Upload
khangminh22
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENGARUH PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAN MOTIVASI TERHADAP
HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM SISWA KELAS V
SDIT QURROTA A’YUN TAHUN AJARAN 2021/2022
SKRIPSI
OLEH
MELYNA NURFAIDDAH
NIM. 203180075
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
JUNI 2022
ii
PENGARUH PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAN MOTIVASI TERHADAP
HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM SISWA KELAS V
SDIT QURROTA A’YUN TAHUN AJARAN 2021/2022
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Institut Agama Islam Negeri Ponorogo
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
OLEH
MELYNA NURFAIDDAH
NIM. 203180075
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
JUNI 2022
iii
ABSTRAK
Nurfaiddah, Melyna. Pengaruh Penerapan Metode Demonstrasi dan Motivasi Terhadap Hasil
Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Siswa Kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun
Ajaran 2021/2022. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas Trbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Ponorogo.
Pembimbing Dr. Andhita Dessy W., M. Si.
Kata Kunci: Metode Demonstrasi, Motivasi Belajar, Hasil Belajar.
Dalam proses pembelajaran pasti tidak akan lepas dari namanya aktivitas yang berkaitan
dengan guru dan siswa. Proses penyampaian materi dalam pembelajaran tidaklah berjalan
dengan baik jika tidak ada campur tangan dan semangat belajar dari siswa. Dalam pembelajaran
dibutuhkan suasana yang baik dan kondusif, untuk menciptakan suasana tersebut dibutuhkan
kerja sama yang baik antara guru dan siswa. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
berjalannya proses pembelajaran, seperti kurang aktifnya siswa dalam pembelajaran, banyak
siswa yang masih kurang memperhatikan saat pembelajaran berlangsung. kurangnya minat siswa
terhadap proses pembelajaran, banyak siswa yang masih merasa kesulitan dalam memahami
pembelajaran, kurangnya motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui, (1) untuk mengetahui pengaruh
penerapan metode demonstrasi siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran 2021/2022; (2)
mengetahui motivasi belajar siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran 2021/2022; (3)
mengetahui hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun
Ajaran 2021/2022; (4) mengetahui metode demonstrasi berpengaruh secara signifikan terhadap
hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran
2021/2022; (5) mengetahui motivasi belajar berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar
Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran 2021/2022; (6)
mengetahui pengaruh penerapan metode demonstrasi dan motivasi terhadap hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Alam pada siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran 2021/2022.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Dalam penelitian ini
menggunakan jenis penelitian expost facto. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini, menggunakan teknik kuesioner atau angket dan dokumentasi. Jumlah responden
yang digunakan sebanyak 64 siswa dari banyaknya responden di dapat teknik pengambilan
sampel yaitu menggunakan tabel Isaac dan Michael dengan tingkat keasalahan 5%. Intrumen
pengumpulan data, yaitu menggunakan angket penerapan metode demonstrasi dan angket
iv
motivasi belajar. Penelitian ini dalam teknik analisis data menggunakan regresi linier sederhana
dan regresi linier berganda.
Hasil pengujian dalam penelitian ini adalah (1) Penerapan metode demonstrasi memiliki
pengaruh yang normal dan dominan terhadap kelas V SDIT Qurrota A’yun tahun ajaran
2021/2022 dengan presentase presentase baik sebesar 23%, cukup baik sebesar 69% d, dan
presentase 8%; (2) Motivasi belajar memiliki pengaruh yang dominan terhadap siswa kelas V
SDIT Qurrota A’yun tahun ajaran 2021/2022 dengan presentase presentase baik sebesar 23%,
cukup baik sebesar 69%, dan presentase 8%; (3) Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam
dikategorikan sebagai hasil belajar yang baik dengan nilai terendah yang didapatkan 1 siswa
dengan nilai 50, sedangkan yang mendapatkan nilai tertinggi dengan skor 100 ada 4 siswa
dengan presentase baik 11%, cukup baik 69%, dan kurang baik 20%; (4) Penerapan metode
demonstrasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam
siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun tahun ajaran 2021/2022. Dengan presentase pengaruh 15,7%;
(5) Motivasi belajar memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan
Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun tahun ajaran 2021/2022. Dengan presentase sebesar
12,3%; (6) Secara simultan penerapan metode demonstrasi dan motivasi memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas VSDIT Qurrota A’yun
tahun ajaran 2021/2022 dengan presentase sebesar 15,7%
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... ii
ABSTRAK .............................................................................................................. iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................... v
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... vi
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI .............................................................. vii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................. viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ix
BAB I : PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 6
C. Pembatasan Masalah............................................................................. 7
D. Rumusan Masalah ............................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 7
F. Manfaat Penelitian ................................................................................ 8
G. Sistematika Pembahasan ...................................................................... 9
BAB II : KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 10
A. Kajian Teori .......................................................................................... 10
B. Kajian Penelitian yang Relevan ............................................................ 30
C. Kerangka Berfikir ................................................................................. 37
D. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 39
BAB III : METODE PENELITIAN .................................................................... 41
A. Rancangan Penelitian ........................................................................... 41
1. Pendekatan Penelitian .................................................................... 41
2. Jenis Penelitiaan ............................................................................ 42
B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 43
C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................ 44
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian ............................................. 46
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ........................................... 48
F. Validitas dan Reliabilitas ...................................................................... 54
G. Teknik Analisi Data .............................................................................. 59
x
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 64
A. Deskripsi Statistik ................................................................................. 64
B. Inferensial Statistik ............................................................................... 72
1. Uji Asumsi ..................................................................................... 72
2. Uji Hipotesis dan Interpretasi ........................................................ 80
3. Pembahasan ................................................................................... 90
BAB V : PENUTUP ............................................................................................... 95
A. Kesimpulan ........................................................................................... 95
B. Saran ..................................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 97
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran adalah suatu proses yang dilalui untuk memperoleh perubahan ataupun
pencapaian kualitas peserta didik secara bertahap melalui pengembangan potensi-potensi
dan kemampuan yang dimiliki, baik perubahan dari segi kognitif, efektif atau psikomotor.
Pembelajaran merupakan proses belajar dengan guru menjadi seseorang yang membantu dan
memberikan fasilitas siswa untuk mengembangkan potensi-potensi dalam diri peserta didik,
bukan hanya sekedar memberikan materi pelajaran saja akan tetapi memahamkan peserta
didik dan memberikan pengetahuan untuk menjadikan peserta didik yang belum tahu jadi
mengetahui, yang belum memiliki sikap menjadi bersikap, dan lain sebagainya.1
Pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses pembelajaran siswa atau peserta
didik untuk mengarahkan siswa belajar, dengan tujuan membantu siswa untuk belajar
memanipulasi dan merekayasa pembelajaran serta menciptakan pengalaman belajar yang
mungkin dapat siswa lalui, yang akan dialami dan dilakukan. Dari proses tersebut maka
siswa akan memperoleh pengetahuan, pembentukan sikap, pemahaman, pengalaman dan
keterampilan yang akan berguna dan bermanfaat bagi diri siswa.2
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, bahwa pembelajaran merupakan suatu cara interaksi antara pendidik
dengan peserta dan sumber belajar yang berlangsung dalam satu lingkungan belajar.3 Dalam
proses pembelajaran tidak luput dari cara-cara bagaimana siswa untuk mendapatkan
pemahaman dan pengetahuan. Dalam hal ini pendidik dapat menggunakan metode
pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran
adalah suatu cara atau tahapan yang dapat digunakan antara pendidik dengan siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang sudah disesuaikan dan ditetapkan dengan melihat
materi dan cara penerapannya melalui metode pembelajaran.
Dalam kegiatan pembelajaran pasti akan mendapatkan hasil akhir yang ingin dicapai,
seperti hasil belajar Nawawi dalam K. Brahim menyatakan bahwa hasil belajar dapat
diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran sekolah
yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi
1 Helmiati, Model Pembelajaran (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2012), 9.
2 Ibid., 5.
3 Republik Indonesia, Undang-undang Republik Indonesia. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan
Nasional, 6.
2
pelajaran tertentu. Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar. Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai
dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui penilaian. Hal ini sejalan dengan
pendapat yang dikemukakan oleh Sunal bahwa evaluasi merupakan proses penggunaan
informasi untuk membuat pertimbangan seberapa efektif suatu program telah memenuhi
kebutuhan siswa. Selain hal tersebut, dengan dilakukannya evaluasi ini dapat dijadikan
feedback atau tindak lanjut, atau cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Kemajuan
prestasi belajar siswa tidak hanya diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi
juga sikap dan keterampilan.4 Selain evaluasi, penilain merupakan suatu kegiatan sistematis
yang digunakan untuk menilai dan mengukur objek dengan suatu kriteria tertentu, ditarik
kesimpulannya untuk dijadikan umpan balik pada objek, tentang proses pembelajaran yang
sudah dilakukan apakah perlu adanya perbaikan atau ditingkatkan.5 Dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar merupakan suatu hasil akhir dari kegiatan belajar mengajar yang berupa
ilmu pengetahuan, sikap dan keterampilan yang didapat dari proses pembelajaran yang
dinyatakan dalam bentuk skor yang akan menjadi tolak ukur keberhasilan untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
Penerapan proses pembelajaran di lapangan berbeda dengan rencana yang sudah
disusun sebelum adanya proses pembelajaran, terutama dimata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam yang materinya tidak hanya disampaikan secara lisan namun juga dengan
mempraktikkan. Pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ada banyak materi yang
memerlukan pembelajaran dengan praktek atau memperagakan, mata pelajaran ini terkadang
sering dianggap pelajaran yang mudah bagi sebagian siswa, tetapi ada juga yang
menganggap pelajaran tersebut sulit, ada yang menyukai dan ada yang tidak menyukai
dengan alasan-alasan tertentu. Dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran IPA masih
ada siswa yang kurang tertarik dan kurang memperhatikan saat proses pembelajaran
sehingga cenderung lebih pasif, pembelajaran yang pasif dan terlalu serius akan membuat
siswa menjadi kurang bersemangat, mengantuk dan merasa kurang menarik sehingga
kebanyakan siswa mengikuti pembelajaran IPA dengan rasa bosan dan terpaksa. Terdapat
beberapa siswa kelas V yang masih mendapatkan nilai ujian dibawah rata-rata atau KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal) dengan batas nilai rata-rata sebesar 75, hal ini menjadi salah
4 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: Prenadamedia Group,
2013), 7-8.
5 Hawwin Muzakki, Sistem Penilaian Pembelajaran (Malang: Madani Media, 2019), 9.
3
satu bukti bahwa penggunaan metode belajar yang kurang menarik dan motivasi belajar
siswa masih rendah yang kemudian berdampak pada hasil ujian siswa.6
Dari beberapa permasalahan yang sudah dipaparkan di atas dibutuhkan solusi agar
proses pembelajaran dapat mencapai tujuan belajar sesuai dengan yang diharapkan. Sejalan
dengan yang dikemukakan oleh Asdar dalam buku berjudul Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Sekolah Dasar, “Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar yaitu. Faktor Internal, yang terdiri dari faktor jasmani. Faktor psikologi yang
mempengaruhi proses belajar siswa seperti, motivasi. Sedangkan faktor eksternal yang
terdiri dari faktor keluarga dan faktor sekolah seperti, metode mengajar”.7
Mencapai tujuan pembelajaran, perlu adanya metode pembelajaran yang digunakan
sesuai dengan karakter kelas dan diperlukan juga motivasi belajar bagi siswa untuk
mencapai pembelajaran yang baik. Pendidik memiliki peran penting dalam keberhasilan dan
kelancaran proses pembelajaran di kelas, dimana pendidik harus pandai menentukan dan
melihat karakter siswa serta kebutuhan yang dibutuhkan. Hal tersebut dapat menjadi acuan
atau pijakan dari pendidik untuk menentukan metode pembelajaran yang tepat agar dapat
digunakan dalam proses pembelajaran yang akan berlangsung. Hal ini dapat menjadikan
pembelajaran lebih hidup dan menarik sehingga siswa dapat belajar dengan sungguh-
sungguh yang dapat memberikan dampak terhadap hasil belajar siswa kelas V.
Metode pembelajaran merupakan suatu tahapan yang digunakan sebagai upaya dari
pendidik untuk menjalankan fungsinya dan merupakan sebuah alat untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Metode pembelajaran sangat dibutuhkan oleh pendidik, penggunaan metode
digunakan dengan berbagai macam cara sesuai dengan target atau tujuan yang akan dicapai.
Berbagai metode pembelajaran yang dilakukan dapat memberikan suasana baru dalam
proses pembelajaran, metode pembelajaran cenderung dapat menarik dant tidak membuat
rasa bosan siswa pada saat proses pembelajaran. Akan tetapi jika banyak macam dari
metode pembelajaran yang digunakan tidak tepat atau tidak sesuai dengan karakter dan
kebutuhan siswa maka juga tidak akan menguntungkan dalam proses pembelajaran. Salah
satu penggunaan metode pembelajaran yang dapat menarik siswa yaitu metode demonstrasi.
Metode ini merupakan cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan
mempertujukkan pada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang
6 Observasi awal, wawancara dengan Ustadz Tofik Wali Kelas V di SDIT Qurrota A’yun Nologaten,
Ponorogo, pada tanggal 07 April 2022.
7 Angga Putra, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Sekolah Dasar
(Surabaya:CV.Jakad Media Publishing, 2021), 29.
4
dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukan
oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik bahasan yang harus
didemonstrasikan. Metode demosntrasi sangat efektif digunakan untuk mengajarkan materi
yang menekankan ketampilan, prosedur langkah demi langkah, tindakan misalnya proses
mengerjakan sesuatu, membandingkan suatu cara dengan lainnya atau melihat kebenaran
sesuatu.8
Motivasi belajar merupakan usaha yang dilakukan untuk menyiapkan kondisi-
kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu serta, bila tidak suka
maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka.9 Dalam
pengertian lainnya, motivasi belajar adalah suatu kekuatan atau dorongan dalam diri
individu sehingga membuat individu tersebut bergerak, bertindak untuk memenuhi
kebutuhan dan mencapai tujuannya. Motivasi belajar seorang individu melakukan perubahan
perilaku berdasarkan pengalaman dengan serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca,
mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya. Motivasi memiliki peranan yang
penting dalam meningkatkan aktivitas seseorang dalam menjalankan kehidupan dengan
dorongan untuk melakukan sesuatu agar dapat memenuhi segala kebutuhan.10
Ada beberapa penelitian yang membahas mengenai hasil belajar, mulai dari adanya
pengaruh motivasi terhadap hasil belajar, pengaruh metode demonstrasi terhadap hasil
belajar dan lain sebagainya. Dalam penelitian yang sudah dilakukan oleh beberapa peneliti,
seperti penelitian yang dilakukan oleh Febri Ana pada tahun 2018 dengan judul Pengaruh
Penggunaan Metode Demonstrasi terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam Terpadu kelas VIII Madrasah Tsanawiyah An Nur Tangkit Muaro
Jambi. Program studi Tadris Fisika, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.11
Dan juga penelitian yang dilakukan oleh Angga
Ramadhani pada tahun 2019 dengan judul Pengaruh motivasi dan disiplin belajar terhadap
hasil belajar IPA Siswa kelas V SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Kramat
8 Helminati, Model Pembelajaran (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2012), 71- 72.
9 Amna Emda, Kedudukan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran (Lantanida Journal) Vol. 5 No. 2,
2017. 175.
10 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: Prenadamedia Group,
2013), 69-70.
11
Sekripsi Febri Ana, Pengaruh Penggunaan Metode Demonstrasi terhadap Hasil Belajar Pada Mata
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu kelas VIII Madrasah Tsanawiyah An Nur Tangkit Muaro Jambi
(Program studi Tadris Fisika, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi: 2018).
5
Kabupaten Tegal. Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Negeri Semarang.12
Dari kedua penelitian tersebut sudah dapat dijadikan sebagai
referensi bahwa metode demonstrasi dan motivasi belajar dapat mempengaruhi hasil belajar
siswa.
Dengan adanya permasalahan yang telah dipaparkan, masih terdapat adanya hasil
belajar yang masih di bawah KKM, dengan nilai KKM atau rata-rata sebesar 75, kurang
tertariknya pada pembelajaran, siswa merasa cepat bosan dalam proses pembelajaran kelas
V SDIT Qurrota A’yun dan lain sebagainya. Selain itu juga penelitian ini di dukung dari
penelitian-penelitian yang sudah dilakukan dengan membahas metode demonstrasi dan
motivasi belajar dapat berpengaruh terhadap hasil belajar. Dengan adanya hal tersebut maka
peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai “Pengaruh
Penerapan Metode Demonstrasi Dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Ilmu
Pengetahuan Alam Siswa Kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran 2021/2022 ”
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat identifikasi masalah-
masalah yang muncul antara lain, sebagai berikut:
1. Banyak siswa yang masih kurang memperhatikan saat pembelajaran berlangsung.
2. Kurangnya minat siswa terhadap proses pembelajaran.
3. Banyak siswa yang masih merasa kesulitan dalam memahami pembelajaran.
4. Kurangnya motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran.
5. Masih adanya siswa yang mendapat nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
terutama pada mata pelajaran IPA.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, maka penelitian
ini dibatasi sebagai berikut:
1. Pengaruh penerapan metode demonstrasi dan motivasi terhadap hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Alam pada siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran 2021/2022.
2. Penelitian ini dilakukan pada kelas V SD IT Qurrota A’yun tahun ajaran 2021/2022
pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
3. Penerapan demonstrasi sebagai metode mengajar guru Ilmu Pengetahuan Alam kelas V
SDIT Qurrota A’yun tahun ajaran 2021/2022.
12
Sekripsi Angga Rhamadani, Pengaruh motivasi dan disiplin belajar terhadap hasil belajar IPA Siswa
kelas V SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal (Program Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang: 2019).
6
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh penerapan metode demonstrasi siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun
Tahun Ajaran 2021/2022 ?
2. Bagaimana motivasi belajar siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran 2021/2022
?
3. Bagaimana hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun
Tahun Ajaran 2021/2022 ?
4. Apakah metode demonstrasi berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran 2021/2022 ?
5. Apakah motivasi belajar berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran 2021/2022 ?
6. Apakah metode demonstrasi dan motivasi berpengaruh secara signifikan terhadap hasil
belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran
2021/2022 ?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan Rumusan masalah yang telah dipaparkan oleh peneliti diatas adapun
tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh penerapan metode demonstrasi siswa kelas V SDIT
Qurrota A’yun Tahun Ajaran 2021/2022.
2. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran
2021/2022.
3. Untuk mengetahui hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota
A’yun Tahun Ajaran 2021/2022.
4. Untuk mengetahui metode demonstrasi berpengaruh secara signifikan terhadap hasil
belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran
2021/2022.
5. Untuk mengetahui motivasi belajar berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar
Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran 2021/2022.
6. Untuk mengetahui pengaruh penerapan metode demonstrasi dan motivasi terhadap hasil
belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran
2021/2022.
F. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
7
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian dan
penunjang dalam menciptakan pengetahuan penelitian yang berkesinambungan dengan
penerapan metode pembelajaran yang menggunakan metode demonstrasi dengan tujuan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam.
