Upload
independent
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
RENCANA STRATEGI SMU NEGERI X AMBON
TAHUN 2013-2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
SMU Negeri X Ambon berdiri pada tahun 1900 Berbagai hal
sudah di persiapkan oleh Dinas Pendidikan dan dikembangkan
oleh sekolah di antaranya : (1) pengadaan sarana dan prasarana
(sapres), seperti ruang kelas, ruang guru, ruang perpustakaan,
dilengkapi dengan 1 ruang laboratorium IPA, papan tulis, LCD,
dll; (2) pengadaan pendidik dan tenaga kependidikan (PTK)
melalui perekrutan dan proses seleksi; (3) mendesain struktur
organisasi sekolah; (4) menyusun kurikulum; (5) penerimaan
siswa baru melalui perekrutan dan proses seleksi; dan (6)
penyusunan rencana strategi (RENSTRA) periode 2013-2017.
SMU Negeri X Ambon sebagai Sekolah Menegah di bawah
naungan Pemerintah Kota Ambon siap mendukung dan membantu
upaya pemerintah dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasioanal
yakni untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam rangka berjuang melaksanakan amanat-amanat mulia di
atas SMPN 1 Karangdadap perlu mempersiapkan rencana strategi
yang tepat, baik strategi jangka pendek maupun strategi jangka
panjang. Oleh karenanya Renstra SMP 1 Karangdadap adalah
rencana 4 (empat ) tahunan dari tahun 2013 – 2017 (tahun
pelajaran (2013/2014 s.d. 2016/2017) yang menggambarkan visi,
misi, tujuan, sasaran, kebijakan program, dan kegiatan
pendidikan. Strategi ini penting, agar semua kebijakan dan
program kerja sekolah terarah dan tepat sasaran. Untuk itu,
strategi ini dikembangkan menjadi dokumen tertulis dalam
bentuk renstra SMP N 1 Karangdadap. Dengan demikian Renstra
disusun melalui proses secara sistematis, konsisten dan
berkelanjutan dari pengambilan keputusan dengan memanfaatkan
kondisi, potensi, efisiensi, dan efektivitas penyelenggaraan
pendidikan, yang pada akhirnya dapat meberikan sikap
akuntabilitas kinerja yang bertumpu pada pencapaian
keberhasilan KBM/PBM.
1.2. Landasan Hukum
(1) Pancasila sebagai landasan ideal ;
(2) Undang-Undang dasar 1945 sebagai landasan konstitusional ;
(3) Landasan Operasional ;
(4) Ketetapan MPR No. IV/MPR/1999 tentang GBHN ;
(5) Undang-Undang No.22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah ;
(6) Undang-Undang No. 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah pusat dan Daerah ;
(7) Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional ;
(8) Peraturan Pemerintah : a. Nomor 28 Tahun 1990 tentang
Pendidikan Dasar b. Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan
Menengah c. Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Propinsi Sebagai Daerah Otonom e. Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan ;
BAB II KONDISI UMUM
2.1.Kondisi Eksternal Sekolah
2.1.1.Globalisasi
Globalisasi yang terjadi diberbagai negara telah merubah berbagai
aspek kehidupan manusia dalam segala bidang misalalnya dalam hal
komunikasi , perdagangan , sosial budaya, transportasi dan lain-
lain . Kemajuan globalisasi ini terutama memicu menurunnya
kualitas moral siswa karna melalui media internet setiap siswa
dapat mengakses segala informasi tanpa batas sehingga ada
kemungkinan siswa terpenggaruh akan situs-situs yang kurang baik
dan dapat mempengaruhi pola pikir siswa serta tingkah laku sisiwa
, mempengaruhi minat baca siswa, menimbulkan kesenjangan
sosial,selain dengan pesatnya teknologi informasi yang
berkembang dengan sangat pesat yang memungkinkan akses informasi
tanpa batas ruang dan waktu. Globalisasi memunculkan berbagai
tantangan dan permasalahan baru yang harus dipecahkan oleh
lembaga pendidikan lebih khusus pada SMA X untuk menghadapi hal
ini tentunya SMA X harus meningkatkan mutu pendidikan dalam hal
perbaikan fasilitas , manejemen,Membentuk karakter siswa maupun
sumber daya manusia dalam bidang ICT sehingga pendidikan pada SMA
X mampu bersaing dan tidak tertingal dengan sekolah – sekolah
yang lain.
2.1.2.Otonomi Daerah
Pelaksanaan desentralisasi pendidikan atau otonomi pendidikan
masih belum sepenuhnya berjalan sesuai dengan yang diharapkan ,
disebabkan karna kekurangan pranata sosial , politik dan ekonomi.
Otonomi pendidikan akanmmeberi efek terhadap kurikulum efisiemsi
administrasi ,pendapatan dan biaya pendidikan serta pemerataannya
.ini merupakan peluang bagi sekolah SMA X dimana dengan adanya
otonomi daerah sekolah kebebasan untuk mengatur sekolahnya secara
mandiri sesuai kebutuhan sekolahnya.
2.1.3.Politik Kekuasaan
Pendidikan dan politik keduanya merupakan elemen sosial politik
disetiap negara baik dinegara maju maupun negara berkembang.
Sebagai mana dimaklumi bahwa yang hendak dituju oleh pendidikan
nasional ialah pendidikan yang menuju keada masyarakat industri
yang tidk terlepas dari tujuan politik idiologi bangsa kita
sebagai mana yang diamanatkan oleh UUD 1945 , Pancasila dan
GBHN.Sistem pendidikan nasional telah merumuskan dasar , fungsi
dan tujuan pendidikan, yaitu pendidikan nasional berdasarkan
pancasila dan UUD 1945 ; pendidikan nasional berfungsi untuk
mengembangkan kemajuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan
martabat manusia Indonesia dalam rangkah upaya mewujudkan tujuan
nasional ; Pendidikan nasionsl bertujuan mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya, yaitu
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa ,
berbudi pekerti luhur , memiliki pengetahuan dan
ketrampilan ,kesehatan jasmani dan rohani , kepribadian yang
mantap dan mandiri .
2.1.4. Ketimpangan Ekonomi
Ketimpangan ekonomi merupan terjdinya ketimpangan dalam
distribusi pendapatan antara kelompok masyarakat berpenghasilan
tinggi dan kelompok masyarakat berpenghasilan rendah .Kemiskinan
dan ketimpangan ekonomi merupakan masalah besar yang dihadapi
negara –negara berkembang termasuk pada SMA X ini disebabkan
karna menurunya pendapatan perkapita, orang tua,ketidak meratanya
pembangunan antar daerah , rendanya mobilitas sosial dan ini
sangat berpengaruh terhadap pendidikan anak diman orang tua yang
berpenghailan tinggi dapat menfasilitasi anaknya dengan baik dalm
memenuhi kebutuhan pendidikan sedangkan bagi orang tua yang tidak
mampu/ berpenghasilan rendah tidak dapat memenuhi kebutuhan
pendidikan anaknya sehingga sring terjadi kecemburuan sosial.
Dengan adanya kebijakan pemerintah mis : bantuan DANA BOS dengn
demikian dapt membantu peserta didik yang berasalo dari oarng tua
yang tidak mampu
2.1.4.Rapuhnya Nasionalisme
Berdirinya indonesia ditopang oleh budaya , etnis, suku, bahasa,
ras,dan agara yang beragam. Mencermati kondisi yang ada saat itu
maka ditetapkan pancsila sebagai landasan idiologi dan perekat
dalam berbangsa /bernegara , agar pertalian itu tetap erat dan
merekat maka ditumbuhkanlah rasa nasionalisme .Sejak berdirinya
bangsa/negara indonesia hingga sekarang , beragam tantangan ,
hambatan ,dan bahkan hantaman terhadap tali perekat datang silih
berganti .Berkembangnya nilai –nilai impor dan runtuhnya nilai
lokal akibat arus globalisasi, adopsi nilain yang tak
terhindarkan, terutam banyak terjadi dalam percaturan ekonomi dan
politik dan itu terjadi secar –besar-besaran sejak pasca
ORLA.Dengan demikian tanggung jawab lembaga pendidikan dalam hal
ini SMA X ditantang untuk mampu menerapkan empat pilar bangsa
yitu Pancasila, UUD 1945, NKRI,Bhineka Tunggal kembali dijadikan
acuan yang diterapkan pada lembaga pendidikan SMA X .
2.3.Potensi dan Masalah
2.3.1. Potensi
1. Potensi merupakan kemampuan , kekuatan yang dimiliki olehSMA X untuk mewujudkan Visi,Misi dan program SMA X yangmerupakan potensi yaitu potensiSekolah dan masyarakat merupakan dua komunitas yang salingmelengkapi antara satu dengan yang lain , memiliki hak dankewajiban yang sama dalam merencanakan, melaksanakan, danmelakukan pengawasan terhadap program pendidikan perhatianmasyarakat dap pendidikan terungkap melalui ide-ide ataubantuan yang diwujudkan melalui dana dan tenaga.Masyarakatakan menjadi tumpuan atas peningkatan dan pelayanan mutupendidikan yang diselengarakan oleh sekolah sehingga hubunganyang harmonis antara sekolah dan masyarakat akan memeberikandampak yang berarti bagi peningkatan mutu pendidikanUUSPN No 20 tahun 2003 mengemukakan pengadaan danpendayagunaan sumber daya pendidikan dilakukan olehpemerintah,masyarakat dan atau keluarga peserta didik .Hal inimenunjukan peran orang tua yang tergabung dalam komite sekolahmenjadi penting dapat langsung menghandel persoalandisekolah.Banyak orang tua yang membayar lebih tinggi untukputra-putrinya mendapat pendidikan yang lebih baikUUSPN N0 20 tahun 2003 pasal 54 ayat 2 bahwa masyarakat dapatberperan serta sebagai sumber pelaksana, dan pengguna hasilpendidikan.masyarakat lingkungan sekolah diminta dan diberikesempatan yang luas mendukung program penyelenggaraanpendidikan di sekolah secara keseluruhan
2.3.2. Permasalahan
SMA X selain memiliki potensi juga terdapat permasalahan yangdihadapi yaitu Sekolah tidak transparansi kepada masyarakatsebagai mitra kerja , tidak melibatkan komite untukmengevaluasi kinerja sekolah, tidak memperkenalkan keunggulansekolah kepada masyarakat karna tidak ada bulletin sekolah,tidak melakukan open hause, tidak ada kunjungan rumah, tidakperna menampilkan keunggulan sekolah melalui media baik mediacetak maupun media elektronikSekolah tidak akuntabilitas dalam pengunaan dana mis : tidakdibuat papan pengunaan dana,tidak ada pertanggung jawabanprogram dan keuangan kepada orang tua dan masyarakat. Apabilahsekolah dalam hal ini kepsek selaku pemimpin tidakmemanfaatkan potensi personal dengan tidak menjadi sumberinspirasi untuk membangkitkan potensi terpendam dalam tiappersonil,dan tidak memberimtivasi untuk bekerja,tidak menjalinkerja sama dengan masyarakat sebagai mitra kerja ,tidakmengembangkan apa yang menjadi keunggulan kompetitif dari padasekolah maka baik sekolah itu akan statis bahkan mati . BAB III. VISI DAN MISI SMA X 2013-20183.1.VISI
Terwujudnya sekolah yang unggul, bertaqwa, dan cinta lingkungan“.
