View
1.282
Download
20
Category
Preview:
Citation preview
1
KARYA TULIS ILMIAH
POLA PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETESPADA PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL RAWAT JALAN
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA MATARAMTAHUN 2014
Oleh :
ZUL RAHMATUL HUDANIM: 713903S11021
PROGRAM STUDI DIII FARMASIPOLITEKNIK “MEDICA FARMA HUSADA” MATARAM
2014
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Diabetes melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau
gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan
tingginya kadar gula darah di sertai dengan gangguan metabolisme
karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin.
Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau definisi
produksi insulin oleh sel-sel beta langerhans kelenjar pangkreas, atau
disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (WHO,
1999) dikutip dari ( Depkes RI, 2006).
Diabetes di juluki “silent killer” atau “pembunuh yang senyap”. Data
WHO tahuun 2009 mengungkapkan fakta mencenggangkan bahwa penderita
diabetes di indonesia mencapai 8 juta orang, dan menempatkan indonesia
pada urutan ke-4 negara di dunia yang memiliki jumlah penderita diabetes
tertinggi (Wibowo, 2013).
Obat merupakan salah satu komponen yang taktergantikan dalam
pelayanan kesehatan.Obat adalah bahan atau panduan bahan yang di gunakan
untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistim fisiologi atau keadaan patologi
dalam rangka menetapkan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
peningkatan kesehatan dan kontrasepsi termasuk produk biologi. Terapi
dengan menggunakan obat terutama di anjurkan untuk meningkatkan kualitas
atau mempertahankan hidup pasien.Namun ada hal-hal yang tak dapat
disangka dalam pemberian obat yaitu kemungkinan terjadinya hasil
3
pengobatan tidak seperti yang di harapkan (Drug Related Problem)
(Irawan,2011). Penggunaaan obat yang rasional adalah sangat penting dalam
terapi pengobatan pasien untuk mencegah adanya kegagalan dalam terapi
pengobatan. Kampanye POR oleh WHO dilatar belakangi oleh dua kondisi
yang bertolak belakang. Kondisi pertama menunjukkan bahwa terdapat lebih
dari 50% obat-obatan di dunia diresepkan dan diberikan secara tidak tepat,
tidak efektif, dan tidak efisien. Bertolak belakang dengan kondisi kedua yaitu
kenyataan bahwa sepertiga dari jumlah penduduk dunia ternyata kesulitan
mendapatkan akses memperoleh obat esensial.
Penggunaan obat yang rasional merupakan salah satu langkah untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik. Pada umumnya penggunaan
obat di sarana pelayanan kesehatan belum rasional.maka upaya penggunaan
obat secara rasional harus dilaksanakan secara sistematis di semua tingkat
pelayanan kesehatan dengan menggunakan strategi yang telah terbukti
hasilnya (Menkes,2006).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan
dalam penelitian ini adalah “bagaimana pola penggunaan obat anti diabetes
pada pasien JKN dan ASKES di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Mataram”?
4
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan obat anti
diabetes pada pasien JKN dan ASKES di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Mataram.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat disumbangkan dengan pelaksanaan
penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Bagi Penulis
1. Untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang di peroleh selama
perkuliahan kedalam bentuk nyata yaitu tentang pola penggunaan obat
anti diabetes yang rasional.
2. Bertambahnya pengetahuan mengenai penggunaan obat anti diabetes
secara rasional.
b. Bagi Instansi
1. Sebagai bahan evaluasi pemberian obat anti diabetes di Rumah Sakit
Umum Kota Mataram
2. Sebagai bahan masukan bagi dokter dalam pemilihan obat anti
diabetes di Rumah Sakit Umum Kota Mataram
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rumah Sakit
Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat
menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai
kesatuan personil terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani
masalah medik untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik.
B. Profil Rumah Sakit
1. Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram
Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan pembangunan kota
mataram secara umum yang ingin meningkatkan derajat kesehatan,
kemudian tercetuslah rencana untuk membangun Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Mataram.
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram merupakan salah satu
Rumah Sakit milik pemerintah Kota Mataram yang terletak di
Kecamatan Mataram. Berdiri di lahan seluas 20.473 m2 dengan luas
bangunan 7063 m2. RSUD Kota Mataram mulai operasional dan
memberikan pelayanan kepada masyarakat sejak maret 2010
berdasarkan surat keputusan Walikota Nomor : 163/II/2010 tentang ijin
penyelenggaraan operasional pelayanan.
