Upload
independent
View
13
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bioteknologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari
pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-
lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol)
dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari
pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan
murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi molekular,
mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain
sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu
terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam
proses produksi barang dan jasa.
Berkembangnya bioteknologi ini tidak lepas dari
peranan mikroba. Mikroba merupakan organisme yang berukuran
kecil yang tidak kasat mata Mikroba sering disebut jasad
renik karena ukurannya yang kecil (kurang dari 0,1 mm),
sehingga sukar dilihat dengan mata biasa, umumnya hanya
dapat dilihat dengan alat pembesar atau mikroskop, ada
mikroba yang berukuran besar sehingga dapat dilihat tanpa
alat pembesar, pengaturan kehidupannya yang lebih sederhana
dibandingkan dengan jasad tingkat tinggi. Adapun berbagai
macam mikroba antara lain jamur mikroskopis, protozoa,
bakteri, dan virus.
Makalah BIOFILM- MK BIOTEKNOLOGI Page 1
Berbicara mengenai biofilm seharusnya tidak asing lagi
bagi kita semua. Biofilm terdapat di sekitar kita, baik
dalam tubuh kita maupun dilingkungan sekitar kita. Biofilm
merupakan kumpulan mikroorganisme yang terus tumbuh di
sebuah permukaan. Contoh sederhana adalah karang yang
tumbuh pada gigi kita merupakan salah satu bentuk biofilm.
Biofilm adalah suatu istilah yang digunakan untuk
menggambarkan suatu lingkungan kehidupan yang khusus dari
sekelompok mikroorganisme, yang melekat ke suatu permukaan
padat dalam lingkungan perairan. Hal ini membentuk mikro
lingkungan dimana mikroorganisme dalam biofilm berbeda
secara struktural maupun fungsional dengan yang hidup bebas
(planktonik).
Biofilm memberi dampak kepada berbagai kehidupan
sehari-hari, oleh sebab itu penelitian mengenai biofilm
menjadi penting. Biofilm dapat tumbuh di berbagai
permukaan, termasuk batu dan air, gigi, makanan, pipa,
alat-alat medis dan jaringan implant. Walaupun biofilm
biasanya mengakibatkan kerugian seperti infeksi, adakalanya
biofilm juga menguntungkan. Contohnya, biofilm dapat untuk
memurnikan air dengan cara menguraikan senyawa-senyawa
berbahaya dalam perairan. Sedangkan efek negatif biofilm
diantaranya adalah kontaminasi air, makanan, gangguan
terhadap alat pendistribusian panas, dan kontaminasi
peralatan medis serta jaringan implant seperti infeksi
jantung buatan. Dampak ini sudah menjadi perhatian banyak
peneliti dari negara-negara maju seperti Amerika,
Australia, Inggris terutama bidang-bidang terkait dengan
Makalah BIOFILM- MK BIOTEKNOLOGI Page 2
mikrobiologi untuk menggali proses terjadinya biofilm,
keanekaragaman spesies, faktor-faktor pemacu, akibat dan
pengendalian biofilm.
Masalahnya sekarang seberapa jauh para peneliti
menyadari fakta tentang biofilm sehingga akan dapat
memfokuskan penelitian-penelitian terutama mikrobiologi
dengan merujuk kepada fakta yang sudah ada tentang biofilm.
Karena akan dapat dikacaukan oleh banyak penelitian selama
ini yang berdasarkan kepada sel mikroorganisme yang
planktonik terutama yang bertujuan untuk pengendalian
serta pemanfaatan. Sedangkan bentuk kehidupan yang dominan
dari mikroba di alam adalah dalam bentuk biofilm (lebih
dari 90%). Selain itu biofilm mempunyai keunggulan
dibandingkan sel planktonik dimana dia lebih tahan terhadap
bahan antimikroba, temperatur, pH dan lainnya sampai
beberapa ribu kali. Maka akan sangat efektif bila
pengendalian dan pemanfaatan mikroba dilakukan terhadap
mikro lingkungan biofilm ini. Dalam bidang bioteknologi,
peranan biofilm sangat penting, sebab adanya biofilm ini
akan sangat mempengaruhi keberhasilan dari rekayasa
bioteknologi.
Berdasarkan latar belakang diatas, dalam
makalah ini akan dibahas lebih jauh pengertian biofilm,
proses pembentukannya pembentukan, peranannya dalam
kehidupan manusia dan lingkungan.
1.2 Rumusan Masalah
Makalah BIOFILM- MK BIOTEKNOLOGI Page 3
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka
dapat dikemukakan beberapa masalah yang akan dikaji dalam
tulisan ini, yaitu sebagai berikut.
1. Bagaimanakah konsep dasar biofilm?
2. Bagaimanakah proses terbentuknya biofilm?
3. Apakah penyusun dari biofilm?
4. Apakah manfaat dan pengaplikasian dalam
bioteknologi dari biofilm?
5. Apakah dampak yang ditimbulkan dari biofilm?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan tulisan
ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui konsep dasar biofilm.
2. Untuk mengetahui proses terbentuknya biofilm.
3. Untuk mengetahui penyusun dari biofilm.
4. Untuk mengetahui manfaat dari pengaplikasian
biofilm di bidang bioteknologi.
5. Untuk mengetahui dampak-dampak yang di
timbulkan dari biofilm.
1.4 Metode Penulisan
Adapun metode penulisan yang kami gunakan dalam
pembuatan makalah ini adalah dengan menggunakan metode
telaah pustaka. Dimana kami mencari berbagai pustaka yang
berhubungan dengan materi yang dikaji dan menganalisisnya
untuk dijadikan bahan dalam pembuatan makalah ini. selain
Makalah BIOFILM- MK BIOTEKNOLOGI Page 4
pustaka, kami juga mencari data melalui internet guna
memperkaya bahan dalam pembuatan makalah ini.
1.5 Manfaat Penulisan
Dalam pembuatan makalah ini, adapun manfaat yang dapat
diperoleh adalah sebagai berikut.
1. Sebagai bahan diskusi dalam memecahkan masalah
yang berhubungan dengan biofilm.
2. Untuk mengenal lebih lanjut dan mendalam mengenai
biofilm sehingga ke depan dapat diaplikasikan
dalam bioteknologi secara sederhana.
3. Dapat dijadikan pengetahuan tambahan dalam upaya
menjadi calon guru yang professional.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Biofilm
Makalah BIOFILM- MK BIOTEKNOLOGI Page 5
Bakteri yang hidup bebas (planktonik) dalam
perairan di alam akan cenderung untuk melekat ( sesil ) ke
berbagai macam permukaan
baik abiotik maupun biotik.
Pelekatan ini didukung
berbagai faktor diantaranya
oleh matrik ekstrasellular.
Di alam, bakteri yang
melekat ini jumlahnya jauh
lebih besar dari yang hidup bebas (Costerton, 1995).
Walaupun banyak bakteri dapat hidup dengan bebas di alam,
yang sering disebut dengan istilah planktonik, tetapi
terdapat pula bakteri melekat pada suatu permukaan dengan
memproduksi substansi ekstraseluler polisakarida (Dearcon,
1997). Bakteri yang melekat ini akan membentuk mikro
koloni, yang akan mengatur perkembangan membentuk biofilm.
Pada awalnya mungkin hanya tersusun satu tipe bakteri
saja, tetapi seiring perkembangannya akan tersusun
beberapa tipe bakteri yang hidup dalam komunitas yang
kompleks. Faktanya hampir pada setiap permukaan yang
terpapar cairan dan nutrien akan ditumbuhi mikroorganisme.
