36
LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN JAWA TIMUR – BALI ANGKATAN 2011 Disusun oleh : Kelompok X A Andy Iswanto 23010111120002 Putri Yuniarti 23010111120045 Crystalia Nidia Kinanti 23010111120046 Budiati Dwi Intan Puspitasari 23010111120047

Contoh Laporan KKL

  • Upload
    undip

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGANJAWA TIMUR – BALI

ANGKATAN 2011

Disusun oleh :

Kelompok XA

Andy Iswanto 23010111120002Putri Yuniarti 23010111120045

Crystalia Nidia Kinanti 23010111120046Budiati Dwi Intan Puspitasari 23010111120047

PROGRAM STUDI S-1 PETERNAKANFAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN

UNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG2014

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : KULIAH KERJA LAPANGAN ANGKATAN 2011

Kunjungan : 1. PT. CHARON POKPHAND 2. BPTU – HPT BALI 3. UD. ADON JAYA 4. BALAI INSEMINASI BUATAN DAERAH

(BIBD)

Ketua Panitia : Fadhillah Evandharu

Pembimbing : 1. Ahmad N. Al-Baari, S.Pt., M.P., Ph.D.

2. Drh. Enny Tantini Setiatin, MSc.

Lokasi Kunjunga : SURABAYA – BALI

Waktu : 11 – 16 MEI 2014

Semarang, JUNI 2014

Ketua Panitia,

Fadhillah EvandharuNim. 23010111120001

Pembimbing I, Pembimbing II,

Ahmad N. Al-Baari, S.Pt.,M.P., Ph.D.

197406012001121002

Drh.   Enny   Tantini   Setiatin , MSc.

196109121990032002

PENDAHULUAN

Usaha di bidang peternakan sangat erat kaitannya

dengan aspek breeding (pembibitan), feeding (pakan) dan

manajemen. Ketiga hal tersebut merupakan faktor yang

mempengaruhi keberhasilan suatu usaha peternakan.

Breeding merupakan suatu usaha pembibitan yang bertujuan

untuk mempertahankan jenis dari ternak tertentu atau

untuk tujuan pemuliaan. Feeding adalah salah satu faktor

penting yang berpengaruh terhadap kondisi dan

produktivitas ternak. Pemberiaan pakan yang benar dan

tepat maka akan meningkatkan produktivitas ternak dan

pemilihan pakan yang baik serta pemberian yang sesuai

angka kecukupan nutrien akan menjaga kondisi ternak

agar tetap sehat. Manajemen pemeliharaan yang dilakukan

juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu

usaha peternakan.

Oleh karena itu, Kuliah Kerja Lapangan ini

dilaksanakan dengan tujuan agar mahasiswa mengetahui

pentingnya aspek breeding, feeding dan manajemn yang baik

dan benar serta dapat membandingkan teori yang

diperoleh saat perkuliahan dengan kebenaran yang ada di

lapangan. Sehingga kegiatan kunjungan Kuliah Kerja

Lapangan ini dilakukan di PT. Charoen Pokhpand feedmeal

yang bertujuan untuk mengetahui proses pengolahan pakan

dari awal kegiatan sampai menjadi pakan yang siap untuk

didistribusikan. Kunjungan kedua dilakukan di Kampoeng

Bebek Sidoarjo dimana mencakup semua aspek dibidang

peternakan. Selain mengetahui cara memanajemen, disini

juga dapat mengetahui cara pengolahan hasil ternak

bebek berupa telur. Kunjungan ketiga dilakukan di BPTU

– HPT Denpasar untuk mengetahui pentingnya aspek

breeding (pembibitan) sapi Bali. Kunjungan keempat atau

yang terakhir dilakukan di UPT BIB Tabanan untuk

mengetahui cara pemuliaan dan pembibitan dari sapi Bali

dan babi.

KUNJUNGAN I. PT. CHAROEN POKPHAND SURABAYA

Kuliah kerja lapangan (KKL) dengan tujuan PT.

