100
ANALISIS PENERAPAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP) PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA GURU-GURU “IKHLAS” KUOK (KPRI GGIK) (Studi Kasus pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia Guru-Guru “Ikhlas” Kuok (KPRI GGIK) Tahun 2018) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak) Pada Program S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim DISUSUN OLEH : WIWIL SAHRANI MUTIARA NIM : 11673202034 PROGRAM S1 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 2020

analisis penerapan penyajian laporan keuangan - Repository

Embed Size (px)

Citation preview

ANALISIS PENERAPAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS

TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP) PADA

KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA

GURU-GURU “IKHLAS” KUOK (KPRI GGIK)

(Studi Kasus pada Koperasi Pegawai Republik

Indonesia Guru-Guru “Ikhlas” Kuok

(KPRI GGIK) Tahun 2018)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi

Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak) Pada Program

S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

DISUSUN OLEH :

WIWIL SAHRANI MUTIARA

NIM : 11673202034

PROGRAM S1 JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

PEKANBARU

2020

i

ABSTRAK

ANALISIS PENERAPAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS

TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP) PADA

KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA

GURU-GURU IKHLAS KUOK (KPRI GGIK)

DOSEN PEMBIMBING:

Hj. ELISANOVI, S.E.MM., Ak.CA

OLEH:

WIWIL SAHRANI MUTIARA

NIM. 11673202034

Standar Akuntansi Keuangan Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

digunakan untuk entitas yang tidak mempunyai akuntabilitas publik signifikan.

Penggunaan SAK ETAP bagi Koperasi Pegawai Republik Indonesia Guru-Guru

Ikhlas Kuok (KPRI GGIK) bertujuan untuk mempermudah Koperasi dalam

menerapkan standar akuntansinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

bagaimanakah penerapan penyajian Laporan Keuangan SAK ETAP pada

Koperasi Pegawai Republik Indonesia Guru-Guru Ikhlas Kuok (KPRI GGIK)

pada Tahun 2018.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif. Jenis data penelitian ini

adalah Data Kualitatif(berbentuk kata-kata) dan Data Kuantitatif (berbentuk

angka). Sumber Data penelitian ini adalah Data Primer (wawancara) dan Data

Sekunder (data yang diperoleh dari berbagai sumber yang relevan). Teknik

Pengumpulan Data penelitian ini adalah Dokumentasi (profil perusahaan dan

laporan keuangan), dan Interview / wawancara (dilakukan dengan pihak-pihak

yang bersangkutan).Metode Analisis Data penelitian ini adalah reduksi data,

penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Koperasi Pegawai Republik

Indonesia Guru-Guru Ikhlas Kuok (KPRI GGIK) telah menerapkan standar

akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik (SAK ETAP), namun masih

terdapat kesalahan didalam laporan keuangan serta belum menerapkan SAK

ETAP secara penuh dalam penerapan standar akuntansi. Penelitian ini

menyarankan supaya Koperasi Pegawai Republik Indonesia Guru-Guru Ikhlas

Kuok (KPRI GGIK) kedepannya mempelajari literatur-literatur pembantu dalam

penerapan SAK ETAP untuk koperasi.

Kata Kunci: SAK ETAP, Laporan Keuangan, KPRI GGIK

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Alhamdulillahirabbil’alamin segala puji dan syukur penulis sampaikan

atas kehadiran Allah SWT atas limpahan rahmat, dan hidayah-Nya kepada

penulis. Sholawat beriring salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Penerapan

Penyajian Laporan Keuangan Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan

Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Pada Koperasi Pegawai

Republik Indonesia (KPRI GGIK)”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk

memenuhi sebagian persyaratan akademis dalam menyelesaikan Studi Program

Sarjana S1 pada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Jurusan Akuntansi Universitas

Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Selama proses penyusunan skripsi ini tentunya penulis tidak terlepas dari

bantuan berbagai pihak yang memberikan bimbingan, arahan, bantuan, dan

dukungan. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini dengan penuh kerendahan hati

penulis mengucapkan terima kasih kepada, yth:

1. Bapak Prof. Dr. H. Akhmad Mujahidin, S.Ag, M.Ag selaku Rektor UIN

SUSKA RIAU beserta staf.

2. Bapak Dr. Drs. H. Muh. Said, Hm, M.Ag, MM selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN SUSKA RIAU.

3. Ibu Prof. Dr. Hj. Leny Nofianti, MS, SE, M.Si, Ak, CA selaku Wakil

Dekan I Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN SUSKA RIAU.

4. Ibu Dr. Juliana, SE, M.Si selaku Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi dan

Ilmu Sosial UIN SUSKA RIAU.

iii

5. Bapak Dr. Amrul Muzam, SHI, M.Ag selaku Wakil Dekan III Fakultas

Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN SUSKA RIAU.

6. Bapak Nasrullah Djamil, SE, M.Si, Ak, CA selaku Ketua Jurusan

Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN SUSKA RIAU.

7. Ibu Hj. Elisanovi, S.E., M.M., Ak.CA selaku Pembimbing Konsultasi

Proposal sekaligus Pembimbing Skripsi yang telah memberikan

bimbingan, dan meluangkan waktunya serta memberikan arahan dan

nasehat yang sangat berharga kepada penulis dalam proses penyusunan

skripsi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak Dr. Mulia Sosiady, SE, M.M. Ak sebagai Penasehat akademis yang

telah banyak memberikan ilmu serta arahan dan bimbingan hingga

selesainya penulisan skripsi ini.

9. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN

SUSKA RIAU yang telah memberikan ilmu yang berharga kepada penulis

selama perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.

10. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi UIN SUSKA RIAU

11. Ibu Hj. Rasdanelis, S.Ag, SS, M.Hum sebagai kepala UPT Perpustakaan

dan segenap karyawannya yang telah memberikan bantuan kepada penulis

untuk mendapat buku-buku yang berkaitan dengan penelitian.

12. Bapak H. Abdul Rauf, S.Pd selaku Ketua Koperasi Pegawai Republik

Indonesia Guru-Guru Ikhlas Kuok (KPRI GGIK) di Kuok yang telah

memberi izin untuk melakukan penelitian.

iv

13. Bapak H. Syahrial, S.Pd selaku Bendahara Koperasi Koperasi Pegawai

Republik Indonesia Guru-Guru Ikhlas Kuok (KPRI GGIK) di Kuok yang

telah membantu penulis memperoleh data yang diperlukan pada waktu

penelitian.

14. Ibu Narfi Susanty, S.Pd selaku Manager Koperasi Koperasi Pegawai

Republik Indonesia Guru-Guru Ikhlas Kuok (KPRI GGIK) di Kuok yang

telah membantu penulis memperoleh data yang diperlukan pada waktu

penelitian.

15. Kedua orang tua tercinta, yaitu Ayahhanda Zaherman dan Ibunda Misnar,

S.Pd.SD serta keluarga besar penulis yang selalu memberikan kasih

sayang, perhatian, dukungan dan do‟a yang tidak pernah putus-putusnya

untuk penulis.

16. Kakak dan Adik tersayang Lilil Zaputra, Wilda Hayati dan Mhd. Fauzi

Julianda yang telah memberikan semangat serta dukungannya.

17. Accounting C 2016, Abdul, Desan, Deswid, Naya, Syifa, Selvia, Chania,

Asri, Rahma, Putri, Indah, Ulya, Jody, Yumin, Wahyu, Fahmi, Agung dan

yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis

untuk menyelesaikan penelitan.

18. Seluruh Personil #Ayampenyetpakmeet, Devi Artika, Rizka Tirtiana Putri,

Lina Rasni dan Nurhayati yang sudah memberikan semangat setiap

harinya dalam penyelesaian skripsi ini.

19. Kelas Akuntansi Keuangan yang sudah memberikan motivasi dan saran

dalam penyelesaian skripsi ini.

v

20. Seluruh member #MGP Squad, Devi Artika, Sherly Atika Hernis, Ilham

Akbar, Wawan Ardiansyah, Mhd. Rezza dan Ridho Yusera yang selalu

mengisi hari-hari menjadi sangat menyenangkan.

21. Kos Wanmut, Aulia Salma, Rizka Tirtiana Putri, dan Dinda Messy Nur

Anisa yang sudah memberikan kecerian dan kebahagiaan di kos tercinta.

22. Kelas Pusat Bahasa 18 , Yelfi, Maufira, Wiki, Delisa, Ulfa, Mimi, Yayan,

Sarah, Yaldi, Sucipto, Aldi dan yang tidak dapat disebutkan satu persatu

atas semangat dan kebersamaannya.

23. Kakak Seniorku, Lisma Hanum Pohan dan Irwansyah yang banyak

memberikan pengarahan dan bantuan dalam penyusunan penelitian ini.

Penulis mendoakan semua bantuan, dukungan dan do‟a serta motivasi

yang telah diberikan menjadi amal baik serta mendapat ridho dan balasan dari

Allah SWT dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pengembang

ilmu pengetahuan. Amin yaa Rabbal „Alamiin.