Contoh umum dari biofilm adalah pada gigi kita. yang
mengatur perkembangan lubang gigi (dental caries) ketika
bakteri seperti Streptococcus mutans menguraikan senyawa gula
menjadi asam-asam organik. Biofilm juga ditemukan pada zat
padat. Biofilm ditemukan pada permukaan tangki air, pipa,
alat pembedahan, dimana bakteri melekat kuat. Disinfektan
Makalah BIOFILM- MK BIOTEKNOLOGI Page 6
Gambar 2.1. Biofilm (secaramikroskopis)
tidak mampu dengan mudah menembus matriks polisakarida
(Dearcon, 1997).
Biofilm adalah lapisan yang merupakan koloni dari
konsorsium mikroba yang menempel dan menutupi suatu
permukaan benda padat di lingkungan berair. Para ahli
mikrobiologi memperkirakan bahwa biofilm adalah cara hidup
mikroorganisme yang dominan dibandingkan dengan cara hidup
melayang-layang di dalam cairan atau planktonis (Helianti,
2007). Turner (2006) menjelaskan bahwa biofilm merupakan
sebuah struktur komunitas dari bakteri, algae atau jenis
sel lainnya yang menghasilkan matriks polimerik dan melekat
pada permukaan. Bakteri kebanyakan hidup sesil (pada suatu
permukaan), membentuk komunitas kehidupan jika
memungkinkan, yang dapat memberikan keuntungan lebih
dibanding hidup secara planktonik. Secara fisik, keberadaan
biofilm dapat dicirikan sebagai berikut (Bukhari, 2006)
a) Jarak ketebalan dari beberapa mikron sampai lebih
dari 1000 mikron.
b) Permukaan tidak rata (kasar)
c) Spesies heterogen
d) Tersusun dari dua bagian, yaitu dasar biofilm dan
permukaan biofilm.
Jamilah (2003) menjelaskan bahwa biofilm merupakan
sebuah kumpulan yang kompleks dari mikroorganisme (bakteri)
yang melekat pada substrat padat. Biofilm biasanya ditandai
dengan struktur yang beranekaragam, keberagaman genetik,
interaksi komunitas yang kompleks, dan matriks
ektraselulernya berupa substansi polimerik.
Makalah BIOFILM- MK BIOTEKNOLOGI Page 7
Biofilm terdiri dari sel-sel mikroorganisme yang
melekat erat ke suatu permukaan sehingga berada dalam
keadaan diam (sesil), tidah mudah lepas atau berpindah
tempat (irreversible). Pelekatan ini seperti pada bakteri
disertai oleh penumpukan bahan-bahan organik yang
diselubungi oleh matrik polimer ekstraseluller yang
dihasilkan oleh bakteri tersebut. Matrik ini berupa
struktur benang-benang bersilang satu sama lain yang dapat
berupa perekat bagi biofilm.
Biofilm terbentuk khususnya secara cepat dalam
sistem yang mengalir dimana suplai nutrisi tersedia secara
teratur bagi bakteri. Pertumbuhan bakteri secara ekstensif
disertai oleh sejumlah besar polimer ekstraseluller,
menyebabkan pembentukan lapisan berlendir (biofilm) yang
dapat dilihat dengan kasat mata pada permukaan baik biotik
seperti daun dan batang tumbuhan air, kulit hewan-hewan air
maupun abiotik seperti batu-batuan, bagian bawah galangan
kapal serta pada tempat lainnya.
Walaupun banyak bakteri dapat tumbuh pada keadaan
bebas (free-living) atau planktonik, secara umum bakteri
melekat ke suatu permukaan dengan menghasilkan polisakarida
ekstra seluller (EPS) atau pada beberapa kasus dengan
menggunakan holdfast. Pelekatan ini menghasilkan mikro
koloni, sebagai awal perkembangan biofilm yang dimulai dari
satu sel tapi sering berkembang menjadi beberapa bakteri
membentuk multilayers dengan matrik yang hidup pada komunitas
komplek. Dalam kenyataannya, hampir semua permukaan
Makalah BIOFILM- MK BIOTEKNOLOGI Page 8
berhubungan dengan cairan dan nutrisi akan dikoloni oleh
mikroorganisme.
Contoh klasik dari biofilm adalah yang terdapat pada
gigi, mengawali pembentukan gigi berlubang (dental caries)
bilamana bakteri seperti Streptococcus mutan memecah gula
menjadi asam-asam organik. Untuk dapat melihat biofilm
lebih dekat dapat dilakukan dengan cara tidak membersihkan
pipa kamar mandi seminggu atau pada bebatuan pada aliran
sungai di pegunungan. Biofilm juga biasa ditemukan pada
badan kapal, peralatan medis, kontak lensa (contact lenses),
pipa pada industri minyak, serta saluran-saluran yang
tersumbat. Selain itu, biofilm juga ditemukan di tempat-
tempat (lingkungan) yang ekstrim, seperti di daerah kutub,
lingkungan dengan kadar garam yang sangat tinggi, daerah
beracun atau kotor, sumber air panas serta di daerah dengan
kadar asam yang tinggi.
2.2 Proses Terbentuknya Biofilm
Bakteri di habitat alamiah umumnya dapat hidup dalam
dua lingkungan fisik yang berbeda:
1. Keadaan planktonik, berfungsi secara individu dan
2. Keadaan diam (sesil) dimana dia melekat ke suatu
permukaan membentuk biofilm dan berfungsi sebagai
komunitas yang bekerjasama dengan erat.
Kepadatan populasi yang rendah adalah karakteristik
umum dari komunitas planktonik pada ekosistem mikroba di
alam. Keadaan oligotropik dari ekosistem ini mendapatkan
ketidakcukupan masukan nutrisi untuk mendukung aktivitas
Makalah BIOFILM- MK BIOTEKNOLOGI Page 9
mikroba. Jika kepadatan populasi rendah, kompetisi antara
bakteri secara individu untuk tempat, oksigen, serta
faktor-faktor pembatas lainnya hanya sedikit. Pada keadaan
planktonik, kesempatan bagi induvidu untuk terpisah dari
komunitas, khususnya oleh arus dalam medium berair,
relatif lebih besar. Hal ini juga dialami oleh bakteri
yang motil, termasuk respon kemotatis yang sesuai dengan
gradien nutrisi.
Pada medium air, bakteri oligotropik tumbuh secara
aktif walaupun lambat, diantaranya tidak dapat mengambil
makanan yang cukup untuk mendukung pertumbuhan lalu hanya
bertahan pada keadaan kekurangan nutrisi. Keadaan ini
memberikan beberapa kesimpulan adanya kemampuan bakteri
untuk bertahan (revert) dalam keadaan diam (sesil). Seringkali
kekurangan nutrisi disertai oleh mengecilnya ukuran dan
respirasi endogenous, peningkatan hidrofobisitas permukaan sel
dan meningkatkan pelekatan. Faktor ini membuat bakteri
cenderung melekat ke permukaan padat, dimana kesempatan
untuk mendapatkan nutrisi lebih tinggi.
Secara sederhana, siklus hidup bakteri biofilm dapat
dijelaskan sebagai berikut. Pertama-tama terjadi penyisipan
dari bakteri plaktonik pada suatu permukaan atau dari
perpindahan atau pembelahan sel untuk menutupi suatu
permukaan yang kosong. Selanjutnya bakteri ini akan
memproduksi kelompok senyawa polisakarida yaitu substansi
polimerik ekstraseluler (EPS) untuk perlekatan sel pada
permukaan. Tahap selanjutnya adalah terjadi penambahan
secara terus produksi substansi polimertik estraseluler
Makalah BIOFILM- MK BIOTEKNOLOGI Page 10
(EPS). Selanjutnya sel bakteri akan melakukan pembelahan
(reproduksi) guna memperbanyak jumlah dan mempertebal
komposisi biofilm. Tahap terakhir adalah beberapa bakteri
akan melakukan perpindahan untuk membentuk biofilm yang
baru, sehingga lama-kelamaan jumlah biofilm akan semakan
banyak dan membesar.