Berdasarkan keputusan menteri kesehatan republik Indonesia
Nomor : 1225/MENKES/SK/VIII/2010 tangal 27 agustus 2010 dan
peraturan daerah nomor 6 tahun 2010, Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Mataram menjadi Rumah Sakit kelas C.
6
2. Lokasi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram
Rumah Sakit Umun Daerah Kota Mataram terletak di jalan Bung
Karno no. 3 Pagutan Mataram Nusa Tenggara Barat (Telp. (0370)
640774, Fax. (0370) 646928, Nomor Kode Rumah Sakit. 5271087)
3. Visi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram
Menjadi Rumah Sakit unggulan yang ramah dan profesional.
4. Misi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang komprehensif,
profesional, dan bermutu tinggi bagi masyarakat Kota Mataram.
b. Menyelenggarakan pelayanankesehatan yang mengutamakan
kepuasan pengguna jasa pelayanan kesehatan.
c. Meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan karyawan RSUD Kota
Mataram.
5. Motto Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram
Melayani dengan “SMILE”.
S : Senyum
M : Mutu
I : Inovatif
L : Lengkap
E : Efisien
6. Tipe Rumah sakit
Tipe Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram menjadi Rumah
Sakit kelas C, Berdasarkan keputusan menteri kesehatan republik
7
Indonesia Nomor : 1225/MENKES/SK/VIII/2010 tangal 27 agustus
2010 dan peraturan daerah nomor 6 tahun 2010.
C. Kerangka Teoritis
1. Pengertian Diabetes
Diabetes memiliki nama lengkap diabetes mellitus yang secara
harfiah bermakna “gula madu”, berasal dari bahasa yunani yang berarti,
mengalirkan melalui pipa dengan tekanan atmosfer. Secara eksplisit, kata
tersebut menggambarkan dengan tepat mengenai penyakit ini, di mana
pada tubuh penderita diabetes, air melewati tubuh seolah-olah dialirkan
dari mulut dan langsung keluar melalui saluran kemih. Diabetes juga
dikenal kencing manis, sebab air seni seseorang mengandung gula
(Wibowo,2013).
2. Jenis-Jenis Diabetes
Ada beberapa jenis penyakit diabetes mellitus diantaranya:
a. Diabetes Tipe 1
Diabetes tipe ini disebut insulin dependent diabetes mellitus,
meliputi sistoma ketoasidosis hingga rusaknya sel β di dalam
pangkreas, sehingga pangkreas tidak menghasilkan insulin. Diabetes
tipe 1 biasanya muncul sejak usia kanak-kanak. Ada juga yang
menderita penyakit ini sejak usia di bawah umur 30 tahun.
b. Diabetes Tipe 2
Pada diabetes tipe 2, masalahnya bukan karena pangkreas
tidak membuat insulin. Pangkreas tetap bisa memproduksi insulin
8
tetapi jumlah tidak mencukupi atau sebagian besar insulin terserap
oleh sel-sel lemak akibat gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat.
c. Diabetes Tipe 3
Diabetes tipe ini termasuk kategori gestasional, diabetes
tersebut terjadi selama masa kehamilan, setelah melahirkan kembali
pulih seperti sedia kala ( Wibowo,2013).
3. Patofisologi
a. Diabetes Mellitus Tipe 1
Diabetes tipe ini umumnya terjadi karena kerusakan sel-sel β
pulau lengerhans yang disebabkan oleh reaksi otoimun. Namun
adapula yang di sebabkan oleh bermacam-macam virus, diantaranya
virus Cocksakie, Rubella, CM Virus, Herpes, dan lainsebagainya.
b. Diabetes Mellitus Tipe 2
Faktor genetik dan pengaruh lingkungan cukup besar dalam
menyebabkan terjadinya diabetes tipe 2 antara lain obesitas, diet tinggi
lemak dan rendah serat serta kurang gerak badan.
c. Diabetes Mellitus Gestasional
Diabetes mellitus gestasional adalah keadaan diabetes atau
intoleransi glukosa yang timbul selama masa kehamilan, dan biasanya
berlangsung hanya sementara atau temporer (Depkes RI,2006).