2. Secara Praktis
a. Bagi peneliti
Diharapkan dapat melatih diri dalam penelitian yang bersifat ilmiah dan
menambah wawasan ilmu penelitian.
b. Bagi lembaga pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu masukan untuk
pendidik agar dapat memberikan inovasi baru dalam pelaksanaan pembelajaran,
dan diharapkan juga dalam penelitian ini dapat memberikan pengetahuan mengenai
seputar penerapan metode pembelajaran demonstrasi dan motivasi belajar siswa.
c. Bagi perguruan tinggi
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya
dalam permasalahan objek kajian yang sama.
G. Sitematika Pembahasan
Untuk dapat memberikan kemudahan dalam memahami terhadap penulisan skripsi
ini peneliti menyajikan dalam bentuk beberapa bab, adapun pembahasan yang akan dibahas
dalam skripsi ini antara lain sebagai berikut:
Bab Pertama, adalah pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, identifikasi
masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penlitian, manfaat penelitian, dan
sistematika pembahasan.
Bab Kedua, berisi tentang kajian teori hasil belajar, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA),
metode pembelajaran demonstrasi, motivasi belajar, dan gambaran umum lokasi penelitian,
kajian penelitian yang relevan, kerangka berfikir dan pengajuan hipotesis.
Bab Ketiga, berisi tentang rancangan penelitian meliputi pendekatan penelitian dan
jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, definisi
operasional variabel penelitian, teknik dan instrument pengumpulan data.
Bab Keempat, berisi hasil penelitian yang meliputi deskripsi statistik, inferensial
statistik seperti uji asumsi, uji hipotesis, interpretasi dan pembahasan.
Bab Kelima, merupakan penutup dari laporan penelitian yang berisi kesimpulan dan
saran.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh peserta didik dalam proses
pembelajaran yang disajikan dalam bentuk angka ataupun penerapan dalam
kehidupan sehari-hari atas dampak dari pengetahuan yang sudah didapat.13
Nawawi dalam K. Brahim menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan
sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran sekolah
yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah
materi pelajaran tertentu. Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh
anak setelah melalui kegiatan belajar. Untuk mengetahui apakah hasil belajar
yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui
melalui evaluasi.14
b. Macam-macam Hasil Belajar
Ada beberapa macam-macam hasil belajar antara lain, sebagai berikut :15
1) Pemahaman konsep
Pemahaman menurut Bloom diartikan sebagai kemampuan untuk
menyerap arti dari materi atau bahan sebagai kemapuan untuk menyerap arti
dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini
adalah besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran
yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat
memahami serta mengerti apa yang di baca, dilihat, yang dialami atau
dirasakan, berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang di lakukan.
2) Keterampilan proses
Usman dan Setiawati mengemukakan bahwa keterampilan proses
merupakan keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan
mental, fisik dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang
13
Endang Sri Wahyuningsih, Model Pembelajaran Mastery Learning Upaya Meningkatkan Keaktifan dan
Hasil Belajar Siswa (Sleman: Deepublish, 2020), 69-70.
14 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: Prenadamedia Group,
2013), 7-8.
15 Ibid., 9-12.
9
lebih tinggi dalam diri individu siswa. Keterampilan berarti kemampuan
menggunakan pikiran, nalar dan perbuatan secara efektif dan efisien untuk
mencapai suatu hasil tertentu termasuk kreativitasnya.
3) Sikap
Sardiman mengemukakan sikap merupakan kecenderungan untuk
melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola, dan tehnik tertentu terhadap
dunia sekitarnya baik berupa individu-individu maupun objek-objek tertentu.
Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku atau tindakan seseorang.
c. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, sebab manusia dalam
mencapai hasil belajar atau tujuan akhir dari pembelajaran tidak hanya
menyangkut aktifitas fisik saja, tetapi yang paling utama sekali yaitu menyangkut
otak, seperti berpikir. Menurut M. Dalyono, yang mempengaruhi hasil belajar,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal.16
1) Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang ada dalam diri siswa yang
mempengaruhi hasil belajar. Adapun faktor internal, antara lain. Faktor
intelegensi (kecakapan), faktor minat dan motivasi, faktor cara belajar.
2) Faktor eksternal
Selain faktor internal ada juga faktor eksternal yang
mempengaruhinya, antara lain. Lingkungan keluiarga dan lingkungan
sekolah.
Asdar mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu:17
1) Faktor internal yang terdiri dari faktor jasmani seperti, kesehatan, dan cacat
tubuh atau yang lain sebagainya. Faktor psikologi antara lain. Inteligensi,
perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan, kesipan dan faktor kelelahan.
2) Faktor eksternal yang terdiri dari faktor keluarga dan faktor sekolah yang
meliputi guru sebagau pengajar metode mengajar, alat peraga, disiplin,
relasi guru dengan siswa, waktu sekolah, standar pelajaran.
16
Endang Sri Wahyuningsih, Model Pembelajaran Mastery Learning Upaya Meningkatkan Keaktifan dan
Hasil Belajar Siswa (Sleman: Deepublish, 2020), 70-71.
17 Angga Putra, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Sekolah Dasar (Surabaya:
Cv. Jakad Media Publishing, 2021), 29.
10
d. Indikator Hasil Belajar
Hasil belajar dapat dikatakan berhasil apabila telah mencapai tujuan
pendidikan. Di mana tujuan pendidikan berdasarkan hasil belajar peserta didik
secara umum dapat dibagi menjadi tiga, antara lain sebagai berikut:18
1) Aspek kognitif
Penggolongan tujuan kognitif oleh Bloom, mengatakan adanya enam
tingkatan, yaitu pengetahuan, pemahaman, penggunaan atau penerapan,
analisis, sintesis, dan evaluasi.
2) Aspek afektif
Tujuan aspek afektif berhubungan dengan hierarki perhatian, sikap,
penghargaan, nilai perasaan dan emosi. Pada ranah afektif ini Bloom
menyusun pembagian kategorinya, yaitu penerimaan, responsif, dam lain
sebagainya.
3) Aspek psikomotorik
Adapun aspek psikomotorik terdapat tujuh kategori mulai dari yang
terendah hingga yang tertinggi, antara lain sebagai berikut. Peniruan,
kesiapan, respons terpimpin, mekanisme, respon tampak kompleks, adaptasi,
penciptaan.
2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam atau juga sering disebut Kealaman Dasar
merupakan Ilmu Pengetahuan yang hanya mengkaji tentang konsep-konsep dan
prinsip-prinsip dasar yang esensial tentang gejala-gejala alam semesta. Ilmu
Pengetahuan Alam merupakan suatu hal yang didasarkan dari gejala alam, yang
mana gejala alam tersebut akan menjadi suatu pengetahuan jika diawali dengan
sikap ilmiah dan menggunakan metode ilmiah.19
Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA)
adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang
tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan
penalaran sehingga mendapatakan suatu kesimpulan.20
18
Ibid., 71-77.
19 Sulistyani Puteri Ramadhani, Konsep Dasar IPA (Depok:Yayasan Yiesa Rich, 2019), 3.
20 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: Prenadamedia Group,
2013), 177.
11
Dalam proses pembelajaran IPA tidak lupa dengan tujuan
pembelajaran, seperti hasil akhir yang didapat dalam kegiatan pembelajaran.
Dalam suatu mata pelajaran pasti memiliki tujuan untuk mengembangkan aspek
hasil belajar. Sebagaimana tujuan pembelajaran IPA menurut BSNP sebagai
berikut:21
1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsepkonsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat.
4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar,memecahkan masalah dan membuat keputusan.
5) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga
dan melestarikan lingkungan alam.
6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar
untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/ MTs.
Dari tujuan diatas dapat diketahui bahwa pada pembelajaran IPA,
hasil belajar yang ingin dikembangkan atau dicapai memiliki tiga macam, mulai
dari pengetahuannya, sikap yang biasa dikenal sikap alamiah dan keterampilan
yang dikenal dengan keterampilan proses dalam pembelajaran IPA.22
b. Ruang lingkup IPA
Ilmu Pengetahuan Alam pada hakekatnya merupakan satu pembagian
atau pemisahan ilmu karena adanya perkembangan ilmu dalam proses yang
cukup lama, tetapi dalam perkembangan lebih lanjut tampak adanya
kecenderungan generalisasi dari beberapa cabang ilmu pengetahuan itu bertemu
lagi. Sasaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah semseta dengan segala isinya,
misalnya ilmu fisika memandang semuanya itu adalah materi dan energi. yang
dimaksudkan yaitu apa saja yang mempunyai massa dan menempati suatu ruang,
21
Farida Nur Kumala, Pembelajaran IPA SD (Malang: Ediide Infografika, 2016), 8-9.
22 Ibid, 9.
12
baik berupa padat, cair, dan gas, sedang energi adalah sesuatu yang dapat
memindahkan materi dari suatu tempat ke tempat lain.
Dari keteraturan itu dapat dicari hukum alam (Natural Low) yang
dapat menjawab rahasia alam. Sehubungan dengan rasa keingintahuan manusia
terus berkembang maka manusia menggunakan perpaduan antara rasionalisme
dan imperisme yaitu metode pemecahan masalah secara keilmuan yang sekarang
disebut ilmiah. Ilmu Alamiah (IA) sering disebut Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
atau Ilmu Kealaman atau Natural Sains atau Sains. Ilmu Alamiah hanya
mengkaji tentang gejala-gejala alam semesta sehingga terbentuk konsep dan
prinsip.23
Ada beberapa hakekat dalam IPA, antara lain sebagai berikut:
1) IPA sebagai Produk
Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam sebagai produk yaitu hasil yang
diperoleh dari suati pengumpulan data yang disusun secara lengkap dan
sistematis. Produk IPA adalah sekumpulan hasil kegiatan empirik dan
kegiatan analitik yang dilakukan oleh para ilmuwan selama berabad-abad.
Bentuk IPA sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep,
prinsipprinsip, dan teori-teori IPA. Jika ditelaah lebih lanjut maka fakta-fakta
merupakan kegiatan empirik dalam IPA sedangkan konsep-konsep, prinsip-
prinsip, dan teori-teori dalam IPA merupakan hasil dari kegiatan analitik.
Yang disebut fakta dalam IPA adalah pernyataanpernyataan tentang benda-
benda yang benar-benar ada, atau peristiwa-peristiwa yang betul-betul terjadi
dan sudah dikonfirmasi secara obyektif.24
2) IPA sebagai Proses
IPA sebagai proses mengandung pengertian cara berpikir dan
bertindak untuk menghadapi atau merespons masalahmasalah yang ada di
lingkungan. Jadi, IPA sebagai proses menyangkut proses atau cara kerja
untuk memperoleh hasil (produk) inilah yang kemudian dikenal sebagai
proses ilmiah. Melalui proses-proses ilmiah akan didapatkan temuantemuan
ilmiah. Perwujudan proses-proses ilmiah ini berupa kegiatan ilmiah yang
disebut sebagai inkuiri/penyelidikan ilmiah. Secara sederhana inkuiri ilmiah
sebagai usaha mencari pengetahuan dan kebenaran. Sejumlah proses IPA
23
Sulistyani Puteri Ramadhani, Konsep Dasar IPA (Depok:Yayasan Yiesa Rich, 2019), 4.
24 Ibid, 5.
13
yang dikembangkan para ilmuwan dalam mencari pengetahuan dan
kebenaran ilmiah itulah yang kemudian disebut sebagai keterampilan proses
IPA. Hakikat IPA sebagai proses yaitu urutan atau langkah suatu kegiatan
untuk memperoleh hasil pengumpulan data melalui metode ilmiah. Tahapan
dalam proses penelitian ini meliputi. Observasi, klasifikasi, interpretasi,
prediksi, hipotesis, mengendalikan variabel, merencanakan dan
melaksanakan penelitian eksperimen, menetapkan format tabulasi data.25
3) IPA sebagai Sikap
IPA sebagai sikap ilmiah sering disebut juga sikap IPA,
pengertian sikap ilmiah menurut Bundu adalah sikap yang dimiliki oleh para
ilmuwan dalam menemukan suatu pengetahuan baru, misalnya obyektif
terhadap fakta, hati-hati, bertanggung jawab, berhati terbuka, selalu ingin
meniliti, dan sebagainya. IPA itu tidak hanya fakta, tetapi juga proses.
Sehingga selain IPA sebagai produk dan hasil, IPA juga berperan sebagai
sikap ilmiah. Hal ini sesuai dengan pendapat Iskandar bahwa “dalam
memecahkan suatu masalah yang berhubungan dengan IPA, selain produk
kita juga harus mampu mengambil sikap tertentu, sikap yang demikian
disebut sikap ilmiah”. Adapun sikap yang dikaitkan dengan IPA yaitu :
a) Obyektif terhadap fakta
b) Jujur
c) Tidak tergesa-gesa mengambil suatu kesimpulan
d) Berhati terbuka
e) Tidak mencampurkan fakta dengan pendapat
f) Berhati-hati
g) Ingin menyelidiki
h) Ingin tahu
Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk Sekolah Dasar (SD) dan
Madrasah Ibtidaiyah (MI) menurut Peraturan Menteri 16 Pendidikan
Nasional bahwa standar kompetensi lulusan mata pelajaran IPA meliputi
aspek-aspek, antara lain. Mahluk hidup dan proses kehidupan yaitu manusia,
hewan, tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan.
Benda, materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi cair, padat, dan gas.
Energi dan perubahannya meliputi gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
25
Ibid, 7-8.
14
cahaya, dan pesawat sederhana. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah,
bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.26
3. Metode Pembelajaran Demonstrasi
a. Pengertian Metode Pembelajaran Demonstrasi
Istilah metode berasal dari bahasa Yunani yaitu “metha” dan ”hados” berarti
melalui dan hados berarti jalan atau cara, jadi metode adalah jalan atau cara yang
dilalui untuk mencapai tujuan. Ada beberapa tujuan metode yang digunakan dalam
pengajaran, salah satunya metode yang digunakan dalam pengajaran adalah metode
demonstrasi. Metode demonstrasi merupakan suatu metode mengajar melalui
pengembangan keterampilan dalam mempraktikan atau memperagakan prosedur
kegiatan tertentu.27
Metode demonstrasi merupakan metode yang paling awal
digunakan oleh manusia purba pada saat menambah kayu untuk memperbesar nyala
api unggun, sementara anak-anak mereka memperhatikan dan menirunya.28
Dalam pengertian lain metode demonstrasi adalah cara mengajar yang
menggunakan cara memperagakan alat peraga, kejadian aturan dan urutan untuk
melaksanakan kegiatan secara langsung maupun tidak langsung dengan
memanfaatkan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang sedang
diajarkan. Metode demonstrasi juga diartikan sebagai metode mengajar dengan
memanfaatkan cara memperagakan untuk memberikan pengetahuan dan
memperlihatkan bagaimana cara bekerjanya suatu kegiatan dengan memperhatikan
langkah-langkah kerja dari suatu alat peraga ataupun instrument tertentu kepada
siswa.29
Sering kali orang menyangka bahwa metode demonstrasi hanya dapat
digunakan pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam saja akan tetapi tidak
demikian adanya. Metode ini dapat dipergunakan untuk penyajian semua jenis mata
pelajaran. Dengan menggunakan metode ini penerimaan dan pemahaman siswa
26
Ibid, 15-16. 27
Siti Nurul, Padalia, dan Bau Salawati Penerapan Metode Demonstrasi pada Mata Pelajaran Seni
Budaya (Tari) untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 1 Eremerasa Kabupaten
Bantaeng (Jurnal Pendidikan Sendratasik), 2020, 7.
28 Abdul Gafur, Peningkatan Hasil Belajar IPA Terpadu Melalui Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas
VIII SMP Negeri 2 Sano Nggoang Manggarai Barat Tahun Pelajaran 2017/2018 (Jurnal Ilmu Sosial dan
Pendidikan), Vol. 2 No. 1 2018, 149.
29 Heri Rahyubi, Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik (Majalengka: Nusa Media, 2011),
239.
15
akan lebih berkesan secara mendalam. Dalam penggunaan teknik demonstrasi
sangat menunjang proses interaksi belajar mengajar dikelas. Akibatnya dapat
memberikan motivasi siswa dan siswa dapat berpartisipasi aktif dan mendapatkan
pengalaman secara langsung serta dapat mengembangkan kecakapan.
b. Perencanaan dan Persiapan Metode Demonstrasi
Setiap metode pembelajaran harus direncanakan dan dipersiapkan agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai, begitu juga dengan metode demonstrasi. Menurut
Djamarah hal-hal yang perlu mendapat perhatian pada langkah ini antara lain
sebagai berikut:
1) Penentuan tujuan demolnstrasi yang akan dilakukan dalam hal ini
mempertimbangkan apakah tujuan yang akan dicapai siswa dengan belajar
melalui demonstrasi itu tepat dengan menggunakan metode demonstrasi.
2) Materi yang akan didemontrasikan terutama hal-hal yang penting ingin
ditonjolkan.
3) Siapkanlah fasilitas penunjang demonstrasi seperti peralatan, tempat dan
mungkin juga biaya yang dibutuhkan.
4) Penataan peralatan dan kelas pada posisi yang baik.
5) Pertimbangkan jumlah siswa dihubungkan dengan hal yang akan
didemonstrasikan agar siswa dapat melihatnya dengan jelas.
6) Buatlah garis besar langkah atau pokok-pokok yang akan didemonstrasikan
secara berurutan dari tertulis pada papan tulis atau pada kertas lebar, agar dapat
dibacakan siswa dan guru secara keseluruhan.
7) Untuk menghindarkan kegagalan dalam pelaksanaan sebaiknya demonstrasi
yang direncanakan dicoba terlebih dahulu.
c. Pelaksanaan Metode Demonstrasi
Menurut Djamarah setelah segala sesuatu direncanakan dan disiapkan,
langkah berikutnya ialah mulai melaksanakan demonstrasi beberapa hal yang perlu
diperhatikan antara lain sebagai berikut:
1) Guru sebelum memulai persiapkanlah sekali lagi kesiapan peralatan yang akan
didemonstrasikan, pengaturan tempat, keterangan tentang garis besar langkah
dan pokok-pokok yang akan didemonstrasikan, dan lain-lain yang diperlukan.
2) Siapkan siswa, barangkali ada hal-hal yang perlu mereka catat.
3) Mulailah demonstrasi dengan menarik perhatian siswa.
4) Ingatlah pokok-pokok materi yang didemonstrasikan.
16
5) Pada waktu berjalannya demonstrasi, sekali-kali perhatikan keadaan siswa ,
apakah siswa mengikuti dengan baik atau tidak.
6) Untuk menghindari ketegangan ciptakan suasana yang harmonis.
7) Berikanlah kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih
lanjut tentang apa yang dilihat dan didengarnya dalam bentuk mengajukan
pertanyaan, membandingkannya dengan yang lain, atau dengan pengalaman
lain, serta mencoba melakukannya sendiri dengan bimbingan guru.
Langkah-langkah metode demonstrasi adalah sebagai berikut:30
a) Menentukan prosedur dan perangkat yang terkait materi yang dipelajari.
b) Meminta siswa menyaksikan guru memperagakan kegiatan.
c) Meminta siswa untuk berlatik melakukan keterampilan yang diperagakan guru.
d) Melakukan kegiatan menirukan tahap demi tahap.
e) Membuat kesimpulan bersama siswa
d. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi
Setiap metode pembelajaran mempunyai kelebihan dan kelemahan termasuk
metode demonstrasi. Adapun kelebihan dan kelemahan metode demonstrasi sebagai
berikut:
1) Kelebihan Metode Demonstrasi
Sebagai suatu metode pembelajaran demonstrasi memiliki kelebihan,
diantaranya:31
a) Melalui metode demonstarsi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari,
sebab siswa langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.
b) Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tidak hanya
mendengarkan tetapi juga melihat dan iktu melakukannya.
c) Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan
untuk membadingkan antara teori dan kenyataan.
d) Siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran.