Proses terbentuknya biofilm dibagi menjadi 5 tahap
(Maier,2009) :
1. Tahap pelekatan awal : pada tahap ini mikroba meleket
pada permukaan benda padat dengan perantara fili (rambut
halus). Contoh bakteri yang dapat melekat dan membentuk
koloni adalah Pseudomonas aeruginosa, bakteri gram negatif
dengan molekul sinyal utama homoserin lakton. Pelekatan
awal ini disebabkan
oleh hydrophobik
(tidak larut air,larut
diminyak) dan
elektrostatik(medan
listrik statik).
2. Tahap pelekatan
permanen : mikroba semakin menempel dengan diprakarsai
oleh matriks polimer ekstraseluler dengan bantuan
eksopolisakarida (EPS). Contoh : pada tahap 2 P.aeruginosa
akan berubah menjadi fase flagella.
3. Maturasi I : Terjadi penarikan pada bakteri lain
membentuk polisakarida ekstraseluler dan sel bakteri
terus tumbuh dan berkembang. Pada tahap ini ketebalan
Makalah BIOFILM- MK BIOTEKNOLOGI Page 11
biofilm lebih dari 10 µm. Contoh : pada bakteri
P.aeruginosa akan berubah menjadi Type IV pili flagella.
4. Maturasi II : Pada tahap ini ketebalan biofilm mencapai
100 mm. Bakteri yang terakumulasi membentuk beberapa
lapisan. Bakteri yang ada dilapisan dalam akan lebih
terlebih terlindungi dari pada bakteri yang berada pada
lapisan luar. Koloni ini akan membentuk nutriennya
sendiri, karena bakteri yang mati dapat menjadi nutrien
bagi yang hidup.
5. Dispersi : Pada tahap ini biofilm yang sudah terbentuk
dapat mengalami pelepasan sel secara erosi atau
sloghing. Erosi terjadi secara berkala karena geseran
dari cairan yang mengalir. Sloughing adalah pelepasan
banyak sel yang terjadi secara acak karena adanya
perubahan dalam medium pertumbuhan.
Beberapa sel pada populasi yang berbeda dari bakteri
planktonik menempel ke berbagai macam permukaan. Pada
medium cair yang mengalir, bakteri yang melekat
memperoleh akses ke sumber nutrien yang berkelanjutan yang
dibawa oleh aliran medium. Di laboratorium ditemukan
bakteri yang kekurangan nutrien, setelah melekat ke
permukaan, tumbuh menjadi ukuran yang normal kemudian
memulai reproduksi sel. Pelekatan kontinyu dan pertumbuhan
mendukung pembentukan biofilm.
Biofilm terbentuk ketika mikroba perintis mulai
menempel pada suatu permukaan benda padat (plastik,
bebatuan dan lain-lain) di lingkungan berair. Mikroba ini
Makalah BIOFILM- MK BIOTEKNOLOGI Page 12
dapat berupa spesies tunggal atau bermacam spesies yang
kemudian menghasilkan zat polimer yang kental dan lengket-
seperti lem- ke luar sel. Inilah yang membuat mereka dapat
menempel kuat pada permukaan benda padat dan saling
merekatkan diri satu sama lain. Polimer yang lengket ini
biasanya terdiri dari kelompok senyawa polisakarida.
Polisakarida ini tidak hanya berguna untuk menempel pada
suatu permukaan, tetapi juga dapat menjerat sekaligus
mengkonsentrasikan zat makanan yang terkandung dalam air
yang mengelilingi permukaan biofilm. Polisakarida ini juga
melindungi sel mikroba dari toksik yang dapat membunuh
mikroba biofilm. Karena itu dengan membuat biofilm,
mikroba menjadi lebih bisa bertahan terhadap lingkungan
yang tidak menguntungkan dari pada hidup secara
planktonis. Kumpulan bakteri ini ibarat membangun
masyarakat sebuah kota yang tangguh dimana kebutuhan hidup
mikroba tersebut seperti energi, zat gizi, dan pertahanan
tercukupi dengan saling tergantung satu sama lain. Mereka
hidup saling menempel dengan tingkat kepadatan yang tinggi
dan mobilitas individu yang hampir tidak ada.
Pertumbuhan biofilm ini bergantung pada substansi
matriks bahan yang digunakan. Matriks bahan yang digunakan
ini akan menyediakan aseptor elektron bagi mikroba untuk
proses oksidasi dalam upaya menghasilkan energi. Selain
itu, pembentukan biofilm ini bergantung pada
keragaman/variasi jenis mikroba yang tumbuh. Biofilm dapat
dibentuk dari satu jenis mikroba saja, namun secara alami
hampir semua jenis biofilm terdiri dari campuran berbagai
Makalah BIOFILM- MK BIOTEKNOLOGI Page 13
jenis mikroba. Sebagai contoh fungi, algae, yeast (ragi),
amoeba, bakteri dan jenis mikroba lainnya. Semakin beragam
mikroba yang tumbuh, maka biofilm yang terbentuk akan
semakin cepat dan kompetitif. Bagi bakteri yang bersifat
aerob akan tumbuh di bagian luar, sedangkan bakteri yang
bisa tumbuh secara anaerob akan berada di lapisan bagian
dalam. Semakin beragam bakteri, maka interaksi antara
bakteri semakin kompleks. Demikian halnya jenis mikroba
yang lain.
Biofilm akan terbentuk pada permukaan yang lembab, hal
ini disebabkan mikroba dapat bertahan hidup jika mikroba
tersebut mendapatkan kelembaban yang cukup. Pada prosesnya
biofilm mengekskresikan suatu bahan yang licin (berlendir)
pada sebuah permukaan, kemudian akan menempel dengan baik
di permukaan tersebut jika keadaan minimum bakteri
tersebut terpenuhi. Beberapa lokasi yang dapat dijadikan
tempat hidup biofilm meliputi material alami di atas dan
di bawah tanah, besi, plastik dan jaringan sel. Selama
kita dapat menemukan kombinasi nutrien, air dan sebuah
permukaan yang tidak mengandung senyawa beracun, disana
sangat mungkin bisa temukan biofilm.
Biofilm menjaga kesatuan bentuknya dengan saling
berikatan satu sama lain pada rantai molekul gula yang
disebut sebagai EPS atau extracellular polymeri substance, yaitu
terbentuknya polimer antar biofilm, sehingga kemungkinan
untuk terlepas menjadi sulit. Karena dengan
mengekskresikan EPS ini, masing-masing biofilm sangat
mungkin saling mendukung untuk berkembang dalam dimensi
Makalah BIOFILM- MK BIOTEKNOLOGI Page 14
yang kompleks dan sangat erat (utuh). Matriks yang
terbentuk dengan EPS ini akan melindungi sel dan
memudahkan komunikasi antar sel melalui pertukaran senyawa
biokimia. Beberapa biofilm berada dalam fase cair, dimana
keadaan tersebut membantu sel dalam mendistribusikan zat
yang dibutuhkan dan memberi sinyal molekul pada sel.
Matriks ini cukup kuat, oleh sebab itu pada kondisi-
kondisi tertentu, biofilm dapat berwujud padat. Masing-
masing lapisan dalam biofilm akan mempunyai ketebalan yang
berbeda, hal ini sangat dipengaruhi oleh keadaan
lingkungan tumbuhnya.
