Upload
independent
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktek Kerja Lapangan atau biasa disebut dengan
PKL merupakan salah satu dari syarat yang harus
dipenuhi oleh mahasiswa hendak menyelesaikan tahap
akhir masa perkuliahan. Pelaksanaan PKL ini berlangsung
dalam jangka waktu yang telah ditetapkan oleh mahasiswa
sesuai dengan konsentrasi yang ia pilih. Implementasi
teori serta pengaplikasiannya dilakukan oleh penulis
dalam kegiatan PKL.
Praktek Kerja Lapangan merupakan bagian dari
proses pendidikan yang dirancang untuk memberikan
pengalaman kerja kepada mahasiswa dalam menerapkan Ilmu
pengetahuan yang telah diperoleh. Melalui kegiatan PKL
mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menerjemahkan
teori-teori hubungan masyarakat, komunikasi dan ilmu-
ilmu lainnya sebagai pendukung Ilmu komunikasi ke dalam
dunia kerja.
Pengalaman yang didapat oleh penulis memiliki
nilai positif, selain untuk menambah jaringan dalam
dunia kerja kegiatan PKL dapat menambah wawasan dan
1
pengetahuan seorang calon tenaga ahli dan dapat
mengetahui peran serta dalam keterlibatan profesinya
untuk mengingkatkan kualitas diri. Profesi dimaksud
merupakan konsentrasi penulis yakni Hubungan
Masyarakat.
Hubungan Masyarakat sebagai rangkaian atau sistem
kegiatan berkomunikasi secara khas dalam suatu
organisasi atau instansi merupakan jembatan komunikasi,
perantara atau ditengah antara publik dan lembaga atau
individu. Praktisi hubungan masyarakat harus selalu
menghadapi banyak pihak, seperti pers, stakeholders
atau mitra lainnya, untuk itu harus memiliki keahlian
khusus dalam menjalani profesi seorang hubungan
masyarakat.
Dengan melaksanakan PKL, penulis dapat terjun
langsung dan melatih kemampuan diri untuk tekun dalam
profesinya kelak. Hasil dari kegiatan PKL ini dapat
diinterpretasikan kedalam bentuk Laporan PKL yang
menggambarkan realitas kerja dan pengamatan serta
rangkuman sekaligus kesimpulan dari kegiatan PKL.
1.2 Maksud dan Tujuan PKL
Adapun maksud dan tujuan pelatihan kerja lapangan
ialah lebih memahami secara rasional praktek kerja yang2
dihadapi sesuai dengan latar belakang pendidikan humas
yang ditekuni. Penulis dapat membandingkan teori-teori
yang telah dipelajari dengan kenyataan yang ditemui di
lapangan untuk kemudian dijadikannya pemahaman dalam
pengaplikasian ilmu. Selain itu dapat menambah wawasan
dan pengalaman agara menjadi sumber daya yang
professional.
PKL memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
beradaptasi lebih dini dengan lingkungan kerja yang
sesungguhnya dan memberian bekal pengetahuan. Mempunyai
referensi yang diberikan oleh organisasi/instansi agar
dapat menjadi bukti bahwa penulis mempunyai pengalaman
dalam dunia pekerjaan. Mengajarkan sebuah kedislipinan
dibalik tanggung jawab pekerjaan masing-masing.
Maksud dan tujuan PKL ini diarahkan untuk memenuhi
persyaratan kelulusan sebagai Sarjana Strata Satu di
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo
(Beragama).
1.3 Ruang Lingkup
Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan di Kementerian
Agama Republik Indonesia, berlokasi di gedung
3
Kementrian Agama Jalan Lapangan Banteng Barat 3 - 4
Jakarta Pusat 10710. Waktu pelaksanaan praktek kerja
lapangan tertanggal 15 April s/d 16 Mei 2015. Kegiatan
dimulai pukul 07.30 s/d 16.00 WIB.
