berikut:

1. Meningkatkan daya tampung siswa potensial dan ketersediaan2. Memberdayakan program jurusan IPA dan IPS yang berdaya saing kuat dan

sesuai dengan platform sekolah3. Mengembangkan sistem belajar bilingual yang bermutu dalam pelaksanaan

pembelajaran;4. Mengevaluasi dan memperbaharui kurikulum, silabus, dan kalender

akademik, dan laju perkembangan di lapangan secara berkelanjutan serta melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap implementasinya;

5. Menetapkan standar mutu akademik dan memantau ketercapaian standar ketuntasan belajar;

6. Meningkatkan mutu proses, dan hasil pembelajaran;7. Meningkatkan penulisan buku ajar dan modul bahan ajar;8. Mengembangkan kerjasama kelembagaan untuk meningkatkan mutu sumber daya

manusia pada tingkat lokal an nasional ;9. Merintis kelas-kelas Unggulan dan akselerasi.10. Menyempurnakan sistem informasi manajemen akademik termasuk

peningkatan pelayanan prima dalam bidang akademik;Ketercapaian realisasi program-program tersebut dapat dilihat melalui indikator berikut:

1. Meningkatnya jumlah siswa yang berpotensial.2. Terbentuknya antara dua sampai empat pilihan program studi3. Terlaksananya sistem belajar dengan dua bahasa untuk menunjang

pelaksanaan dual systemdalam pembelajaran;4. a. Tersusunnya kurikulum KTSP yang berbasis SKM yang adaptif  terhadap

tuntutanperundangan, perkembangan ipteks dan tuntutan masyarakat

1. Tersusunnya deskripsi dan silabus untuk semua mata pelajaran yang diperbaharui secara berkelanjutan;

2.  Terlaksananya evaluasi tahunan kurikulum;5.    a. Tersusunnya standar mutu akademik;

b. Terlaksananya pemantauan tahunan pendidikan, penelitian, dan pengabdianpada

masyarakat berdasarkan standar mutu yang berlaku;

6. a. Rata-rata KKM setiap pelajaran untuk kelas Plus 7,5 dan kelas unggulan 8.00

b. Rata-rata lama penyelesaian belajar : 4 semester s.d 8 semster.

c. Terakreditasinya sekolah dengan predikat B

7. Pembuatan modul pembelajaran dan modul bahan ajar.

8. a. Terlaksanakannya MoU yang sudah ditandatangai dengan beberapaPTN/PTS serta

lembaga lainya

b. Terselenggaranya kerjasama baru dengan lembaga lokal, nasional.

9. a. Terlaksananya sistem student link secara akurat.b. Terbangunnya sistem layanan akademik untuk siswa yang berprestasidalam bidang-bidang khusus.

b. KesiswaanKebijakan dalam bidang kesiswaan dan hubungan alumni berorientasi pada peningkatan kualitas dan kuantitas kegiatan kesiswaan untuk mendukung program sekolah guna memperoleh dan memperkaya kompetensi profesional, kepribadian dan sosial yang mantap, menuju keunggulan kompetitif. Kebijakan itu terfokus pada penguatan kelembagaan, pengembangan minat bakat, pengembangan kepribadian dan seni budaya, olah raga, peningkatan pendidikan keimanan dan ketakwaan, etika dan estetika, dan peningkatan kesejahteraan yang sejalan dengan peningkatan ketahanan terhadap ancaman erosi nilai moral norma luhur dan bahaya obat terlarang dan psikotropika, serta dukungan kuat dari alumni untuk pengembangan SMA Islam PB Soedirman

Kebijakan di atas diwujudkan dalam sejumlah program sebagai berikut:

1. Mengembangkan dan menata manajemen kegiatan ekstrakurikuler2. Mengembangkan model-model untuk memfasilitasi pembinaan kepemimpinan

OSIS.3. Mengembangkan sistem penelusuran minat, bakat dan kreativitas siswa

serta model-model pembinaan dan pengembangannya.4. Meningkatkan prestasi siswa dalam berbagai kegiatan kesiswaan tingkat

wilayah dan nasional.5. Mengembangkan sistem pembinaan kepribadian, seni budaya dan olah raga.6. Menyelenggarakan pertunjukan dan perlombaan seni budaya dan berbagai

cabang olah raga yang berskala regional maupun nasional

7. Mengembangkan model-model pembinaan untuk memperkuat ketahanan fisik maupun mental, guna menangkal erosi norma luhur, obat terlarang dan psikotropika.