Pekanbaru, Oktober 2020

Penulis

WIWIL SAHRANI MUTIARA

NIM.11673202034

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi

DAFTAR TABEL.............................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR......................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 10

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 10

1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 11

1.5 Sistematika Penulisan ...................................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 13

2.1 Landasan Teori ................................................................................. 13

2.1.1 Pandangan Islam terkait ekonomi dan koperasi ..................... 13

2.1.2 Pengertian Akuntansi .............................................................. 14

2.1.3 Proses Akuntansi ..................................................................... 15

2.1.4 Laporan Keuangan .................................................................. 16

2.1.5 Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan Koperasi ............... 19

2.1.6 Prosedur Pembuatan Jurnal Koreksi ....................................... 21

2.1.7 SAK ETAP .............................................................................. 22

2.1.8 Sejarah Perkembangan Koperasi Indonesia ............................ 26

2.1.9 Peraturan Menteri Koperasi .................................................... 27

2.1.10 Pengertian Koperasi .............................................................. 27

2.1.11 Langkah-Langkah Pendirian Koperasi ................................ 30

2.1.12 Prinsip-prinsip Koperasi ...................................................... 31

2.1.13 Jenis Koperasi ...................................................................... 32

2.1.14 Ekuitas Koperasi .................................................................. 33

2.2 Penelitian Terdahulu ....................................................................... 34

2.3 Desain Penelitian ............................................................................. 39

vii

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 40

3.1 Jenis Penelitian ................................................................................ 40

3.2 Tempat Penelitian ............................................................................ 40

3.3 Jenis Data ......................................................................................... 40

3.4 Sumber Data .................................................................................... 41

3.5 TeknikPengumpulan Data ............................................................... 42

3.6 Metode analisis Data ....................................................................... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 44

4.1 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ............................................. 44

4.1.1 Sejarah KPRI GGIK .................................................................... 44

4.1.2 Struktur Organisasi KPRI GGIK .................................................. 45

4.1.3 Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus .......................................... 47

4.1.4 Visi, Misi dan Motto ..................................................................... 49

4.1.5 Aktivitas KPRI GGIK ................................................................... 49

4.2 LAPORAN KEUANGAN KPRI GGIK .............................................. 51

4.2.1.Laporan Laba Rugi ........................................................................ 51

4.2.2 Laporan Perubahan Ekuitas........................................................... 57

4.2.3 Neraca ........................................................................................... 59

4.2.4 Laporan Arus Kas ......................................................................... 67

4.2.5 Catatan Atas Laporan Keuangan ................................................... 69

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 74

5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 74

5.2 Saran ................................................................................................. 74

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan SAK dengan SAK ETAP ................................................... 24

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 34

Tabel 4.1 Laporan Laba Rugi yang Disajikan Koperasi ....................................... 51

Tabel 4.2 Checklist Kelengkapan Laba Rugi ....................................................... 53

Tabel 4.3 Laba Rugi yang Sesuai dengan SAK ETAP ........................................ 55

Tabel 4.4 Laporan Perubahan Ekuitas yang Sesuai dengan SAK ETAP .............. 58

Tabel 4.5 Neraca yang Disajikan Koperasi ........................................................... 60

Tabel 4.6 Ceklist Kelengkapan Neraca ................................................................. 62

Tabel 4.7 Neraca yang Sesuai dengan SAK ETAP............................................... 65

Tabel 4.8 Laporan Arus Kas yang Sesuai dengan SAK ETAP ............................ 68

Tabel 4.9 Catatan Atas Laporan Keuangan .......................................................... 69

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.3 Desain Penelitian ............................................................................... 39

Gambar 4.1 Struktur Organisasi ............................................................................ 46

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini perkembangan pembangunan di Indonesia dalam segala

bidang mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Setelah terjadinya

krisis moneter pada tahun 1998, pemerintah Indonesia mulai berbenah untuk

mengatur pembangunan di Indonesia. Perkembangan pembangunan yang

terjadi di segala bidang salah satunya adalah bidang ekonomi dan industri.

Peningkatan pembangunan dalam bidang ekonomi dan industri tidak terlepas

dari peranan perusahaan-perusahaan yang berada di Indonesia. Perusahaan-

perusahaan di Indonesia baik perusahaan besar maupun UMKM sangat

menyumbang kemajuan dalam negeri untuk mengembangkan dunia ekonomi

dan industri dalam negeri.

Dilihat dari sisi perkembangannya usaha mikro kecil menengah

menjadi suatu sarana aktivitas ekonomi bagi masyarakat dalam menyediakan

sumber penghasilan, tenaga kerja dan juga merupakan suatu bentuk pola

pemikiran yang kreatif dizaman globalisasi ini. Dalam perkembangannya di

Indonesia Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sudah sangat berkembang,

dan sangat banyak jenis usahanya. Jumlah pelaku UMKM di 2018 diprediksi

mencapai 58,97 juta orang (kontan.co.id). Sedangkan pada tahun 2019 ini

jumlah pelaku UMKM di Indonesia sangat berkembang pesat yaitu sebanyak

59.2 juta orang (kominfo.go.id). Dalam kurun waktu satu tahun saja UMKM

sudah meningkat atau bertambah kurang lebih 230 ribu orang.Maka hal ini

2

dapat memberikan kontribusi yang sangat dalam bagi perekonomian

Indonesia.

UMKM merupakan suatu kegiatan masyarakat dalam bentuk badan

usaha yang menggunakan keterampilan dan inisiatif yang tinggi.Dimana orang

yang menjalankan usaha ini harus memiliki sikap dan mental yang besar.

Usaha Mikro Kecil dan Menengah ini memiliki berbagai jenis usaha yang

salah satunya adalah Koperasi, namun tetap melakukan pencatatan akuntansi

didalamnya.

Berbeda dengan perusahaan komersial, khususnya perseroan terbatas

dan firma, yang didirikan oleh orang-orang yang memiliki modal cukup besar

untuk memulai usaha, koperasi biasanya didirikan oleh sekumpulan orang

dengan modal lemah. Jadi, dalam koperasi selalu ada unsur sosial maupun

unsur ekonomi. Dikatakan memiliki unsur ekonomi karena sebagai sebuah

badan usaha koperasi beroperasi sebagaimana layaknya perusahan komersial.

Karena itu, setiap koperasi harus memiliki produk untuk dijual kepada

masyarakat sebagai sumber penghasilannya, sementara biaya untuk

memperoleh dan menjual produk tersebut harus dikelola secara efisien.

Dikatakan memiliki unsur sosial karena sebagai perkumpulan orang, koperasi

bertujuan meningkatkan kesejahteraan para anggotanya.

Secara umum koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang

secara sukarela mempersatukan diri untuk berjuang meningkatkan

kesejahteraan ekonomi mereka melalui pembentukan sebuah badan usaha

yang dikelola secara demokratis.

3

Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan

pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-

prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup

anggota pada khususnya dan masyarakat daerah kerja pada umumnya, dengan

demikian koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan sokoguru

perekonomian nasional.

Koperasi sebagai sebuah lembaga ekonomi rakyat telah lama dikenal

di Indonesia, bahkan Dr. Muhammad Hatta, salah seorang proklamator

Republik Indonesia yang dikenal sebagai Bapak Koperasi, mengatakan bahwa

Koperasi adalah badan usaha bersama yang bergerak dalam bidang

perekonomian, beranggotakan mereka yang umumnya berekonomi lemah

yang bergabung secara sukarela dan atas dasar persamaan hak dan kewajiban

melakukan suatu usaha yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan

para anggotanya.

Koperasi memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota

pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, sekaligus sebagai bagian

yang tidak terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional yang demokratis

dan berkeadilan.Koperasi bersifat terbuka sehingga pengurus bertanggung

jawab dan wajib melaporkan kepada rapat anggota segala sesuatu yang

menyangkut tata kehidupan koperasi.Aspek keuangan merupakan salah satu

dari aspek-aspek yang tercakup dalam tata kehidupan koperasi.

Peranan koperasi adalah mengembangkan seluruh potensi serta

kemampuan para anggota dan masyarakat umum, meningkatkan kualitas

4

kehidupan manusia, memperkuat perekonomian rakyat, meningkatkan

perekonomian nasional, dan meningkatkan kreativitas serta jiwa berorganisasi

para pelajar di Indonesia. Karena semakin berkembangnya kegiatan usaha

koperasi, tuntutan agar pengelolaan koperasi dilaksanakan secara profesional

akan semakin besar. Pengelolaan yang profesional memerlukan adanya sistem

pertangungjawaban yang baik dan informasi yang relevan serta dapat

diandalkan untuk pengambilan keputusan perencanaan dan pengendalian

koperasi. Salah satu upaya tersebut adalah pengembangan sistem informasi

yang diperlukan untuk menumbuhkan koperasi melalui akuntansi, khususnya

merumuskan standar akuntansi keuangan untuk koperasi di dalam penyusunan

laporan keuangannya.

Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi

keuangan utama kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Laporan ini

menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai moneter.

Informasi keuangan mengenai aktivitas ekonomi dalam suatu perusahaan tidak

hanya dicatat dalam satu siklus akuntansi, tetapi juga diolah sedemikian rupa

dan diringkas sehingga dapat memberikan informasi finansial yang signifikan

dalam pengambilan keputusan (Kieso, dkk 2011:5)

Laporan keuangan koperasi selain merupakan bagian dari sistem

pelaporan koperasi, juga merupakan bagian dari laporan pertanggungjawaban

pengurus tentang tata kehidupan koperasi.Seperti kegiatan usaha lainnya, hasil

akhir dari kegiatan koperasi juga berbentuk laporan keuangan.

5

Laporan keuangan merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban

kepada pihak internal maupun eksternal. Pihak internal yang dimaksud terbagi

menjadi 3 yaitu: manajemen, pemegang saham atau investor, dan karyawan.

Sedangkan pihak eksternal merupakan kreditor dan pemerintah.

