125
PENGARUH CUSTOMER SATISFACTION TERHADAP SWITCHING BARRIES DAN CUSTOMERS RETENTION (Survei Online pada Konsumen Produk Kosmetik L’Oreal Paris di Indonesia dan China) SKRIPSI Diajukan untuk Menempuh Ujian Skripsi pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya ANNISA INDAH PUSPITA NIM. 145030301111026 UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS MINAT KHUSUS BISNIS INTERNASIONAL MALANG 2018

PENGARUH CUSTOMER SATISFACTION TERHADAP

Embed Size (px)

Citation preview

PENGARUH CUSTOMER SATISFACTION

TERHADAP SWITCHING BARRIES DAN

CUSTOMERS RETENTION

(Survei Online pada Konsumen Produk Kosmetik L’Oreal Paris di Indonesia dan

China)

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Skripsi

pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

ANNISA INDAH PUSPITA

NIM. 145030301111026

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS

MINAT KHUSUS BISNIS INTERNASIONAL

MALANG

2018

i

MOTTO

“ A SMOOTH SEA NEVER MADE A SKILLED SAILOR”

ii

ii

ii

iii

iv

RINGKASAN

Annisa Indah Puspita, 2018, Pengaruh Customer Satisfaction Terhadap

Switching Barriers dan Customer Retention (Survei pada Konsumen Produk

Kosmetik L’Oréal Paris di Negara Indonesia dan China) Yusri Abdillah.,

S.Sos., M.Si., Ph.D, Aniesa Samira Bafadhal., S.AB., M.AB. 155 + xv.

Penelitian ini memiliki tujuan untuk (1) mengetahui dan menjelaskan

pengaruh customer satisfaction terhadap switching barriers, (2) mengetahui dan

menjelaskan pengaruh customer satisfaction terhadap customer retention, (3)

mengetahui dan menjelaskan pengaruh switching barriers terhadap customer

retention, (4) mengetahui dan menjelaskan ada atau tidaknya perbedaan persepsi

mengenai pengaruh switching barriers dalam memediasi pengaruh customer

satisfaction terhadap customer retention antara konsumen di Indonesia dan di

China.

Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori (explanatory research)

dengan pendekatan kuantitatif. Variabel penelitian ini terdiri dari customer

satisfaction, switching barriers, dan customer retention. Populasi penelitian ini

adalah konsumen yang membeli dan menggunakan produk kosmetik L’Oreal

Paris, berusia minimal 18 tahun, melalukan pembelian produk kosmetik L’Oreal

Paris lebih dari 2 kali dan bertempat tinggal di Indonesia atau China. Penentuan

jumlah penelitian ini menggunakan purposive sampling. Sampel dari penelitian ini

adalah 130 orang responden dan untuk pengumpulan data menggunakan kuesioner.

Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis jalur (path

analysis) dan independent sample t test.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa customer satisfaction memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap switching barriers, customer satisfaction

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap customer retention, switching barriers

berpengaruh signifikan terhadap customer retention, dan terdapat perbedaan

persepsi mengenai pengaruh switching barriers dalam memediasi pengaruh

customer satisfaction terhadap customer retention antara konsumen di Indonesia

dan di China.

Kata Kunci: Customer Satisfaction, Switching Barriers, Customer Retention.

v

SUMMARY

Annisa Indah Puspita, 2018, The Influence of Customer Satisfaction on Switching

Barriers and Customer Retention (Survey on Consumers of L'Oréal Paris

Cosmetic Products in Indonesia and China) Yusri Abdillah., S.Sos., M.Si., Ph.D,

Aniesa Samira Bafadhal., S.AB., M.AB. 155 + xv

The aims of this research are (1) identifying and explaining the influence of

customer satisfaction toward switching barriers, (2) identifying and explaining the

influence of customer satisfaction toward customer retention, (3) identifying and

explaining the influence of switching barriers toward customer retention, (4)

identifying and explaining whether Indonesian and China Consumers have

different perspective or not about switching barriers role in mediating of customer

satisfaction toward customer retention.

This research is an explanatory research and using quantitative approach.

The variabels of the research are customer satisfaction, switching barriers, and

customer retention. The research population were consumers who buy and use

cosmetic products of L'Oreal Paris, with 18 years old as the minimum age, had

purhcased cosmetic products of L'Oreal Paris more than twice and living in

Indonesia or China. The sampling method of this research was purposive sampling.

Questionnaire were used in order to gather the data from 130 respondent.

Descriptive analysis, path analysis, and independent sample t test were used in

order to analyze the data.

The results of this research were customer satisfaction affected significantly

towards switching barriers, customer satisfaction affected significantly toward

customer retention, switching barriers affected significantly toward customer

retention, and there’s a different perspective among Indonesian and China

consumers about the influence switching barriers role in mediating of customer

satisfaction toward customer retention.

Keywords: Customer Satisfaction, Switching Barriers, Customer Retention.

vi

KUPERSEMBAHKAN KARYAKU UNTUK SELURUH KELUARGAKU

TERCINTA DAN SELURUH SAHABAT SEPERJUANGAN

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi dengan judul Pengaruh Customer Satisfaction terhadap Switching Barriers

dan Customer Retention (Survei pada Konsumen Produk Kosmetik Makeup

L’Oreal Paris di Indonesia dan China).

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat

dalam memperoleh gelar sarjana Administrasi Bisnis pada Fakultas Ilmu

Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya. Penulis menyadari bahwa

terselesaikannya skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan

ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Bambang Supriyono, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu

Administrasi Universitas Brawijaya Malang.

2. Bapak Dr. Mohammad Al Musadieq, MBA. selaku Ketua Jurusan Ilmu

Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis Universitas

Brawijaya Malang.

3. Ibu Nila Firdausi Nuzula, S.Sos., M.Si., PhD selaku Ketua Program Studi

Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Malang.

4. Bapak Yusri Abdillah, S.Sos., M.Si., PhD Selaku Ketua Dosen Pembimbing Skripsi

dan Ibu Aniesa Samira Bafadhal, S.AB., M.AB selaku Anggota Dosen

viii

Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk memberikan

bimbingan, dorongan, kritik, dan saran yang membangun kepada peneliti sehingga

terselesaikannya skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Pengajar Jurusan Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu

Administrasi Universitas Brawijaya Malang yang telah memberikan ilmu

beserta pelajaran berharga bagi peneliti.

6. Orang tua dan seluruh keluarga dari peneliti tercinta yang telah tulus

memberikan dukungan moral maupun materil, semangat, serta doa sehingga

peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini.

7. Raymizard Siregar, yang selalu memberikan doa, semangat dan waktunya

untuk mendampingi pengerjaan skripsi ini hingga selesai.

8. Rekan peneliti, Geraldo Gunawan, Sarah Melinda Arifin, Imella Yusdike,

Ahmad Firman Hakim, Dinda Ihsan, Salsabil Achmad, dan Tommy Yuwono

yang selalu memberikan semangat serta sahabat terbaik selama masa

perkuliahan.

9. Teman-teman sekaligus keluarga Bisnis Internasional 2014 yakni Heppiana

Lestari, Karina Robiatul, Restu Cahyo, Ika Meriyanti, Inas Afriyani, dan

teman-teman lainnya yang tak dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih

banyak atas kebersamaan dan momen-momen selama ini yang akan dikenang

beserta bantuan maupun dukungan yang di berikan dari awal perkuliahan

sampai akhir perkuliahan sehingga sampai pada akhir perjuangan yakni

terselesaikannya skripsi ini.

10. Kedua sahabat peneliti, yakni Tasya Febri dan Nabila Zata Dini. Terimakasih

telah menjadi sahabat terbaik tempat berbagi keluh kesah yang selalu

ix

memberikan doa dan dukungannya yang tiada henti kepada peneliti.

11. Teman – teman peneliti di Kost Taman Bunga Merak, yakni Ersi Dewanty,

Gradiska Delaneira, Erin Sulastika, Nadya Anggraini, Ditha Fathiana, Cut

Ramona dan teman-teman lain yang tidak dapat disebutkan namanya satu

persatu. Terimakasih telah menjadi keluarga terbaik selama di Malang.

12. Serta semua pihak yang terlibat yang tidak bisa disebutkan satu persatu disini,

terimakasih telah memberikan motivasi dan semangat untuk menyelesaikan

skripsi ini.

Peneliti menyadari baik dalam penulisan, penyajian materi, hingga analisis

dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Demi kesempurnaan skripsi

ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun adalah terbuka untuk disampaikan

kepada peneliti. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan

yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Malang, 06 Juli 2018

Peneliti

x

DAFTAR ISI

halaman

MOTTO ............................................................................................................... i

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................................. ii

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ................................................... iii

RINGKASAN ...................................................................................................... iv

SUMMARY ........................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ x

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 10

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 10

D. Kontribusi Penelitian .............................................................................. 11

E. Sistematika Penelitian ............................................................................ 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 14

A. Penelitian Terdahulu .............................................................................. 14

1. Tanjung (2017) .................................................................................. 14

2. Kumalasari (2013)................................................................................. 15

3. Danesh, Nasab and Ling (2012) ............................................................ 15

4. Alshurideh, Masa’deh and Alkurdi (2012) ............................................ 16 5. Ranaweera and Prabhu (2003) .............................................................. 17

B. Tinjauan Teori ........................................................................................ 20

1. Perilaku Konsumen ............................................................................... 20

2. Customer Satisfaction (Kepuasaan pelanggan) .......................................... 21

3. Switching Barriers ...................................................................................... 24 4. Customer Retention (Retensi Pelanggan) ................................................... 27

C. Hubungan variabel Customer Satisfaction terhadap Switching

Barriers dan Customer Retention ............................................................ 29

1. Hubungan Customer Satisfaction dengan Switching Barriers ..................... 29

2. Hubungan Switching Barriers dengan Customer Retention ......................... 30 3. Hubungan Customer Satisfaction dengan Customer Retention.................... 30

D. Model Konseptual dan Model Hubungan Antar Variabel ................. 30

xi

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 33

A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 33

B. Lokasi Penelitian ..................................................................................... 33

C. Variabel, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran ...................... 34

1. Variabel ................................................................................................. 34

2. Definisi Operasional Variabel ............................................................... 35 3. Skala Pengukuran ................................................................................. 42

D. Populasi dan Sampel ............................................................................... 43

1. Populasi ................................................................................................. 43

2. Sampel .................................................................................................. 44

3. Teknik Sampling ................................................................................... 45

E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 46

1. Sumber Data ......................................................................................... 46

2. Metode Pengumpulan Data ................................................................... 47 3. Instrumen Penelitian ............................................................................. 49

F. Uji Instrumen .......................................................................................... 50

1. Uji Validitas .......................................................................................... 50 2. Uji Reliabilitas ...................................................................................... 51 3. Hasil Uji Validalitas ............................................................................. 51 4. Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................. 52

G. Teknik Analisis Data .............................................................................. 53

1. Analisis Deskriptif ................................................................................ 53

2. Analisis Jalur (Path Analysis) ............................................................... 54

3. Uji Beda Dua Nilai Rata – Rata atau Uji Independent Sampe t Test ........ 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 58

A. Profil Perusahan ..................................................................................... 58

B. Deskripsi Responden .............................................................................. 61

1. Deskripsi Responden Berdasarkan Negara Tinggal .............................. 61

2. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................................ 62

3. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ............................................... 63

4. Deskripsi Responden Berdasarkan Profesi atau Status.......................... 65

5. Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ........................ 66

6. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendapatan per Bulan .................... 68

7. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Produk Kosmetik L’Oreal Paris yang Digunakan .................................................................................... 69

C. Gambaran Umum Variabel yang Diteliti ............................................. 70

1. Variabel Customer Satisfaction (X) ...................................................... 71

2. Variabel Switching Barriers (Y1) ......................................................... 78 3. Variabel Customer Retention (Y2)........................................................ 82

D. Hasil Uji Analisis Jalur (Path Analysis) ................................................ 84

1. Koefisien jalur Customer Satisfaction terhadap Switching Barriers ....... 84

2. Koefisien Jalur Customer Satisfaction terhadap Customer Retention ..... 85

3. Koefisien Jalur Switching Barriers terhadap Customer Retention ......... 86

4. Koefisien Jalur Customer Satisfaction terhadap Switching Barriers dan

Customer Retention .............................................................................. 88

xii

5. Hubungan Antar Jalur ........................................................................... 89

6. Ketepatan Model ................................................................................... 90

7. Uji Beda Dua Nilai Rata – Rata atau Independent Sample t Test ............ 90

E. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................. 92

1. Pengaruh Customer Satisfaction terhadap Switching Barriers .............. 92

2. Pengaruh Customer Satisfaction terhadap Customer Retention ............. 94

3. Pengaruh Switching Barriers terhadap Customer Retention .................. 96

4. Hasil Uji Beda Dua Nilai Rata – rata..................................................... 98

BAB V PENUTUP.............................................................................................100

A. Kesimpulan............................................................................................100

B. Saran ...................................................................................................... 101

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 103

LAMPIRAN ............................................................................................... .108

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pemetaan Penelitian Terdahulu ............................................................ 18

Tabel 3.1 Tabel Operasional Variabel .................................................................. 40

Tabel 3.2 Skor Skala Likert .................................................................................. 42

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Variabel Penelitian ................................................. 52

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................. 53

Tabel 4.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Negara Tinggal ............................. 62

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................... 62

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Usia .............................................. 63

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Profesi/Status ................................ 66

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...................... 67

Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdsarakan Tingkat Pendapatan ...................... 69

Tabel 4.7 Distribusi Jumlah Jenis Produk L’oreal Paris yang Digunakan ........... 70

Tabel 4.8 Interpretasi Rata- rata Skor Jawaban. ................................................... 71

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Variabel Customer Satisfaction ........................... 72

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Variabel Switching Barriers .............................. 79

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Variabel Customer Retention ............................ 82

Tabel 4.12 Koefisien Jalur Customer Satisfaction terhadap Switching

Barriers .............................................................................................. 84

Tabel 4.13 Koefisien Jalur Customer Satisfaction terhadap Customer

Retention ............................................................................................ 86

Tabel 4.14 Koefisien Jalur Switching Barriers terhadap Customer

Retention ............................................................................................ 87

Tabel 4.15 Rekapitulasi Pengaruh Langsung, Tidak Langsung, dan

Pengaruh Total ................................................................................... 88

Tabel 4.16 Hasil Uji Beda Dua Nilai Rata-Rata ................................................... 91

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Size Of The Cosmetic Market In Asia Pacific ...................................... 6

Gambar 2.1 Konsep Kepuasan Pelanggan ............................................................. 22

Gambar 2.2 Model Konseptual .............................................................................. 31

Gambar 2.3 Model Hipotesis ................................................................................. 31

Gambar 3.1 Model Jalur ........................................................................................ 55

Gambar 4.1 Macam – macam Jenis Produk Makeup L’Oreal Paris. .................... 61

Gambar 4.2 Hubungan Antar Jalur ........................................................................ 89

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Indonesia ................................................................. 108

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian China ........................................................................ 113

Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas .......................................................... 118

Lampiran 4 Frekuensi Jawaban Responden .................................................................. 128

Lampiran 5 Analisis Jalur terhadap Y1 .......................................................................... 135 Lampiran 6 Analisis Jalur terhadap Y2 .......................................................................... 137

Lampiran 7 Uji T Independent .......................................................................................... 139 Lampiran 8 Hasil Jawaban Responden ........................................................................... 140

xv

CURRICULUM VITAE

ANNISA

INDAH

PUSPITA

Annisa was born on March

6th 1996. She lives in

Kutilang 1 No.15 Blok a36,

Pondok Safari Indah,

Jurang Mangu Barat,

Tangerang.

annisaindah.puspita@yaho

o.com

081218817693

EXPERIENCE

SSS ADVERTISEMENT

March, 2016 – June,2016

Marketing, part time.

EARTH HOUR

2016 – 2017

Public Relationship

OLIMPIADE BRAWIJAYA 2016

Public Relationship

INTERNSHIP PT. NUTRIFOOD

July,2017 – Sept, 2017

Marketing Promotion

EDUCATION

SMA NEGERI 63 JAKARTA

2011 - 2014

INTERNATIONAL BUSINESS,

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2014 - 2018

SKILLS

English Language 3,5/5

Microsoft Office 4/5

TeamWork 4/5

Interpersonal Communication 4/5

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan globalisasi membuat persaingan yang semakin ketat dalam dunia

bisnis global dimana membuat perusahaan harus mampu menciptakan nilai pada

pelanggan karena pelanggan merupakan tujuan utama dalam menjalankan bisnis.

Pelanggan adalah seseorang yang secara kontinu dan berulang kali datang ke suatu

tempat yang sama untuk memuaskan keinginannya dengan memiliki suatu produk

dengan cara membayar produk tersebut (Lupiyoadi, 2013:212). Suatu bisnis dapat

dikatakan sukses apabila berhasil mendapatkan, mempertahankan serta

menumbuhkan pelanggan bagi perusahaan (Kotler dan Keller, 2009:134).

Mempertahankan pelanggan lama dapat mengurangi biaya dibandingkan dengan

menarik pelanggan baru. Hal tersebut membuat perusahaan bersaing dalam

pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen yang menyebabkan perusahaan

harus menempatkan orientasi kepuasaan pelanggan sebagai tujuan utama.

Pelanggan memiliki harapan mengenai perasaan yang ingin mereka rasakan

ketika mereka menyelesaikan suatu transaksi atau ketika mereka menggunakan

barang yang mereka beli maupun ketika menikmati pelayanan yang telah mereka

bayar (Barnes,2003:63). Menurut Kotler dan Keler (2009:138) kepuasan pelanggan

adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karena membandingkan

kinerja yang dipersepsikan produk (atau hasil) terhadap ekspetasi mereka. Ketika

pelanggan merasa puas akan pelayanan yang didapatkan pada saat

2

proses transaksi dan juga merasa puas mengenai produk atau jasa yang mereka

dapatkan, maka hal tersebut akan memungkinkan pelanggan untuk kembali lagi dan

melakukan pembelian – pembelian lainnya serta pelanggan tersebut juga dapat

merekomendasikannya kepada orang lain mengenai produk – produk tersebut yang

dinilai dapat memberikan kepuasaan bagi mereka sehingga dapat menimbulkan

keuntungan bagi kedua belah pihak yaitu pelanggan dan perusahaan. Pelanggan

yang merasa tidak puas akan merasa kecewa, ketidakpuasaan ini timbul apabila

hasil tidak dapat memenuhi harapan pelanggan. Selanjutnya, rasa kecewa ini dapat

diungkapkan oleh pelanggan berupa tindakan komplain atau sama sekali tidak

melakukan apa – apa namun memberhentikan pembelian (Daryanto dan Setyobudi,

2014:37).

Tingkat kepuasaan pelanggan merupakan faktor yang harus diperhatikan oleh

perusahaan dimana dengan mempertahankan kepuasaan pelanggan dari waktu ke

waktu akan menciptakan hubungan yang baik dengan pelanggan.Hal tersebut juga

didukung oleh pernyataan Kotler dalam Danesh et al. (2012) yang mengatakan

bahwa kunci dari retensi pelanggan (customer retention) adalah dengan mencapai

kepuasaan konsumen. Semakin tinggi tingkat kepuasaan pelnggan maka akan

semakin baik pula retensi pelanggannya (Ranaweera dan Prabhu, 2003).

Retensi pelanggan (customer retention) didefinisikan sebagai kecenderungan

pelanggan untuk tetap bertahan menggunakan penyedia layanan yang sama di masa

depan (Ranaweera dan Prabhu, 2003). Retensi adalah bagian penting dari

pengembangan pelanggan, karena pelanggan tetap menghabiskan lebih banyak

dengan perusahaan daripada pesaingnya, sehingga mendukung pertumbuhan yang

3

menguntungkan (Hansemark dan Albinsson, 2004). Hal tersebut dikarenakan

Pelanggan lama kurang memperhatikan merek dan iklan pesaing, kurang sensitif

terhadap harga dan memberi kabar baik dari mulut ke mulut. Sehingga upaya

mempertahankan pelanggan dapat digunakan perusahaan sebagai strategi dalam

mempertahankan tingkat penjualan dan profitabilitasnya (Assauari, 2013:84).

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa hanya memuaskan pelanggan

tidak cukup untuk memastikan hubungan pelanggan yang berkelanjutan dan

menguntungkan di pasar global yang penuh gejolak dan kompetitif saat ini (Wen et

al., 2017). Pelanggan yang puas mungkin masih menampilkan perilaku beralih dan

membeli produk atau layanan dari pesaing lainnya karena pelanggan mempunyai

kebebasan dalam menentukan pilihannya. Pelanggan yang beralih dapat

memberikan efek yang buruk pada pangsa pasar perusahaan, profitabilitas,

viabilitas, dan pendapatan di masa depan (Ganesh et al. dalam Han et al., 2009).

Tetapi perusahaan dapat menggunakan alternatif lain untuk dapat terus

mempertahankan pelanggannya yaitu dengan cara menciptakan strategi hambatan

beralih atau biasa disebut dengan switching barriers (Diaz, 2017).

