42
BELUH DIKOUEKSI .. D&:WAN PliHWAKILAN RAKYAT REPUULIK INDONE&IA CATATAN RAPAT PANITIA KHUSUS RUU BIDANG PEflHUBUNGAN ( RUU TENTANG PENERBANGAN ) "rAllUN SIDANG HASA PEHSIDANGAN JENIS RAPAT D E N G A N SH'A1' RAPAT llARI/TANOOAL W A K T U T E H P A T KE'tUA RAPA'r SEKRE'l"ARIS A C A R A II A D I R Anggota-anggota DPR-RI : ·1 Drs. H. Bomer Pasari bu, GH 3 • MuharrnmJ.d Huang, SH 5. J.G. Wowor, SH 7. Ir. TJukas Nanl ohy 9. Dra. Ny. Zrnili Lim Ifada.i tullah 11. Drs. Soedarmadji i ). Ombun Gimatupang 1 5. .J .H. Jumo.rjono 17. Dra .• Djumja.tni GG 1991 - 1992 III : Rapa t Pani tia Kerj a ( PANJ A) 4 Pe•e ri n tah/ Dirjen Perhubungan Udara Tertutup 1 Kamis, 9 Jahuari 1992 I 09 00 ';/IB I Etadartha. Gam.i ti I : Gedung HPR/DPR-RI Jakarta 1 Ir. H. Anwar Datuk: Ors. Hoh. Siddiq Sutomo : llelanjutkan acara. rapa.t tanegal 8 Ja.nuari 1992. : Anggota-anggota DPR-RI - 17 dari 18 Anggota tetap; dari 1 Anggota pengganti. 2. 8undoro Sya.msur;f. 4. Ir. H. Anwar Datuk G. Toto !Iudjiharto, BL\. 8. Ir. H •. Puteh ,mm 1 o. Drs. Doedar.i13.dji 12. 8 o e s e n o 14. 'dilly Kairupan 16. M. D i r a n 1 s. rr. \Jma.r Bua.t1z 19. •••••••••••••

( RUU TENTANG PENERBANGAN ) - DPR RI

Embed Size (px)

Citation preview

BELUH DIKOUEKSI ..

D&:WAN PliHWAKILAN RAKYAT REPUULIK INDONE&IA

CATATAN RAPAT

PANITIA KHUSUS RUU BIDANG PEflHUBUNGAN

( RUU TENTANG PENERBANGAN )

"rAllUN SIDANG

HASA PEHSIDANGAN

JENIS RAPAT

D E N G A N

SH'A1' RAPAT

llARI/TANOOAL W A K T U

T E H P A T

KE'tUA RAPA'r SEKRE'l"ARIS

A C A R A

II A D I R

Anggota-anggota DPR-RI :

·1 • Drs. H. Bomer Pasari bu, GH

3 • MuharrnmJ.d Huang, SH

5. J.G. Wowor, SH

7. Ir. TJukas Nanl ohy

9. Dra. Ny. Zrnili Lim Ifada.i tullah

11. Drs. Soedarmadji

i ). Ombun Gimatupang

1 5. .J .H. Jumo.rjono

17. Dra .• Djumja.tni GG

1991 - 1992

III

: Rapa t Pani tia Kerj a ( PANJ A) K~- 4 Pe•e ri n tah/ Dirjen Perhubungan Udara

Tertutup

1 Kamis, 9 Jahuari 1992

I 09 • 00 ';/IB

I Etadartha. Gam.i ti I : Gedung HPR/DPR-RI Jakarta

1 Ir. H. Anwar Datuk:

Ors. Hoh. Siddiq Sutomo

: llelanjutkan acara. rapa.t

tanegal 8 Ja.nuari 1992.

: Anggota-anggota DPR-RI

- 17 dari 18 Anggota tetap;

dari 1 Anggota pengganti.

2. 8undoro Sya.msur;f.

4. Ir. H. Anwar Datuk

G. Toto !Iudjiharto, BL\.

8. Ir. H •. :~bdullah Puteh ,mm

1 o. Drs. Doedar.i13.dji

12. 8 o e s e n o

14. 'dilly Kairupan

16. M. D i r a n

1 s. rr. \Jma.r Bua.t1z

19. •••••••••••••

- 2 -

19. l·~uhamm:;.d Yusuf Husin 20. Hy. Djailinar 00tomo,

21. Dr. ;1. Gyafey Ali Gumay

1. Za,inuddin ~1ika.do Dirjen Perhubunc;an Ud?..re., didamp:i.nc;i :

2. Soebagijo '~' Kepala. Jiro Hukum (1- Hub. I.1uar ~T,_~.:_;~ri,

·Jh.f - star.

••••••••

.. 3 -

KE1·uA ttAPri· :

Assalamu'alaikum Wnrohmatullani Wabnrokatuh. Saudara-saudara peserta Ropat Panja, baik dori Fraksi-fraksi

, maupun pihak Pemerintan, dari laporan Sekretariat yang hadir teloh memenuhi korum y.aftu sejumlah 13 dari 25 Anggota,

don aemua FraKsi juga telah had.ir. ..oko sesuoi dengon To­ta Te1'tib dengon mengucapKon Bismillahirohmanirrohim, Rapot. Panjo ko­mi bUka don kami u.yo'takan tertutup.

Saudoro-souctaro seaaliau pau.a pagi hari ini, kami fli1;,ugasiil.:on un­tuk memimpin ropat Paujo ini koreno beuerapa anggota Pimpinan moupun Anggota Panja JUID sedang melaksmuikan -cugas yang dioerikon boik oleh Fraksi maupun oleh Komis! masing-mosing.

Soudara-souctora sekolian, oerhuou.ug oaa masaloh yang cukup Kami anggop prinsipil mengenai Tata TertiD, Ropat·PanJa poda pagi hari ini kami ingii1 meminto kesedioon semen"aro untuk mengadokon loooy, yait.u ant,ora t-'roksi FKP, AJ:ttI, .Lt'PP, .tt·PDI maupun dori Pemerin'tan tentang Ta-

~a Tertib yang perlu komi kiro sebelum kito memulai ropat Ponja in!, sehingga dengon demikian Kita dapot memenUhi persyaratan-persyoratan Tata TertiD Clan Ketentuan undang-undang yang berloku untuk penyusunan t1ap KUU di DPR in!.

Apokah usul kami in! dapot diterimo ?

RAPAT SETUJU

Terimo kosih, jodi ropnt kami skors untuk mengadakon loboy se­bentar. Jodi komi mohon kesediaon d ari FK.P, .lt·.ABRI, FPP don tt·PDI ber­sama Pemerintab untuk mengadakan loboy di Samit! III, don komi tunda rapat in! untuk kurong leoib 30 menit. Terimo kasih.

Rapat diskors jam : 0?.25 - 10.10 WIB.

Kami seperti tadi teloh dikemukakon, telah mengadakan loooy oer­sama-sama Frakai•frakai PKP,~·.~I, FPP mauptin FPDI moupun oersomo -soma dengon Pemerintah don kita telah aepakati nanwa aidong Ponja P.2 do poi! hari ini k1to tunda sampai dengon jmn 14.00 sambil menunggu kehodiran dari Soudara Dirjen PerhubUngan Udaro yong kebe~ulan poda pagi hari in! ditugaskon oleh Menter! dan deportemen yang bersongkuton untuk menerima MD-11 sehingga beliau tidak dapat hod.ir bersoma-sama kita don dapat nadir pada jam 14.00 siang. Apakah in! dapot diterima?

( HAPAT:SETUJU )

Terimo Kosin, dengan demikian Rapat Ponja kami tutup kembali don kami tunda sampai dengan jam 14.00 siang, terima kosih. Wassalomu'olo.!, kum Waronmatullahi Waoorokatun.

Rapat diskors jam : 10.15 - 14.00 WID.

Ja.udara. ••••••••••••

- 4 -

Soudaro-saudaro Anggota Panja, saudaro-saudara Dirjen don sel~h jojorannya yang mewakili Pemerintah, para hadirin yang hormati, dengan i~i sesuai dengon kesepokatan kito jam 14.00

depan kita telah menunjukkon jam 14.00, maka dengan ini Rapat ~D!!. ja kami buka kembali setelah kani tunda tadi tmtuk dimula1 jam

14.00 siang, dengan ini rapat kami buka dan kami nyatakan tettutu untuk umum.

Saudara-aaudora·sekolian, kita teruskon Rapat Panja yang te­lah kita selesaikan yaitu kemorin kita telah selesaikan sampai de ngan Pasal 2 halaman 6. Dari surat atau basil pembahasan yang te: lah disampaikan oleh Sekretariat pado kami. Kami ingin menonyokan pada Pemerintoh apakah dari pihak Pemerintoh telah menyusua usula!! usulon perubahan Un.tuk kita dibahas di Panja sesua1 dengon hosil pembahoaan daripada Froks1-fraks1 yang lalu, aebab kemarin kita baru terima sampai dengan dokumen nomor 3 yang sudah kita selesa!, kan. Kami ingin menanyakan kepada Pemerintah kami persilohkan.

Assalamu'alaikum Warohmatulllahi Wabarokatuh. Yang kami hormati .Ketua Panja, rekan-rekan dori .t'raksi Karya

Pembangunan, Fraksi ABRI, Fraksi Persatuan Pembangunan dan Fraksi PDI, hodirin sekalian yang saya hormati.

Pertama-tama dengan kerendahan hat! kami mohon maaf bahwa b.,! berapa hari 1n1 tertanda pelaksanaan daripada Panja ini, namun tio -da maksud untuk memperlambat, namun karena kQmi mendapat tugas un-tuk menerima ~esr;.rwat pertama MD-11 dari Amerika Serikat yang diop!. rasikan oleh Garudo, oleh karena itu kami sekali lagi mohon maa! don tadi apabila ad3 usulan yang perubohan &Utltu pembohasan, kalou tidak salah _ . . . dibagikon nanti kami persilahkan Pok Ba-gio untuk menyampaikan, terimo kosih.

PEMERINTAH (BAGIO) i

Bapak Pimpinan,· Ibu. don Bapak•bapak yang kami hormati, Assa­lamu' aloikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Melaksanakan penugaaan dari Bapak Direktur Jenderal Perhubuns_ an U~ara, apabila kam1 tidak salah, maka kemarin sekironya belum mohon maat sebentar akan disusulkan, telah kami bagikan sampai de­ngan Pasal 12, mohon diperiksa barangkali. Dan smnpai dengan Pasal 12 don seperti juga kemarin telah kmn.1 jelaskan bahwa apa yang di­rumuskan oleh Pemerintah ini sekali-kali bukan bermaksud menyampa! kon suatu usul yang sudah tuntas, akan teta~i ini adalah mencoba

merangkum ••••••••

- 5 -

merangkum, jadi ini mosih meru.pakDll satu usaha untuk merangkum apo yang telah disampoikan oleh berbagai Frakai dan bahkan ju-ga kami menjelaskon kemarin dulu bohwa tidak mustahil nonti d,!! lam pembohasan ini Pemerintoh sendiri akan menyampoikan beberapa perubahan atas dratt yang seka~ong ado dihadapan Bapak-bapak yang komi hormati.

Jodi ini adolah suatu uaaha untuk mempermudah pembahasan, dengan pos1s1 yang demikian kiranya dopat diterimo sotu sumbang saran dari Pemerintah mengenai pasa-pasol yang sud.ah dicobo untuk dapat ditmnpung don disana-aini .memang ado beberapa penyempurnoon perubohan-perubahan dori apa yang telah disampaikan oleh keempat Fraksi pada waktu kita membahas didalam Ponaus yang lalu, terima kasih Bapak Pimpinan.

KETUA :

Terima kasih, jadi kami kira semua Fraksi telah memperoleh dokum.en 3/U/Selaaa/07192. Baik, kalau begitu kita muloi dengan Pasal_3, kami serahkan pada Pemerint\lh untuk membocakannyo, kami persilahkan.

PEMERINTAH (BAGIO) I

Bapak Pimpinan, Ibu dan Bapak-bapak, kami kembali ditugaskan untuk membacakan, akon kami bacokan "penerbongan diselenggarakan dengan tujuan untuk m.ewujudkon penyelenggaraan jnsn nngkuton udo­ro yang selamat, oman, cepat, lancor, tertib dan teratur, nyoman don etiaien menu.njang pemerataan pertumbuhan don atabilitns serta sebagai pendorons penggerak dan penunjang pembangunon nasional d.! ngan bioya yang terjangkau oleh daya beli masyorakot".

Ijinkan kami menyampoikan tambohan penjelasan bahwa yang di­maksud "biaya yang terjangkau• disini odabh tentunyo untuk oleh pengguna pada tahap s ekarang, oleh pengguna langsung dari pener­bongan atau jasa angkutan udara itu, walaupun sebogai sesuotu yang ideal dibelakang hori tentunyo d±usahakan agar bukon hanya angku­tan udara topi juga semua jenis ongkuton !tu kiranya dapot terjan£ kau oleh doya beli masyarakat, sesuai dengan apa diamanatkan dolam GBHN. Terimo kasih.

KP:J.'UA :

·rerima kosin. A.am! 1ng1n mendapat t.anggopan dari .r·raKsi-ira.Ksi don kalau sekiranya ini teloh memenuhi hosrat dan keinginan daripo­do Froksi-fraksi, kami juga mohon persetujuonnya komi persilahkan dari Froksi FKP.

FKP (WOWOR) : •••••••

- 6 -

FKP (WOWOR) :

Soudara Pimpinan, pertama tentunya terima kasih kepada Pe­merintah yang telah memberikan penjelasan berkenaan dengon Pasal 3 ini, yang mana menurut hemat kami mem:mg betul ado yang tel:::ih tercakup dari DIM kami didalam Pasal 3 ini tapi ingin kami inga! kan kembali pada woktu kito membahas hal ini memong dari pihak Fraksi Karya juga mempermasolahkan pada waktu·itu yaitu mengenai pengertian penerbangan ini sehingga pada waktu !tu kita memerlu­kan dibandingkan untuk kita mendengarkan seorang Pak.or Hukum pa­da waktu itu. Dan dalam hal ini tentunya berkenaan dengan Pnkar Hukum ini juga ado kaitonnya dengan pertanyaan dari Fraksi Karya Pembangunan, yang mono pada waktu kemarin pembahasan Pasal 2, P!!. do waktu itu oleh Pemerintah dijelaskan mengenai asas sabotase, sedangkan yang kita ingin permasalahkan justru pada kesempotan ini dalam Pasal 3, sesuai dengan DIM kami yaitu mempertanyakan, karena bagi kami Fraksi Karya Pembangunan justru Pasal 3 ini bo -nyak kaitannya mengenai Cabotasenya sehingga kami ingin dalam hal in! mendapotkan ketegasan, berkenaan Cabotose ini, yang mono juga sete.lah kita dengar dori seorang pokor dalam hol ini seorang ibu, Ibu Mike mengatnkan memang jangonlah cepat-cepat kita, dalom hal 1n1 membuka dir1, kito tidak membuka saja, pasti dibuka ber­kenaan dengan ~abotase ini.

Oleh sebab itulah, selain apa yang teloh disampaikan oleh Pemerintah kir:mya mendapot perhatian kita bersama, berkenaon dengan sistim atau asas.cobotase ini.

Sementaro demikian Saudara Pimpinon dan terima kasih.

KETUA :

Terima kasih, jadi dari p~hok FKP ingin menambahkan asas sa­botase didalam Pasal 3 ini.

Baik, terimo kasih, persilahkan Fraksi ABRI.

