Upload
unj
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangPendidikan adalah hal mutlak yang ada dalam kehidupan.
Tanpa pendidikan maka masyarakat dan individu akan terus
terbelenggu dalam kebodohan dan kevakuman sehingga sulit untuk
berbuat sesuatu yang berguna demi meningkatkan kualitas diri.
Manusia dalam proses pendidikan adalah inti utama. Realitas
sejarah membuktikan pada kita bahwa pendidikan dalam kultur
masyarakat manapun berkepentingan mengarahkan manusia kepada
tujuan-tujuan tertentu. Manusia dengan pendidikan tidak dapat
dipisahkan, karena pada dasarnya pendidikan diciptakan oleh
manusia untuk membentuk manusia itu sendiri. Sederhananya,
proses pendidikan ditujukan pada proses pemanusiaan manusia.
Prof. Nana S. (2003;163) menyatakan bahwa keberhasilan
belajar sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar diri
peserta didik, baik faktor fisik maupun sosial-psikologis yang
berada pada lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Berkaitan dengan lingkungan sekolah, disini ada dua aspek
yaitu lingkungan fisik seperti sarana prasarana, dan
lingkungan sosial yang menyangkut hubungan sosial dan
emosional antar seluruh anasir yang ada dalam lingkungan
sekolah, juga berkenaan dengan suasana dan pelaksanaan proses
belajar-mengajar, kegiatan ekstra kurikuler, dan lainnya.
Sekolah yang kaya dengan aktivitas belajar, memiliki sarana
prasarana yang memadai, terkelola dengan baik, diliputi oleh
suasana pembelajaran yang wajar, akan sangat mendorong
semangat belajar para peserta didik. Karena pentingnya
lingkungan dimana para peserta didik belajar, maka para ahli
1 | T e n a g a K e p a n d i d i k a n
pendidikan bersepakat bahwa lingkungan individu yang terlibat
dalam proses pendidikan, menjadi salah satu sumber belajar
dalam pendidikan.
Mengingat pentingnya sumber belajar bagi proses
pembelajaran, terutama lingkungan sekolah tempat peserta didik
belajar secara formal, lebih khusus lagi peran dan fungsi dari
tenaga kependidikan lainnya, maka kami mengangkat permasalahan
tersebut dalam sebuah karya tulis berbentuk makalah ini untuk
menyoroti tema tersebut secara lebih mendalam.
1.2 Rumusan MasalahDari tema tersebut di atas, kami mencoba merumuskan
permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan tenaga kependidikan?
2. Apa kompetensi yang harus dikuasai oleh tenaga kependidikan
lainnya?
3. Apa tugas dari tenaga kependidikan?
1.3 TujuanAdapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:
1. Untuk memenuhi kewajiban tugas kelompok mata kuliah Profesi
Kependidikan.
2. Untuk memberikan gambaran, pengertian dan pemahaman kepada
sidang pembaca mengenai pengertian serta macam-macam tenaga
kependidikan.
2 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tenaga KependidikanUndang-undang No. 20 Pasal 1 Ayat (5) tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan.
Dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa Tenaga
kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri
dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.
3 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n
UU No. 20 Pasal 39 Ayat (1) tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa: Tenaga kependidikan
bertugas melaksanakan administrasi, pendidikan pada satuan
pendidikan.
Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau: Tenaga
kependidikan adalah tenaga/pegawai yang bekerja pada satuan
pendidikan selain tenaga pendidik. Tenaga kependidikan
bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan,
pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses
pendidikan pada satuan pendidikan.
UU No. 20 Pasal 40 Ayat (2): Pendidik dan tenaga
kependidikan berkewajiban:
a. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna,
menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis;
b. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan
mutu pendidikan; dan
c. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi,
dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan
kepadanya.
Standar Kualifikasi Tenaga Kependidikan:
1. Kepala Tenaga Administrasi SD/MI/SDLB
a. Berpendidikan minimal lulusan SMK atau yang sederajat,
program studi yang relevan dengan pengalaman kerja sebagai
tenaga administrasi sekolah/madrasah minimal 4 (empat)
tahun.
b. Memiliki sertifikat kepala tenaga administrasi
sekolah/madrasah dari lembaga yang ditetapkan oleh
pemerintah.
4 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n
2. Kepala Tenaga Administrasi SMP/MTs/SMPLB
a. Berpendidikan minimal lulusan D3 atau yang sederajat,
program studi yang relevan, dengan pengalaman kerja sebagai
tenaga administrasi sekolah/ madrasah minimal 4 (empat)
tahun.
b. Memiliki sertifikat kepala tenaga administrasi
sekolah/madrasah dari lembaga yang ditetapkan oleh
pemerintah.
3. Kepala Tenaga Administrasi SMA/MA/SMK/MAK/SMALB
a. Berpendidikan S1 program studi yang relevan dengan
pengalaman kerja sebagai tenaga administrasi
sekolah/madrasah minimal 4 (empat) tahun, atau D3 dan yang
sederajat, program studi yang relevan, dengan pengalaman
kerja sebagai tenaga administrasi sekolah/madrasah minimal 8
(delapan) tahun.
b. Memiliki sertifikat kepala tenaga administrasi
sekolah/madrasah dari lembaga yang ditetapkan oleh
pemerintah.
4. Pelaksana Urusan Administrasi Kepegawaian
Berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang
sederajat, dan dapat diangkat apabila jumlah pendidik dan
tenaga kependidikan minimal 50 orang.
5. Pelaksana Urusan Administrasi Keuangan
Berpendidikan minimal lulusan SMK/MAK, program studi yang
relevan, atau SMA/MA dan memiliki sertfikat yang relevan.
6. Pelaksana Urusan Administrasi Sarana dan Prasarana
Berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang
sederajat.