Menurut Fornell dalam Lupiyoadi (2013:237), hambatan beralih (switching

barriers) mengacu pada tingkat kesulitan untuk pindah atau beralih ke penyedia

barang atau jasa lain yang dihadapi pelanggan yang tidak puas dengan jasa yang

diterima atau mengacu pada kendala finansial, sosial, dan psikologis yang dirasakan

seorang pelanggan ketika pindah atau beralih ke penyedia jasa baru. Colgate dan

Lang dalam Han et al. (2009) mendeskripsikan bahwa, hambatan beralih

menjelaskan mengapa beberapa pelanggan yang telah mempertimbangkan secara

4

serius untuk meninggalkan penyedia layanan mereka saat ini akhirnya memutuskan

untuk tetap bertahan. Meskipun terdapat penelitian yang menunjukan pelanggan

yang kurang puas cenderung meninggalkan penyedia saat ini, namun penelitian

terkini menunjukkan bahwa pelanggan yang tidak puas tidak selalu beralih ke

penyedia layanan lain karena hambatan beralih bertindak sebagai hambatan

signifikan untuk beralih (Jones et al., 2000).

Dalam melakukan pergantian penyedia layanan atau perusahaan, pergantian

atau peralihan tersebut tidak hanya berupa “berjalan ke toko lain”, melainkan

terdapat faktor – faktor lain seperti waktu dan usaha yang diperlukan untuk

berpindah (contoh: mencocokan produk memerlukan waktu) untuk itu keputusan

untuk beralih ini menjadi pertimbangan oleh pelanggan. Hambatan beralih yang

dijelaskan tersebut dapat berbentuk switching cost, attractiviness of alternative, dan

interpersonal relationship (Kim et al., 2004). Saat hambatan beralih tinggi,

perusahaan dapat terus mempertahankan pelanggannya meskipun mereka merasa

tidak puas ( Ranaweera dan Prabhu, 2003).

Dewasa ini perkembangan industri kosmetik sangat menarik untuk

diperhatikan, dimana industri ini dibangun di atas produk dan layanan yang

membantu penampilan kita untuk terlihat lebih baik dan menarik seperti apa yang

kita inginkan. Didukung dengan perkembangan teknologi serta munculnya

trendselfie, pemakaian make-up menjadi semakin populer dan menjadi pemakaian

sehari – hari. Hal ini dikarenakan semakin meningkatnya taraf hidup masyarakat

dan perkembangan zaman yang mempengaruhi hal seperti kebutuhan, gaya hidup,

5

dan keinginan yang semakin meningkat serta beragam, membuat kosmetik menjadi

bagian yang tak terpisahkan dari gaya hidup modern.

Pasar kosmetik merupakan salah satu pasar yang paling potensial dan stabil

dalam industri. Secara regional, Asia Pasifik (APAC) menunjukkan potensi

pertumbuhan pasar kosmetik yang luar biasa. Perusahaan-perusahaan yang berbasis

di Amerika Serikat dan Inggris telah memastikan kehadirannya di beberapa negara

berkembang dan yang tercepat adalah di pasar Asia. Pasar kosmetik global

meningkat di dorong oleh faktor-faktor seperti perubahan gaya hidup penduduk

perkotaan, kebutuhan mendesak untuk menghadirkan kepribadian yang lebih baik

dan lebih percaya diri dengan mantap (www.kbvresearch.com,2017). Kosmetik

merupakan pendorong utama pertumbuhan secara keseluruhan di wilayah Asia

Pasific (APAC) selain produk perawatan kulit (skincare) dan pelindung kulit

(suncare).

Gambar statistik (seperti yang ditampilkan gambar 1.1) digambarkan oleh

perusahaan riset pemasaran satistika dimana perusahaan ini menggambarkan

ukuran pasar kosmetik di Asia Pasifik dari tahun 2015 sampai 2020. Menurut

sumber tersebut, ukuran pasar kosmetik Asia-Pasifik berjumlah sekitar 98,5 miliar

dolar AS pada tahun 2015 dan diperkirakan mencapai sekitar 126,86 miliar dolar

AS pada tahun 2020. Secara global, Asia Pasifik merupakan pangsa terbesar dari

pasar kecantikan dan pribadi, menyumbang sekitar 32 persen penjualan di seluruh

dunia (www.satistika.com, 2018). Lembaga riset pemasaran Euromonitor

Internasional memprediksikan bahwa APAC akan menggantikan Amerika Serikat

sebagai kawasan kosmetik termuka pada tahun 2020 terutama didorong oleh negara

6

China dan beberapa negara berkembang lainnya seperti India, Thailand, Indonesia,

Filipina dan Vietnam (www.news.in-cosmetics.com, 2017).

Gambar 1.1. Size of the cosmetic market in Asia – Pasific from 2015 to 2020

Sumber: www.statista.com

Berdasarkan data dari China Market Research Report(2015), pasar kosmetik

China telah berkembang pesat seiring dengan pesatnya perkembangan ekonomi

China dalam beberapa tahun terakhir dan telah menjadi pasar konsumen kosmetik

terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat, dengan volume penjualan eceran

tahunan yang mencapai 200 miliar RMB. Pada tahun 2016 data dari Euromonitor

International menyatakan penjualan eceran di pasar produk perawatan kulit dan

kosmetik China meningkat menjadi 222.2 miliar RMB. Penjualan ini diprediksikan

akan tumbuh rata-rata 12,8% dari tahun 2016-2019, jauh lebih tinggi daripada rata-

7

rata global sebesar 6,0%, dan akan mencapai RMB 287 miliar pada tahun 2019

(www.hktdc.com, 2017).

Negara selain China yang mengalami perkembangan industri kosmetik yang

cukup baik adalah Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Perindustrian pada

tahun 2016, pertumbuhan pasar industri ini rata-rata mencapai 9,67% per tahun

dalam enam tahun terakhir (2009-2015). Nilai industri kosmetik nasional secara

keseluruhan pada 2016 mencapai Rp36 triliun (www.ekbis.sindonews.com, 2017).

Jumlah tersebut menunjukan bahwa Indonesia merupakan potential market bagi

para pengusaha industri kecantikan baik dari luar maupun dalam negeri

(www.sigmaresearch.co.id, 2017). Negara Indonesia dan China juga mengalami

peningkatan konsumen kelas menengah yang membelanjakan pendapatan mereka

untuk kosmetik dan perawatan kecantikan.

Fenomena meningkatnya perkembangan industri kosmetik pada pangsa pasar

Asia Pasific ini, membuat pasar kosmetik global menjadi semakin kompetitif

karena banyak merek kosmetik besar yang ingin memperluas jangkauan geografis

mereka untuk dapat menjadi pemimpin pasar di wilayah tersebut. Tidak hanya

menarik perusahaan kosmetik internasional, tetapi juga menyebabkan lebih banyak

produsen kosmetik domestik mencoba masuk ke pasar sehingga membuat

persaingan dalam industri kosmetik menjadi semakin ketat. Terlihat dari banyaknya

berbagai macam jenis produk kosmetik yang bermunculan dari berbagai macam

warna, jenis kulit, sesuai usia, bentuk, tekstur yang disesuaikan dengan musim

hingga packaging yang sesuai dengan kebutuhan diluncurkan untuk menarik dan

memenuhi kebutuhan konsumen oleh berbagai macam perusahaan kosmetik.

8

Kondisi persaingan dalam industri kosmetik menyebabkan hal yang positif

bagi konsumen, dimana konsumen dapat memiliki berbagai macam alternatif

pilihan terhadap produk yang ditawarkan oleh produsen. Konsumen akan mencari

dan membeli produk kosmetik make-up dari perusahaan yang dapat memberikan

nilai terhadap produk kosmetik yang telah di beli seperti bermanfaat bagi kulit dan

keuntungan lainnya. Hal tersebut menyebabkan konsumen dapat dengan mudah

berpindah merek. Stategi perusahaan yang tepat sangat diperlukan untuk dapat

menarik konsumen.

Salah satu perusahaan yang bersaing dalam industri kosmetik adalah L’Oréal

Grup. Didirikan pada tahun 1909, L’Oréal Grup telah menjadi perusahaan kosmetik

dan kecantikan terbesar di dunia. Pada tahun 2017, L’Oréal adalah merek perawatan

pribadi terkemuka di dunia dengan nilai merek sebesar 23,89 miliar dollar A.S.

Antara tahun 2015 sampai 2018, tingkat pertumbuhan tahunan gabungan

perusahaan meningkat sebesar 4,2 persen (www.statista.com, 2017). Perusahaan

L’Oréal terbagi menjadi 4 divisi yaitu consumer product, active cosmetic, L’Oréal

luxe dan profesional product yang menghasilkan berbagai macam jenis produk dari

skincare, haircare, make-up, hingga hygiene product. Berdasarkan data Half-Year

Financial Report L’Oréal 2017, divisi consumer product menempati urutan

pertama sebagai penjualan tertinggi yang didukung oleh produk dari L’Oréal Paris.

Sebagai merek kecantikan teratas yang dijual di gerai ritel, L’Oréal Paris membuat

produk inovatif yang dapat diakses oleh semua orang dengan slogan “Because

you’re worth it” membuat produk ini terjual 50 produk setiap detilnya di seluruh

dunia.

9

Melihat peningkatan industri kosmetik di wilayah APAC dan peningkatan

penjualan pada produk make-up membuat perusahaan ini menempatkan target pasar

pada wilayah tersebut. Negara China pada tahun 2017 menjadi pasar terbesar kedua

bagi perusahaan ini. Selain negara China, perusahaan ini juga melihat negara

Indonesia sebagai pasar yang potensial dengan penjualan rata-rata L’Oréal

Indonesia berkembang dua kali lipat dibanding rata-rata pertumbuhan pasar

kecantikan Indonesia satu dekade terakhir. Potensi pasar yang besar di Indonesia

mendorong L’Oréal terus berkomitmen meningkatkan pertumbuhan industri

kecantikan. Hal tersebut dapat terlihat dari laporan pertengahan tahun L’Oréal 2017

yang menunjukan pertumbuhan pada wilayah Asia Utara penjualan di negara China

sangat kuat dan di wilayah Asia Tenggara, pertumbuhan tetap kuat terutama di

Thailand dan Indonesia (www.loreal-finance.com, 2017).

Persaingan yang ketat dalam industrik kosmetik makeup membuat

perusahaan L’Oréal harus mampu untuk mempertahankan pelangganya. Salah

satunya yaitu dengan mencapai kepuasaan pelanggan jika pelanggan merasa puas

maka memungkinkan pelanggan tersebut untuk membeli kembali produk kosmetik

dari perusahaan yang sama sehingga dapat memberikan keuntungan bagi

perusahaan dan dapat mempertahankan pelanggannya. Selanjutnya untuk

mencegah pindahnya pelanggan ke produk pesaing, perusahaan dapat

menggunakan switching barriers agar dapat mempertahankan pelanggannya.

Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk mengambil penelitian dengan judul

“Pengaruh Customer Satisfaction terhadap Switching Barriers dan Customer

10

Retention (Survei Online pada Konsumen Produk Kosmetik L’Oréal Paris di

Negara Indonesia dan China)”.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah customer satisfaction berpengaruh signifikan terhadap switching

barriers?

2. Apakah customer satisfaction berpengaruh signifikan terhadap customer

retention?

3. Apakah switching barriers berpengaruh signifikan terhadap customer

retention?

4. Apakah terdapat perbedaan presepsi mengenai switching barriers dalam

memediasi pengaruh customer satisfaction terhadap customer retention

antara konsumen di Indonesia dan China?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah customer satisfaction berpengaruh signifikan

terhadap switching barriers

2. Untuk mengetahui apakah customer satisfaction berpengaruh signifikan

terhadap customer retention

3. Untuk mengetahui apakah switching barriers berpengaruh signifikan

terhadap customer retention

4. Untuk mengetahui dan menjelaskan ada atau tidaknya perbedaan presepsi

mengenai switching barriers dalam memediasi pengaruh customer

11

satisfaction terhadap customer retention antara konsumen di Indonesia dan

China.

D. Kontribusi Penelitian

Adapun kontribusi yang diharapkan melalui proses penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Aspek Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan dan menambahkan

wawasan di bidang pemasaran khususnya mengenai pengaruh customer

satisfaction terhadap switching barriers dan customer retentiondan

sebagai referensi yang berguna bagi para pihak lain yang melakukan

penelitian serupa.

2. Aspek Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan yang dapat

digunakan oleh perusahaan dalam menjalin hubungan dengan

konsumennya dan sebagai pertimbangan untuk menentukan strategi

pemasaran yang akan digunakan oleh perusahaan khususnya dalam

industri kosmetik internasional agar dapat mempertahankan

konsumennya.

E. Sistematika Penelitian

Sistematika penelitian sangat berguna dalam mempermudah pemahaman isi

penelitian ini agar lebihjelas serta terfokus pada permasalahan yang sedang dibahas.

12

Pembahasan dan penyajian hasilpenelitian akan disusun dengan materi sebagai

berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang penelitian, rumusan

masalah dan tujuan penelitian yang berkaitan dengan judul

penelitian, kontribusi penelitian, serta sistematika penelitian

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang berbagai landasan teori yang dijadikan

acuan untuk penelitian ini serta digunakan sebagai pedomandalam

menganalisa masalah. Teori-teori yang digunakan berasal dari

litelatur –litelatur yang ada baik dari buku -buku, jurnal ilmiah

maupun sumber yang lain.

BAB III: METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang digunakan,

yaitu mengenai populasi dan sample, lokasi penelitian, konsep

variabel yang diteliti, definisi operasional, skala pengukuran,

pengumpulan data yang menjelaskan mengenai penelitian, jenis dan

sumber data, metode pengumpulan data, serta metode analisis data

yang digunakan.

BAB IV: PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan gambaran umum dari objek perusahaan dan

responden yang digunakan dalam penelitian ini serta membahas

13

mengenai hasil penelitian yang digunakan dan pembahasan

masalah yang diteliti.

BAB V: PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan juga

disertai dengan saran-saran berdasarkan hasil yang telah

dicapai dalam penelitian yang dapat digunakan sebagai

pertimbangan bagi pihak- pihak yang berkepentingan

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Pada bab ini peneliti menyajikan beberapa penelitian terdahulu yang telah

dilakukan sebelumnya, penelitian terdahulu ini bermanfaat sebagai perbandingan

dan acuan bagi peneliti terhadap penelitian yang dilakukan. Berikut ini merupakan

beberapa hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini:

1. Tanjung (2017)

Penelitian dengan judul “Pengaruh Customer Satisfaction terhadap

Customer Retention (Survei Pelanggan J.Co Donuts & Coffee Malang)”. Tujuan

dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh kepuasaan pelanggan

terhadap retensi pelanggan. Jenis penelitian yang digunakan yaitu explanatory

research dengan mengambil objek pelanggan J.Co Donuts & Coffee Malang

dengan kriteria responden telah melakukan pembelian minimal 2 kali. Terdapat

116 orang responden pada penelitian ini. Analisis data yang digunakan adalah

analisis regresi linear sederhana menggunakan SPSS 23. Hasil dari penelitian ini

menunjukan bahwa customer satisfaction berpengaruh secara signifikan

terhadap customer retention. Penelitian ini menyarankan agar gerai J.Co Donut &

Coffeee Malang meningkatkan kualitas palayanannya. Sehingga pelanggan

dapat merasakan pengalan positif terhadap pelayanan dan memiliki keinginan

untuk tetap bertahan pada perusahaan. Selain itu, J.Co Donut & Coffeee Malang

harus dapat meningkatkan dan memperbanyak promosinya.

15

2. Kumalasari (2013)

Penelitian dengan judul “Pengaruh Customer Satisfaction dan Switching

Barriers terhadap Customer Retention (Survey Pada Mahasiswa Fakultas

Administrasi Bisnis Angkatan 2012-2013 Universitas Brawijaya yang Pernah

Melakukan Pembelian di Mcdonald’s Malang)”. Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh variabel customer

satisfaction terhadap switching barriers dan customer retention. Penelitian ini

menggunakan 102 orang responden dengan jenis penelitian explanatory

research terhadap Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis Angkatan

2012-12013 dan menggunakan analisis Path. Hasil dari penelitian ini adalah

variabel customer satisfaction berpengaruh signifikan terhadap switching

barriers, customer satisfaction berpengaruh signifikan terhadap customer

retention, dan variabel switching barriers berpengaruh signifikan terhadap

cutomer retention. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

Customer Satisfaction berpengaruh terhadap Customer Retention baik secara

langsung maupun tidak langsung yang melalui Switching Barriers.

3. Danesh, Nasab and Ling (2012)

Penelitian dengan judul “The Study of Customer Satisfaction, Customer

Trust and Switching Barriers on Customer Retention in Malaysia Hypermarket”.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan langsung antara

kepuasaan pelanggan, kepercayaan pelanggan dan hambatan beralih pada retensi

pelanggan serta hubungan antara kepuasaan pelanggan dan kepercayaan

pelanggan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan sesuai

16

dengan konteks Hypermarket yang berada di Kuala Lumpur, ibu kota Malaysia.

Terdapat 150 kuesioner yang didistribusikan sebagat alat pengumpulan data dan

dianalisis dengan menggunakan statistical package for social science (SPSS) versi 17.

Hasil dari penelitian ini mengkonfirmasikan adanya hubungan positif yang signifikan

antara kepuasaan pelanggan, kepercayaan pelanggan dan hambatan beralih terhadap

retensi pelanggan pada pelanggan Hypermarket di Malysia. Selain itu penelitian ini juga

mengkonfirmasikan adanya hubungan langsung antara kepuasaan pelanggan dan

kepercayaan pelanggan di Hypermarket Malaysia.

4. Alshurideh, Masa’deh and Alkurdi (2012)

Penelitian yang berjudul “The effect of Customer Satisfaction upon

Customer Retention in The Jordanian Mobile Market: An Empirical

Investigation”. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana

kepuasaan pelanggan mempengaruhi retensi pelanggan di tiga perusahaan

telepon seluler terbesar pada sektor ponsel Yordania, yaitu Zain, Orange, dan

Umnia. Penelitian ini menggunakan survey pada 500 orang responden dan

menggunakan analisis regresi. Mengukur hubungan antara kepuasaan pelanggan

dan retensi pelanggan dirasa tidak cukup apabila tidak mempelajari penyebab

utama dari kepuasan pelanggan. Untuk itu, penelitian ini juga mengukur

kepuasaan pelanggan dengan berbagai aspek seperti: pengaruh durasi hubungan

pelanggan pemasok pada kepuasaan pelanggan, dan kepuasaan pelanggan

dengan jenis layanan telepon seluler yang diberikan kepada pengguna dan

layanan call center. Hasil dari penelitian ini menunjukan kepuasan pelanggan

secara langsung mempengaruhi retensi pelanggan dan menyebabkan pelanggan

melakukan pembeliaan ulang.

17

5. Ranaweera and Prabhu (2003)

Penelitian yang berjudul “The Influence of satisfaction, trust and switching

barriers on customer retention in a continuous purchasing setting”. Penelitian

ini bertujuan untuk menguji efek kepuasaan, kepercayaan, dan hambatan beralih

terhadap retensi pelanggan dalam pembelian secara terus menerus, dengan

melakukan survey pada pengguna telepon fixed line di Inggris. Penelitian ini

menggunakan analisis regresi dan beberapa analisis tambahan lainnya. Hasil dari

penelitian ini mengkonfirmasikan bahwa kepuasaan dan kepercayaan memiliki

efek positif terhadap retensi pelanggan. Namun penelitian ini juga menunjukan

jika kepercayaan memiliki efek yang lebih lemah pada retensi pelanggan

dibandingkan dengan efek kepuasaan. Selain itu penelitian ini juga menunjukan

efek hambatan beralih pada retensi pelanggan memiliki signifikan yang

tinggidan juga efek moderat pada hubungan antara kepuasan dan retensi.

Penelitian ini menunjukan industri dengan hambatan beralih dapat membuat

industri cenderung dapat mempertahankan pelanggannya bahkan jika pelanggan

merasa kurang puas karena hambatan beralih dapat menjadi strategi efektif

dalam meningkatkan retensi pelanggan yang dapat digunakan oleh perusahaan.

18

Tabel 2.1 Pemetaan Penelitian Terdahulu

No Peneltian dan

Judul Penelitian

Variabel Jenis

Penelitian/

Analisis

Hasil

Penelitian

1. Andhika Tanjung

(2017)

“Pengaruh

Customer

Satisfaction

terhadap

Customer

Retention (Survei

Pelanggan J.Co

Donuts &Coffee Malang)

Variabel

Independen:

Customer

Satisfaction

Variabel

Dependen:

Customer

Retention

Explanatory

research

dengan

menggunakan

analisis

regresi linear

sederhana

Hasil dari

penelitian ini

menunjukan

Customer

Satisfaction

berpengaruh

signifikan

terhadap

customer

retention

2. Indah Kumasari

(2013)

Pengaruh

Customer

Satisfaction dan

Switching

Barriers terhadap

Customer

Retention

(Survey pada

Mahasiswa

Fakultas

Administrasi

Bisnis Angkatan

2012-2013

Universitas

Brawijaya yang

Pernah

Melakukan

Pembelian di

Mcdonald’s Malang)

Variabel

Independen:

Customer

Satisfaction

Variabel

Dependen:

Switching

Barriersdan

Customer

Retention

Explanatory

research

dengan

menggunakan

analisis Path

Hasil dari

penelitian ini

menunjukan

Customer

Satisfaction

berpengaruh

terhadap

Customer

Retention baik

secara langsung

maupun tidak

langsung yang

melalui

Switching

Barriers.