F.ABRI (OMBUN S.) I

Terima kosih Saudara Pimpinon don kepoda Pemer1ntah juga yang

telah memberikan sumbangan mengenai penyempurnaan pasal-posal yang

menyangkut Bab II yaitu Asas don Tujuan. Kalau kita berbicora mengenoi Pasal 3, memang tidak bisa lepos

daripada substonsi yang beroda poda Posal 2 don dengan sendirinyo juga Pasal 3 ini dan Pasal 2 tidak biso lepas sebetulnyo pad.a hake­kat pembuatan Rancangan Undang-Undang ini.

Jadi •••••••••

- 7 -

Jodi kolou disebutkan d1dalam Posal 3 longsung kepada pe­nerbangan aiselenggarakan dengon wujud dengon tujuan don sete­rusny a, kami bisa mengerti bunyi dari Posal 3 in! seponjang yang menyangkut masoloh angkuton udara atau .trDJ'.Sportasi udara namun sebogaimana kami utaraltan berkoli•koli don kita sudah S! pakot bahwa sebetulnyo undang-\lndang ini odolah m.engganti un -dong-undang Penerbangan yong mosih berlaku hingga sekarong yang sifatnya adalah penerbangan yang aengatur keselurubon kegiatan daripada penerbangan itu aend1r1 antaro lain angkutan udaro. Jodi kalau kito lepaskan asas daripado apa yang tertuong dalom undang-undong yang lama yang mengartikan itu penerbangan secara makro, moka rosanyo terlalu lepas daripada, sebetulnyo maksud daripado tujuan pembuatan undang-undang itu sendiri. Jodi dar1 semula sebetulnya dari Fraksi ABRI osas dan tujuan itu JlPOkoh tidak seyogyanya disebut dulu asaa yang bersi!at makro yang bi -sa mengacu kepado keseluruhon daripoda kegiatan penerbangan itu baru kito mosuk kepado posal yang san~ot spes1f1k yang okan di­atur dalam merancang undang-undang in! secora men.detail yoitu menyongkut masalah transportasi udaro yang kolli sebutkon sebe­tulnya didalam Pasal 3 dolam DIM maupun dalmn perubahan yang telah disampaikan beberopa bulan yang lalu yang berbunyi seba­gai berikut: "ongkutan udara sebogai salah satu kegiaton pener­bangan" !tu terus, 1n1 sudah menjurus Pasal 3 ini aebetulnyo ke -pada transportaainya, tetopi Pasol 2 ini nompaknya terua lang-stmg aaas yang digunakan didalom rangko transportosi, sehinggo sebetulnya kami mohon moat kepada Pimpinan bukan ktmi membota!. kan opo yang kemarin tetapi ingin mengingatkon bohwa sebetulnya kita membuot Rancangon Undang•t.Jndang renerbangan yang si:f'atnya makro aehingga kalau nanti aebelwn keterlanjuran maka asas yang bersitat makro itu aet1dak-t1daknyo biao tertD11pung, tidok ha­nya menyangkut masalah transportaai udaranya tetap1 juga asos yang m.enyangkut penerbangan secara mokro.

Jodi rumuson daripoda Pasal 3 dengan pendohuluan banwo angkutan udaro aebogai solah satu kegiatan penerbongon d!selena garakan dengan tu~uon dan sebagainya don juga sekoligus menam -pung daripada yang dismnpaikon oleh Fraksi-~roksi lainnya, kot~ konlan p·ada saat in! dori Fraksi Karyn barang~ali asas sabotase yong m.emberikan. peluang borongxali untUk didiskusikan, sedangkon kami masih beri· komentar mengenai biayo yang terjangkau ini, me­nurut komi masih perlu Pemerintah memberikon penjelosan lebih jouh korena kami merasa bahwo ini masih banyak mengundang perto­nyaon apa yang d1musud "terjangkau" yang kaya bagoimona terjar-

terjangKau ini ••••

~ (

- G -

terjongkau ini karena seperti kita ketahui don kita sudoh sepg koti bahwo seoetulnya Dahwa penerbangan adalah suatu hignt ~ec! nology, cepa~ yang membutuhkon barangkali juga Derkemuong menj~ di padat modal don lain seoagainya yang semuany'a ini sebetulnya mencerminkan bioya keterjangkauan sangat relatif; tetopi seba -gai rokyat komi sangat setuju bohwa semuanya penerbongan in! nan -ti semua rakyat bisa naik pesawat dengan biaya terjangkau satu

.idaman yang songat ideal, komi songat setuju in! tetopi didalam woktu barangkali yang bisa diatas oleh Pemerintah dalorn pengatu -rann.ya lebih lanjut oleh karenanya kami ingin penjelason darip.,g, da Pemerintah maksudnya dengan biaya yang terjongkau in!.

Demikian sementara dari Fraksi ABRI tap! untuk lengkapnya rekan kami akan menambah, terima kasih.

F.ABRI (WILLY K.) s

Terima Kasih atas kesempa~an yang diberikan kepoda Kami Khususnyo untuk menambankan seoenarnya apa ynng telah dikemu.k.!!. Kan oleh pemoicora sebelumnya i1d. . ~

A.ito tad! telah muloi bicara dengan dibacakonnya oleh P,! merintah mengenai Posal 3 • .K.omi terKait.. poda pembicoraan juga yang sudah diKemUKaKan oleh Fraksi ABHI mengenai, memnanos lo­g! mengenai Pasol 2, sebuoungon dengan nal in! kami mengnarop­kan aga~ apa yang ki~a sudah bicarokan kemorin "tanggal 6 Janu~ ri 1~~2 agar !tu betul-betul Derloku, sebat> jangan sampai opa yang ki i,a sudan dipu-cuskau kemari11 1 tu menjoct.1 mentan log!, in! nol-nal yang kami ingin tegaskan juga, sehingga bukan oerorti dengon tidok kenadironnya Saudara llirjen Perhubungan udoro Kems rin oahwa Kita Kemarin itu nanya dicara-oicora saja top! mesti­nyo ado mempunyai keaosonannya, kami Kira ini suatu ~ambohon 1.1!! tUK dikemu.k.akan pact.a Soudara Pi~pinan agar apo yang Kita sudan oicaraKan kemarin !tu betul-be~ul sesuo1 dengan Tata Ter~io yang sudan ki~a sepaKa~i ~adi. Terima kasih.

KETUA I

Terima kaaih dari Fraksi ABRI, ini kolau komi biso tongkap bahwa pertama dari Froksi ABRI menginginkan bahwa kita berbico­ra pertama kali adolah menyangkut mosoloh penerbangon secara ~akro, sedangkan apa yang tertuang didalam Paaal 3 in! menyang­kut masolah mikro. Jodi sebelum kita meningkatvke masolah mikro, masaloh makronya horus kita tuangkan dulu, bagaimana, in! jugo menyangkut dengon Pasol 2 yang kemarin. Kalau ini kita bicarokon

berorti ••••••••••••

- 9 -

berorti Pasal 2 kemarin juga harus diadakon penilaian kembali sedongkan tadi dari pihak yang Bapak ABRI selain mengatakan bahwa yang kemarin tetap. Jodi kami ingin mendapatkan auatu kepastian dulu dari Fraksi ABRI kira-kira bagaimana masalahnya, kami persilahkan.

F.ABRI (WILLY K.) :

Mungkin ingin komi tambabkan penjelasan, seperti diteta­hui bahwa kita kemarin pada umumnya sudoh membahas butir-butir sampai dengan butir 18 don kito sudah muloi dengon Bob II.

Kita mengetahui don menyadari bahwa Saudara Dirjen ~ernuoungan Udara itu memang tidak lepas dori kesioukan-ttesibukan, sehinggo t:Mtliau !tu diperintahkan oleh Saudaro Meni;eri untuk mewaKili be -liau dalam rongtca menerima pesawat in!, demi untuk lancornyo kegiatan·-kegiatan kita jtiga sudah melaksanakan rapa·t.. Pouja ke­marin yang dalam hol ini diwakili oleh Pemeriritah juga, kita mengharapkan agar apa yang kita sudab bicorakan kemarin itu be­tul-betul tidal lag! dibahas kembali karena nan~iuya aKan dolom Timcil a~oupun Timus, ii;u yang kom.1 moksudkon muugkin salon pe­ngeri;ian sajo.

KETUA :

~erima kasin, ~adi kalau yang menyongtcut masalah sari atau i;idak Sall Kami Delum memoicaro.kan mosolah i"tu sekorong knreno 't.oai k.1 i;o telah acta tcesepokoton dian·~aro ti·raKsi-xroksi don monon maax sekali lag! oonwo nanti kito akan •emoicarakan masalah !tu dengon Pimpiruw. J aCli soya Kira .K.1 i..o t.idok mempermosolahkon mos a -lan ii;u sekarang.

Supoya ki~o oeroicara dulu seKarang Posal 3, jadi pasol-posal yang laii1 nau~i ki i;a akan selesaiitan i 1:.U na1.fti dengan Pimpinan sementara untuk menyelesaikan aasalah~dtu. Topi yang ingin kmni, yang kami tangkap tadi dari pembicora pertama dari Froksi ABRI yaitu bahwa masaloh penerbangan secaro makro. ini yang dipersoal­kan untuk dopot betul-betul iai daripado apa penerbangan secora makro itu asas-asasnyo. Saya kira itu yang inti doripada persoolon dan tegasnya kira-kira asas apa yang ingin dimosukkan dolam !tu, itu ingin juga kami tonyaknn.

F.ABRI (OMBUN S.) :

Terimo kosih Saudora Pimpinan Rapot. Jodi sebagoimona dite­rangkan oleh Pinapinan Rapat memang benar sekali bohwa Posal 3 don

Posol 2 •••••••

- 10 -

Pasal 2 yang kebetulon 1n1 dicakup dalammtu bab yaitu Asas don Tujuan memang tidak bisa terpisahkan aatu dengan lain pasal 2 Pasal 3 karena ini akan mencerminkan sebetulnyo nanti penjabar­an doripodo pasal-pasal secara keseluruhan.

Jodi memong didalom Pasal .3, kolau ktmi katakan tadi memang masih terlolu mikro sifatnya itu mengatur kepada seluruh kegiaton angkutan udara dalom rongka penerbangan secara makro, memang ini sudah memadai walaupun masih ad.a hal-hal yang perlu kito pertim­bangkan saron~saran misalnya yang sud.ah kita dengar adalah dari Fralasi Karya pada saat ini, namun kolou kito kaitkan Pasal 3 de­ngan Posal 2 memang masih perlu pemikiran lebih jauh karena osas yang digunakan masih nampaknya menurut Fraksi ABRI masih perlu dipertimbangkan kembali, sebab kalau kita ingot kembali Pado Pa­sal 2 memang ini masih perlu dibicarakan di tingkat Tim yang bisa membicarakan apokoh osas ini sudah ·persis betul, begitu.

KETUA :

Ingin kami tonyakan, kolau k.urang apa kurangnya,

F.ABRI (OMBUN S) :

Terima kasih, jadi yang kami lihot dari saran dori Froksi ABRI memang hanyo sotu asas yang perlu Ki'l .. a 1,,amcahkan yaitu osos keselamatan dan keamanon. Ini sudan meucerminkan menurut pendopot kami oahwa itu sebetulnya mencerminkan kepado keseluruhnn daripa­da penerbangon secara makro, sehingga ini juga kalau dilaitkan d,!

ngan konvensi-konvensi pada tahun bO-an yang di ToKyo, di Mon~reol, di Hen ttag ya.ug diratisir juga dengan Undong-undaug 11omor 4 Tanun 76 Tentang Kejahatan di udora dan lain sebogainya ini sangat ber­kai tan dengon asas keselamatcm. dan keomanan, oleh karenonyo sebe­lum kita masuk kepado Bab III sebetulnyo osos don tujuan ~tu le­bih jelas kalau kita masukkan didalam Pasol 2 itu hal-hal tersebut sebogai osas.

Demikion tambahan dan terima kasih atas kesempaton bolak ba­lik 1ni, terima kasih.

KETUA s

Terima kasih, jadi kami kira sudah.

Bukan soya . Membela. Fraksi soya, kemarin di Pasol 2 itu akan dimasukkan ke Timcil atau Timus topi juga odn mosoloh

satu •••••••••••

- 11 -

satu keselamatan don keamanon okon dibicarakon disana kalau ti­dak salah. Jadi kalou menurut soya Pasal 2 itu sudah diterima untuk masnlah keselamat:Jn don keamonan dibicarakan di Timus, ja -di mohon maa.t' mungkin agak telmi, karena sudah keno check Up. Jadi Pasal 2 itu sudah keselamattl!l dan keamonan sudah diterima dimas:ukkan didalam, ya nanti di Timus itu, sekorang jangon mun­dur lagi ke Pasal 2, moaf Pak.

KETUA. I

Baiklah, mungkin kami yang juga telmi kalnu kemarin kareno Pimpinan Pok Bomer. Jodi.di Paaal 2 memang menurut keputuaon k!, morin kGll1 bacakan "catatan, memperhatilcon ueul Froksi ABRI ten -tang asas keselaaatan don keamanan d1tampuna d1 pen~elaaan pasal 1n1, peabahaeannya diaerahkan kepada Timus•.

Ini catatan yang ditanda tangoni oleh Saudara Sidik.

F .• ABRI (OMBUN s.) s (Interupsi)

Ini yang menjad.1 hambatan bag! Fraksi ABRI, koreno poda P•! bicaraan kemari~ sebetulnya dari kmni aenyompoikon di Tim Kecil, tetapi yang diketok Timus, kareno komi mendengor yon seperti itu karena dipen~elda·an yang sebetuleya harws tU.substanai di pasal.

Demikion.

KETUA :

Kmni persilahkan dari FPP •

• ~· ! .....

FFP ••••••••••

- 12 -

H.· UMAR BUANG ( F PP l : Asslamu 'alaikum .larahmatullahi ·vvabarakatuh, Terima kasih Pimpinan dan rekan-rekan Panja serta Sau­

dara Dirjen denganmluruh jajaranny0 •

Pertama, terima kasih kepada Pemerintah yang telah me­rangkum dari DIM-DIM Fraksi namun setelah kami lihat rang­kuman itu masih memerlukan penyempurnaan karena belum ter­alrnmodir keseluruhan dari DIM-DIM yang telah diketengahltan. Pert2ma yang ingin saya tanyakan kepada Pemerintah justru pada konsep :perto.ma ini di dalam RUU ini yang pertama "pe­nerbangan merupakan salah satu moda" tetapi setelah dirang­kum menjadi "penerbangan diseleiaggarakan" kata ''merupakan" hilang. Apa maksudnya itu ? Kedua, pada waktu kita membicarakan RUU Penerbangan ini su­dah sepakat pada dokumen 2 tanggal 29 Nopember 1991 bahwa setelah kita merampungkan dua RUU yaitu Perkeretaapian dan LLAJ disamping kita juga sudah mempunyai dokumen yang pen­ting Sistranas, kesemuanya sudah sepakat bahwa kita juga akan mengacu kepada apa yang sudah kita hasilkan"l:'ersama. Jadi untuk memperlancarkan pembahasan-pembahas8 n selanjutnya. Untuk itu Saudara Pimpinan, di dalam DIM kami ini di dalam RUU yang diamanatkan oleh Bapak Preslden ini kami ingin me­nambah yaitu "serta mempererat hubungan antar bangsa". Ini di dalam Sistra. juga ada LLAJ dan sebagainya juga ada. Yang kedua juga sudah dimasukkan di dalam konsiderans Menim­bang, ini "hubungan antar bangsa". Yang kedua yaitu "yang terpadu dengan moda angkutan lainnya". Di sini belum terlihat sehing~a pada waktu .itu kami mengusul­kan di dalam DIM kami yai tu : ''Penerbangan merupakan salah sa­tu moda perhubungan yang terpadu dengan moda angkutan lainnya ••• dst", ini terus ditambah lagi :"dalam rangka menunjang pe­merataan, pertumbuhan, stabilitas, dan sebagai pendorong/peng­gerak pembangunan nasional serta mempererat hubungan antar bangsa."