7. Pelaksana Urusan Administrasi Hubungan Sekolah dengan
Masyarakat
5 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n
Berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang
sederajat, dan dapat diangkat apabila sekolah/madrasah
memiliki minimal 9 (sembilan) rombongan belajar.
8. Pelaksana Urusan Administrasi Persuratan dan Pengarsipan
Berpendidikan minimal lulusan SMK/MAK, program studi yang
relevan.
9. Pelaksana Urusan Administrasi Kesiswaan
Berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang
sederajat dan dapat diangkat apabila sekolah/madrasah
memiliki minimal 9 (sembilan) rombongan belajar.
10. Pelaksana Urusan Administrasi Kurikulum
Berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang
sederajat dan diangkat apabila sekolah/madrasah memiliki
minimal 12 rombongan belajar.
11. Pelaksana Urusan Administrasi Umum untuk SD/MI/SDLB
Berpendidikan minimal SMK/MAK/SMA/MA atau yang sederajat.
12. Petugas Layanan Khusus
a. Penjaga Sekolah/Madrasah berpendidikan minimal lulusan
SMP/MTs atau yang sederajat.
b. Tukang Kebun berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau
yang sederajat dan diangkat apabila luas lahan kebun
sekolah/madrasah minimal 500 m2 .
c. Tenaga Kebersihan berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs
atau yang sederajat.
d. Pengemudi berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang
sederajat, memiliki SIM yang sesuai, dan diangkat apabila
sekolah/madrasah memiliki kendaraan roda empat.
e. Pesuruh berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang
sederajat
6 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n
2.2 Macam-macam Tenaga Kependidikan dan Tugasnya
2.2.1 Pendidik dan pengajarUU No. 20 Pasal 1 Ayat (6) Pendidik adalah tenaga
kependidikan yang berkualifikasi dan berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan.
Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan
kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan
rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional. Kualifikasi akademik yang dimaksudkan
di atas adalah tingkat pendidikan minimal yang harus
dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan
ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia
dini meliputi:
1. Kompetensi pedagogik adalah seperangkat kemampuan dan
keterampilan yang berkaitan dengan interaksi belajar
mengajar antara guru dan siswa dalam kelas. Kompetensi
pedagogik meliputi, kemampuan guru dalam menjelaskan
materi, melaksanakan metode pembelajaran, memberikan
pertanyaan, menjawab pertanyaan, mengelola kelas, dan
melakukan evaluasi.
2. Kompetensi kepribadian adalah seperangkat kemampuan dan
karakteristik personal yang mencerminkan realitas sikap dan
perilaku guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya dalam
kehidupan sehari-hari. Kompetensi kepribadian ini
melahirkan ciri-ciri guru diantaranya, sabar, tenang,
tanggung jawab, demokratis, ikhlas, cerdas, menghormati
7 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n
orang lain, stabil, ramah, tegas, berani, kreatif,
inisiatif, dll.
3. Kompetensi profesional adalah seperangkat kemampuan dan
keterampilan terhadap penguasaan materi pelajaran secara
mendalam, utuh dan komprehensif. Guru yang memiliki
kompetensi profesional tidak cukup hanya memiliki
penguasaan materi secara formal (dalam buku panduan) tetapi
juga harus memiliki kemampuan terhadap materi ilmu lain
yang memiliki keterkaitan dengan pokok bahasan mata
pelajaran tertentu.
4. Kompetensi sosial adalah seperangkat kemampuan dan
keterampilan yang terkait dengan hubungan atau interaksi
dengan orang lain. Artinya, guru harus dituntut memiliki
keterampilan berinteraksi dengan masyarakat khususnya dalam
mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan problem
masyarakat. Dalam realitas masyarakat, guru masih menjadi
sosok elit masyarakat yang dianggap memiliki otoritas moral
cukup besar, salah satu konsekuensi agar peran itu tetap
melekat dalam diri guru, maka guru harus memiliki kemampuan
hubungan dan komunikasi dengan orang lain.
UU No.20 Tahun 2003 Pasal 39 Ayat (2) :
Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai
hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan,
serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
Tanggung Jawab Pengajar :
1. Merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran
2. Menilai hasil pembelajaran
3. Melakukan pembimbingan dan pelatihan
4. Melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
8 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n
2.2.2 PustakawanPustakawan ialah seseorang yang bekerja di
perpustakaan dan membantu orang menemukan buku, majalah,
dan informasi lain. Pada tahun 2000-an, pustakawan juga
mulai membantu orang menemukan informasi menggunakan
komputer, basis data elektronik, dan peralatan pencarian di
internet. Terdapat berbagai jenis pustakawan, antara lain
pustakawan anak, remaja, dewasa, sejarah, hukum, dsb.
Pustakawan wanita disebut sebagai pustakawati. Untuk
menjadi seorang pustakawan, seseorang perlu menempuh
pendidikan tentang perpustakaan setingkat S2 maupun D2.
Kompetensi yang harus dimiliki oleh pustakawan:
1. Kompetensi Manajerial
a. Melaksanakan kebijakan
b. Melakukan perawatan koleksi
c. Melakukan pengelolaan anggaran dan keuangan
2. Kompetensi Pengelolaan Informasi
a. Mengembangkan koleksi perpustakaan
b. Melakukan pengorganisasian informasi
c. Memberikan jasa dan sumber informasi
d. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
3. Kompetensi Kependidikan
a. Memiliki wawasan kependidikan
b. Mengembangkan keterampilan memanfaatkan informasi
c. Melakukan promosi perpustakaan
d. Memberi bimbingan literasi informasi
4. Kompetensi Kepribadian
9 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n
a. Memiliki integritas yang tinggi
b. Memiliki etos kerja yang tinggi
c. Kompetensi Sosial
d. Membangun hubungan social
e. Membangun komunikasi
5. Kompetensi Pengembangan Profesi
a. Mengembangkan ilmu
b. Menghayati etika profesi
c. Menunjukkan kebiasaan membaca
Tanggung Jawab Umum Pustakawan:
1. Melakukan perawatan koleksi.
2. Mengembangkan koleksi perpustakaan.
3. Memberikan bimbingan literasi informasi.
4. Menunjukkan kebiasaan membaca.
2.2.3 Kepala Satuan PendidikanKepala satuan pendidikan yaitu orang yang diberi
wewenang dan tanggung jawab untuk memimpin satuan
pendidikan tersebut. Kepala Satuan Pendidikan harus mampu
melaksanakan peran dan tugasnya sebagai edukator, manajer,
administrator, supervisor, leader, inovator, motivator,
figur dan mediator.
Penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat
terkait erat dengan keberhasilan peningkatan kompetensi dan
profesionalisme Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK)
tanpa mengabaikan factor-faktor lainnya seperti sarana dan
prasarana serta pembiayaan. Kepala satuan pendidikan
10 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n
merupakan salah satu PTK yang posisinya memegang peran
sangat signifikan dan strategis dalam meningkatkan
profesionalisme guru dan mutu pendidikan di sekolah.
Kegiatan seorang kepala satuan pendidikan adalah kegiatan
dalam menyusun program, melaksanakan program, evaluasi
hasil pelaksanaan program, dan melaporkan: pelaksanaan
program. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang
Guru Pasal 15 ayat 3 menyatakan bahwa guru yang telah
bersertifikat profesi dapat diangkat menjadi kepala satuan
pendidikan dengan beban kerja satuan pendidikan.
Implementasi tugas tersebut tertuang dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang
Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah, Pasal 12 yang secara
garis besar dapat dirangkum dalam tiga aspek yaitu : usaha
pengembangan sekolah / madrasah, peningkatan kualitas
sekolah /madrasah berdasarkan 8 (delapan) standar nasional
pendidikan, dan usaha pengembangan profesionalisme sebagai
kepala sekolah /madrasah.
Menurut E. Mulyasa, kepala sekolah mempunyai 7 fungsi
utama, yaitu:
1. Kepala Sekolah Sebagai Educator (Pendidik)
Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses
pendidikan dan guru merupakan pelaksana dan pengembang
utama kurikulum di sekolah. Kepala sekolah yang menunjukkan
komitmen tinggi dan fokus terhadap pengembangan kurikulum
dan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya tentu saja akan
sangat memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki
gurunya, sekaligus juga akan senantiasa berusaha
memfasilitasi dan mendorong agar para guru dapat secara
terus menerus meningkatkan kompetensinya, sehingga kegiatan
belajar mengajar dapat berjalan efektif dan efisien.
11 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n
2. Kepala Sekolah Sebagai Manajer
Dalam mengelola tenaga kependidikan, salah satu tugas
yang harus dilakukan kepala sekolah adalah melaksanakan
kegiatan pemeliharaan dan pengembangan profesi para guru.
Dalam hal ini, kepala sekolah seyogyanya dapat memfasiltasi
dan memberikan kesempatan yang luas kepada para guru untuk
dapat melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui
berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan, baik yang
dilaksanakan di sekolah, seperti: MGMP/MGP tingkat sekolah,
atau melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan di luar
sekolah, seperti kesempatan melanjutkan pendidikan atau
mengikuti berbagai kegiatan pelatihan yang diselenggarakan
pihak lain.
3. Kepala Sekolah Sebagai Administrator
Khususnya berkenaan dengan pengelolaan keuangan, bahwa
untuk tercapainya peningkatan kompetensi guru tidak lepas
dari faktor biaya. Seberapa besar sekolah dapat
mengalokasikan anggaran peningkatan kompetensi guru
tentunya akan mempengaruhi terhadap tingkat kompetensi para
gurunya. Oleh karena itu kepala sekolah seyogyanya dapat
mengalokasikan anggaran yang memadai bagi upaya peningkatan
kompetensi guru.
4. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan
pembelajaran, secara berkala kepala sekolah perlu
melaksanakan kegiatan supervisi, yang dapat dilakukan
melalui kegiatan kunjungan kelas untuk mengamati proses
pembelajaran secara langsung, terutama dalam pemilihan dan
penggunaan metode, media yang digunakan dan keterlibatan
siswa dalam proses pembelajaran. Dari hasil supervisi ini,
dapat diketahui kelemahan sekaligus keunggulan guru dalam
12 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n
melaksanakan pembelajaran, tingkat penguasaan kompetensi
guru yang bersangkutan, selanjutnya diupayakan solusi,
pembinaan dan tindak lanjut tertentu sehingga guru dapat
memperbaiki kekurangan yang ada sekaligus mempertahankan
keunggulannya dalam melaksanakan pembelajaran. Sebagaimana
disampaikan oleh Sudarwan Danim mengemukakan bahwa
menghadapi kurikulum yang berisi perubahan-perubahan yang
cukup besar dalam tujuan, isi, metode dan evaluasi
pengajarannya, sudah sewajarnya kalau para guru
mengharapkan saran dan bimbingan dari kepala sekolah
mereka. Dari ungkapan ini, mengandung makna bahwa kepala
sekolah harus betul-betul menguasai tentang kurikulum
sekolah. Mustahil seorang kepala sekolah dapat memberikan
saran dan bimbingan kepada guru, sementara dia sendiri
tidak menguasainya dengan baik.
