33
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah hal mutlak yang ada dalam kehidupan. Tanpa pendidikan maka masyarakat dan individu akan terus terbelenggu dalam kebodohan dan kevakuman sehingga sulit untuk berbuat sesuatu yang berguna demi meningkatkan kualitas diri. Manusia dalam proses pendidikan adalah inti utama. Realitas sejarah membuktikan pada kita bahwa pendidikan dalam kultur masyarakat manapun berkepentingan mengarahkan manusia kepada tujuan-tujuan tertentu. Manusia dengan pendidikan tidak dapat dipisahkan, karena pada dasarnya pendidikan diciptakan oleh manusia untuk membentuk manusia itu sendiri. Sederhananya, proses pendidikan ditujukan pada proses pemanusiaan manusia. Prof. Nana S. (2003;163) menyatakan bahwa keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar diri peserta didik, baik faktor fisik maupun sosial-psikologis yang berada pada lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Berkaitan dengan lingkungan sekolah, disini ada dua aspek yaitu lingkungan fisik seperti sarana prasarana, dan lingkungan sosial yang menyangkut hubungan sosial dan emosional antar seluruh anasir yang ada dalam lingkungan sekolah, juga berkenaan dengan suasana dan pelaksanaan proses belajar-mengajar, kegiatan ekstra kurikuler, dan lainnya. Sekolah yang kaya dengan aktivitas belajar, memiliki sarana prasarana yang memadai, terkelola dengan baik, diliputi oleh suasana pembelajaran yang wajar, akan sangat mendorong semangat belajar para peserta didik. Karena pentingnya lingkungan dimana para peserta didik belajar, maka para ahli 1 | Tenaga Kepandidikan

Makalah Tenaga Kependidikan

  • Upload
    unj

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPendidikan adalah hal mutlak yang ada dalam kehidupan.

Tanpa pendidikan maka masyarakat dan individu akan terus

terbelenggu dalam kebodohan dan kevakuman sehingga sulit untuk

berbuat sesuatu yang berguna demi meningkatkan kualitas diri.

Manusia dalam proses pendidikan adalah inti utama. Realitas

sejarah membuktikan pada kita bahwa pendidikan dalam kultur

masyarakat manapun berkepentingan mengarahkan manusia kepada

tujuan-tujuan tertentu. Manusia dengan pendidikan tidak dapat

dipisahkan, karena pada dasarnya pendidikan diciptakan oleh

manusia untuk membentuk manusia itu sendiri. Sederhananya,

proses pendidikan ditujukan pada proses pemanusiaan manusia.

Prof. Nana S. (2003;163) menyatakan bahwa keberhasilan

belajar sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar diri

peserta didik, baik faktor fisik maupun sosial-psikologis yang

berada pada lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Berkaitan dengan lingkungan sekolah, disini ada dua aspek

yaitu lingkungan fisik seperti sarana prasarana, dan

lingkungan sosial yang menyangkut hubungan sosial dan

emosional antar seluruh anasir yang ada dalam lingkungan

sekolah, juga berkenaan dengan suasana dan pelaksanaan proses

belajar-mengajar, kegiatan ekstra kurikuler, dan lainnya.

Sekolah yang kaya dengan aktivitas belajar, memiliki sarana

prasarana yang memadai, terkelola dengan baik, diliputi oleh

suasana pembelajaran yang wajar, akan sangat mendorong

semangat belajar para peserta didik. Karena pentingnya

lingkungan dimana para peserta didik belajar, maka para ahli

1 | T e n a g a K e p a n d i d i k a n

pendidikan bersepakat bahwa lingkungan individu yang terlibat

dalam proses pendidikan, menjadi salah satu sumber belajar

dalam pendidikan.

Mengingat pentingnya sumber belajar bagi proses

pembelajaran, terutama lingkungan sekolah tempat peserta didik

belajar secara formal, lebih khusus lagi peran dan fungsi dari

tenaga kependidikan lainnya, maka kami mengangkat permasalahan

tersebut dalam sebuah karya tulis berbentuk makalah ini untuk

menyoroti tema tersebut secara lebih mendalam.

1.2 Rumusan MasalahDari tema tersebut di atas, kami mencoba merumuskan

permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan tenaga kependidikan?

2. Apa kompetensi yang harus dikuasai oleh tenaga kependidikan

lainnya?

3. Apa tugas dari tenaga kependidikan?

1.3 TujuanAdapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:

1. Untuk memenuhi kewajiban tugas kelompok mata kuliah Profesi

Kependidikan.

2. Untuk memberikan gambaran, pengertian dan pemahaman kepada

sidang pembaca mengenai pengertian serta macam-macam tenaga

kependidikan.

2 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tenaga KependidikanUndang-undang No. 20 Pasal 1 Ayat (5) tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan.

Dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa Tenaga

kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri

dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.

3 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n

  UU No. 20 Pasal 39 Ayat (1) tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa: Tenaga kependidikan

bertugas melaksanakan administrasi, pendidikan pada satuan

pendidikan.

Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau: Tenaga

kependidikan adalah tenaga/pegawai yang bekerja pada satuan

pendidikan selain tenaga pendidik. Tenaga kependidikan

bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan,

pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses

pendidikan pada satuan pendidikan.

UU No. 20 Pasal 40 Ayat (2): Pendidik dan tenaga

kependidikan berkewajiban:

a. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna,

menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis;

b. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan

mutu pendidikan; dan

c. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi,

dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan

kepadanya.

Standar Kualifikasi Tenaga Kependidikan:

1. Kepala Tenaga Administrasi SD/MI/SDLB

a. Berpendidikan minimal lulusan SMK atau yang sederajat,

program studi yang relevan dengan pengalaman kerja sebagai

tenaga administrasi sekolah/madrasah minimal 4 (empat)

tahun.

b. Memiliki sertifikat kepala tenaga administrasi

sekolah/madrasah dari lembaga yang ditetapkan oleh

pemerintah.

