Transcript

i

PENGARUH PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAN MOTIVASI TERHADAP

HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM SISWA KELAS V

SDIT QURROTA A’YUN TAHUN AJARAN 2021/2022

SKRIPSI

OLEH

MELYNA NURFAIDDAH

NIM. 203180075

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

JUNI 2022

ii

PENGARUH PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAN MOTIVASI TERHADAP

HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM SISWA KELAS V

SDIT QURROTA A’YUN TAHUN AJARAN 2021/2022

SKRIPSI

Diajukan Kepada

Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

dalam Menyelesaikan Program Sarjana

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

OLEH

MELYNA NURFAIDDAH

NIM. 203180075

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

JUNI 2022

iii

ABSTRAK

Nurfaiddah, Melyna. Pengaruh Penerapan Metode Demonstrasi dan Motivasi Terhadap Hasil

Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Siswa Kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun

Ajaran 2021/2022. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Fakultas Trbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Ponorogo.

Pembimbing Dr. Andhita Dessy W., M. Si.

Kata Kunci: Metode Demonstrasi, Motivasi Belajar, Hasil Belajar.

Dalam proses pembelajaran pasti tidak akan lepas dari namanya aktivitas yang berkaitan

dengan guru dan siswa. Proses penyampaian materi dalam pembelajaran tidaklah berjalan

dengan baik jika tidak ada campur tangan dan semangat belajar dari siswa. Dalam pembelajaran

dibutuhkan suasana yang baik dan kondusif, untuk menciptakan suasana tersebut dibutuhkan

kerja sama yang baik antara guru dan siswa. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

berjalannya proses pembelajaran, seperti kurang aktifnya siswa dalam pembelajaran, banyak

siswa yang masih kurang memperhatikan saat pembelajaran berlangsung. kurangnya minat siswa

terhadap proses pembelajaran, banyak siswa yang masih merasa kesulitan dalam memahami

pembelajaran, kurangnya motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran.

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui, (1) untuk mengetahui pengaruh

penerapan metode demonstrasi siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran 2021/2022; (2)

mengetahui motivasi belajar siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran 2021/2022; (3)

mengetahui hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun

Ajaran 2021/2022; (4) mengetahui metode demonstrasi berpengaruh secara signifikan terhadap

hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran

2021/2022; (5) mengetahui motivasi belajar berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar

Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran 2021/2022; (6)

mengetahui pengaruh penerapan metode demonstrasi dan motivasi terhadap hasil belajar Ilmu

Pengetahuan Alam pada siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran 2021/2022.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Dalam penelitian ini

menggunakan jenis penelitian expost facto. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini, menggunakan teknik kuesioner atau angket dan dokumentasi. Jumlah responden

yang digunakan sebanyak 64 siswa dari banyaknya responden di dapat teknik pengambilan

sampel yaitu menggunakan tabel Isaac dan Michael dengan tingkat keasalahan 5%. Intrumen

pengumpulan data, yaitu menggunakan angket penerapan metode demonstrasi dan angket

iv

motivasi belajar. Penelitian ini dalam teknik analisis data menggunakan regresi linier sederhana

dan regresi linier berganda.

Hasil pengujian dalam penelitian ini adalah (1) Penerapan metode demonstrasi memiliki

pengaruh yang normal dan dominan terhadap kelas V SDIT Qurrota A’yun tahun ajaran

2021/2022 dengan presentase presentase baik sebesar 23%, cukup baik sebesar 69% d, dan

presentase 8%; (2) Motivasi belajar memiliki pengaruh yang dominan terhadap siswa kelas V

SDIT Qurrota A’yun tahun ajaran 2021/2022 dengan presentase presentase baik sebesar 23%,

cukup baik sebesar 69%, dan presentase 8%; (3) Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam

dikategorikan sebagai hasil belajar yang baik dengan nilai terendah yang didapatkan 1 siswa

dengan nilai 50, sedangkan yang mendapatkan nilai tertinggi dengan skor 100 ada 4 siswa

dengan presentase baik 11%, cukup baik 69%, dan kurang baik 20%; (4) Penerapan metode

demonstrasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam

siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun tahun ajaran 2021/2022. Dengan presentase pengaruh 15,7%;

(5) Motivasi belajar memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan

Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun tahun ajaran 2021/2022. Dengan presentase sebesar

12,3%; (6) Secara simultan penerapan metode demonstrasi dan motivasi memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas VSDIT Qurrota A’yun

tahun ajaran 2021/2022 dengan presentase sebesar 15,7%

v

vi

vii

viii

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... ii

ABSTRAK .............................................................................................................. iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................... v

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... vi

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI .............................................................. vii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................. viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ix

BAB I : PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 6

C. Pembatasan Masalah............................................................................. 7

D. Rumusan Masalah ............................................................................... 7

E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 7

F. Manfaat Penelitian ................................................................................ 8

G. Sistematika Pembahasan ...................................................................... 9

BAB II : KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 10

A. Kajian Teori .......................................................................................... 10

B. Kajian Penelitian yang Relevan ............................................................ 30

C. Kerangka Berfikir ................................................................................. 37

D. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 39

BAB III : METODE PENELITIAN .................................................................... 41

A. Rancangan Penelitian ........................................................................... 41

1. Pendekatan Penelitian .................................................................... 41

2. Jenis Penelitiaan ............................................................................ 42

B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 43

C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................ 44

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian ............................................. 46

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ........................................... 48

F. Validitas dan Reliabilitas ...................................................................... 54

G. Teknik Analisi Data .............................................................................. 59

x

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 64

A. Deskripsi Statistik ................................................................................. 64

B. Inferensial Statistik ............................................................................... 72

1. Uji Asumsi ..................................................................................... 72

2. Uji Hipotesis dan Interpretasi ........................................................ 80

3. Pembahasan ................................................................................... 90

BAB V : PENUTUP ............................................................................................... 95

A. Kesimpulan ........................................................................................... 95

B. Saran ..................................................................................................... 96

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 97

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran adalah suatu proses yang dilalui untuk memperoleh perubahan ataupun

pencapaian kualitas peserta didik secara bertahap melalui pengembangan potensi-potensi

dan kemampuan yang dimiliki, baik perubahan dari segi kognitif, efektif atau psikomotor.

Pembelajaran merupakan proses belajar dengan guru menjadi seseorang yang membantu dan

memberikan fasilitas siswa untuk mengembangkan potensi-potensi dalam diri peserta didik,

bukan hanya sekedar memberikan materi pelajaran saja akan tetapi memahamkan peserta

didik dan memberikan pengetahuan untuk menjadikan peserta didik yang belum tahu jadi

mengetahui, yang belum memiliki sikap menjadi bersikap, dan lain sebagainya.1

Pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses pembelajaran siswa atau peserta

didik untuk mengarahkan siswa belajar, dengan tujuan membantu siswa untuk belajar

memanipulasi dan merekayasa pembelajaran serta menciptakan pengalaman belajar yang

mungkin dapat siswa lalui, yang akan dialami dan dilakukan. Dari proses tersebut maka

siswa akan memperoleh pengetahuan, pembentukan sikap, pemahaman, pengalaman dan

keterampilan yang akan berguna dan bermanfaat bagi diri siswa.2

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, bahwa pembelajaran merupakan suatu cara interaksi antara pendidik

dengan peserta dan sumber belajar yang berlangsung dalam satu lingkungan belajar.3 Dalam

proses pembelajaran tidak luput dari cara-cara bagaimana siswa untuk mendapatkan

pemahaman dan pengetahuan. Dalam hal ini pendidik dapat menggunakan metode

pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran

adalah suatu cara atau tahapan yang dapat digunakan antara pendidik dengan siswa untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang sudah disesuaikan dan ditetapkan dengan melihat

materi dan cara penerapannya melalui metode pembelajaran.

Dalam kegiatan pembelajaran pasti akan mendapatkan hasil akhir yang ingin dicapai,

seperti hasil belajar Nawawi dalam K. Brahim menyatakan bahwa hasil belajar dapat

diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran sekolah

yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi

1 Helmiati, Model Pembelajaran (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2012), 9.

2 Ibid., 5.

3 Republik Indonesia, Undang-undang Republik Indonesia. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan

Nasional, 6.

2

pelajaran tertentu. Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah

melalui kegiatan belajar. Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai

dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui penilaian. Hal ini sejalan dengan

pendapat yang dikemukakan oleh Sunal bahwa evaluasi merupakan proses penggunaan

informasi untuk membuat pertimbangan seberapa efektif suatu program telah memenuhi

kebutuhan siswa. Selain hal tersebut, dengan dilakukannya evaluasi ini dapat dijadikan

feedback atau tindak lanjut, atau cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Kemajuan

prestasi belajar siswa tidak hanya diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi

juga sikap dan keterampilan.4 Selain evaluasi, penilain merupakan suatu kegiatan sistematis

yang digunakan untuk menilai dan mengukur objek dengan suatu kriteria tertentu, ditarik

kesimpulannya untuk dijadikan umpan balik pada objek, tentang proses pembelajaran yang

sudah dilakukan apakah perlu adanya perbaikan atau ditingkatkan.5 Dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar merupakan suatu hasil akhir dari kegiatan belajar mengajar yang berupa

ilmu pengetahuan, sikap dan keterampilan yang didapat dari proses pembelajaran yang

dinyatakan dalam bentuk skor yang akan menjadi tolak ukur keberhasilan untuk mencapai

tujuan pembelajaran.

Penerapan proses pembelajaran di lapangan berbeda dengan rencana yang sudah

disusun sebelum adanya proses pembelajaran, terutama dimata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam yang materinya tidak hanya disampaikan secara lisan namun juga dengan

mempraktikkan. Pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ada banyak materi yang

memerlukan pembelajaran dengan praktek atau memperagakan, mata pelajaran ini terkadang

sering dianggap pelajaran yang mudah bagi sebagian siswa, tetapi ada juga yang

menganggap pelajaran tersebut sulit, ada yang menyukai dan ada yang tidak menyukai

dengan alasan-alasan tertentu. Dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran IPA masih

ada siswa yang kurang tertarik dan kurang memperhatikan saat proses pembelajaran

sehingga cenderung lebih pasif, pembelajaran yang pasif dan terlalu serius akan membuat

siswa menjadi kurang bersemangat, mengantuk dan merasa kurang menarik sehingga

kebanyakan siswa mengikuti pembelajaran IPA dengan rasa bosan dan terpaksa. Terdapat

beberapa siswa kelas V yang masih mendapatkan nilai ujian dibawah rata-rata atau KKM

(Kriteria Ketuntasan Minimal) dengan batas nilai rata-rata sebesar 75, hal ini menjadi salah

4 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: Prenadamedia Group,

2013), 7-8.

5 Hawwin Muzakki, Sistem Penilaian Pembelajaran (Malang: Madani Media, 2019), 9.

3

satu bukti bahwa penggunaan metode belajar yang kurang menarik dan motivasi belajar

siswa masih rendah yang kemudian berdampak pada hasil ujian siswa.6

Dari beberapa permasalahan yang sudah dipaparkan di atas dibutuhkan solusi agar

proses pembelajaran dapat mencapai tujuan belajar sesuai dengan yang diharapkan. Sejalan

dengan yang dikemukakan oleh Asdar dalam buku berjudul Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Sekolah Dasar, “Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

belajar yaitu. Faktor Internal, yang terdiri dari faktor jasmani. Faktor psikologi yang

mempengaruhi proses belajar siswa seperti, motivasi. Sedangkan faktor eksternal yang

terdiri dari faktor keluarga dan faktor sekolah seperti, metode mengajar”.7

Mencapai tujuan pembelajaran, perlu adanya metode pembelajaran yang digunakan

sesuai dengan karakter kelas dan diperlukan juga motivasi belajar bagi siswa untuk

mencapai pembelajaran yang baik. Pendidik memiliki peran penting dalam keberhasilan dan

kelancaran proses pembelajaran di kelas, dimana pendidik harus pandai menentukan dan

melihat karakter siswa serta kebutuhan yang dibutuhkan. Hal tersebut dapat menjadi acuan

atau pijakan dari pendidik untuk menentukan metode pembelajaran yang tepat agar dapat

digunakan dalam proses pembelajaran yang akan berlangsung. Hal ini dapat menjadikan

pembelajaran lebih hidup dan menarik sehingga siswa dapat belajar dengan sungguh-

sungguh yang dapat memberikan dampak terhadap hasil belajar siswa kelas V.

Metode pembelajaran merupakan suatu tahapan yang digunakan sebagai upaya dari

pendidik untuk menjalankan fungsinya dan merupakan sebuah alat untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Metode pembelajaran sangat dibutuhkan oleh pendidik, penggunaan metode

digunakan dengan berbagai macam cara sesuai dengan target atau tujuan yang akan dicapai.

Berbagai metode pembelajaran yang dilakukan dapat memberikan suasana baru dalam

proses pembelajaran, metode pembelajaran cenderung dapat menarik dant tidak membuat

rasa bosan siswa pada saat proses pembelajaran. Akan tetapi jika banyak macam dari

metode pembelajaran yang digunakan tidak tepat atau tidak sesuai dengan karakter dan

kebutuhan siswa maka juga tidak akan menguntungkan dalam proses pembelajaran. Salah

satu penggunaan metode pembelajaran yang dapat menarik siswa yaitu metode demonstrasi.

Metode ini merupakan cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan

mempertujukkan pada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang

6 Observasi awal, wawancara dengan Ustadz Tofik Wali Kelas V di SDIT Qurrota A’yun Nologaten,

Ponorogo, pada tanggal 07 April 2022.

7 Angga Putra, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Sekolah Dasar

(Surabaya:CV.Jakad Media Publishing, 2021), 29.

4

dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukan

oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik bahasan yang harus

didemonstrasikan. Metode demosntrasi sangat efektif digunakan untuk mengajarkan materi

yang menekankan ketampilan, prosedur langkah demi langkah, tindakan misalnya proses

mengerjakan sesuatu, membandingkan suatu cara dengan lainnya atau melihat kebenaran

sesuatu.8

Motivasi belajar merupakan usaha yang dilakukan untuk menyiapkan kondisi-

kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu serta, bila tidak suka

maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka.9 Dalam

pengertian lainnya, motivasi belajar adalah suatu kekuatan atau dorongan dalam diri

individu sehingga membuat individu tersebut bergerak, bertindak untuk memenuhi

kebutuhan dan mencapai tujuannya. Motivasi belajar seorang individu melakukan perubahan

perilaku berdasarkan pengalaman dengan serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca,

mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya. Motivasi memiliki peranan yang

penting dalam meningkatkan aktivitas seseorang dalam menjalankan kehidupan dengan

dorongan untuk melakukan sesuatu agar dapat memenuhi segala kebutuhan.10

Ada beberapa penelitian yang membahas mengenai hasil belajar, mulai dari adanya

pengaruh motivasi terhadap hasil belajar, pengaruh metode demonstrasi terhadap hasil

belajar dan lain sebagainya. Dalam penelitian yang sudah dilakukan oleh beberapa peneliti,

seperti penelitian yang dilakukan oleh Febri Ana pada tahun 2018 dengan judul Pengaruh

Penggunaan Metode Demonstrasi terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam Terpadu kelas VIII Madrasah Tsanawiyah An Nur Tangkit Muaro

Jambi. Program studi Tadris Fisika, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam

Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.11

Dan juga penelitian yang dilakukan oleh Angga

Ramadhani pada tahun 2019 dengan judul Pengaruh motivasi dan disiplin belajar terhadap

hasil belajar IPA Siswa kelas V SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Kramat

8 Helminati, Model Pembelajaran (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2012), 71- 72.

9 Amna Emda, Kedudukan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran (Lantanida Journal) Vol. 5 No. 2,

2017. 175.

10 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: Prenadamedia Group,

2013), 69-70.

11

Sekripsi Febri Ana, Pengaruh Penggunaan Metode Demonstrasi terhadap Hasil Belajar Pada Mata

Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu kelas VIII Madrasah Tsanawiyah An Nur Tangkit Muaro Jambi

(Program studi Tadris Fisika, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi: 2018).

5

Kabupaten Tegal. Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan,

Universitas Negeri Semarang.12

Dari kedua penelitian tersebut sudah dapat dijadikan sebagai

referensi bahwa metode demonstrasi dan motivasi belajar dapat mempengaruhi hasil belajar

siswa.

Dengan adanya permasalahan yang telah dipaparkan, masih terdapat adanya hasil

belajar yang masih di bawah KKM, dengan nilai KKM atau rata-rata sebesar 75, kurang

tertariknya pada pembelajaran, siswa merasa cepat bosan dalam proses pembelajaran kelas

V SDIT Qurrota A’yun dan lain sebagainya. Selain itu juga penelitian ini di dukung dari

penelitian-penelitian yang sudah dilakukan dengan membahas metode demonstrasi dan

motivasi belajar dapat berpengaruh terhadap hasil belajar. Dengan adanya hal tersebut maka

peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai “Pengaruh

Penerapan Metode Demonstrasi Dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Ilmu

Pengetahuan Alam Siswa Kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran 2021/2022 ”

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat identifikasi masalah-

masalah yang muncul antara lain, sebagai berikut:

1. Banyak siswa yang masih kurang memperhatikan saat pembelajaran berlangsung.

2. Kurangnya minat siswa terhadap proses pembelajaran.

3. Banyak siswa yang masih merasa kesulitan dalam memahami pembelajaran.

4. Kurangnya motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran.

5. Masih adanya siswa yang mendapat nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

terutama pada mata pelajaran IPA.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, maka penelitian

ini dibatasi sebagai berikut:

1. Pengaruh penerapan metode demonstrasi dan motivasi terhadap hasil belajar Ilmu

Pengetahuan Alam pada siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran 2021/2022.

2. Penelitian ini dilakukan pada kelas V SD IT Qurrota A’yun tahun ajaran 2021/2022

pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

3. Penerapan demonstrasi sebagai metode mengajar guru Ilmu Pengetahuan Alam kelas V

SDIT Qurrota A’yun tahun ajaran 2021/2022.

12

Sekripsi Angga Rhamadani, Pengaruh motivasi dan disiplin belajar terhadap hasil belajar IPA Siswa

kelas V SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal (Program Pendidikan Guru

Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang: 2019).

6

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh penerapan metode demonstrasi siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun

Tahun Ajaran 2021/2022 ?

2. Bagaimana motivasi belajar siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran 2021/2022

?

3. Bagaimana hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun

Tahun Ajaran 2021/2022 ?

4. Apakah metode demonstrasi berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar Ilmu

Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran 2021/2022 ?

5. Apakah motivasi belajar berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar Ilmu

Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran 2021/2022 ?

6. Apakah metode demonstrasi dan motivasi berpengaruh secara signifikan terhadap hasil

belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran

2021/2022 ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan Rumusan masalah yang telah dipaparkan oleh peneliti diatas adapun

tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh penerapan metode demonstrasi siswa kelas V SDIT

Qurrota A’yun Tahun Ajaran 2021/2022.

2. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran

2021/2022.

3. Untuk mengetahui hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota

A’yun Tahun Ajaran 2021/2022.

4. Untuk mengetahui metode demonstrasi berpengaruh secara signifikan terhadap hasil

belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran

2021/2022.

5. Untuk mengetahui motivasi belajar berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar

Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran 2021/2022.

6. Untuk mengetahui pengaruh penerapan metode demonstrasi dan motivasi terhadap hasil

belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran

2021/2022.

F. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

7

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian dan

penunjang dalam menciptakan pengetahuan penelitian yang berkesinambungan dengan

penerapan metode pembelajaran yang menggunakan metode demonstrasi dengan tujuan

untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam.

