Upload
unhan
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH METEOROLOGI LAUT
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERAIRAN DAN KELAUTAN
Oleh:
TIM ASISTEN METEOROLOGI LAUT
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
1. PENDAHULUAN
Pelaksanaan praktikum merupakan bagian dari
kegiatan perkuliahan mata kuliah Meteorologi Laut.
Praktikum dilatarbelakangi oleh pentingnya mahasiswa
mengetahui keadaan cuaca maupun iklim. Cuaca maupun
iklim sangat mempengaruhi aktifitas yang ada di darat
maupun di laut. Oleh sebab itu, mengetahui kondisi
atmosfer atau cuaca sangat penting untuk merencarakan
kegiatan yang akan dilakukan terutama kegiatan yang
dilakukan di lautan.
Dalam memperkirakan keadaan cuaca maupun iklim
tersebut membutuhkan Instrumen atau alat-alat yang
digunakan untuk mengetahui komponen-komponen cuaca di
Bumi. Komponen tersebut diantaranya kelembapan udara,
suhu, tekanan udara, arah angin dan lain sebagainya.
Dengan mengetahui data-data tersebut, maka mahasiswa
dapat menganalisa hubungan komponen tersebut dengan
pembentukan cuaca dan iklim yang akan terjadi sehingga
akan memungkinkan adanya penyesuaian kegiatan yang akan
dilakukan.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
yang merupakan suatu lembaga pemerintah yang berfungsi
untuk memprediksi cuaca dan iklim. Lembaga tersebut
memiliki metode dan instrumen – instrumen yang
digunakan untuk memprediksi cuaca maupun iklim yang
akan digunakan masyarakat dalam kegiatan sehari – hari.
Oleh sebab itu, mahasiswa perlu adanya pengetahuan
terhadap metode dan alat-alat apa saja yang digunakan
BMKG dalam memprediksi cuaca maupun iklim yang akan
terbentuk.
2. Tujuan Praktikum
a. Mahasiswa dapat mengerti dan mengetahui metode
yang digunakan memperkirakan cuaca maupun iklim.
b. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis instrumen
yang digunakan untuk membantu memperkirakan
kondisi atmosfer dalam periode pendek maupun
panjang.
c. Mahasiswa dapat menganalisis data karakteristik
atmosfer terhadap cuaca yang akan terjadi.
d. Mahasiswa dapat mengerti peran dari prediksi
perkiraan cuaca dan peranan cuaca maupun iklim
terhadap kegiatan manusia terkhusus dalam bidang
kelautan.
3. Waktu dan Tempat
Praktikum mata kuliah Meteorologi Laut terbagi
menjadi 3 sesi, yaitu praktikum lapang. Adapun
praktikum lapang akan dilaksanakan pada hari senin –
jum’at tanggal 8 – 12 Desember 2014 pukul 06.30 –
09.30, 09.30 - 12.30, dan 12.30 - 15.30 WIB. Kegiatan
tersebut bertempat di Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika (BMKG), Karangploso, Malang.
4. Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika Karang
Ploso
Sejarah BMKG dimulai pada tahun 1841 diawali dengan
pengamatan yang dilakukan secara perorangan oleh Dr.
Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor. Tahun demi tahun
kegiatannya berkembang sesuai dengan semakin
diperlukannya data hasil pengamatan cuaca dan geofisika
yang awalnya bertujuan untuk perkebunan dan pertanian.
Selain itu berkembang menjadi keperluan militer dan
tersebar di kota-kota besar di Indonesia seperti di
Jakarta dan berkembang di tiap daerah di Indonesia.
Sebelum BMKG, nama sebelumnya yaitu hanya BMG dan diubah
pada tahun 2008 menjadi BMKG sampai sekarang. BMKG
mulai dikenal banyak di Indonesia ketika pada saat
terjadi bencana tsunami di Aceh pada tahun 2004 silam.
5. Tugas Pokok dan Fungsi BMKG
Memberikan layanan informasi yang akurat, tepat waktu
dan bermutu untuk untuk melindungi masyarakat dan
kehidupannya dari bencana alam
Mengadakan pengamatan, pengumpulan, analisis
pengolahan, analisis dan penyebaran data serta
pelayanan informasi meteorologi, klimatologi, dan
geofisika.