4 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n

2. Kepala Tenaga Administrasi SMP/MTs/SMPLB

a. Berpendidikan minimal lulusan D3 atau yang sederajat,

program studi yang relevan, dengan pengalaman kerja sebagai

tenaga administrasi sekolah/ madrasah minimal 4 (empat)

tahun.

b. Memiliki sertifikat kepala tenaga administrasi

sekolah/madrasah dari lembaga yang ditetapkan oleh

pemerintah.

3. Kepala Tenaga Administrasi SMA/MA/SMK/MAK/SMALB

a. Berpendidikan S1 program studi yang relevan dengan

pengalaman kerja sebagai tenaga administrasi

sekolah/madrasah minimal 4 (empat) tahun, atau D3 dan yang

sederajat, program studi yang relevan, dengan pengalaman

kerja sebagai tenaga administrasi sekolah/madrasah minimal 8

(delapan) tahun.

b. Memiliki sertifikat kepala tenaga administrasi

sekolah/madrasah dari lembaga yang ditetapkan oleh

pemerintah.

4. Pelaksana Urusan Administrasi Kepegawaian

Berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang

sederajat, dan dapat diangkat apabila jumlah pendidik dan

tenaga kependidikan minimal 50 orang.

5. Pelaksana Urusan Administrasi Keuangan

Berpendidikan minimal lulusan SMK/MAK, program studi yang

relevan, atau SMA/MA dan memiliki sertfikat yang relevan.

6. Pelaksana Urusan Administrasi Sarana dan Prasarana

Berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang

sederajat.

7. Pelaksana Urusan Administrasi Hubungan Sekolah dengan

Masyarakat

5 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n

Berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang

sederajat, dan dapat diangkat apabila sekolah/madrasah

memiliki minimal 9 (sembilan) rombongan belajar.

8. Pelaksana Urusan Administrasi Persuratan dan Pengarsipan

Berpendidikan minimal lulusan SMK/MAK, program studi yang

relevan.

9. Pelaksana Urusan Administrasi Kesiswaan

Berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang

sederajat dan dapat diangkat apabila sekolah/madrasah

memiliki minimal 9 (sembilan) rombongan belajar.

10. Pelaksana Urusan Administrasi Kurikulum

Berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang

sederajat dan diangkat apabila sekolah/madrasah memiliki

minimal 12 rombongan belajar.

11. Pelaksana Urusan Administrasi Umum untuk SD/MI/SDLB

Berpendidikan minimal SMK/MAK/SMA/MA atau yang sederajat.

12. Petugas Layanan Khusus

a. Penjaga Sekolah/Madrasah berpendidikan minimal lulusan

SMP/MTs atau yang sederajat.

b. Tukang Kebun berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau

yang sederajat dan diangkat apabila luas lahan kebun

sekolah/madrasah minimal 500 m2 .

c. Tenaga Kebersihan berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs

atau yang sederajat.

d. Pengemudi berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang

sederajat, memiliki SIM yang sesuai, dan diangkat apabila

sekolah/madrasah memiliki kendaraan roda empat.

e. Pesuruh berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang

sederajat

6 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n

2.2 Macam-macam Tenaga Kependidikan dan Tugasnya

2.2.1 Pendidik dan pengajarUU No. 20 Pasal 1 Ayat (6) Pendidik adalah tenaga

kependidikan yang berkualifikasi dan berpartisipasi dalam

menyelenggarakan pendidikan.

Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan

kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan

rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan

pendidikan nasional. Kualifikasi akademik yang dimaksudkan

di atas adalah tingkat pendidikan minimal yang harus

dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan

ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai

ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang

pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia

dini meliputi:

1. Kompetensi pedagogik adalah seperangkat kemampuan dan

keterampilan yang berkaitan dengan interaksi belajar

mengajar antara guru dan siswa dalam kelas. Kompetensi

pedagogik meliputi, kemampuan guru dalam menjelaskan

materi, melaksanakan metode pembelajaran, memberikan

pertanyaan, menjawab pertanyaan, mengelola kelas, dan

melakukan evaluasi.

2. Kompetensi kepribadian adalah seperangkat kemampuan dan

karakteristik personal yang mencerminkan realitas sikap dan

perilaku guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya dalam

kehidupan sehari-hari. Kompetensi kepribadian ini

melahirkan ciri-ciri guru diantaranya, sabar, tenang,

tanggung jawab, demokratis, ikhlas, cerdas, menghormati

7 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n

orang lain, stabil, ramah, tegas, berani, kreatif,

inisiatif, dll.

3. Kompetensi profesional adalah seperangkat kemampuan dan

keterampilan terhadap penguasaan materi pelajaran secara

mendalam, utuh dan komprehensif. Guru yang memiliki

kompetensi profesional tidak cukup hanya memiliki

penguasaan materi secara formal (dalam buku panduan) tetapi

juga harus memiliki kemampuan terhadap materi ilmu lain

yang memiliki keterkaitan dengan pokok bahasan  mata

pelajaran tertentu.

4. Kompetensi sosial adalah seperangkat kemampuan dan

keterampilan yang terkait dengan hubungan atau interaksi

dengan orang lain. Artinya, guru harus dituntut memiliki

keterampilan berinteraksi dengan masyarakat khususnya dalam

mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan problem

masyarakat. Dalam realitas masyarakat, guru masih menjadi

sosok elit masyarakat yang dianggap memiliki otoritas moral

cukup besar, salah satu konsekuensi agar peran itu tetap

melekat dalam diri guru, maka guru harus memiliki kemampuan

hubungan dan komunikasi dengan orang lain.

UU No.20 Tahun 2003 Pasal 39 Ayat (2) :

Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas

merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai

hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan,

serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Tanggung Jawab Pengajar :

1. Merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran

2. Menilai hasil pembelajaran

3. Melakukan pembimbingan dan pelatihan

4. Melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat

8 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n

2.2.2 PustakawanPustakawan ialah seseorang yang bekerja di

perpustakaan dan membantu orang menemukan buku, majalah,

dan informasi lain. Pada tahun 2000-an, pustakawan juga

mulai membantu orang menemukan informasi menggunakan

komputer, basis data elektronik, dan peralatan pencarian di

internet. Terdapat berbagai jenis pustakawan, antara lain

pustakawan anak, remaja, dewasa, sejarah, hukum, dsb.