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi posisi

keuangan, kinerja keuangan, dan laporan arus kas suatu entitas yang

bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan

ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu (IAI, 2009:2).

Melihat pentingnya laporan keuangan dalam menilai kesehatan

perusahaan, maka laporan keuangan harus disusun secara cermat dan terbebas

dari bias. Laporan keuangan harus dapat diinterpretasikan oleh para pihak

yang memiliki kepentingan (interested party) dengan persepsi yang sama.

Untuk itu perlu adanya suatu standar akuntansi yang mengatur penyajian

laporan keuangan suatu perusahaan.

PSAK adalah standar yang digunakan dalam penyusunan laporan

keuangan. Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia terdiri atas 4 pilar yaitu

Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku umum, SAK ETAP, SAK Syariah,

dan Standar Akuntansi Pemerintah. SAK umum diperuntukkan bagi

perusahaan yang memiliki akuntabilitas publik.Sedangkan untuk usaha mikro

kecil menengah digunakan SAK ETAP, SAK Syariah untuk lembaga atau

badan usaha syariah dan SAP diperuntukkan bagi lembaga atau badan

pemerintahan.

6

Untuk mengatur akuntansi koperasi bagi badan usaha koperasi atas

transaksi yang timbul dari hubungan Koperasi bagi anggotanya sebelumnya

menggunakan PSAK 27 namun karena dampak dari konvergensi ke standar

akuntansi internasional (International Financial Reporting Standard atau

IFRS) yang mengakibatkan perlunya pencabutan SAK untuk suatu industri

tertentu. Hal ini dikarenakan pengaturan akuntansi secara prinsip sudah ada

dalam SAK yang mengacu ke IFRS.

SAK ETAP diterbitkan karena Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menilai

bahwa penyusunan laporan keuangan berdasarkan Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan (PSAK) berbasis IFRS (InternationalFinancial

Reporting Standards) dinilai terlalu rumit dan akan menyulitkan pengusaha

berskala kecil dan menengah, mengingat jenis usaha di Indonesia sebagian

besar berskala kecil dan menengah. SAK ETAP disusun dengan mengadopsi

IFRS for SME (Small Medium Enterprises) dengan modifikasi sesuai kondisi

di Indonesia dan dibuat lebih ringkas.

Kehadiran Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas

Publik atau lebih dikenal dengan (SAK ETAP) diharapkan dapat memberikan

kemudahan untuk UMKM dalam menyajikan laporan keuangan. Tujuan dari

SAK ETAP sendiri yakni untuk memberikan kemudahan bagi entitas skala

kecil dan menengah. Sesuai dengan ruang lingkup SAK-ETAP, maka standar

ini di maksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik.

Entitas tanpa akuntabilitas publik yang dimaksudkan adalah entitas yang tidak

7

memliki akuntabilitas publik signifikan dan menerbitkan laporan keuangan

untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal.

Koperasi Pegawai Republik Indonesia GURU-GURU “IKHLAS”

Kuok (KPRI GGIK) adalah koperasi dengan kegiatan usaha menerima

simpanan dan memberikan pinjaman uang kepada para anggotanya dengan

bunga yang serendah-rendahnya yang anggotanya merupakan guru-guru

kabupaten Kampar.

Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia GURU-GURU “IKHLAS”

Kuok (KPRI GGIK) ada beberapa permasalahan yang terjadi. Pertama

Koperasi Pegawai Republik Indonesia GURU-GURU “IKHLAS” Kuok

(KPRI GGIK) tidak menyajikan Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan

Ekuitas dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Koperasi ini hanya menyajikan

2 dari 5 laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP, yaitu hanya Laporan

Neraca, dan Laporan Laba Rugi. Hal ini akan berdampak pada informasi yang

diberikan kepada pengguna laporan keuangan baik kreditur ataupun anggota

koperasi tidak lengkap, dan tidak bisa dijadikan sebagai gambaran keadaan

keuangan koperasi yang sebenarnya.

Kedua, Laporan Laba Rugi pada Koperasi Pegawai Republik

Indonesia GURU-GURU “IKHLAS” Kuok (KPRI GGIK) ini hanya

menyajikan pos-pos akun umum, tidak menyajikan secara rinci atau spesifik.

Hal ini terlihat dalam laporan laba rugi pada pos akun penyusutan inventaris

pada tahun 2018 Rp. 50.877.573, dimana pada pos akun ini koperasi

menggabungkan nominal penyusutan bangunan didalam akun penyusutan

inventaris artinya koperasi ini tidak menyajikan secara terpisah antara

8

penyusutan bangunan dengan penyusutan inventaris. Berdasarkan daftar

aktiva tetap untuk penyusutan bangunan pada tahun 2018 berjumlah

Rp.50.478.407,50 dan penyusutan inventarisnya pada tahun 2018 berjumlah

Rp.399.165,67. Sedangkan menurut SAK ETAP akun-akun yang disajikan

dalam Laporan Laba Rugi harus disajikan secara signifikan dan dianalisis

berdasarkan misalnya sifat beban, dan fungsi beban. Permasalahan ini akan

berdampak pada keandalan dan kerelevan sebuah laporan keuangan koperasi.

Ketiga, Koperasi Pegawai Republik Indonesia GURU-GURU

“IKHLAS” Kuok (KPRI GGIK) ini tidak menghitung, menyetorkan dan

melaporkan pajak Sisa Hasil Usaha dalam laporan laba rugi pada tahun 2018,

sedangkan menurut PP Nomor 23 Tahun 2018 dan PMK Nomor

99/PMK.03/2018 tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Usaha

Yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu, maka SHU dikenakan pajak

penghasilan sebesar 0,5% dari jumlah bruto dan bersifat final. Sisa Hasil

Usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia GURU-GURU “IKHLAS”

Kuok (KPRI GGIK) pada tahun 2018 berjumlah Rp.202.928.354 sebelum

dipotong pajak. Hal ini berdampak pada koperasi akan dikenakan denda atas

tidak melaporkan pajaknya, dan kurang informatifnya suatu laporan keuangan

sehingga informasi yang disampaikan kurang andal.

Dalam penelitian Raven Pardomuan Siagian dan Sifrid S. Pangemanan

(2016) dengan judul Analisis Penyajian Laporan Keuangan Berdasarkan SAK-

ETAP Pada Koperasi Karyawan BANK SULUT GO, menunjukkan bahwa

Kopkar belum secara penuh menerapkan SAK ETAP sebagai panduan dalam

9

menyajikan laporan keuangan disebabkan oleh minimnya pengetahuan

mengenai SAK ETAP itu sendiri dan kurangnya kesadaran manajemen akan

pentingnya Laporan Keuangan.

Menurut Ribka Olivia Kawatu, Ventje Ilat dan Anneke Wangkar

(2019) yang berjudul Analisis Pengakuan Pendapatan dan Beban Berdasarkan

Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Dinas Pendidikan

Daerah Provinsi Sulawesi Utara, Bahwa KPRI Dinas Pendidikan Daerah

Provinsi Sulawesi Utara mengakui pendapatan dan beban secara cash basis

yaitu pendapatan dan beban diakui pada saat kas dan setara kas telah diterima

atau dikeluarkan oleh koperasi. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

pengakuan pendapatan dan beban KPRI Dinas Pendidikan Daerah Provinsi

Sulawesi Utara belum sesuai dengan SAK ETAP 2009.

Jusuf Habel Frasawi, Jenny Morasa dan Stanley Kho Walandouw

(2016) yang berjudul Analisis Pelaporan Keuangan Berdasarkan SAK ETAP

Pada Koperasi Unit Desa (Kud) Sejahtera Di Kota Sorong , bahwa KUD

Sejahtera bahwa dalam penyajian laporan keuangan masih terdapat beberapa

ketidaksesuaian dengan kaidah penyajian laporan keuangan menurut kaidah

SAK ETAP yaitu pada Laporan Laba Rugi (Income Statement), dan belum

menyajikan secara penuh Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK). Adapun

hal – hal yang membuat koperasi ini memiliki kekurangan dalam menyajikan

laporan keuangannya berdasarkan SAK ETAP adalah karena minimnya

10

pengetahuan mengenai SAK ETAP itu sendiri dan kurangnya kesadaran

manajemen akan pentingnya laporan keuangan.

Dari hasil penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh beberapa

peneliti mengenai penerapan SAK ETAP ditemukan banyak laporan keuangan

pada Koperasi atau UMKM yang belum menerapkan SAK ETAP secara

keseluruhan dan minimnya pengetahuan tentang SAK ETAP. Maka dari itu,

penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai penerapan SAK ETAP

pada Koperasi yang berbeda yaitu Koperasi Pegawai Republik Indonesia

GURU-GURU “IKHLAS” Kuok (KPRI GGIK).

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana penerapan penyajian laporan keuangan berdasarkan SAK

ETAP pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia GURU-GURU “IKHLAS”

Kuok (KPRI GGIK) ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

penerapan penyajian laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP pada

Koperasi Pegawai Republik Indonesia GURU-GURU “IKHLAS” Kuok

(KPRI GGIK).

11

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi berbagai pihak,

sebagai berikut:

1. Bagi Koperasi Pegawai Republik Indonesia GURU-GURU “IKHLAS”

Kuok (KPRI GGIK)

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat membantu Koperasi

dalammenyajikan laporan keuangan yang baik dan benar sesuai Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP).

2. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan mengenai penerapanpenyajian Standar Akuntansi Keuangan

Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Koperasi atau

UMKM di literasi akuntansi.

