Upload
khangminh22
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PENERAPAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS
TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP) PADA
KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA
GURU-GURU “IKHLAS” KUOK (KPRI GGIK)
(Studi Kasus pada Koperasi Pegawai Republik
Indonesia Guru-Guru “Ikhlas” Kuok
(KPRI GGIK) Tahun 2018)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi
Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak) Pada Program
S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
DISUSUN OLEH :
WIWIL SAHRANI MUTIARA
NIM : 11673202034
PROGRAM S1 JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2020
i
ABSTRAK
ANALISIS PENERAPAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS
TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP) PADA
KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA
GURU-GURU IKHLAS KUOK (KPRI GGIK)
DOSEN PEMBIMBING:
Hj. ELISANOVI, S.E.MM., Ak.CA
OLEH:
WIWIL SAHRANI MUTIARA
NIM. 11673202034
Standar Akuntansi Keuangan Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
digunakan untuk entitas yang tidak mempunyai akuntabilitas publik signifikan.
Penggunaan SAK ETAP bagi Koperasi Pegawai Republik Indonesia Guru-Guru
Ikhlas Kuok (KPRI GGIK) bertujuan untuk mempermudah Koperasi dalam
menerapkan standar akuntansinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimanakah penerapan penyajian Laporan Keuangan SAK ETAP pada
Koperasi Pegawai Republik Indonesia Guru-Guru Ikhlas Kuok (KPRI GGIK)
pada Tahun 2018.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif. Jenis data penelitian ini
adalah Data Kualitatif(berbentuk kata-kata) dan Data Kuantitatif (berbentuk
angka). Sumber Data penelitian ini adalah Data Primer (wawancara) dan Data
Sekunder (data yang diperoleh dari berbagai sumber yang relevan). Teknik
Pengumpulan Data penelitian ini adalah Dokumentasi (profil perusahaan dan
laporan keuangan), dan Interview / wawancara (dilakukan dengan pihak-pihak
yang bersangkutan).Metode Analisis Data penelitian ini adalah reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Koperasi Pegawai Republik
Indonesia Guru-Guru Ikhlas Kuok (KPRI GGIK) telah menerapkan standar
akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik (SAK ETAP), namun masih
terdapat kesalahan didalam laporan keuangan serta belum menerapkan SAK
ETAP secara penuh dalam penerapan standar akuntansi. Penelitian ini
menyarankan supaya Koperasi Pegawai Republik Indonesia Guru-Guru Ikhlas
Kuok (KPRI GGIK) kedepannya mempelajari literatur-literatur pembantu dalam
penerapan SAK ETAP untuk koperasi.
Kata Kunci: SAK ETAP, Laporan Keuangan, KPRI GGIK
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Alhamdulillahirabbil’alamin segala puji dan syukur penulis sampaikan
atas kehadiran Allah SWT atas limpahan rahmat, dan hidayah-Nya kepada
penulis. Sholawat beriring salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Penerapan
Penyajian Laporan Keuangan Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Pada Koperasi Pegawai
Republik Indonesia (KPRI GGIK)”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk
memenuhi sebagian persyaratan akademis dalam menyelesaikan Studi Program
Sarjana S1 pada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Jurusan Akuntansi Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Selama proses penyusunan skripsi ini tentunya penulis tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak yang memberikan bimbingan, arahan, bantuan, dan
dukungan. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini dengan penuh kerendahan hati
penulis mengucapkan terima kasih kepada, yth:
1. Bapak Prof. Dr. H. Akhmad Mujahidin, S.Ag, M.Ag selaku Rektor UIN
SUSKA RIAU beserta staf.
2. Bapak Dr. Drs. H. Muh. Said, Hm, M.Ag, MM selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN SUSKA RIAU.
3. Ibu Prof. Dr. Hj. Leny Nofianti, MS, SE, M.Si, Ak, CA selaku Wakil
Dekan I Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN SUSKA RIAU.
4. Ibu Dr. Juliana, SE, M.Si selaku Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi dan
Ilmu Sosial UIN SUSKA RIAU.
iii
5. Bapak Dr. Amrul Muzam, SHI, M.Ag selaku Wakil Dekan III Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN SUSKA RIAU.
6. Bapak Nasrullah Djamil, SE, M.Si, Ak, CA selaku Ketua Jurusan
Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN SUSKA RIAU.
7. Ibu Hj. Elisanovi, S.E., M.M., Ak.CA selaku Pembimbing Konsultasi
Proposal sekaligus Pembimbing Skripsi yang telah memberikan
bimbingan, dan meluangkan waktunya serta memberikan arahan dan
nasehat yang sangat berharga kepada penulis dalam proses penyusunan
skripsi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Bapak Dr. Mulia Sosiady, SE, M.M. Ak sebagai Penasehat akademis yang
telah banyak memberikan ilmu serta arahan dan bimbingan hingga
selesainya penulisan skripsi ini.
9. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN
SUSKA RIAU yang telah memberikan ilmu yang berharga kepada penulis
selama perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.
10. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi UIN SUSKA RIAU
11. Ibu Hj. Rasdanelis, S.Ag, SS, M.Hum sebagai kepala UPT Perpustakaan
dan segenap karyawannya yang telah memberikan bantuan kepada penulis
untuk mendapat buku-buku yang berkaitan dengan penelitian.
12. Bapak H. Abdul Rauf, S.Pd selaku Ketua Koperasi Pegawai Republik
Indonesia Guru-Guru Ikhlas Kuok (KPRI GGIK) di Kuok yang telah
memberi izin untuk melakukan penelitian.
iv
13. Bapak H. Syahrial, S.Pd selaku Bendahara Koperasi Koperasi Pegawai
Republik Indonesia Guru-Guru Ikhlas Kuok (KPRI GGIK) di Kuok yang
telah membantu penulis memperoleh data yang diperlukan pada waktu
penelitian.
14. Ibu Narfi Susanty, S.Pd selaku Manager Koperasi Koperasi Pegawai
Republik Indonesia Guru-Guru Ikhlas Kuok (KPRI GGIK) di Kuok yang
telah membantu penulis memperoleh data yang diperlukan pada waktu
penelitian.
15. Kedua orang tua tercinta, yaitu Ayahhanda Zaherman dan Ibunda Misnar,
S.Pd.SD serta keluarga besar penulis yang selalu memberikan kasih
sayang, perhatian, dukungan dan do‟a yang tidak pernah putus-putusnya
untuk penulis.
16. Kakak dan Adik tersayang Lilil Zaputra, Wilda Hayati dan Mhd. Fauzi
Julianda yang telah memberikan semangat serta dukungannya.
17. Accounting C 2016, Abdul, Desan, Deswid, Naya, Syifa, Selvia, Chania,
Asri, Rahma, Putri, Indah, Ulya, Jody, Yumin, Wahyu, Fahmi, Agung dan
yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis
untuk menyelesaikan penelitan.
18. Seluruh Personil #Ayampenyetpakmeet, Devi Artika, Rizka Tirtiana Putri,
Lina Rasni dan Nurhayati yang sudah memberikan semangat setiap
harinya dalam penyelesaian skripsi ini.
19. Kelas Akuntansi Keuangan yang sudah memberikan motivasi dan saran
dalam penyelesaian skripsi ini.
v
20. Seluruh member #MGP Squad, Devi Artika, Sherly Atika Hernis, Ilham
Akbar, Wawan Ardiansyah, Mhd. Rezza dan Ridho Yusera yang selalu
mengisi hari-hari menjadi sangat menyenangkan.
21. Kos Wanmut, Aulia Salma, Rizka Tirtiana Putri, dan Dinda Messy Nur
Anisa yang sudah memberikan kecerian dan kebahagiaan di kos tercinta.
22. Kelas Pusat Bahasa 18 , Yelfi, Maufira, Wiki, Delisa, Ulfa, Mimi, Yayan,
Sarah, Yaldi, Sucipto, Aldi dan yang tidak dapat disebutkan satu persatu
atas semangat dan kebersamaannya.
23. Kakak Seniorku, Lisma Hanum Pohan dan Irwansyah yang banyak
memberikan pengarahan dan bantuan dalam penyusunan penelitian ini.
Penulis mendoakan semua bantuan, dukungan dan do‟a serta motivasi
yang telah diberikan menjadi amal baik serta mendapat ridho dan balasan dari
Allah SWT dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pengembang
ilmu pengetahuan. Amin yaa Rabbal „Alamiin.