Jumlah jaringan stasiun pengamatan di wilayah Indonesia
1. Stasiun Meteorologi : 120
2. Stasiun Geofisika : 31
3. Stasiun Klimatologi : 21
Tugas pokok stasiun Meteorologi Karang Ploso, sesuai
SK No. Kep.005 Tahun 2004 “Melaksanakan pengamatan,
pengumpulan, dan penyebaran data, pengolahan,
penganalisaan dan prakiraan di dalam wilayahnya serta
pelayanan jasa meteorologi”. Sesuai dengan Peraturan KBMG
Nomor SK.170/ME.007/BMG-2006 “Melaksanakan tugas
Pelayanan Informasi Maritim”.
Pengamatan
Unsur-unsur pengamatan tidak dengan alat/visual :
Awan
Jarak pandang mendatar
Cuaca (awan dan petir)
6. Peralatan Pengamatan
a. Barometer Air Raksa
Membandingkan perbedaan tinggi air raksa dalam
tabung gelas dan di dalam bejana. Barometer air raksa
berfungsi untuk mengukur tekanan udara. Terdiri dari
tabung gelas berisi air raksa, bagian atasnya tertutup
dan bagian bawahnya terbuka dimasukkan ke dalam bejana
air raksa.
Syarat Penempatan :
Ditempatkan pada ruangan yang mempunyai suhu tetap
(Homogen).
Tidak boleh kena sinar matahari langsung.
Tidak boleh kena angin langsung.
Tidak boleh dekat lalu-lintas orang.
Tidak boleh dekat meja kerja.
Penerangan jangan terlalu besar, maximum 25 watts.
Cara Pemasangan :
Dipasang tegak lurus pada dinding yang kuat.
Tinggi bejana + 1 m dari lantai.
Sebaiknya dipasang di lemari kaca.
Latar belakang yang putih untuk memudahkan pembacaan.
Cara Membaca :
Baca suhu yang menempel pada Barometer.
Naikkan air raksa dalam bejana, sehingga menyinggung
jarum taji.
Skala Nonius (Vernier) sehingga menyinggung permukaan
air raksa.
Baca skala Barometer dan skala Nonius.
Gunakan koreksi yang telah disediakan.
b. Barograph
Barograph adalah istilah lain untuk barometer yang
dapat merekam sendiri hasil pengukurannya. Barograph
umumnya menggunakan prinsip Barometer Aneroid, dengan
menghubungkan beberapa kapsul/ cell aneroid dengan sebuah
pena untuk membuat track pada kerta pias yang diletakkan
pada tabung yang berputar 24 jam per rotasi. Pada pias
terdapat garis-garis tegak menunjukkan waktu dan garis
mendatar menunjukkan tekanan udara.Tingkat keakuratan
dari barograph, salah satunya ditentukan oleh jumlah
kapsul/cell aneroid yang digunakan. Semakin banyak kapsul
aneroid yang digunakan maka semakin peka barograph
tersebut terhadap perubahan tekanan udara.
c. Evaporimeter tipe pyche Termograph
Thermometer bola kering Thermometer
bola basah
Thermometer maksimum Thermometer
minimum
Evaporimeter tipe pyche . Biasanya alat ini
ditempatkan di dalam sangkar cuaca, sedangkan tipe yang
lain diletakkan di luar sangkar. Atmometer tipe Piche
memiliki konstruksi yang sederhana karena mudah
penggunaan dan pengamatannya. Cara penggunaan dan
pengamatannya ialah: mula-mula tabung diisi dengan air
aquades, kemudian ditutup dengan kertas saring dengan
bantuan ring penjepit yang dibentuk sedemikian rupa,
kemudiandiletakkan pada tiang penggantung. Pengamatan
dilakukan pada permukaan air di dalam tabung yang
berskala (cc). Proses penguapan terjadi pada dua
permukaan kertas saring dan berlangsung terus menerus
sampai persediaan air di dalam habis. Besarnya penguapan
dapat diketahui dari penyusutan air dalam tabung pada
waktu pengamatan berikutnya.
Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur
suhu (temperatur), ataupun perubahan suhu. Istilah
termometer berasal dari bahasa Latin thermo yang berarti
panas dan meter yang berarti untuk mengukur. Prinsip kerja
termometer ada bermacam-macam, yang paling umum digunakan
adalah termometer air raksa. Thermometer yang terdapat di
BMKG Karang Ploso ada empat macam, yaitu thermometer bola
kering dan thermometer bola basah serta thermometer
maksimum dan minimum.