Pustakawan wanita disebut sebagai pustakawati. Untuk

menjadi seorang pustakawan, seseorang perlu menempuh

pendidikan tentang perpustakaan setingkat S2 maupun D2.

Kompetensi yang harus dimiliki oleh pustakawan:

1. Kompetensi Manajerial

a. Melaksanakan kebijakan

b. Melakukan perawatan koleksi

c. Melakukan pengelolaan anggaran dan keuangan

2. Kompetensi Pengelolaan Informasi

a. Mengembangkan koleksi perpustakaan

b. Melakukan pengorganisasian informasi

c. Memberikan jasa dan sumber informasi

d. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi

3. Kompetensi Kependidikan

a. Memiliki wawasan kependidikan

b. Mengembangkan keterampilan memanfaatkan informasi

c. Melakukan promosi perpustakaan

d. Memberi bimbingan literasi informasi

4. Kompetensi Kepribadian

9 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n

a. Memiliki integritas yang tinggi

b. Memiliki etos kerja yang tinggi

c. Kompetensi Sosial

d. Membangun hubungan social

e. Membangun komunikasi

5. Kompetensi Pengembangan Profesi

a. Mengembangkan ilmu

b. Menghayati etika profesi

c. Menunjukkan kebiasaan membaca

Tanggung Jawab Umum Pustakawan:

1. Melakukan perawatan koleksi.

2. Mengembangkan koleksi perpustakaan.

3. Memberikan bimbingan literasi informasi.

4. Menunjukkan kebiasaan membaca.

2.2.3 Kepala Satuan PendidikanKepala satuan pendidikan yaitu orang yang diberi

wewenang dan tanggung jawab untuk memimpin satuan

pendidikan tersebut. Kepala Satuan Pendidikan harus mampu

melaksanakan peran dan tugasnya sebagai edukator, manajer,

administrator, supervisor, leader, inovator, motivator,

figur dan mediator.

Penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat

terkait erat dengan keberhasilan peningkatan kompetensi dan

profesionalisme Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK)

tanpa mengabaikan factor-faktor lainnya seperti sarana dan

prasarana serta pembiayaan. Kepala satuan pendidikan

10 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n

merupakan salah satu PTK yang posisinya memegang peran

sangat signifikan dan strategis dalam meningkatkan

profesionalisme guru dan mutu pendidikan di sekolah.

Kegiatan seorang kepala satuan pendidikan adalah kegiatan

dalam menyusun program, melaksanakan program, evaluasi

hasil pelaksanaan program, dan melaporkan: pelaksanaan

program. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang

Guru Pasal 15 ayat 3 menyatakan bahwa guru yang telah

bersertifikat profesi dapat diangkat menjadi kepala satuan

pendidikan dengan beban kerja satuan pendidikan.

Implementasi tugas tersebut tertuang dalam Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang

Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah, Pasal 12 yang secara

garis besar dapat dirangkum dalam tiga aspek yaitu : usaha

pengembangan sekolah / madrasah, peningkatan kualitas

sekolah /madrasah berdasarkan 8 (delapan) standar nasional

pendidikan, dan usaha pengembangan profesionalisme sebagai

kepala sekolah /madrasah.

Menurut E. Mulyasa, kepala sekolah mempunyai 7 fungsi

utama, yaitu:

1.    Kepala Sekolah Sebagai Educator (Pendidik)        

Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses

pendidikan dan guru merupakan pelaksana dan pengembang

utama kurikulum di sekolah. Kepala sekolah yang menunjukkan

komitmen tinggi dan fokus terhadap pengembangan kurikulum

dan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya tentu saja akan

sangat memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki

gurunya, sekaligus juga akan senantiasa berusaha

memfasilitasi dan mendorong agar para guru dapat secara

terus menerus meningkatkan kompetensinya, sehingga kegiatan

belajar mengajar dapat berjalan efektif dan efisien.

11 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n

2.    Kepala Sekolah Sebagai Manajer

Dalam mengelola tenaga kependidikan, salah satu tugas

yang harus dilakukan kepala sekolah adalah melaksanakan

kegiatan pemeliharaan dan pengembangan profesi para guru.

Dalam hal ini, kepala sekolah seyogyanya dapat memfasiltasi

dan memberikan kesempatan yang luas kepada para guru untuk

dapat melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui

berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan, baik yang

dilaksanakan di sekolah, seperti: MGMP/MGP tingkat sekolah,

atau melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan di luar

sekolah, seperti kesempatan melanjutkan pendidikan atau

mengikuti berbagai kegiatan pelatihan yang diselenggarakan

pihak lain.

3.    Kepala Sekolah Sebagai Administrator

Khususnya berkenaan dengan pengelolaan keuangan, bahwa

untuk tercapainya peningkatan kompetensi guru tidak lepas

dari faktor biaya. Seberapa besar sekolah dapat

mengalokasikan anggaran peningkatan kompetensi guru

tentunya akan mempengaruhi terhadap tingkat kompetensi para

gurunya. Oleh karena itu kepala sekolah seyogyanya dapat

mengalokasikan anggaran yang memadai bagi upaya peningkatan

kompetensi guru.

4.    Kepala Sekolah Sebagai Supervisor

    Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan

pembelajaran, secara berkala kepala sekolah perlu

melaksanakan kegiatan supervisi, yang dapat dilakukan

melalui kegiatan kunjungan kelas untuk mengamati proses

pembelajaran secara langsung, terutama dalam pemilihan dan

penggunaan metode, media yang digunakan dan keterlibatan

siswa dalam proses pembelajaran. Dari hasil supervisi ini,

dapat diketahui kelemahan sekaligus keunggulan guru dalam

12 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n

melaksanakan pembelajaran, tingkat penguasaan kompetensi

guru yang bersangkutan, selanjutnya diupayakan solusi,

pembinaan dan tindak lanjut tertentu sehingga guru dapat

memperbaiki kekurangan yang ada sekaligus mempertahankan

keunggulannya dalam melaksanakan pembelajaran. Sebagaimana

disampaikan oleh Sudarwan Danim mengemukakan bahwa

menghadapi kurikulum yang berisi perubahan-perubahan yang

cukup besar dalam tujuan, isi, metode dan evaluasi

pengajarannya, sudah sewajarnya kalau para guru

mengharapkan saran dan bimbingan dari kepala sekolah

mereka. Dari ungkapan ini, mengandung makna bahwa kepala

sekolah harus betul-betul menguasai tentang kurikulum

sekolah. Mustahil seorang kepala sekolah dapat memberikan

saran dan bimbingan kepada guru, sementara dia sendiri

tidak menguasainya dengan baik.