3. Bagi Penulis

Hasil Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan

mengenai penerapanpenyajian Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik(SAK ETAP) pada Koperasi atau UMKM.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh gambaran secara umum mengenai bagian-bagian yang

akan dibahas dalam penelitian ini, maka penulis menguraikan secara singkat

isi masing-masing bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

12

Bab ini berisi uraian latar belakang penelitian, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi uraian teori yang menjadi landasan penelitian ini,

kemudian dilanjutkan dengan penelitian terdahulu, dan kerangka

pemikiran teoritis yang dimaksudkan untuk memperjelas maksud

penelitian dan membantu dalam berfikir secara logis.

BAB III : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini berisi uraian tentang sejarah koperasi, struktur koperasi,

visi, misi dan motto koperasi.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini merupakan hasil penelitian yang akan membahas hasil

penelitian yang dilakukan serta analisis penerapan penyajian

laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP pada Koperasi Pegawai

Republik Indonesia GURU-GURU “IKHLAS” Kuok (KPRI

GGIK)

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dari hasil analisis dan pembahasan serta

saran-saran yang diberikan berhubungan dengan pembahasan

penelitian ini.

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pandangan Islam Terkait Ekonomi atau Koperasi

Pandangan Islam terhadap perekonomian khususnya Koperasi Simpan Pinjam

adalah Qs. Al-maidah ayat 2:

Artinya :

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar

Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan

(mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-

id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi

Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari

Tuhannyadan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, Maka

bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari

Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan

tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan

jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan

bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-

Nya.

Dari ayat Al-qur-an diatas yang menjadi titik tekannya adalah kita sebagai

manusia, makhluk ciptaan Allah swt hendaklah saling tolong menolong

dalam kebajikan. Koperasi Simpan Pinjam adalah bentuk organisasi bisnis

14

yang berorientasi pada pelayanan yang dapat memberikan pinjaman dana

kepada anggota yang membutuhkan dana. Koperasi disini memiliki fungsi

yang berasaskan kekeluargaan yang berarti saling tolong menolong dalam

kebajikan dan mensejahterakan anggota-anggota yang ada didalamnya.

2.1.2 Akuntansi

Secara umum, akuntansi bisa didefinisikan sebagai proses

pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, pengkomunikasian informasi

ekonomi yang dipakai untuk penilaian (judgment) dan pengambilan

keputusan oleh pemakai informasi tersebut. Karena biasanya pemakai hanya

bisa menampung dan menganalisis informasi yang terbatas, maka tujuan

pelaporan akuntansi adalah membuat sistem pemrosesan dan komunikasi

yang meringkas informasi perusahaan yang banyak ke dalam bentuk yang

dapat dipahami (Hanafi dan Halim:2014:27).

Akuntansi adalah sebagai seperangkat pengetahuan yang mempelajari

rekayasa penyediaan jasa berupa informasi keuangan kuantitatif dari suatu

unit organisasi dan cara penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada

pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan

keputusan ekonomi (Lubis 2010:1).

Akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis,

memproses data menjadi laporan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada

para pengambil keputusan (Hongren dan Harrison 2009:4).

Akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada

pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivis ekonomi dan kondisi

suatu badan usaha (Rudianto, 2010:9).

15

Dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah suatu kegiatan

penyusunan pencatatan dan proses perhitungan untuk bisa melaporkan atau

memberikan informasi ekonomi bagi pihak yang berkepentingan sebagai

dasar pengambilan keputusan ekonomi.

2.1.3 Proses Akuntansi

Tahapan dalam proses akuntansi mencakup hal-hal sebagai berikut

Mursyidi (2010:18) :

a. Pencatatan (recording) transaksi-transaksi keuangan. Pada tahap ini setiap

transaksi keuangan dicatat secara kronologis dan sistematis dalam periode

tertentu didalam sebuah atau beberapa buku yang disebut jurnal.

b. Pengelompokkan (classification). Pada tahap ini menunjukkan aktivitas

transaksi-transaksi yang sudah dicatat itu dikelompokan menurut

kelompok akun yang ada, yaitu kelompok akun (assets), akun kewajiban

(liabilities), akun ekuitas (equities), akun pendapatan (revenue) dan akun

beban (expenses).

c. Pengikhtisaran (summarizing). Pada tahap ini dilakukan aktivitas

penyusunan nilai untuk setiap akun yang disajikan dalam bentuk saldo

masing-masing sisi debit dan kredit, bahkan hanya berupa saldo saja.

d. Pelaporan (reporting). Pada tahap ini dilakukan aktivitas penyusunan

ringkasan dari hasil peringkasan. Laporan disusun secara sistematis untuk

dapat dipahami dan dapat diperbandingkan serta disajikan secara lengkap

(full disclosure). Laporan keuangan terdiri atas laporan laba rugi (income

statement), laporan perubahaan ekuitas (equity statement), laporan neraca

16

(balance sheets), laporan arus kas (cash flow statement), dan catatan atas

laporan keuangan.

e. Penafsiran (analizing). Tahap ini merupakan lanjutan dari proses

akuntansi secara teknis, yaitu membaca laporan keuangan melalui alat dan

formula tertentu sehingga dapat diketahui kinerja dan posisi keuangan dan

perubahannya untuk suatu organisasi.

2.1.4 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan

kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat

dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut (Fahmi

2012: 21). Laporan keuangan sebagai sarana pengkomunikasian informasi

keuangan utama kepada pihak-pihak di luar perusahaan (Kieso 2011:5).

Laporan keuangan ini menampilkan sejarah perusahaan yang

dikuantifikasi dalam nilai moneter. Informasi keuangan mengenai aktivitas

ekonomi dalam suatu perusahaan tidak hanya dicatat dalam satu siklus

akuntansi, tetapi juga diolah sedemikian rupa dan diringkas sehingga dapat

memberikan informasi finansial yang signifikan dalam pengambilan

keputusan.

Dari pengertian tersebut laporan keuangan dapat diartikan sebagai

informasi yang diperoleh dari proses akuntansi yang memiliki peran besar

dalam mempengaruhi keputusan-keputusan mengenai perusahaan.

Laporan keuangan yang lengkap menurut SAK ETAP meliputi:

17

a) Neraca;

Neraca minimal mencakup pos-pos berikut:

1) kas dan setara kas;

2) piutang usaha dan piutang lainnya;

3) persediaan;

4) properti investasi;

5) aset tetap;

6) aset tidak berwujud;

7) utang usaha dan utang lainnya;

8) aset dan kewajiban pajak;

9) kewajiban diestimasi;

10) ekuitas.

b) Laporan laba rugi;

Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos sebagai berikut:

1) pendapatan;

2) beban keuangan;

3) bagian laba atau rugi dari investasi yang menggunakan metode

ekuitas;

4) beban pajak;

5) laba atau rugi neto.

c) Laporan perubahan ekuitas

Laporan perubahan ekuitas juga menunjukkan:

1) Seluruh perubahan dalam ekuitas, atau

18

2) Perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul daritransaksi

dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagaipemilik;

Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas yang menunjukkan:

1) laba atau rugi untuk periode;

2) pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas;

3) untuk setiap komponen ekuitas, pengaruh perubahan kebijakan

akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui sesuai Kebijakan

Akuntansi, Estimasi, dan Kesalahan;

4) untuk setiap komponen ekuitas, suatu rekonsiliasi antara jumlah

tercatat awal dan akhir periode, diungkapkan secara terpisah

perubahan yang berasal dari:

a) Laba atau rugi;

b) Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas;

c) Jumlah investasi, dividen dan distribusi lainnya ke pemilik

ekuitas, yang menunjukkan secara terpisah modal saham,

transaksi saham treasuri, dan dividen serta distribusi lainnya ke

pemilik ekuitas, dan perubahan kepemilikan dalam entitas anak

yang tidak mengakibatkan kehilangan pengendalian.

19

d) Laporan arus kas;

Entitas menyajikan laporan arus kas yang melaporkan arus kas untuk

suatu periode dan mengklasifikasikan menurut aktivitas operasi,

aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan.

e) Catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasankebijakan

akuntansi yang signifikan dan informasipenjelasan lainnya.

Catatan atas laporan keuangan harus:

1) menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan

dan kebijakan akuntansi tertentu yang digunakan sesuai.

2) mengungkapkan informasi yang disyaratkan dalam SAK ETAP

tetapi tidak disajikan dalam laporan keuangan; dan

3) memberikan informasi tambahan yang tidak disajikan dalam

laporan keuangan, tetapi relevan untuk memahami laporan

keuangan.

2.1.5 Prosedur Penyusuan Laporan Keuangan Koperasi

Pada kesempatan ini penulis akan membahas mengenai Prosedur

Penyusunan Laporan Keuangan pada Koperasi. Adapun prosedur pada

umumnya sebagai berikut :

1. Anggota Koperasi Pegawai

a. Bagi anggota yang meminjam uang atau mengangsur melalui

koperasi petugas kasir (yang menerima uang) membuatkan bukti.

b. Petugas kasir koperasi membuatkan bukti yang nantinya akan

diserahkan kepada Pihak bank apabila bekerja sama dengan bank

ataupun bendaharawan dinas terkait untuk diisi. Karena bukti

20

tersebut merupakan tanda bukti bahwa anggota atau juru bayar

yang ditunjuk oleh instansi/perusahaan yang bersangkutan sudah

melakukan transaksi Bukti-bukti yang digunakan adalah Bukti

Kas Masuk dan Bukti Kas Keluar.