5. Kepala Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin)
Gaya kepemimpinan kepala sekolah seperti apakah yang
dapat menumbuh-suburkan kreativitas sekaligus dapat
mendorong terhadap peningkatan kompetensi guru? Dalam teori
kepemimpinan setidaknya kita mengenal dua gaya kepemimpinan
yaitu kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan
kepemimpinan yang berorientasi pada manusia. Dalam rangka
meningkatkan kompetensi guru, seorang kepala sekolah dapat
menerapkan kedua gaya kepemimpinan tersebut secara tepat
dan fleksibel, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
yang ada. Mulyasa menyebutkan kepemimpinan seseorang sangat
berkaitan dengan kepribadian, dan kepribadian kepala
sekolah sebagai pemimpin akan tercermin sifat-sifat sebagai
barikut : jujur; percaya diri; tanggung jawab; berani
mengambil resiko dan keputusan; berjiwa besar; emosi yang
stabil, dan teladan.
13 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n
6. Kepala Sekolah Sebagai Inovator
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai
innovator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang
tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan
lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap
kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh tenaga
kependidikan sekolah, dan mengembangkan model model
pembelajaran yang inofatif. Kepala sekolah sebagai inovator
akan tercermin dari cara cara ia melakukan pekerjaannya
secara konstruktif, kreatif, delegatif, integratif,
rasional, objektif, pragmatis, keteladanan
7. Kepala Sekolah Sebagai Motivator
Sebagai motivator, kepala sekolah harus memiliki strategi
yang tepat untuk memberikan motivasi tenaga kependidikan
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat
ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan
suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara
efektif, dan penyediaan berbagai sumber belajar melalui
pengembangan Pusat Sumber Belajar (PSB).
2.2.4 Teknisi Sumber BelajarTeknisi Sumber Belajar adalah petugas yang perannya
sebagai penyedia fasilitas yang di perlukan dalam proses
belajar mengajar. Istilah Teknisi pada umumnya adalah
seseorang yang menguasai bidang teknologi tertentu yang
lebih banyak memahami teori bidang tersebut, seperti
insinyur. Umumnya mereka lebih menguasai teknik, atau malah
profesional dalam bidang itu. Pemahaman tingkat menengah
atas teori dan teknik tingkat tinggi umumnya dikuasai oleh
teknisi untuk menjadi ahli dalam hal peralatan tertentu.
14 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n
Ini bisa menjadi bagian proses (manufaktur) yang lebih
besar.
Tugas Teknisi Sumber Belajar membantu kepala sekolah
dalam kegiatan:
1. Perencanaan pengadaan alat dan bahan untuk media sumber
belajar.
2. Menyusun jadwal dan tata tertib penggunaan media sumber
belajar.
3. Mengatur penyimpanan, pemeliharaan, dan perbaikan alat-
alat sumber belajar.
4. Membuat dan menyusun daftar alat-alat pembelajaran.
5. Inventarisasi dan pengadministrasian peralatan
pembelajaran.
6. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan penggunaan media
sumber belajar secara berkala.
Syarat Teknisi Sumber Belajar:
Syarat teknisi sumber belajar Juga tercantum dalam
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 38 Tahun 1992
Tentang Tenaga Pendidikan Khususnya pengadaan tenaga
kependidikan yang bukan tenaga pendidik
Pasal 19
1. Untuk dapat diangkat sebagai tenaga kependidikan yang bukan
tenaga pendidik, yang bersangkutan harus memenuhi
persyaratan yang ditetapkan oleh Menteri, Menteri lain,
atau Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen.
Pasal 20
1. Tenaga kependidikan yang akan ditugaskan untuk bekerja
sebagai pengelola satuan pendidikan dan pengawas pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah dipilih dari kalangan
guru.
15 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n
2. Tenaga kependidikan yang akan ditugaskan untuk bekerja
sebagai pengelola satuan pendidikan dan penilik di jalur
pendidikan luar sekolah dipilih dari kalangan tenaga
pendidik.
3. Calon tenaga kependidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) dipersiapkan melalui pendidikan khusus.
Pasal 21
1. Tenaga kependidikan yang akan ditugaskan untuk bekerja
sebagai pustakawan, laboran, dan teknisi sumber belajar
dipersiapkan melalui pendidikan khusus.
2. Pelaksanaan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
ditetapkan olch Menteri, Menteri lain, atau Pimpinan
Lembaga Pemerintah Non Departemen.
Pasal 22
1. Pengangkatan dan penempatan tenaga kependidikan yang bukan
tenaga pendidik pada satuan pendidikan yang disclenggarakan
oleh Pemerintah dilakukan oleh Menteri, Menteri lain, atau
Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen dengan
memperhatikan keseimbangan antara penempatan dan kebutuhan
serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
bagi pegawai negeri.
2. Pengangkatan dan penempatan tenaga kependidikan yang bukan
tenaga pcndidik pada satuan pendidikan yang diselenggarakan
olch masyarakat dilakukan oleh penyelenggara satuan
pendidikan yang bersangkutan dengan memperhatikan
persyaratan yang ditetapkan oleh penyelenggara dan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Pemerintah dapat memberi bantuan kepada satuan pendidikan
yang diselenggarakan oleh masyarakat dengan memperbantukan
dan/atau mempekerjakan tenaga kependidikan yang bukan
16 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n
tenaga pendidik dan/atau membina tenaga kependidikan yang
bukan tenaga pendidik.
2.2.5 PelatihPelatih merupakan posisi yang penting dalam susksesnya
suatu pengembangan profesional. Penguasannya terhadap
materi latih tidak cukup untuk menjadi andalan bila tidak
didampingi dengan beberapa keahlian lain. Keahlian lain ini
berkaitan dengan pemahaman mengenai metode pembelajaran
orang dewasa dan keterkaitan kegiatan belajar dalam
pelatihan tersebut dengan kegiatan profesional para siswa
latihnya selama ini. Selain itu pemahaman mengenai
pengembangan karirnya sendiri juga menjadi salah satu
kompetensi penting seorang pelatih yang sukses.