5.    Kepala Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin)

Gaya kepemimpinan kepala sekolah seperti apakah yang

dapat menumbuh-suburkan kreativitas sekaligus dapat

mendorong terhadap peningkatan kompetensi guru? Dalam teori

kepemimpinan setidaknya kita mengenal dua gaya kepemimpinan

yaitu kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan

kepemimpinan yang berorientasi pada manusia. Dalam rangka

meningkatkan kompetensi guru, seorang kepala sekolah dapat

menerapkan kedua gaya kepemimpinan tersebut secara tepat

dan fleksibel, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan

yang ada. Mulyasa menyebutkan kepemimpinan seseorang sangat

berkaitan dengan kepribadian, dan kepribadian kepala

sekolah sebagai pemimpin akan tercermin sifat-sifat sebagai

barikut : jujur; percaya diri; tanggung jawab; berani

mengambil resiko dan keputusan; berjiwa besar; emosi yang

stabil, dan teladan.

13 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n

6. Kepala Sekolah Sebagai Inovator

Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai

innovator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang

tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan

lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap

kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh tenaga

kependidikan sekolah, dan mengembangkan model model

pembelajaran yang inofatif. Kepala sekolah sebagai inovator

akan tercermin dari cara cara ia melakukan pekerjaannya

secara konstruktif, kreatif, delegatif, integratif,

rasional, objektif, pragmatis, keteladanan

7. Kepala Sekolah Sebagai Motivator

Sebagai motivator, kepala sekolah harus memiliki strategi

yang tepat untuk memberikan motivasi tenaga kependidikan

dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat

ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan

suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara

efektif, dan penyediaan berbagai sumber belajar melalui

pengembangan Pusat Sumber Belajar (PSB).

2.2.4 Teknisi Sumber BelajarTeknisi Sumber Belajar adalah petugas yang perannya

sebagai penyedia fasilitas yang di perlukan dalam proses

belajar mengajar. Istilah Teknisi pada umumnya adalah

seseorang yang menguasai bidang teknologi tertentu yang

lebih banyak memahami teori bidang tersebut, seperti

insinyur. Umumnya mereka lebih menguasai teknik, atau malah

profesional dalam bidang itu. Pemahaman tingkat menengah

atas teori dan teknik tingkat tinggi umumnya dikuasai oleh

teknisi untuk menjadi ahli dalam hal peralatan tertentu.

14 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n

Ini bisa menjadi bagian proses (manufaktur) yang lebih

besar.

Tugas Teknisi Sumber Belajar membantu kepala sekolah

dalam kegiatan:

1. Perencanaan pengadaan alat dan bahan untuk media sumber

belajar.

2. Menyusun jadwal dan tata tertib penggunaan media sumber

belajar.

3. Mengatur penyimpanan, pemeliharaan, dan perbaikan alat-

alat sumber belajar.

4. Membuat dan menyusun daftar alat-alat pembelajaran.

5. Inventarisasi dan pengadministrasian peralatan

pembelajaran.

6. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan penggunaan media

sumber belajar secara berkala.

Syarat Teknisi Sumber Belajar:

Syarat teknisi sumber belajar Juga tercantum dalam

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 38 Tahun 1992

Tentang Tenaga Pendidikan Khususnya pengadaan tenaga

kependidikan yang bukan tenaga pendidik

Pasal 19

1. Untuk dapat diangkat sebagai tenaga kependidikan yang bukan

tenaga pendidik, yang bersangkutan harus memenuhi

persyaratan yang ditetapkan oleh Menteri, Menteri lain,

atau Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen.

Pasal 20

1. Tenaga kependidikan yang akan ditugaskan untuk bekerja

sebagai pengelola satuan pendidikan dan pengawas pada

jenjang pendidikan dasar dan menengah dipilih dari kalangan

guru.

15 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n

2. Tenaga kependidikan yang akan ditugaskan untuk bekerja

sebagai pengelola satuan pendidikan dan penilik di jalur

pendidikan luar sekolah dipilih dari kalangan tenaga

pendidik.

3. Calon tenaga kependidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat

(1) dipersiapkan melalui pendidikan khusus.

Pasal 21

1. Tenaga kependidikan yang akan ditugaskan untuk bekerja

sebagai pustakawan, laboran, dan teknisi sumber belajar

dipersiapkan melalui pendidikan khusus.

2. Pelaksanaan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

ditetapkan olch Menteri, Menteri lain, atau Pimpinan

Lembaga Pemerintah Non Departemen.

Pasal 22

1. Pengangkatan dan penempatan tenaga kependidikan yang bukan

tenaga pendidik pada satuan pendidikan yang disclenggarakan

oleh Pemerintah dilakukan oleh Menteri, Menteri lain, atau

Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen dengan

memperhatikan keseimbangan antara penempatan dan kebutuhan

serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

bagi pegawai negeri.

2. Pengangkatan dan penempatan tenaga kependidikan yang bukan

tenaga pcndidik pada satuan pendidikan yang diselenggarakan

olch masyarakat dilakukan oleh penyelenggara satuan

pendidikan yang bersangkutan dengan memperhatikan

persyaratan yang ditetapkan oleh penyelenggara dan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Pemerintah dapat memberi bantuan kepada satuan pendidikan

yang diselenggarakan oleh masyarakat dengan memperbantukan

dan/atau mempekerjakan tenaga kependidikan yang bukan

16 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n

tenaga pendidik dan/atau membina tenaga kependidikan yang

bukan tenaga pendidik.