19

Lanjutan Tabel 2.1 Pemetaan Penelitian Terdahulu No Peneltian dan

Judul Penelitian

Variabel Jenis

Penelitian/

Analisis

Hasil Penelitian

3. Seideh Nasrin

Danesh, Saeid

Ahmadi Nasab,

Kwek Choon

Ling (2012)

The study of

customer

satisfaction,

customer trust

and switching

barriers on

customer

retention in

Malaysia Hypermarkets

Variabel

Independen:

Customer

satisfaction,

trust dan

switching

barriers

Variabel

Dependen:

Customer

Retention

Statitical

package for

social science

(SPPS)

Penelitian ini

menunjukan adanya

hubungan positif

yang signifikan

antara customer

satisfaction,

customer trust, dan

switching barriers

terhadap customer

retention.

4. Muhammad

Alshurideh,

Ra’ed (Moh’d

Taisir) Masa’deh,

Baarween

Alkurdi (2012)

The effect of

Customer

Satisfaction upon

Customer

Retention in The

Jordanian Mobile

Market: An

Empirical Investigation

Variabel

Independen:

Customer

Satisfaction

Variabel

Dependen:

Customer

Retention

Chi-Square test - Penelitian ini

mengungkapkan

tentang hal yang

terjadi setelah

kepuasan yaitu

hal yang

menyebabkan

terjadinyaretensi

pelanggan

- Kepuasaan

pelanggan

berpengaruh

signifikan

terhadap retensi

pelanggan 5. Chatura

Ranaweera,

Jaideep Prabhu

(2003)

The Influence of

satisfaction, trust

and switching

barriers on

customer

retention in a

continuous

purchasing

Variabel

Independen:

Customer

Satisfaction,

Customer

Trust dan

Switching

barriers

Dependen:

Customer

Retention

Analisis

regresi

berganda dan

analisis jalur

- Customer

satisfaction, trust

dan switching

barriers

berdampak

signifikan

terhadap

customer

retention

20

B. Tinjauan Teori

1. Perilaku Konsumen

a. Definisi Perilaku Konsumen

Sebuah perusahaan yang memahami bagaimana konsumen akan bereaksi

terhadap berbagai bentuk produk, harga, iklan, maka perusahaan tersebut akan

lebih baik dari perusahaan pesaingnya (Daryanto dan Setyobudi, 2014:83).

Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2011:4) istilah perilaku

konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam

mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk

dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. Menurut

Kotler dan Keller (2009:166) perilaku konsumen adalah studi tentang

bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli,

menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk

memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Sedangkan berdasarkan

Daryanto dan Setyobudi (2014:86) perilaku konsumen adalah studi mengenai

individu, kelompok atau organisasi dan proses – proses yang dilakukan dalam

memilih, menentukan, mendapatkan, menggunakan, dan menghentikan

pemakaian produk, jasa, pengalaman atau ide untuk memuaskan kebutuhan

serta dampak proses – proses tersebut terhadap konsumen dan masyarakat.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen

adalah perilaku – perilaku yang ditunjukan oleh konsumen ketika

menggunakan atau memakai suatu produk dan jasa.

21

2. Customer Satisfaction (Kepuasaan pelanggan)

a. Pengertian Customer Satisfaction (Kepuasaan Pelanggan)

Saat menjalankan bisnis, faktor pelanggan menjadi faktor utama yang

perlu diperhatikan dengan baik karena pada dasarnya tujuan dari bisnis adalah

untuk menciptakan pelanggan yang merasa puas (Schnaars dalam Tjiptono,

1997:24). Pelanggan mempunyai harapan mengenai perasaan yang ingin

mereka rasakan ketika mereka menyelesaikan suatu transaksi atau ketika

mereka menggunakan barang yang mereka beli maupun saat menikmati

pelayanan yang telah mereka bayar. Sangat penting bagi para pelaku pasar

untuk dapat memenuhi kebutuhan dan harapan – harapan pelanggannya.

Sebuah perusahaan dapat menghasilkan kepuasaan pelanggan dengan cara

memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan lebih dari apa yang

dibayangkan pelanggan.

Kata kepuasaan berasal dari bahasa Latin “statis” (artinya cukup

baik,memadai) dan “facio” (melakukan atau membuat) (Tjiptono dan

Chandra, 2012:195). Menurut Mowen dan Minor (2002:89) kepuasaan

pelanggan (customer satisfaction) didefinisikan sebagai keseluruhan sikap

yang ditunjukan konsumen atas barang atau jasa setelah mereka memperoleh

dan menggunakannya. Menurut Kotler dan Keller (2009:139) kepuasan

pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa sesorang yang timbul karena

membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk (atau hasil) terhadap

ekspektasi mereka. Kepuasaan konsumen dapat didefinisikan juga sebagi

suatu keadaaan dimana kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan dapat

22

terpenuhi melalui produk yang dikonsumsi. Secara konseptual kepuasan

pelanggan dapat digambarkan seperti pada Gambar 2.2.

Berdasarkan berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepuasan

konsumen adalah perasaan atau penilaian konsumen terhadap barang atau jasa

yang telah digunakannya dimana pelanggan akan merasa puas apabila

penilaiannya sama dengan apa yang diharapkan atau bahkan lebih dari yang

diharapkan.

Gambar 2.1 Konsep Kepuasaan Pelanggan

Sumber: Tjiptono (2004:130)

b. Indikator Kepuasaan Pelanggan

Menurut Cravens (1996:84), kepuasaan konsumen dipenggaruhi oleh

Tujuan

Perusahaan

Kebutuhan dan

Keinginan Pelanggan

Produk Harapan Pelanggan

Terhadap Produk

Nilai Produk

Bagi Pelanggan

Tingkat Kepuasaan

Pelanggan

23

performa produk atau jasa. Mengevaluasi kepuasaan pelanggan terhadap

produk, atau jasa suatu perusahaan, pelanggan pada umumnya mengacu pada

berbagai faktor atau dimensi. Rahmayanty (2010:171) dan Tjiptono

(1997:25) mengemukakan faktor – faktor yang sering digunakan dalam

mengevaluasi kepuasaan konsumen terhadap suatu produk manufaktur yang

tangible (berwujud fisik dan terlihat) yaitu:

1. Kinerja (Perfomance) produk yaitu karakteristik operasi pokok dari

produk inti (core product) yang dibeli dapat berupa kemudahan dan

kenyaman produk. Selain itu dapat menyangkut nama merk (brand),

lambang merk, desain, warna khusus, slogan, logo produk, kemasan,

bentuk produk, varian produk, manfaat, kelebihan, khasiat, kegunaan,

komposisi produk, top branding, super brand.

2. Ciri – ciri atau keistimewaan tambahan (features) yaitu karakteristik

sekunder atau pelengkap dari produk.

3. Keandalan (reliability) yaitu kemungkinan kecil akan mengalami

kerusakaan atau gagal dipakai.

4. Kesesuaian dengan sepesifikasi (conformance to specifications) yaitu

sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar –

standar yang telah ditetapkan sebelumnya.

5. Daya tahan (durability) berkaitan dengan beberapa lama produk

tersebut dapat terus digunakan.

6. Serviceability yaitu meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan,

mudah direparasi, serta penangan keluhan yang memuaskan.

24

7. Estetika yaitu daya tarik produk terhadap panca indera.

8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality) yaitu citra dan reputasi

produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.

3. Switching Barriers

a. Definisi Switching Barriers

Pelanggan yang puas mungkin masih menampilkan perilaku untuk

membeli produk atau layanan dari pesaing lainnya, untuk itu diperlukan

switching barriers agar perusahaan dapat mempertahankan pelangganya.

Menurut Fornell dalam Lupiyoadi (2013:237), hambatan beralih (switching

barriers) mengacu pada tingkat kesulitan untuk pindah atau beralih ke

penyedia barang atau jasa lain yang dihadapi pelanggan yang tidak puas

dengan jasa yang diterima atau mengacu pada kendala finansial, sosial, dan

psikologis yang dirasakan seorang pelanggan ketika pindah atau beralih ke

penyedia jasa baru.

Menurut Kim et al. dalam Patricia (2017:972) hambatan beralih

adalah faktor – faktor yang membuat pelanggan merasa sulit atau tidak mau

untuk mengubah atau mengganti penyedia jasa yang telah mereka gunakan.

Menurut Jones and Beatty dalam Schulte (2015: 55) switching barriers

mewakili faktor apapun yang membuatnya lebih sulit atau mahal bagi

konsumen untuk mengubah penyedia layanan saat ini sehingga membuat

konsumen melakukan konsumsi yang berkelanjutan. Berdasarkan berbagai

definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa switching barriers adalah

25

hambatan – hambatan yang dibuat oleh perusahaan agar pelanggan sulit untuk

berpindah ke perusahaan lain.

b. Indikator Switching Barriers

Menurut Lupiyoadi (2013: 237) hambatan beralih terdiri dari tiga hal

yaitu biaya pindah (switching cost), daya tarik alternatif (attractiveness of

alaternatives), dan hubungan interpersonal (interpersonal relationship).

1. Switching cost (Biaya Pindah) didefinisikan sebagai biaya ekonomi dan

psikologi yang dirasakan ketika berpindah ke alternatif lain. Biaya pindah

ini meliputi waktu, usaha, dan biaya keuangan seperti menyesuaikan

kembali untuk menggunakan sebuah peralatan baru akibat berpindah ke

penyedia lain (Aydin et al. dalam Patricia, 2017:972). Switching cost

dapat bersifat implisit yaitu seperti biaya tidak langsung dalam waktu dan

uang yang dihabiskan untuk menyesuaikan dengan produk baru yang

bersaing dengan produk yang lama (Oz, 2008: 46). Burnham et al. dalam

Clarke (2008: 1599) mengatakan terdapat tiga jenis switching cost yaitu

sebagai berikut :

a. Financial cost, mengarah kepada biaya keuangan yang terkait

langsung

b. Procedural cost, mengarah kepada biaya yang terkait dengan risiko

ketidakpastian yang diterima akibat beralih, biaya atas usaha dan

waktu yang dikeluarkan dalam mencari informasi ketika

memutuskan untuk beralih serta usaha untuk mempelajari atau

beradaptasi saat memutuskan untuk beralih.

26

c. Relational cost, biaya yang terjadinya akibat terjadinya

ketidaknyamanan psikologis atau emosional.

2. Attractiveness of Alternatives (Daya Tarik Alternatif) didefinisikan

sebagai reputasi, citra atau kesan, dan kualitas pelayanan yang

diharapkan superior (unggul) atau lebih cocok dibandingkan dengan

penyedia yang ada. Jones and Saser dalam Nguyen et al. (2011:356)

menyatakan pelanggan berniat untuk mengubah penyedia layanan

mereka saat ini ketika mereka tidak puas dengan penyedia layanan yang

ada dan juga memiliki banyak alternatif. Menekankan daya tarik relatif

produk atau layanan alternatif merupakan faktor penting ketika

pelanggan mempertimbangkan untuk mengganti pemasok (perusahaan).

Meskipun pelanggan mungkin tidak puas dengan hasil perusahaan saat

ini, namun jika tidak ada alternatif lain maka mereka harus bertahan pada

perusahaan yang ada. Bila daya tarik altenatif rendah, ketergantungan

pada produk perusahaan akan tinggi sehingga ketergantungan ini

menjadikan penghalang keluar bagi pelanggan. Daya tarik alternatif

dikaitkan erat dengan ketergantungan, yang berarti perlu untuk

melanjutkan hubungan yang ada (Anderson and Narus dalam Nguyen et

al. 2011:356).

3. Interpersonal Relationship (Hubungan Interpersonal) didefinisikan

sebagai hubungan psikologis dan sosial yang merupakan manivestasi diri

sebagai perusahaan yang peduli, dapat dipercaya, akrab dan komunikatif

(Gremler dalam Lupiyoadi 2013:237). Menurut Jones et al. (2000) dalam

27

hubungan interpersonal mengacu kekuatan ikatan pribadi pelanggan dan

pelayanan dari karyawan mereka. Penelitian dalam pemasaran

menunjukkan bahwa hubungan interpersonal mengikat pelanggan

dengan pengecer mereka. Hubungan interpersonal ini dibangun melalui

interaksi antara pemberi jasa dan pelanggan sehingga dapat memperkuat

ikatan diantara mereka dan pada akhirnya membangun hubungan jangka

panjang hal tersebut menunjukkan bahwa interaksi antara pelanggan dan

layanan karyawan dapat menyebabkan hubungan pribadi yang mengikat

pelanggan dan penyedia layanan.

4. Customer Retention (Retensi Pelanggan)

a. Definisi Customer Retention

Pengecer mengakui bahwa manajemen retensi pelanggan menjadi

semakin penting saat pasar menjadi jenuh dan sangat kompetitif (Murphy,

2001:30). Perusahaan tidak cukup jika hanya menarik pelanggan baru saja,

perusahaan harus dapat mempertahankan pelanggan mereka untuk

meningkatkan bisnis yang dijalani. Meningkatnya retensi pelanggan secara

otomatis akan meningkatkan jumlah konsumen yang dimiliki oleh suatu

perusahaan (Buttle, 2004:370).

Retensi pelanggan (customer retension) didefinisikan sebagai

perlindungan berulang dari pemasar atau pemasok oleh pelanggan.

Ranaweera dan Prabhu (2003) mendefinisikan retensi pelanggan sebagai

kecenderungan pelanggan untuk tetap bertahan menggunkan penyedia

28

layanan yang sama di masa depan. Menurut Berry and Linoff (2004:385)

retensi pelanggan adalah perkiraan pelanggan untuk bertahan hidup dengan

perusahaan yang sama.

Relevansi retensi pelanggan untuk profitabilitas perusahaan (sebagai

ukuran keberhasilan ekonomi) telah menjadi subyek dari beberapa penelitian,

dikatakan bahwa peningkatan retensi menyebabkan pengurangan biaya dan

peningkatan penjualan (Thurau and Hansen, 2000:6). Keuntungan

perusahaan dapat meningkat tajam ketika perusahaan meningkatkan tingkat

retensi pelanggannya karena biaya untuk mendapatkan pelanggan baru untuk

menggantikan pelanggan yang beralih lebih tinggi daripada mempertahankan

pelanggan yang sudah ada. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan

bahwa retensi pelanggan (customer retention) adalah upaya yang dilakukan

perusahaan untuk dapat menjalin hubungan jangka panjang dengan

pelanggan.

b. Mengukur Customer Retention

Retensi pelanggan merupakan bentuk loyalitas yang berhubungan

dengan perilaku yang diukur berdasarkan perilaku beli konsumen yang

ditunjukan dengan tingginya frekuensi konsumen membeli suatu produk

(Alma, 2007:84). Retensi pelanggan digunakan untuk mengukur minat

pembelian di masa mendatang pelanggan dan kesetiaan pelanggan kepada

masing-masing pemasok (Murphy, 2001:25). Tingkat retensi adalah tingkat

yang menunjukan seberapa banyak pelanggan bisa ditahan pada tahun tertentu

dibandingkan pelanggan yang berhasil diakuisisi tahun sebelumnya (Chan,

29

2003: 91). Semakin lama keterikatan pelanggan terhadap perusahaan, maka

pertumbuhan volume penjualan dapat meningkat dan kepatuhan atau ketaatan

pelanggan cenderung semakin tinggi. Menurut Berry and Linoff (2004:496)

untuk dapat melihat retensi pelanggan dapat menggunakan proporsi waktu

kurva retensi. Terdapat tiga item yang dapat digunakan untuk mengukur

tingkat konsumen dalam berpindah keperusahaan atau penyedia lain pada

beberapa periode ke depan yaitu: 6 bulan, 1 tahun dan 2 tahun.

C. Hubungan variabel Customer Satisfaction terhadap Switching Barriers dan

Customer Retention

1. Hubungan Customer Satisfaction dengan Switching Barriers.

Kunci untuk memahami kekuatan perusahaan untuk mempertahankan

pelanggan dianggap terletak pada pengukuran kepuasan pelanggan namun,

kepuasan pelanggan bukan satu-satunya faktor yang dibutuhkan untuk

mempertahankan pelanggan dengan perusahaan dan tidak dapat memastikan

dukungan pelanggan untuk waktu yang lama (Jones and Sasser, 1995). Tidak

semua pelanggan yang puas tetap menggunakan produk yang sama.

Pelanggan yang puas mungkin masih menampilkan perilaku beralih dan

membeli produk atau layanan dari pesaing lainnya. Beberapa pelanggan

mungkin merasa tidak puas dengan apa yang mereka terima atau dapatkan,

tetapi tetap melakukan pembelian ulang dan menunjukan sikap loyalitas

kepada perusahaan (Qiu et al., 2015). Hal tersebut dikarenakan adanya

switching barriers. Switching barriers dapat berguna untuk mempertahankan

30

pelanggan yang merasa tidak puas ketika merasakan hambatan switching

yang tinggi ( Ranawera and Prabhu, 2003).

2. Hubungan Switching Barriers dengan Customer Retention

Hambatan switching memungkinkan memiliki efek utama dan interaksi

pada retensi pelangganadanya switching barriers dapat membuat atau

mencegah pelanggan untuk berpindah ke penyedia jasa lain sehingga

perusahaan akan tetap dapat mempertahankan pelanggannya. Maka dari itu

mempertahankan pelanggan melalui switching barriers dianggap sebagai

strategi yang sangat berguna (Daneshet al., 2012).

3. Hubungan Customer Satisfaction dengan Customer Retention

Pelanggan yang mengalami tingkat kepuasan tinggi cenderung bertahan

dengan penyedia layanan yang ada dan mempertahankan langganan mereka

(Kim et al., 2004 ). Patterson et al. dalam Danesh et al. (2012) menemukan

bahwa kepuasan pelanggan memiliki pengaruh positif yang signifikan

terhadap niat membeli kembali dalam berbagai layanan.Didukung oleh Day

et al., (1988) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan klien tidak diragukan

lagi merupakan penentu utama dalam mempertahankan klien saat ini.

Semakin tinggi tingkat kepuasan pelanggan maka akan semakin baik pula

retensi pelanggannya hal tersebut dibuktikan oleh Ranaweera dan Prabhu

(2003), dimana customer satisfaction memiliki hubugan yan positif terhdap

customer retention.

31

D. Model Konseptual dan Model Hubungan Antar Variabel

1. Model Konseptual

Berdasarkan teori yang telah di jelaskan, maka dapat ditentukan suatu

model konsep tentang variabel Customer Satisfaction, Switching Barriers dan

Customer Retention. Model konseptual dapat dilihat pada gambar 2.3

Gambar 2.2 Model Konseptual

Sumber: Diolah oleh Peneliti (2018)

2. Model Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan tinjauan pustaka yang sudah

dipaparkan sebelumnya, maka dapat disusun model hipotesis dari penelitian

ini sebagai yang terlihat pada Gambar 2.3:

Switching

Barriers

Customer

Satisfaction

Customer

Retention

32

Gambar 2.3 Model Hipotesis

Sumber: Diolah oleh Peneliti (2018)

3. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan pada model konsep di Gambar 2.4, maka dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Customer Satisfaction (X) berpengaruh signifikan terhadap Switching

Barriers (Y1)

H2 : Customer Satisfaction (X) berpengaruh signifikan terhadap Customer

Retention (Y2)

H3 : Switching Barriers (Y1) berpengaruh signifikan terhadap Customer

Retention (Y2)

H4: Terdapat perbedaan presepsi mengenai Switching Barriers dalam

memediasi pengaruh Customer Satisfaction terhadap Customer

Retention antara konsumen negara Indonesia dan China.

(Y1)

Customer

Satisfaction

(X) (Y2)

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan ini adalah penelitian explanatory research.

Penelitian penjelasan merupakan jenis riset yang tujuannya adalah untuk

menjelaskan hubungan kausal antar variabel melalui pengujian hipotesis

(Singarimbun dan Effendi, 2011:5). Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini

adalah pendekatan kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif lebih ditujukan untuk

penelitian yang lebih jelas permasalahannya dan dilakukan untuk populasi yang

jumlahnya banyak (Singarimbun dan Effendi, 2011:9). Pada penelitian ini akan

menguji pengaruh hubungan antar variabel dengan menguji hipotesis maka

digunakan jenis penelitian eksplanatori dan dengan jumlah populasi yang banyak

dan permasalahan yang akan diuji sudah jelas maka menggunakan pendekatan

kuantitatif.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini akan dilakukan di dua negara yaitu negara Indonesia dan

negara China dengan melakukan penyebaran kuesioner online sebagai survei.

Kuesioner online tersebut akan disebarkan kepada konsumen kosmetik L’Oréal

Paris yang berada di Indonesia dan China. Kedua negara tersebut dipilih karena

berada dalam satu wilayah Asia-Pasifik. Selain itu, perkembangan penjualan

kosmetik L’Oréal tumbuh empat kali lebih cepat dari pasar di Asia secara

keseluruhan, dengan kenaikan + 16,3% kemajuan terjadi di Asia Utara adalah

34

34

34

negara China serta di Asia Tenggara adalah negara Indonesia. Selanjutnya,negara

China dan Indonesia menjadi new markets untuk L’Oréal pada tahun 2017

(www.loreal-finance.com, 2017).

C. Variabel, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran

1. Variabel

Variabel penelitian meliputi faktor – faktor yang berperan dalam

peristiwa atau gejala yang diteliti. Variabel penelitian ditentukan oleh

landasan teoritisnya dan kejelasannya ditegaskan oleh hipotesis penelitian.

