40
TUBERKULOSIS GAMBARAN PENYAKIT DIAGNOSIS PENATALAKSANAAN SRI PRIHATINI B.SpP, dibawakan DR.dr.ARRY PONGTIKU,MHM

Dr. Sri TBC

Embed Size (px)

Citation preview

TUBERKULOSISGAMBARAN PENYAKIT

DIAGNOSISPENATALAKSANAAN

SRI PRIHATINI B.SpP, dibawakan DR.dr.ARRY PONGTIKU,MHM

Robert Koch Mycobacterium tuberculosis

TB Day-24 MaretRobert Koch pertama kali menemukan kuman TB, 24 Maret 1882

Sbg penyebab kematian utamawanita > d.p.kematian maternal

SAAT INI:• Sepertiga penduduk dunia

terinfeksi TB.• Dekade y.a.d 300 juta terinfeksi,

50 juta dengan MDR TB.• 2002: insidensi semua TB 141/

100.000.• 2002: insidensi BTA (+)

63/100.000.• 20 – 30 % pendapatan keluarga

hilang per tahun krn TB.

• Penyebab: Mycobacterium tuberculosis.

• Transmisi biasa melalui droplet infection.• Paling banyak mengenai paru.• Infeksi pertama: infeksi primer primer kompleks fokus Ghon.• Infeksi pasca primer: infeksi stlh infeksi primer.

Mycobacterium tuberculosis

Biakan M. tuberculosis

Anatomi patologi: granuloma

Anatomi patologi: granuloma

PENEGAKAN DIAGNOSIS TUBERKULOSIS

• Anamnesis gejala klinis.• Pemeriksaan fisik diagnostik.• Pemeriksaan laboratorium M.

tuberculosis.• Pemeriksaan lain yang diperlukan:

- Radiologi- Anatomi patologi- Dll.

DIAGNOSIS TUBERKULOSIS:

Diagnosis pasti adalah bila ditemukan M.tuberculosis melalui biakan dari cairan tubuh atau jaringan:• dahak• cairan pleura• cairan cerebro spinal• kurasan lambung• jaringan

10

81%93%

100%

0%

50%

100%

First Second Third

Cum

ulat

ive

Pos

itivi

tyPemeriksaan dahak 3 kali

paling optimal

98%

70%

0

20

40

60

80

100

Pemeriksaan BTA Rontgen

Pemeriksaan Mikroskopis Pemeriksaan Mikroskopis lebih objektif dan lebih dapat dipercaya daripada Rö

Kesepakatan antar pemeriksa

50%

98%

0

20

40

60

80

100

Pemeriksaan BTA Rontgen

Pemeriksaan mikroskopis Pemeriksaan mikroskopis lebih spesifik daripada pemeriksaan Rö

•BTA= 2% Positif Palsu•Rontgen= 50% Positif Palsu

020406080

100

suspek dengantanda tanda TBpada rontgen

kasus yang benar-benar TB

Pemeriksaan Rontgen Pemeriksaan Rontgen mengakibatkan ‘over-diagnosis’ TBmengakibatkan ‘over-diagnosis’ TB

NTI, Ind J Tuberc, 1974

Over-diagnosis

Pemeriksaan RöPemeriksaan Rö

• Tidak ada pola röntgen yang khas untuk mengambarkan penyakit TB.

• 10-15% dari penderita TB yang pasti (dg. biakan positif) tidak terdeteksi pada röntgen.

• 50% dari penderita yang didiagnosa TB melalui röntgen ternyata bukan TB.Toman K. Tuberculosis case finding and chemotherapy. WHO, 1979

INDIKASI PEMERIKSAAN RÖ:* suspek dng SPS(-),antibiotika, SPS ulang (-).* Px BTA (+): - komplikasi - batuk darah berulang - bila SPS hanya satu kali (+)

BEBERAPA HAL PERLU DIINGATDLM PENGOBATAN TB:Definisi. - Lokasi kelainan, status bakteriologis, Berat ringannya penyakit & riwayat pengobatan sebelumnya.Kuman. - Populasi kuman,fall & rise phenomena.OAT. - Jenis, aktivitas, pola resistensi, cost effectiveness.Faktor penyulit. - kehamilan, kelainan hati, HIV/AIDS, dll.