8. Mengembangkan sistem pengelolaan kegiatan home stay9. Meningkatkan pelayanan kesehatan dan santunan kecelakaan/kematian.10. Memantapkan jaringan kerjasama untuk memperbanyak peluang beasiswa

bagi peningkatan kesejahteraan siswa.11. Meningkatkan partisipasi alumni dalam pengembangan SMA Negeri 1

Betara12. Memantapkan program bimbingan dan konseling karier siswa.Ketercapaian realisasi program-program tersebut dapat dilihat melalui indikator berikut:

1. Tertatanya kelembagaan dan lingkungan ekstrakurikuler2. Tersusunnya sistem penelusuran minat, bakat dan kreativitas siswa serta

model-model pembinaan kegiatan OSIS.3. a. berprestasi tingkat lokal dan nasional

A. Juara lomba karya ilmiah mahasiswa pada tingkat wilayah dan nasional.

B. Juara pada Pekan Ilmiah Remaja NasionalC. Juara MTQ siswa Tingkat Wilayah dan NasionalD. Juara Lomba Karya Seni Budaya tingkat wilayah dan nasional.E. Juara Olahraga siswa tingkat wilayah dan nasional.F. a. Menguatnya kepribadian pendidik/pakar yang berbudayai. Menurunnya peluang kasus siswa yang terkena HIV dan Narkoba

hingga seminimal mungkin.ii. Melaksanakan kegiatan home Stay dengan pengelolaan yang baik.

iii. a. Pemberian santunan kesehatan dan kecelakaana. Menurunnya angka sakit dan kecelakaan

iv. Terbentuknya jaringan kerjasama dengan pemberi beasiswa (Lembaga Pemerintah Pusat/Pemda, Swasta, dan Yayasan).

v. a. Revitalisasi IKA dalam mendukung pengembangan SMA Negeri 1 Betara

b. Meningkatnya partisipasi jumlah alumni dalam kegiatan-kegiatan pengembangan SMA Negeri 1 Betara

1. Terselenggaranya bimbingan dan konseling karier minimal dua kali c. Modernisasi Sarana/FasilitasKebijakan ini difokuskan pada modernisasi  sekolah  dan fasilitas berstandar dengan menempatkan realisasi bantuan pemerintah dalam prioritastinggi.

Kebijakan di atas diwujudkan dalam sejumlah program sebagai berikut:

1. Melaksanakan pembangunan fisik dan fasilitas  sekolah  berstandar nasional yang dibiayai  Pemerintah

2. Memantapkan sistem manajemen fasilitas berdasarkan penjaminan mutu yangmeliputi pengadaan, pemanfaatan, pemeliharaan dan pengamanan secara sistemik dan komprehensif.

3. Mengupayakan dan memberdayakan berbagai bantuan untuk pengembangan fasilitas.

4. Meningkatkan sistem sekuriti dan manajemen sekolah5. Memperluas, mengembangkan dan memberdayakan sistem pengelolaan tata

ruang kelas belajar.Ketercapaian realisasi program-program tersebut dapat dilihat melalui indikator berikut:

1. Terselesaikannya ruang belajar dan ruang guru serta kelengkapannya2. Sempurnanya pedoman sistem manajemen fasilitas, pemeliharaan,

pemanfaatan dan pengamanan.3. Diperoleh dan diberdayakannya bantuan dana dari lembaga pemerintah dan

swasta.4. a. Tesedianya satu orang tenaga keamanan sekolah.

A. Rendahnya gangguan keamanan sekolah.B. Tertibnya manajemen perparkiran kendaraan dalam sekolah.C. a. Tersusunnya sistem pengelolaan tata ruang kelas belajar.i. Terbangunnya ruang guru, taman, Green house.ii. Pengadaan Jaringan ICT

iii. Penataan SDMiv. Peningkatan Citra SMA Islam PB Soedirma