2. Secara Praktis

a. Bagi peneliti

Diharapkan dapat melatih diri dalam penelitian yang bersifat ilmiah dan

menambah wawasan ilmu penelitian.

b. Bagi lembaga pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu masukan untuk

pendidik agar dapat memberikan inovasi baru dalam pelaksanaan pembelajaran,

dan diharapkan juga dalam penelitian ini dapat memberikan pengetahuan mengenai

seputar penerapan metode pembelajaran demonstrasi dan motivasi belajar siswa.

c. Bagi perguruan tinggi

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya

dalam permasalahan objek kajian yang sama.

G. Sitematika Pembahasan

Untuk dapat memberikan kemudahan dalam memahami terhadap penulisan skripsi

ini peneliti menyajikan dalam bentuk beberapa bab, adapun pembahasan yang akan dibahas

dalam skripsi ini antara lain sebagai berikut:

Bab Pertama, adalah pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, identifikasi

masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penlitian, manfaat penelitian, dan

sistematika pembahasan.

Bab Kedua, berisi tentang kajian teori hasil belajar, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA),

metode pembelajaran demonstrasi, motivasi belajar, dan gambaran umum lokasi penelitian,

kajian penelitian yang relevan, kerangka berfikir dan pengajuan hipotesis.

Bab Ketiga, berisi tentang rancangan penelitian meliputi pendekatan penelitian dan

jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, definisi

operasional variabel penelitian, teknik dan instrument pengumpulan data.

Bab Keempat, berisi hasil penelitian yang meliputi deskripsi statistik, inferensial

statistik seperti uji asumsi, uji hipotesis, interpretasi dan pembahasan.

Bab Kelima, merupakan penutup dari laporan penelitian yang berisi kesimpulan dan

saran.

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh peserta didik dalam proses

pembelajaran yang disajikan dalam bentuk angka ataupun penerapan dalam

kehidupan sehari-hari atas dampak dari pengetahuan yang sudah didapat.13

Nawawi dalam K. Brahim menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan

sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran sekolah

yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah

materi pelajaran tertentu. Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh

anak setelah melalui kegiatan belajar. Untuk mengetahui apakah hasil belajar

yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui

melalui evaluasi.14

b. Macam-macam Hasil Belajar

Ada beberapa macam-macam hasil belajar antara lain, sebagai berikut :15

1) Pemahaman konsep

Pemahaman menurut Bloom diartikan sebagai kemampuan untuk

menyerap arti dari materi atau bahan sebagai kemapuan untuk menyerap arti

dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini

adalah besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran

yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat

memahami serta mengerti apa yang di baca, dilihat, yang dialami atau

dirasakan, berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang di lakukan.

2) Keterampilan proses

Usman dan Setiawati mengemukakan bahwa keterampilan proses

merupakan keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan

mental, fisik dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang

13

Endang Sri Wahyuningsih, Model Pembelajaran Mastery Learning Upaya Meningkatkan Keaktifan dan

Hasil Belajar Siswa (Sleman: Deepublish, 2020), 69-70.

14 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: Prenadamedia Group,

2013), 7-8.

15 Ibid., 9-12.

9

lebih tinggi dalam diri individu siswa. Keterampilan berarti kemampuan

menggunakan pikiran, nalar dan perbuatan secara efektif dan efisien untuk

mencapai suatu hasil tertentu termasuk kreativitasnya.

3) Sikap

Sardiman mengemukakan sikap merupakan kecenderungan untuk

melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola, dan tehnik tertentu terhadap

dunia sekitarnya baik berupa individu-individu maupun objek-objek tertentu.

Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku atau tindakan seseorang.

c. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, sebab manusia dalam

mencapai hasil belajar atau tujuan akhir dari pembelajaran tidak hanya

menyangkut aktifitas fisik saja, tetapi yang paling utama sekali yaitu menyangkut

otak, seperti berpikir. Menurut M. Dalyono, yang mempengaruhi hasil belajar,

yaitu faktor internal dan faktor eksternal.16

1) Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor yang ada dalam diri siswa yang

mempengaruhi hasil belajar. Adapun faktor internal, antara lain. Faktor

intelegensi (kecakapan), faktor minat dan motivasi, faktor cara belajar.

2) Faktor eksternal

Selain faktor internal ada juga faktor eksternal yang

mempengaruhinya, antara lain. Lingkungan keluiarga dan lingkungan

sekolah.

Asdar mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu:17

1) Faktor internal yang terdiri dari faktor jasmani seperti, kesehatan, dan cacat

tubuh atau yang lain sebagainya. Faktor psikologi antara lain. Inteligensi,

perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan, kesipan dan faktor kelelahan.

2) Faktor eksternal yang terdiri dari faktor keluarga dan faktor sekolah yang

meliputi guru sebagau pengajar metode mengajar, alat peraga, disiplin,

relasi guru dengan siswa, waktu sekolah, standar pelajaran.

16

Endang Sri Wahyuningsih, Model Pembelajaran Mastery Learning Upaya Meningkatkan Keaktifan dan

Hasil Belajar Siswa (Sleman: Deepublish, 2020), 70-71.

17 Angga Putra, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Sekolah Dasar (Surabaya:

Cv. Jakad Media Publishing, 2021), 29.

10

d. Indikator Hasil Belajar

Hasil belajar dapat dikatakan berhasil apabila telah mencapai tujuan

pendidikan. Di mana tujuan pendidikan berdasarkan hasil belajar peserta didik

secara umum dapat dibagi menjadi tiga, antara lain sebagai berikut:18

1) Aspek kognitif

Penggolongan tujuan kognitif oleh Bloom, mengatakan adanya enam

tingkatan, yaitu pengetahuan, pemahaman, penggunaan atau penerapan,

analisis, sintesis, dan evaluasi.

2) Aspek afektif

Tujuan aspek afektif berhubungan dengan hierarki perhatian, sikap,

penghargaan, nilai perasaan dan emosi. Pada ranah afektif ini Bloom

menyusun pembagian kategorinya, yaitu penerimaan, responsif, dam lain

sebagainya.

3) Aspek psikomotorik

Adapun aspek psikomotorik terdapat tujuh kategori mulai dari yang

terendah hingga yang tertinggi, antara lain sebagai berikut. Peniruan,

kesiapan, respons terpimpin, mekanisme, respon tampak kompleks, adaptasi,

penciptaan.

2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam atau juga sering disebut Kealaman Dasar

merupakan Ilmu Pengetahuan yang hanya mengkaji tentang konsep-konsep dan

prinsip-prinsip dasar yang esensial tentang gejala-gejala alam semesta. Ilmu

Pengetahuan Alam merupakan suatu hal yang didasarkan dari gejala alam, yang

mana gejala alam tersebut akan menjadi suatu pengetahuan jika diawali dengan

sikap ilmiah dan menggunakan metode ilmiah.19

Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA)

adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang

tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan

penalaran sehingga mendapatakan suatu kesimpulan.20

18

Ibid., 71-77.

19 Sulistyani Puteri Ramadhani, Konsep Dasar IPA (Depok:Yayasan Yiesa Rich, 2019), 3.

20 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: Prenadamedia Group,

2013), 177.

11

Dalam proses pembelajaran IPA tidak lupa dengan tujuan

pembelajaran, seperti hasil akhir yang didapat dalam kegiatan pembelajaran.

Dalam suatu mata pelajaran pasti memiliki tujuan untuk mengembangkan aspek

hasil belajar. Sebagaimana tujuan pembelajaran IPA menurut BSNP sebagai

berikut:21

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsepkonsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya

hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan

masyarakat.

4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar,memecahkan masalah dan membuat keputusan.

5) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga

dan melestarikan lingkungan alam.

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya

sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar

untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/ MTs.

Dari tujuan diatas dapat diketahui bahwa pada pembelajaran IPA,

hasil belajar yang ingin dikembangkan atau dicapai memiliki tiga macam, mulai

dari pengetahuannya, sikap yang biasa dikenal sikap alamiah dan keterampilan

yang dikenal dengan keterampilan proses dalam pembelajaran IPA.22

b. Ruang lingkup IPA

Ilmu Pengetahuan Alam pada hakekatnya merupakan satu pembagian

atau pemisahan ilmu karena adanya perkembangan ilmu dalam proses yang

cukup lama, tetapi dalam perkembangan lebih lanjut tampak adanya

kecenderungan generalisasi dari beberapa cabang ilmu pengetahuan itu bertemu

lagi. Sasaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah semseta dengan segala isinya,

misalnya ilmu fisika memandang semuanya itu adalah materi dan energi. yang

dimaksudkan yaitu apa saja yang mempunyai massa dan menempati suatu ruang,

21

Farida Nur Kumala, Pembelajaran IPA SD (Malang: Ediide Infografika, 2016), 8-9.

22 Ibid, 9.

12

baik berupa padat, cair, dan gas, sedang energi adalah sesuatu yang dapat

memindahkan materi dari suatu tempat ke tempat lain.

Dari keteraturan itu dapat dicari hukum alam (Natural Low) yang

dapat menjawab rahasia alam. Sehubungan dengan rasa keingintahuan manusia

terus berkembang maka manusia menggunakan perpaduan antara rasionalisme

dan imperisme yaitu metode pemecahan masalah secara keilmuan yang sekarang

disebut ilmiah. Ilmu Alamiah (IA) sering disebut Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

atau Ilmu Kealaman atau Natural Sains atau Sains. Ilmu Alamiah hanya

mengkaji tentang gejala-gejala alam semesta sehingga terbentuk konsep dan

prinsip.23

Ada beberapa hakekat dalam IPA, antara lain sebagai berikut:

1) IPA sebagai Produk

Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam sebagai produk yaitu hasil yang

diperoleh dari suati pengumpulan data yang disusun secara lengkap dan

sistematis. Produk IPA adalah sekumpulan hasil kegiatan empirik dan

kegiatan analitik yang dilakukan oleh para ilmuwan selama berabad-abad.

Bentuk IPA sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep,

prinsipprinsip, dan teori-teori IPA. Jika ditelaah lebih lanjut maka fakta-fakta

merupakan kegiatan empirik dalam IPA sedangkan konsep-konsep, prinsip-

prinsip, dan teori-teori dalam IPA merupakan hasil dari kegiatan analitik.

Yang disebut fakta dalam IPA adalah pernyataanpernyataan tentang benda-

benda yang benar-benar ada, atau peristiwa-peristiwa yang betul-betul terjadi

dan sudah dikonfirmasi secara obyektif.24

2) IPA sebagai Proses

IPA sebagai proses mengandung pengertian cara berpikir dan

bertindak untuk menghadapi atau merespons masalahmasalah yang ada di

lingkungan. Jadi, IPA sebagai proses menyangkut proses atau cara kerja

untuk memperoleh hasil (produk) inilah yang kemudian dikenal sebagai

proses ilmiah. Melalui proses-proses ilmiah akan didapatkan temuantemuan

ilmiah. Perwujudan proses-proses ilmiah ini berupa kegiatan ilmiah yang

disebut sebagai inkuiri/penyelidikan ilmiah. Secara sederhana inkuiri ilmiah

sebagai usaha mencari pengetahuan dan kebenaran. Sejumlah proses IPA

23

Sulistyani Puteri Ramadhani, Konsep Dasar IPA (Depok:Yayasan Yiesa Rich, 2019), 4.

24 Ibid, 5.

13

yang dikembangkan para ilmuwan dalam mencari pengetahuan dan

kebenaran ilmiah itulah yang kemudian disebut sebagai keterampilan proses

IPA. Hakikat IPA sebagai proses yaitu urutan atau langkah suatu kegiatan

untuk memperoleh hasil pengumpulan data melalui metode ilmiah. Tahapan

dalam proses penelitian ini meliputi. Observasi, klasifikasi, interpretasi,

prediksi, hipotesis, mengendalikan variabel, merencanakan dan

melaksanakan penelitian eksperimen, menetapkan format tabulasi data.25

3) IPA sebagai Sikap

IPA sebagai sikap ilmiah sering disebut juga sikap IPA,

pengertian sikap ilmiah menurut Bundu adalah sikap yang dimiliki oleh para

ilmuwan dalam menemukan suatu pengetahuan baru, misalnya obyektif

terhadap fakta, hati-hati, bertanggung jawab, berhati terbuka, selalu ingin

meniliti, dan sebagainya. IPA itu tidak hanya fakta, tetapi juga proses.

Sehingga selain IPA sebagai produk dan hasil, IPA juga berperan sebagai

sikap ilmiah. Hal ini sesuai dengan pendapat Iskandar bahwa “dalam

memecahkan suatu masalah yang berhubungan dengan IPA, selain produk

kita juga harus mampu mengambil sikap tertentu, sikap yang demikian

disebut sikap ilmiah”. Adapun sikap yang dikaitkan dengan IPA yaitu :

a) Obyektif terhadap fakta

b) Jujur

c) Tidak tergesa-gesa mengambil suatu kesimpulan

d) Berhati terbuka

e) Tidak mencampurkan fakta dengan pendapat

f) Berhati-hati

g) Ingin menyelidiki

h) Ingin tahu

Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk Sekolah Dasar (SD) dan

Madrasah Ibtidaiyah (MI) menurut Peraturan Menteri 16 Pendidikan

Nasional bahwa standar kompetensi lulusan mata pelajaran IPA meliputi

aspek-aspek, antara lain. Mahluk hidup dan proses kehidupan yaitu manusia,

hewan, tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan.

Benda, materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi cair, padat, dan gas.

Energi dan perubahannya meliputi gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,

25

Ibid, 7-8.

14

cahaya, dan pesawat sederhana. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah,

bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.26

3. Metode Pembelajaran Demonstrasi

a. Pengertian Metode Pembelajaran Demonstrasi

Istilah metode berasal dari bahasa Yunani yaitu “metha” dan ”hados” berarti

melalui dan hados berarti jalan atau cara, jadi metode adalah jalan atau cara yang

dilalui untuk mencapai tujuan. Ada beberapa tujuan metode yang digunakan dalam

pengajaran, salah satunya metode yang digunakan dalam pengajaran adalah metode

demonstrasi. Metode demonstrasi merupakan suatu metode mengajar melalui

pengembangan keterampilan dalam mempraktikan atau memperagakan prosedur

kegiatan tertentu.27

Metode demonstrasi merupakan metode yang paling awal

digunakan oleh manusia purba pada saat menambah kayu untuk memperbesar nyala

api unggun, sementara anak-anak mereka memperhatikan dan menirunya.28

Dalam pengertian lain metode demonstrasi adalah cara mengajar yang

menggunakan cara memperagakan alat peraga, kejadian aturan dan urutan untuk

melaksanakan kegiatan secara langsung maupun tidak langsung dengan

memanfaatkan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang sedang

diajarkan. Metode demonstrasi juga diartikan sebagai metode mengajar dengan

memanfaatkan cara memperagakan untuk memberikan pengetahuan dan

memperlihatkan bagaimana cara bekerjanya suatu kegiatan dengan memperhatikan

langkah-langkah kerja dari suatu alat peraga ataupun instrument tertentu kepada

siswa.29

Sering kali orang menyangka bahwa metode demonstrasi hanya dapat

digunakan pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam saja akan tetapi tidak

demikian adanya. Metode ini dapat dipergunakan untuk penyajian semua jenis mata

pelajaran. Dengan menggunakan metode ini penerimaan dan pemahaman siswa

26

Ibid, 15-16. 27

Siti Nurul, Padalia, dan Bau Salawati Penerapan Metode Demonstrasi pada Mata Pelajaran Seni

Budaya (Tari) untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 1 Eremerasa Kabupaten

Bantaeng (Jurnal Pendidikan Sendratasik), 2020, 7.

28 Abdul Gafur, Peningkatan Hasil Belajar IPA Terpadu Melalui Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas

VIII SMP Negeri 2 Sano Nggoang Manggarai Barat Tahun Pelajaran 2017/2018 (Jurnal Ilmu Sosial dan

Pendidikan), Vol. 2 No. 1 2018, 149.

29 Heri Rahyubi, Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik (Majalengka: Nusa Media, 2011),

239.

15

akan lebih berkesan secara mendalam. Dalam penggunaan teknik demonstrasi

sangat menunjang proses interaksi belajar mengajar dikelas. Akibatnya dapat

memberikan motivasi siswa dan siswa dapat berpartisipasi aktif dan mendapatkan

pengalaman secara langsung serta dapat mengembangkan kecakapan.

b. Perencanaan dan Persiapan Metode Demonstrasi

Setiap metode pembelajaran harus direncanakan dan dipersiapkan agar tujuan

pembelajaran dapat tercapai, begitu juga dengan metode demonstrasi. Menurut

Djamarah hal-hal yang perlu mendapat perhatian pada langkah ini antara lain

sebagai berikut:

1) Penentuan tujuan demolnstrasi yang akan dilakukan dalam hal ini

mempertimbangkan apakah tujuan yang akan dicapai siswa dengan belajar

melalui demonstrasi itu tepat dengan menggunakan metode demonstrasi.

2) Materi yang akan didemontrasikan terutama hal-hal yang penting ingin

ditonjolkan.

3) Siapkanlah fasilitas penunjang demonstrasi seperti peralatan, tempat dan

mungkin juga biaya yang dibutuhkan.

4) Penataan peralatan dan kelas pada posisi yang baik.

5) Pertimbangkan jumlah siswa dihubungkan dengan hal yang akan

didemonstrasikan agar siswa dapat melihatnya dengan jelas.

6) Buatlah garis besar langkah atau pokok-pokok yang akan didemonstrasikan

secara berurutan dari tertulis pada papan tulis atau pada kertas lebar, agar dapat

dibacakan siswa dan guru secara keseluruhan.

7) Untuk menghindarkan kegagalan dalam pelaksanaan sebaiknya demonstrasi

yang direncanakan dicoba terlebih dahulu.

c. Pelaksanaan Metode Demonstrasi

Menurut Djamarah setelah segala sesuatu direncanakan dan disiapkan,

langkah berikutnya ialah mulai melaksanakan demonstrasi beberapa hal yang perlu

diperhatikan antara lain sebagai berikut:

1) Guru sebelum memulai persiapkanlah sekali lagi kesiapan peralatan yang akan

didemonstrasikan, pengaturan tempat, keterangan tentang garis besar langkah

dan pokok-pokok yang akan didemonstrasikan, dan lain-lain yang diperlukan.

2) Siapkan siswa, barangkali ada hal-hal yang perlu mereka catat.

3) Mulailah demonstrasi dengan menarik perhatian siswa.

4) Ingatlah pokok-pokok materi yang didemonstrasikan.

16

5) Pada waktu berjalannya demonstrasi, sekali-kali perhatikan keadaan siswa ,

apakah siswa mengikuti dengan baik atau tidak.

6) Untuk menghindari ketegangan ciptakan suasana yang harmonis.

7) Berikanlah kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih

lanjut tentang apa yang dilihat dan didengarnya dalam bentuk mengajukan

pertanyaan, membandingkannya dengan yang lain, atau dengan pengalaman

lain, serta mencoba melakukannya sendiri dengan bimbingan guru.

Langkah-langkah metode demonstrasi adalah sebagai berikut:30

a) Menentukan prosedur dan perangkat yang terkait materi yang dipelajari.

b) Meminta siswa menyaksikan guru memperagakan kegiatan.

c) Meminta siswa untuk berlatik melakukan keterampilan yang diperagakan guru.

d) Melakukan kegiatan menirukan tahap demi tahap.

e) Membuat kesimpulan bersama siswa

d. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi

Setiap metode pembelajaran mempunyai kelebihan dan kelemahan termasuk

metode demonstrasi. Adapun kelebihan dan kelemahan metode demonstrasi sebagai

berikut:

1) Kelebihan Metode Demonstrasi

Sebagai suatu metode pembelajaran demonstrasi memiliki kelebihan,

diantaranya:31

a) Melalui metode demonstarsi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari,

sebab siswa langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.

b) Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tidak hanya

mendengarkan tetapi juga melihat dan iktu melakukannya.

c) Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan

untuk membadingkan antara teori dan kenyataan.

d) Siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran.