Dry Bulb temperature (Temperatur bola kering),
yaitu suhu yang ditunjukkan dengan thermometer bulb biasa
dengan bulb dalam keadaan kering. Satuan untuk suhu ini
bias dalam celcius, Kelvin, fahrenheit. Seperti yang
diketahui bahwa thermometer menggunakan prinsip pemuaian
zat cair dalam thermometer. Jika kita ingin mengukur suhu
udara dengan thermometer biasa maka terjadi perpindahan
kalor dari udara ke bulb thermometer. Karena
mendapatkan kalor maka zat cair (misalkan: air raksa)
yang ada di dalam thermometer mengalami pemuaian sehingga
tinggi air raksa tersebut naik. Kenaikan ketinggian
cairan ini yang di konversika dengan satuan suhu
(celcius, Fahrenheit, dll).
Wet Bulb Temperature (Temperatur bola basah), yaitu
suhu bola basah. Sesuai dengan namanya “wet bulb”, suhu
ini diukur dengan menggunakan thermometer yang bulbnya
(bagian bawah thermometer) dilapisi dengan kain yang
telah basah kemudian dialiri udara yang ingin diukur
suhunya. Perpindahan kalor terjadi dari udara ke kain
basah tersebut. Kalor dari udara akan digunakan untuk
menguapkan air pada kain basah tersebut, setelah itu baru
digunakan untuk memuaikan cairan yang ada dalam
thermometer. Untuk menjelaskan apa itu wet bulb
temperature, dapat kita gambarkan jika ada suatu kolam
dengan panjang tak hingga diatasnya ditutup. Kemudian
udara dialirkan melalui permukaan air. Dengan adanya
perpindahan kalor dari udara ke permukaan air maka
terjadilah penguapan. Udara menjadi jenuh diujung kolam
air tersebut. Suhu disinilah yang dinamakan Wet Bulb
temperature
Termometer Maksimum Ciri khas dari termometer ini
adalah terdapat penyempitan pada pipa kapiler di dekat
reservoir. Air raksa dapat melalui bagian yang sempit ini
pada suhu naik dan pada suhu turun air raksa tak bisa
kembali ke reservoir, sehingga air raksa tetap berada
posisi sama dengan suhu tertinggi. Setelah dibaca posisi
ujung air raksa tertinggi, air raksa dapat dikembalikan
ke reservoir dengan perlakuan khusus (diayun-ayunkan).
Termometer maksimum diletakkan pada posisi hampir
mendatar, agar mudah terjadi pemuaian . Pengamatan sekali
dalam 24 jam.
Thermometer minimum biasanya menggunakan alkohol
untuk pendeteksi suhu udara yang terjadi. Hal ini
dikarenakan alkohol memiliki titik beku lebih tinggi
dibanding air raksa, sehingga cocok untuk pengukuran suhu
minimum. Prinsip kerja thermometer minimum adalah dengan
menggunakan sebuah penghalang (indeks) pada pipa alkohol,
sehingga apabila suhu menurun akan menyebabkan indeks
ikut tertarik kebawah, namun bila suhu meningkat maka
indek akan tetap pada posisi dibawah. Selain itu
peletakan thermometer harus miring sekitar 20-30 derajat,
dengan posisi tabung alkohol berada di bawah. Hal ini
juga dimaksudkan untuk mempertahankan agar indek tidak
dapat naik kembali bila sudah berada diposisi bawah (suhu
minimum).
Termograph ini mencatat otomatis temperatur sebagai
fungsi waktu. Thermograph ini adalah logam panjang yang
terdiri dari 2 bagian, kuningan dan invar. Bentuk bimetal
merupakan spiral. Terpasang pada sumbu horizontal dan
diluar kotak Thermograph. Satu ujung bimetal dipasang
pada kotak dengan sekrup penyetel halus, sehingga letak
pena dapat diatur. Ujung lain dihubungkan ketangkai pena
melalui sumbu horizontal sehingga dapat menimbulkan
track/ rekaman pada kertas pias yang berputar 24 jam per
rotasi. Jika temperatur naik, ujung bimetal menggerakkan
tangkai pena keatas, dan sebaliknya. Sebelum dipakai,
thermograph harus dikalibrasi terlebih dahulu. Alat ini
harus ditempatkan dalam sangkar apabila dipakai untuk
mengukur atmospher.
d. Anemometer Tipe Corong
Anemometer adalah alat pengukur kecepatan angin yang
banyak dipakai dalam bidang Meteorologi dan Geofisika
atau stasiun prakiraan cuaca. Nama alat ini berasal dari
kata Yunani anemos yang berarti angin. Perancang pertama
dari alat ini adalah Leon Battista Alberti pada tahun 1450.