2) Kelemahan Metode Demonstrasi
Disamping ada beberapa kelebihan terdapat juga kelemahan yang dimiliki
metode demonstrasi antara lain sebagai berikut:
30
Helmiati, Model Pembelajaran (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2012), 72. 31
Abdul Gafur, Peningkatan Hasil Belajar IPA Terpadu Melalui Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas
VIII SMP Negeri 2 Sano Nggoang Manggarai Barat Tahun Pelajaran 2017/2018 (Jurnal Ilmu Sosial dan
Pendidikan), Vol. 2 No. 1 2018, 149-151.
17
a) Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab
tanpa persiapan yang memadai, penerapan metode dapat mengalami
kegagalan.
b) Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang
memadai, berarti menggunakan metode ini memerlukan pembiayaan yang
lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.
c) Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang
khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Disamping
itu metode demonstrasi juga memerlukan kemampuan dan motivasi guru
yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.
Ada pendapat lain yang mengatakan metode demonstrasi memiliki
kelebihan dan kekurangan antara lain.32
Kelebihan metode demonstrasi:
a) Membuat proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkrit.
b) Memudahkan peserta didik untuk memahami apa yang dipelajari.
c) Proses pembelajaran lebih hidup dan lebiih menarik.
d) Siswa terangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan
kenyataan.
Kekurangan Metode Demonstrasi:
a) Memerlukan keterampilan guru secara khusus.
b) Fasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadai tidak selalu
tersedia dengan baik.
c) Memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang di samping memerlukan
waktu yang cukup panjang.
4. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi Belajar merupakan kekuatan, daya dorong, atau alat pembangun
kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri siswa untuk belajar secara aktif,
kreatif, efektif, inovatif dan menyenangkan dalam rangka perubahan perilaku
baik dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.33
Menurut Winkel dalam
buku Psikologi Pendidikan motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak
32
Rahyudi, Heri. Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik (Majalengka: Nusa Media, 2011),
239.
33 Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran (Bandung:PT Refika Aditama, 2014), 24.
18
psikis dalam diri siswa yang menimbulkan bentuk kegiatan belajar, menjamin
kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu
demi mencapai suatu tujuan.34
Motivasi adalah suatu usaha yang bertujuan untuk
menyediakan situasi-situasi tertentu, sehingga seseorang ingin dan berkemauan
untuk melakukan sesuatu dan bila tidak suka maka akan berusaha untuk
menghindari atau meniadakan perasaan kurang suka atau tidak suka tersebut.35
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan motivasi belajar merupakan suatu
pergerakan yang memiliki daya dorong untuk membuat seseorang memiliki
keinginan dan kemauan untuk melaksanakan dan mengerjakan kegiatan
pembelajaran dengan baik dan terarah.
b. Jenis-jenis Motivasi Belajar
Dalam pembicaraan mengenai motivasi yang akan dilihat dari dua sudut
pandang, antara lain motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi seseorang yang
disebut “motivasi instrinsik” dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang
yang disebut “motivasi ekstrinsik".
1) Motivasi instrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri
seseorang tanpa rangsangan dari luar.36
Motivasi dapat timbul karena faktor
intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan
belajar, harapan akan suatu cita-cita. Dalam proses belajar, siswa yang
mempunyai motivasi instrinsik dapat terlihat dari belajarnya. Aktivitas
belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan yang ada di
dalam dirinya dan akan terkait dengan belajarnya. Seorang siswa merasa
butuh dan mempunyai keinginan untuk belajar sehingga dapat mencapai
tujuan belajar, bukan karena hanya ingin suatu pujian atau ganjaran.37
2) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul karena adanya
rangsangan dari luar.38
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif
dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Dorongan ekstrinsik
34
Asrori, Psikologi Pendidikan Pendekatan Multidisipliner (Banyumas: CV Pena Persada, 2020), 119.
35 Amna Emda, Kedudukan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran (Lantanida Journal), Vol 5 No.
2, 2017, 175.
36 Rohmalina Wahab, Psikologi Belajar (Depok:PT Rajagrafindo Persada, 2015), 129.
37 Asrori, Psikologi Pendidikan Pendekatan Multidisipliner (Banyumas: CV Pena Persada, 2020), 117-118.
38 Rohmalina Wahab, Psikologi Belajar (Depok:PT Rajagrafindo Persada, 2015), 129.
19
yang dilakukan oleh guru agar dapat merangsang minat siswa dalam belajar,
seperti memberikan penghargaan dan celaan, persaingan atau kompetisi,
hadiah dan hukuman, serta memberikan informasi tentang kemajuan belajar
siswa.39
c. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar
Prinsip-prinsip dalam motivasi belajar memiliki peranan yang penting
dalam aktivitas belajar seorang peserta didik. Dalam proses pembelajaran tidak
lepas dari adanya motivasi sebab tidak ada yang belajar tanpa adanya motivasi
dan tidak ada motivasi yang berarti jika tidak ada kegiatan belajar. Berikut ini
beberapa prinsip motivasi dalam belajar, yaitu:
1) Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar.
2) Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar.
3) Motivasi berupa pujian lebih baik daripada motivasi berupa hukuman.
4) Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar.
5) Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar.
6) Motivasi melahirkan prestasi belajar.
d. Indikator Motivasi Belajar
Untuk mengetahui peserta didik memiliki motivasi belajar atau tidak,
maka perlu diketahui ciri-ciri motivasi pada diri seseorang. Menurut Makmun,
ada beberapa ciri motivasi atau indikator yang dapat diidentifikasi, antara kain
sebagai beriut :40
1) Lama waktu yang digunakan untuk kegiatan belajar.
2) Frekuensi kegiatan belajar
3) Ketetapan dan kelekatan pada tujuan kegiatan.
4) Ketabahan, keuletan, dan kemampuan dalam menggapai kesulitan untuk
mencapai tujuan.
5) Pengorbanan ( baik dari segi uang, dan tenaga pikiran untuk mencapai
tujuan.
6) Tingkat aspirasi ( cita-cita, sasaran, dan idola) yang ingin dicapai.
7) Kualifikasi prestasi yang dicapai.
8) Arah dan sikapnya teradap sasaran kegiatan.
39
Asrori, Psikologi Pendidikan Pendekatan Multidisipliner (Banyumas: CV Pena Persada, 2020), 118.
40 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: Prenadamedia Group,
2013), 75-76.
20
Adapun indikator motivasi belajar menurut Uno yang dikutip oleh
Ahmad Susanto yang dikemukakan dalam buku Teori Belajar dan Pembelajaran
di Sekolah Dasar antara lain.41
a) Adanya hasrat dan keinginan berhasil.
b) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
c) Adanya harapan dan cita-cita masa depan.
d) Adanya penghargaan dalam belajar.
e) Adanya kegiatan yang menarikndalam belajar.
f) Adanya lingkungan yang kondusif.
Dari uraian diatas dapat dilakukan pengukuran motivasi seseorang
sehingga kita bisa melakukan usaha meningkatkan motivasi seseorang, misalnya
motivasi siswa dalam belajar. Pendidik dapat melihat sisi hasrat dan keinginan
berhasil dalam diri siswa, atau mungkin sebaliknya, tidak adanya dorongan dan
kebutuhan dalam belajar, karena setiap siswa memiliki kadar motivasi dan
permasalahan motivasi dalam belajar yang berbeda di lingkungannya, sehingga
perlakuan yang akan guru berikan massif dan tepat sehingga dapat
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.
e. Fungsi Motivasi Belajar
Menurut Sardiman fungsi motivasi belajar antara lain sebagai berikut:
1) Mendorong manusia berbuat, yaitu sebagai penggerak dari setiap kegiatan
yang akan dikerjakan.
2) Menentukan arah perbuatan, yaitu kea rah tujuan yang ingin dicapai.
Dengan demikian motivasi memberikan arah dan kegiatan yang harus
dikerjakan sesuai tujuannya.
3) Menyeleksi atau menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan
guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan yang tidak
bermanfaat bagi tujuan.
Fungsi motivasi dalam belajar adalah sebagai tenaga penggerak untuk
mendorong, mengarahkan, dan menentukan. Dalam hal ini siswa, yaitu untuk
melakukan suatu tugas atau perbuatan untuk mencapai tujuan belajar.42
Dalam
pendapat lainnya mengatakan bahwa fungsi motivasi belajar, yaitu motivasi
41
Ibid, 76.
42 Asrori, Psikologi Pendidikan Pendekatan Multidisipliner (Banyumas: CV Pena Persada, 2020), 118.
21
sebagai pendorong perbuatan, motivasi sebagai penggerak perbuatan, motivasi
sebagai pengarah perbuatan.43
f. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
Menurut De Decce dan Grawford yang dikutip oleh Syaiful Djamarah
ada empat upaya guru sebagai pengajar yang berhubungan dnegan cara
peningkatan motivasi belajar, yaitu menggairahkan anak didik, memberikan
harapan realistis, memberikan insentif, mengarahkan perilaku anak didik.44
g. Peran Motivasi dalam Belajar
Motivasi belajar merupakan faktor psikis. Perananya yang khas adalah
dalam pembunuhan gairah, perasaan dan semangat untuk belajar. Motivasi
belajar adalah dorongan yang menjadi penggerak dalam diri individu untuk
melakukan sesuatu dan mencapai suatu tujuan yaitu untuk mencapai prestasi.
Menurut Nyayu Khadijah peran motivasi dalam belajar adalah saat akan
memulai belajar, saat sedang belajar, dan saat berakhirnya belajar. Selanjutnya
terdapat beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar antara lain:
1) Peran motivasi dalam menentukan penguatan belajar.
2) Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar.
3) Motivasi menentukan ketekunan belajar.
h. Unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Guru memiliki tanggung jawab yang besar untuk memotivasi peserta
didik agar peserta didik dapat maksimal dalam kegiatan belajar mengajar.
Perhatian siswa terhadap materi yang diberikan oleh guru dapat diwujudkan
dengan berbagai cara, seperti metode yang digunakan guru, media, dan alat
peraga, mengulang materi dengan cara yang berbeda dari sebelumnya, dan
membuat variasi belajar. Menurut Oemar Hamalik, cara memotivasu siswa
belajar adalah sebagai berikut:45
1) Kebermaknanan
2) Modelling
3) Komunikasi terbuka
4) Hubungan pengajaran dengan masa depan siswa
5) Prasyarat
43
Rohmalina Wahab, Psikologi Belajar (Depok:PT Rajagrafindo Persada, 2015), 131.
44 Ibid, 132.
45 Asrori, Psikologi Pendidikan Pendekatan Multidisipliner (Banyumas: CV Pena Persada, 2020), 119-120.
22
6) Novelty
7) Latihan dan Praktik yang aktif dan bermanfaat
8) Latihan terbagi
9) Kurangi secara sistematik
5. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Qurrota A’yun merupakan salah satu
sekolah yang berada dibawah naungan Yayasan Qurrota A’yun Ponorogo. SDIT
Qurrota A’yun Ponorogo ini terletak di jalan Lawu No. 100, Kelurahan Nologaten,
Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo. Pendirian SDIT Qurrota A’yun
dilatarbelakangi oleh kepedulian para pemuda tahun 90-an yang merasa perlu adanya
lembaga pendidikan yang memadukan ilmu-ilmu umum dan agama Islam. Saat itu
berkembang opini di masyarakat bahwa jika ingin pendidikan umumnya baik, maka
anak disekolahkan di sekolah negeri. Jika ingin pendidikan agamanya baik, maka
disekolahkan di sekolah agama atau pondok pesantren.
Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Qurrota A’yun yang berdiri sejak tahun
2003 merupakan perwujudan dari model sekolah yang mampu memadukan ilmu
qouli dan kauni menjadi satu kesatuan dalam pembelajaran sehingga diharapkan
melalui sekolah ini terlahir peserta didik yang berkualitas, baik secara akademik
maupun mental spiritual. Semua mata pelajaran dan kegiatan yang diselenggarakan
tidak terlepas dari bingkai ajaran Islam. Pelajaran umum, seperti matematika, IPA,
IPS, Bahasa, dan lain-lain dibingkai dengan pedoman dan panduan Islam.
Awal berdirinya (tahun 2003) SDIT Qurrota A’yun mengontrak 5 ruang kelas
di Jl.Wakhid Hasyim kompleks Masjid Agung Ponorogo dengan jumlah siswa 23.
Awalnya SDIT Qurrota A’yun harus door to door untuk memperkenalkan dirinya
kepada khalayak. Alhamdulillah, dengan mengusung konsep Sekolah Islam Terpadu
dengan sistem fullday school, SDIT Qurrota A’yun menjadi sekolah yang layak
diperhitungkan dan kini menjadi salah satu sekolah favorit yang ada di Kabupaten
Ponorogo. SDIT Qurrota A’yun Ponorogo sudah berakreditas A sejak tahun 2016
sampai tahun 2026 dengan Nomor Statistik Sekolah (NSS) adalah 102 051 117 041.
SDIT Qurrota A’yun Ponorogo memiliki jumlah siswa mulai dari kelas I
sampai kelas VI sebanyak 687 siswa, dengan rincian 344 siswa laki-laki dan 343
siswa perempuan. Selain memiliki siswa yang banyak, SDIT Qurrota A’yun
Ponorogo juga memiliki tenaga pendidik dan kependidikan sejumlah 89. Di SDIT
Qurrota A’yun Ponorogo juga memiliki sarana dan prasarana yang baik, seperti 1)
23
Ruang kelas sebanyak 25 ruang berdiri di atas lahan seluas 6.080 m2 di Jl. Lawu No
100 Kelurahan Nologaten Kecamatan Ponorogo; 2) Lapangan bola volly, futsal,
lompat jauh, basket dan panahan. 3) Laboratorium bahasa dan lab komputer +
internet + wifi; 4) Perpustakaan; 5) Unit Kesehatan Sekolah (UKS); 6) Masjid
sekolah bertingkat 2; 7) Kantin.
Visi dari SDIT Qurrota A’yun Ponorogo adalah Terbentuknya siswa-siswi
yang berkepribadian Islami, berprestasi optimal, kreatif, mandiri dan berbudaya
lingkungan. Sedangkan Misi dari SDIT Qurrota A’yun Ponorogo adalah 1)
Menanamkan keimanan dan ketakwaan melalui kegiatan kurikuler, kokurikuler dan
ekstrakurikuler; 2) Menjadi sekolah Islam percontohan; 3) Mengembangkan
kreatifitas dan kemandirian peserta didik; 4) Menjadi Lembaga Pendidikan yang
berwawasan lingkungan; 5) Melaksanakan budaya hidup bersih dan sehat sebagai
wujud pelestarian terhadap lingkungan; 6) Melaksanakan kegiatan pencegahan
terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup; 7) Melaksanakan perilaku
3R (Reduce, Reuse, Recyle). Selain itu, ada juga tujuan dari SDIT Qurrota A’yun
Ponorogo, antara lain a) Membiasakan beribadah, disiplin, percaya diri dan
berperilaku sosial yang baik; b) Meningkatkan kualitas layanan melalui
penyempurnaan kurikulum terpadu dan system manajemen mutu; c)
Mengembangkan model pembelajaran terintegrasi Pendidikan lingkungan hidup; d)
Melaksanakan 3R (Reduce, Reuse dan Recycle) di sekolah; e) Melaksanakan
pemilihan dan pengolahan sampah organic dan anorganik; f) Menanamkan sikap
peduli dan berbudaya lingkungan sehigga tercipta lingkungan sekolah yang bersih,
sehat, indah, aman dan nyaman; g) Mengembangkan sarana pendukng pembelajaran
berbasik TIK; h) Menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang kreatif dan inovatif;
i) Membekali ketrampilan life skill sesuai jenjang usia; j) Menjalin kerjasama dengan
Lembaga/instansi terkait dan masyarakat dalam rangka pengembangan program
Pendidikan; k) Mengintegrasikan Pendidikan berkarakter bangsa, adiwiyata dan
membangun budaya Lokal dalam pembelajaran.
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Kajian penelitian yang relevan merupakan deskripsi tentang kajian yang sudah
pernah dilakukan mengenai permasalahan yang diteliti. Dengan demikian, penelitian
yang akan dilakukan yaitu kajian atau perkembangan dari penelitian yang sebelumnya
sehingga penelitian yang sedang dilakukan bukan merupakan pengulangan atau duplikasi
dan penelitian yang sedang dilakukan adalah penelitian yang menunjukkan keaslian
24
peneliti bahwa topik yang diteliti belum pernah diteliti oleh peneliti lain. Berdasarkan
telaah yang sudah dilakukan terhadap beberapa sumber kepustakaan, peneliti dapat
memperoleh gambaran serta perbandingan penelitian yang sudah dilaksanakan. Hasil dari
telaah kepustakaan yang memiliki kaitan dengan variabel yang sedang diteliti, antara lain
sebagai berikut.
Pertama, Penelitian yang dilakukan oleh Siti Jamilah pada tahun 2018 dengan
judul Pengaruh Metode Demonstrasi dan Keaktifan Belajar Terhadap Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Aliyah Terpadu Hudatul Muna 2 Jenes
Brotonegaran Ponorogo Tahun Ajaran 2017/2018. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama
Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Ponorogo.
Penelitian bertujuan 1) Untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran Fiqih di Madrasah Aliyah Terpadu Hudatul Muna 2 Jenes Brotonegaran
Ponorogo Tahun Ajaran 2017/2018. 2) Untuk mengetahui tingkat keaktifan belajar siswa
pada mata pelajaran Fiqih di Madrasah Aliyah Terpadu Hudatul Muna 2 Jenes
Brotonegaran Ponorogo Tahun Ajaran 2017/2018. 3) Untuk mengetahui hasil belajar
siswa pada mata pelajaran Fiqih di Madrasah Aliyah Terpadu Hudatul Muna 2 Jenes
Brotonegaran Ponorogo Tahun Ajaran 2017/2018. 4) Untuk mengetahui pengaruh yang
signifikan antara motivasi belajar dan keaktifan belajar terhadap hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Fiqih di Madrasah Aliyah Terpadu Hudatul Muna 2 Jenes Brotonegaran
Ponorogo Tahun Ajaran 2017/2018. Teknik pengumpulan data menggunakan Angket,
Dokumentasi, Observasi. Hasil dari penelitian ini Berdasarkan hasil penelitian tentang
pengaruh motivasi belajar dan keaktifan belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Fiqih di Madrasah Aliyah Terpadu Hudatul Muna 2 Jenes Brotonegaran
Ponorogo Tahun Ajaran 2017/2018 maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut 1)
Tingkat motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih di Madasah Aliyah Terpadu
Hudatul Muna 2 Jenes Brotonegaran Ponorogo tahun ajaran 2017/2018 dalam kategori
sedang. Hal ini ditunjukkan dengan prosentase jawaban siswa sebesar 69,35% atau
sebanyak 43 siswa dari 62 responden. 2) Tingkat keaktifan belajar siswa pada mata
pelajaran Fiqih di Madasah Aliyah Terpadu Hudatul Muna 2 Jenes Brotonegaran
Ponorogo tahun ajaran 2017/2018 dalam kategori sedang. Hal ini ditunjukkan dengan
prosentase jawaban siswa sebesar 64,52 atau sebanyak 40 siswa dari 62 responden. 3)
Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih di Madasah Aliyah Terpadu Hudatul Muna
2 Jenes Brotonegaran Ponorogo tahun ajaran 2017/2018 dalam kategori sedang. Hal ini
ditunjukkan dengan prosentase jawaban siswa sebesar 71,00% atau sebanyak 44 siswa
25
dari 62 responden. 4) Ada pengaruh yang signifikan antara tingkat motivasi belajar dan
tingkat keaktifan belajar (X1dan X2) terhadap hasil belajar siswa (Y). Serta dari hasil
perhitungan analisis regresi linier berganda tentang tingkat motivasi belajar dan tingkat
keaktifan belajar terhadap hasil belajar siswa diperoleh Fhitung (6,086) ≥ Ftabel (4,00)
artinya Ho ditolak/Ha diterima. Hal ini berarti motivasi belajar dan keaktifan belajar
terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Fiqih
di Madrasah Aliyah Terpadu Hudatul Muna 2 Jenes Brotonegaran Ponorogo Tahun
Ajaran 2017/2018 dengan prosentase sebesar 17,1%, dan sisanya sebesar 82,9%
dipengaruhi oleh variabel lain.