2.2.5 PelatihPelatih merupakan posisi yang penting dalam susksesnya

suatu pengembangan profesional. Penguasannya terhadap

materi latih tidak cukup untuk menjadi andalan bila tidak

didampingi dengan beberapa keahlian lain. Keahlian lain ini

berkaitan dengan pemahaman mengenai metode pembelajaran

orang dewasa dan keterkaitan kegiatan belajar dalam

pelatihan tersebut dengan kegiatan profesional para siswa

latihnya selama ini. Selain itu pemahaman mengenai

pengembangan karirnya sendiri juga menjadi salah satu

kompetensi penting seorang pelatih yang sukses.

Berikut adalah beberapa kompetensi pelatih yang dapat

menjadi bahan masukan bagi pelatih dan pengembang praktisi

lainnya dalam usaha meningkatkan kualitas pelatihan:

1. Keterampilan penggunaan A/V

Seorang pelatih semestinya terampil menggunakan alat-

alat audio, visual maupun audio visual. Peralatan ini akan

sangat membantu pelatih mengolah pembelajaran menjadi lebih

menarik, lebih fokus dan dapat memacu motivasi belajar para

trainee.

2. Pemahaman pengetahuan pengembangan karir

Seorang pelatih semestinya mengetahui prosedur dan

tata laksana penngembangan karirnya sesuai dengan kebijakan

di mana ia bekerja. Untuk seorang Pegawai Negeri Sipil yang

bekerja sebagai pelatih di lembaga pemerintahan, peraturan

yang berlaku sesuai dengan ketentuan pemerintah mengenai

jabatannya di lembaga tempat ia bekerja. Untuk trainer yang

bekerja di perusahaan swasta, pengembangan karirnya

17 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n

ditentukan oleh kebijakan perusahaan. Hal- hal yang

berkaitan dengan pengembangan karirnya semestinya diketahui

secara jelas, sehingga tidak menimbulkan masalah dalam

kegiatannya melakukan pelatih maupun kebutuhan finansial

dan masa depan karirnya.

3. Keterampilan identifikasi: job, tugas dan peranan.

Seorang pelatih harus dengan cermat mengetahui wilayah

kerjanya, tugas-tugas yang diembannya dan peranannya dalam

tugas tersebut. Hal ini berkaitan dengan

pertanggungjawabannya dari segi pekerjaan dan secara

moral.

4. Keterampilan mengelola fasilitas

Fasilitas memegang peranan penting dalam keberhasilan

sebuah pelatihan. Dengan pengetahuan pengelolaan

fasilitas,s eorang pelatih dapat secara teratur menggunakan

fasilitas tersebut, tanpa adanya kesulitan akibat kerusakan

dini, kehilangan, sirkulasi yang tidak teratur, dan

sebagainya. Untuk itu semestinya fasilitas pelatihan, baik

hardware maupun software dikelola dengan baik dan penuh

tanggung jawab oleh pelatih. Pengelolaan ini meliputi

pengadaan, penyimpanan, perawatan, pelayanan/ sirkulasi,

dan perbaikan.

5. Keterampilan menciptakan model

Model adalah suatu pola (contoh, acuan, ragam, dan

sebagainya) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan.

Model dapat memperjelas ide atau gagasan, arahan, konsep

dan sebagainya, sehingga orang lain dapat melaksanakan

suatu pekerjaan sesuai dengan harapan si pembuat model.

Seorang pelatih membutuhkan keterampilan menciptakan model

sebagai suatu alat untuk mencitrakan idenya untuk dapat

18 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n

diikuti oleh para trainee (orang-orang yang mengikuti

pelatihan).

6. Pemahaman wilayah pelatihan dan pengembangan

Setiap pelatihan memiliki wilayah masing-masing.

Seorang pelatih harus memahami wilayah pelatihan dan

pengembangan yang ia lakukan. Dengan memahami wilayah

pelatihan dan pengembangan itu, seorang pelatih dapat lebih

dalam dan terarah menjalankan tugasnya dalam pelatihan

tersebut.

7. Pemahaman teknik pelatihan dan pengembangan

Ada beberapa teknik pelatihan dan pengembangan yang

dapat diterapkan dalam kegiatan diklat. Teknik-teknik ini

dituangkan ke dalam model-model pengembangan instruksional

diklat, yang masing-masing memiliki orientasi berbeda.

Orientasi model-model ini meliputi orientasi kelas,

orientasi hasil, orientasi sistem, dan orientasi

organisasi.

Pengetahuan mengenai berbagai teknik dan model

pelatihan dan pengembangan ini memungkinkan seorang pelatih

menyesuaikan orientasi pembelajaran diklat dengan teori-

teori yanhg sesuai. Dengan demikian diharapkan proses

pembelajaran diklat dapat berjalan dengan baik.

2.2.6 PengawasSurat Keputusan MENPAN Nomor 118 tahun 1996 yang

diperbaharui dengan SK MENPAN Nomor 091/KEP/MEN.PAN/10/2001

tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka

Kreditnya dinyatakan:

Pengawas sekolah adalah pegawai negeri sipil yang diberi

tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh

pejabat yang berwewenang untuk melakukan pengawasan

19 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n

pendidikan pada satuan pendidikan prasekolah, sekolah

dasar, dan sekolah menengah (pasal 1 ayat 1).

Pengawas sekolah adalah pejabat fungsional yang

berkedudukan sebagai pelaksana teknis dalam melakukan

pengawasan pendidikan terhadap sejumlah sekolah tertentu

yang ditunjuk/ditetapkan (pasal 3 ayat 1)

Tugas dan tanggungjawab pengawas:

Mengawal disiplin pelajar.

Mementingkan image diri dan menunjukkan teladan yang baik

kepada pelajar dan pengawas junior.

Menjaga image dan nama baik sekolah.

Membantu guru, pembantu kepada para guru dari segi

penyampaian arahan atau maklumat kepada rakan-rakan

pelajar.