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
terbentuknya dan perkembangan biofilm adalah terdapat
empat faktor penting, yaitu:
a. Material pada permukaan
Material pada permukaan memiliki efek yang sedikit atau
bahkan tidak ada terhadap perkembangan biofilm. Mikroba
akan dapat menempel pada suatu permukaan yang mengandung
nutrient. Mikroba dapat menempel pada staenless steel atau
pada permukaan plastik dengan daya yang hampir sama.
b. Areal Permukaan
Areal permukaan merupakan satu faktor utama yang
mempengaruhi perkembangan biofilm.
c. Permukaan yang licin
Makalah BIOFILM- MK BIOTEKNOLOGI Page 15
Walaupun permukaan yang licin dapat menghambat
pertumbuhan awal dari penyisipan bakteri, kelicinan
tidak mempunyai efek yang sangat signifikan terhadap
jumlah total biofilm pada suatu permukaan setelah
beberapa hari.
d. Kecepatan aliran
Aliran yang tinggi tidak akan dapat mencegah
penyisipan bakteri, tidak akan mampu menghilangkan
biofilm secara keseluruhan, tetapi ketebalan biofilm
akan mengalami keterbatasan.
e. Ketersediaan nutrisi
Sama halnya dengan makhluk hidup yang lainnya, bakteri
juga memerlukan nutrisi untuk pertumbuhan dan
reproduksi. Ketersediaan nutrisi merupakan faktor
pembatas dari pertumbuhan bakteri. Biofilm yang
terdapat pada daerah yang memiliki aliran (misalnya
sungai atau sistem pipa), nutrisi akan diperoleh dari
aliran tersebut.
2.3 Penyusun Biofilm
Secara kimia, biofilm tersusun atas polimerik ekstra
seluler (EPS). EPS ini terdiri dari sebagian besar
hidroksil dan kelompok karboksilat (OH-, COO-). EPS sangat
penting bagi kehidupan biofilm. EPS dapat menyediakan
makanan bagi biofilm, terlibat dalam mekanisme pertahanan
inang, dan membantu dalam agregasi dan pelekatan permukaan.
Perlindungan EPS menyebabkan biofilm untuk bertahan pada
Makalah BIOFILM- MK BIOTEKNOLOGI Page 16
kondisi dimana sel planktonik sudah tidak mampu bertahan
hidup.
Biofilm tersusun atas mikroba dan EPS (extracellular polymer
substance) yang terdiri atas 50 – 90% dari total karbon
organik dari biofilm itu sendiri dan dapat dinyatakan
sebagai materi utama dari biofilm. EPS dapat berupa senyawa
kimia utamanya polisakarida. Polisakarida yang ada bersifat
netral atau disebut polyanionik khususnya EPS pada bakteri
gram negatif. Kehadiran asam uronat (seperti D-Glukoronat,
D-Galaktonat, Asam Manuronat) atau keton yang terikat pada
piruvat, membentuk bagian anionik. Bagian ini merupakan
bagian yang penting karena merupakan jalur asosiasi dari
ion-ion seperti kalsium, magnesium, yang terlihat melintas
berikatan dengan polimer dan menyediakan ikatan yang kuat
yang terbentuk pada biofilm. Pada bakteri gram positif,
seperti staphylococcus, komposisi kimia dari EPS terlihat
cukup berbeda utamanya pada ion kation. Hal ini dilihat
dari kondisi endapan koagulasi bakteri terdiri dari asam
teichioc yang tercampur pada protein dalam kadar yang rendah.
EPS memiliki daya hidrasi yang tinggi karena dapat
mengabsorbsi air dalam jumlah yang besar kedalam struktur
ikatan hidrogen. EPS sebagian besar hidropobik, meskipun
banyak tipe EPS dapat berupa hidropobik dan hidrofilik. EPS
juga tergantung pada kondisi kelarutannya. Ada dua bagian
penting dari EPS sebagai efek penanda pada biofilm.
Pertama, komposisi dan struktur dari polisakarida
mengindikasikan konformasi utama mereka. Sebagai contoh,
beberapa bakteri EPS memiliki ikatan 1,3-β-heksosa atau
Makalah BIOFILM- MK BIOTEKNOLOGI Page 17
1,4-β-heksosa residu dan cenderung untuk lebih kaku, lebih
sedikit deformabel, dan pada kasus-kasus tertentu sulit
terlarut atau tidak dapat larut. Molekul EPS lain mungkin
lebih mudah terlarut dalam air. Kedua, EPS dari biofilm
secara umum tidak sama tergantung kondisi dari bakteri itu
sendiri. Ikatan khusus dari lektin pada gula sederhana
digunakan untuk menguji perkembangan bakteri biofilm pada
organisme berbeda. Penelitian menunjukan bahwa organisme
berbeda menunjukan produksi EPS yang berbeda pula serta
jumlah EPS dapat meningkatkan umur biofilm itu sendiri. EPS
dapat berasosiasi dengan ion metal, kation divalent dan
makro melekul yang lain (seperti protein, DNA, dan lemak).
Produksi EPS diketahui berasal dari kondisi nutrient pada
medium pertumbuhan; ditemukannya karbon, nitrogen, potasium
atau pospat dapat menghambat sintesis EPS. Perlambatan
pertumbuhan bakteri juga mengubah produksi EPS. Karena EPS
sifatnya yang sangat hidraktif, maka kondisi kekeringan
dapat dicegah pada biofilm alami. EPS juga berkontribusi
pada bagian resistensi antimikroba biofilm yang merintangi
tranportasi utama dari antibiotik pada biofilm, biasanya
dengan ikatan langsung pada agen pembawa.
Makalah BIOFILM- MK BIOTEKNOLOGI Page 18
Gambar Matriks yang terbentuk dari bakteri dan Struktur
Kimia EPS
Biofilm terbentuk karena adanya interaksi antara
bakteri dan permukaan yang ditempeli. Interaksi ini terjadi
dengan adanya faktor-faktor yang meliputi kelembaban
permukaan, makanan yang tersedia, pembentukan matrik
ekstraseluller (exopolimer) yang terdiri dari polisakarida,
faktor-faktor fisikokimia seperti interaksi muatan
permukaan dan bakteri, ikatan ion, ikatan Van Der Waals, pH
dan tegangan permukaan serta pengkondisian permukaan.
Artinya terbentuknya biofilm adalah karena adanya daya
tarik antara kedua permukaan (psikokimia) dan adanya alat
yang menjembatani pelekatan
(matriks eksopolisakarida).
Biofilm adalah suatu
bentuk mekanisme pertahanan
sel. Berdasarkan studi
invitro, biofilm dapat
menghindari serangan
pertahanan inang. Sebagai contoh adalah sel fagosit sulit
Makalah BIOFILM- MK BIOTEKNOLOGI Page 19
untuk menelan bakteri dalam bentuk biofilm. Biofilm juga
lebih resisten dibandingkan dengan sel planktonik terhadap
agen antibakteri. Contohnya khlorinasi biofilm sering tidak
berhasil sebab biosidal hanya membunuh bakteri pada lapisan
luar biofilm, sedangkan bakteri bagian dalam tetap hidup
dan biofilm dapat berkembang. Penggunaan ulang agen
antibakteri diantara biofilm meningkatkan resistensinya
terhadap biosida.
Sel bakteri pada permukaan biofilm berbeda dari sel
dengan matrik biofilm. Sifat sel yang terselubung dalam
matrik dapat berubah sejalan dengan perubahan ketebalannya.
Sel permukaan cenderung untuk sel permulaan biofilm muda
yang aktif secara metabolisme. Sel permukaan membelah dan
meningkatkan ketebalan biofilm. Oksigen yang tersedia bagi
sel dalam matrik lebih sedikit oleh sebab itu mereka lebih
kecil dan tumbuh dengan lambat. Bakteri akan menjadi
sedikit dorman, dan menjadi aktif bila lapisan luarnya
dibunuh.