(Narbuko dan Achmadi, 2013:118). Berdasarkan definisi tersebut maka

variabel dari penelitian ini yaitu:

a. Variabel Bebas (X)

Variabel ini mempengaruhi variabel lain, sehingga secara bebas

dapat memberikan pengaruh terhadap variabel lain. (Narbuko dan

Achmadi, 2013:119). Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini

yaitu:

1. Kinerja

2. Keandalan

3. Kesesuaian dengan spesifikasi

4. Daya tahan

5. Serviceability

6. Estetika

7. Kualitas yang dipresepsikan

35

34

34

b. Variabel Intervening (variabel antara)

pada penelitian ini adalah Switching Barriers (Y1) dengan

mengunakan tiga indikator, yaitu:

1. Biaya perpindahan (Switching cost)

2. Daya tarik alternatif (Attractiveness of Alternatives)

3. Hubungan interpersonal (Interpersonal Relationship)

c. Variabel Endogenous (variabel terikat)

dalam penelitian ini adalahCustomer Retention (Y2) dengan satu indikator

yaitu:

1. Pembelian ulang

2. Definisi Operasional Variabel

a. Variabel bebas (X), Customer Satisfaction adalah perasaan yang dirasakan

oleh pelanggan terhadap kinerja produk setelah membeli dan

menggunakan produk kosmetik L’Oréal Paris. Variabel ini memiliki

delapan indikator yaitu :

1. Kinerja (Perfomance) merupakan kesesuaian produk dengan fungsi

utama produk yang di beli. Fungsi utama dari adalah menghasilkan

warna dan memiliki teksture yang baik. Indikator ini akan mengukur

apakah kinerja dari produk kosmetik L’Oréal Paris.

a) Teksture yang dihasilkan produk kosmetik L’Oréal Paris.

b) Warna yang dihasilkan produk kosmetik kosmetik

L’Oréal Paris.

36

34

34

2. Ciri – ciri (features) merupakan fitur tambahan yang terdapat pada

produk kosmetik kosmetik L’Oréal Paris.

a) Kemasan produk kosmetik kosmetik L’Oréal Paris.

b) Label warna produk kosmetik kosmetik L’Oréal Paris.

3. Keandalan (reliability) indikator ini akan mengukur konsistensi yang

dirasakan produk kosmetik L’Oréal Paris ketika digunakan.

a) Konsistensi kualitas produk kosmetik L’Oréal Paris.

b) Produk kosmetik L’Oréal Paris dapat dipercaya.

4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to

specifications) merupakan indikator yang akan mengukur

produk kosmetik L’Oréal Paris telah sesuai dengan

spesifikasinya.

a) Informasi produk kosmetik L’Oréal Paris.

b) Keamanan produk kosmetik L’Oréal Paris.

5. Daya tahan (durability) berkaitan dengan beberapa lama produk

tersebut dapat terus digunakan. Variabel ini akan mengukur daya tahan

produk dapat digunakan sebelum masa expired date dari produk

kosmetik L’Oréal Paris.

a) Masa expired date produk kosmetik L’Oréal Paris.

b) Ketahanan produk kosmetik L’Oréal Paris.

6. Serviceability merupakan tindakan karyawan dalam menangani

pelanggan, indikator iniakan mengukur kecepatan cara karyawan

kosmetik L’Oréal Paris dalam menangani pelanggan.

37

34

34

a) Penyampaian keluhan produk kosmetik L’Oréal Paris.

b) Kecepatan karyawan Produk kosmetik kosmetik

L’Oréal Paris.

7. Estetika merupakan daya tarik panca indera terhadap produk,

indikator ini akan mengukur ketertarikan pelanggan terhadap

warna produk kosmetik L’Oréal Paris

a) Variasi warna produk kosmetik L’Oréal Paris.

b) Wangi yang dihasilkan produk kosmetik L’Oréal Paris.

8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality) merupakan

persepsi konsumen terhadap kualitas dari produk kosmetik

L’Oréal Paris.

a) Citra merek kualitas produk kosmetik L’Oréal Paris.

b) Kesesuaian dengan iklan.

b. Variabel antara (Y1), Switching Barriers merupakan suatu cara untuk

mempertahankan pelanggan agar tidak beralih dari produk kosmetik

L’Oréal Paris ke produk lain atau penyedia (perusahaan) lain, terdapat tiga

indikator yang akan digunakan pada variabel ini yaitu:

1. Biaya perpindahan (Switching cost) merupakan suatu strategi yang

dapat digunakan untuk mengikat pelanggan agar tidak beralih dari

produk kosmetik L’Oréal Paris dengan membebankan biaya sebagai

bahan pertimbangan. Terdapat 3 item yang diturunkan untuk

mengukur indikator ini, yaitu :

a) Biaya ketidakpastian yang dikeluarkan apabila beralih.

38

34

34

b) Waktu yang dibutuhkan untuk beradaptasi apabila

beralih dari produk kosmetik L’Oréal Paris.

c) Rasa percaya dan nyaman terhadap produk kosmetik

L’Oréal Paris.

2. Daya tarik alternatif (Attractiveness of alternatives) merupakan

strategi untuk membuat pelanggan merasa tidak akan mendapat

manfaat lebih apabila beralih ke produk kosmetik pesaing. Terdapat 3

item yang diturunkan dariindikator ini yaitu:

a) Reputasi produk kosmetik L’Oréal Paris.

b) Pelayanan dari produk kosmetik L’Oréal Paris.

c) Daya tarik produk lain yang lebih menarik.

3. Hubungan interpersonal (Interpersonal Relationship)merupakan

upaya perusahaan dalam menjalin hubungan yang baik dengan

pelangan produk kosmetik L’Oréal Paris. Terdapat 3 item yang

diturunkan padaa indikator ini yaitu:

a) Keramahan karyawan L’Oréal Paris dalam melayani pelanggan.

b) Interaksi antara karyawan dan pelanggan.

c) Keterbukaan informasi karyawan kepada pelanggan

pada produk kosmetik L’Oréal Paris.

c. Variabel Endogeneous (Variabel terikat) dalam penelitian ini adalah

Customer Retention (Y2) dimana variabel ini memiliki arti lamanya

hubungan yang terjalin antara pelanggan dengan perusahaanserta

pembelian berulang yang dilakukan oleh pelanggan produk kosmetik

39

34

34

L’Oréal Paris. Customer retention ini digunakan untuk mempertahankan

pelanggan. Terdapat 3 item yang digunkan untuk mengukur kemungkinan

pelanggan untuk beralih yaitu:

1. Pembelian ulang produk kosmetik L’Oréal Paris dalam 3 bulan.

2. Pembelian ulang produk kosmetik L’Oréal Paris dalam 6 bulan.

3. Pembelian ulang produk kosmetik L’Oréal Paris dalam 1 tahun.

40

34

34

Tabel 3.1 Tabel Operasional Variabel

No. Variabel Indikator Item Sumber

1. Customer

Satisfaction (X)

Perfomances Teksture yang

dihasilkan produk

kosmetik L’Oréal

Paris.

Rahmayanti

(2010)

Warna yang dihasilkan

produk kosmetik

kosmetik L’Oréal Paris.

Features Kemasan produk

kosmetik L’Oréal

Paris.

Label warna produk

kosmetik L’Oréal

Paris.

Reliability Konsistensi kualitas

roduk kosmetik L’Oréal Paris.

Kualitas dari produk

kosmetik L’Oréal

Paris dapat

dipercaya

Conformance

to

Spesifications

Informasi komposisi

produk kosmetik

L’Oréal Paris.

Keamanan produk

kosmetik L’Oréal

Paris

Durability Masa expired date

produk kosmetik

L’Oréal Paris

Ketahanan produk

kosmetik L’Oréal Paris

serviceability Penyampaian keluhan

produk kosmetik

L’Oréal Paris.

Kecepatan karyawan

Produk kosmetik

kosmetik L’Oréal

Paris.

Estetika Variasi warna produk

kosmetik L’Oréal

Paris.

41

34

34

Lanjutan tabel 3.1 Tabel Operasional Variabel

No. Variabel Indikator Item Sumber

1. Customer

Satisfaction (X)

Estetika Wangi yang dihasilkan

produk kosmetik

L’Oréal Paris.

Perceived

Quality

Citra merek kualitas

produk kosmetik

L’Oréal Paris

Kesesuaian dengan

iklan.

2. Switching

Barriers (Y1)

Switching

Cost

Biaya ketidakpastian

yang dikeluarkan

apabila beralih.

Lupiyoadi

(2013) dan

Burnham

et al.

dalam

Clarke

(2008)

Waktu yang dibutuhkan

untuk beradaptasi

apabila beralih dari

produk kosmetik

L’Oréal Paris.

Rasa percaya dan

nyaman terhadap

produk kosmetik

L’Oréal Paris.

Attractiveness

of alternative

Reputasi produk

kosmetik L’Oréal

Paris.

Daya tarik pelayanan

dari produk kosmetik L’Oréal Paris.

Daya tarik kosmetik

lain.

Interpersonal

Relationship

Keramahan karyawan

L’Oréal Paris dalam

melayani pelanggan.

Interaksi antara

karyawan dan

pelanggan L’Oréal

Paris.

Keterbukaan informasi

karyawan kepada

pelanggan pada produk

kosmetik L’Oréal Paris.

42

Lanjutan Tabel 3.1 Tabel Operasional Variabel

No. Variabel Indikator Item Sumber

3. Customer

Retention (Y2)

Pembelian

Ulang

Pembelian ulang produk

kosmetik L’Oréal Paris

dalam 3 bulan.

Berry and

Linoff

(2012)

Pembelian ulang produk

kosmetik L’Oréal Paris

dalam 6 bulan.

Pembelian ulang produk

kosmetik L’Oréal Paris

dalam 1 tahun.

Sumber: Diolah oleh Peneliti (2018)

3. Skala Pengukuran

Menurut Sugiyono (2014: 132) skala Likert digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial. Untuk mengetahui pengukuran jawaban responden pada

penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Dalam

pengukuran jawaban responden, pengisian kuesioner pengaruh dihitung

menggunakan skor 1-5 dengan tingkatan sebagai berikut:

Tabel 3.2 Skor Skala Likert

No. Jawaban Skor

1. Sangat Setuju 5

2. Setuju 4

3. Ragu – Ragu 3

4. Tidak Setuju 2

5. Sangat Tidak Setuju 1

Sumber: Sugiyono (2014)

43

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Morissan (2016:109) menjelaskan populasi sebagai suatu kumpulan

subjek, variabel, konsep, atau fenomena. Menurut Hasan (2002) populasi

adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik

tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Berdasarkan ukurannya,

populasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu populasi terbatas (finit) dan

populasi tak terbatas (infinit). Populasi terbatas merupakan populasi dengan

jumlah yang dapat dihitung, sedangkan populasi tidak terbatas adalah

populasi dengan jumlah yang tidak dapat atau sulit untuk dihitung (Silaen dan

Widiyono, 2013).

Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen

produk kosmetik make-up L’Oréal Paris di negara Indonesia dan China.

Populasi pada penelitian ini termasuk kedalam jenis populasi tak terhingga

yaitu memiliki anggota populasi yang cukup besar, sehingga dibutuhkan

pengambilan sampel. Kriteria responden yang digunakan dala penelitian ini

adalah seagai berikut :

a. Membeli dan menggunakan produk kosmetik L’Oréal Paris, kriteria ini

dianggap memiliki kemungkinan lebih merasakan dampak switching

barriers yang terjadi.

b. Berusia diatas 18 tahun, menentukan batasan usia ini dianggap bahwa

sesorang sudah cukup dewasa dalam mengambil keputusan atas produk

yang akan digunakan.

44

c. Melakukan pembelian produk kosmetik L’Oréal Paris lebih

dari 2 kali

d. Merupakan warga negara dan bertempat tinggal Indonesia atau

China, kriteria tersebut ditentukan karena negara Indonesia

dan China merupakan negara yang memiliki pertumbuhan

kosmetik L’Oréal Paris yang cukup baik serta tergolong dalam

satu wilayah Asia – Pasifik.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut. Apabila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada di populasi, misalnya seperti keterbatasan dana,

tenaga, dan sebagainya, maka peneliti menggunakan sampel untuk

mempermudah penelitian. Sampel yang diambil dari populasi harus betul-

betul mewakili (Sugiyono, 2014:116). Menurut Agung (2012:34), untuk

penelitian yang akan menggunakan analisis data statistik ukuran sample yang

paling minimum adalah 30. Hal tersebut didukung oleh penyataan dari

Roscoe dalam Sekaran (2006: 130) yang menyarankan aturan dalam

menentukan sample sebagai berikut:

1. Ukuran sample lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk

kebanyakan penelitian.

2. Dimana sample dipecah ke dalam subsample, ukuran sample minimum

30 untuk setiap kategori adalah tepat.

45

3. Dalam penelitian multivariat, ukuran sample sebaiknya beberapa kali

(lebih disukai 10 kali atau lebih) lebih besar dari jumlah variabel dalam

studi.

Dalam penelitian ini tidak terdapat data resmi jumlah populasi dengan

kriteria pembeli dan pengguna produk kosmetik L’Oréal Paris dengan batasan

usia untuk menggunakan produk kosmetik L’Oréal Paris yaitu diatas 18

tahun, serta telah melakukan pembelian produk kosmetik L’Oréal Paris lebih

dari 2 kali yang dapat digunakan untuk penelitian ini.

Ketika populasi jumlahnya tidak diketahui maka dapat menggunakan

rumus menurut Knapp and Campbell-Heider dalam Brooks and Barcikowski

(2012), N≥30 + 10k, dimana k merupakan jumlah variabel yang diteliti.

Sehingga jumlah sample dalam penelitian ini adalah n ≥ 30 + 10 (3), hasilnya

adalah n ≥ 60. Maka jumlah sample yang akan ditetapkan dalam penelitian

ini adalah 65 sample untuk mengurangi kesalahan. Dikarenakan lokasi

penelitian ini menggunakan dua negara yaitu Indonesia dan China, untuk itu

total jumlah besaran sample adalah 130 sample dimana 65 sample untuk

negara Indonesia dan 65 sample untuk negara China.

3. Teknik Sampling

Menurut Sugiyono (2014:116) teknik sampling adalah teknik

pengambilan sample. Pada dasarnya terdapat dua macam teknik sampling

yaitu teknik random sampling dan non ranndom sampling. Pada penelitian ini

teknik sampling yang akan digunakan adalah non probability sampling. Non

46

probability sampling adalah cara pengambilan sample yang tidak semua

anggota populasi diberi kesempatan untuk dipilih menjadi sample (Narbuko

dan Achmadi, 2013:114).

Salah satu bentuk sample non-probabilitas adalah yang diperoleh lewat

pengambilan sampling purposive yang tujuannya adalah untuk mengambil

sample dengan pertimbangan tertentu. (Sugiyono, 2014:122). Dimana dalam teknik

sampling ini pemilihan subjek didasarkan atas ciri – ciri atau sifat – sifat tertentu.

Sebutan purposive menunjukan bahwa teknik ini digunakan untuk mencapai tujuan

- tujuan tertentu ( Hadi, 200:91).

Kriteria yang digunakan sebagai sample dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Pelanggan yang membeli dan menggunakan produk kosmetik L’Oréal

Paris.

2. Berusia minimal 18 tahun.

3. Melakukan pembelian produk kosmetik L’Oréal Paris lebih

dari 2 kali.

4. Merupakan warga negara dan bertempat tinggal Indonesia atau China.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber Data

a. Data Primer atau data tangan pertama merupakan data yang diperoleh

langsung dari subyek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran

atau alat pengambilan data langsung pada subyek sebagai sumber

47

informasi yang dicari (Azwar, 2015:91). Dalam penelitian ini data

primer diperoleh dari hasil kuesioner online yang dibagikan kepada

konsumen produk kosmetik L’Oréal Paris di negara Indonesia dan

China.

b. Data Sekunder atau data tangan kedua adalah data yang bukan diperoleh

dari hasil pengumpulan peneliti sendiri (Marzuki, 1989:56).

Dalampenelitian ini data sekunder diperoleh dari data yang relevan berupa

buku, penelitian terdahulu, jurnal dan sumber lainnya yang dapat mendukung

penelitian ini.

2. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara dan berbagai

sumber. Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah

dengan menggunakan survey online melalui kuesioner. Survei online (online

survey) merupakan salah satu cara pengumpulan data dalam survei yang

dilakukan dengan menggunakan web atau email. Metode kuesioner adalah

suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah

atau bidang yang akan diteliti berupa angket yang akan disebarkan kepada

responden (Narbuko dan Achmadi, 2013:76).

Kuesioner yang akan disebarkan kepada responden tersebut adalah

kuesioner online menggunakan Google Form untuk negara Indonesia dan

Formlets untuk negara China yang berisikan kuesioner penelitian sehingga

responden dapat mengisi kuesioner dengan cara meng-klik alamat link

48

tersebut. Alamat link tersebut akan didistribusikan melalui social media

seperti Instagram, WeChat, Line dan lain sebagainya. Penggunaan kuesioner

online melalui Google Form dan Formlets ini dipilih agar dapat menghemat

waktu dan biaya serta mempermudah penyebarannyaa di negara Indonesia

dan China. Berikut ini merupakan langkah – langkah dalam pengumpulan

data :

a) Responden dipilih sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.

b) Pada pengisian kuesioner pertama, masing – masing responden akan

mengisi usia, domisili, dan ketentuan lainnya sesuai dengan kriteria yang

telah ditentukan. Apabila responden tidak sesuai dengan kriteria, maka

responden tesebut tidak dapat melanjutkan untuk mengisi kuesioner

selanjutnya.

c) Setiap responden yang dipilih dan sesuai kriteria yang telah ditentukan

akan diberikan kuesioner online.

d) Bagi calon responden berasal dari media sosial Instagram, persetujuan

pengisian serta link kuesioner online akan dikirimkan melalui fitur direct

message. Pencarian responden melalui social media dilakukan dengan

melihat dari followers official account L’Oréal Paris Indonesia dan China.

Followers tersebut merupakan orang – orang yang mengikuti official

account dari L’Oréal Paris, kemudian account Instagram dari followers

tersebut akan dibuka dan dilihat biodata singkat yang tercantum pada

account nya. Adapun cara lain yang dapat digunakan unuk mendapatkan

responden dari social media Instagram yaitu dengan menggunakan fitur tagged

49

photo yaitu dengan melihat akun yang menggugah foto dan menandai official

account L’Oréal Paris Indonesia dan China. Apabila pada akun Instagram

tersebut terdapat biodata singkat yang menunjukan warga negara Indonesia atau

China, maka pemilik dari akun Instagram tersebut dapat dijadikan responden.

e) Bagi calon responden berasal dari Line dan WeChat, link kuesioner online

akan dikirimkan melalui personal chat.

f) Penelitian ini juga menggunakan enumerator yaitu bantuan orang lain

dalam mengumpulkan data. Enumerator digunakan untuk responden

yangberada di negara China, dimana penelitian ini terdiri dari 6 orang

enumerator yang masing – masing dari enumerator tersebut akan

mendistribusikan alamat link kuesiner kepada 10 orang calon responden

sehingga peneliti dapat mengumpulkan 60 orang responden dari China dan

sisanya berasal dari sumber lain.

3. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehigga mudah

untuk diolah (Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini menggunakan instrumen

penelitian kuesioner online melalui Google form dan Formlets. Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang efisien apabila peneliti tahu

dangan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan

oleh responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah

responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas (Sugiyono,

50

2014:199).

Dalam penelitian ini, kuesioner akan menggunakan dua bahasa yaitu

bahasa Indonesia dan bahasa Chinese Simplified. Bahasa Indonesia

digunakan untuk responden yang berasal dari negara Indonesia dan bahasa

Chinese Simplified digunakan untuk responden dari negara China.