Demikianlah Saudara Pimpinan,sehingga kami masih tetap menginginkan agar di dalam Pasal 3 ini untuk azas dan tujuan ini perlu dimasukkan di dalam Pasal 3 ini tambahan kata ''mem­pererat hubungan antar bangsa" dan "yang terpadu dengan mo­da angkutan lainnya ••• dst" seperti yang kami bacakan.

Terima kasih.

K.ETUA . • • • •

- 13 -

KETUA :

Terima kasih, kami persilakan Fraksi PDI.

DR. M. SYAFEY ALI GUMAY ( F PDI ) :

Teri~a kasih Pimpinan, saudara yang mewakili Pemerintah, Saudara-saudara sekalian, kalau melihat pada DIM Fraksi kami sebetulnya apa yang diajukan oleh Pemerintah tadi sudah ter-

. tampung semuanya. Namun mengingat pada dua RUU yang telah ki-ta sepakati walaupun mungkin aBas memadukan moda trans-portasi lainnya itu prioritasnya lebih kecil di Penerbangan ini, kami ingin supaya konsisten dengan RUU yang telah kita buat dan)sesuai dengan Sistranas juga tetap dimuatkan. !tu sa­tu.

Kedua, kami juga terus terang saja sangat tertarik kepada usulan · ~

d.a l;>o.tag e Saudara dari Fraksi Karya Pembangunan tentang asas

sehingga walaupun kelihatannya punya Fraksi PDI sudah tertampung semua kami tetap tertarik dan membuka di­r i untuk menerima usulan tambahan dari Fraksi Persatuan Pem­bangunan tadi.

Terima kasih.

KETUA :

Terima kasih, setelah kita mendengar semua usul-usul tam­bahan, keinginan-keinginan dari Fraksi, kami mohon dari Peme­rintah untuk dap8 t memberikan t 8 nggapan.t

PBMERINTAH :

Bapak Pimpinan, Ibu dan Bapak.-b8 pak, kami ditugaskan un­tuk memberikan penjelasan.

Pertama, mengenai ~asal 3 ini sendiri ada baiknya kami je­laskan bahwa rumusan yang diajukan atau sumbangan rumusan ini adalah dikaitkan dengan pengalaman dalam RUU Perkeretaapian dan RUU LLAJ. Jadi tidak persis sama dengan apa yang ada di dalam DIM halaman 13. Jadi di sini memang sudah lebih terinci karena sekali lagi kami menggunakan itu. Nann.i.n demikian kami juga mo­hon pertimbangan dari keempat Fraksi, apakah kita akan membuat rumusan yang umum ataukah kita menggunakan pengalamap dalam RUU LLAJ. Pada dasarnya dapat kami laporkan bahwa Pemerintah­pun tidak keberatan kalau misalnya kita sepakat semua rumusan yang umum. Kami dari awal menjelaskan bahwa memperhatikan ru­musan-rumusan, saran-saran yang dikemukakan, juga pada waktu itu ada satu tambahan dengan roemperhatikan Sistranas dan mem­perhatikan RUU yang telah kita sepakati.

J;lemikian ••••

- 14 -

Demikian, Bapak-bapal~ dan Ibu-ibu, Pasal 3 i tu kalau mau kembali rumusan umum, jadi kita mengabaikan konsensus dalam RUU LLAJ tidak apa-apa, nanti kita rumuskan yang umu misalnya seperti yang disarankan di dalam halamun 13. Namun kalau l{i ta ingin meneruskan pengalaman dalam RUU LLAJ maka ini kami telah m,encoba untuk merumuskan.

Barangkali sebagai urun rembug walaupun m\1118kin kurang tepat, Pasal 2 dan Pasal 3 itu dapat kami pahami bahw-a itu ada­lah satu kesatuan, satu nafas yang perlu disatukan. Karenanya apabila diizinkan, tetapi mungkin ltami mendahului karena menge­nai yang kemarin belum kita bahas,l Mungkin jalan keluar yang lain mengenai Pasal 2 dan Pasal 3 kita bahas nanti sebagai sa­tu kesatuan di dalam Tim Kecil barangkali Pak, jadi tidak di dalam Tim Perumus, memang keputusan kemarin di dalam Tim Pe­rumus tetapi barangkali ini.sebagai suatu tawaran, bukan tawar­an Pak, suatu sumbangan pemikiran mencari jalan keluar begitu, ini barangkali bisa di dalam Tim Kecil sehingga dengan demikian Pasal 2 dan Pasal 3 n8 nti dapat menjadi satu kesatuan, tidak seakan-akan terpecah•pecah, begitu Pak. Nanti yang mana yang dipilih rumusan Pasal 3 yang pendek misalnya yang ada pada ha-1 aman 13 kamipun sudah siap. Kalau yang dipilih yang pendek k2 mi sudah siap Pak, kalau yang dipilih seperti ini.LLAJ kamipun juga akan siapkan. Saya kira dengan demikian barangkali kita dapat menyelesaikan apa yang kita bahas pada hari ini.

Terima kasih.

KETUA :

Terima kasih, Pemerintah telah membuka diri, malah menya­rankan secara simpatik bah~a Pasal 2 dan Pasal 3 memang ada mempunyai kaitan satu sama lain. Kedua, mengusulkan 8 gar Pasal 2 dan Pasal 3 dibahas secara satu kes8 tuan di dalam Tim Kecil (Timcil). Dengan demikian yang kemarin dikatakan Timmus ini apakah Saudara-saudara menyetujui untuk dibahas dalam Timcil.

Setuju '?

DRS. SOEDARMADJI.( F KP) : Sebetulnya untuk memberikan persetujuan dan tidak perse­

tujuan itu tidak terlalu sulit, jadi bisa saja itu baik ya itu yang kita pakai. Namun mungkin ada hikmahriya kalau toh nanti dari Fraksi kami juga memberikan persetujuan tetapi hikmah itu ada. Apa· hikmah yang kita ambil, hikmah yal'!-g kita ambil ada­lah jangan setiap saat lalu kita Ke kiri dan ke kanan begitu, oleh karena nanti tujuannya tidak akan tercapai.

Mungkin ••••

- 15 -

Mungkin yang diajukan oleh·Pemerintah itu baik, jadi iyalah, tidak terlalu prinsip, dibahas di Tim Kecil Pasal 2 dan Pasal 3 menjadi satu kesatuan tetapi kan .lalu agak menyimpang pa­ling tidak dari pada yang kemarin. Ya tidak apa-apa yang kema­rin sudah kita putus sekarang kita bongkar lagi, yang membuat juga kita. Ya tidak apa-apa. Jadi bisa saja Fraksi Karya Pem­bangunan memberikan persetujuan tetapi jangan sampai hal sema­C;,_!In ini menjadi suatu preseden, lebih-lebih pembahasan ki­ta itu dikejar waktu.

Ini saja Bapak Ketua yang kami sampaikan, terima kasih.

KETUA :

Terima kasih atas pandangan dari Fraksi Karya Pembangunan. Jadi materi yang akan kita bawa ke Timcil itu sesuai dengan aPa yang disampaikan tadi termasuk tambahan-tambahan yang ta­dinya diusulkan untuk ke Pasal 3 yang tadi menurut pertimbang­an dari Fraksi ABRI sebaiknya di Pasal 2 karena ini secara ma­kro maupun usul dari Fraksi Karya Pembangunan mengenai "eabo­ta ge" tadi. Saya kira itu m8 terinya yang akan kita bahas, ha­nya di dalam bentuknya yaitu di dalam Timcil. Ini kira-kira yang diusulkan.

Apakah ini dapat disetujui ?

J • G • . .i/O ,'{QR I s . H. ( F KP) :

Saudara Pimpinan, seperti apa yang dikemukakan oleh rekan kami Saudara Drs. Soedarmadji bisa saja dan kami dalam hal ini tentunya tidak mengb1!rapkan untuk kemudian adanya pasang bong­kar, bongkar pasang dan sebagainya. Walaupun demikian Saudara Ketua, tentunya bilamana kita dapat menyetujui untuk Tim Kecil baik Pasal 2 dan Pasal 3 tentunya disertakan dengan substansi yang telah disampaikan oleh Fraksi Karya Pembangunan yaitu b0£

kenaan juga dengan "kabotase n dan juga masih dari Fraksi Karya Pembangunan berkenaan dengan "Kedirgantarc.tan". Karena apa Saudara Ketua, pada wakt~u Pansus sudah banyak ki ta b8rbi­cara mengenai di mana titik berat dari pada ·"Penerbangan" ini. Apakah penerbangankah · , atau titik beratnya kepada ang­kutan. Itu permasalahannya. Kemudian menurut ingatan kami pada

wal\:tu i tu ki ta pending untuk ld ta mendapatkan penjelasan sese­o rang pakar. Sehingga pada w8l~tu itu ada sebutan di8 ntara ld ta yang kita sudah konsensuskan akhirnya jadi penerbangan plus. Itu masalahnya akhirnya. Oleh karcna itulah kami dalam hal ini

,-iuga ••••

- 1b -

juga apa yang dihimbau oleh Pemerintah bisa, dengan catatan apa yang kami sampaikan tadi bailc cab0tage ~dirgantaraan

i tupun akan ki ta bahas dala.m Tim Kecil. Mengapa Saudara Ke­

tua, karena ini juga ada kaitannya nantinya denganPasal 4. Itu mengenai wil~yah udara dan ruang udara.

Demikian Saudara Ketua, terima kasih.

OMBUN SIMATUPANG ( F ABRI ) :

Terima kasih, dari Fraksi ABRI sangat mendukung apa yang

disampaikan oleh rekan kami dari Fraksi Karya Pembangunan yang memang kita mengingatkan kembali bahwa sebetulnya konsensus kita semula adalah azas dan tujuan itu tidak bisa lepas dari pada azas penerbangan plus. Jadi kami dukung apa yang disampai l\.an, apalagi memang tidak bisa dipisahlcan Pasal 2 dengan Pasal 3 walaupun kemarin Pasal 2 nampnknya sudah diputuskan tetapi karena ki ta keµibali membicaral<.an Pasal 3 dengan sendirinya ti­dak bisa lepas juga _·pembicaraan Pasal 3 ini dengan Pasal 2.

·Memang lcalau diusulkan di Tim Kecil menurut kami alasan ini sa ngat kuat untuk bisa diterima.

Demikian dari Fraksi ABRI.

KETUA : Tambahan kami dengan m8 teri yang telah disampaikan tadi.

Baik, terima kasih, dari Fraksi Persc.ituan Pembangunan4

H. UM.AR BUANG (F PP) :

Terima kasih Pimpinan, sebelum sidang ini dimulai kami juga Gudah lobby dengan Fraksi ABHI uri'tuk menambah mengenai kesela~tan dan keamanan. aagi Fraksi Persatuan Pemba-ngunan ini tidak ada masalah, yang penting tidak menyangkut kesejahteraan rakyat. Asal itu ada dokumentasi apakah itu satu konvensi dan apa yang sudah kita ratifikasi dan sebagai­ny8 itu menunjukkan satu bukti· otentik dan tadi sudah kami lih8 t, kamipun tidak keberatan untuk dimasukkan, tetapi untuk Fraksi Karya Pembangunan kami keberatan kalau itu ada mau memasukkan . substansi lain karena tidak ada usulan di dalam Pasal 2. Terkecuali kalau Pasal 3, Pasal 3 memang aari Fraksi Karya-Pembangunan ini diendapkan pada tanggal 9 Nopember te­tapi pada tanggal 11 Desember ini sudah kita setuju untuk di­~anja-kan. Jadi di dokumentasinya itu. Jadi untuk asas ini nanti p8 da Pasal 3 tetapi peda Pasal 2 tidak ada problem Pak, artinya Pasal 3-nya nanti aaas kabotase itu m8 suk di dalam Pasal 3. Jadi Pasal 2 ini Yartg akan kami m8 sukkan di dalam usul Fraksi ABRI mengenai keselamatan dan keamanan.

Terima kasih.

t\.ETUA ....

- 17 -

K~TUA :

Teri.IB.a kasih, dari Fraksi PDI.

DR. K. SYAFEY ALI GUMAY ( F PD! ) :

Karena kalau dari pihak Fraksi PD! sudah tercakup semua tetapi terus terang saja sekali lagi s~ngat tertarik dan me­narik usul dari Fraksi-fraksi yang lain terutama Frallsi Kar­y a Pembangunan dan Fraksi ABRI, kami setuju kalau kedua-dua­nya ini di-Timcil-kan dengan catatan bahwa j 8 ngan sampai men­j 8di preseden seperti kata dari Saudara-saudara Fraksi Karya Pembangunan.

Terima kasih.

KETUA : Terima kasih, ada tambahan lagi ?

J .G. 'llOWOR, S.H. :

Terima k9 sih Saudara Ketua, hanya ingin menjelaskan sa­ja Pak. ·

Bilamana tadi kami katakan bahwa kami ingin masih memaju­kan m8 teri tidak sekali-sekali dari Fraksi Karya Pembangunan menyimpang dari pada DIM. Bahkan kemarin oleh Pemerintahpun p 8 da waktu kita membahas Pasal-2 telah mempermasalahkan kabota- , se dimana kami mengat_akan ben8 r tetapi . kami menempR tkan k 8 botase ini dalam Pasal 3. Tadi telah juga kami sampaik0 n dan dalam hal ini juga telah disampaikan oleh Fraksi ABRI, ini tidak bisa lepas, Bab II ini, asas dan tujuan Yaitu merupakan satu kesatuan. Oleh sebab itulah kami dalam hal ini tetap ber­pegang kepada DIM kami dimana DIM kami m~sih mempermasalahkan mengenai kedirgantaraan m8 upun kabotase dalam hal ini. Jadi sekali-sekali tidak ada maksud kami Fraksi Karya Pembangunan untuk menyimpang tetapi membicaraltan sesuai dengan DIM yang telah kami sampaikan, Saudara Ketua. Kalau ini m9 sih kita per­m8salahkan lagi Ya maaf kita hanya berpegang pada Pasal 3 ka-18u begitu. Kan bukan begitu maksud kami, dus kami dalam hal ini tidak konsekwen lagi. Ini hanYa untuk menanggapi Fraksi Persatuan Pembangunan.

Terima kasih.

KETUA :

Terima kasih, kalau kami eeba mengambil kesimpulan bahwa Pemerintah bersama Fraksi-fr8 ksi dapat menerima bahwa Pasal 2 dan Pasal 3.mempunyai n8fas Yang sama. Itu satu.

Karena •••

- 18 -

Karena ini mempunyai nAfas yang sama, perlu dibahas secara bersama dan ini dalam satu kesatuan dengan memperhatikan tambahan-tambahan ataupun usul-usul dari Fraksi-fraksi ma-s ing-m8sing Yang jelas Yaitu azas kabotase dan kedirganta­raan dari Fraksi Persatuan Pembanb'Ullan, dari Fraksi ABRI mengenai keselamatan dan kearnanan,- dari Fraksi Persatuan Pe_!E.

bangunan meny8 ngkut masalah mempererat hubungan antar bang­sa. dan keterpaduan antar moda. Sedangkan dari Fraksi PDI da­pat menerima dan membuka diri untuk usul-usul ini. Saya kira ini kita serahkan kepada Timcil dengan keputusan itu ? Dapat diterima?

(Sidang : Setuju) Terima k8 sih.

Baiklah, selanjutnya kita meningkat ke·Bab III yaitu menyangkut Kedaulatan atas Wilayah Udara, ini juga diserahkan P 4 kepada Panja, Pasal 5 juga kep8 da Panja, Pasal 6 Panja dengan seluruh ayat-ayatnya.