3.2. MISI 1. Melaksanakan pembelajaran sesuai kurikulum yang berlaku Yaitu selalu mengikuti perubahan model
pembelajaran sesuai dengan kurikulum agar siswa bisamemiliki pengetahuan yang luas sehingga kualitasnya baik.Menggunakan metode belajar yang menyenangkan (Paikem) agartidak menimbulakan rasa jenuh pada siswa.
2. Mendorong/menumbuhkan semangat bersaing dalam belajar danLancar berbahasa Inggris-Indonesia
Membuat siswa lebih berminat belajar dengan memberikanmotivasi yang membangun sehingga siswa lebih minat belajarden mendapatkan ilmu yang luas. Menunjukkan bebagai macamprestasi yang pernah ada sehingga siswa memiliki rasa inginmenjadi lebih baik. Mengadakan bimbingan belajar bahasa yangmemiliki kualitas yang baik, sehingga anak mampu bersaing ditingkat nasional dan internasional.
3. Menciptakan sekolah yang sehat dan nyamanMembuat pengamanan di lingkungan sekolah serta memberi
perlindungan terhadap siswa agar tidak terjadi kejadian yangtidak diinginkan. Memberi fasilitas yang layak sehinggasiswa dapat menggunakanya dengan baik. Memberi sarana
kebersihan untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah agarwarga sekolah tidak terjangkit penyakit, serta mengadakanpenghijauan sehingga sekolah terlihat asri.
4. Menumbuhkembangkan penghayatan terhadap ajaran agama,budaya, dan budi pekerti yang menjadi sumber kearifan dalambertindak.
5.Menjalin hubungan yang baik antar masyarakat dalam kegiatansekolah dan sebaliknya
Defenisi VISI :- Pengertian sekolah yang unggul ialah warga yang mampu
menjadikan sekolah yang biasa saja menjadi sekolah yang majudan bisa membuat inovasi yang baru. Juga yang bisamenjadikan sekolahnya menjadi lebih makmur dan nyaman sertamemiliki daya pikir yang lebih cepat dan tanggap. sertawarga sekolah yang memiliki kelebihan atau kemampuanberpikir yang baik.
- sekolah yang bertaqwa ialah warga yang selalu taat akan aturanagama sehingga jauh dari perbuatan yang jahat dan juga wargayang mengerti akan setiap ajarannya.
- sekolah yang cinta lingkungan ialah warga yang selalu menjaga,merawat serta melindungi lingkungan sekitar termasukmasyarakat (solidaritas).
BAB II KONDISI UMUM SMU NEGERI X AMBON
2.1 Kondisi Eksternal SMU Negeri X Ambon
2.1.1. GlobalisasiMemasuki millenium ketiga sekarang ini, penyelenggaraan pendidikan
tingkat nasional sedang dan akan menghadapi sejumlah permasalahan. Di
antara permasalahan-permasalahan tersebut adalah gejala semakin
menguatnya arus globalisasi, pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, dan perubahan arah kebijakan pendidikan.
Millenium ketiga merupakan era globalisasi dan informasi. Dalam
kaitannya dengan globalisasi, Indonesia merupakan salah satu negara
yang ikut menyetujui dan terlibat aktif dalam berbagai kesepakatan
perdagangan global, seperti WTO, GATT, APEC dan sebagainya. Dalam era
globalisasi dan informasi, hampir semua faktor produksi,seperti uang,
teknologi, jasa, pabrik dan peralatan dapat bergerak melintasi tapal
batas negara tanpa kesulitan berarti. Dunia terasa menjadi semakin
sempit, jarak terasa semakin dekat, waktu terasa berjalan semakin
cepat, dan mobilitas orang dan barang semakin tinggi. Kondisi tersebut
akan mempunyai implikasi langsung terhadap penyelenggaraan pendidikan
nasional. Implikasi-implikasi yang dimaksud adalah: Pertama, tenaga
kerja terdidik dari luar negeri yang masuk ke Indonesia akan semakin
besar, sehingga persaingan dunia kerja bagi semakin ketat. Kedua,
sekolah luar negeri akan semakin mudah menyelenggarakan pendidikan di
Indonesia, sehingga calon siswa mempunyai peluang yang tinggi untuk
memilih sekolah yang berkualitas. Hal demikian berarti bahwa
persaingan antar sekolah untuk menarik siswa akan semakin ketat.
Persaingan tersebut tidak hanya meyangkut output, melainkan juga biaya
penyelenggaraan sekolah dan kinerja penyelenggaraan sekolah, baik yang
terkait dengan sumberdaya manusia, fasilitas maupun manajemen.
Isu lain yang perlu mendapatkan perhatian dalam penyusuanan Rencana
Strategis adalah implementasi otonomi pendidikan. Pemberlakuan otonomi
sekolah mempunyai implikasi-implikasi sebagai berikut: (1) pengurangan
subsidi pemerintah terhadap sekolah, (2) strategi yang ditempuh oleh
sekolah dalam menggali sumber dana lain di luar subsidi pemerintah,
dan (3) strategi yang ditempuh oleh sekolah negeri dan swasta terutama
dalam menjaring calon siswa.
Dalam kaitannya dengan implementasi otonomi pendidikan, sekolah negeri
bagaimanapun berada dalam posisi lebih diuntungkan daripada sekolah
swasta, karena dua alasan. Pertama, pemerintah masih memberikan
subsidi yang berupa gaji pegawai negeri, sehingga sekolah negeri tidak
perlu susah-susah mencari dana untuk menggaji karyawan. Kedua, rata-
rata sekolah negeri telah memiliki SDM yang lebih baik daripada rata-
rata swasta, terutama dalam aspek jabatan akademik guru, meskipun
dalam hal kewirausahaan (entrepreneurship) rata-rata swasta secara
relatif telah memiliki pengalaman lebih baik daripada rata-rata
negeri.
Dalam kaitannya dengan strategi yang ditempuh oleh sekolah lain dalam
mengimplementasikan otonomi pendidikan , terdapat kecenderungan bahwa
sebagian besar sekolah, terutama negeri, akan menambah daya tampung
mereka agar lebih banyak calon siswa yang diterima di sekolah yang
bersangkutan. Kecenderungan penggunaan strategi ini mulai terlihat
secara signifikan sejak tahun akademik 2007, 2008, dan 2009, ketika
berbagai sekolah negeri, sekurang-kurangnya di maluku, meningkatkan
daya tampung mereka, dan strategi tersebut berkonsekuensi logis pada
menurunnya jumlah pendaftar pada sebagian besar sekolah swasta
dimaluku pada tiga tahun terakhir. Strategi ini cenderung ditempuh
karena berkaitan dengan upaya negeri untuk dapat mandiri, baik dalam
pengalian maupun pengelolaan dana, sehingga negeri tidak lagi banyak
tergantung pada kemampuan pembiayaan pemerintah, terutama pada
pembiayaan operasional penyelenggaraan pendidikan dan pemeliharaan
berbagai fasilitas pembelajaran. Diantara upaya-upaya yang dilakukan
negeri untuk meningkatkan daya tampung tersebut adalah
menyelenggarakan kelas paralel, dan membuka program ekstensi bahkan
program ekstensi. Peningkatan daya tampung ini berkaitan erat dengan
jumlah dana yang bisa diperoleh dari calon siswa. Konsekuensinya
adalah bahwa jumlah calon siswa dari negeri yang selama ini menjadi
konsumen utama swasta menjadi semakin kecil, sehingga perolehan calon
siswa swasta juga semakin kecil dan keberlangsungan swasta menjadi
terancam.
Dalam kaitannya dengan strategi yang ditempuh oleh sekolah negeri dan
swasta dalam memenangkan persaingan antar sekolah terutama dalam
menjaring calon siswa, terdapat kecenderungan bahwa masing-masing
sekolah akan bersikap proaktif, terutama dalam membangun berbagai
jaringan (networking) dengan berbagai intitusi untuk berbagai
keperluan, baik pendidikan, penelitian maupun pengabdian pada
masyarakat. Konsekuensinya adalah bila sekolah tidak siap dengan
langkah-langkah serupa, maka dapat diperkirakan bahwa swasta akan
selalu tertinggal di belakang dan tidak mampu mengakses berbagai
resources yang ada di berbagai institusi.
Kondisi Sekolah SMA X
Hal lain yang perlu mendapatkan perhatian di dalam perumusan Rencana
Strategis adalah kondisi internal institusi sendiri, baik dalam
kaitannya dengan kekuatan dan kelemahan maupun langkah-langkah yang
dapat ditempuh untuk meningkatkan kekuatan dan mengurangi kelemahan.
Oleh karena itu, Sekolah SMA X perlu mengidentifikasi secara lebih
cermat dan jujur kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan tersebut
serta dapat merumuskan strategi yang tepat untuk mengoptimalisasikan
kekuatan dan meminimalisasikan kelemahan tersebut.
Di antara kekuatan-kekuatan yang dimiliki oleh Sekolah SMA X saat ini
adalah sebagai berikut: (1) lokasi Sekolah yang cukup strategis dan
memiliki peluang pengembangan ke depan, (2) memiliki kesadaran untuk
mengantisipasi perkembangan dan perubahan kedepan, (3) secara bertahap
bersedia melangkah menuju profesionalisme melalui bentuk-bentuk
evalusai diri, (4) memiliki kemampuan yang relatif baik dalam kerja
tim (team-working), dan (5) memiliki pengalaman dalam mengelola
sumberdaya secara mandiri. Sementara di antara kelemahan-kelemahannya
adalah: (1) pengembangan Sekolah belum terpadu dan memperhitungkan
berbagai aspek, baik yang bersifat ideologis, akademik, manajerial,
estetik, maupun ekologis, (2) perhitungan terhadap berbagai
perkembangan masa depan belum didasarkan atas informasi atau data-data
yang konkret dan akurat, (3) aspek-aspek kinerja baik yang terkait
dengan proses pembelajaran (guru, kurikulum, metode, output, dll.) dan
yang terkait dengan manajemen (finansial, sarana-prasarana) masih
memerlukan banyak perhatian, (4) kualitas guru secara individual masih
rendah, dan (5) belum banyak memanfaatkan sumber-sumber lain diluar
dana yang diperoleh dari mahasiswa, melalui berbagai jaringan
kerjasama (networking).