Memastikan keceriaan sekolah dijaga.

Mematuhi peraturan sekolah sambil menguatkuasakannya.

Memimpin rekan-rekan pelajar.

Mencegah kes jenayah di sekolah.

Menghormati guru.

Tidak memberat sebelah dalam tugas harian.

Serius dan bersikap positif semasa menjalankan setiap

tugas, sentiasa menjalankan tugas dengan penuh dedikasi.

Mendisiplinkan diri sebelum mendisiplinkan pelajar lain.

Memastikan diri sendiri mencapai prestasi yang cemerlang

dalam bidang akademik, kokurikulum, sahsiah dan disiplin.

Sentiasa peka terhadap apa yang berlaku dan memberikan

cadangan dan pendapat kepada Lembaga Pengawas untuk

memperbaiki keadaan.

Mengenalpasti pelajar-pelajar yang bermasalah disiplin dan

cuba sedaya upaya untuk mengubah sikap mereka.

20 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n

Mempengaruhi para pelajar untuk berdisiplin dan memberikan

teguran kepada mereka yang bersalah.

Menyimpan rekod atau maklumat pelajar yang bersalah sebagai

panduan masa hadapan.

Patuh kepada ketepatan masa. Para pengawas harus sampai ke

tempat tugas lebih awal daripada masa yang ditetapkan.

Memastikan para pelajar beratur semasa membeli makanan di

kantin, pergi ke makmal sains atau bengkel dan di luar

kelas sebelum nyanyian lagu Negaraku pada setiap pagi dan

selepas waktu rehat.

2.2.7 LaboranLaboran adalah petugas non guru yang membantu guru

untuk  melaksanakan kegiatan praktikum/peragaan (meliputi

penyiapan bahan, membantu pelaksanaan praktikum serta

mengemasi/ membersihkan bahan dan alat setelah praktikum).

Selain itu, Laboran adalah teknisi yang membantu guru dalam

melaksanakan KBM yang berupa peragaan atau praktikum.

Secara prinsip, tugas  laboran adalah :

1.      Melaksanakan kegiatan praktikum siswa

2.      Menyediakan fasilitas laboratorium untuk kegiatan

penelitian atau karya ilmiah

3.      Mengembangkan dan menyempurnakan sarana dan prasarana

sistem yang menunjang kegiatan laboratorium.

4.      Kegiatan praktikum dilaksanakan setiap hari kerja sesuai

dengan waktu yang telah ditentukan

5.      Praktikan wajib hadir tepat pada waktunya, toleransi

keterlambatan 15 menit.

6.      Selama praktikum, praktikan tidak diperkenankan

melakukan kegiatan selain praktikum, misalnya mengerjakan

tugas pribadi, main game dll.

21 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n

7.      Peserta praktikum (praktikan) adalah siswa yang masih

aktif

8.    Calon praktikan harus mendaftarkan terlebih dahulu untuk

mendapat kartu peserta praktikum.    

Pengelola Laboratorium dalam kegiatanya sebagai

berikut :

1.    Merencanakan pengadaan alat dan bahan laboratorium

2.    Menyusun jadwal dan tata tertib penggunaan laboratorium

3.     Menyusun program dan tugas-tugas

4.     Mengatur menyimpan dan daftar alat-alat laboratorium

5.     Memelihara dan perbaikan alat-alat laboratorium

6.     Menginventarisasi dan mengadministrasikan alat-alat

laboratorium

7.     Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan laboratorium dan

diketahui oleh Waka Kurikulum

8.     Mengontrol pemakaian laboratorium secara rutin

9.     Mengontrol kondisi-keadaan perangkat dan sarana

laboratorium secara rutin

10.    Memberikan laporan administrasi pemakaian laboratorium ke

Waka Kurukulum, Waka Sarana dan Kepala Sekolah

11.    Mendata dan menyusun daftar inventarisasi alat dan bahan

laboratorium

12.    Menginventarisasi dan menyusun jadwal penggunaan

laboratorium guru bidang studi

13.    Mempersiapkan alat dan atau bahan pratikum yang

diperlukan dalam pembelajaran

2.2.8 Bimbingan Konseling (BK)Fungsi bimbingan dan konseling secara umum adalah

sebagai fasilitator dan motivator client dalm upaya

mengatasi dan mencegah problema kehidupan client dengan

22 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n

kemampuan yang ada pada diri sendiri.Sesuai dengan uraian

sebelumnya bahwa bimbingan dan konseling bertujuan agar

peserta didik dapat menemukan dirinya, mengenal dirinya dan

mampu merencanakan masa depannya.

Dalam hubungan ini bimbingan dan konseling berfungsi

sebagai pemberi layanan kepada preseta didik agar masing-

masing peserta didik dapat berkembang secara optimal

sehingga menjadi pribadi yang utuh dan mandiri oleh karna

itu pelayanan bimbingan dan konseling mengembangkan

sejumlah fungsi yang hendak dipenuhi melalui kegiatan

bimbingan dan konseling.

Fungsi-fungsi tersebut adalah

1.      Fungsi pemahaman

Yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan

menghasilkan pemahaman tentang suatu oleh pihak-pihak

tertentu sesuai dengan kepentingan dan perkembangan peserta

didik. Fungsi pemahaman ini meliputi:

Pemahaman tentang diri peserta didik sendiri terutama

oleh peserta didik sendiri, orang tua, guru pada

umumnya dan guru pembimbing.

Pemahaman tentang lingkungan peserta didik termasuk

dalam lingkungan keluarga dan sekolah terutama oleh

peserta didik sendiri, orang tua, guru pada umumnya

dan guru pembimbing.

Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas (termasuk

didalamnya informasi pendidikan, informasi jabatan,

perkerjaan dan informasi social dan budaya atau nilai-

nilai) terutama oleh peserta didik.

2.      Fungsi pencegahan

Pencegahan didefinisikan sebagai upaya mempengaruhi

dengan cara yang positif dan bijaksana lingkungan yang

23 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n

dapat menimbulkan kesulitan atau kerugian sebelum kesulitan

atau kerugian itu benar-benar terjadi.fungsi bimbingan dan

konseling yang akan menghasilkan pencegahannya atau

terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang

mungkin timbul yang akan dapat menggangu, menghambat

ataupun menimbulkan kesulitan kurugian-kerugian tertentu

dalam proses perkembangannya.