4. Gejala Penyakit Diabetes
Beberapa gejala umum yang muncul pada penderita penyakit
diabetes adalah:
a. Sering buang air kecil ( poliuria).
9
b. Sering merasa sangat kehausan ( polidipsia).
c. Banyak makan mudah lapar ( polifagia).
d. Penurunan berat badan secara tiba-tiba.
e. Kesemutan pada kaki atau tangan.
f. Kulit mudah mengalami masalah gatal dan luka kecil yang tidak segera
sembuh.
g. Susah tidur nyenyak.
h. Sering kelelahan.
5. Diagnosis
Diagnosis klinik umumnya akan diperkirakan apabila ada keluhan
khas DM berupa poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan
yang tidak dijelaskan penyebabnya. Apabila ada keluhan khas, hasil
pemeriksaaan kadar glukosa darah sewaktu > 200 mg/dl dan hasil
pemeriksaan kadar gula darah puasa >126mg/dl sudah cukup untuk
menegakkan diagnosis DM, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1
berikut ini.
Glukosa Plasma PuasaGlukosa Plasma 2 jam
setelah makanNormal <100 mg/dl <140 mg/dlPra diabetes 100-125 mg/dl -IFG atau IGT - 140 – 199 mg/dlDiabetes ≥ 126 mg/dl > 200 mg/dl
Tabel 1. Kriteria Penegakan diagnosis
6. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi sebagai berikut:
a. Hipoglikemia
Sindrom hipoglikemia ditandai dengan gejala klinis penderita
merasa pusing, lemas, gemetaran, pandangan berkunang-kunang,
10
pitam (pandangan menjadi gelap), keluar keringat dingin, detak
jantung meningkat, sampai hilang kesadaran. Serangan hipoglikemia
pada penderita diabetes umumnya terjadi apabila penderita lupa makan
pagi siang atau malam, berolah raga terlalu berat, mengkosumsi obat
diabetes dalam dosis lebih besar dari seharusnya, minum alkohol dan
mengkosumsi obat-obatan lain yang dapat meningkatkan hipoglikemia.
b. Hiperglikemia
Hiperglikemia disebabkan antara lain oleh setres, infeksi dan
kosumsi obat-obatan tertentu. Hiperglikemia di tandai dengan poliuria,
polidipsia, polifagia, kelelahan yang parah dan pandangan kabur.
c. Makrovaskular
Ada 3 jenis komplikasi makrovaskuler yang umum
berkembang pada penderita diabetes adalah penyakit jantung koroner (
coronary heart disease), penyakit pembuluh darah otak dan penyakit
pembuluh darah parifer ( peripheral vascular disease).
d. Mikrovaskular
Komplikasi mikrovaskular terutama terjadi pada penderita
diabetes tipe 1. Hiperglikemia yang persisten dan pembentukan protein
yang terglikasi ( termasuk HbA1c) menyebabkan diding pembuluh
darah menjadi makin lemah, rapuh dan terjadi penyubatan pada
pembuluh-pembuluh darah kecil. Hal ini yang mendorong komplikasi
mikrovaskuler seperti retinopati, nefropati dan neuropati.
7. Pencegahan
Berikut ini hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencegah diabetes:
a. menurunkan berat badan dan mencegah penumpukan lemak dalam
tubuh, sebab lemak tersebut menyerap insulin.
11
b. banyak mengkosumsi makanan berserat tinggi yang mengandung
banyak glukosa kompleks.
c. Mengurangi mengkosumsi makanan berlemak, makanan awetan, dan
goreng-gorengan.
d. Banyak minum air putih dan olahraga teratur.
e. Menghindari stres, mengkosumsi alkohol dan softdrink
8. Farmakoterapi
a. Terapi insulin
1) Mekanisme kerja insulin
Efek kerja insulin yang sudah sangat dikenal adalah membantu
transpor glukosa dari darah ke dalam sel. Kekurangan insulin
menyebabkan glukosa darah tidak dapat atau terhambat masuk ke
dalam sel. Akibatnya, glukosa darah akan meningkat, dan
sebaliknya sel-sel tubuh kekurangan bahan sumber energi sehingga
tidak dapat memproduksi energi sebagaimana seharusnya.
Disamping fungsinya membantu transport glukosa masuk ke dalam
sel,insulin mempunyai pengaruh yang sangat luas terhadap
metabolisme, baik metabolisme karbohidrat dan lipid, maupun
metabolisme protein dan mineral.insulin akan meningkatkan
lipogenesis, menekan lipolisis, serta meningkatkan transport asam
amino masuk ke dalam sel.
