10
PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI WIRELESS MESH NODE PADA RASPBERRY PI Mochammad Luthfi febriadi 1 , Adian Fatchur Rochim 2 , Eko Didik Widianto 3 Program Studi Sistem Komputer, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jln. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia email : [email protected] ABSTRAK Perkembangan teknologi jaringan nirkabel / wireless membuat banyak perusahaan atau organisasi yang menggunakan teknologi nirkabel, teknologi ini lebih efisien karena hanya menggunakan media gelombang radio. Melihat wilayah indonesia memiliki kontur yang ekstrim dimana banyak bukit-bukit dan pegunungan maka diperlukan teknologi nirkabel yang handal dan efisien. Teknologi wireless mesh tepat untuk digunakan tetapi masih sedikit perangkat yang diimplentasikan sebagai wireless mesh node. Oleh karena itu penelitian tugas akhir ini akan merancang dan mengimplementasikan sebuah wireless mesh node pada perangkat komputer Raspberry Pi. Metodologi penelitian tugas akhir ini antara lain studi literatur dimana tahap penggalian konsep dan semua bahan yang terkait dengan wireless mesh dan Raspberry Pi. Perancangan dan implementasi yaitu melakukan perancangan wireless mesh node pada komputer Raspberry Pi yang menggunakan sistem operasi Debian ARM serta mengimplementasikan wireless mesh node dengan protokol routing OLSR. Terakhir adalah pengujian dan analisis terhadap wireless mesh node pada Raspberry Pi. Hasil penelitian tugas akhir yaitu perangkat wireless mesh node pada Raspberry Pi yang efisien dimana membutuhkan sumber daya komputer (memori dan CPU) yang sedikit dan sumber daya listrik yang kecil yaitu sebesar 5 volt serta memiliki Quality of Service (QoS) yang baik. Kata Kunci : Debian ARM, OLSR, Raspberry Pi, Wireless Mesh 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu dari negara berkembang, dimana negara kita ini sedang berjuang untuk bangkit dari kondisi krisis ekonomi yang melanda sejak tahun 1998. Ekonomi suatu negara akan maju jika memiliki infrastruktur yang baik. Sebagai contoh, infrastruktur di Indonesia masih tertinggal dari negara lain seperti singapura yang sudah sangat maju dan negara-negara tetangga lainnya. Salah satu infrastruktur yang penting yang menentukan majunya perekonomian suatu negara adalah infrastruktur teknologi informasi khususnya bidang telekomunikasi. Keberadaan infrastruktur telekomunikasi akan membantu meningkatkan laju perekonomian, dimana akses masyarakat terhadap informasi akan cepat dan terbuka sehingga sumber daya manusia negara tersebut akan meningkat. Penyediaan sarana telekomunikasi di Indonesia sangatlah kompleks. Teknologi nirkabel merupakan teknologi yang tepat digunakan untuk penyediaan sarana telekomunikasi. Teknologi nirkabel tidak membutuhkan biaya yang banyak, karena tidak memerlukan media kabel dan hanya menggunakan gelombang radio sebagai media perantara. Dan juga cocok untuk wilayah yang memiliki medan berat sehingga sulit untuk dijangkau, serta keterbatasan sumber daya listrik (bagi daerah yang belum terjangkau PLN). Solusi yang tepat dalam penerapan teknologi nirkabel pada wilayah yang telah diterangkan di atas adalah jaringan berbasis wireless mesh network. Komponen utama jaringan wireless mesh adalah suatu perangkat yang selain berfungsi sebagai sumber trafik juga dapat berperan sebagai router yang mampu merutekan trafik dari 1 : Mahasiswa Sistem Komputer UNDIP 2 : Dosen Sistem Komputer UNDIP 3 : Dosen Sistem Komputer UNDIP 1

Perencanaan Dan Implementasi Wireless Mesh Node Pada Raspberry Pi

  • Upload
    undip

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI WIRELESS MESH NODE PADARASPBERRY PI

Mochammad Luthfi febriadi1, Adian Fatchur Rochim2, Eko Didik Widianto3

Program Studi Sistem Komputer, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,Jln. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia

email : [email protected]