Kami p2rsilakan kepada Pemerintah untuk dapat menyampai­ltannya.

PEMERINTAH :

Bapak Pimpinan, Ibu dan Bapak-bapak y8 ng kami hormati, di dalam mencoba menyampaikan sumbang saran perumusan baru maka Pemerintah merumuskan : "Negara Republik Indonesia ber­daulat penuh dan utuh atas wil8 yah udara Republik Indonesia." lni kami ingin mengingatkan bahwa perkataan "berdaulat penuh dan utuh" ini merupakan terjemahan dari Konvensi It:~,i\.U' Con­vention, "complet and exclusive'~ i tu di terjemahkan 6..engan "penuh dan utuh" dan pada waktu itu dari Pus.at Pembinaan Ba­hasa mernberikan masukan bahwa "berdaulat penuh" itu sudah cu­kup, tetapi ini kami rumuskan "berdaulat penuh dan utuh" ini adalah tambahan kata "utuh" itu adalah menampung apa yang di­sarankan oleh Frak.si ABRI. Juga kata depan "di" atas usul Fraksi Persatuan Pemba.ngunan itu·telab..-diganti "atas" sehing­ga menjadilah :"Negara Republik Indonesia berdaulat penuh dan utuh 8 tas wil8 yah udara Republik Indonesia"•

Mengenai saran dari Fraksi Karya Pembangunan pada waktu di dalam Pansus telah kita diskusikan pada wa~tu itu, apabila catatan kami benar apa yang dapat kami tangkap adalah dengan rumusan yang baru ini mudah-mudahan juga dapat memenuhi apa yang disarankan oleh Fraksi Karya Pembangunan di dalam halam­an 14 dari DIM y 8 itu Pasal 10 dan di sini menj 8 di demikian.

Terima k9 sih.

KE TUA . • • • •

- 19 -

KETUA :

Terima kasih, kita telah mendengarkan bersama apa yang -telah dis8 mpaikan oleh Pemerintah, kami ingin pandangan da­r i Fraksi-fraksi. Kami persilakan mulai dari Fraksi Karya Pembangunan.

J .G. WO'-/iOR, S.H. (F KP) :

Terima kasih kepada Pemerintah, dengan penjelasan tam­bahan berkenaan dengan Pasal 4 ini. Memang betul pada waktu itu kita telah mendengar seorang pakar bahasa, Pak H.asan da­lam hal ini, yang menyampaikan mengenai permasalahan kita di­mana dalam hal ini Fraksi Karya Pembangunan ingin menc'!:lntumkan selain adanya "wilayah udara" juga adanya "ruang udara". Dalam hal ini perkenankanlah kami ingin menyitir kata-kata da­ri pakar bahasa tersebut yaitu karena ruang udara lebih luas dari wil8 yah udara maka kalau memang wilaya~ udara itu akan di sebut-sebut lagi di dalam Undang-Uhdang ini dengan mengacu ke­pada beberapa undang-undang, pasal dan ayat yang telah disebu! kan dengan sendirinya harus memperlihatkan kesinambungan. Pada waktu itu kami masih ingat kami mempermasalahkan Pasal 4 kami kaitkan dengan Pasal 5, walaupun pada w8 ktu itu kami m8 sih ingat pula dari Fraksi ABRI mengkaitkannya Pasal 4 dengan Pa­sal 6 pada waktu itu. Mengapa Saudara Ketua serta Pemerintah dan rekan-rekan, dalam hal ini kaml ingin menc8 ntumkannya. Sama-sama kita telah mengetahui melalui surat-surat kabar ba­gaimana pentingnya ruang udara ini. Apalagi seorang pakar menga­takan juga, pakar hukum pada wak.tu i tu Ibu Mi~e, memang dalam hal ini ruang udara kalau di Eropa satu negara.dengan satu ne­gara tidak dilaksanakan. Bagi kita sekarang ini apal 8 gi kedu­dukan kita adalah sebagai negara yang dalam hal ini jelas-jelas telah kita sepakati juga pada waktu itu bahkan masih ingat ka­mi ~ adanya lobbying waktu itu bah1-.ra kita . sepakati ruang udara ini sebagai asset n8 sional• Hariya·dalatn hal ini ingin kami rumuskan.berkenaan dengan ruang udara ini karena penting­nya ruang udara ini. Oleh sebab itulah Saudara Ketua, kaml da­lam Panja ini masih ingin mempermasalahkan ruang udara ini. J adi dibedak·an antara wilayah udara dan ruang udara, sekali­sekali bul\an maksud kami ruang angkasa, bukan, tetapi juga pen­jelasan Pemerintah pada waktu ·itu mengatakan sejauh pesawat itu bis8 • Begitu, kami masih ingat itu. Jadi masih dal~ ruang udara, bukan ruang angkasa. Ruang angkasa menurut hemat kami sudah ada ilmu tersendiri dalam hal ini.

Demikian Saudara Ketua, terima ltasih.

K .. ~TUA ....

- 20 -

_'.~ETUA :

Terima kasih, kami persilakan dari Fraksi ABRI.

OMBUN SHL\TUPANG (F ABRI) :

Terima kasih Saud.~ 1 ra Ketua, dari Fraksi ABHI mengenai run1u3an yang terakhir dari Pemerintah mengenai Pasal 4 menu­rut kami sepaauhnya 'bisa menerima v.;alaupun se Lelah mendengar

. d~ri Fraksi Karya Pembangunan mengenai pengertian"wilayah udi:.ira"dan"ruang udara" yang menurut kami memang kita kembali kepada apa yang diartikan di dalam pertemuan kita dengan pa­kar bahwa sebetulnya ruang udara itu ada juga berada di . dalarn wilayah udara tetapi mengenai i>Oal '.batas-b?tas·seperti kita ketahui, tetapi apa yang diinginkan oleh kita tentang wilayah udara dan ruang udara sebetulnya sudah sudah terklaim dalam j 8 rak yang tidak terbatas dengan pengertian apa yang di­berikan pada Pasal 4 in1 sebetulnya sudah sangat memadai. Jadi dari Fraksi ABRI apa yang 4isampaikan Pemerintah kami se­penuhnya menyetujui.

Sekian, terima k8 sih.

KETUA : Terima kasih, dari Fraksi Persatuan Pembangunan.

H. UMAR BUANG (F PP) :

Terima k8 sih Pimpinan, dari Fraksi Persotuan Pembangunan setelah mendengarkan dari Pemerintah setelah m~rangkum~DIM-DIM Fraksi juga kami perkuat dengan setelah kita mendengarkan apa yang diketengahkan oleh pakar,-uR.tuk itu Pasal 4 kami meneri-

Terima kasih.

KETUA : Dari Fraksi Persatuan Pembongunan dapat menerima. Dari

Fraksi PDI ? DR. M. SYAFEY ALI GUMAY (F PDI) : Terima kasih, dari Fraksi FDI sesuai dengan·DIM kami te­

tap menyetujui pada usulan yang baru. , KETUA : Baik, terima kasih, jadi apa yo.ng disampaikan oleh Pemerin­

tah sebagai hasiL dari pada usul dari rekan-rekan Fraksi, 3 Fraksi dapat menerima, hanya Fraksi Karya Pembangunan masih mem­bicarakan kembali mengenai ruang udara dengan wilayah udara. S eingat kaml pada ·waktu sarasehan i tu sudah dijelaskan oleh pihak Pemerintah maupun pakar yang meny8 ngkut m8 salah ini, hanya

memang ••••

- 21 -

memang 1<.ami a6ak sediki t lupa apakah sudah di tc~rima saat itu. Saya kira ada catatan itu dimana masalah itu sudah clear saya l{ira antara ruang angkasa, ruang udara dan wilayah udara. Itu Gudah clear saya kira walttu kita sarasehan d3n dlgambarkan se­cara jelas oleh Saudara Subagio. Ini kalau tidak keliru, teta­pi untuk ini kami ingin melihat catatan dari Sekretariat. Untuk ini mungkin Pemerintah yang sebagai bank data mempu-nyai bahan-bahan yang, lebih komplit.

Kami persilakan.

PEHGRINTAH .....

22 -

POOjRIJiTAll {SOQAQJO, S) :

ToriD."l lt~sib B:'lprut Picpin:in.

K.tmi t10hon tt->..'>.f cnt:'lt~ kn au.ch ditoric!l nt!ltl boluo, bolutl ltotuou

b:my!l b!lr:m3kili aoltod:'lr untuk oonging:'ltlt:m ltorlb!lli. J!ldi bogini p!llt.

~ tn nong~u jug!l p:'ld.'l P:'ls~ 30 Uncfang-und-mg tont~ HANKAMNEG Und-ma

und."lllg Nomr 20 Tohun 1982 d:m di a:m:'l di d'll'm PonJol:'ls:m P:'ls~ 30

~nt (J) itu dilvnt:ik:m sv:i b~tllt~ :

Y ~g din-ilta1.1d dong:m tug:-ta 1>onog~t:m ltod!'lul!'l.t:m nog:'lM cli:'lrtik~ e-m~

dong:'lll ponjol!>.aon ~r.at (2) hllru.f :i p:ls.'ll. ini b!'lqi wil~nh U(hr!'1•

B"lgi wilV~ wl.111r:i istilohn7n. Ad?.pun 1>ongorti~ tlirgr.lnt.~r:i, none ~kllp

ru.-xilg tld."lrn. d!'ln :Uit:irilts:i tom:'lslllt orbit goost!ltionxlr 7!'lllg corup:'lk~

sw:ibor d.V:'l !ll:'ltl torb!lt:'ls.

So!tochr ltm:d. untu1t:'l nonyog!lrk:m in.g:'lt:m ld. t:'l n"llt:'l bord:'ls:'lrk!'lll Unchng­

und~g Nooor 20 T~un 19g2 ini cliJ~nt.:'llt!'lll b:':Uiw:'l nu;J.:'li d"lri pomuk!'1~

bum s!lilp!li y!'lllg tid:'llt torhingg!l itu diltn.t:'llt!'lll itu nd"ll:ih dirg."ll'lt3r!'1.

J !'lcli oul!li cl"lri cuk:i bllcd. s!lilp~ lt:'lt:'lltonl!'lh tid."11.t t!lhu - l:'lTlgi t kotu­

j uh :'lt:'lu. ko b!'lor!lp:i - itu. :'ld:ll.:lh dirg,"ll'ltnr!'l. Lnl.u dirg:'ll'lt!'lrn ini dib!l

gi du..,,, l'!'ll'l{l b~Jitm di b!lWM ltnl.:'l\1 di sini 1 :'ltlx>at'ir di s:m!l 7~

O, 000 salti:m :itoostir :irtiny::i h~is i tu. nd."ll~ y:mg ko b!lV:'l i tu diso­

bu.t di sini t:'l.cli :id!ll:'lh ru."lllg u.d~:i. .

Y~g di :it!l.& ru."lllg u.chro., cul~ h:'lDp:'l U.d'lrn ko 8!'111.!l.1 itu :'ldll~ ru."lng

:'lt:iu dik!l.t:'llt."ln ::m.t!lriks!l.1 c.bn :mt:irilts:i ini lt!'lron.'l tid"llt torb!l.t:'ls tt.'lk-i

di situ torn'lsult orbit goost!'ltion'liro y!'lng coru·p:'lk!'11'1 sUDbor dV!l. :'1.1.~

torb!l.t:'lSa

Bord:'ls:irlt~ Konronsi Ii;.-lAU n~t:i Untt"lllg-tmJ1!'1l'lg ini h::u'.\Y:'l. conj!'lil.~'11.'ltl ru

~g wl"lr:'l ini lto b:iwM bog! tu.. J ~ pongorlri:'lll wil~:'lh wbr:'l c1i sini,

1 tu. ltoDU.clilm. l'U.."lllS t.acl'lr.i lto b~oh ini 7:mg torJ :mgk:'ll1 oloh Und~g-un-

kita juga ••••••••••

- 23 -

kitt'l Jug!l boluo oortltitilt:'lsi ~ borbagoi konvOl'lsi-konvonsi nongonn

ou.tor sp:'lCo.

Dordki!m t!ll:lb!'lh.*lll d!'l.ri ksd..

KETUA {IR.H. ANWAR DATYK)

ToriD."1 k:'lsih.

Dolli.ld~:'lb punJol:lsSl d-m. s~:i k.irt.>. t'lpt'l Y:'lllfl \titt1 don::r:'lrk:m sok:oir!'lng

J'1fl!l ao1:>erti t1p:'l yang eWlr.Ul ld.t;a clona:lrltt.m d'lhul.11 cl"lll k:mi oohon d:'lri

Pr!'lltsi 1'!'117.!'.l Poctmngunt.m.._

FKP (J, G, WCltlOR 1 WH)

S"lwl'l.r!l Kutu.."\ d"lll Piapin'ln sort~ taric."l lt:'lsih 1titd kop:i.d !l Puno­

rin t:lh. boriton!l!'ln dong!ln non.'lllgg:'lpi y~a lt~ inginlt:m d~:'lll h. 'll ini.

Soporti p:'ld'l ~~!l k!llli k:'lt:'lk-in, b~w:'l P:'ls'll 4 ini Y"ll1G k~ porn1.s:'l

l.!lhlt!ln lt'lrun"l ini :'ltbl.~ wil~~ wl"lr:'l dnll ru.'lllg whr.i ini, :'ld:'l k.~ t~

ny:'l n!lll ti dung:in P:'ls.'ll 5.

Din~:l lt~ d'll."lD h!\l ini Dorll.t11lslt."ll'l borltontm dong!'ln wil~n.h d!'ln ru:'lng

wl-in ini, sob:'lg~ ol:onoDi !lt-iu.pun porhu.bllllg~ whr!l okononi. n:'lsion.-tl.

j:'ltli 1t'1ponting~ d..-\1-.m h~ ini y~ in;Iin lt::u:d s:'ltlpn.ik~ k~ jwJ-i ing

in koOb!llilt.-m. ltop:'ld'l Ponorint~ · b!lb.w:'l rLl.'lnu wl"lr:'l ini nar:.ip:ik:m 1.s"ls n:i

aion:U 7:mg k.i t:i tol:'lh sop:ilt:'lti.

Pon:i.'ls~~!'lJl inil.'lh Y.~6 ing.in lt~ tU'lillt:lt. Mong:lp:'l S!ltid"lr:'l Kotu:'l ?

Mon"lllg kit!l tol:lh. kot:'lhui bo~s~ 'b!'lbw~ ru.!lllg whr!l buk:'lll h~y~ so31

k.'lw~s~ ltod~u.l!lt.'ln hultLUJ t:ipi sok'lr!llla 4ni rU..iruJ Uthr!'l itll oonh:li kom

diti okonoDi 7~g potonsi~. Ru..-ma ll(hr:'l• Bu.k~ aokod'l.r hMY:'l sob:'lgu

a~i:t:m!l pcnorb:'ll'lg!'lJl. Ap~~Ui d'll-u:t h~ ini 'kit!l oongot:'lhui borno.'l bi.hw:'l

posiai sil?'lllg d~rip!'l.c.13 Inclonasi~ k.it:'l itu. sok~r!lllg e~g'lt s~u~t ptonsi

31 solt~r!lllg ini. K:'llli kutk:)Jl dong:m Und:mg-und"lna Nooor 4 T!lhwi p::ul'l

w!ll~tll itti P()t"illl Nooor 1960 itti jol41s k.~:'lu tont~J por'lirnn, y~itu ta11-

t~ pornr!lll Indonoai!'l nonot:'lplt!lll ltotontu.."ll'.l lob~r l.'ltlt:'lll tori tori'll. so

p:mj !.UltJ 12 ml, d"lri go.ris p~glt~.