Pekanbaru, Oktober 2020
Penulis
WIWIL SAHRANI MUTIARA
NIM.11673202034
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL.............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 10
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 10
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 11
1.5 Sistematika Penulisan ...................................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 13
2.1 Landasan Teori ................................................................................. 13
2.1.1 Pandangan Islam terkait ekonomi dan koperasi ..................... 13
2.1.2 Pengertian Akuntansi .............................................................. 14
2.1.3 Proses Akuntansi ..................................................................... 15
2.1.4 Laporan Keuangan .................................................................. 16
2.1.5 Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan Koperasi ............... 19
2.1.6 Prosedur Pembuatan Jurnal Koreksi ....................................... 21
2.1.7 SAK ETAP .............................................................................. 22
2.1.8 Sejarah Perkembangan Koperasi Indonesia ............................ 26
2.1.9 Peraturan Menteri Koperasi .................................................... 27
2.1.10 Pengertian Koperasi .............................................................. 27
2.1.11 Langkah-Langkah Pendirian Koperasi ................................ 30
2.1.12 Prinsip-prinsip Koperasi ...................................................... 31
2.1.13 Jenis Koperasi ...................................................................... 32
2.1.14 Ekuitas Koperasi .................................................................. 33
2.2 Penelitian Terdahulu ....................................................................... 34
2.3 Desain Penelitian ............................................................................. 39
vii
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 40
3.1 Jenis Penelitian ................................................................................ 40
3.2 Tempat Penelitian ............................................................................ 40
3.3 Jenis Data ......................................................................................... 40
3.4 Sumber Data .................................................................................... 41
3.5 TeknikPengumpulan Data ............................................................... 42
3.6 Metode analisis Data ....................................................................... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 44
4.1 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ............................................. 44
4.1.1 Sejarah KPRI GGIK .................................................................... 44
4.1.2 Struktur Organisasi KPRI GGIK .................................................. 45
4.1.3 Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus .......................................... 47
4.1.4 Visi, Misi dan Motto ..................................................................... 49
4.1.5 Aktivitas KPRI GGIK ................................................................... 49
4.2 LAPORAN KEUANGAN KPRI GGIK .............................................. 51
4.2.1.Laporan Laba Rugi ........................................................................ 51
4.2.2 Laporan Perubahan Ekuitas........................................................... 57
4.2.3 Neraca ........................................................................................... 59
4.2.4 Laporan Arus Kas ......................................................................... 67
4.2.5 Catatan Atas Laporan Keuangan ................................................... 69
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 74
5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 74
5.2 Saran ................................................................................................. 74
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan SAK dengan SAK ETAP ................................................... 24
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 34
Tabel 4.1 Laporan Laba Rugi yang Disajikan Koperasi ....................................... 51
Tabel 4.2 Checklist Kelengkapan Laba Rugi ....................................................... 53
Tabel 4.3 Laba Rugi yang Sesuai dengan SAK ETAP ........................................ 55
Tabel 4.4 Laporan Perubahan Ekuitas yang Sesuai dengan SAK ETAP .............. 58
Tabel 4.5 Neraca yang Disajikan Koperasi ........................................................... 60
Tabel 4.6 Ceklist Kelengkapan Neraca ................................................................. 62
Tabel 4.7 Neraca yang Sesuai dengan SAK ETAP............................................... 65
Tabel 4.8 Laporan Arus Kas yang Sesuai dengan SAK ETAP ............................ 68
Tabel 4.9 Catatan Atas Laporan Keuangan .......................................................... 69
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.3 Desain Penelitian ............................................................................... 39
Gambar 4.1 Struktur Organisasi ............................................................................ 46
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dewasa ini perkembangan pembangunan di Indonesia dalam segala
bidang mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Setelah terjadinya
krisis moneter pada tahun 1998, pemerintah Indonesia mulai berbenah untuk
mengatur pembangunan di Indonesia. Perkembangan pembangunan yang
terjadi di segala bidang salah satunya adalah bidang ekonomi dan industri.
Peningkatan pembangunan dalam bidang ekonomi dan industri tidak terlepas
dari peranan perusahaan-perusahaan yang berada di Indonesia. Perusahaan-
perusahaan di Indonesia baik perusahaan besar maupun UMKM sangat
menyumbang kemajuan dalam negeri untuk mengembangkan dunia ekonomi
dan industri dalam negeri.
Dilihat dari sisi perkembangannya usaha mikro kecil menengah
menjadi suatu sarana aktivitas ekonomi bagi masyarakat dalam menyediakan
sumber penghasilan, tenaga kerja dan juga merupakan suatu bentuk pola
pemikiran yang kreatif dizaman globalisasi ini. Dalam perkembangannya di
Indonesia Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sudah sangat berkembang,
dan sangat banyak jenis usahanya. Jumlah pelaku UMKM di 2018 diprediksi
mencapai 58,97 juta orang (kontan.co.id). Sedangkan pada tahun 2019 ini
jumlah pelaku UMKM di Indonesia sangat berkembang pesat yaitu sebanyak
59.2 juta orang (kominfo.go.id). Dalam kurun waktu satu tahun saja UMKM
sudah meningkat atau bertambah kurang lebih 230 ribu orang.Maka hal ini
2
dapat memberikan kontribusi yang sangat dalam bagi perekonomian
Indonesia.
UMKM merupakan suatu kegiatan masyarakat dalam bentuk badan
usaha yang menggunakan keterampilan dan inisiatif yang tinggi.Dimana orang
yang menjalankan usaha ini harus memiliki sikap dan mental yang besar.
Usaha Mikro Kecil dan Menengah ini memiliki berbagai jenis usaha yang
salah satunya adalah Koperasi, namun tetap melakukan pencatatan akuntansi
didalamnya.
Berbeda dengan perusahaan komersial, khususnya perseroan terbatas
dan firma, yang didirikan oleh orang-orang yang memiliki modal cukup besar
untuk memulai usaha, koperasi biasanya didirikan oleh sekumpulan orang
dengan modal lemah. Jadi, dalam koperasi selalu ada unsur sosial maupun
unsur ekonomi. Dikatakan memiliki unsur ekonomi karena sebagai sebuah
badan usaha koperasi beroperasi sebagaimana layaknya perusahan komersial.
Karena itu, setiap koperasi harus memiliki produk untuk dijual kepada
masyarakat sebagai sumber penghasilannya, sementara biaya untuk
memperoleh dan menjual produk tersebut harus dikelola secara efisien.
Dikatakan memiliki unsur sosial karena sebagai perkumpulan orang, koperasi
bertujuan meningkatkan kesejahteraan para anggotanya.
Secara umum koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang
secara sukarela mempersatukan diri untuk berjuang meningkatkan
kesejahteraan ekonomi mereka melalui pembentukan sebuah badan usaha
yang dikelola secara demokratis.
3
Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan
pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-
prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup
anggota pada khususnya dan masyarakat daerah kerja pada umumnya, dengan
demikian koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan sokoguru
perekonomian nasional.
Koperasi sebagai sebuah lembaga ekonomi rakyat telah lama dikenal
di Indonesia, bahkan Dr. Muhammad Hatta, salah seorang proklamator
Republik Indonesia yang dikenal sebagai Bapak Koperasi, mengatakan bahwa
Koperasi adalah badan usaha bersama yang bergerak dalam bidang
perekonomian, beranggotakan mereka yang umumnya berekonomi lemah
yang bergabung secara sukarela dan atas dasar persamaan hak dan kewajiban
melakukan suatu usaha yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
para anggotanya.
Koperasi memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, sekaligus sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional yang demokratis
dan berkeadilan.Koperasi bersifat terbuka sehingga pengurus bertanggung
jawab dan wajib melaporkan kepada rapat anggota segala sesuatu yang
menyangkut tata kehidupan koperasi.Aspek keuangan merupakan salah satu
dari aspek-aspek yang tercakup dalam tata kehidupan koperasi.
Peranan koperasi adalah mengembangkan seluruh potensi serta
kemampuan para anggota dan masyarakat umum, meningkatkan kualitas
4
kehidupan manusia, memperkuat perekonomian rakyat, meningkatkan
perekonomian nasional, dan meningkatkan kreativitas serta jiwa berorganisasi
para pelajar di Indonesia. Karena semakin berkembangnya kegiatan usaha
koperasi, tuntutan agar pengelolaan koperasi dilaksanakan secara profesional
akan semakin besar. Pengelolaan yang profesional memerlukan adanya sistem
pertangungjawaban yang baik dan informasi yang relevan serta dapat
diandalkan untuk pengambilan keputusan perencanaan dan pengendalian
koperasi. Salah satu upaya tersebut adalah pengembangan sistem informasi
yang diperlukan untuk menumbuhkan koperasi melalui akuntansi, khususnya
merumuskan standar akuntansi keuangan untuk koperasi di dalam penyusunan
laporan keuangannya.
Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi
keuangan utama kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Laporan ini
menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai moneter.
Informasi keuangan mengenai aktivitas ekonomi dalam suatu perusahaan tidak
hanya dicatat dalam satu siklus akuntansi, tetapi juga diolah sedemikian rupa
dan diringkas sehingga dapat memberikan informasi finansial yang signifikan
dalam pengambilan keputusan (Kieso, dkk 2011:5)
Laporan keuangan koperasi selain merupakan bagian dari sistem
pelaporan koperasi, juga merupakan bagian dari laporan pertanggungjawaban
pengurus tentang tata kehidupan koperasi.Seperti kegiatan usaha lainnya, hasil
akhir dari kegiatan koperasi juga berbentuk laporan keuangan.
5
Laporan keuangan merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban
kepada pihak internal maupun eksternal. Pihak internal yang dimaksud terbagi
menjadi 3 yaitu: manajemen, pemegang saham atau investor, dan karyawan.
Sedangkan pihak eksternal merupakan kreditor dan pemerintah.
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi posisi
keuangan, kinerja keuangan, dan laporan arus kas suatu entitas yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan
ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu (IAI, 2009:2).
Melihat pentingnya laporan keuangan dalam menilai kesehatan
perusahaan, maka laporan keuangan harus disusun secara cermat dan terbebas
dari bias. Laporan keuangan harus dapat diinterpretasikan oleh para pihak
yang memiliki kepentingan (interested party) dengan persepsi yang sama.