ABSTRAKPerkembangan teknologi jaringan nirkabel / wireless membuat banyak perusahaan atau

organisasi yang menggunakan teknologi nirkabel, teknologi ini lebih efisien karena hanyamenggunakan media gelombang radio. Melihat wilayah indonesia memiliki kontur yang ekstrimdimana banyak bukit-bukit dan pegunungan maka diperlukan teknologi nirkabel yang handal danefisien. Teknologi wireless mesh tepat untuk digunakan tetapi masih sedikit perangkat yangdiimplentasikan sebagai wireless mesh node. Oleh karena itu penelitian tugas akhir ini akanmerancang dan mengimplementasikan sebuah wireless mesh node pada perangkat komputerRaspberry Pi. Metodologi penelitian tugas akhir ini antara lain studi literatur dimana tahappenggalian konsep dan semua bahan yang terkait dengan wireless mesh dan Raspberry Pi.Perancangan dan implementasi yaitu melakukan perancangan wireless mesh node pada komputerRaspberry Pi yang menggunakan sistem operasi Debian ARM serta mengimplementasikanwireless mesh node dengan protokol routing OLSR. Terakhir adalah pengujian dan analisisterhadap wireless mesh node pada Raspberry Pi. Hasil penelitian tugas akhir yaitu perangkatwireless mesh node pada Raspberry Pi yang efisien dimana membutuhkan sumber daya komputer(memori dan CPU) yang sedikit dan sumber daya listrik yang kecil yaitu sebesar 5 volt sertamemiliki Quality of Service (QoS) yang baik.

Kata Kunci : Debian ARM, OLSR, Raspberry Pi, Wireless Mesh

1. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satudari negara berkembang, dimana negarakita ini sedang berjuang untuk bangkitdari kondisi krisis ekonomi yang melandasejak tahun 1998. Ekonomi suatu negaraakan maju jika memiliki infrastrukturyang baik. Sebagai contoh, infrastrukturdi Indonesia masih tertinggal dari negaralain seperti singapura yang sudah sangatmaju dan negara-negara tetangga lainnya.Salah satu infrastruktur yang pentingyang menentukan majunya perekonomiansuatu negara adalah infrastrukturteknologi informasi khususnya bidangtelekomunikasi. Keberadaan infrastrukturtelekomunikasi akan membantumeningkatkan laju perekonomian, dimanaakses masyarakat terhadap informasi akancepat dan terbuka sehingga sumber dayamanusia negara tersebut akan meningkat.

Penyediaan sarana telekomunikasidi Indonesia sangatlah kompleks.Teknologi nirkabel merupakan teknologiyang tepat digunakan untuk penyediaansarana telekomunikasi. Teknologinirkabel tidak membutuhkan biaya yangbanyak, karena tidak memerlukan mediakabel dan hanya menggunakangelombang radio sebagai media perantara.Dan juga cocok untuk wilayah yangmemiliki medan berat sehingga sulituntuk dijangkau, serta keterbatasansumber daya listrik (bagi daerah yangbelum terjangkau PLN).

Solusi yang tepat dalampenerapan teknologi nirkabel padawilayah yang telah diterangkan di atasadalah jaringan berbasis wireless meshnetwork. Komponen utama jaringanwireless mesh adalah suatu perangkatyang selain berfungsi sebagai sumbertrafik juga dapat berperan sebagai routeryang mampu merutekan trafik dari

1 : Mahasiswa Sistem Komputer UNDIP2 : Dosen Sistem Komputer UNDIP3 : Dosen Sistem Komputer UNDIP

1

sumber ke tujuan, perangkat tersebutdisebut juga wireless mesh node (WMN).Wireless mesh node (WMN) yangdigunakan pada penelitian tugas akhir iniadalah Raspberry Pi yaitu komputer miniyang memerlukan daya rendah yangdikembangkan oleh Raspberry PiFoundation di Inggris.

1.2 Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian tugas akhir

ini adalah untuk mengimplementasikanjaringan wireless mesh dengan protokolrouting OLSR pada komputer RaspberryPi sebagai wireless mesh node sehinggaakan dihasilkan sebuah node wirelessmesh yang multifungsi dan efisien.

1.3 Batasan MasalahBatasan masalah penelitian tugas

akhir ini adalah :1. perancangan wireless mesh node

menggunakan komputer Raspberry Pi.