2) Kelemahan Metode Demonstrasi

Disamping ada beberapa kelebihan terdapat juga kelemahan yang dimiliki

metode demonstrasi antara lain sebagai berikut:

30

Helmiati, Model Pembelajaran (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2012), 72. 31

Abdul Gafur, Peningkatan Hasil Belajar IPA Terpadu Melalui Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas

VIII SMP Negeri 2 Sano Nggoang Manggarai Barat Tahun Pelajaran 2017/2018 (Jurnal Ilmu Sosial dan

Pendidikan), Vol. 2 No. 1 2018, 149-151.

17

a) Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab

tanpa persiapan yang memadai, penerapan metode dapat mengalami

kegagalan.

b) Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang

memadai, berarti menggunakan metode ini memerlukan pembiayaan yang

lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.

c) Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang

khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Disamping

itu metode demonstrasi juga memerlukan kemampuan dan motivasi guru

yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.

Ada pendapat lain yang mengatakan metode demonstrasi memiliki

kelebihan dan kekurangan antara lain.32

Kelebihan metode demonstrasi:

a) Membuat proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkrit.

b) Memudahkan peserta didik untuk memahami apa yang dipelajari.

c) Proses pembelajaran lebih hidup dan lebiih menarik.

d) Siswa terangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan

kenyataan.

Kekurangan Metode Demonstrasi:

a) Memerlukan keterampilan guru secara khusus.

b) Fasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadai tidak selalu

tersedia dengan baik.

c) Memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang di samping memerlukan

waktu yang cukup panjang.

4. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi Belajar merupakan kekuatan, daya dorong, atau alat pembangun

kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri siswa untuk belajar secara aktif,

kreatif, efektif, inovatif dan menyenangkan dalam rangka perubahan perilaku

baik dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.33

Menurut Winkel dalam

buku Psikologi Pendidikan motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak

32

Rahyudi, Heri. Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik (Majalengka: Nusa Media, 2011),

239.

33 Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran (Bandung:PT Refika Aditama, 2014), 24.

18

psikis dalam diri siswa yang menimbulkan bentuk kegiatan belajar, menjamin

kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu

demi mencapai suatu tujuan.34

Motivasi adalah suatu usaha yang bertujuan untuk

menyediakan situasi-situasi tertentu, sehingga seseorang ingin dan berkemauan

untuk melakukan sesuatu dan bila tidak suka maka akan berusaha untuk

menghindari atau meniadakan perasaan kurang suka atau tidak suka tersebut.35

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan motivasi belajar merupakan suatu

pergerakan yang memiliki daya dorong untuk membuat seseorang memiliki

keinginan dan kemauan untuk melaksanakan dan mengerjakan kegiatan

pembelajaran dengan baik dan terarah.

b. Jenis-jenis Motivasi Belajar

Dalam pembicaraan mengenai motivasi yang akan dilihat dari dua sudut

pandang, antara lain motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi seseorang yang

disebut “motivasi instrinsik” dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang

yang disebut “motivasi ekstrinsik".

1) Motivasi instrinsik

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri

seseorang tanpa rangsangan dari luar.36

Motivasi dapat timbul karena faktor

intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan

belajar, harapan akan suatu cita-cita. Dalam proses belajar, siswa yang

mempunyai motivasi instrinsik dapat terlihat dari belajarnya. Aktivitas

belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan yang ada di

dalam dirinya dan akan terkait dengan belajarnya. Seorang siswa merasa

butuh dan mempunyai keinginan untuk belajar sehingga dapat mencapai

tujuan belajar, bukan karena hanya ingin suatu pujian atau ganjaran.37

2) Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul karena adanya

rangsangan dari luar.38

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif

dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Dorongan ekstrinsik

34

Asrori, Psikologi Pendidikan Pendekatan Multidisipliner (Banyumas: CV Pena Persada, 2020), 119.

35 Amna Emda, Kedudukan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran (Lantanida Journal), Vol 5 No.

2, 2017, 175.

36 Rohmalina Wahab, Psikologi Belajar (Depok:PT Rajagrafindo Persada, 2015), 129.

37 Asrori, Psikologi Pendidikan Pendekatan Multidisipliner (Banyumas: CV Pena Persada, 2020), 117-118.

38 Rohmalina Wahab, Psikologi Belajar (Depok:PT Rajagrafindo Persada, 2015), 129.

19

yang dilakukan oleh guru agar dapat merangsang minat siswa dalam belajar,

seperti memberikan penghargaan dan celaan, persaingan atau kompetisi,

hadiah dan hukuman, serta memberikan informasi tentang kemajuan belajar

siswa.39

c. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar

Prinsip-prinsip dalam motivasi belajar memiliki peranan yang penting

dalam aktivitas belajar seorang peserta didik. Dalam proses pembelajaran tidak

lepas dari adanya motivasi sebab tidak ada yang belajar tanpa adanya motivasi

dan tidak ada motivasi yang berarti jika tidak ada kegiatan belajar. Berikut ini

beberapa prinsip motivasi dalam belajar, yaitu:

1) Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar.

2) Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar.

3) Motivasi berupa pujian lebih baik daripada motivasi berupa hukuman.

4) Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar.

5) Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar.

6) Motivasi melahirkan prestasi belajar.

d. Indikator Motivasi Belajar

Untuk mengetahui peserta didik memiliki motivasi belajar atau tidak,

maka perlu diketahui ciri-ciri motivasi pada diri seseorang. Menurut Makmun,

ada beberapa ciri motivasi atau indikator yang dapat diidentifikasi, antara kain

sebagai beriut :40

1) Lama waktu yang digunakan untuk kegiatan belajar.

2) Frekuensi kegiatan belajar

3) Ketetapan dan kelekatan pada tujuan kegiatan.

4) Ketabahan, keuletan, dan kemampuan dalam menggapai kesulitan untuk

mencapai tujuan.

5) Pengorbanan ( baik dari segi uang, dan tenaga pikiran untuk mencapai

tujuan.

6) Tingkat aspirasi ( cita-cita, sasaran, dan idola) yang ingin dicapai.

7) Kualifikasi prestasi yang dicapai.

8) Arah dan sikapnya teradap sasaran kegiatan.

39

Asrori, Psikologi Pendidikan Pendekatan Multidisipliner (Banyumas: CV Pena Persada, 2020), 118.

40 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: Prenadamedia Group,

2013), 75-76.

20

Adapun indikator motivasi belajar menurut Uno yang dikutip oleh

Ahmad Susanto yang dikemukakan dalam buku Teori Belajar dan Pembelajaran

di Sekolah Dasar antara lain.41

a) Adanya hasrat dan keinginan berhasil.

b) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.

c) Adanya harapan dan cita-cita masa depan.

d) Adanya penghargaan dalam belajar.

e) Adanya kegiatan yang menarikndalam belajar.

f) Adanya lingkungan yang kondusif.

Dari uraian diatas dapat dilakukan pengukuran motivasi seseorang

sehingga kita bisa melakukan usaha meningkatkan motivasi seseorang, misalnya

motivasi siswa dalam belajar. Pendidik dapat melihat sisi hasrat dan keinginan

berhasil dalam diri siswa, atau mungkin sebaliknya, tidak adanya dorongan dan

kebutuhan dalam belajar, karena setiap siswa memiliki kadar motivasi dan

permasalahan motivasi dalam belajar yang berbeda di lingkungannya, sehingga

perlakuan yang akan guru berikan massif dan tepat sehingga dapat

meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.

e. Fungsi Motivasi Belajar

Menurut Sardiman fungsi motivasi belajar antara lain sebagai berikut:

1) Mendorong manusia berbuat, yaitu sebagai penggerak dari setiap kegiatan

yang akan dikerjakan.

2) Menentukan arah perbuatan, yaitu kea rah tujuan yang ingin dicapai.

Dengan demikian motivasi memberikan arah dan kegiatan yang harus

dikerjakan sesuai tujuannya.

3) Menyeleksi atau menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan

guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan yang tidak

bermanfaat bagi tujuan.

Fungsi motivasi dalam belajar adalah sebagai tenaga penggerak untuk

mendorong, mengarahkan, dan menentukan. Dalam hal ini siswa, yaitu untuk

melakukan suatu tugas atau perbuatan untuk mencapai tujuan belajar.42

Dalam

pendapat lainnya mengatakan bahwa fungsi motivasi belajar, yaitu motivasi

41

Ibid, 76.

42 Asrori, Psikologi Pendidikan Pendekatan Multidisipliner (Banyumas: CV Pena Persada, 2020), 118.

21

sebagai pendorong perbuatan, motivasi sebagai penggerak perbuatan, motivasi

sebagai pengarah perbuatan.43

f. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar

Menurut De Decce dan Grawford yang dikutip oleh Syaiful Djamarah

ada empat upaya guru sebagai pengajar yang berhubungan dnegan cara

peningkatan motivasi belajar, yaitu menggairahkan anak didik, memberikan

harapan realistis, memberikan insentif, mengarahkan perilaku anak didik.44

g. Peran Motivasi dalam Belajar

Motivasi belajar merupakan faktor psikis. Perananya yang khas adalah

dalam pembunuhan gairah, perasaan dan semangat untuk belajar. Motivasi

belajar adalah dorongan yang menjadi penggerak dalam diri individu untuk

melakukan sesuatu dan mencapai suatu tujuan yaitu untuk mencapai prestasi.

Menurut Nyayu Khadijah peran motivasi dalam belajar adalah saat akan

memulai belajar, saat sedang belajar, dan saat berakhirnya belajar. Selanjutnya

terdapat beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar antara lain:

1) Peran motivasi dalam menentukan penguatan belajar.

2) Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar.

3) Motivasi menentukan ketekunan belajar.

h. Unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Guru memiliki tanggung jawab yang besar untuk memotivasi peserta

didik agar peserta didik dapat maksimal dalam kegiatan belajar mengajar.

Perhatian siswa terhadap materi yang diberikan oleh guru dapat diwujudkan

dengan berbagai cara, seperti metode yang digunakan guru, media, dan alat

peraga, mengulang materi dengan cara yang berbeda dari sebelumnya, dan

membuat variasi belajar. Menurut Oemar Hamalik, cara memotivasu siswa

belajar adalah sebagai berikut:45

1) Kebermaknanan

2) Modelling

3) Komunikasi terbuka

4) Hubungan pengajaran dengan masa depan siswa

5) Prasyarat

43

Rohmalina Wahab, Psikologi Belajar (Depok:PT Rajagrafindo Persada, 2015), 131.

44 Ibid, 132.

45 Asrori, Psikologi Pendidikan Pendekatan Multidisipliner (Banyumas: CV Pena Persada, 2020), 119-120.

22

6) Novelty

7) Latihan dan Praktik yang aktif dan bermanfaat

8) Latihan terbagi

9) Kurangi secara sistematik

5. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Qurrota A’yun merupakan salah satu

sekolah yang berada dibawah naungan Yayasan Qurrota A’yun Ponorogo. SDIT

Qurrota A’yun Ponorogo ini terletak di jalan Lawu No. 100, Kelurahan Nologaten,

Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo. Pendirian SDIT Qurrota A’yun

dilatarbelakangi oleh kepedulian para pemuda tahun 90-an yang merasa perlu adanya

lembaga pendidikan yang memadukan ilmu-ilmu umum dan agama Islam. Saat itu

berkembang opini di masyarakat bahwa jika ingin pendidikan umumnya baik, maka

anak disekolahkan di sekolah negeri. Jika ingin pendidikan agamanya baik, maka

disekolahkan di sekolah agama atau pondok pesantren.

Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Qurrota A’yun yang berdiri sejak tahun

2003 merupakan perwujudan dari model sekolah yang mampu memadukan ilmu

qouli dan kauni menjadi satu kesatuan dalam pembelajaran sehingga diharapkan

melalui sekolah ini terlahir peserta didik yang berkualitas, baik secara akademik

maupun mental spiritual. Semua mata pelajaran dan kegiatan yang diselenggarakan

tidak terlepas dari bingkai ajaran Islam. Pelajaran umum, seperti matematika, IPA,

IPS, Bahasa, dan lain-lain dibingkai dengan pedoman dan panduan Islam.

Awal berdirinya (tahun 2003) SDIT Qurrota A’yun mengontrak 5 ruang kelas

di Jl.Wakhid Hasyim kompleks Masjid Agung Ponorogo dengan jumlah siswa 23.

Awalnya SDIT Qurrota A’yun harus door to door untuk memperkenalkan dirinya

kepada khalayak. Alhamdulillah, dengan mengusung konsep Sekolah Islam Terpadu

dengan sistem fullday school, SDIT Qurrota A’yun menjadi sekolah yang layak

diperhitungkan dan kini menjadi salah satu sekolah favorit yang ada di Kabupaten

Ponorogo. SDIT Qurrota A’yun Ponorogo sudah berakreditas A sejak tahun 2016

sampai tahun 2026 dengan Nomor Statistik Sekolah (NSS) adalah 102 051 117 041.

SDIT Qurrota A’yun Ponorogo memiliki jumlah siswa mulai dari kelas I

sampai kelas VI sebanyak 687 siswa, dengan rincian 344 siswa laki-laki dan 343

siswa perempuan. Selain memiliki siswa yang banyak, SDIT Qurrota A’yun

Ponorogo juga memiliki tenaga pendidik dan kependidikan sejumlah 89. Di SDIT

Qurrota A’yun Ponorogo juga memiliki sarana dan prasarana yang baik, seperti 1)

23

Ruang kelas sebanyak 25 ruang berdiri di atas lahan seluas 6.080 m2 di Jl. Lawu No

100 Kelurahan Nologaten Kecamatan Ponorogo; 2) Lapangan bola volly, futsal,

lompat jauh, basket dan panahan. 3) Laboratorium bahasa dan lab komputer +

internet + wifi; 4) Perpustakaan; 5) Unit Kesehatan Sekolah (UKS); 6) Masjid

sekolah bertingkat 2; 7) Kantin.

Visi dari SDIT Qurrota A’yun Ponorogo adalah Terbentuknya siswa-siswi

yang berkepribadian Islami, berprestasi optimal, kreatif, mandiri dan berbudaya

lingkungan. Sedangkan Misi dari SDIT Qurrota A’yun Ponorogo adalah 1)

Menanamkan keimanan dan ketakwaan melalui kegiatan kurikuler, kokurikuler dan

ekstrakurikuler; 2) Menjadi sekolah Islam percontohan; 3) Mengembangkan

kreatifitas dan kemandirian peserta didik; 4) Menjadi Lembaga Pendidikan yang

berwawasan lingkungan; 5) Melaksanakan budaya hidup bersih dan sehat sebagai

wujud pelestarian terhadap lingkungan; 6) Melaksanakan kegiatan pencegahan

terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup; 7) Melaksanakan perilaku

3R (Reduce, Reuse, Recyle). Selain itu, ada juga tujuan dari SDIT Qurrota A’yun

Ponorogo, antara lain a) Membiasakan beribadah, disiplin, percaya diri dan

berperilaku sosial yang baik; b) Meningkatkan kualitas layanan melalui

penyempurnaan kurikulum terpadu dan system manajemen mutu; c)

Mengembangkan model pembelajaran terintegrasi Pendidikan lingkungan hidup; d)

Melaksanakan 3R (Reduce, Reuse dan Recycle) di sekolah; e) Melaksanakan

pemilihan dan pengolahan sampah organic dan anorganik; f) Menanamkan sikap

peduli dan berbudaya lingkungan sehigga tercipta lingkungan sekolah yang bersih,

sehat, indah, aman dan nyaman; g) Mengembangkan sarana pendukng pembelajaran

berbasik TIK; h) Menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang kreatif dan inovatif;

i) Membekali ketrampilan life skill sesuai jenjang usia; j) Menjalin kerjasama dengan

Lembaga/instansi terkait dan masyarakat dalam rangka pengembangan program

Pendidikan; k) Mengintegrasikan Pendidikan berkarakter bangsa, adiwiyata dan

membangun budaya Lokal dalam pembelajaran.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Kajian penelitian yang relevan merupakan deskripsi tentang kajian yang sudah

pernah dilakukan mengenai permasalahan yang diteliti. Dengan demikian, penelitian

yang akan dilakukan yaitu kajian atau perkembangan dari penelitian yang sebelumnya

sehingga penelitian yang sedang dilakukan bukan merupakan pengulangan atau duplikasi

dan penelitian yang sedang dilakukan adalah penelitian yang menunjukkan keaslian

24

peneliti bahwa topik yang diteliti belum pernah diteliti oleh peneliti lain. Berdasarkan

telaah yang sudah dilakukan terhadap beberapa sumber kepustakaan, peneliti dapat

memperoleh gambaran serta perbandingan penelitian yang sudah dilaksanakan. Hasil dari

telaah kepustakaan yang memiliki kaitan dengan variabel yang sedang diteliti, antara lain

sebagai berikut.

Pertama, Penelitian yang dilakukan oleh Siti Jamilah pada tahun 2018 dengan

judul Pengaruh Metode Demonstrasi dan Keaktifan Belajar Terhadap Hasil Belajar

Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Aliyah Terpadu Hudatul Muna 2 Jenes

Brotonegaran Ponorogo Tahun Ajaran 2017/2018. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama

Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Ponorogo.

Penelitian bertujuan 1) Untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa pada mata

pelajaran Fiqih di Madrasah Aliyah Terpadu Hudatul Muna 2 Jenes Brotonegaran

Ponorogo Tahun Ajaran 2017/2018. 2) Untuk mengetahui tingkat keaktifan belajar siswa

pada mata pelajaran Fiqih di Madrasah Aliyah Terpadu Hudatul Muna 2 Jenes

Brotonegaran Ponorogo Tahun Ajaran 2017/2018. 3) Untuk mengetahui hasil belajar

siswa pada mata pelajaran Fiqih di Madrasah Aliyah Terpadu Hudatul Muna 2 Jenes

Brotonegaran Ponorogo Tahun Ajaran 2017/2018. 4) Untuk mengetahui pengaruh yang

signifikan antara motivasi belajar dan keaktifan belajar terhadap hasil belajar siswa pada

mata pelajaran Fiqih di Madrasah Aliyah Terpadu Hudatul Muna 2 Jenes Brotonegaran

Ponorogo Tahun Ajaran 2017/2018. Teknik pengumpulan data menggunakan Angket,

Dokumentasi, Observasi. Hasil dari penelitian ini Berdasarkan hasil penelitian tentang

pengaruh motivasi belajar dan keaktifan belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata

pelajaran Fiqih di Madrasah Aliyah Terpadu Hudatul Muna 2 Jenes Brotonegaran

Ponorogo Tahun Ajaran 2017/2018 maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut 1)

Tingkat motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih di Madasah Aliyah Terpadu

Hudatul Muna 2 Jenes Brotonegaran Ponorogo tahun ajaran 2017/2018 dalam kategori

sedang. Hal ini ditunjukkan dengan prosentase jawaban siswa sebesar 69,35% atau

sebanyak 43 siswa dari 62 responden. 2) Tingkat keaktifan belajar siswa pada mata

pelajaran Fiqih di Madasah Aliyah Terpadu Hudatul Muna 2 Jenes Brotonegaran

Ponorogo tahun ajaran 2017/2018 dalam kategori sedang. Hal ini ditunjukkan dengan

prosentase jawaban siswa sebesar 64,52 atau sebanyak 40 siswa dari 62 responden. 3)

Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih di Madasah Aliyah Terpadu Hudatul Muna

2 Jenes Brotonegaran Ponorogo tahun ajaran 2017/2018 dalam kategori sedang. Hal ini

ditunjukkan dengan prosentase jawaban siswa sebesar 71,00% atau sebanyak 44 siswa

25

dari 62 responden. 4) Ada pengaruh yang signifikan antara tingkat motivasi belajar dan

tingkat keaktifan belajar (X1dan X2) terhadap hasil belajar siswa (Y). Serta dari hasil

perhitungan analisis regresi linier berganda tentang tingkat motivasi belajar dan tingkat

keaktifan belajar terhadap hasil belajar siswa diperoleh Fhitung (6,086) ≥ Ftabel (4,00)

artinya Ho ditolak/Ha diterima. Hal ini berarti motivasi belajar dan keaktifan belajar

terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Fiqih

di Madrasah Aliyah Terpadu Hudatul Muna 2 Jenes Brotonegaran Ponorogo Tahun

Ajaran 2017/2018 dengan prosentase sebesar 17,1%, dan sisanya sebesar 82,9%

dipengaruhi oleh variabel lain.