Charoen Pokphand feedmeal Surabaya (lihat ilustrasi 1)

diselenggarakan pada hari Senin tanggal 12 Mei 2014.

Kegiatan yang dilakukan yaitu presentasi mengenai

profil PT. Charoen Pokphand feedmeal dan kegiatan

diskusi (tanya jawab) untuk pengumpulan data primer

(lihat ilustrasi 2) serta dilanjutkan dengan kegiatan

observasi yang dilakukan di area produksi pakan.

Berdasarkan kegiatan Kuliah kerja lapangan (KKL)

dengan tujuan PT. Charoen Pokphand feedmeal diperoleh

data dan informasi sebagai berikut :

Sejarah PT Charoen Pokphand Krian Jawa Timur

PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (”Perseroan”)

adalah penghasil pakan ternak, Day Old Chicks dan makanan

olahan terbesar di Indonesia. Perseroan didirikan tahun

1972 dengan pabrik pakan ternak terbesar pertama di

Jakarta untuk menghasilkan pakan ternak berkualitas.

Dari satu pabrik pakan ternak di Jakarta, Perseroan

mengembangkan usaha untuk menghadapi tantangan dalam

menghasilkan produk yang dapat dipercaya dan

berkualitas tinggi dengan membangun fasilitas produksi

di Balajara (Jawa Barat), Semarang (Jawa Tengah),

Sepanjang dan Krian (Jawa Timur), Bandar Lampung

(Lampung), Medan (Sumatera Utara) dan Makassar

(Sulawesi Selatan). Secara bersama-sama, jaringan

pabrik pakan ternak ini membuat Perseroan menjadi salah

satu produsen pakan ternak terbesar di Indonesia.

Selain itu, jaringan tersebut memiliki posisi strategis

untuk memenuhi kebutuhan peternak ayam di seluruh

negeri. Hal ini menjadikan Perseroan sebagai perusahaan

penghasil pakan ternak yang terpercaya.

Proses produksi PT Charoen Pokphand Krian Jawa Timur

Berdasarkan observasi yang dilakukan diperoleh

hasil bahwa proses produksi di PT Charoen Pokphand

dilakukan melalui berbagai tahapan yaitu:

1. Intake Bahan Baku

Proses intake adalah proses penuangan atau pengisian

bahan baku yang merupakan tahap awal dari proses

produksi yang akan berlangsung. Bahan baku yang

disimpan dalam gudang akan dimasukkan kedalam hopper

intake sesuai dengan permintaan bahan baku dari bagian

mixer. masuk ke chain dan dialirkan menuju bucket elevator.

Elevator bergerak dengan arah vertikal membawa bahan baku

dan akan mengiisi tong-tong bahan baku. Sebelum masuk

kedalam tong bahan baku akan melewati beberapa mesin

yaitu:

Drum sieve yaitu mesin yang berfungsi untuk

menyaring kotoran-kotoran berupa plastic dan benang

yang terdapat dalam bahan baku. Biasanya proses ini

menyaring bahan-bahan yang ukuranya lebih besar

daripada bahan baku yang dituang.

Spout magnet merupakan mesin yang digunakan untuk

memisahkan unsur logam yang terdapat pada bahan

baku karena alat ini dilengkapi oleh

elektromagnetik.

Timbangan Chronos Richardson yang dikontrol pada

panel breaker timbangan di kantor gudang

penyimpanan.

2. Proses Pengecilan Bahan Baku (Milling)

Merupakan proses pengecilan ukuran bahan baku yang

akan digunakan sehingga volumenya sesuai dengan

ketentuan yang diinginkan. Proses milling ini dilakukan

dengan menggunakan mesin hammermill dan rollermill.

3. Proses pencampuran (Mixing)

Proses mixing merupakan proses pencampuran bahan

baku. Semua proses pengadukan bahan baku pada proses

Mixing dikontrol secara otomatis dengan menggunakan

sistem computer yaitu dengan WEM (Batching Control Mixer).

Lama pengadukan dalam 1 batch untuk mixer A adalah ± 4

menit dan untuk mixer B waktu yang dibutuhkan adalah ±

3 menit.