Infeksi mikroba dapat terbentuk pada biomaterial yang
secara total berada dalam tubuh manusia atau sebagian
terbuka ke luar. Spesies E.coli, Staphylococci dan Pseudomonas
diantaranya adalah penginvansi yang umum. Banyak bagian
gastrointestinal (rongga pencernaan) manusia dan hewan dikoloni
oleh kelompok spesifik bakteri (mikrobiota normal) memberi
kesempatan terhadap biofilm alami yang memberikan sejumlah
proteksi terhadap spesies patogenik. Penggunaan alat-alat
prostetik dengan memasukkan ke tubuh manusia sering
menyebabkan pembentukan biofilm pada permukaan alat-alat
Makalah BIOFILM- MK BIOTEKNOLOGI Page 20
tersebut oleh Stahylococcus epidermidis, Stahylococci koagulase
negatif yang lain dan bakteri Gram negatif penghuni normal
kulit ini memiliki derajat pelekatan yang tinggi ke alat
prostetik. Bakteri dalam biofilm terlindung dari antibiotik
yang memacu biofilm secara kontinyu menyebarkan sumber
infeksi ke bagian lain tubuh dengan terjadinya pelepasan
(detachment) sel.
Setelah biomaterial dicangkok, baik jaringan sel atau
mikroorganisme akan mengkoloninya. Jika sel jaringan
mengkoloni pertama kali cangkokan kemungkinan besar akan
berhasil. Jika bakteri mengkoloni pertama kali, banyak
mikroorganisme dapat melekat ke permukaan cangkokan.
Bakteri ini dapat mengkoloni dan memulai pembentukan
biofilm. Karena resisten terhadap agen antibakteri, biofilm
sering tidak dapat ditanggalkan dari peralatan medis,
dengan demikian dibutuhkan operasi tambahan. Komponen
biomedis yang rentan terhadap kolonisasi biofilm termasuk
jantung buatan, pengganti sendi, kontak lensa, katup
jantung, cangkokan gigi, intravascular catheter. Dengan kemajuan
teknologi modern banyak manusia menjadi inang bagi
biomaterial, dan menjadi beresiko terhadap infeksi biofilm.
2.4 Manfaat Biofilm dalam Bidang Bioteknologi
Biofilm ternyata juga bisa memberi keuntungan bagi
manusia dan dapat dimanfaatkan sebagai solusi alternatif
untuk stabilisasi bangunan yang berdiri di atas tekstur
tanah yang rentan terhadap bencana gempa bumi. Penelitian
ini dilakukan oleh para peneliti dari Lafayette College,
Amerika Serikat. Biofilm yang diaplikasikan ini adalah
Makalah BIOFILM- MK BIOTEKNOLOGI Page 21
koloni dari bakteri Flavobacterium johnsoniae yang secara alami
terdapat di tanah. Bakteri ini dipilih karena bersifat non-
patogenik, terdapat secara alami pada aliran (pembuangan)
air tanah, tidak perlu zat nutrien tinggi, bahkan dapat
menguraikan molekul makro yang banyak terdapat dalam limbah
seperti kitin, dan membentuk biofilm. Penggunaan bakteri
ini diharapkan dapat secara alami membentuk polimer biofilm
pada lapisan tanah yang rentan terhadap gempa tempat
bangunan berdiri lewat aliran air tanah.
Selain itu, manfaat dari biofilm juga dapat
diaplikasikan dalam dunia industri, seperti:
a) Bioremediasi
Bioremediasi merupakan pengembangan dari bidang
bioteknologi lingkungan dengan memanfaatkan proses
biologi dalam mengendalikan pencemaran. Bioremediasi
bukanlah konsep baru dalam mikrobiologi terapan, karena
mikroba telah banyak digunakan selama bertahun-tahun
dalam mengurangi senyawa organik dan bahan beracun baik
yang berasal dari limbah rumah tangga maupun dari
industri.
Selama beberapa dekade terakhir, perhatian luas
telah dibayarkan pada pengelolaan pencemaran lingkungan
disebabkan oleh polutan berbahaya seperti logam berat dan
berbagai senyawa xenobiotik. Biofilm terstruktur
komunitas mikroba di mana sel-sel mikroba ireversibel
menempel pada permukaan atau antarmuka dan menjadi
tertanam dalam matriks polimer ekstraseluler zat yang
diproduksi oleh sel-sel ini.
Makalah BIOFILM- MK BIOTEKNOLOGI Page 22
Biofilm telah ditemukan untuk menjadi cocok untuk
remediasi polutan karena biomassa mikroba yang tinggi dan
kemampuan untuk melumpuhkan polutan. Penelitian biofilm
dalam lingkungan alam tanah, pasir, sedimen dan vegetasi
lahan basah telah mengungkapkan potensi biofilm memiliki
kemampuan untuk mengobati air limbah bantalan beberapa
polutan. Sistem biofilm sangat cocok untuk pengobatan
senyawa bandel karena biomassa mikroba yang tinggi dan
kemampuan untuk melumpuhkan senyawa polutan.
Lingkungan darat dan perairan yang terkontaminasi
dengan berbagai jenis polutan . Di antaranya , Jumlah
hidrokarbon minyak bumi ( TPHs ) , hidrokarbon aromatik
polisiklik ( PAH ) dan pestisida dari antropogenik sumber
menimbulkan risiko bagi kesehatan manusia. Ada contoh
sukses dari penggunaan positif biofilm yang disebut
biofilm menguntungkan yang menawarkan sel anggota mereka
beberapa manfaat , di antaranya perlindungan lingkungan
dari efek berbahaya dari polutan beracun berdiri pertama.
Reaktor biofilm berbasis umumnya digunakan untuk
pengobatan volume besar air limbah industri dan kota .
Bakteri seperti, Pseudomonas aeruginosa,
Acinetobacter calcoaceticus, Arthrobacter
sp.,Streptomyces viridans, dan lain-lain menghasilkan
senyawa biosurfaktan / bioemulsi yangdapat menyerap
berbagai jenis logam berat seperti Cd, Cr, Pb, Cu dan Zn
dari tanah yang terkontaminasi. Berbagai jenis Baccillus
yang membentuk biofilm pada permukaan perairan
dapatmenyerap Cd, Cr, Cu, Hg, Ni, dan Zn dari dalam air.
Makalah BIOFILM- MK BIOTEKNOLOGI Page 23
Mikroba yang membentuk film dalam ekosistem perairan juga
memiliki peranan yang penting dalam bioremediasi logam
seperti Saccharomyces cerevisiae dan Candida sp dapat
mengakumulasi Pb dari dalam perairan, Citrobacter san
Rhizopus arrhizus memiliki memampuan menyerap uranium
(Roane, et all. 1998).
Selain itu, biosorpsi kromium heksavalen menggunakan
biofilm E. Coli didukung pada pasir karbon aktif juga dapat
menghilangkan ion Cr lingkungan berair. Ilmuwan telah
mengembangkan strain hasil rekayasa genetika, yaitu
Escherichia coli yang bermanfaat untuk pembersihan merkuri dan
logam berat lainnya. Beberapa bakteri hasil rekayasa
genetika dapat mengabsorbsi merkuri secara langsung,
sementara yang mengikat merkuri dari suplai air dapat
tumbuh pada biofilm. Biofilm harus diganti secara
periodik untuk menghilangkan bakteri yang mengandung
merkuri. Hal yang sama terjadi pada sel tunggal alga yang
diubah secara genetik yang mengandung gen
metallothioniein dan bakteri yang disebut Cyanobakteri,
yang telah menunjukkan kemampuan untuk mengabsorbsi
cadmium, yaitu logam berat lain yang bersifat toksik yang
dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius pada
manusia.
b) Biofiltrasi
Biofiltrasi adalah sebuah cara pemurnian limbah dengan
bantuan bahan pengendali biologis yang sangat efektif
dan tidak membahayakan perairan maupun mencemari
perairan. Teknik biofiltrasi merupakan salah satu
Makalah BIOFILM- MK BIOTEKNOLOGI Page 24
alternatif yang tepat untuk dikembangkan dalam upaya
penyisihan polutan. Teknik ini memanfaatkan kemampuan
aktifitas mikroba dalam mendegradasi/ mengeliminasi
senyawa polutan. Pengembangan teknik biofiltrasi,
memerlukan jenis media serta mikroba yang handal
sehingga pemilihan biofilm tepat untuk digunakan dalam
proses biofiltrasi. Contohnya: proses biofilter untuk
menghilangkan senyawa amonia dengan menggunakan biofilm
sebagai media penyangga.