Penelitian memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang saya

lakukan, persamaan dari penelitian ini, yaitu menggunakan beberapa tehnik

pengumpulan data yang sama, memiliki dua variabel x dan satu variabel, dalam

penelitian ini dengan penelitian saya sama-sama menggunakan expos facto. Selain

persamaan ada perbedaan juga terhadap penelitian yang saya lakukan, antara lain

penelitian ini lebih mengacu pada mata pelajaran fiqih sedangkan penelitian yang saya

lakukan mengacu pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, jenjang sekolah juga

memiliki perbedaan dalam penelitian ini memilih dua tingkat lebih tinggi dibandingkan

penelitian yang saya lakukan, saya memilih pada tingkat Sekolah Dasar atau Madrasah

Ibtidaiyah, sedangkan di penelitian ini pada tingkat Madrasah Aliyah, memiliki variabel

yang x yang berbeda.

Kedua, Penelitian yang dilakukan oleh Febri Ana pada tahun 2018 dengan judul

Pengaruh Penggunaan Metode Demonstrasi terhadap Hasil Belajar Pada Mata

Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu kelas VIII Madrasah Tsanawiyah An Nur

Tangkit Muaro Jambi. Program studi Tadris Fisika, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Tujuan dari penelitian adalah

1) ingin mengetahui skor hasil belajar siswa yang menggunakan metode demonstrasi. 2)

Ingin mengatahui berapa besar skor hasil belajar siswa yang tidak menggunakan metode

demonstrasi. 3) ingin mengetahui pengaruh dan signifikan penggunaan metode

demonstrasi. Hasil dari penelitian ini, yaitu terdapat adanya perbedaan skor hasil belajar

siswa yang menggunakan metode demonstrasi terhadap hasil belajar siswa, terdapat

adanya perbedaan skor hasil belajar siswa yang tidak menggunakan metode demonstrasi

terhadap hasil belajar siswa, adanya pengaruh dan signifikan penggunaan metode

demonstrasi terhadap hasil belajar siswa.

26

Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan antara penelitian yang dilakukan

Febri Ana dengan penelitian yang saya lakukan, adapun persamaannya, yaitu sama- sama

menggunakan metode demonstrasi dan hasil belajar yang dijadikan penelitian,

menggunakan variabel y yang sama yaitu hasil belajar, dan lainnya. Adapun

perbedaannya, yaitu hanya menggunakan variabel satu x saja, jenis penelitian yang

digunakan juga berbeda, penggunaan teori yang digunakan juga tidak memiliki kesamak-

an, dan lain sebagainya.

Ketiga, Penelitian yang dilakukan oleh Miftakhul Mubin pada tahun 2018 dengan

judul Pengaruh Pemberian Motivasi Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Di MA Ma’arif 1 Punggur. Program Studi

Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam

(IAIN) Metro. Dalam penelitian ini memiliki identifikasi masalah, yaitu masih adanya

siswa yang merasa bosan, hanya duduk-duduk dan mendengarkan dan ada yang mainan

ponsel saat pembelajaran, masih adanya siswa yang mengobrol sesame teman ataupun

tidur pada saat proses belajar mengajar berlangsung, hasil belajar siswa mata pelajaran

Sejarah Kebudayaan Islam di MA Ma’arif 1 punggur tergolong tinggi meski ada sebagian

siswa yang tidak lulus KKM. Dalam penelitian memiliki kerangka berpikir yang

digambarkan dengan pemberian motivasi guru sebagai X dan hasil belajar SKI sebagai Y.

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket dan

dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah berdasarkan hasil analisis yang penulis

lakukan maka disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam di MA Ma’arif 1 Punggur dipengaruhi oleh pemberian motivasi guru.

Dengan hipotesis yang diajukan diterima dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

SKI di MA Ma’arif 1 Punggur diperoleh harga Chi Kuadrat yang di interpretasikan

menggunakan koefisien kontigensi memiliki harga sebesar 0,416 nilai ini lebih besar dari

pada pada taraf signifikan 5% = 0,213.. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan

antara pemberian motivasi guru terhadap hasil belajar siswa.

Adapun persamaan dan perbedaan dari penelitian yang saya lakukan,

persamaannya antara lain sama-sama menggunakan variabel y yang sama yaitu hasil

belajar, dalam pengumpulan data penelitian sama-sama menggunakan angket dan

dokumentasi. Selain persamaan ada juga perbedaan antara lain dalam penggunaan

variabel dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel x1 saja, sedangkan dalam

penelitian yang saya lakukan menggunakan 2 variabel x yaitu x1 metode demonstrasi

27

dan x2 motivasi belajar. Perbedaan lainnya juga terdapat jenis penelitian, saya dalam

penelitian yang saya lakukan, menggunakan expos facto dan lain sebagainya.

Keempat, Penelitian yang dilakukan oleh Angga Ramadhani pada tahun 2019

dengan judul Pengaruh motivasi dan disiplin belajar terhadap hasil belajar IPA Siswa

kelas V SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal.

Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri

Semarang. Adapun tujuan penelitian ini di bagi menjadi dua yaitu tujuan umum untuk

mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi dan disiplin belajar

terhadap hasil belajar IPA Kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Kramat

Kabupaten Tegal, dan tujuan khusus 1) untuk menganalisis dan mendeskripsikan

pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar IPA kelas V SDN Gugus Ki Hajar

Dewantara Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal. 2) Untuk menganalisis dan

mendeskripsikan pengaruh disiplin belajar terhadap hasil belajar IPA kelas V SDN Gugus

Ki Hajar Dewantara Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal. 3) Untuk menganalisis dan

mendeskripsikan pengaruh motivasi dan disiplin belajar terhadap hasil belajar IPA kelas

V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal. Hasil dari

penelitian ini antara lain. Ada pengaruh yang siginifikan motivasi belajar terhadap hasil

belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Kramat

Kabupaten Tegal. Hasil dari pengujian hipotesis didapatkan nilai thitung > ttabel

(2,222>1,9757). Persentase sumbangsih pengaruh antara variabel motivasi belajar

terhadap hasil belajar IPA sebesar 3,2%. Ada pengaruh yang siginifikan disiplin belajar

terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara

Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal. Hasil dari pengujian hipotesis didapatkan nilai

thitung > ttabel (6,240>1,9757). Persentase sumbangsih pengaruh antara variabel disiplin

belajar terhadap hasil belajar IPA sebesar 20,5%. Hasil pengujian antara variabel

motivasi dan disiplin belajar bersama-sama terhadap hasil belajar IPA diperoleh adanya

pengaruh yang signifikan antara motivasi dan disiplin belajar terhadap hasil belajar IPA

siswa kelas V SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Kramat Kabupaten

Tegal. Hasil pengujian menunjukkan bahwa perolehan Fhitung > Ftabel (19.571>3,056).

Persentase pemberian pengaruh motivasi dan disiplin belajar secara bersamasama

terhadap hasil belajar IPA sebesar 20,7%, dan sisanya sebesar 79,3% dipengaruhi oleh

faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian.

Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan yang terdapat dalam penelitian

ini dengan penelitian yang saya lakukan. Adapun persamaan yang dapat dipaparkan, yaitu

28

sama-sama menggunakan dua variabel x, menggunakan variabel y yang sama yaitu hasil

belajar, melakukan penelitian pada tingkat Sekolah Dasar, mata pelajaran yang diteliti

sama-sama menggunakan mata pelajaran IPA. Sedangkan, untuk perbedaanya meliputi

jenis penelitian yang dilakukan juga tidak sama dalam penelitian yang saya lakukan

menggunakan jenis penelitian expos facto sedangkan di penelitian tidak menggunakan

jenis penelitian serupa. Dan lain sebagainya.

Kelima, Penelitian yang dilakukan oleh Hasnita pada tahun 2021 dengan judul

Pengaruh Metode Demonstrasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA

di Kelas V SDN 347 Lamasi Pantai. Program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Pendidikan Universitas Cokroaminoto Palopo. Dalam

penelitian ini memiliki tujuan penelitia, antara lain untuk mengetahui hasil belajar IPA

siswa kelas V SDN 347 Lamasi Pantai sebelum diterapkan metode demonstrasi. Untuk

mengetahui hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 347 Lamasi Pantai setelah diterapkan

metode demonstrasi. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPA di kelas V SDN 347 Lamasi Pantai melalui metode demonstrasi. Dalam

penelitian ini memiliki satu variabel X yaitu metode demonstrasi dan satu variabel Y ,

yakni hasil belajar. Teknik pengumpulan data di penelitian ini tes dan observasi. Adapun

hasil dari penelitian ini, antara lain Hasil belajar siswa kelas V SDN 347 Lamasi Pantai

sebelum penggunaan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA tentang siklus air dari

10 siswa, tidak ada siswa yang mencapai nilai KKM. Hasil belajar siswa kelas V SDN

347 Lamasi Pantai setelah penggunaan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA

tentang menjelaskan siklus air sangat mengalami peningkatan. Dari 10 siswa dinyatakan

telah lulus dan tuntas dalam belajar. Setelah penggunaan metode demonstrasi Terjadi

peningkatan hasil belajar siswa kelas V SDN 347 Lamasi Pantai dimana pada data awal

atau pretest rata-rata hasil belajar IPA siswa sebesar 36.50, dan mengalami peningkatan

nilai hasil belajar pada posttest setelah penerapan metode demonstrasi hingga 80,50.

Dalam penelitian ini ada perbedaan dan persamaan dengan penelitian yang saya

lakukan, dalam penelitian ini memiliki persamaan yaitu sama-sama menggunakan

variabel X metode demonstrasi dan variabel Y hasil belajar. Sama-sama menggunakan

mata pelajaran yang sama yaitu IPA. Dari persamaan yang ada, terdapat juga

perbedaannya antara lain seperti menngunakan teknik pengumpulan data yang berbeda

dalam penelitian ini menggunakan tes dan observasi sedangkan penelitian yang saya

lakukan menggunakan angket dan dokumentasi. dan lain sebagainya.

29

C. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan uraian atau pernyataan mengenai kerangka konsep

dalam pemecahan permasalahan yang telah diidentifikasi, kerangka berpikir dalam

sebuah penelitian kuantitatif kerangka berpikir sangat menentukan dan validitas dari

proses penelitian secara menyeluruh. Melalui uraian atau pernyataan dalam pemikiran

atau kerangka berpikir, peneliti disini dapat menjelaskan dengan jelas variable-variable

apa saja yang diteliti dan dari teori apa variable-variabel tersebut diturunkan, serta

mengapa variabel-variabel tersebut yang hanya diteliti.46

Sebagaimana yang kita ketahui

bahwa jika penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat dalam proses

pembelajaraan dapat berpotensi memunculkan atau mengakibatkan berbagai kesulitan

dalam proses pembelajaran dan penerimaan pemahaman dari peserta didik. Berdasarkan

telaah terdahulu dan landasan teori yang telah dipaparkan maka kerangka berpikir dalam

penelitian ini, yaitu:

1. Jika metode demonstrasi efektif maka hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa

kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran 2021/2022 tinggi.

2. Jika motivasi belajar tinggi maka hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas

V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran 2021/2022 tinggi.

3. Jika metode demonstrasi efektif dan motivasi belajar tinggi maka hasil belajar Ilmu

Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran 2021/2022

tinggi.

4. Jika metode demonstrasi kurang efektif maka hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam

siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran 2021/2022 rendah.

5. Jika motivasi belajar rendah maka hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas

V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran 2021/2022 rendah.

6. Jika metode demonstrasi kurang efektif dan motivasi belajar rendah maka hasil

belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran

2021/2022 rendah.

Penelitian ini berfokus pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, banyak siswa

yang merasa kesulitan dalam memahami mata pelajaran ini akan tetapi adapula siswa

yang sangat baik dalam memahami mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Dalam

proses pembelajaran siswa yang cenderung memiliki kesulitan dalam memahami mata

46

Arif, Sukuryadi, Fatimaturrahmi, Pengaruh Ketersediaan Sumber Belajar di Perpustakaan Sekolah

terhadap Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Terpadu SMP Negeri 1 Praya Barat (Jurnal Ilmu Sosial

dan Pendidikan), Vol. 1 No.2 2017, 111.

30

pelajaran tersebut akan merasa pelajaran tersebut kurang menarik dan membosankan.

Berdasarkan teori dan telaah terdahulu, metode pembelajaran demonstrasi dianggap

efektif yang dapat digunakan untuk mempermudah pemahaman siswa dan juga menarik

serta tepat untuk mengatasi rasa bosan siswa dengan cara melibatkan siswa agar dapat

aktif secara langsung dalam proses pembelajaran. Dalam penggunaan metode

pembelajaran demonstrasi ini diharapkan dapat memicu keaktifan, semangat dan menarik

serta meingkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

Dibawah ini merupakan bagian dari kerangka berpikir pengaruh metode demonstrasi

terhadap hasil belajar siswa, antara lain sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir diatas, maka selanjutnya

dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Hipotesis untuk melihat adanya pengaruh metode demonstrasi terhadap terhadap

hasil belajar Ilmu Pengathuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun

Ajaran 2021/2022.

H0 : Metode Demonstrasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar

Ilmu Pengathuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran

2021/2022.

H1 : Metode Demonstrasi berpengaruh secara signifikan terhadap terhadap hasil

belajar Ilmu Pengathuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun

Ajaran 2021/2022.

31

2. Hipotesis untuk melihat adanya pengaruh motivasi terhadap terhadap hasil belajar

Ilmu Pengathuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran 2021/2022.

H0 : Motivasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap terhadap hasil belajar

Ilmu Pengathuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran

2021/2022.

H1 : Motivasi berpengaruh secara signifikan terhadap terhadap hasil belajar Ilmu

Pengathuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran

2021/2022.

3. Hipotesis untuk melihat adanya pengaruh metode demonstrasi dan motivasi terhadap

hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun

Ajaran 2021/2022.

H0 : Metode demonstrasi dan motivasi belajar tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota

A’yun Tahun Ajaran 2021/2022.

H1 : Metode demonstrasi dan motivasi berpengaruh secara signifikan terhadap

hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun

Tahun Ajaran 2021/2022.

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif,

yang memiliki sifat yang berpengaruh untuk menghubungkan dua variable dan berisi

data-data berupa angka. Penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang

berdasarkan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau

sempel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data

bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesisnyang telah

ditetapkan. Metode ini disebut metode kuantitatif sebab data penelitian yang diteliti

berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistika.47

Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan dua variabel, antara lain variabel independen dan variabel dependen.48

a. Variabel Independen

Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent.

Dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan variabel bebas. Variabel bebas

merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya

atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel independen dalam penelitian

ini, yaitu metode demonstrasi (X1) dan motivasi belajar (X2) terhadap hasil belajar

Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran

2021/2022.

b. Variabel Dependen

Variabel dependen sering disebut dengan variabel output, kriteria,

konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat.

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena

adanya variabel bebas. Variabel ini biasanya sering dilambangkan dengan Y.

variabel dalam penelitian ini, yaitu hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa

kelas V (Y).

2. Jenis Penelitian

Penelitian kuantitatif merupakan penelitian ilmiah yang sistematis terhadap

bagian-bagian dari dan fenomena beserta hubungan-hubungannya. Penelitian ini banyak

47

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung:ALFABETA, cv 2011), 7-8.

48 Ibid, 39.

33

digunakan baik dari segi ilmu-ilmu alam ataupun ilmu-ilmu sosial, dari fisika dan

biologi hingga sosiologi dan jurnalisme. Pendekatan ini digunakan sebagai suatu cara

atau tahapan untuk melakukan penelitian dengan berbagai aspek dari pendidikan. Istilah

yang sering digunakan dalam penelitian kuantitatif sering digunakan dalam ilmu-ilmu

sosial untuk membedakannya dengan penelitian kualitatif.49

Peneliti kuantitatif dalam melihat hubungan variable terhadap obyek yang

diteliti lebih bersifat sebab dan akibat (kasual), sehingga dalam penelitiannya dari

variable independen dan dependen. Dari variable tersebut selanjutnya dicari seberapa

besar pengaruh variable independen terhadap variable dependen.50

Jenis penelitian yang digunakan adalah Expost Facto, dikatakan tersebut

dikarenakan jenis penelitian ini merupakan penelitian dimana variabel-variabel bebas

telah terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel-variabel terikat dalam

suatu penelitian. Metode expost facto adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk

meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian melihat ke belakang untuk

mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. Penelitian ini

menggunakan logika dasar yang sama dengan penelitian eksperimen yaitu jika X, maka

Y, hanya saja dalam penelitian ini tidak ada manipulasi langsung terhadap variabel

bebas (independen).51

Penelitian expost facto dimulai dengan melukiskan keadan

sekarang yang dianggap sebagai akibat dari faktor-faktor yang terjadi sebelumnya,

kemudian mencoba menyelidiki ke belakang guna menetapkan faktor-faktor yang

diduga sebagai penyebab dan sudah beroperasi masa lalu. Penelitian expost facto mirip

dengan penelitian eksperimen, hanya saja penelitian expost facto tidak ada pengontrolan

variabel bebas tidak dimanipulasi, dan tidak ada perlakuan. Penelitian expost facto dapat

dilakukan dengan baik jika menggunakan kelompok pembanding. Kelompok

pembanding dipilih yang memiliki karakteristik yang sama tetapi tetapi mengalami

kegiatan yang berbeda.52

49

Ibid, 19.

50 Ibid, 11-12.

51 Andi Ibrahim, dkk, Metodologi Penelitian (Makassar: GUNADARMA ILMU, 2018), 65.

52 Baso Intang Sappaile, Konsep Penelitian Expost Facto (Jurnal Pendidikan Matematika). Volume 1

Nomor 2, Juli 2010, 106.

34

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti melaksanakan penelitian di SDIT Qurrota A’yun

Kelurahan Nologaten, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo yang memiliki fokus

penelitian pengaruh penerapan metode demonstrasi dan motivasi terhadap hasil belajar

Ilmu Pengetahuan Alam. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa penelitian ini

dilakukan untuk jenjang Sekolah Dasar. Peneliti memilih lokasi atau tempat penelitian

ini dikarenakan peneliti menemukan permasalahan yang berhubungan dengan hasil

belajar siswa terutama pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, selain itu jumlah

siswa yang banyak dan memungkinkan untuk dilakukannya penelitian. Dalam proses

penelitian ini, peneliti mulai berada di lokasi penelitian pada bulan Maret untuk

melakukan observasi awal. Setelah penelitian awal peneliti melanjutkannya kembali

untuk melakukan penelitian dan pengamatan langsung lokasi penelitian.