Penelitian memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang saya
lakukan, persamaan dari penelitian ini, yaitu menggunakan beberapa tehnik
pengumpulan data yang sama, memiliki dua variabel x dan satu variabel, dalam
penelitian ini dengan penelitian saya sama-sama menggunakan expos facto. Selain
persamaan ada perbedaan juga terhadap penelitian yang saya lakukan, antara lain
penelitian ini lebih mengacu pada mata pelajaran fiqih sedangkan penelitian yang saya
lakukan mengacu pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, jenjang sekolah juga
memiliki perbedaan dalam penelitian ini memilih dua tingkat lebih tinggi dibandingkan
penelitian yang saya lakukan, saya memilih pada tingkat Sekolah Dasar atau Madrasah
Ibtidaiyah, sedangkan di penelitian ini pada tingkat Madrasah Aliyah, memiliki variabel
yang x yang berbeda.
Kedua, Penelitian yang dilakukan oleh Febri Ana pada tahun 2018 dengan judul
Pengaruh Penggunaan Metode Demonstrasi terhadap Hasil Belajar Pada Mata
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu kelas VIII Madrasah Tsanawiyah An Nur
Tangkit Muaro Jambi. Program studi Tadris Fisika, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Tujuan dari penelitian adalah
1) ingin mengetahui skor hasil belajar siswa yang menggunakan metode demonstrasi. 2)
Ingin mengatahui berapa besar skor hasil belajar siswa yang tidak menggunakan metode
demonstrasi. 3) ingin mengetahui pengaruh dan signifikan penggunaan metode
demonstrasi. Hasil dari penelitian ini, yaitu terdapat adanya perbedaan skor hasil belajar
siswa yang menggunakan metode demonstrasi terhadap hasil belajar siswa, terdapat
adanya perbedaan skor hasil belajar siswa yang tidak menggunakan metode demonstrasi
terhadap hasil belajar siswa, adanya pengaruh dan signifikan penggunaan metode
demonstrasi terhadap hasil belajar siswa.
26
Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan antara penelitian yang dilakukan
Febri Ana dengan penelitian yang saya lakukan, adapun persamaannya, yaitu sama- sama
menggunakan metode demonstrasi dan hasil belajar yang dijadikan penelitian,
menggunakan variabel y yang sama yaitu hasil belajar, dan lainnya. Adapun
perbedaannya, yaitu hanya menggunakan variabel satu x saja, jenis penelitian yang
digunakan juga berbeda, penggunaan teori yang digunakan juga tidak memiliki kesamak-
an, dan lain sebagainya.
Ketiga, Penelitian yang dilakukan oleh Miftakhul Mubin pada tahun 2018 dengan
judul Pengaruh Pemberian Motivasi Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Di MA Ma’arif 1 Punggur. Program Studi
Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam
(IAIN) Metro. Dalam penelitian ini memiliki identifikasi masalah, yaitu masih adanya
siswa yang merasa bosan, hanya duduk-duduk dan mendengarkan dan ada yang mainan
ponsel saat pembelajaran, masih adanya siswa yang mengobrol sesame teman ataupun
tidur pada saat proses belajar mengajar berlangsung, hasil belajar siswa mata pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam di MA Ma’arif 1 punggur tergolong tinggi meski ada sebagian
siswa yang tidak lulus KKM. Dalam penelitian memiliki kerangka berpikir yang
digambarkan dengan pemberian motivasi guru sebagai X dan hasil belajar SKI sebagai Y.
Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket dan
dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah berdasarkan hasil analisis yang penulis
lakukan maka disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam di MA Ma’arif 1 Punggur dipengaruhi oleh pemberian motivasi guru.
Dengan hipotesis yang diajukan diterima dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
SKI di MA Ma’arif 1 Punggur diperoleh harga Chi Kuadrat yang di interpretasikan
menggunakan koefisien kontigensi memiliki harga sebesar 0,416 nilai ini lebih besar dari
pada pada taraf signifikan 5% = 0,213.. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan
antara pemberian motivasi guru terhadap hasil belajar siswa.
Adapun persamaan dan perbedaan dari penelitian yang saya lakukan,
persamaannya antara lain sama-sama menggunakan variabel y yang sama yaitu hasil
belajar, dalam pengumpulan data penelitian sama-sama menggunakan angket dan
dokumentasi. Selain persamaan ada juga perbedaan antara lain dalam penggunaan
variabel dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel x1 saja, sedangkan dalam
penelitian yang saya lakukan menggunakan 2 variabel x yaitu x1 metode demonstrasi
27
dan x2 motivasi belajar. Perbedaan lainnya juga terdapat jenis penelitian, saya dalam
penelitian yang saya lakukan, menggunakan expos facto dan lain sebagainya.
Keempat, Penelitian yang dilakukan oleh Angga Ramadhani pada tahun 2019
dengan judul Pengaruh motivasi dan disiplin belajar terhadap hasil belajar IPA Siswa
kelas V SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal.
Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri
Semarang. Adapun tujuan penelitian ini di bagi menjadi dua yaitu tujuan umum untuk
mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi dan disiplin belajar
terhadap hasil belajar IPA Kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Kramat
Kabupaten Tegal, dan tujuan khusus 1) untuk menganalisis dan mendeskripsikan
pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar IPA kelas V SDN Gugus Ki Hajar
Dewantara Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal. 2) Untuk menganalisis dan
mendeskripsikan pengaruh disiplin belajar terhadap hasil belajar IPA kelas V SDN Gugus
Ki Hajar Dewantara Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal. 3) Untuk menganalisis dan
mendeskripsikan pengaruh motivasi dan disiplin belajar terhadap hasil belajar IPA kelas
V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal. Hasil dari
penelitian ini antara lain. Ada pengaruh yang siginifikan motivasi belajar terhadap hasil
belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Kramat
Kabupaten Tegal. Hasil dari pengujian hipotesis didapatkan nilai thitung > ttabel
(2,222>1,9757). Persentase sumbangsih pengaruh antara variabel motivasi belajar
terhadap hasil belajar IPA sebesar 3,2%. Ada pengaruh yang siginifikan disiplin belajar
terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara
Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal. Hasil dari pengujian hipotesis didapatkan nilai
thitung > ttabel (6,240>1,9757). Persentase sumbangsih pengaruh antara variabel disiplin
belajar terhadap hasil belajar IPA sebesar 20,5%. Hasil pengujian antara variabel
motivasi dan disiplin belajar bersama-sama terhadap hasil belajar IPA diperoleh adanya
pengaruh yang signifikan antara motivasi dan disiplin belajar terhadap hasil belajar IPA
siswa kelas V SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Kramat Kabupaten
Tegal. Hasil pengujian menunjukkan bahwa perolehan Fhitung > Ftabel (19.571>3,056).
Persentase pemberian pengaruh motivasi dan disiplin belajar secara bersamasama
terhadap hasil belajar IPA sebesar 20,7%, dan sisanya sebesar 79,3% dipengaruhi oleh
faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian.
Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan yang terdapat dalam penelitian
ini dengan penelitian yang saya lakukan. Adapun persamaan yang dapat dipaparkan, yaitu
28
sama-sama menggunakan dua variabel x, menggunakan variabel y yang sama yaitu hasil
belajar, melakukan penelitian pada tingkat Sekolah Dasar, mata pelajaran yang diteliti
sama-sama menggunakan mata pelajaran IPA. Sedangkan, untuk perbedaanya meliputi
jenis penelitian yang dilakukan juga tidak sama dalam penelitian yang saya lakukan
menggunakan jenis penelitian expos facto sedangkan di penelitian tidak menggunakan
jenis penelitian serupa. Dan lain sebagainya.
Kelima, Penelitian yang dilakukan oleh Hasnita pada tahun 2021 dengan judul
Pengaruh Metode Demonstrasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA
di Kelas V SDN 347 Lamasi Pantai. Program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Pendidikan Universitas Cokroaminoto Palopo. Dalam
penelitian ini memiliki tujuan penelitia, antara lain untuk mengetahui hasil belajar IPA
siswa kelas V SDN 347 Lamasi Pantai sebelum diterapkan metode demonstrasi. Untuk
mengetahui hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 347 Lamasi Pantai setelah diterapkan
metode demonstrasi. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA di kelas V SDN 347 Lamasi Pantai melalui metode demonstrasi. Dalam
penelitian ini memiliki satu variabel X yaitu metode demonstrasi dan satu variabel Y ,
yakni hasil belajar. Teknik pengumpulan data di penelitian ini tes dan observasi. Adapun
hasil dari penelitian ini, antara lain Hasil belajar siswa kelas V SDN 347 Lamasi Pantai
sebelum penggunaan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA tentang siklus air dari
10 siswa, tidak ada siswa yang mencapai nilai KKM. Hasil belajar siswa kelas V SDN
347 Lamasi Pantai setelah penggunaan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA
tentang menjelaskan siklus air sangat mengalami peningkatan. Dari 10 siswa dinyatakan
telah lulus dan tuntas dalam belajar. Setelah penggunaan metode demonstrasi Terjadi
peningkatan hasil belajar siswa kelas V SDN 347 Lamasi Pantai dimana pada data awal
atau pretest rata-rata hasil belajar IPA siswa sebesar 36.50, dan mengalami peningkatan
nilai hasil belajar pada posttest setelah penerapan metode demonstrasi hingga 80,50.
Dalam penelitian ini ada perbedaan dan persamaan dengan penelitian yang saya
lakukan, dalam penelitian ini memiliki persamaan yaitu sama-sama menggunakan
variabel X metode demonstrasi dan variabel Y hasil belajar. Sama-sama menggunakan
mata pelajaran yang sama yaitu IPA. Dari persamaan yang ada, terdapat juga
perbedaannya antara lain seperti menngunakan teknik pengumpulan data yang berbeda
dalam penelitian ini menggunakan tes dan observasi sedangkan penelitian yang saya
lakukan menggunakan angket dan dokumentasi. dan lain sebagainya.
29
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan uraian atau pernyataan mengenai kerangka konsep
dalam pemecahan permasalahan yang telah diidentifikasi, kerangka berpikir dalam
sebuah penelitian kuantitatif kerangka berpikir sangat menentukan dan validitas dari
proses penelitian secara menyeluruh. Melalui uraian atau pernyataan dalam pemikiran
atau kerangka berpikir, peneliti disini dapat menjelaskan dengan jelas variable-variable
apa saja yang diteliti dan dari teori apa variable-variabel tersebut diturunkan, serta
mengapa variabel-variabel tersebut yang hanya diteliti.46
Sebagaimana yang kita ketahui
bahwa jika penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat dalam proses
pembelajaraan dapat berpotensi memunculkan atau mengakibatkan berbagai kesulitan
dalam proses pembelajaran dan penerimaan pemahaman dari peserta didik. Berdasarkan
telaah terdahulu dan landasan teori yang telah dipaparkan maka kerangka berpikir dalam
penelitian ini, yaitu:
1. Jika metode demonstrasi efektif maka hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa
kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran 2021/2022 tinggi.
2. Jika motivasi belajar tinggi maka hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas
V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran 2021/2022 tinggi.
3. Jika metode demonstrasi efektif dan motivasi belajar tinggi maka hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran 2021/2022
tinggi.
4. Jika metode demonstrasi kurang efektif maka hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam
siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran 2021/2022 rendah.
5. Jika motivasi belajar rendah maka hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas
V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran 2021/2022 rendah.
6. Jika metode demonstrasi kurang efektif dan motivasi belajar rendah maka hasil
belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran
2021/2022 rendah.
Penelitian ini berfokus pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, banyak siswa
yang merasa kesulitan dalam memahami mata pelajaran ini akan tetapi adapula siswa
yang sangat baik dalam memahami mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Dalam
proses pembelajaran siswa yang cenderung memiliki kesulitan dalam memahami mata
46
Arif, Sukuryadi, Fatimaturrahmi, Pengaruh Ketersediaan Sumber Belajar di Perpustakaan Sekolah
terhadap Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Terpadu SMP Negeri 1 Praya Barat (Jurnal Ilmu Sosial
dan Pendidikan), Vol. 1 No.2 2017, 111.
30
pelajaran tersebut akan merasa pelajaran tersebut kurang menarik dan membosankan.
Berdasarkan teori dan telaah terdahulu, metode pembelajaran demonstrasi dianggap
efektif yang dapat digunakan untuk mempermudah pemahaman siswa dan juga menarik
serta tepat untuk mengatasi rasa bosan siswa dengan cara melibatkan siswa agar dapat
aktif secara langsung dalam proses pembelajaran. Dalam penggunaan metode
pembelajaran demonstrasi ini diharapkan dapat memicu keaktifan, semangat dan menarik
serta meingkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
Dibawah ini merupakan bagian dari kerangka berpikir pengaruh metode demonstrasi
terhadap hasil belajar siswa, antara lain sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir diatas, maka selanjutnya
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Hipotesis untuk melihat adanya pengaruh metode demonstrasi terhadap terhadap
hasil belajar Ilmu Pengathuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun
Ajaran 2021/2022.
H0 : Metode Demonstrasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar
Ilmu Pengathuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran
2021/2022.
H1 : Metode Demonstrasi berpengaruh secara signifikan terhadap terhadap hasil
belajar Ilmu Pengathuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun
Ajaran 2021/2022.
31
2. Hipotesis untuk melihat adanya pengaruh motivasi terhadap terhadap hasil belajar
Ilmu Pengathuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran 2021/2022.
H0 : Motivasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap terhadap hasil belajar
Ilmu Pengathuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran
2021/2022.
H1 : Motivasi berpengaruh secara signifikan terhadap terhadap hasil belajar Ilmu
Pengathuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran
2021/2022.
3. Hipotesis untuk melihat adanya pengaruh metode demonstrasi dan motivasi terhadap
hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun
Ajaran 2021/2022.
H0 : Metode demonstrasi dan motivasi belajar tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota
A’yun Tahun Ajaran 2021/2022.
H1 : Metode demonstrasi dan motivasi berpengaruh secara signifikan terhadap
hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun
Tahun Ajaran 2021/2022.
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif,
yang memiliki sifat yang berpengaruh untuk menghubungkan dua variable dan berisi
data-data berupa angka. Penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang
berdasarkan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau
sempel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesisnyang telah
ditetapkan. Metode ini disebut metode kuantitatif sebab data penelitian yang diteliti
berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistika.47
Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan dua variabel, antara lain variabel independen dan variabel dependen.48
a. Variabel Independen
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent.
Dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan variabel bebas. Variabel bebas
merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya
atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel independen dalam penelitian
ini, yaitu metode demonstrasi (X1) dan motivasi belajar (X2) terhadap hasil belajar
Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran
2021/2022.
b. Variabel Dependen
Variabel dependen sering disebut dengan variabel output, kriteria,
konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat.
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas. Variabel ini biasanya sering dilambangkan dengan Y.
variabel dalam penelitian ini, yaitu hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa
kelas V (Y).
2. Jenis Penelitian
Penelitian kuantitatif merupakan penelitian ilmiah yang sistematis terhadap
bagian-bagian dari dan fenomena beserta hubungan-hubungannya. Penelitian ini banyak
47
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung:ALFABETA, cv 2011), 7-8.
48 Ibid, 39.
33
digunakan baik dari segi ilmu-ilmu alam ataupun ilmu-ilmu sosial, dari fisika dan
biologi hingga sosiologi dan jurnalisme. Pendekatan ini digunakan sebagai suatu cara
atau tahapan untuk melakukan penelitian dengan berbagai aspek dari pendidikan. Istilah
yang sering digunakan dalam penelitian kuantitatif sering digunakan dalam ilmu-ilmu
sosial untuk membedakannya dengan penelitian kualitatif.49
Peneliti kuantitatif dalam melihat hubungan variable terhadap obyek yang
diteliti lebih bersifat sebab dan akibat (kasual), sehingga dalam penelitiannya dari
variable independen dan dependen. Dari variable tersebut selanjutnya dicari seberapa
besar pengaruh variable independen terhadap variable dependen.50
Jenis penelitian yang digunakan adalah Expost Facto, dikatakan tersebut
dikarenakan jenis penelitian ini merupakan penelitian dimana variabel-variabel bebas
telah terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel-variabel terikat dalam
suatu penelitian. Metode expost facto adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk
meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian melihat ke belakang untuk
mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. Penelitian ini
menggunakan logika dasar yang sama dengan penelitian eksperimen yaitu jika X, maka
Y, hanya saja dalam penelitian ini tidak ada manipulasi langsung terhadap variabel
bebas (independen).51
Penelitian expost facto dimulai dengan melukiskan keadan
sekarang yang dianggap sebagai akibat dari faktor-faktor yang terjadi sebelumnya,
kemudian mencoba menyelidiki ke belakang guna menetapkan faktor-faktor yang
diduga sebagai penyebab dan sudah beroperasi masa lalu. Penelitian expost facto mirip
dengan penelitian eksperimen, hanya saja penelitian expost facto tidak ada pengontrolan
variabel bebas tidak dimanipulasi, dan tidak ada perlakuan. Penelitian expost facto dapat
dilakukan dengan baik jika menggunakan kelompok pembanding. Kelompok
pembanding dipilih yang memiliki karakteristik yang sama tetapi tetapi mengalami
kegiatan yang berbeda.52
49
Ibid, 19.
50 Ibid, 11-12.
51 Andi Ibrahim, dkk, Metodologi Penelitian (Makassar: GUNADARMA ILMU, 2018), 65.
52 Baso Intang Sappaile, Konsep Penelitian Expost Facto (Jurnal Pendidikan Matematika). Volume 1
Nomor 2, Juli 2010, 106.
34
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti melaksanakan penelitian di SDIT Qurrota A’yun
Kelurahan Nologaten, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo yang memiliki fokus
penelitian pengaruh penerapan metode demonstrasi dan motivasi terhadap hasil belajar
Ilmu Pengetahuan Alam. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa penelitian ini
dilakukan untuk jenjang Sekolah Dasar. Peneliti memilih lokasi atau tempat penelitian
ini dikarenakan peneliti menemukan permasalahan yang berhubungan dengan hasil
belajar siswa terutama pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, selain itu jumlah
siswa yang banyak dan memungkinkan untuk dilakukannya penelitian. Dalam proses
penelitian ini, peneliti mulai berada di lokasi penelitian pada bulan Maret untuk
melakukan observasi awal. Setelah penelitian awal peneliti melanjutkannya kembali
untuk melakukan penelitian dan pengamatan langsung lokasi penelitian.