Secara sederhana proses tersebut dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.
Sumber : Said, 2006
Lapisan terluar dari media penyangga adalah lapisan
tipis zona aerobik. Senyawa amonia dioksidasi dan diubah
ke dalam bentuk nitrit. Sebagian dari senyawa nitrit
yang ada diubah menjadi gas dinitrogen dioksida (N2O).
Proses tersebut disebut nitrifikasi. Semakin lama
lapisan biofilm yang tumbuh dalam media penyangga
semakin tebal sehingga oksigen tidak dapat masukMakalah BIOFILM- MK BIOTEKNOLOGI Page 25
sehingga terbentuk zona anaerobik. Pada zona anaerobik
senyawa nitrat yang diubah menjadi nitrit kemudian
dilepaskan menjadi gas Nitrogen (N2).
c) Bioreaktor
Bioreaktor atau dikenal juga dengan nama fermentor adalah
sebuah peralatan atau sistem yang mampu menyediakan
sebuah lingkungan biologis yang dapat menunjang
terjadinya reaksi biokimia dari bahan mentah menjadi
bahan yang dikehendaki. Reaksi biokimia yang terjadi di
dalam bioreaktor melibatkan mikroorganisme atau komponen
biokimia aktif (enzim) yang berasal dari mikroorganisme
tertentu, baik secara aerobik maupun anaerobik. Dengan
kata lain, sebuah bioreaktor adalah tempat berlangsungnya
proses kimia yang melibatkan mikroorganisme atau enzim
yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisme.
Gambar Bioreaktor untuk skala lab (kiri) dan skala
industri (tengah) dan Bagian Bioreaktor (kanan)
Sumber :
Komponen utama bioreaktor terdiri atas tangki,
sparger, impeller, saringan halus atau baffle dan sensor
Makalah BIOFILM- MK BIOTEKNOLOGI Page 26
untuk mengontrol parameter. Tangki berfungsi untuk
menampung campuran substrat, sel mikroorganisme, serta
produk. Volume tanki skala laboratorium berkisar antara 1 –
30 L, sedangkan untuk skala industri dapat mencapai lebih
dari 1 000 L. Sparger terletak di bagian bawah bioreaktor
dan berperan untuk memompa udara, dan mencegah pembentukan
gelembung oksigen. Impeller berperan dalam agitasi dengan
mengaduk campuran substrat dan sel. Impeller digerakkan
oleh rotor. Baffle juga berperan untuk mencegah terjadinya
efek pusaran air akibat agitasi yang dapat mengganggu
agitasi yang seharusnya. Sensor berperan untuk mengontrol
lingkungan dalam bioreaktor. Kontrol fisika meliputi sensor
suhu, tekanan, agitasi, foam, dan kecepatan aliran.
Sedangkan, kontrol kimia meliputi sensor pH, kadar oksigen,
dan perubahan komposisi medium.
2.5 Dampak Negatif Dari Biofilm
1. Industri Makanan
Biofilm dikhawatirkan dalam industri makanan,
dalam hal ini biofilm dapat muncul dari bahan mentah,
permukaan, manusia, hewan, dan udara. Ketika makanan atau
permukaan pada pabrik pemprosesan makanan terkontaminasi,
bakteri dapat membentuk koloni, akhirnya membentuk biofilm.
Sebagai contoh adalah papan iris yang digunakan untuk
memotong daging dapat terinfeksi dengan mikroorganisme.
Mikroorganisme lain dapat menempel pada mikroorganisme yang
duluan melekat dan biofilm dapat terbentuk. Pembersih yang
digunakan untuk mengusap papan iris dapat membunuh
Makalah BIOFILM- MK BIOTEKNOLOGI Page 27
planktonik, bakteri yang hidup lepas, tapi terkadang
tidak mampu menembus biofilm. Makanan yang bersentuhan
dengan papan iris dapat terkontaminasi.
Biofilm mikroba adalah suatu lapisan tipis yang
terbentuk hasil enkapsulasi mikroorganisme yang dipadatkan
(agregat) dalam sebuah matrik cair yang terbentuk dari
campuran protein, asam nukleat dan polisakarida. Di dalam
lapisan biofilm, mikroba
cenderung tumbuh dan berkembang dengan pesat hingga
membentuk koloni terutama pada permukaan bahan yang lembab
dan kaya akan nutrisi (Tarver, 2009).
Dalam industri makanan, kehadiran biofilm juga
menyebabkan masalah yang potensial. Kekhawatiran terjadi
bila bakteri patogen melekat pada alat pemerosesan makanan.
Kalau biofilm tidak dibersihkan, organisme yang melekat
dalam perkembangannya dapat terlepas dari permukaan dan
mengkontaminasi produk sebelum produksi. Masalah yang
ditimbulkan oleh adanya kontaminasi ini adalah terjadinya
pembusukan makanan yang akan memperpendek masa simpan (shelf-
life) maupun penyebaran penyakit melalui makanan (foodbom
desease).
Lebih dari 60 tahun sejak kasus pertama yang
dilaporkan (Zobell, 1943), biofilm
menjadi masalah yang banyak mendapat perhatian industri
pangan, lingkungan maupun
biomedis (Sihorkar and Vyas, 2001; Maukonen et al., 2003).
Hingga saat ini, biofilm bahkan merupakan persoalan serius
yang ditemukan pada beberapa sektor industri pangan,
Makalah BIOFILM- MK BIOTEKNOLOGI Page 28
seperti pada industri minuman bir, proses pengolahan susu,
produk buah dan sayuran segar, pengolahan produk unggas dan
daging (Jessen and Lammert, 2003; Somers and Wong, 2004;
Chen et al., 2007). Beberapa laporan penelitian menyebutkan
biofilm berperan nyata pada munculnya resistensi terhadap
produk anti mikroba (Langsrud et al., 2003; Simoes et al.,
2006; Simoes and Viera, 2009).
Bakteri yang berasal dari golongan Enterobacter,
Lactobacillus, Listeria, Micrococcus, Streptococcus, Bacillus serta
Pseudomonas umumnya banyak ditemukan
pada proses pengolahan susu (Wiedmann et al., 2000; Waak et
al., 2002; Salo et al. 2006). Wong (1998) melaporkan adanya
mikroba kontaminan seperti: Lactobacillus curvatus and Lactobacillus
fermentum yang tertinggal pada residu susu pada pabrik
pembuat keju meskipun telah dilakukan proses pencucian
berulang. Bacillus spp. khususnya Bacillus cereus merupakan
bakteri perusak pangan dan berkontribusi hingga 12% dari
total komposisi bakteri penyusun biofilm (Sharma and Anand,
2002). B. cereus dapat menyebar ke seluruh area selama proses
pengolahan pangan. Oleh karenanya kontaminasi B. Cereus
seringkali tidak terlacak, terlebih spora bakteri tersebut
juga tahan terhadap kondisi lingkungan yang ekstrim dan
bersifat hidrofobik. B. cereus umumnya juga ditemukan pada
peralatan pengolahan pangan (Lindsay et al., 2006).