Pertama-tama bahan baku utama dituang dari tong

sesuai dengan komposisinya. Kemudian ditambahkan dengan

bahan baku tambahan seperti vitamin yang disebut juga

proses hand add. Proses pencampuran ini disebut dengan

Dry Mix karena bahan baku yang diolah semuanya masih

berupa bahan padat. Setelah itu pada mixer disemprotkan

cairan/liquit tambahan seperti curt palm oil (CPO) yang

disebut juga proses Wet Mix. Diharapkan nantinya dari

mixer didapatkan produk yang pencampuranya rata.

4. Proses pembentukan pellet (Pelleting)

Proses pelleting ini adalah proses untuk membentuk

bahan yang dihasilkan dari mixer dari bentuk serbuk

menjadi bentuk padat seperti silinder kecil yang

dilakukan secara mekanik dengan mengkombinasikan pula

kelembapan, panas dan tekanan. Produk yang keluar dari

lubang (die) walaupun sudah berbentuk pellet tapi

panjangnya tidak rata sehingga perlu diseragamkan

dengan dipotong dengan menggunakan pisau otomatis.

Bentuk pellet yang baik yang dihasilkan adalah yang

tidak keras dan waktu ditekan pelletnya tidak hancur

atau remuk melainkan menjadi lengket.

5. Proses pendinginan (Cooling)

Pellet yang dihasilkan masih menghasilkan suhu yang

tinggi (80-90oC) sehingga pellet tersebut akan menjadi

rapuh atau mudah hancur. Dengan demikian saat bahan

yang keluar dari mesin pellet turun, maka bahan

tersebut harus dimasukkan terlebih dahulu ke dalam

cooler (mesin pendingin). Sistem cooling ini bertujuan

untuk menurunkan suhu pellet menjadi maksimal 5oC

diatas suhu ruangan (± 30oC).

6. Proses pembentukan Crumble (Crumbling)

Proses crumbling ini adalah proses untuk

menghancurkan pellet yang ada sehingga menjadi bentuk

yang lebih kecil seperti butiran (crumble). Pada proses

ini bahan yang melewati mesin crumble akan mengalami

proses penekanan oleh 2 roller yang kerengganganya diatur

secara manual dengan tuas pengatur kerenggangaan sesuai

dengan jenis produk yang akan dibuat.

7. Proses pengayakan (Screening)

Pengayakan merupakan proses akhir dari rangkaian

proses pelleting. Tujuan dari pengayakan adalah

memisahkan hasil crumbling, yaitu bentuk pakan yang

diinginkan dengan finenya dan mengelompokkan ukuran

produk sehingga sesuai dengan standar produk yang

diinginkan. Dengan proses ayakan dapat menghasilkan

produk yang siap dijual dengan kualitas baik dari segi

keseragaman bentuk yang dihasilkan.

8. Proses pengemasan (Packing)

Pengemasan adalah perlindungan produk dari segala

kerusakan menggunakan wadah. Fungsi pengemasan adalah

sebagai wadah untuk diisi, melindungi dan mengawetkan

produk sampai ketangan konsumen dalam keadaan baik,

alat takar, media informasi (nama produk, produsen,

komposisi produk) dan promosi .

Pada proses ini bahan jadi yang telah diolah baik

yang berbentuk tepung, pellet, maupun crumble

dimasukkan kedalam karung yang telah disediakan dimana

beratnya telah diatur agar bahan jadi tersebut keluar

50kg saja oleh mesin. Setelah bahan jadi dimasukkan

kekarung maka dengan konveyor, karung tersebut dijahit

dan siap untuk dipacking. Setelah dipacking ada

pengecekan mutu dari bagian quality control (QC) sehingga

produk yang dihasilkan dapat selalu terjamin

kualitasnya.

KUNJUNGAN II. KAMPOENG BEBEK SIDOARJO

Kuliah kerja lapangan (KKL) dengan tujuan UD Adon

Jaya diselenggarakan pada hari Senin tanggal 12 Mei

2014. Kegiatan yang dilakukan yaitu melakukan kegiatan

observasi secara langsung dilapangan mengenai proses

pemeliharaan dan proses pengolahan hasil ternak bebek

serta melakukan tanya jawab untuk pengumpulan data

primer.

