35
Diagnosa Fraktur

BBDM KASUS 1

Embed Size (px)

Citation preview

Diagnosa Fraktur

Primary SurveyA irway & Cervical Spine control

B reathing & ventilation

C irculation & hemmorrhage control

D isability

E xposure

Secondary SurveyPatient History

Mechanism of Injury Loss of consciousnessPre-morbid history Medication and allergyTetanus statusAssociated injury

Specific Questions:

- How is your vision? - Hearing problems?

- Nasal obstruction?- Are there areas of numbness or

tingling on your face?- Is the patient able to bite down

without any pain?- Is there pain with moving the jaw?

Physical Examination

Basic Full Face Proportion

InspectionDeformity :

AsymmetryElongationFlat

Discharge :NoseEarMouth

Injury mark :BruiseSwollenLaceration

Occlusion

Fraktur MaxillaLe Fort I :Fraktur transversal yang melalui lantai rongga sinus maxilla diatas gigi, memisahkan processus alveolaris, palatum, dan processus pterigoid dari struktur tengkorak wajah diatasnya

Le Fort IIMembentuk patahan fraktur berbentuk piramida. Garis fraktur berjalan diagonal dari lempeng pterigoi melewati maxilla menuju tepi inferior orbita dan keatas melewati sisi medial orbita hingga mencapai hidung. Memisahkan alveolus maxilla, dinding medial orbita, dan hidung sebagai bagian tersendiri.

Le Fort IIIFraktur yang melewati sutura zigomaticofrontalis, berlanjut ke dasar orbita hingga sutura nasofrontalis.

Palpasi

Perhatikan ada tidaknya gerakan abnormal dan nyeri tekan. Untuk mengetahui adanya mobilitas bagian sepertiga tengah muka, perlu dilakukan “tes gerakan”:

“telunjuk dan jempol kiri diletakkan pada daerah sutura frontonasalis, sedangkan telunjuk dan jempol kanan diletakkan pada palatum dan bagian labial gigi geligi depan atas”

Intra-oral evaluation

Pada fraktur Le Fort I: Hanya maksilla yang bergerak. Mobilitas ini sangat bervariasi, dari ringan – berat, yang disebut “floating fractur”

Pada Le Fort II: Seluruh bagian hidung dan maksilla akan terasa bergerak.

Le Fort III: Terasa adanya pemisahan bagian kranio-fasial atau seluruh bagian sepertiga tengah tulang muka.

Harus dilakukan serentak, seksama, dan sistematis

Klinis :Wajah tampk bengkakMata tertutup karena hematomIngus berdarahSering disertai gangguan kesadaran

Keadaan gigi perlu diperiksa, apakah terjadi longgar, fraktur, lepas. Perkusi gigi pada maksila yang fraktur, akan terdengan suara seperti cangkir pecah (cracked tea cap)

Fraktur NasalTanda klinis :

PembengkakanEpistaxisDefiasi hidungNyeri tekanKrepitasiTeraba garis fraktur

Palpation of nose

Fraktur ZigomaPF tandanya adalah

- edema

- ekimosis peri orbita

- hemtom subkonjungtiva

- retraksi kelopak mata bawah unilateral akibat depresi os zigoma

- epistaxis unilateral

- maloklusi sisi yang terkena

- exophtalmus

- pada palpasi teraba pergeseran zigoma ke inferior dan posterior

- simetris tulang pipi

Foto Rontgent posisi waters, caldwell, atau submentovertex

Palpation of zygoma

Evaluation of zygoma and nasal

Fraktur Naso-Orbita-Etmoid

Biasanya disertai gangguan jalan napas, penglihatan, pendengaran, fungsi, oklusi, dan gangguan saraf kranial.

Dilakukan pemeriksaan visus, pupil, pergerakan otot bola mata, serta fungsi lacrimal.

Adanya cairan dari hidung harus dicurigai sebagai LCS.

Evaluation of globes

Fraktur MandibulaPF :

Asimetris dan maloklusiPada palpasi teraba garis fraktur dan mati rasa bibir bawah akibat kerusakan n.mandibularis

Palpation of mandible

Fraktur PanfasialAdalah fraktur yang mencakup dua dari tiga area wajah yaitu tulang frontal, wajah tengah, dan mandibula

Keparahan fraktur panfasial didiagnosa dengan CT-Scan 3D

Fraktur OrbitaGambaran klinis :

Hematoma monokel yang disertai diplopiaHemomaksillaMati rasa pipi akibat cedera n.infraorbitalisMati rasa dahi akibat cedera n.supraorbitalis

Palpation of orbits

Physical Examination

Deformity of 2/3 lower face

Laceration injury mark

Bilateral orbits swollen

Laceration injury mark on upper lip

Good orbits movement, diplopia (-) Discontinuity of left lateral orbital rim

Discontinuity of left body

of mandible

Nasal bone discontinuity

Left malar depressed

Fraktur Le Fort 1:Tidak terjadi pembengkakan wajah (balooning on the face)Tidak terjadi ekimosis sirkumorbital dan subkonjunctivalMaksila dapat turun ke bawah atau kearah lateralIntra oral dapat terjadi maloklusiPalpasi terlihat mobilitas maksila, pada perkusi gigi akan terdengar “suara cangkir pecah”

Fraktur Le Fort II dan III:Dapat meliputi daerah orbital, os. nasalis, dan mungkin os. Ethmoidalis edema yg luas balooning of the faceEkimosis dan perdarahan subkonjunctivalPerdarahan hidung dan nasopharingPemanjangan atau pendataran profil mukaParestesi daerah infraorbitalCerebro spinal fluid rhinorhea

Palpation of maxilla

Imaging Studies

Plain radiograph AP, lateral viewWater’s or Reversed Water’s viewPanoramicTM Joint viewNasal soft tissue viewCT Scan coronal or axial, 3D

Fraktur MaxillaRiwayat trauma

JenisArahKekuatan penyebab trauma

InspeksiKerusakan jaringan lunakEdema, ekimosis subkonjunctival, ekimosis periorbital, ephistaksisCerebro spinal fluid rinorhea atau cerebro spinal fluid otthoreaDeformitas atau asimetri muka

Penderita dengan wajah bengkak, edema kelopak mata, sirkum orbita ekimosis, dan subkonjunctival ekimosis merupakan tanda fraktur Le Fort II/III

Fraktur CervicalEvaluasi radiologisDilakukan atas indikasi pasien dengan keluhan nyeri krepitasi atau edema, perubahan status mental, gangguan neurologis