Upload
independent
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengetahuan tentang besarnya keragaman genotipe dalam
suatu populasi merupakan modal penting dalam program pemuliaan
tanaman, karena keragaman genotipe mencerminkan besarnya
potensi dan kecepatan dari populasi tersebut untuk menerima
perbaikan. Populasi dengan keragaman genotipe rendah
mencirikan bahwa anggota populasi tersebut secara genetis
relatif homogen sehingga seleksi untuk mendapatkan tanaman
unggul akan sulit dilakukan. Untuk dapat menentukan besarnya
kergaman genotipe suatu populasi perlu diketahui komponen-
komponen yng menyusun keragaan individu tanaman penyusun
populasi.
Persilangan akan mengakibatkan timbulnya populasi
keturunan yang bersegregasi. Adanya segregasi ini berarti ada
perbedaan genetik pada populasi, sehingga merupakan bahan
seleksi, guna meningkatkan sifat. Generasi keturunan yang
bersegresi dapat berbeda karena perbedaan macam persilangan.
Teknik analisis yang paling banyak digunakan untuk tujuan
pemuliaan tanaman atau tujuan diatas adalah teknik analisis
varians yang diikuti dengan penguraian komponen varians.
1.2 Tujuan Praktikum
Mempelajari cara penafsiran besarnya keragaman genotipe dan
heritabilitas arti luas karakter-karakter tanaman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Heritabilitas adalah istilah yang digunakan untuk
menunjukan bagian dari keragaman total (yang diukur dengan
raga) dari suatu sifat yang diakibatkan oleh pengaruh genetik.
Secara statisitik merupakan reaksi observed fenotifik
variance, yang disebabkan perbadaan hariditas diantara gen dan
kombinasi gen genotype individu-individu sebagai suatu unit
(Welsh, James R dan Mogea, Johanis P. 1991).
Hubungan Heretabilitas dengan penentuan metode seleksi
yang akan diterapkan dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Bila nilai heritabilitas tinggi, maka metode seleksi
yang paling tepat digunakan adalah metode seleksi masssa,
sebaliknya bila rendah digunakan metode silsilah. 2. Bila
ragam epistasi tinggi, maka metode yang tepat adalah metode
seleksi di antara famili dan pemuliaan galur 3. Bila peran
gen dominant lebih menonjol maka program pemuliaan diarahkan
untuk pembuatan galur silang-dalam untuk membentuk hibrida.
4. Bila ragam interaksi genetic dan lingkungan, maka
program pemulia diarahkan untuk mendapatkan varietas yang
sesuai dengan wilayah ekologis tertentu. 5. Heritabilitas
dalam arti sempit dapat digunakan untuk menduga kemajuan
genetic harapan akibat seleksi (Allard, R. W, 1995).
Persilangan akan mengakibatkan timbulnya populasi
keturunan yang bersegregasi. Adanya segregasi ini berarti ada
perbedaan genetik pada populasi, sehingga merupakan bahan
seleksi, guna meningkatkan sifat. Generasi keturunan yang
bersegresi dapat berbeda karena perbedaan macam persilangan.
Keragaman yang dapat diamati pada suatu individu tanaman
merupakan perwujudan dari faktor genetis yang menjadi ciri
bawaan dari tanaman tersebut (genotipe) dan faktor lingkungan
yang menjadi tempat tumbuhnya. Secara sederhana hubungan
tersebut dapat dilambangkan sebagai berikut : P = G + E.
Heritabilitas merupakan nilai relative yang menunjukkan
besarnya sumbangan keragaman genotipe yang dinyatakan:
H2=s2G/s2P x 100% (Tim Penyusun. 2013).
Ada dua pengertian haritabilitas, yaitu heritabilitas
dalam arti luas dan dalam arti sempit, akan tetapi yang
digunakan secara unu adalah dalam arti sempit. Heritabilitas
dalam arti luas adalah total atau penjumlahan antara ragam
genetik, dominantt dan epistasis dibagi dengan total atau
penjumlahan antara ragam genetik, dominant, epistasis, dan
lingkungan. Sedangkan heritabilitas dalam arti sempit yaitu :
Ragam genetik per total atau penjumlahan antara ragam genetik,
dominant, epistasis, dan lingkungan (Poespodarsono, Soemardjo.