2. Bukti-bukti yang dibuat oleh petugas kasir yaitu bukti bagi anggota

yang meminjam atau mengangsur pinjaman melalui koperasi,

kemudian dicatat kedalam buku kas kasir.

3. Hasil catatan pada buku kas kasir, kemudian dicatat dalam buku

harian kas.

4. Catatan yang ada dalam buku harian kas, kemudian dibuat rekapan

sesuai dengan No. Perkiraan.

5. Hasil dari rekapan buku harian kas, sebelumnya dicatat dalam

lembaran kertas terlebih dahulu, kegiatan tersebut dilakukan oleh

petugas untuk menghindari kesalahan sebelum mencatatnya kedalam

buku rekap harian kas.

6. Bagi anggota yang ada pada pembahasan No. 1a, bukti tersebut

dicatat dalam buku harian memorial itu merupakan buku catatan

yang dibuat petugas kasir.

7. Catatan-catatan yang terdapat dalam buku harian memorial dibuat

rekapan. Pecantatannya pun sama seperti yang ada pada No. 5, hasil

rekapan tersebut tidak dicatat dalam buku rekapan harian memorial.

21

8. Hasil akhir dari catatan yang ada dalam buku rekapan harian kas dan

harian memorial, kemudian dicatat kedalam buku besar oleh petugas

kasir.

9. Akhir dari penyusunan laporan keuangan yang ada di Koperasi

adalah penyusunan laporan laba rugi, laporan ekuitas, laporan

neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

2.1.6 Prosedur dalam pembuatan Jurnal Koreksi

Jurnal koreksi dibuat apabila terdapatan kekeliruan atau kesalahan

dalam pencatatan yang dilakukan, baik salah angka maupun salah akun.

Secara garis besar ada 2 jenis kesalahan:

1. Kesalahan pada periode berjalan. Biasanya kesalahan ini berupa

kesalahan dalam pengklasifikasian akun dan/atau salah jumlah.

2. Kesalahan pada periode yang berbeda. Dimana kesalahan ini terbawa ke

periode selanjutya sehingga berengaruh kepada laporan keuangan yang

sudah disusun.

Untuk membuat jurnal koreksi ada 3 langkah sebagai berikut:

1. Membuat Jurnal Penghapusan

Membuat jurnal penghapuan terlebih dahulu sehingga akun yang sudah

disajikan sebelumnya terhapus dengan cara membalikkan posisi akun

dan saldonya.

2. Membuat Jurnal Sebenernya

22

Langkah kedua ini dilakukan dengan cara membuat jurnal yang benar

atau jurnal yang seharusnya dibuat.

3. Membuat Jurnal Koreksi

Jurnal koreksi dibuat berdasarkan penggabungan dari tahap pertama,

jurnal penghapusan dan tahap kedua, jurnal yang sebenarnya. Jadi

untuk membuat jurnal koreksi ini, langkah pertama dan langkah keuda

ditandingkan sehingga menghasilkan jurnal koreksi.

Pengaruh jurnal koreksi terhadap Laporan Keuangan apabila untuk

tahun berjalan hanya perlu membuat jurnal koreksi berdasarkan prosedur

diatas dan jurnal koreksi untuk tahun yang sudah berlalu/lewat apabila di

bayarkan maka hutang pajaknya dikredit sehingga menjadi nihil kemudian

saldo kasnya berkurang sebanyak hutang pajak terhutang ditambah dengan

jumlah pajak yang dibayarkan atas SHU yang diterima pada tahun

tersebut.

2.1.7 SAK ETAP

Standar akuntansi keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam

pembuatan laporan keuangan agar terjadi keseragaman setiap entitas dalam

penyajian laporan keuangannya.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku untuk koperasi

saat ini adalah SAK-ETAP. Penggunaan SAK-ETAP sendiri merupakan

runtutan atas keputusan IAI dibawah Menteri Keuangan, yang menghapus

PSAK No.27 tentang Akuntansi Koperasi terhitung sejak 8 April 2011.

23

Koperasi sendiri pada hakikatnya merupakan suatu entitas, namun

masih belum memiliki akuntabilitas publik, bentuk akuntabilitas koperasi

masih kepada para anggotanya. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik atau SAK ETAP merupakan standar akuntansi keuangan

yang diperuntukkan bagi entitas tanpa akuntabilitas publik. SAK ETAP

disahkan oleh 18 orang anggota Dewan Standar Akuntansi Keuangan pada

tanggal 19 Mei 2009 di Jakarta. SAK ETAP terdiri atas 30 bab dan dilengkapi

dengan daftar istilah di bagian akhir.

Entitas yang diizinkan untuk menggunakan SAK ETAP adalah entitas yang:

a. Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan

b. Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose

financial statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna

eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam

pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.

Entitas memiliki akuntabilitas publik signifikan jika:

a. Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses

pengajuan pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau

regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal; atau

b. Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk

sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang

dan atau pedagang efek, dana pensiun, reksa dana dan bank investasi.

24

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat

menggunakan SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi

mengizinkan penggunaan SAK ETAP.

Berikut ini perbedaan antara Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas (SAK ETAP) dengan Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK):

Tabel 2.1

Perbedaan PSAK dan SAK ETAP

NO. Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan

Keuangan

Laporan posisi

keuangan

Informasi yang

disajikan dalam laporan

posisi keuangan

Pembedaan aset lancar

dan tidak lancar dan

liabilitas jangka pendek

dan jangka panjang

Aset lancar

Liabilitas jangka

pendek

Informasi yang

disajikan dalam laporan

keuangan atau cacatan

atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di

ED PSAK 1: Neraca

Sama dengan PSAK,

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca,

yang menghilangkan pos:

Aset keuangan

Properti investasi

yang diukur pada

nialai wajar (ED

PSAK 1)

Aset biolojik yang

diukur pada biaya

perolehan dan nilai

wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga

jangka panjang

Aset dan kewajiban

pajak tangguhan

Kepentingan

25

menjadi Laporan Posisi

Keuangan, Kewajiban

(liability) menjadi

liabilitas.

nonpengendalian.

2 Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi

komprehensif

Informasi yang

disajikan dalam laporan

laba rugi komprehensif

Laba rugi selama

periode

Pendapatan

komprehensif lain

selama periode

Informasi yang

disajikan dalam laporan

laba rugi komprehensif

atau cacatan atas

laporan keuangan.

Tidak sama dengan PSAK

yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif, SAK ETAP

menggunakan istilah

laporan laba rugi.

3 Penyajian

perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK,

kecuali untuk beberapa hal

yang terkait pendapatan

komprehensif lain.

4 Catatan Atas

Laporan Keuangan

Catatan atas laporan

keuangan

Struktur

Pengungkapan

kebijakan akuntansi

Sumber estimasi

ketidakpastian

Sama dengan PSAK,

kecuali pengungkapan

modal.

26

Modal (ED PSAK 1)

Pengungkapan lain

5 Laporan Arus Kas Arus kas aktivitas

operasi: metode

langsung dan tidak

langsung

Arus kas aktivitas

investasi

Arus kas aktivitas

pendanaan

Arus kas mata uang

asing

Arus kas bunga dan

dividen, pajak

penghasilan, transaksi

non-kas.

Sama dengan PSAK

kecuali:

Arus kas aktivitas

operasi: metode

tidak langsung

Arus kas mata uang

asing, tidak diatur

Sumber: Majalah Akuntan Indonesia; Edisi No. 19/TahunIII/Agustus 2009

2.1.8 Sejarah Perkembangan Koperasi Indonesia

Sejarah perkembangan koperasi di Indonesia tidak dapat dipisahkan

dari kehadiran pedagang – pedagang bangsa Eropa yang datang ke

Indonesia. Namun dengan keserakahan pedagang – pedagang Eropa untuk

meraih keuntungan yang sebesar – besarnya, maka hubungan dagang

menjadi ingin menguasai mata rantai perdagangan. Akibatnya terjadi

penindasan (menjajah) oleh pedagang – pedagang bangsa Eropa terhadap

bangsa Indonesia. Dari penderitaan inilah yang menggugah pemuka –

pemuka bangsa Indonesia berjuang untuk memperbaiki kehidupan

masyarakat, salah satunya ialah dengan mendirikan koperasi.

27

2.1.9 Peraturan Menteri Koperasi

Sesuai dengan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik Indonesia Nomor 12/Per/M.KUMK/IX/2015, tentang

“Pedoman Umum Akuntansi Koperasi” pasal 3 dalam Lambey (2015:55),

maka setiap koperasi yang tidak memiliki akuntabilitas publik,

dipersyaratkan laporan keuangannya mengacu kepada Standar Akuntansi

Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP).

2.1.10 Pengertian Koperasi

Koperasi adalah badan uaha yang mengorganisir pemanfaatan dan

pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-

prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup

anggota pada khususnya dan masyarakat daerah kerja pada umumnya.

Dengan demikian, koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan sokoguru

perekonomian nasional (PSAK No.27, 2009).

Sedangkan menurut pasal 1 UU No.25/1992 yang dimaksud dengan

koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan

hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya pada prinsip koperai

sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas

kekeluargaan.