K~~ di por~r~ kit~ !lCl'l, h'\r.'lp:'ln ltri Jllf'l:l di punoMnngn.n oongon:'li

ru.."lng whr!l ini Jt.&il~l ~~ S~"lr~ Kotu.'l. OJ.oh sub"lb itul'lh d~.'llJ h:'ll ini

kita telah •••••••••••

- 24 -

ki t:'l t..;ol:'lh sop;'lk'lt pad:'l walttu d:m D.'l.'sih !t:'ltli ingat t:idi ki t:'l d'.'ll'Ul h'll.

ini lobbying D.'lsih :'lch di p:ll>~, tol~1 clijol:'latt:'lll olt>h PoIJOrint~ bn.g~li

D.'lll 11ntllk conbiisil:O"::i cl'll~ P!ls!'ll ini aoporti ~P:'l y~ ld t~ poroloh pnd'l

porf.\ir~ lnclonusi:'l ini> dong~ Porpu..

Im porn"ls!'ll'lh~ S:1wl:'lr:'l KotL1."l.

B:'lgi h:~ bult.'lll sok.~i sol::::lli dong:'XD rok'll1-rol:~ Pr:'ll:::si lt:u.u ing­

in DOD:'llllJ sondiri bWt"lll tn.pi k!il:'lU kit!l tol~ DOn£l:'lt~t."l.11. }>~:'l W:'l1::tu ki­

t:i lo~by b:ihwn. r..i.'lllg wl'lr'l ini f'l(t'll~ :'lS'lS n:'lsion:ll, tl'lril~ lei t:-i bors:i

D:l-S~"l noa.'l.ault~!l :'lp:'lk'lh n!'lnti di P:'ls'll. ; iy:'l tolch tapi ini porlti ko

aop~t'lt:'l.11 ld.t:'l bora::u:i."l.

Turin'l k.:isih.

WUA :

Turin:l lt:isih.

K:'llli porsil~k~ kop:'ld:l p!'lk. Booor nungldn inc3in Dany~!'lik:m h"lsil Y'lllg

l'llu..

muA PAnJA ems. H. BOMER PA$ARIBU) :

S:'lwbr!'l Kotu."11 S:'lud'lr:'l-nu.d~r'l solt!lli!'ltl..

It~ ingin DOllging'ltlt.'lll C:'lt'lt:'lll y:'lllg k.'llli bu."lt p~"l w:'lktl1 l;.itt'l uon.g•1c.h­

k~ lobby port~'l p:'ld"l t:mrm~ 9 d'lll ltoLllicli~ ju.J:'l n"lsih clil~j utk'lll r.lo

ng:m lobby kodu.'l pn.d:'l t:'lllgg?l 10 uosoobor 1991 y:mg !'ld"l !t'litm'l sok:11igus

nongon~ r~"lna w.l"lr:'l ini.

P:'lcl'l lobby t:mmJ~ll 9, kit~ colJbic:ir:'lk'lrl tl.'\s:U~ }X>ltolt oongonrii ling

kup d."ln. c!\lti.lp:tn R~c:'lllgon Unct";Ulg-LJnthng. Sop~j:ll'lg C'lt~t~ s:vn., kit~ IJ'l­

sih lih.'lt C'lt!l.t~ roer:d. :"icl"l buboM.p:i poltolt. tl."ls~~ Y~u ltitt'l singgung yr\

i tu. purtn.u.."l :'l.p:ilt'lll Y::>ng conj~ f'oltl.lan1'0. ini :'l.<hl'lh pvn~>rb:'ll'lg:'lll ti tik.

Pooorb:'lllfflll d"ll~ !l.rti plus :it:iu jug:'l .'lllgkut:m uchr~• lt-i.l:'lll ini oonj :'lcli

n~s~:'lh, tontu konaokwonsi?J¥~ :ip!l. Y~U ounj :'l.cli lr.ooponan-koaponon :'lt~u. ou­

:'l.ttlll d.'lri sub.st:'lllsi nn.sing-n"lsing pilih.'lll torsJbut.

L.4llu ld.t!l. lihn.t RlJU Ponorb:mtJ:'lll ini 3lt:'ln DanC"lbut Und~g-untl:111g No­

cor 83 Tooun 1958, y:'lllg tolt"lli~n. :'lchl'll1 tont:'lllg }>Qllorbnng!lll d-m ltalih'lt­

~o. sup~-mg punil~:ln kit:i iairv:'l lobih soq>it l.obih torbn.tn.s sokit~r

penerbangan •••••••••••••

- 25 -

ponorb:ingon. nuu y~g sok!'lroo.g, ltolih!'lt~!'l ~t~ JlQUC~ki-ll> j ."lllgk~ll"Ul

y:ma lobih lu."ls d!'lri Und'lllg-und~g Nooor e3 Tllhu.n 1958. Pnrt:u1"1 dipor

h:'ltik"lll .Und"lllg-und.'ll'lg Punorbf.\llg=. o.t!'lu. Avirition Act "14.-ll.!'lh b~:qbn d:'lri

Avi:'ltion L!'lw !'lt!'lu H!Jlti.ID Ponorbong!'lll DU!'lt~:i ~'lll lobih borsif!'lt lu~a

cl'lll j llg:'l o.cl:lkU!'ley'!'l D!'llcro sod."lllgk.'m norn"l~nora."l httltllll 1>ublikny!'l lobi h

lU.."181 lobih kU."lt w:iJ.:iu.pun lobih Uooin:'ln W:'l.l!'lupun j U{I!'l di S~'l sini di­

lo0tJ\t."lpi doncron bobomp:i noru"l-nom-i :J.t!'lu...'lspolt-!Lert>Ok hultWl pr.iv!'lt, !'lt"lu

Priv:J.t L~.

L:Uu. a!'lsol~ lt\)dU."l !'ld.~ orclon:inai ~ltut!.\D wl"lro Air Tr~s1>ort!'ltion

Act !ld.'ll..~ b:'ltJi~ d:1rip!'ld:i Air Tr~sport:ition L!'lW Yrmcr llU."lt~!'l lobih

· Nors.1'1-non:L"l hulttm priv!'ltny!'l lobih

cunonjol lobih domn:m wtl!'lu.11un cli sonn. stni jwJ:'l dilonglt:ipi dong:m nor­

D:'l-nom."l hllltun publik. Lt'lla bord:'ls:'lrk"ln ~!'llis!'l itll lobby tllk!'lr pikir~

lti t:'l, oolih."lt b~Jxi::u:tn!'l RUU Panurb:ing!'lll ini eoyo(f/~-:1. L."llu lti t!'l lih-it

dong:m nog:iirn.-nog!Lr:'l lnn b~:'l b!.ll'ly~t nug:'lr~ noai.lild Und~g-unchng

tont:mg Punt.>rb:mg:'lll soltitn.r ponorb:ing:m lobih d."lri an.tu., S!'ltu 1 du..-i, tig~

0 onp!'lt n.t:i.u lobih.

Olah ltn.ron!'l itu ~.,, aoD~!.Ul kocondorung:'Ul kit.'l c1:'ll~ dis1tu.si lobby unt!l1~

caw!lt d:'ll~ RUU Punt.>rb~g:m ini aif !'lt plus aohin.::u.cn. lti tn. n~.'l.lt~ w~ktu

i tll b!lh."ls~ lti tn. RUU Ponorb:mg!'lll Pll1e. Konn.p:i. Plus ? K.-:Lr.on!'l !'ld"l ou."lt~-w

:i.t:m !L't.'lll c:ikup~ y:mg lobih lu..'ls. Kitn. sobu.tlt:m P:'ld'\ w~1ktu. ita plu.s por

t~-i lobih lu.-i• isi d"lll c~tl.lii>:lJUV"~ dib~dingk~ Un(bng-Und~J Nooor 83 T:i

bWl 195g ynng :i.kin dic:'lbu.teya. Kuclu."l, plu.e du.n. unsur lobih n'lltro, i.1ongon:ii

kod'lul!'lt:m vil~:.Ul itu. cl.inu.'lt w:'ll:i.u.pun lobih b:'lll1'~t tid"llt dirinci t:'lpi.

dinu..'lt. S<qotJ:IODyfl b:lhlt"lD l;itn. borpil.d.r nu.nul.tin w~ttl.ll'JT:i. n!ll'lti ~ch Un::.~cr­

un,·l!ll'l!f tont.'ln8 Wi1v~ Nog!'l.r!l. Kit."l bic!'lr~~. Und~-und~g Wilv~ Nog:'l­

r:i.. Plu.a ltotig.!l M.'ll:'lh DOl1'1.'l.t jwJ:i tont:mg :

:i.. Moeyinm:ung kopontina~ HANKAMNm :i.ch di d:i.l~ B!lt!ln!J TUbuh.

b. MCJn1inggung h::w:i.s~ ud'lro. to~l:iir:'lllg pos:i.w:i.t whr!'l nog:ir:i., pos~·1t whr~l.

inat-msi PODllrint:lh..

J :i.cli, ait:'ltny:'l lobih lu."ls d."lri soltod'lr ponol"b:lng!'lll sipil.

Plus keempat ••• • •••.••••••••••••••

- 26 -

Plu.s l:toonp:it, j U:J:i noD11:1t ltotontu.'Ul tont:xncr ru..'ln.i.t u.chr:'l {1!'llo.u t~d'l ku­

tip. Ini. Y~l km t:'lllgk-ip d-iri disku.si ld.t:i &o-!lle!it~t su.'l.ta. g-u:ib:iMn po

llild.r:im soyo;g~:i Und-mg-und"lllg tont:ma f3t:1 Ru.."l'llfl jug.'l au.."lt!lll-ou"t~

aon'lC!'lD ini lobih :iw:U. k®'1.dir~!l di Dl'R iohingg:i bis.:i conhdi :'lCt.L'll1

d.m borb:'l(J!li :itur~ tit3L1 Und'lllU-tmcbng yang b~u 7Ylg l:'lin.

Plu.s k.olia.'1. o.d'lloh Und"ln<l-llncl'lllg Ponorb:mg~ ini, n.'lllti porlti nn::qmrtiu

b:mgltim au..'1.tll porint.'1.h ~'lll:'lti untult diltolu..'l.rk~!l 1~'1, Unc.bng-un:hng

y:'lllg rolov!'lnt khl1S11snya tont~ tonggun.3 j :'lw~b h."lk d:m kuw'lj ib:'lll pong~g

kut. Ini y:mg k.it:i bic!lr~~ l!llu. kosiopW.!'lnl\Y3 :id"ll.'lh, 11"lsih p:mj "ll'lg co

ritor!ll>Y'!l·

K::u:d. l:'lfl(JSung S!lj!l P!ld'l t!'lngg~ 1 o, ltit:i l!llljtitk~ l:'lcri lobby y'll'lg

· kod~ d.'ln ltit!l .conc!ltnt :'ld.'1. disltu.ai dong!lll lt:'l.W!lllllY!l D.'1.a W0 wor, broor Wo

wor Ibu Dr. :Mike I\. 7~ 90 % port~:i!ln d!l.11 cli~ogn.y!l sol:il.u ltop:ich broor

Wowor k!'ltd ~J!llt c11rig3 dil~ :iirt;i posi tit p!lk.

Dnri dik.usi itu le~ llODC:it:it, c:it!lt~ sv:i ngg~ longlt'lp !'l.cl'l. bobor~11>n

ltosiJ.'lpW.~ y:mg di~il.

Port!lll.."l, o:-lldn dirns!llt:m b'lhv:i Doo.-mg ROU Punorb:mgon 1ni soyogy~:i RUU

Ponorbtm.g:m Pl11s dong:.m. !'lllt'lr.i l~ lt~ nonc:it!lt lio"l pllls tfl.di. Kouu.'l,

R11~a Ud."lr.>. diaop."llt'lti aob:i;~~ :iseot n'lsion:'ll b!l.:J~D~:'l. oorWlUa1t.'llll'lY:'l

nmJ~t tanu. kit:i aott'llig11a D"lsih ~" su.1.a:m..-,. y~ lt~ h"ltlir c11ri-curi

w'l1tt11 eomn:ir n!'l.sionol tont~ hwrun ru'ltlg u.d"lr'l sob~3n nssot n'lsionil.

DiD!lna M"l liD.'1 Mllntori :it!ll.l onp:'lt d"lt'l o!'>k..".U~'l b'l~ils-b:icrlls d'lll w:iktu.

i ta j WJ:'l. ll"lsil ko.si[n"">u.l~ cl"lrip:icl-i sooin."lr i tu. dildrinlt'ln ltop~d!'l. l;:~ii

·aob!lg:U piDI>in~ d.-m ltitti cliatribusilt.'lll eo1.11ru.h h-isil-h.'lsi 1. i tu kop!ld:".t.

~jgot!l P~~u.a ini d!ln lt::mi y:iltin awl"lh clipol!l.jm.

J 3di ru..1?1~ ud:ir!t1 disop!'l.lt"lti aob:'l~:'li .:issot n:'lsion!'l.l sob:Jg:ii kouo­

di t:'ls n:iaion~ dong!m. borbaa.:U. iatil!'.lh. Kotig:i, rti~U wl"lr!'l. d!'l.l~ panda

lttlt!ll'l ini1 :'ld."l bobor!lPtl• Pondolt:'l.t~ lt.od.1.u.l:'lt:m 1ni a::ion:J!11ldung tront ko

D:J.ll~ politilt 'lt:iU: tok:id politik y:mg a~'1.-S~'l cli~tisip!'l.si untuk t'lll­

d'l k11tip cl~ d.il.!lll c·:'lttllp~ .7~g solll'ls oungltin tuntu.; dil:m J .'lllgk:'l

p:mJ ~a. Sob!lb cl!lio wil~!lh, h:'lNa clib'lrongi dong~ ltoltll'lt!ln y~g bis:'l

mernastikan •••••••••••••

·- 27 -

t1an:istilt:'lll cl:'lin i t11 diporh."l.tilt::m. oro:ng. . . Tot:ipi :id!l soD."lC:m trond politik, koi:t"lti.'ln politik Wltu.lt oonuju ru.'lllg

u.d'lr:i ini k.o s."ln.-i, d:iri pondok."lton kod."lul:ittm.

Kodi.a."J.1 k.,;,t\lllt11'.'ln norll.'ltit cl"lll iq>or:itif a."lsih h'lru.a torb!'lt:'la d:u:m

lingltu.p :itrlo stir y:inc3 w:'lltt\l i tll diing:itlt'lD Konvonsi Chic ~o 19J.4 j -idi

y~g bis!'2. cli:'lt11r aoc~:i noni"ltif, SOC!'lr:l iupor!'ltit, c-iaih dib:it~si

oloh Konvonsi Cbic:'l.30. W:'ll:il.lpUll 00..'l aor:L"lC:m b!\Y':'lllil~ ltod!'lul::it!'l.11 ki t::i

aobot~:i tid."lk :id~"lh lobih lu."ls, :icb ltOD."ltL'lll poli tik di situ.

L!'ll.11 :r:ma. Itoonp:>.t c:ir!'2. porua:w.s~!'). b:igoin~!i ?

Port;~".\ o.spok-:'lspok koti.-ita.'lll politik y~ borJ:mgk:l j:'lllh lthLls\l~:i no­

naon!'li kod"llll:it:vi lobih di tODP:'ltlt~ bnlt swl'lh !'2.t:i11pmt !'lkon diuntl~g­

undong HANKAMN'Jll dong:m a ulu.ruh 1Jnd.42.l1.lJ•t1nd."mg Y!'lnrJ :'llt::m. colongk'lpiny3.

