29
PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN DISPOSISI MATEMATIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PADA MATA KULIAH TEORI GRUP Sri Suryanti, S. Pd. M. Si. Universitas Muhammadiyah Gresik e-mail: srisuryanti13 @ gmail .co m ABSTRAK Tujuan utama pada penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kemampuan disposisi matematis mahasiswa pendidikan matematika pada mata kuliah teori grup dapat ditingkatkan dengan menerapkan pembelajaran model tutor sebaya. Melalui tutor teman sebaya diharapkan akan terbangun perilaku potensial melalui pengorganisasian materi perkuliahan secara mandiri dalam bentuk mencari pertolongan dan memberi pertolongan selama proses belajar berlangsung secara lebih intensif karena adanya jarak psikologis yang minimal antara tutor dan tutee. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas berbasis lesson study yang terdiri dari 4 siklus, dengan setiap siklus terdiri dari tiga tahap, yaitu plan, do, dan see. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa semester 3 yang mengikuti kuliah teori grup di program studi pendidikan matematika. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa kemampuan disposisi matematis mahasiswa terhadap mata kuliah teori grup dapat ditingkatkan dengan menerapkan pembelajaran model tutor sebaya. Peningkatan tersebut ditandai dengan peningkatan jumlah skor pada tiap siklusnya. Pada siklus I

PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN DISPOSISI MATEMATIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PADA MATA KULIAH TEORI GRUP

  • Upload
    siakad

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN DISPOSISI MATEMATIS MAHASISWA PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN MATEMATIKA

PADA MATA KULIAH TEORI GRUP

Sri Suryanti, S. Pd. M. Si.

Universitas Muhammadiyah Gresik

e-mail: srisuryanti13 @ gmail .co m

ABSTRAK

Tujuan utama pada penelitian ini adalah untuk mengetahui

apakah kemampuan disposisi matematis mahasiswa pendidikan

matematika pada mata kuliah teori grup dapat ditingkatkan

dengan menerapkan pembelajaran model tutor sebaya. Melalui

tutor teman sebaya diharapkan akan terbangun perilaku

potensial melalui pengorganisasian materi perkuliahan secara

mandiri dalam bentuk mencari pertolongan dan memberi

pertolongan selama proses belajar berlangsung secara lebih

intensif karena adanya jarak psikologis yang minimal antara

tutor dan tutee. Jenis penelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas berbasis lesson study yang terdiri dari 4 siklus,

dengan setiap siklus terdiri dari tiga tahap, yaitu plan, do,

dan see. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa semester 3

yang mengikuti kuliah teori grup di program studi pendidikan

matematika. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa

kemampuan disposisi matematis mahasiswa terhadap mata kuliah

teori grup dapat ditingkatkan dengan menerapkan pembelajaran

model tutor sebaya. Peningkatan tersebut ditandai dengan

peningkatan jumlah skor pada tiap siklusnya. Pada siklus I

diperoleh hasil rata-rata kemampuan disposisi matematis

mahasiswa sebesar 75,7%; siklus II diperoleh hasil kemampuan

disposisi matematis mahasiswa sebesar 76,7%; siklus III

diperoleh hasil kemampuan disposisi matematis mahasiswa

sebesar 80,86%; siklus IV diperoleh hasil kemampuan

disposisi matematis mahasiswa sebesar 88,4%.

Kata Kunci: Tutor Sebaya, disposisi matematis, Teori grup

Pendahuluan

Teori Grup merupakan salah satu mata kuliah wajib pada

semester lima Program Studi Pendidikan Matematika. Teori

Grup sebagai bagian dari materi matematika merupakan mata

kuliah yang mengkaji ide-ide abstrak, oleh karena itu

kadang-kadang ide abstrak tersebut tidak semuanya dapat

ditampilkan secara riil sehingga agak sulit untuk

dimengerti. Namun dengan karakteristik mata kuliah teori

grup tersebut, dosen dan mahasiswa perlu untuk memahami

secara benar. Dengan pemahaman yang benar oleh dosen,

diharapkan juga akan dipahami secara benar oleh mahasiswa.

Hal ini dapat terjadi apabila dosen dapat mengelola

pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik mahasiswa

dan karakteristik materi yang disampaikan. Materi yang

menjadi fokus penelitian yaitu operasi biner, grupoid, semi

grup, monoid, Grup dan sifat-sifatnya, Subgrup dan sifat-

sifatnya. Topik-topik ini membahas tentang suatu sistem

bilangan yang memerlukan daya abstraksi lebih tinggi dari

sistem bilangan asli atau bilangan bulat. Demikian juga

operasi hitung dalam suatu himpunan sangat berbeda dengan

operasi hitung pada bilangan bulat. Dalam topik-topik ini

terdapat aturan tersendiri dalam melakukan operasi hitung

pada suatu himpunan.

Dari hasil diskusi yang dilakukan tim, diperoleh

informasi bahwa topik-topik yang disebutkan di atas sulit

dipahami mahasiswa. Kesulitan itu terlihat baik dalam

kegiatan pembelajaran terutama dalam membahas contoh maupun

dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan mahasiswa dalam

mengerjakan soal-soal tes. Kesalahan-kesalahan yang biasa

terjadi: (1) sulit mengerjakan soal yang berbeda dengan

contoh, (2) salah dalam menjumlahkan atau mengalikan anggota

himpunan, selain himpunan bilangan real, (3) mahasiswa tetap

menggunakan operasi seperti pada himpunan bilangan real,

padahal operasi yang diberikan didefinisikan berbeda atau

mahasiswa tetap menganggap himpunan bilangan real, padahal

himpunan yang diberikan berbeda, (4) kurang mampu

menggunakan sifat-sifat Grup dan Subgrup dalam menyelesaikan

masalah. Oleh karena itu materi dalam teori grup senantiasa

merupakan materi yang sulit dipahami mahasiswa dari tahun ke

tahun.