Pokok pikiran yang dapat ditarik dari uraian mengenai pengertian

koperasi adalah sebagai berikut (Rudianto, 2010:3) :

28

a. Koperasi adalah suatu perkumpulan yang didirikan oleh orang-orang

yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang bertujuan untuk

memperjuangkan peningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka.

b. Bentuk kerja sama dalam koperasi bersifat sukarela.

c. Masing-masing anggota koperasi memiliki hak dan kewajiban yang

sama.

d. Masing-masing anggota koperasi berkewajiban untuk mengembangkan

serta mengawasi jalannya usaha koperasi

e. Risiko dan keuntungan usaha koperasi ditanggumg dan dibagi secara

adil.

Kriteria identitas suatu koperasi merupakan prinsip identitas yang

membedakan unit usaha koperasi dari unit usaha lainnya. Undang-Undang

Nomor 17 Tahun 2012 menyatakan bahwa koperasi adalah badan hukum

yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan

pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan

usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama dibidang ekonomi,

sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi.

Karakteristik yang dimiliki oleh koperasi adalah sebagai berikut :

a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya

satu kepentingan ekonomi yang sama.

b. Koperasi didirikan dan dikembangkan berlandaskan nilai-nilai percaya

diri untuk menolong serta bertanggung jawab kepada diri sendiri,

kesetiakawanan, keadilan, persamaan, dan demokrasi. Selain itu, para

29

anggota koperasi percaya pada nilai-nilai etika kejujuran, keterbukaan,

tanggung jawab sosial, dan kepedulian terhadap orang lain.

c. Koperasi didirikan, dimodali, dibiayai, diatur dan diawasi, serta

dimanfaatkan sendiri oleh anggota.

d. Tugas pokok badan usaha koperasi adalah menunjang kepentingan

ekonomi anggotanya dalam rangka memajukan kesejahteraan anggota.

e. Jika terdapat kelebihan kemampuan pelayanan koperasi kepada

anggotanya, maka kelebihan tersebut dapat digunakan untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat yang bukan anggota koperasi.

Hal ini sejalan dengan tujuan koperasi sebagaimana dicantumkan dalam

pasal 3 UU No. 25/1992 “Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan

anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut

membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan

masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila serta

Undang-undang Dasar 1945”.

Berdasarkan tujuan yang ditetapkan dalam pasal 3 UU No.25/1992

itu, dapat dikatakan bahwa tujuan koperasi di Indonesia menurut garis

besarnya meliputi tiga hal berikut :

a. Untuk memajukan kesejahteraan anggotanya

b. Untuk memajukan kesejahteraan masyarakat

c. Turut serta membangun tatanan perekonomian nasional.

Koperasi mendapat kedudukan yang sangat terhormat dalam

perekonomian Indonesia. Koperasi tidak hanya merupakan satu-satunya

30

bentuk perusahaan yang secara konstitusional dinyatakan sesuai dengan

susunan perekonomian yang hendak dibangun di negeri ini, tetapi juga

dinyatakan sebagai soko guru perekonomian nasional.

2.1.11 Langkah – langkah Pendirian Koperasi

Langkah – langkah yang harus ditempuh untuk mendirikan sebuah

koperasi adalah:

a. Mengadakan pertemuan pendahuluan di antara orang – orang

yang ingin mendirikan koperasi.

b. Mengadakan penelitian mengenai lingkungan daerah kerja

koperasi.

c. Menghubungi kantor Departemen Koperasi setempat.

d. Membentuk panitia pendirian koperasi yang bertugas

mempersiapkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.

e. Mengadakan rapat pembentukan koperasi, hal yang perlu

dilakukan pada rapat anggota yaitu memilih pengurus dan

pengawas serta menetapkan anggaran dasar dan anggaran rumah

tangga.

f. Mengajuhkan permohonan status badan hukum koperasi dengan

melampirkan petikan berita acara pembentukan koperasi serta

daftar nama anggota pengurus dan pengawas.

31

2.1.12 Prinsip-prinsip Koperasi

Penyusunan prinsip-prinsip koperasi di Indonesia tidak terlepas dari

sejarah dan perkembangan prinsip koperasi international. Sebagaimana

dinyatakan dalam pasal 5 ayat 1 Undang-undnag no.25/1992, koperasi

Indonesia melaksanakan prinsip-prinsip sebagai berikut :

a. Keangotaan bersifat sukarela dan terbuka

Karena itu,tidak seorang pun yang boleh dipaksa oleh orang lain untuk

menjadi anggota koperasi.

b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis

Penerapan prinsip ini dalam koperasi dilakukan dengan mengupayakan

sebanyak mungkin anggota koperasi didalam pengambilan keputusan

koperasi.

c. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil dan sebanding

dengan besarnya jasa masing-masing anggota

Koperasi tidak menggunakan istilah laba atau keuntungan untuk

menunjukkan selisih antara pengahsilan yang diterima selama periode

tertentu dengan pengorbanan yang dikeluarkan untuk memperoleh

penghasilan itu. Selisih ini dalam koperasi disebut dengan Sisa Hasil

Usaha (SHU). SHU ini setelah dikurangi dengan biaya-biaya tertentu

akan dibagikan kepada para anggota sesuai dengan perimbangan

jasanya masing-masing. Jasa para anggota diukur berdasarkan jumlah

kontribusi adalah jumlah transaksi anggota dnegan koperasi selama

periode tertentu.

32

d. Pemberian balas jasa yang terbatas pada modal

Pembatasan bunga atas modal merupakan cerminan bahwa selain

menaruh perhatian terhadap pemberian imbalan yang wajar atas

partisipasi paara anggotanya, koperasi juga mendorong dan

menumbuhkan rasa kesetiakawanan antarsesama anggota koperasi.

e. Kemandirian

Agar dapat mandiri, koperasi harus mengakar kuat dalam kehidupan

masyarakat. Dan agar dapat mengakar kuat, koperasi harus dapat

diterima oleh masyarakat. Dan agar dapat diterima oleh masyarakat,

koperasi harus memperjuangkan kepentingan serta peningkatan

kesejahteraan ekonomi masyarakat.

2.1.13 Jenis Koperasi

Koperasi dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis koperasi, yaitu:

a. Koperasi Simpan Pinjam, adalah koperasi yang bergerak dalam bidang

pemupukan simpanan dana dari para anggotanya, untuk kemudian

dipinjamkan kembali kepada para anggota yang memerlukan bantuan

dana.

b. Koperasi Konsumen, adalah koperasi yang anggotanya terdiri dari para

konsumen akhir atau pemakai barang atau jasa.

c. Koperasi Pemasaran, adalah koperasi yang anggotanya terdiri dari para

konsumen akhir atau pemilik barang atau penyedia jasa.

33

d. Koperasi Produsen, adalah koperasi yang para anggotanya tidak

memiliki badan usaha sendiri tetapi bekerja sama dalam wadah

koperasi untuk menghasilkan dan memasarkan barang atau jasa.

2.1.14 Ekuitas Koperasi

a. Modal Anggota, sebagai sumber pembelanjaan usaha yang berasal dari

setoran para anggota. Setoran anggota koperasi dapat dikelompokkan

dalam 3 jenis setoran, yaitu:

b. Simpanan Pokok, adalah jumlah nilai uang tertentu yang sama

banyaknya yang harus disetorkan oleh setiap anggota pada waktu

masuk menjadi anggota.

c. Simpanan Wajib, adalah jumlah simpanan tertentu yang harus

dibayarkan oleh anggota dalam waktu dan kesempatan tertentu, seperti

sebulan sekali.

d. Simpanan Sukarela, adalah jumlah tertentu yang diserahkan oleh

anggota atau bukan anggota kepada koperasi atas kehendak sendiri

sebagai simpanan.

e. Modal Sumbangan, adalah sejumlah uang atau barang modal yang

dapat dinilai dengan uang yag diterima dari pihak lain yang bersifat

hibah dan tidak mengikat.

f. Modal Penyertaan, adalah sejumlah uang atau barang modal yang

dapat dinilai dengan uang yang ditanamkan oleh pemodal untuk

menambah dan memperkuat struktur permodalan dalam meningkatkan

usaha koperasi.

34

g. Cadangan, adalah bagian dari sisa hasil usaha (SHU) yang disisihkan

oleh koperasi untuk suatu tujuan tertentu, sesuai dengan ketentuan

anggaran dasar atau ketetapan rapat anggota.

h. Sisa Hasil Usaha (SHU), adalah selisih antara penghasilan yang

diterima koperasi selama periode tertentu dengan pengorbanan(beban)

yang dikeluarkan untuk memperoleh penghasilan itu.

2.2 Penelitian Terdahulu

Berikut ini adalah beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan

dengan penelitian yang akan diteliti yaitu : Analisis penerapan penyajian

laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP pada Koperasi Pegawai Republik

Indonesia GURU-GURU “IKHLAS” Kuok (KPRI GGIK) Periode 2018.

Berikut secara ringkas dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.2

Penelitian Terdahulu

No. Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian Hasil Penelitian

1. Pradana Dita

Oktavia dan

Siti

Sunrowiyati

(2019)

Analisis SAK ETAP Pada

Laporan Keuangan UD.

Karya Tunggal

Perusahaan telah

menyusun laba/rugi,

neraca dan laporan

perubahan ekuitas namun

tidak sesuai dengan kaidah

dengan SAK ETAP.

2.

Siti

Maghfiroh,

Qualitative Analysis Of

Local Financial Statements

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

35

Dheasey

Amboningtyas,

Edward Gagah

(2018)

And Financial Statements

Based On ETAP SAK (Case

Study At Umkm In

Banyumanik Semarang)

pengusaha mikro kecil

menengah yang

menerapkan pencatatan

laporan keuangan berbasis

SAK ETAP adalah sebesar

42% dan sisanya masih

menggunakan pencatatan

laporan keuangan

sederhana.