1988).
Ekspresi fenotip suatu karakter pada dasarnya merupakan
resultante pengaruh factor genetic dan simpangan yang
diakibatkan oleh factor lingkungan serta interaksi antara
kedua factor tersebut. Oleh karena peran gen dalam
menendalikan penampilan suatu karakter dapat
dibedakan atas tiga macam yaitu: Ragam adiftif (V2g) Ragam
yang disebabkan simpangan dominant dari pola aditif (V2d)
Ragam yang disebabkan simpangan epistasi dari pola aditif
(V2v)(Nasir, 2001)
Prinsip dasar dalam menduga nilai heritabilitas ada
beberapa cara utama (Johnson and Rendel, 1966) :1.Etimilasi
nilai heritabilitas dapat dianalisis dari ragam suatu populasi
yang isogen( ragam yang sama ),dibandingkan dengan ragam
populasi umum. 2. Melalui seleksi dalam populasi bila
dilakukan suatu seleksi maka frekuaensi gennya akan berubah
dan perubahan frekuansi gen inilah yang diduga sebagai
kemampuan genetik yang diperoleh dari tetuanya. 3. Melalui
perhitungan korelasi dan regresi dari induk atau orang tua
dengan anaknya.Cara ini merupakan paling akurat, karena
dianalisis berdasarkan kekerabatannya secara genetik
(Sarwono.2010. Laporan Praktikum).
BAB III
METODELOGI
3.1 Alat Dan Bahan
Bahan : Tanaman kacang hijau
Alat : alat tulis.
3.2 Cara Kerja
1. Menentukan Sampel sebanyak 5 tanaman dari setiap ulangan.
2. mengukur tinggi tanaman menggunakan meteran.
3. menghitung jumlah cabang
4. menghitung jumlah polong
5.diameter batang
6.setelah itu mencari nilai Anava nya dan herebilitasnya
BAB IVHasil dan pembahasan
4.1 HASIL PENGAMATAN1. tinggi tanaman.
no genotipUlangan
Yi rata21 2 3 4
1 G7 41 58,6 42,4 20,4 162,4 40,6
2 G8 88,1 49,3 66,8 42 246,2 61,55
3 G9 12 57,6 65,2 33,6 228,4 57,1
4 G10 56,8 58,6 72,6 59,4 247,4 61,85
5 G11 49,36 38,2 56,6 42,2186,3
6 46,59
6 G12 33,13 17,6 46 42138,7
4 34,68
TOTAL 340,4 279,9 349,6 239,61209.
5 50,39
FK = (1209,5)24
2=1462890
24 =60953,76
JK TOTAL = ((41+¿
= 67256,37 – 60953,76
= 6302,6
JK p =¿¿ –60953,76
= 2631,32
JK BLOK = ¿¿ – 60953,76
= 4821,75 –60953,76
= 1353,65
JK GALAT = JK TOT - JKB - JKP
=6302,6 -1353,65 – 2639,32
= 2317,62
Tabelanava
Sk db jk Kt f hitf tab5% 1%
Blok 3 1353,65 451,21 2,92 3.29 4,56
genotip 5 2631,32 526,26 3,406* 2.9 5,42
Galat 15 2317,65 154,51
Total 23
6302,63
KESIMPULAN
- Blok → F hit> F 0.05 sehingga Ho : Pj = 0 diterimasehingga , tidak terdapat keragaman tinggi tanaman antar blokatau blok efektif memisahkan keragaman hasil.- Varietas → F hit > F 0.05 sehingga Ho : ai = 0 ditolak,terdapat perbedaan tinggi tanaman kacang hijau antar varietaskacang hijau pada taraf 5%.