2) Indikasi
a) Semua penderita DM Tipe 1 memerlukan insulin eksogen
karena produksi insulin endogen oleh sel-sel β kelenjar
pankreas kurang atau hampir tidak ada.
12
b) Penderita DM Tipe 2 tertentu kemungkinan juga membutuhkan
terapi insulin apabila terapi lain yang diberikan tidak dapat
mengendalikan kadar glukosa darah.
c) Keadaan stres berat, seperti pada infeksi berat, tindakan
pembedahan,infark miokard akut atau stroke.
d) DM Gestasional dan penderita DM yang hamil membutuhkan
terapi insulin,apabila diet saja tidak dapat mengendalikan kadar
glukosa darah.
e) Ketoasidosis diabetik.
f) Insulin seringkali diperlukan pada pengobatan sindroma
hiperglikemia hiperosmolar non-ketotik.
g) Penderita DM yang mendapat nutrisi parenteral atau yang
memerlukan suplemen tinggi kalori untuk memenuhi
kebutuhan energi yang meningkat, secara bertahap memerlukan
insulin eksogen untuk mempertahankan kadar glukosa darah
mendekati normal selama periode resistensi insulin atau ketika
terjadi peningkatan kebutuhan insulin.
h) Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
i) Kontra indikasi atau alergi terhadap OHO
3) Cara pemberian
Pemberian insulin di lakukan dengan cara menyuntikan subkutan
(di bawah kulit), penyerapan paling cepat terjadi didaerah
abdomen, diikuti oleh daerah lengan, paha bagian atas dan
bongkong.
13
4) Penggolongan insulin
Sediaan insulin untuk terapi dapat digolongkan menjadi 4
kelompok, yaitu:
a) Insulin masa kerja singkat (Short-acting/Insulin), disebut juga
insulin reguler
b) Insulin masa kerja sedang (Intermediate-acting)
c) Insulin masa kerja sedang dengan mula kerja cepat
d) Insulin masa kerja panjang (Long-acting insulin)
5) Sediaan insulin
Namasediaan
GolonganMulai Kerja
(jam)Puncak(jam)
Masa Kerja(jam)
sediaan
ActrapidHM
Masa kerjasingkat
0,5 1-3 8 40 UI/ml
ActrapidHM
Masa kerjasingkat 0,5 2-4 6-8 100 UI/ml
InsulatardHM
Masa kerjasedang, mulakerja cepat
0,5 4-12 24 40 UI/ml
InsulatardHMpenfill
Masa kerjasedang, mulakerja cepat
0,5 4-12 24 100 UI/ml
MonotardHM
Masa kerjasedang, mulakerja cepat
2,5 7-15 2440 UI/mldan 100UI/ml
ProtaminZincSulfat
Kerja lama4-6 14-20 24-36
Humulin20/80
Sediaancampuran
0,5 1,5-8 14-16 40 UI/ml
Humulin30/70
Sediaancampuran
0,5 1-8 14-15 100 UI/ml
Humulin40/60
Sediaancampuran
0,5 1-8 14-15 100 UI/ml
Mixtard30/70penfil
Sediaancampuran 100 UI/ml
Tabel 2. Bebrapa sediaan insulin yang beredar di indonesia
14
b. Terapi obat hipoglikemik oral
Golongan Contoh Senyawa Mekanisme Kerja
Sulfonilurea Gliburida/ GlibenklamidaGlipizidaGlikazidaGlimepiridaGlikuidon
Merangsang sekresiinsulin di kelenjarpankreas, sehinggahanyaefektif pada penderitadiabetes yang sel-sel βpankreasnya masihberfungsi dengan baik
Meglitinida Repaglinide Merangsang sekresiinsulin di kelenjarpankreas
TurunanFenilalanin
Nateglinide Meningkatkan kecepatansintesisinsulin oleh pankreas
Biguanida Metformin Bekerja langsung padahati (hepar),menurunkan produksiglukosa hati.Tidak merangsangsekresi insulinoleh kelenjar pankreas.