I tu. sl.lcl"lh EL"ll.lpun :'ll.t:m tantll di aim :'llt:m dii tlllt"lll •

Kod11.-i, portiDbong'lD-portiDb~g!'ln konvonsi y~ s11d!'lh d3ll :'lk'lll c1i r~1ti­

fik:iei D011J "lcli · n"lso.l:lh pontina.

L:'ll.ll y~g kolica.'11 car!l }>or~s::m. d"lri g~aao.n pildr~-piltir~ d~ri. lob . by ini diportiDbongk 'lll doncJ~ bqrb3gn lthwsu.anya, ini k:u:d. c :lt:'lt butul

di PonJcl!ls~ Unura. Koaicrt>ul!'ln port:m.."l.

$1 Ud:ir!'l untult itu sotlti.-i o:>.!'lf dih."lr!'lplt:'lll Punorint::t.h untul.t oatlbu~t oonyo

lua!'lilt~ PR iBtil=i.bny:i PR y!'litu ld.r!'l-1.:ir:'l port~"l DLL"lt:lll-DL'lt:lll substn:n

dn.ri g:ig::is::m. i tll.

J :>.tli in1 di PR k:'lll ltupnd."l Pocorint...ui kuhoront!'lll tid~k dinobil oluh P~-

al18 tot!'lp cliborilt!'lll. sob!'lilt-b:'lik ltopncl"l Pocarintoo c.lurl!flll purticb~Jg~

'trmbnh~ pooincl.~"ln. d."lri borb~n p:ia~ lthusLlsny:i Orclon~si 1 00/1939

7!lnfl j UDl.~:'l JfJ pos:U tot:'lpi ltolih-:itonny!'l b~u du.."l !'lt!'lu lobih p~s~

yq di~tx.>d."lsil;tm d"llr..n uncbng-\21'1.d'lng ini.

Kodu.."l, st.~'ltbl!'ld Nomr 100. T~an 19)9 i tu cliporl!'lltult."ll'l. SO})~j :'lllfl tichk

bortontong~ dung:'ll1 Uncl111g-und:ma .ini.

Kotig!'l, m:L"lll."lt. untuk DL>nurbitk.fll'l uncl'lng-uncl.'lng to.rsondiri tontr..nu t~g

gung j n.w:ib tm{lltUt!m u.cbm. KuDU<.li:m n.tu.r:m-:lturnn tobnis lobihl:'Ulj llt di

~tu.r di:lll4mntk~ k.op!\cl"'.L por:itur!'ln powrintnh !'lt~u. PP."

naik, ······

- 28 -

Bt.dk. Pokok lobby 7o:n.g kotig!'l, s.v~ ldr!'l itll ku.r:mg lobih n'ltur nuwun.

KETUA :

Bnld."lll torill:i lt!'lsih.

Soya kira :mbil soj3 lobby y~ llOlly~gltut Dtis!ll.~ ru..'lll.g wl:lr:i ini.

Ini 7ong. sok:1r311.g D3s!U:'lh :lto.u D'lt&)ri y!mg ld.tti bic~nlt:'ln su.P~!'l ldt!l

tidtilt ~rltllll j n.Wl borgor~ Ito bid.zg-biclmlg 1'~ bllltnn n'ltoriny:'l.

ToriD."l. k~sih S:11.ld'lrta. Kutu..'l P!lnsl1s •.

J r.idi S.V!'l lih:it di sini h:isil lobby 10 Dosoabor 1991 1 l":'lnfl ro soi to -

l!lh diltolu..'lrk."ltl yntu. purt!ltl.-i b!'lt!'ls!ln Dongontd. N.-mg. wb.r:i y!'lllg torkn.

it dong~ BAB III ICEDAULATAN ATAS WILAYAH »DARA.

KosiDpul!lll, kod"lu.l!'lt~ nog!'lra sud"lh torc31.tu.p dil."JD Uncl"lllg-uncl!'U'lg Nonor

20 T~un t982. tQrJ.t~ang lWlK.AMNF.,G.

DU!l.1 &OC!'lr."l nom."\tif' bat!'ls~ uthr!'l y:mg bisa cli:'ltu.r d.'ll.~ RUU ini :'ld'l-

. l:i.h Y':'lD.f! sosu..n dongrm ltonvunsi Chic:u..:110 y.!Q.tl1 s:wp~ d.'!ll.:"JO b:'lt~s-:-.r.t ~~t­

costir.

ICotig!'l.1 b!'lhw:1 clia.'lkaw:lk.!'lll oluh FKP congonn kod'lul!'lt~ ::tt'.'ls wil~~ ud'l

ro. nuapuny~ do.s:ir filosotis Y~U cl-l.p!'lt ilitU..'llll.f~tnn d.-U.:m Ponjol:is:'lll Uo-

Kadu.:i, b~w:i ru:'lllg wl'lr:l sob!'lg:'li :issot ltooodi t!'ls non rd.g!'ls n~sion::U. por

11.1 cliDonf':i:itk!'lll socnr:i opti-.i.

KoaiDpul:1n Fr!'lksi-Pr:'lltei d~ Pooorint!lh B&)pond"l.p!'lt. J :lUi Slld:lh sopond:'lp

!'lt b!).h.w!'l a.-ie::U~ Y~a clio,Juk:m t:'lcli d'lp!'lt dit~pung ditu..'lngk~ dr.il:'ll:l Pon

j ol!'ls~ Umm. Pr:'lltai-Proksi cl"ll'l Pocorinto.h aopond:'l.p!'lt.

S:1J0i ld.r!'l inil~ n0itorir.ly!'l, Jo,di :ip:i yr.ma lt'll!'lll k.~ nolih!'lt y-~g dis~­

po.iltoo · olub FKl', oongntli ltod"lul!'ltoo !'lt!'ls wiley~ u.d."lr!'l DOC.'lnfl noopuny!'li

d!'l&!'lr tilosofi.a y~g cl-i.p!'lt ditu..~gk~ dtll.~ Ponjolo,s!lll UcUt1.

Jt\cli dongtm poojol:'le:m romi ini b~3~~!'l ldt!l D.'lsult~ ko ch.l!'lll P011ju-

l!'letm UnWl aosu..'li dont:!lll kosirlpul~ ?

FKP (J, G. WGIOR. SH) ;

Torin'l k!'laih S~wl'lr!'l Kotll.."l•

Torin."l lt~aih pul~ k~ ltop!'lcl.."l Kotu:L P~all:s ltn. Y:'ll'lC k~ tort:'lrik y~t.u

c.oc:mg kopr.icl'l ponjul:'!S!'lll bohw!'l oon{l.onxl ru.."ltlg· u.cl'l.r!'l S&)b!'lg!'li !'lset- torsobut.

Ini penting •••••••

- 29 -

Ini panting. Oloh sob~ itul~ k:'llli. d~:'Ul h.-'ll ini n"lsih nowhonk~ kir~

cy::l. DOngun~ P!ls."ll 4 ini soltirnny:i di Tickocil k~ k::1ron::1 :ipa ?

K:.wi sop~1k:1t, d.oni:~ :ip:i y'lllg Uilt::it~c~ ini K()tontu:m UcUD t.'lpi Ytlll[! cli

!ltns Y!lll[! tol~ dib~~t~ olch S:iwbr!l Pia,t>in311 p:icl."l w~ttu itu t:'lpi w

Kfil'UA:

oloh Poourint~ tt:'ll:'lU d"lri Fr~tsi K:iry:i DOll[!in{!ink!lll supey!l ini di tio

cil lt~. K~ ingin Don:iw!lrk.:m kop!ld."l Fr~si-Pr~si :it:iu Poullrint~lh

l.f P (H, UMAR BUANQ)

K~ j ll£:!'l cun£!ikuti np!l y::ing dikotong~:.:m oluh S:iud-ir!'l Kotu.'l P::msus

11or..gur .... 'l.i dokw:iont~si t !lnfi!J!.'1 1 0 k!ltJi nongikuti botul, sotvl~ ki t.-i sop:i

k:it p:ich. w~tu i tu n"ls~-n->..s~ y~ln{~ dipartl'la:ll~-ip, oloh FKP untuk

i tu d-il.!'lll .o.-is!'ll:ln P ~s!'ll 4 ini IJ!lY!'l k.i r:>. tid:'lk !lCb ti:1s!'ll:ih k~!'l.U i tu di

' tiou.s k~ sod"lD.g hn.1.-h."ll y:uif.! cunj:illi usul~ FKP k:'lron:i sud'lh :'lcl"l k.uao

p:ik:it!'lD.1 n~ti cli.n"lswtk~ tli dil.~ ponjol:is."ll'l.

Torin'\ k:'lsih.

K'4'UA :

FPP (II , UM6R t!YaliQ)

Ti.nus p~.

KETUA :

Tious. d"lri Fr~si PDI ?

fPDI cm. M, SXAFFJ ALI GtJM4Y)

Torin"l 'lt:isih S'lwl."lr:i Pinpin~.

K:iruntl Fr~:i.ksi PDI tid.'lk. 00.-i u~s~,;b. l"l.cJi di P~s~ 4 ini, dol'lij~J p~jol:i

s~ chri S:iud"!r:'l Piopin~ t:idi.1 lt~ uohon ini di tiOllS k~ cl~ cli pcnjo

laSai.1 ••••••••••••

- 30 -

l!'ls~ ki t!'l DJ."ltk~ :1p!l-:1p:l y~ dio.."l.ui oloh FKP.

Torin."l k:"lsih.

KlmJA;

Tor:i.n"l k!'lsih1 · d"lr:i. Fr~tsi ABB.I ?

FABRI (OMBUN SIJ1ATUPANG)

Torin"l k.'lsih.

]hri Fr~1ksi A.BR.I P4lA DUJ.~y!'l ju..3!'1 swl'lh sot1.1j11 dong:'lrl '.'lp:'l Y:"lll!! <li.a!'lr~

k~ oloh Pooorint~ nr.wun sotol.~ D.Jndollf!!'lrk.'.'ln chri Fr~tsi K!'lry:"l, sop~1

j:mg tid'llt llOl'lyi.lJP~ cbri !'lP:'l Y!lng ounj'.'ldi lto$0p:'lk."lt:'ll'i svoul~ d'lll untllk

DOobori kosotip!'lt:'lrl y:'lllg lobih 11.l.'l.S b:'lr!'lf"J.gk~i d'll.$1 ilialtusi d"lll lnn so­

b~:'l.iny!'l. Tid."llt :'ld:"l S:l.l:lhny:'l n!ll'iti di d.-U:iu Tiui.ls bis!'l dibori.k~n k4:>soop~

T orin"l lt:lsih.

WYA ;

Toril.'l:l k!'lsih1 d."lri Pouorin~ tc!llli por~Mlt."lll•

PEME31NTAH (SOEB4GJO. S) :

B:'lpnk Piopin~ torio!'l k!'lsih.

B:'lhw!'l aWJb'.'lng~ pooikiron ruollstm ini oon,hp!'ltk~ t!lllgg:"lp:xn d'lll k~ ti­

d."llt kobor:'lt~ p~ ini clib~"ls l~'fi di d.il"lD tious w~:'lu.pun ponjol~~y:i

son!'lmy!'l · jug!l Itxd. cob:l. rw:ius!llt.~ sobon!'lm:f!l ponjol~~!'l ponjol:"ls:m p!'l

a~ y:'lllg bors"llL,:!kut~ itu :'ll'lt!'lro l.~ !'ld"ll.:'l.h :

Kud"lul:'lt!'l.ll pan.uh !'lt:"ls wilV::Ul wl~:'l aorup~t:'lll punog:"ls~ !'lt".l.s kowon'111g~m

oong!ltu.r p0ll£.!fitlll~"ln wil!lY:'l.h Lld."lr!l Y:'llliJ ouru.p:'llt:'lll b:'lf,ri:'lll d"lri wil;y:'lh

Dirg:'lllt!'lr!'l N!'lsion."ll Wltult kogi!'lt:m. p:Jnorb:'lllg~.

H~ ini soj:ll.~ dong:m kotontu.'lll p:'ls~ 30 Und"l1lc3-lllld-mg Nooor 20 T~Wl

1982 ton t.!'lllg HANKAMN.'00 d:ln Konvunsi Chic ~o 1944.

Moncon~ ~ssot lttll!'lu k~ diijink:m, Pot10rint~ p~b w~ktu i tu ju~-1

JJony~t!'lk~ sopand:1p!'lt dong!'ln s:u-:m d-,ri Fr!'lkai K::u'7!'l• D~ k~l!1u 1;~.u:rl. ti

d-:ik sil"lh iunti :llt~ dicon:dnlt~ d"ll.ru:i p!ls~ boriku.tny!'l, dong::in k."tt!l-k~

t!'l. Wltu.k kopontinc~ ok.onoai l'l!'lsion:U !'lp'.lbilfl ini tid'lk s~!lh P!lk.

Jadi dengan •••••••••••••

- 31 -

J :ld:i doruJ!.Ul dotd.ld.:"ln b:"lr:mgkili tl"llt:"l ini d."lp'.'lt disotllj lli n.."\suk dnl:m

s'.'ll~ s:1tu tin :rm.g n.-:mtd. d.'-p:"lt ~~"ls lobih wnd.'ll.'Uli l:"l~ti.

To ri.D.."l lt:"lsib •

WUA ;

Torio:"l k!lsih •.

J:lcli tinggnl suk:"lr~s tt:"l&~!lhny!\. sud~ disotuju.::i.. Oloh kotig:i Fr!lksi

bors~"l Pooorint~ 1Antuk. ditWlusk:lll aod"lngk:m d"lri FKP nongingink~

di tiocillt:'lll.

TinJa:'ll :"lp:ilt~ ti.Dus ~:11..:.!lh ticcil lt~:"lu. FKP sotuj u.i tious, ld

to. kotol: solt:"lr~.

FKJ>(J, G. WCWOR. Sµ)

Toric.."l lt:'lsih S.-iwl."l.M. Kotu.."l ooDborik~ kosODp!'lt."ln l:'lsi kop:"ld"l

Fr!'llt.si K.'U':ft.i.

Monurut pong:'ll:m."lll it:'lDi S:'llld:"lr:'l KotLL"'l O."'lUPW'l J!'r~si K"lry:'l Poob~gun.'lll

borlton:"ln dong~ bil~"lr.l kit:i tillusknn. Kit:i kot~ui bors:'lll."l k:'ll:'lu tli­

tiousk:m itu. bor:"lrti h!':\1ly:'l so:'ll purw:ius~ sod!.Ulgk.-:an k~:"ltl kit:'l tir.cil

lt~ itu. subst~si kit::L b~'lS jUfl:"l• Monurt hooat k:'ltli Fr:'.\ksi K:"lry~ Pou

b:"l.Ilgun!lll bur!t.un!.Ul dongari subst!.Ulsi ini, ini. aosu:it:.i Y:"l.Ilt; prinsip b35i

lt~. Oloh aob:'.\b i tu.l~ lt.!.Uli n-:t.sih oongh."l.r:"lpk:"lil :l{f'.'l.r supv:"l bis:i cli -

til:Jcil k.!lll t.'lpi sobmb:ly:"l t:'l.tli cbri pib~.:. Pvoorint'lh tol~ oony:iop:rl.

k:m b~w:'l inipun bis:'l n~t:i.ny:'l di~mdir d.'ll~ Po.s~ 5.

K~ d:ll:'lll h:il ini, llOli.h.'lt du.lu p:'ld'l P:'ls'.'ll 5 b:"l''.Un~ porWJ.U.sn:nr:iyo..

Ap:'llt:'lb. botul-botul ru.'lllg u.cbr:'l sob"l:J:'li !'.l.s~s,n!'.l.sion~, diru.cu.sk::m cl'l -

l~ I>:'ls~ 5 ini. W ~11pun bo.:Ji lt."llli ~~ hil ini. wil~!lh wl'lr:'l dw

ru..'ll'l.g uchr!l tid.'lk bis:'l dipis:l.hk!'ln S!'.l.tu s~'l lU!l d.'ll."l.D h.'ll ini.