2. Waktu Penelitian
Peneliti melaksanakan pada semester II tahun ajaran 2021/2022. Sebelum
penelitian dilakukan secara keseluruhan, peneliti mengawali penelitian terlebih dahulu
dengan cara obeservasi untuk menemukan permaslahan yang dihadapi dalam kegiatan
belajar mengajar.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
3. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi (kumpulan) yang terdiri atas objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.53
Dalam penelitian ini dilakukan di
SDIT Qurrota A’yun pada siswa kelas V dengan jumlah masing-masing kelas V Abu
Bakar sebanyak 32 dan V Umar Bin Khatab sebanyak 32 dari jumlah keseluruhan siswa
126 anak.
Tabel 3.1
Jumlah Siswa Kelas V
No Kelas V Jumlah Siswa Jumlah
Keseluruhan Lak-laki Perempuan
1 Abu Bakar 23 9 32
2 Umar Bin Khatab 22 10 32
53
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung:ALFABETA, cv 2011), 80.
35
No Kelas V Jumlah Siswa Jumlah
Keseluruhan Lak-laki Perempuan
3 Ustman Bin Affan 23 8 31
4 Ali Bin Abi Thalib 5 27 32
Jumlah Siswa 127
4. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian (sampel
secara harfiah berarti contoh). Dalam penetapan atau pengambilan sampel dari populasi
mempunyai aturan, yaitu sampel itu mewakili terhadap populasinya.54
Apa yang
dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi.
Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif
(mewakili).55
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun
Tahun Ajaran 2021/2022 dengan jumlah siswa 127 yang terdapat dalam 4 Ruang
Kelas. Alasan peneliti dalam mengambil penelitian dari kelas V ini, yaitu dilihat dari
hasil nilai semester genap dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang masih
terdapat beberapa siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM. Dari siswa yang masih
mendapatkan nilai dibawah KKM membuat hasil belajarnya masih mengalami
penurunan.
Teknik pengambilan sampel yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan tabel Isaac dan Michael. Dalam teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini memiliki ketelitiannya sendiri, seperti semakin besar
tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah sampel yang diperlukan, dan
sebaliknya, semakin kecil tingkat kesalahan, maka akan semakin besar jumlah anggota
sampel yang diperlukan sebagai sumber data. Dalam tabel Isaac dan Michael untuk
tingkat kesalahan, 1%, 5%, dan 10%.56
Untuk memperjelas penjelasan di atas, adapun
tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu dengan taraf kesalahan 1%, 5%,
dan 10%.
Populasi pada penelitian ini merupakan siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun
tahun Ajaran 2021/2022 dengan jumlah 64 siswa. Penentuan jumlah sampel Isaac dan
Michael yang mana jumlah populasi tersebut dibulatkan menjadi 65. Kemudian
54
Syahrum dan Salim, Metodologi Penelitian Kuantitatif ( Bandung: Citrapustaka Media, 2014), 113-114.
55 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung:ALFABETA, cv 2011), 81.
56 Ibid., 86.
36
diperoleh untuk taraf kesalahan 1% jumlah sampelnya = 59, untuk taraf kesalahan 5%
jumlah sampelnya 55, dan untuk taraf kesalahan 10% jumlah sampelnya 53.
D. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah seperangkat petunjuk yang lengkap tentang apa
yang harus diamati dan mengukur suatu variabel atau konsep untuk menguji kesempurnaan.
Definisi opersional variabel ditemukan item-item yang dituangkan dalam instrument
penelitian.57
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, antara lain variabel independen
(variabel bebas), variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). dan variabel dependen
(terikat), Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas. variabel ini biasanya sering dilambangkan dengan Y.58
Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel pertama dalam
penelitian ini adalah variabel independen yaitu penerapan metode demonstrasi (X1) dan
motivasi belajar (X2), metode demonstrasi merupakan kegiatan mengajar yang
menggunakan cara memperagakan alat peraga, kejadian aturan dan urutan untuk
melaksanakan kegiatan secara langsung maupun tidak langsung dengan memanfaatkan
media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang sedang diajarkan. Adapun hal-hal yang
perlu mendapat perhatian pada langkah ini antara lain sebagai berikut:
1. Penentuan tujuan demonstrasi yang akan dilakukan dalam hal ini mempertimbangkan
apakah tujuan yang akan dicapai siswa dengan belajar melalui demonstrasi itu tepat
dengan menggunakan metode demonstrasi.
2. Materi yang akan didemontrasikan terutama hal-hal yang penting ingin ditonjolkan.
3. Siapkanlah fasilitas penunjang demonstrasi seperti peralatan, tempat dan mungkin juga
biaya yang dibutuhkan.
4. Penataan peralatan dan kelas pada posisi yang baik.
5. Pertimbangkan jumlah siswa dihubungkan dengan hal yang akan didemonstrasikan agar
siswa dapat melihatnya dengan jelas.
6. Buatlah garis besar langkah atau pokok-pokok yang akan didemonstrasikan secara
berurutan dari tertulis pada papan tulis atau pada kertas lebar, agar dapat dibacakan
siswa dan guru secara keseluruhan.
57
Edie Sugiarto, Analisis Emosional, Kebijaksanaan Pembelian dan Perhatian setelah Transaksi Terhadap
Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Sepeda Motor Honda pada UD.DIKA JAYA Motor Lamongan
(Jurnal Penelitian Ilmu Managemen), Vol 1 No. 01, 2016, 38.
58 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung:ALFABETA, cv 2011), 39.
37
7. Untuk menghindarkan kegagalan dalam pelaksanaan sebaiknya demonstrasi yang
direncanakan dicoba terlebih dahulu.
Dalam penelitian ini penerapan metode demonstrasi yang dibahas, yaitu mengenai
pengaruh dari penerapan metode demonstrasi terhadap siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun
Tahun Ajaran 2021/2022. Adapun Indikator dari penerapan metode demonstrasi antara lain
sebagai berikut. a) adanya pencapaian tujuan pembelajaran dengan baik; b) mampu
memahami materi dengan baik; c) adanya ketertarikan siswa untuk mencoba; d) mampu
menjadikan suasana belajar lebih aktif; e) memiliki semangat dalam pembelajaran; e) siswa
mampu mendemonstrasikan sesuatu yang berkaitan dengan materi yang diajarkan; f) adanya
keberanian dalam menyampaikan pendapat.
Penelitian ini, selain membahas penerapan metode demontrasi terhadap hasil belajar
Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun, juga membahas tentang
motivasi terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuian Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun.
Motivasi belajar yang dimaksud disini adalah dorongan dalam diri individu sehingga
membuat individu bergerak, bertindak untuk memenuhi kebutuhan dan untuk mencapai
tujuan.59
Dalam penelitian ini motivasi yang dibahas mengenai motivasi belajar siswa kelas
V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran 2021/2022. Adapun indikator motivasi belajar antara
lain.60
a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil.
b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan.
d. Adanya penghargaan dalam belajar.
e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.
f. Adanya lingkungan yang kondusif.
Adapula variabel yang kedua adalah variabel dependen dengan menggunakan hasil
belajar (Y1). Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh peserta didik setelah
melaksanakan dan melalui kegiatan pembelajaran. Hasil belajar dapat dikatakan berhasil
59
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: Prenadamedia Gup,2019),
70.
60 Ibid., 76.
38
apabila telah mencapai tujuan pendidikan. Di mana tujuan pendidikan berdasarkan hasil
belajar peserta didik secara umum dapat dibagi menjadi tiga, antara lain sebagai berikut:61
1) Aspek kognitif (Pengetahuan)
2) Aspek afektif (Sikap)
3) Aspek psikomotorik (kemampuan)
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
a. Kuisioner (Angket)
Angket adalah teknik pengumpulan data melalui sejumlah pertanyaan tertulis
untuk mendapatkan informasi atau dari sumber data ataupun responden. Dengan
kata lain, kuisioner adalah lembaran pertanyaan yang berdasarkan pertanyaannya
terdiri dari dua bentuk, yaitu kuesioner dengan pertanyaan terbuka, atau kuisioner
dengan tertutup, atau kombinasi keduanya. Pertanyaan terbuka memungkinkan
penjelasan yang panjang dan mendalam, sementara dalam peryataan tertutup,
jawaban unit analisis sudah dibatasi sehingga memudahkan dalam perhitungan-
perhitungan.62
Adapun prinsip-prinsip penulisan angket, antara lain sebagai berikut:63
1) Isi dan tujuan pertanyaan harus disusun dalam skala pengukuran dan jumlah
itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti.
2) Bahasa yang digunakan dalam penulisan angket harus disesuaikan dengan
kemampuan berbahasa responden.
3) Tipe pertanyaan dalam angket dapat terbuka atau tertutup dan bentuknya dapat
menggunakan kalimat positif atau negatif.
4) Pertanyaan dalam angket jangan mendua sehingga menyulitlan responden
dalam memberikan jawaban.
5) Setiap pertanyaan dalam instrument angket, sebaiknya tidak mengajukan
pertanyaan yang memerlukan jawaban dengan berpikir berat.
Dalam teknik pengumpulan data melalui angket ini, berikut pemberian skor
untuk memudhakan dalam perhitungan-perhitungan baik itu dari pertanyaan yang
61
Angga Putra, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Sekolah Dasar (Surabaya:
Cv. Jakad Media Publishing, 2021), 71-77.
62 Syahrum, dan salim, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Bandung: Citapustaka Media, 2014), 135-136.
63 Danuri, dan Siti Maisaroh, Metodologi Penelitian Pendidikan (Yogyakarta: Smudra Biru, 2019), 109.
39
positif ataupun yang negarif, jawaban dan skor yang digunakan dalam penelitian
ini antara lain sebagai berikut.
Tabel 3.2
Skor Skala Likert
Kriteria Skor Pertayaan
Sangat Sesuai 4
Sesuai 3
Tidak Sesuai 2
Sangat tidak sesuai 1
b. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi merupakan cara
pengumpulan data dengan menggunakan dokumen atau data yang sudah ada yang
biasanya berbentuk, tulisan, gambar dan lainnya dalam dokumen atau arsip.
Dokumentasi ditunjukkan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian.
Dimana data-data tersebut relevan dengan penelitian.64
Dalam penelitian ini yang
digunakan untuk memperoleh data, yaitu dari nilai hasil belajar siswa dalam mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam semester genap kelas V SDIT Qurrota A’yun
tahun ajaean 2021/2022.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrument penelitian digunakan untuk mengukur nilai variable yang diteliti.
Dengan demikian jumlah instrument yang digunakan sesuai dengan jumlah variable
penelitian. Instrumen yang digunakan untuk mengukur validitas dan reabilitas.65
Instrument penilaian merupakan alat ukur yang digunakan dalam penelitian, yaitu alat
yang digunakan untuk mengukur fenomena (variable) yang diamati.66
Adapun data yang
diperlukan dalam penelitian ini, antara lain:
a. Data tentang penerapan metode demonstrasi di kelas V SDIT Qurrota A’yun.
b. Data tentang motivasi belajar siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun.
c. Data tentang hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam kelas V di SDIT Qurrota
A’yun,
64
Djaali, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2020), 55.
65 Ibid., 148.
66 Agung Widhi K, dan Zarah Puspitaninftyas, Metode Penelitian Kuantitatif (Yogyakarta:Pandiva Buku,
2016), 88.
40
Untuk pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu variabel penerapan metode
demonstrasi ( ) dan motivasi belajar ( menggunakan angket. Sedangkan hasil
belajar Ilmu Pengetahuan Alam (Y) melalui dokumentasi. Adapun instrument
pengumpulan data dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.3
Instrumen Pengumpulan Data
Variabel Indikator Subjek Teknik
No. Item Uji
Validitas
No. Item setelah
Uji Validitas
Positif Negatif Positif Negatif
Penerapan
Metode
Demonstrasi
(X1)
1. Siswa mampu
mencapai tujuan
pembelajaran
dengan baik.
Siswa
Kelas
V SDIT
Qurrota
A’yun
Angket
1, 2 - 1, 2 -
2. Siswa mampu
memahami
materi dengan
baik.
4, 5 3 4, 5 3
3. Siswa akan
lebih tertarik
untuk mencoba.
6, 7 - 6, 7 -
4. Siswa akan
menjadi lebih
aktif dalam
proses
pembelajaran.
8, 9 - 8, 9 -
5. Siswa memiliki
semangat yang
baik dalam
proses
pembelajaran.
10, 11 - 10, 11 -
6. Siswa
memperhatikan
pada saat proses
pembelajaran.
12, 13 - 12, 13 -
41
Variabel Indikator Subjek Teknik
No. Item Uji
Validitas
No. Item setelah
Uji Validitas
Positif Negatif Positif Negatif
7. Siswa mampu
menyelesaikan
kesulitan dalam
belajar.
14, 15 - 14,15 -
8. Siswa mampu
mendemonstrasi
kan sesuatu
yang berkaitan
dengan materi
yang
disampaikan.
16 - 16 -
9. Siswa mampu
dan berani
menyampaikan
pendapat.
17 - 17 -
10. Siswa berupaya
mencatat hasil
belajar yang
telah
disampaikan.
18, 19 - 18, 19 -
Motivasi
Belajar (X2)
1. Siswa memiliki
hasrat dan
keinginan dalam
belajar. Siswa
Kelas
V SDIT
Qurrota
A’yun
Angket
20, 21 - 20, 21 -
2. Siswa memiliki
dorongan dan
kebutuhan
dalam belajar.
22, 23 - 22, 23 -
3. Siswa memiliki
cita-cita dan
impian untuk
24 - 24 -
42
Variabel Indikator Subjek Teknik
No. Item Uji
Validitas
No. Item setelah
Uji Validitas
Positif Negatif Positif Negatif
kehidupan di
masa depan.
4. Siswa memiliki
rasa senang
dalam belajar
25, 26 - 25, 26 -
5. Siswa memiliki
antusias yang
besar dalam
mengikuti
pembelajaran.
28 27, 29 28 -
6. Siswa aktif
dalam proses
pembelajaran.
30 - 30 -
7. Siswa
memperhatikan
penjelasan guru
dalam proses
pembelajaran.
31, 32 - 31, 32 -
8. Siswa merasa
tertarik untuk
belajar
33, 34 - 33, 34 -
9. Siswa memiliki
lingkungan
belajar yang
kondusif
35, 37 36 35, 37 -
10. Siswa diberikan
apresiasi oleh
guru dalam
proses
pembelajaran.
38, 39 40 38, 39 40
43
F. Validitas dan Reabilitas
Dalam sebuah penelitian perlu dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan
reliabel dengan instrument yang valid dan reliabel. Hasil penelitian yang valid terdapat
kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek
yang diteliti. Terdapat teknik analisis data dalam penelitian ini, yang menggunakan analisis
data statistik, yaitu:
1. Uji Validitas
Validitas adalah salah satu ciri yang menandai tes hasil belajar yang baik.untuk
menentukan apakah suatu tes hasil belajar memiliki validitas atau daya kecepatan
mengukur dapat dilakukan dengan dua segi, yaitu dari segi tes itu sendiri sebagai
totalitas, dan dari segi itemnya, sebagai bagian yang tak terpisahkan dari tes tersebut.67
Peneliti menggunakan validitas empiris dalam penelitian ini, validitas empiris adalah
validitas yang bersumber pada pengamatan dilapangan.68
Untuk menguji validitas
instrumen peneliti menggunakan program SPSS versi 25. Adapun cara menghitungnya
yaitu dengan menggunakan korelasi product moment dengan rumus, sebagai berikut:69
( ( (
√( ( ( ( ( (
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan y
n = Jumlah responden
x = Skor setiap nilai x
y = Skor setiap nilai y
xy = Jumlah hasil perkalian antara x dan y
Apabila rxy≥rtabel, maka kesimpulannya item kuesioner tersebut valid. Dan
jika rxy≤rtabel maka kesimpulannya kuesioner tersebut tidak valid.70
Dalam uji validitas kuesioner ini peneliti menggunakan 64 responden
dengan menerapkan uji skala likert 1-4, dengan rincian 1 (sangat tidak sesuai), 2
67
Sandu Siyoto dan AliSodik, Dasar Metodologi Penelitian (Yogyakarta: Literasi Media Publishing,
2015), 84.
68 Ibid., 86.
69 Febrianawati Yusup, Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen Penelitian Kuantitatif, Vol. 7, No. 1,
Januari-Juni 2018, 20.
70 Ibid., 20.
44
(tidak sesuai), 3 (sesuai), 4 (sangat sesuai). Adapun nilai r tabel dari 64 responden
sebesar 0,244.
Tabel 3.4
Rekapitulasi Uji Validitas Item Penerapan Metode Demonstrasi
No. Item “r Hitung” “r” Tabel Keterangan
1 0, 596 0, 244 Valid
2 0, 518 0, 244 Valid
3 0, 407 0, 244 Valid
4 0, 683 0, 244 Valid
5 0, 663 0, 244 Valid
6 0,621 0, 244 Valid
7 0, 685 0, 244 Valid
8 0, 439 0, 244 Valid
9 0, 774 0, 244 Valid
10 0, 725 0, 244 Valid
11 0, 517 0, 244 Valid
12 0, 634 0, 244 Valid
13 0, 762 0, 244 Valid
14 0, 774 0, 244 Valid
15 0, 654 0, 244 Valid
16 0, 709 0, 244 Valid
17 0, 621 0, 244 Valid
45
No. Item “r Hitung” “r” Tabel Keterangan
18 0, 546 0, 244 Valid
19 0, 792 0, 244 Valid
Dilihat dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 19 soal angket
penerapan metode demonstrasi dinyatakan semuanya valid sejumlah 19 pertanyaan.
Tabel 3.5
Rekapitulasi Uji Validitas Item Motivasi Belajar
No. Item “r Hitung” “r” Tabel Keterangan
1 0, 574 0, 244 Valid
2 0, 553 0, 244 Valid
3 0, 593 0, 244 Valid
4 0, 608 0, 244 Valid
5 0, 692 0, 244 Valid
6 0,734 0, 244 Valid
7 0, 784 0, 244 Valid
8 -0, 131 0, 244 Tidak Valid
9 0, 757 0, 244 Valid
10 0, 038 0, 244 Tidak Valid
11 0, 527 0, 244 Valid
12 0, 764 0, 244 Valid
13 0, 723 0, 244 Valid
14 0, 641 0, 244 Valid
46
No. Item “r Hitung” “r” Tabel Keterangan
15 0, 548 0, 244 Valid
16 0, 706 0, 244 Valid
17 -0, 103 0, 244 Tidak Valid
18 0, 566 0, 244 Valid
19 0, 368 0, 244 Valid
20 0, 407 0, 244 Valid
21 0, 383 0, 244 Valid
Dilihat dari tabel di atas, dapat di simpulkan bahwa sebanyak 21 soal angket
terdapat soal yang valid sejumlah 18 pertanyaan, yaitu 1, 2, 4, 5, 6, 7, 9, 11, 12, 13,
14, 15, 16, 18, 19, 20, 21. Sedangkan soal angket yang tidak valid sejumlah 3
diantaranya soal nomor 8, 10, dan 17.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reability mempunyai asal kata rely
yang artinya percaya dan reliable yang artinya dapat dipercaya. Keterpercayaan
berhubungan dengan ketepatan dan konsistensi.71
Reliabilitas bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali
atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama
pula.72
Adapun cara menghitungnya menggunakan rumus Alfa Cronbach yaitu dengan
menggunakan uji reliabilitas dengan bantuan SPSS sebagai berikut :73
( {
}
Keterangan :
ri = Reliabilitas internal Alfa Cronbach
n = Jumlah item soal yang diuji
71
Sandu Siyoto, Dasar Metodologi Penelitian (Yogyakarta: Literasi Media Publishing, 2015),91.