Arah Pengembangan
Barkaitan dengan permasalahan-permasalahan tersebut maka eksistensi
dan keberlanjutan Sekolah SMA X tergantung pada kemapuan-kemampuan
sebagai berikut. Pertama, kemapuan untuk menigkatkan kompetensi siswa
secara terus menerus sehingga memiliki daya saing yang tinggi, Kedua,
kemampuan untuk mengembangkan berbagai ragam keilmuan secara
berkelanjutan. Dalam hal ini, Sekolah SMA X sebagai pengelola ilmu
harus mampu menghasilkan berbagai output keilmuan sesuai dengan
kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Berkaitan degan hal tersebut maka
paradigma pengelolaan sekolah perlu bergeser dari pengelolaan yang
berorientasi pada persediaan . Ketiga, kemapuan membangun manajemen
sekolah yang efisien, efektif, akuntabel, dan transparan dalam rangka
membangun School governance. Keempat, kemampuan untuk membangun budaya
dan iklim sekolah’ secara terus menerus dalam rangka kultur akademik
yang kokoh. Kelima, kemampuan meningkatkan eksistensi warga sekolah
secara berkelanjutan. Keenam, kemampuan meningkatkan modal sumberdaya
insani secara berkelanjutan. Dan ketujuh, kemampuan Sekolah SMA X
untuk membangun jaringan dengan berbagai intitusi baik untuk
kepentingan-kepentingan pendidikan, penelitian, pengabdian pada
masyarakat maupun untuk kepentingan penggalian dana .
Upaya-upaya tersebut perlu dilakukan secara simultan, karena
kemampuan-kemampuan tersebut pada dasarnya saling terkait dan
merupakan kesatuan yang utuh.
AnalisisLingkungan Internal (Strengtht-Weakness)
Analisislingkungan internal SMP N 1 Karangdadapdapatdilihat di
lampiran 2.1
2.2 AnalisisLingkunganEksternal (Opportunity-Threat)
Analisislingkunganeksternal SMP N 1 Karangdadapdapatdilihat di
lampiran 2.2
BAB III
STRATEGI FORMULASI
3.1 VISI
Visi SMP N 1 Karangdadap untuk periode 2013/2014 s.d. 2016/2017
adalah “Unggul dalam Prestasi Terpuji pada Jati Diri”
Indikator:
a. Unggul dalam prestasi akademik.
b. Unggul dalam prestasi non akademik.
c. Mantap dalam etika, budi pekerti dan disiplin menuju
kualitas iman dan taqwa.
d. Terwujudnya pengembangan kurikulum sesuai Standar Isi
Pendidikan Nasional.
e. Terselenggaranya proses pembelajaran secara efektif dan
efisien.
f. Meningkatnya lulusan yang memiliki kompetensi sesuai
standar nasional.
g. Mempunyai kualitas sarana prasarana yang mendukung
pembelajaran.
h. Meningkatnya kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan
sesuai standar kompetensi.
i. Terwujudnya pengelolaan sekolah sesuai manajemen
berbasis sekolah.
j. Terselenggaranya sistem penilaian hasil belajar secara
efektif, objektif dan sistematis.
k. Optimalnya sumber dana dan daya dukung pendanaan sekolah.
d. Melaksanakan pengembangan pengelolaan sekolah yang
meliputi sumber daya manusia, pembelajaran, sarana prasarana
penilaian, kesiswaan, kurikulum, administrasi, pembiayaansesuai
manajemen berbasis sekolah.
e. Melaksanakan pengembangan keorganisasian sekolah
meliputi :
Struktur organisasi yang dikembangkan sesuai dengan tujuan
program.
Uraian tugas yang lengkap dan jelas.
Mekanisme kerja yang jelas, sederhana dan praktis.
Personalia yang berkualitas untuk menunjang pelaksanaan
program
f. Melaksanakan pengembangan fasilitas pendidikan mencakup
aspek teknis teknologi.
g. Merintis pengembangan pembiayaan pendidikan.
3.3 KREDO
Logo dan makna lambang
tutwuri Handayani
Lambang Tutwuri Handayani :
Kebanyakan orang menyebutnyaTutwuri Handayani yang sebenarnya
adalah Logo atau Lambang Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 0398/M/1977 tanggal 6 September 1977 dengan
uraian arti lambang sebagai berikut:
(1) BIDANG SEGI LIMA (Biru Muda)
Menggambarkan alam kehidupan Pancasila.
(2) SEMBOYAN TUT WURI HANDAYANI
Digunakan oleh Ki Hajar Dewantara dalam melaksanakan system
pendidikannya. Pencantuman semboyan ini berarti melengkapi
penghargaan dan penghormatan kita terhadap almarhum Ki Hajar
Dewantara yang hari lahirnya telah dijadikan Hari Pendidikan
Nasional.
(3) BELENCONG MENYALA BERMOTIF GARUDA
Belencong (menyala) merupakan lampu yang khusus dipergunakan pada
pertunjukan wayang kulit. Cahaya belencong membuat pertunjukan
menjadi hidup.
Burung Garuda (yang menjadi motif belencong) memberikan gambaran
sifat dinamis, gagah perkasa, mampu dan berani mandiri mengarungi
angkasa luas. Ekor dan sayap garuda digambarkan masing-masing
lima, yang berarti: “Satu kata dengan perbuatan Pancasilais”
(4) BUKU
Buku merupakan sumber bagi segala ilmu yang dapat bermanfaat bagi
kehidupan manusia.
(5) WARNA
Warna putih pada ekor dan sayap garuda dan buku berarti suci,
bersih tanpa pamrih.
Warna kuning emas pada nyala api berarti keagungan dan keluhuran
pengabdian. Warna biru muda pada bidang segi lima berarti
pengabdian yang tak kunjung putus dengan memiliki pandangan hidup
yang mendalam (pandangan hidup pancasila).
a. TUJUAN SEKOLAH
Tujuan Sekolah Dalam Empat
Tahun
Mengingat visi merupakan tujuan jangka panjang, maka tujuan yang
akan di capai selama 4 tahun mendatang (2013/2014 s/d 2016/2017)
diharapkan :
1) Rata-rata pencapaian nilai selisih UN setiap mata
pelajaran + 0,5.
2) 100 % siswa lulus Ujian Nasional.
3) Tim Bola Volly menjadi juara 1 Tingkat Kabupaten.
4) Tim atletik menjadi juara umum Tingkat Kabupaten.
5) 100 % siswa mempunyai ketrampilan menjahit.
6) 100 % siswa mempunyai ketrampilan campuran.
7) Seluruh siswa dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan
benar. 8)Seluruh siswa mempunyai Ahlaqul Karimah.
b. Hasil Yang Diharapkan.
1) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan diterapkan dengan
maksimal
2) Adanya dokumen perangkat pembelajaran kelas VII, VIII, IX
setiap mata pelajaran.
3) Sistem penilaian yang berbasis kompetensi.
4) Adanya desain pembelajaran yang bervariasi.
5) Peningkatan jumlah lulusan dan rata-rata nilai hasil UN.
6) Juara lomba mata pelajaran dan juara olah raga dan seni
tingkat kabupaten.
7) Terpenuhinya media pembelajaran.
8) Terpenuhinya sarana dan prasarana pendidikan secara
bertahap mulai tahun pelajaran 2013/2014.
9) Meningkatnya profesionalisme guru.
10) Meningkatnya kinerja tenaga non edukatif.
11) Terlaksananya supervisi klinis secara berkala.
12) Meningkatnya pengelolaan sekolah.
13) Tercapainya tertib administrasi sekolah.
14) Tercukupinya dana untuk penyelenggaraan pendidikan.
c. Tujuan Sekolah Tahun Pelajaran 2013/2014
No
.
Kondisi
Saat Ini
Kondisi Yang
Diharapkan
Besarnya
Tantangan Nyata
1
2
3
4
5
6
KTSP masih dalam
proses pemantapan.
Dokumen perangkat
pembelajaran belum
sempurna
Kurang pemahaman
terhadap sistem
penilaian berbasis
kompetensi
Desain pembelajaran
kurang
bervariasi
Jumlah lulusan 90%
Juara lomba mata
pelajaran, olah
raga dan seni
tingkat
kecamatan
KTSP digunakan
sebagai pedoman
Penyelenggaraan
Sekolah
Adanya dokumen
perangkat
pembelajaran kelas
VII, VIII, IX
setiap mata
pelajaran sesuai
dengan kondisi riil
sekolah.
Sistem penilaian
yang berbasis
kompetensi
terlaksana dengan
baik
Adanya desain
pembelajaran yang
bervariasi.
Jumlah lulusan 92%
Juara lomba olah
raga bola
Volly putra tingkat
kabupaten
Juara lomba olah
10 %
0,5 %
10 %
0,5 %
8 %
10 %
10 %
10 %
10 %
10 %
7
8
9
10
11
12
Sebagian siswa
mampu
mengoperasikan
computer
program Microsoft
Excel
Media pembelajaran
kurang
Sarana
dan prasarana
pendidikan belum
tercukupi
Keamanan dari segi
fisik belum
terpenuhi.
Profesiolisme guru
kurang
raga Atletik
tingkat kabupaten.
Juara lomba baca
puisi putra dan
putri tingkat
kabupaten.
Juara lomba paduan
suara tingkat
kabupaten
Juara lomba mapel
bahasa tingkat
kabupaten.
Juara lomba mapel
IPS tingkat
kabupaten.
Semua siswa mampu
mengoperasikan
computer
program Microsoft
Excel
Terpenuhinya media
pembelajaran.
Terpenuhinya sarana
dan prasarana
pendidikan
10 %
5 %
70 %
50 %
30 %
25 %
25 %
Kinerja tenaga non
edukatif
belum maksimal
Keamanan dari segi
fisik (pagar bumi)
terpenuhi.
Meningkatnya
profesionalisme
guru.
Meningkatnya
kinerja tenaga non
edukatif.
13
14
15
16
Supervisi klinis
dilaksanakan secara
insidental
Pengelolaan sekolah
belum
maksimal
Tertib administrasi
sekolah
belum maksimal
Dana untuk
penyelenggaraan
pendidikan terbatas
Terlaksananya
supervisi klinis
secara berkala.
Meningkatnya
pengelolaan
sekolah.
Tercapainya tertib
administrasi
sekolah.
Tercukupinya dana
untuk
penyelenggaraan
pendidikan.
25 %
25 %
25 %
30 %
3.4 Strategi
Berdasar
kan hasil analisis SWOT, diperoleh data bahwa skor strenght
(1348) lebih besar dari weakness (178). Sedangkan skor
opportunity (44) lebih besar dari treath (27). Sehingga
berdasarkan diagram kartesius dibawah kini, maka kondisi seperti
ini terletak pada kuadran I
Oleh karena itu, SMP N 1 Karangdadap menetapkan untuk menggunakan
strategi stability/Rasionalisasi yaitu optimalisasi kelebihan –
kelebihan sekolah agar dapat meminimalisir kelemahan-kelemahan
sekolah dan juga dapat meraih peluang.
Berikut adalah rumusan strategi SMP N 1 Karangdadap periode
(2013/2014 s/d 2016/2017).