J ::Wi sol:~ l'lgi !t.'lDi ingin uungut~ui chn suo.unt!lr:"l k:'llli d!'ll~ h.'ll ini

ingin oong-ij~ ltap:td:'l Pitlpin:m d~~ h:"ll ini d"lll Fr!'ll.:si lxi.nny:'l untuk

bors:lll.."l-S:ltl:'l oolih:it po.sr.U. ini n~ti.

~aDOnt::Lr!l dooild!ln S:'lwl.'lro KotlJ..."l.,

KE'.fYA ; Torin"l ko.sih ti.pi purlu k~ s~T,t>:'lilt:m j U.J:'l b:'lhw:i Ui d~­

l~ s:ll~ s:'ltu kosinpul.:"lll, :"ll):l y~ di.Jl~suill;.~ oloh FKP oongon~i k,)chu

l~t:"ln :'lt"ls wilv~ torsvb11t, d"lp:'lt cli tu!lllgk~ d"ll~ Ponj ol:'ls:m Uuun,

- 32 -

Du.a bis:i dit!'lllpung. Bu.1\.:'lll. !l.rtirl.Y::l tid:'lll:. Tingg~ poruou.s~y~ s :>.j:'l s::i­

Yf:l kil"3 i tu o~tsll{}ny!l, j :>.Ui tid"lk l~Ji dipurso!'lllt!ln t:r.\toriny!'.1 lf:l"i oo­

ll.'lng swl"lh thp:1t clitu..'lll.gk:m. K:'ll:iu ini bis:'l tliturin"l, s~:i kir:i o:isuk

ko tiuus tid'lk ~ o:is:il:lh.

IllTfl\UPSI FKP (DRS, SOEl)ARMADJI)

S!'lw.br:i Kutu:1,

Subotulny::i S:ll'!'l t:'lcli Dondong!'lrk:ln rok."lll turcint:i FAmI p~ Oobun t:icli

su.d"lh olll::r.i. taMng pildr~ s~:i k:iron:i su.d!'lh D.".:l.suk p:'ld.'l k!'llio-it porlu

clibori kusoc.p:'l.t!\11 unttllt didisku.sil~ tut:>.pi o~.lsukny:"i .kok tious.

K:'ll® disk1.1si i;Qntu DUstiny!l tiocil bogit1.1 :>.p~\.~ S!'lY:'l kh."l.1'::>.tir p~c:

Ocbun ini DJhon tl'l:'lf pnk !lp~t~ y~g diu'lk.sucll~:':lll tio!il k~.iroll!l di'J;.;ri

kusoopnt~ w1twt o\lOb:Jri ltosoopnt:'lll k:'lrun.:i torus tor'lllg s:ij :'1 k-iron'l ini

ltit:'l b:'lh:'la &"ltu Und~3-und~g ptll; y~, k::ll:iu k~::iu. bic !'lr:'l so:'ll :issut n 'l

sion!'ll, sqb"lg:U. ri"lnt.: u.d'l.r."l sob."lg:'li kooocliti n::iaion~, itu. ounurut p~c

Oobun n"l.sih porll.1 cliburi l~soup:'lt.'ln untw: ditisku.silt~.1t1.

S!'lj":'l lth:'lW:'ltir k~'lu. 'lP·"l y~rl diuc."lpk."ll'l p~1k Oo?:>un t!'ldi slyp of tho tonguo

j :idi :ip!ll: 'lh y~g din!'lk3u.dlt~ clib~l'lS di chl:w tic ltocil. D~ k.~1.b.u tokh

di';:>uri kosoup.'lt:m Ck\l.'i:ll ponb~'lS'ln tic kocil, ~:"lllf.:1'-"lh borh:'lh."ll,Ji.:'llly"l

Fr :'ll; si l':'lili.

KEl'JlA :

Turioo. l::isih. D'lrl Fr~ai .A.ml k:u.xi. porsil:lhk~, p:Ut. Oubun.

Fi\BRI (OMBUtl SIMATUPANG)

Toriu."l k!laih.

J :icli n'llt.sll.(.1 k:'lDi sobot\.l.ley:ii tid."ll .. burbud"l dung:'ln 'lP'l y~g clikohond-iki.

oloh Fr~tai K.'ley~. N~un lt~ d'l11ulwt:'lll pond"lpn.t sobut:Jlny,"l dari soou,,

l!'l k'l.lli tol~ s oponcl"lp!lt d.'ltl ini subutulny'l sud"ll1 sol\ls:ll. n'ls.ll •1h ini,

n::u:iun sorol~ c..:indong~1rk'ln :ip:'l. ytlniJ diut'lr"l.k!lll ol\lh rok~ d-iri Fr~ksi

K!lry:l, b~">. untu.lt bis:l kit:'l. :coilburik~ kosOll'.,.>n.t:in !lP'l.k"lh d.::U..w lobby

:ip:lk.·111 cl"ll:w sollizi:Ja::a. d'll~ tiotJ.s itu. n!lllti llOZlurut pund."lp'lt k:'l.Ui so­

botu.lny!l bis."l lcit'l bic:ir:l.k.'lll lilbih j:iuh tid~; S\lU"lt!l-O.'lt"l. d.tl'Ul buntul::

foru:U <l-U'lO tin kocil. M.'lltsu:ln;y~ bot:itu. aohinggfl lt-wi

memilih •••••••••

- 33 -

oooilih cwmp don.£!.'lll cli tinus s~~ don.:rm. diborl kosoopi.t.m n."'lllti p'1<1'1

poru.ous~ i tu b~"lk ~ti t:i l ·1k11l::..'ll'l pandok"lt"ltl-pondok 'lt:m.

Doui1d"lll o"lltslld k..'Uli p~t, torio!l k!lsih.

KETUA : Torin'l k!laih.

J.'ldi bu.lt"lll Slyp of thoi Tonguo,

INTERTJI'SI P'Kl' (DRS. SOEI)ARMAD.JI )

Dong.'111 1Jonclon.3!lrk!lll i tu j ug-i tid.'lk :'lk'll'l borkur'lllu kob:ih."l[!i "l!U'l '!~'1.­

oi p:'l'!t. K'lDi cl'lp'lt ooo'.\ll.'Uli !lp'l ;y~a dis1ip".d!t~ Olah r-\Jk:m Fr:1ksi ABRI

tot!lpi k:'ll:'lll tious i tu pot1:lh.'lD"Ul 1::.oni h~'l sokod'lr oort10!lal~:m pongk:1li

o."\t:m b~1tny.'l b~1!lin'll'l'l. T!lpi tokb k!ll'lu n'lsih ~h socli!ti t pongorti:m.

;y~g porlu. cond'lp"ltk:m kojol:'ls-m d:in ·eob."l:J"li.ny'l1 S:\Y'"l kir"l h:ri oohon

d'lll nonghiob!lU. -:Lg'lr clibori kosoup.'lt:'ln tl.'lBult di d'll.m tin kocil unt111.\.

d'lp!lt condiek11sik'll11 oolobbyk~ cbn D.'lc~o~~ soporli Y''llls di1\.2t'lk:m

oloh Fr:lt~si ABRI. J!ldi tid'lk b.'Ul3'3 9okt>d'lr wilv~ whr~1 tot1.pi di (b­

l~ ponjol:'ls.'lll sopot"ti clijol:isk:m oloh S"luchr"l Kotlt.'1 t~pi kit:'\ bic,r·\

so~ rU..'lncJ ud'lr!'l. Dus k:'llnu wil~:ll1 wfar.~my'.'l 0011".Ulg boai tu tot~pi rum£5

urhr~~ ini Y'.'lni.I boluo :'l<h panyolos3i"lll. Dua sok.tli l~gi k:ui:l nm1rrhiL1-

b:iu d-m cooohon d'lrlP.'ld'l Sicl"lnJJ P:m.fl y.'1111J torhom.~t ini, untu1;: n'1sih

Dot11.:>ori!t!Ul kosotJI>:it:m condisk!1siltin ini di d"ll:m tin ltocil.

Toric:i k:iaih p~k.

KETUA ••••••••••

- 34 -

KETUA : Terima kasih, jadi dar1 FKP masih memohon untuk di TIMCIL-kan

dari FABRI sudah jelas akan ke TIMMUS, ·dari FPP dan FPDI TIMMUS -juga. J"adi apakah kita perlu lobby untuk ini, yang lain telah m£ nYatakan pendapat tetap, kami sudah tawarkan lagi, dan sudah mend~ pat jawaban bahwa ingin TIMMUS, kalau TIMMUS sediri tidak ada ma­salah karena disini sudah dijelaskan bahwa dasar-dasar itu dapat dituangkan pada penjelasan umum, mengenai wilayah. Kalau mengenai ruang aset komoditi non migas perlu dimanfaatkan secara optimal 1

ini dasar filosofinya.

FKP (DRS, SOEDARMADJJ) : Kesimpulah yang Bapak katakan itu tadi yang pertama m0ngenai

"wila.Yah", lalu "ruang udara11 sebagai aset dan komoditas nasional itu yang belum ada, yang oleh FKP dimana akan ditempatkan, kalau untuk menyingkat waktu okey-lah sekarang sa.ma-sama kita endapkan , kita pikir, kita beralih ke pasal lain, sedang itu masuk kedalam TIMCIL, itu himbauan saja.

KETUA :

Baiklah, jadi himbauanpya sudah kami tawarkan dari pihak re­kan-rekan yang lain tetap pada TIMMUS, jadi kami sarankan untuk ma . . -salah ini TIMCIL atau TIMMUS di lobby-kan saja dulu sementara, dan kita akan pindah ke pasal berik.utnya, sebab mungkin pada pasal be­rikut seperti apa yalli disampaikan oleh Pemerintah., mungkin sudah tertampung masalah tersel::ut. J'adi kita endapkan dulu sementara sambil kita berbicara atau membahas pasal berikutnya dan nanti ki­ta kembali, dapat diterima?

( Rapat • • Setuju )

Jadi menyangkut Pasal 4 ini, sementara kita ·tunda, dan kita bahas Pasal 5 mungkin disini sudah tertampung materi apa yang di­inginkan, kami persilakan Pemerintah untuk melanjutkan ke Pasal 5.

PEMERINTAH ( SO:!ill1!\GIJO S ) :

Pasal 5 : • Dalam rangka penyelenggaraan kedaulatan negara atas wilayah uda-

ra Republik Indonesia, Pemerintah melaksanakan wewenag dan tang­gungjawa'b pengeturan wilayah udara untuk kepentingan (mohon ini ada koreksi) penerbangan, (perhubungan udara mohon dicoret digan ti uuntuk kepentingan penerbangan") ekonomi nasional dan perta­hanan keamanan negara.

Penjelasannya adalah demikian : • seperti tadi telah kami jelaskan bahwa Pemerintah sependapat de­

ngan FKP mengenai ruang udara sebagai aset nasional, dan ruang

udara •••••••••

udara i tu merupakan bagian da.ri wilayah udara, karenanya d.i sini

usul FKP untuk menambahkan '' ekonomi nasional", telah ki ta masuJ<a.n

disini. Sementara i tu kami juga ingin memberikan masukan, bahwa disi

ni memang tidak diberikan spesifikasi khusus Menter!, artinya Hen teri Perhubungan atau Menteri Hank.am, karena disini nantinya dihQ rapkan bahwa ini dapat disetujui untuk diatur lebih lanjut dengan

peraturan Pemerintah, yang itu nanti berkait dengan Pasal 6, wa­laupun mungkin nanti perlu ada penyempurnaan lagi, setelah mende­ngarkan diskusi pada sore hari ini.

Jadi intinya bahwa mengingat demikian strategisnya wilayah udara dan penggunaan ruang udara, untuk kepentingan penerbangan ekonomi nasional dan pertahanan keamanan nasional, maka kiranya. pelaksanaan demikian ini ada baiknya ditata, diatur dalam Peratu,r an pemerintah, agar dengan demikian dapat terjadi suatu pengatur­an yang sifatnya antar departemental. Demikian, sekali lagi terima kasih, ini merupakan sumbangan perni­

kiran yang mohon kiranya.mendapatkan masukan untuk dapat kita sem purnakan bersama.

K:ETUA :

Jadi di Pasal 5 yang sudah disampaikan kepada kita ada peru­bahan tersebut pada kalimat keempat "wilayah udara untul<. kepenting an penerbangan'', jadi perhubungan udara hilang diganti dengan "PQ

nerbangan, ekonomi nasional dan pertahanan kea.manan nega.rau, demi kian perubahannya. Silakan FABRI untuk memulai.

FABRI (OMBUN, S) : Substansinya sudah tertampung hanya karni ada tidak terlalu

prinsipial, 7aitu dalrun dalarn DIM FABRI menyebutkan secara 1

sung kepada Pemerintah yaitu Menteri dan Menteri Pertahan Y.-eaman­

an, diganti dengan "Pemerintah"• sebetulnya pengertian ini sama , tapi mengapa sampai kepada penulisan seperti ini d.ikandung mak­sud sebetulnya untuk memberikan kesemapatn kepada fungs:t-fungsi yang ada pada remerintah langsung kepada tugasnya masing-masing , untuk mengambil tindakan setelah UU ini disahkan. . Namun dengan digantinya ''Menteri dan Menteri Hankam" menjadi Pemerintah, kami tidak keberatan, dengan satu harapan seyogyanya didalam penjelas­annya daripada Pasal 5 ini, kami mohon bisa c.i tu.liskc .. :'i. -. yang dime15_

sud dengan Pemerintah ini juga menyebutkan kedua Menteri tersebut karena inilah yang bertanggungjawab di 2 permasalahan tersebut.

KETUA : Jadi pada intinya FABRI dapat menerima, dengan catatan t~.m~

bahan pada penjelasan; tapi apa yang dimaksudkan dengan "Pemerin-tah'' .............. .

- 36 -

tah" begitu? Supaya dijelaskan didalam penjelasan, terima kasih, silakan dari FPDI.

FPDI (DR,M, SYAFEY, AG) : DIM kan1i pada prinsipnya setuju dengan usulan Pemerintah yang

. lama, dengan penekanan redaksional, namun setelah usulan baru ini­

pun kami setuju, dengan sedikit bertanya, dihilangkannya kata ka­limat "serta penetapan kawasan udara terlarang bagi lalu lintas p~ sawat udara.

KETUA :

Jadi FPDI dapat menerima dengan sediki t pertanyaan saj a yang mengapa dihilangkan "penetapan kawasan udara terlarang bagi lalu lintas pesawat udara11 • Kami persilakan .dari FPP.

FPP (H, UMAR BUANG) :

Untuk rumusan Pasal 5 yang bani dan ditambah dengan penyem­purnaan atau koreksi dari pihak Pemerintah, kami menyetujui, juga menyetujui dihilangkannya kata 11 kawasan udara yang terlarang 11 ka­rena sudah terangkwn pada pasal-pa~al berikutnya.

h."ETUA .:

Terima kasih FPP, silakan FKP.

FKP (DRS, SOEDARMADJI l : Jadi FKP berpendapat bah~a kalau kita membahas Pasal 5, mo­

hon perhatian Pak Ketua supaya nanti kami tidak mengulang, seba­gaimana tad.1 telah diputuskan terdahulu bahwa Pasal 4 itu ditang­guhkan melihat pasal berikutnya, ini merupakan suatu pertanda baf! wa Pasal 4 dan pasal 5 itu ada kaitan¥ang erat, terutama dalam kaitan antara "wilayah" dan "ruang udara"; itulah sebabnya maka d.idalam Pasal 5 ini, dengan tidak apriori terhadap rumusan Peme­rintah, tapi FKP masih menghendaki adanya perumusan atas wilayah udara dan ruang udara diatas wilayah R.I. itu pertama.