F. Uji Instrumen

1. Uji Validitas

Suatu pengukuran harus dapat memiliki validitas. Validitas mengacu

pada seberapa jauh suatu ukuran empiris cukup menggambarkan arti

sebenarnya dari konsep yang telah diteliti. Dengan kata lain, suatu

pengukuran instrumen yang validmengukur apa yang harusnya dapat diukur,

atau mengukur apa yang hendaknya kita ukur (Morissan, 2016:103). Hasil

penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul

daengan data sesungguhnya yang terjadi pada obyek yang diteliti. Uji validitas

dalam penelitian ini menggunakan rumus Pearson Product Moment dengan

menggunakan SPSS versi 24 dimana dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan :

r = Koefisien Korelasi

n = banyaknya populasi/sample

x = skor item pertanyaan

51

y = total skor

xy = skor item pertanyaan dikalikan skor item total

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang

ditunjukan oleh instrumen pengukuran (Umar, 2014:58). Reliabilitas

menunjukan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten apabila

pengukuran dilakukan lebih dari satu kali atau lebih dengan gejala dan alat

ukur yang sama (Neolaka, 2014;119). Dalam penelitian ini uji reliabilitas

yang menggunakan 30 sample yang akan diuji dengan rumus Alpha

Cronbach. Nilai hasil pengujian menggunakan rumus Alpha Cronbach adalah

lebih dari sama dengan 0,60 (r ≥0,60) maka instrumen dapat dikatakan

reliabel (Arikunto, 2013 dalam Suria, 2016: 50). Rumus Alpha Cronbach yang

digunakan dalam menentukan reliabilitas yaitu sebagai berikut:

3. Hasil Uji Validalitas

Uji validalitas digunakan untuk menguji variabel – variabel yang

digunakan dalam penelitian ini. Pengujian validalitas dilakukan dengan

52

menggunakan software SPSS versi 24.0. apabila hasil uji menunjukan lebih

dari 0,5 maka dinyatakan valid. Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan,

maka hasil pengujian validalitas dapat ditunjukan pada tabel berikut:

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Variabel Penelitian Item r Hitung R Tabel Sig. Keterangan X.1.1.1 0,817 0,361 0,001 Valid X.1.1.2 0,905 0,361 0,000 Valid X.1.2.1 0,822 0,361 0,000 Valid X.1.2.2 0,932 0,361 0,000 Valid X.1.3.1 0,869 0,361 0,000 Valid X.1.3.2 0,733 0,361 0,000 Valid X.1.4.1 0,835 0,361 0,000 Valid X.1.4.2 0,851 0,361 0,000 Valid X.1.5.1 0,820 0,361 0,000 Valid X.1.5.2 0,859 0,361 0,000 Valid X.1.6.1 0,834 0,361 0,000 Valid X.1.6.2 0,875 0,361 0,000 Valid X.1.7.1 0,830 0,361 0,000 Valid X.1.7.2 0,678 0,361 0,000 Valid X.1.8.1 0,823 0,361 0,000 Valid X.1.8.2 0,849 0,361 0,000 Valid Y.1.1.1 0,741 0,361 0,000 Valid Y.1.1.2 0,887 0,361 0,000 Valid Y.1.1.3 0,766 0,361 0,000 Valid Y.1.2.1 0,909 0,361 0,000 Valid Y.1.2.2 0,802 0,361 0,000 Valid Y.1.2.3 0,889 0,361 0,000 Valid Y.1.3.1 0,872 0,361 0,000 Valid Y.1.3.2 0,899 0,361 0,000 Valid Y.1.3.3 0,855 0,361 0,000 Valid52 Y.2.1.1 0,930 0,361 0,000 Valid Y.2.1.2 0,956 0,361 0,000 Valid Y.2.1.3 0,880 0,361 0,000 Valid

Sumber : Data diolah peneliti, 2018

4. Hasil Uji Reliabilitas

Pada uji reliabilitas yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan

53

Alpha Cronbach. Apabila koefisien Alpha Cronbach ( r hitung) sama dengan

atau lebih besar dari 0,6, maka item tersebut dikatakan reliable. Jika koefisien

Alpha Cronbach lebih kecil dari 0,6, maka maka item tersebut dinyatakan

tidak reliable. Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan, maka hasil

pengujian reliabilitas dapat ditunjukan pada tabel berikut:

Tabel 3.4 Hail Uji Reliabilitas

Variabel Koefisien Reliabilitas Keterangan

Customer

Satisfaction

0,936 Reliabel

Switching Barriers

0,948 Reliabel

Customer

Retention

0,912 Reliabel

Sumber: Data diolah peneliti, 2018

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai

subyek penelitian berdasarkan data dari variabel yang diperoleh dari

kelompok subjek yang diteliti dan tidak dimaksudkan untuk pengujian

hipotesis (Azwar, 2015:126). Analisis data ini meliputi penyusunan data

dalam bentuk tampilan yang menarik, terbaca secara lengkap, dan bentuk

tampilan seperti frekuensi, gambar diagram, histogram, box atau kotak yang

dipaparkan secara baik agar mudah dibaca (Neolaka, 2014:173).

54

2. Analisis Jalur (Path Analysis)

a. Definisi analisis jalur

Analisis jalur path atau path analysis merupakan suatu metode yang

digunakan pada model kausal yang telah dirumuskan oleh peneliti

berdasarkan substansi keilmuan, yaitu landasan teoritis atau pengalaman

peneliti (Neolaka, 2014: 148). Menurut Sarwono, (2012:17), analisis jalur

ini digunakan untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang yang

inheren antar variabel yang disusun berdasarkan urutan temporer dengan

menggunakan koefisien jalur sebagai besaran nilai dalam menentukan

besarnya pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen. Teknik

analisis jalur path ini, digunakan dalam menguji besarnya kontribusi yang

ditunjukan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan

kausal antar variabel bebas dan variabel terikat (Riduwan dan Kuncoro,

2007:115).

b. Interpretasi Koefisien Jalur

Sarwono (2012:140) mengatakan bahwa pengujian model analisis

jalur dilakukan dengan cara menggunakan nilai probabilitas atau nilai sig

pada tabel keluaran ANOVA. Uji angka probabilitas (sig) penelitian, untuk

melakukan uji hipotesis, menggunakan langkah sebagai berikut:

1. Membuat hipotesis sebagai berikut:

a) H0 : Tidak ada pengaruh linear antara variabel eksogen dan variabel

endogen.

b) H1 : Ada pengaruh linear antara variabel eksogen dan variabel

endogen.

55

2. Menghitung nilai probabilitas (sig) penelitian.

3. Menentukan nilai probabilitas kriteria sebesar 0,05 (sig default), nilai

ini dapat disesuaikan dengan tingkatan kepercayaan yang diinginkan.

4. Menentukan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

a) Apabila probabilitas (sig) penelitian ≤ 0,05, maka H0 ditolak

b) Apabila probabilitas (sig) penelitian ˃ 0,05, maka H0diterima

5. Mengambil keputusan.

c. Model Jalur

Model jalur yanag akan digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada

gambar dibawah ini:

Gambar Model Jalur 3.1

Sumber: Diolah peneliti, 2018

Keterangan:

X : Variabel exogoneous (independen) Customer Satisfaction

(Y1)

Customer

Satisfaction

(X) (Y2)

56

Y1 : Variabel endogenous (dependen) Switching Barriers

Y2 : Variabel endogenous (dependen) Customer Retention

e : Variabel lain yang mempengaruhi diluar penelitian ini

Diagram jalur pada gambar mempunyai dua persamaan strutural sebagai

berikut:

1) Y1 = PY1X + e

2) Y2 = PY2X+ PY2Y1 + e

d. Menghitung ketepatan model

Berikut ini merupakan rumus dalam menghitung ketepatan model :

R2 model =1-(1-R21)(1-R2

2)

3. Uji Beda Dua Nilai Rata – Rata atau Uji Independent Sampe t Test

Uji t dua sample independen digunakan untuk menguji apakah terdapat

perbedaan rata – rata antara satu kelompok sample dengan kelompok sample

lainnya (Prastito, 2005: 13). Dalam penelitian ini akan dilakukan pengujian

apakah terdapat perbedaan customer retention pada konsumen di Indonesia

dan China yang dipengaruhi oleh switching barriers. Rumus yang digunakan

dalam uji beda dua nilai rata – rata yaitu sebagi berikut (Riadi, 2016:249).

57

dengan :

Keterangan :

X1 : Nilai rata – rata customer retention konsumen di Indonesia

X2 : Nilai rata – rata customer retention konsumen di China

S1: Standar deviasi customer retention konsumen di Indonesia

S2 : Standar deviasi customer retention konsumen di China

n1 : Jumlah sample di Indonesia

n2 : Jumlah sample di China

58

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Perusahan

1. Sejarah Perusahaan L’Oreal

Perusahaan L’Oreal didirikan pada tahun 1909 oleh seorang ahli kimia

Perancis yaitu Eugene Schueller. Perusahaan yang bermarkas di Clichy, Perancis

ini merupakan perusahaan kosmetik dan kecantikan terbesar di dunia ini telah

berdiri lebih dari satu abad, memiliki 34 merek yang tersebar di 150 negara

dengan total karyawan 82.600 orang pada tahun 2017. Eugène Schueller

merupakan seorang peneliti dan ilmuwan kimia yang mengabdikan dirinya

dalam bisnis kecantikan. Bisnis ini dipilih karna Eugène Schueller menganggap

bisnis kecantikan dapat membuat semua individu mengekspresikan

kepribadiannya, mendapatkan rasa percaya diri dan membuka diri terhadap

orang lain (www.loreal.com).

Awal mula didirikannya L’Oreal Group dimulai dari pewarna rambut

yang diciptakan oleh Schueller yang diproduksikan dan dijual ke penata rambut

di Paris. Schueller berhasil meyakinkan para penata rambut Paris untuk

menggunakan pewarna rambut. Pewarna rambut yang dihasilkan oleh Schueller

merupakan terobosan yang luar biasa dengan menggunakan kimia yang tidak

berbahaya dan berbagai macam warna berhasil membawa produknya keseluruh

Perancis dan diekspor ke negara lain.

59

L’Oreal terus tumbuh menjadi perusahaan besar yang terdiri dari 4 divisi

yaitu consumer product, L’Oreal luxe, active cosmetic dan profesional product

yang menawarkan berbagai macam produk untuk dapat menarik konsumen

mulai dari pewarna rambut, shampo, kosmetik dan perawatan kulit. Divisi

consumer product merupakan divisi terkuat berdasarkan penjualan

operasionalnya dengan didukung oleh merek produk kosmetik L’Oreal Paris

(www.loreal- finance.com). Melalui riset penelitian yang kuat, produk skincare

dan makeup L’Oreal menjadi kategori terkuat dalam beberapa tahun ini.

Pengembangan inovasi yang dilakukan dengan penelitian yang mendengarkan

opini konsumen disetiap benua membuat perusahaan ini berhasil menjadi

pemimpin kosmetik dan pengembang produk rias berkualitas tinggi dengan

menciptakan produk kosmetik yang disesuaikan dengan keragaman dunia atau

menciptakan produk yang universal. (www.loreal.co.id)

2. Misi Perusahaan L’Oreal

Perusahaan asal Perancis ini memiliki lima misi dalam menjalankan

bisnis kecantikannya. Kelima misi tersebut yaitu :

1) Beauty is language, L’Oréal telah mengabdikan diri hanya kepada satu

bisnis yaitu: kecantikan. Sebuah bisnis yang kaya makna yaitu setiap

individu dapat mengekspresikan kepribadiannya masing-masing, dapat

lebih percaya diri dan membuka diri.

2) Beauty is universal, L’Oréal telah menetapkan misi untuk menawarkan

inovasi kosmetika terbaik dalam hal kualitas, efektifitas dan

60

keamananbagi pria dan wanita di seluruh dunia. Kami mencapai misi

tersebut dengan mempertemukan kebutuhan tak terbatas akan aspirasi

kecantikan di dunia

3) Beauty is a science, L'Oreal terus melakukan penelitian untuk

mengeksplorasi dan menciptakan produk masa depan.

4) Beauty is a commitment, menyediakan akses terhadap produk-produk yang

meningkatkan kesejahteraan, memobilisasi kekuatan inovatif untuk

melestarikan keindahan planet dan mendukung masyarakat lokal

5) L’Oreal, Offering beauty for all, Dengan menekankan pada keragaman di

dalam tim, serta kekayaan akan portofolio merek yang turut melengkapi,

L'Oréal telah menjadikan universalisasi kecantikan sebagai salah satu

program utamanya di tahun-tahun mendatang.

3. Jenis produk kosmetik L’Oréal Paris

L’Oréal Paris merupakan merek kecantikan terbaik yang dijual di

outlet- outlet ritel dengan slogan “Because You’re Worth It” yang terjual 50

produk setiap detiknya di seluruh dunia (www.loreal-finance.com,2017).

Merek ini menawarkan produk kualitas premium dengan harga terjangkau

untuk konsumen middle class dan memiliki 35 brand ambassador yang

tersebar di berbagai dunia. Produk kosmetik L’Oréal Paris terdiri dari

berbagai macam jenis produk, yaitu: eyebrow, eyeliner, mascara, eyeshadow,

blush, concelear, contour pallete, cushion foundation, highlighter, liquid

foundation, primers, lip liner, lip tint, lipstick, liquid lipstick.

61

Gambar 4.1 Berbagai Macam Jenis Produk Makeup L’Oreal Paris

Sumber: www. loreal-paris.co.id

B. Deskripsi Responden

Penelitian ini memperoleh 130 orang responden berdasarkan penyebaran

kuesioner online yang telah dilakukan di negara Indonesia dan China. Dari jumlah

responden tersebut, 65 kuesioner diisi oleh responden yang berasal dari Indonesia

dan 65 kuesioner berasal dari responden yang berasal dari China. Kuesioner online

tersebut disebarkan melalui Google Form untuk responden yang berasal dari

Indonesia dan Formlets untuk responden yang berasal dari China. Berdasarkan hasil

kuesioner online penelitian didapatkan berbagai macam karakteristik responden

yang dapat dijelaskan pada tabel sebagai berikut:

1. Deskripsi Responden Berdasarkan Negara Tinggal

Kuesioner ini dibagikan kepada responden yang berada di Indonesia dan

China. Jumlah responden yang bertempat tinggal di Indonesia terdiri dari 65

orang responden atau 50% dan jumlah responden yang bertempat tinggal di

China terdiri dari 65 orang responden atau 50%. Berikut ini merupakan Tabel

4.1 yang menunjukan distribusi responden berdasarkan negara tinggal:

62

Tabel 4.1 Distribusi Responden berdasarkan Negara Tinggal

Negara Tinggal Jumlah

(Orang)

Presentase

(%)

Indonesia 65 50

China 65 50

Total 130 100

Sumber: Lampiran 8

2. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil kuesioner dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa

responden yang berjenis kelamin laki – laki diperoleh sebanyak 2 orang atau

3,07% berasal dari Indonesia dan 6 orang atau 9,23% berasal dari China. Total

keseluruhan responden laki – laki yaitu sebanyak 8 orang atau 6,15%.

Responden perempuan diperoleh sebanyak 63 orang atau 96,92% dari Indonesia

dan 59 orang atau 90,76% dari China. Total keseluruhan responden perempuan

yaitu sebanyak 122 orang atau 93,84%. Berikut ini merupakan Tabel 4.2 yang

menunjukan distribusi responden berdasarkan jenis kelamin:

Tabel 4.2 Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin`

Jenis

Kelamin

Indonesia China Jumlah Orang

Jumlah Persentase

(%)

Jumlah Persentase

(%)

Jumlah Persentas

e

Laki - Laki 2 3,07 6 9,23 8 6,15

Perempuan 63 96,92 59 90,76 122 93,84

Total 65 100 65 100 130 100

Sumber: Lampiran 8

63

3. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia

Kuesioner yang telah terisi kemudian dikelompokkan berdasarkan

tingkatan kelas yang ditentukan dengan rumus Struges (Santosa dan

Hamdani,2007: 31) berikut ini:

Keterangan:

CI : Interval kelas

Range : Selisih antara data terbesar dan terkecil

C : Banyaknya kelas

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi berdasarkan Usia

Usia

(tahun)

Indonesia China Jumlah

Jumlah

(orang)

Persentase

(%)

Jumlah

(orang)

Persentase

(%)

Jumlah

(orang)

Persentase

(%) 18-21 26 40 15 23,07 41 31,53

22-25 23 34,38 19 29,23 42 32,30

26-29 0 0 9 13,84 9 6,92

30-33 2 3,07 10 15,38 12 9,23

34-37 4 6,15 6 9,23 15 7,69

38-41 5 7,69 3 4,61 8 6,15

42-45 2 3,07 2 3,07 4 3,07

46-49 2 3,07 1 1,53 3 2,30

50-53 1 1,53 0 0 1 0,76

Sumber: Lampiran 8

64

Pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.3 populasi responden di

Indonesia memiliki usia bervariasi 18 – 50 tahun. Setelah dikelompokan

berdasarkan kelasnya, responden yang berusia 18 sampai 21 tahun terdiri dari 26

orang responden atau 40%, responden berusia 22 sampai 25 tahun terdiri dari 23

orang responden atau 34,8%, untuk rentang usia 26 sampain 29 tahun pada

responden indonesia tidak ada, selanjutnya responden dengan usia 30 sampai 33

tahun terdiri dari 2 orang responden atau 3,07%, responden dengan usia 34

sampai 37 tahun terdiri dari 4 orang responden atau 6,15%, responden usia 38

sampai 41 tahun terdiri dari 5 orang responden atau 7,69%, responden usia 42

sampai 45 tahun terdiri dari 2 orang responden atau 3,07%, responden usia 46

sampai 49 tahun terdiri dari 2 orang responden atau 3,07%, dan terakhir untuk

responden dengan usia 50 sampai 53 tahun terdiri dari satu orang responden atau

1,53%.

Hasil yang cukup berbeda diperoleh dari data responden China, yaitu

responden dengan usia 18 sampai 21 tahun terdiri dari 15 orang responden atau

23,07%, responden dengan usia 22 sampai 25 tahun terdiri dari 19 orang

responden atau 29,23%, responden usia 26 sampai 29 tahun terdiri dari 9 orang

responden atau 13,84%, responden usia 30 sampai 33 tahun terdiri dari 10 orang

responden atau 15,38%, responden usia 34 sampai 37 tahun terdiri dari 6 orang

responden atau 9,23%, responden usia 38 sampai 41 tahun terdiri dari 3 orang

responden atau 4,61%, responden usia 42 sampai 45 tahun terdiri dari 2 orang

responden atau 3,07%, responden usia 46 sampai 49 tahun terdiri dari 1 orang

responden atau 1,53%, dan tidak terdapat responden dengan usia 50 sampai 53

65

tahun pada kuesioner yang disebarkan di negara China.

4. Deskripsi Responden Berdasarkan Profesi atau Status

Pada penelitian ini responden yang berpartisipasi terdiri dari berbagai

macam profesi. Berdasarkan data yang diperoleh dari responden asal Indonesia

dapat diketahui responden yang berprofesi atau berstatus sebagai pelajar terdapat

38 orang responden atau 58,46%, responden yang berprofesi atau berstatus

sebagai karyawan swasta terdiri dari 9 orang responden atau 13,84%, responden

yang berprofesi atau berstatus sebagai ibu rumah tangga terdiri dari 11 orang

responden atau 16,92%, responden yang berprofesi atau berstatus sebagai

pegawai negeri terdiri dari 2 orang responden atau 3,07%, responden yang

berprofesi atau berstatus sebagai pengajar terdiri dari satu orang responden atau

1,53%, responden yang berprofesi atau berstatus sebagai pengusaha terdiri

terdiri dari satu orang responden atau 1,53%, dan terdapat 3 orang responden

atau 4,61% yang memiliki profesi lainnya.

Pada responden China, untuk responden yang berprofesi atau berstatus

sebagai pelajar terdapat 23 orang responden atau 35,38%, responden yang

berprofesi atau berstatus sebagai karyawan swasta terdiri dari 9 orang responden

atau 13,84%, responden yang berprofesi atau berstatus sebagai ibu rumah tangga

terdiri dari 5 orang responden atau 7,69%, responden yang berprofesi atau

berstatus sebagai pegawai negeri terdiri dari satu orang reponden atau 1,53%,

responden yang berprofesi atau berstatus sebagai pengajar terdiri dari 4 orang

responden atau 6,15%, responden yang berprofesi atau berstatus sebagai

66

pengusaha terdiri dari 7 orang responden atau 10,76%, responden yang

berprofesi atau berstatus sebagai makeup artist terdiri dari 4 orang responden

atau 6,15%, responden yang berprofesi atau berstatus sebagai blogger terdiri dari

orang 4 responden atau 6,15%, dan terdapat 8 orang responden atau 12,30%

yang memiliki profesi lainnya pada responden di China. Berikut ini merupakan

Tabel 4.4 yang menunjukan distribusi responden berdasarkan profesi atau

statusnya:

Tabel 4.4 Distribusi Responden berdasarkan Jenis Profesi atau Status

Jenis

Profesi

Indonesia China Total

Jumlah

(Orang) Persentase

Jumlah

(Orang) Persentase

Jumlah

(Orang) Persentase

Pelajar 38 58,46 23 35,38 61 46,92

Karyawan

Swasta 9 13,84 9 13,84 18 13,84

Ibu

Rumah

Tangga

11

16,92

5

7,69

16

12,30

Pegawai

Negri 2 3,07 1 1,53 3 2,30

Pengajar 1 1,53 4 6,15 5 3,84

Pengusaha 1 1,53 7 10,76 8 6,15

Makeup

Artist 0 0 4 6,15 4 3,07

Blogger 0 0 4 6,15 4 3,07

Lain- lain 3 4,61 8 12,30 11 8,46

Grand Total 130 100

Sumber: Lampiran 8

5. Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini terdiri dari berbagai

macam tingkat pendidikan. Negara Indonesia dan China memiliki tingkat

pendidikan yang sama dimana kedua negara memiliki wajib belajar 9 tahun lalu

67

dilanjutkan pada tingkat SMA, Diploma, S1, S2 dan S3. Responden di Indonesia

yang memiliki tingkat pendidikan SMA terdiri dari 12 orang responden atau

18,46%, responden dengan tingkat pendidikan Diploma terdiri dari 4 orang

responden atau 6,15%, responden dengan pendidikan S1 terdiri dari 46 orang

responden atau 70,76%, responden dengan tingkat pendidikan S2 terdiri dari 3

orang responden atau 4,61%, dan tidak ada responden dengan tingkat pendidikan

S3 untuk responden Indonesia.