Strategi 1 : optimalisasi manajemen kurikulum
Strategi 2 : optimalisasi manajemen pembelajaran
Strategi 3 : optimalisasi manajemen pencitraan
Strategi 4 : optimalisasi manajemen humas
Strategi 5 : optimalisasi manajemen informasi
Strategi 6 : optimalisasi manajemen pendidik dan tenaga
kependidikan
Strategi 7 : optimalisasi manajemen kepemimpinan
Strategi 8 : optimalisasi manajemen kesiswaan
Strategi 9 : optimalisasi manajemen keuangan
Strategi 10 : optimalisasi manajemen sarana dan prasarana
Strategi 11 : optimalisasi manajemen penjaminan mutu
3.5 Kebijakan
Untuk mempermudah melaksanakan strategi diatas, maka SMP N 1
Karangdadap menetapkan kebijakan periode 2013/2014 s/d 2016/2017
untuk mendukung pelaksanaan strategi, diantaranya:
Strategi 1 : optimalisasi manajemen kurikulum
Kebijakan yang di tetapkan:
1.1 Mengembangkan kurikulum berkualitas dengan mengacu kepada
standar kompetensi lulusan dan standar isi yang telah ditetapkan
oleh pemerintah;
1.2 mengembangkan silabus pembelajaran yang berkualitas secara
mandiri;
Strategi 2 : optimalisasi manajemen pembelajaran
Kebijakan yang ditetapkan:
2.1 Melaksanakan pembelajaran berkualitas berdasarkan strandar
proses pembelajaran yang telah ditetapkan oleh pemerintah
Strategi 3 : optimalisasi manajemen pencitraan
Kebijakan yang ditetapkan:
3.1 Melaksanakan sosialisasi dan promosi sekolah melalui
berbagai cara yang efektif dan efisien
3.2 Melaksanakan pelayanan pendidikan yang berkualitas
3.3 Mengikuti berbagai kompetisi di berbagai bidang dalam
berbagai tingkatan (desa, kecamatan, kabupaten, maupun provinsi)
3.4 Mengurus izin operasional sekolah
3.5 Melaksanakan proses penjaringan siswa secara efektif dan
efisien
Strategi 4 : optimalisasi manajemen relationship ( hubungan
masyarakat )
Kebijakan yang ditetapkan :
4.1 Melaksanakan berbagai program untuk mendapatkan dukungan
dari masyarakat secara luas.
4.2 Terlibat aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan lingkungan
masyarakat
4.3 Membentuk organisasi alumni sekolah
Strategi 5 : optimalisasi manajemen informasi
Kebijakan yang ditetapkan :
5.1 Melaksanakan pelayanan informasi yang berkualitas
Strategi 6 : optimalisasi manajemen pendidik dan tenaga
kependidikan
Kebijakan yang ditetapkan :
6.1 Melaksanakan program pemeliharaan PTK untuk memperkuat
komitmen dan loyalitasnya
6.2 Melaksanakan program pengembangan PTK untuk mengoptimalkan
produktivitas PTK
6.3 Merekrut PTK yang berkualitas
Strategi 7 : optimalisasi manajemen kepemimpinan
Kebijakan yang ditetapkan :
7.1 Melaksanakan kepemimpinan sekolah yang transaksional dan
transformasional
Strategi 8 : optimalisasi manajemen kesiswaan
Kebijakan yang ditetapkan :
8.1 Melaksanakan program pemeliharaan santri untuk meperkuat
komitmen dan loyalitas
8.2 Melaksanakan program pemeliharaan siswa untuk memperkuat
komitmen dan loyalitas
8.3 Merekrut siswa yang berkualitas
Strategi 9 : optimalisasi manajemen keuangan
Kebijakan yang ditetapkan :
9.1 Melaksanakan pengelolaan keuangan yang transparan dan
akuntabel
9.2 Melaksanakan pengelolaan anggaran yang at cost dan berbasis
kebutuhan
Strategi 10 : optimalisasi manajemen sarana dan prasarana
Kebijakan yang ditetapkan :
10.1Pengadaan sarana, prasarana, dan, teknologi pendidikan yang
memadai.
Strategi 11 : optimalisasi manajemen penjaminan mutu
Kebijakan yang ditetapkan :
11.1 Melaksanakan penjaminan mutu sekolah yang efektif
dan efisien
BAB IV
STRATEGI IMPLEMENTASI
4.1 Program Kerja
Untuk mempermudah pelaksanaan kebijakan di atas maka SMPN 1
Karangdadap menetapkan Program Kerja periode 2013-2017. Untuk
mendukung pelaksanaan kebijakan, diantaranya :
Kebijakan1.1: mengembangkan kurikulum berkualitas dengan mengacu
kepada standar kompetensi lulusan dan standar isi yang telah
ditetapkan oleh pemerintah;
Program kerja di tetapkan
1.1.1. Melaksanakan workshop pengembangan kurikulum.
Kebijakan 1.2 : mengembangkan silabus pembelajaran yang
berkualitas secara mandiri;
Program Kerja di tetapkan
1.5.1. Melaksanakan workshop pengembangan silabus.
Kebijakan 2.1 : melaksanakan pembelajaran yang berkualitas
berdasarkan standar proses pembelajaran yang ditetpakan oleh
pemerintah.
Program Kerja yang di tetapkan
2.1.1. melaksanakan program pengembangan RPP, Bahan ajar, dan
instrumen penilaian yang berkualitas berdasarkan standar
perencanaan pembelajaran yang ditetapkan oleh pemerintah.
2.1.2. melaksanakan program pembelajaran yang berkualitas
berdasarkan standar pelaksanaan pembelajaran yang telah
ditetapkan oleh pemerintah.
2.1.3. melaksanakan program penilaian pembelajaran yang
berkualitas berdasarkan standar penilaian yangb telah ditetapkan
oleh pemerintah.
2.1.4. melaksanakan program pengawasan pembelajaran yang
berkualitas berdasarkan standar pengawasan pembelajaran yang
telah ditetapkan oleh pemerintah
Kebijakan3.1. : melaksanakan sosialisasi dan promosi sekolah
melalui berbagai cara yang efektif dan efisien.
Program kerja yang ditetapkan
1.1.1. Melaksanakan program sosialisasi dan promosi melalui
spanduk dan brosur
1.1.2. Melaksanakan program sosialisasi dan promosi melalui media
web
Kebijakan3.2. : melaksanakan pelayanan pendidikan yang
berkualitas
Prorgam kerja yang ditetapkan
3.2.1. melaksanakan program pelayanan dan pendidikan yang
berkualitas.
Kebijakan 3.3. : mengikuti berbagai kompetensi di berbagai bidang
dalam berbagai tingkatan (desa, kecamatan, kabupaten, provinsi)
Program kerja yang ditetapkan
3.3.1. mengikuti lomba pidato bahasa inggris dalam berbagai
tingkatan
3.3.2. mengikuti lomba pidato bahasa indonesia dalam berbagai
tingkatan
3.3.3. mengikuti lomba cerdas cermat dalam berbagai tingkatan
3.3.4. mengikuti lomba MTQ dalam berbagai tingkatan
3.3.5.mengikuti lomba kaligrafi dalam berbagai tingkatan
3.3.6. mengikuti lomba rebana dalam berbagai tingkatan
3.3.7. mengikuti lomba bulu tangkis dalam berbagai tingkatan
3.3.8. mengikuti lomba tenis meja dalam berbagai tingkatan
3.3.9. mengikuti lomba-lomba lain diberbagai tingkatan
Kebijakan 3.4. : mengurus ijin operasional sekolah
Program kerja yang ditetapkan
3.4.1. melaksanakan program pengurusan ijin operasional sekolah
Kebijakan3.5. : melaksanakan proses perekrutan siswa secara
efektif dan efisien
Program kerja yang ditetapkan
3.5.1. melaksanakan program penjaringan siswa melalui sosialisasi
langsung ke SD / MI disekitar pekalongan
3.5.2. melaksanakan program penjaringan siswa melalui jalur
prestasi
Kebijakan4.1. : terlibat aktif dalam berbagai kegiatan sosial
Program kerja yang ditetapkan
4.1.1. melaksanakan program religiusitas
4.1.2. mengirimkan delegasi untuk mengikuti kegiatan seminar atau
diskusi ilmiah atau sejenisnya dibidang pendidikan
4.1.3. melaksanakan program kerja bakti sosial
Kebijakan 4.2. : melaksanakan berbagai program untuk mendapatkan
dukungan dari masyarakat secara luas
Program kerja yang ditetapkan
4.2.1. melaksanakan pembentukan komite sekolah
4.2.2. melaksanakan program kerja sama dengan berbagai pihak
untuk melaksanakan berbagai hal yang terkait dengan pengembangan
sekolah
Kebijakan 4.3 : membentuk organisasi alumni SMPN 1
Karangdadap
Program kerja yang ditetapkan
4.3.1 melaksanakan program pengelolaan alumni sekolah
Kebijakan 5.1 : melaksanakan pelayanan informasi yang
religius dan berkualitas
Program kerja yang ditetapkan
5.1.1 melaksanakan pelayanan informasi yang berkualitas;
selalu menginformasikan perkembangan program kegiatan dari setiap
unit manajemen setiap hari secara lengkap, cepat & akurat; mudah
diakses; performance baik; serta responsif terhadap setiap
tanggapan publik.
Kebijakan 6.1 : melaksanakan program pemeliharaan PTK untuk
memperkuat komitmen dan loyalitasnya
Program kerja yang ditetapkan
6.1.1 melaksanakan program rutin bulan sehat
6.1.2 melaksanakan program kompensasi (gaji, honor panitia,
tunjangan kelebihan jam, tunjangan hari raya)
6.1.3 melaksanakan program rutin pengajian khusus PTK
6.1.4 melaksanakan program orientasi PTK
6.1.5 melaksanakan program keakraban
6.1.6 melaksanakan program seminar artikel terbatas
6.1.7 melaksanakan program PTK teladan
6.1.8 melaksanakan program pemberdayaan guru melalui MGMP
Kebijakan 6.2 : melaksanakan program pengembangan PTK
untuk mengoptimalkan produktivitas PTK.