2. Penggunaan sistem operasi debian pada komputer Raspberry Pi.

3. Penggunaan protokol routing OLSR.

2. DASAR TEORI

2.1 Jaringan NirkabelJaringan nirkabel adalah suatu

bentuk jaringan komputer dimanakomunikasi yang terjadi antar perangkatkomputer menggunakan frekuensi radiosebagai sarana transmisinya,memungkinkan workstation atauperalatan mobile untuk mengaksesjaringan. Ada 2 jenis mode operasiwireless LAN yaitu :

1. Ad-hoc Mode, terdiri daribeberapa wireless station yangberkomunikasi secara langsung(peer-to-peer) tanpamenggunakan AP sebagaikonfigurasi independen. Sepertipada gambar 1.

2. Infrastucture Mode sepertiditunjukan pada gambar 2konfigurasi Infrastructure Modeminimal terdiri dari sebuahAccess-Point (AP) yangterhubung ke jaringan kabel atauinternet. AP ini dikenal jugasebagai managed network.

2.2 Konsep Dasar TCP/IPProtokol-protokol yang

digunakan dalam suatu sistem wirelessnetwork dapat dibagi menjadi beberapabagian lapisan (layer) menurut padastandar model TCP/IP. Lapisan Physicalyang utama adalah teknologi radio yangdigunakan yang meliputi data ratephysical layer dan kemampuan beroperasisaat ada interferensi.

Protokol pada Link Layer untuksebuah sistem wireless mesh networkingadalah protocol MAC berbasis IEEE802.11 yaitu Carrier Sense MultipleAccess with Collision Avoidance(CSMA/CA) dengan paket controlRTS/CTS (Ready to Send/Clear to Send)[3] [5].

2

Gambar 2: Infrastruktur Mode

Gambar 1: Ad-hoc Mode

Protokol yang dipakai dalamnetwork layer pada suatu wireless meshnetwork banyak mengadaptasi routingprotocol yang digunakan dalam wirelessadhoc network yang seperti terlihat padaGambar 3 dibagi menjadi tipe proactive,reactive dan hybrid [2].

Dua protokol utama transportlayer adalah Transmission ControlProtocol (TCP) dan User DatagramProtocol (UDP).

Protokol yang bekerja pada layer7 pada OSI layer dapat digunakan denganbaik pada wireless mesh network.Terdapat tiga fungsi utama aplikasi yangdapat digunakan dalam suatu wirelessmesh network yaitu akses internet,penyimpanan informasi terdistribusi,pertukaran informasi antar jaringanteknologi wireless [5].

2.3 Wireless Mesh NetworkWireless mesh network adalah

jaringan komunikasi wireless yangterbentuk dari node radio dimana minimalterdapat dua atau lebih jalur komunikasidata pada setiap node [9]. Setiap nodeWireless mesh network tidak hanyabertindak sebagai sebuah host tetapi jugadapat berfungsi sebagai sebuah routeruntuk meneruskan paket-paket informasiyang akan dikirim menuju node lain [4].

2.3.1 Karakteristik Wireless Mesh Network

Wireless mesh network memilikibeberapa karakteristik umum yang sangatmempengaruhi kinerjanya.

1. Multi-hop wireless network2. Kemampuan self-forming,

self-healing, self-organizing serta

mendukung ad-hoc networking.3. Tingkat mobilitas tergantung dari

jenis node.4. Dapat mengakses ke berbagai

jenis teknologi jaringan lainnya.5. Kebutuhan terhadap pemakaian

daya tergantung dari jenis node.

2.3.2 Optimized Link State Routing (OLSR)

OLSR (Optimized Link StateProtocol) merupakan salah satu jenis dariproactive routing protocol yang biasadigunakan dalam jaringan ad hoc.Protokol ini melakukan pertukaran pesansecara periodik dalam rangka menjagainformasi topologi jaringan yang ada padasetiap node [7] [10]. Secara umumlangkah-langka kerja dalam OLSR dapatdiurutkan sebagai berikut :

1. Link Sensing (Pendeteksianhubungan).

2. Neighbour detection(pendeteksian node tetangga).

3. MPR selection (pemilihan MPR).4. Pengiriman TC (Topology

Control) Messages. 5. Route calculation (penghitungan

jalur).