Berikut adalah beberapa kompetensi pelatih yang dapat
menjadi bahan masukan bagi pelatih dan pengembang praktisi
lainnya dalam usaha meningkatkan kualitas pelatihan:
1. Keterampilan penggunaan A/V
Seorang pelatih semestinya terampil menggunakan alat-
alat audio, visual maupun audio visual. Peralatan ini akan
sangat membantu pelatih mengolah pembelajaran menjadi lebih
menarik, lebih fokus dan dapat memacu motivasi belajar para
trainee.
2. Pemahaman pengetahuan pengembangan karir
Seorang pelatih semestinya mengetahui prosedur dan
tata laksana penngembangan karirnya sesuai dengan kebijakan
di mana ia bekerja. Untuk seorang Pegawai Negeri Sipil yang
bekerja sebagai pelatih di lembaga pemerintahan, peraturan
yang berlaku sesuai dengan ketentuan pemerintah mengenai
jabatannya di lembaga tempat ia bekerja. Untuk trainer yang
bekerja di perusahaan swasta, pengembangan karirnya
17 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n
ditentukan oleh kebijakan perusahaan. Hal- hal yang
berkaitan dengan pengembangan karirnya semestinya diketahui
secara jelas, sehingga tidak menimbulkan masalah dalam
kegiatannya melakukan pelatih maupun kebutuhan finansial
dan masa depan karirnya.
3. Keterampilan identifikasi: job, tugas dan peranan.
Seorang pelatih harus dengan cermat mengetahui wilayah
kerjanya, tugas-tugas yang diembannya dan peranannya dalam
tugas tersebut. Hal ini berkaitan dengan
pertanggungjawabannya dari segi pekerjaan dan secara
moral.
4. Keterampilan mengelola fasilitas
Fasilitas memegang peranan penting dalam keberhasilan
sebuah pelatihan. Dengan pengetahuan pengelolaan
fasilitas,s eorang pelatih dapat secara teratur menggunakan
fasilitas tersebut, tanpa adanya kesulitan akibat kerusakan
dini, kehilangan, sirkulasi yang tidak teratur, dan
sebagainya. Untuk itu semestinya fasilitas pelatihan, baik
hardware maupun software dikelola dengan baik dan penuh
tanggung jawab oleh pelatih. Pengelolaan ini meliputi
pengadaan, penyimpanan, perawatan, pelayanan/ sirkulasi,
dan perbaikan.
5. Keterampilan menciptakan model
Model adalah suatu pola (contoh, acuan, ragam, dan
sebagainya) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan.
Model dapat memperjelas ide atau gagasan, arahan, konsep
dan sebagainya, sehingga orang lain dapat melaksanakan
suatu pekerjaan sesuai dengan harapan si pembuat model.
Seorang pelatih membutuhkan keterampilan menciptakan model
sebagai suatu alat untuk mencitrakan idenya untuk dapat
18 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n
diikuti oleh para trainee (orang-orang yang mengikuti
pelatihan).
6. Pemahaman wilayah pelatihan dan pengembangan
Setiap pelatihan memiliki wilayah masing-masing.
Seorang pelatih harus memahami wilayah pelatihan dan
pengembangan yang ia lakukan. Dengan memahami wilayah
pelatihan dan pengembangan itu, seorang pelatih dapat lebih
dalam dan terarah menjalankan tugasnya dalam pelatihan
tersebut.
7. Pemahaman teknik pelatihan dan pengembangan
Ada beberapa teknik pelatihan dan pengembangan yang
dapat diterapkan dalam kegiatan diklat. Teknik-teknik ini
dituangkan ke dalam model-model pengembangan instruksional
diklat, yang masing-masing memiliki orientasi berbeda.
Orientasi model-model ini meliputi orientasi kelas,
orientasi hasil, orientasi sistem, dan orientasi
organisasi.
Pengetahuan mengenai berbagai teknik dan model
pelatihan dan pengembangan ini memungkinkan seorang pelatih
menyesuaikan orientasi pembelajaran diklat dengan teori-
teori yanhg sesuai. Dengan demikian diharapkan proses
pembelajaran diklat dapat berjalan dengan baik.
2.2.6 PengawasSurat Keputusan MENPAN Nomor 118 tahun 1996 yang
diperbaharui dengan SK MENPAN Nomor 091/KEP/MEN.PAN/10/2001
tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka
Kreditnya dinyatakan:
Pengawas sekolah adalah pegawai negeri sipil yang diberi
tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh
pejabat yang berwewenang untuk melakukan pengawasan
19 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n
pendidikan pada satuan pendidikan prasekolah, sekolah
dasar, dan sekolah menengah (pasal 1 ayat 1).
Pengawas sekolah adalah pejabat fungsional yang
berkedudukan sebagai pelaksana teknis dalam melakukan
pengawasan pendidikan terhadap sejumlah sekolah tertentu
yang ditunjuk/ditetapkan (pasal 3 ayat 1)
Tugas dan tanggungjawab pengawas:
Mengawal disiplin pelajar.
Mementingkan image diri dan menunjukkan teladan yang baik
kepada pelajar dan pengawas junior.
Menjaga image dan nama baik sekolah.
Membantu guru, pembantu kepada para guru dari segi
penyampaian arahan atau maklumat kepada rakan-rakan
pelajar.
Memastikan keceriaan sekolah dijaga.
Mematuhi peraturan sekolah sambil menguatkuasakannya.
Memimpin rekan-rekan pelajar.
Mencegah kes jenayah di sekolah.
Menghormati guru.
Tidak memberat sebelah dalam tugas harian.
Serius dan bersikap positif semasa menjalankan setiap
tugas, sentiasa menjalankan tugas dengan penuh dedikasi.
Mendisiplinkan diri sebelum mendisiplinkan pelajar lain.