Program kerja yang ditetapkan
6.2.1 melaksanakan program karir
6.2.2 melaksanakan program pelaporan beban kinerja guru (BKG)
6.2.3 melaksanakan program diklat pengembangan kompetensi
pedagogik
6.2.4 melaksanakan program diklat pengembangan kompetensi
sosial
6.2.5 melaksanakan program diklat pengembangan kompetensi
kepribadian
6.2.6 melaksanakan program diklat pengembangan kompetensi
akademik
6.2.7 melaksanakan program diklat BKG & pengembangan karir
6.2.8 melaksanakan program diklat penelitian tindakan kelas
6.2.9 melaksanakan program diklat pengebdian kepada masyarakat
6.2.10 melaksanakan program diklat manajemen sekolah
Kebijakan 6.3 : merekrut PTK yang religius dan
berkualitas
Program kerja yang ditetapkan
6.3.1 melaksanakan program penjaringan PTK
6.3.2 melaksanakan program seleksi PTK
Kebijakan 7.1 : melaksanakan kepemimpinan sekolah yang
transakasional dan transformasional
Program kerja yang ditetapkan
7.1.1 melaksanakan program manajemen konstruksi budaya
kepemimpinan transaksional & transformasional di sekolah
Kebijakan 8.1 : melaksanakan program pengembangan
siswa untuk mengoptimalkan akhlak dan produktivitas siswa
Program kerja yang ditetapkan
Program pembentukan siswa berkarakter
8.1.1 melaksanakan program BK
8.1.2 melaksanakan program pola asuh terpadu
8.1.3 melaksanakan program religiusitas kampus (baca Al-
Qur’an, &asmaul husna sebelum pelajaran; sholat dhuha berjamaah;
sholat dhuhur berjamaah)
8.1.4 melaksanakan program pembelajaran berbasis pendidikan
karakter
8.1.5 melaksanakan program penegakan aturan sekolah
Program optimalisasi produktivitas siswa
8.1.6 melaksanakan berbagai lomba ditingkat sekolah
8.1.7 melaksanakan program ekstrakulikuler dibidang seni
8.1.8 melaksanakan program ekstrakulikuler dibidang iptek
8.1.9 melaksanakan program ekstrakulikuler dibidang olahraga
8.1.10 melaksanakan program ekstrakulikuler dibidang agama
8.1.11 melaksanakan program ekstrakulikuler dibidang bimbingan
dan konseling siswa
Kebijakan 8.2 : melaksanakan program pemeliharaan
siswa untuk komitmen dan loyalitasnya
Program kerja yang ditetapkan
8.2.1 membentuk OSIS
8.2.2 membentuk organisasi kepramukaan
8.2.3 melaksanakan program pengadaan UKS
8.2.4 melaksanakan program penghargaan prestasi siswa
8.2.5 melaksanakan prohram keakraban
8.2.6 melaksanakan program orientasi sekolah kepada siswa
Kebijakan 8.3 : merekrut siswa yang religius dan
berkualitas
Program kerja yang ditetapkan
8.3.1 melaksanakan program penjaringan siswa
8.3.2 melaksanakan program seleksi siswa
Kebijakan 9.1 : melaksanakan pengelolaan keuangan yang
transparan dan akuntabel
Program kerja yang ditetapkan
9.1.1 melaksanakan program pengelolaan keuangan yang
transparan dan akuntabel
9.1.2 pengajuan proposal anggaran pembangunan gedung sekolah
kepada pemerintah
Kebijakan 9.2 : melaksanakan pengelolaan anggaran yang
at cost dan berbasis kebutuhan
Program kerja yang ditetapkan
9.2.1 melaksanakan pengelolaan anggaran yang at cost dan
berbasis kebutuhan
Kebijakan 10.1 : pengadaan sarana, prasarana, dan
teknologi pendidikan yang memadai
Program kerja yang ditetapkan
Program pengadaan prasarana beberapa ruang penting
10.1.1 melaksanakan program pengadaan ruang kelas & sarananya
10.1.2 melaksanakan program pengadaan ruang guru & sarananya
10.1.3 melaksanakan program pengadaan ruang kepala sekolah
&sarananya
10.1.4 melaksanakan program pengadaan ruang perpustakaan&
sarananya
10.1.5 melaksanakan program pengadaan ruang TU& sarananya
10.1.6 melaksanakan program pengadaan ruang BK& sarananya
10.1.7 melaksanakan program pengadaan ruang UKS& sarananya
10.1.8 melaksanakan program pengadaan ruang laboratorium IPA&
sarananya
10.1.9 melaksanakan program pengadaan ruang laboratorium
komputer& sarananya
10.1.10melaksanakan program pengadaan ruang tamu& sarananya
10.1.11 melaksanakan program pengadaan ruangOSIS &
sarananya
10.1.12melaksanakan program pengadaan ruang seni & sarananya
Program pengadaan prasarana beberapa tempat penting
10.1.13 melaksanakan program pengadaan tempat ibadah &
sarananya
10.1.14 melaksanakan program pengadaan tempat upacara
& sarananya
10.1.15 melaksanakan program pengadaan tempat parkir &
sarananya
10.1.16 melaksanakan program pengadaan tempat olahraga
& sarananya
Kebijakan 11.1 : melaksanakan penjaminan mutu sekolah
yang efektif dan efisien
Program kerja yang ditetapkan
11.1.1 melaksanakan program monitoring & evaluasi terhadap
kinerja unit manajemen sekolah
11.1.2 melaksanakan program monitoring & evaluasi terhadap
kinerja setiap panitia/tim pelaksana program kerja
11.1.3 melaksanakan program monitoring &evaluasi terhadap
kinerja setiap individu
4.2 Waktu Pelaksanaan Program Kerja
Pengaturan waktu pelaksanaan program kerja dapat
dilihat dilampiran 4.1
4.3 Anggaran Biaya Program Kerja
Untuk mendukung pelaksanaan program kerja diatas,
maka disusun anggaran biaya program kerja yang dapat dilihat pada
lampiran 4.2
4.4 Standar Operasional Prosedur Pelaksanaan Program Kerja
Standar operasional prosedur (SOP) pelaksanaan setiap
program kerja terdiri dari kegiatan planning, organizing, actuating,
controling, dan reporting.Rincian SOP ytersebut adalah sebagai berikut:
1. Pembentukan TIM pelaksana program [organizing]
2. Penetapan TIM pelaksana program oleh kepala sekolah
melalui surat tugas [actuating (directing)]
3. Pengembangan model program yang diliputi komponen, isi,
dan sasaran program [planning]
4. Proses validasi proposal melalui rapat koordinasi yang
melibatkan semua UMM [planning]
5. Penyusunan proposal program oleh TIM pelaksana [planning]
6. Proses validasi proposal melalui rapat koordinasi yang
melibatkan semua UMM [actuating]
7. Pengajuan proposal program oleh TIM pelaksana program
dengan diketahui ketua UMM kepada kepala sekolah [controling]
8. Pelaksanaan program [actuating], bersamaan ini
dilaksanakan monitoring pelaksaan program oleh kepala sekolah dan
tim UMM penjaminan mutu sekolah [controling (monitoring)]
9. Penyusunan laporan pelaksanaan program oleh TIM pelaksana
[proses reporting]
10. Laporan pertanggungjawaban pelaksanaan program oleh TIM
pelaksana kepada kepala sekolah melalui koordinasi yang
melibatkan semua UMM [controling (feedback)]
11. Penyerahan laporan pelaksanaan program oleh TIM pelaksana
program kepada kepala sekolah dengan tembusan kepada Dinas
Pendidik.
BAB V
STARTEGI PENGENDALIAN
5.1 Monitoring
Monitoring (pengawasan/pemantauan) dilakukan terhadap
kinerja manajemen unit, kinerja manajemen tim pelaksana, kinerja
manajemen individu. Untuk setiap kinerja manajemen, hal-hal yang
dipantau adalah perencanaan dan pelaksanaan.
5.1.1 monitoring kinerja manajemen unit
Untuk kinerja manajemen unit, hal yang dipantau dalam
perencanaan adalah renstra unit, sedangkan hal yang dipantau
dalam pelaksanaan adalah pelaksanaan setiap kebijakan yang
ditangani oleh unit tersebut.
5.1.2 monitoring kinerja manajemen tim pelaksana program
Untuk kinerja manajemen tim pelaksana program, hal
yang dipantau dalam perencanaan adalah proposal program kerja,
sedangkan hal yang dipantau dalam pelaksanaan adalah pelaksanaan
program kerja yang ditangani oleh tim pelaksana tersebut.
5.1.3 monitoring kinerja manajemen individu
Untuk kinerja manajemen individu, hal yang dipantau
dalam perencanaan adalah program kerja individu per semester,
sedangkan hal yang dipantau dalam pelaksanaan adalah pelaksanaan
program kerja tyang dilakukan tiap individu selama satu semester.
5.2 Evaluasi
Evaluasi adalah membandingkan hasil kinerja real
dengan standar kinerja yang telah ditetapkan sekolah. Evaluasi
dilakukan terhadap hasil kinerja manajemen unit, hasil kinerja
manajemen tim pelaksana, dan hasil kinerja manajemen individu.
5.2.1 Evaluasi hasil kinerja manajemen unit
Untuk kinerja manajemen unit, hal yang di evaluasi
adalah hasil kinerja unit dalam melaksanakan setiap kebijakan
yang ditangani oleh unit tersebut.
5.2.2 Evaluasi hasil kinerja manajemen tim pelaksana program
Untuk kinerja manajemen tim pelaksana program, hal
yang dievaluasi adalah hasil kinerja tim dalam melaksanakan
program kerja yang ditangani oelh tim tersebut.
5.2.3 Evaluasi kinerja manajemen individu
Untuk kinerja manajemen individu, hal yang di
evaluasi adalah hasil kinerja individu dalam melaksanakan program
kerjanya selama satu semester.
Pelindung : Pemerintah Kabupaten
Pengawas : Komite Sekolah
Kepala sekolah : Fuad Dulkhirom, S. Pd
Kepala Tata Usaha :M. Syahidin
Bendahara :Sri Haryanti
1. Unit Manajemen Sekolah Bidang Akademik
Ketua : Rina S. , S. Pd
Sekretaris : Sunarti
Bendahara : Rocmawati, S. Ag
Anggota : Winarsono, S. Pd
2. Unit Manajemen Sekolah Bidang Kepegawaian
Ketua : U. Zuraidah
Sekretaris : Syahroni, S. Pd
Bendahara : Halimah, S. Pd
Anggota : Hadi P., S. Pd
3. Unit Manajemen Sekolah Bidang Kesiswaan
Ketua : Winarsono, S. Pd
Sekretaris : Darsono, S. Pd
Bendahara : Suratno, S. P
Anggota :S. Gayatri, S. Pd.
4. Unit Manajemen Sekolah Bidang Sarana Prasarana
Ketua : Muhrozi, S.Pd.
Sekretaris : Winarsono, S. Pd.
Bendahara : Asiyatul K., S. Ag.
Anggota : Eka S., S. Pd.
5. Unit Manajemen Sekolah Bidang Hubungan Masyarakat
Ketua : Suratno, S. Pd.
Sekretaris : R. Didik, SIP, S. Pd.
Bendahara : Iwan R. S. Pd.
Anggota : Endang S., S. Pd.
6. Unit Manajemen Sekolah Bidang Penjaminan Mutu
Sekolah
Ditangani langsung Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga.