       Secara operasional konselor perlu menampilkan

kegiatan dalam rangka pelaksanaan fungsi pencagahan

• Identifikasi pemesalahan yang mungkin timbul

• Mengindentifikasi dan menganalisis sumber-sumber penyebab

tinbulnya masalah-masalah

• Mengidentifikasi pihak-pihak yang dapat membantu pencegahan

masalah tersebut

• Menyusun rencana program pencegahan

• Pelaksanaan dan monitoring

• Evaluasi dan laporan

3.      Fungsi pengentasan

Dalam pelayanan bimbingan dan konseling pemberian label

atau berasumsi bahwa peserta didik atau klien adalah orang

sakit atau rusak sama sekali tidak boleh dilakukan. Melalui

fungsi pengentasan ini pelayan bimbingan dan konseling

dapat mengatasi berbagai masalah yang dialami oleh peserta

didik.

4.      Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan

Adalah fungsi bimbingan dan konseling yang akan

menghasilkan terpeliharanya dan terkembangnya berbagai

potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka

perkembangan dirinya secara terarah mantap dan

berkelanjutan.

5.      Fungsi Advokasi

24 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n

Fungsi advokasi yanitu fungsi bimbingan dan konseling

yang akan menghasilkan teradvokasi atau pembelaan terhadap

peserta didik dalam rangka upaya pengembangan seluruh

potensi secara optimal.

Fungsi-fungsi tersebut diwujudkan melalui

diselenggarakannya berbagai jenis ayanan dan kegiatan

bimbingan dan di dalam masing-masing fungsi tersebut.

Setiap layanan dan kegiatan bimbingan konseling yang

dilaksanakan harus secara langsung mengacu kepada satu atau

lebih fungsi-fungsi tersebut agar hasil-hasil yang hendak

dicapainya jelas dapat diidentifikasi dan dievaluasi.

Prayitno dkk (2004) memerinci peran, tugas dan tanggung

jawab guru kelas dan guru mata pelajaran dalam bimbingan

dan konseling sebagai berikut:

1.Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling

kepada siswa

2. Membantu guru pembimbing/konselor mengidentifikasi siswa-

siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling,

serta pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut.

3.Mengalih tangankan siswa yang memerlukan pelayanan

bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing/konselor.

4. Menerima siswa alih tangan dari guru pembimbing/konselor,

yaitu siswa yang menuntut guru pembimbing/konselor

memerlukan pelayanan pengajar /latihan khusus (seperti

pengajaran/ latihan perbaikan, program pengayaan).

5.Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa

dan hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan

pelayanan pembimbingan dan konseling.

6.Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang

memerlukan layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk

mengikuti /menjalani layanan/kegiatan yang dimaksudkan.

25 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n

7.Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah

siswa, seperti konferensi kasus.

8.Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka

penilaian pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya

tindak lanjutnya.

Sehubungan dengan hal tersebut Sardiman (2001:142)

mengemukakan sembilan peran guru yang terkait dengan

penyelenggaraan kegiatan bimbingan dan konseling di

sekolah, yaitu:

1. Sebagai Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara

mengajar informatif, laboratorium, studi lapangan, dan

sumber informasi kegiatan akademik maupun umum.

2. Sebagai Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik,

silabus, jadwal pelajaran dan lain-lain.

3. Sebagai Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan

dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi

siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta

(kreativitas) sehingga akan terjadi dinamika di dalam

proses belajar dan pembelajaran.

4. Sebagai Director, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan

kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-

citakan.

5. Sebagai Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses

belajar-mengajar.

6.  Sebagai Transmitor, guru bertindak selaku penyebar

kebijaksanaan dalam pendidikan dan pengetahuan.

7. Sebagai Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau

kemudahan dalam proses belajar-mengajar.

8. Sebagai Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar

siswa.

26 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n

9. Sebagai Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai

prestasi anak didik dalam bidang akademik maupun tingkah

laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak

didiknya berhasil atau tidak.

2.2.9 Tata UsahaDitinjau dari sudut asal usul kata (etimologis), maka

ADMINISTRASI berasal dari Bahasa Latin yaitu Ad+Ministrare.

Ad berarti intensif, sedangkan Ministrare berarti melayani,

membantu, dan memenuhi atau menyediakan (Husaini Usman,

2006).Menurut The Lian Gie (2000), tenaga tata usaha

memiliki tiga peranan pokok yaitu: (1) melayani pelaksanaan

pekerjaan-pekerjaan operatif untuk mencapai tujuan dari

suatu organisasi, (2) menyediakan keterangan-keterangan

bagi pucuk pimpinan organisasi itu untuk membuat keputusan

atau melakukan tindakan yang tepat, dan (3) membantu

kelancaran perkembangan organisasi sebagai suatu

keseluruhan.

Tugas dan tanggungjawab tata usaha:

1) Mengkoordinir pengelolaan keuangan sekolah;

2) Mengurus kebutuhan fasilitas tata usaha sekolah;

3) Mengatur pengurusan kepegawaian;

4) Membina dan mengembangkan karier tenaga tata usaha sekolah;

5) Mengurus kebutuhan fasilitas tata usaha;

6) Menyiapkan dan manyajikan data statistik sekolah;

7) Mengatur pelaksanaan kesekretariatan dan kerumahtanggaan;

8) Mengatur administrasi hasil proses kegiatan belajar

mengajar;

9) Membantu kepala sekolah untuk mengembangkan sistem

informasi sekolah;

10) Mengatur administrasi kesiswaan dan beasiswa;

27 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n

11) Membantu pelaksanaan program K7; dan

12) Membantu kepala sekolah dalam penyusunan RAPBS dan RIPS.