Dalam menyelenggarakan proses pembelajaran, sebaiknya

terjadi hubungan timbal balik antara dosen dan mahasiswa.

Harus ada interaksi antara dosen dan mahasiswa, serta antara

mahasiswa dan mahasiswa. Pembelajaran tidak hanya satu arah.

Dosen tidak lagi menjadi satu satunya sumber informasi yang

dominan, akan tetapi fungsi dan tugasnya adalah sebagai

fasilitator, motivator dan dinamisator untuk belajar dan

berpikir matematik. Keengganan mahasiswa untuk mencari

sumber-sumber informasi ilmu pengetahuan dan teknologi

hampir terjadi di semua angkatan dan semua mata kuliah.

Keengganan ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara

lain pendekatan dosen dalam perkuliahan tidak lagi relevan,

sumber sumber informasi sulit didapat.

Jika permasalahan yang terjadi disebabkan oleh cara

pendekatan perkuliahan yang kurang tepat, maka perlu dicari

suatu alternatif pendekatan yang memungkinkan mahasiswa mau

dan mampu belajar dan berpikir matematik secara baik dan

optimal. Dengan melihat karakteristik mata kuliah Teori Grup

yang banyak menggunakan logika berfikir dan abstrak, maka

orientasi perkuliahan mahasiswa akan lebih bermakna apabila

pembelajaran dilakukan dan disesuiakan dengan perkembangan

tingkat berfikir mahasiswa. Agar pembelajaran Teori Grup

dapat diberikan secara baik, maka pembelajarannya harus

memungkinkan mahasiswa mempunyai kesempatan menyampaikan ide

atau permasalahan dan mendapatkan kesempatan berpikir yang

lebih kompleks. Penyampaian ide-ide abstrak matematika

memerlukan pemilihan dan pengaturan strategi pembelajaran

yang baik.

Pembelajaran dikatakan baik apabila disertai strategi

yang dapat menggali kreatifitas dan potensi yang dimiliki

oleh mahasiswa, baik secara individual maupun kelompok. Ada

kecenderungan mahasiswa tidak dapat menyatakan apa yang

dipikirkannya kepada dosen dalam belajar, mereka lebih

nyaman ketika menyampaikan kesulitan mereka kepada sesama

mahasiswa. Oleh karena itu perlu direncanakan pembelajaran

khususnya pada mata kuliah Teori Grup yang dapat melibatkan

mental mahasiswa, mampu menyampaikan masalah dan sekaligus

untuk mencari alternatif pemecahannya.

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas,

tim pengajar berkesimpulan bahwa pembelajaran model tutor

sebaya sangat cocok digunakan untuk meningkatkan berpikir

matematik atau kemampuan disposisi matematis mahasiswa pada

mata kuliah Teori Grup. Melalui pembelajaran model tutor

sebaya diharapkan (a) tugas dosen untuk memberi bantuan

kepada para mahasiswa secara individual menjadi lebih

ringan, (b) mahasiswa yang berkemampuan rendah dapat

terlayani kebutuhan belajarnya, (c) mahasiswa yang malu,

segan atau takut bertanya kepada dosen, dapat bertanya

kepada teman sebayanya, (d) mahasiswa dapat berkomunikasi

dengan bahasa sehari-hari yang mungkin lebih mereka pahami,

(e) bagi tutor, dapat memperkuat konsep atau pengetahuan

yang sedang atau telah mereka pelajari, sebab semakin sering

suatu pengetahuan dikomunikasikan kepada orang lain, maka

semakin tertanam kuat konsep atau pengetahuan tersebut dalam

struktur kognitif mahasiswa.

Dalam pembelajaran model tutor sebaya, setiap mahasiswa

dalam satu kelas dibagi dalam beberapa kelompok heterogen

yang beranggotakan 4 - 5 mahasiswa. Pada setiap kelompok

ditempatkan satu mahasiswa yang berkemampuan tinggi yang

bertugas sebagai tutor. Mahasiswa lain dalam satu kelompok

dapat bertanya kepada tutor jika mengalami kesulitan.

Pembelajaran model tutor sebaya adalah pembelajaran yang

menyenangkan setiap mahasiswa, sebab mahasiswa tidak

mendapat beban secara individu, segala beban ditanggung

secara berkelompok. Pembelajaran dengan seting kelompok dan

setiap kelompok ada seorang tutor maka belajar matematika

tidak menjadi sesuatu yang menakutkan. Mahasiswa yang

berkemampuan rendah tidak menjadi obyek kesalahan, atau

bahkan bahan olok-olokan atau bahan tertawaan. Metode tutor

sebaya adalah suatu metode pembelajaran yang dilakukan

dengan cara memberdayakan mahasiswa yang memiliki daya serap

yang tinggi dari kelompok mahasiswa itu sendiri untuk

menjadi tutor bagi teman temannya, dimana mahasiswa yang

menjadi tutor bertugas untuk memberikan materi belajar dan

latihan kepada teman-temannya (tutee) yang belum faham

terhadap materi atau latihan yang diberikan dosen dengan

dilandasi aturan yang telah disepakati bersama dalam

kelompok tersebut, sehingga akan terbangun suasana belajar

kelompok yang bersifat kooperatif bukan kompetitif.