Lokasi kelainan:Paru atau luar paru.

Status bakteriologis:BTA (+) atau BTA (-)

Berat ringannya penyakit:Sakit berat atau tidak berat.

Riwayat pengobatan sebelumnya:

Penderita baru atau pengobatan ulang.

Populasi kuman

• A: metabolismecepat.

• B: metabolismesesaat

• C: hidup di ling-kungan asam

• D: “dormant”

Pilihan OAT

• H, R, S

• R

• Z

• ?

Fall and Rise phenomena

PERKIRAAN JUMLAH KUMAN RESISTEN DALAM SATU POPULASI BAKTERI:

1 : 106 untuk isoniazid (H)

1 : 108 untuk rifampicin (R)

berisi 107 - 109 kuman

TERJADINYA MDR TB:

Mutasi spontan:Resistensi thd isoniazid (H) = 1 dlm 106 rifampisin (R) = 1 dlm 108 Insidensi resisten R & H = 1 dlm 106 x 1 dlm 108 = 1 dlm 1014

109 organisme : • bbrp ratus resist. thd H • sedikit resisten thd R • tak ada yg resisten thd H & R

OAT YANG ADA:First Line Drugs: INH(H) Pyrazinamide (Z) Rifampicin (R) Streptomycin (S) Ethambutol (E) Thiacetazone (T)Second Line Drugs: Ethionamide Capreomycin Prothionamide Kanamycin PAS Viomycin Cyclocerine Amikacin Ofloxacin Ciprofloxacin

PERAN OAT DALAM PENGOBATAN:

Membunuh Kuman Mencegah Efek Aktivita In vitro In vivo resistensi sterilisasi

INH RIF

SM

EMB PZA

THA PAS

INH

EMB RIF

SM PZA THA

PAS

INH RIF

SM

EMB THA

PZA

RIF PZA

INH

SM EMB

THA

Tinggi

Rendah

INH = isoniazid ; RIF = rifampicin ; PZA = pyrazinamide ; EMB = ethambutol ; THA = ethionamide

TUJUAN PENGOBATANTUBERKULOSIS

Menyembuhkan. Mencegah kematian. Mencegah kambuh. Memutuskan rantai penularan. Mencegah terjadinya resistensi.

PRINSIP PENGOBATAN TB:

* KOMBINASI*BERKELANJUTAN

*RELATIF LAMA

PENGOBATAN TB ANJURAN WHO

kategori Jenis penderita TB

Paduan OAT tahap

intensif

Paduan OAT tahap

lanjutanKategori-I •BTA (+) baru

•BTA (-) berat•TB & HIV•E.P berat

2 HRZE 4 HRAtau6 HE

Kategori-II Pengobatan ulang•Kambuh•Gagal•Stlh default

2 HRZE/ 1HRZE

5 HRE

Kategori-III BTA (-) tidak berat

2 HRZE 4 HR atau6 HE

Kategori-IV Kronik atau TB resisten

Paduan OAT khusus standard atau secara individual

2 HRZE(S) / 4 HR or 4 H3R3

Bactericidal action

Elimination of susceptible & resistant bacilli

Sterilizing action

Elimination of ‘persisters’

CURE OF TUBERCULOSIS

EVALUASI PENGOBATAN• Bakteriologis:

Paling bagus, dengan pemeriksaan bakteriologis pada akhir tahap intensif, sebulan sebelum akhir pengobtan dan pada akhir pengobatan.

• Klinis:Perbaikan keadaan umum & menghilangnya keluhan.

• Radiologi:Kurang sensitif untuk memantau hasil pengobatn.

Terima kasih