Pada responden di China, responden dengan tingkat pendidikan SMA

terdiri dari 13 orang responden atau 20%, responden dengan tingkat pendidikan

Diploma tidak ada, responden dengan tingkat pendidikan S1 terdiri dari 23 orang

responden atau 66,15%, responden dengan tingkat pendidikan S2 terdiri dari 8

orang responden atau 12,30%, dan responden dengan tingkat pendidikan S3

terdiri dari satu orang responden atau 1,53%. Berikut ini merupakan Tabel 4.5

yang menunjukan distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan:

Tabel 4.5 Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat

pendidikan

Indonesia China Total

Jumlah (Orang)

Persentase Jumlah (Orang)

Persentase Jumlah (Orang)

Persentase

SMA 12 18,46 13 20 25 19,23

Diploma 4 6,15 0 0 4 3,07

S1 46 70,76 43 66,15 89 68,46

S2 3 4,61 8 12,30 11 8,46

S3 0 0 1 1,53 1 0,76

Grand Total 130 100

Sumber : Lampiran 8

68

6. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendapatan per Bulan

Berdasarkan data hasil kuesioner online yang telah disebarakan responden

baik Indonesia maupun China memiliki berbagai macam tingkat pendapatan per

bulan yang berbeda - beda. Pada penelitian ini tingkat pendapatan telah

disetarakan dengan mengkonversikan mata uang Yuan China ke dalam mata

uang Rupiah Indonesia. Pada responden Indonesia, responden yang memiliki

pendapatan < Rp. 500.000 terdiri dari 6 orang responden atau 9,23%, responden

dengan pendapatan Rp.500.000 – Rp.1.000.000 terdiri dari 13 orang responden

atau 20%, responden dengan tingkat pendapatan Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000

terdiri dari 17 orang respodnen atau 26,15%, dan responden dengan tingkat

pendidikan > Rp. 2.000.000 terdiri dari 29 orang responden atau 44,61%.

Pada responden di China, tingkat pendapatan per bulan telah di konversi

ke dalam Rupiah. Tidak terdapat responden dengan tingkat pendapatan

<Rp.500.000 maupun Rp. 500.000 – Rp.1.000.000, namun terdapat responden

dengan tingkat pendapatan Rp. 1.000.000 – Rp.2.000.000 yang terdiri dari 7

orang responden atau 10,76%, dan responden dengan tingkat pendapatan >

Rp.2.000.000 yang terdiri dari 58 orang responden atau 89,23%. Berikut ini

merupakan Tabel 4.6 yang menunjukan distribusi responden berdasarkan jumlah

pendapatan atau uang saku per bulan:

69

Tabel 4.6 Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pendapatan

Jumlah

Pendapatan

per Bulan

Indonesia China Total

Jumlah

(Orang)

Persentase

(%) Jumlah

(Orang)

Persentase

(%) Jumlah

(Orang)

Persentase

(%)

<Rp. 500.000 6 9,23 0 0 6 4,61

Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000

13 20 0 0 13 10

Rp.1.000.00

0 – Rp.

2.000.000

17 26,15 7 10,76 24 18,46

>Rp.2.000.000 29 44,61 58 89,23 87 66,92

Grand Total 130 100

Sumber: Lampiran 8

7. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Produk Kosmetik L’Oréal Paris

yang Digunakan

Berdasarkan data hasil kuesioner online responden di Indonesia yang

memiliki 1 jenis produk kosmetik L’Oréal Paris terdiri dari 21 orang responden

atau 32,30%, responden yang memiliki 2 jenis kosmetik L’Oréal Paris terdiri

dari 30 orang responden atau 46,15%, responden yang memiliki 3 jenis kosmetik

L’Oréal Paris terdiri dari 9 orang responden atau 13,84%, dan responden yang

memiliki jenis kosmetik L’Oréal Paris >3 terdiri dari 30 orang responden atau

46,15%.

Pada responden di China, responden yang memiliki 1 jenis kosmetik

L’Oréal Paris terdiri dari 14 orang responden atau 21,53%, responden yang

memiliki 2 jenis kosmetik L’Oréal Paris terdiri dari 24 orang responden atau

36,92%, responden yang memiliki 3 jenis kosmetik L’Oréal Paris terdiri dari 16

orang responden atau 24,61%, dan responden yang memiliki jenis kosmetik

70

L’Oréal Paris >3 terdiri dari 11 orang responden atau 16,92%. Berikut ini

merupakan Tabel 4.7 yang menunjukan distribusi responden berdasarkan jumlah

jenis produk kosmetik L’Oréal Paris yang digunakan:

Tabel 4.7 Distribusi Jumlah Jenis Produk Kosmetik L’Oréal Paris yang

Digunakan

Jumlah jenis

produk

kosmetik

L’Oréal

Paris yang

digunakan

Indonesia China Total

Jumlah

(Orang)

Persentase

(%)

Jumlah

(Orang)

Persentase

(%)

Jumlah

(Orang)

Persentase

(%)

1 21 32,30 14 21,53 35 26,92

2 30 46,15 24 36,92 54 41,53

3 9 13,84 16 24,61 25 19,23

>

3

5 7,69 11 16,92 16 12,30

Grand

Total

130 100

Sumber: Lampiran 8

C. Gambaran Umum Variabel yang Diteliti

Variabel pada penelitian ini terdiri dari variabel bebas, variabel mediator dan

variabel terikat. Melalui kuesioner yang telah didistribusikan didapatkan data yang

kemudian diolah sehingga mendapatkan nilai rata-rata pada setiap indikatornya dan

nilai rata-rata secara keseluruhan. Nilai rata-rata yang telah didapatkan akan

menunjukkan kecenderungan jawaban dari para responden atas pernyataan-

pernyataan dalam kuesioner. Pada penelitian ini, terdapat lima kategori jawaban

yaitu sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Berdasarkan kelima jawaban, perlu diketahui nilai interval setiap kelasnya agar

71

dapat menentukan jawaban manakah yang cenderung dipilih oleh responden

berdasarkan nilai rata-rata. Berikut adalah Rumus Sturges yang akan digunakan

untuk menentukkan kelas interval (Santosa dan Hamdani, 2007: 31) sebagai

berikut:

Keterangan:

CI : Interval kelas

Range : Selisih antara data terbesar dan

terkecil

C : Banyaknya kelas

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, Tabel 4.8 menunjukan interpretasi

setiap jawaban responden sebagai berikut:

Tabel 4.8 Kriteria Interprestasi Rata – rata Skor Jawaban

No. Nilai Skor Interprestasi

1. 0,01 – 1,00 Sangat Tidak Baik

2. 1,01 – 2,00 Tidak baik

3. 2,01 – 3,00 Cukup

4. 3,01 – 4,00 Baik

5. 4,01 – 5,00 Sangat Baik

Sumber: Riduwan, (2015:228)

1. Variabel Customer Satisfaction (X)

Variabel Customer Satisfaction terdiri dari Perfomance, Features,

Reliability , Conformance to Spesifications, Durability, Serviceability,

Estetika dan Perceived Quality.

72

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Variabel Customer Satisfaction (X1)

Item 5 4 3 2 1 Rata-rata

item f % f % F % f % f %

X.1.1.1 43 33.08 64 49.23 17 13.08 6 4.62 0 0.00 4.11

X.1.1.2 32 24.62 73 56.15 18 13.85 5 3.85 2 1.54 3.98

X.1.2.1 39 30.00 71 54.62 15 11.54 3 2.31 2 1.54 4.09

X.1.2.2 41 31.54 73 56.15 9 6.92 4 3.08 3 2.31 4.12

X.1.3.1 36 27.69 66 50.77 23 17.69 4 3.08 1 0.77 4.02

X.1.3.2 30 23.08 78 60.00 19 14.62 3 2.31 0 0.00 4.04

X.1.4.1 32 24.62 70 53.85 20 15.38 7 5.38 1 0.77 3.96

X.1.4.2 45 34.62 67 51.54 14 10.77 3 2.31 1 0.77 4.17

X.1.5.1 36 27.69 68 52.31 22 16.92 3 2.31 1 0.77 4.04

X.1.5.2 32 24.62 72 55.38 21 16.15 4 3.08 1 0.77 4.00

X.1.6.1 38 29.23 54 41.54 32 24.62 5 3.85 1 0.77 3.95

X.1.6.2 48 36.92 49 37.69 26 20.00 6 4.62 1 0.77 4.05

X.1.7.1 38 29.23 73 56.15 16 12.31 2 1.54 1 0.77 4.12

X.1.7.2 35 26.92 62 47.69 27 20.77 5 3.85 1 0.77 3.96

X.1.8.1 36 27.69 71 54.62 20 15.38 2 1.54 1 0.77 4.07

X.1.8.2 41 31.54 63 48.46 21 16.15 4 3.08 1 0.77 4.07

Rata – rata Keseluruhan 4.05

Sumber: Data diolah Peneliti, 2018

Keterangan:

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

R : Ragu-ragu

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

f : Frekuensi

% : Persentase

X.1.1.1 : Konsumen merasa produk kosmetik L’Oréal Paris

memiliki texture yang ringan sehingga mudah untuk diaplikasikan ke

wajah

X.1.1.2 : Konsumen merasa produk kosmetik L’Oréal Paris

menghasilkan warna yang pigmented

X.1.2.1 : Konsumen merasa produk kosmetik L’Oréal Paris

memiliki kemasan yang fungsional

X.1.2.2 : Konsumen merasa produk kosmetik L’Oréal Paris

memiliki label atau nomer shades warna yang memudahkan pemilihan

kosmetik

X.1.3.1 : Konsumen merasa produk kosmetik L’Oréal Paris

memiliki kualitas yang sama dari waktu ke waktu

X.1.3.2 : Konsumen merasa kualitas dari produk kosmetik

73

L’Oréal Paris dapat dipercaya

X.1.4.1 : Konsumen merasa informasi komposisi produk

kosmetik L’Oréal Paris pada kemasan sangat jelas

X.1.4.2 : Konsumen merasa produk kosmetik L’Oréal Paris aman

untuk digunakan

X.1.5.1 : Konsumen merasa produk kosmetik L’Oréal Paris

memiliki masa expired yang lama

X.1.5.2 : Konsumen merasa produk kosmetik L’Oréal Paris

setelah digunakan dapat bertahan lama (longlasting) di wajah

X.1.6.1 : Konsumen merasa mudah dalam menyampaikan

keluhan atas produk kosmetik L’Oréal Paris

X.1.6.2 : Konsumen merasa karyawan produk kosmetik L’Oréal

Paris cepat tanggap dalam melayani.

X.1.7.1 : Konsumen merasa produk kosmetik L’Oréal Paris yang

memiliki berbagai variasi warna yang beragam dan menarik

X.1.7.2 : Konsumen merasa produk kosmetik L’Oréal Paris

memiliki wangi yang harum.

X.1.8.1 : Konsumen merasa kualitas dari produk kosmetik

L’Oréal Paris sesuai dengan citra merek premiumnya.

X.1.8.2 : Konsumen merasa kualitas produk kosmetik L’Oréal

Paris sesuai dengan iklan yang ditampilkan.

Berdasarkan Tabel 4.8, hasil kuesioner online dari 130 orang

responden di Indonesia dan China, pada item pertama yaitu konsumen merasa

produk kosmetik L’Oréal Paris memiliki texture yang ringan untuk

diaplikasikan ke wajah, terdapat 43 orang responden atau 13,08% yang

menyatakan sangat setuju, 64 orang responden atau 49,23% menyatakan

setuju, selanjutnya sebanyak 17 orang responden atau 13,08% menyatakan

ragu-ragu, 6 orang responden atau 4,62% menyatakan tidak setuju, dan tidak

ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju.

Item kedua yaitu konsumen merasa produk kosmetik L’Oréal Paris

menghasilkan warna yang pigmented, terdapat 32 orang responden atau

24,62% yang menyatakan sangat setuju, 73 orang responden atau 56,15%

74

menyatakan setuju, selanjutnya sebanyak 18 orang responden atau 13,85%

menyatakan ragu-ragu, 5 orang responden atau 3,85% menyatakan tidak

setuju, dan 2 orang responden atau 1,54% yang menyatakan sangat tidak

setuju.

Item ketiga yaitu konsumen merasa produk kosmetik L’Oréal Paris

memiliki kemasan yang fungsional, terdapat 39 orang responden atau 30%

yang menyatakan sangat setuju, 71 orang responden atau 54,62% menyatakan

setuju, selanjutnya sebanyak 15 orang responden atau 11,54% menyatakan

ragu- ragu,selanjutnya terdapat 3 orang responden atau 2,31% yang

menyatakan tidak setuju dan 2 orang responden atau 1,54% yang menyatakan

sangat tidak setuju.

Item keempat yaitu Konsumen merasa produk kosmetik L’Oréal Paris

memiliki label atau nomer shades warna yang memudahkan pemilihan

kosmetik, terdapat 41 orang responden atau 31,54% yang menyatakan sangat

setuju, 73 orang responden atau 56,15% menyatakan setuju, selanjutnya

sebanyak 9 orang responden atau 6,92% menyatakan ragu-ragu, 4 orang

responden atau 3,08% menyatakan tidak setuju, dan 3 orang responden atau

2,31% yang menyatakan sangat tidak setuju.

Item kelima yaitu konsumen merasa produk kosmetik L’Oréal Paris

memiliki kualitas yang sama dari waktu ke waktu, terdapat 36 orang

responden atau 27,69% yang menyatakan sangat setuju, 66 orang responden

atau 50,77% menyatakan setuju, selanjutnya sebanyak 23 orang responden

atau 17,69% menyatakan ragu-ragu, 4 orang responden atau 3,08%

75

menyatakan tidak setuju, dan 1 orang responden atau 0,77% yang menyatakan

sangat tidak setuju.

Item keenam yaitu konsumen merasa kualitas dari produk kosmetik

L’Oréal Paris dapat dipercaya, terdapat 36 orang responden atau 27,69% yang

menyatakan sangat setuju, 66 orang responden atau 50,77% menyatakan

setuju, selanjutnya sebanyak 23 orang responden atau 17,69% menyatakan

ragu-ragu, 3 orang responden atau 2,31% menyatakan tidak setuju dan tidak

ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju.

Item ketujuh yaitu konsumen merasa informasi komposisi produk

kosmetik L’Oréal Paris pada kemasan sangat jelas, terdapat 30 orang

responden atau 23,08% yang menyatakan sangat setuju, 78 orang responden

atau 60% menyatakan setuju, selanjutnya sebanyak 19 orang responden atau

14,62% menyatakan ragu-ragu, 7 orang responden atau 5,38% menyatakan

tidak setuju, dan 1 orang responden atau 0,77% yang menyatakan sangat tidak

setuju

Item kedelapan yaitu konsumen merasa produk kosmetik L’Oréal Paris

aman untuk digunakan, terdapat 45 orang responden atau 34,62% yang

menyatakan sangat setuju, 67 orang responden atau 51,54% menyatakan

setuju, selanjutnya sebanyak 14 orang responden atau 10,77% menyatakan

ragu-ragu, 3 orang responden atau 2,31%, dan 1 responden atau 0,77% yang

menyatakan sangat tidak setuju.

Item kesembilan yaitu konsumen merasa produk kosmetik L’Oréal

Paris memiliki masa expired date yang lama, terdapat 36 orang responden

76

atau 27,69% yang menyatakan sangat setuju, 68 orang responden atau

52,31% menyatakan setuju, selanjutnya sebanyak 22 responden atau 16,92%

menyatakan ragu-ragu, 3 orang responden atau 2,31%, dan 1 orang responden

atau 0,77% yang menyatakan sangat tidak setuju.

Item kesepuluh yaitu konsumen merasa produk kosmetik L’Oréal Paris

setelah digunakan dapat bertahan lama (long lasting) di wajah, terdapat 32

orang responden atau 24,62% yang menyatakan sangat setuju, 72 orang

responden atau 55,38% menyatakan setuju, selanjutnya sebanyak 21 orang

responden atau 16,15% menyatakan ragu-ragu, 4 orang responden atau 3,08%

tidak setuju, dan 1 orang responden atau 0,77% yang menyatakan sangat tidak

setuju.

Item kesebelas yaitu konsumen merasa mudah dalam menyampaikan

keluhan atas produk kosmetik L’Oréal Paris, terdapat 38 orang responden

atau 29,23% yang menyatakan sangat setuju, 54 orang responden atau

41,54% menyatakan setuju, selanjutnya sebanyak 32 orang responden atau

24,62%.menyatakan ragu-ragu, 5 orang responden atau 3,85% menyatakan

tidak setuju, dan 1 orang responden atau 0,77% yang menyatakan sangat tidak

setuju.

Item kedua belas konsumen merasa karyawan produk kosmetik

L’Oréal Paris cepat tanggap dalam melayani, terdapat 48 orang responden

atau 36,92% yang menyatakan sangat setuju, 49 orang responden atau

37,69% menyatakan setuju, selanjutnya sebanyak 26 orang responden atau

20% menyatakan ragu-ragu, 6 orang responden atau 4,62% menyatakan tidak

77

setuju, dan 1 orang responden atau 0,77% yang menyatakan sangat tidak

setuju.

Item ketiga belas yaitu konsumen merasa produk kosmetik L’Oréal

Paris yang memiliki berbagai variasi warna yang beragam dan menarik,

terdapat 38 orang responden atau 29,23% yang menyatakan sangat setuju, 73

orang responden atau 12,31% menyatakan setuju, selanjutnya sebanyak 16

orang responden atau 20,77% menyatakan ragu-ragu, 2 orang responden atau

1,54% menyatakan tidak setuju dan 1 orang responden atau 0,77% yang

menyatakan sangat tidak setuju.

Item keempat belas yaitu konsumen merasa produk kosmetik L’Oréal

Paris memiliki wangi yang harum, terdapat 35 orang responden atau 26,92%

yang menyatakan sangat setuju, 62 orang responden atau 47,69% menyatakan

setuju, selanjutnya sebanyak 27 orang responden atau 20,77% menyatakan

ragu-ragu, 5 orang responden atau 3,85% menyatakan tidak setuju, dan 1

orang responden atau 0,77% yang menyatakan sangat tidak setuju.

Item kelima belas yaitu konsumen merasa kualitas dari produk kosmetik

L’Oréal Paris sesuai dengan citra merek premiumnya, terdapat 36 orang

responden atau 27,69% yang menyatakan sangat setuju, 71 orang responden

atau 54,62% menyatakan setuju, selanjutnya sebanyak 20 orang responden

atau 15,38% menyatakan ragu-ragu, 2 orang responden atau 1,54% yang

menyatakan tidak setuju dan 1 orang responden atau 0,77% yang menyatakan

sangat tidak setuju.

Item keenam belas yaitu konsumen merasa kualitas produk kosmetik

78

L’Oréal Paris sesuai dengan iklan yang ditampilkan.terdapat 41 orang

responden atau 31,54% yang menyatakan sangat setuju, 63 orang responden

atau 48,46% menyatakan setuju, selanjutnya sebanyak 21 orang responden

atau 16,15% menyatakan ragu-ragu, 4 orang responden atau 3,08%

menyatakan tidak setuju, dan 1 orang responden atau 0,77% yang

menyatakan sangat tidak setuju. Keseluruhan rata-rata dari variabel customer

satisfaction adalah sebesar 4,05. Hal tersebut berarti menyatakan bahwa

penilaian responden terhadap variabel customer satisfaction termasuk dalam

kategori yang sangat baik.

2. Variabel Switching Barriers (Y1)

Variabel switching barriers terdiri dari switching cost, attractiveness of

alternative, dan interpersonal relationships. Berdasarkan Tabel 4.10,

diketahui bahwa pada item pertama, yaitu konsumen merasa biaya finansial

yang harus dikeluarkan untuk beralih dari produk kosmetik L’Oréal Paris ke

produk kosmetik lain lebih tinggi, terdapat 30 orang responden atau 23,08%

menyatakan sangat setuju, selanjutnya 62 orang responden atau 47,69%

menyatakan setuju, 22 orang responden atau 16,92% menyatakan ragu-ragu,

15 orang responden atau 11,54% tidak setuju dan satu responden atau 0,77%

sangat tidak setuju.

79

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Variabel Switching Barriers (Y1)

Item

5 4 3 2 1 Rata-

rata

item F % f % f % f % f %

Y.1.1.1 30 23.08 62 47.69 22 16.92 15 11.54 1 0.77 3.81

Y.1.1.2 20 15.38 61 46.92 33 25.38 14 10.77 2 1.54 3.64

Y.1.1.3 32 24.62 50 38.46 19 14.62 26 20.00 3 2.31 3.63

Y.1.2.1 26 20.00 69 53.08 25 19.23 8 6.15 2 1.54 3.84

Y.1.2.2 30 23.08 56 43.08 38 29.23 4 3.08 2 1.54 3.83

Y.1.2.3 25 19.23 69 53.08 32 24.62 3 2.31 1 0.77 3.88

Y.1.3.1 19 14.62 78 60.00 29 22.31 3 2.31 1 0.77 3.85

Y.1.3.2 30 23.08 73 56.15 23 17.69 3 2.31 1 0.77 3.98

Y.1.3.3 24 18.46 78 60.00 24 18.46 3 2.31 1 0.77 3.93

Rata – rata Keseluruhan 3.82

keterangan:

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

R : Ragu-ragu

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

f : Frekuensi

% : Persentase

Y.1.1.1 : Konsumen merasa biaya finansial yang harus dikeluarkan

untuk beralih dari produk kosmetik L’Oréal Paris ke produk kosmetik lain

lebih tinggi.

Y.1.1.2 : Konsumen merasa membutuhkan waktu yang lama untuk

merasa cocok dengan produk lain apabila berpindah dari produk kosmetik

L’Oréal Paris

Y.1.1.3 : Konsumen merasa tidak nyaman apabila harus beralih ke

produk kosmetik lain selain produk kosmetik L’Oréal Paris.

Y.1.2.1 : Konsumen merasa produk kosmetik L’Oréal

Parismemiliki reputasi yang lebih baik dibandingkan dengan produk

kosmetik lain.

Y.1.2.2 : Konsumen merasa produk kosmetik L’Oréal Paris

memiliki pelayanan yang lebih baik dibandingkan dengan pelayanan

produk kosmetik lain.