Pembelajaran dengan metode tutor sebaya memberikan

kebebasan kepada mahasiswa yang menjadi tutor untuk

mengembangkan metode dalam menjelaskan materi kepada teman-

temannya. Namun demikian, mereka juga diberi tanggung jawab

oleh dosen agar bisa menjelaskan materi pelajaran pada teman

(tutee) yang masih belum paham, sehingga dalam pelaksanaannya

tutor bisa lebih leluasa dalam menyampaikan materi sesuai

dengan keinginan tutee. Kondisi pembelajaran yang difasilitasi

oleh teman sebaya yang akrab akan membuat tutee mengikuti

kegiatan pembelajaran lebih efektif, karena mahasiswa akan

lebih leluasa untuk mengatur waktu pembelajaran, tujuan-

tujuan belajar dan target penguasaan materi yang diharapkan.

Pembelajaran dengan tutor sebaya merupakan salah satu

pembelajaran yang selaras tujuan umum pembelajaran

matematika, yaitu mengembangkan sikap menghargai kegunaan

matematika dalam kehidupan yaitu memiliki rasa ingin tahu,

perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta

sifat ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah, NCTM

menamakan dengan istilah mathematical disposition atau disposisi

matematis.

Beberapa indikator disposisi matematis di antaranya

adalah: (1) sifat rasa percaya diri dan tekun dalam

mengerjakan tugas matematik, memecahkan masalah,

berkomunikasi matematis, dan dalam memberi alasan matematis;

(2) sifat fleksibel dalam menyelidiki, dan berusaha mencari

alternatif dalam memecahkan masalah; (3) menunjukkan minat,

dan rasa ingin tahu, sifat ingin memonitor dan merefleksikan

cara mereka berfikir; (4) berusaha mengaplikasikan

matematika ke dalam situasi lain, menghargai peran

matematika dalam kultur dan nilai, matematika sebagai alat

dan bahasa (Syaban, 2011).

Pada saat ini disposisi matematis mahasiswa masih

rendah. Hal tersebut menurut IMSTEP (Syaban, 1999) antara

lain disebabkan karena pembelajaran cenderung berpusat pada

dosen yang menekankan pada proses prosedural, tugas latihan

yang mekanistik, dan kurang memberi peluang kepada mahasiswa

untuk mengembangkan kemampuan berfikir matematis.

Pembelajaran matematika tidak hanya berkaitan tentang

pembelajaran konsep, prosedur dan aplikasinya saja tetapi

juga terkait dengan pengembangan minat dan ketertarikan

terhadap matematika dan melihat matematika sebagai cara yang

powerful dalam menyelesaikan masalah. Disposisi tidak hanya

berkaitan dengan sikap, tetapi juga kecendrungan dalam

berpikir dan berbuat melalui cara-cara positif (Dahlan,

2011).

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah

penelitian ini adalah apakah kemampuan disposisi matematis

mahasiswa pendidikan matematika pada mata kuliah Teori Grup

dapat ditingkatkan dengan melaksanakan pembelajaran model tutor

sebaya?.

Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

tindakan kelas, berbasis lesson study yang terdiri atas empat

siklus, dan setiap siklusnya terdiri atas tiga tahap yaitu

perencanaan (plan), tindakan/pelaksanaan (do), serta refleksi

(see). Subjek penelitian adalah mahasiswa semester tiga yang

terdaftar pada tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 35

mahasiswa. Sedangkan dosen yang terlibat dalam kegiatan ini

adalah Drs. Irwani Zawawi, M. Kes., Fatimatul Khikmiyah, S.

Pd. M. Sc., Siti Fauziyah, S. Pd. M. Si. Jenis data yang

diperoleh berupa data kualitatif yang diperoleh dari hasil

observasi, dan catatan lapangan.

Pada tahapan plan (perencanaan) dilakukan 1 (satu) minggu

sebelum pelaksanaan pembelajaran (Do). Kegiatan plan

dilakukan dengan tujuan secara bersama sama untuk mengkaji

terhadap teaching plan dan teaching material yang telah

direncanakan yang meliputi silabus matakuliah, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi atau bahan ajar yang

akan diberikan kepada mahasiswa, lembar kerja mahasiswa

(LKM), lembar observasi dan instrumen evaluasi yang

diperlukan.

Pada tahapan do (pelaksanaan) merupakan

pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan

pembelajaran yang sudah dipersiapkan. Selain itu pada

tahapan ini juga dilakukan observasi kegiatan pembelajaran.

Observasi didasarkan pada lembar observasi yang telah

disiapkan saat kegiatan plan. Untuk memperkuat hasil

observasi juga dilakukan pendokumentasian melalui rekaman

foto dan video (audio-visual) selama proses pembelajaran.

Dokumentasi ini dilakukan terhadap perilaku dan kejadian

yang umum maupun khusus selama proses pembelajaran sebagai

bukti autentik kejadian selama pembelajaran untuk memperkuat

kegiatan refleksi (see).

Tahapan Refleksi (see). Kegiatan refleksi dilakukan

segera setelah kegiatan Do selesai. Pada kegiatan ini

dilakukan diskusi terhadap fakta atau fenomena menarik yang

ditemukan saat observasi untuk melakukan análisis

kemungkinan penyebab dan mencari solusi untuk

memperbaikinya. Melalui kegiatan refleksi dapat

meningkatkan kepekaan dosen terhadap kekurangan dan

kelebihannya dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

Prosedur penelitian diawali dengan pemilihan tutor.

Calon tutor dipilih berdasarkan beberapa kriteria, yaitu

kemampuan akademik yang cukup tinggi (Indeks Prestasi

Kumulatif minimal 3,0), mampu berkomunikasi dengan baik

serta memiliki kemampuan interpersonal yang baik. Informasi

mengenai calon tutor, diperoleh peneliti melalui dosen wali,

teman sebaya dan observasi langsung terhadap calon tutor.