Selain mengukur kecepatan angin, alat ini juga dapat
mengukur besarnya tekanan angin itu.
Cara kerja alat Pada saat tertiup angin, baling-
baling yang terdapat pada anemometer akan bergerak sesuai
arah angin. Di dalam anemometer terdapat alat pencacah
yang akan menghitung kecepatan angin. Penggunaan
Anemometer harus ditempatkan di daerah terbuka. Baling-
baling pada anemometer akan berputar dengan sendirinya
jika ditiup angin.
e. Penakar Hujan Tipe Hellman (Otomatis)
Penakar hujan Otomatis type Hellman adalah penakar
hujan yang dapat mencatat sendiri, badannya berbentuk
silinder, luas permukaan corong penakarnya 200 Cm2,
tingginya antara 100 sampai dengan 120 Cm. Jika pintu
penakar hujan dalam keadaan terbuka, maka bagian dalamnya
akan terlihat seperti gambar terlampir.
Prinsip kerja alat jika hujan turun, air hujan akan
masuk kedalam tabung yang berpelampung melalui corongnya,
air yang masuk kedalam tabung mengakibatkan pelampung
beserta tangkainya terangkat (naik keatas). Pada tangkai
pelampung terdapat tangkai pena yang bergerak mengikuti
tangkai pelampung, gerakan pena akan menggores pias yang
diletakkan/digulung pada silinder jam yang dapat berputar
dengan sendirinya. Penunjukkan pena pada pias sesuai
dengan jumlah volume air yang masuk ke dalam tabung,
apabila pena telah menunjuk angka 10 mm. maka air dalam
tabung akan keluar melalui gelas siphon yang bentuknya
melengkung. Seiring dengan keluarnya air maka pelampung
akan turun, dan dengan turunnya pelampung tangkai penapun
akan bergerak turun sambil menggores pias berupa garis
lurus vertikal. Setelah airnya keluar semua, pena akan
berhenti dan akan menunjuk pada angka 0, yang kemudian
akan naik lagi apabila ada hujan turun.
f. Penakar Hujan Tipe Obs (Manual)
Alat pengukur hujan, mengukur tinggi hujan seolah-
olah air yang jatuh ke tanah menumpuk ke atas merupakan
kolom air. Bila air yang tertampung volumenya dibagi
dengan luas corong penampung maka hasilnya dalah tinggi.
Satuan yang dipakai adalah milimeter (mm). Penakar hujan
yang baku digunakan di Indonesia adalah tipe
observatorium. Semua alat penakar hujan yang beragam
bentuknya atau yang otomatis dibandingkan dengan alat
penakar hujan otomatis (OBS). Penakar hujan OBS adalah
manual. Jumlah air hujan yang tertampung diukur dengan
gelas ukur yang telah dikonversi dalam satuan tinggi atau
gelas ukur yang kemudian dibagi sepuluh karena luas
penampangnya adalah 100 cm sehingga dihasilkan satuan mm.
Pengamatan dilakukan sekali dalam 24 jam yaitu pada pagi
hari. Hujan yang diukur pada pagi hari adalah hujan
kemarin bukan hari ini.
g. Pengukur Radiasi Matahari Tipe Campbell Stokes
Prinsip alat adalah pembakaran pias. Panjang pias
yang terbakar dinyatakan dalam jam. Alat ini mengukur
lama penyinaran surya. Hanya pada keadaan matahari terang
saja pias terbakar, sehingga yang terukur adalah lama
penyinaran surya terang. Pias ditaruh pada titik api bola
lensa. Pembakaran pias terlihat seperti garis lurus di
bawah bola lensa. Kertas pias adalah kertas khusus yang
tak mudah terbakar kecuali pada titik api lensa. Alat
dipasang di tempat terbuka, tak ada halangan ke arah
Timur matahari terbit dan ke barat matahari terbenam.
Kemiringan sumbu bola lensa disesuaikan dengan letak
lintang setempat. Posisi alat tak berubah sepanjang waktu
hanya pemakaian pias dapat diganti-ganti setiap hari.