Berdasarkan kegiatan Kuliah kerja lapangan (KKL)

dengan tujuan di UD Adon Jaya Sidoarjo diperoleh data

dan informasi sebagai berikut :

Latar belakang berdirinya dan lokasi UD Adon Jaya

UD Adon Jaya merupakan salah satu usaha di bidang

peternakan milik Bapak Sulaiman yang terletak di desa

Kebonsari – Candi, Sidoarjo Jawa Timur (lihat ilustrasi

3). UD Adon Jaya adalah salah satu inovasi baru dalam

bidang pengolahan hasil ternak yang berupa telur bebek

diolah dalam bentuk telur asin. Namun, telur asin yang

dijual bukan telur asin seperti biasa di pasaran. Di

tempat ini menjual berbagai macam olahan seperti telur

asin asap, goreng, dan oven dengan variasi rasa yang

berbeda seperti salmon, udang atau kepiting.

Sejarah dan jumlah karyawan UD Adon Jaya

Sejarah berdirinya UD Adon Jaya dimulai dari tahun

1987, pada tahun ini pemilik mulai beternak sejumlah

150 ekor bebek sampai tahun 1997. Akhirnya pada tahun

1997, pemilik tersebut berpikiran untuk memulai bisnis

telur asin karena produksi telur yang dihasilkan cukup

tinggi yaitu mencapai 1500 butir dan bebek yang

diternakkan pun semakin bertambah hingga mencapai 900

ekor. Jumlah karyawan yang dimiliki yaitu 2 orang yang

bertugas memberi pakan dan mencuci telur. Gaji karyawan

yang diberikan sebesar Rp 50.000,-/ hari.

Manajemen Pemeliharaan

Manajemen pemeliharaan yang diterapkan yaitu sistem

pemeliharaan intensif (lihat ilustrasi 4) dengan

pemberian pakan sebanyak 2 kali yang diberikan pada

pagi dan sore hari. Formulasi ransum yang diterapkan

sesuai dengan kebutuhan dari bebek dan dengan sistem

pemberiaan pakan yang terukur. Pemilihan bahan pakan

disesuaikan dengan variasi rasa yang ingin dihasilkan,

misalkan rasa udang diperoleh dari pemberian kulit

udang dalam campuran pakan. Bahan pakan yang biasa

digunakan berasal dari hasil samping tau limbah seperti

bekatul, nasi aking, kepala ikan, kulit udang, dan

kupang. Presentase pemberian pakan biasanya sebesar 20%

nasi aking, 30% bekatul dan 5% konsentrat. Namun

pemilihan bahan pakan yang berasal dari hasil samping

juga memiliki resiko apabila bahan pakan tersebut

disimpan terlalu lama. Misalkan, penyimpanan nasi aking

yang terlalu lama diruang terbuka dapat menyebabkan

terjadinya pembusukan yang lebih cepat akibat adanya

kontaminasi dari lingkungan sehingga dapat menyebabkan

terjadinya keracunan pada ternak bebek. Masa afkhir

bebek dilihat dari tingkat produksinya, apabila

produksi telur mulai menurun maka bebek tersebut akan

diafkhir.