Tiazolidindion RosiglitazoneTroglitazonePioglitazone
Meningkatkan kepekaantubuhterhadap insulin.Berikatan denganPPARγ (peroxisomeproliferatoractivated receptor-gamma) di otot,jaringan lemak, dan hatiuntukmenurunkan resistensiinsulin
Inhibitor α-Glukosidase
AcarboseMiglitol
Menghambat kerjaenzim-enzimpencenaan yangmencernakarbohidrat, sehinggamemperlambat absorpsiglukosa kedalam darah
Tabel 3. Penggolongan obat hipoglikelmik oral
15
c. Terapi kombinasi
Pada keadaan tertentu diperlukan terapi kombinasi dari
beberapa OHO atau OHO dengan insulin. Kombinasi yang umum adalah
antara golongan sulfonilurea dengan biguanida. Sulfonilurea akan
mengawali dengan merangsang sekresi pankreas yang memberikan
kesempatan untuk senyawa biguanida bekerja efektif. Kedua golongan
obat hipoglikemik oral ini memiliki efek terhadap sensitivitas reseptor
insulin, sehingga kombinasi keduanya mempunyai efek saling menunjang.
Pengalaman menunjukkan bahwa kombinasi kedua golongan ini dapat
efektif pada banyak penderita diabetes yang sebelumnya tidak bermanfaat
bila dipakai sendiri-sendiri.
D. Kerangka Konsep
Gambar 1. Kerangka Konsep
Gejala penyakit diabetes
Diagnosa dokter
Peresepan
Pola penggunaan obat antidiabetes pada pasien umumrawat jalan di RS umum kotamataram
Faktor pasien :
Kondisi sosialekonomi
Tingkat keparahanpenyakit
Usia Berat badan Penyakit lain
Faktor kebijakan:
Formularium RSumum kota mataram
16
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Kota
Mataram, di instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Kota Mataram
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni 2014 dengan
rancangan penelitian sebagai berikut :
No Tanggal Kegiatan-kegiatan1. 18 2014 Juni Menyerahkaan surat permohonan penelitian2. 20 Juni 2014 Melakukan penelitian
Tabel 4. Rancanagan penelitian
B. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif yang
merupakan suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama
untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara
Objektif. Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau
menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang.
Penelitian ini dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan
data, pengolahan/ analisis data, membuat kesimpulan dan laporan
(Wulandari,2013).
C. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
17
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Karlina.S,
2013). Dalam penelitian ini yang menjadi pupolasi penelitian adalah seluruh
pasien rawat jalan yang menggunakan anti diabetes di Rumah Sakit Umum
Kota Mataram.
D. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti
(Arikunto, 2006). Arikunto (2008:116) Apabila sampel kurang dari 100, lebih
baik diambil semua. Jika jumalah sampel lebih dari 100 di ambil antara 10%-
15% atau 20%-55% atau lebih.
E. Cara Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ada dua cara pengambilan sampel yaitu:
1. Random sampling / probability sampling adalah cara pengambilan sampel
yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap
elemen populasi
(http://journal.ubaya.ac.id/index.php/jimus/article/view/130).
2. Non random sampling atau non probability sampling, setiap elemen
populasi tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan
sampel (http://eprints.ung.ac.id/6347.).
Maka dari uraian diatas peneliti menggunakan cara Random sampling
yaitu semua populasi yang menggunakan obat anti diabetes mempunyai
kesempatan yang sama untuk di jadikan sebagai sampel.
18
F. Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, penulis melakukan beberapa tahap kegiatan
yaitu:
1. Observasi
penelitian ini dengan melihat data rekamedis di catat data meliputi
no rekamedis, usia, jenis kelamin, dosis, frekuensi, diagnosa, dan cara
pemberian obat.
2. Pengolahan data
Pengambilan datanya dilakukan secara manual dengan cara
memeriksa setiap resep yang di berikan kepada pasien di sesuaikan dengan
diagnosis pasien (Irawan, 2011).
G. Bahan Penelitian
1. Data Instalasi Farmasi pasien yang menggunakan obat anti diabetes.
2. Standar dari ISO dan pustaka lain yang berkaitan dengan penelitian.
H. Cara Pengolahan dan Analisis Data
Teknik analisis data merupakan salah satu langkah penting dalam
rangka memperoleh temuan-temuan hasil penelitian. Hal ini disebabkan data
akan menuntut kita kearah temuan ilmiah, bila di analisis dengan teknik-
teknik yang tepat.