Pengamatan lamanya Penyinaran Matahari menggunakan
alat yang dinamakan Sun Shine Recorder type Cambell
Stokes. Alat ini berupa bola kaca dan dibawahnya tepat di
titik api dipasangi kertas yang sudah ada skala jamnya.
Pada waktu ada sinar Matahari titik api akan memanasi
kertas tadi hingga membuat jejak gosong yang memanjang.
Jejak gosong tersebut menunjukan lama penyinaran Matahari
atau jumlah-waktu sinar Matahari sampai ke permukaan. Ada
3 tipe pias yang digunakan pada alat yang sama yaitu (1)
Pias waktu matahari di ekuator, (2) pias waktu matahari
di utara dan (3) pias waktu matahari di selatan.
h. Evaporimeter Tipe Panci Terbuka - Floating Thermometer
Pengukuran air yang hilang melalui penguapan
(evaporasi) perlu diukur untuk mengetahui keadaan
kesetimbangan air antara yang didapat melalui curah hujan
dan air yang hilang melalui evaporasi. Evaporasi yang
diukur dengan panci ini dipengaruhi oleh radiasi surya
yang datang, kelembapan udara, suhu udara dan besarnya
angin pada tempat pengukuran. Ada dua macam peralatan
pengukur tinggi muka air dalam panci.
Pertama alat ukur micrometer pancing dan yang kedua
alat ukur ujung paku yang dipasang tetap (fixed point).
Kesalahan yang besar dari pengukuran evaporasi terletak
pada tinggi air dalam panci. Oleh sebab itu muka air
selamanya harus dikembalikan pada tinggi semula yaitu 5
cm di bawah bibir panci. Makin rendah muka air dalam
panci, makin rendah pula terjadinya penguapan. Kejernihan
air dalam panci perlu diperhatikan. Air yang keruh,
evaporasi yang terukur akan rendah pula. Usahakan air
jangan sampai berlumut. Tinggi air diukur dengan satuan
mm.
Sekeliling panci harus ditumbuhi rumput pendek.
Permukaan tanah yang terbuka atau gundul menyebabkan
evaporasi yang terukur tinggi (efek oase). Pasanglah alat
pada tempat yang terbuka tidak terhalang oleh benda-benda
lain dan berada di tengah-tengah lapang rumput dari
stasiun klimatologi.
i. Thermometer Tanah Pada Kedalaman 0, 5, 10, 50, dan 100
Cm
Prinsipnya sama dengan thermometer air raksa yang
lain, hanya aplikasinya digunakan untuk mengukur suhu
tanah dari kedalaman 0, 5, 10, 50 dan 100 cm. Untuk
kedalaman 50 dan 100 cm, harus tanam sebuah tabung
silinder untuk menempatkan thermometer agar mudah untuk
melakukan pembacaan. Untuk kedalaman 0-10 cm, cukup
dengan membenamkan bola tempat air raksa sesuai dengan
kedalaman yang diperlukan.
j. Theodolite dan Pilot Balon
Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang
digunakan untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut
mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan waterpass yang
hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam theodolit
sudut yang dapat di baca bisa sampai pada satuan sekon
(detik).
k. Automatic Weather System
AWS (Automatic Weather Stations) merupakan suatu
peralatan atau sistem terpadu yang di disain untuk
pengumpulan data cuaca secara otomatis serta di proses
agar pengamatan menjadi lebih mudah. AWS ini umumnya
dilengkapi dengan sensor, RTU (Remote Terminal Unit),
Komputer, unit LED Display dan bagian-bagian lainnya.
Sensor-sensor yang digunakan meliputi sensor
temperatur, arah dan kecepatan angin, kelembaban,
presipitasi, tekanan udara, pyranometer, net radiometer.
AWS (Automatic Weather System), ditempatkan di PLTU dan
pengiriman cuaca menggunakan sandi.