Untuk itu perlu adanya suatu standar akuntansi yang mengatur penyajian
laporan keuangan suatu perusahaan.
PSAK adalah standar yang digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan. Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia terdiri atas 4 pilar yaitu
Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku umum, SAK ETAP, SAK Syariah,
dan Standar Akuntansi Pemerintah. SAK umum diperuntukkan bagi
perusahaan yang memiliki akuntabilitas publik.Sedangkan untuk usaha mikro
kecil menengah digunakan SAK ETAP, SAK Syariah untuk lembaga atau
badan usaha syariah dan SAP diperuntukkan bagi lembaga atau badan
pemerintahan.
6
Untuk mengatur akuntansi koperasi bagi badan usaha koperasi atas
transaksi yang timbul dari hubungan Koperasi bagi anggotanya sebelumnya
menggunakan PSAK 27 namun karena dampak dari konvergensi ke standar
akuntansi internasional (International Financial Reporting Standard atau
IFRS) yang mengakibatkan perlunya pencabutan SAK untuk suatu industri
tertentu. Hal ini dikarenakan pengaturan akuntansi secara prinsip sudah ada
dalam SAK yang mengacu ke IFRS.
SAK ETAP diterbitkan karena Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menilai
bahwa penyusunan laporan keuangan berdasarkan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) berbasis IFRS (InternationalFinancial
Reporting Standards) dinilai terlalu rumit dan akan menyulitkan pengusaha
berskala kecil dan menengah, mengingat jenis usaha di Indonesia sebagian
besar berskala kecil dan menengah. SAK ETAP disusun dengan mengadopsi
IFRS for SME (Small Medium Enterprises) dengan modifikasi sesuai kondisi
di Indonesia dan dibuat lebih ringkas.
Kehadiran Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik atau lebih dikenal dengan (SAK ETAP) diharapkan dapat memberikan
kemudahan untuk UMKM dalam menyajikan laporan keuangan. Tujuan dari
SAK ETAP sendiri yakni untuk memberikan kemudahan bagi entitas skala
kecil dan menengah. Sesuai dengan ruang lingkup SAK-ETAP, maka standar
ini di maksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik.
Entitas tanpa akuntabilitas publik yang dimaksudkan adalah entitas yang tidak
7
memliki akuntabilitas publik signifikan dan menerbitkan laporan keuangan
untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal.
Koperasi Pegawai Republik Indonesia GURU-GURU “IKHLAS”
Kuok (KPRI GGIK) adalah koperasi dengan kegiatan usaha menerima
simpanan dan memberikan pinjaman uang kepada para anggotanya dengan
bunga yang serendah-rendahnya yang anggotanya merupakan guru-guru
kabupaten Kampar.
Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia GURU-GURU “IKHLAS”
Kuok (KPRI GGIK) ada beberapa permasalahan yang terjadi. Pertama
Koperasi Pegawai Republik Indonesia GURU-GURU “IKHLAS” Kuok
(KPRI GGIK) tidak menyajikan Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan
Ekuitas dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Koperasi ini hanya menyajikan
2 dari 5 laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP, yaitu hanya Laporan
Neraca, dan Laporan Laba Rugi. Hal ini akan berdampak pada informasi yang
diberikan kepada pengguna laporan keuangan baik kreditur ataupun anggota
koperasi tidak lengkap, dan tidak bisa dijadikan sebagai gambaran keadaan
keuangan koperasi yang sebenarnya.
Kedua, Laporan Laba Rugi pada Koperasi Pegawai Republik
Indonesia GURU-GURU “IKHLAS” Kuok (KPRI GGIK) ini hanya
menyajikan pos-pos akun umum, tidak menyajikan secara rinci atau spesifik.
Hal ini terlihat dalam laporan laba rugi pada pos akun penyusutan inventaris
pada tahun 2018 Rp. 50.877.573, dimana pada pos akun ini koperasi
menggabungkan nominal penyusutan bangunan didalam akun penyusutan
inventaris artinya koperasi ini tidak menyajikan secara terpisah antara
8
penyusutan bangunan dengan penyusutan inventaris. Berdasarkan daftar
aktiva tetap untuk penyusutan bangunan pada tahun 2018 berjumlah
Rp.50.478.407,50 dan penyusutan inventarisnya pada tahun 2018 berjumlah
Rp.399.165,67. Sedangkan menurut SAK ETAP akun-akun yang disajikan
dalam Laporan Laba Rugi harus disajikan secara signifikan dan dianalisis
berdasarkan misalnya sifat beban, dan fungsi beban. Permasalahan ini akan
berdampak pada keandalan dan kerelevan sebuah laporan keuangan koperasi.
Ketiga, Koperasi Pegawai Republik Indonesia GURU-GURU
“IKHLAS” Kuok (KPRI GGIK) ini tidak menghitung, menyetorkan dan
melaporkan pajak Sisa Hasil Usaha dalam laporan laba rugi pada tahun 2018,
sedangkan menurut PP Nomor 23 Tahun 2018 dan PMK Nomor
99/PMK.03/2018 tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Usaha
Yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu, maka SHU dikenakan pajak
penghasilan sebesar 0,5% dari jumlah bruto dan bersifat final. Sisa Hasil
Usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia GURU-GURU “IKHLAS”
Kuok (KPRI GGIK) pada tahun 2018 berjumlah Rp.202.928.354 sebelum
dipotong pajak. Hal ini berdampak pada koperasi akan dikenakan denda atas
tidak melaporkan pajaknya, dan kurang informatifnya suatu laporan keuangan
sehingga informasi yang disampaikan kurang andal.
Dalam penelitian Raven Pardomuan Siagian dan Sifrid S. Pangemanan
(2016) dengan judul Analisis Penyajian Laporan Keuangan Berdasarkan SAK-
ETAP Pada Koperasi Karyawan BANK SULUT GO, menunjukkan bahwa
Kopkar belum secara penuh menerapkan SAK ETAP sebagai panduan dalam
9
menyajikan laporan keuangan disebabkan oleh minimnya pengetahuan
mengenai SAK ETAP itu sendiri dan kurangnya kesadaran manajemen akan
pentingnya Laporan Keuangan.
Menurut Ribka Olivia Kawatu, Ventje Ilat dan Anneke Wangkar
(2019) yang berjudul Analisis Pengakuan Pendapatan dan Beban Berdasarkan
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Dinas Pendidikan
Daerah Provinsi Sulawesi Utara, Bahwa KPRI Dinas Pendidikan Daerah
Provinsi Sulawesi Utara mengakui pendapatan dan beban secara cash basis
yaitu pendapatan dan beban diakui pada saat kas dan setara kas telah diterima
atau dikeluarkan oleh koperasi. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
pengakuan pendapatan dan beban KPRI Dinas Pendidikan Daerah Provinsi
Sulawesi Utara belum sesuai dengan SAK ETAP 2009.
Jusuf Habel Frasawi, Jenny Morasa dan Stanley Kho Walandouw
(2016) yang berjudul Analisis Pelaporan Keuangan Berdasarkan SAK ETAP
Pada Koperasi Unit Desa (Kud) Sejahtera Di Kota Sorong , bahwa KUD
Sejahtera bahwa dalam penyajian laporan keuangan masih terdapat beberapa
ketidaksesuaian dengan kaidah penyajian laporan keuangan menurut kaidah
SAK ETAP yaitu pada Laporan Laba Rugi (Income Statement), dan belum
menyajikan secara penuh Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK). Adapun
hal – hal yang membuat koperasi ini memiliki kekurangan dalam menyajikan
laporan keuangannya berdasarkan SAK ETAP adalah karena minimnya
10
pengetahuan mengenai SAK ETAP itu sendiri dan kurangnya kesadaran
manajemen akan pentingnya laporan keuangan.
Dari hasil penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh beberapa
peneliti mengenai penerapan SAK ETAP ditemukan banyak laporan keuangan
pada Koperasi atau UMKM yang belum menerapkan SAK ETAP secara
keseluruhan dan minimnya pengetahuan tentang SAK ETAP. Maka dari itu,
penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai penerapan SAK ETAP
pada Koperasi yang berbeda yaitu Koperasi Pegawai Republik Indonesia
GURU-GURU “IKHLAS” Kuok (KPRI GGIK).
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana penerapan penyajian laporan keuangan berdasarkan SAK
ETAP pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia GURU-GURU “IKHLAS”
Kuok (KPRI GGIK) ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
penerapan penyajian laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP pada
Koperasi Pegawai Republik Indonesia GURU-GURU “IKHLAS” Kuok
(KPRI GGIK).
11
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi berbagai pihak,
sebagai berikut:
1. Bagi Koperasi Pegawai Republik Indonesia GURU-GURU “IKHLAS”
Kuok (KPRI GGIK)
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat membantu Koperasi
dalammenyajikan laporan keuangan yang baik dan benar sesuai Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP).
2. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai penerapanpenyajian Standar Akuntansi Keuangan
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Koperasi atau
UMKM di literasi akuntansi.
3. Bagi Penulis
Hasil Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai penerapanpenyajian Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik(SAK ETAP) pada Koperasi atau UMKM.