2. Waktu Penelitian

Peneliti melaksanakan pada semester II tahun ajaran 2021/2022. Sebelum

penelitian dilakukan secara keseluruhan, peneliti mengawali penelitian terlebih dahulu

dengan cara obeservasi untuk menemukan permaslahan yang dihadapi dalam kegiatan

belajar mengajar.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

3. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi (kumpulan) yang terdiri atas objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.53

Dalam penelitian ini dilakukan di

SDIT Qurrota A’yun pada siswa kelas V dengan jumlah masing-masing kelas V Abu

Bakar sebanyak 32 dan V Umar Bin Khatab sebanyak 32 dari jumlah keseluruhan siswa

126 anak.

Tabel 3.1

Jumlah Siswa Kelas V

No Kelas V Jumlah Siswa Jumlah

Keseluruhan Lak-laki Perempuan

1 Abu Bakar 23 9 32

2 Umar Bin Khatab 22 10 32

53

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung:ALFABETA, cv 2011), 80.

35

No Kelas V Jumlah Siswa Jumlah

Keseluruhan Lak-laki Perempuan

3 Ustman Bin Affan 23 8 31

4 Ali Bin Abi Thalib 5 27 32

Jumlah Siswa 127

4. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian (sampel

secara harfiah berarti contoh). Dalam penetapan atau pengambilan sampel dari populasi

mempunyai aturan, yaitu sampel itu mewakili terhadap populasinya.54

Apa yang

dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi.

Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif

(mewakili).55

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun

Tahun Ajaran 2021/2022 dengan jumlah siswa 127 yang terdapat dalam 4 Ruang

Kelas. Alasan peneliti dalam mengambil penelitian dari kelas V ini, yaitu dilihat dari

hasil nilai semester genap dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang masih

terdapat beberapa siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM. Dari siswa yang masih

mendapatkan nilai dibawah KKM membuat hasil belajarnya masih mengalami

penurunan.

Teknik pengambilan sampel yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan

menggunakan tabel Isaac dan Michael. Dalam teknik pengambilan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini memiliki ketelitiannya sendiri, seperti semakin besar

tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah sampel yang diperlukan, dan

sebaliknya, semakin kecil tingkat kesalahan, maka akan semakin besar jumlah anggota

sampel yang diperlukan sebagai sumber data. Dalam tabel Isaac dan Michael untuk

tingkat kesalahan, 1%, 5%, dan 10%.56

Untuk memperjelas penjelasan di atas, adapun

tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu dengan taraf kesalahan 1%, 5%,

dan 10%.

Populasi pada penelitian ini merupakan siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun

tahun Ajaran 2021/2022 dengan jumlah 64 siswa. Penentuan jumlah sampel Isaac dan

Michael yang mana jumlah populasi tersebut dibulatkan menjadi 65. Kemudian

54

Syahrum dan Salim, Metodologi Penelitian Kuantitatif ( Bandung: Citrapustaka Media, 2014), 113-114.

55 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung:ALFABETA, cv 2011), 81.

56 Ibid., 86.

36

diperoleh untuk taraf kesalahan 1% jumlah sampelnya = 59, untuk taraf kesalahan 5%

jumlah sampelnya 55, dan untuk taraf kesalahan 10% jumlah sampelnya 53.

D. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah seperangkat petunjuk yang lengkap tentang apa

yang harus diamati dan mengukur suatu variabel atau konsep untuk menguji kesempurnaan.

Definisi opersional variabel ditemukan item-item yang dituangkan dalam instrument

penelitian.57

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, antara lain variabel independen

(variabel bebas), variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). dan variabel dependen

(terikat), Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena

adanya variabel bebas. variabel ini biasanya sering dilambangkan dengan Y.58

Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel pertama dalam

penelitian ini adalah variabel independen yaitu penerapan metode demonstrasi (X1) dan

motivasi belajar (X2), metode demonstrasi merupakan kegiatan mengajar yang

menggunakan cara memperagakan alat peraga, kejadian aturan dan urutan untuk

melaksanakan kegiatan secara langsung maupun tidak langsung dengan memanfaatkan

media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang sedang diajarkan. Adapun hal-hal yang

perlu mendapat perhatian pada langkah ini antara lain sebagai berikut:

1. Penentuan tujuan demonstrasi yang akan dilakukan dalam hal ini mempertimbangkan

apakah tujuan yang akan dicapai siswa dengan belajar melalui demonstrasi itu tepat

dengan menggunakan metode demonstrasi.

2. Materi yang akan didemontrasikan terutama hal-hal yang penting ingin ditonjolkan.

3. Siapkanlah fasilitas penunjang demonstrasi seperti peralatan, tempat dan mungkin juga

biaya yang dibutuhkan.

4. Penataan peralatan dan kelas pada posisi yang baik.

5. Pertimbangkan jumlah siswa dihubungkan dengan hal yang akan didemonstrasikan agar

siswa dapat melihatnya dengan jelas.

6. Buatlah garis besar langkah atau pokok-pokok yang akan didemonstrasikan secara

berurutan dari tertulis pada papan tulis atau pada kertas lebar, agar dapat dibacakan

siswa dan guru secara keseluruhan.

57

Edie Sugiarto, Analisis Emosional, Kebijaksanaan Pembelian dan Perhatian setelah Transaksi Terhadap

Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Sepeda Motor Honda pada UD.DIKA JAYA Motor Lamongan

(Jurnal Penelitian Ilmu Managemen), Vol 1 No. 01, 2016, 38.

58 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung:ALFABETA, cv 2011), 39.

37

7. Untuk menghindarkan kegagalan dalam pelaksanaan sebaiknya demonstrasi yang

direncanakan dicoba terlebih dahulu.

Dalam penelitian ini penerapan metode demonstrasi yang dibahas, yaitu mengenai

pengaruh dari penerapan metode demonstrasi terhadap siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun

Tahun Ajaran 2021/2022. Adapun Indikator dari penerapan metode demonstrasi antara lain

sebagai berikut. a) adanya pencapaian tujuan pembelajaran dengan baik; b) mampu

memahami materi dengan baik; c) adanya ketertarikan siswa untuk mencoba; d) mampu

menjadikan suasana belajar lebih aktif; e) memiliki semangat dalam pembelajaran; e) siswa

mampu mendemonstrasikan sesuatu yang berkaitan dengan materi yang diajarkan; f) adanya

keberanian dalam menyampaikan pendapat.

Penelitian ini, selain membahas penerapan metode demontrasi terhadap hasil belajar

Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun, juga membahas tentang

motivasi terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuian Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun.

Motivasi belajar yang dimaksud disini adalah dorongan dalam diri individu sehingga

membuat individu bergerak, bertindak untuk memenuhi kebutuhan dan untuk mencapai

tujuan.59

Dalam penelitian ini motivasi yang dibahas mengenai motivasi belajar siswa kelas

V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran 2021/2022. Adapun indikator motivasi belajar antara

lain.60

a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil.

b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.

c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan.

d. Adanya penghargaan dalam belajar.

e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.

f. Adanya lingkungan yang kondusif.

Adapula variabel yang kedua adalah variabel dependen dengan menggunakan hasil

belajar (Y1). Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh peserta didik setelah

melaksanakan dan melalui kegiatan pembelajaran. Hasil belajar dapat dikatakan berhasil

59

Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: Prenadamedia Gup,2019),

70.

60 Ibid., 76.

38

apabila telah mencapai tujuan pendidikan. Di mana tujuan pendidikan berdasarkan hasil

belajar peserta didik secara umum dapat dibagi menjadi tiga, antara lain sebagai berikut:61

1) Aspek kognitif (Pengetahuan)

2) Aspek afektif (Sikap)

3) Aspek psikomotorik (kemampuan)

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

a. Kuisioner (Angket)

Angket adalah teknik pengumpulan data melalui sejumlah pertanyaan tertulis

untuk mendapatkan informasi atau dari sumber data ataupun responden. Dengan

kata lain, kuisioner adalah lembaran pertanyaan yang berdasarkan pertanyaannya

terdiri dari dua bentuk, yaitu kuesioner dengan pertanyaan terbuka, atau kuisioner

dengan tertutup, atau kombinasi keduanya. Pertanyaan terbuka memungkinkan

penjelasan yang panjang dan mendalam, sementara dalam peryataan tertutup,

jawaban unit analisis sudah dibatasi sehingga memudahkan dalam perhitungan-

perhitungan.62

Adapun prinsip-prinsip penulisan angket, antara lain sebagai berikut:63

1) Isi dan tujuan pertanyaan harus disusun dalam skala pengukuran dan jumlah

itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti.

2) Bahasa yang digunakan dalam penulisan angket harus disesuaikan dengan

kemampuan berbahasa responden.

3) Tipe pertanyaan dalam angket dapat terbuka atau tertutup dan bentuknya dapat

menggunakan kalimat positif atau negatif.

4) Pertanyaan dalam angket jangan mendua sehingga menyulitlan responden

dalam memberikan jawaban.

5) Setiap pertanyaan dalam instrument angket, sebaiknya tidak mengajukan

pertanyaan yang memerlukan jawaban dengan berpikir berat.

Dalam teknik pengumpulan data melalui angket ini, berikut pemberian skor

untuk memudhakan dalam perhitungan-perhitungan baik itu dari pertanyaan yang

61

Angga Putra, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Sekolah Dasar (Surabaya:

Cv. Jakad Media Publishing, 2021), 71-77.

62 Syahrum, dan salim, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Bandung: Citapustaka Media, 2014), 135-136.

63 Danuri, dan Siti Maisaroh, Metodologi Penelitian Pendidikan (Yogyakarta: Smudra Biru, 2019), 109.

39

positif ataupun yang negarif, jawaban dan skor yang digunakan dalam penelitian

ini antara lain sebagai berikut.

Tabel 3.2

Skor Skala Likert

Kriteria Skor Pertayaan

Sangat Sesuai 4

Sesuai 3

Tidak Sesuai 2

Sangat tidak sesuai 1

b. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi merupakan cara

pengumpulan data dengan menggunakan dokumen atau data yang sudah ada yang

biasanya berbentuk, tulisan, gambar dan lainnya dalam dokumen atau arsip.

Dokumentasi ditunjukkan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian.

Dimana data-data tersebut relevan dengan penelitian.64

Dalam penelitian ini yang

digunakan untuk memperoleh data, yaitu dari nilai hasil belajar siswa dalam mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam semester genap kelas V SDIT Qurrota A’yun

tahun ajaean 2021/2022.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrument penelitian digunakan untuk mengukur nilai variable yang diteliti.

Dengan demikian jumlah instrument yang digunakan sesuai dengan jumlah variable

penelitian. Instrumen yang digunakan untuk mengukur validitas dan reabilitas.65

Instrument penilaian merupakan alat ukur yang digunakan dalam penelitian, yaitu alat

yang digunakan untuk mengukur fenomena (variable) yang diamati.66

Adapun data yang

diperlukan dalam penelitian ini, antara lain:

a. Data tentang penerapan metode demonstrasi di kelas V SDIT Qurrota A’yun.

b. Data tentang motivasi belajar siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun.

c. Data tentang hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam kelas V di SDIT Qurrota

A’yun,

64

Djaali, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2020), 55.

65 Ibid., 148.

66 Agung Widhi K, dan Zarah Puspitaninftyas, Metode Penelitian Kuantitatif (Yogyakarta:Pandiva Buku,

2016), 88.

40

Untuk pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu variabel penerapan metode

demonstrasi ( ) dan motivasi belajar ( menggunakan angket. Sedangkan hasil

belajar Ilmu Pengetahuan Alam (Y) melalui dokumentasi. Adapun instrument

pengumpulan data dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.3

Instrumen Pengumpulan Data

Variabel Indikator Subjek Teknik

No. Item Uji

Validitas

No. Item setelah

Uji Validitas

Positif Negatif Positif Negatif

Penerapan

Metode

Demonstrasi

(X1)

1. Siswa mampu

mencapai tujuan

pembelajaran

dengan baik.

Siswa

Kelas

V SDIT

Qurrota

A’yun

Angket

1, 2 - 1, 2 -

2. Siswa mampu

memahami

materi dengan

baik.

4, 5 3 4, 5 3

3. Siswa akan

lebih tertarik

untuk mencoba.

6, 7 - 6, 7 -

4. Siswa akan

menjadi lebih

aktif dalam

proses

pembelajaran.

8, 9 - 8, 9 -

5. Siswa memiliki

semangat yang

baik dalam

proses

pembelajaran.

10, 11 - 10, 11 -

6. Siswa

memperhatikan

pada saat proses

pembelajaran.

12, 13 - 12, 13 -

41

Variabel Indikator Subjek Teknik

No. Item Uji

Validitas

No. Item setelah

Uji Validitas

Positif Negatif Positif Negatif

7. Siswa mampu

menyelesaikan

kesulitan dalam

belajar.

14, 15 - 14,15 -

8. Siswa mampu

mendemonstrasi

kan sesuatu

yang berkaitan

dengan materi

yang

disampaikan.

16 - 16 -

9. Siswa mampu

dan berani

menyampaikan

pendapat.

17 - 17 -

10. Siswa berupaya

mencatat hasil

belajar yang

telah

disampaikan.

18, 19 - 18, 19 -

Motivasi

Belajar (X2)

1. Siswa memiliki

hasrat dan

keinginan dalam

belajar. Siswa

Kelas

V SDIT

Qurrota

A’yun

Angket

20, 21 - 20, 21 -

2. Siswa memiliki

dorongan dan

kebutuhan

dalam belajar.

22, 23 - 22, 23 -

3. Siswa memiliki

cita-cita dan

impian untuk

24 - 24 -

42

Variabel Indikator Subjek Teknik

No. Item Uji

Validitas

No. Item setelah

Uji Validitas

Positif Negatif Positif Negatif

kehidupan di

masa depan.

4. Siswa memiliki

rasa senang

dalam belajar

25, 26 - 25, 26 -

5. Siswa memiliki

antusias yang

besar dalam

mengikuti

pembelajaran.

28 27, 29 28 -

6. Siswa aktif

dalam proses

pembelajaran.

30 - 30 -

7. Siswa

memperhatikan

penjelasan guru

dalam proses

pembelajaran.

31, 32 - 31, 32 -

8. Siswa merasa

tertarik untuk

belajar

33, 34 - 33, 34 -

9. Siswa memiliki

lingkungan

belajar yang

kondusif

35, 37 36 35, 37 -

10. Siswa diberikan

apresiasi oleh

guru dalam

proses

pembelajaran.

38, 39 40 38, 39 40

43

F. Validitas dan Reabilitas

Dalam sebuah penelitian perlu dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan

reliabel dengan instrument yang valid dan reliabel. Hasil penelitian yang valid terdapat

kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek

yang diteliti. Terdapat teknik analisis data dalam penelitian ini, yang menggunakan analisis

data statistik, yaitu:

1. Uji Validitas

Validitas adalah salah satu ciri yang menandai tes hasil belajar yang baik.untuk

menentukan apakah suatu tes hasil belajar memiliki validitas atau daya kecepatan

mengukur dapat dilakukan dengan dua segi, yaitu dari segi tes itu sendiri sebagai

totalitas, dan dari segi itemnya, sebagai bagian yang tak terpisahkan dari tes tersebut.67

Peneliti menggunakan validitas empiris dalam penelitian ini, validitas empiris adalah

validitas yang bersumber pada pengamatan dilapangan.68

Untuk menguji validitas

instrumen peneliti menggunakan program SPSS versi 25. Adapun cara menghitungnya

yaitu dengan menggunakan korelasi product moment dengan rumus, sebagai berikut:69

( ( (

√( ( ( ( ( (

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan y

n = Jumlah responden

x = Skor setiap nilai x

y = Skor setiap nilai y

xy = Jumlah hasil perkalian antara x dan y

Apabila rxy≥rtabel, maka kesimpulannya item kuesioner tersebut valid. Dan

jika rxy≤rtabel maka kesimpulannya kuesioner tersebut tidak valid.70

Dalam uji validitas kuesioner ini peneliti menggunakan 64 responden

dengan menerapkan uji skala likert 1-4, dengan rincian 1 (sangat tidak sesuai), 2

67

Sandu Siyoto dan AliSodik, Dasar Metodologi Penelitian (Yogyakarta: Literasi Media Publishing,

2015), 84.

68 Ibid., 86.

69 Febrianawati Yusup, Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen Penelitian Kuantitatif, Vol. 7, No. 1,

Januari-Juni 2018, 20.

70 Ibid., 20.

44

(tidak sesuai), 3 (sesuai), 4 (sangat sesuai). Adapun nilai r tabel dari 64 responden

sebesar 0,244.

Tabel 3.4

Rekapitulasi Uji Validitas Item Penerapan Metode Demonstrasi

No. Item “r Hitung” “r” Tabel Keterangan

1 0, 596 0, 244 Valid

2 0, 518 0, 244 Valid

3 0, 407 0, 244 Valid

4 0, 683 0, 244 Valid

5 0, 663 0, 244 Valid

6 0,621 0, 244 Valid

7 0, 685 0, 244 Valid

8 0, 439 0, 244 Valid

9 0, 774 0, 244 Valid

10 0, 725 0, 244 Valid

11 0, 517 0, 244 Valid

12 0, 634 0, 244 Valid

13 0, 762 0, 244 Valid

14 0, 774 0, 244 Valid

15 0, 654 0, 244 Valid

16 0, 709 0, 244 Valid

17 0, 621 0, 244 Valid

45

No. Item “r Hitung” “r” Tabel Keterangan

18 0, 546 0, 244 Valid

19 0, 792 0, 244 Valid

Dilihat dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 19 soal angket

penerapan metode demonstrasi dinyatakan semuanya valid sejumlah 19 pertanyaan.

Tabel 3.5

Rekapitulasi Uji Validitas Item Motivasi Belajar

No. Item “r Hitung” “r” Tabel Keterangan

1 0, 574 0, 244 Valid

2 0, 553 0, 244 Valid

3 0, 593 0, 244 Valid

4 0, 608 0, 244 Valid

5 0, 692 0, 244 Valid

6 0,734 0, 244 Valid

7 0, 784 0, 244 Valid

8 -0, 131 0, 244 Tidak Valid

9 0, 757 0, 244 Valid

10 0, 038 0, 244 Tidak Valid

11 0, 527 0, 244 Valid

12 0, 764 0, 244 Valid

13 0, 723 0, 244 Valid

14 0, 641 0, 244 Valid

46

No. Item “r Hitung” “r” Tabel Keterangan

15 0, 548 0, 244 Valid

16 0, 706 0, 244 Valid

17 -0, 103 0, 244 Tidak Valid

18 0, 566 0, 244 Valid

19 0, 368 0, 244 Valid

20 0, 407 0, 244 Valid

21 0, 383 0, 244 Valid

Dilihat dari tabel di atas, dapat di simpulkan bahwa sebanyak 21 soal angket

terdapat soal yang valid sejumlah 18 pertanyaan, yaitu 1, 2, 4, 5, 6, 7, 9, 11, 12, 13,

14, 15, 16, 18, 19, 20, 21. Sedangkan soal angket yang tidak valid sejumlah 3

diantaranya soal nomor 8, 10, dan 17.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reability mempunyai asal kata rely

yang artinya percaya dan reliable yang artinya dapat dipercaya. Keterpercayaan

berhubungan dengan ketepatan dan konsistensi.71

Reliabilitas bertujuan untuk mengetahui

sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali

atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama

pula.72

Adapun cara menghitungnya menggunakan rumus Alfa Cronbach yaitu dengan

menggunakan uji reliabilitas dengan bantuan SPSS sebagai berikut :73

( {

}

Keterangan :

ri = Reliabilitas internal Alfa Cronbach

n = Jumlah item soal yang diuji

71

Sandu Siyoto, Dasar Metodologi Penelitian (Yogyakarta: Literasi Media Publishing, 2015),91.