Golongan bakteri lainnya, yakni : Escherichia colli O157:H7,
Salmonella spp. Dan Listeria monocytogenes termasuk kelompok
bakteri penyebab keracunan pangan yang mampu membentuk
biofilm pada produk unggas maupun ternak, serta buah dan
Makalah BIOFILM- MK BIOTEKNOLOGI Page 29
sayuran segar (Dewanti and Wong, 1995; Stepanovic et al.,
2003; Mahmoud et al., 2008.
Salmonella spp. khususnya Salmonella enterica ternyata bisa
menyebabkan terjadinya penyakit Salmonellosis. Gejala umum
penyakit ini adalah terjadinya kram pada dada, diare dan
demam selama kurang lebih 4-7 hari (CDC, 2008a). Ternak dan
unggas biasanya mudah terinfeksi S. enterica, namun beberapa
binatang lainnya seperti kucing dan tupai dapat pula
menjadi media pembawa penyakit ini. Hal yang perlu
diwaspadai adalah bakteri ini dapat memicu terbentuknya
biofilm pada melon ketika disimpan pada 10-20 C selama 24
jam (Annous et al., 2004; Annous et al., 2005). Bahan – bahan
sanitasi juga tidak efektif ketika digunakan untuk
mengeluarkan atau menginaktivasi biofilm S. Enterica pada
melon, khususnya ketika patogen tersebut telah tersebar
pada buah selama lebih dari 24 jam (Ukuku and Sapers 2001).
Namun demikian, pola pembentukan biofilm oleh Salmonella spp.
dipengaruhi interaksi dinamis antara faktor pasokan nutrisi
dan ketersediaan oksigen (Gerstel and Romling, 2001).
Makalah BIOFILM- MK BIOTEKNOLOGI Page 30
Gambar 2.4.
Tampilan fisik melon dipenuhi koloni bakteri E.colli
(Mahmoud et all, 2008)
2. Sistem Perairan
Dalam suatu survei pada aliran sampah, populasi
bakteri sesil (biofilm) melebihi sel planktonik sebanyak
200 unit logaritma. Kandungan nutrisi yang tinggi tersedia
dalam sistem limbah, merangsang pertumbuhan biofilm.
Biofilm yang melekat pada pipa logam dapat menyebabkan
korosi. Potensi korosi dibangun antara permukaan logam yang
tidak dikoloni dan permukaan logam yang dikoloni oleh
biofilm. Perbedaan pH sekitar 1,5 unit dapat terjadi pada
zona yang lebih rendah dari biofilm yang tumbuh pada
permukaan metalik.
Di lingkungan laut, suksesi kerusakan secara ekologi
pada permukaan benda/substrat misalnya karet, pastik, kayu,
dan besi, diinisiasi oleh perlekatan secara permanen
mikroba laut yang bersifat heterotrofik (Disalvo dan
Daniels, dalam Atlas1975). Selanjutnya, akan diperparah oleh
inveretebrata seperti cacing teredo, molusca, bernacle, polycaheta,
brachopoda, sponges, dan bryozoa. Dibawah kondisi euphotik,
mikroalga dan makroalga juga berperan dalam kerusakan
tersebut (Sieburth dalam Atlas, 1993).
Biofilm dapat tumbuh dengan baik pada shower karena
didukung oleh lingkungan yang berubah lembab dan hangat
Makalah BIOFILM- MK BIOTEKNOLOGI Page 31
dari air yang mengalir. Biofilm juga dapat terbentuk
pada bagian dalam pipa sehingga mengakibatkan penyumbatan
dan korosi (http://en.wikipedia.org/wiki/Biofilm).
Pada sistem pembuangan atau pengolahan limbah,
terdapat berbagai macam organisme termasuk bakteri,
protozoa, dan rotifera. Biasanya sistem tersebut
dilengkapai oleh penyaring. Penyaring tersebut seringkali
ditutupi oleh biofilm. Bakteri yang terdapat dalam biofilm
berperan dalam menangkap materi organik dan
menguraikannya, sedangkan protozoa dan rotifera berperan
dalam menguraikan dan membuang suspensi padat, termasuk
patogen dan mikroba (http://en.wikipedia.
org/wiki/Biofilm).
Gambar Berbagai dampak Biofilm bagi lingkungan perairan
3. Dampak Bagi Kesehatan
Makalah BIOFILM- MK BIOTEKNOLOGI Page 32
Dalam kehidupan sehari-hari biofilm banyak dijumpai di
sekitar kita. Salah satu contohnya adalah karang gigi.
Karang gigi biasanya adalah lapisan biofilm dari bakteri
Streptococcus. Biofilm yang dapat terdiri dari multi
lapisan ini menempel pada permukaan gigi dan dapat
menyebabkan caries gigi. Penelitian biofilm pada gigi ini
berdampak luas pada ilmu kedokteran gigi dan kesehatan
mulut. Biofilm juga terdapat pada bagian tubuh manusia
lainnya.
Biofilm dalam tubuh manusia biasanya menjadi masalah
ketika terjadi pencangkokan organ buatan. Koloni
mikroorganisme patogen dalam bentuk biofilmlah yang
biasanya menyebabkan infeksi dan penolakan penanaman organ
baru tersebut ke tubuh pasien. Mikroba penghuni biofilm
yang menutupi permukaan organ buatan itu sulit dijangkau
oleh antibiotik dan dapat menebarkan infeksi yang berujung
pada penolakan tubuh terhadap organ yang dicangkok. Dalam
prespektif industri, biofilm juga dipandang sebagai
gangguan. Sebagai contoh, biofilm yang terdapat pada pipa-
pipa minyak atau saluran air dapat menyebabkan korosi pipa
secara pelan tetapi pasti, sehingga menyebabkan kebocoran
pipa.
Biofilm meningkat resitance Antibiotik. Dengan
mikroorganisme sangat resisten terhadap pengobatan
antimikroba dan gigih terikat
ke permukaan. Bio film campur
dalam Terapi Antibiotik
Bakteri yang tumbuh dalam
Makalah BIOFILM- MK BIOTEKNOLOGI Page 33
biofilm sangat resisten terhadap antibiotik, hingga 1.000
kali lebih tahan daripada bakteri yang sama tidak tumbuh
dalam biofilm. Dalam menangani Biofilm dibutuhkan
konsentrasi yang lebih tinggi dari Antibiotik. Biofilm
adalah sangat sulit untuk diobati dengan antimikroba .
Antimikroba mungkin mudah dilemahkan atau gagal untuk
menembus ke dalam biofilm . Selain itu, bakteri dalam
biofilm telah meningkat ( hingga 1000 kali lipat lebih
tinggi ) resistensi terhadap senyawa antimikroba.
Sekitar 80% dari semua penyakit infeksi mikrobial
pada manusia diketahui berhubungan dengan biofilm
(http://grants.nih.gov.html). Misalnya, infeksi saluran
urin, infeksi catheter, infeksi telinga tengah,
pembentukan dental plaque dan gingivitis (Karatan and
Watnick, 2009), terbentuknya lapisan pada lensa kontak
(Imamura et al, 2008), endocarditis, infeksi cystic fibrosis,
dan infeksi permanen pada sambungan prostheses dan heart
valves (Lewis, 2001; Parsek and Singh, 2003). Pada hampir
80% dari seluruh pasien pengidap sinusitis kronis,
ditemukan biofilm pada jaringan sampel operasinya yang
ditandai dengan cilia dan sel goblet yang tidak normal
(cenderung seperti hilang/lebih pendek) (Sanclement et al,
2005).