Y.1.2.3 : Konsumen merasa jika harus beralih dari produk kosmetik

L’Oréal Paris, maka harus terdapat produk kosmetik lain yang lebih bagus

untuk dipilih

Y.1.3.1 : Konsumen merasa karyawan kosmetik L’Oréal Paris

ramah dalam melayani

80

Y.1.3.2 : Konsumen merasa informasi produk yang diberikan oleh

karyawan kosmetik L’Oréal Paris cukup jelas

Y.1.3.3 : Konsumen merasa karyawan L’Oréal menyediakan saran dalam

konsultasi pemilihan produk kosmetik L’Oréal Paris yang sesuai untuk

masing – masing wajah

Item kedua yaitu konsumen merasa membutuhkan waktu yang lama

untuk merasa cocok dengan produk lain apabila berpindah dari produk

kosmetik L’Oréal Paris, terdapat 20 orang responden atau 15,38% yang

menyatakan sangat setuju, 61 orang responden atau 46,92% menyatakan

setuju, selanjutnya sebanyak 33 orang responden atau 25,38% menyatakan

ragu-ragu, 14 orang responden atau 10,77% menyatakan tidak setuju, dan 2

orang responden atau 1,54% yang menyatakan sangat tidak setuju

Item ketiga yaitu konsumen merasa tidak nyaman apabila harus beralih

ke produk kosmetik lain selain produk kosmetik L’Oréal Paris, terdapat 32

orang responden atau 24,62% yang menyatakan sangat setuju, 50 orang

responden atau 38,46% menyatakan setuju, selanjutnya sebanyak 19 orang

responden atau 14,62% menyatakan ragu-ragu, 26 orang responden atau 20%

menyatakan tidak setuju, dan 3 orang responden atau 2,31% yang menyatakan

sangat tidak setuju.

Item keempat yaitu konsumen merasa produk kosmetik L’Oréal Paris

memiliki reputasi yang lebih baik dibandingkan dengan produk kosmetik lain,

terdapat 26 orang responden atau 20% yang menyatakan sangat setuju, 69

orang responden atau 53,08% menyatakan setuju, selanjutnya sebanyak 25

orang responden atau 19,23% menyatakan ragu-ragu, 8 orang responden atau

81

6,15% menyatakan tidak setuju, dan 2 orang responden atau 1,54% yang

menyatakan sangat tidak setuju.

Item kelima yaitu konsumen merasa produk kosmetik L’Oréal Paris

memiliki pelayanan yang lebih baik dibandingkan dengan pelayanan produk

kosmetik lain, terdapat 30 orang responden atau 23,08% yang menyatakan

sangat setuju, 56 orang responden atau 43,08% menyatakan setuju,

selanjutnya sebanyak 38 orang responden atau 29,23 % menyatakan ragu-

ragu, 4 orang responden atau 3,08% menyatakan tidak setuju, dan 2 orang

responden atau 1,54% yang menyatakan sangat tidak setuju.

Item keenam yaitu konsumen merasa jika harus beralih dari produk

kosmetik L’Oréal Paris, maka harus terdapat produk kosmetik lain yang lebih

bagus untuk dipilih, sebanyak 25 orang responden atau 19,23% yang

menyatakan sangat setuju, 69 orang responden atau 53,08% menyatakan

setuju, selanjutnya sebanyak 32 orang responden atau 24,62% menyatakan

ragu-ragu, 3 orang responden atau 2,31% menyatakan tidak setuju, dan 1

orang responden atau 0,77% yang menyatakan sangat tidak setuju.

Item ketujuh yaitu konsumen merasa karyawan kosmetik L’Oréal

Paris ramah dalam melayani, sebanyak 19 orang responden atau 14,62% yang

menyatakan sangat setuju, 78 orang responden atau 60% menyatakan setuju,

selanjutnya sebanyak 29 orang responden atau 22,31% menyatakan ragu-

ragu, 3 orang responden atau 2,31% menyatakan tidak setuju, dan 1 orang

responden atau 0,77% yang menyatakan sangat tidak setuju.

Item kedelapan yaitu konsumen merasa informasi produk yang

82

diberikan oleh karyawan kosmetik L’Oréal Paris cukup jelas, terdapat 30

orang responden atau 23,08% yang menyatakan sangat setuju, 73 orang

responden atau 56,15% menyatakan setuju, selanjutnya sebanyak 23 orang

responden atau 17,69% menyatakan ragu-ragu, selanjutnya 3 orang

responden atau 2,31% menyatakan tidak setuju, dan 1 orang responden atau

0,77% yang menyatakan sangat tidak setuju.

Item kesembilan yaitu konsumen merasa karyawan L’Oréal

menyediakan saran dalam konsultasi pemilihan produk kosmetik L’Oréal

Paris yang sesuai untuk masing – masing wajah, sebanyak 24 orang

responden atau 18,46% yang menyatakan sangat setuju, 78 orang responden

atau 60% menyatakan setuju, selanjutnya sebanyak 24 responden atau

18,46% menyatakan ragu-ragu, 3 orang responden atau 2,31% menyatakan

tidak setuju, dan 1 orang responden atau 0,77% yang menyatakan sangat tidak

setuju. Keseluruhan rata-rata dari variabel switching barriers adalah sebesar

3,82. Hal tersebut berarti penilaian responden termasuk dalam kategori yang

baik.

3. Variabel Customer Retention (Y2)

Varibel customer retention dalam penelitian ini memiliki satu indikator

yaitu pembelian berulang.

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Variabel Customer Retention (Y2)

Item 5 4 3 2 1 Rata-rata

item F % f % f % f % f %

Y.2.1.1 28 21.54 56 43.08 29 22.31 14 10.77 3 2.31 3.71

Y.2.1.2 27 20.77 62 47.69 26 20.00 11 8.46 4 3.08 3.75

Y.2.1.3 22 16.92 69 53.08 27 20.77 9 6.92 3 2.31 3.75

Rata – rata Keseluruhan 3.74

Sumber : Data diolah Peneliti, 2018

83

Keterangan:

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

R : Ragu-ragu

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

f :Frekuensi

% : Persentase

Y.2.1.1 : Konsumen akan melakukan pembelian produk kosmetik

L’Oréal Paris dalam jangka waktu 3 bulan ke depan

Y.2.1.2 : Konsumen akan melakukan pembelian produk kosmetik

L’Oréal Paris dalam jangka waktu 6 bulan ke depan

Y.2.1.3 : Konsumen akan melakukan pembelian produk kosmetik

L’Oréal Paris dalam jangka waktu 1 tahun ke depan.

Berdasarkan Tabel 4.11, diketahui bahwa pada item pertama, yaitu

konsumen akan melakukan pembelian produk kosmetik L’Oréal Paris dalam

jangka waktu 3 bulan ke depan, terdapat sebanyak 28 orang responden atau

21,54% menyatakan sangat setuju, selanjutnya 56 responden atau 43,08%

menyatakan setuju, 29 orang responden atau 22,31% menyatakan ragu-ragu,

14 orang responden atau 10,77% tidak setuju dan 3 orang responden atau

2,31% menyatakan sangat tidak setuju.

Item kedua yaitu konsumen akan melakukan pembelian produk

kosmetik L’Oréal Paris dalam jangka waktu 6 bulan ke depan, terdapat 26

orang responden atau 20% yang menyatakan sangat setuju, selanjutnya 62

orang responden atau 47,69% menyatakan setuju, 26 orang responden atau

20% menyatakan ragu- ragu, 11 orang responden atau 10,77% tidak setuju

dan 4 orang responden atau 3,08% menyatakan sangat tidak setuju.

Item ketiga yaitu konsumen akan melakukan pembelian produk

kosmetik L’Oréal Paris dalam jangka waktu 1 tahun ke depan, sebanyak

84

22 orang responden atau 16,92% yang menyatakan sangat setuju, 69 orang

responden atau 53,08% menyatakan setuju, selanjutnya sebanyak 27 orang

responden atau 20,77% menyatakan ragu-ragu, 9 orang responden atau 6,92%

menyatakan tidak setuju, dan 3 orang responden atau 2,31% responden yang

menyatakan sangat tidak setuju. Keseluruhan rata-rata dari variabel customer

retention adalah sebesar 3,74. Hal tersebut berarti penilaian responden

mengenai variabel customer retention termasuk dalam kategori baik.

D. Hasil Uji Analisis Jalur (Path Analysis)

1. Koefisien jalur Customer Satisfaction terhadap Switching Barriers

Pada penelitian ini, pengaruh yang pertama kali akan diuji adalah

pengaruh customer satisfaction terhadap switching barriers. Pengujian

pengaruh dilakukan berdasarkan hipotesis penelitian. Hipotesis yang pertama

yaitu:

H1: Customer Satistfaction (X) berpengaruh signifikan terhadap

Switching Barriers (Y1)

Berikut adalah Tabel 4.12 yang merupakan hasil uji koefisien jalur

customer satisfaction terhadap switching barriers:

Tabel 4.12 Hasil Uji Koefisien Jalur Customer Satisfaction terhadap Switching Barriers

Variabel

Independen

Variabel

Dependen

Beta t p-value Keterangan

Customer

Satisfaction

Switching

Barriers

0,659 9,923 0,000 Signifikan

R square (R2) = 0,435

n = 130

Sumber : Lampiran 5

85

Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui pengaruh customer satisfacton

terhadap customer retention. Nilai dari koefisien beta adalah 0,659 dengan

thitung sebesar 9,923 dan nilai probabilitas sebesar 0,000 (p < 0,05). Maka,

keputusan untuk hipotesis ini adalah H0 ditolak, artinya H1 yang menyatakan

bahwa customer satisfaction berpengaruh signifikan terhadap switching

barriers diterima. Pada analisis ini, nilai koefisien determinasi (R2) yang

menunjukkan besarnya pengaruh customer satisfaction terhadap switching

barriers adalah sebesar 43,5%, sedangkan variabel-variabel lain yang tidak

terdapat pada model penelitian ini berpengaruh sebesar 56,5%.

2. Koefisien Jalur Customer Satisfaction terhadap Customer Retention

Pengaruh kedua yang akan diuji adalah pengaruh customer

satisfaction terhadap customer retention. Pengujian pengaruh dilakukan

berdasarkan hipotesis penelitian. Hipotesis yang pertama yaitu:

H2 : Customer Satistfaction (X) berpengaruh signifikan terhadap

Customer Retention (Y2).

Berikut adalah Tabel 4.13 yang merupakan hasil uji koefisien jalur

customer satisfaction terhadap customer retention:

86

Tabel 4.13 Hasil Uji Koefisien Jalur Customer Satisfaction terhadap

Customer Retention

Variabel

Independen

Variabel

Dependen

Beta t p-value Keterangan

Customer

Satisfaction

Customer

Retention

0,292 3,680 0,000 Signifikan

R square (R2) = 0,547 n = 130

Sumber: Lampiran 6

Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui pengaruh customer

satisfacton terhadap Customer Retention. Nilai dari koefisien beta

adalah 0,292 dengan thitung sebesar 3,680 dan nilai probabilitas sebesar

0,000 (p<0,05). Maka, keputusan untuk hipotesis ini adalah H0 ditolak,

artinya H2 yang menyatakan bahwa customer satisfaction berpengaruh

signifikan terhadap customer retention diterima. Pada analisis ini, nilai

koefisien determinasi (R2) yang menunjukkan besarnya pengaruh

customer satisfaction terhadap customer retention adalah sebesar

54,7%, sedangkan variabel-variabel lain yang tidak terdapat pada

model penelitian ini berpengaruh sebesar 45,3%.

3. Koefisien Jalur Switching Barriers terhadap Customer Retention

Pengaruh ketiga yang akan diuji adalah pengaruh Switching barriers

terhadap customer retention. Pengujian pengaruh dilakukan berdasarkan

hipotesis penelitian. Hipotesis yang pertama yaitu:

H3 : Switching Barriers (Y1) berpengaruh signifikan terhadap

Customer Retention (Y2)

87

Berikut adalah Tabel 4.14 yang merupakan hasil uji koefisien jalur

switching barriers terhadap customer retention:

Tabel 4.14 Hasil Uji Koefisien Jalur Switching Barriers terhadap

Customer Retention

Variabel

Independen

Variabel

Dependen

Beta t p-value Keterangan

Switching

Barriers

Customer

Retention

0,514 6,471 0,000 Signifikan

R square (R2) = 0,547 n = 130

Sumber: Lampiran 6

Berdasarkan Tabel 4.14 dapat diketahui pengaruh switching barriers

terhadap customer retention. Nilai dari koefisien beta adalah 0,514 dengan

thitung sebesar 6,471 dan nilai probabilitas sebesar 0,000 (p < 0,05). Maka,

keputusan untuk hipotesis ini adalah H0 ditolak, artinya H3 yang menyatakan

bahwa switching barriers berpengaruh signifikan terhadap customer

retention diterima. Pada analisis ini, nilai koefisien determinasi (R2) yang

menunjukkan besarnya pengaruh switching barriers terhadap customer

retention adalah sebesar 54,7%, sedangkan variabel-variabel lain yang tidak

terdapat pada model penelitian ini berpengaruh sebesar 45,3%.

4. Koefisien Jalur Customer Satisfaction terhadap Switching Barriers

dan Customer Retention

Direct Effect (DE) = PY2X

= 0,292

88

Indirect Effect (IE) = PY1X × PY2Y1

= 0,659 x 0,514

= 0,339

Total Effect (TE) = PY2X + (PY1X × PY2Y1)

= 0,292 + 0,339

= 0,631

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa

Switching Barriers terbukti sebagai variabel intervening yang memiliki

pengaruh sebagian dalam hubungan antara Customer Satisfaction dengan

Customer Retention. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan Indirect

Effect yang bernilai 0,339. Total pengaruh (Total Effect) Customer

Satisfaction terhadap Customer Retention melalui Switching Barriers sebesar

0,613.

Pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung, dan total pengaruh

hubungan antar variabel telah disajikan dalam sebuah ringkasan hasil.

Ringkasan tersebut dalam dilihat pada Tabel 4.15.

Tabel 4.15 Rekapitulasi Pengaruh Langsung, Tidak Langsung, dan Pengaruh

Total Hubungan

Variabel

pengaruh

Langsung

Pengaruh

Tidak langsung

Total

Pengaruh

keterangan

X - Y1 0.659 - 0.659 Signifikan

X – Y2 0.292 - 0.292 Signifikan

Y1 – Y2 0.514 - 0.514 Signifikan

X –Y1– Y2 - 0.339 0.631

Sumber: Diolah oleh peneliti, 2018

89

5. Hubungan Antar Jalur

Hasil analisis secara keseluruhan pada penelitian ini akan

ditunjukan melalui Gambar 4.2 berikut :

Gambar 4.2 Hubungan Antar Jalur

Sumber: Data diolah Peneliti (2018)

Berdasarkan gambar 4.2, pengaruh antara variabel-variabel

penelitian akan ditunjukkan oleh anak panah pada setiap variabel.

Pengaruh variabel customer satisfaction terhadap switching barriers

menunjukkan hasil yang signifikan, yaitu sebesar 0,659. Pengaruh

variabel customer satisfaction terhadap cutomer retention

menunjukkan hasil yang signifikan, yaitu sebesar 0,292. Pengaruh

variabel switching barriers terhadap customer retention menunjukkan

hasil yang signifikan, yaitu sebesar 0,514.

Diagram hasil analisis gambar 4.2 mempunyai persamaan sebagai

berikut:

(Y1)

Customer

Satisfaction

(X) (Y2)

90

2

a. Sub Struktur I : Y1 = PY1X

= 0,659

b. Sub Strutur II : Y2 = PY2X + PY2Y1

= 0,292 + 0,514

= 0,806

6. Ketepatan Model

Berikut ini merupakan rumus dalam menghitung ketepatan model :

R2 model = 1 - (1 – R2

1) (1 – R2 )

= 1 – (1 – 0,435) (1 – 0,547)

= 1 – (0,566) (0,453)

= 1 – 0,2560

= 0,7440 atau 74,4%

Hasil perhitungan ketetapan model sebesar 74,4% menerangkan bahwa

kontribusi model untuk menjelaskan hubungan struktural dari ketiga variable

yang diteliti adalah sebesar 74,4%. Sedangkan sisanya sebesar 25,6%

dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model penelitian ini.

7. Uji Beda Dua Nilai Rata – Rata atau Independent Sample t Test

Pada penelitian ini dilakukan uji beda dua nilai rata – rata untuk

mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi antara konsumen di

Indonesia dan China. Hipotesis keempat dalam penelitian ini yaitu :

91

H4: terdapat perbedaan persepsi mengenai switching barriers dalam

memediasi pengaruh customer satisfaction terhadap customer retention

antara konsumen di Indonesia dan China.

Berikut merupakan hasil dari uji beda dua nilai rata – rata dapat dilihat pada

Tabel 4.16:

Tabel 4.16 Hasil Uji Beda Dua Nilai Rata - Rata

Variabel

Populasi t-value

probabilitas

kriteria

Indonesia China

N = 65 N = 65

Mean SD Mean SD

Customer

satisfaction 61,12 9,88 68,35 8,41 -4,492 0,000 Signifikan

Switching

barriers 32,56 6,16 36,21 5,39 -3,588 0,000 Signifikan

Sumber : Data diolah Peneliti, 2018

Berdasarkan tabel 4.16 menunjukan variabel Switching Barriers

memiliki t hitung sebesar 3,588 dengan nilai sig. sebesar 0,000, karena nilai t

hitung > t tabel atau 3,588 > 2,001 dan nilai sig. (0,000) < 0,05 (α = 5%), maka

H0 diolak. sehingga dapat di simpulkan bahwa H0 ditolak yaitu ada perbedaan

yang signifikan antara Indonesia dan China untuk Switching Barriers. Hasil

mean menunjukkan bahwa China memiliki Switching Barriers yang lebih

tinggi dibandingkan dengan Indonesia sehingga responden negara China

lebih lebih merasakan peran switching barriers dibandingkan dengan

Indonesia..

92

E. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pengaruh Customer Satisfaction terhadap Switching Barriers

Berdasarkan hasil dari pengujian koefisien analisis jalur, pengaruh

customer satisfaction terhadap switching barriers berpengaruh signifikan.

Tjiptono (2005) mengungkapkan salah satu manfaat spesifik dari kepuasaan

pelanggan yaitu pelanggan tidak mudah tergoda untuk beralih. Hal tersebut

didukung oleh pernyataan Jones and Sasser dalam Tjiptono (2005) yang

menyatakan jika tingkat kepuasan rendah, maka sangat mungkin bagi

pelanggan untuk berganti merek atau pemasok. Melalui kepuasaan pelanggan

yang tinggi dapat membuat pelanggan merasa sulit untuk beralih ke produk

lain, maka dari itu dapat disimpulkan bahwa kepuasaan pelanggan dapat

mendorong hambatan beralih.

Pada Tabel 4.9 dalam penelitian ini, dapat dilihat item yang memiliki

nilai rata – rata tertinggi yaitu X.1.4.2 yaitu pelanggan merasa puas dengan

rasa aman ketika menggunakan produk kosmetik L’Oreal Paris. Berdasarkan

Tabel 4.3 dapat dilihat jika responden pengguna produk kosmetik L’Oreal

Paris berasal dari generasi millenial. Generasi millenial merupakan generasi

yang sangat berhati – hati terhadap produk yang digunakannya. generasi

millenial juga lebih kritis dengan bahan apa saja yang terkandung dalam

produk yang mereka gunakan. Jika sebelumnya seseorang hanya peduli

dengan hasil yang ditunjukkan sebuah produk, generasi millennial lebih

memerhatikan kandungan produk dan memastikan kosmetik yang mereka

gunakan tidak mengandung bahan yang membahayakan kulit. Rasa aman

93

dalam menggunakan kosmetik sangat penting bagi pelanggan dimana hal

tersebut menandakan pelanggan percaya kosmetik yang digunakan tidak

merusak wajah dan sesuai dengan fungsi kosmetik yaitu untuk mempercantik

diri. Selanjutnya rasa aman ini berkaitan dengan relational cost dimana

dengan munculnya kepercayaan pelanggan terhadap keamanan produk

membuat pelanggan menjadi tidak nyaman apabila beralih ke produk

kosmetik lain.

Perusahaan ini menawarkan produk kosmetik dengan kualitas atau citra

premium dan harga terjangkau. Tabel 4.6 menunujukan bahwa pelanggan

produk kosmetik L’Oreal Paris terdiri dari berbagai macam tingkat

pendapatan, hal tersebut menunujukan bahwa produk kosmetik L’Oreal Paris

memiliki harga yang terjangkau dan dapat dibeli oleh berbagai kalangan.

Reputasi dari perusahaan ini membuat daya tarik dari produk kosmetik

perusahaan lain tidak menarik sehingga pelanggan tidak beralih ke pemasok

lain.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Kumalasari (2013) yang menyatakan customer satisfaction memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap switching barriers. Selanjutnya penelitian

ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Ranawera dan Prabhu

(2003) yang juga menyatakan customer satisfaction memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap switching barriers

94

2. Pengaruh Customer Satisfaction terhadap Customer Retention

Hasil dari pengujian koefisien analisis jalur pada pengaruh customer

satisfaction terhadap customer retention dinyatakan signifikan. Fornell dalam

Tjiptono (2005) menyatakan pada umumnya perusahaan memili dua strategi

bisnis yaitu strategi ofensi dan strategi defensif. Apabila perusahaan ingin

mempertahankan pelanggannya, maka perusahaan dapat menggunakan

strategi defensif. Strategi defensif merupakan cara untuk memaksimalkan

customer retention. Salah satu cara untuk mencapai tujuan ini yaitu dengan

meningkatkan kepuasaan pelanggan saat ini. Hal tersebut juga sesuai dengan

teori yang dinyatakan oleh Kotler dalam Danesh et al. (2012) yang

menyatakan bahwa kunci dari retensi pelanggan adalah dengan mencapai

kepuasaan pelanggan Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa

kepuasaan pelanggan dapat mendorong retensi pelanggan.