72 Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya 121.
73 Duwi Priyatno, Belajar Alat Analisis Data dan Cara Pengelolaannya dengan SPSS (Yogyakarta: Gava
Media, 2016), 109.
47
= Jumlah varians skor tiap item
= varians total
Kriteria:
Jika nilai Cronbach’s Alpha > tingkat singnifikan, maka instrument dikatakan reliabel.
Jika nilai Croanbach’s Alpha < tingkat signifikan, maka instrument dikatakan tidak
reliabel.
Uji reabilitas instrument menggunakan alfa ronbach adalah rumus yang
digunakan untuk menguji tingkat reabilitas ukuran dimana suatu instrument dapat
dikatakan reliabel bila memiliki koefisien keandalan atau nilai Cronbach alpha > 0,60
atau lebih.74
Adapun hasil perhitungan uji reliabilitas instrument penerapan metode
demonstrasi dan motivasi belajar, dengan bantuan SPSS 25 dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 3.6
Hasil Uji Reliabilitas Intrumen Penerapan Metode Demonstrasi
Tabel 3.7
Hasil Uji Reliabilitas Intrumen Motivasi Belajar
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,870 18
Berdasarkan dari hasil output aplikasi SPSS versi 25 di atas, maka diketahui
bahwa nilai cronbach’s Alpha pada instrument penerapan metode demonstrasi adalah
74
Ridwan Abdullah Sani, dan Muhammad Rahman, Monograf Komunikasi Efektif dan Hasil Belajar
(Bandung: CV Media Sains Indonesia, 2022), 47.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,898 19
48
sebesar 0, 898 dan nilai cronbach’s Alpha pada instrument motivasi belajar siswa
sebesar 0, 870. Dengan demikian > 0,60 sehingga instrument dalam penelitian ini
dapat dikatakan reliabel.75
G. Teknik Analisis Data
Adapun langkah-langkah dari teknik analisis data antara lain, sebagai berikut:
1. Uji Pra Syarat
Sebagai bagian dari statistik parametrik uji-uji yang dilakukan harus
memenuhi syarat yang meliputi berasal dari populasi yang berdistribusi normal, dan
memiliki homogenitas variansi:.
a. Uji Normalitas
Tujuan dilakukannya uji normalitas terhadap serangkaian data adalah untuk
mengetahui apakah populasi data distribusi normal atau tidak.76
Untuk menguji
normalitas dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan rumus uji
Kolmogorov- Smirnov dengan rumus antara lain sebagai berikut.77
Hipotesis:
H0 : Data berdistribusi normal
H1 : Data tidak berdistribusi normal
Statistik Uji :
{
[
( ]}
Dimana :
N : Jumlah data
: Frekuensi
: Frekuensi Komulatif
= (
Keputusan :
Tolak H0 apabila ≥ berarti data tidak berdistribusi normal.78
75 Ibid., 47
76 Duwi Priyatno, Belajar Alat Analisis Data dan Cara Pengolahannya Dengan SPSS (Yogyakarta: Gava
Media, 2016), 97.
77 Andhita Dessy Wulansari, Statistik Paramerik: Terapan Untuk Penelitian Kuantitatif (Ponorogo: STAIN
Po PRESS, 2012), 45.
78 Ibid, 45.
49
b. Uji Linieritas
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel yang akan
dikenai prosedur analisis statistik korelasional menunjukkan hubungan yang
linier atau tidak.79
Dalam penelitian ini, uji linieritas dilakukan dengann cara
mencari model garis regresi dari variabel independen X terhadap variabel
dependen Y. dari model garis regresi tersebut dapat di uji linieritas garis
regresinya.
Hipotesis :
H0 : Garis regresi linier
H1 : Garis non regresi linier
Statistik uji (SPSS) :
P-value = Ditunjukkan oleh nilai pada Devlation from linearity.
α = Tingkat signifikansi yang dipilih 0,05 atau 0,01.
Keputusan :
Tolak H0 apabila P-value ˂ α. Berarti garis regresi non linier.80
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah keadaan dimana terjadinya korelasi dari
residual untuk pengamatan satu dengan pengamatan yang lain disusun untuk
menurut runtun waktu. Dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada tidaknya
autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW test). Dalam uji
Durbin-Watson yaitu dengan membandingkan nilai Durbin-Watson dari hasil
regresi dengan nilai Durbin-Watson tabel.
Hipotesis :
H0 : Tidak terjadi autokorelasi
H1 : Terjadi autokorelasi
Statistik uji :
D = Ditunjukkan oleh nilai Durbin-Watson
= Nilai batas atas (lihat pada tabel Durbin-Watson dengan α = 0,5, k =
jumlah variabel bebas, dan n = jumlah data/ responden).
79
Duwi Priyatno, Belajar Alat Analisis Data dan Cara Pengolahannya Dengan SPSS (Yogyakarta: Gava
Media, 2016) 106.
80 Andhita Dessy Wulansari, Aplikasi Statistika Paramerik dalam Penelitian ( Yogyakarta: Pustaka
Felicha, 2018), 55.
50
Keputusan :
Apabila nilai d ≥ maka gagal tolak H0.81
d. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas adalah keadaan diamana antara dua variabel
independen atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linier yang
sempurna atau mendekati sempurna. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan bantuan SPSS 25. Langkah-langkah pengujiannya menggunakan
SPSS adalah sebagai berikut:82
1) Menggunakan input data yang sama dengan uji di atas.
2) Lakukan analisis regresi berganda yaitu dengan cara klik Analyze>>
Regression>>Regression Linier. Selanjutnya akan terbuka kotak dialog
Linier Regression.
3) Masukkan variabel y pada kolom dependent dan variabel x ke kolom
independent. Selanjutnya klik tombol Statistics.
4) Pada kotak dialog Linier Regression: Statistics beri tanda centang pada
Collinearity diagnostics. Kemudian klik tombol Continue. Maka akan
kembali ke kotak dialog sebelumnya, lalu klik tombol OK. Dan hasil
Output akan keluar.
Kesimpulan :
Metode pengambilan keputusan yaitu jika Tolerance ≥ 0,1 dan VIF ≤10 maka
tidak terjadi multikolinearitas.83
e. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah keadaan diamana terjadinya
ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Model regresi yang
baik mensyaratkan tidak adanya masalah heteroskedastisitas. Untuk
mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas ada beberapa metode, antara lain
dengan cara uji Spearman’s rho, uji Park, uji Glejser dan dengan melihat pola
titik-titik pada scatterplots regresi.84
Dalam penelitian ini menggunakan SPSS
dengan membandingkan nilai dengan α.
81
Duwi Priyatno, Belajar Alat Analisis Data dan Cara Pengolahannya Dengan SPSS (Yogyakarta: Gava
Media, 2016), 139-142.
82 Ibid, 129-131.
83 Ibid, 131.
84 Ibid, 131-136.
51
Hipotesis :
H0 : Tidak terjadi heteroskedastisitas
H1 : Terjadi heteroskedastisitas
Statistik uji :
P-value = Ditunjukkan oleh nilai
α = Tingkat signifikansi yang dipilih 0,05 atau 0,01.
Keputusan :
Tolak H0 jika ˂ α. Berarti terjadi heteroskedastisitas.
64
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Statistik
Deskripsi statistik dalam penelitian ini menunjukkan mengenai karakteristik skor
masing-masing variable yang dirumuskan dalam penelitian ini. Deskripsi statistic
digunakan untuk menganalisis data keterlaksanaan pembelajaran, motivasi pembelajaran
dan hasil belajar siswa dengan mengguanakan metode demonstrasi, dalam hal ini
bertujuan untuk melihat gambaran dan ringkasan suatu data secara umum. Berikut adalah
data yang menyajikan gambaran umum skor dari hasil pengambilan data penerapan
metode demonstrasi dan motivasi belajar terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam
siswa kelas V di SDIT Qurrota A’yun Tahun ajaran 2021/2022.
1. Deskripsi Data Metode Demontrasi SDIT Qurrota A’yun Nologaten Ponorogo
Data mengenai penerapan metode demonstrasi di SDIT Qurrota A’yun
Kelurahan Nologaten Ponorogo di peroleh melalui teknik pengumpulan data
kuesioner berupa angket. Terdapat 19 pernyataan dalam instrument kuesioner
penerapan metode demontrasi. Dalam penelitian ini yang menjadi objeknya, adalah
siswa kelas V yang berjumlah 64 siswa dari 2 kelas, masing-masing kelas terdapat 32
siswa. Hasil skor angket penerapan metode demonstrasi, antara lain berikut:
Tabel 4.1
Data Skor Angket Penerapan Metode Demontrasi
NO Skor Penerapan Metode
Demonstrasi Frekuensi Presentase
1 29 1 2%
2 37 1 2%
3 44 1 2%
4 45 2 3%
5 46 4 6%
6 47 5 8%
65
NO Skor Penerapan Metode
Demonstrasi Frekuensi Presentase
7 48 4 6%
8 49 3 5%
9 50 2 3%
10 51 4 6%
11 53 2 3%
12 54 3 5%
13 55 4 6%
14 56 3 5%
15 57 1 2%
16 58 1 2%
17 59 1 2%
18 60 4 6%
19 61 1 2%
20 62 2 3%
21 63 3 5%
22 64 2 3%
23 65 2 3%
24 67 5 8%
25 68 1 2%
26 69 2 3%
JUMLAH 64
Berdasarkan tabel skor angket penerapan metode demonstrasi di atas, skor
tertinggi adalah 69 dengan jumlah 2 siswa, sedangkan skor terendah adalah 29 yang
berjumlah 1 siswa. .
Gambar 4.1 Histogram Metode Demonstrasi
66
Histogram di atas adalah hari dari perhitungan distribusi frekuensi nilai
terhadap hasil pengumpulan data melalui angket mengenai penerapan metode
demontrasi terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun dengan
bantuan output SPSS versi 25. Dari data yang sudah dipaparkan di atas dapat
diketahui bahwa nilai N berjumlah 64 siswa, nilai meanya (My), yaitu 54,77 dan
nilai standar deviasinya (SDy) = 8,444. Untuk mengetahui tingkatan penerapan
metode demonstrasi tergolong baik, cukup baik, dan kurang baik dibuat
pengelompokkan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
a. Skor lebih dari My + 1.SDy adalah termasuk baik.
b. Skor kurang dari My + 1.SDy termasuk kurang baik.
c. Skor antara My - 1.SDy sampai dengan My + 1.SDy termasuk cukup baik.
Adapun perhitungan yang dilakukan sebagai berikut:
1) My + 1.SDy = 54,77 + 1. 8,444
= 54,77 + 8,444
= 63,214 (dibulatkan menjadi 63)
2) My - 1.SDy = 54,77 - 1. 8,444
= 54,77 - 8,444
= 46,326 (dibulatkan menjadi 46)85
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka dapat diketahui skor
pengelompokkan dari data yang sudah ada. Skor penerapan metode demonstrasi yang
baik adalah 63, sedangkan skor yang cukup baik adalah antara 46 sampai dengan 63
dan skor yang kurang baik adalah 46. Untuk lebih mudahnya, maka dapat dilihat dari
tabel di bawah ini:
Tabel 4.2
Kategori Penerapan Metode Demonstrasi kelas V di SDIT Qurrota A’yun
No Skor Frekuensi Presentase Kategori
1 Lebih dari 63 15 23% Baik
2 46-63 44 69% Cukup Baik
3 Kurang dari 46 5 8% Kurang baik
Skor 64 100%
85
Retno Widyaningrum, Statistika, (Yogyakarta: Pustaka Felicha, 2021), 20.
67
Berdasarkan hasil perhitungan data diatas diketahui presentase 23% kategori
baik berjumlah 15 siswa, presentase cukup baik sebesar 69% dengan jumlah 44
siswa, dan presentase 8% kategori kurang baik dengan jumlah 5 siswa.
2. Deskripsi Data Motivasi Belajar SDIT Qurrota A’yun Nologaten Ponorogo
Dalam penelitian ini yang berperan menjadi objek adalah siswa kelas V yang
berjumlah 64 siswa dari 2 kelas, masing-masing kelas terdapat 32 siswa.
Pengumpulan data motivasi belajar melalui kuesioner berupa angket dengan jumlah
21 peryataan. Hasil skor angket motivasi belajar antara lain:
Tabel 4.3
Skor Angket Motivasi Belajar
NO Skor Motivasi Belajar Frekuensi Presentase
1 28 1 2%
2 37 1 2%
3 41 1 2%
4 43 1 2%
5 44 3 5%
6 45 4 6%
7 46 1 2%
8 47 3 5%
9 48 5 8%
10 49 2 3%
11 50 3 5%
12 51 5 8%
13 52 7 11%
14 53 1 2%
15 55 3 5%
16 56 2 3%
17 57 1 2%
18 58 2 3%
19 59 2 3%
20 60 3 5%
21 61 2 3%
22 62 2 3%
68
NO Skor Motivasi Belajar Frekuensi Presentase
23 63 2 3%
24 64 2 3%
25 65 3 5%
26 66 1 2%
27 67 1 2%
JUMLAH 64
Dari tabel variabel motivasi belajar yang telah dipaparkan, dapat diketahui
bahwa skor terendah berjumlah 28 yang didapat 1 siswa, dan skor tertinggi 67 yang
diperoleh 1 siswa.
Gambar 4.2 Histogram Motivasi Belajar Siswa
Histogram yang telah dipaparkan di atas diperoleh dari hasil perhitungan
frekuensi nilai terhadap hasil pengumpulan data melalui angket mengenai motivasi
belajar terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun dengan
bantuan output SPSS versi 25. Diketahui bahwa nilai N yaitu 64, nilai mean 52,88,
dan nilai standar deviasinya sebesar 7,802. Untuk mengetahui tingkatan penerapan
metode demonstrasi tergolong baik, cukup baik, dan kurang baik dibuat
pengelompokkan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
a. Skor lebih dari My + 1.SDy adalah termasuk baik.
b. Skor kurang dari My + 1.SDy termasuk kurang baik.
c. Skor antara My - 1.SDy sampai dengan My + 1.SDy termasuk cukup baik.
Adapun perhitungan yang dilakukan sebagai berikut:
1) My + 1.SDy = 52,88 + 1. 7,802
= 52,88 + 7,802
= 60,682 (dibulatkan menjadi 61)
69
2) My - 1.SDy = 52,88 - 1. 7,802
= 52,88 – 7,802
= 45,078 (dibulatkan menjadi 45)86
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka dapat diketahui skor
pengelompokkan dari data yang sudah ada. Skor motivasi belajar yang baik adalah
61, sedangkan skor yang cukup baik adalah antara 45 sampai dengan 61 dan skor
yang kurang baik adalah 45. Untuk lebih mudahnya, maka dapat dilihat dari tabel di
bawah ini:
Tabel 4.4
Kategori motivasi belajar kelas V di SDIT Qurrota A’yun
No Skor Frekuensi Presentase Kategori
1 Lebih dari 61 13 20% Baik
2 45-61 44 69% Cukup Baik
3 Kurang dari 45 7 11% Kurang baik
Skor 64 100%
Berdasarkan hasil perhitungan data diatas diketahui presentase 20% kategori
baik berjumlah 13 siswa, presentase cukup baik sebesar 69% dengan jumlah 44
siswa, dan presentase 11% kategori kurang baik dengan jumlah 7 siswa.
3. Deskripsi Data Hasil Belajar SDIT Qurrota A’yun Nologaten Ponorogo
Dalam penelitian ini yang berperan menjadi objek adalah siswa kelas V yang
berjumlah 64 siswa dari 2 kelas, masing-masing kelas terdapat 32 siswa. Data
mengenai hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V ini diperoleh dengan
teknik pengumpulan data yang berbeda dengan pengumpulan data di penerapan
metode demontrasi dan motivasi belajar, dalam teknik pengumpulan data pada hasil
belajar ini, yaitu menggunakan metode dokumentasi yang datanya diperoleh dari
nilai belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun. Skor Hasil
belajar yang diperoleh antara lain:
Tabel 4.5
Skor Hasil Belajar IPA
No Skor Hasil Belajar IPA Frekuensi Presentase
1 50 1 2%
2 55 1 2%
86
Retno Widyaningrum, 20.
70
No Skor Hasil Belajar IPA Frekuensi Presentase
3 57 1 2%
4 58 2 3%
5 59 1 2%
6 60 7 11%
7 63 1 2%
8 64 1 2%
9 65 6 9%
10 70 5 8%
11 73 1 2%
12 74 1 2%
13 75 15 23%
14 76 2 3%
15 78 1 2%
16 80 3 5%
17 81 1 2%
18 83 1 2%
19 84 1 2%
20 85 5 8%
21 90 1 2%
22 93 1 2%
23 95 1 2%
24 100 4 6%
JUMLAH 64 100%
Dari tabel hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam yang telah dipaparkan di atas,
dapat diketahui bahwa siswa yang mendapatkan nilai terendah dengan skor nilai 50
berjumlah 1 siswa, kemudian siswa yang mendapatkan nilai tertinggi, yaitu dengan
skor nilai 100 berjumlah 4 siswa.
71
Gambar 4.3 Histogram Hasil Belajar IPA
Dari histogram yang telah dipaparkan di atas diperoleh dari hasil perhitungan
frekuensi nilai terhadap hasil pengumpulan data dari hasil belajar IPA siswa kelas V
SDIT Qurrota A’yun dengan bantuan output SPSS versi 25, melalui teknik
pengumpulan dokumentasi. Diketahui nilai N adalah 64, nilai mean 73.7, dan nilai
standar deviasi diperoleh 11,86. Untuk mengetahui tingkatan penerapan metode
demonstrasi tergolong baik, cukup baik, dan kurang baik dibuat pengelompokkan
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
a. Skor lebih dari My + 1.SDy adalah termasuk baik.
b. Skor kurang dari My + 1.SDy termasuk kurang baik.
c. Skor antara My - 1.SDy sampai dengan My + 1.SDy termasuk cukup baik.
Adapun perhitungan yang dilakukan sebagai berikut:
1) My + 1.SDy = 73,7 + 1. 11,86
= 73,7 + 11,86
= 85,56 (dibulatkan menjadi 86)
2) My - 1.SDy = 73,7 - 1. 11,86
= 73,7 – 11,86
= 61,84 (dibulatkan menjadi 62)87
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka dapat diketahui skor
pengelompokkan dari data yang sudah ada. Skor hasil belajar yang baik adalah 86,
sedangkan skor yang cukup baik adalah antara 62 sampai dengan 86 dan skor yang
kurang baik adalah 62. Untuk lebih mudahnya, maka dapat dilihat dari tabel di
bawah ini:
87
Retno Widyaningrum, 20.
72
Tabel 4.6
Kategori hasil belajar kelas V di SDIT Qurrota A’yun
No Skor Frekuensi Presentase Kategori
1 Lebih dari 86 7 11% Baik
2 62-86 44 69% Cukup Baik
3 Kurang dari 62 13 20% Kurang baik
Skor 64 100%
Berdasarkan hasil perhitungan data diatas diketahui presentase 11% kategori
baik berjumlah 7 siswa, presentase cukup baik sebesar 69% dengan jumlah 44 siswa,
dan presentase 20% kategori kurang baik dengan jumlah 13 siswa.