Proses pengolahan telur asin

Proses pembuatan telur asin dimulai dari pencucian

telur setelah pemanenan. Melakukan pemeraman dengan

menggunakan garam selama 7 hari untuk memberikan rasa

asin pada telur, pemeraman 2 kg garam untuk 300 butir

telur. Langkah selanjutnya yaitu melakukan pemeraman

dengan menggunakan batu bata selama 12 hari dan

bertujuan untuk melapisi telur agar rasa asin dapat

bertahan lama karena sifat garam yang mudah menguap

sehingga perlu dilakukan pelapisan selama beberapa hari

dengan menggunakan batu bata. Proses selanjutnya yaitu

mengupas lapisan batu bata dan mencuci hingga bersih

lalu memasak telur sesuai permintaan. Pengasapan

dilakukan selama 25 hari. Apabila permintaan pelanggan

telur asin bakar maka dilakukan pembakaran selama 12

jam pada suhu < 100oC, yang membedakan yaitu terletak

pada bahan bakar yang digunakan tidak memakai arang

melainkan menggunakan batok kelapa yang bertujuan agar

aroma minyak meresap dan dapat menurunkan kadar air

telur. Pemrosesan dengan cara digoreng atau oven

dilakukan selama 7 jam pada suhu < 100oC. Jika

menginginkan telur asin goreng dengan rasa salmon, maka

proses penggorengan dilakukan menggunakan minyak salmon

untuk menimbulkan cita rasa dari salmon itu sendiri.

Proses Pemasaran telur asin

Proses pemasaran produk dilakukan dengan bantuan

media elektronik berupa televisi dan media sosial

melalui internet. Sehingga hingga saat ini banyak

pengunjung yang berdatangan dengan sendirinya. Bahkan

beberapa kali tempat ini diliput oleh berbagai acara di

stasiun televisi swasta yang membantu dalam proses

promosi produk tersebut. Berasal dari acara itulah

sehingga Kampung Bebek memperoleh bantuan dana guna

dilakukan untuk memperbaiki sarana dan prasarana

terutama transportasi. Harga jual telur asin itu

sendiri untuk setiap butir Rp 3000. Pengemasan produk

dilakukan semenarik mungkin guna meningkatkan nilai

jualnya. Telur asin dikemas dengan menggunakan kertas

perak atau emas dan dimasukkan kedalam box, setiap box

berisi 10 butir telur. Produk dari telur asin ini dapat

bertahan hingga 20 hari walapun tanpa disimpan ke dalam

lemari pendingin.

KUNJUNGAN III. BPTU – HPT Denpasar (Breeding Center)

Pulukan

Kuliah kerja lapangan (KKL) dengan tujuan BPTU –

HPT Denpasar (Breeding Center) Pulukan diselenggarakan

pada hari Selasa tanggal 13 Mei 2014. Kegiatan yang

dilakukan yaitu presentasi mengenai profil BPTU – HPT

Denpasar (Breeding Center) Pulukan dan kegiatan diskusi

yang dilakukan di ruang pertemuan BPTU – HPT Denpasar

(Breeding Center) Pulukan (lihat ilustrasi 6). Pengamatan

secara langsung di lapangan tidak dapat dilakukan

karena faktor bosecurity sapi-sapi Bali yang berada

disana.

Berdasarkan kegiatan Kuliah kerja lapangan (KKL)

dengan tujuan BPTU– HPT Denpasar (Breeding Center) Pulukan

diperoleh data dan informasi sebagai berikut :

Sejarah BPTU-HPT Denpasar

BPTU – HPT Denpasar (Breeding Center) Pulukan

terbentuk dilatarbelakangi adanya dua isu besar tentang

sapi Bali pada pertengahan dekade 70-an. Pertama adalah

turunnya populasi sapi Bali yang diakibatkan oleh

pemotongan sapi betina produktif dan eksport sapi Bali

yang tidak terkendali. Kedua adalah dampak ikutan dari

terkurasnya sapi Bali tersebut sehingga menimbulkan

penurunan mutu genetiknya, padahal sapi Bali sangat

berperan penting dalam kehidupan sosial ekonomi

masyarakat.

Melalui Surat Keputusan (SK) Menteri Pertanian

nomor 776/ Kpts/ Um/ 12/ 1976, pemerintah pusat pada

1976 berupaya mencegah punahnya sapi bali dan pemurnian

sekaligus peningkatan kualitas genetika sapi bali,

dengan mendirikan Projek Pembibitan dan Pengembangan

Sapi Bali (P3 Bali). Selanjutnya, pada 1986 dibangun

Pusat Pembibitan Pulukan  (Breeding Centre Pulukan) di

Desa Pangyangan, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten

Jembrana sebagai tempat uji dan seleksi sapi bali.