BAB VII
PENUTUP
Alhamdulillah wassyukurillah, segala puji bagi Allah SWT yang
telah melimpahkan segala nikmat, rohmah, dan barokah-Nya kepada
kita semua, khususnya pengurus SMP N 1 Karangdadap, sehingga
dokumen rencana strategi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Semoga dengan adanya dokumen renstra ini, Allah memudahkan
pengurus SMP N 1 Karangdadap dalam usahanya mencapai visi,
misi, dan tujuan Sekolah. Selanjutnya, renstra ini akan dijadikan
sebagai penduan utama bagi pengurus SMP N 1 Karangdadap dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya.
Renstra SMP N 1 Karangdadap 2013/2014 s/d 2016/2017 ini
dijabarkan menjadi rencana strategis pada setiap unit manajemen
sekolah (UMS). Dengan demikian UMS memiliki acuan pengembangan
program yang lebih spesifik sesuai dengan karakter dan
keunggulannya, juga dapat secara bersama-sama dan bersinergi
mencapai visi dan misi sekolah. Dalam hal terjadi perubahan
lingkungan strategis yang tidak terduga, sehingga kebijakan dan
program yang telah dirumuskan dalam rencana strategis
menghadapi kendala untuk dilaksanakan, maka kepala sekolah dapat
melakukan perubahan dengan persetujuan Pemerintah Kabupaten.
Berhasilnya implementasi Renstra ini sangat tergantung pada
pemahaman kesadaran, keterlibatan dan upaya sungguh-sungguh dari
warga madrasah, serta dukungan pemerintah, dan masyarakat.
Keberhasilan pelaksanaan Renstra ini juga menjadi harapan nyata
bagi pembangunan pendidikan dan pembangunan masa depan para
santri. Bagi segenap civitas akademika SMP N 1 Karangdadap hanya
tersedia satu jalan lurus untuk mencapai cita-cita luhur yang
digariskan dalam Renstra ini.
RENCANA STRATEGIS SMU X AMBON
TAHUN 2013 - 2017
Latar Belakang
Profil Sekolah SMA Negeri 1 BetaraPendidikan menengah diselenggarakan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakatyang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungansosial, budaya dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi.
Pendidikan menengah umum adalah jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan dan peningkatan kemampuan siswa untuk melanjutkn pendidikan tinggi dan mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian. Sebagai anggota masyarakat, siswa diharapkan mampu mengadakan hubungan timbal balik denganlingkungan sosial, budaya dan alam sekitarnya (PP. No. 29/90).
Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan satuan pendidikan di jalur pendidikan sekolah yang menyelenggarakan pendidikan umum dan mengutamakan perluasan pengetahuan dan peningkatan ketrampilan peserta didik dengan pengkhususan yang diwujudkan pada tingkat-tingkat akhir masa pendidikan (UU No. 2/89).
Untuk memenuhi harapan-harapan tersebut di atas, maka SMA Negeri 1 Betara dalam program pengajarannya selama ini telah melakukan dua program, yakni program pengajaran umum dan program pengajaran khusus.
Program pengajaran umum merupakan program yang wajib diikuti semua siswa kelas X, dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitarnya serta meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan minat siswa sebagai dasar untuk memilih program pengajaran khusus yang dipilihnya di kelas XI nanti.
Program pengajaran umum ini mencakup bahan kajian yang disusun dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, Kewarganegaraan, Bahasa dan Sastra Indonesia, Bimbingan dan Konseling, Komputer, Pendidikan Seni, Sejarah Nasional dan Umum, Bahasa Inggris, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang terdiri dari Fisika, Biologi,dan Kimia, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang meliputi Ekonomi, Geografi, Sosiologi, Tata Negara, dan Antropologi.
Sedangkan program pengajaran khusus diselenggarakan di kelas XI yang disesuaikan dengan kemampuan dan minat siswa. Program ini dimaksudkan untuk mempersiapkan siswa melanjutkan pendidikannya ke jenjang pendidikan tinggi bidang akademik atau profesional.
Pada kesempatan lain SMA Negeri 1 Betara secara premis tampak mencuat. Bukan sebagai lembaga yang penuh gengsi, melainkan sebagai lembaga yang menginternalisasikan nilai-nilai Imtaq dan Iptek di dalam perilaku pesertadidiknya. Sistem nilai yang dipakai untuk mengembangkan sumber daya manusia itulah yang membedakan satu lembaga dari yang lainnya. Nilai-nilaikejujuran, ketertiban, disiplin, dan semangat melayani, ditanamkan melaluiketeladanan dan tindak nyata, tidak sekedar melalui pengajaran di kelas. Semuanya itu dapat terwujud adalah berkat kegigihan dan ketekunan seluruh civitas akademika serta dukungan dari siswa dan orang tua/wali yang turut ambil bagian dalam berbagai program kegiatan sekolah.
Dengan pendekatan teknologi pendidikannya yang sangat memadai, maka tak berlebihan kalau pada akhirnya menjadi tumpuan harapan masyarakat dalam mendorong dinamika proses pendidikan nasional yang dicita-citakan. Kini dan esok, SMA Negeri 1 Betara tidak saja diharapkan sebagai salah satu pusat keunggulan, tetapi juga diharapkan dapat berperan aktif sebagai
wahana penguatan iman dan taqwa serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Bagi dunia pendidikan, perubahan politik, ekonomi, sosial, budaya, ilmu pengetahuan teknologi dan seni merupakan tantangan yang amat kompleks dan saling berkaitan. Dalam menghadapi tantangan global, SMA Negeri 1 Betara semakin berat karena selain harus memenuhi tuntutan lokal dan nasional, juga harus berusaha menghasilkan lulusan yang mampu bersaing di tingkat regional dan global. Oleh karena itu, pendidikan di SMA Negeri 1 Betara, selain harus mampu memberikan pelayanan pedagogik, keilmuan dan profesionalisme untuk memenuhi kebutuhan individu peserta didik, juga harus mampu memberikan pencerahan bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, SMA Negeri 1 Betara harus mengembangkan rencana strategisnya untuk jangka waktu lima tahun, 2011-2015. Rencana tersebut disusun dengan memperhatikan hasil evaluasi pelaksanaan Rencana Strategis sebelumnya dan hasil-hasil Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman serta transisi budaya korporasi yang ada saat ini. Selanjutnya, dikembangkan kebijakan, sasaran, strategi,program kerja, dan indikator kinerjanya dengan standar mutu nasional tanpamengabaikan kemungkinan penerapan standar internasional.
Keseluruhan upaya pengembangan SMA Negeri 1 Betara itu bertumpu pada wawasan kebangsaan dan penghayatan terhadap kemajemukan budaya, dan landasan falsafah kehidupan yang edukatif, ilmiah, dan religius.
BAB I
EVALUASI PELAKSANAAN RENSTRA 2011-2015DAN ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIK
Keberadaan SMA Negeri 1 Betara menjadi sebuah Sekolah pada lingkungan yangstrategis membangkitkan tuntutan baru berupa kesiapan mental untuk lebih mampu memainkan peranan sebagai agen perubahan. Hal ini dikaitkan dengan fungsi pendidikan tinggi yang tidak saja berorientasi pada penciptaan perubahan pada tingkat mikro individual, tetapi juga pada tingkat makro dalam bentuk perubahan sosial menuju masyarakat madani yang berbasis pada nilai moral Pancasila, dan pertumbuhan ekonomi untuk menuju kualitas hidupyang lebih baik.
Pada dasarnya Renstra SMA Negeri 1 Betara 2011-2015 merupakan kelanjutan dari Renstra sebelumnya dan disusun dengan memperhatikan perundang-undangan yang baru. Oleh karena itu penyusunan Renstra SMA Negeri 1 Betara 2011-2015 bertitik tolak dari data dan informasi tentang tingkat capaian pelaksanaan Renstra SMA Negeri 1 Betara 2006-2010 serta
permasalahan yang belum terpecahkan secara optimal dan perlu ditindaklanjuti.
A. TINGKAT CAPAIAN TUJUANHasil yang dicapai melalui pelaksanaan program yang dipayungi Renstra SMA Negeri 1 Betara 2006-2010 merupakan modal bagi pengembangan SMA Negeri 1 Betara pada lima tahun mendatang. Sebanyak 10 kebijakan diluncurkan dalam payung Renstra tersebut. Hal itu meliputi bidang akademik, ketenagaan, fasilitas pendidikan, penelitian dan pengembangan, organisasi dan manajemen, kesiswaan, kerjasama perguruan tinggi, komunikasi dan kebudayaan, pendidikan keimanan dan ketaqwaan, serta pembiayaan.
Pencapaian lainya yang dapat ditempuh, sebagai berikut:
1. Pengembangan SDM yang memiliki daya dukung terhadap peningkatan kinerjasekolah;
2. Peningkatan mutu pendidikan sesuai ketentuan perundangan baru untuk memperkuat daya saing lulusan;
3. Peningkatan wawasan ImatQ dan Iftek, kepribadian, dan kompetensi sosialsebagai dasar untuk membangun budaya kerja di SMA Negeri 1 Betara;
4. Peningkatan fasilitas pendidikan untuk mendukung pelaksanaan Proses Belajar Mengajar sesuai dengan standar nasional dan internasional;
5. Peningkatan ketertiban, keamanan, kebersihan dan kenyamanan untuk mewujudkan kehidupan sekolah yang edukatif, ilmiah, dan religius;
6. Peningkatan kerja sama dengan perguruan tinggi dan lembaga lainya baik pemerintah maupun swasta di dalam maupun luar negeri untuk memperkuat citra dan kinerja SMA Negeri 1 Betarayang unggul;
7. Penggalian dana dari berbagai sumber baik konvensional maupun inkonvensional;
8. Peningkatan partisipasi peserta didik dalam berbagai program pengembangan bidang akademik, kegoatan lomba, dan penelitian;
9. Pemasaran produk unggulan SMA Negeri 1 Betara melalui perluasan pasar dan perluasan jangkauan publikasi;
B. KONDISI YANG DIHADAPI DAN DAMPAK LINGKUNGAN STRATEGIK1. SMA Negeri 1 Betaradihadapkan pada persoalan yang kompleks, mengingat
kondisi dan karakteristik siswanya yang sebagian besar memiliki nem dibawah standar. Dengan demikian, perlu dibuatkan langkah-langkah yang serius agar sejajar outputnya dengan sekolah lainya.
2. Jumlah peminat masuk SMA Negeri 1 Betara setiap tahun rata-rata 150 pelamar. Selama satu dekade terakhir, hasil seleksi masuk SMA Negeri 1 Betara berkisar antara 45-75 dari skor tertinggi 100. Ini berarti SMA Negeri 1 Betara menerima siswa dengan potensi akademik yang amat beragam.
3. Lulusan SMA Negeri 1 Betara 150 siswa per tahun dan hanya sekitar 10% diterima di perduruan tingi 5 % di perguruan tinggi swasta dan yang lainya bekerja serta lain-lain.
4. Semakin meningkatnya jumlah pendaftar tiap tahunnya dan peningkatan jumlah siswa yang diterima berdampak pada semakin melemahnya daya dukung fasilitas belajar. Keterbatasan infrastruktur untuk mengakomodasi pengalaman belajar pada gilirannya memperlemah proses belajar-mengajar. Hal ini tercermin dari kecilnya jumlah curahan waktu siswa untuk aktif belajar.