7. Macam - Macam Awan
1. Kelompok Awan tinggi (Ketinggian 6 - 12 km, Ditandai
dengan kata siro atau sirus)
a. Sirus
Awan sirus berwarna putih tipis pada siang hari dan
mengkilat karena banyak mengandung kristal es. Awan sirus
sering berwarna merah atau kuning cerah menjelang dan
saat matahari terbit atau setelah matahari terbenam.
b. Sirokumulus
Awan sirokumulus berbentuk gumpalan - gumpalan kecil
dan tampak seperti ikan. Awan sirokumulus relatif jarang
muncul dan selalu bergabung dengan awan sirus atau
sirostatus.
c. Sirostatus
Awan sirostatus berwarna putih tipis dan tampak
seperti tirai kelambu yang sangat halus. Oleh karena
itu , Awan sirostatus dapat membuat langit kelihatan
seperti susu atau memperlihatkan susunan berserat. Jika
terkena sinar matahari awan sirostatus akan menimbulkan
bayangan di tanah.
2. Kelompok Awan Sedang ( Ketinggian 2 - 6 km, Ditandai
dengan kata Alto )
a. Altokumulus
Awan altokumulus berwarna putih atau kelabu dan
tampak seperti gumpalan kapas pipih. Altokumulus terdiri
dari tetes air, tetapi pada suhu yang sangat rendah dapat
berbentuk kristal es. Altokumulus dapat membentuk suatu
lapisan yang seragam dan cukup luas.
b. Altostratus
Awan altostratus berlapis - lapis seperti pita dan
berwarna kelabu. Jika terkena matahari atau bulan tidak
akan menimbulkan bayangan.
3. Kelompok Awan Rendah ( Ketinggian 0,8 - 2 km, Ditandai
Dengan kata Strato )
a. Stratokumulus
Awan stratokumulus bergumpal - gumpal lembut dan
berwarna abu - abu. Stratokumulus terdiri atas tetes awan
dan kadang - kadang mengandung tetes hujan. Awan jenis
ini Kadang - kadang disertai curahan hujan dengan
intensitas yang kecil.
b. Stratus
Awan stratus terlihat berlapis - lapis seperti kabut
tipis. Jika awan stratus melewati cahaya matahari atau
bulan, garis bentuk matahari atau bulan dapat dilihat.
Awan stratus menjadi kabut jika meyentuh permukaan bumi.
c. Nimbostratus
Awan nimbustratus merupakan lapisan awan rendah
berwarna abu - abu gelap, tidak berbentuk dan terlihat
basah. Karena berwarna gelap dan tebal, cahaya matahari
tidak terlihat saat menembus awan nimbostratus. Pada
cuaca yang buruk, suatu lapisan nimbostratus dapat
bergabung dengan awan rendah yang berada di bawahnya.
4. Kelompok Awan dengan Perkembangan Vertikal ( Kurang Dari
2 km )
a. Kumulus
Awan kumulus berkembang secara vertikal berbentuk
kubah atau menyerupai bunga kol dengan lengkungan
berwarna putih cemerlang jika terkena sinar matahari.
Bagian dalam yang hampir horizontal berwarna gelap. Di
atas daratan awan kumulus biasanya muncul pada pagi hari
dan menghilang sebelum malam.
b. Kumulonimbus
Awan kumulonimbus berkembang secara vertikal
berbentuk seperti gunung atau menara. Pada bagian atas
awan kumulonimbus beserat dan sering menyebar.
Kumulonimbus mengandung tetes hujan yang besar sehingga
dapat menimbulkan terjadinya hujan secara tiba - tiba.
Pengolahan Data Hasil Pengamatan
Penyandian data synoptic
Pengolahan dan analisa
Angin : - windrose
- peta streamline
- peta gelombang
Tekanan udara : - grafik tekanan
- peta isobar
Suhu : - grafik suhu udara
- peta suhu udara
Kelembaban : - grafik kelembaban
- peta kelembaban
Hujan : - grafik hujan
- peta hujan
Prakiraan Cuaca dan Gelombang
Prakiraan Cuaca Umum Daerah Kota Malang
Prakiraan Cuaca Umum Daerah Kabupaten Malang
Prakiraan Cuaca Umum Pelayanan Rakyat
Prakiraan Cuaca Umum Pelabuhan
Macam-macam software pengolahan data :
Wind 10 m
Upwelling
Total wave
Swell wave
SIG wave
SEA wave
PENGOLAHAN DATA METEOROLOGIWIND ROSE
Sub Pokok BahasanAnalisi Data Angin Pembuatan Wind Rose (mawar angin)
METODEAlat dan Bahan
Data angin yang telah diunduh dan diolah dari http://ecmwf.int/ Perangkat lunak Microsoft Excel Perangkat lunak WRPLOT
Prosedur KerjaInstal terlebih dahulu komputer anda dengan perangkat lunak WRPLOT.