2. keragamanGenotife1. Analisis Ragam
σ2e =KTe=154,50
2. Ragam genetik (σ2g)
σ2g =(KTg–Kte)n
= (526,26–154,508)4
= 92,94
3. Standar deviasi ragam genetik
σσ2g = √(2n
)[(KTg2dbg+2)+(KTe2dbe
+2)]
= √(216
)[(526,272
5+2)+(526,272
15+2)]
= √ (0,125 ) (55394,02+18466,01)
=√9232,504
= 96,08
4. KK G = √(σ2gX
X100%)
= √(92,9450,39X100%)
= 19 %yaitu AGAK SEMPIT
KKF =√(σ2FX
X100%) X =Ƹpn=331,5724
=13,81
5. = √(92,94+15450850,39
X100%)
= √(247,4450,39X100%)
= 31,21 % YAITU AGAK SEMPIT
6. h2bs =(σ2gσ2f )x100%
= 92,9421,247,44
x100%
= 37,56 % SEDANG
2. TABEL LUAS DAUN
no genotipUlangan
Yi rata21 2 3 4
1 G7 93,05 112,05 88,8 36,05329,9
5 82,48
2 G8 133,77 112,6 109,4 106,18461,9
5115,4
8
3 G9 99,57 158,78 116,9 81,82457,0
7114,2
6
4 G10 93,53 128,3 122,95 111455,7
8113,9
4
5 G11 99,52 95,47 114 113,4422,3
9105,5
9
6 G12 110,34 55,02 138,1 72,05375,5
1 93,87
TOTAL 629,78 662,22 690,15 520,52502,65
105,27
FK = (2502,65)24
2=260969
JK TOTAL = (((93,05)+¿260969
= 15716,32
JK p =¿¿ –260969
= 3614,525
JK BLOK = (629,78)+¿¿ –260969
= 2761,86
JK GALAT = JK TOT - JKB - JKP
=15716,32 - 2761,86 - 3614,525
= 9339,9
Tabelanava
Sk Db jk kt f hitf tab5% 1%
Blok 3 3614,52 722,905 1,160 3.29 4,56
genotip 5 2761,86 920,62 1,478 2.9 5,42
Galat 15 9339,92 622,66
Total 23 15716,32
KESIMPULAN
- Blok → F hit > F 0.05 sehingga Ho : Pj = 0 diterima sehingga, tidak terdapat keragaman luas daun tanaman antar blok ataublok efektif memisahkan keragaman hasil.
- Varietas → F hit > F 0.05 sehingga Ho : ai = 0 diterima,tidak terdapat perbedaan luas dan tanaman kacang hijau antarvarietas kacang hijau pada taraf 5%.
2. keragamanGenotife1. Analisis Ragam
σ2e =KTe=622,62
2. Ragam genetik (σ2g)
σ2g =(KTg–Kte)n
= (722,9–622,62)4
= 25,06
3. Standar deviasi ragam genetik
σσ2g = √(2n
)[(KTg2dbg+2)+(KTe2
dbe+2)]
= √(216
)[ (722,905¿2¿¿5+2 )+(622,62215+2) ]
=√16296,19
= 127,66
4. KK G = √(σ2gX
X100%) = √( 25,06104,27
X100%) = 4,80 %yaitu SEMPIT
5. KKF =√(σ2FX
X100%)
= √(647,722104,27X100%)
= 24,40% YAITU SEMPIT
6. h2bs =(σ2gσ2f )x100%
= 25,06647,722
x100%
= 3,87 % RENDAH
3 TABEL jumlahbijipolong
no genotipUlangan
Yi rata21 2 3 4
1 G7 11 11 15 12 49 12,25
2 G8 13 13 15 12 53 13,25
3 G9 13 17 17 15 62 15,5
4 G10 12 14 10 11 47 11,75
5 G11 11 12 14 13 50 12,5
6 G12 14 10 12 16 52 13
TOTAL 74 77 83 79 313 13,04
FK = (313)24
2=9796924
=4082,04
JK TOTAL = ((112+¿= 4177 –4082,04
= 94,92JK p =¿¿ –4082,04= 4116,75 – 4082,04=34,71JK BLOK = ¿¿4082,04
=4089,16–4082,04= 7,12
JK GALAT = JK TOT - JKB - JKP = 94,92 – 7,12 – 34,74 = 53,09
Sk Db jk kt f hitf tab5% 1%
Blok 3 7,12 2,3 0,65 3.29 4,56
genotip 5 34,74 6,94 1,96 2.9 5,42
Galat 15 5,09 3,53
Total 23 94,92
KESIMPULAN
- Blok → F hit > F 0.05 sehingga Ho : Pj = 0 diterima sehingga, tidak terdapat keragaman jumlah biji/polong antar blok ataublok efektif memisahkan keragaman jumlah biji/polong.- Varietas → F hit > F 0.05 sehingga Ho : ai = 0 diterima,tidak terdapat perbedaan jumlah biji/polong kacang hijau antarvarietas kacang hijau pada taraf 5%.