5. Kecenderungan di atas diperkirakan akan terus berlanjut pada sekitar lima tahun mendatang apabila infrastruktur masih belum dapat ditingkatkan. Hal ini sangat besar pengaruhnya terhadap menurunnya motivasi siswa dalam proses pembelajaran.
6. Ciri kependudukan di Indonesia yang ditandai dengan besarnya prosentasekelompok usia muda berpengaruh terhadap peningkatan arus siswa pendaftar. Upaya sekolah untuk meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan menengah di Indonesia terbentur pada keterbatasan kemampuan orang tua dan siswa, serta kapasitas daya tampung dan pelayanan.
7. Dalam kaitan itu, modernisasi sekolah merupakan sebuah prasyarat bagi sekolah untuk lebih mampu mencapai tujuan yang diharapkan. Termasuk di dalamnya adalah segala bentuk fasilitas dan kelengkapannya, serta pemanfaatan teknologi informasi. Namun, faktor transaksi antara pendidik dan peserta didik tidak dapat digantikan sepenuhnya oleh teknologi informasi, sehingga kedudukan tenaga kependidikan tetap strategis. Pemutakhiran model pembelajaran dan penyegaran substansi merupakan tuntutan yang mendesak dan hanya dapat dicapai apabila didukung oleh hasil penelitian inovatif.
8. Jumlah guru SMA Negeri 1 Betara yang berkualifikasi pendidikan S1 dan S2 sebanyak 35 orang merupakan sumber daya potensial untuk mendukung pengembangan universitas. Tetapi, hal ini akan lebih bermanfaat apabilasemua kemampuan itu dapat didayagunakan secara penuh dalam pelaksanaan tugas layanan. Apabila ketenagaan itu tidak dapat dikonsolidasi, sekolah akan menghadapi sebuah paradoks: yakni peningkatan kualifikasi guru tidak diiringi dengan peningkatan kontribusinya kepada pengembangan sekolah. Dengan demikian, sekolah menghadapi gangguan dalam sistem pendayagunaan ketenagaan yang apabila dibiarkan berlarut-larut akan menimbulkan akibat yang sangat fatal.
9. Tuntutan pasar kerja terhadap sumber daya manusia yang bermutu membuat persaingan semakin ketat. Hal ini menyebabkan terjadinya pergeseran paradigma penyelenggaraan pendidikan dari motif sosial politik yang menekankan kesetaraan dan persamaan ke arah logika.
SMA Negeri 1 Betara sesungguhnya memiliki potensi untuk menjawab tantangantersebut di atas. Hal ini dapat dilakukan misalnya melalui pemantapan program studi lama dan perluasan program studi baru yang dapat membekali para lulusan dengan kompetensi kompetitif, baik dalam kompetisi mendapatkan penidikan yang lebih tinggi di perguruan tinggi maupun
menapatkan dan atau menciptakan lapangan kerja. Dengan demikian peningkatan kapasitas membangun selama lima tahun mendatang yang didukung pula oleh modernisasi sekolah. Ini berarti peningkatan kapasitas dan modernisasi sebagaimana diuraikan di atas mutlak diperlukan demi terwujudnya sekolah yang unggul.
B. KELEMAHAN1. Intaq siswa yang masih dibawah standar negeri. Menyebabkan selalu
menunggu pengumuman negeri.2. SMA Negeri 1 Betara memiliki banyak potensi yang belum dimanfaatkan
secara optimal, baik berupa potensi SDM guru maupun sarana prasarana, dapat dijadikan lahan untuk mengembangkan program-program unggulan atausekolah-sekolah percontohan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.
3. Keterbatasan RAPBS dan fasilitas laboratorium dan workshop menyebabkan lembaga ini belum dapat berfungsi secara optimal.
4. Mobilisasi SDM untuk menjalankan visi dan misi SMA Negeri 1 Betara sebagaimana yang diharapkan menuntut peningkatan kesejahteraan yang memadai.
5. Belum lengkapnya parameter dan pedoman-pedoman penjaminan mutu (quality assurance)memerlukan kegiatan khusus pengembangannya.
6. Kultur kerja yang sesuai dengan tuntutan sebuah sekolah dengan nilai inti yang terkait dengan etos kerja yang tinggi untuk menghasilkan inovasi dalam konteks sebagai guru terutama di bidang pengajaran belum terbangun.
C. PELUANG1. Status SMA Negeri 1 Betara adalah salah satu perubahan dan kepercayaan
masyarakat khususnya dunia pendidikan hingga saat ini terus ingin menjadikan sekolah yang berwawasan insternasional. Upaya tersebut untukmelakukan berbagai terobosan kebijakan sehingga lebih fleksibel dalam menghadapi tantangan global dan sekaligus mengantisipasi kebutuhan masyarakat.
2. Otonomi memungkinkan SMA Negeri 1 Betara akan menjalin kemitraan denganperguruan tinggi Negeri dan Swasta secara langsung. Melalui kemitraan ini SMA Negeri 1 Betara melakukan rujuk mutu (benchmarking) untuk meningkatkan kualitas, sekaligus memperoleh kesempatan untuk memperluaslayanan kepada publik.
3. Undang-undang tentang Guru dan Dosen serta PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan memberi peluang kepada Islam PB Soedirman untuk memaksimalkan perannya sebagai sekolah baik melalui program akademik maupun sertifikasi. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan minat lulusan SLTP untuk menjadi siswa yang unggul di bidang IPTEK dan IMTAQ. Dengan demikian citra dan kredibilitas SMA Negeri 1 Betara akan meningkat.
4. Komitmen pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan menyediakan anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN dan APBD memberi
peluang bagi SMA Negeri 1 Betara untuk berperan serta secara lebih aktif dalam memperbaiki kualitas mutu pendidikan.
D. ANCAMAN1. Munculnya beberapa sekolah swasta di sekitar SMA Negeri 1 Betara yang
dikelola dan didukung oleh manajemen yang kuat dengan program-program kompetitif dalam dalam merespons tuntutan pasar.
2. Rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap SMA Negeri 1 Betara mengharuskan melakukan revitalisasi sistem komunikasi dan informasi.
3. Terbatasnya daya dukung anggaran pendidikan mengharuskan SMA Negeri 1 Betara menggali sumber dana pendamping dan menggunakannya secara efisien.
4. Persaingan global, perkembangan ipteks dan tuntutan produktivitas SMA Negeri 1 Betara menuntut ketersediaan fasilitas pendidikan berstandar nasional, kesiapan SDM, dan sistem manajemen yang handal.
5. Peta kebutuhan siswa dapat dijadikan dasar bagi SMA Negeri 1 Betara dalam menyusun program pembiayaan belum teridentifikasi dengan baik.
6. 0tonomi dan desentralisasi SMA Negeri 1 Betara untuk melakukan penataanstruktur organisasi, tatapamong, sistem manajemen, dan budaya kerja, yang menjamin organisasi yang kuat, efisien, transparan, demokratis, akuntabel, serta memiliki daya respon terhadap berbagai perubahan kebijakan pemerintah dan tuntutan masyarakat.
7. Persaingan global, perkembangan ipteks dan tuntutan produktivitas menuntut ketersediaan fasilitas pendidikan berstandar nasional, kesiapan SDM, dan sistem manajemen yang handal.
8. Masih Rendahnya tingkat kesejahteraan yang disebabkan oleh sistem desentralisasi penggajian guru yang mengharuskan SMA Negeri 1 Betara melakukan revitalisasi kebijakan peningkatan kesejahteraan dalam rangkameningkatkan mutu kinerja sekolah.
E. ASUMSI-ASUMSIPengembangan Rencana Strategis SMA Negeri 1 Betara 2011-2015 dilandasi oleh asumsi-asumsi berikut:
1. Lulusan SLTP dalam periode lima tahun ke depan mengalami lonjakan yang tajam. Sementara itu, daya tampung sekolah negeri relatif konstan dalamjumlah yang terbatas.
2. Tuntutan untuk meningkatkan kualifikasi pendidikan semakin tinggi sejalan dengan perkembangan ipteks dan tuntutan masyarakat.
3. Pemberlakuan UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional jo PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan UU tentang Guru dan Dosen berpengaruh terhadap penyesuaian kurikulum untuk memenuhi persyaratan guru yang profesional dan kompeten.
4. Modernisasi sekolah dan fasilitas pendidikan menjadi pendorong peningkatan citra SMA Negeri 1 Betara secara internal dan eksternal.
5. Ketersediaan infrastruktur teknologi informasi memungkinkan peningkatanakses pendidikan secara luas yang akan mendorong SMA Negeri 1 Betara untuk melakukan distance learning dan e-learning.
6. Kompleksitas problematika pendidikan akan meningkat sehingga menuntut kajian yang mendalam dan komprehensif.
7. Optimalisasi potensi siswa memerlukan pembinaan yang terarah dan berkelanjutan.
8. Modernisasi sekolah merupakan prasyarat untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan.
9. Peningkatan layanan, kinerja, dan produk sekolah memerlukan sumber dayamanusia yang handal sesuai dengan tuntutan profesi.
10. Jejaring dan kemitraan dengan lembaga lokal dan nasional diperlukan untuk meningkatkan kualitas, akuntabilitas, dan pembangunan citra lembaga dalam hal ini SMA Negeri 1 Betara
11. Unggulan-unggulan yang dimiliki SMA Negeri 1 Betara baik SDM maupun fasilitas, dapat diberdayakan untuk menggali sumber dana pendukung.