72 Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya 121.

73 Duwi Priyatno, Belajar Alat Analisis Data dan Cara Pengelolaannya dengan SPSS (Yogyakarta: Gava

Media, 2016), 109.

47

= Jumlah varians skor tiap item

= varians total

Kriteria:

Jika nilai Cronbach’s Alpha > tingkat singnifikan, maka instrument dikatakan reliabel.

Jika nilai Croanbach’s Alpha < tingkat signifikan, maka instrument dikatakan tidak

reliabel.

Uji reabilitas instrument menggunakan alfa ronbach adalah rumus yang

digunakan untuk menguji tingkat reabilitas ukuran dimana suatu instrument dapat

dikatakan reliabel bila memiliki koefisien keandalan atau nilai Cronbach alpha > 0,60

atau lebih.74

Adapun hasil perhitungan uji reliabilitas instrument penerapan metode

demonstrasi dan motivasi belajar, dengan bantuan SPSS 25 dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 3.6

Hasil Uji Reliabilitas Intrumen Penerapan Metode Demonstrasi

Tabel 3.7

Hasil Uji Reliabilitas Intrumen Motivasi Belajar

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,870 18

Berdasarkan dari hasil output aplikasi SPSS versi 25 di atas, maka diketahui

bahwa nilai cronbach’s Alpha pada instrument penerapan metode demonstrasi adalah

74

Ridwan Abdullah Sani, dan Muhammad Rahman, Monograf Komunikasi Efektif dan Hasil Belajar

(Bandung: CV Media Sains Indonesia, 2022), 47.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,898 19

48

sebesar 0, 898 dan nilai cronbach’s Alpha pada instrument motivasi belajar siswa

sebesar 0, 870. Dengan demikian > 0,60 sehingga instrument dalam penelitian ini

dapat dikatakan reliabel.75

G. Teknik Analisis Data

Adapun langkah-langkah dari teknik analisis data antara lain, sebagai berikut:

1. Uji Pra Syarat

Sebagai bagian dari statistik parametrik uji-uji yang dilakukan harus

memenuhi syarat yang meliputi berasal dari populasi yang berdistribusi normal, dan

memiliki homogenitas variansi:.

a. Uji Normalitas

Tujuan dilakukannya uji normalitas terhadap serangkaian data adalah untuk

mengetahui apakah populasi data distribusi normal atau tidak.76

Untuk menguji

normalitas dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan rumus uji

Kolmogorov- Smirnov dengan rumus antara lain sebagai berikut.77

Hipotesis:

H0 : Data berdistribusi normal

H1 : Data tidak berdistribusi normal

Statistik Uji :

{

[

( ]}

Dimana :

N : Jumlah data

: Frekuensi

: Frekuensi Komulatif

= (

Keputusan :

Tolak H0 apabila ≥ berarti data tidak berdistribusi normal.78

75 Ibid., 47

76 Duwi Priyatno, Belajar Alat Analisis Data dan Cara Pengolahannya Dengan SPSS (Yogyakarta: Gava

Media, 2016), 97.

77 Andhita Dessy Wulansari, Statistik Paramerik: Terapan Untuk Penelitian Kuantitatif (Ponorogo: STAIN

Po PRESS, 2012), 45.

78 Ibid, 45.

49

b. Uji Linieritas

Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel yang akan

dikenai prosedur analisis statistik korelasional menunjukkan hubungan yang

linier atau tidak.79

Dalam penelitian ini, uji linieritas dilakukan dengann cara

mencari model garis regresi dari variabel independen X terhadap variabel

dependen Y. dari model garis regresi tersebut dapat di uji linieritas garis

regresinya.

Hipotesis :

H0 : Garis regresi linier

H1 : Garis non regresi linier

Statistik uji (SPSS) :

P-value = Ditunjukkan oleh nilai pada Devlation from linearity.

α = Tingkat signifikansi yang dipilih 0,05 atau 0,01.

Keputusan :

Tolak H0 apabila P-value ˂ α. Berarti garis regresi non linier.80

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi adalah keadaan dimana terjadinya korelasi dari

residual untuk pengamatan satu dengan pengamatan yang lain disusun untuk

menurut runtun waktu. Dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada tidaknya

autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW test). Dalam uji

Durbin-Watson yaitu dengan membandingkan nilai Durbin-Watson dari hasil

regresi dengan nilai Durbin-Watson tabel.

Hipotesis :

H0 : Tidak terjadi autokorelasi

H1 : Terjadi autokorelasi

Statistik uji :

D = Ditunjukkan oleh nilai Durbin-Watson

= Nilai batas atas (lihat pada tabel Durbin-Watson dengan α = 0,5, k =

jumlah variabel bebas, dan n = jumlah data/ responden).

79

Duwi Priyatno, Belajar Alat Analisis Data dan Cara Pengolahannya Dengan SPSS (Yogyakarta: Gava

Media, 2016) 106.

80 Andhita Dessy Wulansari, Aplikasi Statistika Paramerik dalam Penelitian ( Yogyakarta: Pustaka

Felicha, 2018), 55.

50

Keputusan :

Apabila nilai d ≥ maka gagal tolak H0.81

d. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas adalah keadaan diamana antara dua variabel

independen atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linier yang

sempurna atau mendekati sempurna. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan bantuan SPSS 25. Langkah-langkah pengujiannya menggunakan

SPSS adalah sebagai berikut:82

1) Menggunakan input data yang sama dengan uji di atas.

2) Lakukan analisis regresi berganda yaitu dengan cara klik Analyze>>

Regression>>Regression Linier. Selanjutnya akan terbuka kotak dialog

Linier Regression.

3) Masukkan variabel y pada kolom dependent dan variabel x ke kolom

independent. Selanjutnya klik tombol Statistics.

4) Pada kotak dialog Linier Regression: Statistics beri tanda centang pada

Collinearity diagnostics. Kemudian klik tombol Continue. Maka akan

kembali ke kotak dialog sebelumnya, lalu klik tombol OK. Dan hasil

Output akan keluar.

Kesimpulan :

Metode pengambilan keputusan yaitu jika Tolerance ≥ 0,1 dan VIF ≤10 maka

tidak terjadi multikolinearitas.83

e. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah keadaan diamana terjadinya

ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Model regresi yang

baik mensyaratkan tidak adanya masalah heteroskedastisitas. Untuk

mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas ada beberapa metode, antara lain

dengan cara uji Spearman’s rho, uji Park, uji Glejser dan dengan melihat pola

titik-titik pada scatterplots regresi.84

Dalam penelitian ini menggunakan SPSS

dengan membandingkan nilai dengan α.

81

Duwi Priyatno, Belajar Alat Analisis Data dan Cara Pengolahannya Dengan SPSS (Yogyakarta: Gava

Media, 2016), 139-142.

82 Ibid, 129-131.

83 Ibid, 131.

84 Ibid, 131-136.

51

Hipotesis :

H0 : Tidak terjadi heteroskedastisitas

H1 : Terjadi heteroskedastisitas

Statistik uji :

P-value = Ditunjukkan oleh nilai

α = Tingkat signifikansi yang dipilih 0,05 atau 0,01.

Keputusan :

Tolak H0 jika ˂ α. Berarti terjadi heteroskedastisitas.

64

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Statistik

Deskripsi statistik dalam penelitian ini menunjukkan mengenai karakteristik skor

masing-masing variable yang dirumuskan dalam penelitian ini. Deskripsi statistic

digunakan untuk menganalisis data keterlaksanaan pembelajaran, motivasi pembelajaran

dan hasil belajar siswa dengan mengguanakan metode demonstrasi, dalam hal ini

bertujuan untuk melihat gambaran dan ringkasan suatu data secara umum. Berikut adalah

data yang menyajikan gambaran umum skor dari hasil pengambilan data penerapan

metode demonstrasi dan motivasi belajar terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam

siswa kelas V di SDIT Qurrota A’yun Tahun ajaran 2021/2022.

1. Deskripsi Data Metode Demontrasi SDIT Qurrota A’yun Nologaten Ponorogo

Data mengenai penerapan metode demonstrasi di SDIT Qurrota A’yun

Kelurahan Nologaten Ponorogo di peroleh melalui teknik pengumpulan data

kuesioner berupa angket. Terdapat 19 pernyataan dalam instrument kuesioner

penerapan metode demontrasi. Dalam penelitian ini yang menjadi objeknya, adalah

siswa kelas V yang berjumlah 64 siswa dari 2 kelas, masing-masing kelas terdapat 32

siswa. Hasil skor angket penerapan metode demonstrasi, antara lain berikut:

Tabel 4.1

Data Skor Angket Penerapan Metode Demontrasi

NO Skor Penerapan Metode

Demonstrasi Frekuensi Presentase

1 29 1 2%

2 37 1 2%

3 44 1 2%

4 45 2 3%

5 46 4 6%

6 47 5 8%

65

NO Skor Penerapan Metode

Demonstrasi Frekuensi Presentase

7 48 4 6%

8 49 3 5%

9 50 2 3%

10 51 4 6%

11 53 2 3%

12 54 3 5%

13 55 4 6%

14 56 3 5%

15 57 1 2%

16 58 1 2%

17 59 1 2%

18 60 4 6%

19 61 1 2%

20 62 2 3%

21 63 3 5%

22 64 2 3%

23 65 2 3%

24 67 5 8%

25 68 1 2%

26 69 2 3%

JUMLAH 64

Berdasarkan tabel skor angket penerapan metode demonstrasi di atas, skor

tertinggi adalah 69 dengan jumlah 2 siswa, sedangkan skor terendah adalah 29 yang

berjumlah 1 siswa. .

Gambar 4.1 Histogram Metode Demonstrasi

66

Histogram di atas adalah hari dari perhitungan distribusi frekuensi nilai

terhadap hasil pengumpulan data melalui angket mengenai penerapan metode

demontrasi terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun dengan

bantuan output SPSS versi 25. Dari data yang sudah dipaparkan di atas dapat

diketahui bahwa nilai N berjumlah 64 siswa, nilai meanya (My), yaitu 54,77 dan

nilai standar deviasinya (SDy) = 8,444. Untuk mengetahui tingkatan penerapan

metode demonstrasi tergolong baik, cukup baik, dan kurang baik dibuat

pengelompokkan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

a. Skor lebih dari My + 1.SDy adalah termasuk baik.

b. Skor kurang dari My + 1.SDy termasuk kurang baik.

c. Skor antara My - 1.SDy sampai dengan My + 1.SDy termasuk cukup baik.

Adapun perhitungan yang dilakukan sebagai berikut:

1) My + 1.SDy = 54,77 + 1. 8,444

= 54,77 + 8,444

= 63,214 (dibulatkan menjadi 63)

2) My - 1.SDy = 54,77 - 1. 8,444

= 54,77 - 8,444

= 46,326 (dibulatkan menjadi 46)85

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka dapat diketahui skor

pengelompokkan dari data yang sudah ada. Skor penerapan metode demonstrasi yang

baik adalah 63, sedangkan skor yang cukup baik adalah antara 46 sampai dengan 63

dan skor yang kurang baik adalah 46. Untuk lebih mudahnya, maka dapat dilihat dari

tabel di bawah ini:

Tabel 4.2

Kategori Penerapan Metode Demonstrasi kelas V di SDIT Qurrota A’yun

No Skor Frekuensi Presentase Kategori

1 Lebih dari 63 15 23% Baik

2 46-63 44 69% Cukup Baik

3 Kurang dari 46 5 8% Kurang baik

Skor 64 100%

85

Retno Widyaningrum, Statistika, (Yogyakarta: Pustaka Felicha, 2021), 20.

67

Berdasarkan hasil perhitungan data diatas diketahui presentase 23% kategori

baik berjumlah 15 siswa, presentase cukup baik sebesar 69% dengan jumlah 44

siswa, dan presentase 8% kategori kurang baik dengan jumlah 5 siswa.

2. Deskripsi Data Motivasi Belajar SDIT Qurrota A’yun Nologaten Ponorogo

Dalam penelitian ini yang berperan menjadi objek adalah siswa kelas V yang

berjumlah 64 siswa dari 2 kelas, masing-masing kelas terdapat 32 siswa.

Pengumpulan data motivasi belajar melalui kuesioner berupa angket dengan jumlah

21 peryataan. Hasil skor angket motivasi belajar antara lain:

Tabel 4.3

Skor Angket Motivasi Belajar

NO Skor Motivasi Belajar Frekuensi Presentase

1 28 1 2%

2 37 1 2%

3 41 1 2%

4 43 1 2%

5 44 3 5%

6 45 4 6%

7 46 1 2%

8 47 3 5%

9 48 5 8%

10 49 2 3%

11 50 3 5%

12 51 5 8%

13 52 7 11%

14 53 1 2%

15 55 3 5%

16 56 2 3%

17 57 1 2%

18 58 2 3%

19 59 2 3%

20 60 3 5%

21 61 2 3%

22 62 2 3%

68

NO Skor Motivasi Belajar Frekuensi Presentase

23 63 2 3%

24 64 2 3%

25 65 3 5%

26 66 1 2%

27 67 1 2%

JUMLAH 64

Dari tabel variabel motivasi belajar yang telah dipaparkan, dapat diketahui

bahwa skor terendah berjumlah 28 yang didapat 1 siswa, dan skor tertinggi 67 yang

diperoleh 1 siswa.

Gambar 4.2 Histogram Motivasi Belajar Siswa

Histogram yang telah dipaparkan di atas diperoleh dari hasil perhitungan

frekuensi nilai terhadap hasil pengumpulan data melalui angket mengenai motivasi

belajar terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun dengan

bantuan output SPSS versi 25. Diketahui bahwa nilai N yaitu 64, nilai mean 52,88,

dan nilai standar deviasinya sebesar 7,802. Untuk mengetahui tingkatan penerapan

metode demonstrasi tergolong baik, cukup baik, dan kurang baik dibuat

pengelompokkan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

a. Skor lebih dari My + 1.SDy adalah termasuk baik.

b. Skor kurang dari My + 1.SDy termasuk kurang baik.

c. Skor antara My - 1.SDy sampai dengan My + 1.SDy termasuk cukup baik.

Adapun perhitungan yang dilakukan sebagai berikut:

1) My + 1.SDy = 52,88 + 1. 7,802

= 52,88 + 7,802

= 60,682 (dibulatkan menjadi 61)

69

2) My - 1.SDy = 52,88 - 1. 7,802

= 52,88 – 7,802

= 45,078 (dibulatkan menjadi 45)86

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka dapat diketahui skor

pengelompokkan dari data yang sudah ada. Skor motivasi belajar yang baik adalah

61, sedangkan skor yang cukup baik adalah antara 45 sampai dengan 61 dan skor

yang kurang baik adalah 45. Untuk lebih mudahnya, maka dapat dilihat dari tabel di

bawah ini:

Tabel 4.4

Kategori motivasi belajar kelas V di SDIT Qurrota A’yun

No Skor Frekuensi Presentase Kategori

1 Lebih dari 61 13 20% Baik

2 45-61 44 69% Cukup Baik

3 Kurang dari 45 7 11% Kurang baik

Skor 64 100%

Berdasarkan hasil perhitungan data diatas diketahui presentase 20% kategori

baik berjumlah 13 siswa, presentase cukup baik sebesar 69% dengan jumlah 44

siswa, dan presentase 11% kategori kurang baik dengan jumlah 7 siswa.

3. Deskripsi Data Hasil Belajar SDIT Qurrota A’yun Nologaten Ponorogo

Dalam penelitian ini yang berperan menjadi objek adalah siswa kelas V yang

berjumlah 64 siswa dari 2 kelas, masing-masing kelas terdapat 32 siswa. Data

mengenai hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V ini diperoleh dengan

teknik pengumpulan data yang berbeda dengan pengumpulan data di penerapan

metode demontrasi dan motivasi belajar, dalam teknik pengumpulan data pada hasil

belajar ini, yaitu menggunakan metode dokumentasi yang datanya diperoleh dari

nilai belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun. Skor Hasil

belajar yang diperoleh antara lain:

Tabel 4.5

Skor Hasil Belajar IPA

No Skor Hasil Belajar IPA Frekuensi Presentase

1 50 1 2%

2 55 1 2%

86

Retno Widyaningrum, 20.

70

No Skor Hasil Belajar IPA Frekuensi Presentase

3 57 1 2%

4 58 2 3%

5 59 1 2%

6 60 7 11%

7 63 1 2%

8 64 1 2%

9 65 6 9%

10 70 5 8%

11 73 1 2%

12 74 1 2%

13 75 15 23%

14 76 2 3%

15 78 1 2%

16 80 3 5%

17 81 1 2%

18 83 1 2%

19 84 1 2%

20 85 5 8%

21 90 1 2%

22 93 1 2%

23 95 1 2%

24 100 4 6%

JUMLAH 64 100%

Dari tabel hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam yang telah dipaparkan di atas,

dapat diketahui bahwa siswa yang mendapatkan nilai terendah dengan skor nilai 50

berjumlah 1 siswa, kemudian siswa yang mendapatkan nilai tertinggi, yaitu dengan

skor nilai 100 berjumlah 4 siswa.

71

Gambar 4.3 Histogram Hasil Belajar IPA

Dari histogram yang telah dipaparkan di atas diperoleh dari hasil perhitungan

frekuensi nilai terhadap hasil pengumpulan data dari hasil belajar IPA siswa kelas V

SDIT Qurrota A’yun dengan bantuan output SPSS versi 25, melalui teknik

pengumpulan dokumentasi. Diketahui nilai N adalah 64, nilai mean 73.7, dan nilai

standar deviasi diperoleh 11,86. Untuk mengetahui tingkatan penerapan metode

demonstrasi tergolong baik, cukup baik, dan kurang baik dibuat pengelompokkan

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

a. Skor lebih dari My + 1.SDy adalah termasuk baik.

b. Skor kurang dari My + 1.SDy termasuk kurang baik.

c. Skor antara My - 1.SDy sampai dengan My + 1.SDy termasuk cukup baik.

Adapun perhitungan yang dilakukan sebagai berikut:

1) My + 1.SDy = 73,7 + 1. 11,86

= 73,7 + 11,86

= 85,56 (dibulatkan menjadi 86)

2) My - 1.SDy = 73,7 - 1. 11,86

= 73,7 – 11,86

= 61,84 (dibulatkan menjadi 62)87

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka dapat diketahui skor

pengelompokkan dari data yang sudah ada. Skor hasil belajar yang baik adalah 86,

sedangkan skor yang cukup baik adalah antara 62 sampai dengan 86 dan skor yang

kurang baik adalah 62. Untuk lebih mudahnya, maka dapat dilihat dari tabel di

bawah ini:

87

Retno Widyaningrum, 20.

72

Tabel 4.6

Kategori hasil belajar kelas V di SDIT Qurrota A’yun

No Skor Frekuensi Presentase Kategori

1 Lebih dari 86 7 11% Baik

2 62-86 44 69% Cukup Baik

3 Kurang dari 62 13 20% Kurang baik

Skor 64 100%

Berdasarkan hasil perhitungan data diatas diketahui presentase 11% kategori

baik berjumlah 7 siswa, presentase cukup baik sebesar 69% dengan jumlah 44 siswa,

dan presentase 20% kategori kurang baik dengan jumlah 13 siswa.