1.4 Manfaat Kegiatan
Pelaksanaan praktek kerja lapangan yang dilakukan
penulis mendatangkan hal positif untuk itu banyak
manfaat yang dapat dirasakan untuk kemudian dijadikan
pengalaman dalam menghadapi dunia pendidikan dan
pekerjaan. Manfaat tersebut diantaranya adalah
keterlibatan penulis untuk membantu operasional bagian
strategi dan manajemen komunikasi Kementrian Agama,
mengenal kinerja didalamnya dan mengetahui bagaimana
cara bekerja didalam satu team work. Secara tidak
langsung diajarkan untuk menjalin hubungan dengan mitra
lain.
Menjadi media dalam internal sebagai informan demi
memperluas jaringan komunikasi. Menjadi media kepada
eksternal dalam penyelenggara pengumuman keputusan yang
telah organisasi/instansi buat. Kegiatan PKL bagi
penulis sangat bermanfaat untuk medukung konsentrasi
yang telah penulis ambil.
1.5 Kerangka Teori4
Komunikasi merupakan bakat alam yang sudah
dimiliki oleh setiap individu sejak mereka dilahirkan
dimuka bumi. Komunikasi merupakan cara individu dapat
berinteraksi dengan individu lain. Tidak dapat
dipungkiri manusia merupakan makhluk sosial yang tidak
dapat hidup sendiri. Sebuah hubungan antar manusia yang
baik dilakukan dengan “komunikasi yang efektifnya
adalah sebuah makna yang distimulasikan serupa atau
sama dengan dimaksudkan komunikatornya-pendeknya,
komunikasi efektif adalah makna bersama (Verdeber ;
1978 : 7).
Mencapaikan komunikasi yang efektif didasari
dengan adanya keinginan komunikator untuk menciptakan
pemahaman yang sama pada komunikan yang ditujunya.
Terjalinnya komunikasi yang efektif dalam suatu
organisasi atau instansi sangat membutuhkan peran
hubungan masyarakat atau humas. Humas dibutuhkan untuk
pembuatan strategi komunikasi dan mendukung tercapainya
tujuan organisasi. Keberhasilan humas untuk mencapai
tujuannya bergantung kepada sejauh mana humas itu dapat
menjalin hubungan baik internal maupun eksternal. Jelas
kunci utamanya adalah melalui komunikasi,
Dalam tahapan humas berkegiatan yakni penelitian
yang didahului penemuan, analisis, pengolahan data
selanjutnya perencanaan yang direncanakan dan
5
pelaksanaan yang tepat serta evaluasi atau penilaian
setiap tahap dapat disimpulkan sebuah nama dari
organisasi/instansi berada ditangan seorang humas.
Untuk itu humas memiliki fungsi untuk menunjang
kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi
kemudian membina hubungan yang harmonis antara
organisasi dengan public, baik internal maupun
eksternal, selanjutnya menciptakan komunikasi dua arah
atau timbal balik dengan menyebarkan informasi dari
organisasi kepada public dan menyalurkan opini public
kepada organisasi dan terakhir melayani public dan
menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan umum.
World Assembly of Public Relation (1978), menyatakan bahwa
kegiatan humas merupakan seni dan ilmu sosial yang
menganalisis kecenderungan sosial dan meramalkan
akibat-akibatnya dan memberikan pandangan dan pendapat
kepada para pemimpin organisasi serta melaksanakan
program-program kegiatan yang telah direncanakan
sekaligus melayani dua kepentingan yaitu kepentingan
organisasi dan kepentingan masyrakat.
Menurut SK. Bonar, “humas adalah suatu kegiatan
komunikasi dari suatu organisasi yang berlangsung
terus-menerus, dalam usahanya memelihara serta
memperoleh pengertian, kepercayaan dan sikap budi yang
menyenangkan dari atau bagi public yaitu denganmelalui
6
proses komunikasi dua arah, maksudnya suatu
organisasipada publiknya dan sebaliknya.”