Perangkat lunak ini dapat anda unduh secara gratis dari alamat
web berikut :
http://www.weblakes.com/products/wrplot/index.html
Setelah diinstal, selanjutnya buka perangkat lunak WRPLOT tersebut,sehingga akan muncul tampilan seperti yang disajikan padaGambar 1.
Gambar 1. Tampilan awal WRPLOT
Tahapan selanjutnya klik OK, maka akan muncul tampilan seperti padaGambar 2.
Gambar 2. Pemilihan data yang akan dibuka
Selanjutnya klik Tools, lalu pilih Import from Excel seperti yangdisajikan pada Gambar 3. Pada Gambar 3 , kita akan mencobamembuka olahan data angin yang disimpan di Microsoft Excel.
Gambar 3. Pemilihan Data dari Microsoft Excel
Sebelum melanjutkan ketahapan berikutnya, coba periksa kembali data
hasil olahan yang disimpan di format xls. Dalam data minimal
harus tersedia 6 kolom yang berisi Year, Month, Day, Hours, Wind
Direction dan Wind Speed. Format data yang akan digunakan
disajikan pada Gambar 4.
Gambar 4. Format data pada Microsoft Excel
Setelah format data sesuai dengan Gambar 4, maka kita buka kembaliWRPLOT klik Tools, lalu pilih Import from Excel. Selanjutnya pilihfile data yang telah sesuai format seperti yang disajikan padaGambar 5.
Gambar 5. Tampilan pada WRPLOT setelah pemilihan data dari Excel
Isikan huruf pada kolom Excel Column Name berdasarkan kolom
keberapa pada file Excel, misal, kolom Year pada Excel berada
pada kolom A maka isikan huruf A pada kolom Excel Column Name di
WRPLOT, dan seterusnya hingga semua kolom terisi.
Setelah semua kolom terisi klik Import, maka akan muncul tampilanseperti pada Gambar 6, isikan semua data yang kosong padaGambar 6.
Gambar 6. Tampilan Informasi Stasiun pada WRPLOT
Setelah semua field kosong pada Gambar 6 diisi, selanjutnya klik
Import , maka akan muncul tampilan seperti pada Gambar 7. Pada
Gambar 7 terlihat bahwa file yang diimport dari Excel akan
disimpan dalam extension sam.
Gambar 7. Proses akhir import data pada WRPLOTSemua proses import data telah selesai dilakukan. Langkah
selanjutnya klik Add File untuk memilih data yang telah
selesai diimport seperti yang ditunjukkan pada Gambar 8.
Gambar 8. Tahapan pemilihan data yang telah diimport
Pilih lokasi file penyimpanan serta nama file yang akan ditampilkanpada WRPLOT.
Gambar 9. Pemilihan lokasi penyimpanan data
Selanjutnya akan muncul seperti tampilan pada Gambar 10. Pada Gambar10, silahkan pilih Frequency Count, Frequency Distribution,Wind Rose dan Graph.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, dkk. 2010. Modul Praktikum Klimatologi, Fakultas
Pertanian Universitas
Brawijaya.
Klimatologi Banjar. 2008.
http://www.klimatologibanjarbaru.com/artikel/2008/12
/alat-alat-klimatologi konvensional/
http://www.klimatologibanjarbaru.com/artikel/2008/12/
peralatan-kualitas-udara-ku/
Modul Pengolahan Data Angin Windrose. Universitas Sriwijaya.
Palembang.
Nama-Nama Asisten Meteorologi Laut
No.
Nama NIM N0.Hp
1. Fajar Lukman Hakim (CO)
115080600111023 085655582803
2. Muhammad Qowi Fikri 115080601111019 0838989379403. Muhammad Syifa’ul
Fahmi115080600111033 08983985869
4. Jefri Tri Susanto 115080601111058 0878596546555. Ervi Aisy Mundiri 115080601111078 0857551447166. Indah Marsa Devita 115080613111006 0856553291347. Macky Usmawati 115080613111008 0857360767508. Syahrul Bahtiar 115080601111052 0815151631079. Agung Setiya Nugraha 115080600111038 08574559892710 Shafa Aulia Qurrata
Ayuni125080200111045 085604358135
11 Nindi Alvianti 125080200111055 08579077111312 Dian Pranoto 125080200111083 08575578515413.
Aprilia Ayu Ningsih 125080200111033 085643717340