28 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

29 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n

Lampiran 1

Pertanyaan

1. Salah satu tugas BK adalah membantu menyelesaikan masalahpeserta didik dan mampu melakukan mediasi serta berada dipihak yang netral. Namun pada kenyataannya guru BK lebihsering berpihak dan tidak mampu bersikap netral. Bagaimanacaranya agar BK menjadi lebih baik lagi? (Biola Yoanita)Jawab:

Salah satu tugas BK adalah membantu menyelesaikan masalahpeserta didik dan mampu melakukan mediasi serta berada dipihak yang netral. Namun pada kenyataannya guru BK lebihsering berpihak dan tidak mampu bersikap netral. Bagaimanacaranya agar BK menjadi lebih baik lagi?

Ada dua kemungkinan yang mungkin menjadi penyebab guru BKberpihak. Pertama, mereka mengerti bahwa hal yang dilakukanpeserta didik memanglah salah. Kedua, guru BK memang berihaktanpa alasan tertentu. Jika penyebabnya adalah yang kedua,maka kesalahan dilakukan oleh pihak guru Bk, karena guru BKsehausnya mampu bersikap netral. Setiap orang butuh d upgrade,termasuk guru BK. Solusi lainnya adalah menempatkan seseorangsebagai guru BK jika ia benar-benar professional. Salah satuwacana yang pernah muncul adalah penempatan lulusan Psikologipada guru BK.

1. Seorang pendidik tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan namunjuga memberikan motivasi serta saran-saran positif kepadasiswa, hal tersebut juga merupakan tugas seorang guru BK. Lalu

30 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n

jika pendidik bisa mengambil peran guru BK, apakah titik beratguru BK itu sendiri? (Sifa Alfiah)Jawab:

Dipaparkan bahwa guru BK memiliki peranan yang lebihkompleks dibandingkan guru yang hanya menjadi pendidik ataupengajar. Pada realitanya, guru yang mengajar di kelas lebihsering berinteraksi dan menemukan banyak permasalahan. Maka,haruskah seorang guru memiliki kemampuan seperti halnya guruBK? Jika iya, maka bagaimana dan dimana peran utama guru BK?Guru di kelas memang memiliki waktu yang lebih dalam halberinteraksi dengan peserta didik, n amun tidak jarang guruBK lebih peka pada hal tersebut meskipun tidak berinteraksilebih lama dengan peserta didik, karena umumnya guru BK punmemiliki hak tatap muka dengan peserta didik.

Iya, guru di kelas harus memiliki kemampuan seperti guruBK dalam hal tertentu. Salah satu hal yang harus dimiliki olehguru atau pendidik adalah kompetensi social, dimana kemampuanberinteraksi seorang guru haruslah mumpuni. Melalui kemampuanberkomunikasinya tersebut, guru di kelas mendapati adanyamasalah pada peserta didik saat proses belajar mengajar.Tindakan penyelesaian masalah tersebut tergantung pada pesertadidik, lebih nyaman dengan bantuan guru di kelas atau bantuanguru BK.Peran guru BK tidak akan berubah sedikitpun. Bantuanmenyelesaikan masalah dapat dilakukan dengan berbicara padaguru yang dipercaya oleh peserta didik yang memiliki masalah.

2. Apakah ada pelatihan khusus untuk seorang laboran? (AiniFatimah)Jawab:

Ya, karena menurut Peraturan Mentri Pendidikan NasionalRI No. 26 Tahun 2008 pelatihan tenaga laboran ditempuh dandiselesaikan sekitar 3 bulan atau sesuai dengan permintaankompetensi yang sesuai, yaitu kompetensi kepribadian, sosial,administratif, profesional, serta muatan lokal, praktikumkimia, biologi, fisika, serta dasar-dasar manajemenlaboratorium.

3. Berdasarkan pengalaman saya, guru mata pelajaran mengambilperan seorang laboran, haruskah ada laboran di sekolah?(Anggita Nuarsya Arzen)

31 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n

Jawab:Menurut kelompok kami, laboran merupakan tenaga

kependidikan yang harus ada disetiap sekolah, namun kurangnyatenaga kependidikan laboran menjadikan beberapa sekolah tidakmemiliki laboran. Hal tersebut tidak terlalu menjadi masalahkarna seorang guru mata pelajaran IPA harus memiliki keahliandi laboratorum, sehingga ketidaktersediaan laboran di sekolahtidak menjadi masalah yang besar dalam keberlangsungan belajarmengajar.

4. Salah satu jenis tenaga kependidikan adalahpemerintah,pemerintah mengeluarkan strategi pendidikan. Namunbiasanya guru memiliki strategi pendidikan sendiri, manakahyang lebih efektif? (Diajeng Ramadhan)Jawab:

Pemerintah bertugas merancang suatu strategi pendidikanyang gunanya untuk memperbaiki pendidikan, namun kenyataan dilapangan seorang gurulah yang menerapkan strategi tersebut.Guru lebih mengerti kondisi para siswa apakah dapat diterapkanatau tidaknya strategi tersebut sehingga apabila strategitersebut tidak dapat diterapkan guru tersebut perlu memilikistrategi cadangan. Jadi, otomatis strategi dari gurulah yanglebih efektif.

5. Apakah peran seorang teknisi sumber belajar? (Ria Asih)Jawab:

Teknisi sumber belajar berperan sebagai pengelolaan danpemberian bantuan teknis sumber-sember belajar bagikepentingan belajar peserta didik dan pengajaran guru.

6. Dimanakah peran seorang pengawas, diluar atau didalam sekolah?Lalu apakah guru termasuk seorang pengawas? (Sani Nurul Syifa)Jawab:

Menurut Departemen Pendidikan Nasional, tenagakependidikan dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu tenagastruktural, fungsional, dan teknis. Masing-masing ada yangbertugas di dalma dan di luar sekolah. Pengawas termasuktenaga kependidikan fungsional yang bekerja di luar sekolah.

32 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n

7. Apakah Badan Akreditasi Nasional termasuk dalam tenagakependidikan? (Stafanus Reno Saputra)Jawab:

Ya, Badan Akreditasi Nasional merupakan tenagakependidikan yaitu tenaga struktural yang bekerja di luarsekolah.

33 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n