Kedua, sementara itu kami tadi sempat merekan apa yang dika­takan oleh Pemerintah, babwa ruang udara i tu bagian dari wilayah udara, apakah itu demikian? Kalau demikian, lalu memang kita me!!!_ punyai perbedaan pendapa.t .didalam persepsi antara Wilayah udara dan ruang udara. Oleh karena itu pada kesempatan ini, FKP masih memperraasalahkan ruang udara dalam kaitan dengan Pasal lt, yang k~

mudian kita memasuki Pasal 5' dan terkait dengan penjelasan Peme­rintah bahwa ruang udara itu adalah bagian dari wilayah udara.

KETUA : Sebelum k~ni teruskan kepada Pemerintah, tadi dikatakan ada

perbedaan, Pemerintah mengatakan menurut penangkapan dari FKP,

bahwa ••••••••••• ...

- 37 -

bahwa ruang udara adalah bagian dari wilayah udara, kalau FKP ba­g aimana pandangannya, jadi perbedaannya apa?

FKP (DRS. SOEDARMAQJI) : Kalau perbedaarulJ"a mungkin kebalikannnya saja, ya pasti, ja­

di kalau ruang udara itu bagian daripada wilayah udara, FKP ber­pendapat bahwa wilayah udara itu bagian daripada ruang udara.

KETUA :

Disini dari Fraksi-fraksi ada beberapa pertanyaan pada Peme­rintah, jadi kwni mohon kepada Pemerintah untuk dapat memberikan penjelasan, mudah-mudahan.

PEMERI NT AH ( SOr~AGI.JO 8 ) :

Izinkan kami membaca kembali Pasal 30 UU No. 20/1982 :

- TNI AU bertugas : a. selaku penegak kedaulatan negara di udara, mempetahankan ke­

u tuhan wilayah Dirgantara Nasional, bersama-sama dengan seg~ naP komponen kekuatan pertahanan keamanan negara lainnya.

Jadi disini dapat kami simpulkan : - Wilayah Dirgantara nasional itu tidak hanya 2 dimensi, tapi ju­

ga 3 dimensi. Izinkan juga kami membacakan penjelasan dari p~ sal yang bersangkutan :

- Y~ng dimaksud tugas penegakkan kedaulatan negara diartikan sama dengan penjelasan ayat (2) huruf a pasal ini bagi wilayah udara.

- Adapun pengertian Dirgantara, mencakup ruang udara dan antariksa termasuk orbit geostasioner yang merupakan sumber daya alam ter­batas.

Jadi mungkin pemahaman kami salah, untuk i tu kami mohon maaf, tapi kalau memang qemikian, maka sebenarnya kita ketemu, dimana b~ ium ketemunya itu kita mengetahui, untuk ini barangkali perlu kita dalami lebih lanjut, kita lihat mana yang paling tepat.

KETUA : Terima kasih, saya kira sekalian saja dengan pertanyaan bebe­

rapa Fraksi,, yaitu dari FPDI mengapa tidak masuk kawasan udara te~ larang bagi lalu lintas pesawat udara, dalam perumusan ini.

PEMERIN·rAH_ ( SOEBAGIJO S ) :

Mohon maaf kami baru menjawab dari FKP. · Mengenai pandangan

dari FPDI dan kami terima kasih atas pertanyaan 1ni. Kami seca-ra jujur mengatakan, kami meniru apa yang disarankan oleh FABRI , karena sebenarnya penetapan kawasan udara terlarang, itu hanya sa­

lah satu bagian dari kepentingan penerbangan, dikatakan disitu

tadi •••••••••••

- 38 -

tadi Pemerintah melaksanakan wewenang dan tanggungjawab pengaturan wilayah udara untuk kepentingan penerbangan d.isini, kepentingan p~ nerbangan i tu salah satu d.iantaranya adalah " Penet_apan kawasan udara terlarang ", jadi ini tidak perlu berdiri sendiri, maaf ti­dak dalam rangka d.isini, tapi itu nanti kami anggap juga masih pen ting, tapi pukan dalam satu tarikan napas disirii, karena itu kami rumuskan apabila disetujui didalam Pasal 6.

Demikian Bapak dari FPDI, mohon maat dari FPP rasanya tidak ada yang belum kami _jawab, terima kasih.

!(ETUA. :

Penjelasan yang dimaksudkan dengan Pemerintah, itu dapat di­tuangkan didalam penjelasan apa yang diartikan dengan Pemerintah.

PEMERI NT AH ( SOEBAGIJO S ) :

Mengenai permintaan dari FABRI dan FPP tentang penjelasan P~ merintah mengenai istilah " Pemerintah tt agar dimasukan dalam pen­j elasan pasal yang bersangkutan, kami mohon kiranya dapat dipertim bangkan bahwa tentunya disini kita melihat mak:ro dulu Pak, jadi s~ perti selama ini telah disepakati didalam PANSUS ini, pelaksanaan dari UU itu adalah Peraturan Pemerintah, dalam kaitan inilah maka kita lalu tidak memberikan kewenangan langsung kepada Menteri tapi melalui Pemerintah, atau Pengaturan melalu Pemerintah.

Didalam Peraturan Pemerintah itu nanti dapat dilimpahkan la­gi lebih lanjut kepada Menteri-menteri yang bersangkutan, ini per­timbangannya, jad.i mohon dipertimbangkan, kalau didalam penjelasan nanti perlu dimasukan, kiranya tidak langsung kepada Menteri yang bersangkutan, ini yang saya kira perlu kita nanti dalami lebih lan jut, terima kasih.

K.ETUA :

jadi didalam Pasal 5 ini kelihatannya yang masih perlu kita bahas atau diskusikan adalah mengenai wilayah udara dan ruang uda­ra, dimana FKP maupun Pemerintah memakai dasar adalah pada sama-s~ ma juga dalam UU No. 20/1982 tadi, sebab disitu juga dijelaskan 1

wilayah udara tetapi juga dijelaskan mengenai ruang udara, sedang­kan pengertian daripada kedua istilah in1 masih kabur ya, ini yang menurut kami tangkap, Jadi perlu didalami. Cara pendalamannya itu melalui TIMCIL atau TIMMUS.

FKP (DRS, SOEDARMADJI) : jadi begini Pak Ketua, kalau pendalaman itu seiingat saya

pasti ke TIMCIL karena itu pakai diskusi pendalaman, tapi kalau b.s, gaimana bunyinya, gini, gini, gin1, nah itu TIMMUS, oleh karena itu saya untuk kali ini bersimpatik pada Pemerintah dalam arti dimulai

dulu- •••••••••••

)

dulu-dulu juga, mendalami dan juga penjelasan yang terakhir sekali pup itu ditujukan kepada FABRI, memang demikianlah adanya yang me­nyangkut masalah PP dalam kaitan dengan yang lain-lain tadi.

jadi saya tidak usah menjelaskan, oleh karena itu dalam kail an dengan masalah 1n1, pada pertama kalinya kami mengutarakan ba.h­wa Pasal 4 itu terkait dengan Pasal ,, Pasal 4 tadi di endapkan , oleh karena itu karena Pasal ' masih ada masalah, maka yang masuk TIMCIL logikanya adalah Pasal 4 dan 5.

KETUA : Ini logika dari FKP, bahwa karena Pasal 5 masih perlu disku­

si dan diskusi perlu TIMCIL, dan Pasal 4 juga mempunya.i ka.i tan de­

ngan Pasal 5, sehingga Pasa:l 4 dan Pasal 5 di TIMCIL-kan, itu kir_a

kira usul dari FKP. Jadi karni tawarkan kepada Fraksi-fraksi yang lain apakah masalah ini dapat kita putuskan untuk di TIMCIL-kan?

Kami persilakan FABRI.

FABRI LJ ,II&=~JU·L\R.JO!TO ) :

.radi setelah mendengarkan beberapa uraian atau diskusi meng~

nai Pasal 5 ini yang nantin;.ra akan mengkai t dengan Pas al 4, kami dapat,menyetujui dilanjutkan didalam TIMCIL, dengan catatan bahwa mungkin yang nanti untuk bekal selanjutnya, perlu kita mencari pe­ngertian-pengertian yang baku, istilah ''wilayah udara" mungkin di­sini meng-<}_uote bahasa hukum, suatu daerah yang sebetulnya tidak terbatas, misalnya wilayah perairan itu-kan an limited secara hori zontal, sedangkan wilayah udara juag.anlimited baik horizontal mau

' -pun vertical 3 dimansi itu.

Sedangkan didalam wilayah udara bisa dibagi-bagi lagi, nanti kita bisa membaca di Pasal 6 dan seterusnya itu ada istilah "kawa~ an udara"; didalam wilayah udara ada kawasan udara, mungkin ini

.nanti menjurus kearah ketentuan-ke~entuan mengenai prohibitate area itu, kawasan udara terlarang itu ada didalam wilayah udara, t~di

didalarn UU No. 20/1982 juga di s.route beberapa pengertian, bahwa d_i

dalam udara itu bisa saja ada yang dinamakan " Dirgantara " ataupun

" A.ntaraiksa " itu. jadi mohon baik~dari Pihak Pemerintah maupun dari Fihak Frak-

si-fraksi nanti didalam memasuki TIMCIL, masalah pengertian-penger­tian ini mungkin bahasa biasa, bahasa hukum atau istilah militer b~ rangkali, dan istilah lainnya secara internasional ataupun nasional kami harapakan nanti dapat mendukung dalam Upaydpe:rumusan didalam

TIMCIL itu.

FPP CH. UMAR BUANG) : FPP dalam Pasal 5 ini sama dengan Pasal 4, setuju! Artinya

i tu .••••••••••••••

- 40 -

itu tidak ada masalah, di TIMMUS-kan saja, terima kasih.

FPDI (DR,M. SYAFEY, AG) : FPDI dari DIM-nya maupun dari pembaharuan·seperti yang telah

dijelaskan·oleh Pemerintah tadi kami setuju, namun kami hanya mau mengingatkan kalau kedaulatan ini tidak bisa kita artinya diselen~ garakan, ya artinya jangan terlalu jauh, itu pengertiannya, sehing ga betul pembakuan daripada istilah-istilah "wilayah udarau dan 1.§. in-lain tersebut, mohon kita nanti lebih mendalami sesuai dengan usul FKP dan FABRI. Sebab kalau salah-sal&h,. tidak bisa Pemerin­tah kita memelihara kedaulatan ini, saya rasa ya ma1unya seluruh -nya, terima kasih.

KETUA : Jadi maksudnya dari FPDI ada pembatasan ruang dan wilayah

i tu maksudnya, sarnpai di ba·tas mana ki ta bisa mempertahankan 11 So­vereignty 11 tad.i. Jadi setujunya di TIMCIL atau TIM.MUS?

FABRI ( J ·: 5rr1.:, ~ Tr.l.TQ ) • - w---... ! ...,, --=--'- \ ... ~ .•. :~ •

TetaP dengan penjelasan tadi ya di TIMl·1US, tapi tetap dengan penekanan-penekanan kita, maaf penjelasan tadi kami salah ucap, bu

kan 1I~CIL tapi TIMMUS Pak.

I NTE;.fi.UP SI WK. KETU A c smmo RO, s >.. :

Sebagai Anggota ABRI saya terima kasih kepada FPDI untuk rnem pertahanlcan kedaulatan, mohon diperjuangkan anggaran untult ABRI

i tu di tinekatkan, sui;rqa AURI mempunyai " Interceptor " yang banyak

s~hingga lebih konkrit bisa mempertahankan kedaulatan wilayah udara Mahon bantuan-nya sebagai Anggota ABRI, menghimbau A.nggota DPR-RI, sehingga nanti dalam Bab nKedaulatan atas wilayah udara" itu betul betul terima kasih Dokter, dan obat generik kita bisa mempunyai t~ septor , kita bisa mendapatkan sarana mempertahankan diatas atmos­feer yane dinrunaka.n antariksa, tidak hanya wayang saja yang bisa sampai disana, terima kasih Pak.

KETUA : Terima kasih, jadi dari Pemerintah kami persilakan.

fEMERINTAH (. z.~rnDUDDill SIKADO ) :

Dari pemerintah dengan segala kerendahan hati menyerahkan b~ gaimana baiknya, sehingga ini bisa terlaksana dengan baik, hanya ,

itu, terima kasih.

KETUA ·:

Baiklah, disini kami minta kearifan dari FICP, karena ketiga Fraksi

yang •••••••••••

- 41 -

yang lain Pasal l+, dan 5' 1 tu TIMMUS, Pemerintah jug a menyerahl<an ,

jadi kami minta kearifan dari FKP, silakan.

'f'.KP (DRe,. §OEDAf311AMl) :

..Tadi tera.khir Pak Dirjen sendiri atas nama Pemerintah, itu menyerahkan kepada kami, oleh karena itu, karena yang sesudah Pak Dirjen diberi kesempatan berbicara kami, maka karena masalah ini masih menjadi masalah yang perlu pematangan pemikiran, perlu pen£ endapan, perlu pembahasan,-oleh karena itu menurut hemat FKP, s;1-

11t kiranya kalau ditempuh di TIMMUS, maka pembahasan dan sebagai

nya itu seyogyanya dilakukan di TIMCIL saja. Demikian permintaan Pemerintah telah kami jawab.

~TUA:

Terima kasih, karena ini belum ada kesepakatan, dan jam t~­lah menunjukan jam 16.00, jad.i. kita endapkan saja dulu masalah ini

untuk kita putuskan besok diteruskan, dapat diterima, setuju? .radi ki ta endapkan Pasal 4 dan Pasal '}, ki ta al<:an teruskan

besok, maaf besok itu dari FPDI ada acara nasional karena kita HUT dari ·jam 09.00 kita harus ke Taman Maltam Pahlawan, dan jam 15.00 langsung kita ada acara nasional di Istora, jadi FPDI tidak bisa hadir, kami mohon pengertia.n dari Sdr.-sdr. sekalian, apakah kita tunda sampai dengan hari Sabtu?

FKP (J,G 1 ~OWOR, .SHl :

Kami ingin menanggapi, bukan dalam hal ini tidak rnenghorma ti, te.tap kami hormati Pak, permasalahannya sekarang acara yane telah kita susun dan telah kita sepakati bahwa kita mulai jam 14.00 WIB besok1 tentunya juga telah diperhitungkan oleh Pimpinan, bahwa ada-nya acara bagi FPDI yang kami cintai. J'adi jelas dalam hal in1 karni kembalikan lagi kepada acara yang telah ki ta sepakati, yai tu

jam 14.00 WIB.

~ : ....... .

- 42 -

KEI'UA:

kira-kira satu mi.r@gu lalu. Jadi Panitia Nasional itu tidak melihat kesini,

jadi kani mohon maaf dan kani usahakan besok. kalau misalkan ada yang

bisa k:i.ta a tau kita m~ ini hants · ada. kepastian. Jadi kita m:inta tmtuk 3

menit saya bicarakan dulu sebelun kita putuskan, Bisa ;. Ter:ima kasih.

'M.lsya:warah, musyawarah ini cukup cepat, jadi besok kani· berdua, kani dengan

Dr. Syafei akan berada disini dan saudara T. Aly yang akan bertugas disana.

Kani kira denikian, jadi kita dpt menunda sidang ini, besok sampai de­

~an jEm 14. 00.

Terima kasih, Wassalanu 'alaiklln Wr. Wb.

Rapat ditutup pad.a jan 16.00 WIB.

Jakarta, 9 Januari 1992.

lITP • 210 000 418.