B. Inferensial Statistik

1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Tujuan dilakukannya uji normalitas terhadap serangkaian data adalah

untuk mengetahui apakah populasi data distribusi normal atau tidak. Nilai residual

dapat dinyatakan berdistribusi normal apabila nilai signifikasi > 0,05. Dan

sebaliknya, jika nilai signifikasi ˂ 0,05 maka nilai residual tidak berdistribusi

normal. Adapun tabel uji normalitas sebagai berikut:

Tabel 4.7

Hasil Perhitungan Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 64

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 10.89060410

Most Extreme Differences Absolute .084

Positive .084

Negative -.070

Test Statistic .084

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

73

Hipotesis:

H0 = Jika nilai sig > 0,005 maka nilai residual berdistribusi normal.

H1 = Jika nilai sig ˂ 0,005 maka nilai residual tidak berdistribusi normal.

Statistik Uji:

α = 0,05

P-value (Sig) = 0,200

Keputusan:

Berdasarkan data hasil perhitungan uji normalitas dengan menggunakan

metode uji sampel One-Sampel-Kolmogorof-Smirnov Test pada tabel yang telah

disajikan di atas, didapat nilai signifikasinya sebesar 0,200. Maka berarti bahwa

nilai signifikasi >0,005. Dapat disimpulkan bahwa uji normalitas residual

penelitian ini berdistribusi normal.

b. Uji Linieritas

Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah tiga variabel yang akan

dikenai prosedur analisis statistik korelasional menunjukkan hubungan yang linier

atau tidak antara penerapan metode demonstrasi, motivasi belajar, dan hasil

belajar Ilmu Pengetahuan Alam. Pengujian yang dilakukan menggunakan bantuan

dari aplikasi SPSS versi 25 dengan perolehan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.8

Hasil Perhitungan Linieritas Penerapan Metode Demonstrasi ( ) dengan

Hasil Belajar (Y)

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

hasil_belaj

ar *

metode_de

monstrasi

Between

Groups

(Combined) 4183.293 25 167.332 1.359 .193

Linearity 1388.793 1 1388.793 11.281 .002

Deviation from

Linearity

2794.500 24 116.438 .946 .548

Within Groups 4678.067 38 123.107

Total 8861.359 63

Hipotesis:

H0 = Terdapat hubungan linier yang signifikan antara variabel penerapan

metode demonstrasi terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam

siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun.

74

H1 = Tidak terdapat hubungan linier yang signifikan antara variabel penerapan

metode demonstrasi terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam

siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun.

Statistik Uji:

α = 0,05

P-value (Sig) = 0,548

Keputusan:

Berdasarkan uji linieritas yang telah dipaparkan di atas dapat diperoleh

signifikasi > yaitu 0,548 > 0,05, sehingga gagal tolak H0 yang berarti terdapat

hubungan yang linear secara signifikan antara variabel penerapan metode

demonstrasi ( ) dengan variabel hasil belajar (Y).

Tabel 4.9

Hasil Perhitungan Linieritas Penerapan Motivasi Belajar ( ) dengan Hasil

Belajar (Y)

ANOVA Table

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

hasil_b

elajar *

motiva

si

Between Groups (Combined) 4778.062 26 183.772 1.665 .076

Linearity 1093.290 1 1093.290 9.907 .003

Deviation from

Linearity

3684.771 25 147.391 1.336 .208

Within Groups 4083.298 37 110.359

Total 8861.359 63

Hipotesis:

H0 = Terdapat hubungan linier yang signifikan antara variabel motivasi belajar

terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT

Qurrota A’yun.

H1 = Tidak terdapat hubungan linier yang signifikan antara variabel motivasi

belajar terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V

SDIT Qurrota A’yun.

Statistik Uji:

α = 0,05

P-value (Sig) = 0,208

Keputusan:

75

Berdasarkan uji linearitas diperoleh data signifikasi > yaitu 0,208 > 0,05

yang artinya gagal tolak H0 berarti disimpulakan bahwa terdapat hubungan yang

linear secara signifikan antara variabel motivasi belajar ( ) dengan variabel hasil

belajar (Y).

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui keadaan dimana terjadi atau

tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini, Dalam penelitian ini untuk mendeteksi

ada tidaknya autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW test).

Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk

mengetahuinya dengan cara membandingkan nilai D-W dengan nilai d dari tabel

Durbin-Watson:

1. Jika D-W ˂ dL atau D-W > 4- dL, kesimpulanya pada data tersebut terjadi

autokorelasi.

2. Jika dU ˂ D-W ˂ 4-dU, kesimpulannya pada data tersebut tidak terjadi

autokorelasi.

3. Tidak ada kesimpulan jika dL ≤ D-W ≤ dU atau 4-dU ≤ D-W ≤ dL

Pengujian yang dilakukan menggunakan bantuan SPSS versi 25. Adapun

hasil dari pengujian autokorelasi pada penelitian ini ditunjukkan tabel di bawah

ini sebagai berikut:

Tabel 4.10

Hasil Perhitungan Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .396a .157 .129 11.068 1.952

a. Predictors: (Constant), motivasi_belajar, metode_demonstrasi

b. Dependent Variable: hasil_belajar

Hipotesis :

H0 = Tidak terjadi autokorelasi

H1 = Terjadi autokorelasi

Statistik uji :

D = 1, 952

= 1, 660 (α = 0,5; k = 2; n = 64).

76

Keputusan :

Berdasarkan tabel yang dipaparkan di atas, nilai D-W dapat diketahui

sebesar 1, 952, nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel signifikasi 5%,

dengan jumlah sampel 55 (n) dan jumlah variabel independen 2 (k2/ k = 2),

maka diperoleh nilai dU sebesar 1,660, nilai dL sebesar 1,532, nilai 4 – dL =

2,468, dan nilai 4 - dU = 2,34 . Dari data yang sudah diperoleh di atas dapat

diketahui bahwa 1,660 ˂ 1,952 ˂ 2,34, jadi dapat disimpulkan bahwa pada data

tersebut tidak terjadi autokorelasi.

d. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui keadaan diamana antara

dua variabel independen atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linier

yang sempurna atau mendekati sempurna. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan uji multikolinieritas dengan bantuan SPSS 25. Untuk mendeteksi

adanya gejala multikolinieritas dalam model penelitian ini dapat dilihat dari nilai

toleransi (tolerance value) atau nilai VIF (Variance Inflation Factor). Batas

tolerance > 0,10 maka terjadi multikolinieritas dan apabila batas VIF ˂ 10,00

maka tidak terjadi multikolinieritas. Adapun hasil pengujian multikolinieritas

sebagai berikut:

Tabel 4.11

Hasil uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta

Toleranc

e VIF

1 (Constant) 43.431 9.640 4.505 .000

metode_demonstra

si

.576 .370 .410 1.554 .125 .199 5.033

motivasi_belajar -.024 .401 -.016 -.060 .953 .199 5.033

a. Dependent Variable: hasil_belajar

Dari tabel di atas diketahui bahwa nilai tolerance penerapan metode

demontrasi 0,199 dan nilai tolerance motivasi belajar 0,199. Hal ini berarti

menunjjukan bahwa nilai tolerance > 0,10. Sedangkan pada pengujian

multikolinieritas menunjukkan nilai VIF penerapan metode demontrasi sebesar

5,033 dan nilai VIF motivasi belajar 5,033. Hal ini menggambarkan bahwa nilai

77

VIF ˂ 10,00. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa pada uji multikolinieritas tidak

terjadi multikolinieritas.

e. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui keadaan dimana

terjadinya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Model regresi

yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah heteroskedastisitas. Untuk

menentukan heteroskedastisitas dapat menggunakan uji Glejser. Dasar

pengambilan keputusan pada uji ini adalah jika nilai signifikasi ≥ 0,05 maka

dapat disimpulkan tidak terjadi masalah heteroskedastisitas, namun sebaliknya

jika nilai signifikasi ˂ 0,05 maka terjadi masalah heteroskedastisitas. Hasil uji

heteroskedastisitas yang diperoleh sebagai berikut:

Tabel 4.12

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 6.027 5.998 1.005 .319

metode_demonstrasi -.385 .230 -.467 -1.668 .100

motivasi_belajar .442 .249 .496 1.771 .082

a. Dependent Variable: RES2

Hipotesis:

H0 = Tidak terjadi heteroskedastisitas

H1 = Terjadi heteroskedastisitas

Statistik uji:

P-value = Penerapan Metode Demonstrasi = 0,100

= Motivasi Belajar = 0,082

α = 0,05

Keputusan:

Berdasarkan uji yang telah dipaparkan di atas, dapat diketahui bahwa

nilai signifikasi antara variabel penerapan metode demontrasi ( ) dan motivasi

belajar ( ) dengan nilai residual > 0,05. Artinya tidak terjadi masalah

heteroskedastisitas. Berdasarkan tabel yang dipaparkan, diketahui nilai signifikasi

variabel penerapan metode demonstrasi 0,100 > 0,05 serta nilai signifikasi

variabel motivasi belajar 0,082 > 0,05. Dari pernyataan tersebut dapat

78

disimpulkan bahawa nilai signifikasi variabel penerapan metode demonstrasi dan

variabel motivasi belajar lebih besar dari 0,05 yang berarti bahwa tidak terjadi

masalah heteroskedastisitas.

2. Uji Hipotesis dan Interpretasi

Pengujian hipotesis dalam penelititian ini menggunakan analisis regresi linier

berganda. Hal ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel penerapan metode

demonstrasi ( ) dan variabel motivasi belajar ( ) terhadap variabel hasil belajar

IPA (Y). Teknik analisis ini dilakukan dengan bantuan SPSS 25.

a. Uji Regresi Linear Sederhana

Uji regresi linier sederhana dilakukan dengan menggunakan bantuan

aplikasi SPSS 25. Pada uji regresi linier sederhana ini dilakukan 2 kali

pengujian, yaitu dengan pengujian regresi linier sederhana antara penerapan

metode demonstrasi ( ) terhadap variabel hasil belajar IPA (Y), dan pengujian

regresi linier sederhana antara variabel motivasi belajar ( ) terhadap variabel

hasil belajar IPA (Y). langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam

analisis regresi linier sederhana dilakukan dengan mencari persamaan regresi

linier sederhana, selanjutnya dilakukan uji hipotesis dan yang terakhir

menghitung besarnya R Square ( ). Untuk mencari persamaan regresi linier

sederhana, peneliti menggunakan bantuan aplikasi SPSS 25. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat dari tabel (tabel coefficient) di bawah ini:

Tabel 4.13

Tabel Coefficients Penerapan Metode Demonstrasi ( ) Terhadap Variabel

Hasil Belajar IPA (Y)

B

e

r

d

a

s

a

rkan tabel coefficient yang telah dipaparkan di atas, maka dapat diketahui bahwa

nilai constant (a) pada tabel B sebesar 43,250. Sedangkan nilai penerapan

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 43.250 9.076 4.766 .000

metode_demonstrasi .556 .164 .396 3.395 .001

a. Dependent Variable: hasil_belajar

79

metode demonstrasi ( ) sebesar 0,556. Sehingga dapat diperoleh persamaan

regresinya sebagai berikut:

Y = a + bx

Y = 43,250 + 0,556

Berdasarkan persamaan regresi linier sederhana di atas, maka dapat

diketahui bahwa Y (hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam) akan meningkat jika

(penerapan metode demonstrasi) ditingkatkan nilainya.

Kemuadian untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan

variabel penerapan metode demonstrasi terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan

Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun, maka peneliti melakukan uji regresi

linier sederhana dengan menggunakan bantuan SPSS 25. Adapun tabel hasil dari

uji regresi linier sederhana, antara lain sebagai berikut:

Tabel 4.14

Hasil Uji Regresi Linier Sederhana Penerapan Metode Demonstrasi ( )

Terhadap Variabel Hasil Belajar IPA (Y)

Hipotesis:

H0 = Penerapan metode demontrasi tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT

Qurrota A’yun.

H1 = Penerapan metode demontrasi berpengaruh secara signifikan terhadap

hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota

A’yun.

Statistik uji:

P-value = 0,001

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1388.793 1 1388.793 11.523 .001b

Residual 7472.567 62 120.525

Total 8861.359 63

a. Dependent Variable: hasil_belajar

b. Predictors: (Constant), metode_demonstrasi

80

α = 0,05

Keputusan:

Berdasarkan tabel uji regresi linier sederhana yang telah dipaparkan di

atas, nilai signifikasi sebesar 0,001. Dikarenakan nilai signifikasi 0,001 ˂ 0,05

maka terdapat pengaruh penerapan metode demonstrasi terhadap hasil belajar

IPA siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun.

Kemudian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan metode

demonstrasi terhadap hasil belajar Ilmu pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT

Qurrota A’yun, maka dengan perhitungan menggunakan bantuan SPSS versi 25

dapat diperoleh tabel seperti di bawah ini:

Tabel 4.15

Model Summary Penerapan Metode Demonstrasi ( ) Terhadap Variabel

Hasil Belajar IPA (Y)

B

Berdasarkan tabel yang telah dipaparkan di atas dapat diketahui bahwa

nilai koefisien R Squer sebesar 0, 157 atau 15,7%. Dapat disimpulkan bahwa

besarnya pengaruh variabel penerapan metode demonstrasi terhadap hasil

belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun adalah

15,7%.

Untuk mengetahui data mengenai ada tidaknya pengaruh yang

signifikan dari variabel motivasi belajar terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan

Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun, maka peneliti menggunakan cara uji

analisis regresi linier sederhana dengan bantuan SPSS 25. Adapun langkah-

langkah yang dapat dilakukan oleh peneliti dalam analisis regresi linier

sederhana dengan mencari persamaanya, kemudian dilakukan uji hipotesis dan

yang terakhir menghitung besarnya R Square ( ). Untuk mencari persamaan

uji regresi linier sederhana dapat dilihat pada tabel coefficients di bawah ini:

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 .396a .157 .143 10.978

a. Predictors: (Constant), metode_demonstrasi

81

Tabel 4. 16

Tabel Coefficients Penerapan Motivasi Belajar ( ) Terhadap Variabel

Hasil Belajar IPA (Y)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 45.472 9.659 4.708 .000

motivasi_belajar .534 .181 .351 2.954 .004

a. Dependent Variable: hasil_belajar

Berdasarkan tabel coefficient yang telah dipaparkan di atas, maka dapat

diketahui bahwa nilai constant (a) pada tabel B sebesar 45,472. Sedangkan nilai

penerapan motivasi belajar ( ) sebesar 0,534. Sehingga dapat diperoleh

persamaan regresinya sebagai berikut:

Y = a + bx

Y = 45,472 + 0,534

Berdasarkan persamaan regresi linier sederhana di atas, maka dapat

diketahui bahwa Y (hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam) akan meningkat jika

(motivasi belajar) ditingkatkan nilainya.

Selanjutnya untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan

dari variabel motiivasi terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa

kelas V SDIT Qurrota A’yun, maka peneliti menggunakan uji regresi linier

sederhana dengan bantuan SPSS 25. Adapaun tabel hasil uji regresi linier

sederhana, antara lain sebagai berikut:

Tabel 4.17

Hasil Uji Regresi Linier Sederhana Motivasi Belajar ( )

Terhadap Variabel Hasil Belajar IPA (Y)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1093.290 1 1093.290 8.726 .004b

Residual 7768.069 62 125.291

Total 8861.359 63

a. Dependent Variable: hasil_belajar

b. Predictors: (Constant), motivasi_belajar

82

Hipotesis:

H0 = Motivasi belajar tidak berpengaruh secara signifikan terhadap hasil

belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun.

H1 = Motivasi belajar berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar

Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun.

Statistik uji:

P-value = 0,004

α = 0,05

Keputusan :

Berdasarkan hasil uji regresi linier sederhana antara variabel Motivasi

Belajar ( ) Terhadap Variabel Hasil Belajar IPA (Y) di atas, diketahui bahwa nilai

signifikasi sebesar 0,004. Dikarenakan nilai signifikasi 0,004 ˂ 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar IPA

siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun.

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi belajar terhadap

hasil belajar Ilmu pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun, maka

dengan perhitungan menggunakan bantuan SPSS versi 25 dapat diperoleh tabel

seperti di bawah ini:

Tabel 4.18

Model Summary Motivasi Belajar ( ) Terhadap Variabel Hasil Belajar

IPA (Y)

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 .351a .123 .109 11.193

a. Predictors: (Constant), motivasi_belajar

Berdasarkan tabel yang telah dipaparkan di atas dapat diketahui bahwa

nilai koefisien R Squer sebesar 0, 123 atau 12,3 %. Dapat disimpulkan bahwa

besarnya pengaruh variabel motivasi belajar terhadap hasil belajar Ilmu

Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun adalah 12,3%.

b. Uji Regresi Linear Berganda

Regresi linier berganda Uji regresi linier sederhana dilakukan dengan

menggunakan bantuan aplikasi SPSS 25. Uji ini dilakukan untuk mengetahui

83

tentang ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara penerpan metode

demonstrasi dan motivasi terhadap hasil belajar siswa kelas V SDIT Qurrota

A’yun .

Regresi linier berganda adalah model regresi linier dengan 1 variabel

dependen kontinu beserta k (dua atau lebih) variabel independen kontinu

dan/atau kategorik.88

Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam

asalisis regresi linier berganda ini, yaitu mencari persamaan regresi linier

berganda, kemudian melakukan uji hipotesis, dan menghitung besarnya R

Square ( ). Untuk mengetahui persamaan regresi linier berganda, peneliti

menggunakan bantuan aplikasi SPSS 25. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

tabel dibawah ini:

Tabel 4. 19

Tabel Coefficients Penerapan Metode Demonstrasi ( ) dan Motivasi ( )

Terhadap Variabel Hasil Belajar IPA (Y)

Berdasarkan tabel coefficient yang telah dipaparkan di atas, maka dapat

diketahui bahwa nilai constant (a) pada tabel B sebesar 43,431. Sedangkan nilai

penerapan metode demonstrasi sebesar 0,576 dan motivasi belajar ( )

sebesar - 0,024. Sehingga dapat diperoleh persamaan regresinya sebagai berikut:

Y = α + +

Y = 43,431 + 0,576 + -0,024

Berdasarkan persamaan regresi di atas, maka dapat diketahui bahwa

hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (Y) akan meningkat jika metode

demonstrasi ( ) dan motivasi ( ) ditingkatkan nilainya.

Selanjutnya untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan

antara penerapan metode demonstrasi dan motivasi terhadap hasil belajar Ilmu

88

Johan Harlan, Analisis Regresi Linier (Depok: Gunadarma, 2018), 13.

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 43.431 9.640 4.505 .000

metode_demonstrasi .576 .370 .410 1.554 .125 .199 5.033

motivasi_belajar -.024 .401 -.016 -.060 .953 .199 5.033

a. Dependent Variable: hasil_belajar

84

Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran

2021/2022, maka peneliti melakukan uji ini melalui bantuan aplikasi SPSS versi

25.

Berdasarkan tabel yang telah dipaparkan dapat diketahui nilai hitung dan

nilai tabel, yaitu nilai t hitung > t tabel maka variabel penerapan metode

demonstrasi ( ) secara parsial berpengaruh pada variabel Hasil Belajar IPA (Y).

adapun rumus mencari t tabel yaitu / 2 : n-k-1 = 0,05 / 2 : 55-2-1 = 2,007.

Berdasarkan tabel uji parsial di atas diketahui bahwa:

a) dan Y = t hitung = 1,554

t tabel = 2,007

jadi, dapat disimpulkan bahwa t hitung > t tabel ( 1,554 ˂ 2,007 ).