2. keragamanGenotife1. Analisis Ragam
σ2e =KTe= 3,53
2. Ragam genetik (σ2g)
σ2g =(KTg–Kte)n
= (6.94–3,53)4
= 0,85
3. Standar deviasi ragam genetik
σσ2g = √(2n
)[(KTg2dbg+2)+(KTe2
dbe+2)]
= √(216
)[ (6,94¿2¿¿5+2)+(3,53¿2¿¿15+2 )]
=√1,807
= 1,34
4. KK G = √(σ2gX
X100%) = √( 0,8513,04
X100%) = 7,67 %yaitu SEMPIT
5. KKF =√(σ2FX
X100%) = √( 2,0913,04
X100%) = 16 % YAITU SEMPIT
6. h2bs =(σ2gσ2f )x100%
= 0,854,38x100%
= 19 %RENDAH
4. TABEL PANJANG POLONG
no genotipUlangan
Yi rata21 2 3 4
1 G7 5,82 8,2 8,4 5,7 28,12 7,03
2 G8 8,52 7,8 8,2 9,6 34,12 8,53
3 G9 10,64 10,3 9,6 7,7 38,24 9,56
4 G10 8,48 8,2 8,2 8,36 33,24 8,29
5 G11 12,1 8,4 9,2 9,6 33,18 9,82
6 G12 18,86 6 10,2 11,2 39,3 11,56
TOTAL 64,86 48,9 53,8 52,1219,2
2 9,134
FK = (219,22)24
2
=¿2002,392
JK TOTAL = (5,822+¿= 155,58
JK p =¿¿ –2002,392= 48,257
JK BLOK = ¿¿- 2002,392
= 22,607JK GALAT = JK TOT - JKB - JKP
= 155,58 – 22,607 – 48,257 = 84,715
Sk Db jk kt f hitf tab5% 1%
Blok 3 22,607 7,5 1,33 3.29 4,56
genotip 5 48,25 9,65 1,708 2.9 5,42
Galat 15 84,715 5,64
Total 23 155,58
KESIMPULAN
- Blok → F hit > F 0.05 sehingga Ho : Pj = 0 diterima sehingga, tidak terdapat keragaman panjang polong kacang hijau antarblok atau blok efektif memisahkan keragaman panjang polong.
- Varietas → F hit> F 0.05 sehingga Ho : ai = 0 diterima,tidak terdapat perbedaan panjang polong kacang hijau antarvarietas kacang hijau pada taraf 5%.