3. Eva Malina

Simatupang

dan Arlina

Pratiwi Purba

(2018)

Analisis Penerapan SAK

ETAP Dalam Penyajian

Laporan Keuangan Pada

Koperasi Pegawai Negeri

SMPN 7 Pematang Siantar

Koperasi tersebut belum

menerapkan SAK ETAP

sepenuhnya dilihat dari

jenis dan format laporan

keuangan hanya sebatas

neraca dan perhitungan

sisa hasil usaha.

4. Merlyna

Dwinda Yanthi

& Dewi

Prastiwi dan

Ni Nyoman

Alit Triani

(2018)

Analisis Penerapan Standar

Akuntansi Keuangan Entitas

Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP) pada Pelaporan

Keuangan Koperasi Simpan

Pinjam (KSP) “X” Surabaya

Dalam Penyajian Laporan

Keuangan masih terdapat

beberapa ketidaksesuaian

dengan kaidah penyajian

laporan keuangan menurut

SAK ETAP.

5. Raven

Pardomuan

Siagian dan

Sifrid S.

Pangemanan

(2016)

Analisis Penyajian Laporan

Keuangan Berdasarkan

SAK-ETAP Pada Koperasi

Karyawan BANK SULUT

GO

Secara umum Kopkar

belum secara penuh

menerapkan SAK ETAP

sebagai panduan dalam

menyajikan laporan

keuangan disebabkan oleh

36

minimnya pengetahuan

mengenai SAK ETAP itu

sendiri dan kurangnya

kesadaran manajemen

akan pentingnya Laporan

Keuangan.

6. Jusuf Habel

Frasawi, Jenny

Morasa dan

Stanley Kho

Walandouw

(2016)

Analisis Pelaporan

Keuangan Berdasarkan SAK

ETAP Pada Koperasi Unit

Desa (KUD) Sejahtera Di

Kota Sorong

Bahwa dalam penyajian

laporan keuangan masih

terdapat beberapa

ketidaksesuaian dengan

kaidah penyajian laporan

keuangan menurut kaidah

SAK ETAP yaitu pada

Laporan Laba Rugi

(Income Statement), dan

belum menyajikan secara

penuh Catatan Atas

Laporan Keuangan

(CALK). Adapun hal – hal

yang membuat koperasi ini

memiliki kekurangan

dalam menyajikan laporan

keuangannya berdasarkan

SAK ETAP adalah karena

37

minimnya pengetahuan

mengenai SAK ETAP itu

sendiri dan kurangnya

kesadaran manajemen

akan pentingnya laporan

keuangan.

7. Ni Luh Gede

Ariantini,

Anjuman

Zukhri dan

Made Ary

Meitriana

(2014)

Penerapan SAK ETAP

dalam Penyusunan Laporan

Keuangan pada Koperasi

Simpan Pinjam Lembing

Sejahtera Mandiri

Penerapan SAK ETAP

dalam penyusunan laporan

keuangan KSP Lembing

Sejahtera Mandiri

berimplikasi pada

penurunan sisa hasil usaha

KSP Lembing Sejahtera

Mandiri.

8. Ribka Olivia

Kawatu,

Ventje Ilat dan

Anneke

Wangkar

(2019)

Analisis Pengakuan

Pendapatan Dan Beban

Berdasarkan Standar

Akuntansi Keuangan Entitas

Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP) Pada Koperasi

Pegawai Republik Indonesia

(KPRI) Dinas Pendidikan

Daerah Provinsi Sulawesi

Utara

Dari hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa

pengakuan pendapatan dan

beban KPRI Dinas

Pendidikan Daerah

Provinsi Sulawesi Utara

belum sesuai dengan SAK

ETAP

9. Arri Alfitri,

Ngadiman, dan

Sohidin (2014)

Penerapan Standar

Akuntansi Keuangan Entitas

Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK-ETAP) Pada Usaha

Hasil penelitian

menunjukkan: (1)

Pemahaman perajin mebel

tentang Standar Akuntansi

38

Mikro Kecil Menengah

(UMKM) Perajin Mebel

Desa Gondangsari

Kecamatan Juwiring

Kabupaten Klaten

Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik

(SAK-ETAP) masih

rendah (2a) Pencatatan

keuangan yang dilakukan

perajin mebel hanya

sebatas laporan bisnis yang

dibuat sesuai dengan

pemahaman dan

kebutuhan masing-masing

perajin mebel. (2b) Perajin

mebel tidak menerapkan

SAK-ETAP dalam

menyusun laporan

keuangan, karena perajin

mebel kurang memahami

SAK-ETAP. (3) Kendala-

kendala perajin mebel

dalam menerapkan SAK-

ETAP, sebagai berikut:

kurangnya pengetahuan

perajin mebel tentang

SAK-ETAP, belum adanya

tenaga akuntansi yang

profesional pada perajin

mebel, perajin mebel

kurang memahami

pentingnya pencatatan dan

penyusunan laporan

keuangan, dan kurang

efektifnya sosialisasi dari

39

pihak yang berkompeten

tentang SAK-ETAP.

10. Ariantini

(2014)

Penerapan SAK ETAP

dalam Penyusunan Laporan

Keuangan pada Koperasi

Simpan Pinjam Lembing

Sejahtera Mandiri

Koperasi belum

sepenuhnya mengadopsi

SAK ETAP dan penerapan

SAK ETAP pada koperasi

berimplikasi pada

penurunan sisa hasil usaha

KSP Lembing Sejahtera

Mandiri karena adanya

biaya yang tidak tercatat.

Sumber Data :Olahan penulis (2019)

2.3 Desain Penelitian

Sumber : Penulis, 2019

Pengumpulan

Data

Wawancar

a

Dokumentas

i

Analisis

Data

Studi

Literatur

Hasil Kesimpulan

40

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian deskriptif-kualitatif dimana

peneliti mengumpulkan, menganalisa serta menyesuaikan penyajian

laporan keuangan Koperasi Pegawai Republik Indonesia GURU-GURU

“IKHLAS” Kuok (KPRI GGIK) dengan SAK ETAP yang berlaku.

Menurut Sugiyono (2013), penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang atau perilaku yang diamati (objek) dengan kondisi alamiah.

3.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Koperasi Pegawai Republik Indonesia GURU-

GURU “IKHLAS” Kuok (KPRI GGIK) Jalan Mahmud Marzuki No. 48

Pasar Kuok, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Riau.

3.3 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi atas:

a. Data Kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam

bentuk angka (non-numerik). Data kualitatif diperoleh melalui

berbagai teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis

dokumen, diskusi terfokus, atau observasi. Data kualitatif yang

dibutuhkan berupa profil koperasi dan uraian singkat mengenai siklus

akuntansi di Koperasi Pegawai Republik Indonesia GURU-GURU

“IKHLAS” Kuok (KPRI GGIK ).

41

b. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan

(numerik). Data kuantitatif berupa laporan keuangan satu tahun

(Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Modal, Laporan

Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan) pada tahun 2018.

3.4 Sumber Data

a. Data Primer, yaitu data yang berasal dari objek penelitian atau

responden, baik individu maupun kelompok (Grahita Chandrarin,

2018:123). Data ini biasanya dikumpulkan dengan instrumen berupa

kuesioner atau materi wawancara. Data primer sumber data

penelitian yang diperoleh peneliti secara langsung dari Koperasi

Pegawai Republik Indonesia Guru-Guru Ikhlas Kuok (KPRI GGIK).

Dalam penelitian ini, yang termasuk data primer adalah data yang

diperoleh melalui wawancara dan dokumentasi dengan pihak yang

terkait di Koperasi Pegawai Republik Indonesia Guru-Guru Ikhlas

Kuok (KPRI GGIK) yang menangani bagian yang berkaitan dengan

masalah yang diteliti.

b. Data Sekunder, yaitu data yang berasal dari pihak atau lembaga yang

telah menggunakan atau mempublikasikannya (Grahita Chandrarin,

2018:124). Oleh karena data sudah dapat dipastikan penggunaannya

dan dipublikasi, maka tidak diperlukan lagi peneliti untuk menguji

validitas dan realibilitasnya. Data sekunder merupakan data yang

diperoleh dari berbagai sumber yang relevan dengan tujuan

penelitian, misalnya sejarah singkat, dasar hukum, visi dan misi,

42

struktur organisasi Koperasi Pegawai Republik Indonesia Guru-Guru

Ikhlas Kuok (KPRI GGIK) serta literatur seperti jurnal, buku,

website, dan lain – lain yang berhubungan dengan penelitian.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

a. Dokumentasi

Beberapa dokumen dan arsip yang relevan yang dapat dibuat dari

catatan atau dokumen yang ada seperti profil perusahaan dan laporan

keuangan.

b. Interview / wawancara

Metode ini dilakukan dengan pihak-pihak yang bersangkutan. Pada

penelitian ini informan yang diwawancarai adalah:

Nama : Narfi Susanty,S.Pd.