Sehingga variabel TIDAK berpengaruh secara parsial terhadap

variabel Y.

b) dan Y = t hitung = - 0,060

t tabel = 2,007

jadi, dapat disimpulkan bahwa t hitung > t tabel (- 0,060 ˂ 2,007 ).

Sehingga variabel TIDAK berpengaruh secara parsial terhadap

variabel Y.

Tabel 4.20

Uji f Simultan (Regresi Linier Berganda ) Berdasarkan Nilai

Signifikasi

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1389.228 2 694.614 5.671 .006b

Residual 7472.131 61 122.494

Total 8861.359 63

a. Dependent Variable: hasil_belajar

b. Predictors: (Constant), motivasi_belajar, metode_demonstrasi

Hipotesis:

H0 = Penerapan metode demonstrasi dan Motivasi tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam

siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun.

85

H1 = Penerapan metode demonstrasi dan motivasi berpengaruh secara

signifikan terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas

V SDIT Qurrota A’yun.

Statistik uji:

P-value (Sig) = 0,006

α = 0,05

Keputusan :

Berdasarkan nilai signifikasi ˂ 0,05 maka artinya variabel independen

secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen. Dari tabel yang telah

dipaparkan diatas diketahui nilai signifikasi 0,006 ˂ 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa variabel penerapan metode demontrasi dan secara

bersama- sama berpengaruh terhadap Y.

Berdasarkan uji parsial dan tidak berpengaruh terhadap Y, tetapi

mengapa pada uji simultan dan sama-sama berpengaruh terhadap Y ?

Jawabnya adalah simultan merupakan gabungan, jadi dapat dianalogikan

secara sederhana, seperti jika seseorang mengupas bawang merah sebanyak 2

karung dilakukan secara sendiri ( parsial ) bisa saja seseorang tersebut bisa dan

tidak bisa mengupas bawang merah tersebut. Akan tetapi jika dilakukan

dengan bersama-sama maka yang tadinya tidak bisa mengupas bawang merah

secara sendiri maka jika bersama-sama akan bisa mengupas bawang merah

secara penuh.

Tabel 4.21 Uji f Simultan (Regresi Linier Berganda )

Berdasarkan f Hitung dan F tabel

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1389.228 2 694.614 5.671 .006b

Residual 7472.131 61 122.494

Total 8861.359 63

a. Dependent Variable: hasil_belajar

b. Predictors: (Constant), motivasi_belajar, metode_demonstrasi

Hipotesis:

H0 = Penerapan metode demonstrasi dan Motivasi tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam

siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun.

86

H1 = Penerapan metode demonstrasi dan motivasi berpengaruh secara

signifikan terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas

V SDIT Qurrota A’yun.

Statistik uji:

F tabel = ( k ; n-k) = ( 2; 55 – 2 ) = 2 ; 53 = 3,17

F hitung = 5,671

Keputusan :

Berdasarkan nilai f hitung > f tabel berarti variabel penerapan metode

demonstrasi ( ) secara simultan berpengaruh pada variabel Hasil Belajar IPA

(Y). rumus mencari f tabel = ( k ; n-k) = ( 2; 55 – 2 ) = 2 ; 53 = 3,17. Jadi dapat

disimpulkan f hitung > f tabel ( 5.671 > 3,17 ) maka dan secara simultan

berpengaruh terhadap Y.

Tabel 4.22

Presentase X Berpengaruh Terhadap Y

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 .396a .157 .129 11.068

a. Predictors: (Constant), motivasi_belajar, metode_demonstrasi

Berdasarkan tabel yang telah dipaparkan di atas dapat diketahui bahwa

nilai koefisien R Squer sebesar 0, 157 atau 15,7%. Dapat disimpulkan bahwa

besarnya pengaruh variabel penerapan metode demonstrasi dan motivasi

belajar terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun adalah

15,7%.

C. Pembahasan

Penelitian ini dilaksanakan di SDIT Qurrota A’yun pada siswa kelas V pada

tanggal 8 April 2022 dengan memberikan angket penerapan metode demontrasi dan

motivasi belajar, selain memberikan angkat penelitian ini menggunakan teknik

pengumpulan data dokumentasi untuk mengetahui nilai dari hasil belajar Ilmu

Pengetahuan Alam. Dari hasil data yang diperoleh di lapangan data di uji dengan

menggunakan berbagai uji.

Dalam pembahasan pertama, akan dijelaskan mengenai pengaruh penerapan

metode demonstrasi pada siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Nologaten Ponorogo.

Penerapan metode demonstrasi berpengaruh pada siswa kelas V diketahui dari proses

87

penelitian yang dilakukan dan hasi dari pengujian yang telah dilakukan. Pada saat proses

penelitian di Lapangan didapat informasi dari wali kelas V yang kebetulan mengajar di

mata pelajaran IPA, beliau pernah menerapkan metode demontrasi di kelas V pada materi

siklus air, dari paparan bilau juga metode demontrasi yang diterapkan pada materi

tersebut mengalami pengaruh bagi siswa kelas V, seperti siswa lebih aktif dalam proses

pembelajaran, dan siswa lebih bersemangat dalam belajar. Dengan informasi yang

diperoleh tersebut, dikuatkan dengan adanya hasil pengujian yang telah dilakukan.

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel kategori penerapan metode demonstrasi

pada siswa kelas V di SDIT Qurrota A’yun tahun ajaran 2021/2022 diperoleh kategori

baik, cukup baik, dan kurang baik. Dari hasil perhitungan didapat nilai N berjumlah 64

siswa, nilai meanya, yaitu 54,77 dan nilai standar deviasinya 8,444. Diketahui kategori

yang baik memiliki presentase 23% dengan jumlah 15 siswa, presentase cukup baik

sebesar 69% dengan jumlah 44 siswa, dan presentase 8% kategori kurang baik dengan

jumlah 5 siswa.

Metode demonstrasi merupakan cara penyajian pelajaran dengan memperagakan

dan mempertunjukkan pada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu yang

sedang dipelajari baik dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber

belajar lain yang memiliki kemampuan dalam topik bahasan yang harus didemontrasikan.

Metode demonstrasi sangat efektif digunakan untuk mengajarkan materi yang

menekankan keterampilan, prosedur langkah demi langkah, tindakan, misalnya proses

mengerjakan sesuatu, membandingkan suatu cara dengan dengan cara lainnya untuk

mengetahui kebenaran sesuatu. Metode ini sangat efektif untuk membantu siswa mencari

jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang belum diketahui jawabannya oleh siswa.89

Pada pembahasan kedua, menjelaskan tentang pengaruh motivasi belajar terhadap

hasil belajar IPA siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun. Sebelum dilakukannya penelitian

peneliti mempersiapkan kuisioner tentang motivasi belajar siswa. Kuisioner ini diberikan

kepada siswa untuk dijawab dengan baik dan sesuai dengan jawaban masing-masing

siswa. dari hasil perhitungan data dengan nilai N yaitu 64, nilai mean 52,88 dan nilai

standar deviasinya sebesar 7,802. Dari hasil tersebut, diperoleh kategori baik, cukup baik,

dan kurang baik. Dengan presentase 23% kategori baik berjumlah 15 siswa, presentase

cukup baik sebesar 69% dengan jumlah 44 siswa, dan presentase 8% kategori kurang

baik dengan jumlah 5 siswa.

89

Helmiati, Model Pembelajaran (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2012), 71-72.

88

Pembahasan ketiga, Nawawi dalam K. Brahim menyatakan bahwa hasil belajar

dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran

sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah

materi pelajaran tertentu. Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak

setelah melalui kegiatan belajar. Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai

telah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi.90

Dalam pembahasan ini, membahas tentang hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam

siswa kelas V di SDIT Qurrota A’yun tahun ajaran 2021/2022. Dari perhitungan data

yang dilakukan dapat diketahui skor pengelompokkan dari data yang sudah ada. Skor

hasil belajar yang baik adalah 86, sedangkan skor yang cukup baik adalah antara 62

sampai dengan 86 dan skor yang kurang baik adalah 62. Berdasarkan hasil perhitungan

data diatas diketahui presentase 11% kategori baik berjumlah 7 siswa, presentase cukup

baik sebesar 69% dengan jumlah 44 siswa, dan presentase 20% kategori kurang baik

dengan jumlah 13 siswa.

Pembahasan keempat, dalam pembahasan ini menjelaskan tentang hasil dari

pengaruh penerapan metode demontrasi terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam

siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun tahun ajaran 2021/2022. Berdasarkan hasil

perhitungan data diperoleh hasil nilai signifikasi melalui uji regresi linier sederhana

sebesar 0,001 ˂ 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat adanya pengaruh yang

signifikan terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam. Berdasarkan tabel yang telah

dipaparkan di atas dapat diketahui bahwa nilai koefisien R Squer sebesar 0, 157 atau

15,7%. Dapat disimpulkan bahwa besarnya pengaruh variabel penerapan metode

demonstrasi terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota

A’yun adalah 15,7%.

Pembahasan kelima, menjelaskan tentang hasil dari pengaruh motivasi belajar

terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun tahun

ajaran 2021/2022. Berdasarkan hasil perhitungan data diperoleh hasil uji regresi linier

sederhana antara variabel Motivasi Belajar ( ) Terhadap Variabel Hasil Belajar IPA (Y)

di atas, diketahui bahwa nilai signifikasi sebesar 0,004. Dikarenakan nilai signifikasi

0,004 ˂ 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap

hasil belajar IPA siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun. Dari hasil perhitungan untuk

mengetahui berapa presentase yang didapat maka,diketahui berdasarkan tabel yang telah

90

Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: Prenadamedia Group,

2013), 7-8.

89

dipaparkan di atas terdapat nilai koefisien R Squer sebesar 0, 123 atau 12,3 %. Dapat

disimpulkan bahwa besarnya pengaruh variabel motivasi belajar terhadap hasil belajar

Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun adalah 12,3%.

Pada pembahasan keenam, menjelaskan bahwa penerapan metode demontrasi dan

motivasi belajar terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun tahun

ajaran 2021/2022. Untuk mengetahui pengaruh variabel penerapan metode demontrasi

dan motivasi belajar terhadap hasil belajar IPA maka dilakukan perhitungan dengan cara

menggunakan uji regresi linier berganda. Hasil dari pehitungan yang dilakukan diperoleh

nilai f hitung > f tabel berarti variabel penerapan metode demonstrasi ( ) secara

simultan berpengaruh pada variabel Hasil Belajar IPA (Y). rumus mencari f tabel = ( k ;

n-k) = ( 2; 55 – 2 ) = 2 ; 53 = 3,17. Jadi dapat disimpulkan f hitung > f tabel ( 5.671 >

3,17 ) maka dan secara simultan berpengaruh terhadap Y. Hasil perhitungan

tersebut menunjukkan bahwa penerapan metode demontrasi dan motivasi belajar

berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun sebesar

15,7%.

90

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil perhitungan data mengenai penerapan metode demonstrasi dan

motivasi belajar terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT

Qurrota A’yun Tahun Ajaran 2021/2022, maka dapat ditarik kesimpulan antara lain

sebagai berikut:

1. Penerapan metode demonstrasi di kelas V SDIT Qurrota A’yun tahun ajaran

2021/2022. Diperoleh hasil perhitungan dengan kategori yang baik memiliki

presentase 23% dengan jumlah 15 siswa, presentase cukup baik sebesar 69% dengan

jumlah 44 siswa, dan presentase 8% kategori kurang baik dengan jumlah 5 siswa.

Dapat disimpulkan bahwa penerapan metode demontrasi memiliki pengaruh yang

cukup baik pada kelas V SDIT Qurrota A’yun tahun ajaran 2021/2022.

2. Motivasi belajar di kelas V SDIT Qurrota A’yun tahun ajaran 2021/2022 dapat

dikatakan bahwa motivasi belajar memiliki pengaruh yang cukup baik pada kelas V

SDIT Qurrota A’yun tahun ajaran 2021/2022. Dari hasil tersebut, diperoleh kategori

baik, cukup baik, dan kurang baik. Dengan presentase 23% kategori baik berjumlah

15 siswa, presentase cukup baik sebesar 69% dengan jumlah 44 siswa, dan

presentase 8% kategori kurang baik dengan jumlah 5 siswa.

3. Hasil belajar Ilmu Pengetahuan alam di kelas V SDIT Qurrota A’yun tahun ajaran

2021/2022. Dikategorikan sebagai hasil belajar yang baik. Dapat diketahui bahwa

siswa yang mendapatkan nilai terendah dengan skor nilai 50 berjumlah 1 siswa,

kemudian siswa yang mendapatkan nilai tertinggi, yaitu dengan skor nilai 100

Berdasarkan hasil perhitungan data diatas diketahui presentase 11% kategori baik

berjumlah 7 siswa, presentase cukup baik sebesar 69% dengan jumlah 44 siswa, dan

presentase 20% kategori kurang baik dengan jumlah 13 siswa.

4. Pengaruh penerapan metode demonstrasi dan motivasi belajar terhadap hasil belajar

Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun Tahun Ajaran

2021/2022 secara signifikasi memiliki pengaruh penerapan metode demontrasi

terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Besarnya pengaruh variabel

penerapan metode demonstrasi terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam

siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun adalah 15,7%.

5. Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam

siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun tahun ajaran 2021/2022 memiliki pengaruh

91

yang signfikan terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam. Besarnya pengaruh

variabel motivasi belajar terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas

V SDIT Qurrota A’yun adalah 12,3%.

6. Penagruh penerapan metode demonstrasi dan motivasi terhadap hasil belajar Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) siswa kelas V SDIT Qurrota A’yun tahun ajaran

2021/2022 secara simultan berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V

SDIT Qurrota A’yun. Besar pengaruhnya adalah 15,7%.

B. Saran

Dari hasil penelitian, data, dan pembahasan tentang pengaruh penerapan metode

demonstrasi dan motivasi terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V

SDIT Qurrota A’yun, maka ada beberapa saran yang dapat disampaikan antara lain,

sebagai berikut:

1. Lembaga Pendidikan

Diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap penerapan metode

pembelajaran dan motivasi belajar agar menjadi lebih baik lagi.

2. Bapak dan Ibu Guru

Diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi dalam penerapan metode

demontrasi dan memotivasi siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

sehingga siswa lebih aktif dan bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran.

Selain itu dalam penerapan metode demonstrasi ini tidak hanya diterapkan di mata

pelajaran IPA saja, melainkan diterapkan di mata pelajaran lainnya, seperti SBDP,

PJOK dan lainnya.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat dijadikan sebagai referensi untuk mengkaji lebih banyak sumber

materi, perbandingan dan pertimbangan dengan keterkaitan varibel penerapan metode

demonstrasi, motivasi belajar dan hasil belajar siswa dalam pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam.

92

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Gafur, Peningkatan Hasil Belajar IPA Terpadu Melalui Metode Demonstrasi pada Siswa

Kelas VIII SMP Negeri 2 Sano Nggoang Manggarai Barat Tahun Pelajaran 2017/2018

(Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan), Vol. 2 No. 1 2018.

Agung Widhi K, dan Zarah Puspitaninftyas, Metode Penelitian Kuantitatif (Yogyakarta:Pandiva

Buku, 2016).

Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: Prenadamedia

Group, 2013).

Ahmad Subkhan, Makmur Santoto, dkk, Al-Qur’anul Karim dan Terjemah (Surakarta: Ziyad

Book, 2014).

Ali Anwar, Statistika untuk Penelitian Pendidikan ( Kediri: IAIT Press, 2009).

Amna Emda. Kedudukan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran (Lantanida Journal) Vol.

5 No. 2, 2017.

Andhita Dessy Wulansari, Aplikasi Statistika Parametrik dalam Penelitian (Yogyakarta: Pustaka

Felicha 2016).

Andhita Dessy Wulansari, Statistika Parametrik Terapan untuk Penelitian Kuantitatif,

(Ponorogo: STAIN Po Press, 2015).

Andi Ibrahim, dkk, Metodologi Penelitian (Makassar: GUNADARMA ILMU, 2018).

Angga Putra, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Sekolah Dasar.

(Surabaya:CV.Jakad Media Publishing, 2021).

Arif, Sukuryadi, Fatimaturrahmi, Pengaruh Ketersediaan Sumber Belajar di Perpustakaan

Sekolah terhadap Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Terpadu SMP

Negeri 1 Praya Barat (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan), Vol. 1 No.2 2017.

Asrori, Psikologi Pendidikan Pendekatan Multidisipliner (Banyumas: CV Pena Persada, 2020).

Baso Intang Sappaile, Konsep Penelitian Expost Facto (Jurnal Pendidikan Matematika). Volume

1 Nomor 2, Juli 2010.

Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran (Bandung:PT Refika Aditama, 2014).

Danuri, dan Siti Maisaroh, Metodologi Penelitian Pendidikan (Yogyakarta: Samudra Biru,

2019).

Djaali, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2020).

Duwi Priyatno, Belajar Alat Analisis Data dan Cara Pengolahannya dengan SPSS (Yogyakarta:

Gava Media, 2016).

93

Edie Sugiarto, Analisis Emosional, Kebijaksanaan Pembelian dan Perhatian setelah Transaksi

Terhadap Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Sepeda Motor Honda

pada UD.DIKA JAYA Motor Lamongan (Jurnal Penelitian Ilmu Managemen), Vol 1

No. 01, 2016.

Endang Sri Wahyuningsih, Model Pembelajaran Mastery Learning Upaya Meningkatkan

Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa (Sleman: Deepublish, 2020).

Farida Nur Kumala, Pembelajaran IPA SD (Malang: Ediide Infografika, 2016).

Febrianawati Yusup, Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen Penelitian Kuantitatif, Vol. 7, No.

1, Januari-Juni 2018.

Helmiati, Model Pembelajaran (Yogyakarta:Aswaja Pressindo, 2012).

Heri Rahyubi, Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik (Majalengka: Nusa

Media, 2011).

Johan Harlan, Analisis Regresi Linier (Depok: Gunadarma, 2018).

Muhammad Afandi, Evi Chamalah, dan Oktarina Puspita Wardani, Model dan Metode

Pembelajaran di Sekolah (Semarang: UNISSULA PRESS, 2013).

Observasi awal, wawancara dengan Ustadz Tofik Wali Kelas V di SDIT Qurrota A’yun

Nologaten, Ponorogo, pada tanggal 07 April 2022.

Republik Indonesia, Undang-undang Republik Indonesia. Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Pendidikan Nasional.

Rohmalina Wahab, Psikologi Belajar (Depok:PT Rajagrafindo Persada, 2015).

Rusydi Ananda, Perencanaan Pembelajaran (Medan:LPPPI, 2019).

Sandu Siyoto, Dasar Metodologi Penelitian (Yogyakarta: Literasi Media Publishing, 2015).

Siti Nurul, Padalia, dan Bau Salawati Penerapan Metode Demonstrasi pada Mata Pelajaran

Seni Budaya (Tari) untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa Kelas VIII B SMP Negeri

1 Eremerasa Kabupaten Bantaeng (Jurnal Pendidikan Sendratasik), 2020, .

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung:ALFABETA, cv

2011).

Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya.

Sulistyani Puteri Ramadhani, Konsep Dasar IPA (Depok:Yayasan Yiesa Rich, 2019).

Syahrum dan Salim, Metodologi Penelitian Kuantitatif ( Bandung: Citrapustaka Media, 2014).

Tim Penyusun, Buku Pedoman Penulisan Skripsi (Ponorogo: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan IAIN Ponorogo, 2021).

Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional BAB 1 Pasal 1.