2. keragamanGenotife1. Analisis Ragam
σ2e =KTe= 5,64
2. Ragam genetik (σ2g)
σ2g =(KTg–Kte)n
= (9,65–5,64)4
= 1,0009
3. Standar deviasi ragam genetik
σσ2g = √(2n
)[(KTg2dbg+2)+(KTe2
dbe+2)]
= √(216
)[ (20,62 ¿2¿¿5+2 )+(4,12¿2¿¿15+2) ]
=√3,0925
= 1,758
4. KK G = √(σ2gX
X100%) = √(1,00099,134
X100%) = 10,95 %yaitu SEMPIT
5. KKF =√(σ2FX
X100%) = √( 6,649,134
X100%) = 28,22 % YAITU AGAK SEMPIT
6. h2bs =(σ2gσ2f )x100%
= 100096,64x100%
= ( 0,150) x 100%= 15,07 % RENDAH
5. TABEL JUMLAH POLONG PER TANAMAN
no genotipUlangan
Yi rata21 2 3 4
1 G7 5,4 30,4 17,4 4 57,2 14,3
2 G8 53 29,2 9,6 9,4 101,2 25,3
3 G9 38 21,6 25,8 18,8 104,2 26,05
4 G10 16,2 32 32,2 63 143,4 35,85
5 G11 30,6 19 20,6 22,4 92,6 23,15
6 G12 25,8 5,8 16,4 29,4 77,4 19,35
TOTAL 169 138 122 147 576 24
FK = (576 )24
2
=¿13824
JK TOTAL = (5,42+¿= 4568,24
JK perlakuan =¿¿ – 13824= 1051
JK BLOK = ¿¿ - 13824= 192,3333
JK GALAT = JK TOT - JKB - JKP = 4568,24 – 192,3333 – 1051 = 3324,907
Sk Db jk kt f hitf tab5% 1%
Blok 3 192,3333 64,11 0,289 3.29
genotip 5 1051 210,2 0,948 2.9
Galat 15 3324,907 221,66
Total 23 4568,24
KESIMPULAN
- Blok → F hit < F 0.05 sehingga Ho : Pj = 0 diterimasehingga , tidak terdapat perbedaan rata-rata jumlah polongper tanaman antar kelompok.- Varietas → F hit < F 0.05 sehingga Ho : ai = 0 diterima,tidak terdapat perbedan rata-rata jumlah polong per tanamanantar genotipe.
keragamanGenotife1. Analisis Ragam
σ2e =KTe= 221,66
2. Ragam genetik (σ2g)
σ2g =(KTg–Kte)n
= (219,2−221,66)4
= - 2,865
3. Standar deviasi ragam genetik
σσ2g = √(2n
)[(KTg2dbg+2)+(KTe2
dbe+2)]
= √(216
)¿¿
=√1514,54
= 38,91
4. KK G = √(σ2gX
X100%) = √(−2,86724
X100%) = - 11,94%yaitu SEMPIT
5. KK F = √(σ2gX
X100%) = √(218,7924
X100%) = 61,63 % AGAK LUAS
6. h2bs =(σ2gσ2f )x100%
= −2,865218,79
x100%
= -1,31 % RENDAH
6 TABEL JUMLAH CABANG PRIMER
no genotipUlangan
Yi rata21 2 3 4
1 G7 11,8 7,4 2,2 4,2 25,6 6,4
2 G8 15,8 8,4 3,6 3,4 31,2 7,8
3 G9 8,6 8,2 3,6 7 27,4 6,85
4 G10 8,2 9,6 3,6 5,8 27,4 6,8
5 G11 13,2 5,4 2,6 3,2 24,4 6,1
6 G12 11,2 4,6 3,6 6,6 26 6,5
TOTAL 68,8 43,6 19,2 30,2 161,8 6,74
FK = (161,8 )24
2
= 1090,801
JK TOTAL = (11,82+¿= 303,079
JK p =¿¿ – 1090,801= 6,889JK BLOK = ¿¿ - 1090,801
= 228,37
JK GALAT = JK TOT - JKB - JKP = 303,07 – 228,379 – 6,889 = 67,81
Sk Db jk kt f hitf tab5% 1%
Blok 3 228,37 76,1216,84*
* 3.29 5,4
genotip 5 6,889 1,37 0,304 2.9 4,56
Galat 15 67,81 4,52
Total 23 303,07
KESIMPULAN
- Blok → F hit < F 0.05 sehingga Ho : Pj = 0 ditolaksehingga , terdapat keragaman jumlah cabang primer batangtanaman kacang hijau antar blok atau blok efektif.