2.3.3 Message OLSROLSR menggunakan beberapa

jenis pesan yang berbeda untuk salingbertukar informasi antara lainHELLO_Message untuk mendeteksinode-node tetangga dan TC_Messageuntuk menginformasikan set/kumpulanjalur-jalur.

2.3.3.1 HELLO MessageSetiap node pada OLSR harus

mendeteksi node-node tetangga yang adapada daerah jangkauannya. Untukmelakukan hal tersebut, setiap node akanmengirimkan paket HELLO messagesecara broadcast dalam periode waktutertentu. Paket HELLO berisi informasitentang node-node tetangga serta linkstatus.

3

Gambar 3: Klasifikasi Ad-hoc Routing protocols

2.3.3.2 TC (Topology Control) MessageSetiap node yang telah terpilih

sebagai MPR dalam jaringanmengirimkan TC Messages (pesan TC)untuk mendeklarasikan sebuahset/kumpulan jalur-jalur yang disebutadvertised link set yang harus disertaiminimal jalur ke seluruh node dari MPRselector set-nya atau node-node tetanggayang telah memilih node tersebut sebagaiMPR-nya.

2.4 Raspberry PiRaspberry Pi adalah sebuah SBC

(Single Board Computer) seukuran kartukredit yang dikembangkan oleh YayasanRaspberry Pi di Inggris (UK) denganmaksud untuk memicu pengajaran ilmukomputer dasar di sekolah-sekolah. TetapiRaspberry Pi banyak digunakan untukpenelitian oleh para ilmuwan, hal inikarena Raspberry Pi sangat efisien,mudah digunakan, dan multifungsi.

Tabel 1: Spesifikasi Raspberry PiKomponen Keterangan

CPU 700 MHz ARM1176JZF-S core(ARM6 family)

Memori 512 MB/256 MB (shared with GPU)

USB ports 2 (via integrated USB hub)

Onboard storage

SD / MMC / SDIO card slot

Onboard network

10/100 Ethernet (RJ45)

Low-level peripherals

8 × GPIO, UART, I²C bus, SPI buswith two chip selects, +3.3 V, +5 V,ground[58][63]

Power source

5 volt via MicroUSB or GPIOheader

Planned operating systems

Debian GNU/Linux, Fedora, ArchLinux ARM, RISC OS, OpenWRT

3. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

3.1 Perancangan Wireless Mesh NodePerancangan sebuah node

wireless mesh, langkah pertama adalahmenentukan langkah-langkah pengerjaanwireless mesh node menggunakanRaspberry Pi. Untuk memudahkan dalamperancangan wireless mesh node padaRaspberry Pi maka dibuat diagram blokperancangan seperti pada gambar 5 yangberupa bagian-bagian dari wireless meshnode baik dari segi perangkat kerasmaupun perangkat lunak.

3.1.1 Spesifikasi HardwarePerangkat keras yang digunakan

sebagai wireless mesh node adalahkomputer Raspberry Pi seperti padagambar 6. Raspberry Pi ideal digunakansebagai node karena hanya membutuhkandaya yang kecil (5 volt) dan memilikiukuran yang kecil sehingga mudah untukditempatkan dan dipindahkan (mobile).

4

Gambar 6: Tampilan lengkap Raspberry Pi

Gambar 5: Diagram blok perancangan wirelessmesh node pada Raspberry Pi

Gambar 4: Logo Raspberry Pi

3.1.1.1 Perancangan Media PenyimpananRaspberry Pi menggunakan

secure digital (SD) memory card, yaitusistem penyimpanan solid-state.Dikarenakan media penyimpanan padaRaspberry Pi memegang penuh seluruhsistem operasi maka minimal besar SDcard setidaknya 2 GB.

3.1.1.2 Perancangan Antarmuka JaringanAntarmuka jaringan yg terdapat

secara default pada Raspberry Pi adalahport ethernet, sedangkan untuk antarmukawireless dapat ditambahkan menggunakanUSB Wifi adapter. Dimana Raspberry Piterdapat 2 antarmuka USB yang bisadigunakan. USB Wifi adapter yangdigunakan adalah merk TP-Link seriTL-WN725N yang memiliki standarIEEE 802.11 b/g/n seperti pada gambar 7.