Sejumlah besar orang yang terkena infeksi biofilm yang
berkembang pada perangkat medis implan dalam tubuh seperti
kateter ( tabung yang digunakan untuk melakukan cairan
dalam atau keluar dari tubuh ), sendi buatan , dan katup
jantung mekanik.
Makalah BIOFILM- MK BIOTEKNOLOGI Page 34
Mikroorganisme dapat melampirkan dan mengembangkan
biofilm pada komponen katup jantung mekanis dan jaringan
sekitar jantung , yang mengarah ke kondisi yang dikenal
sebagai katup prostetik endokarditis . Mikroorganisme yang
bertanggung jawab untuk kondisi ini adalah Sthaphylococcus
epidermidis , S. aureus , Streptococcus spp . , Basil gram negatif ,
diphtheroid , enterococci , dan Candida spp . Organisme ini mungkin
berasal dari kulit , peralatan seperti kateter, vena
sentral,atau perawatan gigi .
Kateter urin adalah lateks atau silikon perangkat
tubular , bila dimasukkan dapat dengan mudah memperoleh
biofilm pada permukaan dalam atau luar. Mikroorganisme yang
biasa mencemari perangkat ini dan mengembangkan biofilm
adalah Sthaphylococcus epidermidis , Enterococcus faecalis , E. coli , Proteus
mirabilis , P. aeruginosa , K. pneumoniae , dan organisme gram -
negatif lainnya. Semakin lama kateter kemih tetap di tempat
, semakin besar kecenderungan organisme untuk mengembangkan
biofilm dan mengakibatkan infeksi saluran kemih.
Contoh yang paling sering mengemuka mengenai hubungan
biofilm dengan penyakit gigi adalah dental caries.
Polimer air ludah dan produk ekstraseluler bakteri biofilm
akan membentuk dental plaque pada gigi semua jenis hewan. Gigi
yang terkena dental plaque dan tidak segera dibersihkan, akan
cepat mengalami tooth decay/ dental caries/ cavity yaitu penyakit
yang disebabkan oleh bakteri dengan cara merusak bagian
gigi yang keras seperti enamel, dentin, dan cementum sehingga
terbentuk lubang pada gigi. Streptococcus mutans dan Lactobacillus
merupakan dua kelompok bakteri yang berperan dalam inisiasi
Makalah BIOFILM- MK BIOTEKNOLOGI Page 35
caries. Selain itu dental plaque akan berakibat pada gum disease
yaitu gingivitis atau inflamasi pada gusi, dan periodontitis atau
sakit pada jaringan periodontium yang mengelilingi dan
memperkuat gigi.
Neisseria gonorrhoeae merupakan patogen manusia yg
sangat spesifik, dapat membentuk biofilm pada permukaan
gelas dan sel manusia. Bakteri ini. diketahui sebagai
penyebab dermatitis-arthritis syndrome, penyakit conjunctivitis,
pharyngitis, proctitis atau urethritis, prostatitis dan orchitis serta infeksi
genital seperti pelvic inflammatory. Gejala infeksinya berbeda-
beda tergantung dari bagian tubuh yang terinfeksi
(Apicella et al, 2010).
Legionellosis adalah penyakit yg disebabkan oleh Legionella,
biasa menginfeksi pekerja pada tower pendingin, orang yang
beraktivitas di ruangan ber-AC, dan pengguna shower yang
tidak didesain, dikonstruksi, dan dipelihara dengan baik
sehingga tercemar oleh Legionella (Murga et al, 2001).
Biofilm juga dapat terbentuk pada permukaan dan dalam
jaringan tumbuhan dan mengakibatkan penyakit tumbuhan
(http://www.cs.montana. edu.htm). Contoh penyakit tumbuhan
yang berhubungan dengan biofilm antara lain Citrus Canker
pada jeruk, Pierce's Disease pada anggur, dan Bacterial Spot pada
banyak tumbuhan termasuk tomat dan cabai
(http://grants.nih.gov.html).
Makalah BIOFILM- MK BIOTEKNOLOGI Page 36
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat
penulis simpulkan sebagai berikut.
1. Biofilm merupakan sebuah struktur komunitas dari
bakteri, algae atau jenis sel lainnya yang
menghasilkan matriks polimerik dan melekat pada
permukaan.
2. Proses pembentukan biofilm dapat dibedakan menjadi
tiga tahapan besar yaitu, tahap invasi, tahap
kolonisasi serta tahap pertumbuhan.
3. Penyusun utama biofilm adalah ekstra polymeric substance
(EPS) yang merupakan kelompk dari senyawa
polisakarida. EPS ini di ekskresikan oleh sel yang
memiliki berbagai fungsi dalam kehidupan sel.
4. Biofilm memiliki beberapa manfaat dalam kehidupan
manusia, seperti sebagai biofiltrasi, bioremediasi,
biobarrier, serta bioreactor.
5. Selain memiliki manfaat, biofilm juga memiliki dampak
negative terhadap kehidupan manusia, seperti dapat
merusak makanan, penyebab pipa korosi, menganggu
kesehatan manusia, serta dampak lainnya.
3.2 Saran
Saran yang dapat penulis berikan kepada para
pembaca adalah senantiasa tetap menjaga kebersihan diriMakalah BIOFILM- MK BIOTEKNOLOGI Page 38
kita dan lingkungan dari berbagai mikroorganisme yang
bersifat pathogen. Selain itu, menjaga kebersihan pangan
juga sangat penting, sebab mikroorganisme bisa tumbuh di
makanan.
.
DAFTAR PUSTAKA
Barbara, V., Miao, C., Russell, J., Crawford, dan Elena, P.
I..,2009, Bacterial Extracellular Polysaccharides Involved in
Biofilm Formation, Molecules journal, 2535 – 2554;
doi :10.3390 / molecules 14072535, www.mdpi.com,
diunduh pada tanggal 20 mei 2014
Campbell, Neil A. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid III. Jakarta: Erlangga
Desouky, A.E.H., Usama, B., Abdu, O. A, Hassan, M. dan
Sahar, Z., 2003, Effects of mixed nitrogen sources on
biodegradation of phenol by immobilized Acinetobacter sp. strain
W-17, African Journal of Biotechnology.
Makalah BIOFILM- MK BIOTEKNOLOGI Page 39
Joseph A. Moss, Andreas Nocker, Joe E. Lepo, and Richard A.
Snyder*, 2006 , Stability and Change in Estuarine Biofilm
Bacterial Community Diversity Center for Environmental
Diagnostics and Bioremediation, APPLIED AND ENVIRONMENTAL
MICROBIOLOGY, University of West Florida, Pensacola,
Florida 32514, Copyright © 2006, American Society for
Microbiology. All Rights Reserved.
Pelczar.1988. Microbiology an Introduction. Fourth Ed : The
Benjamin Cummings Publishing Company, Inc.
Ristiati, Ni Putu. 2008. Mikrobiologi Lingkungan. Denpasar :Bagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Udayana
Rheinhemer, 1991. Laboratory Experiments in Microbiology. California
: Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc.
Sanny, iqbal. 2010. Peranan Bakteri dalam Kehidupan. (Online)
(http://communityerosi.blogspot.com) diakses tanggal
21 Mei 2014
Suriawira U, 1995. Pangantar Mokrobiologi Umum. Bandung:
Angkasa
Tim Perkamusan Ilmiah, 2005. Kamus Pintar Biologi. Surabaya:
Citra Wacana
Uherek, Elmar. 2008. Siklus Belerang.http://www.atmosphere.mpg.de/ (diakses 22 Mei 2014)
Wirawan, Denny. 2011. Peran Mikroorganisme Dalam Kehidupan.
(Online) (http://denny9f.blogspot.com) diakses tanggal
21 mei 2014.
Makalah BIOFILM- MK BIOTEKNOLOGI Page 40