- Varietas → Fhit < F 0.05 sehingga Ho : ai = 0 diterima,tidak terdapat perbedaan jumlah cabang primer tanaman kacanghijau antar perlakuan atau perlakuan efektif.
2. keragaman Genotife1. Analisis Ragam
σ2e =KTe= 4,52
2. Ragam genetik (σ2g)
σ2g =(KTg–Kte)n
= (1,377–4,52)4
= 0,785
3. Standar deviasi ragam genetik
σσ2g = √(2n
)[(KTg2dbg+2)+(KTe2
dbe+2)]
= √(216
)[ (1,377 ¿2¿¿5+2 )+(4,52¿2¿¿15+2) ]
= √(216
)[ (1,896 ¿2¿¿5+2 )+(20,43¿2¿¿15+2 )]
=√ (0,125 )¿¿(3,362)¿=√0,717
= 1,758
4. KKF =√(σ2FX
X100%) = √(3,756,74
X100%) = 28,7% YAITU AGAK SEMPIT
5. h2bs =(σ2gσ2f )x100%
= −0,7853,75
x100%
= ( -0,2093) x 100%= -20,93% RENDAH
7 TABEL jumlah buku subur
no genotipulangan
Yi rata21 2 3 4
1 G7 2 13,6 6,8 2,2 24,6 6,15
2 G8 23,6 11,6 5 4,6 44,8 11,2
3 G9 16,8 8,8 10 6,4 42 10,5
4 G10 7,8 13,6 10,2 5,2 36,8 9,2
5 G11 12 6,6 8,6 10 37,2 9,3
6 G12 11,2 2,8 6 9,4 29,4 7,35
TOTAL 73,4 57 46,6 37,8 214,8 8,95
FK = (214,8)24
2=46139,04
24 =1922,46
JK TOTAL = (2¿2+¿= 2474,4 – 1922,46= 551,94
JK p =¿¿ – 4082,04= 1999,31– 1922,46= 76,85
JK BLOK = ¿¿- 1922,46= 2039,49 – 1922,46= 117,03
JK GALAT = JK TOT - JKB - JKP = 551,94 – 117,03 – 76,85 = 358,06
Sk Db jk kt f hitf tab5% 1%
Blok 3 117,03 39,01 1,63 3.29 5,41
genotip 5 76,85 15,37 0,64 2.9 4,56
Galat 15 358,06 23,87
Total 23 551,94
KESIMPULAN
- Blok → F hit< F 0.05 sehingga Ho : Pj = 0 diterimasehingga , tidak terdapat keragamlah buku subur kacang hijauantar blok atau blok efektif memisah keragaman buku subur.- Varietas → F hit < F 0.05 sehingga Ho : ai = 0 diterima,tidak terdapat perbedan rata-rata jumlah buku subur padatanaman kacang hijau.