Dari definisi diatas sebuah komunikasi merupakan
kewajiban seorang humas dalam menghadapi public secara
internal ataupun eksternal. Pada umumnya dalam humas
terdapat suatu usaha untuk mewujudkan hubungan yang
harmonis atara satu organisasi/instansi atau publiknya,
tang dimaksud dengan usaha adalah memberikan dan
menanamkan kesan yang baik, menyenangkan , memuaskan
publiknya sehingga publiknya akan memberikan penilaian
atau opini yang menguntungkan bagi kelangsungan hidup
suatu perusahaan.
7
BAB II
GAMBARAN UMUM KEMENTRIAN AGAMA
2.1 Kementrian Agama
Kementrian Agama adalah kementerian dalam
Pemerintah Indonesia yang membidangi urusan agama.
Kementrian Agama berada dibawah dan bertanggung jawab
kepada presiden. Kementrian agama dipimpin oleh mentri
agama. Kementrian Agama sebagai instansi dan institusi
ekstensinya masih sangat fundamental dan sangat
diperlukan keberadaannya. Utamanya berdasarkan
Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945
Kementrian agama didirikan berdasarkan Pembentukan
Kementerian Agama ditetapkan dengan Penetapan
Pemerintah No 1/S.D. tanggal 3 Januari 1946 yang
berbunyi; Presiden Republik Indonesia, Mengingat: usul
Perdana Menteri dan Badan Pekerja Komite Nasional
Pusat, memutuskan: Mengadakan Kementerian Agama.
Kurang dari satu tahun sejak indonesia masih
euforia menikmati indahnya kemerdekaan dan iringan
patriotisme dan nasionalisme demi mempertahankan
kemerdekaan yang diraihnya, Di kemudian hari peringatan
yang dilakukan setiap tahun oleh seluruh keluarga besar
8
Kementrian Agama lebih dikenal dengan istilah Hari Amal
bhakti Kementrian Agama yang identik dengan Hari Ulang
Tahun sebagaimana yang dimengerti oleh masyarakat.
Keberadaan Kementerian Agama sebagai organisasi
negara yang membidangi agama dalam pemerintahan
merupakan hasil perjuangan seluruh bangsa Indonesia.
Para pemimpin ketika itu berhasil memperjuangkan
Kementerian Agama atas dasar pemikiran bahwa
Kementerian Agama adalah bagian yang wajar dalam tata
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam sidang PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia) eksistensi Kementrian Agama sempat
diperdebatkan, namun atas inisiatif BPKNIP (Badan
Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat) di dalam
sidangnya pada tahun tanggal 25 – 28 november 1945
telah melakukan formalisasi usulan tentang urgensi
pendirian Kementrian Agama. Maka dari itu Presiden
Soekarno memberikan isyarat kepada Wakil Presiden
Moh.Hatta menyampaikan bahwa berdirinya Kementrian
Agama secara tersendiri mendapat perhatian penting.
Penetapan pemerintah ini kemudian diikuti dengan
sosialisasi melalui media massa baik dalam maupun luar
negri, dan mengangkat HM. Rasyidi, BA sebagai Menteri
9
Agama. Hal itu merupakan realisasi dari pasal 29 UUD
1945 dan imabalan bagi umat islam yang telah tersedia
menghapus tujuh kata dalam “Piagam Jakarta”
2.2 Visi, Misi Kementrian Agama
VISI
“Terwujudnya masyarakat Indonesia yang TAAT
BERAGAMA, RUKUN, CERDAS, MANDIRI DAN SEJAHTERA LAHIR
BATIN. ”(Keputusan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2010)
MISI
1.Meningkatkan kualitas kehidupan beragama.
2.Meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama.
3.Meningkatkan kualitas raudhatul athfal, madrasah,
perguruan tinggi agama, pendidikan agama, dan
pendidikan keagamaan.
4.Meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji.
5.Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang bersih
dan berwibawa.