Berikutnya, berdasar SK Menteri Pertanian

nomor13/Permentan/OT.140/2/2007, P3 Bali resmi menjadi

Balai Pembibitan Ternak Unggul Sapi Bali (BPTU Sapi

Bali), yang bertanggung jawab kepada Direktorat

Jenderal(Ditjen) Peternakandan Kesehatan Hewan.

Visi dan Misi BPTU – HPT Denpasar (Breeding Center)

Pulukan

Visi

Terwujudnya BPTU dalam peningkatan mutu genetik bibit

ternak Sapi Bali dan kelestarian plasma nutfah Nasional

yang berwawasan agrobisnis.

Misi

1) Melaksanakan pemuliabiakan dan kelestarian Sapi

Bali.

2) Melaksanakan pengujian mutu genetik ternak bibit

sapi Bali.

3) Melaksanakan pengembangan dan penyebaran bibit sapi

Bali.

4) Membangun kerjasama bersama stake-holders dalam rangka

pembangunan sub-sektor peternakan.

5) Meningkatkan SDM bidang peternakan,

6) Melaksanakan manajemen administrasi dan evaluasi

terkait dengan pelaksanaan kegiatan Balai.

Tugas Pokok dan Fungsi Balai

a. Tugas Pokok

Melaksanakan program pelestarian, pemuliaan,

pembibitan, produksi dan pengembangan serta penyebaran

hasil produksi bibit sapi Bali unggul.

b. Fungsi

1. Pelaksanaaan pemeliharaan bibit Sapi Bali murni

unggul

2. Pelaksanaan pelestarian, pemuliaan dan pembibitan

melalui teknologi pemurnian.

3. Pelaksanaan pencatata (recording) pembibitan sapi

Bali murni.

4. Pelaksanaan seleksi berdasarkan uji performans dan

uji progency sapi Bali murni unggul.

5. Pelaksanaan standarisasi teknis bibit Sapi Bali

murni unggul.

6. Pelaksanaan sertifikasi bibit Sapi Bali murni

unggul.

7. Pemberian saran teknik pemeliharaan Sapi Bali murni

unggul.

8. Pelaksanaan pengembangan bibit sapi Bali murni

unggul.

9. Pelaksanaan penyebaran hasil dan produksi bibitb

sapi Bali murni unggul.

10. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pelestarian,

pemuliaan, pembibitan, produksi dan pengembangan

serta penyebaran hasil produksi bibit Sapi Bali

murni unggul secara nasional.

11. Pelaksanaan evaluasi kegiatan pembibitan Sapi Bali

murni unggul.

12. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga

Balai.

Lokasi Breeding Center Pulukan

Pusat Pembibitan Pulukan  (Breeding Centre Pulukan)

terletak di Desa Pangyangan, Kecamatan Pekutatan,

Kabupaten Jembrana. Untuk menjangkau lokasi BPTU ini,

perlu waktu 3 jam lebih ke arah selatan Kota Denpasar.

Breeding Center Pulukan ini menempati lahan seluas 102

hektar, sebagai kesepakatan antara Ditjen Peternakan

dan Kesehatan hewan dengan pemerintah Provinsi Bali.

Lahan tersebut diibagi menjadi beberapa petak dengan

peruntukan yang berbeda. Petak-petak tersebut dipagari

kawat besi sepanjang 10 Km mengelilingi areal

penggembalaan sekaligus menjadi pembatas kepemilikan

tanah (lihat ilustrasi 5).

Proses Perbaikan Mutu Genetik Sapi Bali

Proses perbaikan mutu genetik Sapi Bali di BPTU-

HPT Sapi Bali Breeding Center Pulukan sebagai berikut ini

(lihat ilustrasi 7).