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran secara umum mengenai bagian-bagian yang
akan dibahas dalam penelitian ini, maka penulis menguraikan secara singkat
isi masing-masing bab dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
12
Bab ini berisi uraian latar belakang penelitian, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi uraian teori yang menjadi landasan penelitian ini,
kemudian dilanjutkan dengan penelitian terdahulu, dan kerangka
pemikiran teoritis yang dimaksudkan untuk memperjelas maksud
penelitian dan membantu dalam berfikir secara logis.
BAB III : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini berisi uraian tentang sejarah koperasi, struktur koperasi,
visi, misi dan motto koperasi.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini merupakan hasil penelitian yang akan membahas hasil
penelitian yang dilakukan serta analisis penerapan penyajian
laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP pada Koperasi Pegawai
Republik Indonesia GURU-GURU “IKHLAS” Kuok (KPRI
GGIK)
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari hasil analisis dan pembahasan serta
saran-saran yang diberikan berhubungan dengan pembahasan
penelitian ini.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pandangan Islam Terkait Ekonomi atau Koperasi
Pandangan Islam terhadap perekonomian khususnya Koperasi Simpan Pinjam
adalah Qs. Al-maidah ayat 2:
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar
Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan
(mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-
id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi
Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari
Tuhannyadan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, Maka
bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari
Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan
tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan
bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-
Nya.
Dari ayat Al-qur-an diatas yang menjadi titik tekannya adalah kita sebagai
manusia, makhluk ciptaan Allah swt hendaklah saling tolong menolong
dalam kebajikan. Koperasi Simpan Pinjam adalah bentuk organisasi bisnis
14
yang berorientasi pada pelayanan yang dapat memberikan pinjaman dana
kepada anggota yang membutuhkan dana. Koperasi disini memiliki fungsi
yang berasaskan kekeluargaan yang berarti saling tolong menolong dalam
kebajikan dan mensejahterakan anggota-anggota yang ada didalamnya.
2.1.2 Akuntansi
Secara umum, akuntansi bisa didefinisikan sebagai proses
pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, pengkomunikasian informasi
ekonomi yang dipakai untuk penilaian (judgment) dan pengambilan
keputusan oleh pemakai informasi tersebut. Karena biasanya pemakai hanya
bisa menampung dan menganalisis informasi yang terbatas, maka tujuan
pelaporan akuntansi adalah membuat sistem pemrosesan dan komunikasi
yang meringkas informasi perusahaan yang banyak ke dalam bentuk yang
dapat dipahami (Hanafi dan Halim:2014:27).
Akuntansi adalah sebagai seperangkat pengetahuan yang mempelajari
rekayasa penyediaan jasa berupa informasi keuangan kuantitatif dari suatu
unit organisasi dan cara penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada
pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan
keputusan ekonomi (Lubis 2010:1).
Akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis,
memproses data menjadi laporan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada
para pengambil keputusan (Hongren dan Harrison 2009:4).
Akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivis ekonomi dan kondisi
suatu badan usaha (Rudianto, 2010:9).
15
Dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah suatu kegiatan
penyusunan pencatatan dan proses perhitungan untuk bisa melaporkan atau
memberikan informasi ekonomi bagi pihak yang berkepentingan sebagai
dasar pengambilan keputusan ekonomi.
2.1.3 Proses Akuntansi
Tahapan dalam proses akuntansi mencakup hal-hal sebagai berikut
Mursyidi (2010:18) :
a. Pencatatan (recording) transaksi-transaksi keuangan. Pada tahap ini setiap
transaksi keuangan dicatat secara kronologis dan sistematis dalam periode
tertentu didalam sebuah atau beberapa buku yang disebut jurnal.
b. Pengelompokkan (classification). Pada tahap ini menunjukkan aktivitas
transaksi-transaksi yang sudah dicatat itu dikelompokan menurut
kelompok akun yang ada, yaitu kelompok akun (assets), akun kewajiban
(liabilities), akun ekuitas (equities), akun pendapatan (revenue) dan akun
beban (expenses).
c. Pengikhtisaran (summarizing). Pada tahap ini dilakukan aktivitas
penyusunan nilai untuk setiap akun yang disajikan dalam bentuk saldo
masing-masing sisi debit dan kredit, bahkan hanya berupa saldo saja.
d. Pelaporan (reporting). Pada tahap ini dilakukan aktivitas penyusunan
ringkasan dari hasil peringkasan. Laporan disusun secara sistematis untuk
dapat dipahami dan dapat diperbandingkan serta disajikan secara lengkap
(full disclosure). Laporan keuangan terdiri atas laporan laba rugi (income
statement), laporan perubahaan ekuitas (equity statement), laporan neraca
16
(balance sheets), laporan arus kas (cash flow statement), dan catatan atas
laporan keuangan.
e. Penafsiran (analizing). Tahap ini merupakan lanjutan dari proses
akuntansi secara teknis, yaitu membaca laporan keuangan melalui alat dan
formula tertentu sehingga dapat diketahui kinerja dan posisi keuangan dan
perubahannya untuk suatu organisasi.
2.1.4 Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan
kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat
dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut (Fahmi
2012: 21). Laporan keuangan sebagai sarana pengkomunikasian informasi
keuangan utama kepada pihak-pihak di luar perusahaan (Kieso 2011:5).
Laporan keuangan ini menampilkan sejarah perusahaan yang
dikuantifikasi dalam nilai moneter. Informasi keuangan mengenai aktivitas
ekonomi dalam suatu perusahaan tidak hanya dicatat dalam satu siklus
akuntansi, tetapi juga diolah sedemikian rupa dan diringkas sehingga dapat
memberikan informasi finansial yang signifikan dalam pengambilan
keputusan.
Dari pengertian tersebut laporan keuangan dapat diartikan sebagai
informasi yang diperoleh dari proses akuntansi yang memiliki peran besar
dalam mempengaruhi keputusan-keputusan mengenai perusahaan.
Laporan keuangan yang lengkap menurut SAK ETAP meliputi:
17
a) Neraca;
Neraca minimal mencakup pos-pos berikut:
1) kas dan setara kas;
2) piutang usaha dan piutang lainnya;
3) persediaan;
4) properti investasi;
5) aset tetap;
6) aset tidak berwujud;
7) utang usaha dan utang lainnya;
8) aset dan kewajiban pajak;
9) kewajiban diestimasi;
10) ekuitas.
b) Laporan laba rugi;
Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos sebagai berikut:
1) pendapatan;
2) beban keuangan;
3) bagian laba atau rugi dari investasi yang menggunakan metode
ekuitas;
4) beban pajak;
5) laba atau rugi neto.
c) Laporan perubahan ekuitas
Laporan perubahan ekuitas juga menunjukkan:
1) Seluruh perubahan dalam ekuitas, atau
18
2) Perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul daritransaksi
dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagaipemilik;
Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas yang menunjukkan:
1) laba atau rugi untuk periode;
2) pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas;
3) untuk setiap komponen ekuitas, pengaruh perubahan kebijakan
akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui sesuai Kebijakan
Akuntansi, Estimasi, dan Kesalahan;
4) untuk setiap komponen ekuitas, suatu rekonsiliasi antara jumlah
tercatat awal dan akhir periode, diungkapkan secara terpisah
perubahan yang berasal dari:
a) Laba atau rugi;
b) Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas;
c) Jumlah investasi, dividen dan distribusi lainnya ke pemilik
ekuitas, yang menunjukkan secara terpisah modal saham,
transaksi saham treasuri, dan dividen serta distribusi lainnya ke
pemilik ekuitas, dan perubahan kepemilikan dalam entitas anak
yang tidak mengakibatkan kehilangan pengendalian.
19
d) Laporan arus kas;
Entitas menyajikan laporan arus kas yang melaporkan arus kas untuk
suatu periode dan mengklasifikasikan menurut aktivitas operasi,
aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan.
e) Catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasankebijakan
akuntansi yang signifikan dan informasipenjelasan lainnya.
Catatan atas laporan keuangan harus:
1) menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan
dan kebijakan akuntansi tertentu yang digunakan sesuai.
2) mengungkapkan informasi yang disyaratkan dalam SAK ETAP
tetapi tidak disajikan dalam laporan keuangan; dan
3) memberikan informasi tambahan yang tidak disajikan dalam
laporan keuangan, tetapi relevan untuk memahami laporan
keuangan.
2.1.5 Prosedur Penyusuan Laporan Keuangan Koperasi
Pada kesempatan ini penulis akan membahas mengenai Prosedur
Penyusunan Laporan Keuangan pada Koperasi. Adapun prosedur pada
umumnya sebagai berikut :
1. Anggota Koperasi Pegawai
a. Bagi anggota yang meminjam uang atau mengangsur melalui
koperasi petugas kasir (yang menerima uang) membuatkan bukti.
b. Petugas kasir koperasi membuatkan bukti yang nantinya akan
diserahkan kepada Pihak bank apabila bekerja sama dengan bank
ataupun bendaharawan dinas terkait untuk diisi. Karena bukti
20
tersebut merupakan tanda bukti bahwa anggota atau juru bayar
yang ditunjuk oleh instansi/perusahaan yang bersangkutan sudah
melakukan transaksi Bukti-bukti yang digunakan adalah Bukti
Kas Masuk dan Bukti Kas Keluar.