Selanjutnya dilakukan pembekalan tutor sebanyak dua kali

pertemuan untuk tiap siklus. Adapun materi pembekalan yang

diberikan adalah materi kuliah operasi biner, grupoid, semi

grup, dan monoid, Grup dan sifat-sifatnya, Subgrup dan

sifat-sifatnya. Peneliti menjelaskan tugas dan kewajiban

tutor, yaitu memimpin proses belajar kelompok (menjelaskan

materi belajar, memberikan penjelasan mengenai tugas-tugas,

membantu tutee mengerjakan tugas, dan memimpin proses diskusi

kelompok).

Keberhasilan tindakan dapat dilihat dari aktivitas tutor

dan mahasiswa lain selama mengikuti pembelajaran serta

ketekunan mahasiswa dalam menyelesaikan tugas.

Teknik Dan Instrumentasi Pengumpulan Data

Sesuai dengan fokus yang ditetapkan dalam penelitian

untuk mata kuliah Teori Grup ini yakni meningkatkan

kemampuan disposisi matematis mahasiswa pendidikan

matematika terhadap mata kuliah teori grup melalui

pembelajaran model tutor sebaya, maka data yang diperlukan

dalam kegiatan ini meliputi: 1) kepercayaan diri mahasiswa,

2) ketekunan mahasiswa dalam menyelesaikan tugas, 3)

fleksibilitas dalam memecahkan masalah, 4) minat dan rasa

ingin tahu mahasiswa terhadap matematika. Teknik analisis

data yang digunakan adalah analisis isi hasil observasi pada

kegiatan do. Untuk mendiskripsikan peningkatan penguasaan

kemampuan disposisi matematis mahasiswa digunakan analisis

data secara deskriptif. Skala yang diberikan untuk tiap

indikator disposisi matematis adalah 1 sampai 5.

Interpretasi Skor

Penilaian pada setiap jawaban dari item-item pernyataan

dalam lembar observasi penelitian menggunakan skala Likert,

dimana skala likert ini sering digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok

orang-orang tentang kejadian atau ejala sosial berdasarkan

definisi operasional yang telah ditetapkan oleh peneliti.

Berikut kriteria interpretasi skornya berdasarkan interval:

Angka 0%   – 19,99% = Sangat (tidak setuju/buruk/kurang

sekali)

Angka 20% – 39,99%  = Tidak setuju / Kurang baik)

Angka 40% – 59,99%  = Cukup / Netral

Angka 60% – 79,99%  = (Setuju/Baik/suka)

Angka 80% – 100% = Sangat (setuju/Baik/Suka)

Dengan rumus perhitungan skor adalah sebagai berikut:

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada pertemuan pertama siklus I peneliti membahas

materi tentang operasi biner serta sifat-sifatnya, pada

pertemuan pertama pada siklus II peneliti membahas materi

tentang grupoid, semigrup, dan monoid, pada pertemuan

RUMUSINDEX % =TotalSkorY

×100%

Y=Skortertinggilikert×jumlahmahasiswa

pertama pada siklus III peneliti membahas materi tentang

grup dan contoh-contohnya, pada pertemuan pertama pada

siklus IV peneliti membahas materi tentang order suatu grup,

order elemen grup serta subgrup. Untuk pertemuan kedua pada

setiap siklus peneliti memberikan tes tulis. Pada

pembelajaran setiap siklus peneliti menerapkan pembelajaran

model tutor sebaya.

Pada setiap siklus tutor bertugas menyampaikan materi

kepada tutee (mahasiswa lain dalam kelompoknya) sampai tutee

memahami materi (dalam hal ini waktu dibatasi yaitu selama

45 menit), setelah tutor selesai menyampaikan materi, tutee

dituntut agar dapat menyelesaikan LKM yang diberikan oleh

dosen, sesuai dengan waktu yang telah ditentukan yaitu 30

menit. Dalam mengerjakan LKM, dosen menekankan agar tutee

yang mengalami kesulitan untuk bertanya kepada tutor dan

kepada tutor untuk memberi bantuan kepada temannya. Dosen

juga menekankan kepada tutor untuk mengawasi tutee didalam

mengerjakan LKM. Kemudian dosen mengawasi aktivitas

mahasiswa agar tidak terjadi aktivitas yang tidak relevan

dengan pembelajaran. Setelah waktu yang ditentukan selesai,

dosen menyuruh mahasiswa untuk menghentikan pengerjaan LKM.

Selanjutnya dosen menunjuk secara acak dari setiap kelompok

untuk mempersentasikan hasil kerjanya. Meminta kelompok lain

untuk menanggapi atau menanyakan hal-hal yang terkait dengan

presentasi kelompok tadi. Memimpin diskusi kelas sedemikian

sehingga tercipta suasana diskusi yang kontruktif dan

menyenangkan mahasiswa. Setelah semua hal yang tercantum

dalam LKM dibahas dan didiskusikan, selanjutnya dosen

memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mencatat hal-hal

yang penting.