2. keragamanGenotife1. Analisis Ragam
σ2e =KTe=23,87
2. Ragam genetik (σ2g)
σ2g =(KTg–Kte)n
= (15,37–23,87)4
= - 2,125
3. Standar deviasi ragam genetik
σσ2g = √(2n
)[(KTg2dbg+2)+(KTe2
dbe+2)]
= √(216
)[ (15,37 ¿2¿¿5+2 )+(23,87215+2)]
= √ (0,125 ) (49,24+39,98 )
=√11,15
= 3,339
4. KKF =√(σ2FX
X100%)= √(21,740,95
X100%) = 52,10 % YAITU AGAK LUAS
5. h2bs =(σ2gσ2f )x100%
= −2,12521,745
x100%
= -9,77 % SEMPIT
8.TABEL BERAT 100 BJI KACANG HIJAU
no genotipulangan
Yi rata21 2 3 4
1 G7 5,3 6 5,9 6,9 24,1 6,025
2 G8 5,6 6,1 6,4 6,8 24,9 6,225
3 G9 6,3 6,8 7,5 6,2 26,8 6,7
4 G10 5,9 5,3 5,8 3,9 20,9 5,225
5 G11 5,7 7,9 7,1 7,4 28 7
6 G12 7,4 5,9 7,8 5,9 27 6,75
TOTAL 36,2 38 40,4 37,1 151,7 6,32
FK = (151,7)24
2=23012,89
24=958,87
JK TOTAL = (5,3¿2+¿= 978,53 – 958,87= 19,65
JK p =¿¿ – 958,87= 8,347
JK BLOK = ¿¿- 958,87
= 1,6312
JK GALAT = JK TOT - JKB - JKP = 19,659 – 1,6312 – 8,347 = 9,681
Sk Db jk kt f hitf tab5% 1%
Blok 3 1,63125 0,543 0,842 3.29 5,4
genotip 5 8,347 1,669 2,758 2.9 4,56
Galat 15 9,681 0,645
Total 23 19,659
KESIMPULAN
- Blok → F hit< F 0.05 sehingga Ho :Pj = 0 diterima sehingga ,tidak terdapat keragaman rata-rata berat 100 biji (gram)tanaman kacang hijau antar blok atau blok efektif.- Varietas → F hit< F 0.05 sehingga Ho :ai = 0 diterima, tidakterdapat perbedan rata-rata berat 100 biji (gram) tanamankacang hijau antar perlakuan atau perlakuan efektif.
2. keragamanGenotife
1. Analisis Ragamσ2e =KTe= 0,645
2. Ragam genetik (σ2g)
σ2g =(KTg–Kte)n
= (1,669–0,645)4
= 0,256
3. Standar deviasi ragam genetik
σσ2g = √(2n
)[(KTg2dbg+2)+(KTe2
dbe+2)]
= √(216
)[ (1,669 ¿2¿¿5+2 )+(0,645¿2¿¿15+2 )]
=√ (0,125 )¿¿(2,027¿=√0,573
= 0,757
4. KK G = √(σ2gX
X100%) = √(0,2566,32
X100%) = 8,07 %yaitu SEMPIT
5. KKF =√(σ2FX
X100%) = √(0,956,32
X100%) = 15,03% YAITU SEMPIT
6. h2bs =(σ2gσ2f )x100%= 0,2560,95
x100%
= 28,41% SEDANG
4.2 Pembahasan
Persilangan akan mengakibatkan timbulnya populasi
keturunan yang bersegregasi. Adanya segregasi ini berarti ada
perbedaan genetik pada populasi, sehingga merupakan bahan
seleksi, guna meningkatkan sifat. Generasi keturunan yang
bersegresi dapat berbeda karena perbedaan macam persilangan.
Keragaman yang dapat diamati pada suatu individu tanaman
merupakan perwujudan dari faktor genetis yang menjadi ciri
bawaan dari tanaman tersebut (genotipe) dan faktor lingkungan
yang menjadi tempat tumbuhnya. Secara sederhana hubungan
tersebut dapat dilambangkan sebagai berikut :P = G + E
Heritabilitas adalah istilah yang digunakan untuk
menunjukan bagian dari keragaman total (yang diukur dengan
raga) dari suatu sifat yang diakibatkan oleh pengaruh genetik.
Secara statisitik merupakan reaksi observed fenotifik
variance, yang disebabkan perbadaan hariditas diantara gen dan
kombinasi gen genotype individu-individu sebagai suatu unit.
Ada dua pengertian haritabilitas, yaitu heritabilitas dalam
arti luas dan dalam arti sempit, akan tetapi yang digunakan
secara unu adalah dalam arti sempit. Heritabilitas dalam arti
luas adalah total atau penjumlahan antara ragam genetik,
dominantt dan epistasis dibagi dengan total atau penjumlahan
antara ragam genetik, dominant, epistasis, dan lingkungan.