Memastikan diri sendiri mencapai prestasi yang cemerlang
dalam bidang akademik, kokurikulum, sahsiah dan disiplin.
Sentiasa peka terhadap apa yang berlaku dan memberikan
cadangan dan pendapat kepada Lembaga Pengawas untuk
memperbaiki keadaan.
Mengenalpasti pelajar-pelajar yang bermasalah disiplin dan
cuba sedaya upaya untuk mengubah sikap mereka.
20 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n
Mempengaruhi para pelajar untuk berdisiplin dan memberikan
teguran kepada mereka yang bersalah.
Menyimpan rekod atau maklumat pelajar yang bersalah sebagai
panduan masa hadapan.
Patuh kepada ketepatan masa. Para pengawas harus sampai ke
tempat tugas lebih awal daripada masa yang ditetapkan.
Memastikan para pelajar beratur semasa membeli makanan di
kantin, pergi ke makmal sains atau bengkel dan di luar
kelas sebelum nyanyian lagu Negaraku pada setiap pagi dan
selepas waktu rehat.
2.2.7 LaboranLaboran adalah petugas non guru yang membantu guru
untuk melaksanakan kegiatan praktikum/peragaan (meliputi
penyiapan bahan, membantu pelaksanaan praktikum serta
mengemasi/ membersihkan bahan dan alat setelah praktikum).
Selain itu, Laboran adalah teknisi yang membantu guru dalam
melaksanakan KBM yang berupa peragaan atau praktikum.
Secara prinsip, tugas laboran adalah :
1. Melaksanakan kegiatan praktikum siswa
2. Menyediakan fasilitas laboratorium untuk kegiatan
penelitian atau karya ilmiah
3. Mengembangkan dan menyempurnakan sarana dan prasarana
sistem yang menunjang kegiatan laboratorium.
4. Kegiatan praktikum dilaksanakan setiap hari kerja sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan
5. Praktikan wajib hadir tepat pada waktunya, toleransi
keterlambatan 15 menit.
6. Selama praktikum, praktikan tidak diperkenankan
melakukan kegiatan selain praktikum, misalnya mengerjakan
tugas pribadi, main game dll.
21 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n
7. Peserta praktikum (praktikan) adalah siswa yang masih
aktif
8. Calon praktikan harus mendaftarkan terlebih dahulu untuk
mendapat kartu peserta praktikum.
Pengelola Laboratorium dalam kegiatanya sebagai
berikut :
1. Merencanakan pengadaan alat dan bahan laboratorium
2. Menyusun jadwal dan tata tertib penggunaan laboratorium
3. Menyusun program dan tugas-tugas
4. Mengatur menyimpan dan daftar alat-alat laboratorium
5. Memelihara dan perbaikan alat-alat laboratorium
6. Menginventarisasi dan mengadministrasikan alat-alat
laboratorium
7. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan laboratorium dan
diketahui oleh Waka Kurikulum
8. Mengontrol pemakaian laboratorium secara rutin
9. Mengontrol kondisi-keadaan perangkat dan sarana
laboratorium secara rutin
10. Memberikan laporan administrasi pemakaian laboratorium ke
Waka Kurukulum, Waka Sarana dan Kepala Sekolah
11. Mendata dan menyusun daftar inventarisasi alat dan bahan
laboratorium
12. Menginventarisasi dan menyusun jadwal penggunaan
laboratorium guru bidang studi
13. Mempersiapkan alat dan atau bahan pratikum yang
diperlukan dalam pembelajaran
2.2.8 Bimbingan Konseling (BK)Fungsi bimbingan dan konseling secara umum adalah
sebagai fasilitator dan motivator client dalm upaya
mengatasi dan mencegah problema kehidupan client dengan
22 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n
kemampuan yang ada pada diri sendiri.Sesuai dengan uraian
sebelumnya bahwa bimbingan dan konseling bertujuan agar
peserta didik dapat menemukan dirinya, mengenal dirinya dan
mampu merencanakan masa depannya.
Dalam hubungan ini bimbingan dan konseling berfungsi
sebagai pemberi layanan kepada preseta didik agar masing-
masing peserta didik dapat berkembang secara optimal
sehingga menjadi pribadi yang utuh dan mandiri oleh karna
itu pelayanan bimbingan dan konseling mengembangkan
sejumlah fungsi yang hendak dipenuhi melalui kegiatan
bimbingan dan konseling.
Fungsi-fungsi tersebut adalah
1. Fungsi pemahaman
Yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan pemahaman tentang suatu oleh pihak-pihak
tertentu sesuai dengan kepentingan dan perkembangan peserta
didik. Fungsi pemahaman ini meliputi:
Pemahaman tentang diri peserta didik sendiri terutama
oleh peserta didik sendiri, orang tua, guru pada
umumnya dan guru pembimbing.
Pemahaman tentang lingkungan peserta didik termasuk
dalam lingkungan keluarga dan sekolah terutama oleh
peserta didik sendiri, orang tua, guru pada umumnya
dan guru pembimbing.
Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas (termasuk
didalamnya informasi pendidikan, informasi jabatan,
perkerjaan dan informasi social dan budaya atau nilai-
nilai) terutama oleh peserta didik.
2. Fungsi pencegahan
Pencegahan didefinisikan sebagai upaya mempengaruhi
dengan cara yang positif dan bijaksana lingkungan yang
23 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n
dapat menimbulkan kesulitan atau kerugian sebelum kesulitan
atau kerugian itu benar-benar terjadi.fungsi bimbingan dan
konseling yang akan menghasilkan pencegahannya atau
terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang
mungkin timbul yang akan dapat menggangu, menghambat
ataupun menimbulkan kesulitan kurugian-kerugian tertentu
dalam proses perkembangannya.