3.1.2 Spesifikasi SoftwarePerangkat lunak yang digunakan

untuk wireless mesh node pada RaspberryPi terdiri dari beberapa bagian, yaitusistem operasi yang digunakan, aplikasirouting protokol yang digunakan sertapackage-package tambahan yangdiperlukan untuk mendukung routingprotokol tersebut. Untuk sistem operasiyang digunakan adalah debian armeldengan aplikasi routing protokol OLSRd.

3.1.2.1 Sistem OperasiSistem operasi yang digunakan

adalah Debian ARM karena Raspberry Pimenggunakan arsitektur chip ARM11.Varian Debian ARM terbaru adalahdebian-wheezy-armel.

3.1.2.2 Package OLSRProtokol routing OLSR dapat

dijalankan pada sistem operasi debiandengan menginstal aplikasi olsrd(optimized link state routing daemon).Selain aplikasi utama olsrd dibutuhkanjuga aplikasi tambahan untuk menunjangproses routing yaitu olsrd-plugins.

Olsrd-plugins memuat beberapaplugin-plugin yaitu httpinfo, dyn_gw,dot_draw, secure, nameservice, bmf,quagga, txtinfo. Plugin yang seringdigunakan yaitu txtinfo dan httpinfo,plugin tersebut berfungsi untukmenampilkan sambungan node,neighbors, tabel topologi, dan tabelrouting secara aktual. Plugin txtinfomenampilkan informasi dalam bentuktext, sedangkan hhtpinfo menampilkaninformasi dalam bentuk laman web.

Olsrd dan olsrd-plugins sudahterpasang pada Raspberry Pi, untuk filekonfigurasi olsrd terdapat pada/etc/olsrd.conf. File tersebut digunakanuntuk mengkonfigurasi semuaelemen-elemen yang digunakan dalamrouting olsr, seperti interface,variabel-variabel dan plugin-plugin yangdigunakan dalam routing olsr.

3.2 Implementasi Wireless Mesh NodeSetelah perancangan sistem

wireless mesh node menggunakanRaspberry Pi selesai langkah selanjutnyaadalah implementasi hasil rancanganwireless mesh node pada Raspberry Pi.Adapun langkah-langkah dalamimplementasi wireless mesh node padaRaspberry Pi adalah konfigurasi jaringanpada wireless mesh node dan Konfigurasiolsrd.

3.2.1 Konfigurasi Jaringan Beberapa hal penting yang perlu

diperhatikan dalam mengkonfigurasisebuah node dalam jaringan wirelessmesh adalah konfigurasi wireless darinode tersebut, pengalamatan yang yangdigunakan sesuai dengan ketentuan yangberlaku, dan data packet forwarding agar

5

node-node tersebut dapat meneruskandata yang berlangsung dalam trafiknetwork.

Hal penting dalam wireless meshadalah pastikan mode wireless yangdigunakan adalah ad-hoc, karena dalamwireless mesh semua node terhubung satudengan lainnya atau disebutmultipoint-to-multipoint. Jadi antarmukayang bisa digunakan hanya antarmukawireless yang mendukung mode ad-hoc.Berikut tampilan konfigurasi wireless.

Agar setiap paket data yangdikirimkan melalui jaringan mesh dapatditeruskan melalui interface-interfacenode khususnya dengan jenis interfaceyang berbeda maka perlu dilakukanpengaturan forwarding rules.

3.2.2 Konfigurasi OlsrdKonfigurasi OLSR dapat

dilakukan dengan mengedit file olsrd.confyang terdapat pada /etc/olsrd.conf.Konfigurasi dalam olsrd.conf secaradefault sudah terdapat beberapakonfigurasi routing OLSR sertaplugin-plugin yang akan digunakan.

Terdapat dua option untuk Hnayaitu Hna4 dan Hna6. Hna6 digunakanjika jaringan yang menggunakan Ipv6sedangkan Hna4 digunakan jika jaringanyang menggunakan Ipv4.