(Keputusan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2010)
2.3 Struktur Organisasi Kementrian Agama
1) Struktur Organisasi Kementrian Agama terdiri atas
10 (sepuluh) unit kerja, sebagai berikut:
10
a. Sekertariat Jendral;
b. Direktorat Jendral Pendidikan Islam;
c. Direktorat Jendral Penyelanggaraan Haji dan
Umrah;
d. Dektorat Bimbingan Masyarakat Islam;
e. Dektorat Bimbingan Masyarakat Kristen;
f. Dektorat Bimbingan Masyarakat Katolik;
g. Dektorat Bimbingan Masyarakat Hindu;
h. Dektorat Bimbingan Masyarakat Buddha;
i. Inspektorat Jendral; dan
j. Badan Penelitian dan Pengembanggan
serta Pendidikan dan Pelatihan
2) Selain unit kerja sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Menteri Agama dibantu oleh 5 (lima) staf ahli
dan 2 (dua) pusat.
3) Staf ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
terdiri atas:
a. Staf Ahli Bidang Kehidupan Beragama;
b. Staf Ahli Bidang Kerukunan Umat Beragama;
c. Staf Ahli Bidang Lembaga Sosial Keagamaan;11
d. Staf Ahli Bidang Pendidikan; dan
e. Staf Ahli Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia;
4) Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri
atas:
a. Pusat Kerukunan Umat Beragama; dan
b. Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat.
12
2.4 Tujuan, Fungsi dan Tugas Kementrian Agama
Tujuan Kementrian Agama
Tujuan jangka panjang pembangunan bidang agama
yang hendak dicapai oleh Kementerian Agama adalah
terwujudnya masyarakat Indonesia yang taat beragama,
maju, sejahtera, dan cerdas serta saling menghormati
antar pemeluk agama dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara, dalam wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
Fungsi Kementrian Agama
a. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang keagamaan;
b. Pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional
dan daerah;
c. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang
menjadi tanggung jawab kementrian agama di daerah;
d. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas
pelaksanaan urusan Kementrian Agama di daerah; dan
e. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan
Kementrian Agama;
13
Tugas Kementrian Agama
Kementrian Agama mempunyai tugas menyelenggarakan
urusan pemerintahan dibidang keagamaan untuk membantu
presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.
2.5 Logo Kementrian Agama Republik Indonesia
Isi Lambang Kementerian Agama adalah :
- Bintang terletak di ujung pertemuan tangkai
padi dan kapas.
- Tangkai kapas dan padi yang melingkar terdapat
17 kuntum bunga kapas dan 45 butir padi.
14
- Delapan baris tulisan pada dua permukaan
lembaran kitab suci.
- Kitab suci di atas alas terletak di tengah-
tengah lambang.
- Semboyan “Ikhlas Beramal” ditulis dalam pita di
bawah kitab suci.
Warna Lambang Kementerian Agama :
- Dasar berwarna hijau tua
- Bintang berwarna kuning emas
- Bunga kapas berwarna hijau putih
- Delapan baris tulisan dalam kitab suci
berwarna hitam
- Padi berwarna kuning emas
- Kitab suci berwarna kuning emas
- Alas kitab suci berwarna hitam
- Kalimat “Ikhlas Beramal” berwarna hitam
- Pita berwarna hitam (ganti putih, KMA No.
43/1982)
15
- Perisai segi lima sama sisi berwarna
kuning
Makna warna-warni dalam Lambang Kementerian Agama
adalah sebagai berikut :
- Bintang bersudut lima yang melambangkan
sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam
Pancasila, bermakna bahwa Karyawan
Kementerian Agama selalu menta’ati dan
menjunjung tinggi norma-norma agama dalam
melaksanakan tugas Pemerintahan dalam
Negara Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila.
- 17 kuntum bunga kapas, 8 butir tulisan
dalam kitab suci dan 45 butir padi
bermakna Proklamasi Kemerdekaan Negara
Indonesia. Menunjukkan kebulatan tekad
para Karyawan Kementerian Agama untuk
membela Kemerdekaan Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang diproklamasikan
pada tanggal 17 Agustus 1945.