Secara operasional konselor perlu menampilkan
kegiatan dalam rangka pelaksanaan fungsi pencagahan
• Identifikasi pemesalahan yang mungkin timbul
• Mengindentifikasi dan menganalisis sumber-sumber penyebab
tinbulnya masalah-masalah
• Mengidentifikasi pihak-pihak yang dapat membantu pencegahan
masalah tersebut
• Menyusun rencana program pencegahan
• Pelaksanaan dan monitoring
• Evaluasi dan laporan
3. Fungsi pengentasan
Dalam pelayanan bimbingan dan konseling pemberian label
atau berasumsi bahwa peserta didik atau klien adalah orang
sakit atau rusak sama sekali tidak boleh dilakukan. Melalui
fungsi pengentasan ini pelayan bimbingan dan konseling
dapat mengatasi berbagai masalah yang dialami oleh peserta
didik.
4. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan
Adalah fungsi bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan terpeliharanya dan terkembangnya berbagai
potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka
perkembangan dirinya secara terarah mantap dan
berkelanjutan.
5. Fungsi Advokasi
24 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n
Fungsi advokasi yanitu fungsi bimbingan dan konseling
yang akan menghasilkan teradvokasi atau pembelaan terhadap
peserta didik dalam rangka upaya pengembangan seluruh
potensi secara optimal.
Fungsi-fungsi tersebut diwujudkan melalui
diselenggarakannya berbagai jenis ayanan dan kegiatan
bimbingan dan di dalam masing-masing fungsi tersebut.
Setiap layanan dan kegiatan bimbingan konseling yang
dilaksanakan harus secara langsung mengacu kepada satu atau
lebih fungsi-fungsi tersebut agar hasil-hasil yang hendak
dicapainya jelas dapat diidentifikasi dan dievaluasi.
Prayitno dkk (2004) memerinci peran, tugas dan tanggung
jawab guru kelas dan guru mata pelajaran dalam bimbingan
dan konseling sebagai berikut:
1.Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling
kepada siswa
2. Membantu guru pembimbing/konselor mengidentifikasi siswa-
siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling,
serta pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut.
3.Mengalih tangankan siswa yang memerlukan pelayanan
bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing/konselor.
4. Menerima siswa alih tangan dari guru pembimbing/konselor,
yaitu siswa yang menuntut guru pembimbing/konselor
memerlukan pelayanan pengajar /latihan khusus (seperti
pengajaran/ latihan perbaikan, program pengayaan).
5.Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa
dan hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan
pelayanan pembimbingan dan konseling.
6.Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang
memerlukan layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk
mengikuti /menjalani layanan/kegiatan yang dimaksudkan.
25 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n
7.Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah
siswa, seperti konferensi kasus.
8.Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka
penilaian pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya
tindak lanjutnya.
Sehubungan dengan hal tersebut Sardiman (2001:142)
mengemukakan sembilan peran guru yang terkait dengan
penyelenggaraan kegiatan bimbingan dan konseling di
sekolah, yaitu:
1. Sebagai Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara
mengajar informatif, laboratorium, studi lapangan, dan
sumber informasi kegiatan akademik maupun umum.
2. Sebagai Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik,
silabus, jadwal pelajaran dan lain-lain.
3. Sebagai Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan
dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi
siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta
(kreativitas) sehingga akan terjadi dinamika di dalam
proses belajar dan pembelajaran.
4. Sebagai Director, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan
kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-
citakan.
5. Sebagai Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses
belajar-mengajar.
6. Sebagai Transmitor, guru bertindak selaku penyebar
kebijaksanaan dalam pendidikan dan pengetahuan.
7. Sebagai Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau
kemudahan dalam proses belajar-mengajar.
8. Sebagai Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar
siswa.
26 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n
9. Sebagai Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai
prestasi anak didik dalam bidang akademik maupun tingkah
laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak
didiknya berhasil atau tidak.
2.2.9 Tata UsahaDitinjau dari sudut asal usul kata (etimologis), maka
ADMINISTRASI berasal dari Bahasa Latin yaitu Ad+Ministrare.
Ad berarti intensif, sedangkan Ministrare berarti melayani,
membantu, dan memenuhi atau menyediakan (Husaini Usman,
2006).Menurut The Lian Gie (2000), tenaga tata usaha
memiliki tiga peranan pokok yaitu: (1) melayani pelaksanaan
pekerjaan-pekerjaan operatif untuk mencapai tujuan dari
suatu organisasi, (2) menyediakan keterangan-keterangan
bagi pucuk pimpinan organisasi itu untuk membuat keputusan
atau melakukan tindakan yang tepat, dan (3) membantu
kelancaran perkembangan organisasi sebagai suatu
keseluruhan.
Tugas dan tanggungjawab tata usaha:
1) Mengkoordinir pengelolaan keuangan sekolah;
2) Mengurus kebutuhan fasilitas tata usaha sekolah;
3) Mengatur pengurusan kepegawaian;
4) Membina dan mengembangkan karier tenaga tata usaha sekolah;
5) Mengurus kebutuhan fasilitas tata usaha;
6) Menyiapkan dan manyajikan data statistik sekolah;
7) Mengatur pelaksanaan kesekretariatan dan kerumahtanggaan;
8) Mengatur administrasi hasil proses kegiatan belajar
mengajar;
9) Membantu kepala sekolah untuk mengembangkan sistem
informasi sekolah;
10) Mengatur administrasi kesiswaan dan beasiswa;
27 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n
11) Membantu pelaksanaan program K7; dan
12) Membantu kepala sekolah dalam penyusunan RAPBS dan RIPS.