Menjaga kepuasaan pelanggan menjadi hal penting yang harus

diperhatikan oleh perusahaan. Sesuai dengan misi perusahaannya, perusahaan

L’Oreal terus melakukan penelitian di berbagai negara sebagai inovasi

terhadap pengembangan produk – produk yang dimilikinya sehingga dapat

memahami kebutuhan dan keinginan konsumennya dengan membangun

pusat penelitian di berbagai negara. Perusahaan ini mampu menawarkan

produk kosmetik yang sesuai dengan berbagai macam tipe kulit dan budaya,

sehingga produk dapat diterima diberbagai kalangan pelanggan serta dapat

membuat pelanggan merasa puas dengan produk yang dihasilkan dan tetap

bertahan. Seperti pada Tabel 4.4 yaitu tabel tingkat profesi atau status

95

responden, hal tersebut menunjukan bahwa produk kosmetik L’Oreal Paris

cocok digunakan dan diminati oleh berbagai profesi, baik untuk kegiatan

sehari – hari maupun untuk mendukung penampilan berkerja. Naiknya tingkat

kepuasaan konsumen maka akan meningkat pula kecenderungan konsumen

untuk kembali membeli produk yang ditawarkan oleh perusahaan (Buttle,

2004). Pada Tabel 4.7 dapat dilihat dimana tabel tersebut menunjukan

responden memiliki produk kosmetik L’Oreal Paris lebih dari satu jenis, hal

tersebut dapat menandakan bahwa pelanggan puas dengan produk kosmetik

L’Oreal Paris dan ingin tetap menggunakan merek yang sama dengan jenis

produk kosmetik yang berbeda.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alshurideh

et al., (2012) yang menunjukan bahwa kepuasaan pelanggan secara langsung

mempengaruhi retensi pelanggan dan menyebabkan pelanggan untuk

melakukan pembelian ulang dan sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Tanjung (2017), Kumalasari (2013), Danesh et al. (2012) yang

menyatakan bahwa customer satisfaction memiliki pengaruh signifikan

terhadap customer retention. Serta sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Ranaweera dan Prabhu (2003) yang menyatakan customer satisfaction

memiliki pengaruh signifikan terhadap customer retention dan apabila tingkat

kepuasaan semakin tinggi maka akan semakin baik pula retensi

pelanggannya.

96

3. Pengaruh Switching Barriers terhadap Customer Retention

Hasil yang didapatkan dari pengujian koefisien analisis jalur, pengaruh

switching barriers terhadap customer retention adalah signifikan. Selain

menggunakan kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan customer

retention, strategi defensif lain yang dapat digunakan perusaahaan untuk

mempertahankan pelanggannya adalah dengan menggunakan hambatan

beralih (switching barriers) (Fornell dalam Tjiptono, 2005). Berdasarkan hal

tersebut maka dapat disimpulkan bahwa adanya switching barriers dapat

mendorong customer retention.

Pada strategi hambatan beralih, perusahaan berupaya menciptakan

hambatan beralih tertentu agar para pelanggan merasa enggan, rugi, atau perlu

mengeluarkan biaya besar apabila beralih. Menggunakan strategi hambatan

beralih dalam mempertahankan pelanggan dapat dicapai apabila perusahaan

berhasil menciptakan dan menjalin hubungan yang harmonis, akrab, dan

saling menguntungkan dengan pelanggannya. Berdasarkan Tabel 4.10

indikator interpersonal relationship memiliki rata – rata tertinggi yaitu

sebesar 3,92 dengan item Y.1.3.2 sebagai item yang memiliki nilai rata – rata

tertinggi sebesar 3,98. Item Y.1.3.2 merupakan item yang menjelaskan bahwa

karyawan produk kosmetik L’Oreal Paris memberikan informasi yang jelas.

Informasi yang diberikan karyawan mengenai produk L’Oreal Paris sangat

berguna untuk menghindari kekeliruan pelanggan. Ketika pelanggan ingin

membeli suatu produk, pelanggan cenderung lebih aware dan meniginkan

informasi mendetail mengenai produk tersebut. Keterbukaan informasi yang

97

diberikan karyawan dapat membantu pelanggan dalam pemilihan

pembeliannya, sehingga dapat disimpulkan jika pelanggan dari produk

kosmetik L’Oreal ini memiliki hubungan dan interaksi yang baik dengan

karyawan L’Oreal Paris. Pelayanan yang baik dapat membuat pelanggan

merasa nyaman dan membangun hubungan jangka panjang. Hal tersebut

menandakan bahwa pelanggan akan tetap bertahan akibat terjalinnya

hubungan yang baik dengan karyawan perusahaan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Kumala (2013) yang menyatakan bahwa switching barriers memiliki

pengaruh signifikan terhadap customer retention. Selanjutnya penelitian ini

juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Danesh et al., (2012) yang

menyatakan adanya switching barriers dapat berguna untuk mempertahankan

pelanggan dan juga mengungkapkan bahwa penting untuk perusahaan dalam

meningkatkan pelayanan agar pelangan tidak beralih sehingga pelanggan

tetap bertahan. Serta mendukung penelitian Ranaweera dan Prabhu (2003)

yang menyatakaan cara ideal untuk mencegah pelanggan pergi akibat tidak

puas adalah dengan menciptakan switching barriers dan meningkatkan

pelayanan kepada konsumen dimana saat hambatan beralih tinggi, perusahaan

dapat terus mempertahankan pelanggannya meskipun tidak merasa puas.

Adanya switching barriers dapat membantu perusahaan dalam

mempertahankan pelanggannya dimana dalam industri kosmetik yang terus

berkembang dan mengeluarkan berbagai macam produk, cenderung membuat

pelanggan untuk ingin selalu mencoba untuk mengikuti trend. Maka dari itu

98

rasa puas saja dirasa belum tentu cukup untuk mempertahankan pelanggan

dan dibutuhkan adanya switching barriers. Switching barriers yang tinggi

dapat menjadi penghalang bagi pelanggan untuk berpindah.

4. Hasil Uji Beda Dua Nilai Rata – rata

Uji beda dua nilai rata-rata atau uji independent sample t test digunakan

dalam penelitian untuk mengetahui adanya perbedaan peran switching

barriers dalam memediasi customer satisfaction terhadap customer retention

antara konsumen di Indonesia dan China. Berdasarkan hasil uji beda yang

telah dilakukan dalam penelitian ini menunjukan terdapat perbedaan antara

konsumen Indonesia dan China, dimana peran switching barrier di China jauh

lebih tinggi dibandingkan di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil

mean pada Tabel 4.16 yang menunjukan switching barriers pada negara

China sebesar 36,21.

Perbedaan peran switching barriers dalam memediasi customer

satisfaction terhadap customer retention dipengaruhi oleh karakteristik

responden pelanggan Indonesia dan China yang beragam terutama terhadap

tingkat pendapatan dimana konsumen China cenderung memiliki tingkat

pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan konsumen Indonesia.

Tingkat pendapatan yang jauh lebih tingi membuat konsumen China menjadi

konsumtif. Konsumen China cenderung memiliki sifat yang tidak loyal

terhadap satu brand, mereka senang untuk mencoba dan membelanjakan

berbagai macam merek dan produk lalu membandingkan antara produk yang

99

satu dengan yang lainnya (www.cosmeticchinaagency.com,2015).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ipsos pelanggan China

lebih mempercayai produk dari luar negeri dibandingkan dengan produk

dalam negeri pada industri kosmetik. Alasannya adalah pelanggan China

menganggap keamanan dan kualitas produk produk luar negeri lebih terjaga

dan meyakinkan. Maka dari itu dengan reputasi merek L’Oreal Paris sebagai

foreign brand yang terkenal dapat membuat daya tarik yang kuat bagi

pelanggan China. Hal tersebut dapat membuat timbulnya perbedaan presepsi

serta peran switching barriers terhadap pelang

100

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, hasil analisis dan

pengujian hipotesis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dari

penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel Customer Satisfaction (X)

memiliki pengaruh signifikan terhadap Switching Barriers (Y1).

2. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel Customer Satisfaction (X)

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Customer Retention (Y2) ketika

pelanggan puas terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan, pelanggan

akan terus membeli kembali produk tersebut sehingga perusahaan dapat

mempertahankan pelanggannya.

3. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel Switching Barriers (Y1)

berpengaruh positif terhadap Customer Retention (Y2 ). Indikator interpersonal

relationship memiliki rata – rata yang tinggi dibandingkan dengan indikator lain.

Hal tersebut menandakan pelayanan yang baik dapat menciptakan hubungan

jangka panjang dengan pelanggan sehingga pelanggan tetap bertahan.

4. Hasil uji beda yang dilakukan pada penelitian ini menunujkan perbedaan

presepsi switching barriers dalam memediasi pengaruh customer statisfaction

terhadap customer retention antara konsumen Indonesia maupun konsumen

China. Presepsi konsumen China pada switching barriers dalam memediasi pengaruh

customer statisfaction terhadap customer retention jauh lebih tinggi dibandingkan

101

dengan konsumen Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan tingginya mean

sebesar 36,21. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti salah satunya

yaitu perbedaan karakteristik antara konsumen Indonesia dan China.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat dikemukakan beberapa saran yang

diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan maupun bagi pihak-pihak lain.

Adapun saran yang diberikan, antara lain:

1. Kepuasaan pelanggan dapat dicapai apabila perusahan L’Oreal terus menjaga

kualitas produk dengan citra premiumnya. Agar dapat menjaga serta

meningkatkan kepuasaan pelanggan untuk tetap bertahan perusahaan L’Oreal

Paris dapat terus meningkatkan inovasinya mengikuti trend perkembangan

industri kosmetik.

2. Meningkatnya industri kosmetik di wilayah Asia Pasific ini membuat

persaingan semakin ketat dan membuka kesempatan bagi pelanggan dalam

mencoba berbagai macam produk. Switching barriers merupakan suatu aspek

yang harus diperhatikan dan ditingkatkan oleh perusahaan sebagai solusi dalam

mempertahankan pelanggan agar tidak beralih dengan menjaga hubungan

dengan pelangganya. Switching barriers yang dapat dilakukan oleh perusahaan

yaitu dengan cara memberikan berbagai manfaat bagi konsumen seperti

melakukan beauty class bagi konsumennya, memberikan discount pembelian

produk, memberikan pembagian sample produk terbaru,

3. Diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi penelitian selanjutnya serta dapat

mengembangkan variabel lain seperti variabel trust dan commitment

102

inflluences yang dapat mempengaruhi customer retention dalam jurnal Trust

and commitment influences on customer retention: insights from business-to-

business services.

DAFTAR PUSTAKA

Agung, A.A. (2012). Metodologi Penelitian Bisnis. Malang, Indonesia: UB Press

Alshurideh, M., Masa’deh, R & Barwen, A. (2012). The effect of Customer Satisfaction upon Customer Retention in The Jordanian Mobile Market:

An Empirical Investigation. European Journal of Economics, Finance and Administrative Science,47, 180-195.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian:Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta, Indonesia: Rineka Cipta.

Assauri, S.(2013). Strategic Marketing: Sustaining Lifetime Customer Value.Edisi

1. Jakarta, Indonesia: Raja Gafindo Persada.

Azwar, S. (2015). Metode Penelitian. Yogyakarta, Indonesia: Pustaka Pelajar.

Barnes, J.G. 2003. Secrets of Customer Relationship Management.Yogyakarta,

Indonesia: Andi.

Balabanis, G., Reynolds, N & Simintiras, A. (2006). Bases of e-store loyalty: Perceived switching barriers and satisfaction. Journal of Business Research, 59. 214-224.

Berry, M, J, A & Gordon, S, L. (2004). Data Mining Techniques for Marketing, Sales, and Customer Relationship Management. Second Edition. Canada: Wiley Publishing.

Brooks, G, P & Robert S, B. (2012). The PEAR Method for Sample Sizes in Multiple Linear Regression. Multiple Linear Regression Viewpoints, 38.1-16.

Buchari, A. (2007). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung, Indonesia: Alfabeta.

Buttle, F. (2004). Customer Relationship Management: Concepts and

Tools.Elsevier, Oxford.

Buttle, F. (2009). Customer Relationship Management (Manajemen Hubungan Pelanggan): Concept and Tools. Malang, Indonesia: Bayumedia Publishing.

Chan, S. (2003). Relationship Marketing (Inovasi Pemasaran yang Membuat Pelanggan Bertekuk Lutut). Jakarta, Indonesia: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Clarke, S. (2008). End-user Computing. America: IGI Global.

103

104

Colgate, M. & Lang, B. 2001. “Switching barriers in consumer markets: an investigation of the financial services industry”.Journal of Consumer Marketing. Vol. 18 No. 4. pp. 332-347.

Coussement, K. (2014). Improving customer retention management through cost-sensitive learning. European Journal of Marketing, 48. 477-495.

Danesh, S, N., Nasab, S, A & Ling, K, C. (2012). The Study of Customer

Satisfaction, Customer Trust and Switching Barriers on Customer Retention in Malaysia Hypermarket. International Journal of Business

and Management, 7. 141-150.

Daryanto & Setyobudi, I. (2014). Konsumen dan Pelayanan Prima. Yogyakarta, Indonesia: Gava Media.

Day, E, Denton, LL & Hickner, JA. (1988). Clients selection and retention criteria: Some marketing implications for the small CPA firm. Journal of Professional Services Marketing, 3. 85-91.

Díaz, G, R. (2017). The Influence of Satisfaction on Customer Retention in Mobile

Phone Market. Journal of Retailing and Consumer Services. 36.75-85.

Hadi, S. (2014). Metedologi Research. Jilid 1. Yogyakarta, Indonesia: Andi.

Han, H, Back K-J & Barrett, B. (2009). Influencing Factors on Restaurant Customer’ Revisit Intention: The Role of Emotions and Switching Brriers. International Journal of Hospitality Management, 28. 563-572.

Hasan, M.,I. (2002). Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.

Jakarta, Indonesia: Ghalia Indonesia.

Hansemark, O, C & Albinsson, M. (2004). Customer Satisfaction and Retention: The Experiences of Individual Employees. Managing Service Quality, 14. 40-57.

Hennig T.T., & Ursula H. (2000). Relationship Marketing Gaining Competitive Advantage Through Customer Satisfaction and Customer Retention.Germany: Springer.

Hennig, T.T. (2000). Customer Orientation of Service Employees, its impaction Customer Satisfaction, Commitment, and Retention. 88 International Joutnal of Service Industry Management, 15.460- 478.

Jones, M., Mothersbaugh, D., & Beatty, S. (2000). Switching barriers and repurchase intentions in services. Journal Retail, 76. 259–274.

105

Jones, T.O., & Sasser, W.E. (1995). Why satisfied customers defect. Harvard Business Review, 12. 88-99.

Kim, M.K, Park, M.C & Dong-Heon, J. (2004). The Effect of Customers

Satisfaction and Switching Barriers on Customer Loyalty in Korean Mobile Telecommunication Services Electronics and Telecommunications

Research Institute, 28. 145-159.

Kotler, P & Keller, K.L. (2009). Manajemen Pemasaran. Dialih bahasakan oleh Bob Sabran, MM. Edisi 13 Jilid1.Jakarta, Indonesia: Erlangga.

Li, C.Y. (2014). Switching Barriers and Customer Retention: Why Customers Dissatisfied with Online Service Recovery Remain Loyal. Journal of Service Theory and Practice, 25. 370 – 393

Lupiyoadi, R. (2013). Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta, Indonesia: Salemba Empat.

Marzuki. (1989). Metodologi Riset.Yogyakarta, Indonesia: BPFE-UII.

Murphy, J, A. (2001). The Lifebet The Definitive Guide to Managing Customer Retention. England: John Wiley & Sons Ltd.

Morissan. (2016). Metode Penelitian Survei.Jakarta, Indonesia: Kencana.

Mowen, J, C & Michael,M. (2002). Perilaku Konsumen. Diterjemahkan oleh Dwi Kartika Yahya.Jilid 2.Jakarta, Indoensia: Erlangga.

Narbuko, C & Abu, A. (2013). Metodologi Penelitian. Edisi 13. Jakarta, Indonesia:

PT Bumi Aksara.

Neolaka, A. (2014). Metode Penelitian dan Statistik. Bandung, Indonesia: PT Remaja Rosdakarya.

Nguyen, T, C., Bongdan, T., & Jason, J, J. (2011). New Challenges for Intelligent Information and Database Systems. Berlin: Springer.

Oz, E. (2009). Management Information Systems, Sixth Edition. America:

Thomson.

Rahmayanty, N. (2010). Manajemen Pelayanan Prima. Yogyakarta, Indonesia:

Graha Ilmu.

Ranaweera, C & Jaideep, P. (2003). The Influence of satisfaction, trust and switching

barriers on customer retention in a continuous purchasing setting.

International Journal of Service Industry Management, 14. 374 – 395.

Riadi, E. (2016). Statitiska Penelitian (Analisis Manual dan IBM SPSS).

Yogyakarta, Indonesia: Andi.

106

Riduwan. (2015). Dasar-Dasar Statistika. Bandung, Indonesia: Alfabeta.

Riduwan & Kuncoro,E.A. (2012). Cara Menggunakan dan Memakai Path Analysis (Analisis Jalur).Edisi Keempat. Bandung, Indonesia: Alfabeta.

Sarwono, J. (2012). Path Analysis dengan SPSS. Jakarta, Indonesia: PT. Elex Media Kompetindo.

Schulte, B, K. (2015). Staying the Consumption Course Exploring the Individual Lock-in Process in Service Relationships. Berlin, Grmany: Springer Gabler.

Sekaran, U. (2006). Metode Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4. Diterjemahkan oleh:

Kwan Men Yon. Jakarta, Indonesia: Penerbit Salemba Empat.

Silaen, S., & Widiyono. (2013). Metodologi Penelitian Sosial untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta, Indonesia: In Media.

Singarimbun, M dan Effendi, S (Editor). (2011). Metode Penelitian. Surva. Jakarta, Indonesia: PT Pustaka LP3ES Indonesia.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Bisnis. Bandung, Indonesia: CV Alfabeta.

Sutisna. (2004). Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran.Bandung, Indoensia: Rosda Karya.

Sumarwan, U. (2011). Perilaku Konsumen Teori dan Penerepannya dalam Pemasaran. Edisi 2. Bogor, Indonesia: Ghalia Indonesia.

Stauss, B., Chojnacki, K., Deecker, A & Hoffman, F. (2001). Retention Effect of A customer Club. International Journal of Service Industry Management, 12. 7-19.

Tanjung, A. (2017). Pengaruh Customer Satisfaction Terhadap Customer Retention (Survey Pada Pelanggan J.Co Donnuts & Coffee Malang).

Universitas Brawijaya.

Tjiptono, F. (1997). Strategi Pemasaran. Edisi 2. Yogyakarta, Indonesia: Andi.

Tjiptono, F. (2014). Prinsip Prinsip Total Quality Service. Yogyakarta, Indonesia:

Andi.

Umar, H. (2014). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Edisi 2. Jakarta, Indonesia: PT RajaGrafindo Persada.

Patricia, R. (2017). Marketing at the Confluence between Entertainment and Analytics. Lille, France: Springer.

Qiu, H, Ye H.Y, Bai, B, & Wang W.H. (2015). Does the roles of switching barriers on customer loyalty vary for different types of hotels. International Journal of Hospitality Management, 46. 89-98.

107

Internet

Sigmaresearch.co.id. 2017. Trend dan Perilaku Pasar Kosmetik Indonesia. diakses

29 Desember 2017 dari http://sigmaresearch.co.id/tren-dan-perilaku-

pasar-kosmetik-indonesia-tahun-2017/

news.in-cosmetics.com. 2017. Future of Colour Cosmetics Revealed at in-

Cosmetics Asia. diakses 12 Januari 2018 dari https://news.in-

cosmetics.com/2017/10/24/colour-cosmetics-future/

HKTDC Research. 2017. China’s Cosmetics Market. diakses 29 Desember 2017

dari http://china-trade-research.hktdc.com/business-news/article/China-

hkmb.hktdc.com. 2016. Cosmetics Product in China: Chracteristic of Female

Consumers. diakses 28 Desember 2017 dari

http://hkmb.hktdc.com/en/1X0A5LZA/hktdc-research/Cosmetics-

https://kbvresearch.com/news/asia-pacific-cosmetics-market/

Loreal. 2016. Annual Report 2016. diakses Desember 2017 dari https://www.loreal-

finance.com/en/annual-report-2016/cosmetics-market

Loreal. 2017. diakses Januari 2018 dari

https://www.lorealfinance.com/_docs/0000000156/LOreal_H1_Financial

_Report_2017.pd

Ipsos.com. 2016. diakses juni 2018 dari https://www.ipsos.com/en/beauty-skin-

care-consumption-features-women-china.

Statista.com. 2017. Diakses januari 2018 dari

https://www.statista.com/statistics/550547/cosmetic-market-size-asia-

pacific/.