Sedangkan heritabilitas dalam arti sempit yaitu : Ragam
genetik per total atau penjumlahan antara ragam genetik,
dominant, epistasis, dan lingkungan. Heritabilitas dapat
dicari menggunakan H2=s2G/s2P x 100%.
Hubungan Heretabilitas dengan penentuan metode seleksi
yang akan diterapkan dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Bila nilai heritabilitas tinggi, maka metode seleksi
yang paling tepat digunakan adalah metode seleksi masssa,
sebaliknya bila rendah digunakan metode silsilah. 2. Bila
ragam epistasi tinggi, maka metode yang tepat adalah metode
seleksi di antara famili dan pemuliaan galur 3. Bila peran
gen dominant lebih menonjol maka program pemuliaan diarahkan
untuk pembuatan galur silang-dalam untuk membentuk hibrida.
4. Bila ragam interaksi genetic dan lingkungan, maka
program pemulia diarahkan untuk mendapatkan varietas yang
sesuai dengan wilayah ekologis tertentu. 5. Heritabilitas
dalam arti sempit dapat digunakan untuk menduga kemajuan
genetic harapan akibat seleksi.
Nilai Heritabilitas menunjukkan besarnya potensi dari
populasi untuk menerima perbaikan dan memiliki nilai antara 0
dan 1, jika h2 = 1 berarti bahwa keragaman fenotipe seluruhnya
timbul karena adanya perbedaan genotipe, sebaiknya jika h2 = 0
berarti keragaman fenotipe seluruhnya timbul karena pengaruh
lingkungan yang beragam. Kriteria heretabilitas : 0 – 20
(rendah) ; 20 – 50 (sedang) ; >50 (tinggi).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Heretabilitas digunakan untuk mengetahui apakah pada sesuatu
populasi terdapat keragaman genetik atau tidak.
Sifat kuantitatif umumnya cenderung mempunyai heretabilitas
tinggi, sebaliknya sifat kuantitatif mempunyai heretabilitas
rendah.
Dari hasil perhitungan yang dilakukan, dapat kita ketahuai
bahwa hampir semua criteria yang dinilai itu dipengaruhi
oleh lingkungan yang memang beragam (pengaruh lingkungan
yang besar), selain jumlah buku subur yang pengaruh
keragaman genotifnya tinggi.
Nilai h2 menunjukkan besarnya potensi dari populasi untuk
menerima perbaikan dan memiliki nilai antara 0 dan 1, jika
h2 = 1 berarti bahwa keragaman fenotipe seluruhnya timbul
karena adanya perbedaan genotipe, sebaiknya jika h2 = 0
berarti keragaman fenotipe seluruhnya timbul karena pengaruh
lingkungan yang beragam. Kriteria heretabilitas : 0 – 20
(rendah) ; 20 – 50 (sedang) ; >50 (tinggi).
· Populsi dengan heretabilitas tinggi memungkinkan
dilakukan seleksi, sebaliknya dengan heretabilitas rendah
masih harus dinilai tingkat rendahya ini, yaitu bila terlalu
rendah, hampir mendekati 0, berarti tidak akan banyak berarti
pekerjaan seleksi tersebut.
5.2 Saran
· Mahasiswa dapat menerapkan metode statistic dan
rancangan percobaan dalam kegiatan pemuliaan tanaman.
· Mahasiswa dapat menaksir beberapa parameter genetik
(keragaman Genetik, Heritabilitas) dari suatu Populasi.
DAFTAR PUSTAKA
Allard, R. W, 1995. Pemuliaan Tanaman. Rineka Cipta: Jakarta.
Poespodarsono, Soemardjo. 1988. Dasar – Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman.
Institut Pertanian Bogor: Bogor.
Sarwono.2010. Laporan Praktikum. www.Sarwono.net/Laporan-
prektikum.htmlDiakses 25-05-2013.
Tim Penyusun. 2013. Penuntun Praktikum Pemuliaan Tanaman. Fakultas
Pertanian Universitas Bengkulu: Bengkulu.