28 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n
Lampiran 1
Pertanyaan
1. Salah satu tugas BK adalah membantu menyelesaikan masalahpeserta didik dan mampu melakukan mediasi serta berada dipihak yang netral. Namun pada kenyataannya guru BK lebihsering berpihak dan tidak mampu bersikap netral. Bagaimanacaranya agar BK menjadi lebih baik lagi? (Biola Yoanita)Jawab:
Salah satu tugas BK adalah membantu menyelesaikan masalahpeserta didik dan mampu melakukan mediasi serta berada dipihak yang netral. Namun pada kenyataannya guru BK lebihsering berpihak dan tidak mampu bersikap netral. Bagaimanacaranya agar BK menjadi lebih baik lagi?
Ada dua kemungkinan yang mungkin menjadi penyebab guru BKberpihak. Pertama, mereka mengerti bahwa hal yang dilakukanpeserta didik memanglah salah. Kedua, guru BK memang berihaktanpa alasan tertentu. Jika penyebabnya adalah yang kedua,maka kesalahan dilakukan oleh pihak guru Bk, karena guru BKsehausnya mampu bersikap netral. Setiap orang butuh d upgrade,termasuk guru BK. Solusi lainnya adalah menempatkan seseorangsebagai guru BK jika ia benar-benar professional. Salah satuwacana yang pernah muncul adalah penempatan lulusan Psikologipada guru BK.
1. Seorang pendidik tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan namunjuga memberikan motivasi serta saran-saran positif kepadasiswa, hal tersebut juga merupakan tugas seorang guru BK. Lalu
30 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n
jika pendidik bisa mengambil peran guru BK, apakah titik beratguru BK itu sendiri? (Sifa Alfiah)Jawab:
Dipaparkan bahwa guru BK memiliki peranan yang lebihkompleks dibandingkan guru yang hanya menjadi pendidik ataupengajar. Pada realitanya, guru yang mengajar di kelas lebihsering berinteraksi dan menemukan banyak permasalahan. Maka,haruskah seorang guru memiliki kemampuan seperti halnya guruBK? Jika iya, maka bagaimana dan dimana peran utama guru BK?Guru di kelas memang memiliki waktu yang lebih dalam halberinteraksi dengan peserta didik, n amun tidak jarang guruBK lebih peka pada hal tersebut meskipun tidak berinteraksilebih lama dengan peserta didik, karena umumnya guru BK punmemiliki hak tatap muka dengan peserta didik.
Iya, guru di kelas harus memiliki kemampuan seperti guruBK dalam hal tertentu. Salah satu hal yang harus dimiliki olehguru atau pendidik adalah kompetensi social, dimana kemampuanberinteraksi seorang guru haruslah mumpuni. Melalui kemampuanberkomunikasinya tersebut, guru di kelas mendapati adanyamasalah pada peserta didik saat proses belajar mengajar.Tindakan penyelesaian masalah tersebut tergantung pada pesertadidik, lebih nyaman dengan bantuan guru di kelas atau bantuanguru BK.Peran guru BK tidak akan berubah sedikitpun. Bantuanmenyelesaikan masalah dapat dilakukan dengan berbicara padaguru yang dipercaya oleh peserta didik yang memiliki masalah.
2. Apakah ada pelatihan khusus untuk seorang laboran? (AiniFatimah)Jawab:
Ya, karena menurut Peraturan Mentri Pendidikan NasionalRI No. 26 Tahun 2008 pelatihan tenaga laboran ditempuh dandiselesaikan sekitar 3 bulan atau sesuai dengan permintaankompetensi yang sesuai, yaitu kompetensi kepribadian, sosial,administratif, profesional, serta muatan lokal, praktikumkimia, biologi, fisika, serta dasar-dasar manajemenlaboratorium.
3. Berdasarkan pengalaman saya, guru mata pelajaran mengambilperan seorang laboran, haruskah ada laboran di sekolah?(Anggita Nuarsya Arzen)
31 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n
Jawab:Menurut kelompok kami, laboran merupakan tenaga
kependidikan yang harus ada disetiap sekolah, namun kurangnyatenaga kependidikan laboran menjadikan beberapa sekolah tidakmemiliki laboran. Hal tersebut tidak terlalu menjadi masalahkarna seorang guru mata pelajaran IPA harus memiliki keahliandi laboratorum, sehingga ketidaktersediaan laboran di sekolahtidak menjadi masalah yang besar dalam keberlangsungan belajarmengajar.
4. Salah satu jenis tenaga kependidikan adalahpemerintah,pemerintah mengeluarkan strategi pendidikan. Namunbiasanya guru memiliki strategi pendidikan sendiri, manakahyang lebih efektif? (Diajeng Ramadhan)Jawab:
Pemerintah bertugas merancang suatu strategi pendidikanyang gunanya untuk memperbaiki pendidikan, namun kenyataan dilapangan seorang gurulah yang menerapkan strategi tersebut.Guru lebih mengerti kondisi para siswa apakah dapat diterapkanatau tidaknya strategi tersebut sehingga apabila strategitersebut tidak dapat diterapkan guru tersebut perlu memilikistrategi cadangan. Jadi, otomatis strategi dari gurulah yanglebih efektif.
5. Apakah peran seorang teknisi sumber belajar? (Ria Asih)Jawab:
Teknisi sumber belajar berperan sebagai pengelolaan danpemberian bantuan teknis sumber-sember belajar bagikepentingan belajar peserta didik dan pengajaran guru.
6. Dimanakah peran seorang pengawas, diluar atau didalam sekolah?Lalu apakah guru termasuk seorang pengawas? (Sani Nurul Syifa)Jawab:
Menurut Departemen Pendidikan Nasional, tenagakependidikan dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu tenagastruktural, fungsional, dan teknis. Masing-masing ada yangbertugas di dalma dan di luar sekolah. Pengawas termasuktenaga kependidikan fungsional yang bekerja di luar sekolah.
32 | T e n a g a K e p e n d i d i k a n