2. Bukti-bukti yang dibuat oleh petugas kasir yaitu bukti bagi anggota
yang meminjam atau mengangsur pinjaman melalui koperasi,
kemudian dicatat kedalam buku kas kasir.
3. Hasil catatan pada buku kas kasir, kemudian dicatat dalam buku
harian kas.
4. Catatan yang ada dalam buku harian kas, kemudian dibuat rekapan
sesuai dengan No. Perkiraan.
5. Hasil dari rekapan buku harian kas, sebelumnya dicatat dalam
lembaran kertas terlebih dahulu, kegiatan tersebut dilakukan oleh
petugas untuk menghindari kesalahan sebelum mencatatnya kedalam
buku rekap harian kas.
6. Bagi anggota yang ada pada pembahasan No. 1a, bukti tersebut
dicatat dalam buku harian memorial itu merupakan buku catatan
yang dibuat petugas kasir.
7. Catatan-catatan yang terdapat dalam buku harian memorial dibuat
rekapan. Pecantatannya pun sama seperti yang ada pada No. 5, hasil
rekapan tersebut tidak dicatat dalam buku rekapan harian memorial.
21
8. Hasil akhir dari catatan yang ada dalam buku rekapan harian kas dan
harian memorial, kemudian dicatat kedalam buku besar oleh petugas
kasir.
9. Akhir dari penyusunan laporan keuangan yang ada di Koperasi
adalah penyusunan laporan laba rugi, laporan ekuitas, laporan
neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.
2.1.6 Prosedur dalam pembuatan Jurnal Koreksi
Jurnal koreksi dibuat apabila terdapatan kekeliruan atau kesalahan
dalam pencatatan yang dilakukan, baik salah angka maupun salah akun.
Secara garis besar ada 2 jenis kesalahan:
1. Kesalahan pada periode berjalan. Biasanya kesalahan ini berupa
kesalahan dalam pengklasifikasian akun dan/atau salah jumlah.
2. Kesalahan pada periode yang berbeda. Dimana kesalahan ini terbawa ke
periode selanjutya sehingga berengaruh kepada laporan keuangan yang
sudah disusun.
Untuk membuat jurnal koreksi ada 3 langkah sebagai berikut:
1. Membuat Jurnal Penghapusan
Membuat jurnal penghapuan terlebih dahulu sehingga akun yang sudah
disajikan sebelumnya terhapus dengan cara membalikkan posisi akun
dan saldonya.
2. Membuat Jurnal Sebenernya
22
Langkah kedua ini dilakukan dengan cara membuat jurnal yang benar
atau jurnal yang seharusnya dibuat.
3. Membuat Jurnal Koreksi
Jurnal koreksi dibuat berdasarkan penggabungan dari tahap pertama,
jurnal penghapusan dan tahap kedua, jurnal yang sebenarnya. Jadi
untuk membuat jurnal koreksi ini, langkah pertama dan langkah keuda
ditandingkan sehingga menghasilkan jurnal koreksi.
Pengaruh jurnal koreksi terhadap Laporan Keuangan apabila untuk
tahun berjalan hanya perlu membuat jurnal koreksi berdasarkan prosedur
diatas dan jurnal koreksi untuk tahun yang sudah berlalu/lewat apabila di
bayarkan maka hutang pajaknya dikredit sehingga menjadi nihil kemudian
saldo kasnya berkurang sebanyak hutang pajak terhutang ditambah dengan
jumlah pajak yang dibayarkan atas SHU yang diterima pada tahun
tersebut.
2.1.7 SAK ETAP
Standar akuntansi keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam
pembuatan laporan keuangan agar terjadi keseragaman setiap entitas dalam
penyajian laporan keuangannya.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku untuk koperasi
saat ini adalah SAK-ETAP. Penggunaan SAK-ETAP sendiri merupakan
runtutan atas keputusan IAI dibawah Menteri Keuangan, yang menghapus
PSAK No.27 tentang Akuntansi Koperasi terhitung sejak 8 April 2011.
23
Koperasi sendiri pada hakikatnya merupakan suatu entitas, namun
masih belum memiliki akuntabilitas publik, bentuk akuntabilitas koperasi
masih kepada para anggotanya. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik atau SAK ETAP merupakan standar akuntansi keuangan
yang diperuntukkan bagi entitas tanpa akuntabilitas publik. SAK ETAP
disahkan oleh 18 orang anggota Dewan Standar Akuntansi Keuangan pada
tanggal 19 Mei 2009 di Jakarta. SAK ETAP terdiri atas 30 bab dan dilengkapi
dengan daftar istilah di bagian akhir.
Entitas yang diizinkan untuk menggunakan SAK ETAP adalah entitas yang:
a. Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan
b. Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose
financial statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna
eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam
pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.
Entitas memiliki akuntabilitas publik signifikan jika:
a. Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses
pengajuan pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau
regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal; atau
b. Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk
sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang
dan atau pedagang efek, dana pensiun, reksa dana dan bank investasi.
24
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat
menggunakan SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi
mengizinkan penggunaan SAK ETAP.
Berikut ini perbedaan antara Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas (SAK ETAP) dengan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK):
Tabel 2.1
Perbedaan PSAK dan SAK ETAP
NO. Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan
Keuangan
Laporan posisi
keuangan
Informasi yang
disajikan dalam laporan
posisi keuangan
Pembedaan aset lancar
dan tidak lancar dan
liabilitas jangka pendek
dan jangka panjang
Aset lancar
Liabilitas jangka
pendek
Informasi yang
disajikan dalam laporan
keuangan atau cacatan
atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di
ED PSAK 1: Neraca
Sama dengan PSAK,
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca,
yang menghilangkan pos:
Aset keuangan
Properti investasi
yang diukur pada
nialai wajar (ED
PSAK 1)
Aset biolojik yang
diukur pada biaya
perolehan dan nilai
wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga
jangka panjang
Aset dan kewajiban
pajak tangguhan
Kepentingan
25
menjadi Laporan Posisi
Keuangan, Kewajiban
(liability) menjadi
liabilitas.
nonpengendalian.
2 Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi
komprehensif
Informasi yang
disajikan dalam laporan
laba rugi komprehensif
Laba rugi selama
periode
Pendapatan
komprehensif lain
selama periode
Informasi yang
disajikan dalam laporan
laba rugi komprehensif
atau cacatan atas
laporan keuangan.
Tidak sama dengan PSAK
yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif, SAK ETAP
menggunakan istilah
laporan laba rugi.
3 Penyajian
perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK,
kecuali untuk beberapa hal
yang terkait pendapatan
komprehensif lain.
4 Catatan Atas
Laporan Keuangan
Catatan atas laporan
keuangan
Struktur
Pengungkapan
kebijakan akuntansi
Sumber estimasi
ketidakpastian
Sama dengan PSAK,
kecuali pengungkapan
modal.
26
Modal (ED PSAK 1)
Pengungkapan lain
5 Laporan Arus Kas Arus kas aktivitas
operasi: metode
langsung dan tidak
langsung
Arus kas aktivitas
investasi
Arus kas aktivitas
pendanaan
Arus kas mata uang
asing
Arus kas bunga dan
dividen, pajak
penghasilan, transaksi
non-kas.
Sama dengan PSAK
kecuali:
Arus kas aktivitas
operasi: metode
tidak langsung
Arus kas mata uang
asing, tidak diatur
Sumber: Majalah Akuntan Indonesia; Edisi No. 19/TahunIII/Agustus 2009
2.1.8 Sejarah Perkembangan Koperasi Indonesia
Sejarah perkembangan koperasi di Indonesia tidak dapat dipisahkan
dari kehadiran pedagang – pedagang bangsa Eropa yang datang ke
Indonesia. Namun dengan keserakahan pedagang – pedagang Eropa untuk
meraih keuntungan yang sebesar – besarnya, maka hubungan dagang
menjadi ingin menguasai mata rantai perdagangan. Akibatnya terjadi
penindasan (menjajah) oleh pedagang – pedagang bangsa Eropa terhadap
bangsa Indonesia. Dari penderitaan inilah yang menggugah pemuka –
pemuka bangsa Indonesia berjuang untuk memperbaiki kehidupan
masyarakat, salah satunya ialah dengan mendirikan koperasi.
27
2.1.9 Peraturan Menteri Koperasi
Sesuai dengan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia Nomor 12/Per/M.KUMK/IX/2015, tentang
“Pedoman Umum Akuntansi Koperasi” pasal 3 dalam Lambey (2015:55),
maka setiap koperasi yang tidak memiliki akuntabilitas publik,
dipersyaratkan laporan keuangannya mengacu kepada Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP).
2.1.10 Pengertian Koperasi
Koperasi adalah badan uaha yang mengorganisir pemanfaatan dan
pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-
prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup
anggota pada khususnya dan masyarakat daerah kerja pada umumnya.
Dengan demikian, koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan sokoguru
perekonomian nasional (PSAK No.27, 2009).
Sedangkan menurut pasal 1 UU No.25/1992 yang dimaksud dengan
koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan
hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya pada prinsip koperai
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas
kekeluargaan.