Aspek yang diamati pada lembar observasi aktivitas tutor

dan tutee adalah 1) kepercayaan diri, 2) ketekunan, 3)

fleksibilitas dalam memecahkan masalah, 4) menunjukkan

minat, rasa ingin tahu, sifat ingin memonitor dan

mefleksikan cara berfikir. Berikut adalah tabel skor untuk

tiap indikator:

Tabel skor indikator disposisi matematisASPEK SKALA KETERANGAN

Kepercayaan DIri

5 Percaya dengan kemampuan diri sendiri, mengutamakan usaha sendiri, berani menyampaikan pendapat, tidak mudah berputus asa,

4 Percaya dengan kemampuan diri sendiri, Mengutamakan usaha sendiri, , berani menyampaikan pendapat, kadang berkeluh kesah

3 Percaya dengan kemampuan diri sendiri, Mengutamakan usaha sendiri, berputus asa, kadang berkeluh kesah

2 Percaya dengan kemampuan diri sendiri, seringmeminta bantuan dari mahasiswa yang lain, berputus asa, kadang berkeluh kesah

1 Tidak percaya dengan kemampuan dirinya.Ketekunan 5 Menunjukkan kesungguhan, menyelesaikan tugas

yang diberikan dengan benar dan tepat waktu 4 Menunjukkan kesungguhan, menyelesaikan tugas

yang diberikan tepat waktu tapi ada jawaban yang kurang tepat

3 Menunjukkan kesungguhan, menyelesaikan tugasyang diberikan melebihi waktu yang diberikan

2 Menunjukkan kesungguhan, tugas tidak terselesaikan

1 Tidak menunjukkan kesungguhanFleksibillitas

5 Berinisiatif untuk mencari metode lain untuk menyelesaikan masalah dan jawaban benar

4 Tidak Berinisiatif untuk mencari metode lain untuk menyelesaikan masalah dan jawaban benar

3 Berinisiatif untuk mencari metode lain untuk menyelesaikan masalah dan jawaban kurang tepat

2 Tidak Berinisiatif untuk mencari metode lain untuk menyelesaikan masalah dan jawaban salah

1 Tidak ada inisiatifMenunjukkan minat

5 Menunjukkan minat, dan rasa ingin tahu, sifatingin memonitor dan merefleksikan cara berfikir

4 Menunjukkan minat, dan rasa ingin tahu, sifatingin memonitor tetapi tidak merefleksikan cara berfikir

3 Menunjukkan minat, dan rasa ingin tahu, tidakingin memonitor dan tidak merefleksikan caraberfikir

2 Hanya menunjukkan minat1 Tidak menunjukkan minat, tidak menunjukkan

rasa ingin tahu, tidak ingin memonitor dan merefleksikan cara berfikir

Pada siklus I, aspek nomor 1 memperoleh skor rata-rata

3,77; aspek nomor 2 memperoleh skor rata-rata 4,17; aspek

nomor 3 memperoleh skor rata-rata 3,43; aspek nomor 4

memperoleh skor rata-rata 3,77. Adapun hasil secara

keseluruhan disajikan dalam tabel berikut:

Tabel skor disposisi matematis siklus I

No NIM Nama Mahasiswa SIKLUS 1

A B C D

1 13421002 FITROTUL AINIYAH 4 5 3 5

2 13421003 PUTRI KHOLIFA 3 5 3 4

3 13421005 FADHILATUN NI MAH 4 5 4 3

4 13421006 MUSFIROTUL AFIDAH 4 4 4 3

5 13421007 NENI TRIANA 4 3 3 3

6 13421008 PANDU PRADANA 2 4 3 3

7 13421009 DIAN RUSIANA 4 4 3 3

8 13421010 NURUL ISTIQOMAH 5 5 3 4

9 13421011 NI MATUL KARIMAH 5 5 5 5

10 13421012 BAGUS RAHMAD B. 0 0 0 0

11 13421013 IMROATUL MAHMUDAH 4 4 3 4

12 13421014 ROUDLOTUNNISA ALI F 4 3 3 3

13 13421015 SITI AISYAH 4 5 4 4

14 13421016 RETNO LISTIONINGRUM 5 5 5 5

15 13421017 RINDA ISMAWATI 2 4 3 4

16 13421018 SYARIFATUS SAFIYAH 3 3 3 3

17 13421019 MIMIN CHIKMAWATI 4 4 3 4

18 13421020 NAUFAL MUZAKKIE 4 4 3 4

19 13421021 OLIVIA MAGHFIROH 4 5 4 5

20 13421023 MEGA AYU DWI ASTUTIK 4 5 4 5

21 13421025 ICA NASIKHAH 4 4 3 4

22 13421026 DANAWATUL MURSIDAH 5 5 5 5

23 13421027 MUHAMAD ARDIANSAH ANDI PRASETIA 4 4 4 2

24 13421029 SITI MAISYAROH 2 3 2 3

25 13421030 YENNI APRILIANI 4 5 3 4

26 13421032 SULAENI 4 5 5 5

27 13421033 MUHAMMAD SYARIF 4 3 3 4

28 13421034 BONY FATTAH 5 5 5 5

29 13421035 TIKA HARIATI 2 4 4 3

30 13421036 ISTIADATUL ALAWIYAH 4 4 3 3

31 13421037 ATIQHOTUL MAULA 4 4 4 3

32 13421038 ISMIATIN MAFRUHAH 5 5 3 5

33 13421039 NOVY ISWATIN ROSYADAH 4 5 4 5

34 13421040 SITI KHARIJAH 4 5 3 4

35 13421042 RAHMADIYAH ARUM FITRIYANI 4 3 3 3

jumlah 132 146120

132

rata-rata3,771

4,171

3,43

3,77

Pada siklus II, aspek nomor 1 memperoleh skor rata-rata

3,83; aspek nomor 2 memperoleh skor rata-rata 4,3; aspek

nomor 3 memperoleh skor rata-rata 3,49; aspek nomor 4

memperoleh skor rata-rata 3,77. Adapun hasil secara

keseluruhan disajikan dalam tabel berikut:

Tabel skor disposisi matematis siklus II

No NIM Nama Mahasiswa SIKLUS 2

A B C D

1 13421002 FITROTUL AINIYAH 4 5 5 5

2 13421003 PUTRI KHOLIFA 4 4 3 4

3 13421005 FADHILATUN NI MAH 3 5 4 3

4 13421006 MUSFIROTUL AFIDAH 4 3 4 3

5 13421007 NENI TRIANA 0 0 3 3

6 13421008 PANDU PRADANA 4 3 3 3

7 13421009 DIAN RUSIANA 4 4 3 3

8 13421010 NURUL ISTIQOMAH 4 5 3 4

9 13421011 NI MATUL KARIMAH 5 5 5 5

10 13421012 BAGUS RAHMAD B. 2 4 0 0

11 13421013 IMROATUL MAHMUDAH 4 4 3 4

12 13421014 ROUDLOTUNNISA ALI F 2 5 3 3

13 13421015 SITI AISYAH 3 4 4 4

14 13421016 RETNO LISTIONINGRUM 5 5 5 5

15 13421017 RINDA ISMAWATI 5 5 3 4

16 13421018 SYARIFATUS SAFIYAH 3 4 3 3

17 13421019 MIMIN CHIKMAWATI 3 3 3 4

18 13421020 NAUFAL MUZAKKIE 4 3 3 4

19 13421021 OLIVIA MAGHFIROH 5 5 4 5

20 13421023 MEGA AYU DWI ASTUTIK 5 5 4 5

21 13421025 ICA NASIKHAH 4 4 3 4

22 13421026 DANAWATUL MURSIDAH 5 5 5 5

23 13421027 MUHAMAD ARDIANSAH ANDI PRASETIA 3 5 4 2

24 13421029 SITI MAISYAROH 4 5 2 3

25 13421030 YENNI APRILIANI 4 3 3 4

26 13421032 SULAENI 4 4 5 5

27 13421033 MUHAMMAD SYARIF 5 5 3 4

28 13421034 BONY FATTAH 5 5 5 5

29 13421035 TIKA HARIATI 4 5 4 3

30 13421036 ISTIADATUL ALAWIYAH 5 5 3 3

31 13421037 ATIQHOTUL MAULA 4 5 4 3

32 13421038 ISMIATIN MAFRUHAH 5 5 3 5

33 13421039 NOVY ISWATIN ROSYADAH 4 4 4 5

34 13421040 SITI KHARIJAH 3 4 3 4

35 13421042 RAHMADIYAH ARUM FITRIYANI 2 4 3 3

jumlah 134 149 122132

rata-rata3,82

94,25

73,49

3,8

Pada siklus III, aspek nomor 1 memperoleh skor rata-rata

3,85; aspek nomor 2 memperoleh skor rata-rata 4,2; aspek

nomor 3 memperoleh skor rata-rata 4; aspek nomor 4

memperoleh skor rata-rata 4,14. Adapun hasil secara

keseluruhan disajikan dalam tabel berikut:

Tabel skor disposisi matematis siklus III

No NIM Nama Mahasiswa SIKLUS 3

A B C D

1 13421002 FITROTUL AINIYAH 4 5 4 5

2 13421003 PUTRI KHOLIFA 4 5 4 5

3 13421005 FADHILATUN NI MAH 4 5 4 4

4 13421006 MUSFIROTUL AFIDAH 4 4 4 4

5 13421007 NENI TRIANA 4 3 0 0

6 13421008 PANDU PRADANA 4 4 3 4

7 13421009 DIAN RUSIANA 4 4 4 4

8 13421010 NURUL ISTIQOMAH 5 5 4 5

9 13421011 NI’MATUL KARIMAH 5 5 5 5

10 13421012 BAGUS RAHMAD B. 0 0 4 5

11 13421013 IMROATUL MAHMUDAH 4 4 5 4

12 13421014 ROUDLOTUNNISA ALI F 4 3 4 5

13 13421015 SITI AISYAH 4 5 4 4

14 13421016 RETNO LISTIONINGRUM 5 5 5 5

15 13421017 RINDA ISMAWATI 2 4 4 4

16 13421018 SYARIFATUS SAFIYAH 3 3 4 5

17 13421019 MIMIN CHIKMAWATI 4 4 3 4

18 13421020 NAUFAL MUZAKKIE 4 4 4 3

19 13421021 OLIVIA MAGHFIROH 4 5 5 5

20 13421023 MEGA AYU DWI ASTUTIK 4 5 5 5

21 13421025 ICA NASIKHAH 4 4 5 3

22 13421026 DANAWATUL MURSIDAH 5 5 4 5

23 13421027

MUHAMAD ARDIANSAH ANDI PRASETIA 4 4 4 3

24 13421029 SITI MAISYAROH 2 3 4 4

25 13421030 YENNI APRILIANI 4 5 4 2

26 13421032 SULAENI 4 5 3 3

27 13421033 MUHAMMAD SYARIF 4 3 4 4

28 13421034 BONY FATTAH 5 5 5 5

29 13421035 TIKA HARIATI 2 4 4 4

30 13421036 ISTIADATUL ALAWIYAH 4 4 4 5

31 13421037 ATIQHOTUL MAULA 4 4 4 5

32 13421038 ISMIATIN MAFRUHAH 5 5 4 5

33 13421039 NOVY ISWATIN ROSYADAH 4 5 4 5

34 13421040 SITI KHARIJAH 4 5 4 3

35 13421042 RAHMADIYAH ARUM FITRIYANI 4 3 4 4

jumlah 135 146140

145

rata-rata3,85

74,17

1 44,14

Pada siklus IV, aspek nomor 1 memperoleh skor rata-rata

4,51; aspek nomor 2 memperoleh skor rata-rata 4,54; aspek

nomor 3 memperoleh skor rata-rata 4,23; aspek nomor 4

memperoleh skor rata-rata 4,4. Adapun hasil secara

keseluruhan disajikan dalam tabel berikut:

Tabel skor disposisi matematis siklus IV

No NIM Nama Mahasiswa SIKLUS 4

A B C D

1 13421002 FITROTUL AINIYAH 5 5 5 5

2 13421003 PUTRI KHOLIFA 5 5 5 5

3 13421005 FADHILATUN NI MAH 5 5 4 5

4 13421006 MUSFIROTUL AFIDAH 5 5 4 5

5 13421007 NENI TRIANA 0 0 0 0

6 13421008 PANDU PRADANA 3 3 4 4

7 13421009 DIAN RUSIANA 4 4 4 5

8 13421010 NURUL ISTIQOMAH 5 5 5 5

9 13421011 NI MATUL KARIMAH 5 5 5 5

10 13421012 BAGUS RAHMAD B. 5 4 4 3

11 13421013 IMROATUL MAHMUDAH 4 4 4 4

12 13421014 ROUDLOTUNNISA ALI F 5 5 5 5

13 13421015 SITI AISYAH 5 5 5 5

14 13421016 RETNO LISTIONINGRUM 5 5 5 5

15 13421017 RINDA ISMAWATI 5 4 4 4

16 13421018 SYARIFATUS SAFIYAH 5 5 5 5

17 13421019 MIMIN CHIKMAWATI 4 5 4 4

18 13421020 NAUFAL MUZAKKIE 4 4 4 3

19 13421021 OLIVIA MAGHFIROH 5 5 4 5

20 13421023 MEGA AYU DWI ASTUTIK 5 5 5 5

21 13421025 ICA NASIKHAH 5 5 4 5

22 13421026 DANAWATUL MURSIDAH 5 5 4 5

23 13421027

MUHAMAD ARDIANSAH ANDI PRASETIA 4 4 4 3

24 13421029 SITI MAISYAROH 5 5 4 4

25 13421030 YENNI APRILIANI 5 5 4 4

26 13421032 SULAENI 5 5 4 4

27 13421033 MUHAMMAD SYARIF 5 5 4 5

28 13421034 BONY FATTAH 5 5 5 5

29 13421035 TIKA HARIATI 5 4 4 4

30 13421036 ISTIADATUL ALAWIYAH 5 5 4 5

31 13421037 ATIQHOTUL MAULA 5 5 5 4

32 13421038 ISMIATIN MAFRUHAH 5 5 5 5

33 13421039 NOVY ISWATIN ROSYADAH 4 5 5 5

34 13421040 SITI KHARIJAH 3 4 3 5

35 13421042 RAHMADIYAH ARUM FITRIYANI 3 4 4 4

jumlah 158 159 148154

rata-rata4,514

4,543

4,229

4,4

Berdasarkan hasil observasi pada siklus I sampai siklus

IV diperoleh hasil bahwa kemampuan disposisi matematis

mahasiswa mengalami peningkatan. Kemampuan disposisi

matematis pada siklus I dapat dikatakan baik, yaitu indeks

skor yang diperoleh adalah sebesar 75,7%. Pada siklus ini

aspek yang paling bagus adalah aspek no 2 yaitu aspek

ketekunan. Pada siklus ini aspek kepercayaan diri masih

rendah, yaitu dari keseluruhan mahasiswa skor rata-ratanya

adalah 3,7 artinya disini mahasiswa masih belum percaya

diri, mahasiswa masih berkeluh kesah ketika menyelesaikan

tugas. Tutor pun pada siklus pertama ini juga masih belum

percaya diri, yaitu Putri Kholifa yang mendapat skor 3 untuk

aspek kepercayaan diri.

Selama proses pembelajaran pada siklus I terlihat

mahasiswa belum terbiasa dengan pembelajaran melalui bantuan

tutor. Hal ini ditandai dengan adanya mahasiswa yang masih

bertanya pada dosen apabila mengalami kesulitan. Tutor pun

masih canggung dalam menjelaskan materi kepada temannya.

Berdasarkan hasil pembelajaran juga diperoleh bahwa masih

ada tutee yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan LKM

yang diberikan. Dari hasil diskusi kelas, ada 3 mahasiswa

yang masih membuktikan operasi biner tidak secara umum,

tetapi menggunakan contoh. Pada siklus ini karena waktu yang

tidak cukup maka tidak semua kelompok dapat mempresentasikan

hasil kerja mereka.

Pada siklus II diperoleh hasil bahwa kemampuan disposisi

matematis mahasiswa juga dalam kategori baik, indeks skor

yang diperoleh adalah sebesar 76,7%, secara kategori belum

mengalami peningkatan tetapi dari indeks skor sedikit

mengalami peningkatan dari siklus I. Para tutor dalam siklus

ini sudah menunjukkan rasa percaya diri. Sedangkan selama

proses pembelajaran tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan

pada siklus I, hanya saja dosen melakukan perbaikan-

perbaikan dalam beberapa aspek kegiatan pembelajaran,

penyajian materi, serta dari segi pengelolaan waktu,

sehingga semua LKM dapat dipresentasikan saat diskusi kelas.