- Butiran padi dan kapas yang melingkar
berbentuk bulatan bermana bahwa Karyawan
16
Kementerian Agama mengemban tugas untuk
mewujudkan masyarakat yang sejahtera,
adil, makmur, dan merata.
- Kitab suci bermakna bahwa pedoman hidup
dan kehidupan yang serasi antara
kebahagiaan duniawi dan ukhrowi, materiil,
dan spirituil dengan ridho Allah SWT Tuhan
Yang Maha Esa.
- Alas kitab suci bermakna bahwa pedoman
hidup dan kehidupan harus ditempatkan pada
proporsi yang sebenarnya sesuai dengan
potensi dinamis dari kitab suci.
- Kalimat “Ikhlas Beramal” bermakna bahwa
Karyawan Kementerian Agama dalam mengabdi
kepada masyarakat dan Negara berlandaskan
niat beribadah dengan tulus dan ikhlas.
- Perisai yang berbentuk segi lima sama sisi
dimaksudkan bahwa kerukunan hidup antar
umat beragama di negara Republik Indonesia
yang berdasarkan Pancasila dilindungi
sepenuhnya sesuai dengan Undang-undang
Dasar 1945.
17
- Kelengkapan makna lambang Kementerian
Agama melukiskan Motto : “Dengan iman yang
teguh dan hati yang suci serta menghayati
dan mengamalkan Pancasila yang merupakan
tuntutan dan pegangan hidup dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara,
Karyawan Kementerian Agama bertekad bahwa
mengabdi kepada Negara adalah ibadah.
BAB III
GAMBARAN UMUM PUSAT INFORMASI DAN HUBUNGAN
MASYARAKAT KEMENTRIAN AGAMA
3.1 Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat Kementrian
Agama
Pusat informasi dan hubungan masyarakat adalah
unsur pendukung pelaksanaan tugas Kementrian Agama
melalui Sekertaris Jendral. Pusat informasi dan
hubungan masyarakat dipimpin oleh seorang kepala. Pusat
informasi dan hubungan masyarakat mempunyai tugas
melasksanakan perumusan dan bimbingan teknis serta
evaluasi di bidang informasi dan hubungan masyarakat.
18
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam pasal 787, pusat informasi dan hubungan
masyarakat menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan oprasional di bidang
informasi dan hubungan masyarakat.
b. Pelaksanaan program di bidang data dan
informasi, teknologi komunikasi dan
informatika, serta hubungan masyarakat.
c. Penyusunan norma, standart, prosedur, dan
kreteria di bidang informasi dan hubungan
masyarakat.
d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di
bidang informasi dan hubungan masyarakat.
e. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah
tangga.
3.2 Susunan Organisasi Pusat Informasi dan Hubungan
Masyarakat
A.Bidang Data
Bidang data mempunyai tugas melaksanakanperumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunannorma, standart, prosedur, kreteria, dan bimbingan
19
teknis serta evaluasi di bidang pengelolaan datakeagamaan dan pendidikan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksuddalam pasal 790, Bidang Data menyelenggarakanfungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang datakeagamaan dan pendidikan.
b. Pelaksanaan program di bidang data keagamaandan pendidikan.
c. Penyusunan norma, standart, prosedur, dankreteria dibidang data keagamaan dan pendidikan
d. Pelaksanaan bimbingan teknis dan evaluasi dibidang data keagamaan dan pendidikan.
Bidang data terdiri atas dua subbidang:
a. Subbidang data keagamaan.
Subbidang data keagamaan mempunyai tugasmelakukan penyiapan perumusan dan pelaksanaankebijakan, penyusunan norma, standart,prosedur, kriteria, dan bimbingan teknis sertaevaluasi di bidang data keagamaan.
b. Subbidang pendidikan.