Pokok pikiran yang dapat ditarik dari uraian mengenai pengertian
koperasi adalah sebagai berikut (Rudianto, 2010:3) :
28
a. Koperasi adalah suatu perkumpulan yang didirikan oleh orang-orang
yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang bertujuan untuk
memperjuangkan peningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka.
b. Bentuk kerja sama dalam koperasi bersifat sukarela.
c. Masing-masing anggota koperasi memiliki hak dan kewajiban yang
sama.
d. Masing-masing anggota koperasi berkewajiban untuk mengembangkan
serta mengawasi jalannya usaha koperasi
e. Risiko dan keuntungan usaha koperasi ditanggumg dan dibagi secara
adil.
Kriteria identitas suatu koperasi merupakan prinsip identitas yang
membedakan unit usaha koperasi dari unit usaha lainnya. Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2012 menyatakan bahwa koperasi adalah badan hukum
yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan
pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan
usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama dibidang ekonomi,
sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi.
Karakteristik yang dimiliki oleh koperasi adalah sebagai berikut :
a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya
satu kepentingan ekonomi yang sama.
b. Koperasi didirikan dan dikembangkan berlandaskan nilai-nilai percaya
diri untuk menolong serta bertanggung jawab kepada diri sendiri,
kesetiakawanan, keadilan, persamaan, dan demokrasi. Selain itu, para
29
anggota koperasi percaya pada nilai-nilai etika kejujuran, keterbukaan,
tanggung jawab sosial, dan kepedulian terhadap orang lain.
c. Koperasi didirikan, dimodali, dibiayai, diatur dan diawasi, serta
dimanfaatkan sendiri oleh anggota.
d. Tugas pokok badan usaha koperasi adalah menunjang kepentingan
ekonomi anggotanya dalam rangka memajukan kesejahteraan anggota.
e. Jika terdapat kelebihan kemampuan pelayanan koperasi kepada
anggotanya, maka kelebihan tersebut dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat yang bukan anggota koperasi.
Hal ini sejalan dengan tujuan koperasi sebagaimana dicantumkan dalam
pasal 3 UU No. 25/1992 “Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut
membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan
masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila serta
Undang-undang Dasar 1945”.
Berdasarkan tujuan yang ditetapkan dalam pasal 3 UU No.25/1992
itu, dapat dikatakan bahwa tujuan koperasi di Indonesia menurut garis
besarnya meliputi tiga hal berikut :
a. Untuk memajukan kesejahteraan anggotanya
b. Untuk memajukan kesejahteraan masyarakat
c. Turut serta membangun tatanan perekonomian nasional.
Koperasi mendapat kedudukan yang sangat terhormat dalam
perekonomian Indonesia. Koperasi tidak hanya merupakan satu-satunya
30
bentuk perusahaan yang secara konstitusional dinyatakan sesuai dengan
susunan perekonomian yang hendak dibangun di negeri ini, tetapi juga
dinyatakan sebagai soko guru perekonomian nasional.
2.1.11 Langkah – langkah Pendirian Koperasi
Langkah – langkah yang harus ditempuh untuk mendirikan sebuah
koperasi adalah:
a. Mengadakan pertemuan pendahuluan di antara orang – orang
yang ingin mendirikan koperasi.
b. Mengadakan penelitian mengenai lingkungan daerah kerja
koperasi.
c. Menghubungi kantor Departemen Koperasi setempat.
d. Membentuk panitia pendirian koperasi yang bertugas
mempersiapkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
e. Mengadakan rapat pembentukan koperasi, hal yang perlu
dilakukan pada rapat anggota yaitu memilih pengurus dan
pengawas serta menetapkan anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga.
f. Mengajuhkan permohonan status badan hukum koperasi dengan
melampirkan petikan berita acara pembentukan koperasi serta
daftar nama anggota pengurus dan pengawas.
31
2.1.12 Prinsip-prinsip Koperasi
Penyusunan prinsip-prinsip koperasi di Indonesia tidak terlepas dari
sejarah dan perkembangan prinsip koperasi international. Sebagaimana
dinyatakan dalam pasal 5 ayat 1 Undang-undnag no.25/1992, koperasi
Indonesia melaksanakan prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Keangotaan bersifat sukarela dan terbuka
Karena itu,tidak seorang pun yang boleh dipaksa oleh orang lain untuk
menjadi anggota koperasi.
b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis
Penerapan prinsip ini dalam koperasi dilakukan dengan mengupayakan
sebanyak mungkin anggota koperasi didalam pengambilan keputusan
koperasi.
c. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil dan sebanding
dengan besarnya jasa masing-masing anggota
Koperasi tidak menggunakan istilah laba atau keuntungan untuk
menunjukkan selisih antara pengahsilan yang diterima selama periode
tertentu dengan pengorbanan yang dikeluarkan untuk memperoleh
penghasilan itu. Selisih ini dalam koperasi disebut dengan Sisa Hasil
Usaha (SHU). SHU ini setelah dikurangi dengan biaya-biaya tertentu
akan dibagikan kepada para anggota sesuai dengan perimbangan
jasanya masing-masing. Jasa para anggota diukur berdasarkan jumlah
kontribusi adalah jumlah transaksi anggota dnegan koperasi selama
periode tertentu.
32
d. Pemberian balas jasa yang terbatas pada modal
Pembatasan bunga atas modal merupakan cerminan bahwa selain
menaruh perhatian terhadap pemberian imbalan yang wajar atas
partisipasi paara anggotanya, koperasi juga mendorong dan
menumbuhkan rasa kesetiakawanan antarsesama anggota koperasi.
e. Kemandirian
Agar dapat mandiri, koperasi harus mengakar kuat dalam kehidupan
masyarakat. Dan agar dapat mengakar kuat, koperasi harus dapat
diterima oleh masyarakat. Dan agar dapat diterima oleh masyarakat,
koperasi harus memperjuangkan kepentingan serta peningkatan
kesejahteraan ekonomi masyarakat.
2.1.13 Jenis Koperasi
Koperasi dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis koperasi, yaitu:
a. Koperasi Simpan Pinjam, adalah koperasi yang bergerak dalam bidang
pemupukan simpanan dana dari para anggotanya, untuk kemudian
dipinjamkan kembali kepada para anggota yang memerlukan bantuan
dana.
b. Koperasi Konsumen, adalah koperasi yang anggotanya terdiri dari para
konsumen akhir atau pemakai barang atau jasa.
c. Koperasi Pemasaran, adalah koperasi yang anggotanya terdiri dari para
konsumen akhir atau pemilik barang atau penyedia jasa.
33
d. Koperasi Produsen, adalah koperasi yang para anggotanya tidak
memiliki badan usaha sendiri tetapi bekerja sama dalam wadah
koperasi untuk menghasilkan dan memasarkan barang atau jasa.
2.1.14 Ekuitas Koperasi
a. Modal Anggota, sebagai sumber pembelanjaan usaha yang berasal dari
setoran para anggota. Setoran anggota koperasi dapat dikelompokkan
dalam 3 jenis setoran, yaitu:
b. Simpanan Pokok, adalah jumlah nilai uang tertentu yang sama
banyaknya yang harus disetorkan oleh setiap anggota pada waktu
masuk menjadi anggota.
c. Simpanan Wajib, adalah jumlah simpanan tertentu yang harus
dibayarkan oleh anggota dalam waktu dan kesempatan tertentu, seperti
sebulan sekali.
d. Simpanan Sukarela, adalah jumlah tertentu yang diserahkan oleh
anggota atau bukan anggota kepada koperasi atas kehendak sendiri
sebagai simpanan.
e. Modal Sumbangan, adalah sejumlah uang atau barang modal yang
dapat dinilai dengan uang yag diterima dari pihak lain yang bersifat
hibah dan tidak mengikat.
f. Modal Penyertaan, adalah sejumlah uang atau barang modal yang
dapat dinilai dengan uang yang ditanamkan oleh pemodal untuk
menambah dan memperkuat struktur permodalan dalam meningkatkan
usaha koperasi.
34
g. Cadangan, adalah bagian dari sisa hasil usaha (SHU) yang disisihkan
oleh koperasi untuk suatu tujuan tertentu, sesuai dengan ketentuan
anggaran dasar atau ketetapan rapat anggota.
h. Sisa Hasil Usaha (SHU), adalah selisih antara penghasilan yang
diterima koperasi selama periode tertentu dengan pengorbanan(beban)
yang dikeluarkan untuk memperoleh penghasilan itu.
2.2 Penelitian Terdahulu
Berikut ini adalah beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan
dengan penelitian yang akan diteliti yaitu : Analisis penerapan penyajian
laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP pada Koperasi Pegawai Republik
Indonesia GURU-GURU “IKHLAS” Kuok (KPRI GGIK) Periode 2018.
Berikut secara ringkas dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
No. Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian Hasil Penelitian
1. Pradana Dita
Oktavia dan
Siti
Sunrowiyati
(2019)
Analisis SAK ETAP Pada
Laporan Keuangan UD.
Karya Tunggal
Perusahaan telah
menyusun laba/rugi,
neraca dan laporan
perubahan ekuitas namun
tidak sesuai dengan kaidah
dengan SAK ETAP.
2.
Siti
Maghfiroh,
Qualitative Analysis Of
Local Financial Statements
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
35
Dheasey
Amboningtyas,
Edward Gagah
(2018)
And Financial Statements
Based On ETAP SAK (Case
Study At Umkm In
Banyumanik Semarang)
pengusaha mikro kecil
menengah yang
menerapkan pencatatan
laporan keuangan berbasis
SAK ETAP adalah sebesar
42% dan sisanya masih
menggunakan pencatatan
laporan keuangan
sederhana.