BAB III
RENCANA STRATEGIS2011 -2015
1. A. VISI SEKOLAH Mewujudnyatakan internalisasi nilai etika, imtaq, iptek, dan berbudaya santun.
1. B. MISI SEKOLAH 2. C. TUJUAN SEKOLAH :1. Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik melalui kegiatan
peningkatan mutu pembelajaran2. Meningkatkan kreatifitas peserta didik melalui kegiatan pengembangan
potensi diri3. Mengadakan kegiatan sosial yang memupuk sikap dan perilaku siswa ke
arah yang lebih santun4. Memberikan sanksi bagi siswa yang melanggar disiplin dan tata tertib
sekolah dan memberikan penghargaan ( reward ) bagi siswa yang berprestasi
5. Meningkatkan rasa iman dan taqwa melalui bimbingan dan kegiatan keagamaan
6. Melaksanakan pembelajaran komputer dan internet sebagai upaya pencapaian kecakapan hidup ( life skill )
7. Mewujudkan lingkungan sekolah yang bersih, nyaman, aman, sejuk dan indah
8. Menghasilkan alumni yang dapat melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi
9. Menggiatkan Musyawarah Guru Mata Pelajaran ( MGMP )
10. Mengusahakan kegiatan Proses Belajar Mengajar dan meningkatkan layanan informasi pendidikan berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi
1. Membekali siswa penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, sosial, budaya dan seni
2. Membekali siswa agar memiliki nilai etika, imtaq, akhlak dan budi pekerti yang baik
3. Menumbuhkembangkan pola pemikiran masyarakat betapa pendidikan sangat penting bagi kehidupan manusia
4. Mengembangkan etos kerja dan profesionalitas bagi penyelenggara pendidikan
5. Melaksanakan pembelajaran yang efektif bagi anak didik6. Mengefektifkan inovasi sistem pembelajaran yang sesuai dengan
tuntutan kurikulum dan era globalisasi7. Mengusahakan sistem pembelajaran berbasis multi media8. Terbinanya hubungan yang serasi antara sekolah dengan lembaga yang
terkait dan masyarakat9. Terciptanya manajemen sekolah yang efektif dan efesien untuk menuju
sekolah SSN dan SNBI D. PRIORITAS PENGEMBANGAN LIMA TAHUN KE DEPANUntuk mencapai tujuan yang dirumuskan di atas, ditetapkan prioritas pengembangan SMA Negeri 1 Betaralima tahun ke depan sebagai berikut:
1. Peningkatan mutu akademik dan penembangan diri melalui kegiatan kesiswaan;
2. Modernisasi sekolah dan fasilitas serta pengembangan jaringan ICT;3. Penataan kelembagaan dan sistem manajemen SMA Negeri 1 Betara4. Pengembangan usaha;5. Pengokohan kehidupan beragama;6. Peningkatan kesejahteraan;7. Peningkatan citra SMA Negeri 1 BetaraImplementasi prioritas pengembangan di atas didukung oleh strategi dasar berikut:
1. Kepemimpinan yang transparan, konsisten, dan mengutamakan kebersamaan.2. Pengelolaan kelembagaan yang sinergis, efisien, dan produktif.3. Profesionalisme dalam manajemen.4. Partisipasi aktif, menyeluruh, dan terbuka melalui penguatan peran
unit-unit dasar.5. Jejaring dan kemitraan pada tingkat lokal, dan nasionalE. KEBIJAKAN DAN PROGRAMa. PendidikanKebijakan dalam bidang pendidikan diorientasikan untuk meningkatkan kualitas akademik, kepribadian dan kemampuan sosial, guna mencapai keunggulan kompetitif, perluasan kesempatan dan akses untuk memperoleh pendidikan ke jenjang tinggi, menyempurnakan dan memantapkan program
kurikulum, meningkatkan mutu Proses dan hasil Belajar Mengajar (PBM), mengembangkan dan meningkatkan program sertifikasi profesi pendidikan dan profesi lainnya, serta memperkuat jejaring dan kemitraan dengan lembaga-lembaga sekolah tingkat lokal, dan nasional
Kebijakan di atas diwujudkan dalam sejumlah program sebagai berikut:
1. Meningkatkan daya tampung siswa potensial dan ketersediaan2. Memberdayakan program jurusan IPA dan IPS yang berdaya saing kuat dan
sesuai dengan platform sekolah3. Mengembangkan sistem belajar bilingual yang bermutu dalam pelaksanaan
pembelajaran;4. Mengevaluasi dan memperbaharui kurikulum, silabus, dan kalender
akademik, dan laju perkembangan di lapangan secara berkelanjutan serta melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap implementasinya;
5. Menetapkan standar mutu akademik dan memantau ketercapaian standar ketuntasan belajar;
6. Meningkatkan mutu proses, dan hasil pembelajaran;7. Meningkatkan penulisan buku ajar dan modul bahan ajar;8. Mengembangkan kerjasama kelembagaan untuk meningkatkan mutu sumber daya
manusia pada tingkat lokal an nasional ;9. Merintis kelas-kelas Unggulan dan akselerasi.10. Menyempurnakan sistem informasi manajemen akademik termasuk
peningkatan pelayanan prima dalam bidang akademik;Ketercapaian realisasi program-program tersebut dapat dilihat melalui indikator berikut:
1. Meningkatnya jumlah siswa yang berpotensial.2. Terbentuknya antara dua sampai empat pilihan program studi3. Terlaksananya sistem belajar dengan dua bahasa untuk menunjang
pelaksanaan dual systemdalam pembelajaran;4. a. Tersusunnya kurikulum KTSP yang berbasis SKM yang adaptif terhadap
tuntutanperundangan, perkembangan ipteks dan tuntutan masyarakat
1. Tersusunnya deskripsi dan silabus untuk semua mata pelajaran yang diperbaharui secara berkelanjutan;
2. Terlaksananya evaluasi tahunan kurikulum;5. a. Tersusunnya standar mutu akademik;
b. Terlaksananya pemantauan tahunan pendidikan, penelitian, dan pengabdianpada
masyarakat berdasarkan standar mutu yang berlaku;
6. a. Rata-rata KKM setiap pelajaran untuk kelas Plus 7,5 dan kelas unggulan 8.00
b. Rata-rata lama penyelesaian belajar : 4 semester s.d 8 semster.
c. Terakreditasinya sekolah dengan predikat B
7. Pembuatan modul pembelajaran dan modul bahan ajar.
8. a. Terlaksanakannya MoU yang sudah ditandatangai dengan beberapaPTN/PTS serta
lembaga lainya
b. Terselenggaranya kerjasama baru dengan lembaga lokal, nasional.
9. a. Terlaksananya sistem student link secara akurat.b. Terbangunnya sistem layanan akademik untuk siswa yang berprestasidalam bidang-bidang khusus.
b. KesiswaanKebijakan dalam bidang kesiswaan dan hubungan alumni berorientasi pada peningkatan kualitas dan kuantitas kegiatan kesiswaan untuk mendukung program sekolah guna memperoleh dan memperkaya kompetensi profesional, kepribadian dan sosial yang mantap, menuju keunggulan kompetitif. Kebijakan itu terfokus pada penguatan kelembagaan, pengembangan minat bakat, pengembangan kepribadian dan seni budaya, olah raga, peningkatan pendidikan keimanan dan ketakwaan, etika dan estetika, dan peningkatan kesejahteraan yang sejalan dengan peningkatan ketahanan terhadap ancaman erosi nilai moral norma luhur dan bahaya obat terlarang dan psikotropika, serta dukungan kuat dari alumni untuk pengembangan SMA Islam PB Soedirman
Kebijakan di atas diwujudkan dalam sejumlah program sebagai berikut:
1. Mengembangkan dan menata manajemen kegiatan ekstrakurikuler2. Mengembangkan model-model untuk memfasilitasi pembinaan kepemimpinan
OSIS.3. Mengembangkan sistem penelusuran minat, bakat dan kreativitas siswa
serta model-model pembinaan dan pengembangannya.4. Meningkatkan prestasi siswa dalam berbagai kegiatan kesiswaan tingkat
wilayah dan nasional.5. Mengembangkan sistem pembinaan kepribadian, seni budaya dan olah raga.6. Menyelenggarakan pertunjukan dan perlombaan seni budaya dan berbagai
cabang olah raga yang berskala regional maupun nasional
7. Mengembangkan model-model pembinaan untuk memperkuat ketahanan fisik maupun mental, guna menangkal erosi norma luhur, obat terlarang dan psikotropika.
8. Mengembangkan sistem pengelolaan kegiatan home stay9. Meningkatkan pelayanan kesehatan dan santunan kecelakaan/kematian.10. Memantapkan jaringan kerjasama untuk memperbanyak peluang beasiswa
bagi peningkatan kesejahteraan siswa.11. Meningkatkan partisipasi alumni dalam pengembangan SMA Negeri 1
Betara12. Memantapkan program bimbingan dan konseling karier siswa.Ketercapaian realisasi program-program tersebut dapat dilihat melalui indikator berikut:
1. Tertatanya kelembagaan dan lingkungan ekstrakurikuler2. Tersusunnya sistem penelusuran minat, bakat dan kreativitas siswa serta
model-model pembinaan kegiatan OSIS.3. a. berprestasi tingkat lokal dan nasional
A. Juara lomba karya ilmiah mahasiswa pada tingkat wilayah dan nasional.
B. Juara pada Pekan Ilmiah Remaja NasionalC. Juara MTQ siswa Tingkat Wilayah dan NasionalD. Juara Lomba Karya Seni Budaya tingkat wilayah dan nasional.E. Juara Olahraga siswa tingkat wilayah dan nasional.F. a. Menguatnya kepribadian pendidik/pakar yang berbudayai. Menurunnya peluang kasus siswa yang terkena HIV dan Narkoba
hingga seminimal mungkin.ii. Melaksanakan kegiatan home Stay dengan pengelolaan yang baik.
iii. a. Pemberian santunan kesehatan dan kecelakaana. Menurunnya angka sakit dan kecelakaan
iv. Terbentuknya jaringan kerjasama dengan pemberi beasiswa (Lembaga Pemerintah Pusat/Pemda, Swasta, dan Yayasan).
v. a. Revitalisasi IKA dalam mendukung pengembangan SMA Negeri 1 Betara
b. Meningkatnya partisipasi jumlah alumni dalam kegiatan-kegiatan pengembangan SMA Negeri 1 Betara
1. Terselenggaranya bimbingan dan konseling karier minimal dua kali c. Modernisasi Sarana/FasilitasKebijakan ini difokuskan pada modernisasi sekolah dan fasilitas berstandar dengan menempatkan realisasi bantuan pemerintah dalam prioritastinggi.
Kebijakan di atas diwujudkan dalam sejumlah program sebagai berikut:
1. Melaksanakan pembangunan fisik dan fasilitas sekolah berstandar nasional yang dibiayai Pemerintah
2. Memantapkan sistem manajemen fasilitas berdasarkan penjaminan mutu yangmeliputi pengadaan, pemanfaatan, pemeliharaan dan pengamanan secara sistemik dan komprehensif.
3. Mengupayakan dan memberdayakan berbagai bantuan untuk pengembangan fasilitas.
4. Meningkatkan sistem sekuriti dan manajemen sekolah5. Memperluas, mengembangkan dan memberdayakan sistem pengelolaan tata
ruang kelas belajar.Ketercapaian realisasi program-program tersebut dapat dilihat melalui indikator berikut:
1. Terselesaikannya ruang belajar dan ruang guru serta kelengkapannya2. Sempurnanya pedoman sistem manajemen fasilitas, pemeliharaan,
pemanfaatan dan pengamanan.3. Diperoleh dan diberdayakannya bantuan dana dari lembaga pemerintah dan
swasta.4. a. Tesedianya satu orang tenaga keamanan sekolah.
A. Rendahnya gangguan keamanan sekolah.B. Tertibnya manajemen perparkiran kendaraan dalam sekolah.C. a. Tersusunnya sistem pengelolaan tata ruang kelas belajar.i. Terbangunnya ruang guru, taman, Green house.ii. Pengadaan Jaringan ICT
iii. Penataan SDMiv. Peningkatan Citra SMA Islam PB Soedirma