Subbidang data pendidikan mempunyai tugasmelakukan penyiapan perumusan dan pelaksanaankebijakan, penyusunan norma, standart,prosedur, kriteria, dan bimbingan teknis sertaevaluasi di bidang data pendidikan.
20
B.Bidang Teknologi Komunikasi dan Informatika.
Bidang teknologi komunikasi dan informatikamempunyai tugas melaksanakan perumusan danpelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,prosedur, kriteria, dan bimbingan teknis sertaevaluasi di bidang pegelolaan teknologi informasidan komunikasi.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksuddalam pasal 794, bidang Tenologi Informasi danKomunikasi menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis di bidangteknologi informasi dan komunikasi.
b. Pelaksanaan program di bidang pengenbanganteknologi informasi dan komunikasi serta mediainformasi elektronik.
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dankreteria di bidang teknologi informasi dankomunikasi
d. Pelaksanaan pemberian bimbingan teknis danevaluasi di bidang teknologi informasi dankomunikasi.
Bidang teknologi informasi dan komunikasi terdiriatas dua subbidang:
a. Subbidang Pengembangan Teknologi Informasidan Komunikasi.
21
Subbidang pengembangan teknologi informasidan komunikasi mempunyai tugas melakukanpenyiapan, perumusan dan pelaksanaankebijakan, penyusunan norma, standar,prosedur, kreteria, dan bimbingan teknis sertaevaluasi di bidang pengembangan teknologiinformasi dan komunikasi
b. Subbidang Media Informasi Elektronik.
Subbidang media informasi elektronikmempunyai tugas melakukan penyiapan, perumusandan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,standar, prosedur, kreteria, dan bimbinganteknis serta evaluasi di bidang pelayananmedia informasi elektronik
C.Bidang Hubungan Masyarakat.
Bidang hubungan masyarakat mempunyai tugasmelaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakanpenyusunan norma, standar, prosedur,kreteria, danbimbingan teknis serta evaluasi di bidang hubunganmasyatrakat
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksuddalam pasal 798, bidang hubungan masyarakatmenyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis di bidang hubunganmasyarakat
b. Pelaksanaan program di bidang hubungankelembagaan negara dan layanan informasipublik.
22
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dankreteria di bidang hubungan masyarakat.
d. Pelaksanaan pemberian bimbingan teknis danevaluasi di bidang hubungan masyarakat.
Bidang hubungan masyarakat terdiri atas duasubbidang:
a. Subbidang Hubungan Kelembagaan Negara
Subbidang hubungan kelembagaan negaramempunyai tugas melakukan penyiapan,perumusan dan pelaksanaan kebijakan,penyusunan norma, standar, prosedur,kreteria, dan bimbingan teknis serta evaluasidi bidang hubungan kelembagaan negara
b. Subbidang Layanan Informasi Publik.
Subbidang layanan informasi publikmempunyai tugas melakukan penyiapan,perumusan dan pelaksanaan kebijakan,penyusunan norma, standar, prosedur,kreteria, dan bimbingan teknis serta evaluasidi bidang pelayanan informasi publik
D.Subbagian Tata Usaha.
Subbagian Tata Usaha Pusat mempunyai tugas melakukanurusan kepegawaian, keuangan, perlengkapan,
23
persuratan, kearsipan, dan dokumentasi serta urusantatausaha dan rumah tangga Pusat Informasi danHubungan Kemasyarakatan.
24
Bab VI
IDENTIFIKASI MASALAH & PEMECAHAN MASALAH
Minggu ke- kegiatan
1 (satu ) Ditempatkan di bagian
pusat informasi dan
hubungan masyarakat
-membuat kliping
-membuat guntingan berita
2 -memuat dan memindahkan
berita dari web KEMENAG
-membaca berita tentang
KEMENAG lalu mengelompokan
3 -membuat surat
- mendata tamu yang datang
di bagian pusat informasi
dan hubungan masyarakat
4 -membuat kliping dari web
tentang KEMENAG
25
-membuat pres release
4.1 IDENTIFIKASI MASALAH
Bagian Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat
memiliki peran penting dalam membangun citra positif
bagi masyarakat luas khususnya mengenai Kementrian
Agama, mempertahankan citra tersebut, membangun opini
public yang baik, pemenjalankan fungsi dalam penyebaran
informasi dan juga respon public mengenai kegiatan yang
dilakukan Kementrian Agama. Termasuk didalamnya
memberikan informasi yang dibutuhkan khalayak luas
mengenai Kementrian Agama dalam melakukan kegiatan,
mekanisme didukung oleh sumber daya manusia yang
berkualitas dan anggaran yang mencukupi.