3. Eva Malina
Simatupang
dan Arlina
Pratiwi Purba
(2018)
Analisis Penerapan SAK
ETAP Dalam Penyajian
Laporan Keuangan Pada
Koperasi Pegawai Negeri
SMPN 7 Pematang Siantar
Koperasi tersebut belum
menerapkan SAK ETAP
sepenuhnya dilihat dari
jenis dan format laporan
keuangan hanya sebatas
neraca dan perhitungan
sisa hasil usaha.
4. Merlyna
Dwinda Yanthi
& Dewi
Prastiwi dan
Ni Nyoman
Alit Triani
(2018)
Analisis Penerapan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP) pada Pelaporan
Keuangan Koperasi Simpan
Pinjam (KSP) “X” Surabaya
Dalam Penyajian Laporan
Keuangan masih terdapat
beberapa ketidaksesuaian
dengan kaidah penyajian
laporan keuangan menurut
SAK ETAP.
5. Raven
Pardomuan
Siagian dan
Sifrid S.
Pangemanan
(2016)
Analisis Penyajian Laporan
Keuangan Berdasarkan
SAK-ETAP Pada Koperasi
Karyawan BANK SULUT
GO
Secara umum Kopkar
belum secara penuh
menerapkan SAK ETAP
sebagai panduan dalam
menyajikan laporan
keuangan disebabkan oleh
36
minimnya pengetahuan
mengenai SAK ETAP itu
sendiri dan kurangnya
kesadaran manajemen
akan pentingnya Laporan
Keuangan.
6. Jusuf Habel
Frasawi, Jenny
Morasa dan
Stanley Kho
Walandouw
(2016)
Analisis Pelaporan
Keuangan Berdasarkan SAK
ETAP Pada Koperasi Unit
Desa (KUD) Sejahtera Di
Kota Sorong
Bahwa dalam penyajian
laporan keuangan masih
terdapat beberapa
ketidaksesuaian dengan
kaidah penyajian laporan
keuangan menurut kaidah
SAK ETAP yaitu pada
Laporan Laba Rugi
(Income Statement), dan
belum menyajikan secara
penuh Catatan Atas
Laporan Keuangan
(CALK). Adapun hal – hal
yang membuat koperasi ini
memiliki kekurangan
dalam menyajikan laporan
keuangannya berdasarkan
SAK ETAP adalah karena
37
minimnya pengetahuan
mengenai SAK ETAP itu
sendiri dan kurangnya
kesadaran manajemen
akan pentingnya laporan
keuangan.
7. Ni Luh Gede
Ariantini,
Anjuman
Zukhri dan
Made Ary
Meitriana
(2014)
Penerapan SAK ETAP
dalam Penyusunan Laporan
Keuangan pada Koperasi
Simpan Pinjam Lembing
Sejahtera Mandiri
Penerapan SAK ETAP
dalam penyusunan laporan
keuangan KSP Lembing
Sejahtera Mandiri
berimplikasi pada
penurunan sisa hasil usaha
KSP Lembing Sejahtera
Mandiri.
8. Ribka Olivia
Kawatu,
Ventje Ilat dan
Anneke
Wangkar
(2019)
Analisis Pengakuan
Pendapatan Dan Beban
Berdasarkan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP) Pada Koperasi
Pegawai Republik Indonesia
(KPRI) Dinas Pendidikan
Daerah Provinsi Sulawesi
Utara
Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa
pengakuan pendapatan dan
beban KPRI Dinas
Pendidikan Daerah
Provinsi Sulawesi Utara
belum sesuai dengan SAK
ETAP
9. Arri Alfitri,
Ngadiman, dan
Sohidin (2014)
Penerapan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK-ETAP) Pada Usaha
Hasil penelitian
menunjukkan: (1)
Pemahaman perajin mebel
tentang Standar Akuntansi
38
Mikro Kecil Menengah
(UMKM) Perajin Mebel
Desa Gondangsari
Kecamatan Juwiring
Kabupaten Klaten
Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik
(SAK-ETAP) masih
rendah (2a) Pencatatan
keuangan yang dilakukan
perajin mebel hanya
sebatas laporan bisnis yang
dibuat sesuai dengan
pemahaman dan
kebutuhan masing-masing
perajin mebel. (2b) Perajin
mebel tidak menerapkan
SAK-ETAP dalam
menyusun laporan
keuangan, karena perajin
mebel kurang memahami
SAK-ETAP. (3) Kendala-
kendala perajin mebel
dalam menerapkan SAK-
ETAP, sebagai berikut:
kurangnya pengetahuan
perajin mebel tentang
SAK-ETAP, belum adanya
tenaga akuntansi yang
profesional pada perajin
mebel, perajin mebel
kurang memahami
pentingnya pencatatan dan
penyusunan laporan
keuangan, dan kurang
efektifnya sosialisasi dari
39
pihak yang berkompeten
tentang SAK-ETAP.
10. Ariantini
(2014)
Penerapan SAK ETAP
dalam Penyusunan Laporan
Keuangan pada Koperasi
Simpan Pinjam Lembing
Sejahtera Mandiri
Koperasi belum
sepenuhnya mengadopsi
SAK ETAP dan penerapan
SAK ETAP pada koperasi
berimplikasi pada
penurunan sisa hasil usaha
KSP Lembing Sejahtera
Mandiri karena adanya
biaya yang tidak tercatat.
Sumber Data :Olahan penulis (2019)
2.3 Desain Penelitian
Sumber : Penulis, 2019
Pengumpulan
Data
Wawancar
a
Dokumentas
i
Analisis
Data
Studi
Literatur
Hasil Kesimpulan
40
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian deskriptif-kualitatif dimana
peneliti mengumpulkan, menganalisa serta menyesuaikan penyajian
laporan keuangan Koperasi Pegawai Republik Indonesia GURU-GURU
“IKHLAS” Kuok (KPRI GGIK) dengan SAK ETAP yang berlaku.
Menurut Sugiyono (2013), penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang atau perilaku yang diamati (objek) dengan kondisi alamiah.
3.2 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Koperasi Pegawai Republik Indonesia GURU-
GURU “IKHLAS” Kuok (KPRI GGIK) Jalan Mahmud Marzuki No. 48
Pasar Kuok, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Riau.
3.3 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi atas:
a. Data Kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam
bentuk angka (non-numerik). Data kualitatif diperoleh melalui
berbagai teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis
dokumen, diskusi terfokus, atau observasi. Data kualitatif yang
dibutuhkan berupa profil koperasi dan uraian singkat mengenai siklus
akuntansi di Koperasi Pegawai Republik Indonesia GURU-GURU
“IKHLAS” Kuok (KPRI GGIK ).
41
b. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan
(numerik). Data kuantitatif berupa laporan keuangan satu tahun
(Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Modal, Laporan
Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan) pada tahun 2018.
3.4 Sumber Data
a. Data Primer, yaitu data yang berasal dari objek penelitian atau
responden, baik individu maupun kelompok (Grahita Chandrarin,
2018:123). Data ini biasanya dikumpulkan dengan instrumen berupa
kuesioner atau materi wawancara. Data primer sumber data
penelitian yang diperoleh peneliti secara langsung dari Koperasi
Pegawai Republik Indonesia Guru-Guru Ikhlas Kuok (KPRI GGIK).
Dalam penelitian ini, yang termasuk data primer adalah data yang
diperoleh melalui wawancara dan dokumentasi dengan pihak yang
terkait di Koperasi Pegawai Republik Indonesia Guru-Guru Ikhlas
Kuok (KPRI GGIK) yang menangani bagian yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti.
b. Data Sekunder, yaitu data yang berasal dari pihak atau lembaga yang
telah menggunakan atau mempublikasikannya (Grahita Chandrarin,
2018:124). Oleh karena data sudah dapat dipastikan penggunaannya
dan dipublikasi, maka tidak diperlukan lagi peneliti untuk menguji
validitas dan realibilitasnya. Data sekunder merupakan data yang
diperoleh dari berbagai sumber yang relevan dengan tujuan
penelitian, misalnya sejarah singkat, dasar hukum, visi dan misi,
42
struktur organisasi Koperasi Pegawai Republik Indonesia Guru-Guru
Ikhlas Kuok (KPRI GGIK) serta literatur seperti jurnal, buku,
website, dan lain – lain yang berhubungan dengan penelitian.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
a. Dokumentasi
Beberapa dokumen dan arsip yang relevan yang dapat dibuat dari
catatan atau dokumen yang ada seperti profil perusahaan dan laporan
keuangan.
b. Interview / wawancara
Metode ini dilakukan dengan pihak-pihak yang bersangkutan. Pada
penelitian ini informan yang diwawancarai adalah:
Nama : Narfi Susanty,S.Pd.