Plugin yang digunakan dalampenelitian tugas akhir ini hanya plugintxtinfo. Variabel port berisi nilai port yangdigunakan untuk mengakses plugintersebut nantinya menggunakan telnetataupun browser. Variabel accept untukmenentukan host mana yang di ijinkanmengakses plugin tersebut.

4. PENGUJIAN DAN ANALISIS4.1 Konfigurasi Pengujian

Pengujian ini menitik beratkanpada pengujian wireless mesh nodeRaspberry Pi, mulai dari pengujianpenggunaan CPU dan memori, pengujianthroughput dan pengujian latency danjitter.

Selain node Raspberry Pidibutuhkan juga node-node lain untukpengujian yang dijelaskan berikut ini.

• Node ADevices : TP-Link MR3420 v.1OS : OpenWRTIP Adress : 10.123.123.4/8

• Node Raspberry PiDevices : Raspberry Pi Model BOS : Debian ARMIP Adress : 10.123.123.1/8

• Node BDevices : Thinkpad T410OS : Ubuntu 12.04 LTSIP Adress : 10.123.123.132/8

4.2 Pengujian Wireless Mesh NodeWireless mesh node Raspberry Pi

yang telah dibuat, maka langkahberikutnya adalah melakukan beberapaskenario pengujian untuk mengetahuisecara menyeluruh dari wireless meshnode tersebut.

6

Gambar 9: Topologi pengujian wireless meshnetwork

4.2.1 Pengujian Penggunaan CPU Dan Memori

Pengujian ini dilakukan untukmengamati performansi dari sistemberupa pemakaian memori dan CPU padasaat wireless mesh node pada RaspberryPi berjalan dalam menangani dua buahnode seperti pada topologi pengujiangambar 9.

4.2.2 Pengujian Kinerja Self-configureSkenario untuk pengujian

kemampuan self-configure dari wirelessmesh network digunakan untukmendapatkan data waktu yang diperlukansuatu node mesh untuk melakukanself-configure pada dirinya sendiri danbergabung dengan wireless mesh networkyang sudah ada. Pengujian dilakukanberulang-ulang dengan merubah variabelbesarnya interval dari HELLO messagedan TC message dari paket OLSR yangdapat diubah pada file etc/olsrd.conf.

4.2.3 Pengujian ThroughputPengujian ini dilakukan untuk

mengamati performansi dari wirelessmesh node Raspberry Pi dalam wirelessmesh network. Dalam skenario pengujianini parameter yang akan diuji adalahthroughput. Throughput adalah kecepatanrata-rata keberhasilan dalam satuan bitsetiap detik pengiriman data melaluisaluran komunikasi atau jaringan. Adapuntopologi jaringan yang digunakan dalamskenario pengujian ini adalah seperti padagambar 9.

4.2.4 Pengujian Latency Dan Packet Loss

Pengujian ini dilakukan untukmengamati performansi dari wirelessmesh node Raspberry Pi dalam wirelessmesh network. Dalam skenario pengujianini parameter yang akan diuji adalahlatency dan packet loss. Latency ataubiasa disebut juga delay adalah jumlahwaktu yang digunakan oleh sebuah paketketika dikirim oleh sebuah node pengirimdan diterima di node tujuan. Packet loss

adalah banyaknya paket yang hilangselama proses transmisi oleh sebuah nodepengirim dan diterima di node tujuan.Semakin kecil latency dan packet lossyang dialami, maka semakin baikquantitative performance dari networktersebut.

4.3 Analisis Wireless Mesh NodeSetelah skenario pengujian yang

dilakukan, kita dapat menganalisa datadari hasil pengujian tersebut. Analisayang dilakukan adalah analisapenggunaan CPU dan memori, analisapengujian hasil throughput, analisapengujian lency dan packet loss, dananalisa kinerja self-configure.

4.3.1 Analisis Penggunaan CPU Dan Memori

Berdasarkan data pengujianpenggunaan CPU dan memori, makadidapatkan grafik perbandinganpenggunaan CPU dan memori saataplikasi routing OLSR aktif dan saataplikasi routing OLSR tidak aktif.