B. Inferensial Statistik
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Tujuan dilakukannya uji normalitas terhadap serangkaian data adalah
untuk mengetahui apakah populasi data distribusi normal atau tidak. Nilai residual
dapat dinyatakan berdistribusi normal apabila nilai signifikasi > 0,05. Dan
sebaliknya, jika nilai signifikasi ˂ 0,05 maka nilai residual tidak berdistribusi
normal. Adapun tabel uji normalitas sebagai berikut:
Tabel 4.7
Hasil Perhitungan Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 64
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 10.89060410
Most Extreme Differences Absolute .084
Positive .084
Negative -.070
Test Statistic .084
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
73
Hipotesis:
H0 = Jika nilai sig > 0,005 maka nilai residual berdistribusi normal.
H1 = Jika nilai sig ˂ 0,005 maka nilai residual tidak berdistribusi normal.
Statistik Uji:
α = 0,05
P-value (Sig) = 0,200
Keputusan:
Berdasarkan data hasil perhitungan uji normalitas dengan menggunakan
metode uji sampel One-Sampel-Kolmogorof-Smirnov Test pada tabel yang telah
disajikan di atas, didapat nilai signifikasinya sebesar 0,200. Maka berarti bahwa
nilai signifikasi >0,005. Dapat disimpulkan bahwa uji normalitas residual
penelitian ini berdistribusi normal.
b. Uji Linieritas
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah tiga variabel yang akan
dikenai prosedur analisis statistik korelasional menunjukkan hubungan yang linier
atau tidak antara penerapan metode demonstrasi, motivasi belajar, dan hasil
belajar Ilmu Pengetahuan Alam. Pengujian yang dilakukan menggunakan bantuan
dari aplikasi SPSS versi 25 dengan perolehan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.8
Hasil Perhitungan Linieritas Penerapan Metode Demonstrasi ( ) dengan
Hasil Belajar (Y)
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
hasil_belaj
ar *
metode_de
monstrasi
Between
Groups
(Combined) 4183.293 25 167.332 1.359 .193
Linearity 1388.793 1 1388.793 11.281 .002
Deviation from
Linearity
2794.500 24 116.438 .946 .548
Within Groups 4678.067 38 123.107
Total 8861.359 63
Hipotesis:
H0 = Terdapat hubungan linier yang signifikan antara variabel penerapan
metode demonstrasi terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam
siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun.
74
H1 = Tidak terdapat hubungan linier yang signifikan antara variabel penerapan
metode demonstrasi terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam
siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun.
Statistik Uji:
α = 0,05
P-value (Sig) = 0,548
Keputusan:
Berdasarkan uji linieritas yang telah dipaparkan di atas dapat diperoleh
signifikasi > yaitu 0,548 > 0,05, sehingga gagal tolak H0 yang berarti terdapat
hubungan yang linear secara signifikan antara variabel penerapan metode
demonstrasi ( ) dengan variabel hasil belajar (Y).
Tabel 4.9
Hasil Perhitungan Linieritas Penerapan Motivasi Belajar ( ) dengan Hasil
Belajar (Y)
ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
hasil_b
elajar *
motiva
si
Between Groups (Combined) 4778.062 26 183.772 1.665 .076
Linearity 1093.290 1 1093.290 9.907 .003
Deviation from
Linearity
3684.771 25 147.391 1.336 .208
Within Groups 4083.298 37 110.359
Total 8861.359 63
Hipotesis:
H0 = Terdapat hubungan linier yang signifikan antara variabel motivasi belajar
terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT
Qurrota A’yun.
H1 = Tidak terdapat hubungan linier yang signifikan antara variabel motivasi
belajar terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V
SDIT Qurrota A’yun.
Statistik Uji:
α = 0,05
P-value (Sig) = 0,208
Keputusan:
75
Berdasarkan uji linearitas diperoleh data signifikasi > yaitu 0,208 > 0,05
yang artinya gagal tolak H0 berarti disimpulakan bahwa terdapat hubungan yang
linear secara signifikan antara variabel motivasi belajar ( ) dengan variabel hasil
belajar (Y).
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui keadaan dimana terjadi atau
tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini, Dalam penelitian ini untuk mendeteksi
ada tidaknya autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW test).
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk
mengetahuinya dengan cara membandingkan nilai D-W dengan nilai d dari tabel
Durbin-Watson:
1. Jika D-W ˂ dL atau D-W > 4- dL, kesimpulanya pada data tersebut terjadi
autokorelasi.
2. Jika dU ˂ D-W ˂ 4-dU, kesimpulannya pada data tersebut tidak terjadi
autokorelasi.
3. Tidak ada kesimpulan jika dL ≤ D-W ≤ dU atau 4-dU ≤ D-W ≤ dL
Pengujian yang dilakukan menggunakan bantuan SPSS versi 25. Adapun
hasil dari pengujian autokorelasi pada penelitian ini ditunjukkan tabel di bawah
ini sebagai berikut:
Tabel 4.10
Hasil Perhitungan Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .396a .157 .129 11.068 1.952
a. Predictors: (Constant), motivasi_belajar, metode_demonstrasi
b. Dependent Variable: hasil_belajar
Hipotesis :
H0 = Tidak terjadi autokorelasi
H1 = Terjadi autokorelasi
Statistik uji :
D = 1, 952
= 1, 660 (α = 0,5; k = 2; n = 64).
76
Keputusan :
Berdasarkan tabel yang dipaparkan di atas, nilai D-W dapat diketahui
sebesar 1, 952, nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel signifikasi 5%,
dengan jumlah sampel 55 (n) dan jumlah variabel independen 2 (k2/ k = 2),
maka diperoleh nilai dU sebesar 1,660, nilai dL sebesar 1,532, nilai 4 – dL =
2,468, dan nilai 4 - dU = 2,34 . Dari data yang sudah diperoleh di atas dapat
diketahui bahwa 1,660 ˂ 1,952 ˂ 2,34, jadi dapat disimpulkan bahwa pada data
tersebut tidak terjadi autokorelasi.
d. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui keadaan diamana antara
dua variabel independen atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linier
yang sempurna atau mendekati sempurna. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan uji multikolinieritas dengan bantuan SPSS 25. Untuk mendeteksi
adanya gejala multikolinieritas dalam model penelitian ini dapat dilihat dari nilai
toleransi (tolerance value) atau nilai VIF (Variance Inflation Factor). Batas
tolerance > 0,10 maka terjadi multikolinieritas dan apabila batas VIF ˂ 10,00
maka tidak terjadi multikolinieritas. Adapun hasil pengujian multikolinieritas
sebagai berikut:
Tabel 4.11
Hasil uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta
Toleranc
e VIF
1 (Constant) 43.431 9.640 4.505 .000
metode_demonstra
si
.576 .370 .410 1.554 .125 .199 5.033
motivasi_belajar -.024 .401 -.016 -.060 .953 .199 5.033
a. Dependent Variable: hasil_belajar
Dari tabel di atas diketahui bahwa nilai tolerance penerapan metode
demontrasi 0,199 dan nilai tolerance motivasi belajar 0,199. Hal ini berarti
menunjjukan bahwa nilai tolerance > 0,10. Sedangkan pada pengujian
multikolinieritas menunjukkan nilai VIF penerapan metode demontrasi sebesar
5,033 dan nilai VIF motivasi belajar 5,033. Hal ini menggambarkan bahwa nilai
77
VIF ˂ 10,00. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa pada uji multikolinieritas tidak
terjadi multikolinieritas.
e. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui keadaan dimana
terjadinya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Model regresi
yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah heteroskedastisitas. Untuk
menentukan heteroskedastisitas dapat menggunakan uji Glejser. Dasar
pengambilan keputusan pada uji ini adalah jika nilai signifikasi ≥ 0,05 maka
dapat disimpulkan tidak terjadi masalah heteroskedastisitas, namun sebaliknya
jika nilai signifikasi ˂ 0,05 maka terjadi masalah heteroskedastisitas. Hasil uji
heteroskedastisitas yang diperoleh sebagai berikut:
Tabel 4.12
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 6.027 5.998 1.005 .319
metode_demonstrasi -.385 .230 -.467 -1.668 .100
motivasi_belajar .442 .249 .496 1.771 .082
a. Dependent Variable: RES2
Hipotesis:
H0 = Tidak terjadi heteroskedastisitas
H1 = Terjadi heteroskedastisitas
Statistik uji:
P-value = Penerapan Metode Demonstrasi = 0,100
= Motivasi Belajar = 0,082
α = 0,05
Keputusan:
Berdasarkan uji yang telah dipaparkan di atas, dapat diketahui bahwa
nilai signifikasi antara variabel penerapan metode demontrasi ( ) dan motivasi
belajar ( ) dengan nilai residual > 0,05. Artinya tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas. Berdasarkan tabel yang dipaparkan, diketahui nilai signifikasi
variabel penerapan metode demonstrasi 0,100 > 0,05 serta nilai signifikasi
variabel motivasi belajar 0,082 > 0,05. Dari pernyataan tersebut dapat
78
disimpulkan bahawa nilai signifikasi variabel penerapan metode demonstrasi dan
variabel motivasi belajar lebih besar dari 0,05 yang berarti bahwa tidak terjadi
masalah heteroskedastisitas.
2. Uji Hipotesis dan Interpretasi
Pengujian hipotesis dalam penelititian ini menggunakan analisis regresi linier
berganda. Hal ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel penerapan metode
demonstrasi ( ) dan variabel motivasi belajar ( ) terhadap variabel hasil belajar
IPA (Y). Teknik analisis ini dilakukan dengan bantuan SPSS 25.
a. Uji Regresi Linear Sederhana
Uji regresi linier sederhana dilakukan dengan menggunakan bantuan
aplikasi SPSS 25. Pada uji regresi linier sederhana ini dilakukan 2 kali
pengujian, yaitu dengan pengujian regresi linier sederhana antara penerapan
metode demonstrasi ( ) terhadap variabel hasil belajar IPA (Y), dan pengujian
regresi linier sederhana antara variabel motivasi belajar ( ) terhadap variabel
hasil belajar IPA (Y). langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam
analisis regresi linier sederhana dilakukan dengan mencari persamaan regresi
linier sederhana, selanjutnya dilakukan uji hipotesis dan yang terakhir
menghitung besarnya R Square ( ). Untuk mencari persamaan regresi linier
sederhana, peneliti menggunakan bantuan aplikasi SPSS 25. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat dari tabel (tabel coefficient) di bawah ini:
Tabel 4.13
Tabel Coefficients Penerapan Metode Demonstrasi ( ) Terhadap Variabel
Hasil Belajar IPA (Y)
B
e
r
d
a
s
a
rkan tabel coefficient yang telah dipaparkan di atas, maka dapat diketahui bahwa
nilai constant (a) pada tabel B sebesar 43,250. Sedangkan nilai penerapan
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 43.250 9.076 4.766 .000
metode_demonstrasi .556 .164 .396 3.395 .001
a. Dependent Variable: hasil_belajar
79
metode demonstrasi ( ) sebesar 0,556. Sehingga dapat diperoleh persamaan
regresinya sebagai berikut:
Y = a + bx
Y = 43,250 + 0,556
Berdasarkan persamaan regresi linier sederhana di atas, maka dapat
diketahui bahwa Y (hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam) akan meningkat jika
(penerapan metode demonstrasi) ditingkatkan nilainya.
Kemuadian untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan
variabel penerapan metode demonstrasi terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan
Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun, maka peneliti melakukan uji regresi
linier sederhana dengan menggunakan bantuan SPSS 25. Adapun tabel hasil dari
uji regresi linier sederhana, antara lain sebagai berikut:
Tabel 4.14
Hasil Uji Regresi Linier Sederhana Penerapan Metode Demonstrasi ( )
Terhadap Variabel Hasil Belajar IPA (Y)
Hipotesis:
H0 = Penerapan metode demontrasi tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT
Qurrota A’yun.
H1 = Penerapan metode demontrasi berpengaruh secara signifikan terhadap
hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota
A’yun.
Statistik uji:
P-value = 0,001
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1388.793 1 1388.793 11.523 .001b
Residual 7472.567 62 120.525
Total 8861.359 63
a. Dependent Variable: hasil_belajar
b. Predictors: (Constant), metode_demonstrasi
80
α = 0,05
Keputusan:
Berdasarkan tabel uji regresi linier sederhana yang telah dipaparkan di
atas, nilai signifikasi sebesar 0,001. Dikarenakan nilai signifikasi 0,001 ˂ 0,05
maka terdapat pengaruh penerapan metode demonstrasi terhadap hasil belajar
IPA siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun.
Kemudian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan metode
demonstrasi terhadap hasil belajar Ilmu pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT
Qurrota A’yun, maka dengan perhitungan menggunakan bantuan SPSS versi 25
dapat diperoleh tabel seperti di bawah ini:
Tabel 4.15
Model Summary Penerapan Metode Demonstrasi ( ) Terhadap Variabel
Hasil Belajar IPA (Y)
B
Berdasarkan tabel yang telah dipaparkan di atas dapat diketahui bahwa
nilai koefisien R Squer sebesar 0, 157 atau 15,7%. Dapat disimpulkan bahwa
besarnya pengaruh variabel penerapan metode demonstrasi terhadap hasil
belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun adalah
15,7%.
Untuk mengetahui data mengenai ada tidaknya pengaruh yang
signifikan dari variabel motivasi belajar terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan
Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun, maka peneliti menggunakan cara uji
analisis regresi linier sederhana dengan bantuan SPSS 25. Adapun langkah-
langkah yang dapat dilakukan oleh peneliti dalam analisis regresi linier
sederhana dengan mencari persamaanya, kemudian dilakukan uji hipotesis dan
yang terakhir menghitung besarnya R Square ( ). Untuk mencari persamaan
uji regresi linier sederhana dapat dilihat pada tabel coefficients di bawah ini:
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .396a .157 .143 10.978
a. Predictors: (Constant), metode_demonstrasi
81
Tabel 4. 16
Tabel Coefficients Penerapan Motivasi Belajar ( ) Terhadap Variabel
Hasil Belajar IPA (Y)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 45.472 9.659 4.708 .000
motivasi_belajar .534 .181 .351 2.954 .004
a. Dependent Variable: hasil_belajar
Berdasarkan tabel coefficient yang telah dipaparkan di atas, maka dapat
diketahui bahwa nilai constant (a) pada tabel B sebesar 45,472. Sedangkan nilai
penerapan motivasi belajar ( ) sebesar 0,534. Sehingga dapat diperoleh
persamaan regresinya sebagai berikut:
Y = a + bx
Y = 45,472 + 0,534
Berdasarkan persamaan regresi linier sederhana di atas, maka dapat
diketahui bahwa Y (hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam) akan meningkat jika
(motivasi belajar) ditingkatkan nilainya.
Selanjutnya untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan
dari variabel motiivasi terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa
kelas V SDIT Qurrota A’yun, maka peneliti menggunakan uji regresi linier
sederhana dengan bantuan SPSS 25. Adapaun tabel hasil uji regresi linier
sederhana, antara lain sebagai berikut:
Tabel 4.17
Hasil Uji Regresi Linier Sederhana Motivasi Belajar ( )
Terhadap Variabel Hasil Belajar IPA (Y)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1093.290 1 1093.290 8.726 .004b
Residual 7768.069 62 125.291
Total 8861.359 63
a. Dependent Variable: hasil_belajar
b. Predictors: (Constant), motivasi_belajar
82
Hipotesis:
H0 = Motivasi belajar tidak berpengaruh secara signifikan terhadap hasil
belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun.
H1 = Motivasi belajar berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar
Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun.
Statistik uji:
P-value = 0,004
α = 0,05
Keputusan :
Berdasarkan hasil uji regresi linier sederhana antara variabel Motivasi
Belajar ( ) Terhadap Variabel Hasil Belajar IPA (Y) di atas, diketahui bahwa nilai
signifikasi sebesar 0,004. Dikarenakan nilai signifikasi 0,004 ˂ 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar IPA
siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun.
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi belajar terhadap
hasil belajar Ilmu pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun, maka
dengan perhitungan menggunakan bantuan SPSS versi 25 dapat diperoleh tabel
seperti di bawah ini:
Tabel 4.18
Model Summary Motivasi Belajar ( ) Terhadap Variabel Hasil Belajar
IPA (Y)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .351a .123 .109 11.193
a. Predictors: (Constant), motivasi_belajar
Berdasarkan tabel yang telah dipaparkan di atas dapat diketahui bahwa
nilai koefisien R Squer sebesar 0, 123 atau 12,3 %. Dapat disimpulkan bahwa
besarnya pengaruh variabel motivasi belajar terhadap hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun adalah 12,3%.
b. Uji Regresi Linear Berganda
Regresi linier berganda Uji regresi linier sederhana dilakukan dengan
menggunakan bantuan aplikasi SPSS 25. Uji ini dilakukan untuk mengetahui
83
tentang ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara penerpan metode
demonstrasi dan motivasi terhadap hasil belajar siswa kelas V SDIT Qurrota
A’yun .
Regresi linier berganda adalah model regresi linier dengan 1 variabel
dependen kontinu beserta k (dua atau lebih) variabel independen kontinu
dan/atau kategorik.88
Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam
asalisis regresi linier berganda ini, yaitu mencari persamaan regresi linier
berganda, kemudian melakukan uji hipotesis, dan menghitung besarnya R
Square ( ). Untuk mengetahui persamaan regresi linier berganda, peneliti
menggunakan bantuan aplikasi SPSS 25. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
tabel dibawah ini:
Tabel 4. 19
Tabel Coefficients Penerapan Metode Demonstrasi ( ) dan Motivasi ( )
Terhadap Variabel Hasil Belajar IPA (Y)
Berdasarkan tabel coefficient yang telah dipaparkan di atas, maka dapat
diketahui bahwa nilai constant (a) pada tabel B sebesar 43,431. Sedangkan nilai
penerapan metode demonstrasi sebesar 0,576 dan motivasi belajar ( )
sebesar - 0,024. Sehingga dapat diperoleh persamaan regresinya sebagai berikut:
Y = α + +
Y = 43,431 + 0,576 + -0,024
Berdasarkan persamaan regresi di atas, maka dapat diketahui bahwa
hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (Y) akan meningkat jika metode
demonstrasi ( ) dan motivasi ( ) ditingkatkan nilainya.
Selanjutnya untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan
antara penerapan metode demonstrasi dan motivasi terhadap hasil belajar Ilmu
88
Johan Harlan, Analisis Regresi Linier (Depok: Gunadarma, 2018), 13.
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 43.431 9.640 4.505 .000
metode_demonstrasi .576 .370 .410 1.554 .125 .199 5.033
motivasi_belajar -.024 .401 -.016 -.060 .953 .199 5.033
a. Dependent Variable: hasil_belajar
84
Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran
2021/2022, maka peneliti melakukan uji ini melalui bantuan aplikasi SPSS versi
25.
Berdasarkan tabel yang telah dipaparkan dapat diketahui nilai hitung dan
nilai tabel, yaitu nilai t hitung > t tabel maka variabel penerapan metode
demonstrasi ( ) secara parsial berpengaruh pada variabel Hasil Belajar IPA (Y).
adapun rumus mencari t tabel yaitu / 2 : n-k-1 = 0,05 / 2 : 55-2-1 = 2,007.