TTL : Kuok, 11 November 1976
Alamat : Jl. Gemas RT 003 RW 005, Desa Kuok
Jabatan : Manager KPRI GGIK
3.6 Metode Analisis Data
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah – milahnya menjadi
satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan
pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan
memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2012:
248). Miles dan Huberman dalam Moleong (2012: 367) menyatakan bahwa
43
terdapat tiga teknik analisis data kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data
dan penarikan kesimpulan.
a. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal – hal yang
pokok, memfokuskan pada hal – hal yang penting, dicari tema dan
polanya dan membuang yang tidak perlu. Reduksi data dilakukan untuk
mempermudah peneliti dalam mencari kembali data yang diperoleh bila
diperlukan.
b. Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
menyajikan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dilakukan
dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
flowchart, dan lain – lain. Penyajian data yang paling sering dilakukan
dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
c. Penarikan Kesimpulan Atau Verifikasi
Kegiatan analisis ketiga yang penting adalah penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan itu mula – mula belum jelas dan
masih bersifat sementara, kemudian meningkat sampai pada tahap
kesimpulan yang tepat, yaitu pernyataan yang telah memiliki landasan
yang kuat karena telah melalui proses analisis data.
74
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil analisis dan penelusuran terhadap Koperasi Pegawai Republik
Indonesia Guru-Guru Ikhlas Kuok (KPRI GGIK) mengenai penerapan
penyajian laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP diperoleh kesimpulan
bahwa: Dalam penyajian laporan keuangan masih terdapat ketidaksesuaian
dengan kaidah penyajian laporan keuangan menurut SAK ETAP. Adapun hal-
hal yang membuat koperasi ini memiliki kekurangan dalam penyajian atau
penyusunan laporan keuangannya, sesuai dengan pernyataan pihak koperasi
dikarenakan beberapa faktor, yaitu kurangnya tenaga kerja yang terampil dan
ahli dibidang akuntansi, kurangnya pengetahuan dalam laporan keuangan yang
termasuk dalam SAK ETAP,tidak adanya urgensi untuk menyajikan laporan
keuangan secara lengkap dan kurangnya kesadaran akan pentingnya sebuah
laporan keuangan.
B. Saran
Saran dalam penelitian ini adalah:
1. Bagi KPRI GGIK
a. Koperasi sebaiknya memperbarui laporan keuangannya
b. Koperasi sebaiknya mempekerjakan karyawan yang terampil dalam
bidang khususnya akuntansi
75
c. Manajer Koperasi sebaiknya meningkatkan kesadaran dan membangun
motivasi akan pentingnya laporan keuangan.
2. Bagi Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI)
Sebaiknya memberikan sosialisasi terbuka dan menyeluruh mengenai
penyusunan laporan keuangan dalam kaidah SAK ETAP bagi UMKM
termasuk koperasi disetiap kota yang ada di Indonesia.
3. Bagi perguruan Tinggi
Sebaiknya dapat ikut melakukan sosialisasi, penyuluhan dan pelatihan
mengenai penerapan SAK ETAP bagi entitas kecil dan tenaga kerja
didalamnya, sebagai bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi.
76
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Al-Qur‟an dan Terjemahannya, 2010. Surat Al-maidah ayat 2. CV Penerbit
Diponegoro
Alfitri, Arri, dkk. 2014. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) Pada Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM) Perajin Mebel Desa Gondangsari Kecamatan Juwiring
Kabupaten Klaten. Jupe UNS. Surakarta. Diakses 2 Mei 2019.
Arfian, I Lubis, 2010, Akuntansi Keprilakuan. Edisi du. Jakarta: Salemba Empat.
Ariantini, Ni Luh Gede dkk. 2014. Penerapan SAK ETAP dalam Penyusunan
Laporan Keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam Lembing Sejahtera
Mandiri. Singaraja. Diakses pada 2 Mei 2019.
Arsani, kadek, I Wayan Putra. 2013. Perlakuan Akuntansi Pendapatan dan Beban
Berbasis Sak Etap Dan Implikasinya Pada Laporan Keuangan Ksp Duta
Sejahtera. Ejournal. Bali. Diakses 3 Oktober 2019.
Chandrarin, Grahita, 2018. Metode Akuntansi Pendekatan Kuantitatif. Cetakan
Kedua. Jakarta: Salemba Empat.
Charles T.Horngren dan Walter T.Harrison. 2007. Akuntansi Jilid I, Edisi ke-7.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Eva Malina Simatupang, Arlina Pratiwi Purba, 2018, Analisis Penerapan SAK
ETAP Dalam Penyajian Laporan Keuangan Pada Koperasi Pegawai Negeri
SMPN 7 Pematang Siantar. Jurnal Akuntansi Barelang Vol.3 No.1
Fahmi, Imam. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan ke-2. Bandung:
Alfabeta.
Frasawi, Jusuf Habel dkk. 2016. Analisis Pelaporan Keuangan Berdasarkan SAK
ETAP Pada Koperasi Unit Desa (Kud) Sejahtera Di Kota Sorong. Jurnal
EMBA. Manado. Diakses 6 Desember 2019.
Hanafi, Mamduh M dan Abdul Halim. 2014. Analisis Laporan Keuangan, Edisi
Keempat. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2009, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
No.27(Revisi 1998): Akuntansi Perkoperasian. Jakarta: Salemba Empat.
77
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2009, Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik. Dewan Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta:
Salemba Empat.
Kasmir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Kawatu, Ribka Olivia dkk. 2019. Analisis Pengakuan Pendapatan Dan Beban
Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik (SAK ETAP) Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI)
Dinas Pendidikan Daerah Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal EMBA.
Manado. Diakses 6 Desember 2019.
Kieso, Donald.dkk. 2011. Intermediate Accounting, IFRS Edition. John Wiley &
Sons. Inc., USA.
Maghfiroh , Siti dkk. 2018. Qualitative Analysis Of Local Financial Statements
And Financial Statements Based On ETAP SAK (Case Study At Umkm In
Banyumanik Semarang). Semarang. Diakses 6 Desember 2019.
Majalah Akuntan Indonesia; Edisi No. 19/TahunIII/Agustus 2009
Merlyna Dwinda Yanthi, Dewi Prastiwi, Ni Nyoman Alit Triani 2018. Analisis
Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP) Pada Pelaporan Keuangan Koperasi Simpan Pinjam (KSP)
“X” Surabaya. Jurnal UNESA 2018
Moleong, , L.J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
RosdakaryaMiles dan Huberman dalam Moleong (2012: 367)
Mursyidi. 2010. Akuntansi Biaya. Edisi 5. Yogyakarta: PT Refika Aditama.
Pradana Dita Oktavia, Siti Sunrowiyati 2019. Penerapan SAK ETAP Pada
Laporan Keuangan UD. Karya Tunggal. Jurnal PETA Vol.4 No.1 Januari
2019
Rudianto. 2010. Akuntansi Koperasi Edisi Kedua. Jakarta:Erlangga.
Siagian,Raven Pardomuan, Sifrid S. Pangemanan.2016. Analisis Penyajian
Laporan Keuangan Berdasarkan Sak-Etap Pada Koperasi Karyawan
Bank Sulut Go.Journal EMBA. Surabaya. Diakses 2 Mei 2019.
Sugiyono. 2010.Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
78
Undang-Undang:
Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
Nomor 12/Per/M.KUMK/IX/2015
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 Tentang
Perkoperasian.
Internet:
www.kontan.co.id.Diakses 17 Oktober 2019.
www.kominfo.go.id. Diakses 17 Oktober 2019.
www.klikpajak.co.id. Diakses 4 Januari 2020.
www.pajak.go.id. Diakses 4 Januari 2020.
www.jurnal.id. Diakses 14 Okotober 2020.
BIOGRAFI PENULIS
Wiwil Sahrani Mutiara lahir di Aliantan pada tanggal 01
Mei 1998. Merupakan anak kedua dari empat (4) orang
bersaudara, putri dari ayahanda Zaherman dan Ibunda
Misnar, S.Pd.SD, Adik dari Lilil Zaputra dan kakak dari
Wilda Hayati dan Mhd.Fauzi Julianda. Pendidikan formal
yang ditempuh SDN 008 Silam lulus pada tahun 2010,
selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan sekolah
menengah pertama di MTsN Model Kuok atau MtsN 1 Kampar (sekarang) lulus
pada tahun 2013. Pada tahun 2013 penulis melanjutkan pendidikan di SMK YPLP
PGRI Bangkinang mengambil jurusan akuntansi lulus pada tahun 2016, penulis
bercita-cita menjadi dosen, dengan demikian selanjutnya penulis melanjutkan ke
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, jurusan Akuntansi pada
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial. Pada bulan Januari-Februari 2019 penulis
melaksanakan magang di PT. Perkebunan Nusantara V Jln. Rambutan,
Pekanbaru. Selanjutnya pada tahun 2019 bulan juli-agustus melaksankan Kuliah
Kerja Nyata (KUKERTA) di Desa Binuang, Kecamatan Bangkinang, Kabupaten
Kampar. Pada tahun 2019 penulis melakukan penelitian Skripsi di Jalan Mahmud
Marzuki, Pasar Kuok dengan mengangkat judul“Analisis Penerapan Penyajian
Laporan Keuangan Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia
Guru-Guru Ikhlas Kuok (KPRI GGIK) Tahun 2018”. Pada tanggal 12 Oktober
2020 penulis melaksanakan Ujian Munaqasah skripsi dan dinyatakan “LULUS”
dengan predikat memuaskan dengan demikian berhak menyandang gelar Sarjana
Akuntansi (S. Ak).