Pada gambar 10 ditampilkangrafik perbandingan penggunaan CPUpada saat aplikasi routing OLSR tidakaktif rata-rata sumber daya CPU yangdigunakan sebesar 0.51% sedangkan padasaat routing OLSR aktif rata-rata sumberdaya CPU yang digunakan sebesar0.82%, perbandingan dua kondisi tersebuthanya selisih 0.31%, dari data pengujiantersebut dapat dianalisa bahwa pemakaianaplikasi routing OLSR tidakmenggunakan banyak sumber daya CPUsecara signifikan dalam menangani duapengguna atau node yang terhubungdengan wireless mesh node padaRaspberry Pi.

Pada pengujian penggunaanmemori yaitu perbandingan penggunaanmemori pada saat aplikasi routing OLSRaktif dan saat aplikasi routing OLSR tidakaktif. Pada saat routing OLSR tidak aktifrata-rata memori yang digunakan sebesar53528.4 KB sedangkan pada saat routingOLSR aktif rata-rata memori yang

7

digunakan sebesar 53886.4 KB. Menurutdata tersebut disimpulkan bahwa aplikasirouting OLSR membutuhkan sumberdaya memori rata-rata sebesar 358 KBdalam menangani dua pengguna ataunode yang terhubung dengan wirelessmesh node pada Raspberry Pi. Jika dalamgrafik perbandingan penggunaan memoripada dua kondisi diatas akan dihasilkangrafik perbandingan dalam prosentaseseperti pada gambar 11.

4.3.2 Analisis Kinerja Self-configureBerdasarkan hasil pengujian

kemampuan self-configure pada wirelessmesh node Raspberry Pi. Pengujianpertama adalah pengujian yang dilakukandengan parameter Hello Message, danpengujian kedua adalah pengujian yang

dilakukan dengan parameter TC Message.Berdasarkan pada dua kali

pengujian tersebut maka akan dihasilkangrafik perbandingan waktu yangdiperlukan dalam kinerja self-configureoleh wireless mesh node Raspberry Piseperti pada gambar 12.

Pada grafik perbandingan antarapengaruh parameter waktu interval Hellomessage dan TC message terhadapperformansi self configure terlihat bahwaparameter waktu interval untuk Hellomessage lebih berpengaruh terhadapkinerja self-configure jaringan meshdibandingkan dengan parameter intervalTC message.

4.3.3 Analisis Performansi ThroughputPengujian throughput pada bagian

sebelumnya maka akan didapatkan hasilpengukuran throughput pengujianend-to-end throughput antara node Adengan node Raspberry Pi. pengujianthroughput dengan node Raspberry Piberfungsi sebagai node perantara antaranode A dengan node B, dalam hal inidilakukan komunikasi jaringan dengan2-hop. maka akan didapatkan grafikperbandingan seperti pada gambar 13.

8

Gambar 12: Grafik perbandingan kinerjaself-configure

Gambar 11: Grafik perbandingan penggunaanmemori

Gambar 10: Grafik perbandingan penggunaan CPU

Gambar 13: Grafik pengujian throughput

Menurut grafik perbandingandapat dianalisa bahwa nilai throughputjaringan wireless mesh menggunakannode Raspberry Pi sebagai end-to-enddevices memiliki nilai rata-ratathroughput yang lebih besar dibandingkandengan nilai rata-rata node Raspberry Pisebagai node perantara pada throughput2-hop. Jadi nilai throughput padajaringan wireless mesh dipengaruhi olehjumlah hop dan besarnya data yangdikirim.

4.3.4 Analisis Pengujian Latency Dan Packet Loss

Berdasarkan pengujian letencydan packet loss yang menggunakanaplikasi SmokePing, maka akandihasilkan grafik seperti pada gambar 14.Pada gambar tersebut terdapat data untukbesarnya nilai tengah rata-rata rtt atauround-trip time dan packet loss yangterjadi selama 2 jam pengujian.

Gambar grafik diatas makadidapat nilai latency yang bervariasiselama 2 jam pengujian, kemudian akandihasilkan nilai tengah rata-rata pengujianlatency yaitu sebesar 1,4 ms. Dari datatersebut maka akan didapatkan rata-ratabesar packet loss yang terjadi selama 2jam pengujian adalah sebesar 1,86%.

5. KESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan

1. Raspberry Pi tidak menyediakanfitur POE, maka dibutuhkansebuah konverter tambahan agarPOE dapat berjalan di RaspberryPi.