Pembinaan terhadap kelompok

Dijaring bibit-bibit sapi Balidari 5 kabupaten

Diambil 10% ternak terbaik(sejak tahun 1987)

Uji Seleksi 5%Untuk

perbaikanmutu

Ilustrasi 7. Proses Perbaikan Mutu Genetik BPTU-HPT Sapi

KUNJUNGAN IV. UPT BIB TABANAN

Kuliah kerja lapangan (KKL) dengan tujuan UPT BIB

Tabanan diselenggarakan pada hari Rabu tanggal 14 Mei

2014. Kegiatan yang dilakukan yaitu presentasi mengenai

profil UPT BIB Tabanan dan kegiatan diskusi tanya jawab

yang dilakukan di ruang pertemuan (lihat ilustrasi 8)

serta melakukan kegiatan observasi lapangan untuk

mengetahui cara pengumpulan semen babi.

Berdasarkan kegiatan Kuliah kerja lapangan (KKL)

dengan tujuan UPT BIB Tabanan diperoleh data dan

informasi sebagai berikut :

Lokasi dan Struktur Organisasi UPT BIB Sapi Bali dan

Babi

BIB Sapi Bali dan babi berada di daerah Bedugul

Bali, pada tahun 2001-2002 diresmikan oleh dinas

pertanian dan telah dibentuk struktur organisasinya.

BIB ini memiliki 10 tenaga kerja. BIB Sapi Bali dan

babi Terdapat 14 ekor pejantan sapi bali, 18 ekor

pejantan babi, 15 ekor babi betina dan 12 induk sapi

bali. BIB atau Unit Pemuliaan Ternak ini berada dibawah

pantauan Pemerintahan Provinsi Bali, Tujuan awal

pembangunan BIB ini yaitu untuk melestarikan sapi bali,

tetapi BIB ini juga mulai mengembangkan pada ternak

lain yaitu babi.babi di bali sangat vital posisinya

sebagai makanan pokok maupun makanan adat. Sehingga

kebutuhan akan daging Babi meningkat dan mulai banyak

dipelihara oleh masyarakat juga.

Tugas UPT BIB Tabanan

Tugas dari BIB Bali yaitu untuk memproduksi dan

mendistribusikan semen babi dan sapi bali. Pada babi

semen dalam bentuk cair, ini dikarenakan penerapan

dilapangan lebih mudah dan sesuai dengan kebutuhan dan

untuk sapi bali adalah semen beku. Jumlah produksi

semen babi cair yaitu 10.000 strow dan untuk semen beku

sapi yaitu 90.000 strow. Ketika melakukan pengambilan

semen, lebih mudah dilakukan pada babi dari pada sapi

untuk prosesing sampai koleksi.

Produksi Semen Sapi Bali dan Babi

Pada babi dipilih semen dalam bentuk cair

dikarenakan teknologi untuk semen beku di Indonesia

belum ada dan baru di Kanada yang menerapkan semen babi

beku. Selain semen beku menghasilkan strow yang sedikit

dan susah untuk dilakukan prosesingnya. Satu ekor babi

mampu rata-rata menghasilkan 200 cc semen cair. Tingkat

keberhasilan IB babi cukup tinggi yaitu 80% dalam

sekalai melakukan IB (lihat ilustrasi 9). Lama simpan

strow tergantung dari pengenceran yang dilakukan,

biasanya mampu bertahan 4-10 hari. BIB Bali pernah

mengirim semen cair produknya sampai ke Solo, Manado

dan Papua.

LAMPIRAN

Kunjungan I. PT. Charoen Pokphand Surabaya

Ilustrasi 1. Lokasi PT. Charoen Pokphand Ilustrasi

2. Presentasi dan diskusi

Kunjungan II. Kampoeng Bebek (UD Adon Jaya) Sidoarjo

Ilustrasi 3. Lokasi UD Adon Jaya Ilustrasi 4.

Pemeliharaan Intensif

Kunjungan III. BPTU – HPT Denpasar

Ilustrasi 5. Lokasi BPTU-HPT Sapi Bali Ilustrasi

6. Diskusi di BPTU – HPT

Sapi Bali

Kunjungan IV. UPT BIB Tabanan

Ilustrasi 8. Diskusi di UPT BIB Tabanan Ilustrasi 9.

Produksi semen babi