Pada siklus III diperoleh hasil bahwa kemampuan

disposisi matematis mahasiswa dalam kategori sangat baik,

indeks skor yang diperoleh adalah sebesar 80,86% mengalami

peningkatan yang signifikan dari siklus I dan II. Pada

proses pembelajarannya mengalami peningkatan yang sangat

signifikan. Tutor melaksanakan tugasnya dengan baik,

kepercayaan diri mereka sudah baik ini terbukti dari skor

yang mereka peroleh, untuk tiap tutor memperoleh skor

maksimal yaitu 5. Kemampuan tutee juga mengalami

peningkatan, mereka membuktikan grup tidak dengan contoh,

tetapi sudah pembuktian secara umum. Sedangkan pada siklus

IV diperoleh hasil bahwa kemampuan disposisi matematis

mahasiswa juga sangat baik, yaitu indeks skor yang diperoleh

adalah sebesar 88,4%. Pada siklus ini baik tutor maupun

tutee sudah terbiasa dengan pembelajaran model tutor sebaya,

semua aspek baik tutor maupun tutee mengalami peningkatan.

Dari keseluruhan hasil serta pembahasan yang telah

dipaparkan sebagaimana di atas, maka dapat dikatakan bahwa

penerapan pembelajaran model tutor sebaya dapat meningkatkan

kemampuan disposisi matematis mahasiswa program studi

pendidikan matematika pada mata kuliah teori grup. Disposisi

matematis dikatakan baik jika mahasiswa tersebut menyukai

masalah-masalah yang merupakan tantangan serta melibatkan

dirinya secara langsung dalam menemukan/menyelesaikan

masalah. Selain itu mahasiswa merasakan dirinya mengalami

proses belajar saat menyelesaikan tantangan tersebut. Dengan

demikian pembelajaran dengan model Tutor Sebaya dapat

meningkatkan disposisi matematis mahasiswa karena mahasiswa

terlibat aktif dalam pembelajaran.

Dari skala disposisi yang diberikan terlihat mahasiswa

yang memiliki disposisi tinggi pada umumnya lebih tekun dan

berminat mengikuti pembelajaran dan sangat antusias

mengerjakan permasalahan yang diberikan. Sikap mahasiswa

dalam menghadapi matematika dan keyakinannya dapat

mempengaruhi prestasi mereka dalam matematika.

Berikut dokumentasi kegiatan pembelajaran model tutor

sebaya dari siklus I sampai siklus IV.

Gambar 1. Kegiatan Tutor saat menjelaskan materi kepada

tutee

Gambar 2. Kegiatan tutee saat mengerjakan LKM

Gambar 3. Kegiatan tutee saat presentasi didepan kelas

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat

disimpulkan bahwa:

1. Kemampuan disposisi matematis mahasiswa pendidikan

matematika dapat ditingkatkan melalui pembelajaran model

tutor sebaya. Peningkatan tersebut ditandai dengan a)

peningkatan ketekunan mahasiswa dalam menyelesaikan tugas,

b) meningkatnya minat mahasiswa dalam mengikuti

pembelajaran, c) antusiasme mahasiswa dalam mengerjakan

permasalahan yang diberikan.

2. Mahasiswa yang memiliki disposisi tinggi pada umumnya

lebih tekun dan berminat mengikuti pembelajaran dan

sangat antusias mengerjakan permasalahan yang diberikan.

3. Pembelajaran dengan tutor sebaya membuat mahasiswa

lebih berpartisipasi aktif dalam belajar baik secara

fisik, mental maupun sosial, hal ini nampak melalui

aktifitas mahasiswa dalam menyelesaikan tugas secara

kelompok.

4. Pembelajaran model tutor sebaya dapat dijadikan salah

satu alternatif pembelajaran dalam mata kuliah Teori Grup.

Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, saran yang dapat

diberikan adalah:

1. Tim dosen dalam merancang pembelajaran Teori Grup dengan

jumlah mahasiswa yang besar, hendaknya memperhatikan

kemampuan mahasiswa yang dapat mengajari teman-temannya.

Mereka dapat dijadikan tutor saat belajar kelompok.

2. Dosen diharapkan agar dapat menggunakan berbagai macam

model pembelajaran yang sesuai dalam pembelajaran

matematika, sehingga mahasiswa berminat untuk belajar

matematika dan dapat meningkatkan kemampuan matematika

mahasiswa.

3. Diharapkan kesadaran setiap Dosen matematika dapat

menerapkan model pembelajaran yang bervariasi sesuai

dengan karakter mahasiswa dan karakter materi yang akan

diajarkan.

Daftar Pustaka

Depdikbud. 1992. Penelitian Tindakan (Action Research). Jakarta:

Depdikbud Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2012, Pedoman

Penulisan Makalah Lesson Study Untuk Seminar Exchange Experience,

Dirjen Dikti, Kementrian Pendidikan Nasional, Jakarta.

Ibrohim, 2011, Lesson Study untuk Meningkatkan Kompetensi Pendidik,

Kualitas Pembelajaran dan Perkembangannya Di Indonesia, Makalah

disajikan dalam Seminar Nasional Lesson Study di UNTAD

Palu, 28 Oktober 2011.

Marlina. Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share

(TPS) untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Disposisi

Matematis Siswa di SMA Negeri 1 Bireuen. Universitas Syiah Kuala

Banda Aceh

National Council of Teachers of Mathematics (NCTM). (2000).

Principles and Standards for School Mathematics. Reston. VA: NCTM.

Santyasa, wayan. 2005. Model Pembelajaran Inovatif Dalam Implementasi

Kurikulum Berbasis Kompetensi, Makalah disajikan dalam

penataran guru-guru SMP, SMA se Kabupaten Jembrana,

Juni-Juli 2005.

Shafridla. (2012). Peningkatan Kemampuan Komunikasi dan Disposisi

Matematis Siswa

Melalui Pendekatan Matematika Realistik. Tesis Magister,

Universitas Medan.