2. Penggunaan Raspberry Pi sebagaiwireless mesh node pada routingOLSR menggunakan sumberdaya memori yang sedikit yaitusebesar kurang lebih 358 KB dansumber daya CPU sekitar 0.31%.

3. Nilai interval Hello message lebihberpengaruh terhadapperformansi self configure padajaringan wireless mesh daripadanilai interval TC message.Semakin besar nilai Hellomessage maka kinerjaself-configure akan semakinlama.

4. Posisi setiap node danmobilitas-nya antar nodebertetangga mempengaruhi QoSlayanan komunikasi data yangberjalan.

5. Nilai throughput jaringanwireless mesh menggunakannode Raspberry Pi sebagaiend-to-end devices memiliki nilairata-rata throughput yang lebihbesar yaitu 985,83 Kbpsdibandingkan dengan nilairata-rata node Raspberry Pisebagai node perantara padathroughput 2-hop 870,5 Kbps.

6. Nilai throughput pada jaringanwireless mesh dipengaruhi olehjumlah hop dan besarnya datayang dikirim.

7. Nilai latency dari node RaspberryPi terbilang cukup yaitu sebesar1,4 ms dan terdapat packet losssebesar 1,86%.

5.2 Saransaran yang dapat diberikan penulis untukpengembangan lebih lanjut dari penelitianini adalah sebagai berikut:

1. Penerapan routing protokolwireless mesh selain OLSR padaRaspberry Pi dan pengujiandengan menggunakan lebihbanyak node sehingga kinerjaOLSR lebih terlihat.

9

Gambar 14: Grafik pengujian latency dan packet loss

2. Membangun node Wireless meshyang multifungsi pada RaspberryPi dengan memaksimalkanfitur-fitur dari Raspberry Pi.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Andrew S. Tanenbaum,“Computer Network” (NewJersey : Prentice Hall, 2003)

[2] B.H Walke, S. Mangold, L.Berlemann, “IEEE 802 WirelessSystems : Protocols, Multi-HopMesh/Relaying, Performance andSpectrum Coexistance”(Chicester : John Wiley & SonsLtd, 2006)

[3] Gilbert Held, “Wireless MeshNetworks” (Boca Raton :Aurbach Publications, 2005)

[4] Gunadi Dwi Hantoro (2005)“Mengenal Wireless Mesh”. 2008dari Telkom RDC Media.http://www.telkomrdc-media.com/index.php?ch= 8&lang=&s=26fdbeeba 7e3ec6e6297247bc5fffe3a&n=321&page=5. Diakses 5 Juni 2013

[5] Ian F. Akyldiz, Xudong Wang,Weilin Wang, “Wireless meshnetworks: a survey.” Diakses 21Juni 2013.http://users.ece.gatech.edu/~wxudong/Xudong_Wang_WirelessMesh_COMNET_0305.pdf

[6] T. Clausen, P. Jaqcuet,“Optimized Link State Protocol(OLSR)”, RFC 3626, Oktober2003

[7] Thomas B. Krag, “Introduction toWireless Mesh” Presentasi,http://www.wire.less.dk. diakses23 Juni 2013

[8] Yan Zhang, Jijun Luo, HonglinHu. “Wireless Mesh NetworkingArchitecturs Protocols andStandards“(USA: AuerbachPublication Taylor & FrancisGroup., 2007), hal 15

[9] --, Wireless Mesh Networkhttp://en.wikipedia.org/wiki/Wirelessmesh_network. Diakses 2 Mei2013

[10] --, OLSR,http://en.wikipedia.org/wiki/Optimized_Link_State_Routing_Protocol. Diakses 23 Juni 2013

BIODATA PENULIS

Mochammad LuthfiFebriadi, lahir di kotaPontianak pada 21Februari 1990 ,menempuh pendidikandi TK Tunas MuliaSemarang, kemudianmelanjutnya di SD

Kemala Bhayangkari 04 Akpol Semarang,SMP Negeri 5 Semarang, SMA Kesatrian1 Semarang dan sekarang sedangmelanjutkan pendidikan di ProgramStudi Sistem Komputer Fakultas teknikUniversitas Diponegoro Semarang.

10