Berdasarkan tabel uji parsial di atas diketahui bahwa:
a) dan Y = t hitung = 1,554
t tabel = 2,007
jadi, dapat disimpulkan bahwa t hitung > t tabel ( 1,554 ˂ 2,007 ).
Sehingga variabel TIDAK berpengaruh secara parsial terhadap
variabel Y.
b) dan Y = t hitung = - 0,060
t tabel = 2,007
jadi, dapat disimpulkan bahwa t hitung > t tabel (- 0,060 ˂ 2,007 ).
Sehingga variabel TIDAK berpengaruh secara parsial terhadap
variabel Y.
Tabel 4.20
Uji f Simultan (Regresi Linier Berganda ) Berdasarkan Nilai
Signifikasi
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1389.228 2 694.614 5.671 .006b
Residual 7472.131 61 122.494
Total 8861.359 63
a. Dependent Variable: hasil_belajar
b. Predictors: (Constant), motivasi_belajar, metode_demonstrasi
Hipotesis:
H0 = Penerapan metode demonstrasi dan Motivasi tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam
siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun.
85
H1 = Penerapan metode demonstrasi dan motivasi berpengaruh secara
signifikan terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas
V SDIT Qurrota A’yun.
Statistik uji:
P-value (Sig) = 0,006
α = 0,05
Keputusan :
Berdasarkan nilai signifikasi ˂ 0,05 maka artinya variabel independen
secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen. Dari tabel yang telah
dipaparkan diatas diketahui nilai signifikasi 0,006 ˂ 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa variabel penerapan metode demontrasi dan secara
bersama- sama berpengaruh terhadap Y.
Berdasarkan uji parsial dan tidak berpengaruh terhadap Y, tetapi
mengapa pada uji simultan dan sama-sama berpengaruh terhadap Y ?
Jawabnya adalah simultan merupakan gabungan, jadi dapat dianalogikan
secara sederhana, seperti jika seseorang mengupas bawang merah sebanyak 2
karung dilakukan secara sendiri ( parsial ) bisa saja seseorang tersebut bisa dan
tidak bisa mengupas bawang merah tersebut. Akan tetapi jika dilakukan
dengan bersama-sama maka yang tadinya tidak bisa mengupas bawang merah
secara sendiri maka jika bersama-sama akan bisa mengupas bawang merah
secara penuh.
Tabel 4.21 Uji f Simultan (Regresi Linier Berganda )
Berdasarkan f Hitung dan F tabel
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1389.228 2 694.614 5.671 .006b
Residual 7472.131 61 122.494
Total 8861.359 63
a. Dependent Variable: hasil_belajar
b. Predictors: (Constant), motivasi_belajar, metode_demonstrasi
Hipotesis:
H0 = Penerapan metode demonstrasi dan Motivasi tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam
siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun.
86
H1 = Penerapan metode demonstrasi dan motivasi berpengaruh secara
signifikan terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas
V SDIT Qurrota A’yun.
Statistik uji:
F tabel = ( k ; n-k) = ( 2; 55 – 2 ) = 2 ; 53 = 3,17
F hitung = 5,671
Keputusan :
Berdasarkan nilai f hitung > f tabel berarti variabel penerapan metode
demonstrasi ( ) secara simultan berpengaruh pada variabel Hasil Belajar IPA
(Y). rumus mencari f tabel = ( k ; n-k) = ( 2; 55 – 2 ) = 2 ; 53 = 3,17. Jadi dapat
disimpulkan f hitung > f tabel ( 5.671 > 3,17 ) maka dan secara simultan
berpengaruh terhadap Y.
Tabel 4.22
Presentase X Berpengaruh Terhadap Y
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .396a .157 .129 11.068
a. Predictors: (Constant), motivasi_belajar, metode_demonstrasi
Berdasarkan tabel yang telah dipaparkan di atas dapat diketahui bahwa
nilai koefisien R Squer sebesar 0, 157 atau 15,7%. Dapat disimpulkan bahwa
besarnya pengaruh variabel penerapan metode demonstrasi dan motivasi
belajar terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun adalah
15,7%.
C. Pembahasan
Penelitian ini dilaksanakan di SDIT Qurrota A’yun pada siswa kelas V pada
tanggal 8 April 2022 dengan memberikan angket penerapan metode demontrasi dan
motivasi belajar, selain memberikan angkat penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data dokumentasi untuk mengetahui nilai dari hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Alam. Dari hasil data yang diperoleh di lapangan data di uji dengan
menggunakan berbagai uji.
Dalam pembahasan pertama, akan dijelaskan mengenai pengaruh penerapan
metode demonstrasi pada siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Nologaten Ponorogo.
Penerapan metode demonstrasi berpengaruh pada siswa kelas V diketahui dari proses
87
penelitian yang dilakukan dan hasi dari pengujian yang telah dilakukan. Pada saat proses
penelitian di Lapangan didapat informasi dari wali kelas V yang kebetulan mengajar di
mata pelajaran IPA, beliau pernah menerapkan metode demontrasi di kelas V pada materi
siklus air, dari paparan bilau juga metode demontrasi yang diterapkan pada materi
tersebut mengalami pengaruh bagi siswa kelas V, seperti siswa lebih aktif dalam proses
pembelajaran, dan siswa lebih bersemangat dalam belajar. Dengan informasi yang
diperoleh tersebut, dikuatkan dengan adanya hasil pengujian yang telah dilakukan.
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel kategori penerapan metode demonstrasi
pada siswa kelas V di SDIT Qurrota A’yun tahun ajaran 2021/2022 diperoleh kategori
baik, cukup baik, dan kurang baik. Dari hasil perhitungan didapat nilai N berjumlah 64
siswa, nilai meanya, yaitu 54,77 dan nilai standar deviasinya 8,444. Diketahui kategori
yang baik memiliki presentase 23% dengan jumlah 15 siswa, presentase cukup baik
sebesar 69% dengan jumlah 44 siswa, dan presentase 8% kategori kurang baik dengan
jumlah 5 siswa.
Metode demonstrasi merupakan cara penyajian pelajaran dengan memperagakan
dan mempertunjukkan pada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu yang
sedang dipelajari baik dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber
belajar lain yang memiliki kemampuan dalam topik bahasan yang harus didemontrasikan.
Metode demonstrasi sangat efektif digunakan untuk mengajarkan materi yang
menekankan keterampilan, prosedur langkah demi langkah, tindakan, misalnya proses
mengerjakan sesuatu, membandingkan suatu cara dengan dengan cara lainnya untuk
mengetahui kebenaran sesuatu. Metode ini sangat efektif untuk membantu siswa mencari
jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang belum diketahui jawabannya oleh siswa.89
Pada pembahasan kedua, menjelaskan tentang pengaruh motivasi belajar terhadap
hasil belajar IPA siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun. Sebelum dilakukannya penelitian
peneliti mempersiapkan kuisioner tentang motivasi belajar siswa. Kuisioner ini diberikan
kepada siswa untuk dijawab dengan baik dan sesuai dengan jawaban masing-masing
siswa. dari hasil perhitungan data dengan nilai N yaitu 64, nilai mean 52,88 dan nilai
standar deviasinya sebesar 7,802. Dari hasil tersebut, diperoleh kategori baik, cukup baik,
dan kurang baik. Dengan presentase 23% kategori baik berjumlah 15 siswa, presentase
cukup baik sebesar 69% dengan jumlah 44 siswa, dan presentase 8% kategori kurang
baik dengan jumlah 5 siswa.
89
Helmiati, Model Pembelajaran (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2012), 71-72.
88
Pembahasan ketiga, Nawawi dalam K. Brahim menyatakan bahwa hasil belajar
dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran
sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah
materi pelajaran tertentu. Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak
setelah melalui kegiatan belajar. Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai
telah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi.90
Dalam pembahasan ini, membahas tentang hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam
siswa kelas V di SDIT Qurrota A’yun tahun ajaran 2021/2022. Dari perhitungan data
yang dilakukan dapat diketahui skor pengelompokkan dari data yang sudah ada. Skor
hasil belajar yang baik adalah 86, sedangkan skor yang cukup baik adalah antara 62
sampai dengan 86 dan skor yang kurang baik adalah 62. Berdasarkan hasil perhitungan
data diatas diketahui presentase 11% kategori baik berjumlah 7 siswa, presentase cukup
baik sebesar 69% dengan jumlah 44 siswa, dan presentase 20% kategori kurang baik
dengan jumlah 13 siswa.
Pembahasan keempat, dalam pembahasan ini menjelaskan tentang hasil dari
pengaruh penerapan metode demontrasi terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam
siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun tahun ajaran 2021/2022. Berdasarkan hasil
perhitungan data diperoleh hasil nilai signifikasi melalui uji regresi linier sederhana
sebesar 0,001 ˂ 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat adanya pengaruh yang
signifikan terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam. Berdasarkan tabel yang telah
dipaparkan di atas dapat diketahui bahwa nilai koefisien R Squer sebesar 0, 157 atau
15,7%. Dapat disimpulkan bahwa besarnya pengaruh variabel penerapan metode
demonstrasi terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota
A’yun adalah 15,7%.
Pembahasan kelima, menjelaskan tentang hasil dari pengaruh motivasi belajar
terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun tahun
ajaran 2021/2022. Berdasarkan hasil perhitungan data diperoleh hasil uji regresi linier
sederhana antara variabel Motivasi Belajar ( ) Terhadap Variabel Hasil Belajar IPA (Y)
di atas, diketahui bahwa nilai signifikasi sebesar 0,004. Dikarenakan nilai signifikasi
0,004 ˂ 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap
hasil belajar IPA siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun. Dari hasil perhitungan untuk
mengetahui berapa presentase yang didapat maka,diketahui berdasarkan tabel yang telah
90
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: Prenadamedia Group,
2013), 7-8.
89
dipaparkan di atas terdapat nilai koefisien R Squer sebesar 0, 123 atau 12,3 %. Dapat
disimpulkan bahwa besarnya pengaruh variabel motivasi belajar terhadap hasil belajar
Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun adalah 12,3%.
Pada pembahasan keenam, menjelaskan bahwa penerapan metode demontrasi dan
motivasi belajar terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun tahun
ajaran 2021/2022. Untuk mengetahui pengaruh variabel penerapan metode demontrasi
dan motivasi belajar terhadap hasil belajar IPA maka dilakukan perhitungan dengan cara
menggunakan uji regresi linier berganda. Hasil dari pehitungan yang dilakukan diperoleh
nilai f hitung > f tabel berarti variabel penerapan metode demonstrasi ( ) secara
simultan berpengaruh pada variabel Hasil Belajar IPA (Y). rumus mencari f tabel = ( k ;
n-k) = ( 2; 55 – 2 ) = 2 ; 53 = 3,17. Jadi dapat disimpulkan f hitung > f tabel ( 5.671 >
3,17 ) maka dan secara simultan berpengaruh terhadap Y. Hasil perhitungan
tersebut menunjukkan bahwa penerapan metode demontrasi dan motivasi belajar
berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun sebesar
15,7%.
90
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perhitungan data mengenai penerapan metode demonstrasi dan
motivasi belajar terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT
Qurrota A’yun Tahun Ajaran 2021/2022, maka dapat ditarik kesimpulan antara lain
sebagai berikut:
1. Penerapan metode demonstrasi di kelas V SDIT Qurrota A’yun tahun ajaran
2021/2022. Diperoleh hasil perhitungan dengan kategori yang baik memiliki
presentase 23% dengan jumlah 15 siswa, presentase cukup baik sebesar 69% dengan
jumlah 44 siswa, dan presentase 8% kategori kurang baik dengan jumlah 5 siswa.
Dapat disimpulkan bahwa penerapan metode demontrasi memiliki pengaruh yang
cukup baik pada kelas V SDIT Qurrota A’yun tahun ajaran 2021/2022.
2. Motivasi belajar di kelas V SDIT Qurrota A’yun tahun ajaran 2021/2022 dapat
dikatakan bahwa motivasi belajar memiliki pengaruh yang cukup baik pada kelas V
SDIT Qurrota A’yun tahun ajaran 2021/2022. Dari hasil tersebut, diperoleh kategori
baik, cukup baik, dan kurang baik. Dengan presentase 23% kategori baik berjumlah
15 siswa, presentase cukup baik sebesar 69% dengan jumlah 44 siswa, dan
presentase 8% kategori kurang baik dengan jumlah 5 siswa.
3. Hasil belajar Ilmu Pengetahuan alam di kelas V SDIT Qurrota A’yun tahun ajaran
2021/2022. Dikategorikan sebagai hasil belajar yang baik. Dapat diketahui bahwa
siswa yang mendapatkan nilai terendah dengan skor nilai 50 berjumlah 1 siswa,
kemudian siswa yang mendapatkan nilai tertinggi, yaitu dengan skor nilai 100
Berdasarkan hasil perhitungan data diatas diketahui presentase 11% kategori baik
berjumlah 7 siswa, presentase cukup baik sebesar 69% dengan jumlah 44 siswa, dan
presentase 20% kategori kurang baik dengan jumlah 13 siswa.
4. Pengaruh penerapan metode demonstrasi dan motivasi belajar terhadap hasil belajar
Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran
2021/2022 secara signifikasi memiliki pengaruh penerapan metode demontrasi
terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Besarnya pengaruh variabel
penerapan metode demonstrasi terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam
siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun adalah 15,7%.
5. Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam
siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun tahun ajaran 2021/2022 memiliki pengaruh
91
yang signfikan terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam. Besarnya pengaruh
variabel motivasi belajar terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas
V SDIT Qurrota A’yun adalah 12,3%.
6. Penagruh penerapan metode demonstrasi dan motivasi terhadap hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun tahun ajaran
2021/2022 secara simultan berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V
SDIT Qurrota A’yun. Besar pengaruhnya adalah 15,7%.
B. Saran
Dari hasil penelitian, data, dan pembahasan tentang pengaruh penerapan metode
demonstrasi dan motivasi terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V
SDIT Qurrota A’yun, maka ada beberapa saran yang dapat disampaikan antara lain,
sebagai berikut:
1. Lembaga Pendidikan
Diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap penerapan metode
pembelajaran dan motivasi belajar agar menjadi lebih baik lagi.
2. Bapak dan Ibu Guru
Diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi dalam penerapan metode
demontrasi dan memotivasi siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
sehingga siswa lebih aktif dan bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran.
Selain itu dalam penerapan metode demonstrasi ini tidak hanya diterapkan di mata
pelajaran IPA saja, melainkan diterapkan di mata pelajaran lainnya, seperti SBDP,
PJOK dan lainnya.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat dijadikan sebagai referensi untuk mengkaji lebih banyak sumber
materi, perbandingan dan pertimbangan dengan keterkaitan varibel penerapan metode
demonstrasi, motivasi belajar dan hasil belajar siswa dalam pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam.
92
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Gafur, Peningkatan Hasil Belajar IPA Terpadu Melalui Metode Demonstrasi pada Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 2 Sano Nggoang Manggarai Barat Tahun Pelajaran 2017/2018
(Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan), Vol. 2 No. 1 2018.
Agung Widhi K, dan Zarah Puspitaninftyas, Metode Penelitian Kuantitatif (Yogyakarta:Pandiva
Buku, 2016).
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: Prenadamedia
Group, 2013).
Ahmad Subkhan, Makmur Santoto, dkk, Al-Qur’anul Karim dan Terjemah (Surakarta: Ziyad
Book, 2014).
Ali Anwar, Statistika untuk Penelitian Pendidikan ( Kediri: IAIT Press, 2009).
Amna Emda. Kedudukan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran (Lantanida Journal) Vol.
5 No. 2, 2017.
Andhita Dessy Wulansari, Aplikasi Statistika Parametrik dalam Penelitian (Yogyakarta: Pustaka
Felicha 2016).
Andhita Dessy Wulansari, Statistika Parametrik Terapan untuk Penelitian Kuantitatif,
(Ponorogo: STAIN Po Press, 2015).
Andi Ibrahim, dkk, Metodologi Penelitian (Makassar: GUNADARMA ILMU, 2018).
Angga Putra, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Sekolah Dasar.
(Surabaya:CV.Jakad Media Publishing, 2021).
Arif, Sukuryadi, Fatimaturrahmi, Pengaruh Ketersediaan Sumber Belajar di Perpustakaan
Sekolah terhadap Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Terpadu SMP
Negeri 1 Praya Barat (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan), Vol. 1 No.2 2017.
Asrori, Psikologi Pendidikan Pendekatan Multidisipliner (Banyumas: CV Pena Persada, 2020).
Baso Intang Sappaile, Konsep Penelitian Expost Facto (Jurnal Pendidikan Matematika). Volume
1 Nomor 2, Juli 2010.
Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran (Bandung:PT Refika Aditama, 2014).
Danuri, dan Siti Maisaroh, Metodologi Penelitian Pendidikan (Yogyakarta: Samudra Biru,
2019).
Djaali, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2020).
Duwi Priyatno, Belajar Alat Analisis Data dan Cara Pengolahannya dengan SPSS (Yogyakarta:
Gava Media, 2016).
93
Edie Sugiarto, Analisis Emosional, Kebijaksanaan Pembelian dan Perhatian setelah Transaksi
Terhadap Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Sepeda Motor Honda
pada UD.DIKA JAYA Motor Lamongan (Jurnal Penelitian Ilmu Managemen), Vol 1
No. 01, 2016.
Endang Sri Wahyuningsih, Model Pembelajaran Mastery Learning Upaya Meningkatkan
Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa (Sleman: Deepublish, 2020).
Farida Nur Kumala, Pembelajaran IPA SD (Malang: Ediide Infografika, 2016).
Febrianawati Yusup, Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen Penelitian Kuantitatif, Vol. 7, No.
1, Januari-Juni 2018.
Helmiati, Model Pembelajaran (Yogyakarta:Aswaja Pressindo, 2012).
Heri Rahyubi, Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik (Majalengka: Nusa
Media, 2011).
Johan Harlan, Analisis Regresi Linier (Depok: Gunadarma, 2018).
Muhammad Afandi, Evi Chamalah, dan Oktarina Puspita Wardani, Model dan Metode
Pembelajaran di Sekolah (Semarang: UNISSULA PRESS, 2013).
Observasi awal, wawancara dengan Ustadz Tofik Wali Kelas V di SDIT Qurrota A’yun
Nologaten, Ponorogo, pada tanggal 07 April 2022.
Republik Indonesia, Undang-undang Republik Indonesia. Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Pendidikan Nasional.
Rohmalina Wahab, Psikologi Belajar (Depok:PT Rajagrafindo Persada, 2015).
Rusydi Ananda, Perencanaan Pembelajaran (Medan:LPPPI, 2019).
Sandu Siyoto, Dasar Metodologi Penelitian (Yogyakarta: Literasi Media Publishing, 2015).
Siti Nurul, Padalia, dan Bau Salawati Penerapan Metode Demonstrasi pada Mata Pelajaran
Seni Budaya (Tari) untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa Kelas VIII B SMP Negeri
1 Eremerasa Kabupaten Bantaeng (Jurnal Pendidikan Sendratasik), 2020, .
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung:ALFABETA, cv
2011).
Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya.
Sulistyani Puteri Ramadhani, Konsep Dasar IPA (Depok:Yayasan Yiesa Rich, 2019).
Syahrum dan Salim, Metodologi Penelitian Kuantitatif ( Bandung: Citrapustaka Media, 2014).
Tim Penyusun, Buku Pedoman Penulisan Skripsi (Ponorogo: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Ponorogo, 2021).
Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional BAB 1 Pasal 1.