Peran bagian ini sangatlah strategis, dalam
pelaksanaan kegiatan Pusat Informasi dan Hubungan
Masyarakat kepada internal maupun eksternal, tidak
jarang mengalami hambatan yang mempengaruhi kegiatan
lainnya. Hambatan tersebut merupakan masalah yang harus
segera diatasi agar tidak merembet dalam pelaksanaan-
pelaksanaan kegiatan lain. Masalah yang dihadapi adalah
segala sesuatu yang timbul karena adanya hal-hal yang
terjadi tidak sesuai dengan aturan biasanya atau tidak26
adanya komunikasi antara satu dengan yang lainnya,
untuk itu harus segera dicari solusinya untuk
dipecahkan agar dapat diselesaikan dengan baik.
4.2 Analisis Masalah
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan yang dilakukan
oleh penulis, membawa pada sebuah analisa yang telah
terjadi didalam bagian strategi dan manajemen
komunikasi yaitu overlapping jobdesk perkerja untuk
tugas dan fungsi didalam strukturalisasinya. Dalam hal
ini disebabkan miss communication diantara internal
dalam menjalankan dan menyelesaikan tugas dan fungsi
sebagaimana mestinya.
4.3 Inventaris Masalah
Masalah yang menjadi hambatan aktivitas bagian
Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat mengakibatkan
penyelesaian kerjasama dengan pihak eksternal tidak
tepat pada waktunya. Permasalahan yang terjadi dalam
penyampaian informasi di internal bagian tersebut dapat
dirumuskan dan dilihatkan kekurangan yang mengakibatkan
hambatan itu terjadi.
4.4 Rumusan Masalah
27
Teranalisa sebuah permasalahan yang ada, hal itu
harus diselesaikan atau terpecahkan demi kelancaran
tanggung jawab dalam bagian. Langkah selanjutnya dari
inventaris masalah yang ada adalah menentukan faktor
penyebab timbulnya masalah. Penting dilakukan guna
untuk menanggulangi atau memecahkan dan menyelesaikan
dengan tepat akan membawa kepada keberhasilan dengan
dampak positif yang lebih besar. Adapun maslaah yang
terjadi didalamnya, sebagai berikut:
a. Kegiatan bagian Pusat Informasi dan Hubungan
Masyarakat salah satunya adalah menyampaikan
informasi kepada internal Kementrian Agama
Faktor-faktor yang menyebabkan masalah ini
adalah:
1. kurang tertariknya internal terhadap
informasi (majalah/kiliping) yg disajikan.
2. Kurang menariknya informasi.(design majalah)
yang disajikan.
3. Sumber Daya Manusia yang kurang berkualitas
disebabkan oleh penyaringan yang tidak ketat
untuk bagian Pusat Informasi dan Hubungan
Masyarakat
28
b. Jobdeks yang berantakan
Faktor penyebab tejadinya masalah ini adalah:
1. Pembagian jobdesk yang belum terorganisir
secara sesuai dengan fungsinya.
2. Penempatan bagian Pusat Informasi dan
Hubungan masyarakat yang belum tepa
5. Rencana Kerja
Dengan sudah ditetapkan bagaimana pemecahan
masalah tersebut maka perlu diingat untuk
menjalankan fungsi manajemen seperti:
1) Planning
Menentukan tujuan-tujuan yang hendak
dicapai selama suatu masa yang akan datang
dan apa yang harus diperbuat agar mencapai
tujuan-tujuan itu.