TTL : Kuok, 11 November 1976

Alamat : Jl. Gemas RT 003 RW 005, Desa Kuok

Jabatan : Manager KPRI GGIK

3.6 Metode Analisis Data

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan

bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah – milahnya menjadi

satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan

pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan

memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2012:

248). Miles dan Huberman dalam Moleong (2012: 367) menyatakan bahwa

43

terdapat tiga teknik analisis data kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data

dan penarikan kesimpulan.

a. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal – hal yang

pokok, memfokuskan pada hal – hal yang penting, dicari tema dan

polanya dan membuang yang tidak perlu. Reduksi data dilakukan untuk

mempermudah peneliti dalam mencari kembali data yang diperoleh bila

diperlukan.

b. Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

menyajikan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dilakukan

dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,

flowchart, dan lain – lain. Penyajian data yang paling sering dilakukan

dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

c. Penarikan Kesimpulan Atau Verifikasi

Kegiatan analisis ketiga yang penting adalah penarikan

kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan itu mula – mula belum jelas dan

masih bersifat sementara, kemudian meningkat sampai pada tahap

kesimpulan yang tepat, yaitu pernyataan yang telah memiliki landasan

yang kuat karena telah melalui proses analisis data.

74

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil analisis dan penelusuran terhadap Koperasi Pegawai Republik

Indonesia Guru-Guru Ikhlas Kuok (KPRI GGIK) mengenai penerapan

penyajian laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP diperoleh kesimpulan

bahwa: Dalam penyajian laporan keuangan masih terdapat ketidaksesuaian

dengan kaidah penyajian laporan keuangan menurut SAK ETAP. Adapun hal-

hal yang membuat koperasi ini memiliki kekurangan dalam penyajian atau

penyusunan laporan keuangannya, sesuai dengan pernyataan pihak koperasi

dikarenakan beberapa faktor, yaitu kurangnya tenaga kerja yang terampil dan

ahli dibidang akuntansi, kurangnya pengetahuan dalam laporan keuangan yang

termasuk dalam SAK ETAP,tidak adanya urgensi untuk menyajikan laporan

keuangan secara lengkap dan kurangnya kesadaran akan pentingnya sebuah

laporan keuangan.

B. Saran

Saran dalam penelitian ini adalah:

1. Bagi KPRI GGIK

a. Koperasi sebaiknya memperbarui laporan keuangannya

b. Koperasi sebaiknya mempekerjakan karyawan yang terampil dalam

bidang khususnya akuntansi

75

c. Manajer Koperasi sebaiknya meningkatkan kesadaran dan membangun

motivasi akan pentingnya laporan keuangan.

2. Bagi Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI)

Sebaiknya memberikan sosialisasi terbuka dan menyeluruh mengenai

penyusunan laporan keuangan dalam kaidah SAK ETAP bagi UMKM

termasuk koperasi disetiap kota yang ada di Indonesia.

3. Bagi perguruan Tinggi

Sebaiknya dapat ikut melakukan sosialisasi, penyuluhan dan pelatihan

mengenai penerapan SAK ETAP bagi entitas kecil dan tenaga kerja

didalamnya, sebagai bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi.

76

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Al-Qur‟an dan Terjemahannya, 2010. Surat Al-maidah ayat 2. CV Penerbit

Diponegoro

Alfitri, Arri, dkk. 2014. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) Pada Usaha Mikro Kecil Menengah

(UMKM) Perajin Mebel Desa Gondangsari Kecamatan Juwiring

Kabupaten Klaten. Jupe UNS. Surakarta. Diakses 2 Mei 2019.

Arfian, I Lubis, 2010, Akuntansi Keprilakuan. Edisi du. Jakarta: Salemba Empat.

Ariantini, Ni Luh Gede dkk. 2014. Penerapan SAK ETAP dalam Penyusunan

Laporan Keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam Lembing Sejahtera

Mandiri. Singaraja. Diakses pada 2 Mei 2019.

Arsani, kadek, I Wayan Putra. 2013. Perlakuan Akuntansi Pendapatan dan Beban

Berbasis Sak Etap Dan Implikasinya Pada Laporan Keuangan Ksp Duta

Sejahtera. Ejournal. Bali. Diakses 3 Oktober 2019.

Chandrarin, Grahita, 2018. Metode Akuntansi Pendekatan Kuantitatif. Cetakan

Kedua. Jakarta: Salemba Empat.

Charles T.Horngren dan Walter T.Harrison. 2007. Akuntansi Jilid I, Edisi ke-7.

Jakarta: Penerbit Erlangga.

Eva Malina Simatupang, Arlina Pratiwi Purba, 2018, Analisis Penerapan SAK

ETAP Dalam Penyajian Laporan Keuangan Pada Koperasi Pegawai Negeri

SMPN 7 Pematang Siantar. Jurnal Akuntansi Barelang Vol.3 No.1

Fahmi, Imam. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan ke-2. Bandung:

Alfabeta.

Frasawi, Jusuf Habel dkk. 2016. Analisis Pelaporan Keuangan Berdasarkan SAK

ETAP Pada Koperasi Unit Desa (Kud) Sejahtera Di Kota Sorong. Jurnal

EMBA. Manado. Diakses 6 Desember 2019.

Hanafi, Mamduh M dan Abdul Halim. 2014. Analisis Laporan Keuangan, Edisi

Keempat. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2009, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

No.27(Revisi 1998): Akuntansi Perkoperasian. Jakarta: Salemba Empat.

77

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2009, Standar Akuntansi Keuangan Entitas

Tanpa Akuntabilitas Publik. Dewan Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta:

Salemba Empat.

Kasmir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Kawatu, Ribka Olivia dkk. 2019. Analisis Pengakuan Pendapatan Dan Beban

Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas

Publik (SAK ETAP) Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI)

Dinas Pendidikan Daerah Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal EMBA.

Manado. Diakses 6 Desember 2019.

Kieso, Donald.dkk. 2011. Intermediate Accounting, IFRS Edition. John Wiley &

Sons. Inc., USA.

Maghfiroh , Siti dkk. 2018. Qualitative Analysis Of Local Financial Statements

And Financial Statements Based On ETAP SAK (Case Study At Umkm In

Banyumanik Semarang). Semarang. Diakses 6 Desember 2019.

Majalah Akuntan Indonesia; Edisi No. 19/TahunIII/Agustus 2009

Merlyna Dwinda Yanthi, Dewi Prastiwi, Ni Nyoman Alit Triani 2018. Analisis

Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP) Pada Pelaporan Keuangan Koperasi Simpan Pinjam (KSP)

“X” Surabaya. Jurnal UNESA 2018

Moleong, , L.J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

RosdakaryaMiles dan Huberman dalam Moleong (2012: 367)

Mursyidi. 2010. Akuntansi Biaya. Edisi 5. Yogyakarta: PT Refika Aditama.

Pradana Dita Oktavia, Siti Sunrowiyati 2019. Penerapan SAK ETAP Pada

Laporan Keuangan UD. Karya Tunggal. Jurnal PETA Vol.4 No.1 Januari

2019

Rudianto. 2010. Akuntansi Koperasi Edisi Kedua. Jakarta:Erlangga.

Siagian,Raven Pardomuan, Sifrid S. Pangemanan.2016. Analisis Penyajian

Laporan Keuangan Berdasarkan Sak-Etap Pada Koperasi Karyawan

Bank Sulut Go.Journal EMBA. Surabaya. Diakses 2 Mei 2019.

Sugiyono. 2010.Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

78

Undang-Undang:

Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Nomor 12/Per/M.KUMK/IX/2015

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 Tentang

Perkoperasian.

Internet:

www.kontan.co.id.Diakses 17 Oktober 2019.

www.kominfo.go.id. Diakses 17 Oktober 2019.

www.klikpajak.co.id. Diakses 4 Januari 2020.

www.pajak.go.id. Diakses 4 Januari 2020.

www.jurnal.id. Diakses 14 Okotober 2020.

Foto Dokumentasi

BIOGRAFI PENULIS

Wiwil Sahrani Mutiara lahir di Aliantan pada tanggal 01

Mei 1998. Merupakan anak kedua dari empat (4) orang

bersaudara, putri dari ayahanda Zaherman dan Ibunda

Misnar, S.Pd.SD, Adik dari Lilil Zaputra dan kakak dari

Wilda Hayati dan Mhd.Fauzi Julianda. Pendidikan formal

yang ditempuh SDN 008 Silam lulus pada tahun 2010,

selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan sekolah

menengah pertama di MTsN Model Kuok atau MtsN 1 Kampar (sekarang) lulus

pada tahun 2013. Pada tahun 2013 penulis melanjutkan pendidikan di SMK YPLP

PGRI Bangkinang mengambil jurusan akuntansi lulus pada tahun 2016, penulis

bercita-cita menjadi dosen, dengan demikian selanjutnya penulis melanjutkan ke

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, jurusan Akuntansi pada

Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial. Pada bulan Januari-Februari 2019 penulis

melaksanakan magang di PT. Perkebunan Nusantara V Jln. Rambutan,

Pekanbaru. Selanjutnya pada tahun 2019 bulan juli-agustus melaksankan Kuliah

Kerja Nyata (KUKERTA) di Desa Binuang, Kecamatan Bangkinang, Kabupaten

Kampar. Pada tahun 2019 penulis melakukan penelitian Skripsi di Jalan Mahmud

Marzuki, Pasar Kuok dengan mengangkat judul“Analisis Penerapan Penyajian

Laporan Keuangan Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia

Guru-Guru Ikhlas Kuok (KPRI GGIK) Tahun 2018”. Pada tanggal 12 Oktober

2020 penulis melaksanakan Ujian Munaqasah skripsi dan dinyatakan “LULUS”

dengan predikat memuaskan dengan demikian berhak menyandang gelar Sarjana

Akuntansi (S. Ak).