Menurut Ali (1993:171) di kutip dari ( Irawan,2011), dalam rangka
analisis data interprestasi data perlu dipahami tentang keberadaan data itu
sendiri. Secara garis besar, keberadaan data dapat di golongkan kedalam dua
19
jenis, yaitu data bermuatan kualitatif dan data bermuatan kuantitatif.
Keberadaan bermuatan kualitatif adalah catatan lapangan yang berupa
catatan-catatan atau rekaman data-data, kalimat atau paragraph yang
diperoleh dari wawancra, menggunakan pertanyaan terbuka, observasi, atau
pemaknaan penelitian terhadap dokumen atau peninggalan. Sedangkan data
bermuatan kuantitatif adalah angka-angka (kuantitas), baik di peroleh dari
sejumlah suatu penggabungan atau pengukuran.
Sesuai dengan uraian diatas maka data penelitian ini menggunakan
analisis data bermuatan kualitatif yaitu catatan lapangan yang berupa catatan-
catatan atau rekaman data-data, kalimat atau paragraph yang diperoleh dari
wawancra, menggunakan pertanyaan terbuka, observasi, atau pemaknaan
penelitian terhadap dokumen atau peninggalan.
I. Definisi Operasional
1. Rumah Sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan
upaya kesehatan dengan memberdayakan dengan berbagai persatuan
personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah
medik untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik
(Irawan,2011).
2. Pasien adalah seseorang yang menerima perawatan medis karena suatu
penyakit atau cedera dan memerlukan bantuan tenaga medis untuk
memulihkan kesehatannya. Sedangkan pasien rawat jalan adalah pasien
yang menerima pelayanan kesehatan yang tidak menginap di rumah sakit.
Yang dimaksud pasien dalam penelitian ini adalah pasien rawat jalan yang
20
menggunakan anti diabetes di Rumah Sakit Umum Kota Mataram pada
bulan april 2014.
3. Pola Penggunaan Obat adalah petunjuk dan cara pemakaian obat pada
waktu yang tepat dan penuh selama waktu pengobatan.
4. Golongan Obat adalah jenis obat yang diresepkan oleh dokter sesuai
dengan penyakit yang di alami dengan mempertimbangkan efek samping
serta keadaan pasien.
5. Dosis Obat yaitu jumlah obat yang diberikan pada penderita dalam satuan
berat (gram,miligram,mikrogram) atau satuan isi (liter, mililiter, atau unit-
unit lainnya (unit Internasional).
6. Frekuensi Pemberian obat yaitu banyaknya pemakaian obat dalam selang
waktu tertentu, seperti 3 x 1 tab yang maksudnya diberikan atau diminum
3 kali dalam sehari (1 tablet).
21
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 2005. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit DiabetesMellitus. Jakarta: Departemen Kesehatan.
Departemen Kesehatan RI. 2006. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit DiabetesMellitus. Jakarta: Departemen Kesehatan.
Harkness Richard. 1989. Interaksi Obat. Banding. ITB
Irawan Edi. 2011. Pola Penggunaan Obat Anti Hipertensi Pada Pasien UmumRawat Jalan Di Rumah Sakit Umum Provinsi NTB. Mataram. UniversitasMuhammadiyah Mataram.
Karlina Nova. 2013. Evaluasi Ketepatan Obat Anti Dislipidemia Pada PasienDislipidemia Rawat Inap di RSUD dr.Moewardi Surakarta Periode Januari– Desember 2013. Surakarta. Universitas Sebelas maret Surakarta.
Wulandari Putri. 2013. Studi Pengobatan Hipertensi Pada Pasien DiabetesMilitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap dr. Soebandi. Jember. UniversitasJember.
Wibowo S. 2013. Herbal Ajaib Tumpas Macam-Macam Penyakit (Asam URat,Diabetes, Darah Tinggi, Ginjal, Liver, Kanker, dll). Jakarta: PustakaMakmur.
http://journal.ubaya.ac.id/index.php/jimus/article/view/130 11:21 16 mei 2014
http://eprints.ung.ac.id/6347 01:00 16 mei 2014.
(http://internis.org/keunggulan-metformin-dibandingkan-obat-anti-diabetik-lainnya 03: 20 21 juni 2014
http://www.apotikantar.com/Glimepiride_1_mg_tablet) 04:00 21 juni 2014
Recommended