Adapun planning yang dilakukan bagian
strategi dan manajemen komunikasi Otoritas
Jasa Keuangan adalah mengenalkan Otoritas
Jasa Keuangan kepada masyarakat lewat media
cetak maupun elektronik.
2) Organizing29
Mengelompokan dan menentukaan berbagai
kegiatan penting dan memberikan kekuasaan
untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan itu.
Rencana yang sudah dibuat harus teratur,
terstruktur dengan baik dalam pelaksanaannya
agar berjalan dengan lancar.
3) Actuating
Melaksanakan kegiatan sesuai dengan
keputusan dan rencana yang telah
ditetapkan,melalui upaya memimpin dan
mengarahkan sedemikian rupa sehingga tujuan
dan target yang diinginkan dengan proses
perencanaan dan pengaturan rencana tercapai.
4) Controling
Mengukur pengawasan dengan tujuan menentukan
sebab-sebab penyimpangan-penyimpangan dan
mengambil tindakan-tindakan korektif dimana
perlu atau mengetahui apakah tujuan
organisasi dicapai dengan efisien dan
menjamin tidak terjadinya penyimpangan dari
rencana dan arah tujuan organisasi.
30
Dalam menjalani fungsi manajemen diatas
alternative pemecahan masalah dilakukan dengan
menggunakan perangkat manajemen yang semuanya didukung
dengan:
a. Man ( Sumber Daya Manusia )
Menyesuaikan sumber daya yang tersedia dari pihak
internal dan eksternal yang terkait dalam
penyelenggaraan suatu kegiatan. Dalam membangun
kerjasama yang baik para sdm mempunyai keahlian,
motivasi, kedisiplinan dan loyalitas tehadap
pekerjaannya.
b. Material ( Sarana )
Memanfaatkan jaringan yang telah dibangun oleh
Otoritas Jasa Keuangan dengan media untuk
melakukan pengenalan perusahaan didukung dengan
material Otoritas Jasa Keuangan yang akan
diberikan kepada pihak eksternal dalam hal
kerjasama.
c. Machine ( Sistem / Mekanisme )
Menggunakan alat-alat yang dapat membantu proses
kegiatan bagian strategi dan manajemen komunikasi.
Keterbatasan sdm dimanfaatkan untuk roda sistem
birokrasi yang mudah dan terarah.
31
BAB V
KRITIK DAN SARAN
Kesimpulan
Masalah yang timbul dikarenakan keterbatasan sumber
daya manusia dan masih banyaknya perubahan sistem
didalam Otoritas Jasa Keuangan itu sendiri mengganggu
aktifitas atau tugas-tugas lain. Overlaping job yang
dapat menimbulkan masalah baru harus segera
diselesaikan dengan mengoperasikan tugas dan fungsi
yang sudah ditetapkan sesuai jabatannya untuk
menghasilkan tujuan yang ingin dicapai.
Saran
Kerjasama tim yang baik, terarah dan transparansi dapat
memudahkan bagian strategi dan manajemen komunikasi
Otoritas Jasa Keuangan dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya. Memanfaatkan sumberdaya manusia yang
terbatas dapat mengurangi koordinasi dan birokrasi yang
berbelit-belit sehingga pekerjaan dapat dengan mudah
diselesaikan pembagiannya.
32
DAFTAR PUSTAKA
Colin Coulson-Thomas. 1993. PUBLIC RELATIONS Pedoman
Praktis Untuk PR.Jakarta: Bumi Aksara.
Effendy, Onong Uchjana. 1989. Human Relation dan Public
Relation Dalam Manajemen. Jakarta : CV Mander Maju.
Jeffkins, Frank. 2001. Public Relations, Edisi ke IV.
Jakarta : Erlangga.
Sumber Lain :
Data-data dari Kementrian Agama
http://www.kemenag.go.id/
34